Oleh :
Cecep Paridhi
Nim :71200055
DosenPengampuh :
Dr. A. Rohendi, M.M., M.H
1. FILOSOFI MARKETING
Ada falsafah yang sebaiknya digunakan sebagai pedoman usaha pemasaran ini untuk
mencapai pertukaran yang didambakan dengan pasar sasaran. Pemberian bobot yang harus
diberikan pada organisasi, pelanggan dan masyarakat yang berkepentingan seringkali saling
bertentangan. Sehingga perlu ada landasan dari aktifitas pemasaran organisasi tersebut.
Dalam Kottler (1997), landasan ini dikelompokkan dalam lima konsep alternatif antara lain :
a. KONSEP PRODUKSI Falsafah bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia
dan harganya terjangkau serta manajemen harus berusaha keras untuk memperbaiki
produksi dan efesiensi distribusi. Konsep ini adalah falsafah paling tua digunakan dalam
penjualan. Konsep ini masih berlaku dan bermanfaat pada dua situasi, yaitu situasi
pertama, bila permintaan akan produk lebih besar dari penawarannya; situasi kedua,
terjadi kalau biaya produk terlalu tinggi dan perbaikan produktifitas diperlukan untuk
menurunkannya. Akan tetapi, perusahaan yang bekerja dengan falsafah ini menghadapi
resiko tinggi dengan fokus terlalu sempit pada operasinya sendiri. Bila perusahaan
berusaha menurunkan harga, yang pasti dilupakan adalah kualitas, padahal yang di
inginkan konsumen adalah harga rendah dengan barang yang menarik.
b. KONSEP PRODUK Falsafah bahwa konsumen akan menyukai produk bermutu terbaik
dan sifat paling inovatif dan bahwa organisasi harus mencurahkan energi untuk terus
menerus melakukan perbaikan produk.
c. KONSEP PENJUALAN Falsafah bahwa konsumen tidak akan membeli produk
organisasi dalam jumlah yang cukup kecuali organisasi mengadakan usaha penjualan dan
promosi berskala besar. Konsep ini biasanya dilakukan pada barang yang tidak dicari,
yaitu barang yang mungkin tidak terpikirkan untuk dibeli oleh konsumen, contoh:
ensiklopedia, asuransi, dll. Industri ini harus mahir dalam melacak calon pelanggan dan
menjual manfaat produk kepada konsumen. Tujuannya adalah menjual yang perusahaan
buat, bukan produk apa yang dibutuhkan masyarakat konsumen.
d. KONSEP PEMASARAN Falsafah manajemen pemasaran ini berkeyakinan bahwa
pencapaian sasaran organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar
sasaran dan penyampaian kepuasan didambakan itu lebih efektif dan efisien daripada
pesaing. Kemungkinan konsep ini membingungkan bila dibandingkan dengan konsep
penjualan. Perbandingan antara konsep penjualan dengan konsep pemasaran, antara lain:
Pemasaran terpadu terdiri dari kegiatan pemasaran eksternal yaitu pemasaran yang
ditujukan kepada orang-orang di luar perusahaan dan kegiatan internal merupakan kegiatn
mengenai keberhasilan dalam menerima, melatih dan memotivasi karyawan yang memiliki
kemampuan dan ingin melayani pelanggan dengan baik. Mengapa konsep pemasaran mulai
diberlakukan?
● Penjualan mulai turun
● Pertumbuhan produk melambat
● Pola pembelian yang berubah
● Persaingan yang meningkat
● Biaya penjualan meningkat.
Perusahaan mendapati pengeluaran mereka untuk iklan, promosi penjualan terasa lepas
kendali sehingga manajemen memutuskan untuk melakukan audit pemasaran untuk
menyempurnakan konsep mana yang akan dipakai.
e. KONSEP PEMASARAN BERWAWASAN SOSIAL Falsafah bahwa organisasi harus
menentukan kebutuhan, keinginan dan minat pasar serta menyerahkan kepuasan yang
didambakan itu secara lebih efektif dan efisien daripada pesaing dengan cara yang
bersifat memelihara atau memperbaiki kesejahteraan konsumen dan masyarakat. Konsep
ini mengajak pemasar membangun pertimbangan sosial dan etika dalam praktek
pemasaran mereka. Hal ini agar dapat menyeimbangkan dan menyelaraskan 3 faktor
yang penting, yaitu: laba perusahaan, pemuas keinginan konsumen dan kepentingan
publik.
3. TARGET MARKET
Target market atau bisa disebut dengan target pasar haruslah diketahui oleh setiap
pebisnis tak peduli dimana atau kapan. Namun, banyak pebisnis yang masih awam dalam
mengetahui target pasar ini. hal itu sering menjadi beban di kalangan masyarakat.
Kemungkinan yang paling mungkin terjadi ialah mereka tidak tahu cara menentukan atau
mengetahuinya. Oleh karena itu, simaklah tips berikut ini.
a. Mengetahui Konsumen Yang Dituju
Dalam rangka mengetahui target dalam bisnis, harus mengetahui terlebih dahulu siapa
konsumen yang akan jadikan tujuan produk. Menentukan konsumen bisa dilakukan dengan
berbagai tahap yakni secara Segmentasi Geografi, Segmentasi Demografi, dan Segmentasi
Psikologi. Secara geografi maksudnya adalah harus bisa menentukan konsumen berdasarkan
lokasi atau tempat produk itu akan dipasarkan nantinya. Hal ini guna mengetahui secara rinci
karakteristik masyarakat terdekat dan menyesuaikan produk yang bisa dipasarkan kepada
mereka. Secara demografi maksudnya yaitu perlu menentukan jenis masyarakat berdasarkan
usia, jenis kelamin, dan juga tingkat pendapatan mereka. Sementara dari segmentasi
psikologi, maksudnya adalah harus menentukan jenis konsumen berdasarkan tingkat
pendidikan, minat, bahkan hingga gaya hidup. Setelah mengetahui semua hal ini, maka
langkah selanjutnya yang perlu diambil pun akan semakin mudah.
b. Pahami Kebutuhan Target Pasar
Selain beberapa segmentasi tersebut, pengetahuan mengenai kebutuhan konsumen juga
menjadi salah satu pertimbangan dalam mengetahui target pasar. Dengan begitu, harus paham
mengenai apa yang paling dibutuhkan oleh masyarakat saat ini terutama masyarakat sekitar.
Pahami betul produk seperti apa yang sangat mereka butuhkan. Dengan mengetahui
kebutuhan tersebut, pengusaha bisa menyesuaikan dan menciptakan produk yang memang
benar-benar dibutuhkan oleh pasar. Hasilnya, maka produk pun akan laris karena memang
sesuai dengan apa yang diperlukan.
c. Menilai Target di Pasaran
Target pasar adalah sesuatu yang tidak bisa ditentukan begitu saja. Harus ada proses
analisis dan penilaian dengan baik dan benar. Tahapannya dari mulai menentukan golongan
masyarakat atau calon konsumen, memahami kebutuhan target market atau target pasar, dan
yang selanjutnya yaitu menilai target pasar yang ada di masyarakat.
Penilaian yang dimaksud bukanlah penilaian sederhana. Dari sini, bisa menentukan
apakah harus melanjutkan bisnis atau tidak. Penilaian dilakukan dengan menelaah kembali
kebutuhan dan minat dari calon konsumen yang ada. Nilai dan laraskan dengan produk yang
dimiliki. Apakah produk tersebut sesuai dengan minat calon konsumen atau tidak.
Tak hanya dari segi minat, melainkan kebutuhan mereka, harga yang ditaksir apakah sudah
sesuai atau tidak, dan juga lainnya. Dari sini, harus memastikan produk sudah sesuai dengan
beberapa hal tersebut. Jika tidak bernilai baik, maka sebaiknya mencari solusi lain untuk
bisnis seperti mengganti produk atau lainnya.
d. Memilih Strategi Untuk Pemasaran
Strategi dalam pemasaran mungkin sudah sangat lumrah didengar. Bahkan, mungkin
sudah mengetahui apa itu dan mengaplikasikannya. Dalam hal ini, sesuai dengan beberapa
pertimbangan segmentasi, harus memilih strategi yang pas untuk memasarkan produk.
Strategi bisa berupa bermacam-macam gaya sesuai dengan jenis konsumen yang dituju.
Di sini, harus giat memahami calon konsumen yang dituju. Dengan begitu akan mampu
untuk memilih strategi yang tepat dan mengetahui di mana seharusnya melakukan promosi
pasar untuk target market yang disasar. Kesalahan pemilihan strategi pemasaran yang
digunakan dapat berakibat fatal, seperti misalnya angka penjualan yang tidak sesuai dengan
ekspektasi.
e. Proses Evaluasi Tanggapan Dari Konsumen
Proses evaluasi dinilai perlu untuk mengetahui seberapa berhasil strategi dan target
market yang diterapkan. Semuanya harus sesuai dengan segmentasi agar bisa mencapai
tujuan dan laris di pasaran berdasarkan target yang dituju. Selain itu, adanya proses evaluasi
ini sangat bermanfaat untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang ada pada bisnis.
Pada saat evaluasi, harus jujur pada diri sendiri dan melakukan penilaian sebaik-baiknya. Dari
situlah baru bisa menelaah kekurangan pada bisnis dan memperbaikinya untuk masa yang
akan datang. Dengan begitu, bisnis pun akan menjadi lebih baik dari hari sebelumnya dan
terus menerus memperbaiki produk hingga menjadi produk yang dicintai konsumen.
Proses evaluasi tidak dibatasi jumlahnya. Proses ini bisa dilakukan setiap kali merasa
membutuhkan revisi untuk produk. Saran dan tanggapan dari konsumen merupakan hal utama
yang harus diperhatikan. Alasannya yaitu karena merekalah yang merasakan bagaimana
menggunakan atau berinteraksi langsung dengan produk.
Target pasar bisa dibilang sebagai standar dari kualitas produk. Dengan adanya target
pasar ini, bisa membuat produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, minat konsumen,
dan juga harga yang sesuai dna mampu dibeli oleh mereka. Tanpa adanya target pasar,
produk mungkin akan sulit bertahan di pasaran.
Produk yang tidak sesuai kebutuhan mungkin tidak akan dibeli oleh konsumen karena dirasa
tidak butuh. Sementara produk yang tidak sesuai minat maka tidak akan mereka beli karena
mereka tidak tertarik. Selain itu, harga yang cenderung mahal juga akan mempengaruhi minat
konsumen untuk membelinya. Oleh karena itu, target pasar pun dibutuhkan sebagai ukuran
standar dari produk dari bisnis.
Selain itu, adanya target pasar juga bermanfaat untuk menentukan kemana seharusnya produk
tersebut ditawarkan dan dipublikasi. Jika target adalah wanita usia 20 tahun atau kalangan
anak muda, maka harus mengikuti tren mereka seperti mengiklankan di Instagram atau sosial
media lainnya. Dengan begitu, produk pun akan dikenal dan dicintai oleh masyarakat.
Pada dasarnya, memasang iklan adalah membeli slot untuk tayang di media tempat
sekelompok audiens berkumpul. Jika memasang iklan di koran, pengiklan akan membeli slot
untuk tampil pada jadwal tertentu dan perlu membayar di depan agar tidak digunakan oleh
pengiklan lain. Kalau dalam performance marketing, pengiklan membayar hanya setiap kali
ada conversion yang terjadi. Dengan ini, maka biaya yang dikeluarkan oleh advertiser
tidak akan terbuang percuma. Seperti yang tertera di contoh job description di bawah,
performance marketer juga dapat melakukan optimasi budgeting dan bidding bahkan ketika
kampanye sudah berjalan (lihat nomor 1). Manfaat lain yang paling signifikan adalah semua
aktivitas dapat terlacak dan terukur; mulai dari jumlah orang yang melihat, mengklik,
bahkan jumlah penjualan yang didapatkan melalui iklan tertentu. Tugas performance
marketer kemudian adalah mengukur keberhasilan lalu membuat keputusan dan optimasi
yang tepat berdasarkan data tersebut (lihat nomor 2). Pengiklan dapat menganalisa
performa (lihat nomor 3) lalu melakukan berbagai eksperimen (lihat nomor 4) di berbagai
aspek seperti ads kreatif, jadwal, placement, keyword, termasuk juga audience
targeting berdasarkan demografi, behavior maupun interest. Data ini diperoleh secara real
time di waktu yang sama sehingga pengiklan dapat dengan mudah melakukan scale-
up atau A/B Testing (lihat nomor 5) tanpa harus menunggu lama.