Laporan marketing
Anggota :
Blue Bird didirikan pada tahun 1972 oleh Nyonya Mutiara Djokosoetono, SH. Saat itu namanya
belumlah Blue Bird, melainkan Chandra Taksi dan target pasar yang dibidik adalah rental mobil
khusus untuk para jurnalis dan pengunjung dari/ke hotel dan airport. Saat itu hanya terdapat 25
mobil yang digunakan untuk beroperasi. Chandra Taksi inilah yang kemudian dikenal sebagai
Dari embrio taksi inilah berkembang sebuah perusahaan besar yang sekarang membawahi
sekitar 20 anak perusahaan yang bergerak tidak hanya di bidang transportasi, tetapi juga
merambah usaha manufacture, properti, dan support services. Khusus untuk bidang
transportasi sendiri, Blue Bird Group telah mengakuisisi beberapa perusahaan taksi, beberapa
Untuk usaha transportasi khusus penumpang, Blue Bird mengkategorikan jasanya ke dalam
beberapa anak perusahaan untuk target market yang berbeda. Secara umum, taksi yang
memiliki warna biru atau biru metalic ditargetkan untuk segmen masyarakat umum. Dalam
kategori ini, ada beberapa anak perusahaan dimana setiap anak perusahaan memiliki nama
dan logo yang berbeda. Anak perusahaan tersebut antara lain Pusaka Satria, Pusaka Nuri,
Pusaka Biru, Pusaka Citra, Pusaka Lintas, Pusaka Prima, Morante Jaya, Lintas Buana,
Cendrawasih, dan Blue Bird sendiri. Mengapa semuanya tidak memiliki satu nama Blue Bird
saja? Masalah sebenarnya bukannya tidak bisa, melainkan terkait dengan masalah perijinan
yang menyebabkan sebuah perusahaan taksi tidak bisa menjalankan banyak armadanya
sekaligus.
Di segmen Eksekutif, Blue Bird menyediakan Silver Bird dengan armadanya yang berwarna
hitam. Jauh berbeda dengan taksi reguler yang berwarna biru, taksi eksekutif ini memberikan 3
keistimewaan utama, yaitu Comfort, Convenience, dan Safety. Mobil yang dipergunakan pun
terbilang lebih mewah dari taksi reguler, tapi tentu saja masih ada lampu tanda taksi di atasnya.
Dan yang terakhir untuk segmen transportasi penumpang, yaitu kategori limousine yang di
dalam group ini dikenal dengan Golden Bird. Masuk dalam kategori ini adalah mobil-mobil
mewah seperti Toyota Twin Cam, Opel Vectra, Corona Absolute, Volvo 740, 960, Mercedes
C180, E220, E230 dan New Eyes, hingga van mewah Mazda E2000. Berbeda dengan dua
kategori taksi sebelumnya, taksi ini menggunakan plat nomor kendaraan berwarna hitam, yang
artinya tentu saja mobil pribadi. Taksi ini ditujukan untuk orang-orang kelas atas atau VIP.
Selain itu, dengan keisitimewaan plat nomor hitam, taksi ini disewakan kepada perorangan
ataupun perusahaan, baik untuk jangka pendek atau jangka panjang. Golden Bird yang
disewakan ini sangat tepat bagi perusahaan yang menginginkan mobil mewah dalam
operasional kantornya, mengingat biaya operasional dan depresiasi akan bisa diminimalkan.
Taksi Golden Bird ini memang tidak tampak seperti taksi pada umumnya. Hanya ada tambahan
label / stiker logo Blue Bird di bagian kaca depan sopir. Jadi bila anda melihat sebuah mobil
Mercy di depan anda, perhatikanlah dengan teliti sebelum anda menilai penumpang yang ada
di dalamnya, karena barangkali mobil yang dinaiki bukanlah mobil miliknya sendiri, melainkan
Selain taksi, untuk jasa angkutan penumpang Blue Bird juga menyediakan sarana angkutan
masal berupa bis charter, yaitu Big Bird. Dengan area pelayanan transportasi meliputi Jawa,
Bali, dan Sumatera. Big Bird juga melayani transportasi bagi anak sekolah, di antaranya adalah
British International School, Jakarta Japanese School, Korean Internacional School dan
Perkembangan Blue Bird tidak cukup hanya di kota Jakarta dan sekitarnya saja, melainkan di
kota-kota besar lain di Indonesia. Di Bali, sejak tahun 1989 Blue Bird Group telah menempatkan
armada Golden Bird-nya, yang diikuti dengan armada taksi regular Bali Taksi pada tahun 1994.
Kemudian berturut-turut pada tahun 1996 dan 1997, taksi regular memasuki Lombok dengan
nama Lombok Taksi dan kota Surabaya dengan nama Surabaya taksi.
Sekitar bulan November 2005, Blue Bird mulai menjamah kota Bandung dengan 75 armada
taksi regulernya. Meskipun dengan jumlah armada yang masih sedikit, Bandung Taksi ini
mendapatkan pertentangan yang cukup keras dari operator-operator taksi lainnya di Bandung.
Harus diakui jika reputasi dan brand image yang telah diposisikan oleh Blue Bird Group, cukup
Gebrakan bisnis Blue Bird sepertinya tak cukup di jalur angkutan penumpang saja. Jasa
angkutan non-penumpang pun telah digeluti Blue Bird dengan menyediakan jasa Truk
Container, yaitu Iron Bird dan Angkutan Kontenindo Antarmoda. Di luar usaha transportasi
primer, Blue Bird juga telah mendirikan Holiday Resort Lombok, dan perusahaan manufacture
otomotif seperti Everlite, Restu Ibu, Ziegler Indonesia, serta usaha service lain seperti Jasa
Menjadi perusahaan yang langgeng dan berorientasi pada mutu sehingga menjamin
perusahaan berasal dari perusahaan yang serupa seperti perusahaan taksi yang
Menurut Vice President Central Operation Blue Bird Group, Sigit Priawan
biasanya hanya melakukan 200 pemesanan per harinya kini melonjak hingga
Selama beberapa tahun nama Blue Bird sinonim dengan standar tinggi
layanan taksi penumpang, mengangkut lebih dari 8,5 juta orang di seluruh
Innovasi terbaru Blue Bird taxi adalah penyediaan semacam software order
taxi yang telah dapat digunakan lewat operating system android dan
iPhone.Innovasi ini nampaknya yang membuat Blue Bird semakin sulit dikejar
oleh para pesaingnya.
PEMBAHASAN
Dalam segmentasi Blue Bird ini kami juga melihat Blue Bird mencoba untuk
mempertahankan Brand image yang dimiliki dan mempertahankan Brand
loyalty.walaupun tidak mendeferensiasi layanan,Blue Bird mencoba memaksimalkan
layanan yang diberikan,hal ini dengan kebijakan kebijakan perusahaan seperti
Secara demografi kami mengamit bahwa kota kota yang menjadi pasar
Blue Bird adalah kota kota besar di Indonesia semisal :
Jakarta,Bali,Bandung,Surabaya dan Semarang.hal ini tidak terlalu
mengherankan,karena logikanya kota kota besar memiliki tingkat mobilitas yang
tinggi sehingga merupakan sasaran tepat untuk perkembangan jasa transportasi di
Indonesia.
Kami menemukan fakta yang menarik ketika mengamati cara Blue Bird
mengekspansi pasarnya.seperti yang kita tahu,bahwa Blue Bird pertama kali ada di
Jakarta,logika kita akan mengatakan jika Blue Bird akan berekpansi maka kota
terdekat yang paling potensial adalah Bandung,namun asumsi kami salah,kota
kedua yang dituju oleh Blue Bird adalah Bali.terdapat beberapa kemungkinan yang
mungkin mendasari kenapa bali menjadi kota yang lebih dahulu dituju oleh Blue Bird
dibandingkan Bandung,kemungkinan pertama Blue Bird ingin memaksimalkan
keuntungan dengan mencari kostumer yang ingin membeli jasa Blue Bird dengan
harga premium,kemungkinan kami ini didasari fakta bahwa Bali merupakan tourist
centre yang telah lama dikenal,dan banyak turist asing yang rela membayar dengan
harga premium.
kerjasama dengan hotel hotel setempat.afiliasi ini nampaknya merupakan salah satu
opportunity yang dikejar oleh Blue Bird,terbukti dengan pembangunan holiday resort
di Lombok yang dimiliki oleh Blue Bird atau dengan kata lain Blue Bird melihat hotel
atau resort sebagai sumber yang menguntungkan dalam memperoleh kostumer.
perusahaan harus menghadapi persaingan yang ketat. Hal ini menuntut para pengambil
pertumbuhan penjualan. Adapun menurut Buku Terbitan penulis Kotler, bahwa salah satu
strategi jitu perusahaan dalam memasarkan produknya perusahaan harus melakukan tiga
langkah yaitu 1). Segmentasi pasar yaitu mengidentifikasi dan membentuk kelompok
sasaran yaitu memilih satu atau lebih segmen pasar untuk dimasuki( Pemilihan Pasar
Sasaran ) dan 3). Penepatan posisi pasar yaitu membedakan, mengkomunikasikan manfaat
Dan sebagai sebuah perusahaan yang bergerak diantara iklim persaingan usaha
yang ketat. Blue Bird Group telah menjalani 3 langkah yang di sarankan oleh Kotler. Berikut
Jika dilihat secara seksama, Blue Bird Pusaka telah melakukan segmentasi
geografi, karena pada saat ini, perusahaan yang bergerak di dalam bidang jasa pelayanan
taksi ini hanya melayani beberapa daerah yang “mungkin” dianggap memiliki pangsa pasar
yang baik dan bagus. Adapun beberapa kota yang di layani oleh Blue Bird Pusaka adalah :
Jakarta, Bali, Bandung, Banten, Manado , Medan, Lombok, Semarang, Surabaya and Yogyakarta
Sedangkan untuk Segmentasi Produk yang dilakukan oleh Blue Bird Pusaka adalah
Taksi Regular dari Join 2 Perusahaan, yaitu Blue Bird Group dan Pusaka Transport.
Taksi ini merupakan Taksi Regular yang di sediakan oleh Blue Bird Group
Taksi Eksekutif yang diusung oleh Blue Bird Group sendiri. Taksi ini merupakan
taksi yang memiliki tingkat kenyamanan yang paling tinggi di antara beberapa jenis
Golden Bird adalah aplikasi pemakaian kendaraan PT Blue Bird Group dengan
sistem Rental.
Jika di lihat dari segi ketiga produk yang disediakan oleh PT Blue Bird Group maka
Blue Bird / Pusaka taksi berada pada tingkatan segmentasi terendah di antara dua produk
lainnya. Maka dapat dikatakan bahwa Blue Bird/Pusaka Taksi memiliki pangsa pasar untuk
penumpang yang memiliki budget menengah dan ke atas. Jika dilihat secara seksama dari
ketiga produk tesebut, PT Blue Bird Group telah menentukan jenis pangsa pasar tersendiri
Menengah Ke Atas
Eksekutif
Sesuai dengan kesepakatan dan deal yang ditentukan oleh pihak Peminjam
Dari ketiga penjelasan diatas, didapatkan bahwa Blue Bird / Pusaka Transport taksi
merupakan produk dari Blue Bird Pusaka yang memiliki segmentasi harga untuk
Jika perbandingan segmentasi harga yang diterapkan Blue Bird Pusaka dibandingkan
dengan pesaing usaha taksi yang sejenis terdapat sedikit perbedaan harga antara Blue Bird
dengan taksi-taksi lainnya. Adapun 3 perbedaan mendasar dari tarif persaingan antar
Blue Bird Group : Blue Bird, Morante, Cendrawasih, Pusaka, Pusaka Prima,
Express, Taxiku, Gamya, Silvera, Kosti Jaya, Link, Primajasa, Taksi Putra,
Pratama, Cipaganti
White Horse
memiliki segmentasi pasar bagi penumpang yang memiliki budget sedikit lebih jika
dibandingkan dengan taksi taksi yang lain, dan sebagai tambahan bahwa terdapat dua
Tarif Bawah. Perbedaan antara kedua tarif tersebut sebenarnya adalah penentuan harga
yang di campuri oleh kebijakan kebijakan dari pemerintah setempat, perbedaannya terletak
di harga yang ditentukan oleh masing-masing perusahaan taksi, yaitu tarif atas ditentukan
secara mandiri oleh perusahaan dengan cara mengambil harga batas atas dari kebijakan
bahwa Angkutan Blue Bird / Pusaka Transport dapat menjadi Taksi utama yang digunakan
masyarakat, walau terkadang Blue Bird tersandung dengan perbedaan penggunaan tarif
dasar yang diterapkan, yangmana tarif yang digunakan oleh Blue Bird dan Pusaka dapat
menggunakan tarif bawah. Walau demikian, dengan tarif atas yang diterapkan blue bird dan
pusaka, kami merasakan bahwa tarif atas yang digunakan blue bird dan pusaka sangat
worth it dengan apa yang mereka sediakan, karena selama ini blue bird dan pusaka
menyuguhkan fitur fitur yang baik dan seimbang untuk para penumpangnya.
Blue Bird terhadap produknya, maka didapatkan bahwa tingkat efektifitas dari produk Taksi
Regulernya a.k.a Blue Bird dan pusaka sudah sangat sesuai, karena mencapai target
sasaran yang mana sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Karena sesuai dengan
pemilihan pasar sasaran yang ditentukan oleh Blue Bird yang mana target dari Blue Bird /
Pusaka transport akan digunakan oleh seluruh kalangan dan silver bird untuk kalangan
Setelah melihat bagaimana sistem pemberian harga dan penetapan pasar sasaran
yang diterapkan oleh Blue Bird Pusaka dapat diambil kesimpulan bagaimana segmentasi
yang digunakan oleh Blue Bird Pusaka, yaitu Blue Bird Pusaka menargetkan pangsa pasar
kelas menengah untuk produk Blue Bird / Pusaka Transport yang merupakan taksi
regulernya.
berkelas,aman,nyaman dan dapat diandalkan.hal ini dapat terlihat dari visi Blue Bird
yaitu menyelenggarakan jasa tranportasi yang berkualitas serta dari motto blue Blue
Bird yaitu ANDAL (aman,nyaman,mudah dan personalize)
Blue Bird Taksi menyadari benar arti pentingnya kualitas layanan yang
diberikan.Secara garis besar menurut Wirasasmita et al (1999) ada empat unsur
dalam
1. Kecepatan
2. Ketepatan
3. Keramahan
4. Kenyamanan
training. Dari para pengemudi inilah image Blue Bird dibangun. Sehingga tidak heran
bila masyarakat mengenal Blue Bird karena para pengemudinya yang baik dan jujur.
Selain pengemudi, ada pula Call Center yang harus bekerja keras merespon setiap
permintaan pelanggan. Beruntung dengan adanya teknologi radio, GPS, MDT, Internet,
dan kinidengan SMS, order dari pelanggan dapat ditangani dengan cepat dan mudah.
Keistimewaan lainnya dari pelayanan transportasi Blue Bird taksi ini adalah
ketersediaan 24 jam sehari, 7 hari seminggu, sehingga jalanan tidak pernah sepi dari
armada taksi. Dengan model kerja shift karyawan, taksi –
– taksi
taksi yang beredar di jalanan
ibu kota ini diharapkanakan ada baik siang maupun malam hari, dari hari kerja biasa
hingga hari libur sekalipun.
Dari segi pricing , Blue Bird bukanlah perusahaan yang bermain-main di strategi ini.Tarif
yang dikenakanoleh Blue Bird mengikuti standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah
daerah setempat. Bahkan untuk menjaga image -nya,
-nya, setiap kali ada perubahan tarif,
Blue Bird langsung aktif merespon. Berbeda dengan operator taksi lainnya yang
argometernya dikenakan tariff sesuai kehendak pengemudi-nya.
Mungkin kebijakan mengenai tariff ini akan mengurangi jumlah konsumen yang
menggunakan Blue Bird. Namun justru dengan menerapkan tarif yang berlaku, Blue
Bird menjadi teladan dalam urusan pricing , dan tentunya tidakakan kebingungan
dengan biaya operasional. Bahkan, penerapan pricing
pricing ini
ini bagi konsumen Blue Bird
akan menjadikannya sebagai operator taksi yang konsisten sehingga positioning
positioning Blue
Blue
Bird tetap terjaga. Apa jadiny abila Blue Bird menempelkantulisanTarif Lama di kaca
depan mobilnya? Pasti yang terkesan adalah Blue Bird sebagai taksi murahan yang
rela menurunkan tarifnya untuk menggaet para penumpangnya
untuk melakukan maintenance berkala armada dan training supir armadanya. Berbeda
dengan group taksi lain yang menggunakan tariff lama, blue bird group melakukan
maintenance armadany asetiap 6 bulan sekali, dan spare part yang rusak bukan di
perbaiki, melainkan di ganti. Sehingga kemungkinan untuk rusak kembali pun
Pengaturan tarif argo hanya oleh team teknisi Bluebird group yang besaranya tarif
ditentukan oleh pemerintah daerah yakni yakni tarif batas atas Rp5.000 dengan setiap
per 100 meter naik Rp275 dan masa tunggu selama satu jam Rp27.500. Sementara
tarif batas bawah yakni Rp4.000 dengan setiap per 100 meter Rp250 dan masa tunggu
selama satu jam Rp25.000 dengan argo selalu tersegel dan ditera setiap setahun
sekali. Seperti yang kita ketahui bahwa penetapan tarif taksi blue bird sangat
menyesuaikan dengan tarif yang ditentukan pemerintah daerah setempat. Namun pada
umunya tariff pada taksi blue bird berkisar :
Selain itu ada juga tariff tunggu yang di bandara-bandara lokasi taksi blue bird. Dari
data yang ada kami mendapat biaya tunggu di Bandara Soekarno Hatta dengan :
Untuk taksi resmi Bandara Soekarno Hatta, penumpang dikenakan biaya tunggu
(surcharge ) yang besarnya sesuai zona tujuan. Semakin jauh tujuan, biaya tunggunya
semakin murah. Ini dia:
1. Zona I (Rp 10.500): Tangerang, Kalideres, Teluk Naga, Cipondoh, Pantai Indah
Kapuk, Cengkareng, Grogol, Kebon Jeruk.
Ada hal yang unik dari promsi pada Blue Bird Taksi. Blue Bird ini tidak
menggunakan konvensional advertising untuk promosi. Mereka menggunakan kekuatan
market of mind yang dilakukan dengan meningkatkan kualitas dan melekatkan “Blue
Bird” sebagai satu-satunya taksi dengan kualitas yang sangat baik. Dua cara utama
yang digunakan sebagai proses dari market of mind adalah :
1. No-Lower Price
Mungkin kita akan mengerutkan dahi dengan no-low price yang
diterapkan oleh blue bird. Blue Bird mengetahui bahwa hal utama
yang harus dijaga dari jasa transportasi adalah keamanan dan
kenyamanan. Dengan tidak mengurangi harga tetapi meningkatkan
keamanan dan kenyamana pada penumpang akan memberi mind
set pada penumpang bahwa taksi bluebird merupakan taksi yang
tidak murahan dan bersifat eksklusif.
2. High Quality
Dengan tidak menerapkan low price maka blue bird dapat
meningkatkan kualitasnya. Peningkatan kualitas (terutama dalam
bentuk savety) akan membuat Blue Bird eksklusif dan menjadi
Blue Bird taksi. Apalagi dengan maraknya kasus-kasus yang dilakukan oleh supir taksi
kepada penumpang memberikan kekuatan promosi yang besar terhadap Blue Bird
dengan konsep pelayanan eksklusif dan harga yang wajar.
Lokasi pemasaran taksi Blue Bird adalah Jakarta, Bali, Bandung, Banten,
Lombok, Menado, Medan,Semarang,Surabaya, Jogjakarta, Palembang(baru masuk)
Usaha taksi di Indonesia kini semakin berkembang , usaha-usaha di bidang
Putera Taksi. Namun nampaknya , Blue Bird memiliki strategi yang sangat baik i
dalam menghadapi
menghadapi persaingan bisnis taksi
taksi di Indonesia. Terbukti dengan hasil
survey yang dilakukan oleh TOP Brand pada tahun 2011 yang menyatakan bahwa
kepuasan pelanggan terhadap taksi Blue Bird masih sangat mendominasi dengan
angka 56.2 % diikuti Ekspress, Bossowa , dan Putra taksi dengan angka yg cukup
Taksi, kita dapat melihat bahwa taksi blue Bird memiliki strategi yang baik dalam
Rp25.000 dengan argo selalu tersegel dan ditera setiap setahun sekali.
14. Kejujuran sopir / karyawan untuk mengembalikan barang bawaan
penumpang yang tertinggal.
Manajemen mewajibkan sopir untuk segera melaporkan kepada operator
apabila ada barang penumpang tertinggal dimobil. Sehingga apabila ada
laporan barang penumpang tertinggal maka pihak operator akan
menginformasikan kepada pemilik barang tersebut bahwa barang tersebut
aman berada dipihak bluebird. Apabila armada masih dekat maka sopir
disararankan untuk mengembalikan kepada penumpang tersebut. Akan
tetapi apabila sudah lebih dari 12 jam maka akan disimpan dikantor