Kelas B
Kelompok 9
Disusun oleh :
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya kami diberi
kesempatan dalam menyusun makalah yang berjudul “Mewujudkan loyalitas pelanggan” ini dan
dapat menyelesaikannya tepat waktu. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Konsumen dan menambah wawasan serta pengetahuan
sehingga dapat bermanfaat di kemudian hari.
Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Ari Irawan, SE.,MM
selaku dosen Service Marketing atas bimbingannya dalam penyusunan makalah ini.
Kami mohon maaf bila dalam makalah ini terdapat kesalahan kata atau bahasa yang
kurang berkenan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Loyalitas Pelanggan
Rendah Tinggi
Failures Forced Loyalty
Tidak puas dan tidak loyal Tidak puas, namun
Rendah ‘terikat’ pada program
Pelanggan
Kepuasan
promosi loyalitas
perusahaan
Defectors Succesess
Puas tapi tidak loyal Puas, loyal dan paling
Tinggi
mungkin memberikan
gethok tular positif
Oleh sebab itu, kepuasan pelanggan harus dibarengi pula dengan loyalitas pelanggan.
Pelanggan yang benar benar loyal bukan saja sangat potensial menjadi word of mouth
advertisers, namun juga memungkinkan besar loyal pada portofolio produk dan jasa perusahaan
selama bertahun tahun.
Relation Marketing
Istilah relasi atau hubungan (relationships) mengandung berbagai konotasi. Shani &
Chalasani (1993) mendefinisikan RM sebagai upaya mengembangkan relasi berkesinambungan
dengan para pelanggan dalam kaitannya dengan serangkaian produk dan jasa terkait. Gronross
(1990) memandang RM sebagai upaya mengembangkan, mempertahankan, meningkatkan dan
mengkomersialisasikan relasi pelanggan dalam rangka mewujudkan tujuan semua pihak yang
terlibat.
Sejumlah riset menunjukkan bahwa dua pilar utama RM adalah trust dan komitmen.
Dengan kata lain, pelanggan harus mempercayai pemasar dan selanjutnya berkomitmen padanya
sebelum bisa terjalin relasi saling menguntungkan dalam jangka panjang. Trust merupakan faktor
paling krusial dalam setiap relasi dan sekaligus berpengaruh pada komitmen. Apabila tidak ada
trust, maka tidak akan ada pula komitmen.
Menurut Zeithaml & Bitner (2003) terdapat tiga faktor kunci sukses implementasi
relation marketing, yaitu kualitas jasa inti, segmentasi dan pemilihan pasar sasaran secara cermat
dan pemantauan berkesinambungan terhadap relasi yang di bina. Pertama, basis utama
kesuksesan relasi jangka panjang adalah kepuasan dan loyalitas yang terbentuk karena kualitas
jasa inti perusahaan kompetitif. Bila kualitas jasa tidak memenuhi standar, maka akan sulit bagi
organisasi jasa untuk menjalin relasi yang langgeng dengan para pelanggannya.
Kedua, penyedia jasa wajib mempelajari dan menentukan tipe atau segmen pelanggan
yang ingin dijadikan mitra relasi jangka panjang. Melalui proses segmentasi (demografis,
geografis, psikografis dan behavioral) penyedia jasa memilih segmen pasar yang ingin dijadikan
sasaran. Ketiga, pemantauan relasi yang di bina bisa dilakukan melalui beberapa cara, seperti
melakukan survey regular untuk memahami persepsi pelanggan terhadap nilai yang diterima,
dibandingkan pesaing; pengembangan database pelanggan (menyangkut identitas, prefensi
pembelian, pendapatan dari mereka, dll) dan kontak pelanggan (telepon ataupun sosial media).
Kompetisi global yang semakin intensif membuat setiap perusahaan agar mampu
menciptakan dan mempertahankan kepuasan dan loyalitas pelanggan. Bisnis modern
membutuhkan sistem penilaian kinerja yang komprehensif dan sistematis. Balanced scorecard
merupakan salah satu ukuran yang berusaha mengintegrasikan empat perspektif utama:
perspektif finansial, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan, serta pelanggan.
Ada 5 kategori pokok perspektif atas definisi kepuasan pelanggan: perspektif normative
deficit definition, equity definition, normative standard definition, procedural fairness definition,
dan attributional definition. Konseptualisasi kepuasan pelanggan mencakup berbagai teori dan
model, seperti expectancy disconfirmation model, equity theory, attribution theory,
experientally-based affective feelings, assimilation-contrast theory, dan opponent process
theory.
Kepuasan pelanggan saja tidak cukup, karena puas atau tidak puas hanyalah salah satu
bentuk emosi. Emosi-emosi lain seperti jengkel, kecewa, marah, senang, bahagia, dan seterusnya
juga tidak kalah pentingnya. Disamping itu, loyalitas pelanggan juga tidak kalah relevannya bagi
setiap organisasi. Loyalitas merek merupakan ukuran kedekatan antara pelannggan dengan
merek tertentu. Meskipun riset loyalitas merek telah lama dilakukan, hingga ini masih banyak
perdebatan mengenai konsep loyalitas merek telah lama dilakukan, hingga ini masih banyak
perdebatan mengenai konsep loyalitas merek.
Relationship marketing muncul sebagai paradigm pemasaran yang banyak diadopsi
dalam konteks pemasaran jasa dan pemasaran bisnis pada dua decade terakhir. Konsep ini
menekankan pentingnya membangun, mengembangkan dan mempertahankan jaliran relasi
jangka panjang yang saling menguntungkan dengan stakeholder organisasi melalui penciptaan
financial, social customization dan structural bonds. Terkait erat dengan konsep ini adalah
Customer Relationship Management dan Customer Equity Management yang banyak mewarnai
literature pemasaran dalam beberapa tahun terakhir.
DAFTAR PUSTAKA
Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2015