Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

Penerapan Sistem Informasi Berbasis Komputer


Dalam Pelayanan Pembuatan SIM

Tugas Makalah
Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

Disusun oleh:
Ahmad Nauval
530033065

Disusun Sebagai Salah Satu pemenuhan Tugas


Tutorial Online 13-18 September 2019

PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TERBUKA
2019
1. PENDAHULUAN
Menghadapi era Revolusi Industri 4.0 yang semakin memanfaatkan kemajuan teknologi,
pengembangan proses bisnis dengan harapan layanan semakin mudah, cepat, transparan, dan
akuntabel. Kemajuan teknologi saat ini juga membawa dunia ke zaman Industrialisasi 4.0, di mana
pelaku ekonomi akan semakin mengandalkan teknologi, artificial intelligence, robotik, dan
internet. Saat ini hampir seluruh layanan masyarakat berbasis Online, masyarakat menginginkan
pelayanan publik yang cepat, efektif, efisien dan berbiaya murah. Untuk memenuhi ekpektasi
tersebut pemerintah perlu merubah mindset pelayanan dan mengubah proses bisnis layanan agar
semakin cepat dan efisien. Salah satu layanan pemerintah yang mengalami perubahan besar adalah
proses pembuatan SIM secara Online baik untuk pembuatan baru ataupun perpanjangan.

Surat Izin Mengemudi (SIM) merupakan salah satu syarat mutlak yang harus dimiliki oleh
pengendara bermotor. SIM menjadi identitas pelengkap, dengan begitu bisa meminimalisir
kejahatan pada pencuriankendaraan bermotor yang sering terjadi belakangan ini ( UU Lalu Lintas
No.14 th1992), namun saat ini kebanyakan dari masyarakat menganggap remeh kegunaan SIM
tersebut, padahal mereka bisa dengan mudah memperolehnya.

Kebijakan SIM Online berlaku sejak Oktober 2015. Program ini bertujuan mempermudah
dan mempersingkat pembuatan SIM dari sebelumnya dengan cara konvensional. Penerapan
program berbasis Online, pembuatan dan perpanjangan SIM tidak sepenuhnya menghapuskan
sistem offline. Masyarakat tetap harus datang ke kantor polisi sesuai dengan lokasi yang telah
dipilih untuk proses selanjutnya. Hanya saja tidak perlu mengantri karena regisrasi sudah
dilakukan melalui website Korlantas. Prosesnya jauh lebih cepat dibandingkan dengan mendaftar
di loket pendaftaran offline. Layanan SIM Online pada dasarnya menghubungkan Satuan
Penyelenggara Administrasi (Satpas) yang ada di seluruh Indonesia. Pemohon dapat membuat
SIM baru dan melakukan perpanjangan di semua Satpas yang sudah memiliki jaringan Online
tanpa terikat KTP domisili. Layanan SIM Online hanya melayani perpanjangan SIM A dan C.

Pada prakteknya, pelayanan pembuatan SIM masih ditemukan adanya calo dan pungutan
liar menurut anggota Ombudsman RI Adrianus Meliala. Praktik pungli dan percaloan menjadi
permasalahan tersendiri yang dilaporkan, bahkan tidak sedikit aparat petugas yang justru
menawarkan jasa. Belum lagi terjadinya penyimpangan prosedur seperti tidak mengikuti ujian
tertulis dan praktik tapi bisa mendapatkan SIM. Oleh karena itu diperlukan evaluasi alur pelayanan
publik yang sesuai dengan amanat UU nomor 25 tahun 2009.

2. ANALISA
Saat ini, Kepolisian telah mengimplementasikan sebuah layanan berbasis digital dengan
menggunakan web korlantas yang dapat diakses oleh semua orang yang berkepentingan untuk
mengajukan pembuatan SIM secara Online. Dengan penerapan sistem tersebut, memudahkan
pemohon tanpa perlu terikat alamat yang tertera di KTP dan tidak perlu mengantri, karena
registrasi telah dilakukan sebelumnya melalui website.
Dalam tahap proses pembuatan SIM, pemohon wajib untuk mengisi formulir pengajuan SIM
dan menentukan lokasi pembuatan dalam hal ini Satpas/Gerai/SIM Keliling. Konfirmasi hasil
registrasi akan terkirim melalui e-mail pemohon. Pembayaran registrasi pembuatan SIM dapat
dilakukan dengan transfer ATM atau E-banking. SIM baru dapat diperoleh pemohon setelah lulus
ujian teori, praktik, dan simulator.
Mencermati proses bisnis layanan pembuatan SIM diatas maka dapat disimpulkan bahwa
sistem informasi yang digunakan masih sangat sederhana dan hanya berfungsi untuk memangkas
jalur antrian pemohon pembuatan SIM yang memanfatkan sistem informasi tersebut tanpa perlu
antri di kantor Polisi. Sebagai sebuah sistem informasi berbasis web dan terintegrasi dalam sebuah
jaringan maka dapat di identifikasi bahwa sistem informasi tersebut menggunakan Model Sistem
Informasi Sumber Daya Manusia (IRIS) karena memiliki Subsistem Input berupa data transaksi
dalam hal ini data mengenai jumlah perangkat keras yang dimiliki untuk menjalankan sistem
informasi tersebut, jenis perangkat lunak yang digunakan, dan kualifikasi pegawai yang melayani
pembuatan SIM secara Online. Pada aspek output, sistem informasi pembuatan SIM memiliki
Subsistem data dan informasi yang mengelola penginputan data, pemrosesan data dan
penyimpanan data dalam database.
Mode IRIS sebagaimana ditulis oleh Danie dan Supratiwi (2005) merupakan model IRIS yang
dimodifikasi dari Model IRIS McLeod dan Schell yang memiliki dua jenis subsistem yaitu:
a. Subsistem Input
Subsitem ini memiliki tiga jenis subsistem yaitu sistem informasi enterprise yang dapat
membantu kepolisian untuk mengidentifikasi jumlah perangkat keras yang digunakan
termasuk jumlah perangkat keras yang digunakan untuk mengakses web layanan pembuatan
SIM secara Online. Sistem riset dan perencanaan sumber daya informasi yang akan mengolah
data hasil riset untuk menyuplai kebutuhan informasi tentang layanan kepolisian, dan Sistem
Intelijen sumber daya informasi yang akan mengidentifikasi data supplier perangkat keras,
perangkat lunak, teknologi, dan data kualifikasi SDM ahli computer.
b. Subsistem Output
Subsistem outpu memiliki empat macam subsitem yaitu:
1) Subsistem hardware yang akan mengelola data kepolisian terkait infrastruktur perangkat
keras yang menunjang operasionalisasi layanan pembuatan SIM secara Online, dan terkait
hal-hal seperti pemeliharaan dan perbaikan perangka keras tersebut.
2) Subsistem software yang berisi mengenai data perangkat lunak yang digunakan untuk
mendukung terlaksananya sistem layanan pembuatan SIM secara Online, seperti operasi
database dan aplikasi web yang digunakan.
3) Subsistem sumber daya manusia yang berisi informasi mengenai pegawai-pegawai
kepolisian yang memiliki tugas mengelola sistem layanan pembuatan SIM secara Online.
4) Subsistem data dan informasi yang memuat informasi mengenai proses penginputan data,
pemrosesan data, dan penyimpanan data dalam database. Setiap proses input data yang
dilakukan oleh pemohon pembuatan SIM secara Online akan terekan dalam subsistem ini
termasuk pula identifikasi jaringan dan IP address yang digunakan oleh pemohon.

3. KESIMPULAN
Sesuai dengan analisa sistem informasi layanan pembuatan SIM secara Online dengan
menggunakan model IRIS, maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi tersebut telah
memiliki semua aspek subsistem yang terdapat dalam model IRIS. Penggunaan sistem
informasi berbasis web yang terbuka dapat mempermudah dan mempercepat sebagian proses
dari keseluruhan proses pelayanan pembuatan SIM. Namun demikian hal yang harus
diperhatikan adalah semestinya sistem informasi layanan pembuatan SIM secara Online
tersebut dapat dimanfaatkan secara lebih optimal tidak hanya memiliki manfaat “agar
pemohon tidak perlu mengantri” tetapi juga memiliki manfaat lainnya yang lebih strategis.
Beberapa proses pembuatan SIM yang bisa dilakukan secara Online sebaiknya bisa dimasukan
ke dalam sistem informasi layanan pembuatan SIM secara Online seperti pembayaran jasa
pembuatan SIM secara keseluruhan dan waktu pelaksanaan ujian teori, praktik, dan simulator.
4. DAFTAR PUSTAKA
a. UU Lalu Lintas No. 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
b. Danie, Debbie ratna, dan Supratiwi, Wiwik. 2005. SISTEM Informasi Manajemen.
Jakarta: Universitas Terbuka;
c. Situs resmi Korlantas POLRI pada alamat http://sim.korlantas.polri.go.id;
d. Situs https://news.detik.com/ terkait pernyatan anggota ombudsman.

Anda mungkin juga menyukai