Anda di halaman 1dari 23

TAHAP OPTIMALISASI, IMPLIKASI DARI

STRATEGI, & PANDANGAN BARU


TERHADAP KEMITRAAN BISNIS (SUPPLY
CHAIN MANAGEMENT)
KELOMPOK 4

REZA SASMITA (171230589)


RESKY UMMI SAFITRI (171210159)
EGA ASRI NUR (171230534)
SOFYAN (171220460)
AWAL MAULANA AKBAR (171230527)
TAHAP-TAHAP OPTIMALISASI
SUPPLY CHAIN
TAHAP IV : KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI
Tahap IV merupakan adalah sekedar kelanjutan dari tahap III dan
biasanya tidak ditemukan kendala-kendala yang besar seperti
halnya perubahan dari tahap II ke tahap III.
Beberapa elemen yang berubah dibandingkan dengan tahap-tahap
sebelumnya ialah :
1. Penggerak (driver)

Penggerak Tim Manajemen

Tim manajemen ini yang dikoordinasikan oleh sekelompok


eksekutif dari perusahaan produsen dibantu oleh eksekutif
dari organisasi pemasok, distributor dan pengecer menjadi
tim penggerak utama. Tim ini menjadi semacam tim
pengarah.
2. Fokus (focus)

Penggerak Konsumen, Jaringan


Fokus pada tahap terakhir ini ialah fokus akhir yang harus dituju
yaitu kepuasan konsumen dan kinerja jaringan.

3. Faedah (benefits)

Faedah Keuntungan jaringan, pendapatan


yang menguntungkan

Faedah terutama akan diperoleh dari keuntungan dari jaringan


dan tambahan pendapatan.
4. Alat (tools)

Alat Intranet, internet, extranet

• Intranet ialah jaringan elektronik yang memungkinkan


menambahkan nilai tertentu dalam supply chain processing.

• Internet ialah jaringan elektornik publik yang dimana


konstelasi value chain dapat ditransformasikan seperti
spesifikasi produk, harga, cara pemesanan, tersedianya
barang dan sebagainya.

• Extranet ialah jaringan swasta yang dibuat dengan


menggunakan internet, yang memungkinkan pihak tertentu
mengakses data dari lingkungan internal maupun eksternal.
5. Daerah aksi (action area)

Daerah Aksi Perusahaan penuh

Dengan daerah aksi yang lengkap di seluruh


perusahaaan dan dengan alat yang canggih, maka pemasok,
produsen, distributor, pengecer dan pelanggan utama dapat
memperbaiki perencanaan sehingga dapat memperoleh
keuntungan.
6. Pedoman (guidance)

Pedoman Keterkaitan permintaan dan


penawaran

Pedoman yang perlu diacu ialah informasi permintaan


dan penawaran yang akan mempengaruhi proses produksi,
jumlah produksi dan desain barang yang diproduksi dan
bagaimana jaringan kerjasama menanggapi permintaan yang ada
dengan penawaran yang sesuai.
7. Model (model)
Model Pasar global

Teknologi informasi sudah maju sedemikian rupa


sehingga cara yang paling tepat untuk mengoptimalisasikan
supply chain ialah pasar global.

8. Aliansi (alliance)

Aliansi Usaha bersama (joint venture)

Meningkat dari partnering menjadi joint venture, yaitu


kepemilikan bersama suatu perusahaan tertentu dalam
menangani aktivitas tertentu, misalnya pemasaran.
9. Pelatihan (training)

Pelatihan Proses jaringan

Masih perlu dikembangkan untuk lebih meningkatkan


kerja sama dan kinerja jaringan untuk mencapai tingkat
efisiensi dan efektivitas yang lebih unggul lagi.
IMPLIKASI DARI STRATEGI
MANAJEMEN SUPPLY CHAIN
I. MANAJEMEN SUPPLY CHAIN PADA UMUMNYA
Beberapa implikasi yang perlu diperhatikan, dipertimbangkan dan
dilakukan sebagai pelaksanaan strategi dari manajemen supply
chain.
1. Pengembangan logistics management

Pengurusan distribusi barang sejak bahan baku sampai barang


jadi yang diterima oleh pelanggan akhir .

2. Perubahan sikap mental

Ketidaksiapan mental untuk beralih dari tahap integrasi


internal ke pembentukan jaringan eksternal.
3. Bertahap
Integrasi (internal) Jaringan (external)

Sumber pembelian &


logistik Konstruksi jaringan

Keunggulan internal Kepemimpinan dalam


industri

4. Pemanfaatan teknologi informasi

Intranet, internet, extranet dan sebagainya umumnya banyak dipakai


dalam hubungan ini
5. Menciptakan keunggulan kompetitif

Perusahaan Supply chain


1 1
VS VS
Perusahaan Supply chain
2 2
II. MANAJEMEN MUTU

Segala sesuatu, di luar harga yang dikehendaki


Pengertian &
oleh pelanggan, pendekatan menggunakan pull
pendekatan
system.

Keikutsertaan Menghindari penentuan desain hanya


pemasok dilakukan oleh perusahaan sendiri saja.

Benchmarking Pengendalian mutu

Logistik sebagai
Sasaran utama penanganan
ujung tombak
III. MANAJEMEN ARUS BARANG
Pengawasan Merubah tolok ukur kinerja, bukan lagi turn
inventory over ratio biasa tetapi rasio antara revenue dan
inventory

Perencanaan dan pengaturan aliran barang


Sentralisasi dapat dilakukan sedemikian rupa sehingga
inventory dapat diperoleh biaya logistik yang paling
optimal.

Manajemen lead time diperlukan agar


Manajemen lead keinginan pelanggan dapat dipenuhi pada
time tingkat /waktu tertentu yang dapat diterima
oleh mereka.
IV. MANAJEMEN ORGANISASI

Harus
Horizontal dan Dilakukan secara
berpedoman
berjalan rutin,
pada‘win-win
berdasarkan transparan,
solution’ dan
proses dan bukan terbuka, dan
bukan ‘win-loose
fungsi spontan.
solution’ .

Komunikasi Pemikiran secara


Bentuk organisasi
terbuka ‘win-win’
V. MANAJEMEN BIAYA DAN NILAI TAMBAH
Analisis value chain Meneliti kelemahan dan kekuatan kegiatan
perusahaan untuk mengetahui keadaan
perusahaan secara keseluruhan.

Target spesifik Spesifik misalnya tentang lead time, biaya


& kuantitatif logistik, tingkat layanan dan yang dimaksud
dengan kuantitatif misalnya pengurangan
biaya sebesar 40% dalam dua tahun dan
sebagainya.
Cost added Membedakan kegiatan-kegiatan yang hanya
& value added menambah biaya saja dan kegiatan-kegiatan
activities yang betul-betul memberikan nilai tambah
VI. MANAJEMEN HUBUNGAN DENGAN PEMASOK
Rasionalisasi Rasionalisasi ialah pembatasan jumlah supplier
sampai tingkat yang paling efisien dan
managable.
Kemitraan bisnis Dimulai dengan supplier-buyer partnership
untuk para pemasok kunci kemudian
dikembangkan dengan kemitraan distributor dan
retailer.

Outsourcing Bentuk atau cara meningkatkan efisiensi dan


efektivitas dari salah satu atau beberapa bidang
kegiatan.
Prinsip yang perlu dikembangkan dalam
Prinsip &
kemitraan ialah common goal, mutual benefit,
jiwa kemitraan
mutual trust, transparent, long term
relationship dan continuous improvement in
cost and quality.
VII. ISU INTERNASIONAL YANG MENYANGKUT
SUPPLY CHAIN
Faktor-faktor yang menyebabkan kecenderungan international
supply chain ini antara lain ialah sebagai berikut ini.
Kekuatan pasar global, kekuatan pasar global diciptakan oleh
kompetisi global maupun kesempatan yang tercipta oleh
terbentuknya konsumen asing.

Kekuatan teknologi, kekuatan teknologi ini terletak dan


mempengaruhi secara langsung mutu barang yang diproduksi.

Kekuatan biaya global, dalam menentukan lokasi pabrik, biaya


merupakan salah satu faktor yang penting.

Kekuatan politik dan ekonomi , berkembangnya persetujuan-


persetujuan regional maupun global yang bertujuan menjamin
suatu pasar bebas dunia dan menghilangkan halangan-halangan
berupa tarif atau non tarif dari negara-negara tertentu .
Resiko yang
dihadapi
• Biaya produksi lebih murah
• Pasar penjualan lebih luas
• Mutu barang lebih baik • Kurs mata uang yang sering
berfluktuasi
• Nilai penjualan lebih tinggi
• Perubahan situasi politik
• Kemampuan lebih dalam negara setempat
berkompetisi secara global • Budaya yang berbeda
• Keuntungan lebih banyak
• Kurs mata uang yang sering
berfluktuasi
• Perbedaan tingkat produk-
Keuntungan yang
tivitas sumber daya manusia
diperoleh dari
International supply • Penyediaan infrastruktur
chain yang kurang
PANDANGAN BARU TERHADAP
KEMITRAAN BISNIS
I. KONSEP BUSINESS PARTNERING
Bersedia untuk melepaskan sebagian
posisi kekuasaannya demi kesempatan
memperoleh keuntungan yang lebih besar.

“Business partnering is a Mensharingkan secara sebanding


baik investasi maupun keuntungan .
process through which the
involved parties establish Supplier perlu berperan dalam

?
memikirkan dan mengusahakan agar
and sustain a competitive pembelinya lebih memiliki kemampuan
advantage over similar bersaing melalui proyek bersama

entities, through pooling Pembeli tidak hanya sekedar membeli,


resources in trusting namun juga berpartisipasi dengan supplier
dalam usaha yang dapat menguntungkan
atmosphere focused on Kedua belah pihak.
continuous, mutual
Kedua mitra harus mau bekerja sama
improvement” (Charles dengan anggota rantai/ jaringan yang lain
C.Poirier & Stephen E.Reiter) dengan tujuan meningkatkan kemampuan
jaringan supply secara keseluruhan.
II. PRINSIP-PRINSIP PARTNERSHIP
Mempunyai tujuan yang Tujuan dari semua perusahaan sama,
sama (Common goal) yaitu dapat hidup dan berkembang
(survive and growth).
Saling menguntungkan Harus menghasilkan sesuatu yang
(Mutual benefit) dapat saling menguntungkan ke dua
belah pihak (win win).
Saling mempercayai Saling percaya di sini termasuk dalam
(Mutual trust) perhitungan biaya produksi dan harga
barang/jasa yang dihasilkan.
Bersifat terbuka Data dari ke dua belah pihak dapat
(Transparent) dilihat oleh pihak lain, namun tetap
dalam batas-batas tertentu
Mempunyai hubungan Cenderung akan bekerja sama
jangka panjang dalam waktu yang panjang,
(Long term relationship) bahkan sampai puluhan tahun.

Terus menerus melakukan Senantiasa meningkatkan mutu


perbaikan dalam mutu dan barang atau jasa serta efisiensi
harga/biaya atau biaya atau harga
(Continuous improvement in barang/jasa dimaksud.
quality and cost) Nantinya, perusahaan akan
dapat bertahan dalam kompetisi
global yang makin lama makin
ketat.
SEKIAN & TERIMA
KASIH!
- KELOMPOK 4 -

Anda mungkin juga menyukai