DOSEN PEMBIMBING
Dr. RATIH TRESNATI, SE., M.P.
DISUSUN OLEH :
ASRI ARUMSARI (20090315001)
JULIA FAMOR PRATAMI (20090315002)
PENDAHULUAN
Pelanggan, dapat kita katakan sebagai suatu asset yang berharga di
dalam perusahaan
karena
dengan
adanya
pelanggan,
perusahaan
pelanggan.
Walaupun
pada
kenyataannya
pelanggan
menghadapi begitu banyak pilihan produk dan merek, harga, dan pemasok.
Pelanggan memperkirakan tawaran mana yang akan memberikan nilai paling
besar. Pelanggan berusaha mendapatkan nilai maksimal, yang dibatasi oleh
biaya
pencarian,
pengetahuan,
mobilitas,
dan
pendapatan.
Mereka
KAJIAN TEORITIS
Customer value merupakan taksiran konsumen secara keseluruhan
terhadap manfaat suatu produk berdasarkan persepsinya terhadap apa yang
diterima oleh konsumen dan apa yang diberikan oleh produsen. Dengan
demikian nilai (value) merupakan faktor-faktor yang dipertimbangkan
konsumen dalam pembelian.
Lovelock (2005: 21) mengatakan bahwa value adalah suatu nilai yang
diperoleh dari benda atau jasa tergantung dari keperluan seseorang pada
suatu
waktu
tertentu.
Sedangkan
Schiffman
dan
Kanuk
(2004:14)
pengorbanan
tersebut
adalah
pengorbanan
moneter,
yaitu
pengorbanan
non
moneter
seperti
waktu,
energy
dan
psikologis.
berhubungan
dengan
tingkat
kemudahan
pelanggan
dalam
2.
3.
pelanggan
yang
dicapai
melalui
dan
bersifat
pribadi
adalah
phsycological
consequences.
yaitu: 1) Mutu produk 2) Mutu layanan 3) Harga good costumer value can be
achieved only when product quality, service quality, and valuebased prices
are in harmony. Customer value yang baik dapat tercapai apabila mutu
produk, mutu layanan dan harga yang berjalan secara harmoni.
3 Mutu Produk
Mutu produk adalah persepesi konsumen atas keseluruhan ciri atau
sifat produk yang berpengaruh pada kemampuannya dalam memenuhi
kepuasan konsumen tersebut (Lockwood, 1996:4). West, Wood dan
Harger (1965:54) menyatakan bahwa standar kualitas makanan,
meskipun sulit untuk didefinisikan dan tidak dapat diukur secara
mekanik, masih dapat dievaluasi lewat nilai nutrisinya, tingkat bahan
yang digunakan, rasa, dan penampilan dari produk. Meskipun
demikian, terdapat perbedaan pendapat mengenai pengaplikasian
kriteria-kriteria tersebut pada setiap makanan. Beberapa faktor yang
mempengaruhi pendapat masing-masing orang tentang kriteria-kriteria
tersebut antara lain: usia, latarbelakang dan social ekonomi,
pengalaman masa lalu yang berkaitan dengan makanan, pendidikan
dan pengetahuan ilmiah serta emosi.
2. Mutu Pelayanan
Menurut Parasuraman dan Berry (1991) mutu/kualitas pelayanan
didefinisikan sebagai persepsi konsumen terhadap keunggulan dari
suatu pelayanan, maka untuk mengevaluasi kualitas pelayanan salah
satu kriterianya adalah apakah kualitas pelayanan yang diberikan oleh
perusahaan sesuai dengan persepsi konsumen maka dapat dikatakan
bahwa pelayanan tersebut berkualitas, demikian pula sebaliknya.
Selain itu, Parasuraman dan Berry menemukan bahwa tingkat kualitas
layanan yang baik, tercapai bila penyedia jasa mampu memenuhi
bahkan melebihi apa yang menjadi harapan dari konsumen. Maka
Parasuraman dan Berry juga mendefinisikan mutu/kualitas pelayanan
sebagaimana yang dirasakan oleh konsumen adalah seberapa besar
perbedaan antara harapan atau keinginan konsumen dengan persepsi
atau kenyataan yang dialami. Definisi mutu/kualitas layanan berpusat
pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan serta ketepatan
penyampaian untuk mengimbangi harapan konsumen. Menurut
mendorong
penjual
untuk
Porter
mengajukan
rantai
nilai
sebagai
alat
untuk
mengirimkan
produk
jadi
(logistic
keluar),
memasarkan
2. Proses realitas tawaran baru. Aktivitas yang mencakup antara lain meneliti,
mengembangkan dan meluncurkan tawaran-tawaran baru berkualitas tinggi
dengan cepat dan dalam batas-batas anggaran
3.Proses mendapatkan pelanggan. Aktivitas yang mencakup antara lain
mendefinisikan pasar-pasar sasaran dan melakukan pencarian pelanggan
baru
4.Proses manajemen hubungan pelanggan. Aktivitas yang mencakup antara
lain membangun pemahaman, hubungan, dan tawaran yang lebih mendalam
bagi masing-masing pelanggan.
5.Proses manajemen pelaksanaan. Aktivitas yang mencakup antara lain
menerima dan menyetujui pesanan, mengirimkan barang tepat waktu, dan
mengumpulkan pembayaran.
Agar berhasil,
sebuah
perusahaan
juga
perlu
untuk mencari
pemasok
dan
distributor
tertentu
untuk
membentuk
jarring
pelanggan
(customer
relationship
management/CRM).
Ini
hubungan.
Berikut merupakan lima tingkatan investasi untuk membangun hubungan
dengan pelanggan :
a. Pemasaran dasar. Tenaga penjual menjual produk
b. Pemasaran reaktif. Tenaga penjual menjual produk dan mendorong
pelanggan
untuk
menghubungi
jawab.
jika
dia
Tenaga
memiliki
penjual
pertanyaan,
menghubungi
nilai
untuk
kelompok-kelompok
customer
yag
berbeda.
3:
MEASURE
CUSTOMER
LIFETIME
VALUE
(CLV)
bahwa
investasi
tersebut
bisa
diekspektasikan
untuk
melalui
pemakaian
dan
pembelian
normal.
Semua informasi berasal dari ukuran customer value yang dianalisa, dan
bisa dilakukan. Hal ini berjalan jauh diluar laporan yang sederhana dari
masing-masing kelompok pelanggan yang mempunyai profit yang lebih
besar atau tidak mempunyai sama sekali. Pengelompokan yang inovativ
dan penjabaran dari hasil analisa customer bisa tidak melingkupi wilayah
dimana perbaikan-perbaikan kecil bisa menghasilkan perbaikan-perbaikan
besar pada nilai itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
A.Parasuraman, Reflections on Gaining Competitive Advantage Through
Customer Value, Journal of the Academy of Marketing Science, Volume 25
No.2, hal 154-161, Spring, 1997.