Anda di halaman 1dari 18

KOMPENSASI

Analisa terhadap Kasus Kompensasi di PT Caltex Pacific Indonesia

Pengertian Kompensasi


Menurut Drs. Malayu S.P Hasibuan, kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang atau barang, langsung ataupun tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada karyawan. William B. Werther dan Keith Davis, mendefinisikan kompensasi sebagai sesuatu yang diterima seorang pekerja atas balasan dari pekerjaan yang diberikannya, baik upah per jam ataupun gaji periodik didesain dan dikelola oleh bagian personalia.

Jenis kompensasi


Finansial : Imbalan ekstrinsik terdiri dari penerimaan langsung seperti upah/gaji, komisi, bonus, tunjangan dan lain-lain, dan penerimaan tidak langsung seperti lainasuransi, bantuan sosial, uang pensiun, uang pendidikan dan lain-lain. lainNon finansial : Imbalan dalam bentuk intrinsik yang tidak berbentuk fisik dan hanya dapat dirasakan berupa kelangsungan pekerjaan, jenjang karir yang jelas, kondisi lingkungan kerja, pekerjaan yang menarik, dan lain-lain. lain-

Tujuan Kompensasi
Menarik pegawai  Mempertahankan pegawai  Memotivasi pegawai (Fombrun, Tichy dan Devanna, 1984 : 128).


Fungsi Kompensasi


Penggunaan SDM secara lebih efisien dan lebih efektif : Penghematan biaya operasional produksi Mendorong stabilitas dan pertumbuhan ekonomi : Sistem pemberian kompensasi yang baik secara langsung dapat membantu stabilitas organisasi dan secara tidak langsung ikut andil dalam mendorong stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.

Asas kompensasi


Asas Adil : mempertimbangkan prestasi kerja, jenis pekerjaan, resiko pekerjaan, tanggung jawab, jabatan pekerja dan memenuhi persyaratan internal konsisitensi. Asas Layak dan Wajar : Kompensasi penggajian (balas jasa) yang diterima oleh karyawan harus dapat memenuhi kebutuhannya pada tingkat normatif yang ideal

Harga/ Nilai Pekerjaan


 

Melakukan analisis jabatan/pekerjaan Melakukan survei harga pekerjaan sejenis pada organisasi lain.

Analisa Kasus
Tingginya Tingkat Labour Turn Over pada PT. Caltex Pacific Indonesia (PT.

CPI) PT. Caltex Pacific Indonesia (PT. CPI) adalah perusahaan modal asing (PMA) yang melakukan kontrak kerja dengan Pemerintah Indonesia dalam bidang eksplorasi dan produksi minyak bumi di Indonesia. 1.Status dan penggolongan pegawai di PT CPI (Kompensasi non Finansial) 1. Pegawai MCP (Management Compensation Program), pegawai golongan ini adalah pegawai yang termasuk klasifikasi 11 ke atas. 2. Pegawai SCP (Staff Compensation Program), pegawai golongan ini memiliki klasifikasi 7-10. 73. Pegawai Associate Staff, yakni pegawai yang memiliki klasifikasi 5 dan 6. 4. Pegawai Non-Staff, pegawai dengan klasifikasi 1 sampai dengan 4. NonKenaikan level pegawai dari level 4-10 menurut prestasi kerja, sedangkan 4kenaikan ke level 11 keatas berdasarkan posisi yg tersedia.

Analisa Sistem Kenaikan Level Karyawan (Kompensasi Non Finansial) di PT CPI




Terjadi inkonsistensi pada penentuan kenaikan klasifikasi inkonsistensi karyawan. Kenaikan klasifikasi dari level 7 hingga 10 ditentukan berdasarkan prestasi kerja dari masing-masing masingkaryawan, pada level ini perusahaan telah menerapkan asas keadilan dalam pemberian kompensasi. Namun, permasalahan permasalaha muncul ketika karyawan ingin mencapai klasifikasi tertinggi yakni level 11 ke atas yang masuk kedalam golongan pegawai management compensation program (MCP), kenaikan level didasarkan pada ada atau tidaknya posisi yang tersedia bukan berdasarkan prestasi kerja. Kondisi demikian menyalahi asas keadilan dalam pemberian kompensasi, yaitu kompensasi yang diberikan tidak didasarkan atas prestasi kerja dan berdampak pada penurunan produktivitas kerja

Sistem Gaji, Tunjangan dan Fasilitas (Kompensasi Finansial) di PT CPI

Sistem pemberian Gaji, Tunjangan dan Fasilitas :  Pemberian tunjangan dan fasilitas yang diberikan kepada karyawan sudah mencukupi  Sistem Kenaikan Gaji dilakukan secara reguler per tahun sebesar 5% dari gaji Pokok. Gaji tambahan diberikan sesuai dengan prestasi kerja. Namun terdapat kebijakan penentuan batas gaji maksimum di masing-masing masingklasifikasi.

Analisa sistem pemberian gaji, tunjangan dan fasilitas di PT CPIc




Adanya ketentuan gaji maksimum mengakibatkan jumlah gaji tambahan yang diperoleh akan semakin kecil setiap tahunnya, ya karena terbentur dengan ketentuan gaji maksimum di masingmasingmasing klasifikasi tidak peduli dengan prestasi kerja karyawan tersebut. Karyawan yang sulit untuk naik ke klasifikasi yang lebih tinggi akan menerima gaji yang jumlahnya juga tidak akan pernah naik karena terbentur dengan ketentuan gaji maksimum tersebut. Kondisi tersebut akan menurunkan semangat kerja para pegawai. Penentuan gaji maksimum di masing-masing masingklasifikasi menyalahi asas keadilan yang tidak menghargai prestasi kerja karyawan.

Permasalahan Sumber Daya Manusia di PT CPI


  

PT CPI menghadapi permasalahan dalam penyiapan tenaga ahli. PT CPI hanya dijadikan batu loncatan untuk mencari pekerjaan di tempat lain. Selama kurun waktu tersebut terdapat sekitar 51.42% karyawan yang berlatar belakang sarjana berhenti bekerja dan pindah ke perusahaan lainnya Adanya tuntutan perbedaan gaji karyawan yang langsung bekerja di bidang eksplorasi dan produksi diberikan dalam proporsi yang lebih besar dibandingkan dengan karyawan administrasi gaji, tunjangan dan fasilitas untuk karyawan jauh diatas apa yang diperoleh karyawan senior, walaupun sebenarnya kemampuan dan prestasi kerja tidak begitu berbeda. Perbedaan perlakuan atas karyawan yang berasal dari konsorsium Pertamina yang bekerja di PT CPI. Mereka mendapat peluang yang lebih baik untuk ikut training bagi kenaikan karir dibandingkan dengan karyawan yang bukan berasal dari konsorsium Pertamina. Tunjangan hari tua yang relatif rendah. Karyawan merasa apa yang merika terima tidak sesuai dengan pengorbanan mereka yang harus bekerja di lingkungan kerja jauh dari kota besar.

Analisa Kasus Permasalahan SDM di PT CPI




Adanya perbedaan perlakuan antara karyawan yang berasal dari konsorsium Pertamina dengan karyawan yang bukan berasal dari konsorsium Pertamina menunjukan adanya bentuk diskriminasi terhadap pegawai yang mengakibatkan kerugian bagi perusahaan karena dapat menghilangkan kesempatan karyawan yang berpotensi baik untuk mengembangkan diri dan berkontribusi bagi perusahaan. Diskriminasi ini juga menunjukkan PT CPI belum dapat melaksanakan pendidikan dan pelatihan tenaga kerjanya secara maksimal dan menyeluruh sehingga PT CPI menghadapi kendala dalam hal penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional.

Lanjutan..


Timbulnya tuntutan perbedaan proporsi gaji disebabkan PT CPI tidak melakukan penentuan harga atau nilai pekerjaan melalui analisis jabatan atau pekerjaan yang ditentukan atas dasar jenis keahlian yang dibutuhkan, tingkat kompeksitas pekerjaan, resiko pekerjaan, dan perilaku/kepribadian yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Penyamaan besarnya gaji karyawan produksi dan eksplorasi dengan administrasi dinilai tidak adil bagi sisi karyawan produksi dan eksplorasi yang memiliki kompleksitas dan resiko pekerjaan yang lebih tinggi dibandingkan karyawan administrasi.

Lanjutan..


Gaji, tunjangan dan fasilitas untuk karyawan jauh diatas apa yang diperoleh karyawan senior, menunjukan asas senioritas masih sangat kental, yang cenderung mengabaikan nilai-nilai nilaiprestasi kerja sehingga melemahkan potensi karyawankaryawankaryawan berprestasi. Tingginya tingkat turn over dan menjadikan PT CPI sebagai batu loncatan disebabkan perusahaan tidak melakukan survei harga terhadap jenis pekerjaan tersebut di perusahaan lain. Ketika perusahaan telah melakukan survei harga terhadap pekerjaan di perusahaan sejenis, tentunya perusahaan memiliki informasi untuk memberikan kompensasi yang kompetitif sehingga hal ini dapat mempertahankan pegawai yang berprestasi baik.

Lanjutan


Tunjangan hari tua dinilai kecil oleh para pegawai dengan alasan tidak sebanding dengan pengorbanan mereka untuk pindah ke daerah yang jauh dari ibu kota dan pisah dari sanak saudara (PT CPI berada di Rumbai, Riau). Oleh karena itu dalam penentuan besarnya tunjangan hari tua seharusnya juga didasarkan pada hasil analisis terhadap pekerjaan yang mempertimbangkan resiko, jenis pekerjaan dan pengorbanan yang dilakukan karyawan.

Kesimpulan
 

kompensasi sangat mempengaruhi tingkat produktivitas karyawan dan turn over karyawan di suatu perusahaan Sistem pemberian kompensasi karyawan harus memprtimbangkan asas adil, layak dan wajar baik kompensasi dalam bentuk finansial maupun non finansial. Sistem pemberian kompensasi juga harus konsisten berdasarkan prestasi kerja karyawan. Penentuan kebijakan besaran kompensasi harus didasarkan pada analisis jabatan dan pekerjaan serta survei harga terhadap jenis pekerjaan yang mempertimbangkan resiko, jenis pekerjaan dan pengorbanan perusahaan sehingga tingkat kepuasan kerja karyawan dapat tercapai. tercapai.

Terima Kasih
Silahkan mengajukan pertanyaan

Anda mungkin juga menyukai