20200053 • 20200057 Pendahuluan Penggajian berbasis kompetensi adalah saat perusahaan memberikan gaji kepada karyawan berdasarkan jenis keahlian serta pengetahuan mereka. daripada berdasarkan jenis pekerjaan yang dilakukan. Kompetensi adalah karakteristik dari seseorang yang dapat diperlihatkan , meliputi pengetahuan,keterampilan, dan perilaku, yang dapat menghasilkan kinerja atau prestasi. Penggajian berbasis kompetensi (competency based pay) atau penggajian berbasis keterampilan dan pengetahuan adalah menentukan kompensasi berdasarkan luas, jenis dan tingkat keahlian yang dimiliki dan digunakan oleh karyawan dalam posisi mereka. Pengertian Kompensasi merit pay adalah semua pendapatan yang berbentuk uang maupun barang baik lansung maupun tidak langsung, yang diterima oleh karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikannya pada perusahaan. Kata merit berasal dari bahasa Inggris yang berarti jasa, manfaat serta prestasi. Merupakan semua insentif atau kompensasi yang berbentuk uang yang diberikan oleh perusahaan baik secara langsung ataupun tidak Manfaat Merit Pay Penerapan merit system memberikan manfaat dalam manajemen institusi/organisasi, khususnya PNS, di antaranya pertama, merit system dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan produktivitas, menurunkan biaya produksi dan meningkatkan pendapatan. Indikator Merit • Kesesuaian gaji dengan beban kerja Pay • Pemberian tunjangan hari raya • Ketersediaan fasilitas kerja • Ketersediaan jaminan keamanan • Kesejahteraan karyawan Tujuan Merit Pay Tujuan kompensasi merit pay adalah menghargai kinerja, menjamin keadilan, mempertahankan karyawan, memperoleh karyawan bermutu, mengendalikan biaya serta memenuhi peraturan. Pelaksanaan Merit Based Pay Pelaksanaan pembayaran dengan sistem merit pay dilakukan dengan pembayaran regular (satu kali) atau kenaikan imbalan untuk pekerjaan yang memiliki kualitas tinggi. Pembayaran ini dapat berupa satu kali bonus, tambahan ekstra (incremental pay scal) atau persen tambahan upah biasa. Keuntungan Merit Pay a. Memberikan Penghargaan Terbaik pada Karyawan Berkualitas b. Membangun Budaya Kompetisi c. Kepandaian dan Kreativitas Karyawan Lebih Dihargai d. Cara Cepat Mengetahui Kinerja Karyawan Buruk Kerugian Merit Pay
a. Menciptakan Kesenjangan antara
Karyawan Berkualitas b. Menghilangkan Budaya Kerja Kolaboratif Kasus Tidak dipungkiri, daya tarik seseorang untuk bekerja pada satu perusahaan adalah besar kecilnya kompensasi. Bahkan, orang yang mempunyai kompetensi yang langka dan sangat dibutuhkan perusahaan, mempunyai daya tawar untuk menentukan besar kecilnya kompensasi yang akan diperoleh. Kompensasi juga menjadi faktor utama dalam retensi karyawan. Besar kecilnya kompensasi akan menentukan bertahan atau tidaknya karyawan itu di satu perusahaan. Bahkan ada yang saling bajak karyawan. Menurut Dewi Hanggraeni (2012) Kompensasi adalah balas jasa yang diberikan oleh organisasi atas pekerjaan yang telah dilakukan. Kompensasi dibedakan menjadi dua yaitu kompensasi langsung (direct compensation) berupa gaji, upah dan uang insentif; kompensasi tidak langsung (indirect compensation atau employee welfare atau kesejahteraan karyawan) (Hasibuan, 2008). Tujuan pemberian kompensasi adalah untuk menghargai kinerja, menjamin keadilan, mempertahankan karyawan, memperoleh karyawan bermutu, mengendalikan biaya, dan memenuhi peraturan (Sedarmayanti, 2020). Pilihan mekanisme pemberian kompensasi kepada karyawan merupakan kebijakan dari owner namun tetap mempedomani peraturan yang berlaku. Adakalanya pada tataran implementasi, antar perusahaan pun mekanismenya berbeda. Mekanisme pemberian kompensasi karyawan perusahaan sangat berbeda dengan Aparatur Sipil Negara (ASN). Agak sensitif memang, tetapi saya akan coba menjelaskan warna-warni pemberian kompensasi (ASN). Problematika pemberian kompensasi ASN Biasanya karyawan perusahaan diberikan kompensasi di akhir bulan atau awal bulan berikutnya. Kompensasi tersebut merupakan balas jasa atas hasil pekerjaan yang telah diberikan kepada perusahaan. Berbeda dengan perusahaan, pembayaran gaji PNS dibayarkan tanggal 1 (satu) atau awal hari kerja bulan berkenaan, sebelum melakukan pekerjaan. Agak aneh memang, karena secara teori gaji itu merupakan balas jasa. Namun untuk PNS balas jasanya dibayar di muka. Pola menggaji seperti itu pun berlaku bagi PPPK. Mekanisme pembayaran gaji seperti ini akan terasa sulit jika diperuntukan untuk peningkatan kinerja dan disiplin kerja. Apalagi sebagian gajinya sudah dijaminkan pada Bank atau lembaga pemberi pinjaman lain. Hal tersebut seolah menjadi perilaku yang sudah biasa, bahkan banyak yang berpendapat "kalau tidak pinjam, PNS tidak punya apa-apa". Jika ada PNS yang gajinya utuh dianggap suatu keanehan. Beberapa tahun yang lalu, saya iseng mencoba mengolah data sisa gaji PNS di instansi tempat bertugas. Hasilnya sangat mengejutkan, sekitar 17 persen PNS, sisa gajinya sangat sedikit sekali. Data yang diolah hanya dari satu Bank saja. Jika digabungkan dengan dengan Bank atau lembaga pinjaman yang lain, maka jumlahnya akan bertambah. Data tersebut hanya menghitung sisa gaji yang sangat sedikit saja. Kalau yang sisanya lebih besar dihitung, datanya pun akan bertambah. Kesimpulan Penggajian berbasis kompetensi (competency based pay) atau penggajian berbasis keterampilan dan pengetahuan adalah menentukan kompensasi berdasarkan luas, jenis dan tingkat keahlian yang dimiliki dan digunakan oleh karyawan dalam posisi mereka. Terdapat beberapa alasan : 1) rencana penggajian tradisional dapat merugikan jika tujuannya adalah sistem kerja berkinerja tinggi 2) membayar untuk keahlian , pengetahuan, dan kompetensi adalah lebih strategik. 3)kompetensi, keahlian, dan pengetahuan yang terukur adalah inti dari proses manajemen kinerja di semua perusahaan Any questions?