Dosen :
Disusun Oleh:
(19.61201.002724)
FAKULTAS EKONOMI
2021
A. Pengertian Aspek Teknis Produksi
I. Pengertian Aspek Teknis
Aspek teknis atau operasi juga dikenal sebagai aspek produksi. Penilaian
untuk kelayakan terhadap aspek ini sangat penting dilakukan sebelum perusahaan
dijalankan. Penentuan kelayakan teknis atau operasi perusahaan menyangkut hal-
hal yang berkaitan dengan teknis/ operasi, sehingga apabila tidak dianalisis dengan
baik, maka akan berakibat fatal bagi perusahaan dalam perjalannya di kemudian
hari.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah masalah penentuan
lokasi, luas produksi, tata letak (layout), penyusunan peralatan pabrik dan proses
produksinya termasuk pemilihan teknologi. Kelengkapan kajian aspek operasi
sangat tergantung dari jenis usaha yang akan dijalankan, karena setiap jenis usaha
memiliki prioritas tersendiri.
Jadi, analisis dari aspek operasi adalah untuk menilai kesiapan perusahaan
dalam menjalankan usahanya dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi dan
layout serta kesiagaan mesin-mesin yang akan digunakan.
Penentuan lokasi misalnya perlu dilakukan dengan pertimbangan yang
matang. Pemilihan lokasi terdiri untuk kantor pusat, cabang, gudang dan pabrik.
Dalam kaitannya dengan studi kelayakan bisnis hal yang paling kompleks dan rumit
adalah penentuan lokasi pabrik, mengingat banyaknya pertimbangan yang harus
diperhitungkan sebelum suatu lokasi pabrik diputuskan. Pertimbangannya adalah
apakah dekat bahan baku atau dekat pasar atau dekat konsumen. Kemudian, dalam
melakukan pertimbangan adalah faktor biaya yang harus dikeluarkan untuk suatu
lokasi. Penilaian lokasi pabrik nantinya dapat dilakukan dengan hasil penilaian
value, perbandingan biaya, atau analisis ekonomi (economic analysis). Tergantung
dari keingian pihak yang melakukannya.
Kemudian penentuan luas produksi yaitu berapa jumlah produksi yang
dihasilkan dalam waktu tertentu dengan biaya yang paling efisien, sehingga dapat
diperoleh profit margin yang tinggi.
Demikian pula penentuan layout untuk pabrik yang akan didirikan juga
mempertimbangkan banyak faktor. Misalnya, proses produksi yang akan dijalankan.
Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah penyusunan perlataan mesin di
dalam gedung tersebut. Pilihan yang ada apakah proses layout atau produk layout.
Penilaian ini tentunya tidak dilakukan secara serampangan tapi, dengan
mempertimbangkan faktor – faktor seperti produk yang dihasilkan atau ragam
produk.
Selanjutnya adalah pemilihan teknologi melalui proses produksi yang
diinginkan, apakah continuous process atau intermitten process. Pemilihan proses
produksi biasanya terkait dengan teknologi yang diinginkan apakah padat karya atau
padat modal. Untuk negara berkembang seperti Indonesia biasanya lebih
diutamakan teknologi padat karya, mengingat tingginya tingkat pengangguran di
negeri ini.
Terakhir adalah penentuan metode persediaan yang akan diguakan nantinya.
Metode persediaan yang akan digunkan tergantung dari jenis usaha yang dijalankan.
Secara keseluruhan aspek operasi ini akan dinilai bekerja secara efisien atau tidak,
karena pada akhirnya efisiensilah yang akan menentukan salah satu faktor besar
kecilnya laba yang akan diperoleh perusahaan.
Rangkuman
• Kajian aspek teknis produksi mencakup analisis kesiapan perusahaan dalam
menjalankan usahanya dengan menilai ketepatan berbagai pilihan seperti
pemilihan lokasi, luas produksi, teknologi yang digunakan, lay out, mesin-mesin
dan peralatan, linkgungan perusahaan, dan perencanaan sistem kerja yang akan
digunakan.
• Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan pembangunan bisnis
atau proyek secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut dibangun.
• Pelaksanaan dari evaluasi aspek ini seringkali tidak dapat memberikan suatu
keputusan yang baku. Perlu pengalaman pada bisnis lain yang serupa.
• Keberhasilan penggunaan teknologi ditempat lain sangat membantu dalam
pengambilan keputusan.
II. Tujuan Aspek Teknis
Secara umum ada beberapa hal yang hendak dicapai dalam penilaian aspek
teknis/ operasi, yaitu :
1. Agar perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat, baik untuk lokasi pabrik,
gudang, cabang maupun kantor pusat
2. Agar perusahaan dapat menentukan layout yang sesuai dengan proses produksi
yang dipilih, sehingga dapat memberikan efisiensi
3. Agar perusahaan bisa menentukan teknologi yang paling tepat dalam menjalankan
produksinya
4. Agar perusahaan bisa menentukan metode persediaan yang paling baik untuk
dijalankan sesuai bidang usahanya
5. Agar dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan sekarang dan di
masa yang akan datang
III. Penentuan Lokasi Usaha
Lokasi kantor pusat, pabrik, gudang dan kantor cabang.
• Pertimbangannya:
a) Jenis usaha yang dijalankan
b) Dekat dengan pasar atau konsumen
c) Dekat dengan bahan baku
d) Tersedia tenaga kerja
e) Tersedia sarana pra sarana (transportasi, listrik dan air)
f) Dekat dengan pusat pemerintahan
g) Dekat dengan lembaga keuangan
h) Berada dikawasan industri
i) Kemudahan melakukan perluasan
IV. Proses Produksi
a) Menguraikan tentang alur perjalanan bahan baku menjadi bahan jadi.
b) Tahapan-tahapan material diproses dan memasuki satu mesin/alat ke mesin/alat
lain
c) Perubahan bentuk material dari bahan baku, bahan setengah jadi dan bahan jadi.
V. Deskripsi Produk
Deskripsi prokuk menjelaskan mengenai Bentuk produk, Tekstur produk,
Bahan baku, Warna produk, Daya tahan , Umur ekonomis, Gambar produk (foto
prototipe), Ukuran kualitas, Spesifikasi, Kemasan, Bentuk fisik
VI. Aspek Teknis dan Operasi
Penilaian hasil (value) Analisis ekonomi
Pertimbangan: Pertimbangan:
a) Pasar a) Biaya sewa
b) Bahan baku b) Biaya Tenaga kerja
c) Transportasi c) Biaya pengangkutan
d) Tenaga kerja d) Biaya bahan bakar dan listrik
Perbandingan biaya e) Pajak
Pertimbangan: f) Perumahan
a) Bahan baku g) Sikap masyarakat
b) Bahan bakar dan listrik
c) Biaya operasi
Keputusan lokasi yang dipilih bisa jadi bukan pada biaya terendah (kuantitatif-
tangable), tetapi besar kemungkinan kualitatif-intangiable
Kemudian apabila kita ingin mengubah BEP (titik impas) dalam nilai uang (RP),
maka rumus tersebut dapat kita rubah menjadi:
Jumlah Q unit dikalikan dengan harga RP (dalam hal ini P = Rupiah), maka
rumusnya menjadi:
𝑇𝐹𝐶
𝑄𝑃 = 𝐴𝐹𝐶 … … … . . 𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠 2
1−
𝑃
Keterangan:
Q = Jumlah barang yang diproduksi yang dijual
TFC = Jumlah biaya tetap
P = Harga jual barang perunit
AVC = Biaya variable perunit
PQ = Jumlah hasil penjualan barang dalam rupiah atau nilai uang
Asumsi BEP :
1. Harga jual produk relative tetap pada berbagai tingkat volume penjualan pada
periode tertentu.
2. Kapasitas maksimum produksi tetap.
3. Tingkat efisiensi konstan/tidak berubah
4. Biaya dikelompokkan kedalam fixed cost dan variable cost.
5. Fixed cost relatif konstan pada periode berjalan.
3. Metode Linier Programming
4. Kapasitas
a) Harga jual produk relative tetap pada berbagai tingkat volume penjualan pada
periode tertentu.
b) Kapasitas maksimum produksi tetap.
c) Tingkat efisiensi konstan/ tidak berubah
d) Biaya dikelompokkan kedalam fixed cost dan variable cost.
e) Fixed cost relatif konstan pada periode berjalan.
# Rumus Utilisasi dan Efisiensi
Output Aktual
Utilisasi = kapasitas desain x 100%
Output Aktual
Efisiensi = kapasitas efektif x 100%
Sebuah usaha roti, memproduksi roti untuk sarapan dan ingin memahami kapasitasnya.
Minggu lalu fasilitas ini memproduksi 148.000 roti. Kapasitas efektif adalah 175.000
roti. Lini produksi beroperasi 7 hari seminggu dengan tiga shift kerja masing-masing 8
jam per hari. Lini tersebut dirancang untuk memproduksi roti kacang dan selai dengan
tingkat output 1.200 roti per jam.. Hitung kapasitas desain, utilisasi dan efisiensinya!
Kapasitas desain → (7 hari × 3 shif × 8 jam) × (1.200 roti/jam) = 201.600 roti
148.000
𝑈𝑡𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 = 210.600 × 100% = 73.4%
148.000
𝑈𝑡𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 = 175.000 × 100% = 84.6%
NPM : 1961201002724
Dosen Mahasiswa