Anda di halaman 1dari 9

RMK STUDI KELAYAKAN BISNIS

“BAB 7: ASPEK TEKNIK PROYEKSI BISNIS”

Dosen Pengampu: Dr. Fauzi R. Rahim, S.E., M. Si.

Kelompok A2

Septian Naufal Habib (A021201051)

Redita Salsabila Aldama (A021201080)

Putri Nur Syahriah (A021201082)

Janet Dominic Salipadang (A021201086)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2023
TUJUAN
Pada akhir pembahasan dalam bab ini pembaca diharapkan dapat mengetahui dan
memahami beberapa pertanyaan utama aspek teknis dari suatu proyek bisnis. Berdasarkan
pemahaman tersebut, diharapkan dapat dikenali variabel-variabel yang berpengaruh dalam
melakukan analisa kualitatif untuk memberikan jawaban.

PENGANTAR
Bilamana berdasarkan evaluasi aspek pasar, suatu proyek bisnis memiliki kesempatan
pemasaran yang memadai untuk suatu jangkauan waktu yang relatif panjang, maka tahapan
berikutnya yang perlu dilakukan adalah analisa aspek teknis dari proyek bisnis yang
bersangkutan.
Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan
proyek bisnis secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek bisnis tersebut selesai
dibangun. Berdasarkan analisa ini pula dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya
investasi termasuk biaya eksploitasinya.
Pelaksanaan dari evaluasi aspek ini seringkali tidak dapat memberikan suatu
keputusan yang baku, atau dengan kata lain masih tersedia berbagai alternatif jawaban.
Karenanya sangat perlu diperhatikan suatu atau beberapa pengalaman pada proyek bisnis lain
yang serupa di lokasi lain yang menggunakan teknik dan teknologi serupa. Keberhasilan
penggunaan teknologi sejenis di tempat lain ini sangat membantu dalam pengambilan
keputusan akhir, setidaknya memperhatikan pengalaman di tempat lain ini tidak dapat begitu
saja ditinggalkan.
Beberapa pertanyaan utama yang perlu mendapatkan jawaban dari aspek teknis ini
adalah:
a. Lokasi proyek bisnis, yakni di mana suatu proyek bisnis akan didirikan baik untuk
pertimbangan lokasi dan lahan pabrik maupun lokasi bukan pabrik.
b. Seberapa besar skala operasi/luas produksi ditetapkan untuk mencapai suatu tingkatan
skala ekonomis.
c. Kriteria pemilihan mesin dan equipment utama serta alat pembantu mesin dan
equipment.
d. Bagaimana proses produksi dilakukan dan layout pabrik yang dipilih, termasuk juga
layout bangunan dan fasilitas lain.
e. Apakah jenis teknologi yang diusulkan cukup tepat, termasuk di dalamnya
pertimbangan variabel sosial.
LOKASI PROYEK BISNIS
Lokasi proyek bisnis untuk perusahaan industri mencakup dua pengertian yakni lokasi
dan lahan pabrik serta lokasi untuk bukan pabrik. Pengertian kedua menunjuk pada lokasi
untuk kegiatan yang secara langsung tidak berkaitan dengan proses produksi, yakni meliputi
lokasi bangunan administrasi perkantoran dan pemasaran.
Dalam suatu proyek bisnis dimungkinkan kedua lokasi tersebut berbeda atau
berjauhan tempat. Pada pembahasan ini, lokasi pabrik mendapatkan penekanan, sedangkan
lokasi untuk bukan pabrik tidak dibahas secara eksplisit karena setidaknya variabel-variabel
yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi pabrik secara implisit dapat juga
dipergunakan sebagai pertimbangan untuk lokasi bangunan bukan pabrik.
Demikian pula jika proyek bisnis yang didirikan berupa usaha perdagangan, maka
variabel-variabel yang diperhatikan dalam pemilihan lokasi pabrik dapat juga digunakan
dengan sedikit perubahan.
Beberapa variabel yang perlu diperhatikan untuk pemilihan lokasi proyek bisnis
dibedakan dalam dua golongan besar, yakni variabel utama dan variabel bukan utama.
Penggolongan ke dalam kedua kelompok tersebut tidak mengandung kekakuan, artinya
dimungkinkan untuk berubah golongan sesuai dengan ciri utama output dan proyek bisnis
yang bersangkutan. Variabel-variabel utama tersebut antara lain:
a. Ketersediaan Bahan Mentah
Bila suatu perusahaan membutuhkan bahan mentah yang besar dan karenanya bahan
mentah merupakan komponen yang amat penting dari keseluruhan proses operasi
perusahaan, maka variabel ini merupakan variabel dominan/signifikan dalam penentuan
lokasi pabrik. Beberapa jenis industri semacam ini antara lain, industri baja, semen,
alumunium, gula, dan rotan. Sehubungan dengan bahan mentah ini, beberapa hal yang perlu
untuk didapat informasinya adalah:
 Jumlah kebutuhan bahan mentah satu periode (tahun) dan selama usia investasi.
 Kelayakan harga bahan mentah, baik sekarang maupun masa datang.
 Kapasitas, kualitas, dan kontinuitas sumber bahan mentah. Biaya-biaya pendahuluan
yang diperlukan sebelum bahan mentah siap diproses, misalnya biaya
pengangkutan, dan lain-lain.

b. Letak Pasar yang Dituju


Seringkali terjadi perbedaan antara faktor ketersediaan bahan mentah dan letak pasar
yang dituju, artinya suatu pabrik kadang perlu untuk dekat dengan sumber bahan mentah
tetapi karena itu harus berjauhan dengan pasar yang dituju. Pada industri barang konsumtif
memiliki kecenderungan untuk lebih memperhatikan variabel ini. Demikian juga dengan
perusahaan yang tidak berskala besar. Beberapa informasi yang diperlukan yaitu daya beli
konsumen, pesaing, dan beberapa data lain yang cukup dalam uraian tentang analisa aspek
pasar.

c. Tenaga Listrik dan Air

Untuk jenis industri hulu, misalnya industri baja, aluminium, semen, sangat
memerlukan pembangkit tenaga khususnya listrik. Juga misalnya untuk perusahaan kertas,
memerlukan jumlah air yang sangat besar.

d. Supply Tenaga Kerja

Tersedianya tenaga kerja, baik untuk tenaga kerja terdidik maupun terlatih akan
berpengaruh terhadap biaya produksi yang ditanggung perusahaan. Misalnya pendirian
perusahaan rokok, perusahaan pengolahan tembakau. Selain mempertimbangkan bahan
mentah, mempertimbangkan jumlah, kualitas, dan biaya tenaga kerja merupakan perhatian
pertama.

e. Fasilitas Transportasi

Fasilitas transportasi berkaitan erat dengan pertimbangan bahan mentah dan


pertimbangan pasar. Jika lokasi mendekati sumber bahan mentah, maka fasilitas transportasi
terutama diperhitungkan dalam kaitannya dengan ongkos transportasi menuju pasar dengan
berarti tidak diperhitungkan biaya transportasi dari sumber bahan mentah ke lokasi pabrik,
demikian pula sebaliknya.

Disamping kelima variabel utama (primer) di atas, terdapat beberapa variabel bukan
utama (sekunder) yang perlu mendapat perhatian dalam pemilihan lokasi proyek bisnis di
antaranya adalah:

a. Hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia, maupun di tingkat lokal pada rencana
lokasi. Hal ini dipertimbangkan karena mungkin terdapat peraturan yang melarang
pendirian usaha baru pada lpkasi tertentu atau justru mungkin akan mendapatkan fasilitas
dan keringanan lain.
b. Iklim, keadaan tanah.
c. Sikap dari masyarakat setempat (adat istiadat).
d. Rencana masa depan perusahaan, dalam kaitannya dengan perluasan.

Setelah keseluruhan variabel primer dan sekunder diketahui, maka barulah dapat
dilakukan pengambilan keputusan pada lokasi mana proyek bisnis hendak didirikan.

LUAS PRODUKSI

Luas produksi adalah jumlah produk yang seharusnya diprodusir untuk mencapai
keuntungan yang optimal. Dalam hal ini, mengkombinasikan faktor eksternal dan internal
perusahaan. Faktor eksternal yaitu market share yang mungkin diraih, dan faktor internal
yaitu usaha-usaha pemasaran yang akan dilakukan serta variabel-variabel teknik yang
berkaitan langsung dengan proses produksi.

Pada perusahaan yang menghasilkan berbagai macam produk dan berproduksi untuk
pasar, penentuan luas produksi sangat penting. Sedangkan untuk perusahaan yang jenis
produknya telah terbakukan karena mesin dan peralatan yang dimiliki, serta berproduksi
berdasarkan pesanan, penentuan luas produksi kurang begitu penting. Sehingga, luas
produksi juga berarti penentuan kombinasi dari berbagai macam produk yang dihasilkan
untuk mencapai keuntungan yang optimal, jika perusahaan menghasilkan lebih dari satu
macam produk.

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam penentuan luas produksi yaitu sebagai
berikut.

a. Batasan permintaan, yang telah diketahui terlebih dahulu dalam perhitungan market
share (pangsa pasar).
b. Tersedianya kapasitas mesin-mesin yang dalam hal ini dibatasi oleh kapasitas teknis
atau kapasitas ekonomis.
c. Jumlah dan kemampuan tenaga kerja pengelola proses produksi.
d. Kemampuan finansial dan manajemen.
e. Kemungkinan adanya perubahan teknologi produksi di masa yang akan datang.

Dalam kenyataannya, di samping digunakan beberapa alat analisa kuantitatif


pembantu untuk pengambilan keputusan, nampaknya peranan batasan faktor market share
dan kapasitas mesin yang banyak diperhatikan. Bahkan seringkali terjadi diperlukan masa
produksi percobaan sebelum produksi komersial, berdasarkan kapasitas/luas produksi
minimal yang ditentukan oleh manajamen.

LAYOUT

Layout merupakan keseluruhan proses penentuan "bentuk dan penempatan fasilitas-


fasilitas yang dimiliki suatu perusahaan. Dengan demikian pengertian layout mencakup
layout site (layout lahan lokasi proyek bisnis), layout pabrik, layout bangunan bukan pabrik
dan fasilitas-fasilitasnya.

Pada bagian ini layout pabrik yang mendapat porsi pembahasan yang lebih sedangkan
layout yang lain hanya sepintas.

Dikenal dua tipe utama dari layout pabrik, yaitu layout fungsional (layout process)
dan layout produk (layout garis).

Dalam layout fungsional mesin-mesin dan peralatan yang mempunyai fungsi yang
sama dikelompokkan dan ditempatkan dalam suatu ruang/tempat tertentu. Layout ini
digunakan oleh perusahaan yang berproduksi secara pesanan atau lazim disebut perusahaan
dengan proses produksi intermitten.

Pada layout garis, mesin dan peralatan disusun berdasarkan urutan dari operasi proses
pembuatan produk. Dengan demikian dalam layout ini tidak terdapat arus balik jika suatu
aliran pembuatan barang telah sampai pada tahapan tertentu. Layout ini sering digunakan
untuk perusahaan yang berproduksi untuk pasar (produks! massa).

Dari dua kemungkinan model layout tersebut menunjukkan bahwa layout pabrik
menyesuaikan pada sifat proses produksi yang direncanakan untuk proyek bisnis tersebut.

Kriteria yang dapat digunakan untuk evaluasi layout pabrik antara lain:

 Adanya konsistensi dengan teknologi produksi.


 Adanya arus produk dalam proses yang lancar dari proses satu ke proses yang
lain.
 Penggunaan ruangan yang optimal.
 Terdapat kemungkinan untuk dengan mudah melakukan penyesuaian maupun
untuk ekspansi
 Meminimisasi biaya produksi dan memberikan jaminan yang cukup untuk
keselamatan tenaga kerja.

Sedangkan pertimbangan umum lain yang dapat digunakan khususnya untuk layout
site adalah:

 Diusahakan layout mempunyal arus yang searah atau setidaknya mengurang


arus penyilangan.
 Departemen pembantu, workshop hendaknya disituasikan secara fungsional
terhadap bangunan pabrik utama.

PEMILIHAN JENIS TEKNOLOGI DAN EQUIPMENT

Biasanya suatu produk tertentu dapat diproses dengan lebih dari satu cara; misalnya
semen dapat diproses secara basah dan proses kering, karenanya teknologi yang dipilih perlu
ditentukan secara spesifik.

Patokan umum yang dapat digunakan dalam pemilihan jenis teknologi adalah
seberapa jauh derajat mekanisasi yang diinginkan dan manfaat ekonomi yang diharapkan, di
samping kriteria yang lain yakni:

 Ketepatan jenis teknologi yang dipilih dengan bahan mentah yang digunakan.
 Keberhasilan penggunaan jenis teknologi tersebut di tempat lain yang memiliki ciri-
ciri yang mendekati dengan lokasi proyek bisnis.
 Kemampuan pengetahuan penduduk (tenaga kerja) setempat dan kemungkinan
pengembangannya; juga kemungkinan penggunaan tenaga kerja asing.
 Pertimbangan kemungkinan adanya teknologi lanjutan sebagai salinan teknologi yang
akan dipilih sebagai akibat keusangan.

Di samping kriteria tersebut, dewasa ini seringkali digunakan istilah teknologi tepat, yang
dalam hal ini dapat digunakan kriteria tentang penggunaan potensi ekonomi lokal dan
kesesuaian dengan kondisi sosial budaya setempat, yang secara detail berupa antara lain
penggunaan bahan mentah lokal, tenaga lokal, apakah produk yang dihasilkan untuk
memenuhi kebutuhan dasar, apakah teknologi tersebut mampu menjaga keseimbangan
ekologi dan keharmonisan dengan kondisi sosial budaya setempat dan lain-lain.
Di samping pemilihan jenis teknologi yang nantinya berwujud pada proses mekanisasi
yang digunakan, juga perlu diperhatikan pemilihan equipment yang tepat. Pemilihan
equipment ini dipengaruhi oleh proses produksi yang dipilih, derajat mekanisasi dan luas
produksi yang ditetapkan.

Dalam hal ini terdapat dua langkah yang perlu diperhatikan, yakni pemilihan tipe
equipment dan pemilihan tipe equipment yang dipilih di antara tawaran yang tersedia. Juga
perlu diperhatikan tipe equipment untuk instalasi dan operasi, serta equipment pembantu,
karena kadang-kadang pada pemilihan ini terjadi keteledoran.

Dari keseluruhan aspek teknis yang telah dibahas, masih terdapat beberapa hal lain yang
perlu mendapat perhatian diantaranya adalah skedul kerja. Juga perlu disadari bahwa dalam
pengambilan keputusan pada aspek teknis ini perencana proyek bisnis perlu melibatkan ahli
dari spesifikasi proyek bisnis dan teknik yang bersangkutan, karenanya dalam tulisan ini
pembahasan lebih banyak bersifat kualitatif semata.

RINGKASAN

Analisa dan evaluasi aspek teknik dilakukan setelah evaluasi aspek pasar
menunjukkan adanya kesempatan pemasaran yang memadai untuk jangka waktu yang relatif
panjang.

Beberapa pertanyaan utama yang diajukan dalam aspek ini adalah tentang penentuan
lokasi dan lahan proyek bisnis, luas produksi, layout dan pemilihan jenis teknologi dan
equipment yang diperlukan. Pada tahapan berikutnya diikuti dengan pembahasan secara
kualitatif variabel-variabel yang perlu diperhatikan untuk masing-masing pertanyaan utama
yang diajukan.

Pembahasan ini diakhiri dengan perlunya melibatkan perencana ahli dalam bidangnya
untuk melakukan analisa aspek teknis.

Anda mungkin juga menyukai