Anda di halaman 1dari 11

ASPEK TEHNIK

DAN
OPERASI

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : STUDY KELAYAKAN BISNIS


ISLAM
Dosen Pengampu : WITRI OCTASARI ARITONANG,
M.E
Kelas : Ekonomi Syariah

DISUSUN OLEH :

DENA SUMARTA

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL QUR’AN
AL-ITTIFAQIYAH
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat-Nya kepada penulis sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
Makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
Makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada bapak dosen pengasuh


mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis atas kepercayaan dan kesempatan dalam
menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu tugas mata kuliah ini.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan Makalah ini.

Indralaya, 7 Juli 2021

Dena Sumarta
PEMBAHASAN
ASPEK TEKNIS/OPERASI

A.    Pengertian Aspek Teknis/Operasi.

Aspek teknis atau operasi juga dikenal sebagai aspek produksi. Jadi,
aspek operasi adalah untuk menilai kesiagaan perusahaan dalam menjalankan
usahanya. Penilaian terhadap aspek ini sangat penting karena menyangkut
hal-hal seperti masalah penentuan lokasi, luas produksi, tata letak ( layout ),
penyusunan peralatan pabrik dan proses produksinya termasuk pemilihan
teknologi. Kelengkapan kajian aspek operasi sangat tergantung dari jenis
usaha yang akan dijalankan, karena setiap jenis usaha memiliki prioritas
tersendiri

B.     Tujuan Aspek Teknis/Operasi

Secara umum ada beberapa hal yang hendak dicapai dalam penilaian
aspek teknis/operasi yaitu :
1. Agar perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat, baik untuk lokasi
pabrik, gudang, cabang,  maupun kantor pusat.
2. Agar perusahaan dapat menentukan loyout yang sesuai dengan proses
produksi yang dipilih, sehingga dapat memberikan efisensi.
3. Agar perusahaan bisa menentukan teknologi yang paling tepat dalam
menjalankan produksinya.
4. Agar perusahaan bisa menentukan metode persediaan yang paling baik
untuk dijalankan sesuai dengan bidang usahanya.
5. Agar dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan sekarang
dan dimasa yang akan datang.
C.    Penentuan Lokasi Usaha.
Secara umum pertimbangan dalam menentukan letak suatu lokasi
adalah sebagai berikut :
1. Jenis usaha yang dijalankan
2. Apa dekat dengan pasar atau konsumen
3. Apa dekat dengan bahan baku
4. Apa tersedia tenaga kerja
5. Tersedia sarana dan prasarana ( transportasi, listrik dan air )
6. Apa dekat dengan pusat pemerintahan
7. Apa dekat lembaga keuangan
8. Apa berada di kawasan industri
9. Kemudahan untuk melakukan ekspansi/perluasan
10. Kondisi adat istiadat/budaya/sikap masyarakat setempat
11. Hukum yang berlaku di wilayah setempat.

Penentuan lokasi sangat penting karena apabila perusahaan salah dalam


menentukan lokasi yang dipilih akan mengakibatkan terjadinya peningkatan
biaya yang harus dikeluarkan. Harga produk yang akan dipasarkan nantinya
juga sangat tergantung pada lokasi pabrik yang dipilih, karena harga pasar
akan terpengaruh dengan jarak lokasi pabrik dengan pasar. Selanjutnya akan
sangat terkait dengan kemampuan bersaing barang yang diproduksi yang
nantinya akan berpengaruh terhadap laba perusahaan.
Penentuan lokasi yang tepat akan memberikan keuntungan bagi
perusahaan, baik dari sisi finansial maupun non financial, misalnya: dapat
memberikan pelayanan kepada konsumen dengan lebih memuaskan,
kemudahan untuk memperoleh tenaga kerja yang diinginkan baik secara
kuantitas maupun kualifikasinya, memudahkan dalam memperoleh bahan
baku atau bahan lainnya dalam jumlah yang diinginkan dalam jangka waktu
yang sudah diperhitungan, kemudahan dalam memperluas lokasi usaha,
karena sejak awal sudah dipertimbangkan kebutuhan lahan yang dibutuhkan,
mempunyai proyek nilai ekonomis yang tinggi di masa yang akan datang,
meminimalisasi konflik terutama dengan masyarakat setempat, serta adanya
dukungan pemerintah terhadap usaha yang akan dijalankan.
Untuk memilih lokasi tergantung dari jenis usaha yang dijalankan.
Untuk mempertimbangkan lokasi yang dipilih harus disesuaikan dengan
keperluan usaha, misalnya untuk lokasi pabrik, lokasi kantor pusat, lokasi
kantor pemasaran, lokasi gudang, dan lainnya. Sebenarnya terdapat beberapa
pertimbangan yang harus diketahui dalam penentuan lokasi, namun pada
garis besarnya terdapat 2 pendekatan sebagai berikut:
1.      Pendekatan berdasarkan kedekatan dengan bahan baku (raw material
approximity approach).
Pendekatan penentuan lokasi ini didasarkan kepada bahwa sebaiknya
lokasi perusahaan ditentukan di daerah bahan baku. Dengan demikian
biaya angkut bahan baku dari sumbernya ke pabrik seefisien mungkin.
Jadi, pertimbangannya adalah biaya angkut bahan baku yang semurah
mungkin. Beberapa contoh pendekatan ini adalah sebagai berikut:
a.       Perusahaan semen sebaiknya ditempatkan di daerah gunung
kapur/bahan semen. Itulah sebabnya mengapa pabrik semen
didirikan di daerah Gresik dan Tuban karena daerah tersebut
merupakan daerah gunung kapur.
b.      Perusahaan pengolahan minyak harus terletak di kawasan yang
terdapat tambang minyak, misalnya daerah Cepu, Jawa Tengah.
c.       Perusahaan air minum kemasan sebaiknya ditempatkan pada daerah
yang banyak terdapat sumber air yang memadahi, misalnya di
daerah Tretes Pandaan Pasuruan.
2.      Pendekatan berdasarkan kedekatan dengan daerah pemasaran (Market
Approximity Approach).
Berdasarkan pendekatan ini, maka perusahaan harus ditempatkan di
daerah pemasaran. Pertimbangannya adalah efesiensi pengangkutan
hasil produksi dari pabrik ke daerah pemasaran.
Beberapa contoh pendekatan ini di antaranya adalah:
a. Perusahaan atau pabrik televisi/radio/video dan
kaset recorder  hendaknya ditempatkan di daerah pemasaran.
Misalnya, beberapa perusahaan perakitan TV, radio, komputer
umumnya berada di kota-kota besar bukan di daerah pedalaman.
b. Perusahaan obat-obatan banyak terletak di daerah perkotaan.
c. Perusahaan konveksi banyak di daerah pemasaran lainnya.
Meskipun secara umum penentuan lokasi bisnis berdasarkan kedua
pendekatan tersebut, namun terdapat beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan dalam memilih lokasi yang nantinya akan dianalisis
untuk mencapai keputusan akhir di mana lokasi akan dipilih. Faktor-
faktor tersebut antara lain:1
1.      Faktor primer
Pertimbangan utama faktor primer dalam menentukan lokasi pabrik
antara lain:
a. Kedekatan dengan pasar sasaran atau konsumen potensial di
mana tempat produk akan dijual.
b. Kedekatan dengan sumber (ketersediaan) bahan baku utama.
c. Ketersediaan tenaga kerja, baik dari sisi kuantitas maupun
kualifikasi yang dibutuhkan.
d. Ketesediaan sarana dan prasarana transportasi yang memadahi
yang dapat memperlancar pengadaan bahan baku dan
memasarkan hasil produksi, misalnya jalan raya, jembatan,
pelabuhan laut, bandar udara, kereta api dan lainnya.
e. Ketersediaan sarana listrik, sumber air, telekomunikasi untuk
memperlancar kegiatan produksi agar tidak terganggu.
f. Sikap masyarakat setempat yang dapat mempengaruhi aktivitas
usaha baik positif maupun negatif.

1
https://www.muttaqin.id/2015/12/aspek-teknis-atau-operasi-studi (diakses 5 Juli 2021)
2.      Faktor sekunder
Beberapa faktor sekunder yang harus dipertimbangkan dalam
menentukan lokasi pabrik adalah:
a. Kondisi iklim, kelembapan, curah hujan dan tanah, misalnya
untuk jenis usaha di bidang agrobisnis harus dapat memilih
iklim yang sejuk dan kondisi tanah yang subur.
b. Strategi kebijakan pemerintah terutama pemerintah daerah
setempat yang dapat mendukung atau menghambat usaha yang
akan dijalankan serta kebijakan arah pembangunan yang akan
dijalankan. Misalnya, masalah peraturan perpajakan, peraturan
ketenagakerjaan, peraturan ijin usaha, insentif, dan lainnya.
c. Kemungkinan perluasan pengembangan perusahaan dan rencana
masa depan perusahaan.
d. Sikap masyarakat setempat yang dapat mempengaruhi aktivitas
usaha baik positif maupun negatif, misalnya adat istiadat,
budaya, agama, keamanan, dan lainnya.
e. Biaya untuk investasi dan eksplorasi misalnya pengadaan tanah
dan pembangunan gedung.

D.    Metode Penilaian Lokasi


metode yang dapat digunakan dalam menilai sesuatu lokasi
  1.      Metode penilaian hasil value
  2.      Metode perbandingan biaya ( cost comparison method )
  3.      Metode analisis ekonomi ( economic analysis method )
Faktor – faktor yang menjadi pertimbangan dalam metode penilaian hasil
value
1.      Pasar
2.      Bahan baku
3.      Trasportasi
4. Tenaga Kerja
5. Pertimbangan Lainnya
E.     Tata Letak ( Loyout )
Loyout merupakan suatu proses dalam penentuan bentuk dan penempatan
fasilitas yang dapat menentukan efisiensi produksi/operasi. Loyout dirancang
berkenaan dengan produk, proses, sumber daya manusia, dan lokasi sehingga
dapat tercapai efisiensi/operasi. Dengan adanya loyout akan di peroleh
berbagai keuntungan
Pada umumnya loyout di dasarkan pada situasi sebagai berikut :
  1.      Posisi tetap ( fixed Position )
Fix position layout biasa dikatakan juga sebagai tata letak dengan posisi
tetap. Tata letak merupakan suatu keputusan penting yang menentukan
efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Tata letak mempunyai
banyak dampak setrategis karena tata letak termasuk yang menentukan
daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas, biaya,
kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan, dan citra perusahaan. Tata
letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai sebuah setrategi
menunjang diferensiasi, biaya rendah, ataupun respon cepat.

  2.      Orientasi Proses ( Proses Oriented )


Orientasi pada proses atau hasil? tergantung siapa yang melakukannya
dan siapa yang meminta. Ada beberapa orang yang berorientasi pada
hasil, namun ada juga orang yang menganggap proses itu lebih penting
daripada sekedar hasil. Pada pekerjaan, mungkin lebih banyak orang
yang berorientasi kepada hasil. Yang penting selesai dan sesuai
permintaan. Ini bisa jadi disebabkan karena pekerjaan orang itu ditarget.
Ya, hasilnya harus sesuai dengan target yang diberikan. Apalagi sang
pemberi tugas tersebut tidak mendefinisikan dengan pasti spesifikasi
proses kerjanya.

  3.      Tata letak kantor ( Office loyout )


Perbedaan antara tata letak kantor dengan tata letak pabrik adalah pada
penekanan atas pentingnya informasi. Jika tata letak kantor yang
mengalir adalah informasi maka tata letak pabrik yang mengalir adalah
tata letak bahan-bahan. Dalam tata letak kantor terjadi pengelompokkan
pekerja serta peralatan dan ruangan/kantor yang menyediakan
kenyamanan, keamanan dan pergerakkan/perpindahan informasi.

  4.      Tata letak gudang ( warehouse layout )


Tujuan dari tata letak gudang adalah memaksimalkan pemanfaatan
seluruh luas gudang yaitu menfaatkan pada volume penuh tetapi biaya
material handlingnya rendah.

  5.      Tata letak produk ( Product Loyout )


Tata letak produk digunakan untuk produk atau lini produk yang sama
dengan volume tinggi dan variasi produk rendah. Produksi repetitive
dan produksi kontinyu menggunakan tata letak ini.

F.    Pemilihan Teknologi


Yang perlu di perhatikan dalam pemilihan teknologi adalah :
1.      Ketepatan teknologi dengan bahan bakunya
2.      Keberhasilan teknologi di tempat lain
3.      Pertimbanagan teknologi lanjutan
4.      Besarnaya biaya investasi dan biaya pemeliharaan
5.      Kemampuan tenaga kerja dan kemungkinan perkembangannya
6.      Pertimbagan pemerintah dalam hal tenaga kerja
7.      Dan pertimbangan lainnya.

G.    Economic Order Quantity ( EOQ )


Model EOQ bisaa digunakan untuk menentukan kuantitas pesanan persediaan
yang meminimumkan biaya langsung penyimpanan persediaan dan biaya
kebalikannya ( inverse cost) pemesanan persediaan.

Secara umum klasifikasi biaya yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
a.       Biaya angkut/penyimpanan atau Carrying ( CC )
b.      Biaya pemesanan atau Ordering Cost ( OC )
c.       Biaya total atau total Cost ( TC )

H.       Safety Stock ( SS )


Safety stock adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk
melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (stock
out). Stock out dapat disebabkan oleh adanya penggunaan bahan baku yang
lebih besar dari perkiraan semula atau adanya keterlambatan bahan baku
yang dipesan. Dengan adanya safety stock akan mengurangi stockout cost
bagi perusahaann. Akan tetapi akan menimbulkan penambahan carrying cost
sebesar perkalian antara prosentase carrying cost terhadap harga atau nilai
safety stock2
Beberapa faktor penentu dalam menghitung besarnya safety stock, yaitu:
  1.      Penggunaan bahan baku rata – rata
  2.      Faktor waktu
  3.      Biaya yang digunakan

I.      Reorder Point ( ROP )


ROP merupakan waktu perusahaan akan memesan kembali atau batas waktu
pemesanan kembali dengan melihat minimal jumlah persediaan yang ada.
Pemesanan kembali dihitung dengan probabilitas atau kemungkinan
terjadinya kekurangan stock dan di hitung selama tangga waktu.

2
https://daeyynala.blogspot.com/2015/11/aspek-tekni
DAFTAR PUSTAKA

https://www.muttaqin.id/2015/12/aspek-teknis-atau-operasi-studi (diakses 5 Juli


2021)
https://daeyynala.blogspot.com/2015/11/aspek-tekni, diakses pada 6 juli 2021

Anda mungkin juga menyukai