Anda di halaman 1dari 9

Modul ANALISA KELAYAKAN PABRIK 2017

PERTEMUAN 5
ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Jika analisis pasar dan pemasaran menunjukkan sebuah ide bisnis/usaha layak
untuk dijalankan, maka langkah berikutnya adalah menjawab pertanyaan, apakah
bisnis/usaha tersebut secara teknis dapat dijalankan atau tidak. Meskipun secara aspek
pasar dan pemasaran suatu rencana bisnis layak dijalankan, namun b i l a secara teknis
tidak dapat dijalankan dengan baik, maka investasi sebaiknya ditunda lebih dahulu. Hal ini
disebabkan k a r e n a bisnis seringkali mengalami kegagalan karena tidak mampu
menghadapi masalah masalah teknis.
Pada bab kelima ini, akan membahas mengenai beberapa hal mengenai aspek teknis
dan teknologi. Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Memahami penentuan lokasi bisnis/pabrik
2. Memahami penentuan luas produksi
3. Memahami tentang mesin peralatan dan teknologi yang tepat
4. Memahami penentuan lay out bisnis/pabrik
5. Memahami Sumber Data Aspek Teknis dan Teknologi dalam Studi Kelayakan
6. Memahami Hasil Studi Kelayakan dalam hal Aspek Teknis dan Teknologi

B. URAIAN MATERI
5.1. Penentuan Lokasi Bisnis
Lokasi bisnis adalah lokasi dimana bisnis akan dijalankan, baik lokasi untuk lahan
pabrik maupun lokasi untuk perkantoran (administrasi). Lokasi untuk lahan pabrik dapat
dipisahkan dengan lokasi perkantoran. Namun, d a l a m pembahasan ini lebih ditekankan
pada pembahasan lokasi untuk lahan pabrik karena pemilihan lokasi pabrik jauh lebih
kompleks dibandingkan dengan pemilihan lokasi untuk perkantoran (administrasi).
Lokasi bisnis mempunyai pengaruh yang besar terhadap biaya operasional dan
biaya investasi. Penentuan lokasi bisnis yang salah akan menimbulkan beban tak terbatas
bagi perusahaan. Penentuan lokasi bisnis ditentukan oleh beberapa variabel yang
dapat digolongkan menjadi variabel utama (primer) dan variabel pendukung (sekunder).
Bobot kepentingan untuk variabel utama maupun variabel pendukung berbeda-beda,
tergantung pada jenis bisnis yang dijalankan. Selain itu, kriteria penentuan variabel utama

Laily Maknin Zubaedah, S.T., M.BA. – Prodi Teknik Industri UNPAM Page
Modul ANALISA KELAYAKAN PABRIK 2017

dan variabel pendukung dalam penentuan lokasi bisnis juga dapat berbeda. Artinya satu
variabel dapat merupakan variabel utama dalam penentuan lokasi jenis bisnis “A”, tetapi
dapat hanya sebagai variabel pendukung pada penentuan lokasi jenis bisnis “B”,
atau sebaliknya.
Pada umumnya, variabel-variabel utama dalam pemilihan lokasi adalah sebagai
berikut:
1. Ketersediaan bahan mentah
Perusahaan sangat membutuhkan bahan mentah dalam jumlah besar sebagai
bahan utama. Oleh karena itu, ketersediaan bahan mentah merupakan variabel
utama yang harus diperhatikan untuk menentukan lokasi bisnis. Jika lokasi bisnis
jauh dari bahan mentah maka pengeluaran yang sangat besar akan diperlukan untuk
transportasi bahan mentah ke lokasi bisnis.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan lokasi berkaitan dengan
bahan mentah adalah:
a. Jumlah bahan mentah yang dibutuhkan dalam satu periode dan selama usia investasi
b. Harga bahan mentah, baik sekarang maupun proyeksi harga bahan mentah pada
masa yang akan datang
c. Kapasitas, kualitas, dan kontinuitas sumber bahan mentah yang ada dilokasi
tersebut
d. Biaya pendahuluan yang diperlukan sebelum bahan mentah proses, termasuk
biaya pengangkutan dan sebagainya
2. Letak pasar yang dituju
Biaya distribusi tidak hanya diperlukan untuk mengangkut bahan ke lokasi bisnis
(pabrik) tetapi juga diperlukan untuk mengangkut barang-barang jadi. Oleh karena
itu, dalam pemilihan lokasi bisnis biaya distribusi dan transportasi barang hasil
produksi dari pabrik ke konsumen perlu diperhatikan. Lokasi bisnis sebaiknya lebih
mendekat ke pasar jika biaya transportasi barang jadi ke konsumen lebih besar
dibandingkan biaya transportasi bahan mentah ke lokasi bisnis (pabrik)
3. Ketersediaan sumber energi, air, dan sarana komunikasi
Hampir setiap bisnis memerlukan sumber energi untuk menggerakan mesin
maupun peralatan lainnya. Selain itu, ketersediaan fasilitas air dan sarana komunikasi
juga sangat penting untuk menunjang proses produksi.
Untuk ketersediaan tenaga kerja, perusahaan harus mengananalisis ketersediaan supply
tenaga kerja, baik tenaga kerja terampil maupun tenaga kerja kasar, karena hal ini
Laily Maknin Zubaedah, S.T., M.BA. – Prodi Teknik Industri UNPAM Page
Modul ANALISA KELAYAKAN PABRIK 2017

sangat berpengaruh terhadap biaya produksi yang ditanggung perusahaan. Perusahaan


yang padat karya akan membutuhkan banyak tenaga kerja, misalnya industri rokok,
garmen, sepatu, dan sejenisnya. Pada umumnya, jenis industri tersebut akan
membangun pabrik didaerah dengan jumlah tenaga kerja yang banyakdan upah
yang murah. Sehubungan dengan ketersediaan tenaga kerja ini, beberapa hal
berikut perlu mendapat perhatian:
a. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, baik tenaga kerja terdidik maupun yang
tidak terdidik
b. Upah tenaga kerja, baik upah sekarang maupun proyeksi upah pada masa yang akan
datang
c. Karakteristik sikap dantingkat keterampilan tenaga kerja yang ada
d. Biaya pendahuluan yang diperlukan sebelum tenaga kerja dapat bekerja,
termasuk biaya rekrutmen dan biaya pelatihan
4. Ketersediaan fasilitas transportasi
Ketersediaan sarana transportasi tidak hanya penting untuk keperluan bahan mentah
ke pabrik dan pengangkutan bahan jadi dari pabrik kepasar, tetapi juga penting untuk
pengangkutan tenaga kerja dari tempat tinggal ke lokasi bisnis. Ketersediaan sarana
transportasi yang baik dapat mengatasi kelemahan daerah tersebut sebagai akibat
lemahnya faktor-faktor pemilihan lokasi yang lain.
Selain variabel-variabel utama dalam pemilihan lokasi bisnis yang sudah
disebutkan sebelumnya, variabel-variabel pendukung berikut juga perlu diperhatikan
dalam pemilihan lokasi, yaitu:
1. Hukum, peraturan, dan adat istiadat yang berlaku dimasyarakat setempat
2. Iklim, keadaan tanah, dan struktur topografis lain
3. Sikap masyarakat terhadap ide bisnis yang akan dijalankan
4. Rencana pengembangan perusahaan pada masa yang akan datang
5. Biaya pengerasan tanah

5.2. Penentuan Luas Produksi


Luas produksi merupakan jumlah atau volume hasil produksi yang
seharusnya diproduksi oleh perusahaan dalam satu periode tertentu. Luas produksi harus
direncanakan secara matang agar perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang optimal.
Jumlah produksi yang terlalu besar akan menyebabkan adanya penumpukan barang
jadi digudang sehingga menimbulkan pemborosan.
Laily Maknin Zubaedah, S.T., M.BA. – Prodi Teknik Industri UNPAM Page
Modul ANALISA KELAYAKAN PABRIK 2017

Sebaliknya, jumlah produksi yang terlalu kecil akan menyebabkan perusahaan


tidak mampu memenuhi permintaan pasar dan berakibat kehilangan kesempatan untuk
mendapatkan keuntungan.
Luas produksi berbeda dengan luas perusahaan. Hal ini karena mengukur luas
perusahaan tidak hanya dapat diukur dengan pendekatan luas produksi saja, tetapi juga
diukur dengan beberapa indikator berikut:
1. Bahan dasar yang digunakan
Indikator ini dapat digunakan jika bahan dasar tertentu mendominasi seluruh
proses produksi. Contoh : bahan dasar ketela pada pabrik tapioka, bahan dasar beras pada
pabrik tepung.
2. Barang yang dihasilkan
Indikator ini dapat digunakan jika barang yang dihasilkan menggunakan berbagai
bahan yang memiliki tingkat kepentingan yang relatif sama. Contoh : perusahaan tegel
yang menggunakan bahan semen dan pasir, perusahaan roti yang menggunakan
bahan dasar tepung beras, tepung terigu, dan telur.
3. Peralatan mesing-mesin yang digunakan
Indikator ini dapat digunakan jika alat produksi jangka panjang memegang peranan
utama dalam perusahaan tersebut. Contoh: kandang dalam peternakan ayam, tanah
dalam perusahaan pertanian.
4. Jumlah pegawai yang digunakan
Indikator ini dapat digunakan jika perusahaan menggunakan berbagai bahan dasar
dan proses produksinya merupakan kegiatan yang padat tenaga kerja. Contoh:
industri linting rokok, industry batik tulis, dan sejenisnya.

Perusahaan tidak selalu memaksimalkan luas produksi karena ada faktor-faktor


yang membatasi luas produksi perusahaan. Faktor-faktor yang membatasi luas produksi
perusahaan dan harus dipertimbangkan dalam menentukan luas produksi adalah:
1. Batasan permintaan pasar
2. Batasan kapasitas mesin
3. Batasan jumlah dan kemampuan tenaga kerja
4. Batasan kemampuan finansial dan manajemen
5. Batasan ketersediaan bahan dasar
6. Batasan ketersediaan faktor-faktor produksi yang lain.

Laily Maknin Zubaedah, S.T., M.BA. – Prodi Teknik Industri UNPAM Page
Modul ANALISA KELAYAKAN PABRIK 2017

5.3. Pemilihan Mesin Peralatan dan Teknologi


Pemilihan mesin, peralatan, dan teknologi merupakan hal yang penting. Hal ini
karena kesalahan dalam pemilihan mesin, peralatan dan teknologi yang digunakan akan
menimbulkan kerugian jangka panjang.
Berikut ini beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada pemilihan mesin dan
peralatan:
1. Kesesuaian dengan teknologi
Mesin dan peralatan harus sesuai dengan teknologi yang berlaku sekarang. Jika
teknologi yang digunakan tidak sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada maka
prosesnya akan ketinggalan sehingga akan kalah dengan para pesaing lainnya.
2. Harga perolehan
Harga perolehan mesin, peralatan, dan teknologi harus sesuai dengan besarnya
biaya investasi yang dianggarkan agar tidak membebani keuangan perusahaan dalam
jangka panjang.
3. Kemampuan
Kemampuan mesin peralatan yang akan digunakan harus sesuai dengan luas produksi
yang direncanakan. Hal ini untuk menghindari idle capacity yang akan menimbulkan
pemborosan atau over capacity sehingga mengakibatkan kerusakan.
4. Tersedianya pemasok
Ketersediaan pemasok harus dipertimbangkan sehingga pada saat kegiatan
pembangunan dimulai tidak ada kendala dalam hal pengadaan.
5. Tersedianya suku cadang
Ketersediaan suku cadang harus dianalisis secara cermat agar proses
pemeliharaan dan perbaikan karena suatu kerusakan pada mesin dan peralatan dapat
dilakukan dengan mudah.
6. Kualitas
Kualitas mesin menentukan keawetan dan kualitas produk yang akan
dihasilkan. Oleh karena itu, kualitas mesin dan peralatan perlu dipertimbangkan,
disesuaikan dengan kemampuan keuangan yang ada.
7. Umur ekonomis
Taksiran umur ekonomis harus sesuai dengan keberadaan bisnis yang akan
dijalankan, jangan sampai umur ekonomi mesin terlalu pendek sehingga “habis”
sebelum bisnis mencapai tingkat pengembalian investasi.

Laily Maknin Zubaedah, S.T., M.BA. – Prodi Teknik Industri UNPAM Page
Modul ANALISA KELAYAKAN PABRIK 2017

Teknologi yang paling maju belum tentu sesuai dengan kondisi perusahaan. Oleh
karena itu pemilihan teknologi harus mempertimbangkan manfaat ekonomi yang
diharapkan. Selain manfaat ekonomi, ada beberapa hal berikut juga harus
dipertimbangkan dalam pemilihan teknologi, yaitu sebagai berikut:
1. Kemampuan tenaga kerja dalam menggunakan teknologi
2. Kesesuaian teknologi dengan bahan baku yang digunakan
3. Kemungkinan untuk mengembangkan teknologi dimasa yang akan dating
4. Keberhasilan pemakaian teknologi ditempat lain.

5.4. Penentuan Layout Pabrik dan Bangunan


Layout pabrik merupakan keseluruhan bentuk dan penempatan fasilitas-fasilitas
yang diperlukan dalam proses produksi. Penentuan layout pabrik pada umumnya
dilakukan ketika lokasi bisnis (pabrik) ditentukan dengan berbagai pertimbangan.
Layout yang baik memiliki berbagai kriteria, yaitu:
1. meminimalkan jarak angkut antarbagian,
2. aliran material yang baik,
3. efektif dalam penggunaan ruang,
4. luwes atau indah,
5. memberikan keselamatan atas barang-barang yang diangkut,
6. memungkinkan adanya perluasan bisnis,
7. meminimalkan biaya produksi,
8. memberikan jaminan yang cukup bagi keselamatan tenaga kerja.

Secara umum terdapat tiga macam tipe layout, yaitu:


1. Layout proses atau fungsional
Pada layout proses mesin-mesin dan peralatan yang memiliki fungsi yang sama
dikelompokan dan ditempatkan dalam satu tempat atau ruang tertentu. Layout
ini cocok bagi perusahaan yang berproduksi untuk pesanan dimana banyak pesanan
yang berbeda, baik dalam bentuk, kualitas, maupun jumlahnya.
2. Layout produk atau garis
Pada layout produk mesin-mesin an peralatan disusun berdasarkan urutan operasi yang
diperlukan untuk produk yang akan dibuat, layout ini cocok digunakan bagi perusahaan
yang berproduksi secara terus-menerus dalam jumlah yang besar.

Laily Maknin Zubaedah, S.T., M.BA. – Prodi Teknik Industri UNPAM Page
Modul ANALISA KELAYAKAN PABRIK 2017

3. Layout kelompok
Pada layout kelompok mesin-mesin dan peralatan yang memuat serangkaian
komponen yang sama ikelompokan pada suatu tempat. Layout ini merupakan kombinasi
antara layout produk dan layout proses. Lay out merupakan keseluruhan bentuk dan
penempatan fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam proses produksi/ operasi.
Lay Out pabrik atau gudang atau kantor harus mempertimbangkan:
a. Efisiensi biaya
b. Efektivitas ruangan
c. Keselamatan kerja
d. Keindahan
e. Kenyamanan

Bagi Industri manufaktur :


a. Lay out Pabrik
b. Lay out kantor
c. Lay out gudang

Bagi Industri Jasa :


Desain dan Lay out fasilitas jasa:
a. Pertimbangan spasial
b. Perencanaan ruangan
c. Perlengkapan/perabotan
d. Tata cahaya
e. Warna
f. Pesan-pesan

5.4. Sumber Data


Sumber data untuk melakukan analisis pada aspek teknis dan teknologi dalam
studi kelayakan bisnis berasal dari primer maupun data sekunder.
1. Data Primer
Data primer yang dibutuhkan untuk analisis teknis dan teknologi pada studi
kelayakan bisnis adalah data tentang:
a. Lokasi bisnis, yaitu data tentang factor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam
pemilihan lokasi bisnis, yaitu lingkungan masyarakat, sumber daya alam, sumber
Laily Maknin Zubaedah, S.T., M.BA. – Prodi Teknik Industri UNPAM Page
Modul ANALISA KELAYAKAN PABRIK 2017

daya manusia, pasar, pengangkutan, pembangkit tenaga, dan lahan untuk perluasan
bisnis yang akan datang.
b. Luas produksi, yaitu data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi luas produksi,
yaitu jumlah bahan dasar, rencana kapasitas mesin, rencana jumlah tenaga
kerja, besarnya permintaan, dan jumlah faktor-faktor produksi yang lain.
c. Mesin, peralatan, dan teknologi, yaitu tentang faktor-faktor yang menjadi
pertimbangan dalam pemilihan mesin, peralatan, dan teknologi, yaitu spesifikasi
peralatan yang akan digunakan, harga, kemampuan, pemasok, ketersediaan suku
cadang dan teknologi yang akan digunakan.
d. Layout, yaitu data tentang jenis produk yang akan diproduksi, jenis proses produksi,,
dan volume produksi.
2. Data sekunder
Data sekunder yang dibutuhkan untuk analisis teknis dan teknologi adalah data
tentang spesifikasi peralatan dan teknologi yang akan digunakan, profil masyarakat,
profil daerah, dan literatur yang berkaitan dengan penentuan lokasi bisnis,
penentuan luas produksi, pemilihan mesin peralatan dan teknologi dan penentuan
layout. Umumnya literatur yang membahas hal tersebut adalah buku-buku
manajemen operasional dan operational research. Pada layout kelompok mesin-mesin
dan peralatan yang memuat serangkaian komponen yang sama dikelompokan pada suatu
tempat. Layout ini merupakan kombinasi antara layout produk dan layout proses.

5.5. Hasil Studi Kelayakan


Kesimpulan aspek teknis dan teknologi dilakukan dengan menganalisis tingkat
kesiapan teknis dan teknologi dengan ide bisnis. Sebuah ide bisnis akan dinyatakan
layak berdasarkan aspek teknis dan teknologi, jika diperoleh lokasi yang layak, dapat di
capai luas produksi yang optimal, tersedia teknologi, dan dapat menyusun layout bisnis,
baik pabrik maupun kantor secara optimal.

Laily Maknin Zubaedah, S.T., M.BA. – Prodi Teknik Industri UNPAM Page
Modul ANALISA KELAYAKAN PABRIK 2017

C. LATIHAN SOAL/TUGAS
Setelah mempelajari materi diatas, Anda diharapkan untuk dapat menyelesaikan soal-soal
berikut ini dengan memberikan jawaban yang tepat.
1. Dalam sebuah studi kelayakan, hal-hal pokok apa saja yang dibahas dalam aspek
teknik dan teknologi? Jelaskan!
2. Sebutkan dan jelaskan unsur-unsur utama yang digunakan dalam menilai lokasi
bisnis/usaha/pabrik yang hendak diuji kelayakannya, sesuai dengan bahasan diatas.
3. Luas produksi dalam studi kelayakan penting dilakukan. Coba berikan paparan
mengenai unsur-unsur penting dalam menilai luas produksi.

D. DAFTAR PUSTAKA
Umar, Husein, 2009. Studi Kelayakan Bisnis, Edisi 3 revisi, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.

Husnan,S.,Muhammad, S., 2000. Studi Kelayakan Proyek, edisi keempat. UPP STIM
YKPN.

Kasmir, Jakfar, 2012. Studi Kelayakan Bisnis, edisi revisi. Prenadamedia Group.

Render, Barry, and Heizer, Jay, 2001. Prinsip-prinsip Manajemen Operasi, Edisi Bahasa
Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.

Sayuti, M., 2008. Analisis Kelayakan Pabrik. Graha Ilmu

Suliyanto, 2010. Studi Kelayakan Bisnis-Pendekatan Praktis, Andi Offset, Jogjakarta.

Team Teaching, 2016. Studi Kelayakan Bisnis, Manajemen, Universitas Pamulang.

Laily Maknin Zubaedah, S.T., M.BA. – Prodi Teknik Industri UNPAM Page

Anda mungkin juga menyukai