Anda di halaman 1dari 95

Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

LAPORAN HASIL RISET DAN PEMERINGKATAN

CORPORATE GOVERNANCE
PERCEPTION INDEX 2015

GOOD CORPORATE GOVERNANCE


DALAM PERSPEKTIF KEBERLANJUTAN

DESEMBER 2016

ii
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

Laporan Hasil Riset dan Pemeringkatan


Corporate Governance Perception Index 2015
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

G. Suprayitno, Sedarnawati Yasni, May Susandy, Aries Susanty, Lien H. Kusumah, Siti Olivia
Tito, Zaenal Abidin, Eddy Kusnawijaya, Titik Aryati, Zahroh Naimah, Henni Gusfa, Roedy
Poerwanto, Nurul Fajriya, Rina Astini

Design & Layout: IICG

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)


Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang

Cetakan I, Desember 2016


86 halaman: 21-29,7 cm

ISBN 978-602-7627-76-5

Penerbit:
The Indonesian Institute for Corporate Governance
Jl. Raya Pasar Jumat No.41B Lebak Bulus, Jakarta Selatan
Phone: 62-21-7695898; Fax: 62-21-7695899
Email: secretary@iicg.org
www.iicg.org
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

KATA PENGANTAR
Atas rahmat dan kuasa Tuhan Yang Maha Esa, The Indonesian Institute for Corporate Governance
(IICG) bersyukur telah menyelesaikan program riset dan pemeringkatan Corporate Governance
Perception Index (CGPI) 2015 sepanjang tahun 2016 dengan tema “Good Corporate Governance
dalam Perspektif Keberlanjutan” untuk mendorong implementasi tata kelola perusahaan yang baik
(GCG) ke arah keberlanjutan Perusahaan dalam jangka panjang. Tema keberlanjutan (sustainability)
tidak hanya sebagai upaya memastikan tujuan akhir implementasi GCG di Perusahaan namun juga
langkah awal pemetaan berbagai inisiatif perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam mendukung
tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals).
Governance dan sustainability merupakan dua hal yang saling beriringan, yaitu komitmen
dalam penerapan tata kelola perusahaan yang baik tidak hanya ditujukan untuk penciptaan nilai
perusahaan secara ekonomi, namun juga menciptakan nilai secara sosial dan lingkungan.
Perusahaan sebagai sebuah entitas bisnis tidak lepas dari pengaruh dan dukungan sosial dan
lingkungan dalam meraih keuntungan. Konsep triple bottom lines telah menjadi pemahaman
bersama dan pendekatan yang dipakai dalam merangkai dua kata governance dan sustainability
menjadi praktik umum. Melalui CGPI 2015, IICG mencoba menggunakan konsep tersebut sebagai
arah penilaian komitmen penerapan GCG menuju keberlanjutan perusahaan dalam aspek sosial
(people), lingkungan (planet), dan ekonomi (profit).
Konsekuensi pemilihan tema dirasakan cukup signifikan dalam pengembangan metodologi
CGPI 2015. Jumlah aspek penilaian yang dipilih relatif lebih banyak yaitu 13 aspek dengan cakupan
indikator penilaian sebanyak 29 indikator dan 69 parameter. Penentuan bobot penilaian juga
mengalami pengembangan dengan menggunakan metode Analytical Network Process (ANP). Pada
CGPI 2015 proses pembobotan memberikan kesempatan bagi Direksi dan Dewan Komisaris
perusahaan peserta CGPI sebagai panel ahli yang menentukan bobot penilaian.
Hasil program CGPI menunjukkan bahwa 12 perusahaan masuk dalam kategori sangat
tepercaya dan 18 perusahaan dalam kategori tepercaya. Pada CGPI 2015 ditemukan beberapa
catatan menarik mengenai komitmen organ dan manajemen perusahaan dalam penerapaan GCG
maupun berbagai inisiatif atas isu keberlanjutan perusahaan. Secara lebih jelas, laporan ini memuat
hasil dan temuan CGPI 2015.
Keberlanjutan tema CGPI ke depan searah dengan tema tahun ini dan sebelumnya. Terutama
dalam mengkritisi kondisi bisnis dan isu global yang akan dihadapi di masa depan, maka tema CGPI
telah mengangkat learning organization, value creation, dan sustainability di tahun yang lalu dalam
rangka mempersiapkan langkah perusahaan di masa depan. Tema CGPI di tahun-tahun yang akan
datang akan mencakup upaya meninjau kembali cetak biru bisnis yang berkelanjutan guna

iv
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

menciptakan daya saing dan menjadikan perusahaan memiliki citra warga korporasi yang baik serta
mampu menjamin bisnis yang berkelanjutan dalam jangka panjang.
IICG secara khusus menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada seluruh jajaran
organ perusahaan dan manajemen perusahaan peserta CGPI 2015 yang telah berkomitmen dan
bekerjasama dalam memenuhi penilaian dan seluruh tahapan CGPI 2015. Penghargaan dan terima
kasih secara khusus disampaikan kepada tim penilai dan peneliti CGPI 2015 serta mitra setia IICG
yaitu Majalah SWA yang telah berkontribusi secara maksimal mensukseskan pelaksanaan program
ini. Partisipasi dan upaya yang diberikan merupakan wujud peran aktif dalam mendorong dunia
usaha di Indonesia tepercaya, bermartabat, dan berkelanjutan. Semoga upaya kita bersama
memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara Indonesia.

Jakarta, 19 Desember 2016


THE INDONESIAN INSTITUTE FOR CORPORATE GOVERNANCE

G. Suprayitno May Susandy


Ketua Tim CGPI 2015 Direktur Eksekutif

v
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

RINGKASAN EKSEKUTIF

CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX 2015


GCG DALAM PERSPEKTIF KEBERLANJUTAN

Riset dan pemeringkatan Corporate Governance Perception Index 2015 (disingkat CGPI 2015) telah
diselenggarakan pada tahun 2016 dengan tema “Good Corporate Governance dalam Perspektif
Keberlanjutan” sebagai tema, dan memusatkan penilaian terhadap berbagai sistem dan mekanisme
yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dalam mewujudkan keberlanjutan perusahaan
yang berorientasi pada aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Perusahaan yang bersedia mengikuti
CGPI 2015 berjumlah 30 perusahaan.
Setiap peserta CGPI 2015 harus mengikuti empat tahapan penilaian, yaitu self assessment,
sistem dokumentasi, penyusunan makalah, dan observasi. Kuesioner sebagai alat ukur yang
digunakan pada tahapan self assessment terdiri dari 13 aspek penilaian, yang merupakan pernyataan
tentang hal-hal yang dipersepsikan oleh organ dan anggota perusahaan. Kuesioner disusun
berdasarkan variabel riset seputar permasalahan implementasi GCG dalam perspektif keberlanjutan.
Pengujian kuesioner menggunakan koefisien keandalan dan uji validitas. Selanjutnya, pada tahapan
sistem dokumentasi, peserta CGPI 2015 dipersyaratkan harus menyerahkan tidak kurang dari 47
jenis dokumen atau disesuaikan dengan status perusahaan. Pada tahapan penyusunan makalah,
setiap peserta CGPI 2015 harus menyusun makalah yang menggambarkan serangkaian proses
implementasi GCG dalam perspektif keberlanjutan sesuai dengan sistematika isi dan penulisan yang
telah ditentukan, dan dipaparkan pada saat observasi untuk memudahkan penilaian. Uraian makalah
dari masing-masing peserta CGPI 2015 diharapkan mampu memberikan gambaran tentang
serangkaian proses dan program implementasi GCG di perusahaan dan upaya perusahaan
mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang berorientasi pada aspek ekonomi, sosial dan
lingkungan. Selanjutnya pada tahapan observasi, tim penilai melakukan klarifikasi atau pemastian
terhadap kualitas penerapan GCG dan upaya mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang
berorientasi pada aspek ekonomi, sosial dan lingkungan.
Hasil riset dan pemeringkatan CGPI 2015 berupa skor dan indeks persepsi penerapan GCG
pada perusahaan peserta yang meliputi kelompok perusahaan keuangan-perbankan (emiten dan
non emiten), keuangan-IKNB (BUMN dan BUMS), non keuangan (emiten), dan non keuangan-non
emiten. Pemeringkatan CGPI 2015 disusun berdasarkan nilai yang diperoleh oleh masing-masing
peserta sesuai dengan rentang skor untuk masing-masing kategori tingkat kepercayaan, yaitu
kategori SANGAT TEPERCAYA, TEPERCAYA, dan CUKUP TEPERCAYA, selanjutnya hasil riset dan
pemeringkatan tersebut dipublikasikan oleh Majalah SWA dan IICG.

vi
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

Peserta CGPI 2015 yang memenuhi seluruh tahapan penilaian berjumlah 30 perusahaan. Pada
tahapan self assessment, diperoleh 2.468 responden untuk 30 perusahaan yang diwakili oleh 29
pihak, baik dari pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Nilai keandalan kuesioner riset
CGPI 2015 dinyatakan dengan nilai alpha cronbach di atas 0,7 dan indeks KMO lebih dari sama
dengan 0,5. Nilai tersebut menunjukkan tingkat konsistensi dan keandalan alat ukur yang
direpresentasikan oleh butir-butir pertanyaan dalam mengukur responden. Hasil pembobotan
keempat tahapan penilaian menurut panel ahli (expert panel) dengan menggunaan metode ANP
(Analytical Network Process) menghasilkan sebaran bobot untuk self assessment 30%, sistem
dokumentasi 26%, makalah 15%, dan observasi 29%. Hasil riset dan pemeringkatan CGPI 2015
menetapkan sebanyak 12 perusahaan dengan kategori SANGAT TEPERCAYA dan 18 perusahaan
dengan kategori TEPERCAYA.

vii
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

DAFTAR ISI
Kata Pengantar .....................................................................................................................................iv
Ringkasan Eksekutif ..............................................................................................................................vi
Daftar Isi ............................................................................................................................................. viii
Daftar Tabel .......................................................................................................................................... ix
Daftar Gambar ...................................................................................................................................... ix
Daftar Istilah ......................................................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
I.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1
I.2 Sekilas Tentang IICG Dan CGPI .................................................................................... 2
I.3 Tujuan Program Riset Dan Pemeringkatan CGPI ......................................................... 3
I.4 Manfaat Dan Dampak Program Riset Dan Pemeringkatan CGPI ................................. 4
BAB II CGPI 2015 GCG DALAM PERSPEKTIF KEBERLANJUTAN ......................................................... 5
BAB III METODOLOGI PENILAIAN .................................................................................................. 9
III.1 Pengertian ................................................................................................................... 9
III.2 Ruang Lingkup Dan Fokus Penilaian ............................................................................ 9
III.3 Aspek Dan Indikator Penilaian .................................................................................. 10
III.4 Tahapan Penilaian ..................................................................................................... 16
Iii.4.1 Self Assessment ............................................................................................ 16
III.4.2 Sistem Dokumentasi ..................................................................................... 17
III.4.3 Penyusunan Makalah ................................................................................... 19
III.4.4 Observasi...................................................................................................... 22
III.5 Norma Penilaian ........................................................................................................ 22
III.6 Perusahaan Peserta CGPI .......................................................................................... 23
BAB IV HASIL RISET DAN PEMERINGKATAN ................................................................................. 25
IV.1 Pengumpulan Dan Pengolahan Data ......................................................................... 25
IV.2 Hasil Riset CGPI ......................................................................................................... 27
IV.3 Hasil Pemeringkatan CGPI ......................................................................................... 66
BAB V PENUTUP ......................................................................................................................... 71
IV.4 Kesimpulan................................................................................................................ 71
IV.5 Implikasi .................................................................................................................... 75
IV.6 Tindak Lanjut ............................................................................................................. 76
IV.7 Tinjauan CGPI 2016 ................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................... 78
LAMPIRAN........................................................................................................................................... 79

viii
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

DAFTAR TABEL
Tabel III.4.1 Daftar Responden Self Assessment ................................................................................ 17
Tabel III.4.2 Daftar Kelengkapan Sistem Dokumentasi ...................................................................... 18
Tabel III.6.1 Perusahaan Peserta CGPI 2015 ...................................................................................... 23
Tabel IV.1.1 Hasil Pengujian Keandalan Alat Ukur ............................................................................. 25
Tabel IV.1.2 Bobot Tahapan Penilaian CGPI 2015 ............................................................................. 26
Tabel IV.3.1 Perusahaan Sangat Tepercaya Menurut CGPI 2015 ..................................................... 67
Tabel IV.3.2 Perusahaan Tepercaya Menurut CGPI 2015 (1) ............................................................. 68
Tabel IV.3.3 Perusahaan Tepercaya Menurut CGPI 2015 (2) ............................................................. 69

DAFTAR GAMBAR
Gambar I.2.1 Perjalanan Tema CGPI 2001 – 2014 ......................................................................... 3
Gambar III.5.1 Kategorisasi Hasil Pemeringkatan CGPI.................................................................. 23
Gambar IV.1.1 Jumlah Responden Internal dan Eksternal pada Tahapan Self Assessment ........... 26
Gambar IV.1.2 Metode yang digunakan Responden pada Tahapan Self Assessment .................... 26
Gambar IV.2.1 Rerata Self Assessment untuk Aspek Komitmen .................................................... 28
Gambar IV.2.2 Rerata Sistem Dokumentasi untuk Aspek Komitmen ............................................. 29
Gambar IV.2.3 Rerata Makalah untuk Aspek Komitmen................................................................ 29
Gambar IV.2.4 Rerata Observasi untuk Aspek Komitmen .............................................................. 30
Gambar IV.2.5 Rerata Self Assessment untuk Aspek Transparansi ................................................ 31
Gambar IV.2.6 Rerata Sistem Dokumentasi untuk Aspek Transparansi ......................................... 32
Gambar IV.2.7 Rerata Makalah untuk Aspek Transparansi ............................................................ 32
Gambar IV.2.8 Rerata Observasi untuk Aspek Transparansi .......................................................... 33
Gambar IV.2.9 Rerata Self Assessment untuk Aspek Akuntabilitas ................................................ 34
Gambar IV.2.10 Rerata Sistem Dokumentasi untuk Aspek Akuntabilitas ........................................ 35
Gambar IV.2.11 Rerata Makalah untuk Aspek Akuntabilitas ........................................................... 35
Gambar IV.2.12 Rerata Observasi untuk Aspek Akuntabilitas ......................................................... 36
Gambar IV.2.13 Rerata Self Assessment untuk Aspek Responsibilitas ............................................. 37
Gambar IV.2.14 Rerata Sistem Dokumentasi untuk Aspek Responsibilitas ..................................... 38
Gambar IV.2.15 Rerata Makalah untuk Aspek Responsibilitas ........................................................ 38
Gambar IV.2.16 Rerata Observasi untuk Aspek Responsibilitas....................................................... 39
Gambar IV.2.17 Rerata Self Assessment untuk Aspek Independensi ............................................... 40
Gambar IV.2.18 Rerata Sistem Dokumentasi untuk Aspek Independensi........................................ 41
Gambar IV.2.19 Rerata Makalah untuk Aspek Independensi .......................................................... 41
Gambar IV.2.20 Rerata Observasi untuk Aspek Independensi ......................................................... 42
Gambar IV.2.21 Rerata Self Assessment untuk Aspek Keadilan ....................................................... 43
Gambar IV.2.22 Rerata Sistem Dokumentasi untuk Aspek Keadilan................................................ 44
Gambar IV.2.23 Rerata Makalah untuk Aspek Keadilan .................................................................. 44
Gambar IV.2.24 Rerata Observasi untuk Aspek Keadilan ................................................................. 45
Gambar IV.2.25 Rerata Self Assessment untuk Aspek Kepemimpinan ............................................ 46
Gambar IV.2.26 Rerata Sistem Dokumentasi untuk Aspek Kepemimpinan ..................................... 47
Gambar IV.2.27 Rerata Makalah untuk Aspek Kepemimpinan ........................................................ 47
Gambar IV.2.28 Rerata Observasi untuk Aspek Kepemimpinan ...................................................... 48
Gambar IV.2.29 Rerata Self Assessment untuk Aspek Kapabilitas ................................................... 49

ix
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

Gambar IV.2.30 Rerata Sistem Dokumentasi untuk Aspek Kapabilitas ............................................ 49


Gambar IV.2.31 Rerata Makalah untuk Aspek Kapabilitas ............................................................... 50
Gambar IV.2.32 Rerata Observasi untuk Aspek Kapabilitas ............................................................. 51
Gambar IV.2.33 Rerata Self Assessment untuk Aspek Strategi ........................................................ 52
Gambar IV.2.34 Rerata Sistem Dokumentasi untuk Aspek Strategi ................................................. 53
Gambar IV.2.35 Rerata Makalah untuk Aspek Strategi .................................................................... 53
Gambar IV.2.36 Rerata Observasi untuk Aspek Strategi .................................................................. 54
Gambar IV.2.37 Rerata Self Assessment untuk Aspek Risiko ........................................................... 55
Gambar IV.2.38 Rerata Sistem Dokumentasi untuk Aspek Risiko .................................................... 55
Gambar IV.2.39 Rerata Makalah untuk Aspek Risiko ....................................................................... 56
Gambar IV.2.40 Rerata Observasi untuk Aspek Risiko ..................................................................... 56
Gambar IV.2.41 Rerata Self Assessment untuk Aspek Etik ............................................................... 57
Gambar IV.2.42 Rerata Sistem Dokumentasi untuk Aspek Etika ..................................................... 58
Gambar IV.2.43 Rerata Makalah untuk Aspek Etika ........................................................................ 59
Gambar IV.2.44 Rerata Observasi untuk Aspek Etika ...................................................................... 59
Gambar IV.2.45 Rerata Self Assessment untuk Aspek Budaya ......................................................... 60
Gambar IV.2.46 Rerata Sistem Dokumentasi untuk Aspek Budaya ................................................. 61
Gambar IV.2.47 Rerata Makalah untuk Aspek Budaya .................................................................... 62
Gambar IV.2.48 Rerata Observasi untuk Aspek Budaya .................................................................. 62
Gambar IV.2.49 Rerata Self Assessment untuk Aspek Keberlanjutan .............................................. 63
Gambar IV.2.50 Rerata Sistem Dokumentasi untuk Aspek Keberlanjutan ....................................... 64
Gambar IV.2.51 Rerata Makalah untuk Aspek Keberlanjutan .......................................................... 65
Gambar IV.2.52 Rerata Observasi untuk Aspek Keberlanjutan ........................................................ 65

x
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

DAFTAR ISTILAH
CORPORATE GOVERNANCE (CG) atau Konsep Tata Kelola Perusahaan dimaknakan sebagai
serangkaian mekanisme yang mengarahkan dan mengendalikan suatu perusahaan sesuai
dengan harapan para pemangku kepentingan.

DEWAN KOMISARIS adalah Organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum
dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada Direksi.

DEWAN PENGAWAS SYARIAH adalah Organ perusahaan yang bertugas melakukan pengawasan
kegiatan usaha pada suatu lembaga keuangan syariah/lembaga bisnis syariah agar sesuai
dengan ketentuan dan prinsip syariah.

DIREKSI adalah Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan
Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta
mewakili Perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan
anggaran dasar.

DIVIDEN adalah bagian laba atau pendapatan perusahaan yang besarnya ditetapkan oleh direksi
serta disahkan oleh rapat pemegang saham untuk dibagikan kepada para pemegang saham;
sejumlah uang yang berasal dari hasil keuntungan yang dibayarkan kepada pemegang saham
sebuah perseroan

ETIKA BISNIS mengacu pada standar perilaku usaha Perusahaan terdiri dari etika usaha dan etika
kerja.

GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) atau Tata Kelola Perusahaan yang Baik didefinisikan sebagai
struktur, sistem dan proses yang digunakan oleh Dewan Komisaris dan Direksi guna
memberikan nilai tambah perusahaan yang berkesinambungan dalam jangka panjang.

GRATIFIKASI adalah Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat
(discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan
wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut baik yang diterima di
dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana
elektronik atau tanpa sarana elektronik (penjelasan Pasal 12B UU No. 20 Tahun 2001)

KAPABILITAS dimaknakan sebagai pengembangan kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan diri


dan atau beradaptasi dengan lingkungannya yang berubah melalui penciptaan inovasi,
penciptaan networking, penciptaan kompetensi organisasi yang spesifik dan unik, serta
penciptaan sumber daya manusia yang memiliki keahlian.

KAPASITAS adalah daya tampung atau kemampuan untuk menghasilkan jumlah maksimum yang
dapat diproduksi/dihasilkan dengan menggunakan sumber daya dengan efisien.

KEBERLANJUTAN PERUSAHAAN adalah Kemampuan sebuah perusahaan untuk mencapai tujuan


bisnis dan meningkatkan nilai jangka panjang bagi pemegang saham dengan mengintegrasikan
aspek sosial, ekonomi dan lingkungan ke dalam strategi bisnisnya.

KEBERLANJUTAN LINGKUNGAN adalah praktek-praktek bisnis perusahaan yang berkontribusi


terhadap kualitas lingkungan secara jangka panjang meliputi pengurangan emisi karbon,
manajemen limbah dan daur ulang.

xi
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

KEBERLANJUTAN SOSIAL adalah praktik-praktik bisnis perusahaan yang berkontribusi terhadap


kualitas hidup baik karyawan maupun masyarakat sekitar meliputi kondisi kerja, seleksi
pegawai non-diskriminasi, kebebasan berserikat dan perundingan bersama, serta kesehatan
dan keselamatan kerja.

KEBIJAKAN PERUSAHAAN adalah ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Direksi sebagai


pegangan manajemen dalam melaksanakan kegiatan usaha.

KEPEMIMPINAN adalah kemampuan manajemen perusahaan dalam membuat visi yang jelas yang
dapat memberikan inspirasi dan mampu menggerakkan dan mendorong anggota perusahaan
dalam meraih visi tersebut, dan melengkapinya dengan informasi, pengetahuan dan metode
untuk merealisasikan visi yang telah ditetapkan serta mampu melakukan koordinasi, membuat
keputusan dan membuat keseimbangan antar kepentingan seluruh anggota di perusahaan
dengan pemangku kepentingan lainnya.

KOMISARIS INDEPENDEN adalah anggota Komisaris yang tidak memiliki hubungan keuangan,
kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga Dewan Komisaris, Direksi dan
atau pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk bertindak independen.

KOMPETENSI adalah kualifikasi kemampuan yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan
sikap yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.

KORUPSI adalah perbuatan yang diatur dalam UU NO.31/1999 jo UU No.20/2001 mencakup:


Melawan hukum, memperkaya diri orang/badan lain yang merugikan keuangan
/perekonomian negara (pasal 2); Menyalahgunakan kewenangan karena jabatan/kedudukan
yang dapat merugikan keuangan/kedudukan yang dapat merugikan keuangan/perekonomian
negara (pasal 3); Kelompok delik penyuapan (pasal 5,6, dan 11); Kelompok delik penggelapan
dalam jabatan (pasal 8, 9, dan 10); Delik pemerasan dalam jabatan (pasal 12); Delik yang
berkaitan dengan pemborongan (pasal 7) dan delik gratifikasi (pasal 12B dan 12C)

MANAJEMEN PUNCAK adalah manajemen yang berada di puncak hierarki organisasi yang terdiri dari
Direksi dan para pimpinan satu tingkat di bawahnya.

ORGAN PERUSAHAAN adalah struktur utama perusahaan yang meliputi Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS), Direksi dan Dewan Komisaris.

PEMANGKU KEPENTINGAN (stakeholders) adalah suatu kelompok atau individu yang akan
dipengaruhi secara langsung oleh keputusan dan strategi perusahaan dan merupakan pihak
yang menanggung suatu jenis risiko baik karena yang telah melakukan investasi (material
ataupun manusia) di perusahaan tersebut (stakeholders sukarela), ataupun karena
menghadapi risiko akibat kegiatan perusahaan tersebut (stakeholders non sukarela)

PEMIMPIN adalah seseorang yang memiliki kemampuan lebih untuk memberikan inspirasi mampu
menggerakkan, mengarahkan, mendorong dan memfasilitasi anggota perusahaan serta
melakukan perubahan dengan berbasis pada integritas, partisipatif, transformatif, dan
berwawasan pengetahuan yang luas dalam rangka meraih visi dan misi yang telah ditetapkan
di Perseroan.

PRINSIP-PRINSIP GCG yang secara umum dikenal antara lain Transparansi, Akuntabilitas,
Responsibilitas, Independensi, dan Keadilan (Fairness).

xii
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) adalah Organ Perseroan yang mempunyai wewenang
yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam
Undang-undang Perseroan Terbatas atau Anggaran Dasar.

STRATEGI PERUSAHAAN dinyatakan sebagai tindakan atau respon yang diambil perusahaan terhadap
perubahan dalam rangka mengantisipasi perubahan dalam lingkungan internal dan eksternal.

TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN adalah komitmen perseroan untuk berperan serta
dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan
lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun
masyarakat pada umumnya.

TATA NILAI adalah seperangkat nilai yang harus dijunjung tinggi oleh seluruh unsur organisasi dalam
menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing.

TUGAS POKOK DAN FUNGSI meliputi fungsi, kewajiban, kewenangan dan tanggung jawab. Fungsi
merupakan peranan dari jabatan tertentu sesuai dengan penugasannya. Tugas pokok adalah
uraian pekerjaan utama yang harus diselesaikan di suatu posisi jabatan tertentu. Kewajiban
merupakan hal-hal yang ditugaskan kepada pemegang/pemangku fungsi. Kewenangan
merupakan diskresi yang diberikan oleh UU dan ADP kepada pemegang/pemangku fungsi.

xiii
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Salah satu pelajaran dari Era Reformasi yang dimulai sejak tahun 1998 mengingatkan bangsa
Indonesia untuk memperhatikan pentingnya penegakan good governance dalam penyelenggaraan
Negara dan good corporate governance (GCG) dalam pengelolaan perusahaan. Pemerintah bersama
lembaga otoritas dan para pengawas (regulator) dan didukung oleh berbagai organisasi pemerhati
GCG berkomitmen untuk mendorong penegakan GCG di Indonesia melalui berbagai aturan dan
kebijakan yang ditetapkan serta berbagai kegiatan dan program diseminasi GCG. Kegiatan dan
program penunjang tersebut antara lain meliputi program peningkatan pemahaman dan
kompetensi, pemantauan dan evaluasi, sampai dengan program pengembangan dan
pemeringkatan. Program pendidikan, seminar, pelatihan, workshop tentang GCG telah dilakukan
sejak tahun 1999. Peraturan tentang perangkat struktural yang mendukung GCG telah diterbitkan
oleh otoritas bursa seperti OJK (d/h/ Bapepam LK) dan Bursa Efek Indonesia pada tahun 2000-2001
dan Kementerian BUMN tahun 2002. Bank Indonesia juga mewajibkan implementasi GCG kepada
seluruh industri perbankan sejak tahun 2006, dan Komite Nasional Kebijakan Governance (dahulu
bernama Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance atau disingkat KNKCG) telah
mengeluarkan berbagai pedoman umum GCG dan pedoman khusus GCG sejak tahun 2000.
Evaluasi penerapan GCG seperti assessment, review, audit, dan pemeringkatan juga telah
dikembangkan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan-perusahaan, diantaranya; (1) Bank
Indonesia mengeluarkan Surat Edaran perihal pelaksanaan GCG bagi Bank Umum dan Bank Syariah;
(2) Surat Keputusan Sekretaris Menteri Negara BUMN RI nomor SK-16/S.MBU/2012 tentang
indikator penilaian penerapan GCG di BUMN; (3) Bursa Efek Indonesia menyelenggarakan Capital
Market Award dengan menggunakan GCG sebagai salah satu indikator penilaian; (4) Surat Edaran
Otoritas Jasa Keuangan tentang pelaksanaan GCG di Bank Syariah, BPR, dan Asuransi; (5) IICG
mengadakan program riset dan pemeringkatan Corporate Governance Perception Index (CGPI)
sejak tahun 2001; (6) Ajang penilaian kualitas keterbukaan Annual Report Award (ARA) juga mulai
berlangsung sejak tahun 2002; (7) FCGI mengeluarkan GCG Scorecard yang membantu perusahaan
untuk melakukan self assessment implementasi GCG; dan (8) IICD melakukan penilaian GCG di
Emiten dengan menggunakan ASEAN CG Scorecard.

1
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

I.2 SEKILAS TENTANG IICG DAN CGPI

The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) berdiri pada tanggal 2 Juni 2000 atas
prakarsa Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI), praktisi dan profesional, serta tokoh masyarakat
yang memiliki visi dan kepedulian terhadap masa depan Indonesia yang lebih baik. Tujuan
membentuk IICG adalah untuk memasyarakatkan konsep corporate governance dan manfaat
penerapan prinsip-prinsip GCG seluas-luasnya dalam rangka mendorong terciptanya dunia usaha
Indonesia yang beretika dan bermartabat. Wujud kontribusi IICG tersebut dicanangkan dalam empat
kegiatan utama, yaitu: (1) Penelitian dan Pemeringkatan, (2) Pendidikan dan Pelatihan, (3) Publikasi
dan Promosi, serta (4) Penilaian dan Pengembangan.
Salah satu program yang terus menerus dilaksanakan IICG sejak tahun 2001 hingga sekarang
adalah Corporate Governance Perception Index (CGPI) yaitu program riset dan pemeringkatan
penerapan good corporate governance (GCG) pada perusahaan-perusahaan di Indonesia melalui
perancangan riset yang mendorong perusahaan meningkatkan kualitas penerapan konsep corporate
governance (CG) dengan melaksanakan evaluasi dan benchmarking sebagai upaya perbaikan yang
berkesinambungan (continuous improvement). CGPI telah diselenggarakan oleh IICG bekerjasama
dengan Majalah SWA sebagai program rutin tahunan sejak tahun 2001 sebagai bentuk penghargaan
terhadap inisiatif dan hasil upaya perusahaan dalam mewujudkan bisnis yang beretika dan
bermartabat. Kepesertaan CGPI bersifat sukarela dan melibatkan peran aktif perusahaan bersama
seluruh stakeholders dalam memenuhi tahapan pelaksanaan program CGPI, dan hal tersebut
menunjukkan komitmen bersama dalam memasyarakatkan GCG, karena program CGPI berupaya
mendorong dan menuntut perusahaan peserta untuk melakukan perbaikan atau peningkatan praktik
GCG di lingkungannya.
Metodologi penilaian pada setiap kegiatan riset dan pemeringkatan CGPI dikembangkan oleh
para peneliti senior dengan acuan berbagai referensi dari Indonesia maupun Internasional yang
terkait dengan GCG berdasarkan perspektif stakeholders sebagai alat ukur, dan disesuaikan dengan
tema sentral yang ditetapkan. Penilaian yang dilakukan terhadap implementasi GCG secara terbatas
mencakup aspek komitmen dan aturan main organ perusahaan, sedangkan implementasi GCG
secara luas mencakup aspek komitmen dan hubungan antara perusahaan dengan stakeholders. Cara
pandang seperti ini akan memperluas orientasi dan cakupan implementasi GCG yang memiliki
konsekuensi pada waktu dan upaya yang dibutuhkan dalam proses mewujudkan praktik terbaik.
Mencermati perkembangan dunia dan tuntutan terhadap pentingnya implementasi GCG, CGPI
menggunakan tema sentral yang berbeda pada setiap tahun penyelenggaraan sebagai fokus
perhatian guna mempermudah penilaian oleh IICG dan sekaligus menjadi panduan bagi perusahaan
untuk memberikan prioritas dan langkah-langkah terarah agar implementasi GCG dapat dilakukan

2
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

secara utuh menyeluruh, terintegrasi dan efektif. Sejak penyelenggaraan CGPI 2003, IICG telah
menetapkan tema pada rangkaian peta jalan pelaksanaan CGPI. Pada dasawarsa pertama, periode
tahun 2001-2009, tema CGPI diawali dengan “Membangun Komitmen terhadap GCG”, dilengkapi
dengan “Internalisasi Penerapan Prinsip-Prinsip GCG”, “Mewujudkan dan Aktualisasi GCG sebagai
Sebuah Sistem” dan diakhiri dengan tema “GCG sebagai Budaya”. Pada dasawarsa kedua, periode
tahun 2010-2019 telah diawali dengan tema “GCG dalam Perspektif Etika”. Secara rinci peta jalan
tema CGPI dapat disimak pada Gambar I.2.1.

Gambar I.2.1 Perjalanan Tema CGPI 2001 – 2014

I.3 TUJUAN PROGRAM RISET DAN PEMERINGKATAN CGPI

Upaya partisipasi dan kontribusi IICG dalam mendorong penerapan prinsip-prinsip GCG di Indonesia
guna menciptakan praktik dunia bisnis yang etikal, sehat, bermartabat dan berkelanjutan terus
bergulir melalui penyelenggaraan program riset dan pemeringkatan CGPI. IICG melalui
penyelenggaraan CGPI 2015 mengajak seluruh pemangku kepentingan yang meliputi Pemerintah,
Pelaku Bisnis, Masyarakat Bisnis dan Pihak Pendukung Bisnis melakukan praktik terbaik GCG dan
berbagai kegiatan diseminasi konsep CG dalam dunia bisnis dan perekonomian guna mendorong
kesejahteraan ekonomi yang berkelanjutan khususnya memperhatikan proses penciptaan nilai
tambah bagi seluruh stakeholders. Selain itu program pemeringkatan CGPI juga bertujuan untuk
memotivasi dunia bisnis dalam melaksanakan konsep CG dan menumbuhkan partisipasi masyarakat

3
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

luas agar secara bersama-sama aktif dalam mengembangkan dan menerapkan GCG. Riset dan
pemeringkatan ini menjadi sarana yang strategis dalam menyusun database, melakukan pemetaan
(mapping) kondisi CG di Indonesia, dan menjadi benchmark implementasi GCG pada Perusahaan
Publik, BUMN dan Perbankan serta Perusahaan Swasta di Indonesia.

I.4 MANFAAT DAN DAMPAK PROGRAM RISET DAN PEMERINGKATAN CGPI

IICG melalui program CGPI 2015 berupaya membantu perusahaan melakukan tinjauan terhadap
pelaksanaan CG yang telah dilakukannya dan membandingkan dengan perusahaan lainnya sebagai
wujud kesungguhan perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam meningkatkan kualitas penerapan
prinsip-prinsip GCG. Hasil tinjauan dan perbandingan tersebut dapat memberikan beberapa manfaat
berikut pada perusahaan:
1. Perbaikan terhadap faktor-faktor internal organisasi yang belum memadai berdasarkan hasil
temuan survei CGPI 2015 guna mewujudkan peningkatan kualitas penerapan GCG;
2. Pemetaan masalah-masalah strategis yang terjadi di perusahaan khususnya pengelolaan
pengetahuan sebagai masukan dalam penyusunan kebijakan yang diperlukan guna
meningkatkan kualitas penerapan GCG;
3. Peningkatan kesadaran bersama di kalangan internal perusahaan dan stakeholders lainnya
terhadap pentingnya pengelolaan pengetahuan dalam penerapan GCG agar terwujud
pertumbuhan yang berkelanjutan;
4. Peningkatan kepercayaan investor dan publik terhadap perusahaan atas hasil publikasi IICG
tentang upaya peningkatan kapabilitas perusahaan dalam melaksanakan konsep CG;
5. Perwujudan komitmen dan tanggung jawab bersama serta upaya yang mendorong
peningkatan kapasitas seluruh anggota organisasi perusahaan dalam menerapkan GCG dan
memperhatikan aspek risiko bisnis;
6. Penetapan indikator atau standar kualitas penerapan GCG yang ingin dicapai perusahaan;
7. Pengakuan dari masyarakat terhadap upaya membangun daya saing dan keberlanjutan usaha
melalui peningkatan kualitas penerapan prinsip-prinsip GCG;
8. Penataan organisasi perusahaan secara berkesinambungan melalui proses pembelajaran
terhadap pencapaian kualitas yang mendukung penerapan governance, risk and compliance
secara terintegrasi;
9. Peningkatan kesadaran dan komitmen bersama dari internal perusahaan terhadap pentingnya
mewujudkan organisasi pembelajar.

4
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

BAB II
CGPI 2015 “GCG DALAM PERSPEKTIF KEBERLANJUTAN”

Perubahan isu di dunia internasional tidak hanya berkaitan dengan isu-isu high politics melainkan
telah mencakup berbagai isu low politics, seperti aspek ekonomi, lingkungan, budaya, sosial, dan
lainnya. Konferensi Rio di Rio de Janeiro, Brazil, pada tanggal 3-14 Juni 1992 mengangkat isu
lingkungan menjadi topik utama dan masalah bersama. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
menerbitkan resolusi pada 21 Oktober 2015 dengan menetapkan Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) menggantikan Tujuan Pembangunan Milenium
(Millenium Development Goals). Menurut Brundtland Report (1987) dari PBB mengemukakan bahwa
Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dan
lainnya) yang berprinsip “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan
kebutuhan generasi masa depan”. Di Indonesia, pengertian mengenai pembangunan berkelanjutan
sudah diatur di dalam UU nomor 32 tahun 2009, yakni “Pembangunan berkelanjutan adalah upaya
sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam
strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan,
kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.”
Sustainability dalam konteks Korporasi memberikan perhatian khusus bagi perusahaan untuk
memastikan bahwa semua aktivitas bisnis dan proses produksinya sangat mempertimbangkan
dampaknya terhadap sosial dan lingkungan, dengan tetap memperoleh keuntungan. Menurut
Elkington (1997) dalam bukunya “Cannibals with Forks, the Triple Bottom Line of Twentieth Century
Bussiness” konsep triple bottom line terkait erat dengan istilah economoic prosperity, environmental
quality dan social justice. Konsep triple bottom line memberikan pemahaman bahwa keberlanjutan
perusahaan perlu memperhatikan keseimbangan yang tidak hanya mengejar keuntungan (profit),
namun memperhatikan aspek manusia melalui kesejahteraan karyawan dan sosial (people) dan turut
berkontribusi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet).
Dalam program CGPI, konsep triple bottom line (people-planet-proft; 3P) menjadi orientasi
penegakan prinsip GCG dalam perspektif keberlanjutan. People dimaknakan sebagai pentingnya
praktik bisnis suatu perusahaan yang memperhatikan kepentingan Sumber daya Manusia sebagai
modal bagi perusahaan. Konsep people memberikan perhatian pada perlindungan kepentingan
tenaga kerja dan praktik eksploitasi tenaga kerja terutama tenaga kerja di bawah umur, pembayaran
upah yang wajar, lingkungan kerja yang sehat dan aman, bebas dari diskriminasi dan isu SARA serta
mendorong peningkatan kompetensi dan kemampuan tenaga kerja melalui pendidikan dan
pelatihan. Planet dimaknakan sebagai komitmen dalam menjaga daya dukung alam dan kelestarian
sumber dayanya. Penggunaan secara bijak sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui,

5
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

mengembangkan energi baru terbarukan, mengurangi hasil dan dampak limbah produksi, mengolah
kembali limbah menjadi lebih aman bagi lingkungan, mengurangi emisi CO2, serta melestarikan
keanekaragaman hayati melalui reboisasi (replanting), konservasi, reklamasi, dan bentuk lainnya.
Profit sebagai keuntungan dari bisnis perusahaan tidak sekedar mendapatkannya secara maksimal
dengan berbagai cara dilakukan, menekan biaya serendah-rendahnya namun tidak memperhatikan
aspek people dan planet. Profit merupakan pencapaian tujuan secara efektif dengan
mengoptimalkan peran people dan menyelaraskan kontribusi planet secara efisien sehingga
penciptaan nilai tambah yang diberikan perusahaan tidak hanya bersifat ekonomi atau finansial
tetapi juga bersifat sosial dan lingkungan.
Corporate Governance (CG) merupakan penyelenggaraan perusahaan dalam berbisnis dan
menggunakan berbagai sumber daya yang dibutuhkan yang berorientasi pada penciptaan nilai bagi
seluruh stakeholders secara berkelanjutan. Penerapan CG sangat erat dengan konsep triple bottom
line dalam upaya menjaga keseimbangan dan keberlanjutan. Keseimbangan jangka pendek dan
jangka panjang menjadi penting dalam pengelolaan Perusahaan. Aspek keberlanjutan menjadi
perhatian bagi semua stakeholders dalam menjaga kepentingan serta mendapatkan nilai tambah
dari kehadiran perusahaan.
IICG melalui CGPI 2015 mengangkat tema sentral GCG dan keberlanjutan berdasarkan
penjelasan isu dan permasalahan di atas. Bagi Perusahaan, GCG tidak hanya sekedar pemenuhan
atas kewajiban berbagai kepatuhan dan tuntutan stakeholders agar menjamin kelangsungan
bisnisnya, namun secara lebih luas, pemilik dan pengelola perusahaan ingin lebih dikenal sebagai
warga korporasi dan masyarakat yang baik (good corporate citizen). Dengan reputasi yang baik dan
kontribusi yang diandalkan, Perusahaan senantiasa terjaga kesinambungan bisnisnya dan mencapai
keberlanjutan dalam jangka panjang akan menjadi kenyataan. Keberlanjutan Perusahaan dapat
dicapai melalui penerapan GCG yang berkelanjutan dan berorientasi pada penciptaan nilai serta
penegakan konsep 3P.
CGPI 2015 melalui tema GCG dalam perspektif keberlanjutan berupaya menganalisis peran
penerapan GCG yang mendorong penegakan konsep 3P dalam rangka mewujudkan keberlanjuta
perusahaan dalam jangka panjang. Penerapan GCG melalui penegakan prinsip Trasparansi,
Akuntabilitas, Responsibilitas, Independensi, dan Kewajaran (Fairness) dilakukan internalisasi ke
dalam arah dan sistem pengelolaan Perusahaan. Arah Perusahaan terkait dengan visi, misi, tujuan,
strategi dan kebijakan yang dikembangkan, sedangkan sistem CG meliputi aspek keras organisasi
(struktur, sistem, strategi), dan aspek lunak organisasi (kepemimpinan, kapabilitas, kolaborasi, serta
budaya dan tata nilai) yang bersifat dinamis dengan memperhatikan aspek risiko serta etika.

6
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

Penegakan keberlanjutan (konsep 3P) dalam CGPI 2015 adalah hasil penerapan GCG dan
pelaksanaan sistem di Perusahaan. Pemenuhan konsep 3P berkaitan dengan komitmen organ dan
manajemen Perusahaan dalam mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi
martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.
Penerapan 3P menurut CGPI 2015 adalah upaya Perusahaan mencapai tujuan Profit yang didukung
dengan dipenuhinya aspek People dan Planet. Pemenuhan aspek people dan planet yang memiliki
keterkaitan dengan bisnis akan mendukung aspek profit yang tidak hanya berorientasi pada finansial
kepada organ perusahaan (shareholders/principles dan boards/agent) tetapi juga manajemen dan
masyarakat.

7
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

8
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

BAB III
METODOLOGI PENILAIAN CGPI

III.1 PENGERTIAN

GCG dalam perspektif keberlanjutan dalam program CGPI dimaknakan sebagai sistem dan
mekanisme yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dalam mewujudkan keberlanjutan
perusahaan yang berorientasi pada aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Aspek keberlanjutan
perusahaan berkaitan dengan kesinambungan pertumbuhan bisnis dengan berkomitmen dalam
penciptaan nilai serta upaya-upaya yang berkaitan dengan menjunjung tinggi martabat
kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan tetap menguntungkan secara ekonomi.

III.2 RUANG LINGKUP DAN FOKUS PENILAIAN

Program CGPI menggunakan 3 (tiga) ruang lingkup penerapan GCG dalam perspektif keberlanjutan
antara lain:
1. Lingkup kepatuhan (compliance), yaitu memastikan kepatuhan sistem dan mekanisme tata
kelola perusahaan terhadap berbagai peraturan perundang-undangan dalam menjaga
keberlanjutan perusahaan yang berorientasi pada aspek ekonomi, sosial dan lingkungan.
2. Lingkup kesesuaian (conformance), yaitu memastikan keselarasan sistem dan mekanisme tata
kelola perusahaan terhadap norma, etika dan tata nilai dalam menjamin keberlanjutan
perusahaan yang berorientasi pada aspek ekonomi, sosial dan lingkungan.
3. Lingkup kinerja (performance), yaitu memastikan kemampuan sistem dan mekanisme CG yang
membantu mewujudkan tujuan perusahaan dalam mencapai keberlanjutan perusahaan yang
berorientasi pada asepek ekonomi, sosial dan lingkungan.

Fokus penilaian GCG dalam perspektif keberlanjutan meliputi hal-hal berikut:


1. Membangun inisiatif pengembangan strategi dan kebijakan penyelenggaraan tata kelola
perusahaan untuk mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang berorientasi pada aspek
sosial, lingkungan dan ekonomi.
2. Melaksanakan strategi dan kebijakan penyelenggaraan tata kelola perusahaan untuk
mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang berorientasi pada aspek sosial, lingkungan dan
ekonomi.
3. Melakukan pengawasan dan evaluasi strategi dan kebijakan penyelenggaraan tata kelola
perusahaan untuk mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang berorientasi pada aspek
sosial, lingkungan dan ekonomi.

9
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

Melakukan perbaikan serta pemutakhiran strategi dan kebijakan penyelenggaraan tata kelola
perusahaan untuk mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang berorientasi pada aspek sosial,
lingkungan dan ekonomi.

III.3 ASPEK DAN INDIKATOR PENILAIAN

Penilaian CGPI 2015 mencakup 13 aspek penerapan GCG dalam perspektif keberlanjutan di
perusahaan. Aspek-aspek tersebut merupakan hasil pengembangan dari CGPI sebelumnya dan
dimutakhirkan sesuai dengan relevansi tema CGPI 2015. Keterlibatan organ perusahaan (Dewan
Komisaris dan Direksi) memiliki peranan yang penting dalam setiap aspek yang dikembangkan. Bagi
peserta yang berasal dari lembaga keuangan syariah, keterlibatan organ perusahaan juga mencakup
peran dari Dewan Pengawas Syariah. Secara rinci aspek dan indikator yang dinilai pada CGPI 2015
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Komitmen
Sesuai dengan tema GCG dalam perspektif keberlanjutan, aspek komitmen dapat dimaknakan
sebagai kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun dedikasi tata kelola perusahaan
yang baik secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung
tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara
ekonomi.
Indikator aspek komitmen meliputi:
a. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris menetapkan dan mengembangkan kebijakan tata
kelola perusahaan yang baik secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan
perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam
dan menguntungkan secara ekonomi.
b. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris menetapkan dan mengembangkan kelengkapan
struktur tata kelola perusahaan yang baik secara terus menerus guna mewujudkan
keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan
lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.
c. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris menetapkan, memantau dan mengevaluasi
sistem tata kelola perusahaan yang baik secara terus menerus guna mewujudkan
keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan
lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.
2. Transparansi
Sesuai dengan tema GCG dalam perspektif keberlanjutan, aspek transparansi dapat dimaknakan
sebagai kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem pengungkapan dan
keterbukaan informasi perusahaan secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan

10
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan
menguntungkan secara ekonomi.
Indikator aspek transparansi meliputi:
a. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem pengungkapan informasi
materiil perusahaan secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan
yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan
menguntungkan secara ekonomi.
b. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem keterbukaan informasi
perusahaan secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang
menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan
menguntungkan secara ekonomi.
3. Akuntabilitas
Sesuai dengan tema GCG dalam perspektif keberlanjutan, aspek akuntabilitas dapat
dimaknakan sebagai kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem kejelasan
tugas dan kewenangan serta mekanisme pertanggungjawaban secara terus menerus guna
mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan,
melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.
Indikator aspek akuntabilitas meliputi:
a. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem kejelasan tugas dan
kewenangan organ perusahaan dan manajemen secara terus menerus guna mewujudkan
keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan
lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.
b. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun mekanisme pertanggungjawaban
kewenangan dan pelaksanaan tugas organ perusahaan dan manajemen secara terus
menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat
kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.
4. Responsibilitas
Sesuai dengan tema GCG dalam perspektif keberlanjutan, aspek responsibilitas dapat
dimaknakan sebagai kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan dan peraturan internal perusahaan serta tanggung
jawab sosial dan lingkungan secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan
yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan
menguntungkan secara ekonomi.

11
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

Indikator aspek responsibilitas meliputi:


a. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan dan peraturan internal perusahaan secara terus menerus
guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat
kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.
b. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem tanggung jawab sosial dan
lingkungan secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang
menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan
menguntungkan secara ekonomi.
5. Independensi
Sesuai dengan tema GCG dalam perspektif keberlanjutan, aspek independensi dapat
dimaknakan sebagai kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem
kemandirian dan objektivitas penyelenggaraan usaha secara terus menerus guna mewujudkan
keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan
lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.
Indikator aspek independensi meliputi:
a. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem kemandirian dalam
mengelola benturan kepentingan secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan
perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam
dan menguntungkan secara ekonomi.
b. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun objektivitas dalam penyelenggaraan
usaha secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung
tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara
ekonomi.
6. Keadilan
Sesuai dengan tema GCG dalam perspektif keberlanjutan, aspek keadilan dapat dimaknakan
sebagai kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem perlakuan yang setara,
wajar dan proporsional terhadap pemangku kepentingan internal dan eksternal perusahaan
secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi
martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.
Indikator aspek keadilan meliputi:
a. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem perlakuan yang setara, wajar
dan proporsional terhadap pemangku kepentingan internal perusahaan secara terus

12
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat


kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.
b. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem perlakuan yang setara, wajar
dan proporsional terhadap pemangku kepentingan eksternal perusahaan secara terus
menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat
kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.
7. Kepemimpinan
Sesuai dengan tema GCG dalam keberlanjutan, aspek kepemimpinan dapat dimaknakan sebagai
kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem kepemimpinanan perusahaan
secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi
martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.
Indikator aspek kepemimpinan meliputi:
a. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem kepemimpinanan
perusahaan secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang
menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan
menguntungkan secara ekonomi.
b. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengembangkan kualitas interaksi di antara
pemimpin dan anggotanya yang mendorong orientasi pada perubahan, berwawasan ke
depan, dan keteguhan berprinsip secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan
perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam
dan menguntungkan secara ekonomi.
8. Kapabilitas
Sesuai dengan tema GCG dalam keberlanjutan, aspek kapabilitas dapat dimaknakan sebagai
kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem kapabilitas organisasi dan
manajemen secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang
menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan
secara ekonomi.
Indikator aspek kapabilitas meliputi:
a. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem kapabilitas organisasi secara
terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi
martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.
b. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem kapabilitas manajemen
secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi
martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.

13
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

9. Strategi
Sesuai dengan tema GCG dalam keberlanjutan, aspek strategi dapat dimaknakan sebagai
kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris merumuskan arah dan cita-cita perusahaan serta
memastikan upaya pencapaiannya secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan
perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan
menguntungkan secara ekonomi.
Indikator aspek strategi meliputi:
a. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris merumuskan arah dan cita-cita perusahaan
berupa visi dan misi perusahaan secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan
perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam
dan menguntungkan secara ekonomi.
b. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris memastikan upaya pencapaian visi dan misi
perusahaan secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang
menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan
menguntungkan secara ekonomi
10. Risiko
Sesuai dengan tema GCG dalam perspektif keberlanjutan, aspek risiko dapat dimaknakan
sebagai kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem manajemen risiko dan
budaya risiko secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang
menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan
secara ekonomi.
Indikator aspek risiko meliputi:
a. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem manajemen risiko secara
terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi
martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi
a. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun budaya risiko secara terus menerus
guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat
kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.
11. Etika
Sesuai dengan tema GCG dalam perspektif keberlanjutan, aspek etika dapat dimaknakan
sebagai kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris menetapkan pedoman etika perusahaan
secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi
martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.
Indikator aspek etika bisnis meliputi:

14
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

a. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris menetapkan pedoman etika bisnis perusahaan
secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi
martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.
b. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris menetapkan pedoman etika perilaku anggota
perusahaan secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang
menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan
menguntungkan secara ekonomi.
12. Budaya
Sesuai dengan tema GCG dalam keberlanjutan, aspek budaya dapat dimaknakan sebagai
kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem tata nilai yang membantu
semua insan mengelola aspek dan dampak penting bagi pemangku kepentingan perusahaan
secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi
martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.
Indikator aspek budaya meliputi:
a. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem tata nilai yang membantu
semua insan mengelola aspek dan dampak penting bagi pemangku kepentingan perusahaan
secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi
martabat kemanusiaan.
b. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem tata nilai yang membantu
semua insan mengelola aspek dan dampak penting bagi pemangku kepentingan perusahaan
secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang melestarikan
lingkungan alam.
c. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem tata nilai yang membantu
semua insan mengelola aspek dan dampak penting bagi pemangku kepentingan perusahaan
secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menguntungkan
secara ekonomi.
13. Keberlanjutan
Sesuai dengan tema GCG dalam perspektif keberlanjutan, aspek keberlanjutan dapat
dimaknakan sebagai kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mewujudkan tata kelola
perusahaan yang baik secara terus menerus dengan menjunjung tinggi martabat kemanusiaan,
melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.
Indikator aspek keberlanjutan meliputi:

15
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

a. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris memberikan manfaat dan dampak dari strategi
dan sistem menjunjung tinggi martabat kemanusiaan dalam mewujudkan tata kelola
perusahaan yang baik secara terus menerus.
b. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris memberikan manfaat dan dampak dari strategi
dan sistem melestarikan lingkungan alam dalam mewujudkan tata kelola perusahaan yang
baik secara terus menerus.
c. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris memberikan manfaat dan dampak dari strategi
dan sistem pengelolaan perusahaan yang menguntungkan secara ekonomi dalam
mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik secara terus menerus.

III.4 TAHAPAN PENILAIAN

Sistematika penilaian CGPI 2015 terdiri dari empat tahapan, yaitu self-assessment, sistem
dokumentasi, penilaian makalah, dan observasi. Uraian rinci dari masing-masing tahapan dapat
disimak pada penjelasan selanjutnya.

III.4.1 SELF ASSESSMENT


Self-assessment adalah penilaian mandiri dengan melakukan pengisian kuesioner oleh seluruh
organ, anggota, dan stakeholders perusahaan mengenai kualitas penerapan GCG dan upaya
mewujudkan keberlanjutan perusahaan. Pada tahapan ini perusahaan menetapkan responden yang
mengisi kuesioner dengan memberikan persepsinya secara jujur dan objektif guna memberikan
umpan balik dan evaluasi yang baik kepada perusahaan. Daftar responden yang dipersyaratkan
untuk mengisi kuesioner pada tahapan self-assessment dapat disimak pada Tabel III.4.1.
Metode pengisian kuesioner pada tahapan self assessment dapat dilakukan melalui
beberapa pilihan, diantaranya metode online survey pada website IICG di www.iicg.org/survey, atau
dengan metode pengisian secara elektronik (dalam format excel), atau pengisian secara langsung
pada cetakan lembar pertanyaan (buku kuesioner).

16
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

Tabel III.4.1 Daftar Responden Self Assessment

No Responden Jumlah
INTERNAL 44/47
1. Presiden Komisaris 1
2. Ketua Dewan Pengawas Syariah (khusus bank syariah) 1
3. Komisaris dan Komisaris Independen 2
4. Dewan Pengawas Syariah (khusus bank syariah) 2
5. Anggota Komite Komisaris 1 3
6. Presiden Direktur (Direktur Utama) 1
7. Direktur dan Direktur Tidak Terafiliasi 2
8. Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary) 1
9. Pegawai Manajerial 2 8
10. Komite Eksekutif 3 3
11. Pegawai Tingkat Non Manajerial 8
12. Satuan Pengawasan Internal / Auditor Internal 5
13. Pimpinan Unit Fungsional Human Resources/Human Capital, Operation/Production, 8
Community Development/PKBL/Health, Safety & Environment, Legal/Industrial Relation
14. Serikat Pekerja 2
EKSTERNAL 45
1 Investor Institusi 2
2 Investor Minoritas 2
3 Pemasok 2
4 Lembaga Pembiayaan 2
5 Asuransi 5
6 Perusahaan Anak 3
7 Pelanggan (Customer) 5
8 Auditor Eksternal 3
9 Regulator & Pengawas (OJK / Kementerian Negara BUMN / BI/ Kementerian 5
Perdagangan/Kementerian Perindustrian/ Kementrian Perhubungan/Kementrian
Lingkungan Hidup/ Direktorat Pajak/BKPM/KPPU/YLKI/BPOM)4
12 Notaris 2
13 Asosiasi yang diikuti oleh perusahaan 5
14 Mitra Kerja Perusahaan (partner / joint operation / perguruan tinggi) 4
15 Konsultan (appraisal, mitra fungsional dll) 5 5
Catatan:
1 Komite Komisaris adalah Komite yang ada di tingkat Dewan Komisaris seperti Komite Audit, Komite Nominasi,
Komite Remunerasi, Komite Pemantau Risiko, Komite Governance, dan lain-lain,
2 Disesuaikan dengan kondisi perusahaan (contoh: Vice President, Manager, Kepala Divisi/Departemen)
3 Komite Eksekutif adalah komite yang ada di tingkat Direksi yang disesuaikan dengan komite yang ada di perusahaan
(contoh: Komite Etika, Komite SDM, Komite Risiko, Komite Kredit, dll)
4 Otoritas Jasa Keuangan: bagi Emiten; Kementrian Negara BUMN: bagi BUMN; Bank Indonesia: bagi Bank
5 Meliputi konsultan untuk bagian pemasaran, operasi, SDM, keuangan, IT, akuntansi, pajak, logistik

III.4.2 SISTEM DOKUMENTASI


Tahapan sistem dokumentasi adalah pemenuhan persyaratan penilaian berupa penyerahan berbagai
dokumen yang telah dimiliki perusahaan terkait dengan penerapan GCG dan dan upaya mewujudkan
keberlanjutan perusahaan. Bagi perusahaan yang telah mengirimkan dokumen yang dipersayaratkan
pada penyelenggaraan CGPI 2014, maka pada CGPI 2015 tahun ini cukup hanya memberikan
pernyataan konfirmasi bahwa dokumen sebelumnya masih berlaku, dan jika terjadi perubahan,
maka dokumen yang direvisi harus dilampirkan. Dokumen-dokumen yang dipersyaratkan

17
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

dikelompokkan berdasarkan aspek penilaian. Daftar dokumen untuk masing-masing kelompok aspek
penilaian tersebut disajikan pada Tabel III.4.2.

Tabel III.4.2 Daftar Kelengkapan Sistem Dokumentasi

No. Jenis Dokumen


Aspek Komitmen
1 Anggaran Dasar Perseroan terakhir yang disahkan Kemenkumham
2 Pedoman perlindungan terhadap saksi pelapor/sistem pelaporan pelanggaran (whistle blowing system)
3 Panduan/Pedoman/Manual tertulis Tata Kelola Perusahaan yang Baik, (Manual Governance)
4 Kebijakan Keberlanjutan Perusahaan (Corporate Sustainability Policy)
5 Dokumentasi sistem implementasi pengelolaan sumber daya manusia (kebijakan pengelolaan SDM,
Pemetaan Bakat, Jenjang Karir, Sistem Nilai Pekerjaan, Human Resource Information Systems/HRIS)
6 Pedoman Pengendalian Gratifikasi
Aspek Transparansi
7 Laporan Tahunan 2015 (Annual Report 2015)
8 Prospektus tahun terakhir (Jika menerbitkan pada tahun yang bersangkutan)
9 Pedoman pengendalian informasi dan keterbukaan informasi perusahaan
Aspek Akuntabilitas
10 Panduan tertulis khusus yang mengatur tugas, kewajiban, wewenang dan berbagai hal yang berkaitan
dengan Dewan Komisaris (Board Charter)
11 Panduan tertulis khusus yang mengatur tugas, kewajiban, wewenang dan berbagai hal yang berkaitan
dengan Direksi (Board Charter)
12 Panduan tertulis khusus untuk Organ Pendukung Komisaris (Komite Audit/Nominasi/Risiko/dll)
13 Pedoman Pengawasan Internal (Internal Audit Charter) / SPI Charter
14 Pedoman Sistem Manajemen Perusahaan
Aspek Responsibilitas
15 Laporan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), pengembangan/pemberdayaan komunitas
(Community Development), kemitraan dan bina lingkungan (PKBL)
16 Laporan kepatuhan oleh Auditor Eksternal
17 Pedoman Kerja Unit/Fungsi Kepatuhan Perusahaan
18 Dokumentasi Daftar SOP yang dimiliki perusahaan
19 Daftar kajian hukum yang dilakukan perusahaan selama tahun 2015
20 Dokumentasi Daftar SOP yang direvisi Tahun 2015
21 Pedoman CSR/PKBL
22 Pedoman Sistem Manajemen K3LH
Aspek Independensi
23 Pedoman pengelolaan benturan kepentingan, rangkap jabatan
Aspek Keadilan
24 Panduan/pedoman pelaksanaan pengadaan barang dan jasa
25 Dokumentasi sistem manajemen mutu (quality management system)
26 Peraturan Perusahaan/Kesepakatan/Perjanjian Kerja Bersama (PP/KKB/PKB)
27 Dokumentasi undangan/iklan Rapat Umum Pemegang Saham,
28 Dokumentasi/program penilaian kepuasan pegawai
29 Dokumentasi/program penilaian kepuasan pemasok,
30 Dokumentasi/program penilaian kepuasan pelanggan
Aspek Kepemimpinan
31 Dokumentasi program pelatihan kepemimpinan dan assessment kepemimpinan (termasuk kurikulum)

18
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

No. Jenis Dokumen


Aspek Kapabilitas
32 Pedoman pengelolaan inovasi di perusahaan
33 Kamus Kompetensi
34 Dokumentasi kontrak kerja sama/ aliansi strategis perusahaan dengan mitra bisnis tahun 2015
35 Dokumentasi Arsitektur manajemen, blue print, road map, milestone bisnis perusahaan
Aspek Strategi
36 Dokumentasi pedoman pemutakhiran visi, misi, tata nilai, tujuan organisasi
37 Panduan/Pedoman tentang perumusan, pengembangan, pengawasan dan evaluasi Corporate
Plan/Business Plan/RKAP/RJPP
38 Kebijakan Umum Perusahaan Tahun 2015
Aspek Risiko
39 Pedoman business continuity management, rencana kontijensi (Contingency plan) perusahaan,
penanganan situasi krisis (Crisis Management Protocol)
40 Pedoman sistem manajemen risiko
41 Laporan pelaksanaan sistem manajemen risiko
Aspek Etika
42 Panduan moral dan etika kerja dan/atau etika bisnis (code of conduct)
43 Rekapitulasi pelanggaran kode etik, fraud, kecelakaan kerja, kasus litigasi dan non litigasi
Aspek Budaya
44 Pedoman Internalisasi tata nilai dan budaya perusahaan
45 Dokumentasi program transformasi budaya perusahaan
46 Dokumentasi pengukuran tata nilai perusahaan
Aspek Keberlanjutan
47 Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report)

III.4.3 PENYUSUNAN MAKALAH


Penyusunan makalah merupakan salah satu pemenuhan persyaratan penilaian yang menjelaskan
serangkaian proses dan program implementasi GCG di perusahaan dan upaya mewujudkan
keberlanjutan perusahaan. Makalah yang disusun mampu menggambarkan arah dan fokus penilaian
yang sesuai dengan pedoman sistematika penulisan yang ditetapkan sebagai berikut;
Petunjuk Umum
a. Makalah disusun menurut sistematika penyusunan yang ditetapkan guna mempermudah
prosedur penilaian. Penyimpangan dari sistematika akan mempengaruhi penilaian.
b. Kelengkapan informasi yang dimuat dalam makalah akan membantu penulisan publikasi
praktik GCG di perusahaan sebagai rangkaian kelanjutan pelaksanaan program CGPI 2015.
1. Format Penulisan
Format penulisan ditetapkan sebagai berikut:
a. Dicetak pada kertas berukuran A4 (297x210 mm).
b. Diketik dengan spasi 1,5 dan font Times New Roman 12 point, margin kiri 3 cm; kanan
2,5 cm; atas 2,5 cm dan bawah 2,5 cm.

19
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

c. Peserta dianjurkan menggunakan Ms Word untuk menuliskan makalah, dan tabulasi


data dengan Ms Excel.
2. Sistematika Penulisan dapat dijelaskan sebagai berikut (lembar contoh dapat dilihat pada
Lampiran):
a. Tema penulisan makalah adalah ”GCG dalam Perspektif Keberlanjutan”.
b. Lembar cover depan berisi Judul Makalah, Nama Perusahaan, Bidang Bisnis Utama,
dan Alamat Lengkap.
c. Lembar Pengesahan merupakan lembar yang berisi nama penanggung jawab makalah
dan tim penyusun makalah, serta ditandatangani oleh penanggung jawab makalah.
d. Isi makalah disusun dengan bagian-bagian sebagai berikut
I. Komitmen terhadap penerapan GCG dalam rangka mewujudkan keberlanjutan
perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan
lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.
II. Penegakkan prinsip transparansi dan pengungkapan informasi perusahaan
dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi
martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan
secara ekonomi.
III. Penegakkan prinsip akuntabilitas dalam rangka mewujudkan keberlanjutan
perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan
lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi
IV. Penegakkan prinsip responsibilitas dalam rangka mewujudkan keberlanjutan
perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan
lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi
V. Penegakkan prinsip independensi dalam rangka mewujudkan keberlanjutan
perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan
lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi
VI. Penegakkan prinsip keadilan dalam rangka mewujudkan keberlanjutan
perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan
lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi
VII. Pola kepemimpinan yang dikembangkan dalam rangka mewujudkan
keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan,
melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi
VIII. Kapabilitas organisasi untuk menyesuaikan diri dan atau beradaptasi dengan
lingkungannya yang berubah dalam rangka mewujudkan keberlanjutan

20
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan


lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi
IX. Strategi pencapaian tujuan dan cita-cita perusahaan yang berorientasi
mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat
kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara
ekonomi
X. Tata kelola risiko yang dikembangkan dalam rangka mewujudkan keberlanjutan
perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan
lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi
XI. Pedoman etika bisnis dan etika perilaku yang dikembangkan dalam rangka
mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat
kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara
ekonomi
XII. Sistem nilai budaya yang yang dikembangkan dalam rangka mewujudkan
keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan,
melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi
XIII. Hasil dari keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat
kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara
ekonomi.
e. Penyajian isi makalah perlu memperhatikan beberapa aspek yang digunakan dalam
menilai kualitas penyajian makalah, antara lain:
(1) Cakupan
Cakupan terdiri dari kelengkapan penyajian secara terstruktur yang
memperhatikan proses, struktur, sistem, mekanisme, output, hasil, dampak dan
manfaat. Cakupan disertai dengan data dan informasi pendukung yang relevan
dan valid.
(2) Relevansi
Relevansi merupakan kesesuaian penyajian makalah dengan tema penilaian (GCG
dalam Perspektif Keberlanjutan). Relevansi juga terkait dengan penyajian sesuai
tahun buku penilaian (2015).
(3) Kejelasan
Kejelasan penyajian makalah berkaitan dengan penyajian sesuai dengan kaidah
umum Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kejelasan juga berkaitan dengan
ketersediaan penjelasan dari data dan informasi yang disajikan di makalah.

21
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

(4) Kedalaman
Kedalaman penyajian makalah berkaitan dengan keluasan hal yang diungkap
dalam praktik GCG dan Keberlanjutan seperti keluasan lingkup jenjang korporasi
(perusahaan induk sampai dengan perusahaan anak dalam kelompok usaha),
jenjang organisasi (tingkat divisi sampai dengan operasional), jenjang kelompok
(kolegial atau individu). Kedalaman juga terkait dengan kelengkapan aturan,
kebijakan, sistem dan pedoman operasional.
3. Pengumpulan Makalah disampaikan dalam bentuk softcopy/file dan hardcopy makalah.
4. Makalah dipresentasikan pada saat observasi dengan durasi maksimum 30 menit dan
menyerahkan materi presentasi tersebut (soft copy dan hard copy).

III.4.4 OBSERVASI
Observasi adalah tahapan akhir penilaian sebagai salah satu bagian penting dari proses riset dan
pemeringkatan CGPI 2015 berupa konfirmasi langsung ke perusahaan oleh tim penilai CGPI 2015
untuk memastikan kualitas penerapan GCG dan upaya perusahaan mewujudkan keberlanjutan
perusahaan yang berorientasi pada aspek ekonomi, sosial dan lingkungan secara berkesinambungan
yang diperoleh dari data dan informasi pada ke tiga tahapan sebelumnnya (self assessment, sistem
dokumentasi dan makalah). Pelaksanaan observasi di setiap perusahaan peserta CGPI 2015
dilakukan ½ (setengah) hari kerja atau 3 jam efektif. Pelaksanaan observasi pada setiap perusahaan
peserta CGPI 2015 dilakukan dalam bentuk presentasi dan diskusi tanya jawab dengan Dewan
Komisaris, Direksi dan Manajemen serta pihak lain yang terkait perusahaan. Disamping itu dengan
tahapan ini tim peneliti riset dan pemeringkatan CGPI 2015 dapat langsung melakukan verifikasi
data-data dan dokumentasi perusahaan yang dibutuhkan untuk kepentingan penilaian CGPI 2015
yang lebih akurat.

III.5 NORMA PENILAIAN

Hasil pemeringkatan program CGPI menggunakan norma penilaian berdasarkan rentang skor yang
dicapai oleh Peserta CGPI dengan kategorisasi atas tingkat kualitas implementasi GCG yang
menggunakan istilah “Tepercaya”. Norma penilaian CGPI dapat dijelaskan sebagai berikut:

22
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

Gambar III.5.1 Kategorisasi Hasil Pemeringkatan CGPI

III.6 PERUSAHAAN PESERTA

Periode pendaftaran CGPI yang dimulai sejak Mei-Juli 2016 menghasilkan 30 perusahaan yang
bersedia menjadi peserta CGPI 2015. Daftar peserta CGPI 2015 disajikan pada Tabel III.6.1 berikut:

Tabel III.6.1 Perusahaan Peserta CGPI 2015


KEUANGAN - PERBANKAN (Emiten & Non Emiten)
1. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 8. PT Bank Mandiri Taspen Pos
2. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 9. PT Bank BJB Tbk
3. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 10. PT Bank DKI
4. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 11. PT Bank Pembangunan Daerah Riau Kepri
5. PT Bank Central Asia (Persero) Tbk 12. PT Bank Syariah Mandiri
6. PT Bank OCBC NISP Tbk 13. PT BNI Syariah
7. PT Bank Permata Tbk

KEUANGAN - IKNB (BUMN & BUMS)


1. PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) 5. PT Mandiri Sekuritas
2. PT Mandiri Axa General Insurance 6. PT Mandiri Manajemen Investasi
3. PT Axa Mandiri Financial Services 7. PT Mandiri Tunas Finance
4. PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia

NON KEUANGAN - EMITEN


1. PT Aneka Tambang (Persero) Tbk 5. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
2. PT Bukit Asam (Persero) Tbk 6. PT Jasa Marga (Persero) Tbk
3. PT Timah (Persero) Tbk 7. PT Bakrie & Brothers Tbk
4. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk

NON KEUANGAN - NON EMITEN

1. PT Pertamina (Persero) 2. PT Indonesia Power 3. PT Krakatau Tirta Industri

23
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

24
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

BAB IV
HASIL RISET DAN PEMERINGKATAN
CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX

IV.1 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PEMASTIAN MUTU
Dalam upaya mendapatkan hasil CGPI yang bermutu, dilakukan pemastian terhadap pelaksanaan
alur program, relevansi tema dengan proses penilaian dan pengujian alat ukur yang digunakan.
Pengujian alat ukur dilakukan melalui uji tingkat kesahihan (validitas) dengan nilai Kaiser-Meyer-
Olkin (KMO) dan uji tingkat konsistensi (reliabilitas) dengan nilai Alpha (α) Cornbach. Berdasarkan
hasil analisis faktor dan uji reliabilitas, seluruh aspek penilaian CGPI 2015 telah dinyatakan sahih dan
andal. Data dari ketigabelas cakupan penilaian diuji melalui analisis dan metode statistik. Hasil
pengujian statistik tersebut disajikan pada Tabel IV.1.1.
Tabel IV.1.1 Hasil Pengujian Keandalan Alat Ukur
No. Aspek Skor Validitas Realibilitas Keterangan
Nilai KMO Nilai α KMO ≥ 0,5 α > 0.70
1 Komitmen 85,62 0,784 0,964 Sahih Andal
2 Transparansi 86,72 0,500 0,915 Sahih Andal
3 Akuntabilitas 86,25 0,500 0,970 Sahih Andal
4 Responsibilitas 85,23 0,500 0,880 Sahih Andal
5 Independensi 85,79 0,500 0,929 Sahih Andal
6 Keadilan 86,25 0,500 0,956 Sahih Andal
7 Kepemimpinan 85,23 0,500 0,962 Sahih Andal
8 Kapabilitas 83,93 0,500 0,864 Sahih Andal
9 Strategi 85,54 0,500 0,909 Sahih Andal
10 Risiko 84,97 0,500 0,924 Sahih Andal
11 Etika 84,38 0,500 0,947 Sahih Andal
12 Budaya 83,88 0,736 0,977 Sahih Andal
13 Keberlanjutan 82,94 0,708 0,938 Sahih Andal

PEMBOBOTAN TAHAPAN PENILAIAN


Pembobotan penilaian CGPI dilakukan untuk mendapatkan tingkat kepentingan dan hubungan antar
aspek, lingkup, dan fokus serta tahapan penilaian yang digunakan metodologi CGPI. Pembobotan
dilakukan agar didapatkan penilaian tingkat kepentingan yang diberikan oleh panel ahli. Panel ahli
merupakan pihak-pihak yang dianggap memiliki kompetensi dan pengetahuan yang baik terhadap
implementasi prinsip-prinsip GCG dan tujuan CGPI. Panel ahli yang terlibat dalam pembobotan
tahapan penilaian CGPI 2015 meliputi Direksi dan Komisaris dari beberapa perusahaan peserta CGPI.
Hasil penilaian diolah dan diuji tingkat konsistensinya dengan menggunakan metode AHP. Pengujian

25
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

konsistensi menggunakan tingkat konsistensi yang tinggi di atas 90% atau memiliki tingkat
inkonsistensi yang rendah di bawah 0,1. Berdasarkan hasil penghitungan, pembobotan untuk
masing-masing tahapan tertera pada Tabel IV.1.2.
Tabel IV.1.2 Bobot Tahapan Penilaian CGPI 2015
Tahapan Bobot Tahapan Bobot

Self Assessment 30 % Penyusunan Makalah 15 %


Kelengkapan Dokumen 26 % Observasi 29 %
Total Bobot 100%
Overall Inconsistency 0,00001

DATA SELF ASSESSMENT


Dalam CGPI 2015 ini, jumlah responden pada tahapan self assessment adalah sebanyak 2468 yang
berasal dari 30 perusahaan. Dari jumlah 2468 responden tersebut dapat dikelompokkan sebanyak
1479 responden mewakili pihak internal dan sebanyak 989 responden mewakili pihak eksternal dari
perusahaan peserta CGPI 2015 (Gambar IV.1.1)

Gambar IV.1.1 Jumlah Responden Internal dan Eksternal pada Tahapan Self Assessment

Dari seluruh responden pada tahapan self assessment, 305 responden memilih untuk menggunakan
metode pengisian kuesioner dengan cara online dan sisanya sebanyak 2163 responden melakukan
pengisian kuesioner dengan cara offline (Gambar IV.1.2).

Gambar IV.1.2 Metode yang digunakan Responden pada Tahapan Self Assessment

26
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

KELENGKAPAN DOKUMEN DAN MAKALAH


CGPI 2015 menerima sejumlah 1991 dokumen dan data perusahaan dari 30 peserta CGPI sebagai
persyaratan kelengkapan dokumen. Dokumen dan data tersebut menjadi bukti penerapan GCG
dalam perspektif keberlanjutan. CGPI 2015 juga telah menerima sebanyak 30 makalah dengan tema
GCG dalam perspektif keberlanjutan sebagai materi uraian yang menjelaskan penerapan GCG dan
konsep keberlanjutan oleh para peserta CGPI.

IV.2 HASIL RISET CGPI

Hasil penilaian CGPI 2015 dijabarkan berdasarkan pemenuhan kelompok perusahaan peserta CGPI
terhadap aspek penilaian dari masing-masing aspek pada keseluruhan tahapan penilaian, yang
diuraikan sebagai berikut:
1. ASPEK KOMITMEN
Penilaian aspek komitmen menggambarkan kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun
dedikasi tata kelola perusahaan yang baik secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan
perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan
menguntungkan secara ekonomi. Pemenuhan aspek komitmen oleh perusahaan peserta CGPI
melalui self assessment, pemenuhan sistem dokumentasi, penyajian makalah dan pelaksanaan
observasi diuraikan sebagai berikut:
a. Self assessment
Hasil penilaian aspek komitmen dalam self assessment menggambarkan hasil pengisian kuesioner
terkait persepsi responden internal dan eksternal di perusahaan peserta CGPI 2015 terhadap kualitas
implementasi aspek komitmen di perusahaan. Rerata hasil self assessment untuk aspek komitmen di
kelompok perusahaan peserta CGPI 2015 disajikan pada Gambar IV.2.1.

27
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

S E L F A S S E S S M E NT

87.79

87.52
87.23

86.38
85.23
85.18

85.12
85.01

84.98
84.73
84.70

83.90

83.39
82.24

82.01

81.30
ASPEK KOMITMEN INDIKATOR-1 INDIKATOR-2 INDIKATOR-3

Keuangan-Perbankan (Emiten & Non Emiten) Keuangan-IKNB (BUMN & BUMS)

Non Keuangan-Emiten Non Keuangan-Non Emiten

Gambar IV.2.1 Rerata Self Assessment untuk Aspek Komitmen

Aspek komitmen dalam self assessment secara rinci mengungkapkan rerata pemenuhan terhadap
beberapa indikator berikut:
1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris menetapkan dan mengembangkan kebijakan tata
kelola perusahaan yang baik secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan
yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan
menguntungkan secara ekonomi.
2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris menetapkan dan mengembangkan kelengkapan
struktur tata kelola perusahaan yang baik secara terus menerus guna mewujudkan
keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan
lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.
3. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris menetapkan, memantau dan mengevaluasi sistem
tata kelola perusahaan yang baik secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan
perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan
menguntungkan secara ekonomi.

b. Sistem Dokumentasi
Hasil penilaian sistem dokumentasi untuk aspek komitmen menggambarkan pemenuhan
kelengkapan sistem dokumentasi terkait aspek komitmen yang dimiliki dan dikembangkan oleh
perusahaan peserta CGPI 2015. Rerata pemenuhan sistem dokumentasi untuk aspek komitmen di
kelompok perusahaan peserta CGPI 2015 disajikan pada Gambar IV.2.2.

28
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

SISTEM DOKUMENTASI
ASPEK KOMITMEN
Keuangan-Perbankan (Emiten & Non
83.18
Emiten)

Keuangan-IKNB (BUMN & BUMS) 71.38

Non Keuangan - Emiten 84.43

Non Keuangan-Non Emiten 81.87

Gambar IV.2.2 Rerata Sistem Dokumentasi untuk Aspek Komitmen

c. Makalah
Hasil penilaian makalah untuk aspek komitmen menggambarkan kualitas penyajian uraian makalah
yang disusun oleh perusahaan peserta CGPI 2015 terkait komitmen terhadap penerapan GCG dalam
rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan,
melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi. Rerata kualitas penyajian
makalah aspek komitmen di kelompok perusahaan peserta CGPI 2015 disajikan pada Gambar IV.2.3.

MAKALAH
ASPEK KOMITMEN
Keuangan-Perbankan (Emiten & Non
84.19
Emiten)

Keuangan-IKNB (BUMN & BUMS) 73.24

Non Keuangan - Emiten 84.54

Non Keuangan-Non Emiten 81.81

Gambar IV.2.3 Rerata Makalah untuk Aspek Komitmen

d. Observasi
Hasil penilaian aspek komitmen dalam observasi menggambarkan hasil konfirmasi dan pemastian
tim penilai CGPI terhadap pemenuhan implementasi aspek komitmen di perusahaan peserta CGPI
2015. Rerata hasil observasi untuk aspek komitmen di kelompok perusahaan peserta CGPI 2015
disajikan pada Gambar IV.2.4.

29
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

OBSERVASI

84.52
84.30

84.30

84.24

84.19

84.19
84.04

83.59
82.22
81.67
81.33

80.11
73.43

73.38
73.13

72.60
ASPEK KOMITMEN INDIKATOR-1 INDIKATOR-2 INDIKATOR-3

Keuangan-Perbankan (Emiten & Non Emiten) Keuangan-IKNB (BUMN & BUMS)

Non Keuangan-Emiten Non Keuangan-Non Emiten

Gambar IV.2.4 Rerata Observasi untuk Aspek Komitmen

Aspek komitmen dalam observasi secara rinci mengungkapkan pemenuhan terhadap beberapa
indikator berikut:
1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris menetapkan dan mengembangkan kebijakan tata
kelola perusahaan yang baik secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan
perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan
menguntungkan secara ekonomi.
2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris menetapkan dan mengembangkan kelengkapan
struktur tata kelola perusahaan yang baik secara terus menerus guna mewujudkan
keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan
lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.
3. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris menetapkan, memantau dan mengevaluasi sistem
tata kelola perusahaan yang baik secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan
perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan
menguntungkan secara ekonomi.

2. ASPEK TRANSPARANSI
Penilaian aspek transparansi menggambarkan kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris
membangun sistem pengungkapan dan keterbukaan informasi perusahaan secara terus menerus
guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan,
melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi. Pemenuhan aspek transparansi
oleh perusahaan peserta CGPI melalui self assessment, pemenuhan sistem dokumentasi, penyajian
makalah dan pelaksanaan observasi diuraikan sebagai berikut:

30
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

a. Self assessment
Hasil penilaian aspek transparansi dalam self assessment menggambarkan hasil pengisian kuesioner
terkait persepsi responden internal dan eksternal di perusahaan peserta CGPI 2015 terhadap kualitas
implementasi aspek transparansi di perusahaan. Rerata hasil self assessment untuk aspek
transparansi di kelompok perusahaan peserta CGPI 2015 disajikan pada Gambar IV.2.5.

S E L F A S S E S S M E NT

88.30
88.25

88.20

87.05
86.30
86.24

86.18
86.16

85.27

82.82
82.55

ASPEK TRANSPARANSI INDIKATOR-1 82.27 INDIKATOR-2

Keuangan-Perbankan (Emiten & Non Emiten) Keuangan-IKNB (BUMN & BUMS)

Non Keuangan-Emiten Non Keuangan-Non Emiten

Gambar IV.2.5 Rerata Self Assessment untuk Aspek Transparansi

Aspek transparansi dalam self assessment secara rinci mengungkapkan pemenuhan terhadap
beberapa indikator berikut:
1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem pengungkapan informasi
materiil perusahaan secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang
menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan
secara ekonomi.
2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem keterbukaan informasi
perusahaan secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang
menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan
secara ekonomi.

b. Sistem Dokumentasi
Hasil penilaian sistem dokumentasi untuk aspek transparansi menggambarkan pemenuhan
kelengkapan sistem dokumentasi terkait transparansi perusahaan yang dimiliki dan dikembangkan
oleh perusahaan peserta CGPI 2015. Rerata pemenuhan sistem dokumentasi untuk aspek
transparansi di kelompok perusahaan peserta CGPI 2015 disajikan pada Gambar IV.2.6.

31
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

Gambar IV.2.6 Rerata Sistem Dokumentasi untuk Aspek Transparansi

c. Makalah
Hasil penilaian makalah untuk aspek transparansi menggambarkan kualitas penyajian uraian
makalah yang disusun oleh perusahaan peserta CGPI 2015 terkait penegakkan prinsip transparansi
dan pengungkapan informasi perusahaan dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan
yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan
secara ekonomi. Rerata kualitas penyajian makalah untuk aspek transparansi di kelompok
perusahaan peserta CGPI 2015 disajikan pada Gambar IV.2.7.

Gambar IV.2.7 Rerata Makalah untuk Aspek Transparansi

d. Observasi
Hasil penilaian aspek transparansi dalam observasi menggambarkan hasil konfirmasi dan pemastian
tim penilai CGPI terhadap pemenuhan implementasi aspek transparansi di perusahaan peserta CGPI
2015. Rerata hasil observasi untuk aspek transparansi di kelompok perusahaan peserta CGPI 2015
disajikan pada Gambar IV.2.8.

32
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

OBSERVASI

84.76
84.55
84.14

83.86

83.74

82.95
81.30
80.65

80.00
73.30
72.62

71.94
ASPEK TRANSPARANSI INDIKATOR-1 INDIKATOR-2

Keuangan-Perbankan (Emiten & Non Emiten) Keuangan-IKNB (BUMN & BUMS)

Non Keuangan-Emiten Non Keuangan-Non Emiten

Gambar IV.2.8 Rerata Observasi untuk Aspek Transparansi

Aspek transparansi dalam observasi secara rinci mengungkapkan pemenuhan terhadap beberapa
indikator berikut:
1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem pengungkapan informasi
materiil perusahaan secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang
menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan
secara ekonomi.
2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem keterbukaan informasi
perusahaan secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang
menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan
secara ekonomi.

3. ASPEK AKUNTABILITAS
Penilaian aspek akuntabilitas menggambarkan kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris
membangun sistem kejelasan tugas dan kewenangan serta mekanisme pertanggungjawaban secara
terus menerusguna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat
kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi. Pemenuhan
aspek akuntabilitas oleh perusahaan peserta CGPI melalui self assessment, pemenuhan sistem
dokumentasi, penyajian makalah dan pelaksanaan observasi diuraikan sebagai berikut:
a. Self assessment
Hasil penilaian aspek akuntabilitas dalam self assessment menggambarkan hasil pengisian kuesioner
terkait persepsi responden internal dan eksternal di perusahaan peserta CGPI 2015 terhadap kualitas

33
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

implementasi aspek akuntabilitas di perusahaan. Rerata hasil self assessment untuk aspek
akuntabilitas di kelompok perusahaan peserta CGPI 2015 disajikan pada Gambar IV.2.9.

S E L F A S S E S S M E NT

88.02
87.66

87.29

86.54
85.81

85.75
85.66

85.57
85.08

82.89
82.61

82.32
ASPEK AKUNTABILITAS INDIKATOR-1 INDIKATOR-2

Keuangan-Perbankan (Emiten & Non Emiten) Keuangan-IKNB (BUMN & BUMS)

Non Keuangan-Emiten Non Keuangan-Non Emiten

Gambar IV.2.9 Rerata Self Assessment untuk Aspek Akuntabilitas

Aspek akuntabilitas dalam self assessment secara rinci mengungkapkan pemenuhan terhadap
beberapa indikator berikut:
1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem kejelasan tugas dan
kewenangan organ perusahaan dan manajemen secara terus menerus guna mewujudkan
keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan
lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.
2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun mekanisme pertanggungjawaban
kewenangan dan pelaksanaan tugas organ perusahaan dan manajemen secara terus menerus
guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan,
melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.

b. Sistem Dokumentasi
Hasil penilaian sistem dokumentasi untuk aspek akuntabilitas menggambarkan pemenuhan
kelengkapan sistem dokumentasi terkait aspek akuntabilitas yang dimiliki dan dikembangkan oleh
perusahaan peserta CGPI 2015. Rerata pemenuhan sistem dokumentasi untuk aspek akuntabilitas di
kelompok perusahaan peserta CGPI 2015 disajikan pada Gambar IV.2.10.

34
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

Gambar IV.2.10 Rerata Sistem Dokumentasi untuk Aspek Akuntabilitas

c. Makalah
Hasil penilaian makalah untuk aspek akuntabilitas menggambarkan kualitas penyajian uraian
makalah yang disusun oleh perusahaan peserta CGPI 2015 terkait penegakkan prinsip akuntabilitas
dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat
kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi. Rerata kualitas
penyajian makalah untuk aspek akuntabilitas di kelompok perusahaan peserta CGPI 2015 disajikan
pada Gambar IV.2.11.

Gambar IV.2.11 Rerata Makalah untuk Aspek Akuntabilitas

d. Observasi
Hasil penilaian aspek akuntabilitas dalam observasi menggambarkan hasil konfirmasi dan pemastian
tim penilai CGPI terhadap pemenuhan implementasi aspek akuntabilitas di perusahaan peserta CGPI
2015. Rerata hasil observasi untuk aspek akuntabilitas di kelompok perusahaan peserta CGPI 2015
disajikan pada Gambar IV.2.12.

35
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

OBSERVASI

84.78
84.33

84.29

83.89
83.69

83.10
82.44
81.60

80.75
74.29
73.42

72.55
ASPEK AKUNTABILITAS INDIKATOR-1 INDIKATOR-2

Keuangan-Perbankan (Emiten & Non Emiten) Keuangan-IKNB (BUMN & BUMS)

Non Keuangan-Emiten Non Keuangan-Non Emiten

Gambar IV.2.12 Rerata Observasi untuk Aspek Akuntabilitas

Aspek akuntabilitas dalam observasi secara rinci mengungkapkan pemenuhan terhadap beberapa
indikator berikut:
1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem kejelasan tugas dan
kewenangan organ perusahaan dan manajemen secara terus menerus guna mewujudkan
keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan
lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.
2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun mekanisme pertanggungjawaban
kewenangan dan pelaksanaan tugas organ perusahaan dan manajemen secara terus menerus
guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan,
melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.

4. ASPEK RESPONSIBILITAS
Penilaian aspek responsibilitas menggambarkan kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris
membangun sistem kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan peraturan internal
perusahaan serta tanggung jawab sosial dan lingkungan secara terus menerus guna mewujudkan
keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan
alam dan menguntungkan secara ekonomi. Pemenuhan aspek responsibilitas oleh perusahaan
peserta CGPI melalui self assessment, pemenuhan sistem dokumentasi, penyajian makalah dan
pelaksanaan observasi diuraikan sebagai berikut:

36
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

a. Self assessment
Hasil penilaian aspek responsibilitas dalam self assessment menggambarkan hasil pengisian
kuesioner terkait persepsi responden internal dan eksternal di perusahaan peserta CGPI 2015
terhadap kualitas implementasi aspek responsibilitas di perusahaan. Rerata hasil self assessment
untuk aspek responsibilitas di kelompok perusahaan peserta CGPI 2015 disajikan pada Gambar
IV.2.13.

S E L F A S S E S S M E NT

87.80
86.67

86.10

85.54
85.26
85.03

84.80
83.93

82.91
82.54

82.16

81.76
ASPEK RESPONSIBILITAS INDIKATOR-1 INDIKATOR-2

Keuangan-Perbankan (Emiten & Non Emiten) Keuangan-IKNB (BUMN & BUMS)

Non Keuangan-Emiten Non Keuangan-Non Emiten

Gambar IV.2.13 Rerata Self Assessment untuk Aspek Responsibilitas

Aspek responsibilitas dalam self assessment secara rinci mengungkapkan pemenuhan terhadap
beberapa indikator berikut:
1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan dan peraturan internal perusahaan secara terus menerus guna
mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan,
melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.
2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem tanggung jawab sosial dan
lingkungan secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung
tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara
ekonomi.

b. Sistem Dokumentasi
Hasil penilaian sistem dokumentasi untuk aspek responsibilitas menggambarkan pemenuhan
kelengkapan sistem dokumentasi terkait aspek responsibilitas yang dimiliki dan dikembangkan oleh
perusahaan peserta CGPI 2015. Rerata pemenuhan sistem dokumentasi untuk aspek responsibilitas
di kelompok perusahaan peserta CGPI 2015 disajikan pada Gambar IV.2.14.

37
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

Gambar IV.2.14 Rerata Sistem Dokumentasi untuk Aspek Responsibilitas

c. Makalah
Hasil penilaian makalah untuk aspek responsibilitas menggambarkan kualitas penyajian uraian
makalah yang disusun oleh perusahaan peserta CGPI 2015 terkait penegakkan prinsip responsibilitas
dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat
kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi. Rerata kualitas
penyajian makalah untuk aspek responsibilitas di kelompok perusahaan peserta CGPI 2015 disajikan
pada Gambar IV.2.15.

Gambar IV.2.15 Rerata Makalah untuk Aspek Responsibilitas

d. Observasi
Hasil penilaian aspek responsibilitas dalam observasi menggambarkan hasil konfirmasi dan
pemastian tim penilai CGPI terhadap pemenuhan implementasi aspek responsibilitas di perusahaan
peserta CGPI 2015. Rerata hasil observasi untuk aspek responsibilitas di kelompok perusahaan
peserta CGPI 2015 disajikan pada Gambar IV.2.16.

38
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

OBSERVASI

84.83
84.34
84.35

84.35
84.33

83.87

82.22
81.97

81.72
73.68
73.20

72.71
ASPEK RESPONSIBILITAS INDIKATOR-1 INDIKATOR-2

Keuangan-Perbankan (Emiten & Non Emiten) Keuangan-IKNB (BUMN & BUMS)

Non Keuangan-Emiten Non Keuangan-Non Emiten

Gambar IV.2.16 Rerata Observasi untuk Aspek Responsibilitas

Aspek responsibilitas dalam observasi secara rinci mengungkapkan pemenuhan terhadap beberapa
indikator berikut:
1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan dan peraturan internal perusahaan secara terus menerus guna
mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan,
melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.
2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem tanggung jawab sosial dan
lingkungan secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung
tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara
ekonomi.

5. ASPEK INDEPENDENSI
Penilaian aspek independensi menggambarkan kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris
membangun sistem kemandirian dan objektivitas penyelenggaraan usaha secara terus menerus
guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan,
melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi. Pemenuhan aspek
independensi oleh perusahaan peserta CGPI melalui self assessment, pemenuhan sistem
dokumentasi, penyajian makalah dan pelaksanaan observasi diuraikan sebagai berikut:

39
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

a. Self assessment
Hasil penilaian aspek independensi dalam self assessment menggambarkan hasil pengisian kuesioner
terkait persepsi responden internal dan eksternal di perusahaan peserta CGPI 2015 terhadap kualitas
implementasi aspek independensi di perusahaan. Rerata hasil self assessment untuk aspek
independensi di kelompok perusahaan peserta CGPI 2015 disajikan pada Gambar IV.2.17.

S E L F A S S E S S M E NT

87.48
87.35

87.21

86.23
85.96

85.84
85.69
84.95

84.07

81.86
80.55

ASPEK INDEPENDENSI INDIKATOR-1 79.25 INDIKATOR-2

Keuangan-Perbankan (Emiten & Non Emiten) Keuangan-IKNB (BUMN & BUMS)

Non Keuangan-Emiten Non Keuangan-Non Emiten

Gambar IV.2.17 Rerata Self Assessment untuk Aspek Independensi

Aspek independensi dalam self assessment secara rinci mengungkapkan pemenuhan terhadap
beberapa indikator berikut:
1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem kemandirian dalam mengelola
benturan kepentingan secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang
menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan
secara ekonomi.
2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun objektivitas dalam penyelenggaraan
usaha secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung
tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara
ekonomi.

b. Sistem Dokumentasi
Hasil penilaian sistem dokumentasi untuk aspek independensi menggambarkan pemenuhan
kelengkapan sistem dokumentasi terkait aspek independensi yang dimiliki dan dikembangkan oleh
perusahaan peserta CGPI 2015. Rerata pemenuhan sistem dokumentasi untuk aspek independensi di
kelompok perusahaan peserta CGPI 2015 disajikan pada Gambar IV.2.18.

40
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

Gambar IV.2.18 Rerata Sistem Dokumentasi untuk Aspek Independensi

c. Makalah
Hasil penilaian makalah untuk aspek independensi menggambarkan kualitas penyajian uraian
makalah yang disusun oleh perusahaan peserta CGPI 2015 terkait penegakkan prinsip independensi
dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat
kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi. Rerata kualitas
penyajian makalah untuk aspek independensi di kelompok perusahaan peserta CGPI 2015 disajikan
pada Gambar IV.2.19.

Gambar IV.2.19 Rerata Makalah untuk Aspek Independensi

d. Observasi
Hasil penilaian aspek independensi dalam observasi menggambarkan hasil konfirmasi dan pemastian
tim penilai CGPI terhadap pemenuhan implementasi aspek independensi di perusahaan peserta CGPI
2015. Rerata hasil observasi untuk aspek independensi di kelompok perusahaan peserta CGPI 2015
disajikan pada Gambar IV.2.20.

41
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

OBSERVASI

83.71
83.62

83.53

83.52
83.50

83.48

79.78
79.61

79.44

73.20
72.96

72.71
ASPEK INDEPENDENSI INDIKATOR-1 INDIKATOR-2

Keuangan-Perbankan (Emiten & Non Emiten) Keuangan-IKNB (BUMN & BUMS)

Non Keuangan-Emiten Non Keuangan-Non Emiten

Gambar IV.2.20 Rerata Observasi untuk Aspek Independensi

Aspek independensi dalam observasi secara rinci mengungkapkan pemenuhan terhadap beberapa
indikator berikut:
1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem kemandirian dalam mengelola
benturan kepentingan secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang
menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan
secara ekonomi.
2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun objektivitas dalam penyelenggaraan
usaha secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung
tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara
ekonomi.

6. ASPEK KEADILAN
Penilaian aspek keadilan menggambarkan kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun
sistem perlakuan yang setara, wajar dan proporsional terhadap pemangku kepentingan internal dan
eksternal perusahaan secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang
menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan
secara ekonomi. Pemenuhan aspek keadilan oleh perusahaan peserta CGPI melalui self assessment,
pemenuhan sistem dokumentasi, penyajian makalah dan observasi diuraikan sebagai berikut:

42
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

a. Self assessment
Hasil penilaian aspek keadilan dalam self assessment menggambarkan hasil pengisian kuesioner
terkait persepsi responden internal dan eksternal di perusahaan peserta CGPI 2015 terhadap kualitas
implementasi aspek keadilan di perusahaan. Rerata hasil self assessment untuk aspek keadilan di
kelompok perusahaan peserta CGPI 2015 disajikan pada Gambar IV.2.21.

S E L F A S S E S S M E NT

87.53
87.45

87.37

86.44
86.24

86.03

85.59
85.24

84.88

83.89
83.48

ASPEK KEADILAN INDIKATOR-1 83.06 INDIKATOR-2

Keuangan-Perbankan (Emiten & Non Emiten) Keuangan-IKNB (BUMN & BUMS)

Non Keuangan-Emiten Non Keuangan-Non Emiten

Gambar IV.2.21 Rerata Self Assessment untuk Aspek Keadilan

Aspek keadilan dalam self assessment secara rinci mengungkapkan pemenuhan terhadap beberapa
indikator berikut:
1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem perlakuan yang setara, wajar
dan proporsional terhadap pemangku kepentingan internal perusahaan secara terus menerus
guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan,
melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.
2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem perlakuan yang setara, wajar
dan proporsional terhadap pemangku kepentingan eksternal perusahaan secara terus menerus
guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan,
melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.

b. Sistem Dokumentasi
Hasil penilaian sistem dokumentasi untuk aspek keadilan menggambarkan pemenuhan kelengkapan
sistem dokumentasi terkait aspek keadilan yang dimiliki dan dikembangkan oleh perusahaan peserta
CGPI 2015. Rerata pemenuhan sistem dokumentasi untuk aspek keadilan di kelompok perusahaan
peserta CGPI 2015 disajikan pada Gambar IV.2.22.

43
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

Gambar IV.2.22 Rerata Sistem Dokumentasi untuk Aspek Keadilan

c. Makalah
Hasil penilaian makalah untuk aspek keadilan menggambarkan kualitas penyajian uraian makalah
yang disusun oleh perusahaan peserta CGPI 2015 terkait penegakkan prinsip keadilan dalam rangka
mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan,
melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi. Rerata kualitas penyajian
makalah untuk aspek keadilan di kelompok perusahaan peserta CGPI 2015 disajikan pada Gambar
IV.2.23.

Gambar IV.2.23 Rerata Makalah untuk Aspek Keadilan

d. Observasi
Hasil penilaian aspek keadilan dalam observasi menggambarkan hasil konfirmasi dan pemastian tim
penilai CGPI terhadap pemenuhan implementasi aspek keadilan di perusahaan peserta CGPI 2015.
Rerata hasil observasi untuk aspek keadilan di kelompok perusahaan peserta CGPI 2015 disajikan
pada Gambar IV.2.24.

44
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

OBSERVASI

84.57
84.56
84.26

83.95
83.94

83.32
81.89
81.31

80.74
73.62
73.38

73.14
ASPEK KEADILAN INDIKATOR-1 INDIKATOR-2

Keuangan-Perbankan (Emiten & Non Emiten) Keuangan-IKNB (BUMN & BUMS)

Non Keuangan-Emiten Non Keuangan-Non Emiten

Gambar IV.2.24 Rerata Observasi untuk Aspek Keadilan

Aspek keadilan dalam observasi secara rinci mengungkapkan pemenuhan terhadap beberapa
indikator berikut:
1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem perlakuan yang setara, wajar
dan proporsional terhadap pemangku kepentingan internal perusahaan secara terus menerus
guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan,
melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.
2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem perlakuan yang setara, wajar
dan proporsional terhadap pemangku kepentingan eksternal perusahaan secara terus menerus
guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan,
melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.

7. ASPEK KEPEMIMPINAN
Penilaian aspek kepemimpinan menggambarkan kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris
membangun sistem kepemimpinanan perusahaan secara terus menerus guna mewujudkan
keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan
alam dan menguntungkan secara ekonomi. Pemenuhan aspek kepemimpinan oleh perusahaan
peserta CGPI melalui self assessment, pemenuhan sistem dokumentasi, penyajian makalah dan
pelaksanaan observasi diuraikan sebagai berikut:
a. Self assessment
Hasil penilaian aspek kepemimpinan dalam self assessment menggambarkan hasil pengisian
kuesioner terkait persepsi responden internal dan eksternal di perusahaan peserta CGPI 2015

45
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

terhadap kualitas implementasi aspek kepemimpinan di perusahaan. Rerata hasil self assessment
aspek kepemimpinan di kelompok perusahaan peserta CGPI 2015 disajikan pada Gambar IV.2.25.

S E L F A S S E S S M E NT

87.34
87.16

86.98

85.59
85.40
84.77
84.33

83.94
83.25

81.73
80.06

78.38
ASPEK KEPEMIMPINAN INDIKATOR-1 INDIKATOR-2

Keuangan-Perbankan (Emiten & Non Emiten) Keuangan-IKNB (BUMN & BUMS)

Non Keuangan-Emiten Non Keuangan-Non Emiten

Gambar IV.2.25 Rerata Self Assessment untuk Aspek Kepemimpinan

Aspek kepemimpinan dalam self assessment secara rinci mengungkapkan pemenuhan terhadap
beberapa indikator berikut:
1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem kepemimpinanan perusahaan
secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi
martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.
2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengembangkan kualitas interaksi di antara
pemimpin dan anggotanya yang mendorong orientasi pada perubahan, berwawasan ke depan,
dan keteguhan berprinsip secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan
yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan
menguntungkan secara ekonomi.

b. Sistem Dokumentasi
Hasil penilaian sistem dokumentasi untuk aspek kepemimpinan menggambarkan pemenuhan
kelengkapan sistem dokumentasi terkait aspek kepemimpinan yang dimiliki dan dikembangkan oleh
perusahaan peserta CGPI 2015. Rerata pemenuhan sistem dokumentasi untuk aspek kepemimpinan
di kelompok perusahaan peserta CGPI 2015 disajikan pada Gambar IV.2.26.

46
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

Gambar IV.2.26 Rerata Sistem Dokumentasi untuk Aspek Kepemimpinan

c. Makalah
Hasil penilaian makalah untuk aspek kepemimpinan menggambarkan kualitas penyajian uraian
makalah yang disusun oleh perusahaan peserta CGPI 2015 terkait pola kepemimpinan yang
dikembangkan dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi
martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi. Rerata
kualitas penyajian makalah untuk aspek kepemimpinan di kelompok perusahaan peserta CGPI 2015
disajikan pada Gambar IV.2.27.

Gambar IV.2.27 Rerata Makalah untuk Aspek Kepemimpinan

d. Observasi
Hasil penilaian aspek kepemimpinan dalam observasi menggambarkan hasil konfirmasi dan
pemastian tim penilai CGPI terhadap pemenuhan implementasi aspek kepemimpinan di perusahaan
peserta CGPI 2015. Rerata hasil observasi untuk aspek kepemimpinan di kelompok perusahaan
peserta CGPI 2015 disajikan pada Gambar IV.2.28.

47
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

OBSERVASI

84.74
84.03

83.54

83.32
83.27

83.00
82.22
81.39

80.56
73.86
72.83

71.80
ASPEK KEPEMIMPINAN INDIKATOR-1 INDIKATOR-2

Keuangan-Perbankan (Emiten & Non Emiten) Keuangan-IKNB (BUMN & BUMS)

Non Keuangan-Emiten Non Keuangan-Non Emiten

Gambar IV.2.28 Rerata Observasi untuk Aspek Kepemimpinan

Aspek kepemimpinan dalam observasi secara rinci mengungkapkan pemenuhan terhadap beberapa
indikator berikut:
1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem kepemimpinanan perusahaan
secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi
martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.
2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengembangkan kualitas interaksi di antara
pemimpin dan anggotanya yang mendorong orientasi pada perubahan, berwawasan ke depan,
dan keteguhan berprinsip secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan
yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan
menguntungkan secara ekonomi.

8. ASPEK KAPABILITAS
Penilaian aspek kapabilitas menggambarkan kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris
membangun sistem kapabilitas organisasi dan manajemen secara terus menerus guna mewujudkan
keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan
alam dan menguntungkan secara ekonomi. Pemenuhan aspek kapabilitas oleh peserta CGPI melalui
self assessment, sistem dokumentasi, penyajian makalah dan observasi diuraikan sebagai berikut:
a. Self assessment
Hasil penilaian aspek kapabilitas dalam self assessment menggambarkan hasil pengisian kuesioner
terkait persepsi responden internal dan eksternal di perusahaan peserta CGPI 2015 terhadap kualitas
implementasi aspek kapabilitas di perusahaan. Rerata hasil self assessment untuk aspek kapabilitas
di kelompok perusahaan peserta CGPI 2015 disajikan pada Gambar IV.2.29.

48
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

S E L F A S S E S S M E NT

86.52
85.49

84.57
84.47

84.09
83.12

83.05

82.00

81.67

81.66
81.08

80.51
ASPEK KAPABILITAS INDIKATOR-1 INDIKATOR-2

Keuangan-Perbankan (Emiten & Non Emiten) Keuangan-IKNB (BUMN & BUMS)


Non Keuangan-Emiten Non Keuangan-Non Emiten

Gambar IV.2.29 Rerata Self Assessment untuk Aspek Kapabilitas

Aspek kapabilitas dalam self assessment secara rinci mengungkapkan pemenuhan terhadap
beberapa indikator berikut:
1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem kapabilitas organisasi secara
terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat
kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.
2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem kapabilitas manajemen secara
terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat
kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.

b. Sistem Dokumentasi
Hasil penilaian sistem dokumentasi untuk aspek kapabilitas menggambarkan pemenuhan
kelengkapan sistem dokumentasi terkait aspek kapabilitas yang dimiliki dan dikembangkan oleh
perusahaan peserta CGPI 2015. Rerata pemenuhan sistem dokumentasi untuk aspek kapabiltas di
kelompok perusahaan peserta CGPI 2015 disajikan pada Gambar IV.2.30.

Gambar IV.2.30 Rerata Sistem Dokumentasi untuk Aspek Kapabilitas

49
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

c. Makalah
Hasil penilaian makalah untuk aspek kapabilitas menggambarkan kualitas penyajian uraian makalah
yang disusun oleh perusahaan peserta CGPI 2015 terkait kapabilitas organisasi untuk menyesuaikan
diri dan atau beradaptasi dengan lingkungannya yang berubah dalam rangka mewujudkan
keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan
alam dan menguntungkan secara ekonomi. Rerata kualitas penyajian makalah untuk aspek
kapabilitas di kelompok perusahaan peserta CGPI 2015 disajikan pada Gambar IV.2.31.

Gambar IV.2.31 Rerata Makalah untuk Aspek Kapabilitas

d. Observasi
Hasil penilaian aspek kapabilitas dalam observasi menggambarkan hasil konfirmasi dan pemastian
tim penilai CGPI terhadap pemenuhan implementasi aspek kapabilitas di perusahaan peserta CGPI
2015. Rerata hasil observasi untuk aspek kapabilitas di kelompok perusahaan peserta CGPI 2015
disajikan pada Gambar IV.2.32.

50
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

OBSERVASI

84.71
84.24

84.05

83.76
83.44

82.84

82.78
82.33

81.89
73.97
73.79

73.62
ASPEK KAPABILITAS INDIKATOR-1 INDIKATOR-2

Keuangan-Perbankan (Emiten & Non Emiten) Keuangan-IKNB (BUMN & BUMS)

Non Keuangan-Emiten Non Keuangan-Non Emiten

Gambar IV.2.32 Rerata Observasi untuk Aspek Kapabilitas

Aspek kapabilitas dalam observasi secara rinci mengungkapkan pemenuhan terhadap beberapa
indikator berikut:
1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem kapabilitas organisasi secara
terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat
kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.
2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem kapabilitas manajemen secara
terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat
kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.

9. ASPEK STRATEGI
Penilaian aspek strategi menggambarkan kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris merumuskan
arah dan cita-cita perusahaan serta memastikan upaya pencapaiannya secara terus menerus guna
mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan,
melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi. Pemenuhan aspek strategi oleh
perusahaan peserta CGPI melalui self assessment, pemenuhan sistem dokumentasi, penyajian
makalah dan pelaksanaan observasi diuraikan sebagai berikut:
a. Self assessment
Hasil penilaian aspek strategi dalam self assessment menggambarkan hasil pengisian kuesioner
terkait persepsi responden internal dan eksternal di perusahaan peserta CGPI 2015 terhadap kualitas
implementasi aspek strategi di perusahaan. Rerata hasil self assessment untuk aspek strategi di
kelompok perusahaan peserta CGPI 2015 disajikan pada Gambar IV.2.33.

51
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

S E L F A S S E S S M E NT

88.46

87.51
86.82

86.03

85.19
85.06
84.90

84.09
83.95
82.62

82.29

81.29
ASPEK STRATEGI INDIKATOR-1 INDIKATOR-2

Keuangan-Perbankan (Emiten & Non Emiten) Keuangan-IKNB (BUMN & BUMS)

Non Keuangan-Emiten Non Keuangan-Non Emiten

Gambar IV.2.33 Rerata Self Assessment untuk Aspek Strategi

Aspek strategi dalam self assessment secara rinci mengungkapkan pemenuhan terhadap beberapa
indikator berikut:
1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris merumuskan arah dan cita-cita perusahaan berupa
visi dan misi perusahaan secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan
yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan
menguntungkan secara ekonomi.
2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris memastikan upaya pencapaian visi dan misi
perusahaan secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang
menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan
secara ekonomi.

b. Sistem Dokumentasi
Hasil penilaian sistem dokumentasi untuk aspek strategi menggambarkan pemenuhan kelengkapan
sistem dokumentasi terkait aspek strategi yang dimiliki dan dikembangkan oleh perusahaan peserta
CGPI 2015. Rerata pemenuhan sistem dokumentasi untuk aspek strategi di kelompok perusahaan
peserta CGPI 2015 disajikan pada Gambar IV.2.34.

52
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

Gambar IV.2.34 Rerata Sistem Dokumentasi untuk Aspek Strategi

c. Makalah
Hasil penilaian makalah untuk aspek strategi menggambarkan kualitas penyajian uraian makalah
yang disusun oleh perusahaan peserta CGPI 2015 strategi pencapaian tujuan dan cita-cita
perusahaan yang berorientasi mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi
martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi. Rerata
kualitas penyajian makalah untuk aspek strategi di kelompok perusahaan peserta CGPI 2015
disajikan pada Gambar IV.2.35.

Gambar IV.2.35 Rerata Makalah untuk Aspek Strategi

d. Observasi
Hasil penilaian aspek strategi dalam observasi menggambarkan hasil konfirmasi dan pemastian tim
penilai CGPI terhadap pemenuhan implementasi aspek strategi di perusahaan peserta CGPI 2015.
Rerata hasil observasi untuk aspek strategi di kelompok perusahaan peserta CGPI 2015 disajikan
pada Gambar IV.2.36.

53
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

OBSERVASI

84.04
84.00
83.88

83.74

83.71

83.48
82.78
82.50

82.22
73.38
73.26

73.14
ASPEK STRATEGI INDIKATOR-1 INDIKATOR-2

Keuangan-Perbankan (Emiten & Non Emiten) Keuangan-IKNB (BUMN & BUMS)

Non Keuangan-Emiten Non Keuangan-Non Emiten

Gambar IV.2.36 Rerata Observasi untuk Aspek Strategi

Aspek strategi dalam observasi secara rinci mengungkapkan pemenuhan terhadap beberapa
indikator berikut:
1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris merumuskan arah dan cita-cita perusahaan berupa
visi dan misi perusahaan secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan
yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan
menguntungkan secara ekonomi.
2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris memastikan upaya pencapaian visi dan misi
perusahaan secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang
menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan
secara ekonomi.

10. ASPEK RISIKO


Penilaian aspek risiko menggambarkan kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun
sistem manajemen risiko dan budaya risiko secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan
perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan
menguntungkan secara ekonomi. Pemenuhan aspek risiko oleh perusahaan peserta CGPI melalui
self assessment, sistem dokumentasi, penyajian makalah dan observasi diuraikan sebagai berikut:
a. Self assessment
Hasil penilaian aspek risiko dalam self assessment menggambarkan hasil pengisian kuesioner terkait
persepsi responden internal dan eksternal di perusahaan peserta CGPI 2015 terhadap kualitas
implementasi aspek risiko di perusahaan. Rerata hasil self assessment untuk aspek risiko di
kelompok perusahaan peserta CGPI 2015 disajikan pada Gambar IV.2.37.

54
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

S E L F A S S E S S M E NT

87.66

86.79
86.42

85.17
84.69

84.69
84.15

83.61
82.59
81.30
81.28

81.26
ASPEK RISIKO INDIKATOR-1 INDIKATOR-2

Keuangan-Perbankan (Emiten & Non Emiten) Keuangan-IKNB (BUMN & BUMS)


Non Keuangan-Emiten Non Keuangan-Non Emiten

Gambar IV.2.37 Rerata Self Assessment untuk Aspek Risiko

Aspek risiko dalam self assessment secara rinci mengungkapkan pemenuhan terhadap beberapa
indikator berikut:
1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem manajemen risiko secara terus
menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat
kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.
2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun budaya risiko secara terus menerus
guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan,
melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.

b. Sistem Dokumentasi
Hasil penilaian sistem dokumentasi untuk aspek risiko menggambarkan pemenuhan kelengkapan
sistem dokumentasi terkait aspek risiko yang dimiliki dan dikembangkan oleh perusahaan peserta
CGPI 2015. Rerata pemenuhan sistem dokumentasi untuk aspek risiko di kelompok perusahaan
peserta CGPI 2015 disajikan pada Gambar IV.2.38.

Gambar IV.2.38 Rerata Sistem Dokumentasi untuk Aspek Risiko

55
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

c. Makalah
Hasil penilaian makalah untuk aspek risiko menggambarkan kualitas penyajian uraian makalah yang
disusun oleh perusahaan peserta CGPI 2015 terkait tata kelola risiko yang dikembangkan dalam
rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan,
melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi. Rerata kualitas penyajian
makalah aspek risiko di kelompok perusahaan peserta CGPI 2015 disajikan pada Gambar IV.2.39.

Gambar IV.2.39 Rerata Makalah untuk Aspek Risiko

Observasi
Hasil penilaian aspek risiko dalam observasi menggambarkan hasil konfirmasi dan pemastian tim
penilai CGPI terhadap pemenuhan implementasi aspek risiko di perusahaan peserta CGPI 2015.
Rerata hasil observasi untuk aspek risiko di kelompok perusahaan peserta CGPI 2015 disajikan pada
Gambar IV.2.40.

OBSERVASI
84.21
83.95

83.89
83.41

82.79

82.62
81.67

79.44
73.90
72.93

71.95

ASPEK RISIKO INDIKATOR-1 INDIKATOR-2

Keuangan-Perbankan (Emiten & Non Emiten) Keuangan-IKNB (BUMN & BUMS)

Non Keuangan-Emiten Non Keuangan-Non Emiten

Gambar IV.2.40 Rerata Observasi untuk Aspek Risiko

56
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

Aspek risiko dalam observasi secara rinci mengungkapkan pemenuhan terhadap beberapa indikator
berikut:
1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem manajemen risiko secara terus
menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat
kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.
2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun budaya risiko secara terus menerus
guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan,
melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.

11. ASPEK ETIKA


Penilaian aspek etika menggambarkan kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris menetapkan
pedoman etika perusahaan secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan
yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan
secara ekonomi. Pemenuhan aspek etika oleh perusahaan peserta CGPI melalui self assessment,
pemenuhan sistem dokumentasi, penyajian makalah dan observasi diuraikan sebagai berikut:
a. Self assessment
Hasil penilaian aspek etika dalam self assessment menggambarkan hasil pengisian kuesioner terkait
persepsi responden internal dan eksternal di perusahaan peserta CGPI 2015 terhadap kualitas
implementasi aspek komitmen di perusahaan. Rerata hasil self assessment untuk aspek etika di
kelompok perusahaan peserta CGPI 2015 disajikan pada Gambar IV.2.41.

S E L F A S S E S S M E NT
85.86
85.43

84.99

84.85
84.22

83.60

83.43
83.29

83.16

83.06
82.72

82.38

ASPEK ETIKA INDIKATOR-1 INDIKATOR-2

Keuangan-Perbankan (Emiten & Non Emiten) Keuangan-IKNB (BUMN & BUMS)

Non Keuangan-Emiten Non Keuangan-Non Emiten

Gambar IV.2.41 Rerata Self Assessment untuk Aspek Etika

Aspek etika dalam self assessment secara rinci mengungkapkan pemenuhan terhadap beberapa
indikator berikut:

57
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris menetapkan pedoman etika bisnis perusahaan
secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi
martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.
2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris menetapkan pedoman etika perilaku anggota
perusahaan secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang
menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan
secara ekonomi.

b. Sistem Dokumentasi
Hasil penilaian sistem dokumentasi untuk aspek etika menggambarkan pemenuhan kelengkapan
sistem dokumentasi terkait aspek etika yang dimiliki dan dikembangkan oleh perusahaan peserta
CGPI 2015. Rerata pemenuhan sistem dokumentasi untuk aspek etika di kelompok perusahaan
peserta CGPI 2015 disajikan pada Gambar IV.2.42.

Gambar IV.2.42 Rerata Sistem Dokumentasi untuk Aspek Etika

c. Makalah
Hasil penilaian makalah untuk aspek etika menggambarkan kualitas penyajian uraian makalah yang
disusun oleh perusahaan peserta CGPI 2015 terkait pedoman etika bisnis dan etika perilaku yang
dikembangkan perusahaan dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung
tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.
Rerata kualitas penyajian makalah untuk aspek etika di kelompok perusahaan peserta CGPI 2015
disajikan pada Gambar IV.2.43.

58
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

Gambar IV.2.43 Rerata Makalah untuk Aspek Etika

d. Observasi
Hasil penilaian aspek etika dalam observasi menggambarkan hasil konfirmasi dan pemastian tim
penilai CGPI terhadap pemenuhan implementasi aspek etika di perusahaan peserta CGPI 2015.
Rerata hasil observasi untuk aspek etika di kelompok perusahaan peserta CGPI 2015 disajikan pada
Gambar IV.2.44.

OBSERVASI
84.38
84.24

84.10
82.76
82.62

82.47
81.11

81.11

81.11
73.95
73.71

73.46

ASPEK ETIKA INDIKATOR-1 INDIKATOR-2

Keuangan-Perbankan (Emiten & Non Emiten) Keuangan-IKNB (BUMN & BUMS)

Non Keuangan-Emiten Non Keuangan-Non Emiten

Gambar IV.2.44 Rerata Observasi untuk Aspek Etika

Aspek etika dalam observasi secara rinci mengungkapkan pemenuhan terhadap beberapa indikator
berikut:
1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris menetapkan pedoman etika bisnis perusahaan
secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi
martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.
2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris menetapkan pedoman etika perilaku anggota
perusahaan secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang

59
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan


secara ekonomi.

12. ASPEK BUDAYA


Penilaian aspek budaya menggambarkan kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun
sistem tata nilai yang membantu semua insan mengelola aspek dan dampak penting bagi pemangku
kepentingan perusahaan secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang
menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan
secara ekonomi. Pemenuhan aspek budaya oleh perusahaan peserta CGPI melalui self assessment,
pemenuhan sistem dokumentasi, penyajian makalah dan observasi diuraikan sebagai berikut:
a. Self assessment
Hasil penilaian aspek budaya dalam self assessment menggambarkan hasil pengisian kuesioner
terkait persepsi responden internal dan eksternal di perusahaan peserta CGPI 2015 terhadap kualitas
implementasi aspek budaya di perusahaan. Rerata hasil self assessment untuk aspek budaya di
kelompok perusahaan peserta CGPI 2015 disajikan pada Gambar IV.2.45.

S E L F A S S E S S M E NT
86.44

85.63
85.35

84.28
84.09

84.06
83.97

83.92
83.37

83.05
82.55

82.39
82.19
81.53

81.06
80.15

ASPEK BUDAYA INDIKATOR-1 INDIKATOR-2 INDIKATOR-3

Keuangan-Perbankan (Emiten & Non Emiten) Keuangan-IKNB (BUMN & BUMS)

Non Keuangan-Emiten Non Keuangan-Non Emiten

Gambar IV.2.45 Rerata Self Assessment untuk Aspek Budaya

Aspek budaya dalam self assessment secara rinci mengungkapkan pemenuhan terhadap beberapa
indikator berikut:
1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem tata nilai yang membantu
semua insan mengelola aspek dan dampak penting bagi pemangku kepentingan perusahaan
secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi
martabat kemanusiaan.

60
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem tata nilai yang membantu
semua insan mengelola aspek dan dampak penting bagi pemangku kepentingan perusahaan
secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang melestarikan
lingkungan alam.
3. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem tata nilai yang membantu
semua insan mengelola aspek dan dampak penting bagi pemangku kepentingan perusahaan
secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menguntungkan
secara ekonomi.

b. Sistem Dokumentasi
Hasil penilaian sistem dokumentasi untuk aspek budaya menggambarkan pemenuhan kelengkapan
sistem dokumentasi terkait aspek budaya yang dimiliki dan dikembangkan oleh perusahaan peserta
CGPI 2015. Rerata pemenuhan sistem dokumentasi untuk aspek budaya di kelompok perusahaan
peserta CGPI 2015 disajikan pada Gambar IV.2.46.

Gambar IV.2.46 Rerata Sistem Dokumentasi untuk Aspek Budaya

c. Makalah
Hasil penilaian makalah untuk aspek budaya menggambarkan kualitas penyajian uraian makalah
yang disusun oleh perusahaan peserta CGPI 2015 terkait sistem nilai budaya yang yang
dikembangkan dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi
martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi. Rerata
kualitas penyajian makalah untuk aspek budaya di kelompok perusahaan peserta CGPI 2015
disajikan pada Gambar IV.2.47.

61
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

Gambar IV.2.47 Rerata Makalah untuk Aspek Budaya

d. Observasi
Hasil penilaian aspek budaya dalam observasi menggambarkan hasil konfirmasi dan pemastian tim
penilai CGPI terhadap pemenuhan implementasi aspek budaya di perusahaan peserta CGPI 2015.
Rerata hasil observasi untuk aspek budaya di kelompok perusahaan peserta CGPI 2015 disajikan
pada Gambar IV.2.48.

OBSERVASI

84.37
84.29
83.63

83.63

83.62
83.18

83.00
81.67

81.54

81.22
80.78

79.44
74.00

73.52
72.97

71.38

ASPEK BUDAYA INDIKATOR-1 INDIKATOR-2 INDIKATOR-3

Keuangan-Perbankan (Emiten & Non Emiten) Keuangan-IKNB (BUMN & BUMS)

Non Keuangan-Emiten Non Keuangan-Non Emiten

Gambar IV.2.48 Rerata Observasi untuk Aspek Budaya

Aspek budaya dalam observasi secara rinci mengungkapkan pemenuhan terhadap beberapa
indikator berikut:
1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem tata nilai yang membantu
semua insan mengelola aspek dan dampak penting bagi pemangku kepentingan perusahaan
secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menjunjung tinggi
martabat kemanusiaan.

62
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem tata nilai yang membantu
semua insan mengelola aspek dan dampak penting bagi pemangku kepentingan perusahaan
secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang melestarikan
lingkungan alam.
3. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem tata nilai yang membantu
semua insan mengelola aspek dan dampak penting bagi pemangku kepentingan perusahaan
secara terus menerus guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang menguntungkan
secara ekonomi.

13. ASPEK KEBERLANJUTAN


Penilaian aspek keberlanjutan menggambarkan kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris
mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik secara terus menerus dengan menjunjung tinggi
martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan secara ekonomi.
Pemenuhan aspek keberlajutan oleh perusahaan peserta CGPI melalui self assessment, pemenuhan
sistem dokumentasi, penyajian makalah dan pelaksanaan observasi diuraikan sebagai berikut:
a. Self assessment
Hasil penilaian aspek keberlanjutan dalam self assessment menggambarkan hasil pengisian
kuesioner terkait persepsi responden internal dan eksternal di perusahaan peserta CGPI 2015
terhadap kualitas implementasi aspek keberlanjutan di perusahaan. Rerata hasil self assessment
aspek keberlanjutan di kelompok perusahaan peserta CGPI 2015 disajikan pada Gambar IV.2.49.

S E L F A S S E S S M E NT
86.41
84.92

84.47
84.26

82.96

82.75

82.43
82.20
82.14

82.13
82.08
82.01
81.69

81.43
80.86

77.64

ASPEK IDNIKATOR-1 INDIKATOR-2 INDIKATOR-3


KEBERLANJUTAN

Keuangan-Perbankan (Emiten & Non Emiten) Keuangan-IKNB (BUMN & BUMS)

Non Keuangan-Emiten Non Keuangan-Non Emiten

Gambar IV.2.49 Rerata Self Assessment untuk Aspek Keberlanjutan

Aspek keberlanjutan dalam self assessment secara rinci mengungkapkan pemenuhan terhadap
beberapa indikator berikut:

63
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris memberikan manfaat dan dampak dari strategi dan
sistem menjunjung tinggi martabat kemanusiaan dalam mewujudkan tata kelola perusahaan
yang baik secara terus menerus.
2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris memberikan manfaat dan dampak dari strategi dan
sistem melestarikan lingkungan alam dalam mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik
secara terus menerus.
3. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris memberikan manfaat dan dampak dari strategi dan
sistem pengelolaan perusahaan yang menguntungkan secara ekonomi dalam mewujudkan tata
kelola perusahaan yang baik secara terus menerus.

b. Sistem Dokumentasi
Hasil penilaian sistem dokumentasi untuk aspek keberlanjutan menggambarkan pemenuhan
kelengkapan sistem dokumentasi terkait aspek keberlanjutan yang dimiliki dan dikembangkan oleh
perusahaan peserta CGPI 2015. Rerata pemenuhan sistem dokumentasi untuk aspek keberlanjutan
di kelompok perusahaan peserta CGPI 2015 disajikan pada Gambar IV.2.50.

Gambar IV.2.50 Rerata Sistem Dokumentasi untuk Aspek Keberlanjutan

c. Makalah
Hasil penilaian makalah untuk aspek keberlanjutan menggambarkan kualitas penyajian uraian
makalah yang disusun oleh perusahaan peserta CGPI 2015 terkait hasil dari keberlanjutan
perusahaan yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan
menguntungkan secara ekonomi. Rerata kualitas penyajian makalah untuk aspek keberlanjutan di
kelompok perusahaan peserta CGPI 2015 disajikan pada Gambar IV.2.51.

64
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

Gambar IV.2.51 Rerata Makalah untuk Aspek Keberlanjutan

d. Observasi
Hasil penilaian aspek keberlanjutan dalam observasi menggambarkan hasil konfirmasi dan
pemastian tim penilai CGPI terhadap pemenuhan implementasi aspek keberlanjutan di perusahaan
peserta CGPI 2015. Rerata hasil observasi untuk aspek keberlanjutan di kelompok perusahaan
peserta CGPI 2015 disajikan pada Gambar IV.2.52.

OBSERVASI
84.19
83.95
83.89

83.86
83.62
83.41

82.22
81.89

81.26
81.19

79.44
74.57

74.09
73.46

71.71

ASPEK INDIKATOR-1 INDIKATOR-2 INDIKATOR-3


KEBERLANJUTAN

Keuangan-Perbankan (Emiten & Non Emiten) Keuangan-IKNB (BUMN & BUMS)

Non Keuangan-Emiten Non Keuangan-Non Emiten

Gambar IV.2.52 Rerata Observasi untuk Aspek Keberlanjutan

Aspek keberlanjutan dalam observasi secara rinci mengungkapkan pemenuhan terhadap beberapa
indikator berikut:
1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris memberikan manfaat dan dampak dari strategi dan
sistem menjunjung tinggi martabat kemanusiaan dalam mewujudkan tata kelola perusahaan
yang baik secara terus menerus.

65
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris memberikan manfaat dan dampak dari strategi dan
sistem melestarikan lingkungan alam dalam mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik
secara terus menerus.
3. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris memberikan manfaat dan dampak dari strategi dan
sistem pengelolaan perusahaan yang menguntungkan secara ekonomi dalam mewujudkan tata
kelola perusahaan yang baik secara terus menerus .

IV.3 HASIL PEMERINGKATAN CGPI

Hasil pemeringkatan CGPI 2015 adalah rekapitulasi skor penilaian dari 4 tahapan yang dikalikan
dengan hasil pembobotan nilai berdasarkan penilaian panel ahli dan dikalibrasi berdasarkan norma
penilaian CGPI. Hasil Pemeringkatan CGPI 2015 disajikan pada Tabel IV.3.1 dan Tabel IV.3.2 yang
dikelompokkan berdasarkan 3 norma penilaian yaitu sangat tepercaya, tepercaya, dan cukup
tepercaya, dan penulisan sesuai dengan urutan abjad.

66
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

Tabel IV.3.1 Perusahaan Sangat Tepercaya Menurut CGPI 2015

PERUSAHAAN SANGAT TEPERCAYA

PT ANEKA TAMBANG (PERSERO) TBK PT ASURANSI JASA INDONESIA (PERSERO)


88.64 85.80
Sangat Tepercaya Sangat Tepercaya

Self Sistem Self Sistem


Makalah Observasi Makalah Observasi
Assessment Dokumentasi Assessment Dokumentasi
25.89 23.37 13.70 25.68 25.92 22.05 13.14 24.69

PT BANK CENTRAL ASIA TBK PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK


87.19 93.29
Sangat Tepercaya Sangat Tepercaya
Self Sistem Self Sistem
Makalah Observasi Makalah Observasi
Assessment Dokumentasi Assessment Dokumentasi
26.29 22.29 13.33 25.29 27.74 24.17 14.22 27.17

PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PT BANK OCBC NISP TBK


87.73 86.85
Sangat Tepercaya Sangat Tepercaya
Self Sistem Self Sistem
Makalah Observasi Makalah Observasi
Assessment Dokumentasi Assessment Dokumentasi
26.94 22.35 13.12 25.33 25.49 22.68 13.43 25.25

PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK PT BANK SYARIAH MANDIRI


87.74 86.33
Sangat Tepercaya Sangat Tepercaya

Self Sistem Self Sistem


Makalah Observasi Makalah Observasi
Assessment Dokumentasi Assessment Dokumentasi
25.90 22.85 13.46 25.53 26.09 22.05 13.31 24.88

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK


86.59 85.55
Sangat Tepercaya Sangat Tepercaya

Self Sistem Self Sistem


Makalah Observasi Makalah Observasi
Assessment Dokumentasi Assessment Dokumentasi
26.20 22.42 12.85 25.12 25.14 22.11 13.26 25.03

PT JASA MARGA (PERSERO) TBK PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA (PERSERO) TBK


85.81 91.18
Sangat Tepercaya Sangat Tepercaya

Self Sistem Self Sistem


Makalah Observasi Makalah Observasi
Assessment Dokumentasi Assessment Dokumentasi
24.40 22.77 13.35 25.29 27.80 23.50 13.67 26.21

67
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

Tabel IV.3.2 Perusahaan Tepercaya Menurut CGPI 2015 (1)


PERUSAHAAN TEPERCAYA

PT ASURANSI JIWA INHEALTH INDONESIA PT AXA MANDIRI FINANCIAL SERVICES


71.98 72.48
Tepercaya Tepercaya

Self Sistem Self Sistem


Makalah Observasi Makalah Observasi
Assessment Dokumentasi Assessment Dokumentasi
22.82 17.98 10.69 20.50 24.85 17.08 10.50 20.04

PT BAKRIE & BROTHERS TBK PT BANK DKI


72.69 82.08
Tepercaya Tepercaya
Self Sistem Self Sistem
Makalah Observasi Makalah Observasi
Assessment Dokumentasi Assessment Dokumentasi
22.28 18.72 10.90 20.78 24.01 21.46 12.65 23.96

PT BANK MANDIRI TASPEN POS PT BANK RIAU KEPRI


80.77 73.50
Tepercaya Tepercaya
Self Sistem Self Sistem
Makalah Observasi Makalah Observasi
Assessment Dokumentasi Assessment Dokumentasi
25.93 20.24 11.97 22.63 21.61 19.25 11.46 21.17

PT BANK BJB TBK PT BANK PERMATA


82.13 81.61
Tepercaya Tepercaya

Self Sistem Self Sistem


Makalah Observasi Makalah Observasi
Assessment Dokumentasi Assessment Dokumentasi
26.58 20.43 12.12 23.00 26.22 20.57 11.87 22.94

PT BNI SYARIAH PT INDONESIA POWER


83.91 82.94
Tepercaya Tepercaya

Self Sistem Self Sistem


Makalah Observasi Makalah Observasi
Assessment Dokumentasi Assessment Dokumentasi
26.96 20.99 12.41 23.54 24.70 21.42 12.75 24.07

PT KRAKATAU TIRTA INDUSTRI PT MANDIRI AXA GENERAL INSURANCE


78.44 72.62
Tepercaya Tepercaya

Self Sistem Self Sistem


Makalah Observasi Makalah Observasi
Assessment Dokumentasi Assessment Dokumentasi
24.51 19.91 11.76 22.26 25.35 17.13 10.34 19.79

68
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

Tabel IV.3.3 Perusahaan Tepercaya Menurut CGPI 2015 (2)


PERUSAHAAN TEPERCAYA

PT MANDIRI MANAJEMEN INVESTASI PT MANDIRI SEKURITAS


71.94 78.88
Tepercaya Tepercaya

Self Sistem Self Sistem


Makalah Observasi Makalah Observasi
Assessment Dokumentasi Assessment Dokumentasi
26.09 16.87 9.99 18.98 26.10 18.95 11.55 22.28

PT MANDIRI TUNAS FINANCCE PT PERTAMINA (PERSERO)


78.80 83.90
Tepercaya Tepercaya
Self Sistem Self Sistem
Makalah Observasi Makalah Observasi
Assessment Dokumentasi Assessment Dokumentasi
25.09 20.00 11.37 22.33 24.24 22.17 13.05 24.44

PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK PT TIMAH (PERSERO) TBK


83.59 82.15
Tepercaya Tepercaya
Self Sistem Self Sistem
Makalah Observasi Makalah Observasi
Assessment Dokumentasi Assessment Dokumentasi
25.74 21.37 12.64 23.85 25.48 21.02 12.23 23.42

69
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

70
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

BAB V
PENUTUP

IV.4 KESIMPULAN

Program CGPI 2015 telah berhasil terselenggara dengan baik dan memberikan beberapa kontribusi
antara lain sebagai berikut:
1. CGPI telah mengajak seluruh pihak yang berkepentingan dengan Perusahaan peserta CGPI untuk
memberikan kepedulian dan komitmennya mendukung penerapan GCG dalam perspektif
keberlanjutan. Kepedulian dan komitmen para pihak yang berkepentingan baik yang berasal dari
internal maupun eksternal Perusahaan ditunjukkan dengan kesediaan menerima diseminasi,
memahami literasi, dan memberikan persepsi atas penerapan GCG di Perusahaan peserta CGPI.
2. CGPI telah mendorong komitmen Perusahaan untuk membangun (develop) kelengkapan
implementasi GCG dari lingkup stratejik hingga operasional, dari pemenuhan wajib (mandatory)
hingga pemenuhan melampaui yang diwajibkan (beyond regulation), dan terus berupaya
memperbaiki diri (continuous improvement).
3. CGPI telah membantu Perusahaan meletakan pondasi yang kuat bagi penerapan tata kelola dan
bisnis yang berorientasi pada aspek sosial, lingkungan, dan ekonomi dalam rangka mewujudkan
keberlanjutan Perusahaan. Pondasi yang kuat bagi penerapan tata kelola dan bisnis
berkelanjutan dibangun dari penegakan prinsip GCG dan penerapan bisnis yang beretika dan
bermartabat secara nyata melalui sistem yang terintegrasi dan pelaku bisnis yang berintegritas.
4. CGPI menjadi salah satu indikator kualitas penerapan GCG yang dapat membantu organ dan
manajemen dalam memastikan efektivitas penerapan tata kelola dan keberlanjutan serta
mewujudkan hubungan antara perusahaan dengan stakeholders yang dilandasi kepercayaan
(trustwhorty) dan penciptaan nilai (value creation) secara berkelanjutan.

Berdasarkan hasil tahapan penilaian, CGPI 2015 dapat diberikan beberapa catatan sebagai berikut:
1. Komitmen peserta CGPI dalam penerapan GCG dalam perspektif keberlanjutan telah
ditunjukkan dengan baik dengan adanya kebijakan dan pedoman, kelengkapan struktur
penanggung jawab pelaksanaan, kelengkapan sistem dan prosedur pelaksanaan, serta
pemantauan dan evaluasi penerapannya secara berkala.
Beberapa catatan untuk peningkatan kualitas penerapan GCG dalam perspektif keberlanjutan
antara lain (a) integrasi kebijakan keberlanjutan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan
(SDG); (b) memiliki struktur Chief Sustainability Officer; (c) penerapan dan evaluasi GCG secara
terintegrasi; serta (d) evaluasi serta hasil penerapan konsep keberlanjutan yang berorientasi

71
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

pada menjunjung martabat kemanusiaan, menjaga kelestarian alam dan menguntungkan secara
ekonomi.
2. Pemenuhan keterbukaan dan pengungkapan informasi perusahaan kepada publik telah
dilakukan dengan baik oleh para peserta CGPI 2015. Perusahaan peserta CGPI 2015 telah
memiliki kebijakan dan pedoman keterbukaan dan pengungkapan informasi, pengendalian dan
etika terhadap informasi, kerahasiaan, prosedur pengungkapan informasi, struktur penanggung
jawab, serta mengembangkan berbagai media, akses, dan produk informasi perusahaan kepada
publik, serta berbagai laporan tahunan dan laporan keberlanjutan yang dapat diakses oleh
publik.
Beberapa catatan untuk peningkatan kualitas keterbukaan dan pengungkapan informasi kepada
publik antara lain (a) pemutakhiran dan evaluasi pengelolaan website dan saluran komunikasi
perusahaan; (b) penetapan kebijakan dan pedoman tata kelola data perusahaan (data
governance); (c) pemenuhan kepatuhan terhadap pengungkapan dan keterbukaan informasi
kepada publik dan (d) meningkatkan kualitas penyajian laporan tahunan dan laporan
keberlanjutan perusahaan.
3. Peserta CGPI 2015 telah menunjukkan pemenuhan yang baik atas aspek akuntabilitas.
Pemutakhiran pedoman kerja organ dan manajemen serta mengembangkan sistem
perencanaan dan unjuk kerja memudahkan pemantauan kinerja dan pemenuhan akuntabilitas
kerja. Penerapan prinsip six eyes principles dan third lines of defence membantu organ dan
manajemen memastikan berjalannya mekanisme check and balances dan akuntabilitas kinerja.
Beberapa catatan untuk peningkatan kualitas penerapan aspek akuntabilitas antara lain (a)
pemutakhiran sistem manajemen perusahaan dengan penerapan GCG dan keberlanjutan secara
terintegrasi; (b) pemutakhiran sistem manajemen yang menggunakan basis ISO 9001 ke versi
2015; dan (c) pengembangan sistem manajemen perusahaan tentang inovasi dan penciptaan
daya saing perusahaan.
4. Pemenuhan kepatuhan atas berbagai peraturan perundang-undangan dan perjanjian dengan
pihak ketiga, serta penerapan tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR) telah dipenuhi
dengan baik oleh peserta CGPI 2015. Perusahaan peserta CGPI telah mengembangkan
roadmap, strategi, kebijakan, program, dan indikator keberhasilan penerapan CSR, menetapkan
struktur penanggung jawab penerapan CSR dan kepatuhan, serta telah mengevaluasi
penerapan sistem kepatuhan dan CSR termasuk audit keuangan CSR oleh auditor eksternal.
Beberapa catatan untuk peningkatan kualitas penerapan aspek responsibilitas antara lain (a)
pemutakhiran roadmap, kebijakan, dan pedoman CSR dengan kebijakan keberlanjutan dan
SDG; (b) evaluasi pelaksanaan CSR secara berkala; (c) pengembangan sistem manajemen CSR;

72
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

(d) pengembangan sistem dan pemantauan kepatuhan; serta melakukan audit kepatuhan dan
CSR secara berkala.
5. Peserta CGPI 2015 telah mengembangkan kebijakan, pedoman, struktur, sistem, dan
mekanisme dalam menegakkan prinsip independensi. Dalam aspek independensi, peserta CGPI
2015 telah memiliki komisaris independen, kebijakan dan pedoman pengelolaan benturan
kepentingan, komitmen terhadap integritas melalui pakta integritas, kebijakan rangkap jabatan,
pengungkapan transaksi dengan pihak terafiliasi, serta mekanisme pengambilan keputusan
yang mengedepankan obyektivitas dan profesionalisme.
Beberapa catatan untuk peningkatan kualitas penerapan aspek independensi antara lain (a)
kelengkapan struktur Direktur Independen; (b) pengungkapan daftar khusus kepemilikan saham
Direksi dan Komisaris serta keluarganya; dan (c) mekanisme RUPS yang mengakomodasi
pemegang saham minoritas dalam menentukan agenda dan proses pengambilan keputusan
dalam RUPS.
6. Pemenuhan kepentingan stakeholders secara wajar dan proporsional telah dilaksanakan
dengan baik oleh peserta CGPI 2015. Kebijakan dan mekanisme tentang dividen serta hubungan
dengan pemegang saham, kebijakan dan mekanisme hubungan dengan karyawan serta evaluasi
atas kepuasan karyawan, kebijakan dan mekanisme hubungan dengan pelanggan serta evaluasi
atas kepuasaan pelanggan, kebijakan dan mekanisme hubungan dengan pemasok serta evaluasi
atas kepuasaan pemasok, dan kebijakan dan mekanisme hubungan dengan stakeholders
lainnya.
Beberapa catatan untuk peningkatan kualitas penerapan aspek keadilan antara lain (a)
pengembangan kebijakan dan sistem standar mutu produk dan pelayanan minimal; (b)
kebijakan dan sistem pengembangan modal manusia yang setara, tanpa diskriminasi, dan
obyektif; (c) kebijakan dan sistem pemenuhan hak-hak pemasok secara wajar dan proporsional;
serta (d) kebijakan dan sistem hubungan yang wajar dan proporsional dengan masyarakat dan
Pemerintah.
7. Peserta CGPI 2015 telah mengembangkan berbagai kebijakan dan sistem kepemimpinan
perusahaan. Peserta CGPI 2015 berupaya untuk mengembangkan sistem dan gaya
kepemimpinan yang sesuai dengan kebutuhan dan arah pencapaian visi, misi, dan tujuan
perusahaan.
Beberapa catatan untuk pemenuhan aspek kepemimpinan antara lain (a) kelengkapan struktur
yang bertugas melakukan proses seleksi dan nominasi calon pemimpin perusahaan; (b)
kebijakan dan pedoman pengembangan kepemimpinan yang terintegrasi; (c) sistem dan
mekanisme untuk mencetak para kader pemimpin perusahaan di masa depan; serta (d)

73
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

membangun pola orientasi kepemimpinan yang transformasional, visioner, dan berprinsip


sesuai penerapan GCG dan keberlanjutan.
8. Pemenuhan aspek kapabilitas telah dilakukan dengan baik oleh peserta CGPI 2015. Perusahaan
peserta CGPI 2015 telah membangun kapabilitas organisasi dan manajemen dalam mendukung
bisnis perusahaan yang berkelanjutan.
Beberapa catatan untuk pemenuhan aspek kapabilitas antara lain (a) pengembangan blueprint
bisnis yang berorientasi pada penciptaan keunggulan dan kompetensi inti perusahaan; (b)
pengembangan strategi perusahaan yang berorientasi pada peningkatan kinerja dan
kompetensi manajemen; (c) kebijakan, sistem, dan evaluasi program inovasi perusahaan; serta
(d) sistem dan program pengembangan kompetensi modal manusia perusahaan yang
terintegrasi dan berkelanjutan.
9. Peserta CGPI 2015 telah memenuhi dengan baik aspek strategi yang mendukung penerapan
GCG dalam perspektif keberlanjutan. Peserta CGPI telah mengembangkan dan menetapkan visi,
misi, tata nilai, dan tujuan perusahaan yang berorientasi pada kepentingan stakeholders,
mendukung penerapan prinsip GCG, dan upaya menjamin bisnis yang berkelanjutan.
Beberapa catatan untuk peningkatan kualitas penerapan aspek strategi antara lain (a)
pengembangan dan penetapan kebijakan umum perusahaan yang mencakup bisnis, GCG, dan
keberlanjutan; (b) pemantauan dan evaluasi pencapaian visi, misi, tata nilai, dan tujuan
perusahaan; dan (c) pemantauan dan evaluasi pencapaian strategi, kebijakan, dan program
pencapaian tujuan perusahaan.
10. Pemenuhan pengembangan sistem manajemen risiko dan budaya risiko telah dilakukan dengan
baik oleh peserta CGPI 2015. Perusahaan peserta CGPI 2015 telah mengembangkan sistem
manajemen risiko; sosialisasi manajemen risiko; pengembangan audit bebasis risiko; dan
pengembangan kompetensi SDM di bidang manajemen risiko.
Beberapa catatan untuk peningkatan kualitas penerapan aspek risiko antara lain (a)
pemutakhiran dan pengembangan tata kelola risiko terintegrasi; (b) pengembangan sistem
manajemen krisis dan business continuity management; (c) pemantauan dan evaluasi tingkat
maturitas tata kelola risiko; dan (d) serta pengembangan output dan hasil manajemen risiko
dalam perencanaan stratejik, proses bisnis dan operasional perusahaan, serta pemantauan dan
evaluasi perusahaan.
11. Peserta CGPI 2015 telah memenuhi dengan baik aspek etika melalui kebijakan dan pedoman
etika perusahaan yang mendorong penerapan GCG dan keberlanjutan. Peserta CGPI 2015 telah
memiliki dan mengembangkan pedoman etika bisnis, etika kerja, sosialisasi etika bisnis dan
etika kerja, serta melakukan pemantauan atas pemenuhan pedoman etika perusahaan.

74
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

Beberapa catatan untuk peningkatan kualitas penerapan aspek etika antara lain (a)
pengembangan etika bisnis dan etika kerja yang berorientasi pada aspek lingkungan; (b)
peningkatan pengawasan penegakan etika dan tindak lanjut atas pelanggaran etika perusahaan;
dan (c) penerapan prinsip dan substansi etika secara terintegrasi dan berkelanjutan.
12. Peserta CGPI 2015 telah memenuhi aspek budaya dengan baik melalui pengembangan dan
penerapan tata nilai dan budaya perusahaan yang berorientasi pada menjunjung martabat
kemanusiaan, menjaga kelestarian alam, serta menguntungkan secara ekonomi. Peserta CGPI
2015 telah memiliki tata nilai dan budaya perusahaan serta program internalisasi dan
evaluasinya.
Beberapa catatan untuk peningkatan kualitas penerapan aspek budaya antara lain (a)
pengembangan internalisasi dan sistem budaya terintegrasi; (b) pengembangan budaya
perusahaan yang berorientasi pada aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi; serta (c) evaluasi
secara berkala terhadap implementasi budaya perusahaan.
13. Pemenuhan untuk mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik secara terus menerus dengan
menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, melestarikan lingkungan alam dan menguntungkan
secara ekonomi telah dilakukan dengan baik oleh peserta CGPI 2015. Perusahaan peserta CGPI
2015 telah mengembangkan dan melaksanakan berbagai program yang berkaitan dengan
kelestarian lingkungan, kesejahteraan sosial, dan menciptakan hubungan yang baik dengan
stakeholders, serta mengungkapkannya dalam laporan keberlanjutan (sustainability report).
Beberapa catatan untuk peningkatan kualitas aspek keberlanjutan antara lain (a) meningkatkan
kualitas capaian program kelestarian lingkungan, kesejahteraan sosial, dan hubungan dengan
stakeholders; (b) mengembangkan kebijakan dan program keberlanjutan yang terintegrasi; (c)
meningkatkan kualitas pengungkapan dan keterbukaan informasi pada laporan tahunan dan
laporan keberlanjutan; (d) meningkatkan capaian tindak lanjut berbagai rekomendasi dan
temuan dari pihak eksternal; (e) peningkatan capaian inovasi dan kapabilitas organisasi;
peningkatan capaian kinerja ekonomi dan aspek profit secara berkelanjutan.

IV.5 IMPLIKASI

Dari hasil program CGPI 2015, kesimpulan dan temuan CGPI dapat dijadikan implikasi bagi pihak-
pihak yang terlibat dalam implementasi GCG dalam perspektif keberlanjutan, antara lain:
1. Bagi perusahaan (sektor swasta).
a. Perusahaan membangun kelengkapan implementasi yang belum memadai dan sesuai
dengan kebutuhan penerapan GCG dalam perspektif keberlanjutan.

75
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

b. Perusahaan memastikan penerapan GCG dalam perspektif keberlanjutan berlangsung


secara terintegrasi dalam lingkungan dan grup usahanya serta dilakukan pemantauan
secara berkala.
c. Perusahaan mengembangkan strategi, kebijakan, program, dan indikator keberhasilan
dalam penerapan GCG yang selaras dengan upaya mencapai bisnis yang berkelanjutan.
2. Bagi pemerintah/pengawas (sektor publik).
a. Pemerintah menciptakan situasi yang kondusif bagi penegakan GCG dan upaya
mendukung tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development
Goals) melalui produk peraturan perundang-undangan yang berkualitas (better regulation)
serta penegakan tata kelola Pemerintahan yang baik (good public governance).
b. Pemerintah berkomitmen penuh dalam menjaga dan menegakkan supremasi hukum demi
terciptanya dunia usaha dan pelayanan publik yang beretika dan bermartabat.
c. Pemerintah turut mendukung inisiatif dari berbagai pihak yang mendorong penegakan
GCG dan upaya yang konstruktif bagi peningkatan kemudahan berbisnis di Indonesia
dalam rangka mencapai pembangunan Nasional yang tumbuh berkelanjutan.
3. Bagi Masyarakat (sipil).
a. Masyarakat memiliki kesadaran serta kepedulian, terhadap penerapan GCG dan
implementasi konsep keberlanjutan sehingga berperan secara partisipatif mendukung GCG
dalam perspektif keberlanjutan.
b. Masyarakat menjalin hubungan yang bernilai tambah bagi peningkatan penerapan tata
kelola perusahaan yang baik dan membantu Perusahaan untuk tumbuh bersama secara
berkelanjutan.
c. Masyarakat memberikan apresiasi dan perhatian yang positif kepada perusahaan-
perusahaan yang telah membuktikan komitmennya terhadap penerapan GCG dan konsep
keberlanjutan secara terus menerus.

IV.6 TINDAK LANJUT

Hasil CGPI 2015 memberikan beberapa tindak lanjut bagi perusahaan peserta CGPI antara lain:
1. Tindak Lanjut Konseptual.
a. Perusahaan dapat mengembangkan tata kelola perusahaan yang mengacu pada konsep
keberlanjutan dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan yang berorientasi
pada aspek sosial, lingkungan dan ekonomi dengan memperhatikan keunikan bisnis dan
organisasinya

76
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

b. Perusahaan dapat mengembangkan mekanisme pelaporan akuntabilitas organ dan


manajemen dengan menggunakan standard dan pedoman sustainability reporting.
2. Tindak Lanjut Strategis.
a. Perusahaan memiliki dan memutakhirkan kelengkapan kebijakan dan struktur yang
memadai terkait dengan implementasi GCG dan konsep keberlanjutan yang berorientasi
pada aspek sosial, lingkungan dan ekonomi.
b. Perusahaan memiliki dan memutakhirkan perencanaan strategis yang memadai dan
terintegrasi terkait dengan implementasi GCG dan konsep keberlanjutan yang berorientasi
pada aspek sosial, lingkungan dan ekonomi.
3. Tindak Lanjut Operasional.
a. Perusahaan memiliki dan memutakhirkan kelengkapan pedoman dan program kerja yang
terkait dengan implementasi GCG dan konsep keberlanjutan yang berorientasi pada aspek
sosial, lingkungan dan ekonomi.
b. Perusahaan memiliki kelengkapan alat pemantauan yang memadai terkait dengan
implementasi GCG dan konsep keberlanjutan yang berorientasi pada aspek sosial,
lingkungan dan ekonomi.
4. Tindak Lanjut Teknikal.
a. Perusahaan dapat melengkapi inisiatif penegakkan GCG dan konsep keberlanjutan dengan
kegiatan yang mendorong inovasi dan berorientasi pada harapan stakeholders.
b. Perusahaan dapat melengkapi efektivitas tata kelola dengan menggunakan infrastruktur
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

IV.7 TINJAUAN CGPI 2016

Keberlanjutan tema CGPI kedepan searah dengan tema tahun ini dan sebelumnya. Dalam
mengkritisi kondisi dunia industri dan bisnis serta isu global yang akan dihadapi di masa depan, tema
CGPI telah mengangkat tema terkait learning organization, value creation, dan sustainability dalam
tiga tahun terakhir dalam rangka mempersiapkan langkah perusahaan di masa depan. Tema CGPI di
tahun-tahun ke depan akan mencakup upaya untuk meninjau kembali cetak biru bisnis yang
berkelanjutan dalam upaya menciptakan daya saing serta menjadikan perusahaan yang memiliki
citra warga korporasi yang baik sehingga mampu menjamin bisnis yang berkelanjutan dalam jangka
panjang secara etikal dan bermartabat.

77
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

DAFTAR PUSTAKA
Bruntland.1987. Development and International Economic: Co-Operation Environment. Report of the
World Commission and Development. Bruntland Report.
Elkington, Jhon.1999. Cannibals with Forks: Tripple Bottom Line of 21 st Century Business. Capstone
Publishing Limited. United Kingdom.
GRI. 2013. G4 Sustainability Reporting Guideline. Global Reporting Initiative.
Suprayitno, G., S. Yasni, A. Susanty, L.H. Kusumah, Z. Abidin, M. Susandy, S. Olivia Tito, E.
Kusnawijaya, T. Aryati, Z. Naimah, Henni Gusfa, 2014, Laporan Hasil Riset & Pemeringkatan
Corporate Governance Perception Index 2014: GCG dalam Perspektif Penciptaan Nilai, IICG,
Jakarta.
Suprayitno, G., S. Yasni, A. Susanty, L.H. Kusumah, Z. Abidin, M. Susandy, S. Olivia Tito, A. Riyadi, E.
Kusnawijaya, T. Aryati, Z. Naimah, R. Januarita, Henni Gusfa, 2014, Laporan Hasil Riset &
Pemeringkatan Corporate Governance Perception Index 2013: GCG dalam Perspektif
Organisasi Pembelajar, IICG, Jakarta.

78
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

LAMPIRAN
ALUR PROGRAM CGPI

79
Good Corporate Governance dalam Perspektif Keberlanjutan

TIM CGPI 2015

G. Suprayitno Eddy Kusnawijaya Zaenal Abidin Roedy Poerwanto


(Ketua) (Anggota) (Anggota) (Anggota)

May Susandy Lien H. Kusumah Sedarnawati Yasni Aries Susanty


(Anggota) (Anggota) (Anggota) (Anggota)

Titik Aryati Zahroh Naimah Henni Gusfa Rina Astini


(Anggota) (Anggota) (Anggota) (Anggota)

Siti Olivia Tito Nurul Fajriya


(Anggota) (Anggota)

80
Laporan Corporate Governance Perception Index 2015

81

Anda mungkin juga menyukai