Operations consulting Tool Kit merupakan sebuah alat yang digunakan dalam
medefinisikan masalah, pengumpulan data, pengumpulan data, analisis data dan
pengembangan solusi, analisis mengenai dampak biaya dan pelunasan, serta
implementasinya. Terdapat beberapa tool kit yaitu :
Problem Definition
Data Gathering
Implementation
Operating consulting dapat digunakan sebagai alat untuk menejemen strategic , manajemen
pemasaran, dan sistem informasi. Dan digunakan ketika perusahaan dihadapkan dengan
masalah pengambilan keputusan dalam investasi utama dalam perusahaan dengan
membandingkan dan menganalisis beberapa hal, serta ketika manajemen berpendapat bahwa
tidak akan mendapatkan efektivitas maksimal dari kemampuan produktif organisasi sehingga
kita dapat mengetahui seberapa efektif perusahaan dan kinerja perusahaan yang dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan dimasa mendatang.
Disini saya akan lebih membahas pada operating tool kit category 1 yaitu problem
definition memiliki beberapa tools kit:
3. Gap Analysis : alat untuk memperkirakan performen klien secara relatif terhadap
ekspektasi pelanggan, atau dengan performen dari kompetitor yang digunakan untuk
mengetahui kinerja dari suatu sistem yang sedang berjalan dengan sistem standar
Issue Tree
Issue tree merupakan struktur dengan menyusun atau memetakan mulai dari masalah
utama yang dihadapi untuk diinvestigasi dan sebagai hipotesis awal sehingga dapat
menemukan solusi yang tepat. Issu tree ini adalah alat pada problem definition karena
didalam issue tree dapat mendefinisikan atau menguraikan masalah dengan membentuk
struktur yang lengakap sehingga dapat menemukan alternatif – alternatif solusi yang dapat
digunakan, selain itu dengan issue tree dapat mempermudah menemukan masalah utama,
tanpa melewatkan masalah yang ada serta mengetahui akar dari masalah sehingga dapat
memecahkan masalah tersebut. Jadi issue tree dapat menjelaskan problem definition karena
dalam issu tree dilakukan identifikasi secara mendalam untuk menemukan masalah yang
terdapat pada perusahaan dengan disusun mulai dari masalh terkecil yang menjdi akar
permasalahan. Issue tree dapat dilakukan dengan mudah dan sudah banyak digunakan karena
dapat menjelaskan masalah utama dengan mencari akar masalah hal ini dilakukan untuk
menganalisis yang menjadikan masalah utama tersebut sekaligus dengan menetapkan
alternatif-alternatif solusi. Terdapat beberapa tahap untuk issue tree :
Customer Survey
Gap Analysis
Gap Analysis merupakan alat untuk memperkirakan performen klien secara relatif
terhadap ekspektasi pelanggan, atau dengan performen dari kompetitor yang digunakan untuk
mengetahui kinerja dari suatu sistem yang sedang berjalan dengan sistem standar. Gap
analysis dimulai dari benchmarking proses perusahaan terhadap harapan pelanggan atau
kinerja pesaing. Selanjutnya adalah mengukur perbedaan tingkat kinerja perusahaan saat ini
dengan benchmark yang telah ditetapkan. Gap analysis dapat menjelaskan problem definition
karena perusahaan dapat menggunakan metode ini dapat membantu perusahaan menemukan
sebuha kesenjangan yang terjadi, dengan mengidentifikasi kinerja untuk menemukan sebuah
kesenjangan yang ada dalam perusahaan, menilai seberapa besar pengaruh dari kesenjangan
tersebut terhadap perusahaan, sehingga mngetahui bagaimana cara untuk meningkatkan
kinerja untuk menutup terjadinya kesenjangan tersebut dan menemukan solusi yang tepat.
Five force model adalah evaluasi posisi kompetitif perusahaan untuk mengetahui
strukturnya dalam suatu industri. Five force model berisi tentang 3 forces dari kompetisi
external ('horizontal' competition) yaitu ancaman produk pengganti, ancaman dari pesaing
yang sudah ada, dan ancaman kompetitor baru, dan 2 forces merupakan ancaman internal
('vertical' competition) yaitu kekuatan daya tawar supplier dan kekuatan daya tawar
customer. Five force model ini dapat menjelaskan problem definition dengan cara
menganalisis masing-masing kekuatan pada perusahaan, kemudian masalah tersebut dapat
didefinisikan apakah masalah yang ada disebabkan oleh melemahnya salah satu kekuatan
dari lima kekuatan tersebut. Dengan five force model ini peursahaan dapat merencanakan
strategi dalam pengembangkan keungulannya. Perusahaan dapat menggunakan model ini
untuk lebih memahami konteks industri.
Pada Jurnal tersebut adalah membahas permasalahan tentang untuk menguji kembali
pengaruh partisipasi manajer menengah dalam pengambilan keputusan (DM) terhadap kinerja
inovasi perusahaan manufaktur China hal ini tentunya juga berpengaruh pada saluran
intermediasi mengenai bagaimana partisipasi manajer menengah mempengaruhi kinerja
inovasi perusahaan dengan menguji efek pengetatan.
Variabel dependen : pengaruh partisipasi manajer menengah dalam Decision Making (DM)
terhadap kinerja inovasi perusahaan manufaktur China.
3) investasi bisnis
Di dalam jurnal ini menggunakan hipotesis berasal dari China Employer – Employee
Survey (CEES) 2015, yang merupakan gabungan dari Aliansi Universitas Tsinghua, Akademi
Ilmu Pengetahuan China dan Universitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Hong Kong.
Survei ini menggunakan daftar perusahaan dari Sensus Ekonomi ketiga (2014) di Provinsi
Guangdong, yang menyumbang sebagian besar dari China'seconomy yang dilakukan di 19
kabupaten dari 13 kota. Di masing-masing perusahaan, enam sampai sepuluh pekerja dipilih
secara acak dengan menggunakan nomor karyawan. Untuk memastikan sampel yang
heterogen dan representatif, 30 persen peserta adalah manajer menengah dan 70 persen
adalah staf non-manajemen, yang sebagian besar merupakan pekerja lini pertama.
Dari jurnal diatas kita tahu bahwa metode yang digunakan problem definition dengan
menggunakan employee survey. Disini membuktikan bahwa dengan menggunakan employee
survey kita dapat mengetahui masalah yang terdapat pada organisasi seperti yang ada di
jurnal yang menguji kembali pengaruh partisipasi manajer menengah dalam pengambilan
keputusan (DM) terhadap kinerja inovasi perusahaan manufaktur China dan dilihat dari
partisipasi manajer kita dapat mengetahui apakah terdapat hubungan antara kinerja inovasi
dengan partisipasi manajer. Melalui Employee survey perusahaan juga mendapatkan
alternatif-alternatif solusi dalam masalah tersebut seperti bahwa perusahaan harus memberi
dorongan kepada pihak berwenang, China harus membuat sebuah konversi untuk
mempromosikan tingkat partisipasi manager menengah di dalam DM
Emeraldinsight.com/doi/full/10.1108/CMS-12-2016-0253.
Jacobs, F. Robert and Richard B. Chase. Operations and Supply Chain Management. New
York: McGraw-Hill, 2011.