Anda di halaman 1dari 7

Operations Consulting Tool Kit

Operations consulting Tool Kit merupakan sebuah alat yang digunakan dalam
medefinisikan masalah, pengumpulan data, pengumpulan data, analisis data dan
pengembangan solusi, analisis mengenai dampak biaya dan pelunasan, serta
implementasinya. Terdapat beberapa tool kit yaitu :

Problem Definition

Data Gathering

Data Analysis and Solution


Development

Implementation

Operating consulting dapat digunakan sebagai alat untuk menejemen strategic , manajemen
pemasaran, dan sistem informasi. Dan digunakan ketika perusahaan dihadapkan dengan
masalah pengambilan keputusan dalam investasi utama dalam perusahaan dengan
membandingkan dan menganalisis beberapa hal, serta ketika manajemen berpendapat bahwa
tidak akan mendapatkan efektivitas maksimal dari kemampuan produktif organisasi sehingga
kita dapat mengetahui seberapa efektif perusahaan dan kinerja perusahaan yang dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan dimasa mendatang.

Disini saya akan lebih membahas pada operating tool kit category 1 yaitu problem
definition memiliki beberapa tools kit:

[Type text] Page 1


1. Issue tree : struktur dengan menyusun atau memetakan mulai dari masalah utama
yang dihadapi untuk diinvestigasi dan sebagai hipotesis awal sehingga dapat
menemukan solusi yang tepat

2. Customer survey : menganalisis loyalitas pelanggan atau kepuasan pelanggan


walaupun dalam kenyataannya tidak banyak pelanggan yang loyal

3. Gap Analysis : alat untuk memperkirakan performen klien secara relatif terhadap
ekspektasi pelanggan, atau dengan performen dari kompetitor yang digunakan untuk
mengetahui kinerja dari suatu sistem yang sedang berjalan dengan sistem standar

4. Employee survey : kegiatan mendapatkan informasi berhubungan antara karyawan


dengan perusahaan ataupun karyawan dengan pelanggan ataupun karyawan dengan
pelanggan secara langsung menggunakan kuisioner atau wawancara.

5. Five force model : evaluasi posisi kompetitif perusahaan untuk mengetahui


strukturnya dalam suatu industri

Issue Tree

Issue tree merupakan struktur dengan menyusun atau memetakan mulai dari masalah
utama yang dihadapi untuk diinvestigasi dan sebagai hipotesis awal sehingga dapat
menemukan solusi yang tepat. Issu tree ini adalah alat pada problem definition karena
didalam issue tree dapat mendefinisikan atau menguraikan masalah dengan membentuk
struktur yang lengakap sehingga dapat menemukan alternatif – alternatif solusi yang dapat
digunakan, selain itu dengan issue tree dapat mempermudah menemukan masalah utama,
tanpa melewatkan masalah yang ada serta mengetahui akar dari masalah sehingga dapat
memecahkan masalah tersebut. Jadi issue tree dapat menjelaskan problem definition karena
dalam issu tree dilakukan identifikasi secara mendalam untuk menemukan masalah yang
terdapat pada perusahaan dengan disusun mulai dari masalh terkecil yang menjdi akar
permasalahan. Issue tree dapat dilakukan dengan mudah dan sudah banyak digunakan karena
dapat menjelaskan masalah utama dengan mencari akar masalah hal ini dilakukan untuk
menganalisis yang menjadikan masalah utama tersebut sekaligus dengan menetapkan
alternatif-alternatif solusi. Terdapat beberapa tahap untuk issue tree :

[Type text] Page 2


1. Mulailah dengan masalah yang harus dipecahkan

2. Catat masalah lainnya

3. Ajukan pertanyaan “apa yang menjadi sebab dan akibat”

4. Susun dalam bentuk yang menyerupai sebuah pohon.

Customer Survey

Customer survey adalah menganalisis loyalitas pelanggan atau kepuasan pelanggan


walaupun dalam kenyataannya tidak banyak pelanggan yang loyal. Customer survey dapat
menjelaskan problem definition karena dengan menggunakan customer survey perusahaan
dapat mengambil keputusan dengan pertimbangan dari sudut keinginan pelanggan, karena
masalah dalam sebuah perusahaan dapat juga berasal dari pelanggan, dalam hal ini
perusahaan dapat mengetahui begaimana kinerja perusahaan dan apa yang harus di perbaiki
dalam meningktaan loyalitas pelanggan. Customer survey dilakukan untuk mendapatkan
umpan balik pelanggan yang memungkin untuk memperoleh sampling yang paling
representatif dari populasi pelanggan yang disurvei dan data sebanyak mungkin, dapat
mengetahui faktor-faktor untuk meningkatkan loyalitas pelanggan dan kepuasna pelanggan.
Metode pemberian survei meliputi: electronic mail, telephone, one to one, group, and panel.

Gap Analysis

Gap Analysis merupakan alat untuk memperkirakan performen klien secara relatif
terhadap ekspektasi pelanggan, atau dengan performen dari kompetitor yang digunakan untuk
mengetahui kinerja dari suatu sistem yang sedang berjalan dengan sistem standar. Gap
analysis dimulai dari benchmarking proses perusahaan terhadap harapan pelanggan atau
kinerja pesaing. Selanjutnya adalah mengukur perbedaan tingkat kinerja perusahaan saat ini
dengan benchmark yang telah ditetapkan. Gap analysis dapat menjelaskan problem definition
karena perusahaan dapat menggunakan metode ini dapat membantu perusahaan menemukan
sebuha kesenjangan yang terjadi, dengan mengidentifikasi kinerja untuk menemukan sebuah
kesenjangan yang ada dalam perusahaan, menilai seberapa besar pengaruh dari kesenjangan
tersebut terhadap perusahaan, sehingga mngetahui bagaimana cara untuk meningkatkan
kinerja untuk menutup terjadinya kesenjangan tersebut dan menemukan solusi yang tepat.

[Type text] Page 3


Employee Survey

Employee Survey adalah kegiatan mendapatkan informasi berhubungan antara


karyawan dengan perusahaan ataupun karyawan dengan pelanggan ataupun karyawan dengan
pelanggan secara langsung menggunakan kuisioner atau wawancara. Employee survey dapat
menjelaskan problem definiton dari survei yang dilakukan kepada karyawan di dalam
perusahaan, hal ini cukup efektif untuk mengetahui permasalahan internal perusahaan karena
perusahaan membutuhkan informasi yang cukup pada perusahaan sedangkan karyawan
merupakan sumber informasi bagi perusahaan untuk mengetahui permasalahan, sebab
karyawan bekerja sehari-hari di dalam perusahaan, dan secara langusung bekerja/berkontak
langsung dengan konsumen, sehingga mereka mengetahui betul apa yang terjadi pada
perusahaan secara real.

Five Force Model

Five force model adalah evaluasi posisi kompetitif perusahaan untuk mengetahui
strukturnya dalam suatu industri. Five force model berisi tentang 3 forces dari kompetisi
external ('horizontal' competition) yaitu ancaman produk pengganti, ancaman dari pesaing
yang sudah ada, dan ancaman kompetitor baru, dan 2 forces merupakan ancaman internal
('vertical' competition) yaitu kekuatan daya tawar supplier dan kekuatan daya tawar
customer. Five force model ini dapat menjelaskan problem definition dengan cara
menganalisis masing-masing kekuatan pada perusahaan, kemudian masalah tersebut dapat
didefinisikan apakah masalah yang ada disebabkan oleh melemahnya salah satu kekuatan
dari lima kekuatan tersebut. Dengan five force model ini peursahaan dapat merencanakan
strategi dalam pengembangkan keungulannya. Perusahaan dapat menggunakan model ini
untuk lebih memahami konteks industri.

[Type text] Page 4


How middle managers’ participation in decision-making influences firm innovation
performance Evidence from China Employer–Employee Survey Data

Hong Cheng, Feifei Song and Dandan Li

Institute of Quality Development Strategy/Macro-quality Management Collaborative


Innovation Center, Wuhan University, Wuhan, China

(Chinese Management Studies Vol.11No.1,2017)

ANALISIS EMPLOYEE SURVEY

Pada Jurnal tersebut adalah membahas permasalahan tentang untuk menguji kembali
pengaruh partisipasi manajer menengah dalam pengambilan keputusan (DM) terhadap kinerja
inovasi perusahaan manufaktur China hal ini tentunya juga berpengaruh pada saluran
intermediasi mengenai bagaimana partisipasi manajer menengah mempengaruhi kinerja
inovasi perusahaan dengan menguji efek pengetatan.

Variabel dependen : pengaruh partisipasi manajer menengah dalam Decision Making (DM)
terhadap kinerja inovasi perusahaan manufaktur China.

Variabel independent : sebagai bentuk partisipasi manajer menengah

1) keputusan untuk mempekerjakan atau memberhentikan karyawan

2) remunerasi sub ordinat

3) investasi bisnis

4) transfer saham perusahaan

Di dalam jurnal ini menggunakan hipotesis berasal dari China Employer – Employee
Survey (CEES) 2015, yang merupakan gabungan dari Aliansi Universitas Tsinghua, Akademi
Ilmu Pengetahuan China dan Universitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Hong Kong.
Survei ini menggunakan daftar perusahaan dari Sensus Ekonomi ketiga (2014) di Provinsi
Guangdong, yang menyumbang sebagian besar dari China'seconomy yang dilakukan di 19
kabupaten dari 13 kota. Di masing-masing perusahaan, enam sampai sepuluh pekerja dipilih
secara acak dengan menggunakan nomor karyawan. Untuk memastikan sampel yang
heterogen dan representatif, 30 persen peserta adalah manajer menengah dan 70 persen
adalah staf non-manajemen, yang sebagian besar merupakan pekerja lini pertama.

[Type text] Page 5


Dan dari hasil di atas menyatakan bahwa partisipai dari manajer menengah dalam DM
nya berpengaruh positif terhadap industri di china terhadap inovasi dan kinerja perusahaan,
sehingga di temukan solusi bahwa perusahaan harus memberi dorongan kepada pihak yang
berwenang untuk memberi komentar, terutama mengenai kemampuan mengalokasikan
sumber daya internal eksternal. Keterlibatan oleh manajer menengah sangat penting untuk
meningkatkan kinerja inovasi perusahaan, China harus membuat sebuah konversi untuk
mempromosikan tingkat partisipasi manager menengah di dalam DM karena kamampuannya
terbatas sehingga hal tersebut di butuhkan untuk perkembangan inovasi.

Dari jurnal diatas kita tahu bahwa metode yang digunakan problem definition dengan
menggunakan employee survey. Disini membuktikan bahwa dengan menggunakan employee
survey kita dapat mengetahui masalah yang terdapat pada organisasi seperti yang ada di
jurnal yang menguji kembali pengaruh partisipasi manajer menengah dalam pengambilan
keputusan (DM) terhadap kinerja inovasi perusahaan manufaktur China dan dilihat dari
partisipasi manajer kita dapat mengetahui apakah terdapat hubungan antara kinerja inovasi
dengan partisipasi manajer. Melalui Employee survey perusahaan juga mendapatkan
alternatif-alternatif solusi dalam masalah tersebut seperti bahwa perusahaan harus memberi
dorongan kepada pihak berwenang, China harus membuat sebuah konversi untuk
mempromosikan tingkat partisipasi manager menengah di dalam DM

[Type text] Page 6


Daftar Pustaka

Emeraldinsight.com/doi/full/10.1108/CMS-12-2016-0253.

Jacobs, F. Robert and Richard B. Chase. Operations and Supply Chain Management. New
York: McGraw-Hill, 2011.

[Type text] Page 7

Anda mungkin juga menyukai