Business Model Canvas atau yang biasa disingkat dengan BMC mulai
mendapatkan ketenaran di Indonesia. Mulai banyak universitas yang
mengajarkan BMC, menjadikannya sebuah alternatif dari business plan
tradisional. Sembilan blok business model canvas ciptaan Alexander Osterwalder
dari awal dibuat untuk mempermudah pebisnis dalam menulis business plan.
Secara singkat, BMC adalah blueprint perusahaan startup Anda.
Customer Segments
Apa itu customer segments
Setelah mengisi value proposition, langkah kedua adalah mencari orang-orang
yang mungkin akan tertarik dengan value yang kita tawarkan. Customer
segments adalah penggolongan orang-orang yang mungkin tertarik dengan value
proposition bisnis kita.
Kategori di dalam customer segments
Mass Market : segmen pasar luas dengan jenis kebutuhan dan masalah yang
sama.
Niche Market : segmen pasar yang spesifik.
Segmented: segmen pasar yang memiliki kebutuhan berbeda tetapi dalam satu
kategori.
Diversified : segmen pasar yang memiliki kebutuhan atau masalah yang sangat
berbeda.
Multi-sided Platform : melayani 2 atau lebih pasar segmen pasar yang saling
tergantung.
Cara mengisi business model canvas: customer segments
Kalau Anda mengisinya dengan mass market, bad news untuk Anda:
kemungkinan bisnis Anda bertarung di barang komoditas. Bisnis blue ocean
tidak bermain di mass market. Untuk mengisi customer segments, Anda juga
disarankan untuk memberikan prioritas dari tiap segmen. Contoh pengisian
untuk Evelyn’s Boutique:
Customer Segments
Channels
Key Activities
Apa itu key activities
Kolom key activities harus diisi dengan kegiatan wajib yang dilakukan oleh
perusahaan untuk menghasilkan value proposition yang ditawarkan.
Kategori di dalam key activities
Production : aktivitas merancang, membuat, mengirimkan produk.
Problem Solving : aktivitas operasi yang biasanya muncul pada perusahaan
konsultan, rumah sakit, organisasi penyedia jasa.
Platform Network : menjadi tempat atau wadah bertemunya dua atau lebih
segmen pasar untuk saling berinteraksi/transaksi atau membangun network.
Cara mengisi business model canvas: key activities
Untuk bisnis Evelyn’s Boutique, dan kebanyakan bisnis clothing line, inilah key
activities-nya:
Key Activities
Key Resources
Apa itu key resources
Key resources adalah hal-hal paling penting yang harus Anda punyai agar key
activities bisa dijalankan dan value proposition bisa diberikan pada customer.
Kategori di dalam key resources
Physical asset : fasilitas pabrik, gedung-gedung, kendaraan, mesin-mesin.
Intellectual : brand, hak paten, copyright, database customer dan database
partnership, informasi rahasia perusahaan
Human : tenaga kerja
Financial : sumber daya keuangan perusahaan cash, credit, obligasi, saham
Cara mengisi business model canvas: key resources
Inilah key resources yang dibutuhkan oleh Evelyn’s Boutique:
Key Resources
Key Partners
Apa itu key partners
Key partners adalah pihak-pihak yang bisa Anda ajak kerjasama dengan tujuan:
Optimization and Economy: motivasi berpartner untuk mengoptimalkan
alokasi sumber daya dan aktivitas mengingat sebuah perusahaan tidak perlu
memiliki semua sumber daya dan melakukan kegiatannya sendirian.
Reduction of Risk and Uncertainty: mengurangi risiko dan ketidakpastian
dalam lingkungan persaingan.
Acquisition of particular resources and activities: mengakuisisi
perusahaan lain untuk meningkatkan kemampuan kinerja perusahaan.
Kategori di dalam key partners
Strategic Alliance between non-competitors: kerjasama dengan
perusahaan yang tidak sejenis.
Coopetition: kerjasama dengan perusahaan kompetitor.
Joint ventures to develop new business: kerjasama untuk membentuk
usaha baru.
Buyer supplier relationship: hubungan hanya sebagai pembeli dan penjual
biasanya terjadi pada motif optimization and economy of scale.
Cara mengisi business model canvas: key partners
Dalam startup, key partners sangat penting, karena bisa mengurangi biaya dan
mempercepat pertumbuhan. Berikut skenario kami untuk Evelyn’s Boutique:
Key Partners
Cost Structure
Revenue Stream
Apa itu revenue stream
Revenue stream dalam BMC akan kita isi dengan berbagai cara untuk
menghasilkan keuntungan dari value proposition kita. Bahasa kasarnya: cara kita
mendapatkan duit.
Kategori di dalam revenue stream
Asset Sale: penjualan produk secara fisik.
Usage Fee: customer membayar sesuai lamanya menggunakan produk/jasa.
Subscription Fees: biaya berlangganan.
Lending/renting/leasing: biaya peminjaman/pemakaian/penggunaan
sementara.
Licensing: biaya ijin pakai jasa / produk.
Cara mengisi business model canvas: revenue stream
Untuk jenis bisnis Evelyn’s Boutique dan clothing line lainnya, revenue
streamnya cukup umum, yaitu:
Revenue Stream
Itulah cara mengisi business model canvas dengan contoh kasus BMC bisnis
fashion dan pengisian offer-led. Berikut adalah penampilan BMC Evelyn’s
Boutique yang sudah jadi.
Anda punya contoh BMC lain? Ayo berdiskusi! Terinspirasi oleh artikel ini?
Bagikan untuk teman-teman Anda di social media ya! Anda juga bisa
mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif
melalui Facebook atau Twitter Studentpreneur.
The Business Model Canvas
Cost Structure (8): (biaya-biaya terbesar dalam menjalankan key Revenue Streams (9): (cara kita mendapatkan keuntungan/duit)
activities) - Asset sale (penjualan produk fisik)
- Cost driven (Bahan baku) - Usage fee (bayar sesuai lamanya penggunaan produk/jasa)
- Value driven (seni, nilai, status, gaya hidup) - Subscription fees (biaya berlangganan)
- Fixed cost (yang tidak tergantung pada jumlah produksi) - Lending/renting/leasing (biaya peminjaman, pemakaian, penggunaan sementara)
- Variable cost (muncul bervariasi sesuai jumlah produksi) - Licensing (biaya ijin pakai jasa/produk
The Business Model Canvas