Anda di halaman 1dari 5

1. Apakah faktor utama yang menjadi pendorong kesuksesan Banyan Tree?

Banyan Tree sejak awal kemunculannya menetapkan bahwa mereka akan menyasar
niche market dengan memberikan selisih harga yang cukup jauh dengan para pesaingnya
yang sudah lebih dulu ada ditengah pasar perhotelan. Namun fasilitas yang diberikan oleh
Banyan tetap ditujukan kepada calon konsumen dengan kemampuan ekonomi kelas atas.
Dengan menawarkan fasilitas hotel yang dikombinasikan dengan kearifan local sesuai
dengan lokasinya, akan sangat terasa sentuhan budaya yang ada didaerah tersebut sehingga
menjadikan hal ini sebagai ciri khas suasana yang dibangun oleh Banyan Tree. Selain itu
brand image yang mereka bangun juga berhasil memikat dan memanjakan para
konsumennya yang merasa puas dengan hadirnya penginapan yang bersifat private dan
exclusive sehingga menjadikan mereka nyaman dan betah menikmati jasa yang ditawarkan
Banyan Tree.
2. Evaluasi brand positioning dan strategi komunikasi dari Banyan Tree .! dapatkah
perusahaan mempertahankan keunikan posisinya ditengah peningkatan yang cukup
besar pada industry perhotelan?
 Dalam hal brand positioning dari Banyan Tree yakni memposisikan pada
penawaran layanan hotel “smallish” dengan menjanjikan suasana romantic dan
memberikan layanan yang privat bagi pelanggan. Banyan tree mengambil ceruk
pasar ditengah-tengah industry hotel yang mewah namun dengan penawaran harga
yang tidak terlau tinggi dan tidak terlalu rendah.
 Strategi komunikasi yang digunakan oleh Banyan tree yakni bekerja sama dengan
agent periklanan internasional yang juga membuat logo Banyan tree. Untuk
meningkatkan konsistensi tentang brand maka aktivitas maanajemen pemasaran
ditempatkan pada satu wilayah. Banyan tree juga mengkomunikasi produknya pada
majalah travel kelas atas dengan menmapilkan visualisai yang alami dan award
yang diperoleh. Banyan tree juga memperluas startegi komunikasinya dengan
membangun relasi public dan program-program pemasaran global, seperti
membangun hubungan dengan editor dan penulis yang membahas travel, dimana
hal ini membantu untuk meningkatakn perspedi tentang pengalaman yang
diperoleh dari Banyan tree tersebut. Banyan tree memilih untuk bekerjasama
dengan agent-agent yang khusus mengiklankan pad platform yang menawakan
liburan yang ekslusif dan mewah yang targetnya adalah pelanggan yang kaya.
Komunikasi yang besar secara global juga diraih melalui keikutsertaan sebagi
anggota pada small luxury hotels dan leading hotels of the world. Namun pada
tahun 2007 Banyan tree merilis system distribusi globalnya sendiri.
 Pandangan kedepan terkait resistensi Banyan Tree terhadap munculnya pesaing
sejenis sebenarnya dapat menjadi ancaman yang serius. Karena konsep unik yang
eksklusiv dan private yang ditawarkan oleh Resort ini dapat dijalakan serupa oleh
pesaingnya, karena bukan produk fisik yang sulit ditiru. Oleh karena itu, dalam
memperkuat keunikan brand image yang sudah dibangun, Banyan Tree harus
menjaga ambience khas yang sudah dibangun melalui property yang mereka
gunakan. Sehingga, dirasa perlu untuk mulai membangun partnership dengan
produsen local yang dapat memberikan sentuhan tangan khas daerah lokasi Resort
mereka dalam rangka menghadirkan suasana kultur dan budaya tradisional. Selain
menguntungkan dalam hal value chain karena lokasi yang berada disekitar Resort,
nilai plus ini juga akan memberikan image bahwa perusahaan perduli terhadap
keberlangsungan hidup produsen pengrajin yang ada disekitar lokasi usaha mereka.
3. Diskusikan apakah brand portofolio dari Banyan Tree dan Angsana, begitu juga
dengan portofolio produk mereka seperti resort pantai, hotel kota, tempat spa,
gallery, dan toko-toko museum sesuai sebagai perusahaan yang menjadi satu
kesatuan. Apa rekomendasi yang bisa anda berikan terhadap Banyan Tree dalam
memanajemen brand dan produk mereka dimasa depan?
Sejak inti usaha Banyan Tree yang berupa resort semakin memiliki posisi yang kuat
ditengah pasar, perusahaan ini mulai mengembangkan beberapa usaha penunjang salah
satunya tempat spa dan gallery yang mampu menambah portofolio produk dan
penghasilan. Untuk tempat spa dan gallery mereka dirikan secara terpisah dari resort yang
sudah dibangun lebih awal, sehingga konsumen bisa menikmati fasilitas spa lebih khusus,
selain juga dengan hadirnya beberapa outlet spa yang berada di hotel para pesaingnya.
Sehingga selain kompetisi, Banyan Tree juga mulai menerapkan system kolaborasi dengan
menempatkan beberapa outlet angsana spa di dalam hotel lain yang bukan merupakan
produk dari Banyan Tree.
Jika dilihat dari jenis produk yang ditawarkan, mulai dari resort, hotel yang
berlokasi dikota, gallery, dan tempat spa, portofolio produk yang dihasilkan oleh Banyan
Tree sudah sangat sesuai jika disebut sebagai unit usaha yang bersifat seperti keluarga.
Maksudnya adalah masing-masing unit usaha sudah memiliki target yang parsial namun
tidak saling menjatuhkan, justru dapat mendorong penjualan antara satu produk dengan
yang lainnya. Misalnya saja jika ada angsana spa yang didirikan didalam salah satu hotel
atau resort mereka, hal ini akan mempermudah angsana spa dalam delivering services
mereka kepada konsumen.

4. Apakah pengaruh atas praktik Corporate Social Responsibility terhadap brand


equity?
Banyan tree melihat adaanya perbedaan standar hidup antara para pengunjung dan
masyarakat local yang bisa saja menyebabkan “sense of alienation” yang dapat menjadi
faktor ketidaknyamanan jalinan hubungan antara dua belah pihak. Sehingga untuk
menyamarkan jarak antara perusahaan dan masyarakat local maka perusahaan memberikan
CSR kepada masyarakat dan lingkungan. Hal ini juga akan berdampak secara jangka
panjang bagi perusahaan ketika berhasil membangun CSR ini.

5. Apa potensi permasalahan yang diperkirakan akan dihadapi oleh Banyan Tree saat
mulai memasuki pasar Amerika, Eropa, dan Timur Tengah? Bagaimana Banyan
Tree menghadapi permasalahan tersebut?

Faktor utama yang pasti akan dihadapi oleh Banyan Tree dalam usaha pertamanya
memasuki pasar Amerika, Eropa, dan Timur Tengah adalah mahalnya biaya dalam
menjalankan bisnis dibandingkan dengan lokasi mereka sebelumnya, yaitu Asia. Hal ini
secara langsung akan mempengaruhi biaya produksi yang berimbas pada harga yang dapat
ditawarkan kepada calon konsumen.

Selain itu, perusahaan juga harus menganalisis apakah consumer behavior


masyarakat dinegara tersebut cenderung mirip atau sama dengan masyarakat Asia? Karena
perbedaan budaya geografis, ras, dll akan sangat mempengaruhi ketertarikan mereka
terhadap produk jasa yang ditawarkan. Sehingga perusahaan harus paham betul apakah
konsep eksklusif dan private yang sukses dipasarkan diwilayah Asia juga sesuai dengan
selera masyarakat di negara tujuan pengembangan bisnis yang baru.

Case 2:

1. Apa saja yang menjadi factor kesuksesan starbuck diawal tahun 90 an dan apa saja
yang sangat menarik tentang value prepostionnya? Apa brand image yang
dikembangkan oleh starbuck selama periode ini?

Diawal berdirinya, Starbucks hanya merupakan toko kopi kecil yang khusus
menjual biji kopi Arabica utuh dengan mengambil niche market peminat kopi murni. Sejak
Schultz mengambil alih perusahaan ini, ia memutuskan terobosan baru yaitu menambah
jumlah outletnya yang bersistem terbuka. Sehingga Starbucs semakin dikenal oleh
khalayak. Ide Schultz untuk menjual kopi seharga satu dollar didalam cup kertas dan
memiliki nama yang bahkan sulit untuk diucapkan oleh orang Amerika yang sangat jarang
meminum kopi, ternyata menjadi titik awal kesuksesan perusahaan ini. Walau sebelumnya
langkahnya ini mendapat anggapan negative, namun justru sejak saat itu Starbucks mulai
membuka lebih banyak outlet diseluruh wilayah Amerika.

Beberapa hal menarik terkait value proposition yang dimiliki Starbucks adalah
bahwa perusahaan ingin terus menjaga kelangsungan budaya minum kopi dinegara
asalnya. Hal ini ditopang dengan tiga komponen utama dalam strategi brandingnya.
Pertama adalah kopi yang dimiliki oleh Starbucks itu sendiri. Hal ini dijalankan dengan
cara tetap menjaga kualitas premium dari kopi yang mereka jual yang berasal dari negara
penghasil yang sudah memiliki spesialisasi dibidangnya seperti Afrika, Amerika Tengah
dan Selatan, serta daerah Asia Pasifik. Kedua, pelayanan yang mereka tawarkan selalu
dijaga agar menjadikan konsumen betah berada di Starbucks dan ma uterus kembali.
Ketiga, adalah atmosfer atau suasana yang dibangun ditengah outlet mereka. Karena
konsumen datang tidak hanya untuk membeli kopi, namun juga untuk menikmati kopi
dengan menjadikan outlet Starbucks sebagai tempat singgah atau istirahat.s
2. Mengapa tingkat kepuasan konsumen starbuck menurun? Apakah karena
penuruana pelayanan perusahaan atau hanya karena starbuck mengukur angka
kepuasan dengan cara yang salah?
Penurunan tingkat kepuasan konsumen disebabkan adanya perubahan pelanggan dan
perilaku pelanggan . Pelanggan baru memiliki usia yang lebih muda, dan berpenghasilan
rendah. Dibandingkan dengan pelanggan yang lama, pelanggan baru cenderung memiliki
persepsi lebih rendah terhadap starbuck. Seperti persepsi bahwa starbuck layak dibayar
lebih, pelanggan baru 8% setuju sedangkan 32% pelanggan lama setuju starbuck layak
untuk dibayar lebih. Selain itu, penurunan layanan juga menyebabkan tingkat kepuasan
menurun. Layanan pelanggan sangat penting karena pengalaman yang mereka berikan
dapat mendorong pembelian berulang. Pelanggan mengharapkan layanan yang lebih
ramah dan lebih cepat dari starbuck

3. Bagaimana starbuck mengawali perubahan sejak awal berdirinya?

4. Deskripsikan pelanggan ideal starbuck dari pandangan profitabilitas. Apa yang


harus dilakukan untuk meyakinkan bahwa pelanggan ini merasa puas? Seberapa
besar nilai kepuasaan pelanggan terhadap starbuck?

5. Haruskah starbuck menginvestasikan 40 juta USD dalam bidang pekerja toko? Apa
tujuan dari investasi ini? Apakah mungkin bagi merek yang sudah snagat besar
membangun kedekatan personal dengan pelanggan?

Anda mungkin juga menyukai