Anda di halaman 1dari 5

Layanan TeknoLogi Web 2.

Definisi

Web 2.0, adalah sebuah istilah yang dicetuskan pertama kali oleh O’Reilly Media pada
tahun 2003, dan dipopulerkan pada konferensi web 2.0 pertama di tahun 2004, merujuk
pada generasi yang dirasakan sebagai generasi kedua layanan berbasis web—seperti situs
jaringan sosial, wiki, perangkat komunikasi, dan folksonomi—yang menekankan pada
kolaborasi online dan berbagi antar pengguna. O’Reilly Media, dengan kolaborasinya
bersama MediaLive International, menggunakan istilah ini sebagai judul untuk sejumlah
seri konferensi, dan sejak 2004 beberapa pengembang dan pemasar telah mengadopsi
ungkapan ini.
Walaupun kelihatannya istilah ini menunjukkan versi baru daripada web, istilah ini tidak
mengacu kepada pembaruan kepada spesifikasi teknis World Wide Web, tetapi lebih
kepada bagaimana cara si-pengembang sistem di dalam menggunakan platform web.
Mengacu pada Tim Oreilly, istilah Web 2.0 didefinisikan sebagai berikut:
“Web 2.0 adalah sebuah revolusi bisnis di dalam industri komputer yang terjadi akibat
pergerakan ke internet sebagai platform, dan suatu usaha untuk mengerti aturan-aturan
agar sukses di platform tersebut. ”

Prinsip-prinsip Web 2.0

 Web sebagai platform


 Data sebagai pengendali utama
 Efek jaringan diciptakan oleh arsitektur partisipasi
 Inovasi dalam perakitan sistem serta situs disusun dengan menyatukan fitur dari
pengembang yang terdistribusi dan independen (semacam model pengembangan
“open source”)
 Model bisnis yang ringan, yang dikembangkan dengan gabungan isi dan layanan
 Akhir dari siklus peluncuran (release cycle) perangkat lunak (perpetual beta [1])
 Mudah untuk digunakan dan diadopsi oleh user

Secara singkat, berikut ini ciri-ciri aplikasi Web 2.0 (diambil dari artikel What is Web
2.0):

1. The Web as Platform Aplikasi Web 2.0 menggunakan Web (atau Internet)
sebagai platformnya. Apa sih yang dimaksud dengan platform ? Platform di sini
adalah tempat suatu aplikasi dijalankan. Contoh platform yang terkenal adalah
Windows, di mana ada aplikasi-aplikasi seperti Microsoft Office dan Adobe
Photoshop. Menggunakan Internet sebagai platform berarti aplikasi-aplikasi
tersebut dijalankan langsung di atas Internet dan bukan di atas satu sistem operasi
tertentu. Contohnya adalah Google yang bisa diakses dari sistem operasi mana pun.
Contoh lainnya adalah Flickr yang juga bisa diakses dari sistem operasi mana pun.
Kelebihannya jelas, aplikasi-aplikasi Web 2.0 ini tidak lagi dibatasi sistem operasi
seperti pada Windows. Dan kita bahkan tidak perlu menginstall apapun untuk
menggunakan aplikasi-aplikasi ini !

2. Harnessing Collective Intelligence Aplikasi Web 2.0 memiliki sifat yang unik,
yaitu memanfaatkan kepandaian dari banyak orang secara kolektif. Sebagai
hasilnya muncullah basis pengetahuan yang sangat besar hasil gabungan dari
pengetahuan banyak orang. Contoh yang jelas adalah Wikipedia. Wikipedia adalah
ensiklopedi online yang memperbolehkan semua orang untuk membuat dan
mengedit artikel. Hasilnya adalah ensiklopedi online besar yang sangat lengkap
artikelnya, bahkan lebih lengkap daripada ensiklopedi komersial seperti Encarta !
Contoh lainnya lagi adalah del.icio.us di mana semua orang saling berbagi link-
link menarik yang mereka temukan. Akibatnya kita bisa menemukan “permata-
permata” di Web gabungan hasil browsing dari ribuan orang. Blogosphere juga
merupakan contoh kepandaian kolektif karena setiap orang bisa menulis blog-nya
sendiri-sendiri lalu saling link satu sama lain untuk membentuk jaringan
pengetahuan, mirip seperti sel-sel otak yang saling terkait satu sama lain di dalam
otak kita.

3. Data is the Next Intel Inside Kekuatan aplikasi Web 2.0 terletak pada data.
Aplikasi-aplikasi Internet yang berhasil selalu didukung oleh basis data yang kuat
dan unik. Contohnya adalah Google, yang kekuatannya terletak pada
pengumpulan dan manajemen data halaman-halaman Web di Internet. Contoh
lainnya lagi adalah Amazon yang memiliki data buku yang bukan hanya lengkap,
tapi juga sangat kaya dengan hal-hal seperti review, rating pengguna, link ke buku-
buku lain, dan sebagainya. Ini berarti perusahaan yang unggul adalah perusahaan
yang menguasai data.

4. End of the Software Release Cycle Aplikasi Web 2.0 memiliki sifat yang berbeda
dengan aplikasi pada platform “lama” seperti Windows. Suatu aplikasi Windows
biasanya dirilis setiap dua atau tiga tahun sekali, misalnya saja Microsoft Office
yang memiliki versi 97, 2000, XP, dan 2003. Di lain pihak, aplikasi Web 2.0 selalu
di-update terus-menerus karena sifatnya yang bukan lagi produk melainkan
layanan. Google misalnya, selalu di-update data dan programnya tanpa perlu
menunggu waktu-waktu tertentu.

5. Lightweight Programming Models Aplikasi Web 2.0 menggunakan teknik-


teknik pemrograman yang “ringan” seperti AJAX dan RSS. Ini memudahkan orang
lain untuk memakai ulang layanan suatu aplikasi Web 2.0 guna membentuk
layanan baru. Contohnya adalah Google Maps yang dengan mudah dapat
digunakan orang lain untuk membentuk layanan baru. Sebagai hasilnya
muncullah layanan-layanan seperti HousingMaps yang menggabungkan layanan
Google Maps dengan Craigslist. Layanan seperti ini, yang menggabungkan layanan
dari aplikasi-aplikasi lainnya, dikenal dengan istilah mashup.

6. Software Above the Level of a Single Device Aplikasi Web 2.0 bisa berjalan
secara terintegrasi melalui berbagai device. Contohnya adalah iTunes dari Apple
yang berjalan secara terintegrasi mulai dari server Internet (dalam bentuk toko
musik online), ke komputer pengguna (dalam bentuk program iTunes), sampai ke
mobile device (dalam bentuk iPod). Di masa depan diperkirakan akan makin
banyak aplikasi-aplikasi yang memiliki sifat ini, misalnya saja demo Bill Gates di
CES 2006 menunjukkan integrasi antar device yang luar biasa (lihat post
Consumer Electronic Show 2006).

7. Rich User Experiences Aplikasi Web 2.0 memiliki user interface yang kaya
meskipun berjalan di dalam browser. Teknologi seperti AJAX memungkinkan
aplikasi Internet memiliki waktu respons yang cepat dan user interface yang
intuitif mirip seperti aplikasi Windows yang di-install di komputer kita.
Contohnya adalah Gmail, aplikasi email dari Google yang memiliki user interface
revolusioner. Contoh lainnya lagi adalah Google Maps yang meskipun berjalan
dalam browser namun bisa memberikan respons yang cepat saat pengguna
menjelajahi peta.

Apakah suatu aplikasi harus memiliki ketujuh ciri-ciri ini untuk bisa disebut “Web 2.0″ ?
Jawabannya adalah tidak. Namun semakin banyak ciri-ciri yang dimiliki berarti aplikasi
itu semakin “Web 2.0″ ! Dan satu hal lagi, meskipun contoh-contoh yang diberikan di
atas banyak berasal dari keluarga Google, tapi sebenarnya masih banyak aplikasi Web 2.0
yang lain.

Perkembangan Web 2.0

Walaupun sudah termasuk lama kedengarannya oleh para praktisi web, namum sebagian
besar mereka masih bertanya-tanya tentang fungsi dan kegunaannya. Web 2.0
merupakan teknologi web yang menyatukan teknologi-teknologi yang dimiliki dalam
membangun web. Penyatuan tersebut merupakan gabungan dari HTML, CSS, JavaScript,
XML, dan tentunya AJAX.

Perkembangan web 2.0 lebih menekankan pada perubahan cara berpikir dalam
menyajikan konten dan tampilan di dalam sebuah website. Dalam perkembangannya
Web 2.0 diaplikasikan sebagai bentuk penyajian halaman web yang bersifat sebagai
program desktop pada umumnya seperti Windows. Fungsi-fungsi pada penerapannya
sudah bersifat seperti desktop, seperti drag and drop, auto-complete, serta fungsi lainnya.
Aplikasi Web 2.0 disajikan secara penuh dalam suatu web browser tanpa membutuhkan
teknologi perangkat yang canggih dari sisi user. Tidak mengherankan bila suatu aplikasi
(software) dapat diakses secara online tanpa harus menginstalnya terlebih dahulu.
Software tersebut misalnya software pengolah kata (seperti MS Word) atau software
pengolah angka (seperti MS Excel).

Teknologi ke depan suatu software berbasisi web tidak lagi dijual melainkan suatu
fasilitas gratis yang dapat digunakan setiap waktu. Permasalahan manajemen file juga
tidak merepotkan, bahkan file dapat disimpan dan juga dapat di-sharing dengan user lain.
Implementasi dari teknologi Web 2.0 dapat dilihat pada aplikasi sprearsheet pada Google
yang merupakan aplikasi untuk operasi mengolah angka seperti MS Excel. Aplikasi ini
dapat dilihat pada http://spreadsheets.google.com/ , tentunya aplikasi tersebut
membutuhkan suatu akun Google untuk memasukinya.

Suatu web 2.0 biasanya digunakan sebagai akhir dari siklus peluncuran produk software,
mengilustrasikan setiap produsen software tidak lagi meluncurkan produknya dalam
bentuk fisik. Karena web menjadi platform, pengguna cukup datang ke website untuk
menjalankan aplikasi yang ingin mereka gunakan. Hasil dari pengembangan fitur di
dalam software dapat langsung dirasakan oleh pengguna. Software tidak lagi dijual
sebagai produk namun berupa layanan (service).

Karakteristik Web 2.0

Kemudahan berinteraksi antara user dengan sistem merupakan tujuan dibangunnya


teknologi Web 2.0. Interaksi tersebut tentunya haruslah diimbangi dengan kecepatan
untuk mengakses, oleh karena itu diperlukan suatu bandwith yang cukup untuk loading
data. Loading data tersebut dilakukan saat pertama kali membuka situs, data-data
tersebut antara lain CSS, JavaScript, dan XML. Salah satu karakteristiknya adalah adanya
dukungan pada pemrograman yang sederhana dan ide akan web service atau RSS.
Ketersediaan RSS akan menciptakan kemudahan untuk di-remix oleh website lain dengan
menggunakan tampilannya masing-masing dan dukungan pemrograman yang sederhana.
Adanya kemajuan inovasi pada antar-muka di sisi pengguna merupakan karakter dari
Web 2.0. Dukungan AJAX yang menggabungkan HTML, CSS, Javascript, dan XML pada
Yahoo!Mail Beta dan Gmail membuat pengguna merasakan nilai lebih dari sekedar situs
penyedia e-mail. Kombinasi media komunikasi seperti Instant Messenger (IM) dan Voice
over IP (VoIP) akan semakin memperkuat karakter Web 2.0 di dalam situs tersebut.

Anda mungkin juga menyukai