Anda di halaman 1dari 6

PT.

ANEKA TAMBANG Tbk

Pertemuan 8: Risiko Operasional

KELOMPOK :

1. Apriliani Nurvita Sari 041511233032


2. Miranda Septian 041511233052
3. Sayid Faldy Ardiansah 041511233150
4. Rossy Ainun Qolby 041511233164
5. Fitriyanti Sutan 041511233169
6. Prendi Pradana 041511233199

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Airlangga
2018
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

ANTAM merupakan perusahaan pertambangan yang terdiversifikasi dan terintegrasi


secara vertikal yang berorientasi ekspor. Melalui wilayah operasi yang tersebar di seluruh
Indonesia yang kaya akan bahan mineral, kegiatan ANTAM mencakup eksplorasi,
penambangan, pengolahan serta pemasaran dari komoditas bijih nikel, feronikel, emas, perak,
bauksit dan batubara. ANTAM memiliki arus kas yang solid dan manajemen keuangan yang
berhati-hati. ANTAM didirikan sebagai Badan Usaha Milik Negara pada tahun 1968 melalui
merjer beberapa perusahaan pertambangan nasional yang memproduksi komoditas tunggal.
Untuk mendukung pendanaan proyek ekspansi feronikel, pada tahun 1997 ANTAM
menawarkan 35% sahamnya ke publik dan mencatatkannya di Bursa Efek Indonesia. Pada
tahun 1999, ANTAM mencatatkan sahamnya di Australia dengan status foreign exempt entity
dan pada tahun 2002 status ini ditingkatkan menjadi ASX Listing yang memiliki ketentuan
lebih ketat.

Tujuan perusahaan saat ini berfokus pada peningkatan nilai pemegang saham. Hal ini
dilakukan melalui penurunan biaya seiring usaha bertumbuh guna menciptakan keuntungan
yang berkelanjutan. Strategi perusahaan adalah berfokus pada komoditas inti nikel, emas, dan
bauksit melalui peningkatan output produksi untuk meningkatkan pendapatan serta
menurunkan biaya per unit.

Visi ANTAM 2030:

"Menjadi korporasi global terkemuka melalui diversifikasi dan integrasi usaha berbasis
Sumber Daya Alam"

Misi ANTAM 2030:

● Menghasilkan produk-produk berkualitas dengan memaksimalkan nilai tambah


melalui praktek-praktek industri terbaik dan operasional yang unggul
● Mengoptimalkan sumber daya dengan mengutamakan keberlanjutan, keselamatan
kerja dan kelestarian lingkungan
● Memaksimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan
● Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan karyawan serta kemandirian
masyarakat di sekitar wilayah operasi.
1.2 Teori yang Mendukung

1.2.1 Definisi Risiko Operasional

Perusahaan mengenali risiko opeasional meskipun dengan nama yang berbeda.


Contohnya, perusahaan sudah lama mengenali, kegagalan, sistem komputer, serangan virus,
kecelakaan kerja, serangan bom oleh teroris dan lainnya. Risiko tersebut merupakan risiko
inherent yaitu risiko yang muncul karena perusahaan menjalankan bisnisnya.

1.2.1.1 Kegagalan Proses Internal

Berkaitan dnegan kegagalan proses atau prosedur internal organisasi. Beberapa


contog risiko tersebut adalah :

 Risiko yang diakibatkan kurnag lengkapnya dokumentasi atau dokumentasi yang


salah.

 Kesalahan transaksi

 Pengawasan yang kurang memadai

 Pelaporan yang kurang memadai sehingga kputusan terhadap peraturan internal dan
eksernal tidak terpengaruhi.

1.2.1.2 Risiko Kegagalan Mengelola Manusia ( Karyawan )

Karyawan merupakan aset penting bagi perusahaan, tetapi juga merupakan sumber
risiko operasional basi perusahaan, risiko dari karyawan tersebut akan terjadi baik secara
sengaja maupun tidak sengaja. Beberapa contoh risiko operasinal yang berkaitan atau
bersumber dari manusia adalah :

 Kecelakaan kerja, khususnya kecelakan kerja karena kecerobihan atau kurang


pengalaman

 Terlalu tergantung pada karyawan kunci tertentu, sehingga karyawan tersebut


mninggal atau pindah kerja.
 Intergritas karyawan kurang, sehingga karyawan tersebut bisa menggelapkan uang
perusahaan.

1.2.1.3 Risiko Sistem

Sistem teknologi bisa memberikan kontribusi yang signifikan bagi organisasi, di


pihak lain, sistem tersebut akan muncul risiko baru agi organisasi. Beberapa risiko yang
muncul berkaitan dnegan sistem adalah:

 Kerusakan data

 Kesalahan pemrogaman

 Sistem keuangan yang kurang baik

 Penggunaan teknologi yang bekum teruji

 Terlalumengandalkan model tertentu untuk keputusan bisnis

1.2.1.4 Risiko Eksternal

Risiko ini berkaitand engan kejadian yang bersumber daru luar organisasi, dan diluar
pengendalian organisasi, seperti perampkan, serangan teroris dan lainnya.

1.2.2 Pengukuran Risiko Operasional

Salah satu teknik pngukuran risiko operasional dnegan menggunakan dua klarifikasi
berikut :

1. Frekuensi atau probabilitas terjadinya risiko

2. Tingkat keseriusan kerugian atau impact dari risiko tersebut


Risiko operasional yang dihadapi ANTAM :

Risiko Operasional

Risiko ini dapat berdampak negative terhadap kegiatan operasional dari PT Antam karena
berkaitan dengan kegiatan operasionalnya. Contoh risiko ini adalah risiko kerusakan
mesin/peralatan, aksi mogok karyawan, ketidakpatuhan atas standard prosedur operasional
perusahaan, dan kecelakaan kerja.

Berdasarkan data laporan kecelakaan PT ANTAM Tbk UBP Emas Pongkor tahun 2007
telah terjadi kecelakaan sebanyak 63 orang diantaranya bersumber dari perkakas bengkel dan
tambang yaitu sebanyak 18 orang, alat angkut orang sebanyak 14 orang, kondisi kerja 13
orang, alat angkut bahan galian 5 orang, dan sumber-sumber lainnya. Sementara itu,
berdasarkan data kecelakaan kerja PT ANTAM Tbk UBP Emas Pongkor pada tahun 2006
telah terjadi kasus kecelakaan yang mengakibatkan kematian pada pekerja pengelasan yang
merupakan salah satu pekerjaan di bengkel pabrik yang disebabkan terkena sengatan arus
listrik.

Tingkat risiko yang mempunyai nilai tertinggi pada pengelasan di bengkel pabrik PT
Antam Tbk UBP Emas Pongkor yaitu tersengat listrik diarea basah dan terjatuh dari
ketinggian lebih dari 2 meter dan keracunan gas. Hal tersebut terjadi karena unsafe condition
seperti benda kerja tidak tertata rapi di luar workshop yang merupakan jalur lintasan berjalan.
Akibatnya, muncul berbagai macam bahaya seperti :

1. Bahaya mekanik (mechanical hazard) yaitu terbentur, tergores, terpleset, terjatuh,


terjepit, tertusuk, terpotong, tertimpa, dan terkena percikan benda kerja. Bahaya ini
diakibatkan oleh benda atau proses yang bergerak dalam operasional perusahaan.
2. Bahaya elektrik (electric hazard) yaitu terkena percikan api las listrik, tersengat
listrik. Bahaya ini berasal dari arus listrik yang digunakan sebagai energy panas pada
pekerjaan pengelasan dengan mesin las listrik.
3. Bahaya kimia (chemical hazard) yaitu tersengat api las gas, terbakar karena tabung
gas meledak atau percikan api las mengenai bahan kimia yang mudah terbakar dan
keracunan gas. Bahaya ini disebabkan karena bahan kimia yang menimbulkan
terjadinya risiko keselamatan.

Setelah terjadi beberapa contoh kecelakaan kerja, oleh karena itu untuk meminimalisir
risiko ini, PT Antam secara konsisten memberikan pelatihan dan pendidikan kepada
karyawannya, memilih kontraktor yang professional, menerapkan zero-accident policy,
membeli fasilitas penunjang untuk nikel, emas, dan pemurnian logam mulia dari perusahaan
yang telah mendapat sertifikasi ISO, membina hubungan baik dengan warga sekitar, serta
menerapkan tata kelola lingkungan dengan standar internasional.

Anda mungkin juga menyukai