Anda di halaman 1dari 14

Keselamatan

dan Kesehatan
Kerja
KELOMPOK III
NAMA ANGGOTA KELOMPOK

Tamara Habibi Saragih 1 2 Hanisyah Firda


200140008
200140007

Arini Dwi Astuti


200140107 3 4 Rugun Manik
2001400125

5 Utiya Sari
210140029
Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Marunda Grahamineral (PT MGM) memulai usaha pertambangannya


dengan terlebih dahulu melakukan eksporasi yang dimulai pada tahun 1997
sampai tahun 2000. Untuk menindaklanjutinya PT. MGM mengadakan
Feasibility Study (FS) atau studi kelayakan yang dilaksanakan pada tahun 2000
sampai tahun 2001 untuk mempelajari dampak dari penambangan baik positif
maupun negatif dan memprediksi kemungkinan yang akan terjadi jika
penambangan dilakukan dalam lokasi tersebut. Dari hasil studi kelayakan inilah
pihak MGM bisa melakukan desain konstruksi tambang
PT. Marunda Grahamineral (MGM) merupakan salah satu perusahaan
pemegang kontrak Perjanjian Kerjasama Perusahaan Pertambangan Batubara
(PKP2B) juga tidak lepas dari faktor dan potensi bahaya dari setiap proses
produksinya yang menggunakan peralatan berteknologi tinggi berusaha untuk
menerapkan peraturan-peraturan yang berlaku melalui kebijakan kesehatan dan
keselamatan kerja.
Apa Yang Dimaksud Keselamatan dan Kesehatan Kerja ?

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu masalah


penting dalam setiap proses operasional baik di sektor
tradisional maupun sektor modern. Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) merupakan salah satu upaya untuk menciptakan
tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya
dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Beberapa Faktor Penyebab
Kecelakaan Kerja

1. Peledakan
Upaya untuk mengantisipasi bahaya peledakan telah dilakukan oleh pihak manajemen sudah sesuai
degan keputusan Menteri Pertambangan dan Energi nomor : 555.K/26/M.PE/1995 tentang
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pertambangan Umum.
2. Tertimpa Material
Tertimpa material bisa terjadi saat aktivitas loading atau pada saat dilakukannya blasting. Untuk
menghindari bahaya ini pihak manjemen telah mengantisipasinya ketika safety induksi yang
memaparkan radius aman agar tidak terkena material. Namun, kehati-hatian dan kepatuhan
karyawan atau pengunjung menjadi faktor utama penyebab terjadinya kecelakaan tersebut.
3. Kecelakaan Lalulintas Tambang
Kecelakaan lalulintas tambang merupakan bahaya yang sering terjadi. Berbagai upaya telah
dilakukan manajemen berupa aturan-aturan yang harus dipatuhi driver. Namun, terlepas dari itu
semua kehati-hatian dan kepatuhan driver dan operator adalah kunci utama agar tidak terjadi
kecelakaan lalulintas tambang.
4. Longsor
Untuk kecelakaan longsor, usaha pencegahan hanya bisa dilakukan dengan pengaturan kemiringan desain
kontruksi tambang. Oleh karena itu pihak manajemen mengambil kebijakan untuk melakukan standar
kemiringan tambang yang selandai mungkin.

5. Kebakaran
Potensi terjadinya kebakaran sangatsering terjadi. Hal ini dapat dihindari dengan melakukan training
pemadam kebakaran, penyesuaian kontruksi khusus di area potensial terbakar dan bila mana kebakaran
disebabkan oleh batu bara, segera lakukan pemisahan batu bara yang sudah terbakar dan yang belum terbakar.

6. Kecelakaan Pengoperasian Alat


Dalam pengoperasian alat harus dijalankan sesuai SOP dan dalam pengawasan supervisor agar meminimalisir
kecelakaan dalam pengoperasian alat.
Beberapa Tindakan dan Kondisi
Penyebab Kecelakaan Kerja
a. Tindakan Tidak Aman (unsafe act)
- Pengalaman kerja
Pengalaman kerja merupakan faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya kecelakaan akibat
kerja. Berdasarkan berbagai penelitian, dengan meningginya pengalaman dan keterampilan
akan disertai dengan penurunan angka kecelakaan akibat kerja.
- Usia
Usia mempunyai pengaruh yang penting terhadap kejadian kecelakaan akibat kerja.
Golongan usia tua mempunyai kecenderungan yang lebih tinggi untuk mengalami
kecelakaan akibat kerja dibandingkan dengan golongan usia muda karena usia muda
mempunyai reaksi dan kegesitan yang lebih tinggi.
- Rendahnya tingkat pendidikan
Pendidikan seseorang berpengaruh pada pola pikir seseorang dalam menghadapi pekerjaan
yang dipercayakan kepadanya. Selain itu, pendidikan juga akan mempengaruhi tingkat
penyerapan terhadap pelatihan yang diberikan dalam praktik keselamatan kerja.
b. Kondisi Tidak Aman (unsafe condition)
- Banyak jalan yang berlubang
- Jalan berdebu pada siang hari dan musim kemarau
- Banyak tikungan, pendakian dan turunan tajam
- Banyak lokasi yang menyebabkan kelongsoran

Faktor Bahaya Lainnya :


1. Faktor Fisik
2. Faktor Kimia
3. Faktor Biologi
4. Faktor Fisiologis
5. Faktor Mental Fisiologis
Dampak Yang Ditimbulkan
Kerugian akibat kecelakaan kerja sangat besar. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban
jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha atau perusahaan tetapi juga dapat
mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan
berdampakpada masyarakat luas (Depkes RI, 2008).

1. Kerugian Langsung  2. Kerugian TidakLangsung 


- Biaya Pengobatan dan Kompensasi. Kecelakaan - Kerugian jam kerja  Jika terjadi kecelakaan, kegiatan pasti akan
mengakibatkan cedera, baik cedera ringan, berat, cacat atau terhenti sementara untuk membantu korban yang cedera,
menimbulkan kematian. Cedera ini akan mengakibatkan penanggulangan kejadian, perbaikan kerusakan atau penyelidikan
seorang pekerja tidak mampu menjalankan tugasnya dengan kejadian. Kerugian jam kerja yang hilang akibat kecelakaan
baik sehingga mempengaruhi produktivitas. Jika terjadi jumlahnya cukup besar yang dapat mempengaruhi produktivitas. 
kecelakaan perusahaan harus mengeluarkan biaya pengobatan - Kerugian produksi Kecelakaan juga membawa kerugian terhadap
dan tunjangan kecelakaan sesuai ketentuan yang berlaku.  proses produksi akibat kerusakan atau cedera pada pekerja.
- Kerusakan Sarana Produksi Kerusakan langsung lainnya Perusahaan tidak bisa berproduksi sementara waktu sehingga
adalah kerusakan sarana produksi akibat kecelakaan seperti kehilangan peluang untuk mendapat keuntungan. 
kebakaran, peledakan, dan kerusakan. - Kerugian Sosial Kecelakaan dapat menimbulkan dampak sosial
bagi keluarga korban yang terkait langsung maupun lingkungan
sosial sekitarnya.  
  
Upaya Penanganan
K3 :
● Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pembinaan dan
Pengawasan : Pelatihan dan Pendidikan K3 terhadap tenaga kerja.
Konseling dan Konsultasi mengenai penerapan K3 bersama tenaga
kerja. Pengembangan Sumber Daya ataupun Teknologi yang
berkaitan dengan peningkatan penerapan K3 di tempat kerja.
Upaya penanganan K3
dalam Pertambangan
Sosialisasi Kepada Staff
● Sosialisasi ini bertujuan agar setiap Staff mampu menjalankan peraturan keselamatan kerja yang berlaku
dan mendapatkan hak sesuai dengan porsinya, sehingga kecelakaan kerja juga bisa diminimalisir. Ada
beberapa instansi yang menyediakan pelatihan penerapan K3 di perusahaan pertambangan agar pekerja
tahu harus melakukan apa ketika terjadi suatu hal yang tidak diinginkan.
Standarisasi Perlengkapan dan Alat-alat Kerja
● Selain memberikan sosialisasi kepada para karyawan, pihak managemen juga bertanggung jawab untuk
memastikan seluruh peralatan dan semua piranti yang digunakan sudah sesuai dengan stkamur keamanan.
Hal ini penting untuk meminimalisir adanya kecelakaan kerja karena alat yang digunakan tidak sesuai
dengan stkamur yang sudah ditetapkan kementrian. Saat ini Stkamur Nasional Indonesia (SNI) bisa
dijadikan patokan minimum sebagai parameter apakah perusahaan sudah memiliki perlengkapan yang
stkamur. 
Pengadaan Prasarana yang Bersifat Darurat
● Tidak hanya pengadaan alat yang digunakan secara umum, namun pihak perusahaan juga mempunyai tugas
dalam menyediakan peralatan yang diperlukan saat terjadi kejadian tidak terduga. Dengan begitu,
kecelakaan kerja yang dikarenakan kesalahan teknis bisa lebih diminimalisir atau ditangani lebih dini. 
Pemantauan Lingkungan Kerja
● Lingkungan kerja yang aman dan kondusif tentu menjadi idaman setiap pekerja. Agar
produktivitas para karyawan di area tersebut bisa terjaga dengan baik, maka perusahaan
harus memperhatikan hal ini. Bagian bagian yang tidak boleh luput dari pemantauan
biasanya dicek pada intensitas cahaya, kebersihan dan sanitasi area, polusi, dan lain
lain. 
Program Sertifikasi Karyawan
● Kegiatan ini perlu dibekalkan untuk para personall teknis yang mempunyai resiko
kecelakaan kerja tinggi ketika mengoperasikan alat-alat berat. Selain personal teknis,
personal non teknis juga perlu disertifikasi untuk mengetahui kompetensi dibidangnya,
salah satunya dengan mengikutsertakan personal tersebut untuk mengikuti program
pelatihan dan sertifikasi Pengawas Operasional Pertama (POP) Pertambangan sertifikasi
BNSP.
Menjamin Keselamatan Tamu
● Sеlаіn memberikan jaminan keselamatan untuk pekerja internal, keselamatan tamu yang
berkunjung ke area pertambangan juga menjadi tanggung jawab perusahaan. Komite K3
ini harus memberikan panduan selama perjalanan bagi para tamu hingga mereka selesai
melakukan kunjungan ke area pertambangan.
.
Kesimpulan

1. Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja di Tambang Batu Bara terdiri dari peledakan, tertimpa
material, kecelakaan lalu lintas tambang, longsor, kebakaran dan kecelakaan pengoperasian alat. 2.
Faktor faktor tindakan dan kondisi penyebab terjadinya kecelakaan sebagai berikut:
a. Tindakan tidak aman (unsafe act)
-Pengalaman Kerja
-Usia
-Rendahnya tingkat pendidikan
b. kondisi tidak aman (unsafe condition)
-Banyak jalan yang berlubang, apalagi pada musim hujan
-Jalan berdebu pada siang hari dan musim kemarau
-Banyak tikungan, pendakian dan turunan tajam
-Banyak lokasi yang menyebabkan kelongsoran
3. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan
pengusaha atau perusahaan tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh,
merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampakpada masyarakat luas.
Jika ada yang belum jelas silahkan tanyakan
tapi jangan minta kepastian, karna kami
disini presentasi bukan mengisi hatimu yang
sunyi.

Anda mungkin juga menyukai