Anda di halaman 1dari 15

KAJIAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PADA METODE TAMBANG TERBUKA


DI PENAMBANGAN EMAS
PT. NEWMONT NUSA TENGGARA

PROPOSAL TUGAS AKHIR


Oleh

ALWANSYAH
NIM. 112990068

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2003

I. JUDUL
KAJIAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PADA METODE TAMBANG TERBUKA DI PENAMBANGAN EMAS
PT. NEWMONT NUSA TENGGARA
II. ALASAN PEMILIHAN JUDUL
Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada industri
Pertambangan akhir-akhir ini terus berkembang seiring dengan teknologi
dalam

bidang

industri

pertambangan.

Kemajuan

tersebut

telah

mengakibatkan munculnya berbagai persoalan dan dampak industri


pertambangan yang semakin komplek dan telah mengundang perhatian
banyak orang. Hal ini terbukti dari banyaknya tekanan yang datang dari
masyarakat luas terhadap pengelolaan dan kehadiran industri pertambangan
di tengah-tengah kehidupan mereka. Munculnya persaingan yang ketat antar
industri pertambangan, sering dikaitkan dengan berbagai isu masalah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dapat digunakan sebagai alat dalam
memasuki pasar dunia.
Keadaan tersebut diatas telah merubah pandangan masyarakat
khususnya

masyarakat

industri

pertambangan

terhadap

pentingnya

penerapan manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara sungguhsungguh dalam industri pertambangan. Akan tetapi pada kenyataannya
memberikan pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja tidaklah mudah
apabila ditinjau dari luasnya ruang lingkup yang harus ditangani dan ragam
persoalan yang ada serta dampak terkait yang dapat menimbulkan
kecelakaan akibat dari suatu kegiatan penambangan.
Sesuai dengan uraian singkat tersebut, penulis berusaha untuk
mengkaji manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang diterapkan di
PT. Newmont Nusa Tenggara, dalam hal ini penulis akan membahas tentang

keselamatan dan kesehatan kerja pada system penambangan Open Pit pada
system tambang terbuka yang digunakan oleh PT.Newmont Nusa Tenggara.
III. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1.

Mengetahui

hal-hal

yang

menyebabkan

peningkatan

resiko

Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada tambang terbuka PT.Newmont


Nusa Tenggara
2.

Menganalisa manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada


tambang terbuka PT. Newmont Nusa Tenggara.

3.

Memberikan solusi untuk meningkatkan program manajemen


keselamatan dan kesehatan kerja pada tambang terbuka PT. Newmont
Nusa Tenggara.

IV. PERUMUSAN MASALAH


Keselamatan dan Kesehatan kerja dalam industri pertambangan
sebagai suatu konsep dan pekerjaan mempunyai tujuan akhir meniadakan
kecelakaan dan sekaligus menekan seminimal mungkin biaya yang
dikeluarkan sebagai akibat dari adanya kecelakaan. Apapun program yang
dicanangkan

akan

bermuara

pada

tujuan

tersebut.

Kecelakaan,

bagaimanapun tingkat keparahannya akan tetap merugikan, tidak hanya bagi


yang mengalaminya, namun perusahaan akan menanggung dampaknya.
Kecelakaan, apalagi yang mengakibatkan cacat tetap atau kematian pasti
menyisakan penderitaan bagi sanak keluarganya.
Bagi industri pertambangan, kecelakaan kerja berarti kerugian
finansial, moral, dan citra. Terlebih lagi jika kecelakaan kerja tersebut
mempengaruhi nilai sahamnya. Karena begitu besar pengaruh kecelakaan
kerja terhadap citra perusahaan, sehingga perusahaan-perusahaan tambang
harus menyisihkan paling tidak 25 % dari keuntungan bersihnya untuk dana
resiko, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membayar premi asuransi,
kerugian yang tidak diasuransikan, dan usaha-usaha pencegahan.

Begitu besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk suatu


kecelakaan kerja dan juga dampaknya terhadap citra perusahaan tambang,
sehingga usaha pencegahan merupakan prioritas utama. Studi dan penelitian
tentang sistem kecelakaan dan kesehatan kerja tambang menjadi program
yang wajib dilakukan. Dan hal yang tidak bisa ditawar adalah dengan
mengikutkan jajaran manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pada
perusahaan tambang tersebut.
V. DASAR TEORI
5.1. Kerangka Dasar Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

yang merupakan

bagian dari proses manajemen keseluruhan mempunyai peranan penting di


dalam pencapaian tujuan perusahaan melalui pengendalian rugi perusahaan
tersebut. Alasan ini adalah tepat mengingat penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dalam suatu perusahaan betujuan mencegah, mengurangi
dan menanggulangi setiap bentuk kecelakaan yang dapat menimbulkan
kerugian-kerugian yang tidak dikehendaki.
Keberhasilan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam
suatu industri sangat bergantung pada pandangan manajemen terhadap
Keselamatan dan Kesehatan Kerja itu sendiri. Ungkapan ini didasarkan pada
kenyataan dimana masih banyak terdapat perusahaan yang berpandangan
bahwa penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam kegiatannya akan
mengurangi perolehan keuntungan perusahaan. Pandangan ini sama sekali
tidak dapat dibenarkan, karena pada hakekatnya penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja justru akan melipatgandakan keuntungan melalui
pencegahan kecelakaan yang dapat menimbulkan kerugian dan peningkatan
produktifitas. Bahkan tidaklah berlebihan kiranya apabila suatu industri yang
memiliki resiko tinggi seperti industri pertambangan berpandangan bahwa
pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan tanggung jawab
seluruh karyawan dan tidak semata-mata tanggung jawab suatu bagian atau
pimpinan perusahaan. Hal ini dimungkinkan mengingat adanya pernyataan
manajemen yang mengidentikkan masalah Keselamatan dan Kesehatan

Kerja dengan produk yang dihasilkan. Oleh karena itu segala perlakuan
terhadap produk tidak dapat dibedakan dengan perlakuan terhadap
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Kerangka dasar manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat


disusun sebagai berikut :
a.

Fungsi utama manajemen yang meliputi perencanaan,


pengorganisasian,

pelaksanaan,

pengendalian,

dan

pengambilan

keputusan yang berkaitan dengan masalah Keselamatan dan Kesehatan


Kerja. Contoh dari kelima fungsi ini ditentukan oleh konsep dasar
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dianut industri tersebut.
b.

Kegiatan utama manajemen yang meliputi pembiayaan dan


pelaporannya, pengoperasian, produk pemasaran dan penjualan serta
sistem komunikasi dan informasi. Kegiatan-kegiatan ini merupakan
sasaran dan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan.

c.

Sumber daya dan pembatas yang meliputi manusia,


materialisme dan peralatan, kebutuhan konsumen, kondisi ekonomi,
masyarakat dan lingkungan kerja serta peraturan pemerintah dapat
merupakan masukan kegiatan manajemen dan fungsi manajemen.
Dengan melandaskan pada kerangka dasar manajemen Keselamatan

dan Kesehatan Kerja tersebut diatas maka tujuan manajemen Keselamatan


dan Kesehatan Kerja adalah melakukan pencegahan kecelakaan atau
kerugian perusahaan dengan merealisasikan setiap fungsi manajemen dalam
melaksanakan kegiatan yang dibatasi oleh sumber atau masukan yang
dimiliki.
5.2. Konsep Penyebab Kecelakaan
Sebab kecelakaan merupakan landasan dari manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja, karena usaha Keselamatan dan Kesehatan Kerja
diarahkan untuk mengendalikan sebab terjadinya kecelakaan. Untuk dapat

memahami dengan baik tentang konsep sebab kecelakaan kerja maka


manajemen dituntut memahami sumber penyebab terjadinya kecelakaan.
Dalam kaitannya dengan manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, sebab kecelakaan dapat bersumber dari empat kelompok besar, yaitu :
a.

Faktor Lingkungan
Faktor ini berkaitan dengan kondisi fisik ditempat kerja yang meliputi :
-

Keadaan lingkungan kerja

Kondisi proses produksi

Proses Produksi

b. Faktor Alat Kerja


Dimana bahaya yang ada dapat bersumber dari peralatan dan bangunan
tempat kerja yang salah dirancang atau salah pada saat pembuatan serta
terjadinya kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh salah rancang.
Selain itu kecelakaan juga bisa disebabkan oleh bahan baku produksi
yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan, kesalahan dalam
penyimpanan, pengangkutan dan penggunaan.
c. Faktor Manusia
Faktor ini berkaitan dengan perilaku dan tindakan manusia didalam
melakukan pekerjaan, meliputi :
- Kurang pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang kerjanya maupun
dalam bidang keselamatan kerja.
- Kurang mampu secara fisik (karena cacat atau kondisi yang lemah)
atau secara mental.
- Kurang motifasi kerja dan kurang kesadaran akan keselamatan kerja.
- Tidak memahami dan menaati prosedur kerja secara aman.
Bahaya yang ada bersumber dari faktor manusianya sendiri yang
sebagian besar disebabkan tidak menaati prosedur kerja.
d. Kelemahan Sistem Manajemen
Faktor ini berkaitan dengan kurang adanya kesadaran dan pengetahuan
dari pucuk pimpinan untuk menyadari peran pentingnya masalah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, meliputi :

- Sikap manajemen yang tidak memperhatikan Keselamatan dan


Kesehatan Kerja di tempat kerja.
- Organisasi yang buruk dan tidak adanya pembagian tanggung jawab
dan pelimpahan wewenang bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
secara jelas.
- Sistem dan prosedur kerja yang lunak atau penerapannya tidak tegas.
- Tidak adanya standar atau kode Keselamatan dan Kesehatan Kerja
yang dapat diandalkan.
- Prosedur pencatatan dan pelaporan kecelakaan atau kejadian yang
kuang baik.
- Tidak adanya monitoring terhadap sistem produksi.
Kelemahan Sistem manajemen ini mempunyai peranan yang sangat
besar sebagai penyebab kecelakaan, karena sistem manajemenlah yang
mengatur

ketiga unsur produksi (manusia, peralatan, dan tempat

kerja). Ketimpangan yang terjadi pada sistem manajemen akan


menimbulkan ketimpangan pada ketiga unsur sistem produksi yang
lain. Sehingga sering dikatakan bahwa kecelakaan merupakan
manifestasi

dari

adanya

kesalahan

manajemen

dalam

sistem

manajemen yang menjadi penyebab timbulnya masalah dalam proses


produksi.
5.3. Konsep Akibat Kecelakaan
Pengertian terjadinya kecelakaan sering dikaitkan dengan akibat
yang ditimbulkan, untuk memahami dengan baik tentang kecelakaan maka
hal yang harus dipertimbangkan adalah konsepsi akibat yang ditimbulkan.
Didalam penerapannya, para manager harus bepandangan bahwa suatu
kejadian yang mengakibatkan terjadinya kecelakaan tidak hanya terbatas
pada keadaan didalam lingkungan pengolahan saja,akan tetapi lingkungan
luar pengolahan juga harus dipertimbangkan. Karena pada dasarnya kejadian
di dalam berdampak negatif terhadap lingkungan luar.
Demikiian pula terhadap pengertian kecelakaan tersebut tidak harus selalu
dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan atau kerugian yang dialami.

Maksud pengertian ini menekankan bahwa suatu kejadian baru dikatakan


kecelakaan apabila mengakibatkan cedera, korban jiwa, penyakit akibat kerja
atau kerugian-kerugian lainnya.

5.4. Prinsip Pencegahan Kecelakaan


Pencegahan

kecelakaan

dalam

kaitannya

dengan

masalah

Keselamatan dan Kesehatan Kerja harus mengacu dan bertitik tolak pada
konsep sebab akibat kecelakaan, yaitu dengan mengendalikan sebab, dan
mengurangi akibat kecelakaan.
Upaya ini dilandasi dengan kenyataan bahwa suatu kecelakaan terjadi bila
adanya bahaya tidak dapat terkendali dan penanganan bahaya akan lebih
mudah bila dilakukan sejak tahap awal. Demikian pula terhadap akibat yang
terjadi dapat ditekan seminimal mungkin.
Berdasarkan prinsip pencegahan kecelakaan tersebut maka fungsi dasar
manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja memegang peranan penting
terhadap upaya pengendalian kecelakaan sesuai dengan program yang telah
ditetapkan.
5.5.

Program

Keselamatan

dan

Kesehatan

Kerja

Di

industri

Pertambangan
Program keselamatan kerja yang baik adalah program yang
didasarkan pada prinsip close the loop atau prinsip penindaklanjutan hingga
tuntas. Secanggih apapun program yang ditawarkan, jikalau berhenti di
tengah jalan dan tidak diikuti dengan tindak lanjut yang nyata tentu tidak
memiliki arti. Baik

Internationa Loss Control Institute (ILCI) maupun

National Occupational Safety Association (NOSA) menyebutkan bahwa


sistem keselamatan kerja yang efektif harus memenuhi prinsip-prinsip
sebagai berikut :
a.

Identifikasi Bahaya (Identification Hazzard)

Adalah tidak sama bahaya di lingkungan kerja satu dengan yang lain.
Untuk program yang umum dijumpai di industri pertambangan dalam
kaitannya dengan prinsip ini antara lain :
-

Program pengenalan dan peduli bahaya (Hazzard


Recognition and awareness Program)

Program komunikasi bahaya dan inventori bahan


kimia ( Hazard Communication and Chemical Inventory Program)

Program Pemantauan Higiena Perusahaan

Program Percontoh (Sampling Program)

STOP Program

Program

Penilaian

Program

Inspeksi

Resiko

(Risk

Assesment

Program)
-

Keselamatan

Kerja

(Safety

Inspection Program)
-

Audit Dasar Pihak Ketiga (Third Party Baseline


Audit)

b.

Menyusun Standart Kinerja Dan Sistem Pengukuran (Set


Standart of Performance and Measurement)
Di dalam langkah ini dipandang sangat penting untuk menmbuat
standart, prosedur atau kebijakan yang berkaitan dengan potensi bahaya
yang telah diketahui. Dalam penyusunan prosedur ini sebaiknya
melibatkan semua tingkatan managemen dan pelaksana di lapangan.
-

Program Penyusunan Kebijakan, Standart Kerja,


Prosedur dengan tolok

ukur standart institusi

international,

pemerintah dan pabrik.


-

Program Review Prosedur Kritis (Critical Prosedur


Review)

Program

Inspeksi

Keselamatan

Kerja

(Safety

Inspection Program)
-

Program Pertanggunggugatan Keselamatan Kerja


(Safety Accountability Program)

Program Pertemuan Keselamatan Kerja (Safety


Meeting Program)

c.

Menyusun Standart Pertangunggugatan (Set Standard of


Accountability)
Langkah ini adalah untuk menetapkan sistem pertanggunggugatan untuk
masing-masing tingkatan manajemen. Program yang sering dijumpai
berkaitan dengan langkah ini adalah :
-

Program

Standarisasi

Penugasan

(Assignment

Standardization Program )
-

Program

Standarisasi

Pertanggunggugatan

(Accountability Standardisation Program)


-

Program Evaluasi Diskripsi Kerja (Job Description


Evaluation Program)

d.

Program KRA-KPI
Mengukur Kinerja Terhadap Standar yang Ditentukan (Measure

Performance against Standard)


Langkah ini untuk mengetahui seberapa tinggi kinerja yang dipakai
terhadap standar yang ada. Beberapa program yang telah sangat dikenal
dalam langkah ini adalah :
-

Audit keselamatan kerja Internal dan Eksternal


(Internal & External Safety Audit)

Inspeksi Keselamatan Kerja (Safety Inspection


Program)

Program

Analisa

Kecelakaan

(Accident

Investigation Program)

e.

NOSA Five Starrs Grading Audit

Housekeeping Evaluation
Mengevaluasi Hasil yang dicapai (Evaluate Outcome)

Termasuk dalam langkah ini adalah mengevaluasi adanya penyimpangan


dari peraturan perundangan dan standar internasional yang berlaku.
Contoh program dalam langkah ini antara lain:

Program

statistik

kecelakaan

(Safety

Statistic

Program)
-

Program Pelaporan ke Pemerintah (Government


Reporting )

Program Analisa Kecelakaan (accident Analysis


Program)

Evaluasi Kesehatan Karyawan (Medical Evaluation)

Program Perlindungan Pendengaran dan Pernafasan

Audit Follow up

f.

Melakukan Koreksi Terhadap Penyimpangan yang Ada


(Correct Deviations and Deficiencies )
Salah satu contoh yang amat dikenal dalam langkah ini adalah :
-

Program Penghargaan Safety (Safety Recognition


Program)

Program Koreksi Tuntas (Correction Close The


Loop Program)

Program

Pertemuan

Kepala

Teknik

Tambang

(Technical Manager Meeting)


-

Audit Tindak Lanjut Oleh Manajemen (Audit


Follow Up By Management)

VI. METODOLOGI PENELITIAN


6.1. Pengumpulan Data
Merupakan proses pengambilan data dari berbagai sumber yang akan
digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Data-data yang akan
diambil antara lain :
a. Sistem Penambangan yang diterapkan
b. Kondisi Front kerja dan lingkungan sekitar
c. Program keselamatan dan Kesehatan Kerja Di PT. Newmont Nusa
Tenggara.
d. Besar angka kekerapan kecelakaan.

e. Proses terjadinya kecelakaan.


f. Mencatat kejadian yang terjadi dan wawancara seperlunya.
6.2. Urutan Penelitian
a. Studi Literatur
Mempelajari literatur yang menunjang yang dapat diperoleh dari :
-

Instansi yang terkait dengan permasalahan

Perpustakaan

Brosur-brosur

Peta, grafik,tabel dan lain-lain

b. Pengamatan di Lapangan (Orientasi Lapangan)


Pengamatan di lapangan dilakukan untuk memperoleh pengertian dan
gambaran kondisi kerja dan lingkungan sekitar, serta hal-hal yang
berpengaruh terhadap program Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
c. Pengambilan Data
Pelaksanaan untuk memperoleh data yang diperlukan dari berbagai
sumber dalam penyusunan Tugas Akhir.
d. Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan usaha untuk menyusun dan mengolah
data. Data yang terkumpul kemudian diklasifikasikan sesuai dengan
kegunaannya.
e. Analisa Hasil Pengolahan Data
f. Kesimpulan

VII. RENCANA JADWAL PENELITIAN


2003
No

Kegiatan

Juli
(Minggu ke-)
2
3
4

Agustus
(Minggu ke-)
1
2
3
4

September
(Minggu ke-)
1
2
3
4

Studi Literatur

Orientasi Lapangan

Pengambilan Data

Pengolahan Data

Penyusunan Draft

X
X

VIII. RENCANA DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan Penelitian
1.3. Identifikasi Masalah
1.4. Pembatasan Masalah
1.5 Pemecahan Masalah
1.6. Hasil Yang Diharapkan
II. TINJAUAN UMUM
2.1. Lokasi Penelitian
2.2. Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di PT.

Newmont Nusa Tenggara.


2.3. Program Keselamatan Kerja di PT. Newmont Nusa Tenggara.
III. DASAR TEORI

3.1. Kerangka Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja


3.2. Konsepsi Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
3.3. Pengenalan Bahaya
3.4. Prinsip Pengendalian bahaya
IV. KAJIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT.
NEWMONT NUSA TENGGARA
4.1.

Permasalahan

Dalam

Manajemen

Keselamatan

dan

Kesehatan Kerja Di PT. Newmont Nusa Tenggara


4.2.

Statistik Kecelakaan

4.3.

Penyebab

dan

Faktor-faktor

Pendukung

Terjadinya

peningkatan Kekerapan Kecelakaan Kerja.


V. PEMBAHASAN
5.1. Sistem Keselamatan Kerja dan Metode Analisa Keselamatan
Kerja
5.2. Sosialisasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di Seluruh Departemen
5.3. Peningkatan Efektifitas Pengidentifikasian Bahaya
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
6.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
IX. RENCANA DAFTAR PUSTAKA
1. Roger L. Brauer, safety and health for Engineers, Van Nonstrand
Reinhold, New York, 1994
2. Sumamur P.K, Dr. Msc,Keselamatan Kerja dan Pencegahan
Kecelakaan, Gunung Agung, Jakarta, 1981.

3. John V Crimaldi, Rollin H. Simonds, Safety Management, Fifth


Edition, ASSE, Illinois,1993.

Anda mungkin juga menyukai