Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL TUGAS AKHIR

TINJAUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA AREA


PENAMBANGAN DAN PENGOLAHAN TAMBANG TERBUKA PT. CITA
MINERAL INVESTINDO KECAMATAN SANDAI KABUPATEN KETAPANG
PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Oleh :

ARYUNA HARDYA BRILLIANANDA PUTRA

D1101151040

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


PROGRAM STUDI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2018/2019
A. JUDUL

Tinjauan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Area Penambangan dan Pengolahan
Tambang Terbuka PT. Cita Mineral Investindo Kecamatan Sandai Kabupaten Ketapang
Provinsi Kalimantan Barat.

B. BIDANG ILMU
Teknik Pertambangan.

C. PENDAHULUAN

PT. Cita Mineral Investindo adalah perusahaan yang bergerak di bidang


pertambangan bauksit di Kecamatan Sandai, Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan
Barat. PT. Cita Mineral Investindo baru mulai melakukan kegiatan pertambangan pada tahun
2015. Perusahaan menyadari bahwa frekuensi kemungkinan terjadinya kecelakaan di
perusahaan tambang yang tinggi. Pada dasarnya kecelakaan kerja disebabkan oleh dua faktor
yaitu manusia dan lingkungan. Faktor manusia yaitu tindakan tidak aman dari manusia yaitu
seperti sengaja melanggar peraturan keselamatan kerja yang diwajibkan dan kurang
terampilnya pekerja itu sendiri. Sedangkan faktor lingkungannya itu keadaan tidak aman dari
lingkungan kerja yang menyangkut antara lain peralatan atau mesin-mesin.
Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada industri Pertambangan akhir-
akhir ini terus berkembang seiring dengan teknologi dalam bidang industri pertambangan.
Kemajuan tersebut telah mengakibatkan munculnya berbagai persoalan dan dampak industri
pertambangan yang semakin komplek dan telah mengundang perhatian banyak orang. Hal ini
terbukti dari banyaknya tekanan yang datang dari masyarakat luas terhadap pengelolaan dan
kehadiran industri pertambangan di tengah-tengah kehidupan mereka. Munculnya persaingan
yang ketat antar industri pertambangan, sering dikaitkan dengan berbagai isu masalah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dapat digunakan sebagai alat dalam memasuki pasar
dunia.
Keadaan tersebut diatas telah merubah pandangan masyarakat khususnya masyarakat
industri pertambangan terhadap pentingnya penerapan manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja secara sungguh-sungguh dalam industri pertambangan. Akan tetapi pada
kenyataannya memberikan pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja tidaklah mudah
apabila ditinjau dari luasnya ruang lingkup yang harus ditangani dan ragam persoalan yang
ada serta dampak terkait yang dapat menimbulkan kecelakaan akibat dari suatu kegiatan
penambangan.

Pada dasarnya kecelakaan kerja disebabkan oleh dua faktor yaitu manusia dan
lingkungan. Faktor manusia yaitu tindakan tidak aman dari manusia seperti sengaja
melanggar peraturan keselamatan kerja yang diwajibkan dan kurang terampilnya pekerja itu
sendiri. Sedangkan faktor lingkungan yaitu keadaan tidak aman dari lingkungan kerja yang
menyangkut antara lain peralatan atau mesin-mesin, tetapi frekuensi terjadinya kecelakaan
kerja lebih banyak terjadi karena faktor manusia.

D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui tingkat resiko kecelakaan kerja pada perusahaan dengan menghitung
angka kekerapan kecelakaan (frequency rate) dan tingkat keparahan kecelakaan
(severity rate).
2. Mencegah agar kecelakaan sejenis tidak terjadi lagi dengan melakukan evaluasi
terhadap hal-hal yang menyebabkan sering terjadinya kecelakaan kerja pada kegiatan
penambangan batubara di PT. Cita Mineral Investindo.
3. Menurunkan tingkat kecelakaan kerja dengan menganalisis hal-hal yang sering
menyebabkan kecelakaan kerja.
4. Menganalisis kesehatan dan mencegah penyakit yang timbul akibat bekerja.

E. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Pelaksanaan manajemen K3 sesuai dengan prosedur dan peraturan yang telah
ditetapkan sehingga dapat meminimalkan jumlah kecelakaan kerja tambang.
2. Meningkatkan wawasan karyawan mengenai arti penting pelaksanaan manajemen K3
sehingga dapat meminimalkan kerugian moril dan materil yang diakibatkan oleh
terjadinya kecelakaan.

F. PEMBATASAN MASALAH
Agar pembahasan terhadap masalah yang ada sesuai dengan tujuan penulisan skripsi
ini, maka masalah pokok yang akan dibahas adalah penyebab terjadinya kecelakaan dan
solusinya pada area pengolahan, jalan angkut bauksit dan bengkel/kantor di PT. Cita Mineral
Investindo.

G. TINJAUAN PUSTAKA
1. Kerangka Dasar Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang merupakan bagian dari
proses manajemen keseluruhan mempunyai peranan penting di dalam pencapaian
tujuan perusahaan melalui pengendalian rugi perusahaan tersebut. Alasan ini adalah
tepat mengingat penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam suatu perusahaan
betujuan mencegah, mengurangi dan menanggulangi setiap bentuk kecelakaan yang
dapat menimbulkan kerugian-kerugian yang tidak dikehendaki.
Keberhasilan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam suatu
industri sangat bergantung pada pandangan manajemen terhadap Keselamatan dan
Kesehatan Kerja itu sendiri. Ungkapan ini didasarkan pada kenyataan dimana masih
banyak terdapat perusahaan yang berpandangan bahwa penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dalam kegiatannya akan mengurangi perolehan keuntungan
perusahaan. Pandangan ini sama sekali tidak dapat dibenarkan, karena pada
hakekatnya penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja justru akan
melipatgandakan keuntungan melalui pencegahan kecelakaan yang dapat
menimbulkan kerugian dan peningkatan produktifitas. Bahkan tidaklah berlebihan
kiranya apabila suatu industri yang memiliki resiko tinggi seperti industri
pertambangan berpandangan bahwa pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
merupakan tanggung jawab seluruh karyawan dan tidak semata-mata tanggung jawab
suatu bagian atau pimpinan perusahaan. Hal ini dimungkinkan mengingat adanya
pernyataan manajemen yang mengidentikkan masalah Keselamatan dan Kesehatan
Kerja dengan produk yang dihasilkan. Oleh karena itu segala perlakuan terhadap
produk tidak dapat dibedakan dengan perlakuan terhadap Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
Kerangka dasar manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat disusun
sebagai berikut :
a. Fungsi utama manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Contoh dari kelima fungsi ini
ditentukan oleh konsep dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dianut
industri tersebut.
b. Kegiatan utama manajemen yang meliputi pembiayaan dan pelaporannya,
pengoperasian, produk pemasaran dan penjualan serta sistem komunikasi dan
informasi. Kegiatan-kegiatan ini merupakan sasaran dan tujuan yang ingin dicapai
oleh perusahaan.
c. Sumber daya dan pembatas yang meliputi manusia, materialisme dan peralatan,
kebutuhan konsumen, kondisi ekonomi, masyarakat dan lingkungan kerja serta
peraturan pemerintah dapat merupakan masukan kegiatan manajemen dan fungsi
manajemen.
Dengan melandaskan pada kerangka dasar manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja tersebut diatas maka tujuan manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja adalah melakukan pencegahan kecelakaan atau kerugian perusahaan dengan
merealisasikan setiap fungsi manajemen dalam melaksanakan kegiatan yang dibatasi
oleh sumber atau masukan yang dimiliki.

2. Konsep Sebab Kecelakaan


Sebab kecelakaan merupakan landasan dari manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, karena usaha Keselamatan dan Kesehatan Kerja diarahkan untuk
mengendalikan sebab terjadinya kecelakaan. Untuk dapat memahami dengan baik
tentang konsep sebab kecelakaan kerja maka manajemen dituntut memahami sumber
penyebab terjadinya kecelakaan.
Dalam kaitannya dengan manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, sebab
kecelakaan dapat bersumber dari empat kelompok besar, yaitu :
a. Faktor Lingkungan
Faktor ini berkaitan dengan kondisi fisik ditempat kerja yang meliputi :
- Keadaan lingkungan kerja
- Kondisi proses produksi
- Proses Produksi
b. Faktor Alat Kerja
Dimana bahaya yang ada dapat bersumber dari peralatan dan bangunan tempat
kerja yang salah dirancang atau salah pada saat pembuatan serta terjadinya
kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh salah rancang. Selain itu kecelakaan
juga bisa disebabkan oleh bahan baku produksi yang tidak sesuai dengan
spesifikasi yang ditetapkan, kesalahan dalam penyimpanan, pengangkutan dan
penggunaan.
c. Faktor Manusia
Faktor ini berkaitan dengan perilaku dan tindakan manusia didalam melakukan
pekerjaan, meliputi :
- Kurang pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang kerjanya maupun dalam
bidang keselamatan kerja.
- Kurang mampu secara fisik (karena cacat atau kondisi yang lemah) atau secara
mental.
- Kurang motifasi kerja dan kurang kesadaran akan keselamatan kerja.
- Tidak memahami dan menaati prosedur kerja secara aman.
Bahaya yang ada bersumber dari faktor manusianya sendiri yang sebagian besar
disebabkan tidak menaati prosedur kerja.
d. Kelemahan Sistem Manajemen
Faktor ini berkaitan dengan kurang adanya kesadaran dan pengetahuan dari
pucuk pimpinan untuk menyadari peran pentingnya masalah Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, meliputi :
- Sikap manajemen yang tidak memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di tempat kerja.
- Organisasi yang buruk dan tidak adanya pembagian tanggung jawab dan
pelimpahan wewenang bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara jelas.
- Sistem dan prosedur kerja yang lunak atau penerapannya tidak tegas.
- Tidak adanya standar atau kode Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dapat
diandalkan.
- Prosedur pencatatan dan pelaporan kecelakaan atau kejadian yang kuang baik.
- Tidak adanya monitoring terhadap sistem produksi.
Kelemahan Sistem manajemen ini mempunyai peranan yang sangat besar sbagai
penyebab kecelakaan, karena sistem manajemenlah yang mengatur ketiga unsur
produksi (manusia, peralatan, dan tempat kerja). Ketimpangan yang terjadi pada
sistem manajemen akan menimbulkan ketimpangan pada ketiga unsur sistem
produksi yang lain. Sehingga sering dikatakan bahwa kecelakaan merupakan
manifestasi dari adanya kesalahan manajemen dalam sistem manajemen yang
menjadi penyebab timbulnya masalah dalam proses produksi.
3. Konsep Akibat Kecelakaan
Pengertian terjadinya kecelakaan sering dikaitkan dengan akibat yang
ditimbulkan, untuk memahami dengan baik tentang kecelakaan maka hal yang harus
dipertimbangkan adalah konsepsi akibat yang ditimbulkan.
Didalam penerapannya, para manager harus bepandangan bahwa suatu kejadian yang
mengakibatkan terjadinya kecelakaan tidak hanya terbatas pada keadaan didalam
lingkungan pengolahan saja,akan tetapi lingkungan luar pengolahan juga harus
dipertimbangkan. Karena pada dasarnya kejadian di dalam berdampak negatif
terhadap lingkungan luar.
Demikiian pula terhadap pengertian kecelakaan tersebut tidak harus selalu dikaitkan
dengan akibat yang ditimbulkan atau kerugian yang dialami. Maksud pengertian ini
menekankan bahwa suatu kejadian baru dikatakan kecelakaan apabila mengakibatkan
cedera, korban jiwa, penyakit akibat kerja atau kerugian-kerugian lainnya.

4. Prinsip Pencegahan Kecelakaan


Pencegahan kecelakaan dalam kaitannya dengan masalah Keselamatan dan
Kesehatan Kerja harus mengacu dan bertitik tolak pada konsep sebab akibat
kecelakaan, yaitu dengan mengendalikan sebab, dan mengurangi akibat kecelakaan.
Upaya ini dilandasi dengan kenyataan bahwa suatu kecelakaan terjadi bila adanya
bahaya tidak dapat terkendali dan penanganan bahaya akan lebih mudah bila
dilakukan sejak tahap awal. Demikian pula terhadap akibat yang terjadi dapat ditekan
seminimal mungkin.
Berdasarkan prinsip pencegahan kecelakaan tersebut maka fungsi dasar manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja memegang peranan penting terhadap upaya
pengenalian kecelakaan sesuai dengan program yang telah ditetapkan.

5. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di industri Pertambangan


Program keselamatan kerja yang baik adalah program yang didasarkan pada
prinsip close the loop atau prinsip penindaklanjutan hingga tuntas. Secanggih apapun
program yang ditawarkan, jikalau berhenti di tengah jalan dan tidak diikuti dengan
tindak lanjut yang nyata tentu tidak memiliki arti. Baik Internationa Loss Control
Institute (ILCI) maupun National Occupational Safety Association (NOSA)
menyebutkan bahwa sistem keselamatan kerja yang efektif harus memenuhi prinsip-
prinsip sebagai berikut :
a. Identifikasi Bahaya (Identification Hazzard)
Adalah tidak sama bahaya di lingkungan kerja satu dengan yang lain. Untuk
program yang umum dijumpai di industri pertambangan dalam kaitannya dengan
prinsip ini antara lain :
- Program pengenalan dan peduli bahaya (Hazzard Recognition and awareness
Program)
- Program komunikasi bahaya dan inventori bahan kimia ( Hazard
Communication and Chemical Inventory Program)
- Program Pemantauan Higiena Perusahaan
- Program Percontoh (Sampling Program)
- STOP Program
- Program Penilaian Resiko (Risk Assesment Program)
- Program Inspeksi Keselamatan Kerja (Safety Inspection Program)
- Audit Dasar Pihak Ketiga (Third Party Baseline Audit)
b. Menyusun Standart Kinerja Dan Sistem Pengukuran (Set Standart of Performance
and Measurement)
Di dalam langkah ini dipandang sangat penting untuk menmbuat standart,
prosedur atau kebijakan yang berkaitan dengan potensi bahaya yang telah
diketahui. Dalam penyusunan prosedur ini sebaiknya melibatkan semua tingkatan
managemen dan pelaksana di lapangan.
- Program Penyusunan Kebijakan, Standart Kerja, Prosedur dengan tolok ukur
standart institusi international, pemerintah dan pabrik.
- Program Review Prosedur Kritis (Critical Prosedur Review)
- Program Inspeksi Keselamatan Kerja (Safety Inspection Program)
- Program Pertanggunggugatan Keselamatan Kerja (Safety Accountability
Program)
- Program Pertemuan Keselamatan Kerja (Safety Meeting Program)
c. Menyusun Standart Pertangunggugatan (Set Standard of Accountability)
Langkah ini adalah untuk menetapkan sistem pertanggunggugatan untuk masing-
masing tingkatan manajemen. Program yang sering dijumpai berkaitan dengan
langkah ini adalah :
- Program Standarisasi Penugasan (Assignment Standardization Program )
- Program Standarisasi Pertanggunggugatan (Accountability Standardisation
Program)
- Program Evaluasi Diskripsi Kerja (Job Description Evaluation Program)
- Program KRA-KPI
d. Mengukur Kinerja Terhadap Standar yang Ditentukan (Measure Performance
against Standard)
Langkah ini untuk mengetahui seberapa tinggi kinerja yang dipakai terhadap
standar yang ada. Beberapa program yang telah sangat dikenal dalam langkah ini
adalah :
- Audit keselamatan kerja Internal dan Eksternal (Internal & External Safety
Audit)
- Inspeksi Keselamatan Kerja (Safety Inspection Program)
- Program Analisa Kecelakaan (Accident Investigation Program)
- NOSA Five Starrs Grading Audit
- Housekeeping Evaluation
e. Mengevaluasi Hasil yang dicapai (Evaluate Outcome)
Termasuk dalam langkah ini adalah mengevaluasi adanya penyimpangan dari
peraturan perundangan dan standar internasional yang berlaku. Contoh program
dalam langkah ini antara lain:
- Program statistik kecelakaan (Safety Statistic Program)
- Program Pelaporan ke Pemerintah (Government Reporting )
- Program Analisa Kecelakaan (accident Analysis Program)
- Evaluasi Kesehatan Karyawan (Medical Evaluation)
- Program Perlindungan Pendengaran dan Pernafasan
- Audit Follow up
f. Melakukan Koreksi Terhadap Penyimpangan yang Ada (Correct Deviations and
Deficiencies )
Salah satu contoh yang amat dikenal dalam langkah ini adalah :
- Program Penghargaan Safety (Safety Recognition Program)
- Program Koreksi Tuntas (Correction –Close The Loop Program)
- Program Pertemuan Kepala Teknik Tambang (Technical Manager Meeting)
- Audit Tindak Lanjut Oleh Manajemen (Audit Follow Up By Management)
H. METODOLOGI PENELITIAN
Di dalam melaksanakan penelitian ini, di gabungkan antara teori dan data-data
lapangan, sehingga dari keduanya di dapat pendekatan penyelesaian masalah.
Adapun urutan pekerjaan masalah yaitu :
1. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang menunjang, baik
yang bersifat sebagai dasar penelitian maupun yang bersifat sebagai pendukung dan
referensi yang berkaitan dengan kualitas dan pengolahan bauksit.
2. Observasi Lapangan
Maksud dari observasi lapangan adalah dengan melakukan pengamatan secara
langsung terhadap proses yang terjadi dan mencari informasi pendukung yang
berkaitan dengan permasalahan yang akan di bahas. Orientasi lapangan dilakukan
untuk mengetahui sekilas kondisi lapangan.
3. Pengambilan Data
Pengambilan data terdiri dari dua cara yaitu :
a. Pengambilan data primer
Data yang di ambil adalah kondisi dan pelayanan kesehatan bagi pekerja, kondisi
bahaya di lingkungan tempat kerja, program kerja manajemen K3 dan reaksi para
pekerja terhadap program yang dilakukan manajemen K3.
b. Pengambilan data seekunder
Data yang diambil meliputi mencari dan mengumpulkan data yang berkaitan
dengan penelitian yang berasal dari buku referensi, data tersebut antara lain peta
lokasi penambangan dan data curah hujan.
4. Pengumpulan Data
Merupakan proses pengambilan data dari berbagai sumber yang akan di gunakan
dalam penyusunan skripsi ini. Data-data yang di ambil antara lain :
a. Sistem penambangan yang di terapkan.
b. Kondisi Front kerja dan lingkungan sekitar.
c. Besar angka kekerapan kecelakaan.
d. Proses terjadinya kecelakaan.
e. Mencatat kejadian yang terjadi.
5. Pengolahan Data
Dari hasil pengumpulan data yang telah di dapatkan dan data dari hasil survey di
lokasi penambangan akan di dapat data-data yang akan di susun secara sistematis dan
bisa digunakan sebagai bahan analisis.
6. Analisis Data
Analisis terhadap berbagai data di lakukan secara kuantitatif dan kualitatif guna
memperoleh kesimpulan sementara yang selanjutnya dapat di pergunakan untuk
analisis lebih lanjut dalam membuat saran.

I. JADWAL PENELITIAN
Penelitian ini rencananya akan dilaksanakan selama 2 (Dua) bulan, yaitu pada
tanggal1 MEI – 1 JULI 2019, dengan jadwal pelaksanaan yaitu :

Waktu pelaksanaan
Minggu
No Kegiatan
Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4
Administrasi dan orientasi
1
lapangan
2 Pengambilan data primer
3 Pengambilan data sekunder
4 Pengolahan data dan analisis

5 Pembuatan laporan dan presentasi


DAFTAR PUSTAKA

Ridley, John. (2009). Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Erlangga

PT. Cita Mineral Investindo. (2017). “Laporan Tahunan Perusahaan 2017” Ketapang

Roger L. Brauer, “safety and health for Engineers”, Van Nonstrand Reinhold, New
York, 1994

Suma’mur P.K, Dr. Msc,”Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan”, Gunung


Agung, Jakarta, 1981.

John V Crimaldi, Rollin H. Simonds, “Safety Management”, Fifth Edition, ASSE,


Illinois,1993.

Anda mungkin juga menyukai