bisnis yang menjadi prioritas. Seperti yang tercantum dalam Pasal 5, Ayat 1,
Teknik Tambang (KTT), yaitu seseorang yang memimpin dan bertanggung jawab
yang ditunjuk tidak berada pada pekerjaan usaha tersebut, seperti yang tercantum
555.K/26/M.PE/1995.
tercantum dalam Pasal 96, Huruf a, UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
pertambangan yang dilakukan oleh pemegang IUP, IPR, atau IUPK tersebut
Berdasarkan Pasal 141 Ayat 1, hal yang menjadi aspek pengawasan adalah:
teknis pertambangan,
pemasaran,
keuangan,
pertambangan meliputi:
1. Keselamatan kerja,
Manajemen risiko,
Ergonomis.
3. Lingkungan Kerja,
Pengendalian debu,
Pengendalian kebisingan,
Pengendalian getaran,
Pencahayaan,
Pengendalian radiasi
House keeping.
Pertambangan meliputi:
Pengamanan instalasi,
bentuk:
a. Pengawasan Administratif
pengawas daerah. Contoh objek yang diinspeksi antara lain area penambangan,
lainnya.
Sistem Ventilasi,
Sistem Penyanggaan,
Kestabilan Lereng,
Kapal Keruk
Kapal Isap
Alat Angkat
Bejana Bertekanan
Instalasi Pipa
Peralatan Listrik
Pengujian Kondisi Lingkungan Kerja
Pengujian/penilaian kompetensi
Pengujian Kompetensi Operator alat angkat (bekerja sama dengan pihak ke-3)
K3
Bidang Pertambangan
Kepmen No.555.K Tahun 1995 tentang K3 Pertambangan Umum
Keputusan Bersama Menteri ESDM dan Kepala Badan Kepegawaian Negara No.
KTT memiliki peran penting dalam implementasi K3. Seperti yang telah
Sektor Pertambangan dan Energi Siapa sih yang mau celaka? Tentunya tidak ada
seorang pun yang mau celaka. Tetapi resiko kecelakaan bisa terjadi kapan saja dan
yang menjamin keselamatan dan kesehatan kita dalam bekerja. Jadi, tidak ada
yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi
masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut. Keselamatan
dan kesehatan kerja juga merupakan suatu usaha untuk mencegah setiap perbuatan
yang baru maupun yang akan dipindahkan ke tempat kerja baru, sesuai dengan
pelindung diri (APD) dengan tepat dan benar serta mematuhi semua syarat
kesehatan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
produktifitas kerja yang optimal. Karena itu, kesehatan kerja meliputi pelayanan
kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja.
ketenagakerjaan mulai dari upah kerja, jam kerja, hak maternal, cuti sampi dengan
Keselamatan Kerja Pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi
Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul Akibat
Hubungan Kerja
pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi kemanusiaan. Pekerjaan baru dapat
kemanusiaan. Maka dari itu, atas dasar landasan UUD 1945 lahir undang-undang
pertambangan dan energi secara terkendali dimulai pada Tahun 1930 yaitu sejak
keselamatan dan kesehatan kerja, baik di bidang minyak dan gas bumi, bidang
tersebut, yakni :
Bidang Ketenagalistrikan
5. Keppres No.22 / 1993 ttg Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja
keselamatan dan kesehatan kerja bidang minyak dan gas bumi adalah sebagai
berikut :
3. Mijn Politie Reglement Staatsblad 1930 Nomor 341 Peraturan Keselamatan Kerja
Tambang.
4. PP. No. 19 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan Pengawasan Keselamatan Kerja
di Bidang Pertambangan.
6. PP. No. 11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan
Pipa Penyalur Serta Fasilitas kelengkapan Untuk Pengangkutan Minyak Dan Gas
Keselamatan Kerja atas Instalasi, Peralatan dan Teknik yang Dipergunakan dalam
12. Permen Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor : 045 Tahun 2006
Pengelolaan Lumpur Bor, Limbah Lumpur Dan Serbuk Bor Pada Kegiatan
14. Keputusan Direktur Jenderal Minyak Dan Gas Bumi Nomor 39 K/38/DJM/2002
berikut :
1. Undang-undang No. 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
Bidang Pertambangan.
kerja.
A. Undang-Undang.
undang ini adalah ketel uap, dan alat-alat lain yang bersambungan dengan
ketel uap, dan bekerja dengan tekanan yang lebih tinggi dari
undang ini.
B. Peraturan Pemerintah
uapnya, yaitu lebih besar dari 1 kg/cm2 di atas tekanan udara luar dan
keselamatan ketel uap dan pesawat uap selain ketel uap, pengering
uap, penguap, bejana uap antara lain mengenai persyaratan bahan pembuat,
Pemerintah ini.
Kerja terhadap Radiasi, terdiri dari 9 Bab dan 25 pasal. Peraturan ini mewajibkan
ahli proteksi radiasi oleh instansi yang berwenang. Peraturan Pemerintah ini telah
pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi, yang terdiri dari 31 Bab
inspeksi tambang.
5. Peraturan pemerintah ini juga mengatur persyaratan teknis
mudah meledak dalm ruang kerja, proses dan peralatan khusus, listrik,
C. Peraturan Menteri.
kerja.
Pemadam Api ringan, terdiri atas enam bab dan 27 pasal. Dalam peraturan ini
api ringan dibagi menjadi jenis cairan, jenis busa, jenis tepung kering dan
jenis gas. Alat pemadam api ringan harus ditempatkan pada posisi yang mudah
dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil dan dilengkapi tanda
khusus DD. Mengatur bejana tekan selain pesawat uap, termasuk botol-
perubahan teknis.
tentang Kualifikasi Juru Las di Tempat Kerja, terdiri dari enam bab, dan 36 pasal.
menjadi juru las kelas I, kelas II, dan kelas III. Juru las dianggap terampil
apabila telah menempuh ujian las dengan hasil memuaskan, dan mempunyai
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor 02 Tahun 1983 tentang Instalasi Alarm
harus dipelihara dan diuji secara berkala, mingguan, bulanan atau tahunan, yang
diatur tatacaranya dalam peraturan ini. Juga diatur berbagai sistem detektor alarm
pelindung diri, memakai dan melepas alat pelidung diri di tempat yang
ditentukan, dan melaporkan kerusakan alat pelindung diri, alat kerja dan/atau
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor 04 Tahun 1985 tentang Pesawat Tenaga
mesin perkakas dll. Juga diatur mengenai pemeriksaan, pengujian dan pengesahan
angkat dan Angkut, terdiri atas dua belas bab dan 146 pasal,
diijinkan harus ditulis pada bagian yang mudah dilihat dan dibaca dengan
10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor 04 Tahun 1987 tentang Panitia Pembina
Kerja, terdiri dari 16 pasal. Peraturan Menteri ini mewajibkan pengusaha atau
P2K3. Keanggotaan P2K3 adalah unsur pengusaha dan unsur pekerja. Sekretaris
P2K3 adalah ahli K3 dari perusahaan yang bersangkutan. Selain mengatur tugas
dan fungsi p2K3, juga mengatur tentang tatacara penunjukan ahli K3.
11. Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor 01 Tahun 1988 tentang
dan kualifikasi operator untuk ketel uap serta kurikulum operator sesuai
14. Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor 02 Tahun 1989 tentang Pengawasan
15. Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor 02 Tahun 1992 tentang Tatacara
16. Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor 05 Tahun 1996 tentang Sistem
lampiran II memuat pedoman teknis audit, lampiran III memuat formulir laporan
17. Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor 03 Tahun 1998 tentang Tatacara
pembuangan limbah.