Anda di halaman 1dari 4

1.

1. UU NO 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara


2. PP NO 22 TAHUN 2010 Tentang Wilayah Pertambangan
3. PP NO 23 TAHUN 2010 Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Minerba
4. PP NO 55 TAHUN 2010 Tentang Pembinaan Dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan
Usaha Pertambangan Mineral Dan Batubara
5. PP NO 78 TAHUN 2010 Tentang Reklamasi Dan Pascatambang

2.
• Pengawas :
- Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan keselamatan dlm melakukan pekerjaan
untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas Nasional;
- Setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin pula keselamatannya;

• Pengurus :
Pasal 8 Pengurus Wajib melakukan :
- Pemeriksaan Kesehatan mental dan pisik pekerja yg akan diterima/dipindah tugaskan
- Secara berkala pada Dokter yg ditunjuk Pengusaha
- Pengujian kesehatan ditetapkan dengan peraturan perundangan

• Wajib Menunjukan & Menjelaskan:


- Kondisi dan bahaya dalam tempat kerja
- Pengaman & alat pelindung dlm tpt kerja
- APD bagi pekerja itu sendiri
- Cara-cara & sikap aman dalam bekerja

• Pengurus Wajib Melaporkan:


Tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja yang Tata-cara pelaporan dan pemeriksaan
kecelakaan oleh pegawai termaksud dalam ayat (1) diatur dengan peraturan perundangan
dipimpinnya

• Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja :


• Memberi Keterangan yg benar
• Memakai & Mentaati Semua Syarat K3
• Memenuhi & Mentaati Semua Syarat K3
• Meminta Pengurus agar Semua Syarat K3 Dilaksanakan
• Menyatakan Keberatan Kerja apabila; Syarat K3 & APD diragukan, kecuali Hal Khusus Oleh
Pengawas, & Dapat dipertanggung jawabkan

• Kewajiban Bila Masuk Tempat Kerja :


Wajib mentaati semua petunjuk K2 & memakai APD yang diwajibkan
3.
Wajib melakukan penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik, memastikan keselamatan,
kesehatan, lingkungan, sitem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, keselamatan operasi
pertambangan, konvervasi maupun reklamasi pascatambang berjalan dengan baik. Pengawasan terhadap
usaha pertambangan dapat dilakukan oleh menteri, gubernur dan bupati/walikota sesuai dengan
peraturan perundang undangan.

UU NO. 4 TAHUN 2009


Pengawasan yang dimaksud pasal 140 adalah: f. keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan; g.
keselamatan operasi pertambangan;
Ayat 2: Pengawasan dilakukan oleh Inspektur Tambang

Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2010


Pasal 16: f. keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan;g, keselamatan operasi pertarnbangan;
Pasal 26: (1) Pengawasan keselamatan dan kesehatan ke pertambangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16 huruf f terdiri atas:
a. keselamatan kerja;
b. kesehatan kerja;
c. lingkungan kerja; dan
d. sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.

4.
- Memperhatikan teknis pertambangan
- Memperhatikan konservasi mineral dan batubara
- Mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan
- mengutamakan keselamatan operasi pertambangan
- Melakukan pengelolaan lingkungan hidup pertambangan, reklamasi pascatambang serta pasca operasi
- Melakukan pemanfaatan teknologi, kemampuan rekayasa, rancang bangun, pengembangan, dan
penerapan teknologi petambangan.

5.
1. Manajemen Risiko
Manajemen risiko merupakan suatu aktivitas dalam mengelola risiko yang ada
2. Program Keselamatan Kerja
Program keselamatan kerja dibuat dan dilaksanakan untuk mencegah kecelakaan, kejadian
berbahaya, kebakaran, dan kejadian lain yang berbahaya serta menciptakan budaya keselamatan
kerja
3. Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan kerja
Pendidikan dan pelatihan diberikan kepada pekerja baru, pekerja tambang untuk tugas baru,
pelatihan untuk menghadapi bahaya dan pelatihan penyegaran tahunan ataumpendidikan dan
pelatihan lainnya.
4. Kampanye
Kampanye keselamatan kerja direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan
ketentuan peraturan perundangundangan
5. Administrasi Keselamatan Kerja
6. Manajemen Keadaan Darurat
7. Inspeksi Keselamatan Kerja
Inspeksi keselamatan kerja dilakukan di setiap area kerja dan kegiatan
8. Penyelidikan Kecelakaan dan Kejadian Berbahaya
Kecelakaan dan kejadian berbahaya dilakukan penyelidikan oleh KTT, PTL, atau Inspektur
Tambang berdasarkan pertimbangan KaIT/Kepala Dinas atas nama KaIT.

6.
1. Pengawas Operasional adalah orang yang ditunjuk oleh KTT/PTL dan bertanggung jawab kepada
KTT/PTL dalam melaksanakan inspeksi, pemeriksaan, dan pengujian kegiatan operasional
pertambangan di wilayah yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai kaidah teknik pertambangan yang baik.
2. Pengawas Teknis adalah orang yang ditunjuk oleh KTT/PTL dan bertanggung jawab kepada
KTT/PTL atas keselamatan pemasangan, pemeliharaan, pemeriksaan, dan pengujian terhadap
sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan yang menjadi tanggung jawabnya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai kaidah teknik pertambangan
yang baik.

7.
Manajemen risiko merupakan suatu aktivitas dalam mengelola risiko yang ada, terdiri atas:
1) komunikasi dan konsultasi,
2) penetapan konteks,
3) identifikasi bahaya,
4) penilaian dan pengendalian risiko, dan
5) pemantauan dan peninjauan.

8.
K3 Pertambangan adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi pekerja tambang agar selamat
dan sehat melalui upaya pengelolaan keselamatan kerja, kesehatan kerja, lingkungan kerja dan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.

KO Pertambangan adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi operasional tambang yang
aman, efisien dan produktif melalui upaya, antara lain pengelolaan sistem dan pelaksanaan
pemeliharaan/perawatan saranan, prasarana, instalasi, kelayakan sarana, prasarana instalasi, dan
peralatan pertambangan, kompetensi tenaga teknik, dan evaluasi laporan hasil kajian teknis
pertambangan.
9.
Buku Tambang
Buku Daftar Kecelakaan Tambang
Pelaporan Keselamatan Kerja
Rencana Kerja, Anggaran dan Biaya Keselamatan Kerja
Prosedur dan/atau Instruksi Kerja
Dokumen dan Laporan Pemenuhan Kompetensi

10.
Teori Gunung ES
Kerugian kecelakaan kerja diilustrasikan sebagaimana gunung es di permukaan laut dimana es yang
terlihat di permukaan laut lebih kecil dari pada ukuran es sesungguhnya secara keseluruhan. Begitu pula
kerugian pada kecelakaan kerja kerugian yang "tampak/terlihat" lebih kecil dari pada kerugian
keseluruhan. Dalam hal ini kerugian yang "tampak" ialah terkait dengan biaya langsung untuk
penanganan/perawatan/pengobatan korban kecelakaan kerja tanpa memperhatikan kerugian-kerugian
lainnya yang bisa jadi berlipat-lipat jumlahnya daripada biaya langsung untuk korban kecelakaan kerja.
Kerugian kecelakaan kerja yang sesungguhnya ialah jumlah kerugian untuk korban kecelakaan kerja
ditambahkan dengan kerugian-kerugian lainnya (material/non-material) yang diakibatkan oleh
kecelakaan kerja tersebut

Piramida Kecelakaan
Piramida Kecelakaan Kerja menggambarkan statistik urutan (rangkaian) kejadian yang terjadi menuju 1
(satu) kecelakaan fatal (kematian/cacat permanen)

Teori Domino
Menurut teori domino effect kecelakaan kerja H.W Heinrich, kecelakaan terjadi melalui hubungan mata-
rantai sebab-akibat dari beberapa faktor penyebab kecelakaan kerja yang saling berhubungan sehingga
menimbulkan kecelakaan kerja (cedera ataupun penyakit akibat kerja / PAK) serta beberapa kerugian
lainnya. Terdapat faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja antara lain : penyebab langsung kecelakaan
kerja, penyebab tidak langsung kecelakaan kerja dan penyebab dasar kecelakaan kerja

Anda mungkin juga menyukai