PERTAMBANGAN
KETENTUAN MENGENAI
PENINGKATAN NILAI TAMBAH
MINERAL MELALUI KEGIATAN
PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN
MINERAL BERDASARKAN
PERATURAN MENTERI SUMBER
DAYA MINERAL
UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG
PERTAMBANGAN MINERAL
DAN BATUBARA
UU NO. 4 TH 2009
Pasal 96
Pemegang IUP(ijin usaha pertambangan) dan
IUPK (ijin usaha pertambangan khusus)wajib
•
melaksanakan:
Ketentuan K3 Pertambangan
• Keselamatan Operasi Pertambangan
Pasal 140
Menteri melakukan pengawasan pengelolaan usaha pertambangan oleh
pemerintah provinsi, kabupaten/kota sesuai kewenangan.
• K3 Pertambangan
PERPU
Peraturan Pemerintah (PP)
KEPPRES
KEPMEN
PERDA
1
DASAR HUKUM
KESELAMATAN
PERTAMBANGAN MINERBA
• UU NO 1 Tahun 1970
Tentang keselamatan kerja
Pasal 3 Syarat-Syarat K2
§ Mencegah dan mengurangi kecelakaan, bahaya
peledakan, dan memadamkan kebakaran
§ Kesempatan penyelamatan pada waktu kebakaran
atau kejadian berbahaya yang lainnya.
§ Memberi pertolongan pada kecelakaan
§ Mencegah dan mengendalikan penyakit akibat
kerja.
UU NO. 1 TH
1970
Pasal 8 Pengurus Wajib
melakukan
1. Pemeriksaan Kesehatan mental dan pisik
pekerja
yg akan diterima/dipindah tugaskan
2.
Secara berkala pada Dokter yg ditunjuk
3. Pengusaha
Pasal 9 – (1)
Pengurus Wajib Menunjukan & Menjelaskan:
• Kondisi dan bahaya dalam tempat kerja
• Pengaman & alat pelindung dlm tpt kerja
• APD bagi pekerja itu sendiri
• Cara-cara & sikap aman dalam beKerja
UU NO. 1 TH 1970
Pasal 12 ; Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja
• Memberi Keterangan yg benar
• Memakai & Mentaati Semua Syarat K3
• Memenuhi & Mentaati Semua Syarat K3
• Meminta Pengurus agar Semua Syarat K3 Dilaksanakan
• Menyatakan Keberatan Kerja apabila;
Syarat K3 & APD diragukan, kecuali Hal Khusus Oleh
Pengawas, & Dapat dipertanggung jawabkan
PRODUKSI
K3
TEKNOLOGI
/EFISIENSI
ASPEK PRODUKSI
ASPEK TEHNOLOGI/EFISIENSI
UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009
TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL
DAN BATUBARA
• UUD NO 1 Tahun 1970 tentang
keselamatan kerja
• Perlu disadari bahwa pemahaman dan
pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
tersebut merupakan kompetensi penting yang
dimiliki para pelaksana di lapangan yang juga
menjadi tanggung jawab para Kepala Teknik
Tambang di lapangan dalam menjalankan
tugas operasional di lapangan secara benar,
aman dan professional.
PP No 55 Tahun 2010
• Dalam materi pelajaran ini dijelaskan
pengertian dan falsafah Keselamatan dan
Kesehatan Kerja K3, termasuk sedikit
mengupas kecelakaan tambang dan upaya
pencegahanya. Setelah mengikuti materi ini,
para peserta diharapkan akan mampu
menjelaskan dan melaksanakan secara benar
dan aman baik dalam memenuhi aspek teknis
maupun ketentuan-ketentuan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja yang diperlukan.
DASAR-DASAR
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
Keselamata Kerja
NO 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
• Cuaca buruk
• Terlalu dekat
pemukiman warga
• Dekat galian kabel
listrik dan pipa gas
• Factor-faktor tersebutlah yang sering
mempengaruhi terjadinya kecelakaan,
sehingga perlu diawasi secara efektif. Dengan
adanya pengawasan yang efektif diharapkan
akan dapat memberikan lingkungan/suasana
kerja yang aman dan nyaman. Dengan suasana
yang seperti ini diharapkan akan mampu
menciptakan suatu efisiensi yang tinggi,
produktifitas yang tinggi serta keselamatan
yang terjamin bagi para karyawanya.
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 1973
TENTANG PENGATURAN DAN
PENGAWASAN KESELAMATAN KERJA DI BIDANG
PERTAMBANGAN
• MANUSIA ENVIRONMENT
• MESIN
• MATERIAL
• METODE KERJA
b.Bahwa yang perlu difahami secara mendasar, adalah
bahwa :
• Kecelakaan pasti disebabkan oleh karena sesuatu, atau
dengan perkataan lain bahwa kecelakaan dapat terjadi
karena ada penyebabnya
• Sebab–sebab yang memungkinkan
dapat terjadinya kecelakaanini harus
dihilangkan/dicegah untuk menghindari kecelakaan
• Setiap pekerjaan dapat dilakukan dengan aman dan
selamat
Kecelakaan
• Over dump
• Terbalik karna hilang
kendali
• Overload,muatan yang
tidak stabil
• Teknik pengoperasian
yg salah
• Lokasi gembur
• Terlalu miring
• Dalam upaya bekerja dengan aman atau selamat,
maka perlu diambil langkah- langkah prinsip K3, antara
lain sebagai berikut :
• Mengetahui pekerjaan-
pekerjaan yang akan
dilakukan/dikerjakan
• Memahami langkah-
langkah/tahapan
pekerjaan tersebut
• Mengetahui bahaya-
bahaya yang mungkin
terjadi dari pekerjaan
yang akan dilakukan
• Mengetahui cara
mengendalikan terhadap
bahaya-bahaya tersebut
Dengan mengetahui langkah-langkah
prinsip K3 tersebut di atas, maka
diharapkan akan tercipta suatu
lingkungan kerja yang aman atau
standart dan tidak ada
kecelakaan/kerusakan yang menimpa
peralatan maupun manusianya.
Hubungan Keselamatan Kerja
Dengan Produksi
Bahwa Keselamatan Kerja adalah
merupakan salah satu bagaian dari
produksi. Sedangkan bagian –
bagian produksi lainnya adalah
Jumlah (kwantita) dan Mutu
Barang (Kwalita). Jadi Produksi
adalah Kwantita + Kwalita +
Keselamatan Kerja.
Sedangkan dalam usaha pencegahan
kecelakaan, agar keselamatan kerja
benar-benar menjadi perhatian maka,
seharusnya kita perlakukan :
Kehilangan waktu
kesedihan
Kehilangan masa
depan
Kehilangan
pemasukan
b.Menyelamatkan Keluarga, dari :
§Kesedihan/kesusahan
§Masa depan yang tidak menentu
§Kehilangan pemasukan uang
c.Menyelamatkan Perusahaan, dari :
§ Kehilangan tenaga kerja
§ Pengeluaran biaya karena akibat kecelakaan
§ Melatih atau mengganti karyawan yang celaka
§ Kehilangan waktu karena terhenti kegiatan
§ Menurunya produksi, bahkan mungkin sampai
produksi terhenti
Permen ESDM No. 26 Tahun 2018 Pasal 1 Angka 15, 16, 17
UU NO. 1 TH 1970 PASAL 8
B.Kesehatan Kerja
Tujuan kesehatan kerja adalah untuk melindungi
pekerja dari segala hal yang dapat
merugikan kesehatan akibat kerja. Disini juga dipantau
tentang penyakit atau cidera yang disebabkan oleh
akibat factor-fakator yang berhubungan dengan
pekerjaan yang dilakukan. Kesehatan para karyawan
harus diperhatikan, untuk itu maka perlu dilakukan
pemeriksaan terhadap seluruh karyawan
1.Pemeriksaan Kesehatan Karyawan
a.Pekerja Baru
• Hal ini perlu dilakukan guna mengetahui
kondisi awal menyeluruh dari karyawan
baru tersebut.
b.Pekerja Lama
• Hal ini perlu dilakukan guna memantau
kesehatan/penyakit yang mungkin timbul oleh karena
akibat dari pekerjaan yang dilakukan. Pemeriksaan
kesehatan secara berkala dilakukan setiap :
q bagi karyawan tambang
bawah tanah, minimal 6
bulan sekali
q bagi karyawan tambang di
permukaan, minimal 1
tahun sekali
2.Lingkungan Tempat Kerja
• Lingkungan tempat kerja merupakan suatu factor yang
dapat menimbulkan gangguan kesehatan, maka harus
dilakukan penanganan yang serius, karena hal tersebut
akan berpotensi menimbulkan sakit akibat kerja bila
terlalu lama terpapar dengan intensitas yang tinggi.
Unsur-unsur yang memberikan pengaruh / kontribusi
terhadap timbulnya lingkungan tempat kerja (working
environmental) yang tidak sehat, antara lain :
Permen ESDM No. 26 tahun 2018 Pasal 14 ayat 4 (c)
2.Lingkungan Tempat Kerja
Pengelolaan KesehatanKerja
Permen ESDM No. 26 tahun 2018 Pasal 14 ayat 4 (b)
ergonomis,
q Kebisingan : Dapat
mengganggu bahkan
merusak fungsi
pendengaran
q Gas-gas
beracun/berbahaya :Dapat
mengganggu tidak hanya
kesehatan tetapi juga bias
langsung mematikan
Permen ESDM No. 26 tahun 2018 Pasal 14 ayat 4 (c)
q Pencahayaan : Dapat
mengganggu dan
merusak daya
penglihatan
Permen ESDM No. 26 tahun 2018 Pasal 14 ayat 4 (c)
Permen ESDM No. 26 tahun 2018 Pasal 14 ayat 4 (c)
Permen ESDM No. 26 tahun 2018 Pasal 14 ayat 4 (c)
Permen ESDM No. 26 tahun 2018 Pasal 14 ayat 4 (c)
3.Ergonomi
•Ergonomi yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan
suatu pekerjaan, antara lain adalah :
•Tempat duduk
•Alat kerja
•Dimensi tempat kerja, dll
Permen ESDM No. 26 tahun 2018 Pasal 14 ayat 4 (c)
Permen ESDM No. 26 tahun 2018 Pasal 14 ayat 4 (c)
Pengelolaan Keselamatan Pertambangan
Mineral dan Batubara
• Permen ESDM No. 26 tahun 2018 Bab II Bagian Ketiga
Pengelolaan Keselamatan Pertambangan dan Keselamatan
Pengolahan dan/atau Pemurnian Mineral dan Batubara
• Paragraf 1: Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Keselamatan
Operasi
Pertambangan Mineral dan Batubara (Pasal 14 dan 15)
• Paragraf 2: Pengelolaan Keselamatan Pengolahan dan/atau
Pemurnian (Pasal 16 dan 17)
• Paragraf 3: Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan (Pasal 18
dan 19)
Permen ESDM No. 26 tahun 2018 Pasal 14 ayat
4 (a)
program
keselamatan kerja
yang meliputi manajemen
pencegahan
terjadinya risiko;
kecelakaan,
kebakaran, dan
kejadian lain yang
berbahaya; inspeksi
keselamatan
kerja; dan
pendidikan
dan pelatihan pencegahan
keselamatan manajemen dan
kerja; keadaan penyelidikan
darurat; kecelakaan;
administrasi
keselamatan
kerja;
;
V
tinjauan I II.
manajemen
I perencanaa
dan n;
peningkatan .
kinerja.
III.
VI.
dokumentas organisasi
dan
i; dan
personel;
V.
pemantaua IV.
n, evaluasi, implementa
dan tindak si;
lanjut;
SANKSIADMINISTRATIF
Permen ESDM No. 26 tahun 2018 Pasal 50
• Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi
Produksi, dan IUPK Operasi Produksi, Pemegang IUJP,
Pemegang IPR yang tidak mematuhi atau melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dikenakan sanksi administratif.
• Sanksi administratif sebagaimana dimaksud berupa:
a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan
usaha; dan/atau
c. pencabutan izin.
• Sanksi administratif sebagaimana dimaksud diberikan oleh
Menteri atau gubernur sesuai dengan kewenangannya.
KEPMEN NO.555.K/26/M.PE/2008
Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pertambangan Umum
Pasal 1 ayat (6)
KTT adalah seseorang yang memimpin
dan bertanggung jawab atas terlaksananya
serta ditaatinya praturan undang undang
keselamatan kerja pada suatu usaha
kegiatan pertambangan diwilayah yang
menjadi tanggung jawabnya
Pasal 4 ayat (7)
Pengusaha harus menghentikan pekerjaan
usaha pertambangan apabila KTT
atau petugas yang ditunjuk tidak berada pada
pekerjaan usaha tersebut.
Kegiatan eksplorasi atau
eksploitasi baru dapat dimulai
setelah pemegang Kuasa
Pertambangan memiliki ktt
Kewajiban Pengusaha
ü Melaksanakan Inspeksi,
Pengujian, Pemeriksaan
ü Bertanggung jawab atas
keselamatan,Kesehatan dan
Kesejahteraan semua orang yg
ditugaskan kepadanya
ü Membuat dan menandatangani
laporan
PENGAWAS TEKNIS (13)
q Bertanggungjawab untuk keselamatan
peralatan
q Mengawasi dan memeriksa permesinan
dan perlistrikan
q Merencanakan dan menjamin
dilaksanakannya pemeliharaan peralatan
q Melaksanakan pengujian
q Membuat laporan
ORGANISASI MANAJEMEN
KESELAMATAN PERTAMBANGAN
External & Internal Audit Komite K3
Kepala Teknik Tambang
Pengawas Pengawas
Teknis Operasional
Program K3 Manager K3
No Yes
Zero Accident
KEPMEN NO:555.K/26/M.PE/2008
Pasal 15 ;
• Pekerjaan Pertambangan dibagi atas bagian-bagian
• Ada orang yg bertanggung jawab pada tiap bagian
• Pengawasan & Pemeriksaan effektif
Konsep Area Owner Responsibility
Pasal 16 ;
KTT menetapkan bentuk dan waktu laporan permesinan ,
kelistrikan, & peralatan
Standar Perusahaan
BUKU TAMBANG
(20)
v Ada pada setiap tambang yang memiliki
KTT
v Disyahkan oleh PIT(PENGAWAS
INSPECTOR TAMBANG)
v Diberi nomor
v Media intraksi PIT dan KTT
v Disimpan di kantor KTT
v Duplikatnya di Kantor KAPIT
BAGIAN K3 (24)
• Mengumpulkan data, menganalisis
Kecelakaan.
•
Mengumpulkan data daerah yg
• berbahaya
• Memberikan penerangan/Petunjuk K3
• Membentuk dan melatih Tim Rescue
• Menyusun statistik
Mengevaluasi K3
KOMITE K3 (25)
Melakukan pemeriksaan
secara bersama sama
• Mengatur inspeksi
terpadu
• Melakukan
pertemuan
KEPMEN NO:555.K/26/M.PE/2008
PERSYRATAN PEKERJA TAMBANG
Pasal 26
• Sehat Jasmani & Rohani, dan Sesuai sifat pekerjaan
• Melaporkan kecelakaan/cidera
• Mcu tahunan
• Diklat
kompetency/refresment
PERMEN ESDM NO 26
TAHUN 2018
PERMEN ESDM NO 26
TAHUN 2018
KEPALAINSPEKTUR TAMBANG(KAIT) DAN
INSPEKTURTAMBANG(IT)
• Pejabat yang Ditunjuk adalah aparatur sipil negara yang diberi tugas,
tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan tata kelola pengusahaan pertambangan serta
tata kelola pengusahaan Pengolahan dan/atau Pemurnian.
Setiap jenis komoditas tambang mineral logam
tertentu, mineral bukan logam dan batuan
tertentu wajib diolah dengan batasan minimum
pengolahan yang telah ditetapkan di dalam
lampiran I, II dan III Permen ESDM tentang
Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral.
Kegiatan pengolahan dan/atau
pemurnian sebagaimana dimaksud
di atas ditetapkan batasan minimum
pengolahan dan/atau pemurnian
berdasarkan atas pertimbangan
sebagai berikut:
1. memiliki sumber daya dan cadangan bijih dalam jumlah besar;
2. untuk mendorong peningkatan kapasitas produksi logam di dalam
negeri;
3. teknologi pengolahan dan/atau pemurnian sudah pada tahap
teruji;
4. produk akhir pengolahan dan/atau pemurnian sebagai bahan baku
industri kimia dan pupuk dalam negeri;
5. produk akhir sampingan hasil pengolahan dan/atau pemurnian
untuk bahan baku industri kimia dan pupuk dalam negeri;
6. sebagai bahan baku industri strategis dalam negeri yang berbasis
mineral;
7. memberikan efek ganda baik secara ekonomi dan negara;
dan/atau
8. untuk meningkatkan penerimaan negara.
Pemegang Ijin Usaha Pertambangan (“IUP”) Operasi Produksi
mineral logam dan Ijin Usaha Pertambangan Khusus (“IUPK”)
Operasi Produksi mineral logam wajib melakukan pengolahan
dan/atau pemurnian hasil penambangan di dalam negeri untuk
komoditas tambang mineral logam.
Pemegang IUP Operasi Produksi mineral bukan logam dan
batuan juga wajib melakukan pengolahan hasil penambangan di
dalam negeri untuk komoditas tambang mineral bukan logam
dan batuan.
KEWAJIBANPENERAPANUNTUKIUP,IUPOLAHMURNI,IUJP
• PASAL 3 AYAT 1
• Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi
Produksi, dan IUPK Operasi Produksi dalam setiap tahapan
kegiatan Usaha Pertambangan wajib melaksanakan kaidah
pertambangan yang baik.
• PASAL 4 AYAT 1
• Pemegang IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan
dan/atau pemurnian dalam kegiatan Pengolahan dan/atau
Pemurnian wajib melaksanakan kaidah pertambangan
yang baik.
• PASAL 5 AYAT 1
• Pemegang IUJP wajib melaksanakan kaidah pertambangan
yang baik sesuai dengan bidang usahanya.
Permen ESDM No. 26 tahun 2018 Pasal 3 ayat 3
a.teknis pertambangan;
b.konservasi Mineral dan Batubara;
c.keselamatan dan kesehatan kerja
pertambangan;
d.keselamatan operasi
pertambangan;
e.pengelolaan lingkungan hidup pertambangan, Reklamasi,
dan Pascatambang, serta Pascaoperasi; dan
f. pemanfaatan teknologi, kemampuan rekayasa, rancang
bangun, pengembangan, dan penerapan teknologi
pertambangan.
Pemegang IUP Operasi Produksi
khusus untuk Pengolahan
dan/atau Pemurnian
IUJP
a.upaya pengelolaan lingkungan hidup, keselamatan
pertambangan, konservasi Mineral dan Batubara, dan
teknis pertambangan sesuai dengan bidang usahanya;
dan
b.kewajiban untuk mengangkat penanggung jawab
operasional sebagai pemimpin tertinggi di lapangan.
Tenaga Teknis Pertambangan
Permen ESDM No. 26 tahun 2018 Pasal 7:
(1) Dalam pelaksanaan kaidah teknik pertambangan yang
baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a,
pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi
Produksi, dan IUPK Operasi Produksi wajib:
a. mengangkat KTT sebagai pemimpin tertinggi di
lapangan untuk mendapatkan pengesahan dari KaIT;
dan
b. memiliki tenaga teknis pertambangan yang
berkompeten sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
• Pasal 14 ayat (1) Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK
Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, dan IUPK Operasi
Produksi wajib melaksanakan ketentuan keselamatan
pertambangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat
(3) huruf c dan huruf d.
• Pasal 14 ayat (2) Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK
Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, dan IUPK Operasi
Produksi dalam melaksanakan ketentuan keselamatan
pertambangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wajib:
a. menyediakan segala peralatan, perlengkapan,
alat pelindung diri, fasilitas, personil, dan biaya
yang diperlukan untuk terlaksananya ketentuan
keselamatan pertambangan; dan
b. membentuk dan menetapkan organisasi bagian
keselamatan pertambangan berdasarkan
pertimbangan jumlah pekerja, sifat, atau luas area
kerja.
KEPMEN 1827 K/30/MEM/ 2018
• Lampiran I: pedoman permohonan, evaluasi, dan/atau pengesahan kepala teknik tambang,
penanggung jawab teknik dan lingkungan, kepala tambang bawah tanah, pengawas operasional,
pengawas teknis, dan/atau penanggung jawab operasional;
• Lampiran II: pedoman pengelolaan teknis pertambangan;
• Lampiran III: pedoman pelaksanaan keselamatan pertambangan dan keselamatan
pengolahan dan/atau pemurnian mineral dan batubara;
• Lampiran IV: Pedoman penerapan sistem manajemen keselamatan pertambangan mineral dan
batubara;
• Lampiran V: Pedoman pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup pertambangan mineral dan
batubara;
• Lampiran VI: Pedoman pelaksanaan reklamasi dan pascatambang serta pascaoperasi pada
kegiatan usaha
pertambangan mineral dan batubara;
• Lampiran VII: Pedoman pelaksanaan konservasi mineral dan batubara;
• Lampiran VIII: Pedoman kaidah teknik usaha jasa pertambangan dan evaluasi kaidah teknik
usaha jasa pertambangan.
Lampiran I: pedoman permohonan, evaluasi, dan/atau pengesahan kepala
teknik tambang, penanggung jawab teknik dan lingkungan, kepala tambang
bawah tanah, pengawas operasional, pengawas teknis, dan/atau penanggung
jawab operasional
KRITERIAKTTIV DANIII
• KRITERIA KTT IV
a. untuk pemegang Izin Pertambangan Rakyat (IPR); dan
b. mempunyai sertifikat kualifikasi yang diakui oleh KaIT atau telah mengikuti pendidikan atau
bimbingan
teknis terkait penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik.
• KRITERIA KTT III
a. tahapan kegiatan pertambangan: tahap eksplorasi; dan tahap operasi produksi
dengan metode tambang semprot (Hidrolis), tambang bor, tambang terbuka
berjenjang tunggal, kuari, dan kapal keruk, dan/atau kapal isap;
b. jumlah produksi rata-rata: 1) tambang terbuka berjenjang tunggal, untuk batubara
kurang dari atau sama dengan 150 (seratus lima puluh) metrik ton per hari; 2)
mineral logam meliputi: tambang semprot kurang dari atau sama dengan 1 (satu)
ton bijih per hari; dan kapal keruk dan/atau kapal isap dengan menggunakan ponton
kurang dari atau sama dengan 1 (satu) ton bijih per hari; 3) mineral batuan atau
mineral bukan logam meliputi: kuari kurang dari atau sama dengan 250 (dua ratus
lima puluh) ton batuan; dan mineral bukan logam dengan produksi kurang dari atau
sama dengan 250 (dua ratus lima puluh) ton perhari;
c. tanpa menggunakan bahan peledak;
d. jumlah pekerja kurang dari atau sama dengan 50 (lima puluh) orang; dan
e. memiliki sertifikat kompetensi Pengawas Operasional Pertama (POP) atau sertifikat
kualifikasi yang diakui oleh KaIT.