Pasal 5
1) Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 di perusahaannya.
2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku bagi
perusahaan:
• Mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 orang; atau
• Mempunyai potensi bahaya tinggi.
(3) Ketentuan mengenai tingkat bahaya tinggi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf b sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
3
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 50 TAHUN 2012
Pasal 16
1) Penilaian penerapan SMK3 dilakukan oleh lembaga audit
independen yang ditunjuk oleh Menteri atas permohonan
perusahaan.
2) Untuk perusahaan yang memiliki potensi bahaya tinggi wajib
melakukan penilaian penerapan SMK3 sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penjelasan Pasal 16 ayat (2):
Yang dimaksud dengan perusahaan yang memiliki potensi
bahaya tinggi antara lain perusahaan yang bergerak di bidang
pertambangan, minyak dan gas bumi.
Pasal 19
Instansi pembina sektor usaha dapat melakukan pengawasan
SMK3 terhadap pelaksanaan penerapan SMK3 yang
dikembangkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
4
PERATURAN MENTERI ESDM TENTANG
SMKP MINERBA?
Keputusan Dirjen
Mineral dan Batubara
Nomor
185/30/DJB/2019
Petunjuk Teknis
Permen ESDM No 26 Tahun 2018 Pelaksanaan Keselamatan
Kepmen ESDM No Pertambangan dan
Pelaksanaan Kaidah Pertambangan 1827K/30/MEM/2018 Pelaksanaan, Penilaian,
Yang Baik dan Pengawasan dan Pelaporan SMKP
Pertambangan Mineral dan Pedoman Pelaksanaan Kaidah Minerba
Batubara Teknik Pertambangan yang Baik
PERATURAN MENTERI ESDM NOMOR 26 TAHUN 2018
Pasal 18
(1) Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi
Produksi, IUPK Operasi Produksi, dan IUP Operasi
Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian
wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan
pertambangan.
(2) Sistem manajemen keselamatan pertambangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi elemen:
a. kebijakan;
b. perencanaan;
c. organisasi dan personel;
d. implementasi;
e. pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut;
f. dokumentasi; dan
g. tinjauan manajemen dan peningkatan kinerja.
7
PERATURAN MENTERI ESDM NOMOR 26 TAHUN 2018
Pasal 18
(3) Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi
Produksi, dan IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau
pemurnian wajib melakukan audit internal penerapan sistem manajemen
keselamatan pertambangan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun
(4) Dalam hal terjadi kecelakaan, kejadian berbahaya, kejadian akibat penyakit
tenaga kerja, penyakit akibat kerja, bencana, dan/atau untuk kepentingan
penilaian kinerja keselamatan pertambangan, KaIT dapat meminta kepada
Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi
Produksi, dan IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau
pemurnian untuk melakukan audit eksternal penerapan sistem manajemen
keselamatan pertambangan.
(5) Audit eksternal penerapan sistem manajemen keselamatan pertambangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilaksanakan oleh lembaga audit
independen
Pasal 19
Menteri menetapkan pedoman pelaksanaan sistem manajemen keselamatan
pertambangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18.
8
KEPUTUSAN MENTERI ESDM 1827.K/30/MEM/2018
LAMPIRAN IV
Perusahaan menyusun, menetapkan, menerapkan, memelihara dan mendokumentasikan kebijakan K3 dan KO, serta
mengomunikasikan ke seluruh pihak yg bekerja atas nama perusahaan, dan selalu melakukan tinjauan ulang secara
periodik
ELEMEN #2
PERENCANAAN
I D E N T I F I K A S I D A N K E PAT U H A N P E N E TA PA N T U J U A N ,
PENELAHAAN MANAJEMEN R E N C A N A K E R JA
T E R H A D A P K E T E N T U A N P E R AT U R A N S A S A R A N , P R O G R A M
AWA L R I S I KO PERUNDANGAN DAN ANGGARAN KP
Perusahaan melakukan penelaahan awal untuk mengetahui sejauh mana ketaatan terhadap peraturan K3 & KO; melakukan manajemen
risiko; mengidentifikasi dan meninjau ulang peraturan dan persyaratan yg harus dipenuhi; membuat, menetapkan, menerapkan, dan
memelihara serta mendokumentasikan TSP; menyusun dan menetapakan rencana anggaran KP dalam RKAB
PENGATURAN BARU: PENELAAHAN AWAL
Penelaahan awal menggambarkan tingkat
pencapaian kinerja Keselamatan Pertambangan
berdasarkan partisipasi Pekerja, tanggung jawab
pimpinan unit kerja, analisis dan statistik kecelakaan,
Penyakit Akibat Kerja, kejadian akibat penyakit tenaga
kerja, dan Kejadian Berbahaya serta upaya-upaya
pengendalian yang telah dilakukan, dengan tingkat
sebagai berikut.
• tingkat dasar
• tingkat reaktif
• tingkat terencana
• tingkat proaktif
• tingkat resilient 15
PENGATURAN BARU: PENELAAHAN AWAL
Penelaahan awal menggambarkan tingkat pencapaian kinerja Keselamatan Pertambangan
Tingkat Terencana
Tingkat Dasar • telah terdapat sistem yang terencana dan
dikembangkan, namun hanya berfokus
• sistem yang ada hanya sekedar terhadap penurunan angka kecelakaan,
1 pemenuhan regulasi;
• implementasi hanya dilakukan saat
Kejadian Berbahaya, kejadian akibat penyakit 3
tenaga kerja, dan PAK; dan
dilakukan kegiatan pengawasan. • fokus hanya pada penerapan program
Keselamatan Pertambangan yang telah
direncanakan.
Tingkat Reaktif Tingkat Proaktif
• sistem bekerja berdasarkan • target dan sasaran Keselamatan Pertambangan
kejadian/insiden; telah ada di masing-masing departemen/bagian
2 • hanya fokus terhadap dan menjadi poin utama dalam penyusunan 4
masalah/kejadian; dan rencana kegiatan; dan
• investigasi hanya difokuskan terhadap • sistem dijalankan untuk pemenuhan kebutuhan
kesalahan manusia. pekerjaan.
Tingkat Resilient
5 seluruh Pekerja baik manajemen maupun pelaksana telah bekerja sesuai
dengan peraturan dan budaya Keselamatan Pertambangan.
StrukturOrganisasi,
Struktur Organisasi, Tugas
Tugas Tanggung
Tanggung JawabJawab dan Wewenang
dan Wewenang Penunjukan Team Tanggap Darurat
KTT, KTBT,
KTT, KTBT,KKK
KKK
Seleksi dan Penempatan Personel
PJO Untuk
PJO Untuk Perusahaan
PerusahaanJasa
JasaPertambangan
Pertambangan
Pendidikan, Pelatihan dan Kompetensi Kerja
Bagian K3
Bagian K3 dan
dan KO
KOPertambangan
Pertambangan
Komunikasi Keselamatan Pertambangan
Pengawas Operasional
Pengawas Operasional dan
dan Teknik
Teknik
Administrasi Keselamatan Pertambangan
Tenaga Teknik Khusus Pertambangan
Partisipasi, Konsultasi, Motivasi dan Kesadaran
Komite Keselamatan Pertambangan
ELEMEN #3
ORGANISASI DAN
PERSONEL
PEMBENTUKAN DAN PENETAPAN BAGIAN K3 DAN KO
• pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi
khusus untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian,
IPR, dan IUJP membentuk dan menetapkan
Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Bagian Keselamatan Operasi yang berdasarkan
pertimbangan jumlah Pekerja serta sifat atau
luasnya pekerjaan;
• Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pertambangan dan Bagian Keselamatan Operasi
berada langsung di bawah KTT atau PTL dalam
struktur organisasi pemegang IUP, IUPK, IUP
Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan
dan/atau Pemurnian, dan IPR atau berada
langsung di bawah PJO dalam struktur
organisasi pemegang IUJP
STRUKTUR ORGANISASI TIPE - 1
................... (nama)
............................(NIK)
MANAGER BAGIAN MANAGER BAGIAN MANAGER BAGIAN MANAGER BAGIAN MANAGER BAGIAN MANAGER BAGIAN MANAGER BAGIAN
KESELAMATAN (SAFETY) LINGKUNGAN (ENVIRONMENTAL) PEMELIHARAAN (MAINTENANCE) PENAMBANGAN (MINING) PEMROSESAN DAN PEMBANGKIT ............... (...........) ............... (...........)
LISTRIK (PROCESSING AND PLANT)
................... (nama) ................... (nama) ................... (nama) ................... (nama) ................... (nama) ................... (nama) ................... (nama)
............................ (NIK) ............................ (NIK) ............................ (NIK) ............................ (NIK) ............................ (NIK) ........................ (NIK) ........................ (NIK)
STRUKTUR ORGANISASI TIPE - 2
................... (nama)
............................(NIK)
MANAGER BAGIAN MANAGER BAGIAN MANAGER BAGIAN MANAGER BAGIAN MANAGER BAGIAN MANAGER BAGIAN MANAGER BAGIAN MANAGER BAGIAN
K3 KO LINGKUNGAN PEMELIHARAAN PENAMBANGAN (MINING) PEMROSESAN DAN PEMBANGKIT ............... (...........) ............... (...........)
(ENVIRONMENTAL) (MAINTENANCE) LISTRIK (PROCESSING AND PLANT)
................... (nama) ................... (nama) ................... (nama) ................... (nama) ................... (nama) ................... (nama) ................... (nama) ................... (nama)
............................ (NIK) ............................ (NIK) ............................ (NIK) ............................ (NIK) ............................ (NIK) ............................ (NIK) ........................ (NIK) ........................ (NIK)
STRUKTUR ORGANISASI TIPE - 3
................... (nama)
............................(NIK)
MANAGER BAGIAN MANAGER BAGIAN MANAGER BAGIAN MANAGER BAGIAN MANAGER BAGIAN MANAGER BAGIAN MANAGER BAGIAN
K3 LINGKUNGAN (ENVIRONMENTAL) PEMELIHARAAN (MAINTENANCE) PENAMBANGAN (MINING) PEMROSESAN DAN PEMBANGKIT ............... (...........) ............... (...........)
LISTRIK (PROCESSING AND PLANT)
................... (nama) ................... (nama) ................... (nama) ................... (nama) ................... (nama) ................... (nama) ................... (nama)
............................ (NIK) ............................ (NIK) ............................ (NIK) ............................ (NIK) ............................ (NIK) ........................ (NIK) ........................ (NIK)
ELEMEN #4
IMPLEMENTASI
Pengaturan Baru: Pengelolaan Operasional
Dalam pengelolaan operasional, Pemegang IUP,
IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk
Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, dan IUJP
mempertimbangkan pendekatan keselamatan
berbasis perilaku Pekerja Tambang
(behavior based safety)
Pemantauan dan pengukuran kinerja
PEMANTAUAN,
terkait
EVALUASI, DAN
Penyakit Akibat Kerja
• 02 Pengendalian Dokumen
• 03 Pengendalian Rekaman
MANUAL
LEVEL 1
PROSEDUR
LEVEL 2
INSTRUKSI KERJA, DOKUMEN TEKNIS,
STANDAR, GAMBAR DLL.
LEVEL 3
FORMULIR, CHECKLIST
LEVEL 4
Catatan: jumlah tingkatan dokumentasi boleh menyesuaikan kebutuhan organisasi
ELEMEN #7
TINJAUAN
MANAJEMEN DAN Masukan Tinjauan Manajemen
PENINGKATAN Keluaran Tinjauan Manajemen
KINERJA
35