Anda di halaman 1dari 63

Latar Belakang

Sumber Daya Alam - merupakan Potensi yang dapat memberikan


manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan

Pasal 33, ayat 3, UUD45 - Merupakan amanat dan acuan dalam


memanfaatkan Sumber Daya Alam untuk kesejahteraan rakyat

Pengelolaan Sumber Daya Alam merupakan pekerjaan yang sangat


kompleks - sejak dari inventarisasi hingga ke pengusahaannya

Dalam pengusahaannya perlu kebijakan yang dapat menjamin


kelestarian lingkungan dan keseimbangan konservasi SDA

Pembinaan dan Pengawasan perlu dilakukan oleh Pemerintah dan


Pemerintah Daerah dan dilakukan oleh orang yang kompeten

Manfaat dan Nilai Tambah


PERTAMBANGAN DI INDONESIA
Kondisi Spesifik Alam Dan
Sumber Daya Mineral dan Batubara
Ekosistem

• Hutan hujan • Ekonomi Nasional – Penerimaan


tropik/tropical Negara + Rp 333 Trilyun.
rainforest (11% dari • Berada di dalam kawasan hutan.
27% di dunia)
• Keterdapatan dangkal, sebagian
• Keanekaragaman hayati tersingkap (outcrop).
tinggi • Metode penambangan umumnya
• Curah hujan tinggi tambang terbuka (open pit/strip
(3,000 s.d 6,000 mm mine).
per tahun) • Volume batuan penutup sangat
• Negara kepulauan besar.
(+ 17,500 pulau) • Mengakibatkan gangguan lahan
permukaan,
• Penduduk padat

Pemerintah dengan ketat melakukan pengawasan dengan


menerapkan berbagai kebijakan serta peraturan perundangan
3
PERMEN ESDM NOMOR 26 TAHUN 2018
TENTANG PELAKSANAAN KAIDAH TEKNIK PERTAMBANGAN YANG BAIK DAN PENGAWASAN
PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
1. Kaidah Teknik
IUP Pertambangan Yang Baik
Eks a. teknis pertambangan;
b. konservasi Mineral dan
Batubara;
c. keselamatan dan kesehatan
IUPK kerja pertambangan;
Eks d. keselamatan operasi
pertambangan;
Kaidah e. pengelolaan lingkungan hidup
Pasal 3 Per tambangan pertambangan, Reklamasi, dan
Yang Baik Pascatambang, serta
Pascaoperasi; dan
IUP f. pemanfaatan teknologi,
OP kemampuan rekayasa, rancang
bangun, pengembangan, dan
penerapan teknologi
pertambangan

IUPK
OP 2. Tata Kelola Pengusahaan
Pertambangan
II. DASAR HUKUM
Tahapan Pertambangan
Proses
Produksi
Batubara
Coal Crushing & Barge Loading
Mining Flow Diagram
• PERBUKITAN YANG
MENGANDUNG BIJIH
NIKEL
SINGKAPAN
BIJIH NIKEL
PENAMBANGAN
BIJIH NIKEL
Penambangan
Batubara
III. PRINSIP DASAR TEKNIS PERTAMBANGAN

➢ Teknis Pertambangan : serangkaian kegiatan


teknis dalam rangka pelaksanaan
pertambangan bahan galian. PENCARIAN (FINDING) PEMBUKTIAN (PROVING)
-geologi regional -pemboran rapat
-geokimia ENDAPAN MINERAL -pembuatan shaft dan/atau
-geofisika terowongan
-pemboran - geologi -evaluasi
-sampling - mineralogi
- metode penambangan
➢ Dalam sistem perizinan pertambangan OPENING & DEVELOPING
-pembuatan shaft dan
- pengolahan mineral
- ekonomis
- kontrol lingkungan
PERENCANAAN
-seleksi metode
terowongan
kegiatan pertambangan dikelompokkan -stripping
-konstruksi underground &
penambangan
& keperluan fasilitas
-perancangan & rekayasa
surface
menjadi : geologi sampling

surveying perawatan
- Eksplorasi: kestabilan penggalian
perancangan &
PENAMBANGAN
-pemberaian
kesehatan & keselamatan
ventilasi
kontrol air
• Penyelidikan Umum perekayasaan -pemuatan
pengadaan -pengankutan kontrol lingkungan
power -kontrol biaya

• Eksplorasi bijih untuk diproses lebih lanjut

• Studi Kelayakan PROCESSING reduksi ukuran


klasifikasi konversi dari bahan konsentrasi
benefisiasi mentah mineral menjadi perancangan mill & pabrik
peleburan dan pemurnian produk untuk konsumen kontrol lingkungan

- Operasi produksi:
• Konstruksi
produk untuk konsumen

• Penambangan menetapkan kadar


spesifikasi & standar
transportasi
MARKETING
produk untuk pabrik atau
penggunaan lainnya
ilmu material & teknologi
sifat dan penggunaan
produk mineral
ke konsumen saluran penjualan
• Pengolahan pemurnian
• Pengangkutan/Penjualan
Tahap dan Jenis Kegiatan Teknis Pertambangan
IUP Operasi Produksi (OP) *)

Ekplorasi pengolahan/ Pengangkuta


PU Fs Kontruksi Penamba
pemurnian dan penjuala
ngan

Kegiatan
Usaha

Pengangkutan
**)
pengolahan/ Pengangkutan
dan penjualan
pemurnian dan penjualan

*) Penambangan atau Pengolahan/Pemurnian dapat


dilakukan terpisah
**) Apabila Pengolahan/Pemurnian terpisah, harus
kerjasama dengan pemegang IUP OP Penambangan
III. PRINSIP DASAR TEKNIS PERTAMBANGAN

• Kesulitan dalam pelaksanaan


operasional
• Tambang tidak efisien, tidak ekonomis
• Produksi tidak lancar
?
Bagaimana Jika Teknik
Pertambangan tidak
dilaksanakan dengan
baik

• Terjadi kecelakaan/masalah K-3


• Masalah Lingkungan
• Pemborosan bahan galian
• Pascatambang tidak tertangani
dengan baik
• Pemerintah, rakyat dan perusahaan
rugi
III. LINGKUP PENGAWASAN

1. KONSEP DASAR 2. DETAIL ASPEK 3. PELAKSANAAN 4. EVALUASI

TARGET/ GOAL PENGAWASAN TEKNIS PERTAMBANGAN

▪ Diketahuinya seluruh potensi sumberdaya mineral dan batubara secara


benar
▪ Agar tercipta operasi pertambangan yang lancar, tertata, efisien, produktif,
aman.
▪ Terwujudnya optimalisi pengusahaan pertambangan sumberdaya mineral
dan batubara.
III. LINGKUP PENGAWASAN

1. KONSEP DASAR 2. DETAIL ASPEK 3. PELAKSANAAN 4. EVALUASI

Kegiatan eksplorasi wajib dilaksanakan secara baik dan benar, dalam


hal penentuan metode, jenis dan tahapan eksplorasi, teknis
pelaksanan tiap jenis kegiatan eksplorasi, tingkat kerapatan, peralatan,
pengolahan data eksplorasi dan pelaporan kegiatan eksplorasi .

Penentuan metode, jenis, tahapan eksplorasi dan tingkat kerapatan


data agar didasarkan atas: kondisi geologi, tipe dan keadaan endapan,
serta keadaan daerah.

Pelaksanaan tiap jenis kegiatan eksplorasi seperti pengukuran


topografi, pemetaan geologi, geokimia, geofisika, pemboran, sampling,
analisa contoh agar dilakukan sesuai standard teknis masing masing

Seluruh data eksplorasi agar dilakukan korelasi, interpretasi hubngan


satu dengan lain, sesuai kaidah geologi/ eksplorasi

Seluruh data eksplorasi wajib dilaporkan kepada pemerintah secara


lengkap dan benar
III. LINGKUP PENGAWASAN

1. KONSEP DASAR 2. DETAIL ASPEK 3. PELAKSANAAN 4. EVALUASI

KENAPA PERLU
PENGAWASAN EKSPLORASI

• Kegiatan & data eksplorasi yang salah merugikan Negara


• Data eksplorasi dapat dimanfaatkan mencari dana
• Dalam rangka mengarahkan kegiatan
• Rentan akan manipulasi
• Kecenderungan memindahkan hak IUP/KK/PKP2B
Eksplorasi
Drilling
III. LINGKUP PENGAWASAN

1. KONSEP DASAR 2. DETAIL ASPEK 3. PELAKSANAAN 4. EVALUASI

PENGAWASAN EKSPLORASI
BATUBARA
lokasi singkapan & bor
Cek korelasi singkapan dan bor
Logika nilai parameter kualitas
Data pendukung perhitungan sumber daya dan cadangan
Cek metode perhitungan sumber daya dan cadangan
Cek penarikan subcrop
Korelasi dengan data Geol. Regional
Cek semua hasil kegiatan
Spasi data pendukung
Kebenaran peta topgrafi
III. LINGKUP PENGAWASAN

1. KONSEP DASAR 2. DETAIL ASPEK 3. PELAKSANAAN 4. EVALUASI

PENGAWASAN EKSPLORASI ENDAPAN PRIMER


Urutan Tahapan kegiatan
Kelengkapan & kebenaran metode eksplorasi yang dipakai
Logika kadar mineralisasi dan nilai geokimia
Penafsiran bentuk endapan
Spasi data termasuk sampling
Metode analisa & Laboratorium yang dipakai
Pemboran ( recovery, sampling, preparasi contoh, duplikat contoh )
Metode perhitungan sumberdaya & cadangan
Kelengkapan pengiriman semua hasil eksplorasi
Korelasi unsur pengikut
Korelasi model endapan dengan geologi daerah
Detail geologi & mineralisasi
Hasil trenching, costaining , terowongan
III. LINGKUP PENGAWASAN

1. KONSEP DASAR 2. DETAIL ASPEK 3. PELAKSANAAN 4. EVALUASI

PENGAWASAN EKSPLORASI ENDAPAN SEKUNDER

Kebenaran metode eksplorasi yang dipakai


Pola, spasi, cara dan peralatan pemboran
Recovery pemboran
Penetuan ketebalan pay gravel
Preparasi dan penentuan kadar
Pemboran ( recovery, sampling, preparasi contoh, duplikat contoh )
Metode perhitungan sumberdaya & cadangan
Kelengkapan pengiriman semua hasil eksplorasi
Uji bulk sampling
Korelasi geologi dan mineralisasi
III. LINGKUP PENGAWASAN

1. KONSEP DASAR 2. DETAIL ASPEK 3. PELAKSANAAN 4. EVALUASI

PENGAWASAN EKSPLORASI
DI LAPANGAN

Cek ketepatan lokasi kegiatan terhadap wilayah perizinan


Cek kebenaran geologi dan tanda mineralisasi
Pikirkan kemungkinan alternatif teori/ model geologi/mineralisasi
Cek bekas kegiatan & informasi penduduk
Cek Duplikat contoh
Sampling daerah prospek & analisis
Cari bukti model mineralisasi/ geologi
Cari keybed/ informasi kunci untuk korelasi
Pelajari preparasi dan alur pengiriman contoh
Cek laboratorium
III. LINGKUP PENGAWASAN

1. KONSEP DASAR 2. DETAIL ASPEK 3. PELAKSANAAN 4. EVALUASI

Dalam pelaksanaan penetapan cadangan agar didasarkan


atas:
• Jenis dan spasi data eksplorasi yang memadai
• Data pendukung yang lengkap, meliputi : peta
topografi, peta penyebaran sumberdaya, variasi
kualitas endapan, data geoteknik, data hydrogeology,
rencana metode dan peralatan tambang yang akan
diterapkan.
• Korelasi yang benar atas seluruh data eksplorasi ,
• Mempertimbangkan nilai stripping ratio, cut off grade
yang wajar
III. LINGKUP PENGAWASAN

1. KONSEP DASAR 2. DETAIL ASPEK 3. PELAKSANAAN 4. EVALUASI

• Kebenaran penyebaran dan kualitas cadangan berdasarkan


korelasi seluruh data eksplorasi seperti pemboran, analisa
contoh dll
• Kelayakan penentuan batasan cadangan , seperti cut off
grade, stripping ratio, kedalaman maksimum
penambangan, ketebalan minimum dan sebagainya
• Kelengkapan kebenaran dan skala peta dasar untuk
perhitungan cadangan seperti peta topografi dan sebaran
endapan, peta isoquality, isopach, stuktur kontour atau
gambaran 3 dimensi penyebaran endapan
• Mempertimbangan harga yang wajar berdasarkan
kualitasnya
III. LINGKUP PENGAWASAN

1. KONSEP DASAR 2. DETAIL ASPEK 3. PELAKSANAAN 4. EVALUASI

GEOTEKNIK

• Studi dalam rangka slope stability dan desain tambang


• Studi untuk desain stope/dimensi penggalian
• Studi longsornya lereng
• Studi pillar stability
• Studi kekuatan bijih dan OB/ country rock
• Penentuan tahapan penggalian dan besaran tiap pengalian
• desain blasting
(Sifat fisik batuan, strukture geology, laboratory analysis, joint
mapping, RQD, sifat diskontinuitas, retakan, geseran, patahan ,
vein dll, tingkat pelapukan, rock strength, )
III. LINGKUP PENGAWASAN

1. KONSEP DASAR 2. DETAIL ASPEK 3. PELAKSANAAN 4. EVALUASI

GEOTEKNIK

• Untuk open pit: slope design dan stability, konfigurasi jenjang,


parameter desain ramp, excavatability, gangguan lereng
• Untuk underground: seleksi metode, desain-dimensi stope,
desain lobang access, support desain dan stability , excavation
stability, caveability, dilution, fragmentation, ambrukan.
• Tentukan, desain blasting dan sifat fragmentasi
• Penentuan tahapan penggalian dan besaran tiap pengalian
III. LINGKUP PENGAWASAN

1. KONSEP DASAR 2. DETAIL ASPEK 3. PELAKSANAAN 4. EVALUASI

• Studi hidrologi air permukaan HIDROGEOLOGI


• Studi kondisi air bawah tanah
• Studi kegiatan tambang terhadap air permukaan dan air bawah tanah
• Studi akibat perubahan / naiknya kembali air bawah tanah terhadap
kestabilan dan efek kimia di underground
• Pengaruh kegiatan tambang terhadap pemanfaatan air permukaan dan
bawah tanah
• Penanganan air tambang
• Kualitas air
• Porositas, permiabilitas, patahan, retakan
• Zone aquifer dan sifat hidrouliknya
• Daerah tangkapan air dll
• Manajemen air tambang ( pengeringan tambang, drainage, water
treatment, pengalihan sungai , kontrol air asam tambang dsb )
Sudut Kemiringan
Pit
• Pit slope diusahakan harus dibuat setajam mu
ngkin dengan tanpa
menimbulkan kerugian ekonomi secara keselu
ruhan yang disebabkan karena ketidak
setabilan kemiringan dan tanpa
membahayakan keamanan dari pekerja
maupun peralatan

• Menetapkan besarnya sudut kemiringan pit ya


ng dianggap aman pada suatu
pertambangan. Analisa harus mengidentifikasi
daerah yang mempunyai potensi longsor atau
daerah berbahaya lainnya.
III. LINGKUP PENGAWASAN

1. KONSEP DASAR 2. DETAIL ASPEK 3. PELAKSANAAN 4. EVALUASI

✓ Aspek Teknis Laporan Studi Kelayakan:


1. Cadangan
2. Studi Geoteknik/geohidrologi
3. Penambangan
4. Pengolahan/pemurnian
5. Produksi
6. Pengangkutan
7. Penjualan
8. Peralatan
III. LINGKUP PENGAWASAN

1. KONSEP DASAR 2. DETAIL ASPEK 3. PELAKSANAAN 4. EVALUASI

• Kegiatan pemboran development dan analisa


contoh dalam persiapan penambangan terus
dilakukan
• Survey pasar
• Negosiasi kontrak kontrak
• Detail design mining plan & engineering
• Pemesanan mesin/peralatan/material
• Pembangunan access road, tenaga listrik, persiapan
lahan
• Penerimaan tenaga kerja dan training
• Fasilitas penunjang juga harus sudah siap
III. LINGKUP PENGAWASAN

1. KONSEP DASAR 2. DETAIL ASPEK 3. PELAKSANAAN 4. EVALUASI

• Pemilihan metode tambang yang tepat/ sesuai untuk dapat


menambang semua cadangan
• Ditentukan Urutan blok penambangan
• Dibuat rencana tambang yang komprehensif berdasarkan kondisi
geologi, cadangan, geoteknik dan kondisi daerah.
• Dibuat lay out tambang yang lengkap dan jelas,
menggambarkan keterkaitan seluruh fasilitas pertambangan
• Dibuat peta / profil/ 3D , rencana-kemajuan tambang , dengan
berbagai tingkat kedetailan,
• Lingkup kegiatan teknis, peralatan, tenaga kerja,masalah air,
tenaga listrik, ventilasi, lingkungan, kestabilan, prasarana
transportasi, target perolehan
• Dilaksanakannya tahapan operasional penambangan (Penanganan
soil dan overburden, pengalian bahan galian, filling dll)
• Dilaksanakannya secara konsekuen rencana tambang
• Upaya mendapatkan recovery maksimal
• Penanganan bahan galian kadar marginal
Land
Clearing
PENGUPASAN
TANAH
PENUTUP
Waste
Dump
III. LINGKUP PENGAWASAN

1. KONSEP DASAR 2. DETAIL ASPEK 3. PELAKSANAAN 4. EVALUASI

• Sinkronisasi jenis , kapasitas alat angkut dengan


jenis, jumlah material yang diangkut dan jarak
angkut
• Perencanaan teknis prasarana transportasi
• Daya tampung prasarana yang telah ada
• Transportasi material, personil, peralatan ke
daerah tambang tepat waktu, sesuai jumlah
• Tranportasi hasil tambang ke tempat pemrosesan
dan pelabuhan
Match Factor
Kesesuaian alat muat terhadap
alat angkutnya berdasarkan jarak
angkut MF (1) = Jum Loader x CT DT
Jum DT x CT Loader
Apabila hasil < 1, maka alat
loading kekurangan DT
Jum DT = Jum Loader x CT DT
Apabila hasil > 1, maka DT akan
antri di alat loading MF x CT Loader
Apabil hasil = 1, maka jumlah
DT sesuai yang dibutuhkan alat
loading
(tidak kurang dan tidak antri)
Soal Latihan
III. LINGKUP PENGAWASAN

1. KONSEP DASAR 2. DETAIL ASPEK 3. PELAKSANAAN 4. EVALUASI

• Pemilihan metode pengolahan


• Studi metalurgi, sifat fisik, besar butir, derajad
liberasi, kekerasan, titik lebur, mineral pengotor
• Uji coba pengolahan
• Upaya mendapatkan mineral ikutan
• Kontrol kualitas produk
• Upaya memaksimalkan perolehan
• Upaya blending
• Pengecekan kadar tailing
Smelting (Peleburan)
Operasi Smelting (peleburan) terdiri dari proses transportasi kalsin,
proses reduksi, proses pencairan dan pemisahan antara komponen
oksida (slag) dengan komponen hasil proses reduksi (metal). Proses
pemisahan metal dan komponen oksida (slag) dengan memanfaatkan
perbedaan densitas.
Reaksi Langsung :
NiO(l) + C(s) → Ni (l) + CO(g)
FeO(l) + C(s) → Fe(l) + CO(g)
Reaksi Tak Langsung :
CO2(g) + C(s) → 2CO(g)
NiO (s) + CO(g) → Ni(s) + CO2(g)
FeO (s) + CO(g) → Fe(s) + CO2(g)
Fe2O3 (s) + CO(g) → 2FeO(s) + CO2(g)
Smelting
(Peleburan)
Transportasi Kalsin adalah proses
pemindahan kalsin yang keluar dari rotary
kiln ke electric furnace. Kalsin yang
suhunya 800°C ditampung dalam surge bin
dan ditimbang beratnya. Pada suatu
periode tertentu diangkut sejumlah
tertentu dengan conatiner menuju bin-bin
yang berada pada atas electric furnace.
Pengaturan jumlah kalsin yang dimuat
dalam container digunakan sistem damper
buka tutup yang mengatur jumlah kalsin
yang dikeluarkan dari surge bin.
Smelting (Peleburan)
MATERIAL & HEAT BALANCE SIMULATION OF ELECTRIC FURNACE
PLANT FeNi UNIT #3
Calcine ore ACTUAL DESIGN
E/F ENERGY PERFORMANCE :
Temp. 685 750
o
C Carbon Electrode Paste
ACTUAL EFF.: 70.71% Feed (Top Bin) 1,245,080 1,896,000 kg/day Feed Paste 600 kg/day
DESIGN EFF.: 79.21% Sensible heat 203,881,850 kcal/day Sensible heat 300,651 kCal/day
(basis design)
INTENSITY OF E/F ELECTRICITY

ACTUAL DESIGN
Gas Stack ACTUAL DESIGN MWh/ Ton Calcine : 0.598 0.5316
o
Temp. 907 800 - 1200 C MWh/ Ton Crude FeNi : 6.431 4.7547
% O2 2.50 2.80 %
% CO2 16.90 28.00 % Electricity Input DESIGN
% CO 5.00 5.00 % 744,000 kWh/day 1,008,000
Flow out 830,571 kg/ day 639,840,000 kCal/day ( 42 MW )
CO2 emisi 195,757 kg/ day (0) kWh/day (save)
Sensible heat 205,798,409 kcal/ day 0.00% % -saving

Ambient Air Supply ACTUAL DESIGN Heat Loss of Electric circuit


o
Temp. A 30 33 C 43,476,094 kCal/day
RH 90.00 %
Feed Air 762,113 kg/day
Heat Loss of Cooling System
FeNi Crude Metal ACTUAL DESIGN 86,496,000 kCal/day
o
Temp. 1,463 1450 - 1500 C
E/F FeNi #3
Tap Metal 115,690 212,000 kg/day Slag Out ACTUAL DESIGN
o
Sensible heat 26,688,893 kcal/day Temp. 1,545 1,600 C
Yield (Mt/Cal) 0.0929 0.1118 T-Mt/T-C Heat absorb for Endoterm reaction Tap Slag 1,078,373 1,560,000 kg/day
155,863,487 kCal/day Sensible heat 593,105,081 kcal/day

Heat release of Exoterm reaction


302,685,095 kCal/day
Smelting
(Peleburan)
Electroda adalah media
penghantar listrik ke dalam
furnace. Listrik yang di
hantarkan akan menjadi
sumber energi panas (karena
tahanan slag dan kalsin) yang
akan digunakan pada proses
reduksi, pencairan material dan
peningkatan temperatur untuk
mengefektifkan pemisahan slag
dari metal.
III. LINGKUP PENGAWASAN

1. KONSEP DASAR 2. DETAIL ASPEK 3. PELAKSANAAN 4. EVALUASI

Sebelum melakukan penutupan tambang perusahaan


wajib melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
▪ Sterilisasi cadangan, dalam rangka mengetahui cadangan
yang belum tertambang, untuk bahan pertimbangan dalam
menentukan rencana penutupan tambang
▪ Membuat laporan Rencana Penutupan Tambang.
▪ Melaporkan semua data eksplorasi, dan data eksploitasi
yang menyatakan banyaknya bijih yang telah ditambang,
diolah, diekspor dan yang tersedia.
▪ Melakukan dokumentasi dan pengamanan akan bahan
galian yang telah tertambang tetapi belum terpasarkan.
III. LINGKUP PENGAWASAN

1. KONSEP DASAR 2. DETAIL ASPEK 3. PELAKSANAAN 4. EVALUASI

Sebelum melakukan penutupan tambang perusahaan


wajib melakukan langkah-langkah sebagai berikut
(lanjutan):
• Melakukan kegiatan pengembangan wilayah dan
masyarakat disekitar tambang dengan azas kemitraan
diantara stakeholders.
• Pemegang IUP wajib mengambil seluruh bahan galian
sesuai dengan cut off grade dan stripping ratio yang telah
ditetapkan.
• Sisa cadangan bahan galian yang tidak terambil selama
penambangan, harus disimpan di suatu tempat yang aman
• Pemegang IUP wajib mendata dan melaporkan kepada
pemerintah sumber daya dan cadangan bahan galian yang
tidak dapat terambil seluruhnya.
III. LINGKUP PENGAWASAN

1. KONSEP DASAR 2. DETAIL ASPEK 3. PELAKSANAAN 4. EVALUASI

A. PENGAWASAN ADMINISTRATIF
− Dokumen Studi Kelayakan
− Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB)
− Laporan Kemajuan Kegiatan Pertambangan
(Triwulan)
III. LINGKUP PENGAWASAN

1. KONSEP DASAR 2. DETAIL ASPEK 3. PELAKSANAAN 4. EVALUASI

B.PENGAWASAN LAPANGAN
• Pengawasan Teknik Pertambangan
• Pengawasan Teknik Pertambangan pada Tahap Kegiatan
Konstruksi
• Pengawasan Teknik Pertambangan pada Tahap Kegiatan
Produksi
✓ Pengawasan Kelaikan Teknik Penambangan
✓ Pengawasan Kelaikan Teknik Pengolahan
✓ Pengawasan Kelaikan Teknik Pengangkutan
• Pengawasan Kelaikan Sarana Teknis Pertambangan
• Pengawasan Pematokan Batas Wilayah Pertambangan
• Pengawasan Konservasi Bahan Galian
III. LINGKUP PENGAWASAN

1. KONSEP DASAR 2. DETAIL ASPEK 3. PELAKSANAAN 4. EVALUASI

▪ PIHAK PERUSAHAAN:
✓ KETAATAN TERHADAP REKOMENDASI IT
✓ KETAATAN KTT DALAM LAPORAN
✓ PROGRES KEGIATAN PERTAMBANGAN
✓ PEMBERIAN SANKSI: PENGHENTIAN SEMENTARA
KEGIATAN OPERASIONAL PERTAMBANGAN

▪ PIHAK IT:
✓ LAPORAN INSPEKSI
✓ REKOMENDASI DALAM BUKU TAMBANG
TEMUAN LAPANGAN TERKAIT
ASPEK TEKNIS PERTAMBANGAN
Kegiatan Eksplorasi
KECELAKAAN DAN KEJADIAN BERBAHAYA TERKAIT
ASPEK TEKNIS PERTAMBANGAN
Kegiatan Penambangan

Longsor Lereng Tambang

▪ Mengakibatkan fatality
▪ Kejadian Berbahaya
(menimbun peralatan &
menghentikan operasi)
Tahun 2007

Kejadian Berbahaya
(Operasi Berhenti)
Tahun 2013
Kasus Teknis Pertambangan pada Kegiatan Penambangan

Sinkronisasi Alat Tanggul Kolam bekas tambang jebol

Mismatch?
Kasus Teknis Pertambangan pada Kegiatan Penambangan

Longsor disposal

Kecelakaan Tambang Kejadian berbahaya


1 Orang Mati Jalan Tambang terputus
Tgl 4 Januari 2012 Bekas settling tertimbun
Tgl 18 Maret 2014
Kasus Teknis Pertambangan pada Kegiatan Penambangan

Penyangga Batuan Lepas

Kecelakaan Tambang
1 Orang Mati Kecelakaan Tambang
Tanggal 23 Juni 2012 1 Orang Mati
Tgl 13 September 2012
Kasus Teknis Pertambangan pada Kegiatan Penambangan

Land Subsidence akibat ambruknya pillar

▪ Kejadian berbahaya
▪ Terjadi penurunan permukaan
tanah
▪ Menutup jalur akses dan
menghentikan operasional
• Tanggal 1 April 2013
Kasus Teknis Pertambangan pada Kegiatan Penambangan

Luncuran lumpur basah (wet muck)

▪ Kecelakaan tambang
▪ 2 orang meninggal
▪ 1 unit Rockbreaker dan
Grizzly tertimbun
▪ 1 unit LHD yang
sebelumnya berada di
sekitar Grizzly terdorong
▪ Terowongan tertutup dan
operasional terhenti
• Tanggal 18 April 2011
Kasus Teknis Pertambangan pada Kegiatan Penambangan

Batuan Atap Runtuh

▪ Kecelakaan Tambang
▪ 28 Mati, 5 Cidera Berat, 5 Cidera Ringan. ▪ Kejadian berbahaya
Runtuhan Hanging Wall
▪ 14 Mei 2013
▪ 2 Pekerja Terjebak di
Dalam Tambang bawah
Tanah Desember 2010
Kasus Teknis Pertambangan pada Kegiatan Pengolahan

Pabrik Pengolahan Emas- Ball Mill

Coal Processing Plant


INDIKATOR KEBERHASILAN
PENGELOLAAN TEKNIS PERTAMBANGAN
1) Metode Pertambangan Sesuai Karakteristik Pertambangan
Indonesia;
2) Penggunaan tenaga teknik yang kompeten;
3) Perencanaan dan pelaksanaan transfaran, akuntabel, dan rasional;
4) Kegiatan Pertambangan tuntas dan optimum terhadap Rencana Yg
memenuhi kelaikan teknis, dan
5) Tidak terjadi kasus kecelakaan/kejadian berbahaya dan kasus
pencemaran dan perusakan lingkungan
PENGAWASAN PENGUKURAN DAN PEMASANGAN
TANDA BATAS WILAYAH IZIN USAHA PERTAMBANGAN

1. Pengawasan pengukuran dan pemasangan


tanda batas wilayah pertambangan
2. Verifikasi lapangan terhadap hasil pengukuran
dan pemasangan tanda batas yang telah
dilakukan oleh perusahaan.
3. Turut serta menjadi saksi dan pengawas pada
pelaksanaan pengukuran dan pemasangan tanda
batas wilayah pertambangan perusahaan

34
BAGAIMANA TEKNIS PERTAMBANGAN YANG BAIK?
▪ Teknis eksplorasi dilaksanakan dengan benar dan memadai
▪ Cadangan tambang (reserve) ditetapkan secara benar
▪ Studi Geoteknik, Hidrogeology dan Metalurgi dilaksanakan
secara benar
▪ Studi kelayakan disusun secara komprehensif dan
didukung data yang memadai
▪ Teknik penambangan direncanakan dan dilaksanakan
secara baik
▪ Pengolahan /pemurnian direncanakan dan dilaksanakan
secara baik
▪ Pemilihan peralatan tepat
▪ Pengangkutan yang memadai
▪ Produksi sesuai kapasitas
▪ Program pascatambang direncanakan dan dilaksanakan
secara komprehensif
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai