PENGGALIAN BEBAS
BWE & PENGGARUAN
Suseno Kramadibrata
Laboratorium Geomekanika & Peralatan Tambang
Fakultas Teknik Pertambangan & Perminyakan
Institut Teknologi Bandung
1
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Soft - Strong
Klasifikasi Ground Breaking
Strong & Compact
2
2
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Mudah gali
Sedang (fair) gali
Sulit gali
3
Orientation
3
Metoda & Mekanisme
Penggalian & Pemecahan Batuan
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Page 4
4
Faktor Utama Analisis Penggalian
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
5
Cara Pemilihan AAB
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Jenis alat
Power Shovel
Dragline
Power Scraper
Bulldozer
Excavator
Bucket Wheel
Kapal Keruk
Clam Shell
Hydraulic Shovel
Backhoe
Continuous Miner
Jenis material
1. Mudah digali + + + + + + + + + + -
Dozers
Elevating Scraper
Pull Power
Dragline
0-0,6 1 1 1 1 1 3 1 1
Tebal tanah pucuk (m) 0,6-1,5 1 1 1 1 1 3 4 3 1 1
0-100 1 1 2 2 1 3 1
100 - 150 2 2 1 1 1 4 3 1
Jarak angkut (m) 150 – 300 1 1 1 4 3 2
300 – 500 1 1 1 4 2 1
> 500 2 2 2 4 1 1
Baik A A A A A A A B A A
Fleksibilitas Biasa A A A A A A B B B A 7
Pemilihan Alat Gali Muat Overburden
Keterangan :
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Dragline
Shovel
Dozers
BWE
Elevating Scraper
Hydraulic Shovel
1 = harus dipertimbangkan
2 = bisa dipertimbangkan
3 = bisa dipertimbangkan dalam kondisi tertentu
4 = bisa dipertimbangkan dalam situasi khusus
A = tinggi
B = sedang
C = rendah
10 - 20 m 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Tebal 20 - 30 m 1 1 2 3 3 3 2 2 2 2 2
30 m 1 2 3 4 4 4 2 3 3 3 3
Fragmentasi buruk 3 1 1 3 1 3 - - - - 1
Karakteristik Bongkah-bongkah 2 1 1 2 1 2 - 2 2 2 1
Fragmentasi baik 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1
50 - 100 m 1 - 2 1 1 - 1 - - - 1
Jarak angkut 100 - 150 m 2 - 1 2 2 3 1 3 3 3 1
150 - 300 m - - 1 - - 1 - 1 1 1 2
Baik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Karakteristik Sedang 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1
Buruk 1 4 4 2 2 2 4 1 1 1 1
Produksi - A A B A A B A A A A A 8
Skema Klasifikasi Batuan Untuk Penggalian
(Hadjigeorgiou & Scoble, 1988).
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Classification Scoble & Weaver Kirsten Singh et-al Smith Franklin Read et-al Scoble et-al
components Muftuoglu (1984) (1975) (1982) (1986) (1986) et-al (1971) (1980) (1987)
UCS x x x x x
PLI x x x x x
UTS x
Jn x
RQD x
Jv x x
Jr x
Ja x
Joint orientation x x x x x
Bs x
Js x x x x x x x
Joint continuity x x x
Joint gouge x x x
Weathering x x x x x x
SV x x x
Abrasivity x 9
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
1971)
Kriteria Indeks Kekuatan Batu (Franklin dkk,
10
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
11
Penggalian Mekanis
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Page 12
12
Aplikasi Tipe Alat Gigi Gali
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Tipe gigi gali Moda gaya Tipe spesifik gigi gali Mesing pengguna gigi gali
13 13
Dua Tipe Alat Gali Untuk Penggalian
Mekanis
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Page 14
14
Gaya Gigi Gali - Drag Tool
Fowell (1993): gaya gigi gali
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Komponen gaya utama adalah gaya rata-rata yang bekerja saat proses cutting dan diperoleh dari integral
gaya dibagi terhadap waktu
gaya peak utama sangat penting dalam hal pemilihan drag tool & jika terlalu besar menyebabkan kerusakan besar
terhadap cutting tip yang terbuat dari tungsten carbide, atau merusak komponen mesin
gaya peak rata-rata
15
Parameter Dimensi Busur
Arah Penggalian
Ilustrasi saat sebuah drag pick menumbuk
permukaan batuan dengan arah sejajar Front Rake Angle
permukaan batuan.
Sebuah retakan tarik utama terjadi dalam
bentuk busur, yang asalnya dari titik awal
d
penetrasi dan muncul kepermukaan batuan.
FC
Fraktur ini memberikan bongkahan besar.
Evans (1962): teori rock cutting pertama, Back Clearance
F FN Angle
meneliti dengan drag picks di tambang S
batubara Inggris.
Roxborough (1981): break out angle () Break Out
Angle
pada dasarnya akan membentuk sudut yang
sama besar untuk setiap kedalaman
penggalian. Dengan adanya pengaruh lebar
pick (w) dan kedalaman penggalian (d),
akan menghasilkan sudut break out angle w w
16
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Skematik Tambang Terbuka Batubara
17
17
Penggalian Bebas Dengan
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
18
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
19
Shovel
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Alat gali muat shovel yang paling popular untuk menggali material agak keras pada awalnya
adalah Power Shovel.
Alat ini bekerja pada lantai jenjang dan menggali material dihadapannya. Mangkok atau buket
menggali material sisi lereng dengan arah kemuka secara mendorong.
Gerakan buket menggunakan mekanisme tali kawat (wire rope) dan gigi pinion
Gaya yang diperlukan untuk menggali material banyak berasal dari momentum boom dan dipper
stick yang diayunkan untk menghujam material. Produk power shovel antara lain adalah Bucyrus
Eire dan P&H.
Setelah teknologi hidrolik dan kontrol elektronik berkembang maka hydraulic shovel menjadi
pilihan alternative. Produk hydraulic shovel yang pertama tama hingga yang terakhir antara lain,
Poclain, O&K, HITACHI, CAT, dan KOMATSU.
Rated digging forces adalah kumpulan gaya yang dapat dibangkitkan oleh daya hidrolik pada titik
gali bagian luar.
Bucket diposisikan untuk memperoleh maksimum moment dari bucket cylinder dan lengan
penghubung
20
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
21
Backhoe
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
23
Bucket Curl and Stick Crowd Forces
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
The combination of the excavator’s stick crowd force and bucket curling force give this machine
configuration more effective bucket penetration force per mm (inch) of bucket cutting edge than is
available with other machine types such as wheel and track loaders.
As a result of high penetration force, an excavator bucket is comparatively easy to load. Also, the
higher unit breakout forces allow the excavator’s economic application range to be extended farther
into the tougher soils (coral, caliche, shale, limestone) before blasting or ripping is required.
To take full advantage of an excavator’s high penetration forces, buckets should be selected so they
are well matched to soil conditions that are encountered.
The two important things to consider are bucket width and bucket tip radius.
As a general rule, wide buckets are used in easily dug soil and narrow buckets in harder material. In
hard rocky soils, tip radius also has to be considered in bucket selection.
Because the shorter tip radius buckets provide more total bucket curling force than the long tip radius
buckets, they are generally the easiest to load.
A good rule of thumb when selecting a Caterpillar bucket for hard material is to choose the narrowest
bucket that has a short tip radius.
24
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
25
Shovel
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Alat gali muat shovel yang paling popular untuk menggali material agak keras pada awalnya
adalah Power Shovel.
Alat ini bekerja pada lantai jenjang dan menggali material dihadapannya. Mangkok atau buket
menggali material sisi lereng dengan arah kemuka secara mendorong.
Gerakan buket menggunakan mekanisme tali kawat (wire rope) dan gigi pinion
Gaya yang diperlukan untuk menggali material banyak berasal dari momentum boom dan dipper
stick yang diayunkan untk menghujam material. Produk power shovel antara lain adalah Bucyrus
Eire dan P&H.
Setelah teknologi hidrolik dan kontrol elektronik berkembang maka hydraulic shovel menjadi
pilihan alternative. Produk hydraulic shovel yang pertama tama hingga yang terakhir antara lain,
Poclain, O&K, HITACHI, CAT, dan KOMATSU.
Rated digging forces adalah kumpulan gaya yang dapat dibangkitkan oleh daya hidrolik pada titik
gali bagian luar.
Rated arm (stick) force – gaya yang dibangkitkan pada arm cylinder dan merupakan tangen
terhadap busur jari-jari arm A
Arm diposisikan untuk memperoleh maksimum moment dari arm cyclinder dengan posisi buket
Rated bucket tangential force – gaya yang dibangkitkan oleh bucket cylinder dan merupakan
tangen terhadap busur jari-jari B.
Bucket diposisikan untuk memperoleh maksimum moment dari bucket cylinder dan lengan
penghubung
26
Hydraulic
Shovel
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
27
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
EX3600-6
Shovel Hitachi
28
Shovel Hitachi
EX3600-6
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
29
Gaya Gali Shovel
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
30
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Power Shovel
31
Peralatan Gali Kontinyu Permukaan
Leonardo Da Vinci
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
2 1
6 5 4 3 2 1
1. Bucket wheel 4. Slewing gear
2. Belt conveyor 5. Travel gear
3. Bucket wheel boom 6. Discharge chute
32
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
33
Karakteristik Operasi BWE
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Kelengketan material
34
Faktor Penentuan Penggalian BWE
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Karena sistem operasi kontinyu dan bobot struktur lebih rendah, alat ini secara fisik lebih
kecil dibanding dengan alat gali konvensional lainnya untuk mengerjakan tugas yang
sama.
Kebutuhan daya singkatnya lebih kecil daripada shovel dan dragline karena tidak ada
perbedaan daya puncak yang tinggi.
Jari-jari pemuntahan material dapat dirancang cukup jauh sehingga BWE tidak perlu
bekerja satu tingkat dengan alat transportnya, dan material bongkaran dapat dimuat ke
dalam berbagai macam alat angkut.
Sebuah BWE dapat dirancang untuk beroperasi secara efisien untuk berbagai tinggi dan
kemiringan jenjang dan juga dapat beroperasi dalam kondisi material lembek.
“Selective mining” dapat diterapkan dengan mengontrol gerak penggalian.
Hasil penggalian berupa material berukuran relatif kecil yang memungkinkan pemuatan
langsung ke belt conveyor tanpa preparasi tambahan lainnya.
Otomasi operasi BWE dapat dilakukan dengan mudah, mengurangi jumlah pekerja.
Kerugian utama penggunaan BWE adalah rendahnya mobilitas dan ketidakmampuannya
menggali material keras serta konsentrasi boulder besar.
35
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Penggalian Bebas Dengan BWE
36
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
37
Tipe Bucket Wheel Excavator
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Length of bucket
6-25 20 - 60 40 – 80
wheel boom (m)
Effective capacity
100 – 3.000 1.500 – 4.500 4.000 – 12.500
(bcm/h)
Service weight
50 – 1.500 100 - 5.000 4.000 – 15.000
(ton)
38
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Operasi Bucket
Wheel
Excavator
40
Skematik Diagram Compact BWE
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Karakteristik BWE
• Twin crawler traveling mechanism
• Low level counterweight boom
• Bucket wheel boom hoisted & lowered by a hydraulic cylinder
• Center gravity of this BWE is situated very low:
• BWE operates on steep inclinations 1:20 normal;
• Inclinations of 1:10 & 1:8 at reduced capacity, does not affect machine stability,
only conveyors capable of working on these inclinations, too, can not be fully
loaded
41
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
42
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
43
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
44
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
45
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
46
Geometri Drop Cut setelah Terrace Cut Pertama
Blok Penambangan BWE
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
47
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
48
Kinematika & Torsi Gigi Bucket Wheel Pada
Proses Slewing & Penggalian Chipping
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
49
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Cutting Blade
Arrangement On
50
Teeth Shape & Tooth
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Data Rekaman
Arus vs Waktu
Penggalian BWE-1
51
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
2.8 Amp/mm
Data Rekaman Arus vs Waktu Penggalian BWE-1
52
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Data Rekaman Arus vs Waktu Penggalian BWE-1
53
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
54
Influencing Factors on Energy Requirement & Wear
while Excavating In-situ Materials with BWE
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
55
Klasifikasi Penggalian Dengan BWE &
Surface Miner
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
56
Tipe & Karakteristik Eksavator
(Bordia, 1987)
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Takraf - Russia
BWE 25 0.2 - 7.0 N/A 1000
Voest-Alpine
Rotation Voest-Alpine
100 N/A 60 - 180 1600
Oscillation Surface Miner*)
57
Rasper (1975)
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Rasper mengatakan bahwa sebelum pemilihan BWE yang cocok untuk suatu tambang, karakteristik
material yang akan digali harus diketahui dahulu dengan baik. Data ini akan membantu pada
perancang BWE untuk mengetahui kapasitas gaya gali dan kualitas alat galinya (tooth). Hingga saat ini
suatu uji standard yang pasti untuk menentukan penggunaan BWE belum ada. Para pabrik pembuat
BWE selama ini memakai berbagai macam uji yang sesuai dengan pengalamannya masing-masing.
Secara umum dapat dikatakan bahwa sifat-sifaat material yang paling mempengaruhi kemampugalian
massa batuan oleh BWE adalah kuat tekan dan kuat tarik, kondisi struktur geologi dan ketebalan
lapisan yang akan ditambang. Walaupun berbagai pihak telah mengadakan penelitian mengenai
kemampugalian BWE, tidak ada cara yang tepat untuk menentukan kebutuhan gaya gali kecuali
dengan pengukuran langsung di lapangan.
Jelas bahwa gaya yang tersedia pada buket merupakan hasil dari gaya yang tersedia dari motor BW.
Untuk menghitung daya ini, daya angkat material di dalam buket hingga titik puncak dimana material
ditumpahkan harus dikurangi dari total daya yang tersedia dari motor penggeraknya. Maka, hanya
sebagian saja dari daya yang tersedia dipakai untuk membongkar material dari tempatnya, dan ini
adalah daya potong (cutting power).
Rasper (1975) mengusulkan suatu persamaan untuk menghitung daya potong dari gigi BWE,
59
Kriteria Kemampugalian BWE Berdasarkan Energi Spesifik
Laboratorium
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
60
Schroder & Trumper (1993)
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
61
Panduan Analisis Kemampugalian Menurut UCS
(Schroder & Trumper, 1993)
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
62
Klasifikasi Penggalian BWE
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
63
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
64
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
65
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
66
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
67
Bulldozer
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Undercarriage
Alat ini merupakan alat gali (excavator) dan alat dorong atau alat
gusur (dozer) yang kuat. Ditinjau dari segi penggeraknya ada 2
macam bulldozers, yaitu “rubber tired bulldozers or wheel dozers”
dan ” track type bulldozers or crawler dozer.”
Jenis track atau crawler atau undercarriege system menurut
kaitannya dengan daya dukung tanah dibagi kedalama dua macam,
standar dan khusus, yang khusus biasanya untuk daerah yang daya
dukungnya rendah. Untuk produk CAT biasanya disebut low ground
pressure track (LGP), sedangkan untuk produk KOMATSU disebut
swamp track.
68
Sprocket Bulldozer
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Sedangkan menurut sistem posisi roda penggerak juga dibagi dalam dua
macam yaitu, elevated sprocket dan track oval. Elevated sprocket dimiliki oleh
buldoser produk CAT, mulai dari CAT D8L dan seterusnya. Namun demikian
produk CAT untuk kelas D-7 dan D-6 masih menggunakan sistem oval track.
Produk KOMATSU sampai dengan sekarang masih menggunakan tipe oval
track.
69
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Sprocket Bulldozer
70
Kriteria Kemampugalian Buldoser
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Bobot 26 24 20 12 5
Kekerasan Amat sangat keras Sangat keras Keras Lunak Sangat lunak
Bobot 10 5 2 1 0
Pelapukan Tidak lapuk Agak lapuk Lapuk Sangat lapuk Lapuk total
Bobot 9 7 5 3 1
Bobot 30 25 20 10 5
Menerus - tdk
Kemenerusan kekar Tidak menerus Agak menerus
menerus
Menerus bbrp gouge Menerus dgn gouge
Bobot 5 5 3 0 0
Gouge kekar Tidak ada pemisahan Agak pemisahan Pemisahan < 1 mm Gouge < 5 mm Gouge > 5 mm
Bobot 5 5 4 3 1
Bobot 15 13 10 5 3
Caterpillar-1970 **** - - - - - - - - -
Franklin dkk-1971 - - **** - - - **** - * ***
Weaver-1975 **** - - **3) - ** **** * * *6)
Kirsten-1982 - ****4)- - - - - ****5)- - * **7)
Minty & Kearns-1983 **** - ** - - ** *** * * -
Scoble & Muftuoglu-1984 - **8) - - - ** ****9) - - **
Smith-1986 - ** - - - ** **** * * -
Singh dkk-1987 *** - **10) - ** ** **** - - -
Karpuz-1990 **** ***8)- - **11) - ** **** - - -
Hadjigeorgiou & Scoble-1990 - - *** - - ** ****12) - - *6)
MacGregor dkk-1994 * *
Pettifer & Fookes-1994 - - **** - - * **** - - **
1. Jumlah bintang menyatakan arti relatif setiap parameter pada masing-masing metode analisis
2. Membutuhkan teknik khusus atau uji laboratorium
3. Dapat dinyatakan dalam UCS
4. Dibandingkan dengan bobot isi kering
5. Fungsi RQD & jumlah set kekar
6. Dibandingkan dengan “spacing ratio” dua set kekar
7. Minty & Kearns juga memasukkan kondisi air tanah & kekasaran permukaan
8. Dapat diturunkan dari PLI
9. Jarak kekear & jarak bidang perlapisan berbeda
10. Uji tarik Brazilian diperlukan
11. Nilai Schmidt Hammer Vs – kecepatan seismik Hd - kekerasan Ab - abrasivitas Wea - pelapukan Js – jarak
12. Dinyatakan dalam volumteric joint count kekar
73
Kemampugaruan D9R Single Shank Impact Ripper
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
GLACIAL TILL
BATUAN BEKU
Granite
Basalt
Trap rock
BATUAN SEDIMEN
Shale
Sandstone
Siltstone
Claystone
Conglomerate
Breccia
Caliche
Limestone
BATUAN METAMORF
Schist
Slate
BIJIH & MINERAL
Coal
Iron ore
0 1000 2000 3000 4000 5000
KECEPATAN SEISMIK - m/detik
74
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
75
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
76
Ripper
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
77
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Jenis Ripper
78
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Jenis Ripper
79
Gaya Ripper
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
80
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Ripping - Penggaruan
81
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Tambang Timah
Cakupan Wilayah Operasi
82
Tambang Timah
Operasi Penambangan Terintegrasi
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Exploration
Mining
Marketing
83
Penambangan Kapal Keruk
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Perusahaan mengoperasikan 15
Kapal Keruk, 8 unit di perairan Bangka
dan 7 unit diperairan Kundur
84
Kapal Keruk
(Bucket Lines Dredge)
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
85
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Kapal Keruk
86
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Kawat baja
Kapal Keruk
87
Kapal Keruk Kundur I
Pembangun : PERNAS CM SDN BERNAD
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
89
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Tambang Darat
90
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Darat
Apung Di
Aktifitas TI
91