Anda di halaman 1dari 91

4 - PEMBORAN & PENGGALIAN

4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

PENGGALIAN BEBAS
BWE & PENGGARUAN

Suseno Kramadibrata
Laboratorium Geomekanika & Peralatan Tambang
Fakultas Teknik Pertambangan & Perminyakan
Institut Teknologi Bandung

1
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Soft - Strong
Klasifikasi Ground Breaking
Strong & Compact

2
2
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Mudah gali
Sedang (fair) gali

Sulit gali

3
Orientation

3
Metoda & Mekanisme
Penggalian & Pemecahan Batuan
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

 Penggalian dan pemecahan mekanik


 Sistem erosi - Hydraulic Mining
 Pengeboran dan peledakan
 Jet Piercing
 Lain-lain: ekspansi kimia dan pembekuan

Page 4
4
Faktor Utama Analisis Penggalian
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

 Karakteristik batuan utuh dan massa batuan.


 Produksi penggalian penambangan yang diharapkan
 Geometeri dan ukuran tambang
 Karakteristik alat gali seperti kapasitas produksi, daya
terpasang serta macam alat gali potong.

5
Cara Pemilihan AAB
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Jenis alat

Power Shovel

Dragline

Power Scraper

Bulldozer

Excavator
Bucket Wheel

Kapal Keruk

Clam Shell

Track Type Loader

Hydraulic Shovel

Backhoe

Continuous Miner
Jenis material

1. Mudah digali + + + + + + + + + + -

2. Agak mudah digali + + + + + + - - + + +

3. Agak sukar digali + + - + + + - - - - +

4. Sangat sukar digali + - - - - - - - - - +

(+) : alat-gali dapat bekerja


(-) : alat-gali sukar atau tidak dapat bekerja tanpa bantuan alat lain atau peledakan
6
Pemilihan Alat Gali Muat Tanah Pucuk
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Dozers

Front End Loaders

Elevating Scraper

Pull Power

With Push Tractor

Dragline

Shovel & Truck

Bucket Wheel Excavator

Wheel Loader Truck

Hydraulic Shovel Truck


Keterangan :
1 = harus dipertimbangkan
2 = bisa dipertimbangkan
3 = bisa dipertimbangkan dalam
kondisi tertentu
4 = bisa dipertimbangkan dalam
situasi khusus
A = tinggi
B = sedang
C = rendah

0-0,6 1 1 1 1 1 3 1 1
Tebal tanah pucuk (m) 0,6-1,5 1 1 1 1 1 3 4 3 1 1
0-100 1 1 2 2 1 3 1
100 - 150 2 2 1 1 1 4 3 1
Jarak angkut (m) 150 – 300 1 1 1 4 3 2
300 – 500 1 1 1 4 2 1
> 500 2 2 2 4 1 1
Baik A A A A A A A B A A
Fleksibilitas Biasa A A A A A A B B B A 7
Pemilihan Alat Gali Muat Overburden
Keterangan :
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Dragline

Shovel

Shovel Truck Comb.

Front End Loaders

Dozers

Wheel Loader Truck

BWE

Elevating Scraper

Pull Power Scraper

Scraper Push Tractor

Hydraulic Shovel
1 = harus dipertimbangkan
2 = bisa dipertimbangkan
3 = bisa dipertimbangkan dalam kondisi tertentu
4 = bisa dipertimbangkan dalam situasi khusus
A = tinggi
B = sedang
C = rendah

10 - 20 m 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Tebal 20 - 30 m 1 1 2 3 3 3 2 2 2 2 2
30 m 1 2 3 4 4 4 2 3 3 3 3
Fragmentasi buruk 3 1 1 3 1 3 - - - - 1
Karakteristik Bongkah-bongkah 2 1 1 2 1 2 - 2 2 2 1
Fragmentasi baik 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1
50 - 100 m 1 - 2 1 1 - 1 - - - 1
Jarak angkut 100 - 150 m 2 - 1 2 2 3 1 3 3 3 1
150 - 300 m - - 1 - - 1 - 1 1 1 2
Baik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Karakteristik Sedang 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1
Buruk 1 4 4 2 2 2 4 1 1 1 1
Produksi - A A B A A B A A A A A 8
Skema Klasifikasi Batuan Untuk Penggalian
(Hadjigeorgiou & Scoble, 1988).
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Classification Scoble & Weaver Kirsten Singh et-al Smith Franklin Read et-al Scoble et-al
components Muftuoglu (1984) (1975) (1982) (1986) (1986) et-al (1971) (1980) (1987)

UCS x x x x x

PLI x x x x x
UTS x
Jn x
RQD x
Jv x x

Jr x

Ja x
Joint orientation x x x x x
Bs x
Js x x x x x x x
Joint continuity x x x
Joint gouge x x x
Weathering x x x x x x
SV x x x
Abrasivity x 9
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

1971)
Kriteria Indeks Kekuatan Batu (Franklin dkk,

10
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Kriteria Kemampugalian (Pettifer & Fookes, 1994)

11
Penggalian Mekanis
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

 Alternatif terhadap metode penggalian konvensional yang didasarkan pada


pengeboran dan peledakan.
 Produktif, handal, biaya rendah dan cocok untuk material batuan relatif lunak –
agak keras.
 Dapat juga diterapkan pada penggalian material keras – kuat dan abrasif dan
dilingkungan yang sensitif dengan masalah lingkungan akibat peledakan jika
kondisi massa batuan mendukung.
 Dengan “advanced cutting technology”, mesin gali tertentu dapat melakukan
penggalian sekalian pemuatan secara bersamaan.
 Ada juga mesin gali, khususnya untuk tambang bawah tanah, yang berfungsi juga
sebagai mesin pembautan atau penyanggan

Page 12
12
Aplikasi Tipe Alat Gigi Gali
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Tipe gigi gali Moda gaya Tipe spesifik gigi gali Mesing pengguna gigi gali

Diamond drill bit Rotary drilling machine


Menggunakan gaya
hampir sejajar
Drag tool Roadheader
dengan muka batuan Pick
yang digali Continuous miner
(point attack and wedge)
Shearer

Brazed drill bit Rotary percussive drilling


Button drill bit machine

Menggunakan gaya Rotary drilling machine


tegak lurus dengan Tricone drill bit
Indenter Raise borer
muka batuan yang
digali
Tunnel boring machine (TBM)
Disc cutter Mobile miner
Raise borer

13 13
Dua Tipe Alat Gali Untuk Penggalian
Mekanis
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

 Drag bit atau pick. Keduanya menggunakan gaya yang tegak


lurus terhadap permukaan batuan
 Indenter. Alat ini memecah batuan dengan menggunakan sebuah
gaya yang pada umumnya tegak lurus terhadap muka batuan

Page 14
14
Gaya Gigi Gali - Drag Tool
 Fowell (1993): gaya gigi gali
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

berubah secara konstan


terhadap batuan yang
bersifat brittle. Gigi gali
menembus batuan hingga
terbentuk pecahan/kepingan
Gaya Potong (Fc)
besar, kemudian terjadi
proses pecahan kedua &
juga menimbulkan hancuran Gaya Lateral (Fs)
batuan.
 Analisis gaya potong
Gaya Normal (Fn)
resultan gigi gali - tiga Arah
komponen gaya ortogonal: Penggalian
 gaya potong
 gaya normal
Gaya Resultan
 gaya sideways atau gaya
lateral

 Komponen gaya utama adalah gaya rata-rata yang bekerja saat proses cutting dan diperoleh dari integral
gaya dibagi terhadap waktu
gaya peak utama sangat penting dalam hal pemilihan drag tool & jika terlalu besar menyebabkan kerusakan besar
terhadap cutting tip yang terbuat dari tungsten carbide, atau merusak komponen mesin
gaya peak rata-rata

15
Parameter Dimensi Busur

Interaksi Gigi Gali Batuan


4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Arah Penggalian
 Ilustrasi saat sebuah drag pick menumbuk
permukaan batuan dengan arah sejajar Front Rake Angle

permukaan batuan.
 Sebuah retakan tarik utama terjadi dalam
bentuk busur, yang asalnya dari titik awal 
d
penetrasi dan muncul kepermukaan batuan. 
FC
Fraktur ini memberikan bongkahan besar.
 Evans (1962): teori rock cutting pertama, Back Clearance
F FN Angle
meneliti dengan drag picks di tambang S
batubara Inggris.
 Roxborough (1981): break out angle () Break Out
Angle
pada dasarnya akan membentuk sudut yang
sama besar untuk setiap kedalaman
penggalian. Dengan adanya pengaruh lebar  
pick (w) dan kedalaman penggalian (d),
akan menghasilkan sudut break out angle w w

16
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Skematik Tambang Terbuka Batubara

17
17
Penggalian Bebas Dengan
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Back Hoe – Dragline – Power


Scraper – Shovel - BWE

18
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Gali Non Kontinyu


Gigi Gali Utama Pada AAB

19
Shovel
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

 Alat gali muat shovel yang paling popular untuk menggali material agak keras pada awalnya
adalah Power Shovel.
 Alat ini bekerja pada lantai jenjang dan menggali material dihadapannya. Mangkok atau buket
menggali material sisi lereng dengan arah kemuka secara mendorong.
 Gerakan buket menggunakan mekanisme tali kawat (wire rope) dan gigi pinion
 Gaya yang diperlukan untuk menggali material banyak berasal dari momentum boom dan dipper
stick yang diayunkan untk menghujam material. Produk power shovel antara lain adalah Bucyrus
Eire dan P&H.
 Setelah teknologi hidrolik dan kontrol elektronik berkembang maka hydraulic shovel menjadi
pilihan alternative. Produk hydraulic shovel yang pertama tama hingga yang terakhir antara lain,
Poclain, O&K, HITACHI, CAT, dan KOMATSU.
 Rated digging forces adalah kumpulan gaya yang dapat dibangkitkan oleh daya hidrolik pada titik
gali bagian luar.
 Bucket diposisikan untuk memperoleh maksimum moment dari bucket cylinder dan lengan
penghubung

20
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Backhoe O&K RH5 1973

21
Backhoe
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

 Awal 70-an alat gali backhoe mulai diperkenalkan


oleh produsen hydraulic shovel (O&K). Alat gali ini
bekerja pada lantai atas jenjang dan menggali
dengan bucket pada lereng dibawahnya, dan
awalnya dibuat untuk menggali selokan
 Penetrasi bucket kedalam material diperoleh
dengan memanfaatkan bucket curling force (F B) & FB
stick crowd force (FS)
 Maximum radial tooth force akibat bucket curling
force atau bucket cylinder adalah digging force yg
dibangkitkan oleh bukcet cylinder tangen terhadap
busur jari-jari D1.
FB  Radial tooth force due to bucket cylinder
Bucket cylinder force  Arm A x Arm C 
FB   
Arm D length  Arm B 
Cylinder force  Pressure x End area of cylinder head
Arm D  Bucket tip radius
 Arm D = Bucket tip radius
 Maximum radial tooth force due to bucket cylinder (bucket curling force) is the digging force generated
by the bucket cylinder(s) and tangent to the arc of radius D1.
 The bucket shall be positioned to obtain maximum output moment from the bucket cylinder (s) and
connecting linkages.
 When calculating, maximum FB occurs when the factor — Arm A times Arm C divided by Arm B —
becomes the maximum. 22
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Backhoe

23
Bucket Curl and Stick Crowd Forces
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

 The combination of the excavator’s stick crowd force and bucket curling force give this machine
configuration more effective bucket penetration force per mm (inch) of bucket cutting edge than is
available with other machine types such as wheel and track loaders.
 As a result of high penetration force, an excavator bucket is comparatively easy to load. Also, the
higher unit breakout forces allow the excavator’s economic application range to be extended farther
into the tougher soils (coral, caliche, shale, limestone) before blasting or ripping is required.
 To take full advantage of an excavator’s high penetration forces, buckets should be selected so they
are well matched to soil conditions that are encountered.
 The two important things to consider are bucket width and bucket tip radius.
 As a general rule, wide buckets are used in easily dug soil and narrow buckets in harder material. In
hard rocky soils, tip radius also has to be considered in bucket selection.
 Because the shorter tip radius buckets provide more total bucket curling force than the long tip radius
buckets, they are generally the easiest to load.
 A good rule of thumb when selecting a Caterpillar bucket for hard material is to choose the narrowest
bucket that has a short tip radius.

24
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Gaya Gali Backhoe

25
Shovel
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

 Alat gali muat shovel yang paling popular untuk menggali material agak keras pada awalnya
adalah Power Shovel.
 Alat ini bekerja pada lantai jenjang dan menggali material dihadapannya. Mangkok atau buket
menggali material sisi lereng dengan arah kemuka secara mendorong.
 Gerakan buket menggunakan mekanisme tali kawat (wire rope) dan gigi pinion
 Gaya yang diperlukan untuk menggali material banyak berasal dari momentum boom dan dipper
stick yang diayunkan untk menghujam material. Produk power shovel antara lain adalah Bucyrus
Eire dan P&H.
 Setelah teknologi hidrolik dan kontrol elektronik berkembang maka hydraulic shovel menjadi
pilihan alternative. Produk hydraulic shovel yang pertama tama hingga yang terakhir antara lain,
Poclain, O&K, HITACHI, CAT, dan KOMATSU.
 Rated digging forces adalah kumpulan gaya yang dapat dibangkitkan oleh daya hidrolik pada titik
gali bagian luar.
 Rated arm (stick) force – gaya yang dibangkitkan pada arm cylinder dan merupakan tangen
terhadap busur jari-jari arm A
 Arm diposisikan untuk memperoleh maksimum moment dari arm cyclinder dengan posisi buket
 Rated bucket tangential force – gaya yang dibangkitkan oleh bucket cylinder dan merupakan
tangen terhadap busur jari-jari B.
 Bucket diposisikan untuk memperoleh maksimum moment dari bucket cylinder dan lengan
penghubung
26
Hydraulic
Shovel
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Operating Weight 900 ton


Engine output 3280 kW
Bucket payload 80 st

27
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

EX3600-6
Shovel Hitachi

28
Shovel Hitachi
EX3600-6
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

 Operating weights: 795,900 lbs. (361 000


kg) as backhoe; 791,500 (359 000 kg) as
loading shovel
 Time-proven Cummins QSK60-C engine
rated @ 1,944 HP (1450 kW)
 Efficient E-P control adjusts power to the
work being performed
 Automatic level control boosts productivity
by keeping the bucket level during leveling
operations
 Large bucket design ensures better
loading and digging operations
 Data logging system continuously
monitors engine and hydraulic
performance

29
Gaya Gali Shovel
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Bucket Capacity B-bucket tangential


Model Bucket A-crowd force (kN)
(m3) force (kN)

CAT 5080 FS Bottom dump 5.2 434 451

CAT 5110 FS Bottom dump 7.5 570 570

CAT 5130 FS Bottom dump 10.5 770 715

CAT 5230 FS Bottom dump 17.0 1250 1125

30
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Power Shovel

31
Peralatan Gali Kontinyu Permukaan
Leonardo Da Vinci
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

2 1

6 5 4 3 2 1
1. Bucket wheel 4. Slewing gear
2. Belt conveyor 5. Travel gear
3. Bucket wheel boom 6. Discharge chute

32
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Skematik Umum BWE

33
Karakteristik Operasi BWE
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

 Parameter material terpenting dalam mengevaluasi


kinerja BWE:
 Kuat tekan batuan utuh

 Kuat tarik batuan utuh

 Karakteristik struktur geologi massa batuan

 Kelengketan material

34
Faktor Penentuan Penggalian BWE
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

 Karena sistem operasi kontinyu dan bobot struktur lebih rendah, alat ini secara fisik lebih
kecil dibanding dengan alat gali konvensional lainnya untuk mengerjakan tugas yang
sama.
 Kebutuhan daya singkatnya lebih kecil daripada shovel dan dragline karena tidak ada
perbedaan daya puncak yang tinggi.
 Jari-jari pemuntahan material dapat dirancang cukup jauh sehingga BWE tidak perlu
bekerja satu tingkat dengan alat transportnya, dan material bongkaran dapat dimuat ke
dalam berbagai macam alat angkut.
 Sebuah BWE dapat dirancang untuk beroperasi secara efisien untuk berbagai tinggi dan
kemiringan jenjang dan juga dapat beroperasi dalam kondisi material lembek.
 “Selective mining” dapat diterapkan dengan mengontrol gerak penggalian.
 Hasil penggalian berupa material berukuran relatif kecil yang memungkinkan pemuatan
langsung ke belt conveyor tanpa preparasi tambahan lainnya.
 Otomasi operasi BWE dapat dilakukan dengan mudah, mengurangi jumlah pekerja.
 Kerugian utama penggunaan BWE adalah rendahnya mobilitas dan ketidakmampuannya
menggali material keras serta konsentrasi boulder besar.

35
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Penggalian Bebas Dengan BWE

36
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Tipe BWE - Bucket Wheel Excavator

37
Tipe Bucket Wheel Excavator
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Main Data of Bucket Wheel Excavators

Compact BWE C – Frame BWE Twin Tower BWE

Length of bucket
6-25 20 - 60 40 – 80
wheel boom (m)
Effective capacity
100 – 3.000 1.500 – 4.500 4.000 – 12.500
(bcm/h)
Service weight
50 – 1.500 100 - 5.000 4.000 – 15.000
(ton)

38
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Compact BWE 4500 lcm/hr – Mae Moh Mine Thailand

Operasi Bucket
Wheel
Excavator

Large BWE system 20,000 lcm/hr – Rheinbraun - Germany


39
Inom 800
BWE O &K S630 - SchRs  H # SchRs  15
T 1.2
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

BWE Di Tanjung Enim Sch = Bucket Wheel Excavator


R = Mounted on crawlers
s = Slewable superstructure
Inom = Kapasitas Buket minimal, liter
T = Kedalaman penggalian di bawah garis crawler,
m
H = Ketinggian penggalian di atas garis crawler, m

40
Skematik Diagram Compact BWE
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Karakteristik BWE
• Twin crawler traveling mechanism
• Low level counterweight boom
• Bucket wheel boom hoisted & lowered by a hydraulic cylinder
• Center gravity of this BWE is situated very low:
• BWE operates on steep inclinations 1:20 normal;
• Inclinations of 1:10 & 1:8 at reduced capacity, does not affect machine stability,
only conveyors capable of working on these inclinations, too, can not be fully
loaded
41
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Operasi Skematik Diagram Operasi BWE

42
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Gambaran Skematik Penggalian BWE

43
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

44
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Parameter Geometerik BWE

45
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Geometri Terrace Cut Blok Penambangan BWE

46
Geometri Drop Cut setelah Terrace Cut Pertama
Blok Penambangan BWE
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

47
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

48
Kinematika & Torsi Gigi Bucket Wheel Pada
Proses Slewing & Penggalian Chipping
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

49
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Cutting Blade
Arrangement On

50
Teeth Shape & Tooth
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Data Rekaman
Arus vs Waktu
Penggalian BWE-1

51
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

2.8 Amp/mm
Data Rekaman Arus vs Waktu Penggalian BWE-1

52
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Data Rekaman Arus vs Waktu Penggalian BWE-1

53
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Pengukuran Arus BWE

54
Influencing Factors on Energy Requirement & Wear
while Excavating In-situ Materials with BWE
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Material Characteristics Mechanical Parameters Operational parameters


UCS & UTS BW dia & boom length
Cohesion & Angle of Friction Position of pivot point of boom Excavating mode
PL Index & Wedge Cut Force BW vertical & horizontal inclination Block width, height & depth
Water content, stickiness, abrasiveness Shape & number of buckets Height of slice & slope inclination
Joint frequency & orientation Teeth shape & wear Cut depth, height (drop cut)
Seismic longitudinal wave velocity Tooth setting & arrangement Cutting & slewing speed
Speed control (cos() etc)

Cutting cros section Smashing/fragmentation zones Distribution & intensity of wear

Wear of edges of cutting tools


Granolometry of excavated material

Wear of working surface cutting tools


Initial fracture surface (m2/m3) New fracture surface (m2/m3)

Wear of shade surface of cutting tools


Energy requirement related to
The fracture surface (kwh/m2) Specific Wear of cutting tools (gr/bcm)

Energy requirement for lifting Energy requirement for cutting


& friction loss (kwh/bm3) (kwh/bm3)

Total Specific Energy


Requirement (kwh/bm3)

55
Klasifikasi Penggalian Dengan BWE &
Surface Miner
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Lokasi Material Digali Mesin Gali


Voest Alpine Surface Miner - 2D
Retznei (Austria) Limestone
(VASM-2D)
Metamorphosed
Meekatharra –Australia VASM-2D
Sediments

Mt Gibson - Australia Lateritic Rock VASM-2D

Bucket Wheel Excavator (BWE) O &


Tanjung Enim - Indonesia Coal Bearing Strata
K. S630

56
Tipe & Karakteristik Eksavator
(Bordia, 1987)
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

UCS Cutting depth Laju penggalian Kapasitas


Sistem Pabrik pembuat
MPa m m/menit ton/jam

Takraf - Russia
BWE 25 0.2 - 7.0 N/A 1000
Voest-Alpine

Milling Wirtgen/Huron 100 0.0 - 0.6 0 - 25 2500

Shearer PWH C-Miner 150 1.8 - 2.5 0 - 10 2100

Rotation Voest-Alpine
100 N/A 60 - 180 1600
Oscillation Surface Miner*)

57
Rasper (1975)
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

 Rasper mengatakan bahwa sebelum pemilihan BWE yang cocok untuk suatu tambang, karakteristik
material yang akan digali harus diketahui dahulu dengan baik. Data ini akan membantu pada
perancang BWE untuk mengetahui kapasitas gaya gali dan kualitas alat galinya (tooth). Hingga saat ini
suatu uji standard yang pasti untuk menentukan penggunaan BWE belum ada. Para pabrik pembuat
BWE selama ini memakai berbagai macam uji yang sesuai dengan pengalamannya masing-masing.
 Secara umum dapat dikatakan bahwa sifat-sifaat material yang paling mempengaruhi kemampugalian
massa batuan oleh BWE adalah kuat tekan dan kuat tarik, kondisi struktur geologi dan ketebalan
lapisan yang akan ditambang. Walaupun berbagai pihak telah mengadakan penelitian mengenai
kemampugalian BWE, tidak ada cara yang tepat untuk menentukan kebutuhan gaya gali kecuali
dengan pengukuran langsung di lapangan.
 Jelas bahwa gaya yang tersedia pada buket merupakan hasil dari gaya yang tersedia dari motor BW.
Untuk menghitung daya ini, daya angkat material di dalam buket hingga titik puncak dimana material
ditumpahkan harus dikurangi dari total daya yang tersedia dari motor penggeraknya. Maka, hanya
sebagian saja dari daya yang tersedia dipakai untuk membongkar material dari tempatnya, dan ini
adalah daya potong (cutting power).
 Rasper (1975) mengusulkan suatu persamaan untuk menghitung daya potong dari gigi BWE,

Nc = daya potong penggerak, kW


FL = tahanan potong spesifik linear, kN/m
 = efisiensi
0,0054
. FL (L * . ns . R)0,5
L* = produksi, bcm/jam
Nc  ns = jumlah penuangan buket per menit

R = jari-jari roda besar, m
58
Bölükbasi, Koncagül & Pasmehmetoglu (1991)
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

 Bölükbasi, dkk. (1991) menemukan bahwa angka-angka tahanan potong


spesifik luas (FA) memiliki korelasi yang baik dengan Energi Spesifik
Laboratorium (ESL) yang diperoleh dari Core Cuttability Test (Roxborough,
1987). Mereka juga menyatakan bahwa tahanan potong spesifik luas (FA)
sangat dipengaruhi oleh ukuran percontoh dan anisotropik material bila
ukuran percontoh standard tidak dapat dipenuhi, dan bila ujinya tidak dapat
dilakukan tegak lurus terhadap bidang perlapisan. Sebaliknya, ESL tidak
dipengaruhi oleh ukuran percontoh dan arah uji potongnya dapat dengan
mudah disesuaikan untuk normal terhadap bidang perlapisan.
 Berdasarkan penemuan kriteria kemampugaruan yang sudah dipublikasikan
oleh para peneliti pendahulu, sebuah kriteria baru tentang kemampugalian
dengan menggunakan ESL diberikan oleh Bölükbasi, dkk. (1991). Kriteria ini
menunjukkan bahwa suatu massa batuan dengan maksimum ESL sebesar
3,72 MJ/bcm masih dapat digali (lihat Tabel).

59
Kriteria Kemampugalian BWE Berdasarkan Energi Spesifik
Laboratorium
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

(Bölükbasi, Koncagül & Pasmehmetoglu, 1991)

ES Lab MJ/bcm ES Lab MJ/bcm


Kelas
Minimum Maksimum
Mudah 0.5 1.94
Mampu gali 1.12 3.72
Keras 1.73 4.81

60
Schroder & Trumper (1993)
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

 Di pihak lain, Schroder & Trumper (1993) menemukan bahwa kinerja


BWE bergantung kepada kekuatan material dan sifat plastisitasnya.
Mereka juga berpendapat bahwa abrasivitas batuan menentukan
tingkat kerusakan alat gali-pick, sedangkan kekar dapat berpengaruh
positif atau negatif tergantung kepada kondisi kekarnya.
 Panduan berikut ini merupakan kriteria kemampugalian BWE terhadap
kuat tekan batuan utuh menurut mereka.

61
Panduan Analisis Kemampugalian Menurut UCS
(Schroder & Trumper, 1993)
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

UCS (MPa) Material Kemampugalian

>200 Basalat, granit -

100 – 200 Kuartzit, gamping siliseus -

20 – 100 Gneis, gamping - 50 MPa dengan surface miner

Batupasir, shale, marbel,


5 – 20 Dengan kompak BWE
batulempung

Garam, kapur, batun tak Mudah digali dengan


<5
terkonsolidasi kebanyakan alat gali

62
Klasifikasi Penggalian BWE
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

 Belum ada suatu uji standard.


 Paramter keberhasilan penggalian BWE: c, t, struktur geologi dan
ketebalan lapisan yang akan ditambang.
 Penentuan kemampugalian BWE yg terbaik adalah uji lapangan.
 Hanya sebagian saja dari daya yang tersedia dipakai untuk
menggali material dari tempatnya = daya potong
 Rodenberg (1987), BWE di Rusia menggunakan tahanan potong
spesifik luas (FA), Jerman menggunakan angka tahanan potong
spesifik linear (FL).

63
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Excavatability Indeks vs. RMR

64
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

RMR vs. Q System

65
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Excavatability Indeks vs. RMR

66
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

RMR vs. Q System

67
Bulldozer
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Undercarriage
 Alat ini merupakan alat gali (excavator) dan alat dorong atau alat
gusur (dozer) yang kuat. Ditinjau dari segi penggeraknya ada 2
macam bulldozers, yaitu “rubber tired bulldozers or wheel dozers”
dan ” track type bulldozers or crawler dozer.”
 Jenis track atau crawler atau undercarriege system menurut
kaitannya dengan daya dukung tanah dibagi kedalama dua macam,
standar dan khusus, yang khusus biasanya untuk daerah yang daya
dukungnya rendah. Untuk produk CAT biasanya disebut low ground
pressure track (LGP), sedangkan untuk produk KOMATSU disebut
swamp track.

68
Sprocket Bulldozer
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Sedangkan menurut sistem posisi roda penggerak juga dibagi dalam dua
macam yaitu, elevated sprocket dan track oval. Elevated sprocket dimiliki oleh
buldoser produk CAT, mulai dari CAT D8L dan seterusnya. Namun demikian
produk CAT untuk kelas D-7 dan D-6 masih menggunakan sistem oval track.
Produk KOMATSU sampai dengan sekarang masih menggunakan tipe oval
track.

Beberapa hal dalam memilihan jenis sprocket


 Berbagai pilihan kerangka track
 Keawetan usia pakai
 Keleluasaan pandang operator
 Model-model dengan LGP
 Pemasangan kelengkapan khusus
 Keleluasaan letak komponen power train
 Stabilitas traktor di lereng licin
 Tinggi kolom bebas

69
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Sprocket Bulldozer

70
Kriteria Kemampugalian Buldoser
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Kelas batuan I II III IV V


Deskripsi Sangat baik Baik Sedang Buruk Sangat buruk

Vs (m/s) >2150 2150-1850 1850-1500 1500-1200 1200-450

Bobot 26 24 20 12 5

Kekerasan Amat sangat keras Sangat keras Keras Lunak Sangat lunak

Bobot 10 5 2 1 0

Pelapukan Tidak lapuk Agak lapuk Lapuk Sangat lapuk Lapuk total

Bobot 9 7 5 3 1

Js (mm) >3000 3000-1000 1000-300 300-50 <50

Bobot 30 25 20 10 5

Menerus - tdk
Kemenerusan kekar Tidak menerus Agak menerus
menerus
Menerus bbrp gouge Menerus dgn gouge

Bobot 5 5 3 0 0

Gouge kekar Tidak ada pemisahan Agak pemisahan Pemisahan < 1 mm Gouge < 5 mm Gouge > 5 mm

Bobot 5 5 4 3 1

Agak tidak me-


Orientasi kekar Sangat menguntungkan Tidak menguntungkan Menguntungkan Sangat menguntungkan
nguntungkan

Bobot 15 13 10 5 3

Bobot total 100-90 90-70 70-50 50-25 <25

Amat sangat sulit digaru –


Metode penggalian Peledakan Sangat sulit digaru Sulit digaru Mudah digaru
peledakan

Pemilihan buldoser D9G D9/D8 D8/D7 D7

Daya – HP 770-385 385-270 270-180 180

Daya - kW 575-290 290-200 200-135 135 71


MetodeAnalisis Vs c PLI Hd Ab2) Wea Js Jsp Jor
Jp
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Caterpillar-1970 **** - - - - - - - - -
Franklin dkk-1971 - - **** - - - **** - * ***
Weaver-1975 **** - - **3) - ** **** * * *6)
Kirsten-1982 - ****4)- - - - - ****5)- - * **7)
Minty & Kearns-1983 **** - ** - - ** *** * * -
Scoble & Muftuoglu-1984 - **8) - - - ** ****9) - - **
Smith-1986 - ** - - - ** **** * * -
Singh dkk-1987 *** - **10) - ** ** **** - - -
Karpuz-1990 **** ***8)- - **11) - ** **** - - -
Hadjigeorgiou & Scoble-1990 - - *** - - ** ****12) - - *6)
MacGregor dkk-1994 * *
Pettifer & Fookes-1994 - - **** - - * **** - - **

1. Jumlah bintang menyatakan arti relatif setiap parameter pada masing-masing metode analisis
2. Membutuhkan teknik khusus atau uji laboratorium
3. Dapat dinyatakan dalam UCS
4. Dibandingkan dengan bobot isi kering
5. Fungsi RQD & jumlah set kekar
6. Dibandingkan dengan “spacing ratio” dua set kekar
7. Minty & Kearns juga memasukkan kondisi air tanah & kekasaran permukaan
8. Dapat diturunkan dari PLI
9. Jarak kekear & jarak bidang perlapisan berbeda
10. Uji tarik Brazilian diperlukan
11. Nilai Schmidt Hammer Vs – kecepatan seismik Hd - kekerasan Ab - abrasivitas Wea - pelapukan Js – jarak
12. Dinyatakan dalam volumteric joint count kekar

Js – jarak kekar Jp – persistensi Jsp – pemisahan Jor – orientasi


kekar kekar kekar
 
72
Kemampugaruan D10N Single Shank Impact Ripper
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

D10N-SINGLE RIPPER Rippable-mpd Marginal-mpd Non-rippable-mpd


GLACIAL TILL
BATUAN BEKU
Granite
Basalt
Trap rock
BATUAN SEDIMEN
Shale
Sandstone
Siltstone
Claystone
Conglomerate
Breccia
Caliche
Limestone
BATUAN METAMORF
Schist
Slate
BIJIH & MINERAL
Coal
Iron ore
0 1000 2000 3000 4000 5000
KECEPATAN SEISMIK - m/detik

73
Kemampugaruan D9R Single Shank Impact Ripper
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

D10N-SINGLE RIPPER Rippable-mpd Marginal-mpd Non-rippable-mpd

GLACIAL TILL
BATUAN BEKU
Granite
Basalt
Trap rock
BATUAN SEDIMEN
Shale
Sandstone
Siltstone
Claystone
Conglomerate
Breccia
Caliche
Limestone
BATUAN METAMORF
Schist
Slate
BIJIH & MINERAL
Coal
Iron ore
0 1000 2000 3000 4000 5000
KECEPATAN SEISMIK - m/detik

74
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Kriteria Kemampugalian D8R/D8T Cat

75
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Kriteria Kemampugalian D10T Cat

76
Ripper
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

 Buldoser dapat dilengkapi dengan ripper yang diletakkan di bagian


belakang untuk keperluan penggaruan material massa batuan yang
ternyata pemberaiannya tidak dapat dilakukan dengan gali bebas.
 Engsel dan parallelogram. Jenis yang terakhir adalah yang paling
banyak dipakai saat ini dan kelebihannya adalah bisa disetel
 Sebuah ripper terdiri dari tiga bagian yaitu:
 Shank,
 Shank protector,
 Tip
 Pemilihan tip bergantung pada sifat abrasivitas batuan. Pada
produkt CAT tersedia 6 jenis tip yaitu: short centerline tip, short
penetration tip, intermediate centerline tip, intermediate penetration
tip, long centerline tip dan long penetration tip.
 Sedangkan menurut jumlahnya ada dua bagian besar yaitu multi
shank rippers dan single shank ripper atau giant ripper

77
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Jenis Ripper

78
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Jenis Ripper

79
Gaya Ripper
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

D10T D11R D11R


Tipe Ripper
Adjustable Paralelogram Adjustable
Paralelogram CD Single shank
Ripper Force Single Shank Multi Shank Single Shank

Penetration Force 205 kN 205 kN 275.86 kN 311.90 kN

Pryout Force shank vertical 429 kN 429 kN 657.84 kN 625. 58 kN

80
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Ripping - Penggaruan

81
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Tambang Timah
Cakupan Wilayah Operasi

82
Tambang Timah
Operasi Penambangan Terintegrasi
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Exploration

Mining

Offshore: Dredges Inland: Gravel Pumps


20%-30% Sn (Wet) 20%-72% Sn (Dry)

Central Washery Washing Plants

74% Sn (Dry) 74% Sn (Dry) 74% Sn (Dry)

Smelting & Refining

Tin Metal >99.85% Sn

Marketing

Export: approximately 95% Domestic: approximately 5%

83
Penambangan Kapal Keruk
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

 Perusahaan mengoperasikan 15
Kapal Keruk, 8 unit di perairan Bangka
dan 7 unit diperairan Kundur

 Bekerja 365 hari per tahun 24 jam per


hari

 Didukung oleh sejumlah Kapal Isap


dan armada angkutan serta fasilitas
lain seperti gudang, bengkel, dan
pengedokan

 Untuk Unit Kapal Keruk Kundur, telah


mendapatkan sertifikasi ISO 14001

84
Kapal Keruk
(Bucket Lines Dredge)
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

 Merupakan ponton terapung yang terdiri dari beberapa


kompartemen yang kedap air.

 Memiliki sumber tenaga sendiri dan peralatan pengolahan dgn


system gaya berat.

 Gerakan kapal diatur oleh kawat-kawat baja.

 Pemindahan kapal dibantu oleh kapal tunda

85
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Kapal Keruk

86
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Kawat baja
Kapal Keruk

87
Kapal Keruk Kundur I
Pembangun : PERNAS CM SDN BERNAD
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Tahun Pembuatan : 1983/1996 PT.Timah Tbk.

Panjang Ponton: 114,60 meter Kedalaman Keruk: 50 meter


Lebar Ponton: 32,00 meter Ukuran Mangkok: 30 cub.ft
Tinggi Ponton: 4,90 meter Jumlah Mangkok: 142 buah
Panjang Ladder: 83,50 meter Kecepatan Mangkok: 22-24 bckt/mnt
88
Tambang Darat
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

 Sistem penambangan yang digunakan adalah tambang


hidraulik
 Peralatan pencucian menggunakan jig atau sluice box
 Dibantu dengan beberapa alat berat (bulldozer &
backhoe)
 Pembuangan tailing dengan sistem back filling

89
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB
Tambang Darat

90
4 # Pemboran Penggalian SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Darat
Apung Di
Aktifitas TI

91

Anda mungkin juga menyukai