Kuliah Alat Berat-Sekolah Vokasi Sipil-Syaukat Ali_2015

EARTH MOVING
& PRODUKSI
(PEMINDAHAN TANAH)
 TAKSIRAN
PROSES KERJA PRODUKTIVITAS
ALAT UNTUK
PEMINDAHAN PEKERJAAN
TANAH PEMINDAHAN
TANAH
PROSES KERJA
PEMINDAHAN
TANAH
 Dalam pekerjaan Pemindahan Tanah, sebelumnya perlu dilakukan
LAND CLEARING. Setelah selesai, maka proses selanjutnya adalah:

Pengupasan
Top Soil Hauling
(Lapisan Atas)

Penggalian
Dumping
(Excavating)
I
K
H
P
T
E
I
M
S
I
A
N
R
D
A
S
H
I
A
S
N
T
E
T
M
A
N
K
A
E
H
R
J
A
PENGUPASAN TOP SOIL (LAPISAN ATAS)

TOP SOIL pada pekerjaan konstruksi

(bangunan, jalan, dll) merupakan
material yang harus dibuang karena
dapat berakibat kurang stabil terhadap
hasil pekerjaan Pemindahan Tanah
 PENGUPASAN TOP SOIL (LAPISAN ATAS)

Namun jika tujuan pemakaian lahan untuk pertanian/perkebunan, maka

TOP SOIL merupakan unsur yang sangat berguna, sehingga harus
ditangani dengan hati-hati agar kerusakan dan kehilangan tanah humus
dapat diminimalisir
Pengupasan Top Soil (Lapisan Atas)

Pada pekerjaan2 mining,

penambangan nickel, timah, dan
batu bara dilaksanakan dengan
menyisihkan/menyimpan TOP
SOIL di suatu tempat, kemudian
setelah selesai mendapatkan
hasil tambang bisa dipakai
kembali untuk reklamasi
(back felling)

Dengan back felling, kondisi

permukaan tanah bisa dilakukan
penanaman kembali (reboisasi)

Kegiatan untuk mengupas TOP

SOIL dinamakan STRIPPING
 PENGGALIAN (EXCAVATING)

Adalah kegiatan penggalian material (tanah) yang akan digunakan

atau dibuang. Excavating dipengaruhi oleh 3 kondisi:

KONDISI I
Bila tanah biasa (normal), bisa
langsung dilakukan penumpukan
stock atau langsung dimuat
(loading)
KONDISI II
Bila kondisi tanah keras harus
dilakukan penggaruan (ripping)
terlebih dahulu, kemudian dilakukan
stock pilling dan pemuatan (loading)
 PENGGALIAN (EXCAVATING)

KONDISI I
Bila tanah terlalu keras
dimana pekerjaan
ripping tidak ekonomis
(tidak mampu), musti
dilakukan peledakan
(blasting) untuk
memecahbelahkan
material sebelum
dilakukan stock pilling
dan pemuatan
(loading)
HAULING
HAULING

BULLDOZER
 DUMPING

1 PEKERJAAN CONSTRUCTION

Dumping diteruskan dengan

Spreading, Grading, dan Compacting
MOTOR
GRADER
Alat yang digunakan:
-Untuk meratakan dumping
(spreading)  Bulldozer COMPACTOR

-Untuk perataan yang lebih halus

(grading)  Motor Grader

-Untuk Pemadatan (compacting) 

Compactor
 DUMPING

2 PEKERJAAN PERTAMBANGAN (CEMENT)

Dumping menuju Stone Crusher kemudian diangkut (hauling) melewati belt

conveyor untuk seterusnya dikirim ke pabrik (handling product)
 DUMPING

3 PEKERJAAN PERTAMBANGAN (BATU BARA)

Dumping tanah tutup (over bourden), dibuang ke disposal dan diratakan oleh
bulldozer. Sama halnya dengan Over Bourden untuk nickel maupun timah hampir
sama dengan Over Bourden untuk tambang batu bara
 Jenis-jenis alat berat yang umum digunakan pada pekerjaan
pemindahan tanah

2
3
4

7
 TAKSIRAN
PRODUKTIVITAS
ALAT UNTUK
PEKERJAAN
PEMINDAHAN
TANAH
 1 BULLDOZER

Dalam
perkuliahan ini,
pembahasan cara
2 DOZER SHOVEL /
WHEEL LOADER
perhitungan
dibatasi pada alat-
alat
3 EXCAVATOR

4 DUMP TRUCK
1 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
BULLDOZER

Untuk pekerjaan
DOZING, taksiran
produksi bulldozer
dihitung dengan
menggunakan
rumus:
1 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
BULLDOZER

Kapasitas blade umumnya

sudah dicantumkan oleh
pabrik pembuat alat dalam
Hand Book atau brosur
teknis.
Selain itu, KB dapat pula
dihitung secara empiris
1 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
BULLDOZER

Waktu Tetap (Z) tergantung

dari jenis transmisi dan
jumlah tangkai transmisi
yang digunakan. Untuk
produk KOMATSU, waktu
tetapnya adalah:
1 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
BULLDOZER
1 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
BULLDOZER
1 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
BULLDOZER

Untuk keperluan estimasi atau taksiran produksi hasil RIPPING, disarankan

mendapatkan hasil TEST SEISMIC WAVE VELOCITY karena produktivitas RIPPING
sangat dipengaruhi oleh jenis ripper maupun tipe unitnya.
Meski begitu jika TEST SEISMIC WAVE VELOCITY belum dilakukan, maka bisa
digunakan pertimbangan-pertimbangan produksi berikut terlebih dahulu

Cara perhitungan taksiran

produksi RIPPING oleh bulldozer
bisa dibedakan atas MULTI
SHANK RIPPER dan GIANT
RIPPER

GIANT RIPPER
MULTI SHANK RIPPER
1 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
BULLDOZER

Taksiran produksi RIPPING secara manual dengan MULTI SHANK RIPPER dapat
dilakukan dengan formula:
1 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
BULLDOZER
1 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
BULLDOZER
1 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
BULLDOZER

Taksiran produksi RIPPING secara manual dengan GIANT RIPPER dapat dilakukan
dengan formula:
1 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
BULLDOZER
1 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
BULLDOZER
1 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
BULLDOZER
2 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
SHOVEL/WHEEL LOADER
2 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
SHOVEL/WHEEL LOADER

LANGKAH2 DALAM LOAD AND CARRY METHOD

1. LOADING

2. RETURN TO CARRY

3. HAULING
4. RETURN FROM DUMPING

5. RETURNING TO LOADING
2 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
SHOVEL/WHEEL LOADER

1. TAKSIRAN PRODUKSI LOADING

Metode CROSS LOADING (I-SHAPE LOADING)
2 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
SHOVEL/WHEEL LOADER

1. TAKSIRAN PRODUKSI LOADING

Metode V-SHAPE LOADING
2 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
SHOVEL/WHEEL LOADER

1. TAKSIRAN PRODUKSI LOADING

Metode STEP LOADING / PASS LOADING
2 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
SHOVEL/WHEEL LOADER

1. TAKSIRAN PRODUKSI LOADING

Disamping tergantung dari jenis transmisi shovel / loader, nilai Z (waktu tetap) juga dipengaruhi
oleh metode-metode taksiran produksi loading yang telah dijelaskan sebelumnya
2 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
SHOVEL/WHEEL LOADER
2 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
SHOVEL/WHEEL LOADER
2 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
SHOVEL/WHEEL LOADER

2. TAKSIRAN PRODUKSI LOAD AND CARRY

2 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
SHOVEL/WHEEL LOADER

3. TAKSIRAN PRODUKSI DUMP TRUCK

Dasar beroperasinya DUMP TRUCK ditunjukkan pada gambar berikut. Prosesnya
meliputi LOADING, HAULING, DUMPING, RETURNING
2 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
SHOVEL/WHEEL LOADER

3. TAKSIRAN PRODUKSI DUMP TRUCK

2 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
SHOVEL/WHEEL LOADER

3. TAKSIRAN PRODUKSI DUMP TRUCK

2 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
SHOVEL/WHEEL LOADER

3. TAKSIRAN PRODUKSI DUMP TRUCK

2 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
SHOVEL/WHEEL LOADER

3. TAKSIRAN PRODUKSI DUMP TRUCK

2 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
SHOVEL/WHEEL LOADER

3. TAKSIRAN PRODUKSI DUMP TRUCK

2 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
SHOVEL/WHEEL LOADER

3. TAKSIRAN PRODUKSI DUMP TRUCK

2 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
SHOVEL/WHEEL LOADER

3. TAKSIRAN PRODUKSI DUMP TRUCK

Waktu Buang (Dumping) dan persiapan loading dipengaruhi oleh kondisi
operasional seperti yang ditunjukkan tabel berikut
2 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
SHOVEL/WHEEL LOADER
2 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
SHOVEL/WHEEL LOADER
2 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
SHOVEL/WHEEL LOADER
2 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
SHOVEL/WHEEL LOADER

4. TAKSIRAN PRODUKSI EXCAVATOR

2 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
SHOVEL/WHEEL LOADER

4. TAKSIRAN PRODUKSI EXCAVATOR

Untuk menentukan besarnya nilai efisiensi kerja yang sangat dipengaruhi oleh
kondisi operasional peralatan dapat dilakukan dengan melihat tabel berikut.
2 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
SHOVEL/WHEEL LOADER

4. TAKSIRAN PRODUKSI EXCAVATOR

2 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
SHOVEL/WHEEL LOADER

4. TAKSIRAN PRODUKSI EXCAVATOR

2 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
SHOVEL/WHEEL LOADER

4. TAKSIRAN PRODUKSI EXCAVATOR

Konversi faktor yang meliputi kedalaman dan kondisi penggalian yang dilakukan
dengan BACK HOE ditunjukkan pada tabel berikut
2 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
SHOVEL/WHEEL LOADER

4. TAKSIRAN PRODUKSI EXCAVATOR

Penentuan besarnya nilai Cycle Time untuk Loading Shovel dapat dilihat pada tabel
berikut
2 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
SHOVEL/WHEEL LOADER

4. TAKSIRAN PRODUKSI EXCAVATOR

Sedangkan besarnya nilai Cycle Time untuk BACK HOE dapat dilihat pada tabel
berikut.

Bersambung ke slide selanjutnya

2 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
SHOVEL/WHEEL LOADER
2 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
SHOVEL/WHEEL LOADER
2 TAKSIRAN PRODUKTIVITAS
SHOVEL/WHEEL LOADER
Kuliah Alat Berat-Sekolah Vokasi Sipil-Syaukat Ali_2015