The greatest WordPress.com site in all
the land!
ANALISIS PRODUK SHAFT ASSEM MENGGUNAKAN SOLIDWORK
Posted on June 15, 2016
ANALISIS PRODUK SHAFT ASSEM MENGGUNAKAN SOLIDWORK
PREPROCESSING
Static Assembly Analysis adalah model analisis struktur assembling untuk mengetahui batas kemampuan part
yang sudah terassembling dengan material tertentu dan menahan beban yang dikenakan kepadanya secara
statis baik tekan, tarik ataupun beban puntir.
Buka file gambar asembling yang telah dibuat dengan nama “SHAFT ASSEM”. kemudian pilih tab
“SimulationStudy AdvisorNew Study “
Isi study name “ yogie arief” lalu pilih “Static” untuk tipe analysis. Setelah itu OK.
Expand parts pada design tree, kemudian pilih jenis material pada masingmasing part yang digunakan
dengan cara klik kanan pada masingmasing PartApply/Edit Material. Apply material Bearing 1 & 2
dengan ASTM A36 Steel, Poros dengan Steel AISI 1020, dan Pulley dengan 7079 Alloy (untuk Model
Type pilih Linier Elastic Isotropic dan Units SI) lalu OK/Apply.
Properties Material Bearing 1 dan 2 (ASTM A36 Steel)
Properties Material Poros (Steel AISI 1020)
Properties Material Pulley (7079 Alloy)
Setelah itu, klik kanan pada Connections dan pilih Bearing. Untuk mengkoneksi antara bearing dan poros.
Kemudian pada kotak Type terdapat kotak warna biru dan merah muda. Pada Kotak Biru klik face bagian
dalam pada rumah Bearing dan pada Kotak Merah Muda klik face pada Poros. Dan non aktifkan
Allow selfallignment. Kemudian klik OK. Dan lakukan hal yang sama untuk bearing kedua, seperti
langkah di atas.
Selanjutnya, klik kanan lagi pada Connections dan pilih Contact Set.
Pada kotak Contact pilih Automatically find contact sets, kemudian klik pada kotak Components dan
Blok semua part pada asembling. Lalu klik Find contact sets, maka akan menghasilkan Results 10
Contact set. Kemudian OK.
Selanjutnya klik kanan Fixtures, pilih Fixed Geometry. Dan pilih face pada bearing 1 dan 2 seperti pada
gambar di bawah ini. Lalu OK.
Kemudian, pemberian beban pertama pada ujung Poros dengan cara klik kanan External LoadsForce.
Pilih Force, kemudian klik Face pada ujung Poros dan berikan besar Gaya 15 N dengan arah ke bawah.
Kemudian klik OK.
Selanjutnya beban centrifugal pada Poros, klik kanan pada External Loads kembali dan pilih Centrifugal
Load.
Pada kotak Selected Reference klik Face Poros, kemudian pada kotak Angular Velocity masukkan 200
rad/s.
Dan Load pada bearing, klik kanan External LoadsBearing Load.
Pada kotak Selected Entities pilih Face bagian dalam pada Bearing, kemudian pada Coordinate System
klik Coordinate system pada Bearing 1. Dan pada kotak Bearing Load pilih Direction Y besar Load
20 N dengan arah Positif. Lalu OK.
Dan lakukan hal yang sama pada Bearing Load 2, hanya pada arah besar Load pada Direction Y dengan arah
negatif.
Dan pemberian Load terakhir pada Pulley, sebelum itu buat axis pada Pulley tersebut dengan cara Insert
Reference GeometryAxis lalu pilih Face Cylinder Pulley Maka akan menghasilkan Axis1.
Dan dilanjutkan pemberian Load pada Pulley dengan cara klik kanan pada External LoadsForce.
Kemudian pilih Face Pulley, kemudian klik Selected Direction dan pilih Axis1 yang telah dibuat, dan
masukan besar Gaya 15 N dengan direction Y positif.
SOLVERSOLUTION
Jika parameter yang dibutuhkan sudah selesai dimasukkan, kemudian langkah untuk menghasilkan result
dengan cara klik Run dan tunggu sampai proses selesai.
Proses ini merupakan langkah perhitungan analisis dari subject dengan cara perhitungan elemet per elemet pada
meshing system. Langkah perhitungan yang dilakukan secara otomatis oleh computer dengan meggunakan model
matematika lanjut (Hukum Hoke, Rumus Diferensial/Laplace serta Rumus Matriks).
σmax = Kn x σn
Stress concentration factor, (flat plate, circular hole, D/W>0.65)
Kn = 2 + ( 1 – ( D/W ) )^3
Normal stress, at hole cross section :
σn = P / ((WD) x T )
POSTPROCESSING
Setelah proses solving selesai, hasil analysis dapatlangsung Ada 3 hasil analysis yang dapat ditampilkan
dengan memilih pada “Model Tree” yaitu :
Stress Result
Displacement Result
Straint Result
Hasil Assembly Stress Analysis Von Misses Stress
Dari hasil analisis di atas, dapat
diketahui besar tegangan maksimum terjadi pada part Bearing 2 (bearing atas) adalah sebesar 1,177,008.0
N/m2 dengan posisi bagian sudut pada bearing 2 sekitar fixed geometry. Hal ini disebabkan dari arah Gaya ke
bawah pada ujung Poros sebesar 15 N, Centrifugal Load pada poros sebesar 200 rad/s, serta pada kedua
Bearing diberikan Load sebesar 20 N. Serta Pulley 15 N.
Hasil Static Assembly Analysis Displacement
Dari hasil analisis dapat
diketahui besar displacement maksimum yang didapatkan adalah sebesar 7.602e003 mm dengan posisi
displacement maksimum terdapat pada part bearing 1. Hal ini disebabkan karena tegangan yang terjadi pada
bearing 2 dan menumpu partpart lain salah satunya bearing 1. Sehingga yang terjadi gaya pada part bearing 2
merambat sampai pada daerah bearing 1 dan menghasilkan perubahan yang maksimal pada bearing tersebut.
Hasil Static Assembly Analysis Strain
Dari hasil analisis dapat
diketahui besar strain maksimum yang didapatkan adalah sebesar 4.017e006 mm dengan posisi strain
maksimum terdapat pada part bearing 2. Bearing tersebut meregang, diakibatkan tegangan maksimal berada
pada daerah tersebut.
Faktor Keamanan dan Kesimpulan
Perhitungan faktor keamanan (𝜂) =Sy / σe
Dimana :
Sy = Yield Strength. Untuk Part Bearing 2 (Bearing Atas) material Aluminium 1350 Alloy Yield strength
diketahui sebesar 250000000.0 N/m2
σe = Tegangan Von Mises maksimum. Pada analisa tegangan Von Mises stress diketahui sebesar
1177008.0 N/m2
Maka : (𝜂) = Sy / σe = (250000000.0 N/m2 ) / ( 1177008.0 N/m2 ) = 212.4
Safety factor yang didapat dari perhitungan lumayan besar yaitu 212.4 menandakan bahwa assembling
dengan bentuk desain seperti gambar di atas dengan material berbedabeda setiap partnya. Pada analisa di
atas diketahui tegangan maksimal terjadi pada part bearing 2 (bearing atas) dengan material ASTM A36
Steel. Dapat disimpulkan assembling poros bearing di atas dikatakan aman/safe untuk digunakan, karena
menghasilkan safety factor yang lumayan besar pada titik minimumnya. Tegangan von mises maksimum
pada bearing 2 yang didapat berbanding dengan yield strength pada material yang mendapatkan tegangan
maksimum.
Advertisements
Share this:
Twitter Facebook 1
Like
Be the first to like this.
Related
This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.
yogiearieffadillah
Blog at WordPress.com.