Anda di halaman 1dari 7

Cavity Flow Simulation and Analysis Using ANSYS CFD Software

Simulasi dan Analisis Cavity Flow Menggunakan Software ANSYS CFD

Ahmad Zammir Ribah (13612029), M. Ansyar Rafi Putra (13611012)


Program Studi Aeronotika dan Astronotika
Institut Teknologi Bandung
Bandung, Indonesia
2016
Email: zammir.ribah@gmail.com, mansyar.mtl@gmail.com

Abstrak
Pada tulisan ini terdapat hasil pengamatan fenomena cavity flow yang sering terjadi pada
beberapa benda yang mempunyai rongga, pada kasus ini pesawat tempur yang sedang
menjatuhkan misil dan keadaan pesawat ketika landing gear akan extend/retract. Untuk
menganalisis fenomena ini, software yang digunakan adalah ANSYS 16 untuk membuat model
numerik dan membuat simulasi. Aliran udara yang disimulasikan bervariasi dari 20 m/s, 40 m/s,
dan 60 m/s. Kemudian pada model yang telah disimulasikan, akan terlihat hasilnya yaitu
terjadinya separasi aliran pada rongga tersebut. Pada kecepatan aliran yang telah divariasikan,
akan terlihat perbedaan distribusi tekanan, dan vektor kecepatan pada model yang ada.

Keywords: Cavity Flow, Computational Fluid Dynamic, ANSYS.

1.0 Pendahuluan
Cavity flow merupakan fenomena
dimana terjadi pelepasan aliran pada suatu
rongga yang dialiri oleh udara yang bergerak
di sekitarnya. Cavity flow dapat
diklasifikasikan menjadi 3 jenis yaitu open
type, closed type atau transisi, tergantung
pada length to depth ratio(L / D).
Fenomena cavity flow yang sering
terjadi pada beberapa benda yang
mempunyai rongga, pada kasus ini pesawat
tempur yang sedang menjatuhkan misil dan
keadaan pesawat ketika landing gear akan
extend/retract. Gambar 1 Klasifikasi Cavity Flow

1
ditunjukkan seperti pada gambar dibawah
ini:

Gambar 2 Cavity Flow pada pesawat

2.0 Metode Simulasi


Untuk menganalisis model cavity
flow, software yang digunakan adalah Gambar 5 Part model
ANSYS 16. Langkah pertama adalah
Setelah terbentuk geometri, surface,
menentukan geometri untuk model cavity
penentuan part, dan proses associate,
flow. Geometri yang diberikan sebagai
langkah kedua yaitu proses meshing.Model
berikut:
yang telah dibuat sebelumnya diatur jumlah
node di setiap edge. Kemudian beri tanda
centang pada pre-mesh. Sehingga
terbentuklah model dengan jumlah mesh
yang diatur sebelumnya.

Gambar 3 Geometri

Geometri dibuat di ICEM CFD 16.0


Gambar 6 Hasil Mesh
sedemikian rupa hingga terbentuk model
geometri sebagai berikut: Jumlah grid/mesh pada model ini adalah
550000 dengan nilai equiangle skewness 1.
Dengan kata lain, model ini sudah bagus
untuk dilakukan proses running. Setelah
melakukan proses meshing, kemudian model
di unstruct mesh dan diatur output solver
nya di ANSYS CFX.
Langkah ketiga, yaitu proses running
model yang telah dibuat pada ICEM CFD ke
CFX. Sebelum masuk ke proses runing,
Gambar 4 Geometri 3D model
model harus diberi boundary condition dan
Setelah itu, model dibagi ke beberapa part mengatur domain nya.
yaitu Inlet, Outlet, Wall, dan Opening yang

2
Boundary condition yang dipakai pada tiap-
tiap part yaitu:
Inlet dan Opening :
• Subsonic
• Normal Speed : 20,40,60 m/s
• Turbulence : Medium Intensity
Outlet :
Average Static Pressure : 0 Pa
Wall :
• No Slip Wall.

Gambar 7 Default Domain

Setelah menentukan boundary condition


pada setiap part, kemudian disimpan dan
define run. Proses running dilakukan hingga
iterasi ke 500. Untuk hasilnya akan
ditampilkan di bagian Hasil dan Analisis.

Gambar 8 Visualisasi part setelah memasukkan boundary condition

3
3.0 Hasil dan Analisis

A. Vektor kecepatan (Velocity vector)

Gambar 9 Vektor kecepatan 20 m/s

Gambar 10 Vektor kecepatan 40 m/s

4
Gambar 11 Vektor kecepatan 60 m/s

B. Tekanan Statik (Static Pressure)

Gambar 12 Tekanan statik saat v=20 m/s

5
Gambar 13 Tekanan statik saat v=40 m/s

Gambar 14 Tekanan statik saat v=60 m/s

6
C. Analisis adanya tekanan dinamik dari luar yang
menekan ke dalam rongga.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa
semakin tinggi aliran udara yang melewati 4.0 Simpulan dan Saran
daerah rongga, maka semakin besar tekanan
statik yang ada pada ujung-ujung rongga. Semakin tinggi aliran udara yang
Perbedaan tekanan statik antara daerah melewati daerah rongga, maka semakin
rongga dan luar juga semakin besar seiring besar tekanan statik yang ada pada ujung-
bertambahnya kecepatan. Perbedaan tekanan ujung dan daerah rongga keseluruhan. Hal
statik ini sangat berpengaruh pada kinerja ini berarti tekanan dinamik di daerah rongga
pesawat tempur yang akan menembakkan lebih rendah dibandingkan yang ada di luar
misil atau pesawat transport yang akan nya.
mengeluarkan/memasukkan landing gear. Pada kecepatan tinggi, tekanan
Pada pesawat transport, daerah dinamik di luar rongga yang lebih besar
cavity berada pada daerah tempat landing dapat memberikan tekanan yang besar ke
gear akan diturunkan atau disimpan. Pada dalam rongga. Efeknya terhadap pesawat
saat diturunkan, tempat landing gear tersebut tempur adalah tidak bisa menjatuhkan misil
memiliki tekanan statik yang besar dan misil akan kembali lagi ke bandan
dibanding di daerah luarnya. Hal ini berarti pesawat akibat adanya tekanan dinamik dari
tekanan dinamik yang ada di rongga tempat luar. Maka, untuk pesawat tempur harus
landing gear lebih kecil dibanding dengan mengatur kecepatan minimal agar tekanan
tekanan dinamik yang ada di luarnya. statik menurun dan tekanan dinamik pada
Apabila kecepatan udara saat itu tinggi, daerah rongga akan meningkat. Sehingga
maka tekanan statik pada daerah rongga juga misil dapat dijatuhkan.
semakin tinggi. Hal ini dapat mengakibatkan 5.0 Referensi
landing gear akan terhisap kembali akibat
adanya tekanan dinamik dari luar yang lebih [1]http://www.marcodebiasi.net/MDresearch
besar dari tekanan dinamik di dalam rongga, /MDpreviousresearch/cavityflowphysics/cav
sehingga tekanan ini akan mendorong ityflowphysics.html diakses pada 10/3/2016
landing gear masuk. Oleh sebab itu,
kecepatan pesawat ketika akan landing harus
diturunkan sedemikian rupa agar landing [2]http://www.eng.uwo.ca/people/esavory/c
gear dengan mudah untuk dikeluarkan. avity.htm diakses pada 10/3/2016
Pada pesawat tempur yang akan
menjatuhkan misil juga harus mengatur
kecepatan terbang agar misil tersebut dapat
terjatuh. Akan berbahanya apabila
menjatuhkan misil pada kecepatan udara
yang tinggi karena misil bisa kembali lagi
dan menghantam badan pesawat akibat
7

Anda mungkin juga menyukai