Anda di halaman 1dari 4

Diagram alir cfd

Mulai

Perumusan masalah

Menggambar geometri 2D
dengan Design modeller

Melakukan meshing dan


Mendefenisikan batas bidang

Tidak
Mesh
baik

Data sifat Ya
fisik

Penentuan kondisi batas

Proses Iterasi numerik

Ya
Iterasi error

tidak

Plot contour pressure, velocity,


streamline dan nilai Fd

Selesai

Gambar 3.1 Diagram alir proses Simulasi


Pre-processing
Pre-processing merupakan langkah pertama dalam membangun dan
menganalisis sebuah model CFD. Teknisnya adalah membuat model, dalam
penelitian ini model dibuat dengan Design modeller yang telah ada di Ansys
fluent 15.0, kemudian melakukan meshing dan menentukan kondisi batas.
Geometri dan Pemodelan simulasi
Untuk menganalisis karakteristik aliran, dilakukan pemodelan
domain simulasi 2D, seperti pada Gambar 3.00.

Domain simulasi numerik


Meshing dan kondisi batas
Pembuatan mesh (meshing) adalah proses pembagian model solid
menjadi elemen-elemen kecil yang berfungsi sebagai wilayah untuk perhitungan
dan iterasi dari sebuah simulasi.
Hasil meshing yang telah dibuat seperti pada Gambar 3.0.

Gambar3. Hasil meshing geometri 2D


Hasil meshing tersebut juga harus didefinisikan dan diberikan beberapa
parameter agar proses iterasi dapat berjalan sesuai kondisi yang diinginkan.
Geometri yang telah di meshing, kemudian diberi beberapa kondisi batas,
beberapa kondisi batas yang didefinisikan pada hasil meshing yaitu:
a. Inlet : Velocity inlet
b. Outlet : Outflow
c. Upper wall : Wall
d. Lower wall : Wall
e. Silinder sirkular : Wall
f. Bodi pengganggu : Wall
g. Mesh : Interior

Solving
Proses solver menggunakan Ansys fluent 15.0. langkah-langkah yang
harus dilakukan dalam proses solver sebagai berikut :
1. solver
solver dilakukan dengan memilih Pressure-based type agar
penyelesaian simulasi berdasarkan pada batasan masalah Incompressible flow,
dan waktunya steady. Pada Turbulence model, untuk Energy equation di
nonaktifkan karena tidak menganalisis pengaruh temperatur, lalu pada Viscous
model dipilih k-epsilon (k-ε) Realizable.
2. Material
Material yang digunakan pada aliran masuk yang melintasi silinder
sirkular adalah udara (Air) dengan memberikan beberapa properties
seperti yang digunakan pada eksperimen, yaitu densitas 1.1635 kg/m3,
viskositas dinamik 1.855 x 10-5 kg/m.s,
3. Boundary conditions
Parameter yang dimasukkan pada tahap ini adalah pada inlet yaitu velocity
inlet sebesar 9.5 m/s dengan Reynolds number yang digunakan pada
penelitian sebesar 5.3x104.
4. Solution method
Pada tahap ini menggunakan Pressure velocity-coupling dengan skema
SIMPLE, Spatial discretization menggunakan Second Order Upwind agar
hasil memiliki akurasi yang baik.
5. Monitor
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada menu Monitors ini adalah Residual
untuk memantau konvergensi dari simulasi. Selain itu, ditambahkan Drag
Monitor yang berfungsi untuk mengetahui gaya pada setian proses iterasi.
6. Solution initialization
Inisialisasi dilakukan dengan metode Standard Intialization dengan
mengiterasi dimulai dari sisi Inlet, lalu diklik Initialize.
7. Run-calculation
Pada langkah menjalankan iterasi ini, harus memasukkan jumlah iterasi
yang diinginkan, proses iterasi akan berhenti sendiri bila telah sampai pada
titik convergensi. Apabila belum converged maka bisa dilanjutkan dengan
menambah jumlah iterasi dan jalankan kembali perhitungan.

Post-processing
Post-processing merupakan tahapan untuk menampilkan hasil simulasi
dan analisa terhadap hasil yang diperoleh. Adapun data yang perlu diambil antara
lain gaya drag, visualisasi aliran berupa contour pressure, contour velocity dan
streamlines yang melewati silinder sirkular.

Dinding (wall)

Inlet
Flow (Velocity Inlet) y Out
direction (Outflow)
d
x 0,4 m

Dinding (wall)
1,2 m

Anda mungkin juga menyukai