Anda di halaman 1dari 14

PROGRES TUGAS

BESAR (CAE) PEKAN


KE-16
KELOMPOK 3 KELAS B
Melanjutkan progres kemarin yaitu pekan ke 15, dengan
melakukan beberapa step berikut yang belum dilakukan
pada pekan 15, serta meriview pekerjaan pada pekan ke
15. hasilnya adalah sebagai berikut :
1. Mereview hasil design dan Menentukan fix spesifikasi
desainnya
2. Membuat part selanjutnya yaitu actuator selection
dengan menemukan parameternya
Build physical
prototype
Create 3D CAD testing

Waktu dulu sebelum adanya CAE, seorang engineer membuat 3D CAD kemudian
mengaplikasikannya dengan membuat prototype body fisiknya, setelah itu diuji performansinya.
Jika hasil yang diinginkan tidak tercapai, maka dibuat lagi berulang-ulang. Dan ini akan menyita
banyak cost biaya dan tenaga yang dibutuhkan.

Build Virtual
Prototype Simulate
Create 3D CAD Validate simulation
performance
Optimize design

Dan setelah adanya CAE, itu akan menghemat cost biaya dan tenaga yang dibutuhkan. Dimana
setelah membuat 3D CAD, itu akan dibuat prototype secara virtual. Lalu diuji performansinya
dengan simulasi. Jika dirasa pas hasilnya, maka akan segera dilakukan validasi dengan membuat
bentuk fisiknya. Dan apabila hasilnya dirasa tidak pas, maka akan dilakukan optimasi design dengan
diharapkan hasil simulasinya sesuai yang diharapkan.
Ketentuan dalam pembuatan project dengan varian pada
kelompok 3 yaitu lebar 3 meter. Sesuai gambar (a)

Gambar (a)
Step #1 CAD Modeling

Gambar (b) Gambar (c) Gambar (d)

Gambar b, c dan d merupakan part-part yang dibutuhkan


dalam mekanisme project. Sedangkan gambar (e)
merupakan hasil dari assembly dari part-part tersebut.

Gambar (e)
Step #2 Motion Analysis and Optimization

Mekanisme pada project bisa diidentifikasi melalui analisis gerak pada project. Untuk
memulainya, bisa menggunakan analisis kinematik. Ada beberapa titik acuan yang bisa dibuat
sebagai parameter dalam optimisazi project dengan motion analysis.

Indikator yang menjadikan gerakan


plat/lempengan naik ke atas dan berotasi
Gerak rotasi yang diakibatkan oleh
pneumatic yang mengangkat
plat/lempengan
Step #2 Motion Analysis and Optimization

Fy
Ft

24˚

70˚ 66˚
F
x
Gambar (1) Gambar (2)

Dimana :
70 derajat merupakan jarak dalam sudut buka dengan radian, dimana
Step #2 Motion Analysis and Optimization

Performa optimisasi dalam analisis gerak bisa dikatakan sesuai yang diharapkan apabila :
1. Menemukan parameter yang dapat digunakan sebagai indikator dalam menggerakkan atau mengangkat
plat lempengan
2. Bisa menemukan berapa besarnya Ft (gaya tarik) yang digunakan oleh 2 buah pneumatic untuk
mengangkat plat lempengan

Untuk menemukan Ft, itu harus dilakukan analisa struktural atau simulasi terlebih dahulu untuk menemukan massa
yang pas pada plat lempengan.

Maka didahulukan terlebih dahulu asumsi dengan yang diberikan bahwa road blocker tersebut mampu menyerap
kendaraan yang memiliki massa 7200 kg dengan kelajuan tertinggi pada 80 km/h. Dimana 80 km/h =
Step #2 Motion Analysis and Optimization

Bila kendaraan menabrak plat lempengan yang telah terbuka sempurna, maka berlaku
1. Conservation of linier momentum :
Dimana mk= massa kendaraan, mp= massa plat, vk= kecepatan kendaraan, vp= kecepatan plat, v2= kecepatan
setelah tumbukan. Dengan perencanaan material pada plat adalah Aisi 304 dengan memiliki massa 782,3 kg dengan
yield strength= 206807 Mpa
Masukkan ke rumus, maka diperoleh ; v2 = 20,04 m/s

2. Prinsip impuls dan momentum :


Maka diperoleh Favg (gaya rata-rata)= 15696N

Dengan diperolehnya Favg, maka dilanjut ke analisis struktural dan simulasi


Step #3 Analisis struktural dan simulasi optimasi

Gambar (f) nilai stress daripada plat yang Gambar (g) nilai safety factor dari pada plat yang
disimulasi disimulasi sebesar 2,6
Step #3 Analisis struktural dan simulasi optimasi

Setelah itu dilakukan topology guna untuk mengurangi massa plat tanpa
mengurangi kualitasnya segi keamanan. Dan dapat mereduksi dari 782,3kg
menjadi 547,1 kg dan safety factornya dari 2,6 menjadi 1,6... Dan hal tersebut
bisa dikatakan aman dan mengurangi biaya cost produksinya dalam
pembuatan plat.
Step #4 Actuator selection/pneumatic selection

Gambar (h)
Gambar (g)
Gambar g merupakan hasil riview & fix desain yang didapatkan Gambar h ke g merupakan hasil redesain
dari hasil topologi dalam mengurangi massa daripada plat blocker ulang dari hasil topologi yang telah
dan safety factornya. Meskipun demikian, masih dikatakan baik dilakukan dengan menggunakan
dalam performanya dalam kemampuan menyerap beban sebesar measure supaya memberikan ke-
7200 kg dengan kelajuan 80 km/h dari kendaraan yang presisian dalam hasil
menabraknya karena safety factornya masih diatas 1 setelah
direduce dalam pembuatan plat blockernya
Step #4 Actuator selection/pneumatic selection

Gambar (j)
Gambar (i)

Gambar i ke j merupakan hasil fix desain, dimana sebelumnya memiliki massa 782,3kg menjadi 547,1kg.
Dengan hasil demikian, bisa dijadikan dalam menemukan parameter dalam pneumatic selection,
sebagaimana berikut :
1. dua Pneumatic yang mana harus mampu mengangkat beban plat blocker sebesar 547,1 kg dengan sudut
66˚dari dan menempuh 70 derajat atau 1,22 radian jaraknya yang digambarkan pada gambar 1 & 2
Sekian dan terimakasih atas perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai