Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pesatnya perkambangan teknologi, mempengaruhi pergerakan di dalam dunia industri.
Penerepan teknologi di dunia industri, memiliki kompleksitas yang tinggi sebanding dengan
income yang akan didapatkan. Dalam pembangunan sebuah teknolgoi di dalam industry memiliki
risiko sebanding dengan kompleksitas teknologi yang dihasilkan. Salah satu cara untuk menangani
risiko yang akan terjadi adalah dengan melakukan simulasi. Dalam kasus ini akan dibuat
perancangan airfoil sebagai desain winglet motor untuk mengetahui aliran fluida yang dihasilkan
dengan tujuan meminimalisir risiko yang terjadi sebelum proses fabrikasi dari sayap pesawat.
Dalam hal ini dilakukan simulasi menggunakan metode CFD (Computational Fluid Dynamic)
Computational Fluid Dynamics adalah salah satu metode yang digunakan utnuk
menganalisa karakteristik fisika suatu aliran fluida. Karakteristik yang biasa ditinjau adalah
kecepatan fluida, tekanan fluida, temperature fluida, dan arah gerak dari fluida. Dalam modul ini
akan dibahas mengenai karaktersitik fisika fluida berupa kecepatan dan tekanan dari gangguan
yang diberikan, dalam hal ini gangguan fluida yang diberikan adalah airfoil. Terdapat beberapa
tahapan dalam melakukan analisa dengan metode CFD ini yaitu : tahap drawing, pada tahap
drawing merupakan melakukan desain menggunakan software dari suatu geometri yang akan
dilakukan simulasi, software yang digunakan dalam modul ini adalah Gambit. Meshing merupakan
tahap pemberian titik perhitungan setelah dilakukan drawing, pada tahap ini bisa dilakukan di
software Gambit ataupun software ANSYS dimana software ANSYS sebagai software simulasi.
Set Up, merupkan tahap pemasukan kondisi-kondisi yang ditentuntukan oleh pengguna untuk
mengetahui dampak yang dihasilkan. Result, merupakan pemaparan hasil dari simulasi, biasanya
dengan parameter contour warna pada hasil simulasi.
Maka dari itu, pentingnya untuk memahami dalam melakukan simulasi CFD sebagai bekal
lulusan teknik fisika diperlukan, hal ini dikarenakan dasar dari persamaan fisika dasar dapat
diterapkan dalam kasus simulasi sebelum dilakukan fabrikasi pada dunia industri.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam Pelatihan ini adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana cara melakukan simulasi airfoil dengan menggunkan software Fluent Ansys ?
b. Bagaiamana pesebaran tekanan dan kecepatan pada airfoil dari hasil simulasi
menggunakan software Fluent Ansys ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam pelaksanaan Pelatihan ini adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui langkah-langkan dalam melakukan simulasi airfoil menggunakan software
Fluent Ansys.
b. Mengetahui pembacaan dan hasil dari pesebaran tekanan serta kecepatan udara pada airfoil
menggunakan software Fluent Ansys.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 ANSYS
ANSYS adalah salah satu perangkat lunak berbasiskan metode elemen hingga (finite
element) yang dipakai untuk menganalisa masalah-masalah rekayasa (engineering). ANSYS juga
dapat berintegrasi dengan perangkat lunak Computer-Aided-Design (CAD) sehingga memudahkan
pengguna dalam membangun model geometri dengan berbagai perangkat lunak CAD. Ada
beberapa fitur yang diberikan pada ANSYS Workbench ini diantaranya Mechanical untuk
menganalisa struktur (static structural) dan thermal (perpindahan panas), Fluid Flow terdiri dari
ANSYS CFX dan Fluent untuk analisa Computational Fluid Dynamics (CFD), Engineering Data
sebagai database material lengkap dengan properties.

Mechanical

Thermal

Fluid Flow

Engineering Data

… dst
Gambar 1. Skema software ANSYS Workbench
Seperti pada (Hossain,dkk.2014) dalam melakukan simulasi airfoil NACA 6409 dan
NACA 4412 dengan menggunakan ANSYS Fluent untuk analisa aliran fluida yang bekerja. Dalam
pelatihan ini juga akan dilakukan simulasi Airfoil dengan menggunakan metode yang sama.
2.2 Computational Fluid Dynamics (CFD)
CFD adalah suatu ilmu yang mempelajari cara memprediksi aliran fluida, perpindahan
panas, reaksi kimia, dan fenomena lainnya dengan menyelesaikan persamaan matematika. CFD
memprediksi aliran berdasarkan [Tuakia, 2008]:
 Model matematika (persamaan diferensial parsial), khususnya memecahkan persamaan
Navier-Stokes.
 Metode numerik (teknik solusi dan diskritisasi).
 Tools perangkat lunak. (solver, tool pre- dan post processing)
Kode CFD disusun dengan menggunakan algoritma numerik yang dapat mengatasi
masalah aliran fluida. Secara garis besar proses kerja pada FLUENT® dapat dibedakan menjadi
tiga jenis, yaitu pre processing, processing dan post processing.

Pre Processing

Processing

Post Processing

Gambar 2. Alur Proses analisa CFD


2.2.1 Pre Processing
Tahap Pre Processing merupakan tahap awal dari proses CFD, pada tahap ini akan
dilakukan beberapa proses sebagai berikut:
a. Definisi geometri dari benda kerja
Pada proses ini akan dilakukan proses pemodelan dari benda kerja. Proses pemodelan bisa
langsung menggunakan software CFD, tetapi untuk benda kerja yang rumit bentuknya
sebaiknya menggunkan software assembly seperti SolidWork, CATIA, dll.
b. Pembuatan grid (mesh) atau disebut sebagai meshing
Meshing adalah proses membagi komponen yang akan dianalisis menjadi elemen-elemen
kecil atau diskrit (Yusra,2008). Semakin baik kualitas mesh maka akan semakin tinggi
tingkat konvergensinya. Secara umum bentuk sel dari proses meshing dibagi menjadi dua
jenis, yaitu dua dimensi dan tiga dimensi. Untuk sel dua dimnesi terdapat dua jenis bentuk
sel yaitu Triangle dan Quadrilateral.

Gambar 3. Bentuk Sel Dua Dimensi


Bentuk sel tiga dimensi terbagi kedalam empat jenis yaitu Tetrahedron, Pyramid,
Tirangular Prism, dan Hexahedron.

Gambar 4. Bentuk Sel Tiga Dimensi


Dalam proses meshing terdapat klasifikasi mesh yang terbagi kedalam tiga jenis, yaitu :
a. Structured Mesh
Structured Mesh adalah meshing terstruktur, dapat dikenali dari konektivitas mesh yang
teratur dan rapi. Adapun mesh yang biasa menggunakan structured mesh adalah
Quadrilateral di 2D dan Hexahedra di 3D.

Gambar 5. Structured Mesh


b. Unstructured Mesh
Unstructured Mesh merupakan mesh yang konektivitas mesh-nya tidak beraturan. Mesh
ini biasanya menggunakan triangle pada 2D dan Tetrahedron pada 3D.

Gambar 6. Unstructured Mesh


c. Hybrid Mesh
Struktur mesh yang ketiga adalah Hybrid Mesh yang merupakan kombinasi dari
Unstructured Mesh dan Structured Mesh

2.2.2 Processing
Pada tahap ini banyak yang harus dilakukan kaitannya dengan penentuan kondisi batas dalam
sebuah simulasi CFD. Proses ini merupakan bagian paling penting karena semua parameter di
proses dalam tahap ini, seperti General, models, material, cell zone conditions, boundary
conditions, phase, solution methods, solution controls, solution initialization, calculation activities,
run calculation dan terakhir graphics and animations.
a. General
Pada tahap ini terdapat dua metode solusi yaitu berdasarkan pressure dan density.
Kemudian velocity formulation secara default menggunakan absolute. Aliran dalam
sistem dapat berupa steady ataupun transient. Serta bilamana dipengaruhi grafitasi dapat
di setting sesuai nilai dan koordinat.

Gambar 3.7. User Interface General Menu

b. Models
Pada tahap ini ada beberapa model yang dapat di atur bergantung pada kasus yang
sedang di simulasi. Pada energy disetting off apabila tidak memerlukan persamaan energi
pada simulasi. viscous pada umumnya disetting menggunakan k-epsilon.
Gambar 3.8. User Interface Menu Models
c. Materials
Material yang digunakan untuk simulasi ini terbagi dari dua jenis yaitu solid dan
fluid. Pada setting default, Material solid yang digunakan adalah alumunium sedangkan
untuk fluidanya menggunakan air.

Gambar 3.9. User Menu Materials


d. Cell Zone conditions
Berisi daftar zona sel yang dibutuhkan. Pada tahap ini masing-masing zona
disesuaikan dengan nama dan jenis materialnya.
Gambar 3.10. User Menu Cell Zone Conditions
e. Boundary Conditions
Tahap ini merupakan proses untuk memberikan kondisi batas berupa data yang
dibutuhkan pada setiap simulasi. Kondisi batas yang diatur berupa nilai velocity inlet,
outflow/pressure outlet, wall, dll.

Gambar 3.11. User Menu Boundary Conditions

f. Monitors
Pada tahap ini akan diatur parameter yang digunakan untuk memantau konvergensi
secara dinamis . pada dasarnya konvergensi dapat ditentukan dengan merubah parameter
pada residual, statistik dll. Pada setiap kasus yang berbeda equations pada residual
monitors disetting sesuai kebutuhan yaitu akan menampilkan continuity, z-velocity,
energy, k-epsilon, dan do-intensity.
Gambar 3.13. User Menu Residual Monitor

g. Solution initialization
Initialization methods terdapat dua metode yaitu Hybrid initialization dan
standard initialization. Hybrid initialization melakukan metode interpolasi dari semua
variabel seperti temperature, turbulence, speciec fractions, volume fractions,dan
lainnya dan secara otomatis di-patch berdasarkan nilai rata-rata. Standard initialization
merupakan metode interpolasi berdasarkan nilai-nilai yang dapat di atur.

Gambar 3.14. User Menu Solution Initialization.

h. Run Calculation
Pada proses ini dilakukan iterasi sehingga terjadi konvergensi. Number of iteration
adalah batasan iterasi yang kita tentukan, sedangkan konvergensi tidak terpaku oleh
jumlah data number of iteration yang dimasukkan. Konvergensi dipengaruhi oleh
ketepatan dalam menentukan metode yang digunakan dalam simulasi ini.
Gambar 3.15. User Menu Run Calculation

2.2.3 Post Processing


Post Processing merupakan tahapan terakhir dari proses CFD, pada tahapan ini akan
ditampilkan hasil dari proses perhitngan dari kondisi batas dan metode solver yang digunakan.
Dalam post processing dapat memberikan tampilan grafis yang menunjukkan mesh, kontur, vector
dan pathline

Anda mungkin juga menyukai