Anda di halaman 1dari 14

Bintang Pramudyo A.

135060209111013
CNC Kelas B

Gambar 1. Hirarki FMS, korelasi langsung antara CAD, CAE, CAM dan CAPP
CAD
Computer Aided Design(CAD) secara harfiah dalam bahasa indonesia diartikan
aktivitas desain yang dibantu (aided) oleh perangkat komputer. Sehingga pada proses desain
dengan komputer digunakan suatu program komputer untuk mendesain (gambar) suatu
produk dan/atau bagian dari suatu produk tersebut. Produk yang ingin digambarkan bisa
diwakili oleh garis-garis maupun simbol-simbol yang memiliki makna tertentu. CAD dalam
aplikasinya bisa berupa gambar 2 dimensi dan gambar 3 dimensi.
Proses dan hasil desain sendiri merupakan suatu proses merepresentasikan suatu
gambar/grafis. Yang berarti penerjemahan terhadap suatu ide melalui ekspresi dalam bentuk

garis-garis dan tanda-tanda yang ditampilkan pada suatu bidan/permukaan baik itu 2 dimensi
ataupun 3 dimensi. Suatu gambar sendiri memiliki pengertian representasi grafis dari suatu
objek dan struktur-strukturnya yang dapat dikerjakan melalui tangan manual dan metode
mekanis ataupun komputer. Teknik yang dikembangkan untuk melakukan proses
penggambaran tersebeut dengan kualitas kepresisian maupun notasi-notasi propertinya
(massa, material, gaya, kekuatan dll) disebut teknik gambar.
Berawal dari menggantikan fungsi perangkat alat dan meja gambar kini perangkat
lunak CAD telah berevolusi dan terintegrasi dengan perangkat lunak CAE (Computer Aided
Engineering) dan CAM (Computer Aided Manufacturing) seperti terlihat pada Gambar 1.
Integrasi itu dimungkinkan karena perangkat lunak CAD saat ini kebanyakan merupakan
aplikasi gambar 3 dimensi atau biasa disebut solid modelling. Solid model memungkinkan
kita untuk memvisualisasikan komponen dan rakitan yang kita buat secara realistik. Selain itu
model mempunyai properti seperti massa, volume, pusat gravitasi, luas permukaan dll.
Pada saat ini CAD banyak dikembangkan untuk kepentingan mass product juga
bersamaan dengan dikembangkanya metoda Flexible Manufacturing System (FMS). Seperti
proses menggambar manual, suatu gambar harus memiliki nilai geometris dari objek yang
digambar. Dimana saat ini comercial software yang mengakomodasi aktivitas CAD dapat
pula menganalisa aspek engineering nya (Computer Aided Engineering, CAE). Sehingga
properti dari suatu objek gambar seperti terlihat dalam diagram diatas dapat meliputi juga
data base dari material yang digunakan untuk kemudian dianalisa, aspek kinematika,
pemodelan produk sebelum diproses produksi dan terutama kemampuan pencetakan/drafting
secara otomatis secara berulang dan identik.
Saat ini pada persaingan secara global, teknik-teknik manufaktur baru tengah
dikembangkan. Salah satu teknik yang dikembangkan seiring FMS adalah KBE (Knowledge
Basis Engineering). Dengan KBE atau pengetahuan dasar secara teknik dari suatu proses
yang diolah mengijinkan untuk meningkatkan nilai dari aspek engineering (kekuatan,
kemudahan, kemampuprosesan dll) juga dari aspek desain atau estetika. Pengetahuan atas
kemampuan teknis ini dapat digunakan secara otomatis menggunakan kemampuan desain
berbasis CAD. Hubungan timbal balik antara proses CAD dengan dengan proses FMS
berbasis KBE terlihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Hubungan timbal-balik CAD dan KBE


Salah satu kasus persoalan adalah proses produksi dari sebuah wadah plastik, dengan
kemampuan berbasis KBE penggunaan material dasar, desain estetika berkaitan dengan
fungsi dan ketahanan benda dapat dioptimalkan. Sedangkan lamanya waktu produksi,
kemudahan pemodelan dan banyak aspek lainnya dapat ditekan seefektif mungkin.

Gambar 3. Hasil dari Truck bolster buatan PT Barata Indonesia diuji menggunakan Software Analysis
dari Catia V17 dengan menambahkan beban aksial diatas Truck Bolster sebesar 9000 N

Gambar 4. Contoh proses stacking berbasis Catia Analysis sehingga menghasilkan produk
yang efisien dan optimal
CAM
Sama seperti CAD, Computer Aided Manufacturing (CAM) secara harfiah dalam
bahasa Indonesia adalah proses manufaktur yang dibantu oleh komputer. Dalam ilmu teknik,
secara umum CAM memenuhi 3 buah aspek antaralain :
1. Penggunaan suatu tools pada software berbasis komputer yang membantu para
insinyur dan mekanik dalam membuat atau mem-prototype-kan suatu
komponen produk.
2. Suatu tool programing yang membantu untuk membuat pemodelan 3D
menggunakan CAD.
3. Sebuah tool programing NC dimana pemodelan 3D dari sebuah komponen
dibuat melalui software-software CAD dapat digunakan untuk membuat codecode CNC untuk menjalankan mesin perkakas NC.
Dengan ke-3 aspek tersebut dan seperti terlihat pada Gambar 1, CAM ini
berhubungan erat dengan Numerical Control (NC). NC adalah suatu interface yang diatur
oleh sebuah bahasa program (machining languages).Biasanyainterface ini diterapkan pada
mesin-mesin produksi, seperti mesin milling (frais), bubut (lathe/turning), gerinda, bor,
EDM, wirecut, dan lain-lain. Dengan adanya interface NC, kita bisa membuat kalimatkalimat (dalam bahasa program) yang berisi kumpulan perintah yang akan dipatuhi oleh
mesin tersebut. Sebelum ada program CAM, kita membuat kalimat-kalimat program tersebut

dengan mengetikannya secara manual.Namun dengan adanya program CAM, kendala


tersebut bisa teratasi, karena pembuatan program NC menjadi sangat sederhana dan akurat.
Perbandingan antara NC manual dengan CAM bisa dianalogikan dengan penulisan program
tahun 90-an dengan menggunakan bahasa Pascal atau D-base atau bahasa C dengan penulisan
program dengan menggunakan Microsoft Visual Basic sekarang.

Gambar 8. Aplikasi CAM


CAM juga berkaitan dengan CAPP melalui pemenuhan machining database. Dengan
adanya CAM ini yang merupakan penyambung dari CAD ke aktivitas permesinan kemudian
menghasilkan produk, dengan efisiensi proses produksi yang lebih baik (khususnya dari
efisiensi waktu/pemangkasan proses pembuatan machining languages)

Gambar 9. Contoh proses desain dan manufaktur menggunakan CAM


CAE

Gambar 6. Proses analisis macam beban CAE berbasis Catia Anylisis


CAE(Computer Aided Engineering) atau dalam bahasa indonesia diartikan aktivitas
engineering yang dibantu oleh komputer. Biasanya aktivitas ini berkaitan dengan hal yang
berhubungan dengan analisa bahan. Termasuk itu kekuatan, sifat fisika dan kimia suatu benda
atau struktur. Jika program CAD adalah untuk menghasilkan gambar, dan progam CAM
menghasilkan program NC, maka program CAE akan menghasilkan hasil analisa terhadap
suatu rancangan. Dewasa ini hampir seluruh kategori analisa bahan/struktur bisa dan selalu
dilakukan oleh komputer.

Gambar 10. Hubungan aktivitas engineer dan komputer pada aktivitas CAE
Kemampuan komputer pada aktivitas CAE, meliputi :
1. Analisa

: Kemampuan analisa numerik yang powerful, banyak,


simultan dan akurat

2. Penanganan Data

: Penyimpanan, penyusunan dan kesinambungan akses


untuk jumlah data yang sangat besar.

3. Penanganan Eror

: Pendekatan secara logis dan sistemik untuk mendeteksi


eror

4. Komunikasi

: Jumlah yang besar dan akurat dalam pengolahan dan


pemindahan data

Apabila merujuk pada Gambar 1, segala aktivitas pada sistem manufaktur modern
dapat dilakukan pendekatan berbasis engineering menggunakan CAE. Dimana teknik ini
sangat membantu kebutuhan dalam meningkatkan produktifitas dari keutamaan dan
ketahanan pada produk yang dihasilkan dan proses manufakturnya.

Gambar 11. CAE pada aktivitas manufaktur modern


Dimana pada saat ini produktivitas, keunggulan dan ketahanan merupakan faktor
terpenting pada suatu proses manufaktur. Dan aspek engineering adalah komponen utamanya.
Sistem analisis berbasis CAE dapat dikatakan faktor utama yang meliputi sistem manufaktur
saat ini. Segala aspek engineering pada proses manufaktur dapat dibuat menjadi lebih
produktif menggunakan CAE.
Elemen-elemen dari CAE

CAPP
CAPP (Computer Aided Process Planning) atau aktivitas perencanan proses yang
dibantu oleh komputer. Proses ini akan menentukan operasi pemesinan, pengurutan operasi
pemesinan, pemilihan cutting tool, pemilihan mesin, penentuan setup, perhitungan parameter
pemotongan, perencanaan gerak pahat dan pembuatan program NC (Numerical Control)
hingga pada aplikasi pada sebuah plant yang kompleks atau paling advance beberapa sumber
menyebutkan perangkat lunak pada komputer dapat membantu hingga aktivitas perencanaan
leadtime supply material ataupun inventory control bahkan work order dari suatu proyek
manufaktur skala besar. Melalui CAPP ini juga akan diperkirakan lamanya waktu pengerjaan
part yang diproses, yang nantinya akan dijadikan masukan bagi perkiraan waktu produksi
untuk menentukan perkiraan saat selesainya pesanan. Secara umum flow process dari sebuah
manufaktur dapat dikontrol main planningnya menggunakan CAPP.
Empat ruang lingkup utama yang dapat ditangani oleh CAPP meliputi :
1. Penanganan Material (Materials Requirement Planning, MRP)
2. Tool
3. Work in Production (WIP)
4. Production Planning (Master Production Planning)

Gambar 12. Gambaran tahapan pada CAPP


Namun pada proses kerjannya Computer-aided Process Planning, sistemnya sangat
bergantung pada database yang telah dibuat dan diolah melalui seluruh ruang lingkup dari
CAE. Dimana CAPP juga menjadi sebuah bagian dominan pada suatu proses manufaktur
modern.

Gambar 13. Skema kerja sebuah CAPP


FMS
FMS (Flexible Manufacturing System) adalah sistem manufaktur yang dapat bereaksi
secara fleksibel terhadap perubahan-perubahan. Dua macam perubahan sistem itu dapat
berupa perubahan tipe produk yang akan dihasilkan (machine flexibility), maupun perubahan
urutan proses dalam pembuatan produk tersebut (routing flexibility). Keuntungan dari
penggunaan FMS dalam suatu sistem produksi masal (mass production) adalah kemampuan
fleksibilitasnya yang tinggi baik dalam mengalokasikan waktu dan usaha, sehingga dapat
menaikkan produktifitas dan mutu produk serta menurunkan biaya produksi.

Gambar 14. Jenis-jenis fleksibilitas


Suatu sistem FMS pada aplikasinya merupakan sebuah sistem produksi yang terdiri
dari satu set yang identik atau berbeda dari (biasanya mesin-mesin) NC (pada proses
produksi) dimana keseluruhannya terhubung kepada sebuah sistem transportasi otomatis.
Tiap-tiap proses pada sebuah FMS dikontrol oleh sebuah komputer (FMS cell computer).
Suatu sistem FMS pada umumnya dapat digunakan pada suatu sistem produksi maupun
penanganan material (material handling).
Kebanyakan sistem FMS terdiri dari 3 bagian, yaitu sebuah sistem mesin CNC yang
ter-automasi, satu grup mesin produksi (material handling system) dan robot, serta satu
set komputer sentral (termasuk di dalamnya alat-alat elektronik instrumentasi industri/pabrik,
alat pengukurandan sensor).

Melalui jaringan

komputer pabrik yang

mempunyai

ciri

tersendiri daripada kebanyakan jaringan komputer perkantoran, semua peralatan dalam FMS
ini dapat dikendalikan dan dapat saling berkomunikasi satu sama lain.

Gambar 15. Contoh FMS pada aplikasi produksi

Anda mungkin juga menyukai