Anda di halaman 1dari 8

POLA ARUS

a. Pola Arus Kawasan


Analisis arus yang diuraikan berikut ini mengunakan model
matematis dengan simulasi model numeris arus pasang surut
modul ADCIRC pada perangkat lunak (software) SMS 8.1.
Persamaan dasar hidrodinamika dalam menentukan arus pasut
terdiri persamaan kontinuitas dan persamaan momentum.
Persamaan mometum 2 dimensi pada setiap komponen adalah
dapat ditulis sebagai :

( u ) ( u 2 ) ( vu) ( uw)

u 2 u
2 u

vf h( 2
)

z
(
)
t
x
y
z
x
x
dy 2
x 2
..
(6.1)
( u ) ( uv) ( v 2 ) ( uw)

2 u 2 u
2 u

vf
h( 2
)

z
(
)
t
x
y
z
y
x
dy 2
y 2

..
(6.2)
( w) ( uw) ( vw) ( w 2 )

2 v 2 v
2 u

uf
h( 2
)

z
(
)
t
x
y
z
Z
x
dy 2
z 2

....
(6.3)
dengan :
x, y, z = koordinat kartesian,
t
u, v, w
P

= waktu,
=

adalah kecepatan pada koordinat x,y dan z,

= tekanan,
= densitas,

dan

= viskositas Eddy pada arah horizontal dan vertikal,

dan
f

= parameter coriolis.

Persamaan kontinuitas menyatakan konsep kekekalan massa


fluida. Bila kita meninjau suatu sistem, pertambahan massa di
dalam sistem akan diimbangi oleh pengurangan massa yang
sama jumlahnya dalam sistem tersebut (Le Mehaute, 1976).
Tinjau suatu kontrol volume seperti dalam gambar berikut :
dz

udydzdt

pudydzdt
dx

( u )
dxdydzdt
x

dy

Hingga di peroleh persamaan seperti si bawah:

u v w
1 D

x y z
Dt

......................................................................

(6.4)
5. Persamaan ini mengasumsikan shear stress horizontal dianggap
kecil

sehingga

diabaikan, suku konvektif

pada

persamaan

momentum diabaikan, karena dalam arus pasut nilainya sangat


kecil.

Dalam

persamaan

momentum,

pergerakan

fluida

ditimbulkan oleh suku gradient tekanan dan suku gesekan dasar.


Dalam persamaan kontinuitas fluida dianggap ideal dengan
densitas uniform dan inkompresibel.

Model 2D dapat berupa model 2 DV (dua dimensi vertikal) atau 2


DH (dua dimensi horizontal). Pemodelan arus dalam SMS 8.1, 2
DH lebih sering dipakai. Ini sesuai dengan permasalahan
konfigurasi fisik dimana kedalaman aliran jauh lebih kecil
daripada dimensi horisontal. Persamaan-persamaan matematik
yang mendasari model 2 DH disusun berdasarkan integrasi
persamaan-persamaan

kontinuitas

dan

momentum

searah

kedalaman. Semua nilai variabel hidrodinamika diintegralkan


searah kedalaman aliran, nilai hasil integrasi mewakili nilai ratarata sepanjang kedalaman. Persamaan ini dinyatakan sebagai
berikut :
z

1 s
U u dz
h z0

......................................................................

(6.5)

Gambar 6.1.

Integrasi Kecepatan Aliran untuk

Menghitung Kecepatan Rata-rata Kedalaman

Dalam

integrasi

momentum

persamaan-persamaan

untuk

mencari

kontinuitas

persamaan

DH,

dan

dipakai

penyederhanaan :
1. Nilai rata-rata kedalaman dianggap cukup representatif untuk
mewakili nilai-nilai besaran yang berubah-ubah sepanjang
sepanjang kedalaman aliran.
2. Kecepatan dan percepatan arah vertikal dianggap sangat kecil,
sehingga diabaikan.
3. Berlaku distribusi tekanan hidrostatik di seluruh kedalaman,
dan kemiringan dasar ke kedua arah horizontal kecil.
Boss

SMS

(1985)

dalam

Kurniawan

(2004)

menyatakan,

komponen suatu model matematik dalam SMS 8.1. pada


prinsipnya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian utama,
yaitu:
1. Persamaan

matematik

yang

merupakan

representasi

matematik fenomena fisik aliran air. Dalam pemodelan arus


persamaan yang digunakan adalah persamaan Reynolds untuk
aliran turbulen, dan
2. Metode penyelesaian persamaan matematik tersebut.
Komponen

pertama

matematik

model

(persamaan

matematik,

Navier-Stokes

yaitu

persamaan

atau

persamaan

Reynolds), merupakan titik awal suatu model matematik.


Persamaan tersebut berupa diferensial parsial. Hal lain yang
diperlukan untuk melengkapi persamaan yang dipilih yaitu
syarat batas (boundary conditions) dan nilai awal (initial
conditions).
Komponen kedua model matematik adalah metode penyelesaian
persamaan

matematik

yang

telah

dipilih

enam

langkah

penyelesaian persamaan matematik dalam SMS 8.1, terdiri dari:


1.

Diskretisasi persamaan matematik


Merupakan metode pendekatan persamaan diferensial dengan
mengubahnya

menjadi

persamaan

aljabar

untuk

setiap

variabel yang dicari, berlaku di satu diskret tempat dan waktu


dari domain model. Persamaan tersebut didiskretisasi dengan
metode finite element. Persamaan pada perairan terbuka oleh
ADCIRC dipecahkan dengan mengikuti rumus-rumus berikut ini
(Boss SMS, 1985).
2.

Sistem Koordinat
Persamaan kontinuitas dan momentum ditulis dalam sistem
koordinat geografik (longitude latitude). Pemilihan sistem ini
dipengaruhi oleh konfigurasi aliran yang akan dimodelkan.

3.

Grid
Lokasi dimana variabel aliran harus dihitung ditentukan
dengan grid numerik. Pada pemodelan arus dengan SMS 8.1.
digunakan jenis grid tak-terstruktur (unstructured grid).
4. Skema penyelesaian persamaan diskret
Dalam

metode

finite

element,

diperlukan

skema

atau

pendekatan suku derivatif di titik hitungan. Pemilihan skema


pendekatan berpengaruh terhadap akurasi hasil model, tingkat
kesulitan pemrograman dan kecepatan hitungan.
5. Metode penyelesaian persamaan aljabar (pemilihan solver)
Karena diskretisasi persamaan kontinuitas dan momentum
menghasilkan ratusan ribu persamaan yang harus diselesaikan
dan bersifat non-linear, maka dalam pemodelan arus dengan
SMS 8.1., cara iterasi dipakai untuk menyelesaikan sistem
persamaan tersebut.
6. Kriteria konvergensi.
Kriteria ini dipakai untuk menyatakan kapan iterasi telah
sampai pada penyelesaian sistem persamaan. Dua tingkat
iterasi yaitu iterasi untuk menyelesaiakan persamaan linear
dan iterasi untuk menyelesaikan persamaan non-linear.
Syarat batas atau nilai awal (initial conditions) menentukan hasil
yang bersifat unique dari penyelesaian persamaan-persamaan

kontinuitas dan momentum. Syarat batas yang dipakai adalah


syarat batas fisik, yaitu kondisi sesuai dengan atau ditentukan
oleh alam. Dalam model matematik, syarat batas tersebut harus
dituangkan dalam formulasi numerik. Jika aliran di alam,
ditentukan oleh syarat batas fisik, maka aliran hasil hitungan
dengan model ditentukan oleh formulasi numerik yang dirancang
untuk meniru syarat batas fisik tersebut. Dalam pemodelan arus
menggunakan SMS 8.1. syarat batas untuk wilayah perairan
dipakai adalah pasut, yang diimport dari file legi (tersedia secara
default dalam SMS 8.1).
Hal yang menjadi perhatian dalam pembuatan model matematis
Kabupaten Kepulauan Meranti adalah pendesainan model dan
memberi harga parameter model. Data-data yang benar sangat
diperlukan sebagai input dari model yang dibuat. Dengan adanya
data-data yang benar tersebut akan menjadikan model yang
akan diteliti menjadi sesuai dengan kondisi aslinya. Masukan
data-data yang akan digunakan sebagai ketentuanketentuan
dalam perhitungan ini dalam software SMS disebut kondisi batas
atau boundary condition, dan diisikan pada sub menu time
control ADCIRC.
Penjelasan tentang kondisi batas untuk desain model pada
ADCIRC adalah sebagai berikut :
o Menentukan syarat batas dan proses digitasi.
o Pembuatan Grid (Mesh/Jaring-jaring elemen hingga)
Setting

model

dimaksudkan
hidrodinamika
komputasional.

Kabupaten
untuk
yang

Kepulauan

memasukkan
menunjang

Parameter

untuk

Meranti

dalam

beberapa
dalam

setting

model

SMS

parameter
perhitungan
ini

perlu

disesuaikan secara coba-coba (trial and error) sedemikian rupa


sehingga hasil simulasinya mendekati dengan data lapangan.
Parameter-parameter tersebut diinput dari sub-menu ADCIRC,

yaitu ADCIRC model control. Parameter yang digunakan dalam


model arus perairan Kepulauan Meranti adalah sebagai berikut :
1.

Bottom friction, tipe yang dinput adalah paving, dengan nilai


bervariasi antara 0.0003 hingga 0.04.

2.

Tidal force. Komponen pasut yang diinput berasal dari file


legi, merupakan file yang berisi 9 komponen pasut yang
merupakan suatu fasilitas yang telah tersedia secara default
dari perangkat lunak SMS. 9 komponen pasut utama tersebut
adalah K1, K2, L2, M2, N2,01, P1, Q1, dan S2.

3.
4.

Harmonic Analysis, nilainya diisikan 0.


Time control. Dalam menu time control, kostituen kita isikan
masing-masing untuk global elevation dan global velocity,
sebagai berikut :

Start day: 0 day

Time step :

Run time: 15 days.

Output every :

End day : 15 days.

4 sec.

60 minutes (SMS 8.1)

5.

Wind Stress:

None.

6.

Generalized:

Wave continuity

Lateral viscosivity :

0 - 10

Lateral Diffusivity :

0-10

: 0.1 - 0.001

Gambar 6.2. Struktur kerja pada modul ADCIRC

Berdasarkan hasil analisis model karakteristik arus di Kabupaten


Kepulauan Meranti dapat dilihat pada gambar di bawah, dimana
kondiri arus hasil model maupun kondisi lapangan tidaklah
berbeda jauh. Kecepatan arus maksimal di Kabupaten Kepulauan
Meranti berkisar antara 1,8 3,6 m/dt. Dimana pada saat kondisi
pasang tertinggi arus mengalir dari arah Tenggara menuju Barat
Laut melewati Pulau-pulaua kecil di sebelah timur Kabupaten
Kepulauan Meranti, dan pada kondisi sebaliknya arus dalam
kondisi surut terendah yang menyisir sepanjang pulau-pulau
besar maupun kecil di sepanjang Kabupaten Kepulauan Meranti.

Anda mungkin juga menyukai