Anda di halaman 1dari 130

BAB I.

PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG

Dengan diberlakukannya Undang-undang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah,


menuntut Daerah untuk mampu melakukan perencanaan dan penganggaran sesuai dengan
potensi sumber daya yang dimiliki. Amanah undang-undang tersebut mewajibkan untuk semua
pimpinan PD Daerah menyiapkan Rancangan Renstra sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
dengan berpedoman kepada Rancangan Awal RPJMN/RPJMD dan menetapkan Renstra setelah
disesuaikan dengan RPJMN/RPJMD. Oleh karena itu, setiap PD Daerah berkewajiban untuk
menyusun Rencana Strategis yang merupakan penjabaran dari visi dan misi dalam rangka
pencapaian sasaran pembangunan nasional/daerah secara menyeluruh.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


1-1
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Sesuai dengan UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah diantaranya bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan fungsi pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan
daerah. Di sisi lain, dinas daerah atau PD diantaranya bertugas menyelenggarakan fungsi
perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya. Sesuai dengan peraturan peraturan
perundang-undangan tersebut, Rancangan Renstra digunakan sebagai bahan penyusunan
Rancangan RPJMD yang dalam prosesnya didahului dengan penelaahan oleh Badan
Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda).

Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2005-2025 menjadi panduan
dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMD) dan telah
disahkan dengan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2009. Penyusunan RPJMD mengacu kepada
RPJPD 2005-2025, visi, misi dan program prioritas Gubernur terpilih.

RPJMD merupakan prioritas dari Gubernur terpilih yang akan dilaksanakan oleh PD Daerah
melalui program dan kegiatan yang dituangkan dalam Rencana Strategis dari PD Daerah (Renstra-
PD). Rancangan RPJMD disusun oleh Bappeda, sedangkan rancangan Renstra-PD disusun oleh
pimpinan masing-masing PD Daerah. Rancangan Renstra-KPD ditelaah oleh Bappeda agar
konsisten dengan sasaran program prioritas Gubernur. Oleh karena itu diperlukan suatu
Rancangan Renstra PD yang memuat ruang lingkup arah kebijakan, sasaran, dan program dalam
rancangan Renstra-PD sebagai bahan pendahuluan untuk menyusun RPJMD.

Renstra Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau
disusun sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang 2017
tentangTata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
DaerahDan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, SertaTata Cara Perubahan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah merupakan dokumen perencanaan Dinas
Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan untuk periode 5 (lima) tahun dari tahun 2016
sampai dengan 2021. Renstra ini memuat telaah, tujuan, strategi, kebijakan,program, dan kegiatan
pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas yangdisusun dengan berpedoman pada
RPJM Daerah dan bersifat indikatif. Adapun tahapan penyusunan rancangan Renstra PD dapat

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


1-2
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
digambarkan dalam bagan alir sebagaimana Gambar 1.1, sedangkan tahapan sampai dengan
penetapan Renstra PD terlihat pada Gambar 1.2 dibawah ini.

Gambar 1.1. Bagan alir Penyusunan Rancangan Renstra PD Provinsi

Gambar 1.2. Bagan Alir Penyusunan Renstra PD Provinsi

Penyusunan Renstra Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 ini, disamping berdasarkan pada tugas dan fungsi PD, juga
berlandaskan pada pemetaankondisi lingkungan serta isu-isu strategis yang terus berkembang

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


1-3
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
serta mengacupada arah kebijakan yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Provinsi Kepulauan Riau (RPJMD) 2016-2021, RencanaPembangunan Jangka
Menengah(RPJM)Nasional (RPJMN) melalui RPJMKementerian terkait.Berdasarkan hal-hal diatas,
mandat dan tanggung jawab Gubernur dijabarkandalam RPJMD, sedangkan mandat dan
tanggungjawab Kepala PD dijabarkandalam Renstra PD. Muatan dari rencana pembangunan
disesuaikan denganmandat dan tanggung jawab masing-masing. Gambar 1.3. dan Gambar
1.4.menunjukkan hubungan antara RPJMD dan Renstra PD.

Gambar 1.3. Hubungan antara RPJMD dengan Renstra PD

Gambar 1.4. Hubungan Muatan RPJMD dan Renstra PD

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


1-4
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Dengan mengingat bahwa program pembangunan harus sinergis, dan terkoordinasi, RPJMD tidak
bisa bisa lepas dari RPJM Nasional. Keterkaitan antaraRPJM Nasional, RPJMD dan Renstra Dinas
bisa dilihat pada Gambar Gambar 1.5

Gambar 1.5. Hubungan antara RPJM Nasional, RPJMD Provinsi dan Renstra PD

Dalam hal ini, Pemerintah Kabupaten/Kota menyusun RPJM Daerah sejalandengan arah
pembangunan yang telah ditetapkan melalui RPJM Nasional, danRPJM Provinsi.

1.2. LANDASAN HUKUM

Penyusunan rancangan Renstra Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 dilandasi berbagai peraturan perundanganyang
berlaku antara lain :

1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;


2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355;
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


1-5
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
5. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang;
7. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Kepentingan
Umum;
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah
kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;
13. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 Tentang RPJMN ( Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional);
14. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025;
15. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
Kepentingan Umum;
16. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2005-2025
17. Draft Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi
Kepulauan Riau tahun 2016-2021;
18. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 7 tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah
19. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 603/PRT/M/2005 tentang Pedoman Umum Sistem
Pengendalian Manajemen Penyelenggaraan Pembangunan Prasarana dan Sarana Bidang
Pekerjaan Umum;
20. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.11.A/PRT/M/2006 tentangKriteria dan Penetapan
Wilayah Sungai;

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


1-6
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik IndonesiaNomor 86 Tahun 2017TentangTata Cara
Perencanaan, Pengendalian Dan EvaluasiPembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi
Rancangan PeraturanDaerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang DaerahDan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, SertaTata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka PanjangDaerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,
DanRencana Kerja Pemerintah Daerah;
22. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2011, tentang Pedoman Pelaksanaan
Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang merupakan Kewenangan Pemerintah dan
Dilaksanakan Sendiri;
23. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 14 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi;
24. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 02 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang;
25. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 14/PRT/M/2015 tentang
Kriteria dan Penetapan Status Daerah Irigasi;

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN


1.3.1. Maksud

Maksud penyusunan Renstra Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2016 -2021 adalahsebagai arah dan pedoman perencanaan dalam
penyelenggaraan pembangunaninfrastruktur urusan bidang Pekerjaan Umum, dan urusan Bidang
Penataan Ruang dan Pertanahan di Daerah Provinsi Kepulauan Riau sehingga pelaksanaan
pembangunan urusan terkait bisa dilaksanakansecara terpadu, sinergis, harmonis dan
berkesinambungan.

1.3.2. Tujuan

Renstra Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016-2021 disusun dengan tujuanuntuk :

a. Merumuskan tujuan sasaran strategi dan kebijakan Pembangunan bidang Pekerjaan Umum,
Penataan Ruang dan Pertanahan di Provinsi Kepulauan Riau yang mengacu pada RPJMD
Kepulauan Riau Tahun 2016-2021.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


1-7
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
b. Rencana strategis Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud diatas yaitu memuat tujuan,
sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalam rangka pelaksanaan Urusan
Pemerintahan Wajib dan/atau Urusan Pemerintahan Pilihan sesuai dengan tugas dan fungsi
setiap Perangkat Daerah; dan
c. Pencapaian sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalam rencana strategis
Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada poin b diatas, diselaraskan dengan
pencapaian sasaran, program, dan kegiatan pembangunan yang ditetapkan dalam rencana
strategis kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian untuk tercapainya sasaran
pembangunan nasional.

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN

Renstra Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 –2021disusun dengan sistematikasebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mengemukakan secara ringkas pengertian Renstra PD, fungsi Renstra PD dalam
penyelenggaraan pembangunan daerah, proses penyusunan Renstra PD, keterkaitan
Renstra PD dengan RPJMD, Renstra K/L dan Renstra provinsi/kabupaten/kota, dan
dengan Renja PD.
1.2 Landasan Hukum
Memuat penjelasan tentang undang-undang, peraturan pemerintah, Peraturan Daerah,
dan ketentuan peraturan lainnya yang mengatur tentang struktur organisasi, tugas dan
fungsi, kewenangan PD, serta pedoman yang dijadikan acuan dalam penyusunan
perencanaan dan penganggaran PD.
1.3 Maksud dan Tujuan
Memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penyusunan dokumenRenstra PD.
1.4 Sistematika Penulisan
Menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renstra PD, serta susunan garis besar isi
dokumen dan pengertian pada masing-masing isi dari dokumen Renstra PD.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


1-8
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
BAB II GAMBARAN PELAYANAN PD

Memuat informasi tentang peran (tugas dan fungsi) PD dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah, mengulas secara ringkas apa saja sumber daya yang dimiliki PD dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsinya, mengemukakan capaian-capaian penting yang telah
dihasilkan melalui pelaksanaan Renstra PD periode sebelumnya, mengemukakan capaian
program prioritas PD yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya, dan
mengulas hambatan-hambatan utama yang masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi melalui
Renstra PD ini.

2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi PD


Memuat penjelasan umum tentang dasar hukum pembentukan PD, struktur organisasi
PD, serta uraian tugas dan fungsi sampai dengan satu eselon dibawah kepala PD. Uraian
tentang struktur organisasi PD ditujukan untuk menunjukkan organisasi, jumlah personil,
dan tata laksana PD (proses, prosedur, mekanisme).
2.2. Sumber Daya PD
Memuat penjelasan ringkas tentang macam sumber daya yang dimiliki PDdalam
menjalankan tugas dan fungsinya, mencakup sumber daya manusia, asset/modal, dan
unit usaha yang masih operasional.

2.3. Kinerja Pelayanan PD


Menunjukkan tingkat capaian kinerja PD berdasarkan sasaran/target Renstra PD periode
sebelumnya, menurut SPM untuk urusan wajib, dan/atau indikator kinerja pelayanan PD
dan/atau indikator lainnya seperti MDGs atau indikator yang telah diratifikasi oleh
pemerintah.
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan PD
Bagian ini mengemukakan hasil analisis terhadap Renstra K/L dan Renstra PD
kabupaten/kota (untuk provinsi) dan Renstra PD provinsi (untuk kabupaten/kota), hasil
telaahan terhadap RTRW, dan hasil analisis terhadap KLHS yang berimplikasi sebagai
tantangan dan peluang bagi pengembangan pelayanan PD pada lima tahun mendatang.
Bagian ini mengemukakan macam pelayanan, perkiraan besaran kebutuhan pelayanan,
dan arahan lokasi pengembangan pelayanan yang dibutuhkan.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


1-9
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
BAB III PERMASALAHAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan PD


Pada bagian ini dikemukakan permasalahan-permasalahan pelayanan PDbeserta faktor-
faktor yang mempengaruhinya.
3.2. Telaahan Visi, Misidan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala DaerahTerpilih.
Bagian ini mengemukakan apa saja tugas dan fungsi PD yang terkait dengan visi, misi,
serta program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih. Selanjutnya berdasarkan
identifikasi permasalahan pelayanan PD, dipaparkan apa saja faktor-faktor penghambat
dan pendorong pelayanan PD yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala
daerah dan wakil kepala daerah tersebut). Faktor-faktor inilah yang kemudian menjadi
salah satu bahan perumusan isu strategis pelayanan PD.
3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi/Kabupaten/Kota
Bagian ini mengemukakan apa saja faktor-faktor penghambat ataupun faktor-faktor
pendorong dari pelayanan PD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan PD ditinjau
dari sasaran jangka menengah Renstra K/L ataupun Renstra PD provinsi/kabupaten/kota.
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan K ajian Lingkungan Hidup Strategis
Pada bagian ini dikemukakan apa saja faktor-faktor penghambat dan pendorong dari
pelayanan PD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan PD ditinjau dari implikasi
RTRW dan KLHS.
3.5. Penentuan Isu-isu Strategis
Pada bagian ini direview kembali faktor-faktor dari pelayanan PD yang mempengaruhi
permasalahan pelayanan PD ditinjau dari:
a. gambaran pelayanan PD;
b. sasaran jangka menengah pada Renstra K/L;
c. sasaran jangka menengah dari Renstra PD provinsi/kabupaten/kota;
d. implikasi RTRW bagi pelayanan PD; dan
e. implikasi KLHS bagi pelayanan PD
Selanjutnya dikemukakan metoda penentuan isu-isu strategis dan hasil penentuan isu-isu
strategis tersebut. Dengan demikian, pada bagian ini diperoleh informasi tentang apa saja
isu strategis yang akan ditangani.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


1 - 10
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah
Perangkat Daerah.

BAB V STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan strategi dan arah kebijakanPerangkat
Daerah dalam lima tahun mendatang.

BAB VI. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN

Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok
sasaran, dan pendanaan indikatif.

BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN

Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja Perangkat Daerah yang secara langsung
menunjukkan kinerja yang akan dicapai Perangkat Daerah dalam lima tahun mendatang
sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

BAB VII. PENUTUP

Pada bagian ini dikemukakan kesimpulan terkait indikator kinerja PD yang secara
langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai PD dalam lima tahun mendatang
sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.Naskah
rancangan Renstra PD ini selanjutnya disampaikan kepala PDkepada Bappedauntuk di
verifikasi.

Susunan penulisan Renstra Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riautahun 2016 -2021 dimulai dengan latar belakang, landasan
hukum serta maksud dan tujuan penyusunan Renstra Dinas, gambaran terkait pelayanan
Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau,
pemaparan tentang isu strategis, kondisidan tantangan penyelenggaraan bidang
pekerjaan umum, Penataan Ruang dan Pertanahan; visi, misi, tujuan dansasaran Dinas
Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau; strategi
dan kebijakan penyelenggaraaninfrastruktur; serta program dan kegiatan prioritas disertai
dengan pagu indikatif.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


1 - 11
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
BAB II. GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT
DAERAH (PD)

2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi PD

Berdasarkan Peraturan Gubernur Kepulauan Riau Nomor 60 Tahun 2016 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan PertanahanProvinsi
Kepulauan Riau.

2.1.1. Tugas dan Fungsi

Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan mempunyai tugas melaksanakan sebagian
kewenangan desentralisasi, tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan di bidang pekerjaan umum,
penataan ruang dan pertanahan sesuai dengan lingkup tugasnya.

Dalam melaksanakan tugas tersebut Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. pengelolaan kegiatan kesekretariatan meliputi perencanaan dan evaluasi program, umum dan
keuangan;

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2-1
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
b. penyusunan program di bidang pekerjaan umum, penataan ruang dan pertanahan;
c. perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi serta pembinaan teknis di bidang bina marga;
d. perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi serta pembinaan teknis di bidang sumber daya
air;
e. perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi serta pembinaan teknis di bidang jasa kontruksi;
f. perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi serta pembinaan teknis di bidang penataan
ruang dan pertanahan;
g. penyelenggaraan pengawasan dan pengendalian di bidang pekerjaan umum, penataan ruang
dan pertanahan;
h. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas dalam lingkup tugasnya; dan
i. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Gubernur.

Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan terdiri atas:


a. Sekretariat;
b. Bidang Bina Marga;
c. Bidang Sumber Daya Air;
d. Bidang Jasa Kontruksi;
e. Bidang Penataan Ruang dan Pertanahan;
f. Unit Pelaksana Teknis Dinas; dan
g. Kelompok Jabatan Fungsional.

Bidang Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan koordinasi, pembinaan pelaksanaan tugas dan
dukungan administrasi dinas.

Dalam melaksanakan tugas tersebut bidang Sekretariat menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
a. pengelolaan urusan administrasi dan inventarisasi aset;
b. pengkoordinasian dan monitoring pengelolaan aset dan kearsipan;
c. membangun, mengembangkan, dan melaksanakan system pengelolaan aset dan kearsipan;
d. pengelolaan urusan administrasi kepegawaian, pengembangan SDM, organisasi dan tata laksana
Dinas;
e. pengelolaan urusan ketatausahaan, perlengkapan dan urusan rumah tangga Dinas;
f. pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan serta urusan umum lainnya, hukum dan
kehumasan;
g. pengkoordinasian pelaksanaan Sistem Informasi dan mengelolah pengaduan masyarakat;

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2-2
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
h. pengkoordinasian dan fasilitasi Laporan Hasil Pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa baik dari
internal maupun eksternal; dan
i. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala dinas.

Sekretariat terdiri atas:


a. Subbagian Perencanaan dan Keuangan; dan
b. Subbagian Umum dan Kepegawaian.

1) Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan

Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan koordinasi dan
menyusun rencana program dan kegiatan dinas, penyusunan program dan anggaran, pelaksanaan
evaluasi dan pelaporan, mengkoordinir penyusunan sistem informasi infrastruktur serta melakukan
penyiapan bahan pengendalian, perbendaharaan, pengelolaan administrasi dan pertanggungjawaban
keuangan.

Uraian tugas tersebut meliputi:


a. melaksanakan penyusunan rencana program dan kegiatan dinas pekerjaan umum berdasarkan
usulan Bidang sesuai dengan tahapan mekanisme perencanaan;
b. melaksanakan penyelarasan dan kompilasi program kegiatan dinas;
c. melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program kegiatan dinas;
d. menyusun bahan laporan pelaksanaan program kegiatan dinas;
e. menyusun rencana anggaran dinas;
f. menyelenggarakan tata usaha keuangan dinas;
g. melaksanakan pembukuan, verifikasi, dan pembinaan bendaharawan;
h. melaksanakan penyelesaian administrasi gaji pegawai;
i. melaksanakan monitoring dan evaluasi pengelolaan keuangan dinas;
j. menyusun laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan dinas;
k. melaksanakan koordinasi dengan bidang-bidang yang terkait sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya; dan
l. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh sekretaris.

2) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok mengumpul dan mengolah bahan
administrasi umum, administrasi kepegawaian, pengembangan sumber daya manusia, organisasi serta
menyiapkan bahan laporan tindak lanjut hasil pengawasan fungsional dan pengawasan melekat.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2-3
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Uraian tugas tersebut meliputi:
a. menyiapkan dan menyusun program kegiatan bidang umum dan kepegawaian;
b. melaksanakan pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan serta urusan umum lainnya, hukum
dan kehumasan;
c. melaksanakan pengadaan, penyaluran, penyimpanan serta pemeliharaan peralatan dan
perlengkapan;
d. melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian dan pengembangan pegawai;
e. melaksanakan pembinaan organisasi dan ketatalaksanaan dinas;
f. menyusun bahan laporan dan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang umum dan kepegawaian;
g. mengkoordinasikan dan memfasilitasi Laporan Hasil Pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa baik
dari internal maupun eksternal;
h. menyiapkan bahan laporan tindak lanjut hasil pengawasan fungsional dan pengawasan melekat;
i. melaksanakan koordinasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya; dan
j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh sekretaris.

Bidang Bina Marga

Bidang Bina Marga mempunyai tugas pokok penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan, fasilitasi, pembangunan serta pemeliharaan di bidang kebinamargaan; pemetaan jalan
provinsi serta pengelolaan jembatan.

Untuk melaksanakan tugas tersebut Bidang Bina Marga mempunyai fungsi:


a. pelaksanaan penyusunan program kegiatan bidang bina marga;
b. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan jalan provinsi; fasilitasi,
koordinasi serta pembinaan teknis pembangunan jalan dan jembatan;
c. penyiapan bahan perumusan penyusunan pedoman operasional penyelenggaraan jalan provinsi;
d. penyiapan bahan perumusan penetapan fungsi jalan dalam sistem jaringan jalan sekunder dan
jalan kolektor yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten, antar ibukota
kabupaten, jalan lokal, dan jalan lingkungan dalam sistem jaringan jalan primer;
e. penetapan status jalan provinsi;
f. pelaksanaan pembangunan jalan provinsi;
g. pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian teknis di bidang jalan provinsi;
h. penyediaan dukungan/bantuan untuk kerjasama antar kabupaten/kota dalam pengembangan
jaringan jalan lintas kabupaten/kota;
i. melakukan pengawasan, pengendalian, bimbingan dan pengembangan tugas bidang bina marga;
j. menyediakan dan melengkapi data base jalan dan jembatan untuk mendukung perencanaan dan
pengembangan program dan kegiatan; dan

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2-4
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala dinas.

Bidang Bina Marga terdiri dari:


a. Seksi Perencanaan Teknik dan Evaluasi Bina Marga;
b. Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan; dan
c. Seksi Preservasi Jalan dan Jembatan.

1) Seksi Perencanaan Teknik dan Evaluasi Bina Marga

Seksi Seksi Perencanaan Teknik dan Evaluasi Bina Marga mempunyai tugas pokok melaksanakan
koordinasi dan menyusun rencana program dan kegiatan Bidang Bina Marga, pelaksanaan evaluasi
dan pelaporan, pengumpulan dan pengelolaan data kegiatan di Bidang Bina Marga.

Uraian tugas tersebut meliputi:


a. melaksanakan penyiapan dan penyusunan perencanaan teknik kegiatan di Bidang Bina
Marga;
b. menyiapkan dan menyusun rencana kerja kegiatan Bidang Bina Marga;
c. melaksanakan penyiapan bahan pengelolaan data di Bidang Bina Marga;
d. melaksanakan pengumpulan data kegiatan di Bidang Bina Marga;
e. melaksanakan evaluasi pelaksanaan kegiatan di Bidang Bina Marga;
f. menyiapkan bahan pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan di Bidang Bina Marga; dan
g. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala bidang.

2) Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan

Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan mempunyai tugas pokok melaksanakan koordinasi, fasilitasi
dan pembinaan serta pelaksanaan pembangunan jalan dan jembatan.

Uraian tugas tersebut meliputi:


a. menyiapkan bahan dan melaksanakan koordinasi, fasilitasi dan pembinaan kegiatan
pembangunan dan peningkatan jalan dan jembatan;
b. menyiapkan bahan dan melaksanakan pengendalian pembangunan dan peningkatan jalan dan
jembatan;
c. melaksanakan kegiatan pembangunan dan peningkatan jalan dan jembatan;
d. melaksanakan fasilitasi dan koordinasi sesuai dengan lingkup tugasnya;
e. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan dan peningkatan jalan dan
jembatan; dan
f. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala bidang.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2-5
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
3) Seksi Preservasi Jalan dan Jembatan

Seksi Preservasi Jalan dan Jembatan mempunyai tugas pokok melaksanakan koordinasi, fasilitasi dan
pembinaan serta pemeliharaan jalan dan jembatan.

Uraian tugas tersebut meliputi:


a. menyiapkan bahan dan melaksanakan koordinasi, fasilitasi, dan pembinaan kegiatan preservasi
jalan dan jembatan;
b. menyiapkan bahan dan melaksanakan pengendalian preservasi jalan dan jembatan;
c. melaksanakan pembinaan teknik rekonstruksi dan teknik pemeliharaan jalan dan jembatan;
d. melaksanakan fasilitasi dan koordinasi sesuai dengan lingkup tugasnya;
e. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan preservasi jalan dan jembatan;
f. merencanakan penanganan pemeliharaan jalan baik berupa pemeliharaan rutin maupun berkala
pada sepanjang ruas jalan provinsi; dan
g. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala bidang.

Bidang Sumber Daya Air

Bidang Sumber Daya Air mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan dan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan, pembangunan, pengawasan dan pengendalian pengelolaan sumber daya air.

Dalam melaksanakan tugas tersebut Bidang Sumber Daya Air mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. menyiapkan dan menyusun program kegiatan bidang sumber daya air;
b. penyiapan bahan perumusan penetapan kebijakan pengelolaan sumber daya air provinsi;
c. penetapan rencana, pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas
kabupaten/kota;
d. penetapan dan pengelolaan kawasan lindung sumber daya air pada wilayah sungai lintas
kabupaten/kota;
e. penetapan dan pemberian izin atas penyediaan, peruntukan, penggunaan, dan pengusahaan
sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota; pelaksanaan pembangunan,
pengelolaan konservasi, pendayagunaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas
kabupaten/kota;
f. penetapan dan pemberian rekomendasi teknis atas penyediaan, pengambilan, peruntukan,
penggunaan dan pengusahaan air tanah pada cekungan air tanah lintas kabupaten/kota;
g. penyelenggaraan sistem informasi sumber daya air;
h. penertiban pelaksanaan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota;

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2-6
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
i. pelaksanaan operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi sistem irigasi primer dan sekunder pada
daerah yang luasnya 1.000 ha sampai dengan 3.000 ha atau pada daerah irigasi lintas
kabupaten/kota;
j. pemberian bantuan teknis dalam pengelolaan sumber daya air kepada kabupaten/kota;
k. fasilitasi penyelesaian sengketa pengelolaan sumber daya air antar kabupaten/kota;
l. pengawasan dan pengendalian pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas
kabupaten/kota;
m. pembangunan dan konservasi sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota;
n. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas di bidang sumber daya air; dan
o. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala dinas.

Bidang Sumber Daya Air terdiri atas:


a. Seksi Perencanaan Teknik dan Evaluasi Sumber Daya Air;
b. Seksi Pelaksanaan Pengelolaan Sumber Daya Air; dan
c. Seksi Operasi dan Pemeliharaan.

1) Seksi Perencanaan Teknik dan Evaluasi Sumber Daya Air

Seksi Perencanaan Teknik dan Evaluasi Sumber Daya Air mempunyai tugas pokok melaksanakan
koordinasi dan menyusun rencana kegiatan Bidang Sumber Daya Air, pelaksanaan evaluasi dan
pelaporan serta pengumpulan dan pengelolaan data kegiatan di Bidang Sumber Daya Air.

Uraian tugas tersebut meliputi:


a. melaksanakan penyiapan bahan penyusunan perencanaan teknik di Bidang Sumber Daya Air;
b. menyiapkan dan menyusun rencana kerja kegiatan Bidang Sumber Daya Air;
c. melaksanakan penyiapan bahan pengelolaan data di Bidang Sumber Daya Air;
d. melaksanakan pengumpulan data kegiatan di Bidang Sumber Daya Air;
e. melaksanakan evaluasi pelaksanaan kegiatan di Bidang Sumber Daya Air;
f. menyiapkan bahan pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan di Bidang Sumber Daya Air;
dan
g. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala bidang.

2) Seksi Pelaksanaan Pengelolaan Sumber Daya Air

Seksi Pelaksanaan Pengelolaan Sumber Daya Air mempunyai tugas pokok melaksanakan koordinasi,
fasilitasi dan pembinaan serta pelaksanaan pengelolaan sumber daya air.

Uraian tugas tersebut meliputi:

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2-7
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
a. melaksanakan kegiatan pengelolaan sumber daya air;
b. melaksanakan pengendalian pengelolaan sumber daya air;
c. melaksanakan fasilitasi dan koordinasi sesuai dengan lingkup tugasnya;
d. melaksanakan pengawasan, pengendalian dan bimbingan terhadap pelaksanaan pengelolaan
sumber daya air; dan
e. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala bidang.

3) Seksi Operasi dan Pemeliharaan

Seksi Operasi dan Pemeliharaan tugas pokok melaksanakan koordinasi, fasilitasi dan pembinaan serta
pelaksanaan pemeliharaan sarana dan prasarana sumber daya air.

Uraian tugas tersebut meliputi:


a. melaksanakan kegiatan pengendalian pemeliharaan dan rehabilitasi prasarana sumber daya air;
b. melaksanakan fasilitasi dan koordinasi sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan operasi dan pemeliharaan prasarana sumber
daya air; dan
d. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala bidang.

Bidang Jasa Konstruksi

Bidang Jasa Kontruksi mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan, perumusan kebijakan teknis,
fasilitasi, koordinasi, pemantauan dan pembinaan serta pelaksanaan dibidang Jasa Kontruksi.

Dalam melaksanakan tugas tersebut Bidang Jasa Kontruksi menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
a. penyusunan program dan kegiatan Bidang Jasa Kontruksi;
b. pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia;
c. pelaksanaan pemberdayaan dan pengembangan usaha jasa kontruksi;
d. penyelenggaraan pengembangan teknologi di bidang jasa kontruksi;
e. pelaksanaan pengawasan terhadap penyelenggaraan pekerjaan kontruksi;
f. penyelenggaraan pembinaan jasa kontruksi baik untuk kepentingan pemerintah dan dunia usaha;
g. pelaksanaan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas di bidang jasa kontruksi; dan
h. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala dinas.

Bidang Jasa Konstruksi terdiri dari:


a. Seksi Pengaturan dan Pengawasan Jasa Konstruksi;
b. Seksi Pemberdayaan Jasa Kontruksi; dan
c. Seksi Pengujian Konstruksi.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2-8
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
1) Seksi Pengaturan dan Pengawasan Jasa Konstruksi

Seksi Pengaturan dan Pengawasan Jasa Konstruksi mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan
penyusunan rencana kegiatan pengaturan dan pengawasan jasa konstruksi, pelaksanaan evaluasi
dan pelaporan serta pengumpulan dan pengelolaan data kegiatan pada seksi pengaturan dan
pengawasan jasa konstruksi.

Uraian tugas tersebut meliputi:


a. melaksanakan penyiapan bahan penyusunan perencanaan pada seksi pengaturan dan
pengawasan jasa konstruksi;
b. menyiapkan dan menyusun rencana kerja kegiatan pengaturan dan pengawasan jasa konstruksi;
c. melaksanakan arah kebijakan pembinaan jasa konstruksi;
d. mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan jasa konstruksi;
e. mewujudkan peningkatan peran masyarakat di bidang Jasa Konstruksi;
f. melaksanakan penataan sistem Jasa Konstruksi;
g. menjamin tata kelola penyelenggaraan jasa konstruksi yang baik;
h. melaksanakan pengawasan terhadap usaha jasa konstruksi;
i. melaksanakan pengawasan terhadap tenaga kerja konstruksi;
j. melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan pekerjaan konstruksi;
k. melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan akreditasi dan sertifikasi jasa konstruksi;
l. melaksanakan pengumpulan dan pengelolaan data kegiatan pada seksi pengaturan dan
pengawasan jasa konstruksi;
m. melaksanakan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada seksi pengaturan jasa konstruksi;
n. menyiapkan bahan pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan pada seksi pengaturan dan
pengawasan jasa konstruksi; dan
o. melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala bidang.

2) Seksi Pemberdayaan Jasa Kontruksi

Seksi Pemberdayaan Jasa Kontruksi mempunyai tugas pokok melaksanakan koordinasi dan
penyusunan rencana kegiatan pemberdayaan jasa kontruksi, pelaksanaan evaluasi dan pelaporan
serta pengumpulan dan pengelolaan data kegiatan dibidang pemberdayaan jasa kontruksi.

Uraian tugas tersebut meliputi:


a. melaksanakan penyiapan bahan penyusunan perencanaan dibidang pemberdayaan jasa kontruksi;
b. menyiapkan dan menyusun rencana kerja kegiatan pemberdayaan jasa kontruksi;

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2-9
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
c. melaksanakan perencanaan sumber daya manusia;
d. merencanakan dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bidang pekerjaan umum untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia;
e. memperluas dan meningkatkan akses terhadap sumber pendanaan;
f. mendorong usaha perasuransian untuk mengembangkan jenis pertanggungan atas resiko yang
timbul dan tanggungjawab hukum kepada pihak lain dalam pelaksanaan pekerjaan kontruksi;
g. mendorong penyedia jasa agar mampu bersaing dipasar nasional maupun internasional;
h. mengembangkan sistem informasi jasa kontruksi;
i. melaksanakan pengumpulan dan pengelolaan data kegiatan dibidang pengaturan jasa kontruksi;
j. melaksanakan evaluasi pelaksanaan kegiatan dibidang pengaturan jasa kontruksi;
k. menyiapkan bahan pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan dibidang pemberdayaan jasa
kontruksi; dan
l. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala bidang.

3) Seksi Pengujian Konstruksi

Seksi Pengujian Konstruksi mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan rencana
kegiatan pengujian konstruksi, pelaksanaan evaluasi dan pelaporan serta pengumpulan dan
pengelolaan data kegiatan pada seksi pengujian jasa konstruksi.

Uraian tugas tersebut meliputi:


a. melaksanakan penyiapan bahan penyusunan perencanaan pada seksi pengujian konstruksi;
b. menyiapkan dan menyusun rencana kerja kegiatan pengujian konstruksi;
c. bertanggungjawab secara langsung atas terselenggaranya kegiatan laboratorium untuk menjamin
mutu dan hasil penyelidikan, pemetaan dan pengujian yang memenuhi standar;
d. menjamin konsistensi pelaksanaan kegiatan pengujian konstruksi sesuai dengan persyaratan pada
metode pengujian yang telah ditetapkan;
e. memastikan bahwa pelaksanaan teknis dan ketersediaan sumber daya yang diperlukan telah
sesuai dengna persyaratan standar;
f. memeriksa kondisi peralatan laboratorium dan lapangan secara rutin satu bulan sekali dalam
rangka pemeliharaan peralatan uji laboratorium dan lapangan;
g. melaksanakan pelatihan personil laboratorium yang relevan;
h. melaksanakan kegiatan uji banding antar laboratorium/uji profesiensi;
i. melaksanakan pengumpulan dan pengelolaan data kegiatan pada seksi pengujian konstruksi;
j. melaksanakan evaluasi dan penyusunan laporan pada seksi pengujian konstruksi;
k. menyiapkan bahan pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan pada seksi pengujian
konstruksi; dan
l. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2 - 10
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Bidang Penataan Ruang dan Pertanahan

Bidang Penataan Ruang dan Pertanahan mempunyai tugas pokok penyelenggaraan penataan ruang,
koordinasi, fasilitasi, pengawasan, pengendalian, pemanfaatan penyelenggaraan penataan ruang
wilayah serta pertanahan di Provinsi Kepulauan Riau.

Untuk melaksanakan tugas tersebut Bidang Penataan Ruang dan Pertanahan menyelenggarakan
fungsi sebagai berikut:
a. pelaksanaan penyiapan dan penyusunan program kegiatan Bidang Penataan Ruang dan
Pertanahan;
b. pelaksanaan penyusunan peraturan daerah bidang penataan ruang kawasan strategis Provinsi;
c. pelaksanaan pengembangan sistem informasi dan data base tentang peraturan, pedoman,
informasi di bidang penataan ruang;
d. pelaksanaan sosialisasi peraturan, pedoman, dan norma standar prosedur dan kriteria (NSPK)
kepada masyarakat Provinsi Kepulauan Riau;
e. pelaksanaan pembinaan pelaksanaan penataang ruang di kabupaten/kota;
f. pelaksanaan pengembangan aparatur dan masyarakat di bidang penataan ruang;
g. pelaksanaan penelitian dan pengembangan ilmu di bidang penataan ruang;
h. pelaksanaan pemberian rekomendasi izin pemanfaatan ruang serta pemberian rekomendasi
sanksi atas pelanggaran pemanfaatan ruang di wilayah kawasan strategis provinsi;
i. penyelenggaraan koordinasi dalam rangka penyelenggaraan penataan ruang terhadap
pengendalian dan pengawasan pemanfaatan ruang;
j. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi dalam pengendalian dan penertiban penyelenggaraan
penataan ruang;
k. pelaksanaan fasilitasi penyelesaian perselisihan dalam pelaksanaan penataan ruang antar
Kabupaten/Kota;
l. pelaksanaan fasilitasi dan operasional Penyidik Pegawai Negeri Sipil bidang penataan ruang
Provinsi Kepulauan Riau;
m. pelaksanaan fasilitasi peran serta masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang;
n. pelaksanaan penyusunan perencanaan pemanfaatan dan penguasaan pertanahan;
o. pelaksanaan fasilitasi pemberian izin lokasi lintas Daerah Kabupaten/Kota dalam 1 (satu) daerah
Provinsi Kepulauan Riau;
p. pelaksanaan fasilitasi penetapanan lokasi pengadaan tanah untuk kepentingan umum;
q. pelaksanaan fasilitasi penyelesaian sengketa tanah garapan lintas daerah kabupaten/kota dalam 1
(satu) daerah Provinsi Kepulauan Riau;

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2 - 11
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
r. pelaksanaan fasilitasi Penyelesaian masalah ganti kerugian dan santunan tanah untuk
pembangunan oleh Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau;
s. pelaksanaan fasiliasi penetapan subyek dan obyek redistribusi tanah, serta ganti kerugian tanah
kelebihan maksimum dan tanah absentee lintas daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) daerah
Provinsi Kepulauan Riau;
t. pelaksanaan fasilitasi Penyelesaian masalah tanah kosong pada kawasan strategis pemerintahan
Provinsi Kepulauan Riau;
u. pelaksanaan Inventarisasi dan pemanfaatan tanah kosong pada kawasan strategis pemerintahan
Provinsi Kepulauan Riau;
v. pelaksanaan fasilitasi Penyelesaian masalah tanah kosong lintas daerah daerah kabupaten/kota
dalam 1 (satu) daerah Provinsi Kepulauan Riau;
w. pelaksanaan Inventarisasi dan pemanfaatan tanah kosong lintas daerah kabupaten/kota dalam 1
(satu) daerah Provinsi Kepulauan Riau;
x. pelaksanaan perencanaan penggunaan tanah yang hamparannya pada kawasan strategis
pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau;
y. pelaksanaan perencanaan penggunaan tanah yang hamparannya lintas daerah kabuapten/kota
dalam 1 (satu) daerah Provinsi Kepulauan Riau; dan
z. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala dinas.
Bidang Penataan Ruang dan Pertanahan terdiri dari:

a. Seksi Perencanaan Tata Ruang;


b. Seksi Pengendalian Pemanfaatan Ruang; dan
c. Seksi Pertanahan.

1) Seksi Perencanaan Tata Ruang


Seksi Perencanaan Tata Ruang mempunyai tugas pokok penyusunan bahan perumusan kebijakan
umum, penyelenggaraan, fasilitasi dan pembinaan bidang Penataan Ruang.

Uraian tugas tersebut meliputi:

a. menyiapkan bahan penetapan peraturan daerah bidang penataan ruang kawasan strategis
Provinsi;
b. menyiapkan bahan penyusunan dan penetapan rencana rinci tata ruang kawasan strategis
Provinsi;

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2 - 12
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
c. menyiapkan bahan penyusunan Peraturan Daerah tentang insentif dan disinsentif pemanfaatan
ruang kawasan strategis Provinsi Kepulauan Riau;
d. menyiapkan bahan pengembangan sistem informasi dan komunikasi, penyebar luasan kesadaran
dan tanggung jawab masyarakat tentang penataan ruang tingkat Provinsi;
e. menyusun rumusan pembangunan dan pengembangan data Base sistem informasi tata ruang
wilayah, satu peta satu kebijakan (one map policy) di provinsi kepulauan riau;
f. menyiapkan bahan pemberian bimbingan supervisi dan konsultasi pelaksanaan penataan ruang;
g. menyiapkan program pendidikan dan pelatihan bidang penataan ruang;
h. menyiapkan program penelitian dan pengembangan bidang penataan ruang;
i. sosialisasi peraturan perundang-undangan dan pedoman bidang penataan ruang; dan
j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala bidang.

2) Seksi Pengendalian Pemanfaatan Ruang


Seksi Pengendalian Pemanfaatan Ruang mempunyai tugas pokok penyusunan bahan perumusan
kebijakan umum, pengawasan, pengendalian dan pemanfaatan ruang.

Uraian tugas tersebut meliputi:

a. menyiapkan bahan sosialisasi NSPK, SPM, bimbingan, supervisi, pembinaan, pendidikan dan
pelatihan, penelitiandan pengembangan penataan ruang tingkat Provinsi dan kawasan strategis
Provinsi;
b. menyiapkan bahan pemberian rekomendasi izin pemanfaatan ruang serta pemberian rekomendasi
sanksi atas pelanggaran pemanfaatan ruang di wilayah kawasan strategis provinsi;
c. menyiapkan bahan dalam rangka koordinasi penyelenggaraan penataan ruang terhadap
pengendalian dan pengawasan pemanfaatan ruang;
d. menyiapkan bahan pelaksanaan fasilitasi penyelesaian perselisihan dalam pelaksanaan penataan
ruang antar Kabupaten / Kota;
e. menyiapkan bahan pengawasan dan pengendalian bidang perencanaan tata ruang;
f. menyiapkan bahan dalam rangka pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap penyelenggaran
penataan ruang;
g. menyiapkan bahan koordinasi dalam rangka penyelenggaraan penataan ruag terhadap
pengendalian dan pengawasan pemanfaatan ruang;
h. memfasilitasi dan operasionalisasi Penyidik Pegawai Negeri Sipil Bidang Penataan ruang Provinsi
Kepulauan Riau;
i. menfasilitasi peran serta masyarakat dalam pengendalian pemanfatan ruang;

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2 - 13
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
j. menyiapkan bahan pemberian rekomendasi insentif dan disinsentif dalam penataan ruang; dan
k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala bidang.

3) Seksi Pertanahan
Seksi Pertanahan mempunyai tugas pokok penyusunan bahan perumusan kebijakan, dalam rangka
penguasaan tanah agar sesuai dengan peruntukannya.

Uraian tugas tersebut meliputi:

a. menyiapkan bahan penyusunan perencanaan pemanfaatan dan penguasaan pertanahan;


b. menyiapkan bahan fasilitasi pemberian izin lokasi lintas Daerah Kabupaten/Kota dalam 1 (satu)
daerah Provinsi Kepulauan Riau;
c. menyiapkan bahan fasilitasi penetapanan lokasi pengadaan tanah untuk kepentingan umum;
d. menyiapkan bahan fasilitasi penyelesaian sengketa tanah garapan lintas daerah kabupaten/kota
dalam 1 (satu) daerah Provinsi Kepulauan Riau;
e. menyiapkan bahan fasilitasi Penyelesaian masalah ganti kerugian dan santunan tanah untuk
pembangunan oleh Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau;
f. menyiapkan bahan fasiliasi penetapan subyek dan obyek redistribusi tanah, serta ganti kerugian
tanah kelebihan maksimum dan tanah absentee lintas daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu)
daerah Provinsi Kepulauan Riau;
g. menyiapkan bahan fasilitasi Penyelesaian masalah tanah kosong pada kawasan strategis
pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau;
h. menyiapkan bahan fasilitasi Inventarisasi dan pemanfaatan tanah kosong pada kawasan strategis
pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau;
i. menyiapkan bahan fasilitasi Penyelesaian masalah tanah kosong lintas daerah daerah
kabupaten/kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi Kepulauan Riau;
j. menyiapkan bahan Inventarisasi dan pemanfaatan tanah kosong lintas daerah kabupaten/kota
dalam 1 (satu) daerah Provinsi Kepulauan Riau;
k. menyiapkan bahan Perencanaan penggunaan tanah yang hamparannya pada kawasan strategis
pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau;
l. menyiapkan bahan Perencanaan penggunaan tanah yang hamparannya lintas daerah
kabuapten/kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi Kepulauan Riau; dan
m. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala bidang.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2 - 14
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Gambar 2.1. Diagram Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
2.1.2. Struktur Organisasi

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2 - 15
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
2.2. Sumber Daya Perangkat Daerah

2.2.1. Sumber Daya Manusia

Jumlah seluruh pegawai Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan
Riau sampai dengan akhir tahun 2016 sebanyak 132 orang terdiri dari 61 orang Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dan 69 orang Pegawai Non PNS, dengan rincian sebagai berikut :

a. Berdasarkan Tingkat Pendidikan


TINGKAT PENDIDIKAN
S2
Tabel 2.1. Sumber Daya Manusia Berdasarkan 9.32%
SMA
Tingkat Pendidikan 41.53%

No Tingkat Pendidikan Jumlah S1


42.37%
01 Paska Sarjana (S2) 11 orang
02 Sarjana (S1) 48 orang Diploma 3
03 Diploma III 8 orang 6.78%

04 SMA 49 orang
Gambar 2.2. Diagram SDM
Jumlah 130 orang
Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan formal masih didominasi oleh tingkat pendidikan Sarjana (S1)
berjumalh 50 orang atau sebesar 42,37 persen dan tingkat pendidikan paska sarjana (S2)
berjumlah 11 orang atau sebesar 9,32 persen maka total SDM Dinas PUPP berjumlah 61 orang
atau sebesar 51,69%, maka SDM Dinas PUPP cukup baik sebesar 50 % lebih. Untuk itu masih
perlu ditingkatkan kemampuan dan pendidikan pegawai Dinas PUPP dan saat ini 2 orang lagi
melanjutkan pendidikan S-2 sebanyak 2 orang.

b. Berdasarkan Pangkat dan Golongan


Jumlah jabatan struktural sesuai dengan Pergub SOTK bahwa Dinas Pekerjaan Umum, Penataan
Ruang dan Pertanahan sebanyak 20 Jabatan, sedangkan jabatan non struktural terdiri dari jabatan
fungsional khusus dan jabatan fungsional umum (staf). Jabatan fungsional sebanyak 3 orang dan
jabatan fungsional umum sebanyak 109 orang. Adapun rincian jumlah jabatan yang dimaksud
adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2. Sumber Daya Manusia Berdasarkan


Pangkat dan Golongan

NO PANGKAT & GOLONGAN JUMLAH


01 Pembina Utama Muda (IV.c) 1 orang
02 Pembina Tk. 1 (IV.b) 2 orang
03 Pembina (IV.a) 6 orang
04 Penata Tk. 1 (III.d) 11 orang
05 Penata (III.c) 8 orang
06 Penata Muda Tk. 1 (III.b) 13 orang
07 Penata Muda (III.a) 15 orang
08 Pengatur (II.c) 4 orang
09 dibawah Pengatur (II.a) 1 orang
10 Pegawai Non PNS 69 Orang Gambar 2.3. Diagram SDM
Jumlah 130 orang Berdasarkan Pangkat dan Golongan

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2 - 16
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Pegawai dengan pangkat dan golongan Penata Muda Tk.1 (III.b) adalah yang terbanyak dengan
jumlah 29 pegawai. Dan Pejabat yang telah memenuhi persyaratan kepangkatan 95,65 persen.

c. Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 2.3. Sumber Daya Manusia Berdasarkan Jenis Kelamin

NO PANGKAT & GOLONGAN LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL


01 Pembina Utama Muda (IV.c) 1 orang - 1 orang
02 Pembina Tk. 1 (IV.b) 1 Orang 1 Orang 2 orang
03 Pembina (IV.a) 5 Orang 1 Orang 6 orang
04 Penata Tk. 1 (III.d) 8 Orang 3 Orang 11 orang
05 Penata (III.c) 4 Orang 4 Orang 8 orang
06 Penata Muda Tk. 1 (III.b) 10 Orang 5 Orang 13 orang
07 Penata Muda (III.a) 10 Orang 5 Orang 15 orang
08 Pengatur (II.c) 2 Orang 2 Orang 4 orang
09 dibawah Pengatur (II.a) 1 Orang - 1 orang
10 Pegawai Non PNS 52 Orang 17 Orang 69 Orang
Jumlah 94 Orang 38 Orang 130 orang

Grafik Perbandingan Persentase Jenis Kelamin

100%
80%
60%
40%
20%
0%
IV.c IV.b IV.a III.d III.c III.b III.a II.c II.a PTT

Laki-Laki Perempuan

Gambar 2.4. Grafik Perbandingan Persentase SDM Berdasarkan Jenis Kelamin


Persentase jumlah pegawai dengan jenis kelamin perempuan sebesar 25 persen (Lihat grafik
diatas). Jumlah Persentase perempuan yang terbesar pada golongan III.a dengan jumlah 4 orang.
2.2.2. Aset Yang DiKelola

Aset yang dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum , Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan
Riau per 3 Januari 2017 berdasarkan Buku Induk Inventaris, dalam pelayanan masyarakat, berupa
kantor, kendaraan dinas, kendaraan operasional, dan perlengkapan kantor dengan nilai total aset
adalah sebesar Rp 9.752.315.563,00 ( Sembilan Milyar Tujuh Ratus Lima Puluh Dua Juta Tiga Ratus
Lima Belas Ribu Lima Ratus Enam Puluh Tiga Rupiah ). Sisanya adalah aset tanah dan infrastruktur
yang merupakan infrastruktur publik.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2 - 17
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Sedangkan jumlah nilai aset yang telah dihapuskan pada tahun 2010 sebesar 715.120.500,00 (Tujuh
Ratus Lima Belas Juta Seratus Dua Puluh Ribu Lima Ratus Rupiah) dan pada tahun 2012 sebesar
1.464.359.140,00 (Satu Milyar Empat Ratus Enam Puluh Empat Juta Tiga Ratus Lima Puluh Sembilan
Seratus Empat Puluh Rupiah). Adapun rincian jumlah aset yang dikelolah oleh Dinas Pekerjaan Umum,
khususnya aset peralatan dan mesin adalah sebagai berikut :

Tabel 2.4. Jumlah Aset yang Dikelola oleh Dinas PUPP Provinsi Kepri
NO ASET YANG DIKELOLA JUMLAH
01 Mobil Mini Bus (Innova) 1 Unit
02 Sepeda Motor 6 Unit
02 Televisi Samsung 43” 3 Unit
03 AC Panasonic 1 PK 4 Unit
04 UPS 15 Unit
05 Laptop / Notebook 35 Unit
06 Printer 66 Unit
07 Komputer PC 6 Unit
08 Conference System 1 Unit
Jumlah 137 unit

2.3. Kinerja Pelayanan PD


Berdasarkan Laporan Penilaian SPM Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau tahun 2010 - 2015 memiliki kinerja pelayanan dasar PD adalah sebagai
berikut :

2.3.1. Realisasi Anggaran dan Kinerja pada Periode 2015 - 2016


Dari hasil Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2015 - 2016, Dinas Pekerjaan Umum (dulu) memiliki
kinerja yang baik dilihat dari rata-rata realisasi anggaran sebesar 89.12%. Dari tahun 2010 - 2015 Dinas
Pekerjaan Umum terus meningkatkan kinerjanya dilihat dari rasio antara realisasi dan anggaran yang
semakin meningkat. Dinas Pekerjaan Umum memiliki realisasi rata-rata pertumbuhan anggaran
sebesar 8.02% diikuti rata-rata relisasi anggaran sebesar 8.67%. Realisasi anggaran Dinas Pekerjaan
Umum Periode 2010 - 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel Realisasi Anggaran Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Periode
2010 - 2015
Rata-rata Pertumbuhan
Rasio antara
Tahun Anggaran Pada Tahun Realisasi Anggaran pada
Realisasi dan
Anggaran Ke- Tahun Ke-
Anggaran Tahun Anggaran Realisasi
Ke
2010 Rp 582,119460,000.00 Rp 456,673,331,715.38 78.45 % - -
2011 Rp 166,084.820.082.00 Rp 147,424,257,975.20 88.76 % -71.47 -67.72
2012 Rp 199,495,312,750.00 Rp 182,625,522,185.00 91.54 % 20.12 23.88
2013 Rp 297,217.570,000.00 Rp 287,806,830,567.00 96.83 % 48.98 57.59
2014 Rp 560, 028,975,021.00 Rp 519,654,584,462.00 92.79 % 88.42 80.56
2015 Rp 347,556,974,313.00 Rp 229,952,212,786.00 86.31 % -37.94 -42.27

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2 - 18
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Rata-rata Pertumbuhan
Rasio antara
Tahun Anggaran Pada Tahun Realisasi Anggaran pada
Realisasi dan
Anggaran Ke- Tahun Ke-
Anggaran Tahun Anggaran Realisasi
Ke
Rata-rata Rp 358,750,518,694.33 Rp 304,022,789,948.43 89.12 % 8.02 8.67
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Tahun 2010 - 2015

Dari segi pelayanan terhadap masyarakat maupun terhadap pihak-pihak lainnya yang terkait urusan
kedinasan, Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan telah berusaha sebaik mungkin,
namun begitu ada beberapa kendala yang harus segera diatasi untuk meningkatkan pelayanan yang
prima, yaitu sebagai berikut :

1. Faktor Administrasi dan SDM, meliputi :


 Keterlambatan penerbitan SK Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Pelaksana Teknis,
Panitia Pengadaan, Pejabat Pengelola Keuangan dan perangkat lainnya;
 Adanya pergantian struktur organisasi baik secara struktural maupun fungsional di Dinas
PUPP Provinsi Kepulauan Riau;
 Pelaksanaan kegiatan yang lambat di awal tahun dan menumpuk di akhir tahun sudah
berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama sehingga sudah menjadi bagian dari kultur
organisasi di Dinas PUPP Provinsi Kepulauan Riau. Dalam hal ini adanya kebiasaan
menunda pelaksanaan kegiatan;
 Keengganan menjadi pejabat pembuat komitmen maupun pejabat pelaksana teknis kegiatan
sehingga 1 orang bertanggung jawab pada beberapa kegiatan dengan volume pekerjaan
yang besar;
 Sering terjadi kesalahan dalam pembuatan SPM pada proses pembayaran pekerjaan;
2. Faktor Perencanaan
 Masa penyusunan dan penelaahan anggaran relatif lama. Masa penyusunan dan
penelaahan anggaran yang lama mengakibatkan keterlambatan pembentukan panitia
pengadaan barang dan jasa. Panitia pengadaan barang dan jasa tersebut bertugas untuk
menyusun jadwal dan menetapkan cara pelaksanaan serta lokasi pengadaan, menyusun
harga perkiraan sendiri, menyiapkan dokumen pengadaan, dan mengumumkan pengadaan
di media cetak dan elektronik. Apabila pembentukan panitia pengadaan barang dan jasa
tersebut mengalami keterlambatan, maka bisa dipastikan pelaksanaan program/proyek
tersebut terhambat. Belum lagi ditambah oleh proses lelang yang memakan waktu cukup
lama sehingga semakin memperlambat penyerapan anggaran maupun realisasi fisik.
 Pelaksanaan kegiatan sering mengabaikan jadwal pelaksanaan kegiatan dan pencairan dana
dalam DPA serta Kerangka Acuan Kerja.
 Adanya keterlambatan regulasi dari tingkat pusat sehingga DPA yang sudah ditetapkan
harus dirubah didalam proses perubahan anggaran untuk menyesuaikan dengan regulasi

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2 - 19
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
yang baru, hal ini berakibar terhadap pelaksanaan program. Terjadi efisiensi anggaran
sehingga beberapa kegiatan mengalami penundaan.
 Belum optimalnya ketersediaan data yang ada untuk menunjang proses perencanaan untuk
masing – masing bidang.
3. Faktor Pengadaan Barang dan Jasa
 Kurangnya SDM yang memiliki sertifikat sebagai panitia pengadaan sehingga proses
pengadaan hanya ditangani oleh beberapa orang dengan volume pekerjaan yang relatif
besar.
 Upah yang diterima sebagai panitia pengadaan barang dan jasa tidak begitu besar. Tidak
sebandingnya resiko dan upah yang diterima oleh pegawai, serta volume pekerjaan yang
berat dan lama menjadikan pegawai tersebut merasa enggan untuk menjadi panitia
pengadaan barang dan jasa.
 Kehati-hatian pejabat pengadaan barang dan jasa dalam mengambil tindakan dalam proses
pengadaan.
 Adanya proses pengadaan barang dan jasa yang memakan waktu lama dalam pelaksanaan
program. Disamping itu, Apabila jumlah perusahaan yang mengikuti proses pengadaan
barang dan jasa kurang dari persyaratan maka harus dilakukan lelang ulang, dan hal itu akan
semakin menghambat pelaksaan program

2.3.2. Kondisi umum

Luas Dan Batas Wilayah Administrasi

Secara administratif, Provinsi Kepulauan Riau memiliki dua kota yaitu Kota Tanjungpinang sebagai
ibukota provinsi dan Kota Batam, serta memiliki lima kabupaten, yaitu : Kabupaten Karimun, Kabupaten
Bintan, Kabupaten Natuna, Kabupaten Lingga dan Kabupaten Kepulauan Anambas. Berdasarkan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2005 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi
Pemerintahan terakhir dengan perubahan Permendagri Nomor 56 Tahun 2015, luas daratan Provinsi
Kepulauan Riau seluas 8.201,72 km², dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 2.5. Luas Daratan Provinsi Kepulauan Riau Menurut Permendagri Nomor 56 Tahun 2015
No Kabupaten/Kota Luas Daratan (km2)
01 Kabupaten Bintan 1.318,21
02 Kabupaten Karimun 912,75
03 Kabupaten Natuna 2.009,04
04 Kabupaten Lingga 2.266,77
05 Kabupaten Kepulauan Anambas 590,14
06 Kota Batam 960,25
07 Kota Tanjungpinang 144,56
TOTAL 8.201,72
Sumber: Permendagri Nomor 56 Tahun 2015

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2 - 20
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Terkait dengan luas wilayah laut Provinsi Kepulauan Riau berdasarkan hitungan teknis dari Balai Kajian
Geomatika Bakosurtanal Tahun 2007 (dengan mengabaikan batas wilayah kewenangan pengelolaan
sejauh 12 mil laut), luas laut Provinsi Kepulauan Riau sebesar 417.012,97 km². Sampai saat ini belum
ada penetapan luas wilayah laut melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri. Berikut ini disajikan rincian
luas laut menurut kabupaten/kota Provinsi Kepulauan Riau berdasarkan perhitungan Balai Kajian
Geomatika Bakosurtanal tahun 2007.

Tabel 2.6. Luas Wilayah Laut Provinsi Kepulauan Riau Berdasarkan Hitungan Teknis Dari Balai
Kajian Geomatika Bakosurtanal Tahun 2007
No Kabupaten/Kota Luas Daratan (km2)
01 Kabupaten Bintan 102.964,08
02 Kabupaten Karimun 4.698,09
03 Kabupaten Natuna 216.113,42
04 Kabupaten Lingga 3.675,25
05 Kabupaten Kepulauan Anambas 149,13
06 Kota Batam 43.339,00
07 Kota Tanjungpinang 46.074,00
TOTAL 417.012,97

Sumber: Balai Kajian Geomatika Bakosurtanal tahun 2007

Letak dan Kondisi Geografis

Adapun hasil Verifikasi Tim Nasional dimaksud terdapat 1.795 pulau yang sudah bernama, kecuali satu
pulau yaitu Pulau Berhala dimana saat itu masih dalam sengketa dengan Provinsi Jambi. Dengan
terbitnya Permendagri Nomor 54 Tahun 2014 tentang Wilayah Administrasi Pulau Berhala, maka pulau
Provinsi Kepulauan Riau bertambah 1 (satu) buah menjadi 1.796 pulau, dengan perincian terlihat pada
Tabel berikut ini :

Tabel 2.7. Jumlah Pulau di Provinsi Kepulauan Riau

No Kabupaten/Kota Jumlah Pulau Berpenghuni


01 Kabupaten Bintan 241 48
02 Kabupaten Karimun 251 73
03 Kabupaten Natuna 392 62
04 Kabupaten Lingga 532 76
05 Kabupaten Kepulauan Anambas - -
06 Kota Batam 371 133
07 Kota Tanjungpinang 9 2
TOTAL 1796 394
Catatan: Data Pulau di Kabupaten Anambas masih bergabung dengan Natuna
Sumber: Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika Badan Informasi Geospasial (BIG), 2016

Perkembangan terakhir pulau di Provinsi Kepulauan Riau, berdasarkan Surat Menteri Dalam Negeri
Nomor : 125.1/4275/BAK, tanggal 12 Oktober 2015 perihal penyampaian data pulau, ada penambahan

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2 - 21
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
pulau di Provinsi Kepulauan Riau sebanyak 122 pulau. Namun demikian belum ada rincian
penambahan pulau tersebut Kondisi Klimatologi.

Kondisi Demografis

Berdasarkan database kependudukan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, jumlah penduduk
Provinsi Kepulauan Riau tahun 2015 sebanyak 1.827.234 jiwa, dengan perincian seperti terlihat pada
Tabel berikut ini :

Tabel 2.8. Jumlah Penduduk Provinsi Kepulauan Riau


No Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk (jiwa)
01 Kabupaten Bintan 141.415
02 Kabupaten Karimun 237.720
03 Kabupaten Natuna 73.360
04 Kabupaten Lingga 91.205
05 Kabupaten Kepulauan Anambas 42.153
06 Kota Batam 1.037.187
07 Kota Tanjungpinang 204.194
TOTAL 1.827.234
Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi Kepulauan Riau, 2015

Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk Provinsi Kepulauan Riau tahun 2015 sebanyak 1.973.043
jiwa, terdiri dari 51,24% penduduk laki–laki dan 48,76% perempuan. Penyebaran penduduk di Provinsi
Kepulauan Riau masih terkonsentrasi di Kota Batam yakni sebesar 56,23%, sedangkan wilayah
dengan persentase penduduk paling sedikit yaitu Kabupaten Kepulauan Anambas sebesar 2,27%.
Secara rinci jumlah dan laju pertumbuhan penduduk pada masing-masing kabupaten/kota dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.9. Jumlah Penduduk Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 - 2015
No Kab/Kota 2011 2012 2013 2014 2015
1 Karimun 216.146 218.475 220.882 223.117 225.298
2 Bintan 145.057 147.212 149.120 151.123 153.020
3 Natuna 70.423 71.454 72.527 73.470 74.520
4 Lingga 87.026 87.482 87.867 88.274 88.591
5 Kepulauan Anambas 38.210 38.833 39.374 39.892 40.414
6 Kota Batam 1.000.661 1.047.534 1.094.623 1.141.816 1.188.985
7 Kota Tanjungpinang 191.287 194.099 196.980 199.723 202.215
Provinsi Kepulauan Riau 1.748.810 1.805.089 1.861.373 1.917.415 1.973.043
Sumber: BPS Provinsi kepulauan Riau Tahun 2015
Pertumbuhan penduduk Provinsi Kepulauan Riau tergolong cukup tinggi, dengan rata-rata dari 2011
sampai dengan tahun 2015 sebesar 3,11%, terutama dikontribusikan dari pertumbuhan penduduk Kota
Batam yang mencapai rata-rata sebesar 4,49%. Pertumbuhan penduduk yang besar di Kota Batam
lebih disebabkan oleh migrasi masuk penduduk karena perkembangan Kota Batam yang sangat pesat
sehingga menarik perhatian bagi penduduk dari daerah lain. Pertumbuhan penduduk terkecil berada di
Kabupaten Lingga dengan rata-rata sebesar 0,47%. Secara rinci pertumbuhan penduduk per
kabupaten/kota tercantum pada tabel di bawah ini.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2 - 22
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Tabel 2.10. Pertumbuhan Penduduk Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 - 2015

No Kab/Kota 2011 2012 2013 2014 2015 Rata-rata


1 Karimun 1,25 1,08 1,10 1,01 0,98 1,08
2 Bintan 1,42 1,49 1,30 1,34 1,26 1,36
3 Natuna 1,45 1,46 1,50 1,30 1,43 1,43
4 Lingga 0,59 0,52 0,44 0,46 0,36 0,47
5 Kepulauan Anambas 1,54 1,63 1,39 1,32 1,31 1,44
6 Kota Batam 4,84 4,68 4,50 4,31 4,13 4,49
7 Kota Tanjungpinang 1,58 1,47 1,48 1,39 1,25 1,43
Provinsi Kepulauan Riau 3,31 3,22 3,12 3,01 2,90 3,11
Sumber: BPS Provinsi kepulauan Riau Tahun 2015

Tingkat kepadatan penduduk di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2015 sebesar 186 jiwa/km2. Kepadatan
penduduk tertinggi berada di Kota Tanjungpinang sebesar 844 jiwa/km2 selanjutnya Kota Batam
sebesar 757 jiwa/km2 dan terendah di Kabupaten Natuna dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar
26 jiwa/Km2. Terlihat peningkatan kepadatan penduduk Kota Batam dan Tanjungpinang sangat cepat
dalam kurun waktu tahun 2011-2015. Secara rinci kepadatan penduduk per kabupaten/kota dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.11. Kepadatan Penduduk Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 - 2015 (jiwa/ km2)
No Kab/Kota 2011 2012 2013 2014 2015
1 Karimun 142 143 145 146 147
2 Bintan 83 85 86 87 88
3 Natuna 25 25 26 26 26
4 Lingga 41 41 41 42 42
5 Kepulauan Anambas 60 61 62 63 68
6 Batam 637 667 697 727 757
7 Tanjungpinang 799 810 822 834 844
Provinsi Kepulauan Riau 164 170 175 180 186
Sumber: BPS Provinsi kepulauan Riau Tahun 2015

Kondisi Klimatologi

Kondisi iklim di Provinsi Kepulauan Riau sangat dipengaruhi oleh kondisi angin sehingga secara umum
wilayah ini beriklim laut tropis basah. Terdapat musim kemarau dan musim hujan yang diselingi oleh
musim pancaroba. Suhu rata-rata tertinggi di Karimun sebesar 28,08 0C dan rata-rata terendah di
Tanjungpinang 27,37 0C. Rata-rata Kelembaban Udara tertinggi di Natuna dan Hang Nadim (Batam)
sebesar 85,92%, sedangkan rata-rata terendah di Dabo (Lingga) sebesar 82,08%. Curah hujan tertinggi
di Tanjungpinang sebanyak 188,27 mm3 sedangkan curah hujan terendah di Dabo (Lingga) 105,10
mm3. Tekanan Udara tertinggi di Tanjungpinang sebesar 1.016,98 mb, sedangkan tekanan udara
terendah di Karimun sebesar 1.010,62 mb. Kecepatan Angin tertinggi di Karimun sebesar 8,92 knot,

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2 - 23
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
terendah di Hang Nadim (Batam) dan Ranai (Natuna) sebesar 3,58 knot. Penyinaran matahari tertinggi
di Karimun sebesar 59,92%, terendah di Hang Nadim (Batam) dan Ranai (Natuna) sebesar 51,92%.

Secara rinci data kondisi cuaca yang tercatat di 6 stasiun BMKG di Provinsi Kepulauan Riau
ditampilkan pada Tabel dibawah ini :

Tabel 2.12. Data Kondisi Cuaca Provinsi Kepulauan Riau


Ranai Dabo Tarempa Hang Nadim Tanjung
No Uraian Karimun
(Natuna) (Lingga) (Anambas) (Batam) pinang
1 Suhu (OC)
Maksimun 32,80 34,90 34,10 30,30 95,00 33,60
Minimum 24,60 21,60 21,40 24,40 42,00 21,60
Rata-rata 28,08 28,08 27,92 NA 27,83 27,37
2 Kelembaban Udara
(Persen)
Maksimun 97,00 100,00 100,00 92,00 100,00 100,00
Minimum 69,00 54,00 47,00 69,00 54,00 43,00
Rata-rata 81,00 85,92 82,08 NA 85,92 83,75
3 Tekanan Udara (mb) 1.010,62 1.011,33 1.011,38 1.010,68 1.011,33 1.016,98
4 Kecepatan Angin 8,92 3,58 4,58 4,50 3,58 6,25
(knot)
5 Curah Hujan (mm3) 121,83 151,14 105,10 130,67 151,14 188,27
6 Penyinaran matahari 59,92 51,92 59,08 56,75 51,92 53,50
(persen)
Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BPS, Kepulauan Riau Dalam Angka 2016)

Kawasan Peruntukan Hutan Produksi

Kawasan peruntukan hutan produksi adalah kawasan hutan yang memiliki fungsi pokok memproduksi
hasil hutan. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor: 867/Menhut-II/2014 tentang
Kawasan Hutan di Provinsi Kepulauan Riau yaitu: Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas
164.662 hektar, Kawasan Hutan Produksi Tetap (HP) sebanyak 49.439 hektar, Kawasan Hutan yang
dapat dikonversi (HPK) seluas 252.940. Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Menjadi Bukan
Kawasan Hutan seluas lebih kurang 231.441 hektar. Selain itu Kawasan hutan yang berdampak penting
dan cakupan yang luas serta bernilai strategis (DPCLS) seluas 23.872 hektar. Non DPCLS seluas
207.569 hektar. Selanjutnya perubahan fungsi kawasan hutan seluas 60.299 hektar dan penunjukan
bukan kawasan hutan menjadi kawasan hutan seluas 536 hektar.

Kawasan Peruntukan Pariwisata

Kawasan peruntukan pariwisata merupakan kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan pariwisata.
Rencana kawasan pariwisata di Provinsi Kepulauan Riau seluas 37.929,83 Ha yang tersebar di seluruh
kabupaten/kota. Adapun arahan Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Riau diimplementasikan ke dalam
7 (tujuh) Koridor Pariwisata Daerah yang berdasarkan keunggulan kooperatif terdiri dari :

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2 - 24
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
1) Koridor Pariwisata Daerah (KPD) Batam sebagai kawasan Wisata Kota, Wisata Bahari dan Wisata
MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition), Wisata Minat Khusus, Wisata Terpadu,
Eksklusif, Wisata Agro dan Wisata Alam;
2) Koridor Pariwisata Daerah (KPD) Bintan sebagai kawasan Wisata Terpadu, Eksklusif, Kawasan
Wisata Terbuka Umum dan Wisata Minat Khusus;
3) Koridor Pariwisata Daerah (KPD) Karimun sebagai kawasan Wisata Alam, Wisata Minat Khusus
dan Wisata Agro;
4) Koridor Pariwisata Daerah (KPD) Tanjungpinang sebagai kawasan Wisata Sejarah, Wisata
Budaya dan Wisata Kreatif;
5) Koridor Pariwisata Daerah (KPD) Natuna sebagai kawasan Wisata Bahari, Ekowisata dan Minat
Khusus;
6) Koridor Pariwisata Daerah (KPD) Kepulauan Anambas sebagai kawasan Wisata Bahari dan
Ekowisata;
7) Koridor Pariwisata Daerah (KPD) Lingga sebagai kawasan Wisata Sejarah, Wisata Budaya,
Wisata Alam dan Wisata Bahari.

Kawasan Rawan Bencana

Kawasan rawan tanah longsor / gerakan tanah adalah kawasan yang memiliki kriteria berbentuk lereng
yang rawan terhadap perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah
atau material campuran. Kawasan tanah longsor ditetapkan dengan ketentuan kawasan yang
penurunan muka tanahnya sedang sampai tinggi. Kawasan ini tersebar di seluruh kabupaten dan kota
dengan tingkat bahaya sedang. Kawasan ini terdapat di area dan kawasan bekas tambang dan
kawasan terkena pemotongan lereng di Pulau Karimun dan Pulau Kundur di Kabupaten Karimun, Pulau
Singkep di Kabupaten Lingga, Kabupaten Bintan, Kota Batam, Kota Tanjungpinang, Kabupaten Natuna
dan Kabupaten Kepulauan Anambas. Secara total luas bahaya tanah longsor sebesar 149.798 hektar.
Berikut ini disajikan potensi luas bahaya tanah longsor di Provinsi Kepulauan Riau sebagai berikut :

Tabel 2.13. Potensi Luas Bahaya Tanah Longsor di Provinsi Kepulauan Riau
No Kabupaten/Kota Bahaya
Luas (Ha) Kelas
01 Kabupaten Bintan 3.061 Sedang
02 Kabupaten Karimun 13.397 Tinggi
03 Kabupaten Natuna 26.919 Tinggi
04 Kabupaten Lingga 49.963 Tinggi
05 Kabupaten Kepulauan Anambas 48.922 Tinggi
06 Kota Batam 7.468 Tinggi
07 Kota Tanjungpinang 68 Sedang
TOTAL 149.798 TINGGI
Sumber : Hasil Analisa BNPB Tahun 2015

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2 - 25
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
2.3.3. Bidang Sumber Daya Air

Daerah Aliran Sungai mencakup sebanyak tujuh kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Riau, dengan
jumlah terbanyak di Kabupaten Lingga. Mata air sebagai sumber air permukaan terdapat di lima
kabupaten/kota yaitu Kabupaten Natuna, Kepulauan Anambas, Bintan, Tanjungpinang dan Lingga.
DAM/Waduk tersebar di seluruh kabupaten/kota. Beberapa DAM/Waduk/Embung yang direncanakan
dibangun pada yaitu RPJMD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 II – 8 Sei Raya, Sei Galang
Utara, Galang Timur, Sei Ta’tas dan Sei Curus di Kota Batam, dan DAM/Waduk/Embung Dompak di
Kota Tanjungpinang. Sementara itu Kolong terdapat di tiga kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Karimun,
Kabupaten Bintan dan Kabupaten Lingga.
Secara rinci data mengenai potensi sumberdaya air di Kabupaten/kota dapat dilihat pada Tabel
dibawah ini :

Tabel 2.14. Potensi Sumber Daya Kabupaten/ Kota di Provinsi Kepulaun Riau
No Kab/Kota Daerah Aliran Sungai Mata Air DAM/Waduk/Embung Kolong
1 Batam Terong, Gading, Ladi, - Duriangkang, Muka -
Pesung, Bukit Jodoh, Kuning, Sei Ladi,
Tiban Lama, Tiban Lama, Nongsa, Sei Harapan,
Balo, Nongsa, Gata, Rempang, Sekanak I,
Medang, Galang Baru, Sekanak 2, Sei
Galang, Kangka, Tembesi, Rempang
Sembulang, Abang Besar Utara, Sei Gong, Sei
Raya, Sei Galang
Utara, Galang Timur,
Sei Ta’tas dan Sei
Curus.
2 Natuna Midai, Kampung Hilir, Nuraja, dan Balau Sedanau, Ranai -
Pajang, Serasan, Lagong, Gunung Darat, Selat Lampa,
Batang, Tiga Sedanau, Datuk Kelarik, Tapau,
Selor, Segeram, Kelarik, Sebayar.
Cinak, Cinak Besar,
Kelarik Hulu, Hulu,
Bunguran Timur,
Binjai.
3 Kepulauan Air Abu, Nyamuk, Telaga, Tarempa, Batu Tambun, -
Anambas Siantan, Batu Belah, Air Temurun, Gunung Lintang, Batu
Asuk, Wampu, Ladan, Gunung Bini, Tabir, dan Gunung
Mubur, Matak, Anambas, dan Gunung Samak
Panai Kesayana
4 Bintan Logo, Ekang, Bintan, Gunung Waduk Tanjung Danau Kolong Gunung
Cikolek, Sumpai, Angus, Lengkuas Uban/Sei Jeram, Kijang,Danau Belakang
Sopor, Mapor, Katubi, Waduk Sei Jago, Mesjid Raya, Ex. Galian
Pengibu, Tambelan, Waduk Lagoi, Waduk Pasir Galang Batang, Ex.
Benuwa, Tambang Besar. Gesek, Kolong Enam, Galian Pasir Simpang
Busung, Galang Busung, Ex. Galian Pasir
Batang, Kawal, Pengujan, Bloreng,
Anculai, Kangboi, Katen, Nyirih, Tembeling
danSekuning dan Mantang
5 Karimun Gemuruh, Urung, Ungar, - Waduk Sei Bati, Ex. Galian Timah
Sawang, Teluk Radang, Pongkar 1, Pongkar 2, Perayon, Ex.
Bela, Rapit, Papan, Buru, Sentani, Paya Galian Pasir
Lebuh, Pauh, Durian, Manggis, Sei Gunung Kobel, Galian
Tjitim, Sebesi, Karimun, Jantan (Pulau Pasir Tempan
Moro, Sugi, Combol, Alai, Karimun Besar),
Sanglar, Durai, Terong Waduk Tempan,
Sawang (Pulau
Kundur) dan Waduk

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2 - 26
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
No Kab/Kota Daerah Aliran Sungai Mata Air DAM/Waduk/Embung Kolong
Sidodadi, Sidomoro
(Pulau Moro)
6 Tanjungpinang Dompak, Jang Hutan Waduk Sei Pulai, Sei -
Lindung Timun, Dompak
(Pancur)
7 Lingga Durslin, Selamak, Musal, Gunung Daik, Gemuruh Ex. Galian Timah
Pengok, Sekarim, Buluh, Gunung Singkep
Bidai, Posik, Mamut, Muncung,
Tjempah, Mentuda, Telok, Batu Ampar,
Ketam, Canot, Selapan, Kampung
Jelutung, Kredong, Awak, Menserai,
Duara, Resun, Tembok, dan Kampung
Kerasing, Lieng, Dabo, Tanjung
Sergong, Kumbang, Tinggi
Langkap, Maroktua,
Bajau, Ara, Temiang,
Sebangka, Penuba, Air
Merah
Sumber: Kepmen PU No. 4/PRT/M/2015; BWSS IV Kepulauan Riau dan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau, 2016

Kawasan Peruntukan Pertanian

Rencana kawasan peruntukan pertanian di Provinsi Kepulauan Riau seluas 227.682,63 Ha. Kawasan
pertanian ini terdiri dari kawasan budidaya tanaman pangan, kawasan hortikultura, kawasan
perkebunan dan kawasan peternakan. Pengembangan Kawasan Budidaya Tanamana Pangan,
Hortikultura dan Peternakan dialokasikan di Kabupaten Lingga sebagai sentra pengembangan sektor
pertanian dan Kabupaten Bintan. Pemanfaatan kawasan pertanian ditujukan untuk pemanfaatan
potensi dan berdasarkan kesesuaian lahan secara berkelanjutan untuk mendukung ketahanan pangan
dan pengembangan berorientasi agribisnis pertanian.

Kawasan Rawan Gelombang Pasang dan Abrasi

Kawasan rawan gelombang pasang berada sekitar pantai rawan terhadap gelombang pasang akibat
angin kencang dengan kecepatan tinggi atau gravitasi bulan atau matahari. Kriteria kawasan ini adalah
kawasan yang rawan terhadap gelombang pasang dengan kecepatan antara 10 sampai 100 kilometer
per jam yang timbul akibat kecepatan angin atau gravitasi bulan dan matahari. Kawasan rawan
gelombang pasang ditetapkan dengan ketentuan kawasan permukiman yang berada di sekitar pantai
atau pesisir. Arahan kebijakan kawasan rawan gelombang pasang adalah melalui pengamanan pantai
dan penanaman mangrove untuk meredam dan agar terlindung dari gelombang pasang (rob).
Gelombang pasang ini juga mengakibatkan terjadinya abrasi pantai.

Kawasan rawan abrasi meliputi kawasan yang mengalami perubahan bentuk pantai yang diakibatkan
oleh gelombang laut, arus laut dan pasang surut laut terutama yang berada di pulau-pulau kecil dan
pulau-pulau terluar. Pantai-pantai yang rawan terhadap abrasi antara lain:
a. Pulau Karimun: Pantai Tanjung Balai sepanjang ± 4 km, Pantai Pelawan sepanjang ± 3 km,
Pantai Pongkar sepanjang ± 6 km, Pantai Tanjung Sebatak sepanjang ± 4 km dan Pantai
Sepedas sepanjang ± 4 km.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2 - 27
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
b. Pulau Kundur: Pantai Timur sepanjang ± 5 km, Pantai Selat Beliah sepanjang ± 7 km, Pantai
Urung sepanjang ± 3 km dan Pantai Parit Jepang sepanjang ± 3 km.
b. Pulau Bintan: Pantai Trikora sepanjang ± 10 km, Pantai Tanjung Uban sepanjang ± 5 km, Pantai
Sei Kecil - Sakera sepanjang ± 10 km, Pantai Lobam sepanjang ± 4 km, Pantai Senggarang
sepanjang ± 4 km, Pantai Penyengat sepanjang ± 8 km, Pantai Barat Tanjungpinang sepanjang ±
8 km, Pantai Pulau Dompa, Pantai Dompak Seberang sampai Tanjung Mocoh serta pulau-pulau
kecil di Kecamatan Bintan Pesisir, Mantang dan Tambelan.
c. Pulau Singkep: Pantai Kota Dabo sepanjang ± 4 km, Pantai Kote sepanjang ± 3 km, Pantai Jagoh
sepanjang ± 2 km dan Pantai Kebun Nyiur sepanjang ± 4 km
a. Pulau Batam: Pantai Jodoh sepanjang ± 3 Km, Pantai Punggur sepanjang ± 500 m, Pantai
Nongsah sepanjang ± 5 Km dan Pantai Melayu sepanjang ± 10 km.
d. Pulau Ranai: Pantai Kota Ranai sepanjang ± 8 km, Pantai Tanjung sepanjang ± 4 km.

Luas kawasan rawan gelombang ekstrim dan abrasi di Provinsi Kepulauan Riau sebesar 125.040
hektar yang tersebar di seluruh kabupaten/kota dengan bahaya kategori Sedang, dengan perincian
pada sebagai berikut :

Tabel 2.15. Luas kawasan rawan gelombang ekstrim dan abrasi di Provinsi Kepulauan Riau
No Kabupaten/Kota Bahaya
Luas (Ha) Kelas
01 Kabupaten Bintan 16.016 Sedang
02 Kabupaten Karimun 16.310 Sedang
03 Kabupaten Natuna 16.024 Sedang
04 Kabupaten Lingga 32.359 Sedang
05 Kabupaten Kepulauan Anambas 19.817 Sedang
06 Kota Batam 22.745 Sedang
07 Kota Tanjungpinang 1.769 Sedang
TOTAL 149.798 SEDANG
Sumber : Hasil Analisa BNPB Tahun 2015

Kawasan Rawan Banjir dan Banjir Bandang

Kawasan rawan banjir adalah kawasan yang diidentifikasikan sering atau berpotensi tinggi mengalami
bencana alam banjir. Kawasan banjir terutama terdapat di kawasan tangkapan air yang daerah resapan
airnya sudah mengalami kerusakan lingkungan (berubah fungsi lahan) seperti reklamasi dan wilayah
dengan drainase yang kurang berfungsi secara baik, sehingga sungai tidak mampu lagi menampung
jumlah aliran permukaan dan air meluap dari badan sungai. Kawasan rawan banjir tersebar di 7
kabupaten/kota dengan luasan mencapai 478.906 hektar. Untuk Kota Batam, Kota Tanjungpinang dan
Kabupaten Bintan termasuk kategori tinggi, sedangkan Kabupaten Karimun, Natuna, Lingga dan
Kepulauan Anambas termasuk kategori sedang. Kabupaten Anambas dan Natuna termasuk kategori
ringan. Potensi luas bahaya banjir terlihat pada Tabel berikut ini :

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2 - 28
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Tabel 2.16. Potensi Luas Bahaya Banjir di Provinsi Kepulauan Riau
No Kabupaten/Kota Bahaya
Luas (Ha) Kelas
01 Kabupaten Bintan 95.717 Tinggi
02 Kabupaten Karimun 60.696 Sedang
03 Kabupaten Natuna 151.087 Sedang
04 Kabupaten Lingga 103.56 Sedang
05 Kabupaten Kepulauan Anambas 1.162 Sedang
06 Kota Batam 54.975 Tinggi
07 Kota Tanjungpinang 11.709 Tinggi
TOTAL 478.906 TINGGI
Sumber : Hasil Analisa BNPB Tahun 2015

Kondisi Waduk/Embung dan Tampungan Lainnya

Unit air baku yang dimaksud adalah (sesuai dengan Perpres Nomor 87 Tahun 2011) adalah :
1. Waduk Sei Harapan, Waduk Sei Ladi, Waduk Nongsa, Waduk Muka Kuning, Waduk Duriangkang,
Waduk Sei Tembesi Baru, Waduk Sungai Rempang, Waduk Sungai Cia, Waduk Sungai Galang,
dan Waduk Sungai Gong di Kota Batam;
2. Waduk Sei Pulai di Kecamatan Tanjungpinang Timur, Waduk Galang Batang di Kecamatan
Gunung Kijang, Waduk Sungai Gesek di sebagian Kecamatan Toapaya dan sebagian Kecamatan
Teluk Bintan, Waduk Sungai Kawal di sebagian Kecamatan Toapaya dan Sebagian Kecamatan
Gunung Kijang, Waduk Lagoi di Kecamatan Teluk Bintan, Waduk Anculai di Kecamatan Teluk
Sebong, dan Waduk Kangboi di sebagian Kecamatan Toapaya dan sebagian Kecamatan Teluk
Bintan, Waduk Sekuning di Kecamatan Teluk Bintan, Waduk Sungai Jago-Lepan di sebagian
Kecamatan Bintan Utara dan sebagian Kecamatan Seri Kuala Lobam, dan Waduk Tanjung Uban di
Kecamatan Bintan Utara di Kabupaten Bintan;
3. Waduk Sei Pulai di Kecamatan Tanjungpinang Timur di Kota Tanjungpinang; dan
4. Waduk Sei Bati di Kecamatan Tebing, Waduk Sei Pongkar di Kecamatan Tebing, Waduk Sei
Gunung Jantan di Kecamatan Tebing, Waduk Sentani di Kecamatan Tebing di Kabupaten
Karimun;

Sedangkan menurut RTRW Provinsi Kepulauan Riau Sumber Air Baku untuk jaringan air bersih adalah
sebagai berikut :
a. Sumber air bersih di Kabupaten Bintan adalah hasil dari instalasi pengolahan air (IPA) di
Tanjung Uban, Teluk Sekuni, Kijang, Lobam, Kawal, Waduk Sei Pulai, Waduk Jago, Waduk Lagoi,
Waduk Sei Lepan, Waduk Sekuning, Waduk Galang Batang, Sungai Gesek, Sungai Busung,
Sungai Ekang-Angculai, Sungai Kawal, Sungai Bintan, Sungai Kangboi. Dan pengembangan IPA
lainnya berasal dari mata air dan embung/kolong pasca tambang;

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2 - 29
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
b. Sumber air bersih di Kota Tanjungpinang adalah hasil dari instalasi pengolahan air (IPA) waduk
Sei Pulai dengan memperkuat intake Waduk Sungai Gesek dan interkoneksi Waduk Galang
Batang, Estuari DAM Muara Sungai Dompak dan embung pulau dompak, Kolong Sungai Timun,
Kolong Sungai Nyirih, dan Sungai Toucang. Dan pengembangan IPA lainnya berasal dari
pengolahan air laut menjadi air minum (Reverse Osmosis), kolong pasca tambang, mata air dan
tampungan lainnya sebagai sumber air baku.
c. Sumber air bersih di Kota Batam adalah hasil dari instalasi pengolahan air (IPA) Waduk Sungai
Harapan, Muka Kuning, Duriangkang, Nongsa, Sungai Ladi, Tembesi, Sekanak, Pemping, Bulang
Lintang, Sungai Rempang, Sungai Cia, Sungai Gong dan Sungai Galang. Dan pengembangan IPA
lainnya berasal dari pengolahan air laut menjadi air minum (Reverse Osmosis) dan mata air;
d. Sumber air bersih di Kabupaten Natuna adalah hasil dari instalasi pengolahan air (IPA) di Pulau
Bunguran (yang bersumber dari Sungai Ranai, Sungai Air Hijau, Sungai Ulu, Sungai Semala, Air
Terjun Air Lengit, Sungai Air Kupang, Sungai Air Kimak, Sungai Tapau, Sungai Bijai, air terjun
Gunung Ranai, Air Terjun Bukit Berangin, Bendung Pering); di Pulau Midai (yang bersumber dari
mata air Gunung Jambat, Gunung Teledu, Sabang Muduk, sumur Limau Kecil, sumur Air Putih 1,
sumur Air Putih 2, sungai Air Bunga, sungai Sebelat Laut, sungai Sabang Muduk, sungai Air Salor,
sungai cabang Sungai Abit dan sungai Air Pancur); Bendung Lampa serta sumber air baku yang
berasal dari embung penampungan air di pulau-pulau kecil dan mata air.
e. Sumber air bersih di Kabupaten Kepulauan Anambas adalah hasil dari instalasi
pengolahan air (IPA) DAS Siantan, DAS Matak, DAS Mubur, DAS Jemaja, DAS Bajau, DAS Air
Abu, dan DAS Telaga. Dan pengembangan IPA lainnya berasal dari pengolahan air laut menjadi
air minum (Reverse Osmosis), mata air dan air baku buatan.
f. Sumber air bersih di Kabupaten Karimun adalah hasil dari instalasi pengolahan air (IPA) di
Pulau Karimun, Pulau Kundur, Pulau Belat, Pulau Buru, Pulau Ungar, Pulau Sugi Bawah, Pulau
Combol, Pulau Durai, Kolong pongkar I dan Kolong Pongkar II, Kolong Sentani dan Kolong Depan
RSUD serta pengembangan IPA lainnya dengan sumber air baku berasal dari pengolahan air laut
menjadi air minum (sistem reverse osmosis), estuari dam, mata air dan kolong pasca tambang.
g. Sumber air bersih di Kabupaten Lingga adalah hasil dari instalasi pengolahan air (IPA) yang
bersumber dari mata air gunung Muncung, Gunung Daik, Cenot, Bukit Raja, Limbung, Sungai
Kerandin, Kudung, Sungai Pinang, Tebing Gunung Lanjut, Gunung Tunggal, Bukit Selayar, Kolong
Berindat, Kolong Pasir Kuning, Kolong Serayak, Kolong Sungai Kerekel, Kolong Marok Tua,
Kolong Tanah Sejuk, Kolong Raya serta pengembangan IPA lainnya dengan sumber air baku
berasal dari pengolahan air laut (sistem reverse osmosis), mata air dan kolong pasca tambang;

Air baku merupakan air yang akan digunakan untuk input pengolahan air minum yang memenuhi baku
mutu air baku. Air baku yang diolah menjadi air minum dapat berasal dari sumber air bawah tanah yaitu
dari lapisan yang mengandung air di bawah permukaan tanah dangkal atau dalam, sumber air
permukaan yaitu sungai, danau, rawa dan mata air serta air laut. Persentase tersedianya air baku untuk
memenuhi kebutuhan penduduk menunjukkan peningkatan dari sebesar 36,09% pada tahun 2011
menjadi 60,60% pada tahun 2015. Untuk saat ini kondisi waduk di Provinsi Kepulauan Riau adalah
sebagai berikut :
1. Di Kota Batam, secara keseluruhan terdapat 9 buah Waduk besar yang tersebar di Pulau Batam
dan pulau sekitarnya. Adapun rincian jumlah waduk di Kota Batam adalah sebagai berikut :
Tabel 2.17. Kapasitas Tampungan dan Luas Tampungan Waduk di Kota Batam

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2 - 30
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
No Nama Waduk Volume
Kapasitas Tampungan Luas Tampungan (Ha)
(m3)
01 Waduk Nongsa 641.591 212,50
02 Waduk Sei Baloi 137.184 155,32
03 Waduk Sei Harapan 2.704.508 993,20
04 Waduk Sei Ladi 8.070.374 1.040,07
05 Waduk Muka Kuning 7.260.832 944,69
06 Estuari DAM Duriangkang 69.640.258 7.259,10
07 Waduk Rempang NA NA
08 Waduk Sekanak I 126.820 NA
09 Waduk Sekanak II 86.295 NA
TOTAL 88.667.862 10.605
Sumber : Data Olahan Dinas Pekerjaan Umum

Gambar 2.5. Potensi Sumber Daya Air di Pulau Batam

2. Di Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan (Pulau Bintan) memiliki waduk yang berjumlah 7
Waduk, waduk Lagoi dikelolah oleh swasta dan diperuntukan terbatas untuk pariwisata hotel di
kawasan Lagoi. Adapun rincian waduk di Pulau Bintan adalah sebagai berikut :

Tabel 2.18. Kapasitas Tampungan dan Luas Tampungan Waduk di Kabupaten Bintan
Volume
No Nama Waduk Kapasitas Luas Tampungan
Tampungan (m3) (Ha)
01 Waduk Sei Pulai (Kota Tanjungpinang) 1.750.000 725,00
02 Waduk Sei Jago (Kab. Bintan) 1.250.000 25,00
03 Waduk Tanjung Uban/Sei Jeram (Kab. 400.000 6,70
Bintan)
04 Waduk Kolong Enam 300.000 7,40
05 Waduk Lagoi 6.000.000 4.000
06 Waduk Sei Gesek NA NA
07 Embung Dompak NA NA
TOTAL
Sumber : Data Olahan Dinas Pekerjaan Umum

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2 - 31
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Di Pulau Bintan ada beberapa rencana pengembangan potensi waduk yang akan dikembangkan
oleh pemerintah, namun masih terbatas dalam lahan dan penganggaran. Ada 7 potensi waduk
yang akan dikembangkan oleh pemerintah, dan dalam waktu dekat akan dikembangkan
pembangunan Waduk Kawal.

Gambar 2.6. Potensi Sumber Daya Air di Pulau Bintan

3. Di Kabupaten Karimun memiliki waduk yang berjumlah 6 Waduk, terdiri dari :

Tabel 2.19. Kapasitas Tampungan dan Luas Tampungan Waduk di Kabupaten Karimun
Volume
No Nama Waduk Kapasitas Luas Tampungan
Tampungan (m3) (Ha)
01 Waduk Sungai Bati 378.937 15,00
02 Waduk Tempan 90.000 3,00
03 Waduk Sidodadi 100.000 2,50
04 Waduk Sentani 1.250.000 25,00
05 Waduk Prayon (Kundur Utara) 300.000 6,00
06 Waduk Sidomoro (Pulau Moro) 120.000 3,00
TOTAL 2.238.937 55,00
Sumber : Data Olahan Dinas Pekerjaan Umum
4. Sumber air baku di Kabupaten Lingga diambil dari berbagai macam sumber antara lain :
a. Untuk pelayanan di Kelurahan Dabo, Kelurahan Dabo Lama, Desa Batu Berdaun dan Desa
Tanjung Harapan menggunakan sumber berupa mata air yang terletak di Air Gemuruh
Gunung Muncung.
b. Untuk pelayanan di Desa Penuba menggunakan sumber berupa mata air di kampung
Menserai dan kampung Tanjung Tinggi.
c. Untuk pelayanan di Kelurahan Daik menggunakan sumber yang berasal dari mata air yang
terletak di Gunung Daik.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2 - 32
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Dari seluruh sistem yang ada saat ini, jumlah kapasitas terpasang adalah 150 L/detik pada tahun
2012, dengan kapasitas produksi sebesar 90 L/detik. Kondisi saat ini (2012) dapat dilihat tabel
dibawah ini :

Tabel 2.20. Kapasitas Terpasang dan Kapasitas Produksi Kabupaten Lingga


Kawasan Pelayanan Kap. Kap. Produksi Cakupan Keterangan
Terpasang (lt/dtk) Pelayanan
(lt/dtk) (persen)
Unit Dabo Singkep Sudah mengalami
a. Bukit Timah 25 lt/dtk 25 lt/dtk 55,01% penurunan debit air
b. Kampung Boyan 20 lt/dtk 20 lt/dtk baku
Unit Penuba Sudah mengalami
a. Tanah Tinggi 5 lt/dtk 5 lt/dtk 55,13% penurunan debit air
baku
Unit Daik Sudah mengalami
a. Bukit Cengkeh 50 lt/dtk 20 lt/dtk 20,67% penurunan debit air
b. Bukit Sempot 50 lt/dtk 20 lt/dtk baku
Sumber : Data Olahan Dinas Pekerjaan Umum

5. Di Kabupaten Natuna tersedianya air baku untuk memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari-hari
untuk kondisi saat ini bahwa total volume Instalasi Pengolah Air (IPA) sebesar 40 m3/tahun
sedangkan jumlah kebutuhan air baku per tahun sebesar 2.233.440 m3/tahun. Jika dilihat
berdasarkan jumlah tersedianya akses air minum yang aman melalui Sistem Penyediaan Air
Minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan
pokok minimal 60 liter/orang/hari bahwa diketahui Jumlah penduduk yang memiliki akses air minum
yang aman sebesar 3.102 jiwa, sedangkan proyeksi jumlah penduduk kabupaten/kota pada akhir
tahun pencapaian SPAM sebesar 69.003 jiwa. Maka cakupan pelayanan masih sangat rendah
sebesar 4,49 %. Hal ini disebabkan karena pelayanan air bersih di Kabupaten Natuna dengan
sisitem perpipaan masih terpusat di kawasan perkotaan.

6. Di Kabupaten Kepulauan Anambas sumber air baku masih diperoleh dari daerah perbukitan
dengan sistem pengairan gravitasi. Pelayanan air bersih di Kabupaten Kepulauan Anambas belum
memiliki sumber air baku yang memadai dan sistem yang ada menggunakan SPAM IKK dengan
kapasitas 10 – 20 liter/detik.

Kondisi Jaringan Irigasi

Irigasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan. Luas irigasi kondisi baik di
Provinsi Kepulauan Riau tahun 2014 sebesar 1.354 Ha, meningkat dari tahun sebelumya sebesar 1.010
Ha. Irigasi sangat bermanfaat bagi pertanian, terutama di pedesaan. Dengan irigasi pertanian dapat
berproduksi setiap tahunnya serta dapat juga dipergunakan untuk peternakan, dan keperluan lain yang
bermanfaat. Persentase ketersediaan air irigasi untuk pertanian rakyat pada sistem irigasi yang sudah
ada menunjukkan peningkatan dari sebesar 25,91% pada tahun 2011 menjadi 30,64% pada tahun
2015.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2 - 33
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Irigasi merupakan salah satu komponen penting ketahanan pangan nasional, dimana mengacu pada
PP No. 20 Tahun 2006 definitif irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air
irigasi yang menunjang kegiatan pertanian, yang jenisnyameliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi
airbawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak. Sedangkan jaringan irigasi adalah kesatuan
saluran,bangunan, dan bangunan pelengkap irigasi yang terdiri dari jaringan irigasi teknis, semi teknis,
dan non teknis. Suatu jaringan yang mengaliri suatu kesatuan lahan disebut Daerah Irigasi (DI).

Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah mengatakan bahwa pembagian
urusan Sumber Daya Air mengenai mengenai kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi untuk urusan
Pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi yang luasnya
1000 ha - 3000 ha, dan daerah irigasi lintas Daerah kabupaten/kota. Sedangkan untuk kewenangan
provinsi untuk pengelolaan dan pengembangan SPAM pada lintas Daerah kabupaten /kota. Kondisi
saat ini untuk Daerah Irigasi di Provinsi Kepulauan Riau adalah :

Tabel 2.21. Daerah Irigasi di Provinsi Kepulauan Riau


Luas Daerah Luas Realisasi Tanam
No Nama Daerah Irigasi (DI)
Irigasi (HA) (Ha)
1 DI Tapau (Natuna) 1.505 327
2 DI Kelarik (Natuna) 1.250 120
3 DI Jemaja (Anambas) 1.200 150
4 DI Kundur (Karimun) 428 324
5 DI Bintan 80 62
6 DI Lingga 210 210
Jumlah 4.673 1.432
Persentase Capaian 30,64 Persen
Sumber : Data Olahan Dinas Pekerjaan Umum

Melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera IV telah menangani 3 (Tiga) Daerah Irigasi yaitu : DI Tapau di
Kabupaten Natuna seluas 1.505 ha, DI Kelarik (masa konstruksi) juga di Kabupaten Natuna seluas
1.250ha dan DI Jemaja di Kabupaten Kepulauan Anambas seluas 1.200 ha.

Lokasi pekerjaan (DI Jemaja) termasuk dalam Wilayah Kecamatan Jemaja Timur, yang mana area
pesawahannya tersebar dalam 2 (dua) desa, yaitu Desa Ulu Maras dan Pasiran. Pada tahun 2008
produksi padi sawah tercatat sebesar 136 ton gabah, yang dihasilkan dari lahan seluas 20 Ha yang
berlokasi di Kecamatan Jemaja dan Jemaja Timur dengan tingkat produktivitas tanaman padi pada
tahun 2008 adalah 4 ton/hektar. Jaringan Irigasi Jemaja dibangun untuk menyediakan air irigasi lahan
seluas ± 386 Ha, namun sampai dengan saat ini total luas areal yang sudah dibuka untuk lahan
pertanian baru berkisar ± 150 Ha. Sumber Air berasal dari 2 (dua) bendung yang berlokasi di
Kecamatan Jemaja Timur. Bendung pertama adalah Bendung Davit yang membendung sungai Davit
dan berlokasi di Desa Ulu Maras dan bendung kedua adalah Bendung Jelis yang membendung sungai
Jelis yang berlokasi di desa Ulu Maras.

Secara rinci kinerja urusan Bidang Sumber Daya Air dapat dilihat pada Tabel dibawah ini:

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2 - 34
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Tabel 2.22. Kinerja Urusan Bidang Sumber Daya Air
No Indikator Sat 2011 2012 2013 2014 2015
Persentase Tersedianya air irigasi untuk
1. pertanian rakyat pada sistem irigasi yang % 25,91 22,59 30,64 30,64 30,64
sudah ada (%)
Persentase Tersedianya air baku untuk
2. % 36,09 51,21 54,02 55,94 60,60
memenuhi kebutuhan penduduk (%)
Jumlah titik rawan banjir yang diatasi
3. % 10,00 16,00 22,00 28,00 34,00
(titik)

2.3.3. Bidang Bina Marga

Sesuai UU Nomor 38 Tahun 2004 tentang jalan, dinyatakan bahwa jalan (termasuk jembatan) sebagai
bagian dari sistem transportasi nasional mempunyai peranan penting terutama dalam mendu- kung
bidang ekonomi, sosial dan budaya serta lingkungan yang dikembangkan melalui pendekatan
pengembangan wilayah agar tercapai keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar daerah.
Prosentase jalan provinsi berkondisi baik pada tahun 2015 telah mencapai 71,97% dan kondisi
jembatan di ruas jalan provinsi sebesar 71,27 %, sedangkan panjang jalan yang ditingkatkan kelasnya
115,37 km dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 dan rata-rata rasio panjang jalan terhadap
jumlah kendaraan sekitar 0,24 %.

Tabel 2.23. Capaian Kinerja Pengembangan Daerah (Jalan)


Pencapaian
Kondisi Awal Capaian Kinerja Tahunan Kinerja Akhir
Indikator Kinerja Pembangunan Status Sumber
No Sat RPJMD
Daerah Capaian Data
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Tahun 2010 Tahun 2015
2011 2012 2013 2014 2015
Rata-rata panjang jalan per luas Realisasi 2,26 2,40 2,55 2,72 2,89 3,08 3,08 %
1 % Tercapai DPU
wilayah Target 2,26 2,31 2,38 2,46 2,53 2,60 2,60 %
Rasio panjang jalan dengan Realisasi 0,21 0,21 0,22 0,22 0,23 0,24 0,24 %
2 % Tercapai DPU
jumlah kendaraan Target 0,21 0,21 0,22 0,22 0,23 0,24 0,24 %
Proporsi panjang jaringan jalan Realisasi 51,19 68,52 69,45 69,68 71,27 71,50 71,50 %
3 % Tercapai DPU
dalam kondisi baik Target 51,19 53,33 56,04 58,74 61,28 63,56 63,56 %
Jumlah Panjang Jalan yang Realisasi 70,12 92,37 118,23 141,35 160,36 185,49 185,49 km
4 km Tercapai DPU
ditingkatkan kelasnya Target 70,12 85,12 105,12 130,12 155,12 175,12 175,12 km

Rincian capaian kinerja tahun 2010 – 2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.24. Tabel Capaian Kinerja Tahun 2010 - 2015

No Indikator Sat 2011 2012 2013 2014 2015

1. Persentase jalan berkondisi baik (%) % 69,44 68,90 71,27 71,57 71,97
2. Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan 0,0010 0,0010 0,0009 0,0008 0,0008
a Panjang Jalan Provinsi (km)
Tanjungpinang km 58,15 61,17 63,43 65,13 70,23
Bintan km 162,77 162,77 162,77 162,77 162,77
Batam km 78,79 87,18 93,47 98,19 112,35

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2 - 35
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
No Indikator Sat 2011 2012 2013 2014 2015

Karimun km 117,42 123,99 128,92 132,62 143,72


Lingga km 163,62 174,39 182,47 188,54 206,72
Natuna km 104,91 114,51 121,71 127,11 143,32
Kepulauan Anambas km 46,50 47,63 48,47 49,10 51,00
Total km 732,15 771,64 801,25 823,47 890,11
b Jumlah kendaraan (unit)
Tanjungpinang unit 102.364 113.738 126.375 140.417 156.019
Bintan unit 71.737 79.707 88.564 98.404 109.338
Batam unit 441.141 490.157 544.619 605.132 672.369
Karimun unit 63.157 70.175 77.972 86.636 96.262
Lingga unit 21.069 23.410 26.011 28.901 32.112
Natuna unit 13.113 14.571 16.189 17.988 19.987
Kepulauan Anambas unit 0 0 0 0 0
Total 712.582 791.757 879.730 977.478 1.086.087

Penanganan status jalan di Provinsi Kepulauan Riau terdiri dari 3 status jalan yaitu status jalan
nasional, status jalan provinsi, dan status jalan kabupaten/kota.Status jalan nasional sudah ditetapkan
oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan Nomor: 248/KPTS/M/2015tentang
penetapan status jalan nasional di Provinsi Kepulauan Riau dengan penanganan panjang jalan
586,83 km. Sedangkan status jalan provinsi ditetapkan dengan Keputusan Gubernur Kepulauan Riau
Nomor 1863 Tahun 2016 tentang Ruas Jalan Menurut Statusnya Sebagai Jalan Provinsi Kepulauan
Riau dengan panjang 896,45 km.

Secara rata-rata kondisi jalan Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2015 sudah baik sebesar 71,27 %,
namun jika dilihat dari grafik sebelah diketahui Kota Tanjungpinang dan Kota Batam memiliki
persentase kondisi jalan baik yang paling kecil yaitu masih dibawa 70%, hal ini disebakan karena
intensitas lalu lintas di Ibukota Provinsi dan Kota Batam sangat tinggi, sehingga perlu diprioritaskan
program pemeliharaan jalan provinsi. Di Provinsi Kepulauan Riau, Kabupaten Karimun memiliki nilai
prosentase kondisi jalan baik yang tinggi, yaitu sebesar 91,57% dan kondisi jalan yang masih perlu
pemeliharaan sepanjang 12,12 km.

2.3.4. Bidang Perencanaan dan Tata Ruang

Tata Ruang Provinsi masih dalam pembahasan, sedangkan untuk enam Kabupaten Kota Lainnya
sudah memiliki Perda RTRW, untuk Kota Batam belum memiliki Perda RTRW oleh karena itu
Pemerintah Kota Batam berpedoman kepada Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2011 tentang RTR
Kawasan BBK (Rencana Tata Ruang Kawasan Batam Bintan dan Karimun).

Tabel. 2.25. Perda RTRW di Provinsi Kepulauan Riau

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2 - 36
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
No PROV/ KAB/ KOTA PERDA RTRW
1 Provinsi Kepulauan Riau Perda Nomor 1 Tahun 2017 tentang
RTRWP Tahun 2017 - 2037
2 Kota Tanjungpinang Perda Nomor 10 Tahun 2014 tentang RTRW Kota
Tanjungpinang Tahun 2014 - 2034
3 Kota Batam Belum Perda
4 Kabupaten Bintan Perda Nomor 2 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten
Bintan Tahun 2011 - 2031
5 Kabupaten Karimun Perda Nomor 7 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten
Karimun Tahun 2011 - 2031
6 Kabupaten Lingga Perda Nomor 2 Tahun 2013 tentang RTRW Kabupaten
Lingga Tahun 2011 - 2031
7 Kabupaten Natuna Perda Nomor 10 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten
Natuna Tahun 2011 - 2031
8 Kabupaten Kepulauan Anambas Perda Nomor 3 Tahun 2013 tentang RTRW Kabupaten
Kepulauan Anambas Tahun 2011 - 2031

Berdasarkan Kementerian Pekerjaan Umum telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 01/PRT/M/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang. SPM bidang penataan ruang mencakup:

(1) informasi penataan ruang,


(2) pelibatan peran masyarakat dalam proses penyusunan RTR,
(3) izin dan pengendalian pemanfaatan ruang,
(4) pelayanan pengaduan pelanggaran tata ruang, dan
(5) penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) publik.

Untuk Pemanfaatan tanah di Provinsi Kepuluan Riau juga berpedoman kepada RTW yang telah di
sahkan. Rencana Tata Ruang baik yang umum maupun yang rinci akan berdampak pada arah
pemanfaatan ruang sehingga pada saat perencanaan pembangunan akan lebih terarah dan dapat
memberikan dampak positif sehingga mengurangi disparitas pembangunan antar wilayah. Sedangkan
dalam rangka pengendalian pemanfaatan ruang akan meminimalisir terjadinya kesalahan pemanfaatan
fungsi ruang.
Terkait bidang pertanahan yang menyangkut dalam pemanfaatan dapat di sesuaikan dengan rencana
tata ruang sehingga dalam pelaksanaan legalitasnya akan lebih sesuai peruntukannya sebagai mana di
amantkan UU Pokok Agraria Nomor 5 tahun 1960.
Sesuai dengan latar belakang dapat di rumuskan tujuan yang di capai yaitu mengawasi
penyelenggaraan penataan ruang di tingkat provinsi, kabupaten dan kota melalui kegiatan pemantauan
danevaluasi terhadap pengaturan, pembinaan dan pelaksanaan penataan ruang.
Untuk saat ini RTRW Provinsi masih dalam proses Ranperda RTRW dan diharapkan tahun 2016 dapat
ditetapkan dan disetujui oleh DPRD Provinsi Kepulauan Riau, dan RTRW yang saat ini juga belum
disahkan juga yaitu RTRW Batam, sedangkan RTRW 6 kabupaten/kota lainnya sudah disyahkan dan
ditetapkan.

Berdasarkan hasil monitoring aspek pengendalian RTRW kabupaten/kota, ada beberapa kondisi
program yang telah diatur dalam RTRW Kabupaten/kota yang belum dijalankan, sedang dijalankan, dan
sudah dilaksanakan adalah sebagai berikut :

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2 - 37
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
1. Kabupaten Bintan

Pengembangan jaringan jalan Jaringan jalan arteri primer di Kabupaten Bintan dalam kondisi baik, setiap
arteri primer tahunnya dilakukan penambalan serta perbaikan jalan untuk menjaga kondisi
jalan, adapun jalan yang belum selesai pengembangannya salah satunya
yaitu jalan Km 16 – Lintas timur – Kijang.

Pengembangan sistem jaringan Kondisi jaringan jalan Kolektor primer 1 di Kabupaten Bintan dalam keadaan
jalan kolektor primer baik, secara umum program peningkatan jaringan jalan di Kabupaten Bintan
sudah terealisasikan.

Pengembangan sistem jaringan Secara umum kondisi jalan kolektor sekunder di Kabupaten Bintan dalam
jalan kolektor sekunder kondisi baik, adapun pengembangan dilakukan dalam bentuk penambalan
serta perawatan jalan.
Pengembangan sistem jaringan Jaringan jalan lokal primer di Kabupaten Bintan sebagian masih belum
jalan lokal primer terealisasi maupun masih dalam tahap pengerjaan, untuk jalan lingkar di
pulau mantang, pengujan, kelong dan tambelan belum terealisasi
Pengembangan jembatan antar Belum ada jembatan antar pulau dan jalan bebas hambatan yang terealisasi
pulau dan jalan bebas di Kabupaten Bintan
hambatan
Normalisasi sungai utama di Kondisi sungai utama di Pulau Bintan yaitu S. Jago, S. Ekang-Anculai, S.
Pulau Bintan Bintan, S. Kangboi, S. Gesek, S. Kawal, dan S. Lagoi cukup baik, sudah
dilakukan normalisasi di beberapa titik.
Rehabilitasi kondisi waduk di  Waduk Galang Batang belum ada peningkatan, waduk masih berbentuk
Pulau Bintan waduk alami.
 Waduk Sungai Gesek
 Waduk Sungai Kawal belum ada peningkatan.
 Kondisi Waduk Lagoi dalam kedaan baik
 Waduk Aculai belum ada peningkatan
 Waduk Kangboi belum ada peningkatan
 Waduk Sekuning dalam keadaan baik, akan tetapi peningkatan ataupun
pemeliharaan di waduk ini belum ada.
 Waduk Sungai Jago-Lepan belum ada penigkatan
 Waduk Tanjung Uban dalam keadaan baik peningkatan di waduk ini belum
ada.
Realisasi Infrastruktur Ke-Pu- Dari seluruh indikasi program RTRW Kabupaten Bintan 55% sudah
An terlaksana dengan baik, 25% masih dalam proses pelaksanaan dan
sebanyak 20% masih belum terlaksana.

2. Kabupaten Karimun

Peningkatan Jaringan Jalan Jaringan jalan kolektor primer di Kabupaten Karimun dalam kondisi yang
Kolektor Primer cukup baik, hampir seluruh jalan yang ada di indikasi program sudah
terealisasi, hanya ruas Sp. Pongkar – Teluk Ranai yang masih belum selesai
pengerjaannya
Pengembangan sistem jaringan Kondisi jaringan jalan lokal primer berbeda-beda disetiap pulau, untuk pulau

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2 - 38
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
jalan lokal primer karimun dan kundur kondisinya cukup baik, namun di pulau-pulau kecil
seperti belat, combol, sugi, dll masih belum terealisasi
Pengembangan jembatan antar Belum terealisasi dikarenakan permasalahan hutan lindung
pulau
Pengembangan dan  Waduk Sungai Gunung Jantan dalam keadaan baik dan di waduk ini belum
peningkatan waduk terlihat ada peningkatan ataupun pemeliharaan.
 Waduk Sungai Pongkar dalam keadaan baik, di waduk ini telah di bangun
pintu air untuk pengendalian banjir.
 Di Waduk Sei Bati telah tersedia infrastruktur pengolahan air dan
infrastruktur pengendalian banjir.
 Waduk Sei Sentani dalam keadaan kurang baik jika dibandingkan dengan
waduk sebelumnya, pada waduk ini belum terlihat adanya peningkatan.
Pengembangan dan  Sistem pengendalian Banjir berupa waduk di Waduk Sungai Jantan,
peningkatan prasarana sumber Waduk Sungai Pongkar, Waduk Sei Bati di Sungai Sei Bati dan Waduk
daya air Sentani di Sungai Ambat
 Sistem pengaman pantai pada pantai yang rawan abrasi
Realisasi Infrastruktur Ke-Pu- Seluruh indikasi program RTRW Kabupaten Karimun 48% sudah terlaksana
An dengan baik, 17% masih dalam proses pelaksanaan dan sebanyak 35%
masih belum terlaksana.

3. Kabupaten Lingga

Peningkatan Jaringan Jalan Jaringan jalan kolektor primer di Kabupaten Lingga cukup baik kondisinya,
Kolektor Primer beberapa ruas yang belum terlaksana yaitu ruas Mentunda - Sungai Tenam
dan Sp. Panggak Darat - Panggak Laut, Jalan akses kawasan agropolitan
Kerandin, Linau
Pengembangan sistem jaringan Kondisi jaringan jalan lokal primer cukup baik, beberapa ruas belum
jalan lokal primer terealisasi dianta.rnya ruas sungai besar - tanjung bungsu – semarung –
linau – limbung di Kecamatan Lingga Utara yang belum selesai
pembangunannya

Penataan mata air sumber air Belum terlaksana


baku
Penataan ruang DAS Belum terlaksana
Pembangunan saluran irigasi Sebagian sudah terlaksana yaitu di daerah Linau
pertanian
Rehabilitasi dan revitalisasi Sebagian sudah terlaksana
irigasi pertanian
Realisasi Infrastruktur Ke-Pu- Seluruh indikasi program RTRW Kabupaten Lingga 35% sudah terlaksana
An dengan baik, 24% masih dalam proses pelaksanaan dan sebanyak 41%
masih belum terlaksana

4. Kabupaten Natuna

Peningkatan Jaringan Jalan Untuk jalan di Pulau Bunguran sudah cukup baik kondisinya, hanya jalan di
Kolektor Primer kecamatan Bunguran Tengah yang banyak belum terlaksana rencana
pembangunannya

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2 - 39
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Pengembangan sistem jaringan Kondisi jaringan jalan lokal primer di Kabupaten Natuna masih sangat sedikit
jalan lokal primer yang sudah terbangun, mayoritas masih dalam tahap awal-menengah
Penataan mata air sumber air Sudah terlaksana di Pulau Bunguran, untuk pulau serasan, midai dan pulau
baku subi masih belum terlaksana
Pembangunan Bendungan Belum terlaksana
Klarik
Pengembangan Sungai Ranai, Sebagian sudah terlaksana
Sungai Air Hijau, Sungai Ulu,
Sungai Semala, Air Terjun Air
Lengit, Sungai Air Kupang Dan
Sungai Air Kimak (sumber air
baku Bukit Berangin), Sungai
Segeram, Sungai Tapau,
Sungai Binjai, Air Terjun
Gunung Ranai, Air Terjun Bukit
Berangin dan Pembangunan
Bendung Pering untuk air
bersih di Pulau Bunguran
Realisasi Infrastruktur Ke-Pu- Seluruh indikasi program RTRW Kabupaten Natuna hanya 15% sudah
An terlaksana dengan baik, 55% masih dalam proses pelaksanaan dan
sebanyak 30% masih belum terlaksana.

5. Kabupaten Kepulauan Anambas

Peningkatan Jaringan Jalan Jaringan jalan kolektor primer banyak yang belum terealisasi seperti jalan
Kolektor Primer genting-penebung, penebung-nyamuk, letung-kusik sementara jalan yang
sudah dalam kondisi baik diantaranya ialah ruas kuala maras-sei hulu, air
asuk-liuk, sei hulu-letung.
Pengembangan sistem jaringan Ruas jalan dan jembatan lokal primer masih sangat sedikit yang terealisasi
jalan lokal primer hanya ruas dalam kota Tarempa, ruas dalam kota Letung dan air sena yang
sudah cukup baik kondisinya
Penataan mata air sumber air Belum ada rencana jembatan dalam indikasi program RTRW Kabupaten Kep.
baku Anambas yang terealisasi
Pengembangan Sumber Air  Sumber Air Terjun Temburun merupakan sumber air yang berasal dari
Baku air terjun temburun. Sumber Air ini digunakan oleh warga untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mencuci, memasak, dan lain
sebagainya di Pulau Siantan
 Sumber Air Waduk David merupakan air permukaan waduk tadah hujan.
Sistem perpipaan dari waduk Kolong David dengan Kapasitas 10
liter/detik. Sumber Air Waduk David ini digunakan sebagai Sumber Air di
Pulau Jemaja.
 Sumber Air Mata Air Matak merupakan sumber mata air yang digunakan
warga di pulau Matak, digunakan warga untuk keperluan sehari hari
seperti, memasak, mandi, air minum dan sebaginya
Realisasi Infrastruktur Ke-Pu- Seluruh indikasi program RTRW Kabupaten Kepulauan Anambas hanya 14%
An yang sudah terlaksana dengan baik, 31% masih dalam proses pelaksanaan
dan sebanyak 55% masih belum terlaksana

6. Kota Tanjungpinang

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2 - 40
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Peningkatan Jaringan Jalan Kondisi fisik jalan dalam keadaan baik, ruas-ruas vital terutama yang dari dan
Kolektor Primer menuju bandara sudah terealisasi, hanya jalan lingkar yang belum terealisasi.

Pengembangan sistem jaringan Kondisi jaringan jalan kolektor dan lokal dalam keadaan baik, pembangunan
jalan lokal primer jalan di kawasan senggarang sudah hampir selesai, peningkatan-
peningkatan jalan eksisting sudah terealisasi
Pembangunan dan Secara umum kondisi jembatan yang sudah ada dalam kondisi baik,
peningkatan jembatan jembatan-jembatan yang terkait jalan lingkar belum terealisasi
Rehabilitasi dan Revitalisasi Kondisi sungai utama di Kota Tanjungpinang memang tidak dalam kondisi
Sungai Utama di Kota yang baik, perlu segera dilakukan pengerasan di bibir sungai, serta
Tanjungpinang pengamanan DAS sungai utama di Kota Tanjungpinang
Pembangunan prasarana dan Belum terlihat pembangunan sarana dan prasarana pada kawasan abrasi
sarana pada kawasan abrasi pantai, untuk kawasan rawan banjir sudah ada pelebaran gorong-gorong
pantai dan rawan dibeberapa titik
banjir/genangan
Realisasi Infrastruktur Ke-Pu- Seluruh indikasi program RTRW Kota Tanjungpinang hanya 10% yang sudah
An terlaksana dengan baik, 36% masih dalam proses pelaksanaan dan
sebanyak 54% masih belum terlaksana, hal ini terjadi dikarenakan RTRW
Tanjungpinang baru diperdakan pada akhir 2014 sehingga perda tersebut
baru berjalan kurang dari satu tahun

Infrastruktur Jaringan Wilayah Kota Batam yang terdiri dari banyak pulau, baik besar maupun kecil
Jembatan telah terhubung dengan 6 (enam) buah jembatan megah yang
menghubungkan 7 (tujuh) pulau yaitu Pulau Batam ke Pulau Tonto ke Pulau
Nipah ke Pulau Setoko ke Pulau Rempang ke Pulau Galang dan ke Pulau
Galang Baru. Semua jembatan tersebut berkonstruksi besi dan beton dengan
panjang keseluruhan 2.262 meter
Infrastruktur Jaringan Jalan 1. Melalui Dinas PU Kota Batam membangun sepanjang 4,5 Km jalan baru
dan melaksanakan peningkatan jalan sepanjang 26,09 Km, selain tiu
juga dilaksanakan pemeliharaan rutin di sepanjang 35 Km jalan Kota
Batam. Berdasarkan data yang dimiliki Dinas PU Kota Batam, total ruas
jalan Kota Batam tahun 2013 lalu yakni 882,57 Km dengan lebar ruas
rata-rata 15,33 meter.
2. Dari total jalan ini, sebanyak 80,49 persen sudah berupa jalan aspal,
14,04 persen masih berupa kerikil dan 5,47 persen jalan tanah atau
belum tembus. Jika dilihat dari kondisi jalan, sebanyak 66,66 persen
dalam keadaan baik, sementara 9,32 persen jalan kota dalam kondisi
sedang dan 9,72 persen rusak ringan serta 14,30 persen rusak berat.
3. Adapun ruas jalan nasional di Kota Batam berdasrkan SK Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 630/KPTS/M/2009 yaitu 148,209 Km, jalan
nasional ini terbagi 2 (dua) yaitu ruas jalan arteri nasional sepanjang
91,574 Km dan ruas jalan kolektor nasional sepanjang 56,635 Km.
4. Ruas jalan provinsi di Kota Batam yang ditetapkan dalam SK Gubernur
Kepulauan Riau Nomor 530.a tahun 2010 adalah sepanjang 67,6 Km.
Infrastruktur Fly Over Badan Pengusahaan Batam telah merencanakan pembangunan 2 (dua) Fly

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2 - 41
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Over yaitu Fly over Simpang Kabil dan Fly Over Simpang Jam yang
tujuannya untuk mengurai kemacetan saat jam-jam sibuk. Panjang jembatan
yang direncanakan 630 m dan lebar 9 m untuk Fly Over Simpang Kabil
dimana Fly Over simpang Kabil nantinya akan menghubungkan Kawasan
Industri Kabil-Bandara Hang Nadim dengan Nagoya, sedangkan untuk
rencana Fly Over SP.Jam akan menghubungkan antara Kawasan industri
Kabil – Bandara Hang Nadim dengan Nagoya dan Pelabuhan Internasional
Sekupang dengan panjang jembatan yang direncanakan yaitu 475 m dan
lebar 9 m.
Pengembangan Jaringan  Pengembangan dan peningkatan sungai Harapan, Sungai Muka Kuning,
Sungai Sungai Duriangkang, Sungai Beduk, Sungai Tongkong, Sungai Ngeden,
Sungai Puncur, Sungai Nongsa, Sungai Ladi, Sungai Baloi, Sungai
Tembesi, Sungai Cia, Sungai Gong, Sungai Langkai, Sungai Bengkong,
Sungai Rempang dan Sungai Galang. (RTR KSN BBK).
 sungai pada DAS Terong, DAS Seraya Cundung, DAS Gading, DAS
Penatu, DAS Ladi, DAS Bukit Jodoh, DAS Nongsa, DAS Balo, DAS
Tiban Lama, DAS Pesung, DAS Logo, DAS Ekang, DAS Bintan, DAS
Cikolek, dan DAS Sumpai di WS Kepulauan Batam-Bintan (RTR KSN
Perbatasan Negara Riau-Kepri)
Pengembangan dan Meliputi waduk Sei Harapan, Waduk Sei Ladi, waduk Nongsa, Waduk Muka
peningkatan waduk kuning, Waduk Duriangkang, Waduk Sei Tembesi Baru, Waduk Sungai
Rempang, Waduk Sungai Cia, Waduk Sungai Galang, dan Waduk Sungai
Gong.
7. Kota Batam

Dam Tembesi berada di 2 (dua) Kecamatan yaitu


Kec. Sagulung dan Kec. Sei Beduk, saat dilakukan
monitoring Dam Tembesi masih dalam tahap
peningkatan

Waduk Nongsa, waduk telah dilengkapi dengan


infrastruktur pendukung seperti jalan inspeksi dan
pagar pembatas dengan kondisi bagus. Secara
administrasi waduk ini berada di Kecamatan
Nongsa.

Waduk Muka Kuning telah dilengkapi infrastruktur


berupa jalan inspeksi dan pagar pembatas dengan
kondisi bagus

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2 - 42
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Waduk Duringakang telah dilengkapi infrastruktur
sistem pengendalaian air dan infrastruktur pagar
pembatas dengan kondisi cukup bagus, dibeberapa
titik, kondisi pagar pembatas sudah jebol/rusak
sehingga masya. bisa keluar/masuk ke lokasi
waduk.
Waduk Sie Harapan, perlu dilakukan peningkatan
infrastruktur pagar pembatas, karena kondisi pagar
yang bersebelahan dengan permukiman sudah
roboh. Waduk ini berada di Kec. Sekupang

Kondisi infrastruktur di Waduk Sei Ladi dalam


Keadaan cukup baik, peningkatan infrastruktur
pagar pembatas perlu dilakukan dikarenakan
kondisi pagar sudah ada yang keropos/rusak.

2.3.5. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Jasa Konstruksi dan Pengujian Laboratorium

Laboratorium Pengujian UPTD Pemberdayaan, Pengawasan Jasa Konstruksi, Pengujian dan Peralatan
Dinas PU, Penataan Ruang dan Pertanahan Pemprov Kepri dibentuk berdasarkan Peraturan Gubernur
Kepulauan Riau Nomor 17 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Daerah Pemberdayaan, Pengawasan Jasa Konstruksi, Pengujian dan Peralatan Pada Dinas Pekerjaan
Umum Provinsi Kepulauan Riau, tanggal 01 Maret 2012. Laboratorium Pengujian ini menyediakan
pelayanan uji bahan, yang meliputi uji kualitas material di bidang aspal, bidang beton dan bidang tanah.

Personil tenaga laboratorium yang telah memiliki sertifikat keahlihan adalah sebagai berikut :

PENDIDIKAN
NO NAMA TUPOKSI KETERANGAN
TERAKHIR
1 TUGIMIN SMK TEKNISI LABORATORIUM TANAH BERSERTIFIKASI
2 HERU PRASTOWO SMK TEKNISI LABORATORIUM TANAH BERSERTIFIKASI
3 ADI SAYUTI SMA TEKNISI LABORATORIUM TANAH BERSERTIFIKASI
ROSNELIS
4 SMK TEKNISI LABORATORIUM TANAH BERSERTIFIKASI
PERMATASARI
5 EDI SAPUTRA SMK TEKNISI LABORATORIUM TANAH BERSERTIFIKASI
6 ROBY MAULUDIN SMK TEKNISI LABORATORIUM TANAH BERSERTIFIKASI
7 EKO SURONO SMA TEKNISI LABORATORIUM BETON BERSERTIFIKASI
8 RENDY OCTAVIANO SMA TEKNISI LABORATORIUM BETON BERSERTIFIKASI
9 WAWAN SETIAWAN SMA TEKNISI LABORATORIUM BETON BERSERTIFIKASI
10 PRATAMA CAHYADI SMP TEKNISI LABORATORIUM BETON BERSERTIFIKASI
11 MUHTAZAR SMK TEKNISI LABORATORIUM ASPAL BERSERTIFIKASI
12 M. ALFARABI SMA TEKNISI LABORATORIUM ASPAL BERSERTIFIKASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2 - 43
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
13 YUDA AFRIANSYAH, ST S1 TEKNISI LABORATORIUM ASPAL BERSERTIFIKASI
14 JULI WIDYAWAN SMK TEKNISI LABORATORIUM ASPAL BERSERTIFIKASI
Tabel 2.26. Personil Tenaga Laboratorium Yang Telah Memiliki Sertifikat Keahlihan

Peralatan Laboratorium Pengujian terdiri dari peralatan pengujian beton, pengujian aspal dan pengujian
tanah, seperti penjabaran pada tabel-tabel berikut :

Tabel 2.27. Jumlah Peralatan Laboratorium Pengujian


ASPAL
NO NAMA ALAT JUMLAH/ UNIT
1 Mesin Tekan Marshall 1
2 Centrifugal Extraktor 1
3 Bak Rendam Benda Uji Marshall 1
4 Saybolt Viscometer 1
5 Alat Kadar Air Aspal 1
6 Alat Titik Nyala Aspal 1
7 Destilasi aspal Cutback 1
8 Ductilometer Aspal 1
9 Penetrometer Aspal 1
10 Oven Uji Kehilangan Berat Aspal 1
11 Los Angeles Machine 1

BETON
NO NAMA ALAT JUMLAH/ UNIT
1 Ayakan Agg. Halus + Kasar 1
2 Mesin Shake (Getar) Ayakan 1
3 Oven 2
4 Molen Kapasitas 0,2 m³ 2
5 Mesin Kuat Tekan Beton 2
6 Alat Slum Test 1
7 Mould (Cetakan Beton) Besar 15 x 15 85
8 Mould (Cetakan Beton) Kecil 4
9 Mesin Lentur Beton 1
10 Kerucut SSD 1
11 Picnometer 1
12 Timbangan Digital Besar 2
13 Timbangan Digital Kecil 2
14 Timbangan Manual 2
15 Kadar Udara Beton 1
16 Hammer Test + Alat Calibrasi 1
17 Mesin Shake Beton 1

TANAH

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2 - 44
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
NO NAMA ALAT JUMLAH/ UNIT
1 Alat Sondir 1
2 Stang Sondir 38
3 Atterberg Mesin 1
4 Atterberg Manual 1
5 Mould Convaksi 10
6 Mould CBR Perendaman 10
7 Mesin Tekan CBR 1
8 Konsolidasi 6
9 DCP 1
10 Triaxial 1
11 Hand Penetrometer 1
12 Speedy 1
13 Sandcone 1
14 Hand Bor + Stang Hand Bor 1
15 Gelas Ukur 8
16 Consolidasi 2
17 Extruder 2

Kondisi alat untuk saat ini dalam berkondisi baik dan dikategori masih baru, dan saat ini masih terus
dilakukan peningkatan dalam rangka untuk mencapai sertifikat standar mutu (ISO17025 : 2005).
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah
2.4.1. Tantangan Pembangunan Bidang Bina Marga

Tantangan pembangunan bidang Bina Marga, meliputi :


1. Pemenuhan kebutuhan prasarana jalan yang mendukung sistem transportasi wilayah harus
memenuhi standar keselamatan jalan dan berwawasan lingkungan dalam menunjang sektor riil dan
sistem logistik daerah dan nasional;
2. Meningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembangunan serta operasi dan
pemeliharaan prasarana jalan untuk meningkatkan rasa memiliki terhadap prasarana jalan yang
ada terutama kepedulian terhadap lingkungan disekitar prasarana jalan yang ada;
3. Mengantisipasi pertumbuhan prosentase kendaraan dibandingkan jalan yang terus akan
mengalami peningkatan seiring perkembangan dan kompetisi global, terutama pada wilayah
perkotaan;
4. Meningkatkan keterpaduan sistem jaringan transportasi dan penyelenggaraan jalan dan
meningkatkan akuntabilitas kinerja penyelenggaraan jalan; dan
5. Mengupayakan pengarusutamaan jender dalam proses pelaksanaan kegiatan sub-bidang jalan,
baik dari segi akses, kontrol, partisipasi, maupun manfaatnya.

2.4.2. Tantangan Pembangunan Bidang Sumber Daya Air

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2 - 45
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Tantangan pembangunan bidang Sumber Daya Air, meliputi :
1. Menyediakan air baku untuk mendukung penyediaan air minum;
2. Menjaga kelestarian hutan pada kawasan catchment area atau daerah tangkapan sumber air baku;
3. Mendorong sektor irigasi sebagai sektor unggulan dan mengendalikan alih fungsi lahan pertanian
beririgasi; dan
4. Melakukan pengelolaan resiko yang diakibatkan oleh daya rusak air seperti banjir, kekeringan,
serta abrasi pantai, dan Melakukan upaya dan langkah mitigasi dan adaptasi bidang SDA dalam
menghadapi dampak negatif perubahan iklim;

2.4.3. Tantangan Pembangunan Bidang Penataan Ruang Dan Pertanahan

Tantangan pembangunan bidang Penataan Ruang Dan Pertanahan, meliputi :


1. Belum disahkannya RTRW Provinsi sampai saat ini;
2. Meningkatkan pemanfaatan Rencana Tata Ruang secara optimal dalam mitigasi dan
penanggulangan bencana, peningkatan daya dukung wilayah, dan pengembangan kawasan;
3. Meningkatkan kualitas pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang terutama melalui
dukungan sistem informasi dan monitoring penataan ruang di daerah untuk mengurangi terjadinya
konflik pemanfaatan ruang antarsektor, antarwilayah, dan antarpelaku;
4. Meningkatkan kepastian hukum dan koordinasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang; dan
5. Meningkatkan keterlibatan seluruh lapisan masyarakat (termasuk perempuan) dlam
penyelenggaraan penataan ruang.

2.4.4. Tantangan Pembangunan Bidang Jasa Konstruksi dan Pengujian Peralatan

Tantangan pembangunan bidang Jasa Konstruksi dan Pengujian Peralatan, meliputi :


1. Asosiasi konstruksi juga masih lebih cenderung mengutamakan kepentingan- kepentingan politis,
sementara forum jasa konstruksi belum intens dan kurang maksimal melakukan pembinaan;
2. Memperkuat pasar konstruksi dan meningkatkan profesionalisme industri konstruksi. Termasuk
perlunya memperkuat para pelaku usaha konstruksi kecil dan menengah antara lain karena
lemahnya penguasaan teknologi dan akses permodalan Badan Usaha Jasa Konstruksi;
3. Masih terbatasnya peralatan pengujian;
4. Masih adanya mutu konstruksi yang belum sesuai standar; dan
5. Mengupayakan pengaruh gender dalam proses pelaksanaan kegiatan sub-bidang jasa konstruksi,
baik dari segi akses, kontrol, partisipasi, maupun manfaatnya.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


2 - 46
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
BAB III. PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS
PERANGKAT DAERAH

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Dan Fungsi Pelayanan PD

Perencanaan Strategis Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2016 - 2021, adalah perencanaan pembangunan yang merupakan
keberlanjutan dari pembangunan tahun-tahun sebelumnya, sehingga dalam merumuskan arah
kebijakan dan strategi pembangunan kedepan tidak lepas dari kondisi riil capaian pembangunan
tahun sebelumnya. Lima tahun pertama dan kedua Renstra Dinas Pekerjaan umum, Panataan
Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau telah menghasilkan berbagai kemajuan yang
cukup berarti namun masih menyisahkan berbagai permasalahan pembangunan daerah yang
merupakan kesenjangan antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang
direncanakan yang bermuara pada tercapainya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Potensi
permasalahan pembangunan daerah pada umumnya timbul dari kekuatan yang belum
didayagunakan secara optimal, kelemahan yang tidak diatasi peluang yang tidak dimanfaatkan,
dan ancaman yang tidak diantisipasi. Untuk mendapatkan gambaran awal bagaimana
permasalahan infrastruktur dapat dipecahkan dan diselesaikan dengan baik, tiap-tiap

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


3-1
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
permasalahan juga diidentifikasi faktor-faktor penentu keberhasilannya dimasa datang. Faktor-
faktor penentu keberhasilan adalah faktor kritis, hasil kinerja, dan faktor-faktor lainnya yang
memiliki daya ungkit yang tinggi dalam memecahkan permasalahan pembangunan atau dalam
mewujudkan keberhasilan penyelenggaraan urusan pemerintahan.

Pada bagian ini, akan diuraikan permasalahan, diuraikan permasalahan yang paling krusial tentang
layanan dasar di tiap Bidang/UPTD sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing melalui
penilaian terhadap capaian kinerja yang belum mencapai target yang ditetapkan dalam RPJMD
Tahun 2016 - 2021. Permasalahan akan diuraikan untuk mengetahui faktor-faktor, baik secara
internal maupun eksternal, yang menjadi pendorong munculnya permasalahan tersebut. Identifikasi
permasalahan pada tiap urusan dilakukan dengan memperhatikan capaian indikator kinerja
pembangunan dan hasil evaluasi pembangunan lima tahun terakhir sebagai berikut :

1. Bagian Sekretariat
a. Penyelenggaraan pengelolaan kegiatan sekretariat belum optimal, salah satunya
pengelolahan Barang Milik Negara (BMN) yang belum optimal;
b. Masih kurangnya tenaga pengelola kegiatan dan administrasi keuangan yang bersertifikat;
c. Kapasitas pengendalian dan evaluasi terhadap hasil-hasil pelaksanaan realisasi program
dan kegiatan Dinas Pekerjaan Umum belum optimal; dan
d. Belum optimalnya data dan informasi Dinas Pekerjaan Umum yang terintegrasi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.

2. Bidang Bina Marga


a. Belum seluruhnya jalan dan jembatan propinsi dalam kondisi baik dan mantap, sesuai
dengan kapasitas jalan propinsi.
b. Kapasitas jalan dan jembatan yang belum memenuhi standar teknis pelayanan minimal,
yaitu lebar jalan yang kurang dari 6.00 m dan lebar jembatan yang kurang dari 9.00 m.

3. Bidang Sumber Daya Air


a. Pembiayaan kegiatan Sumber Daya Air sangat minim dibandingan dengan kegiatan Bina
Marga, sehingga mengakibatkan belum terpenuhinya target penambahan Air baku
dikarenakan keterbatasan anggaran, dan proses pengadaan tanah yang lama;
b. Kurangnya optimalnya koordinasi antar wilayah dalam pengelolaan SDA yang
menyebabkan konservasi SDA belum optimal serta Daya dukung lingkungan yang
menurun akibat pemanfaatan sumber daya air yang berlebihan.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


3-2
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
4. Bidang Penataan Ruang Dan Pertanahan
a. Belum sepenuhnya mempedomani Rencana Tata Ruang Wilayah (Perda RTRW)
Kab/Kota di Provinsi Kepulauan Riau dalam menyusun program-program pembangunan
dan panduan bagi masyarakat untuk memanfaatkan ruang.
b. Belum optimalnya ketaatan masyarakat terhadap rencana tata ruang, sehingga
pemanfaatan ruang yang berbanding lurus dalam pemanfaatan tanah untuk
pembangunan juga kurang optimal.
c. belumoptimalnyapenyelesaiankonflik-konflikpertanahan,
terutamamasalahgantikerugiandansantunantanahuntukpembangunanPemerintahProvinsi.

5. Bidang Jasa Konstruksi dan Pengujian Peralatan


a. Laboratorium pengujian peralatan Dinas Pekerjaan Umum, Panataan Ruang dan
Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau belum memiliki ISO 17025:2005.
b. Kurangnya pemahaman di masyarakat luas maupun aparat daerah tentang kualitas
pembangunan, sehingga perlu peningkatan penguasaan teknologi dan penyebaran
Informasi bidang pekerjaan umum;
c. Belum sepenuhnya penyedia jasa mengujikan hasil pelaksanaan konstruksi pada kantor
laboratorium pengujian Dinas Pekerjaan Umum, Panataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau, dikarenakan peralatan uji yang masih terbatas;
d. Belum optimalnya pemeliharaan peralatan laboratorium, karena banyak peralatan yang
rusak tidak bisa digunakan kembali atau tidak ada pemeliharaannya; dan
e. Keterbatasan SDM, peralatan teknis, dan laboratorium, dan pendukung lainnya

3.2. Telaahan Visi, Misidan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

Menelaah visi, misi, dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih ditujukan untuk
memahami arah pembangunan yang akan dilaksanakan selama kepemimpinan Gubernur dan
Wakil Gubernur Provinsi Kepulauan Riau tersebut dan untuk mengidentifikasi faktor-faktor
penghambat dan pendorong pelayanan Dinas Pekerjaan Umum, Panataan Ruang dan Pertanahan
yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi Gubernur dan wakil Gubernur Provinsi
Kepulauan Riau tersebut.

Hasil identifikasi Dinas Pekerjaan Umum, Panataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan
Riau tentang faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan Dinas Pekerjaan Umum, Tata
Ruang dan Pertanahan yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala daerah dan
wakil kepala daerah terpilih ini juga akan menjadi input bagi perumusan isu-isu strategis pelayanan
Dinas Pekerjaan Umum. Dengan demikian, isu-isu yang dirumuskan tidak saja berdasarkan

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


3-3
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
tinjauan terhadap kesenjangan pelayanan, tetapi juga berdasarkan kebutuhan pengelolaan faktor-
faktor agar dapat berkontribusi dalam pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala
daerah terpilih

Visi merupakan pernyataan cita-cita atau impian sebuah kondisi yang ingin dicapai di masa depan.
Kondisi yang dicita-citakan atau diimpikan tersebut adalah kondisi yang di akhir periode dapat
diukur capaiannya melalui berbagai usaha pembangunan. Usaha-usaha pembangunan yang
dilaksanakan, umumnya berorientasi untuk memperbaiki tingkat hidup (level of living) masyarakat

Visi Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau merupakan gambaran kesuksesan yang ingin dicapai
dalam kurum waktu 5 (lima) tahun kedepan yang disusun dengan memperhatikan visi RPJPD
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2005-2025 dan arah Pembangunan Nasional RPJMN Tahun 2015
– 2019.

Telaahan Visi dan Misi RPJMD Provinsi Kepulauan Riau tahun 2016 - 2021

RPJMD Provinsi Kepulauan Riau tahun 2016 - 2021 merupakan bagian dari Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Kepulauan Riau tahap ke-3. Visi RPJMD
Provinsi Kepulauan Riau tahun 2016 – 2021 adalah ”Terwujudnya Kepulauan Riau sebagai
Bunda Tanah Melayu yang Sejahtera, Berakhlak Mulia, Ramah Lingkungan dan Unggul di
Bidang Maritim”. Dengan kata kunci dari visi Provinsi Kepulauan Riau periode 2016 -2021 meliputi
sebagai berikut :
1. Sebagai Bunda Tanah Melayu
Mengandung arti bahwa Provinsi Kepulauan Riau diharapkan tetap menjadi wilayah yang
menjunjung tinggi nilai-nilai adat dan seni budaya melayu dalam kehidupan masyarakat. Nilai-
nilai adat dan budaya melayu tersebut dilestarikan agar tidak pudar terpengaruh oleh budaya
luar.

2. Sejahtera
Sejahtera menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mengandung arti aman sentosa dan
makmur; selamat (terlepas dari segala macam gangguan, kesukaran, dsb). Masyarakat
sejahtera dapat diartikan secara luas yaitu masyarakat yang terpenuhinya kebutuhan
dasarnya (pendidikan, kesehatan, pekerjaan, pangan, perumahan, dan jaminan sosial).

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


3-4
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
3. Berakhlak Mulia
Berakhlak mulia mengandung arti bahwa diharapkan masyarakat Provinsi Kepulauan Riau
telah dapat mempertahankan nilai-nilai moralitas masyarakat melayu dimana Agama Islam
menjadi sumber utama referensinya dengan dasar keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Kuasa, dan bagi masyarakat selain Islam juga dapat melaksanakan ajaran
agamanya, sehingga tercipta kerukunan antar umat beragama.

4. Ramah Lingkungan
Ramah lingkungan mengandung arti bahwa wilayah Provinsi Kepulauan Riau diharapkan
menjadi wilayah dengan lingkungan yang bersih, sehat, asri, dan nyaman sehingga perlu
didukung dengan sistem pengelolaan lingkungan dan sistem pengelolaan sampah yang baik,
pemanfaatan ruang yang memenuhi aspek daya dukung lingkungan, dan dilengkapi ruang
terbuka hijau yang memadai.

5. Unggul di Bidang Maritim


Unggul di bidang maritim diartikan bahwa Provinsi Kepulauan Riau dicita-citakan memiliki
keuanggulan pada sektor kemaritiman, terutama sektor kelautan dan perikanan,
perhubungan, dan pariwisata didukung dengan pembangunan sektor-sektor lainnya dengan
berorientasi pada kemaritiman (maritim oriented). Pembangunan kemaritiman diharapkan
mampu mewujudkan tujuan pembangunan bidang maritim, yaitu: meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, khususnya nelayan dan pembudidaya ikan; menghasilkan produk
dan jasa kelautan yang berdaya saing tinggi; meningkatkan kontribusi sektor kelautan bagi
perekonomian daerah; menciptakan lapangan kerja; meningkatkan konsumsi ikan; dan
memelihara daya dukung lingkungan dan kelestarian sumber daya kelautan. Keunggulan di
bidang maritim juga mencakup konektivitas antar pulau dan antar kabupaten/kota, serta
pemanfaatan potensi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil untukpengembangan pariwisata
bahari.

Misi yang yang ditempuh sebanyak 9 (sembilan) misi, yaitu :


1. Mengembangkan perikehidupan masyarakat yang agamis, demokratis, berkeadilan, tertib,
rukun dan aman di bawah payung budaya Melayu;
2. Meningkatkan daya saing ekonomi melalui pengembangan infrastruktur berkualitas dan
merata serta meningkatkan keterhubungan antar kabupaten/kota;
3. Meningkatkan kualitas pendidikan, ketrampilan dan profesionalisme Sumber Daya Manusia
sehingga memiliki daya saing tinggi;

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


3-5
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
4. Meningkatkan derajat kesehatan, kesetaraan gender, penanganan kemiskinan dan
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS);
5. Meneruskan pengembangan ekonomi berbasis maritim, pariwisata, pertanian untuk
mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kesenjangan antar wilayah
serta meningkatkan ketahanan pangan;
6. Meningkatkan iklim ekonomi kondusif bagi kegiatan penanaman modal (investasi) dan
pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah;
7. Meneruskan pengembangan ekonomi berbasis industri dan perdagangan dengan
memanfaatkan bahan baku lokal;
8. Meningkatkan daya dukung, kualitas dan kelestarian lingkungan hidup;
9. Mengembangkan tata kelola pemerintahan yang bersih, akuntabel, aparatur birokrasi yang
profesional, disiplin dengan etos kerja tinggi serta penyelenggaraan pelayanan publik yang
berkualitas.

Sesuai dengan amanah RPJMD Provinsi Kepulauan Riau tahun 2016 – 2021, peran Dinas
Pekerjaan Umum, Panataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau untuk mendorong
misi ke-2 yaitu meningkatkan daya saing ekonomi melalui pengembangan infrastruktur berkualitas
dan merata serta meningkatkan keterhubungan antar kabupaten/kota. Oleh karena itu tupoksi
Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang dan Pertanahan Provinsi periode tahun 2016 – 2021 adalah
sebagai berikut :
1. Berkembangnya pusat-pusat pengembangan kawasan yang sudah tertuang dalam Rencana
Umum Tata Ruang Wilayah dengan disertai upaya peninjauan terhadap kebijakan yang sudah
ada. Terus meningkatkan infrstruktur pendukung investasi dan peningkatan kapasitas
kelembagaan dengan penyelenggaraan jalan dan jembatan yang memadai seperti
Pembangunan Jembatan Batam-Bintan dan jembatan penghubung lainnya, yang berfungsi
sebagai jalur perhubungan utama pengembangan pusat-pusat kawasan perkotaan dan
sekaligus untuk pengembangan pariwisata daerah, dan jalan lingkar pada kawasan cepat
tumbuh atau kawasan strategis lainnya maupun kawasan pusat-pusat kegiatan pada kawasan
Pulau-Pulau dengan jumlah penduduk yang banyak.
2. Pengembangan perbatasan terus dilakukan dengan pembangunan infrastruktur dasar di
pulau-pulau terluar dan perbatasan dan terus melakukan kerjasama dengan instansi terkait
baik daerah maupun pusat dalam pengembangan pulau terluar dan perbatasan.
3. Terus meningkatkan penyediaan air bersih dan minum bagi kawasan perkotaan maupun
perdesaan dengan tujuan meningkatkan kualitas perkotaan dan pedesaan yang tertinggal
dengan program percepatan pembangunan desa dan program pengembangan kecamatan.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


3-6
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Meningkatkan penurunan persentase dan jumlah keluarga miskin dan sangat miskin dengan
perencanaan dan pelaksanaan program yang lebih terkordinasi dan terintegrasi.

Tabel 3.1 Identifikasi Permasalahan Program Gubernur dan Wakil Gubernur


Misi dan Program KDH & Wakil KDH Permasalahan Faktor
Faktor Pendorong
Terpilih Pelayanan PD Penghambat

Meningkatkan daya saing ekonomi a. Belum a. Lahan yang a. Komitmen


melalui pengembangan infrastruktur ditetapkannya belum SDM
berkualitas dan merata serta Rencana Detail tersedia; mengembangk
meningkatkan keterhubungan antar Tata Ruang; b. Kemampuan an kompetensi
kabupaten/kota b. Terkendala SDM, baik untuk
lahan belum kuantitas meningkatkan
Program Prioritas KDH & Wakil KDH tersedia; dan maupun skil dan ilmu
Terpilih, yaitu: c. Perencanaan kualitas pengetahuan;
yang belum belum b. Tersedianya
1. Pengembangan Daerah Irigasi di terintegritas memadai; sarana dan
Kabupaten Lingga, Natuna, dan dengan baik. c. Penempatan prasarana
Anambas; SDM yang perkantoran
2. Penyelesaian pembangunan tidak sesuai yang memadai;
Waduk Kawal dan SPAM beserta dengan
jaringannya, Kabupaten Bintan; kompetensin
3. Pembangunan jalandanjembatan ya; dan
(connectivity) pulau - pulau di d. Terbatasnya
Karimun; anggaran
4. Pengembangan KSP Provinsi yang
(PulauDompak), tersedia.
terutamamenyediakaninfrastruktur
jalan,
bundarandanruangterbukahijau
5. Pembangunan/Peningkatan Jalan
dan Jembatan di Kawasan
Strategis Provinsi (Kabupaten
Natuna, Kabupaten Lingga,
Kab.Kepulauan Anambas, dan
Pulau Dompak).

3.3. Telaah Renstra Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat

Penyusunan Renstra SKPD Dinas Pekerjaan Umum, Panataan Ruang dan Pertanahan Provinsi
Kepulauan Riau juga memperhatikan Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat. visi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun 2015-2019 adalah
“Terwujudnya Infrastruktur Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Yang Handal Dalam
Mendukung Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, Dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong
Royong”. Misi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang merupakan rumusan
upayaupaya yang akan dilaksanakan selama periode Renstra 2015 – 2019 dalam rangka
mencapai visi serta mendukung upaya pencapaian target pembangunan nasional, berdasarkan
mandat yang diemban oleh Kementerian PU dan Perumahan Rakyat sebagaimana yang tercantum
di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 165 Tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan Fungsi

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


3-7
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Kabinet Kerja amanat RPJMN tahap ketiga serta perubahan kondisi lingkungan strategis yang
dinamis adalah sebagai berikut :
1. Mempercepat pembangunan infrastruktur sumberdaya air termasuk sumber daya maritim
untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan, dan kedaulatan energy, guna
menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik dalam rangka kemandirian ekonomi;
2. Mempercepat pembangunan infrastruktur jalan untuk mendukung konektivitas guna
meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pelayanan sistem logistik nasional bagi penguatan
daya saing bangsa di lingkup global yang berfokus pada keterpaduan konektivitas daratan dan
maritim;
3. Mempercepat pembangunan infrastruktur permukiman dan perumahan rakyat untuk
mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak dalam rangka mewujudkan kualitas hidup
manusia Indonesia sejalan dengan prinsip „infrastruktur untuk semua‟;
4. Mempercepat pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat secara
terpadu dari pinggiran didukung industri konstruksi yang berkualitas untuk keseimbangan
pembangunan antardaerah, terutama di kawasan tertinggal, kawasan perbatasan, dan
kawasan perdesaan, dalam kerangka NKRI;
5. Meningkatkan tata kelola sumber daya organisasi bidang pekerjaan umum dan perumahan
rakyat yang meliputi sumber daya manusia, pengendalian dan pengawasan, kesekertariatan
serta penelitian dan pengembangan untuk mendukung fungsi manajemen meliputi
perencanaan yang terpadu, pengorganisasian yang efisien, pelaksanaan yang tepat, dan
pengawasan yang ketat.

Tabel 3.2 Identifikasi Permasalahan Renstra K/L Kemenpupera


Sasaran Jangka Menengah Faktor Faktor
Permasalahan Pelayanan PD
Penghambat Pendorong
Renstra K/L

1. Meningkatnya Belum sinergis perencanaan Regulasi yang Tersedianya


keterpaduan perencanaan, program antara pemerintah berubah-berubah sarana dan
pemrograman dan pusat dan pemerintah daerah. dan prioritas prasarana
penganggaran; program daerah perkantoran yang
sangat memadai
dipengaruhi oleh
kebijakan politis

2. Meningkatnya dukungan Di kawasan perkotaan juga Kesadaran Lebar jalan masih


konektivitas bagi terjadi kemacetan yang masyarakat memadai, dan
penguatan daya saing dan diakibatkan oleh pertumbuhan dalam perlengkapan
meningkatnya kemantapan kapasitas jalan yang tidak berkendara rambu yang cukup
jalan nasional ; mampu mengikuti pertumbuhan masih yang
kendaraan bermotor. sangat kurang

3. Meningkatnya dukungan Masih terjadinya kerusakan Ketersedian Mempunyai rata-


kedaulatan pangan dan pada catchment area, lahan yang rata curah hujan
energi, dan ketahanan air; perubahan pola hujan, erosi dan sangat sulit dan cukup tinggi setiap

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


3-8
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Sasaran Jangka Menengah Faktor Faktor
Permasalahan Pelayanan PD
Penghambat Pendorong
Renstra K/L

sedimentasi sangat tinggi, keterbatasan tahunnya.


peningkatan kejadian banjir dan anggaran
kekeringan, tingginya
pencemaran dan rendahnya
kualitas air, serta dampak
perubahan iklim yang
memerlukan mitigasi dan
adaptasi.

4. Meningkatnya dukungan Masih terasa berat dalam Peran daerah Kerukunan


layanan infrastruktur dasar menyediakan akses dasar dalam masyarakat di
permukiman dan antara lain air bersih/minum penyediaan Provinsi
perumahan, dan yang layak, akses sanitasi yang pengelolahan Kepulauan Riau
meningkatnya penyediaan layak, dan menyediakan prasarana sarana masih terjaga
dan pembiayaan permukiman yang layak yang dasar masih dengan baik.
perumahan; sehat. sangat kurang

3.4. Telaah Rancangan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis (KLHS)

3.4.1. Telaah Rancangan Rencana Tata Ruang Wilayah

Sesuai dengan Perda RTRW Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017-2037 prioritas pemanfaatan
ruang dititikberatkan pada hal-hal sebagai berikut:
1. Perwujudan Struktur Ruang Provinsi melalui perwujudan sistem perkotaan, transportasi darat -
laut-udara, jaringan energi, telekomunikasi, sumberdaya air dan jaringan lainnya;
2. Perwujudan Pola Ruang Provinsi melalui pengendalian pemanfaatan kawasan lindung dan
budidaya darat;
3. Perwujudan Pola Ruang Laut melalui perlindungan dan pengawasan kawasan laut, serta
pengembangan dan pemanfaatan sumber daya laut; dan
4. Perwujudan Kawasan Strategis Provinsi.

Adapun indikasi program untuk mewujudkan pola ruang sesuai dengan Rancangan RTRW Provinsi
Kepulauan Riau sebagai berikut:
1. Perwujudan Sistem Pusat-Pusat Kegiatan Provinsi.
a. Revitalisasi dan Percepatan Pengembangan Kota-Kota Pusat Pertumbuhan Nasional,
Provinsi dan Kabupaten melalui Pengembangan/Peningkatan Fungsi Kota Pusat
Kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) selaras daya
dukung lingkungan, disertai penerapan teknologi lingkungan yang diimbangi

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


3-9
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
pengembangan kawasan hinterland serta didukung pengembangan SDM dan sektor-
sektor pendukung, yaitu diBatam;
b. Revitalisasi dan Percepatan Pengembangan Kota-Kota Pusat Pertumbuhan Nasional,
Provinsi dan Kabupaten melalui Pengembangan/Peningkatan Fungsi Kota Pusat Kegiatan
Wilayah (PKW) yaitu Tanjungpinang, Tanjung Balai Karimun, Daik, Dabo, Tarempa;
c. Percepatan Pengembangan Kota-Kota Utama Kawasan Perbatasan melalui
Pengembangan Baru Kota Ranai sebagai Kota Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)
yaitu di Kota Batam, Ranai dan Tarempa. Percepatan dan Pengembangan Kota Pusat
Kegiatan Lokal melalui Pengembangan/Peningkatan fungsi dan peran pusat-pusat
kegiatan lokal (PKL) meliputi , Kijang, Tanjung Uban, Tanjung Batu, Meral, Letung ,
Moro, Serasan, Midai, Sedanau dan Pulau Tiga
d. Percepatan dan Pengembangan Kota Pusat Kegiatan Lokal melalui Pengembangan baru
kota-kota sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yaitu di Moro, Bandar Seri Bintan,
Palmatak, Serasan, Sedanau, Senayang, Pancur, Tebang Laden, Pulau Tiga dan
Tambelan.
2. Perwujudan Sistem Jaringan Prasarana Utama
a. Transportasi Darat
- Pengembangan dan/atau peningkatan jaringan jalan dan jembatan dengan
pengawasan optimal yang berwawasan lingkungan di Seluruh Kabupaten/Kota;
- Peningkatan/Pembangunan jaringan Seluruh jalan Kabupaten/Kota;
- Pembangunan jembatan antar pulau di Batam – Bintan, Pulau Tanjung Sauh –
Pulau Buau, JembatanPulauLingga – PulauSelayar – Pulau Lipan -
PulauSingkep, JembatanantarPulauLingga – PulauTalas – PulauMentutu –
Pulau Benut Kecil – Pulau Benut Besar – Pulau Gajah – PulauKrakap –
PulauBakungBesar (Senayang) – PulauTapai, JembatanantarPulauSenayang –
PulauSebangka, Palmatak – Siantan, Lingga - Selayar Singkep, Pulau Dompak –
Tanjungpinang, Karimun – Kundur, Sedanau – Binjai; dan Pembangunan
Jembatan Antar pulau diPulauMatak – PulauSiantan – PulauBajau. Rencana
pengembangan jembatan antarpulau akan menghubungkan Kabupaten Karimun
sebagai pusat kegiatan wilayah Pulau Parit – Pulau Lumut, Pulau Papan – pulau
Belat dan PKL Pulau Kundur.
- Rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan Seluruh Kabupaten/Kota.
b. Sistem Jaringan Sumber Daya Air
- Pengawasan, revitalisasi dan rehabilitasi sungai, waduk/dam dan mata air Seluruh
Kabupaten/Kota;

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


3 - 10
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
- Rehabilitasi, peningkatan dan pembangunan prasarana serta sarana pada kawasan
rawan abrasi pantai dan rawan banjir seluruh Kabupaten/Kota;
- Pengembangan/pembangunan irigasi pertanianKabupaten Lingga dan Kabupaten
Natuna; dan
- Rehabilitasi dan revitalisasi irigasi pertanian Kabupaten Lingga, Kabupaten Natuna,
dan Kabupaten Kepulauan Anambas.dan Irigasi Kabupaten Bintan
c. Sistem Jaringan Lainnya
- Pengembangan dan penyediaan sarana dan prasarana air baku seluruh
Kabupaten/Kota;
- Pengembangan, rehabilitasi dan revitalisasi sistem jaringan drainase Seluruh
Kabupaten/Kota.
3. Perwujudan Pola Ruang Provinsi
a. Perlindungan Kawasan Lindung
- Pengadaan sarana dan prasarana perlindungan dan pengawasan hutan Seluruh
Kabupaten/Kota;
- Perlindungan dan Konservasi kawasan resapan air seluruh Kabupaten/Kota;
- Rehabilitasi dan Peningkatan pengembangan kawasan resapan air Seluruh
Kabupaten/Kota;
- Pengadaan sarana dan prasarana perlindungan dan pengawasan kawasan resapan
air Seluruh Kabupaten/Kota;
- Rehabilitasi dan peningkatan kawasan sempadan pantai, sempadan sungai, dan
sempadan waduk/danau Seluruh Kabupaten/Kota;
- Peningkatan tertib pemanfaatan kawasan sekitar sempadan pantai, sempadan
sungai, dan sempadan waduk/danau Seluruh Kabupaten/Kota;
- Peningkatan kualitas kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) khususnya pada Kota
Batam dan Kota Tanjungpinang.
b. Kawasan Budidaya
- Pengadaan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan-kegiatan jasa
lingkungan seluruh Kabupaten/Kota;
- Pembangunan sarana dan prasarana produksi pertanian (tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan dan seluruh Kabupaten/Kota;
- Program peningkatan dan pengembangan sarana dan prasarana Kelautan dan
Perikanan seluruh Kabupaten/Kota;
- Pengembangan Sarana dan Prasarana Pariwisata seluruh Kabupaten/Kota;
- Menata kawasan perkotaan, pedesaan, dan kawasan khusus seluruh
Kabupaten/Kota;

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


3 - 11
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
- Membangun/ Mengembangkan sarana prasarana pengelolaan sampah dan seluruh
Kabupaten/Kota;
- Membangun/ Mengembangkan penyediaan air bersih seluruh Kabupaten/Kota;
- Mengembangkan Prasarana dan Sarana kawasan pemukiman yang layak huni
seluruh Kabupaten/Kota;
- Mengembangkan Prasarana dan Sarana kawasan pemukiman yang layak huni di
kawasan perbatasan seluruh Kabupaten/Kota; dan
- Peningkatan, perlindungan dan pengawasan Kawasan strategis Nasional Tertentu
Pulau-Pulau Kecil Terdepan Provinsi.
4. Perwujudan Kawasan Strategis Provinsi
a. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi yaitu Kab. Lingga,
Kab. Kep. Anambas, Kab. Natuna, Kota Tanjungpinang;
b. Pengembangan dan Peningkatan Kualitas Kawasan Strategis dengan memperhatikan
daya dukung lingkungan, sinkronisasi kebijakan pembangunan kawasan strategis dan
partisipasi stakeholders Kab. Lingga, Kab. Kep. Anambas, Kab. Natuna, Kota
Tanjungpinang;
c. Pembangunan sarana dan Infrastruktur pendukung Kawasan Strategis Provinsi dengan
memperhatikan daya dukung lingkungan, pengawasan yang optimal dan kepentingan
umum Kab. Lingga, Kab. Kep. Anambas, Kab. Natuna, Kota Tanjungpinang;
d. Penyediaan dan Pengembangan Sarana Prasana Kepelabuhanan dan pelayaran Kab.
Natuna;
e. Penyiapan Sarana Pendukung Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
dengan memperhatikan aksesibilitas dan partisipasi masyarakat Kota Batam, Kab.
Bintan, Kab. Karimun, Kota Tanjungpinang;
f. Mendorong Pengembangan Kota-Kota Sentra Produksi yang berbasis sumber daya
daerah melalui pengembangan kota Sentra Produksi Pertanian Kab. Lingga;
g. Mendorong Pengembangan Kota-Kota Sentra Produksi yang berbasis sumber daya
daerah melalui pengembangan kota Sentra Produksi Perikanan Kab. Kep. Anambas;
h. Peningkatan kerjasama distribusi dan produksi sumberdaya antara Kawasan Strategis
Provinsi dan Kawasan Strategis Nasional di Kab. Lingga, Kab. Kep. Anambas, Kab.
Natuna dan Kota Tanjungpinang;
i. Revitalisasi sarana dan prasarana pendukung pada kawasan sentra-sentra produksi Kab.
Lingga, Kab. Kep. Anambas, Kab. Natuna, Kota Tanjungpinang;
j. Pengembangan dan pemantapan sistem pasca produksi Pertanian dan Perikanan Kab.
Lingga dan Kab. Kep. Anambas;

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


3 - 12
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
k. Pengembangan/pengaturan distribusi dan pemasaran hasil produksi pertanian dan
perikanan Kawasan Strategis Provinsi Kab. Lingga dan Kab. Kep. Anambas;
l. Pengembangan potensi sumber daya air Kab. Lingga;
m. Penetapan kawasan perlindungan sumber daya air Kab. Lingga; dan
n. Pengembangan transmisi sumber daya air Kab. Lingga.

Wilayah pengembangan sesuai dengan arahan prioritas dalam RTRW terdiri dari :
1. WP I, seluas 812,50 Ha; terdiri dari 4 SWP (Sub Wilayah Pengembangan) yaitu : Bukit Bestari,
Tanjung Pinang Timur, Tanjung Pinang Kota, Tanjung Pinang Barat, dan Pusat Pemerintahan
Provinsi, dimana pusat pelayananannya di Pulau Dompak.
2. WP II, seluas 59.851 Ha; terdiri dari 6 SWP yaitu Teluk Sebong, Gunung Kijang, Teluk Bintan,
Bintan Utara, Bintan Timur, dan Tambelan.
3. WP III, seluas 1.570 Ha; terdiri dari 12 SWP yaitu Belakang Padang, Bulang, Galang, Sei
Beduk, Nongsa, Sekupang, Lubuk Baja, Batu Ampar, Sabulung, Batam Kota, Batu Aji, dan
Bengkong.
4. WP IV, seluas 7.984 Ha; teridir dari 9 SWP yaitu Kundur, Karimun, Kundur Utara, Kundur
Barat,
5. WP IV, seluas 7.984 Ha; teridir dari 9 SWP yaitu Kundur, Karimun, Kundur Utara, Kundur
Barat, Buru, Meral, Tebing, Durai, dan Moro.
6. WP V, seluas 40.481 Ha; terdiri dari 5 SWP yaitu Singkep, Singkep Barat, Lingga, Lingga
Utara, dan Senayang.
7. WP VI, seluas 141.902,2 Ha; terdiri dari 11 SWP yaitu Jemaja, Siantan, Bunguran Barat,
Banguran Timur, Bunguran Utara, Midai, Serasan, Paltamak, Pulau Tiga, Pulau Laut, dan
Subi.

Tabel 3.3 Identifikasi Permasalahan Rancangan RTRW Provinsi


Sasaran Rancangan RTRW Provinsi Permasalahan Faktor Faktor
Kepulauan Riau Pelayanan PD Penghambat Pendorong

1. Revitalisasi dan Percepatan Belum ada Ketersedian lahan Tersedianya


Pengembangan Kota-Kota Pusat Rencana Tata yang sangat sulit, sarana dan
Pertumbuhan Nasional, Provinsi dan Ruang Terinci keterbatasan prasarana
Kabupaten melalui Pengembangan/ (RTR) pada anggaran dan perkantoran yang
Peningkatan Fungsi Kota Pusat Kawasan pada sinkronisasi memadai
Kegiatan Wilayah (PKW) yaitu kawasan tersebut program belum
Tanjungpinang, Tanjung Balai dan masih belum maksimal
Karimun, Daik, Dabo, Tarempa mengikuti RTRW
kabupaten /kota.

2. Percepatan Pengembangan Kota- Belum ada Ketersedian lahan Tersedianya


Kota Utama Kawasan Perbatasan Rencana Tata yang sangat sulit, sarana dan
melalui Pengembangan Baru Kota Ruang Terinci keterbatasan prasarana
Ranai sebagai Kota Pusat Kegiatan (RTR) pada anggaran dan perkantoran yang

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


3 - 13
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Sasaran Rancangan RTRW Provinsi Permasalahan Faktor Faktor
Kepulauan Riau Pelayanan PD Penghambat Pendorong

Strategis Nasional (PKSN) yaitu di Kawasan pada sinkronisasi memadai


Ranai kawasan tersebut program belum
dan masih belum maksimal
mengikuti RTRW
kabupaten /kota.

3. Percepatan dan Pengembangan Kota Belum ada Ketersedian lahan Tersedianya


Pusat Kegiatan Lokal melalui Rencana Tata yang sangat sulit, sarana dan
Pengembangan/Peningkatan fungsi Ruang Terinci keterbatasan prasarana
dan peran pusat-pusat kegiatan lokal (RTR) pada anggaran dan perkantoran yang
(PKL) meliputi Kijang, Tanjung Uban, Kawasan pada sinkronisasi memadai.
Tanjung Batu, Meral, Letung kawasan tersebut program belum
dan masih belum maksimal
mengikuti RTRW
kabupaten /kota.

4. Percepatan dan Pengembangan Kota Belum ada Ketersedian lahan Tersedianya


Pusat Kegiatan Lokal melalui Rencana Tata yang sangat sulit, sarana dan
Pengembangan baru kota-kota Ruang Terinci keterbatasan prasarana
sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) (RTR) pada anggaran dan perkantoran yang
yaitu di Moro, Bandar Seri Bintan, Kawasan pada sinkronisasi memadai
Palmatak, Serasan, Sedanau, kawasan tersebut program belum
Senayang, Pancur dan masih belum maksimal
mengikuti RTRW
kabupaten /kota.

5. Pembangunan jembatan antar pulau Biaya pelaksanaan Ketersedian lahan Sudah memiliki
di Batam – Bintan, Palmatak – pembangunan yang sangat sulit, pengalaman
Siantan, Lingga - Selayar Singkep, sangat besar dan dan keterbatasan pembangunan
Pulau Dompak –Tanjungpinang, perlu melibatkan anggaran jembatan
Karimun – Kundur, Sedanau – Binjai peran swasta
untuk membangun

6. Pengembangan/pembangunan irigasi Belum ada Kesadaran Bantuan program


pertanianKabupaten Lingga dan masterplan masyarakat untuk pemerintah baik
Kabupaten Natuna, dan -Rehabilitasi pengembangan bertani masih melalui DAK
dan revitalisasi irigasi pertanian daerah irigasi minim dan belum Irigasi dan
Kabupaten Lingga, Kabupaten pertanian di ada upaya yang Reguler cukup
Natuna, dan Kabupaten Kepulauan Lingga, natuna, keras dari besar
Anambas. dan anambas pemerintah dalam
pengembangan
kawasan pertanian

7. Rehabilitasi, peningkatan dan Belum ada Ketersedian lahan Bantuan program


pembangunan prasarana serta masterplan yang sangat sulit, pemerintah baik
sarana pada kawasan rawan abrasi penangan keterbata-san melalui APBN
pantai dan rawan banjir seluruh kawasan rawan anggaran dan cukup besar
Kabupaten/Kota abrasi dan rawan sinkronisasi
banjir pada program belum
masing-masing belum maksimal
kabupaten/kota

8. Pengembangan dan penyediaan Peran pemerintah Ketersedian lahan program


sarana dan prasarana dasar yang dae-rah untuk yang sangat sulit, pemerintah baik

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


3 - 14
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Sasaran Rancangan RTRW Provinsi Permasalahan Faktor Faktor
Kepulauan Riau Pelayanan PD Penghambat Pendorong

meliputi air bersih, Air Limbah, pembiayaan keterbata-san melalui APBN,


Persampahan, Drainase Permukiman, program ini masih anggaran dan DAK, program
dan penataan lingkungan yang tertata kecil terutama sinkronisasi pemberdayaan
dan sehat seluruh Kabupaten/Kota pengelolahan program belum masyarakat
paska kontruksi belum maksimal cukup besar
belum berjalan
secara dengan
baik.

9. Perwujudan Kawasan Strategis Belum ada Ketersedian lahan Tersedianya


Provinsi (KSP) melalui Rencana Tata yang sangat sulit, sarana dan
Pengembangan dan Peningkatan Ruang Terinci keterbatasan prasarana
Kualitas Kawasan Strategis dengan (RTR) pada anggaran dan perkantoran yang
memperhatikan daya dukung Kawasan pada sinkronisasi memadai
lingkungan, sinkronisasi kebijakan kawasan tersebut program belum
pembangunan kawasan strategis dan dan masih belum maksimal
partisipasi stakeholders Kab. Lingga, mengikuti RTRW
Kab. Kep. Anambas, Kab. Natuna, kabupaten /kota.
Kota Tanjungpinang (Pulau Dompak)
10. Percepatan penyediaan kebutuhan Belum ada RTRW Provinsi Rancangan
infrastruktur pada 6 Wilayah Rencana Tata sampai saat ini RTRW telah
pengembangan sesuai dengan Ruang terinci belum ditetapkan disusun dan saat
arahan prioritas dalam RTRW. (RTR) pada 6 ini telah masuk
kawasan wilayah dalam prolegda
pengembangan untuk ditetapkan
yang telah perda.
ditetapkan dalam
RTRW Provinsi

3.4.2. Telaah Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Berdasarkan KLHS RPJMD, program yang terkait adalah :


1. Program Pembangunan/Peningkatan Jalan dan Jembatan, disesuaikan target dan aksi
mitigasinya
2. Program Penguatan Daya Saing Hasil Perikanan, dengan mitigasi penyediaan sumber air
baku secara mandiri.

Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS adalah rangkaian analisis
yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan
berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau
kebijakan, rencana, dan/atau program.

Berdasarkan KLHS layanan kinerja PD khusunya program pembangunan jalan dan jembatan
diperkirakan memberikan dampak negatif terhadap ancaman bencana alam/non alam, ketersdiaan

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


3 - 15
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
kualitas air baku, udara serta degradasi hutan dan lahan wilayah pesisir, pulau kecil dan terdepan.
Sehingga perlu adanya mitigasi dalam bentuk perencanaan yang matang mulai dari FS, DED dan
Dokumen AMDal dan mengacu pada RTRW.

Mitigasi diuraikan pada kegiatan pada program Pembangunan/Peningkatan Jalan Jembatan

KLHS memuat kajian antara lain;


a. Berdampak Negatif bagi ancaman bencana alam jika pembangunan tidak memperhatikan
Lingkungan
b. Jumlah kendaraan juga akan semakin meningkat dan menimbulkan efek pada kualitas udara
yang buruk;
c. Pembangunan yang terletak di kawasan pesisir konsep Reklamasi berdampak pada rusaknya
ekosistem Lingkungan.
d. Sedangkan untuk Pembangunan yg berada di kawasan Lingdung di kwatirkan menarik
aktivitas di kawsan lindung sehingga mengakibatkan alih fungsi lahan dan berkurangnya
ketersediaan air tanah.

Hasil KLHS menjadi dasar bagi kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan dalam suatu
wilayah. Apabila hasil KLHS menyatakan bahwa daya dukung dan daya tampung sudah
terlampaui, maka:
1. Kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan tersebut wajib diperbaiki sesuai dengan
rekomendasi KLHS; dan
2. Segala usaha dan/atau kegiatan yang telah melampaui daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup tidak diperbolehkan lagi

Dengan mempertimbangkan fungsi KLHS tersebut maka analisis terhadap dokumen hasil KLHS
ditujukan untuk mengidentifikasi apakah ada program dan kegiatan pelayanan Dinas Pekerjaan
Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau dan Dinas PU di
kabupaten/kota yang berimplikasi negatif terhadap lingkungan hidup. Jika ada, maka program dan
kegiatan tersebut perlu direvisi agar sesuai dengan rekomendasi KLHS.

3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis


3.5.1. Telaah Berdasarkan Isu Strategis RPJMN

Berdasarkan RPJM Nasional periode tahun 2015 – 2019 bahwa isu strategis Nasional yang perlu
diprioritaskan dalam pembangunan jangka menengah daerah Provinsi Kepulauan Riau adalah :
1. Isu urbanisasi, kesenjangan antara kota-kota Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan
Timur Indonesia (KTI), serta kesenjangan antara desa dan kota merupakan isu strategis dalam

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


3 - 16
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
pembangunan perkotaan dan perdesaan. Tingkat pertumbuhan penduduk di perkotaan yang
mencapai 2,18 persen jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan di
perdesaan yang hanya 0,64 persen ratarata pertahunnya (BPS, 2013). Kota-kota metropolitan
yang sebagian besar berada di Jawa (15% dari jumlah kota otonom) menguasai 28% PDRB
Nasional, sementara kota-kota sedang di luar Jawa (56% dari jumlah kota otonom) hanya
berkontribusi 6%.
2. Dalam pembangunan Bidang Tata Ruang, isu strategis utama terkait erat dengan Agenda
Pemerataan Pembangunan Antarwilayah terutama Desa, Kawasan Pulau-pulau kecil dengan
padat penduduk dan Kawasan Perbatasan. Pemerataan pembangunan perlu dilengkapi
dengan prinsip pembangunan berkelanjutan yang mengintegrasikan rencana tata ruang
(RTR), sebagai landasan utama dalam pembangunan, dengan rencana pembangunan yang
serasi antarpemerintahan, antarsektor, antarwaktu serta antara darat dan laut. Keterpaduan
pembangunan antarsektor sangat penting dalam perencanaan pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi baru di wilayah pesisir, pulau-pulau kecil dan kawasan perbatasan. Keterpaduan
perencanaan daratan, pesisir, pulaupulau kecil dan lautan dapat mendorong kinerja
pembangunan maritim dan perikanan yang menjadi salah satu fokus dalam pemerintahan ini.
3. Berdasarkan RPJMN bahwa sasaran pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau harus
mampu mencapai 7,5 persen pada tahun 2019.
4. Pengembangan kegiatan ekonomi di kawasan strategis erat kaitanya dengan memberdayakan
masyarakat berbasis potensi ekonomi wilayah, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dan
daya saing komoditas unggulan yang dilakukan melalui Mengembangkan industri manufaktur
unggulan kawasan berorientasi ekspor di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas Batam, Bintan, dan Karimun, serta industri pariwisata di Kawasan Perdagangan
Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang dengan memanfaatkan fasilitas perdagangan bebas dan
pelabuhan bebas.
5. Percepatan penguatan konektivitas melalui Pengembangan dan pembangunan pelabuhan
Batu Ampar dan Pelabuhan Tanjung Sauh di Batam, Pembangunan jalan tol Batu
Ampar-Muka Kuning-Hang Nadim, dan Pembangunan ruas jalan jalan penghubung
kawasan-kawasan strategis.
6. Arah kebijakan pembangunan wilayah perkotaan di Kepulauan Riau difokuskan untuk
membangun kota berkelanjutan dan berdaya saing menuju masyarakat kota yang sejahtera
berdasarkan karakter fisik, potensi ekonomi dan budaya lokal melalui :
a. Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional dengan mengambangkan PKN, PKW, dan PKL
dimasing-mamsing Kabupaten Kota.
b. Perwujudan Kota Layak Huni dan Layak Anak Yang Aman dan Nyaman melalui
Mempercepat pemenuhan dan meningkatkan pelayanan sarana prasarana permukiman
sesuai dengan tipologi dan peran kotanya, dan Mengembangkan sistem pengolahan
sanitasi terpusat untuk kota besar dan Kota Metropolitan.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


3 - 17
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
7. Arah kebijakan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal di Wilayah Sumatera difokuskan
pada promosi potensi daerah tertinggal untuk mempercepat pembangunan, sehingga
terbangun kemitraan dengan banyak pihak melalui Pembangunan perumahan layak huni,
Pembangunan sarana air bersih sehat di seluruh kampung terutama di wilayah terisolir, dan
Perbaikan lingkungan permukiman tidak layak huni khususnya di kawasan perhutanan,
perairan, dan pesisir.
8. Arah kebijakan Pengembangan Kawasan Perbatasan di Wilayah Sumatera difokuskan untuk
meningkatkan peran sebagai halaman depan negara yang maju dan berdaulat dengan negara
Malaysia, Singapura, Thailand, India, Vietnam. Fokus Pengembangan Kawasan Perbatasan di
Wilayah Sumatera diarahkan pengembangan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) di
Wilayah Sumatera, yaitu PKSN Sabang, PKSN Ranai, PKSN Batam, PKSN Dumai, PKSN
Lhokseumawe, PKSN Medan, PKSN Terempa, dan PKSN Bengkalis serta mempercepat
pembangunan di Kecamatan Lokasi Prioritas (Lokpri) tahun 2015-2019. Merevitalisasi
aktivitas lintas batas di pintu-pintu alternatif (ilegal) di kawasan perbatasan Riau dan
Kepulauan Riau, dan Mendayagunakan Pulau-Pulau Kecil Terluar di Pulau Laut, Pulau Subi,
Pulau Subi Kecil, Pulau Rondo, Pulau Berhala, Pulau Nipa dan Pulau-Pulau Kecil Terluar
lainnya dengan pendekatan keamanan, ekonomi dan lingkungan.
9. Peningkatan konektivitas kawasan perbatasan baik ke pusat pertumbuhan maupun
konektivitas dengan negara tetangga Malaysia, Singapura, Vietnam, Thailand, dilakukan
dengan meningkatkan intensitas dan pelayanan keperintisan yang menghubungkan pulau-
pulau di kawasan perbatasan negara, termasuk pulau kecil terluar berpenduduk terutama di
Kepulauan Anambas, Kepulauan Natuna, Bintan (Tambelan), Kepulauan Miranti,
penyebrangan Dumai - Tanjung Beruas (Malaka), dan Tanjung Medang - Tanjung Bruas
(Malaka) serta konektivitasnya dengan sistem transportasi laut nasional dan internasional.
Mengembangkan pelayanan transportasi udara internasional dan nasional, khususnya di
PKSN Ranai, PKSN Dumai, dan Anambas.
Berdasarkan RPJMN tahun 2015 – 2019 bahwa daftar kecamatan lokasi prioritas (lokpri)
penanganankawasan perbatasan 2015-2019 adalah Kabupaten Natuna: Bunguran Timur,
Serasan,Bunguran Barat, Midai, Pulau Laut, Subi, SerasanTimur, Bunguran Utara;
Kabupaten Kep.Anambas: Jemaja, Jemaja Timur, Palmatak,Siantan; Kota Batam: Belakang
Padang, Batam,Bulang, Sekupang, Lubuk Raja, Nongsa, BatuAmpar, Batu Aji; Kabupaten
Bintan: Bintan Utara,Tambelan, Bintan Pesisir, Teluk Sebong, GunungKijang; Kabupaten
Karimun: Kundur, Meral,Moro.
10. Strategi Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Sumatera bahwa Provinsi Kepulauan Riau
melalui Strategi pengembangan pusat kegiatan, yang dilakukan dengan mengembangkan
kawasan perkotaan nasional sebagai pusat pertumbuhan perkebunan, agropolitan, pariwisata,
minapolitan, dan pertambangan untuk pertumbuhan ekonomi wilayah; dan mengembangkan
kawasan perkotaan nasional sebagai pusat perdagangan dan jasa yang berskala internasional

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


3 - 18
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
dengan prioritas lokasi pengembangan pusat kegiatan pada periode 2015-2019 yaitu Pusat
Kegiatan Wilayah antara lain Tanjungpinang, Tarempa, Daik Lingga, Dabo Pulau
Singkep, Tanjung Balai Karimun, dan Pusat Kegiatan Strategis Nasional antara lain
Batam dan Ranai.
11. Kegiatan strategis Nasional yang sesuai dengan urusan Pekerjaan Umum, Tata Ruang dan
Pertanahan adalah sebagai berikut :
a. Pembangunan jalan terdiri dari Pembangunan Jalan Sei Buluh-Jagoh-Kote-Dabo,
Pembangunan Jalan Sei Tenan-Sp. Limbung-Tj.Buton, Pembangunan Jalan Simpang
Jam - Batu Ampar, Pembangunan Jalan Tj Uban-Mengkulu Bantan bayu-Sp.Gesek,
Pembangunan Jalan Tol Batu Ampar - Muka Kuning - Hang Nadim, Upgrading Kilang-
Kilang Eksisting (RDMP), Pembangunan Flyover Sp. Kabil dan Sp. Jam 7, dan
Pembangunan Jalan Lingkar Kota Tanjung Pinang - Kab. Bintan.
b. Pembangunan Sumber Daya Air terdiri dari Pembangunan Tampungan Air Baku DAS
Kawal Kab. Bintan, Pembangunan Bendungan Muara Sei Gong Kota Batam,
Pembangunan Estuari Dam Rempang Utara Kota Batam, Pembangunan Estuari Dam
Dompak Kota Tanjungpinang, Pembangunan Estuari Dam Busung Kab. Bintan,
Pembangunan Estuari Dam Teluk Nongsa Kota Batam, dan Pembangunan Estuari Dam
Pulau Kepala Jeri Kota Batam.

3.5.2. Telaah Berdasarkan Isu Strategis RPJMD Provinsi Kepulauan Riau

Berdasarkan RPJMD Provinsi Kepulauan Riau periode tahun 2016 – 2021, bahwa Isu strategis
daerah yang perlu diprioritaskan dalam pembangunan jangka menengah daerah Provinsi
Kepulauan Riau pada uraian berikut :
1. Pertumbuhan Ekonomi Pertubumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau cenderung
kurang stabil, fluktuatif dengan kesenjangan yang besar setiap tahunnya. Selama kurun waktu
2008 – 2013, pertubumbuhan terrendah terjadi pada tahun 2009 sebesar 3,52% dan tertinggi
tahun 2012 sebesar 8,21% dan turun pada tahun 2013 sebesar 5,78%;
2. Kemiskinan Tingkat kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau cenderung menurun sebesar
0,37% dalam lima tahun terakhir (2009-2014), yaitu sebesar 7,98% pada tahun 2009 menjadi
6,70% pada tahun 2014;
3. Pengangguran Angka pengangguran cukup tinggi, yaitu sebesar 6,69% pada tahun 2014.
Angka tersebut meningkat dibandingkan tahun 2013 dan 2012. Angka pengangguran tahun
2013 sebesar 5,63% dan tahun 2012 sebesar 5,37%. Apabila tidak memperoleh perhatian
serius angka pengangguran dapat terus meningkat;
4. Kualitas Pembangunan Manusia IPM Provinsi Kepulauan Riau menunjukkan
kecenderungan meningkat. Angka IMP pada tahun 2013 sebesar 76,56 perlu terus

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


3 - 19
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
dipertahankan dan ditingkatkan. Pelayanan dasar terhadap air bersih dan sanitasi harus perlu
ditingaktkan.
5. Kualitas dan kuantitas infrastruktur di Provinsi Kepulauan Riau belum memadai, khususnya
infrastruktur jalan dan pelabuhan. Kondisi Jalan provinsi di beberapa kabupaten belum
optimal. Tahun 2010 persentase tingkat kondisi jalan provinsi baik dan sedang sebesar
56,69%, dan pada tahun 2013 meningkat mencapai 68,90%. Capaian ini menunjukan masih
terdapat 30,1% jalan yang masih mengalami kerusakan dan perlu mendapatkan perhatian.
Sementara itu persentase terhubungnya pusat-pusat kegiatan dan pusat produksi di wilayah
provinsi tahun 2013 baru mencapai 54,59%. Ketersediaan pelabuhan-pelabuhan kecil di
beberapa wilayah belum optimal, baru 32 pelabuhan dan 22 dermaga. Aksesibilitas antar
pulau masih belum optimal, karena belum semua pulau yang berpenghuni memiliki
pelabuhan/dermaga yang memadai; dan
6. Tingkat pengembangan daerah yang berbatasan dengan negara tetangga belum optimal.
Perhatian terhadap pengembangan daerah perbatasan masih perlu ditingkatkan agar
masyarakat di daerah perbatasan lebih mudah memiliki akses terhadap berbagai sumberdaya
di tanah air.

3.5.3. Telaah Berdasarkan Isu Strategis sektor Pariwisata

Strategi untuk pengembangan daya tarik wisata berdasarkan keunggulan komparatif, sebagaimana
dimaksud pada Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2 Tahun 2012 Pasal 19 poin 4
meliputi :
a. Pengembangan KPD Batam sebagai kawasan Wisata Kota, Wisata Bahari dan Wisata MICES
(meeting, incentive, convention, exhibition, and sports) ;
b. Pengembangan KPD Bintan sebagai kawasan Wisata Terpadu Eksklusif, Kawasan Wisata
Terbuka Umum, dan Wisata Minat Khusus;
c. Pengembangan KPD Karimun sebagai kawasan Wisata Alam, Wisata Minat Khusus dan
Wisata Agro;
d. Pengembangan KPD Tanjungpinang sebagai kawasan Wisata Sejarah, Wisata Budaya dan
Wisata Kreatif;
e. Pengembangan KPD Natuna sebagai kawasan Wisata Bahari, Minat Khusus dan Ekowisata;
f. Pengembangan KPD Anambas sebagai kawasan Wisata Bahari dan Ekowisata; dan
g. Pengembangan KPD Lingga sebagai kawasan Wisata Sejarah, Wisata Budaya, Wisata Alam
dan Wisata Bahari.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


3 - 20
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
3.5.4. Telaah Berdasarkan Isu Strategis Bidang Bina Marga (BM) dan Sumber Daya Air
(SDA), Penataan Ruang dan Pertanahan
1) Bidang Bina Marga

Isu strategis berdasarkan bidang Bina Marga untuk saat ini adalah :
1. Sasaran penyediaan jalan untuk melayani kebutuhan masyarakat pada Standar Pelayanan
Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang ini adalah tersedianya jaringan jalan
yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan dan pusat produksi di wilayah provinsi/kabupaten/
kota;
2. Tingkat kondisi jalan provinsi/kabupaten/kota baik dan sedang yang masih rendah;
3. Menangani kemacetan pada kawasan perkotaan melalui mendukung layanan jalan perkotaan
untuk transportasi massal, atau peningkatan kapasitas jalan perkotaan (Jalan Tol dalam kota,
jalan By Pass dan lain-lain);
4. Penataan jalan Pantai Gurindam 12 di Tanjungpinang
5. Jalan Lingkar di Kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Natuna, Kab. Karimun, Kab.
Bintan, Kab. Kepulauan Anambas.
6. Jalan Lintas Barat Kab. Bintan.
7. Penataan Jalan dan Lansdkape di Pusat Pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau.
8. Jalan Trans Batubi Klarik Kab. Natuna.
9. Jalan Bandara Letung Kab. Natuna
10. Perbaikan dan Pembangunan Jembatan di Kabupaten Kota
11. Pengembangan infrastruktur di kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Kepri.
12. Penyelesaian pembangunan jalan jalur ke2 Muka Kuning Tanjung Piayu Kota Batam.
13. Peningkatan jalan Coastal Area Kab. Karimun.
14. Untuk menjaga kemantapan Jalan, Penanganan jalan Provinsi perlu di selaraskan Surat
Keputusan Gubernur No. 1863 Tahun 2016 tentang Ruas Jalan menurut statusnya sebagai
jalan Provinsi Kepulauan Riau.
15. Jalan konektivitas Pulau Karimun, Pulau Kundur, Kabupaten Karimun
16. Pemeliharaan Berkala/Rutin Identifikasi ruas jalan prioritas yang akan di pelihara berkala/rutin
17. Pembangunan daerah irigasi identifikasi lokasi kegiatannya.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


3 - 21
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Berdasarkan isu strategis tersebut maka kegiatan penyelenggaran jalan mempunyai tujuan adalah
untuk peningkatan penyelenggaraan Jalan untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi, Peningkatan
Kesejahteraan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup.
2) Bidang Sumber Daya Air

Isu strategis berdasarkan bidang Sumber Daya Air untuk saat ini adalah :
1. Meningkatkan produktifitas hasil pertanian dalam mendukung ketahanan pangan.
2. Mendorong pemenuhan kebutuhan air baku sebagai pencapaian target universal access
terutama pada wilayah rawan air.
3. Meningkatkan fungsi pengendalian daya rusak air serta mendorong kemampuan keuangan
daerah dalam penanganan infrastruktur sumber daya air.
4. Pembangunan Pengendalian Banjir di Kabupaten/ Kota melalui kegiatan Normalisasi sungai
5. Pembangunan Tanggul Pengaman Pantai
6. Pembangunan Peningkatan Sumber Air Baku yang menjadi kewenangan Provinsi
7. Pembangunan Tanggul di Pulau Kundur
8. Pembangunan saluran irigasi persawahan di kab. Lingga, Kab. Bintan, Kab. Natuna, Kab.
Karimun

Berdasarkan telaah isu strategis yang telah diuraikan diatas maka dapat disimpulkan isu
strategis/permasalahan Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang dan Pertanahan adalah sebagai
berikut :

Tabel 3.4.Skoring Identifikasi Permasalahan


Kriteria (Skala 10 - 100)
No Isu/Permasalahan Total
1 2 3 4 5 6
Mengembangkan industri manufaktur unggulan
kawasan berorientasi ekspor di Kawasan
1 13,60 6,40 19,60 9,00 8,00 10,00 66,60
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
Batam, Bintan, dan Karimun.
Percepatan penguatan konektivitas melalui
Pengembangan dan pembangunan pelabuhan
2 Batu Ampar dan Pelabuhan Tanjung Sauh di 16,00 8,80 17,60 9,00 8,00 11,00 70,40
Batam, Pembangunan jalan tol Batu Ampar -
Muka Kuning - Hang Nadim
Perwujudan Kota Layak Huni dan Layak Anak
Yang Aman dan Nyaman melalui Mempercepat
3 14,40 8,60 16,60 6,80 9,00 12,00 67,40
pemenuhan dan meningkatkan pelayanan
sarana prasarana permukiman

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


3 - 22
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Kriteria (Skala 10 - 100)
No Isu/Permasalahan Total
1 2 3 4 5 6
Perwujudan Kota Hijau yang Berketahanan Iklim
dan Adaptif terhadap Bencana melalui
mengembangkan dan menerapkan konsep kota
hijau dengan green transportation, green
openspace (ruang terbuka hijau), green waste
4 16,00 8,00 18,00 7,60 8,60 15,00 73,20
(pengelolaan sampah dan limbah melalui 3R),
green water (efisiensi pemanfaatan dan
pengelolaan air permukaan) dan green
energy(pemanfaatan sumber energi yang efisien
dan ramah lingkungan).
Pembangunan perumahan layak huni,
Pembangunan sarana air bersih sehat di seluruh
5 kampung terutama di wilayah terisolir, dan 15,60 8,40 15,60 7,60 8,00 16,00 71,20
Perbaikan lingkungan permukiman tidak layak
huni khususnya di kawasan pesisir/nelayan.
Mempercepat pembangunan di Kecamatan
Lokasi Prioritas (Lokpri) dan mendayagunakan
Pulau-Pulau Kecil Terluar di Pulau Laut, Pulau
6 Subi, Pulau Subi Kecil, Pulau Rondo, Pulau 13,60 8,40 17,60 7,60 7,00 15,60 69,80
Berhala, Pulau Nipa dan Pulau-Pulau Kecil
Terluar lainnya dengan pendekatan keamanan,
ekonomi dan lingkungan.

Penyediaan Prasarana Sarana Umum dalam


rangka pengembangan daya tarik wisata
7 berdasarkan keunggulan komparatif, 15,60 7,40 17,60 8,00 8,00 11,00 67,60
sebagaimana dimaksud pada Peraturan Daerah
Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2 Tahun 2012.

Tingkat kondisi jalan baik


provinsi/kabupaten/kota baik dan sedang yang
8 masih rendah sebesar 71%, dan menangani 16,00 8,80 16,60 8,00 8,00 15,00 69,80
kemacetan pada kawasan perkotaan melalui
mendukung layanan jalan perkotaan
Pengentasan permukiman kumuh sebesar 0%,
100% pelayanan air minum, dan 100% akses
9 sanitasi layak (air limbah domestik, sampah dan 17,60 8,40 18,60 8,00 7,60 16,00 76,20
drainase lingkungan), dan dikenal dengan
gerakan 100-0-100

Meningkatkan produktifitas hasil pertanian dalam


mendukung ketahanan pangan, mendorong
pemenuhan kebutuhan air baku sebagai
pencapaian target universal access terutama
10 pada wilayah rawan air, dan meningkatkan 15,40 8,60 17,60 7,40 7,80 12,00 68,80
fungsi pengendalian daya rusak air serta
mendorong kemampuan keuangan daerah
dalam penanganan infrastruktur sumber daya
air.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


3 - 23
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Kriteria (Skala 10 - 100)
No Isu/Permasalahan Total
1 2 3 4 5 6
Turut mendukung pelaksanaan Perpres 61/2011
tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan
Emisi Gas Rumah Kaca Mitigasi & Adaptasi
Perubahan Iklim SDGs Goal 6, menjamin
ketersediaan dan pengelolaan berkelanjutan air
11 15,60 7,60 18,60 8,00 8,00 11,60 69,40
dan sanitasi bagi semua SDGs Goal 11, dan
mewujudkan perkotaan dan kawasan
permukiman yang inklusif, aman, berketahanan,
& berkelanjutan Sustainable Development Goals
3

Pembangunan jalan terdiri dari Pembangunan


Jalan Sei Buluh-Jagoh-Kote-Dabo,
Pembangunan Jalan Sei Tenan-Sp. Limbung-
Tj.Buton, Pembangunan Jalan Simpang Jam -
Batu Ampar, Pembangunan Jalan Tj Uban-
12 16,00 7,60 19,00 8,00 8,80 11,60 71,00
Mengkulu Bantan bayu-Sp.Gesek,
Pembangunan Jalan Tol Batu Ampar - Muka
Kuning - Hang Nadim, Pembangunan Flyover
Sp. Kabil dan Sp. Jam 7, dan Pembangunan
Jalan Lingkar Kota Tanjung Pinang - Kab. Bintan

Pembangunan Sumber Daya Air terdiri dari


Pembangunan Tampungan Air Baku DAS Kawal
Kab. Bintan, Pembangunan Estuari Dam Sei
Gong Kota Batam, Pembangunan Estuari Dam
Rempang Utara Kota Batam, Pembangunan
13 18,00 8,00 19,00 8,00 8,60 15,00 76,60
Estuari Dam Dompak Kota Tanjungpinang,
Pembangunan Estuari Dam Busung Kab. Bintan,
Pembangunan Estuari Dam Teluk Nongsa Kota
Batam, dan Pembangunan Estuari Dam Pulau
Kepala Jeri Kota Batam

Gambar 3.1. Grafik Identifikasi Isu Strategis/Permasalahan

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


3 - 24
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
3) Bidang Penataan Ruang dan Pertanahan
Berdasarkan Grafik 3.1 berdasarkan nilai tertinggi skoring isu strategis/permasalahan maka 4
isu strategis yang terbaik adalah isu strategis nomor 13, 9, 4, dan 8 sebagai berikut :
1. Isu strategis tentang penyediaan sumber air baku di Provinsi Kepulauan Riau adalah menjadi
isu strategis yang paling tinggi yaitu Pembangunan Sumber Daya Air terdiri dari Pembangunan
Tampungan Air Baku DAS Kawal Kab. Bintan, Pembangunan Estuari Dam Sei Gong Kota
Batam, Pembangunan Estuari Dam Rempang Utara Kota Batam, Pembangunan Estuari Dam
Dompak Kota Tanjungpinang, Pembangunan Estuari Dam Busung Kab. Bintan, Pembangunan
Estuari Dam Teluk Nongsa Kota Batam, dan Pembangunan Estuari Dam Pulau Kepala Jeri
Kota Batam;

2. Isu strategis kedua tentang penyediaan pelayanan dasar dan mendukung gerakan 100-0-100
adalah Pengentasan permukiman kumuh sebesar 0%, 100% pelayanan air minum, dan 100%
akses sanitasi layak (air limbah perkotaan, sampah dan drainase lingkungan), dan dikenal
dengan gerakan 100-0-100;

3. Isu strategis ketiga merupakan pembangunan berkelanjutan dalammendukung isu strategis


kedua yaitu mewujudkan Lingkungan yang sehat, bersih, dan tertata sekaligus memiliki
permukiman yang asri dan hijau. Hal ini seperti yang telah diuraikan pada isu strategis nomor
4 tentang Perwujudan Kota Hijau yang Berketahanan Iklim dan Adaptif terhadap Bencana
melalui mengembangkan dan menerapkan konsep kota hijau dengan green transportation,
green openspace (ruang terbuka hijau), green waste (pengelolaan sampah dan limbah melalui
3R), green water (efisiensi pemanfaatan dan pengelolaan air permukaan) dan green
energy(pemanfaatan sumber energi yang efisien dan ramah lingkungan);

4. Isu strategis keempat tentang memberikan pelayanan jalan provinsi berkondisi baik dan
mantap, seperti yang telah diuraikan dalam isu strategis nomor 8 yaitu Tingkat kondisi jalan
baik provinsi/kabupaten/kota baik dan sedang yang masih rendah sebesar 71%, dan
menangani kemacetan pada kawasan perkotaan melalui mendukung layanan jalan perkotaan.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


3 - 25
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
BAB IV. TUJUAN DAN SASARAN
Hubungan Misi, tujuan, Sasaran, dan Indikator Sasaran yang terkait dengan Dinas Pekerjaan
Umum, Pentaan Ruang Pertanahan. Sesuai dengan isu strategis dan arahan RPJMD Provinsi
Kepulauan Riau yang mendukung misi ke-2 yang harus dijalankan oleh Dinas Pekerjaan Umum,
Pentaan Ruang Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau adalah meningkatkan daya saing ekonomi
melalui pengembangan infrastruktur berkualitas dan merata serta meningkatkan keterhubungan
antar kabupaten/kota, maka dengan ini Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang Pertanahan
mempunyai 6 tujuan yang harus dicapai yaitu :

1. Terwujudnya ketahanan air dan pangan


2. Bebas Banjir di Provinsi Kepulauan Riau
3. Terwujudnya kondisi baik jalan dan jembatan, dan konektivitas antar wilayah strategi dan antar
pulau
4. Terwujudnya pembinaan, pemberdayaan,dan pengawasan jasa konstruksi
5. Terwujudnya kepatuhan dan ketaatan dalam pelaksanaan Perda Tata Ruang Provinsi
6. Terwujudnya pelayanan kesekretariatan yang berkualitas

Tujuan Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan pada level stakeholder dalam
hal ini merupakan kondisi yang mencerminkan dampak dari pengaruh hasil sasaran-sasaran
strategis (outcome/impact pada level stakeholder yang dilayani) yaitu Meningkatkan kehandalan
infrastruktur DPUPP Kepulauan Riau dalam mewujudkan : Ketahanan air dan pangan, bebasbanjir

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


4-1
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
di ProvinsiKepri, konektivitas bagi keterhubungan antar wilayah/antar pulau, layanan infrastruktur
dasar, perwujudan tertib penyelenggaran jasa konstruksi, dan penyelenggaraan tata kelola yang
efektif, efisien, transparan dan akuntabel untuk mensejahterakan masyarakat.

Tabel 4.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Perangkat Daerah

Target Kinerja Tujuan/ Sasaran Pada


Indikator Tujuan/
No Tujuan Sasaran Tahun Ke-
Sasaran
2017 2018 2019 2020 2021
Persentase Tersedianya
air irigasi untuk pertanian
Meningkatnya 39,64 42,64 45,64 46,64 48,64
Terwujudnya rakyat pada sistem irigasi
Pemenuhan
1 ketahanan air dan yang sudah ada (%)
Kebutuhan Air Baku
pangan Persentase Tersedianya
Bagi Penduduk
air baku untuk memenuhi 67,50 70,20 73,10 74,10 76,10
kebutuhan penduduk (%)
Bebas Banjir di
Menurunkan genangan Jumlah titik rawan banjir
2 Provinsi Kepulauan 28 25 22 18 15
banjir (loksi)
Riau
Persentase jalan provinsi
Meningkatkannya 67,97 69,73 71,49 73,24 75,00
berkondisi baik (%)
kondisi baik jalan dan
Presentase jembatan
jembatan Provinsi
provinsi berkondisi baik 79,88 81,24 82,30 83,51 84,72
Terwujudnya Kepulauan Riau
(%)
kondisi baik jalan
Meningkatkan Tingkat konektivitas antar
dan jembatan, dan 6,97 16,19 24,99 32,29 34,45
3 dukungan konektivitas wilayah strategis (km)
konektivitas antar
bagi penguatan daya
wilayah strategi dan
saing dan Panjang jalan yang di
antar pulau
meningkatkan kondisi tingkatkan sesuai mutu
16,67 18,75 38,47 52,85 58,78
baik dan kemantapan layanan jalan provinsi
jalan Provinsi (km)
Kepulauan Riau
Menyelenggarakan Persentase Pemenuhan
Pembinaan Bidang Nilai Layanan Dasar 30 50 80 90 100
Jasa Konstruksi SIPJAKI
Pelatihan tenaga kerja
Terwujudnya
Konstruksi (tenaga ahli 60 150 150 200 200
pembinaan,
konstruksi) (orang)
4 pemberdayaandan Menyelenggarakan
Persentase Capaian
pengawasan jasa Pemberdayaan dan
Konstribusi Retribusi
konstruksi Pengawasan Bidang
Laboratorium Pengujian
Jasa Konstruksi 0,6 0,068 0,075 0,062 0,051
Jasa Konstruksi Terhadap
Total Retribusi Daerah
(%)
Terwujudnya Meningkatnya Persentase kab/kota yang
5 kepatuhan dan Kepatuhan dan dilakukan evaluasi 14.28 28.57 57.14 85.71 100
ketaatan dalam Ketaatan Perda Tata kesesuaian pemanfaatan

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


4-2
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Indikator Tujuan/ Target Kinerja Tujuan/ Sasaran Pada
No Tujuan Sasaran Tahun Ke-
Sasaran
2017 2018 2019 2020 2021
pelaksanaan Perda Ruang Provinsi ruangnya (%)
Tata Ruang Jumlah Rencana Tata
Provinsi Ruang Kawasan Strategis
Provinsi yang telah 1 1 2 3 4
ditetapkan dalam Perda
(Perda)
Persentase permintaan
penetapan lokasi
pengadaan tanah untuk
100 100 100 100 100
kepentingan umum dari
OPD/Kab/Kota yang
terfasilitasi (%)
Pemenuhan Kebutuhan
Administrasi Perkantoran 12 12 12 12 12
(bulan)
Pemenuhan kebutuhan
sarana dan prasarana 12 12 12 12 12
aparatur (bulan)
Jumlah aparatur yang
mengikuti peningkatan
kompetensi penunjang 20 20 20 20 20
Terwujudnya Menyelenggarakan
pelaksanaan tugas dan
pelayanan pelayanan
6 fungsi (orang)
kesekretariatan kesekretariat yang
Jumlah dokumen
yang berkualitas berkualitas
Perencanaan Perangkat 3 3 3 3 3
daerah yang tersusun
Tersusunnya laporan
capaian kinerja dan 12 12 12 12 12
keuangan (bulan)
Data/informasi dan
aplikasi sistem informasi
12 12 12 12 12
terkelola dengan baik
(bulan)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


4-3
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
BAB V. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
5.1. Strategis Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang Dan Pertanahan

Strategi merupakan cara yang dipilih dalam mencapai tujuan dan sasaran jangka menengah.
Strategi menjadi rujukan penting dalam perencanaan pembangunan daerah. Rumusan strategi
tersebut berupa pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai yang
selanjutnya diperjelas dengan serangkaian arah kebijakan. Sementara itu arah kebijakan
merupakan pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi yang dipilih agar lebih terarah dalam
mencapai tujuan dan sasaran dari waktu ke waktu selama 5 (lima) tahun. Rumusan arah kebijakan
merasionalkan pilihan strategi agar memiliki fokus dan sesuai dengan pengaturan pelaksanaannya.
Strategi dan Kebijakan Jangka Menengah Provinsi Kepulauan Riau disusun dengan
memperhatikan kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan serta memperhatikan tahapan
RPJPD Provinsi Kepulauan Riau.

Selanjutnya Dinas Pekerjaan Umum, Pentaan Ruang dan Pertanahan untuk melihat keterkaitan
antara arahan RPJMD Provinsi Kepulauan Riau dengan tujuan, sasaran yang akan dicapai (seperti
yang telah diuraikan diatas). Strategi Dinas Pekerjaan Umum, Pentaan Ruang dan Pertanahan
dalam mendukung pencapaiaan agenda pembangunan Provinsi Kepulauan Riau adalah mengacu
kepada RPJMD Provinsi Kepulauan Riau tahun 2016 – 2021.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


5-1
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Rumusan strategi jangka menengah Dinas Pekerjaan Umum, Pentaan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau dikelompokkan berdasarkan tujuan yang akan dicapai adalah sebagai
berikut :

Tujuan ke-1 : Terwujudnya ketahanan air dan pangan

1) Meningkatkan dukungan Dinas Pekerjaan Umum, Pentaan Ruang dan Pertanahan melalui
pengelolaan sumber daya air yang terpadu untuk mewujudkan Ketahanan Air, kedaulatan
pangan, dan Ketahanan Energi, yang akan diwujudkan melalui sasaran strategis (1).
Konservasi sumber daya air yang ditujukan agar terjaganya fungsi dan kapasitas tampung
sumber-sumber air alami dan buatan serta peningkatan kapasitas sumber-sumber air buatan,
(2). Pembangunan tampungan air waduk/estuari DAM yang salah satunya adalah
menyelesaian pembangunan infrastruktur Waduk Kawal di Kabupaten Bintan , (3).
Rehabilitasi/peningkatan bendungan/waduk serta embung dan bangunan penampung air
lainnya, (4). Restorasi sungai, revitalisasi danau/tampungan air dan konservasi rawa, dan (5).
Pembangunan pengendali sedimen (check dam).
2) Pendayagunaan Sumber Daya Airyang ditujukan agar terpenuhinya kebutuhan air untuk
kehidupan sehari-hari masyarakat serta untuk kebutuhan sosial dan ekonomi produktif melalui
(1). Pembangunan dan peningkatan fungsi dan kondisi sarana prasarana pengelolaan air
baku, dan (2). Rehabilitasi fungsi dan kondisi sarana prasarana pengelolaan air baku yang
salah satunya adalah Optimalisasi pada pengelolaan sumber air baku Sungai Pulai dan
Sungai Gesek.
3) Pengembangan Daerah Irigasi di Kabupaten Lingga, Natuna, dan Anambas

Tujuan ke-2 : Bebas Banjir di ProvinsiKepulauan Riau

1) Pengendalikan Daya Rusak Air yang ditujukan untuk peningkatan ketangguhan masyarakat
dalam mengurangi risiko daya rusak air termasuk perubahan iklim, melalui penanganan
kawasan yang terkena dampak banjir, dan abrasi pantai, yang akan dicapai melalui strategi
(1). Pembangunan dan peningkatan fungsi dan kondisi sarana dan prasarana pengamanan
pantai, (2). Normalisasi sungai dan pembangunan/peningkatan tanggul yang salah satunya
adalah pembangunan lanjutan tanggul dan pintu air dalam upaya pengendalian banjir akibat
pasang surut di Pulau Kundur, dan (3). Peningkatan luas kawasan yang terlindungi dari
daya rusak air.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


5-2
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Tujuan ke-3 : Terwujudnya kondisi baik jalan dan jembatan, dan konektivitas antar wilayah
strategi dan antar pulau.

1) Meningkatkannya kondisi baik jalan dan jembatan Provinsi Kepulauan Riau


2) Meningkatkan dukungan konektivitas bagi penguatan daya saing, dan meningkatkan kondisi
baik dan kemantapan jalan Provinsi Kepulauan Riau.

Tujuan ke-4 : Terwujudnya pembinaan, pemberdayaan, dan pengawasan jasa konstruksi.

1) Peningkatan kapasitas dan kualitas sistem, sumber daya, dan tata kelola dalam
menghasilkan kebijakan dan rencana pembinan konstruksi agar efektif, terintegrasi dan
berkelanjutan;
2) Peningkatan pembinaan untuk mewujudkan BUJK yang berkualifikasi besar, sumber daya
manusia (SDM), dan masyarakat konstruksi yang unggul, mandiri, profesional, berdaya saing
tinggi;
3) Peningkatan penerapan manajemen mutu dan tertib penyelenggaraan konstruksi
infrastruktur, dan pelaksanaan pengujian laboratorium pekerjaan konstruksi yang tepat dan
handal;
4) Peningkatan pengkajian, penyebarluasan, dan penerapan inovasi teknologi, investasi, dan
ekonomi konstruksi yang berkelanjutan.

Tujuan ke-5 : Terwujudnya kepatuhan dan ketaatan dalam pelaksanaan Perda Tata Ruang
Provinsi.

1) Meningkatnya Kepatuhan dan Ketaatan Perda Tata Ruang Provinsi melalui bidang
perencanaan penataan ruang;
2) Meningkatnya Kepatuhan dan Ketaatan Perda Tata Ruang - Provinsi dalam pengendalian
dan pengwasan;dan
3) Meningkatnya Kepatuhan dan Ketaatan Perda Tata Ruang - Provinsi dalam Fasilitasi
Pengadaan Tanah;

Tujuan ke-6 : Terwujudnya pelayanan kesekretariatan yang berkualitas.

1) Menyelenggarakan pelayanan kesekretariat yang berkualitas.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


5-3
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
5.2. Arah Kebijakan Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan

5.2.1. Arah Kebijakan Gubernur Provinsi Kepulauan Riau


Sebagaimana hasil musyawarah dan masukan dari hasil konsultasi publik dan musrenbang
RPJMD tahun 2016 – 2021, ada beberapa poin kebijakan dari Gubernur dan Wakil Gubernur
terpilih, adalah sebagai berikut :

1. Penyelesaian pembangunan Waduk Kawal, Kabupaten Bintan;


2. Optimalisasi pada pengelolaan sumber air baku Sungai Pulai dan Sungai Gesek;
3. Pembangunan lanjutan tanggul dan pintu air dalam upaya pengendalian banjir akibat pasang
surut di Pulau Kundur;
4. Meningkatkan kondisi baik jalan dan jembatan, serta meningkatkan konektivitas antar wilayah
strategis dan antar pulau
5. Pengembangan wilayah Kota Tanjungpinang melalui pengembangan wilayah kawasan tepi
laut dan pesisir Tanjungpinang Barat. Pengembangan wilayah pantai gurindam 12 yang terdiri
dari :
a. Kawasan Pinang Marina;
b. Kawasan Potong Lembu;
c. Kawasan Pelantar IV;
d. Kawasan Pelantar III;
e. Kawasan Pelantar KUD;
f. Kawasan Pelantar I – II;
g. Kawasan Pelantar Penyengat;
h. Kawasan Gedung Daerah;
i. Kawasan Tanjung Buntung / Laman Bunda;
j. Kawasan Tugu Pensil;
k. Kawasan Teluk Kerinting; dan
l. Kawasan Pantai Impian.
6. Konektiviti antar pulau di kabupaten Karimun yaitu Pembangunan jalan dan jembatan pada
Pulau Parit – Pulau Lumut – Pulau Gunung papan – Pulau Belat – Pulau Kundur.
7. Pembangunan dan peningkatan jalan antar wilayah strategis adalah sebagai berikut :
a. Jalan Lintas Barat lanjutan, jalan yang menghubungkan antara wilayah kawasan Kota
Tanjungpinang menuju pelabuhan Kijang di Kabupaten Bintan;
b. Jalan Coatal Area merupakan jalan pesisir yang menghubungkan pusat kota Tanjung
Balai Karimun menuju kawasan bandara di kecamatan Tebing.
c. Jalan Batubi – Kelarik merupakan jalan yang menghubungkan pusat ibukota Kabupaten
Natuna menuju Pusat kawasan Industri di Perbatasan Negara.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


5-4
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
d. Pembangunan dan peningkatan jalan menuju kawasan sentral pertanian di Kabupaten
Lingga.
e. Pembangunan dan peningkatan jalan menuju pusat kawasan bandara dan pelabuhan.
f. Pembangunan dan peningkatan jalan menuju kawasan industri, perdagangan, dan
permukiman.

5.2.2. Arah Pengembangan Wilayah


1) Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah
Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kepulauan Riau, prioritas
pemanfaatan ruang dititikberatkan pada hal-hal sebagai berikut:

a. Perwujudan Struktur Ruang Provinsi melalui perwujudan sistem perkotaan, transportasi


darat-laut-udara, jaringan energi, telekomunikasi, sumberdaya air dan jaringan lainnya;
b. Perwujudan Pola Ruang Provinsi melalui pengendalian pemanfaatan kawasan lindung
dan budidaya darat;
c. Perwujudan Pola Ruang Laut melalui perlindungan dan pengawasan kawasan laut, serta
pengembangan dan pemanfaatan sumber daya laut; dan
d. Perwujudan Kawasan Strategis Provinsi, meliputi: (1) Kawasan Strategis Provinsi di
Pusat Pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau Istana Kota Piring, Kota Tanjungpinang;
(2) Kawasan Strategis Provinsi di Kabupaten Kepulauan Anambas; (3) Kawasan
Strategis Provinsi di Kabupaten Lingga; dan (4) Kawasan Strategis Provinsi di Kabupaten
Natuna

2) Pengembangan Kawasan Strategis Nasional di Provinsi Kepulauan Riau


Di Provinsi Kepulauan Riau ditetapkan 2 (dua) Kawasan Strategis Nasional, yaitu: Kawasan
Perbatasan Laut RI termasuk 19 pulau kecil terdepan yang terletak di Provinsi Kepulauan Riau
(Pulau Sentut, Tokong Malang Biru, Damar, Mangkai, Tokong Nanas, Tokong Belayar, Tokong
Boro, Semiun, Sebetul, Sekatung, Senua, Subi Kecil, Kepala, Iyu Kecil/Tokong Hiu Kecil,
Karimun Kecil/Karimun Anak, Nipa, Pelampong, Batu Berhanti/Batu Berantai, dan
Nongsa/Putri) dengan negara Malaysia/Vietnam/Singapura; dan Kawasan Batam, Bintan, dan
Karimun sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.

3) Pengembangan Kawasan Strategis Provinsi


Arah pengembangan wilayah disusun berdasarkan potensi dan keunggulan wilayah masing-
masing kabupaten/kota dengan fokus utama pengembangan wilayah kabupaten/kota sebagai
berikut:

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


5-5
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
a. Pengembangan pusat wisata maritim (Wisata Pantai dan Pulau) di Kabupaten Kepulauan
Anambas, Kabupaten Bintan, dan Kabupaten Natuna;
b. Pengembangan Pusat wisata budaya dan religi di Kabupaten Lingga dan Kota
Tanjungpinang;
c. Pengembangan Pusat perdagangan dan jasa, di Kota Batam, Kabupaten Karimun, dan
Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan;
d. Pengembangan pusat produksi perikanan tangkap dan industri pengolahan
perikanan di Kabupaten Natuna, Kepulauan Anambas, dan Lingga;
e. Pengembangan pusat produksi pertanian, peternakan, dan perikanan budidaya di
Kabupaten Lingga;
f. Pengembangan pusat distribusi hasil produksi pertanian, peternakan, dan perikanan
di Kota Batam, dan
g. Pengembangan pendukung utama pertahanan dan keamanan nasional di Kabupaten
Natuna.

4) Strategi dan Arah Kebijakan Pengembangan Wilayah Per Kabupaten/Kota


a. Kabupaten Karimun
Strategi dan arah kebijakan pengembangan wilayah Kabupaten Karimun diuraikan
sebagai berikut:
1. Meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, perkebunan, peternakan, dengan
arah kebijakan:
 Pengembangan pola intensifikasi dan diversifikasi pertanian dan perkebunan
sehingga produksi pertanian dapat berorientasi pasar.
 Peningkatan intensifikasi produk holtikultura dan peternakan dengan
pemanfaatan lahan kosong dan pekarangan di perkotaan.
 Perlu didukung sarana dan prasarana produksi yang kontinuitas terkait dengan
intensifikasi dan diversifikasi pola tanam.
2. Meningkatkan produksi dan produktivitas perikanan dan produk kelautan dengan arah
kebijakan:
 Peningkatan pemanfaatan lahan non produktif sebagai lahan budidaya perikanan
darat (ikan lele, gurame dan nila).
 Pengembangan budidaya perikanan laut dengan sistem jaring apung atau
keramba didukung pemenuhan pasokan bibit dan pakan ikan secara kontinyu.
 Intensifikasi produk perikanan air tawar maupun laut serta produk olahannya di
kawasan minapolitan.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


5-6
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
3. Mengembangkan industri manufaktur unggulan berorientasi ekspor;
4. Membangun akses jalan ruas kawasan industri menuju pusat-pusat distribusi logistik
(pelabuhan) dan menuju pusat-pusat kegiatan terdekat;
5. Menyiapkan sarana dan prasarana perdagangan bebas dan pelabuhan bebas; dan
6. Mengembangkan pariwisata dengan memanfaatkan fasilitas pelabuhan bebas.

b. Kabupaten Bintan
Strategi dan arah kebijakan pengembangan wilayah Kabupaten Karimun diuraikan
sebagai berikut:
1. Meningkatkan produksi dan produktivitas perikanan budidaya khususnya ikan kerapu
dan jenis ikan lainnya dengan sistem keramba didukung pemenuhan pasokan bibit
dan pakan ikan secara kontinyu;
2. Mengembangkan industri-industri pengolahan perikanan menjadi produk bernilai
tambah tinggi;
3. Mengembangkan industri manufaktur unggulan berorientasi ekspor;
4. Membangun akses jalan ruas kawasan industri menuju pusat-pusat distribusi logistik
(pelabuhan) dan menuju pusat-pusat kegiatan terdekat; dan
5. Menyiapkan sarana dan prasarana perdagangan bebas dan pelabuhan bebas.

c. Kabupaten Natuna
Strategi dan arah kebijakan pengembangan wilayah Kabupaten Natuna diuraikan sebagai
berikut:
1. Mengembangkan kawasan sesuai dengan Masterplan Kawasan Strategis Provinsi di
Kabupaten Natuna;
2. Mengembangkan infrastruktur secara berkelanjutan untuk pengelolaan dan
pengembangan kawasan yang diarahkan pada simpul transportasi laut internasional,
kawasan pelabuhan internasional, kawasan perikanan tangkap dan kawasan
perindustrian terpadu untuk mendukung pelayanan kepelabuhanan dan perindustrian
global, internasional, kawasan pelabuhan internasional, kawasan perikanan tangkap
dan kawasan perindustrian terpadu untuk mendukung pelayanan kepelabuhanan dan
perindustrian global;
3. Mengembangkan pelabuhan transit pelayaran internasional dan pusat pelayanan
akses pasar global;
4. Mengembangkan fasilitas pada alur pelayaran internasional yang melewati
Kabupaten Natuna meliputi tempat Bunkering BBM dan STS Oil;

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


5-7
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
5. Meningkatkan produksi dan produktivitas perikanan dan produk kelautan dengan arah
kebijakan:
a. Pengembangan budidaya perikanan laut (terutama kerapu napoleon, kakap
merah dan kerap turis) dengan sistem jaring apung atau keramba didukung
pemenuhan pasokan bibit dan pakan ikan secara kontinyu.
b. Intensifikasi produk perikanan air tawar maupun laut serta produk olahannya di
kawasan minapolitan.
c. Pengembangan industri pengolahan perikanan menjadi produk bernilai tambah
tinggi.
d. Peningkatan akses permodalan bagi nelayan, baik melalui bansos, koperasi,
lembaga keuangan bank dan non bank.
6. Meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, perkebunan, peternakan, dengan
arah kebijakan:
a. Pengembangan pola intensifikasi dan diversifikasi pertanian dan perkebunan
sehingga produksi pertanian dapat berorientasi pasar.
b. Peningkatan intensifikasi produk holtikultura dan peternakan dengan
pemanfaatan lahan kosong dan pekarangan di perkotaan.
c. Perlu didukung sarana dan prasarana produksi yang kontinuitas terkait dengan
intensifikasi dan diversifikasi pola tanam

d. Kabupaten Lingga
Strategi dan arah kebijakan pengembangan wilayah Kabupaten Lingga diuraikan sebagai
berikut:
1. Mengembangkan pertanian tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perkebunan
pada zona kawasan pertanian Kawasan Strategis Provinsi di Kabupaten Lingga
meliputi Desa Bukit Harapan, Desa Bukit Langkap, Desa Kerandin dan Desa Linau;
2. Meningkatkan produksi perikanan dengan mengoptimalkan eksploitasi pada zona
Kawasan tangkap terdapat pada seluruh perairan Kabupaten Lingga, dan
pengembangan budidaya pada zona Kawasan Perikanan budidaya meliputi
Kecamatan Lingga Timur, Kecamatan Selayar, Kecamatan Lingga Utara, Kecamatan
Senayang, Kecamatan Singkep Barat dan Kecamatan Singkep Selatan;
3. Melestarikan fungsi lindung pada kawasan resapan air dan mata air untuk menjaga
tatanan hydro-orologi di kawasan ini;
4. Mengembangkan infrastruktur secara berkelanjutan untuk mendukung
pengembangan pertanian;

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


5-8
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
5. Mengembangkan budidaya pertanian yang mempunyai resiko minimum terhadap
penurunan kuantitas dan kualitas lingkungan;
6. Meningkatkan kapasitas dan keterampilan SDM pengelolaan dan pemanfaatan hasil-
hasil pertanian dan perikanan; dan
7. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian terhadap penggunaan lahan Kawasan
Strategis di Kabupaten Lingga

e. Kabupaten Kepulauan Anambas


Strategi dan arah kebijakan pengembangan wilayah Kabupaten Natuna diuraikan sebagai
berikut:
1. Pembangunan dan pengembangan simpul transportasi udara dan laut sehingga
tercipta keterpaduan antarmoda dalam menciptakan kemudahan aksesibilitas di
Kepulauan Anambas, meliputi pengembangan bandar udara, terminal ferry dan
terminal angkutan darat yang terletak di Palmatak;
2. Mengembangkan sumber daya energi alternatif yang bersumber dari energi arus
pasang surut air laut, terutama di alur celah antar pulau yang mempunyai kecepatan
arus yang cukup besar, serta sumber energi alternatif dari sumber angin dan tenaga
surya;
3. Mengembangkan Pelabuhan Check Point di Kabupaten Kepulauan Anambas
(Tarempa) guna mempermudah akses wisatawan luar negeri terhadap pariwisata di
Kepulauan Anambas;
4. Menyediakan sarana dan prasarana yang menghubungkan akses sentra-sentra
produksi perikanan, pelabuhan laut dan pariwisata;
5. Menyediakan sarana dan prasarana yang menghubungkan akses sentra-sentra
produksi perikanan, pelabuhan laut dan pariwisata;
6. Melakukan pembinaan SDM terhadap pengelolaan budidaya perikanan dan hasil
perikanan tangkap dan budidaya; dan
7. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian terhadap pemanfaatan Kawasan
Strategis Kabupaten Kepulauan Anambas

f. Kota Batam
Strategi dan arah kebijakan pengembangan wilayah Kota Batam diuraikan sebagai
berikut:
1. Pada Pusat Kota dikembangkan kegiatan-kegiatan pelayanan perkotaan untuk
mendukung pengembangan fungsi-fungsi utama wilayah Kota Batam (pemerintahan,
perdagangan dan jasa, industri, alih muat angkutan laut, pariwisata, dan lain-lain),

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


5-9
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
serta kegiatan-kegiatan pelayanan tertentu terkait dengan Kawasan Perdagangan
Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam yang didukung dengan infrastruktur yang
memadai;
2. Untuk memperkuat orientasi dan pergerakan eksternal Kota Batam di era persaingan
global, dilakukan peningkatan kualitas layanan dan pengembangan simpul-simpul
(outlet) transportasi berupa bandara, pelabuhan laut, dan pelabuhan penyeberangan
untuk menciptakan akses regional, nasional, dan internasional yang lebih
berdayaguna, berhasilguna, dan berdaya saing;
3. Pengembangan Pelabuhan Internasional Batam sesuai kondisi realistik setempat
diterjemahkan sebagai sebuah sistem pelabuhan bebas berskala pelayanan nasional
dan internasional dengan dermaga outlet di Pelabuhan Batu Ampar dan Pelabuhan
Kabil, yang telah ditetapkan untuk ditingkatkan hirarkinya menjadi “pelabuhan
internasional hub” (hub international port);
4. Dalam jangka menengah arus pergerakan penumpang dan barang nasional serta
internasional masih akan dilayani oleh pelabuhan nasional dan internasional yang
ada di Pulau Batam, namun untuk selanjutnya akan dikembangkan pelabuhan baru
pada lokasi yang strategis di Pulau Rempang dan/atau Galang;
5. Untuk menciptakan aksesibilitas yang tinggi antar Pusat Kota dan dengan Sub Pusat
Kota, dan ke/dari simpul-simpul (outlet) utama transportasi (Kawasan Primer), serta
ke/dari Kawasan-kawasan Sekunder (Kawasan Industri, Kawasan Pusat
Pemerintahan, Kawasan Perdagangan dan Jasa, dan lain-lain) dikembangkan jalan
tol, jalan lintas atas (flyover), simpang susun (interchange), jalan lintas bawah
(underpass), dan jaringan transportasi massal (MRT/LRT) yang dapat berada di atas
dan/atau di bawah permukaan tanah/air;
6. Untuk menunjang berbagai kegiatan penghidupan dan kehidupan kota, selain sistem
jaringan transportasi juga ditingkatkan pengembangan sistem jaringan prasarana dan
sarana yang lain yaitu: jaringan energi, jaringan telekomunikasi, jaringan sumber
daya air, dan penyehatan lingkungan permukiman;
7. Mengembangkan Ruang Terbuka Hijau Kota (hutan lindung, hutan kota, jalur hijau,
taman median jalan, tamankota, taman lingkungan, bumi perkemahan dll) dalam
rangka mewujudkan tutupan hijau minimal 30 % dari luas wilayah darat kota, untuk

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


5 - 10
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
meningkatkan fungsi lindung wilayah kota, peresapan air, pengaturan iklim mikro, dan
estetika kota; dan
8. Mengembangkan kawasan-kawasan budidaya sesuai kondisi, potensi, serta
karakteristik sumber daya alam dan lahan berdasarkan kriteria lokasi kegiatan dan
standar teknik pemanfaatan ruang menurut ketentuan perundang-undangan.

g. Kota Tanjungpinang
Strategi dan arah kebijakan pengembangan wilayah Kota Tanjungpinang diuraikan
sebagai berikut:

1. Mengembangkan Pulau Dompak sebagai pusat pemerintahan Provinsi Kepulauan


Riau sesuai dengan Rencana Induk (Masterplan) Istana Kota Piring yang dibagi
menjadi beberapa zona antara lain:
a. Zona Perkantoran Pemerintah;
b. Zona Perdagangan (Bisnis) dan Jasa;
c. Zona Pariwisata, Rekreasi dan Olahraga dan Budaya;
d. Zona Pemukiman (Pendopo, Rumah Jabatan, Perumahan 1, 2 dan 3);
e. Zona Pelayanan Umum (Mesjid, Medical Centre, Kampus, Terminal Ferry);
f. Zona Revitalisasi Kawasan Penduduk Asli/Nelayan;
g. Zona Pelestarian Lingkungan dan Ruang Terbuka (Ruang Terbuka Hijau Publik,
Jalan, Plaza Utama).
2. Mengembangkan dan meningkatkan pelayanan sarana dan prasarana transportasi
massal perkotaan secara terintegrasi dan terhubung dengan jaringan transportasi laut
dan udara;
3. Menyediakan dan meningkatkan sarana prasarana ekonomi, khususnya di sektor
perdagangan dan jasa yang mampu mengakomodasi pasar tradisional, termasuk
kegiatan koperasi dan Usaha mikro kecil Menengah (UMKM);
4. Mengembangkan sentra industri pengolahan dan kerajinan menjadi produk khas Kota
Tanjungpinang; dan
5. Mewujudkan penyelenggaraan ruang yang efisien dan berkeadilan serta ramah
lingkungan.
Selanjutnya tabel tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


5 - 11
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
BAB VI. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN

6.1. Rencana Program dan Kegiatan

Rencana Program dan Kegiatan adalah cara untuk melaksanakan tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan serta upaya yang dilakukan untuk mengetahui capaian keberhasilan sasaran dan
tujuan. Sedangkan Program dimaksudkan sebagai kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu
untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang Dan Pertanahan
guna mencapai sasaran tertentu. Dengan adanya program dan kegiatan diharapkan pula dapat
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi.

6.1.1. Rencana Program

Program Prioritas adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang
dilaksanakan oleh OPD atau masyarakat, yang dikoordinasikan oleh pemerintah daerah untuk
mencapai sasaran dan tujuan pembangunan daerah. Kegiatan Prioritas adalah bagian dari
program yang dilaksanakan oleh OPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu
program, dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa personil
(sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi
dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut, sebagai masukan (input) untuk
menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


6-1
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Gambar 6.1.Diagram KeterkaitanVisi, Misi, Tujuan, Sasarandan Program Renstra

Perumusan program prioritas bagi penyelenggaraan urusan dilakukan sejak tahap awal evaluasi
kinerja pembangunan daerah secara sistematis dilakukan pada identifikasi permasalahan
pembangunan diseluruh urusan. Berdasarkan rumusan permasalahan pembangunan daerah di
tiap urusan maka dibuatlah program prioritas dengan mempertimbangkan faktor-faktor penentu
keberhasilan.

Tabel 6.1. Program Prioritas dan Indikator Kinerja

Permasalahan Pembangunan Faktor Penentu Program Indikator Target


No
Daerah Keberhasilan Prioritas Kinerja Kinerja
Persentase
Tersedianya air
Masih memiliki Program
Penyediaan sumber air baku di baku untuk
01 potensi sumber Pengelolaan 76,10%
Provinsi Kepulauan Riau memenuhi
air baku Sumber Daya Air
kebutuhan
penduduk (%)
Tersedianya air
irigasi untuk
Masih terdapat area Program pertanian
Terdapat sumber
02 persawahan yang belum dialiri Pengelolaan rakyat pada 48,64%
air irigasi
air irigasi Sumber Daya Air sistem irigasi
yang sudah
ada
Belumbanyakpen Program PenurunanJuml
Titikgenanganrawanbanjir yang
03 duduk yang Pengelolaan ah Titik Rawan 15 titik
belumdapatditurunkan
tinggaldibantaran Sumber Daya Air Banjir

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


6-2
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Permasalahan Pembangunan Faktor Penentu Program Indikator Target
No
Daerah Keberhasilan Prioritas Kinerja Kinerja
sungai

Persentase
jalan provinsi
75,00%
Program berkondisi baik
Tertib berlalu
Peningkatan pelayanan jalan Rehabilitasi/ (%)
04 lintas di Provinsi
provinsi berkondisi baik dan Pemeliharaan Persentase
Kepulauan Riau
mantap Jalan dan jembatan
cukup baik
Jembatan provinsi 84,72%
berkondisi baik
(%)
Panjang jalan
baru yang
dibangun yang
34,45 km
menghubungka
Program n antar wilayah
Kebutuhankonektivitasantarwila Pembebasanmas Pembangunan/Pe strategis
05
yah/antarpulau ih relative mudah ningkatan Jalan Panjang jalan
dan Jembatan yang
ditingkatkan
58.78 km
sesuai mutu
layanan jalan
Provinsi
Persentase
Program kab/kota yang
Meningkatkan dukungan Perda RTRW Pengendalian dan dilakukan
06
Pembangunan yang berbasis Provinsi no 1 Pengawasan evaluasi 100%
Tata Ruang Provinsi tahun 2017 Pemanfaatan kesesuaian
Ruang pemanfaatan
ruangnya

Rencana program indikatif yangyou akan dilaksanakan OPD Pekerjaan Umum, Penataan Ruang
dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau selama tahun 2016-2021 sebanyak 17 program, dimana
10 program utama (termuat dalam RPJMD Provinsi) dan 6 program rutinitas Dinas Pekerjaan
Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan. Adapun nama program yang dimaksud adalah sebagai
berikut :

Program Utama
1. Program Pengelolaan Sumber Daya Air;
2. Program Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jalan dan Jembatan;
3. Program Pembangunan/peningkatan Jalan dan Jembatan;
4. Program Pembinaan Pengaturan dan Pengawasan Jasa Konstruksi;
5. Program Pembinaan Pemberdayaan Jasa Konstruksi;
6. Program Layanan Pengujian Jasa Konstruksi;
7. Program Penyelenggaraan Penataan Ruang;

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


6-3
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
8. Program Pengendalian dan Pengawasan Pemanfaatan Ruang;
9. Program PenataanPenguasaan, PemilikanPenggunaandanPemanfaatan Tanah.

Program Generik (Untuk Semua Perangkat Daerah)


1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran;
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur;
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur;
4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan;
5. Program Pengembangan data/informasi;
6. Program Perencanaan Pembangunan Daerah

6.1.1. Rencana Kegiatan

Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh suatu atau beberapa satuan kerja,
sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan terdiri dari
sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya, baik yang berupa personil (sumber daya
manusia), barang, modal, termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa
atau ke semua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran
(output) dalam bentuk barang/jasa. Kegiatan-kegiatan sebagai penjabaran lebih lanjut dari program
merupakan langkah terakhir dalam upaya pencapaian tujuan. Kegiatan indikatif OPD Pekerjaan
Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 harus
mampu menghasilkan output dan outcome yang memadai sebagai syarat tercapainya tujuan OPD
Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau. Secara lebih
lengkap mengenai rencana program dan kegiatan, indikator kinerja dan pendanaan indikatif OPD
Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau tahun 2016-2021
dituangkan dalam format matriks Rencana Strategis OPD Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan
Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau sebagaimana tertuang dalam tabel berikut :

Tabel 6.2. Program Prioritas dan Rencana Kegiatan

Awal Target
No Program Prioritas Rencana Kegiatan Indikator Kegiatan Satuan
(2016) (2021)
01. Kegiatan
Jumlah Dokumen Rencana
Perencanaan Teknis
Pengelohan Sumber Daya Dokumen 1 35
Pengelolahan Sumber
Air
Daya Air
01 Program Pengelolaan Sumber Daya Air 02. Kegiatan
Pemenuhan Kebutuhan
Pengaturan, Pembinaan,
Pembinaan, Fasilitasi dan
Fasilitasi, Koordinasi, Bulan 12 12
Koordinasi Bidang SDA
Pengawasan, dan
kepada Kab/Kota (bulan)
Pengendalian Teknis di

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


6-4
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Awal Target
No Program Prioritas Rencana Kegiatan Indikator Kegiatan Satuan
(2016) (2021)
Bidang Pengelolahan
Sumber Daya Air
03. Kegiatan
Pengembangan,
Pengelolahan, dan
Bertambahnnya Luas Area
Optimalisasi/Rehabilitasi Ha 1.193 1.894
Jaringan Irigasi (ha)
Jaringan Daerah Irigasi,
dan Daerah Pengairan
Lainnya
04. Kegiatan
Pengembangan,
Pengelolahan, dan
Bertambahnya Kapasitas
Optimalisasi/Rehabilitasi m3/tahun 27.805.571 38.244.626
Volume Sumber Air Baku
Waduk/Embung dan
Bangunan Penampung
Lainnya
05. Kegiatan
Panjang Bangunan
Pembangunan Pengaman Meter 350 2.500
Pangaman Pantai
Pantai
06. Kegiatan
Pembangunan, Perbaikan, Panjang Sungai / Saluran
meter 150 2.800
dan Pengaturan Sistem Utama yang terbangun
Sungai/Saluran Utama
07. Kegiatan Pemeliharaan Panjang Normalisasi
Rutin Sistem Sungai Sungai/Saluran Utama meter 3.000 8.000
/Saluran Utama Lainnya Lainnya
07.a. Kegiatan
Pemeliharaan Rutin Sistem
Panjang Normalisasi
Sungai /Saluran Utama
Sungai/Saluran Utama Meter 500 700
Lainnya di Kota
Lainnya
Tanjungpinang &
Kabupaten Bintan
07.b. Kegiatan
Panjang Normalisasi
Pemeliharaan Rutin Sistem
Sungai/Saluran Utama Meter 500 800
Sungai /Saluran Utama
Lainnya
Lainnya di Kota Batam
07.c. Kegiatan
Pemeliharaan Rutin Sistem Panjang Normalisasi
Sungai /Saluran Utama Sungai/Saluran Utama Meter 1.500 6.000
Lainnya di Kabupaten Lainnya
Karimun
07.d. Kegiatan
Pemeliharaan Rutin Sistem Panjang Normalisasi
Sungai /Saluran Utama Sungai/Saluran Utama Meter 500 500
Lainnya di Kabupaten Lainnya
Lingga
07.f. Kegiatan
Pemeliharaan Rutin Sistem Panjang Normalisasi
Sungai /Saluran Utama Sungai/Saluran Utama Meter 0 0
Lainnya di Kabupaten Lainnya
Natuna
07.g. Kegiatan
Pemeliharaan Rutin Sistem Panjang Normalisasi
Sungai /Saluran Utama Sungai/Saluran Utama Meter 0 0
Lainnya di Kabupaten Lainnya
Kepulauan Anambas
Kegiatan Perencanaan
02 Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan Jumlah Dokumen Rencana
Teknis Pemeliharaan
dan Jembatan Pemeliharaan Dokumen 2 17
Rutin/Berkala Jalan dan
Jalan/Jembatan
Jembatan

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


6-5
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Awal Target
No Program Prioritas Rencana Kegiatan Indikator Kegiatan Satuan
(2016) (2021)
02. Kegiatan Pemeliharaan
Panjang ruas jalan provinsi
Rutin/berkala pada ruas Km 635.31 672.34
berkondisi baik
Jalan Provinsi
02.a. Kegiatan
Pemeliharaan Rutin/berkala Panjang ruas jalan provinsi
Km 57,93 57,65
pada ruas Jalan Provinsi di berkondisi baik
Kota Tanjungpinang
02.b. Kegiatan
Pemeliharaan Rutin/berkala Panjang ruas jalan provinsi
Km 107,44 138,62
pada ruas Jalan Provinsi di berkondisi baik
Kabupaten Bintan
02.c. Kegiatan
Pemeliharaan Rutin/berkala Panjang ruas jalan provinsi 111,96
Km 101,45
pada ruas Jalan Provinsi di berkondisi baik
Kota Batam
02.d. Kegiatan
Pemeliharaan Rutin/berkala Panjang ruas jalan provinsi
Km 109,53 119,84
pada ruas Jalan Provinsi di berkondisi baik
Kabupaten Karimun
02.e. Kegiatan
Pemeliharaan Rutin/berkala Panjang ruas jalan provinsi
Km 133,83 135,46
pada ruas Jalan Provinsi di berkondisi baik
Kabupaten Lingga
02.f. Kegiatan
Pemeliharaan Rutin/berkala Panjang ruas jalan provinsi 80,71
Km 96,97
pada ruas Jalan Provinsi di berkondisi baik
Kabupaten Natuna
02.g. Kegiatan
Pemeliharaan Rutin/berkala
Panjang ruas jalan provinsi
pada ruas Jalan Provinsi di Km 28,16 28,10
berkondisi baik
Kabupaten Kepulauan
Anambas
03. Kegiatan Pemeliharaan
Panjang Bentang Jembatan
Rutin/berkala Jembatan
> 6 meter yang berkondisi Meter 3,261.42 3,512.24
pada ruas status jalan
baik
Provinsi

01. Kegiatan Perencanaan


Jumlah Dokumen Rencana
Teknis Pembangunan/
Pembangunan/Peningkatan Dok 9.00 35.00
Peningkatan Jalan dan
Jalan/Jembatan
Jembatan
02. Kegiatan Pengaturan,
Pemenuhan Kebutuhan
Pembinaan, Fasilitasi,
Pengaturan, Fasilitasi dan
Koordinasi, Pengawasan, Bulan 12 12
Koordinasi Bidang BM
dan Pengendalian Teknis di
kepada Kab/Kota
Bidang Bina Marga
Program Pembangunan/ Panjang Jalan dan
03. 03. Kegiatan DAK Bidang
peningkatan Jalan dan Jembatan Jembatan yang
Infrastruktur Jalan dan Km 0 21.50
terbangun/ditingkatkan
Pendamping DAK
bersumber dari DAK
Panjang Jalan dan
03.a. Kegiatan DAK Bidang Jembatan yang
Km 0 21.50
Infrastruktur Jalan terbangun/ditingkatkan
bersumber dari DAK
Panjang Jalan dan
03.b. Kegiatan Pendamping Jembatan yang
Km 0 21.50
DAK terbangun/ditingkatkan
bersumber dari DAK

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


6-6
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Awal Target
No Program Prioritas Rencana Kegiatan Indikator Kegiatan Satuan
(2016) (2021)
04. Kegiatan pembangunan Panjang Jalan Baru yang Km
0.50 22.80
jalan Terbangun
04.a. Kegiatan Km
Panjang Jalan Baru yang
pembangunan jalan di 0.00 0.00
Terbangun
Kota Tanjungpinang
04.b. Kegiatan Km
Panjang Jalan Baru yang
pembangunan jalan di 0.05 3.80
Terbangun
Kabupaten Bintan
04.c. Kegiatan Km
Panjang Jalan Baru yang
pembangunan jalan di 0.00 4,00
Terbangun
Kota Batam
04.d. Kegiatan Km
Panjang Jalan Baru yang
pembangunan jalan di 0.00 5,00
Terbangun
Kabupaten Karimun
04.e. Kegiatan Km
Panjang Jalan Baru yang
pembangunan jalan di 0.00 3.00
Terbangun
Kabupaten Lingga
04.f. Kegiatan Km
Panjang Jalan Baru yang 0.00
pembangunan jalan di 2,00
Terbangun
Kabupaten Natuna
04.g. Kegiatan
pembangunan jalan di Panjang Jalan Baru yang 0.00
Km 5.00
Kabupaten Kepulauan Terbangun
Anambas
05. Kegiatan Panjang Jembatan
Pembangunan/Peningkatan Baru/ditingkatkan Meter 4,145.70 4,345.70
jembatan kapasitasnya
Panjang Jalan yang
06. Kegiatan Peningkatan/
ditingkatkan kapasitas Km 0.00 41,50
Pelebaran Jalan
jalannya
06.a. Kegiatan Panjang Jalan yang
Peningkatan/ Pelebaran ditingkatkan kapasitas Km 0.00 9.00
Jalan Kota Tanjungpinang jalannya
06.b. Kegiatan Panjang Jalan yang
Peningkatan/ Pelebaran ditingkatkan kapasitas Km 0.00 3.00
Jalan Kabupaten Bintan jalannya
06.c. Kegiatan Panjang Jalan yang
Peningkatan/ Pelebaran ditingkatkan kapasitas Km 0.00 8,00
Jalan Kota Batam jalannya
06.d. Kegiatan Panjang Jalan yang
Peningkatan/ Pelebaran ditingkatkan kapasitas Km 0.00 7,50
Jalan Kabupaten Karimun jalannya
06.e. Kegiatan Panjang Jalan yang
Peningkatan/ Pelebaran ditingkatkan kapasitas Km 0.00 5.00
Jalan Kabupaten Lingga jalannya
06.f. Kegiatan Peningkatan/ Panjang Jalan yang
Pelebaran Jalan Kabupaten ditingkatkan kapasitas Km 0.00 4,00
Natuna jalannya
06.g. Kegiatan
Panjang Jalan yang
Peningkatan/ Pelebaran
ditingkatkan kapasitas Km 0.00 5.00
Jalan Kabupaten
jalannya
Kepulauan Anambas
07. KegiatanTahun Jamak
Pemenuhan Penataan
Penataan Pantai Gurindam Kawasan 0 Kaw 5 Kaw
Kawasan Pantai Gurindam
12 Kota Tanjungpinang
08. Kegiatan
Pembangunan Jalan dan
Panjang jalan dan
Jembatan Penghubung Km
jembatan yang dibangun
Antar Pulau (Connectivity)
di Kabupaten Karimun

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


6-7
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Awal Target
No Program Prioritas Rencana Kegiatan Indikator Kegiatan Satuan
(2016) (2021)
01. Kegiatan Sinkronisasi
dan Koordinasi Rencana Pemenuhan Kebutuhan
Kerja Pembinaan Jasa Pembinaan, Pengaturan,
Bulan 12 12
Konstruksi Pemerintah dan Pengawasan Jasa
Pusat, Provinsi dan Konstruksi
Kabupaten/Kota
02. Kegiatan Pemenuhan Kebutuhan
Penyelenggaraan Fasilitasi Pembinaan, Pengaturan,
Bulan 12 12
Pembina Pengawasan dan dan Pengawasan Jasa
Peraturan Jasa Konstruksi Konstruksi
03. Kegiatan
Penyelenggaraan SIPJAKI
Pemenuhan Kebutuhan
Provinsi, dan Monitoring
Pembinaan, Pengaturan,
dan Evaluasi Bulan 12 12
dan Pengawasan Jasa
Penyelenggaraan IUJK dan
Konstruksi
SIPJAKI Pemerintah
Kabupaten/Kota
04. Kegiatan Penyusunan
Jumlah Dokumen Kajian
Perencanaan/Kajian
Penyelenggaraan Pembina Dokumen 0 4
Penyelenggaraan Pembina
Jasa Konstruksi
Jasa Konstruksi
05. Kegiatan
Pemenuhan Kebutuhan
Sosialisasi/Desiminasi
Pembinaan, Pengaturan,
Peraturan Perundangan- Bulan 12 12
dan Pengawasan Jasa
undangan dan Produk
Konstruksi
Teknologi Konstruksi
06. Kegiatan Survey
Penerapan Standar
Pemenuhan Kebutuhan
Keamanan, Keselamatan,
Program Pembinaan Pengaturan dan Pembinaan, Pengaturan,
04 Kesehatan, dan Bulan 12 12
PengawasanJasa Konstruksi dan Pengawasan Jasa
Keberlangsungan
Konstruksi
Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi
07. Kegiatan Penyusunan Pemenuhan Kebutuhan
Format Database Badan Pembinaan, Pengaturan,
Bulan 12 12
Usaha dan Tenaga Kerja dan Pengawasan Jasa
Jasa Konstruksi Konstruksi
08. Kegiatan Peningkatan
Kab/kota yang dilakukan
Kapasitas Aparatur Kab/kota 0 4
pembinaan
SIPJAKI Kabupaten/Kota
09. Kegiatan Survey Pemenuhan Kebutuhan
Indentifikasi dan Pemetaan Pembinaan, Pengaturan,
Bulan 12 12
Tenaga Kerja Konstruksi dan Pengawasan Jasa
Provinsi Konstruksi
10. Kegiatan Workshop
Pemenuhan Kebutuhan
Penguatan Kapasitas
Pembinaan, Pengaturan,
Management of Training Bulan 12 12
dan Pengawasan Jasa
(MOT) Jasa Konstruksi
Konstruksi
Kabupaten/kota
11. Kegiatan Peningkatan
Kelembagaan Tim Pembina Kab/kota yang dilakukan
Kab/kota 0 1
Jasa Konstruksi pembinaan
Kabupaten/Kota
12. Kegiatan Fasilitasi
Pemenuhan Kebutuhan
Peningkatan Kapasitas
Pembinaan, Pengaturan,
Kelembagaan Pemerintah Bulan 12 12
dan Pengawasan Jasa
dan Masyarakat Jasa
Konstruksi
Konstruksi
13. Kegiatan Workshop Pemenuhan Kebutuhan
Bulan 12 12
Tanda Daftar Pembinaan, Pengaturan,

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


6-8
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Awal Target
No Program Prioritas Rencana Kegiatan Indikator Kegiatan Satuan
(2016) (2021)
Perseorangan dan Tenaga dan Pengawasan Jasa
Kerja Konstruksi Konstruksi
14. Kegiatan Workshop
Pemenuhan Kebutuhan
SIBIMA (Sistem Informasi
Pembinaan, Pengaturan,
Belajar Intensif Mandiri Bulan 12 12
dan Pengawasan Jasa
Bidang Konstruksi)
Konstruksi
Kabupaten/Kota
15. Pengkajian Identifikasi Pemenuhan Kebutuhan
kebutuhan Pembinaan Pembinaan, Pengaturan,
Bulan 12 12
Jasa Konstruksi Provinsi dan Pengawasan Jasa
Kepulauan Riau Konstruksi
16. Kegiatan Peningkatan
Pemenuhan Kebutuhan
Kapasitas Pembinaan
Pembinaan, Pengaturan,
Pengaturan dan Bulan 12 12
dan Pengawasan Jasa
Pengawasan Jasa
Konstruksi
Konstruksi
17. Kegiatan Pembinaan
Pemenuhan Kebutuhan
Kapasitas
Pembinaan, Pengaturan,
Penyelenggaraan Fasilitasi Bulan 12 12
dan Pengawasan Jasa
Pengawasan tertib jasa
Konstruksi
konstruksi
18. Kegiatan Sosialisasi Pemenuhan Kebutuhan
Promosi Gerakan Sadar Pembinaan, Pengaturan,
Bulan 12 12
Sertifikasi Tenaga Kerja dan Pengawasan Jasa
Konstruksi (Gesastek) Konstruksi
19. Kegiatan workshop dan Pemenuhan Kebutuhan
inventarisasi data tenaga Pembinaan, Pengaturan,
Bulan 12 12
kerja konstruksi dan badan dan Pengawasan Jasa
usaha Konstruksi
20. Kegiatan Pendukung
Pembinaan Kelembagaan Pemenuhan Kebutuhan
Jasa Konstruksi Provinsi Pembinaan, Pengaturan,
Bulan 12 12
(Kewenangan Gubernur dan Pengawasan Jasa
sebagai wakil Pemerintah Konstruksi
Pusat di daerah)
21. Kegiatan workshop dan Pemenuhan Kebutuhan
inventarisasi data harga Pembinaan, Pengaturan,
Bulan 12 12
satuan material konstruksi dan Pengawasan Jasa
Kabupaten/ Kota Konstruksi
22. Kegiatan Penelusuran Pemenuhan Kebutuhan
Hasil Penyelenggaran Pembinaan, Pengaturan,
Bulan 12 12
Pembinaan SDM Jasa dan Pengawasan Jasa
Konstruksi Konstruksi
23. Kegiatan Peningkatan
Pembinaan Pengaturan
Pemenuhan Kebutuhan
dan Pengawasan Jasa
Pembinaan, Pengaturan,
Konstruksi Pemerintah Bulan 12 12
dan Pengawasan Jasa
Provinsi dari Pembina
Konstruksi
Jasa Konstruksi
Pemerintah Pusat
24. Kegiatan Road Show
Pembinaan Jasa Kab/kota yang dilakukan
Kab/kota 0 1
Konstruksi di Pemerintah pembinaan
Kabupaten/ Kota
25. Monitoring dan Evaluasi Pemenuhan Kebutuhan
Program Kerja Pembinaan Pembinaan, Pengaturan,
Bulan 12 12
Pengawasan dan dan Pengawasan Jasa
Pengaturan Konstruksi
05 Program 01. Kegiatan Monitoring Pemenuhan Kebutuhan
Bulan 12 12
PembinaanPemberdayaanJasaKonstruksi dan Evaluasi Monitoring dan Evaluasi

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


6-9
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Awal Target
No Program Prioritas Rencana Kegiatan Indikator Kegiatan Satuan
(2016) (2021)
Penyelenggaraan SIPJAKI Perberdayaan Jasa
tingkat Provinsi Konstruksi
02. Kegiatan Fasilitasi
Sertifikasi Tenagan Ahli Jumlah Tenaga Ahli Lulus
Orang 12 12
Konstruksi/SIBIMA (Belajar Pendidikan
Mandiri)
03. Kegiatan Peningkatan
Kapasitas Pelaksana Jasa Jumlah Peserta Orang 12 12
Konstruksi
04. Kegiatan Survey
Pemenuhan Kebutuhan
Identifikasi dan Pemetaan
Fasilitasi Pemberdayaan
Kebutuhan Pelatihan Bulan 12 12
SDM Bidang Jasa
Tenaga Kerja Konstruksi di
Kosntruksi
Kabupaten/Kota
05. Kegiatan Pelatihan Pemenuhan Kebutuhan
Tenaga Kerja Konstruksi Fasilitasi Pemberdayaan
Bulan 12 12
dengan Mobile Tranning SDM Bidang Jasa
Unit (MTU) Kosntruksi
06. Kegiatan
Pemenuhan Kebutuhan
Pengoperasian,
Fasilitasi Pemberdayaan
Pemeliharaan dan Bulan 12 12
SDM Bidang Jasa
Prasarana Pendukung
Kosntruksi
Mobile Training Unit (MTU)
07. Kegiatan Survey Pemenuhan Kebutuhan
Indentifikasi Standar Fasilitasi Pemberdayaan
Bulan 12 12
Penggunaan SDM Bidang Jasa
Material/Bahan Konstruksi Kosntruksi
08. Kegiatan Peningkatan Pemenuhan Kebutuhan
Kualitas Sumber Daya Fasilitasi Pemberdayaan
Bulan 12 12
Manusia Aparatur Tenaga SDM Bidang Jasa
Konstruksi Pemerintah Kosntruksi
Pemenuhan Kebutuhan
09. Pelatihan/Pendidikan
Fasilitasi Pemberdayaan
dan Sertifikasi Tenaga Bulan 12 12
SDM Bidang Jasa
Kerja Konstruksi
Kosntruksi
10. Kegiatan Training/
Pelatihan/ Bintek (Out of Pemenuhan Kebutuhan
Office) peningkatan Fasilitasi Pemberdayaan
Bulan 12 12
Kapasitas aparatur tenaga SDM Bidang Jasa
konstruksi internal Kosntruksi
pemerintahan
11. Kegiatan Penyusunan Pemenuhan Kebutuhan
Laporan Tahunan Fasilitasi Pemberdayaan
Bulan 12 12
Pembinaan Jasa SDM Bidang Jasa
Konstruksi Kosntruksi
12. Kegiatan Fasilitasi dan
Pemenuhan Kebutuhan
Operasional SIBIMA
Fasilitasi Pemberdayaan
(Sistem Informasi Belajar Bulan 12 12
SDM Bidang Jasa
Intensif Mandiri Bidang
Kosntruksi
Konstruksi)
13. Kegiatan
Pemberdayaan Kerjasama Pemenuhan Kebutuhan
Daerah Potensi Pasar Fasilitasi Pemberdayaan
Bulan 12 12
Konstruksi antara SDM Bidang Jasa
Pemerintah dan Badan Kosntruksi
Usaha
Pemenuhan Kebutuhan
14. Kegiatan Iventarisasi
Fasilitasi Pemberdayaan
Upah Tenaga Kerja Bulan 12 12
SDM Bidang Jasa
Konstruksi
Kosntruksi

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


6 - 10
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Awal Target
No Program Prioritas Rencana Kegiatan Indikator Kegiatan Satuan
(2016) (2021)
Pemenuhan Kebutuhan
15. Kegiatan Penyiapan
Fasilitasi Pemberdayaan
Sarana dan Prasarana Bulan 12 12
SDM Bidang Jasa
Pelatihan
Kosntruksi
16. Kegiatan Pembinaan Pemenuhan Kebutuhan
Pemberdayaan Kapasitas Fasilitasi Pemberdayaan
Bulan 12 12
Badan Usaha Jasa SDM Bidang Jasa
Konstruksi Kosntruksi
17. Kegiatan Pembinaan Pemenuhan Kebutuhan
Lembaga Pengembangan Fasilitasi Pemberdayaan
Bulan 12 12
Jasa Konstruksi dan SDM Bidang Jasa
Asosiasi Jasa Konstruksi Kosntruksi
01. Kegiatan
Pengembangan Sarana Pemenuhan Kebutuhan
dan Prasarana Penunjang Sarana dan Prasarana Bulan 12 12
Laboratorium Pengujian Penunjang Laboratorium
Konstruksi
02. Kegiatan Peningkatan
Pemenuhan Kebutuhan
Pelayanan Laboratorium Bulan 12 12
Layanan Laboratorium
Pengujian Konstruksi
03. Kegiatan Promosi dan
Sosialisasi Pelaksanaan Pemenuhan Kebutuhan
Bulan 12 12
Laboratorium Pengujian Promosi dan Sosialisasi
Konstruksi
04. Kegiatan
Program Layanan Pengujian Jasa Pengembangan Website
Pemenuhan Kebutuhan
06 Pelayanan Laboratorium Bulan 12 12
Konstruksi Layanan Website
Pengujian dan Pembinaan
Jasa Konstruksi
05. Kegiatan Kalibrasi dan Pemenuhan Kebutuhan
Pemeliharaan Peralatan Layanan Peralatan
Bulan 12 12
Laboratorium Pengujian Laboratorium yang bermutu
Konstruksi baik
06. Kegiatan
Pemenuhan Kebutuhan
pengembangan SDM dan
Kualitas dan Kuantitas Bulan 12 12
Operasional Laboratorium
SDM
Pengujian Konstruksi
07. Kegiatan
Pemenuhan Kebutuhan
Pengembangan
Manajemen Mutu
Manajemen Mutu Bulan 60 12
Laboratorium Pengujian
Laboratorium Pengujian
Konstruksi
Konstruksi
Persentase kesesuaian
01. Kegiatan Pengawasan
pemanfaatan lahan
Teknis Bidang Penataan % 12 80
terhadap Rencana Tata
Ruang di Provinsi Kepri
Ruang
02. Kegiatan Fasilitas
Pelaksanaan Tugas
Penyedik Pegawai Negeri Pemenuhan Fasilitasi
Bulan - 12
Program Pengendalian dan Pengawasan Sipil (PPNS) Bidang Pelaksanaan Tugas PPNS
07
Pemanfaatan Ruang Penataan Ruang Prov.
Kepri
03. Kegiatan Pengendalian
Jumlah Pemohon Telaah Kantor/
Pemanfaatan Ruang di 12 260
Kesesuaian Tata Ruang Instansi
Provinsi kepulauan Riau
04. Pembentukan Pelopor
Pemenuhan Kebutuhan
Bidang Penataan Ruang
Pelopor Bidang Penataan Bulan 60 12
Daerah Provinsi Kepulauan
Ruang
Riau
08 Program Penyelenggaraan Penataan 01. Kegiatan Penyusunan Jumlah Dokumen Kajian Dok - 3

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


6 - 11
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Awal Target
No Program Prioritas Rencana Kegiatan Indikator Kegiatan Satuan
(2016) (2021)
Ruang Kajian Kawasan Strategis KSP Provinsi Kepulauan
Provinsi Kepulauan Riau Riau yang tersusun
02. Kegiatan Penyusunan
Jumlah Dokumen RTR
Rencana Rinci Tata Ruang
KSP Provinsi Kepulauan Dokumen - 2
Kawasan Strategis Provinsi
Riau yang tersusun
Kepulauan Riau
03. Kegiatan Legalisasi
Jumlah Perda RTR yang
Rencana Rinci Tata Ruang Perda - 2
disyahkan
Provinsi Kepri
04. Kegiatan Penyusunan
Kajian Lingkungan Hidup
Jumlah Dokumen KLHS
Strategis (KLHS) Rencana Dokumen - 3
yang tersusun
Rinci Tata Ruang Kawasan
Strategis Provinsi
05. Kegiatan
Pemenuhan Informasi
Penyebarluasan Informasi
Penyelenggaran Penataan Bulan 12 12
Penyelenggaraan
Ruang
Penataan Ruang
06. Kegiatan
Penyelenggaran Penataan Jumlah Ranperda RDTR
Ranperda 1 4
Ruang di Provinsi Kab/Kota yang dievaluasi
Kepulauan Riau
07. Kegiatan Fasilitasi dan
Pemenuhan Fasilitas dan
Koordinasi Perencanaan
Koordinas Perencanaan Bulan 12 12
Penataan Ruang di
Penataan Ruang
Provinsi Kepulauan Riau
08. Fasilitasi Badan
Koordinasi Penataan
Jumlah Rapat BKPRD Rapat - 3
Ruang Daerah (BKPRD)
Provinsi Kepulauan Riau
09. Penataan Kawasan
Strategis Provinsi Kawasan Strategis Provinsi Kawasan 0 Dompak
Kepulauan Riau
01. Kegiatan Pengadaan
Jumlah OPD yang
Tanah untuk Aset
didampingi dalam
Pekerjaan Umum, OPD 12 10
melaksanakan Pengadaan
Penataan Ruang, dan
Tanah
Pertanahan
02. Kegiatan fasilitasi
Penyelenggaraan Pemenuhan Kebutuhan
Pengadaan Tanah untuk Penyelenggaraan Bulan 12 12
Kepentingan Umum Prov. Pengadaan Tanah
Kepri
03. Kegiatan Fasilitasi dan
Koordinasi Tanah Dinas Pemenuhan Kebutuhan
Program Penataan Penguasaan,
Pekerjaan Umum, Penyelesaian Pemanfaatan Bulan 12 12
09 Pemilikan Penggunaan dan Pemanfaatan
Penataan Ruang dan Tanah
Tanah
Pertanahan
04. Kegiatan Inventarisasi
Pemenuhan Kebutuhan
Milik Provinsi Kepulauan Bulan 12 12
Inventarisasi Milik Provinsi
Riau
05. Kegiatan Pengukuran, Pemenuhan Kebutuhan
Pemetaan Bidang, dan Pengukuran, Pemetaan
Bulan 12 12
Pemetaan Tematik Bidang Bidang, dan Pemetaan
Pertanahan Tematik
06. Kegiatan Fasilitasi
Pemenuhan Kebutuhan
Pensertifikat Tanah
Fasilitasi Pensertifikat Bulan 0 12
Masyarakat (Prona dan
Tanah Masyarakat
Proda)
07. Kegiatan Rapat Kerja Jumlah aparatur yang Orang 12 100

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


6 - 12
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Awal Target
No Program Prioritas Rencana Kegiatan Indikator Kegiatan Satuan
(2016) (2021)
Pertanahaan di Provinsi mengikuti Rapat Kerja
Kepulauan Riau Pertanahan
08. Kegiatan Perumusan Pemenuhan Kebutuhan
Kebijakan Bidang Perumusan Kebijakan Bulan 12 12
Pertanahan Pertanahan
09. Kegiatan Koordinasi Pemenuhan Kebutuhan
dan Evaluasi Koordinasi dan Evaluasi
Bulan 0 12
Penyelenggaraan Perizinan Penyelenggaraan Perizinan
Pertanahan Pertanahan
Pemenuhan dokumen
10. Kegiatan Studi LARAP Dokumen 12 0
Perencanaan Studi LARAP
Pemenuhan Kebutuhan
01. Kegiatan Pelaksanaan
Pelaksanaan Rutinitas Bulan 12 12
Rutinitas Perkantoran
Perkantoran
02. Kegiatan Penyediaan
Pemenuhan kebutuhan
Jasa Administrasi Bulan 12 12
Program Pelayanan Administrasi Jasa Adminsitrasi
10 Keuangan
Perkantoran
03. Kegiatan Penyediaan Pemenuhan Kebutuhan
Bulan 12 12
Jasa Tenaga Pendukung Jasa Tenaga Pendukung
04. Kegiatan Pengelolaan Pemenuhan Kebutuhan
Bulan 12 12
Aset Pengelohan Aset
05. Kegiatan Pengelolaan Pemenuhan Kebutuhan
Bulan 12 12
Arsip Pengelohan Arsip
01. Kegiatan Penyediaan/
Pengadaan dan Pemenuhan kebutuhan
Bulan 12 12
Pemeliharaan Sarana/ Sarana Aparatur
Peralatan Perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan
11 02. Kegiatan
Prasarana Aparatur
Penyediaan/Pengadaan
dan Pemeliharaan Pemenuhan kebutuhan
Bulan 12 12
Prasarana Prasarana Aparatur
Gedung/Ruangan
Perkantoran
01. Kegiatan
Pendampingan
Jumlah Kegiatan/Paket
Pelaksanaan Kegiatan Paket 20 20
Pekerjaan yang didampingi
Dinas PU, Penataan Ruang
Program Peningkatan Kapasitas Sumber dan Pertanahan
12
Daya Aparatur Jumlah aparatur yang
mengikuti peningkatan
02. Kegiatan Mengikuti
kompetensi penunjang Orang 15 20
Pelatihan/Diklat
pelaksanaan tugas dan
fungsi
01. Kegiatan Penyusunan
Program peningkatan pengembangan Tersusunnya laporan
Laporan Pemantauan,
13 sistem pelaporan capaian kinerja dan capaian kinerja dan Bulan 12 12
Pengendalian dan Evaluasi
keuangan keuangan
Kinerja Program
01. Kegiatan Pengelolaan Pemenuhan data/informasi
Bulan 12 12
Website SKPD yang terkelola dengan baik
02. Kegiatan Penyediaan
Pemenuhan Database/
dan Pengelolahan
Sistem Informasi yang Bulan 12 12
Database/Sistem Informasi
terkelola dengan baik
14 Bidang Ke PU-an
Program Pengembangan Data/Informasi
02.a. Kegiatan Survey,
Identifikasi , dan Database Pemenuhan Database/
Jaringan Irigasi sesuai Sistem Informasi yang Bulan 12 12
dengan kewenangan terkelola dengan baik
Provinsi
02.b. Kegiatan survey, Pemenuhan Database/
Bulan 12 12
identifikasi , dan Database Sistem Informasi yang

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


6 - 13
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Awal Target
No Program Prioritas Rencana Kegiatan Indikator Kegiatan Satuan
(2016) (2021)
Sungai sesuai dengan terkelola dengan baik
kewenangan Provinsi
02.c. Kegiatan Survey, Pemenuhan Database/
Identifikasi , dan Database Sistem Informasi yang Bulan 12 12
Jaringan Jalan Provinsi terkelola dengan baik
02.d. Penyusunan Lager Pemenuhan Database/
Jalan Provinsi Kepulauan Sistem Informasi yang Bulan 12 12
Riau terkelola dengan baik
01. Kegiatan Koordinasi,
Konsultasi, dan Jumlah dokumen
Program Perencanaan Pembangunan
15 Sinkronisasi Perencanaan Perangkat Dokumen 1 1
Daerah
Perencanaan/ daerah yang tersusun
pelaksanaan Program

6.2. Rencana Pendanaan Indikatif

Berdasarkan RPJMD Provinsi Kepulauan Riau tahun 2016 – 2021 Rencana Alokasi Anggaran
(Pagu Indikatif) Per Urusan Pemerintahan bahwa Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan
Pertanahan menangani 3 urusan yaitu urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, dan urusan
Pertanahan. Adapun Rencana Alokasi Anggaran (Pagu Indikatif) Per Urusan yang telah ditetapkan
oleh RPJMD Provinsi adalah sebagai berikut :

Tabel 6.3. Alokasi Anggaran Per Urusan

Urusan
Pemerintahan/
No Tahun2017 Tahun2018 Tahun2019 Tahun2020 Tahun2021
Perangkat
Daerah
Urusan Pekerjaan
1 Umum dan 212,993,307,374 299,294,422,485 354,750,000,000 366,250,000,000 319,900,000,000
Penataan Ruang

Urusan
2 363,128,750 5,850,000,000 5,850,000,000 6,400,000,000 6,100,000,000
Pertanahan

Total 213,356,436,025 305,144,422,485 360,600,000,000 372,650,000,000 326,000,000,000

Secara rinci indikasi rencana alokasi anggaran (pagu indikatif) setiap program pada Dinas
Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan adalah sebagai berikut :

Tabel 6.4. Alokasi Anggaran Per Program


No Program 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Urusan Pekerjaan Umum,Penataan Ruang danPertanahan
Program Pengelolaan Sumber
1 10,000,000,000 9,814,763,324 12,321,168,847 23,000,000,000 26,360,000,000 35,400,000,000
Daya Air

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


6 - 14
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
No Program 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Program
2 Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan 3,800,000,000 6,627,680,575 11,000,000,000 10,450,000,000 24,925,200,000 30,147,474,000
dan Jembatan
Program Pembangunan/
3 132,356,000,000 185,979,810,293 261,561,959,928 301,092,000,000 293,286,230,000 229,078,974,000
peningkatan Jalan dan Jembatan

Program Pembinaan Pengaturan


4 400,000,000 251,908,750 810,000,000 1,200,000,000 1,250,000,000 1,300,000,000
dan Pengawasan Jasa Konstruksi

Program Pembinaan
5 660,000,000 338,876,250 1,130,400,000 1,738,000,000 1,585,000,000 3,002,000,000
Pemberdayaan Jasa Konstruksi

Program Layanan Pengujian Jasa


6 1,750,000,000 670,846,968 826,600,000 955,000,000 1,015,000,000 1,085,000,000
Konstruksi

Program Pengendalian dan


7 0 404,278,160 920,400,000 800,000,000 900,000,000 900,000,000
Pengawasan Pemanfaatan Ruang

Program Penyelenggaraan
8 1,775,000,000 1,149,708,500 1,765,800,000 3,400,000,000 2,950,000,000 3,050,000,000
Penataan Ruang

Program Penataan Penguasaan,


9 Pemilikan Penggunaan dan 600,000,000 363,128,750 5,850,000,000 5,850,000,000 6,400,000,000 6,100,000,000
Pemanfaatan Tanah

Program Pelayanan Administrasi


10 6,950,000,000 5,375,924,027 5,031,420,710 6,900,000,000 7,718,670,000 8,043,422,000
Perkantoran

Program Peningkatan Sarana dan


11 500,000,000 153,896,500 1,026,673,000 1,000,000,000 1,000,000,000 1,000,000,000
Prasarana Aparatur

Program Peningkatan Kapasitas


12 1,075,000,000 1,468,261,083 1,000,000,000 1,150,000,000 1,150,000,000 1,150,000,000
Sumber Daya Aparatur

Program peningkatan
13 pengembangan sistem pelaporan 450,000,000 224,430,200 300,000,000 400,000,000 400,000,000 400,000,000
capaian kinerja dan keuangan

Program Pengembangan
14 1,000,000,000 284,905,500 1,300,000,000 2,125,000,000 3,137,500,000 4,656,250,000
Data/Informasi

Program Perencanaan
15 250,000,000 248,017,143 300,000,000 540,000,000 572,400,000 686,880,000
Pembangunan Daerah

TOTAL 161,566,000,000 213,356,436,025 305,144,422,485 360,600,000,000 372,650,000,000 326,000,000,000

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


6 - 15
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
BAB VIII. P E N U T U P
Rencana Strategis (Renstra) OPD Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 merupakan panduan kerja bagi OPD Pekerjaan Umum,
Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau selama 5 (lima) tahun ke depan.
Rencana Strategis ini disusun berdasarkan kebijakan Kepala Daerah Terpilih yang direncanakan
dan dilaksanakan dalam rangka mendukung pencapaian program Kepala Daerah.

Mendasarkan pada hal tersebut, pelaksanaan Rencana Strategis OPD Pekerjaan Umum,
Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 sangat penting
mendukung pencapaian tujuan perencanaan pembangunan dalam 5 (lima) tahun ke depan.
Penyusunan perencanaan pembangunan yang berkualitas akan menopang dalam mewujudkan
pembangunan yang berkualitas terutama dalam mencapai visi dan misi Kepala Daerah.

8.1. Pedoman/Kaidah Transisi

Dalam rangka menjaga kesinambungan perencanaan pembangunan dan mengisi kekosongan


acuan Rencana Kerja Tahun 2021, di mana periode rencana strategis ini berakhir sampai dengan
tahun 2020, maka dokumen ini tetap akan menjadi acuan penyusunan rencana kerja Tahun 2021.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


8-1
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021
Program yang akan dilaksanakan pada tahun 2021 tersebut adalah program transisi. Disebut
program transisi karena program yang menjadi landasan (legal formal) perencanaan tahun 2021
adalah “program sementara” sebelum ditetapkannya Renstra baru yang merupakan penjabaran
dari visi, misi dan program Kepala Daerah terpilih untuk masa jabatan tahun 2021-2025. Program
transisi ini tetap mengacu pada Prioritas Pembangunan Daerah yang sudah termuat dalam
Rencana Strategis Provinsi Kepulauan Riau, RPJMD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021,
dan RPJPD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2005-2025 periode 5 tahun keempat.

8.2. Kaidah Pelaksanaan

Rencana Strategis OKPD Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan
Riau Tahun 2016-2021 merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Gubernur dan Wakil
Gubernur hasil Pemilihan Kepala Daerah yang dilaksanakan secara langsung pada Tahun 2015
dan telah dituangkan dalam dokumen RPJMD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021.
Dokumen Renstra ini merupakan pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja OPD Pekerjaan
Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau. Untuk itu perlu ditetapkan
kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut :

1. OPD Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau
berkewajiban untuk melaksanakan program-program dalam Renstra OPD Pekerjaan Umum,
Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 dengan sebaik-
baiknya;
2. OPD Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau
berkewajiban untuk menyusun rencana kerja sesuai dengan tugas dan fungsi yang disusun
dengan berpedoman pada Renstra dan RPJMD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021;
3. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan Renstra OPD Pekerjaan Umum,
Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021, diwajibkan
menjabarkan Renstra ke dalam Rencana Kerja tahunan;

Renstra OPD Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau Tahun
2016-2021 merupakan indikator dalam proses evaluasi laporan pelaksanaan atas kinerja lima
tahunan dan tahunan, sehingga dapat meminimalisir pelaksanaan kegiatan yang menyimpang dari
visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur Tahun 2016-2021 sesuai dengan tupoksi OPD
Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)


8-2
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016 - 2021

Anda mungkin juga menyukai