I-1
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah.
Bagan alir tahapan dan tata cara penyusunan RKPD Provinsi dapat dilihat
pada Gambar 1.1 berikut ini:
I-2
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
I-3
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
kemudian dijabarkan ke dalam perencanaan tahunan (RKPD) dan
dijadikan sebagai acuan dalam menentukan arah kebijakan keuangan
daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum dan program
Perangkat Daerah, lintas Perangkat Daerah dan program kewilayahan
disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan
kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Sebagai suatu produk
perencanaan, RKPD tetap tidak dapat dipisahkan keberadaannya dengan
dokumen perencanaan dan penganggaran lainnya. RKPD ini terintegrasi
dan merupakan satu kesatuan dengan dokumen perencanaan lainnya baik
di tingkat nasional maupun daerah, terutama dengan dokumen
perencanaan dan penganggaran yang dikeluarkan oleh Pemerintah daerah.
Secara diagramatis keterkaitan hubungan RKPD dengan dokumen
perencanaan dan penganggaran lainnya tersebut dapat dilihat pada
Gambar 1.2 berikut ini :
I-4
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
mekanisme Musrenbangnas, dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMD
yang didalamnya memuat mengenai visi, misi dan arah pembangunan
daerah. Selanjutnya RKPD ini menjadi pedoman bagi penyusunan Renja
Perangkat Daerah.Selanjutnya, RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun
2020 ini juga memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) baik
RTRW Nasional, RTRW Provinsi yang menjadi acuan dalam penyusunan
RTRW Kabupaten/Kota. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar
1.3. berikut ini:
I-6
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang, terdiri dari pengertian ringkas tentang RKPD,
proses penyusunan RKPD, kedudukan RKPD tahun rencana
dalam periode dokumen RPJMD, keterkaitan antara dokumen
RKPD dengan dokumen RPJMD, Renstra Perangkat Daerah,
Renja Perangkat Daerah serta tindak lanjutnya dengan proses
penyusunan RAPBD.
I-7
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
2.3. Permasalahan Pembangunan Daerah, berisi uraian rumusan
umum permasalahan pembangunan daerah yang
berhubungan dengan prioritas dan sasaran pembangunan
daerah dan permasalahan pembangunan sesuai urusan yang
menyangkut layanan dasar dan tugas/fungsi tiap Perangkat
Daerah.
I-8
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KABUPATEN/KOTA
Pada bagian ini mengemukakan tentang arahan kebijakan makro
pembangunan kabupaten/kota yang ditetapkan oleh Provinsi,
yang nantinya akan menjadi pedoman bagi daerah
kabupaten/kota dalam menyusun RKPD.
I-9
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1. KONDISI UMUM DAERAH
2.1.1. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI
2.1.1.1 Kondisi Umum Geografis
1. Luas Wilayah dan Batas Wilayah Administrasi
Provinsi Sumatera Utara memiliki luas total sebesar kurang lebih
182.414,25 km² yang terdiri dari luas daratan sebesar kurang lebih 72.981,23
km² dan luas lautan sebesar kurang lebih 109.433,02 km².
Berdasarkan luas wilayah menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Utara,
luas wilayah terbesar adalah Kabupaten Langkat dengan luas 6.262,00 km²,
atau sekitar 8,58 persen dari total luas Sumatera Utara, diikuti Kabupaten
Mandailing Natal dengan luas 6.134,00 km² atau 8,40 persen, kemudian
Kabupaten Tapanuli Selatan dengan luas 6.030,47 km² atau sekitar 8,26
persen, sedangkan luas wilayah terkecil adalah Kota Tebing Tinggi dengan luas
31,00 km² atau sekitar 0,04 persen.
Perkembangan wilayah administrasi Provinsi Sumatera Utara mengikuti
dinamika kehidupan sosial ekonomi dan perpolitikan di Indonesia. Sampai
dengan akhir tahun 2017, secara administratif wilayah Provinsi Sumatera
terdiri dari 25 Kabupaten dan 8 Kota, 444 Kecamatan, 5.417 Desa dan 693
Kelurahan. Selanjutnya rincian luas wilayah Kabupaten/Kota Tahun 2018
dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel. 2.1
Luas Wilayah Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2018
LUAS
KABUPATEN/KOTA IBUKOTA KEC DESA KEL WILAYAH
(Km2)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Nias Gido 10 170 0 1.842,51
02. Mandailing Natal Panyabungan 23 377 27 6.134,00
03. Tapanuli Selatan Sipirok 14 211 37 6.030,47
04. Tapanuli Tengah Pandan 20 159 56 2.188,00
05. Tapanuli Utara Tarutung 15 241 11 3.791,64
06. Toba Samosir Balige 16 231 13 2.328,89
07. Labuhanbatu Rantau Prapat 9 75 23 2.156,02
08. Asahan Kisaran 25 177 27 3.702,21
09. Simalungun Pamatang Raya 32 386 27 4.369,00
10. Dairi Sidikalang 15 161 8 1.927,80
11. Karo Kabanjahe 17 259 10 2.127,00
12. Deli Serdang Lubuk Pakam 22 380 14 2.241,68
13. Langkat Stabat 23 240 37 6.262,00
II-1
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
LUAS
KABUPATEN/KOTA IBUKOTA KEC DESA KEL WILAYAH
(Km2)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
14. Nias Selatan Teluk Dalam 35 459 2 1.825,20
15.Humbang Hasundutan Dolok Sanggul 10 153 1 2.335,33
16. Pakpak Bharat Salak 8 52 0 1.218,30
17. Samosir Pangururan 9 128 6 2.069,05
18. Serdang Bedagai Sei Rampah 17 237 6 1.900,22
19. Batu Bara Limapuluh 7 141 10 922,20
20.Padang Lawas Utara Gunung Tua 12 386 2 3.918,05
21. Padang Lawas Sibuhuan 12 303 1 3,892,74
22.Labuhanbatu Selatan Kota Pinang 5 52 2 3.596,00
23. Labuhanbatu Utara Aek Kanopan 8 82 8 3.570,98
24. Nias Utara Lotu 11 112 1 1.202,78
25. Nias Barat Lahomi 8 105 0 473,73
26. Sibolga Sibolga 4 0 17 41,31
27. Tanjungbalai Tanjungbalai 6 0 31 107,83
28. Pematangsiantar Pematangsiantar 8 0 53 55,66
29. Tebing Tinggi Tebingtinggi 5 0 35 31,00
30. Medan Medan 21 0 151 265,00
31. Binjai Binjai 5 0 37 59,19
32. Padangsidimpuan Padangsidimpuan 6 42 37 114,66
33. Gunungsitoli Gunungsitoli 6 98 3 280,78
SUMATERA UTARA 444 5417 693 72.981,23
Sumber: Sumatera Utara Dalam Angka Tahun 2018/ppid.sumutprov.go.id tahun 2018
Peta Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada Gambar berikut ini :
Sumber : Perda No.2 Tahun 2017 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provsu Tahun 2017-
2037
Gambar 2. 1.
Peta Wilayah Administrasi
II-2
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
2. Letak dan Kondisi Geografis
Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang terletak di
Pulau Sumatera. Provinsi Sumatera Utara terletak pada 1° - 4° Lintang Utara
dan 98° - 100° Bujur Timur.
Provinsi Sumatera Utara memiliki 213 pulau yang telah memiliki nama,
dengan 6 pulau di wilayah Pantai Timur termasuk Pulau Berhala sebagai pulau
terluar yang berbatasan dengan Selat Malaka dan sisanya 207 pulau di wilayah
Pantai Barat dengan Pulau Wunga dan Pulau Simuk sebagai pulau terluar di
wilayah Pantai Barat. Secara regional pada posisi geografisnya, Provinsi
Sumatera Utara berada pada jalur strategis pelayaran Internasional Selat
Malaka yang dekat dengan Singapura, Malaysia dan Thailand.
3. Topografi
Wilayah Sumatera Utara terdiri dari daerah pantai, dataran rendah dan
dataran tinggi serta pegunungan Bukit Barisan yang membujur ditengah-
tengah dari Utara ke Selatan. Kemiringan tanah antara 0 – 12 persen seluas
47.810 Km2, antara 12 – 40 persen seluas 6.305 Km2 dan diatas 40 persen
seluas 17.719 Km2, sedangkan luas Wilayah Danau Toba 1.129,20 Hektar (Ha)
atau 1,57 persen.Ketinggian lahan di Provinsi Sumatera Utara bervariasi mulai
dari 0 – 2.200 m dpl. Terbagi atas 3 (tiga) bagian yaitu bagian Timur dengan
keadaan relatif datar, bagian tengah bergelombang sampai berbukit dan
bagian Barat merupakan dataran bergelombang.
Wilayah Pantai Timur yang merupakan dataran rendah seluas 24.921,99
Km2 atau 34,77 persen dari luas wilayah Sumatera Utara adalah daerah yang
subur, kelembapan tinggi dengan curah hujan relatif tinggi pula. Banjir juga
sering melanda wilayah tersebut akibat berkurangnya pelestarian hutan, erosi
dan pendangkalan sungai. Pada musim kemarau terjadi pula kekurangan
persediaan air disebabkan kondisi hutan yang kritis. Wilayah dataran tinggi
dan wilayah Pantai Barat seluas 46.758,69 Km2 atau 65,23 persen dari luas
wilayah Sumatera Utara, sebagian besar merupakan pegunungan, memiliki
variasi dalam tingkat kesuburan tanah, iklim, topografi dan kontur serta
daerah yang struktur tanahnya labil. Beberapa danau, sungai, air terjun dan
gunung berapi dijumpai di Sumatera Utara serta sebagian wilayahnya tercatat
sebagai daerah gempa tektonik dan vulkanik.
II-3
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
4. Geologi
Secara geologis, wilayah Provinsi Sumatera Utara memiliki struktur dan
batuan yang kompleks dan telah beberapa kali mengalami tumbukan dari
proses tektonik karena posisinya terletak pada pertemuan lempeng Euroasia
di sebelah Timur dan lempeng Australia di sebelah Barat. Hal ini menyebabkan
terbentuknya rangkaian jalur patahan, rekahan dan pelipatan disertai
kegiatan vulkanik. Jalur patahan tersebut melewati jalur Sumatera Utara
mulai dari segmen Alas-Karo dan sepanjang kurang lebih 390 km merupakan
sumber bencana alam geologi berupa pusat-pusat gempa di darat, tsunami dan
pemicu terjadinya letusan gunung berapi dan tanah longsor. Jalur patahan
(subduction) di Pantai Barat sepanjang kurang lebih 250 km merupakan pusat-
pusat gempa di dasar laut.
Kondisi struktur geologi yang kompleks yang dicirikan oleh bentuk
bentang alam perbukitan, terlipat dengan patahan selain merupakan jalur
gempa juga potensial menimbulkan tanah longsor terhadap sekitar 40-50
persen dari luas wilayah Provinsi Sumatera Utara.
5. Hidrologi
Kondisi hidrologi di Provinsi Sumatera Utara terdiri dari air permukaan
yaitu sungai, danau, rawa dan air bawah tanah dimana secara keseluruhan
wilayah terbagi atas 71DAS. Jumlah induk sungai di Provinsi Sumatera Utara
sebanyak 99 buah, Anak Sungai sebanyak 783 buah, Ranting Sungai 659
buah, anak Ranting Sungai 342 buah.
II-4
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Sumber : SWP BPDAS Wampu Sei Ular
Gambar 2. 2.
Peta SWP DAS Wampu Sei Ular
Penggolongan DAS Prioritas di SWP DAS Wampu Sei Ular adalah sebagai
berikut :
DAS Prioritas I (DAS yang dipulihkan daya dukungnya) adalah: DAS Deli
seluas 45.685,02 Ha; DAS Wampu seluas 415.617,46 Ha; DAS Batang
Serangan seluas 164.909,66 Ha; DAS Padang 110.801,58 Ha; DAS Ular
130.929,01 Ha; DAS Besitang 96.494,12 Ha; DAS Belawan 41.099,95 Ha; DAS
Singkil 1.388.544,09 Ha; DAS Percut 42.758,20 Ha.
II-5
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.2
Kondisi Kekritisan Lahan di Wilayah Kerja
BPDASHL Wampu Ular
No Kelas Kekritisan Lahan Luas (ha) Persentase (%)
1 Tidak Kritis 643.651,68 20,61
2 Potensial Kritis 253.849,96 8,13
3 Agak Kritis 1.555.767,23 49,82
4 Kritis 471.904,74 15,11
5 Sangat Kritis 197.750,09 6,33
Grand Total 1.229.629,38 3.122.923,71
II-6
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.3
Kondisi Kekritisan Lahan di Wilayah Kerja
BPDASHL Asahan Barumun
No Kelas Kekritisan Lahan Luas (ha) Persentase (%)
1 Tidak Kritis 559.875,16 12,39
2 Potensial Kritis 1.065.612,30 23,59
3 Agak Kritis 2.235.945,76 49,50
4 Kritis 384.157,07 8,50
5 Sangat Kritis 271.810,53 6,02
Grand Total 4.517.400,82 100,00
Sumber : SK.306/MENLHK/PDASHL/DAS.0/7/2018
II-7
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.4
Satuan Wilayah Sungai (SWS)
NO WILAYAH SUNGAI NAMA DAS LUAS (Ha) LOKASI KET
II-8
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
NO WILAYAH SUNGAI NAMA DAS LUAS (Ha) LOKASI KET
S. Galang
8 WS BAH BOLON(I- Kab. Asahan, Kab. WS LINTAS
IV/A/1) Simalungun, KABUPATEN
S. Bah Bolon DAS Hapal Kab.Batubara, /KOTA
S. Balai DAS Bahbolon Kab. Serdang Bedagai,
dan Kota
S. Pare-Pare/Gambus DAS Perupuk Pematangsiantar
S. Pagurawan DAS Merbau
S. Perupuk
S. Tanjung
S. Kiri
S. Napal
9 WS BARUMUN – 1.721.334,93 Kab. Labuhan Batu, Kab. WS LINTAS
KUALUH(I-IV/A/1) Mandailing Natal, KABUPATEN
S. Kualuh DAS Kualuh 898.602,86 Kab.Toba Samosir, Kab. /KOTA
S. Bilah Das Bilah 426.280,50 Tapanuli Utara, Kab.
Tapanuli Selatan, dan
S. Barumun DAS Barumun 396.451,57 Kab. Asahan
S. Panai
10 WS PULAU NIAS(I- 530.241,02 Pulau Nias, Pulau Telo WS LINTAS
IV/A/1) dan Pulau Pini KABUPATEN
S. Afia DAS Sawo /KOTA
S. Gido Zebua DAS Ladara
S. Idano Zala DAS Muzoi
S. Bol DAS Sowu
S. Erfi DAS Gamo
S. Otua DAS Tumula
S. No Alu DAS Nou
S. Tulang Baho DAS Oyo
S. Manliho DAS Idanoi
S. Lae Khua DAS Gari
S. Oyo DAS Moro
S. Nalawo DAS Gidosibua
S. Idanogowo DAS Mua
S. Mola DAS Lahome
S. Afia DAS Oou
S. Gido Zebua DAS Idanogawu
DAS Tulumbahu
DAS Mola
DAS Sokhili
DAS Hoya
DAS Susua
DAS Masio
DAS Eho
DAS Mejaya
DAS Za'ua
DAS Sialikhe
DAS Telo
11 WS SIBUNDONG – 752.947,71 Kab. Humbang WS LINTAS
BATANG TORU(I- Hasundutan, Toba KABUPATEN
IV/A/1) Samosir, Tapanuli Utara, /KOTA
Aek Sibundong DAS Sibundong 72.956,72 Samosir, Tapanuli
Ek Sirahar DAS Kolang 126.972,35 Selatan
Tapanuli Tengah, Kota
Aek Sitio – Tio DAS Lumut 91.616,93 Sibolga
Aek Goman DAS Batang Toru 303.181,82
Aek Batang Toru DAS Sibin 158.219,89
DAS Garoga
DAS Banga
DAS Tolang
DAS Lumut
DAS Batu Garigis
DAS Maraupu
DAS Mabirong
Sumber : Perda Provinsi Sumatera Utara Nomor 2 Tahun 2017 tentang RTRW Provinsi
Sumatera Utara 2017-2037
II-9
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Wilayah Sungai di Provinsi Sumatera Utara ditetapkan dengan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No 4 Tahun 2015 tentang
Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai (WS), yakni:
Tabel. 2.5
Penetapan Wilayah Sungai
NO WILAYAH SUNGAI KETERANGAN
1. Alas – Singkil Lintas Provinsi
2. Batang Natal-Batang Batahan Lintas Provinsi
3. Rokan Lintas Provinsi
4. Belawan – Ular – Padang Strategis Nasional
5. Toba – Asahan Strategis Nasional
6. Batang Angkola -Batang Gadis Lintas Kab/Kota
7. Wampu – Besitang Lintas Kab/Kota
8. Bah Bolon Lintas Kab/Kota
9. Barumun – Kualuh Lintas Kab/Kota
10. Pulau Nias Lintas Kab/Kota
11. Sibundong - Batang Toru Lintas Kab/Kota
Sumber : Badan Wilayah Sungai Sumatera Utara Tahun 2018
Badan air sungai utama di Provinsi Sumatera Utara memiliki debit air
rata-rata yang cukup besar seperti Sungai Wampu, Sungai Ular, Sungai
Barumun, Sungai Silau, Sungai Asahan yang dapat dimanfaatkan untuk
sumber air irigasi dan bahan baku air bersih dan air minum untuk keperluan
rumah tangga dan industri, selain sebagai sumber pembangkit tenaga listrik
(PLTA). Namun disisi lain dapat menimbulkan ancaman bahaya banjir
dimusim penghujan, akibat mulai terdegradasinya lahan pada daerah hulu.
Danau
Badan air berupa danau meliputi Danau Siais di Kabupaten Tapanuli
Selatan dan Danau Balimbing di Kabupaten Padang Lawas Utara, Danau
Pandan di Kabupaten Tapanuli Tengah, Danau Lau Kawar di Kabupaten Karo
dan yang terbesar yaitu Danau Toba yang terletak di dataran tinggi di wilayah
tengah meliputi 7 (tujuh) Kabupaten seluas 112.986,15 ha. Di Pulau Samosir
Kabupaten Samosir terdapat dua danau yaitu Danau Sidihoni dan Danau Aek
Natonang. Danau dengan debit air cukup besar potensial bagi pengembangan
sistem pengairan dan peyediaan air baku dan danau yang memiliki air terjun
yang potensial sebagai sumber energi. Juga terdapat potensi air tanah dimana
empat diantaranya dari cekungan air bawah permukaan berada pada lintas
provinsi.
II-10
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Rawa
Di Provinsi Sumatera Utara terdapat lahan rawa dengan luas baku
1.012.005 Ha yang letaknya tersebar di Pantai Timur dan Pantai Barat. Dari
luas tersebut, yang dapat dimanfaatkan/dikembangkan untuk lahan
pertanian dan pertambakan mencapai 325.710 ha (32,18 %) namun dalam
pengembangannya harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk dapat dijadikan areal
pertanian. Lahan rawa yang potensial untuk pertanian seluas 189.426 ha, dan
yang sudah mempunyai tata air jaringan rawa (sudah fungsional) seluas
34.923 ha (3,45 %).
c. Debit
Beberapa sungai utama di Propinsi Sumatera Utara memiliki debit air rata-
rata yang cukup besar seperti Sungai Wampu, Sungai Ular, Sungai Barumun,
Sungai Silau, Sungai Asahan yang dapat dimanfaatkan untuk sumber air
irigasi dan bahan baku air bersih dan air minum untuk keperluan rumah
tangga dan industri, selain sebagai sumber pembangkit tenaga listrik (PLTA).
Namun disisi lain dapat menimbulkan ancaman bahaya banjir dimusim
penghujan, akibat mulai terdegradasinya lahan pada daerah hulu.
Selain itu terdapat badan air yaitu danau dengan debit air cukup besar
yang potensial bagi sistem pengairan dan memiliki air terjun yang potensial
sebagai sumber energi.
Badan air berupa danau kecil yaitu Danau Siais dan Danau Pandan di
Tapanuli Tengah, Danau Balimbing di Tapanuli Selatan, Danau Lau Kawar di
Kabupaten Karo dan yang terbesar besar yaitu Danau Toba yang terletak di
dataran tinggi di wilayah tengah meliputi 7 (tujuh) kabupaten dengan luas
110.260 ha. Di Pulau Samosir terdapat dua danau kecil yaitu Danau Sidihoni
dan Danau Aek Tonang. Juga terdapat potensi air tanah dimana empat
diantaranya dari cekungan air bawah permukaan berada pada lintas provinsi.
Oleh karena itu kebutuhan air untuk keperluan domestik, industri dan
pertanian perlu dijaga sekaligus mendukung kebutuhan energi masyarakat
yang potensial dikembangkan dari melimpahnya air di sungai-sungai yang ada
di Sumatera Utara. Demikian juga untuk menjaga investasi di bidang energi
perlu dilakukan upaya konservasi air dengan menjaga tutupan hutan yang
menjadi daerah tangkapan air DAS yang dimanfaatkan.
II-11
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
d. Cekungan Air Tanah
Provinsi Sumatera Utara memiliki potensi air tanah dimana enam
diantaranya dari cekungan air bawah permukaan berada pada lintas provinsi.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :
Tabel. 2.6
Cekungan Air Tanah
Luas
No. Nama CAT CAT Lokasi
(Km²)
1 Langsa 853 Kab. Langkat dan Aceh
2 Medan 19.786 Kota Medan, Kota Binjai, Kota Tebing Tinggi, Kota
Pematangsiantar, Kab. Langkat, Kab. Deli Serdang,
Kab. Serdang Bedagai, Kab. Karo, Kab. Asahan, Kab.
Batubara, Kab. Simalungun, Kab. Labuhanbatu, dan
Kab. Labuhanbatu Utara.
3 Kutacane 351 Kab. Karo dan Aceh
4 Sibulus Salam 3.632 Kab. Tapanuli Tengah dan Aceh
5 Sidikalang 2.438 Kab. Dairi , Kab. Tapanuli Utara, Kab. Samosir, dan
kab. Humbang Hasundutan, Kab. Pakpak Bharat
6 Samosir 648 Kab. Samosir
7 Porsea-Prapat 483 Kab. Toba Samosir, Simalungun
8 Tarutung 875 Kab. Tapanuli Utara, Humbang hasundutan dan
Toba Samosir
9 Onolimbu/Gunung 42 Kota Gunungsitoli, Kab. Nias, dan Kab. Nias Selatan
Sitoli
10 Lahewa 20 Kab. Nias Utara
11 Sirombu 17 Kab. Nias Utara dan Kab. Nias Barat
12 Kuala Batangtoru 795 Kab. Tapanuli Tengah dan Kab. Tapanuli Selatan,
Padangsidimpuan
13 Teluk Durian/ 21.799 Kab. Labuhanbatu, kab. Labuhanbatu Selatan, Kab.
Pekanbaru Padang Lawas, dan Kab. Padang Lawas Utara,
Tapanuli Selatan dan Provinsi Riau
14 Banjarampa 211 Kab. Mandailing Natal dan Kab. Tapanuli Selatan
15 Panyabungan 242 Kab. Mandailing Natal, Tapanuli Selatan
16 Pasaribuhuan 225 Kab. Padang Lawas Tapanuli Selatan
17 Padangsidimpuan 240 Kota Padangsidimpuan dan Kab. Tapanuli Selatan
18 Natal-Ujunggading 2.825 Kab. Mandailing Natal dan Provinsi Sumatera Barat
19 Lubuk Sikaping 217 Kab. Mandailing Natal dan Provinsi Sumatera Barat
Sumber : Perda Provinsi Sumatera Utara Nomor 2 Tahun 2017 tentang RTRW Provinsi
Sumatera Utara 2017-2037
Oleh karena itu kebutuhan air untuk keperluan domestik, industri dan
pertanian perlu dijaga sekaligus mendukung kebutuhan energi masyarakat
yang potensial dikembangkan dari melimpahnya air di sungai-sungai yang ada
di Sumatera Utara. Demikian juga untuk menjaga investasi di bidang energi
perlu dilakukan upaya konservasi air dengan menjaga tutupan hutan yang
menjadi daerah tangkapan air DAS yang dimanfaatkan.
II-12
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
6. Klimatologi
a. Tipe Iklim
Iklim di Sumatera Utara termasuk iklim tropis yang dipengaruhi oleh angin
Passat dan angin Muson. Sebagaimana Provinsi lainnya di Indonesia,
Provinsi Sumatera Utara mempunyai musim kemarau dan musim
penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Juni sampai
dengan September dan musim penghujan biasanya terjadi pada bulan
November sampai dengan bulan Maret, diantara kedua musim itu diselingi
oleh musim pancaroba
b. Curah Hujan
Curah hujan relatif cukup tinggi yaitu berkisar 1.431 - 2.265 mm per tahun
atau rata-rata 2.100 mm per-tahun, dengan jumlah hari hujan rata-rata
sebesar 173 - 230 hari per tahun. Pada wilayah kering, curah hujan tahunan
rata-rata kurang dari 1.500 mm yang tercatat di beberapa bagian wilayah
Simalungun, Tapanuli Selatan, dan Tapanuli Utara, sedang curah hujan
tinggi berkisar antara 2.000 sampai 4.500 mm berlangsung sepanjang tahun
di daerah Asahan, Dairi, Deli Serdang, Karo, Labuhan Batu, Langkat, Nias,
Tapanuli Tengah, dan sebagian besar Tapanuli Selatan.
c. Suhu dan Kelembaban Udara
Ketinggian permukaan daratan Provinsi Sumatera Utara sangat bervariasi,
sebagian daerahnya datar, hanya beberapa meter di atas permukaan laut,
beriklim cukup panas bisa mencapai 35,80ºC,sebagian daerah berbukit
dengan kemiringan yang landai, beriklim sedang dan sebagian lagi berada
pada daerah ketinggian yang suhu minimalnya bisa mencapai 13,40ºC.
Kelembaban udara rata-rata 78%-91%.
7. Penggunaan Lahan
a. Penggunaan Lahan untuk Kawasan Budidaya
Berdasarkan data dari Peta Rupa Bumi Indonesia Tahun 2014 yang
bersumber dari Badan Informasi Geospasial, penggunaan lahan Provinsi
Sumatera Utara didominasi oleh kegiatan perkebunan seluas 2.946.512 Ha
atau sekitar 41 persen dan hutan seluas 2.381.013 Ha atau sekitar 33 persen.
Penggunaan lahan untuk kegiatan pertanian terbesar berada di wilayah
Pantai Timur, yaitu meliputi areal seluas 57 persen dari luas areal pertanian
Sumatera Utara. Sebagian besar lahan hutan berada di wilayah Pantai Barat,
yaitu seluas 69 persen dari luas hutan di Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan
pertanian mendominasi wilayah Pantai Timur, sedangkan wilayah Pantai Barat
II-13
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
didominasi oleh kegiatan pertanian dan hutan. Pemanfaatan ruang untuk
kegiatan non pertanian, seperti : industri, transportasi dan pertambangan
tidak terlalu besar mengubah pemanfaatan ruang yang ada.
Kegiatan pemanfaatan ruang terkonsentrasi dan berkembang namun
tidak meluas tersebar. Dalam distribusi ruang, wilayah yang pada saat ini
masih memiliki kawasan hutan produksi yang juga berfungsi untuk
perlindungan daerah bawahannya ataupun fungsi ekologis lainnya, perlu
menyiapkan pengendalian terhadap alih fungsi hutan, baik oleh perambahan
maupun pemanfaatan untuk usaha ekonomi formal terutama dalam rangka
perolehan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Konflik kepentingan dalam kondisi
keterbatasan lahan budidaya perlu diatasi melalui kesepakatan yang mengikat
dalam pelestarian kawasan hutan yang berfungsi lindung. Untuk itu, salah
satu dasar pengendalian adalah menyesuaikan pengembangan kegiatan pada
lahan dengan kemampuan yang memadai.
II-14
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Komoditi pertanian dataran tinggi Bukit Barisan Sumatera Utara, seperti
jagung, kentang, kopi, bawang merah dan sebagainya, juga berpotensi untuk
dikembangkan.
2. Perkebunan
3. Peternakan
Berdasarkan data hasil analisis di semua kabupaten/kota di Sumatera
Utara diperoleh bahwa wilayah potensial bagi pengembangan sapi, untuk sapi
potong di Sumatera Utara berturut - turut adalah di Kab. Langkat, Kab.
Labuhan Batu Utara, Kab. Asahan, dan Kab. Simalungun, Kab. Batu Bara,
Kab. Deli Serdang dan Kab. Serdang Bedagai, sedangkan untuk sapi perah
berada di daerah Kab. Karo. Pengembangan kerbau potensial dilakukan di
Kabupaten Samosir, Kab. Toba Samosir. dan Kab. Padang Lawas, Dairi,
humbang Hasundutan. Sedangkan ternak kuda direkomendasikan dilakukan
di Kabupaten Samosir dan Kab. Humbang Hasundutan. Ternak kecil seperti
kambing potensial diarahkan pemeliharaannya di Kab. Langkat, Kab. Serdang
Bedagai, Kab. Labuhan Batu Utara, dan Kab. Asahan. Domba potensi
dikembangkan di Kabupaten Langkat, Kab. Labuhan Batu Utara, dan Kab.
Serdang Bedagai.
Pengembangan ternak unggas seperti ayam buras potensi dikembangkan
Kab. Mandailing Natal, Kab. Dairi, Kab. Serdang Bedagai, dan Kab. Pakpak
Bharat.Adapun ayam pedaging potensi dikembangkan di Kabupaten Serdang
Bedagai, Asahan, Langkat, Deli Serdang dan Kota Binjai. Kemudian, ayam
petelur potensi dikembangkan di Binjai, Asahan, Deli Serdang, Langkat, dan
Serdang Bedagai. Adapun ternak itik potensi dikembangkan di Toba Samosir,
Mandiling Natal, Dairi, Nias, dan Serdang Bedagai.
II-15
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
4. Perikanan
Provinsi Sumatera Utara juga mempunyai potensi Sumber Daya Ikan (SDI)
yang meliputi perikanan tangkap dan budidaya perikanan, baik di perairan
laut maupun perairan darat dan perairan umum seperti sungai, danau,
tambak. Di kawasan Pantai Barat hasilnya mencapai 1.076.960 ton/tahun
dengan potensi jenis ikan unggulan di laut pesisir seperti tuna, tongkol,
cakalang, kerapu, kakap, kembung, tenggiri, teri dan ikan hias (tingkat
pemanfaatan baru sekitar 8,79 persen). Budidaya kelautan antara lain adalah
teripang, rumput laut serta potensi terumbu karang. Potensi Sumber Daya
Ikan (SDI) di Kawasan Pantai Timur mencapai 276.030 ton/tahun dengan
potensi jenis ikan unggulan di laut pesisir seperti, tuna, tongkol, cakalang,
kerapu, kakap, kembung, tenggiri, baronang, japuh, biji nangka, senangin, teri
dan pari (tingkat pemanfaatan baru sekitar 90,75 persen). Sementara potensi
Sumber Daya Ikan (SDI) di bagian tengah memiliki potensi jenis ikan unggulan
seperti ikan mas, nila, mujair, gurame, lele dumbo dan udang galah.
5. Pariwisata
Sumatera Utara juga memiliki berbagai tempat pariwisata yang patut
dikunjungi para wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.
Berdasarkan jenis wisata yang dapat dikembangkan di Sumatera Utara antara
lain wisata alam.
1) Wisata Alam
Provinsi Sumatera Utara memiliki banyak objek wisata alam yang menjadi
andalan dalam menarik wisatawan, diantaranya, yaitu: Kawasan Danau
Toba, Pemandian air panas Pangururan, Pusuk Buhit, Danau Sidihoni,
Tomok, Tuktuk, Aek Sipitudai, Kebun Raya Simanindo, Taman Bumi, dan
lain-lain.
Selain itu Sumatera Utara juga memiliki potensi yang cukup besar disektor
ekowisata. Beberapa kawasan ekowisata yang berada di Sumatera Utara
antara lain :
a. Kawasan Ekowisata Tangkahan
di kawasan ekowisata Tangkahan juga terdapat tempat rehabilitasi
satwa langka orangutan sumatera serta konservasi Gajah. Selain itu juga
terdapat kawasan Bahorok, sekitar 75.7 km dari Medan atau 3 jam
dengan mobil. Tempat yang terkenal dengan arus sungai yang deras dan
jernih yang sangat cocok untuk penikmat olahraga arung jeram.
II-16
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
b. Kawasan Ekowisata Karo.
Kabupaten Karo merupakan salah satu tujuan wisata yang cukup
terkenal di luar negeri, terbukti dengan wisatawan asing yang datang ke
kabupaten ini. Banyak tujuan wisata dapat dikunjungi di wilayah ini,
yaitu wisata Agro Berastagi, Tongging, Gundaling Peak, Danau Lau
Kawar, Mata Air Panas alami Lau Sidebuk, dan banyak lainnya.
2) Wisata Kebudayaan
Merupakan jenis wisata dengan daya tarik budaya, dapat berupa
peninggalan jaman dahulu, berupa bangunan dan kawasan permukiman
yang masih memelihara tradisi.
II-17
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
sebesar 11,51 juta jiwa. Selanjutnya dari hasil Sensus Penduduk pada bulan
Mei 2010 jumlah penduduk Sumatera Utara 12.982.204 jiwa. Pada tahun 2018
Penduduk Sumatera Utara berjumlah 14.262.147 jiwa, lebih banyak tinggal di
daerah perdesaan dibanding daerah perkotaan, jumlah penduduk yang tinggal
dipedesaan adalah 7.132.310 jiwa (50,01%) dan yang tinggal di daerah
perkotaan sebesar 7.129.837 jiwa (49,99%).
Tabel. 2.7
Jumlah Penduduk, Kepadatan, dan Distribusi Penduduk
Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2018
Jumlah Kepadatan
Distribusi
No Kabupaten/Kota Jiwa per
Lk Pr Jlh Penduduk
km2
1 Nias 69 191 72 919 142.110 78 1.00
2 Mandailing Natal 215 704 223 801 439.505 72 3.08
3 Tapanuli Selatan 138 486 140 101 278.587 47 1.95
4 Tapanuli Tengah 182 607 181 098 363.705 167 2.55
5 Tapanuli Utara 147 110 150 696 297.806 79 2.09
6 Toba Samosir 90 297 91 493 181 790 79 1.27
7 Labuhan Batu 241 800 236 793 478 593 222 3.36
8 Asahan 360 901 357 817 718 718 195 5.04
9 Simalungun 428 105 431 123 859 228 197 6.02
10 Dairi 140 798 141 078 281 876 147 1.98
11 Karo 200 122 203 085 403 207 190 2.83
12 Deli Serdang 1 064 206 1 050 421 2 114 627 944 14.83
13 Langkat 517 804 510 505 1 028 309 165 7.21
14 Nias Selatan 156 205 158 190 314 395 173 2.20
15 Humbang Hasundutan 92 702 93 992 186 694 80 1.31
16 Pakpak Bharat 23 793 23 390 47 183 39 0.33
17 Samosir 62 214 62 885 125 099 61 0.88
18 Serdang Bedagei 307 722 305 202 612 924 323 4.30
19 Batu Bara 205 818 203 273 409 091 444 2.87
20 Padang Lawas Utara 131 987 130 908 262 895 68 1.84
21 Padang Lawas 135 210 134 589 269 799 70 1.89
22 Labuhan Batu Selatan 166 703 160 122 326 825 91 2.29
23 Labuhan Batu Utara 180 682 177 009 357 691 101 2.51
24 Nias Utara 67 282 68 808 136 090 114 0.95
25 Nias Barat 38 860 42 419 81 279 172 0.57
26 Sibolga 43 726 43 364 87 090 2109 0.61
27 Tanjung Balai 86 277 84 910 171 187 1588 1.20
28 Pematangsiantar 122 626 128 887 251 513 4519 1.76
29 Tebing Tinggi 79 379 81 307 160 686 5184 1.13
II-18
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.8
Populasi Penduduk Menurut Kewarganegaraan berdasarkan Sensus
Penduduk Tahun 2010
KEWARGANEGARAAN
NO KAB / KOTA
WNI WNA
1 Asahan 667.168 2
2 Batubara 374.964 0
3 Dairi 269.691 13
4 Deli Serdang 1.785.901 119
5 Humbang Hasundutan 171.329 2
6 Karo 349.506 4
7 Labuhan Batu 413.665 2
8 Labuhan Batu Selatan 277.520 3
9 Labuhan Batu Utara 330.272 1
10 Langkat 963.245 94
11 Mandailing Natal 399.703 0
12 Nias 131.376 0
13 Nias Barat 81.805 0
14 Nias Selatan 289.581 0
15 Nias Utara 127.243 0
16 Padang Lawas 225.108 3
17 Padang Lawas Utara 222.148 4
18 Pakpak Bharat 40.449 0
19 Samosir 119.592 0
20 Serdang Berdagai 593.874 5
21 Simalungun 815.389 33
22 Tapanuli Selatan 261.713 0
23 Tapanuli Tengah 310.668 6
24 Tapanuli Utara 278.285 0
25 Toba Samosir 171.948 38
26 Kota Binjai 245.045 0
27 Kota Gunung Sitoli 126.077 7
28 Kota Medan 2.079.925 420
29 Kota Padang Sidempuan 191.027 0
30 Kota Pematang Siantar 234.081 10
31 Kota Sibolga 84.364 1
32 Kota Tanjung Balai 153.692 1
33 Kota Tebing Tinggi 143.965 4
Provinsi Sumatera Utara 12.930.319 772
Sumber : Sensus Penduduk 2010, BPS Provsu
II-19
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.9
Persentase Penduduk Menurut Agama dan Kepercayaan berdasarkan
sensus Tahun 2010
Umat Agama
No Kab / Kota TT/
Islam Protestan Katolik Hindu Budha Konghucu Lainnya
TD
Jumlah
1 Asahan 88,94 9,15 0,68 0,02 1,02 0,00 0,02 0,16 100
2 Batubara 87,81 10,04 1,52 0,01 0,29 0,01 0,07 0,24 100
3 Dairi 15,66 72,80 11,29 0,01 0,10 0,00 0,01 0,13 100
4 Deli Serdang 78,22 16,82 2,48 0,17 2,03 0,01 0,02 0,26 100
5 Humbang Hasundutan 3,01 83,11 13,64 0,00 0,00 0,00 0,05 0,19 100
6 Karo 26,16 58,21 14,72 0,04 0,43 0,00 0,03 0,41 100
7 Labuhan Batu 82,92 13,95 1,16 0,01 1,60 0,00 0,01 0,34 100
8 Labuhan Batu Selatan 85,96 13,28 0,47 0,01 0,22 0,01 0,00 0,05 100
9 Labuhan Batu Utara 82,23 15,87 1,21 0,01 0,54 0,00 0,00 0,13 100
10 Langkat 90,58 7,75 0,41 0,04 0,79 0,00 0,03 0,39 100
11 Mandailing Natal 95,51 3,07 0,11 0,00 0,00 0,00 0,00 1,29 100
12 Nias 1,17 86,24 12,57 0,00 0,00 0,00 0,02 0,01 100
13 Nias Barat 1,98 78,74 19,24 0,00 0,01 0,00 0,01 0,00 100
14 Nias Selatan 2,55 77,27 20,06 0,00 0,01 0,00 0,03 0,07 100
15 Nias Utara 5,42 78,22 16,25 0,00 0,00 0,00 0,11 0,00 100
16 Padang Lawas 94,98 4,78 0,17 0,00 0,00 0,00 0,00 0,07 100
17 Padang Lawas Utara 89,68 9,32 0,37 0,00 0,01 0,00 0,00 0,62 100
18 Pakpak Bharat 39,90 56,94 3,02 0,00 0,00 0,00 0,00 0,14 100
19 Samosir 1,57 58,46 39,76 0,01 0,00 0,00 0,14 0,05 100
20 Serdang Berdagai 83,76 13,38 1,40 0,03 1,22 0,01 0,01 0,19 100
21 Simalungun 57,27 36,97 5,15 0,02 0,24 0,00 0,06 0,29 100
22 Tapanuli Selatan 78,61 19,61 0,96 0,00 0,01 0,00 0,02 0,80 100
23 Tapanuli Tengah 42,71 45,31 11,61 0,01 0,07 0,00 0,11 0,18 100
24 Tapanuli Utara 4,76 90,24 4,59 0,00 0,05 0,00 0,01 0,35 100
25 Toba Samosir 6,20 85,42 6,60 0,02 0,04 0,00 1,05 0,66 100
26 Kota Binjai 85,08 7,88 0,81 0,26 5,44 0,07 0,01 0,45 100
27 Kota Gunung Sitoli 13,59 78,83 7,22 0,00 0,19 0,00 0,03 0,14 100
28 Kota Medan 67,80 20,27 1,79 0,44 8,81 0,02 0,02 0,85 100
29 Kota Padang Sidempuan 89,95 8,94 0,46 0,00 0,35 0,00 0,00 0,29 100
30 Kota Pematang Siantar 43,90 46,54 4,71 0,11 4,36 0,01 0,07 0,29 100
31 Kota Sibolga 57,24 35,19 4,43 0,00 2,97 0,02 0,01 0,14 100
32 Kota Tanjung Balai 85,04 8,00 0,76 0,02 5,69 0,02 0,00 0,49 100
33 Kota Tebing Tinggi 78,03 12,87 0,91 0,15 7,10 0,05 0,00 0,88 100
Provinsi Sumatera Utara 66,09 27,03 3,97 0,11 2,34 0,01 0,04 0,40 100
Sumber : Sensus Penduduk 2010
a. Pertumbuhan PDRB
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator
ekonomi penting untuk mengetahui perkembangan perekonomian di suatu
daerah dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun
atas dasar harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan
nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada periode
II-20
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
saat ini, sedang PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah
barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku
pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar.
Tabel. 2.10
PDRB Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah)
Harga Berlaku
No Lapangan Usaha
2014 2015 2016 2017 2018
Pertanian,
1 Kehutanan, dan 121.418,98 125.487,51 134.915,80 146.366,37 155.071,97
Perikanan
Pertambangan dan
2 6.899,06 7.662,92 8.474,41 8.870,35 9.560,43
Penggalian
Industri
3 104.239,00 115.720,02 125.513,75 138.823,78 148.462,24
Pengolahan
Pengadaan Listrik
4 642,53 639,59 668,83 788,34 840,58
dan Gas
Pengadaan Air,
Pengelolaan
5 501,06 572,26 654,34 766,84 754,74
Sampah Limbah
dan Daur Ulang
6 Kontruksi 69.460,77 77.801,96 84.232,49 92.589,58 102.921,37
Perdagangan Besar
dan Eceran,
7 89.597,00 99.822,01 114.009,27 122.584,63 134.349,84
Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor
Transportasi dan
8 25.898,44 28.511,91 31.832,84 34.277,08 37.043,61
Pergudangan
Penyediaan
9 Akomodasi dan 12.283,32 13.786,20 14.934,25 16.330,13 17.636,58
Makan Minum
Informasi dan
10 10.287,35 11.124,25 12.194,59 13.582,77 15.154,95
Komunikasi
Jasa Keuangan
11 17.057,99 19.119,58 20.716,72 21.729,04 22.643,28
dan Asuransi
12 Real Estate 22.786,42 25.712,58 29.716,16 33.387,32 37.338,15
13 Jasa Perusahaan 4.836,42 5.452,33 6.287,02 7.089,63 7.649,068
Administrasi
Pemerintahan,
14 Pertahanan dan 18.832,08 21.234,54 22.949,55 24.023,93 26.707,39
Jaminan Sosial
Wajib
15 Jasa Pendidikan 9.930,06 10.723,83 11.799,10 12.443,05 13.527,65
Jasa Kesehatan
16 dan Kegiatan 4.594,43 5.328,76 5.958,50 6.453,79 7.273,25
Sosial
4.257,54
17 Jasa Lainnya 2.690,05 3.021,75 3.523,51 3.962,86
Produk Domestik
521.954,95 571.722,00 628.381,15 684.069,49 741.192,69
Regional Bruto (PDRB)
II-21
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.11
PDRB Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah)
Harga Konstan
No Lapangan Usaha
2014 2015 2016 2017 2018
Pertanian,
1 Kehutanan, dan 104.262,83 110.066,00 115.179,69 121.300,04 127.202,64
Perikanan
Pertambangan dan
2 5.480,37 5.814,94 6.144,99 6.436,60 6.792,01
Penggalian
Industri
3 83.069,09 86.318,90 90.680,99 92.777,25 96.174,60
Pengolahan
Pengadaan Listrik
4 580,71 593,97 622,76 677,08 694,58
dan Gas
Pengadaan Air,
Pengelolaan
5 396,43 421,96 446,05 475,82 489,60
Sampah Limbah
dan Daur Ulang
6 Kontruksi 51.411,36 54.289,10 57.286,44 61.175,99 64.507,11
Perdagangan Besar
dan Eceran,
7 73.812,64 76.697,03 80.702,74 85.440,69 90.652,79
Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
Transportasi dan
8 19.082,06 20.165,19 21.390,03 22.961,90 24.372,50
Pergudangan
Penyediaan
9 Akomodasi dan 9.225,42 9.866,78 10.512,20 11.282,16 12.131,73
Makan Minum
Informasi dan
10 10.321,29 11.055,36 11.913,13 12.933,95 14.024,31
Komunikasi
Jasa Keuangan
11 13.024,10 13.957,95 14.531,04 14.601,55 14.854,35
dan Asuransi
12 Real Estate 17.132,22 18.119,23 19.187,89 20.637,93 21.740,02
13 Jasa Perusahaan 3.624,70 3.836,94 4.065,41 4.368,69 4.678,85
Administrasi
Pemerintahan,
14 Pertahanan dan 13.836,00 14.642,06 15.083,58 15.463,27 16.409,75
Jaminan Sosial
Wajib
15 Jasa Pendidikan 8.478,26 8.904,74 9.341,37 9.802,14 10.418,74
Jasa Kesehatan
16 dan Kegiatan 3.793,27 4.066,72 4.366,28 4.699,93 4.977,04
Sosial
17 Jasa Lainnya 2.042,55 2.179,19 2.320,88 2.496,24 2.644,91
Produk Domestik
419.573,31 440.996,04 463.775,46 487.531,23
Regional Bruto (PDRB)
Sumber : Sumut dalam Angka (BPS) 2018
Sedangkan dilihat dari besaran nilai PDRB Provinsi Sumatera Utara Atas
Dasar Harga Konstan (ADHK tahun 2010) pada tahun 2014 mencapai Rp.
419,57 triliun dan cenderung meningkat menjadi Rp. 512,76 triliun tahun
2018. Kondisi ini mengindikasikan bahwa kinerja ekonomi Provinsi Sumatera
Utara secara riil semakin membaik dengan perkembangan yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun selama kurun waktu tersebut.
Sementara itu, untuk struktur perekonomian Provinsi Sumatera Utara
menunjukkan bahwa sektor pertanian, kehutanan dan perikanan merupakan
sektor yang berkontribusi besar dalam pembentukan PDRB dengan rata-rata
sebesar 21,82 persen pertahun selama periode 2014-2018. Berikutnya adalah
sektor industri pengolahan dengan rata-rata sebesar 20,10 persen pertahun
dan sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor
II-22
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
sebesar 17,70 persen serta sektor konstruksi atau bangunan dengan perannya
sekitar 13,61 persen pertahun.
Tabel. 2.12
Struktur Perekonomian Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2014-2018 (Persen)
Tahun
No Uraian
2014 2015 2016 2017 2018 Rata2
Pertanian, Kehutanan, dan
1 23,26 22,02 21,65 21,40 20,92 21,85
Perikanan
2 Pertambangan dan Penggalian 1,32 1,34 1,35 1,30 1,29 1,32
3 Industri Pengolahan 19,97 20,21 19,98 20,29 20,03 20,10
4 Pengadaan Listrik, Gas 0,12 0,11 0,10 0,12 0,11 0,11
5 Pengadaan Air 0,10 0,10 0,11 0,11 0,10 0,10
6 Konstruksi 13,60 13,61 13,40 13,54 13,89 13,61
Perdagangan Besar dan
7 Eceran, dan Reparasi Mobil 17,17 17,41 17,89 17,92 18,13 17,70
dan Sepeda Motor
Transportasi dan
8 4,96 4,99 5,07 5,01 5,00 5,01
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi dan
9 2,35 2,41 2,38 2,39 2,38 2,38
Makan Minum
10 Informasi dan Komunikasi 1,97 1,95 1,94 1,99 2,04 1,98
11 Jasa Keuangan 3,27 3,35 3,30 3,18 3,05 3,23
12 Real Estate 4,37 4,50 4,73 4,88 5,04 4,70
13 Jasa Perusahaan 0,93 0,95 1,00 1,04 1,03 0,99
Administrasi Pemerintahan,
14 Pertahanan dan Jaminan 3,61 3,71 3,64 3,51 3,60 3,61
Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 1,90 1,88 1,94 1,82 1,83 1,87
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
16 0,88 0,93 0,95 0,94 0,98 0,94
Sosial
17 Jasa lainnya 0,52 0,53 0,56 0,58 0,57 0,55
PRODUK DOMESTIK REGIONAL
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
BRUTO
Sumber : Sumut dalam Angka (BPS)
II-23
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
selama periode Tahun 2014-2018, Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara
Tahun juga lebih tinggi dibandingkan dengan Nasional. Hal tersebut dapat
dilihat pada Tahun 2018, Pertumbuhan Ekonomi Nasional sebesar 5,17
persen, kondisi ini lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan
ekonomi Sumatera Utara yaitu sebesar 5,18 pada tahun yang sama,
perkembangan Laju Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara dapat dilihat di
pada Grafik dibawah ini :
5,3
5,23
5,2 5,18 5,18
5,12
5,17
5,1
5,1 5,07
5,01
5 5,02
4,9
4,88
4,8
4,7
2014 2015 2016 2017 2018
Nasional 5,01 4,88 5,02 5,07 5,17
Sumatera Utara 5,23 5,1 5,18 5,12 5,18
Grafik. 2.1
Laju Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Tahun 2014-2018
Jika dilihat dari segi sektoral, hampir semua sektor memiliki tingkat laju
pertumbuhan diatas 5,18 persen atau diatas LPE Sumatera Utara secara
keseluruhan. Adapun sektor yang mengalami pertumbuhan dibawah LPE
Sumatera Utara adalah sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yaitu
sebesar 4,95 persen, Industri Pengolahan sebesar 3,59 persen, Jasa Keuangan
dan Asuransi sebesar 3,22 persen dan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 4,88 persen. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel berikut :
II-24
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.13
Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2014-2018 (Persen)
Rata-
No Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018
rata
Pertanian, kehutanan dan
1 4,37 5,47 4,74 5,31 4,87 4,95
perikanan
2 Pertambangan dan Penggalian 5,16 6,10 5,68 4,75 5,46 5,43
3 Industri Pengolahan 3,00 3,63 5,34 2,31 3,66 3,59
4 Pengadaan Listrik dan Gas 9,28 2,28 4,85 8,72 2,58 5,54
Pengadaan Air, Pengelolaan
5 Sampah Limbah dan Daur 6,04 6,44 5,71 6,67 2,90 5,55
Ulang
6 Kontruksi 6,79 5,52 5,60 6,79 5,45 6,03
Perdagangan Besar dan
7 Eceran, Reparasi Mobil dan 6,94 4,37 4,76 5,87 6,11 5,61
Sepeda Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 5,57 5,68 6,07 7,35 6,14 6,16
Penyediaan Akomodasi dan
9 6,48 6,95 6,54 7,32 7,53 6,96
Makan Minum
10 Informasi dan Komunikasi 7,23 7,11 7,76 8,57 8,43 7,82
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 2,62 7,17 4,11 0,49 1,73 3,22
12 Real Estate 6,59 5,76 5,90 7,56 5,34 6,23
13 Jasa Perusahaan 6,76 5,86 5,95 7,46 7,10 6,63
Administrasi Pemerintahan,
14 Pertahanan dan Jaminan 6,92 5,83 3,02 2,52 6,12 4,88
Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 6,37 5,03 4,90 4,93 6,29 5,50
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
16 6,72 7,21 7,37 7,64 5,90 6,97
sosial
17 Jasa Lainnya 7,04 6,69 6,50 7,56 5,96 6,75
Pertumbuhan Ekonomi (Persen) 5,23 5,10 5,18 5,12 5.18 5.16
Sumber : Sumut dalam Angka (BPS)
II-25
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
melambatnya kinerja subsektor perkebunan terutama disebabkan oleh
penurunan kinerja ekspor komoditas utama Sumatera Utara seperti kelapa
sawit, karet dan kopi.
Untuk kelompok sektor sekunder terjadi perlambatan pada sektor industri
pengolahan dan sektor pengadaan listrik dan gas yang tumbuh rata-rata
pertahun sebesar 3,82 persen dan 4,25 persen. Penurunan laju pertumbuhan
sektor industri pengolahan diperkirakan seiring dengan penurunan harga
komoditas dan hambatan perdagangan di negara tujuan ekspor Sumatera
Utara. Selain itu, masih tingginya biaya produksi industri terutama biaya
energi di Provinsi Sumatera Utara yang diperkirakan masih menjadi kendala
dalam meningkatkan kinerja industri pengolahan. Sedangkan penurunan laju
pertumbuhan sektor pengadaan listrik dan gas terkait dengan pasokan listrik
dan gas yang ada di Sumatera Utara yang belum stabil.
b. Laju Inflasi
Kondisi inflasi di Provinsi Sumatera Utara cenderung menurun pada tahun
2014 sebesar 8,17 persen menjadi 3,24 persen pada tahun 2015. Namun pada
tahun 2016 terjadi peningkatan laju inflasi di Provinsi Sumatera Utara menjadi
6,34 persen dan angka ini jauh lebih tinggi dari capaian inflasi nasional
sebesar 3,02 persen. Faktor utama penyebab tingginya laju inflasi tahun 2016
adalah terjadinya kenaikan harga komoditas bumbu-bumbuan terutama cabai
merah yang melonjak cukup tajam yang dipengaruhi oleh berkurangnya
pasokan pasca erupsi gunung sinabung. Selain itu, tekanan inflasi yang cukup
tinggi di tahun 2016 dikarenakan adanya kebijakan kenaikan tarif beberapa
komoditas seperti cukai rokok, kenaikan tarif tenaga listrik (TTL) dan fluktuasi
harga BBM.
Pada tahun 2018, seiring dengan berbagai kebijakan ekonomi yang
dijalankan pemerintah, gejolak harga-harga barang dan jasa dapat diredam
hingga mencapai 1,23 persen dan angka inflasi ini relatif lebih rendah dari laju
inflasi nasional yang mencapai 3,13 persen. Turunnya laju inflasi pada tahun
2018 disebabkan oleh tercukupinya pasokan bahan pangan terutama bumbu-
bumbuan yang relatif membaik dibandingkan tahun 2017 dan tidak adanya
kebijakan penyesuaian tarif listrik serta membaiknya pasokan bahan bakar
rumah tangga. Capainnya dapat dilihat pada Grafik berikut :
II-26
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Grafik. 2.2
Perbandingan Inflasi Sumatera Utara Dengan Nasional
Tahun 2014-2018
Tabel. 2.14
Laju Inflasi 4 Kota Tahun 2014-2018
II-27
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
c. Indeks Gini
Gini ratio Provinsi Sumatera Utara termasuk dalam kategori ketimpangan
sedang selama kurun waktu 2014-2018 dan nilai gini ratio Provinsi Sumatera
Utara selalu berada di bawah gini ratio nasional. Untuk tahun 2014, nilai gini
ratio Provinsi Sumatera Utara sebesar 0,321. Akan tetapi pada tahun 2015,
gini ratio Provinsi Sumatera Utara mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnya menjadi 0,336 dan kondisi ini terjadi juga pada tingkat nasional.
Seiring dengan upaya pemerintah untuk mengurangi ketimpangan distribusi
pendapatan maka nilai gini ratio Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2016
dan 2017 mengalami penurunan dari 0,319 menjadi 0,335. Namun pada tahun
2018 Indeks Gini Meningkat menjadi 0.318.
Indeks Gini
0,318
0,321 0,336 0,319 0,315
Dengan demikian, nilai gini ratio Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2017
sebesar 0,315 merupakan nilai gini ratio yang paling rendah selama kurun
waktu 2014-2018. Begitupun bila dibandingkan dengan tingkat nasional, nilai
gini ratio Provinsi Sumatera Utara tahun 2017 dan 2018 berada jauh di bawah
gini ratio nasional yang berada pada nilai 0.393 dan 0.389. Kondisi ini
menggambarkan bahwa tingkat ketimpangan distribusi pendapatan penduduk
Provinsi Sumatera Utara masih lebih baik dibandingkan dengan tingkat
nasional.
II-28
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
2.1.1.2 Fokus Kesejahteraan Sosial
71,18
70,57
70
69,51
68,87 71,39
70,81
70,18
69,55
68,9
Tabel. 2.15
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Komponen
Tahun 2014-2018
Komponen Satuan 2014 2015 2016 2017 2018
Umur Harapan
Hidup Saat Lahir Tahun 68,04 68,29 68,33 68,37 68.61
(UHH)
Harapan Lama
Tahun 12,61 12,82 13.00 13,10 13.14
Sekolah (HLS)
Rata-Rata Lama
Tahun 8,93 9,03 91,12 9,25 9.34
Sekolah
Pengeluaran
Rp.000 9.391 9.563 9.744 10.036 10.391
Perkapita
IPM 68,87 69,51 70,00 70,57 71.18
Pertumbuhan IPM % 0,72 0,93 0,70 0,81 0.86
Sumber : BPS, Sumatera Utara Dalam Angka 2018
II-29
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
2) Kemiskinan
Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilaksanakan pada
bulan September 2018 menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di
Provinsi Sumatera Utara sebanyak 1.291.990 jiwa atau sebesar 8.94 persen
terhadap total penduduk. Kondisi ini memperlihatkan bahwa jumlah dan
persentase penduduk miskin di Sumatera Utara memperlihatkan perubahan
yang cukup signifikan dimana kondisi September 2017 jumlah penduduk
miskinnya sebanyak 1.326.570 jiwa atau sebesar 9.28 persen. Sebagaimana
terlihat pada Tabel dibawah in
Tabel. 2.16
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin
Tahun 2014 – 2018
Tahun Jumlah (ribu jiwa) Persentase (%)
Sept 2014 1.360,60 9,85
Sept 2015 1.508,14 10,79
Sept 2016 1.452,55 10,27
Sept 2017 1.326,57 9,28
Sept 2018 1.291,99 8.94
Sumber : BPS Sumatera Utara 2018
10,96 11,13
10,79 10,7 10,12
12 10,27 9,66
9,85 9,28 8,94
10
8
Sumatera Utara
6
Indonesia
4
2
0
2014 2015 2016 2017 2018
Grafik. 2.5
Persentase Penduduk Miskin
Provinsi Sumatera Utara dengan Nasional
Tahun 2014 – 2018
II-30
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Garis kemiskinan digunakan sebagai suatu batas untuk
menentukan miskin atau tidaknya seseorang. Penduduk miskin adalah
mereka yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah
garis kemiskinan. Pada September 2018 garis kemiskinan Sumatera Utara
sebesar Rp.451.673,- per kapita per bulan. Untuk daerah perkotaan, garis
kemiskinannya sebesar Rp.465.790,- per kapita per bulan, dan untuk daerah
perdesaan sebesar Rp.451.673,- per kapita per bulan. Sejak tahun 20014
sampai dengan tahun 2018, perkembangan garis kemiskinan ditunjukkan
pada Tabel berikut :
Tabel. 2.17
Garis Kemiskinan Sumatera Utara
Tahun 2014 – 2018
Tahun Perkotaan Perdesaan Kota + Desa
Sept 2014 349.372 312.493 330.663
Sept 2015 379.898 352.637 366.137
Sept 2016 413.835 388.707 401.832
Sept 2017 438.894 407.157 423.696
Sept 2018 465.790 435.492 451.673
Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara 2018
9,2 9,11
9,1 9,03
9 8,93
8,9
8,8
8,7
2014 2015 2016 2017 2018
II-31
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
4) Harapan Lama Sekolah
Harapan Lama sekolah di Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada
tahun 2014 sebesar 12.61 mengalami peningkatan pada tahun 2015 sebesar
12.82 dan terus mengalami peningkatan pada tahun 2018 sebesar 13.10
(angka sementara)
Tabel. 2.18
Harapan Lama Sekolah Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2014-2018
TAHUN
Uraian
2014 2015 2016 2017 2018*
Harapan Lama 12.61 12.82 13.00 13.10 13.10
Sekolah
*) angka sementara
68,61
68,33 68,37
68,29
68,04
Grafik. 2.7
Angka Usia Harapan Hidup Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2014-2018
II-32
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
5,45 5,2 5,4
5
3,1
Grafik. 2.8
Persentase Balita Gizi Buruk Tahun 2014-2018
II-33
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Grafik. 2.9
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Tahun 2014-2018
72,50
71,50 71,82
70,50
68,88
69,50
68,50 67,07 69,17
Persen
II-34
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
2.1.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga
a. Penyelenggaraan Festival Seni Budaya
Penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya semakin meningkat, tahun
2014 telah dilaksanakan sebanyak 16 kali Penyelenggaraan Festival Seni dan
Budaya di Provinsi Sumatera Utara, dan pada tahun 2017 telah dilaksanakan
sebanyak 20 kali. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Grafik dibawah ini :
Jumlah Penyelenggara
25 20
20
20 16 15
15
15
10
5
0
2014 2015 2016 2017 2018*
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
*) data Sementara
Grafik. 2.11
Jumlah Penyelenggaraan Festival
Seni Budaya Tahun 2014-2018
10
8 8
8
6
4 4
4 3
2
0
2014 2015 2016 2017 2018*
II-35
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
buah. Jumlah ini naik hampir 3 (tiga) kali lipat jka dibandingkan tahun 2014
yang hanya 3 (tiga) buah Benda, Situs dan Cagar Budaya yang dilestarikan.
Tabel. 2.19
Jumlah Karya Budaya yang di Revitalisasi
dan Inventarisasi Tahun 2014 – 2018
Indikator 2014 2015 2016 2017 2018*
II-36
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.38
Jumlah Prestasi Cabang Olahraga
Tahun 2014 – 2018
CAPAIAN
No INDIKATOR
2014 2015 2016 2017 2018*
Jumlah Prestasi Cabang
1. 22 15 164 284 284
Olahraga
Sumber : Dispora Provsu 2018 *) data diolah
2.1.3.1.1. PENDIDIKAN
a. Angka Partisipasi Kasar
Walaupun Capaian APK SMA/MA/SMK Provinsi Sumatera Utara dari
tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 belum mencapai 100 persen, namun
posisinya berada diatas capaian APK Nasional. APK Provinsi Sumatera Utara
untuk tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 cenderung mengalami
peningkatan hal ini dapat dilihat dari Grafik berikut ini
Grafik. 2.13
APK SMA/MA/SMK Sumatera Utara dan Nasional
Tahun 2014-2018
II-37
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
b. Angka Partisipasi Murni
APM Provinsi Sumatera Utara untuk Tahun 2018 telah mencapai
target RPJMD di tahun 2018 sebesar 71,19 persen dan APM SMA/SMK/MA
Provinsi Sumatera Utara dari tahun 2014-2018 selalu berada di atas APM
Nasional
80 67,74 67,92 68,54 71,19 67,14
64,36
60 51,55 52,59 55,14
49,85
40
20
0
2014 2015 2016 2017 2018
Grafik. 2.14
APM Sumatera Utara dan Nasional Tahun 2014-2018
99,72
98,19 98,03 98,27
96,99
II-38
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
109,19 110,04 109,82
99,10
99,99
Grafik. 2.16
Angka Melanjutkan Jenjang Pendidikan SMP/MTs ke
SMA/SMK/MATahun 2013-2018
2.1.3.1.2. KESEHATAN
1. Jumlah Kematian Bayi
Pada kurun waktu dari 2014 hingga 2018 Jumlah Kematian Bayi
mengalami penurunan yang cukup signifikan, pada tahun 2014 Jumlah
Kematian Bayi di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 1.078 orang terus
mengalami penurunan hingga tahun 2015 sebanyak 874 orang, mengalami
peningkatan pada tahun 2016 sebesar 1.069 orang dan sedikit penurunan
pada tahun 2017 sebanyak 1.066 orang dan menurun kembali pada tahun
2018 menjadi 869 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Grafik
dibawah ini :
II-39
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Jumlah Kematian Balita
1454
1184 1219 1146
950
Grafik. 2.18
Jumlah Kematian Balita Tahun 2014 – 2018
231
187 180 186
176
II-40
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
negara secara minimal. Sekurangnya ada 2 fungsi SPM, yaitu (1) memfasilitasi
Pemerintah Daerah untuk melakukan pelayanan publik yang tepat bagi
masyarakat, dan (2) sebagai instrumen bagi masyarakat dalam melakukan
kontrol terhadap kinerja pemerintah di bidang pelayanan publik bidang
kesehatan. Terdapat 2 (dua) jenis pelayanan dasar yang harus dilakukan oleh
Pemerintah Provinsi serta 12 jenis pelayanan dasar yang harus dilakukan oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota terkait SPM kesehatan yang mulai berlaku per
tanggal 1 Januari 2019
Dari tabel diatas dapat dilihat panjang jaringan jalan Provinsi dengan
kondisi jalan mantap setiap tahunnya mengalami peningkatan terlihat dari
tahun 2014 dengan panjang jalan 74.42 Km sampai dengan tahun 2017
mencapai angka sebesar 84,31 Km. Namun untuk tahun 2018 kemantapan
jalan tersebut menurun menjadi 81,17 persen disebabkan peralihan status
dari jalan Kabupaten/Kota menjadi jalan provinsi, demikian juga halnya
peralihan jalan provinsi menjadi jalan nasional. Jalan provinsi yang semula
3.048,50 km dengan 144 ruas (SK Gubsu No. 188.44/31/KPTS/2012) menjadi
3.005,63 km dengan 171 ruas (berdasarkan SK Gubsu No. 188.44/673/KPTS/
2018 tanggal 8 Juni 2018).
II-41
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Indikator Kinerja Utama dalam dalam Penyediaan jalan untuk melayani
kebutuhan masyarakat adalah Pemenuhan Standard Pelayanan Minimal (SPM)
di Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang pada Sub Bidang Jalan yaitu
dengan meningkatnya kualitas layanan jalan Provinsi sebesar 60% di tahun
2019. Sedangkan untuk perkembangan kondisi jembatan dalam kondisi baik
dapat dilihat pada Tabel berikut ini :
Tabel. 2.40
Jumlah Jembatan Provinsi Berdasarkan Kondisi
Tahun 2013 – 2017
JUMLAH JEMBATAN PROVINSI (buah)
NO KONDISI
2014 2015 2016 2017 2018
1. Kondisi Baik 770 663 655 681 680
2. Kondisi Sedang 124 162 166 160 160
3. Kondisi Rusak 44 54 52 51 49
TOTAL 938 879 873 892 889
PANJANG JEMBATAN (m) 13.505,50 11.723,70 11.623,50 11.164,41 11.844,81
Dari tabel diatas dapat terlihat jumlah jembatan dengan kondisi baik dari
tahun ke tahun mengalami penurunan yang sebelumnya dari tahun 2014
sebanyak 770 buah dengan panjang jembatan 13.505,50 m mengalami
penurunan pada tahun 2018 sebanyak 680 buah dengan panjang jembatan
11.844,81 m.
Tabel. 2.41
Pengendalian Daya Rusak Air (Pengolaan Sungai dan Pantai)
Tahun 2014-2018
CAPAIAN KINERJA TAHUN 2013-2017
Indikator Kinerja
2014 2015 2016 2017 2018
Meningkatnya kestabilan tebing
atau pantai dan kelancaran
aliran air pada sungai serta
semakin stabilnya alur sungai 77,05 78,83 82,10 86.83 89.39
terhadap daya rusak air dan
pengurangan luas genangan
banjir (%)
Perbaikan/Pemb. Perkuatan
132.629 135.994 141.410 146.046 160.266
Tebing (m)
Normalisasi /Pelurusan alur
sungai/Perbaikan/Pembuatan 411.455 415.455 444.534 455.999 466.799
Tanggul (m)
Sumber :Dinas Sumber Daya Air, Ciptakarya, dan Tata Ruang ProvinsiSumatera Utara, 2018
II-42
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Dari tabel di atas dapat terlihat kestabilan tebing atau pantai dan
kelancaran aliran air pada sungai serta semakin stabilnya alur sungai
terhadap daya rusak air dan pengurangan luas genangan banjir setiap
tahunnya mengalami peningkatan, ini terlihat sampai dengan akhir tahun
2017 sebesar 96 persen.
Tabel. 2.42
Persentase Fungsi Layanan Irigasi Kewenangan Provinsi Sumatera Utara
Dalam kondisi optimal Tahun 2014-2018
Capaian Kinerja
Kondisi
Indikator Kinerja Awal
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Layanan Irigasi
Permukaan kondisi 60 61,40 64,90 75,16 79,03
81.82
optimal (%)
Layanan Jaringan
Irigasi Rawa kondisi 35 39,00 43,01 46,75 51,00
53.48
optimal (%)
Sumber:Dinas Sumber Daya Air, Cipta Karya, dan Tata RuangProvinsi Sumatera Utara, 2018
II-43
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.43
Penyediaan Air Baku Dalam Bentuk Waduk/Embung/Situ
Tahun 2014-2018
Tabel. 2.44
Perkembangan Capaian Kinerja Sub Air Minum dan Sanitasi
(Air Limbah) Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014-2018
Air Minum
Cakupan Layanan
Akses Air Minum 85,90 79,57 87,01 88,07 88,51
Layak
Layanan Akses Air
45,14 47,26 45,84 49,87 48,35
Minum Aman
AksesAir Minum
12,77 12,83 12,54 14,12 12,78
Perpipaan (%)
JaringanAir Minum
73,13 66,75 74,47 73,95 75,73
Non Perpipaan (%)
Sanitasi
Layanan air limbah
perkotaan dan 66,92 67,18 72,43 72,56 74,60
perdesaan
Sumber : Susenas BPS Provinsi Sumatera Utara 2013-2017, 2018
Keterangan : Indikator air minum layak mulai tahun 2011 menggunakan rumus baru yaitu air minum layak
sudah mencakup air minum utama dan air mandi/cuci. Sedangkan sebelum tahun 2011 menggunakan
rumus lama yaitu hanya air minum utama
II-44
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Indikator Kinerja Utama Sub Urusan Air Minum dalam rangka Pemenuhan
Standard Pelayanan Minimal (SPM) di Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang pada Sub Bidang Keciptakaryaan. Sesuai PP No. 2 Tahun 2018 tentang
Standar Pelayanan Minimal pada Pasal 7 ayat 2, bahwa Jenis Pelayanan Dasar
pada SPM Pekerjaan Umum Daerah Provinsi terdiri atas :
II-45
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Strategis Medan-Binjai-Deli Serdang (MEBIDANG). Pembangunan Sarana dan
prasarana pengelolaan air limbah pada daerah lintas Kabupaten/Kota lainnya
masih dalam tahapan proses perencanaaan.
Pengurangan Luas
1.626 1.576 1.481 1.263 951,68
Kawasan Kumuh (ha)
II-46
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
b. Capaian Penyediaan Rumah bagi masyarakat korban bencana dan
Fasilitasi Penyediaan Rumah bagi masyarakat relokasi program
pemerintah (SPM)
Dalam rangka pencapaian SPM penyediaan rumah bagi masyarakat korban
bencana, telah dilakukan melalui Program Pengembangan Perumahan dalam
rangka Pembangunan Rumah bagi Korban Bencana letusan Gunung
Sinabung yang direlokasi, mulai tahun 2017 dan pada tahun 2018 telah
dibangun rumah sebanyak 103 unit dan akan dilanjutkan pada tahun 2019
dengan kegiatan Pematangan Lahan untuk pembangunan yang berikutnya.
SPM Fasilitasi Penyediaan Rumah bagi masyarakat relokasi program
pemerintah sampai dengan tahun 2018 belum ada kegiatan yang
dilaksanakan.
II-47
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.46
Tingkat Penyelesaian Pelanggaran 3
(Ketertiban, Ketenteraman, Keindahan)
Tahun 2014-2018
Indikator 2014 2015 2016 2017 2018*
TINGKAT PENYELESAIAN
PELANGGARAN 3 (Ketertiban, 85 151 105 73 73
Ketenteraman, Keindahan)
d. Penanggulangan Bencana
Adapun rekapitulasi seluruh kajian kerentanan tingkat Provinsi Sumatera
Utara dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel. 2.48
Potensi Kerugian Bencana di Provinsi Sumatera Utara
II-48
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.49
Potensi Kerugian Bencana di Provinsi Sumatera Utara
7. SOSIAL
II-49
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4584) dan
Peraturan Menteri Sosial RI N0. 129/HUK/2008 Tentang Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Bidang Sosial Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota,
merupakan SPM lama dan tidak dipakai lagi, dirubah menjadi Peraturan
Pemerintah No. 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal (Pasal 10
ayat 2); an kemudian Permensos RI No. 9 Tahun 2018 Tentang Standar Teknis
Pelayanan Dasar pada SPM Bidang Sosial di Daerah Provinsi (Pasal 7 ayat 1),
bahwa Jenis SPM Sosial Provinsi :
a. Rehabilitasi sosial dasar Penyandang Disabilitas Terlantar di dalam panti
b. Rehabilitasi sosial dasar anak terlantar di dalam panti
c. Rehabilitasi sosial dasar lanjut usia terlantar di dalam panti
d. Rehabilitasi sosial dasar tuna sosial khususnya gelandangan dan pengemis
di dalam panti
e. Perlindungan dan jaminan sosial pada saat dan setelah tanggap darurat
bencana bagi korban bencana provinsi
Tahun
Indikator
2014 2015 2016 2017 2018
Persentase PMKS yang tertangani 1.09 0.8 1.02 1.3 1.35
Sumber :Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa penurunan terjadi pada tahun 2015
sebesar 0.8 persen, namun terjadi peningkatan pada tahun 2017 dan 2018
sebesar 1.3 dan 1.35 persen.
II-50
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.51
Persentase Panti Sosial Yang Menerima Program Pemberdayaan Sosial
Melalui Kelompok Usaha Bersama (Kube) Atau Kelompok Sosial Ekonomi
Sejenis Lainnya Tahun 2014-2018
Tahun
Indikator 2014 2015 2016 2017 2018
100
80 80
65,91 70,5 70,5
65,91
60
40
20
0
2014 2015 2016 2017 2018
Sumber : Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2018
Grafik. 2.20
Persentase Panti Sosial Yang Menyediakan Sarana Prasarana
Tahun 2014-2018
II-51
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
sosial selama masa tanggap darurat di Provinsi Sumatera Utara dari tahun
2014 hingga 2018 adalah sebagai berikut :
Tabel. 2.52
Persentase Korban Bencana Yang Menerima Bantuan Sosial
Selama Masa Tanggap Darurat Tahun 2014-2018
Tahun
Indikator
2014 2015 2016 2017 2018
Persentase Korban Bencana 70,50 40,20 80,50 85,50 85.00
Yang Menerima Bantuan Sosial
Selama Masa Tanggap Darurat
Sumber : Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2018
1. TENAGA KERJA
a. Besaran Kasus yang Diselesaikan Dengan Perjanjian Bersama
(PB)
Besaran kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama (PB) di
Provinsi Sumatera Utara, tercatat mengalami fluktuasi kenaikan dari 69 kasus
pada tahun 2014 menjadi 53 kasus pada tahun 2017. Kondisi tersebut dapat
dilihat pada Tabel berikut :
Tabel. 2.53
Besaran Kasus Yang Diselesaikan Dengan
Perjanjian Bersama (PB) Tahun 2013-2017
69 82 148 53 53
DATA PENYELESAIAN PB Kasus
Kasus Kasus Kasus Kasus
Sumber: Dinas Tenaga Kerja Provsu, *) data sementara
II-52
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
b. Besaran Pencari Kerja Yang Terdaftar Yang Ditempatkan
Besaran Pencari Kerja Yang Terdaftar Yang Ditempatkan di Provinsi
Sumatera Utara, tercatat mengalami penurunan dari 17.1692 orang pada
tahun 2014 menjadi 4.441 Orang pada tahun 2017. Kondisi tersebut dapat
dilihat pada Tabel di bawah ini :
Tabel. 2.54
Besaran Pencari Kerja Yang Terdaftar Yang Ditempatkan
Tahun 2014-2018 (Orang)
Tingkat Tahun Jm
Tahun 2014 Jmlh Tahun 2015 Jmlh Tahun 2016 Jmlh Tahun 2017 Jmlh
No Pendidikan 2018* lh
Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr
TIDAK
1. 5 0 5 - 6 6 21 8 29 1 - 1 1 - 1
SEKOLAH
SD, TIDAK 11
2 64 30 94 25 74 99 103 39 142 71 46 117 71 46
TAMAT 7
3230 3248 16 29
3 SLTP UMUM 149 3941 4090 173 408 3592 4000 124 167 291 124
7 0 7 1
SMTA 361 7390 3119 7307 3508 14 28
4 37798 41878 34116 69201 1472 1417 2889 1472
UMUM 07 5 9 6 5 17 89
987 1777 1797
5 STM 7891 6513 11458 5324 4016 9340 - - - - - -
9 0 1
260
6 SMEA 3636 6240 3001 3020 6021 2986 3861 6847 - - - - - -
4
SMTA 354
8 6154 9698 5080 4110 9190 5971 8619 14590 - - - - - -
LAINNYA 4
DIPLOMA, I, 409 35 43
9 2737 6828 2259 4745 7004 4570 2935 7505 82 357 439 82
II, II 1 7 9
SARJANA 181 3712 1562 3672 7394 11813 38 68
10 18935 21093 44192 299 385 684 299
MUDA 86 1 9 2 7 9 5 4
II-53
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
SUMUT NASIONAL
90,26 90,34
II-54
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
SUMUT NASIONAL
71,73 71,76
71,39
70,68 70,83
69,07 69,28 69,35
67,81
66,69
3. PANGAN
Ketersediaan pangan merupakan aspek penting dalam mewujudkan
ketahanan pangan. Penyediaan pangan diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan pangan bagi masyarakat, rumah tangga, dan individu secara
berkelanjutan. Target pencapaian angka ketersediaan pangan per kapita per
tahun sesuai dengan angka kecukupan gizinya diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan pangan masyarakat dan meningkatkan kuantitas serta kualitas
konsumsi pangan.
a. Ketersediaan Pangan Utama (Beras, Jagung, Kedele,Daging)
Data ketersediaan pangan utama yaitu beras, jagung, kedele, daging,
susu dan telur di Provinsi Sumatera Utara dari tahun 2014 sampai dengan
2018 adalah sebagai berikut :
Tabel. 2.56
Ketersediaan Pangan Utama (Beras, Jagung, Kedele,Daging)
Tahun 2014 – 2018
Tahun
No. URAIAN
2014 2015 2016 2017 2018
1. Beras
Kebutuhan
Konsumsi/ 128,65 128,53 126,32 122,94 121,4
Kapita/Tahun (Kg)
II-55
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tahun
No. URAIAN
2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Konsumsi per 1.714.429 1.769.453 1.760.623 1.810.303 1.731.425
Tahun (Ton)
Ketersediaan Beras
untuk dikonsumsi*) 1.967.542 2. 271.160 2.457.466 2.876.567 3.400.744
(Ton)
2. Jagung
Kebutuhan
Konsumsi/ 61.615 60.820 21.743 25.949 1,84
Kapita/Tahun (Kg)
Kebutuhan
(Konsumsi+Industri) 133.975 174.249 1.521.768 1.637.694 27.303
per Tahun (Ton)
Produksi Jagung
1.159.782 1.519.413 1.557.552 1.741.395 1.777.382
(Ton)
3. Kedele
Kebutuhan
Konsumsi/ Kapita/ 4,452 4,83 - 101.259 7,18
Tahun (Kg)
Kebutuhan
106.542
(Konsumsi+Industri) 492 642 108.864 39.579
per Tahun (Ton)
Produksi
5.707 6.588 5.063 7.766,40 32.622
Kedele(Ton)
4. Daging Sapi
Kebutuhan
Konsumsi/Kapita/ 1,84 1,89 1,94 1,74 1,74
Tahun (Kg)
Kebutuhan
Konsumsi per- 25.331,01 26.342,44 27.359,63 24.539,10 25.819
tahun (Ton)
Produksi Daging
yang diharapkan 22,656,29 24.141,46 25.571,07 26.862,27 27.498
(Ton)
Sumber : Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumatera Utara
Tabel. 2.57
Ketersediaan Energi dan Penyediaan Protein Perkapita
Tahun 2014-2018
II-56
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Ketersediaan energi karbohidrat rata – rata penduduk Sumatera Utara
mengalami penurunan dari 3.796,00 K.kal/kap/hari pada tahun 2017 menjadi
4.362,00 k.kal/kap/hari pada tahun 2018, dan angka ini sudah mencapai
target ketersediaan energi yang sebesar 3.884 k.kal/kap/hari. Sedangkan
angka ketersediaan energi protein pada tahun 2017 mengalami kenaikan
dibandingkan dari capaian tahun 2016 yaitu sebesar 64,08 gr/kap/hari
menjadi 98,91 gr/kap/hari dan capaian tersebut telah melampaui target
capaian kecukupan energi protein tahun 2017 yang sebesar 77,78
gr/kap/hari. Untuk ukuran nasional, keadaan ini menggambarkan
ketersedian pangan di Sumatera Utara sangat aman, mengingat target
nasional untuk ketersediaan energi karbohidrat sebesar 2.400 k.kal/kap/hari
dan penyediaan protein 63 gr/kap/hari.
90
89
88,5 89,1
88
87
86
85 85,2 85,7
84
84,8
83
82
2014 2015 2016 2017 2018
Grafik. 2.23
Nilai PPH Sumatera Utara
Tahun 2014 – 2018
II-57
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
kurang. Sedangkan pada tahun 2018, nilai PPH di Sumatera Utara mengalami
peningkatan yang cukup signifikan menjadi 88,5 persen dan tahun 2018
sebesar 89,1 persen.
Tabel. 2.58
Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Penurunan
Konsumsi Beras Perkapita 1,5% Untuk Memenuhi Target
Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Tahun 2014 – 2018
Tahun 2014 2015 2016 2017 2018
Konsumsi Beras
128,53 126,32 124,80 122,95 121,4
(kg/kap/th/PPH)
4. PERTANAHAN
Urusan pertanahan dilaksanakan untuk meningkatkan penataan
dan tercapainya perumusan kebijakan dalam urusan pertanahan.
Tabel. 2.59
Jumlah Lahan Bersertifikatdi Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2018
Hak Hak Guna Hak Hak Hak Guna
Kabupaten/Kota
Milik Bangunan Pakai Pengelola Usaha
Kab. Deli Serdang 13.369 2.684 65 - -
Kab. Langkat 4.620 72 125 - -
Kab. Karo 2.344 3 4 1 -
Kab. Simalungun 5.419 56 7 - -
Kab. Dairi 1.596 - - - -
Kab. Asahan 5.437 34 10 - -
Kab. Batubara - - - - -
II-58
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Hak Hak Guna Hak Hak Hak Guna
Kabupaten/Kota
Milik Bangunan Pakai Pengelola Usaha
Kab. Labuhan
2.269 21 2 - 9
Batu
Kab. Labuhan
- - - - -
Batu Selatan
Kab. Labuhan
- - - - -
Batu Utara
Kab. Tapanuli
1.510 4 - - -
Utara
Kab. Tapanuli
2.110 - 3 - -
Tengah
Kab. Tapanuli
397 1 12 - -
Selatan
Kab. Padang
1.724 1 3 - -
Lawas
Kab. Padang
930 1 2
Lawas Utara
Kab. Nias 2.107 10 48 - -
Kab. Nias Utara - - - - -
Kab. Nias Barat - - - - -
Kab. Mandailing
1.678 5 8 - 14
Natal
Kab. Toba Samosir 997 - - - -
Kab. Nias Selatan 445 1 7 - -
Kab. Pak pak
115 1 1 - -
Bharat
Kab. Humbang
1.175 - 33 - -
Hasundutan
Kab. Samosir 1.198 - 2 - -
Kab. Serdang
4.228 21 21 - 1
Bedagai
Kota Medan 12.331 1.488 15 - -
Kota Binjai 1.110 40 2 - -
Kota Tebing
1.361 93 6 - -
Tinggi
Kota Pematang
2.031 199 23 - -
Siantar
Kota Tanjung
467 1 5 - -
Balai
Kota Sibolga 97 - - - -
Kota Padang
205 15 22 - -
Sidempuan
Kota Gunung
- - - - -
Sitoli
Sumatera Utara 71.270 4.751 426 1 25
Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka 2017, BPS Provsu
II-59
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat, untuk Hak Pakai yang tertinggi di
Kabupaten Langkat 125 sertifikat dan yang terendah di Kabupaten Pakpak
Bharat sebanyak 1 (satu) sertifikat, sedangkan untuk Hak Pengelola hanya di
Kabupaten Karo dan untuk Hak Guna Usaha yang tertinggi di Kabupaten
Mandailing Natal sebanyak 14 sertifikat dan yang terendah di Kabupaten
Serdang Bedagai sebanyak 1 (satu) sertifikat.
1. 2014 NA NA
2. 2015 NA NA
3. 2016 309 117
4. 2017 277 106
5. 2018* 277 106
Sumber : Biro Pemerintahan *) Angka Sementara
5. LINGKUNGAN HIDUP
a. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH)
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup di Sumatera Utara cenderung tidak
stabil. Dimana pada tahun 2014 nilai IKLH sebesar 62,91 meningkat pada
tahun 2015 sebesar 69,37 tetapi kualitas lingkungan hidup di Sumatera Utara
kembali menurun menjadi 66,47 pada tahun 2016 dan pada tahun 2017
meningkat lagi menjadi 68,34 dan mengalami sedikit penurunan hingga tahun
2018 menjadi 67.17. Hal ini dapat diartikan bahwa kualitas lingkungan hidup
di Provinsi Sumatera Utara tidak baik. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain erupsi Gunung Sinabung dan Kebakaran Hutan.
II-60
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.61
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
Tahun 2014-2018
Indeks 2014 2015 2016 2017 2018
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Provinsi Sumatera Utara hanya
mampu menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 13,21 Juta Ton Co2Eq
dari target 64 Juta Ton Co2Eq dari masing-masing sektor.
II-61
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Provinsi Sumatera Utara telah membuat Database Kependudukan Skala
Provinsi. Namun masih terus ditingkatkan keakuratannya. Pada Tahun 2018
pemerintah Provinsi Sumatera Utara menerbitkan Kartu Tanda Penduduk
(KTP) sebanyak 8.684.137 dan Akta Kelahiran sebanyak 3.519,127. Perlu
ditingkatkan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya dokumen
administrasi dan meningkatkan pelayanan pemerintah, melihat masih
kurangnya penduduk yang memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Akta
Kelahiran
Tabel. 2.1
Administrasi Kependudukan Dan Pencatatan Sipil
Tahun 2014-2018
ASPEK/FOKUS/BIDANG Realisasi
No URUSAN/INDIKATOR
KINERJA PEMBANGUNAN 2014 2015 2016 2017 2018
DAERAH
1 Rasio Penduduk ber-KTP 74,44% 82,86%
NA 49,07 % 74,59%
Per Satuan Penduduk
Rasio Bayi Berakte
2 NA 45,14 % 60,58% 63,11% 69,82%
Kelahiran
Rasio Pasangan Berakte
3 NA 10,88 % 13,79% 16,25% 23,06%
Nikah
Ketersediaan Database
4 Kependudukan Skala NA NA NA 2 Sektoral 3 Sektoral
Provinsi
5 Penerapan KTP Nasional Sudah Sudah Sudah Sudah
NA
Berbasis NIK
6 Cakupan Penerbitan Kartu 7.793.600 8.684.137
NA 4.959.125 7.711.692
Tanda Penduduk (KTP)
7 Cakupan Penerbitan Akta 2.994.357 3.519.127
NA 2.002.532 2.687.193
Kelahiran
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Provsu
II-62
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
50 50
33 33
27
400 400
400
120 400
2014
2015
2016
2017
2018
Grafik. 2.25
Rata-Rata Jumlah Kelompok Binaan PKK
Tahun 2014-2018
II-63
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
46
23 23
13
8
2014 2015 2016 2017 2018
Grafik. 2.26
Persentase LSM Aktif Tahun 2014-2018
27
25
25
7 12
2014
2015
2016
2017
2018
Grafik. 2.27
Persentase LPM Berprestasi Tahun 2014-2018
II-64
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
2000 sebesar 161 jiwa per km2, laju pertumbuhan penduduk selama kurun
waktu 2000-2010 adalah 1.22 persen pertahun.
11,51
10,26
8,36 12,98
6,62
4,96
1
1961 1971 1980 1990 2000 2010
14,6
14,42
14,4
14,26
14,2 14,1
14 13,92
13,77
13,8
13,6
13,4
2014 2015 2016 2017 2018
II-65
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
ini masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan angka nasional pada tahun
2017 yaitu 2,4.
4,4 4,2
3,9 3,8
4,0
SUMUT
3,6
3,1
3,0 3,0
3,2 2,9
Grafik. 2.30
TFR Indonesia dan Sumatera Utara
Tahun 1991-2017
Tabel. 2.63
Angka Pemakaian Kontrasepsi/CPR Bagi PUS
Tahun 2014-2018
Inikator 2014 2015 2016 2017 2018
II-66
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.64
Angka Kelahiran Perempuan Kelompok Usia 15–19 Tahun
(ASFR 15–19) Tahun 2014-2018
Indikator 2014 2015 2016 2017 2018
Tabel. 2.65
Unmet Need Sumatera Utara
Tahun 2014-2018
Indikator 2014 2015 2016 2017 2018
II-67
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.66
Unmet Need Sumatera Utara
Tahun 2014-2018
Indikator 2014 2015 2016 2017 2018
22
21,9 21,82 21,92
21,8 21,8
21,7
21,6 21,62
21,5
21,4 21,41
21,3
21,2
21,1
2014 2015 2016 2017 2018
Grafik. 2.31
Median Usia kawin Pertama bagi Perempuan
di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014-2018
II-68
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Sidempuan, dan Kabupaten Labuhan Batu Utara, sebanyak 16 (enam belas)
Kab/kota sedang berproses dan selebihnya yaitu 14 (empat belas) kab/kota
belum melakukan penyusunan. Penyusunan GDPK yang mencakup 5 aspek
yaitu Pengendalian Kuantitas Penduduk, Peningkatan Kualitas Penduduk,
Pembangunan Keluarga, Penataan Persebaran dan Pengarahan Mobilitas
Penduduk, dan Penataan Administrasi Kependudukan dengan roadmap 25
tahunan merupakandokumen yang sangat penting bagi pemerintah daerah
untuk menjamin terlaksana dan terintegrasinya pembangunan kependudukan
ke dalam dokumen perencanaan daerah. Untuk itu Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana masih akan terus mendorong seluruh Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara untuk menyusun dan menetapkan GDPK.
2.3.2.3. PERHUBUNGAN
Pada akhir tahun 2018, telah diserahkan sebanyak 4 (empat) Terminal
Tipe B yang menjadi kewenangan Pemerintah Sumatera Utara yaitu:
Tabel. 2.67
Terminal Tipe B yang Menjadi Kewenangan
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
Luas
No Terminal Kab/Kota Tipe Kapasitas
(m2)
1 Kabanjahe Karo B 1.500 20 Bus. 150 Angdes
Bahorok/ Bukit
2 Langkat B 3.496
Lawang
Pasar X/Tanjung
3 Langkat B 20.000 30 Bus. 100 MPU
Beringin
4 Sijambi Tanjungbalai B 22.000 50 Bus. 100 MPU
Sumber: Dinas Perhubungan Provsu 2018 (data diolah)
Tabel. 2.68
Jumlah Kecelakaan Lalu Lintas
di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014-2018
Indikator 2014 2015 2016 2017 2018*
Jumlah Kecelakaan Lalu
6.112 6.396 6.276 5.308 5.308
Lintas
Sumber : Provinsi Sumatera Utara Dalam Angka 2018
*) Angka Sementara
II-69
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
2.3.2.4. KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
Sektor Komunikasi dan Informatika mempunyai peranan strategis
dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam upaya mendukung
pencapaian clean goverment dan good goverment melalui e-goverment. Sesuai
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
Pemerintah Provinsi diberi tugas untuk melaksanakan 2 (dua) sub urusan,
yaitu :
a. Informasi dan Komunikasi Publik, yang memiliki kewenangan
Pengelolaan informasi dan komunikasi publik Pemerintah Daerah Provinsi
dengan capaian sebagai berikut :
Tercatat/terpantaunya sejumlah surat kabar yang berada di Sumatera
Utara yang terdiri dari :
Surat Kabar Harian (SKH) Nasional yaitu Kompas, Tempo, Sindo,
Republika dan Koran Jakarta.
Surat Kabar Harian (SKH) lokal yaitu: Analisa, Andalas, Berita
Sore, Harian Bersama, Warta Garuda, HarianGlobal, Harian
Mandiri, Medan Bisnis, Medan Pos, Mimbar Umum,
Perjuangan, Portibi, Posmetro Medan, Realitas, Sinar Indonesia
Baru (SIB), Suara Rakyat Medan, Sumatera, Sumut Pos, Warta
Kita, Waspada, Gebrak, Batak Pos, Tribun Medan, Jurnal
Medan,Berita Medan, Bintang Sumatera, Gaya Medan, Koran
Medan,Medan Ekspos , Suara Sumut, Harian Koreksi, Skala
Indonesia, Pos Kota Sumatera dan Orbit.
Surat Kabar Mingguan yaitu : Aktual, Radar, Suara Buruh,
Aplaus, Barisan Baru, IndependenSangkakala, Indonesia Baru,
Indonesiaku, Koran Politik DOR, KoranSepak Bola GOL, Media
Fakta, News Investigasi Indonesia, Senior, Suara Rakyat,
Taruna Mandiri dan Suara Masa.
Penyiaran Radio di Sumatera Utara yang terdiri dari :
Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) Jasa Penyiaran Radio
terdiri dari:RRI Medan, RRI Sibolga, RRI Gunung Sitoli, Radio
Pemerintah Deli Serdang, Radio Pemerintah Serdang Bedagai,
Radio Pemerintah Kota Siantar, Radio Pemerintah Tapanuli
Tengah, Radio Pemerintah Pakpak Bharat, Radio Siaran Publik
Daerah Labuhanbatu.
Lembaga Penyiaran Swasta (LPS) Jasa Penyiaran Radio sebanyak
145 stasiun radio.
II-70
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Lembaga Penyiaran Komunitas (LPK) Jasa Penyiaran Radio
sebanyak 15 stasiun radio.
Penyiaran Televisi di Sumatera Utara yang terdiri dari :
Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) Jasa Penyiaran Televisi
ada 2 (dua) diantaranya : TVRI DAN TV Karo.
Lembaga Penyiaran Swasta (LPS) Jasa Penyiaran Televisi ada 23
lembaga.
Lembaga Penyiaran Berlangganan (LPB) Jasa Penyiaran Televisi
ada 7 lembaga.
Pemberdayaan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) di
Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara.
II-71
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
2.855.399 Unit pada tahun 2014 menjadi 2.857.124 Unit pada tahun 2017.
Kondisi tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut ini :
Tabel. 2.69
Jumlah Koperasi Aktif dan Usaha Mikro
dan Kecil Tahun 2014-2018
Uraian Satuan 2014 2015 2016 2017 2018*
Persentase
1 % 60.95 58.06 56.68 57.26 57.26
Koperasi Aktif
Jumlah
2 Unit 7.480 6.825 6.035 6.142 6.142
Koperasi Aktif
Usaha Mikro
3 Unit 2.855.399 2.855.549 2.855.847 2.857.124 2.857.124
dan Kecil
Sumber: Dinas Koperasi dan UKM Provsu *) Angka Sementara
Tabel. 2.70
Perkembangan Realisasi Investasi PMDN/PMA
Berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM)
Tahun 2014 S/D 2018
PMA PMDN
JUMLAH INVESTASI INVESTASI TENAGA KERJA JUMLAH INVESTASI TENAGA KERJA
NO TAHUN
PROYEK (US$.000) (Rp. JUTA) INA A PROYEK (Rp. JUTA ) INA A
II-72
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
proyek PMA di Provinsi Sumatera Utara sebesar 201 proyek, tahun 2015
menjadi 204 proyek, untuk tahun 2016 meningkat signifikan sebesar 301
proyek dan mengalami peningkatan pada tahun 2017 sebesar 330 proyek.
Bila dilihat investor yang berasal dari PMDN, jumlah proyek dari PMDN
tidak lebih baik dari yang dicapai proyek di PMA. Ini dapat dilihat pada tahun
2014 jumlah proyek PMDN di Provinsi Sumatera Utara sebesar 86 proyek,
sedangkan untuk tahun 2015 mengalami sedikit peningkatan menjadi 96
proyek, meningkat signifikan pada tahun 2016 bila dibandingkan dengan
tahun 2015 menjadi 145 proyek, dan mengalami peningkatan pada tahun
2017 sebesar 187. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Grafik dibawah ini :
330 330
400 301
0
2014 2015 2016 2017 2018*
PMA PMDN
*) angka sementara
Grafik. 2.32
Perkembangan Realisasi Jumlah Investor PMA/PMDN
di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014-2018
II-73
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
direalisasikan investasi sebesar Rp. 14,43 triliun mengalami penurunan dari
tahun 2015. Sehingga total realisasi investasi menjadi Rp. 19,38 triliun.
Tahun 2017 untuk proyek PMDN yang telah direalisasikan investasi
sebesar Rp. 11,68 triliun yang mengalami kenaikan, sedangkan proyek PMA
dengan nilai realisasi investasi sebesar Rp. 20,24 triliun. Sehingga total
realisasi investasi adalah sebesar Rp. 31,92 yang mengalami kenaikan
dibanding tahun 2016. Perkembangan nilai investasi di Provinsi Sumatera
Utara dapat dilihat pada Grafik dibawah ini :
25.000.000,00
20.000.000,00
15.000.000,00
10.000.000,00
5.000.000,00
0,00
2014 2015 2016 2017 2018*
PMA 6.389.687,16 15.576.202,50 14.435.422,80 20.240.969,40 20.240.969,40
PMDN 5.231.905,85 4.287.417,30 4.954.829,29 11.683.639,20 11.683.639,20
*) angka sementara
Grafik. 2.33
Perkembangan Realisasi Jumlah Nilai Investor
PMA/PMDN di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014-2018
II-74
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
100
90
85,66
80 91,48
70
60
42,62
50
40
30 41,98 42,62
20
10
0
2014 2015 2016 2017 2018*
*) angka sementara
Grafik. 2.34
Perolehan Rasio Daya Serap Tenaga Kerja
Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014-2018
150 135,8
135,8
100
50
15,57
3,22
0
2014 2015 -18,05 2016 2017 2018*
-50
*)
angka sementara
Grafik. 2.35
Persentase Nilai Realisasi PMDN Di Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2014-2018
II-75
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
e. Perizinan
Setiap tahunnya realisasi ijin yang diterbitkan melebihi target yang telah
ditetapkan. Puncaknya terjadi pada tahun 2017 dimana realisasi jumlah ijin
dan non ijin yang diterbitkan melampaui target lebih dari 1000%. Pada Tahun
2018 ini, setelah terbitnya PP nomor 24 Tahun 2018 pada 21 Juni 2018
mengenai Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik yaitu
Online System Submission (OSS),dimana pelaku usaha diberikan kemudahan
dalam pengurusan ijin usaha secara elektronik untuk mendapatkan NIB
(Nomor Induk Berusaha), sehingga terjadi penurunan dalam jumlah
penerbitan ijin dan non ijin yang dilimpahkan kepada DISPMPPTSP Provsu.
Walaupun terjadi penurunan, tetapi realisasi jumlah ijin dan non ijin yang
diterbitkan DISPMPPTSP Provsu telah melebihi target yang ditetapkan sekitar
200% untuk ijin dan 1500% untuk non ijin. Dilihat dari data tersebut, sudah
sepatutnya target jumlah ijin dan non ijin yang diterbitkan untuk ditingkatkan
agar tidak terjadi kesenjangan jumlah yang signifikan.
Tabel. 2.71
Data Target dan Realisasi Perizinan dan Non Perizinan yang diterbitkan
Tahun 2014 - 2018
Indikator Target Tahunan Sumber Data
KInerja 2014
Utama Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi
2015 2016 2017 2018*
2015 2016 2017 2018*
1. Jumlah
314 (< 5
izin yang 85 215 346 280 345 3423 345 3423 Laporan hasil
Hari)
terbit kegiatan
2. Jumlah proses
non ijin/ 3 10 209 18 897 25 363 25 363 penerbitan izin
rekomendasi
II-76
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.72
Daftar Penyertaan Modal (Investasi) Daerah Tahun Anggaran 2018
Dasar Hukum Bentuk
Jumlah Modal yang Jumlah Modal
Tahun Nama Penyertaan Penyertaan Jumlah Penyertaan Jumlah Modal yang Hasil Penyertaan
telah disertakan sampai Sisa Modal yang (investasi) yang akan
No. Penyertaan Badan/Lembaga/Pihak Modal Modal Modal (Investasi) telah disertakan sampai Modal ( Investasi)
dengan tahun anggaran belum disertakan diterima kembali
Modal Ketiga (Investasi) (Investasi) Daerah tahun anggaran lalu Daerah s. d Tahun 2016
2018 tahun ini
Daerah Daerah
1 2 3 4 5 6 7 9 (7+8) 10 (6-9) 11 12
1 2009 PDAM Tirtanadi Perda No. 10 Dana 400.000.000.000,00 399.999.964.000,00 399.999.964.000,00 36.000,00 - -
Thn 2009
2016 PDAM Tirtanadi PMK RI Non Kas 185.120.553.000,00 185.120.553.000,00 185.120.553.000,00 - - 20.000.000.000,00
No.31/PMK.05
/2016 dan
Surat Menkeu
No.S-36/
MK.7/2016
2 2014 PT. Perkebunan Perda No.4 Dana 529.740.706.000,00 250.097.486.000,00 250.097.486.000,00 279.643.220.000,00 131.873.763.155,00 20.000.000.000,00
Thn 2014
3 2007 PT. Pembangunan Perda No. 11 Dana 20.000.000.000,00 20.000.000.000,00 20.000.000.000,00 - 921.760.157,00 244.728.912,00
Sarana Prasarana Thn 2007
4 2014 PT. Dhirga Surya Perda No. 6 Dana 500.000.000.000,00 20.000.350.500,00 20.000.350.500,00 479.999.649.500,00 2.987.250.000,00 450.000.000,00
Sumatera Utara Tahun 2014
5 1985 PD. Aneka Industri dan Perda No. 26 Dana 15.000.000.000,00 9.000.000.000,00 9.000.000.000,00 6.000.000.000,00 - -
Jasa Thn 1985
6 2009 PT. Bank Sumut Perda No. 5 Dana - 658.816.800.639,00 658.816.800.639,00 - 1.470.998.567.517,96 276.371.633.799,00
Tahun 2009
7 - PT. Kawasan Industri Non Kas - 9.000.000.000,00 9.000.000.000,00 - 7.613.546.080,00 1.080.000.000,00
Medan
8 - PT. Asuransi Bangun Non Kas - 680.000.000,00 680.000.000,00 - 872.827.139,00 271.713.584,00
Askrida
II-77
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.74
Jumlah Organisasi Olahraga
Tahun 2014-2018
Capaian
No Indikator
2014 2015 2016 2017 2018
Jumlah Organisasi
1. 49 49 49 54 54
Olahraga
Sumber : Dinas Pemuda Olahraga Provsu 2018
Tabel. 2.75
Jumlah Kegiatan Kepemudaan
Tahun 2014-2018
Capaian
No Indikator
2014 2015 2016 2017 2018
1. Jumlah Kegiatan Kepemudaan 13 10 14 24 13
Sumber : Dinas Pemuda Olahraga Provsu 2018
Tabel. 2.76
Jumlah Kegiatan Olahraga Tahun 2014 s.d 2018
Capaian
No Indikator
2014 2015 2016 2017 2018
1. Jumlah Kegiatan Olahraga 17 10 19 19 16
Sumber : Dinas Pemuda Olahraga Provsu 2018
II-78
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.77
Jumlah Gelanggang/Balai Remaja Tahun 2014 s.d 2018
Capaian
No Indikator
2014 2015 2016 2017 2018
Jumlah Gelanggang/ Balai
1. 4 4 4 5 5
Remaja
Sumber : Dinas Pemuda Olahraga Provsu 2018
2.3.2.8. STATISTIK
Urusan statistik sebelum berlakunya Undang-Undang 23 Tahun
2014, pelaksanaannya di dominasi pelaksanaanya oleh Badan Pusat Statistik.
Untuk itu, dalam rangka mendukung kebutuhan data-data sebagai informasi
dalam pengambilan keputusan pada saat perencanan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi program-program pembangunan di Provinsi Sumatera
Utara, Pemerintah Daerah bersama BPS membuat nota kesepahaman untuk
pelaksanaan urusan statistik sejak tahun 2011 – 2015, dengan capaian
produk-produk buku statistik sebagai berikut :
Buku Provinsi Sumatera Utara Dalam Angka.
Buku Kabupaten/Kota Dalam Angka.
Buku produk domestik regional bruto.
II-79
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
2.3.2.9. PERSANDIAN
Pelaksanaan Sistem Sandi Negara (Sisdina) pada tahun 2012 sudah
tergelar Jaring Komunikasi Sandi (JKS) antar pemerintah provinsi se Indonesia
dan Pemerintah, sedangkan Sisdina di lingkungan Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara tergelar antara Dinas Komunikasi dan Informatika
ProvinsiSumatera Utara dengan Dinas/Badan yang menangani persandian di
Kabupaten/Kota serta jajaran persandian Muspida yang meliputi:
Jajaran Pemerintahan Daerah Provinsi se-Indonesia
Jajaran Pemerintahan Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota se-Provinsi
Sumatera Utara
Jajaran TNI meliputi TNI-AD, TNI-AL, TNI-AU, dan AAU
Jajaran POLDA
Jajaran Kejaksaan Tinggi
2.3.2.10. KEBUDAYAAN
a. Penyelenggaraan Festival Seni Budaya
Penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya semakin meningkat, tahun
2014 telah dilaksanakan sebanyak 16 kali Penyelenggaraan Festival Seni dan
Budaya di Provinsi Sumatera Utara, dan pada tahun 2017 telah dilaksanakan
sebanyak 20 kali. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Grafik dibawah ini :
II-80
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Jumlah Penyelenggara
25 20
20
20 16 15
15
15
10
5
0
2014 2015 2016 2017 2018*
Grafik. 2.36
Jumlah Penyelenggaraan Festival Seni Budaya
Tahun 2014-2018
10
8 8
8
6
4 4
4 3
2
0
2014 2015 2016 2017 2018*
Grafik. 2.37
Jumlah Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya
yang Dilestarikan Tahun 2014 – 2018
II-81
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
berjumlah 311 buah dan pada tahun 2017 bertambah menjadi 608 buah.
Tabel. 2.79
Jumlah Karya Budaya yang di Revitalisasi
dan Inventarisasi Tahun 2014 – 2018
Indikator 2014 2015 2016 2017 2018*
Jumlah
Karya 311 360 220 608 608
Budaya
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata *) angka sementara
2.3.2.11. PERPUSTAKAAN
a. Jumlah Pengunjung Perpustakaan Per Tahun
Realisasi Jumlah Pengunjung Perpustakaan di Tahun 2014 sebanyak
62.041 orang, mengalami peningkatan hingga mencapai 129.532 orang pada
tahun 2018. Realisasi Jumlah Pengunjung Perpustakaan tahun 2014 sampai
dengan tahun 2018 sebagaimana terlihat pada Grafik di bawah ini :
129.532
Grafik. 2.38
Jumlah Pengunjung Perpustakaan
Per Tahun 2014-2018
II-82
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
45.000
40.000 42.060
35.000
30.000
25.000
20.000
15.000 14.429 14.790
13.522
10.000
5.000
0 1.847
2014 2015 2016 2017 2018
Sumber Data : Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provsu
Grafik. 2.1
Koleksi Buku Yang Tersedia Di Perpustakaan Daerah
Tahun 2014-2018
2,10%
2,50%
2,00% 0,55%
1,50%
0,00%
2014 2015 2016 2017 2018*
Sumber Data : Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provsu *)Angka Sementara
Grafik. 2.39
Rasio Perpustakaan Persatuan Penduduk
Tahun 2014-2018
II-83
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
9.547 9.547
6.690
7.057
5.170
96.433
98.326 98.326
97.472
91.285
II-84
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.80
Jumlah Pustakawan, Tenaga Teknis Dan Penilai
Yang Memiliki Sertifikat Tahun 2014-2018
2.3.2.12. KEARSIPAN
a. Persentase Perangkat Daerah Yang Mengelola Arsip Secara Baku
Persentase Perangkat Daerah Yang Mengelola Arsip Secara Baku di
Provnsi Sumatera Utara sejak tahun 2014 hingga 2018 terus mengalami
peningkatan, sebagaimana terdapat pada Tabel di bawah ini:
Tabel. 2.81
Persentase Perangkat Daerah Yang Mengelola Arsip Secara Baku
Tahun 2014-2018
Indikator 2014 2015 2016 2017 2018
Persentase Perangkat Daerah
37 38 42 42 15
Yang Mengelola Arsip Secara Baku
Sumber Data : Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provsu
2.3.3.1. PARIWISATA
a. Kunjungan Wisata
Pada tahun 2018, pintu masuk Bandar Udara Kuala Namu menerima
kunjungan wisatawan mancanegara ke Sumatera Utara sebanyak 225.167
orang, diikuti oleh pintu masuk Pelabuhan Laut Tanjung Balai sebanyak 3.869
orang, kemudian pintu masuk Bandar Udara Silangit dengan jumlah
kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 2.289 orang, serta pintu masuk
Pelabuhan Laut Belawan sebanyak 140 orang. Dibawah ini disajikan jumlah
kunjungan wisatawan mancanegara ke Sumatera Utara tahun 2014-2018
II-85
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Jumlah Wisman Yang Berkunjung di Sumatera
Utara 2014-2018
270.837 270.792
Tabel. 2.82
Lama Kunjungan Wisatawan Menginap di Hotel
Tahun 2014 – 2018
Bintang Bintang Bintang Bintang Bintang Rata-Rata
1 2 3 4 5 Bintang
2014 1,20 1,37 1,80 1,79 1,69 1,64
2015 1,33 1,46 1,78 2,01 2,46 1,92
2016 1,29 1,54 1,60 1,55 1,80 1,60
2017 1,50 1,47 1,73 1,97 1,84 1,77
2018* 1,24 1,19 1,42 1,60 1,18 1,42
*) Kondisi Desember 2018
Sumber Data : BPS Provsu (data diolah)
II-86
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
karena ketahanan pangan merupakan prasyarat utama bagi tercapainya
keamanan/ketahanan ekonomi maupun ketahanan politik.
101
100
99
98
97
96
2014 2015 2016 2017 2018
Nilai Tukar Petani 98,61 100,19 101,56 99,39 97,98
Grafik. 2.78
Grafik Nilai Tukar Petani Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2014 – 2018
II-87
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa Nilai tukar Petani di Sumatera
Utara masih sangat tidak stabil, hal ini menunjukkan petani di Sumatera
Utara belum dapat dikatakan sejahtera. Dari tahun 2014 sampai dengan
tahun 2018 Nilai Tukar Petani berfluktuatif. Dimana pada tahun 2014 NTP
berada pada posisi 98.61, dan pada tahun 2015 naik menjadi 100,18 dan pada
tahun 2016 kembali naik pada kisaran 101.56, tetapi pada tahun 2017
kembali turun dengan sangat signifikan yaitu pada point 99.39 dan turun lagi
pada tahun 2018 pada point 97,98 yang disumbang dari 5 sub sektor yaitu
Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan dan Perikanan.
2.3.3.3. KEHUTANAN
a. Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Kritis
Kegiatan rehabilitasi di luar kawasan hutan yang dilaksanakan pada
tahun 2016 di Provinsi Sumatera Utara meliputi kegiatan penghijauan berupa
penanaman oleh Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon oleh
Organisasi Wanita seluas 9 (Sembilan) hektar, Penghijauan Lingkungan seluas
303,11 hektar, Pengadaan bibit simbolis sebanyak 527 batang serta
pembuatan 2 (dua) Unit Pintu Paluh.
Berdasarkan penetapan lahan kritis Provinsi Sumatera Utara seluas
1.338.810 Ha (sesuai SK MENLHK No 306/2018) dan program perhutanan
sosial seluas 592.438 Ha (sesuai SK MENLHK No. 3511/2018).
II-88
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
5. Penunjukan Kawasan Hutan Provinsi Sumatera Utara sesuai Keputusan
Menhut No. SK.44/Menhut-II/2005 seluas ± 3.742.120 Ha;
Kawasan Hutan Provinsi Sumatera Utara sesuai SK Menhut
No.579/Menhut-II/2014 tanggal 24 Juni 2014 seluas: 3.055.795 Ha.
281000 90000
279796 80000
280000 71500
66500 70000
279000 76500 279792 61500 56500
60000
278000 50000
277000 40000
276586 30000
276000 276756 276336
20000
275000 10000
274000 0
2014 2015 2016 2017 2018
Rehabilitasi hutan dan lahan kritis (Ha) Kerusakan Kawasan Hutan (Ha)
Grafik. 2.79
Penurunan Kerusakan Kawasan Hutan
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014 – 2018
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa masih banyak kawasan hutan di
Sumatera Utara dalam kondisi kritis, pada tahun 2014 hutan di Sumatera
Utara yang harus direhabilitasi untuk lahan kritis seluas 279.796 Ha, namun
pada tahun 2018 Sumatera Utara hanya mampu melakukan rehabilitasi
sebanyak 3.460 Ha atau menjadi 276.336 Ha.
Sedangkan untuk penanganan kerusakan kawasan hutan pada tahun
2014 kerusakan kawasan hutan di Sumatera Utara seluas 76.500 Ha dan pada
tahun 2018 turun menjadi 56.500 Ha, artinya Provinsi Sumatera Utara selama
5 (lima) tahun terakhir hanya mampu menurunkan kerusakan kawasan hutan
selua 20.000 Ha. Hal ini menjadi sebuah permasalah serius, dengan tingginya
kerusakan kawasan hutan dan lahan kritis akan berdampak pada perubahan
iklim yang ekstrim, bencana alam, yang pada akhirnya akan berakibat pada
kestabilan keamanan pangan.
II-89
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Pertambangan Tanpa Izin
200
150 150 150 150 150
150
100
50
0
2014 2015 2016 2017 2018
Sumber : Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Utara
Grafik. 2.80
Kondisi PETI Tahun 2014 – 2018
2,34 2,33
Axis Title
2,32
2,3
2,3
2,28
2,26
2014 2015 2016 2017 2018
Series1 2,3 2,37 2,33 2,35 2,36
Sumber : Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Utara
Grafik. 2.81
Kondisi Daya Listrik Terpasang
2014-2018
II-90
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
c. Rasio Elektrifikasi (%)
Ratio Elektrifikasi Sumatera Utara pada kondisi yang baik, artinya
hamper seluruh penduduk Sumatera Utara telah mendapatkan aliran listrik.
Namun dengan demikian ratio elektrifikas ini diatas belum cukup, yang artinya
untuk beberapa daerah belum mendapatkan pemenuhan kebutuhan dasar
listrik. Daerah ini berada pada daerah yang belum terjangkau, sehingga masih
perlu pembangkit listrik untuk memenuhi kebutuhan dasar akan listrik. Selain
itu pertumbuhan penduduk juga mempengaruhi kebutuhan akan listrik
dimaksud.
Rasio Elektrifikasi
102
100
98 99,99
96
96,72
94
92 93,29
90 91,08
88 89,91
86
84
2014 2015 2016 2017 2018
Rasio Elektrifikasi 89,91 91,08 93,29 96,72 99,99
Sumber : Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Utara
Grafik. 2.82
Rasio Elektrifikasi Tahun 2014 – 2018
2.3.3.5. PERDAGANGAN
a. Ekspor Bersih Perdagangan
Ekspor bersih perdagangan adalah Nilai Ekspor suatu daerah selama satu
tahun dikurangi dengan jumlah Nilai Impor selama satu tahun. Nilai ekspor
bersih Provinsi Sumatera Utara mulai mengalami penurunan, yaitu dari U$
9.3 Milyar pada Tahun 2014 menjadi U$ 9.2 Milyar pada Tahun 2017. Niai
Impor Provinsi Sumatera Utara pada Tahun 2017 (U$ 4.6 Milyar) atau
mengalami penurunan dibandingkan Tahun 2014 (U$ 5.108 Milyar). Kondisi
neraca perdagangan Provinsi Sumatera Utara pada Tahun 2017 tercatat
sebesar U$ 4.58 Milyar. Sementara pada Tahun 2014 neraca perdagangan
tercatat sebesar 4.31 Milyar. Data Ekspor bersi perdagangan Provinsi
Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :
II-91
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.83
Ekspor Bersih Perdagangan Tahun 2014-2018
Neraca
EKSPOR IMPOR
(000 US$)
TAHUN Berat
Berat Nilai FOB Berat Bersih
Bersih(Ton)
Bersih(Ton) (000 US$) (Ton)
2.3.3.6. PERINDUSTRIAN
a. Pertumbuhan Industri
Pertumbuhan Industri Besar dan Sedang di Provinsi Sumatera Utara
mengalami penurunan, hal ini dapat dilihat pada pada Tahun 2013 yang
tercatat sebesar 4,85% menjadi -3,11% pada Tahun 2017. Pertumbuhan
Industri Mikro dan Kecil juga mengalami penurunan yaitu dari 3,38% pada
Tahun 2013 menjadi 0,66% pada Tahun 2017. Untuk menggambarkan
pertumbuhan industri Besar dan Sedang serta Industri Mikro dan Kecil di
Provinsi Sumatera Utara tahun 2014 sampai dengan 2018 dapat dilihat pada
Tabel berikut :
Tabel. 2.84
Pertumbuhan Industri Besar dan Sedang
dan Industri Mikro dan Kecil Di Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2014-2018
Pertumbuhan Industri Besar Pertumbuhan Industri Mikro
Nomor Tahun
dan Sedang dan Kecil
II-92
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.85
Rekapitulasi Data Direktori Perusahaan IKM
di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014-2018
NO KABUPATEN / KOTA 2014 2015 2016 2017 2018*
15 KABUPATEN NIAS 10 44 78 84 84
II-93
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
2.3.3.7. TRANSMIGRASI
Transmigrasi merupakan program pembangunan yang diamanatkan
oleh Undang – Undang Nomor 15 tahun 1997 tentang Ketransmigrasian
sebagaimana telah diubah menjadi Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2009,
memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan transmigran dan
masyarakat di sekitarnya, meningkatkan dan memeratakan pembangunan
daerah, serta memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa. Program-
program yang dikembangkan di antaranya adalah pengembangan kesempatan
berusaha terutama di sektor pertanian, distribusi aset berupa lahan dan
perumahan, pembangunan sarana pendidikan dan kesehatan, serta
pengembangan aksesibilitas terhadap faktor produksi, seperti pembangunan
sarana jalan, kelembagaan ekonomi, dan permodalan.
Grafik. 2.83
Produksi Perikanan di Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2014 – 2018
II-94
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
b. Konsumsi Ikan
Dari data Dinas Kelautan Perikan Provinsi Sumatera Utara, yaitu
konsumsi ikan/kapita tahun 2016 mengalami peningkatan dibanding tahun
2015 sebesar 1,3 kg/kapita atau meningkat sebesar 3,14%. Naiknya
konsumsi ikan/kapita pada masyarakat menjadi indikator kenaikan gizi
masyarakat terutama untuk sumber protein.
Tabel. 2.86
Konsumsi Ikan/Kapita Tahun 2014-2018
TAHUN KONSUMSI IKAN/KAPITA (KG)
2014 40,10
2015 41,30
2016 42,60
2017 42
2018 42,33
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Provsu Tahun 2017
(catt: nilai kurs dollar 13.000)
II-95
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
pencapaian tujuan program prioritas, serta sasaran prioritas nasional dan
pemerintah daerah.
Hasil capaian bidang perencanaan pembangunan, antara lain sebagai
berikut:
Tersedianya dokumen RPJPD yang telah ditetapkan dengan Peraturan
Daerah Provinsi sumatera Utara Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2005 – 2025;
Tersedianya dokumen RTRW yang telah ditetapkan dengan Peraturan
Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 2 Tahun 2017 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sumatera Utara Tahun
2017 – 2037;
Tersedianya Dokumen Perubahan RPJMD yang telah ditetapkan
dengan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 11 Tahun
2017 tentang Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 -2018;
Tersedianya dokumen RKPD setiap tahun yang telah ditetapkan
dengan Peraturan Kepala Daerah;
Dalam rangka mewujudkan konsistensi antara perencanaan dan
penganggaran dan juga sebagai tindak lanjut atas Korsupgah KPK di Provinsi
Sumatera Utara, pada tahun 2016 telah dibangun Sistem Informasi
Perencanaan Pembangunan Daerah (SIPPD) yang telah ditetapkan dengan
Peraturan Gubernur Nomor 25 Tahun 2016 tentang Sistem Informasi
Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis Elektronik Provinsi Sumatera
Utara yang selanjutnya diimplementasikan menjadi Aplikasi e_SUMUT (Sistem
Usulan Musrenbang Terintegrasi pada web http://eplanning.sumutprov.go.id.
Aplikasi e_Planning juga bertujuan untuk menampung aspirasi seluruh
anggota DPRD yang akan dihimpun dalam aplikasi e_POKIR untuk selanjutnya
akan diverifikasi oleh Perangkat Daerah dan Bappeda sebelum diakomodir
kedalam rencana kerja Perangkat Daerah.
2.3.4.2. KEUANGAN
a. Persentase PAD Terhadap Pendapatan
Keberhasilan dalam menjalankan otonomi daerah tentu tidak terlepas
dari peranan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang merupakan salah satu
sumber Pendapatan Daerah. Menurut Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004,
Pendapatan Daerah adalah semua hak daerah yang diakui sebagai penambah
II-96
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan.
Adapun unsur-unsur dalam Pendapatan Daerah adalah PAD, Dana
Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah. Pada prinsipnya
semakin besar kontribusi PAD terhadap Pendapatan Daerah akan
menunjukkan semakin kecil ketergantungan daerah kepada pusat. Dengan
kontribusi yang semakin meningkat, diharapkan pemerintah daerah semakin
mampu membiayai keuangannya.
14 13,038 70%
12,171
12 58% 10,441 60%
57%
10 8,481 50%
7,772 47%
44%
8 40% 40%
5,732
6 4,417 4,884 4,955 4,926 30%
4 20%
2 10%
0 0%
2014 2015 2016 2017 2018
II-97
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
penurunan yang cukup signifikan yakni menjadi 47 persen pada tahun 2016
dan 40 persen tahun 2017 serta 44 persen di tahun 2018.
Tabel. 2.88
Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014-2018
Tahun
Indikator
2014 2015 2016 2017 2018
Opini BPK WTP WTP WTP WTP WTP
Sumber : Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
II-98
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
dan Olahraga, (11) Pendidikan Lainnya yang terdapat di beberapa perangkat
daerah.
Guna mencerdaskan anak bangsa sebagai calon pemimpin masa depan,
pemerintah Provinsi Sumatera Utara konsisten mempertahankan anggaran
pendidikan di mulai dari tahun 2015 hingga tahun 2018 sebesar 20%. Adapun
sasaran pembangunan pendidikan pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
antara lain : pembangunan sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan
kesejahteraan tenaga pengajar, pemberian beasiswa bagi siswa berprestasi dan
kurang mampu dan lain sebagainya. Untuk melihat persentase belanja
Pendidikan dari tahun 2014 hingga 2018 dapat dilihat pada Tabel berikut ini :
Tabel. 2.89
Persentase Belanja Pendidikan dibanding Total Belanja
2014-2018
Tahun
Indikator
2014 2015 2016 2017 2018*
Persentase Belanja
Pendidikan dibanding 23,05% 23,54% 24,36% 24,65% 22,60%
Total Belanja
Catatan : *) Angka Sementara
12.568,05
12.518,86
2.839,79
2.709,90
160,40
128,53
122,37
II-99
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
pembangunan bidang kesehatan adalah tercapainya derajat kesehatan yang
terus membaik. Penggunaan anggaran di bidang kesehatan diharapkan
seoptimal mungkin dapat termanfaatkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara berkomitmen untuk memenuhi
alokasi anggaran kesehatan sebesar 10% dari total belanja sesuai dengan
amanat regulasi. Anggaran kesehatan tersebut dimaksudkan untuk
meningkatkan jumlah dan kualitas layanan kesehatan yang memadai,
menunjang terselenggaranya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan
menguatkan program upaya kesehatan promotif preventif. Adapun besaran
persentase belanja kesehatan dibanding total belanja dapat dilihat pada Tabel
berikut ini :
Tabel. 2.90
Persentase Belanja Kesehatan dibanding
Total Belanja 2014-2018
Tahun
Indikator
2014 2015 2016 2017 2018*
Persentase Belanja
Kesehatan dibanding 14.84% 15,75% 17,83% 18,05% 4,43%
Total Belanja
Catatan : *) Angka Sementara
2.3.4.3. KEPEGAWAIAN SERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
a. Rata-Rata Lama Pegawai Mendapatkan Pendidikan Dan Pelatihan
Rata-rata lama pegawai mendapat pendidikan dan pelatihan di Provinsi
Sumatera Utara sejak tahun 2014 hingga tahun 2018 stagnan, perkembangan
capaian dapat dilihat pada Grafik dibawah ini :
17 JP 17 JP 17 JP 17 JP 17 JP
2014
2015
2016
2017
2018
II-100
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Persentase ASN Yang Mengikuti Pendidikan Dan Pelatihan Formal di
Sumatera Utara sejak tahun 2014 hingga 2018 terus mengalami peningkatan,
hingga tahun 2017 capaian Sumatera Utara sebesar 30%, capaian Persentase
ASN Yang Mengikuti Pendidikan Dan Pelatihan Formal dapat dilihat pada
Grafik berikut :
30% 30%
21% 24% 25%
40% 44%
35% 36% 38%
2014
2015
2016
2017
2018
II-101
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
d. Jumlah Jabatan Pimpinan Tinggi pada Instansi Pemerintah
Jumlah Jabatan Pimpinan Tinggi pada Instansi Pemerintah di Provinsi
Sumatera Utara sejak tahun 2014 hingga 2015 stagnan, kemudian
peningkatan terjadi pada tahun 2016 hingga 2018, perkembangan dapat
dilihat pada Grafik di bawah ini :
60 60
60
59 59
389 389
389
375 375
2014
2015
2016
2017
2018
II-102
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
terjadi penurunan yaitu sebesar 1.590 dan 1.564, kemudian meningkat pada
tahun 2017 dan 2018 sebesar 1.641, perkembangan dapat dilihat pada Grafik
berikut ini :
1,656
1,641 1,641
1,590
1,564
Tabel. 2.91
Persentase Implementasi Rencana Kelitbangan
Tahun 2014-2018
INDKATOR 2014 2015 2016 2017 2018
Persentase Implementasi
100% 100% 100% 100% 100%
Rencana Kelitbangan
Sumber : Badan Penelitian dan Pengembangan Provsu 2018
II-103
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.92
Persentase Perangkat Daerah Yang Difasilitasi Dalam Penerapan Inovasi
Daerah Tahun 2014-2018
INDIKATOR 2014 2015 2016 2017 2018
Persentase Perangkat Daerah
yang difasilitasi dalam 13,16% 13,16% 13,16% 42,11% 42,11%
Penerapan Inovasi Daerah
Sumber : Badan Penelitian dan Pengembangan Provsu
2.3.4.5. PENGAWASAN
50 55 60 65 65
2014 2015
2016
2017
2018*
Grafik. 2.92
Persentase Tindak Lanjut Temuan Tahun 2014-2018
Jumlah Temuan BPK
Sejak tahun 2014 hingga 2018, jumlah temuan BPK di Provinsi Sumatera
Utara terus menurun, sebagaimana terlihat pada Grafik dibawah ini :
550
450
400
50
50
2014
2015
2016
2017
2018*
Sumber : Inspektorat Provinsi Sumatera Utara *) Angka Sementara
Grafik. 2.93
Jumlah Temuan BPKTahun 2014- 2018
II-104
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
2.3.4.6. SEKRETARIAT DEWAN
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bersama dengan Pemerintah
Daerah Provinsi Sumatera Utara berkewajiban mengatur dan mengelola
urusan pemerintahan untuk melaksanakan pembangunan secara
menyeluruh.
9 9 9 9 9
2014
2015
2016
2017
2018
Grafik. 2.94
Tersedianya Rencana Kerja Tahunan Pada Setiap
Alat-Alat Kelengkapan DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota
Tahun 2014-2018
II-105
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
10 10 10
9
9
2014
2015
2016
2017
2018*
Grafik. 2.95
Tersusun dan Terintegrasinya Program-Program Kerja DPRD untuk
Melaksanakan Fungsi Pengawasan, Fungsi Pembentukan PERDA, dan
Fungsi Anggaran dalam Dokumen Rencana Lima Tahunan (RPJMD)
Maupun Dokumen Rencana Tahunan (RKPD)
Tahun 2014-2018
13 18
18
9
8
2014
2015
2016
2017
2018*
Sumber : Sekretariat DPRD 2018, *) Angka Sementara
Grafik. 2.96
Terintegrasi Program-Program DPRD Untuk Melaksanakan Fungsi
Pengawasan, Pembentukan PERDAdan Anggaran kedalam Dokumen
Perencanaan dan Dokumen Anggaran Setwan DPRD
Tahun 2014-2018
II-106
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun
berjalan dan Realisasi RPJMD
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat Kinerja RKPD tahun lalu antara
lain untuk menilai/mengidentifikasi program dan kegiatan yang belum
terealisasikan atau belum terlaksana 100% (seratus persen), untuk diusulkan
lagi pada penyusunan RKPD tahun 2019. Selain itu untuk mereview RPJMD
dan RKPD, dengan memperhatikan dokumen RKPD tahun 2018.
Perkembangan capaian pelaksanaan kinerja pembangunan Provinsi Sumatera
Utara selama 2 (dua) tahun sebelumnya (2017-2018) adalah sebagai berikut :
Tabel. 2.93
Target dan Capaian Indikator Kinerja Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ Target Capaian Setiap Tahun
awal periode akhir periode KET.
INDIKATOR KINERJA
RPJMD RPJMD (2018)
PEMBANGUNAN DAERAH
No.
2013*) 2018
Target Realisasi
Dampak dari
perekonomian
global, penurunan
Tingkat Pertumbuhan Ekonomi / PDRB
1.4. 6,01 5,40 5,18 5,40 harga komoditas
Harga Konstan Tahun 2000 (%)
dan perlambatan
ekonomi Sumatera
Utara
II-107
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ Target Capaian Setiap Tahun
awal periode akhir periode KET.
INDIKATOR KINERJA
RPJMD RPJMD (2018)
PEMBANGUNAN DAERAH
No.
2013*) 2018
Target Realisasi
II-108
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ Target Capaian Setiap Tahun
awal periode akhir periode KET.
INDIKATOR KINERJA
RPJMD RPJMD (2018)
PEMBANGUNAN DAERAH
No.
2013*) 2018
Target Realisasi
II-109
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ Target Capaian Setiap Tahun
awal periode akhir periode KET.
INDIKATOR KINERJA
RPJMD RPJMD (2018)
PEMBANGUNAN DAERAH
No.
2013*) 2018
Target Realisasi
II Pendidikan
ANGKA MELEK HURUF PENDUDUK
2.1. 97,8 99,77 0 99,77
USIA ≥15 TAHUN
2.2. Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun) 8,91 12 0 12
III Kesehatan
68.45 Tahun
3.4. Usia harapan hidup (UHH) (Tahun) 69,65 71,1 72
perkiraan
IV. Ketenagakerjaan
4.1. Tingkat pengangguran terbuka (%) 6,2 5,50 5,56 5,50
5.2. Kesehatan
Cakupan kunjungan neonatus lengkap
84.51% 80% 85,8% 80%
(KN3)
II-110
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ Target Capaian Setiap Tahun
awal periode akhir periode KET.
INDIKATOR KINERJA
RPJMD RPJMD (2018)
PEMBANGUNAN DAERAH
No.
2013*) 2018
Target Realisasi
II-111
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ Target Capaian Setiap Tahun
awal periode akhir periode KET.
INDIKATOR KINERJA
RPJMD RPJMD (2018)
PEMBANGUNAN DAERAH
No.
2013*) 2018
Target Realisasi
1 RAN perda.
Perubahan
5 kl, 1305 33 kab/kota,
Meningkatkan kesejahteraan dan 33 kab/kota, 500 33 kab/kota, mengikuti Tugas
orang. 3 1000 org, 6
perlindungan anak sebagai bentuk org, 1 dokumen, 1 600 org, 6 dan Fungsi setelah
kota LA. 1 dokumen, 2
pemenuhan hak-hak anak. pergub dokumen, Pergub OPD yang
forum 30 pergub
baru
kab/kota
1 pergubsu, 3 dokumen, 1
Menguatnya sistem dan mekanisme Perubahan
27 kasus.3 publikasi profil,
kelambagaan dan jaringan PUG & PUHA 1 sistem, 1 2 sistem, 2 mengikuti Tugas
edisi, 2400 1 sistem
partisipasi masyarakat dan dunia usaha publikasi dan 2 publikasi dan 4 dan Fungsi setelah
expl. 4 kl, 392 informasi
serta ketersediaan profil gender & Anak dokumen dokumen Pergub OPD yang
orang. 30 gender dan
di Provinsi Sumatera Utara baru
kab/kota anak
II-112
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ Target Capaian Setiap Tahun
awal periode akhir periode KET.
INDIKATOR KINERJA
RPJMD RPJMD (2018)
PEMBANGUNAN DAERAH
No.
2013*) 2018
Target Realisasi
5.6. Sosial
II-113
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ Target Capaian Setiap Tahun
awal periode akhir periode KET.
INDIKATOR KINERJA
RPJMD RPJMD (2018)
PEMBANGUNAN DAERAH
No.
2013*) 2018
Target Realisasi
5.7. Ketenagakerjaan
Peluang Kerja
untuk Tenaga
Kerja dengan Latar
Kualitas tenaga kerja (rasio lulusan Belakang
6 7 6 7
S1/S2/S3) (orang) Pendidikan Tinggi
yang masih kurang
di Provinsi
Sumatera Utara
II-114
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ Target Capaian Setiap Tahun
awal periode akhir periode KET.
INDIKATOR KINERJA
RPJMD RPJMD (2018)
PEMBANGUNAN DAERAH
No.
2013*) 2018
Target Realisasi
Permintaan
Tenaga Kerja dari
perusahaan yang
masih kurang
Pencari kerja yang ditempatkan (orang) 30 2.500 15,000 2.500 akibat menurunnya
pertumbuhan
ekonomi di
Provinsi Sumatera
Utara.
Keluarnya PP 78
Tahun 2016
tentang Upah
Minimum Provinsi
(UMP)
mengakibatkan
perubahan
perhitungan UMR
Perselisihan buruh dan pengusaha
sehingga kasus
terhadap kebijakan pemerintah daerah 62 25 312 25
perselisihan buruh
(kasus)
dan pengusaha
terhadap kebijakan
pemerintah daerah
sering terjadi
seperti buruh demo
ke kantor Dinas
Tenaga Kerja
akibat kebijakan ini
Akibat
Pertumbuhan
Ekonomi yang
menurun pada
Tahun 2014-2016,
Sehingga banyak
Jumlah koperasi aktif (unit) 6.967 100 454 6.235
Koperasi yang non
aktif. Kondisi ini
mengakibatkan
target RPJMD
Tahun sebelumnya
tidak terpenuhi
II-115
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ Target Capaian Setiap Tahun
awal periode akhir periode KET.
INDIKATOR KINERJA
RPJMD RPJMD (2018)
PEMBANGUNAN DAERAH
No.
2013*) 2018
Target Realisasi
Perubahan Data
Kondisi Awal
Tahun RPJMD
Usaha Mikro dan Kecil (unit) 300 1.200 2.007 2.829.210 (Tahun 2013) dan
target, terjadi
kesalahan
penginputan data
5.9. Kepemudaan
Jumlah organisasi pemuda (organisasi) 72 72 72 72
Jumlah organisasi olahraga (organisasi) 49 54 54 54
Jumlah kegiatan kepemudaan (kegiatan) 4 24 13 24
Jumlah kegiatan olahraga 9 54 16 54
Gelanggang / balai remaja (selain milik
4 5 5 5
swasta) (unit)
Jumlah sarana dan prasarana olahraga
60 185 185 185
(unit)
II-116
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ Target Capaian Setiap Tahun
awal periode akhir periode KET.
INDIKATOR KINERJA
RPJMD RPJMD (2018)
PEMBANGUNAN DAERAH
No.
2013*) 2018
Target Realisasi
karbohidrat karbohidrat :
1. Ketersediaan energi perkapita minimal karbohidrat : 3.890 karbohidrat
:3.868,41 4.362
2400 k.kal dan penyediaan protein k.kal/protein : 78,0 :3.890 k.kal
k.kal Protein : k.kal/protein :
perkapita minimal 63gr per hari gr Protein : 78,0 gr
76,18 gr 94.34 gr
2. Ketersediaan cadangan pangan 66 ton 260 ton 64.55 ton 260 ton
2. Akses pangan masyarakat (Kelompok) 43 kelompok 141 kelompok 130 kelompok 141 kelompok
4. Sertifikasi buah dan sayuran segar 6 kelompok 30 kelompok 20 kelompok 100 kelompok
kelompok produsen di kab/kota sayuran/buah sayuran/buah sayuran/buah sayuran/buah
II-117
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ Target Capaian Setiap Tahun
awal periode akhir periode KET.
INDIKATOR KINERJA
RPJMD RPJMD (2018)
PEMBANGUNAN DAERAH
No.
2013*) 2018
Target Realisasi
5.12.6 Nilai tukar petani peternak (%) 105,14 109,88 112,64 109,88
5.12.7 Produksi komoditi hasil ternak per tahun
5.14. Statistik
II-118
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ Target Capaian Setiap Tahun
awal periode akhir periode KET.
INDIKATOR KINERJA
RPJMD RPJMD (2018)
PEMBANGUNAN DAERAH
No.
2013*) 2018
Target Realisasi
5.17. Perpustakaan
Jumlah perpustakaan (unit) 130 150 59 1.204
Jumlah pengunjung perpustakaan per
595.000 150.000 129,532 1.109.000
tahun (orang)
Koleksi buku yang tersedia di
19.700 20.000 14,790 110.036
perpustakaan daerah (buku)
II-119
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ Target Capaian Setiap Tahun
awal periode akhir periode KET.
INDIKATOR KINERJA
RPJMD RPJMD (2018)
PEMBANGUNAN DAERAH
No.
2013*) 2018
Target Realisasi
Perkebunan
Produksi
1. K. Sawit (ton) 5.711.147,33 6.139.272,87 6.799.152.77 6.139.272,87
2. Karet (ton) 295.045,79 334.958,65 314.154.09 334.958,65
3. Kopi Arabika (ton) 51.916,59 57.645,09 63.425.16 57.645,09
3. Kopi Robusta (ton) 8.830,13 11.019,50 8.954.41 11.019,50
4. Kelapa (ton) 96.400,19 99.160,09 99.945.59 99.160,09
5. Kakao (ton) 39.645,30 43.004,85 41.728.12 43.004,85
6. Komoditi perkebunan lainnya (ton) 42.210,61 41.442,27 41.279.62 41.442,27
Luas Areal
1. K. Sawit (Ha) 406.132,16 406.965,42 433.124.66 406.965,42
2. Karet (Ha) 378.688,35 379.636,02 393.189.02 379.636,02
3. Kopi Arabika (Ha) 59.029,36 59.473,41 71.954.92 59.473,41
3. Kopi Robusta (Ha) 20.988,98 21.020,48 19.415.72 21.020,48
4. Kelapa (Ha) 110.204,93 110.453,11 109.422.96 110.453,11
5. Kakao (Ha) 66.546,22 65.382,96 57.514.25 65.382,96
6. Komoditi Lainnya (Ha) 59.059,60 59.244,02 638.507.15 59.244,02
6.2. Kehutanan
Rehabilitasi hutan dan lahan kritis (Ha) 279.864 276.336 37 276.336
Kerusakan Kawasan Hutan (Ha) 81.500 76,500 6,874,88 56.500
II-120
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ Target Capaian Setiap Tahun
awal periode akhir periode KET.
INDIKATOR KINERJA
RPJMD RPJMD (2018)
PEMBANGUNAN DAERAH
No.
2013*) 2018
Target Realisasi
6.4. Pariwisata
Kunjungan wisata (orang) 259.299 300.599 221,841 300.599 Berdasarkan data
awal jumlah
kunjungan
wisatawan ke
Sumut adalah
259.299 orang dan
indikator yang
telah ditetapkan
dalam RPJMD
2013-2018 bahwa
peningkatan
kunjungan
wisatawan adalah
3 % setiap
tahunnya, namun
dalam penentuan
Kontribusi sektor pariwisata terhadap target untuk tahun
2,17 2,36 2,38 2,36
PDRB (%) 2014 s.d 2018
ternyata
peningkatan
kunjungan
wisatawan 12%
setiap tahunnya,
oleh karena itu
untuk penentuan
target tahun 2017
dihitung
berdasarkan data
awal yang direvisi
dan peningkatan
5% setiap
tahunnya
6.5. Kelautan dan Perikanan
Produksi Perikanan Tangkap (Ton) 541.110 503.232.3
Produksi Perikanan Budidaya (Ton) 202.000 243.829.474
Konsumsi Ikan Masyarakat (Kg/Kap/Thn) 43 42,3
Cakupan Bina Kelompok Nelayan (%) -
Produksi Perikanan Kelompok Nelayan
-
(Ton)
Ekspor Hasil Perikanan (Ton) 65.029 60.476.97
6.6. Perdagangan
Kontribusi sektor Perdagangan terhadap Akibat sektor
19,29 17,90 18,3 18,20 Indutri dan sektor
PDRB (%) ADHB
ekonomi lainnya
mengalami
Ekspor Bersih Perdagangan Ton atau penurunan , maka
5 5,05 3,90 10,5 berdampak kepada
(US$)
menurunnya
kontribusi PDRB
II-121
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ Target Capaian Setiap Tahun
awal periode akhir periode KET.
INDIKATOR KINERJA
RPJMD RPJMD (2018)
PEMBANGUNAN DAERAH
No.
2013*) 2018
Target Realisasi
6.7. Perindustrian
Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB
21,58 19,30 20,03 20,2
(%)
Pertumbuhan Industri (%) ADHK 4,01 6,86 10,24 6,86
II-122
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ Target Capaian Setiap Tahun
awal periode akhir periode KET.
INDIKATOR KINERJA
RPJMD RPJMD (2018)
PEMBANGUNAN DAERAH
No.
2013*) 2018
Target Realisasi
1 Sistem,
0 Paket
Aplikasi
Terbangunnya Sistem Informasi Sumber 1 Paket Software Software
Hardware, SDM
Daya AIR Software (Sistem Aplikasi), - (Sistem Aplikasi) / (Sistem
operator
Hardware, Pelatihan dan Updating Data Hardware Aplikasi) /
database dan
Hardware
Pelatihan
Perhubungan
Terpeliharanya Fasilitas Perlengkapan belum
- -
Jalan (lokasi) tersedia
Tersedianya alat-alat keselamatan
1.680 3.800 3.800
pelayaran (buah)
Terpenuhinya operasional KMP Ferry
Roro rute Tiga Ras-Simanindo dan 8 1 5
Muara-Nainggolan (kali)
Terpenuhinya fasilitas Keselamatan Lalu
-
Lintas berupa:
Rambu Lalu Lintas (buah) 1.670 730 730 6.500
Guard rail (m) 4.275 3,8000 6.658
Delineator (buah) 2.075 2,800 2.800 14.409
Paku jalan (buah) 2.085 10 27.974
APILL (lokasi) 13 8 34
Marka Jalan (m') 9.487 1,038 1.124.542
LPJU (buah) - 70 180
ZOSS (lokasi) 4 5 9
II-123
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ Target Capaian Setiap Tahun
awal periode akhir periode KET.
INDIKATOR KINERJA
RPJMD RPJMD (2018)
PEMBANGUNAN DAERAH
No.
2013*) 2018
Target Realisasi
Perumahan/Permukiman
Penataan Ruang
Regulasi daerah terhadap pengendalian
- 5 5
ruang (Regulasi)
Lingkungan Hidup
Pelayanan informasi status mutu air
sungai dan danau di reseptor yang 6 8 9 8
sensitif (Unit Lokasi)
Pelayanan informasi status mutu udara
5 7 12 7
ambient (Unit Lokasi)
Cakupan pelayanan AMDAL (%) 100 100 100 100
Cakupan pelayanan kasus-kasus
100 100 100 100
lingkungan hidup (%)
Publikasi dokumen status lingkungan
1 1 1 5
hidup
Pemantauan pengelolaan wilayah pesisir 1 1 1 5
Jumlah kebijakan rencana pengelolaan
pembangunan lingkungan hidup berbasis
- 1 1
daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup
Indeks kualitas lingkungan Hidup ( IKLH)
- 63% 67,19% 63%
(%)
15.167.160,4 15.167.160,4
Penurunan Emisi GRK - 24.454.240
tCO2eq tCO2eq
II-124
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ Target Capaian Setiap Tahun
awal periode akhir periode KET.
INDIKATOR KINERJA
RPJMD RPJMD (2018)
PEMBANGUNAN DAERAH
No.
2013*) 2018
Target Realisasi
II-125
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
2.3.1 Permasalahan daerah yang berhubungan dengan Prioritas dan
Sasaran Pembangunan Daerah
1. PENDIDIKAN
- Masih tingginya angka anak putus sekolah di Provinsi Sumatera
Utara,
- Realisasi peningkatan kuantitas dan kualitas pendidikan (guru,
siswa, prasarana, sistem) relatif rendah;
- Kualitas SDM Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang masih
terbatas;
- Kapasitas lembaga pendidikan kejuruan/pelatihan keterampilan
yang relatif rendah.
2. KESEHATAN
a. Terbatasnya akses layanan kesehatan yang terjangkau dan
bermutu;
b. Masih terdapatnya masalah kekurangan gizi
II-126
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
c. Masih tingginya beban biaya kesehatan;
d. Masih belum banyak yang menerapkan gerakan hidup sehat
(Promotif dan Preventif).
II-127
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
6. SOSIAL
Belum optimalnya Penyelenggaraan kesejahteraan sosial bagi
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial.
7. TENAGA KERJA
a) Masih banyaknya tenaga kerja dengan tingkat pendidikan yang
rendah
b) Informasi terhadap pasar kerja yang belum memadai
c) Kurangnya kerjasama antara dunia usaha dalam penyediaan
tenaga kerja
d) Masih rendahnya kualitas dan kompetensi tenaga kerja dalam
memenuhi kebutuhan pasar kerja;
e) Masih tingginya tingkat pengangguran terbuka
10.PERTANAHAN
a. Belum semua bidang tanah memiliki kepastian hukum;
b. Masih terjadinya sengketa dan konflik pertanahan
11.LINGKUNGAN HIDUP
a. Tingginya pencemaran air, udara dan tanah;
b. Tingginya frekuensi terjadinya bencana alam khususnya
II-128
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Database, Mobil Pelayanan Keliling untuk pengurusan
administrasi kependudukan) faktor utama penyebabnya sejak
tahun 2012 sampai saat ini alat perekaman adminduk tidak
difasilitasi lagi oleh pemerintah pusat.
15. PERHUBUNGAN
a. Masih belum memadainya sarana dan prasarana perhubungan
terutama dalam hal transportasi laut dan transportasi darat yang
mana dalam hal transportasi laut belum ada penambahan
pelabuhan dan rata-rata masih bersifat lokal dan pengumpul.
Begitu halnya juga dengan transportasi darat yang dalam hal ini
belum meratanya jumlah terminal dan tipe terminal dan yang
terkait dengan masalah fungsionalisasi terminal.
b. Belum maksimal dan meratanya fasilitas perlengkapan
keselamatan jalan sehingga belum terciptanya kenyamanan dan
keselamatan pengguna jalan khususnya di kawasan rawan
bencana dan longsor.
c. Belum maksimalnya pengawasan operasional kendaraan
angkutan umum dan barang sehingga masih banyak kendaraan
II-129
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
yang belum laik jalan yang mengakibatkan kurangnya
kenyamanan, keamanan, dan keselamatan bagi pengguna jalan
lainnya yang dapat menyebabkan menurunnya kualitas jalan yang
tidak sesuai dengan spesifikasi peruntukan jalannya.
d. Penyediaan dan penyelenggaraan Angkutan berbasis massal yang
belum optimal dari sisi ketepatan waktu dan keamanan sehingga
Masyarakat lebih menggunakan angkutan pribadi.
e. Sistem dan Tata Kelola Penyelenggaraan antar moda transportasi
yang belum terpadu dan perparkiran yang belum tegas diterapkan.
II-130
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
b. Promosi investasi antar Kabupaten/Kota tidak optimal. Faktor
penyebabnya yaitu Kabupaten/Kota belum dapat menentukan
potensi di daerahnya.
c. Masih Belum memadainya informasi mengenai potensi investasi di
masing-masing Kabupaten/Kota. Faktor penyebabnya yaitu
terbatasnya pendanaan dalam menginformasikan potensi
investasi.
d. Belum semua Kabupaten/Kota menerbitkan regulasi kemudahan
berinvestasi.
II-131
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
sehingga berakibat kepada kurangnya pengalaman dan
kematangan fisik, mental, teknik dan taktik bertanding dari para
atlet;
e. Keterbatasan faktor-faktor pendukung lainnya mengakibatkan
terhambatnya pembudayaan dan pembinaan prestasi olahraga,
yang meliputi antara lain kurangnya prasarana dan sarana
olahraga masyarakat, rendahnya apresiasi dan penghargaan bagi
olahragawan dan tenaga keolahragaan yang berprestasi, serta
belum optimalnya sistem manajemen keolahragaan nasional dan
daerah.
20. STATISTIK
a. Ketersediaan data statistic tidak tepat waktu
21. KEBUDAYAAN
a) Belum optimalnya pelestarian terhadap budaya dan situs budaya
dan sejarah bangsa.
b) Kurangnya pengenalan pengetahuan tentang kebudayaan dan
sejarah di seluruh lapisan masyarakat.
22. PERPUSTAKAAN
a. Rendahnya minat baca masyarakat karena belum tertanamnya
budaya gemar membaca.
b. Minimnya sarana dan prasarana perpustakaan dan kearsipan di
Sumatera Utara.
a. Lambatnya pengembangan judul koleksi perpustakaan.
b. Minimnya SDM Pustakawan dan Arsiparis di Sumatera Utara
c. Kompetensi pengelola Perpustakaan dan Kearsipan belum
memenuhi standar.
d. Belum meratanya penguasaan dan pemanfaatan teknologi,
informasi, komunikasi (TIK).
e. Belum adanya peraturan tentang wajib baca dan wajib simpan
arsip.
f. Layanan perpustakaan belum merata dan belum menjangkau
seluruh wilayah.
II-132
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
g. Rendahnya biaya operasional mobil perpustakaan keliling dan
minimnya sarana ekstensi perpustakaan terutama daerah
pinggiran/pedesaan/pesisir.
23. KEARSIPAN
a. Sulitnya menemukan arsip-arsip tempo dulu dan naskah
kuno/manuskrip.
b. Banyaknya volume arsip yang akan diolah.
24. PERSANDIAN
26. PARIWISATA
a) Pengelolaan pariwisata yang ada di Sumatera Utara belum
dilaksanakan secara optimal.
b) Prasarana dan sarana penunjang pariwisata masih relatif belum
lengkap dan tidak tersebar secara merata.
c) Aksesibilitas menuju beberapa daerah tujuan wisata masih kurang
mendukung
d) Minat investor pada sektor kebudayaan dan pariwisata di
Sumatera Utara masih rendah.
e) Sistem promosi dan pemasaran pariwisata tidak dilakukan secara
terpadu dan tidak terfokus pada pangsa pasar tertentu.
27. PERTANIAN
a. Penurunan jumlah tenaga kerja peternakan yang terus menurun
dengan kemampuan yang tidak memadai menjadi permasalahan
II-133
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
yang harus ditangani serius oleh pemerintah. Jaminan pendapatan
dan masa depan menjadi faktor utama masalah ini.
b. Dukungan infrastruktur akan meningkatkan daya saing untuk
segala aktifitas sub sektor peternakan.
c. Belum tercukupinya hasil ternak dalam negeri terus menjadi pasar
yang strategis bagi negara lain untuk melakukan impor.
Peningkatan produksi melalui peningkatan populasi dan
pendukungnya harus dilakukan untuk mengatasi ketergantungan
impor.
d. Ancaman masuknya penyakit hewan dari luar daerah maupun dari
luar negeri harus menjadi perhatian pemerintah. Penegakan
regulasi pemasukan ternak dan bahan pangan asal ternak menjadi
sesuatu yang mutlak bagi pemerintah.
e. Tingginya alih fungsi lahan menjadi ancaman menurunnya
ketersediaan hijauan makanan ternak. Penegakan regulasi
mengenai hal ini juga menjadi mutlak bagi pemerintah.
Pengembangan teknologi pengolahan makanan ternak juga mejadi
alternatif mengatasi masalah ini.
f. Status dan luas kepemilikan lahan petani sangat terbatas
g. Menurunnya kesuburan tanah (lahan) pertanian
h. Masih terjadinya alih fungsi lahan pertanian non sawah ke bukan
sawah setiap tahunnya
i. Sistem perbenihan dan perbibitan nasional belum berjalan optimal
j. Tingkat kehilangan hasil (losses) yang masih tinggi dan masih
rendahnya daya saing produk-produk pertanian terhadap produk
impor
k. Lemahnya kemampuan akses petani terhadap teknologi, informasi,
pasar dan permodalan serta perlindungan usahatani
l. Kurangnya ketersediaan infrastruktur, sarana prasarana, lahan,
dan air
m. Lemahnya kapasitas dan kelembagaan petani dan penyuluh
n. Belum padunya antar sektor dalam menunjang pembangunan
pertanian
o. Kondisi infrastruktur jalan ke sentra produksi belum memadai
p. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia pertanian
II-134
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
28. KEHUTANAN
a) Pelestarian Lingkungan Hidup (Hutan dan Lahan) dan Climate
Changing/Reduksi Emisi Karbon.
b) Belum tuntasnya penataan batas Kawasan Hutan di Provinsi
Sumatera Utara, dimana Kawasan Hutan yang ditunjuk belum
seluruhnya ditata batas.
c) Tingginya Gangguan Terhadap Kawasan Hutan terutama
perambahan, perubahan peruntukan kawasan hutan menjadi
perkebunan, pemukiman, dan lain-lain.
d) Terbatasnya Tenaga Pengamanan Hutan, sarana prasarana dan
dana untuk perlindungan kawasan hutan.
e) Rendahnya Kesejahteraan Masyarakat Sekitar Kawasan Hutan.
f) Belum optimalnya pengelolaan Perhutanan Sosial dan Kemitraan.
g) Belum adanya Peraturan Daerah terkait pengelolaan hutan di
Provinsi Sumatera Utara.
30. PERDAGANGAN
a) Kualitas produk yang belum memenuhi standard eksport
b) Promosi dagang dalam dan luar negeri yang belum optimal
terhadap produk unggulan daerah
c) Kerjasama pengembangan ekspor dengan Negara lain masih belum
optimal
II-135
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
d) Aksesibilitas dan distribusi barang yang belum optimal
31. PERINDUSTRIAN
Permasalahan dalam penyelenggaraan pemerintahan untuk bidang
Perinudstrian, antara lain:
a) Hillirisasi industri dan industri yang bernilai tambah masih belum
optimal
b) Tekonologi industri yang belum mengikuti perkembangan
teknologi terbaru
c) Peningkatan desain, standardisasi mutu, kualitas produk yang
belum optimal
d) Peningkatan Produktivitas dan Kompetensi SDM Industri masih
belum optimal
e) Bahan baku produksi bahan pendukung produksi yang masih
sulit diperoleh dan harga bahan baku yang kurang kompetitif
II-136
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
BAB III
KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN
KEUANGAN DAERAH
III-1
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
bahwa APBD Provinsi Sumatera Utara terus meningkat dari tahun ke tahun.
Gambaran peningkatan pendapatan dilakukan melalui upaya optimalisasi
potensi pendapatan dan untuk belanja dalam rangka membiayai program-
program prioritas daerah untuk mencapai target dan sasaran, serta
pembiayaan untuk menyeimbangkan antara pendapatan dan belanja
daerah.
III-3
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
1. Policy Uncertainty
Kebijakan luar negeri Amerika dibawah kepemimpinan Trump masih
menimbulkan resiko ketidakpastian. Kemungkinan perang dagang
dengan Cina masih terbuka lebar. Ketegangan yang masih mungkin
terus timbul paska Brexit juga masih membayangi ekonomi.
2. Resiko Geopolitik
Pemilihan pemerintahan yang baru di berbagai negara dapat
menimbulkan ancaman bagi pertumbuhan ekonomi, terutama jika
pemerintahan terpilih cenderung menerapkan proteksionisme dan
kebijakan-kebijakan lain yang memperlambat ekonomi. Resiko
perang di Asia tengah juga masih membayangi. Begitu pula konflik
yang masih beresiko berlangsung di Asia Timur.
Tabel 3.1
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia
Projections
2018 2019 2020
World Output 3.6 3.3 3.6
Advanced Economies 2.2 1.8 1.7
United States 2.9 2.3 1.9
Euro Area 1.8 1.3 1.5
Germany 1.5 0.8 1.4
France 1.5 1.3 1.4
Italy 0.9 0.1 0.9
Spain 2.5 2.1 1.9
Japan 0.8 1.0 0.5
United Kingdom 1.4 1.2 1.4
Canada 1.8 1.5 1.9
Other Advanced Economies² 2.6 2.2 2.5
III-4
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Projections
2018 2019 2020
Latin America and the Caribbean 1.0 1.4 2.4
Brazil 1.1 2.1 2.5
Mexico 2.0 1.6 1.9
Middle East, North Africa, Afganistan, and Pakistan 1.8 1.5 3.2
Saudi Arabia 2.2 1.8 2.1
Sub-Saharan Africa 3.0 3.5 3.7
Nigeria 1.9 2.1 2.5
South Africa 0.8 1.2 1.5
Sumber: World Economic Outlook IMF 2019
III-5
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel 3.2
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Tabel 3.3
Proyeksi Harga Komoditas Dunia
Price Indexes (2010 = 100) ¹
2016 2017 2018 2019 2020
ƒ² ƒ²
Energy 55 68 87 82 81
Non - Energy ² 79 84 85 83 85
Agriculture 87 87 87 84 86
Fertilizers 78 74 82 86 88
Metals and minerals 63 78 83 81 82
Precious metals ⁴ 97 98 97 100 103
Memorandum items
Crude oil ($/bbl) 43 53 68 66 65
Gold ($/toz) 1,249 1,258 1,269 1,310 1,360
Sumber : Bank Dunia 2019
Secara garis besar, asumsi ekonomi Indonesia tahun 2019 dan 2020
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.4
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi
INDIKATOR 2019 2020
Pertumbuhan Ekonomi (%yoy) 5,0-5,4 5,1-5,5
Inflasi (%yoy) 3,5±1% 3,0±1%
Sumber: Bank Indonesia
III-6
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
3.1.1.3 Perekonomian Daerah
Analisa perekonomian Daerah Provinsi Sumatera Utara akan
mencakup pembahasan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),
inflasi, ketimpangan, kemiskinan dan ketenagakerjaan. Selanjutnya akan
dibahas proyeksi terhadap berbagai indikator makro ekonomi untuk tahun
2019 dan 2020.
III-7
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Pada TW I tahun 2019, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan masih
menjadi sektor dengan kontribusi terbesar bagi struktur perekonomian
Sumatera Utara. Jika dibandingkan dengan triwulan I tahun 2018, sektor
pertanian, kehutanan dan perikanan mengalami sedikit penurunan sebagai
dampak dari menurunnya harga komoditas dan rendahnya demand di awal
tahun. Begitu juga dengan sektor industri pengolahan mengalami
penurunan distribusi (turun 0,87%) dibandingkan triwulan I Tahun 2018.
Akan tetapi di sektor perdagangan besar dan eceran, mengalami kenaikan
sebesar 0,66% dan demikian juga pada sektor konstruksi naik sebesar
0,56% dibandingkan triwulan I Tahun 2018. Kondisi tersebut dapat dilihat
pada Tabel berikut :
Tabel 3.5
Perbandingan PDRB
Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku
Triwulan I 2018 dan Triwulan I 2019 (year on year) (dalam Juta Rupiah)
2018 Distribusi 2019 Distribusi
No. Uraian
Triwulan I (%) Triwulan I (%)
III-8
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Berdasarkan laju pertumbuhan PDRB ADHK, terdapat empat sektor
dominan yang memberikan laju pertumbuhan dalam ekonomi pada Tw I
Tahun 2019 yaitu Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 1,49%,
Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
sebesar 1,00%, Konstruksi sebesar 0,43% dan Industri Pengolahan sebesar
0,43%. Pada TW I tahun 2019, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan
masih menjadi sektor dengan laju pertumbuhan terbesar bagi perekonomian
Sumatera Utara. Sedangkan sektor yang meununjukkan perlambatan
pertumbuhan yaitu sektor Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan
daur ulang dan Pengadaan listrik dan gas masing-masing sebesar 0,00%
serta Jasa keuangan dan asuransi sebesar 0,01%. Penjelasan lebih terperinci
terlampir pada Tabel di bawah :
Tabel 3.6
Perbandingan Laju Pertumbuhan PDRB
Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan
Triwulan I 2018 dan Triwulan I 2019 (year on year)
III-9
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Bila dilihat dari sisi pengeluaran, secara total PDRB pengeluaran pada
triwulan I tahun 2018 berjumlah 178.189.197,20 (ADHB) dan
124.057.846,15 (ADHK). Komponen pengeluaran terbesar pada triwulan I
2018 adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga dengan nilai sebesar Rp.
95.775.173,15 (ADHB) yang kemudian diikuti oleh ekspor barang dan jasa
sebesar Rp. 64.059.599,79 dan Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
sebesar Rp. 54.568.976,14. Pada year on year (yoy) triwulan I Tahun 2019,
kontribusi pengeluaran terbesar masih berada pada konsumsi rumah tangga
dengan nilai sebesar Rp. 103.343.312,86 yang kemudian diikuti dan ekspor
barang dan jasa sebesar Rp. 61.262.024,86 dan Pembentukan Modal Tetap
Domestik Bruto sebesar Rp. 60.507.817,48. Kondisi tersebut dapat dilihat
pada Tabel berikut :
Tabel 3.7
Perbandingan PDRB (ADHB) Sumatera Utara
Menurut Pengeluaran Triwulan I 2018 dan 2019 (yoy)
2018 2019
No Uraian Triwulan I Triwulan I
Berlaku Konstan Berlaku Konstan
Pengeluaran
1 Konsumsi 95.775.173,15 64.220.878,22 103.343.312,86 66.875.304,39
Rumahtangga
Pengeluaran
2 1.590.930,32 1.276.544,28 1.950.866,13 1.580.939,12
Konsumsi LNPRT
Pengeluaran
3 Konsumsi 11.078.089,78 7.618.090,90 13.665.400,86 8.954.912,80
Pemerintah
Pembentukan
4 Modal Tetap 54.568.976,14 37.057.534,68 60.507.817,48 39.370.954,14
Domestik Bruto
Perubahan
5 2.859.389,09 2.206.170,62 2.588.810,12 1.988.178,80
Inventori
Ekspor Barang dan
6 64.059.599,79 48.683.901,36 61.262.024,86 49.185.235,84
Jasa
Dikurangi Impor
7 51.742.961,06 37.005.273,92 51.291.745,50 37.324.824,63
Barang dan Jasa
III-10
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
mengalami penurunan sebesar 0,40%. Kondisi tersebut dapat dilihat pada
Tabel berikut :
Tabel 3.8
Perbandingan Distribusi Presentase Dan
Sumber Pertumbuhan PDRB Sumatera Utara
Menurut Pengeluaran Triwulan I 2018 dan 2019 (yoy)
2018 2019
Triwulan I Triwulan I
No Uraian
Distribusi Sumber Distribusi Sumber
(Persen) Pertumbuhan (Persen) Pertumbuhan
Pengeluaran
1 Konsumsi 53,75 2,57 53,82 2,14
Rumahtangga
Pengeluaran
2 0,89 0,07 1,02 0,25
Konsumsi LNPRT
Pengeluaran
3 6,22 0,38 7,12 1,08
Konsumsi Pemerintah
Pembentukan Modal
4 30,62 2,02 31,51 1,86
Tetap Domestik Bruto
5 Perubahan Inventori 1,60 (0,01) 1,35 -0,18
Ekspor Barang dan
6 35,95 (0,03) 31,90 0,40
Jasa
Dikurangi Impor
7 29,04 0,27 26,71 0,26
Barang dan Jasa
PDRB 100.00 4,73 100.00 5,30
Sumber: BRS 6 Mei 2019
2. Inflasi
Inflasi Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2018 tercatat sebesar
1,23%. Capaian inflasi Provinsi Sumatera Utara lebih rendah daripada inflasi
nasional yang berada pada angka 3,13%. Inflasi Core menjadi penyumbang
utama inflasi Provinsi Sumatera Utara di tahun 2018 mencapai 1,40 % yang
terdiri dari Upah Pembantu Rumah tangga sebesar 0.22%, Mie 0,10% dan
Mobil 0,09%. Sedangkan Komoditas pangan (Volatile Foods) menjadi
komoditas penyumbang deflasi tahunan di tahun 2018 ini sebesar -0,99%
yang terdiri dari cabai merah sebesar -1,59%, cabe rawit 0,09% dan Dencis
sebesar 0,08%. Sedangkan inflasi Administered Prices sebsar 0,76% lebih
rendah dibandingkan tahun lalu yang tercatat sebesar 1,53%.
Secara berturut-turut inflasi Tahun 2018 tercatat pada bulan
Januari sebesar 0,69%, Februari -0,20%, Maret 0,36%, April -0,43%, Mei
-0,31%, Juni -0,27%, Juli 0,21%, Agustus 0,21%, September 0,07%,
Oktober 1,59%, November 1,07%, dan Desember sebesar 0,62%. Dari
data tersebut, dapat diamati bahwa deflasi terjadi pada bulan Februari,
Mei dan Juni, sedangkan bulan-bulan lainnya mengalami inflasi. Inflasi
terendah terjadi pada bulan Juli dan Agustus, sedangkan inflasi tertinggi
III-11
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
terjadi pada bulan Oktober, yaitu bertepatan dengan naik harga baan
bakar fosil seperti bensin jenis pertamax, pertamax turbo, maupun
pertalite. Pada bulan April 2019, inflasi Provinsi Sumatera Utara tercatat
sebesar 1,23% atau lebih rendah daripada capaian nasional sebesr
3,13%.
Adapun perkembangan inflasi Sumatera Utara dan perbandingannya
dengan inflasi nasional dapat dilihat pada Grafik dibawah :
3. Ketimpangan
Berdasarkan indikator Gini, ketimpangan Provinsi Sumatera Utara pada
bulan Maret tahun 2018 tercatat mengalami sedikit penuruan sebesar 0,017
poin jika dibandingkan dengan bulan Maret tahun 2017 sebesar 0,335.
Indeks ketimpangan Sumatera Utara pada September 2018 tercatat lebih
rendah jika dibandingkan dengan indeks gini nasional yaitu sebesar 0,389.
Indeks ketimpangan berdasarkan Gini Coefficient berkisar antara angka
0 sampai dengan 1. Angka 0 mengindikasikan distribusi pendapatan yang
merata, angka 1 menunjukkan ketimpangan sempurna. Selanjutnya angka
0,50-0,70 berarti ketimpangan lebar, indeks 0,31-0,40 ketimpangan sedang,
sementara 0,20-0,30 ketimpangan rendah. Pada tahun 2018, indeks
ketimpangan Sumatera Utara menunjukkan angka 0,318. Oleh karenanya,
berdasarkan pembagian kategori ketimpangan, Sumatera Utara berada
pada kategori sedang (0,3-0,5).
III-12
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Sumber : Badan Pusat Statistik 2019 (data diolah)
Grafik. 3.4
Gini Ratio Per Provinsi Se-Indonesia Maret 2018
III-13
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Indeks persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40%
terbawah di daerah perkotaan pada Maret 2018 adalah sebesar 12% atau
tergolong ketimpangan rendah. Sementara itu, persentase pengeluaran
kelompok penduduk 40 persen terbawah di daerah pedesaan pada Maret
2018 adalah sebesar 17% yang juga termasuk kategori ketimpangan rendah.
Secara keseluruhan, persentase pengeluaran kelompok penduduk 40%
terbawah baik di perkotaan maupun perdesaan pada tahun 2018 adalah
sebesar 20,08%. Gambaran ketimpangan di Provinsi Sumatera Utara
digambarkan pada Grafik berikut ini :
4. Tenaga Kerja
Persentase Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Sumatera
Utara pada tahun 2018 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan
tahun 2017. Pada tahun 2018, tingkat pengangguran terbuka tercatat
sebesar 5,50% sementara pada tahun 2017 tercatat sebesar 5,60%; atau
berkurang sebesar 0,10%. Jumlah angkatan kerja di Sumatera Utara pada
Agustus 2018 mencapai 7,124 ribu orang atau naik sebanyak 381 ribu
orang bila dibanding angkatan kerja Agustus 2017, yaitu sebesar 6,743 ribu
orang. Jumlah penduduk yang bekerja di Sumatera Utara pada Agustus
2018 mencapai 6,728 ribu orang naik sebanyak 362 ribu orang dibanding
tahun 2017 yang sebesar 6,366 ribu orang.
III-14
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Sumber: BPS Sumut
Grafik. 3.7
Perbandingan Persentase Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Nasional dan Sumatera Utara
III-15
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel 3.9
Proyeksi PDRB ADHB dan PDRB ADHK (juta) 2019-2020
III-16
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel 3.10
Proyeks Pertumbuhan Ekonomi 2019-2020 (%)
T A H U N (%)
NO URAIAN
2019 2020
1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 5,37 5,39
2 Pertambangan dan Penggalian 4,35 4,76
3 Industri Pengolahan 3,27 3,29
4 Pengadaan Listrik dan Gas 5,39 5,56
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan
5 5,56 5,58
Daur Ulang
6 Konstruksi 6,12 6,24
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
7 6,48 6,50
Sepeda Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 6,59 6,61
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7,86 7,89
10 Informasi dan Komunikasi 6,47 6,53
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 0,69 0,71
12 Real Estat 6,62 6,68
13 Jasa Perusahaan 6,10 6,38
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan
14 4,07 4,12
Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 4,30 4,94
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,91 7,70
17 Jasa Lainnya 6,39 6,40
5,2 -
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) 5,1 - 5,5
5,6
Sumber: BPS, Sumatera Utara Dalam Angka 2018 (data diolah)
Tabel 3.11
Proyeksi Kontribusi PDRB Pengeluaran 2019-2020
Proyeksi (%)
No Uraian
2019 2020
Pengeluaran Konsumsi
1 53,53 53,55
Rumahtangga
Pengeluaran Konsumsi
2 0,83 0,82
LNPRT
Pengeluaran Konsumsi
3 7,69 7,67
Pemerintah
III-17
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Proyeksi (%)
No Uraian
2019 2020
6 Ekspor Luar Negeri 37,63 37,65
7 Impor Luar Negeri 32,19 32,21
PDRB 100 100
Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) 2018 (data diolah)
1. Inflasi
Capaian inflasi Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2018 dan 2019
diperkirakan akan tetap stabil dan terjangkar. Adapun upaya pengendalian
inflasi di Provinsi Sumatera Utara melalui
TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) dengan melakukan 4K. 4K ini
yaitu antara lain:
1. Keterjangkauan Harga.
Hal ini dengan melakukan operasi pasar oleh TPID Provinsi dan
Kabupaten/Kota serta mengoperasikan Outlet TPID yang dinamai
dengan “Kedai Kita”.
2. Ketersedian Pasokan.
Hal ini dengan melakukan penguatan sisi penawaran melalui
klaster ketahanan pangan dan Sidak memastikan ketersediaan
stok.
3. Kelancaran Distribusi.
Mengupayakan penciptaan STA (Sub Terminal Agribisnis) dan
pembangunan Jalan Usaha Tani.
4. Komunikasi Efektif.
Mengupayakan komunikasi aktif melalui media massa dan
melaksanakan koordinasi instansi melalui TPID tingkat pusat dan
daerah.
III-18
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel 3.12
Asumsi Makro Ekonomi Sumatera Utara 2019- 2020
INDIKATOR 2019 2020
Pertumbuhan Ekonomi (%yoy) 5,1-5,5% 5,2-5,6%
Inflasi (%yoy) 3,5±1% 3,0±1%
III-19
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kebijakan fiskal Nasional yang turut mempengaruhi penerimaan pendapatan
daerah antara lain alokasi dana transfer ke daerah dan kebijakan harga
BBM; Estimasi pemasaran industri otomotif Nasional yang diperkirakan
masuk ke wilayah Sumatera Utara; Potensi yang dimiliki serta realisasi
pendapatan daerah tahun sebelumnya; Upaya intensifikasi dan
ekstensifikasi PAD; dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan penyusunan APBD.
Berdasarkan Hasil analisis kondisi ekonomi daerah dan kajian
terhadap tantangan dan prospek perekonomian daerah seperti diuraikan
pada subjudul diatas dilakukan analisis dan proyeksi sumber-sumber
pendapatan daerah yang kemudian dituangkan ke dalam tabel Realisasi dan
Proyeksi/Target Pendapatan Daerah, dengan melihat perkembangan
realisasi pendapatan Tahun 2017-2021** disajikan pada Tabel di bawah ini :
Tabel 3.13
Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2017 s.d Tahun 2021**
2017 2018
No Uraian 2019 2020* 2021**
(REALISASI) (REALISASI)
1.1 Pendapatan asli daerah 4.925.627.725.733 5.638.960.579.479 7.583.849.754.886 5.904.947.360.000 6.340.840.471.528
1.1.1 Pajak daerah 4.486.811.919.686 5.219.324.543.311 6.087.369.133.968 5.421.539.077.000 5.839.435.257.528
1.1.2 Retribusi daerah 33.959.567.600 36.614.846.458 36.744.959.900 39.317.107.000 41.676.133.000
1.1.3 Hasil pengelolaan kekayaan daerah 277.500.967.496 191.995.313.161 612.177.474.033 262.666.176.000 269.232.831.000
yang dipisahkan
1.1.4 Lain-lain pendapatan asli daerah yang 127.355.270.951 191.025.876.549 847.558.186.985 181.425.000.000 190.496.250.000
sah
1.2 Dana perimbangan 7.235.420.477.680 7.055.134.429.266 7.736.050.762.700 9.426.364.422.964 9.780.404.182.618
1.2.1 Dana bagi hasil pajak 567.882.964.200 513.849.016.717 550.587.677.700 601.487.445.770 631.561.818.059
1.2.2 Dana alokasi umum 2.638.744.012.480 2.629.224.545.000 2.713.750.553.000 2.971.417.838.770 3.063.531.791.772
1.2.3 Dana alokasi khusus 4.028.793.501.000 3.912.060.867.549 4.471.712.532.000 5.853.459.138.424 6.085.310.572.787
1.3 Lain-lain pendapatan daerah yang sah 9.533.902.500 8.963.579.146 7.852.000.000 8.637.200.000 9.500.920.000
III-20
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Grafik. 3.8
Persentase Realisasi dan Proyeksi Komposisi Pendapatan
Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2017-2021**
Rata-rata pertumbuhan
Pendapatan Daerah 9,37%
III-21
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
menurun, hal ini menjadi tantangan untuk melakukan optimalisasi
Pendapatan Daerah.
Sebagaimana tergambar pada grafik dimaksud, bahwa komponen
Dana Perimbangan di Tahun 2017 sebesar 59,45% dibanding Pendapatan
Asli Daerah (PAD) di tahun 2017 sebesar 40,47%, tahun 2018 sebesar
55,54% dan diproyeksikan terus meningkat ditahun 2021 sebesar 60,63%.
Sementara itu, pertumbuhan Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera
Utara, dimana tahun 2017 berada pada angka 16,57%, tahun 2018 sebesar
4,38%, tahun 2019 sebesar 20,66%, dan di tahun 2020 dan 2021
diproyeksikan akan tumbuh sebesar 0,08% dan 5,16%. Besaran proyeksi
kenaikan pada tahun 2019 dan 2020 bergantung kepada proyeksi dana
perimbangan yang diasumsikan sama dengan tahun n-1 sesuai ketentuan
yang ada.
III-22
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
4. Meningkatkan deviden BUMD dalam upaya meningkatkan pendapatan
daerah;
5. Meningkatkan kesadaran, kepatuhan dan kepercayaan serta
partisipasi aktif masyarakat/lembaga dalam memenuhi kewajibannya
membayar pajak dan retribusi;
6. Meningkatkan dan mengoptimalkan pengelolaan aset daerah secara
optimal;
7. Peningkatan sarana dan prasarana dalam rangka meningkatkan
pendapatan;
8. Pemantapan kinerja organisasi dalam meningkatkan pelayanan
kepada wajib pajak.
Untuk itu, dalam upaya untuk mewujudkan kemandirian fiskal
daerah dan peningkatan pendapatan daerah maka kebijakan pendapatan
daerah pada tahun 2020 diarahkan pada :
1. Melakukan inovasi untuk meningkatkan intensifikasi pajak daerah;
2. Optimalisasi pengelolaan kekayaan dan asset daerah;
3. Peningkatan kerjasama dan sinergi dengan berbagai pihak yang terkait,
seperti pemerintah pusat, Kabupaten/kota, OPD Penghasil, dan POLRI
dalam rangka peningkatan Pajak daerah dan pengelolaan serta
pemanfaatan kekayaan dan asset daerah;
4. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat yang didukung
dengan sistem administrasi yang mudah, aparatur yang profesional, dan
dukungan teknologi informasi yang handal;
5. Optimalisasi pengelolaan BUMD.
III-24
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel 3.14
Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah
Provinsi Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2017 s.d Tahun 2021**
2017 2018
No Uraian 2019 2020* 2021**
(REALISASI) (REALISASI)
2.1 Belanja Tidak Langsung
2.1.1 Bel a nja pega wa i 3.037.330.274.182 3.464.489.476.375 3.647.433.927.485 3.683.908.266.760 3.831.264.597.430
2.1.2 Bel a nja bunga - - - - -
2.1.3 Bel a nja s ubs i di - - - - -
2.1.4 Bel a nja hi ba h 3.620.208.919.358 3.165.070.721.289 2.968.196.113.522 3.000.000.000.000 3.120.000.000.000
2.1.5 Bel a nja ba ntua n s os i a l - - - - -
2.1.6 Bel a nja ba gi ha s i l kepa da 1.982.455.818.915 1.569.730.611.414 3.818.395.036.753 3.894.762.937.488 4.011.605.825.613
Provi ns i /Ka bupa ten/kota da n
Pemeri ntah Des a *
2.1.7 Bel a nja Ba ntua n Keua nga n kepa da 2.443.753.800 528.068.540.828 7.240.752.000 - -
Provi ns i /Ka bupa ten/kota da n
Pemeri ntaha n Des a *
2.1.8 Bel a nja tida k terduga 18.750.000.000 53.155.528.758 25.000.000.000 25.000.000.000 25.000.000.000
A JUMLAH BELANJA TIDAK LANGSUNG 8.661.188.766.255 8.780.514.878.664 10.466.265.829.760 10.603.671.204.248 10.987.870.423.043
2.2 Belanja Langsung
2.2.1 Bel a nja pega wa i 121.913.822.523 119.909.842.025 106.386.400.500 109.577.992.515 112.865.332.290
2.2.2 Bel a nja ba ra ng da n ja s a 2.155.463.994.769 2.098.059.596.323 3.174.882.250.659 3.332.370.475.725 3.458.015.737.317
2.2.3 Bel a nja moda l 2.099.190.679.803 1.564.903.232.653 1.810.805.748.841 1.971.318.531.761 2.035.290.930.392
B JUMLAH BELANJA LANGSUNG 4.376.568.497.095 3.782.872.671.001 5.092.074.400.000 5.413.267.000.000 5.606.172.000.000
Tahun 2016-2020**
Rata-rata pertumbuhan
Belanja Daerah 12,87%
III-25
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kebijakan Belanja secara umum antara lain adalah untuk Pemenuhan
fungsi pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari total anggaran Belanja
Daerah sebagaimana telah di amanatkan pada Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 tetang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 49 dan Peraturan
Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, selain itu
juga sebagai pemenuhan amanat Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan Pasal 171 ayat (2) anggaran kesehatan Provinsi
dialokasikan minimal 10% dari tota anggaran Belanja Daerah diluar gaji,
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, memelihara dan
meningkatkan sarana prasarana yang telah tersedia, efektif dan efisiensi
serta prinsip penghematan belanja tidak langsung tidak akan menggaggu
kelancaran tugas organisasi perangkat daerah.
Dari tabel-tabel diatas dapat dilihat bahwa asumsi dasar yang menyertai
dalam penetapan kebijakan pembiayaan diatas, adalah :
1. Penerimaan pembiayaan daerah diarahkan menjadi bagian dari sumber
pembiayaan pada periode anggaran berikutnya;
2. Pengeluaran Pembiayaan Daerah diarahkan untuk mendorong investasi
daerah, optimalisasi peranan BUMD sangat diperlukan guna mendorong
Pendapatan Daerah dimasa mendatang;
3. Dalam upaya mengatasi keterbatasan pembiayaan pembangunan daerah,
kemitraan antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota perlu
terus dikembangkan. Program-program yang in line mulai dari pusat
sampai dengan daerah dapat dibiayai melalui cost sharing dengan
memperhatikan kapasitas fiskal masing-masing daerah. Program-program
yang dapat dikerjasamakan antar tingkat pemerintahan dapat difokuskan
pada bidang kesehatan, pendidikan, infrastruktur, perluasan lapangan
kerja, pengentasan kemiskinan, dan pembangunan UMKM.
III-28
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
BAB IV
SASARAN DAN PRIORITAS
PEMBANGUNAN DAERAH
4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan
IV-1
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
c. Rancangan Teknokratik RPJM Nasional 2020-2024, dengan mempedomani
Sasaran Pokok/Arah Kebijakan Tahun 2020;
d. Sinkronisasi dengan RKP Tahun 2020, dengan mencermati Isu Strategis,
Prioritas Nasional, Program Prioritas, Kegiatan Prioritas Pembangunan
Nasional Tahun 2019.
Misi Pertama :
Mewujudkan masyarakat Sumatera Utara yang bermartabat dalam
kehidupan karena memiliki iman dan taqwa, tersedianya sandang pangan
yang cukup, rumah yang layak, kesehatan yang prima, mata pencaharian
yang menyenangkan, sertaharga-harga yang terjangkau.
Misi Kedua :
Mewujudkan Sumatera Utara yang bermartabat dalam politik dengan
adanyap emerintahan yang bersih dan dicintai, tata kelola pemerintah yang
baik, adil, terpercaya, politik yang beretika, masyarakat yang berwawasan
kebangsaan, dan memiliki kohesisosial yang kuat serta harmonis.
Misi Ketiga
Mewujudkan Sumatera Utara yang bermartabat dalam pendidikan
karena masyarakatnya yang terpelajar, berkarakter, cerdas, kolaboratif,
berdaya saing, dan mandiri.
Misi Keempat
Mewujudkan Sumatera Utara yang bermartabat dalam pergaulan karena
terbebas dari judi, narkoba, prostitusi, dan penyeludupan, sehingga menjadi
teladan di Asia Tenggara dan Dunia.
Misi Kelima
Mewujudkan Sumatera Utara yang bermartabat dalam lingkungan
karena ekologinya yang terjaga, alamnya yang bersih dan indah,
penduduknya yang ramah, berbudaya, berperikemanusiaan, dan beradab.
Dengan motto “MEMBANGUN DESA, MENATA KOTA“ Visi dan Misi ini
dijabarkan kedalam tujuan dan sasaran pembangunan sebagai berikut ini :
Tabel 4.1
Hubungan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran RPJMD
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019-2023
“Sumatera Utara yang Maju, Aman, dan Bermartabat”
IV-4
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
4.2. Prioritas dan Sasaran Pembangunan
4.2.1. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Nasional Yang Tertuang Di
Dalam RKP Tahun 2020
Penyusunan RKP 2020 merupakan titik krusial bagi proses
perencanaan pembangunan nasional RKP 2020 adalah RKP Transisi menuju
RPJMN 2020-2024 dimana penyusunan Rancangan Teknokratik RPJMN
Tahun 2020-2024 dilaksanakan bersamaan dengan penyusunan RKP 2020.
Beberapa hal yang menjadi pokok-pokok bahasan baru dari RKP 2020
adalah :
1. Prioritas Nasional dan Program Prioritas dalam RPJMN dan RKP tetap sama;
2. Sasaran dan target RKP 2020 sampai 2024 dipastikan diakomodasi dalam
Renja KL dan RKA KL;
3. Pembangunan wilayah menjadi basis dalam penyusunan prioritas RKP
2020;
4. Penguatan pemahaman dan komitmen dalam “Pengarusutamanan dan
lintas bidang”;
5. Pormulasi Prioritas Nasional :
- Penyederhanaan kalimat Prioritas Nasional
- Klasifikasi KP ke dalam KP Reguler, KP Percepatan, dan KP Inisiatif.
IV-5
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Dalam rangka mendukung 5 (lima) prioritas pembangunan nasional maka
sasaran/arah kebijakan dan program prioritas yang perlu dilakukan adalah
sebagai berikut:
IV-8
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel 4.2
Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2020
NO PRIORITAS
PROGRAM PRIORITAS
NASIONAL
Perlindungan Sosial dan Tata Kelola Kependudukan
Pembangunan Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
Manusia dan
Pemerataan Layanan Pendidikan Berkualitas dan
1. Pengentasan Pengembangan Iptek-Inovasi
Kemiskinan Pengentasan Kemiskinan
Pembangunan Budaya, Karakter, dan Prestasi Bangsa
Perluasan Infrastruktur Dasar
Penguatan Infrastruktur Kawasan Tertinggal dan
Infrastruktur dan Ketahanan Bencana
2. Pemerataan Wilayah Peningkatan Konektivitas Mukltimoda dan Antarmoda
Mendukung Pertumbuhan Ekonomi
Peningkatan infrastruktur Perkotaan
Perluasan Teknologi Informasi dan Telekomunikasi
Penguatan Kewirausahaan dan UMKM
Peningkatan Nilai Tambah dan Investasi di Sektor Riil
Nilai Tambah Sektor dan Industrialisasi
Riil, Industrialisasi Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja dan Penciptaan
3.
dan Lapangan Kerja
Kesempatan Kerja Peningkatan Ekspor Bernilai Tambah Tinggi dan
Penguatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
Penguatan Pilar Pertumbuhan dan Daya Saing Ekonomi
Peningkatan Ketersediaan, Akses dan Kualitas
Konsumsi Pangan
Peningkatan Kuantitas, Kualitas dan Aksesibilitas Air
Ketahanan Pangan,
Pemenuhan Kebutuhan Energi melalui Peningkatan
4. Air, Energi dan
Energi Baru dan Terbarukan (EBT)
Lingkungan
Peningkatan Daya Dukung SDA dan Daya Tampung
Lingkungan
Penguatan Ketahanan Bencana
IV-9
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
4.2.2. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2020
Berpedoman dari kondisi objektif atas pelaksanaan pembangunan
tahun-tahun sebelumnya dan dengan memperhatikan tingkat kemajuan yang
dicapai tahun 2019 serta perkiraan pada tahun 2020 serta mencermati
berbagai permasalahan yang ada, kemudian dengan mempertimbangkan
kemampuan keuangan daerah, maka prioritas pembangunan Provinsi
Sumatera Utara disusun berdasarkan skala prioritas dan juga memperhatikan
prioritas Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2020 serta visi dan misi
RPJMD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019-2023 maka ditetapkan tema
tema RKPD Provinsi Sumaera Utara Tahun 2020 yakni :
IV-10
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
b. Peningkatan Daya Saing Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan
Berusaha
c. Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Inklusif dan Berdaya Saing
d. Peningkatan dan Optimalisasi Sektor Pariwisata yang Berkelanjutan
IV-11
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
2. Prioritas Daerah 2 : Peningkatan dan pemenuhan akses pendidikan, dengan
sasaran yang ingin dicapai yaitu usia harapan hidup 68,72 tahun dan arah
kebijakan yaitu:
a. Meningkatkan kualitas dan jangkauan layanan Pendidikan
b. Meningkatkan Sarana dan Prasarana Pendidikan
IV-12
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
3. Prioritas Daerah 3 : Pembangunan infrastruktur yang baik dan berwawasan
lingkungan, dengan sasaran yang ingin dicapai yaitu penurunan tingak
pengangguran terbuka menjadi 5,4 persen dan arah kebijakan yaitu:
a. Meningkat dan meratanya konektivitas wilayah
b. Menurunnya kesenjangan antar wilayah
c. Mendukung pertumbuhan ekonomi wilayah
d. Meningkatnya kualitas pembangunan yang berkelanjutan
IV-13
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
4. Prioritas Daerah 4: Penyediaan layanan kesehatan yang bekualitas, dengan
sasaran yang ingin dicapai yaitu tingkat kemantapan jalan 84,52 persen;
rasio elektrifikasi 100 persen; indeks kualitas lingkungan hidup 67,6 dan
arah kebijakan yaitu :
a. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang prima dan terjangkau
b. Meningkatkan sumberdaya kesehatan yang sesuai standar
c. Penanggulangan masalah kesehatan
IV-14
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
c. Prioritas Daerah 5: Peningkatan daya saing sektor agraris dan pariwisata,
dengan sasaran yang ingin dicapai yaitu skor pola pangan harapan (PPH)
92,3; Nilai Tukar Petani (NTP) 100,10; Jumlah kunjungan wisata 300.000
orang dan arah kebijakan yaitu:
a. Penanganan daerah rawan pangan
b. Pengawasan mutu dan keamanan
c. Pengembangan diversifikasi pangan
d. Peningkatan produksi, nilai tambah dan daya saing komoditas
pertanian
e. Meningkatkan pengembangan destinasi Pariwisata yang berbasi
ecotourism
IV-15
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Fokus pembangunan Provinsi Sumatera Utara tahun 2020 ditujukan pada :
1. Sumber Daya Manusia
- Pemerataan Layanan dan Kualitas Pendidikan
- Peningkatan Akses dan Kualitas Layanan Kesehatan
- Pembangunan Budaya, Karakter dan Prestasi
- Perlindungan Sosial dan Tata Kelola Kependudukan
- Pengentasan Kemiskinan
2. Ketenagakerjaan
- Revitalisasi Balai Latihan Kerja
- Link and Match dgn BUMN/BUMD/Swasta
- Penguatan Kewirausahaan dan KUKM
- Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja dan Penciptaan Lapangan Kerja
- Peningkatan investasi sektor riil
3. Pertanian
- Peningkatan ketersediaan, akses dan kualitas pangan
- Peningkatan kesejahteraan petani
- Peningkatan produktivitas dan nilai tambah (hilirisasi produk pertanian)
4. Pariwisata
- Peningkatan destinasi wisata
- Peningkatan SDM pariwisata
- Promosi Wisata
5. Lingkungan Hidup
- Peningkatan daya dukung, daya tampung, mitigasi dampak perubahan
iklim
IV-16
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
- Penguatan ketahanan bencana
6. Infrastruktur
- Pemenuhan Infrastruktur Dasar dan Sarana Olahraga (Sport Center)
- Konektivitas Multimoda dan antar moda mendukung pertumbuhan
ekonomi dan pemerataan antar wilayah
- Peningkatan kuantitas, kualitas dan akses sumber daya air dan
pemenuhan energi
- Peningkatan Infrastruktur Perkotaan dan Pedesaan
- Peningkatan infastruktur Informasi dan Komunikasi
Dengan target yang ingin dicapai antara lain : Pertumbuhan ekonomi berkisar
5,1-5,4 persen; Sasaran tingkat kemiskinan pada kisaran 8,43 persen; IPM
meningkat menjadi 71,67 ; Gini Rasio pada kisaran 0,320; dan Tingkat
Pengangguran Terbuka 5,4 persen.
IV-17
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
berkelanjutan, terutama terhadap substansi pembangunan yang bersifat
strategis.
IV-18
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Dinamika perubahan yang berubah dengan cepat sangat mempengaruhi
kinerja pembangunan daerah. Bila daerah lamban dalam merespon perubahan
tersebut, maka pembangunan di daerah itu akan semakin tertinggal dan tidak
mampu berkompetisi di tingkat regional, nasional maupun internasional.
Untuk menjawab hal tersebut, maka konsep perencanaan penataan ruang dan
pengembangan wilayah yang berdaya saing, merupakan bagian penting dari
pembangunan suatu daerah terutama di kawasan perkotaan yang cepat
berkembang maupun di kawasan perdesaan yang sangat rentan menghadapi
gejolak perubahan karena keterbatasan sumber daya. Perubahan ini, jika tidak
didukung suatu perencanaan wilayah yang baik dengan mempertimbangkan
aspek sosial, lingkungan dan pertumbuhan ekonomi akan berakibat pada
semakin bertambahnya kawasan kumuh perkotaan dan desa-desa tertinggal di
Sumatera Utara.
IV-21
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
6. Kawasan Situs dan Bangunan bersejarah di Kawasan Perkotaan
Medan dan Deli Serdang;
Tujuan pengembangan kawasan situs dan bangunan bersejarah di
kawasan Perkotaan Medan dan Deli Serdang, adalah untuk mewujudkan
kawasan tujuan wisata budaya yang mampu meningkatkan nilai
pelestarian dan memberikan manfaat ekonomi. Strategi untuk mencapai
tujuan tersebut dilakukan melalui strategi sebagai berikut:
Memberdayakan urban heritage, meliputi : penetapan zonasi sebagai
kawasan cagar budaya dan mempertahankan dan memelihara pola
bangunan kuno.
Strategi partisipasi masyarakat, meliputi : (1) Melibatkan msayrakat
dalam pemeliharaan dan revitalisasi kawasan cagar budaya, (2)
Meningkatkan kesadaran dan rasa kepemilikan (Sense of Belonging)
masyarakat terhadap ragam asset situs dan bangunan bersejarah;
Strategi aspek ekonomi, meliputi: (1) Pengembangan ekonomi lokal
dengan komoditas khas terutama yang berkaitan dengan kerajinan
dan kuliner setempat, (2) memberi vitalitas baru pada kawasan
bersejarah dengan perbaikan dan peningkatan kualitas kawasan
perdagangan melalui penataan PKL;
Strategi aspek sosial budaya, meliputi : (1) mewadahi aktifitas budaya
serta festival budaya, (2) Proses re-imagining kota yang kontekstual
dengan tema kawasan, mendukung fungsi lama dengan melibatkan
masyarakat, pemerintah maupun dari institusi pendidikan;
10. Kawasan Religi dan Situs Bersejarah Suku Batak di Pusuk Buhit
Kabupaten Samosir;
Tujuan Pengembangan KSP kawasan religi dan situs bersejarah di Pusuk
Buhit adalah untuk melakukan upaya konservasi dan revitalisasi terhadap
peninggalan situs bersejarah terkait peradaban suku batak serta
menjadikan potensi tersebut sebagai salah satu sektor unggulan
pengembangan wilayah.
IV-23
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
11. Kawasan Ekosistem Leuser dan Bahorok;
Strategi Pengembangan Kawasan Ekosistem Leuser dan Bahorok adalah
sebagai berikut:
Mengendalikan pemanfaatan ruang dikawasan ekosistem leuser dan
bahorok yang berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan;
Membatasi pengembangan prasarana dan sarana didalam dan disekitar
kawasan ekosistem leuser dan bahorok yang dapat memicu
perkembangan kegiatan budidaya;
Mengembangkan kegiatan budidaya tidak terbangun disekitar kawasan
ekosistem leuser dan bahorok yang berfungsi sebagai zona penyangga
yang memisahkan kawasan lindung dengan kawasan budidaya
terbangun;
Merehabilitasi fungsi lindung KEL yang menurun akibat dampak
pemanfaatan ruang yang berkembang didalam dan disekitar KEL;
Sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat terkait konservasi kawasan
ekosistem leuser dan bahorok;
IV-24
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
13. Kawasan Konservasi Taman Nasional Batang Gadis;
Pengembangan kawasan konservasi Taman Nasional Batang Gadis adalah
mewujudkan perlindungan secara mutlak terhadap tipe-tipe ekosistem dan
keanekaragaman jenis serta sekaligus, pemanfaatan secara terkendali
ekosistem dan keanekaragaman jenis tersebut sebagai sumber daya alam
bagi kesejahteraan masyarakat luas secara lestari.
IV-25
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Mengembangkan kelembagaan antarsektor dan antardaerah untuk
meningkatkan kerja sama pengelolaan kawasan dan penanggulangan
bencana di kawasan rawan bencana Gunung api sinabung dan sibayak.
IV-26
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
4.4. Penyelarasan Prioritas Pembangunan Nasional (RKP Tahun 2020
Dengan Prioritas Pembangunan Provinsi Sumatera Utara (RKPD
Tahun 2020)
IV-27
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
c. Dalam kerangka pencapaian tujuan tersebut, maka sasaran prioritas
pembangunan nasional harus dijabarkan ke semua tingkat dan fungsi
pemerintahan sesuai dengan kewenangan.
Saat ini, sinergi dan integrasi perencanaan antar pusat dan daerah belum
sepenuhnya terwujud, karena tidak seluruh perencanaan yang disusun oleh
Pemerintah Pusat mencerminkan kebutuhan di tiap-tiap daerah. Disisi lain,
perencanaan pembangunan di daerah yang perlu dukungan pemeritah pusat
masih belum disusun berdasarkan isu strategis daerah yang sinergi dengan
Prioritas Nasional.
IV-28
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel 4.3
Sinkronisasi Prioritas, Program Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2020
dengan Prioritas, Program Prioritas Pembangunan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
No Prioritas Prioritas Pembangunan Daerah Arah Kebijakan Daerah
Arah Kebijakan
Nasional Tahun Tahun 2020 Tahun 2020
Nasional Tahun 2020
2020
1. 1. Peningkatan dan pemenuhan Meningkatkan keterjangkauan
akses Pendidikan perlindungan sosial bagi kelompok
2. Penyediaan layanan kesehatan rentan dan penduduk yang terkendala
yang bekualitas dokumen kependudukan
Meningkatkan pelayanan
kesehatan yang prima dan
terjangkau
Meningkatkan akses dan kualitas
Meningkatkan sumberdaya
pelayanan kesehatan menuju
cakupan kesehatan semesta kesehatan yang sesuai standar
Pembangunan
Penanggulangan masalah
Manusia dan
Pengentasan kesehatan
Kemiskinan
Meningkatkan kualitas dan
Meningkatkan pemerataan layanan jangkauan layanan Pendidikan
pendidikan yang berkualitas untuk
Meningkatkan Sarana dan
semua penduduk
Prasarana Pendidikan
IV-29
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
No Prioritas Prioritas Pembangunan Daerah Arah Kebijakan Daerah
Arah Kebijakan
Nasional Tahun Tahun 2020 Tahun 2020
Nasional Tahun 2020
2020
2. Infrastruktur dan 1. Pembangunan infrastruktur Meningkatkan akses hunian, air
Pemerataan yang baik dan berwawasan minum, dan sanitasi yang layak serta
Wilayah lingkungan terjangkau
Mengembangkan aksesibilitas Menurunnya kesenjangan
transportasi di kawasan 3T yang antar wilayah
mempertimbangkan karakteristik Mendukung pertumbuhan
wilayah, keterpaduan multimoda, dan ekonomi wilayah
mendukung kawasan yang lebih maju
Meningkatkan standar bangunan dan
memperkuat rantai pasokan
konstruksi melalui inovasi
kebencanaan
Membangun infrastruktur Meningkat dan meratanya
transportasi yang mampu konektivitas wilayah
meningkatkan konektivitas dan
menjangkau seluruh wilayah serta
terhubung dengan kawasan prioritas
dan sistem jaringan utama logistik
Mengembangkan angkutan massal Meningkatnya kualitas
perkotaan berbasis rel dan jalan yang pembangunan yang
aman, terjangkau, mudah diakses berkelanjutan
dan berkelanjutan
Membangun infrastruktur serta
memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi (TIK) serta penyiaran
melalui transformasi digital
IV-30
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
No Prioritas Prioritas Pembangunan Daerah Arah Kebijakan Daerah
Arah Kebijakan
Nasional Tahun Tahun 2020 Tahun 2020
Nasional Tahun 2020
2020
3. Nilai Tambah Peningkatan kesempatan kerja Meningkatkan kapasitas pemanfaatan Pertumbuhan Wirausaha Baru
Sektor Riil, dan berusaha peluang usaha dan pengelolaan
Industrialisasi dan UMKM
Kesempatan Kerja Mempercepat transformasi struktural
Peningkatan Daya Saing
Meningkatkan kualitas tenaga kerja Tenaga Kerja dan Perluasan
yang berdaya saing Kesempatan Berusaha
IV-31
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
No Prioritas Prioritas Pembangunan Daerah Arah Kebijakan Daerah
Arah Kebijakan
Nasional Tahun Tahun 2020 Tahun 2020
Nasional Tahun 2020
2020
Pengembangan diversifikasi
pangan
IV-32
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
4.5. Inovasi
Keberhasilan pembangunan Sumatera Utara perlu dilaksanakan
berdasarkan strategi dan arah kebijakan pembangunan Provinsi Sumatera Utara,
baik sifatnya jangka menengah sebagaimana tercantum dalam dokumen
perencanaan pembangunan jangka menengah (RPJMD), maupun yang sifatnya
tahunan seperti yang tercantum dalam dokumen perencanaan tahunan (RKPD).
Guna meningkatkan kualitas hasil pembangunan, perlu didukung pula oleh
inovasi pada perencanaan pembangunan, baik inovasi dalam tataran proses
perencanaan, maupun dalam Program Pembangunan Daerah. Bappeda
Provinsi Sumatera Utara dalam hal ini, sesuai dengan tugas dan fungsinya
berperan menjadi koordinator perencanaan pembangunan di daerah.
Berbagai inovasi telah dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Provinsi
Sumatera Utara, diantaranya yaitu :
IV-33
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Manfaat dari pembangunan aplikasi E-Sumut adalah:
1) Penyusunan hasil musrenbang,renja skpd dan RKPD yang lebih terstruktur,
rapi dan efektif,
2) Perbaikan mekanisme penyusunan musrenbang provinsi, renja OPD, dan hasil
musrenbang RKPD, yang diukur dengan kecepatan dan ketepatan waktu
penyusunan.
3) Proses penyusunan musrenbang provinsi, renja OPD, dan RKPD berbasis
elektronik yang lebih efisien dari segi biaya, waktu maupun biaya sumber daya
manusia
4) Pengendalian dan pengawasan terhadap kegiatan SKPD sejak mulai
penyusunan perencanaan yang lebih cepat dan lebih baik
5) Penyusunan laporan selesai dalam waktu hitungan detik
6) Menjaga kesesuaian RKPD-KUA/PPAS sesuai dengan RPJMD dan
memproteksi SKPD.
7) Terdapat menu analisis bagi pemangku kepentingan agar dapat dengan cepat
memahami kesesuaian rencana yang telah disusun terhdap visi, misi,
prioritas, sasaran dan lokasi.
8) Dapat diakses oleh masyrakat sebagai keterbukaan informasi pemrintah.
(mendukung program SMART PROVINCE).
Aplikasi E- sumut yang dibangun oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara terdiri
dari:
1. E – RKPD
E-RKPD merupakan dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
berbasis aplikasi yang merupakan bagian dari Sistem Informasi Perencanaan
Pembangunan Berbasis Elektronik. Penyusunan e-RKPD adalah rangkaian
dari penyusunan Renja OPD, Renstra OPD, RKPD, s/d KUA-PPAS agar dapat
terselesaikan dengan mudah, cepat, tepat dan sesuai dengan arahan yang
terkandung dalam Permendagri No. 86 Tahun 2017 tentang tata cara
perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah.
2. E- Musrenbang
E-Musrenbang merupakan Aplikasi pendukung kegiatan Musrenbang
Provinsi dan Penyusunan RKPD Provinsi serta penyelarasan program &
kegiatan prioritas pembangunan daerah Povinsi dengan Nasional, RPJMD
Provinsi dan RTRW Provinsi.
IV-34
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
3. E- Pokir DPRD
E-Pokir DPRD merupakan pokok-pokok pikiran DPRD yang memuat
pandangan dan pertimbangan dari hasil reses DPRD, mengenai arah
prioritas pembangunan serta rumusan usulan kebutuhan
4. E – SSH
E-SSH merupakan aplikasi pendukung untuk percepatan penyusunan dan
kelengkapan database standarisasi harga yang meliputi Standar Satuan
Harga (SSH), Analisa Standar Belanja (ASB), Harga Satuan Pokok Kegiatan
(HSPK). Data yang sudah dientry di aplikasi e-SSH akan langsung
terintegrasi dengan aplikasi E-SUMUT Bappeda Provinsi Sumatera Utara,
yang akan digunakan dalam penyusunan Renja, Renstra, RKPD, KUA-PPAS.
5. E- Monev
E-Monev merupakan aplikasi pendukung untuk mengetahui progress
pengukuran pencapaian kinerja program/kegiatan pelaksanaan rencana
pembangunan secara tahunan, proses pemantauan terhadap pencapaian
target Prioritas Provinsi serta proses pemantauan Sinkronisasi RKPD , KUA
PPAS, APBD, yang saat ini dalam proses pembangunan dan pengembangan
6. E- Report
E-Report merupakan pusat informasi publik terkait sistem informasi
Perencanaan Pembangunan berbasis elektronik e-Sumut.
7. GIS – RKPD
Aplikasi Sistem Informasi Geografis terintegasi didalam aplikasi e-SUMUT
dan digunakan dalam penentuan lokasi usulan kegiatan
Pada tahun 2019 untuk perencanaan tahun 2020, Pemerintah Provinsi Sumatera
Utara kembali menginisiasi inovasi sebagai bentuk upaya agar kualitas
perencanaan di Sumatera Utara dapat lebih baik dari sebelumnya. Adapun
inovasi yang dilaksanakan antara lain dalam penyusunan RKPD Tahun 2020 ini
telah dilakukan dengan pendekatan perencanaan people centered development,
holistik- tematik, terintegrasi, dan spasial.
IV-35
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
- People centered development dimaknai bahwa pada dasarnya
manusialah sebagai pusat pembangunan, baik sebagai subjek maupun
objek. Seluruh program/kegiatan diarahkan pada upaya peningkatan
peran manusia sebagai subjek pembangunan sekaligus fokus
pada upaya pencapaian hasil pembangunan manusianya. Dalam
rangka memastikan konvergensi focus dan lokus sasaran
program/kegiatan pembangunan yang masih makro indikatif
dilakukan proses “pengerucutan” menuju data mikro definitif, melalui
upaya pemanfaatan beberapa sumber data mikro statik bagi
perencanaan pembangunan, seperti: Pendataan Program Perlindungan
Sosial (PPLS), Sensus Penduduk, PPLS, Potensi Desa, dan
Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT). Sejalan dengan urgensi
kecepatan (speed) dan ketepatan (power) sasaran pembangunan maka
saat ini mulai dimanfaatkan beberapa data mikro dinamik yang
realtime, seperti Data Pokok Pendidikan (Dapodik) dan Sistem
Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK). Sebuah keniscayaan,
bahwa sasaran “tembak” perencanaan tidak hanya yang bersifat long-
term, middle-term tetapi ada juga yang short-term. Sama juga halnya,
bahwa sasaran pembangunan bukan saja kantong, kelompok
masyarakat atau komunitas, tetapi juga individu.
IV-36
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
analisis terpilah dengan segenap variabel pendukung yang relevan.
Penentuan lokus ditetapkan berdasarkan kriteria tingkat urgensi,
cakupan, atau keterparahan.
IV-37
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Dengan tujuan dan manfaatnya adalah untuk :
a. mengatasi kekurangan guru di daerah terpencil, daerah pinggiran
dan sekolah sekolah yang kekurangan guru mata pelajaran tertentu;
b. mencapai target kurikulum mata pelajaran tertentu;
c. meningkatkan mutu Pendidikan.
Lokasi kegiatan pelaksanaan “Guru Terbang” berada di Kepulauan Nias,
Kabupaten Simalungun, Langkat, Deli serdang, Asahan, Batubara,
Tapanuli Tengah, Samosir, Karo, Labuhanbatu Utara, Dairi dan Kota
Pematang Siantar, Sibolga, Tanjung Balai
IV-38
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
6. “Dokter Terbang”
Konsep dasar (basic idea) “Dokter Terbang” adalah pemenuhan
kebutuhan dokter umum/dokter gigi/dokter spesialis/dokter gigi
spesialis pada Puskesmas di Daerah Terpencil/ Perbatasan/ Kepulauan
(DTPK) dan Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK) serta pada RS Rujukan
Regional dan RS di daerah tertinggal/kepulauan diharapkan dapat
mendekatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas
IV-39
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
8. Taman Kota
Konsep dasar (basic idea) Taman Kota adalah pembangunan Ruang
Terbuka Publik dengan konsep taman kota. Hal yang menjadi latar
belakang kegiatan ini adalah masih kurang fasilitas publik untuk ruang
berkumpul, bermain, rekreasi atau bersosialisasi.
IV-40
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Solusinya yang dilakukan salah satunya adalah mendukung pengolahan
sampah secara sanitary landfill, dengan tujuan agar tersedianya
pengolahan sampah regional kawasan strategis nasional/provinsi secara
sanitary landfill sehingga didapat manfaat yaitu :
a. berkurangnya jumlah timbulan sampah;
b. meningkatkan kebersihan lingkungan
IV-41
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
berkumpul atau beristirahat. Lokasi pembangunan berada di Kota Medan
dan Kabupaten Deli Serdang.
Solusinya adalah
a) Pemberdayaan masyarakat dalam upaya penanganan sampah
b) Pendidikan lingkungan sejak usia dini
c) Pembangunan infrastruktur Bank Sampah
d) Pendampingan dan fasilitasi kepada kelompok masyarakat
e) Penganggaran subsidi kepada kelompok masyarakat dalam operasional
Bank Sampah pada 5 tahun pertama
Tujuannya adalah
a) Sebagai upaya untuk pengurangan dan penanganan sampah
b) Penyediaan lapangan kerja (job creation)
c) Peningkatan income masyarakat berupa penghasilan tambahan dalam
bentuk tabungan Bank Sampah
Manfaat :
a) Dapat mengurangi timbulan sampah yang bersumber dari sampah
anorganik
b) Sebagai upaya penanganan sampah yang bersumber dari sampah
anorganik;
IV-43
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
c) Peranan Bank Sampah dalam pengembangan ekonomi kerakyatan di
Indonesia khususnya di Sumatera Utara
IV-44
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
BAB V
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
KABUPATEN/KOTA
Laju
TPT (%) GINI Pertumbuhan Tingkat IPM
Kabupaten/Kota Ekonomi (%) Kemiskin
TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET
2018 2020 2018 2020 2018 2020 2018 2020 2018 2020
Nias
Mandailing Natal
Tapanuli Selatan
Tapanuli Tengah
Tapanuli Utara
Toba Samosir
Labuhan Batu
Asahan
Simalungun
Dairi
Karo
Deli Serdang
Langkat
Nias Selatan
Humbang Hasundutan
Pakpak Bharat
Samosir
Serdang Bedagai
Batu Bara
Padang Lawas Utara
Padang Lawas
Labuhan Batu Selatan
Labuhan Batu Utara
Nias Utara
Nias Barat
Sibolga
Tanjung Balai
Pematang Siantar
Tebing Tinggi
Medan
Binjai
Padangsidimpuan
Gunungsitoli
SUMUT
1. Penerapan SPM urusan pendidikan daerah Meningkatnya pemenuhan kebutuhan dasar warga negara 1. Daerah kab/kota harus
kab/kota: secara minimal menginternalisasikan SPM Pendidikan
kedalam dokumen perencanaan dan
1. Usia 5 (lima) tahun sampai dengan 6 (enam) penganggaran dengan mempedomani
tahun untuk jenis pelayanan dasar peraturan perundang-undangan yang
pendidikan anak usia dini; berlaku.
2. Usia 7 (tujuh) tahun sampai dengan 15 (lima 2. Mengoptimalkan alokasi anggaran urusan
belas) tahun untuk jenis pelayanan dasar pendidikan sebesar 20% (diluar belanja
pendidikan dasar; dan pegawai dan DAK).
3. Usia 7 (tujuh) tahun sampai dengan 18 3. Melaksanakan program dan kegiatan yang
(delapan belas) tahun untuk jenis pelayanan tertuang dalam SPM kab/kota
dasar pendidikan kesetaraan. berdasarkan PP No. 2 Tahun 2018 tentang
SPM, Permendagri No. 100 Tahun 2018
tentang Penerapan SPM dan
Permendikbud No. 32 Tahun 2018 tentang
Standar Teknis Pelayanan Minimal
Pendidikan.
2. 1. Peningkatan kualitas dan kuantitas 1. Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan untuk 1. Memperhatikan kondisi demografi,
pelayanan untuk mendukung wajib belajar mendukung wajib belajar 12 (dua belas) tahun, topografi dan kekhasan daerah.
12 (dua belas) tahun, pendidikan bagi pendidikan bagi masyarakat miskin, dan mendukung 2. Memperhatikan pemenuhan sarana dan
masyarakat miskin, dan mendukung terlaksananya “kembali ke sekolah” (back to school) bagi prasarana fasilitas pendidikan sesuai
terlaksananya “kembali ke sekolah” (back to anak usia sekolah di wilayah terpencil, tertinggal dan standar sarana dan prasarana yang
school) bagi anak usia sekolah di wilayah terbelakang; berlaku.
terpencil, tertinggal dan terbelakang; 2. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan 3. Memperhatikan pemenuhan dan
2. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana prasarana untuk mendukung tercapainya indikator pengembangan kompetensi pendidik dan
dan prasarana untuk mendukung kinerja bidang pendidikan; tenaga kependidikan.
tercapainya indikator kinerja bidang 3. Meningkatnya dan berkembangnya pelaksanaan Usaha 4. Memperhatikan pelaksanaan Penerimaan
pendidikan; Kesehatan Sekolah (UKS) baik pada lingkup provinsi peserta didik baru sesuai dengan
3. Peningkatan dan pengembangan maupun kab/kota; ketentuan perundang-undangan yang
pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah berlaku.
(UKS) baik pada lingkup provinsi maupun 4. Terkendalinya dan terevaluasinya penyelenggaraan 5. Memperhatikan penyelenggaraan
kab/kota; pelayanan dasar dan non pelayanan dasar bidang pendidikan literasi sekolah dengan
4. Pengendalian dan evaluasi penyelenggaraan pendidikan secara berkala; berpedoman pada ketentuan perundang-
pelayanan dasar dan non pelayanan dasar 5. Terpenuhinya kebutuhan esensial anak usia dini secara undangan yang berlaku.
bidang pendidikan secara berkala; utuh meliputi kesehatan dan gizi, rangsangan 6. Memperhatikan penyelenggaraan
5. Peningkatan dan pengembangan pendidikan, pembinaan moral-emosional dan pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah
pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini pengasuhan sehingga anak dapat tumbuh dan (UKS) baik pada lingkup provinsi maupun
Holisitik-Integratif (PAUD HI) di lingkup berkembang secara optimal sesuai kelompok umur; kab/kota.
kab/kota; 6. Terselenggaranya Pendidikan Anak Usia Dini Holistik- 7. Memperhatikan penyelenggaraan
6. Peningkatan dan pengembangan kualitas Integratif (Paud-HI) sebagai pilar perbaikan gizi penguatan pendidikan karakter di lingkup
dan SDM Pendidikan Sekolah Menengah masyarakat (prevalensi stunting) di lingkup kab/kota; provinsi maupun kab/kota diantaranya
Kejuruan (SMK) di provinsi; 7. Terselenggaranya revitalisasi Sekolah Menengah pendidikan karakter dan budaya anti
7. Peningkatan dan pengembangan pendidikan Kejuruan (SMK) guna meningkatkan kualitas dan daya korupsi.
literasi sekolah di lingkup provinsi maupun saing SDM;
kab/kota; dan 8. Meningkatnya dan berkembangnya penyelenggaraan
8. Peningkatan dan penguatan pendidikan pendidikan literasi sekolah di lingkup provinsi maupun
karakter di lingkup provinsi maupun kab/kota; dan
kab/kota. 9. Meningkatnya dan menguatnya pendidikan karakter di
lingkup provinsi maupun kab/kota.
2. Urusan Kesehatan
3. Pelayanan kesehatan bayi baru 3. Melaksanakan program dan kegiatan yang tertuang dalam SPM
lahir; Kab/Kota berdasarkan PP No. 2 Tahun 2018 tentang SPM dan
4. Pelayanan kesehatan balita; Permenkes No. 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan
5. Pelayanan kesehatan pada usia Mutu Pelayanan Dasar Pada SPM Bidang Kesehatan.
pendidikan dasar;
6. Pelayanan kesehatan pada usia
produktif;
7. Pelayanan kesehatan pada usia
lanjut;
8. Pelayanan kesehatan penderita
hipertensi;
9. Pelayanan kesehatan penderita
diabetes mellitus;
10. Pelayanan kesehatan orang dengan
gangguan jiwa berat;
11. Pelayanan kesehatan orang terduga
tuberculosis; dan
12. Pelayanan kesehatan orang dengan
risiko terinfeksi virus yang
melemahkan daya tahan tubuh
manusia (human immune deficiency
virus).
2. Peningkatan pelayanan kesehatan dan Memaksimalkan tumbuh kembang anak 1. Pemerintah Provinsi:
gizi masyarakat melalui percepatan dengan upaya penanganan intervensi a. Memfasilitasi pembinaan, pemantauan evaluasi dan tindak
penurunan stunting dan gizi gizi sensitif dan intervensi gizi spesifik lanjut atas kebijakan dan pelaksanaan program dan anggaran
dalam program pencegahan stunting;
terutama pada 1000 HPK
b. Pemerintah provinsi membentuk atau memanfaatkan tim
koordinasi yang sudah ada;
c. Memberikan fasilitas dan dukungan teknis bagi peningkatan
kapasitas kab/kota;
d. Mengkoordinir perlibatan institusi non pemerintah; dan
e. Melaksanakan penilaian kinerja kab/kota termasuk
memberikan umpan balik serta penghargaaan kepada kab/kota
sesuai kapasitas provinsi.
2. Pemerintah kab/kota:
a. Memastikan perencanaan dan penganggaran khususnya di
lokasi dengan prevalensi stunting tinggi dan/atau kesenjangan
kecukupan layanan yang tinggi;
b. Pemerintah kab/kota melaksanakan 8 aksi konvergensi program
penurunan stunting terintegerasi dengan melibatkan peran
seluruh OPD terkait dan multisektor;
c. Pemerintah kab/kota memperbaiki pengelolaan layanan dan
memastikan bahwa sasaran prioritas memperoleh dan
memanfaatkan paket intervensi yang tersedia; dan
d. Pemerintah kab/kota mengkoordinir kecamatan dan pemerintah
desa dalam mengoptimalkan sumber daya, sumber dana dan
pemutakhiran data.
3. Pemerintah desa:
a. Melakukan konvergensi dalam perencanaan penganggaran
program dan kegiatan pembangunan desa;
b. Pemerintah desa memastikan setiap sasaran 1000 HPK
menerima dan memanfaatkan intervensi gizi prioritas;
c. Implementasi kegiatan dilakukan kerja sama dengan Kader
Pembangunan Manusia (KPM), pendamping program keluarga
harapan, petugas pusksesmas, bidan desa serta petugas
Keluarga Berencana (KB);
d. Pemerintah desa memperkuat pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan pelayanan kepada seluruh sasaran prioritas serta
mengkoordinir pendataan sasaran dan pemutahiran data setiap
bulan; dan
e. Bentuk program/kegiatan terkait penurunan stunting melaui
intervensi gizi spesifik dan sensitif, antara lain.
4. Urusan kesehatan:
a. PMT pemulihan untuk ibu hamil KEK.
b. Pemberian IFA/tablet tambah darah bagi ibu hamil.
c. Kelas ibu hamil.
d. PMT bagi balita.
e. Penguatan fasilitas bagi Posyandu.
5. Peningkatan status kesehatan dan gizi 1. Menurunya prevalensi anemia pada 1. Memperhatikan target pencapaian SPM (100%) bagi ibu hamil untuk
masyarakat: ibu hamil. pemberian zat besi (Fe) sesuai dengan ketentuan peraturan
2. Menurunnya Angka Kematian Ibu perundang-undnagan yang berlaku.
1. Capaian penurunan anemia pada dan Anak. 2. Memperhatikan NSPK yang ditetapkan oleh K/L terkait.
ibu hamil; 3. Meningkatnya pemberian ASI 3. Memperhatikan indikator dan target pada sasaran RPJMN.
2. Persentase capaian penurunan eksklusif pada bayi.
Angka Kematian Ibu per 100.000 4. Menurunnya prevalensi stunting
kelahiran hidup; (pendek dan sangat pendek pada
3. Persentase capaian penurunan anak baduta).
Angka Kematian Bayi per 1000 5. Menurunnya prevalensi
kelahiran hidup; kekurangan (under weight) pada
4. Persentase bayi usia kurang dari 6 anak balita.
(enam) bulan yang mendapat ASI 6. Menurunnya Prevalensi wasting
eksklusif; (kurus) anak balita.
5. Peningkatan prevalensi kekurangan
gizi (underweight) pada anak balita;
dan
6. Peningkatan prevalensi wasting
(kurus) anak balita.
6. 7Promotif dan Prenventif Gerakan 1. Meningkatnya kualitas lingkungan. 1. Daerah provinsi dan kab/kota harus mengalokasikan untuk
Masyarakat Hidup Sehat (Germas): 2. Meningkatnya perilaku hidup sehat. penyusunan kebijakan di daerah dalam mendukung program
3. Meningkatnya ketersediaan pangan Germas dalam bentuk Perkada (Pergub/Perwalkot/Perbub)
1. Peningkatan kualitas lingkungan; sehat dan percepatan gizi. 2. Perlu kolaborasi, partisipasi, dan collective action stakeholder secara
2. Peningkatan perilaku hidup sehat; 4. Menigkatkannya aktivitas fisik terpadu dan terintegrasi
3. Penyediaan pangan sehat dan masyarakat.
percepatan gizi; 5. Meningkatnya edukasi hidup sehat.
4. Peningkatan aktivitas fisik
masyarakat; dan
5. Peningkatan edukasi hidup sehat.
7. 8Pencegahan dan pengendalian penyakit 1. Meningkatnya pencegahan dan 1. Memperhatikan NSPK yang telah diterbitkan oleh K/L terkait.
menular dan tidak menular serta pengendalian penyakit menular. 2. Memperhatikan indikator dan target pada sasaran RPJMN
peningkatan penyehatan lingkungan. 2. Meningkatnya pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak
menular.
9. 0Penyelesaian perguruan tinggi kesehatan Mempercepat Penyelesaian perguruan Bagi daerah yang memiliki perguruan tinggi kesehatan dapat
. milik Pemerintah Daerah tahun 2020. tinggi kesehatan milik Pemerintah mengalokasikan anggaran untuk proses belajar mengajar dan kegiatan
Daerah Tahun 2020 operasional selama tahun 2020.
ARAH KEBIJAKAN HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA
NO TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM MENYUSUN RKPD 2020
1. 1. Pembangunan Manusia 1. Tersedianya akses 1. Pembangunan infrastruktur air limbah domestik meliputi:
pengelolaan air limbah a. pembangunan sistem pengolahan air limbah domestik terpusat skala permukiman;
2. Akses perumahan dan domestik untuk 100% b. pembangunan/perbaikan tangki septik rumah tangga; dan
Permukiman Layak rumah tangga dengan c. Peningkatan pengelolaan lumpur tinja melalui penerapan Layanan Lumpur Tinja
90% pada Tahun 2024 Terjadwal (LLTT).
6. Urusan Sosial
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH
ARAH KEBIJAKAN
NO TUJUAN/SASARAN PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN
PEMBANGUNAN DAERAH
RKPD 2020
1. Standar Pelayanan Minimal (SPM) 1. Terpenuhinya kebutuhan dasar Penyandang Memperhatikan indikator dan target-target, yaitu :
Sosial : Disabilitas Terlantar di dalam panti. 1. Persentase penyandang disabilitas terlantar yang
2. Terpenuhinya kebutuhan dasar Anak Terlantar di terpenuhi kebutuhan dasarnya di dalam panti. Target: 100
dalam panti.
Memberikan Pelayanan Dasar 3. Terpenuhinya kebutuhan dasar Lansia Terlantar di % selama 1 (satu) tahun anggaran berdasarkan data dan
kepada Lansia Terlantar, Anak dalam panti. perhitungan kebutuhan.
Terlantar, Penyandang Disabilitas 4. Terpenuhinya kebutuhan dasar Gelandangan dan 2. Persentase Anak Terlantar yang terpenuhi kebutuhan
Pengemis di dalam panti. dasarnya di dalam panti. Target: 100 % selama 1 (satu)
Terlantar, Gelandangan dan
5. Terpenuhinya kebutuhan dasar Korban Bencana tahun anggaran berdasarkan data dan perhitungan
Pengemis serta Korban Bencana. Alam dan Sosial. kebutuhan.
3. Persentase Lanjut Usia Terlantar yang terpenuhi
kebutuhan dasarnya di dalam panti. Target: 100 % selama
1 (satu) tahun anggaran berdasarkan data dan
perhitungan kebutuhan.
4. Persentase Gelandangan dan Pengemis yang terpenuhi
kebutuhan dasarnya di dalam panti. Target: 100 % selama
1 (satu) tahun anggaran berdasarkan data dan
perhitungan kebutuhan.
1. Meningkatkan inklusivitas 1. Pengembangan perlindungan sosial bagi disabilitas
penyandang disabilitas yang miskin melalui pelatihan vokasi, peningkatan
menyeluruh pada setiap aspek kesehatan kerja, pemberdayaan ekonomi dan kredit
usaha.
penghidupan yang dilaksanakan.
2. Pengembangan fasilitas, mekanisme dan kapasitas
tenaga pelayanan publik agar dapat diakses oleh
penyandang disabilitas.
Pemuatan skema perlindungan 1. Penguatan bantuan dan jaminan sosial bagi lanjut
sosial bagi Lansia. usia.
2. Perluasan jangkauan dan peningkatan inklusivitas
pelayanan publik bagi lansia termasuk jaminan
kesehatan dan skema jaminan sosial lainnya.
3. Penguatan layanan sosial berbasis komunitas bagi
lanjut usia.
2. Peningkatan peran serta PSKS dalam penyelenggaraan Memprioritaskan sumber dana bantuan sosial dan kegiatan
Penyelenggaraan Kesejahteraan
kesejahteraan. terkait dengan peran serta PSKS dalam penyelenggaraan
Sosial yang Partisipatif.
kesejahteraan.
5. Pemberian bantuan pemenuhan Penyandang disabilitas, lanjut usia, anak terlantar dan
kebutuhan dasar dan fasilitasi kelompok marjinal.
akses terhadap hak dasar.
1. Pelatihan tenaga kerja berbasis 1. Meningkatkan sinergitas lembaga pelatihan dengan 1. Dilaksanakan berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan
kompetensi kebutuhan pengguna tenaga kerja pelatihan dan/standar kompetensi.
2. Meningkatkan pelayanan dan kinerja lembaga 2. Adanya pengakuan terhadap kompetensi yang telah
pelatihan dimiliki
3. Meningkatkan kompetensi peserta pelatihan 3. Berpusat kepada peserta pelatihan dan bersifat individual.
4. Multientry dan multi exit yang memungkinkan peserta
untuk memulai dan mengakhiri program pelatihan pada
waktu dan tingkat yang berbeda sesuai dengan
kemampuan masing-masing peserta pelatihan.
5. Setiap peserta pelatihan dinilai berdasarkan pencapaian
kompetensi sesuai dengan standar kompetensinya.
6. Dilaksanakan oleh lembaga pelatihan yang teregistrasi
atau terakreditasi nasional.
7. Dilaksanakan Pelatihan untuk Calon Pekerja Migran
Indonesia (CPMI).
2. Akreditasi lembaga pelatihan Penjaminan mutu atau Peningkatan Kualitas dan Kapasitas 1. Jumlah BLK/LPKS yang menjadi target akreditasi.
Lembaga Pelatihan Kerja. 2. Harmonisasi/sinkronisasi kegiatan dengan pemerintah
pusat.
3. Pengembangan Balai Latihan Penjaminan mutu atau Peningkatan Kualitas dan Kapasitas 1. Potensi daerah/kebutuhan pasar kerja.
Kerja yang kredibel (BLK) Lembaga Pelatihan Kerja. 2. Peningkatan dan penataan sarana dan prasarana.
3. Peningkatan kualitas dan kapasitas Instruktur dan Tenaga
Pelatihan.
4. Pengembangan LPKS yang Penjaminan mutu atau Peningkatan Kualitas dan Kapasitas 1. Potensi daerah/kebutuhan pasar kerja.
kredibel Lembaga Pelatihan Kerja 2. Peningkatan dan penataan sarana dan prasarana.
7. Fasilitasi pelayanan penempatan Harmonisasi Peraturan Penempatan Tenaga Kerja. 1. Pengelolaan Informasi Pasar Kerja di Prov dan Kab/Kota
tenaga kerja melalui informasi membutuhkan Pengantar Kerja (PNS) dan Petugas antar
pasar kerja dan bursa kerja. Kerja (dapat non-PNS) sehingga tiap Daerah memiliki
fungsional pengantar kerja yang dapat menjalankan
fungsi-fungsi penempatan dan perluasan KK.
8. Pengelolaan informasi pasar Harmonisasi Peraturan Penempatan Tenaga Kerja Job Fair yang dilaksanakan oleh Swasta dan Perguruan Tinggi
kerja tidak dipungut biaya
9. Penerbitan izin Lembaga Harmonisasi Peraturan Penempatan Tenaga Kerja 1. Disnaker Provinsi Mengeluarkan rekomendasi pengajuan
Penempatan Tenaga Krja Swasta SIUP LPTKS dan SPP AKAD. Disnaker Kab/Kota
(LPTKS) lebih dari 1 (satu) melakukan pengesahan perjanjian kerja.
daerah Kab/Kota dalam 1 (satu) 2. Pelayanan antar kerja lintas Daerah Kab/Kota dalam 1
daerah Provinsi (satu) Daerah Provinsi dan 1 Daerah Kab/Kota
10. Perlindungan Pekerja Migran Perlindungan dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di 1. Meningkatkan peran Disnaker dalam perlindungan CPMI
Indonesia (pra dan purna Luar Negeri yang akan berangkat ke luar negeri dalam hal pendataan
penempatan) di daerah Provinsi CPMI berkoordinasi dengan BP3TKI dan BP4TKI di daerah.
2. Pengawasan Terhadap Penyelenggaraan Penempatan Dan
Perlindungan PMI
3. Perlindungan PMI (Pra dan Purna Penempatan) di Daerah
Provinsi, Kab/Kota.
4. Dapat membentuk LTSA di tingkat Provinsi dan Kab/Kota.
12. 1 Pemberdayaan tenaga kerja Penempatan Tenaga Kerja melalui Perluasan Kesempatan Dinas Provinsi melakukan verifikasi terhadap usulan-usulan
melalui wirausaha baru Kerja melalui Padat Karya, Tenaga Kerja Mandiri dan dari Kab/Kota nya masing-masing untuk disinergikan dengan
Terapan TTG RPJMD. Usulan yang tidak sesuai dengan Rencana
Pembangunan Daerah dapat ditolak oleh Provinsi.
13. Peningkatan usaha produktif Usulan berisi data-data mengenai kondisi ketenagakerjaan di
yang menerapkan teknologi daerah dengan mengusulkan kegiatan yang meningkatkan nilai
tepat guna tambah dari potensi sumber daya daerah
14. Fasilitasi penempatan tenaga Peningkatan Penempatan dan Pemberdayaan Penyadang 1. Pengawasan terhadap Perusahaan Swasta dalam
kerja khusus (difabel, wanita, Disabilitas dalam jenis-jenis pekerjaan formal dan informal perlindungan terhadap hak-hak pekerja penyandang
pemuda dan lanjut usia) disabilitas.
2. pelatihan dan pemberdayaan terhadap penyandang
disabilitas dengan melalui kegiatan perluasan kesempatan
kerja.
15. Pengesahan RPTKA Harmonisasi peraturan terhadap pengendalian penggunaan
perpanjangan yang tidak tenaga kerja asing.
mengandung perubahan
jabatan, jumlah TKA dan lokasi
kerja dalam 1 (satu) daerah
Provinsi.
16. Penerbitan perpanjangan IMTA Harmonisasi peraturan terhadap pengendalian penggunaan 1. Perpanjangan IMTA melalui Provinsi bagi TKA yang
yang lokasi kerja lebih dari 1 tenaga kerja asing. memiliki wilayah kerja dalam satu Provinsi.
(satu) daerah Kab/Kota dalam 1 2. Pengawasan terhadap TKA yang bekerja di wilayah
(satu) daerah Provinsi Provinsi dan Kab/Kota.
17. Pengesahan Peraturan 1. Peningkatan kesejah-teraan Pekerja/Buruh melalui 1. Jumlah perusahaan yang belum membuat Peraturan
Perusahaan (PP) dan kejelasan hubungan kerja, pengaturan hak dan Perusahaan (PP).
pendaftaran Perjanjian Kerja kewajiban Pekerja dan Pengusaha dalam Peraturan 2. Jumlah Perusahaan yang sudah ada Serikat
Bersama (PKB) untuk Perusahaan (PP) dan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Pekerja/Serikat Buruh tetapi belum membuat Perjanjian
perusahaan yang mempunyai tanpa diskriminasi. Kerja Bersama (PKB) merupakan prioritas peserta
wilayah kerja lebih dari 1 (satu) 2. Peningkatan Jumlah Peraturan Perusahaan (PP) dan pembinaan.
Kab/Kota dalam 1 (satu) daerah Perjanjian Kerja Bersama (PKB). 3. Jumlah perusahaan yang belum mencatatkan Perjanjian
Provinsi Kerja Waktu Tertentu (PKWT).
4. Jumlah Perusahaan yang belum mendaftarkan Perjanjian
Kerjasama (Pemborongan/Penyediaan Jasa
Pekerja/Buruh).
18. Peningkatan kapasitas Pekerja & Terwujudnya peningkatan kapasitas pelaku Hubungan 1. Pelatih telah bersertifikat Trainer Terampil Bernegosiasi
Pengusaha untuk Keterampilan Industrial yang terlatih teknik negosiasi. dalam Hubungan Industrial.
Bernegosiasi dalam Hubungan 2. Standar materi sesuai Keterampilan Bernegosiasi dalam
Industrial. Hubungan Industrial.
19 Penguatan Kelembagaan
hub.industrial LKS daerah
maupun LKS perusahaan
20. Penyelesaian Perselisihan Meningkatnya Penyelesaian Perselisihan Hubungan Pembinaan Hubungan Industrial dan Pencegahan Perselisihan
Hubungan Industrial meliputi Industrial oleh Mediator Hubungan Industrial Provinsi. Hubungan Industrial pada perusahaan yang rawan Hubungan
tempat kerja pekerja lebih dari Industrial.
satu Kab/Kota dalam satu
Provinsi
21. Peningkatan Kepesertaan Perusahaan aman Hubungan Industrial –Sarana prasarana Pelatihan pencegahan Hubungan Industrial pemetaan
Jaminan Sosial. di Perusahaan bagaimana Dialog LKS. perusahaan.
23. Pembinaan dan Pengembangan Meningkatnya peran dan fungsi mediator di daerah. Pemberdayaan mediator bagi perusahaan-perusahaan di
Hubungan Industrial bagi daerah yang rawan kasus.
Mediator Hubungan Industrial.
24. Peningkatan pemahaman Optimalisasi peran dan fungsi Mediator Hubungan Penerapan jabatan fungsional Mediator Hubungan Industrial
kepegawaian daerah terhadap Industrial. sebagaimana Permenpan No. PER/06/M.PAN/4/2009
fungsional mediator Hubungan termasuk tunjangan Mediator HI sebagaimana Perpres No. 94
Industrial. Tahun 2016.
25. Penetapan: Melindungi upah pekerja/buruh yang mempunyai masa 1. Bupati/Walikota dapat mengusulkan penetapan UMK
1. Upah Minimum Provinsi kerja kurang dari satu Tahun agar upah yang dibayarkan apabila Kab/Kota mempunyai kemampuan membayar
(UMP). oleh pemberi kerja tidak di bawah upah minimum karena lebih tinggi daripada daerah lain.
2. Upah Minimum Sektoral 2. Gubernur tidak dapat menetapkan UMSP/UMSK tanpa
ketimpangan jumlah pencari kerja dengan lapangan kerja
Provinsi (UMSP). ada kesepakatan antara Asosiasi Pengusaha Sektor
3. Upah Minimum Kab/Kota Bersangkutan dengan Serikat Pekerja/Serikat Buruh
(UMK). Sektor bersangkutan. Apabila tidak ada kesepakatan
4. Upah Minimum Sektoral dimaksud, Dinas ketenagakerjaan tidak perlu
Kab/Kota (UMSK). menindaklanjuti.
26. Penyusunan Struktur dan Skala 1. Dengan diterapkannya struktur dan skala upah di Pada tanggal 23 Oktober 2017 pengusaha wajib menyusun
Upah di Perusahaan perusahaan diharapkan menjamin adanya kepastian struktur dan skala upah. Oleh karena itu, pemerintah daerah
upah bagi pekerja/buruh serta akan memotivasi perlu menfasilitasi penyuluhan dan sosialisasi kepada
pekerja/buruh untuk meningkatkan produktivitas
pengusaha agar seluruh perusahaan dapat menyusun dan
sehingga pekerja/buruh mendapat kesempatan untuk
berkembang dalam golongan upah (peningkatan menerapkan struktur dan skala upah.
grade).
2. Penerapan struktur dan skala upah di perusahaan
bertujuan untuk menciptakan sistem pengupahan
yang berkeadilan internal dan eksternal di
perusahaan.
27. Efektivitas Pelaksanaan Dewan Meningkatkan pelaksanaan tugas dewan pengupahan Agar Pemerintah Daerah Mengalokasikan Anggaran Untuk
Pengupahan menjadi lebih efektif. pelaksanaan kegiatan Dewan Pengupahan Daerah Provinsi
Dan Kab/Kota
28. Penyelenggaraan Pengawasan Perusahaan dapat mematuhi Peraturan Perundang- 1. Daerah membuat nama program yang khusus untuk
Ketenagakerjaan termasuk undangan tentang: pengawasan ketenagakerjaan contoh: nama program
Keselamatan dan Kesehatan 1. Pengusaha dan pekerja mendapatkan informasi dan Ditjen Binwasnaker dan K3 adalah program perlindungan
Kerja panduan mengenai bagaimana mematuhi persyaratan tenaga
hukum;
2. Peraturan Peraturan Perundang-undangan yang kerja dan pengembangan sistem pengawasan
berlaku dipatuhi di tempat kerja dengan tujuan ketenagakerjaan.
mencapai pekerjaan dan kondisi kerja yang layak. 2. Pembentukan UPTD Pengawasan Ketenagakerjaan sesuai
3. Perusahaan mengadopsi tindakan-tindakan untuk dengan Tipe Dinas Tenaga Kerja.
memastikan praktik dan lingkungan di tempat kerja 3. Penyediaan sarana dan prasarana untuk UPTD
tidak menempatkan pekerja mereka dalam risiko- Pengawasan Ketenagakerjaan.
risiko yang terkait dengan keamanan dan kesehatan. 4. Penyediaan dan penempatan personil pengawas
4. Pemerintah Daerah mendapatkan informasi umpan ketenagakerjaan pada jabatan unit pengawasan
balik dan pembelajaran dari praktik-praktik yang ketenagakerjaan.
digunakan sebagai cara untuk mengembangkan 5. Penyediaan anggaran penyelengaraan pengawasan
peraturan dalam memperbaiki lingkup perlindungan ketenagakerjaan.
hukum, dengan mempertimbang-kan risiko-risiko
baru yang terkait dengan masalah sosial, fisik dan
psikologis.
29. Penyusunan perencanaan 1. Mengetahui profil ketenagakerjaan di masing-masing Penyusunan RKPD khususnya terkait bidang ketenagakerjaan
tenaga kerja makro di Provinsi daerah. harus mengacu dan berpedoman pada RTKD yang sudah
dan Kab/Kota 2. Mengetahui kondisi perekonomian di masing-masing disusun sesuai UU No. 13 Tahun 2003 Pasal 7 ayat 3.
daerah.
3. Memperkirakan dan menganalisis persediaan tenaga
kerja di masing-masing daerah.
4. Memperkirakan dan menganalisis kebutuhan tenaga
kerja di masing-masing daerah.
8. Urusan Pangan
PRIORITAS BIDANG HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH
NO TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN NASIONAL DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020
1. Pembangunan Ekonomi Peningkatan daya saing daerah pemerataan akses 1. Penyusunan dan penetapan peraturan daerah Tentang lahan
pelayanan publik masyarakat pertanian pangan berkelanjutan (LP2B)
2. Penyusunan program/ kegiatan promosi pencapaian target
konsumsi pangan perkapita per Tahun.
3. Penyusunan data cadangan pangan Provinsi dan Kab/Kota.
4. Penyusunan Peta ketahanan dan kerentanan Pangan.
5. Penyusunan Program/Kegiatan dukungan untuk pelaksanaan
Program FMSRB bagi daerah-daerah yang menjadi lokasi
sasaran program.
6. Penyusun Master Plan Kawasan Pertanian Provinsi.
7. Penyusun action plan untuk Kab/Kota dalam pelaksanaan
kegiatan pengembangan kawasan pertanian daerah Kab/Kota.
8. Fasilitasi pembentukan korporasi petani di Kawasan Pertanian
1. Pengintegrasian Kawasan Pertanian Terwujudnya kedaulatan pangan. 1. Penyampaian laporan kemajuan atas upaya-upaya
Pangan Berkelanjutan (KP2B) penetapan LP2B di daerah kepada Kementerian
dalam rencana tata ruang wilayah Dalam Negeri c.q. Ditjen Bina Bangda.
2. Melakukan kajian teknis terkait pemetaan lahan
dan lahan pertanian pangan
pertanian yang akan ditetapkan sebagai K/LP2B
berkelanjutan dalam rencana rinci sebagai dasar penetapan K/LP2B dalam Perda RTR.
tata ruang.
Pengendalian Lahan Sawah. 1. Update penggunaan sawah (data luas baku sawah 1. Pemanfaatan ruang daerah yang berbasis RTR yang
terbaru) dengan citra terbaru. telah ditetapkan.
2. Verifikasi data luas baku sawah terbaru terhadap RTRW. 2. Melakukan pemantauan dan evaluasi pemanfaatan
3. Verifikasi data luas baku sawah terbaru terhadap data lahan sawah secara regular.
pertanahan (Peta Pendaftaran Tanah, Ijin Lokasi, IPPT,
Kawasan Proyek Strategis Nasional).
4. Identifikasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan
Pemanfaatan Tanah bidang-bidang tanah di kawasan
yang telah diverifikasi, terutama bidang tanah yang telah
menerima insentif LP2B.
5. Menganalisis manajemen ekonomi, sosial, dan
lingkungan dalam pengendalian alih fungsi lahan sawah.
2. Pengendalian pemanfaatan ruang di 1. Inventarisasi Daerah Aliran Sungai. 1. Melakukan pemantauan dan evaluasi pemanfaatan
daerah aliran sungai. 2. Perlindungan DAS. ruang di daerah aliran sungai.
3. Penegakan Perda RTR. 2. Melakukan pengawasan teknis fungsi SDEW.
3. Melakukan penertiban pelayanan pemanfaatan
ruang/audit tata ruang.
3. Pengintegrasian rencana umum Terwujudnya kebijakan pengelolaan energi berdasrakan Peningkatan kualitas RTR Daerah dengan mengakomodir
energi daerah dalam rencana tata prinsip berkeadilan, berkelanjutan, dan berwawasan rencana umum energi nasional
ruang Provinsi/Kab/Kota. lingkungan guna terciptanya kemandirian energi dan
ketahanan energi nasional.
4. Percepatan penyusunan raperda 1. Tersusunnya Perda rencana tata ruang kawasan 1. Menyiapkan kelengkapan administrasi sebagaimana
rencana rinci tata ruang (Provinsi: strategis Provinsi dan Kab/Kota. Permendagri No. 13 Tahun 2016.
RTR KSP, Kab/Kota: RTR Kawasan 2. Terselenggaranya konsultasi dan evaluasi. 2. Menyiapkan peta dasar untuk penyusunan rencana
3. Raperda RTR Kawasan Strategis Provinsi dan Kab/Kota. tematik RRTR.
Strategis Kab/Kota dan RDTR).
3. Melakukan konsultasi publik untuk memperoleh
konsepsi rencana (tematik).
4. Melakukan penyusunan Properda untuk dapat
ditetapkan menjadi Perda.
5. Menyelesaikan rekomendasi Peta RRTR kawasan
strategis provinsi dan Kab/Kota, serta RDTR
Kab/Kota.
6. Menyiapkan Draft Kepgub hal hasil evaluasi Raperda
tentang RTR Daerah Kab/Kota beserta lampirannya.
Percepatan penyusunan/revisi 1. Tersusunnya Perda rencana tata ruang wilayah Provinsi 1. Menyiapkan kelengkapan administrasi sebagaimana
dan Kab/Kota. Permendagri No. 13 Tahun 2016.
Perda rencana tata ruang wilayah 2. Terselenggaranya konsultasi dan evaluasi Raperda RTR 2. Menyelesaikan rekomendasi dan updating Peta
Provinsi dan Kab/Kota. kawasan strategis Provinsi dan Kab/Kota. RTRW Provinsi dan Kab/Kota.
3. Menyiapkan Draft Kepgub hal hasil evaluasi Raperda
tentang RTR Daerah Kab/Kota beserta lampirannya.
Percepatan Penyusunan Rencana 1. Terwujudnya pengembangan wilayah di Kawasan 1. Menyediakan kelengkapan data untuk mendukung
Detail Tata Ruang di Kawasan perbatasan untuk meningkatkan kesejahteraan menyusunan RDTR KPN.
masyarakat dengan tetap memperhatikan fungsi 2. Berperan aktif dalam proses penyusunan RDTR KPN.
Perbatasan Negara (RDTR KPN). pertahanan dan keamanan. 3. Mendukung upaya perwujudan pengembangan
2. Tersusunnya Rancangan Peraturan Peraturan wilayah di Kawasan Perbatasan Negara berdasarkan
Perundang-undangan RDTR Kawasan Perbatasan RDTR KPN.
Negara (KPN).
Percepatan Penyusunan dan Tersusunnya Perda tentang RRTR di Sekitar KI dan KEK 1. Menyiapkan master plan pengembangan kawasan
Penetapan Raperda tentang RRTR Industri/Logistik. industri dan berkoordinasi dengan Kementerian
di Sekitar KI dan KEK Perindustrian.
2. Membentuk badan pengelola kawasan industri
Industri/Logistik
(dapat berupa BUMD).
3. Melakukan delineasi lingkup wilayah perencanaan
Hasil kegiatan untuk ditindaklanjuti oleh Pemerintah
Terselenggaranya Penataan 1. Berkembangnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di 1. Berita acara kesepakatan atau SK Bupati/Wali kota
Kawasan ekonomi dengan masing-masing pulau dengan memanfaatkan potensi dalam penentuan deliniasi wilayah.
pengembangan Kawasan Ekonomi dan keunggulan daerah antara lain mengembangkan 2. Dukungan data baik berupa data sosial, ekonomi,
KEK, KI, KPBPB, dan pusat-pusat pertumbuhan lainnya lingkungan, dan kebencanaan maupun spasial
Khusus (KEK).
di wilayah pinggiran. (peta).
2. Pengembangan KEK bertujuan untuk mempercepat 3. Hasil kegiatan untuk ditindaklanjuti oleh Pemerintah
perkembangan daerah dan sebagai model terobosan Daerah dalam proses legalisasi Rencana Tata Ruang
pengembangan kawasan untuk pertumbuhan ekonomi, di daerah.
antara lain industri, pariwisata, dan perdagangan
sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan.
Terselenggaranya penataan 1. Berkembangnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di 1. Berita acara kesepakatan atau SK Bupati/Wali kota
kawasan ekonomi dengan masing-masing pulau dengan memanfaatkan potensi dalam penentuan deliniasi wilayah.
pengembangan kawasan industri. dan keunggulan daerah antara lain mengembangkan 2. Dukungan data baik berupa data sosial, ekonomi,
KEK, KI, KPBPB, dan pusat-pusat pertumbuhan lainnya lingkungan, dan kebencanaan maupun spasial
di wilayah pinggiran. (peta).
2. Pengembangan KI bertujuan untuk mempercepat 3. Hasil kegiatan untuk ditindaklanjuti oleh Pemerintah
penyebaran dan pemerataan pembangunan kawasan Daerah dalam proses legalisasi rencana tata ruang di
industri, meningkatkan upaya pembangunan kawasan daerah.
industri yang berwawasan lingkungan, meningkatkan
daya saing investasi dan daya saing kawasan industri
dan memberikan kepastian izin lokasi sesuai tata ruang.
Terselenggaranya penataan Pengembangan kawasan pariwisata prioritas bertujuan 1. Berita acara kesepakatan atau SK Bupati/Wali kota
kawasan ekonomi dengan untuk memperkuat upaya penataan ruang wilayah dan dalam penentuan deliniasi wilayah.
pengembangan destinasi pariwisata konservasi potensi kepariwisataan dan lingkungan dalam 2. Dukungan data baik berupa data sosial, ekonomi,
lingkungan, dan kebencanaan maupun spasial
Nasional. mendukung daya tarik dan revitalisasi di sekitarnya.
(peta).
3. Hasil kegiatan untuk ditindaklanjuti oleh Pemerintah
Daerah dalam proses legalisasi Rencana Tata Ruang
di daerah.
Penguatan kelembagaan penataan Terfasilitasi kelembagaan penataan ruang daerah. Melakukan penyesuaian TKPRD dengan Permendagri No.
ruang daerah. 116 tentang Koordinasi Penataan Ruang Daerah.
Penyediaan Data dan Informasi 1. Pelaksanaan penyediaan data dan informasi bidang 1. Kelengkapan data tata ruang Provinsi/Kab/Kota.
Bidang Pertanahan dan Penataan pertanahan. 2. Kelengkapan data pertanahan Provinsi/Kab/Kota.
Ruang untuk mendukung Sistem 2. Pelaksanaan penyediaan data dan informasi bidang
penataan ruang.
Informasi Pembangunan Daerah
(SIPD).
Penerbitan rekomendasi Tersusunnya kesepakatan/rekomendasi untuk beberapa 1. Melakukan koordinasi dalam TKPRD terkait
pemanfaatan ruang (Isu strategis permohonan kesesuaian tata ruang pemanfaatan ruang pemberian rekomendasi pemanfaatan ruang untuk
Nasional). PSN/KSN/Non-PSN KSN di beberapa wilayah. hal-hal tertentu.
2. Mengakomodir rekomendasi pemanfaatan ruang
sebagai bahan masukan proses peninjauan kembali
RTRW.
3. Mengakomodir rekomendasi sebagai dasar
pertimbangan pemberian izin pemanfaatan ruang.
Pengintegrasian dokumen rencana 1. Mengintegrasikan rencana pembangunan daerah dengan Melakukan inventarisasi program/kegiatan dalam
pembangunan daerah dengan rencana tata ruang. Indikasi Program pada rencana tata ruang untuk
rencana tata ruang. 2. Menyelaraskan antara indikasi program pada rencana diselaraskan dengan penyusunan Rencana
tata ruang terhadap Rencana Pembangunan Jangka
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Menengah Daerah (RPJMD).
Penyusunan Dokumen Teknis 1. Tersedianya Dokumen Sinkronisasi Program 1. Melakukan konsultasi publik untuk
Sinkronisasi Program Pemanfaatan Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah RTR KSN Tahun 2. menetapkan konsepsi rencana (teknokratik)
Ruang 2020-2024.
2. Tersedianya dokumen sinkronisasi program
pemanfaatan ruang tahunan untuk 34 Provinsi.
Pelaksanaan Peran 1. Menjamin terlaksananya hak dan kewajiban masyarakat
di bidang penataan ruang sesuai dengan ketentuan
Masyarakat/Pelibatan Stakeholders peraturan perundang-undangan.
dalam Penyusunan/ Revisi RTR 2. Mendorong peran masyarakat dalam penataan ruang.
Daerah. 3. Menciptakan masyarakat yang ikut bertanggung jawab
dalam penataan ruang.
4. Mewujudkan pelaksanaan penataan ruang yang
transparan, efektif, akuntabel, dan berkualitas; dan
5. Meningkatkan kualitas pelayanan dan pengambilan
kebijakan penataan ruang.
Terselenggaranya penataan 1. Untuk meminimalkan atau mengurangi kerusakan dan 1. Melakukan kajian dan dukungan data baik berupa
kerugian ekonomi akibat kejadian bencana di masa data sosial, ekonomi, lingkungan, dan kebencanaan
kawasan rawan bencana dan mendatang, maka sasaran penanggulangan bencana maupun spasial (peta).
kawasan rentan dampak dan pengurangan risiko bencana adalah 2. Melakukan kajian mitigasi bencana untuk
perubahan Iklim. mengoptimalkan upaya mitigasi bencana pada wilayah diintegrasikan dalam RTR.
yang memiliki indeks risiko bencana tinggi, baik yang 3. Hasil kegiatan untuk ditindaklanjuti oleh Pemerintah
berfungsi sebagai PKN, PKW, PKSN, Kawasan Ekonomi Daerah dalam proses legalisasi rencana tata ruang di
Khusus, Kawasan Industri maupun pusat- pusat daerah.
pertumbuhan lainnya.
Pencadangan tanah untuk Meningkatkan kepastian ketersediaan tanah bagi 1. Pengadaan tanah untuk kepentingan umum.
pembangunan kepentingan umum. pembangunan untuk kepentingan umum. 2. Penetapan lokasi tanah bagi kepentingan umum
sesuai dengan peraturan peraturan perundang-
undangan.
Penetapan perda terkait Terjaminnya kekuatan hukum atas masyarakat hukum 1. Inventarisasi keberadaan Masyarakat Hukum Adat
masyarakat hukum adat yang adat serta tanah dan sumber daya alam di dalamnya. (MHA) di Daerah.
dilengkapi dengan lampiran peta 2. Inventarisasi tanah adat/ulayat serta pemetaan
bidang tanah tanah Adat/ Ulayat.
tanah adat/ulayat.
3. Mediasi penyeleesaian sengketa tanah masyarakat
hukum adat.
4. Penyusunan Perda tentang pengakuan MHA.
5. Pemetaan wilayah adat/ulayat
Penyelesaian sengketa pertanahan Pengurangan jumlah sengketa, konflik dan perkara 1. Penyediaan data dan informasi status kepemilikan
yang menjadi kewenangan pertanahan di daerah. tanah.
pemerintah daerah. 2. Inventarisasi sengketa tanah garapan di daerah.
3. Koordinasi penyelesaian sengketa, konflik dan
perkara pertanahan di daerah bersama kantor
wilayah dan kantor pertanahan BPN.
4. Mediasi dan penyelesaian sengketa tanah garapan
dan tanah ulayat/garapan.
Penyelesaian holding zone/outline 1. Distribusi peruntukan ruang yang jelas bagi pemerintah 1. Melakukan inventarisasi polygon (spot- spot) baik
dalam Perda tentang RTRW dan masyarakat. secara kuantitatif, spasial peruntukkan ruang dalam
Provinsi/Kab/Kota. 2. Pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang di skala besar.
kawasan holding zone/outline dapat berjalan. 2. Melakukan koordinasi dengan Kementerian LHK
terkait batasan waktu outline agar didapat adanya
kepastian hukum.
Pengembangan kawasan perDesaan Mengakselerasi percepatan pengembangan kawasan 1. Berita acara kesepakatan atau SK Bupati/Wali kota
lainnya yang mendukung pertanian yang telah ditetapkan sebagai kawasan pertanian dalam penentuan deliniasi wilayah.
kepentingan nasional terkait nasional. 2. Dukungan data baik berupa data sosial, ekonomi,
lingkungan, dan kebencanaan maupun spasial
ketahanan pangan khususnya pada
(peta).
komoditi padi dan jagung. 3. Hasil kegiatan untuk ditindaklanjuti oleh Pemerintah
Daerah dalam proses legalisasi Rencana Tata Ruang
Kawasan PerDesaan.
Peningkatkan kapasitas kelembagaan PUG dan kelembagaan perlindungan hak perempuan dari tindak
kekerasan berbasis gender termasuk TPPO, melalui:
1 1. Peningkatan pemahaman dan komitmen pemda tentang pelaksanaan PUG melalui PPRG.
2. Penguatan dan harmonisasi peruuan dan aturan pelaksanaan terkait PUG dan KtP dan TPPO.
3. Penguatan koordinasi antar OPD penggerak PPRG, antara OPD pelaksana dengan OPD penggerak PPRG,
serta antara OPD Pengerak dan Pelaksana dengan pemangku kepentingan lainnya.
4. Peningkatan kerjasama multipihak antara pemerintah, masyarakat, dan swasta dalam pelaksanaan PUG
melalui PPRG dan perlindungan perempuan dari KtP dan TPPO.
5. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia OPD Pengerak dan Pelaksana PPRG dengan memastikan
ketersediaan dan kualitas tujuh prasyarat PUG melalui PPRG di OPD.
6. Penguatan sistem dan pemanfaatan data terpilah menurut jenis kelamin dan data KtP dan TPPO.
7. Peningkatan efektivitas gugus tugas pencegahan dan penanganan TPPO di semua tingkatan.
8. Pemanfaatan dana dekonsentrasi untuk peningkatan kapasitas kelembagaan PUG dan KtP dan TPPO di
Provinsi/kab/ kota.
9. Pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan PUG melalui PPRG, KtP dan TPPO.
Arah kebijakan perlindungan anak adalah peningkatan kapasitas kelembagaan perlindungan Anak yang
mendukung pada pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak dari tindak kekerasan, melalui strategi:
1. Penguatan kerangka regulasi yang mendukung pemenuhan hak anak dan perlindungan anak, termasuk
kebijakan afirmasi dan pelengkapan kekosongan hukum
2. Penguatan sistem layanan perlindungan anak yang terpadu dan responsif terhadap kebutuhan anak tanpa
terkecuali
3. Pelaksanaan Kab/Kota Layak Anak (KLA)
4. Memberikan ruang bagi anak untuk berpartisipasi (Partisipasi Anak) yang dimulai dari tingkat keluarga, dan
diberbagai tingkatan wilayah termasuk pelibatan anak dalam musrenbang.
2. 5. Penyediaan Pusat Pembelajaran keluarga (Puspaga)
6. Penyediaan Ruang Bermain yang ramah anak termasuk bagi anak disbilitas.
7. Penyediaan Ruang kreativitas anak termasuk bagi anak yang disabilitas.
8. Melakukan pelatihan konvensi hak anak bagi perencana dan pelaksana teknis penyelenggara layanan
kesehatan, sosial, pendidikan dan penegakan hukum.
9. Menyediakan layanan perlindungan terhadap perempuan dan anak yang rentan mendapat perlakuan salah,
kekerasan dan diskriminasi dengan cara:
a. Menyediakan Layanan Pengaduan Masyarakat dan menjangkau korban-korban kasus perempuan dan
anak.
b. Mengelola Kasus yang berperspektif kepentingan terbaik bagi korban.
c. Memberikan Penampungan Sementara bagi korban perempuan dan anak yang mengalami ancaman
keselamatan.
d. Memediasi kasus perdata yang rentan mengorbankan hak perempuan dan anak khususnya dalam
rumah tangga/lembaga perkawinan
e. Mendampingi Korban untuk mendapatkan layanan sesuai kebutuhannya agar mampu mengembalikan
kemandiriannya.
f. Membentuk dan menguatkan Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD
PPA) sebagai penyedia layanan perlindungan.
g. Menyedia kan Sarana dan Prasarana yang mendukung layanan perlindungan korban.
h. Penguatan dan Pengembangan Kapasitas SDM pemberi layanan perlindungan.
10. Peningkatan pemahaman, komitmen, dan kapasitas para pemangku kepentingan untuk memastikan adanya
perencanaan dan anggaran yang responsif anak melalui:
a. Sosialisasi kebijakan perlindungan Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) bagi Aparat Penegak
Hukum (APH), pemda dan masyarakat dalam perlindungan dan penanganan ABH;
b. Pelatihan trust and safety training dalam rangka internet aman untuk anak; dan
c. KIE kebijakan perlindungan anak penyandang disabilitas dan psikososial.
11. Penguatan sistem data dan informasi yang terintegrasi, lengkap, dan kontinu.
12. Penguatan koordinasi lintas sektor baik antar instansi pemerintah, maupun pemerintah dengan
masyarakat,lembaga profesi, dunia usaha, mitra pembangunan, dan media.
1. Pencegahan, Penanggulangan dan 1. Mengurangi dampak 1. Peningkatan Daya Dukung dan Daya Tampung Sumber Daya Alam dan
Pemulihan pencemaran dan kerusakan Lingkungan Hidup;
Sumber Daya Alam dan 2. Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi dalam pembuatan KLHS;
Lingkungan Hidup 3. Penghentian sumber pencemaran dan pembersihan unsur pencemar;
2. Meningkatnya Kualitas remediasi, rehabilitasi, restorasi, serta pemulihan fungsi lingkungan
Lingkungan Hidup hidup; dan
4. Pelaksanaan pengukuran Indeks Kualitas Lingkungan Hidup.
Penguatan Kelembagaan dan Meningkatkan Sistem 1. Pembinaan terhadap izin lingkungan dan izin PPLH, serta penegakan
Penegakan Hukum di Bidang Kelembagaan di Bidang hukum;
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup untuk 2. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia terkait pembinaan dan
2.
pengawasan izin dan penegakan hukum; dan
Lingkungan Hidup Mengurangi Degradasi Lingkungan
3. Pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan lingkungan hidup untuk
Hidup masyarakat.
3. Akselerasi Pemanfaatan Energi Menjaga Kualitas Lingkungan, dan 1. Penyiapan dan pengelolaan operasional infrastruktur persampahan dan
Baru dan Terbarukan menjadikan sampah sebagai infrastruktur sampah menjadi energi dalam rangka pengurangan dan
sumber daya, melalui penanganan penanganan sampah;
2. Pengelolaan sampah di darat dan di laut;
dan pengurangan sampah
3. Pemanfaatan sampah sebagai sumber daya; dan
4. Pelaksanaan pengumpulan dan penyimpanan sementara limbah B3.
12. Urusan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil
ARAH KEBIJAKAN HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH
NO TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020
3. Terwujudnya pelayanan publik 2. Meningkatnya pemanfaatan 5. Mendorong daerah untuk optimalisasi penerapkan pelayanan berbasis
yang efektif, efisien dan hasil data kependudukan melalui digital.
tepat guna pemanfaatan data balikan.
2. Meningkatkan Pelayanan yang Meningkatkan Kesadaran Peningkatan kualitas pelayanan dan penerbitan KTP-el melalui percepatan
membahagiakan melalui Inovasi Masyarakat terhadap arti pelayanan sehari selesai.
pentingnya dokumen Jemput Bola di berbagai kantong pemukiman penduduk yang masih
kependudukan. banyak belum melakukan perekaman termasuk membuka pelayanan
perekaman KTPel di berbagai event tingkat nasional maupun regional.
Memberikan kepuasan kepada Perpanjangan waktu pelayanan/jam pelayanan di kantor setiap harinya
Masyarakat terhadap Pelayanan minimal mulai jam 08.00 sd jam 18.00.
yang diberikan oleh Dinas Pelaksanaan pelayanan pada hari libur sabtu minggu dan hari libur
Dukcapil. nasional.
3. Terkoneksinya Database Termanfaatkannya Database 1. Sosialisasi Pemanfaatan Data Kependudukan (MoU dan PKS).
Kependudukan dengan OPD terkait Kependudukan Kabupaten/Kota 2. Konfigurasi jaringan dan database Kependudukan dalam rangka
oleh OPD lain. pemanfaatan data tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.
3. Dinas Dukcapil Provinsi dan Kab/Kota memberikan elemen data
kepada Lembaga Pengguna dengan cara melihat pada relevansi
kebutuhan pemanfaatan data yang akan di akses oleh Lembaga
Pengguna (tidak semua elemen data dapat diberikan). Jumlah
kebutuhan elemen data harus dimasukkan dalam Perjanjian Kerja
Sama.
Meningkatnya kepemilikan Akte Terjaminnya Hak-Hak Sipil 1. Peningkatan kualitas pelayanan dan penerbitan Dokumen Akta
Kelahiran Anak Usia 0 s.d 24 Penduduk melalui pemberian Akta Kelahiran Anak Usia 0 s.d 24 Bulan.
Bulan. Kelahiran Anak. 2. Melakukan Kerjasama dengan OPD terkait untuk meningkatkan
cakupan Akta Kelahiran.
Meningkatnya Kulaitas Database Terwujudnya NIK Tunggal 1. Peningkatan kualitas pelayanan dan penerbitan NIK bagi penduduk.
Kependudukan Penduduk yang berlaku seumur 2. Jemput Bola di berbagai kantong pemukiman penduduk yang masih
hidup. banyak belum melakukan perekaman termasuk membuka pelayanan
perekaman KTPel di berbagai event tingkat nasional maupun regional.
1. Mengarustamakan peningkatan Meningkatnya kualitas tata kelola 1. Pemda segera menindaklanjuti amanat Peruuan yang telah
kualitas penataan dan pemerintahan Desa sesuai dengan ketentuan dikeluarkan oleh Pemerintah terkait dengan Desa, baik dalam bentuk
administrasi pemerintahan perundang-undangan. Perda, Perkada, Kep. Bupati/Wali kota dengan mengacu pada
ketentuan Peraturan perundang-undangan.
Desa.
2. Pemda memfasilitasi pemerintah Desa untuk dapat menata Desanya
dan secara terus menerus meningkatkan kualitas pelayanan dan
administrasi Desa.
2. Mengarustamakan peningkatan Meningkatnya kapasitas aparatur Desa dalam 1. Mengidentifkasi kebutuhan pemerintah Desa dalam penimgkatan
kapasitas aparatur Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa yang kapasitas.
penyelenggaraan pemerintahan. baik. 2. Memfasilitasi pemerintah Desa dalam peningkatan kapasitas.
3. Memberdayakan pelatih yang telah ada didaerah dan yang telah dilatih
oleh pemerintah pusat.
3. Berperan aktif membina Desa Meningkatnya kapasitas aparat pemerintah 1. Mengidentifkasi sumber sumber pendapatan Desa ditingkat daerah dan
dalam pengelolaan keuangan Desa dalam tata kelola keuangan dan aset Desa melakukan pembinaan dalam pengelolaannya.
dan aset Desa. yang efektif, transparan dan akuntabel 2. Memfasilitasi Desa dalam pengelolaan keuangan dan aset Desa dan
pemanfaatan aset Desa.
3. Pemda mendorong peningkatan pendapatan asli Desa dan lain-lain
pendapatan Desa yang sah.
4. Daerah dapat mengambil peran yang lebih besar dalam menyelesaikan
persoalan-persoalan Desa yang berada di wilayahnya dan secara terus
menerus melakukan evaluasi dan pembinaan.
4. Penguatan fungsi kelembagaan Meningkatnya fungsi Kelembagaan yang ada di 1. Mengidentifkasi sumber sumber yang dapat dikerjasamakan Desa,
Desa sebagai mitra pemerintah Desa dan meningkatnya Kerja sama Desa antar menyusun pedoman dan memberikan pembinaan dan pendampingan.
Desa dan penerapan kerjasama Desa. 2. Mermbina Desa dalam penguatan fungsi kelembagaan, penerapan
perencanaan pembangunan dengan paretisipatif.
antar Desa.
5. Mengembangkan sumberdaya 1. Mengembangkan potensi sumber daya Program dan kegiatan dilak sanakan melalui:
alam dan buatan alam dan melestarikan lingkungan hidup.
berkelanjutan berbasis 2. Mengembangkan sumber pendapatan 1. Mengidentifikasi potensi dan aset Desa.
masyarakat. Desa. 2. Melakukan perencanaan dan penganggaran partisipatif masyarakat
3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa.
Desa. 3. Memberikan fasilitasi peningkatan kapasitas perencanaan dan
penganggaran partisipatif.
6. Mengarusutama kan 1. Mengembangkan perekonomian Program dan kegiatan dilaksanakan melalui:
pemberdayaan ekonomi masyarakat Desa.
masyarakat miskin yang 2. Memberdayakan masyarakat dan lembaga 1. Mengidentifikasi potensi.
kemasyarakatan di Desa. 2. Ekonomi masyarakat Desa.
berkesinambungan
3. Melakukan perencanaan dan penganggaran partisipatif masyarakat
Desa dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat.
4. Memberikan bantuan sarana dan prasarana dalam rangka
pemberdayaan ekonomi masyarakat.
5. Memberikan fasilitasi peningkatan kapasitas pengelolaan (usaha)
ekonomi masyarakat Desa.
8. Membangun kemitraan untuk 1. Menjalin kerja sama dan koordinasi Program dan kegiatan dilaksanakan melalui:
mengembangkan dengan seluruh pemangku kepentingan di
kelembagaan BUMDes Desa. 1. Mengidentifikasi kebutuhan pasar komoditas lokal dan regional.
2. Mengembangkan perekonomian 2. Memberikan fasilitasi pengembangan (unit usaha) BUMDes untuk
mengacu pada ekonomi lokal
masyarakat Desa. mengakomodasi kebutuhan komoditas lokal dan regional.
dan regional. 3. Memberdayakan masyarakat dan lembaga 3. Memberikan fasilitasi kemitraan model bisnis B to B antara pasar dan
kemasyarakatan di Desa. (unit usaha) BUMDes.
10. Menetapkan status wilayah dan 1. Menaati dan menegakkan peraturan Program dan kegiatan dilaksanakan melalui menetapan status wilayah dan
kewenangan Desa di dalam perundang- undangan. kewenangan Desa di dalam kawasan hutan dan perkebunan.
kawasan hutan dan 2. Melaksanakan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan Desa.
perkebunan.
3. Mengembangkan potensi sumber daya
alam dan melestarikan lingkungan hidup.
11. Menetapkan pedoman 1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Program dan kegiatan dilaksanakan melalui:
pembangunan dan belanja Desa.
infrastruktur Desa berbasis 2. Mengembangkan potensi sumber daya 1. Mengidentikasi layanan yang dibutuhkan dan komoditas Desa.
alam dan melestarikan lingkungan hidup. 2. Mengidentifikasi kebutuhan pembangunan dan belanja infrastruktur
pelayanan dan komoditi sebagai
3. Mengembangkan perekonomian Desa.
rujukan di tingkat Kabupaten masyarakat Desa. 3. Menetapkan pedoman kebutuhan pembangunan dan belanja
dan Desa, 4. Memberdayakan masyarakat dan lembaga infrastruktur Desa berdasarkan layanan yang dibutuhkan dan
kemasyarakatan di Desa. komoditas Desa.
4. Memberikan fasilitasi perencanaan dan penganggaran partisipatif
masyarakat Desa dalam rangka memenuhi kebutuhan pembangunan
14. Mengarusutama kan belanja 1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Program dan kegiatan dilaksanakan melalui penggunaan belanja Desa
Desa untuk pengentasan Desa. untuk mendayagunakan potensi ekonomi Desa melalui perencanaan
kemiskinan. 2. Memberdayakan masyarakat dan lembaga partisipatif masyarakat Desa.
kemasyarakatan di Desa.
15. Mengarusutama kan belanja 1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Program dan kegiatan dilaksanakan melalui pengarusutamaan penggunaan
Desa untuk pendidikan dan Desa. belanja Desa untuk meningkatkan tingkat pendidikan dan kualitas
kesehatan. 2. Memberdayakan masyarakat dan lembaga kesehatan masyarakat Desa berbasis perencanaan partisipatif masyarakat
kemasyarakatan di Desa.
Desa.
16. Melakukan penetapan prioritas 1. Kesejahteraan masyarakat Desa. Program dan kegiatan dilaksanakan melalui penetapan prioritas
penggunaan alokasi APBDesa 2. Memberdayakan masyarakat dan lembaga penggunaan alokasi APBDesa untuk mendukung sumber daya pendidikan
untuk mendukung sumber daya kemasyarakatan di Desa. dan kesehatan di Desa.
pendidikan dan kesehatan di
Desa.
17. Memantapkan sinkronisasi Melaksanakan prinsip tata Pemerintahan yang Program dan kegiatan dilaksanakan melalui kebijakan yang searah dengan
kebijakan di tingkat daerah. akuntabel, transparan, profesional, efektif dan kebijakan.
efisien, bersih, serta bebas dari kolusi, korupsi,
dan nepotisme.
18. Meningkatan sinergi dan Melaksanakan prinsip tata Pemerintahan yang Program dan kegiatan dilaksanakan perencanaan dan penganggaran untuk
integrasi dukungan pusat akuntabel, transparan, profesional, efektif dan melengkapi dukungan pusat terhadap daerah.
terhadap daerah. efisien, bersih, serta bebas dari kolusi, korupsi,
dan nepotisme.
19. Meningkatkan kapasitas Memberdayakan masyarakat dan lembaga Program dan kegiatan dilaksanakan melalui perencanaan dan
pendamping baik fungsional, kemasyarakatan di Desa. penganggaran untuk meningkatkan kapasitas pendamping baik fungsional,
struktural maupun organik. struktural maupun organik (konsolidasi pendampingan).
20. Meningkatkan peran Provinsi 1. Melaksanakan prinsip tata Pemerintahan Program dan kegiatan dilaksanakan melalui perencanaan dan
dalam menjalankan fungsi Desa yang akuntabel, transparan, penganggaran untuk melaksanakan peran Provinsi dalam menjalankan
Binwas Desa ke Kabupaten. profesional, efektif dan efisien, bersih, fungsi Binwas Desa ke Kabupaten.
serta bebas dari kolusi, korupsi, dan
nepotisme.
2. Melakukan pembinaan Desa dalam
menyelenggarakan administrasi
pemerintahan Desa yang baik.
Membina dan melakukan pengawasan
terhadap Desa.
21. Meningkatkan kapasitas 1. Melaksanakan prinsip tata Pemerintahan Program dan kegiatan dilaksanakan melalui perencanaan dan
kabupaten dalam Binwas. Desa yang akuntabel, transparan, penganggaran untuk melaksanakan peningkatan kapasitas kabupaten
profesional, efektif dan efisien, bersih, dalam Binwas.
serta bebas dari kolusi, korupsi, dan
nepotisme.
24. Meningkatkan akuntabilitas 1. Melaksanakan prinsip tata Pemerintahan Program dan kegiatan dilaksanakan melalui:
sosial di Desa. Desa yang akuntabel, transparan,
profesional, efektif dan efisien, bersih, 1. Perencanaan dan penganggaran daerah untuk melaksanakan
serta bebas dari kolusi, korupsi, dan peningkatan akuntabilitas sosial di Desa.
nepotisme. 2. Memberikan fasilitasi perencanaan partisipatif masyarakat Desa dalam
2. Membina dan melestarikan nilai sosial pembangunan Desa untuk menciptakan dan mengembangkan
budaya masyarakat Desa. akuntabilitas sosial di Desa.
3. Melaksanakan kehidupan demokrasi dan
berkeadilan gender.
4. Memberdayakan masyarakat dan lembaga
kemasyarakatan di Desa.
25. Menggunakan tradisi- tradisi 1. Membina dan melestarikan nilai sosial Program dan kegiatan dilaksanakan melalui:
lokal sebagai modal dasar budaya masyarakat Desa.
pembangunan Desa. 2. Memberdayakan masyarakat dan lembaga 1. Mengidentifikasi tradisi lokal menjadi modal dasar pembangunan Desa.
kemasyarakatan di Desa. 2. Mengarusutamakan penggunaan tradisi lokal menjadi modal dasar
pembangunan Desa dalam perencanaan partisipatif masyarakat Desa.
26. Menggunakan daya tanggap, 1. Membina dan melestarikan nilai sosial Program dan kegiatan dilaksanakan melalui:
daya tahan, dan daya lenting budaya masyarakat Desa.
dalam menghadapi situasi 2. Memberdayakan masyarakat dan lembaga 1. Mengidentifikasi daya tanggap, daya tahan, dan daya lenting dalam
kemasyarakatan di Desa. menghadapi situasi rawan.
rawan.
2. Mengarusutamakan penggunaan daya tanggap, daya tahan, dan daya
lenting dalam menghadapi situasi rawan.
27. Memberikan fasilitasi 1. Melaksanakan prinsip tata Pemerintahan Program dan kegiatan dilaksanakan melalui pemberian fasilitas
masyarakat Desa untuk Desa yang akuntabel, transparan, perencanaan partisipatif masyarakat Desa.
melakukan evaluasi diri profesional, efektif dan efisien, bersih,
serta bebas dari kolusi, korupsi, dan
terhadap capaian
nepotisme.
pembangunan. 2. Mendorong terciptanya kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan Desa,
pelaksanaan pembangunan Desa,
pembinaan kemasyarakatan Desa, dan
pemberdayaan masyarakat Desa yang
baik.
28. Pengembangan potensi Peningkatan pendapatan Desa melalui 1. Desa melakukan identifikasi dan inventarisasi potensi dan asset Desa.
sumberdaya alam dan buatan pengmbangan potensi sumberdaya alam dan 2. Desa melakukan perencanaan dan penganggaran mengenai
berkelanjutan berbasis aset Desa. pengembangan ekonomi perDesaan berdasarkan hasil identifikasi dan
inventarisasi potensi dan asset Desa berbasis partisipasi masyarakat.
masyarakat.
3. Memberikan fasilitasi peningkatan kapasitas aparat Desa dalam hal
penyusunan perencanaan dan penganggaran partisipatif.
4. Mengembangkan dan memanfaatkan teknologi tepat guna.
Penguatan Pengarusutamaan Berkurangnya jumlah masyarakat miskin di 1. Desa melakukan inventarisasi jumlah penduduk miskin di perDesaan.
pemberdayaan ekonomi pedesaan. 2. Memberikan fasilitasi peningkatan keahlian kepada masyarakat miskin
dalam pengelolaan usaha.
masyarakat miskin yang 3. Memberikan bantuan sarana dan prasarana dalam pengembangan
berkesinambungan. pemberdayaan masyarakat Desa.
Penguatan Kelembagaan 1. Meningkatnya jumlah kelembagaan 1. Desa melakukan perencanaan dan penganggaran partisipatif
BUMDes sebagai wadah BUMDes yang mandiri. masyarakat Desa menjadikan BUMDES sebagai lembaga ekonomi
pengembangan ekonomi 2. Meningkatnya jumlah BUMDes yang dapat berbasis produk lokal, regional dan potensi yang dimiliki.
membangun kemitraaan dengan pihak 2. Aparat Desa melakukan identifikasi dan inventarisasi kebutuhan pasar
masyarakat Desa.
terkait baik institusi pemerintah dan berbasis produk lokal dan regional.
swasta. 3. Memberikan fasilitasi peningkatan kapasitas pengelolaan dan
3. Meningkatnya kapasitas BUMDes dalam pengembangan BUMDes dan unit usahanya (mencakup kerjasama
pengembangan ekonomi masyarakat Desa dengan pihak terkait baik institusi pemerintah dan swasta,
berbasis komoditas lokal dan regional. penggunaan teknologi digital dsb).
4. Memberikan bantuan sarana dan prasarana kepada BUMDes dalam
pendayagunaan dan pengembangan BUMDes.
Mengembangkan produk Meningkatnya jumlah produk unggulan Desa 1. Desa melakukan identifikasi dan inventarisasi terhadap produk
unggulan Desa yang berorientasi yang berorientasi pada ekonomi hijau dan unggulan Desa yang berorientasi pada ekonomi hijau dan berdaya saing
pada ekonomi hijau dan berdaya berdaya saing ekonomi. ekonomi.
2. Melakukan perencanaan program dan kegiatan beserta anggarannya
saing ekonomi.
dalam rangka pengembangan produk unggulan Desa yang berorientasi
pada ekonomi hijau yang berdaya saing (pengembangan, pengolahan,
pemasaran dsb).
3. Memfasilitasi pelaksanaan program dan kegiatan pengembangan
produk unggulan Desa yang berorientasi pada ekonomi hijau yang
berdaya saing (pemberian pelatihan/pendampinga, sarana dan
prasarana, pengembangan dan pemanfaatan teknologi tepat guna dsb).
29. Penguatan status wilayah dan 1. Penegakan peraturan perundangan- Penegakan terhadap peraturan perUUan mengenai status wilayah dan
kewenangan desa di dalam undangan urusan pemerintahan yang kewenangan Desa di dalam kawasan hutan dan perkebunan.
kawasan hutan dan menjadi kewenangan Desa;
2. Terlestarikannya potensi sumber daya
perkebunan.
alam dan lingkungan hidup
30. Pemenuhan Pelayanan Dasar di Terlaksananya pemenuhan pelayanan dasar di 1. Desa mengindetifikasi kebutuhan layanan dan kualitasnya yang
Tingkat Desa tingkat Desa diperoleh setiap WN secara minimal;
33. Peningkatan akuntabilitas sosial Meningkatnya akuntabilitas Kelembagaan Desa 1. Melakukan perencanaan dan penganggaran daerah untuk
di Desa. sesuai dengan Prinsip Good Governance. melaksanakan peningkatan akuntabilitas sosial di Desa.
2. Melakukan fasilitasi peningkatan kapasitas masyarakat Desa
(masyarakat, aparatur, pendamping) dalam pembangunan Desa untuk
menciptakan dan mengembangkan akuntabilitas sosial di Desa.
34. Peningkatan daya tanggap, daya Membina dan melestarikan nilai sosial budaya Melakukan perencanaan dan penganggaran daerah untuk melaksanakan
tahan, dan daya lenting dalam masyarakat Desa. pengarusutamaan nilai-nilai sosial Desa yang meliputi: daya tanggap, daya
menghadapi situasi rawan. tahan dan daya lenting dalam menghadapi situasi rawan.
1. 1. Meningkatkan sinergitas, Tujuan Pembangunan Pengendalian 1. Pengendalian pertumbuhan penduduk menuju Penduduk Tumbuh
partisipasi dan kesinambun gan Penduduk dan Keluarga Berencana Seimbang (PTS) melalui upaya penurunan Laju Pertumbuhan Penduduk
dalam penyelenggaraan secara umum adalah untuk “mencapai secara nasional ditandai dengan penurunan Total Fertility Rate (TFR)
pengendalian penduduk. menjadi 2,1 pada Tahun 2025. Kondisi ini diharapkan dapat dipertahankan
Penduduk Tumbuh Seimbang melalui
2. Memperkuat kapasitas dan sampai Tahun 2035.
kapabilitas kelembagaan Provinsi upaya penurunan Laju Pertumbuhan 2. Hal ini mempertimbangkan bahwa PTS merupakan kondisi dimana Struktur
serta Kab/Kota dalam Bidang Penduduk (LPP) menjadi 1,11% pada Umur Penduduk (SUP) sangat ideal untuk dimanfaatkan guna menunjang
Pengendalian Penduduk. Tahun 2020 serta mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Upaya mempertahankan PTS dalam periode yang
3. Meningkatkan pemanfaatan data Keluarga Berkualitas”, dengan lama dimaksudkan untuk memperpanjang periode Bonus Demografi.
dan informasi kependudukan sasaran: 3. Diharapkan arah kebijakan pembangunan diseluruh tingkatan wilayah
dalam pengembangan kebijakan dapat mempehatikan hal ini serta menjadikannya sebagai salah satu acuan
pengendalian penduduk di tingkat 1. Menurunkan Angka Kelahiran dalam pengembangan strategi penyelenggaraan kegiatan diseluruh
Provinsi serta Kab/Kota. Total (TFR) Per Perempuan usia sektor/bidang pembangunan yang tersegmentasi dalam memanfaatkan era
reproduktif 15-49 Tahun menjadi Bonus Demografi.
2,26; 4. Remaja yang ramah remaja, berbasis pada keluarga, mempertimbangkan
2. Meningkatkan persentase Angka responsif gender, serta dapat terkoordinasi lintas sektor.
prevalensi kontrasepsi modern
(mCPR) perempuan kawin usia 15-
49 Tahun menjadi 61,78%;
3. Menurunkan Tingkat Putus Pakai
Kontrasepsi menjadi 24,2%
4. Meningkatkan Persentase
penggunaan Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang/MKJP menjadi
23,5 %
5. Menurunkan Angka kebutuhan
ber-KB tidak terlayani/unmet
need manjadi 8,6 % (14,6%
termasuk tradisional)
2. 1. Meningkatkan komitmen 1. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan Keluarga Berencana dan
Pemerintah Daerah, organisasi Kesehatan Reproduksi dengan memperhatikan karakteristik kewilayahan
profesi dan mitra kerja dalam serta melalui penguatan kemitraan, baik dengan Pemerintah Daerah,
penyelenggaraan Keluarga pemangku kepentingan (stakeholders), mitra kerja serta jejaringnya,
Berencana dan Kesehatan termasuk peningkatan peran sektor swasta (seperti bidan praktek mandiri,
Reproduksi; dokter praktek swasta) serta organisasi profesi yang terkait dengan
2. Optimalisasi peran sektor swasta pelayanan KB dan KR.
dalam penguatan jejaring 2. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan dimaksud termasuk pemenuhan
pelayanan KB dan kesehatan kebutuhan alat dan obat kontrasepsi bagi pasangan usia subur (PUS),
reproduksi; manajemen rantai pasok (untuk menjamin tidak ada stock out), pemberian
3. Meningkatkan sinergitas dan konseling intrerpersonal, serta meningkatkan sinergitas pembiayaan
kemitraan antara Pemerintah pelayanan KB dan KR.
Daerah dengan Mitra Kerja dalam 3. Kemudian terkait dengan segmentasi sasaran, pengembangan kebijakan KB
melaksanakan Pelayanan KB dan dan KR mempertimbangkan sasaran remaja melalui peningkatan
Kesehatan Reproduksi, termasuk pengetahuan dan akses layanan (informasi) Kesehatan Reproduksi Remaja
di daerah tertinggal, terpencil, yang ramah remaja, berbasis pada keluarga, mempertimbangkan responsif
perbatasan, kepulauan, miskin gender, serta dapat terkoordinasi lintas sektor.
perkotaan dan wilayah bencana;
4. Memfasilitasi Peningkatan
Kompetensi Penyuluh Keluarga
Berencana dalam rangka
sosialisasi/ penyuluhan dan
komunikasi interpersonal terkait
KB dan kesehatan reproduksi
berdasarkan siklus kehidupan
kepada berbagai lapisan
masyarakat, termasuk sasaran
pria melalui institusi masyarakat,
kelompok kegiatan dan fasilitas
kesehatan.
3. 1. Meningkatkan pemahaman dan Penyelenggaraan Pembangunan Keluarga yang holistik integratif dan menyeluruh
kesadaran orangtua dan anggota (terintegrasi lintas sektor dan lintas bidang) guna meningkatkan kualitas
keluarga (termasuk remaja) keluarga, meningkatkan pemahaman dan kesadaran orangtua dan anggota
Tentang fungsi keluarga;
keluarga Tentang fungsi keluarga, serta pemberdayaan keluarga dan anggota
2. Pelembagaan nilai-nilai dan norma
keluarga melalui peningkatan keluarga dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga.
pengetahuan dan penerapan 8
(delapan) Fungsi Keluarga secara Dari sisi dukungan terhadap Prioritas Nasional (Pro PN) Program KKBPK,
optimal pada keluarga balita dan khususnya dalam lingkup Pembangunan Keluarga, berkontribusi pada upaya
anak (pengasuhan dan pembinaan penurunan stunting, melalui peningkatan Promosi pengasuhan 1000 Hari
tumbuh kembang anak), remaja, Pertama Kehidupan, serta Penyiapan Perencanaan kehidupan keluarga bagi
dan lansia. remaja.
3. Meningkatkan Ketahanan dan
Kesejahteraan Keluarga melalui Dari sisi regulasi, perlu memperhatikan UU 52 Tahun 2009, UU 23 Tahun 2014
upaya penurunan jumlah keluarga dan PP 87 Tahun 2014, serta Permendagri 86 Tahun 2017, yang mengatur azas
Pra-S dan KS-1;
konkuren bagi penyelenggaraan Pembangunan Keluarga tetapi dalam
4. Meningkatkan kualitas keluarga
melalui Pendewasaan Usia implementasinya belum tersusun Desain Pembangunan Keluarga dalam
Perkawinan. kebijakan pembangunan, termasuk salah satunya intervensi upaya peningkatan
kesejahteraan keluarga yang bertujuan untuk menurunkan persentase keluarga
Pra Sejahtera (Pra-S) dan Keluarga Sejahtera tahap 1 (KS-1).
4. 1. Memperkuat Advokasi, Informasi, Penguatan advokasi dan edukasi (KIE) Tentang Pengendalian Penduduk, KB,
edukasi (KIE) guna peningkatan Kesehatan Reproduksi, dan Pembangunan Keluarga dengan memperhatikan:
kepedulian dan peran serta aktif segmentasi sasaran penggunaan media yang tepat agar lebih efektif, serta
pemangku kepentingan
optimalisasi peran dan fungsi tenaga lini lapangan (PKB/PLKB), dan
(stakeholders), mitra kerja dan
masyarakat terhadap memperhatikan sinergitas kemitraan lintas sektor/bidang.
Pengendalian Penduduk, KB,
Kesehatan Reproduksi dan Salah satu wujud keterpaduan Program KKBPK lintas sektor/bidang yang
Pembangunan Keluarga; membutuhkan sinergitas dengan mitra kerja dan stakeholders adalah Kampung
2. Memperkuat dukungan regulasi, KB. Pemerintah Daerah (Kab/Kota) agar dapat memanfaatkan Center of Excelent
kelembagaan dan tata kelola (CoE) Kampung KB yang telah dibentuk pada Tahun 2019 di setiap Kab/Kota
Pengendalian Penduduk KB,
Kesehatan Reproduksi dan sebagai lokasi percontohan pengembangan Program KKBPK di lini lapangan
Pembangunan Keluarga; dengan mengutamakan peran serta aktif masyarakat.
3. Memfasilitasi pengelolaan dan
meningkatkan pendayagunaan Selain itu, diperlukan peningkatan kualitas data dan informasi Program KKBPK
SDM Lini Lapangan Program yang berbasis teknologi dan informasi yang dapat mendukung upaya
KKBPK dalam memberikan
pengembangan strategi implementasi program dan kegiatan KKBPK diseluruh
pelayanan secara langsung kepada
masyarakat (termasuk melalui tingkatan wilayah.
Kampung KB);
4. Meningkatkan kualitas data dan
informasi dalam Sistem Informasi
Keluarga program KKBPK berbasis
teknologi informasi di seluruh
tingkatan Wilayah.
1. 1. Pengembangan e- 1. Kualitas akses TIK yang 1. Dalam mendukung prioritas nasional kelima yaitu stabilitas keamanan
Government di lingkup merata dengan nasional guna meningkatkan akses dan kualitas informasi publik, perlu adanya
Pemerintah Daerah. pemanfaatan yang upaya penatakelolaan bidang komunikasi publik, penyediaan dan pengelolaan
2. Pembinaan dan optimal. informasi dan komunikasi publik bidang politik, hukum, keamanan,
Pengembangan Kebijakan 2. Terwujudnya komunikasi perekonomian, maritim, pembangunan manusia dan kebudayaan, serta
Komunikasi Daerah. publik yang efektif, pengelolaan informasi publik melalui media Pemerintah.
3. Pengelolaan dan integratif dan partisipatif. 2. Dalam rangka pencapaian pembangunan nasional tersebut, arah dan kebijakan
Penyediaan Informasi pembangunan daerah dilakukan melalui peningkatan kapasitas dan kualitas
melalui media publik dan SDM bidang Komunikasi di Pemerintah Daerah, peningkatan penyebaran
kemitraan lembaga informasi publik yang berkualitas melalui media cetak, media elektronik, media
komunikasi di daerah. luar ruang, media tatap muka, pertunjukan rakyat, internet, kemitraan dengan
komunitas informasi dan komunikasi publik serta media yang dimiliki
Pemerintah Daerah. Dengan ini maka dalam penyusunan RKPD Tahun 2020
Pemerintah Daerah perlu memperhatikan isu-isu sebagai berikut:
a. Penyebaran informasi pencegahan stunting. Jaminan Kesehatan Nasional.
b. Mendukung penyebaran informasi PON 2020 di Provinsi Papua.
c. Penguatan karakter kebangsaaan;
d. Deradikalisasi.
1. Nilai tambah sektor riil, industrialisasi dan 1. Koordinasi penyiapan sertifikasi hak atas tanah masyarakat Diharapkan kepada pemerintah daerah
kesempatan kerja dengan Sertifikasi Hak bagi pelaku usaha mikro dan kecil, petani, nelayan dan pembudi dapat mengalokasikan anggaran.
Atas Tanah (SHAT) Kementerian ATR/BPN daya ikan.
2. Sosialisasi pelaksanaan program pemberdayaan sertifikasi hak
yang dilakukan berdasarkan Nota
atas tanah bagi pelaku usaha mikro dan kecil, petani, nelayan
Kesepahaman antara Kementerian ATR/BPN dan pembudi daya ikan.
dengan Kementerian Dalam Negeri, 3. Kegiatan Pemberdayaan sertifikasi hak atas tanah masyarakat
Kementerian Koperasi UKM, Kementerian yang meliputi pra sertifikasi berupa perencanaan penganggaran
Pertanian dan Kementerian Kelautan dan pasca sertifikasi berupa Pembinaan dan Pendampingan
Perikanan Tentang Pemberdayaan Hak Atas pemberdayaan hak atas tanah masyarakat bagi pelaku usaha
mikro dan kecil, petani, nelayan dan pembudi daya ikan.
Tanah Bagi Pelaku Usaha Mikro dan Kecil, 4. Monitoring dan Evaluasi terhadap pelaksanaan pemberdayaan
Petani, Nelayan dan Pembudi Daya Ikan hak atas tanah masyarakat bagi pelaku usaha mikro dan kecil,
petani, nelayan dan pembudi daya ikan.
1. Nilai tambah sektor riil, industrialisasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, sarana dan prasarana Kepada pemerintah daerah agar
kesempatan kerja dengan Sertifikasi Hak Atas untuk mereformasi percepatan perizinan investasi di indonesia mengalokasikan anggaran.
Tanah (SHAT) Kementerian ATR/BPN yang guna terpenuhinya pembangunan yang merata, terbukanya
dilakukan melalui Online Single Submission. lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat.
1. Pembangunan manusia berkualitas Mengembangkan budaya olahraga dalam rangka 1. Penyusunan Raperda yang mengatur mengenai Pendidikan
dan berdaya saing melalui penguatan mendukung gerakan masyarakat hidup sehat di jasmani, pengembangan olahraga tradisional.
pelaksanaan Germas. keluarga, satuan Pendidikan dan masyarakat 2. Sinergisitas dalam pengelolaan pariwisata yang dikaitkan
dengan event olahraga.
melalui:
3. Dukungan pendanaan swasta/BUMD dalam pengembangan
olahraga daerah.
1. Pengembangan olahraga pendidikan
1. Guna Mendukung Dimensi Pembangunan Menyediakan data penduduk dan perumahan yang Dukungan Pemerintah Daerah dalam Sosialisasi
Manusia, BPS akan melaksanakan Sensus mencakup jumlah, distribusi, komposisi, dan Sensus Penduduk 2020, guna suksesnya
Penduduk 2020 dengan fokus pembangunan: karakteristiknya, serta menjadi landasan menuju satu pelaksanaan Sensus Penduduk 2020
Satu data kependudukan Indonesia data kependudukan Indonesia
1. Menjaga Keamanan 1. Penyelenggaraan SPBE 1. Dukungan BSSN pada Pelatihan CSCU meliputi akomodasi pelaksanaan kegiatan yang
Dalam Negeri dengan pada pemerintah daerah terdiri dari: tempat penginapan dan fasilitasi pelaksanaan pelatihan dan sertifikasi.
indikator sebagai melalui peningkatan dukungan APBD untuk mengikuti Pelatihan CSCU adalah komponen perjalanan dinas
kapabilitas dan selain tempat penginapan, persyaratan lainnya yang perlu dipersiapkan daerah untuk
berikut:
kompetensi SDM calon peserta berasal dari dinas komunikasi dan informatika dengan kualifikasi
pemerintah daerah persyaratan memiliki ijazah minimal D3 komputer/sistem informasi dan/atau
1. Penguatan tata
dalam pengelolaan SPBE berpengalaman dalam mengelola jaringan Teknologi Informasi di unit kerjanya.
kelola keamanan
(infrastruktur, aplikasi, 2. Dukungan APBD untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan persandian dan keamanan
siber.
data dan informasi) siber.
2. Penyusunan
melalui pelatihan 3. Dukungan pemerintah daerah dalam kegiatan penguatan incident response team sektor
roadmap
Certified Secure pemerintah adalah sebagai berikut:
keamanan siber
Computer User (CSCU). a. Dukungan Formasi SDM yang akan ditunjuk bertugas dalam CSIRT: khusus
bagi sektor
2. Meningkatkan menjalankan fungsi CSIRT (dedicated); atau mendelegasikan staf yang menjadi admin
pemerintah, IIKN,
kompetensi SDM daerah TI.
dan ekonomi
yang memiliki b. Dukungan APBD untuk Jaldis mengikuti pelatihan, FGD, asistensi pembentukan
digital.
kompetensi di bidang CSIRT, dan/atau Drill Test di pusat.
3. Penguatan
persandian dan c. Dukungan dokumen, waktu, dan tempat untuk asistensi pembentukan CSIRT
Incident Response
keamanan siber dalam sektoral di lingkungan pemerintah daerah.
Team pada sektor
rangka melaksanakan d. Dukungan ketetapan dalam Peraturan Gubernur tentang kebijakan tata kelola CSIRT,
pemerintah, IIKN,
urusan wajib sesuai UU SOP operasional CSIRT, susunan tim CSIRT, dan layanan CSIRT yang dinyatakan
dan ekonomi
No. 23 Tahun 2014. dalam RFC 2350, berikut dukungan anggaran operasional CSIRT dan honorarium Tim
digital.
3. Meningkatnya CSIRT.
pelayanan, kecepatan, e. Kebutuhan awal minimum untuk koordinasi antar CSIRT:
dan kualitas 1) Sub domain untuk website CSIRT.
penanggulangan dan 2) Line telepon eksternal.
pemulihan insiden 3) PC 1 set untuk koordinasi dan administrasi CSIRT.
keamanan siber pada 4) Koneksi dan akses jaringan dan sistem informasi internal instansi.
pelayanan publik. 5) Alamat email khusus CSIRT.
6) Proteksi terhadap virus
7) Network security scanner.
8) Intrusion detection and prevention systems (IDS/IPS) untuk proteksi sub domain
website CSIRT
1. Melestarikan warisan budaya Agar warisan budaya baik yang bersifat benda (tangible)
Penyusunan pokok-pokok pikiran kebudayaan maupun tak benda (in tangible) tetap lestari. Agar
Mengembangkan promosi dan diplomasi budaya budaya antar Provinsi dan budaya Indonesia ke Luar
Negeri dapat diperkenalkan.
2. Peningkatan pembudayaan kegemaran Meningkatnya budaya gemar 1. Peningkatan peran keluarga, komunitas dan kader literasi
membaca masyarakat membaca baik pada satuan 2. Peningkatan kualitas dan keberagaman koleksi perpustakaan
keluarga, pendidikan, dan 3. Peningkatan kampanye budaya kegemaran membaca di
masyarakat
masyarakat
1. Menerapkan SIKD- Terwujudnya birokrasi yang 1. Mengidentifikasi OPD yang belum menerapkan SIKD-TIK.
TIK di tiap Pemda dan efektif dan efisien. 2. Memastikan seluruh perangkat yang diperlukan tersedia, misalnya: arsiparis, Pergub
BUMD. tentang tata naskan dinas, klarifikasi arsip, jadwal retensi arsip serta klasifikasi keamanan
dan akses arsip dinamis, infrastruktur dll.
3. Mendoring seluruh pemda dan BUMD menerapkan SIKD-TIK.
2. Mengelola simpul Terwujudnya birokrasi yang 1. Mengidentifikasi Pemda yang belum menjadi simpul jaringan pada JIKN.
jaringan melalui efektif dan efisien. 2. Memastikan daftar arsip statis dan perangkat yang diperlukan tersedia.
jaringan informasi 3. Mendorong Pemda yang belum menjadi simpul jaringan untuk menjadi simpul jaringan dan
mendorong Pemda yang telah menjadi simpul jaringan untuk mengelola data pada simpul
kearsipan nasional
jaringan dengan menerbitkan suatu kebijakan
pada tingkat Pemda.
pelaksanaan Perda Rencana Zonasi dilaksanakan berdasarkan Perda 3. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pemanfaatan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil RZWP-3-K dan peraturan pelaksanaan WP-3-K.
(RZWP-3-K). Perda.
2. Fasilitasi/konsultasi pengendalian Mewujudkan tertib tata ruang dan 1. Penegakan dan penataan hukum sesuai dengan RZWP-3-K
pemanfaatan zonasi wilayah pesisir dan menjaga agar penyelenggaraan tata dan aturan terkait WP-3K;
pulau-pulau kecil. ruang laut di 0-12 mil berjalan sesuai 2. Pengembangan sistem monitoring dan evaluasi
pemanfaatan ruang di WP-3-K.
dengan Perda RZWP-3-K
3. Fasilitasi/asistensi sinkronisasi pusat dan Mewujudkan perlindungan, 1. Pengalokasian ruang untuk kawasan konservasi dalam
daerah penyelenggaraan urusan pelestarian, dan pengelolaan sumber RZWP-3-K;
pemerintahan bidang kelautan dan daya yang berkelanjutan serta 2. Perlindungan ekosistem dan keanekaragaman hayati
melalui penetapaan dan pengelolaan kawasan konservasi;
perikanan melalui pembangunan meningkatkan kualitas nilai dan
3. Pengembangan model konservasi berbasis masyarakat;
berkelanjutan pengelolaan kawasan keanekaragamannya. 4. Peningkatan konservasi dan rehabilitasi ekosistem pesisir
konservasi perairan dalam perencanaan dan Pulau-pulau Kecil;
pembangunan daera. 5. Peningkatan dan pengembangan perlindungan biota laut.
4. Operasional Pengawasan Penangkapan Mewujudkan pengelolaan dan 1. Pelibatan Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) dalam
Ikan Secara Ilegal (Illegal Fishing) pembangunan perikanan yang tertib, pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan;
bertanggung jawab, dan 2. Operasi penegakan hukum;
3. Perlindungan sumber daya alam dan konservasi sumber
berkelanjutan.
daya ikan;
4. Pendekatan terpadu dalam penanggulangan permasalahan
perikanan;
5. Pengelolaan perikanan tangkap berbasis masyarakat.
1. Pembangunan Ekonomi dengan : Peningkatan daya saing 1. Penyusunan dan penetapan peraturan daerah Tentang lahan
1. Memantapkan penyediaan pangan utama daerah pemerataan akses pertanian pangan berkelanjutan (LP2B).
dalam negeri. pelayanan publik masyarakat. 2. Penyusunan program/ kegiatan promosi pencapaian target
2. Meningkatkan keterjangkauan dan kualitas konsumsi pangan perkapita per Tahun.
konsumsi pangan dan gizi masyarakat. 3. Penyusunan data cadangan pangan Provinsi dan Kab/Kota.
4. Penyusunan Peta ketahanan dan kerentanan Pangan.
3. Optimalisasi fungsi waduk terbangun untuk 5. Penyusunan Program/Kegiatan dukungan untuk pelaksanaan
keperluan irigasi, air baku dan energi.
Program FMSRB bagi daerah-daerah yang menjadi lokasi sasaran
4. Penerapan modernisasi secara bertahap dalam program.
rangka efisiensi air irigasi. 6. Penyusun Master Plan Kawasan Pertanian Provinsi.
7. Penyusun action plan untuk Kab/Kota dalam pelaksanaan kegiatan
pengembangan kawasan pertanian daerah Kab/Kota.
8. Fasilitasi pembentukan korporasi petani di Kawasan Pertanian.
2. 1. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas Peningkatan daya saing 1. Penyusunan dan penetapan peraturan daerah Tentang lahan
input, sarana prasana dan IPTEK pertanian daerah pemerataan akses pertanian pangan berkelanjutan (LP2B)
dan perikanan. pelayanan publik masyarakat. 2. Penyusunan program/ kegiatan promosi pencapaian target
2. Mengembangkan nilai tambah dan konsumsi pangan perkapita per Tahun.
keterpaduan aktifitas hulu-hilir pangan, 3. Penyusunan data cadangan pangan Provinsi dan Kab/Kota.
pertanian dan perikanan. 4. Penyusunan Peta ketahanan dan kerentanan Pangan.
Peningkatan hasil kehutanan, 1. Pemberdayaan pelaku usaha kecil dan 1. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) unit
pengembangan Industri Pengolahan menengah hasil hutan kayu (HHK) dan wilayah KPH
Hasil Kehutanan, Penguatan Usaha hasil hutan bukan kayu (HHBK) 2. Regulasi peredaran dan ekspor HHK dan HHBK
2. Peningkatan usaha industri primer hasil 3. Pendampingan UMKM dalam rangka pemberdayaan (kualitas
Kehutanan
hutan kayu kapasitas < 6.000 m3 produksi, kemasan dan pemasaran)
3. Sertifikasi dan standardisasi produk
kehutanan HHK dan HHBK 4. Pembinaan dan monitoring setelah UMKM mendapatkan
sertifikat legalitas hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu
Pengamanan dan Perlindungan Hutan Kepastian penegakan hukum bidang sumber 1. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) unit
daya alam (kawasan hutan lindung dan wilayah KPH yang menjadi landasan pengelolaan UPTD KPH
hutan produksi) yang berada dibawah Dinas Provinsi
2. Prioritas pembangunan kehutanan tingkat nasional dan tingkat
Provinsi
2. Pelaksanaan Pemberdayaan Peningkatan akses pemanfaatan kawasan 1. Peta Indikatif Area Perhutanan Sosial (PIAPS) Revisi ke-II sesuai
Masyarakat melalui 5 skema Program hutan melalui pemberdayaan masyarakat SK MenLHK No. 3511/2018
Perhutanan Sosial (Hutan Desa/HD, yang bermukim di sekitar kawasan hutan. 2. Operasionalisasi Pokja PPS di Provinsi
3. Fasilitasi dan Verifikasi usulan ditingkat Provinsi
Hutan Kemasyarakatan/ HKm, Hutan
Tanaman Rakyat/HTR, Kemitraan, dan
Hutan Adat)
3. Penyelenggaraan rehabilitasi dan 1. Memulihkan daya dukung lahan sebagai 1. SK MenLHK No. 306/2018 ttg Penetapan Lahan Kritis Nasional
reklamasi hutan, rehabilitasi lahan, penyangga sIstem kehidupan termasuk 2. Penghijauan pada lahan kritis di kawasan lindung/daerah
perencanaan Daerah Aliran Sungai ekosistem imbuhan mata air.
3. Rencana Pengelolaan DAS Terpadu
(DAS), serta pengendalian kerusakan 2. Menurunkan resiko kejadian hilangnya 4. Rencana Pengelolaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan
perairan darat atau menurunnya kualitas mata air 5. Pengendalian erosi dan sedimentasi
3. Meningkatkan produktifitas lahan dan 6. Pengembangan sumberdaya air
kesejahteraan masyarakat
4. Pelaksanaan perlindungan, 1. Tersedianya Dokumen Rencana 1. Menyediakan dokumen Rencana Pengelolaan TAHURA
pengawetan dan pemanfaatan secara Pengelolaan Tahura 2. Melaksanakan Pemberdayaan masyarakat didaerah penyangga
lestari Taman Hutan Raya (TAHURA) 2. Pemberdayaan masyarakat di daerah kawasan TAHURA
penyangga 3. Melaksanakan pemulihan ekosistem pada Tahura
3. Pemulihan ekosistem pada Tahura 4. Melaksanakan perlindungan dan pengamanan di kawasan
4. Menurunnya gangguan kawasan TAHURA
TAHURA
Pelaksanaan pengelolaan kawasan 1. Jumlah area penting untuk konservasi Menjalankan fungsi area penting untuk konservasi kehati di luar
bernilai ekosistem penting dan daerah keanekaragaman hayati diluar kawasan kawasan konsevasi dan kawasan hutan
penyangga kawasan suaka alam dan konservasi dan kawasan hutan yang
ditetapkan dan didukung dengan Menjalankan fungsi daerah penyangga kawasan suaka alam dan
kawasan pelestarian alam.
kelembagaan kawasan pelestarian alam
2. Jumlah daerah penyangga yang
ditetapkan dan dikelola Melakukan Tindakan Preventif dan Represif dalam rangka
penyelamatan ekosistem penting
Pelaksanaan perlindungan tumbuhan Jumlah ketersediaan data dan informasi 1. Menyediakan informasi mengenai keaneragaman hayati untuk
dan satwa liar yang tidak dilindungi sebaran tumbuhan dan satwa liar yang tidak tujuan konservasi, pendidikan dan ilmu pengetahuan
dan/atau tidak masuk dalam lampiran dilindungi dan/atau tidak masuk dalam 2. Melakukan Tindakan Preventif dan Represif dalam rangka
penyelamatan satwa liar yang tidak masuk dalam Appendix I
(Appendix) CITES. lampiran (Appendix) CITES
CITES
1. Optimalisasi pengawasan pengelolaan Terselenggaranya pertambangan sesuai Optimalisasi penempatan dan penganggaran operasional
mineral dan batubara melalui dukungan dengan kaidah yang baik Inspektur Tambang dan Pejabat Pengawas Pertambangan di
operasionalisasi untuk Inspektur Tambang daerah
dan Pejabat Pengawas Pertambangan
Agar Pemerintah Daerah Provinsi mengalokasikan anggaran
operasionalisasi untuk pengawasan pertambangan, yang
dilaksanakan oleh Inspektur Tambang dan Pejabat Pengawas
Pertambangan
2. Penyusunan dan penetapan dokumen Dalam rangka mencapai Kedaulatan Energi Agar adanya dukungan dari aspek penganggaran dan
rencana pengelolaan energi di daerah sampai dengan Tahun 2050 dibutuhkan perencanaan serta koordinasi lintas sektor dalam penyusunan
(Rencana Umum Energi Daerah perencanaan Umum Energi Daerah dan produk hukum daerah.
Provinsi/RUED-P) Sinkronisasinya dalam dokumen
perencanaan daerah di 34 Provinsi
4. Pemanfaatan potensi energi setempat, Mempercepat peningkatan rasio elektrifikasi Optimalisasi perencanaan, penganggaran terkait pemanfataan
pembangunan infrastruktur dan pencapaian target EBT dalam bauran potensi energi setempat, pembangunan infrastruktur
ketenagalistrikan dan percepatan energi ketenagalistrikan dan percepatan peningkatan rasio elektrifikasi
peningkatan rasio elektrifikasi serta serta penguatan partisipasi masyarakat dalam pengembangan
penguatan partisipasi masyarakat dalam Energi Baru Terbaharukan (EBT)
pengembangan Energi Baru Terbaharukan
(EBT)
Kerjasama dalam rangka pencapaian target Terselenggaranya kerjasama untuk Mengembangkan teknis dan mekanisme kerjasama pada
EBT dalam bauran energi pencapaian target EBT dalam bauran energi pencapaian target EBT dalam bauran energi sesuai peraturan
perUUan
5. Dukungan pelaksanaan kebijakan subsidi Terpenuhinya kebutuhan atas pelayanan Agar direncanakan dan dianggarkan kegiatan dukungan kebijakan
listrik sektor ketenagalistrikanbagi masyarakat subsidi listrik
tidak mampu
6. Penyediaan database perizinan di bidang Tersedianya database perizinan di Bidang Memastikan tersedianya database perizinan di bidang ESDM yang
ESDM ESDM berkualitas
ARAH KEBIJAKAN HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA DALAM
NO TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN MENYUSUN RKPD 2020
DAERAH
1. Mendorong 1. Meningkatkan iklim 1. Penerbitan surat izin usaha perdagangan yang menjadi kewenangan masing-masing Provinsi,
perdagangan dalam usaha perdagangan kab/kota melalui pengendalian kegiatan usaha perdagangan.
negeri dan luar negeri konvensional dan non 2. Penerbitan izin pengelolaan pasar rakyat, pusat perbelanjaan dan izin usaha toko swalayan.
konvensional. 3. Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan Bahan Berbahaya Pengecer Terdaftar, Pemeriksaan
dengan terciptanya
2. Terlaksananya kegiatan Sarana Distribusi Bahan Berbahaya, dan pengawasn distribusi, pengemasan dan pelabelan
pertumbuhan ekonomi fasilitasi /asistensi bahan berbahaya di tingkat Provinsi.
daerah yang tinggi terhadap pengawasan 4. Penerbitan surat tanda daftar waralaba di tingkat Kab/Kota.
melalui usaha pasca penerbitan izin dan 5. Penerbitan surat keterangan asal (certificate of origin) bagi daerah Provinsi yang telah
perdagangan yang pendaftaran perusahaan ditetapkan sebagai instansi penerbit surat keterangan asal meliputi pengendalian penerbitan
dilakukan secara yang dilaksanakan oleh surat keterangan asal dari instansi penerbit.
optimal dan efisien. kab/kota. 6. Penerbitan surat izin usaha perdagangan minuman beralkohol golongan B dan C untuk
Pengecer dan Penjual Langsung minum di tempat
7. Pemeriksaan fasilitas penyimpanan bahan berbahaya dan pengawasan distribusi,
pengemasan dan pelabelan bahan berbahaya ditingkat daerah Kabupaten/ kota.
8. Rekomendasi penerbitan PKAPT dan pelaporan rekapitulasi perdagangan kayu antar pulau
9. Penerbitan Surat Keterangan Asal (Certificate Of Origin) (bagi daerah) Kab/Kota yang telah
ditetapkan sebagai instansi penerbit surat keterangan asal.
10. Penerbitan SIUP B2 bagi Pengecer Terdaftar Bahan Berbahaya (PT-B2) dan penyusunan
Berita Acara Pemeriksaan (BAP) bagi Pemohon SIUP Distributor Terdaftar Bahan Berbahaya
(DT-B2)
11. Penyusunan BAP bagi pemohon PT B-2
2. Terciptanya 1. Meningkatnya kualitas 1. Pembangunan dan pengelolaan pusat distribusi regional dan pusat distribusi Provinsi.
pertumbuhan ekonomi dan kuantitas sarana 2. Pembangunan dan pengelolaan sarana distribusi perdagangan di tingkat Kab/Kota.
daerah yang tinggi distribusi perdagangan 3. Pembinaan terhadap pengelola sarana distribusi perdagangan masyarakat di wilayah kerja
dan kapasitas logistik Kab/Kota.
melalui usaha
perdagangan terutama di
perdagangan yang wilayah perbatasan dan
dilakukan secara daerah tertinggal.
optimal dan efisien. 2. Meningkatkan kualitas
dan pengelolaan pusat
distribusi perdagangan
Provinsi.
3. Terciptanya 1. Memperkecil 1. Pengendalian ketersediaan barang kebutuhan pokok dan barang penting.
pertumbuhan ekonomi kesenjangan harga 2. Pemantauan harga, informasi ketersediaan stok barang kebutuhan pokok dan barang
daerah yang tinggi barang kebutuhan pokok penting.
2. Terjaganya stabilitas 3. Dukungan pelaksanaan kegiatan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
melalui usaha
harga barang kebutuhan 4. Kerjasama Antar Daerah dalam rangka menjamin ketersediaan pasokan.
perdagangan yang pokok dan barang 5. Cadangan Pangan Daerah
dilakukan secara penting 6. Melakukan operasi pasar dalam rangka stabilisasi harga pangan pokok yang dampaknya
optimal dan efisien. 3. Meningkatnya beberapa daerah Kab/Kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi.
pengawasan barang 7. Melakukan operasi pasar dalam rangka stabilisasi harga pangan pokok yang dampaknya
beredar di wilayah dalam daerah Kabupaten/Kota.
perbatasan 8. Pengawasan pupuk dan pestisida tingkat daerah Provinsi dalam melakukan pelaksanaan
4. Meningkatnya pengadaan, penyaluran dan penggunaan pupuk bersubsidi di wilayah kerjanya.
pemanfaatan pasar 9. Pengawasan pupuk dan pestisida tingkat daerah Kab/Kota dalam melakukan pelaksanaan
berjangka komoditi, pengadaan, penyaluran dan penggunaan pupuk bersubsidi di wilayah kerjanya.
Sistem Resi Gudang 10. Penyediaan sarana dan prasarana perdagangan dan melindungi konsumen guna
(SRG) dan Pasar Lelang meningkatkan daya saing produk daerah.
4. Terciptanya Peningkatan kemudahan 1. Penyelenggaraan promosi dagang melalui pameran dagang internasional, pameran dagang
pertumbuhan ekonomi layanan fasilitas ekspor dan nasional, dan pameran dagang lokal serta misi dagang bagi produk ekspor unggulan yang
daerah yang tinggi import dibidang perdagangan terdapat pada lebih dari 1 (satu) daerah Kab/Kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi.
2. Penyelenggaraan promosi dagang melalui pameran dagang nasional dan pameran dagang
melalui usaha luar negeri.
lokal dan misi dagang bagi produk ekspor unggulan yang terdapat pada 1 (satu) daerah
perdagangan yang Kab/Kota.
dilakukan secara Peningkatan kualitas promosi
3. Penyelenggaraan kampanye pencitraan produk ekspor skala nasional (lintas daerah Provinsi).
optimal dan efisien. dan kelembagaan eksport. 4. Penyelenggaraaan kampanye pencitraan produk ekspor skala daerah Provinsi (lintas daerah
Kabupaten/ kota).
5. Terciptanya 1. Meningkatnya 1. Pelaksanaan perlindungan konsumen, pengujian mutu barang, dan pengawasan barang
pertumbuhan ekonomi perlindungan dan beredar dan/atau jasa di seluruh daerah Kab/Kota.
daerah yang tinggi pemberdayaan 2. Pengelolaan kelembagaan perlindungan konsumen, pemberdayaan konsumen, penanganan
konsumen, dan penyelesaiian sengketa konsumen serta penguatan jejaring perlindungan konsumen di
melalui usaha
standardisasi, seluruh daerah kab/kota.
perdagangan yang pengendalian mutu, 3. Pembentukan dan pengelolaan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) serta
dilakukan secara tertib ukur dan Rekapitulasi data kasus dan tindak lanjut pengaduan konsumen.
optimal dan efisien. pengawasan 4. Pelaksanaan pendaftaran dan penerbitan tanda daftar lembaga perlindungan konsumen.
barang/jasa. 5. Pelaksanaan metrologi legal berupa tera, tera ulang, dan pengawasan pada masing-masing
2. Meningkatnya daerah kab/kota, melalui pembentukan unit pelayanan metrologi legal di kab/kota.
kesadaran konsumen
akan hak dan 6. Pengadaan dan pengembangan SDM, sarana dan prasarana kemetrologian dalam rangka
kewajibannya serta optimalisasi Unit Pelayanan Metrologi Legal Kab/Kota.
menumbuhkan 7. Dukungan pelaksanaan kegiatan Tim Pengawas Obat dan Makanan di Daerah
kesadaran pelaku usaha
akan pentingnya
perlindungan konsumen
3. Meningkatnya tertib ukur
dan mutu barang
4. Meningkatnya
kelembagaan
perlindungan konsumen
di daerah
30 Urusan Perindustrian
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH
NO ARAH KEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN
DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020
PEMBANGUNAN DAERAH
1. Pembangunan Industri dengan 1. Mempercepat pengembangan dan 1. Penyusunan rencana pembangunan industri Provinsi dan rencana
terciptanya pertumbuhan ekonomi pembangunan Kawasan Industri (KI) pembangunan industry Kab/Kota.
daerah yang tinggi melalui 2. Meningkatkan kontribusi sektor industri 2. Penerapan rencana pembangunan industri Provinsi, kab/kota.
terhadap PDRB Provinsi. Penerbitan izin perluasan usaha industri (IPUI) bagi industri
pembangunan dan pengelolaan
3. Meningkatkan daya saing dan besar.
usaha industri yang dilakukan peningkatan industri andalan. 3. Evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan industri Provinsi,
secara optimal dan efisien. 4. Tersedianya sarana prasarana kab/kota.
pendukung kegiatan industri
2. Meningkatnya Penyebaran dan Terlaksananya pelayanan perizinan dan 1. Fasilitasi perolehan izin usaha industri, izin perluasan usaha
pemerataan Industri dengan penerbitan izin usaha industri di daerah. industri, izin usaha kawasan industri dan izin perluasan kawasan
terciptanya pertumbuhan ekonomi industri Provinsi, kab/kota.
Sebagai sarana untuk menggerakan 2. Pemantauan dan pengawasan keptuhan usaha industri dan
daerah yang tinggi melalui
perkembangan dunia usaha kebidang yang kawasan industry dalam memenuhi ketentuan perizinan industri
pembangunan dan pengelolaan dan kawasan industri Provinsi, kab/kota.
usaha industri yang dilakukan mendukung pembangunan industri.
3. Pemberian sanksi administratif untuk pelanggaran IUI besar di
secara optimal dan efisien. Provinsi dan pemberian sanksi administratif untuk pelanggaran
IUI kecil dan IUI mengegah di kab/kota.
3. Sistem Informasi Industri Nasional Meningkatnya ketersediaan data sektor 1. Fasilitasi penyampaian data industri dan data kawasan industri
dengan terciptanya pertumbuhan industri melalui peyelenggaraan sistem melalui Sistem Informasi Industri Nasional.
ekonomi daerah yang tinggi melalui informasi industri nasional. 2. Penyampaian hasil pengolahan data industri dan data kawasan
industri Provinsi, dan kab/kota sebagai informasi industri melalui
pembangunan dan pengelolaan
Tersedianya sistem informasi yang sesuai Sistem Informasi Industri Nasional.
usaha industri yang dilakukan 3. Pemantauan dan pengawasan kepatuhan penyampaian data
secara optimal dan efisien. dengan kebutuhan stakeholder.
Provinsi dan kab/kota ke Sistem Informasi Industri Nasional.
1. Se Menempatkan pembangunan & pengembangan Pengembangan kawasan transmigrasi sebagai 1. Tusi masing-masing OPD dalam pembangunan
kawasan transmigrasi sebagai program PN/daerah; alternatif pengembangan wilayah bagi Pemda transmigrasi
2. Koordinasi dan sinergisme antar OPD
2. Mendorong peran serta daerah dalam produk Peningkatan kesejahteraan warga transmigrasi 1. Pemetaan potensi ekonomi wilayah,
unggulan di kawasan transmigrasi untuk dan warga sekitar melalui peningkatan permasalahan serta alternatif solusi yang tepat,
peningkatan kesejahteraan warga transmigrasi dan pendapatan per kapita dalam rangka memenuhi cepat dan terukur;
2. Kajian lingkungan di kawasan transmigrasi.
masyarakat sekitar melalui kebijakan/regulasi yang kebutuhan hidup layak
diperlukan dan saling menguatkan antar regulasi
3. Mengembangkanmekanisme (model) introduksi Menumbuhkan alternatif baru kewirausahaan 1. Piloting program dan lokasi;
kegiatan ekonomi baru di kawasan transmigrasi. masyarakat 2. Duplikasi dan modifikasi disesuaikan
karakteristik wilayah dan sosial ekonomi.
4. Meningkatkan kontribusi perekonomian kawasan Meningkatkan perekonomian wilayah bagi Sinergisme antara lokasi permukiman transmigrasi
transmigrasi terhadap Kab/Provinsi. kemajuan masyarakat untuk menggerakkan ekonomi kawasan
5. Mendorong peran serta daerah dalam melaksanakan Meningkatkan sinergisme OPD untuk 1. Pemetaan kewenangan OPD dalam
pengembangan kawasan transmigrasi melalui pengembangan daerah. pembangunan infrastruktur;
sharing APBD dan kebijakan daerah untuk 2. Komitmen OPD untuk berfokus pada lokus
yang sama
peningkatan, rehabilitasi dan perbaikan yang
mendukung peningkatan perekonomian kawasan
dan tercapainya standar pelayanan minimum
sarana prasarana di kawasan transmigrasi sesuai
dengan regulasi.
6. Meningkatkan konektivitas internal kawasan Mempermudah aksebilitas masyarakat yang ada 1. Tersedianya data dasar kewilayahan bagi
transmigrasi. dalam kawasan transmigrasi. pengembangan konektivitas internal.
2. Dukungan OPD bagi pembangunan
konektivitas internal.
7. Meningkatkan konektivitas antara kawasan Mendukung efisiensi transportasi untuk 1. Sinergisme pusat pelayanan dalam struktur
transmigrasi dan pusat-pusat pelayanan di mendorong pertumbuhan ekonomi. ruang Kab/Kota;
sekitarnya. 2. OPD sinergi dalam pengembangan konektivitas
8. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas pelayanan Memenuhi standar pelayanan minimum dalam 1. Identifikasi kebutuhan pelayanan infrastruktur
infrastruktur serta aksebilitasi di kawasan pelayanan infrastuktur. 2. Dukungan pendanaan dan kelembagaan
transmigrasi. daerah
9. Memantapkan basis data calon transmigran minimal Meningkatkan kompetensi transmigran dalam Pengkinian data calon transmigran secara berkala
hingga tingkat Kabupaten. perekonomian wilayah
10. Memantapkan kriteria, target, dan proses seleksi Mendorong terjadinya reformasi birokrasi dalam Evaluasi terhadap criteria, target, dan proses seleksi
calon transmigran konteks seleksi calon transmigran. calon transmigran.
11. Mendorong daerah agar memberdayakan kearifan Memenuhi standar pelayanan minimum dalam 1. Identifikasi fasilitas dan dukungan bidang
lokal sesuai dengan sumber daya yang dimiliki pelayanan pendidikan dan kesehatan. pelayanan pendidikan dan kesehatan;
dalam pengembangan sosial budaya dan 2. Komitmen dan kolaborasi OPD
meningkatkan mental sprititual warga transmigrasi
dan warga sekitar di kawasan transmigrasi
12. Mendorong proses integrasi sosial budaya baik antar Meningkatkan keterlibatan dan partisipasi 1. Pelibatan masyarakat I daerah tujuan mulai
sesama transmigran maupun antara transmigran masyarakat dari daerah asal dan daerah dari proses perencanaan;
dengan penduduk setempat. setempat 2. Sosialisasi aktif dan berkelanjutan terhadap
masyarakat setempat
13. Meningkatkan sinergi pusat dengan pemerintah Mendorong terjadinya kolaborasi antar pemda Koordinasi dan komunikasi aktif daerah dan pusat
daerah dalam pembangunan kawasan transmigrasi dan K/L bidang ketransmigrasian
14. Membangun kerjasama antara daerah (terutama Mendorong terjadinya pengembangan wilayah Pola kemitraan KSAD yang berbasis data lokasi dan
antar Provinsi) yang efisien dan efektif dalam yang berbasis komptensi dan sinergisme antar kawasan transmigrasi yang selalu diperbarui
mengembangkan kawasan transmigrasi. pemerintah daerah
15. Mendorong daerah untuk mengoptimalisasikan Meningkatkan kompetensi Pemda dalam upaya Dukungan pendanaan dari Pemerintah Pusat dan
kelembagaan yang ada dalam rangka menunjang pembangunan kawasan transmigrasi. Kemitraan dengan pihak swasta.
interaksi sosial warga transmigrasi dan warga
sekitar untuk mencapai tujuan bersama.
16. Meningkatkan efektivitas delivery program untuk Mendorong Pemda untuk berkontribusi positif Sosialisasi dan Bimtek kepada pelaksana kegiatan
pembangunan kawasan transmigrasi dengan dan akfit dalam upaya pengembangan kawasan di daerah.
merujuk pada skema desentralisasi. transmigrasi.
17. Mendorong daerah untuk mendukung kebijakan Mengembangkan nilai positif kawasan 1. Penyusunan branding kawasan transmigrasi;
bidang ketransmigrasian melalui promosi, investasi transmigrasi kepada pihak eksternal termasuk 2. Penyusunan stratgi pengembangan yang
dan kemitraan dalam rangka peningkatan ekonomi swasta. disesuaikan karakteristik wilayah
18. Memantapkan mekanisme penyediaan lahan untuk Mendukung ketersediaan lahan yang 2C dengan 1. Pelibatan masyarakat lokal dimulai dari
kawasan transmigrasi terutama pada wilayah melibatkan partisipasi masyarakat lokal. tahapan perencanaan sampai dengan
dengan sistem tenurial yang khas. penempatan
2. Sosialisasi kepada masyarakat lokal secara
berkala
1. Pasal 17 ayat (2) UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara yang
menyatakan bahwa Penyusunan RAPBD berpedoman pada RKPD dalam
rangka mewujudkan tercapainya tujuan bernegara.
2. Pasal 18 ayat (1) UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara yang
menyatakan bahwa Pemerintah Daerah menyampaikan KUA Tahun
anggaran berikutnya sejalan dengan RKPD, sebagai landasan penyusunan
RAPBD kepada DPRD selambat-lambatnya pertengahan Juni Tahun
berjalan.
3. Pasal 25 ayat (2) UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional yang menyatakan bahwa RKPD menjadi pedoman
penyusunan RAPBD.
Tabel 6.1
Prioritas Pembangunan, Program Prioritas dan Kegiatan
Prioritas Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Prioritas Program Prioritas Kegiatan Prioritas
Pembangunan
1. Peningkatan 1) Masyarakat Miskin Produktif
kesempatan kerja 2) Revitalisasi Pusat Pasar
dan berusaha
2. Peningkatan dan Program Pembinaan dan 1) Guru Terbang
pemenuhan akses Ketenagaan
pendidikan
Program Dukungan 2) Pilot Proyek 5 Sekolah Unggulan yang
Manajemen dan Pelaksana bersih dan indah
Tugas lainnya
VI-1
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Program dan kegiatan prioritas ini bertujuan untuk menjawab
berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat dan mencapai tujuan
dan sasaran yang diharapkan. Tentunya implementasi berbagai program
maupun kegiatan yang bersifat prioritas ini tetap memperhatikan
kemampuan keuangan (fiscal capacity) daerah dengan tidak mengabaikan
kepentingan pembangunan lainnya yang dianggap perlu. Selanjutnya,
prioritas pembangunan daerah ini disinkronisasikan berdasarkan hasil
masukan menurut hasil pelaksanaan Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (Musrenbang) dari mulai tingkatan terendah yakni Desa,
kemudian Kecamatan, Kabupaten/Kota dan Provinsi, dengan tetap
mempedomani dari Rencana Kerja Pemerintah (RKP).
VI-2
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel 6.2
Kegiatan Integrasi yang akan Dilaksanakan Bersama dan dibiayai
oleh Perangkat Daerah menurut Fungsinya
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
I. 1 Guru Terbang Dinas Pendidikan -
Konsep Dasar Meningkatkan pemerataan mutu Kepulauan Nias,
(Basic Idea) layanan pendidikan Simalungun,
Langkat, Deli
Latar Belakang Kekurangan Guru di daerah Serdang, Asahan, Tahap Proses Hukum / Legalitas
(Permasalahan terpencil, daerah pinggiran dan Batubara, Tapteng,
dan Kendala) sekolah sekolah yang kekurangan Samosir, Karo,
guru mata pelajaran tertentu Labura, P. Siantar,
Solusi : melakukan penempatan guru lintas Sibolga, Tj. Balai, Penyusunan Pergub Dinas Pendidikan
sekolah Dairi
Tujuan : Mengatasi kekurangan Guru di Tahap Persiapan :Proses Identifikasi Dinas Pendidikan
daerah terpencil, daerah pinggiran Locus Kab/Kota, Proses Mapping Guru
dan sekolah sekolah yang Terbang, Proses Pembekalan Guru
kekurangan guru mata pelajaran Terbang
tertentu,Mencapai Target
Kurikulum Mata pelajaran
tertantu,Meningkatkan mutu
pendidikan
Manfaat : Terpenuhinya kebutuhan guru dan Tahap Pelaksanaan : Proses Penugasan, 1. Tahap Awal: Dinas Pendidikan
meningkatnya kualitas pendidikan Pembiayaan Guru Lintas Sekolah (Guru MOU Kerjasama
di sumatera utara Terbang) Pembekalan Guru
(Diklat, Training,
Knowledge Transfer)
2. Tahap Lanjutan
- Pemberian honor
guru
- Pemberian biaya
perjalanan dinas
Tahap Monitoring : Laporan Kinerja Dinas Pendidikan
Guru Terbang
2 Pilot Project 5
sekolah
unggulan yang
VI-3
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
bersih dan
indah di Medan
Konsep Dasar Revitalisasi SMA Indah dan bersih SMAN 1, 2,3 ,4, 5 Tahap Persiapan Dinas Pendidikan
(Basic Idea) (Pilot Project 5 sekolah unggulan Medan
yang bersih dan indah di Medan)
- Identifikasi Kebutuhan pendanaan
Latar Belakang Pembangunan sekolah tidak sesuai - Penyusunan Masterplan (Kebutuhan Dinas Pendidikan Dinas SDACKTR
(Permasalahan dengan Permendikbud NO.24 THN Pembangunan dan rehab/instalasi)
dan Kendala) 2007 tentang SPM sarana
prasarana Pendidikan
Solusi : Revitalisasi SMA Indah dan bersih Tahap Pelaksanaan : - Revitalisasi Dinas Pendidikan
(Pilot Project 5 sekolah unggulan Pembangunan/Rehab/ Instalasi Pembangunan fisik
yang bersih dan indah di Medan - Pengawasan
(konsultan)
- Perencanaan
Layout design, Taman, Dinas SDACKTR
Toilet/ Sanitasi, Air
Limbah, Kantin
Sampah
Dinas Kesehatan
Tujuan Agar terwujud sekolah yang sesuai Laboratorium, Ruang Dinas Pendidikan
dengan SPM sarana prasarana UKS, Area Parkir
Nasional Perpustakaan Dinas Perpustakaan
Konsep Dasar Langkat, Deli Pengembangan Budidaya Padi Inbrida Fasilitasi Sumur Bor Dinas Tanaman Dinas Energi dan
(Basic Idea) Serdang, Simalungun, dan Pompa Air Pangan dan Sumberdaya Mineral
Sergai, Mandina, bertenaga Listrik Surya Hortikultura
Batubara, Tapsel Pd.
VI-4
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
Lawas Utara,
Labuhan Batu,
Labura, Taput,
Tobasa, Karo, Niasel,
Dairi, Palas, Asahan,
Tapteng, H.
Hasundutan
Latar Belakang Pengembangan Benih Sumber Bagi Perbaikan Irigasi Primer Dinas Sumberdaya
(Permasalahan Penangkar dan Sekunder Air, Cipta Karya dan
dan Kendala) Tataruang
-sda- Rehabilitasi irigasi Dinas Tanaman
tersier Pangan dan
Hortikultura
Solusi :
Tujuan :
Manfaat :
Konsep Dasar - Pemenuhan kebutuhan dokter -RSUD Rantauprapat Penyediaan Dokter Terbang pada Dukungan pelaksanaan Dinas Kesehatan
(Basic Idea) umum/dokter gigi/dokter -RSUD Puskesmas dan Rumah Sakit di dokter terbang
spesialis/dokter gigi spesialis pada Padangsidimpuan DTPK/DBK, Rujukan Regional, dan
Puskesmas di Daerah Terpencil/ -RSUD dr. Djasamen Kawasan Strategis Pariwisata Nasional
Perbatasan/ Kepulauan (DTPK) dan Saragih (KSPN)
Daerah Bermasalah Kesehatan Pematangsiantar
(DBK) serta pada RS Rujukan -RSUD Gunungsitoli
Regional dan RS di daerah -RS Haji Medan
tertinggal/kepulauan diharapkan Pemprovsu
dapat mendekatkan akses -RSUD dr. Pirngadi
masyarakat terhadap pelayanan Medan
kesehatan yang berkualitas. -RSUD Porsea Tobasa
- Pemenuhan dokter umum/dokter -RSUD Prapat
gigi/dokter spesialis/dokter gigi Simalungun
spesialis pada Puskesmas dan RS -RSUD dr. Hadrianus
di kawasan Strategis Pariwisata Sinaga Samosir
Nasional (KSPN) diharapkan dapat -RS Pratama Nias
Utara
VI-5
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
mendukung Pariwisata Danau
Toba.
VI-6
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
Latar Belakang Kawasan Hutan
(Permasalahan Mangrove di Wilayah
dan Kendala) Kerja UPT. KPH
Wilayah I Stabat (Di
Desa Lubuk Kertang ,
Kecamatan Brandan
Barat Kab.Langkat)
Solusi : Pemanfaatan Hutan sebagai Pengembangan & Penataan Taman Wisata Pembentukan dan Bappedasu
kawsan produktif sekaligus Hutan Operasionalisasi Tim
melestarikan hutan Koordinasi Ekowisata
Tingkat Provinsi melalui
Keputusan Gubernur
dengan Bappeda sebagai
Ketua Tim dan Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata sebagai
sekretaris Tim
Tujuan : Sebagai Sumber Pertumbuhan Penyiapan perencanaan Bappedasu
Ekonomi Baru dan Peningkatan pengembangan
jumlah kunjungan wisata ke ekowisata yang
Sumatera Utara terintegrasi dan selaras
dengan RIPPARDA
Provsu, RTRW Provsu,
RPJMD dan RKPD (
Study Kelayakan /
Feasibility Study )
Manfaat : Meningkatkan Pertumbuhan Penyiapan dokumen Dinas Kehutanan Dinas Kehutanan
Ekonomi dan Pendapatan/ perencanaan dasar
Ekonomi Masyarakat berupa Tata Hutan
VI-7
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
Jangka Pendek
(RPHJPd)
VI-8
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
Penyiapan Dokumen Dinas Lingkungan
Amdal / UKL UPL Lokasi Hidup
Ekowisata Hutan
Penyiapan fasilitas Dinas Lingkungan
sampah 3 R disertai Hidup
sarpras pelayanan
kebersihan dan jasa
angkut sampah
Penyiapan site plan / Disbudpar
Rancang bangun
sarpras Ekowisata
hutan
Pembangunan sarpras Disbudpar
Ekowisata hutan
Penyiapan amenitas, Disbudpar
attraktif dan konektifitas
wisata
Promosi Wisata Disbudpar
VI-9
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
Pembangunan akses Dinas Bina Marga
jalan / jembatan
lingkungan di lokasi
Ekowisata
Penyiapan site plan / Dinas SDACKTR
Rancang bangun
Instalasi Pengelolaan
Limbah Terpadu di
lokasi ekowisata
Pembangunan Instalasi Dinas SDACKTR
Pengelolaan Limbah
Terpadu di lokasi
ekowisata
Penyiapan Rancang Dinas SDACKTR
Bangun dan
Pembangunan Kamar
Mandi
Penyiapan Rancang Dinas SDACKTR
Bangun dan
Pembangunan Kantor
Informasi Wisata ,
tempat parkir dan
fasilitas bangunan
lainnya yang terkait
VI-10
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
Penyiapan Sarpras Dinas Kesehatan
Kesehatan disertai
petugas kesehatan,
peralatan dan obat
obatan di lokasi
ekowisata
Penyiapan produk Dinas Koperasi dan
UMKM pendukung UMKM
ekowisata
Fasilitasi Halal Food Disperindag
Penyiapan packaging Disperindag
hasil produk UMKM
Penyiapan Rancang Disperindag
Bangun / Site Plan
Etalase untuk produk
UMKM
Penyiapan Konstruksi Disperindag
Etalase untuk penjulan
produk UMKM
36. Penyiapan Dinas Perbub
perencanaan dan
fasilitas keselamatan
Jalan menuju lokasi
ekowisata
Pembuatan rambu Dinas Perhub
penunjuk lokasi
ekowisata
Peningkatan kondisi Dinas Bina Marga
jalan mantap akses ke
lokasi ekowisata
VI-11
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
Konsep Dasar Pembangunan kawasan (ranch) Pengembangan ternak ruminansia besar
(Basic Idea) peternakan terpadu, Kandang
ternak, Rumah Kompos, Pakan
ternak, wisata, pendidikan,
Latar Belakang Bibit kopi, bibit sawit, Dinas Ketahanan Disbun
(Permasalahan bibit karet, bibit coklat, Pangan dan
dan Kendala) lahan padang Peternakan
penggembalaan, limbah
perkebunan
Rumah kompos, limbah Dinas TPH
tanaman (jagung,
kedelai, kacang-
kacangan), jalan usaha
tani
Solusi : Pengolahan hasil Dinas Koperasi dan
samping peternakan UMKM
Tujuan : Lahan penggembalaan Dinas Kehutanan
hutan sosial
Manfaat : Limbah tanaman Dinas TPH
Limbah tanaman (dedak Dinas TPH
padi), bibit tanaman
Bibt tanaman Dinas TPH
hortikultura (cabai,
sayur-sayuran, bibit
palawija, jagung)
VI-12
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
Bantuan modal Bank Indonesia/TPID
kelompok, stabilisasi
harga
Bibit kopi, bibit sawit, Disbun
bibit karet, bibit coklat,
lahan padang
penggembalaan, limbah
perkebunan
Rumah kompos, limbah Dinas TPH
tanaman (jagung,
kedelai, kacang-
kacangan), jalan usaha
tani
Pengolahan hasil Dinas Koperasi dan
samping peternakan UMKM
Kajian / penelitian Balitbang
pengembangan bibit
ternak
Lahan penggembalaan Dishut
hutan sosial
Kajian / penelitian Balitbang
pengembangan bibit
ternak
Pemasaran Dinas Koperasi dan,
Dinas Perindag
Kajian / penelitian Balitbang
pengembangan bibit
ternak
Pengelolaan cadangan Bulog, Dinas
pangan Perindag
Pendataan masyarakat Dinas Sosial
miskin
Bibit tanaman Dinas TPH
Jaminan kesehatan Dinas Kesehatan
VI-13
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
VI. 1 Taman Kota
Konsep Dasar Pembangunan Ruang Terbuka Medan (Kanal Banjir) Pembangunan Taman Kota mendukung Penyediaan lahan Dinas Sumberdaya Dinas Lingkungan
(Basic Idea) Publik dengan konsep taman kota pengembangan Kawasan Strategis Air, Cipta Karya Hidup
Provinsi dan Tataruang
Latar Belakang Masih kurang fasilitas publik untuk Sempadan Sungai Penyusunan DED
(Permasalahan ruang berkumpul, bermain, Selayang
dan Kendala) rekreasi atau bersosialisasi
Pembangunan taman
Solusi Mendukung pengembangan taman Pengelolaan taman
kota khususnya di Ibu Kota
Provinsi (Medan) atau KSP lainnya
Tujuan Tersedianya ruang publik bagi
masyarakat di kawasan strategis
provinsi
Manfaat ruang berkumpul, bermain,
rekreasi atau bersosialisasi ,
menambah luas kawasan resapan
air
2 Pengendalian
Banjir Sungai
Babura
Konsep Dasar Kota Medan Bebas Banjir 2022 Sungai Babura/ Persiapan pembebasan BWSS-II
(Basic Idea) Sungai Bekala tanah
Latar Belakang Kota Medan sebagai ikota Provinsi - Sosialisasi Pemko Medan, Tim Pokja Pengadaan
(Permasalahan dan bagian dari KSN Mebidangro, KODAM I/BB dan tanah
dan kendala) belum bebas dari permasalahan BWSS-II
banjir, yang diakibatkan luapan - Penyusunan LARAP Dinas SDACKTR
sungai dan sistem drainase Provsu
perkotaan yang belum optimal - Konsultan Appraisal Dinas PKP Provsu
- Penyusunan AMDAL Dinas SDACKTR
Provsu
VI-14
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
Pelaksanaan BWSS-II Tim Pengadaan
pembebasan tanah Tanah (SK Gubsu)
Kendala : Koordinasi dalam - Pengganti uang Dinas PKP Provsu/
pengendalian banjir belum berjalan kerohiman untuk BPN Sumatera Utara
optimal dan efektif pemindahan 93 KK di
Sempadan Sungai
Badera
Solusi Penanganan Banjir Kota Medan Relokasi permukiman
secara terpadu dengan melibatkan
- Perencanaan relokasi SNVT Penyediaan
semua stakeholders
penduduk dan Perumahan, Dinas
pembangunan rumah PKP Provinsi, BPBD
susun Provsu, Dinas
SDACKTR Provsu
Tujuan Sinergitas dan koordinasi dalam Penyediaan Dinas PKP BPBD Provsu, Dinas
Penangan banjir kota Medan Rumah/Sewa Provinsi, SNVT SDACKTR Provsu
Penyediaan
Perumahan
Manfaat Percepatan dalam penanganan Pengurusan izin BWSS-II Dinas LH Provsu
masalah banjir kota Medan lingkungan
Koordinasi Bappeda Provsu
Penanggulangan Banjir
Provinsi Sumatera Utara
(Penyusunan Cetak Biru
Penanganan Banjir Kota
Medan dan 'Fasilitasi
Pokja Penanganan
Banjir Kota Medan
(Rapat-Rapat FGD)
Deklarasi Medan Bebas BPBD Provsu
Banjir 2022
VI-15
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
3 TPA Regional
Konsep Dasar Pembangunan TPA regional Lauce, Medan (dekat Penentuan lokasi Dinas SDACKTR
(Basic Idea) sanitary landfill pada kawasan pasar induk)
strategis Mebidang
Latar Belakang Belum adanya TPA terpadu secara STM Hilir Medan
(Permasalahan regional di kawasan strategis
dan Kendala nasional/provinsi
Belum adanya TPA sanitary landfill Penyusunan Dinas SDACKTR
FS/Marterplan
Solusi Mendukung pengolahan sampah Pengadaan tanah Dinas SDACKTR/
secara sanitary landfill Biro Pem
Pembangunan TPA Regional Mebidang Pusat (Kemen
PUPR)
Tujuan Tersedianya pengolahan sampah Pengadaan peralatan Dinas LH
regional kawasan strategis dan mesin
nasional/provinsi secara sanitary
landfil
Manfaat berkurangnya jumlah timbulan Infrastruktur jalan / Dinas Bina Marga
sampah, meningkatkan kebersihan jembatan
lingkungan
Faskes Lalin Dinashub
4 Sport Center
Konsep Dasar Penyediaan Sarana dan prasarana Lahan di Desa Sena Pembebasan Lahan BPKAD, BIRO
(Basic Idea) pendukung penyelenggaraan PON Kab. Deli Serdang PEMERINTAHAN,
XXI Tahun 2024 di Provinsi belum menjadi asset DISPORA
Sumatera Utara Pemprovsu (300 HA)
Latar Belakang Belum adanya sarana dan Perencanaan FS Masterplan / DED Dispora Dinas Sumberdaya
(Permasalahan prasarana olah raga yang Stadion Utama dan semua venues / 19 Air, Cipta Karya dan
dan Kendala) refresentatif berstandard venues Tataruang
internasional
Terbatasnya kemampuan anggaran Penyusunan AMDAL, Lalin Tranportasi Dispora Dinas Sumberdaya
pemerintaj Provinsi Sumatera Utara dan Maket Air, Cipta Karya dan
untuk mebiayai fasilitas fisik Tataruang
VI-16
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
Solusi : Pembangunan Sarpras Olahraga Perizinan Dispora/Badan Dinas Sumberdaya
bertaraf internasional dengan PMTSP Air, Cipta Karya dan
skema pembiayaan investasi swasta Provsu/BPMTSP Tataruang
atau KPBU Kab DS
Pembangunan Sarpras Olahraga / Venues Pusat (Kemen
19 Cabang Olahraga PUPR) /Investor
(PT.SMI)
Tujuan : Terbangunnya Sarpras Olah Raga Wisma Atlet Pusat (Kemen
sebagai persiapan Sumut sebagai PUPR)
Tuang Rumah PON XXI 2024
Manfaat : Tersedianya kawasan olahraga yang Pembangunan fasilitas business center Investor (PT. SMI)
kompak terpadu yang berwawasan (Hotel Supermarket/Mall, perkantoran dll)
bisnis untuk mendukung Pembangunan terminal Antar Moda Pusat (Kemenhub) Dinashub
pengembangan kawasan
MEBIDANG
Pembangunan Jalan di Dinas BM&BK
Kawasan Sports Center
Penyediaan Fasilitas Air Dinas SDACKTR/
Bersih Tirtanadi
Penyediaan Fasilitas Air Dinas SDACKTR/
Limbah dan Tirtanadi
Persampahan
Pembangunan kolam Dinas SDACKTR
retensi
Pembangunan disaster
Management Unit
Pembangunan Dinas SDACKTR
pedestrian
Penyediaan Fasilitas Dinas
Telekomunikasi Infokom/Telkom
Penyediaan fasilitas Dinas SDACKTR
Ibadah
(Mesjid/Musholla)
Penyediaan jaringan PT. PLN
listrik
VI-17
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
Penyediaan Ruang Dinas SDACKTR
Terbuka Publik (RTP)
Penyediaan Ruang Dinas SDACKTR
Terbuka Hijau (RTH)
5 Botanical
Garden
Konsep Dasar Tersedianya Ruang Terbuka Publik Medan, Deli Serdang Penentuan lokasi Dinas SDA,
(Basic Idea) yang dapat diakses oleh semua Ciptakarya dan
lapisan masyarakat Tataruang
Latar Belakang Terbatasnya Ruang Terbuka Publik Pembangunan Botanical Garden Dinas SDA,
(Permasalahan yang dapat menjadi arena tempat Ciptakarya dan
dan Kendala) bersosialisasi dan berkumpul atau Tataruang
beristirahat
Solusi : Pembangunan Botanical Garden Pengadaan Bantuan Dinas SDA, Dinas Lingkungan
yang dapat dimanfaatkan Benih/Pupuk Dalam Ciptakarya dan Hidup
masyarakat umum dengan akses Rangka Mendukung Tataruang
free Botanical Garden
(Kelapa Pandan Wangi
500 batang, kelpa dalam
1000 batang, kelapa
sawit 1000 batang, aren
2000 batang dan pupuk
organik 1000 kg)
Tujuan : Penyediaan TPS, tong Dinas Perkebunan
sampah terpilah
Manfaat : Dinas Koperasi dan
UKM
Infrastruktur jalan / Dinas Bina Marga
jembatan
Faskes Lalin Dinashub
VI-18
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
VII. 1 Pengembangan
wisata
mangrove
Konsep Dasar Pembangunan Kawasan Wisata Lubuk Kertang Dinas Kebudayaan Dinas Bina Marga
(Basic Idea) Mangrove (Langkat), Pulau dan Pariwisata
Besusen (Tanjung
Balai), Pesisir Sergei-
Batubara
Latar Belakang Pembangunan Kawasan Wisata Mangrove Dinashub
(Permasalahan
dan Kendala
Infrastruktur jalan /
jembatan
Solusi : Faskes Lalin
Tujuan :
Manfaat :
2 Sumut Park-I
Konsep Dasar Terciptanya Destinasi Wisata Baru Tanjung Tiram, Dinas Kebudayaan
(Basic Idea) yang Berdaya Saing Kabupaten Batubara dan Pariwisata
Latar Belakang Belum memadainya Wahana Wisata Penjajakan kerjasama Bappeda
(Permasalahan yang Dimiliki Oleh Sumatera Utara (sistem KPBU) terkait
dan Kendala Pembangunan &
Pengelolaan Sumut Park
Pembebasan Lahan BPKAD & Biro Umum
Penyusunan Masterplan Dinas Kebudayaan
Sumut Park & Pariwisata
Solusi : Penciptaan Wahana Wisata Penyusunan FS dan Dinas Kebudayaan
Berskala Internasional DED & Pariwisata
Tujuan : Meningkatkan Kunjungan Pembangunan Sumut Park Pembangunan sarpras Dinas Kebudayaan
Wisatawan ke Sumatera Utara hiburan tirta & Pariwisata
VI-19
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
Pembangunan sarpras Dinas Kebudayaan
wisata edukasi & Pariwisata
Manfaat : Meningkatkan Kontribusi Sektor Pembangunan toilet Dinas Kebudayaan
Pariwisata terhadap Ekonomi dan & Pariwisata
Meningkatnya
Pendapatan/Ekonomi Masyarakat
Pembangunan Sarana Dinas Kebudayaan
Ibadah & Pariwisata
Akses Jalan Dinas Bina Marga
Pembangunan Sarana Dinas PSDA
Air Bersih
Pembangunan Fasilitas Dinas Kesehatan
Kesehatan
Pembangunan Fasilitas Dinashub
Rambu Lalin,
Penerangan Jalan &
Kawasan
Pembangunan Kios Dinas Koperasi&
Cinderamata & Souvenir UKM; Dinas Perindag
Pembangunan Dinas Perindag
Foodcourt
Branding & Promosi Dinas Budpar
3 Wisata Religi
Konsep Dasar Pengembangan Objek Wisata Religi Barus (Tapanuli Pembangunan Kawsan Wisata Religi Dinas Kebudayaan
(Basic Idea) sebagai Potensi Pariwisata Tengah) dan Pariwisata
Sumatera Utara
Latar Belakang Masih Belum Maksimalnya Pembebasan Lahan BPKAD & Biro Umum
(Permasalahan Kunjungan Wisatawan Religi, Baik
dan Kendala dari dalam maupun Luar Negeri
Penyusuan FS dan DED Dinas Kebudayaan
& Pariwisata
Solusi : Optimalisasi Destinasi Wisata Religi Pembangunan sarpras Dinas Kebudayaan
Barus sebagai Pintu Gerbang Islam museum sejarah & Pariwisata
di Nusantara Penyebaran Islam
Tujuan : Pembangunan Panggung Dinas Kebudayaan
Kesenian & Pariwisata
VI-20
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
Meningkatnya Jumlah Kunjungan Pembangunan Sarana Dinas Kebudayaan
Wisatawan Dalam dan Luar Negeri Ibadah & Pariwisata
untuk Berwisata Luar Negeri
Manfaat : Meningkatkan Kontribusi Sektor Pembangunan Pondok- Dinas Kebudayaan
Pariwisata terhadap Ekonomi dan Pondok wisata & Pariwisata
Meningkatnya Pendapatan/ Pembangunan kawasan Dinas Kebudayaan
Ekonomi Masyarakat Street Halal Food & Pariwisata
Pembangunan toilet di Dinas Kebudayaan
kawasan & Pariwisata
Pembangunan Pusat Dinas Pendidikan
Studi Islam Sumatera
Utara
TPS Dinas Lingkungan
Hidup
Akses Jalan Dinas Bina Marga
pengembangan Dinas Kebudayaan
homestay & Pariwisata
Pembangunan Kios Dinas Koperasi dan
Souvenir & Cinderamata UKM & Dinas
Perindag
Pembangunan Pusat Dinas Kesehatan
Kesehatan
Rambu Lalu Lintas dan Dinashub
Penerangan Jalan
Branding & Promosi Dinas Kebudayaan
Pariwisata &
DPMPTSP
Pelatihan wirausaha Dinas Koperasi &
Masyarakat di sekitar UKM, Dinas Perindag
kawasan
VI-21
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
Konsep Dasar Wisata edukasi perikanan
(Basic Idea) pertanian
Latar Belakang PLTS terpusat Dinas Kelautan DESDM
(Permasalahan dan Perikanan
dan Kendala
Pengadaan bibit ikan Dinas Kelautan dan
Perikanan
Solusi : Pengadaan bibit Dinas TPH
hortikultura/padi
organik
Tujuan :
Manfaat :
VI-22
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
masyarakat, baik pemerintah,
dunia usaha maupun masyarakat
luas melaksanakan kegiatan
pembatasan timbulan sampah,
pendauran ulang dan pemanfaatan
kembali sampah atau yang lebih
dikenal dengan sebutan Reduce,
Reuse dan Recycle (3R) melalui
upaya-upaya cerdas, efisien dan
terprogram.
Latar Belakang 1. Tingkat pemahaman,
(Permasalahan pengetahuan dan kesadaran
dan Kendala Masyarakat dalam memilah,
memilih sampah
2. Kepekaan masyarakat dalam
melakukan pengurangan sampah
plastik
3. Keterpihakan Pemerintah dalam
membangun infrastrukur
pengelolaan sampah belum
maksimal
4. Koordinasi antar stakeholder
dalam pengurangan dan
penanganan sampah
5. Kemampuan dan regulasi
anggaran Pemerintah Daerah
dalam memberikan subsidi pada
operasional Bank Sampah yang
dikelola kelompok masyarakat
belum solid
Solusi 1. Pemberdayaan masyarakat
dalam upaya penanganan
sampah
2. Pendidikan lingkungan sejak
usia dini
3. Pembangunan infrastruktur
Bank Sampah
VI-23
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
4. Pendampingan dan fasilitasi
kepada kelompok masyarakat
5. Penganggaran subsidi kepada
kelompok masyarakat dalam
operasional Bank Sampah pada
5 tahun pertama
Tujuan : 1. sebagai upaya untuk
pengurangan dan penanganan
sampah
2. Penyediaan lapangan kerja (job
creation)
3. Peningkatan income masyarakat
berupa penghasilan tambahan
dalam bentuk tabungan Bank
Sampah
Manfaat : 1. Dapat mengurangi timbulan
sampah yang bersumber dari
sampah anorganik
2. Sebagai upaya penanganan
sampah yang bersumber dari
sampah anorganik
3. Peranan Bank Sampah dalam
pengembangan ekonomi
kerakyatan di Indonesia
khususnya di Sumatera Utara
X. 1 Masyarakat
Miskin
Produktif
(MAMIPRO)
Konsep Dasar
(Basic Idea)
Latar Belakang Tingginya Tingkat Kemiskinan yang Bantuan Modal Usaha untuk Kelompok Pemetaan Penduduk Dinas Sosial
(Permasalahan tidak memiliki pekerjaan di Miskin Miskin
dan Kendala Sumatera Utara.
VI-24
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
Sulitnya masyarakat miskin untuk Pembentukan TIM Dinas Sosial/
keluar dari kemiskinan karena Koordinasi Kelompok TKPK
kesulitan berwirausaha dan Kerja Masyarakat Miskin
memperoleh pekerjaan Produktif melalui SK
Gubernur
Solusi : Peningkatan wirausaha dan Pembentukan Koperasi Dinas Koperasi dan
pelatihan skill pada kelompok di Daerah Miskin UKM
masyarakat miskin
Tujuan : Menciptakan wirausaha dan Bantuan Sarana Usaha Dinas Koperasi dan
meningkatkan peluang memperoleh UMKM untuk UKM
pekerjaan bagi kelompok Masyarakat Miskin
masyarakat miskin
Manfaat : Mengurangi tingkat kemiskinan Bantuan Sarana Usaha Disperindag
dan pengangguran, meningkatkan IKM untuk Masyarakat
pendapatan/perekonomian Miskin
masyarakat miskin
Bantuan Bibit Ikan Dinas Kelautan dan
untuk Masyarakat Perikanan
Miskin
Bantuan Bibit Tanaman Dinas Tanaman
Hortikultura untuk Pangan dan
Masyarakat Miskin Hortikultura
Bantuan Alsintan untuk Dinas Tenaga Kerja
Masyarakat Miskin
Pelatihan UMKM untuk Dinas Koperasi dan
Masyarakat Miskin UKM
Pelatihan IKM untuk Disperindag
Masyarakat Miskin
Pemasaran Produk Dinas Koperasi dan
UMKM secara Fisik dan UKM
Digital
Pemasaran Produk IKM Disperindag
secara Fisik dan Digital
VI-25
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
Pelatihan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja
untuk Masyarakat
Miskin
Bedah Rumah untuk DisPerkim
Masyarakat Miskin
Pelatihan terkait sektor Dinas Kelautan dan
perikanan bagi KUBe Perikanan
Masyarakat Miskin
Bantuan Bibit Ikan Dinas Kelautan dan
untuk KUBe Masyarakat Perikanan
Miskin.
Pelatihan terkait sektor Dinas Tanaman
Tanaman Pangan dan Pangan dan
Hortikultura bagi KUBe Hortikultura
Masyarakat Miskin.
Bantuan Bibit Tanaman Dinas Tanaman
Hortikultura untuk Pangan dan
Masyarakat Miskin Hortikultura
Pelatihan terkait sektor Dinas Ketahanan
Ketahanan Pangan dan Pangan dan
Peternakan bagi KUBe Peternakan
Masyarakat Miskin
Bantuan Bibit Tanaman Dinas Ketahanan
dan peternakan untuk Pangan dan
Masyarakat Miskin Peternakan
Pelatihan skill bagi Dinas Tenaga Kerja
KUBe Masyarakat
Miskin
Bedah Rumah untuk Disperkim
Masyarakat Miskin
XI 1 Pemantapan
penerapan e-
Government
VI-26
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
Konsep Dasar Penyelenggaraan tata kelola Sumatera Utara Pengembangan aplikasi Biro Organisasi Semua OPD
(Basic Idea) pemerintahan yang efektif dan e government sesuai dan Diskominfo
efisien melalui pengintegrasian dengan sektor/bidang
sistem database pemerintah daerah OPD masing-masing
Latar Belakang Kurang optimalnya kinerja birokasi Operasional Pengelolaan dan
(Permasalahan Pengembangan Layanan Aplikasi e
dan Kendala government
Masih rendahnya kualitas layanan Monitoring Evaluasi dan Pelaporan
publik Pengembangan Ekosistem e government
Solusi : Membangun sistem aplikasi e Penyusunan regulasi tata kelola e
government yang terintegrasi government
Tujuan : Meningkatkan kinerja Percepatan e government tata kelola
penyelenggaraan pemerintahan pemerintahan
daerah
Manfaat : Meningkatnya kualitas layanan
publik terrhadap masyarakat
menjadi lebih cepat, mudah dan
terukur
VI-27
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Selain program dan kegiatan prioritas sebagaimana dimaksud di atas
program dan kegiatan RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019 juga
berpedoman pada program dan kegiatan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemeritahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2019
tentang Standar Pelayanan Minimal, bahwa terdapat 6 (enam) urusan
pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar serta beberapa
prioritas lainnya sebagai berikut:
a. Pendidikan
b. Kesehatan
c. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
d. Perumahan dan Kawasan Permukiman
e. Bidang Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Pelindungan
Masyarakat
f. Bidang Sosial
VI-28
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
k. Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah
l. Penanaman Modal
m. Kepemudaan dan Olah Raga
n. Statistik
o. Persandian
p. Kebudayaan
q. Perpustakaan
r. Kearsipan
s. Kelautan dan Perikanan
t. Pariwisata
u. Pertanian
v. Kehutanan
w. Energi Dan Sumber Daya Mineral
x. Perdagangan
y. Perindustrian
z. Transmigrasi
aa. Otonomi Daerah Dan Desentralisasi
bb. Kesatuan Bangsa dan Politik
cc. Perencanaan Pembangunan Daerah
dd. Pengelolaan Keuangan Daerah
ee. Pengembangan Sumber Daya Manusia
ff. Penelitian dan Pengembangan
gg. Pengembangan Ekonomi Daerah
VI-29
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
6.2. PAGU INDIKATIF UNTUK TIAP PERANGKAT DAERAH
Tabel 6.3
Pagu Indikatif Menurut Urusan dan Perangkat Daerah
Tahun Anggaran 2020
1 Pendidikan
1 Dinas Pendidikan 3.667.435.887.000 1.969.805.887.000 1.697.630.000.000
2 Kesehatan
1 Dinas Kesehatan 726.250.504.000 145.050.504.000 581.200.000.000
89.541.590.000 43.760.000.000
2 Rumah Sakit Jiwa Daerah 45.781.590.000
158.428.000.000 158.428.000.000
3 Rumah Sakit Haji Medan -
Ketentraman, Ketertiban
5 Umum, dan Perlindungan
Masyarakat
1 Badan Kesbang dan Politik 34.009.793.000 12.009.793.000 22.000.000.000
33.568.469.000 21.500.000.000
Satuan Polisi Pamong Praja 12.068.469.000
2
Badan Penanggulangan 50.497.984.000 38.218.000.000
3 12.279.984.000
Bencana Daerah
6 Sosial
1 Dinas Sosial 125.050.104.000 70.050.104.000 55.000.000.000
1 Tenaga Kerja
Dinas Tenaga Kerja 76.446.674.000 42.446.674.000 34.000.000.000
1
Pemberdayaan Perempuan
2
dan Perlindungan Anak
Dinas Pemberdayaan
1 Perempuan dan 21.679.162.000 8.827.162.000 12.852.000.000
Perlindungan Anak
3 Pangan
Dinas Ketahanan Pangan
1 167.294.074.000 34.768.074.000 132.526.000.000
dan Peternakan
4 Lingkungan Hidup
1 Dinas Lingkungan Hidup 82.703.002.000 24.568.002.000 58.135.000.000
Administrasi
5 Kependudukan dan
Pencatatan Sipil
Dinas Kependudukan dan
1 24.192.897.000 10.074.897.000 14.118.000.000
Pencatatan Sipil
Pemberdayaan Masyarakat
6
dan Desa
Dinas Pemberdayaan
1 36.535.804.000 12.035.804.000 24.500.000.000
Masyarakat dan Desa
Pengendalian Penduduk
7
dan Keluarga Berencana
Dinas Pengendalian
1 Penduduk dan Keluarga 17.962.899.221 6.962.899.221 11.000.000.000
Berencana
8 Perhubungan
1 Dinas Perhubungan 68.564.389.000 39.564.389.000 29.000.000.000
Komunikasi dan
9
Informatika
Dinas Komunikasi dan
1 54.570.637.000 19.720.637.000 34.850.000.000
Informatika
11 Penanaman Modal
Dinas Penanaman Modal dan
1 Pelayanan Perizinan Terpadu 33.987.973.000 17.362.973.000 16.625.000.000
Satu Pintu
13 Kebudayaan
Dinas Kebudayaan dan
1 116.943.853.000 25.638.853.000 91.305.000.000
Pariwisata
14 Perpustakaan
Dinas Perpustakaan dan
1 43.671.716.000 17.621.716.000 26.050.000.000
Arsip
URUSAN PEMERINTAHAN
III.
PILIHAN
1 Pariwisata
Dinas Kebudayaan dan
1 -
Pariwsata
3 Pertanian
Dinas Tanaman Pangan dan
1 272.298.670.000 98.298.670.000 174.000.000.000
Hortikultura
77.836.975.000 54.543.000.000
2 Dinas Perkebunan 23.293.975.000
4 Kehutanan
1 Dinas Kehutanan 214.997.685.000 124.297.685.000 90.700.000.000
6 Perdagangan
Dinas Perdagangan dan
1 62.950.303.000 34.160.303.000 28.790.000.000
Perindustrian
URUSAN PENUNJANG
IV.
PEMERINTAHAN
1 Perencanaan Pembangunan
Badan Perencanaan
1 45.489.395.000 17.489.395.000 28.000.000.000
Pembangunan
2 Keuangan
Badan Pengelolaan
1 5.080.643.251.713 5.010.643.251.713 70.000.000.000
Keuangan dan Aset Daerah
Badan Pengelolaan Pajak
2 281.403.427.723 281.191.427.723 212.000.000.000
dan Retribusi Daerah
Kepegawaian serta
3
Pendidikan dan Pelatihan
1 Badan Kepegawaian Daerah 39.712.088.000 17.170.088.000 22.542.000.000
Penelitian dan
4
Pengembangan
Badan Penelitian dan
1 27.241.533.000 10.041.533.000 17.200.000.000
Pengembangan Daerah
5 Pengawasan
1 Inspektorat Daerah Provinsi 67.009.056.000 27.009.056.000 40.000.000.000
Otonomi Daerah,
6 Pemerintahan Umum dan
Perangkat Daerah
1 KDH & WKDH
2 Sekretariat Daerah 335.888.060.000 83.594.030.000 252.294.030.000
Biro Umum dan Perlengkapan 120.000.000.000 120.000.000.000
Biro Pemerintahan 12.220.000.000 12.220.000.000
Biro Bina Perekonomian 8.950.000.000 8.950.000.000
Biro Sosial dan
14.670.000.000 14.670.000.000
Kesejahteraan
Biro Organisasi 6.970.000.000 6.970.000.000
Biro Otonomi Daerah dan
7.950.000.000 7.950.000.000
Kerjasama
Biro Administrasi
9.790.000.000 9.790.000.000
Pembangunan
Biro Hukum 6.350.000.000 6.350.000.000
Biro Humas dan
22.250.000.000 22.250.000.000
Keprotokolan SETDA
3 Sekretariat DPRD 401.908.548.100 141.908.548.100 260.000.000.000
Badan Penghubung Daerah
4 24.644.318.000 8.644.318.000 16.000.000.000
Provinsi
2. RKPD Tahun 2020 menjadi acuan dan pedoman bagi PD, dan Lembaga
Pemerintah Daerah Non-Struktural dalam menyusun kebijakan publik,
baik yang berupa kerangka regulasi maupun kerangka investasi
pemerintah daerah dan pelayanan umum, dalam Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2020.
VII-1
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kerja, Indeks Gini, Indeks Williamson, Persentase Penduduk Miskin terhadap
Total Penduduk, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan lain-lain.
RKPD Provinsi Sumatera Utara tahun 2020 memilih arti penting karena
merupakan RKPD tahun kedua dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJMD) Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019 – 2023 yang merupakan
penjabaran dari visi misi Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih Periode Tahun
2018-2023 yang menetapkan Letjend. TNI (Purn) Edy Rahmayadi dan Drs. H.
Musa Rajekshah, M.Hum sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara
berdasarkan Keppres Nomor 153/P Tahun 2018 Tanggal 28 Agustus 2018 yang
telah dilantik pada tanggal 5 September 2018. Oleh karenanya penyusunan
dokumen RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 disusun dengan
berpedoman pada:
1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Provinsi Sumatera
Utara Tahun 2019 – 2023 ;
2. Arah kebijakan dan isu-isu strategis yang tertuang pada Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) Tahun 2020;
3. Memperhatikan capaian pembangunan pada tahun sebelumnya
berdasarkan hasil evaluasi RKPD Tahun 2018.
VII-2
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Berdasarkan hal tersebut maka penetapan indikator kinerja
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang bertujuan untuk memberi panduan
dalam pencapaian kinerja tahunan yang ditetapkan menjadi Indikator Kinerja
Utama (IKU) maupun Indikator Kinerja Kunci (IKK) pada akhir tahun perencanaan
juga didasarkan pada hal-hal tersebut diatas. Untuk itu penetapan indikator
kinerja daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 sebagaimana disajikan pada
Tabel 7.1 dan 7.2 berikut ini :
VII-3
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
BAB VIII
PENUTUP
VIII-1
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk memberikan
perhatian yang serius dalam melaksanakan RKPD ini.
EDY RAHMAYADI
VIII-2
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel 7.1
Penetapan Indikator Kinerja Utama
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
PROYEKSI
KONDISI KINERJA TAEGET TAHUN
INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN
PADA TAHUN 2018 2020
2021
(1) (2) (3) (3) (4) (5)
1 Indeks Kerukunan Umat Beragama Poin NA 80 83
2 Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Skor 89,1 92,3 94,3
3 Nilai Tukar Petani (NTP) Poin 97,98 100,1 100,1
4 Rasio Rumah Layak huni Persen NA 93,22 93,72
5 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 68,61 68,87 69
6 Tingkat Pengangguran Terbuka Persen 5,56 5,45 5,4
7 Pertumbuhan PDRB Persen 5,18 5,4 5,5
8 Persentase kemiskinan Persen 8,94 8,43 8,04
9 Indeks Gini Poin 0,318 0,32 0,315
10 Tingkat Kemantapan Jalan Provinsi Persen 81,17 84,52 86,29
11 Rasio Elektrifikasi Persen 99,9 100 100
12 Inflasi Persen 1,23 2,9 2,85
13 Total Fertility Rate (TFR) Nilai 2,91 2,84 2,82
14 IPM Poin 71,18 71,67 72,22
Opini BPK Terhadap Laporan Kinerja Keuangan
15 Opini WTP WTP
Daerah
Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instnsi
16 Predikat WTP B BB
Pemerintahan (SAKIP)
17 Persentase Penegakan Perda Persen CC 60 75
18 Angka Rata-rata Lama Sekolah Tahun 9,61 9.97 10.15
19 Indeks Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat Poin NA 0,93 0,96
20 Indeks Pembangunan Gender Poin 90,85 90,93 91
21 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Poin 67,17 69 70
22 Indeks Resiko Bencana Poin 150 134,4 127
23 Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Orang 231465 300000 370000
Tabel 7.2
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN
PROVINSI SUMATERA UTARA
TAHUN 2020
Kondisi Kinerja
PROYEKSI
pada awal periode TARGET
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR TARGET PERANGKAT DAERAH
No. RPJMD
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH PENANGGUNG JAWAB
2018 2020 2021
Dinas Ketahanan
f. Peternakan 6,23 6,73 6,74
Pangan dan Peternakan
Dinas Tanaman
g. Jasa Pertanian dan Perburuan 4,78 5,03 5,04 Pangan dan
Hortikultura
Pertumbuhan Sub Sektor Perikanan terhadap Dinas Kelautan dan
1.3 5,55 6,08 6,09
PDRB ADHK Perikanan
Pertumbuhan Sektor Kehutanan terhadap PDRB
1.4 0,27 0,42 0,43 Dinas Kehutanan
ADHK
Seluruh Perangkat
2 Laju Inflasi 2,73 2,90 2,85
Daerah
Seluruh Perangkat
3 PDRB Per Kapita 47.960.000 59.000.000 63.000.000
Daerah
Seluruh Perangkat
4 Indeks Gini 0,318 0,320 0,315
Daerah
Seluruh Perangkat
5 Persentase Kemiskinan 8,94 8,43 8,04
Daerah
6 Persentase PAD Terhadap Pendapatan 44,00 50,38 50,80 BPPRD
7 Opini BPK terhadap Laporan Keuangan WTP WTP WTP BPKAD
1.1 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA 97,14 97,16 97,28 Dinas Pendidikan
1.2 Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA 71,19 69,33 69,59 Dinas Pendidikan
1.3 Angka Putus Sekolah SMA/SMK/MA 1,36 1,25 1,21 Dinas Pendidikan
1.4 Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA 98,27 97,06 97,08 Dinas Pendidikan
Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke
1.5 109,82 111,13 111,49 Dinas Pendidikan
SMA/SMK/MA
Sekolah Pendidikan SMA/SMK/MA Kondisi
1.6 1.131 1.241 1.277 Dinas Pendidikan
Bangunan Baik
2 KESEHATAN
Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1.000 Kelahiran
2.1 NA 4,3 4,1 Dinkes
Hidup
2.2 Angka Kesakitan (Morbiditas) 11,07 10,99 10,97 Dinkes
Angka Kematian Ibu (AKI) Per 100.000 Kelahiran
2.3 NA 75,1 70,2 Dinkes
Hidup
Prevalensi Stunting (Pendek dan sangat Pendek)
2.4 32,30 30,50 29,50 Dinkes
pada Anak dibawah 5 Tahun
Pencapaian Persentase BOR (Bed Occupancy Rumah Sakit Jiwa
2.5 98.12 95,00 90,00
Rate) Ideal (80%) Daerah
Rumah Sakit Jiwa
2.6 Rata-rata LOS (Length of Stay) 66,36 61,00 57,00
Daerah
Rumah Sakit Jiwa
2.7 Indeks Kepuasan Mayarakat >81.25 >81.27 >81.28
Daerah
Rumah Sakit Haji
2.8 Persentase Bed Occupancy Rate BOR) 60,00 62,00 65,00
Medan
Rumah Sakit Haji
2.9 Length Of Stay (LOS) 6,00 6,00 7,00
Medan
Rumah Sakit Haji
2.10 Bed Turn Over (BTO) 40-50 45,00 42,00 42,00
Medan
Rumah Sakit Haji
2.11 Turn Over Internal (TOI) 3,00 3,00 3,00
Medan
6 SOSIAL
Rehabilitasi Sosial Dasar Penyandang Disabilitas
6.1 NA 1.167 1.167 Dinas Sosial
Terlantar di Dalam Panti
Rehabilittasi Sosial Dasar Anak Terlantar dalam
6.2 NA 530 530 Dinas Sosial
Panti
Rehabilitasi Sosial Dasar Lanjut Usia Terlantar di
6.3 NA 293 293 Dinas Sosial
Dalam Panti
3 PANGAN
3.1 Skor Pola Pangan Harapan (PPH) 89,10 92,30 94,30 Dinas Ketapang
3.2 Produksi Daging (ton) 160498,61 175551,96 181328,18 Dinas Ketapang
3.3 Produksi Telur (ton) 173605,34 191961,45 197860,67 Dinas Ketapang
3.4 Produksi susu (ton) 1402,56 1661,68 1735,80 Dinas Ketapang
4 PERTANAHAN
5 LINGKUNGAN HIDUP
Dinas Lingkungan
5.1 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) (%) 67,17 68,70 70,70
Hidup
Dinas Lingkungan
5.2 Indeks Kualitas Air (%) 77,50 79,00 80,00
Hidup
Dinas Lingkungan
5.3 Indeks Kualitas Udara (%) 85,59 87,00 88,00
Hidup
Dinas Lingkungan
5.4 Indeks Kualitas Tutupan Lahan (%) 45,60 47,26 50,75
Hidup
8.2 Rata-rata Anak Per Keluarga 2,46 2,18 2,16 Dinas PP dan KB
8.3 Persentase Pemakaian Kontrasepsi/CPR 54 59,39 59,57 Dinas PP dan KB
8.4 Median Usia Kawin Pertama bagi Perempuan 21,92 22,11 22,2 Dinas PP dan KB
9 PERHUBUNGAN
12 PENANAMAN MODAL
12.1 Jumlah Investor PMDN (Proyek) 187 200 205 DPM&P2TSP
12.2 Jumlah Investor PMA (Proyek) 330 337 342 DPM&P2TSP
12.3 Jumlah Nilai Investasi PMDN (Rp. Triliun) 11,68 11,89 12,00 DPM&P2TSP
12.4 Jumlah Nilai Investasi PMA (RP. Triliun) 20,24 21,11 22,00 DPM&P2TSP
12.5 Rasio Daya Serap Tenaga Kerja PMDN 31,92 33,00 33,80 DPM&P2TSP
12.6 Rasio Daya Serap Tenaga Kerja PMA 10,69 11,30 11,40 DPM&P2TSP
Kenaikan/Penurunan Nilai Realisasi Investasi
12.7 136 68,50 68,75 DPM&P2TSP
(PMDN)
12.8 Lama Proses Perizinan DPM&P2TSP
- PMDN 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja
- Sektoral 3 - 40 Hari Kerja 3 - 40 Hari Kerja 3 - 40 Hari Kerja
14 STATISTIK
14.1 Data Statistik Sektoral yang terintegrasi NA 50% 75% Diskominfo
15 PERSANDIAN
16 KEBUDAYAAN
Dinas Kebudayaan dan
16.1 Penyelenggaraan Festival Seni Dan Budaya 20 22 23
Pariwisata
Benda, Situs Dan Kawasan Cagar Budaya Yang Dinas Kebudayaan dan
16.2 8 10 11
Dilestarikan Pariwisata
Jumlah Karya Budaya Yang Direvitalisasi Dan Dinas Kebudayaan dan
16.3 608 650 675
Inventarisasi Pariwisata
17 PERPUSTAKAAN
Dinas Perpustakan dan
17.1 Jumlah Pengunjung Perpustakaan Per Tahun 129.562 192.474 221.345
Arsip
Koleksi Buku Yang Tersedia Di Perpustakaan Dinas Perpustakan dan
17.2 14,790 11.959 12.318
Daerah Arsip
Kondisi Kinerja
PROYEKSI
pada awal periode TARGET
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR TARGET PERANGKAT DAERAH
No. RPJMD
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH PENANGGUNG JAWAB
2018 2020 2021
18 KEARSIPAN
Persentase Perangkat Daerah Yang Mengelola Dinas Perpustakan dan
18.1 42% #REF! #REF!
Arsip Secara Baku Arsip
Dinas Perpustakan dan
18.2 Peningkatan SDM Pengelola Kearsipan 248 #REF! #REF!
Arsip
2 PERTANIAN/PERKEBUNAN
Jumlah Produksi Tanaman Pangan
1. Padi (ton GKG) 5136186,00 5498796,45 5625268,77 Dinas Tanaman
2.1
2. Jagung (ton pipilan kering) 1741258,00 1875144,42 1922023,03 Pangan & Hortikultura
3. Kedele (ton) 7778,00 9528,38 10195,37
Jumlah Produktivitas Tanaman Pangan
1. Padi (ton/Ha) 5,20 5,23 5,25 Dinas Tanaman
2.2
2. Jagung (ton/Ha) 6,19 6,27 6,29 Pangan & Hortikultura
3. Kedele (ton/ha) 1,30 1,31 1,31
Jumlah Produksi Tanaman Holtikultura
1. Bawang Merah (ton) 16103,20 17341,39 17774,92
Dinas Tanaman
2.3 2. Cabe (ton) 159131,00 173886,74 179103,34
Pangan & Hortikultura
3. Sayur-sayuran (ton) 988612,30 1008483,41 1018568,24
4. Buah - buahan (ton) 1154687,60 1193212,98 1206338,32
Luas Areal
1. K. Sawit (Ha) 414915,84 443581,59 449348,15
2. Karet (Ha) 394113,57 393189,02 393189,02
3. Kopi Arabika (Ha) 61063,35 74495,38 75799,05
2.8 Dinas Perkebunan
3. Kopi Robusta (Ha) 20643,00 19805,98 20004,04
4. Kelapa (Ha) 110457,93 110760,02 111590,72
5. Kakao (Ha) 66623,88 57055,38 57483,29
6. Komoditi Lainnya (Ha) 60096,42 63438,56 63880,23
Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDRB
2.9
Tahun 2018
Kondisi Kinerja
PROYEKSI
pada awal periode TARGET
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR TARGET PERANGKAT DAERAH
No. RPJMD
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH PENANGGUNG JAWAB
2018 2020 2021
5 PERDAGANGAN
5.1 Ekspor Bersih Perdagangan 3992,69 5200,00 5500,00 Disperindag
Pertumbuhan Sektor Perdagangan terhadap
5.2 5,87 6,50 6,77 Disperindag
PDRB ADHK
6 PERINDUSTRIAN
Laju Pertumbuhan Sektor Industri Terhadap
6.1 2,31 3,29 3,35 Disperindag
PDRB ADHK
6.2 Pertumbuhan Industri Disperindag
- Pertumbuhan Industri Besar dan Sedang 4.01 6,00 7,00 Disperindag
- Pertumbuhan Industri Mikro dan Kecil 7.90 9.10 9.70 Disperindag
7 TRANSMIGRASI
2 KEUANGAN
2.1 Opini BPK Terhadap Laporan Keuangan WTP WTP WTP BPKAD
2.2 Persentase SILPA Terhadap APBD 7,69 1,73 1,25 BPKAD
2.3 Persentase Belanja Pendidikan (20%) 22,60 25,35 25,83 BPKAD
2.4 Persentase Belanja Kesehatan (10%) 4,43 19,35 19,75 BPKAD
Perbandingan Antara Belanja Langsung Dengan
2.5 30,13 38:62 38:62 BPKAD
Belanja Tidak Langsung
2.6 Bagi Hasil Kabupaten/Kota Dan Desa NA 10,72 10,89 BPKAD
2.7 Penetapan APBD Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu BPKAD
5 PENGAWASAN
5.1 Persentase Tindak Lanjut Temuan 65 76 81 Inspektorat
6 SEKRETARIAT DEWAN
Tersedianya Rencana Kerja Tahunan pada Setiap 9 Laporan Hasil 10 Laporan Hasil 10 Laporan Hasil
6.1 Setwan
Alat-alat Kelengkapan DPRD Provinsi Kerja Tahunan Kerja Tahunan Kerja Tahunan
7 SEKRETARIAT DAERAH
Biro Administrasi
Tingkat kepuasan pengguna jasa terhadap Pembangunan dan
7.8 layanan pengadaan barang/jasa pemerintah - 75 80 Pengadaan
secara elektronik (%) Barang/Jasa
Pemerintah
Jumlah eksaminasi harmonisasi produk hukum
7.9 1.000 1.200 1.200 Biro Hukum
daerah (dokumen)
Tingkat kepuasan terhadap layanan administrasi Biro Umum dan
7.10 - 75 80
dan konsultasi (%) Perlengkapan
Tingkat realisasi pendapatan asli daerah dari
Biro Umum dan
7.11 pemanfaatan gedung dan mess pemerintah - 85 90
Perlengkapan
provinsi (%)
2 Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA 71,19 69,33 69,59 Dinas Pendidikan