Anda di halaman 1dari 351

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH

PROVINSI SUMATERA UTARA


TAHUN 2020

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA


2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa agar perencanaan
pembangunan daerah konsisten, sejalan dan selaras dengan kebijakan
perencanaan pembangunan nasional, maka diharapkan perencanaan
pembangunan daerah harus merupakan satu kesatuan dengan sistem
perencanaan pembangunan nasional. Penyusunan perencanaan
pembangunan daerah dilakukan Pemerintah Daerah bersama para
pemangku kepentingan berdasarkan peran dan kewenangan masing–
masing. Perencanaan pembangunan daerah mengintegrasikan dan
mengedepankan rencana taruang dengan rencana pembangunan daerah.
Perencanaan pembangunan daerah dilaksanakan berdasarkan kondisi,
waktu dan potensi yang dimiliki oleh daerah, sesuai dinamika
perkembangan daerah dan nasional.

Dalam hierarkinya, rencana pembangunan daerah terbagi atas


perencanaan jangka panjang (20 tahun), jangka menengah (5 tahun) dan
jangka pendek (1 tahun). Perencanaan pembangunan jangka pendek
termuat di dalam dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disebut RKPD,
merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, dengan mengacu
kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) pada tahun berkenaan.

Kedudukan RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 saat ini


merupakan RKPD tahun kedua sebagai implementasi Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Provinsi Sumatera Utara Tahun
2019 – 2023 yang tahapan penyusunannya mengacu kepada Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

I-1
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah.
Bagan alir tahapan dan tata cara penyusunan RKPD Provinsi dapat dilihat
pada Gambar 1.1 berikut ini:

Bagan Alir Tahapan dan Tata Cara Penyusunan RKPD


Provinsi (Berdasarkan Permendagri Nomor 86 Tahun 2017)

1.2 Dasar Hukum Penyusunan RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun


2020 :

1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar 1945;


2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan
Daerah Otonom Provinsi Atjeh dan Perubahan Peraturan
Pembentukan Provinsi Sumatera Utara Juncto Peraturan
Pemerintah Nomor 21 Tahun 1950 tentang Daerah Provinsi;

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem


Perencanaan Pembangunan Nasional;

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan


Daerah;

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008


tentang Tahapan Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan

I-2
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 tahun 2017 tentang


Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Ranperda tentang
RPJPD dan RPJMD, serta Tata Cara Perubahan RPJPD, RPJMD,
dan RKPD;

7. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 12 Tahun


2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Provinsi Sumatera Utara Tahun 2005-2025;

8. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 6 Tahun 2016


tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi
Sumatera Utara;

9. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 2 Tahun 2017


tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2017-2037;

1.3 Hubungan Dokumen RKPD dengan Dokumen Perencanaan


Lainnya

Dokumen RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 tidak dapat


dipisahkan dengan dokumen perencanaan lainnya berdasarkan kerangka
waktu, yaitu (1) Rencana Jangka Panjang Daerah (20 tahun), (2) Rencana
Jangka Menengah Daerah (5 tahun). Secara substansi, keberadaan RKPD
membentuk keterkaitan secara hierarki dengan RPJP Nasional Tahun
2005-2025, RPJMN Tahun 2015-2019, RPJPD Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2005-2025 dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2019.
Adapun dokumen perencanaan tersebut meliputi : (1) Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD); (2) Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Strategis
Perangkat Daerah (Renstra-PD); (3) Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) dan Rencana Kerja Perangkat Daerah (Renja-PD).
Mengacu pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berangkat dan disusun dari sebuah
proses penjabaran atas visi, misi dan program Kepala Daerah dan

I-3
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
kemudian dijabarkan ke dalam perencanaan tahunan (RKPD) dan
dijadikan sebagai acuan dalam menentukan arah kebijakan keuangan
daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum dan program
Perangkat Daerah, lintas Perangkat Daerah dan program kewilayahan
disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan
kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Sebagai suatu produk
perencanaan, RKPD tetap tidak dapat dipisahkan keberadaannya dengan
dokumen perencanaan dan penganggaran lainnya. RKPD ini terintegrasi
dan merupakan satu kesatuan dengan dokumen perencanaan lainnya baik
di tingkat nasional maupun daerah, terutama dengan dokumen
perencanaan dan penganggaran yang dikeluarkan oleh Pemerintah daerah.
Secara diagramatis keterkaitan hubungan RKPD dengan dokumen
perencanaan dan penganggaran lainnya tersebut dapat dilihat pada
Gambar 1.2 berikut ini :

Proses Penyusunan dan Keterkaitan RKPD


dengan Dokumen Perencanaan lainnya

Mengacu pada Gambar. 1.2, dapat diketahui bahwa secara rinci


hubungan RKPD dengan dokumen perencanaan dan penganggaran
lainnya, adalah sebagai berikut : RKPD disusun dengan memperhatikan
arah kebijakan dalam RPJP Nasional dan RPJM Nasional melalui

I-4
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
mekanisme Musrenbangnas, dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMD
yang didalamnya memuat mengenai visi, misi dan arah pembangunan
daerah. Selanjutnya RKPD ini menjadi pedoman bagi penyusunan Renja
Perangkat Daerah.Selanjutnya, RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun
2020 ini juga memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) baik
RTRW Nasional, RTRW Provinsi yang menjadi acuan dalam penyusunan
RTRW Kabupaten/Kota. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar
1.3. berikut ini:

Bagan Keterkaitan RKPD Provinsi dengan Dokumen


Perencanaan Tata Ruang Provinsi dan Kabupaten/Kota

1.4 Maksud dan Tujuan Penyusunan RKPD Provinsi Sumatera Utara


Tahun 2020

Maksud dari penyusunan RKPD adalah sebagai acuan dalam proses


penyelenggaraan pemerintahan, perencanaan pembangunan dan
penganggaran tahunan daerah tahun 2020 di Provinsi Sumatera Utara.
RKPD juga akan menjadi dasar dan acuan dalam penyusunan Kebijakan
Umum APBD (KUA), Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dan
Rencana Kerja Anggaran (RKA) Perangkat Daerah hingga ke Rencana
Anggaran dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun 2020. Implementasi RKPD
tidak hanya akan didanai oleh keuangan daerah, namun juga didukung
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun investasi swasta
dan partisipasi masyarakat.
I-5
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Adapun tujuan penyusunan RKPD adalah:
1. Terwujudnya integrasi, sinkronisasi dan sinergitas pembangunan antar
sektor, antar wilayah, antar fungsi maupun antar pemerintahan.
2. Terwujudnya keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan serta evaluasi hasil pembangunan.
3. Tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan dan berkelanjutan.
4. Menyediakan satu acuan bagi DPRD Provinsi Sumatera Utara, seluruh
Perangkat Daerah, Pemerintah Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara
dalam menentukan prioritas program dan kegiatan Tahun 2020;
5. Menjadi pedoman dalam penyusunan rancangan Kebijakan Umum
APBD (KUA), rancangan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS)
dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD)
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020;
6. Mewujudkan integrasi, sinergi dan sinkronisasi pembangunan baik
antar Perangkat Daerah, antara Pemerintah Kabupaten/Kota dengan
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, dan antara Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara dan Pemerintah Pusat;
7. Menyediakan tolok ukur untuk menilai dan mengevaluasi kinerja
tahunan setiap Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara;
8. Menciptakan iklim pemerintahan yang partisipatif, transparan,
responsif, akuntabel dan kondusif dalam melaksanakan pembangunan
yang berkelanjutan;
9. Menjadi acuan dalam pengembangan kerjasama dan kemitraan antara
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, swasta dan masyarakat.

1.5 Sistematika Dokumen RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun


2020

Sistematika Dokumen RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020


terdiri dari :

I-6
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang, terdiri dari pengertian ringkas tentang RKPD,
proses penyusunan RKPD, kedudukan RKPD tahun rencana
dalam periode dokumen RPJMD, keterkaitan antara dokumen
RKPD dengan dokumen RPJMD, Renstra Perangkat Daerah,
Renja Perangkat Daerah serta tindak lanjutnya dengan proses
penyusunan RAPBD.

1.2. Dasar Hukum Penyusunan, terdiri dari uraian ringkas


tentang dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan
RKPD, berupa Undang-Undang, Peraturan Pemerintah,
Peraturan Presiden, Instruksi Presiden, Peraturan Menteri,
Peraturan Daerah atau Peraturan Kepala Daerah yang
mengatur tentang perencanaan dan penganggaran.

1.3. Hubungan antar Dokumen, menjelaskan tentang hubungan


RKPD dengan dokumen lain yang relevan beserta
penjelasannya. Keterhubungan dengan dokumen lain,
seperti: RPJMN, RPJPD Provinsi, RPJMD Provinsi, dan
RKP/Program Strategis Nasional.

1.4. Maksud dan Tujuan, memberikan uraian ringkas tentang


maksud dan tujuan penyusunan dokumen RKPD Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2019.

1.5. Sistematika Dokumen RKPD, mengemukakan organisasi


penyusunan dokumen RKPD terkait dengan pengaturan bab
serta garis besar isi setiap bab.

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH


2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah, berisikan uraian gambaran
umum kondisi daerah yang meliputi aspek geografi, demografi
dan indikator kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah.

2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai


dengan tahun n-2 (2018), mencakup telaahan terhadap hasil
evaluasi status dan kedudukan pencapaian kinerja
pembangunan daerah, berdasarkan rekapitulasi hasil evaluasi
pelaksanaan program dan kegiatan RKPD tahun lalu (2018).

I-7
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
2.3. Permasalahan Pembangunan Daerah, berisi uraian rumusan
umum permasalahan pembangunan daerah yang
berhubungan dengan prioritas dan sasaran pembangunan
daerah dan permasalahan pembangunan sesuai urusan yang
menyangkut layanan dasar dan tugas/fungsi tiap Perangkat
Daerah.

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN


KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah, berisikan tentang arah
kebijakan ekonomi daerah ditujukan untuk
mengimplementasikan program dan mewujudkan visi dan
misi Kepala Daerah, serta isu strategis daerah, sebagai
dasar perumusan prioritas program dan kegiatan
pembangunan yang akan dilaksanakan pada tahun 2020.

3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah, berisikan uraian


mengenai kebijakan yang akan ditempuh oleh Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara berkaitan dengan pendapatan
daerah, pembiayaan daerah dan belanja daerah.

BAB IV SASARAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH


4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan, berisi rumusan
prioritas dan sasaran pembangunan daerah berdasarkan
hasil analisis terhadap hasil evaluasi pelaksanaan RKPD
tahun 2018 dan capaian kinerja yang direncanakan dalam
RPJMD, identifikasi isu strategis dan masalah mendesak
ditingkat daerah dan nasional, rancangan kerangka ekonomi
daerah beserta kerangka pendanaan.

4.2. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Tahun 2020, berisikan


rumusan prioritas pembangunan daerah tahun 2020 yang
berkaitan dengan RPJPD Provinsi Sumatera Utara dan RKP
Nasional.

I-8
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KABUPATEN/KOTA
Pada bagian ini mengemukakan tentang arahan kebijakan makro
pembangunan kabupaten/kota yang ditetapkan oleh Provinsi,
yang nantinya akan menjadi pedoman bagi daerah
kabupaten/kota dalam menyusun RKPD.

BAB VI RENCANA KERJA DAN PENDANAAN DAERAH


Berisikan tentang rencana program dan kegiatan prioritas daerah
yang disusun berdasarkan evaluasi pembangunan tahunan,
kedudukan tahun rencana.

BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH


Berisikan tentang penetapan indikator kinerja penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang bertujuan untuk memberikan
panduan dalam pencapaian kinerja tahunan yang ditetapkan
menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU) maupun Indikator Kinerja
Kunci (IKK) pada akhir tahun perencanaan.

BAB VIII PENUTUP

I-9
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1. KONDISI UMUM DAERAH
2.1.1. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI
2.1.1.1 Kondisi Umum Geografis
1. Luas Wilayah dan Batas Wilayah Administrasi
Provinsi Sumatera Utara memiliki luas total sebesar kurang lebih
182.414,25 km² yang terdiri dari luas daratan sebesar kurang lebih 72.981,23
km² dan luas lautan sebesar kurang lebih 109.433,02 km².
Berdasarkan luas wilayah menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Utara,
luas wilayah terbesar adalah Kabupaten Langkat dengan luas 6.262,00 km²,
atau sekitar 8,58 persen dari total luas Sumatera Utara, diikuti Kabupaten
Mandailing Natal dengan luas 6.134,00 km² atau 8,40 persen, kemudian
Kabupaten Tapanuli Selatan dengan luas 6.030,47 km² atau sekitar 8,26
persen, sedangkan luas wilayah terkecil adalah Kota Tebing Tinggi dengan luas
31,00 km² atau sekitar 0,04 persen.
Perkembangan wilayah administrasi Provinsi Sumatera Utara mengikuti
dinamika kehidupan sosial ekonomi dan perpolitikan di Indonesia. Sampai
dengan akhir tahun 2017, secara administratif wilayah Provinsi Sumatera
terdiri dari 25 Kabupaten dan 8 Kota, 444 Kecamatan, 5.417 Desa dan 693
Kelurahan. Selanjutnya rincian luas wilayah Kabupaten/Kota Tahun 2018
dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel. 2.1
Luas Wilayah Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2018
LUAS
KABUPATEN/KOTA IBUKOTA KEC DESA KEL WILAYAH
(Km2)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Nias Gido 10 170 0 1.842,51
02. Mandailing Natal Panyabungan 23 377 27 6.134,00
03. Tapanuli Selatan Sipirok 14 211 37 6.030,47
04. Tapanuli Tengah Pandan 20 159 56 2.188,00
05. Tapanuli Utara Tarutung 15 241 11 3.791,64
06. Toba Samosir Balige 16 231 13 2.328,89
07. Labuhanbatu Rantau Prapat 9 75 23 2.156,02
08. Asahan Kisaran 25 177 27 3.702,21
09. Simalungun Pamatang Raya 32 386 27 4.369,00
10. Dairi Sidikalang 15 161 8 1.927,80
11. Karo Kabanjahe 17 259 10 2.127,00
12. Deli Serdang Lubuk Pakam 22 380 14 2.241,68
13. Langkat Stabat 23 240 37 6.262,00

II-1
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
LUAS
KABUPATEN/KOTA IBUKOTA KEC DESA KEL WILAYAH
(Km2)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
14. Nias Selatan Teluk Dalam 35 459 2 1.825,20
15.Humbang Hasundutan Dolok Sanggul 10 153 1 2.335,33
16. Pakpak Bharat Salak 8 52 0 1.218,30
17. Samosir Pangururan 9 128 6 2.069,05
18. Serdang Bedagai Sei Rampah 17 237 6 1.900,22
19. Batu Bara Limapuluh 7 141 10 922,20
20.Padang Lawas Utara Gunung Tua 12 386 2 3.918,05
21. Padang Lawas Sibuhuan 12 303 1 3,892,74
22.Labuhanbatu Selatan Kota Pinang 5 52 2 3.596,00
23. Labuhanbatu Utara Aek Kanopan 8 82 8 3.570,98
24. Nias Utara Lotu 11 112 1 1.202,78
25. Nias Barat Lahomi 8 105 0 473,73
26. Sibolga Sibolga 4 0 17 41,31
27. Tanjungbalai Tanjungbalai 6 0 31 107,83
28. Pematangsiantar Pematangsiantar 8 0 53 55,66
29. Tebing Tinggi Tebingtinggi 5 0 35 31,00
30. Medan Medan 21 0 151 265,00
31. Binjai Binjai 5 0 37 59,19
32. Padangsidimpuan Padangsidimpuan 6 42 37 114,66
33. Gunungsitoli Gunungsitoli 6 98 3 280,78
SUMATERA UTARA 444 5417 693 72.981,23
Sumber: Sumatera Utara Dalam Angka Tahun 2018/ppid.sumutprov.go.id tahun 2018

Peta Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada Gambar berikut ini :

Sumber : Perda No.2 Tahun 2017 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provsu Tahun 2017-
2037
Gambar 2. 1.
Peta Wilayah Administrasi

Batas-batas wilayah Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut:


o Sebelah Utara : Provinsi Aceh
o Sebelah Barat : Samudera Hindia
o Sebelah Selatan : Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera Barat
o Sebelah Timur : Selat Malaka

II-2
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
2. Letak dan Kondisi Geografis
Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang terletak di
Pulau Sumatera. Provinsi Sumatera Utara terletak pada 1° - 4° Lintang Utara
dan 98° - 100° Bujur Timur.
Provinsi Sumatera Utara memiliki 213 pulau yang telah memiliki nama,
dengan 6 pulau di wilayah Pantai Timur termasuk Pulau Berhala sebagai pulau
terluar yang berbatasan dengan Selat Malaka dan sisanya 207 pulau di wilayah
Pantai Barat dengan Pulau Wunga dan Pulau Simuk sebagai pulau terluar di
wilayah Pantai Barat. Secara regional pada posisi geografisnya, Provinsi
Sumatera Utara berada pada jalur strategis pelayaran Internasional Selat
Malaka yang dekat dengan Singapura, Malaysia dan Thailand.

3. Topografi
Wilayah Sumatera Utara terdiri dari daerah pantai, dataran rendah dan
dataran tinggi serta pegunungan Bukit Barisan yang membujur ditengah-
tengah dari Utara ke Selatan. Kemiringan tanah antara 0 – 12 persen seluas
47.810 Km2, antara 12 – 40 persen seluas 6.305 Km2 dan diatas 40 persen
seluas 17.719 Km2, sedangkan luas Wilayah Danau Toba 1.129,20 Hektar (Ha)
atau 1,57 persen.Ketinggian lahan di Provinsi Sumatera Utara bervariasi mulai
dari 0 – 2.200 m dpl. Terbagi atas 3 (tiga) bagian yaitu bagian Timur dengan
keadaan relatif datar, bagian tengah bergelombang sampai berbukit dan
bagian Barat merupakan dataran bergelombang.
Wilayah Pantai Timur yang merupakan dataran rendah seluas 24.921,99
Km2 atau 34,77 persen dari luas wilayah Sumatera Utara adalah daerah yang
subur, kelembapan tinggi dengan curah hujan relatif tinggi pula. Banjir juga
sering melanda wilayah tersebut akibat berkurangnya pelestarian hutan, erosi
dan pendangkalan sungai. Pada musim kemarau terjadi pula kekurangan
persediaan air disebabkan kondisi hutan yang kritis. Wilayah dataran tinggi
dan wilayah Pantai Barat seluas 46.758,69 Km2 atau 65,23 persen dari luas
wilayah Sumatera Utara, sebagian besar merupakan pegunungan, memiliki
variasi dalam tingkat kesuburan tanah, iklim, topografi dan kontur serta
daerah yang struktur tanahnya labil. Beberapa danau, sungai, air terjun dan
gunung berapi dijumpai di Sumatera Utara serta sebagian wilayahnya tercatat
sebagai daerah gempa tektonik dan vulkanik.

II-3
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
4. Geologi
Secara geologis, wilayah Provinsi Sumatera Utara memiliki struktur dan
batuan yang kompleks dan telah beberapa kali mengalami tumbukan dari
proses tektonik karena posisinya terletak pada pertemuan lempeng Euroasia
di sebelah Timur dan lempeng Australia di sebelah Barat. Hal ini menyebabkan
terbentuknya rangkaian jalur patahan, rekahan dan pelipatan disertai
kegiatan vulkanik. Jalur patahan tersebut melewati jalur Sumatera Utara
mulai dari segmen Alas-Karo dan sepanjang kurang lebih 390 km merupakan
sumber bencana alam geologi berupa pusat-pusat gempa di darat, tsunami dan
pemicu terjadinya letusan gunung berapi dan tanah longsor. Jalur patahan
(subduction) di Pantai Barat sepanjang kurang lebih 250 km merupakan pusat-
pusat gempa di dasar laut.
Kondisi struktur geologi yang kompleks yang dicirikan oleh bentuk
bentang alam perbukitan, terlipat dengan patahan selain merupakan jalur
gempa juga potensial menimbulkan tanah longsor terhadap sekitar 40-50
persen dari luas wilayah Provinsi Sumatera Utara.

5. Hidrologi
Kondisi hidrologi di Provinsi Sumatera Utara terdiri dari air permukaan
yaitu sungai, danau, rawa dan air bawah tanah dimana secara keseluruhan
wilayah terbagi atas 71DAS. Jumlah induk sungai di Provinsi Sumatera Utara
sebanyak 99 buah, Anak Sungai sebanyak 783 buah, Ranting Sungai 659
buah, anak Ranting Sungai 342 buah.

a. Daerah Aliran Sungai (DAS)


Provinsi Sumatera Utara terbagi atas 71 DAS yang terdiri dari 20 DAS
yang masuk dalam Satuan Wilayah Pengelolaan (SWP) DAS Wampu Sei Ular,
dan 51 DAS yang masuk SWP DAS Asahan Barumun dan 3 (tiga) DAS lintas
provinsi. Berdasarkan kriteria DAS dikelompokkan kepada DAS Prioritas I
(DAS yang dipulihkan daya dukungnya) dan DAS Prioritas II (DAS yang
dipertahankan daya dukungnya).

SWPDAS Wampu Sei Ular


Berdasarkan hasil Review Batas DAS yang dikeluarkan Balai Pengelolaan
DAS Wampu Sei Ular Tahun 2009, luas SWP DAS Wampu Sei Ular ±
3.164.256,95 Ha.

II-4
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Sumber : SWP BPDAS Wampu Sei Ular

Gambar 2. 2.
Peta SWP DAS Wampu Sei Ular

Penggolongan DAS Prioritas di SWP DAS Wampu Sei Ular adalah sebagai
berikut :
DAS Prioritas I (DAS yang dipulihkan daya dukungnya) adalah: DAS Deli
seluas 45.685,02 Ha; DAS Wampu seluas 415.617,46 Ha; DAS Batang
Serangan seluas 164.909,66 Ha; DAS Padang 110.801,58 Ha; DAS Ular
130.929,01 Ha; DAS Besitang 96.494,12 Ha; DAS Belawan 41.099,95 Ha; DAS
Singkil 1.388.544,09 Ha; DAS Percut 42.758,20 Ha.

DAS Prioritas II (DAS yang dipertahankan daya dukungnya) adalah: DAS


Lepan seluas 57.407,75 Ha; DAS Asam Kumbang seluas 48.960,05 Ha; DAS
Bolon seluas 195.695,31 Ha; DAS Babalan seluas 15.292,22 Ha; DAS Bedagai
seluas 69.696,93 Ha; DAS Belumai seluas 78.624,55 Ha; DAS Hapal seluas
93.813,43 Ha; DAS Merbau seluas 92.017,41 Ha; DAS Batang Kuis seluas
13.302,53 Ha; DAS Perupuk seluas 35.675,49 Ha dan DAS Sialang Buah
seluas 26.932,20 H.
Dari total luas Satuan Wilayah Pengelolaan (SWP) Wampu Ular seluas
3.122.923,71 Ha, berdasarkan hasil survey terakhir yang dilaksanakan tahun
2018 kondisi kekritisan DAS pada beberapa Kabupaten/Kota, adalah sebagai
berikut:

II-5
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.2
Kondisi Kekritisan Lahan di Wilayah Kerja
BPDASHL Wampu Ular
No Kelas Kekritisan Lahan Luas (ha) Persentase (%)
1 Tidak Kritis 643.651,68 20,61
2 Potensial Kritis 253.849,96 8,13
3 Agak Kritis 1.555.767,23 49,82
4 Kritis 471.904,74 15,11
5 Sangat Kritis 197.750,09 6,33
Grand Total 1.229.629,38 3.122.923,71

SWPDAS Asahan Barumun


SWP Asahan Barumun terdiri dari 51 DAS yang tersebar dalam 16
(enambelas) Kabupaten dan 3 (tiga) Kota. DAS-DAS tersebut dibagi dalam
urutan DAS Prioritas berdasarkan penetapan urutan Prioritas DAS tahun 2008
sebagai berikut :
DAS Prioritas I (DAS yang dipulihkan daya dukungnya) yakni : Asahan Toba
(633.725,13 Ha); Susua, Nias Selatan (25.108,26 Ha); Batang Gadis
(487.536,63 Ha); Muzoi (77.947,22 Ha); Oyo (55.111,44 Ha).
DAS Prioritas II (DAS yang dipertahankan daya dukungnya) yakni : Tumula
(11.535,03 Ha), Mola (16.668,70 Ha), Idanoi (8.137,06 Ha), Sowu (20.114,21
Ha), Eho (25.437,35 Ha), Gidosibua (15.950,25 Ha), Mejaya (11.059,06 Ha),
Sialikhe (9.568,46 Ha), Nou 8.824,16 Ha), Morro 10.943,40 Ha), Sibin
(11.235,43 Ha), Sibundong (116.039,78 Ha), Oou (13.881,64 Ha), Batang Toru
(303.439,78 Ha), Lumut (57.808,46 Ha), Hoya (4.254,44 Ha), Tabuyung
(50.506,68 Ha), Masio (8.263,50 Ha), Kolang (57.029,32 Ha), Tulumbaho
(13.762,04 Ha), Barumun Bilah (1.329.300,29 Ha), Batu Garigis (40.566,74
Ha), Batang Garoga (15.940,76 Ha), Natal, Tolang, Batahan, Za'ua, Sokhili,
Bintuas dan Gari.
Dari total luas Satuan Wilayah Pengelolaan (SWP) Asahan Barumun
seluas 4.517.400,82 Ha, juga terdapat sejumlah lahan sangat kritis pada
beberapa Kabupaten/Kota, antara lain :

II-6
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.3
Kondisi Kekritisan Lahan di Wilayah Kerja
BPDASHL Asahan Barumun
No Kelas Kekritisan Lahan Luas (ha) Persentase (%)
1 Tidak Kritis 559.875,16 12,39
2 Potensial Kritis 1.065.612,30 23,59
3 Agak Kritis 2.235.945,76 49,50
4 Kritis 384.157,07 8,50
5 Sangat Kritis 271.810,53 6,02
Grand Total 4.517.400,82 100,00
Sumber : SK.306/MENLHK/PDASHL/DAS.0/7/2018

Kondisi DAS di Sumatera Utara sudah sangat mendesak untuk ditangani.


Kerusakan bukan hanya terjadi di bagian hilir DAS tetapi juga di bagian hulu
DAS yang merupakan daerah penyangga. Di bagian hulu dan tengah DAS
sering kali terjadi alih fungsi lahan, dimana lahan yang seharusnya kawasan
hutan dialih fungsikan menjadi kawasan perkebunan dan kegiatan ekonomi
lainnya. Hal ini yang mengakibatkan run-off tinggi sehingga menimbulkan
bencana longsor di bagian hulu dan banjir di bagian tengah dan hilir DAS.

b. Sungai, Danau dan Rawa


Sungai
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat nomor 04/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah
Sungai, maka sungai-sungai di Provinsi Sumatera Utara dapat dikelompokkan
ke dalam 11 Satuan Wilayah Sungai berdasarkan lintas wilayahnya yaitu WS
Strategis Nasional adalah WS Belawan-Ular-Padang, WS Toba-Asahan dan WS
Batang Angkola-Batang Gadis. WS Lintas Provinsi yaitu WS Alas Singkil lintas
Provinsi dengan Provinsi Aceh, WS Batang Natal-Batang Batahan lintas Provinsi
dengan Sumatera Barat dan SWS Rokan lintas Provinsi dengan Riau.
Sementara WS Wampu-Besitang Lintas Kabupaten/Kota, WS Bah Bolon Lintas
Kabupaten/Kota, WS Barumun-Kualuh adalah lintas Kabupaten/Kota, WS
Pulau Nias Lintas Kabupaten/Kota, WS Sibundong-Batang Toru Lintas
Kabupaten/Kota. Data tentang pembagian DAS terhadap wilayah sungai dapat
dilihat pada Tabel berikut ini :

II-7
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.4
Satuan Wilayah Sungai (SWS)
NO WILAYAH SUNGAI NAMA DAS LUAS (Ha) LOKASI KET

1 WS BELAWAN – ULAR 559.828,884 Kab.Deli Serdang, Kota WS


– PADANG(I-IV/A/1) Medan, Karo, STRATEGIS
S. Belawan DAS Belawan 41.099,948 Kab.Langkat, NASIONAL
S. Deli DAS. Deli 45.685,022 Kab.Simalungun,
S. Percut DAS. Percut 42.758,198 Kab.Serdang Bedagai
S. Belumai DAS Bt Kuis 13.302,528 dan Kota Tebing Tinggi.
S. Serdang DAS Belumai 78.624,547
S. Sei Ular DAS Ular 130.928,007
S. Belutu DAS Sialang 26.932,119
Buah
S. Padang DAS Bedagai 69.696,933
S. Martebing DAS Padang 110.801,582
S. Kenang
S. Bedagai
2 WS TOBA – ASAHAN 631.931,08 Kab. Toba Samosir, Kab. WS
(I-IV/A/1) Samosir, Kab. Dairi, Kab. STRATEGIS
Danau Toba DAS Danau Toba 110.260 Karo, Kab. Asahan, Kab. NASIONAL
S. Asahan DAS Asahan 631.931,08 Tapanuli Utara,
S. Tanjung Kab. Simalungun, Kab.
S. Suka Humbang
S. Silau Hasundutan,dan Kota
Tanjung Balai
3 WS BATANG ANGKOLA 656.871,22 Kab.Tapanuli Selatan, WS LINTAS
– BATANG GADIS(I- Kab. Mandailing Natal KABUPATEN
IV/A/1) dan Kota /KOTA
S. Batang gadis DAS Batang 549.794,89 Padangsidimpuan
Gadis
S. Batang Angkola DAS Tabuyung 50.506,68
DAS Bintuala 30.313,85
DAS Nagor 4.325,48
4 WS ALAS SINGKIL(I- Kab. Dairi, Kab.Humbang WS LINTAS
IV/A/1) Hasundutan, Kab.Karo, PROVINSI
Lae Pardomuan DAS Singkil Kab. Langkat, Kab. DENGAN
Lae Siabuhan Pakpak Bharat, Kab.Toba ACEH
Lae Siragian Samosir, Kab. Tapanuli
Lae Singkil Tengah, Kab. Aceh
Lae Kuala Baru Tenggara, Kab. Aceh
Lae Ordi Selatan, Kab. Aceh
Singkil, Kab. Gayo Lues,
Lae Kombih dan Kota Sabuluh Salam
Lae Cinondang
5 WS BATANG NATAL – 209.309,64 Kab. Mandailing Natal, WS LINTAS
BATANG BATAHAN Kab. Pasaman PROVINSI
S. Batang Natal DAS Natal 77.720,35 DENGAN
S. Batang Batahan DAS Batahan 131.589,29 SUMATERA
DAS Nunukan BARAT
6 WS ROKAN Kab. Padang Lawas, Kab. WS LINTAS
S. Rokan DAS Indra Giri Padang Lawas Utara, PROVINSI
S. Bangko Rokan Kab. Labuhan Batu DENGAN
S. Rokan Kiri Selatan, Kab. Mandailing RIAU
S. Rokan Kanan Natal
S. Kubu
S. Sumpur
S. Sontang
S. Asik
S. Air Pesut
S. Sibinail
S. Pagang
S. Pincuran panjang
S. Timbawan
7 WS WAMPU – Kab. Langkat, Kab. Karo, WS LINTAS
BESITANG Kab. Deli Serdang, KABUPATEN
S. Wampu DAS Besitang Kab.Dairi, Kab. /KOTA
S. Batang Serangan DAS Babalan Simalungun, dan Kota
Binjai
S. Lepan DAS Lepan
S. Besitang DAS Batang
Serangan
S. Babalan DAS Asam
Kumbang
S. Kapal Keruk / K. DAS Wampu
Gading

II-8
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
NO WILAYAH SUNGAI NAMA DAS LUAS (Ha) LOKASI KET

S. Galang
8 WS BAH BOLON(I- Kab. Asahan, Kab. WS LINTAS
IV/A/1) Simalungun, KABUPATEN
S. Bah Bolon DAS Hapal Kab.Batubara, /KOTA
S. Balai DAS Bahbolon Kab. Serdang Bedagai,
dan Kota
S. Pare-Pare/Gambus DAS Perupuk Pematangsiantar
S. Pagurawan DAS Merbau
S. Perupuk
S. Tanjung
S. Kiri
S. Napal
9 WS BARUMUN – 1.721.334,93 Kab. Labuhan Batu, Kab. WS LINTAS
KUALUH(I-IV/A/1) Mandailing Natal, KABUPATEN
S. Kualuh DAS Kualuh 898.602,86 Kab.Toba Samosir, Kab. /KOTA
S. Bilah Das Bilah 426.280,50 Tapanuli Utara, Kab.
Tapanuli Selatan, dan
S. Barumun DAS Barumun 396.451,57 Kab. Asahan
S. Panai
10 WS PULAU NIAS(I- 530.241,02 Pulau Nias, Pulau Telo WS LINTAS
IV/A/1) dan Pulau Pini KABUPATEN
S. Afia DAS Sawo /KOTA
S. Gido Zebua DAS Ladara
S. Idano Zala DAS Muzoi
S. Bol DAS Sowu
S. Erfi DAS Gamo
S. Otua DAS Tumula
S. No Alu DAS Nou
S. Tulang Baho DAS Oyo
S. Manliho DAS Idanoi
S. Lae Khua DAS Gari
S. Oyo DAS Moro
S. Nalawo DAS Gidosibua
S. Idanogowo DAS Mua
S. Mola DAS Lahome
S. Afia DAS Oou
S. Gido Zebua DAS Idanogawu
DAS Tulumbahu
DAS Mola
DAS Sokhili
DAS Hoya
DAS Susua
DAS Masio
DAS Eho
DAS Mejaya
DAS Za'ua
DAS Sialikhe
DAS Telo
11 WS SIBUNDONG – 752.947,71 Kab. Humbang WS LINTAS
BATANG TORU(I- Hasundutan, Toba KABUPATEN
IV/A/1) Samosir, Tapanuli Utara, /KOTA
Aek Sibundong DAS Sibundong 72.956,72 Samosir, Tapanuli
Ek Sirahar DAS Kolang 126.972,35 Selatan
Tapanuli Tengah, Kota
Aek Sitio – Tio DAS Lumut 91.616,93 Sibolga
Aek Goman DAS Batang Toru 303.181,82
Aek Batang Toru DAS Sibin 158.219,89
DAS Garoga
DAS Banga
DAS Tolang
DAS Lumut
DAS Batu Garigis
DAS Maraupu
DAS Mabirong
Sumber : Perda Provinsi Sumatera Utara Nomor 2 Tahun 2017 tentang RTRW Provinsi
Sumatera Utara 2017-2037

II-9
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Wilayah Sungai di Provinsi Sumatera Utara ditetapkan dengan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No 4 Tahun 2015 tentang
Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai (WS), yakni:
Tabel. 2.5
Penetapan Wilayah Sungai
NO WILAYAH SUNGAI KETERANGAN
1. Alas – Singkil Lintas Provinsi
2. Batang Natal-Batang Batahan Lintas Provinsi
3. Rokan Lintas Provinsi
4. Belawan – Ular – Padang Strategis Nasional
5. Toba – Asahan Strategis Nasional
6. Batang Angkola -Batang Gadis Lintas Kab/Kota
7. Wampu – Besitang Lintas Kab/Kota
8. Bah Bolon Lintas Kab/Kota
9. Barumun – Kualuh Lintas Kab/Kota
10. Pulau Nias Lintas Kab/Kota
11. Sibundong - Batang Toru Lintas Kab/Kota
Sumber : Badan Wilayah Sungai Sumatera Utara Tahun 2018

Badan air sungai utama di Provinsi Sumatera Utara memiliki debit air
rata-rata yang cukup besar seperti Sungai Wampu, Sungai Ular, Sungai
Barumun, Sungai Silau, Sungai Asahan yang dapat dimanfaatkan untuk
sumber air irigasi dan bahan baku air bersih dan air minum untuk keperluan
rumah tangga dan industri, selain sebagai sumber pembangkit tenaga listrik
(PLTA). Namun disisi lain dapat menimbulkan ancaman bahaya banjir
dimusim penghujan, akibat mulai terdegradasinya lahan pada daerah hulu.

Danau
Badan air berupa danau meliputi Danau Siais di Kabupaten Tapanuli
Selatan dan Danau Balimbing di Kabupaten Padang Lawas Utara, Danau
Pandan di Kabupaten Tapanuli Tengah, Danau Lau Kawar di Kabupaten Karo
dan yang terbesar yaitu Danau Toba yang terletak di dataran tinggi di wilayah
tengah meliputi 7 (tujuh) Kabupaten seluas 112.986,15 ha. Di Pulau Samosir
Kabupaten Samosir terdapat dua danau yaitu Danau Sidihoni dan Danau Aek
Natonang. Danau dengan debit air cukup besar potensial bagi pengembangan
sistem pengairan dan peyediaan air baku dan danau yang memiliki air terjun
yang potensial sebagai sumber energi. Juga terdapat potensi air tanah dimana
empat diantaranya dari cekungan air bawah permukaan berada pada lintas
provinsi.

II-10
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Rawa
Di Provinsi Sumatera Utara terdapat lahan rawa dengan luas baku
1.012.005 Ha yang letaknya tersebar di Pantai Timur dan Pantai Barat. Dari
luas tersebut, yang dapat dimanfaatkan/dikembangkan untuk lahan
pertanian dan pertambakan mencapai 325.710 ha (32,18 %) namun dalam
pengembangannya harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk dapat dijadikan areal
pertanian. Lahan rawa yang potensial untuk pertanian seluas 189.426 ha, dan
yang sudah mempunyai tata air jaringan rawa (sudah fungsional) seluas
34.923 ha (3,45 %).

c. Debit
Beberapa sungai utama di Propinsi Sumatera Utara memiliki debit air rata-
rata yang cukup besar seperti Sungai Wampu, Sungai Ular, Sungai Barumun,
Sungai Silau, Sungai Asahan yang dapat dimanfaatkan untuk sumber air
irigasi dan bahan baku air bersih dan air minum untuk keperluan rumah
tangga dan industri, selain sebagai sumber pembangkit tenaga listrik (PLTA).
Namun disisi lain dapat menimbulkan ancaman bahaya banjir dimusim
penghujan, akibat mulai terdegradasinya lahan pada daerah hulu.
Selain itu terdapat badan air yaitu danau dengan debit air cukup besar
yang potensial bagi sistem pengairan dan memiliki air terjun yang potensial
sebagai sumber energi.
Badan air berupa danau kecil yaitu Danau Siais dan Danau Pandan di
Tapanuli Tengah, Danau Balimbing di Tapanuli Selatan, Danau Lau Kawar di
Kabupaten Karo dan yang terbesar besar yaitu Danau Toba yang terletak di
dataran tinggi di wilayah tengah meliputi 7 (tujuh) kabupaten dengan luas
110.260 ha. Di Pulau Samosir terdapat dua danau kecil yaitu Danau Sidihoni
dan Danau Aek Tonang. Juga terdapat potensi air tanah dimana empat
diantaranya dari cekungan air bawah permukaan berada pada lintas provinsi.
Oleh karena itu kebutuhan air untuk keperluan domestik, industri dan
pertanian perlu dijaga sekaligus mendukung kebutuhan energi masyarakat
yang potensial dikembangkan dari melimpahnya air di sungai-sungai yang ada
di Sumatera Utara. Demikian juga untuk menjaga investasi di bidang energi
perlu dilakukan upaya konservasi air dengan menjaga tutupan hutan yang
menjadi daerah tangkapan air DAS yang dimanfaatkan.

II-11
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
d. Cekungan Air Tanah
Provinsi Sumatera Utara memiliki potensi air tanah dimana enam
diantaranya dari cekungan air bawah permukaan berada pada lintas provinsi.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :

Tabel. 2.6
Cekungan Air Tanah
Luas
No. Nama CAT CAT Lokasi
(Km²)
1 Langsa 853 Kab. Langkat dan Aceh
2 Medan 19.786 Kota Medan, Kota Binjai, Kota Tebing Tinggi, Kota
Pematangsiantar, Kab. Langkat, Kab. Deli Serdang,
Kab. Serdang Bedagai, Kab. Karo, Kab. Asahan, Kab.
Batubara, Kab. Simalungun, Kab. Labuhanbatu, dan
Kab. Labuhanbatu Utara.
3 Kutacane 351 Kab. Karo dan Aceh
4 Sibulus Salam 3.632 Kab. Tapanuli Tengah dan Aceh
5 Sidikalang 2.438 Kab. Dairi , Kab. Tapanuli Utara, Kab. Samosir, dan
kab. Humbang Hasundutan, Kab. Pakpak Bharat
6 Samosir 648 Kab. Samosir
7 Porsea-Prapat 483 Kab. Toba Samosir, Simalungun
8 Tarutung 875 Kab. Tapanuli Utara, Humbang hasundutan dan
Toba Samosir
9 Onolimbu/Gunung 42 Kota Gunungsitoli, Kab. Nias, dan Kab. Nias Selatan
Sitoli
10 Lahewa 20 Kab. Nias Utara
11 Sirombu 17 Kab. Nias Utara dan Kab. Nias Barat
12 Kuala Batangtoru 795 Kab. Tapanuli Tengah dan Kab. Tapanuli Selatan,
Padangsidimpuan
13 Teluk Durian/ 21.799 Kab. Labuhanbatu, kab. Labuhanbatu Selatan, Kab.
Pekanbaru Padang Lawas, dan Kab. Padang Lawas Utara,
Tapanuli Selatan dan Provinsi Riau
14 Banjarampa 211 Kab. Mandailing Natal dan Kab. Tapanuli Selatan
15 Panyabungan 242 Kab. Mandailing Natal, Tapanuli Selatan
16 Pasaribuhuan 225 Kab. Padang Lawas Tapanuli Selatan
17 Padangsidimpuan 240 Kota Padangsidimpuan dan Kab. Tapanuli Selatan
18 Natal-Ujunggading 2.825 Kab. Mandailing Natal dan Provinsi Sumatera Barat
19 Lubuk Sikaping 217 Kab. Mandailing Natal dan Provinsi Sumatera Barat
Sumber : Perda Provinsi Sumatera Utara Nomor 2 Tahun 2017 tentang RTRW Provinsi
Sumatera Utara 2017-2037

Oleh karena itu kebutuhan air untuk keperluan domestik, industri dan
pertanian perlu dijaga sekaligus mendukung kebutuhan energi masyarakat
yang potensial dikembangkan dari melimpahnya air di sungai-sungai yang ada
di Sumatera Utara. Demikian juga untuk menjaga investasi di bidang energi
perlu dilakukan upaya konservasi air dengan menjaga tutupan hutan yang
menjadi daerah tangkapan air DAS yang dimanfaatkan.

II-12
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
6. Klimatologi
a. Tipe Iklim
Iklim di Sumatera Utara termasuk iklim tropis yang dipengaruhi oleh angin
Passat dan angin Muson. Sebagaimana Provinsi lainnya di Indonesia,
Provinsi Sumatera Utara mempunyai musim kemarau dan musim
penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Juni sampai
dengan September dan musim penghujan biasanya terjadi pada bulan
November sampai dengan bulan Maret, diantara kedua musim itu diselingi
oleh musim pancaroba
b. Curah Hujan
Curah hujan relatif cukup tinggi yaitu berkisar 1.431 - 2.265 mm per tahun
atau rata-rata 2.100 mm per-tahun, dengan jumlah hari hujan rata-rata
sebesar 173 - 230 hari per tahun. Pada wilayah kering, curah hujan tahunan
rata-rata kurang dari 1.500 mm yang tercatat di beberapa bagian wilayah
Simalungun, Tapanuli Selatan, dan Tapanuli Utara, sedang curah hujan
tinggi berkisar antara 2.000 sampai 4.500 mm berlangsung sepanjang tahun
di daerah Asahan, Dairi, Deli Serdang, Karo, Labuhan Batu, Langkat, Nias,
Tapanuli Tengah, dan sebagian besar Tapanuli Selatan.
c. Suhu dan Kelembaban Udara
Ketinggian permukaan daratan Provinsi Sumatera Utara sangat bervariasi,
sebagian daerahnya datar, hanya beberapa meter di atas permukaan laut,
beriklim cukup panas bisa mencapai 35,80ºC,sebagian daerah berbukit
dengan kemiringan yang landai, beriklim sedang dan sebagian lagi berada
pada daerah ketinggian yang suhu minimalnya bisa mencapai 13,40ºC.
Kelembaban udara rata-rata 78%-91%.

7. Penggunaan Lahan
a. Penggunaan Lahan untuk Kawasan Budidaya
Berdasarkan data dari Peta Rupa Bumi Indonesia Tahun 2014 yang
bersumber dari Badan Informasi Geospasial, penggunaan lahan Provinsi
Sumatera Utara didominasi oleh kegiatan perkebunan seluas 2.946.512 Ha
atau sekitar 41 persen dan hutan seluas 2.381.013 Ha atau sekitar 33 persen.
Penggunaan lahan untuk kegiatan pertanian terbesar berada di wilayah
Pantai Timur, yaitu meliputi areal seluas 57 persen dari luas areal pertanian
Sumatera Utara. Sebagian besar lahan hutan berada di wilayah Pantai Barat,
yaitu seluas 69 persen dari luas hutan di Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan
pertanian mendominasi wilayah Pantai Timur, sedangkan wilayah Pantai Barat

II-13
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
didominasi oleh kegiatan pertanian dan hutan. Pemanfaatan ruang untuk
kegiatan non pertanian, seperti : industri, transportasi dan pertambangan
tidak terlalu besar mengubah pemanfaatan ruang yang ada.
Kegiatan pemanfaatan ruang terkonsentrasi dan berkembang namun
tidak meluas tersebar. Dalam distribusi ruang, wilayah yang pada saat ini
masih memiliki kawasan hutan produksi yang juga berfungsi untuk
perlindungan daerah bawahannya ataupun fungsi ekologis lainnya, perlu
menyiapkan pengendalian terhadap alih fungsi hutan, baik oleh perambahan
maupun pemanfaatan untuk usaha ekonomi formal terutama dalam rangka
perolehan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Konflik kepentingan dalam kondisi
keterbatasan lahan budidaya perlu diatasi melalui kesepakatan yang mengikat
dalam pelestarian kawasan hutan yang berfungsi lindung. Untuk itu, salah
satu dasar pengendalian adalah menyesuaikan pengembangan kegiatan pada
lahan dengan kemampuan yang memadai.

b. Penggunaan Lahan untuk Kawasan Lindung


Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 579/Menhut-
II/2014 tentang Kawasan Hutan Provinsi Sumatera Utara Jo Surat Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 1076 / MENLHK – PKTL /
KUH / PLA.2/3/2017 tanggal 13 Maret 2017 tentang Perkembangan
Pengukuhan Kawasan Hutan Provinsi Sumatera Utara s/d Tahun 2016,
disebutkan bahwa luas kawasan hutan di wilayah Provinsi Sumatera Utara
adalah ± 3.010.160,89 Ha atau ± 41,25% dari total luas wilayah daratan
Provinsi Sumatera Utara. Kawasan Hutan tersebut dengan fungsi Hutan
Konservasi seluas ± 424.476,01 Ha; Hutan Lindung seluas ± 1.197.174,58 Ha;
Hutan Produksi Terbatas seluas ± 634.521,04 Ha, Hutan Produksi Tetap seluas
± 675.345,69 dan Hutan Produksi Konversi seluas ± 78.643,58 Ha.

2.1.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah


Potensi sumber daya alam Provinsi Sumatera Utara cukup berlimpah,
diantaranya tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, perikanan dan
pariwisata, serta potensi bahan tambang.

1. Pertanian tanaman pangan dan hortikultura


Potensi Provinsi Sumatera Utara diantaranya adalah sayuran, jeruk dan
buah-buahan yang sebagian besar telah dipasarkan dengan baik dan sudah di
ekspor keluar negeri maupun provinsi lain.

II-14
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Komoditi pertanian dataran tinggi Bukit Barisan Sumatera Utara, seperti
jagung, kentang, kopi, bawang merah dan sebagainya, juga berpotensi untuk
dikembangkan.

2. Perkebunan

Luas areal perkebunan adalah 2.167.671,49 ha atau 11,88 persen dari


luas Provinsi Sumatera Utara atau sebesar 29,7 persen dari total daratan
Provinsi Sumatera Utara dengan produksi sebesar ± 20.318.622,73 ton untuk
23 komoditi diantaranya sawit, karet, kopi, kakao, tembakau dan kelapa. Rata-
rata pertambahan luas lahan perkebunanselama 5 (lima) tahun terakhir
sebesar 0,31 persen dan pertumbuhan produksi sebesar 5,21 persen selama 5
(lima) tahun terakhir. Sektor ekonomi rakyat memperlihatkan kondisi bahwa
komoditi perkebunan rakyat telah mengambil peran yang sangat penting,
dimana untuk luas dan produksi beberapa komoditi penting bahkan
melampaui perkebunan milik PTP/PNP maupun swasta.

3. Peternakan
Berdasarkan data hasil analisis di semua kabupaten/kota di Sumatera
Utara diperoleh bahwa wilayah potensial bagi pengembangan sapi, untuk sapi
potong di Sumatera Utara berturut - turut adalah di Kab. Langkat, Kab.
Labuhan Batu Utara, Kab. Asahan, dan Kab. Simalungun, Kab. Batu Bara,
Kab. Deli Serdang dan Kab. Serdang Bedagai, sedangkan untuk sapi perah
berada di daerah Kab. Karo. Pengembangan kerbau potensial dilakukan di
Kabupaten Samosir, Kab. Toba Samosir. dan Kab. Padang Lawas, Dairi,
humbang Hasundutan. Sedangkan ternak kuda direkomendasikan dilakukan
di Kabupaten Samosir dan Kab. Humbang Hasundutan. Ternak kecil seperti
kambing potensial diarahkan pemeliharaannya di Kab. Langkat, Kab. Serdang
Bedagai, Kab. Labuhan Batu Utara, dan Kab. Asahan. Domba potensi
dikembangkan di Kabupaten Langkat, Kab. Labuhan Batu Utara, dan Kab.
Serdang Bedagai.
Pengembangan ternak unggas seperti ayam buras potensi dikembangkan
Kab. Mandailing Natal, Kab. Dairi, Kab. Serdang Bedagai, dan Kab. Pakpak
Bharat.Adapun ayam pedaging potensi dikembangkan di Kabupaten Serdang
Bedagai, Asahan, Langkat, Deli Serdang dan Kota Binjai. Kemudian, ayam
petelur potensi dikembangkan di Binjai, Asahan, Deli Serdang, Langkat, dan
Serdang Bedagai. Adapun ternak itik potensi dikembangkan di Toba Samosir,
Mandiling Natal, Dairi, Nias, dan Serdang Bedagai.

II-15
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
4. Perikanan
Provinsi Sumatera Utara juga mempunyai potensi Sumber Daya Ikan (SDI)
yang meliputi perikanan tangkap dan budidaya perikanan, baik di perairan
laut maupun perairan darat dan perairan umum seperti sungai, danau,
tambak. Di kawasan Pantai Barat hasilnya mencapai 1.076.960 ton/tahun
dengan potensi jenis ikan unggulan di laut pesisir seperti tuna, tongkol,
cakalang, kerapu, kakap, kembung, tenggiri, teri dan ikan hias (tingkat
pemanfaatan baru sekitar 8,79 persen). Budidaya kelautan antara lain adalah
teripang, rumput laut serta potensi terumbu karang. Potensi Sumber Daya
Ikan (SDI) di Kawasan Pantai Timur mencapai 276.030 ton/tahun dengan
potensi jenis ikan unggulan di laut pesisir seperti, tuna, tongkol, cakalang,
kerapu, kakap, kembung, tenggiri, baronang, japuh, biji nangka, senangin, teri
dan pari (tingkat pemanfaatan baru sekitar 90,75 persen). Sementara potensi
Sumber Daya Ikan (SDI) di bagian tengah memiliki potensi jenis ikan unggulan
seperti ikan mas, nila, mujair, gurame, lele dumbo dan udang galah.

5. Pariwisata
Sumatera Utara juga memiliki berbagai tempat pariwisata yang patut
dikunjungi para wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.
Berdasarkan jenis wisata yang dapat dikembangkan di Sumatera Utara antara
lain wisata alam.

1) Wisata Alam
Provinsi Sumatera Utara memiliki banyak objek wisata alam yang menjadi
andalan dalam menarik wisatawan, diantaranya, yaitu: Kawasan Danau
Toba, Pemandian air panas Pangururan, Pusuk Buhit, Danau Sidihoni,
Tomok, Tuktuk, Aek Sipitudai, Kebun Raya Simanindo, Taman Bumi, dan
lain-lain.
Selain itu Sumatera Utara juga memiliki potensi yang cukup besar disektor
ekowisata. Beberapa kawasan ekowisata yang berada di Sumatera Utara
antara lain :
a. Kawasan Ekowisata Tangkahan
di kawasan ekowisata Tangkahan juga terdapat tempat rehabilitasi
satwa langka orangutan sumatera serta konservasi Gajah. Selain itu juga
terdapat kawasan Bahorok, sekitar 75.7 km dari Medan atau 3 jam
dengan mobil. Tempat yang terkenal dengan arus sungai yang deras dan
jernih yang sangat cocok untuk penikmat olahraga arung jeram.

II-16
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
b. Kawasan Ekowisata Karo.
Kabupaten Karo merupakan salah satu tujuan wisata yang cukup
terkenal di luar negeri, terbukti dengan wisatawan asing yang datang ke
kabupaten ini. Banyak tujuan wisata dapat dikunjungi di wilayah ini,
yaitu wisata Agro Berastagi, Tongging, Gundaling Peak, Danau Lau
Kawar, Mata Air Panas alami Lau Sidebuk, dan banyak lainnya.

2) Wisata Kebudayaan
Merupakan jenis wisata dengan daya tarik budaya, dapat berupa
peninggalan jaman dahulu, berupa bangunan dan kawasan permukiman
yang masih memelihara tradisi.

3) Wisata Minat Khusus


Wisata minat khusus merupakan wisata dengan daya tarik aktivitas
tertentu seperti wisata kuliner, pendidikan, belanja, konvensi dan lain
sebagainya.

6. Bahan Tambang dan Mineral


Potensi bahan tambang terdiri dari bahan tambang panas bumi, tambang
minyak bumi, tambang gambut, tambang batu bara, tambang mineral dan
bahan galian air tanah

2.1.1.3 Wilayah Rawan Bencana


Kawasan rawan bencana di Provinsi Sumatera Utara dibagi kedalam
beberapa kawasan, yaitu kawasan kawasan rawan massa gerakan
tanah/tanah longsor, kawasan rawan zona patahan aktif, kawasan rawan
gelombang pasang air laut/abrasi/tsunami, kawasan rawan banjir/banjir
bandang, kawasan rawan angin puting beliung, kawasan rawan kebakaran
hutan, dan kawasan rawan letusan gunung berapi. Wilayah Sumatera Utara
merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang rawan terhadap terjadinya
longsor (gerakan tanah), gelombang pasang (tsunami), banjir dan peristiwa
gempa.

2.1.1.4 Kondisi Demografi


Menurut hasil pencacahan lengkap Sensus Penduduk (SP) 1990
penduduk keadaan tanggal 31 Oktober 1990 (hari sensus) berjumlah 10,26
juta jiwa, kemudian dari hasil SP2000, jumlah penduduk Sumatera Utara

II-17
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
sebesar 11,51 juta jiwa. Selanjutnya dari hasil Sensus Penduduk pada bulan
Mei 2010 jumlah penduduk Sumatera Utara 12.982.204 jiwa. Pada tahun 2018
Penduduk Sumatera Utara berjumlah 14.262.147 jiwa, lebih banyak tinggal di
daerah perdesaan dibanding daerah perkotaan, jumlah penduduk yang tinggal
dipedesaan adalah 7.132.310 jiwa (50,01%) dan yang tinggal di daerah
perkotaan sebesar 7.129.837 jiwa (49,99%).

Tabel. 2.7
Jumlah Penduduk, Kepadatan, dan Distribusi Penduduk
Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2018
Jumlah Kepadatan
Distribusi
No Kabupaten/Kota Jiwa per
Lk Pr Jlh Penduduk
km2
1 Nias 69 191 72 919 142.110 78 1.00
2 Mandailing Natal 215 704 223 801 439.505 72 3.08
3 Tapanuli Selatan 138 486 140 101 278.587 47 1.95
4 Tapanuli Tengah 182 607 181 098 363.705 167 2.55
5 Tapanuli Utara 147 110 150 696 297.806 79 2.09
6 Toba Samosir 90 297 91 493 181 790 79 1.27
7 Labuhan Batu 241 800 236 793 478 593 222 3.36
8 Asahan 360 901 357 817 718 718 195 5.04
9 Simalungun 428 105 431 123 859 228 197 6.02
10 Dairi 140 798 141 078 281 876 147 1.98
11 Karo 200 122 203 085 403 207 190 2.83
12 Deli Serdang 1 064 206 1 050 421 2 114 627 944 14.83
13 Langkat 517 804 510 505 1 028 309 165 7.21
14 Nias Selatan 156 205 158 190 314 395 173 2.20
15 Humbang Hasundutan 92 702 93 992 186 694 80 1.31
16 Pakpak Bharat 23 793 23 390 47 183 39 0.33
17 Samosir 62 214 62 885 125 099 61 0.88
18 Serdang Bedagei 307 722 305 202 612 924 323 4.30
19 Batu Bara 205 818 203 273 409 091 444 2.87
20 Padang Lawas Utara 131 987 130 908 262 895 68 1.84
21 Padang Lawas 135 210 134 589 269 799 70 1.89
22 Labuhan Batu Selatan 166 703 160 122 326 825 91 2.29
23 Labuhan Batu Utara 180 682 177 009 357 691 101 2.51
24 Nias Utara 67 282 68 808 136 090 114 0.95
25 Nias Barat 38 860 42 419 81 279 172 0.57
26 Sibolga 43 726 43 364 87 090 2109 0.61
27 Tanjung Balai 86 277 84 910 171 187 1588 1.20
28 Pematangsiantar 122 626 128 887 251 513 4519 1.76
29 Tebing Tinggi 79 379 81 307 160 686 5184 1.13

30 Medan 1 110 000 1 137 425 2 247 425 8481 15.76


31 Binjai 135 203 135 723 270 926 4578 1.90
32 Padang Sidempuan 105 293 110 720 216 013 1884 1.51
33 Gunung Sitoli 68 083 71 198 139 281 497 0.98
SUMATERA UTARA 7 116 896 7 145 251 14 262 147 196 0,98
Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka, 2018

Populasi penduduk Provinsi Sumatera Utara menurut kewarganegaraan


sebagaimana terdapat pada Tabel berikut ini :

II-18
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.8
Populasi Penduduk Menurut Kewarganegaraan berdasarkan Sensus
Penduduk Tahun 2010
KEWARGANEGARAAN
NO KAB / KOTA
WNI WNA
1 Asahan 667.168 2
2 Batubara 374.964 0
3 Dairi 269.691 13
4 Deli Serdang 1.785.901 119
5 Humbang Hasundutan 171.329 2
6 Karo 349.506 4
7 Labuhan Batu 413.665 2
8 Labuhan Batu Selatan 277.520 3
9 Labuhan Batu Utara 330.272 1
10 Langkat 963.245 94
11 Mandailing Natal 399.703 0
12 Nias 131.376 0
13 Nias Barat 81.805 0
14 Nias Selatan 289.581 0
15 Nias Utara 127.243 0
16 Padang Lawas 225.108 3
17 Padang Lawas Utara 222.148 4
18 Pakpak Bharat 40.449 0
19 Samosir 119.592 0
20 Serdang Berdagai 593.874 5
21 Simalungun 815.389 33
22 Tapanuli Selatan 261.713 0
23 Tapanuli Tengah 310.668 6
24 Tapanuli Utara 278.285 0
25 Toba Samosir 171.948 38
26 Kota Binjai 245.045 0
27 Kota Gunung Sitoli 126.077 7
28 Kota Medan 2.079.925 420
29 Kota Padang Sidempuan 191.027 0
30 Kota Pematang Siantar 234.081 10
31 Kota Sibolga 84.364 1
32 Kota Tanjung Balai 153.692 1
33 Kota Tebing Tinggi 143.965 4
Provinsi Sumatera Utara 12.930.319 772
Sumber : Sensus Penduduk 2010, BPS Provsu

Persentase penduduk Provinsi Sumatera Utara menurut Agama dan


Kepercayaan berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 adalah :

II-19
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.9
Persentase Penduduk Menurut Agama dan Kepercayaan berdasarkan
sensus Tahun 2010
Umat Agama
No Kab / Kota TT/
Islam Protestan Katolik Hindu Budha Konghucu Lainnya
TD
Jumlah
1 Asahan 88,94 9,15 0,68 0,02 1,02 0,00 0,02 0,16 100
2 Batubara 87,81 10,04 1,52 0,01 0,29 0,01 0,07 0,24 100
3 Dairi 15,66 72,80 11,29 0,01 0,10 0,00 0,01 0,13 100
4 Deli Serdang 78,22 16,82 2,48 0,17 2,03 0,01 0,02 0,26 100
5 Humbang Hasundutan 3,01 83,11 13,64 0,00 0,00 0,00 0,05 0,19 100
6 Karo 26,16 58,21 14,72 0,04 0,43 0,00 0,03 0,41 100
7 Labuhan Batu 82,92 13,95 1,16 0,01 1,60 0,00 0,01 0,34 100
8 Labuhan Batu Selatan 85,96 13,28 0,47 0,01 0,22 0,01 0,00 0,05 100
9 Labuhan Batu Utara 82,23 15,87 1,21 0,01 0,54 0,00 0,00 0,13 100
10 Langkat 90,58 7,75 0,41 0,04 0,79 0,00 0,03 0,39 100
11 Mandailing Natal 95,51 3,07 0,11 0,00 0,00 0,00 0,00 1,29 100
12 Nias 1,17 86,24 12,57 0,00 0,00 0,00 0,02 0,01 100
13 Nias Barat 1,98 78,74 19,24 0,00 0,01 0,00 0,01 0,00 100
14 Nias Selatan 2,55 77,27 20,06 0,00 0,01 0,00 0,03 0,07 100
15 Nias Utara 5,42 78,22 16,25 0,00 0,00 0,00 0,11 0,00 100
16 Padang Lawas 94,98 4,78 0,17 0,00 0,00 0,00 0,00 0,07 100
17 Padang Lawas Utara 89,68 9,32 0,37 0,00 0,01 0,00 0,00 0,62 100
18 Pakpak Bharat 39,90 56,94 3,02 0,00 0,00 0,00 0,00 0,14 100
19 Samosir 1,57 58,46 39,76 0,01 0,00 0,00 0,14 0,05 100
20 Serdang Berdagai 83,76 13,38 1,40 0,03 1,22 0,01 0,01 0,19 100
21 Simalungun 57,27 36,97 5,15 0,02 0,24 0,00 0,06 0,29 100
22 Tapanuli Selatan 78,61 19,61 0,96 0,00 0,01 0,00 0,02 0,80 100
23 Tapanuli Tengah 42,71 45,31 11,61 0,01 0,07 0,00 0,11 0,18 100
24 Tapanuli Utara 4,76 90,24 4,59 0,00 0,05 0,00 0,01 0,35 100
25 Toba Samosir 6,20 85,42 6,60 0,02 0,04 0,00 1,05 0,66 100
26 Kota Binjai 85,08 7,88 0,81 0,26 5,44 0,07 0,01 0,45 100
27 Kota Gunung Sitoli 13,59 78,83 7,22 0,00 0,19 0,00 0,03 0,14 100
28 Kota Medan 67,80 20,27 1,79 0,44 8,81 0,02 0,02 0,85 100
29 Kota Padang Sidempuan 89,95 8,94 0,46 0,00 0,35 0,00 0,00 0,29 100
30 Kota Pematang Siantar 43,90 46,54 4,71 0,11 4,36 0,01 0,07 0,29 100
31 Kota Sibolga 57,24 35,19 4,43 0,00 2,97 0,02 0,01 0,14 100
32 Kota Tanjung Balai 85,04 8,00 0,76 0,02 5,69 0,02 0,00 0,49 100
33 Kota Tebing Tinggi 78,03 12,87 0,91 0,15 7,10 0,05 0,00 0,88 100
Provinsi Sumatera Utara 66,09 27,03 3,97 0,11 2,34 0,01 0,04 0,40 100
Sumber : Sensus Penduduk 2010

2.1.2. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT


Aspek kesejahteraan masyarakat terdiri dari fokus kesejahteraan dan
pemerataan ekonomi, fokus kesejahteraan sosial,serta fokus seni budaya dan
olahraga.

2.1.2.1. Fokus Kesejahteraan Masyarakat Dan Pemerataan Ekonomi


Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi
dilakukan terhadap indikator yang mempengaruhi kesejahteraan dan
pemerataan ekonomi.

a. Pertumbuhan PDRB
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator
ekonomi penting untuk mengetahui perkembangan perekonomian di suatu
daerah dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun
atas dasar harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan
nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada periode

II-20
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
saat ini, sedang PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah
barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku
pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar.

Tabel. 2.10
PDRB Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah)
Harga Berlaku
No Lapangan Usaha
2014 2015 2016 2017 2018
Pertanian,
1 Kehutanan, dan 121.418,98 125.487,51 134.915,80 146.366,37 155.071,97
Perikanan
Pertambangan dan
2 6.899,06 7.662,92 8.474,41 8.870,35 9.560,43
Penggalian
Industri
3 104.239,00 115.720,02 125.513,75 138.823,78 148.462,24
Pengolahan
Pengadaan Listrik
4 642,53 639,59 668,83 788,34 840,58
dan Gas
Pengadaan Air,
Pengelolaan
5 501,06 572,26 654,34 766,84 754,74
Sampah Limbah
dan Daur Ulang
6 Kontruksi 69.460,77 77.801,96 84.232,49 92.589,58 102.921,37
Perdagangan Besar
dan Eceran,
7 89.597,00 99.822,01 114.009,27 122.584,63 134.349,84
Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor
Transportasi dan
8 25.898,44 28.511,91 31.832,84 34.277,08 37.043,61
Pergudangan
Penyediaan
9 Akomodasi dan 12.283,32 13.786,20 14.934,25 16.330,13 17.636,58
Makan Minum
Informasi dan
10 10.287,35 11.124,25 12.194,59 13.582,77 15.154,95
Komunikasi
Jasa Keuangan
11 17.057,99 19.119,58 20.716,72 21.729,04 22.643,28
dan Asuransi
12 Real Estate 22.786,42 25.712,58 29.716,16 33.387,32 37.338,15
13 Jasa Perusahaan 4.836,42 5.452,33 6.287,02 7.089,63 7.649,068
Administrasi
Pemerintahan,
14 Pertahanan dan 18.832,08 21.234,54 22.949,55 24.023,93 26.707,39
Jaminan Sosial
Wajib
15 Jasa Pendidikan 9.930,06 10.723,83 11.799,10 12.443,05 13.527,65
Jasa Kesehatan
16 dan Kegiatan 4.594,43 5.328,76 5.958,50 6.453,79 7.273,25
Sosial
4.257,54
17 Jasa Lainnya 2.690,05 3.021,75 3.523,51 3.962,86
Produk Domestik
521.954,95 571.722,00 628.381,15 684.069,49 741.192,69
Regional Bruto (PDRB)

Berdasarkan tabel di atas, secara umum PDRB Provinsi Sumatera Utara


Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) selama periode 2014-2018 menunjukkan
tren yang terus meningkat. Pada tahun 2014, PDRB ADH Berlaku mencapai
Rp. 521,95 triliun dan nilai ini terus meningkat hingga mencapai Rp. 741,19
triliun pada tahun 2018.

II-21
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.11
PDRB Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah)

Harga Konstan
No Lapangan Usaha
2014 2015 2016 2017 2018
Pertanian,
1 Kehutanan, dan 104.262,83 110.066,00 115.179,69 121.300,04 127.202,64
Perikanan
Pertambangan dan
2 5.480,37 5.814,94 6.144,99 6.436,60 6.792,01
Penggalian
Industri
3 83.069,09 86.318,90 90.680,99 92.777,25 96.174,60
Pengolahan
Pengadaan Listrik
4 580,71 593,97 622,76 677,08 694,58
dan Gas
Pengadaan Air,
Pengelolaan
5 396,43 421,96 446,05 475,82 489,60
Sampah Limbah
dan Daur Ulang
6 Kontruksi 51.411,36 54.289,10 57.286,44 61.175,99 64.507,11
Perdagangan Besar
dan Eceran,
7 73.812,64 76.697,03 80.702,74 85.440,69 90.652,79
Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
Transportasi dan
8 19.082,06 20.165,19 21.390,03 22.961,90 24.372,50
Pergudangan
Penyediaan
9 Akomodasi dan 9.225,42 9.866,78 10.512,20 11.282,16 12.131,73
Makan Minum
Informasi dan
10 10.321,29 11.055,36 11.913,13 12.933,95 14.024,31
Komunikasi
Jasa Keuangan
11 13.024,10 13.957,95 14.531,04 14.601,55 14.854,35
dan Asuransi
12 Real Estate 17.132,22 18.119,23 19.187,89 20.637,93 21.740,02
13 Jasa Perusahaan 3.624,70 3.836,94 4.065,41 4.368,69 4.678,85
Administrasi
Pemerintahan,
14 Pertahanan dan 13.836,00 14.642,06 15.083,58 15.463,27 16.409,75
Jaminan Sosial
Wajib
15 Jasa Pendidikan 8.478,26 8.904,74 9.341,37 9.802,14 10.418,74
Jasa Kesehatan
16 dan Kegiatan 3.793,27 4.066,72 4.366,28 4.699,93 4.977,04
Sosial
17 Jasa Lainnya 2.042,55 2.179,19 2.320,88 2.496,24 2.644,91
Produk Domestik
419.573,31 440.996,04 463.775,46 487.531,23
Regional Bruto (PDRB)
Sumber : Sumut dalam Angka (BPS) 2018

Sedangkan dilihat dari besaran nilai PDRB Provinsi Sumatera Utara Atas
Dasar Harga Konstan (ADHK tahun 2010) pada tahun 2014 mencapai Rp.
419,57 triliun dan cenderung meningkat menjadi Rp. 512,76 triliun tahun
2018. Kondisi ini mengindikasikan bahwa kinerja ekonomi Provinsi Sumatera
Utara secara riil semakin membaik dengan perkembangan yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun selama kurun waktu tersebut.
Sementara itu, untuk struktur perekonomian Provinsi Sumatera Utara
menunjukkan bahwa sektor pertanian, kehutanan dan perikanan merupakan
sektor yang berkontribusi besar dalam pembentukan PDRB dengan rata-rata
sebesar 21,82 persen pertahun selama periode 2014-2018. Berikutnya adalah
sektor industri pengolahan dengan rata-rata sebesar 20,10 persen pertahun
dan sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor

II-22
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
sebesar 17,70 persen serta sektor konstruksi atau bangunan dengan perannya
sekitar 13,61 persen pertahun.

Tabel. 2.12
Struktur Perekonomian Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2014-2018 (Persen)
Tahun
No Uraian
2014 2015 2016 2017 2018 Rata2
Pertanian, Kehutanan, dan
1 23,26 22,02 21,65 21,40 20,92 21,85
Perikanan
2 Pertambangan dan Penggalian 1,32 1,34 1,35 1,30 1,29 1,32
3 Industri Pengolahan 19,97 20,21 19,98 20,29 20,03 20,10
4 Pengadaan Listrik, Gas 0,12 0,11 0,10 0,12 0,11 0,11
5 Pengadaan Air 0,10 0,10 0,11 0,11 0,10 0,10
6 Konstruksi 13,60 13,61 13,40 13,54 13,89 13,61
Perdagangan Besar dan
7 Eceran, dan Reparasi Mobil 17,17 17,41 17,89 17,92 18,13 17,70
dan Sepeda Motor
Transportasi dan
8 4,96 4,99 5,07 5,01 5,00 5,01
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi dan
9 2,35 2,41 2,38 2,39 2,38 2,38
Makan Minum
10 Informasi dan Komunikasi 1,97 1,95 1,94 1,99 2,04 1,98
11 Jasa Keuangan 3,27 3,35 3,30 3,18 3,05 3,23
12 Real Estate 4,37 4,50 4,73 4,88 5,04 4,70
13 Jasa Perusahaan 0,93 0,95 1,00 1,04 1,03 0,99
Administrasi Pemerintahan,
14 Pertahanan dan Jaminan 3,61 3,71 3,64 3,51 3,60 3,61
Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 1,90 1,88 1,94 1,82 1,83 1,87
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
16 0,88 0,93 0,95 0,94 0,98 0,94
Sosial
17 Jasa lainnya 0,52 0,53 0,56 0,58 0,57 0,55
PRODUK DOMESTIK REGIONAL
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
BRUTO
Sumber : Sumut dalam Angka (BPS)

Sejalan dengan perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan


(ADHK tahun 2010), laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara
selama periode 2014-2018 cenderung mengalami perlambatan. Namun
demikian, bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional,
kinerja pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara masih lebih baik
selama kurun waktu tersebut. Pada tahun 2014 terjadi perlambatan akselerasi
yaitu dari 5,23 persen menjadi 5,10 persen pada tahun 2015.
Sedangkan tahun 2016, kinerja ekonomi Provinsi Sumatera Utara
sedikit mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya menjadi 5,18 persen.
Akan tetapi pada tahun 2017, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera
Utara kembali mengalami perlambatan menjadi 5,12 persen dan kemudian
mengalami sedikit peningkatan pada Tahun 2018 menjadi 5,18. Selain itu,

II-23
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
selama periode Tahun 2014-2018, Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara
Tahun juga lebih tinggi dibandingkan dengan Nasional. Hal tersebut dapat
dilihat pada Tahun 2018, Pertumbuhan Ekonomi Nasional sebesar 5,17
persen, kondisi ini lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan
ekonomi Sumatera Utara yaitu sebesar 5,18 pada tahun yang sama,
perkembangan Laju Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara dapat dilihat di
pada Grafik dibawah ini :

5,3
5,23
5,2 5,18 5,18
5,12
5,17
5,1
5,1 5,07
5,01
5 5,02

4,9
4,88
4,8

4,7
2014 2015 2016 2017 2018
Nasional 5,01 4,88 5,02 5,07 5,17
Sumatera Utara 5,23 5,1 5,18 5,12 5,18

Grafik. 2.1
Laju Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Tahun 2014-2018

Jika dilihat dari segi sektoral, hampir semua sektor memiliki tingkat laju
pertumbuhan diatas 5,18 persen atau diatas LPE Sumatera Utara secara
keseluruhan. Adapun sektor yang mengalami pertumbuhan dibawah LPE
Sumatera Utara adalah sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yaitu
sebesar 4,95 persen, Industri Pengolahan sebesar 3,59 persen, Jasa Keuangan
dan Asuransi sebesar 3,22 persen dan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 4,88 persen. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel berikut :

II-24
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.13
Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2014-2018 (Persen)
Rata-
No Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018
rata
Pertanian, kehutanan dan
1 4,37 5,47 4,74 5,31 4,87 4,95
perikanan
2 Pertambangan dan Penggalian 5,16 6,10 5,68 4,75 5,46 5,43
3 Industri Pengolahan 3,00 3,63 5,34 2,31 3,66 3,59
4 Pengadaan Listrik dan Gas 9,28 2,28 4,85 8,72 2,58 5,54
Pengadaan Air, Pengelolaan
5 Sampah Limbah dan Daur 6,04 6,44 5,71 6,67 2,90 5,55
Ulang
6 Kontruksi 6,79 5,52 5,60 6,79 5,45 6,03
Perdagangan Besar dan
7 Eceran, Reparasi Mobil dan 6,94 4,37 4,76 5,87 6,11 5,61
Sepeda Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 5,57 5,68 6,07 7,35 6,14 6,16
Penyediaan Akomodasi dan
9 6,48 6,95 6,54 7,32 7,53 6,96
Makan Minum
10 Informasi dan Komunikasi 7,23 7,11 7,76 8,57 8,43 7,82
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 2,62 7,17 4,11 0,49 1,73 3,22
12 Real Estate 6,59 5,76 5,90 7,56 5,34 6,23
13 Jasa Perusahaan 6,76 5,86 5,95 7,46 7,10 6,63
Administrasi Pemerintahan,
14 Pertahanan dan Jaminan 6,92 5,83 3,02 2,52 6,12 4,88
Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 6,37 5,03 4,90 4,93 6,29 5,50
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
16 6,72 7,21 7,37 7,64 5,90 6,97
sosial
17 Jasa Lainnya 7,04 6,69 6,50 7,56 5,96 6,75
Pertumbuhan Ekonomi (Persen) 5,23 5,10 5,18 5,12 5.18 5.16
Sumber : Sumut dalam Angka (BPS)

Selanjutnya adalah sektor jasa lainnya sebesar 7,05 persen, sektor


penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 7,02 persen, sektor real
estate sebesar 6,55 persen dan sektor jasa perusahaan sebesar 6,54 persen
serta sektor transportasi dan pergudangan yang tumbuh rata-rata sebesar
6,42 persen pertahun. Sedangkan kontribusi sektor sekunder dalam
mendorong laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara didukung
oleh sektor konstruksi yang tumbuh dengan rata-rata sekitar 6,47 persen dan
sektor pengadaan air, pengelolaan sampah limbah dan daur ulang dengan
rata-rata sekitar 6,11 persen pertahun.
Sementara itu, sektor ekonomi yang secara signifikan kurang berkontribusi
terhadap laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara adalah
kelompok sektor primer melalui sektor pertanian, kehutanan dan perikanan
yang tumbuh melambat dengan rata-rata sebesar 4,92 persen pertahun.
Perlambatan ini dikarenakan peranan subsektor kehutanan yang relatif
semakin berkurang dan cenderung semakin kecil peranannya. Sedangkan

II-25
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
melambatnya kinerja subsektor perkebunan terutama disebabkan oleh
penurunan kinerja ekspor komoditas utama Sumatera Utara seperti kelapa
sawit, karet dan kopi.
Untuk kelompok sektor sekunder terjadi perlambatan pada sektor industri
pengolahan dan sektor pengadaan listrik dan gas yang tumbuh rata-rata
pertahun sebesar 3,82 persen dan 4,25 persen. Penurunan laju pertumbuhan
sektor industri pengolahan diperkirakan seiring dengan penurunan harga
komoditas dan hambatan perdagangan di negara tujuan ekspor Sumatera
Utara. Selain itu, masih tingginya biaya produksi industri terutama biaya
energi di Provinsi Sumatera Utara yang diperkirakan masih menjadi kendala
dalam meningkatkan kinerja industri pengolahan. Sedangkan penurunan laju
pertumbuhan sektor pengadaan listrik dan gas terkait dengan pasokan listrik
dan gas yang ada di Sumatera Utara yang belum stabil.

b. Laju Inflasi
Kondisi inflasi di Provinsi Sumatera Utara cenderung menurun pada tahun
2014 sebesar 8,17 persen menjadi 3,24 persen pada tahun 2015. Namun pada
tahun 2016 terjadi peningkatan laju inflasi di Provinsi Sumatera Utara menjadi
6,34 persen dan angka ini jauh lebih tinggi dari capaian inflasi nasional
sebesar 3,02 persen. Faktor utama penyebab tingginya laju inflasi tahun 2016
adalah terjadinya kenaikan harga komoditas bumbu-bumbuan terutama cabai
merah yang melonjak cukup tajam yang dipengaruhi oleh berkurangnya
pasokan pasca erupsi gunung sinabung. Selain itu, tekanan inflasi yang cukup
tinggi di tahun 2016 dikarenakan adanya kebijakan kenaikan tarif beberapa
komoditas seperti cukai rokok, kenaikan tarif tenaga listrik (TTL) dan fluktuasi
harga BBM.
Pada tahun 2018, seiring dengan berbagai kebijakan ekonomi yang
dijalankan pemerintah, gejolak harga-harga barang dan jasa dapat diredam
hingga mencapai 1,23 persen dan angka inflasi ini relatif lebih rendah dari laju
inflasi nasional yang mencapai 3,13 persen. Turunnya laju inflasi pada tahun
2018 disebabkan oleh tercukupinya pasokan bahan pangan terutama bumbu-
bumbuan yang relatif membaik dibandingkan tahun 2017 dan tidak adanya
kebijakan penyesuaian tarif listrik serta membaiknya pasokan bahan bakar
rumah tangga. Capainnya dapat dilihat pada Grafik berikut :

II-26
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Grafik. 2.2
Perbandingan Inflasi Sumatera Utara Dengan Nasional
Tahun 2014-2018

Terkait dengan perkembangan inflasi di Provinsi Sumatera Utara, terdapat


empat kota yang menjadi indikator indeks harga konsumen (IHK) di Sumatera
Utara yaitu Medan, Pematangsiantar, Sibolga, dan Padangsidimpuan.
Berdasarkan tabel di atas, pada tahun 2014 Kota Sibolga menjadi kota
penyumbang inflasi terbesar di Sumatera Utara dengan tingkat inflasi sebesar
8.36 persen. Sedangkan Kota Padangsidimpuan menjadi kota penyumbang
tingkat inflasi terkecil yakni sebesar 7,38 persen. Sementara untuk tahun
2015, penyumbang inflasi terbesar di Sumatera Utara adalah Kota
Pematangsiantar dengan tingkat inflasi sebesar 3,36 persen dan Kota
Padangsidimpuan menjadi penyumbang inflasi terkecil dengan tingkat inflasi
sebesar 1,66 persen. Dengan demikian, selama kurun waktu 2014-2018
cenderung semua kota yang menjadi indikator inflasi di Sumatera Utara
memberikan sumbangan inflasi setiap tahunnya baik sebagai penyumbang
inflasi terbesar maupun penyumbang inflasi terkecil.

Tabel. 2.14
Laju Inflasi 4 Kota Tahun 2014-2018

No Kota 2014 2015 2016 2017 2018


1 Sibolga 8,36 3,34 7,39 3,08 2.86
2 Pematangsiantar 7,94 3,36 4,76 3,10 2.15
3 Medan 8,24 3,32 6,60 3,18 1.00
4 Padangsidimpuan 7,38 1,66 4,28 3,82 2.22
Sumatera Utara 8,17 3,24 6,34 3,20 1.23
Sumber : BPS 2018

II-27
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
c. Indeks Gini
Gini ratio Provinsi Sumatera Utara termasuk dalam kategori ketimpangan
sedang selama kurun waktu 2014-2018 dan nilai gini ratio Provinsi Sumatera
Utara selalu berada di bawah gini ratio nasional. Untuk tahun 2014, nilai gini
ratio Provinsi Sumatera Utara sebesar 0,321. Akan tetapi pada tahun 2015,
gini ratio Provinsi Sumatera Utara mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnya menjadi 0,336 dan kondisi ini terjadi juga pada tingkat nasional.
Seiring dengan upaya pemerintah untuk mengurangi ketimpangan distribusi
pendapatan maka nilai gini ratio Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2016
dan 2017 mengalami penurunan dari 0,319 menjadi 0,335. Namun pada tahun
2018 Indeks Gini Meningkat menjadi 0.318.

Indeks Gini

0,406 0,408 0,397 0,393 0,389

0,318
0,321 0,336 0,319 0,315

2014 2015 2016 2017 2018

Nasional Sumatera Utara

Sumber : BPS, Sumatera Utara Dalam Angka 2018


Grafik. 2.3
Perkembangan Gini Ratio Sumatera Utara dan Nasional
Tahun 2014-2018

Dengan demikian, nilai gini ratio Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2017
sebesar 0,315 merupakan nilai gini ratio yang paling rendah selama kurun
waktu 2014-2018. Begitupun bila dibandingkan dengan tingkat nasional, nilai
gini ratio Provinsi Sumatera Utara tahun 2017 dan 2018 berada jauh di bawah
gini ratio nasional yang berada pada nilai 0.393 dan 0.389. Kondisi ini
menggambarkan bahwa tingkat ketimpangan distribusi pendapatan penduduk
Provinsi Sumatera Utara masih lebih baik dibandingkan dengan tingkat
nasional.

II-28
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
2.1.1.2 Fokus Kesejahteraan Sosial

1) Indeks Pembangunan Manusia (IPM)


IPM Sumatera Utara terus mengalami peningkatan selama periode 2014
hingga 2018. Sama halnya dengan Nasional, walaupun terus terjadi
peningkatan namun IPM Sumatera Utara masih berada bawah Nasional, pada
tahun 2014 IPM Sumatera Utara sebesar 68.87 persen terus mengalami
peningkatan hingga 2018 hingga mencapai 71.18.

71,18
70,57
70
69,51
68,87 71,39
70,81
70,18
69,55
68,9

2014 2015 2016 2017 2018

Sumber : BPS, Sumatera Utara Dalam Angka 2018


Grafik. 2.4
IPM Provinsi Sumatera Utara dan Nasional
Tahun 2014-2018

Peningkatan capaian IPM tidak terlepas dari peningkatan setiap


komponennya. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel. 2.15
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Komponen
Tahun 2014-2018
Komponen Satuan 2014 2015 2016 2017 2018

Umur Harapan
Hidup Saat Lahir Tahun 68,04 68,29 68,33 68,37 68.61
(UHH)

Harapan Lama
Tahun 12,61 12,82 13.00 13,10 13.14
Sekolah (HLS)
Rata-Rata Lama
Tahun 8,93 9,03 91,12 9,25 9.34
Sekolah
Pengeluaran
Rp.000 9.391 9.563 9.744 10.036 10.391
Perkapita
IPM 68,87 69,51 70,00 70,57 71.18
Pertumbuhan IPM % 0,72 0,93 0,70 0,81 0.86
Sumber : BPS, Sumatera Utara Dalam Angka 2018

II-29
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
2) Kemiskinan
Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilaksanakan pada
bulan September 2018 menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di
Provinsi Sumatera Utara sebanyak 1.291.990 jiwa atau sebesar 8.94 persen
terhadap total penduduk. Kondisi ini memperlihatkan bahwa jumlah dan
persentase penduduk miskin di Sumatera Utara memperlihatkan perubahan
yang cukup signifikan dimana kondisi September 2017 jumlah penduduk
miskinnya sebanyak 1.326.570 jiwa atau sebesar 9.28 persen. Sebagaimana
terlihat pada Tabel dibawah in

Tabel. 2.16
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin
Tahun 2014 – 2018
Tahun Jumlah (ribu jiwa) Persentase (%)
Sept 2014 1.360,60 9,85
Sept 2015 1.508,14 10,79
Sept 2016 1.452,55 10,27
Sept 2017 1.326,57 9,28
Sept 2018 1.291,99 8.94
Sumber : BPS Sumatera Utara 2018

Jika dibandingkan dengan capaian nasional, persentase penduduk


miskin Sumatera Utara lebih baik dibandingkan capaian Nasional yaitu pada
tahun 2017 capaian Persentase Penduduk Miskin Sumatera Utara sebesar
9,28 persen sementara Nasional sebesar 10,12 persen. Demikian juga dengan
kondisi 2018, capaian provinsi Sumatera Utara juga lebih bagus dari nasional
dimana provinsi Sumatera Utara sebesar 8.94 persen dan nasional sebesar
9.66, dan sama sama mengalami penurunan.

10,96 11,13
10,79 10,7 10,12
12 10,27 9,66
9,85 9,28 8,94
10
8
Sumatera Utara
6
Indonesia
4
2
0
2014 2015 2016 2017 2018

Sumber : BPS Sumatera Utara 2018

Grafik. 2.5
Persentase Penduduk Miskin
Provinsi Sumatera Utara dengan Nasional
Tahun 2014 – 2018

II-30
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Garis kemiskinan digunakan sebagai suatu batas untuk
menentukan miskin atau tidaknya seseorang. Penduduk miskin adalah
mereka yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah
garis kemiskinan. Pada September 2018 garis kemiskinan Sumatera Utara
sebesar Rp.451.673,- per kapita per bulan. Untuk daerah perkotaan, garis
kemiskinannya sebesar Rp.465.790,- per kapita per bulan, dan untuk daerah
perdesaan sebesar Rp.451.673,- per kapita per bulan. Sejak tahun 20014
sampai dengan tahun 2018, perkembangan garis kemiskinan ditunjukkan
pada Tabel berikut :
Tabel. 2.17
Garis Kemiskinan Sumatera Utara
Tahun 2014 – 2018
Tahun Perkotaan Perdesaan Kota + Desa
Sept 2014 349.372 312.493 330.663
Sept 2015 379.898 352.637 366.137
Sept 2016 413.835 388.707 401.832
Sept 2017 438.894 407.157 423.696
Sept 2018 465.790 435.492 451.673
Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara 2018

3) Angka Rata-Rata Lama Sekolah


Angka rata-rata lama sekolah adalah perbandingan antara partisipasi
sekolah, jenjang pendidikan yang sedang dijalani, kelas yang diduduki dan
pendidikan yang ditamatkan. Perkembangan Angka rata-rata lama sekolah
Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada Grafik di bawah ini :
9,4 9,34
9,3 9,25

9,2 9,11
9,1 9,03
9 8,93
8,9
8,8
8,7
2014 2015 2016 2017 2018

Sumber : Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara/ BRS 2019


Grafik. 2.6
Angka Rata-rata Lama Sekolah Tahun 2014-2018

Angka rata-rata lama sekolah Provinsi Sumatera Utara dalam kurun


waktu 2014 sampai dengan 2018 terus mengalami peningkatan dimana pada
tahun 2014 angka rata-rata lama sekolah sebesar 8,93 tahun meningkat
menjadi 9,34 tahun pada tahun 2018.

II-31
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
4) Harapan Lama Sekolah
Harapan Lama sekolah di Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada
tahun 2014 sebesar 12.61 mengalami peningkatan pada tahun 2015 sebesar
12.82 dan terus mengalami peningkatan pada tahun 2018 sebesar 13.10
(angka sementara)
Tabel. 2.18
Harapan Lama Sekolah Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2014-2018
TAHUN
Uraian
2014 2015 2016 2017 2018*
Harapan Lama 12.61 12.82 13.00 13.10 13.10
Sekolah
*) angka sementara

5) Angka Usia Harapan Hidup


Angka usia harapan hidup adalah angka perkiraan lama hidup rata-
rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut
umur. Perkembangan Usia Harapan Hidup Provinsi Sumatera Utara sejak
tahun 2014 sampai tahun 2018 terus meningkat sebagaimana terdapat pada
grafik berikut :

68,61
68,33 68,37

68,29
68,04

2014 2015 2016 2017 2018

Sumber : DinasKesehatanProvsu 2019

Grafik. 2.7
Angka Usia Harapan Hidup Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2014-2018

6) Persentase Balita Gizi Buruk


Persentase balita gizi buruk di Provinsi Sumatera Utara cenderung
menurun dalam 5 (lima) tahun terakhir. Pada tahun 2014 tercatat sebesar 5.45
persen kemudian turun menjadi sebesar 5,2 persen pada tahun 2017, dan
meningkat kembali pada tahun 2018 sebesar 5.4 persen.

II-32
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
5,45 5,2 5,4
5

3,1

2014 2015 2016 2017 2018

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Provsu 2018

Grafik. 2.8
Persentase Balita Gizi Buruk Tahun 2014-2018

Persentase balita stunting Provinsi Sumatera Utara hasil Riskesdas


tahun 2013 tercatat sebesar 42,5 persen, menurun menjadi 32,3 persen pada
hasil Riskesdas tahun 2018. Persentase baduta pendek hasil Riskesdas tahun
2018 tercatat sebesar 18,6 persen dan baduta sangat pendek sebesar 13,6
persen. Walaupun hasil Riskesdas menunjukkan terjadinya penurunan,
prevalensi stunting masih menjadi permasalahan gizi masyarakat di Provinsi
Sumatera Utara

7) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

persentase Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Sumatera Utara


mengalami perkembangan yang berfluktuatif selama kurun waktu 2014-2018.
Pada tahun 2014, TPAK di Sumatera Utara sebesar 67,07 persen dan
mengalami kenaikan hingga tahun 2015 menjadi 67,28. Akan tetapi pada
tahun 2015, persentase TPAK di Sumatera Utara mengalami penurunana dari
tahun sebelumnya menjadi sebesar 65,99 persen dan meningkat kembali pada
tahun 2017 dan 2018. Dengan demikian, besarnya persentase TPAK Sumatera
Utara selama kurun waktu 2014-2018 berada pada kisaran 67-71 persen. Hal
ini mengindikasikan dari 100 penduduk usia 15 tahun ke atas di Sumatera
Utara terdapat sekitar 66-67 penduduk diantaranya adalah angkatan kerja
yang untuk memproduksi barang dan jasa.

II-33
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Grafik. 2.9
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Tahun 2014-2018

8) Tingkat Pengangguran Terbuka

Berdasarkan data BPS, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Sumatera


Utara secara umum mengalami perkembangan yang cenderung menurun
selama periode 2014-2018. Untuk TPT di Sumatera Utara pada tahun 2014
sebesar 6,23 persen dan berfluktuasi cenderung terus menurun hingga 5,56
persen pada tahun 2018. Penurunan TPT ini mengindikasikan semakin
banyaknya lapangan pekerjaan yang tersedia di Sumatera Utara sehingga
angkatan kerja yang ada mampu diserap oleh lapangan pekerjaan yang
tersedia selama periode 2014-2018. Namun jika dibandingkan dengan angka
TPT nasional, angka TPT Sumatera Utara masih lebih tinggi dan kondisi ini
harus menjadi perhatian pemerintah Provinsi Sumatera Utara

72,50
71,50 71,82
70,50
68,88
69,50
68,50 67,07 69,17
Persen

67,50 67,28 67,26


66,50 65,99
65,50 65,76 66,67
66,34
64,50
63,50
62,50
2014 2015 2016 2017 2018
SUMUT 67,07 67,28 65,99 68,88 71,82
INDONESIA 69,17 65,76 66,34 66,67 67,26

Grafik. 2.10 Perkembangan TPT Smatera Utara dan Nasional


Tahun 2014-2018 (Persen)

II-34
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
2.1.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga
a. Penyelenggaraan Festival Seni Budaya
Penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya semakin meningkat, tahun
2014 telah dilaksanakan sebanyak 16 kali Penyelenggaraan Festival Seni dan
Budaya di Provinsi Sumatera Utara, dan pada tahun 2017 telah dilaksanakan
sebanyak 20 kali. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Grafik dibawah ini :

Jumlah Penyelenggara
25 20
20
20 16 15
15
15
10
5
0
2014 2015 2016 2017 2018*
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
*) data Sementara
Grafik. 2.11
Jumlah Penyelenggaraan Festival
Seni Budaya Tahun 2014-2018

b. Benda, Situs Dan Kawasan Cagar Budaya Yang Dilestarikan


Provinsi Sumatera Utara memiliki kekayaan adat istiadat yang sangat
beragam, sehingga terdapat banyak benda, situs maupun kawasan Cagar
Budaya yang dimilki. Namun tidak semua benda cagar budaya tersebut telah
dilestarikan maupun tersertifikasi.

10
8 8
8

6
4 4
4 3
2

0
2014 2015 2016 2017 2018*

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata *) data Sementara


Grafik. 2.12
Jumlah Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya
yang Dilestarikan Tahun 2014 – 2018

Tabel diatas menyajikan jumlah Benda, Situs dan Kawasan Cagar


Budaya di Provinsi Sumatera Utara yang dilestarikan. Tahun 2017 jumlah
Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yg dilestarikan sebanyak 8 (delapan)

II-35
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
buah. Jumlah ini naik hampir 3 (tiga) kali lipat jka dibandingkan tahun 2014
yang hanya 3 (tiga) buah Benda, Situs dan Cagar Budaya yang dilestarikan.

c. Jumlah Karya Budaya Yang Di Revitalisasi Dan Inventarisasi


Karya Budaya yang direvitalisasi dan inventarisasi juga mengalami
peningkatan. Hal ini dapat kita lihat dari jumlah karya budaya yang
diinventarisasi. Tahun 2013 jumlah karya budaya yang diinventarisasi
berjumlah 311 buah dan pada tahun 2017 bertambah menjadi 608 buah.

Tabel. 2.19
Jumlah Karya Budaya yang di Revitalisasi
dan Inventarisasi Tahun 2014 – 2018
Indikator 2014 2015 2016 2017 2018*

Jumlah Karya Budaya 311 360 550 608 608

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata *) data Sementara

d. Jumlah Atlet Berprestasi


Jumlah atlet berprestasi di Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada
tabel dibawah ini. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa jumlah atlet
berprestasi yang ada di Provinsi Sumatera Utara terus mengalami peningkatan
dari Tahun 2014 sampai dengan 2018 dan telah memenuhi target RPJMD
Tahun 2018.
Tabel. 2.20
Jumlah Atlet Berprestasi
Tahun 2014 – 2018
CAPAIAN
No INDIKATOR
2014 2015 2016 2017 2018*
1. Jumlah Atlet Berprestasi 127 66 164 284 284
Sumber : Dispora Provsu 2018 *) data diolah

e. Jumlah Prestasi Cabang Olahraga


Jumlah Prestasi Cabang Olahraga di Provinsi Sumatera Utara dapat
dilihat pada tabel dibawah ini. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa jumlah
prestasi Cabang olahraga yang ada di Provinsi Sumatera Utara terus
mengalami peningkatan dari Tahun 2014 sampai dengan 2018 dan telah
memenuhi target RPJMD Tahun 2018.

II-36
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.38
Jumlah Prestasi Cabang Olahraga
Tahun 2014 – 2018
CAPAIAN
No INDIKATOR
2014 2015 2016 2017 2018*
Jumlah Prestasi Cabang
1. 22 15 164 284 284
Olahraga
Sumber : Dispora Provsu 2018 *) data diolah

2.1.3. ASPEK PELAYANAN UMUM


Aspek Pelayanan Publik atau Pelayanan Umum merupakan segala
bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik atau maupun jasa
publik yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah Provinsi dan
Kabupaten/Kota dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan.

2.1.3.1 Urusan Wajib Pelayanan Dasar


Analisis kinerja atas layanan urusan wajib dilakukan terhadap
indikator-indikator kinerja penyelenggaraan urusan wajib pemerintahan
daerah, yang terbagi atas Urusan Pemerintahan Wajib yang Berkaitan dengan
Pelayanan Dasar dan Urusan Pemerintahan Wajib yang Tidak Berkaitan
Pelayanan Dasar.

2.1.3.1.1. PENDIDIKAN
a. Angka Partisipasi Kasar
Walaupun Capaian APK SMA/MA/SMK Provinsi Sumatera Utara dari
tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 belum mencapai 100 persen, namun
posisinya berada diatas capaian APK Nasional. APK Provinsi Sumatera Utara
untuk tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 cenderung mengalami
peningkatan hal ini dapat dilihat dari Grafik berikut ini

APK Sumatera Utara-Nasional

86,76 86,79 93,81 96,79 97,14

66,41 71,48 75,81 88,55


67,07

2014 2015 2016 2017 2018

Sumatera Utara Nasional

Grafik. 2.13
APK SMA/MA/SMK Sumatera Utara dan Nasional
Tahun 2014-2018

II-37
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
b. Angka Partisipasi Murni
APM Provinsi Sumatera Utara untuk Tahun 2018 telah mencapai
target RPJMD di tahun 2018 sebesar 71,19 persen dan APM SMA/SMK/MA
Provinsi Sumatera Utara dari tahun 2014-2018 selalu berada di atas APM
Nasional
80 67,74 67,92 68,54 71,19 67,14
64,36
60 51,55 52,59 55,14
49,85

40

20

0
2014 2015 2016 2017 2018

Sumatera Utara Nasional

Grafik. 2.14
APM Sumatera Utara dan Nasional Tahun 2014-2018

c. Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA


Angka kelulusan jenjang pendidikan SMA/SMK/MA dari tahun 2014-
2018 telah mengalami peningkatan namun belum mencapai 100 persen, Dari
grafik dapat dilihat bahwa terjadi penurunan dari tahun 2014 hingga 2017
(99.72 menjadi 96.99%) namun terjadi peningkatan pada tahun 2018 sebesar
98.27 persen.capaian selengkapnya dapat dilihat pada grafik berikut

99,72
98,19 98,03 98,27
96,99

2014 2015 2016 2017 2018

Sumber : Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara


Grafik. 2.15
Angka Lulusan Jenjang Pendidikan SMA/SMK/MA
Tahun 2014-2018

d. Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTS ke SMA/SMK/MA


Angka melanjutkan jenjang pendidikan SMP/MTs ke SMA/SMK/MA dari
tahun 2014-2018 selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut :

II-38
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
109,19 110,04 109,82
99,10

99,99

2014 2015 2016 2017 2018

Sumber : DinasPendidikanProvinsi Sumatera Utara

Grafik. 2.16
Angka Melanjutkan Jenjang Pendidikan SMP/MTs ke
SMA/SMK/MATahun 2013-2018

2.1.3.1.2. KESEHATAN
1. Jumlah Kematian Bayi
Pada kurun waktu dari 2014 hingga 2018 Jumlah Kematian Bayi
mengalami penurunan yang cukup signifikan, pada tahun 2014 Jumlah
Kematian Bayi di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 1.078 orang terus
mengalami penurunan hingga tahun 2015 sebanyak 874 orang, mengalami
peningkatan pada tahun 2016 sebesar 1.069 orang dan sedikit penurunan
pada tahun 2017 sebanyak 1.066 orang dan menurun kembali pada tahun
2018 menjadi 869 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Grafik
dibawah ini :

1.078 1.069 1.066


874 869

2014 2015 2016 2017 2018

Sumber : BPS Tahun 2018 (Data Diolah)


Grafik. 2.17
Jumlah Kematian Bayi Tahun 2014 – 2018

Jumlah Kematian Balita di Provinsi Sumatera dalam kurun waktu tahun


2014 sampai dengan tahun 2018 terus mengalami penurunan, untuk Tahun
2014 dengan angka 1.454 dan di akhir Tahun 2018 sebesar 950 Hal ini dapat
dilihat pada Grafik berikut ini :

II-39
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Jumlah Kematian Balita
1454
1184 1219 1146

950

2014 2015 2016 2017 2018


Jumlah Kematian Balita

Sumber : Dinas Kesehatan Provsu 2018

Grafik. 2.18
Jumlah Kematian Balita Tahun 2014 – 2018

2. Jumlah Kematian Ibu


Jumlah Kematian Ibu di Provinsi Sumatera Utara kurun waktu tahun 2014
hingga tahun 2018 fluktuatif, terjadi peningkatan pada tahun 2016 sebesar
231 jiwa, namun pada tahun 2017 terjadi penurunan sebanyak 180 jiwa dan
mengalami sedikit peningkatan pada tahun 2018 sebesar 186 jiwa.

231
187 180 186
176

2014 2015 2016 2017 2018

Sumber : DinasKesehatanProvsu, Tahun 2018


Grafik. 2.19
Jumlah Kematian Ibu Tahun 2014 – 2018

3. Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kesehatan


Pemerintah memiliki tanggung jawab menjamin setiap warga Negara
memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan.
Mengingat kebutuhan warga Negara terhadap barang/jasa kesehatan sangat
vital dan barang/jasa kesehatan memiliki karakteristik yang unik dan
kompleks, maka perlu ada standar dalam penyelenggaraan peran pemerintah
di bidang kesehatan. Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebagaimana diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 memuat ketentuan
mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang berhak diperoleh setiap warga

II-40
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
negara secara minimal. Sekurangnya ada 2 fungsi SPM, yaitu (1) memfasilitasi
Pemerintah Daerah untuk melakukan pelayanan publik yang tepat bagi
masyarakat, dan (2) sebagai instrumen bagi masyarakat dalam melakukan
kontrol terhadap kinerja pemerintah di bidang pelayanan publik bidang
kesehatan. Terdapat 2 (dua) jenis pelayanan dasar yang harus dilakukan oleh
Pemerintah Provinsi serta 12 jenis pelayanan dasar yang harus dilakukan oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota terkait SPM kesehatan yang mulai berlaku per
tanggal 1 Januari 2019

4. PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


a. Persentase Panjang Jaringan Jalan Dalam Kondisi Mantap
Perkembangan panjang dan kondisi jalan berdasarkan kewenangan di
Provinsi Sumatera Utara berdasarkan kondisi Tahun 2014 - 2018 sebagaimana
terdapat pada Tabel berikut ini :
Tabel. 2.39
Panjang Jaringan Jalan Provinsi Berdasarkan Kondisi
Tahun 2014 – 2018
PANJANG JALAN PROVINSI (Km)
NO KONDISI JALAN
2014 2015 2016 2017 2018
Kondisi Jalan
1 74,42 76,11 80,83 84,31 81,17
Mantap
2 Kondisi Baik 1.190,19 1.236,23 1.397,83 1.346,28 1.026,77
3 Kondisi Sedang 1.078,56 1.083,97 1.066,37 1.223,84 1.410,82

4 Kondisi Rusak 259,00 259,72 242,12 177,42 217,13

5 Kondisi Rusak Berat 520,75 468,58 342,18 300,97 350,92

Total 3.048,50 3.048,50 3.048,50 3.048,50 3.005,63


Sumber : Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provsu Tahun 2018

Dari tabel diatas dapat dilihat panjang jaringan jalan Provinsi dengan
kondisi jalan mantap setiap tahunnya mengalami peningkatan terlihat dari
tahun 2014 dengan panjang jalan 74.42 Km sampai dengan tahun 2017
mencapai angka sebesar 84,31 Km. Namun untuk tahun 2018 kemantapan
jalan tersebut menurun menjadi 81,17 persen disebabkan peralihan status
dari jalan Kabupaten/Kota menjadi jalan provinsi, demikian juga halnya
peralihan jalan provinsi menjadi jalan nasional. Jalan provinsi yang semula
3.048,50 km dengan 144 ruas (SK Gubsu No. 188.44/31/KPTS/2012) menjadi
3.005,63 km dengan 171 ruas (berdasarkan SK Gubsu No. 188.44/673/KPTS/
2018 tanggal 8 Juni 2018).

II-41
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Indikator Kinerja Utama dalam dalam Penyediaan jalan untuk melayani
kebutuhan masyarakat adalah Pemenuhan Standard Pelayanan Minimal (SPM)
di Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang pada Sub Bidang Jalan yaitu
dengan meningkatnya kualitas layanan jalan Provinsi sebesar 60% di tahun
2019. Sedangkan untuk perkembangan kondisi jembatan dalam kondisi baik
dapat dilihat pada Tabel berikut ini :
Tabel. 2.40
Jumlah Jembatan Provinsi Berdasarkan Kondisi
Tahun 2013 – 2017
JUMLAH JEMBATAN PROVINSI (buah)
NO KONDISI
2014 2015 2016 2017 2018
1. Kondisi Baik 770 663 655 681 680
2. Kondisi Sedang 124 162 166 160 160
3. Kondisi Rusak 44 54 52 51 49
TOTAL 938 879 873 892 889
PANJANG JEMBATAN (m) 13.505,50 11.723,70 11.623,50 11.164,41 11.844,81

Dari tabel diatas dapat terlihat jumlah jembatan dengan kondisi baik dari
tahun ke tahun mengalami penurunan yang sebelumnya dari tahun 2014
sebanyak 770 buah dengan panjang jembatan 13.505,50 m mengalami
penurunan pada tahun 2018 sebanyak 680 buah dengan panjang jembatan
11.844,81 m.

b. Pengendalian Daya Rusak Air dan Pengamanan Pantai


Kondisi umum pencapaian kinerja pengendalian daya rusak air dalam
pengeloaan sungai dan pantai dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel. 2.41
Pengendalian Daya Rusak Air (Pengolaan Sungai dan Pantai)
Tahun 2014-2018
CAPAIAN KINERJA TAHUN 2013-2017
Indikator Kinerja
2014 2015 2016 2017 2018
Meningkatnya kestabilan tebing
atau pantai dan kelancaran
aliran air pada sungai serta
semakin stabilnya alur sungai 77,05 78,83 82,10 86.83 89.39
terhadap daya rusak air dan
pengurangan luas genangan
banjir (%)
Perbaikan/Pemb. Perkuatan
132.629 135.994 141.410 146.046 160.266
Tebing (m)
Normalisasi /Pelurusan alur
sungai/Perbaikan/Pembuatan 411.455 415.455 444.534 455.999 466.799
Tanggul (m)
Sumber :Dinas Sumber Daya Air, Ciptakarya, dan Tata Ruang ProvinsiSumatera Utara, 2018

II-42
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Dari tabel di atas dapat terlihat kestabilan tebing atau pantai dan
kelancaran aliran air pada sungai serta semakin stabilnya alur sungai
terhadap daya rusak air dan pengurangan luas genangan banjir setiap
tahunnya mengalami peningkatan, ini terlihat sampai dengan akhir tahun
2017 sebesar 96 persen.

c. Rasio Jaringan Irigasi Kondisi Baik


Rasio jaringan irigasi dalam kondisi baik dilihat berdasarkan %-tase fungsi
layanan irigasi dalam keadaan optimal selama tahun 2014-2018,
menunjukkan adanya peningkatan, namun belum mencapai target
sebagaimana yang diharapkan. Perkembangan persentase fungsi layanan
irigasi dalam keadaan optimal selama tahun 2014-2018 dapat dilihat pada
Tabel berikut ini :

Tabel. 2.42
Persentase Fungsi Layanan Irigasi Kewenangan Provinsi Sumatera Utara
Dalam kondisi optimal Tahun 2014-2018

Capaian Kinerja
Kondisi
Indikator Kinerja Awal
2013 2014 2015 2016 2017 2018

Layanan Irigasi
Permukaan kondisi 60 61,40 64,90 75,16 79,03
81.82
optimal (%)
Layanan Jaringan
Irigasi Rawa kondisi 35 39,00 43,01 46,75 51,00
53.48
optimal (%)
Sumber:Dinas Sumber Daya Air, Cipta Karya, dan Tata RuangProvinsi Sumatera Utara, 2018

d. Penyediaaan dan Pengelolaan Air Baku


Penyediaan Air Baku bertujuan untuk meningkatkan kapasitas tampungan
air untuk penyediaan air bagi kebutuhan pertanian, kebutuhan air rumah
tangga (air minum dan air bersih) dan keperluan lainnya. Penyediaan air baku
dalam bentuk Waduk/Embung/Situ di Provinsi Sumatera Utara selama
priode tahun 2014-2018 dapat dilihat pada Tabel berikut ini :

II-43
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.43
Penyediaan Air Baku Dalam Bentuk Waduk/Embung/Situ
Tahun 2014-2018

CAPAIAN KINERJA TAHUN 2014-2018


Indikator Kinerja
2014 2015 2016 2017 2018
Jumlah Sarana Air Baku
dalam bentuk 1 2 13 8 2
Waduk/Embung/Situ (Unit) (Rehab) (Rehab) (Rehab) (Rehab) (Rehab)
terbangun/terehabilitasi

Kapasitas daya tampung 205.000 215.000 280.000 320.000 325.000


sumber Air Baku dalam
Bentuk Waduk/Embung/Situ
(M3)
Sumber:Dinas Sumber Daya Air, Ciptakarya, dan Tata RuangProvinsi Sumatera Utara, 2018

e. Akses Air Minum dan Sanitasi Layak


Sesuai target yang ditetapkan pemerintah pusat dan tujuan pembangunan
berkelanjutan (SDGs), yakni universal akses air minum dan sanitasi layak
100% pada tahun 2019, masih belum tercapai. Sehingga diperlukan upaya
yang lebih keras untuk dapat memenuhi target tersebut. Permasalahan yang
dihadapi dalam penyediaan lahan untuk pembangunan Instalasi Pengolahan
Airminum (IPA) dan pipa distribusi khususnya pada tanah milik masyarakat.

Tabel. 2.44
Perkembangan Capaian Kinerja Sub Air Minum dan Sanitasi
(Air Limbah) Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014-2018

Indikator 2014 2015 2016 2017 2018

Air Minum
Cakupan Layanan
Akses Air Minum 85,90 79,57 87,01 88,07 88,51
Layak
Layanan Akses Air
45,14 47,26 45,84 49,87 48,35
Minum Aman
AksesAir Minum
12,77 12,83 12,54 14,12 12,78
Perpipaan (%)
JaringanAir Minum
73,13 66,75 74,47 73,95 75,73
Non Perpipaan (%)
Sanitasi
Layanan air limbah
perkotaan dan 66,92 67,18 72,43 72,56 74,60
perdesaan
Sumber : Susenas BPS Provinsi Sumatera Utara 2013-2017, 2018
Keterangan : Indikator air minum layak mulai tahun 2011 menggunakan rumus baru yaitu air minum layak
sudah mencakup air minum utama dan air mandi/cuci. Sedangkan sebelum tahun 2011 menggunakan
rumus lama yaitu hanya air minum utama

II-44
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Indikator Kinerja Utama Sub Urusan Air Minum dalam rangka Pemenuhan
Standard Pelayanan Minimal (SPM) di Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang pada Sub Bidang Keciptakaryaan. Sesuai PP No. 2 Tahun 2018 tentang
Standar Pelayanan Minimal pada Pasal 7 ayat 2, bahwa Jenis Pelayanan Dasar
pada SPM Pekerjaan Umum Daerah Provinsi terdiri atas :

1. Pemenuhan Kebutuhan Air Minum Curah Lintas Kabupaten/Kota


Sesuai dengan arahan kebijakan dalam RTRW Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2017-2023, bahwa pemenuhan air minum curah lintas kabupaten/kota
di Provinsi Sumatera Utara diarahkan kepada Pemantapan dan pengembangan
SPAM Regional dengan sistem jaringan perpipaan, Pengembangan unit
produksi air minum PDAM di Provinsi Sumatera Utara, dan Pemantapan dan
pengembangan SPAM bukan jaringan perpipaan pada kawasan terpencil,
pesisir dan pulau kecil terluar.
Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Regional diprioritas
pada Kawasan Strategis Nasional Medan-Binjai-Deli Serdang (SPAM
MEBIDANG) yang sampai dengan Tahun 2018 telah dilaksanakan
pembangunan intake pada Sungai Bingei Kota Binjai. Kapasitas sistem
penyediaan air minum SPAM Regional MEBIDANG direncanakan sebesar 2 x
1. 100 lt/dt. Diharapkan pada tahun 2019 telah mulai dibangun Instalasi
Pengolahan Air (IPA) berkapasitas 1100 M3/Detik.
Perencanaan pembangunan dan pengelolaan SPAM Regional selanjutnya
diarahkan pada SPAM Regional Kota Tebing Tinggi-Kabupaten Serdang
Bedagei (SPAM Seriti), yang sampai tahun 2018 sudah dalam tahapan
Penyusunan Feasibility Studi.
Pada tahapan selanjutnya direncanakan pengembagan SPAM Regional
pada Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei – Kuala Tanjung (Lintas
Kabupaten Simalungun-Batubara), SPAM Regional Danau Toba, SPAM
Regional Tanjung Balai-Asahan dan SPAM Regional Padangsidimpuan-
Tapanuli Selatan.

2. Penyediaan Pelayanan Pengolahan Air Limbah Dometik Regional


Lintas Kabupaten/Kota
Sesuai dengan arahan kebijakan dalam RTRW Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2017-2023, bahwa untuk penyediaan layanan pengelohan air limbah
domestik regional lintas Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara, masih
terbatas kepada pengembangan dan pengelolaan Air Limbah di Kawasan

II-45
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Strategis Medan-Binjai-Deli Serdang (MEBIDANG). Pembangunan Sarana dan
prasarana pengelolaan air limbah pada daerah lintas Kabupaten/Kota lainnya
masih dalam tahapan proses perencanaaan.

5. PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN


a. Cakupan Lingkungan Yang Sehat Dan Aman yang Didukung Dengan
PSU
Data perkembangan Capaian Kinerja Urusan Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman Provinsi Sumatera Utara tahun 2014-2018
sebagaimana terdapat pada Tabel berikut ini :
Tabel. 2.45
Perkembangan Capaian Kinerja Urusan Perumahan Rakyat
Dan Kawasan Permukiman Tahun 2014-2018

Indikator 2014 2015 2016 2017 2018

Pengurangan Luas
1.626 1.576 1.481 1.263 951,68
Kawasan Kumuh (ha)

Rehabilitasi Rumah Tidak


600 1.045 349 382 518
Layak Huni (unit)
Sumber:Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Provinsi Sumatera Utara, 2018

Berdasarkan tabel di atas, perkembangan capaian kinerja urusan


perumahan rakyat dan kawasan permukiman adalah sebagai berikut :
1. Luas kawasan kumuh menurun dari tahun ke tahun, dari kondisi awal
pada tahun 2014 seluas 1.626 ha pada tahun 2018 menurun menjadi
951,68 ha. Pengurangan luas kawasan kumuh sudah melebihi target yang
diharapkan, namun masih terdapat gap yang cukup besar untuk memenuhi
target 0% Kawasan Kumuh pada SDGs tahun 2030.

2. Jumlah rehabilitasi rumah tidak layak huni meningkat dari tahun ke


tahun, dari kondisi awal pada tahun 2014 jumlahnya sebesar 3.500 unit
pada tahun 2017 meningkat sebesar 5.794 unit. Rehabilitasi Rumah Tidak
Layak Huni sudah memenuhi target yang ditetapkan, namun persentase
rumah layak huni di Provinsi Sumatera Utara hingga tahun 2017 masih
berkisar 92,02%, sehingga program rehabilitasi rumah tidak layak huni ini
masih perlu untuk terus dilanjutkan.

II-46
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
b. Capaian Penyediaan Rumah bagi masyarakat korban bencana dan
Fasilitasi Penyediaan Rumah bagi masyarakat relokasi program
pemerintah (SPM)
Dalam rangka pencapaian SPM penyediaan rumah bagi masyarakat korban
bencana, telah dilakukan melalui Program Pengembangan Perumahan dalam
rangka Pembangunan Rumah bagi Korban Bencana letusan Gunung
Sinabung yang direlokasi, mulai tahun 2017 dan pada tahun 2018 telah
dibangun rumah sebanyak 103 unit dan akan dilanjutkan pada tahun 2019
dengan kegiatan Pematangan Lahan untuk pembangunan yang berikutnya.
SPM Fasilitasi Penyediaan Rumah bagi masyarakat relokasi program
pemerintah sampai dengan tahun 2018 belum ada kegiatan yang
dilaksanakan.

6. KETENTRAMAN, KETERTIBAN UMUM, DAN PERLINDUNGAN


MASYARAKAT

a. Cakupan Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas)


Perlindungan Masyarakat (LINMAS) menjadi urusan Satuan Polisi Pamong
Praja (Satpol PP) pada tahun 2017 sesui dengan PP Nomor 18 tauhn 2016
tentang Perangkat Daerah. Mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 10 Tahun 2009 tentang penugasan satuan Linmas dalam penanganan
ketentraman dan ketertiban dalam pemilu, dan sesuai dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2010 tentang struktur dan organisasi
dan tata kerja Kementerian Dalam Negeri fungsi linmas sudah tidak ada di
Kesbangpol, Adapun data personil linmas pada PAM Pemilu tahun 2009
sejumlah 54.374 peronil, selanjutnya pendataan linmas sejak 2014 sampai
dengan 2016 tidak dilakukan. Dan baru dilakukan pendataan kembali oleh
Satpol PP pada tahun 2017 sebanyak 10.383 dan untuk tahun 2018
pendataan petugas Linmas masih dalam proses

b. Tingkat Penyelesaian Pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman,


Keindahan)
Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 di Provinsi Sumatera Utara sangat
menggembirakan, hal ini ditandai dengan tingkat keberhasilan capaian setiap
tahunnya, dimana hingga akhir periode RPJMD 2018, capaiannya sudah
sesuai dengan yang ditargetkan. Perkembangan Tingkat penyelesaian
pelanggaran K3 di provinsi sumatera utara dapat dilihat pada Tabel di bawah
ini :

II-47
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.46
Tingkat Penyelesaian Pelanggaran 3
(Ketertiban, Ketenteraman, Keindahan)
Tahun 2014-2018
Indikator 2014 2015 2016 2017 2018*
TINGKAT PENYELESAIAN
PELANGGARAN 3 (Ketertiban, 85 151 105 73 73
Ketenteraman, Keindahan)

Sumber : Satpol PP Provsu, Tahun 2018 *) Angka Sementara

c. Persentase Penegakan PERDA


Persentase Penegakan Perda adalah Jumlah penyelesaian Penegakan Perda
dibandingkan dengan Pelanggaran PERDA, capaian indikator ini telah sesuai
dengan target RPJMD 2018, pekembangan persentase penegakan PERDA di
Provinsi Sumaera Utara dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel. 2.47
Penegakan PERDA Tahun 2013-2017
Indikator 2014 2015 2016 2017 2018
Penegakan Perda
15 20 25 33 33
Sumber : Satpol PP Provsu, Tahun 2018

d. Penanggulangan Bencana
Adapun rekapitulasi seluruh kajian kerentanan tingkat Provinsi Sumatera
Utara dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel. 2.48
Potensi Kerugian Bencana di Provinsi Sumatera Utara

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan kelas dominan potensi kerugian


fisik dan ekonomi di Provinsi Suamtera Utara adalah tinggi dan kelas potensi
kerusakan lingkungan adalah tinggi.

II-48
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.49
Potensi Kerugian Bencana di Provinsi Sumatera Utara

Tabel di atas menunjukkan indeks kerentanan seluruh potensi bencana di


Provinsi Sumatera Utara. Indeks kerentanan merupakan dasar penentuan
kelas kerentanan bencana. Dari tabel tersebut terlihat bahwa kerentanan
seluruh potensi bencana di Provinsi Sumatera Utara berada pada kelas tinggi.

7. SOSIAL

Untuk mendukung pencapaian target Sustainable Development Goals


(SDGs) pada aspek penurunan jumlah penduduk miskin melalui program
pengentasan kemiskinan tertera pada Point Pertama, no poverty, mengakhiri
segala bentuk kemiskinan di manapun; Kedua, zero hunger, mengakhiri
kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan gizi, serta
mendorong pertanian yang berkelanjutan, maka sentuhan pelayanan sosial
terhadap keluarga miskin dan para PMKS umumnya adalah sesuatu yang
urgen dilaksanakan.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Sosial merupakan urusan wajib
yang harus dilaksanakan oleh pemerintah Provinsi sesuai dengan Undang-
Undang nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Pasal 12 ayat
1)Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar salah
satunya adalah bidang Sosial serta Permendagri 86 Tahun 2017 SPM menjadi
salah satu acuan dalam penyusunan program, kegiatan, alookasi dana
indikatif dan sumber pendanaan daerah.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara RI

II-49
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4584) dan
Peraturan Menteri Sosial RI N0. 129/HUK/2008 Tentang Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Bidang Sosial Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota,
merupakan SPM lama dan tidak dipakai lagi, dirubah menjadi Peraturan
Pemerintah No. 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal (Pasal 10
ayat 2); an kemudian Permensos RI No. 9 Tahun 2018 Tentang Standar Teknis
Pelayanan Dasar pada SPM Bidang Sosial di Daerah Provinsi (Pasal 7 ayat 1),
bahwa Jenis SPM Sosial Provinsi :
a. Rehabilitasi sosial dasar Penyandang Disabilitas Terlantar di dalam panti
b. Rehabilitasi sosial dasar anak terlantar di dalam panti
c. Rehabilitasi sosial dasar lanjut usia terlantar di dalam panti
d. Rehabilitasi sosial dasar tuna sosial khususnya gelandangan dan pengemis
di dalam panti
e. Perlindungan dan jaminan sosial pada saat dan setelah tanggap darurat
bencana bagi korban bencana provinsi

a. Persentase PMKS Yang Memperoleh Bantuan Sosial


Persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial di Provinsi Sumatera
Utara fluktuatif, perkembangannya dapat dilihat pada Grafik dibawah ini :
Tabel. 2.50
Persentase PMKS yang memperoleh Bantuan Sosial
Tahun 2014-2018

Tahun
Indikator
2014 2015 2016 2017 2018
Persentase PMKS yang tertangani 1.09 0.8 1.02 1.3 1.35
Sumber :Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa penurunan terjadi pada tahun 2015
sebesar 0.8 persen, namun terjadi peningkatan pada tahun 2017 dan 2018
sebesar 1.3 dan 1.35 persen.

b. Persentase Panti Sosial Yang Menerima Program Pemberdayaan Sosial


Melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Atau Kelompok Sosial
Ekonomi Sejenis Lainnya
Perkembangan Persentase Panti Sosial Yang Menerima Program
Pemberdayaan Sosial Melalui Kelompok Usaha Bersama (Kube) Atau Kelompok
Sosial Ekonomi Sejenis Lainnya di Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada
Tabel dibawah ini :

II-50
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.51
Persentase Panti Sosial Yang Menerima Program Pemberdayaan Sosial
Melalui Kelompok Usaha Bersama (Kube) Atau Kelompok Sosial Ekonomi
Sejenis Lainnya Tahun 2014-2018
Tahun
Indikator 2014 2015 2016 2017 2018

Persentase Panti Sosial Yang


Menerima Program Pemberdayaan
Sosial Melalui Kelompok Usaha 20.50 15.20 18.20 25.30 20.25
Bersama (Kube) Atau Kelompok Sosial
Ekonomi Sejenis Lainnya
Sumber : Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2018

c. Persentase Panti Sosial Yang Menyediakan Sarana Prasarana Pelayanan


Kesejahteraan Sosial
Perkembangan Persentase Panti Sosial yang Menyediakan Sarana Prasarana
di Provinsi Sumatera Utara sejak tahun 2014 hingga 2018 terus mengalami
peningkatan, hingga tahun 2018 Persentase Panti Sosial Yang Menyediakan
Sarana Prasarana mencapai 80 persen, perkembangan capaiannya dapat
dilihat pada tabel di Grafik di bawah :

100

80 80
65,91 70,5 70,5
65,91
60

40

20

0
2014 2015 2016 2017 2018
Sumber : Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2018
Grafik. 2.20
Persentase Panti Sosial Yang Menyediakan Sarana Prasarana
Tahun 2014-2018

d. Persentase Korban Bencana Yang Menerima Bantuan Sosial Selama


Masa Tanggap Darurat
Persentase korban bencana yang menerima bantuan sosial selama masa
tanggap darurat adalah jumlah korban bencana dalam satu tahun yang
dievakuasi dengan menggunakan sarana dan prasarana tanggap darurat
lengkap dalam satu tahun dibandingkan dengan jumlah korban bencana yang
seharusnya menerima bantuan sosial selama masa tanggapdarurat dalam satu
tahun, perkembangan persentase korban bencana yang menerima bantuan

II-51
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
sosial selama masa tanggap darurat di Provinsi Sumatera Utara dari tahun
2014 hingga 2018 adalah sebagai berikut :

Tabel. 2.52
Persentase Korban Bencana Yang Menerima Bantuan Sosial
Selama Masa Tanggap Darurat Tahun 2014-2018
Tahun
Indikator
2014 2015 2016 2017 2018
Persentase Korban Bencana 70,50 40,20 80,50 85,50 85.00
Yang Menerima Bantuan Sosial
Selama Masa Tanggap Darurat
Sumber : Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2018

2.3.2. Urusan Pemerintahan Wajib Non Pelayanan Dasar


Urusan Pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar
yang meliputi bidang urusan Tenaga Kerja, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak, Pangan, Pertanahan, Lingkungan Hidup, Administrasi
Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa,
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Perhubungan, Komunikasi
dan Informatika, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Penanaman Modal,
Kepemudaan dan Olahraga, Statistik, Persandian, Kebudayaan, Perpustakaan
dan Kearsipan.

1. TENAGA KERJA
a. Besaran Kasus yang Diselesaikan Dengan Perjanjian Bersama
(PB)
Besaran kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama (PB) di
Provinsi Sumatera Utara, tercatat mengalami fluktuasi kenaikan dari 69 kasus
pada tahun 2014 menjadi 53 kasus pada tahun 2017. Kondisi tersebut dapat
dilihat pada Tabel berikut :

Tabel. 2.53
Besaran Kasus Yang Diselesaikan Dengan
Perjanjian Bersama (PB) Tahun 2013-2017

Uraian 2014 2015 2016 2017 2018*)

69 82 148 53 53
DATA PENYELESAIAN PB Kasus
Kasus Kasus Kasus Kasus
Sumber: Dinas Tenaga Kerja Provsu, *) data sementara

II-52
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
b. Besaran Pencari Kerja Yang Terdaftar Yang Ditempatkan
Besaran Pencari Kerja Yang Terdaftar Yang Ditempatkan di Provinsi
Sumatera Utara, tercatat mengalami penurunan dari 17.1692 orang pada
tahun 2014 menjadi 4.441 Orang pada tahun 2017. Kondisi tersebut dapat
dilihat pada Tabel di bawah ini :
Tabel. 2.54
Besaran Pencari Kerja Yang Terdaftar Yang Ditempatkan
Tahun 2014-2018 (Orang)
Tingkat Tahun Jm
Tahun 2014 Jmlh Tahun 2015 Jmlh Tahun 2016 Jmlh Tahun 2017 Jmlh
No Pendidikan 2018* lh
Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr

TIDAK
1. 5 0 5 - 6 6 21 8 29 1 - 1 1 - 1
SEKOLAH

SD, TIDAK 11
2 64 30 94 25 74 99 103 39 142 71 46 117 71 46
TAMAT 7

3230 3248 16 29
3 SLTP UMUM 149 3941 4090 173 408 3592 4000 124 167 291 124
7 0 7 1
SMTA 361 7390 3119 7307 3508 14 28
4 37798 41878 34116 69201 1472 1417 2889 1472
UMUM 07 5 9 6 5 17 89
987 1777 1797
5 STM 7891 6513 11458 5324 4016 9340 - - - - - -
9 0 1
260
6 SMEA 3636 6240 3001 3020 6021 2986 3861 6847 - - - - - -
4

7 SPMA 0 0 0 - - - 1861 1456 3317 - - - - - -

SMTA 354
8 6154 9698 5080 4110 9190 5971 8619 14590 - - - - - -
LAINNYA 4
DIPLOMA, I, 409 35 43
9 2737 6828 2259 4745 7004 4570 2935 7505 82 357 439 82
II, II 1 7 9
SARJANA 181 3712 1562 3672 7394 11813 38 68
10 18935 21093 44192 299 385 684 299
MUDA 86 1 9 2 7 9 5 4

SARJANA 105 1594 1668 1465


11 5403 4460 12222 22014 36667 7 13 20 7 13 20
LENGKAP 38 1 2 3

851 1716 1004 1992 12156 1482 26977 23 44


Jumlah 86525 98779 2056 2385 4441 2056
67 92 72 51 6 11 7 85 41

Sumber: Dinas Tenaga Provsu,2018 *) Angka sementara

2. PEMBERDAYAAN PEREMPUAN &PERLINDUNGAN ANAK


a. Indeks Pembangunan Gender (IPG)
Di Provinsi Sumatera Utara, perkembangan Indeks Pembangunan
Gender (IPG) dari tahun 2014 hingga tahun 2018, memperlihatkan adanya
trend positif pada kurun waktu 2014 – 2015, namun mengalami fluktuasi pada
tahun berikutnya yaitu 2016 dan 2017. Hal ini memberikan gambaran bahwa
masih terjadi kesenjangan pembangunan manusia antara laki-laki dan
perempuan di Provinsi Sumatera Utara.
Dalam skala nasional capaian Indeks Pembangunan Gender (IPG)
Provinsi Sumatera Utara ini, dapat dikatakan berada di atas rata capaian
Nasional, hanya saja terjadi penurunan pada tahun 2017, dimana capaian
nasioal mencapai 90,96 point, sedangkan Sumatera Utara mencapai 90, 65
point, sebagaimana Grafik berikut :

II-53
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
SUMUT NASIONAL

90,96 91,03 90,96 90,97


90,82 90,82 90,85
90,65

90,26 90,34

2014 2015 2016 2017 2018*

Sumber : Pembangunan Manusia Berbasis Gender, Kemen PP PA, RI, 2018


*) Angka Sementara
Grafik. 2.21
Perkembangan Indeks Pembangunan Gender (IPG)
Sumatera Utara – Indonesia 2014-2018

b. Indeks Pemperdayaan Gender (IDG)


Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) adalah indeks komposit yang
mengukur peran aktif perempuan dalam kehidupan ekonomi dan politik. Peran
aktif perempuan dalam kehidupan ekonomi dan politik mencakup partisipasi
berpolitik, partisipasi ekonomi dan pengambilan keputusan serta penguasaan
sumber daya ekonomi, dengan variabel pengukur sebagai berikut :
Tabel. 2.55
Dimensi Indeks Pemberdayaan Gender
Dimensi Indikator Indeks Dimensi
Keterwakilan di Proporsi keterwakilan di ParlemenLaki- Indeks keterwakilan
Parlemen laki & Perempuan di Parlemen
Proporsi dari manajer, staf
Pengambilan Indeks pengambilan
administrasi, pekerja profesional dan
keputusan keputusan
Teknisi; Laki-laki & Perempuan
Distribusi Upah Buruh Non Pertanian; Laki-laki
Indeks pendapatan
Pendapatan & Perempuan
Sumber : Pembangunan Manusia Berbasis Gender, Kemen PP PA, RI, 2018

Perkembangan capaian Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Provinsi


Sumatera Utara tahun 2014 hingga 2018 memperlihatkan adanya fluktuasi,
Fluktuasi terjadi dari tahun 2015 yang mana terjadi kenaikan dari capaian
66,69 pada tahun 2014 mengalami peningkatan pada tahun 2015 menjadi
67,81 dan terus mengalami peningkatan pada tahun 2016 dan 2017 menjadi
69,07 (2016) dan 69,28 (2017).
Namun bila melihat dalam skala nasional, capaian Indeks
Pemberdayaan Gender (IDG) Provinsi Sumatera Utara ini masih berada di
bawah dari rata capaian Nasional pada rentang tahun yang sama,
sebagaimana Grafik berikut :

II-54
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
SUMUT NASIONAL
71,73 71,76
71,39
70,68 70,83
69,07 69,28 69,35
67,81

66,69

2014 2015 2016 2017 2018*


Sumber : Pembangunan Manusia Berbasis Gender, Kemen PP PA, RI, 2018
*) Angka Sementara
Grafik. 2.22
Perkembangan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
Sumut – Indonesia Tahun 2014 – 2018

Kondisi ini memberikan gambaran bahwa perempuan di Sumatera Utara


pada umumnya sudah dapat memainkan peran aktif dalam kehidupan
ekonomi dan politik, hanya saja masih belum menemukan berbagai hambatan
yang menyentuh segala aspek primer dan skunder dari kehidupan.

3. PANGAN
Ketersediaan pangan merupakan aspek penting dalam mewujudkan
ketahanan pangan. Penyediaan pangan diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan pangan bagi masyarakat, rumah tangga, dan individu secara
berkelanjutan. Target pencapaian angka ketersediaan pangan per kapita per
tahun sesuai dengan angka kecukupan gizinya diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan pangan masyarakat dan meningkatkan kuantitas serta kualitas
konsumsi pangan.
a. Ketersediaan Pangan Utama (Beras, Jagung, Kedele,Daging)
Data ketersediaan pangan utama yaitu beras, jagung, kedele, daging,
susu dan telur di Provinsi Sumatera Utara dari tahun 2014 sampai dengan
2018 adalah sebagai berikut :

Tabel. 2.56
Ketersediaan Pangan Utama (Beras, Jagung, Kedele,Daging)
Tahun 2014 – 2018
Tahun
No. URAIAN
2014 2015 2016 2017 2018
1. Beras
Kebutuhan
Konsumsi/ 128,65 128,53 126,32 122,94 121,4
Kapita/Tahun (Kg)

II-55
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tahun
No. URAIAN
2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Konsumsi per 1.714.429 1.769.453 1.760.623 1.810.303 1.731.425
Tahun (Ton)
Ketersediaan Beras
untuk dikonsumsi*) 1.967.542 2. 271.160 2.457.466 2.876.567 3.400.744
(Ton)
2. Jagung
Kebutuhan
Konsumsi/ 61.615 60.820 21.743 25.949 1,84
Kapita/Tahun (Kg)
Kebutuhan
(Konsumsi+Industri) 133.975 174.249 1.521.768 1.637.694 27.303
per Tahun (Ton)
Produksi Jagung
1.159.782 1.519.413 1.557.552 1.741.395 1.777.382
(Ton)
3. Kedele
Kebutuhan
Konsumsi/ Kapita/ 4,452 4,83 - 101.259 7,18
Tahun (Kg)
Kebutuhan
106.542
(Konsumsi+Industri) 492 642 108.864 39.579
per Tahun (Ton)
Produksi
5.707 6.588 5.063 7.766,40 32.622
Kedele(Ton)
4. Daging Sapi
Kebutuhan
Konsumsi/Kapita/ 1,84 1,89 1,94 1,74 1,74
Tahun (Kg)
Kebutuhan
Konsumsi per- 25.331,01 26.342,44 27.359,63 24.539,10 25.819
tahun (Ton)
Produksi Daging
yang diharapkan 22,656,29 24.141,46 25.571,07 26.862,27 27.498
(Ton)
Sumber : Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumatera Utara

b. Ketersediaan Energi dan Protein Per Kapita


Ketersediaan energi tersebut mengalami peningkatan rata-rata 1.4 persen
per tahun. Kecenderungan peningkatan ketersediaan energi disebabkan
adanya peningkatan produksi beberapa komoditas pangan.

Tabel. 2.57
Ketersediaan Energi dan Penyediaan Protein Perkapita
Tahun 2014-2018

Tahun 2014 2015 2016 2017 2018


Karbohidrat
3.887,00 3.880,00 3.900,70 3.796,00 4.362,00
k.kal)
Protein (gr) 76,96 77,38 64,08 98,91 94,34
Sumber : Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumatera Utara

II-56
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Ketersediaan energi karbohidrat rata – rata penduduk Sumatera Utara
mengalami penurunan dari 3.796,00 K.kal/kap/hari pada tahun 2017 menjadi
4.362,00 k.kal/kap/hari pada tahun 2018, dan angka ini sudah mencapai
target ketersediaan energi yang sebesar 3.884 k.kal/kap/hari. Sedangkan
angka ketersediaan energi protein pada tahun 2017 mengalami kenaikan
dibandingkan dari capaian tahun 2016 yaitu sebesar 64,08 gr/kap/hari
menjadi 98,91 gr/kap/hari dan capaian tersebut telah melampaui target
capaian kecukupan energi protein tahun 2017 yang sebesar 77,78
gr/kap/hari. Untuk ukuran nasional, keadaan ini menggambarkan
ketersedian pangan di Sumatera Utara sangat aman, mengingat target
nasional untuk ketersediaan energi karbohidrat sebesar 2.400 k.kal/kap/hari
dan penyediaan protein 63 gr/kap/hari.

c. Pencapaian Skor Pola Pangan Harapan (PPH)


Berdasarkan data menunjukkan nilai Pola Pangan Harapan (PPH) di
Sumatera Utara mengalami peningkatan sejak tahun 2014 hingga 2018.
Berikut ini adalah perkembangan nilai Pola Pangan Harapan (PPH) di
Sumatera Utara selama kurun waktu 2014-2018.

Perkembangan nilai pph di sumatera utara


PPH

90
89
88,5 89,1
88
87
86
85 85,2 85,7
84
84,8
83
82
2014 2015 2016 2017 2018

Grafik. 2.23
Nilai PPH Sumatera Utara
Tahun 2014 – 2018

Berdasarkan tahun 2014, nilai Pola Pangan Harapan (PPH) di Sumatera


Utara mencapai 84,80 persen. Begitupun pada tahun 2015 terjadi peningkatan
nilai PPH di Sumatera Utara menjadi 85,2 persen dan 85,7 persen pada tahun
2016 walaupun peningkatannya tidak begitu signifikan. Hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor, antara lain daya beli masayarakat yang mengalami
penurunan, berkurangnya jumlah konsumsi energi per kelompok pangan, dan
tingkat pengetahuan masyarakat terhadap asupan konsumsi energi yang baik

II-57
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
kurang. Sedangkan pada tahun 2018, nilai PPH di Sumatera Utara mengalami
peningkatan yang cukup signifikan menjadi 88,5 persen dan tahun 2018
sebesar 89,1 persen.

Tabel. 2.58
Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Penurunan
Konsumsi Beras Perkapita 1,5% Untuk Memenuhi Target
Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Tahun 2014 – 2018
Tahun 2014 2015 2016 2017 2018

Konsumsi Beras
128,53 126,32 124,80 122,95 121,4
(kg/kap/th/PPH)

PPH 84,80 85,20 85,70 88,50 89,1

Sumber : Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumatera Utara

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa konsumsi beras di Provinsi


Sumatera Utara cenderung berhasil melakukan penurunan terhadap
konsumsi beras dari tahun ke tahun, dimana pada tahun 2014, konsumsi
beras sebesar 128,53 kg/kap/th/pph dan menurun menjadi 121,4
kg/kap/th/pph pada tahun 2018. Begitu juga jika dilihat dari skor Pola
Pangan Harapan yang semangkin membaik, walaupun kenaikan skor pola
pangan harapan tidak naik secara signifikan tetapi cukup baik.

4. PERTANAHAN
Urusan pertanahan dilaksanakan untuk meningkatkan penataan
dan tercapainya perumusan kebijakan dalam urusan pertanahan.

a. Jumlah Luas Lahan Bersertifikat


Jumlah lahan bersertifikat yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahanan
Nasional Tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel. 2.59
Jumlah Lahan Bersertifikatdi Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2018
Hak Hak Guna Hak Hak Hak Guna
Kabupaten/Kota
Milik Bangunan Pakai Pengelola Usaha
Kab. Deli Serdang 13.369 2.684 65 - -
Kab. Langkat 4.620 72 125 - -
Kab. Karo 2.344 3 4 1 -
Kab. Simalungun 5.419 56 7 - -
Kab. Dairi 1.596 - - - -
Kab. Asahan 5.437 34 10 - -
Kab. Batubara - - - - -

II-58
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Hak Hak Guna Hak Hak Hak Guna
Kabupaten/Kota
Milik Bangunan Pakai Pengelola Usaha
Kab. Labuhan
2.269 21 2 - 9
Batu
Kab. Labuhan
- - - - -
Batu Selatan
Kab. Labuhan
- - - - -
Batu Utara
Kab. Tapanuli
1.510 4 - - -
Utara
Kab. Tapanuli
2.110 - 3 - -
Tengah
Kab. Tapanuli
397 1 12 - -
Selatan
Kab. Padang
1.724 1 3 - -
Lawas
Kab. Padang
930 1 2
Lawas Utara
Kab. Nias 2.107 10 48 - -
Kab. Nias Utara - - - - -
Kab. Nias Barat - - - - -
Kab. Mandailing
1.678 5 8 - 14
Natal
Kab. Toba Samosir 997 - - - -
Kab. Nias Selatan 445 1 7 - -
Kab. Pak pak
115 1 1 - -
Bharat
Kab. Humbang
1.175 - 33 - -
Hasundutan
Kab. Samosir 1.198 - 2 - -
Kab. Serdang
4.228 21 21 - 1
Bedagai
Kota Medan 12.331 1.488 15 - -
Kota Binjai 1.110 40 2 - -
Kota Tebing
1.361 93 6 - -
Tinggi
Kota Pematang
2.031 199 23 - -
Siantar
Kota Tanjung
467 1 5 - -
Balai
Kota Sibolga 97 - - - -
Kota Padang
205 15 22 - -
Sidempuan
Kota Gunung
- - - - -
Sitoli
Sumatera Utara 71.270 4.751 426 1 25
Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka 2017, BPS Provsu

Dari tabel tersebut dapat lihat bahwa perkembangan kepemilikan tanah


di Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara sampai dengan tahun 2018 untuk jenis
kepemilikan tanah Hak Milik yang tertinggi berada di Kabupaten Deli Serdang
sebanyak 13.369 sertifikat dan yang terendah di Kota Sibolga sebanyak 97
sertifikat, untuk Hak Guna Bangunan yang tertinggi berada Kabupaten Deli
Serdang sebanyak 2.684 sertifikat sedangkan yang terendah sebanyak 1 (satu)
sertifikat berada dibeberapa kabupaten yaitu di Kabupaten Tapanuli Selatan,
Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Padang Lawas Utara, Kabupaten Nias

II-59
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat, untuk Hak Pakai yang tertinggi di
Kabupaten Langkat 125 sertifikat dan yang terendah di Kabupaten Pakpak
Bharat sebanyak 1 (satu) sertifikat, sedangkan untuk Hak Pengelola hanya di
Kabupaten Karo dan untuk Hak Guna Usaha yang tertinggi di Kabupaten
Mandailing Natal sebanyak 14 sertifikat dan yang terendah di Kabupaten
Serdang Bedagai sebanyak 1 (satu) sertifikat.

b. Penyelesaian Kasus Tanah Negara


Jumlah kasus tanah pada tahun 2016 sebesar 309 kasus namun
yang ditindaklanjuti hanya sebanyak 117 kasus, selanjutnya pada tahun 2017
jumlah kasus tanah sebesar 277 kasus namun yang ditindaklanjuti hanya 106
kasus. Perkembangannya dapat dilihat pada table dibawah :
Tabel. 2.60
Penyelesaian Kasus Tanah Negara
Tahun 2014 – 2018

No Tahun Jumlah Kasus Tanah Ditindak lanjuti

1. 2014 NA NA
2. 2015 NA NA
3. 2016 309 117
4. 2017 277 106
5. 2018* 277 106
Sumber : Biro Pemerintahan *) Angka Sementara

5. LINGKUNGAN HIDUP
a. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH)
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup di Sumatera Utara cenderung tidak
stabil. Dimana pada tahun 2014 nilai IKLH sebesar 62,91 meningkat pada
tahun 2015 sebesar 69,37 tetapi kualitas lingkungan hidup di Sumatera Utara
kembali menurun menjadi 66,47 pada tahun 2016 dan pada tahun 2017
meningkat lagi menjadi 68,34 dan mengalami sedikit penurunan hingga tahun
2018 menjadi 67.17. Hal ini dapat diartikan bahwa kualitas lingkungan hidup
di Provinsi Sumatera Utara tidak baik. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain erupsi Gunung Sinabung dan Kebakaran Hutan.

II-60
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.61
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
Tahun 2014-2018
Indeks 2014 2015 2016 2017 2018

IKA 56,67 76,00 75,43 80 77,50

IKU 87,23 88,15 79,20 87,32 85,59

IKTL 45,89 50,32 50,21 45,32 45,60

IKLH 62,91 69,37 66,47 68,34 67,17


Sumber : Dinas Lingkungan Provinsi Sumatera Utara
Catatan:
1. IKA (Indeks Kualitas Air) ; Angka Indeks semakin tinggi, semakin baik
2. IKU (Indeks Kualitas Udara); Angka Indeks semakin tinggi, semakin baik
3. IKTL (Indeks Kualitas Tutupan Lahan); Angka Indeks semakin tinggi, semakin baik
4. IKLH (Indeks Kualitas Lingkungan Hidup) ; Angka Indeks semakin tinggi, semakin baik

b. Penurunan Emisi GRK (TEqCO2)


Sumber emisi GRK di Provinsi Sumatera Utara yang terbesar berasal dari
sektor berbasis lahan yaitu Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut (12,2%),
kemudian sektor yang berbasis energi, yaitu sektor industri (4,7%), energi
(2,5%) transportasi (1,8%) dan yang terendah adalah sektor pengelolaan
limbah (1,6%). Capaian penurunan emisi GRK Provinsi Sumatera Utara 2010-
2017 sebesar 13,21 juta ton eCO2 atau 5,03 % emisi baseline BAU sampai
tahun 2020.Berikut adalah tabel kondisi emisi Gas Rumah Kaca (Ton Co2Eq)
di Provinsi Sumatera Utara dari Tahun 2014 – 2018.
Tabel. 2.62
Kondisi Emisi Gas Rumah Kaca (Ton Co2Eq)
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014 – 2018
Tahun

2014 2015 2016 2017 2018*


Total Emisi
GRK (Ton 31.883.670 53.987.270 48.306.780 50.790.000 50.790.000
Co2Eq)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Provinsi Sumatera Utara hanya
mampu menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 13,21 Juta Ton Co2Eq
dari target 64 Juta Ton Co2Eq dari masing-masing sektor.

6. ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL


Rasio Penduduk ber-KTP Per Satuan Penduduk di Sumatera Utara
mengalami peningkatan hingga 2018 sebesar 82.86 persen dari jumlah
penduduk di Provinsi Sumatera Utara. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

II-61
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Provinsi Sumatera Utara telah membuat Database Kependudukan Skala
Provinsi. Namun masih terus ditingkatkan keakuratannya. Pada Tahun 2018
pemerintah Provinsi Sumatera Utara menerbitkan Kartu Tanda Penduduk
(KTP) sebanyak 8.684.137 dan Akta Kelahiran sebanyak 3.519,127. Perlu
ditingkatkan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya dokumen
administrasi dan meningkatkan pelayanan pemerintah, melihat masih
kurangnya penduduk yang memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Akta
Kelahiran

Tabel. 2.1
Administrasi Kependudukan Dan Pencatatan Sipil
Tahun 2014-2018
ASPEK/FOKUS/BIDANG Realisasi
No URUSAN/INDIKATOR
KINERJA PEMBANGUNAN 2014 2015 2016 2017 2018
DAERAH
1 Rasio Penduduk ber-KTP 74,44% 82,86%
NA 49,07 % 74,59%
Per Satuan Penduduk
Rasio Bayi Berakte
2 NA 45,14 % 60,58% 63,11% 69,82%
Kelahiran
Rasio Pasangan Berakte
3 NA 10,88 % 13,79% 16,25% 23,06%
Nikah
Ketersediaan Database
4 Kependudukan Skala NA NA NA 2 Sektoral 3 Sektoral
Provinsi
5 Penerapan KTP Nasional Sudah Sudah Sudah Sudah
NA
Berbasis NIK
6 Cakupan Penerbitan Kartu 7.793.600 8.684.137
NA 4.959.125 7.711.692
Tanda Penduduk (KTP)
7 Cakupan Penerbitan Akta 2.994.357 3.519.127
NA 2.002.532 2.687.193
Kelahiran
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Provsu

2.3.2.1. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA


a. Rata-Rata Jumlah Kelompok Binaan Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat (LPM)
Rata-Rata Jumlah Kelompok Binaan Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat (LPM), sejak tahun 2014 hingga tahun 2018 mengalami
peningkatan, perkembangan capaian Rata-Rata Jumlah Kelompok Binaan
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat dapat dilihat pada Grafik :

II-62
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
50 50
33 33
27

2014 2015 2016 2017 2018


Grafik. 2.24
Rata-Rata Jumlah Kelompok Binaan Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Tahun 2014-2018

b. Rata-Rata Jumlah Kelompok Binaan PKK


Rata-Rata Jumlah Kelompok Binaan PKK di Provinsi Sumatera Utara
sejak tahun 2014 hingga 2018 fluktuatif, terjadi peningkatan dati tahun 2014
sebanyak 120 meningkat hingga 2018 sebesar 400, perkembangan dapat
dilihat pada Grafik di bawah ini :

400 400
400

120 400

2014
2015
2016
2017
2018

Grafik. 2.25
Rata-Rata Jumlah Kelompok Binaan PKK
Tahun 2014-2018

c. Persentase Lsm Aktif


Persentase LSM aktif sejak tahun 2014 hingga 2018 dapat dilihat bahwa
pada tahun 2014 terjadi peningkatan sebesar 46 persen, namun terjadi
penurunan pada tahun 2015 menjadi 8 persen dan meningkat kembali pada
tahun 2016 hingga 2018 sebesar 23 persen. Sebagaimana terlihat pada Grafik
dibawah ini :

II-63
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
46

23 23
13

8
2014 2015 2016 2017 2018

Grafik. 2.26
Persentase LSM Aktif Tahun 2014-2018

d. Persentase LPM Berprestasi


Persentase LPM Berprestasi sejak tahun 2014 hingga 2018 fluktuatif,
terjadi peningkatan pada tahun 2014 dari 7 persen menjadi 12 persen (2015),
kemudian meningkat pada tahun 2016 sebesar 27 persen namun mengalami
penurunan pada tahun 2017 dan 2018 menjadi 25 persen. Sebagaimana
tedapat pada Tabel dibawah ini :

27
25
25
7 12

2014
2015
2016
2017
2018

Grafik. 2.27
Persentase LPM Berprestasi Tahun 2014-2018

2.3.2.2. PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA


a. Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP)
Sumatera Utara merupakan Provinsi keempat dengan jumlah penduduk
terbesar di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah, dari
hasil sensus penduduk 2000, jumlah penduduk Sumatera Utara sebesar 11,51
juta jiwa, selanjutnya pada hasil sensus penduduk bulan Mei 2010 jumlah
penduduk Sumatera Utara 12.982.204 jiwa. Kepadatan penduduk pada tahun

II-64
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
2000 sebesar 161 jiwa per km2, laju pertumbuhan penduduk selama kurun
waktu 2000-2010 adalah 1.22 persen pertahun.

11,51
10,26
8,36 12,98
6,62
4,96

1
1961 1971 1980 1990 2000 2010

Sumber : Sumatera Utara dalam Angka 2018


Grafik. 2.28
Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi Sumatera Utara
Berdasarkan Hasil Sensus Penduduk

Perkembangan Jumlah Penduduk Sumatera Utara tahun 2014-2018


terus mengalami peningkatan hingga tahun 2018 sebanyak 14,42 juta jiwa
berdasarkan proyeksi penduduk 2010, dalam 6 (enam) tahun terakhir,
perkembangan dapat dilihat pada Grafk dibawah ini :

14,6
14,42
14,4
14,26
14,2 14,1
14 13,92
13,77
13,8

13,6

13,4
2014 2015 2016 2017 2018

Sumber : BPS Sumatera Utara 2018


Grafik. 2.29
Perkembangan Jumlah Penduduk
Sumatera Utara 2014-2018 (Juta Jiwa)

b. Total Fertility Rate (TFR)


TFR Provinsi Sumatera Utara mengalami penurunan yang signifikan
kurun waktu sepuluh tahun terakhir, dimana pada tahun 2007, TFR
beradapada angka 3,8 dan turun menjadi 2,9 pada tahun 2017. Namun,angka

II-65
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
ini masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan angka nasional pada tahun
2017 yaitu 2,4.

4,4 4,2
3,9 3,8
4,0
SUMUT
3,6
3,1
3,0 3,0
3,2 2,9

2,8 3,0 2,9


2,8 2,6 2,6
2,4 2,6 2,4
INDONESIA
2,0
SDKI 1991 SDKI 1994 SDKI 1997 SDKI 2002- SDKI 2007 SDKI 2012 SDKI 2017
2003

Grafik. 2.30
TFR Indonesia dan Sumatera Utara
Tahun 1991-2017

c. Angka Pemakaian Kontrasepsi/CPR Bagi Perempuan Menikah Usia


15-49 Tahun
Di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2016 PUS yang memakai CPR
sebanyak 51,7% dan pada tahun 2017 meningkat menjadi 58,9 % masih
dibawah capaian tingkat nasional yaitu 61%. Ini membuktikan belum
optimalnya tenaga penyuluh pelayanan KB dalam mendorong PUS untuk
menggunakan kontrasepsi khususnya kontrasepsi jangka panjang.

Tabel. 2.63
Angka Pemakaian Kontrasepsi/CPR Bagi PUS
Tahun 2014-2018
Inikator 2014 2015 2016 2017 2018

Angka Pemakaian NA NA 51,7 58,9 54,00


Kontrasepsi/CPR Bagi PUS
Sumber : Survei Kinerja Akuntabilitas Program (SKAP Tahun 2018

d. Angka Kelahiran Remaja (Perempuan Usia 15–19) Per 1.000


Perempuan Usia 15–19 Tahun (ASFR 15–19)
Sejalan dengan semakin tingginya kesadaran perempuan di Provinsi
Sumatera Utara akan pentingnya kontrasepsi dan kesehatan reproduksi.
Berikut Angka kelahiran pada perempuan usia 15-19 tahun (ASFR 15-19).

II-66
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.64
Angka Kelahiran Perempuan Kelompok Usia 15–19 Tahun
(ASFR 15–19) Tahun 2014-2018
Indikator 2014 2015 2016 2017 2018

Angka Kelahiran Perempuan NA 30,20 30,20 36 19,16


Kelompok Usia 15–19 Tahun
(ASFR 15–19)
Sumber : Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Untuk mengatasi permasalah peningkatan kelahiran pada perempuan


kelompok usia 15-19 tahun (ASFR 15-19) Provinsi Sumatera Utara juga telah
melaksanakan program Generasi Berencana (Genre) dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan generasi muda tentang kependudukan dan
permasalahannya seperti pergaulan bebas, penyalahgunaan Napza, HIV-AIDS
dan pernikahan dini serta pengetahuan tentang program kependudukan,
keluarga berencana dan pembangunan keluarga (KKBPK).

e. Cakupan Kebutuhan Ber-KB yang Tidak Terpenuhi (Unmeet Need)


Berikut adalah Cakupan Kebutuhan ber-KB Tidak Terpenuhi (Unmet
Need) Provinsi Sumatera Utara :

Tabel. 2.65
Unmet Need Sumatera Utara
Tahun 2014-2018
Indikator 2014 2015 2016 2017 2018

Unmet Need Sumatera Utara NA 37.46 21 10.7 11.54


Sumber : Susenas 2018
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2015 cakupan
PUS yang ingin ber KB tidak terpenuhi (Unmet Need) terlihat pada tabel
sebesar 37,46 persen terus menurun hingga tahun 2017 menjadi 10,7 persen,
namun terjadi peningkatan pada tahun 2018 sebesar 18 persen.

f. Persentase Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)


Di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2016 pemakaian MKJP sebanyak
27,6 persen meningkat pada tahun 2017 menjadi 36,1 persen, ini
membuktikan bahwa masih diperlukannya tenaga penyuluh pelayanan KB
untuk menginformasikan tentang MKJP. Hal ini terlihat pada Tabel berikut :

II-67
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.66
Unmet Need Sumatera Utara
Tahun 2014-2018
Indikator 2014 2015 2016 2017 2018

NA NA 27.6 40.18 33.07


Unmet Need Sumatera Utara
Sumber :Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provsu

g. Median Usia Kawin Pertama


Berdasarkan data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang
sejak tahun 2014-2018 melaporkan bahwa median usia kawin pertama bagi
perempuan mengalami peningkatan di Sumatera Utara, yaitu dari 21,41 tahun
pada tahun 2014 meningkat menjadi 21,82 tahun pada tahun 2016 dan
menurun sedikit menjadi 21,80 pada tahun 2017 dan mengalami peningkatan
kembali pada tahun 2018 sebesar 21.92 . Hal ini dapat terlihat pada Grafik
berikut ini :

22
21,9 21,82 21,92
21,8 21,8
21,7
21,6 21,62
21,5
21,4 21,41
21,3
21,2
21,1
2014 2015 2016 2017 2018

Grafik. 2.31
Median Usia kawin Pertama bagi Perempuan
di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014-2018

h. Grand Design Pembangunan Kependudukan (GDPK)


Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah dan Peraturan Presiden Nomor 153 Tahun 2014 tentang Grand Design
Pembangunan Kependudukan (GDPK) maka Provinsi dan Kabupaten/Kota
diamanatkan untuk menyusun GDPK sebagai arah dan pedoman pelaksanaan
pembangunan yang berwawasan kependudukan. Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara sejak tahun 2014 telah menyusun GDPK dengan Peraturan
Gubernur Sumatera Utara Nomor 32 Tahun 2014 tentang GDPK Provinsi
Sumatera Utara. Sampai akhir tahun RPJMD, dari 33 kabupaten/kota
sebanyak 3 daerah telah menyusun GDPK yaitu Kota Medan, Kota Padang

II-68
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Sidempuan, dan Kabupaten Labuhan Batu Utara, sebanyak 16 (enam belas)
Kab/kota sedang berproses dan selebihnya yaitu 14 (empat belas) kab/kota
belum melakukan penyusunan. Penyusunan GDPK yang mencakup 5 aspek
yaitu Pengendalian Kuantitas Penduduk, Peningkatan Kualitas Penduduk,
Pembangunan Keluarga, Penataan Persebaran dan Pengarahan Mobilitas
Penduduk, dan Penataan Administrasi Kependudukan dengan roadmap 25
tahunan merupakandokumen yang sangat penting bagi pemerintah daerah
untuk menjamin terlaksana dan terintegrasinya pembangunan kependudukan
ke dalam dokumen perencanaan daerah. Untuk itu Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana masih akan terus mendorong seluruh Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara untuk menyusun dan menetapkan GDPK.

2.3.2.3. PERHUBUNGAN
Pada akhir tahun 2018, telah diserahkan sebanyak 4 (empat) Terminal
Tipe B yang menjadi kewenangan Pemerintah Sumatera Utara yaitu:

Tabel. 2.67
Terminal Tipe B yang Menjadi Kewenangan
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
Luas
No Terminal Kab/Kota Tipe Kapasitas
(m2)
1 Kabanjahe Karo B 1.500 20 Bus. 150 Angdes
Bahorok/ Bukit
2 Langkat B 3.496
Lawang
Pasar X/Tanjung
3 Langkat B 20.000 30 Bus. 100 MPU
Beringin
4 Sijambi Tanjungbalai B 22.000 50 Bus. 100 MPU
Sumber: Dinas Perhubungan Provsu 2018 (data diolah)

Dengan semakin baiknya ketersediaan fasilitas perlengkapan jalan


diharapkan akan berdampak pada menurunnya jumlah kecelakaan lalu lintas.
Adapun jumlah kecelakaan lalu lintas di Provinsi Sumatera Utara untuk
periode tahun 2014-2018 mengalami penurunan sebagaimana ditunjukkan
pada Grafik di berikut ini :

Tabel. 2.68
Jumlah Kecelakaan Lalu Lintas
di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014-2018
Indikator 2014 2015 2016 2017 2018*
Jumlah Kecelakaan Lalu
6.112 6.396 6.276 5.308 5.308
Lintas
Sumber : Provinsi Sumatera Utara Dalam Angka 2018
*) Angka Sementara

II-69
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
2.3.2.4. KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
Sektor Komunikasi dan Informatika mempunyai peranan strategis
dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam upaya mendukung
pencapaian clean goverment dan good goverment melalui e-goverment. Sesuai
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
Pemerintah Provinsi diberi tugas untuk melaksanakan 2 (dua) sub urusan,
yaitu :
a. Informasi dan Komunikasi Publik, yang memiliki kewenangan
Pengelolaan informasi dan komunikasi publik Pemerintah Daerah Provinsi
dengan capaian sebagai berikut :
 Tercatat/terpantaunya sejumlah surat kabar yang berada di Sumatera
Utara yang terdiri dari :
 Surat Kabar Harian (SKH) Nasional yaitu Kompas, Tempo, Sindo,
Republika dan Koran Jakarta.
 Surat Kabar Harian (SKH) lokal yaitu: Analisa, Andalas, Berita
Sore, Harian Bersama, Warta Garuda, HarianGlobal, Harian
Mandiri, Medan Bisnis, Medan Pos, Mimbar Umum,
Perjuangan, Portibi, Posmetro Medan, Realitas, Sinar Indonesia
Baru (SIB), Suara Rakyat Medan, Sumatera, Sumut Pos, Warta
Kita, Waspada, Gebrak, Batak Pos, Tribun Medan, Jurnal
Medan,Berita Medan, Bintang Sumatera, Gaya Medan, Koran
Medan,Medan Ekspos , Suara Sumut, Harian Koreksi, Skala
Indonesia, Pos Kota Sumatera dan Orbit.
 Surat Kabar Mingguan yaitu : Aktual, Radar, Suara Buruh,
Aplaus, Barisan Baru, IndependenSangkakala, Indonesia Baru,
Indonesiaku, Koran Politik DOR, KoranSepak Bola GOL, Media
Fakta, News Investigasi Indonesia, Senior, Suara Rakyat,
Taruna Mandiri dan Suara Masa.
 Penyiaran Radio di Sumatera Utara yang terdiri dari :
 Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) Jasa Penyiaran Radio
terdiri dari:RRI Medan, RRI Sibolga, RRI Gunung Sitoli, Radio
Pemerintah Deli Serdang, Radio Pemerintah Serdang Bedagai,
Radio Pemerintah Kota Siantar, Radio Pemerintah Tapanuli
Tengah, Radio Pemerintah Pakpak Bharat, Radio Siaran Publik
Daerah Labuhanbatu.
 Lembaga Penyiaran Swasta (LPS) Jasa Penyiaran Radio sebanyak
145 stasiun radio.

II-70
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
 Lembaga Penyiaran Komunitas (LPK) Jasa Penyiaran Radio
sebanyak 15 stasiun radio.
 Penyiaran Televisi di Sumatera Utara yang terdiri dari :
 Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) Jasa Penyiaran Televisi
ada 2 (dua) diantaranya : TVRI DAN TV Karo.
 Lembaga Penyiaran Swasta (LPS) Jasa Penyiaran Televisi ada 23
lembaga.
 Lembaga Penyiaran Berlangganan (LPB) Jasa Penyiaran Televisi
ada 7 lembaga.
 Pemberdayaan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) di
Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara.

b. Aplikasi Informatika, yang memiliki 2 (dua) kewenangan yaitu :


 Pengelolaan nama domain yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat
dan sub domain di lingkup Pemerintah Daerah Provinsi, dengan capaian
sebagai berikut :
 Terbangun dan beroperasionalnya situs resmi Pemerintah Daerah
Provinsi pada website (http://www.sumutprov.go.id/).
 Terbangun dan beroperasionalnya situs resmi Organisasi Perangkat
Daerah Provinsi Sumatera Utara.
 Pengelolaan e-Government di lingkup Pemerintah Daerah Provinsi,
dengan capaian sebagai berikut :
 Terbangunnya sistem jaringan informasi melalui LAN (Lokal Area
Network), FO (Fiber Optic), RADIO LINK, WIRELESS, VPN-IP
(Intranet)pada Oerganisasi Perangkat Daerah di lingkungan
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
 Terbangunnya sistem Sumut Smart Province yang diresmikan pada
tanggal 20 Maret 2018, yang tujuannya untuk mendorong
terciptanya Good Governance danClean Government.

2.3.2.5. KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH


a. Persentase Usaha Mikro dan Kecil
Capaian Koperasi Dan Usaha Kecil Menengah Provinsi Sumatera Utara
tercatat mengalami penurunan dari 7.480 Unit pada tahun 2014 menjadi
6.142 Unit pada tahun 2017. Hal ini berdampak pada penurunan pada
Persentase Koperasi aktif dari 60.95% pada tahun 2014 menjadi 57,26% pada
tahun 2017. Sementara jumlah Usaha Mikro dan Kecil meningkat dari

II-71
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
2.855.399 Unit pada tahun 2014 menjadi 2.857.124 Unit pada tahun 2017.
Kondisi tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut ini :

Tabel. 2.69
Jumlah Koperasi Aktif dan Usaha Mikro
dan Kecil Tahun 2014-2018
Uraian Satuan 2014 2015 2016 2017 2018*

Persentase
1 % 60.95 58.06 56.68 57.26 57.26
Koperasi Aktif
Jumlah
2 Unit 7.480 6.825 6.035 6.142 6.142
Koperasi Aktif
Usaha Mikro
3 Unit 2.855.399 2.855.549 2.855.847 2.857.124 2.857.124
dan Kecil
Sumber: Dinas Koperasi dan UKM Provsu *) Angka Sementara

2.3.2.6. PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN


Perkembangan Penanaman modal (Investasi) di Provinsi Sumatera
Utara baik yang berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA) atau Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN) dari tahun 2014 hingga tahun 2018 mengalami
peningkatan yang signifikan, ini dapat dilihat pada capaian realisasi tahun
2014 untuk PMA sebesar Rp. 6.389.687,16 sedangkan untuk PMDN sebesar
Rp. 5.231.905,85. Untuk tahun tahun 2015 realisasi investasi PMA sebesar
Rp. 15.576.202,50 sedangkan untuk PMDN mengalami penurunan sebesar Rp.
4.287.417,30. Untuk lebih lengkapnya disampaikan pada tabel perkembangan
realisasi investasi PMA/PMDN Tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 di
bawah ini :

Tabel. 2.70
Perkembangan Realisasi Investasi PMDN/PMA
Berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM)
Tahun 2014 S/D 2018
PMA PMDN
JUMLAH INVESTASI INVESTASI TENAGA KERJA JUMLAH INVESTASI TENAGA KERJA
NO TAHUN
PROYEK (US$.000) (Rp. JUTA) INA A PROYEK (Rp. JUTA ) INA A

1 2014 201 550,835.10 = Rp 6,389,687.16 17,511 218 86 Rp 5,231,905.85 8,745 193


2 2015 204 1,246,096.20 = Rp 15,576,202.50 12,013 149 96 Rp 4,287,417.30 13,684 217
3 2016 301 1,057,989.14 = Rp 14,435,422.80 9,036 164 145 Rp 4,954,829.29 9,685 5
4 2017 330 1,514,942.90 = Rp 20,240,969.47 5,53 171 187 Rp 11,683,639.20 16,502 155
5 2018 380 1,227,609.40 = Rp 16,449,965.96 4,28 465 309 Rp 8,371,820.30 11,803 54

Sumber : Dinas Penanaman Modal dan Perizinan terpadu

a. Jumlah Investor Berskala Nasional (PMDN/PMA)


Untuk investor yang berasal dari PMA mengalami peningkatan pada
periode tahun 2014 sampai 2017, ini dapat dilihat pada tahun 2014 jumlah

II-72
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
proyek PMA di Provinsi Sumatera Utara sebesar 201 proyek, tahun 2015
menjadi 204 proyek, untuk tahun 2016 meningkat signifikan sebesar 301
proyek dan mengalami peningkatan pada tahun 2017 sebesar 330 proyek.
Bila dilihat investor yang berasal dari PMDN, jumlah proyek dari PMDN
tidak lebih baik dari yang dicapai proyek di PMA. Ini dapat dilihat pada tahun
2014 jumlah proyek PMDN di Provinsi Sumatera Utara sebesar 86 proyek,
sedangkan untuk tahun 2015 mengalami sedikit peningkatan menjadi 96
proyek, meningkat signifikan pada tahun 2016 bila dibandingkan dengan
tahun 2015 menjadi 145 proyek, dan mengalami peningkatan pada tahun
2017 sebesar 187. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Grafik dibawah ini :
330 330
400 301

300 201 204


187 187
145
200
86 96
100

0
2014 2015 2016 2017 2018*

PMA PMDN

*) angka sementara
Grafik. 2.32
Perkembangan Realisasi Jumlah Investor PMA/PMDN
di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014-2018

b. Jumlah Nilai Investasi Berskala Nasional (PMDN/PMA)


Untuk realisasi nilai investasi yang masuk ke Provinsi Sumatera Utara
melalui investor yang berasal dari PMA pada tahun 2014 sebesar Rp. 6,38
triliun sedangkan untuk PMDN sebesar Rp. 5,23 triliun sehingga total nilai
realisasi investasi PMA/PMDN sebesar Rp. 11,61 triliun.
Pada tahun 2015 realisasi investasi mengalami penurunan yang sangat
drastis dibandingkan tahun 2014 karena disebabkan kurang tanggapnya
pengusaha dalam menyampaikan laporan kegiatan penanaman modal (LKPM)
baik di pusat maupun daerah. Maka untuk proyek PMDN yang nilai realisasi
investasi sebesar Rp. 4,28 triliun sedangkan proyek PMA dengan realisasi
investasi sebesar Rp. 15,57 triliun sehingga total realisasi investasi
PMA/PMDN sebesar Rp. 19,852 triliun.
Tahun 2016 untuk proyek PMDN yang telah direalisasikan investasi
sebesar Rp. 4,95 triliun mengalami kenaikan dan peningkatan dibandingkan
dari tahun sebelumnya, sedangkan untuk proyek PMA yang telah

II-73
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
direalisasikan investasi sebesar Rp. 14,43 triliun mengalami penurunan dari
tahun 2015. Sehingga total realisasi investasi menjadi Rp. 19,38 triliun.
Tahun 2017 untuk proyek PMDN yang telah direalisasikan investasi
sebesar Rp. 11,68 triliun yang mengalami kenaikan, sedangkan proyek PMA
dengan nilai realisasi investasi sebesar Rp. 20,24 triliun. Sehingga total
realisasi investasi adalah sebesar Rp. 31,92 yang mengalami kenaikan
dibanding tahun 2016. Perkembangan nilai investasi di Provinsi Sumatera
Utara dapat dilihat pada Grafik dibawah ini :

25.000.000,00

20.000.000,00

15.000.000,00

10.000.000,00

5.000.000,00

0,00
2014 2015 2016 2017 2018*
PMA 6.389.687,16 15.576.202,50 14.435.422,80 20.240.969,40 20.240.969,40
PMDN 5.231.905,85 4.287.417,30 4.954.829,29 11.683.639,20 11.683.639,20

*) angka sementara

Grafik. 2.33
Perkembangan Realisasi Jumlah Nilai Investor
PMA/PMDN di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014-2018

c. Rasio Daya Serap Tenaga Kerja


Pada Tahun 2014 rasio daya serap tenaga kerja sebesar 91,48 mengalami
penurunan pada tahun 2015 sebesar 85,66, bila dibandingkan pada tahun
2015 perolehan di tahun 2016 menjadi 41,98 dan mengalami sedikit
peningkatan pada tahun 2017 yaitu menjadi 42,62, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Grafik dibawah ini :

II-74
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
100
90
85,66
80 91,48
70
60
42,62
50
40
30 41,98 42,62

20
10
0
2014 2015 2016 2017 2018*

*) angka sementara
Grafik. 2.34
Perolehan Rasio Daya Serap Tenaga Kerja
Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014-2018

d. Kenaikan/Penurunan Nilai Realisasi PMDN (Milyar Rupiah)


Pada tahun 2014 realisasi PMDN sebesar Rp. 5.231.905,85 sebesar 3.22
persen. Pada tahun 2015 perolehan nilai investasi dari PMDN sebesar Rp.
4.287.417,30 jika dibandingkan dengan realisasi investasi tahun 2014
mengalami penurunan sebesar 18.05 persen. Mengalami lonjakan pada tahun
2016 (Rp. 4.954.829,29) sebesar 15.57 persen bila dibandingkan dengan
capaian nilai investasi di tahun 2015. Untuk tahun 2017 mengalami lonjakan
yang signifikan yaitu sebesar Rp. 11.683.639,20 jika dibandingkan
dengan perolehan realisasi invetasi dari PMDN tahun 2016 yaitu sebesar
135.80 persen. Grafik dapat dilihat seperti dibawah ini :

150 135,8
135,8
100

50
15,57
3,22
0
2014 2015 -18,05 2016 2017 2018*
-50
*)
angka sementara
Grafik. 2.35
Persentase Nilai Realisasi PMDN Di Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2014-2018

II-75
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
e. Perizinan
Setiap tahunnya realisasi ijin yang diterbitkan melebihi target yang telah
ditetapkan. Puncaknya terjadi pada tahun 2017 dimana realisasi jumlah ijin
dan non ijin yang diterbitkan melampaui target lebih dari 1000%. Pada Tahun
2018 ini, setelah terbitnya PP nomor 24 Tahun 2018 pada 21 Juni 2018
mengenai Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik yaitu
Online System Submission (OSS),dimana pelaku usaha diberikan kemudahan
dalam pengurusan ijin usaha secara elektronik untuk mendapatkan NIB
(Nomor Induk Berusaha), sehingga terjadi penurunan dalam jumlah
penerbitan ijin dan non ijin yang dilimpahkan kepada DISPMPPTSP Provsu.
Walaupun terjadi penurunan, tetapi realisasi jumlah ijin dan non ijin yang
diterbitkan DISPMPPTSP Provsu telah melebihi target yang ditetapkan sekitar
200% untuk ijin dan 1500% untuk non ijin. Dilihat dari data tersebut, sudah
sepatutnya target jumlah ijin dan non ijin yang diterbitkan untuk ditingkatkan
agar tidak terjadi kesenjangan jumlah yang signifikan.
Tabel. 2.71
Data Target dan Realisasi Perizinan dan Non Perizinan yang diterbitkan
Tahun 2014 - 2018
Indikator Target Tahunan Sumber Data
KInerja 2014
Utama Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi
2015 2016 2017 2018*
2015 2016 2017 2018*
1. Jumlah
314 (< 5
izin yang 85 215 346 280 345 3423 345 3423 Laporan hasil
Hari)
terbit kegiatan
2. Jumlah proses
non ijin/ 3 10 209 18 897 25 363 25 363 penerbitan izin
rekomendasi

f. Badan Usaha Milik Daerah


Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam mengembangkan investasinya
telah membentuk 8 (delapan) BUMD yang sampai dengan tahun 2018 total
investasi yang telah dilakukan mencapai Rp. 1,553 triliun terbagi dalam
bentuk penyertaan berupa Dana dan Non Kas. Dari tabel 2.118 dibawah ini
terlihat bahwa PT. Bank Sumut yang dibentuk sejak tahun 2009, ditahun 2016
telah menghasilkan Rp. 1,4 triliun dan merupakan BUMD yang paling
produktif diantara lainnya. Namun demikian, terhadap BUMD yang lainnya
perlu didorong untuk dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
perekonomian daerah.

II-76
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.72
Daftar Penyertaan Modal (Investasi) Daerah Tahun Anggaran 2018
Dasar Hukum Bentuk
Jumlah Modal yang Jumlah Modal
Tahun Nama Penyertaan Penyertaan Jumlah Penyertaan Jumlah Modal yang Hasil Penyertaan
telah disertakan sampai Sisa Modal yang (investasi) yang akan
No. Penyertaan Badan/Lembaga/Pihak Modal Modal Modal (Investasi) telah disertakan sampai Modal ( Investasi)
dengan tahun anggaran belum disertakan diterima kembali
Modal Ketiga (Investasi) (Investasi) Daerah tahun anggaran lalu Daerah s. d Tahun 2016
2018 tahun ini
Daerah Daerah
1 2 3 4 5 6 7 9 (7+8) 10 (6-9) 11 12

1 2009 PDAM Tirtanadi Perda No. 10 Dana 400.000.000.000,00 399.999.964.000,00 399.999.964.000,00 36.000,00 - -
Thn 2009
2016 PDAM Tirtanadi PMK RI Non Kas 185.120.553.000,00 185.120.553.000,00 185.120.553.000,00 - - 20.000.000.000,00
No.31/PMK.05
/2016 dan
Surat Menkeu
No.S-36/
MK.7/2016
2 2014 PT. Perkebunan Perda No.4 Dana 529.740.706.000,00 250.097.486.000,00 250.097.486.000,00 279.643.220.000,00 131.873.763.155,00 20.000.000.000,00
Thn 2014
3 2007 PT. Pembangunan Perda No. 11 Dana 20.000.000.000,00 20.000.000.000,00 20.000.000.000,00 - 921.760.157,00 244.728.912,00
Sarana Prasarana Thn 2007
4 2014 PT. Dhirga Surya Perda No. 6 Dana 500.000.000.000,00 20.000.350.500,00 20.000.350.500,00 479.999.649.500,00 2.987.250.000,00 450.000.000,00
Sumatera Utara Tahun 2014
5 1985 PD. Aneka Industri dan Perda No. 26 Dana 15.000.000.000,00 9.000.000.000,00 9.000.000.000,00 6.000.000.000,00 - -
Jasa Thn 1985
6 2009 PT. Bank Sumut Perda No. 5 Dana - 658.816.800.639,00 658.816.800.639,00 - 1.470.998.567.517,96 276.371.633.799,00
Tahun 2009
7 - PT. Kawasan Industri Non Kas - 9.000.000.000,00 9.000.000.000,00 - 7.613.546.080,00 1.080.000.000,00
Medan
8 - PT. Asuransi Bangun Non Kas - 680.000.000,00 680.000.000,00 - 872.827.139,00 271.713.584,00
Askrida

JUMLAH 1.649.861.259.000,00 1.552.715.154.139,00 1.552.715.154.139,00 765.642.905.500,00 1.615.267.714.048,96 318.418.076.295,00

2.3.2.7. KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA


a. Jumlah Organisasi Pemuda
Capaian Perkembangan jumlah organisasi pemuda bidang Kepemudaan
dan Olahraga dari Tahun 2014-2018 dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Dari
tabel tersebut dapat dilihat bahwa dari tahun 2014 sampai dengan 2018
jumlah organisasi pemuda tetap sama yaitu sebanyak 72 (tujuh puluh dua)
organisasi kepemudaan dan telah memenuhi target RPJMD Tahun 2018.
Tabel. 2.73
Jumlah Kegiatan Kepemudan dan Olahraga
Tahun 2014-2018
Capaian
No. Indikator
2014 2015 2016 2017 2018
Jumlah Organisasi
1. 72 72 72 72 72
Pemuda
Sumber : Dinas Pemuda Olahraga Provsu 2018

b. Jumlah Organisasi Olahraga


Capaian Perkembangan Jumlah Organisasi Olahraga bidang
Kepemudaan dan Olahraga dapat dilihat bahwa dari tahun 2014 sampai
dengan 2016 Jumlah Organisasi Olahraga tidak mengalami peningkatan
namun pada tahun 2017 sampai dengan Tahun 2018 terjadi peningkatan
sebesar 54 Organisasi Olahraga, sebagaimana terlihat pada Tabel di bawah ini
:

II-77
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.74
Jumlah Organisasi Olahraga
Tahun 2014-2018
Capaian
No Indikator
2014 2015 2016 2017 2018
Jumlah Organisasi
1. 49 49 49 54 54
Olahraga
Sumber : Dinas Pemuda Olahraga Provsu 2018

c. Jumlah Kegiatan Kepemudaaan


Jumlah Kegiatan Kepemudaan di Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat
pada tabel dibawah ini. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa Jumlah
Kegiatan Kepemudaan yang ada di Provinsi Sumatera Utara mengalami
penurunan pada Tahun 2018.

Tabel. 2.75
Jumlah Kegiatan Kepemudaan
Tahun 2014-2018
Capaian
No Indikator
2014 2015 2016 2017 2018
1. Jumlah Kegiatan Kepemudaan 13 10 14 24 13
Sumber : Dinas Pemuda Olahraga Provsu 2018

d. Jumlah Kegiatan Olahraga


Jumlah Kegiatan Olahraga yang ada di Provinsi Sumatera Utara
mengalami penurunan dari tahun 2014 (17) ke 2015 (10) mengalami
peningkatan pada tahun 2016 dan 2017 (19) dan mengalami penurunan pada
Tahun 2018 sebesar 16 jumlah kegiatan olahraga. Perkembangan Jumlah
Kegiatan Olahraga tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 dapat dilihat pada
Tabel di bawah ini :

Tabel. 2.76
Jumlah Kegiatan Olahraga Tahun 2014 s.d 2018
Capaian
No Indikator
2014 2015 2016 2017 2018
1. Jumlah Kegiatan Olahraga 17 10 19 19 16
Sumber : Dinas Pemuda Olahraga Provsu 2018

e. Jumlah Gelanggang/Balai Remaja


Jumlah Gelanggang/Balai Remaja di Provinsi Sumatera Utara mengalami
sedikit peningkatan dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 dan telah
memenuhi target RPJMD Tahun 2018. Perkembangan dari tahun 2014 – 2018
dapat dilihat pada Tabel di bawah ini :

II-78
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.77
Jumlah Gelanggang/Balai Remaja Tahun 2014 s.d 2018
Capaian
No Indikator
2014 2015 2016 2017 2018
Jumlah Gelanggang/ Balai
1. 4 4 4 5 5
Remaja
Sumber : Dinas Pemuda Olahraga Provsu 2018

f. Jumlah Sarana dan Prasarana Olahraga


Jumlah Sarana dan Prasarana Olahraga di Provinsi Sumatera Utara sejak
tahun 2014 hingga 2015 sebesar 70 sarana dan prasarana Olahraga, data ini
hanya untuk provinsi Sumatera Utara saja, namun sejak tahun 2016 terjadi
peningkatan hingga 181 Sarana dan Prasarana olahraga peningkatan tersebut
terjadi karena data yang diambil tidak hanya dari Provinsi Sumatera Utara saja
tapi juga dari Kabupaten/Kota se-Provinsi Sumatera Utara, kondisi ini terus
mengalami peningkatan pada tahun 2017 sebesar 190 dan mengalami sedikit
penurunan pada tahun 2018 sebesar 185, perkembangan jumlah Sarana dan
Prasarana Olahraga tahun 2014-2018 dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel. 2.78
Jumlah Sarana dan Prasarana Olahraga Tahun 2014 s.d 2018
Capaian
No Indikator
2014 2015 2016 2017 2018
1. Jumlah Lapangan Olahraga 70 70 181 190 185
Sumber : Dinas Pemuda Olahraga Provsu 2018

2.3.2.8. STATISTIK
Urusan statistik sebelum berlakunya Undang-Undang 23 Tahun
2014, pelaksanaannya di dominasi pelaksanaanya oleh Badan Pusat Statistik.
Untuk itu, dalam rangka mendukung kebutuhan data-data sebagai informasi
dalam pengambilan keputusan pada saat perencanan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi program-program pembangunan di Provinsi Sumatera
Utara, Pemerintah Daerah bersama BPS membuat nota kesepahaman untuk
pelaksanaan urusan statistik sejak tahun 2011 – 2015, dengan capaian
produk-produk buku statistik sebagai berikut :
 Buku Provinsi Sumatera Utara Dalam Angka.
 Buku Kabupaten/Kota Dalam Angka.
 Buku produk domestik regional bruto.

II-79
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
2.3.2.9. PERSANDIAN
Pelaksanaan Sistem Sandi Negara (Sisdina) pada tahun 2012 sudah
tergelar Jaring Komunikasi Sandi (JKS) antar pemerintah provinsi se Indonesia
dan Pemerintah, sedangkan Sisdina di lingkungan Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara tergelar antara Dinas Komunikasi dan Informatika
ProvinsiSumatera Utara dengan Dinas/Badan yang menangani persandian di
Kabupaten/Kota serta jajaran persandian Muspida yang meliputi:
 Jajaran Pemerintahan Daerah Provinsi se-Indonesia
 Jajaran Pemerintahan Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota se-Provinsi
Sumatera Utara
 Jajaran TNI meliputi TNI-AD, TNI-AL, TNI-AU, dan AAU
 Jajaran POLDA
 Jajaran Kejaksaan Tinggi

Selanjutnya, setelah diberlakukannya Undang-Undang 23 Tahun


2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah Provinsi menangani sub
urusan Persandian untuk Pengamanan Informasi dengan kewenangan yaitu :
1. Penyelenggaraan persandian untuk pengamanan informasi Pemerintah
Daerah provinsi melalui: (a) Pembelajaran dan Peningkatan Kapabilitas
mengenai Sandi dan Sistem Keamanan Informasi dan; (b) Pengumpulan,
Pemutakhiran dan Peningkatan Keamanan Informasi di Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten/Kota;
2. Penetapan pola hubungan komunikasi sandi antar-Perangkat Daerah
provinsi,melalui Pengumpulan, Pemutakhiran dan Penyelarasan Sandi
antara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Pemerintah Provinsi dan
Kabupaten/Kota.

2.3.2.10. KEBUDAYAAN
a. Penyelenggaraan Festival Seni Budaya
Penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya semakin meningkat, tahun
2014 telah dilaksanakan sebanyak 16 kali Penyelenggaraan Festival Seni dan
Budaya di Provinsi Sumatera Utara, dan pada tahun 2017 telah dilaksanakan
sebanyak 20 kali. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Grafik dibawah ini :

II-80
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Jumlah Penyelenggara
25 20
20
20 16 15
15
15
10
5
0
2014 2015 2016 2017 2018*
Grafik. 2.36
Jumlah Penyelenggaraan Festival Seni Budaya
Tahun 2014-2018

b. Benda, Situs Dan Kawasan Cagar Budaya Yang Dilestarikan


Provinsi Sumatera Utara memiliki kekayaan adat istiadat yang sangat
beragam, sehingga terdapat banyak benda, situs maupun kawasan Cagar
Budaya yang dimilki. Namun tidak semua benda cagar budaya tersebut telah
dilestarikan maupun tersertifikasi.

10
8 8
8

6
4 4
4 3
2

0
2014 2015 2016 2017 2018*

Grafik. 2.37
Jumlah Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya
yang Dilestarikan Tahun 2014 – 2018

Grafik diatas menyajikan jumlah Benda, Situs dan Kawasan Cagar


Budaya di Provinsi Sumatera Utara yang dilestarikan. Tahun 2017 jumlah
Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan sebanyak 8
(delapan) buah. Jumlah ini naik hampir 3 (tiga) kali lipat jika dibandingkan
tahun 2013 yang hanya 3 (tiga) buah Benda, Situs dan Cagar Budaya yang
dilestarikan.

c. Jumlah Karya Budaya Yang Di Revitalisasi Dan Inventarisasi


Karya Budaya yang direvitalisasi dan inventarisasi juga mengalami
peningkatan. Hal ini dapat kita lihat dari jumlah karya budaya yg
diinventarisasi. Tahun 2014 jumlah karya budaya yang diinventarisasi

II-81
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
berjumlah 311 buah dan pada tahun 2017 bertambah menjadi 608 buah.

Tabel. 2.79
Jumlah Karya Budaya yang di Revitalisasi
dan Inventarisasi Tahun 2014 – 2018
Indikator 2014 2015 2016 2017 2018*
Jumlah
Karya 311 360 220 608 608
Budaya
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata *) angka sementara

2.3.2.11. PERPUSTAKAAN
a. Jumlah Pengunjung Perpustakaan Per Tahun
Realisasi Jumlah Pengunjung Perpustakaan di Tahun 2014 sebanyak
62.041 orang, mengalami peningkatan hingga mencapai 129.532 orang pada
tahun 2018. Realisasi Jumlah Pengunjung Perpustakaan tahun 2014 sampai
dengan tahun 2018 sebagaimana terlihat pada Grafik di bawah ini :

129.532

62.041 84.683 84.785


80.283

2014 2015 2016 2017 2018


Jumlah pengunjung Perpustakaan Per Tahun

Sumber Data : Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provsu

Grafik. 2.38
Jumlah Pengunjung Perpustakaan
Per Tahun 2014-2018

b. Koleksi Buku Yang Tersedia Di Perpustakaan Daerah


Realisasi Koleksi Buku Yang Tersedia Di Perpustakaan Daerah di tahun
2014 sebanyak 14.429 buku, di tahun 2015 meningkat menjadi 42.060 buku,
kemudian pada tahun 2016 turun menjadi 1.847 buku dan selanjutnya
bertambah hingga menjadi 13.522 buku pada dan pada tahun 2018 sebanyak
14.790 buku. Realisasi Jumlah Koleksi Buku Yang Tersedia Di Perpustakaan
Daerah Tahun 2014 – 2018 dapat dilihat perkembangannya pada Grafik
berikut ini :

II-82
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
45.000
40.000 42.060
35.000
30.000
25.000
20.000
15.000 14.429 14.790
13.522
10.000
5.000
0 1.847
2014 2015 2016 2017 2018
Sumber Data : Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provsu
Grafik. 2.1
Koleksi Buku Yang Tersedia Di Perpustakaan Daerah
Tahun 2014-2018

c. Rasio Perpustakaan Persatuan Penduduk


Rasio Perpustakaan persatuan penduduk di Provinsi Sumatera Utara,
sejak tahun 2014 hingga 2017 terjadi fluktuatif, tahun 2014 sebesar 2.10
persen menurun hingga 2015 sebesar 0.55 persen, terjadi peningkatan dari
tahun 2016 hingga 2017 sebesar 0.58 dan 0.61 persen. Perkembangan dapat
dilihat pada Grafik dibawah ini :

2,10%
2,50%

2,00% 0,55%
1,50%

1,00% 0,58% 0,61% 0,61%


0,50%

0,00%
2014 2015 2016 2017 2018*

Sumber Data : Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provsu *)Angka Sementara
Grafik. 2.39
Rasio Perpustakaan Persatuan Penduduk
Tahun 2014-2018

d. Jumlah Rata-rata Pengunjung Perpustakaan per Tahun


Realisasi Jumlah Rata-rata Pengunjung Perpustakaan/Tahun 2014
sebanyak 5.170 orang, kemudian mengalami peningkatan hingga tahun 2018
sebanyak 9.547 orang. Sebagaimana terlihat pada Grafik di bawah ini :

II-83
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
9.547 9.547
6.690
7.057
5.170

2014 2015 2016 2017 2018*

Jumlah Rata-rata Pengunjung Perpustakaan /Tahun

Sumber Data : Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provsu


*) Angka Sementara
Grafik. 2.40
Jumlah Rata-rata Pengunjung Perpustakaan
Per Tahun 2014-2018

e. Jumlah Koleksi Judul Buku Perpustakaan


Dalam upaya meningkatkan budaya baca Provinsi Sumatera Utara
didukung oleh perpustakaan pemerintah, perpustakaan perguruan tinggi,
perpustakaan sekolah, perpustakaan desa, perpustakaan komunitas dan
lainnya yang tersebut di seluruh wilayah Provinsi Sumatera Utara. Jumlah
Koleksi Judul Buku Perpustakaan sejak tahun 2013 hingga 2017 terus
mengalami peningkatan, sebagaimana terlihat pada Grafik berikut :

96.433
98.326 98.326
97.472
91.285

2014 2015 2016 2017 2018*


Jumlah Koleksi Judul Buku Perpustakaan
Sumber Data : Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provsu
*) Angka Sementara
Grafik. 2.41
Jumlah Koleksi Judul Buku Perpustakaan Tahun 2014-2018

f. Jumlah Pustakawan, Tenaga Teknis Dan Penilai Yang Memiliki


Sertifikat
Realisasi Jumlah Perpustakawan, Tenaga Teknis, Dan Penilai Yang
Memiliki Sertifikat sejak tahun 2014 hingga 2018 terus mengalami
peningkatan, sebagaimana terlihat pada Tabel di bawah ini:

II-84
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.80
Jumlah Pustakawan, Tenaga Teknis Dan Penilai
Yang Memiliki Sertifikat Tahun 2014-2018

Indikator 2014 2015 2016 2017 2018


Jumlah Pustakawan, Tenaga
Teknis Dan Penilai Yang Memiliki NA 3 7 11 0
Sertifikat
Sumber Data : Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provsu

2.3.2.12. KEARSIPAN
a. Persentase Perangkat Daerah Yang Mengelola Arsip Secara Baku
Persentase Perangkat Daerah Yang Mengelola Arsip Secara Baku di
Provnsi Sumatera Utara sejak tahun 2014 hingga 2018 terus mengalami
peningkatan, sebagaimana terdapat pada Tabel di bawah ini:

Tabel. 2.81
Persentase Perangkat Daerah Yang Mengelola Arsip Secara Baku
Tahun 2014-2018
Indikator 2014 2015 2016 2017 2018
Persentase Perangkat Daerah
37 38 42 42 15
Yang Mengelola Arsip Secara Baku
Sumber Data : Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provsu

2.3.3. Urusan Pilihan


Analisis kinerja atas layanan urusan pilihan dilakukan terhadap
indikator-indikator kinerja penyelenggaraan urusan pilihan pemerintahan
daerah yaitu dibidang urusan Pariwisata, Pertanian, Kehutanan, Energi dan
Sumber Daya Mineral, Perdagangan, Perindustrian, Kelautan dan Perikanan.

2.3.3.1. PARIWISATA
a. Kunjungan Wisata
Pada tahun 2018, pintu masuk Bandar Udara Kuala Namu menerima
kunjungan wisatawan mancanegara ke Sumatera Utara sebanyak 225.167
orang, diikuti oleh pintu masuk Pelabuhan Laut Tanjung Balai sebanyak 3.869
orang, kemudian pintu masuk Bandar Udara Silangit dengan jumlah
kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 2.289 orang, serta pintu masuk
Pelabuhan Laut Belawan sebanyak 140 orang. Dibawah ini disajikan jumlah
kunjungan wisatawan mancanegara ke Sumatera Utara tahun 2014-2018

II-85
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Jumlah Wisman Yang Berkunjung di Sumatera
Utara 2014-2018
270.837 270.792

229.288 233.643 231.465

2014 2015 2016 2017 2018

Sumber : BPS (diolah)


Grafik. 2.42
Jumlah Wisman Yang Berkunjung
di Sumatera Utara 2014-2018

b. Lama Kunjungan Wisata


Lama kunjungan wisata dapat kita lihat dari berapa lama wisatawan
menginap di hotel atau akomodasi lainnya. Dari tabel dibawah dapat kita lihat
bahwa tahun 2015, Lama Inap Tamu Hotel mencapai angka tertinggi yaitu 1.92
hari, dan tahun 2018 Lama Inap Tamu Hotel berada pada angka terendah
selama 5 (lima) tahun terakhir yaitu 1.42 Hari.

Tabel. 2.82
Lama Kunjungan Wisatawan Menginap di Hotel
Tahun 2014 – 2018
Bintang Bintang Bintang Bintang Bintang Rata-Rata
1 2 3 4 5 Bintang
2014 1,20 1,37 1,80 1,79 1,69 1,64
2015 1,33 1,46 1,78 2,01 2,46 1,92
2016 1,29 1,54 1,60 1,55 1,80 1,60
2017 1,50 1,47 1,73 1,97 1,84 1,77
2018* 1,24 1,19 1,42 1,60 1,18 1,42
*) Kondisi Desember 2018
Sumber Data : BPS Provsu (data diolah)

2.3.3.2. PERTANIAN DAN PERKEBUNAN


Peningkatan Produksi pangan terutama komoditi padi/beras
merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan pertanian sub
sektor tanaman pangan dan hortikultura khususnya di Provinsi Sumatera
Utara yang kebutuhan/konsumsi pokok masyarakatnya terutama adalah
beras/nasi. Komoditi padi/beras ini mempunyai nilai yang sangat strategis

II-86
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
karena ketahanan pangan merupakan prasyarat utama bagi tercapainya
keamanan/ketahanan ekonomi maupun ketahanan politik.

Produksi Pajale Sumatera Utara


6.000.000,00 5.136.186,00
9.000,00
4.609.791,00
5.000.000,00 4.044.829,00 8.000,00
3.727.249,00
3.631.038,61 7.778,00
7.000,00
4.000.000,00
6.549,00 6.000,00
5.705,00
3.000.000,00
5.062,00 5.000,00
2.000.000,00 3.229,00 1.519.407,00 1.741.258,00
1.183.011,00 4.000,00
1.000.000,00 1.557.463,00 3.000,00
1.159.795,00
2013 2014 2015 2016 2017

Padi (ton GKG) Jagung (ton pipilan kering) Kedele (ton)

Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura 2017


Grafik. 2.43
Grafik Produksi Pajale Tahun 2014-2018

g. Nilai Tukar Petani


Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga
yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam
persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat
kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar
(term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi
maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin
kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani, begitu juga sebaliknya.

Nilai Tukar Petani


102

101

100

99

98

97

96
2014 2015 2016 2017 2018
Nilai Tukar Petani 98,61 100,19 101,56 99,39 97,98

Grafik. 2.78
Grafik Nilai Tukar Petani Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2014 – 2018

II-87
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa Nilai tukar Petani di Sumatera
Utara masih sangat tidak stabil, hal ini menunjukkan petani di Sumatera
Utara belum dapat dikatakan sejahtera. Dari tahun 2014 sampai dengan
tahun 2018 Nilai Tukar Petani berfluktuatif. Dimana pada tahun 2014 NTP
berada pada posisi 98.61, dan pada tahun 2015 naik menjadi 100,18 dan pada
tahun 2016 kembali naik pada kisaran 101.56, tetapi pada tahun 2017
kembali turun dengan sangat signifikan yaitu pada point 99.39 dan turun lagi
pada tahun 2018 pada point 97,98 yang disumbang dari 5 sub sektor yaitu
Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan dan Perikanan.

2.3.3.3. KEHUTANAN
a. Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Kritis
Kegiatan rehabilitasi di luar kawasan hutan yang dilaksanakan pada
tahun 2016 di Provinsi Sumatera Utara meliputi kegiatan penghijauan berupa
penanaman oleh Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon oleh
Organisasi Wanita seluas 9 (Sembilan) hektar, Penghijauan Lingkungan seluas
303,11 hektar, Pengadaan bibit simbolis sebanyak 527 batang serta
pembuatan 2 (dua) Unit Pintu Paluh.
Berdasarkan penetapan lahan kritis Provinsi Sumatera Utara seluas
1.338.810 Ha (sesuai SK MENLHK No 306/2018) dan program perhutanan
sosial seluas 592.438 Ha (sesuai SK MENLHK No. 3511/2018).

b. Kerusakan Kawasan Hutan


Kawasan hutan di Provinsi Sumatera Utara :
1. Kawasan Hutan Register (Penunjukan Zaman Belanda) seluas ±
2.121.500,02 Ha.
2. Kawasan TGHK (Tata Guna Hutan Kesepakatan) sesuai SK. Menteri
Pertanian No: 923/Kpts/Um/12/1982 Tahun 1982 seluas ±
3.780.132,02 Ha.
3. Padu serasi TGHK dan RTRW Provinsi Sumatera Utara tahun 1997
seluas ± 3.867.761 Ha.
4. RTRW Provinsi Sumatera Utara tahun 2003-2018 sesuai dengan Perda
No.7 Tahun 2003 seluas ± 3.679.338,48 Ha.

II-88
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
5. Penunjukan Kawasan Hutan Provinsi Sumatera Utara sesuai Keputusan
Menhut No. SK.44/Menhut-II/2005 seluas ± 3.742.120 Ha;
Kawasan Hutan Provinsi Sumatera Utara sesuai SK Menhut
No.579/Menhut-II/2014 tanggal 24 Juni 2014 seluas: 3.055.795 Ha.

281000 90000
279796 80000
280000 71500
66500 70000
279000 76500 279792 61500 56500
60000
278000 50000
277000 40000
276586 30000
276000 276756 276336
20000
275000 10000
274000 0
2014 2015 2016 2017 2018
Rehabilitasi hutan dan lahan kritis (Ha) Kerusakan Kawasan Hutan (Ha)

Grafik. 2.79
Penurunan Kerusakan Kawasan Hutan
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014 – 2018

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa masih banyak kawasan hutan di
Sumatera Utara dalam kondisi kritis, pada tahun 2014 hutan di Sumatera
Utara yang harus direhabilitasi untuk lahan kritis seluas 279.796 Ha, namun
pada tahun 2018 Sumatera Utara hanya mampu melakukan rehabilitasi
sebanyak 3.460 Ha atau menjadi 276.336 Ha.
Sedangkan untuk penanganan kerusakan kawasan hutan pada tahun
2014 kerusakan kawasan hutan di Sumatera Utara seluas 76.500 Ha dan pada
tahun 2018 turun menjadi 56.500 Ha, artinya Provinsi Sumatera Utara selama
5 (lima) tahun terakhir hanya mampu menurunkan kerusakan kawasan hutan
selua 20.000 Ha. Hal ini menjadi sebuah permasalah serius, dengan tingginya
kerusakan kawasan hutan dan lahan kritis akan berdampak pada perubahan
iklim yang ekstrim, bencana alam, yang pada akhirnya akan berakibat pada
kestabilan keamanan pangan.

2.3.3.4. ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


a. Pertambangan Tanpa Ijin
pertambangan tanpa izin masih sangat tinggi, hal ini mberdampak pada
beberapa hal antara lain rendahnya kontribusi sektor pertambangan dalam
penyumbang pertumbuhan ekonomi, lingkungan yang tidak terjaga,
perusakan kelestarian alam dan masih banyak lagi.

II-89
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Pertambangan Tanpa Izin
200
150 150 150 150 150
150
100
50
0
2014 2015 2016 2017 2018

Pertambangan Tanpa Izin

Sumber : Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Utara
Grafik. 2.80
Kondisi PETI Tahun 2014 – 2018

b. Daya Listrik Terpasang (MW)


Daya listrik terpasang di SUMBAGUT cukup tinggi sebesar 4107,2 MW
yang terdiri dari Kapasitas Terpasang Provinsi Sumatera sebesar Utara 3427
MW dan Kapasitas Terpasang Provinsi Aceh sebesar 680,2 MW artinya Provinsi
Sumatera Utara sampai dengan tahun 2018 mampu mengatasi kebutuhan
listriknya sendiri. Namun dengan adanya pembangunan di Sumatera Utara
seperti pembangunan kawasan industri, kawasan pariwisata, pertumbuhan
penduduk yang meningkat membuat kita tidak bias mengabaikan akan
kebutuhan listrik yang akan meningkat. Untuk itu kita masih perlu
mengeksplorasi potensi-potensi energi baru terbarukan yang biasa dijadikan
sebagai sumber energi listrik.

Daya Listrik Terpasang


2,38 2,37
2,36
2,36 2,35

2,34 2,33
Axis Title

2,32
2,3
2,3

2,28

2,26
2014 2015 2016 2017 2018
Series1 2,3 2,37 2,33 2,35 2,36
Sumber : Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Utara
Grafik. 2.81
Kondisi Daya Listrik Terpasang
2014-2018

II-90
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
c. Rasio Elektrifikasi (%)
Ratio Elektrifikasi Sumatera Utara pada kondisi yang baik, artinya
hamper seluruh penduduk Sumatera Utara telah mendapatkan aliran listrik.
Namun dengan demikian ratio elektrifikas ini diatas belum cukup, yang artinya
untuk beberapa daerah belum mendapatkan pemenuhan kebutuhan dasar
listrik. Daerah ini berada pada daerah yang belum terjangkau, sehingga masih
perlu pembangkit listrik untuk memenuhi kebutuhan dasar akan listrik. Selain
itu pertumbuhan penduduk juga mempengaruhi kebutuhan akan listrik
dimaksud.

Rasio Elektrifikasi
102
100
98 99,99
96
96,72
94
92 93,29
90 91,08
88 89,91
86
84
2014 2015 2016 2017 2018
Rasio Elektrifikasi 89,91 91,08 93,29 96,72 99,99

Sumber : Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Utara

Grafik. 2.82
Rasio Elektrifikasi Tahun 2014 – 2018

2.3.3.5. PERDAGANGAN
a. Ekspor Bersih Perdagangan
Ekspor bersih perdagangan adalah Nilai Ekspor suatu daerah selama satu
tahun dikurangi dengan jumlah Nilai Impor selama satu tahun. Nilai ekspor
bersih Provinsi Sumatera Utara mulai mengalami penurunan, yaitu dari U$
9.3 Milyar pada Tahun 2014 menjadi U$ 9.2 Milyar pada Tahun 2017. Niai
Impor Provinsi Sumatera Utara pada Tahun 2017 (U$ 4.6 Milyar) atau
mengalami penurunan dibandingkan Tahun 2014 (U$ 5.108 Milyar). Kondisi
neraca perdagangan Provinsi Sumatera Utara pada Tahun 2017 tercatat
sebesar U$ 4.58 Milyar. Sementara pada Tahun 2014 neraca perdagangan
tercatat sebesar 4.31 Milyar. Data Ekspor bersi perdagangan Provinsi
Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :

II-91
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.83
Ekspor Bersih Perdagangan Tahun 2014-2018
Neraca
EKSPOR IMPOR
(000 US$)

TAHUN Berat
Berat Nilai FOB Berat Bersih
Bersih(Ton)
Bersih(Ton) (000 US$) (Ton)

2014 9.087.526 9.361.110 7.391.305 2014 9.087.526


2015 9.008.520 7.752.788 6.853.734 2015 9.008.520
2016 8.391.024 7.776.492 6.819.193 2016 8.391.024
2017 9.017.646 9.217.734 7.038.770 2017 9.017.646
2018* 9.017.646 9.217.734 7.038.770 2018* 9.017.646
Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara 2018

2.3.3.6. PERINDUSTRIAN
a. Pertumbuhan Industri
Pertumbuhan Industri Besar dan Sedang di Provinsi Sumatera Utara
mengalami penurunan, hal ini dapat dilihat pada pada Tahun 2013 yang
tercatat sebesar 4,85% menjadi -3,11% pada Tahun 2017. Pertumbuhan
Industri Mikro dan Kecil juga mengalami penurunan yaitu dari 3,38% pada
Tahun 2013 menjadi 0,66% pada Tahun 2017. Untuk menggambarkan
pertumbuhan industri Besar dan Sedang serta Industri Mikro dan Kecil di
Provinsi Sumatera Utara tahun 2014 sampai dengan 2018 dapat dilihat pada
Tabel berikut :
Tabel. 2.84
Pertumbuhan Industri Besar dan Sedang
dan Industri Mikro dan Kecil Di Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2014-2018
Pertumbuhan Industri Besar Pertumbuhan Industri Mikro
Nomor Tahun
dan Sedang dan Kecil

1 2014 - 1,08% 5,41%


2 2015 11,72 % 10,49%
3 2016 0,21 % 10,75%
4 2017 - 3,11 % 0,66%
5 2018* - 3,11 % 0,66%
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan 2018

b. Industri Kecil Menengah


Jumlah Industri Kecil Menengah di Provinsi Sumatera Utara mengalami
peningkatan selama 5 (lima) Tahun terakhir. Rekapitulasi Data Direktori
Perusahaan IKM di Provinsi Sumatera Utara per Kabupaten/Kota dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :

II-92
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.85
Rekapitulasi Data Direktori Perusahaan IKM
di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014-2018
NO KABUPATEN / KOTA 2014 2015 2016 2017 2018*

1 KOTA MEDAN 309 309 670 1031 1031

2 KOTA BINJAI 128 490 490 544 544

3 KABUPATEN LANGKAT 37 324 611 650 650

4 KABUPATEN DELI SERDANG 249 676 1103 1317 1317

5 KOTA TEBING TINGGI 121 299 299 571 571

6 KABUPATEN SIMALUNGUN 325 402 402 402 402

7 KABUPATEN SERDANG BEDAGAI 21 1496 1496 1850 1850

8 KOTA PEMATANG SIANTAR 260 270 270 270 270

9 KABUPATEN TOBASAMOSIR 54 204 354 467 467

10 KABUPATEN SAMOSIR 15 54 93 132 132

11 KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN 43 428 428 428 428

12 KABUPATEN TAPANULI UTARA 137 356 849 1224 1224

13 KOTA SIBOLGA 163 163 163 280 280

14 KABUPATEN TAPANULI TENGAH 187 100 100 287 287

15 KABUPATEN NIAS 10 44 78 84 84

16 KOTA GUNUNG SITOLI 88 808 808 808 808

17 KABUPATEN NIAS SELATAN 597 661 661 661 661

18 KABUPATEN NIAS BARAT 37 183 183 198 198

19 KABUPATEN NIAS UTARA 20 40 60 146 146

20 KABUPATEN BATU BARA 96 426 426 414 414

21 KABUPATEN ASAHAN 410 383 383 107 107

22 KOTA TANJUNG BALAI 49 150 150 189 189

23 KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA 81 567 567 567 567

24 KABUPATEN LABUHAN BATU SELATAN 38 70 102 792 792

25 KABUPATEN LABUHAN BATU 327 397 397 467 467

26 KABUPATEN PADANG LAWAS 51 21 21 41 41

27 KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA 585 593 593 593 593

28 KABUPATEN MANDAILING NATAL 76 498 498 498 498

29 KABUPATEN TAPANULI SELATAN 13 29 45 297 297

30 KOTA PADANG SIDEMPUAN 106 241 241 241 241

31 KABUPATEN KARO 183 354 525 685 685

32 KABUPATEN DAIRI 369 369 369 369 369

33 KABUPATEN PAKPAK BHARAT 254 254 254 254 254

TOTAL 5439 12020 14050 17030 17030

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tahun 2019

II-93
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
2.3.3.7. TRANSMIGRASI
Transmigrasi merupakan program pembangunan yang diamanatkan
oleh Undang – Undang Nomor 15 tahun 1997 tentang Ketransmigrasian
sebagaimana telah diubah menjadi Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2009,
memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan transmigran dan
masyarakat di sekitarnya, meningkatkan dan memeratakan pembangunan
daerah, serta memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa. Program-
program yang dikembangkan di antaranya adalah pengembangan kesempatan
berusaha terutama di sektor pertanian, distribusi aset berupa lahan dan
perumahan, pembangunan sarana pendidikan dan kesehatan, serta
pengembangan aksesibilitas terhadap faktor produksi, seperti pembangunan
sarana jalan, kelembagaan ekonomi, dan permodalan.

2.3.3.8. KELAUTAN DAN PERIKANAN


a. Produksi Perikanan
Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang
memiliki potensi di subsektor perikanan baik perikanan tangkap maupun
perikanan budidaya. Produksi perikanan tangkap pada tahun 2014 yaitu
sebesar 570.782,40 ton terus mengalami penurunan sampai dengan tahun
2018 yang hanya mencapai 503.232,20 ton, hal ini dikarenakan adanya
peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan terkait penangkapan ikan. Tetapi
untuk perikanan budidaya terus mengalami peningkatan, dimana pada tahun
2014 produksi perikanan budidaya sebesar 204.754,60 ton menjadi sebesar
243.829,40 ton pada tahun 2018.

Grafik. 2.83
Produksi Perikanan di Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2014 – 2018

II-94
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
b. Konsumsi Ikan
Dari data Dinas Kelautan Perikan Provinsi Sumatera Utara, yaitu
konsumsi ikan/kapita tahun 2016 mengalami peningkatan dibanding tahun
2015 sebesar 1,3 kg/kapita atau meningkat sebesar 3,14%. Naiknya
konsumsi ikan/kapita pada masyarakat menjadi indikator kenaikan gizi
masyarakat terutama untuk sumber protein.
Tabel. 2.86
Konsumsi Ikan/Kapita Tahun 2014-2018
TAHUN KONSUMSI IKAN/KAPITA (KG)
2014 40,10
2015 41,30
2016 42,60
2017 42
2018 42,33
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Provsu Tahun 2017
(catt: nilai kurs dollar 13.000)

c. Ekspor Hasil Perikanan (Ton)


Dari data yang ada dapat dilihat volume ekspor perikanan terus
meningkat dari tahun 2014 sampai dengan 2018. Pada tahun 2018 jumlah
ekspor sebesar 60.476,97, dan tahun 2017 eksport perikanan mengalami
kenaikan yaitu sebesar 63.135,20 ton dibandingkan tahun 2016 yaitu sebesar
61.663,00 ton. Hal ini dikarenakan pemerintah lebih khusus lagi dalam usaha
peningkatan nilai ekspor ikan kita. Peninjauan regulasi yang berkaitan dengan
eksport di sektor perikanan dan dan juga peningkatan kualitas ikan yang akan
diekspor.
Tabel. 2.87
Produksi Ekspor Tahun 2014-2018
EKSPOR
TAHUN
VOLUME (TON) NILAI (US$)
2014 55.930,05 299.591.121.35
2015 58.726,00 246.829.677,64
2016 61.663,00 334.305.733,24
2017 63.135,20 1.066.821.977.000
2018 60.476,97 846.677,580
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Provsu tahun 2018
(catt: nilai kurs dollar 13.000)

2.3.4. Penunjang Urusan


2.3.4.1. PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Mulai tahun 2017 pemerintah menggunakan pendekatan money follow
program dalam menyusun perencnaan yaitu pendekatan penganggaran secara
menyeluruh dan terfokus pada kegiatan yang sesuai/searah dengan

II-95
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
pencapaian tujuan program prioritas, serta sasaran prioritas nasional dan
pemerintah daerah.
Hasil capaian bidang perencanaan pembangunan, antara lain sebagai
berikut:
 Tersedianya dokumen RPJPD yang telah ditetapkan dengan Peraturan
Daerah Provinsi sumatera Utara Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2005 – 2025;
 Tersedianya dokumen RTRW yang telah ditetapkan dengan Peraturan
Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 2 Tahun 2017 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sumatera Utara Tahun
2017 – 2037;
 Tersedianya Dokumen Perubahan RPJMD yang telah ditetapkan
dengan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 11 Tahun
2017 tentang Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 -2018;
 Tersedianya dokumen RKPD setiap tahun yang telah ditetapkan
dengan Peraturan Kepala Daerah;
Dalam rangka mewujudkan konsistensi antara perencanaan dan
penganggaran dan juga sebagai tindak lanjut atas Korsupgah KPK di Provinsi
Sumatera Utara, pada tahun 2016 telah dibangun Sistem Informasi
Perencanaan Pembangunan Daerah (SIPPD) yang telah ditetapkan dengan
Peraturan Gubernur Nomor 25 Tahun 2016 tentang Sistem Informasi
Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis Elektronik Provinsi Sumatera
Utara yang selanjutnya diimplementasikan menjadi Aplikasi e_SUMUT (Sistem
Usulan Musrenbang Terintegrasi pada web http://eplanning.sumutprov.go.id.
Aplikasi e_Planning juga bertujuan untuk menampung aspirasi seluruh
anggota DPRD yang akan dihimpun dalam aplikasi e_POKIR untuk selanjutnya
akan diverifikasi oleh Perangkat Daerah dan Bappeda sebelum diakomodir
kedalam rencana kerja Perangkat Daerah.

2.3.4.2. KEUANGAN
a. Persentase PAD Terhadap Pendapatan
Keberhasilan dalam menjalankan otonomi daerah tentu tidak terlepas
dari peranan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang merupakan salah satu
sumber Pendapatan Daerah. Menurut Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004,
Pendapatan Daerah adalah semua hak daerah yang diakui sebagai penambah

II-96
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan.
Adapun unsur-unsur dalam Pendapatan Daerah adalah PAD, Dana
Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah. Pada prinsipnya
semakin besar kontribusi PAD terhadap Pendapatan Daerah akan
menunjukkan semakin kecil ketergantungan daerah kepada pusat. Dengan
kontribusi yang semakin meningkat, diharapkan pemerintah daerah semakin
mampu membiayai keuangannya.
14 13,038 70%
12,171
12 58% 10,441 60%
57%
10 8,481 50%
7,772 47%
44%
8 40% 40%
5,732
6 4,417 4,884 4,955 4,926 30%
4 20%
2 10%
0 0%
2014 2015 2016 2017 2018

Pendapatan Asli Daerah (Rp. Triliun) Pendapatan Daerah (Rp. Triliun)

Share PAD thd Pendapatan Daerah (%)

Sumber : BPKAD Provsu 2018


Grafik. 2.84
Perkembangan PAD dan Pendapatan Daerah
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014-2018
Berdasarkan data di atas, pemerintah Provinsi Sumatera Utara berusaha
untuk meningkatkan sumber-sumber pendapatan daerahnya dan salah satu
sumber pendapatan daerah tersebut adalah pendapatan asli daerah (PAD).
Kondisi ini ditunjukkan dengan kecenderungan meningkatnya PAD Provinsi
Sumatera Utara selama kurun waktu tahun 2014 hingga 2018. Pada tahun
2014, jumlah PAD Provinsi Sumatera Utara sebesar Rp. 4,417 triliun dan
cenderung terus meningkat hingga tahun 2018 yang mencapai Rp. 5,732
triliun. Begitupun untuk penerimaan pendapatan daerah, pada tahun 2014
mencapai Rp. 7,772 triliun dan terus meningkat hingga mencapai Rp. 13,038
triliun pada tahun 2018.
Berdasarkan data PAD dan pendapatan daerah Provinsi Sumatera Utara
selama kurun waktu 2014-2018 mengindikasikan derajat desentralisasi fiskal
sudah relatif baik. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya persentase PAD
terhadap pendapatan daerah selama kurun waktu 2014-2018 di atas 40
persen. Untuk tahun 2014, persentase PAD terhadap Pendapatan Daerah
mencapai 57 persen dan mengalami peningkatan hingga tahun 2015 menjadi
sebesar 58 persen. Akan tetapi pada tahun 2016 dan tahun 2017, persentase
PAD terhadap pendapatan daerah Provinsi Sumatera Utara menunjukkan

II-97
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
penurunan yang cukup signifikan yakni menjadi 47 persen pada tahun 2016
dan 40 persen tahun 2017 serta 44 persen di tahun 2018.

b. Opini BPK Terhadap Laporan Keuangan


Provinsi Sumatera Utara memantapkan komitmennya untuk mencapai
good governance dalam pengelolaan pemerintahan. Kerja keras ini
membuahkan hasil dengan meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
untuk Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Pencapaian hasil
audit BPK RI terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera
Utara, dapat dilihat dalam Tabel di bawah ini :

Tabel. 2.88
Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014-2018
Tahun
Indikator
2014 2015 2016 2017 2018
Opini BPK WTP WTP WTP WTP WTP
Sumber : Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

Berdasarkan hasil opini BPK terhadap laporan keuangan pemerintah


Provinsi Sumatera Utara mulai tahun 2014 hingga 2018, kinerja laporan
keuangan pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah memperoleh opini wajar
tanpa pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

c. Persentase Belanja Pendidikan (20%)


Pendidikan adalah variabel yang menentukan kualitas sumber daya
manusia suatu bangsa. Maka menjadi tanggung jawab pemerintah untuk
dapat menjamin terselenggaranya pendidikan dengan mutu/kualitas yang
baik. Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, diamanatkan bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah wajib
memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya
pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi.
Berdasarkan amanat undang-undang tersebut di atas, maka alokasi
anggaran pendidikan sebesar 20% diterjemahkan dalam alokasi anggaran
fungsi pendidikan. Fungsi pendidikan terdiri dari sub fungsi yaitu : (1)
Pendidikan Anak Usia Dini, (2) Pendidikan Dasar, (3) Pendidikan Menengah,
(4) Pendidikan Non Formal dan Informal, (5) Pendidikan kedinasan, (6)
Pendidikan Tinggi, (7) Pelayanan Bantuan Terhadap Pendidikan, (8)
Pendidikan Keagamaan, (9) Litbang Pendidikan, (10) Pendidikan Kepemudaan

II-98
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
dan Olahraga, (11) Pendidikan Lainnya yang terdapat di beberapa perangkat
daerah.
Guna mencerdaskan anak bangsa sebagai calon pemimpin masa depan,
pemerintah Provinsi Sumatera Utara konsisten mempertahankan anggaran
pendidikan di mulai dari tahun 2015 hingga tahun 2018 sebesar 20%. Adapun
sasaran pembangunan pendidikan pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
antara lain : pembangunan sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan
kesejahteraan tenaga pengajar, pemberian beasiswa bagi siswa berprestasi dan
kurang mampu dan lain sebagainya. Untuk melihat persentase belanja
Pendidikan dari tahun 2014 hingga 2018 dapat dilihat pada Tabel berikut ini :

Tabel. 2.89
Persentase Belanja Pendidikan dibanding Total Belanja
2014-2018
Tahun
Indikator
2014 2015 2016 2017 2018*
Persentase Belanja
Pendidikan dibanding 23,05% 23,54% 24,36% 24,65% 22,60%
Total Belanja
Catatan : *) Angka Sementara

12.568,05
12.518,86

Belanja Pendidikan Total Belanja


9.476,42
7.989,16
7.808,55

2.839,79
2.709,90
160,40

128,53
122,37

2014 2015 2016 2017 2018*

Catatan : *) Angka Sementara


Grafik. 2.85
Perbandingan Belanja Pendidikan Terhadap
Total Belanja 2014-2018 (dalam jutaan rupiah)

d. Persentase Belanja Kesehatan (10%)


Amanat pasal 171 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 menjadikan
alokasi belanja di bidang kesehatan sesuatu yang mutlak dipenuhi (mandatory
spending). Pasal tersebut menyebutkan bahwa pemerintah mengalokasikan
anggaran kesehatan sebesar minimal 5% dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara diluar gaji, sementara pemerintah Provinsi dan
Kabupaten/Kota mengalokasikan anggaran kesehatan sebesar minimal 10%
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah diluar gaji. Tujuan dari

II-99
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
pembangunan bidang kesehatan adalah tercapainya derajat kesehatan yang
terus membaik. Penggunaan anggaran di bidang kesehatan diharapkan
seoptimal mungkin dapat termanfaatkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara berkomitmen untuk memenuhi
alokasi anggaran kesehatan sebesar 10% dari total belanja sesuai dengan
amanat regulasi. Anggaran kesehatan tersebut dimaksudkan untuk
meningkatkan jumlah dan kualitas layanan kesehatan yang memadai,
menunjang terselenggaranya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan
menguatkan program upaya kesehatan promotif preventif. Adapun besaran
persentase belanja kesehatan dibanding total belanja dapat dilihat pada Tabel
berikut ini :
Tabel. 2.90
Persentase Belanja Kesehatan dibanding
Total Belanja 2014-2018
Tahun
Indikator
2014 2015 2016 2017 2018*
Persentase Belanja
Kesehatan dibanding 14.84% 15,75% 17,83% 18,05% 4,43%
Total Belanja
Catatan : *) Angka Sementara
2.3.4.3. KEPEGAWAIAN SERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
a. Rata-Rata Lama Pegawai Mendapatkan Pendidikan Dan Pelatihan
Rata-rata lama pegawai mendapat pendidikan dan pelatihan di Provinsi
Sumatera Utara sejak tahun 2014 hingga tahun 2018 stagnan, perkembangan
capaian dapat dilihat pada Grafik dibawah ini :

17 JP 17 JP 17 JP 17 JP 17 JP

2014
2015
2016
2017
2018

Sumber : BPSDM Provsu 2018


Grafik. 2.86
Rata-Rata Lama Pegawai Mendapatkan Pendidikan
dan Pelatihan Tahun 2014-2018

b. Persentase ASN Yang Mengikuti Pendidikan Dan Pelatihan Formal

II-100
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Persentase ASN Yang Mengikuti Pendidikan Dan Pelatihan Formal di
Sumatera Utara sejak tahun 2014 hingga 2018 terus mengalami peningkatan,
hingga tahun 2017 capaian Sumatera Utara sebesar 30%, capaian Persentase
ASN Yang Mengikuti Pendidikan Dan Pelatihan Formal dapat dilihat pada
Grafik berikut :

30% 30%
21% 24% 25%

2014 2015 2016 2017 2018*

Sumber : BKD Provsu 2018, *)Angka Sementara


Grafik. 2.87
Persentase ASN Yang Mengikuti Pendidikan Dan Pelatihan Formal
Tahun 2014-2018

c. Persentase Pejabat ASN yang Telah Mengikuti Pendidikan dan


Pelatihan Struktural
Persentase Pejabat ASN Yang Telah Mengikuti Pendidikan Dan Pelatihan
Struktural sejak tahun 2014 hingga tahun 2018 terus mengalami peningkatan,
hingga tahun 2017 target mencapai 44 persen, perkembangan Persentase
Pejabat ASN Yang Telah Mengikuti Pendidikan Dan Pelatihan Struktural dapat
dilihat pada Grafik dibawah ini :

40% 44%
35% 36% 38%

2014
2015
2016
2017
2018

Sumber : BPSDM Provsu 2018


Grafik. 2.88
Persentase Pejabat ASN yang Telah Mengikuti Pendidikan
dan Pelatihan Struktural Tahun 2014-2018

II-101
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
d. Jumlah Jabatan Pimpinan Tinggi pada Instansi Pemerintah
Jumlah Jabatan Pimpinan Tinggi pada Instansi Pemerintah di Provinsi
Sumatera Utara sejak tahun 2014 hingga 2015 stagnan, kemudian
peningkatan terjadi pada tahun 2016 hingga 2018, perkembangan dapat
dilihat pada Grafik di bawah ini :

60 60
60

59 59

2014 2015 2016 2017 2018*

Sumber : BKD Provsu 2018, *)Angka Sementara


Grafik. 2.89
Jumlah Jabatan Pimpinan Tinggi Pada Instansi Pemerintah
Tahun 2014-2018

e. Jumlah Jabatan Administrasi Pada Instansi Pemerintah


Jumlah Jabatan Administrasi Pada Instansi Pemerintah di Provinsi
Sumatera Utara dari tahun 2014 hingga 2015 stagnan yaitu sebesar 375
jabatan, terjadi peningkatan pada tahun 2016 hingga 2018 sebesar 389,
perkembangan dapat dilihat pada Grafik dibawah ini :

389 389
389
375 375

2014
2015
2016
2017
2018

Sumber : BKD Provsu 2018


Grafik. 2.90
Jumlah Jabatan Administrasi Pada Instansi Pemerintah
Tahun 2014-2018

f. Jumlah Pemangku Jabatan Fungsional Tertentu Pada Instasi


Pemerintah
Jumlah Pemangku Jabatan Fungsional Tertentu Pada Instasi Pemerintah
di Provinsi Sumatera Utara Fluktuatif, dimana pada tahun 2015 dan 2016

II-102
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
terjadi penurunan yaitu sebesar 1.590 dan 1.564, kemudian meningkat pada
tahun 2017 dan 2018 sebesar 1.641, perkembangan dapat dilihat pada Grafik
berikut ini :

1,656
1,641 1,641
1,590
1,564

2014 2015 2016 2017 2018*

Sumber : BKD Provsu 2018


Grafik. 2.91
Jumlah Pemangku Jabatan Fungsional Tertentu
Pada Instasi Pemerintah Tahun 2014-2018

2.3.4.4. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


a. Persentase Implementasi Rencana Kelitbangan
Data persentase Implementasi Rencana Kelitbangan di Provinsi Sumatera
Utara, sejak tahun 2014 hingga 2018 sudah mencapai seratus persen,
perkembangan persentase Implementasi Rencana Kelitbangan dapat dilihat
pada Tabel di bawah ini :

Tabel. 2.91
Persentase Implementasi Rencana Kelitbangan
Tahun 2014-2018
INDKATOR 2014 2015 2016 2017 2018
Persentase Implementasi
100% 100% 100% 100% 100%
Rencana Kelitbangan
Sumber : Badan Penelitian dan Pengembangan Provsu 2018

b. Persentase Perangkat Daerah Yang Difasilitasi Dalam Penerapan


Inovasi Daerah
Persentase Perangkat Daerah yang difasilitasi dalam penerapan inovasi
daerah adalah perbandingan jumlah perangkat daerah yang difasilitasi dibagi
dengan total perangkat daerah. Perkembangan dari tahun 2014 hingga 2018
stagnan, tidak ada kemajuan, namun pada tahun 2017 dan 2018 terjadi
peningkatan sebesar 42.11 persen, perkembangan persentase Perangkat
Daerah yang difasilitasi dalam penerapan inovasi daerah dapat dilihat pada
Tabel berikut :

II-103
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel. 2.92
Persentase Perangkat Daerah Yang Difasilitasi Dalam Penerapan Inovasi
Daerah Tahun 2014-2018
INDIKATOR 2014 2015 2016 2017 2018
Persentase Perangkat Daerah
yang difasilitasi dalam 13,16% 13,16% 13,16% 42,11% 42,11%
Penerapan Inovasi Daerah
Sumber : Badan Penelitian dan Pengembangan Provsu

2.3.4.5. PENGAWASAN

a. Persentase Tindak Lanjut Temuan


Persentase Tindak Lanjut Temuan adalah jumlah temuan yang
ditindaklanjuti dibagi dengan total jumlah total temuan, sejak tahun 2014
hingga 2018 Persentase Tindak Lanjut Temuan di Provinsi Sumatera Utara
terus meningkat, sebagaimana terlihat pada Grafik berikut ini :

50 55 60 65 65

2014 2015
2016
2017
2018*

Sumber : Inspektorat Provinsi Sumatera Utara *) Angka Sementara

Grafik. 2.92
Persentase Tindak Lanjut Temuan Tahun 2014-2018
Jumlah Temuan BPK

Sejak tahun 2014 hingga 2018, jumlah temuan BPK di Provinsi Sumatera
Utara terus menurun, sebagaimana terlihat pada Grafik dibawah ini :

550
450
400

50
50
2014
2015
2016
2017
2018*
Sumber : Inspektorat Provinsi Sumatera Utara *) Angka Sementara

Grafik. 2.93
Jumlah Temuan BPKTahun 2014- 2018

II-104
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
2.3.4.6. SEKRETARIAT DEWAN
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bersama dengan Pemerintah
Daerah Provinsi Sumatera Utara berkewajiban mengatur dan mengelola
urusan pemerintahan untuk melaksanakan pembangunan secara
menyeluruh.

a. Tersedianya Rencana Kerja Tahunan Pada Setiap Alat-Alat


Kelengkapan DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota
Capaian Tersedianya Rencana Kerja Tahunan Pada Setiap Alat-Alat
Kelengkapan DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota sejak tahun 2014 hingga 2018
stagnan, perkembangannya dapat dilihat pada Grafik di bawah ini.

9 9 9 9 9

2014
2015
2016
2017
2018

Grafik. 2.94
Tersedianya Rencana Kerja Tahunan Pada Setiap
Alat-Alat Kelengkapan DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota
Tahun 2014-2018

b. Tersusun Dan Terintegrasinya Program-Program Kerja DPRD Untuk


Melaksanakan Fungsi Pengawasan, Fungsi Pembentukan PERDA, dan
Fungsi Anggaran Dalam Dokumen Rencana Lima Tahunan (RPJMD)
Maupun Dokumen Rencana Tahunan (RKPD)

Tersusun dan terintegrasinya program-program kerja DPRD untuk


melaksanakan fungsi pengawasan, fungsi pembentukan Perda, dan fungsi
anggaran dalam dokumen rencana 5 (lima) tahunan (RPJMD) maupun
dokumen rencana tahunan (RKPD) di Provinsi Sumatera Utara sejak tahun
2014 hingga 2015 stagnan, namun terjadi penurunan pada tahun 2017 dan
2018.

II-105
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
10 10 10

9
9

2014
2015
2016
2017
2018*

Grafik. 2.95
Tersusun dan Terintegrasinya Program-Program Kerja DPRD untuk
Melaksanakan Fungsi Pengawasan, Fungsi Pembentukan PERDA, dan
Fungsi Anggaran dalam Dokumen Rencana Lima Tahunan (RPJMD)
Maupun Dokumen Rencana Tahunan (RKPD)
Tahun 2014-2018

c. Terintegrasinya Program-Program DPRD untuk Melaksanakan Fungsi


Pengawasan, Pembentukan Perda dan Anggaran kedalam Dokumen
Perencanaan dan Dokumen Anggaran Setwan DPRD

Dalam melaksanakan fungsi pengawas, pembentukan perda dan


anggaran telah diintegrasikan ke dalam dokumen perencanaan dan dokumen
anggaran Setwan DPRD. Pada tahun 2017 DPRD membentuk Perda sebanyak
18 Peraturan Daerah (tertinggi), sedangkan pada tahun 2016 DPRD hanya
membentuk Perda sebanyak 8 Perda (terendah). Pembentukan Perda besama
Kepala Daerah yang diusulkan oleh OPD teknis.Perkembangan terintegrasi
Program-program DPRD Untuk Melaksanakan Fungsi Pengawas,
Pembentukan Perda, Dan Anggaran Ke Dalam Dokumen Perencanaan Dan
Dokumen Anggaran Setwan DPRD di Provinsi Sumatera Utara sejak tahun
2014 hingga 2018 dapat dilihat pada Grafik di bawah ini :

13 18
18
9
8

2014
2015
2016
2017
2018*
Sumber : Sekretariat DPRD 2018, *) Angka Sementara
Grafik. 2.96
Terintegrasi Program-Program DPRD Untuk Melaksanakan Fungsi
Pengawasan, Pembentukan PERDAdan Anggaran kedalam Dokumen
Perencanaan dan Dokumen Anggaran Setwan DPRD
Tahun 2014-2018

II-106
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun
berjalan dan Realisasi RPJMD

Tujuan evaluasi adalah untuk melihat Kinerja RKPD tahun lalu antara
lain untuk menilai/mengidentifikasi program dan kegiatan yang belum
terealisasikan atau belum terlaksana 100% (seratus persen), untuk diusulkan
lagi pada penyusunan RKPD tahun 2019. Selain itu untuk mereview RPJMD
dan RKPD, dengan memperhatikan dokumen RKPD tahun 2018.
Perkembangan capaian pelaksanaan kinerja pembangunan Provinsi Sumatera
Utara selama 2 (dua) tahun sebelumnya (2017-2018) adalah sebagai berikut :

Tabel. 2.93
Target dan Capaian Indikator Kinerja Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ Target Capaian Setiap Tahun
awal periode akhir periode KET.
INDIKATOR KINERJA
RPJMD RPJMD (2018)
PEMBANGUNAN DAERAH
No.

2013*) 2018

Target Realisasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


A. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
I Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Umum, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
1.
Persandian
1.1 PDRB Harga Berlaku Triliun Rp) 403,93 678,44 741,19 678,44
PDRB Harga Konstan Tahun 2000
1.2. 142,54 205,26 512,76 205,26
(Triliun Rp)
Tingkat Pertumbuhan Ekonomi / PDRB
1.3. 15,03 10,57 10,57
Harga Berlaku (%)

Dampak dari
perekonomian
global, penurunan
Tingkat Pertumbuhan Ekonomi / PDRB
1.4. 6,01 5,40 5,18 5,40 harga komoditas
Harga Konstan Tahun 2000 (%)
dan perlambatan
ekonomi Sumatera
Utara

1.5. Tingkat Inflasi (%) 10,18 4,00 1,23 4,00


1.6. Struktur PDRB Pendekatan Produksi Atau Sektoral (ADHB)
Terjadi perbahan
data per sektor
oleh BPS dari yang
Pertanian (%) 22,10 21,34 -
sebelumnya 9
- sektor menjadi 17
sektor
Perubahan
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 22,10 21,34 20,92 19,92
- Pertambangan & Penggalian 1,34 1,47 1,29 1,29
- Industri Pengolahan (%) 22,35 19,28 20,03 22,96
Listrik, Gas dan Air Bersih (%) 0,91 0,08 0,11 -
- Perubahan
Pengadaan Listrik, Gas 0,91 1,20 0,11 1,20
Bangunan (%) 6,61 - -
-
Perubahan

II-107
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ Target Capaian Setiap Tahun
awal periode akhir periode KET.
INDIKATOR KINERJA
RPJMD RPJMD (2018)
PEMBANGUNAN DAERAH
No.

2013*) 2018

Target Realisasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Konstruksi 6,61 14,44 13,55 14,44
Perdagangan, Hotel & Restoran (%) - - -
-
Perubahan
Perdagangan Besar dan Eceran, dan
- 9,12 18,13 9,12
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Pengangkutan dan komunikasi (%) 9,25 - -
-
Perubahan

Informasi dan Komunikasi - 1,86 2,04 1,86


Keuangan, persewaan & jasa
7,14 - -
perusahaan (%)
- Perubahan
Jasa Keuangan - 3,44 3,05 3,44
Jasa – jasa (%) 11,16 10,95 10,95
- Perubahan
Jasa Perusahaan - 1,02 1,03 1,02
- Pengadaan Air (%) - 0,11 0,10 0,11
- Transportasi dan Pergudangan (%) - 7,45 5,00 7,25
Penyediaan Akomodasi dan Makan
- - 10,95 2,38 10,95
Minum (%)
- Real Estate (%) 4,80 5,04 4,80
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
- - 3,92 3,60 3,92
dan Jaminan Sosial Wajib (%)
- Jasa Pendidikan (%) 1,84 1,83 1,84
Persentase usulan masyarakat yang
- ditampung dalam dokumen perencanaan 15,00 1.01
RKPD (minimal)
- Jasa lainnya (%) - 0,57 0,57 0,57

1.7. Produktivitas Sektoral :


Pertanian (Juta) 33,67 - -
- Perubahan
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan - 120,72 127.202.647.3 120,72
- Pertambangan & Penggalian (Juta) 178,06 7,30 6.792.014.0 7,30
- Industri Pengolahan (Juta) 174,85 233,51 96.174.604.9 233,51
Listrik, Gas dan Air Bersih (Juta) 306,01 - -
- Perubahan
Terjadi perbahan
Pengadaan Listrik, Gas - 0,53 694.580.5 0,53 data per sektor
oleh BPS dari yang
Bangunan (Juta) 84,09 - - sebelumnya 9
sektor menjadi 17
- Perubahan
sektor
Konstruksi - 61,53 64.507.110.5 61,53
Perdagangan, Hotel & Restoran (Juta) 65,22 - -
Perubahan
-
Perdagangan Besar dan Eceran, dan
- 86,56 90.652.798.9 86,56
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Pengangkutan dan komunikasi (Juta) 157,54 - -
-
Perubahan

II-108
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ Target Capaian Setiap Tahun
awal periode akhir periode KET.
INDIKATOR KINERJA
RPJMD RPJMD (2018)
PEMBANGUNAN DAERAH
No.

2013*) 2018

Target Realisasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Informasi dan Komunikasi - 12,75 14.024.319.8 12,75
Keuangan, persewaan & jasa
210,37 - -
perusahaan (Juta)
- Perubahan
Jasa Keuangan - 14.024.319.8
Jasa - jasa (Juta) 52,62 - -
- Perubahan
Jasa Perusahaan - 4,33 4.678.854.2 4,33
Pengadaan Air - 0,47 489.606.3 0,47
Transportasi dan Pergudangan - 22,82 24.372.509.9 22,82
Penyediaan Akomodasi dan Makan
- 11,23 12.131.736.7 11,23
Minum
Real Estate - 20,47 21.740.027.5 20,47
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
- 16,08 16.409.755.3 16,08
dan Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan - 10,04 10.418.747.8 10,04
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial - 4,78 4.971.046.0 4,78
Jasa lainnya - 2,49 2.644.915.5 2,49

Besaran ICOR (Incremental Capital


1.8. 1,65 2,50 2,50
Output Ratio)
Perubahan
dilakukan
mengikuti trend
dan kecendrung
perlambatan
pertumbuhan
ekonomi dan
1.9. Persentase Penduduk Miskin (%) 10,39 8,49 8,94 9,55 persentase
kemiskinan 5 tahun
terakhir (2012-
2016) dengan rata
penurunan hanya
0,36 persen
((kondisi Sept
2017))
Akibat
Pertumbuhan
Ekonomi Yang
menurun sehingga
1.10. Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 6,08 5,50 5,56 5,50
mempengaruhi
penyerapan tenaga
kerja (kondisi
Agustus 2017)

Disparitas Pendapatan Regional yang


1.11.
dilihat dari perbedaan :
- Pendapatan Perkapita (Rp Juta) 29,59 50,75 51,42 50,75
- Kemampuan Investasi (Rp Triliun) 87,11 148,10 24,82 148,10
- Besaran Indeks Williamson 0,031 0,025 0,31 0,025
- Besaran Indeks Gini (Gini Ratio Index) 0,35 0,30 0,30
Besaran IPM (indeks Pembangunan
- 75,82 72,00 78,41
Manusia)
- Besaran Rasio :
- Pajak Daerah terhadap PDRB (%) 1,12 0,82 0,86 0,82
Biaya Pendidikan, Kesehatan, Penelitian
- 0,15 0,15 0,15 0,15
dan sebagainya terhadap PDRB (%)

II-109
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ Target Capaian Setiap Tahun
awal periode akhir periode KET.
INDIKATOR KINERJA
RPJMD RPJMD (2018)
PEMBANGUNAN DAERAH
No.

2013*) 2018

Target Realisasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Perbandingan Penerimaan Pemerintah
- Daerah (PAD dan Dana Perimbangan 1,81 1,26 1,28 1,26
terhadap PDRB) %

B. FOKUS KESEJAHTERAAN SOSIAL

II Pendidikan
ANGKA MELEK HURUF PENDUDUK
2.1. 97,8 99,77 0 99,77
USIA ≥15 TAHUN
2.2. Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun) 8,91 12 0 12

III Kesehatan

3.1. Jumlah Kematian Bayi/KH 21,59 1,738/309,358 KH 863/305.935 kh 19

3.2. Jumlah Kematian Ibu/KH 285 191/305,935 KH 186/305.935 kh 235

3.3. Prevalensi gizi buruk dan kurang (%) 22,5 20 19,70 20

68.45 Tahun
3.4. Usia harapan hidup (UHH) (Tahun) 69,65 71,1 72
perkiraan

IV. Ketenagakerjaan
4.1. Tingkat pengangguran terbuka (%) 6,2 5,50 5,56 5,50

C. ASPEK PELAYANAN UMUM


V. Fokus Layanan Urusan Wajib
5.1 Pendidikan
Indikator bukan
APK SMA/ MA/ SMK 80,58 95 97,14 95 kewenangan
provinsi
Indikator bukan
APM SMA/ MA/ SMK 60,02 74 71,19 74 kewenangan
provinsi
Indikator bukan
ANGKA KELULUSAN SD/MI 99.53 100 95,31 100 kewenangan
provinsi
Indikator bukan
ANGKA KELULUSAN SMP/MTs 99.62 100 99,36 100 kewenangan
provinsi
Indikator bukan
ANGKA KELULUSAN SMA/ MA/ SMK 87,2 99,99 95,77 99,99 kewenangan
provinsi
PERSENTASE GURU SD/ SDLB
30,47 82,61 79,43 82,61
BERKUALIFIKASI AKADEMIK S1/ D4
PERSENTASE GURU SMP/SMPLB
72,21 93,96 91,61 93,96
BERKUALIFIKASI AKADEMIK S1/ D4
PERSENTASE GURU SMA
87,01 93 89,7 93,00
BERKUALIFIKASI AKADEMIK S1/ D4
PERSENTASE GURU SMK
81,17 95,45 89,85 93,7
BERKUALIFIKASI AKADEMIK S1/ D4

5.2. Kesehatan
Cakupan kunjungan neonatus lengkap
84.51% 80% 85,8% 80%
(KN3)

II-110
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ Target Capaian Setiap Tahun
awal periode akhir periode KET.
INDIKATOR KINERJA
RPJMD RPJMD (2018)
PEMBANGUNAN DAERAH
No.

2013*) 2018

Target Realisasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Persentase cakupan kunjungan bayi 87.11% 80% 92,20% 80%
Persentase desa yang mencapai
73.80% 80% 81,70% 80%
Universal Child Immunization (UCI)
Persentase anak 0-11 bulan yang
81.11% 95% 84,00% 95%
mendapatkan munisasi dasar lengkap
Persentase persalinan yang ditolong oleh
84.90% 85% 90,30% 85%
tenaga kesehatan
Persentase pelayanan antenatal care
83.35% 86% 86,30% 86%
(K4)
Persentase RSUD yang
menyelenggarakan Pelayanan Obstetri
18 RSUD 34 RSUD 33 RSUD 34 RSUD
dan Neonatal Emergensi Komprehensif
(PONEK)
Persentase balita gizi buruk yang
100% 100% 100% 100%
ditangani
Persentase balita ditimbang berat
80% 80% 87,68% 80%
badannya (D/S)
Persentase bayi usia 0-6 bulan
31% 55% 50,80% 55%
mendapatkan ASI Eksklusif
Cakupan pelayanan kesehatan usia
53% 70% 95,00% 70%
lanjut
Persentase rumah tangga berperilaku
55% 65% 66,13% 65%
hidup bersih dan sehat
Persentase ketersediaan obat dan vaksin 52% 82% 93,35% 82%
Persentase keluarga menghuni rumah
53% 78% 78,37% 78%
yang memenuhi syarat kesehatan
Persentase keberhasilan pengobatan TP 93.9% ≥ 95% 92,50% ≥ 95%
Jumlah RSUD yang melaksanakan
16 RSUD 34 RSUD 34 RSUD 34 RSUD
pelayanan gawat darurat sesuai standard
Rasio tenaga medis per puskesmas 0.90 1 1 1

Persentase penduduk yang telah


54.80% 85% 72,24% 85%
terjamin pemeliharaan kesehatan

Rumah Sakit Jiwa


Berd Occupance Ratio (BOR) 125 100 85,00% 100

Rumah Sakit Haji


Berd Occupance Ratio (BOR) - 70% 49% 70 Target Baru
Length Of Stay (LOS) - 6 hari 5 hari 6 Hari Target Baru
Bed Turn Over (BTO) - 46 hari 36 kali 46 hari Target Baru
Turn Over Internal (TOI) - 3 hari 5 hari 3 hari Target Baru

5.3. Perencanaan Pembangunan 100% 100% 100% 100%

Persentase koordinasi dan pembinaan 1 Perda dan 2 Perda dan


2 Pergub 1 Pergub
tentang perencanaan pembangunan 2 Pergub 6 Pergub

II-111
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ Target Capaian Setiap Tahun
awal periode akhir periode KET.
INDIKATOR KINERJA
RPJMD RPJMD (2018)
PEMBANGUNAN DAERAH
No.

2013*) 2018

Target Realisasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Jumlah regulasi/peraturan perencanaan


7 data 7 data 7 data 35 data
pembangunan daerah

Jumlah data yang tersusun untuk


pelaksanaan perencanaan 100% 100% 100% 100%
pembangunan

Persentase laporan pelaksanaan


1 Perda dan 10
perencanaan pembangunan daerah 0 2 laporan 2 laporan
laporan
secara triwulan dan tahunan

Jumlah regulasi/peraturan dan dokumen 1 Perda dan 10


0 2 laporan 2 laporan
penataan ruang daerah laporan

5.4. Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak

Meningkatnya kualitas hidup, peran dan 6 dokumen,


3 dokumen, 200 5 dokumen,
kedudukan perempuan diberbagai 400 korban Perubahan
korban kekerasan, 272 korban
bidang kehidupan dan pembangunan 3 MoU.19 kl, kekerasan, 20 mengikuti Tugas
10 kekerasan, 10
dan meningkatnya upaya perlindungan 1616 orang. desa/kelurahan, dan Fungsi setelah
desa/kelurahan, 6 desa/kelurahan,
perempuan terhadap berbagai bentuk 33 kab/kota 12 kab/kota, Pergub OPD yang
kab/kota, 450 org, 6 kab/kota, 550
kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi 900 org, 2 baru
1 kebijakan org, 1 kebijakan
ditingkat provinsi dan kab/kota kebijakan

1 RAN perda.
Perubahan
5 kl, 1305 33 kab/kota,
Meningkatkan kesejahteraan dan 33 kab/kota, 500 33 kab/kota, mengikuti Tugas
orang. 3 1000 org, 6
perlindungan anak sebagai bentuk org, 1 dokumen, 1 600 org, 6 dan Fungsi setelah
kota LA. 1 dokumen, 2
pemenuhan hak-hak anak. pergub dokumen, Pergub OPD yang
forum 30 pergub
baru
kab/kota

1 pergubsu, 3 dokumen, 1
Menguatnya sistem dan mekanisme Perubahan
27 kasus.3 publikasi profil,
kelambagaan dan jaringan PUG & PUHA 1 sistem, 1 2 sistem, 2 mengikuti Tugas
edisi, 2400 1 sistem
partisipasi masyarakat dan dunia usaha publikasi dan 2 publikasi dan 4 dan Fungsi setelah
expl. 4 kl, 392 informasi
serta ketersediaan profil gender & Anak dokumen dokumen Pergub OPD yang
orang. 30 gender dan
di Provinsi Sumatera Utara baru
kab/kota anak

II-112
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ Target Capaian Setiap Tahun
awal periode akhir periode KET.
INDIKATOR KINERJA
RPJMD RPJMD (2018)
PEMBANGUNAN DAERAH
No.

2013*) 2018

Target Realisasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Meningkatnya kualitas kelembagaan,


kelangsungan hidup ibu, anak dan bayi,
pencegahan HIV/AIDS, bahaya
Program ini tidak
penanggulangan NAPZA,
14 kl, 1788 dilaksanakan lagi
pengembangan dan fasilitasi ketahanan
orang 25 - - oleh Dinas PP dan
dan kesejahteraan keluarga melalui
kab/kota PA karena
berbagai kegiatan promosi, fasilitasi,
Perubahan SOTK
advokasi, workshop, KIE bagi pemangku
kepentingan, dunia usaha/swasta dan
masyarakat.

5.5. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera


Angka Kelahiran Total (TFR) per WUS
3 2,89 2,86 2,89
15-49 thn

Rasio Akseptor KB 62,8/100 63 70,95% 56/100

Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga


34,16% 21% 21%
Sejahtera I (org)

5.6. Sosial

Meningkanya keterampilan dan adanya


usaha yang dimiliki bagi keluarga miskin 4.900 280 280 4.479
guna mencapai keluarga mandiri.

Meningkatnya fungsi sosial para PMKS


untuk kelangsungan dan pengembangan 1.230 68 68 4.486
hidupnya

Meningkatnya kualitas manajemen


pelayanan kesejahteraan sosial dalam 33
152 152 11.733
mendayagunakan potensi dan sumber Kab/Kota/org
kesejahteraan sosial.

II-113
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ Target Capaian Setiap Tahun
awal periode akhir periode KET.
INDIKATOR KINERJA
RPJMD RPJMD (2018)
PEMBANGUNAN DAERAH
No.

2013*) 2018

Target Realisasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Meningkatnya kader yang terbentuk


dalam memperkuat integrasi sosial di
33
lingkungan; dan kelompok penyuluhan 100 100 380
Kab/Kota/org
sosial di lokasi rawan bencana dan
konflik;

Meningkatnya pemahaman terhadap


33
dampak bencana dan meningkatnya taraf 484 484 16.395
Kab/Kota/org
hidup masyarakat korban bencana

Meningkatnya sistem dan mekanisme


kelembagaan, termasuk standar dan
33
akreditasi pelayanan kesejahteraan 45 45 2.010
Kab/Kota/org
sosial; Tersedianya sistem informasi dan
data penyandang masalah sosial.

5.7. Ketenagakerjaan

Rasio penduduk yang bekerja (%) 0,93 0,96 0,944 0,96


Rasio ketergantungan (%) 0,82 0,87 0,57 0,87

Peluang Kerja
untuk Tenaga
Kerja dengan Latar
Kualitas tenaga kerja (rasio lulusan Belakang
6 7 6 7
S1/S2/S3) (orang) Pendidikan Tinggi
yang masih kurang
di Provinsi
Sumatera Utara

Angka partisipasi angkatan kerja 4.414.798 4.650.000 6.728.000 4.650.000


Tingkat partisipasi angkatan kerja (%) 73 87 71,82 87

II-114
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ Target Capaian Setiap Tahun
awal periode akhir periode KET.
INDIKATOR KINERJA
RPJMD RPJMD (2018)
PEMBANGUNAN DAERAH
No.

2013*) 2018

Target Realisasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Permintaan
Tenaga Kerja dari
perusahaan yang
masih kurang
Pencari kerja yang ditempatkan (orang) 30 2.500 15,000 2.500 akibat menurunnya
pertumbuhan
ekonomi di
Provinsi Sumatera
Utara.

Keluarnya PP 78
Tahun 2016
tentang Upah
Minimum Provinsi
(UMP)
mengakibatkan
perubahan
perhitungan UMR
Perselisihan buruh dan pengusaha
sehingga kasus
terhadap kebijakan pemerintah daerah 62 25 312 25
perselisihan buruh
(kasus)
dan pengusaha
terhadap kebijakan
pemerintah daerah
sering terjadi
seperti buruh demo
ke kantor Dinas
Tenaga Kerja
akibat kebijakan ini

5.8. Koperasi Usaha Kecil dan Menengah

Akibat
Pertumbuhan
Ekonomi yang
menurun pada
Tahun 2014-2016,
Sehingga banyak
Jumlah koperasi aktif (unit) 6.967 100 454 6.235
Koperasi yang non
aktif. Kondisi ini
mengakibatkan
target RPJMD
Tahun sebelumnya
tidak terpenuhi

II-115
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ Target Capaian Setiap Tahun
awal periode akhir periode KET.
INDIKATOR KINERJA
RPJMD RPJMD (2018)
PEMBANGUNAN DAERAH
No.

2013*) 2018

Target Realisasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Perubahan Data
Kondisi Awal
Tahun RPJMD
Usaha Mikro dan Kecil (unit) 300 1.200 2.007 2.829.210 (Tahun 2013) dan
target, terjadi
kesalahan
penginputan data

5.9. Kepemudaan
Jumlah organisasi pemuda (organisasi) 72 72 72 72
Jumlah organisasi olahraga (organisasi) 49 54 54 54
Jumlah kegiatan kepemudaan (kegiatan) 4 24 13 24
Jumlah kegiatan olahraga 9 54 16 54
Gelanggang / balai remaja (selain milik
4 5 5 5
swasta) (unit)
Jumlah sarana dan prasarana olahraga
60 185 185 185
(unit)

5.10 Kesatuan Bangsadan Politik Dalam Negeri


Jumlah LSM/ Ormas/ OKP yang 100 Ormas /
75 100 Ormas / LSM 1.706
mendapatkan Pembinaan LSM
Jumlah Parpol yang mendapatkan
16 12 Parpol 11 Parpol 12
Pembinaan

Jumlah kegiatan dalam rangka Deteksi


11 Kegiatan 9 Kegiatan 133
dan Cegah Dini Konflik (kegiatan)

Jumlah kegiatan dalam rangka


Pembinaan Wawasan Kebangsaan 13 8 Kegiatan 8 Kegiatan 51
(kegiatan)

Terbentuknya Forum Kewaspadaan Dini


Masyarakat (FKDM) di Kabupaten/Kota 22 33 Kab/Kota 30 Kab/Kota 33
(forum)

Terbentuknya Forum Pembauran


Kebangsaan (FPK) di Kabupaten/Kota 15 33 Kab/Kota 28 Kab/Kota 33
(forum)

5.11. Penegakan PERDA


Terhimpunannya Pelanggaran Perda
120 30 26 30
(kasus)
Terselenggaranya Penegakan Perda di
Provinsi Sumatera Utara 10 33 33 33
(kabupaten/kota)

5.12. Ketahanan Pangan

II-116
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ Target Capaian Setiap Tahun
awal periode akhir periode KET.
INDIKATOR KINERJA
RPJMD RPJMD (2018)
PEMBANGUNAN DAERAH
No.

2013*) 2018

Target Realisasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


5.12. Ketahanan Pangan dan Peternakan

karbohidrat karbohidrat :
1. Ketersediaan energi perkapita minimal karbohidrat : 3.890 karbohidrat
:3.868,41 4.362
2400 k.kal dan penyediaan protein k.kal/protein : 78,0 :3.890 k.kal
k.kal Protein : k.kal/protein :
perkapita minimal 63gr per hari gr Protein : 78,0 gr
76,18 gr 94.34 gr

2. Ketersediaan cadangan pangan 66 ton 260 ton 64.55 ton 260 ton

282 lumbung 427lumbung 412 lumbung 427lumbung


3. Lumbung pangan masyarakat
pangan pangan pangan pangan

4. Kelompok Lumbung Pangan


84 gapoktan 109 gapoktan 120 gapoktan 109 gapoktan
(Gapoktan)

5.12.2 Distribusi Akses Pangan :


1. Sistem distribusi harga 75% 100% 100% 100%

2. Akses pangan masyarakat (Kelompok) 43 kelompok 141 kelompok 130 kelompok 141 kelompok

5.12.3 Penganekaragaman dan keamanan pangan

1. penganekaragaman konsumsi pangan Konsumsi Konsumsi Konsumsi


Konsumsi beras
dan penurunan konsumsi beras perkapita beras 130,61 beras 121,4 beras 121,11
121,11 kg/kap/th/
1,5% untuk memenuhi target skor pola kg/kap/th/ kg/kap/th/ PPH kg/kap/th/ PPH
PPH 87
pangan harapan (PPH) PPH 83,6 89.1 87

2. konsumsi pangan untuk memenuhi karbohidrat


karbohidrat : karbohidrat : karbohidrat :
kebutuhan energi ; karbohidrat minimal :1997,2 k.kal
1997,2 k.kal 2.206.7 k.kal 1997,2 k.kal
2.220 kkal dan protein 57,0 gr perkapita Protein : 57,6
Protein : 58,5 gr Protein : 63.6 gr Protein : 58,5 gr
perhari gr

3. Sistem penanganan keamanan


65% 90% 90% 90%
pangan segar

4. Sertifikasi buah dan sayuran segar 6 kelompok 30 kelompok 20 kelompok 100 kelompok
kelompok produsen di kab/kota sayuran/buah sayuran/buah sayuran/buah sayuran/buah

5.12.4 Penanganan Kerawanan Pangan


1. Berkurangnya penduduk miskin dan
10,67% 8,49% 4,45% 8,49%
rawan pangan

II-117
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ Target Capaian Setiap Tahun
awal periode akhir periode KET.
INDIKATOR KINERJA
RPJMD RPJMD (2018)
PEMBANGUNAN DAERAH
No.

2013*) 2018

Target Realisasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

2. Terlaksananya penanganan daerah


300 desa 75 desa 45 desa 375 desa
rawan pangan

5.12.5 Penguatan Kelembagaan dan Koordinasi Ketahanan Pangan


Efektivitas koordinasi kelembagaan
42% 88% 100% 100%
dewan ketahanan pangan

5.12.6 Nilai tukar petani peternak (%) 105,14 109,88 112,64 109,88
5.12.7 Produksi komoditi hasil ternak per tahun

- Daging (ton/thn) 135.911,00 164.792,09 164.496.68 164.792,09

- Telur (ton/thn) 133.464,26 162.959,87 180.163.210 162.959,87

- Susu (ton/thn) 761,04 1.131,67 1.513.440 1.131,67

5.12.8 Pemanfaatan teknologi IB

- Jumlah akseptor IB (ekor) 56.758 125.900 128,203 125.900

5.12.9 - Jumlah kelahiran IB (ekor) 37.388 68.000 25,952 68.000

Kontribusi sub sektor peternakan


terhadap PDRB
- PDRB ADHB (%) 1,98 1,79 1,88 1,79

5.13. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


Jumlah kelembagaan pemberdayaan
285 50 6,110 1.243
masyarakat (LPM) yang aktif (klp)
Jumlah Kelompok Binaan PKK yang aktif
285 500 550 3.220
(klp)
Jumlah LPM yang Berprestasi (klp) 33 25 33 231
Jumlah kualitas PKK aktif dan UED-SP
1425 500 6,587 6200
(klp)
Jumlah kualitas pelayanan Posyandu
1425 1.300 6,110 10600
aktif (klp)
Jumlah kualitas sumber daya aparatur
3 15 1 33
PMD untuk profil Desa/Kelurahan (klp)

Jumlah Kapasitas Sumber Daya


Perangkat Desa dalam verifikasi Bantuan 1800 666 1,025 7218
Keuangan ke Desa (Desa/Kel)

Jumlah Pengurus kelembagaan PKK


Desa/Kelurahan di Kabupaten/Kota yang 33 33 33 33
Berprestasi (Kab/Kota)

5.14. Statistik

Buku ”Provinsi Dalam Angka” (ada/tidak) Ada Ada Ada Ada

II-118
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ Target Capaian Setiap Tahun
awal periode akhir periode KET.
INDIKATOR KINERJA
RPJMD RPJMD (2018)
PEMBANGUNAN DAERAH
No.

2013*) 2018

Target Realisasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


5.15. Kearsipan
Pengelolaan arsip secara baku (unit) 2.000 1.000 798 15.000
Peningkatan SDM pengelola kearsipan
228 300 138 1.445
(orang)

5.16. Komunikasi dan Informatika


Jumlah jaringan komunikasi (unit) 2 2 2 2
Jumlah surat kabar nasional/lokal (buah) 70 70 43
Jumlah Penyiaran Radio/TV lokal (unit) 51 51 127 51
Website milik pemerintah daerah (buah) 20 45 49 52
Pameran/Expo (kegiatan) 2 4 1 4

5.17. Perpustakaan
Jumlah perpustakaan (unit) 130 150 59 1.204
Jumlah pengunjung perpustakaan per
595.000 150.000 129,532 1.109.000
tahun (orang)
Koleksi buku yang tersedia di
19.700 20.000 14,790 110.036
perpustakaan daerah (buku)

VI Fokus Urusan Pilihan


6.1. Pertanian
Produksi padi atau bahan pangan utama
lokal lainnya
1. Padi (ton GKG) 3.549.371 4.087.420 5.311.673 4.087.420
2. Jagung (ton pipilan kering) 1.335.970 1.831.820 1.757.126 1.831.820
3. Kedele (ton) 3.645 7.158 32,758 7.158

Produktivitas padi atau bahan pangan


utama lokal lainnya per hektar
1. Padi (ton/Ha) 4,77 5,13 5,10 5,13
2. Jagung (ton/Ha) 5,54 5,99 6,01 5,99
3. Kedele (ton/ha) 1,01 1,13 1,26 1,13
Hortikultura (Sayur, Buah, Tan. Obat,
Tan. Hias) utama lokal lainnya meningkat
1. Sayuran (ton/ha) 14,13 13,35 13,77 13,35
2. Buah-buahan (ton/ha) 49,01 47,00 40,99 43,48
3. Tanaman Obat (Biofarmaka) (ton) 15.979,85 11.990,00 7.880.00 11.990
4. Tanaman Hias bunga potong (tangkai) 16.796.171,00 11.350.000,00 11.906.160 11.827.829
5. Tanaman Hias satuan produksi pohon
145.233,00 73.572,00 11,187 73.572
(pohon)
6. Melati (kg) 26.639,00 245.075,00 12,885 29.412
Perbanyakan Benih Tanaman Pangan
1,0 2,00 2,00 2,0
(%)
Perbanyakan Benih Hortikultura (%) 1,0 2,00 2,00 2,0
Kontribusi sektor pertanian (tanaman
7,47 6,23 6,23
pangan) terhadap PDRB (%)
Cakupan bina kelompok petani (%) 3,0 10,00 10,00 10,0

II-119
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ Target Capaian Setiap Tahun
awal periode akhir periode KET.
INDIKATOR KINERJA
RPJMD RPJMD (2018)
PEMBANGUNAN DAERAH
No.

2013*) 2018

Target Realisasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Nilai tukar petani 101,76 101,60 97,96 101,59

Perkebunan

Presentase peningkatan produksi


tanaman perkebunan rakyat (PR) (% 2,57%/thn 2.15 %/thn 2.15 %/thn
tahun)

Produksi
1. K. Sawit (ton) 5.711.147,33 6.139.272,87 6.799.152.77 6.139.272,87
2. Karet (ton) 295.045,79 334.958,65 314.154.09 334.958,65
3. Kopi Arabika (ton) 51.916,59 57.645,09 63.425.16 57.645,09
3. Kopi Robusta (ton) 8.830,13 11.019,50 8.954.41 11.019,50
4. Kelapa (ton) 96.400,19 99.160,09 99.945.59 99.160,09
5. Kakao (ton) 39.645,30 43.004,85 41.728.12 43.004,85
6. Komoditi perkebunan lainnya (ton) 42.210,61 41.442,27 41.279.62 41.442,27
Luas Areal
1. K. Sawit (Ha) 406.132,16 406.965,42 433.124.66 406.965,42
2. Karet (Ha) 378.688,35 379.636,02 393.189.02 379.636,02
3. Kopi Arabika (Ha) 59.029,36 59.473,41 71.954.92 59.473,41
3. Kopi Robusta (Ha) 20.988,98 21.020,48 19.415.72 21.020,48
4. Kelapa (Ha) 110.204,93 110.453,11 109.422.96 110.453,11
5. Kakao (Ha) 66.546,22 65.382,96 57.514.25 65.382,96
6. Komoditi Lainnya (Ha) 59.059,60 59.244,02 638.507.15 59.244,02

Peternakan dan Kesehatan Hewan


Nilai tukar petani peternak (%) 105,14 109,88 112,64 109,88
Produksi komoditi hasil ternak per tahun
- Daging (ton/thn) 135.911,00 164.792,09 164.496.68 164.792,09
- Telur (ton/thn) 133.464,26 162.959,87 180.163.210 162.959,87
- Susu (ton/thn) 761,04 1.131,67 1.513.440 1.131,67
Pemanfaatan teknologi IB
- Jumlah akseptor IB (ekor) 56.758 78.670 128,203 78.670
- Jumlah kelahiran IB (ekor) 37.388 56.642 25,952 56.642

Kontribusi sub sektor peternakan


terhadap PDRB

- PDRB ADHB (%) 1,98 1,79 1,79

6.2. Kehutanan
Rehabilitasi hutan dan lahan kritis (Ha) 279.864 276.336 37 276.336
Kerusakan Kawasan Hutan (Ha) 81.500 76,500 6,874,88 56.500

II-120
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ Target Capaian Setiap Tahun
awal periode akhir periode KET.
INDIKATOR KINERJA
RPJMD RPJMD (2018)
PEMBANGUNAN DAERAH
No.

2013*) 2018

Target Realisasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Kontribusi sektor kehutanan terhadap
0,93 0,84 0,84 0,84
PDRB (%)

6.3. Energi dan Sumber Daya Mineral


Pertambangan tanpa ijin (PETI) (buah) 750 150 135 1136

Kontribusi sektor pertambangan terhadap


1,30 1,29 1,30 1,29
PDRB (%) ADHB

6.4. Pariwisata
Kunjungan wisata (orang) 259.299 300.599 221,841 300.599 Berdasarkan data
awal jumlah
kunjungan
wisatawan ke
Sumut adalah
259.299 orang dan
indikator yang
telah ditetapkan
dalam RPJMD
2013-2018 bahwa
peningkatan
kunjungan
wisatawan adalah
3 % setiap
tahunnya, namun
dalam penentuan
Kontribusi sektor pariwisata terhadap target untuk tahun
2,17 2,36 2,38 2,36
PDRB (%) 2014 s.d 2018
ternyata
peningkatan
kunjungan
wisatawan 12%
setiap tahunnya,
oleh karena itu
untuk penentuan
target tahun 2017
dihitung
berdasarkan data
awal yang direvisi
dan peningkatan
5% setiap
tahunnya
6.5. Kelautan dan Perikanan
Produksi Perikanan Tangkap (Ton) 541.110 503.232.3
Produksi Perikanan Budidaya (Ton) 202.000 243.829.474
Konsumsi Ikan Masyarakat (Kg/Kap/Thn) 43 42,3
Cakupan Bina Kelompok Nelayan (%) -
Produksi Perikanan Kelompok Nelayan
-
(Ton)
Ekspor Hasil Perikanan (Ton) 65.029 60.476.97

6.6. Perdagangan
Kontribusi sektor Perdagangan terhadap Akibat sektor
19,29 17,90 18,3 18,20 Indutri dan sektor
PDRB (%) ADHB
ekonomi lainnya
mengalami
Ekspor Bersih Perdagangan Ton atau penurunan , maka
5 5,05 3,90 10,5 berdampak kepada
(US$)
menurunnya
kontribusi PDRB

II-121
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ Target Capaian Setiap Tahun
awal periode akhir periode KET.
INDIKATOR KINERJA
RPJMD RPJMD (2018)
PEMBANGUNAN DAERAH
No.

2013*) 2018

Target Realisasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


sektor
perdagangan

6.7. Perindustrian
Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB
21,58 19,30 20,03 20,2
(%)
Pertumbuhan Industri (%) ADHK 4,01 6,86 10,24 6,86

VII. ASPEK DAYA SAING DAERAH


7.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
Pengeluaran konsumsi rumah tangga per
748.650 1.218.008 1.218.008
kapita (Rp)
Produktivitas total daerah (PDRB ADHB
398,39 678,44 678,44
Triliun Rp)

7.2. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur


Pekerjaan Umum
Proporsi panjang jaringan jalan dalam
66,59 84,25 84,31 88,00
kondisi mantap (%)
Terlaksananya pembangunan/
2.029,72 172,85 176,33 935,73
peningkatan jalan (km)
Terlaksananya pembangunan/
13.280,10 708,60 513,60 2.582,60
peningkatan jembatan (m)
Terlaksananya pemeliharaan berkala
- 56,45 50,45 174,25
ruas jalan (km)
Terlaksananya pemeliharaan rutin ruas
3.048,50 1.947.72 1.947,72 11.408,18
jalan (km)
Terlaksananya pemeliharaan rutin
- 10.380,00 10.380.00 51.918,57
jembatan (m)
Terencananya program dan kegiatan
- 34 28 127
peningkatan jalan dan jembatan (keg.)
Rasio jaringan irigasi kondisi baik (%) 60,00 81,82 81,82 81,82
Rasio jaringan rawa kondisi baik (%) 35,00 53,48 53,48 53,48

Berfungsinya jaringan Irigasi seluas


86.999 Ha dan jaringan Rawa seluas
60,00% 83,89% 83,89% 83,89%
64.339 Ha yang menjadi kewenangan
Provinsi

Terbinanya dan terkoordinasinya


perkuatan Kelembagaan Pengelola
Irigasi (SKPD, Komisi Irigasi, 4 9 9 26
P3A/GP3A/IP3A) Provinsi dan
Kabupaten/Kota

II-122
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ Target Capaian Setiap Tahun
awal periode akhir periode KET.
INDIKATOR KINERJA
RPJMD RPJMD (2018)
PEMBANGUNAN DAERAH
No.

2013*) 2018

Target Realisasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Catatan : Kenaikan
Jumlah
waduk/embung/situ
sampai dengan
Optimalisasi Sumber Air Baku pada
tahun 2016
Daerah Kekurangan Air di Musim Hujan 20 46 46 46
merupakan
dalam Bentuk Waduk/Embung/Situ
kegiatan
rehabiitasi, bukan
pembangunan
baru

Meningkatnya kestabilan tebing atau


pantai dan kelancaran aliran air pada
sungai serta semakin stabilnya alur 74,16% 89,39% 89,39% 90,00%
sungai terhadap daya rusak air dan
pengurangan luas genangan banjir

Perbaikan/Pemb. Perkuatan Tebing (m) 129.539 15,123 13,466 151.668


Normalisasi/Pelurusan alur
sungai/Perbaikan/Pembuatan Tanggul 375.155 26,795 10,800 472.500
(m)
Tercapainya peningkatan ketrampilan
SDM dalam melaksanakan pengelolaan
60/17,4 84/17.1 84/17.1 90/67,10
SDA pada Dinas Pengelolaan SDA
Provinsi Sumut (%)

1 Sistem,
0 Paket
Aplikasi
Terbangunnya Sistem Informasi Sumber 1 Paket Software Software
Hardware, SDM
Daya AIR Software (Sistem Aplikasi), - (Sistem Aplikasi) / (Sistem
operator
Hardware, Pelatihan dan Updating Data Hardware Aplikasi) /
database dan
Hardware
Pelatihan

Perhubungan
Terpeliharanya Fasilitas Perlengkapan belum
- -
Jalan (lokasi) tersedia
Tersedianya alat-alat keselamatan
1.680 3.800 3.800
pelayaran (buah)
Terpenuhinya operasional KMP Ferry
Roro rute Tiga Ras-Simanindo dan 8 1 5
Muara-Nainggolan (kali)
Terpenuhinya fasilitas Keselamatan Lalu
-
Lintas berupa:
Rambu Lalu Lintas (buah) 1.670 730 730 6.500
Guard rail (m) 4.275 3,8000 6.658
Delineator (buah) 2.075 2,800 2.800 14.409
Paku jalan (buah) 2.085 10 27.974
APILL (lokasi) 13 8 34
Marka Jalan (m') 9.487 1,038 1.124.542
LPJU (buah) - 70 180
ZOSS (lokasi) 4 5 9

II-123
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ Target Capaian Setiap Tahun
awal periode akhir periode KET.
INDIKATOR KINERJA
RPJMD RPJMD (2018)
PEMBANGUNAN DAERAH
No.

2013*) 2018

Target Realisasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Rambu Perairan (buah) - 70 220
RPPJ (unit) - 200 400
VMS (unit) 1 - 3
Tersedianya alat uji Emisi Gas Buang belum
7 10
(unit) tersedia

Perumahan/Permukiman

Luas kawasan kumuh (Ha) 1792 1.092 952 1092


Terehabilitasinya Rumah Tidak Layak
2900 300 518 8350
Huni
NSPM Bangunan gedung 3 1 1
Bangunan gedung pemerintah - 5
Peningkatan akses air minum Perpipaan
15,25 1,2 1,14 34,25
(%)
Perencanaan Pembangunan TPA
34 1 4 -
Regional
Dokumen Perencanaan Pembangunan
- 1 2 2
IPAL di Kawasan Strategis Provinsi
Jaringan drainase dengan kondisi baik
186190 286,190 275,095 186.190
(m)
Panjang jalan lingkungan yang ditangani
0 - -
(km)
Panjang jalan poros pendukung ekonomi
22,5 - -
pedesaan (km)
Dokumen Perencanaan RTH - 8 2 1

Penataan Ruang
Regulasi daerah terhadap pengendalian
- 5 5
ruang (Regulasi)

Lingkungan Hidup
Pelayanan informasi status mutu air
sungai dan danau di reseptor yang 6 8 9 8
sensitif (Unit Lokasi)
Pelayanan informasi status mutu udara
5 7 12 7
ambient (Unit Lokasi)
Cakupan pelayanan AMDAL (%) 100 100 100 100
Cakupan pelayanan kasus-kasus
100 100 100 100
lingkungan hidup (%)
Publikasi dokumen status lingkungan
1 1 1 5
hidup
Pemantauan pengelolaan wilayah pesisir 1 1 1 5
Jumlah kebijakan rencana pengelolaan
pembangunan lingkungan hidup berbasis
- 1 1
daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup
Indeks kualitas lingkungan Hidup ( IKLH)
- 63% 67,19% 63%
(%)

15.167.160,4 15.167.160,4
Penurunan Emisi GRK - 24.454.240
tCO2eq tCO2eq

Tertanganinya areal ex HGU setelah


terbit ijin pelepasan aset dari Meneg 8 - -
BUMN RI (Kabupaten/Kota)

II-124
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ Target Capaian Setiap Tahun
awal periode akhir periode KET.
INDIKATOR KINERJA
RPJMD RPJMD (2018)
PEMBANGUNAN DAERAH
No.

2013*) 2018

Target Realisasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Tertanganinya tanah yang


dituntut/dimohon masyarakat baik secara
8 - -
tertulis/melalui unjuk rasa/delegasi
(kabupaten/Kota)

Terealisasinya pengukuran ulang areal


HGU Swasta/Asing di Provinsi Sumatera 8 - -
Utara (Kabupaten/Kota)

Terinventarisasinya tanah negara yang


dimanfaatkan untuk kawasan
33 - -
industri,buatan dll dengan
Pemkab/Pemko (Kabupaen/Kota)

Terbentuknya Tim khusus penanganan


areal HGU PTPN di Sumatera Utara 8 - -
(Kabupaten/Kota)

Fokus Iklim Berinvestasi


Penanaman Modal
Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi
30% 68,20 28,35
PMDN (%)
Lama proses perijinan (hari ) 10 - -
Perubahan
1. Melalui Aplikasi SPIPISE 10 10 3 3
2. Melalui Aplikasi Simpel Paten (Jumlah
10 10 3 - 40
Izin Yang Terbit)
Jumlah izin yang terbit 85 1075 2.150
Jumalh non izin yang terbit 3 63 126

2.3. Permasalahan Pembangunan Daerah

Dalam merencanakan pembangunan daerah didasarkan pada analisis


masa lalu untuk menggambarkan permasalahan pembangunan dan analisis
masa depan untuk mendapatkan isu strategis daerah dalam merencanakan
pembangunan daerah baik dalam jangka panjang, pendek maupun menengah.

II-125
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
2.3.1 Permasalahan daerah yang berhubungan dengan Prioritas dan
Sasaran Pembangunan Daerah

1. Belum Optimalnya Derajat Kualitas Sumberdaya Manusia yang disebabkan


oleh :
a) Disparitas IPM antar wilayah;
b) Partipasi perempuan dalam pengambilan kebijakan masih rendah;
c) Kualitas pendidikan belum merata;
d) Kualitas pelayanan kesehatan belum merata.
2. Derajat Ekonomi Masyarakat masih rendah yang disebabkan oleh :
a) Rendahnya pendapatan per kapita;
b) Tingginya angka kemiskinan;
c) Ketimpangan pendapatan masih tinggi;
d) Pertumbuhan ekonomi yang belum berkelanjutan.
3. Kesenjangan Ekonomi Antar Wilayah masih tinggi yang disebabkan oleh :
a) Investasi yang belum merata;
b) Ketersediaan infrastruktur yang belum merata.
4. Layanan Publik Belum Optimal, yang disebabkan oleh :
Masih rendahnya kapasitas tata kelola pemerintahan

2.3.2. Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintah


Daerah

1. PENDIDIKAN
- Masih tingginya angka anak putus sekolah di Provinsi Sumatera
Utara,
- Realisasi peningkatan kuantitas dan kualitas pendidikan (guru,
siswa, prasarana, sistem) relatif rendah;
- Kualitas SDM Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang masih
terbatas;
- Kapasitas lembaga pendidikan kejuruan/pelatihan keterampilan
yang relatif rendah.

2. KESEHATAN
a. Terbatasnya akses layanan kesehatan yang terjangkau dan
bermutu;
b. Masih terdapatnya masalah kekurangan gizi

II-126
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
c. Masih tingginya beban biaya kesehatan;
d. Masih belum banyak yang menerapkan gerakan hidup sehat
(Promotif dan Preventif).

3. PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


a. belum optimalnya penanganan ruas jalan dan jembatan
kewenangan provinsi;
b. adanya ketidaksesuaian antara perencanaan tata ruang dengan
pembangunan yang dilakukan.

4. PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN


a. masih rendahnya persentase rumah tangga dengan akses sanitasi
layak;
b. masih rendahnya persentase rumah tangga dengan akses air
bersih; masih banyaknya kawasan kumuh yang belum tertangani;
c. belum optimalnya penanganan rumah tidak layak huni.

5. KETENTERAMAN, KETERTIBAN UMUM, DAN PERLINDUNGAN


MASYARAKAT
a. Belum optimalnya pencegahan dan pengendalian bencana serta
penjaminan fungsi sistem peringatan dini;
b. Masih tingginya Indeks Resiko Bencana;
c. Masih tingginya tingkat kejadian bencana
d. Belum optimalnya sumber daya manusia dalam penanggulangan
tindak darurat bencana
e. Tingginya intensitas daerah rawan bencana di Sumatera Utara
f. Belum optimalnya penegakan Perda. Upaya penegakan Perda
masih bersifat represif, yang menimbulkan perlawanan dan
penolakan dari masyarakat.
g. Belum optimalnya penyelenggaraan ketertiban umum dan
ketentraman masyarakat dan perlindungan masyarakat. Dari 33
(tiga puluh tiga) Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara harga
7 (tujuh) Kabupaten/Kota yang memfasilitasi tugas dan fungsi
Linmas.

II-127
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
6. SOSIAL
Belum optimalnya Penyelenggaraan kesejahteraan sosial bagi
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial.

7. TENAGA KERJA
a) Masih banyaknya tenaga kerja dengan tingkat pendidikan yang
rendah
b) Informasi terhadap pasar kerja yang belum memadai
c) Kurangnya kerjasama antara dunia usaha dalam penyediaan
tenaga kerja
d) Masih rendahnya kualitas dan kompetensi tenaga kerja dalam
memenuhi kebutuhan pasar kerja;
e) Masih tingginya tingkat pengangguran terbuka

8. PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK


a. Perlindungan perempuan dan anak dari tindak kekerasan belum
optimal
9. PANGAN
a. Belum optimalnya pemerataan pemanfaatan hasil produksi pangan
b. Belum optimalnya nilai PPH (Pola Pangan Harapan)
c. Rendahnya pengawasan pangan yang beredar;
d. Minimnya jumlah penyuluh pertanian.

10.PERTANAHAN
a. Belum semua bidang tanah memiliki kepastian hukum;
b. Masih terjadinya sengketa dan konflik pertanahan

11.LINGKUNGAN HIDUP
a. Tingginya pencemaran air, udara dan tanah;
b. Tingginya frekuensi terjadinya bencana alam khususnya

12. ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL


a. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk mengurus data-data
pribadi (Akta kelahiran, KTP, KK, Akta Kematian, Akta
Perkawinan, Akta Perceraian dan KIA)
b. Minimnya sarana dan prasarana perekaman administrasi
kependudukan dan pencatatan sipil (Kamera, Server, Peralatan

II-128
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Database, Mobil Pelayanan Keliling untuk pengurusan
administrasi kependudukan) faktor utama penyebabnya sejak
tahun 2012 sampai saat ini alat perekaman adminduk tidak
difasilitasi lagi oleh pemerintah pusat.

13. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA


a. Belum optimalnya fungsi kelembagaan pemberdayaan masyarakat
desa
b. Belum optimalnya koordinasi kelembagaan penyelenggaraan
pemerintah desa/kelurahan, tokoh masyarakat, Babinsa dan
Babinkamtibmas.
c. Belum optimalnya usaha ekonomi masyarakat desa
d. Masih rendahnya pembangunan kawasan perdesaan terpadu di
Provinsi Sumatera Utara
e. Belum tersedianya regulasi untuk pelaksanaan dana desa di
tingkat provinsi.
f. Belum optimalnya pengembangan kawasan unggulan pedesaan
dan pemanfaatan dana desa.

14. PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA


Permasalahan dalam penyelenggaraan pemerintahan untuk bidang
pengendalian penduduk dan keluarga berencana, antara lain:

15. PERHUBUNGAN
a. Masih belum memadainya sarana dan prasarana perhubungan
terutama dalam hal transportasi laut dan transportasi darat yang
mana dalam hal transportasi laut belum ada penambahan
pelabuhan dan rata-rata masih bersifat lokal dan pengumpul.
Begitu halnya juga dengan transportasi darat yang dalam hal ini
belum meratanya jumlah terminal dan tipe terminal dan yang
terkait dengan masalah fungsionalisasi terminal.
b. Belum maksimal dan meratanya fasilitas perlengkapan
keselamatan jalan sehingga belum terciptanya kenyamanan dan
keselamatan pengguna jalan khususnya di kawasan rawan
bencana dan longsor.
c. Belum maksimalnya pengawasan operasional kendaraan
angkutan umum dan barang sehingga masih banyak kendaraan

II-129
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
yang belum laik jalan yang mengakibatkan kurangnya
kenyamanan, keamanan, dan keselamatan bagi pengguna jalan
lainnya yang dapat menyebabkan menurunnya kualitas jalan yang
tidak sesuai dengan spesifikasi peruntukan jalannya.
d. Penyediaan dan penyelenggaraan Angkutan berbasis massal yang
belum optimal dari sisi ketepatan waktu dan keamanan sehingga
Masyarakat lebih menggunakan angkutan pribadi.
e. Sistem dan Tata Kelola Penyelenggaraan antar moda transportasi
yang belum terpadu dan perparkiran yang belum tegas diterapkan.

16. KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA


a. Perlunya peningkatan kapasitas aplikasi Smart Province dan
pengintegrasian aplikasi tersebut di Sumatera Utara dan di
seluruh kab/kota, guna mendukung percepatan penerapan
e_goverment.
b. Perlunya peningkatan SDM di bidang statistik dan persandian,
mengingat penambahan tupoksi pada bidang statistik dan
persandian baru dilimpahkan kewenangannya pada tahun 2017.

17. KOPERASI, USAHA KECIL, DAN MENENGAH


a) Kurangnya akses ke permodalan dikarenakan UMKM yang belum
mampu memenuhi persyaratan yang diajukan perbankan dalam
pemberian kredit
b) Kualitas SDM yang kurang memadai dikarenakan rendahnya
pendidikan dan keterampilan
c) Kurang inovasi dan kreatifitas pelaku usaha
d) Kurang akses pasar dan promosi terhadap produk UMKM

18. PENANAMAN MODAL


a. Tidak meratanya sebaran investasi antar wilayah dan antar sektor,
masih ada Kabupaten/Kota yang nilai investasinya sangat rendah.
Faktor utama penyebabnya yaitu Kabupaten/Kota masih belum
dapat menemukan atau menentukan potensi daerah yang dapat
ditawarkan kepada investor serta kurangnya upaya dari
Pemerintah Kabupaten/Kota dalam mempromosikan potensi-
pontensi di daerah.

II-130
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
b. Promosi investasi antar Kabupaten/Kota tidak optimal. Faktor
penyebabnya yaitu Kabupaten/Kota belum dapat menentukan
potensi di daerahnya.
c. Masih Belum memadainya informasi mengenai potensi investasi di
masing-masing Kabupaten/Kota. Faktor penyebabnya yaitu
terbatasnya pendanaan dalam menginformasikan potensi
investasi.
d. Belum semua Kabupaten/Kota menerbitkan regulasi kemudahan
berinvestasi.

19. KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA


a. Dalam lingkup olahraga pendidikan, saat ini Dinas Pemuda dan
Olahraga Provinsi Sumatera Utara dalam pembinaan olahraga
usia dini adalah pelaksanaan program pada Pusat Pembinaan
Latihan Pelajar (PPLP), Pusat Pembinaan Latihan Mahasiswa
(PPLM), yang dijalankan sesuai dengan dokumen perencanaannya
dan masih perlu ditingkatkan pengelolaannya untuk dapat
memenuhi kebutuhan sebagai pusat pembinaan, antara lain
masih sangat kurangnya tenaga keolahragaan yang memahami
sistem kepelatihan olahraga usia dini, sarana dan prasarana yang
masih jauh dari memadai, serta seleksi penerimaan siswa peserta
pelatihan yang masih belum memenuhi kriteria yang
dipersyaratkan;
b. Di tengah masyarakat olahraga ternyata belum membudaya,
terbukti dengan data menunjukkan bahwa persentase penduduk
berumur 10 tahun ke atas yang melakukan kegiatan olahraga
sendiri menurun sehingga pembangunan olahraga yang masih
relatif rendah. Indeks Pembangunan Olahraga atau Sport
Development Indeks (SDI) merupakan indeks gabungan 4 (empat)
dimensi dasar pembangunan olahraga, yaitu: partisipasi, ruang
terbuka, kebugaran, dan sumber daya manusia.
c. Kurangnya sinkronisasi antara organisasi olahraga dengan
sekolah dalam hal pembibitan dan pembinaan prestasi olahraga
pelajar yang menjadi cikal bakal atlet Nasional di masa depan.
d. Kurangnya pendanaan dari pemerintah dan masyarakat
mengakibatkan keikutsertaan olahragawan dalam kejuaraan-
kejuaraan di tingkat regional dan internasional sangat kurang

II-131
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
sehingga berakibat kepada kurangnya pengalaman dan
kematangan fisik, mental, teknik dan taktik bertanding dari para
atlet;
e. Keterbatasan faktor-faktor pendukung lainnya mengakibatkan
terhambatnya pembudayaan dan pembinaan prestasi olahraga,
yang meliputi antara lain kurangnya prasarana dan sarana
olahraga masyarakat, rendahnya apresiasi dan penghargaan bagi
olahragawan dan tenaga keolahragaan yang berprestasi, serta
belum optimalnya sistem manajemen keolahragaan nasional dan
daerah.

20. STATISTIK
a. Ketersediaan data statistic tidak tepat waktu

21. KEBUDAYAAN
a) Belum optimalnya pelestarian terhadap budaya dan situs budaya
dan sejarah bangsa.
b) Kurangnya pengenalan pengetahuan tentang kebudayaan dan
sejarah di seluruh lapisan masyarakat.

22. PERPUSTAKAAN
a. Rendahnya minat baca masyarakat karena belum tertanamnya
budaya gemar membaca.
b. Minimnya sarana dan prasarana perpustakaan dan kearsipan di
Sumatera Utara.
a. Lambatnya pengembangan judul koleksi perpustakaan.
b. Minimnya SDM Pustakawan dan Arsiparis di Sumatera Utara
c. Kompetensi pengelola Perpustakaan dan Kearsipan belum
memenuhi standar.
d. Belum meratanya penguasaan dan pemanfaatan teknologi,
informasi, komunikasi (TIK).
e. Belum adanya peraturan tentang wajib baca dan wajib simpan
arsip.
f. Layanan perpustakaan belum merata dan belum menjangkau
seluruh wilayah.

II-132
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
g. Rendahnya biaya operasional mobil perpustakaan keliling dan
minimnya sarana ekstensi perpustakaan terutama daerah
pinggiran/pedesaan/pesisir.

23. KEARSIPAN
a. Sulitnya menemukan arsip-arsip tempo dulu dan naskah
kuno/manuskrip.
b. Banyaknya volume arsip yang akan diolah.

24. PERSANDIAN

25. KELAUTAN DAN PERIKANAN


a) Garis Batas Maritim (Laut) yang masih belum jelas
b) IUU Fishing
Pengertian illegal fishing adalah kegiatan perikanan yang tidak sah,
kegiatan perikanan yang tidak diatur oleh peraturan yang berlaku,
aktifitasnya tidak dilaporkan kepada suatu instansi atau lembaga
perikanan yang berwenang.
c) Kerusakan Lingkungan Perairan
d) Daya Saing Produk Perikanan Yang Masih Rendah

26. PARIWISATA
a) Pengelolaan pariwisata yang ada di Sumatera Utara belum
dilaksanakan secara optimal.
b) Prasarana dan sarana penunjang pariwisata masih relatif belum
lengkap dan tidak tersebar secara merata.
c) Aksesibilitas menuju beberapa daerah tujuan wisata masih kurang
mendukung
d) Minat investor pada sektor kebudayaan dan pariwisata di
Sumatera Utara masih rendah.
e) Sistem promosi dan pemasaran pariwisata tidak dilakukan secara
terpadu dan tidak terfokus pada pangsa pasar tertentu.

27. PERTANIAN
a. Penurunan jumlah tenaga kerja peternakan yang terus menurun
dengan kemampuan yang tidak memadai menjadi permasalahan

II-133
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
yang harus ditangani serius oleh pemerintah. Jaminan pendapatan
dan masa depan menjadi faktor utama masalah ini.
b. Dukungan infrastruktur akan meningkatkan daya saing untuk
segala aktifitas sub sektor peternakan.
c. Belum tercukupinya hasil ternak dalam negeri terus menjadi pasar
yang strategis bagi negara lain untuk melakukan impor.
Peningkatan produksi melalui peningkatan populasi dan
pendukungnya harus dilakukan untuk mengatasi ketergantungan
impor.
d. Ancaman masuknya penyakit hewan dari luar daerah maupun dari
luar negeri harus menjadi perhatian pemerintah. Penegakan
regulasi pemasukan ternak dan bahan pangan asal ternak menjadi
sesuatu yang mutlak bagi pemerintah.
e. Tingginya alih fungsi lahan menjadi ancaman menurunnya
ketersediaan hijauan makanan ternak. Penegakan regulasi
mengenai hal ini juga menjadi mutlak bagi pemerintah.
Pengembangan teknologi pengolahan makanan ternak juga mejadi
alternatif mengatasi masalah ini.
f. Status dan luas kepemilikan lahan petani sangat terbatas
g. Menurunnya kesuburan tanah (lahan) pertanian
h. Masih terjadinya alih fungsi lahan pertanian non sawah ke bukan
sawah setiap tahunnya
i. Sistem perbenihan dan perbibitan nasional belum berjalan optimal
j. Tingkat kehilangan hasil (losses) yang masih tinggi dan masih
rendahnya daya saing produk-produk pertanian terhadap produk
impor
k. Lemahnya kemampuan akses petani terhadap teknologi, informasi,
pasar dan permodalan serta perlindungan usahatani
l. Kurangnya ketersediaan infrastruktur, sarana prasarana, lahan,
dan air
m. Lemahnya kapasitas dan kelembagaan petani dan penyuluh
n. Belum padunya antar sektor dalam menunjang pembangunan
pertanian
o. Kondisi infrastruktur jalan ke sentra produksi belum memadai
p. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia pertanian

II-134
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
28. KEHUTANAN
a) Pelestarian Lingkungan Hidup (Hutan dan Lahan) dan Climate
Changing/Reduksi Emisi Karbon.
b) Belum tuntasnya penataan batas Kawasan Hutan di Provinsi
Sumatera Utara, dimana Kawasan Hutan yang ditunjuk belum
seluruhnya ditata batas.
c) Tingginya Gangguan Terhadap Kawasan Hutan terutama
perambahan, perubahan peruntukan kawasan hutan menjadi
perkebunan, pemukiman, dan lain-lain.
d) Terbatasnya Tenaga Pengamanan Hutan, sarana prasarana dan
dana untuk perlindungan kawasan hutan.
e) Rendahnya Kesejahteraan Masyarakat Sekitar Kawasan Hutan.
f) Belum optimalnya pengelolaan Perhutanan Sosial dan Kemitraan.
g) Belum adanya Peraturan Daerah terkait pengelolaan hutan di
Provinsi Sumatera Utara.

29. ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


a. Belum efektifnya penyelenggaraan good governance untuk
mengimbangi tuntutan masyarakat yang semakin tinggi terhadap
transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan pembangunan;
b. Kemampuan Sumber Daya Manusia yang masih terbatas;
c. Belum dipahaminya secara utuh tentang outcome yang ingin dicapai
dari setiap kegiatan, sehingga masih adanya kesulitan
merealisasikan sasaran program menjadi outcome kegiatan yang
menunjang efektivitas program/kegiatan;
d. Masih kurangnya pemanfaatan teknologi informasi dalam
pengelolaan data dan informasi;
e. Belum lengkapnya Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk
mendukung pelaksanaan tupoksi terutama dalam pengurusan
rekomendasi teknis perizinan pertambangan;

30. PERDAGANGAN
a) Kualitas produk yang belum memenuhi standard eksport
b) Promosi dagang dalam dan luar negeri yang belum optimal
terhadap produk unggulan daerah
c) Kerjasama pengembangan ekspor dengan Negara lain masih belum
optimal

II-135
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
d) Aksesibilitas dan distribusi barang yang belum optimal

31. PERINDUSTRIAN
Permasalahan dalam penyelenggaraan pemerintahan untuk bidang
Perinudstrian, antara lain:
a) Hillirisasi industri dan industri yang bernilai tambah masih belum
optimal
b) Tekonologi industri yang belum mengikuti perkembangan
teknologi terbaru
c) Peningkatan desain, standardisasi mutu, kualitas produk yang
belum optimal
d) Peningkatan Produktivitas dan Kompetensi SDM Industri masih
belum optimal
e) Bahan baku produksi bahan pendukung produksi yang masih
sulit diperoleh dan harga bahan baku yang kurang kompetitif

II-136
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
BAB III
KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN
KEUANGAN DAERAH

3.1 Arah Kebijakan Keuangan Daerah


Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah, keuangan
daerah memiliki peran yang amat penting, hal ini tidak terlepas bahwa
dalam rangka membiayai pelaksanaan pembangunan sangat tergantung
dengan kemampuan keuangan daerah, sehingga kebijakan dalam
pengelolaan keuangan daerah yang cermat dan akurat perlu dilakukan agar
pelaksanaan pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah
dapat terselenggara dengan baik. Keberhasilan suatu daerah dalam
melaksanakan pembangunannya tidak bisa dilepaskan dari faktor
pengelolaan keuangan daerah yang dikelola dengan manajemen yang baik
pula.
Kemandirian keuangan daerah merupakan hal yang penting dalam
penyelenggaraan pemerintah daerah, suatu daerah yang kemampuan
fiskalnya baik akan memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mendesain
dan melaksanakan kegiatan-kegiatan bagi peningkatan kesejahteraan
masyarakatnya sehingga dapat menjalankan fungsi pelayanan kepada
masyarakat dan keberlangsungan pembangunan daerah. Kemampuan
pemerintah dapat diukur dari penerimaan pendapatan daerah.
Sesuai dengan ketentuan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah,
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah, keuangan daerah harus dikelola secara tertib, efisien, ekonomis,
efektif, transparan dan bertanggung jawab serta taat pada peraturan
perundang- undangan dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
Prinsip pengelolaan ini akan tercermin pada proses penyusunan anggaran
daerah yang terbagi dalam struktur pendapatan dan struktur belanja
daerah.
Secara garis besar, struktur keuangan Provinsi Sumatera Utara tahun
2017-2021** sebagaimana tergambar pada Grafik dibawah dapat dilihat

III-1
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
bahwa APBD Provinsi Sumatera Utara terus meningkat dari tahun ke tahun.
Gambaran peningkatan pendapatan dilakukan melalui upaya optimalisasi
potensi pendapatan dan untuk belanja dalam rangka membiayai program-
program prioritas daerah untuk mencapai target dan sasaran, serta
pembiayaan untuk menyeimbangkan antara pendapatan dan belanja
daerah.

Sumber : LRA TA 2017-2018 dan APBD TA 2019-2021 (data diolah)


Keterangan : * Proyeksi Tahun n+1
** Proyeksi Tahun n+2
Grafik. 3.1
Realisasi dan Proyeksi Struktur Keuangan Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2017-2021**

3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2019 Dan Perkiraan Capaian


Tahun 2020
Sumatera Utara adalah provinsi penghasil komoditas yang
ekonominya masih cukup bergantung dengan kondisi ekonomi global dan
harga komodutas dunia. Secara umum, jika ekonomi global mengalami
percepatan pertumbuhan maka ekonomi Sumatera Utara juga akan
mengalami kenaikan. Begitu pula jika terjadi perlambatan pertumbuhan
ekonomi global, maka dampak penurunan pertumbuhan juga akan
dirasakan di Sumatera Utara. Sementara itu, ekonomi Sumatera Utara juga
merupakan penyumbang bagi agrergat pertumbuhan ekonomi nsional. Oleh
karenanya, asumsi pertumbuhan ekonomi nasional, juga merupakan
indicator bagi proyeksi pertumbuhan ekonomi sumatera Utara kedepannya.
Untuk itu, sebelum membahas proyeksi pertumbuhan ekonomi Sumatera
III-2
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Utara, akan lebih dahulu disajikan asumsi pertumbuhan ekonomi global
dan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional di 2020.

3.1.1.1. Perekonomian Global


Berdasarkan rilis International Monetary Fund 2019, ekonomi global
diperkirakan akan tumbuh sebesar 3,3% di tahun 2019 dan 3,6% di
tahun 2020. Proyeksi-proyeksi lain terkait ekonomi dunia antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan akan mengalami
penurunan di kuartal awal, kemudian akan meningkat sampai dengan
akhir tahun 2020. Amerika Serikat juga diperkirakan akan mengambil
kebijakan yang lebih longgar dalam penentuan suku bunga. Begitu
pula European Central Bank, Bank of Japan dan Bank of England
diprediksi akan melahirkan kebijakan bunga yang lebih akomodatif
dalam memicu pertumbuhan ekonomi dunia.
2. Ekonomi negara berkembang diperkirakan akan mengalami
peningkatan pada tahun 2020. Ekonomi India diprediksi akan terus
melesat mencapai 7,5% setelah pada tahun 2019 diestimasi mencapai
7,3% dan tahun 2018 teercatat sebesar 7,1%. Ekonomi Cina
diperkirakan akan sedikit mengalami perlambatan sebagai dampak
menurunnya volume perdagangan dengan Amerika; konsumsi
domestik yang juga menurun; dan perlambatan investasi dalam negeri
terutama dalam bidang infrastruktur.
3. Ekonomi Eropa diperkirakan akan meningkat setelah sebelumnya
mengalami penurunan pada tahun 2019 yang diakibatkan oleh
menurunnya laju produksi dan perdagangan, efek lanjutan dari Brexit
dan menurunnya investasi khususnya di Italia.
4. Ekonomi di negara maju diperkirakan mengalami perlambatan yang
diakibatkan oleh pengetatan financial yang masih dilakukan di
negara-negara maju. Selain itu, permasalahan ageing population atau
populasi lanjut usia yang semakin meningkat juga menjadi
penghambat peningkatan produktivitas di negara-negara maju.

Beberapa resiko masih menjadi catatan dalam proyeksi IMF untuk


pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2020 yang antara lain:

III-3
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
1. Policy Uncertainty
Kebijakan luar negeri Amerika dibawah kepemimpinan Trump masih
menimbulkan resiko ketidakpastian. Kemungkinan perang dagang
dengan Cina masih terbuka lebar. Ketegangan yang masih mungkin
terus timbul paska Brexit juga masih membayangi ekonomi.

2. Resiko Geopolitik
Pemilihan pemerintahan yang baru di berbagai negara dapat
menimbulkan ancaman bagi pertumbuhan ekonomi, terutama jika
pemerintahan terpilih cenderung menerapkan proteksionisme dan
kebijakan-kebijakan lain yang memperlambat ekonomi. Resiko
perang di Asia tengah juga masih membayangi. Begitu pula konflik
yang masih beresiko berlangsung di Asia Timur.

Proyeksi terperinci IMF terkait ekonomi dunia terlampir pada table


berikut:

Tabel 3.1
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia
Projections
2018 2019 2020
World Output 3.6 3.3 3.6
Advanced Economies 2.2 1.8 1.7
United States 2.9 2.3 1.9
Euro Area 1.8 1.3 1.5
Germany 1.5 0.8 1.4
France 1.5 1.3 1.4
Italy 0.9 0.1 0.9
Spain 2.5 2.1 1.9
Japan 0.8 1.0 0.5
United Kingdom 1.4 1.2 1.4
Canada 1.8 1.5 1.9
Other Advanced Economies² 2.6 2.2 2.5

Emerging Market and Developing Economies 4.5 4.4 4.8


Commonwealth of Independent States 2.8 2.2 2.3
Russia 2.3 1.6 1.7
Excluding Russia 3.9 3.5 3.7
Emerging and Developing Asia 6.4 6.3 6.3
China 6.6 6.3 6.1
India³ 7.1 7.3 7.5
ASEAN-5⁴ 5.2 5.1 5.2
Emerging and Developing Europe 3.6 0.8 2.8

III-4
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Projections
2018 2019 2020
Latin America and the Caribbean 1.0 1.4 2.4
Brazil 1.1 2.1 2.5
Mexico 2.0 1.6 1.9
Middle East, North Africa, Afganistan, and Pakistan 1.8 1.5 3.2
Saudi Arabia 2.2 1.8 2.1
Sub-Saharan Africa 3.0 3.5 3.7
Nigeria 1.9 2.1 2.5
South Africa 0.8 1.2 1.5
Sumber: World Economic Outlook IMF 2019

3.1.1.2. Perekonomian Nasional


Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi akan dipicu oleh
peningkatan konsumsi domestik. Belanja pemerintah juga diperkirakan
menyumbang kontribusi yang cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi.
Investasi juga diperkirakan akan semakin tumbuh begitupula dengan
kinerja ekspor yang semakin membaik. Di sisi yang lain, impor diperkirakan
akan dapat lebih ditekan. Inflasi Indonesia juga diperkirakan stabil
sepanjang 2019 dan 2020, sehingga daya beli dapat terus terjaga. Sebagai
sebuah negara agraris, sektor agrikultur di Indonesia diperkirakan dapat
tumbuh lebih baik di tahun 2020. Begitu pula dengan sektor industry yang
diprediksi akan naik kontribusniya cukup signifikan. Sektor jasa juga
diperkirakan tumbuh ditahun 2019 namun mengalami sedikit penurunan di
tahun 2020.

Berdasarkan proyeksi pertumbuhan ekonomi World Bank 2019,


ekonomi Indonesia diperkirakan mengalami pertumbuhan 5,2% pada
tahun 2019 dan 5,3% pada tahun 2020.

Penjelasan lebih terperinci terkait ekonomi Indonesia terlampir pada


Tabel dibawah ini :

III-5
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel 3.2
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Sumber: Bank Dunia 2019

Sebagai negara yang masih termasuk dalam commodity beased


economy, ekonomi Indonesia sangat bergantung terhadap harga komoditas
dunia. Berdasarkan rilis World Bank tahun 2019, komoditas energy
diperkirakan akan mengalami peningkatan, begitu pula dengan crude oil,
pertanian, logam dan bukan logam, serta emas.

Tabel 3.3
Proyeksi Harga Komoditas Dunia
Price Indexes (2010 = 100) ¹
2016 2017 2018 2019 2020
ƒ² ƒ²
Energy 55 68 87 82 81
Non - Energy ² 79 84 85 83 85
Agriculture 87 87 87 84 86
Fertilizers 78 74 82 86 88
Metals and minerals 63 78 83 81 82
Precious metals ⁴ 97 98 97 100 103
Memorandum items
Crude oil ($/bbl) 43 53 68 66 65
Gold ($/toz) 1,249 1,258 1,269 1,310 1,360
Sumber : Bank Dunia 2019

Secara garis besar, asumsi ekonomi Indonesia tahun 2019 dan 2020
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.4
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi
INDIKATOR 2019 2020
Pertumbuhan Ekonomi (%yoy) 5,0-5,4 5,1-5,5
Inflasi (%yoy) 3,5±1% 3,0±1%
Sumber: Bank Indonesia

III-6
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
3.1.1.3 Perekonomian Daerah
Analisa perekonomian Daerah Provinsi Sumatera Utara akan
mencakup pembahasan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),
inflasi, ketimpangan, kemiskinan dan ketenagakerjaan. Selanjutnya akan
dibahas proyeksi terhadap berbagai indikator makro ekonomi untuk tahun
2019 dan 2020.

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)


Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2018
mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2017. Jika pada tahun 2017
ekonomi Sumatera Utara tumbuh sebesar 5,12% maka pada tahun 2018
laju pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara tercatat sebesar 5,18%.

Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara


Grafik. 3.2
Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara
Tahun 2013-2018 (%)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai keseluruhan


barang dan jasa yang diproduksi pada suatu wilayah dalam suatu jangka
waktu tertentu. Jika membandingkan data triwulan I secara yeay on year
(yoy), nilai PDRB Provinsi Sumatera Utara mengalami peningkatan yaitu dari
Rp. 178,19 Triliun pada Tahun 2018 menjadi Rp. 192,03 Triliun pada Tahun
2019.
Berdasarkan distribusi PDRB ADHB, terdapat empat sektor dominan
yang memberikan kontribusi dalam pertumbuhan ekonomi pada Tahun
2019 yaitu Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 20,74%, Industri
Pengolahan sebesar 19,45%, Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor sebesar 18,66%, dan Konstruksi sebesar 14,13%.

III-7
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Pada TW I tahun 2019, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan masih
menjadi sektor dengan kontribusi terbesar bagi struktur perekonomian
Sumatera Utara. Jika dibandingkan dengan triwulan I tahun 2018, sektor
pertanian, kehutanan dan perikanan mengalami sedikit penurunan sebagai
dampak dari menurunnya harga komoditas dan rendahnya demand di awal
tahun. Begitu juga dengan sektor industri pengolahan mengalami
penurunan distribusi (turun 0,87%) dibandingkan triwulan I Tahun 2018.
Akan tetapi di sektor perdagangan besar dan eceran, mengalami kenaikan
sebesar 0,66% dan demikian juga pada sektor konstruksi naik sebesar
0,56% dibandingkan triwulan I Tahun 2018. Kondisi tersebut dapat dilihat
pada Tabel berikut :

Tabel 3.5
Perbandingan PDRB
Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku
Triwulan I 2018 dan Triwulan I 2019 (year on year) (dalam Juta Rupiah)
2018 Distribusi 2019 Distribusi
No. Uraian
Triwulan I (%) Triwulan I (%)

Pertanian, Kehutanan, dan


1 37.975.953,80 21,31 39.830.715,86 20,74
Perikanan
2 Pertambangan dan Penggalian 2.301.832,40 1,29 2.435.403,85 1,27
3 Industri Pengolahan 36.201.035,02 20,32 37.353.184,60 19,45
4 Pengadaan Listrik, Gas 205.758,04 0,12 214.687,88 0,11
Pengadaan Air, Pengelolaan
5 186.501,11 0,10 193.118,37 0,10
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
6 Konstruksi 24.183.204,60 13,57 27.136.561,73 14,13
Perdagangan Besar dan Eceran,
7 dan Reparasi Mobil dan Sepeda 32.068.019,06 18,00 35.839.391,16 18,66
Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 8.862.007,35 4,97 9.648.706,93 5,02
Penyediaan Akomodasi dan Makan
9 4.224.119,03 2,37 4.363.181,15 2,41
Minum
10 Informasi dan Komunikasi 3.582.826,36 2,01 4.014.244,88 2,09
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 5.559.260,28 3,12 5.678.670,70 2,96
12 Real Estate 8.892.607,26 4,99 9.728.089,04 5,07
13 Jasa Perusahaan 1.841.116,29 1,03 1.975.451,29 1,03
Administrasi Pemerintahan,
14 Pertahanan dan Jaminan Sosial 6.081.252,39 3,41 6.752.920,31 3,52
Wajib
15 Jasa Pendidikan 3.256.125,44 1,83 3.519.573,45 1,83
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
16 1.744.326,78 0,98 1.946.932,42 1,01
Sosial
17 Jasa lainnya 1.023.251, 98 0,57 1.122.652,89 0,58

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 178.189.197,20 100% 192.026.486,81 100%

Sumber : BRS 6 Mei 2019

III-8
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Berdasarkan laju pertumbuhan PDRB ADHK, terdapat empat sektor
dominan yang memberikan laju pertumbuhan dalam ekonomi pada Tw I
Tahun 2019 yaitu Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 1,49%,
Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
sebesar 1,00%, Konstruksi sebesar 0,43% dan Industri Pengolahan sebesar
0,43%. Pada TW I tahun 2019, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan
masih menjadi sektor dengan laju pertumbuhan terbesar bagi perekonomian
Sumatera Utara. Sedangkan sektor yang meununjukkan perlambatan
pertumbuhan yaitu sektor Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan
daur ulang dan Pengadaan listrik dan gas masing-masing sebesar 0,00%
serta Jasa keuangan dan asuransi sebesar 0,01%. Penjelasan lebih terperinci
terlampir pada Tabel di bawah :

Tabel 3.6
Perbandingan Laju Pertumbuhan PDRB
Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan
Triwulan I 2018 dan Triwulan I 2019 (year on year)

2018 Laju 2019 Laju


No Uraian
Triwulan I (%) Triwulan I (%)

1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 30.641.729,75 1,08 32.489.171,13 1,49


2 Pertambangan dan Penggalian 1.636.818,69 0,06 1.726.321,11 0,07
3 Industri Pengolahan 23.450.202,28 0,45 23.985.790,82 0,43
4 Pengadaan Listrik, Gas 171.073,18 0,01 174.245,65 0,00
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
5 121.011,93 0,00 125.219,30 0,00
Limbah dan Daur Ulang
6 Konstruksi 15.421.847,08 0,84 16.565.442,98 0,92
Perdagangan Besar dan Eceran, dan
7 22.069.265,04 0,78 23.303.974,33 1,00
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 5.911.276,38 0,34 6.219.075,51 0,25
Penyediaan Akomodasi dan Makan
9 2.916.269,53 0,17 3.170.541,61 0,20
Minum
10 Informasi dan Komunikasi 3.346.428,79 0,21 3.646.333,27 0,24
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 3.680.056,54 0,06 3.691.015,51 0,01
12 Real Estate 5.273.831,21 0,22 5.526.286,95 0,20
13 Jasa Perusahaan 1.131.337,19 0,07 1.193.545,21 0,05
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
14 3.875.328,01 0,18 4.199.708,32 0,26
dan Jaminan Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 2.547.825,65 0,16 2.647.896,03 0,08
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.219.323,95 0,06 1.285.121,66 0,05
17 Jasa lainnya 644.220,94 0,03 681.011,07 0,03
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 124.057.846,15 4,73 130.630.700,45 5,30
Sumber : BRS 6 Mei 2019

III-9
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Bila dilihat dari sisi pengeluaran, secara total PDRB pengeluaran pada
triwulan I tahun 2018 berjumlah 178.189.197,20 (ADHB) dan
124.057.846,15 (ADHK). Komponen pengeluaran terbesar pada triwulan I
2018 adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga dengan nilai sebesar Rp.
95.775.173,15 (ADHB) yang kemudian diikuti oleh ekspor barang dan jasa
sebesar Rp. 64.059.599,79 dan Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
sebesar Rp. 54.568.976,14. Pada year on year (yoy) triwulan I Tahun 2019,
kontribusi pengeluaran terbesar masih berada pada konsumsi rumah tangga
dengan nilai sebesar Rp. 103.343.312,86 yang kemudian diikuti dan ekspor
barang dan jasa sebesar Rp. 61.262.024,86 dan Pembentukan Modal Tetap
Domestik Bruto sebesar Rp. 60.507.817,48. Kondisi tersebut dapat dilihat
pada Tabel berikut :

Tabel 3.7
Perbandingan PDRB (ADHB) Sumatera Utara
Menurut Pengeluaran Triwulan I 2018 dan 2019 (yoy)
2018 2019
No Uraian Triwulan I Triwulan I
Berlaku Konstan Berlaku Konstan
Pengeluaran
1 Konsumsi 95.775.173,15 64.220.878,22 103.343.312,86 66.875.304,39
Rumahtangga
Pengeluaran
2 1.590.930,32 1.276.544,28 1.950.866,13 1.580.939,12
Konsumsi LNPRT
Pengeluaran
3 Konsumsi 11.078.089,78 7.618.090,90 13.665.400,86 8.954.912,80
Pemerintah
Pembentukan
4 Modal Tetap 54.568.976,14 37.057.534,68 60.507.817,48 39.370.954,14
Domestik Bruto
Perubahan
5 2.859.389,09 2.206.170,62 2.588.810,12 1.988.178,80
Inventori
Ekspor Barang dan
6 64.059.599,79 48.683.901,36 61.262.024,86 49.185.235,84
Jasa
Dikurangi Impor
7 51.742.961,06 37.005.273,92 51.291.745,50 37.324.824,63
Barang dan Jasa

PDRB 178.189.197,20 124.057.846,15 192.026.486,81 130.630.700,45


Sumber : BRS 6 Mei 2019

Berdasarkan persentase distribusi menurut pengeluaran, komponen


terbesar pada triwulan I 2019 (year on year) didominasi oleh pengeluaran
rumah tangga yaitu sebesar 53.82% yang diikuti oleh ekspor barang dan
jasa sebesar 31,90% dan PMTB sebesar 31,51%. Sedangkan berdasarkan
sumber pertumbuhan, persentase PDRB Provinsi Sumatera Utara didominasi
oleh pertumbuhan pengeluaran konsumsi Rumah Tangga sebesar 2.14%,
yang kemudian diikuti oleh Investasi Pembentukan Modal Tetap Domestik
Bruto (PMTB) sebesar 1,86%, sementara sumber pertumbuhan ekspor,

III-10
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
mengalami penurunan sebesar 0,40%. Kondisi tersebut dapat dilihat pada
Tabel berikut :

Tabel 3.8
Perbandingan Distribusi Presentase Dan
Sumber Pertumbuhan PDRB Sumatera Utara
Menurut Pengeluaran Triwulan I 2018 dan 2019 (yoy)
2018 2019
Triwulan I Triwulan I
No Uraian
Distribusi Sumber Distribusi Sumber
(Persen) Pertumbuhan (Persen) Pertumbuhan
Pengeluaran
1 Konsumsi 53,75 2,57 53,82 2,14
Rumahtangga
Pengeluaran
2 0,89 0,07 1,02 0,25
Konsumsi LNPRT
Pengeluaran
3 6,22 0,38 7,12 1,08
Konsumsi Pemerintah
Pembentukan Modal
4 30,62 2,02 31,51 1,86
Tetap Domestik Bruto
5 Perubahan Inventori 1,60 (0,01) 1,35 -0,18
Ekspor Barang dan
6 35,95 (0,03) 31,90 0,40
Jasa
Dikurangi Impor
7 29,04 0,27 26,71 0,26
Barang dan Jasa
PDRB 100.00 4,73 100.00 5,30
Sumber: BRS 6 Mei 2019

2. Inflasi
Inflasi Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2018 tercatat sebesar
1,23%. Capaian inflasi Provinsi Sumatera Utara lebih rendah daripada inflasi
nasional yang berada pada angka 3,13%. Inflasi Core menjadi penyumbang
utama inflasi Provinsi Sumatera Utara di tahun 2018 mencapai 1,40 % yang
terdiri dari Upah Pembantu Rumah tangga sebesar 0.22%, Mie 0,10% dan
Mobil 0,09%. Sedangkan Komoditas pangan (Volatile Foods) menjadi
komoditas penyumbang deflasi tahunan di tahun 2018 ini sebesar -0,99%
yang terdiri dari cabai merah sebesar -1,59%, cabe rawit 0,09% dan Dencis
sebesar 0,08%. Sedangkan inflasi Administered Prices sebsar 0,76% lebih
rendah dibandingkan tahun lalu yang tercatat sebesar 1,53%.
Secara berturut-turut inflasi Tahun 2018 tercatat pada bulan
Januari sebesar 0,69%, Februari -0,20%, Maret 0,36%, April -0,43%, Mei
-0,31%, Juni -0,27%, Juli 0,21%, Agustus 0,21%, September 0,07%,
Oktober 1,59%, November 1,07%, dan Desember sebesar 0,62%. Dari
data tersebut, dapat diamati bahwa deflasi terjadi pada bulan Februari,
Mei dan Juni, sedangkan bulan-bulan lainnya mengalami inflasi. Inflasi
terendah terjadi pada bulan Juli dan Agustus, sedangkan inflasi tertinggi

III-11
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
terjadi pada bulan Oktober, yaitu bertepatan dengan naik harga baan
bakar fosil seperti bensin jenis pertamax, pertamax turbo, maupun
pertalite. Pada bulan April 2019, inflasi Provinsi Sumatera Utara tercatat
sebesar 1,23% atau lebih rendah daripada capaian nasional sebesr
3,13%.
Adapun perkembangan inflasi Sumatera Utara dan perbandingannya
dengan inflasi nasional dapat dilihat pada Grafik dibawah :

Sumber: Badan Pusat Statistik 2019 (data diolah)


Grafik. 3.3
Inflasi Sumatera Utara Tahun 2011-2018

3. Ketimpangan
Berdasarkan indikator Gini, ketimpangan Provinsi Sumatera Utara pada
bulan Maret tahun 2018 tercatat mengalami sedikit penuruan sebesar 0,017
poin jika dibandingkan dengan bulan Maret tahun 2017 sebesar 0,335.
Indeks ketimpangan Sumatera Utara pada September 2018 tercatat lebih
rendah jika dibandingkan dengan indeks gini nasional yaitu sebesar 0,389.
Indeks ketimpangan berdasarkan Gini Coefficient berkisar antara angka
0 sampai dengan 1. Angka 0 mengindikasikan distribusi pendapatan yang
merata, angka 1 menunjukkan ketimpangan sempurna. Selanjutnya angka
0,50-0,70 berarti ketimpangan lebar, indeks 0,31-0,40 ketimpangan sedang,
sementara 0,20-0,30 ketimpangan rendah. Pada tahun 2018, indeks
ketimpangan Sumatera Utara menunjukkan angka 0,318. Oleh karenanya,
berdasarkan pembagian kategori ketimpangan, Sumatera Utara berada
pada kategori sedang (0,3-0,5).

III-12
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Sumber : Badan Pusat Statistik 2019 (data diolah)
Grafik. 3.4
Gini Ratio Per Provinsi Se-Indonesia Maret 2018

Sumber : Badan Pusat Statistik 2019 (data diolah)


Grafik. 3.5
Gini Ratio Sumatera Utara 2012-2018

Bank Dunia membagi tingkat ketimpangan menjadi tiga kategori, yaitu:


a. Jika proporsi jumlah pendapatan dari penduduk yang masuk kategori 40
persen terendah terhadap total pendapatan seluruh penduduk kurang dari
12 persen dikategorikan ketimpangan pendapatan tinggi. b. Jika proporsi
jumlah pendapatan penduduk yang masuk kategori 40 persen terendah
terhadap total pendapatan seluruh penduduk kurang dari 12-17 persen
dikategorikan ketimpangan pendapatan sedang/menengah. c. Jika proporsi
jumlah pendapatan dari penduduk yang masuk kategori 40 persen terendah
terhadap total pendapatan seluruh penduduk diatas 17 persen
dikategorikan ketimpangan pendapatan rendah.

III-13
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Indeks persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40%
terbawah di daerah perkotaan pada Maret 2018 adalah sebesar 12% atau
tergolong ketimpangan rendah. Sementara itu, persentase pengeluaran
kelompok penduduk 40 persen terbawah di daerah pedesaan pada Maret
2018 adalah sebesar 17% yang juga termasuk kategori ketimpangan rendah.
Secara keseluruhan, persentase pengeluaran kelompok penduduk 40%
terbawah baik di perkotaan maupun perdesaan pada tahun 2018 adalah
sebesar 20,08%. Gambaran ketimpangan di Provinsi Sumatera Utara
digambarkan pada Grafik berikut ini :

Sumber: Badan Pusat Statistik 2019


Grafik. 3.6
Persentase Pengeluaran Kelompok Penduduk 40%
Terbawah September 2017 dan Maret 2018 di Sumatera Utara

4. Tenaga Kerja
Persentase Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Sumatera
Utara pada tahun 2018 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan
tahun 2017. Pada tahun 2018, tingkat pengangguran terbuka tercatat
sebesar 5,50% sementara pada tahun 2017 tercatat sebesar 5,60%; atau
berkurang sebesar 0,10%. Jumlah angkatan kerja di Sumatera Utara pada
Agustus 2018 mencapai 7,124 ribu orang atau naik sebanyak 381 ribu
orang bila dibanding angkatan kerja Agustus 2017, yaitu sebesar 6,743 ribu
orang. Jumlah penduduk yang bekerja di Sumatera Utara pada Agustus
2018 mencapai 6,728 ribu orang naik sebanyak 362 ribu orang dibanding
tahun 2017 yang sebesar 6,366 ribu orang.

III-14
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Sumber: BPS Sumut
Grafik. 3.7
Perbandingan Persentase Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Nasional dan Sumatera Utara

3.1.2. Prospek dan Tantangan Perekonomian Daerah Tahun 2018 dan


2019
Proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia melalui world economic oulook
IMF, menunjukkan optimisme yang cukup baik. Pada tahun 2019 ekonomi
dunia diperkirakan akan tumbuh sebesar 3,3% dan pada tahun 2020
diperkirakan akan tumbuh sebesar 3,6%. Selain itu, harga komoditas dunia
juga diperkirakan akan mengalami perbaikan. Proyeksi ekonomi untuk
Indonesia juga menunjukkan asumsi percepatan. Jika tahun 2019 ekonomi
Indonesian diproyeksi tumbuh sebesar 5,2%, maka pada tahun 2020
ekonomi diperkirakan akan meningkat menjadi 5,3%.
Ekonomi Sumatera Utara juga diproyeksikan akan mengalami
peningkatan. Pada tahun 2020 PDRB ADHB diproyeksikanakan berkisar
pada angka Rp 861.447.027 Triliun dan PDRB Atas Dasar Harga Konstan
(ADHK) sebesar 574.043.442 Triliun. Angka ini mengalami peningkatan jika
dibandingkan tahun 2019, dimana PDRB ADHB diproyeksikan sebesar
802.666.632 Triliun dan PDRB ADHK sebesar 543.049.961 Triliun. Tabel
dibawah menggambarkan pertumbuhan PDRB ADHB dan PDRB ADHK
menurut sektor:

III-15
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel 3.9
Proyeksi PDRB ADHB dan PDRB ADHK (juta) 2019-2020

Sumber : BPS, Sumatera Utara Dalam Angka 2018 (data diolah)


*) data proyeksi

Laju pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara juga diproyeksikan akan


mengalami peningkatan. Pada tahun 2019 ekonomi Sumatera Utara
diperkirakan akan tumbuh sebesar 5,1%-5,5% dan pada tahun 2020
sebesar 5,2%-5,6%
Secara keseluruhan pertumbuhan terjadi hampir di semua sektor.
Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sebagai sektor dengan
kontribusi terbesar dalam ekonomi diprediksi akan mengalami peningkatan,
sektor industri pengolahan juga diproyeksikan mengalami peningkatan.
Begitu pula sektor perdagangan besar dan eceran; reperasi mobil dan sepeda
motor. Penjelasan terperinci terkait pertumbuhan ekonomi sektoral
terlampir dalam Tabel dibawah :

III-16
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel 3.10
Proyeks Pertumbuhan Ekonomi 2019-2020 (%)
T A H U N (%)
NO URAIAN
2019 2020
1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 5,37 5,39
2 Pertambangan dan Penggalian 4,35 4,76
3 Industri Pengolahan 3,27 3,29
4 Pengadaan Listrik dan Gas 5,39 5,56
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan
5 5,56 5,58
Daur Ulang
6 Konstruksi 6,12 6,24
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
7 6,48 6,50
Sepeda Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 6,59 6,61
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7,86 7,89
10 Informasi dan Komunikasi 6,47 6,53
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 0,69 0,71
12 Real Estat 6,62 6,68
13 Jasa Perusahaan 6,10 6,38
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan
14 4,07 4,12
Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 4,30 4,94
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,91 7,70
17 Jasa Lainnya 6,39 6,40
5,2 -
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) 5,1 - 5,5
5,6
Sumber: BPS, Sumatera Utara Dalam Angka 2018 (data diolah)

Dari sisi pengeluaran, kontribusi tertinggi diprediksi masih berada


pada pengeluaran konsumsi rumah tangga. Pada tahun 2019 diproyeksi
akan memiliki kontribusi sebesar 53,53% dan tahun 2020 sebesar 53,55%.
Sektor PMTB juga diproyeksikan akan mengalami peningkatan yaitu sebesar
31,31% pada tahun 2019 dan 31,35% paa tahun 2020, seiring dengan
semakin meningkatnya investasi diberbagai sektor. Tabel dibawah
menjelaskan kontribusi PDRB dari sektor pengeluaran.

Tabel 3.11
Proyeksi Kontribusi PDRB Pengeluaran 2019-2020
Proyeksi (%)
No Uraian
2019 2020
Pengeluaran Konsumsi
1 53,53 53,55
Rumahtangga
Pengeluaran Konsumsi
2 0,83 0,82
LNPRT
Pengeluaran Konsumsi
3 7,69 7,67
Pemerintah

Pembentukan Modal Tetap


4 31,31 31,35
Domestik Bruto
5 Perubahan Inventori 1,19 1,17

III-17
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Proyeksi (%)
No Uraian
2019 2020
6 Ekspor Luar Negeri 37,63 37,65
7 Impor Luar Negeri 32,19 32,21
PDRB 100 100
Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) 2018 (data diolah)

1. Inflasi
Capaian inflasi Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2018 dan 2019
diperkirakan akan tetap stabil dan terjangkar. Adapun upaya pengendalian
inflasi di Provinsi Sumatera Utara melalui
TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) dengan melakukan 4K. 4K ini
yaitu antara lain:
1. Keterjangkauan Harga.
Hal ini dengan melakukan operasi pasar oleh TPID Provinsi dan
Kabupaten/Kota serta mengoperasikan Outlet TPID yang dinamai
dengan “Kedai Kita”.
2. Ketersedian Pasokan.
Hal ini dengan melakukan penguatan sisi penawaran melalui
klaster ketahanan pangan dan Sidak memastikan ketersediaan
stok.
3. Kelancaran Distribusi.
Mengupayakan penciptaan STA (Sub Terminal Agribisnis) dan
pembangunan Jalan Usaha Tani.
4. Komunikasi Efektif.
Mengupayakan komunikasi aktif melalui media massa dan
melaksanakan koordinasi instansi melalui TPID tingkat pusat dan
daerah.

Dengan mempertimbangkan perbaikan yang lebih baik pada sektor


komoditas yang bergejolak, kemungkinan peningkatan administrated price
yang berada di level moderat, serta optimisme terhadap kinerja Tim
Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), maka inflasi Sumatera Utara untuk
tahun 2017 diperkirakan berada pada kisaran 3,5 ± 1% dan pada tahun
2018 diperkirakan berada pada kisaran 3,25 ± 1%.
Berdasarkan berbagai analisa yang telah diulas sebelumnya, maka
proyeksi makro ekonomi Sumatera Utara dapat dijabarkan pada tabel
berikut:

III-18
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel 3.12
Asumsi Makro Ekonomi Sumatera Utara 2019- 2020
INDIKATOR 2019 2020
Pertumbuhan Ekonomi (%yoy) 5,1-5,5% 5,2-5,6%
Inflasi (%yoy) 3,5±1% 3,0±1%

3.1.1. Pendapatan Daerah


Menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,
Pendapatan Daerah merupakan hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun terkait. Berdasarkan
ketentuan tersebut, dijelaskan bahwa sumber pendapatan daerah Provinsi
terdiri atas:
1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terdiri atas pajak daerah,
retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan,
dan lain-lain;
2) Dana Perimbangan yang meliputi: dana alokasi umum, dana alokasi
khusus dana bagi hasil, dan;
3) Lain-lain; pendapatan daerah yang sah, meliputi: hibah, dana darurat,
dana bagi hasil pajak dari pemerintah daerah lainnya, dana
penyesuaian dan dana otonomi khusus, dana bantuan keuangan dari
provinsi/kabupaten/kota lainnya.

Kemampuan keuangan daerah dapat tidak terlepas dari kapasitas


fiscal yang dilihat dari anggaran pendapatan dan belanja daerah. Ditinjau
dari sisi APBD, keuangan daerah dipergunakan untuk membiayai
program/kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan dari tahun ke tahun diperkirakan akan terus meningkat.
Peningkatan ini menyesuaikan dengan perkembangan kebutuhan
pembangunan, baik secara fisik maupun non fisik. Kebijakan pengelolaan
keuangan daerah secara umum diarahkan untuk mengoptimalkan
Pendapatan Daerah melalui intensifikasi pajak secara massive, dan
optimalisasi serta ekstensifikasi retribusi yang menjadi kewenangan
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
Pendapatan daerah perhitungannya tidak terlepas dari asumsi-asumsi
yang ditetapkan pada saat penyusunan rencana target Pendapatan daerah,
diantaranya : kondisi dan perkembangan ekonomi makro secara Nasional;

III-19
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kebijakan fiskal Nasional yang turut mempengaruhi penerimaan pendapatan
daerah antara lain alokasi dana transfer ke daerah dan kebijakan harga
BBM; Estimasi pemasaran industri otomotif Nasional yang diperkirakan
masuk ke wilayah Sumatera Utara; Potensi yang dimiliki serta realisasi
pendapatan daerah tahun sebelumnya; Upaya intensifikasi dan
ekstensifikasi PAD; dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan penyusunan APBD.
Berdasarkan Hasil analisis kondisi ekonomi daerah dan kajian
terhadap tantangan dan prospek perekonomian daerah seperti diuraikan
pada subjudul diatas dilakukan analisis dan proyeksi sumber-sumber
pendapatan daerah yang kemudian dituangkan ke dalam tabel Realisasi dan
Proyeksi/Target Pendapatan Daerah, dengan melihat perkembangan
realisasi pendapatan Tahun 2017-2021** disajikan pada Tabel di bawah ini :

Tabel 3.13
Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2017 s.d Tahun 2021**
2017 2018
No Uraian 2019 2020* 2021**
(REALISASI) (REALISASI)
1.1 Pendapatan asli daerah 4.925.627.725.733 5.638.960.579.479 7.583.849.754.886 5.904.947.360.000 6.340.840.471.528
1.1.1 Pajak daerah 4.486.811.919.686 5.219.324.543.311 6.087.369.133.968 5.421.539.077.000 5.839.435.257.528
1.1.2 Retribusi daerah 33.959.567.600 36.614.846.458 36.744.959.900 39.317.107.000 41.676.133.000
1.1.3 Hasil pengelolaan kekayaan daerah 277.500.967.496 191.995.313.161 612.177.474.033 262.666.176.000 269.232.831.000
yang dipisahkan
1.1.4 Lain-lain pendapatan asli daerah yang 127.355.270.951 191.025.876.549 847.558.186.985 181.425.000.000 190.496.250.000
sah
1.2 Dana perimbangan 7.235.420.477.680 7.055.134.429.266 7.736.050.762.700 9.426.364.422.964 9.780.404.182.618
1.2.1 Dana bagi hasil pajak 567.882.964.200 513.849.016.717 550.587.677.700 601.487.445.770 631.561.818.059
1.2.2 Dana alokasi umum 2.638.744.012.480 2.629.224.545.000 2.713.750.553.000 2.971.417.838.770 3.063.531.791.772
1.2.3 Dana alokasi khusus 4.028.793.501.000 3.912.060.867.549 4.471.712.532.000 5.853.459.138.424 6.085.310.572.787

1.3 Lain-lain pendapatan daerah yang sah 9.533.902.500 8.963.579.146 7.852.000.000 8.637.200.000 9.500.920.000

TOTAL JUMLAH PENDAPATAN DAERAH 12.170.582.105.913 12.703.058.587.891 15.327.752.517.586 15.339.948.982.964 16.130.745.574.146

Sumber : LRA TA 2017-2018 dan APBD TA 2019-2021 (data diolah)


Keterangan : * Proyeksi Tahun n+1
** Proyeksi Tahun n+2

III-20
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Grafik. 3.8
Persentase Realisasi dan Proyeksi Komposisi Pendapatan
Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2017-2021**

Rata-rata pertumbuhan
Pendapatan Daerah 9,37%

Sumber : LRA TA 2017-2018 dan APBD TA 2019-2021 (data diolah)


Keterangan : * Proyeksi Tahun n+1
** Proyeksi Tahun n+2
Grafik. 3.9
Persentase Pertumbuhan Pendapatan Daerah
Provinsi Sumatera Utara

Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan dapat menjadi tolak


ukur kemandirian suatu daerah. Semakin besar kontribusi Pendapatan Asli
Daerah terhadap total pendapatan daerah menunjukkan tingkat
kemandirian suatu daerah. Atau dengan kata lain, ketergantungan terhadap
pemerintah pusat melalui dana perimbangan semakin kecil.
Pada grafik Realisasi dan Proyeksi Komposisi Komponen Pendapatan
Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2017-2021** menunjukkan bahwa
dari realisasi Tahun 2017-2021** komposisi Dana Perimbangan masih
menjadi bagian yang paling besar dari Pendapatan Daerah namun fluktuatif

III-21
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
menurun, hal ini menjadi tantangan untuk melakukan optimalisasi
Pendapatan Daerah.
Sebagaimana tergambar pada grafik dimaksud, bahwa komponen
Dana Perimbangan di Tahun 2017 sebesar 59,45% dibanding Pendapatan
Asli Daerah (PAD) di tahun 2017 sebesar 40,47%, tahun 2018 sebesar
55,54% dan diproyeksikan terus meningkat ditahun 2021 sebesar 60,63%.
Sementara itu, pertumbuhan Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera
Utara, dimana tahun 2017 berada pada angka 16,57%, tahun 2018 sebesar
4,38%, tahun 2019 sebesar 20,66%, dan di tahun 2020 dan 2021
diproyeksikan akan tumbuh sebesar 0,08% dan 5,16%. Besaran proyeksi
kenaikan pada tahun 2019 dan 2020 bergantung kepada proyeksi dana
perimbangan yang diasumsikan sama dengan tahun n-1 sesuai ketentuan
yang ada.

Pendapatan Asli Daerah merupakan hasil penerimaan dari sumber-


sumber pendapatan yang berasal dari potensi daerah sesuai dengan
kewenangan yang dimiliki dalam rangka membiayai urusan rumah tangga
daerahnya. Dana Perimbangan merupakan pendapatan daerah yang berasal
dari APBN yang bertujuan untuk menutup celah fiscal (fiscal gap) sebagai
akibat selisih kebutuhan fiskal (fiscal need) dengan kapasitas fiskal (fiscal
capacity). Sedangkan Lain-lain Pendapatan Yang Sah adalah penerimaan
yang berasal dari sumbangan pihak ketiga.
Kebijakan pendapatan daerah Provinsi Sumatera Utara untuk Tahun
Anggaran 2020 merupakan perkiraan yang terukur secara Nasional, dan
memiliki kepastian serta dasar hukum yang jelas. Kebijakan pendapatan
daerah tersebut diarahkan pada upaya peningkatan pendapatan daerah
dari: sektor pajak daerah, retribusi daerah, dan dana perimbangan.
Untuk meningkatkan pendapatan daerah perlu dilakukan beberapa
upaya-upaya antara lain:
1. Memantapkan kelembagaan melalui peningkatan peran dan fungsi
perangkat dinas;
2. Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber pendapatan melalui penerapan
secara penuh penyesuaian tarif terhadap pajak daerah dan retribusi
daerah;
3. Meningkatkan koordinasi dan perhitungan lebih intensif, bersama
antara pusat-daerah untuk pengalokasian sumber pendapatan dari
dana perimbangan dan non perimbangan;

III-22
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
4. Meningkatkan deviden BUMD dalam upaya meningkatkan pendapatan
daerah;
5. Meningkatkan kesadaran, kepatuhan dan kepercayaan serta
partisipasi aktif masyarakat/lembaga dalam memenuhi kewajibannya
membayar pajak dan retribusi;
6. Meningkatkan dan mengoptimalkan pengelolaan aset daerah secara
optimal;
7. Peningkatan sarana dan prasarana dalam rangka meningkatkan
pendapatan;
8. Pemantapan kinerja organisasi dalam meningkatkan pelayanan
kepada wajib pajak.
Untuk itu, dalam upaya untuk mewujudkan kemandirian fiskal
daerah dan peningkatan pendapatan daerah maka kebijakan pendapatan
daerah pada tahun 2020 diarahkan pada :
1. Melakukan inovasi untuk meningkatkan intensifikasi pajak daerah;
2. Optimalisasi pengelolaan kekayaan dan asset daerah;
3. Peningkatan kerjasama dan sinergi dengan berbagai pihak yang terkait,
seperti pemerintah pusat, Kabupaten/kota, OPD Penghasil, dan POLRI
dalam rangka peningkatan Pajak daerah dan pengelolaan serta
pemanfaatan kekayaan dan asset daerah;
4. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat yang didukung
dengan sistem administrasi yang mudah, aparatur yang profesional, dan
dukungan teknologi informasi yang handal;
5. Optimalisasi pengelolaan BUMD.

3.1.2. Belanja Daerah


Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, bahwa belanja daerah adalah semua kewajiban
daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode
Tahun Anggaran yang bersangkutan. Sedangkan menurut Permendagri No.
13 Tahun 2006 sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, belanja daerah dikelompokan menjadi
Belanja Tidak Langsung (BTL) dan Belanja Langsung (BL). BTL yaitu belanja
yang tidak memiliki keterkaitan secara langsung dengan pelaksanaan
program dan kegiatan yang meliputi belanja pegawai, belanja bunga,
subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan
belanja tidak terduga.
III-23
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Aspek lain terpenting dalam pengelolaan keuangan daerah adalah
bagaimana mengelola Belanja Daerah secara efisien dan efektif, sehingga
dapat dimanfaatkan bagi peningkatan Kinerja Pemerintah Daerah dalam
memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat dan
menyelenggarakan pembangunan agar hasilnya benar-benar dapat
dirasakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Belanja Daerah diarahkan penggunaannya dalam rangka mendanai
pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai kewenangan yang terdiri dari
urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam
bidang tertentu dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan
pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan
ketentuan perundang-undangan. Belanja daerah juga diarahkan pada
peningkatan proporsi belanja untuk memihak kepentingan publik,
disamping tetap menjaga eksistensi penyelenggaraan Pemerintahan. Dalam
penggunaannya, belanja daerah harus tetap mengedepankan efisiensi,
efektivitas dan penghematan sesuai dengan prioritas, yang diharapkan dapat
memberikan dukungan program-program strategis didaerah.
Pada Tabel dibawah dapat dilihat bahwa dari sisi pertumbuhannya,
komponen Belanja Tidak Langsung tahun 2019 dan 2020 diproyeksikan
akan meningkat dari Rp. 8,780,- triliun tahun 2018 mencapai Rp. 10,466,-
triliun dan 10,603,- triliun atau terjadi kenaikan sebesar 1,31% ditahun
2020 yang dioptimalkan untuk melaksanakan program-program prioritas
pembangunan daerah kedepan.
Dari sisi komposisi Belanja Daerah, komponen Belanja Tidak
Langsung kurun waktu 2017-2021 masih mendominasi Belanja, hal ini
untuk mendorong tingkat pelayanan publik yang dilaksanakan oleh aparatur
pemerintahan daerah, proyeksi perbandingan komposisi Belanja Tidak
Langsung dengan Belanja Langsung ditahun 2019 sebesar 19,20% Belanja
Tidak Langsung dan 34,61% untuk pemenuhan Belanja Langsung dan
ditahun 2020 diproyeksikan naik sebesar 1,31% Belanja Tidak Langsung
dan 6,31% Belanja Langsung. Rata-rata pertumbuhan Belanja Daerah
kurun waktu 2017-2021** diproyeksikan akan terus meningkat hingga
12,87%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Grafik dibawah ini :

III-24
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel 3.14
Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah
Provinsi Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2017 s.d Tahun 2021**
2017 2018
No Uraian 2019 2020* 2021**
(REALISASI) (REALISASI)
2.1 Belanja Tidak Langsung
2.1.1 Bel a nja pega wa i 3.037.330.274.182 3.464.489.476.375 3.647.433.927.485 3.683.908.266.760 3.831.264.597.430
2.1.2 Bel a nja bunga - - - - -
2.1.3 Bel a nja s ubs i di - - - - -
2.1.4 Bel a nja hi ba h 3.620.208.919.358 3.165.070.721.289 2.968.196.113.522 3.000.000.000.000 3.120.000.000.000
2.1.5 Bel a nja ba ntua n s os i a l - - - - -
2.1.6 Bel a nja ba gi ha s i l kepa da 1.982.455.818.915 1.569.730.611.414 3.818.395.036.753 3.894.762.937.488 4.011.605.825.613
Provi ns i /Ka bupa ten/kota da n
Pemeri ntah Des a *
2.1.7 Bel a nja Ba ntua n Keua nga n kepa da 2.443.753.800 528.068.540.828 7.240.752.000 - -
Provi ns i /Ka bupa ten/kota da n
Pemeri ntaha n Des a *
2.1.8 Bel a nja tida k terduga 18.750.000.000 53.155.528.758 25.000.000.000 25.000.000.000 25.000.000.000
A JUMLAH BELANJA TIDAK LANGSUNG 8.661.188.766.255 8.780.514.878.664 10.466.265.829.760 10.603.671.204.248 10.987.870.423.043
2.2 Belanja Langsung
2.2.1 Bel a nja pega wa i 121.913.822.523 119.909.842.025 106.386.400.500 109.577.992.515 112.865.332.290
2.2.2 Bel a nja ba ra ng da n ja s a 2.155.463.994.769 2.098.059.596.323 3.174.882.250.659 3.332.370.475.725 3.458.015.737.317
2.2.3 Bel a nja moda l 2.099.190.679.803 1.564.903.232.653 1.810.805.748.841 1.971.318.531.761 2.035.290.930.392
B JUMLAH BELANJA LANGSUNG 4.376.568.497.095 3.782.872.671.001 5.092.074.400.000 5.413.267.000.000 5.606.172.000.000

TOTAL JUMLAH BELANJA 13.037.757.263.350 12.563.387.549.665 15.558.340.229.760 16.016.938.204.248 16.594.042.423.042

Sumber : LRA TA 2017-2018 dan APBD TA 2019-2021 (data diolah)


Keterangan : * Proyeksi Tahun n+1
** Proyeksi Tahun n+2

Grafik. 3.10 Grafik. 3.11


Persentase Realisasi dan Proyeksi Persentase Pertumbuhan Belanja
Komposisi Komponen Belanja Daerah Daerah Provinsi Sumatera Utara
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016-2020**

Tahun 2016-2020**

Rata-rata pertumbuhan
Belanja Daerah 12,87%

Sumber : LRA TA 2017-2018 dan APBD TA 2019-2021 (data diolah)


Keterangan : * Proyeksi Tahun n+1
** Proyeksi Tahun n+2

III-25
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kebijakan Belanja secara umum antara lain adalah untuk Pemenuhan
fungsi pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari total anggaran Belanja
Daerah sebagaimana telah di amanatkan pada Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 tetang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 49 dan Peraturan
Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, selain itu
juga sebagai pemenuhan amanat Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan Pasal 171 ayat (2) anggaran kesehatan Provinsi
dialokasikan minimal 10% dari tota anggaran Belanja Daerah diluar gaji,
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, memelihara dan
meningkatkan sarana prasarana yang telah tersedia, efektif dan efisiensi
serta prinsip penghematan belanja tidak langsung tidak akan menggaggu
kelancaran tugas organisasi perangkat daerah.

3.1.2.1. Alokasi Belanja Tidak Langsung


Penganggaran belanja tidak langsung perlu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut, antara lain:
1. Belanja Pegawai, disesuaikan dengan kenaikan dan kebutuhan nyata,
seperti kenaikan gaji PNS serta yang menjadi tanggungan APBD Provinsi
Sumatera Utara sesuai degan ketentuan yang ada;
2. Belanja Hibah yang dianggarkan secara selektif sesuai dengan urgensi
serta kemampuan keuangan daerah, sehingga tidak mengganggu
penyelenggaraan urusan wajib dan tugas-tugas pemerintahan daerah
lainnya dalam meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan umum kepada
masyarakat;
3. Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah
Desa hanya untuk anggaran belanja bagi hasil pajak daerah kepada
Pemerintah Desa;
4. Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Pemerintah Desa untuk anggaran belanja bantuan keuangan kepada
Pemerintah Kabupaten/Kota berupa bantuan bersifat khusus guna
percepatan pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa,
penunjang pemberdayaan masyarakat;
5. Belanja Tidak Terduga dipergunakan untuk kegiatan yang sifatnya tidak
biasa/tanggap darurat dalam rangka pencegahan dan gangguan terhadap
stabilitas penyelenggaraan pemerintahan demi terciptanya keamanan dan
ketertiban di daerah dan tidak diharapkan berulang seperti
penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak
III-26
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan
penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang didukung dengan
bukti-bukti yang sah.

3.1.2.2. Alokasi Belanja Langsung


Kebijakan umum belanja langsung daerah tahun anggaran 2019
diarahkan berdasarkan pengaturan pola pembelanjaan yang proporsional,
efisien dan efektif, memprioritaskan pengalokasian belanja pada upaya-
upaya penanganan permasalahan dan isu-isu strategis di daerah dalam
rangka pencapaian target proiritas pembangunan daerah.
Selain itu penganggaran belanja langsung diprioritaskan pada pencapaian
kinerja yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dalam rangka
peningkatan kualitas pelayanan publik.

3.1.3. Pembiayaan Daerah


Pembiayaan daerah meliputi penerimaan pembiayaan daerah dan
pengeluaran pembiayaan daerah. Kebijakan penerimaan pembiayaan daerah
timbul karena jumlah pengeluaran lebih besar daripada penerimaan
sehingga terdapat defisit. Sumber penerimaan pembiayaan daerah berasal
dari sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA), hasil penjualan kekayaan
daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali
pemberian pinjaman, penerimaan piutang daerah. Kebijakan pengeluaran
pembiayaan daerah timbul karena ada surplus/kelebihan anggaran.
Pengeluaran pembiayaan daerah diantaranya diperuntukan bagi
pembentukan dana cadangan, investasi (penyertaan modal dan pembelian
surat berharga/saham), pembayaran pokok utang, pemberian pinjaman
daerah, dan sisa lebih perhitungan.
Kebijakan pembiayaan daerah pada intinya adalah bagaimana
menyeimbangkan antara pendapatan dan belanja daerah, apakah anggaran
surplus atau defisit. Untuk tahun 2019, APBD Provinsi Sumatera Utara
diproyeksikan mengalami deficit mengingat Pendapatan Daerah lebih kecil
disbanding angka Belanja Daerah. Defisit anggaran ini dibiayai dari SiLPA
pada tahun sebelumnya. SiLPA dari tahun ke tahun diharapkan terus
menurun, mengingat SiLPA sebagai salah satu tolak ukur tingkat sinergitas
antara perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan.
Semakin kecil SiLPA menunjukkan kualitas perencanaan,
penganggaran dan pelaksanaan yang semakin baik. Namun demikian, nilai
III-27
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
SiLPA juga dapat mengindikasikan efisiensi belanja dari yang telah
dianggarkan.
Tabel 3.15
Realisasi dan Proyeksi/Target Pembiayaan Daerah
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2017 s.d Tahun 2021**
2017 2018
No Uraian 2019 2020* 2021**
(REALISASI) (REALISASI)
3.1 Penerimaan Pembiayaan
3.1.1 Sis a lebih perhitungan anggaran 945.175.157.437 841.496.523.210 514.432.465.174 701.989.221.284 488.296.848.897
tahun s ebelumnya (SILPA)

JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN 945.175.157.437 841.496.523.210 514.432.465.174 701.989.221.284 488.296.848.897

3.2 Pengeluaran pembiayaan


3.2.2 Penyertaan modal (Inves tas i) daerah 78.000.000.000 - 283.844.753.000 25.000.000.000 25.000.000.000
JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN 78.000.000.000 - 283.844.753.000 25.000.000.000 25.000.000.000

JUMLAH PEMBIAYAAN NETTO 1.023.175.157.437 841.496.523.210 230.587.712.174 676.989.221.284 463.296.848.897

Sumber : LRA TA 2017-2018 dan APBD TA 2019-2021 (data diolah)


Keterangan : * Proyeksi Tahun n+1
** Proyeksi Tahun n+2

Dari tabel-tabel diatas dapat dilihat bahwa asumsi dasar yang menyertai
dalam penetapan kebijakan pembiayaan diatas, adalah :
1. Penerimaan pembiayaan daerah diarahkan menjadi bagian dari sumber
pembiayaan pada periode anggaran berikutnya;
2. Pengeluaran Pembiayaan Daerah diarahkan untuk mendorong investasi
daerah, optimalisasi peranan BUMD sangat diperlukan guna mendorong
Pendapatan Daerah dimasa mendatang;
3. Dalam upaya mengatasi keterbatasan pembiayaan pembangunan daerah,
kemitraan antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota perlu
terus dikembangkan. Program-program yang in line mulai dari pusat
sampai dengan daerah dapat dibiayai melalui cost sharing dengan
memperhatikan kapasitas fiskal masing-masing daerah. Program-program
yang dapat dikerjasamakan antar tingkat pemerintahan dapat difokuskan
pada bidang kesehatan, pendidikan, infrastruktur, perluasan lapangan
kerja, pengentasan kemiskinan, dan pembangunan UMKM.

III-28
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
BAB IV
SASARAN DAN PRIORITAS
PEMBANGUNAN DAERAH
4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan

Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan,


peluang dan yang dihadapi Provinsi Sumatera Utara, dan mempertimbangkan
keberagaman budaya yang hidup dalam masyarakat, isu-isu strategis baik
dalam konteks Global, Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota, maka dengan
merujuk kepada :

a. Pasal 5 ayat (3) Undang-Undang 25 Tahun 2004 tentang Sistem


Perencanaan Pembangunan Nasional yang menyatakan bahwa RKPD
merupakan penjabaran dari RPJM Daerah dan mengacu pada RKP, memuat
rancangan kerangka ekonomi Daerah, prioritas pembangunan Daerah,
rencana kerja, dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh
pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi
masyarakat;
b. Pasal 263 Ayat (4) Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah yang menyatakan bahwa RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c merupakan penjabaran dari RPJMD yang memuat rancangan
kerangka ekonomi Daerah, prioritas pembangunan Daerah, serta
rencana kerja dan pendanaan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang
disusun dengan berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah dan
program strategis nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat;

Berlandaskan pada peraturan perundang-undangan tersebut maka


prioritas dan sasaran RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019 ini disusun
berlandaskan kepada :

a. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 12 Tahun 2008 tentang


Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sumatera
Utara Tahun 2005 - 2025, dengan mempedomani Sasaran Pokok/Arah
Kebijakan RPJPD untuk Tahapan RPJMD Ke Empat Tahun 2019 - 2023;
b. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 5 Tahun 2019 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2019 - 2023,

IV-1
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
c. Rancangan Teknokratik RPJM Nasional 2020-2024, dengan mempedomani
Sasaran Pokok/Arah Kebijakan Tahun 2020;
d. Sinkronisasi dengan RKP Tahun 2020, dengan mencermati Isu Strategis,
Prioritas Nasional, Program Prioritas, Kegiatan Prioritas Pembangunan
Nasional Tahun 2019.

Selain itu dalam penentuan Prioritas dan Sasaran Pembangunan


Tahun 2020, juga dengan melihat dan mencermati :
a. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 2 Tahun 2017 tentang
RTRW Provsu 2017-2032;
b. Pokok-Pokok Pikiran DPRD Provinsi Sumatera Utara berdasarkan hasil
rapat dengan DPRD, seperti rapat dengar pendapat dan/atau rapat hasil
penyerapan aspirasi melalui reses DPRD Provinsi Sumatera Utara;
c. Hasil evaluasi pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013-2018;
d. Hasil evaluasi kinerja RKPD Tahun 2018.

4.1.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Nasional


Tujuan pembangunan nasional untuk Mewujudkan Masyarakat
Indonesia Yang Damai, Berkeadilan, Demokratis, Berdaya Saing, Maju dan
Sejahtera dalam Wadah NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) yang
tentunya didukung oleh masyarakat Indonesia yang mandiri, sehat, beriman,
bertakwa, berakhlak mulia, cinta tanah air, berkesadaran hukum dan
lingkungan, disiplin dan mempunyai etos kerja yang tinggi serta mengusai
IPTEK (Ilmu Pengetahuan Teknologi).
Tujuan pembangunan nasional juga tertuang dalam Pembukaan UUD
1945 alinea IV, yaitu untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan berkeadilan sosial serta mewujudkan
cita-cita bangsa sebagaimana termaktub dalam alinea II Pembukaan
UUD 1945.

4.1.2. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah


Tujuan dan sasaran pembangunan daerah Provinsi Sumatera Utara yang
tertuang dalam RPJMD 2019-2023 adalah penjabaran dari visi dan misi
Pemerintah Daerah, dengan visi :
IV-2
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
“Sumatera Utara yang Maju, Aman, dan Bermartabat”

Perwujudan visi ini dilaksanakan melalui 5 (lima) misi, yaitu :

 Misi Pertama :
Mewujudkan masyarakat Sumatera Utara yang bermartabat dalam
kehidupan karena memiliki iman dan taqwa, tersedianya sandang pangan
yang cukup, rumah yang layak, kesehatan yang prima, mata pencaharian
yang menyenangkan, sertaharga-harga yang terjangkau.
 Misi Kedua :
Mewujudkan Sumatera Utara yang bermartabat dalam politik dengan
adanyap emerintahan yang bersih dan dicintai, tata kelola pemerintah yang
baik, adil, terpercaya, politik yang beretika, masyarakat yang berwawasan
kebangsaan, dan memiliki kohesisosial yang kuat serta harmonis.
 Misi Ketiga
Mewujudkan Sumatera Utara yang bermartabat dalam pendidikan
karena masyarakatnya yang terpelajar, berkarakter, cerdas, kolaboratif,
berdaya saing, dan mandiri.
 Misi Keempat
Mewujudkan Sumatera Utara yang bermartabat dalam pergaulan karena
terbebas dari judi, narkoba, prostitusi, dan penyeludupan, sehingga menjadi
teladan di Asia Tenggara dan Dunia.
 Misi Kelima
Mewujudkan Sumatera Utara yang bermartabat dalam lingkungan
karena ekologinya yang terjaga, alamnya yang bersih dan indah,
penduduknya yang ramah, berbudaya, berperikemanusiaan, dan beradab.

Dengan motto “MEMBANGUN DESA, MENATA KOTA“ Visi dan Misi ini
dijabarkan kedalam tujuan dan sasaran pembangunan sebagai berikut ini :

Tabel 4.1
Hubungan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran RPJMD
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019-2023
“Sumatera Utara yang Maju, Aman, dan Bermartabat”

MISI TUJUAN SASARAN


Mewujudkan Meningkatkan Meningkatnya kerukunan umat beragama
masyarakat Sumatera kehidupan masyarakat
Utara yang bermartabat Sumatera Utara yang
dalam kehidupan religius
karena memiliki iman Meningkatkan Meningkatnya derajat kualitas hidup sosial
dan taqwa, tersedianya kehidupan yang layak masyarakat
sandang pangan yang bagi masyarakat Terpenuhinya kecukupan gizi dan
cukup, rumah yang
terpenuhinya bobot kelompok pangan
IV-3
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
“Sumatera Utara yang Maju, Aman, dan Bermartabat”

MISI TUJUAN SASARAN


layak, kesehatan yang Meningkatnya kesejahteraan petani
prima, mata
pencaharian yang Meningkatnya kualitas hunian kawasan
menyenangkan, serta permukiman
harga-harga yang Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
terjangkau;
Terkendalinya pertumbuhan penduduk
Meningkatkan Meningkatnya pertumbuhan ekonomi
pertumbuhan ekonomi
Terkendalinya inflasi
Menurunnya angka kemiskinan
Menurunnya tingkat ketimpangan
pendapatan
Meningkatnya infrastruktur dasar
Menurunnya tingkat pengangguran

Mewujudkan Sumatera Meningkatkan tata Meningkatnya tata kelola pemerintahan yang


Utara yang bermartabat kelola pemerintahan berintegritas
dalam politik dengan yang baik
adanya pemerintahan
yang bersih dan dicintai, Meningkatnya budaya kepatuhan hukum
tata kelola pemerintah masyarakat
yang baik, adil dan
terpercaya, politik yang
beretika, masyarakat
yang berwawasan
kebangsaan dan
memiliki kohesi sosial
yang kuat serta
harmonis;
Mewujudkan Sumatera Meningkatkan kualitas Meningkatnya kualitas dan jangkauan
Utara yang bermartabat pendidikan masyarakat layanan pendidikan
dalam pendidikan dalam mewujudkan
karena masyarakatnya masyarakat yang
yang terpelajar, terpelajar, berkarakter,
berkarakter, cerdas, cerdas, kolaboratif,
kolaboratif, berdaya berdaya saing dan
saing dan mandiri mandiri
Mewujudkan Sumatera Meningkatkan Meningkatnya kepatuhan masyarakat
Utara yang bermartabat keamanan dan terhadap hukum dengan menurunnya kasus
dalam pergaulan karena ketertiban masyarakat judi, narkoba, prostitusi dan penyelundupan
terbebas dari judi, dalam mewujudkan
Meningkatnya implementasi
narkoba, prostitusi dan masyarakat yang
Pengarusutamaan Gender dalam
penyelundupan, terbebas dari judi,
pembangunan
sehingga menjadi narkoba, prostitusi dan
teladan di Asia Tenggara penyelundupan
dan Dunia
Mewujudkan Sumatera Meningkatkan Meningkatnya kualitas lingkungan hidup
Utara yang bermartabat pengelolaan ekologi
dalam lingkungan lingkungan hidup yang Meningkatnya aksesibilitas dan kualitas
karena ekologinya yang berkualitas penanganan bencana
terjaga, alamnya yang Meningkatkan Terciptanya masyarakat yang berbudaya
bersih dan indah, pembangunan sesuai dengan norma adat istiadat dalam
penduduknya yang pariwisata yang meningkatkan daya saing sektor pariwisata
ramah, berbudaya, berkelanjutan
berperikemanusiaan
dan beradab

IV-4
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
4.2. Prioritas dan Sasaran Pembangunan
4.2.1. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Nasional Yang Tertuang Di
Dalam RKP Tahun 2020
Penyusunan RKP 2020 merupakan titik krusial bagi proses
perencanaan pembangunan nasional RKP 2020 adalah RKP Transisi menuju
RPJMN 2020-2024 dimana penyusunan Rancangan Teknokratik RPJMN
Tahun 2020-2024 dilaksanakan bersamaan dengan penyusunan RKP 2020.

Beberapa hal yang menjadi pokok-pokok bahasan baru dari RKP 2020
adalah :
1. Prioritas Nasional dan Program Prioritas dalam RPJMN dan RKP tetap sama;
2. Sasaran dan target RKP 2020 sampai 2024 dipastikan diakomodasi dalam
Renja KL dan RKA KL;
3. Pembangunan wilayah menjadi basis dalam penyusunan prioritas RKP
2020;
4. Penguatan pemahaman dan komitmen dalam “Pengarusutamanan dan
lintas bidang”;
5. Pormulasi Prioritas Nasional :
- Penyederhanaan kalimat Prioritas Nasional
- Klasifikasi KP ke dalam KP Reguler, KP Percepatan, dan KP Inisiatif.

Dengan tema “Peningkatan Sumber Daya Manusia untuk Pertumbuhan


Berkualitas”, RKP 2020 memiliki 5 (lima) Perioritas Nasional yaitu :
1. Pembangunan Manusia dan Pengentasan Kemiskinan
2. Infrastruktur dan Pemerataan Wilayah
3. Nilai Tambah Sektor Riil, Industrialisasi dan Kesempatan Kerja
4. Ketahanan Pangan, Air, Energi dan Lingkungan Hidup
5. Stabilitas Pertahanan dan Keamanan

Dan 5 (lima) pengarusutmaan yaitu :


1. Kesetaraan Gender
2. Tata Kelola
3. Kerentanan Bencana dan Perubahan Iklim
4. Modal Sosial Budaya
5. Transformasi Digital

IV-5
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Dalam rangka mendukung 5 (lima) prioritas pembangunan nasional maka
sasaran/arah kebijakan dan program prioritas yang perlu dilakukan adalah
sebagai berikut:

1. Prioritas Nasional 1: Pembangunan manusia dan pengentasan kemiskinan,


dengan arah kebijakan yaitu:
a. Meningkatkan keterjangkauan perlindungan sosial bagi kelompok
rentan dan penduduk yang terkendala dokumen kependudukan.
b. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan menuju
cakupan kesehatan semesta.
c. Meningkatkan pemerataan layanan pendidikan yang berkualitas untuk
semua penduduk.
d. Meningkatkan daya tahan ekonomi bagi kelompok miskin dan rentan.
e. Memajukan kebudayaan dan penguatan karakter untuk mewujudkan
bangsa berprestasi.
Untuk mendukung prioritas nasional tersebut maka Program Prioritas yang
perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Perlindungan sosial dan tata kelola kependudukan.


b. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan.
c. Pemerataan layanan pendidikan berkualitas.
d. Pemerataan layanan pendidikan berkualitas.
e. Pengentasan kemiskinan.
f. Pembangunan budaya, karakter, dan prestasi bangsa.
2. Prioritas Nasional 2: Infrastruktur dan pemerataan wilayah, dengan arah
kebijakan yaitu:
a. Meningkatkan akses hunian, air minum, dan sanitasi yang layak serta
terjangkau.
b. Mengembangkan aksesibilitas transportasi di kawasan 3T yang
mempertimbangkan karakteristik wilayah, keterpaduan multimoda,
dan mendukung kawasan yang lebih maju.
c. Meningkatkan standar bangunan dan memperkuat rantai pasokan
konstruksi melalui inovasi kebencanaan.
d. Membangun infrastruktur transportasi yang mampu meningkatkan
konektivitas dan menjangkau seluruh wilayah serta terhubung dengan
kawasan prioritas dan sistem jaringan utama logistik.
e. Mengembangkan angkutan massal perkotaan berbasis rel dan jalan
yang aman, terjangkau, mudah diakses dan berkelanjutan.
IV-6
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
f. Membangun infrastruktur serta memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) serta penyiaran melalui transformasi digital.
Untuk mendukung prioritas nasional tersebut maka Program Prioritas yang
perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Perluasan infrastruktur dasar.


b. Penguatan infrastruktur kawasan tertinggal dan ketahanan bencana.
c. Peningkatan konektivitas multimoda dan antarmoda mendukung
pertumbuhan ekonomi.
d. Peningkatan infrastruktur perkotaan.
e. Perluasan teknologi informasi dan komunikasi.
3. Prioritas Nasional 3: Nilai tambah sektor riil, industrialisasi dan
kesempatan kerja, dengan arah kebijakan yaitu:
a. Meningkatkan kapasitas pemanfaatan peluang usaha dan pengelolaan
UMKM.
b. Mempercepat transformasi struktural.
c. Meningkatkan kualitas tenaga kerja yang berdaya saing.
d. Menurunkan defisit neraca transaksi berjalan untuk menjaga stabilitas
ekonomi.
e. Membangun ekosistem yang kondusif untuk mendukung pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan.
Untuk mendukung prioritas nasional tersebut maka Program Prioritas yang
perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Penguatan kewirausahaan dan UMKM.


b. Peningkatan nilah tambah dan investasi di sektor riil.
c. Peningkatan produktivitas tenaga kerja dan penciptaan lapangan kerja.
d. Peningkatan ekspor bernilai tambah tinggi dan penguatan Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN).
e. Penguatan pilar pertumbuhan dan daya saing ekonomi.
4. Prioritas Nasional 4: Ketahanan pangan, air, energi dan lingkungan hidup,
dengan arah kebijakan yaitu:
a. Meningkatkan EBT untuk memenuhi kebutuhan energi.
b. Meningkatkan produktivitas pangan dalam menjamin stabilitas
ketersediaan pangan berkualitas.
c. Meningkatkan kuantitas, kualitas dan aksesibilitas air.
d. Meningkatkan daya dukung, daya tampung serta mitigasi dampak dan
bahaya perubahan iklim.
IV-7
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
e. Mengoptimalkan pembangunan berketahanan bencana.
Untuk mendukung prioritas nasional tersebut maka Program Prioritas yang
perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Peningkatan ketersediaan, akses dan kualitas konsumsi pangan.


b. Peningkatan kuantitas, kualitas dan aksesibilitas air.
c. Pemenuhan kebutuhan energi baru dan terbaharukan (EBT).
d. Peningkatan daya dukungn SDA dan daya tampung lingkungan.
e. Penguatan ketahanan bencana.
5. Prioritas Nasional 5: Stabilitas pertahanan dan keamanan, dengan arah
kebijakan yaitu:
a. Meningkatkan posisi kekuatan pertahanan.
b. Meningkatkan stabilitas kawasan dan kerja sama pembangunan
internasional.
c. Menegakkan hukum dan anti korupsi.
d. Membasmi peredaran dan penyalahgunaan narkoba, penanggulangan
terorisme serta gangguan kamtibmas.
e. Meningkatkan keamanan siber.
Untuk mendukung prioritas nasional tersebut maka Program Prioritas yang
perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Peningkatan kemampuan pertahanan.


b. Peningkatan diplomasi politik dan kerja sama pembangunan
internasional.
c. Penguatan sistem peradilan dan upaya anti korupsi.
d. Penanggulangan terorisme, peningkatan keamanan siber, dan
penguatan keamanan laut.
e. Penanggulangan narkotika dan penguatan Kamtibmas.

Target Pembangunan yang ingin dicapai pada tahun 2020 yaitu :


1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 72,5
2. Tingkat Kemiskinan 8,5 – 9,0 persen
3. Pertumbuhan Ekonomi 5,3 – 5,5 persen
4. Gini Rasio 0,375 – 0,380
5. Tingkat Pengangguran Terbuk (TPT) 4,8 – 5,1 persen

IV-8
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel 4.2
Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2020
NO PRIORITAS
PROGRAM PRIORITAS
NASIONAL
Perlindungan Sosial dan Tata Kelola Kependudukan
Pembangunan Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
Manusia dan
Pemerataan Layanan Pendidikan Berkualitas dan
1. Pengentasan Pengembangan Iptek-Inovasi
Kemiskinan Pengentasan Kemiskinan
Pembangunan Budaya, Karakter, dan Prestasi Bangsa
Perluasan Infrastruktur Dasar
Penguatan Infrastruktur Kawasan Tertinggal dan
Infrastruktur dan Ketahanan Bencana
2. Pemerataan Wilayah Peningkatan Konektivitas Mukltimoda dan Antarmoda
Mendukung Pertumbuhan Ekonomi
Peningkatan infrastruktur Perkotaan
Perluasan Teknologi Informasi dan Telekomunikasi
Penguatan Kewirausahaan dan UMKM
Peningkatan Nilai Tambah dan Investasi di Sektor Riil
Nilai Tambah Sektor dan Industrialisasi
Riil, Industrialisasi Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja dan Penciptaan
3.
dan Lapangan Kerja
Kesempatan Kerja Peningkatan Ekspor Bernilai Tambah Tinggi dan
Penguatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
Penguatan Pilar Pertumbuhan dan Daya Saing Ekonomi
Peningkatan Ketersediaan, Akses dan Kualitas
Konsumsi Pangan
Peningkatan Kuantitas, Kualitas dan Aksesibilitas Air
Ketahanan Pangan,
Pemenuhan Kebutuhan Energi melalui Peningkatan
4. Air, Energi dan
Energi Baru dan Terbarukan (EBT)
Lingkungan
Peningkatan Daya Dukung SDA dan Daya Tampung
Lingkungan
Penguatan Ketahanan Bencana

Penguatan Kemampuan Pertahanan


Peningkatan Diplomasi Politik dan Kerjasama
Pembangunan Internasional
Stabilitas Penguatan Sistem Peradilan dan Upaya Anti Korupsi
5. Pertahanan dan
Keamanan Penanggulangan Terorisme,
Peningkatan Keamanan Siber, dan Penguatan
Keamanan Laut
Penanggulangan Narkotika
dan Penguatan Kamtibmas
Sumber : Bappenas, 2019

IV-9
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
4.2.2. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2020
Berpedoman dari kondisi objektif atas pelaksanaan pembangunan
tahun-tahun sebelumnya dan dengan memperhatikan tingkat kemajuan yang
dicapai tahun 2019 serta perkiraan pada tahun 2020 serta mencermati
berbagai permasalahan yang ada, kemudian dengan mempertimbangkan
kemampuan keuangan daerah, maka prioritas pembangunan Provinsi
Sumatera Utara disusun berdasarkan skala prioritas dan juga memperhatikan
prioritas Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2020 serta visi dan misi
RPJMD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019-2023 maka ditetapkan tema
tema RKPD Provinsi Sumaera Utara Tahun 2020 yakni :

“Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing Pembangunan Sumatera


Utara Bermartabat”

Dengan prioritas pembangunan daerah ditujukan pada :


1. Peningkatan kesempatan kerja dan berusaha
2. Peningkatan dan pemenuhan akses pendidikan
3. Pembangunan infrastruktur yang baik dan berwawasan lingkungan
4. Penyediaan layanan kesehatan yang bekualitas
5. Peningkatan daya saing sektor agraris dan pariwisata

Dan pengarusutaman pada :


1. Kesetaraan gender
2. Reformasi bikrokrasi dan tata kelola
3. Kerentanan bencana dan perubahan iklim
4. Kolaborasi stakeholders
5. Transformasi digital

Dalam rangka mendukung 5 (lima) prioritas pembangunan daerah Provinsi


Sumatera Utara maka arah kebijakan yang perlu dilakukan adalah sebagai
berikut:

1. Prioritas Daerah 1: Peningkatan kesempatan kerja dan berusaha, dengan


sasaran yang ingin dicapai yaitu rata-rata lama sekolah 9,62 tahun dan
arah kebijakan :
a. Pertumbuhan Wirausaha Baru

IV-10
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
b. Peningkatan Daya Saing Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan
Berusaha
c. Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Inklusif dan Berdaya Saing
d. Peningkatan dan Optimalisasi Sektor Pariwisata yang Berkelanjutan

IV-11
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
2. Prioritas Daerah 2 : Peningkatan dan pemenuhan akses pendidikan, dengan
sasaran yang ingin dicapai yaitu usia harapan hidup 68,72 tahun dan arah
kebijakan yaitu:
a. Meningkatkan kualitas dan jangkauan layanan Pendidikan
b. Meningkatkan Sarana dan Prasarana Pendidikan

IV-12
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
3. Prioritas Daerah 3 : Pembangunan infrastruktur yang baik dan berwawasan
lingkungan, dengan sasaran yang ingin dicapai yaitu penurunan tingak
pengangguran terbuka menjadi 5,4 persen dan arah kebijakan yaitu:
a. Meningkat dan meratanya konektivitas wilayah
b. Menurunnya kesenjangan antar wilayah
c. Mendukung pertumbuhan ekonomi wilayah
d. Meningkatnya kualitas pembangunan yang berkelanjutan

IV-13
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
4. Prioritas Daerah 4: Penyediaan layanan kesehatan yang bekualitas, dengan
sasaran yang ingin dicapai yaitu tingkat kemantapan jalan 84,52 persen;
rasio elektrifikasi 100 persen; indeks kualitas lingkungan hidup 67,6 dan
arah kebijakan yaitu :
a. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang prima dan terjangkau
b. Meningkatkan sumberdaya kesehatan yang sesuai standar
c. Penanggulangan masalah kesehatan

IV-14
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
c. Prioritas Daerah 5: Peningkatan daya saing sektor agraris dan pariwisata,
dengan sasaran yang ingin dicapai yaitu skor pola pangan harapan (PPH)
92,3; Nilai Tukar Petani (NTP) 100,10; Jumlah kunjungan wisata 300.000
orang dan arah kebijakan yaitu:
a. Penanganan daerah rawan pangan
b. Pengawasan mutu dan keamanan
c. Pengembangan diversifikasi pangan
d. Peningkatan produksi, nilai tambah dan daya saing komoditas
pertanian
e. Meningkatkan pengembangan destinasi Pariwisata yang berbasi
ecotourism

IV-15
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Fokus pembangunan Provinsi Sumatera Utara tahun 2020 ditujukan pada :
1. Sumber Daya Manusia
- Pemerataan Layanan dan Kualitas Pendidikan
- Peningkatan Akses dan Kualitas Layanan Kesehatan
- Pembangunan Budaya, Karakter dan Prestasi
- Perlindungan Sosial dan Tata Kelola Kependudukan
- Pengentasan Kemiskinan
2. Ketenagakerjaan
- Revitalisasi Balai Latihan Kerja
- Link and Match dgn BUMN/BUMD/Swasta
- Penguatan Kewirausahaan dan KUKM
- Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja dan Penciptaan Lapangan Kerja
- Peningkatan investasi sektor riil
3. Pertanian
- Peningkatan ketersediaan, akses dan kualitas pangan
- Peningkatan kesejahteraan petani
- Peningkatan produktivitas dan nilai tambah (hilirisasi produk pertanian)
4. Pariwisata
- Peningkatan destinasi wisata
- Peningkatan SDM pariwisata
- Promosi Wisata
5. Lingkungan Hidup
- Peningkatan daya dukung, daya tampung, mitigasi dampak perubahan
iklim
IV-16
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
- Penguatan ketahanan bencana
6. Infrastruktur
- Pemenuhan Infrastruktur Dasar dan Sarana Olahraga (Sport Center)
- Konektivitas Multimoda dan antar moda mendukung pertumbuhan
ekonomi dan pemerataan antar wilayah
- Peningkatan kuantitas, kualitas dan akses sumber daya air dan
pemenuhan energi
- Peningkatan Infrastruktur Perkotaan dan Pedesaan
- Peningkatan infastruktur Informasi dan Komunikasi

Dengan target yang ingin dicapai antara lain : Pertumbuhan ekonomi berkisar
5,1-5,4 persen; Sasaran tingkat kemiskinan pada kisaran 8,43 persen; IPM
meningkat menjadi 71,67 ; Gini Rasio pada kisaran 0,320; dan Tingkat
Pengangguran Terbuka 5,4 persen.

4.3. Prioritas Penataan Ruang dan Pengembangan Wilayah


(Pembangunan Kewilayahan)
Dalam upaya meningkatkan kualitas kinerja pembangunan daerah
diperlukan sinkronisasi antara arahan kebijakan pembangunan dengan
arahan fungsi peruntukan ruang. Hal ini dilakukan untuk menjaga
keberlanjutan pembangunan antara kebutuhan ekonomi maupun sosial
dengan alokasi peruntukan ruang yang tersedia. Kebijakan pembangunan
daerah yang dituangkan di dalam rencana kerja pemerintah daerah dengan
jangka waktu tahunan, diimplementasikan dengan memperhatikan aspek
penyelenggaraan penataan ruang dan pengembangan kewilayahan. Dengan
keterpaduan ruang, maka interaksi antar wilayah atau kawasan di Sumatera
Utara, baik berupa aktifitas ekonomi maupun sosial masyarakat, dapat
semakin ditingkatkan dan saling memberikan dampak positif bagi daerah
khususnya peningkatan daya saing daerah dalam berkompetisi dengan daerah
lain, secara nasional maupun internasional.

Seiring dengan semakin meningkatnya aktifitas ekonomi dan sosial


kehidupan berbangsa dan bernegara di Sumatera Utara tersebut, dibutuhkan
pengembangan konsep pembangunan melalui pendekatan kajian
pengembangan kewilayahan yang bertumpu pada peningkatan daya saing
daerah. Pengembangan kajian pengembangan kewilayahan ini dilakukan
dengan memperhatikan aspek penataan ruang dan pembangunan

IV-17
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
berkelanjutan, terutama terhadap substansi pembangunan yang bersifat
strategis.

Pengembangan wilayah Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2020 ini,


difokuskan terhadap pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh yang
terdapat di Sumatera Utara yang berpotensi untuk dikembangkan karena
mempunya pengaruh sangat penting/bernilai strategis dalam lingkup provinsi
baik di bidang ekonomi, sosial budaya, ataupun lingkungan.

Nilai strategis wilayah tersebut dapat dipengaruhi oleh dinamika


perubahan yang berasal dari luar wilayah, seperti globalisasi, pasar bebas dan
regionalisasi yang menyebabkan terjadinya perubahan dan dinamika spasial,
sosial, dan ekonomi antarnegara, antardaerah (kota/kabupaten), kecamatan
hingga perdesaan. Untuk itu, konsep pengembangan wilayah dikembangkan
dari adanya kebutuhan daerah untuk meningkatkan fungsi dan perannya
dalam menata kehidupan sosial, ekonomi, budaya, pendidikan, kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat.

IV-18
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Dinamika perubahan yang berubah dengan cepat sangat mempengaruhi
kinerja pembangunan daerah. Bila daerah lamban dalam merespon perubahan
tersebut, maka pembangunan di daerah itu akan semakin tertinggal dan tidak
mampu berkompetisi di tingkat regional, nasional maupun internasional.
Untuk menjawab hal tersebut, maka konsep perencanaan penataan ruang dan
pengembangan wilayah yang berdaya saing, merupakan bagian penting dari
pembangunan suatu daerah terutama di kawasan perkotaan yang cepat
berkembang maupun di kawasan perdesaan yang sangat rentan menghadapi
gejolak perubahan karena keterbatasan sumber daya. Perubahan ini, jika tidak
didukung suatu perencanaan wilayah yang baik dengan mempertimbangkan
aspek sosial, lingkungan dan pertumbuhan ekonomi akan berakibat pada
semakin bertambahnya kawasan kumuh perkotaan dan desa-desa tertinggal di
Sumatera Utara.

Dalam rangka mengantisipasi berbagai dinamika perubahan


pembangunan yang terjadi dan meningkatkan kemampuan berkompetisi
daerah, maka pengembangan penataan ruang daerah dalam meningkatkan
daya saing maka pengembangan wilayah Provinsi Sumatera Utara ditetapkan
sebanyak 14 (Empat Belas) Kawasan Strategis Provinsi (KSP) yang termuat
didalam Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 2 Tahun 2017
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sumatera Utara Tahun
2017 – 2037, yakni antara lain:

1. Kawasan Agropolitan Dataran Tinggi Bukit Barisan


Kawasan Agropolitan Dataran Tinggi Bukit Barisan mencakup 9 (Sembilan)
sentra produki yang tersebar di 9 (Sembilan) Kabupaten, dimana secara
umum terletak di Dataran Tinggi Bukit Barisan yang meliputi: Merek –
Kabupaten Karo, Siborong-borong – Kabupaten Tapanuli Utara, Dolok
Sanggul - Kabupaten Humbang Hasundutan, Lumban Julu – Kabupaten
Toba Samosir, Harian – Kabupaten Samosir, Silimakuta – Kabupaten
Simalungun, Sitinjo – Kabupaten Dairi, Siempat Rube – Kabupaten Pakpak
Bharat, Siantar Martoba – Kota Pematangsiantar. Arahan pengembangan
infrastruktur dan fasilitas pendukung kawasan agropolitan meliputi:
 Pengembangan jaringan jalan di dalam Kawasan Agropolitan dengan
memperbaiki kondisi jalan yang rusak berat maupun rusak khususnya
akses jalan menuju sentra –sentra produksi;
 Pengembangan sarana industri diarahkan pada industri pengolahan
komoditas unggulan. Pengembangan industri rumah tangga diarahkan
IV-19
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
pada hinterland, industri menengah diarahkan di Kota Tani, dan
Industri dengan skala besar di Kota Tani Utama;
 Pengembangan sarana pendidikan adalah pembangunan Sekolah
Menengah Kejuruan dengan keahlian yang mendukung pengembangan
kawasan agropolitan seperti keahlian bidang pertanian, teknologi
pertanian, dan industri pertanian;
 Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian dapat
ditempuh melalui kegiatan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan baik
sektor pertanian maupun industri rumah tangga;

2. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Simalungun – Batubara –


Asahan;
Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Simalungun – Batubara –
Asahan terletak di Pantai Timur Sumatera yang berhadapan langsung
dengan Selat Malaka, Singapura dan Malaysia (Port Klang). Arahan
pengembangan kawasan yakni:
 Berbasis pengembangan ekonomi lokal, dengan bertumpu pada
komoditas unggulan lokal secara selektif;
 Koordinasi dan sinkronisasi antar pemerintah, pemerintah daerah dan
dunia usaha;
 Interkonektivitas dan sinergi kegiatan ekonomi hulu-hilir berkelanjutan
berbasis masyarakat;
 Pengembangan nilai tambah produk unggulan lokal (inovasi);
 Pengembangan sumber daya manusia/ketenagakerjaan (pendidikan
dan pelatihan);
 Pengembangan sistem pembiayaan/permodalan, lembaga-lembaga
pendukung dan jaringan antar pelaku lokal/nasional/internasional;
 Pengembangan konektifitas antar pusat pertumbuhan kawasan

3. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Labuhanbatu dan


Sekitarnya;
Kawasan Pengembangan Ekonomi terpadu Labuhanbatu dan sekitarnya
merupakan salah satu kawasan strategis provinsi yang memiliki nilai
strategis dari sudut kepentingan ekonomi yaitu merupakan aglomerasi
berbagai kegiatan ekonomi khususnya di sektor industri perkebunan.
Kawasan Strategis Provinsi ini meliputi Kabupaten Labuhanbatu,
Labuhanbatu Utara, dan Labuhanbatu Selatan;
IV-20
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KSP ini diarahkan memiliki zona inti, dan pendukung. KSP dirancang
dengan konsep industrial park sebagai antisipasi permasalahan-
permasalahan lingkungan yang selalu menyertai kawasan industri.

4. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Pantai Barat dan


Sekitarnya;
Pengembangan KSP Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Pantai
Barat dan sekitarnya difokuskan pada 3 (tiga) lokasi meliputi:
 Kawasan Labuhan Angin dengan fungsi industri pengolahan pertanian
dan manufaktur. Pembangunan gedung beku (cold storage) untuk
mendukung sistem distribusi ikan dan produk perikanan.
 Wilayah Kabupaten Mandailing Natal- Tapanuli Selatan sebagai sumber
bahan baku komoditi pertanian dan perkebunana.
 Kawasan perkotaan Padangsidimpuan dengan fungsi perdagangan jasa
perkotaan.

5. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Kepulauan Nias;


KSP Pengembangan Ekonomi Terpadu Kepulauan Nias diarahkan sebagai
berikut:
 Kegiatan pengembangan pariwisata dan ekonomi lainnya
memperhatikan kelstarian ekosistem dan lingkungan kawasan yang
telah ditetapkan sebagai kawasan lindung.
 Kegiatan pariwisata di wilayah pesisir dan laut harus berjalan serasi
dengan kegiatan perikanan/nelayan. Dalam rangka memanfaaatkan
potensi sumberdaya perikanan tangkap ataupun perikanan budidaya
besar, harus terdapat pembagian ruang seimbang agar tidak terjadi
konflik antara satu dengan yang lainnya.

 Kegiatan pariwisata dapat berjalanserasi dengan kegiatan


perikanan/nelayan dengan adanya pengaturan kelembagaan, sehingga
limbah kegiatan pariwisata tidak merusak sumberdaya perikanan dan
kegiatan perikanan dapat menjadi atraksi dan pemandangan khas bagi
para wisatawan.
 Kegiatan penangkapan ikan maupun budidaya perairan dilakukan
tanpa atau seminimal mungkin merusak ekologi seperti terumbu
karang dan mangrove.

IV-21
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
6. Kawasan Situs dan Bangunan bersejarah di Kawasan Perkotaan
Medan dan Deli Serdang;
Tujuan pengembangan kawasan situs dan bangunan bersejarah di
kawasan Perkotaan Medan dan Deli Serdang, adalah untuk mewujudkan
kawasan tujuan wisata budaya yang mampu meningkatkan nilai
pelestarian dan memberikan manfaat ekonomi. Strategi untuk mencapai
tujuan tersebut dilakukan melalui strategi sebagai berikut:
 Memberdayakan urban heritage, meliputi : penetapan zonasi sebagai
kawasan cagar budaya dan mempertahankan dan memelihara pola
bangunan kuno.
 Strategi partisipasi masyarakat, meliputi : (1) Melibatkan msayrakat
dalam pemeliharaan dan revitalisasi kawasan cagar budaya, (2)
Meningkatkan kesadaran dan rasa kepemilikan (Sense of Belonging)
masyarakat terhadap ragam asset situs dan bangunan bersejarah;
 Strategi aspek ekonomi, meliputi: (1) Pengembangan ekonomi lokal
dengan komoditas khas terutama yang berkaitan dengan kerajinan
dan kuliner setempat, (2) memberi vitalitas baru pada kawasan
bersejarah dengan perbaikan dan peningkatan kualitas kawasan
perdagangan melalui penataan PKL;
 Strategi aspek sosial budaya, meliputi : (1) mewadahi aktifitas budaya
serta festival budaya, (2) Proses re-imagining kota yang kontekstual
dengan tema kawasan, mendukung fungsi lama dengan melibatkan
masyarakat, pemerintah maupun dari institusi pendidikan;

7. Kawasan Religi dan Situs Candi/Biara di Kabupaten Padanglawas


dan Padanglawas Utara;
Kawasan religi dan Situs Candi/Biara berlokasi di Kabupaten Padanglawas,
sekitar 400 Km dari Kota Medan. Candi ini disebut juga candi Portibi
Pengembangan kawasan religi dan situ bersejarah candi di Kabupaten
Padanglawas dan Padanglawas Utara bertujuan untuk mewujudkan
pelestarian kawasan religi dan situs bersejarah Candi di Kabupaten
Padanglawas dan Padanglawas Utara, sebagai Cagar Budaya, meliputi
upaya perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan. Strategi
Pengembangan kawasan cagar budaya candi dilakukan melalui
Menetapkan Deliniasi kawasan religi dan situs candi/biara meliputi
kawasan pelestarian utama situs-situs cagar budaya dan kawasan
pengamanan sebaran situs yang belum tergali.
IV-22
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
8. Kawasan Tradisional Bawomataluo di Kabupaten Nias Selatan;
Arahan pengembangan KSP Kawasan Tradisional Bawomataluo meliputi;
 Identifikasi dan penetapan Deliniasi Kawasan Tradisional
Bawomataluo;
 Peningkatan daya Tarik tiap kawasan bersejarah sebagai destinasi
wisata dengan meningkatkan aktivitas ekonomi yang ada di lokasi
tersebut;
 Merevitalisasi rumah adat dan melibatkan masyarakat sebagai subjek
utama di desa Bawomataluo, Nias Selatan;
 Akses transportasi dari gerbang, masuk pulau nias (fasilitas alih moda
dibandara binaka, lasondre, maupun pulau telo, serta pelabuhan di
gunung Sitoli dan Teluk Dalam);
 Penyediaan sarana prasarana pendukung aktivitas pariwisata, antara
lain sistem Penyediaan air minum, air limbah, sistem persampahan
akomodasi perhotelan , energy (Pembangkit Listrik Jaringan
Distribusi);

9. Kawasan Religi dan Situs bersejarah Islam di Barus Kabupaten


Tapanuli Tengah;
Pengembangan kawasan dilakukan dengan penggalian khusus potensi
pariwisata, sejarah dan arkeologi di Barus ini, karena memiliki potensi
besar sebagai objek religi skala nasional maupun internasional. Penelitian
ini sangat penting agar objek wisata di Barus ini dapat berkembang namun
tetap sesuai dengan aslinya. Penyiapan infrastruktur meliputi akses
transportasi serta fasilitas penginapan, parkir, kamar mandi, perdagangan
dan jasa. Selain itu dibutuhkan sosialisasi dan pemberdayaan kepada
masyarakat untuk turut serta menjaga dan terlibat dalam pengembangan
kawasan.

10. Kawasan Religi dan Situs Bersejarah Suku Batak di Pusuk Buhit
Kabupaten Samosir;
Tujuan Pengembangan KSP kawasan religi dan situs bersejarah di Pusuk
Buhit adalah untuk melakukan upaya konservasi dan revitalisasi terhadap
peninggalan situs bersejarah terkait peradaban suku batak serta
menjadikan potensi tersebut sebagai salah satu sektor unggulan
pengembangan wilayah.

IV-23
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
11. Kawasan Ekosistem Leuser dan Bahorok;
Strategi Pengembangan Kawasan Ekosistem Leuser dan Bahorok adalah
sebagai berikut:
 Mengendalikan pemanfaatan ruang dikawasan ekosistem leuser dan
bahorok yang berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan;
 Membatasi pengembangan prasarana dan sarana didalam dan disekitar
kawasan ekosistem leuser dan bahorok yang dapat memicu
perkembangan kegiatan budidaya;
 Mengembangkan kegiatan budidaya tidak terbangun disekitar kawasan
ekosistem leuser dan bahorok yang berfungsi sebagai zona penyangga
yang memisahkan kawasan lindung dengan kawasan budidaya
terbangun;
 Merehabilitasi fungsi lindung KEL yang menurun akibat dampak
pemanfaatan ruang yang berkembang didalam dan disekitar KEL;
 Sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat terkait konservasi kawasan
ekosistem leuser dan bahorok;

12. Kawasan Konservasi Hutan Batang Toru;


Kawasan konservasi Hutan Batang Toru masih memiliki tutupan hutan
yang dapat dimanfaatkan untuk pembangkit energy listrik, pemenuhan
kebutuhan masyarakat untuk irigasi dan air baku. Strategi pengembangan
untuk mendukung tujuan tersebut adalah sebagai berikut;
 Mengendalikan perubahan bentang alam dan tutupan dikawasan
konservasi hutan batang toru;
 Membatasi pengembangan prasarana dan sarana didalam dan disekitar
kawasan konservasi hutan batang toru yang dapat memicu
perkembangan kegiatan budidaya;
 Mengembangkan kegiatan budidaya yang tidak terbangun disekitar
kawasan konservasi hutan kawasan Batang Toru yang berfungsi
sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan lindung dengan
kawasan budidaya terbangun;
 Merehabilitasi fungsi lindung kawasan konservasi hutan batang toru
yang menurun akibat dampak pemanfaatan ruang yang berkembang
didalam dan disekitar kawasan konservasi hutan Batang Toru;
 Meningkatkan fungsi konservasi habitat dan jalur satwa terlindungi
seperti harimau dan orang utan.

IV-24
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
13. Kawasan Konservasi Taman Nasional Batang Gadis;
Pengembangan kawasan konservasi Taman Nasional Batang Gadis adalah
mewujudkan perlindungan secara mutlak terhadap tipe-tipe ekosistem dan
keanekaragaman jenis serta sekaligus, pemanfaatan secara terkendali
ekosistem dan keanekaragaman jenis tersebut sebagai sumber daya alam
bagi kesejahteraan masyarakat luas secara lestari.

14. Kawasan Rawan Bencana Gunung Api Sinabung dan Sibayak;


Strategi pengembangan untuk mewujudkan penataan ruang yang
berkualitas dalam rangka menjamin kelestarian lingkungan dan
kesejahteraan masyarakat kawasan rawan bencana gunung api sinabung
dan sibayak yang berbasis mitigasi bencana dilakukan sebagai berikut:
 Meningkatkan fungsi konservasi kawasan rawan bencana Gunung api
sinabung dan sibayak untuk menjaga keberlanjutan ekosistem dan
keanekaragaman hayati beserta habitatnya serta menjaga
keseimbangan tata air, iklim makro, dan lingkungan alami;
 Meningkatkan konservasi sumber daya air dikawasan rawan bencana
gunung api sinabung dan sibayak;
 Merehabilitasi dan merevitalisasi lingkungan yang mengalami
kerusakan baik akibat bencana alam geologi maupun penyebab
lainnya, melalui kegiatan pemulihan komunitas hayati dan
ekosistemnya;
 Mengembangkan kegiatan pemanfaatan ruang yang mendukung fungsi
lindung kawasan rawan bencana Gunung Api Sinabung dan Sibayak
melalui pemanfaatan dan pengembangan potensi alam,
keanekaragaman hayati, keunikan vulkanik, serta kearifan lokal dan
nilai-nilai warisan sosial budaya;
 Meningkatkan fungsi kawasan lindung dan mengembangkan kawasan
budidaya di kawasan rawan bencana gunung api sinabung dan sibayak
berbasis mitigasi bencana;
 Mengembangkan sistem evakuasi bencana yang terintegrasi dengan
sistem pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana di kawasan
rawan bencana gunung api sinabung dan sibayak;
 Meningkatkan peran dan kesadaran masyrakat dalam pelaksanaan dan
pengembangan sistem evakuasi bencana di kawasan rawan bencana
gunung api sinabung dan sibayak;

IV-25
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
 Mengembangkan kelembagaan antarsektor dan antardaerah untuk
meningkatkan kerja sama pengelolaan kawasan dan penanggulangan
bencana di kawasan rawan bencana Gunung api sinabung dan sibayak.

IV-26
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
4.4. Penyelarasan Prioritas Pembangunan Nasional (RKP Tahun 2020
Dengan Prioritas Pembangunan Provinsi Sumatera Utara (RKPD
Tahun 2020)

Dasar hukum yang mendukung perlunya sinergi perencanaan Pusat dan


Daerah adalah :

1. Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, disebutkan bahwa Sistem


Perencanaan Pembangunan Nasional antara lain bertujuan untuk :
a. Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan;
b. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar fungsi
pemerintahan dan sinergi pusat dan daerah.
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, mengamanatkan :
a. Pasal 258 ayat (3) mengamanatkan bahwa kementerian atau lembaga
pemerintah non kementerian berdasarkan pemetaan Urusan
Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar dan
Urusan Pemerintahan Pilihan melakukan sinkronisasi dan harmonisasi
dengan Daerah untuk mencapai target pembangunan nasional.
b. Pasal 259 ayat (1) mengamanatkan bahwa untuk mencapai target
pembangunan nasional dilakukan koordinasi teknis pembangunan
antara kementerian atau lembaga pemerintah non kementerian dan
Daerah.
c. Pasal 259 ayat (2) mengamanatkan bahwa koordinasi teknis
pembangunan antara kementerian atau lembaga pemerintah
nonkementerian dan Daerah dikoordinasikan oleh Menteri dengan
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perencanaan pembangunan.
d. Pasal 263 Ayat (4) menyebutkan bahwa RKPD disusun dengan
berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah dan program strategis
nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.

Pencapaian sasaran dan prioritas pembangunan nasional,

a. Kewenangan hanya oleh Pemerintah Pusat, seperti pertahanan, keamanan,


politik luar negeri.
b. Kewenangan oleh semua tingkat pemerintahan sesuai dengan kewenangan,
seperti pertumbuhan ekonomi, angka kematian ibu dan bayi, angka
partisipasi murni, dan lain lain.

IV-27
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
c. Dalam kerangka pencapaian tujuan tersebut, maka sasaran prioritas
pembangunan nasional harus dijabarkan ke semua tingkat dan fungsi
pemerintahan sesuai dengan kewenangan.

Saat ini, sinergi dan integrasi perencanaan antar pusat dan daerah belum
sepenuhnya terwujud, karena tidak seluruh perencanaan yang disusun oleh
Pemerintah Pusat mencerminkan kebutuhan di tiap-tiap daerah. Disisi lain,
perencanaan pembangunan di daerah yang perlu dukungan pemeritah pusat
masih belum disusun berdasarkan isu strategis daerah yang sinergi dengan
Prioritas Nasional.

Tahapan penyelarasan RKPD dan RKP Tahun 2020 dilaksanakan dengan :

• Penyusunan RKP 2020 didasarkan pada kebijakan money follows program


yang dilaksanakan melalui pendekatan perencanaan Tematik, Holistik,
Integratif dan Spasial.
• Pendekatan perencanaan tersebut perlu diperkuat dengan peran
Pemerintah Provinsi sebagai wakil pemerintah pusat di daerah dari awal
penyusunan perencanaan tahunannasional yang ditujukan untuk :
a. Integrasi perencanaan antara pusat (RKP) dan daerah (RKPD);
b. Integrasi penganggaran antara pusat (APBN) dan daerah (APBD);
c. Penguatan perencanaan spasial (kesiapan dan keakuratan lokasi
pembangunan).
• Rapat Koordinasi Teknis Pusat dan Daerah, forum antara pusat dan daerah
(pembahasan Prioritas Nasional) sebagai masukan dalam penyusunan
Rancangan Awal RKP,
• Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional, forum antara pusat dan
daerah (pembahasan Prioritas Nasional) sebagai masukan dalam
penyusunan Rancangan Akhir RKP

Penyelarasan Prioritas Pembangunan Nasional (RKP Tahun 2020) dengan


Prioritas Pembangunan Provinsi Sumatera Utara (RKPD Tahun 2020) dapat
dilihat pada Tabel berikut ini.

IV-28
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel 4.3
Sinkronisasi Prioritas, Program Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2020
dengan Prioritas, Program Prioritas Pembangunan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
No Prioritas Prioritas Pembangunan Daerah Arah Kebijakan Daerah
Arah Kebijakan
Nasional Tahun Tahun 2020 Tahun 2020
Nasional Tahun 2020
2020
1. 1. Peningkatan dan pemenuhan Meningkatkan keterjangkauan
akses Pendidikan perlindungan sosial bagi kelompok
2. Penyediaan layanan kesehatan rentan dan penduduk yang terkendala
yang bekualitas dokumen kependudukan
Meningkatkan pelayanan
kesehatan yang prima dan
terjangkau
Meningkatkan akses dan kualitas
Meningkatkan sumberdaya
pelayanan kesehatan menuju
cakupan kesehatan semesta kesehatan yang sesuai standar
Pembangunan
Penanggulangan masalah
Manusia dan
Pengentasan kesehatan
Kemiskinan
Meningkatkan kualitas dan
Meningkatkan pemerataan layanan jangkauan layanan Pendidikan
pendidikan yang berkualitas untuk
Meningkatkan Sarana dan
semua penduduk
Prasarana Pendidikan

Meningkatkan daya tahan ekonomi


bagi kelompok miskin dan rentan
Memajukan kebudayaan dan
penguatan karakter untuk
mewujudkan bangsa berprestasi

IV-29
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
No Prioritas Prioritas Pembangunan Daerah Arah Kebijakan Daerah
Arah Kebijakan
Nasional Tahun Tahun 2020 Tahun 2020
Nasional Tahun 2020
2020
2. Infrastruktur dan 1. Pembangunan infrastruktur Meningkatkan akses hunian, air
Pemerataan yang baik dan berwawasan minum, dan sanitasi yang layak serta
Wilayah lingkungan terjangkau
Mengembangkan aksesibilitas Menurunnya kesenjangan
transportasi di kawasan 3T yang antar wilayah
mempertimbangkan karakteristik Mendukung pertumbuhan
wilayah, keterpaduan multimoda, dan ekonomi wilayah
mendukung kawasan yang lebih maju
Meningkatkan standar bangunan dan
memperkuat rantai pasokan
konstruksi melalui inovasi
kebencanaan
Membangun infrastruktur Meningkat dan meratanya
transportasi yang mampu konektivitas wilayah
meningkatkan konektivitas dan
menjangkau seluruh wilayah serta
terhubung dengan kawasan prioritas
dan sistem jaringan utama logistik
Mengembangkan angkutan massal Meningkatnya kualitas
perkotaan berbasis rel dan jalan yang pembangunan yang
aman, terjangkau, mudah diakses berkelanjutan
dan berkelanjutan
Membangun infrastruktur serta
memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi (TIK) serta penyiaran
melalui transformasi digital

IV-30
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
No Prioritas Prioritas Pembangunan Daerah Arah Kebijakan Daerah
Arah Kebijakan
Nasional Tahun Tahun 2020 Tahun 2020
Nasional Tahun 2020
2020
3. Nilai Tambah Peningkatan kesempatan kerja Meningkatkan kapasitas pemanfaatan Pertumbuhan Wirausaha Baru
Sektor Riil, dan berusaha peluang usaha dan pengelolaan
Industrialisasi dan UMKM
Kesempatan Kerja Mempercepat transformasi struktural
Peningkatan Daya Saing
Meningkatkan kualitas tenaga kerja Tenaga Kerja dan Perluasan
yang berdaya saing Kesempatan Berusaha

Menurunkan defisit neraca transaksi


berjalan untuk menjaga stabilitas
ekonomi
Peningkatan Pertumbuhan
Ekonomi Inklusif dan Berdaya
Membangun ekosistem yang kondusif Saing
untuk mendukung pertumbuhan
Peningkatan dan Optimalisasi
ekonomi yang berkelanjutan
Sektor Pariwisata yang
Berkelanjutan

4. Ketahanan Peningkatan daya saing sektor Meningkatkan EBT untuk memenuhi


Pangan, Air, agraris dan pariwisata kebutuhan energi
Energi dan Penanganan daerah rawan
Lingkungan pangan
Meningkatkan produktivitas pangan
dalam menjamin stabilitas
Pengawasan mutu dan
ketersediaan pangan berkualitas
keamanan

IV-31
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
No Prioritas Prioritas Pembangunan Daerah Arah Kebijakan Daerah
Arah Kebijakan
Nasional Tahun Tahun 2020 Tahun 2020
Nasional Tahun 2020
2020
Pengembangan diversifikasi
pangan

Peningkatan produksi, nilai


tambah dan daya saing
komoditas pertanian

Meningkatkan kuantitas, kualitas dan


aksesibilitas air
Meningkatkan
Meningkatkan daya dukung, daya
pengembangan destinasi
tampung serta mitigasi dampak dan
Pariwisata yang berbasis
bahaya perubahan iklim
ecotourism
Mengoptimalkan pembangunan
berketahanan bencana
5. Stabilitas Meningkatkan posisi kekuatan
Pertahanan dan pertahanan
Keamanan Meningkatkan stabilitas kawasan dan
kerja sama pembangunan
internasional
Menegakkan hukum dan anti korupsi
Membasmi peredaran dan
penyalahgunaan narkoba,
penanggulangan terorisme serta
gangguan kamtibmas
Meningkatkan keamanan siber

IV-32
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
4.5. Inovasi
Keberhasilan pembangunan Sumatera Utara perlu dilaksanakan
berdasarkan strategi dan arah kebijakan pembangunan Provinsi Sumatera Utara,
baik sifatnya jangka menengah sebagaimana tercantum dalam dokumen
perencanaan pembangunan jangka menengah (RPJMD), maupun yang sifatnya
tahunan seperti yang tercantum dalam dokumen perencanaan tahunan (RKPD).
Guna meningkatkan kualitas hasil pembangunan, perlu didukung pula oleh
inovasi pada perencanaan pembangunan, baik inovasi dalam tataran proses
perencanaan, maupun dalam Program Pembangunan Daerah. Bappeda
Provinsi Sumatera Utara dalam hal ini, sesuai dengan tugas dan fungsinya
berperan menjadi koordinator perencanaan pembangunan di daerah.
Berbagai inovasi telah dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Provinsi
Sumatera Utara, diantaranya yaitu :

A. Inovasi aplikasi E-SUMUT dalam proses perencanaan


Aplikasi E-Sumut merupakan media informasi elektronik yang dimiliki
Provinsi Sumatera Utara yang berisi perencanaan, monitoring dan evaluasi
pembangunan. Berbagai data informasi terbaru juga tersedia sebagai wujud
transparansi informasi kepada masyarakat.

Tujuan dari aplikasi E-Sumut adalah :


1) Konversi implementasi perencanaan dari konvensional ke metode sitematis
berbasis elektronik.
2) Tersusunnya prosedur dan alur data proses perencanaan sesuai dengan
perkembangan peraturan dan kebikjakan yang berlaku.
3) Memfasilitasi ketersediaan informasi dalam pengambilan keputusan sehingga
tercapai peningkatan kualitas kegiatan perencanaan pembangunna yang
efektif dan efisien.
4) Sinkronisasi antara prioritas nasinal. Prioritas provinsi dan program
pembangunan provinsi sumatera utara.
5) Memfasilitasi pendokumentasian hasil tri lateral desk antara tim anggaran
pemerintah daerah (TAPD) provinsi, OPD provinsi, dan TAPD kabupaten/kota.
6) Mengurangi resiko kesalahan yang mungkin terjadi jika pengelolahan data
masih dilakukan secara konvensional.

IV-33
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Manfaat dari pembangunan aplikasi E-Sumut adalah:
1) Penyusunan hasil musrenbang,renja skpd dan RKPD yang lebih terstruktur,
rapi dan efektif,
2) Perbaikan mekanisme penyusunan musrenbang provinsi, renja OPD, dan hasil
musrenbang RKPD, yang diukur dengan kecepatan dan ketepatan waktu
penyusunan.
3) Proses penyusunan musrenbang provinsi, renja OPD, dan RKPD berbasis
elektronik yang lebih efisien dari segi biaya, waktu maupun biaya sumber daya
manusia
4) Pengendalian dan pengawasan terhadap kegiatan SKPD sejak mulai
penyusunan perencanaan yang lebih cepat dan lebih baik
5) Penyusunan laporan selesai dalam waktu hitungan detik
6) Menjaga kesesuaian RKPD-KUA/PPAS sesuai dengan RPJMD dan
memproteksi SKPD.
7) Terdapat menu analisis bagi pemangku kepentingan agar dapat dengan cepat
memahami kesesuaian rencana yang telah disusun terhdap visi, misi,
prioritas, sasaran dan lokasi.
8) Dapat diakses oleh masyrakat sebagai keterbukaan informasi pemrintah.
(mendukung program SMART PROVINCE).

Aplikasi E- sumut yang dibangun oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara terdiri
dari:

1. E – RKPD
E-RKPD merupakan dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
berbasis aplikasi yang merupakan bagian dari Sistem Informasi Perencanaan
Pembangunan Berbasis Elektronik. Penyusunan e-RKPD adalah rangkaian
dari penyusunan Renja OPD, Renstra OPD, RKPD, s/d KUA-PPAS agar dapat
terselesaikan dengan mudah, cepat, tepat dan sesuai dengan arahan yang
terkandung dalam Permendagri No. 86 Tahun 2017 tentang tata cara
perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah.

2. E- Musrenbang
E-Musrenbang merupakan Aplikasi pendukung kegiatan Musrenbang
Provinsi dan Penyusunan RKPD Provinsi serta penyelarasan program &
kegiatan prioritas pembangunan daerah Povinsi dengan Nasional, RPJMD
Provinsi dan RTRW Provinsi.
IV-34
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
3. E- Pokir DPRD
E-Pokir DPRD merupakan pokok-pokok pikiran DPRD yang memuat
pandangan dan pertimbangan dari hasil reses DPRD, mengenai arah
prioritas pembangunan serta rumusan usulan kebutuhan

4. E – SSH
E-SSH merupakan aplikasi pendukung untuk percepatan penyusunan dan
kelengkapan database standarisasi harga yang meliputi Standar Satuan
Harga (SSH), Analisa Standar Belanja (ASB), Harga Satuan Pokok Kegiatan
(HSPK). Data yang sudah dientry di aplikasi e-SSH akan langsung
terintegrasi dengan aplikasi E-SUMUT Bappeda Provinsi Sumatera Utara,
yang akan digunakan dalam penyusunan Renja, Renstra, RKPD, KUA-PPAS.

5. E- Monev
E-Monev merupakan aplikasi pendukung untuk mengetahui progress
pengukuran pencapaian kinerja program/kegiatan pelaksanaan rencana
pembangunan secara tahunan, proses pemantauan terhadap pencapaian
target Prioritas Provinsi serta proses pemantauan Sinkronisasi RKPD , KUA
PPAS, APBD, yang saat ini dalam proses pembangunan dan pengembangan

6. E- Report
E-Report merupakan pusat informasi publik terkait sistem informasi
Perencanaan Pembangunan berbasis elektronik e-Sumut.

7. GIS – RKPD
Aplikasi Sistem Informasi Geografis terintegasi didalam aplikasi e-SUMUT
dan digunakan dalam penentuan lokasi usulan kegiatan

Pada tahun 2019 untuk perencanaan tahun 2020, Pemerintah Provinsi Sumatera
Utara kembali menginisiasi inovasi sebagai bentuk upaya agar kualitas
perencanaan di Sumatera Utara dapat lebih baik dari sebelumnya. Adapun
inovasi yang dilaksanakan antara lain dalam penyusunan RKPD Tahun 2020 ini
telah dilakukan dengan pendekatan perencanaan people centered development,
holistik- tematik, terintegrasi, dan spasial.

IV-35
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
- People centered development dimaknai bahwa pada dasarnya
manusialah sebagai pusat pembangunan, baik sebagai subjek maupun
objek. Seluruh program/kegiatan diarahkan pada upaya peningkatan
peran manusia sebagai subjek pembangunan sekaligus fokus
pada upaya pencapaian hasil pembangunan manusianya. Dalam
rangka memastikan konvergensi focus dan lokus sasaran
program/kegiatan pembangunan yang masih makro indikatif
dilakukan proses “pengerucutan” menuju data mikro definitif, melalui
upaya pemanfaatan beberapa sumber data mikro statik bagi
perencanaan pembangunan, seperti: Pendataan Program Perlindungan
Sosial (PPLS), Sensus Penduduk, PPLS, Potensi Desa, dan
Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT). Sejalan dengan urgensi
kecepatan (speed) dan ketepatan (power) sasaran pembangunan maka
saat ini mulai dimanfaatkan beberapa data mikro dinamik yang
realtime, seperti Data Pokok Pendidikan (Dapodik) dan Sistem
Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK). Sebuah keniscayaan,
bahwa sasaran “tembak” perencanaan tidak hanya yang bersifat long-
term, middle-term tetapi ada juga yang short-term. Sama juga halnya,
bahwa sasaran pembangunan bukan saja kantong, kelompok
masyarakat atau komunitas, tetapi juga individu.

- Holistik–tematik dimaknai bahwa prioritas pembangunan telah


mempertimbangkan berbagai kebijakan pembangunan Nasional dan
Provinsi, rujukan pembangunan berkelanjutan, guna membangun
pondasi dan payung bagi aktivitas multi pelaku secara luas, dan
diarahkan untuk menjawab tuntutan kinerja pemerintah daerah.

- Terintegrasi dimaknai bahwa sasaran prioritas pembangunan harus


bisa dicapai melalui sinergi lintas pelaku. Prioritas pembangunan
merupakan hasil konsolidasi dan pemetaanprogram/kegiatan
substansial yang akan dikerjakan oleh OPD dan bersifat akomodatif
terhadap proses perubahan kewenangan.

- Spasial dimaknai bahwa aspek lokasi/kewilayahan telah


dipertimbangkan dalam penetapan prioritas pembangunan melalui
pendekatan berbasis tata ruang dan analisis kebutuhan. Lokus
sasaran perencanaan ditentukan secara definitif sejak awal melalui

IV-36
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
analisis terpilah dengan segenap variabel pendukung yang relevan.
Penentuan lokus ditetapkan berdasarkan kriteria tingkat urgensi,
cakupan, atau keterparahan.

B. Inovasi Program/Kegiatan Pembangunan Daerah antara lain :


1. Simple Paten
Aplikasi pelayanan perizinan online yang disebut dengan Simple Paten
yaitu Sistem Pelayanan Perizinan Terpadu Efektif dan Efisien yang
dikelola oleh Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu
Provinsi Sumatera Utara sebagai solusi atas kendala pertukaran
informasi perizinan secara online.
2. E-Samsat Paten dan Samsat Masuk Kampung
Aplikasi ini untuk memudahkan masyarakat membayar pajak
kendaraan bermotor, tanpa harus antre di loket, cukup melalui ATM
Bank Sumut, SMS dan lewat HP android.
3. Smart Province
Program Sumatera Utara Smart Province merupakan langkah maju
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam tata kelola data dan
informasi dalam upaya memberikan pelayanan prima kepada
masyarakat yang berbasisi teknologi bekerjasama dengan
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Divre I Sumatera.
4. Transaksi Non Tunai (TNT)
merupakan pemindahbukuan sejumlah nilai uang dari satu pihak ke
pihak lain dengan menggunakan instrument berupa alat pembayaran
menggunakan kartu, cek, giro, uang elektronik atau sejenisnya.
Implementasi Transaksi Non Tunai ini bertujuan agar terciptanya
transparansi, akuntabilitas, efisiensi, dan efektifitas dalam pelaksanaan
kegiatan dengan penggunaan anggaran pemerintah.
5. “Guru Terbang:
Konsep dasar (basic idea) “guru terbang” adalah meningkatkan
pemerataan mutu layanan Pendidikan dengan latar belakang
permasalahan dan kendala yaitu kekurangan guru di daerah terpencil,
daerah pinggiran dan sekolah sekolah yang kekurangan guru mata
pelajaran tertentu maka salusi yang dilakukan adalah melakukan
penempatan guru lintas sekolah.

IV-37
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Dengan tujuan dan manfaatnya adalah untuk :
a. mengatasi kekurangan guru di daerah terpencil, daerah pinggiran
dan sekolah sekolah yang kekurangan guru mata pelajaran tertentu;
b. mencapai target kurikulum mata pelajaran tertentu;
c. meningkatkan mutu Pendidikan.
Lokasi kegiatan pelaksanaan “Guru Terbang” berada di Kepulauan Nias,
Kabupaten Simalungun, Langkat, Deli serdang, Asahan, Batubara,
Tapanuli Tengah, Samosir, Karo, Labuhanbatu Utara, Dairi dan Kota
Pematang Siantar, Sibolga, Tanjung Balai

4. Pilot Project 5 sekolah unggulan yang bersih dan indah


Konsep dasar (basic idea) Pilot Project 5 sekolah unggulan yang bersih
dan indah adalah revitalisasi SMA indah dan bersih (Pilot Project 5
sekolah unggulan yang bersih dan indah). Latar Belakang permasalahan
dan kendala kegiatan ini adalah pembangunan sekolah tidak sesuai
dengan Permendikbud Nomor 24 Tahun 2007 tentang SPM sarana
prasarana Pendidikan.

Untuk mengatasi permasalahan ini maka dilaksanakanlah kegiatan


revitalisasi SMA Indah dan bersih (Pilot Project 5 sekolah unggulan yang
bersih dan indah di Medan. Dengan tujuan agar terwujud sekolah yang
sesuai dengan SPM sarana prasarana Nasional, sehingga diperoleh
manfaat yang nyata yaitu meningkatnya pelayanan pendidikan di
sekolah. Adapun yang menjadi lokasi Pilot Project 5 sekolah unggulan
yang bersih dan indah adalah SMAN 1, 2,3 ,4, 5 Medan

5. Produksi 8 ton/ha (padi)


Kegiatan ini bertujuan agar Sumatera Utara menjadi salah satu provinsi
yang swasembada beras dan menjadi lumbung pagi di wilayah Sumatera.
Lokasi pelaksanakaan kegiatan ini adalah di Kabupaten Langkat, Deli
Serdang, Simalungun, Serdang Bedagai, Mandailing Natal, Batubara,
Tapanuli Selatan, Padang Lawas Utara, Labuhan Batu, Labuhan Batu
Utara, Tapanuli Utara, Toba Samosir, Karo, Nias Selatan, Dairi, Padang
Lawas, Asahan, Tapanuli Tengah dan Humbang Hasundutan.

IV-38
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
6. “Dokter Terbang”
Konsep dasar (basic idea) “Dokter Terbang” adalah pemenuhan
kebutuhan dokter umum/dokter gigi/dokter spesialis/dokter gigi
spesialis pada Puskesmas di Daerah Terpencil/ Perbatasan/ Kepulauan
(DTPK) dan Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK) serta pada RS Rujukan
Regional dan RS di daerah tertinggal/kepulauan diharapkan dapat
mendekatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas

Adapun yang menjadi tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah


terwujudnya layanan kesehatan yang berkualitas serta terpenuhinya
jumlah dan jenis dokter sesuai standar, sedangkan manfaat yang ingin
dicapai adalah :
a. Tersedianya layanan kesehatan dasar di DTPK/DBK dan layanan
spesialistik/sub spesialistik di RS Rujukan Regional, KSPN, dan
daerah tertinggal/kepulauan.
b. Mendekatkan akses masyarakat kepada layanan dasar dan layanan
spesialistik/sub spesialistik yang berkualitas

Lokasi pelaksanaan kegiatan ini adalah


a) RSUD Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu
b) RSUD Kota Padangsidimpuan
c) RSUD dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar
d) RSUD Gunungsitoli Kabupaten Nias
e) RS Haji Medan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
f) RSUD dr. Pirngadi Kota Medan
g) RSUD Porsea Kabupaten Toba Samosir
h) RSUD Parapat Kabupaten Simalungun
i) RSUD dr. Hadrianus Sinaga Kabupaten Samosir
j) RS Pratama Kabupaten Nias Utara

7. Penyediaan Sapi dan Kandang


Konsep dasar (basic idea) Penyediaan Sapi dan Kandang adalah
Pembangunan kawasan (ranch) peternakan terpadu, kandang ternak,
rumah kompos, pakan ternak, wisata, Pendidikan. Kegiatan ini berlokasi
di Kabupaten Padang Lawas Utara dan Padang Lawas.

IV-39
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
8. Taman Kota
Konsep dasar (basic idea) Taman Kota adalah pembangunan Ruang
Terbuka Publik dengan konsep taman kota. Hal yang menjadi latar
belakang kegiatan ini adalah masih kurang fasilitas publik untuk ruang
berkumpul, bermain, rekreasi atau bersosialisasi.

Untuk itu diciptakan salah satu solusinya yaitu mendukung


pengembangan taman kota khususnya di Ibu Kota Provinsi (Medan) atau
KSP lainnya. Dengan tujuannya agar tersedianya ruang publik bagi
masyarakat di kawasan strategis provinsi. Lokasi pelaksanaan kegiatan
yaitu :
a) Medan (Kanal Banjir)
b) Sempadan Sungai
c) Selayang

9. Pengendalian Banjir Sungai Babura


Konsep dasar (basic idea) Pengendalian Banjir Sungai Babura adalah
Kota Medan Bebas Banjir 2022. Hal yang melatar belakangi kegiatan ini
adalah Kota Medan sebagai ibu kota Provinsi dan bagian dari KSN
Mebidangro, belum bebas dari permasalahan banjir, yang diakibatkan
luapan sungai dan sistem drainase perkotaan yang belum optimal.

Kendala yang dihadapi selama ini adalah koordinasi dalam pengendalian


banjir belum berjalan optimal dan efektif, sehingga dibuatlah kegiatan ini
sebagai salah satu solusi agar penanganan Banjir Kota Medan secara
terpadu dengan melibatkan semua stakeholders. Dengan tujuan agar
terjalin sinergitas dan koordinasi dalam Penangan banjir kota Medan,
sehingga percepatan dalam penanganan masalah banjir kota Medan
dapat terlaksana.

10. TPA Regional


Konsep dasar (basic idea) TPA Regional adalah Pembangunan TPA
regional sanitary landfill pada kawasan strategis Mebidang. Hal ini
dilatarbelakangi karena belum adanya :
a. TPA terpadu secara regional di kawasan strategis nasional/provinsi.
b. Belum adanya TPA sanitary landfill

IV-40
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Solusinya yang dilakukan salah satunya adalah mendukung pengolahan
sampah secara sanitary landfill, dengan tujuan agar tersedianya
pengolahan sampah regional kawasan strategis nasional/provinsi secara
sanitary landfill sehingga didapat manfaat yaitu :
a. berkurangnya jumlah timbulan sampah;
b. meningkatkan kebersihan lingkungan

Lokasi kegiatan ini di fokuskan pada :


- Lauce, Medan (dekat pasar induk)
- STM Hilir Medan

11. Sport Center


Konsep dasar (basic idea) pembangunan Sport Center adalah penyediaan
Sarana dan prasarana pendukung penyelenggaraan PON XXI Tahun 2024
di Provinsi Sumatera Utara. Hal ini dilator belakangi oleh karena :
a. belum adanya sarana dan prasarana olah raga yang refresentatif
berstandard internasional.
b. terbatasnya kemampuan anggaran pemerintah Provinsi Sumatera
Utara untuk mebiayai fasilitas fisik

Untuk mengatasi hal tersebut dibuatlah solusi yaitu pembangunan


Sarana Prasara Olahraga bertaraf internasional dengan skema
pembiayaan investasi swasta atau KPBU.

Tujuannya agar terbangunnya sarana prasarana Olah Raga sebagai


persiapan Sumut sebagai Tuan Rumah PON XXI 2024, selain itu manfaat
yang akan diterima adalah tersedianya kawasan olahraga yang kompak
terpadu yang berwawasan bisnis untuk mendukung pengembangan
kawasan MEBIDANG. Lokasi pembangunan Sport Center ini adalah Lahan
di Desa Sena Kabupaten Deli Serdang belum menjadi asset Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara (300 HA)

12. Botanical Garden


Konsep dasar (basic idea) kegiatan pembangunan Botanical Garden adalah
tersedianya Ruang Terbuka Publik yang dapat diakses oleh semua lapisan
masyarakat, hal ini dilatarbelakangi oleh keadaan terbatasnya Ruang
Terbuka Publik yang dapat menjadi arena tempat bersosialisasi dan

IV-41
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
berkumpul atau beristirahat. Lokasi pembangunan berada di Kota Medan
dan Kabupaten Deli Serdang.

13. Pengembangan wisata mangrove


Konsep dasar pengembangan wisata mangrove adalah pembangunan
Kawasan Terpadu Wisata Mangrove yang berlokasi di Lubuk Kertang
Kabupaten Langkat Langkat), Pesisir Kabupaten Sergei-Batubara, dan
Pulau Besusen Kota Tanjung Balai.

14. Sumut Park-I


Konsep dasar (basic idea) Sumut Park-I adalah terciptanya Destinasi
Wisata Baru yang Berdaya Saing, hal ini dilatarbelakangi oleh belum
memadainya Wahana Wisata Terpadu yang dimiliki oleh Sumatera Utara,
untuk itu dilakukan solusinya berupa penciptaan Wahana Wisata Berskala
Internasional dengan tujuan untuk meningkatkan Kunjungan Wisatawan
ke Sumatera Utara

Manfaat yang ingin dicapai antara lain :


a. Meningkatkan kontribusi sektor Pariwisata terhadap ekonomi (PDRB);
b. Meningkatnya Pendapatan/Ekonomi Masyarakat

15. Wisata Religi


Pengembangan Objek Wisata Religi sebagai Potensi Pariwisata Sumatera
Utara dilatarbelakangi dari masih belum maksimalnya kunjungan
wisatawan religi, baik dari dalam maupun Luar Negeri. Untuk itu perlu
dilakukan optimalisasi Destinasi Wisata Religi Barus sebagai Pintu
Gerbang Islam di Nusantara

16. Smart Floating Farm


Konsep dasar (basic idea) Smart Floating Farm adalah Wisata edukasi
perikanan pertanian.

17. Bank Sampah


Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
beserta Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 mengamanatkan
perlunya perubahan paradigma yang mendasar dalam pengelolaan sampah
yaitu dari paradigma kumpul – angkut – buang menjadi pengolahan yang
bertumpu pada pengurangan sampah dan penanganan sampah. Kegiatan
IV-42
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
pengurangan sampah bermakna agar seluruh lapisan masyarakat, baik
pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat luas melaksanakan
kegiatan pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang dan
pemanfaatan kembali sampah atau yang lebih dikenal dengan sebutan
Reduce, Reuse dan Recycle (3R) melalui upaya-upaya cerdas, efisien dan
terprogram.

Latar Belakang kegiatan Bank Sampah ini adalah :


a) Tingkat pemahaman, pengetahuan dan kesadaran Masyarakat dalam
memilah, memilih sampah
b) Kepekaan masyarakat dalam melakukan pengurangan sampah plastic
c) Keterpihakan Pemerintah dalam membangun infrastrukur pengelolaan
sampah belum maksimal
d) Koordinasi antar stakeholder dalam pengurangan dan penanganan
sampah
e) Kemampuan dan regulasi anggaran Pemerintah Daerah dalam
memberikan subsidi pada operasional Bank Sampah yang dikelola
kelompok masyarakat belum solid

Solusinya adalah
a) Pemberdayaan masyarakat dalam upaya penanganan sampah
b) Pendidikan lingkungan sejak usia dini
c) Pembangunan infrastruktur Bank Sampah
d) Pendampingan dan fasilitasi kepada kelompok masyarakat
e) Penganggaran subsidi kepada kelompok masyarakat dalam operasional
Bank Sampah pada 5 tahun pertama

Tujuannya adalah
a) Sebagai upaya untuk pengurangan dan penanganan sampah
b) Penyediaan lapangan kerja (job creation)
c) Peningkatan income masyarakat berupa penghasilan tambahan dalam
bentuk tabungan Bank Sampah

Manfaat :
a) Dapat mengurangi timbulan sampah yang bersumber dari sampah
anorganik
b) Sebagai upaya penanganan sampah yang bersumber dari sampah
anorganik;

IV-43
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
c) Peranan Bank Sampah dalam pengembangan ekonomi kerakyatan di
Indonesia khususnya di Sumatera Utara

18. Masyarakat Miskin Produktif (MAMIPRO)


Latar belakang pelaksanaan kegiatan ini adalah tingginya tingkat
kemiskinan yang tidak memiliki pekerjaan di Sumatera Utara. Sulitnya
masyarakat miskin untuk keluar dari kemiskinan karena kesulitan
berwirausaha dan memperoleh pekerjaan

Untuk itu dibuatlah suatu kegiatan sebagai solusinya pemecahan masalah


tersebut yaitu dengan peningkatan wirausaha dan pelatihan skill pada
kelompok masyarakat miskin

Tujuannya adalah untuk menciptakan wirausaha dan meningkatkan


peluang memperoleh pekerjaan bagi kelompok masyarakat miskin,
sehingga diperoleh manfaat berkurangnya tingkat kemiskinan dan
pengangguran, meningkatkan pendapatan/perekonomian masyarakat
miskin

IV-44
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
BAB V
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
KABUPATEN/KOTA

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem


Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah Daerah wajib menyusun RKPD
yang merupakan penjabaran dari RPJMD untuk jangka waktu 1 (satu) tahun,
yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan
daerah, serta rencana kerja dan pendanaan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun
yang disusun dengan berpedoman kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan
program strategis nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.

Dengan demikian RKPD mempunyai kedudukan, peran dan fungsi yang


sangat strategis dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, mengingat:

1. Secara substansial, memuat arah kebijakan ekonomi dan keuangan daerah,


rencana program, kegiatan, indikator kinerja, pagu indikatif, kelompok
sasaran, lokasi kegiatan, prakiraan maju, dimana Perangkat Daerah menjadi
penanggung jawab yang wajib dilaksanakan Pemerintahan Daerah dalam 1
(satu) tahun;
2. Secara normatif, menjadi dasar penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA)
dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang akan diusulkan
oleh kepala daerah untuk disepakati bersama dengan DPRD sebagai landasan
penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (R-APBD);
3. Secara operasional, memuat arahan untuk peningkatan kinerja pemerintahan
dibidang pelayanan dan pemberdayaan masyarakat serta Pemerintah Daerah
yang menjadi tanggung jawab masing-masing Kepala Perangkat Daerah dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya yang ditetapkan dalam Renja Perangkat
Daerah; dan
4. Secara faktual, menjadi tolok ukur untuk menilai capaian kinerja
penyelenggaraan pemerintahan daerah merealisasikan program dan kegiatan
dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Penyusunan RKPD berpedoman pada arah kebijakan pembangunan


nasional, arah kebijakan pembangunan provinsi dan arah kebijakan
pembangunan daerah, tahapan dan tata cara penyusunan, tahapan dan tata

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-1


cara penyusunan perubahan, pengendalian dan evaluasi, serta konsistensi
perencanaan dan penganggaran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan,

Arah kebijakan pembangunan merupakan suatu rumusan kerangka pikir


atau kerangka kerja untuk menyelesaikan permasalahan pembangunan dan
mengantisipasi isu strategis daerah/perangkat daerah yang dilaksanakan
secara bertahap sebagai penjabaran strategi. Arahan Kebijakan pembangunan
Provinsi Sumatera Utara terhadap kabupaten/kota bertujuan untuk
menjadikan pedoman bagi daerah didalam menyusun RKPD Tahun 2020. Untuk
mencapai tujuan tersebut maka arahan kebijakan pembangunan
kabupaten/kota dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
Tahun 2020 berdasarkan kepada:
A. Prioritas Pembangunan pada RKP 2020, RPJMD Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2019-2023, RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 yang
diselaraskan dengan RPJMD Kabupaten/Kota;
B. Isu Strategis dan permasalahan yang harus ditangani secara terencana dan
terukur (SMART);
C. Rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka anggaran dan
kerangka regulasi;
D. Pemenuhan kebutuhan dasar hidup layak masyarakat melalui penerapan
SPM Wajib Kabupaten/Kota;

Berdasarkan hal tersebut disampaikan arah kebijakan pembangunan bagi


Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara dalam penyusunan RKPD Tahun 2020
yaitu yang berpedoman pada :

I. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL


Arah kebijakan pembangunan nasional merupakan pedoman untuk
merumuskan prioritas dan sasaran pembangunan nasional serta rencana
program dan kegiatan pembangunan daerah yang dilakukan melalui
pendekatan politik, teknokratik, partisipatif, bottom up dan top down.
Keberhasilan pembangunan nasional adalah keberhasilan dari pencapaian
semua sasaran dan prioritas serta program dan kegiatan pembangunan daerah
yang ditetapkan dalam RKPD dan dilaksanakan secara nyata oleh semua
pemangku kepentingan.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-2


Sesuai dengan Tema RKP Tahun 2020 : “Peningkatan Sumber Daya
Manusia untuk Pertumbuhan Berkualitas”, maka sasaran dan target yang harus
dicapai pada akhir Tahun 2020, antara lain:

1. Pertumbuhan ekonomi nasional berkisar 5,3-5,5 persen Inflasi secara


nasional berkisar antara 2,0-4,0 persen.
2. Sasaran tingkat kemiskinan pada kisaran 8,5 – 9,0 persen; IPM menjadi
72,5; gini rasio pada kisaran 0,375 – 0,380; dan tingkat pengangguran
terbuka 4,8-5,1 persen.
3. Sasaran pemerataan pembangunan antar wilayah: kontribusi wilayah
terhadap pembangunan nasional; Sumatera 4,62 persen, Jawa-Bali 5,74
persen, Kalimantan 4,08 persen, Sulawesi 6,68 persen, Nusa Tenggara
3,12 persen, Maluku 6,88 persen Papua 7,18 persen.

Sasaran dan prioritas RKPD Kabupaten/Kota Tahun 2020 agar


diselaraskan untuk mendukung pencapaian 5 (lima) prioritas pembangunan
nasional sebagai berikut:

1. Pembangunan manusia dan pengentasan kemiskinan;


2. Infrastruktur dan pemerataan wilayah;
3. Nilai tambah sektor riil, industrialisasi dan kesempatan kerja;
4. Ketahanan pangan, air, energi dan lingkungan hidup;
5. Stabilitas pertahanan dan keamanan.

II. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Arah kebijakan pembangunan Provinsi Sumatera Utara merupakan pedoman


untuk merumuskan prioritas dan sasaran pembangunan Provinsi Sumatera
Utara serta rencana program dan kegiatan pembangunan daerah
Kabupaten/Kota yang dilakukan melalui pendekatan politik, teknokratik,
partisipatif, bottom up dan top down. Keberhasilan pembangunan Provinsi
Sumatera Utara adalah keberhasilan dari pencapaian semua sasaran dan
prioritas serta program dan kegiatan pembangunan daerah Kabupaten/Kota se
Sumatera Utara dan juga keberhasilan pembangunan nasional yang ditetapkan
dalam RKPD dan dilaksanakan secara nyata oleh semua pemangku
kepentingan.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-3


Sesuai dengan Tema RKPD Tahun 2020 “Peningkatan Produktivitas dan
Daya Saing Pembangunan Sumatera Utara Bermartabat”, maka sasaran
dan target yang harus dicapai oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara pada
akhir Tahun 2020, antara lain:

1. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara berkisar 5,1-5,4 persen


dengan tingkat Inflasi berkisaran 2,9 persen.
2. Sasaran tingkat kemiskinan pada kisaran 8,43 persen; IPM meningkat
menjadi 71,67; Gini Rasio pada kisaran 0,320; dan tingkat pengangguran
terbuka 5,4 persen.
3. Sasaran pemerataan pembangunan antar wilayah: kontribusi wilayah
terhadap pembangunan Provinsi Sumatera Utara yaitu Pantai Timur ......
persen, Pantai Barat ....... persen, Dataran Tinggi ......... persen, dan
Kepulauan Nias .......... persen

Sasaran dan prioritas RKPD Kabupaten/Kota Tahun 2020 juga harus


diselaraskan untuk mendukung pencapaian 5 (lima) prioritas pembangunan
daerah Provinsi Sumatera Utara sebagai berikut:

1. Peningkatan kesempatan kerja dan berusaha


2. Peningkatan dan pemenuhan akses pendidikan
3. Pembangunan infrastruktur yang baik dan berwawasan lingkungan
4. Penyediaan layanan kesehatan yang bekualitas
5. Peningkatan daya saing sektor agraris dan pariwisata

Target-target sasaran pembangunan Provinsi Sumatera Utara membutuhkan


komitmen dari seluruh perangkat daerah di lingkungan Provinsi Sumatera Utara
dan seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara. Keselarasan rencana
operasional seluruh perangkat daerah untuk mencapai target pembangunan
provinsi, menjadi hal yang mutlak. Demikian juga dengan dukungan dari
Kabupaten/Kota terhadap target pembangunan provinsi dalam bentuk
penetapan target indikator makro pembangunan di daerah masing-masing.
Untuk mendukung pencapaian target pembangunan Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2020 maka ditetapkan target beberapa indikator kinerja makro daerah
bagi seluruh Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara sebagai berikut :

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-4


Tabel 5.1
Target Makro Kabupaten/Kota
se-Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Laju
TPT (%) GINI Pertumbuhan Tingkat IPM
Kabupaten/Kota Ekonomi (%) Kemiskin
TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET
2018 2020 2018 2020 2018 2020 2018 2020 2018 2020
Nias
Mandailing Natal
Tapanuli Selatan
Tapanuli Tengah
Tapanuli Utara
Toba Samosir
Labuhan Batu
Asahan
Simalungun
Dairi
Karo
Deli Serdang
Langkat
Nias Selatan
Humbang Hasundutan
Pakpak Bharat
Samosir
Serdang Bedagai
Batu Bara
Padang Lawas Utara
Padang Lawas
Labuhan Batu Selatan
Labuhan Batu Utara
Nias Utara
Nias Barat
Sibolga
Tanjung Balai
Pematang Siantar
Tebing Tinggi
Medan
Binjai
Padangsidimpuan
Gunungsitoli
SUMUT

Sumber : Data BPS 2018 (Data diolah)

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-5


III. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BIDANG URUSAN
Untuk menjamin sinergisitas program pembangunan nasional dan daerah,
penyusunan RKPD Kabupaten/Kota Tahun 2020 didasari pada arah kebijakan
pembangunan daerah dengan memerhatikan prioritas dan sasaran pembangunan
nasional dan Provinsi Sumatera Utara yang tertuang dalam kebijakan
pembangunan bidang urusan sebagai berikut :

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-6


1. Urusan Pendidikan
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
NO ARAH KEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN OLEH PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM MENYUSUN RKPD 2020

1. Penerapan SPM urusan pendidikan daerah Meningkatnya pemenuhan kebutuhan dasar warga negara 1. Daerah kab/kota harus
kab/kota: secara minimal menginternalisasikan SPM Pendidikan
kedalam dokumen perencanaan dan
1. Usia 5 (lima) tahun sampai dengan 6 (enam) penganggaran dengan mempedomani
tahun untuk jenis pelayanan dasar peraturan perundang-undangan yang
pendidikan anak usia dini; berlaku.
2. Usia 7 (tujuh) tahun sampai dengan 15 (lima 2. Mengoptimalkan alokasi anggaran urusan
belas) tahun untuk jenis pelayanan dasar pendidikan sebesar 20% (diluar belanja
pendidikan dasar; dan pegawai dan DAK).
3. Usia 7 (tujuh) tahun sampai dengan 18 3. Melaksanakan program dan kegiatan yang
(delapan belas) tahun untuk jenis pelayanan tertuang dalam SPM kab/kota
dasar pendidikan kesetaraan. berdasarkan PP No. 2 Tahun 2018 tentang
SPM, Permendagri No. 100 Tahun 2018
tentang Penerapan SPM dan
Permendikbud No. 32 Tahun 2018 tentang
Standar Teknis Pelayanan Minimal
Pendidikan.
2. 1. Peningkatan kualitas dan kuantitas 1. Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan untuk 1. Memperhatikan kondisi demografi,
pelayanan untuk mendukung wajib belajar mendukung wajib belajar 12 (dua belas) tahun, topografi dan kekhasan daerah.
12 (dua belas) tahun, pendidikan bagi pendidikan bagi masyarakat miskin, dan mendukung 2. Memperhatikan pemenuhan sarana dan
masyarakat miskin, dan mendukung terlaksananya “kembali ke sekolah” (back to school) bagi prasarana fasilitas pendidikan sesuai
terlaksananya “kembali ke sekolah” (back to anak usia sekolah di wilayah terpencil, tertinggal dan standar sarana dan prasarana yang
school) bagi anak usia sekolah di wilayah terbelakang; berlaku.
terpencil, tertinggal dan terbelakang; 2. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan 3. Memperhatikan pemenuhan dan
2. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana prasarana untuk mendukung tercapainya indikator pengembangan kompetensi pendidik dan
dan prasarana untuk mendukung kinerja bidang pendidikan; tenaga kependidikan.
tercapainya indikator kinerja bidang 3. Meningkatnya dan berkembangnya pelaksanaan Usaha 4. Memperhatikan pelaksanaan Penerimaan
pendidikan; Kesehatan Sekolah (UKS) baik pada lingkup provinsi peserta didik baru sesuai dengan
3. Peningkatan dan pengembangan maupun kab/kota; ketentuan perundang-undangan yang
pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah berlaku.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-7


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
NO ARAH KEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN OLEH PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM MENYUSUN RKPD 2020

(UKS) baik pada lingkup provinsi maupun 4. Terkendalinya dan terevaluasinya penyelenggaraan 5. Memperhatikan penyelenggaraan
kab/kota; pelayanan dasar dan non pelayanan dasar bidang pendidikan literasi sekolah dengan
4. Pengendalian dan evaluasi penyelenggaraan pendidikan secara berkala; berpedoman pada ketentuan perundang-
pelayanan dasar dan non pelayanan dasar 5. Terpenuhinya kebutuhan esensial anak usia dini secara undangan yang berlaku.
bidang pendidikan secara berkala; utuh meliputi kesehatan dan gizi, rangsangan 6. Memperhatikan penyelenggaraan
5. Peningkatan dan pengembangan pendidikan, pembinaan moral-emosional dan pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah
pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini pengasuhan sehingga anak dapat tumbuh dan (UKS) baik pada lingkup provinsi maupun
Holisitik-Integratif (PAUD HI) di lingkup berkembang secara optimal sesuai kelompok umur; kab/kota.
kab/kota; 6. Terselenggaranya Pendidikan Anak Usia Dini Holistik- 7. Memperhatikan penyelenggaraan
6. Peningkatan dan pengembangan kualitas Integratif (Paud-HI) sebagai pilar perbaikan gizi penguatan pendidikan karakter di lingkup
dan SDM Pendidikan Sekolah Menengah masyarakat (prevalensi stunting) di lingkup kab/kota; provinsi maupun kab/kota diantaranya
Kejuruan (SMK) di provinsi; 7. Terselenggaranya revitalisasi Sekolah Menengah pendidikan karakter dan budaya anti
7. Peningkatan dan pengembangan pendidikan Kejuruan (SMK) guna meningkatkan kualitas dan daya korupsi.
literasi sekolah di lingkup provinsi maupun saing SDM;
kab/kota; dan 8. Meningkatnya dan berkembangnya penyelenggaraan
8. Peningkatan dan penguatan pendidikan pendidikan literasi sekolah di lingkup provinsi maupun
karakter di lingkup provinsi maupun kab/kota; dan
kab/kota. 9. Meningkatnya dan menguatnya pendidikan karakter di
lingkup provinsi maupun kab/kota.

2. Urusan Kesehatan

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH


NO ARAH KEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN
DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020
PEMBANGUNAN DAERAH
1. Penerapan SPM kesehatan daerah Meningkatnya pemenuhan kebutuhan 1. Daerah kab/kota harus menginternalisasikan SPM Kesehatan
kab/kota: dasar warga negara secara minimal kedalam dokumen perencanaan dan penganggaran dengan
mempedomani peraturan perundang-undangan yang berlaku.
1. Pelayanan kesehatan ibu hamil; 2. Mengoptimalkan alokasi anggaran urusan kesehatan sebesar 10%
2. Pelayanan kesehatan ibu bersalin; (diluar belanja pegawai dan DAK).

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-8


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH
NO ARAH KEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020

3. Pelayanan kesehatan bayi baru 3. Melaksanakan program dan kegiatan yang tertuang dalam SPM
lahir; Kab/Kota berdasarkan PP No. 2 Tahun 2018 tentang SPM dan
4. Pelayanan kesehatan balita; Permenkes No. 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan
5. Pelayanan kesehatan pada usia Mutu Pelayanan Dasar Pada SPM Bidang Kesehatan.
pendidikan dasar;
6. Pelayanan kesehatan pada usia
produktif;
7. Pelayanan kesehatan pada usia
lanjut;
8. Pelayanan kesehatan penderita
hipertensi;
9. Pelayanan kesehatan penderita
diabetes mellitus;
10. Pelayanan kesehatan orang dengan
gangguan jiwa berat;
11. Pelayanan kesehatan orang terduga
tuberculosis; dan
12. Pelayanan kesehatan orang dengan
risiko terinfeksi virus yang
melemahkan daya tahan tubuh
manusia (human immune deficiency
virus).
2. Peningkatan pelayanan kesehatan dan Memaksimalkan tumbuh kembang anak 1. Pemerintah Provinsi:
gizi masyarakat melalui percepatan dengan upaya penanganan intervensi a. Memfasilitasi pembinaan, pemantauan evaluasi dan tindak
penurunan stunting dan gizi gizi sensitif dan intervensi gizi spesifik lanjut atas kebijakan dan pelaksanaan program dan anggaran
dalam program pencegahan stunting;
terutama pada 1000 HPK
b. Pemerintah provinsi membentuk atau memanfaatkan tim
koordinasi yang sudah ada;
c. Memberikan fasilitas dan dukungan teknis bagi peningkatan
kapasitas kab/kota;
d. Mengkoordinir perlibatan institusi non pemerintah; dan
e. Melaksanakan penilaian kinerja kab/kota termasuk
memberikan umpan balik serta penghargaaan kepada kab/kota
sesuai kapasitas provinsi.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-9


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH
NO ARAH KEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020

2. Pemerintah kab/kota:
a. Memastikan perencanaan dan penganggaran khususnya di
lokasi dengan prevalensi stunting tinggi dan/atau kesenjangan
kecukupan layanan yang tinggi;
b. Pemerintah kab/kota melaksanakan 8 aksi konvergensi program
penurunan stunting terintegerasi dengan melibatkan peran
seluruh OPD terkait dan multisektor;
c. Pemerintah kab/kota memperbaiki pengelolaan layanan dan
memastikan bahwa sasaran prioritas memperoleh dan
memanfaatkan paket intervensi yang tersedia; dan
d. Pemerintah kab/kota mengkoordinir kecamatan dan pemerintah
desa dalam mengoptimalkan sumber daya, sumber dana dan
pemutakhiran data.
3. Pemerintah desa:
a. Melakukan konvergensi dalam perencanaan penganggaran
program dan kegiatan pembangunan desa;
b. Pemerintah desa memastikan setiap sasaran 1000 HPK
menerima dan memanfaatkan intervensi gizi prioritas;
c. Implementasi kegiatan dilakukan kerja sama dengan Kader
Pembangunan Manusia (KPM), pendamping program keluarga
harapan, petugas pusksesmas, bidan desa serta petugas
Keluarga Berencana (KB);
d. Pemerintah desa memperkuat pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan pelayanan kepada seluruh sasaran prioritas serta
mengkoordinir pendataan sasaran dan pemutahiran data setiap
bulan; dan
e. Bentuk program/kegiatan terkait penurunan stunting melaui
intervensi gizi spesifik dan sensitif, antara lain.
4. Urusan kesehatan:
a. PMT pemulihan untuk ibu hamil KEK.
b. Pemberian IFA/tablet tambah darah bagi ibu hamil.
c. Kelas ibu hamil.
d. PMT bagi balita.
e. Penguatan fasilitas bagi Posyandu.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-10


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH
NO ARAH KEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020

f. Pelayanan ante natal ibu hamil.


g. Pelayanan post natal ibu bersalin.
h. Pemberian Vitamin A pada anak 6-59 bulan.
i. Imunisasi Dasar lengkap.
j. Pencegahan dan Penanganan kecacingan pada balita.
k. Pemberian tablet tambah darah pada remaja putri.
l. Promosi penggunaan jamban Sehat dan cuci tangan pakai
sabun.
m. Dukungan fortifikasi pangan.
n. Penanganan balita gizi buruk.
o. Pembinaan MTBS pada Puskesmas.
p. Pencegahan malaria pada ibu hamil (daerah endemis).
q. Penanganan ibu hamil positif HIV.
5. Urusan keluarga berencana: Bina Keluarga Balita.
6. Urusan kependudukan dan catatan sipil:
a. Penyediaan akte kelahiran anak 0-24 bulan.
b. Fasilitas penyediaan NIK.
7. Urusan pertanian dan ketahanan pangan:
a. Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL); dan
b. kawasan mandiri pangan.
8. Urusan Kelautan dan Perikanan: promosi konsumsi hasil kelautan
dan perikanan.
9. Urusan Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat:
a. Pembangunan/pengembangan sarana/prasarana air minum
layak; dan
b. Pengembangan sarana/prasarana sanitasi layak.
10. Urusan pendidikan
a. Penyelenggaraan PAUD;
b. Kelas Parenting;
c. Penguatan UKS (Unit Kesehataan Sekolah); dan
d. Bantuan Sanitasi Sekolah.
11. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak:
sosialisasi gizi seimbang, ASI, Pembatasan gula garam Lemak (GGL),
kesehatan reproduksi, dan bahaya merokok bagi anak dan keluarga.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-11


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH
NO ARAH KEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020

12. Urusan sosial


a. Family Development Sesion (FDS) pada program keluarga
harapan (PKH); dan
b. Fasilitasi pelaksanaan bantuan pangan non tunai (BPNT).
13. Urusan komunikasi dan informatika: kampanye nasional terkait
stunting.
14. Urusan Pemberdayaan Masyarakat Desa
a. Pembinaan kader kegiatan pencegahan stunting di tingkat desa;
dan
b. Pembinaan pemanfaatan dana Desa dalam upaya penurunan
stunting.
15. Perencanaan Pembangunan Daerah:
a. koordinasi Perencanaan dan penganggaran kegiatan percepatan
penurunan stunting;
b. Penguatan Koordinasi, pemantauan dan evaluasi program
percepatan penurunan stunting; dan
c. Advokasi penerapan kebijakan percepatan penurunan stunting.
3. Peningkatan pemerataan akses dan mutu 1. Meningkatnya fasilitas kesehatan 1. Memperhatikan kondisi demografi, topografi dan kekhasan daerah.
pelayanan kesehatan serta SDM yang terakreditasi. 2. Memperhatikan pemenuhan sarana dan prasarana fasilitas
kesehatan. 2. Tercapainya 100 persen target UCI. kesehatan serta pemenuhan SDM kesehatan.
3. Meningkatnya fasilitas kesehatan 3. Memperhatikan pengembangan kompetensi SDM kesehatan.
yang memiliki minimal 5 (lima) jenis 4. Memperhatikan indikator dan target pada sasaran RPJMN.
tenaga kesehatan.
4. Ketersediaan obat, mutu obat, vaksin, 1. Meningkatnya ketersediaan obat 1. Memperhatikan jalur distribusi obat, vaksin, alat kesehatan dan
alat kesehatan dan makanan minuman. dan vaksin di Puskesmas makanan minuman.
2. Meningkatnya kualitas obat yang 2. Memastikan ketersediaan obat (buffer stock)
memenuhi syarat 3. Memperhatikan mekanisme pengendalian, pemantauan, dan
3. Meningkatkannya kuantitas dan evaluasi produksi sampai distribusi makanan minuman yang
kualitas alat kesehatan yang beredar di masyarakat
memenuhi syarat 4. Melakukan Peningkatan Koordinasi pembinaan pengawasan
4. Meningkatnya kualitas makanan ketersediaan alat kesehatan, obat, vaksin dan makanan.
dan minuman yang memenuhi
syarat.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-12


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH
NO ARAH KEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020

5. Peningkatan status kesehatan dan gizi 1. Menurunya prevalensi anemia pada 1. Memperhatikan target pencapaian SPM (100%) bagi ibu hamil untuk
masyarakat: ibu hamil. pemberian zat besi (Fe) sesuai dengan ketentuan peraturan
2. Menurunnya Angka Kematian Ibu perundang-undnagan yang berlaku.
1. Capaian penurunan anemia pada dan Anak. 2. Memperhatikan NSPK yang ditetapkan oleh K/L terkait.
ibu hamil; 3. Meningkatnya pemberian ASI 3. Memperhatikan indikator dan target pada sasaran RPJMN.
2. Persentase capaian penurunan eksklusif pada bayi.
Angka Kematian Ibu per 100.000 4. Menurunnya prevalensi stunting
kelahiran hidup; (pendek dan sangat pendek pada
3. Persentase capaian penurunan anak baduta).
Angka Kematian Bayi per 1000 5. Menurunnya prevalensi
kelahiran hidup; kekurangan (under weight) pada
4. Persentase bayi usia kurang dari 6 anak balita.
(enam) bulan yang mendapat ASI 6. Menurunnya Prevalensi wasting
eksklusif; (kurus) anak balita.
5. Peningkatan prevalensi kekurangan
gizi (underweight) pada anak balita;
dan
6. Peningkatan prevalensi wasting
(kurus) anak balita.
6. 7Promotif dan Prenventif Gerakan 1. Meningkatnya kualitas lingkungan. 1. Daerah provinsi dan kab/kota harus mengalokasikan untuk
Masyarakat Hidup Sehat (Germas): 2. Meningkatnya perilaku hidup sehat. penyusunan kebijakan di daerah dalam mendukung program
3. Meningkatnya ketersediaan pangan Germas dalam bentuk Perkada (Pergub/Perwalkot/Perbub)
1. Peningkatan kualitas lingkungan; sehat dan percepatan gizi. 2. Perlu kolaborasi, partisipasi, dan collective action stakeholder secara
2. Peningkatan perilaku hidup sehat; 4. Menigkatkannya aktivitas fisik terpadu dan terintegrasi
3. Penyediaan pangan sehat dan masyarakat.
percepatan gizi; 5. Meningkatnya edukasi hidup sehat.
4. Peningkatan aktivitas fisik
masyarakat; dan
5. Peningkatan edukasi hidup sehat.
7. 8Pencegahan dan pengendalian penyakit 1. Meningkatnya pencegahan dan 1. Memperhatikan NSPK yang telah diterbitkan oleh K/L terkait.
menular dan tidak menular serta pengendalian penyakit menular. 2. Memperhatikan indikator dan target pada sasaran RPJMN
peningkatan penyehatan lingkungan. 2. Meningkatnya pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak
menular.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-13


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH
NO ARAH KEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020

3. Meningkatnya kualitas lingkungan


yang memenuhi syarat kualitas
kesehatan lingkungan.
4. Meningkatnya jumlah kab/kota
yang menyelenggarakan kab/kota
Sehat.
8. Peningkatan penduduk yang menjadi Meningkatnya jumlah penduduk yang Pengintegrasian penduduk yang menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran
peserta BPJS Kesehatan dan penduduk menjadi PBI melalui Jaminan Kesehatan (PBI) melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat
yang menjadi peserta Penerima Bantuan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS) dalam rangka mencapai universal health coverage (UHC) sesuai
Iuran (PBI) melalui Jaminan Kesehatan (KIS) diluar beban APBN target nasional
Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat
(KIS).

9. 0Penyelesaian perguruan tinggi kesehatan Mempercepat Penyelesaian perguruan Bagi daerah yang memiliki perguruan tinggi kesehatan dapat
. milik Pemerintah Daerah tahun 2020. tinggi kesehatan milik Pemerintah mengalokasikan anggaran untuk proses belajar mengajar dan kegiatan
Daerah Tahun 2020 operasional selama tahun 2020.

3. Urusan Pekerjaan Umum

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH


NO ARAH KEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN
DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020
PEMBANGUNAN DAERAH
1. 1. Pemeliharaan dan 1. Terlaksananya konservasi sumber daya air. 1. Meningkatkan Sumber air baku yang berasal dari waduk
pemulihan sumber air dan 2. Terpenuhinya kebutuhan air baku untuk dan embung yang ketersediaan airnya dapat terjamin
ekosistemnya kehidupan sehari-hari bagi masyarakat. sepanjang tahun.
2. Terlaksananya 3. Terpenuhinya kebutuhan air baku untuk kegiatan 2. Pemenuhan kebutuhan dan jaminan kualitas air untuk
pemenuhan kebutuhan irigasi, industri, perkotaan serta kebutuhan sosial kehidupan sehari-hari bagi masyarakat.
untuk kehidupan sehari- dan ekonomi produktif lainnya. 3. Pembangunan bendungan, embung, dan bangunan
hari bagi masyarakat penampung air lainnya.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-14


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH
NO ARAH KEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020

3. Terlaksananya 4. Terlaksananya peningkatan ketangguhan 4. Rehabilitasi bendungan, embung, dan bangunan


pemenuhan kebutuhan air masyarakat dalam mengurangi resiko banjir, resiko penampung air lainnya.
untuk kebutuhan sosial aliran sedimen, resiko aliran lahar gunung berapi, 5. Revitalisasi danau prioritas
dan ekonomi serta abrasi pantai. 6. Operasi dan pemeliharaan bendungan, embung, dan
4. Peningkatan ketangguhan 5. Terlaksananya pengelolaan sumber daya air bangunan.
masyarakat dalam terpadu berbasis wilayah sungai. 7. Pembangunan dan rehabilitasi sumur air tanah untuk air
mengurangi resiko daya baku.
rusak air termasuk 8. Pembangunan dan rehabilitasi embung untuk air baku.
perubahan iklim 9. Pembangunan dan rehabilitasi unit air baku, meliputi
5. Peningkatan kapasitas intake.
kelembagaan, ketatalaksa 10. Penyediaan sarana prasarana air baku tersebut
naan, dan keterpaduan disinkronkan dengan pengembangan instalasi pengolahan
dalam pengelolaan sumber air dan saluran distribusi hingga ke masyarakat.
daya air yang terpadu, 11. Penyediaan air baku yang layak juga harus didukung dengan
efektif, efisien, dan upaya pengendalian pencemaran air pada sumber-sumber
berkelanjutan, termasuk air dengan mengikutsertakan masyarakat.
peningkatan ketersediaan 12. Pembangunan dan rehabilitasi bendungan sebagai sumber
dan kemudahan akses air
terhadap data dan 13. Pembangunan dan rehabilitasi bendung dan jaringan irigasi
informasi. permukaan, irigasi rawa, irigasi air tanah, dan irigasi
tambak, sesuai kewenangan.
14. Normalisasi sungai dan pembangunan dan rehabilitasi
tanggul pengendali banjir.
15. Pembangunan dan rehabilitasi tebing.
16. Pembangunan dan rehabilitasi pintu air dan bendung
pengendalil banjir.
17. Pembangunan dan rehabilitasi kanal banjir.
18. Pembangunan dan rehabilitasi stasiun pompa banjir.
19. Pembangunan dan rehabilitasi polder/kolam retensi.
20. Pengelolaan drainase, sesuai dengan kewenangan.
21. Pengembangan Flood Forecasting & Warning System (FFWS).
22. Pembangunan dan rehabilitasi sabo.
23. Pembangunan dan rehabilitasi check-dam.
24. Pembangunan dan rehabilitasi breakwater.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-15


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH
NO ARAH KEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020

25. Pembangunan dan rehabilitasi seawall/tanggul laut.


26. Penyusunan pola dan rencana pengelolaan sumber daya air
pada wilayah sungai sesuai dengan kewenangan. Pola dan
rencana ini sudah diharmonisasikan dengan rtrw provinsi
dan rtrw kab/kota pada wilayah sungai tersebut.
27. Koordinasi antar semua stakeholder pada wadah koordinasi
pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai sesuai
dengan kewenangan (misalnya TKPSDA).
28. Pelibatan masyarakat pada wilayah sungai untuk
pengelolaan sumber daya air.
29. Pengembangan sistem informasi sumber daya air, termasuk
didalamnya mencakup data hidrologi, hidrometeorologi, dan
hidrogeologi.
2. a. Penyelenggaraan jalan 1. Peningkatan Jalan akses ke pelabuhan dan 1. Memperlancar mobilitas distribusi barang dan jasa,
provinsi. bandara. meningkatkan pelayanan kebutuhan pergerakan
b. Penyelenggaraan jalan 2. Penyediaan sarana dan prasarana Infrastruktur. masyarakat dengan harga yang terjangkau, serta
kabupaten/kota. 3. Peningkatan Jalan setapak antar wilayah kab/kota. meningkatkan produktivitas masyarakat.
4. Percepatan Pembangunan dan Rehabilitasi Jalan 2. Peningkatan infrastruktur Jalan yang menuju ke desa masih
penghubung kab/kota. banyak jalan rusak yang berupa jalan setapak yang sulit
5. Percepatan Pembangunan dan rehabilitasi jembatan dilalui oleh kendaraan.
penghubung kab/kota. 3. Meningkatnya kemantapan jalan jalan provinsi menjadi 80
6. Penyediaan akses Infrastruktur Jalan. persen, dan jalan kabupaten/kota menjadi 70 persen.
4. Meningkatkan aksesibilitas yang menghubungkan daerah
tertinggal dengan pusat pertumbuhan melalui
pembangunan sarana dan prasarana transportasi.
3. Membuat regulasi dalam 1. Menyediakan landasan hukum melalui penetapan 1. Pengalokasian anggaran untuk pelaksanaan Perda BG
rangka implementasi Perda dan tata laksana operasional implementasi 2. Peningkatan kualitas dan kapasitas aparat Pemda sebagai
penyelenggaraan BG berupa melalui Perbup/Perwalkot dalam pelaksanaan instansi teknis yang akan mengawal penyelenggaraan BG
penertiban SLF, pendataan BG, dan pembentukan 3. Ketersediaan data dan informasi mengenai permasalahan,
peraturan daerah maupun
TABG potensi, tantangan, arah pembangunan daerah tersebut (visi
peraturan bupati/wali kota 2. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang misi pembangunan daerah)
tertib secara administratif dan andal secara teknis 4. Kesiapan kelembagaan penyelenggara BG dan SOP-nya
3. Menyediakan basis data sebagai bahan evaluasi 5. Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan
maupun penyusunan kebijakan daerah. gedung di kawasan perkotaan

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-16


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH
NO ARAH KEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020

4. Meningkatnya pemenuhan 1. Tercapainya presentase penduduk yang terlayani


kebutuhan dasar warga negara sistem air limbah yang memadai.
secara minimal 2. Tercapainya pembangunan SPALD dan
pengelolaan air limbah lintas kab/kota,
Tercapainya pengembangan SPALD.
3. Sampah: Pengelolaan sampah rumah tangga dan
sampah sejenis sampah rumah tangga terdiri atas:
a. Pengurangan sampah;
b. Penanganan sampah;
c. Pengembangan dan optimalisasi kegiatan
pengolahan sampah; dan
d. Pengembangan TPA yang berwawasan
lingkungan. Pengembangan TPA Regional.
4. Drainase:
a. Mewujudkan pengelolaan drainase perkotaan
melalui penyiapan rencana induk sistem
konprehensif.
b. Mewujudkan pengelolaan keterpaduan
pengelolaan prasaran drainase dengan
prasarana dan sarana perkotaan.
c. Mewujudkan pengelolaan drainase dengan
memperhatikan konservasi SDA.
d. Pengurangan tingkat genangan terutama
pada kawasan startegis perkotaan untuk
menjaga produktifitas dan ekonomi kota/kab
melindungi investasi terbangun dan
mencegah timbulnya dan tersebarnya
penyakit yang dutularkan melalui air.
e. Pengurangan genangan dikawasan
perumahan dan permukiman.
f. Pengurangan tingkat genangan untuk
menjaga keberlanjutan lingkungan yang
layak sehat dan bersih.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-17


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH
NO ARAH KEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020

g. Penyediaan PS bangunan yang layak huni


dan sehat.
5. 1. Penyelenggaraan 1. Tercapainya pengembangan dan peningkatan 1. Pemerintah provinsi menyelenggarakan pelatihan tenaga ahli
pelatihan tenaga kerja kompetensi tenaga kerja konstruksi konstruksi yang terdiri atas:
konstruksi. 2. Tercapainya peningkatan Tenaga Kerja Konstruksi a. Peningkatan kompetensi dan produktivitas konstruksi
2. Penyelenggara sistem kompeten yang bersertifikat meliputi penyiapan, pelaksanaan, dan pelaporan
informasi jasa konstruksi 3. Terselenggaranya sistem informasi jasa konstruksi pelatihan tenaga ahli konstruksi; dan
cakupan Pemerintah yang terintergrasi sesuai cakupan wilayahnya b. Peningkatan kerja sama dan pemberdayaan pemangku
Daerah 4. Tersedianya data dan informasi terkait pembinaan kepentingan terkait dengan pelatihan tenaga ahli
3. Penerbitan izin usaha jasa jasa konstruksi Konstruksi.
konstruksi nasional 5. Terselenggaranya penerbitan izin usaha jasa 2. Pemerintah kab/kota menyelenggarakan pelatihan tenaga
4. Pengawasan tertib usaha, konstruksi nasional yang efektif. terampil konstruksi yang terdiri atas:
tertib penyelenggaraan 6. Tercapainya usaha jasa konstruksi yang tertib a. Peningkatan kompetensi dan produktivitas konstruksi
dan tertib pemanfaatan usaha, tertib penyelenggaraan, dan tertib meliputi penyiapan, pelaksanaan, dan pelaporan
jasa konstruksi. pemanfaatan. pelatihan tenaga terampil konstruksi; dan
b. Peningkatan kerjasama dan pemberdayaan pemangku
kepentingan terkait dengan pelatihan tenaga terampil
konstruksi.
3. Penyelenggaraan sistem informasi jasa konstruksi cakupan
daerah Provinsi meliputi:
a. Peningkatan layanan kelembagaan penyelenggara sistem
informasi;
b. Penyediaan data dan informasi sumber daya konstruksi,
investasi infrastruktur, dan pasar konstruksi; dan
c. Peningkatan layanan informasi tentang produk
pembinaan jasa konstruksi.
4. Penyelenggaraan sistem informasi jasa konstruksi cakupan
daerah kab/kota meliputi:
a. Peningkatan layanan kelembagaan penyelenggara sistem
informasi;
b. Penyediaan data dan informasi sumber daya konstruksi,
investasi infrastruktur, pasar konstruksi, izin usaha jasa
konstruksi, dan tertib penyelenggaraan konstruksi; dan

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-18


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH
NO ARAH KEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020

c. Peningkatan layanan informasi tentang produk


pembinaan jasa konstruksi.
5. Pemerintah kab/kota menyelenggarakan penerbitan izin
usaha jasa konstruksi nasional yang memperhatikan:
a. Domisili
b. Jumlah Persyaratan perpajakan
c. Persyaratan hukum (legalitas)
d. Persyaratan teknis usaha
6. Pemerintah kab/kota menyelenggarakan pengawasan tertib
usaha, tertib penyelenggaraan dan tertib pemanfaatan jasa
konstruksi yang merupakan kewenangan kab/kota melalui:
a. Pembinaan tertib penyelenggaraan konstruksi;
b. Pengawasan sistem rantai pasok sumber daya konstruksi,
klasifikasi usaha jasa konstruksi, kualifikasi usaha jasa
konstruksi, dan pemenuhan persyaratan usaha jasa
konstruksi;
c. Pengawasan proses pemilihan penyedia jasa, kontrak
kerja konstruksi, penerapan standar K4 untuk usaha
perseorangan, dan sistem manajemen mutu; dan
d. Pengawasan pemanfaatan produk konstruksi yang
memperhatikan fungsi, umur rencana, kapasitas beban,
serta pemeliharaan produk sesuai siklus hidup aset.

4. Urusan Perumahan dan Kawasan Permukiman

ARAH KEBIJAKAN HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA
NO TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM MENYUSUN RKPD 2020
1. 1. Pembangunan Manusia 1. Tersedianya akses 1. Pembangunan infrastruktur air limbah domestik meliputi:
pengelolaan air limbah a. pembangunan sistem pengolahan air limbah domestik terpusat skala permukiman;
2. Akses perumahan dan domestik untuk 100% b. pembangunan/perbaikan tangki septik rumah tangga; dan
Permukiman Layak rumah tangga dengan c. Peningkatan pengelolaan lumpur tinja melalui penerapan Layanan Lumpur Tinja
90% pada Tahun 2024 Terjadwal (LLTT).

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-19


ARAH KEBIJAKAN HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA
NO TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM MENYUSUN RKPD 2020
2. Meningkatnya 2. Pembangunan infrastruktur pengelolaan sampah:
pengelolaan sampah a. sarana dan prasarana pengumpulan sampah;
domestik sebesar 100% b. pembangunan TPS/TPST 3R;
pada Tahun 2024 c. Penyusunan dokumen legal formal di daerah mengenai pengelolaan air limbah dan
sampah domestik;
d. Penerapan regulasi daerah yang mengatur kewajiban pembayaran pengelolaan air
limbah dan sampah domestik oleh masyarakat/konsumen;
e. Penyelarasan Strategi Sanitasi kab/kota dengan rencana pemenuhan target SDGs dan
SPM;
f. Pengembangn dan pelaksanaan kampanye pengelolaan air limbah dan sampah domestik
serta pelibatan media di dalamnya;
g. Penyiapan readiness criteria daerah terutama dalam perencanaan teknis dan penguatan
institusi;
h. Pengaturan kerja sama dengan penyedia layanan penyedotan, mulai dari pemberian
lisensi, pengelolaan database hingga mekanisme pemantauan pembuangan air limbah
domestik;
i. Pengembangan kerja sama dengan daerah lain untuk pembangunan dan pengoperasin
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) atau Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
dan instalasi pengolahan sampah sanitary landfill skala regional;
j. Penguatan kapasistas penyedia jasa layanan skala kecil (domestic private);
k. Peningkatan dukungan pemda terhadap pengelolaan sarana komunal; dan
l. Pelaksanaan program perubahan perilaku di tiap desa dan kelurahan yang belum Stop
Buang Air Besar Sembarangan (BABS).
2. 1. Akselerasi penyediaan 1. Terpenuhinya akses 1. Penyediaan Air Baku untuk Air Minum dan Sektor Lainnya:
air baku aman dan layanan air minum yang a. Konservasi, monitoring, pencegahan dan law enforcement terhadap pencemaran air
berkelanjutan yang layak, aman dan permukaan dan air tanah
memenuhi Aspek berkelanjutan, serta b. Penyediaan air baku untuk SPAM jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan
Kuantitas dan Kualitas pengelolaan air minum melalui bauran sumber air diantaranya pemanfaatan potensi bendungan, embung, serta
2. Percepatan Penyediaan yang handal sumber air lainnya termasuk pemanenan air hujan, grey water (Bauran Air Domestik),
Akses Air Minum Aman 2. Penyediaan Air baku/Air dan pemanfaatan kapasitas sarana dan prasarana air baku serta instalasi pengolahan
3. Peningkatan Kapasitas Minum Perpipaan yang air (IPA) yang telah terbangun (termasuk idle capacity)
dan Kinerja Operator Aman c. Pengembangan SPAM Regional
dalam menyediakan 3. 100% pemenuhan akses d. Penyediaan Tampungan Air untuk Aglomerasi Air Baku Metropolitan:
layanan air minum air minum layak Jabodetabekpunjur, Bandung Raya, Kartamantul, Gerbangkartasusila, Kedungsepur,
aman Sarbagita, Mamminasat

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-20


ARAH KEBIJAKAN HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA
NO TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM MENYUSUN RKPD 2020
4. Perkuatan 4. Terwujudnya pengelolaan e. Penerapan teknologi pengolahan air minum di pulau kecil terluar (teknologi SWRO dan
Kelembagaan SPAM air mimum yang handal rain harvesting)
5. Perubahan Perilaku (PDAM Sehat 100%, Rata- 2. Penyediaan Akses Air Minum Aman:
Masyarakat Dalam rata NRW 20%) a. Penyusunan dokumen perencanaan yang terintegrasi dengan perencanaan lainnya
Mengakses Air Minum 5. Perubahan perilaku b. Percepatan pembangunan SPAM dengan mengutamakan SPAM Jaringan Perpipaan,
Aman masyarakat dengan termasuk sambungan rumah untuk air minum
sasaran berkurangnya c. Optimalisasi SPAM yang telah terbangun
pemakaian air tanah dan d. Pengembangan mekanisme pendanaan alternatif untuk pembangunan SPAM
beralih ke jaringan PDAM 3. Peningkatan Pengelolaan SPAM
serta berkurangnya rata- a. Penerapan Water Safety Plan dan Pengawasan Kualitas Air Minum
rata pemakaian air PDAM b. Pendataan dan pemetaan aset dan jaringan SPAM
6. Optimalisasi Pendanaan c. Penurunan NRW dengan pemasangan integrated sensor water flow monitoring
Inovatif untuk d. Penerapan energy efficiency,
Infrastruktur Air e. Penerapan distrik meter induk
Baku/Air Minum dan f. Penerapan Smart Water Management
Penguatan Regulasi, g. Peningkatan kapasitas pengelola/operator SPAM berbasis masyarakat
kapabilitas serta h. Penyadaran masyarakat dalam perilaku hemat air
Koordinasi Kelembagaan i. Pengurangan pemanfaatan air tanah di daerah yang telah terlayani SPAM
3. Sub Urusan Perumahan 1. Terpenuhinya hunian 1. Penyediaan dan rehabilitas rumah yang layak huni bagi korban; bencana
layak dan terjangkau (provinsi/kab/kota)
1. Menerapkan standar untuk rumah tangga 2. Fasilitasi penyediaan rumah yang layak huni beserta utilitasnya bagi masyarakat yang
pelayanan minimun dan 2. Tersedianya data terkena relokasi program pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota;
perumahan rakyat penyelenggaraan urusan 3. Pelaksanaan pengendalian pembangunan dan pengembangan perumahan melalui
2. Meningkatkan perumahan dan kawasan penerapan hunian berimbang dalam penerbitan izin pembangunan dan pengembangan
kemudahan perizinan Permukiman perumahan;
dan non perizinan 3. Tersedianya dokumen 4. Pelaksanaan penerapan sistem pelayanan perizinan yang terintegrasi secara elektronik dan
pembangunan teknis penyelenggaraan upaya lainnya dalam rangka mendukung upaya kemudahan perizinan dan nonperizinan
perumahan bagi MBR perumahan dan kawasan pembangunan perumahan dengan mengacu Permendagri No 55 Tahun 2017;
3. Menyediakan data permukiman 5. Pelaksanaan pembinaan terhadap penghuni sarusun dengan penetapan perhimpunan
penyelenggaraan 4. Terfasilitasinya pemilik dan penghuni satuan rumah susun (P3SRS);
pemerintahan bidang kemudahan perizinan 6. Penguatan implementasi standar keamanan dan kelayakan bangunan, termasuk mitigasi
perumahan dan kawasan pembangunan perumahan resiko bencana;
permukiman bagi masyarakat MBR 7. Pelaksanaan fasilitasi penyediaan dan pencadangan lahan untuk perumahan dalam rangka
4. Meningkatkan meningkatkan akses masyarakat terhadap perumahan yang layak, aman, dan terjangkau
Pembinaan dan serta mitigasi bencana dan mitigasi relokasi program pemerintah provinsi/kab/kota;

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-21


ARAH KEBIJAKAN HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA
NO TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM MENYUSUN RKPD 2020
Pengawasan dalam 5. Terpenuhinya standar 8. Pengalokasian anggaran (APBD) untuk penyelenggaraan pembangunan perumahan sebagai
pelaksanaan bidang pelayanan minimum urusan wajib layanan dasar;
perumahan dan bidang perumahan rakyat 9. Penyusunan rencana penyediaan hunian layak/dokumen RP3KP provinsi/kab/kota dan
permukiman 6. Terselenggaranya Rencana Aksi Daerah (RAD) SDG, terutama yang terkait akses terhadap hunian yang layak
5. Menyediakan dokumen pengendalian dan dan terjangkau;
perencanaan teknis pembinaan pembangunan 10. Peningkatan efisiensi lahan perkotaan untuk penyediaan perumahan melalui peremajaan
bidang perumahan dan perumahan bagi kawasan dan penyediaan hunian baru dalam rangka penanganan permukiman kumuh;
kawasan permukiman masyarakat 11. Penguatan implementasi standar keamanan dan kelayakan bangunan, termasuk mitigasi
6. Meningkatkan kualitas resiko bencana;
perumahan dan 12. Penyediaan perumahan yang serasi dengan tata ruang, serta terpadu dengan layanan
permukiman kumuh infrastruktur dasar permukiman, terutama akses air minum, sanitasi dan transportasi;
7. Meningkatkan peran dan 13. Penguatan implementasi kemudahan perizinan dan admnistrasi pertanahan untuk
kolaborasi antar pihak pembangunan perumahan;
dalam pencegahan dan 14. Pembantukan Pokja dan Forum Perumahan dan Kawasan Permukiman di daerah;
peningkatan kualitas 15. Peningkatan akses terhadap hunian layak dan terjangkau dilakukan melalui penyediaan
PKP kumuh hunian baru dan peningkatan kualitas hunian;
8. Menyelenggarakan PSU 16. Penyusunan dan pengembangan data rumah tidak layak huni sebagai dasar targeting
di lingkungan hunian, program/kegiatan penyediaan hunian layak di provinsi dan kabupaten/kota;
perumahan, dan 17. Pengalokasian anggaran (APBD) untuk penyelenggaraan pembangunan perumahan sebagai
kawasan permukiman urusan wajib layanan dasar;
yang berkualitas 18. Penyediaan hunian layak serta peningkatan kualitas rumah tidak layak huni dengan
9. Melaksanakan sertifikasi indikator jumlah rumah tangga yang terfasilitasi;
dan registrasi orang atau 19. Mendorong pihak swasta (pengembang perumahan dan perbankan) dalam menyediakan
badan hukum yang hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah;
melaksanakan 20. Peningkatan efisiensi lahan perkotaan untuk penyediaan perumahan melalui peremajaan
perancangan dan kawasan dan penyediaan hunian baru dalam rangka penanganan permukiman kumuh;
perencanaan rumah 21. Melaksanakan penataan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh menjadi
serta PSU sesuai layak huni sesuai dengan kewenangannya;
kewenangannya 22. Melaksanakan penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas umum sesuai dengan
kewenangannya; dan
23. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi dengan lembaga yang mempunyai kewenangan
dalam urusan jasa konstruksi dan jasa usaha terkait sertifikasi dan registrasi bagi orang
atau badan hukum yang melaksanakan perancangan dan perencanaan rumah serta
perencanaan PSU sesuai dengan kewenangannya.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-22


5. Urusan Ketentraman, Ketertiban dan Perlindungan Masyarakat
ARAH KEBIJAKAN
NO TUJUAN/SASARAN HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA
PEMBANGUNAN DAERAH
DALAM MENYUSUN RKPD 2020
1. Percepatan Pemenuhan Tersedianya layanan Kegiatan diprioritaskan untuk mendorong terpenuhinya layanan dasar pada ketiga sub urusan
SPM bidang dasar sub urusan trantibumlinmas sebagai berikut:
trantibumlinmas di daerah trantibum, sub
meliputi: urusan benana dan 1. Jenis Pelayanan Dasar SPM Sub Urusan Trantibum meliputi: pelayanan atas yang terkena
dampak gangguan
sub urusan
1. Sub urusan bencana. Trantibum akibat penegakan hukum terhadap pelanggaran Perda dan Perkada.
pemadam kebakaran 2. Jenis Pelayanan Dasar SPM Sub Urusan Kebakaran melalui layanan penyelamatan dan
2. Sub urusan pemadam
bagi warga negara evakuasi korban kebakaran yang mencakup:
kebakaran.
yang wajib diberikan a. layanan respon cepat (Response Time) penanggulangan kejadian kebakaran;
pelayanan sesuai b. layanan pelaksanaan pemadaman dan pengendalian kebakaran;
kriteria. c. layanan pelaksanaan penyelamatan dan evakuasi;
d. layanan pemberdayaan masyarakat/relawan kebakaran; dan
e. layanan pendataan, inspeksi dan investigasi pasca kebakaran.
3. Jenis Pelayanan Dasar SPM sub urusan bencana meliputi:
a. layanan informasi rawan bencana, melalui penyusunan kajian resiko bencana,
komunikasi informasi dan edukasi rawan bencana.
b. layanan pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap bencana, melalui penyusunan rencana
penanggulangan bencana, pembuatan rencana kontijensi, pelatihan pencegahan dna
mitigasi;
c. layanan penyelamatan dan evakuasi korban bencana, melalui respon cepat kejadian KLB
penyakit/wabah, respon cepat darurat bencana, aktivasi sistem komando penangangan
darurat bencana, pencarian evakuasi dan pertolongan korban bencana.

6. Urusan Sosial
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH
ARAH KEBIJAKAN
NO TUJUAN/SASARAN PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN
PEMBANGUNAN DAERAH
RKPD 2020

1. Standar Pelayanan Minimal (SPM) 1. Terpenuhinya kebutuhan dasar Penyandang Memperhatikan indikator dan target-target, yaitu :
Sosial : Disabilitas Terlantar di dalam panti. 1. Persentase penyandang disabilitas terlantar yang
2. Terpenuhinya kebutuhan dasar Anak Terlantar di terpenuhi kebutuhan dasarnya di dalam panti. Target: 100
dalam panti.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-23


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH
ARAH KEBIJAKAN
NO TUJUAN/SASARAN PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN
PEMBANGUNAN DAERAH
RKPD 2020

Memberikan Pelayanan Dasar 3. Terpenuhinya kebutuhan dasar Lansia Terlantar di % selama 1 (satu) tahun anggaran berdasarkan data dan
kepada Lansia Terlantar, Anak dalam panti. perhitungan kebutuhan.
Terlantar, Penyandang Disabilitas 4. Terpenuhinya kebutuhan dasar Gelandangan dan 2. Persentase Anak Terlantar yang terpenuhi kebutuhan
Pengemis di dalam panti. dasarnya di dalam panti. Target: 100 % selama 1 (satu)
Terlantar, Gelandangan dan
5. Terpenuhinya kebutuhan dasar Korban Bencana tahun anggaran berdasarkan data dan perhitungan
Pengemis serta Korban Bencana. Alam dan Sosial. kebutuhan.
3. Persentase Lanjut Usia Terlantar yang terpenuhi
kebutuhan dasarnya di dalam panti. Target: 100 % selama
1 (satu) tahun anggaran berdasarkan data dan
perhitungan kebutuhan.
4. Persentase Gelandangan dan Pengemis yang terpenuhi
kebutuhan dasarnya di dalam panti. Target: 100 % selama
1 (satu) tahun anggaran berdasarkan data dan
perhitungan kebutuhan.
1. Meningkatkan inklusivitas 1. Pengembangan perlindungan sosial bagi disabilitas
penyandang disabilitas yang miskin melalui pelatihan vokasi, peningkatan
menyeluruh pada setiap aspek kesehatan kerja, pemberdayaan ekonomi dan kredit
usaha.
penghidupan yang dilaksanakan.
2. Pengembangan fasilitas, mekanisme dan kapasitas
tenaga pelayanan publik agar dapat diakses oleh
penyandang disabilitas.
Pemuatan skema perlindungan 1. Penguatan bantuan dan jaminan sosial bagi lanjut
sosial bagi Lansia. usia.
2. Perluasan jangkauan dan peningkatan inklusivitas
pelayanan publik bagi lansia termasuk jaminan
kesehatan dan skema jaminan sosial lainnya.
3. Penguatan layanan sosial berbasis komunitas bagi
lanjut usia.
2. Peningkatan peran serta PSKS dalam penyelenggaraan Memprioritaskan sumber dana bantuan sosial dan kegiatan
Penyelenggaraan Kesejahteraan
kesejahteraan. terkait dengan peran serta PSKS dalam penyelenggaraan
Sosial yang Partisipatif.
kesejahteraan.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-24


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH
ARAH KEBIJAKAN
NO TUJUAN/SASARAN PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN
PEMBANGUNAN DAERAH
RKPD 2020

3. Peningkatan kualitas hidup Terwujudnya kemandirian warga Komunitas Adat Terpencil


Komunitas Adat Terpencil (KAT). (KAT) dalam pemenuhan kebutuhan dasar.

5. Pemberian bantuan pemenuhan Penyandang disabilitas, lanjut usia, anak terlantar dan
kebutuhan dasar dan fasilitasi kelompok marjinal.
akses terhadap hak dasar.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-25


7. Urusan Tenaga Kerja
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH
ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN/SASARAN PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN
NO PEMBANGUNAN DAERAH
RKPD 2020

1. Pelatihan tenaga kerja berbasis 1. Meningkatkan sinergitas lembaga pelatihan dengan 1. Dilaksanakan berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan
kompetensi kebutuhan pengguna tenaga kerja pelatihan dan/standar kompetensi.
2. Meningkatkan pelayanan dan kinerja lembaga 2. Adanya pengakuan terhadap kompetensi yang telah
pelatihan dimiliki
3. Meningkatkan kompetensi peserta pelatihan 3. Berpusat kepada peserta pelatihan dan bersifat individual.
4. Multientry dan multi exit yang memungkinkan peserta
untuk memulai dan mengakhiri program pelatihan pada
waktu dan tingkat yang berbeda sesuai dengan
kemampuan masing-masing peserta pelatihan.
5. Setiap peserta pelatihan dinilai berdasarkan pencapaian
kompetensi sesuai dengan standar kompetensinya.
6. Dilaksanakan oleh lembaga pelatihan yang teregistrasi
atau terakreditasi nasional.
7. Dilaksanakan Pelatihan untuk Calon Pekerja Migran
Indonesia (CPMI).

2. Akreditasi lembaga pelatihan Penjaminan mutu atau Peningkatan Kualitas dan Kapasitas 1. Jumlah BLK/LPKS yang menjadi target akreditasi.
Lembaga Pelatihan Kerja. 2. Harmonisasi/sinkronisasi kegiatan dengan pemerintah
pusat.
3. Pengembangan Balai Latihan Penjaminan mutu atau Peningkatan Kualitas dan Kapasitas 1. Potensi daerah/kebutuhan pasar kerja.
Kerja yang kredibel (BLK) Lembaga Pelatihan Kerja. 2. Peningkatan dan penataan sarana dan prasarana.
3. Peningkatan kualitas dan kapasitas Instruktur dan Tenaga
Pelatihan.
4. Pengembangan LPKS yang Penjaminan mutu atau Peningkatan Kualitas dan Kapasitas 1. Potensi daerah/kebutuhan pasar kerja.
kredibel Lembaga Pelatihan Kerja 2. Peningkatan dan penataan sarana dan prasarana.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-26


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH
ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN/SASARAN PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN
NO PEMBANGUNAN DAERAH
RKPD 2020

3. Peningkatan kualitas dan kapasitas Instruktur dan Tenaga


Pelatihan.
5. Pengembangan instruktur yang Meningkatkan kuantitas dan kualitas Instruktur di 1. Peningkatan kapasitas Instruktur.
kompeten Lembaga Pelatihan Kerja (BLK UPTD provinsi/kab/kota) 2. Peningkatan kompetensi Instruktur.
dalam rangka peningkatan kompetensi tenaga kerja. 3. Pembinaan karir Instruktur.
4. Untuk menanggulangi kekurangan Instruktur maka
daerah harus merekrut Instruktur baru.
6. Pengukuran produktivitas Sektor Usaha/Lapangan Usaha dan totalitas ukuran Program sebaiknya berorientasi kepada pengembangan sector
tingkat daerah Provinsi pendapatan daerah. usaha produktif dan pengalokasian modal berbasis
produktivitas.

7. Fasilitasi pelayanan penempatan Harmonisasi Peraturan Penempatan Tenaga Kerja. 1. Pengelolaan Informasi Pasar Kerja di Prov dan Kab/Kota
tenaga kerja melalui informasi membutuhkan Pengantar Kerja (PNS) dan Petugas antar
pasar kerja dan bursa kerja. Kerja (dapat non-PNS) sehingga tiap Daerah memiliki
fungsional pengantar kerja yang dapat menjalankan
fungsi-fungsi penempatan dan perluasan KK.
8. Pengelolaan informasi pasar Harmonisasi Peraturan Penempatan Tenaga Kerja Job Fair yang dilaksanakan oleh Swasta dan Perguruan Tinggi
kerja tidak dipungut biaya
9. Penerbitan izin Lembaga Harmonisasi Peraturan Penempatan Tenaga Kerja 1. Disnaker Provinsi Mengeluarkan rekomendasi pengajuan
Penempatan Tenaga Krja Swasta SIUP LPTKS dan SPP AKAD. Disnaker Kab/Kota
(LPTKS) lebih dari 1 (satu) melakukan pengesahan perjanjian kerja.
daerah Kab/Kota dalam 1 (satu) 2. Pelayanan antar kerja lintas Daerah Kab/Kota dalam 1
daerah Provinsi (satu) Daerah Provinsi dan 1 Daerah Kab/Kota
10. Perlindungan Pekerja Migran Perlindungan dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di 1. Meningkatkan peran Disnaker dalam perlindungan CPMI
Indonesia (pra dan purna Luar Negeri yang akan berangkat ke luar negeri dalam hal pendataan
penempatan) di daerah Provinsi CPMI berkoordinasi dengan BP3TKI dan BP4TKI di daerah.
2. Pengawasan Terhadap Penyelenggaraan Penempatan Dan
Perlindungan PMI
3. Perlindungan PMI (Pra dan Purna Penempatan) di Daerah
Provinsi, Kab/Kota.
4. Dapat membentuk LTSA di tingkat Provinsi dan Kab/Kota.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-27


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH
ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN/SASARAN PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN
NO PEMBANGUNAN DAERAH
RKPD 2020

5. Meningkatkan peran perangkat Desa terkait perlindungan


PMI baik pra, masa dan purna penempatan ataupun
keluarga PMI dari Desa asal dengan memperbaiki ekonomi
keluarga melalui pemberdayaan masyarakat dan
community parenting. Serta dengan memperkuat pusat
informasi PMI dan Informasi Pasar Kerja agar tetap bekerja
di dalam negeri.
11. Fasilitasi perluasan kesempatan Penempatan Tenaga Kerja melalui Perluasan Kesempatan Dinas Kab/Kota mengusulkan kegiatan Penempatan dan
kerja Kerja melalui Padat Karya, Tenaga Kerja Mandiri dan Perluasan Kesempatan Kerja melalui e-proposal
Terapan TTG (http://binapenta.kemnaker.go.id/e-proposal)

12. 1 Pemberdayaan tenaga kerja Penempatan Tenaga Kerja melalui Perluasan Kesempatan Dinas Provinsi melakukan verifikasi terhadap usulan-usulan
melalui wirausaha baru Kerja melalui Padat Karya, Tenaga Kerja Mandiri dan dari Kab/Kota nya masing-masing untuk disinergikan dengan
Terapan TTG RPJMD. Usulan yang tidak sesuai dengan Rencana
Pembangunan Daerah dapat ditolak oleh Provinsi.
13. Peningkatan usaha produktif Usulan berisi data-data mengenai kondisi ketenagakerjaan di
yang menerapkan teknologi daerah dengan mengusulkan kegiatan yang meningkatkan nilai
tepat guna tambah dari potensi sumber daya daerah
14. Fasilitasi penempatan tenaga Peningkatan Penempatan dan Pemberdayaan Penyadang 1. Pengawasan terhadap Perusahaan Swasta dalam
kerja khusus (difabel, wanita, Disabilitas dalam jenis-jenis pekerjaan formal dan informal perlindungan terhadap hak-hak pekerja penyandang
pemuda dan lanjut usia) disabilitas.
2. pelatihan dan pemberdayaan terhadap penyandang
disabilitas dengan melalui kegiatan perluasan kesempatan
kerja.
15. Pengesahan RPTKA Harmonisasi peraturan terhadap pengendalian penggunaan
perpanjangan yang tidak tenaga kerja asing.
mengandung perubahan
jabatan, jumlah TKA dan lokasi
kerja dalam 1 (satu) daerah
Provinsi.
16. Penerbitan perpanjangan IMTA Harmonisasi peraturan terhadap pengendalian penggunaan 1. Perpanjangan IMTA melalui Provinsi bagi TKA yang
yang lokasi kerja lebih dari 1 tenaga kerja asing. memiliki wilayah kerja dalam satu Provinsi.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-28


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH
ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN/SASARAN PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN
NO PEMBANGUNAN DAERAH
RKPD 2020

(satu) daerah Kab/Kota dalam 1 2. Pengawasan terhadap TKA yang bekerja di wilayah
(satu) daerah Provinsi Provinsi dan Kab/Kota.
17. Pengesahan Peraturan 1. Peningkatan kesejah-teraan Pekerja/Buruh melalui 1. Jumlah perusahaan yang belum membuat Peraturan
Perusahaan (PP) dan kejelasan hubungan kerja, pengaturan hak dan Perusahaan (PP).
pendaftaran Perjanjian Kerja kewajiban Pekerja dan Pengusaha dalam Peraturan 2. Jumlah Perusahaan yang sudah ada Serikat
Bersama (PKB) untuk Perusahaan (PP) dan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Pekerja/Serikat Buruh tetapi belum membuat Perjanjian
perusahaan yang mempunyai tanpa diskriminasi. Kerja Bersama (PKB) merupakan prioritas peserta
wilayah kerja lebih dari 1 (satu) 2. Peningkatan Jumlah Peraturan Perusahaan (PP) dan pembinaan.
Kab/Kota dalam 1 (satu) daerah Perjanjian Kerja Bersama (PKB). 3. Jumlah perusahaan yang belum mencatatkan Perjanjian
Provinsi Kerja Waktu Tertentu (PKWT).
4. Jumlah Perusahaan yang belum mendaftarkan Perjanjian
Kerjasama (Pemborongan/Penyediaan Jasa
Pekerja/Buruh).
18. Peningkatan kapasitas Pekerja & Terwujudnya peningkatan kapasitas pelaku Hubungan 1. Pelatih telah bersertifikat Trainer Terampil Bernegosiasi
Pengusaha untuk Keterampilan Industrial yang terlatih teknik negosiasi. dalam Hubungan Industrial.
Bernegosiasi dalam Hubungan 2. Standar materi sesuai Keterampilan Bernegosiasi dalam
Industrial. Hubungan Industrial.
19 Penguatan Kelembagaan
hub.industrial LKS daerah
maupun LKS perusahaan
20. Penyelesaian Perselisihan Meningkatnya Penyelesaian Perselisihan Hubungan Pembinaan Hubungan Industrial dan Pencegahan Perselisihan
Hubungan Industrial meliputi Industrial oleh Mediator Hubungan Industrial Provinsi. Hubungan Industrial pada perusahaan yang rawan Hubungan
tempat kerja pekerja lebih dari Industrial.
satu Kab/Kota dalam satu
Provinsi
21. Peningkatan Kepesertaan Perusahaan aman Hubungan Industrial –Sarana prasarana Pelatihan pencegahan Hubungan Industrial pemetaan
Jaminan Sosial. di Perusahaan bagaimana Dialog LKS. perusahaan.

22. Pencegahan perselisihan HI Penilaian HI di perusahaan

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-29


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH
ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN/SASARAN PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN
NO PEMBANGUNAN DAERAH
RKPD 2020

23. Pembinaan dan Pengembangan Meningkatnya peran dan fungsi mediator di daerah. Pemberdayaan mediator bagi perusahaan-perusahaan di
Hubungan Industrial bagi daerah yang rawan kasus.
Mediator Hubungan Industrial.

24. Peningkatan pemahaman Optimalisasi peran dan fungsi Mediator Hubungan Penerapan jabatan fungsional Mediator Hubungan Industrial
kepegawaian daerah terhadap Industrial. sebagaimana Permenpan No. PER/06/M.PAN/4/2009
fungsional mediator Hubungan termasuk tunjangan Mediator HI sebagaimana Perpres No. 94
Industrial. Tahun 2016.

25. Penetapan: Melindungi upah pekerja/buruh yang mempunyai masa 1. Bupati/Walikota dapat mengusulkan penetapan UMK
1. Upah Minimum Provinsi kerja kurang dari satu Tahun agar upah yang dibayarkan apabila Kab/Kota mempunyai kemampuan membayar
(UMP). oleh pemberi kerja tidak di bawah upah minimum karena lebih tinggi daripada daerah lain.
2. Upah Minimum Sektoral 2. Gubernur tidak dapat menetapkan UMSP/UMSK tanpa
ketimpangan jumlah pencari kerja dengan lapangan kerja
Provinsi (UMSP). ada kesepakatan antara Asosiasi Pengusaha Sektor
3. Upah Minimum Kab/Kota Bersangkutan dengan Serikat Pekerja/Serikat Buruh
(UMK). Sektor bersangkutan. Apabila tidak ada kesepakatan
4. Upah Minimum Sektoral dimaksud, Dinas ketenagakerjaan tidak perlu
Kab/Kota (UMSK). menindaklanjuti.

26. Penyusunan Struktur dan Skala 1. Dengan diterapkannya struktur dan skala upah di Pada tanggal 23 Oktober 2017 pengusaha wajib menyusun
Upah di Perusahaan perusahaan diharapkan menjamin adanya kepastian struktur dan skala upah. Oleh karena itu, pemerintah daerah
upah bagi pekerja/buruh serta akan memotivasi perlu menfasilitasi penyuluhan dan sosialisasi kepada
pekerja/buruh untuk meningkatkan produktivitas
pengusaha agar seluruh perusahaan dapat menyusun dan
sehingga pekerja/buruh mendapat kesempatan untuk
berkembang dalam golongan upah (peningkatan menerapkan struktur dan skala upah.
grade).
2. Penerapan struktur dan skala upah di perusahaan
bertujuan untuk menciptakan sistem pengupahan
yang berkeadilan internal dan eksternal di
perusahaan.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-30


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH
ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN/SASARAN PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN
NO PEMBANGUNAN DAERAH
RKPD 2020

27. Efektivitas Pelaksanaan Dewan Meningkatkan pelaksanaan tugas dewan pengupahan Agar Pemerintah Daerah Mengalokasikan Anggaran Untuk
Pengupahan menjadi lebih efektif. pelaksanaan kegiatan Dewan Pengupahan Daerah Provinsi
Dan Kab/Kota

28. Penyelenggaraan Pengawasan Perusahaan dapat mematuhi Peraturan Perundang- 1. Daerah membuat nama program yang khusus untuk
Ketenagakerjaan termasuk undangan tentang: pengawasan ketenagakerjaan contoh: nama program
Keselamatan dan Kesehatan 1. Pengusaha dan pekerja mendapatkan informasi dan Ditjen Binwasnaker dan K3 adalah program perlindungan
Kerja panduan mengenai bagaimana mematuhi persyaratan tenaga
hukum;
2. Peraturan Peraturan Perundang-undangan yang kerja dan pengembangan sistem pengawasan
berlaku dipatuhi di tempat kerja dengan tujuan ketenagakerjaan.
mencapai pekerjaan dan kondisi kerja yang layak. 2. Pembentukan UPTD Pengawasan Ketenagakerjaan sesuai
3. Perusahaan mengadopsi tindakan-tindakan untuk dengan Tipe Dinas Tenaga Kerja.
memastikan praktik dan lingkungan di tempat kerja 3. Penyediaan sarana dan prasarana untuk UPTD
tidak menempatkan pekerja mereka dalam risiko- Pengawasan Ketenagakerjaan.
risiko yang terkait dengan keamanan dan kesehatan. 4. Penyediaan dan penempatan personil pengawas
4. Pemerintah Daerah mendapatkan informasi umpan ketenagakerjaan pada jabatan unit pengawasan
balik dan pembelajaran dari praktik-praktik yang ketenagakerjaan.
digunakan sebagai cara untuk mengembangkan 5. Penyediaan anggaran penyelengaraan pengawasan
peraturan dalam memperbaiki lingkup perlindungan ketenagakerjaan.
hukum, dengan mempertimbang-kan risiko-risiko
baru yang terkait dengan masalah sosial, fisik dan
psikologis.
29. Penyusunan perencanaan 1. Mengetahui profil ketenagakerjaan di masing-masing Penyusunan RKPD khususnya terkait bidang ketenagakerjaan
tenaga kerja makro di Provinsi daerah. harus mengacu dan berpedoman pada RTKD yang sudah
dan Kab/Kota 2. Mengetahui kondisi perekonomian di masing-masing disusun sesuai UU No. 13 Tahun 2003 Pasal 7 ayat 3.
daerah.
3. Memperkirakan dan menganalisis persediaan tenaga
kerja di masing-masing daerah.
4. Memperkirakan dan menganalisis kebutuhan tenaga
kerja di masing-masing daerah.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-31


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH
ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN/SASARAN PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN
NO PEMBANGUNAN DAERAH
RKPD 2020

5. Memperkirakan dan menganalisis keseimbangan


antara persediaan dan kebutuhan tenaga kerja di
masing-masing daerah.
6. Menyusun rekomendasi kebijakan, dan program
pembangunan bidang ketenagakerjaan.

8. Urusan Pangan
PRIORITAS BIDANG HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH
NO TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN NASIONAL DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020

1. Pembangunan Ekonomi Peningkatan daya saing daerah pemerataan akses 1. Penyusunan dan penetapan peraturan daerah Tentang lahan
pelayanan publik masyarakat pertanian pangan berkelanjutan (LP2B)
2. Penyusunan program/ kegiatan promosi pencapaian target
konsumsi pangan perkapita per Tahun.
3. Penyusunan data cadangan pangan Provinsi dan Kab/Kota.
4. Penyusunan Peta ketahanan dan kerentanan Pangan.
5. Penyusunan Program/Kegiatan dukungan untuk pelaksanaan
Program FMSRB bagi daerah-daerah yang menjadi lokasi
sasaran program.
6. Penyusun Master Plan Kawasan Pertanian Provinsi.
7. Penyusun action plan untuk Kab/Kota dalam pelaksanaan
kegiatan pengembangan kawasan pertanian daerah Kab/Kota.
8. Fasilitasi pembentukan korporasi petani di Kawasan Pertanian

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-32


9. Urusan Pertanahan
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH
ARAH KEBIJAKAN
NO TUJUAN/SASARAN PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA DALAM
PEMBANGUNAN DAERAH
MENYUSUN RKPD 2020

1. Pengintegrasian Kawasan Pertanian Terwujudnya kedaulatan pangan. 1. Penyampaian laporan kemajuan atas upaya-upaya
Pangan Berkelanjutan (KP2B) penetapan LP2B di daerah kepada Kementerian
dalam rencana tata ruang wilayah Dalam Negeri c.q. Ditjen Bina Bangda.
2. Melakukan kajian teknis terkait pemetaan lahan
dan lahan pertanian pangan
pertanian yang akan ditetapkan sebagai K/LP2B
berkelanjutan dalam rencana rinci sebagai dasar penetapan K/LP2B dalam Perda RTR.
tata ruang.

Pengendalian Lahan Sawah. 1. Update penggunaan sawah (data luas baku sawah 1. Pemanfaatan ruang daerah yang berbasis RTR yang
terbaru) dengan citra terbaru. telah ditetapkan.
2. Verifikasi data luas baku sawah terbaru terhadap RTRW. 2. Melakukan pemantauan dan evaluasi pemanfaatan
3. Verifikasi data luas baku sawah terbaru terhadap data lahan sawah secara regular.
pertanahan (Peta Pendaftaran Tanah, Ijin Lokasi, IPPT,
Kawasan Proyek Strategis Nasional).
4. Identifikasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan
Pemanfaatan Tanah bidang-bidang tanah di kawasan
yang telah diverifikasi, terutama bidang tanah yang telah
menerima insentif LP2B.
5. Menganalisis manajemen ekonomi, sosial, dan
lingkungan dalam pengendalian alih fungsi lahan sawah.
2. Pengendalian pemanfaatan ruang di 1. Inventarisasi Daerah Aliran Sungai. 1. Melakukan pemantauan dan evaluasi pemanfaatan
daerah aliran sungai. 2. Perlindungan DAS. ruang di daerah aliran sungai.
3. Penegakan Perda RTR. 2. Melakukan pengawasan teknis fungsi SDEW.
3. Melakukan penertiban pelayanan pemanfaatan
ruang/audit tata ruang.
3. Pengintegrasian rencana umum Terwujudnya kebijakan pengelolaan energi berdasrakan Peningkatan kualitas RTR Daerah dengan mengakomodir
energi daerah dalam rencana tata prinsip berkeadilan, berkelanjutan, dan berwawasan rencana umum energi nasional
ruang Provinsi/Kab/Kota. lingkungan guna terciptanya kemandirian energi dan
ketahanan energi nasional.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-33


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH
ARAH KEBIJAKAN
NO TUJUAN/SASARAN PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA DALAM
PEMBANGUNAN DAERAH
MENYUSUN RKPD 2020

4. Percepatan penyusunan raperda 1. Tersusunnya Perda rencana tata ruang kawasan 1. Menyiapkan kelengkapan administrasi sebagaimana
rencana rinci tata ruang (Provinsi: strategis Provinsi dan Kab/Kota. Permendagri No. 13 Tahun 2016.
RTR KSP, Kab/Kota: RTR Kawasan 2. Terselenggaranya konsultasi dan evaluasi. 2. Menyiapkan peta dasar untuk penyusunan rencana
3. Raperda RTR Kawasan Strategis Provinsi dan Kab/Kota. tematik RRTR.
Strategis Kab/Kota dan RDTR).
3. Melakukan konsultasi publik untuk memperoleh
konsepsi rencana (tematik).
4. Melakukan penyusunan Properda untuk dapat
ditetapkan menjadi Perda.
5. Menyelesaikan rekomendasi Peta RRTR kawasan
strategis provinsi dan Kab/Kota, serta RDTR
Kab/Kota.
6. Menyiapkan Draft Kepgub hal hasil evaluasi Raperda
tentang RTR Daerah Kab/Kota beserta lampirannya.
Percepatan penyusunan/revisi 1. Tersusunnya Perda rencana tata ruang wilayah Provinsi 1. Menyiapkan kelengkapan administrasi sebagaimana
dan Kab/Kota. Permendagri No. 13 Tahun 2016.
Perda rencana tata ruang wilayah 2. Terselenggaranya konsultasi dan evaluasi Raperda RTR 2. Menyelesaikan rekomendasi dan updating Peta
Provinsi dan Kab/Kota. kawasan strategis Provinsi dan Kab/Kota. RTRW Provinsi dan Kab/Kota.
3. Menyiapkan Draft Kepgub hal hasil evaluasi Raperda
tentang RTR Daerah Kab/Kota beserta lampirannya.
Percepatan Penyusunan Rencana 1. Terwujudnya pengembangan wilayah di Kawasan 1. Menyediakan kelengkapan data untuk mendukung
Detail Tata Ruang di Kawasan perbatasan untuk meningkatkan kesejahteraan menyusunan RDTR KPN.
masyarakat dengan tetap memperhatikan fungsi 2. Berperan aktif dalam proses penyusunan RDTR KPN.
Perbatasan Negara (RDTR KPN). pertahanan dan keamanan. 3. Mendukung upaya perwujudan pengembangan
2. Tersusunnya Rancangan Peraturan Peraturan wilayah di Kawasan Perbatasan Negara berdasarkan
Perundang-undangan RDTR Kawasan Perbatasan RDTR KPN.
Negara (KPN).
Percepatan Penyusunan dan Tersusunnya Perda tentang RRTR di Sekitar KI dan KEK 1. Menyiapkan master plan pengembangan kawasan
Penetapan Raperda tentang RRTR Industri/Logistik. industri dan berkoordinasi dengan Kementerian
di Sekitar KI dan KEK Perindustrian.
2. Membentuk badan pengelola kawasan industri
Industri/Logistik
(dapat berupa BUMD).
3. Melakukan delineasi lingkup wilayah perencanaan
Hasil kegiatan untuk ditindaklanjuti oleh Pemerintah

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-34


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH
ARAH KEBIJAKAN
NO TUJUAN/SASARAN PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA DALAM
PEMBANGUNAN DAERAH
MENYUSUN RKPD 2020

Daerah dalam proses legalisasi rencana tata ruang di


daerah.

Terselenggaranya Penataan 1. Berkembangnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di 1. Berita acara kesepakatan atau SK Bupati/Wali kota
Kawasan ekonomi dengan masing-masing pulau dengan memanfaatkan potensi dalam penentuan deliniasi wilayah.
pengembangan Kawasan Ekonomi dan keunggulan daerah antara lain mengembangkan 2. Dukungan data baik berupa data sosial, ekonomi,
KEK, KI, KPBPB, dan pusat-pusat pertumbuhan lainnya lingkungan, dan kebencanaan maupun spasial
Khusus (KEK).
di wilayah pinggiran. (peta).
2. Pengembangan KEK bertujuan untuk mempercepat 3. Hasil kegiatan untuk ditindaklanjuti oleh Pemerintah
perkembangan daerah dan sebagai model terobosan Daerah dalam proses legalisasi Rencana Tata Ruang
pengembangan kawasan untuk pertumbuhan ekonomi, di daerah.
antara lain industri, pariwisata, dan perdagangan
sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan.
Terselenggaranya penataan 1. Berkembangnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di 1. Berita acara kesepakatan atau SK Bupati/Wali kota
kawasan ekonomi dengan masing-masing pulau dengan memanfaatkan potensi dalam penentuan deliniasi wilayah.
pengembangan kawasan industri. dan keunggulan daerah antara lain mengembangkan 2. Dukungan data baik berupa data sosial, ekonomi,
KEK, KI, KPBPB, dan pusat-pusat pertumbuhan lainnya lingkungan, dan kebencanaan maupun spasial
di wilayah pinggiran. (peta).
2. Pengembangan KI bertujuan untuk mempercepat 3. Hasil kegiatan untuk ditindaklanjuti oleh Pemerintah
penyebaran dan pemerataan pembangunan kawasan Daerah dalam proses legalisasi rencana tata ruang di
industri, meningkatkan upaya pembangunan kawasan daerah.
industri yang berwawasan lingkungan, meningkatkan
daya saing investasi dan daya saing kawasan industri
dan memberikan kepastian izin lokasi sesuai tata ruang.
Terselenggaranya penataan Pengembangan kawasan pariwisata prioritas bertujuan 1. Berita acara kesepakatan atau SK Bupati/Wali kota
kawasan ekonomi dengan untuk memperkuat upaya penataan ruang wilayah dan dalam penentuan deliniasi wilayah.
pengembangan destinasi pariwisata konservasi potensi kepariwisataan dan lingkungan dalam 2. Dukungan data baik berupa data sosial, ekonomi,
lingkungan, dan kebencanaan maupun spasial
Nasional. mendukung daya tarik dan revitalisasi di sekitarnya.
(peta).
3. Hasil kegiatan untuk ditindaklanjuti oleh Pemerintah
Daerah dalam proses legalisasi Rencana Tata Ruang
di daerah.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-35


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH
ARAH KEBIJAKAN
NO TUJUAN/SASARAN PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA DALAM
PEMBANGUNAN DAERAH
MENYUSUN RKPD 2020

Penyusunan instrumen Tersedianya instrumen perijinan dan pengendalian


pengendalian pemanfaatan ruang di pemanfaatan ruang di sekitar KI dan KEK Industri/Logistik.
sekitar kawasan industri, KEK, dan
kawasan sekitar wisata prioritas.

Penguatan kelembagaan penataan Terfasilitasi kelembagaan penataan ruang daerah. Melakukan penyesuaian TKPRD dengan Permendagri No.
ruang daerah. 116 tentang Koordinasi Penataan Ruang Daerah.

Penyediaan Data dan Informasi 1. Pelaksanaan penyediaan data dan informasi bidang 1. Kelengkapan data tata ruang Provinsi/Kab/Kota.
Bidang Pertanahan dan Penataan pertanahan. 2. Kelengkapan data pertanahan Provinsi/Kab/Kota.
Ruang untuk mendukung Sistem 2. Pelaksanaan penyediaan data dan informasi bidang
penataan ruang.
Informasi Pembangunan Daerah
(SIPD).

Penyusunan Instrumen Tersedianya instrumen perijinan dan pengendalian


pengendalian pemanfaatan ruang di pemanfaatan ruang di sekitar KI dan KEK Industri/Logistik.
sekitar kawasan industri, KEK, dan
kawasan sekitar wisata prioritas.

Penerbitan rekomendasi Tersusunnya kesepakatan/rekomendasi untuk beberapa 1. Melakukan koordinasi dalam TKPRD terkait
pemanfaatan ruang (Isu strategis permohonan kesesuaian tata ruang pemanfaatan ruang pemberian rekomendasi pemanfaatan ruang untuk
Nasional). PSN/KSN/Non-PSN KSN di beberapa wilayah. hal-hal tertentu.
2. Mengakomodir rekomendasi pemanfaatan ruang
sebagai bahan masukan proses peninjauan kembali
RTRW.
3. Mengakomodir rekomendasi sebagai dasar
pertimbangan pemberian izin pemanfaatan ruang.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-36


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH
ARAH KEBIJAKAN
NO TUJUAN/SASARAN PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA DALAM
PEMBANGUNAN DAERAH
MENYUSUN RKPD 2020

Pengintegrasian dokumen rencana 1. Mengintegrasikan rencana pembangunan daerah dengan Melakukan inventarisasi program/kegiatan dalam
pembangunan daerah dengan rencana tata ruang. Indikasi Program pada rencana tata ruang untuk
rencana tata ruang. 2. Menyelaraskan antara indikasi program pada rencana diselaraskan dengan penyusunan Rencana
tata ruang terhadap Rencana Pembangunan Jangka
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Menengah Daerah (RPJMD).

Penyusunan Dokumen Teknis 1. Tersedianya Dokumen Sinkronisasi Program 1. Melakukan konsultasi publik untuk
Sinkronisasi Program Pemanfaatan Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah RTR KSN Tahun 2. menetapkan konsepsi rencana (teknokratik)
Ruang 2020-2024.
2. Tersedianya dokumen sinkronisasi program
pemanfaatan ruang tahunan untuk 34 Provinsi.
Pelaksanaan Peran 1. Menjamin terlaksananya hak dan kewajiban masyarakat
di bidang penataan ruang sesuai dengan ketentuan
Masyarakat/Pelibatan Stakeholders peraturan perundang-undangan.
dalam Penyusunan/ Revisi RTR 2. Mendorong peran masyarakat dalam penataan ruang.
Daerah. 3. Menciptakan masyarakat yang ikut bertanggung jawab
dalam penataan ruang.
4. Mewujudkan pelaksanaan penataan ruang yang
transparan, efektif, akuntabel, dan berkualitas; dan
5. Meningkatkan kualitas pelayanan dan pengambilan
kebijakan penataan ruang.

Terselenggaranya penataan 1. Untuk meminimalkan atau mengurangi kerusakan dan 1. Melakukan kajian dan dukungan data baik berupa
kerugian ekonomi akibat kejadian bencana di masa data sosial, ekonomi, lingkungan, dan kebencanaan
kawasan rawan bencana dan mendatang, maka sasaran penanggulangan bencana maupun spasial (peta).
kawasan rentan dampak dan pengurangan risiko bencana adalah 2. Melakukan kajian mitigasi bencana untuk
perubahan Iklim. mengoptimalkan upaya mitigasi bencana pada wilayah diintegrasikan dalam RTR.
yang memiliki indeks risiko bencana tinggi, baik yang 3. Hasil kegiatan untuk ditindaklanjuti oleh Pemerintah
berfungsi sebagai PKN, PKW, PKSN, Kawasan Ekonomi Daerah dalam proses legalisasi rencana tata ruang di
Khusus, Kawasan Industri maupun pusat- pusat daerah.
pertumbuhan lainnya.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-37


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH
ARAH KEBIJAKAN
NO TUJUAN/SASARAN PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA DALAM
PEMBANGUNAN DAERAH
MENYUSUN RKPD 2020

2. Terselenggaranya sistem pembangunan yang


berkelanjutan dan memiliki ketahanan (resiliensi) tinggi
terhadap dampak perubahan iklim.
Perubahan Sistem Pendaftaran Peningkatan jumlah kepastian hukum hakvatas tanah yang 1. Dukungan pra sertifikasi tanah Percepatan
Tanah melalui Publikasi Positif dapat mengurangi jumlah sengketa, konflik dan perkara penyelesaian kesepakatan batas antar daerah.
pertanahan di Indonesia. 2. Pengembangan sistem informasi pertanahan.

Pencadangan tanah untuk Meningkatkan kepastian ketersediaan tanah bagi 1. Pengadaan tanah untuk kepentingan umum.
pembangunan kepentingan umum. pembangunan untuk kepentingan umum. 2. Penetapan lokasi tanah bagi kepentingan umum
sesuai dengan peraturan peraturan perundang-
undangan.
Penetapan perda terkait Terjaminnya kekuatan hukum atas masyarakat hukum 1. Inventarisasi keberadaan Masyarakat Hukum Adat
masyarakat hukum adat yang adat serta tanah dan sumber daya alam di dalamnya. (MHA) di Daerah.
dilengkapi dengan lampiran peta 2. Inventarisasi tanah adat/ulayat serta pemetaan
bidang tanah tanah Adat/ Ulayat.
tanah adat/ulayat.
3. Mediasi penyeleesaian sengketa tanah masyarakat
hukum adat.
4. Penyusunan Perda tentang pengakuan MHA.
5. Pemetaan wilayah adat/ulayat
Penyelesaian sengketa pertanahan Pengurangan jumlah sengketa, konflik dan perkara 1. Penyediaan data dan informasi status kepemilikan
yang menjadi kewenangan pertanahan di daerah. tanah.
pemerintah daerah. 2. Inventarisasi sengketa tanah garapan di daerah.
3. Koordinasi penyelesaian sengketa, konflik dan
perkara pertanahan di daerah bersama kantor
wilayah dan kantor pertanahan BPN.
4. Mediasi dan penyelesaian sengketa tanah garapan
dan tanah ulayat/garapan.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-38


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH
ARAH KEBIJAKAN
NO TUJUAN/SASARAN PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA DALAM
PEMBANGUNAN DAERAH
MENYUSUN RKPD 2020

Penyelesaian holding zone/outline 1. Distribusi peruntukan ruang yang jelas bagi pemerintah 1. Melakukan inventarisasi polygon (spot- spot) baik
dalam Perda tentang RTRW dan masyarakat. secara kuantitatif, spasial peruntukkan ruang dalam
Provinsi/Kab/Kota. 2. Pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang di skala besar.
kawasan holding zone/outline dapat berjalan. 2. Melakukan koordinasi dengan Kementerian LHK
terkait batasan waktu outline agar didapat adanya
kepastian hukum.
Pengembangan kawasan perDesaan Mengakselerasi percepatan pengembangan kawasan 1. Berita acara kesepakatan atau SK Bupati/Wali kota
lainnya yang mendukung pertanian yang telah ditetapkan sebagai kawasan pertanian dalam penentuan deliniasi wilayah.
kepentingan nasional terkait nasional. 2. Dukungan data baik berupa data sosial, ekonomi,
lingkungan, dan kebencanaan maupun spasial
ketahanan pangan khususnya pada
(peta).
komoditi padi dan jagung. 3. Hasil kegiatan untuk ditindaklanjuti oleh Pemerintah
Daerah dalam proses legalisasi Rencana Tata Ruang
Kawasan PerDesaan.

10. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak


HAL-HAL YANG HARUS
DIPERHATIKAN OLEH
TUJUAN/SA
NO ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH DAERAH
SARAN
KAB/KOTA DALAM
MENYUSUN RKPD 2020

Peningkatkan kapasitas kelembagaan PUG dan kelembagaan perlindungan hak perempuan dari tindak
kekerasan berbasis gender termasuk TPPO, melalui:

1 1. Peningkatan pemahaman dan komitmen pemda tentang pelaksanaan PUG melalui PPRG.
2. Penguatan dan harmonisasi peruuan dan aturan pelaksanaan terkait PUG dan KtP dan TPPO.
3. Penguatan koordinasi antar OPD penggerak PPRG, antara OPD pelaksana dengan OPD penggerak PPRG,
serta antara OPD Pengerak dan Pelaksana dengan pemangku kepentingan lainnya.
4. Peningkatan kerjasama multipihak antara pemerintah, masyarakat, dan swasta dalam pelaksanaan PUG
melalui PPRG dan perlindungan perempuan dari KtP dan TPPO.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-39


HAL-HAL YANG HARUS
DIPERHATIKAN OLEH
TUJUAN/SA
NO ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH DAERAH
SARAN
KAB/KOTA DALAM
MENYUSUN RKPD 2020

5. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia OPD Pengerak dan Pelaksana PPRG dengan memastikan
ketersediaan dan kualitas tujuh prasyarat PUG melalui PPRG di OPD.
6. Penguatan sistem dan pemanfaatan data terpilah menurut jenis kelamin dan data KtP dan TPPO.
7. Peningkatan efektivitas gugus tugas pencegahan dan penanganan TPPO di semua tingkatan.
8. Pemanfaatan dana dekonsentrasi untuk peningkatan kapasitas kelembagaan PUG dan KtP dan TPPO di
Provinsi/kab/ kota.
9. Pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan PUG melalui PPRG, KtP dan TPPO.
Arah kebijakan perlindungan anak adalah peningkatan kapasitas kelembagaan perlindungan Anak yang
mendukung pada pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak dari tindak kekerasan, melalui strategi:

1. Penguatan kerangka regulasi yang mendukung pemenuhan hak anak dan perlindungan anak, termasuk
kebijakan afirmasi dan pelengkapan kekosongan hukum
2. Penguatan sistem layanan perlindungan anak yang terpadu dan responsif terhadap kebutuhan anak tanpa
terkecuali
3. Pelaksanaan Kab/Kota Layak Anak (KLA)
4. Memberikan ruang bagi anak untuk berpartisipasi (Partisipasi Anak) yang dimulai dari tingkat keluarga, dan
diberbagai tingkatan wilayah termasuk pelibatan anak dalam musrenbang.
2. 5. Penyediaan Pusat Pembelajaran keluarga (Puspaga)
6. Penyediaan Ruang Bermain yang ramah anak termasuk bagi anak disbilitas.
7. Penyediaan Ruang kreativitas anak termasuk bagi anak yang disabilitas.
8. Melakukan pelatihan konvensi hak anak bagi perencana dan pelaksana teknis penyelenggara layanan
kesehatan, sosial, pendidikan dan penegakan hukum.
9. Menyediakan layanan perlindungan terhadap perempuan dan anak yang rentan mendapat perlakuan salah,
kekerasan dan diskriminasi dengan cara:
a. Menyediakan Layanan Pengaduan Masyarakat dan menjangkau korban-korban kasus perempuan dan
anak.
b. Mengelola Kasus yang berperspektif kepentingan terbaik bagi korban.
c. Memberikan Penampungan Sementara bagi korban perempuan dan anak yang mengalami ancaman
keselamatan.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-40


HAL-HAL YANG HARUS
DIPERHATIKAN OLEH
TUJUAN/SA
NO ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH DAERAH
SARAN
KAB/KOTA DALAM
MENYUSUN RKPD 2020

d. Memediasi kasus perdata yang rentan mengorbankan hak perempuan dan anak khususnya dalam
rumah tangga/lembaga perkawinan
e. Mendampingi Korban untuk mendapatkan layanan sesuai kebutuhannya agar mampu mengembalikan
kemandiriannya.
f. Membentuk dan menguatkan Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD
PPA) sebagai penyedia layanan perlindungan.
g. Menyedia kan Sarana dan Prasarana yang mendukung layanan perlindungan korban.
h. Penguatan dan Pengembangan Kapasitas SDM pemberi layanan perlindungan.
10. Peningkatan pemahaman, komitmen, dan kapasitas para pemangku kepentingan untuk memastikan adanya
perencanaan dan anggaran yang responsif anak melalui:
a. Sosialisasi kebijakan perlindungan Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) bagi Aparat Penegak
Hukum (APH), pemda dan masyarakat dalam perlindungan dan penanganan ABH;
b. Pelatihan trust and safety training dalam rangka internet aman untuk anak; dan
c. KIE kebijakan perlindungan anak penyandang disabilitas dan psikososial.
11. Penguatan sistem data dan informasi yang terintegrasi, lengkap, dan kontinu.
12. Penguatan koordinasi lintas sektor baik antar instansi pemerintah, maupun pemerintah dengan
masyarakat,lembaga profesi, dunia usaha, mitra pembangunan, dan media.

11. Urusan Lingkungan Hidup


ARAH KEBIJAKAN HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH
NO TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020

1. Pencegahan, Penanggulangan dan 1. Mengurangi dampak 1. Peningkatan Daya Dukung dan Daya Tampung Sumber Daya Alam dan
Pemulihan pencemaran dan kerusakan Lingkungan Hidup;
Sumber Daya Alam dan 2. Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi dalam pembuatan KLHS;
Lingkungan Hidup 3. Penghentian sumber pencemaran dan pembersihan unsur pencemar;
2. Meningkatnya Kualitas remediasi, rehabilitasi, restorasi, serta pemulihan fungsi lingkungan
Lingkungan Hidup hidup; dan
4. Pelaksanaan pengukuran Indeks Kualitas Lingkungan Hidup.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-41


ARAH KEBIJAKAN HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH
NO TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020

Pencemaran dan Kerusakan


Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup

Penguatan Kelembagaan dan Meningkatkan Sistem 1. Pembinaan terhadap izin lingkungan dan izin PPLH, serta penegakan
Penegakan Hukum di Bidang Kelembagaan di Bidang hukum;
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup untuk 2. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia terkait pembinaan dan
2.
pengawasan izin dan penegakan hukum; dan
Lingkungan Hidup Mengurangi Degradasi Lingkungan
3. Pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan lingkungan hidup untuk
Hidup masyarakat.

3. Akselerasi Pemanfaatan Energi Menjaga Kualitas Lingkungan, dan 1. Penyiapan dan pengelolaan operasional infrastruktur persampahan dan
Baru dan Terbarukan menjadikan sampah sebagai infrastruktur sampah menjadi energi dalam rangka pengurangan dan
sumber daya, melalui penanganan penanganan sampah;
2. Pengelolaan sampah di darat dan di laut;
dan pengurangan sampah
3. Pemanfaatan sampah sebagai sumber daya; dan
4. Pelaksanaan pengumpulan dan penyimpanan sementara limbah B3.
12. Urusan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil
ARAH KEBIJAKAN HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH
NO TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020

1. 1. Meningkatnya kualitas 1. Penyediaan data kependudukan secara tersentral (online).


1. Perwujudan data dan dokumen
database kependudukan 2. Pemerintah daerah Provinsi dan Kab/Kota harus menyelenggarakan
kependudukan sebagai dasar
nasional yang akurat sebagai kegiatan yang mendukung suksesnya gerakan indonesia adminduk
dalam pelayanan publik dan
dasar penerbitan dokumen (GISA).
pembangunan sektor lain.
kependudukan, pelayanan 3. Pemerintah Provinsi dan Kab/Kota menyelenggarakan kegiatan:
2. Mewujudkan integritas sistem
publik dan pembangunan a. Peningkatan kapasitas SDM di bidang adminduk;
administrasi kependudukan
nasional serta mendukung b. Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan adminduk; dan
dengan berbagai stakeholder
penyelenggaraan c. Peningkatan kualitas pelayanan adminduk melalui inovasi.
untuk meningkatkan cakupan
pemilu/pemilukada melalui 4. Fasilitasi dan koordinasi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
akte lahir, akte mati dan akte
sistem informasi administrasi Provinsi dan Kab/Kota dengan OPD lain untuk pemanfaatan database
cerai.
kependudukan (SIAK); dan kependudukan.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-42


ARAH KEBIJAKAN HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH
NO TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020

3. Terwujudnya pelayanan publik 2. Meningkatnya pemanfaatan 5. Mendorong daerah untuk optimalisasi penerapkan pelayanan berbasis
yang efektif, efisien dan hasil data kependudukan melalui digital.
tepat guna pemanfaatan data balikan.

2. Meningkatkan Pelayanan yang Meningkatkan Kesadaran Peningkatan kualitas pelayanan dan penerbitan KTP-el melalui percepatan
membahagiakan melalui Inovasi Masyarakat terhadap arti pelayanan sehari selesai.
pentingnya dokumen Jemput Bola di berbagai kantong pemukiman penduduk yang masih
kependudukan. banyak belum melakukan perekaman termasuk membuka pelayanan
perekaman KTPel di berbagai event tingkat nasional maupun regional.
Memberikan kepuasan kepada Perpanjangan waktu pelayanan/jam pelayanan di kantor setiap harinya
Masyarakat terhadap Pelayanan minimal mulai jam 08.00 sd jam 18.00.
yang diberikan oleh Dinas Pelaksanaan pelayanan pada hari libur sabtu minggu dan hari libur
Dukcapil. nasional.

3. Terkoneksinya Database Termanfaatkannya Database 1. Sosialisasi Pemanfaatan Data Kependudukan (MoU dan PKS).
Kependudukan dengan OPD terkait Kependudukan Kabupaten/Kota 2. Konfigurasi jaringan dan database Kependudukan dalam rangka
oleh OPD lain. pemanfaatan data tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.
3. Dinas Dukcapil Provinsi dan Kab/Kota memberikan elemen data
kepada Lembaga Pengguna dengan cara melihat pada relevansi
kebutuhan pemanfaatan data yang akan di akses oleh Lembaga
Pengguna (tidak semua elemen data dapat diberikan). Jumlah
kebutuhan elemen data harus dimasukkan dalam Perjanjian Kerja
Sama.
Meningkatnya kepemilikan Akte Terjaminnya Hak-Hak Sipil 1. Peningkatan kualitas pelayanan dan penerbitan Dokumen Akta
Kelahiran Anak Usia 0 s.d 24 Penduduk melalui pemberian Akta Kelahiran Anak Usia 0 s.d 24 Bulan.
Bulan. Kelahiran Anak. 2. Melakukan Kerjasama dengan OPD terkait untuk meningkatkan
cakupan Akta Kelahiran.
Meningkatnya Kulaitas Database Terwujudnya NIK Tunggal 1. Peningkatan kualitas pelayanan dan penerbitan NIK bagi penduduk.
Kependudukan Penduduk yang berlaku seumur 2. Jemput Bola di berbagai kantong pemukiman penduduk yang masih
hidup. banyak belum melakukan perekaman termasuk membuka pelayanan
perekaman KTPel di berbagai event tingkat nasional maupun regional.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-43


13. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
ARAH KEBIJAKAN HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH
NO TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020

1. Mengarustamakan peningkatan Meningkatnya kualitas tata kelola 1. Pemda segera menindaklanjuti amanat Peruuan yang telah
kualitas penataan dan pemerintahan Desa sesuai dengan ketentuan dikeluarkan oleh Pemerintah terkait dengan Desa, baik dalam bentuk
administrasi pemerintahan perundang-undangan. Perda, Perkada, Kep. Bupati/Wali kota dengan mengacu pada
ketentuan Peraturan perundang-undangan.
Desa.
2. Pemda memfasilitasi pemerintah Desa untuk dapat menata Desanya
dan secara terus menerus meningkatkan kualitas pelayanan dan
administrasi Desa.
2. Mengarustamakan peningkatan Meningkatnya kapasitas aparatur Desa dalam 1. Mengidentifkasi kebutuhan pemerintah Desa dalam penimgkatan
kapasitas aparatur Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa yang kapasitas.
penyelenggaraan pemerintahan. baik. 2. Memfasilitasi pemerintah Desa dalam peningkatan kapasitas.
3. Memberdayakan pelatih yang telah ada didaerah dan yang telah dilatih
oleh pemerintah pusat.

3. Berperan aktif membina Desa Meningkatnya kapasitas aparat pemerintah 1. Mengidentifkasi sumber sumber pendapatan Desa ditingkat daerah dan
dalam pengelolaan keuangan Desa dalam tata kelola keuangan dan aset Desa melakukan pembinaan dalam pengelolaannya.
dan aset Desa. yang efektif, transparan dan akuntabel 2. Memfasilitasi Desa dalam pengelolaan keuangan dan aset Desa dan
pemanfaatan aset Desa.
3. Pemda mendorong peningkatan pendapatan asli Desa dan lain-lain
pendapatan Desa yang sah.
4. Daerah dapat mengambil peran yang lebih besar dalam menyelesaikan
persoalan-persoalan Desa yang berada di wilayahnya dan secara terus
menerus melakukan evaluasi dan pembinaan.
4. Penguatan fungsi kelembagaan Meningkatnya fungsi Kelembagaan yang ada di 1. Mengidentifkasi sumber sumber yang dapat dikerjasamakan Desa,
Desa sebagai mitra pemerintah Desa dan meningkatnya Kerja sama Desa antar menyusun pedoman dan memberikan pembinaan dan pendampingan.
Desa dan penerapan kerjasama Desa. 2. Mermbina Desa dalam penguatan fungsi kelembagaan, penerapan
perencanaan pembangunan dengan paretisipatif.
antar Desa.

5. Mengembangkan sumberdaya 1. Mengembangkan potensi sumber daya Program dan kegiatan dilak sanakan melalui:
alam dan buatan alam dan melestarikan lingkungan hidup.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-44


ARAH KEBIJAKAN HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH
NO TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020

berkelanjutan berbasis 2. Mengembangkan sumber pendapatan 1. Mengidentifikasi potensi dan aset Desa.
masyarakat. Desa. 2. Melakukan perencanaan dan penganggaran partisipatif masyarakat
3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa.
Desa. 3. Memberikan fasilitasi peningkatan kapasitas perencanaan dan
penganggaran partisipatif.
6. Mengarusutama kan 1. Mengembangkan perekonomian Program dan kegiatan dilaksanakan melalui:
pemberdayaan ekonomi masyarakat Desa.
masyarakat miskin yang 2. Memberdayakan masyarakat dan lembaga 1. Mengidentifikasi potensi.
kemasyarakatan di Desa. 2. Ekonomi masyarakat Desa.
berkesinambungan
3. Melakukan perencanaan dan penganggaran partisipatif masyarakat
Desa dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat.
4. Memberikan bantuan sarana dan prasarana dalam rangka
pemberdayaan ekonomi masyarakat.
5. Memberikan fasilitasi peningkatan kapasitas pengelolaan (usaha)
ekonomi masyarakat Desa.

7. Memantapkan kelembagaan 1. Mengembangkan perekonomian Program dan kegiatan dilaksanakan melalui:


BUMDes sebagai wadah masyarakat Desa.
kreativitas Desa. 2. Memberdayakan masyarakat dan lembaga 1. Mengidentifikasi potensi ekonomi masyarakat Desa.
kemasyarakatan di Desa. 2. Melakukan perencanaan dan penganggaran partisipatif masyarakat
Desa dalam rangka menjadikan BUMDes sebagai lembaga ekonomi
pendayagunaan potensi dan aset Desa.
3. Memberikan bantuan sarana dan prasarana dalam rangka
pendayagunaan dan pengembangan BUMDes;
4. Memberikan fasilitasi peningkatan kapasitas.

8. Membangun kemitraan untuk 1. Menjalin kerja sama dan koordinasi Program dan kegiatan dilaksanakan melalui:
mengembangkan dengan seluruh pemangku kepentingan di
kelembagaan BUMDes Desa. 1. Mengidentifikasi kebutuhan pasar komoditas lokal dan regional.
2. Mengembangkan perekonomian 2. Memberikan fasilitasi pengembangan (unit usaha) BUMDes untuk
mengacu pada ekonomi lokal
masyarakat Desa. mengakomodasi kebutuhan komoditas lokal dan regional.
dan regional. 3. Memberdayakan masyarakat dan lembaga 3. Memberikan fasilitasi kemitraan model bisnis B to B antara pasar dan
kemasyarakatan di Desa. (unit usaha) BUMDes.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-45


ARAH KEBIJAKAN HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH
NO TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020

4. Mendayagunakan teknologi digital untuk mendukung pengembangan


BUMDes.
9. Mengembangkan produk 1. Mengembangkan potensi sumber daya Program dan kegiatan dilaksanakan melalui:
unggulan Desa yang alam dan melestarikan lingkungan hidup.
berorientasi pada ekonomi 2. Mengembangkan perekonomian 1. Mengidentifikasi produk unggulan Desa yang berorientasi pada
masyarakat Desa. ekonomi hijau.
hijau.
3. Memberdayakan masyarakat dan lembaga 2. Melakukan perencanaan dan penganggaran partisipatif masyarakat
kemasyarakatan di Desa. Desa dalam rangka mendayagunakan produk unggulan Desa yang
berorientasi pada ekonomi hijau.
3. Memberikan bantuan sarana dan prasarana dalam rangka
mendayagunakan produk unggulan Desa yang berorientasi pada
ekonomi hijau.
4. Memberikan fasilitasi pengembangan pemasaran untuk memantapkan
pendayagunaan produk unggulan Desa.
5. Mengembangkan dan memanfaatkan teknologi tepat guna.
6. Mengembangkan ekonomi pertanian berskala produktif.
7. Mendayagunakan teknologi digital untuk mendukung.

10. Menetapkan status wilayah dan 1. Menaati dan menegakkan peraturan Program dan kegiatan dilaksanakan melalui menetapan status wilayah dan
kewenangan Desa di dalam perundang- undangan. kewenangan Desa di dalam kawasan hutan dan perkebunan.
kawasan hutan dan 2. Melaksanakan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan Desa.
perkebunan.
3. Mengembangkan potensi sumber daya
alam dan melestarikan lingkungan hidup.
11. Menetapkan pedoman 1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Program dan kegiatan dilaksanakan melalui:
pembangunan dan belanja Desa.
infrastruktur Desa berbasis 2. Mengembangkan potensi sumber daya 1. Mengidentikasi layanan yang dibutuhkan dan komoditas Desa.
alam dan melestarikan lingkungan hidup. 2. Mengidentifikasi kebutuhan pembangunan dan belanja infrastruktur
pelayanan dan komoditi sebagai
3. Mengembangkan perekonomian Desa.
rujukan di tingkat Kabupaten masyarakat Desa. 3. Menetapkan pedoman kebutuhan pembangunan dan belanja
dan Desa, 4. Memberdayakan masyarakat dan lembaga infrastruktur Desa berdasarkan layanan yang dibutuhkan dan
kemasyarakatan di Desa. komoditas Desa.
4. Memberikan fasilitasi perencanaan dan penganggaran partisipatif
masyarakat Desa dalam rangka memenuhi kebutuhan pembangunan

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-46


ARAH KEBIJAKAN HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH
NO TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020

dan belanja infrastruktur Desa berdasarkan layanan yang dibutuhkan


dan komoditas Desa.
12. Melakukan peningkatan 1. Melaksanakan urusan pemerintahan yang Program dan kegiatan dilaksanakan melalui perencanaan dan
kapasitas Desa dalam menjadi kewenangan Desa. penganggaran daerah untuk meningkatkan kapasitas Desa dalam
mengambil keputusan 2. Menyelenggarakan administrasi mengambil keputusan pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur
Pemerintahan Desa yang baik.
pembangunan dan berdasarkan kemampuan teknis dan sumber daya lokal yang tersedia.
3. Mengembangkan perekonomian
pemeliharaan infrastruktur. masyarakat Desa.
4. Memberdayakan masyarakat dan lembaga
kemasyarakatan di Desa.
Mengarusutama kan 1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Program dan kegiatan dilaksanakan melalui penetapan pengarusutamaan
penggunaan dana Desa, dan Desa. penggunaan dana Desa dan ADD untuk layanan sosial dasar Desa dan
ADD untuk meningkatkan 2. Memberdayakan masyarakat dan lembaga peningkatan kapasitas masyarakat Desa.
kemasyarakatan di Desa.
kualitas hidup di Desa.

14. Mengarusutama kan belanja 1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Program dan kegiatan dilaksanakan melalui penggunaan belanja Desa
Desa untuk pengentasan Desa. untuk mendayagunakan potensi ekonomi Desa melalui perencanaan
kemiskinan. 2. Memberdayakan masyarakat dan lembaga partisipatif masyarakat Desa.
kemasyarakatan di Desa.
15. Mengarusutama kan belanja 1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Program dan kegiatan dilaksanakan melalui pengarusutamaan penggunaan
Desa untuk pendidikan dan Desa. belanja Desa untuk meningkatkan tingkat pendidikan dan kualitas
kesehatan. 2. Memberdayakan masyarakat dan lembaga kesehatan masyarakat Desa berbasis perencanaan partisipatif masyarakat
kemasyarakatan di Desa.
Desa.

16. Melakukan penetapan prioritas 1. Kesejahteraan masyarakat Desa. Program dan kegiatan dilaksanakan melalui penetapan prioritas
penggunaan alokasi APBDesa 2. Memberdayakan masyarakat dan lembaga penggunaan alokasi APBDesa untuk mendukung sumber daya pendidikan
untuk mendukung sumber daya kemasyarakatan di Desa. dan kesehatan di Desa.
pendidikan dan kesehatan di
Desa.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-47


ARAH KEBIJAKAN HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH
NO TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020

17. Memantapkan sinkronisasi Melaksanakan prinsip tata Pemerintahan yang Program dan kegiatan dilaksanakan melalui kebijakan yang searah dengan
kebijakan di tingkat daerah. akuntabel, transparan, profesional, efektif dan kebijakan.
efisien, bersih, serta bebas dari kolusi, korupsi,
dan nepotisme.

18. Meningkatan sinergi dan Melaksanakan prinsip tata Pemerintahan yang Program dan kegiatan dilaksanakan perencanaan dan penganggaran untuk
integrasi dukungan pusat akuntabel, transparan, profesional, efektif dan melengkapi dukungan pusat terhadap daerah.
terhadap daerah. efisien, bersih, serta bebas dari kolusi, korupsi,
dan nepotisme.

19. Meningkatkan kapasitas Memberdayakan masyarakat dan lembaga Program dan kegiatan dilaksanakan melalui perencanaan dan
pendamping baik fungsional, kemasyarakatan di Desa. penganggaran untuk meningkatkan kapasitas pendamping baik fungsional,
struktural maupun organik. struktural maupun organik (konsolidasi pendampingan).

20. Meningkatkan peran Provinsi 1. Melaksanakan prinsip tata Pemerintahan Program dan kegiatan dilaksanakan melalui perencanaan dan
dalam menjalankan fungsi Desa yang akuntabel, transparan, penganggaran untuk melaksanakan peran Provinsi dalam menjalankan
Binwas Desa ke Kabupaten. profesional, efektif dan efisien, bersih, fungsi Binwas Desa ke Kabupaten.
serta bebas dari kolusi, korupsi, dan
nepotisme.
2. Melakukan pembinaan Desa dalam
menyelenggarakan administrasi
pemerintahan Desa yang baik.
Membina dan melakukan pengawasan
terhadap Desa.

21. Meningkatkan kapasitas 1. Melaksanakan prinsip tata Pemerintahan Program dan kegiatan dilaksanakan melalui perencanaan dan
kabupaten dalam Binwas. Desa yang akuntabel, transparan, penganggaran untuk melaksanakan peningkatan kapasitas kabupaten
profesional, efektif dan efisien, bersih, dalam Binwas.
serta bebas dari kolusi, korupsi, dan
nepotisme.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-48


ARAH KEBIJAKAN HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH
NO TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020

2. Melakukan pembinaan Desa dalam


menyelenggarakan administrasi
Pemerintahan Desa yang baik.

3. Melakukan pembinaan dan pengawasan


terhadap Desa dalam mengelola keuangan
dan aset Desa.
22. Meningkatkan kapasitas Desa 1. Melaksanakan prinsip tata Pemerintahan Program dan kegiatan dilaksanakan melalui perencanaan dan
dalam perencanaan, Desa yang akuntabel, transparan, penganggaran untuk melaksanakan peningkatan kapasitas Desa dalam
pelaksanaan dan pelaporan profesional, efektif dan efisien, bersih, perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan keuangan.
serta bebas dari kolusi, korupsi, dan
keuangan
nepotisme.
2. Melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap Desa dalam mengelola.
23. Mengarusutama kan kerja sama 1. Menjalin kerja sama dan koordinasi Program dan kegiatan dilaksanakan melalui mengarusutamakan kerja sama
antar Desa dalam pembangunan dengan seluruh pemangku kepentingan di antar Desa untuk pembangunan Desa (berdasarkan perencanaan
kawasan. Desa. partisipatif masyarakat Desa).
2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Desa.
3. Memberdayakan masyarakat dan lembaga
kemasyarakatan di Desa.

24. Meningkatkan akuntabilitas 1. Melaksanakan prinsip tata Pemerintahan Program dan kegiatan dilaksanakan melalui:
sosial di Desa. Desa yang akuntabel, transparan,
profesional, efektif dan efisien, bersih, 1. Perencanaan dan penganggaran daerah untuk melaksanakan
serta bebas dari kolusi, korupsi, dan peningkatan akuntabilitas sosial di Desa.
nepotisme. 2. Memberikan fasilitasi perencanaan partisipatif masyarakat Desa dalam
2. Membina dan melestarikan nilai sosial pembangunan Desa untuk menciptakan dan mengembangkan
budaya masyarakat Desa. akuntabilitas sosial di Desa.
3. Melaksanakan kehidupan demokrasi dan
berkeadilan gender.
4. Memberdayakan masyarakat dan lembaga
kemasyarakatan di Desa.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-49


ARAH KEBIJAKAN HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH
NO TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020

25. Menggunakan tradisi- tradisi 1. Membina dan melestarikan nilai sosial Program dan kegiatan dilaksanakan melalui:
lokal sebagai modal dasar budaya masyarakat Desa.
pembangunan Desa. 2. Memberdayakan masyarakat dan lembaga 1. Mengidentifikasi tradisi lokal menjadi modal dasar pembangunan Desa.
kemasyarakatan di Desa. 2. Mengarusutamakan penggunaan tradisi lokal menjadi modal dasar
pembangunan Desa dalam perencanaan partisipatif masyarakat Desa.
26. Menggunakan daya tanggap, 1. Membina dan melestarikan nilai sosial Program dan kegiatan dilaksanakan melalui:
daya tahan, dan daya lenting budaya masyarakat Desa.
dalam menghadapi situasi 2. Memberdayakan masyarakat dan lembaga 1. Mengidentifikasi daya tanggap, daya tahan, dan daya lenting dalam
kemasyarakatan di Desa. menghadapi situasi rawan.
rawan.
2. Mengarusutamakan penggunaan daya tanggap, daya tahan, dan daya
lenting dalam menghadapi situasi rawan.

27. Memberikan fasilitasi 1. Melaksanakan prinsip tata Pemerintahan Program dan kegiatan dilaksanakan melalui pemberian fasilitas
masyarakat Desa untuk Desa yang akuntabel, transparan, perencanaan partisipatif masyarakat Desa.
melakukan evaluasi diri profesional, efektif dan efisien, bersih,
serta bebas dari kolusi, korupsi, dan
terhadap capaian
nepotisme.
pembangunan. 2. Mendorong terciptanya kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan Desa,
pelaksanaan pembangunan Desa,
pembinaan kemasyarakatan Desa, dan
pemberdayaan masyarakat Desa yang
baik.
28. Pengembangan potensi Peningkatan pendapatan Desa melalui 1. Desa melakukan identifikasi dan inventarisasi potensi dan asset Desa.
sumberdaya alam dan buatan pengmbangan potensi sumberdaya alam dan 2. Desa melakukan perencanaan dan penganggaran mengenai
berkelanjutan berbasis aset Desa. pengembangan ekonomi perDesaan berdasarkan hasil identifikasi dan
inventarisasi potensi dan asset Desa berbasis partisipasi masyarakat.
masyarakat.
3. Memberikan fasilitasi peningkatan kapasitas aparat Desa dalam hal
penyusunan perencanaan dan penganggaran partisipatif.
4. Mengembangkan dan memanfaatkan teknologi tepat guna.
Penguatan Pengarusutamaan Berkurangnya jumlah masyarakat miskin di 1. Desa melakukan inventarisasi jumlah penduduk miskin di perDesaan.
pemberdayaan ekonomi pedesaan. 2. Memberikan fasilitasi peningkatan keahlian kepada masyarakat miskin
dalam pengelolaan usaha.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-50


ARAH KEBIJAKAN HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH
NO TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020

masyarakat miskin yang 3. Memberikan bantuan sarana dan prasarana dalam pengembangan
berkesinambungan. pemberdayaan masyarakat Desa.

Penguatan Kelembagaan 1. Meningkatnya jumlah kelembagaan 1. Desa melakukan perencanaan dan penganggaran partisipatif
BUMDes sebagai wadah BUMDes yang mandiri. masyarakat Desa menjadikan BUMDES sebagai lembaga ekonomi
pengembangan ekonomi 2. Meningkatnya jumlah BUMDes yang dapat berbasis produk lokal, regional dan potensi yang dimiliki.
membangun kemitraaan dengan pihak 2. Aparat Desa melakukan identifikasi dan inventarisasi kebutuhan pasar
masyarakat Desa.
terkait baik institusi pemerintah dan berbasis produk lokal dan regional.
swasta. 3. Memberikan fasilitasi peningkatan kapasitas pengelolaan dan
3. Meningkatnya kapasitas BUMDes dalam pengembangan BUMDes dan unit usahanya (mencakup kerjasama
pengembangan ekonomi masyarakat Desa dengan pihak terkait baik institusi pemerintah dan swasta,
berbasis komoditas lokal dan regional. penggunaan teknologi digital dsb).
4. Memberikan bantuan sarana dan prasarana kepada BUMDes dalam
pendayagunaan dan pengembangan BUMDes.
Mengembangkan produk Meningkatnya jumlah produk unggulan Desa 1. Desa melakukan identifikasi dan inventarisasi terhadap produk
unggulan Desa yang berorientasi yang berorientasi pada ekonomi hijau dan unggulan Desa yang berorientasi pada ekonomi hijau dan berdaya saing
pada ekonomi hijau dan berdaya berdaya saing ekonomi. ekonomi.
2. Melakukan perencanaan program dan kegiatan beserta anggarannya
saing ekonomi.
dalam rangka pengembangan produk unggulan Desa yang berorientasi
pada ekonomi hijau yang berdaya saing (pengembangan, pengolahan,
pemasaran dsb).
3. Memfasilitasi pelaksanaan program dan kegiatan pengembangan
produk unggulan Desa yang berorientasi pada ekonomi hijau yang
berdaya saing (pemberian pelatihan/pendampinga, sarana dan
prasarana, pengembangan dan pemanfaatan teknologi tepat guna dsb).
29. Penguatan status wilayah dan 1. Penegakan peraturan perundangan- Penegakan terhadap peraturan perUUan mengenai status wilayah dan
kewenangan desa di dalam undangan urusan pemerintahan yang kewenangan Desa di dalam kawasan hutan dan perkebunan.
kawasan hutan dan menjadi kewenangan Desa;
2. Terlestarikannya potensi sumber daya
perkebunan.
alam dan lingkungan hidup
30. Pemenuhan Pelayanan Dasar di Terlaksananya pemenuhan pelayanan dasar di 1. Desa mengindetifikasi kebutuhan layanan dan kualitasnya yang
Tingkat Desa tingkat Desa diperoleh setiap WN secara minimal;

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-51


ARAH KEBIJAKAN HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH
NO TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020

2. Melakukan perencanaan dan penganggaran pemenuhan pelayanan


dasar
3. Pelaksanaan dan monitoring serta evaluasi pemenuhan pelayanan
dasar, termasuk pedoman pelaksanaannya.
31. Pembangunan Infrastruktur dan Terbangunnya konektivitas antar Desa melalui 1. Melakukan penyusunan kebutuhan pembangunan dan pemeliharaan
Aksesibilitas Desa. pembangunan infrastruktur guna infrastruktur berdasarkan kemampuan teknis dan sumber daya lokal
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa. yang tersedia.
2. Melakukan pengintegrasian rencana kebutuhan pembangunan dan
pemeliharaan infrastruktur ke dalam dokumen perencanaan dan
penganggaran Desa.
3. Melaksanakan pembangunan infrastruktur berdasarkan rencana
pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur yang dibuat.
4. Melakukan peningkatan kapasitas Desa (masyarakat dan aparat) dalam
melakukan identifikasi, inventarisasi dan penyusunan kebutuhan
pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur, mengintegrasikan
rencana kebutuhan ke dalam dokumen perencanaan dan
penganggaran Desa.
32. Peningkatan kualitas Meningkatnya Kualitas Sumberdaya Manusia Melakukan fasilitasi peningkatan kualitas sumberdaya manusia Desa di
sumberdaya manusia. di Desa. bidang perencanaan dan penganggaran, pengembangan ekonomi Desa,
peningkatan kualitas kesehatan dan pendidikan, dan pembangunan dan
pemeliharan infrastruktur Desa.

33. Peningkatan akuntabilitas sosial Meningkatnya akuntabilitas Kelembagaan Desa 1. Melakukan perencanaan dan penganggaran daerah untuk
di Desa. sesuai dengan Prinsip Good Governance. melaksanakan peningkatan akuntabilitas sosial di Desa.
2. Melakukan fasilitasi peningkatan kapasitas masyarakat Desa
(masyarakat, aparatur, pendamping) dalam pembangunan Desa untuk
menciptakan dan mengembangkan akuntabilitas sosial di Desa.
34. Peningkatan daya tanggap, daya Membina dan melestarikan nilai sosial budaya Melakukan perencanaan dan penganggaran daerah untuk melaksanakan
tahan, dan daya lenting dalam masyarakat Desa. pengarusutamaan nilai-nilai sosial Desa yang meliputi: daya tanggap, daya
menghadapi situasi rawan. tahan dan daya lenting dalam menghadapi situasi rawan.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-52


14. Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TUJUAN/SASARAN HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH
DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020

1. 1. Meningkatkan sinergitas, Tujuan Pembangunan Pengendalian 1. Pengendalian pertumbuhan penduduk menuju Penduduk Tumbuh
partisipasi dan kesinambun gan Penduduk dan Keluarga Berencana Seimbang (PTS) melalui upaya penurunan Laju Pertumbuhan Penduduk
dalam penyelenggaraan secara umum adalah untuk “mencapai secara nasional ditandai dengan penurunan Total Fertility Rate (TFR)
pengendalian penduduk. menjadi 2,1 pada Tahun 2025. Kondisi ini diharapkan dapat dipertahankan
Penduduk Tumbuh Seimbang melalui
2. Memperkuat kapasitas dan sampai Tahun 2035.
kapabilitas kelembagaan Provinsi upaya penurunan Laju Pertumbuhan 2. Hal ini mempertimbangkan bahwa PTS merupakan kondisi dimana Struktur
serta Kab/Kota dalam Bidang Penduduk (LPP) menjadi 1,11% pada Umur Penduduk (SUP) sangat ideal untuk dimanfaatkan guna menunjang
Pengendalian Penduduk. Tahun 2020 serta mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Upaya mempertahankan PTS dalam periode yang
3. Meningkatkan pemanfaatan data Keluarga Berkualitas”, dengan lama dimaksudkan untuk memperpanjang periode Bonus Demografi.
dan informasi kependudukan sasaran: 3. Diharapkan arah kebijakan pembangunan diseluruh tingkatan wilayah
dalam pengembangan kebijakan dapat mempehatikan hal ini serta menjadikannya sebagai salah satu acuan
pengendalian penduduk di tingkat 1. Menurunkan Angka Kelahiran dalam pengembangan strategi penyelenggaraan kegiatan diseluruh
Provinsi serta Kab/Kota. Total (TFR) Per Perempuan usia sektor/bidang pembangunan yang tersegmentasi dalam memanfaatkan era
reproduktif 15-49 Tahun menjadi Bonus Demografi.
2,26; 4. Remaja yang ramah remaja, berbasis pada keluarga, mempertimbangkan
2. Meningkatkan persentase Angka responsif gender, serta dapat terkoordinasi lintas sektor.
prevalensi kontrasepsi modern
(mCPR) perempuan kawin usia 15-
49 Tahun menjadi 61,78%;
3. Menurunkan Tingkat Putus Pakai
Kontrasepsi menjadi 24,2%
4. Meningkatkan Persentase
penggunaan Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang/MKJP menjadi
23,5 %
5. Menurunkan Angka kebutuhan
ber-KB tidak terlayani/unmet
need manjadi 8,6 % (14,6%
termasuk tradisional)

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-53


ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TUJUAN/SASARAN HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH
DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020

2. 1. Meningkatkan komitmen 1. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan Keluarga Berencana dan
Pemerintah Daerah, organisasi Kesehatan Reproduksi dengan memperhatikan karakteristik kewilayahan
profesi dan mitra kerja dalam serta melalui penguatan kemitraan, baik dengan Pemerintah Daerah,
penyelenggaraan Keluarga pemangku kepentingan (stakeholders), mitra kerja serta jejaringnya,
Berencana dan Kesehatan termasuk peningkatan peran sektor swasta (seperti bidan praktek mandiri,
Reproduksi; dokter praktek swasta) serta organisasi profesi yang terkait dengan
2. Optimalisasi peran sektor swasta pelayanan KB dan KR.
dalam penguatan jejaring 2. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan dimaksud termasuk pemenuhan
pelayanan KB dan kesehatan kebutuhan alat dan obat kontrasepsi bagi pasangan usia subur (PUS),
reproduksi; manajemen rantai pasok (untuk menjamin tidak ada stock out), pemberian
3. Meningkatkan sinergitas dan konseling intrerpersonal, serta meningkatkan sinergitas pembiayaan
kemitraan antara Pemerintah pelayanan KB dan KR.
Daerah dengan Mitra Kerja dalam 3. Kemudian terkait dengan segmentasi sasaran, pengembangan kebijakan KB
melaksanakan Pelayanan KB dan dan KR mempertimbangkan sasaran remaja melalui peningkatan
Kesehatan Reproduksi, termasuk pengetahuan dan akses layanan (informasi) Kesehatan Reproduksi Remaja
di daerah tertinggal, terpencil, yang ramah remaja, berbasis pada keluarga, mempertimbangkan responsif
perbatasan, kepulauan, miskin gender, serta dapat terkoordinasi lintas sektor.
perkotaan dan wilayah bencana;
4. Memfasilitasi Peningkatan
Kompetensi Penyuluh Keluarga
Berencana dalam rangka
sosialisasi/ penyuluhan dan
komunikasi interpersonal terkait
KB dan kesehatan reproduksi
berdasarkan siklus kehidupan
kepada berbagai lapisan
masyarakat, termasuk sasaran
pria melalui institusi masyarakat,
kelompok kegiatan dan fasilitas
kesehatan.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-54


ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TUJUAN/SASARAN HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH
DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020

3. 1. Meningkatkan pemahaman dan Penyelenggaraan Pembangunan Keluarga yang holistik integratif dan menyeluruh
kesadaran orangtua dan anggota (terintegrasi lintas sektor dan lintas bidang) guna meningkatkan kualitas
keluarga (termasuk remaja) keluarga, meningkatkan pemahaman dan kesadaran orangtua dan anggota
Tentang fungsi keluarga;
keluarga Tentang fungsi keluarga, serta pemberdayaan keluarga dan anggota
2. Pelembagaan nilai-nilai dan norma
keluarga melalui peningkatan keluarga dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga.
pengetahuan dan penerapan 8
(delapan) Fungsi Keluarga secara Dari sisi dukungan terhadap Prioritas Nasional (Pro PN) Program KKBPK,
optimal pada keluarga balita dan khususnya dalam lingkup Pembangunan Keluarga, berkontribusi pada upaya
anak (pengasuhan dan pembinaan penurunan stunting, melalui peningkatan Promosi pengasuhan 1000 Hari
tumbuh kembang anak), remaja, Pertama Kehidupan, serta Penyiapan Perencanaan kehidupan keluarga bagi
dan lansia. remaja.
3. Meningkatkan Ketahanan dan
Kesejahteraan Keluarga melalui Dari sisi regulasi, perlu memperhatikan UU 52 Tahun 2009, UU 23 Tahun 2014
upaya penurunan jumlah keluarga dan PP 87 Tahun 2014, serta Permendagri 86 Tahun 2017, yang mengatur azas
Pra-S dan KS-1;
konkuren bagi penyelenggaraan Pembangunan Keluarga tetapi dalam
4. Meningkatkan kualitas keluarga
melalui Pendewasaan Usia implementasinya belum tersusun Desain Pembangunan Keluarga dalam
Perkawinan. kebijakan pembangunan, termasuk salah satunya intervensi upaya peningkatan
kesejahteraan keluarga yang bertujuan untuk menurunkan persentase keluarga
Pra Sejahtera (Pra-S) dan Keluarga Sejahtera tahap 1 (KS-1).

4. 1. Memperkuat Advokasi, Informasi, Penguatan advokasi dan edukasi (KIE) Tentang Pengendalian Penduduk, KB,
edukasi (KIE) guna peningkatan Kesehatan Reproduksi, dan Pembangunan Keluarga dengan memperhatikan:
kepedulian dan peran serta aktif segmentasi sasaran penggunaan media yang tepat agar lebih efektif, serta
pemangku kepentingan
optimalisasi peran dan fungsi tenaga lini lapangan (PKB/PLKB), dan
(stakeholders), mitra kerja dan
masyarakat terhadap memperhatikan sinergitas kemitraan lintas sektor/bidang.
Pengendalian Penduduk, KB,
Kesehatan Reproduksi dan Salah satu wujud keterpaduan Program KKBPK lintas sektor/bidang yang
Pembangunan Keluarga; membutuhkan sinergitas dengan mitra kerja dan stakeholders adalah Kampung
2. Memperkuat dukungan regulasi, KB. Pemerintah Daerah (Kab/Kota) agar dapat memanfaatkan Center of Excelent
kelembagaan dan tata kelola (CoE) Kampung KB yang telah dibentuk pada Tahun 2019 di setiap Kab/Kota
Pengendalian Penduduk KB,

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-55


ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TUJUAN/SASARAN HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH
DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020

Kesehatan Reproduksi dan sebagai lokasi percontohan pengembangan Program KKBPK di lini lapangan
Pembangunan Keluarga; dengan mengutamakan peran serta aktif masyarakat.
3. Memfasilitasi pengelolaan dan
meningkatkan pendayagunaan Selain itu, diperlukan peningkatan kualitas data dan informasi Program KKBPK
SDM Lini Lapangan Program yang berbasis teknologi dan informasi yang dapat mendukung upaya
KKBPK dalam memberikan
pengembangan strategi implementasi program dan kegiatan KKBPK diseluruh
pelayanan secara langsung kepada
masyarakat (termasuk melalui tingkatan wilayah.
Kampung KB);
4. Meningkatkan kualitas data dan
informasi dalam Sistem Informasi
Keluarga program KKBPK berbasis
teknologi informasi di seluruh
tingkatan Wilayah.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-56


15. Urusan Perhubungan
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH
NO ARAH KEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN
DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020
PEMBANGUNAN DAERAH
1. Keterkaitan antara pusat pertumbuhan 1. Terwujudnya Percepatan 1. Persiapan Pengalihan Personel, Peralatan, Pendanaan dan
wilayah dan daerah sekitarnya, perlu Pembangunan Dokumen (P3D) Pelabuhan Pengumpan Regional dari Pemerintah
difasilitasi dengan infrastruktur wilayah Konektivitas Pusat ke Pemerintah Provinsi dan Pelabuhan Pengumpan Lokal
yang terintegrasi dan terhubung dengan 2. Sinkronisasi program dan dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Kab/Kota
baik dan terpadu, khususnya kegiatan antara pusat 2. Penguatan asksesibilitas daerah tertinggal
infrastruktur jalan dan perhubungan, dan daerah 3. Peningkatan konektivitas multimoda dan antarmoda yang
baik perhubungan laut maupun udara, mendukung pertumbuhan ekonomi
termasuk jaringan Informasi dan 4. Memperhatikan dokumen rencana tata ruang sebagai acuan bagi
komunikasi, serta pasokan energi, perencanaan transportasi
sehingga tercipta konektivitas nasional, 5. Dalam penyusunan program/kegiatan khusus untuk Pemerintah
baik secara domestik maupun secara Provinsi dan Kabupaten dukun/Kota berada di wilayah
internasional (locally integrated, JaBoDeTaBek, mengacu pula pada Perpres 55 tahun 2018 tentang
internationally connected). Prioritas RITJ
khusus akan diberikan pada 6. Sehubungan keberadaan Badan Pengelola Transportasi Darat
peningkatan fungsi dan peran (BPTD) di 33 Provinsi, maka dalam rangka penyusunan program
perhubungan laut sebagai pengembangan perlu dilakukan sinkronisasi dengan unit pengelola transportasi
poros maritim. darat dimaksud
b. Pengelolaan terminal penumpang tipe
C
c. Pembangunan, penerbitan izin
pembangunan dan pengoperasian
pelabuhan pengumpan lokal
d. Pengelolaan fasilitas parkir
e. Pengujian berkala kendaraan
bermotor
f. Penetapan rencana induk
perkeretaapian Kab/Kota
g. Penyediaan perlengkapan jalan di jalan
Kab/Kota, (co. Perlintasan Sebidang)
h. Andalalin (analisis dampak lalulintas
untuk jalan Kab/Kota)

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-57


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH
NO ARAH KEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020

2. Keselamatan Transportasi : Penurunan tingkat Keamanan dan keselamatan transportasi


kecelakaan transportasi
a. Penyusunan dan Penerapan Rencana
Aksi Keselamatan Lalu Lintas
Angkutan Jalan (RAK LLAJ) Kab/Kota
b. Pengujian berkala kendaraan bermotor
(Uji KIR)
c. Penyediaan perlengkapan jalan di jalan
kab/kota

16. Urusan Komunikasi dan Informatika


ARAH KEBIJAKAN HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH
NO TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020

1. 1. Pengembangan e- 1. Kualitas akses TIK yang 1. Dalam mendukung prioritas nasional kelima yaitu stabilitas keamanan
Government di lingkup merata dengan nasional guna meningkatkan akses dan kualitas informasi publik, perlu adanya
Pemerintah Daerah. pemanfaatan yang upaya penatakelolaan bidang komunikasi publik, penyediaan dan pengelolaan
2. Pembinaan dan optimal. informasi dan komunikasi publik bidang politik, hukum, keamanan,
Pengembangan Kebijakan 2. Terwujudnya komunikasi perekonomian, maritim, pembangunan manusia dan kebudayaan, serta
Komunikasi Daerah. publik yang efektif, pengelolaan informasi publik melalui media Pemerintah.
3. Pengelolaan dan integratif dan partisipatif. 2. Dalam rangka pencapaian pembangunan nasional tersebut, arah dan kebijakan
Penyediaan Informasi pembangunan daerah dilakukan melalui peningkatan kapasitas dan kualitas
melalui media publik dan SDM bidang Komunikasi di Pemerintah Daerah, peningkatan penyebaran
kemitraan lembaga informasi publik yang berkualitas melalui media cetak, media elektronik, media
komunikasi di daerah. luar ruang, media tatap muka, pertunjukan rakyat, internet, kemitraan dengan
komunitas informasi dan komunikasi publik serta media yang dimiliki
Pemerintah Daerah. Dengan ini maka dalam penyusunan RKPD Tahun 2020
Pemerintah Daerah perlu memperhatikan isu-isu sebagai berikut:
a. Penyebaran informasi pencegahan stunting. Jaminan Kesehatan Nasional.
b. Mendukung penyebaran informasi PON 2020 di Provinsi Papua.
c. Penguatan karakter kebangsaaan;
d. Deradikalisasi.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-58


ARAH KEBIJAKAN HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH
NO TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020

3. Dalam melaksanakan pengelolaan sistem pemerintahan berbasis elektronik,


Pemerintah Daerah agar memperhatikan:
a. Seluruh anggaran belanja TIK di lingkungan Pemda agar berada di satu
rekening dinas yang melaksanakan urusan komunikasi dan informatika.
b. Infrastruktur TIK yang terintegrasi, seperti server pengolah data dan
jaringan komunikasi data.
c. Selama belum ada kebijakan yang mengatur, pembangunan aplikasi umum
di Pemda agar menggunakan atau mengadopsi aplikasi serupa yang sudah
digunakan di pusat atau daerah lain.
d. Integrasi data di lingkungan Pemda di bawah koordinasi dinas yang
melaksanakan urusan komunikasi dan informatika untuk dapat diakses
secara berbagi pakai oleh seluruh SKPD; dan
e. Peningkatan dan pengembangan SDM bidang TIK di lingkungan Pemda
baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

17. Urusan Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah


HAL-HAL YANG HARUS
DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH
NO ARAH KEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN
DAERAH KAB/KOTA DALAM
PEMBANGUNAN DAERAH
MENYUSUN RKPD 2020

1. Nilai tambah sektor riil, industrialisasi dan 1. Koordinasi penyiapan sertifikasi hak atas tanah masyarakat Diharapkan kepada pemerintah daerah
kesempatan kerja dengan Sertifikasi Hak bagi pelaku usaha mikro dan kecil, petani, nelayan dan pembudi dapat mengalokasikan anggaran.
Atas Tanah (SHAT) Kementerian ATR/BPN daya ikan.
2. Sosialisasi pelaksanaan program pemberdayaan sertifikasi hak
yang dilakukan berdasarkan Nota
atas tanah bagi pelaku usaha mikro dan kecil, petani, nelayan
Kesepahaman antara Kementerian ATR/BPN dan pembudi daya ikan.
dengan Kementerian Dalam Negeri, 3. Kegiatan Pemberdayaan sertifikasi hak atas tanah masyarakat
Kementerian Koperasi UKM, Kementerian yang meliputi pra sertifikasi berupa perencanaan penganggaran
Pertanian dan Kementerian Kelautan dan pasca sertifikasi berupa Pembinaan dan Pendampingan
Perikanan Tentang Pemberdayaan Hak Atas pemberdayaan hak atas tanah masyarakat bagi pelaku usaha
mikro dan kecil, petani, nelayan dan pembudi daya ikan.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-59


HAL-HAL YANG HARUS
DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH
NO ARAH KEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN
DAERAH KAB/KOTA DALAM
PEMBANGUNAN DAERAH
MENYUSUN RKPD 2020

Tanah Bagi Pelaku Usaha Mikro dan Kecil, 4. Monitoring dan Evaluasi terhadap pelaksanaan pemberdayaan
Petani, Nelayan dan Pembudi Daya Ikan hak atas tanah masyarakat bagi pelaku usaha mikro dan kecil,
petani, nelayan dan pembudi daya ikan.

18. Urusan Penanaman Modal


HAL-HAL YANG HARUS
DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH
NO ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH TUJUAN/SASARAN
DAERAH KAB/KOTA DALAM
MENYUSUN RKPD 2020

1. Nilai tambah sektor riil, industrialisasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, sarana dan prasarana Kepada pemerintah daerah agar
kesempatan kerja dengan Sertifikasi Hak Atas untuk mereformasi percepatan perizinan investasi di indonesia mengalokasikan anggaran.
Tanah (SHAT) Kementerian ATR/BPN yang guna terpenuhinya pembangunan yang merata, terbukanya
dilakukan melalui Online Single Submission. lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat.

19. Urusan Kepemudaan dan Olah Raga


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH
NO ARAH KEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN
DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020
PEMBANGUNAN DAERAH

1. Pembangunan manusia berkualitas Mengembangkan budaya olahraga dalam rangka 1. Penyusunan Raperda yang mengatur mengenai Pendidikan
dan berdaya saing melalui penguatan mendukung gerakan masyarakat hidup sehat di jasmani, pengembangan olahraga tradisional.
pelaksanaan Germas. keluarga, satuan Pendidikan dan masyarakat 2. Sinergisitas dalam pengelolaan pariwisata yang dikaitkan
dengan event olahraga.
melalui:
3. Dukungan pendanaan swasta/BUMD dalam pengembangan
olahraga daerah.
1. Pengembangan olahraga pendidikan

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-60


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH
NO ARAH KEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN
DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020
PEMBANGUNAN DAERAH

2. Pengembangan olahraga rekreasi


3. Pengembangan olahraga tradisional dan layanan
khusus
2. Kualitas pemuda. 1. Menguatkan kapasitas kelembagaan dan sistem 1. Peningkatan kapasitas kelembagaan organisasi
koordinasi strategis lintas pemangku kepemudaan di tingkat daerah.
kepentingan dalam penyelenggaraan pelayanan 2. Pengembangan sentra pemberdayaan pemuda.
kepemudaan yang terintegrasi dan peningkatan 3. Pengembangan wawasan, kapasitas, kepedulian,
indeks pembangunan pemuda. kesukarelawanan dan kreativitas pemuda.
4. Peningkatan potensi pemuda dalam kewirausahaan,
kepemimpinan, dan kepeloporan.
5. Pengembangan Pendidikan kepramukaan.

20. Urusan Statistik


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH
NO ARAH KEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA DALAM
PEMBANGUNAN DAERAH MENYUSUN RKPD 2020

1. Guna Mendukung Dimensi Pembangunan Menyediakan data penduduk dan perumahan yang Dukungan Pemerintah Daerah dalam Sosialisasi
Manusia, BPS akan melaksanakan Sensus mencakup jumlah, distribusi, komposisi, dan Sensus Penduduk 2020, guna suksesnya
Penduduk 2020 dengan fokus pembangunan: karakteristiknya, serta menjadi landasan menuju satu pelaksanaan Sensus Penduduk 2020
Satu data kependudukan Indonesia data kependudukan Indonesia

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-61


21. Urusan Persandian
ARAH KEBIJAKAN
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA
NO PEMBANGUNAN TUJUAN/SASARAN
DALAM MENYUSUN RKPD 2020
DAERAH

1. Menjaga Keamanan 1. Penyelenggaraan SPBE 1. Dukungan BSSN pada Pelatihan CSCU meliputi akomodasi pelaksanaan kegiatan yang
Dalam Negeri dengan pada pemerintah daerah terdiri dari: tempat penginapan dan fasilitasi pelaksanaan pelatihan dan sertifikasi.
indikator sebagai melalui peningkatan dukungan APBD untuk mengikuti Pelatihan CSCU adalah komponen perjalanan dinas
kapabilitas dan selain tempat penginapan, persyaratan lainnya yang perlu dipersiapkan daerah untuk
berikut:
kompetensi SDM calon peserta berasal dari dinas komunikasi dan informatika dengan kualifikasi
pemerintah daerah persyaratan memiliki ijazah minimal D3 komputer/sistem informasi dan/atau
1. Penguatan tata
dalam pengelolaan SPBE berpengalaman dalam mengelola jaringan Teknologi Informasi di unit kerjanya.
kelola keamanan
(infrastruktur, aplikasi, 2. Dukungan APBD untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan persandian dan keamanan
siber.
data dan informasi) siber.
2. Penyusunan
melalui pelatihan 3. Dukungan pemerintah daerah dalam kegiatan penguatan incident response team sektor
roadmap
Certified Secure pemerintah adalah sebagai berikut:
keamanan siber
Computer User (CSCU). a. Dukungan Formasi SDM yang akan ditunjuk bertugas dalam CSIRT: khusus
bagi sektor
2. Meningkatkan menjalankan fungsi CSIRT (dedicated); atau mendelegasikan staf yang menjadi admin
pemerintah, IIKN,
kompetensi SDM daerah TI.
dan ekonomi
yang memiliki b. Dukungan APBD untuk Jaldis mengikuti pelatihan, FGD, asistensi pembentukan
digital.
kompetensi di bidang CSIRT, dan/atau Drill Test di pusat.
3. Penguatan
persandian dan c. Dukungan dokumen, waktu, dan tempat untuk asistensi pembentukan CSIRT
Incident Response
keamanan siber dalam sektoral di lingkungan pemerintah daerah.
Team pada sektor
rangka melaksanakan d. Dukungan ketetapan dalam Peraturan Gubernur tentang kebijakan tata kelola CSIRT,
pemerintah, IIKN,
urusan wajib sesuai UU SOP operasional CSIRT, susunan tim CSIRT, dan layanan CSIRT yang dinyatakan
dan ekonomi
No. 23 Tahun 2014. dalam RFC 2350, berikut dukungan anggaran operasional CSIRT dan honorarium Tim
digital.
3. Meningkatnya CSIRT.
pelayanan, kecepatan, e. Kebutuhan awal minimum untuk koordinasi antar CSIRT:
dan kualitas 1) Sub domain untuk website CSIRT.
penanggulangan dan 2) Line telepon eksternal.
pemulihan insiden 3) PC 1 set untuk koordinasi dan administrasi CSIRT.
keamanan siber pada 4) Koneksi dan akses jaringan dan sistem informasi internal instansi.
pelayanan publik. 5) Alamat email khusus CSIRT.
6) Proteksi terhadap virus
7) Network security scanner.
8) Intrusion detection and prevention systems (IDS/IPS) untuk proteksi sub domain
website CSIRT

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-62


ARAH KEBIJAKAN
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA
NO PEMBANGUNAN TUJUAN/SASARAN
DALAM MENYUSUN RKPD 2020
DAERAH

f. Pemeriksaan kesiapan respon insiden.

21. Urusan Kebudayaan


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
NO ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH TUJUAN/SASARAN OLEH PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA
DALAM MENYUSUN RKPD 2020

1. Melestarikan warisan budaya Agar warisan budaya baik yang bersifat benda (tangible)
Penyusunan pokok-pokok pikiran kebudayaan maupun tak benda (in tangible) tetap lestari. Agar
Mengembangkan promosi dan diplomasi budaya budaya antar Provinsi dan budaya Indonesia ke Luar
Negeri dapat diperkenalkan.

22. Urusan Perpustakaan


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH
NO ARAH KEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN
DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020
PEMBANGUNAN DAERAH
1. Peningkatan penyelenggaraan dan Meningkatnya kualitas
pengelolaan perpustakaan untuk pelayanan perpustakaan 1. Peningkatan Layanan Jasa Perpustakaan dan Informasi baik
meningkatkan akses terhadap informasi dan berbasis inklusi sosial dalam konvensional dan berbasis TIK.
ilmu pengetahuan dalam mendukung rangka penguatan literasi 2. Pengembangan koleksi perpustakaan baik dalam bentuk cetak,
pembelajaran sepanjang hayat untuk masyarakat dan digital
3. Pengembangan tenaga perpustakaan baik tenaga teknis dan
peningkatan kualitas hidup
fungsional pustakawan.
4. Pengembangan sarana dan prasarana layanan perpustakaan

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-63


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH
NO ARAH KEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020

2. Peningkatan pembudayaan kegemaran Meningkatnya budaya gemar 1. Peningkatan peran keluarga, komunitas dan kader literasi
membaca masyarakat membaca baik pada satuan 2. Peningkatan kualitas dan keberagaman koleksi perpustakaan
keluarga, pendidikan, dan 3. Peningkatan kampanye budaya kegemaran membaca di
masyarakat
masyarakat

23. Urusan Kearsipan


ARAH KEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA DALAM
NO PEMBANGUNAN
MENYUSUN RKPD 2020
DAERAH

1. Menerapkan SIKD- Terwujudnya birokrasi yang 1. Mengidentifikasi OPD yang belum menerapkan SIKD-TIK.
TIK di tiap Pemda dan efektif dan efisien. 2. Memastikan seluruh perangkat yang diperlukan tersedia, misalnya: arsiparis, Pergub
BUMD. tentang tata naskan dinas, klarifikasi arsip, jadwal retensi arsip serta klasifikasi keamanan
dan akses arsip dinamis, infrastruktur dll.
3. Mendoring seluruh pemda dan BUMD menerapkan SIKD-TIK.
2. Mengelola simpul Terwujudnya birokrasi yang 1. Mengidentifikasi Pemda yang belum menjadi simpul jaringan pada JIKN.
jaringan melalui efektif dan efisien. 2. Memastikan daftar arsip statis dan perangkat yang diperlukan tersedia.
jaringan informasi 3. Mendorong Pemda yang belum menjadi simpul jaringan untuk menjadi simpul jaringan dan
mendorong Pemda yang telah menjadi simpul jaringan untuk mengelola data pada simpul
kearsipan nasional
jaringan dengan menerbitkan suatu kebijakan
pada tingkat Pemda.

24. Urusan Kelautan dan Perikanan


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH
NO ARAHKEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN
DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020
PEMBANGUNAN DAERAH
1. Fasilitasi/asistensi penyelenggaraan Meningkatkan efektivitas pengelolaan 1. Penetapan Perda RZWP-3-K;
pengelolaan ruang laut 12 mil dalam ruang laut di 0-12 mil yang 2. Sosialisasi Perda RZWP-3-K;

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-64


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH
NO ARAHKEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020

pelaksanaan Perda Rencana Zonasi dilaksanakan berdasarkan Perda 3. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pemanfaatan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil RZWP-3-K dan peraturan pelaksanaan WP-3-K.
(RZWP-3-K). Perda.

2. Fasilitasi/konsultasi pengendalian Mewujudkan tertib tata ruang dan 1. Penegakan dan penataan hukum sesuai dengan RZWP-3-K
pemanfaatan zonasi wilayah pesisir dan menjaga agar penyelenggaraan tata dan aturan terkait WP-3K;
pulau-pulau kecil. ruang laut di 0-12 mil berjalan sesuai 2. Pengembangan sistem monitoring dan evaluasi
pemanfaatan ruang di WP-3-K.
dengan Perda RZWP-3-K

3. Fasilitasi/asistensi sinkronisasi pusat dan Mewujudkan perlindungan, 1. Pengalokasian ruang untuk kawasan konservasi dalam
daerah penyelenggaraan urusan pelestarian, dan pengelolaan sumber RZWP-3-K;
pemerintahan bidang kelautan dan daya yang berkelanjutan serta 2. Perlindungan ekosistem dan keanekaragaman hayati
melalui penetapaan dan pengelolaan kawasan konservasi;
perikanan melalui pembangunan meningkatkan kualitas nilai dan
3. Pengembangan model konservasi berbasis masyarakat;
berkelanjutan pengelolaan kawasan keanekaragamannya. 4. Peningkatan konservasi dan rehabilitasi ekosistem pesisir
konservasi perairan dalam perencanaan dan Pulau-pulau Kecil;
pembangunan daera. 5. Peningkatan dan pengembangan perlindungan biota laut.

4. Operasional Pengawasan Penangkapan Mewujudkan pengelolaan dan 1. Pelibatan Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) dalam
Ikan Secara Ilegal (Illegal Fishing) pembangunan perikanan yang tertib, pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan;
bertanggung jawab, dan 2. Operasi penegakan hukum;
3. Perlindungan sumber daya alam dan konservasi sumber
berkelanjutan.
daya ikan;
4. Pendekatan terpadu dalam penanggulangan permasalahan
perikanan;
5. Pengelolaan perikanan tangkap berbasis masyarakat.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-65


25. Urusan Pariwisata
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH
NO ARAH KEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN
DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020
PEMBANGUNAN DAERAH
1. Peningkatan Nilai Tambah Jasa 1. Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap 1. RKPD harus sejalan dengan arah kebijakan Nasional (RPJPN,
Produktif melalui : PDB (%) = 5,5 RPJMN dan RKP) serta Renstra Kemenpar dimana di dalam RKP
1. Destinasi pariwisata. 2. Devisa (Milliar US$) = 21 terdapat Prioritas Nasional, Kegiatan Prioritas dan Proyek
2. Pemasaran pariwisata. 3. Tenaga Kerja Pariwisata (juta orang) = Prioritas Nasional.
13,4 2. Adanya koordinasi dan sinergi lintas sektor dalam membangun
3. Industri pariwisata. 4. Wisman (juta kunjungan) = 21 pariwisata daerah
4. Kelembagaan. 5. Wisnus (juta perjalanan) = 280 3. Deregulasi kebijakan pariwisata.

26. Urusan Pertanian


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH
NO ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH TUJUAN/SASARAN
DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020

1. Pembangunan Ekonomi dengan : Peningkatan daya saing 1. Penyusunan dan penetapan peraturan daerah Tentang lahan
1. Memantapkan penyediaan pangan utama daerah pemerataan akses pertanian pangan berkelanjutan (LP2B).
dalam negeri. pelayanan publik masyarakat. 2. Penyusunan program/ kegiatan promosi pencapaian target
2. Meningkatkan keterjangkauan dan kualitas konsumsi pangan perkapita per Tahun.
konsumsi pangan dan gizi masyarakat. 3. Penyusunan data cadangan pangan Provinsi dan Kab/Kota.
4. Penyusunan Peta ketahanan dan kerentanan Pangan.
3. Optimalisasi fungsi waduk terbangun untuk 5. Penyusunan Program/Kegiatan dukungan untuk pelaksanaan
keperluan irigasi, air baku dan energi.
Program FMSRB bagi daerah-daerah yang menjadi lokasi sasaran
4. Penerapan modernisasi secara bertahap dalam program.
rangka efisiensi air irigasi. 6. Penyusun Master Plan Kawasan Pertanian Provinsi.
7. Penyusun action plan untuk Kab/Kota dalam pelaksanaan kegiatan
pengembangan kawasan pertanian daerah Kab/Kota.
8. Fasilitasi pembentukan korporasi petani di Kawasan Pertanian.
2. 1. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas Peningkatan daya saing 1. Penyusunan dan penetapan peraturan daerah Tentang lahan
input, sarana prasana dan IPTEK pertanian daerah pemerataan akses pertanian pangan berkelanjutan (LP2B)
dan perikanan. pelayanan publik masyarakat. 2. Penyusunan program/ kegiatan promosi pencapaian target
2. Mengembangkan nilai tambah dan konsumsi pangan perkapita per Tahun.
keterpaduan aktifitas hulu-hilir pangan, 3. Penyusunan data cadangan pangan Provinsi dan Kab/Kota.
pertanian dan perikanan. 4. Penyusunan Peta ketahanan dan kerentanan Pangan.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-66


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH
NO ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH TUJUAN/SASARAN
DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020

3. Meningkatkan kualitas SDM pertanian, 5. Penyusunan Program/Kegiatan dukungan untuk pelaksanaan


perikanan, meningkatkan kesejahteraan Program FMSRB bagi daerah-daerah yang menjadi lokasi sasaran
petani, nelayan, & pembudidaya ikan. program.
4. Penguatan logistik distribusi dari sentra 6. Penyusun Master Plan Kawasan Pertanian Provinsi.
produksi ke industri pengolahan/konsumen. 7. Penyusun action plan untuk Kab/Kota dalam pelaksanaan kegiatan
5. Pemantapan infrastruktur pada sentra pengembangan kawasan pertanian daerah Kab/Kota.
produksi tanaman pangan; dan meningkatkan 8. Fasilitasi pembentukan korporasi petani di Kawasan Pertanian.
dukungan infrastruktur untuk sentra
produksi perkebunan, hortikultura,
peternakan, termasuk optimalisasi
pemanfaatan waduk yang terbangun.

27. Urusan Kehutanan


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH
NO ARAH KEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN
DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020
PEMBANGUNAN DAERAH
1. Pengelolaan Hutan pada Wilayah Penanganan kawasan Hutan Lindung dan 1. Penguatan kelembagaan dan operasionalisasi KPH
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Hutan Produksi bagi kemanfaatan ekonomi, 2. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) Unit
(KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan ekologi dan sosial untuk kesejahteraan Wilayah KPH yang menjadi landasan pengelolaan UPTD KPH
yang berada di bawah Dinas Provinsi yang menangani Bidang
Hutan Produksi (KPHP) masyarakat melalui pengelolaan dan
Kehutanan
perlindungan tingkat tapak 3. Prioritas Pembangunan Kehutanan Tingkat Nasional dan
Tingkat Provinsi.
Pengelolaan Kawasan Hutan Dengan Penanganan dan perlindungan Kawasan Rencana pengelolaan KHDTK untuk kepentingan religi.
Tujuan Khusus (KHDTK) untuk Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) bagi
kepentingan religi kemanfaatan kepentingan religi dan Update data-data pemanfaatan hutan yang akan dituangkan dalam
kesejahteraan bagi masyarakat sekitar hutan peta-peta arahan pemanfaatan hutan merupakan peta arahan
pemanfaatan hutan yang up to date

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-67


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH
NO ARAH KEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020

Peningkatan hasil kehutanan, 1. Pemberdayaan pelaku usaha kecil dan 1. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) unit
pengembangan Industri Pengolahan menengah hasil hutan kayu (HHK) dan wilayah KPH
Hasil Kehutanan, Penguatan Usaha hasil hutan bukan kayu (HHBK) 2. Regulasi peredaran dan ekspor HHK dan HHBK
2. Peningkatan usaha industri primer hasil 3. Pendampingan UMKM dalam rangka pemberdayaan (kualitas
Kehutanan
hutan kayu kapasitas < 6.000 m3 produksi, kemasan dan pemasaran)
3. Sertifikasi dan standardisasi produk
kehutanan HHK dan HHBK 4. Pembinaan dan monitoring setelah UMKM mendapatkan
sertifikat legalitas hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu
Pengamanan dan Perlindungan Hutan Kepastian penegakan hukum bidang sumber 1. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) unit
daya alam (kawasan hutan lindung dan wilayah KPH yang menjadi landasan pengelolaan UPTD KPH
hutan produksi) yang berada dibawah Dinas Provinsi
2. Prioritas pembangunan kehutanan tingkat nasional dan tingkat
Provinsi

2. Pelaksanaan Pemberdayaan Peningkatan akses pemanfaatan kawasan 1. Peta Indikatif Area Perhutanan Sosial (PIAPS) Revisi ke-II sesuai
Masyarakat melalui 5 skema Program hutan melalui pemberdayaan masyarakat SK MenLHK No. 3511/2018
Perhutanan Sosial (Hutan Desa/HD, yang bermukim di sekitar kawasan hutan. 2. Operasionalisasi Pokja PPS di Provinsi
3. Fasilitasi dan Verifikasi usulan ditingkat Provinsi
Hutan Kemasyarakatan/ HKm, Hutan
Tanaman Rakyat/HTR, Kemitraan, dan
Hutan Adat)

3. Penyelenggaraan rehabilitasi dan 1. Memulihkan daya dukung lahan sebagai 1. SK MenLHK No. 306/2018 ttg Penetapan Lahan Kritis Nasional
reklamasi hutan, rehabilitasi lahan, penyangga sIstem kehidupan termasuk 2. Penghijauan pada lahan kritis di kawasan lindung/daerah
perencanaan Daerah Aliran Sungai ekosistem imbuhan mata air.
3. Rencana Pengelolaan DAS Terpadu

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-68


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH
NO ARAH KEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020

(DAS), serta pengendalian kerusakan 2. Menurunkan resiko kejadian hilangnya 4. Rencana Pengelolaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan
perairan darat atau menurunnya kualitas mata air 5. Pengendalian erosi dan sedimentasi
3. Meningkatkan produktifitas lahan dan 6. Pengembangan sumberdaya air
kesejahteraan masyarakat
4. Pelaksanaan perlindungan, 1. Tersedianya Dokumen Rencana 1. Menyediakan dokumen Rencana Pengelolaan TAHURA
pengawetan dan pemanfaatan secara Pengelolaan Tahura 2. Melaksanakan Pemberdayaan masyarakat didaerah penyangga
lestari Taman Hutan Raya (TAHURA) 2. Pemberdayaan masyarakat di daerah kawasan TAHURA
penyangga 3. Melaksanakan pemulihan ekosistem pada Tahura
3. Pemulihan ekosistem pada Tahura 4. Melaksanakan perlindungan dan pengamanan di kawasan
4. Menurunnya gangguan kawasan TAHURA
TAHURA

Pelaksanaan pengelolaan kawasan 1. Jumlah area penting untuk konservasi Menjalankan fungsi area penting untuk konservasi kehati di luar
bernilai ekosistem penting dan daerah keanekaragaman hayati diluar kawasan kawasan konsevasi dan kawasan hutan
penyangga kawasan suaka alam dan konservasi dan kawasan hutan yang
ditetapkan dan didukung dengan Menjalankan fungsi daerah penyangga kawasan suaka alam dan
kawasan pelestarian alam.
kelembagaan kawasan pelestarian alam
2. Jumlah daerah penyangga yang
ditetapkan dan dikelola Melakukan Tindakan Preventif dan Represif dalam rangka
penyelamatan ekosistem penting

Pelaksanaan perlindungan tumbuhan Jumlah ketersediaan data dan informasi 1. Menyediakan informasi mengenai keaneragaman hayati untuk
dan satwa liar yang tidak dilindungi sebaran tumbuhan dan satwa liar yang tidak tujuan konservasi, pendidikan dan ilmu pengetahuan
dan/atau tidak masuk dalam lampiran dilindungi dan/atau tidak masuk dalam 2. Melakukan Tindakan Preventif dan Represif dalam rangka
penyelamatan satwa liar yang tidak masuk dalam Appendix I
(Appendix) CITES. lampiran (Appendix) CITES
CITES

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-69


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH
NO ARAH KEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020

28. Urusan Energi Dan Sumber Daya Mineral

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH


NO ARAH KEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN
DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020
PEMBANGUNAN DAERAH

1. Optimalisasi pengawasan pengelolaan Terselenggaranya pertambangan sesuai Optimalisasi penempatan dan penganggaran operasional
mineral dan batubara melalui dukungan dengan kaidah yang baik Inspektur Tambang dan Pejabat Pengawas Pertambangan di
operasionalisasi untuk Inspektur Tambang daerah
dan Pejabat Pengawas Pertambangan
Agar Pemerintah Daerah Provinsi mengalokasikan anggaran
operasionalisasi untuk pengawasan pertambangan, yang
dilaksanakan oleh Inspektur Tambang dan Pejabat Pengawas
Pertambangan

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-70


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH
NO ARAH KEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN
DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020
PEMBANGUNAN DAERAH

2. Penyusunan dan penetapan dokumen Dalam rangka mencapai Kedaulatan Energi Agar adanya dukungan dari aspek penganggaran dan
rencana pengelolaan energi di daerah sampai dengan Tahun 2050 dibutuhkan perencanaan serta koordinasi lintas sektor dalam penyusunan
(Rencana Umum Energi Daerah perencanaan Umum Energi Daerah dan produk hukum daerah.
Provinsi/RUED-P) Sinkronisasinya dalam dokumen
perencanaan daerah di 34 Provinsi

3. Penyusunan dan penetapan dokumen Dalam rangka mencapai Kedaulatan Energi


rencana pengelolaan ketenagalistrikan di dibutuhkan perencanaan Umum
daerah (Rencana Umum Ketenagalistrikan Ketenagalistrikan Daerah (kurun waktu 20
Daerah Provinsi /RUKD Provinsi) Tahun) dan Sinkronisasinya dalam dokumen
perencanaan daerah di 34 Provinsi

4. Pemanfaatan potensi energi setempat, Mempercepat peningkatan rasio elektrifikasi Optimalisasi perencanaan, penganggaran terkait pemanfataan
pembangunan infrastruktur dan pencapaian target EBT dalam bauran potensi energi setempat, pembangunan infrastruktur
ketenagalistrikan dan percepatan energi ketenagalistrikan dan percepatan peningkatan rasio elektrifikasi
peningkatan rasio elektrifikasi serta serta penguatan partisipasi masyarakat dalam pengembangan
penguatan partisipasi masyarakat dalam Energi Baru Terbaharukan (EBT)
pengembangan Energi Baru Terbaharukan
(EBT)

Kerjasama dalam rangka pencapaian target Terselenggaranya kerjasama untuk Mengembangkan teknis dan mekanisme kerjasama pada
EBT dalam bauran energi pencapaian target EBT dalam bauran energi pencapaian target EBT dalam bauran energi sesuai peraturan
perUUan

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-71


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH
NO ARAH KEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN
DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020
PEMBANGUNAN DAERAH

5. Dukungan pelaksanaan kebijakan subsidi Terpenuhinya kebutuhan atas pelayanan Agar direncanakan dan dianggarkan kegiatan dukungan kebijakan
listrik sektor ketenagalistrikanbagi masyarakat subsidi listrik
tidak mampu

6. Penyediaan database perizinan di bidang Tersedianya database perizinan di Bidang Memastikan tersedianya database perizinan di bidang ESDM yang
ESDM ESDM berkualitas

29. Urusan Perdagangan

ARAH KEBIJAKAN HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA DALAM
NO TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN MENYUSUN RKPD 2020
DAERAH

1. Mendorong 1. Meningkatkan iklim 1. Penerbitan surat izin usaha perdagangan yang menjadi kewenangan masing-masing Provinsi,
perdagangan dalam usaha perdagangan kab/kota melalui pengendalian kegiatan usaha perdagangan.
negeri dan luar negeri konvensional dan non 2. Penerbitan izin pengelolaan pasar rakyat, pusat perbelanjaan dan izin usaha toko swalayan.
konvensional. 3. Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan Bahan Berbahaya Pengecer Terdaftar, Pemeriksaan
dengan terciptanya
2. Terlaksananya kegiatan Sarana Distribusi Bahan Berbahaya, dan pengawasn distribusi, pengemasan dan pelabelan
pertumbuhan ekonomi fasilitasi /asistensi bahan berbahaya di tingkat Provinsi.
daerah yang tinggi terhadap pengawasan 4. Penerbitan surat tanda daftar waralaba di tingkat Kab/Kota.
melalui usaha pasca penerbitan izin dan 5. Penerbitan surat keterangan asal (certificate of origin) bagi daerah Provinsi yang telah
perdagangan yang pendaftaran perusahaan ditetapkan sebagai instansi penerbit surat keterangan asal meliputi pengendalian penerbitan
dilakukan secara yang dilaksanakan oleh surat keterangan asal dari instansi penerbit.
optimal dan efisien. kab/kota. 6. Penerbitan surat izin usaha perdagangan minuman beralkohol golongan B dan C untuk
Pengecer dan Penjual Langsung minum di tempat
7. Pemeriksaan fasilitas penyimpanan bahan berbahaya dan pengawasan distribusi,
pengemasan dan pelabelan bahan berbahaya ditingkat daerah Kabupaten/ kota.
8. Rekomendasi penerbitan PKAPT dan pelaporan rekapitulasi perdagangan kayu antar pulau

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-72


ARAH KEBIJAKAN HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA DALAM
NO TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN MENYUSUN RKPD 2020
DAERAH

9. Penerbitan Surat Keterangan Asal (Certificate Of Origin) (bagi daerah) Kab/Kota yang telah
ditetapkan sebagai instansi penerbit surat keterangan asal.
10. Penerbitan SIUP B2 bagi Pengecer Terdaftar Bahan Berbahaya (PT-B2) dan penyusunan
Berita Acara Pemeriksaan (BAP) bagi Pemohon SIUP Distributor Terdaftar Bahan Berbahaya
(DT-B2)
11. Penyusunan BAP bagi pemohon PT B-2
2. Terciptanya 1. Meningkatnya kualitas 1. Pembangunan dan pengelolaan pusat distribusi regional dan pusat distribusi Provinsi.
pertumbuhan ekonomi dan kuantitas sarana 2. Pembangunan dan pengelolaan sarana distribusi perdagangan di tingkat Kab/Kota.
daerah yang tinggi distribusi perdagangan 3. Pembinaan terhadap pengelola sarana distribusi perdagangan masyarakat di wilayah kerja
dan kapasitas logistik Kab/Kota.
melalui usaha
perdagangan terutama di
perdagangan yang wilayah perbatasan dan
dilakukan secara daerah tertinggal.
optimal dan efisien. 2. Meningkatkan kualitas
dan pengelolaan pusat
distribusi perdagangan
Provinsi.
3. Terciptanya 1. Memperkecil 1. Pengendalian ketersediaan barang kebutuhan pokok dan barang penting.
pertumbuhan ekonomi kesenjangan harga 2. Pemantauan harga, informasi ketersediaan stok barang kebutuhan pokok dan barang
daerah yang tinggi barang kebutuhan pokok penting.
2. Terjaganya stabilitas 3. Dukungan pelaksanaan kegiatan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
melalui usaha
harga barang kebutuhan 4. Kerjasama Antar Daerah dalam rangka menjamin ketersediaan pasokan.
perdagangan yang pokok dan barang 5. Cadangan Pangan Daerah
dilakukan secara penting 6. Melakukan operasi pasar dalam rangka stabilisasi harga pangan pokok yang dampaknya
optimal dan efisien. 3. Meningkatnya beberapa daerah Kab/Kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi.
pengawasan barang 7. Melakukan operasi pasar dalam rangka stabilisasi harga pangan pokok yang dampaknya
beredar di wilayah dalam daerah Kabupaten/Kota.
perbatasan 8. Pengawasan pupuk dan pestisida tingkat daerah Provinsi dalam melakukan pelaksanaan
4. Meningkatnya pengadaan, penyaluran dan penggunaan pupuk bersubsidi di wilayah kerjanya.
pemanfaatan pasar 9. Pengawasan pupuk dan pestisida tingkat daerah Kab/Kota dalam melakukan pelaksanaan
berjangka komoditi, pengadaan, penyaluran dan penggunaan pupuk bersubsidi di wilayah kerjanya.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-73


ARAH KEBIJAKAN HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA DALAM
NO TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN MENYUSUN RKPD 2020
DAERAH

Sistem Resi Gudang 10. Penyediaan sarana dan prasarana perdagangan dan melindungi konsumen guna
(SRG) dan Pasar Lelang meningkatkan daya saing produk daerah.
4. Terciptanya Peningkatan kemudahan 1. Penyelenggaraan promosi dagang melalui pameran dagang internasional, pameran dagang
pertumbuhan ekonomi layanan fasilitas ekspor dan nasional, dan pameran dagang lokal serta misi dagang bagi produk ekspor unggulan yang
daerah yang tinggi import dibidang perdagangan terdapat pada lebih dari 1 (satu) daerah Kab/Kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi.
2. Penyelenggaraan promosi dagang melalui pameran dagang nasional dan pameran dagang
melalui usaha luar negeri.
lokal dan misi dagang bagi produk ekspor unggulan yang terdapat pada 1 (satu) daerah
perdagangan yang Kab/Kota.
dilakukan secara Peningkatan kualitas promosi
3. Penyelenggaraan kampanye pencitraan produk ekspor skala nasional (lintas daerah Provinsi).
optimal dan efisien. dan kelembagaan eksport. 4. Penyelenggaraaan kampanye pencitraan produk ekspor skala daerah Provinsi (lintas daerah
Kabupaten/ kota).
5. Terciptanya 1. Meningkatnya 1. Pelaksanaan perlindungan konsumen, pengujian mutu barang, dan pengawasan barang
pertumbuhan ekonomi perlindungan dan beredar dan/atau jasa di seluruh daerah Kab/Kota.
daerah yang tinggi pemberdayaan 2. Pengelolaan kelembagaan perlindungan konsumen, pemberdayaan konsumen, penanganan
konsumen, dan penyelesaiian sengketa konsumen serta penguatan jejaring perlindungan konsumen di
melalui usaha
standardisasi, seluruh daerah kab/kota.
perdagangan yang pengendalian mutu, 3. Pembentukan dan pengelolaan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) serta
dilakukan secara tertib ukur dan Rekapitulasi data kasus dan tindak lanjut pengaduan konsumen.
optimal dan efisien. pengawasan 4. Pelaksanaan pendaftaran dan penerbitan tanda daftar lembaga perlindungan konsumen.
barang/jasa. 5. Pelaksanaan metrologi legal berupa tera, tera ulang, dan pengawasan pada masing-masing
2. Meningkatnya daerah kab/kota, melalui pembentukan unit pelayanan metrologi legal di kab/kota.
kesadaran konsumen
akan hak dan 6. Pengadaan dan pengembangan SDM, sarana dan prasarana kemetrologian dalam rangka
kewajibannya serta optimalisasi Unit Pelayanan Metrologi Legal Kab/Kota.
menumbuhkan 7. Dukungan pelaksanaan kegiatan Tim Pengawas Obat dan Makanan di Daerah
kesadaran pelaku usaha
akan pentingnya
perlindungan konsumen
3. Meningkatnya tertib ukur
dan mutu barang
4. Meningkatnya
kelembagaan

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-74


ARAH KEBIJAKAN HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA DALAM
NO TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN MENYUSUN RKPD 2020
DAERAH

perlindungan konsumen
di daerah

30 Urusan Perindustrian
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH
NO ARAH KEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN
DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020
PEMBANGUNAN DAERAH
1. Pembangunan Industri dengan 1. Mempercepat pengembangan dan 1. Penyusunan rencana pembangunan industri Provinsi dan rencana
terciptanya pertumbuhan ekonomi pembangunan Kawasan Industri (KI) pembangunan industry Kab/Kota.
daerah yang tinggi melalui 2. Meningkatkan kontribusi sektor industri 2. Penerapan rencana pembangunan industri Provinsi, kab/kota.
terhadap PDRB Provinsi. Penerbitan izin perluasan usaha industri (IPUI) bagi industri
pembangunan dan pengelolaan
3. Meningkatkan daya saing dan besar.
usaha industri yang dilakukan peningkatan industri andalan. 3. Evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan industri Provinsi,
secara optimal dan efisien. 4. Tersedianya sarana prasarana kab/kota.
pendukung kegiatan industri
2. Meningkatnya Penyebaran dan Terlaksananya pelayanan perizinan dan 1. Fasilitasi perolehan izin usaha industri, izin perluasan usaha
pemerataan Industri dengan penerbitan izin usaha industri di daerah. industri, izin usaha kawasan industri dan izin perluasan kawasan
terciptanya pertumbuhan ekonomi industri Provinsi, kab/kota.
Sebagai sarana untuk menggerakan 2. Pemantauan dan pengawasan keptuhan usaha industri dan
daerah yang tinggi melalui
perkembangan dunia usaha kebidang yang kawasan industry dalam memenuhi ketentuan perizinan industri
pembangunan dan pengelolaan dan kawasan industri Provinsi, kab/kota.
usaha industri yang dilakukan mendukung pembangunan industri.
3. Pemberian sanksi administratif untuk pelanggaran IUI besar di
secara optimal dan efisien. Provinsi dan pemberian sanksi administratif untuk pelanggaran
IUI kecil dan IUI mengegah di kab/kota.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-75


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH
NO ARAH KEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH DAERAH KAB/KOTA DALAM MENYUSUN RKPD 2020

3. Sistem Informasi Industri Nasional Meningkatnya ketersediaan data sektor 1. Fasilitasi penyampaian data industri dan data kawasan industri
dengan terciptanya pertumbuhan industri melalui peyelenggaraan sistem melalui Sistem Informasi Industri Nasional.
ekonomi daerah yang tinggi melalui informasi industri nasional. 2. Penyampaian hasil pengolahan data industri dan data kawasan
industri Provinsi, dan kab/kota sebagai informasi industri melalui
pembangunan dan pengelolaan
Tersedianya sistem informasi yang sesuai Sistem Informasi Industri Nasional.
usaha industri yang dilakukan 3. Pemantauan dan pengawasan kepatuhan penyampaian data
secara optimal dan efisien. dengan kebutuhan stakeholder.
Provinsi dan kab/kota ke Sistem Informasi Industri Nasional.

31. Urusan Transmigrasi


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH
NO ARAH KEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA DALAM
PEMBANGUNAN DAERAH MENYUSUN RKPD 2020

1. Se Menempatkan pembangunan & pengembangan Pengembangan kawasan transmigrasi sebagai 1. Tusi masing-masing OPD dalam pembangunan
kawasan transmigrasi sebagai program PN/daerah; alternatif pengembangan wilayah bagi Pemda transmigrasi
2. Koordinasi dan sinergisme antar OPD
2. Mendorong peran serta daerah dalam produk Peningkatan kesejahteraan warga transmigrasi 1. Pemetaan potensi ekonomi wilayah,
unggulan di kawasan transmigrasi untuk dan warga sekitar melalui peningkatan permasalahan serta alternatif solusi yang tepat,
peningkatan kesejahteraan warga transmigrasi dan pendapatan per kapita dalam rangka memenuhi cepat dan terukur;
2. Kajian lingkungan di kawasan transmigrasi.
masyarakat sekitar melalui kebijakan/regulasi yang kebutuhan hidup layak
diperlukan dan saling menguatkan antar regulasi

3. Mengembangkanmekanisme (model) introduksi Menumbuhkan alternatif baru kewirausahaan 1. Piloting program dan lokasi;
kegiatan ekonomi baru di kawasan transmigrasi. masyarakat 2. Duplikasi dan modifikasi disesuaikan
karakteristik wilayah dan sosial ekonomi.
4. Meningkatkan kontribusi perekonomian kawasan Meningkatkan perekonomian wilayah bagi Sinergisme antara lokasi permukiman transmigrasi
transmigrasi terhadap Kab/Provinsi. kemajuan masyarakat untuk menggerakkan ekonomi kawasan

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-76


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH
NO ARAH KEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA DALAM
PEMBANGUNAN DAERAH MENYUSUN RKPD 2020

5. Mendorong peran serta daerah dalam melaksanakan Meningkatkan sinergisme OPD untuk 1. Pemetaan kewenangan OPD dalam
pengembangan kawasan transmigrasi melalui pengembangan daerah. pembangunan infrastruktur;
sharing APBD dan kebijakan daerah untuk 2. Komitmen OPD untuk berfokus pada lokus
yang sama
peningkatan, rehabilitasi dan perbaikan yang
mendukung peningkatan perekonomian kawasan
dan tercapainya standar pelayanan minimum
sarana prasarana di kawasan transmigrasi sesuai
dengan regulasi.

6. Meningkatkan konektivitas internal kawasan Mempermudah aksebilitas masyarakat yang ada 1. Tersedianya data dasar kewilayahan bagi
transmigrasi. dalam kawasan transmigrasi. pengembangan konektivitas internal.
2. Dukungan OPD bagi pembangunan
konektivitas internal.
7. Meningkatkan konektivitas antara kawasan Mendukung efisiensi transportasi untuk 1. Sinergisme pusat pelayanan dalam struktur
transmigrasi dan pusat-pusat pelayanan di mendorong pertumbuhan ekonomi. ruang Kab/Kota;
sekitarnya. 2. OPD sinergi dalam pengembangan konektivitas

8. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas pelayanan Memenuhi standar pelayanan minimum dalam 1. Identifikasi kebutuhan pelayanan infrastruktur
infrastruktur serta aksebilitasi di kawasan pelayanan infrastuktur. 2. Dukungan pendanaan dan kelembagaan
transmigrasi. daerah

9. Memantapkan basis data calon transmigran minimal Meningkatkan kompetensi transmigran dalam Pengkinian data calon transmigran secara berkala
hingga tingkat Kabupaten. perekonomian wilayah

10. Memantapkan kriteria, target, dan proses seleksi Mendorong terjadinya reformasi birokrasi dalam Evaluasi terhadap criteria, target, dan proses seleksi
calon transmigran konteks seleksi calon transmigran. calon transmigran.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-77


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH
NO ARAH KEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA DALAM
PEMBANGUNAN DAERAH MENYUSUN RKPD 2020

11. Mendorong daerah agar memberdayakan kearifan Memenuhi standar pelayanan minimum dalam 1. Identifikasi fasilitas dan dukungan bidang
lokal sesuai dengan sumber daya yang dimiliki pelayanan pendidikan dan kesehatan. pelayanan pendidikan dan kesehatan;
dalam pengembangan sosial budaya dan 2. Komitmen dan kolaborasi OPD
meningkatkan mental sprititual warga transmigrasi
dan warga sekitar di kawasan transmigrasi

12. Mendorong proses integrasi sosial budaya baik antar Meningkatkan keterlibatan dan partisipasi 1. Pelibatan masyarakat I daerah tujuan mulai
sesama transmigran maupun antara transmigran masyarakat dari daerah asal dan daerah dari proses perencanaan;
dengan penduduk setempat. setempat 2. Sosialisasi aktif dan berkelanjutan terhadap
masyarakat setempat
13. Meningkatkan sinergi pusat dengan pemerintah Mendorong terjadinya kolaborasi antar pemda Koordinasi dan komunikasi aktif daerah dan pusat
daerah dalam pembangunan kawasan transmigrasi dan K/L bidang ketransmigrasian

14. Membangun kerjasama antara daerah (terutama Mendorong terjadinya pengembangan wilayah Pola kemitraan KSAD yang berbasis data lokasi dan
antar Provinsi) yang efisien dan efektif dalam yang berbasis komptensi dan sinergisme antar kawasan transmigrasi yang selalu diperbarui
mengembangkan kawasan transmigrasi. pemerintah daerah

15. Mendorong daerah untuk mengoptimalisasikan Meningkatkan kompetensi Pemda dalam upaya Dukungan pendanaan dari Pemerintah Pusat dan
kelembagaan yang ada dalam rangka menunjang pembangunan kawasan transmigrasi. Kemitraan dengan pihak swasta.
interaksi sosial warga transmigrasi dan warga
sekitar untuk mencapai tujuan bersama.

16. Meningkatkan efektivitas delivery program untuk Mendorong Pemda untuk berkontribusi positif Sosialisasi dan Bimtek kepada pelaksana kegiatan
pembangunan kawasan transmigrasi dengan dan akfit dalam upaya pengembangan kawasan di daerah.
merujuk pada skema desentralisasi. transmigrasi.

17. Mendorong daerah untuk mendukung kebijakan Mengembangkan nilai positif kawasan 1. Penyusunan branding kawasan transmigrasi;
bidang ketransmigrasian melalui promosi, investasi transmigrasi kepada pihak eksternal termasuk 2. Penyusunan stratgi pengembangan yang
dan kemitraan dalam rangka peningkatan ekonomi swasta. disesuaikan karakteristik wilayah

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-78


HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH
NO ARAH KEBIJAKAN TUJUAN/SASARAN PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA DALAM
PEMBANGUNAN DAERAH MENYUSUN RKPD 2020

masyarakat transmigrasi dan warga sekitar di


daerah tujuan transmigrasi.

18. Memantapkan mekanisme penyediaan lahan untuk Mendukung ketersediaan lahan yang 2C dengan 1. Pelibatan masyarakat lokal dimulai dari
kawasan transmigrasi terutama pada wilayah melibatkan partisipasi masyarakat lokal. tahapan perencanaan sampai dengan
dengan sistem tenurial yang khas. penempatan
2. Sosialisasi kepada masyarakat lokal secara
berkala

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-79


IV. KONSISTENSI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
Guna menjamin konsistensi antara perencanaan dan penganggaran, dan
efektivitas serta efisiensi pencapaian prioritas dan sasaran pembangunan nasional
dan daerah, program dan kegiatan yang ditetapkan dalam RKPD menjadi landasan
dalam penyusunan KUA dan PPAS untuk menyusun RAPBD. Hal tersebut sesuai
dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Pasal 17 ayat (2) UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara yang
menyatakan bahwa Penyusunan RAPBD berpedoman pada RKPD dalam
rangka mewujudkan tercapainya tujuan bernegara.
2. Pasal 18 ayat (1) UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara yang
menyatakan bahwa Pemerintah Daerah menyampaikan KUA Tahun
anggaran berikutnya sejalan dengan RKPD, sebagai landasan penyusunan
RAPBD kepada DPRD selambat-lambatnya pertengahan Juni Tahun
berjalan.
3. Pasal 25 ayat (2) UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional yang menyatakan bahwa RKPD menjadi pedoman
penyusunan RAPBD.

Penjadwalan Proses Perencanaan Daerah Tahun 2020 :

NO. URAIAN WAKTU LAMA

(1) (2) (3) (4)


1. Penyusunan Rancangan Awal Minggu pertama bulan 3 bulan
RKPD Desember 2 (dua) tahun
sebelum tahun rencana
2. Penyusunan Rancangan Awal Minggu pertama bulan
Renja PD Desember
3. Penyampaian Surat Edaran Kepala Minggu ke 2 (dua) bulan
Daerah kepada Kepala Perangkat Februari
Daerah tentang Penyusunan Renja
PD
4. Penyampaian Rancangan Renja PD Paling lambat minggu ke 3
kepada Bappeda (tiga) bulan Maret
5. Verifikasi kesesuaian Renja PD 2 (dua) minggu setelah
dengan Rancangan Awal RKPD penyampaian Rancangan
Renja PD ke Bappeda
6. Pelaksanaan Forum Perangkat 2 (dua) minggu setelah Surat
Daerah/ Lintas Perangkat Daerah Edaran Kepala Daerah tentang
Renja PD

7. Penyusunan Rancangan RKPD Paling lambat minggu ke 2 1 bulan


(dua) bulan Maret (Provinsi)
Paling lambat Minggu ke 1 Minggu
empat bulan maret
(kabupaten/kota)

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-80


NO. URAIAN WAKTU LAMA

(1) (2) (3) (4)


8. Penyampaian pokok-pokok pikiran Paling lambat 1 (satu) minggu
DPRD sebelum Musrenbang
9. Penyampainan Surat Edaran Paling lambat minggu ke 3
Gubernur tentang Rancangan (tiga) bulan Maret
RKPD Provinsi kepada
Bupati/Walikota
10. Pelaksanaan Musrenbang Paling lambat minggu ke 2 1 Hari
(dua) bulan April (Provinsi)
Paling lambat minggu pertama 1 Hari
bulan April (Kabupaten/Kota)
11. Penyusunan Rancangan Akhir Paling lambat akhir bulan Mei
RKPD
12. Fasilitasi Rancangan Perkada 15 Hari sejak dokumen
tentang RKPD oleh Menteri Dalam diterima secara lengkap
Negeri/Gubernur
13 Penetapan RKPD Paling lambat bulan Juni
(Provinsi)
1 minggu setelah RKPD
Provinsi ditetapkan paling
lambat bulan Juni
(Kabupaten/Kota)
14. Penyampaian Perkada tentang Paling lambat 7 (tujuh) hari
RKPD Provinsi dan setelah ditetapkan
Kabupaten/Kota kepada Menteri
Dalam Negeri/Gubernur
15. Penyampaian Rancangan Akhir Paling lambat 1 (satu) mingu
Renja PD kepada Bappeda untuk setelah Perkada tentang RKPD
diverisikasi kesesuaian Rancangan ditetapkan
Akhir Renja PD dengan Perkada
RKPD
16. Verifikasi Rancangan Akhir Renja Paling lama 2 (dua) minggu
PD dengan Perkada tentang RKPD setelah penyampaian
Rancangan Akhir Renja PD
17. Penetapan Renja PD Paling lambat 1 (satu) bulan
setalah Perkada tentang RKPD
ditetapkan

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 V-81


BAB VI
RENCANA KERJA DAN
PENDANAAN DAERAH

6.1. Rencana Program dan Kegiatan Prioritas


Berdasarkan permasalahan, isu strategis, sasaran dan prioritas
pembangunan provinsi yang telah disampaikan pada bab-bab terdahulu
maka ditetapkan rencana program dan kegiatan prioritas berdasarkan
5 (lima) prioritas Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 sebagaimana
berikut :

Tabel 6.1
Prioritas Pembangunan, Program Prioritas dan Kegiatan
Prioritas Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Prioritas Program Prioritas Kegiatan Prioritas
Pembangunan
1. Peningkatan 1) Masyarakat Miskin Produktif
kesempatan kerja 2) Revitalisasi Pusat Pasar
dan berusaha
2. Peningkatan dan Program Pembinaan dan 1) Guru Terbang
pemenuhan akses Ketenagaan
pendidikan
Program Dukungan 2) Pilot Proyek 5 Sekolah Unggulan yang
Manajemen dan Pelaksana bersih dan indah
Tugas lainnya

3. Pembangunan 1) Taman Kota


infrastruktur yang 2) Botanikal Garden
baik dan 3) Pengendalian Banjir Sungai Babura
berwawasan 4) TPA Regional
lingkungan 5) Bank Sampah

4. Penyediaan 1) Dokter Terbang


layanan kesehatan 2) Peningkatan Rumah Sakit Haji
yang bekualitas berstandart internasional
3) Sport Center
5. Peningkatan daya 1) Peningkatan Produktivitas Padi 8
saing sektor agraris ton/Ha
dan pariwisata 2) Penyediaan sapi dan kandang
3) Taman Wisata Hutan (Ekowisata)
4) Smart Floting Farm
5) Pengembangan wisata mangrove
6) SUMUT-Park
7) Wisata Religi
Pengarusutamaan
Reformasi Pemanfaatan penerapan e-government
birokrasi, tata
kelola
pemerintahan dan
peningkatan
layanan publik

VI-1
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Program dan kegiatan prioritas ini bertujuan untuk menjawab
berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat dan mencapai tujuan
dan sasaran yang diharapkan. Tentunya implementasi berbagai program
maupun kegiatan yang bersifat prioritas ini tetap memperhatikan
kemampuan keuangan (fiscal capacity) daerah dengan tidak mengabaikan
kepentingan pembangunan lainnya yang dianggap perlu. Selanjutnya,
prioritas pembangunan daerah ini disinkronisasikan berdasarkan hasil
masukan menurut hasil pelaksanaan Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (Musrenbang) dari mulai tingkatan terendah yakni Desa,
kemudian Kecamatan, Kabupaten/Kota dan Provinsi, dengan tetap
mempedomani dari Rencana Kerja Pemerintah (RKP).

Mengingat terbatasnya kemampuan keuangan daerah, pengalokasian


anggaran Provinsi dari Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi
Sumatera Utara tahun 2020, tetap akan difokuskan bagi Kabupaten/Kota
yang memberikan perhatian dan didukung dengan pendanaan dari masing-
masing Kabupaten/Kota, melalui berbagai kerjasama pendanaan untuk
berbagai kegiatan menurut sektor-sektor pembangunan yang berpedoman
kepada fokus pembangunan dalam mewujudkan tercapainya target-target
pembangunan Provinsi Sumatera Utara.

Disamping itu tetap diupayakan penggalian dan pengalokasian


sumber–sumber pembiayaan baru yang mendukung pembangunan
Sumatera Utara, seperti melalui kerjasama Pemerintah dan swasta (Public
Private Partnership), sektor dana Corporate Social Responsibility (CSR),
Program Komitmen Bina Lingkungan dari Badan Usaha Milik
Negara/Daerah serta dana Pinjaman Luar Negeri (LOAN).

Pelaksanaan program dan kegiatan prioritas ini dilakukan secara


terintegrasi dengan harapan agar terciptanya sinkronisasi perencanaan
pembangunan antar sektor, antar wilayah dan antar berbagai pihak yang
berkepentingan dalam rangka efektifitas dan efisiansi pelaksanaan
pembangunan.

VI-2
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel 6.2
Kegiatan Integrasi yang akan Dilaksanakan Bersama dan dibiayai
oleh Perangkat Daerah menurut Fungsinya
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
I. 1 Guru Terbang Dinas Pendidikan -
Konsep Dasar Meningkatkan pemerataan mutu Kepulauan Nias,
(Basic Idea) layanan pendidikan Simalungun,
Langkat, Deli
Latar Belakang Kekurangan Guru di daerah Serdang, Asahan, Tahap Proses Hukum / Legalitas
(Permasalahan terpencil, daerah pinggiran dan Batubara, Tapteng,
dan Kendala) sekolah sekolah yang kekurangan Samosir, Karo,
guru mata pelajaran tertentu Labura, P. Siantar,
Solusi : melakukan penempatan guru lintas Sibolga, Tj. Balai, Penyusunan Pergub Dinas Pendidikan
sekolah Dairi
Tujuan : Mengatasi kekurangan Guru di Tahap Persiapan :Proses Identifikasi Dinas Pendidikan
daerah terpencil, daerah pinggiran Locus Kab/Kota, Proses Mapping Guru
dan sekolah sekolah yang Terbang, Proses Pembekalan Guru
kekurangan guru mata pelajaran Terbang
tertentu,Mencapai Target
Kurikulum Mata pelajaran
tertantu,Meningkatkan mutu
pendidikan
Manfaat : Terpenuhinya kebutuhan guru dan Tahap Pelaksanaan : Proses Penugasan, 1. Tahap Awal: Dinas Pendidikan
meningkatnya kualitas pendidikan Pembiayaan Guru Lintas Sekolah (Guru MOU Kerjasama
di sumatera utara Terbang) Pembekalan Guru
(Diklat, Training,
Knowledge Transfer)
2. Tahap Lanjutan
- Pemberian honor
guru
- Pemberian biaya
perjalanan dinas
Tahap Monitoring : Laporan Kinerja Dinas Pendidikan
Guru Terbang
2 Pilot Project 5
sekolah
unggulan yang

VI-3
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
bersih dan
indah di Medan

Konsep Dasar Revitalisasi SMA Indah dan bersih SMAN 1, 2,3 ,4, 5 Tahap Persiapan Dinas Pendidikan
(Basic Idea) (Pilot Project 5 sekolah unggulan Medan
yang bersih dan indah di Medan)
- Identifikasi Kebutuhan pendanaan

Latar Belakang Pembangunan sekolah tidak sesuai - Penyusunan Masterplan (Kebutuhan Dinas Pendidikan Dinas SDACKTR
(Permasalahan dengan Permendikbud NO.24 THN Pembangunan dan rehab/instalasi)
dan Kendala) 2007 tentang SPM sarana
prasarana Pendidikan
Solusi : Revitalisasi SMA Indah dan bersih Tahap Pelaksanaan : - Revitalisasi Dinas Pendidikan
(Pilot Project 5 sekolah unggulan Pembangunan/Rehab/ Instalasi Pembangunan fisik
yang bersih dan indah di Medan - Pengawasan
(konsultan)
- Perencanaan
Layout design, Taman, Dinas SDACKTR
Toilet/ Sanitasi, Air
Limbah, Kantin
Sampah
Dinas Kesehatan
Tujuan Agar terwujud sekolah yang sesuai Laboratorium, Ruang Dinas Pendidikan
dengan SPM sarana prasarana UKS, Area Parkir
Nasional Perpustakaan Dinas Perpustakaan

Fasilitas WIFI Dinas Kominfo

Manfaat : Meningkatnya pelayanan Dinas Pendidikan


pendidikan di sekolah Tahap Monitoring : Laporan Kegiatan
II. 1 Produksi 8
ton/ha (padi)

Konsep Dasar Langkat, Deli Pengembangan Budidaya Padi Inbrida Fasilitasi Sumur Bor Dinas Tanaman Dinas Energi dan
(Basic Idea) Serdang, Simalungun, dan Pompa Air Pangan dan Sumberdaya Mineral
Sergai, Mandina, bertenaga Listrik Surya Hortikultura
Batubara, Tapsel Pd.

VI-4
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
Lawas Utara,
Labuhan Batu,
Labura, Taput,
Tobasa, Karo, Niasel,
Dairi, Palas, Asahan,
Tapteng, H.
Hasundutan
Latar Belakang Pengembangan Benih Sumber Bagi Perbaikan Irigasi Primer Dinas Sumberdaya
(Permasalahan Penangkar dan Sekunder Air, Cipta Karya dan
dan Kendala) Tataruang
-sda- Rehabilitasi irigasi Dinas Tanaman
tersier Pangan dan
Hortikultura
Solusi :

Tujuan :

Manfaat :

III. 1 Dokter Terbang

Konsep Dasar - Pemenuhan kebutuhan dokter -RSUD Rantauprapat Penyediaan Dokter Terbang pada Dukungan pelaksanaan Dinas Kesehatan
(Basic Idea) umum/dokter gigi/dokter -RSUD Puskesmas dan Rumah Sakit di dokter terbang
spesialis/dokter gigi spesialis pada Padangsidimpuan DTPK/DBK, Rujukan Regional, dan
Puskesmas di Daerah Terpencil/ -RSUD dr. Djasamen Kawasan Strategis Pariwisata Nasional
Perbatasan/ Kepulauan (DTPK) dan Saragih (KSPN)
Daerah Bermasalah Kesehatan Pematangsiantar
(DBK) serta pada RS Rujukan -RSUD Gunungsitoli
Regional dan RS di daerah -RS Haji Medan
tertinggal/kepulauan diharapkan Pemprovsu
dapat mendekatkan akses -RSUD dr. Pirngadi
masyarakat terhadap pelayanan Medan
kesehatan yang berkualitas. -RSUD Porsea Tobasa
- Pemenuhan dokter umum/dokter -RSUD Prapat
gigi/dokter spesialis/dokter gigi Simalungun
spesialis pada Puskesmas dan RS -RSUD dr. Hadrianus
di kawasan Strategis Pariwisata Sinaga Samosir
Nasional (KSPN) diharapkan dapat -RS Pratama Nias
Utara

VI-5
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
mendukung Pariwisata Danau
Toba.

- Pemenuhan dokter umum/dokter


gigi/dokter spesialis/dokter gigi
spesialis pada Puskesmas dan RS
di kawasan Strategis Pariwisata
Nasional (KSPN) diharapkan dapat
mendukung Pariwisata Danau
Toba.
Latar Belakang Permasalahan dan Kendala
Solusi :

Tujuan Terwujudnya layanan kesehatan


yang berkualitas serta
terpenuhinya jumlah dan jenis
dokter sesuai standar
Manfaat - Tersedianya layanan kesehatan
dasar di DTPK/DBK dan layanan
spesialistik/sub spesialistik di RS
Rujukan Regional, KSPN, dan
daerah tertinggal/kepulauan.
- Mendekatkan akses masyarakat
kepada layanan dasar dan layanan
spesialistik/sub spesialistik yang
berkualitas

IV. 1 Taman Wisata


Hutan
(Ekowisata)
Konsep Dasar Taman Wisata Hutan ( dalam Taman Hutan Raya Penetapan Lokasi Dinas Kehutanan Bappedasu
(Basic Idea) kerangka regulasi urusan (TAHURA) Bukit
kehutanan disebut EKOWISATA Barisan (Wilayahnya
HUTAN ) tersebar di kab. Karo,
Deliserdang, Langkat
dan Simalungun)

VI-6
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
Latar Belakang Kawasan Hutan
(Permasalahan Mangrove di Wilayah
dan Kendala) Kerja UPT. KPH
Wilayah I Stabat (Di
Desa Lubuk Kertang ,
Kecamatan Brandan
Barat Kab.Langkat)
Solusi : Pemanfaatan Hutan sebagai Pengembangan & Penataan Taman Wisata Pembentukan dan Bappedasu
kawsan produktif sekaligus Hutan Operasionalisasi Tim
melestarikan hutan Koordinasi Ekowisata
Tingkat Provinsi melalui
Keputusan Gubernur
dengan Bappeda sebagai
Ketua Tim dan Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata sebagai
sekretaris Tim
Tujuan : Sebagai Sumber Pertumbuhan Penyiapan perencanaan Bappedasu
Ekonomi Baru dan Peningkatan pengembangan
jumlah kunjungan wisata ke ekowisata yang
Sumatera Utara terintegrasi dan selaras
dengan RIPPARDA
Provsu, RTRW Provsu,
RPJMD dan RKPD (
Study Kelayakan /
Feasibility Study )
Manfaat : Meningkatkan Pertumbuhan Penyiapan dokumen Dinas Kehutanan Dinas Kehutanan
Ekonomi dan Pendapatan/ perencanaan dasar
Ekonomi Masyarakat berupa Tata Hutan

Penyiapan Rencana Dinas Kehutanan Dinas Kehutanan


Pengelolaan Hutan
Jangka Panjang (RPHJP)
yang disahkan Menteri
LHK
Penyiapan Rencana Dinas Kehutanan Dinas Kehutanan
Pengelolaan Hutan

VI-7
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
Jangka Pendek
(RPHJPd)

Penyiapan design Tapak Dinas Kehutanan Dinas Kehutanan


sesuai hasil Feasibility
study
Penyiapan Rancang Dinas Kehutanan Dinas Kehutanan
Bangun berupa Detail
Engginering Design
(DED) atas hasil AMDAL
/ UKL UPL Lokasi
Ekowisata Hutan yang
dilaksanakan Dinas
Lingkungan Hidup
Penyiapan Naskah Dinas Kehutanan Dinas Kehutanan
Akademik Ranperda
Pengelolaan Hutan di
Provinsi Sumatera Utara
Penyiapan Ranperda dan Dinas Kehutanan Dinas Kehutanan
Ranpergub terkait
Pengelolaan Hutan
Penambahan jumlah Dinas Kehutanan Dinas Kehutanan
tenaga pendukung /
Outsourching ( Satpam,
Tukang Parkir dan
Cleaning Servis)
pelayanan lokasi
ekowisata Hutan
Penyediaan bibit Dinas Kehutanan Dinas Kehutanan
mangrove, kayu kayuan
dan MPTS serta
sarprasnya
Penyiapan dokumen Dinas Lingkungan
KLHS atas FS Ekowisata Hidup
Hutan, RPHJP dan
RPHJPd

VI-8
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
Penyiapan Dokumen Dinas Lingkungan
Amdal / UKL UPL Lokasi Hidup
Ekowisata Hutan
Penyiapan fasilitas Dinas Lingkungan
sampah 3 R disertai Hidup
sarpras pelayanan
kebersihan dan jasa
angkut sampah
Penyiapan site plan / Disbudpar
Rancang bangun
sarpras Ekowisata
hutan
Pembangunan sarpras Disbudpar
Ekowisata hutan
Penyiapan amenitas, Disbudpar
attraktif dan konektifitas
wisata
Promosi Wisata Disbudpar

Penyediaan tenaga Disbudpar


pendukung pelayanan
wisata seperti Guide,
Pramusaji, Tim SAR
Wisata dll
Penyiapan sarpras / Dinas ESDM
aksessibilitas energy
kelistrikan ke lokasi
ekowisata
Penyiapan sarpras / Diskominfo
aksessibilitas Teknologi
Informasi ke lokasi
ekowisata
Penyiapan site plan / Dinas Bina Marga
Rancang bangun akses
jalan dan jembatan
lingkungan di lokasi
ekowisata

VI-9
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
Pembangunan akses Dinas Bina Marga
jalan / jembatan
lingkungan di lokasi
Ekowisata
Penyiapan site plan / Dinas SDACKTR
Rancang bangun
Instalasi Pengelolaan
Limbah Terpadu di
lokasi ekowisata
Pembangunan Instalasi Dinas SDACKTR
Pengelolaan Limbah
Terpadu di lokasi
ekowisata
Penyiapan Rancang Dinas SDACKTR
Bangun dan
Pembangunan Kamar
Mandi
Penyiapan Rancang Dinas SDACKTR
Bangun dan
Pembangunan Kantor
Informasi Wisata ,
tempat parkir dan
fasilitas bangunan
lainnya yang terkait

Penyiapan site plan / Dinas SDACKTR


Rancang bangun akses
Sistem Pelayanan Air
Bersih di lokasi
ekowisata
Pembangunan Sistem Dinas SDACKTR
Pelayanan Air Bersih di
Lokasi Ekowisata

VI-10
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
Penyiapan Sarpras Dinas Kesehatan
Kesehatan disertai
petugas kesehatan,
peralatan dan obat
obatan di lokasi
ekowisata
Penyiapan produk Dinas Koperasi dan
UMKM pendukung UMKM
ekowisata
Fasilitasi Halal Food Disperindag
Penyiapan packaging Disperindag
hasil produk UMKM
Penyiapan Rancang Disperindag
Bangun / Site Plan
Etalase untuk produk
UMKM
Penyiapan Konstruksi Disperindag
Etalase untuk penjulan
produk UMKM
36. Penyiapan Dinas Perbub
perencanaan dan
fasilitas keselamatan
Jalan menuju lokasi
ekowisata
Pembuatan rambu Dinas Perhub
penunjuk lokasi
ekowisata
Peningkatan kondisi Dinas Bina Marga
jalan mantap akses ke
lokasi ekowisata

V. 1 Penyediaan Lihat Tata ruang Dinas Ketahanan


Sapi dan Pangan dan
Kandang Peternakan

VI-11
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
Konsep Dasar Pembangunan kawasan (ranch) Pengembangan ternak ruminansia besar
(Basic Idea) peternakan terpadu, Kandang
ternak, Rumah Kompos, Pakan
ternak, wisata, pendidikan,
Latar Belakang Bibit kopi, bibit sawit, Dinas Ketahanan Disbun
(Permasalahan bibit karet, bibit coklat, Pangan dan
dan Kendala) lahan padang Peternakan
penggembalaan, limbah
perkebunan
Rumah kompos, limbah Dinas TPH
tanaman (jagung,
kedelai, kacang-
kacangan), jalan usaha
tani
Solusi : Pengolahan hasil Dinas Koperasi dan
samping peternakan UMKM
Tujuan : Lahan penggembalaan Dinas Kehutanan
hutan sosial
Manfaat : Limbah tanaman Dinas TPH
Limbah tanaman (dedak Dinas TPH
padi), bibit tanaman
Bibt tanaman Dinas TPH
hortikultura (cabai,
sayur-sayuran, bibit
palawija, jagung)

Bibit ikan Diskanla


Produk pangan dari Dinas TPH
kelompok tani pangan
Produk perkebunan dari Disbun
kelompok tani
perkebunan
Minyak goreng dan gula Disperindag

VI-12
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
Bantuan modal Bank Indonesia/TPID
kelompok, stabilisasi
harga
Bibit kopi, bibit sawit, Disbun
bibit karet, bibit coklat,
lahan padang
penggembalaan, limbah
perkebunan
Rumah kompos, limbah Dinas TPH
tanaman (jagung,
kedelai, kacang-
kacangan), jalan usaha
tani
Pengolahan hasil Dinas Koperasi dan
samping peternakan UMKM
Kajian / penelitian Balitbang
pengembangan bibit
ternak
Lahan penggembalaan Dishut
hutan sosial
Kajian / penelitian Balitbang
pengembangan bibit
ternak
Pemasaran Dinas Koperasi dan,
Dinas Perindag
Kajian / penelitian Balitbang
pengembangan bibit
ternak
Pengelolaan cadangan Bulog, Dinas
pangan Perindag
Pendataan masyarakat Dinas Sosial
miskin
Bibit tanaman Dinas TPH
Jaminan kesehatan Dinas Kesehatan

VI-13
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
VI. 1 Taman Kota

Konsep Dasar Pembangunan Ruang Terbuka Medan (Kanal Banjir) Pembangunan Taman Kota mendukung Penyediaan lahan Dinas Sumberdaya Dinas Lingkungan
(Basic Idea) Publik dengan konsep taman kota pengembangan Kawasan Strategis Air, Cipta Karya Hidup
Provinsi dan Tataruang
Latar Belakang Masih kurang fasilitas publik untuk Sempadan Sungai Penyusunan DED
(Permasalahan ruang berkumpul, bermain, Selayang
dan Kendala) rekreasi atau bersosialisasi
Pembangunan taman
Solusi Mendukung pengembangan taman Pengelolaan taman
kota khususnya di Ibu Kota
Provinsi (Medan) atau KSP lainnya
Tujuan Tersedianya ruang publik bagi
masyarakat di kawasan strategis
provinsi
Manfaat ruang berkumpul, bermain,
rekreasi atau bersosialisasi ,
menambah luas kawasan resapan
air
2 Pengendalian
Banjir Sungai
Babura
Konsep Dasar Kota Medan Bebas Banjir 2022 Sungai Babura/ Persiapan pembebasan BWSS-II
(Basic Idea) Sungai Bekala tanah
Latar Belakang Kota Medan sebagai ikota Provinsi - Sosialisasi Pemko Medan, Tim Pokja Pengadaan
(Permasalahan dan bagian dari KSN Mebidangro, KODAM I/BB dan tanah
dan kendala) belum bebas dari permasalahan BWSS-II
banjir, yang diakibatkan luapan - Penyusunan LARAP Dinas SDACKTR
sungai dan sistem drainase Provsu
perkotaan yang belum optimal - Konsultan Appraisal Dinas PKP Provsu
- Penyusunan AMDAL Dinas SDACKTR
Provsu

VI-14
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
Pelaksanaan BWSS-II Tim Pengadaan
pembebasan tanah Tanah (SK Gubsu)
Kendala : Koordinasi dalam - Pengganti uang Dinas PKP Provsu/
pengendalian banjir belum berjalan kerohiman untuk BPN Sumatera Utara
optimal dan efektif pemindahan 93 KK di
Sempadan Sungai
Badera
Solusi Penanganan Banjir Kota Medan Relokasi permukiman
secara terpadu dengan melibatkan
- Perencanaan relokasi SNVT Penyediaan
semua stakeholders
penduduk dan Perumahan, Dinas
pembangunan rumah PKP Provinsi, BPBD
susun Provsu, Dinas
SDACKTR Provsu
Tujuan Sinergitas dan koordinasi dalam Penyediaan Dinas PKP BPBD Provsu, Dinas
Penangan banjir kota Medan Rumah/Sewa Provinsi, SNVT SDACKTR Provsu
Penyediaan
Perumahan
Manfaat Percepatan dalam penanganan Pengurusan izin BWSS-II Dinas LH Provsu
masalah banjir kota Medan lingkungan
Koordinasi Bappeda Provsu
Penanggulangan Banjir
Provinsi Sumatera Utara
(Penyusunan Cetak Biru
Penanganan Banjir Kota
Medan dan 'Fasilitasi
Pokja Penanganan
Banjir Kota Medan
(Rapat-Rapat FGD)
Deklarasi Medan Bebas BPBD Provsu
Banjir 2022

Pembangunan konstruksi Persiapan BWSS-II


Pelaksanaan BWSS-II

VI-15
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
3 TPA Regional

Konsep Dasar Pembangunan TPA regional Lauce, Medan (dekat Penentuan lokasi Dinas SDACKTR
(Basic Idea) sanitary landfill pada kawasan pasar induk)
strategis Mebidang
Latar Belakang Belum adanya TPA terpadu secara STM Hilir Medan
(Permasalahan regional di kawasan strategis
dan Kendala nasional/provinsi
Belum adanya TPA sanitary landfill Penyusunan Dinas SDACKTR
FS/Marterplan
Solusi Mendukung pengolahan sampah Pengadaan tanah Dinas SDACKTR/
secara sanitary landfill Biro Pem
Pembangunan TPA Regional Mebidang Pusat (Kemen
PUPR)
Tujuan Tersedianya pengolahan sampah Pengadaan peralatan Dinas LH
regional kawasan strategis dan mesin
nasional/provinsi secara sanitary
landfil
Manfaat berkurangnya jumlah timbulan Infrastruktur jalan / Dinas Bina Marga
sampah, meningkatkan kebersihan jembatan
lingkungan
Faskes Lalin Dinashub
4 Sport Center
Konsep Dasar Penyediaan Sarana dan prasarana Lahan di Desa Sena Pembebasan Lahan BPKAD, BIRO
(Basic Idea) pendukung penyelenggaraan PON Kab. Deli Serdang PEMERINTAHAN,
XXI Tahun 2024 di Provinsi belum menjadi asset DISPORA
Sumatera Utara Pemprovsu (300 HA)
Latar Belakang Belum adanya sarana dan Perencanaan FS Masterplan / DED Dispora Dinas Sumberdaya
(Permasalahan prasarana olah raga yang Stadion Utama dan semua venues / 19 Air, Cipta Karya dan
dan Kendala) refresentatif berstandard venues Tataruang
internasional
Terbatasnya kemampuan anggaran Penyusunan AMDAL, Lalin Tranportasi Dispora Dinas Sumberdaya
pemerintaj Provinsi Sumatera Utara dan Maket Air, Cipta Karya dan
untuk mebiayai fasilitas fisik Tataruang

VI-16
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
Solusi : Pembangunan Sarpras Olahraga Perizinan Dispora/Badan Dinas Sumberdaya
bertaraf internasional dengan PMTSP Air, Cipta Karya dan
skema pembiayaan investasi swasta Provsu/BPMTSP Tataruang
atau KPBU Kab DS
Pembangunan Sarpras Olahraga / Venues Pusat (Kemen
19 Cabang Olahraga PUPR) /Investor
(PT.SMI)
Tujuan : Terbangunnya Sarpras Olah Raga Wisma Atlet Pusat (Kemen
sebagai persiapan Sumut sebagai PUPR)
Tuang Rumah PON XXI 2024
Manfaat : Tersedianya kawasan olahraga yang Pembangunan fasilitas business center Investor (PT. SMI)
kompak terpadu yang berwawasan (Hotel Supermarket/Mall, perkantoran dll)
bisnis untuk mendukung Pembangunan terminal Antar Moda Pusat (Kemenhub) Dinashub
pengembangan kawasan
MEBIDANG
Pembangunan Jalan di Dinas BM&BK
Kawasan Sports Center
Penyediaan Fasilitas Air Dinas SDACKTR/
Bersih Tirtanadi
Penyediaan Fasilitas Air Dinas SDACKTR/
Limbah dan Tirtanadi
Persampahan
Pembangunan kolam Dinas SDACKTR
retensi
Pembangunan disaster
Management Unit
Pembangunan Dinas SDACKTR
pedestrian
Penyediaan Fasilitas Dinas
Telekomunikasi Infokom/Telkom
Penyediaan fasilitas Dinas SDACKTR
Ibadah
(Mesjid/Musholla)
Penyediaan jaringan PT. PLN
listrik

VI-17
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
Penyediaan Ruang Dinas SDACKTR
Terbuka Publik (RTP)
Penyediaan Ruang Dinas SDACKTR
Terbuka Hijau (RTH)

5 Botanical
Garden
Konsep Dasar Tersedianya Ruang Terbuka Publik Medan, Deli Serdang Penentuan lokasi Dinas SDA,
(Basic Idea) yang dapat diakses oleh semua Ciptakarya dan
lapisan masyarakat Tataruang

Latar Belakang Terbatasnya Ruang Terbuka Publik Pembangunan Botanical Garden Dinas SDA,
(Permasalahan yang dapat menjadi arena tempat Ciptakarya dan
dan Kendala) bersosialisasi dan berkumpul atau Tataruang
beristirahat
Solusi : Pembangunan Botanical Garden Pengadaan Bantuan Dinas SDA, Dinas Lingkungan
yang dapat dimanfaatkan Benih/Pupuk Dalam Ciptakarya dan Hidup
masyarakat umum dengan akses Rangka Mendukung Tataruang
free Botanical Garden
(Kelapa Pandan Wangi
500 batang, kelpa dalam
1000 batang, kelapa
sawit 1000 batang, aren
2000 batang dan pupuk
organik 1000 kg)
Tujuan : Penyediaan TPS, tong Dinas Perkebunan
sampah terpilah
Manfaat : Dinas Koperasi dan
UKM
Infrastruktur jalan / Dinas Bina Marga
jembatan
Faskes Lalin Dinashub

VI-18
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
VII. 1 Pengembangan
wisata
mangrove
Konsep Dasar Pembangunan Kawasan Wisata Lubuk Kertang Dinas Kebudayaan Dinas Bina Marga
(Basic Idea) Mangrove (Langkat), Pulau dan Pariwisata
Besusen (Tanjung
Balai), Pesisir Sergei-
Batubara
Latar Belakang Pembangunan Kawasan Wisata Mangrove Dinashub
(Permasalahan
dan Kendala
Infrastruktur jalan /
jembatan
Solusi : Faskes Lalin

Tujuan :

Manfaat :

2 Sumut Park-I
Konsep Dasar Terciptanya Destinasi Wisata Baru Tanjung Tiram, Dinas Kebudayaan
(Basic Idea) yang Berdaya Saing Kabupaten Batubara dan Pariwisata
Latar Belakang Belum memadainya Wahana Wisata Penjajakan kerjasama Bappeda
(Permasalahan yang Dimiliki Oleh Sumatera Utara (sistem KPBU) terkait
dan Kendala Pembangunan &
Pengelolaan Sumut Park
Pembebasan Lahan BPKAD & Biro Umum
Penyusunan Masterplan Dinas Kebudayaan
Sumut Park & Pariwisata
Solusi : Penciptaan Wahana Wisata Penyusunan FS dan Dinas Kebudayaan
Berskala Internasional DED & Pariwisata
Tujuan : Meningkatkan Kunjungan Pembangunan Sumut Park Pembangunan sarpras Dinas Kebudayaan
Wisatawan ke Sumatera Utara hiburan tirta & Pariwisata

VI-19
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
Pembangunan sarpras Dinas Kebudayaan
wisata edukasi & Pariwisata
Manfaat : Meningkatkan Kontribusi Sektor Pembangunan toilet Dinas Kebudayaan
Pariwisata terhadap Ekonomi dan & Pariwisata
Meningkatnya
Pendapatan/Ekonomi Masyarakat
Pembangunan Sarana Dinas Kebudayaan
Ibadah & Pariwisata
Akses Jalan Dinas Bina Marga
Pembangunan Sarana Dinas PSDA
Air Bersih
Pembangunan Fasilitas Dinas Kesehatan
Kesehatan
Pembangunan Fasilitas Dinashub
Rambu Lalin,
Penerangan Jalan &
Kawasan
Pembangunan Kios Dinas Koperasi&
Cinderamata & Souvenir UKM; Dinas Perindag
Pembangunan Dinas Perindag
Foodcourt
Branding & Promosi Dinas Budpar
3 Wisata Religi
Konsep Dasar Pengembangan Objek Wisata Religi Barus (Tapanuli Pembangunan Kawsan Wisata Religi Dinas Kebudayaan
(Basic Idea) sebagai Potensi Pariwisata Tengah) dan Pariwisata
Sumatera Utara
Latar Belakang Masih Belum Maksimalnya Pembebasan Lahan BPKAD & Biro Umum
(Permasalahan Kunjungan Wisatawan Religi, Baik
dan Kendala dari dalam maupun Luar Negeri
Penyusuan FS dan DED Dinas Kebudayaan
& Pariwisata
Solusi : Optimalisasi Destinasi Wisata Religi Pembangunan sarpras Dinas Kebudayaan
Barus sebagai Pintu Gerbang Islam museum sejarah & Pariwisata
di Nusantara Penyebaran Islam
Tujuan : Pembangunan Panggung Dinas Kebudayaan
Kesenian & Pariwisata

VI-20
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
Meningkatnya Jumlah Kunjungan Pembangunan Sarana Dinas Kebudayaan
Wisatawan Dalam dan Luar Negeri Ibadah & Pariwisata
untuk Berwisata Luar Negeri
Manfaat : Meningkatkan Kontribusi Sektor Pembangunan Pondok- Dinas Kebudayaan
Pariwisata terhadap Ekonomi dan Pondok wisata & Pariwisata
Meningkatnya Pendapatan/ Pembangunan kawasan Dinas Kebudayaan
Ekonomi Masyarakat Street Halal Food & Pariwisata
Pembangunan toilet di Dinas Kebudayaan
kawasan & Pariwisata
Pembangunan Pusat Dinas Pendidikan
Studi Islam Sumatera
Utara
TPS Dinas Lingkungan
Hidup
Akses Jalan Dinas Bina Marga
pengembangan Dinas Kebudayaan
homestay & Pariwisata
Pembangunan Kios Dinas Koperasi dan
Souvenir & Cinderamata UKM & Dinas
Perindag
Pembangunan Pusat Dinas Kesehatan
Kesehatan
Rambu Lalu Lintas dan Dinashub
Penerangan Jalan
Branding & Promosi Dinas Kebudayaan
Pariwisata &
DPMPTSP
Pelatihan wirausaha Dinas Koperasi &
Masyarakat di sekitar UKM, Dinas Perindag
kawasan

VIII. 1 Smart Floating


Farm

VI-21
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
Konsep Dasar Wisata edukasi perikanan
(Basic Idea) pertanian
Latar Belakang PLTS terpusat Dinas Kelautan DESDM
(Permasalahan dan Perikanan
dan Kendala
Pengadaan bibit ikan Dinas Kelautan dan
Perikanan
Solusi : Pengadaan bibit Dinas TPH
hortikultura/padi
organik

Tujuan :

Manfaat :

IX. 1 Bank Sampah


Konsep Dasar Undang-Undang Nomor 18 tahun Medan Pendidikan dan Dinas Lingkungan Dinas Pendidikan
(Basic Idea) 2008 tentang Pengelolaan Sampah pelatihan pengelolaan Hidup
beserta Peraturan Pemerintah sampah di Sekolah
Nomor 81 Tahun 2012 Pemasaran produk daur Dinas Koperasi dan
mengamanatkan perlunya ulang sampah UKM
perubahan paradigma yang Kampung Wisata Bebas Dinas Kebudayaan
mendasar dalam pengelolaan Sampah dan Pariwisata
sampah yaitu dari paradigma Program Perluasan Disperindag
kumpul – angkut – buang menjadi Tanggung Jawab
pengolahan yang bertumpu pada Produsen (Extended
pengurangan sampah dan Producer
penanganan sampah. Responsibility/EPR)
Kegiatan pengurangan sampah Pengelolaan sampah Disperindag
bermakna agar seluruh lapisan berbasis masyarakat

VI-22
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
masyarakat, baik pemerintah,
dunia usaha maupun masyarakat
luas melaksanakan kegiatan
pembatasan timbulan sampah,
pendauran ulang dan pemanfaatan
kembali sampah atau yang lebih
dikenal dengan sebutan Reduce,
Reuse dan Recycle (3R) melalui
upaya-upaya cerdas, efisien dan
terprogram.
Latar Belakang 1. Tingkat pemahaman,
(Permasalahan pengetahuan dan kesadaran
dan Kendala Masyarakat dalam memilah,
memilih sampah
2. Kepekaan masyarakat dalam
melakukan pengurangan sampah
plastik
3. Keterpihakan Pemerintah dalam
membangun infrastrukur
pengelolaan sampah belum
maksimal
4. Koordinasi antar stakeholder
dalam pengurangan dan
penanganan sampah
5. Kemampuan dan regulasi
anggaran Pemerintah Daerah
dalam memberikan subsidi pada
operasional Bank Sampah yang
dikelola kelompok masyarakat
belum solid
Solusi 1. Pemberdayaan masyarakat
dalam upaya penanganan
sampah
2. Pendidikan lingkungan sejak
usia dini
3. Pembangunan infrastruktur
Bank Sampah

VI-23
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
4. Pendampingan dan fasilitasi
kepada kelompok masyarakat
5. Penganggaran subsidi kepada
kelompok masyarakat dalam
operasional Bank Sampah pada
5 tahun pertama
Tujuan : 1. sebagai upaya untuk
pengurangan dan penanganan
sampah
2. Penyediaan lapangan kerja (job
creation)
3. Peningkatan income masyarakat
berupa penghasilan tambahan
dalam bentuk tabungan Bank
Sampah
Manfaat : 1. Dapat mengurangi timbulan
sampah yang bersumber dari
sampah anorganik
2. Sebagai upaya penanganan
sampah yang bersumber dari
sampah anorganik
3. Peranan Bank Sampah dalam
pengembangan ekonomi
kerakyatan di Indonesia
khususnya di Sumatera Utara
X. 1 Masyarakat
Miskin
Produktif
(MAMIPRO)
Konsep Dasar
(Basic Idea)
Latar Belakang Tingginya Tingkat Kemiskinan yang Bantuan Modal Usaha untuk Kelompok Pemetaan Penduduk Dinas Sosial
(Permasalahan tidak memiliki pekerjaan di Miskin Miskin
dan Kendala Sumatera Utara.

VI-24
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
Sulitnya masyarakat miskin untuk Pembentukan TIM Dinas Sosial/
keluar dari kemiskinan karena Koordinasi Kelompok TKPK
kesulitan berwirausaha dan Kerja Masyarakat Miskin
memperoleh pekerjaan Produktif melalui SK
Gubernur
Solusi : Peningkatan wirausaha dan Pembentukan Koperasi Dinas Koperasi dan
pelatihan skill pada kelompok di Daerah Miskin UKM
masyarakat miskin
Tujuan : Menciptakan wirausaha dan Bantuan Sarana Usaha Dinas Koperasi dan
meningkatkan peluang memperoleh UMKM untuk UKM
pekerjaan bagi kelompok Masyarakat Miskin
masyarakat miskin
Manfaat : Mengurangi tingkat kemiskinan Bantuan Sarana Usaha Disperindag
dan pengangguran, meningkatkan IKM untuk Masyarakat
pendapatan/perekonomian Miskin
masyarakat miskin
Bantuan Bibit Ikan Dinas Kelautan dan
untuk Masyarakat Perikanan
Miskin
Bantuan Bibit Tanaman Dinas Tanaman
Hortikultura untuk Pangan dan
Masyarakat Miskin Hortikultura
Bantuan Alsintan untuk Dinas Tenaga Kerja
Masyarakat Miskin
Pelatihan UMKM untuk Dinas Koperasi dan
Masyarakat Miskin UKM
Pelatihan IKM untuk Disperindag
Masyarakat Miskin
Pemasaran Produk Dinas Koperasi dan
UMKM secara Fisik dan UKM
Digital
Pemasaran Produk IKM Disperindag
secara Fisik dan Digital

VI-25
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
Pelatihan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja
untuk Masyarakat
Miskin
Bedah Rumah untuk DisPerkim
Masyarakat Miskin
Pelatihan terkait sektor Dinas Kelautan dan
perikanan bagi KUBe Perikanan
Masyarakat Miskin
Bantuan Bibit Ikan Dinas Kelautan dan
untuk KUBe Masyarakat Perikanan
Miskin.
Pelatihan terkait sektor Dinas Tanaman
Tanaman Pangan dan Pangan dan
Hortikultura bagi KUBe Hortikultura
Masyarakat Miskin.
Bantuan Bibit Tanaman Dinas Tanaman
Hortikultura untuk Pangan dan
Masyarakat Miskin Hortikultura
Pelatihan terkait sektor Dinas Ketahanan
Ketahanan Pangan dan Pangan dan
Peternakan bagi KUBe Peternakan
Masyarakat Miskin
Bantuan Bibit Tanaman Dinas Ketahanan
dan peternakan untuk Pangan dan
Masyarakat Miskin Peternakan
Pelatihan skill bagi Dinas Tenaga Kerja
KUBe Masyarakat
Miskin
Bedah Rumah untuk Disperkim
Masyarakat Miskin

XI 1 Pemantapan
penerapan e-
Government

VI-26
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
KEGIATAN
PENDUKUNG
PD PELAKSANA PD PENDUKUNG
KEGIATAN UTAMA (MAIN ACTIVITIES) (SUPPORTING
NO. KEGIATAN INTEGRASI LOKASI UTAMA (LEADING (SUPPORTING
JUDUL SESUAI KEGIATAN RENJA OPD ACTIVITIES) JUDUL
SECTOR) SECTOR)/ POKJA
SESUAI KEGUATAN
RENJA OPD
1 2 3 4 5 8 9
Konsep Dasar Penyelenggaraan tata kelola Sumatera Utara Pengembangan aplikasi Biro Organisasi Semua OPD
(Basic Idea) pemerintahan yang efektif dan e government sesuai dan Diskominfo
efisien melalui pengintegrasian dengan sektor/bidang
sistem database pemerintah daerah OPD masing-masing
Latar Belakang Kurang optimalnya kinerja birokasi Operasional Pengelolaan dan
(Permasalahan Pengembangan Layanan Aplikasi e
dan Kendala government
Masih rendahnya kualitas layanan Monitoring Evaluasi dan Pelaporan
publik Pengembangan Ekosistem e government
Solusi : Membangun sistem aplikasi e Penyusunan regulasi tata kelola e
government yang terintegrasi government
Tujuan : Meningkatkan kinerja Percepatan e government tata kelola
penyelenggaraan pemerintahan pemerintahan
daerah
Manfaat : Meningkatnya kualitas layanan
publik terrhadap masyarakat
menjadi lebih cepat, mudah dan
terukur

VI-27
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Selain program dan kegiatan prioritas sebagaimana dimaksud di atas
program dan kegiatan RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019 juga
berpedoman pada program dan kegiatan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemeritahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2019
tentang Standar Pelayanan Minimal, bahwa terdapat 6 (enam) urusan
pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar serta beberapa
prioritas lainnya sebagai berikut:

1. Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)


Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 mendukung program dan
kegiatan Standar Pelayanan Minimal 6 (enam) urusan pemerintahan
wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar yaitu :

a. Pendidikan
b. Kesehatan
c. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
d. Perumahan dan Kawasan Permukiman
e. Bidang Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Pelindungan
Masyarakat
f. Bidang Sosial

2. Program dan kegiatan provinsi yang mendukung prioritas nasional


Selain SPM, terdapat beberapa program dan kegiatan urusan
pelayanan wajib non dasar dan pilihan serta penunjang urusan di
daerah yang mendukung prioritas nasional sebagai berikut:
a. Tenaga Kerja
b. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
c. Pangan
d. Pertanahan
e. Lingkungan Hidup
f. Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil
g. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
h. Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
i. Perhubungan
j. Komunikasi dan Informatika

VI-28
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
k. Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah
l. Penanaman Modal
m. Kepemudaan dan Olah Raga
n. Statistik
o. Persandian
p. Kebudayaan
q. Perpustakaan
r. Kearsipan
s. Kelautan dan Perikanan
t. Pariwisata
u. Pertanian
v. Kehutanan
w. Energi Dan Sumber Daya Mineral
x. Perdagangan
y. Perindustrian
z. Transmigrasi
aa. Otonomi Daerah Dan Desentralisasi
bb. Kesatuan Bangsa dan Politik
cc. Perencanaan Pembangunan Daerah
dd. Pengelolaan Keuangan Daerah
ee. Pengembangan Sumber Daya Manusia
ff. Penelitian dan Pengembangan
gg. Pengembangan Ekonomi Daerah

3. Program Pelayanan Administrasi Umum Pemerintahan, terdiri dari :

a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

c. Program Peningkatan Disiplin aparatur

d. Program Fasilitasi Pindah/Purna Tugas

e. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur

f. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian


Kinerja dan Keuangan

VI-29
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
6.2. PAGU INDIKATIF UNTUK TIAP PERANGKAT DAERAH

Dengan berpedoman kepada Arah Kebijakan Pendapatan Daerah dan


Arah Kebijakan Belanja Daerah sebagaimana telah diuraikan sebelumnya pada
Bab III bahwa total dana Pagu Indikatif untuk Tahun 2020 adalah sebesar
Rp 6.426.435.550.845,-. Maka dengan memperhatikan sasaran/target
prioritas dan program/kegiatan pada tahun anggaran 2020, maka dapat
diuraikan Pagu Indikatif untuk masing-masing Perangkat Daerah adalah
sebagai berikut :

Tabel 6.3
Pagu Indikatif Menurut Urusan dan Perangkat Daerah
Tahun Anggaran 2020

PLAFON ANGGARAN BELANJA


NO. URUSAN/SKPD
SEMENTARA TIDAK LANGSUNG LANGSUNG
1 2 3 4 5
URUSAN WAJIB
I.
PELAYANAN DASAR

1 Pendidikan
1 Dinas Pendidikan 3.667.435.887.000 1.969.805.887.000 1.697.630.000.000

2 Kesehatan
1 Dinas Kesehatan 726.250.504.000 145.050.504.000 581.200.000.000
89.541.590.000 43.760.000.000
2 Rumah Sakit Jiwa Daerah 45.781.590.000
158.428.000.000 158.428.000.000
3 Rumah Sakit Haji Medan -

Pekerjaan Umum dan


3
Penataan Ruang
Dinas Bina Marga dan
1 1.023.810.667.000 83.810.667.000 940.000.000.000
Bina Konstruksi
Dinas Sumber Daya Air, 812.181.338.000 689.600.000.000
2 122.581.338.000
Cipta Karya dan Tataruang

Perumahan Rakyat dan


4
Kawasan Permukiman
Dinas Perumahan dan
1 179.780.155.000 19.520.155.000 160.260.000.000
Kawasan Permukiman

Ketentraman, Ketertiban
5 Umum, dan Perlindungan
Masyarakat
1 Badan Kesbang dan Politik 34.009.793.000 12.009.793.000 22.000.000.000
33.568.469.000 21.500.000.000
Satuan Polisi Pamong Praja 12.068.469.000
2
Badan Penanggulangan 50.497.984.000 38.218.000.000
3 12.279.984.000
Bencana Daerah

6 Sosial
1 Dinas Sosial 125.050.104.000 70.050.104.000 55.000.000.000

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020


VI-30
PLAFON ANGGARAN BELANJA
NO. URUSAN/SKPD
SEMENTARA TIDAK LANGSUNG LANGSUNG
1 2 3 4 5
II. URUSAN WAJIB
NON PELAYANAN DASAR

1 Tenaga Kerja
Dinas Tenaga Kerja 76.446.674.000 42.446.674.000 34.000.000.000
1

Pemberdayaan Perempuan
2
dan Perlindungan Anak
Dinas Pemberdayaan
1 Perempuan dan 21.679.162.000 8.827.162.000 12.852.000.000
Perlindungan Anak

3 Pangan
Dinas Ketahanan Pangan
1 167.294.074.000 34.768.074.000 132.526.000.000
dan Peternakan

4 Lingkungan Hidup
1 Dinas Lingkungan Hidup 82.703.002.000 24.568.002.000 58.135.000.000

Administrasi
5 Kependudukan dan
Pencatatan Sipil
Dinas Kependudukan dan
1 24.192.897.000 10.074.897.000 14.118.000.000
Pencatatan Sipil

Pemberdayaan Masyarakat
6
dan Desa
Dinas Pemberdayaan
1 36.535.804.000 12.035.804.000 24.500.000.000
Masyarakat dan Desa

Pengendalian Penduduk
7
dan Keluarga Berencana
Dinas Pengendalian
1 Penduduk dan Keluarga 17.962.899.221 6.962.899.221 11.000.000.000
Berencana

8 Perhubungan
1 Dinas Perhubungan 68.564.389.000 39.564.389.000 29.000.000.000

Komunikasi dan
9
Informatika
Dinas Komunikasi dan
1 54.570.637.000 19.720.637.000 34.850.000.000
Informatika

Koperasi, Usaha Kecil dan


10
Menengah
Dinas Koperasi dan Usaha
1 62.180.833.000 17.310.833.000 44.870.000.000
Kecil Menengah

11 Penanaman Modal
Dinas Penanaman Modal dan
1 Pelayanan Perizinan Terpadu 33.987.973.000 17.362.973.000 16.625.000.000
Satu Pintu

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020


VI-31
PLAFON ANGGARAN BELANJA
NO. URUSAN/SKPD
SEMENTARA TIDAK LANGSUNG LANGSUNG
1 2 3 4 5
12 Kepemudaan dan OlahRaga
1 Dinas Pemuda dan OlahRaga 207.549.818.000 17.549.818.000 190.000.000.000

13 Kebudayaan
Dinas Kebudayaan dan
1 116.943.853.000 25.638.853.000 91.305.000.000
Pariwisata

14 Perpustakaan
Dinas Perpustakaan dan
1 43.671.716.000 17.621.716.000 26.050.000.000
Arsip

URUSAN PEMERINTAHAN
III.
PILIHAN

1 Pariwisata
Dinas Kebudayaan dan
1 -
Pariwsata

2 Kelautan dan Perikanan


Dinas Kelautan dan
1 89.678.726.000 25.062.726.000 64.616.000.000
Perikanan

3 Pertanian
Dinas Tanaman Pangan dan
1 272.298.670.000 98.298.670.000 174.000.000.000
Hortikultura
77.836.975.000 54.543.000.000
2 Dinas Perkebunan 23.293.975.000

4 Kehutanan
1 Dinas Kehutanan 214.997.685.000 124.297.685.000 90.700.000.000

Energi dan Sumber Daya


5
Mineral
Dinas Energi dan Sumber
1 78.272.520.000 19.810.520.000 58.462.000.000
Daya Mineral

6 Perdagangan
Dinas Perdagangan dan
1 62.950.303.000 34.160.303.000 28.790.000.000
Perindustrian

URUSAN PENUNJANG
IV.
PEMERINTAHAN
1 Perencanaan Pembangunan
Badan Perencanaan
1 45.489.395.000 17.489.395.000 28.000.000.000
Pembangunan

2 Keuangan
Badan Pengelolaan
1 5.080.643.251.713 5.010.643.251.713 70.000.000.000
Keuangan dan Aset Daerah
Badan Pengelolaan Pajak
2 281.403.427.723 281.191.427.723 212.000.000.000
dan Retribusi Daerah

Kepegawaian serta
3
Pendidikan dan Pelatihan
1 Badan Kepegawaian Daerah 39.712.088.000 17.170.088.000 22.542.000.000

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020


VI-32
PLAFON ANGGARAN BELANJA
NO. URUSAN/SKPD
SEMENTARA TIDAK LANGSUNG LANGSUNG
1 2 3 4 5
Badan Pengembangan
2 53.903.055.000 19.403.055.000 34.500.000.000
Sumberdaya Manusia

Penelitian dan
4
Pengembangan
Badan Penelitian dan
1 27.241.533.000 10.041.533.000 17.200.000.000
Pengembangan Daerah

5 Pengawasan
1 Inspektorat Daerah Provinsi 67.009.056.000 27.009.056.000 40.000.000.000
Otonomi Daerah,
6 Pemerintahan Umum dan
Perangkat Daerah
1 KDH & WKDH
2 Sekretariat Daerah 335.888.060.000 83.594.030.000 252.294.030.000
Biro Umum dan Perlengkapan 120.000.000.000 120.000.000.000
Biro Pemerintahan 12.220.000.000 12.220.000.000
Biro Bina Perekonomian 8.950.000.000 8.950.000.000
Biro Sosial dan
14.670.000.000 14.670.000.000
Kesejahteraan
Biro Organisasi 6.970.000.000 6.970.000.000
Biro Otonomi Daerah dan
7.950.000.000 7.950.000.000
Kerjasama
Biro Administrasi
9.790.000.000 9.790.000.000
Pembangunan
Biro Hukum 6.350.000.000 6.350.000.000
Biro Humas dan
22.250.000.000 22.250.000.000
Keprotokolan SETDA
3 Sekretariat DPRD 401.908.548.100 141.908.548.100 260.000.000.000
Badan Penghubung Daerah
4 24.644.318.000 8.644.318.000 16.000.000.000
Provinsi

TOTAL 15.165.224.100.602 8.738.788.549.757 6.426.435.550.845

Rumusan program/kegiatan Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi


Sumatera Utara dalam mendukung pencapaian target kinerja pada masing-
masing program Prioritas Pembangunan berdasarkan fungsi dapat dilihat pada
lampiran yang tidak terpisahkan dari dokumen ini.

6.3 KAIDAH PELAKSANAAN

Dalam melaksanakan program dan kegiatan untuk mencapai sasaran-


sasaran pembangunan daerah yang tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020, Perangkat Daerah (PD)
wajib menerapkan prinsip-prinsip efisiensi, efektivitas, transparansi,
akuntabilitas dan partisipasi. Pelaksanaan kegiatan, baik dalam kerangka
regulasi maupun dalam kerangka investasi pemerintah daerah dan pelayanan
umum, mensyaratkan keterpaduan dan sinkronisasi antar kegiatan, baik di

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020


VI-33
antara kegiatan dalam satu program maupun kegiatan antar program, dalam
satu instansi dan antar instansi, dan antara pemerintah provinsi dengan
pemerintah pusat dan pemerintah Kabupaten/Kota dengan tetap
memperhatikan tugas pokok dan fungsi yang melekat pada masing-masing
Perangkat Daerah serta pembagian urusan antara pemerintah pusat, provinsi,
dan Kabupaten/Kota, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Dalam rangka mewujudkan keterpaduan dan sinkronisasi pelaksanaan


kegiatan yang telah diprogramkan, telah dilaksanakan proses musyawarah
antar pelaku pembangunan melalui forum musyawarah perencanaan
pembangunan atau Musrenbang, seperti Musrenbang Daerah
Kabupaten/Kota, Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat (Rakorbangpus),
Musrenbang Provinsi, dan Musrenbang Nasional (Musrenbangnas). RKPD
Tahun 2020 merupakan acuan bagi Perangkat Daerah, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota maupun masyarakat termasuk dunia usaha sehingga dapat
tercapai sinergi dalam pelaksanaan program pembangunan.

Sehubungan dengan itu, ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan RKPD


Provinsi Sumatera Utara 2020 sebagai berikut:

1. Perangkat Daerah (PD), serta masyarakat termasuk dunia usaha


berkewajiban untuk melaksanakan program-program RKPD Tahun 2020
dengan sebaik-baiknya;

2. RKPD Tahun 2020 menjadi acuan dan pedoman bagi PD, dan Lembaga
Pemerintah Daerah Non-Struktural dalam menyusun kebijakan publik,
baik yang berupa kerangka regulasi maupun kerangka investasi
pemerintah daerah dan pelayanan umum, dalam Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2020.

3. Untuk mengupayakan keterpaduan, sinkronisasi dan harmonisasi


pelaksanaan program dalam rangka koordinasi perencanaan, maka
masing-masing PD perlu menyesuaikan Rencana Kerja (Renja) PD sesuai
dengan pagu sementara Tahun 2020 sebagai berikut:

a) Uraian penggunaan dana APBD Tahun Anggaran 2020 sebagaimana


tertuang dalam Bab-III, yang merupakan kegiatan untuk mencapai
prioritas pembangunan nasional dan prioritas pembangunan daerah

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020


VI-34
yang berupa kerangka regulasi sesuai dengan kewenangannya dalam
bentuk Perda;

b) Uraian rencana penggunaan APBD Tahun Anggaran 2020, yang


merupakan kegiatan untuk mencapai prioritas pembangunan daerah
yang berupa kerangka investasi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
dan pelayanan umum sesuai dengan kewenangannya;

c) Uraian sebagaimana yang dimaksud butir (b) di atas perlu


menguraikan kewenangan pengguna anggaran yang bersangkutan,
dalam rangka pelaksanaan tugas pemerintah daerah, maupun tugas
yang berkaitan dengan pencapaian prioritas/program/kegiatan
pemerintah dalam rangka dekonsentrasi dan tugas pembantuan;

4. Bagi Pemerintah Kabupaten/kota, RKPD Provinsi Sumatera Utara


Tahun 2020 menjadi acuan dan pedoman dalam menyusun kebijakan
publik, baik berupa kerangka regulasi maupun kerangka investasi
pemerintah daerah dan pelayanan umum dalam Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2020. Untuk
mengupayakan keterpaduan, sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan
setiap program dalam rangka koordinasi perencanaan, masing-masing
PD perlu menyempurnakan Rencana Kerja Perangkat Daerah (Renja-PD)
Tahun 2020 sebagai berikut:

a) Uraian penggunaan APBD Tahun Anggaran 2020, yang merupakan


kegiatan untuk mencapai prioritas pembangunan nasional/daerah
yang berupa kerangka regulasi sesuai dengan kewenangannya dalam
bentuk Peraturan Daerah (Perda) dan Peraturan Bupati/Walikota ;

b) Uraian rencana penggunaan APBD Tahun Anggaran 2020, yang


merupakan kegiatan untuk mencapai prioritas pembangunan
nasional dan prioritas pembangunan Provinsi Sumatera Utara, yang
berupa kerangka investasi pemerintah dan pelayanan umum sesuai
dengan kewenangannya;

c) Uraian sebagaimana yang dimaksud butir (b) diatas, perlu juga


menguraikan kewenangan pengguna anggaran yang bersangkutan,
dalam rangka pelaksanaan tugas pemerintah daerah, tugas
dekonsentrasi yang diterima pemerintah provinsi dari pemerintah
pusat;

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020


VI-35
d) Pemerintah Kabupaten/Kota wajib melakukan fasilitasi Rancangan
Akhir RKPD Tahun 2020, untuk memastikan keselarasan
pembangunan di Kabupaten/Kota dengan prioritas, sasaran, target
dan program/kegiatan pembangunan yang telah ditetapkan dalam
RKP Tahun 2020 dan RKPD Provisi Sumatera Utara Tahun 2020, di
bawah koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda) Provinsi Sumatera Utara, dengan mendapatkan masukan
dari Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Utara, dalam merumuskan
matriks rencana program/kegiatan pada setiap bidang pembangunan
(matriks rencana program/kegiatan menjadi lampiran dari setiap
bidang pembangunan) menjadi dokumen RKPD Kabupaten/Kota
Tahun 2020;

5. Pelaksanaan rencana program/kegiatan yang tertuang dalam RKPD ini


wajib mengikuti prinsip prinsip pengarusutamaan yaitu: (1)
pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan; (2) pengarusutamaan
tata kelola pemerintahan yang baik; dan (3) pengarusutamaan gender.

6. Alokasi Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial dan Belanja Bantuan


Kepada Kabupaten/Kota diperuntukkan untuk mendukung tujuan dan
sasaran pembangunan Provinsi Sumatera Utara dan wajib menyesuaikan
dengan Prioritas Pembangunan dan Program/Kegiatan Prioritas Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2020.

7. Masyarakat luas dapat berperan serta seluas-luasnya dalam


perancangan dan perumusan kebijakan yang nantinya dituangkan dalam
bentuk peraturan perundang-undangan.
Berkaitan dengan pendanaan pembangunan, masyarakat luas dan dunia
usaha dapat berperan serta dalam pelaksanaan program-program
pembangunan berdasarkan rancangan peran serta masyarakat dalam
kegiatan yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Masyarakat luas juga dapat
berperan serta dalam pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan
kegiatan dalam program-program pembangunan;

7. Pada akhir tahun anggaran 2020, setiap PD wajib melakukan evaluasi


pelaksanaan kegiatan yang meliputi evaluasi terhadap pencapaian
sasaran kegiatan yang ditetapkan, kesesuaiannya dengan rencana
alokasi anggaran yang ditetapkan dalam APBN/APBD, serta

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020


VI-36
kesesuaiannya dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
mengatur pelaksanaan APBN/APBD dan peraturan-peraturan lainnya;

8. Untuk menjaga efektivitas pelaksanaan program, setiap PD wajib


melakukan pemantauan pelaksanaan kegiatan, melakukan tindakan
koreksi yang diperlukan, dan melaporkan hasil-hasil pemantauan secara
berkala 3 bulan (triwulan) kepada Gubernur sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020


VI-37
BAB VII
KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAH DAERAH

Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang


menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan dan sasaran yang telah
ditetapkan. Indikator kinerja memberikan penjelasan, baik secara kuantitatif
maupun secara kualitatif, mengenai apa yang diukur untuk menentukan apakah
tujuan sudah tercapai.

Syarat-syarat suatu indikator Relevan, yaitu indikator kinerja harus


berhubungan dengan apa yang diukur dan secara objektif dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan atau kesimpulan tentang pencapaian apa yang diukur;
Penting, yaitu menjadi prioritas dan harus berguna untuk menunjukkan
keberhasilan, kemajuan, atau pencapaian (accomplishment); Efektif dan Layak,
yaitu data/informasi yang berkaitan dengan indikator kinerja yang bersangkutan
dapat dikumpulkan, diolah, dan dianalisis dengan biaya yang layak. Dan Indikator
kinerja yang baik setidak-tidaknya memenuhi kriteriaspesifik;dapat dicapai;
relevan, menggambarkan sesuatu yang diukur; dapat dikuantifikasi dan diukur.

Untuk memperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam


menyelenggarakan pengelolaan yang baik, dan juga untuk memperoleh ukuran
keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan sasaran strategis yang digunakan
dalam perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja maka perlu
ditetapkan indikator kinerja utama (key performance indicator).

Dalam rangka penyelenggaran pemerintahan daerah perlu kiranya


ditetapkan indikator kinerja sebagai alat ukur keberhasilan pencapaian
Pemerintah Daerah. Indikator kinerja daerah meliputi 3 (tiga) aspek kinerja yaitu:
aspek kesejahteraan masyarakat; aspek pelayanan umum; serta aspek daya saing
daerah.

1. Aspek Kesejahteraan Masyarakat


Aspek kesejahteraan masyarakat diukur melalui indikator makro yang
merupakan indikator gabungan (indikator komposit) dari berbagai kegiatan
pembangunan ekonomi maupun sosial seperti: Laju Pertumbuhan Ekonomi
(LPE), Inflasi, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), Angka Partisipasi Angkatan

VII-1
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Kerja, Indeks Gini, Indeks Williamson, Persentase Penduduk Miskin terhadap
Total Penduduk, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan lain-lain.

2. Aspek Pelayanan Umum


Aspek pelayanan umum merupakan segala bentuk pelayanan yang dilakukan
oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangan atau urusan yang telah
diserahkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai
upaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat seperti pendidikan, kesehatan,
pekerjaan umum, perumahan, perhubungan dan urusan pilihan yang menjadi
kewenangan pemerintah daerah.

3. Aspek Daya Saing Daerah


Aspek daya saing daerah merupakan indikator yang mengukur kemampuan
perekonomian daerah dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan
yang tinggi dan berkelanjutan. Indikator yang diukur antara lain: laju
pertumbuhan investasi, pendapatan per kapita, laju pertumbuhan PMA.
Penetapan indikator kinerja daerah dirumuskan berdasarkan hasil analisis
pengaruh dari satu atau lebih indikator capaian kinerja program (outcome)
terhadap tingkat capaian indikator kinerja daerah.

RKPD Provinsi Sumatera Utara tahun 2020 memilih arti penting karena
merupakan RKPD tahun kedua dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJMD) Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019 – 2023 yang merupakan
penjabaran dari visi misi Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih Periode Tahun
2018-2023 yang menetapkan Letjend. TNI (Purn) Edy Rahmayadi dan Drs. H.
Musa Rajekshah, M.Hum sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara
berdasarkan Keppres Nomor 153/P Tahun 2018 Tanggal 28 Agustus 2018 yang
telah dilantik pada tanggal 5 September 2018. Oleh karenanya penyusunan
dokumen RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 disusun dengan
berpedoman pada:
1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Provinsi Sumatera
Utara Tahun 2019 – 2023 ;
2. Arah kebijakan dan isu-isu strategis yang tertuang pada Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) Tahun 2020;
3. Memperhatikan capaian pembangunan pada tahun sebelumnya
berdasarkan hasil evaluasi RKPD Tahun 2018.

VII-2
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Berdasarkan hal tersebut maka penetapan indikator kinerja
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang bertujuan untuk memberi panduan
dalam pencapaian kinerja tahunan yang ditetapkan menjadi Indikator Kinerja
Utama (IKU) maupun Indikator Kinerja Kunci (IKK) pada akhir tahun perencanaan
juga didasarkan pada hal-hal tersebut diatas. Untuk itu penetapan indikator
kinerja daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 sebagaimana disajikan pada
Tabel 7.1 dan 7.2 berikut ini :

VII-3
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
BAB VIII
PENUTUP

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2020, merupakan


RKPD tahun kedua implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019 – 2023.

Bedasarkan hasil evaluasi pelaksanaan RKPD Tahun 2018, pada tahun


2020 ini pembangunan Sumatera Utara ditujukan pada lima prioritas
pembangunan yaitu :

1. Peningkatan kesempatan kerja dan berusaha


2. Peningkatan dan pemenuhan akses pendidikan
3. Pembangunan infrastruktur yang baik dan berwawasan lingkungan
4. Penyediaan layanan kesehatan yang berkualitas
5. Peningkatan daya saing sektor agraris dan pariwisata

Dalam rangka melaksanakan lima prioritas pembangunan tersebut telah


dituangkan prioritas pembangunan, strategi dan arah kebijakan serta prioritas
program dan kegiatan. Untuk keberhasilan pembangunan Sumatera Utara,
perlu sinkronsasi, kolaborsi pelaksanaan pembangunan antara Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Kabupaten/Kota, yang seluruhnya ditujukan untuk meningkatkan
kesejahteraan dan daya saing daerah Provinsi Sumatera Utara.

Penyusunan RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 adalah dalam


rangka menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan sekaligus merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dalam tahapan penyusunan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (RAPBD) Tahun 2020, yang diawali dengan penyusunan KUA-
PPAS.

Sebagai wujud dari peningkatan akuntabilitas kinerja


penyelenggaraan pemerintahan dan dalam rangka meningkatkan kualitas tata
kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang
bersih (clean government), maka seluruh Kepala Perangkat Daerah bersama
aparatur di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara harus

VIII-1
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk memberikan
perhatian yang serius dalam melaksanakan RKPD ini.

Komitmen seluruh pemangku kepentingan dalam mengawal,


melaksanakan dan mewujudkan keberhasilan pelaksanaan program/kegiatan
sebagaimana tertuang dalam RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020 ini
sangat diperlukan. Sehingga pelaksanaan pembangunan yang mengacu kepada
RKPD Sumatera Utara Tahun 2020 mampu mendukung tercapainya Visi
RPJMD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019-2023, yakni “SUMATERA UTARA
YANG MAJU, AMAN DAN BERMARTABAT”.

GUBERNUR SUMATERA UTARA

EDY RAHMAYADI

VIII-2
RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Tabel 7.1
Penetapan Indikator Kinerja Utama
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

PROYEKSI
KONDISI KINERJA TAEGET TAHUN
INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN
PADA TAHUN 2018 2020
2021
(1) (2) (3) (3) (4) (5)
1 Indeks Kerukunan Umat Beragama Poin NA 80 83
2 Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Skor 89,1 92,3 94,3
3 Nilai Tukar Petani (NTP) Poin 97,98 100,1 100,1
4 Rasio Rumah Layak huni Persen NA 93,22 93,72
5 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 68,61 68,87 69
6 Tingkat Pengangguran Terbuka Persen 5,56 5,45 5,4
7 Pertumbuhan PDRB Persen 5,18 5,4 5,5
8 Persentase kemiskinan Persen 8,94 8,43 8,04
9 Indeks Gini Poin 0,318 0,32 0,315
10 Tingkat Kemantapan Jalan Provinsi Persen 81,17 84,52 86,29
11 Rasio Elektrifikasi Persen 99,9 100 100
12 Inflasi Persen 1,23 2,9 2,85
13 Total Fertility Rate (TFR) Nilai 2,91 2,84 2,82
14 IPM Poin 71,18 71,67 72,22
Opini BPK Terhadap Laporan Kinerja Keuangan
15 Opini WTP WTP
Daerah
Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instnsi
16 Predikat WTP B BB
Pemerintahan (SAKIP)
17 Persentase Penegakan Perda Persen CC 60 75
18 Angka Rata-rata Lama Sekolah Tahun 9,61 9.97 10.15
19 Indeks Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat Poin NA 0,93 0,96
20 Indeks Pembangunan Gender Poin 90,85 90,93 91
21 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Poin 67,17 69 70
22 Indeks Resiko Bencana Poin 150 134,4 127
23 Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Orang 231465 300000 370000
Tabel 7.2
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN
PROVINSI SUMATERA UTARA
TAHUN 2020

Kondisi Kinerja
PROYEKSI
pada awal periode TARGET
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR TARGET PERANGKAT DAERAH
No. RPJMD
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH PENANGGUNG JAWAB
2018 2020 2021

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


A. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
A.1 FOKUS KESEJAHTERAAN DAN PEMERATAAN EKONOMI
Seluruh Perangkat
1 Pertumbuhan PDRB 5,18 5,4 5,5
Daerah
Dinas TPH, Dinas KP,
Pertumbuhan Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Dinas KPP, Dinas
1.1 4,87 5,38 5,41
Perikanan Perkebunan, dan Dinas
Kehutanan
Pertumbuhan Sub Sektor Pertanian,
Dinas TPH, Dinas KPP,
1.2 Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 5,17 5,48 5,49
dan Dinas Perkebunan
Terhadap PDRB (ADHK)
Dinas Tanaman
a. Tanaman Pangan 4,29 4,48 4,46 Pangan dan
Hortikultura
Dinas Tanaman
b. Tanaman Hortikultura Semusim 2,09 2,37 2,38 Pangan dan
Hortikultura
c. Perkebunan Semusim 5,89 5,96 5,97 Dinas Perkebunan
Dinas Tanaman
d. Tanaman Hortikultura Tahunan dan Lainnya 5,60 5,88 5,89 Pangan dan
Hortikultura
e. Perkebunan Tahunan 5,23 5,53 5,54 Dinas Perkebunan

Dinas Ketahanan
f. Peternakan 6,23 6,73 6,74
Pangan dan Peternakan

Dinas Tanaman
g. Jasa Pertanian dan Perburuan 4,78 5,03 5,04 Pangan dan
Hortikultura
Pertumbuhan Sub Sektor Perikanan terhadap Dinas Kelautan dan
1.3 5,55 6,08 6,09
PDRB ADHK Perikanan
Pertumbuhan Sektor Kehutanan terhadap PDRB
1.4 0,27 0,42 0,43 Dinas Kehutanan
ADHK

Pertumbuhan Sektor Pertambangan terhadap Dinas Energi dan


1.5 4,75 4,76 4,78
PDRB ADHK Sumber Daya Mineral

Seluruh Perangkat
2 Laju Inflasi 2,73 2,90 2,85
Daerah
Seluruh Perangkat
3 PDRB Per Kapita 47.960.000 59.000.000 63.000.000
Daerah
Seluruh Perangkat
4 Indeks Gini 0,318 0,320 0,315
Daerah
Seluruh Perangkat
5 Persentase Kemiskinan 8,94 8,43 8,04
Daerah
6 Persentase PAD Terhadap Pendapatan 44,00 50,38 50,80 BPPRD
7 Opini BPK terhadap Laporan Keuangan WTP WTP WTP BPKAD

A.2 FOKUS KESEJAHTERAAN SOSIAL


1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 71,18 71,67 72,22
Seluruh Perangkat
2 Indeks Pembangunan Gender (IPG) 90,85 90,93 91,00
Daerah
3 Angka Melek Huruf 98,96 99,38 99,52 Dinas Pendidikan
4 Angka Rata-rata Lama Sekolah 9,34 9,62 9,79 Dinas Pendidikan
5 Harapan Lama Sekolah 13,14 13,81 14,01
6 Usia Harapan Hidup 68,37 Tahun 68,72 Tahun 68,89 Tahun Dinkes
7 Penanganan Daerah Rawan Bencana 4,00 4,00 5,00 BPBD
8 Angka Partisipasi Angkatan Kerja 7.124.000 7.524.000 7.725.000 Dinas Tenaga Kerja
9 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 71,82 74,20 75,39 Dinas Tenaga Kerja
10 Tingkat Pengangguran Terbuka 5,56 5,45 5,40 Dinas Tenaga Kerja
Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
11 CC B BB Biro Organisasi
Pemerintahan (SAKIP)
A.3 FOKUS SENI BUDAYA DAN OLAHRAGA
1 Perkembangan Seni, Budaya dan Olahraga
Dinas Kebudayaan dan
1.1 Jumlah Group Kesenian 38 58 68
Pariwisata
Dinas Kebudayaan dan
1.2 Jumlah Gedung Kesenian 4 5 6
Pariwisata
Dinas Pemuda dan
1.3 Jumlah Klub Olahraga 1.837 2.203 2.386
Olah Raga
Dinas Pemuda dan
1.4 Jumlah Gedung Olahraga 11 18 22
Olah Raga
Kondisi Kinerja
PROYEKSI
pada awal periode TARGET
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR TARGET PERANGKAT DAERAH
No. RPJMD
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH PENANGGUNG JAWAB
2018 2020 2021

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

B ASPEK PELAYANAN UMUM


B.1 FOKUS LAYANAN URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB
B.1.1 PELAYANAN DASAR
1 PENDIDIKAN

1.1 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA 97,14 97,16 97,28 Dinas Pendidikan

1.2 Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA 71,19 69,33 69,59 Dinas Pendidikan

1.3 Angka Putus Sekolah SMA/SMK/MA 1,36 1,25 1,21 Dinas Pendidikan
1.4 Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA 98,27 97,06 97,08 Dinas Pendidikan
Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke
1.5 109,82 111,13 111,49 Dinas Pendidikan
SMA/SMK/MA
Sekolah Pendidikan SMA/SMK/MA Kondisi
1.6 1.131 1.241 1.277 Dinas Pendidikan
Bangunan Baik

Rasio Ketersediaan Sekolah Terhadap Penduduk


1.7 1:391 1:487 1:519 Dinas Pendidikan
Usia Sekolah Pendidikan Menengah

Penduduk Yang Berusia >15 Tahun Melek Huruf


1.8 98,96 99,41 99,56 Dinas Pendidikan
(Tidak Buta Aksara)
1.9 Guru Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV 93,59 94,59 94,93 Dinas Pendidikan

2 KESEHATAN
Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1.000 Kelahiran
2.1 NA 4,3 4,1 Dinkes
Hidup
2.2 Angka Kesakitan (Morbiditas) 11,07 10,99 10,97 Dinkes
Angka Kematian Ibu (AKI) Per 100.000 Kelahiran
2.3 NA 75,1 70,2 Dinkes
Hidup
Prevalensi Stunting (Pendek dan sangat Pendek)
2.4 32,30 30,50 29,50 Dinkes
pada Anak dibawah 5 Tahun
Pencapaian Persentase BOR (Bed Occupancy Rumah Sakit Jiwa
2.5 98.12 95,00 90,00
Rate) Ideal (80%) Daerah
Rumah Sakit Jiwa
2.6 Rata-rata LOS (Length of Stay) 66,36 61,00 57,00
Daerah
Rumah Sakit Jiwa
2.7 Indeks Kepuasan Mayarakat >81.25 >81.27 >81.28
Daerah
Rumah Sakit Haji
2.8 Persentase Bed Occupancy Rate BOR) 60,00 62,00 65,00
Medan
Rumah Sakit Haji
2.9 Length Of Stay (LOS) 6,00 6,00 7,00
Medan
Rumah Sakit Haji
2.10 Bed Turn Over (BTO) 40-50 45,00 42,00 42,00
Medan
Rumah Sakit Haji
2.11 Turn Over Internal (TOI) 3,00 3,00 3,00
Medan

3 PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


3.1 PEKERJAAN UMUM
Persentase Panjang Jaringan Jalan Dalam Dinas Binamarga dan
3.1.1 81,17 84,52 86,29
Kondisi Mantap Bina Konstruksi
Dinas Binamarga dan
3.1.2 Persentase Jembatan Dalam Kondisi Baik 81,88 84,78 85,42
Bina Konstruksi
Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi Klasifikasi Dinas Binamarga dan
3.1.3 2,65 2,68 2,71
Ahli Bina Konstruksi
Dinas Sumber Daya
3.1.4 Cakupan Layanan Akses Air Minum Layak 88,51 89,66 90,02 Air, Ciptakarya dan
Tataruang
Dinas Sumber Daya
3.1.5 Cakupan Akses Minum Perpipaan (%) 12,78 15,77 17,01 Air, Ciptakarya dan
Tataruang
Dinas Sumber Daya
Cakupan Pelayanan Air Limbah Perpipaan
3.1.6 - 200,00 300,00 Air, Ciptakarya dan
(Sambungan Rumah/SR)
Tataruang
Dinas Sumber Daya
Pengurangan timbulan sampah antar
3.1.7 - 1,00 1,00 Air, Ciptakarya dan
kabupaten/kota (TPA Regional)
Tataruang
Dinas Sumber Daya
Cakupan penduduk yang terlayani sistem
3.1.8 - 535000,00 570000,00 Air, Ciptakarya dan
jaringan drainase skala Kota (KK) (kumulatif)
Tataruang
Dinas Sumber Daya
Layanan irigasi permukaan dalam kondisi
3.1.9 81,82 84,00 85,50 Air, Ciptakarya dan
optimal (%)
Tataruang
Kondisi Kinerja
PROYEKSI
pada awal periode TARGET
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR TARGET PERANGKAT DAERAH
No. RPJMD
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH PENANGGUNG JAWAB
2018 2020 2021

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


Dinas Sumber Daya
3.1.10 Layanan irigasi rawa dalam kondisi optimal (%) 53,48 57,50 60,00 Air, Ciptakarya dan
Tataruang
Dinas Sumber Daya
Kapasitas daya tampung sumber Air Baku dalam
3.1.11 325.000 20.000 20.000 Air, Ciptakarya dan
Bentuk Waduk/Embung/Situ (M3)
Tataruang

3.2 PENATAAN RUANG


Persentase kesesuaian antara rencana tata Dinas Sumber Daya
3.2.1 ruang wilayah dengan implementasi NA 70 70 Air, Ciptakarya dan
pembangunan daerah (%) Tataruang
Tersedianya regulasi daerah tentang Dinas Sumber Daya
3.2.2 pengendalian pemanfaatan ruang 0 1 Perda/ Pergub 1 Perda/ Pergub Air, Ciptakarya dan
(Perda/Pergub) Tataruang
Tersedianya regulasi daerah tentang RTR Dinas Sumber Daya
3.2.3 Kawasan Strategis Provinsi yang diterbitkan 0 1 Perda 1 Perda Air, Ciptakarya dan
(Perda) Tataruang
Persentase tersedianya informasi mengenai
Dinas Sumber Daya
rencana tata ruang (RTR) wilayah Provinsi
3.2.4 NA 40 60 Air, Ciptakarya dan
berserta rencana rincinya melalui peta analog
Tataruang
dan peta digital (%)

PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN


4
PERMUKIMAN

Dinas Perumahan dan


4.1 Rasio Rumah Layak Huni (%) Na 93,22 93,72
Kawasan Permukiman

Pengurangan luas Permukiman Kumuh Di Dinas Perumahan dan


4.2 135 135 ha 135 ha
Kawasan Perkotaan (ha/tahun) Kawasan Permukiman

Cakupan Lingkungan Yang Sehat Dan Aman Dinas Perumahan dan


4.3 Na 3.000 3.000
yang Didukung Dengan PSU (Unit) Kawasan Permukiman

KETENTRAMAN, KETERTIBAN UMUM, DAN


5
PERLINDUNGAN MASYARAKAT
Cakupan Petugas Perlindungan Masyarakat
5.1 10.383 16.226 20.321 Satpol PP
(Linmas)
Tingkat Penyelesaian Pelanggaran K3 (Ketertiban,
5.2 20 68 71 Satpol PP
Ketentraman, Keindahan)
5.3 Persentase Penegakan PERDA 33 60 75 Satpol PP
5.4 Persentase LSM Aktif 100% 100% 100% Bakesbangpol
5.5 Pembinaan Politik di Daerah 8 Kegiatan 8 Kegiatan 8 Kegiatan Bakesbangpol
5.6 Pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP 2 Kegiatan 4 Kegiatan 4 Kegiatan Bakesbangpol
Pelayanan dan Kesiapsiagaan Terhadap Bencana
5.7 33 33 33 BPBD
(Kab/Kota)
Pelayanan Penyelamatan dan Evakuasi Korban
5.8 3 4 5 BPBD
Bencana
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana
5.9 2 2 2 BPBD
(Kab/Kota)
5.10 Indeks Resiko Bencana 150 134,4 127 BPBD

6 SOSIAL
Rehabilitasi Sosial Dasar Penyandang Disabilitas
6.1 NA 1.167 1.167 Dinas Sosial
Terlantar di Dalam Panti
Rehabilittasi Sosial Dasar Anak Terlantar dalam
6.2 NA 530 530 Dinas Sosial
Panti
Rehabilitasi Sosial Dasar Lanjut Usia Terlantar di
6.3 NA 293 293 Dinas Sosial
Dalam Panti

Rehabilitasi Sosial Dasar Tuna Sosial Khususnya


6.4 NA 285 285 Dinas Sosial
Gelandangan dan Pengemis didalam Panti

Perlindungan dan Jaminan Sosial pada Saat dan


6.5 Setelah Tanggap Darurat Bencana bagi Korban NA 2.000 2.000 Dinas Sosial
Bencana Provinsi

B.1.2 NON PELAYANAN DASAR


1 TENAGA KERJA
Angka sengketa Pengusaha-Pekerja per tahun
1.1 222 200 190 Dinas Tenaga Kerja
(Kasus)
Besaran kasus yang diselesaikan dengan
1.2 53 90 110 Dinas Tenaga Kerja
Perjanjian Bersama (PB)
Besaran pencari kerja yang terdaftar yang
1.3 4.441 10.000 13.000 Dinas Tenaga Kerja
ditempatkan
Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta
1.4 1.309.580 1.400.000 1.450.000 Dinas Tenaga Kerja
program Jamsostek
Jumlah Tenaga Kerja yang dilatih Berbasis
1.5 336 464 512 Dinas Tenaga Kerja
Kompetensi
Jumlah Tenaga Kerja yang dilatih Berbasis
1.6 176 288 320 Dinas Tenaga Kerja
Masyarakat

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN


2
PERLINDUNGAN ANAK
Seluruh Perangkat
2.1 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 69,35 71,61 72,88
Daerah
Seluruh Perangkat
2.2 Pesentase Kabupaten/kota layak Anak (menuju) 17 45 60
Daerah
Kondisi Kinerja
PROYEKSI
pada awal periode TARGET
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR TARGET PERANGKAT DAERAH
No. RPJMD
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH PENANGGUNG JAWAB
2018 2020 2021

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


Persentase perangkat daerah yang
2.3 melaksanakan PPRG (Perencanaan dan 40 60 70 Dinas PP dan PA
Penganggaran Responsive Gender)
Persentase Cakupan layanan terhadap
2.4 55 72 78 Dinas PP dan PA
Perempuaan dan Anak Korban Kekerasan
2.5 Rasio kekerasan terhadap Perempuan 17 13 10 Dinas PP dan PA
2.6 Rasio kekerasan terhadap Anak 20,5 18 15 Dinas PP dan PA
Persentase Ketersediaan data, Informasi gender
2.7 55 65 70 Dinas PP dan PA
dan anak yang up to date

3 PANGAN
3.1 Skor Pola Pangan Harapan (PPH) 89,10 92,30 94,30 Dinas Ketapang
3.2 Produksi Daging (ton) 160498,61 175551,96 181328,18 Dinas Ketapang
3.3 Produksi Telur (ton) 173605,34 191961,45 197860,67 Dinas Ketapang
3.4 Produksi susu (ton) 1402,56 1661,68 1735,80 Dinas Ketapang

4 PERTANAHAN

5 LINGKUNGAN HIDUP
Dinas Lingkungan
5.1 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) (%) 67,17 68,70 70,70
Hidup
Dinas Lingkungan
5.2 Indeks Kualitas Air (%) 77,50 79,00 80,00
Hidup
Dinas Lingkungan
5.3 Indeks Kualitas Udara (%) 85,59 87,00 88,00
Hidup
Dinas Lingkungan
5.4 Indeks Kualitas Tutupan Lahan (%) 45,60 47,26 50,75
Hidup

ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN


6
PENCATATAN SIPIL
Cakupan Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk
6.1 78,76% 87% 90%
Elektronik (KTP-El)
6.2 Cakupan Akte Anak Usia 0-18 Tahun 68,02% 76% 81%
6.3 Cakupan Akte Perkawinan 27,47% 37% 42% Dinas Administrasi
Jumlah Kabupaten/Kota yang sudah Kependudukan dan
6.4 8 Kab/Kota 17 Kab/Kota 22 Kab/Kota Pencatatan Sipil
melaksanakan Kartu Identitas Anak (KIA)
Jumlah PD Provsu yang sudah melakukan
6.5 Perjanjian Kerjasama (PKS) Pemanfaatan 20 OPD 32 OPD 38 OPD
Database Kependudukan

7 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA


Persentase Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
7.1 - 32 35 Dinas Pemdes
(LPM) yang Aktif
7.2 Persentase Kelompok Binaan PKK - 42 45 Dinas Pemdes
7.3 Jumlah LPM Berprestasi - 12 14 Dinas Pemdes
Swadaya Masyarakat Terhadap Program
7.4 - 6 7 Dinas Pemdes
Pemberdayaan Masyarakat
7.5 Jumlah Pembangunan Kawasan Perdesaan - 3 3 Dinas Pemdes

PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA


8
BERENCANA
8.1 Total Fertility Rate (TFR) 2,91 2,84 2,82 Dinas PP dan KB

Persentase Perangkat Daerah (Dinas/Badan)


8.1 Yang Menyusun Dan Memanfaatkan Rancangan 2% 10% 15% Dinas PP dan KB
Induk Pengendalian Penduduk

8.2 Rata-rata Anak Per Keluarga 2,46 2,18 2,16 Dinas PP dan KB
8.3 Persentase Pemakaian Kontrasepsi/CPR 54 59,39 59,57 Dinas PP dan KB

8.4 Median Usia Kawin Pertama bagi Perempuan 21,92 22,11 22,2 Dinas PP dan KB

Persentase tingkat keberlangsungan pemakaian


8.5 20,07% 18,00% 17,00% Dinas PP dan KB
kontrasepsi
Cakupan PUS yang Ingin ber-KB Tidak
8.6 11,54% 11,50% 10,50% Dinas PP dan KB
Terpenuhi (Unmet Need)
Persentase Penggunaan Kontrasepsi Jangka
8.7 33,1% 34,00% 36,00% Dinas PP dan KB
Panjang (MKJP)

Persentase Faskes Dan Jejaringnya (Diseluruh


Tingkatan Wilayah) Yang Bekerjasama Dengan
8.8 40,28% 47.50% 50,00% Dinas PP dan KB
BPJS Dan Memberikan Pelayanan KBKR Sesuai
Dengan Standarisasi Pelayanan
Kondisi Kinerja
PROYEKSI
pada awal periode TARGET
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR TARGET PERANGKAT DAERAH
No. RPJMD
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH PENANGGUNG JAWAB
2018 2020 2021

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


Cakupan Anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber-
8.9 56,88 62,25% 65,80% Dinas PP dan KB
KB
Cakupan Anggota Bina Keluarga Lansia (BKL)
8.10 38,35% 45,15% 48,25% Dinas PP dan KB
ber-KB
Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) di
8.11 - 9,3 10,7 Dinas PP dan KB
Setiap Kecamatan
Cakupan Anggota Bina Keluarga Remaja (BKR)
8.12 50,20% 56,70% 59,47% Dinas PP dan KB
ber-KB

Persentase Pembiayaan Program Kependudukan,


8.13 Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga 1,20% 1,50% Dinas PP dan KB
melalui APBD dan APBDes

9 PERHUBUNGAN

Persentase Tersedianya Fasilitas Keselamatan


9.1 N/A 92 94 Dinas Perhubungan
Lalu Lintas pada Jalan Provinsi (%)

10 KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Cakupan Pengembangan dan pemberdayaan


10.1 67% 86% 90% Diskominfo
kelompok informasi masyarakat Sumatera Utara

Cakupan Pengelolaan Komunikasi dan Informasi


10.2 80% 87% 90% Diskominfo
Publik
10.3 Rasio sistem pelayanan berbasis online 6% 41% 61% Diskominfo

11 KOPERASI, USAHA KECIL, DAN MENENGAH


Dinas Koperasi dan
11.1 Persentase Koperasi Aktif 57,26 59,00 60,00
UKM
Dinas Koperasi dan
11.2 Jumlah Usaha Mikro Dan Kecil (Unit) 2.857.124 2.859.000 2.860.000
UKM

12 PENANAMAN MODAL
12.1 Jumlah Investor PMDN (Proyek) 187 200 205 DPM&P2TSP
12.2 Jumlah Investor PMA (Proyek) 330 337 342 DPM&P2TSP
12.3 Jumlah Nilai Investasi PMDN (Rp. Triliun) 11,68 11,89 12,00 DPM&P2TSP
12.4 Jumlah Nilai Investasi PMA (RP. Triliun) 20,24 21,11 22,00 DPM&P2TSP
12.5 Rasio Daya Serap Tenaga Kerja PMDN 31,92 33,00 33,80 DPM&P2TSP
12.6 Rasio Daya Serap Tenaga Kerja PMA 10,69 11,30 11,40 DPM&P2TSP
Kenaikan/Penurunan Nilai Realisasi Investasi
12.7 136 68,50 68,75 DPM&P2TSP
(PMDN)
12.8 Lama Proses Perizinan DPM&P2TSP
- PMDN 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja 3 Hari Kerja
- Sektoral 3 - 40 Hari Kerja 3 - 40 Hari Kerja 3 - 40 Hari Kerja

13 KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA


Dinas Pemuda dan
13.1 Persentase Organisasi Pemuda yang Aktif NA 73 75
Olah Raga
Dinas Pemuda dan
13.2 Persentase Wirausaha Muda NA 62 70
Olah Raga
Dinas Pemuda dan
13.3 Cakupan Pembinaan Cabang Olahraga NA 90 92
Olah Raga
Dinas Pemuda dan
13.4 Cakupan Pelatih yang Bersertifikat NA 91 92
Olah Raga
Dinas Pemuda dan
13.5 Cakupan Pembinaan Atlet Muda NA 75 79
Olah Raga

14 STATISTIK
14.1 Data Statistik Sektoral yang terintegrasi NA 50% 75% Diskominfo

15 PERSANDIAN

Persentase Perangkat Daerah yang menerapkan


15.1 NA 25% 55% Diskominfo
Pengamanan Informasi dan Persandian

16 KEBUDAYAAN
Dinas Kebudayaan dan
16.1 Penyelenggaraan Festival Seni Dan Budaya 20 22 23
Pariwisata
Benda, Situs Dan Kawasan Cagar Budaya Yang Dinas Kebudayaan dan
16.2 8 10 11
Dilestarikan Pariwisata
Jumlah Karya Budaya Yang Direvitalisasi Dan Dinas Kebudayaan dan
16.3 608 650 675
Inventarisasi Pariwisata

17 PERPUSTAKAAN
Dinas Perpustakan dan
17.1 Jumlah Pengunjung Perpustakaan Per Tahun 129.562 192.474 221.345
Arsip
Koleksi Buku Yang Tersedia Di Perpustakaan Dinas Perpustakan dan
17.2 14,790 11.959 12.318
Daerah Arsip
Kondisi Kinerja
PROYEKSI
pada awal periode TARGET
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR TARGET PERANGKAT DAERAH
No. RPJMD
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH PENANGGUNG JAWAB
2018 2020 2021

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


Dinas Perpustakan dan
17.3 Rasio Perpustakaan Persatuan Penduduk 0,61% 0,08% 0,10%
Arsip
Jumlah Rata-rata Pengunjung Dinas Perpustakan dan
17.4 9.547 3.723 4.840
Perpustakaan/Tahun Arsip
Dinas Perpustakan dan
17.5 Jumlah Koleksi Judul Buku Perpustakaan 98.326 4.474 5.816
Arsip
Jumlah Perpustakawan, Tenaga Teknis, Dan Dinas Perpustakan dan
17.6 0 4 4
Penilai Yang Memiliki Sertifikat Arsip
Dinas Perpustakan dan
17,7 Indeks Minat Membaca - 1,4% 1,6%
Arsip

18 KEARSIPAN
Persentase Perangkat Daerah Yang Mengelola Dinas Perpustakan dan
18.1 42% #REF! #REF!
Arsip Secara Baku Arsip
Dinas Perpustakan dan
18.2 Peningkatan SDM Pengelola Kearsipan 248 #REF! #REF!
Arsip

B.2 FOKUS LAYANAN URUSAN PEMERINTAHAN PILIHAN


1 PARIWISATA
Dinas Kebudayaan dan
1.1 Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara 231,465 300.000 370.000
Pariwisata
Dinas Kebudayaan dan
1.2 Lama Kunjungan Wisata NA 2,36 2,46
Pariwisata
Dinas Kebudayaan dan
1.3 Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDRB (%) 7,38 8,56 8,99
Pariwisata
Jumlah daerah yang difasilitasi untuk Dinas Kebudayaan dan
1.4 2 2 3
pengembangan destinasi Pariwisata

2 PERTANIAN/PERKEBUNAN
Jumlah Produksi Tanaman Pangan
1. Padi (ton GKG) 5136186,00 5498796,45 5625268,77 Dinas Tanaman
2.1
2. Jagung (ton pipilan kering) 1741258,00 1875144,42 1922023,03 Pangan & Hortikultura
3. Kedele (ton) 7778,00 9528,38 10195,37
Jumlah Produktivitas Tanaman Pangan
1. Padi (ton/Ha) 5,20 5,23 5,25 Dinas Tanaman
2.2
2. Jagung (ton/Ha) 6,19 6,27 6,29 Pangan & Hortikultura
3. Kedele (ton/ha) 1,30 1,31 1,31
Jumlah Produksi Tanaman Holtikultura
1. Bawang Merah (ton) 16103,20 17341,39 17774,92
Dinas Tanaman
2.3 2. Cabe (ton) 159131,00 173886,74 179103,34
Pangan & Hortikultura
3. Sayur-sayuran (ton) 988612,30 1008483,41 1018568,24
4. Buah - buahan (ton) 1154687,60 1193212,98 1206338,32

Jumlah Produktivitas Tanaman Holtikultura


Dinas Tanaman
2.4
1. Bawang Merah (ton) 7,70 7,99 8,08 Pangan & Hortikultura
2. Cabe (ton) 9,70 10,02 10,13
Persentase peningkatan produksi tanaman
2.5 300,00% 300,00% Dinas Perkebunan
perkebunan rakyat (PR) (%/tahun)
Produksi
1. K. Sawit (ton) 6621409,42 7223006,12 7447877,73
2. Karet (ton) 311076,66 326824,91 330093,16
3. Kopi Arabika (ton) 58155,09 67666,65 70089,12
2.6 Dinas Perkebunan
3. Kopi Robusta (ton) 8484,72 9407,50 9595,65
4. Kelapa (ton) 96256,55 106311,66 107733,83
5. Kakao (ton) 41520,52 42146,44 42357,17
6. Komoditi perkebunan lainnya (ton) 37472,76 43037,24 44175,89
Produktifitas sektor perkebunan (kelapa sawit,
karet, kopi, kelapa, kakao)
1. K. Sawit (kg/Ha/tahun) 15962,67 16445,14 16691,81
2. Karet (kg/Ha/tahun) 1082,33 1098,25 1103,25
Dinas Perkebunan
3. Kopi Arabika (kg/Ha/tahun) 1135,93 1181,83 1205,46
2.7
3. Kopi Robusta (kg/Ha/tahun) 783,52 807,20 819,31
4. Kelapa (kg/Ha/tahun) 1063,15 1070,61 1073,82
5. Kakao (kg/Ha/tahun) 1028,07 1030,00 1031,02

6. Komoditi perkebunan lainnya (kg/Ha/tahun)

Luas Areal
1. K. Sawit (Ha) 414915,84 443581,59 449348,15
2. Karet (Ha) 394113,57 393189,02 393189,02
3. Kopi Arabika (Ha) 61063,35 74495,38 75799,05
2.8 Dinas Perkebunan
3. Kopi Robusta (Ha) 20643,00 19805,98 20004,04
4. Kelapa (Ha) 110457,93 110760,02 111590,72
5. Kakao (Ha) 66623,88 57055,38 57483,29
6. Komoditi Lainnya (Ha) 60096,42 63438,56 63880,23
Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDRB
2.9
Tahun 2018
Kondisi Kinerja
PROYEKSI
pada awal periode TARGET
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR TARGET PERANGKAT DAERAH
No. RPJMD
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH PENANGGUNG JAWAB
2018 2020 2021

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


3 KEHUTANAN
3.1 Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Kritis (Ha) 276,34 276226,00 276116,00 Dinas Kehutanan
3.2 Kerusakan Kawasan Hutan (Ha) 56500,00 59500,00 58500,00 Dinas Kehutanan
Kontribusi Sektor Kehutanan Terhadap PDRB
3.3 0,84 0,85 0,86 Dinas Kehutanan
(%)

4 ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


4.1 Daya Listrik Terpasang 4107,20 5307,00 6496,00 Dinas ESDM
4.2 Rasio Elektrifikasi 99,99 100,00 100,00 Dinas ESDM

5 PERDAGANGAN
5.1 Ekspor Bersih Perdagangan 3992,69 5200,00 5500,00 Disperindag
Pertumbuhan Sektor Perdagangan terhadap
5.2 5,87 6,50 6,77 Disperindag
PDRB ADHK

6 PERINDUSTRIAN
Laju Pertumbuhan Sektor Industri Terhadap
6.1 2,31 3,29 3,35 Disperindag
PDRB ADHK
6.2 Pertumbuhan Industri Disperindag
- Pertumbuhan Industri Besar dan Sedang 4.01 6,00 7,00 Disperindag
- Pertumbuhan Industri Mikro dan Kecil 7.90 9.10 9.70 Disperindag

7 TRANSMIGRASI

8 KELAUTAN DAN PERIKANAN


Dinas Kelautan dan
8.1 Produksi Perikanan Tangkap (Ton) 503232,20 560559,54 577376,32
Perikanan
Dinas Kelautan dan
8.2 Produksi Perikanan Budidaya (Ton) 243829,40 244339,00 251669,00
Perikanan
Dinas Kelautan dan
8.3 Konsumsi Ikan Masyarakat (Kg/Kap/Thn) 42,33 45,57 46,91
Perikanan
Dinas Kelautan dan
8.4 Luasan (Ha)
Perikanan
Dinas Kelautan dan
a Kawasan Konservasi Perairan (Ha) 29.000 25.000 25.000
Perikanan
Dinas Kelautan dan
b Kawasan Rehabilitasi
Perikanan
Dinas Kelautan dan
b.1 Rehabilitas Ekosistem Terumbu Karang (m²) 2.141 500 500
Perikanan
Dinas Kelautan dan
b.2 Rehabilitas Ekosistem Mangrove (Ha) 30 3 3
Perikanan

B.3 FOKUS LAYANAN URUSAN PENUNJANG


1 PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Tersedianya Dokumen Perencanaan: RPJPD,
5 Perda dan 10
1.1 RPJMD dan RKPD yang telah Ditetapkan dengan 2 Pergub 2 Pergub Bappeda
Pergub
PERDA/PERKADA
Penjabaran Konsistensi Program RPJMD
1.2 95,88% 100% 100% Bappeda
kedalam RKPD
Penjabaran Konsistensi Program RKPD kedalam
1.3 100% 100% 100% Bappeda
APBD
Kesesuaian Rencana Pembangunan Dengan
1.4 70% 70% 70% Bappeda
RTRW

2 KEUANGAN
2.1 Opini BPK Terhadap Laporan Keuangan WTP WTP WTP BPKAD
2.2 Persentase SILPA Terhadap APBD 7,69 1,73 1,25 BPKAD
2.3 Persentase Belanja Pendidikan (20%) 22,60 25,35 25,83 BPKAD
2.4 Persentase Belanja Kesehatan (10%) 4,43 19,35 19,75 BPKAD
Perbandingan Antara Belanja Langsung Dengan
2.5 30,13 38:62 38:62 BPKAD
Belanja Tidak Langsung
2.6 Bagi Hasil Kabupaten/Kota Dan Desa NA 10,72 10,89 BPKAD
2.7 Penetapan APBD Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu BPKAD

KEPEGAWAIAN SERTA PENDIDIKAN DAN


3
PELATIHAN
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Rata-rata Lama Pegawai Mendapatkan
3.1 35 hari 36 hari 37 hari BPSDM
Pendidikan dan Pelatihan

Persentase Pejabat ASN yang telah mengikuti


3.2 NA 19,24 18,24 BPSDM
Pendidikan dan Pelatihan Struktural

Jumlah Lulusan Uji Keahlian


3.3 NA 230 230 BPSDM
(Kompetensi)(Orang)
Kondisi Kinerja
PROYEKSI
pada awal periode TARGET
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR TARGET PERANGKAT DAERAH
No. RPJMD
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH PENANGGUNG JAWAB
2018 2020 2021

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


KEPEGAWAIAN DAERAH
Jumlah Jabatan Pimpinan Tinggi Pada Instasi
3.1 60 60 60 BKD
Pemerintah
Jumlah Jabatan Administrasi Pada Instasi
3.2 398 1 1 BKD
Pemerintah
Jumlah Jabatan Pengawas Pada Instasi
3.3 1.122 1.122 1.122 BKD
Pemerintah
Jumlah Pemangku Jabatan Fungsional Tertentu
3.4 1,64 26 27 BKD
Pada Instasi Pemerintah

4 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

4.1 Persentase Implementasi Rencana Kelitbaangan NA 20 20 Balitbang

4.2 Persentase Pemanfaatan Hasil Kelitbangan NA 20% 30% Balitbang


Penerapan SIDa: Balitbang
Jumlah Perangkat Daerah Yang Difasilitasi
4.3 15 20 25 Balitbang
Dalam Penerapan Inovasi Derah
Persentase Kebijakan Inovasi yang Diterapkan di
4,4 NA 50% 50% Balitbang
Daerah

5 PENGAWASAN
5.1 Persentase Tindak Lanjut Temuan 65 76 81 Inspektorat

Persentase Hasil Penanganan Kasus Kasus serta


5.2 Pengaduan Masyarakat pada SKPD Provinsi dan 50 55 60 Inspektorat
Kab/Kota dan Limpahan Instansi Tingkat Atas

6 SEKRETARIAT DEWAN

Tersedianya Rencana Kerja Tahunan pada Setiap 9 Laporan Hasil 10 Laporan Hasil 10 Laporan Hasil
6.1 Setwan
Alat-alat Kelengkapan DPRD Provinsi Kerja Tahunan Kerja Tahunan Kerja Tahunan

Tersusun dan Terintegrasinya Program-program


Kerja DPRD Untuk Melaksanakan Fungsi
Pengawasan, Fungsi Pembentukan Perda, dan
6.2 9 Program 9 Program 9 Program Setwan
Fungsi Anggaran dalam Dokumen Rencana Lima
Tahun (RPJM) Maupun Dokumen Rencana
Tahunan (RKPD)

Terintegrasi Program-program DPRD Untuk


Melaksanakan Fungsi Pengawas, Pembentukan
6.3 Perda, dan Anggaran Kedalam Dokumen 18 9 Program 9 Program Setwan
Perencanaan dan Dokumen Anggaran Setwan
DPRD

7 SEKRETARIAT DAERAH

Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap layanan


7.1 - B B Biro Organisasi
publik yang diselenggarakan perangkat daerah

7.2 Indeks Kerukunan Umat Beragama NA 80 83 Biro Sosial


Biro Humas dan
7.3 Jumlah fasilitasi kehumasan - 12 14
Keprotokolan
7.4 Fasilitsi Penyelesaian Konflik Pertanahan - 60% 70% Biro Pemerintahan
7.5 Penyelesaian Batas Daerah 14 15 0 Biro Pemerintahan
Biro Otonomi Daerah
7.6 Jumlah fasilitasi kerjasama - 4 4
dan Kerjasama
Biro Administrasi
Perkembangan kemajuan laporan realisasi fisik Pembangunan dan
7.7 pembangunan daerah setiap OPD secara tepat - 90 100 Pengadaan
waktu (%) Barang/Jasa
Pemerintah

Biro Administrasi
Tingkat kepuasan pengguna jasa terhadap Pembangunan dan
7.8 layanan pengadaan barang/jasa pemerintah - 75 80 Pengadaan
secara elektronik (%) Barang/Jasa
Pemerintah
Jumlah eksaminasi harmonisasi produk hukum
7.9 1.000 1.200 1.200 Biro Hukum
daerah (dokumen)
Tingkat kepuasan terhadap layanan administrasi Biro Umum dan
7.10 - 75 80
dan konsultasi (%) Perlengkapan
Tingkat realisasi pendapatan asli daerah dari
Biro Umum dan
7.11 pemanfaatan gedung dan mess pemerintah - 85 90
Perlengkapan
provinsi (%)

C. ASPEK DAYA SAING DAERAH


C.1 FOKUS KEMAMPUAN EKONOMI DAERAH
Nilai Tukar Petani 97,98 100,10 100,10
- Peternakan 112,07 114,44 115,23 Dinas Ketahanan
Pangan & Peternakan,
- Pangan 93,11 100,64 100,66
1 Dinas TPH, Dinas
- Holtikultura 94,22 101,01 101,03 Perkebunan, Dinas
- Perikanan 103,17 101,14 101,15 Kelautan Perikanan
- Perkebunan 98,53 99,51 100,01
Persentase Pengeluaran Konsumsi Non Pangan
2 86,99 88,00 88,00
Perkapita

C.2 FOKUS FASILITAS WILAYAH/INFRASTRUKTUR


Persentase Panjang Jaringan Jalan Dalam Dinas Binamarga dan
3.1.1 81,17 84,52 86,29
Kondisi Mantap Bina Konstruksi
Kondisi Kinerja
PROYEKSI
pada awal periode TARGET
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR TARGET PERANGKAT DAERAH
No. RPJMD
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH PENANGGUNG JAWAB
2018 2020 2021

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


4.2 Rasio Elektrifikasi 99,99 100,00 100,00 Dinas ESDM
Dinas Sumber Daya
Layanan irigasi permukaan dalam kondisi
3.1.9 81,82 84,00 85,50 Air, Ciptakarya dan
optimal (%)
Tataruang
Dinas Sumber Daya
3.1.4 Cakupan Layanan Akses Air Minum Layak 88,51 89,66 90,02 Air, Ciptakarya dan
Tataruang
Cakupan layanan air limbah perkotaan dan
5 - 90,16 92,01 Dinas SDA, CK, TR
perdesaan

C.3 FOKUS IKLIM BERINVESTASI

1 Jumlah dan Macam Pajak dan Retribusi Daerah 18 20 20 BP2RDSU

2 Jumlah Perda yang Mendukung Iklim Usaha 2 1 1 DPM&P2TSP

C.4 FOKUS SUMBER DAYA MANUSIA


1 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/MA/SMK 97,14 97,16 97,28 Dinas Pendidikan

2 Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA 71,19 69,33 69,59 Dinas Pendidikan

3 Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA 98,27 97,06 97,08 Dinas Pendidikan


4 Guru Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV 93,59 94,59 94,93 Dinas Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai