PENDAHULUAN
Struktur Organisasi Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Tengah diatur Peraturan Daerah
Kabupaten Sumba Tengah Nomor 36 Tahun 2022 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan
fungsi serta tata kerja Dinas Daerah Kabupaten Sumba Tengah. Secara Jelas kedudukan, susunan
organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Tengah. Dinas
Peternakan merupakan unsur pelaksana urusan Pemerintah di bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan
dan dalam menjalankan tugasnya berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Buapati
melalui Sekretaris daerah. Kepala Dinas dalam menjalankan fungsi dibantu oleh Sekretaris, Kepala
Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi. Berdasarkan Peraturan Bupati dimaksud, maka tugas
dan fungsi Dinas Peternakan melaksanakan fungsi :
1. Dinas Peternakan mempunyai tugas pokok membantu Bupati melaksanakan penyusunan,
pelaksanaan kebijakan, dan pemberian bimbingan teknis, serta pemantauan dan evaluasi di
bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas
Pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah
2. Dalam melaksanakan tugas di Dinas Peternakan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan kebijakan di bidang benih/bibit, produksi, peternakan dan kesehatan hewan,
perlindungan serta pengolahan dan pemasaran hasil di bidang perternakan;
b. pengelolaan sumber daya genetik hewan;
c. pengendalian peredaran dan penyediaan benih/bibit ternak, pakan ternak, dan benih/bibit
hijauan pakan ternak;
d. pemberian bimbingan penerapan peningkatan produksi ternak;
e. pengendalian penyakit hewan dan penjaminan kesehatan hewan;
f. pengawasan obat hewan;
g. pengawasan pemasukan dan pengeluaran hewan, dan produk hewan;
h. pengelolaan pelayanan jasa laboratorium dan jasa Medik Veteriner;
i. penerapan dan pengawasan persyaratan teknis kesehatan masyarakat veteriner dan
kesejahteraan hewan;
j. pemberian izin/rekomendasi di bidang peternakan, kesehatan hewan dan kesehatan
masyarakat veteriner;
k. pemberian bimbingan pascapanen, pengolahan dan pemasaran hasil di bidang peternakan;
l. pemantauan dan evaluasi di bidang peternakan dan kesehatan hewan;
1
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, maka susunan organisasi perangkat serta uraian tugas
sebagai berikut :
1. Struktur Organisasi :
Kepala Dinas membawahi sekretariat, dan bidang-bidang.
Sekretariat membawahi:
Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Keuangan
Kelompok Jabatan Fungsional: Sub Sub Koordinator Substansi Perencanaan dan
Evaluasi
Bidang Prasarana Sarana dan Penyuluhan membawahi
Kelompok Jabatan Fungsional: Sub Sub Koordinator Substansi Prasarana dan Sarana
Kelompok Jabatan Fungsional: Sub Sub Koordinator Substansi Pakan dan Pembiayaan
Kelompok Jabatan Fungsional: Sub Sub Koordinator Substansi Penyuluhan, Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Peternakan
Bidang Perbibitan dan Produksi Ternak membawahi :
Kelompok Jabatan Fungsional: Sub Sub Koordinator Substansi Perbibitan
Kelompok Jabatan Fungsional: Sub Sub Koordinator Substansi Ruminansia
Kelompok Jabatan Fungsional: Sub Sub Koordinator Substansi Nonruminansia
Bidang Kesehatan Hewan dan Kesmavet membawahi:
Kelompok Jabatan Fungsional: Sub Sub Koordinator Substansi Perlindungan Hewan,
Pencegahan dan Pembrantasan Penyakit Hewan
Kelompok Jabatan Fungsional: Sub Sub Koordinator Substansi Kesehatan Masyarakat
Veteriner
Kelompok Jabatan Fungsional: Sub Sub Koordinator Substansi Penyakit Hewan dan
Pengawasan Obat Hewan
Unit Pengelola Teknis Dinas
UPTD perbibitan dan Agribisnis Peternakan
2
d. Mengendalikan penyusunan rumusan dan menetapkan laporan pelaksanaan budaya
kerja, pengendalian internal, akuntabilitas kinerja pemerintahan, LKPJ, LPPD, laporan
kinerja keuangan dan laporan kinerja daerah sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku
untuk digunakan sebagai bahan pertanggungjawaban pelaksanaan kinerja;
e. Melakukan penyusunan program penyuluhan peternakan;
f. Melakukan pengembangan prasarana peternakan;
g. pengawasan mutu, peredaran dan pengendalian penyediaan benih/bibit ternak dan
hijauan pakan ternak;
h. Melakukan pengawasan penggunaan sarana peternakan
i. Melakukan pembinaan produksi di peternakan
j. Melakukan pengendalian dan penanggulangan hama penyakit hewan
k. Melakukan pengendalian dan penanggulangan bencana alam
l. pembinaan pengolahan dan pemasaran hasil peternakan;
m.pelaksanaan penyuluhan peternakan dan kesehatan hewan;
n. pemberian izin usaha/rekomendasi peternakan dan kesehatan hewan;
o. pemantauan dan evaluasi peternakan dan kesehatan hewan;
p. . Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik diminta maupun tidak dalam
rangka pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah yang berkaitan Peternakan;
q. Mengevaluasi hasil pelaksanaan tugas Dinas berdasarkan rencana kerja untuk
mengetahui keberhasilan dan permasalahan serta menetapkan alternatif pemecahan
masalah;
r. Melaksanakan pembinaan disiplin terhadap bawahan sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku agar terciptanya PNS yang handal, profesional dan bermoral;
s. Meyampaikan laporan bulanan dan tahunan serta laporan tugas kedinasan lainnya sesuai
target kinerja atau hasil kerja untuk dipergunakan sebagai bahan masukan kepada
Bupati;
t. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik secara lisan maupun
tertulis sesuai tugas dan fungsinya untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
Sekretaris
Rumusan Tugas:
Merencanakan Operasional, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksaaan kegiatan meliputi
perencanaan dan evaluasi, kepegawaian, umum dan keaungan berdasarkan ketentuan dan
prosedur yang berlaku agar terwujudnya pelayanan administrasi yang cepat, tepat dan lancer.
Uraian Tugas Sekretaris:
a. Merencanakan operasional Sekretariat berdasarkan rencana kerja Badan dan hasil
evaluasi tahun sebelumnya serta data yang ada untuk digunakan sebagai pedoman
pelaksanaan tugas;
3
b. Mendistribusikan tugas kesekretariatan meliputi program data dan evaluasi, keuangan
dan barang milik daerah, kepegawaian dan umum agar pelaksanaan tugas berjalan
dengan baik dan lancar;
c. Memberi petunjuk dan memeriksa hasil kerja bawahan agar tercapai efektifitas
pelaksanaan tugas;
d. Menyelia penyusunan laporan kinerja, laporan keuangan dan laporan kepegawaian
sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk digunakan sebagai bahan
pertanggungjawaban pelaksanaan kinerja;
e. Menyelia penyusunan rencana program/kegiatan Badan berdasarkan masukan data dari
masing-masing unit kerja agar tersedia program kerja yang partisipatif;
f. Menyelia pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkup Badan berdasarkan rencana kerja
pokja area perubahan reformasi birokrasi perangkat daerah dalam rangka mewujudkan
reformasi birokrasi pemerintahan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik;
g. Mengevaluasi pelaksanaan tugas kesekretariatan melalui rapat, diskusi dan sesuai hasil
yang dilaksanakan untuk mengetahui permasalahan dan mencari solusinya;
h. Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan kesekretariatan berdasarkan rencana kerja
sebagai bahan pertanggungjawaban dan masukan bagi atasan;
i. Melakukan koordinasi dengan instansi dan pihak terkait dalam pelaksanaan program
dan/atau kegiatan agar terjalin kerjasama yang baik;
j. Memberi petunjuk kepada bawahan dalam meningkatkan disiplin sesuai ketentuan yang
berlaku agar terciptanya PNS yang handal, profesional, beretika dan bermoral; dan
k. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik secara lisan maupun
tertulis sesuai tugas dan fungsinya untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
4
h. melakukan bimbingan dan peningkatan kapasitas ketenagaan penyuluhan
peternakan;
i. Melakukan pemantauan dan evaluasi di bidang prasarana, sarana dan penyuluhan
peternakan;
j. Menyampaikan laporan bulanan dan tahunan serta laporan tugas kedinasan lainnya
sesuai target kinerja atau hasil kerja untuk dipergunakan sebagai bahan masukan
kepada Atasan;
k. Melakukan pembinaan disiplin terhadap bawahan sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku agar terciptanya PNS yang handal, profesional dan
bermoral;
l. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik secara lisan
maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
6
e. melakukan penyiapan bahan penetapan persyaratan teknis kesehatan hewan dan
penerbitan keterangan kesehatan hewan;
f. melakukan fasilitasi unit pelayanan kesehatan hewan;
g. melakukan penyiapan bahan penanggulangan, penutupan dan pembukaan daerah
wabah penyakit hewan menular;
h. melakukan penyiapan bahan pengawasan peredaran dan penerapan mutu obat
hewan;
i. melakukan penyiapan bahan penerbitan izin/rekomendasi usaha distributor obat
hewan;
j. melakukan penyusunan pelaporan dan pendokumentasian kegiatan Seksi
Kesehatan Hewan;
k. Melakukan pembinaan disiplin terhadap bawahan sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku agar terciptanya PNS yang handal, profesional dan
bermoral;
l. Menyampaikan laporan bulanan dan tahunan serta laporan tugas kedinasan lainnya
sesuai target kinerja atau hasil kerja untuk dipergunakan sebagai bahan masukan
kepada Atasan; dan
m. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik secara lisan
maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
7
1. Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Dinas Peternakan Kabupaten Sumba
Tengah maka dalam pelaksanaan program maupun kegiatan Tahun 2022 didukung
karyawan/karyawati sejumlah 76 orang.
4). Tenaga Lapangan paramedik 3 orang (SK Kepala Dinas Peternakan Provinsi
NTT)
Berdasarkan golongan ruang, pada Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2022
dapat digambarkan sebagai berikut :
Berdasarkan jabatan, sejumlah 24 PNS dan 9 CPNS pada Dinas Peternakan Kabupaten
Sumba Tengah Tahun 2022 dapat digambarkan sebagai berikut :
8
Tabel. 2.3. Data Pegawai Berdasarkan Eselon
2. Fasilitas Sarana dan Prasarana penunjang pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas
Peternakan diuraikan sebagai berikut :
9
No. Jenis Barang Jumlah Keterangan
1 2 3 4
1. Komputer 7 Buah
2. Mesin Ketik 7 Buah
3. Laptop 15 Buah
4. Generator 1 Buah
5. Meja Biro 5 Buah
6. Meja ½ Biro 40 Buah
7. Kursi Sofa 3 Stel
8. Lemari 25 Buah
9. Kursi Plastik 100 Buah
10. Kulkas 1 pintu 5 Buah
11. Kulkas 2 pintu 1 Buah
12. Refrigerator 2 Buah
13. Mikroskop Elektric 11 Buah
14. Mikroskop Cahaya 2 Buah
14. Sentrifuge 2 Buah
15. Alat Bedah Minor 6 Set
16. Kontainer Nitrogen Cair 15 4 Buah
Liter
17. Kontainer Nitrogen 3 Cair 3 1 Buah
Liter
18. Kursi kayu 35 Buah
19 Peralatan khusus puskeswan 1 paket
20 Perlengkapan puskeswan 1 paket
10
Tabel 2.6.Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Peternakan Tahun 2029-2023
Anggaran pada Tahun ke Realisasi Anggaran pada Tahun ke
Uraian
2019 2020 2021 2022 2023 2019 2020 2021 2022 2023
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran 440.625.600 44.870.000 436.406.200 443,738,200
Program Penunjang Urusan
Pemerintah Daerah/Kota 2,754.149.195 2.870.279.433 2.806.202.473 2,589,444,094 2.665.144.982
Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur 135,400,000 132,000,000 120,941,450 108,806,300
Program Penyediaan dan
Pengembangan Sarana
Pertanian 1,133,368,000 649.838.320 293.877.360 1,082,024,675 610.934.100
Program Penyediaan dan
Pengembangan Prasarana
Pertanian 532,000,000 6.074.148.898 222.000.000 527,890,000 6.068.656.878,67
Program pencegahan dan
penanggulangan penyakit ternak 782,066,000 662,411,500 721,460,724 645,451,818
Program Pengendalian
Kesehatan Hewan dan
Kesehatan Masyarakat
Veteriner 284,173,000 612.532.520 813.218.240 278,419,100 601.027.438
502,154,500
Program Penyuluhan Perta nian 516,712,500 212.986.720 73.469.340 212.950.660
Program peningkatan produksi
hasil peternakan 1,475,888,500 2,578,917,500 1,340,653,900 2,571,332,444
1
Berdasarkan tabel diatas, dari segi penggaran mengalami penurunan pada Dana
Alokasi Umum sementara Dana Alokasi Khusus Mengalami Peningkatan, peurunan DAU
di pengaruhi oleh Wabah Covid 19 dan Resesi ekonomi yang mendunia. Walupun
demikian indikator kinerja teknis tersebut, pembangunan sub
sektor peternakan sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2023 telah
menunjukkan perkembangan yang berarti walaupun menghadapi berbagai
tantangan yang tidak ringan, namun tetap memberikan hasil yang relatif
baik dalam kinerja teknis populasi ternak, pemotongan ternak, produksi
daging dan pengeluaran ternak serta pelayanan kesehatan hewan
(vaksinasi). Berikut ini ditampilkan capaian indikator kinerja dua tahun terakhir sebagai
berikut:
Ternak unggulan lokal di Kabupaten Sumba Tengah terdiri atas ternak sapi peranakan
ongole, Peranakan Brahman, kuda sandle, kerbau dan ternak kecil (babi dan kambing
kacang) serta unggas. Dalam rangka pengembangan pembibitan ternak berbagai upaya
dilakukan :
b. Salah satu kegiatan untuk peningkatan populasi dan perbaikan genetik pada ternak
sapi dan kerbau dinas peternakan kabupaten Sumba Tengah telah Menerapkan
teknologi tepat guna yakni Inseminasi Buatan (IB) yang menyebar di 6 Kecamatan.
2
menular dan penyakit strategis lainnya dapat diminimalisir. Sehingga capaian
pembibitan ternak unggulan dikabupaten sumba tengah meningkat.
e. Dalam rangka ketersediaan protein hewani dan penyediaan bibit ternak unggul (Babi)
maka Dinas Peternakan melakukan kegiatan tersebut yang dikelolah oleh UPTD
Perbibitan ternak dan mampu melayani sebagian kebutuhan protein hewani seperti
telur ayam segar dan ternak ayam joper.
Populasi merupakan salah satu capaian Kinerja Dinas Peternakan. Populasi ternak
besar (sapi, Kerbau dan kuda) tahun 2022 adalah 27.433 ekor dibandingkan dengan
populasi tahun 2021 sebesar 34.374 ekor. Dengan perbandingan angka tersebut ada
penurunan populasi ternak besar di kabupaten sumba tengah hal ini disebabkan beberapa
factor:
Dari tabel diatas dapat dilihat adanya kenaikan jumlah populasi ternak selain ternak
Sapi, Kerbau dan Entok yang mengalami penurunan populasi. Penurunan Populasi pada
ternak Itik disebabkan karena banyaknya itik yang mati, sementara ternak kerbau dan sapi
disebabkan karena uruasan adat istiadat, pemotongan induk produktif dan pengeluaran
ternak yang tidak terkendali.
Pertumbuhan ekonomi petani peternak hingga saat ini masih belum mencapai kata
sejahtera. Peternakan memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi para petani
antara lain :
4
1). Diharapkan peternakan dapat menyediakan protein asal hewan untuk memenuhi
kebutuhan rakyat akan protein hewani;
3). Peternakan untuk usaha pertanian yang berkelanjutan dan perbaikan lingkungan hidup;
Namun pada kenyataannya sektor peternakan sekarang ini belum mampu seara
optimal dalam menjalankan peran strategis seperti yang dijelaskan di atas. Hal ini
dikarenakan kebanyakan usaha peternakan masih dikelola secara tradisional sehingga
belum mampu memberikan kesejahteraan yang memadai dan juga belum mampu
mencukupi kebutuhan protein hewani yang terjangkau oleh masyarakat, karena sebagian
besar sumber protein hewani terutama susu,telur dan pakan ternak masih didatangkan dari
luar Pulau Sumba, sehingga harganya relatif tinggi.
Untuk itu perlu adanya usaha yang terpadu sehingga bidang peternakan ini benar-benar
mampu berperan dalam mensejahterakan rakyat melalui penyediaan protein hewani yang
mencukupi kebutuhan masyarakat dengan harga terjangkau.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai jumlah nilai tambah yang
dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah atau jumlah seluruh nilai barang.
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat petani peternak, maka masyarakat akan
membelanjakan pendapatan yang diterima dari sektor-sektor ekonomi yang berdampak
pada berputarnya roda perekonomian didaerah.
5
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah
2.4.1. Tantangan
Berdasarkan telaahan terhadap Renstra OPD Kabupaten/Kota, Dinas Peternakan
Provinsi NTT dan Renstra Kementerian Pertanian, tidak semuanya dapat dikerjakan dan
hasilnya mencapai target yang telah ditetapkan. Keragaan kinerja yang ditunjukkan oleh
masing-masing indikator setiap tahunnya berfluktuasi.
Perkembangan pembangunan peternakan selama tiga ini hasilnya belum optimal
sebagaimana yang telah direncanakan. Kebijakan dan arah pembangunan peternakan sebagai
bagian integral dari pembangunan pertanian mengalami perubahan terutama pada fokus
pembangunan yang harus dicapai sesuai dengan 9 Agenda Prioritas (Nawa Cita) yang telah
ditetapkan Presiden dengan program prioritas membangun dan mewujudkan kedaulatan
pangan.
Selama kurun waktu pelaksanaan Rencana Strategis ini, sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya dalam pelayanan maka telah teridentifikasi berbagai tantangan dan peluang, yaitu:
1) Tantangan
a) Kemampuan permodalan peternak terbatas;
b) Penerapan teknologi terbatas;
c) Daya saing produk masih rendah;
d) Produktivitas ternak masih rendah;
e) Pemotongan ternak ruminansia betina produktif;
f) Penyebaran Penyakit Infectious Emerging (PIE) sebagai ekses keterbukaan wilayah
secara geografis.
2) Peluang
a) Tersedianya SDA (Sumber Daya Alam), SDM (Sumber Daya Manusia), SDB
(Sumber Daya Buatan) dalam pengembangan agribisnis peternakan;
6
b) Posisi wilayah kabupaten Sumba Tengah yang strategis dalam menjangkau daerah-
daerah pemasaran baik regional maupun nasional;
c) Pengembangan agribisnis peternakan terbuka luas;
d) Pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat dan membaik di kabupaten Sumba
Tengah;
e) Kebijakan Pemerintah yang sangat mendukung;
f) Banyaknya peluang sektor swasta tumbuh dan berkembang di Kabupaten Sumba Tengah
g) Infrastruktur (jalan, jembatan, listrik, komunikasi) semakin baik.
7
BAB III
sebagai usaha sambilan dan dipelihara secara non intensif/semi intensif sehingga
tidak memberikan pendapatan yang optimal. Disamping itu tidak adanya
perencanaan pemasaran hasil secara periodik, menyebabkan peran hasil
penjualan ternak dalam ekonomi keluarga masih bersifat mengatasi kebutuhan
mendesak. Hal lainnya adalah belum terintegrasinya usaha peternakan dari hulu
sampai hilir sehingga mengakibatkan kurang efisiennya mata rantai tataniaga
peternakan. Disamping itu kualitas atau kondisi ternak yang dipasarkan kurang
memuaskan, fasilitas transportasi yang kurang memadai sehingga menyebabkan
penyusutan bobot badan dan kecelakaan/kematian ternak selama dalam proses
pengangkutan. Fasilitasi ternak dalam bidang transportasi juga menjadi komponen
penting dalam pencapaian kesejahteraan hewan yang lebih baik.
Dari penyakit tersebut diatas terdapat penyakit yang bersifat zoonosis dan
penyakit yang tergolong dalam foodborne disease. Penyakit zoonosis yang ada di
Kabupaten Sumba Tengah yaitu : Helminthiasis, Scabies, Pink Eye, Orf dan
Pullorum. Adapun penyakit yang tergolong foodborne disease adalah Fasciolosis,
Helminthiasis dan Pullorum.
Untuk penyakit anthraxs berdasarkan hasil surveilans BBVet Denpasar - Bali belum
ditemukan adanya penyakit anthraxs di Kabupaten Sumba Tengah. Walaupun
Kabupaten Sumba Tengah telah dinyatakan bebas Brucellosis dan kuman anthraxs
belum ditemukan ada pada ternak, tetapi upaya pencegahan dan pengamanan
wilayah dari masuknya penyakit yang berasal dari wilayah tertular harus terus
dilakukan dan ditingkatkan.
Demikian pula halnya dengan sasaran yang ditetapkan, dimana pada periode 2018
– 2023 ada yang belum dicapai dan belum terealisasi, maka hal tersebut akan
dilanjutkan pada periode 2024 – 2026 ini
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis.
Pembangunan peternakan tidak bisa dilepaskan dari Rencana Tata Ruang Wilayah dan
kajian lingkungan hidup strategis suatu wilayah saat ini dan dimasa mendatang. Persoalan
yang dialami saat ini adalah, dimana penyusunan Renstra 2024 – 2026 ini belum seluruhnya
bisa mengacu kepada Rencana Pengembangan Kawasan Peternakan yang tercantum
dalam Permentan No. 50 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan
Pertanian, karena masih diperlukan kajian mendalam (study ilmiah) tentang kesesuaian
potensi yang ada di Kabupaten Sumba Tengah
Ancaman krisis pangan saat ini dan ke depan di Indonesia dan bahkan di seluruh
belahan bumi akan semakin serius, baik sebagai akibat semakin berkurangnya lahan pertanian,
pertumbuhan penduduk dan perubahan iklim global. Dampak perubahan iklim global sangat
dirasakan saat ini, dimana kekeringan setiap Tahun melanda wilayah Sumba Tengah dan
Indonesia secara keseluruhan. Sejak Tahun 2010 telah terjadi kenaikan suhu yang mencapai 1
derajat celcius dan ada kecendrungan peningkatan setiap tahunnya. Bagi sektor peternakan
tentunya sangat berdampak buruk terhadap pertumbuhan dan prduksi komoditas ini.
Kekeringan akan berakibat gagalnya pertanaman, dan akan munculnya gangguan hama dan
penyakit pada tanaman dan ternak.
Oleh karena itu harus dipersiapkan program-program khusus untuk mengantisipasi
munculnya gejala ini dan adanya tindakan preventif dan kuratif terhadap adanya serangan
hama dan penyakit tersebut.
Daerah Sumba Tengah juga merupakan salah satu kabupaten dengan areal
padang sabana yang luas di Indonesia yang tentunya hal ini juga menjadi potensi
maksimal
masih banyak yang belum dapat dicapai. Terutama dalam hal pelaksanaan
ada beberapa indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya, juga akan
mengalami perubahan
ketersediaan pangan, infrastruktur, dan maritim. Isu tentang pangan meliputi luas
lahan, irigasi/ sumber daya air, pemberdayaan masyarakat, dan pangan alternatif.
daging. Hal ini memerlukan pemikiran lebih lanjut dan perhatian kita semua.
Mekanisme harga daging sapi adalah issue nasional yang tidak dapat serta merta
diubah oleh Kabupaten Sumba Tengah karena ketersediaan sapi potong bakalan
bergerak secara nasional, masing-masing wilayah berebut stok sapi potong dari
daerah asal ternak yang sama. Hal yang dapat dilakukan oleh daerah dalam
Buatan, tindakan operasi caecar pada hewan besar dalam rangka penyelamatan
7. Meningkatkankoordinasi dengan instansi lain terkait lalu lintas ternak yaitu jajaran
12
BAB IV
TUJUAN DAN SASARAN
13
BAB V
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Dalam menentukan strategi dan arah kebijakan Dinas Peternakan Kabupaten Sumba
Tengah ke depan berdasarkan tujuan dan sasaran, dikembangkan lebih lanjut pada Tabel 5.1.
Meningkatnya Tercapainya
presentase peningkatan Pengamanan sumber Daya Pencegahan dan pemberantasan
jumlah ternak jumlah ternak peternakan penyakit
yang sehat; yang sehat hewan secara terpadu dan
berkesinambungan secara tepat
waktu dan
tepat sasaran
Meningkatnya Tercapainya Penguatan Kelembagaan dan Meningkatkan ketrampilan peternak
pengetahuan peningkatan pengetahuan Peternak lewat diklat, penyuluhan dan magang.
Peternak pengetahuan
petani/peternak
14
BAB VII
B. Indikator Kinerja
Indikator kinerja program dan kegiatan dan Sub kegiatan
serta rencana indikatif pendanaan bersumber APBD Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2024 –
2026 ditampilkan dalam dibawah ini.
Pendanaan bersumber APBD Kabupaten Sumba Tengah tersebut sesuai rencana
indikatif dalam RPD Tahun 2024-2026 diharapkan sebesar Rp.
6,213,955,860,- pada tahun 2024, kemudian Rp. 6,561,977,346,- pada
tahun 2025 dan pada tahun akhir periode Renstra, yakni pada tahun 2026
meningkat menjadi Rp.6,901,283,421,- Indikasi anggaran APBD tersebut
terbatas pada belanja tiga (4) program pilihan urusan pertanian yang
dijabarkan dalam Sepuluh (10) kegiatan dan tiga belas (13) sub kegiatan terlihat pada tabel 7.1.
15
16
Table 7.1 Program, Kegiatan dan Sub Kegiatan pada Renstra Dinas Peternakan Tahun 2024-2026
Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Satuan Kondisi Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026 Kondisi Kinerja pada
Program Proritas Pembangunan (outcome),Kegiatan dan Sub Kinerja akhir
Kegiatan Awal periode RPJMD
RPJMD target Rp. target Rp. target Rp. target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
3.27.02 PROGRAM PENYEDIAAN DAN 1. Jumlah populasi ternak Ekor 257,909 769.4 701394280 419.8 736463994 887.9 773287194 887.9 2211145468
PENGEMBANGAN SARANA 78 16 70 70
PERTANIAN
2. Cakupan Ketersedian %
Bibit Ternak 65,92 76,31 2,727,892,280 80,13 2,864,286,894 84,13 2,978,858,370 100 8,571,037,544
17
3. 27. Sub Kegiatan: Pengadaan Hijauan Pakan
02.2.06.02 Ternak yang Sumbernya dari Daerah
Kabupaten/Kota Lain 299.494.000 314468700 330192135
3. 27. 03 PROGRAM PENYEDIAAN DAN Peningkatan Populasi Ekor 257,909 769.4 419.8 367,680,000 887.9 441,216,000 887.9 808,896,000
PENGEMBANGAN PRASARANA Ternak 78 306,400,000 16 70 70
PERTANIAN
3. 27. 03. Kegiatan: Pembangunan Prasarana
2.02 Pertanian
50 306,400,000 70 367,680,000 90 441,216,000 100 808,896,000
3.27.04 PROGRAM PENGENDALIAN Cakupan Pengendalian dan % 84 2.358.677.480 88,2 2,468,931,782 92,61 2,577,811,673 92,61 7,405,420,935
KESEHATAN HEWAN DAN Penanggulangan Penyakit
KESEHATAN MASYARAKAT Hewan
VETERINER
3. 27. 04. Kegiatan: Penjaminan Kesehatan
2.01. Hewan, Penutupan dan Pembukaan
Daerah Wabah Penyakit Hewan
Menular Dalam Daerah 959.946.480 1,000,264,232 1,044,375,885 3,004,586,596
Kabupaten/Kota
3. 27. 04. Sub kegiatan: Pengendalian dan
2.01. 01 Penanggulangan Penyakit Hewan dan 959.946.480 1,000,264,232 1,044,375,885 3,004,586,597
Zoonosis
Pengelolaan Pelayanan Jasa
Laboratorium dan Jasa Medik
3.27.04.2.0 Veteriner dalam Daerah 1.003.450.000 1,053,622,500 1,100,087,252 3,157,159,752
3 Kabupaten/Kota
18
3.02 1.003.450.000
3. 27. 04. Kegiatan: Pengawasan Pemasukan
2.02. dan Pengeluaran Hewan dan produk
Hewan Daerah Kabupaten/Kota
200.000.000 210,000,000 219,261,000 629,261,000
3. 27. 07 PROGRAM PENYULUHAN Cakupan Kelompok Tani % 80 84 88,2 124.614.676 92,61 130.110.184 92,61 374.316.680
PERTANIAN yang 119.591.820
mendapat Penyuluhan
Peternakan
3. 27. 07. kegiatan : Pelaksanaan Penyuluhan 124.614.676 92,61 130.110.184 92,61 374.316.680
2.01 Pertanian 119.591.820
3. 27. 07. kegiatan : Peningkatan Kapasitas 119.591.820 88,2 124.614.676 92,61 130.110.184 92,61 374.316.680
2.01.01 Kelembagaan Penyuluhan Pertanian di
Kecamatan dan Desa
6,213,955,86
0 6,561,977,346 6,901,283,421 19,370,816,627
TOTAL
19
BAB VII
Tabel 7.1. Indikator Kinerja Perangkat Daerah yang Mengacu pada Tujuan
dan Sasaran RPD Kabupaten Sumba Tengah
Kondisi
Aspek/Fokus/Bidang Target Kinerja Kinerja
Urusan/ Indikator Baseline Tahun pada
NO Kinerja Pembangunan 2021 2024 2025 2026 Akhir
Daerah Periode
1. Jumlah Populasi Ternak
1. Ternak Besar 27.433 28.804 30.2444 31.756 31.756
2. Ternak Kecil 35.902 36.261 39.887 3.875 3.875
3. Ternak Unggas 640.376 704.413 774.85 852.339 852.339
2. Cakupan ketersediaan 65,92 76,31 80,13 84,13 84,13
bibit ternak
3. 30,00 51,64 62,21 74,65 74,65
Cakupan Pengendalian
dan Penanggulangan
Penyakit Hewan (%)
4. Cakupan Kelompok 66,18 76,61 80,44 84,46 84,46
Ternak yang mendapat
Penyuluhan Pertanian
20
BAB VIII
PENUTUP
Rencana strategik Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2024 – 2026
selanjutnya menjadi acuan bagi Dinas Peternakan dalam menyusun rencana kerja tahunannya secara
spesifik dan terukur. Rencana Strategik Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Tengah 2024 – 2026
yang disusun mengacu pada RPD Kabupaten Sumba Tengah 2024 – 2026 adalah instrumen
pengukur untuk mengevaluasi sejauh mana tingkat pencapaian kinerja organisasi baik dalam kurun
waktu tahunan dan tiga tahunan. Diharapkan dengan sumber daya organisasi yang dimiliki yang
bertumpu pada sumber daya manusia sebagai penggeraknya, dengan komitmen dan dedikasi yang
ttd
FREDERIKUS M. NANGA, SP
Pembina Utama Muda/IVc
NIP. 19691111 199703 1 007
21