Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perencanaan Strategis merupakan suatu proses perumusan kegiatan yang meliputi penetapan
seperangkat tujuan serta kebijakan dan strategis yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai
dalam kurun waktu 2024-2026 secara sistimatis dan berkesinambungan dengan memperhatikan
potensi, peluang dan kendala yang mungkin timbul.
Proses ini menghasilkan suatu Rencana Strategis (Renstra) Instansi atau Lembaga
Pemerintah yang setidaknya memuat Tujuan, Sasaran, Strategis Kebijakan dan Program serta
ukuran keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaannya. Sehingga tampilan kinerja Lembaga
Pemerintah dalam kerangka akuntabilitas terhadap publik (masyarakat), bertitik tolak pada kualitas
perencanaan tersebut.
Dengan mengacu pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, menuntut kemampuan setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
menyusun suatu perencanaan yang komprehensif, antisipatif, implementatif dan terukur dari tingkat
pusat hingga daerah sebagai suatu mata rantai yang utuh.
Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Tengah sebagai salah satu Organisasi Perangkat
Daerah (OPD) yang mengemban fungsi pelayanan umum sebagaimana tertuang dalam Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, tidaklah terlepas dari mata rantai sistem
perencanaan tersebut sehingga mampu menjawab tuntutan eksternal maupun internal organisasi
sebagai wujud manajemen Pemerintahan yang baik (Good Governance).
Dengan disusunnya Rencana Strategis Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Tengah
Periode 2024 - 2026 merupakan wujud komitmen menjalankan tugas dan fungsi organisasi dalam
suatu kerangka acuan yang jelas dan bermuara pada akuntabilitas terhadap publik.
Rencana Strategis Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Tengah Periode 2024 – 2026
disusun sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Sumba Tengah Tahun
2024 - 2026.
1.2. Landasan Hukum
Rencana Strategis Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2024 – 2026 disusun
dengan mengacu pada beberapa produk hukum baik nasional maupun daerah yaitu sebagai berikut :
1. Undang–Undang Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Sumba
Tengah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4679);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 33 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia 2007 Nomor 68 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4725);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik lndonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun
2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 5679);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
6. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2020-2024 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 10);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 833);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 Tentang
Klasifikasi, Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1447);
9. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 050-3708 Tahun 2020 tanggal 5 Oktober
2020 tentang Hasil Verifikasi dan Validasi Pemutakhiran Klasifikasi, Kodefikasi, dan
Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah;
10. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 1 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2005 -
2025 (Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tengara Timur Tahun 2008 Nomor 001 Seri E,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 001);
11. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 1 Tahun 2010 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2006 - 2020
(Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tengara Timur Tahun 2010 Nomor 001 Seri E,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 001);
12. Peraturan Daerah Kabupaten Sumba Tengah Nomor 2 Tahun 2011 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2009–2029
(Lembaran Daerah Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2011 Nomor 002 Seri E Nomor 009,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sumba Tengah Nomor 002);
13. Peraturan Daerah Kabupaten Sumba Tengah Nomor 1 Tahun 2019 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2018–
2023 (Lembaran Daerah Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2019 Nomor 1, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Sumba Tengah Nomor 112);
14. Peraturan Daerah Kabupaten Sumba Tengah Nomor 11 Tahun 2020 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2020–2040 (Lembaran Daerah
Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2020 Nomor 0011);
15. Peraturan Bupati Sumba Tengah Nomor 36 Tahun 2022 tentang tentang
Kedudukan dan Susunan Organisasi serta Tata Kerja Dinas Peternakan Kabupaten Sumba
Tengah.

1.3. Maksud dan Tujuan


Rencana Strategis Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2024 - 2026 disusun
dengan maksud memberikan arah yang jelas dalam pencapaian Pembangunan peternakan sesuai
tugas dan fungsi serta menjadi pedoman bagi pemangku kepentingan baik di lingkungan
pemerintahan, masyarakat, dunia usaha/swasta dan pihak-pihak terkait
lainnya.
Adapun tujuan dari penyusunan Rencana Strategis Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Tengah
Tahun 2024 – 2026 adalah sebagai berikut :
1. Sebagai acuan resmi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Peternakan Kabupaten
Sumba Tengah.
2. Sebagai pedoman untuk penyusunan Rencana Kerja Tahunan Dinas Peternakan Kabupaten
Sumba Tengah.
3. Sebagai dasar untuk mengukur, mengevaluasi dan melaporkan kinerja tahunan Dinas
Peternakan Kabupaten Sumba Tengah

1.4 . Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan Perubahan Renstra Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Tengah
Tahun 2024 – 2026 disusun sebagai berikut:
Bab I .Pendahuluan
1.1. Latar Belakang;
1.2. Landasan Hukum;
1.3. Maksud dan Tujuan;
1.4. Sistematika Penulisan;
Bab II. Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah
1.1. Tugas, fungsi dan struktur Perangkat Daerah;
1.2. Sumber daya Perangkat daerah;
1.3. Kinerja pelayanan Perangkat Daerah (termasuk capaian SPM susuai dengan
tupoksinya);
1.4. Kelompok Sasaran layanan (kelompok sasaran OPD)
Bab III. Permasalahan dan Isu-isu Strategis Perangkat Daerah
1.1. Permasalahan pelayanan Perangkat Daerah (berdasarkan capaian kinerja PD pada
BAB II);
1.2. Isu strategi
Bab IV. Tujuan dan Sasaran
1.1 tujuan dan sasaran Renstra Perangkat Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota tahun 2024-
2026 yang penentuannya berdasarakan pada:
 tujuan dan sasaran rencana pembangunan provinsi/kabuapaten/kota tahun 2024-
2026; dan atau
 Norma, Standar, Prosedur dan Kreteris (NSPK) yang ditetapkan oleh pemerintah
pusat sesuai kewenangan daerah.
1.2 cascading kinerja Perangkat Daerah mulai dari tujuan, sasaran, outcome dan output
serta indikatornya masing-masing
Bab V. Strategi dan Arah Kebijakan
Paling sedikit memuat strategi dan arah kebijakan Perangkat Daerah dalam mencapai
tujuan dan sasaran Renstra Perangkat Daerah tahun 2024-2026
Bab VI. Rencana Program, kegiatan dan sub Kegiatan serta Pendanaan
Paling sedikit menguraikan programa, kegiatan, sub kegiatan serta kinerja, indicator, target
dan pagunya (nomenklatur program, kegiatan, sub kegiatan mengacu pada peraturan
mentri dalam negeri yang mengatur terkait dengan nomenklatur programkegiatan/sub
kegiatan dan pemutakhirannya)
Bab VII. Kinerja Penyelenggaraan Bidang Urusan Memuat paling sedikit:
1.1 penentuan target keberhasilan pencapain tujuan dan sasaran Renstra PD tahun 2024-
2026 melalui Indikator Kinerja Utama (IKU) Perangkat Daerah;
1.2 . penentuan target kinerja penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah tahun 2024-
2026 melalui Indikator Kinerja Kunci (IKK). IKK beserta targetnya dikhususkan
bagi Perangkat Daerah pemangku urusan pemerintah Daerah.
Bab VIII. Penutup
BAB II

GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Tengah diatur Peraturan Daerah
Kabupaten Sumba Tengah Nomor 36 Tahun 2022 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan
fungsi serta tata kerja Dinas Daerah Kabupaten Sumba Tengah. Secara Jelas kedudukan, susunan
organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Tengah. Dinas
Peternakan merupakan unsur pelaksana urusan Pemerintah di bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan
dan dalam menjalankan tugasnya berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Buapati
melalui Sekretaris daerah. Kepala Dinas dalam menjalankan fungsi dibantu oleh Sekretaris, Kepala
Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi. Berdasarkan Peraturan Bupati dimaksud, maka tugas
dan fungsi Dinas Peternakan melaksanakan fungsi :
1. Dinas Peternakan mempunyai tugas pokok membantu Bupati melaksanakan penyusunan,
pelaksanaan kebijakan, dan pemberian bimbingan teknis, serta pemantauan dan evaluasi di
bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas
Pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah
2. Dalam melaksanakan tugas di Dinas Peternakan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan kebijakan di bidang benih/bibit, produksi, peternakan dan kesehatan hewan,
perlindungan serta pengolahan dan pemasaran hasil di bidang perternakan;
b. pengelolaan sumber daya genetik hewan;
c. pengendalian peredaran dan penyediaan benih/bibit ternak, pakan ternak, dan benih/bibit
hijauan pakan ternak;
d. pemberian bimbingan penerapan peningkatan produksi ternak;
e. pengendalian penyakit hewan dan penjaminan kesehatan hewan;
f. pengawasan obat hewan;
g. pengawasan pemasukan dan pengeluaran hewan, dan produk hewan;
h. pengelolaan pelayanan jasa laboratorium dan jasa Medik Veteriner;
i. penerapan dan pengawasan persyaratan teknis kesehatan masyarakat veteriner dan
kesejahteraan hewan;
j. pemberian izin/rekomendasi di bidang peternakan, kesehatan hewan dan kesehatan
masyarakat veteriner;
k. pemberian bimbingan pascapanen, pengolahan dan pemasaran hasil di bidang peternakan;
l. pemantauan dan evaluasi di bidang peternakan dan kesehatan hewan;

1
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, maka susunan organisasi perangkat serta uraian tugas
sebagai berikut :
1. Struktur Organisasi :
 Kepala Dinas membawahi sekretariat, dan bidang-bidang.
 Sekretariat membawahi:
 Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Keuangan
 Kelompok Jabatan Fungsional: Sub Sub Koordinator Substansi Perencanaan dan
Evaluasi
 Bidang Prasarana Sarana dan Penyuluhan membawahi
 Kelompok Jabatan Fungsional: Sub Sub Koordinator Substansi Prasarana dan Sarana
 Kelompok Jabatan Fungsional: Sub Sub Koordinator Substansi Pakan dan Pembiayaan
 Kelompok Jabatan Fungsional: Sub Sub Koordinator Substansi Penyuluhan, Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Peternakan
 Bidang Perbibitan dan Produksi Ternak membawahi :
 Kelompok Jabatan Fungsional: Sub Sub Koordinator Substansi Perbibitan
 Kelompok Jabatan Fungsional: Sub Sub Koordinator Substansi Ruminansia
 Kelompok Jabatan Fungsional: Sub Sub Koordinator Substansi Nonruminansia
 Bidang Kesehatan Hewan dan Kesmavet membawahi:
 Kelompok Jabatan Fungsional: Sub Sub Koordinator Substansi Perlindungan Hewan,
Pencegahan dan Pembrantasan Penyakit Hewan
 Kelompok Jabatan Fungsional: Sub Sub Koordinator Substansi Kesehatan Masyarakat
Veteriner
 Kelompok Jabatan Fungsional: Sub Sub Koordinator Substansi Penyakit Hewan dan
Pengawasan Obat Hewan
 Unit Pengelola Teknis Dinas
 UPTD perbibitan dan Agribisnis Peternakan

2.Uraian Tugas dan Fungsi :


Kepala Dinas
Rumusan Tugas : Memimpin , Mengatur, Merumuskan, Membina, Mengendalikan,
Mengkoordinasikan dan Mempertangungjawabkan Kebijakan dan pelaksanaan urusan
Pemerintahan Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Uraian Tugas Kepala Dinas:
a. Menyusun Rencana Strategis (Renstra) Dinas Peternakan berdasarkan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten;
b. menyusun rencana dan program kerja Dinas;
c. merumuskan kebijakan umum Dinas serta menyelenggarakan administrasi berdasarkan
kewenangan;

2
d. Mengendalikan penyusunan rumusan dan menetapkan laporan pelaksanaan budaya
kerja, pengendalian internal, akuntabilitas kinerja pemerintahan, LKPJ, LPPD, laporan
kinerja keuangan dan laporan kinerja daerah sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku
untuk digunakan sebagai bahan pertanggungjawaban pelaksanaan kinerja;
e. Melakukan penyusunan program penyuluhan peternakan;
f. Melakukan pengembangan prasarana peternakan;
g. pengawasan mutu, peredaran dan pengendalian penyediaan benih/bibit ternak dan
hijauan pakan ternak;
h. Melakukan pengawasan penggunaan sarana peternakan
i. Melakukan pembinaan produksi di peternakan
j. Melakukan pengendalian dan penanggulangan hama penyakit hewan
k. Melakukan pengendalian dan penanggulangan bencana alam
l. pembinaan pengolahan dan pemasaran hasil peternakan;
m.pelaksanaan penyuluhan peternakan dan kesehatan hewan;
n. pemberian izin usaha/rekomendasi peternakan dan kesehatan hewan;
o. pemantauan dan evaluasi peternakan dan kesehatan hewan;
p. . Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik diminta maupun tidak dalam
rangka pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah yang berkaitan Peternakan;
q. Mengevaluasi hasil pelaksanaan tugas Dinas berdasarkan rencana kerja untuk
mengetahui keberhasilan dan permasalahan serta menetapkan alternatif pemecahan
masalah;
r. Melaksanakan pembinaan disiplin terhadap bawahan sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku agar terciptanya PNS yang handal, profesional dan bermoral;
s. Meyampaikan laporan bulanan dan tahunan serta laporan tugas kedinasan lainnya sesuai
target kinerja atau hasil kerja untuk dipergunakan sebagai bahan masukan kepada
Bupati;
t. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik secara lisan maupun
tertulis sesuai tugas dan fungsinya untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

 Sekretaris
Rumusan Tugas:
Merencanakan Operasional, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksaaan kegiatan meliputi
perencanaan dan evaluasi, kepegawaian, umum dan keaungan berdasarkan ketentuan dan
prosedur yang berlaku agar terwujudnya pelayanan administrasi yang cepat, tepat dan lancer.
Uraian Tugas Sekretaris:
a. Merencanakan operasional Sekretariat berdasarkan rencana kerja Badan dan hasil
evaluasi tahun sebelumnya serta data yang ada untuk digunakan sebagai pedoman
pelaksanaan tugas;

3
b. Mendistribusikan tugas kesekretariatan meliputi program data dan evaluasi, keuangan
dan barang milik daerah, kepegawaian dan umum agar pelaksanaan tugas berjalan
dengan baik dan lancar;
c. Memberi petunjuk dan memeriksa hasil kerja bawahan agar tercapai efektifitas
pelaksanaan tugas;
d. Menyelia penyusunan laporan kinerja, laporan keuangan dan laporan kepegawaian
sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk digunakan sebagai bahan
pertanggungjawaban pelaksanaan kinerja;
e. Menyelia penyusunan rencana program/kegiatan Badan berdasarkan masukan data dari
masing-masing unit kerja agar tersedia program kerja yang partisipatif;
f. Menyelia pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkup Badan berdasarkan rencana kerja
pokja area perubahan reformasi birokrasi perangkat daerah dalam rangka mewujudkan
reformasi birokrasi pemerintahan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik;
g. Mengevaluasi pelaksanaan tugas kesekretariatan melalui rapat, diskusi dan sesuai hasil
yang dilaksanakan untuk mengetahui permasalahan dan mencari solusinya;
h. Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan kesekretariatan berdasarkan rencana kerja
sebagai bahan pertanggungjawaban dan masukan bagi atasan;
i. Melakukan koordinasi dengan instansi dan pihak terkait dalam pelaksanaan program
dan/atau kegiatan agar terjalin kerjasama yang baik;
j. Memberi petunjuk kepada bawahan dalam meningkatkan disiplin sesuai ketentuan yang
berlaku agar terciptanya PNS yang handal, profesional, beretika dan bermoral; dan
k. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik secara lisan maupun
tertulis sesuai tugas dan fungsinya untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

 Bidang Prasarana, Sarana dan Penyuluhan.


Rumusan Tugas:
Melaksanakan penyusunan, pelaksanaan kebijakan, dan pemberian bimbingan teknis,
serta pemantauan dan evaluasi di bidang prasarana, sarana dan penyuluhan peternakan.
Uraian Tugas Kepala Bidang
a.Melakukan penyusunan kebijakan di bidang prasarana, sarana, dan penyuluhan
peternakan;
b. Melakukan penyediaan dukungan infrastruktur peternakan dan kesehatan hewan;
c. Melakukan pengembangan potensi dan pengelolaan lahan peternakan dan
kesehatan hewan;
d. Melakukan penyediaan dan pengawasan peredaran alat dan mesin peternakan;
e. Memberikan bimbingan pembiayaan peternakan;
f. Memberikan fasilitasi investasi peternakan;
g. melakukan bimbingan dan penguatan kelembagaan peternakan;

4
h. melakukan bimbingan dan peningkatan kapasitas ketenagaan penyuluhan
peternakan;
i. Melakukan pemantauan dan evaluasi di bidang prasarana, sarana dan penyuluhan
peternakan;
j. Menyampaikan laporan bulanan dan tahunan serta laporan tugas kedinasan lainnya
sesuai target kinerja atau hasil kerja untuk dipergunakan sebagai bahan masukan
kepada Atasan;
k. Melakukan pembinaan disiplin terhadap bawahan sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku agar terciptanya PNS yang handal, profesional dan
bermoral;
l. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik secara lisan
maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

 Bidang Perbibitan dan Produksi Ternak


Rumusan Tugas:
Pemberian bimbingan teknis, serta pemantauan dan evaluasi di bidang Perbibitan dan
Produksi ternak.
Uraian Tugas Kepala Bidang:
a. Menyelenggarakan pengkajian program kerja bidang produksi;
b. Menyelenggarakan pengkajian perencanaan kebutuhan penyediaan bibit
ternak/bakalan, pelaku perusahaan pembibitan/komersial dan kelompok peternak;
c. Menyelenggarakan pengkajian perencanaan penetapan lokas pembibitan dan
potensi produksi bibit ternak;
d. Menyelenggarakan pengkajian pedoman penerapan standardisasi mutu bibit dan
penggunaan bibit unggul serta penjaringan bibit hasil inseminasi buatan dan
embrio transfer;
e. Menyelenggarakan pengelolaan teknis peningkatan mutu bibit dan penerbitan
sertifikat bibit ternak yang dihasilkan;
f. Menyelenggarakan pengelolaan teknis pelaksanaan uji juriat (progeny test);
g. menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan bidang produksi;
h. Menyelenggarakan pengelolaan bahan rekomendasi ijin pengendalian penerapan
standardisasi mutu bibit, penggunaan bibit unggul serta penjaringan bibit hasil IB
dan ET, serta pelestarian plasma nutfah dan mutasi bibit ternak keluar/masuk;
i. menyelenggarakan pengelolaan bahan pertimbangan teknis ijin melaksanakan
inseminasi dan pemeriksaan kebuntingan;
j. menyelenggarakan pengkajian perencanaan kebutuhan serta distribusi semen dan
embrio;
k. menyelenggarakan pengkajian perencanaan penyebaran dan pengembangan ternak
serta penyediaan produksi komoditas ternak;
5
l. menyelenggarakan pengkajian bahan pembinaan dan pengendalian penerapan
standardisasi mutu bibit ternak, pelestarian plasma nutfah dan produktivitas ternak;
m. menyelenggarakan pengkajian perencanaan kebutuhan penyediaan bahan baku dan
pakan konsentrat, bibit dan pakan hijauan, produsen dan perusahaan pakan ternak;
n. menyelenggarakan pengkajian bahan pedoman penerapan standardisasi mutu
pakan dan penggunaan zat additif, serta kebijakan penerapan sertifikasi dan
labelisasi untuk pakan yang beredar;
o. menyelenggarakan pengkajian bahan pembinaan dan pengendalian penerapan
standardisasi mutu pakan;
p. menyelenggarakan pengelolaan teknis operasional penerbitan sertifikat dan label
pakan ternak yang beredar serta rekomendasi produksi pakan ternak;
q. menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan bidang produksi;
r. menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan
kebijakan;
s. menyelenggarakan koordinasi dengan Badan Koordinasi Pemerintahan dan
Pembangunan Wilayah dalam pelaksanaan kegiatan di Kabupaten;
t. menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja lain;
u. Melakukan pembinaan disiplin terhadap bawahan sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku agar terciptanya PNS yang handal, profesional dan
bermoral;
v. Menyampaikan laporan bulanan dan tahunan serta laporan tugas kedinasan lainnya
sesuai target kinerja atau hasil kerja untuk dipergunakan sebagai bahan masukan
kepada Atasan;
w. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik secara lisan
maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

 Bidang Kesehatan Hewan dan Kesmavet


Rumusan Tugas:
Tugas pokok kepala Bidang membantu Kepala Dinas menyusun kebijakan, pelaksanaan
dan pemberian bimbingan teknis serta pemantauan dan evaluasi dibidang Kesehatan
Hewan dan Kesmavet
Urain Tugas Kepala Bidang:
a. melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana dan anggaran bidang kesehatan
hewan;
b. melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang kesehatan hewan;
c. melakukan penyiapan bahan pengawasan dan mutu obat hewan tingkat distributor;
d. melakukan penyiapan bahan pengamatan, pencegahan dan pemberantasan
penyakit hewan;

6
e. melakukan penyiapan bahan penetapan persyaratan teknis kesehatan hewan dan
penerbitan keterangan kesehatan hewan;
f. melakukan fasilitasi unit pelayanan kesehatan hewan;
g. melakukan penyiapan bahan penanggulangan, penutupan dan pembukaan daerah
wabah penyakit hewan menular;
h. melakukan penyiapan bahan pengawasan peredaran dan penerapan mutu obat
hewan;
i. melakukan penyiapan bahan penerbitan izin/rekomendasi usaha distributor obat
hewan;
j. melakukan penyusunan pelaporan dan pendokumentasian kegiatan Seksi
Kesehatan Hewan;
k. Melakukan pembinaan disiplin terhadap bawahan sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku agar terciptanya PNS yang handal, profesional dan
bermoral;
l. Menyampaikan laporan bulanan dan tahunan serta laporan tugas kedinasan lainnya
sesuai target kinerja atau hasil kerja untuk dipergunakan sebagai bahan masukan
kepada Atasan; dan
m. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik secara lisan
maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

2.2 Sumber Daya Perangkat Daerah

Kepemerintahan yang baik (good governance) adalah prasyarat bagi terbentuknya


pemerintahan yang efektif dan demokratis. Good governance digerakkan oleh prinsip-prinsip
partisipatif, penegakan hukum yang efektif, transparansi, responsive,kesetaraan, visi strategis,
efektif dan efisien, professional, akuntabel dan pengawasan yang efektif. Dengan kaitan
tersebut, peningkatan kualitas penyelenggaraan pemerintahan khusunya sumberdaya aparatur
harus menjadi salah satu prioritas penting dan strategis dalam program saat ini dan di masa
yang akan datang.
Sumberdaya aparatur pemerintah menempati posisi strategis yang bukan saja mewarnai
tetapi juga menentukan arah kemana suatu daerah akan dibawa.
Pemerintah Daerah adalah implementator kebijakan public yang mengemban tugas dan
fungsi-fungsi pelayanan, perlindungan dan pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu,
pemerintah di masa mendatang adalah pemerintah yang cerdas yang mampu menterjemahkan
kebijakan publik ke dalam langkah-langkah operasional yang kreatif dan inovatif dengan
orientasi pada kepentingan masyarakat.
Pencapaian tujuan organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsi baik langsung maupun
tidak dapat dijabarkan sebagai berikut :

7
1. Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Dinas Peternakan Kabupaten Sumba
Tengah maka dalam pelaksanaan program maupun kegiatan Tahun 2022 didukung
karyawan/karyawati sejumlah 76 orang.

Tabel. 2.1. Data Jumlah Pegawai Tahun 2022

Dari tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1). Pegawai Negeri Sipil sebanyak 24 orang;

2). Calon Pegawai Negeri Sipil sebanyak 9 orang;

3). Tenaga Honorer (SK Bupati Sumba Tengah) sebanyak 23 orang

4). Tenaga Lapangan paramedik 3 orang (SK Kepala Dinas Peternakan Provinsi
NTT)

5). Tenaga Lapangan Paramedik 3 Orang (SK Kementerian)

6). Tenaga Harian Lepas UPTD Perbibitan 7 Orang.

Berdasarkan golongan ruang, pada Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2022
dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel. 2.2. Data Pegawai Berdasarkan Golongan

Berdasarkan jabatan, sejumlah 24 PNS dan 9 CPNS pada Dinas Peternakan Kabupaten
Sumba Tengah Tahun 2022 dapat digambarkan sebagai berikut :

8
Tabel. 2.3. Data Pegawai Berdasarkan Eselon

Tabel.2.4. Data Pegawai Berdsarkan Pendidikan

Keadaan Pegawai berdasarkan pendidikan :


* Pendidikan SLTA sebanyak 10 Orang
* Pendidikan D 3 sebanyak 4 Orang
* Pendidikan S 1 sebanyak 26 Orang
Dengan komposisi jenis kelamin lak-laki sebanyak 19 orang dan perempuan sebanyak 11
orang .

2. Fasilitas Sarana dan Prasarana penunjang pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas
Peternakan diuraikan sebagai berikut :

Tabel 2.5 Fasilitas Sarana dan Prasarana


1. Gedung Kantor :
a. Kantor Dinas 1 unit
b. Lab Type C 1 unit
c. Pos Keswan 6 Unit
d. Rumah Potong Hewan 1 unit
e. Breeding Centre 1 unit
f. Holding Ground 1 Unit
l. Kandang UPTD 2 Unit
2. Kendaraan Dinas :
a. Kendaraan Roda 4 3 Unit
b. Kendaraan Roda 2 31 Unit
c. Kendaraan Roda 3 1 Unit
3. Tanah Dinas :
a. Kecamatan Mamboro 1 Bidang (Poskeswan)
b. Kecamatan Umbu Ratu Nggay 1 Bidang (Poskeswan)
c. Kecamatan Umbu Ratu Nggay 1 Bidang (Poskeswan dan HG)
Barat
d. Kecamatan Katiku Tana 1 Bidang (Poskeswan)
4. Inventaris Kantor :
Inventaris Kantor Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Tengah dapat dilihat
pada Tabel dibawah ini :

9
No. Jenis Barang Jumlah Keterangan
1 2 3 4
1. Komputer 7 Buah
2. Mesin Ketik 7 Buah
3. Laptop 15 Buah
4. Generator 1 Buah
5. Meja Biro 5 Buah
6. Meja ½ Biro 40 Buah
7. Kursi Sofa 3 Stel
8. Lemari 25 Buah
9. Kursi Plastik 100 Buah
10. Kulkas 1 pintu 5 Buah
11. Kulkas 2 pintu 1 Buah
12. Refrigerator 2 Buah
13. Mikroskop Elektric 11 Buah
14. Mikroskop Cahaya 2 Buah
14. Sentrifuge 2 Buah
15. Alat Bedah Minor 6 Set
16. Kontainer Nitrogen Cair 15 4 Buah
Liter
17. Kontainer Nitrogen 3 Cair 3 1 Buah
Liter
18. Kursi kayu 35 Buah
19 Peralatan khusus puskeswan 1 paket
20 Perlengkapan puskeswan 1 paket

2.3 Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah


Dari sisi anggaran, Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Tengah mendapatkan alokasi anggaran yang
dari tahun ke tahun, tabel dibawah ini memperlihatkan jumlah alokasi anggaran 201 9 -2023 beserta
serapannya sebagai berikut:

10
Tabel 2.6.Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Peternakan Tahun 2029-2023
Anggaran pada Tahun ke Realisasi Anggaran pada Tahun ke
Uraian
2019 2020 2021 2022 2023 2019 2020 2021 2022 2023
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran 440.625.600 44.870.000 436.406.200 443,738,200
Program Penunjang Urusan
Pemerintah Daerah/Kota 2,754.149.195 2.870.279.433 2.806.202.473 2,589,444,094 2.665.144.982
Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur 135,400,000 132,000,000 120,941,450 108,806,300
Program Penyediaan dan
Pengembangan Sarana
Pertanian 1,133,368,000 649.838.320 293.877.360 1,082,024,675 610.934.100
Program Penyediaan dan
Pengembangan Prasarana
Pertanian 532,000,000 6.074.148.898 222.000.000 527,890,000 6.068.656.878,67
Program pencegahan dan
penanggulangan penyakit ternak 782,066,000 662,411,500 721,460,724 645,451,818
Program Pengendalian
Kesehatan Hewan dan
Kesehatan Masyarakat
Veteriner 284,173,000 612.532.520 813.218.240 278,419,100 601.027.438
502,154,500
Program Penyuluhan Perta nian 516,712,500 212.986.720 73.469.340 212.950.660
Program peningkatan produksi
hasil peternakan 1,475,888,500 2,578,917,500 1,340,653,900 2,571,332,444

Program peningkatan pemasaran


hasil produksi peternakan 365,019,800 10,000,000 364,978,800 9,975,000
P Program Peningkatan Produksi
Peternakan 204,655,000 82,575,000 192,747,718 75,157,550

1
Berdasarkan tabel diatas, dari segi penggaran mengalami penurunan pada Dana
Alokasi Umum sementara Dana Alokasi Khusus Mengalami Peningkatan, peurunan DAU
di pengaruhi oleh Wabah Covid 19 dan Resesi ekonomi yang mendunia. Walupun
demikian indikator kinerja teknis tersebut, pembangunan sub
sektor peternakan sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2023 telah
menunjukkan perkembangan yang berarti walaupun menghadapi berbagai
tantangan yang tidak ringan, namun tetap memberikan hasil yang relatif
baik dalam kinerja teknis populasi ternak, pemotongan ternak, produksi
daging dan pengeluaran ternak serta pelayanan kesehatan hewan
(vaksinasi). Berikut ini ditampilkan capaian indikator kinerja dua tahun terakhir sebagai
berikut:

1. CAPAIAN PEMBIBITAN TERNAK UNGGULAN LOKAL;

Ternak unggulan lokal di Kabupaten Sumba Tengah terdiri atas ternak sapi peranakan
ongole, Peranakan Brahman, kuda sandle, kerbau dan ternak kecil (babi dan kambing
kacang) serta unggas. Dalam rangka pengembangan pembibitan ternak berbagai upaya
dilakukan :

a. Melaksanakan kegiatan pendataan masalah peternakan di kabupaten sumba tengah


melalui sensus/pengambilan data peternakan terhadap ternak besar, ternak kecil dan
unggas milik seluruh masyarakat sumba tengah serta pendataan potensi-potensi
peternakan lainnya sperti luas padang pengembalaan dan potensi lainnya. Disamping
itu dilaksanakan juga Operasi Penertiban Pemilikan dan Pemeliharaan Ternak (OP3T)
yaitu menertibkan Kartu Tanda Kepemilikan Ternak (KTPT) ternak besar (sapi, kuda
dan kerbau) milik masyarakat dan diwajibkan semua pemelik ternak besar harus
memiliki KTTP.

b. Salah satu kegiatan untuk peningkatan populasi dan perbaikan genetik pada ternak
sapi dan kerbau dinas peternakan kabupaten Sumba Tengah telah Menerapkan
teknologi tepat guna yakni Inseminasi Buatan (IB) yang menyebar di 6 Kecamatan.

c. Melakukan pemeliharaan dan pencegahan penyakit hewan menular dan penyakit


strategis lainnya terhadap ternak-ternak milik masyarakat sumba tengah. Banyak kasus
penyakit yang terjadi, dengan kesigapan para paramedik di lapangan maka penyakit

2
menular dan penyakit strategis lainnya dapat diminimalisir. Sehingga capaian
pembibitan ternak unggulan dikabupaten sumba tengah meningkat.

d. Melakukan Pengawasan terhadap masuk keluarnya ternak di kabupaten sumba tengah.


Setiap ternak yang akan dikeluarkan dari kabupaten sumba tengah diperiksa oleh
dokter hewan di Dinas Peternakan & Kesehatan Hewan kemudian mengeluarkan
rekomendasi bahwa layak dikeluarkan.

e. Dalam rangka ketersediaan protein hewani dan penyediaan bibit ternak unggul (Babi)
maka Dinas Peternakan melakukan kegiatan tersebut yang dikelolah oleh UPTD
Perbibitan ternak dan mampu melayani sebagian kebutuhan protein hewani seperti
telur ayam segar dan ternak ayam joper.

2. POPULASI TERNAK BESAR

Populasi merupakan salah satu capaian Kinerja Dinas Peternakan. Populasi ternak
besar (sapi, Kerbau dan kuda) tahun 2022 adalah 27.433 ekor dibandingkan dengan
populasi tahun 2021 sebesar 34.374 ekor. Dengan perbandingan angka tersebut ada
penurunan populasi ternak besar di kabupaten sumba tengah hal ini disebabkan beberapa
factor:

a) Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga populasi ternak betina


produktif hal ini ditandai dengan banyaknya pemotongan betina produktif
dalam acara adat/budaya

b) Terjadi pemtongan hewan dalam jumlah besar terutama pada acara-acara


kematian dan pesta adat/budaya lainya.

c) Terjadi pengeluaran hewan dalam jumlah banyak dari kabupaten Sumba


Tengah ke kabupaten lain dan banayak ternak yang keluar pulau Sumba.
Pengeluran ternak ada yang lewat adat kawin mawin maupun untuk
kebutuhan bisnis antar pulau.

Sasaran meningkatnya populasi oleh Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Tengah


Tahun 2022 meliputi ternak besar, ternak kecil dan unggas. Gambaran populasi
sebagaimana disajikan pada Tabel di bawah ini secara umum ada peningkatan dan
penurunan populasi disetiap jenis ternak. Terjadi penurunan ternak kambing pada
beberapa kecamatan hal ini disebabkan karena adanya kasus penyakit sperti scabies,
kembung dan mencret. Sementara untuk ternak babi mengalami peningkatan walaupun
3
tidak sebanyak sebelum adanya kasus penyait sperti ASF (African Swine Fever), kejadian
ini juga yang menyebabkan ketakutan masayarakat untuk memilihara ternak babi masih
terasa di Tahun 2022.

Tabel 2.7.Pencapaian kinerja Populasi di Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2022

Capaian Tahun 2022


Capaian
No Uraian Jenis Satuan %
2021 Target Realisasi
Kenaiakan
Sapi Ekor 9.897
10.392 8.747 -11,5
Kerbau Ekor 12.156
12.764 9.160 -30
Kuda Ekor 3.917
4.113 9.370 54,53
14.039
Kambing Ekor
14.741 15.125 10,86
14
Domba Ekor
9 15 10 -0,04
· Populasi
Babi Ekor 18.898
Ternak 19.841 20.767 18,69
Ayam
Ekor
Buras 108.198 113.608 119.891 116,93
Ayam
Ekor 1009
Petelur 1.059 1075 0,66
Ayam
Ekor
Pedaging 50.457 52.980 499.300 4488,43
5.570
Itik Ekor
16.726 17.562 -111,56
15.615
Entok Ekor
14.194 1.4904 14,21

Dari tabel diatas dapat dilihat adanya kenaikan jumlah populasi ternak selain ternak
Sapi, Kerbau dan Entok yang mengalami penurunan populasi. Penurunan Populasi pada
ternak Itik disebabkan karena banyaknya itik yang mati, sementara ternak kerbau dan sapi
disebabkan karena uruasan adat istiadat, pemotongan induk produktif dan pengeluaran
ternak yang tidak terkendali.

3. PENDAPATAN PERKAPITA PETANI PETERNAK;

Pertumbuhan ekonomi petani peternak hingga saat ini masih belum mencapai kata
sejahtera. Peternakan memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi para petani
antara lain :

4
1). Diharapkan peternakan dapat menyediakan protein asal hewan untuk memenuhi
kebutuhan rakyat akan protein hewani;

2). Peternakan berorentasi bisnis dan kesempatan kerja;

3). Peternakan untuk usaha pertanian yang berkelanjutan dan perbaikan lingkungan hidup;

4). Peternakan untuk pengentasan masyarakat dari kemiskinan.

5). Mampu mengahsilakan pakan berkualitas tinggi sehingga mengurangi ketergantungan


pakan dari luar.

Namun pada kenyataannya sektor peternakan sekarang ini belum mampu seara
optimal dalam menjalankan peran strategis seperti yang dijelaskan di atas. Hal ini
dikarenakan kebanyakan usaha peternakan masih dikelola secara tradisional sehingga
belum mampu memberikan kesejahteraan yang memadai dan juga belum mampu
mencukupi kebutuhan protein hewani yang terjangkau oleh masyarakat, karena sebagian
besar sumber protein hewani terutama susu,telur dan pakan ternak masih didatangkan dari
luar Pulau Sumba, sehingga harganya relatif tinggi.

Untuk itu perlu adanya usaha yang terpadu sehingga bidang peternakan ini benar-benar
mampu berperan dalam mensejahterakan rakyat melalui penyediaan protein hewani yang
mencukupi kebutuhan masyarakat dengan harga terjangkau.

4. KONTRIBUSI PDRB TERHADAP PETERNAKAN

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai jumlah nilai tambah yang
dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah atau jumlah seluruh nilai barang.

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat petani peternak, maka masyarakat akan
membelanjakan pendapatan yang diterima dari sektor-sektor ekonomi yang berdampak
pada berputarnya roda perekonomian didaerah.

Peningkatan aktivitas perekonomian akan memberikan sumbangan kepada


pendapatan daerah dalam bentuk setoran retribusi Kartu Tanda Kepemilikan Ternak
(KTP ternak) dan setoran rekomendasi pengeluaran ternak ke luar daerah.

5
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah
2.4.1. Tantangan
Berdasarkan telaahan terhadap Renstra OPD Kabupaten/Kota, Dinas Peternakan
Provinsi NTT dan Renstra Kementerian Pertanian, tidak semuanya dapat dikerjakan dan
hasilnya mencapai target yang telah ditetapkan. Keragaan kinerja yang ditunjukkan oleh
masing-masing indikator setiap tahunnya berfluktuasi.
Perkembangan pembangunan peternakan selama tiga ini hasilnya belum optimal
sebagaimana yang telah direncanakan. Kebijakan dan arah pembangunan peternakan sebagai
bagian integral dari pembangunan pertanian mengalami perubahan terutama pada fokus
pembangunan yang harus dicapai sesuai dengan 9 Agenda Prioritas (Nawa Cita) yang telah
ditetapkan Presiden dengan program prioritas membangun dan mewujudkan kedaulatan
pangan.
Selama kurun waktu pelaksanaan Rencana Strategis ini, sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya dalam pelayanan maka telah teridentifikasi berbagai tantangan dan peluang, yaitu:

1) Tantangan
a) Kemampuan permodalan peternak terbatas;
b) Penerapan teknologi terbatas;
c) Daya saing produk masih rendah;
d) Produktivitas ternak masih rendah;
e) Pemotongan ternak ruminansia betina produktif;
f) Penyebaran Penyakit Infectious Emerging (PIE) sebagai ekses keterbukaan wilayah
secara geografis.
2) Peluang
a) Tersedianya SDA (Sumber Daya Alam), SDM (Sumber Daya Manusia), SDB
(Sumber Daya Buatan) dalam pengembangan agribisnis peternakan;

6
b) Posisi wilayah kabupaten Sumba Tengah yang strategis dalam menjangkau daerah-
daerah pemasaran baik regional maupun nasional;
c) Pengembangan agribisnis peternakan terbuka luas;
d) Pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat dan membaik di kabupaten Sumba
Tengah;
e) Kebijakan Pemerintah yang sangat mendukung;
f) Banyaknya peluang sektor swasta tumbuh dan berkembang di Kabupaten Sumba Tengah
g) Infrastruktur (jalan, jembatan, listrik, komunikasi) semakin baik.

2.4 Kelompok Sasaran Layanan


Kelompok sasaran Dinas Peternakan adalah kelompok Peternak dan Masyarakat peternak yang ada
di 65 desa pada Kabupaten Sumba Tengah

7
BAB III

PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS


PERANGKAT DAERAH

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Fungsi Pelayanan

Pelaksanaan pembangunan Peternakan dan kesehatan hewan di Kabupaten


Sumba Tengah masih banyak menemui permasalahan. Masalah-masalah tersebut
mempengaruhi hasil yang dicapai dalam pelaksanaan pembangunan peternakan dan
kesehatan hewan di Kabupaten Sumba Tengah. Setelah dilakukan identifikasi permasalahan
tersebut maka diperoleh peta permasalahan seperti pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1: Pemetaan Permasalahan untuk Penentuan Prioritas dan


Sasaran
Pembangunan Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Tengah
No Masalah Pokok Masalah Akar Masalah
(1) (2) (3) (4)
1 Penyakit hewan Pengendalian penyakit Belum maksimalnya
yang mempengaruhi hewan menular belum pemantauan dan pengawasan
Ekonomi Masyarakat optimal lalu lintas ternak antar
(Peternak) kabupaten
Belum optimalnya Pelayanan
veteriner
Rendahnya pemahaman
Masyarakat pemilik ternak
terhadap penyakit
Pengawasan Pangan asal Belum Optimalnya pemanfaatan
ternak ASUH belum RPH
Optimal Kapasitas SDM kesmavet
Kurang
Penerapan kesejahteraan
hewan rendah
2 Produksi Daging Jumlah populasi dan Angka Kelahiran IB rendah
rendah ketersedian ternak bibit Angka Kelahiran INKA
Rendah Rendah
Kurang pakan berkualitas
Pemotongan Hewan untuk urusan
Adat masih tinggi
produksi ternak lokal Pemilikan Ternak Tingkat
rendah Rumah Tangga rendah
Kemampuan
penyediaan/pasokan ternak
lokal rendah
3. Sarana dan Prasarana Masih kurangnya Sarana Kurangnya Ketersedian
Peternakan belum dan Prasarana Peternakan sumber air
memadai Kurang pakan berkualitas
Belum adanya satutus hukum
untuk padang pengembalaan
Kurangnya Pendanaan
4 Pengetahuan Peyuluhan peternakan Kurangnya ruang diskusi
Masyarakat masih minim antara pemeilik ternak dengan
petani/Peternak masih pemerintah serta pemangku
rendah kepentingan lainnya.
Belum optimalnya
penuyuluhan dan pelatihan
peteani/peternak

Berdasarkan pemetaan permasalahan tersebut maka dapat diuraikan yaitu :

3.1.1. Aspek Teknis


1) Lambannya Peningkatan produksi dan produkvitas ternak
Perkembangan produktivitas beberapa komoditas peternakan selama 5 (lima)
Tahun terakhir sangat lamban. Komoditas perternakan dimana pelaku
pemeliharaan ternak (produsen) sebagian besar didominasi oleh peternak kecil
dengan keterampilan beternak yang masih rendah (penguasaan teknologi dan
informasi peternakan yang kurang). Sistem pemeliharaan didominasi oleh ekstensif
maupun semi intensif dan hanya sebagian kecil yang intensif, menyebabkan
produktivitas tidak optimal. Kualitas bibit ternak menunjukkan gejala penurunan,
yang disebabkan oleh seleksi dan penyingkiran (calling) ternak belum
dilaksanakan secara efektif dan para peternak lebih memilih menjual ternak
yang berkualitas terbaik karena harganya lebih tinggi.
Adanya risiko kejadian gangguan kesehatan dan penyakit hewan di
suatu wilayah atau bahkan adanya kasus kematian ternak berakibat pada penurunan
perekonomian, kesejahteraan peternak dan kesehatan masyarakat.
Pelayanan kesehatan hewan belum optimal, diantaranya : pelayanan
medik veteriner dan medik reproduksi ternak, pelayanan jasa nutrisi dan
pengawasan mutu pakan, tindak surveilance dan pengamatan dini penyakit hewan,
pengawas mutu hygiene sanitasi produk asal ternak. Konsumsi protein hewan
masyarakat di Kabupaten Sumba Tengah masih dibawah norma gizi nasional.
Terdapat kesenjangan antara tingkat konsumsi masyarakat perkotaan dengan
masyarakat pedesaan, sedangkan produsen utama adalah masyarakat pedesaan.
Salah satu faktor yang dapat meningkatkan produksi dan produktivitas
adalah masalah kesehatan hewan dan pengendalian penyakit ternak. Oleh karena
itu, status dan kondisi kesehatan hewan harusnya dapat dikendalikan untuk
menghasilkan produk asal hewan yang hygienis dan memenuhi kaidah aman,
sehat, utuh dan halal (ASUH).

2) Kondisi Sarana dan Prasarana belum memadai


Lahan sebagai basis ekologi pendukung pakan belum dapat dimanfaatkan
seluruhnya secara optimal. Padang penggembalaan belum dimanfaatkan secara
optimal. Dalam pelayanan, kondisi geografis Kabupaten Sumba Tengah yang
luas sehingga menyebabkan kurang optimalnya daya jangkau pelayanan
peternakan.
Penanganan keberhasilan kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat
veteriner melalui peran Puskeswan belum berjalan optimal karena keterbatasan
sarana dan prasarana yang tersedia.
Kurangya ketersedian air pada musim kemarau panjang menyebabkan
penurunan bobot badan ternak bahkan sampai pada kematian ternak.

3) Penerapan teknologi peternakan masih rendah


Penguasaan teknologi di bidang peternakan masih rendah, baik
teknologi budidaya, pakan ternak dan penerapan Kawin Suntik (Inseminasi Buatan-
IB), teknologi pengelolaan pakan ternak, teknologi sistem informasi kesehatan
hewan nasional (SIKHNAS), teknologi pendeteksian dan pengamatan penyakit
secara dini, teknologi pengujian/identifikasi melalui laboratorium veteriner juga
masih rendah.
4) Industri Hilir peternakan serta pemasarannya masih terbatas
Kondisi Industri hilir peternakan masih sangat terbatas, padahal nilai tambah
pada produk olahan ini sangatlah besar, industri hilir peternakan baru berkembang
pada skala kecil di tingkat rumah tangga. Untuk itu, perlu dukungan dari
kegiatan budidaya peternakan dan kesehatan ternak (sektor hulu).
Pemeliharaan ternak di Kabupaten Sumba tengah yang sebagian besar hanya

sebagai usaha sambilan dan dipelihara secara non intensif/semi intensif sehingga
tidak memberikan pendapatan yang optimal. Disamping itu tidak adanya
perencanaan pemasaran hasil secara periodik, menyebabkan peran hasil
penjualan ternak dalam ekonomi keluarga masih bersifat mengatasi kebutuhan
mendesak. Hal lainnya adalah belum terintegrasinya usaha peternakan dari hulu
sampai hilir sehingga mengakibatkan kurang efisiennya mata rantai tataniaga
peternakan. Disamping itu kualitas atau kondisi ternak yang dipasarkan kurang
memuaskan, fasilitas transportasi yang kurang memadai sehingga menyebabkan
penyusutan bobot badan dan kecelakaan/kematian ternak selama dalam proses
pengangkutan. Fasilitasi ternak dalam bidang transportasi juga menjadi komponen
penting dalam pencapaian kesejahteraan hewan yang lebih baik.

5) Pencegahan Penyakit Infectious Emerging (PIE) belum optimal


Upaya menekan penyakit ternak di Kabupaten Sumba Tengah, sampai
saat ini masih merupakan persoalan yang masih dihadapi oleh Dinas Peternakan
Kabupaten Sumba Tengah. Upaya pencegahan dengan vaksinasi, pemberantasan
(eliminasi), pengawasan lalu lintas, sosialisasi dan koordinasi dilakukan untuk
menekan penyebaran penyakit terrnak, namun kasus penyakit ternak masih saja
terjadi, tercatat dari Tahun 2018 – 2023 ditemukan 15 jenis penyakit ternak yang
strategis dan non strategis ditemukan di Kabupaten Sumba Tengah, diantaranya :
1) Strategis yaitu, Helminthiasis , Classical Swine Fever (Hog cholera),
Septicaemia Epizooticae (SE), Surra, dan Parasit darah.
2) Non Strategis yaitu Coccidiosis, New castle Disease, Fasioliosis, Scabies, Pink
eye, Orf, Pullorum.

Dari penyakit tersebut diatas terdapat penyakit yang bersifat zoonosis dan
penyakit yang tergolong dalam foodborne disease. Penyakit zoonosis yang ada di
Kabupaten Sumba Tengah yaitu : Helminthiasis, Scabies, Pink Eye, Orf dan
Pullorum. Adapun penyakit yang tergolong foodborne disease adalah Fasciolosis,
Helminthiasis dan Pullorum.

Untuk penyakit anthraxs berdasarkan hasil surveilans BBVet Denpasar - Bali belum
ditemukan adanya penyakit anthraxs di Kabupaten Sumba Tengah. Walaupun
Kabupaten Sumba Tengah telah dinyatakan bebas Brucellosis dan kuman anthraxs
belum ditemukan ada pada ternak, tetapi upaya pencegahan dan pengamanan
wilayah dari masuknya penyakit yang berasal dari wilayah tertular harus terus
dilakukan dan ditingkatkan.

6) Pemanfaatan sumber daya pengembangan (lahan sebagai basis penyedia


pakan dan budidaya) belum optimal.
Data sementara yang di release oleh BPS Tahun 2022 jumlah ternak besar, kecil
dan unggas di Kabupaten Sumba Tengah yang diperoleh berdasarkan rumah tangga
peternakan sebanyak 703.711 ekor. Jika dilihat dari potensi lahan usaha peternakan
di Kabupaten Sumba Tengah menunjukkan bahwa pemanfaatan lahan sebagai
penyedia pakan budidaya belum optimal. Peluang pemanfaatan pengembangan sapi
dan kerbau masih cukup tinggi.
3.1.2. Aspek Sosial Masyarakat
1) Akses peternak terhadap permodalan masih terbatas

Modal adalah unsur utama dalam pengembangan komoditas pangan dan


peternakan. Sampai saat ini peternak masih kesulitan untuk akses terhadap
permodalan ini, meskipun pemerintah sudah banyak mengeluarkan skim kredit
untuk bidang peternakan. Kesulitan ini disamping disebabkan terbatasnya
informasi, kemampuan manajerial dan pengetahuan peternak, juga karena
keengganan peternak berurusan dengan pihak perbankan serta banyaknya
persyaratan yang harus dipenuhi dimana mereka tidak mampu memenuhinya.

Belum optimalnya fungsi kelembagaan, rendahnya dukungan institusi lain yang


terkait dalam mendukung pembangunan peternakan dan kesehatan hewan.
Kelompok tani yang tercatat cukup banyak, namun belum berperan nyata sebagai
lembaga kerjasama dalam bidang produksi/ budidaya, pengolahan maupun
pemasaran hasil ternak.

2) Budaya/ kebiasaan masyarakat

Teknologi budidaya sebenarnya sudah berkembang pesat, namun


penerapan ditingkat masyarakat/ peternak belum sebagaimana yang diharapkan.
Salah satu faktor yang sangat mempengaruhinya adalah budaya atau kebiasaan
masyarakat. Adanya kebiasaan melepaskan ternak (budidaya tradisional) juga
menyebabkan rendahnya produktivitas ternak daerah tersebut.
Di sub sektor peternakan terdapat permasalahan sebagai berikut :
a. Masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang pola pangan melalui 3
B (Bergizi, Beragam, Berimbang) dan ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan
Halal).
b. Motivasi dan keterampilan penduduk asli masih lemah sehingga
pengembangan usaha peternakan baru terlaksana pada wilayah-wilayah
penduduk pendatang (transmigran/urban). Hal ini akan menjadi kendala
dalam upaya pemberdayaan masyarakat lokal melalui usaha peternakan.
c. Kualitas manajemen Peternak yang rendah.

3.1.3. Aspek Sumberdaya Manusia


1) Kapasitas dan Profesionalisme SDM aparatur belum memadai
Aparatur Negara merupakan unsur utama sumberdaya manusia yang
mempunyai peranan yang menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan
dan pelaksanaan pembangunan. Untuk dapat membentuk sosok aparatur pemerintah
yang baik, dalam rangka untuk meningkatkan kinerja pegawai, maka salah satu
upaya yang dilakukan adalah melalui pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
(diklat). Diklat adalah suatu kaharusan dari suatu organisasi birokrasi dan
merupakan bagian dari upaya pengembangan sumberdaya manusia sekaligus
sebagai salah satu solusi untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam suatu
organisasi .
Sampai saat ini patut diakui bahwa SDM aparatur dituntut memiliki
kapasitas yang memadai dan bahkan dituntut bekerja professional sesuai
dengan perkembangan zaman yang serba maju dengan penuh dengan
penerapan teknologi dalam pelaksanaann tugas pelayanan terhadap masyarakat.
Sementara kondisi yang ada, adalah bahwa kemampuan dan cara kerja aparatur
belum sebagaimana yang diharapkan, baik dari sisi ilmu teknis maupun dari sisi
penguasaan teknologi yang semakin berkembang.
Dalam penempatan para pejabat pada jabatan struktural juga masih ditemui
penempatan yang belum megacu kepada aspek “the right man in the right place“
terutama ditinjau dari sisi latar belakang pendidikan atau pengalaman bekerja
selama ini.
Di Bidang Peternakan dan Kesehatan Ternak, keterbatasan jumlah dan
tingkat kualifikasi aparat penyelenggara pembangunan peternakan khususnya tenaga
professional bidang peternakan yaitu Dokter Hewan, Sarjana Peternakan,
Paramedis Veteriner, Petugas Pengelola Reproduksi Ternak, Petugas
Inseminasi Buatan, Penyuluh Peternakan.

2) Kapasitas SDM peternak masih rendah

Peternak merupakan SDM penting dalam pembangunan peternakan,


sehingga dengan demikian kemampuan SDM peternak akan sangat mempengaruhi
keberhasilan atau capaian hasil pembangunan. Peternak tanaman pangan dan
peternakan secara umum didominasi oleh kaum tua dan dari kaum ibu-ibu, juga
dengan pendidikan formal yang sangat rendah, hal ini membuat sulitnya dalam
transformasi teknologi. Masih rendahnya SDM peternakan ± 80% yang berusaha
tani tamat SD ke bawah. Sebagai akibat dari hal tersebut adalah bahwa peternak
lebih banyak diposisikan sebagai objek pembangunan ketimbang peternak
sebagai pelaksana pembangunan. Sehubungan dengan hal tersebut maka kedepan
peningkatan kapasitas peternak sebagai unsur penting dalam pelaksanaan
pembangunan peternakan.

3.1.4. Aspek Geografi dan Demografi


1) Perubahan iklim global
Pemanasan global dan tingkat pencemaran lingkungan berdampak
terhadap aktivitas dan kehidupan manusia. Perubahan pola hujan ( el-Nino dan
La-nina), sirkulasi angin, kenaikan muka air laut, rusaknya terumbu karang
merupakan wujud dari pada perubahan iklim. Demikian juga dengan tingkat
pencemaran lingkungan yang harus diwaspadai. Karena itu perlu dilakukan
upaya-upaya pencegahan dan adaptasi dari pemanasan global tersebut.
Akhir-akhir ini Kabupaten Sumba Tengah diterpa bencana kebakaran hutan dan
lahan terutama lahan padang sabana. Dalam jangka panjang kebakaran padang
bukan saja berpengaruh terhadap kesehatan manusia, namun juga akan
menggangu terhadap pertumbuhan tanaman dan ternak, dan pada akhirnya
akan mempengaruhi proses fotosintesa dan tentunya akan menurunkan
produksi tanaman dan ternak.

2) Tingginya Pertumbuhan penduduk


Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Sumba Tengah termasuk pada
kategori yang terendah di Indonesia, meskipun Kabupaten Sumba Tengah
berhasil dalam pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) yang
ditunjukkan dengan rata-rata jumlah penduduk per-rumah tanggga sebanyak 4
jiwa, tetapi laju pertumbuhan penduduk tetap tinggi. Tingginya tingkat
pertumbuhan penduduk di Kabupaten Sumba Tengah lebih disebabkan oleh
tingginya migrasi dari luar provinsi yang datang dengan berbagai alasan dan
tujuan.
3.3.2. Telaahan Renstra Dinas
Beberapa program strategis seperti Peningkatan Produksi, Peningkatan Sarana dan
prasarana, Peningkatan Mutu, Pengolahan dan Pemasaran hasil, Peningkatan SDM, serta
beberapa program lainnya akan tetap dilaksanakan dan dimantapkan pelaksanaanya, dan
disesuaikan dengan kondisi dan potensi yang ada.

Demikian pula halnya dengan sasaran yang ditetapkan, dimana pada periode 2018
– 2023 ada yang belum dicapai dan belum terealisasi, maka hal tersebut akan
dilanjutkan pada periode 2024 – 2026 ini
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis.

Pembangunan peternakan tidak bisa dilepaskan dari Rencana Tata Ruang Wilayah dan
kajian lingkungan hidup strategis suatu wilayah saat ini dan dimasa mendatang. Persoalan
yang dialami saat ini adalah, dimana penyusunan Renstra 2024 – 2026 ini belum seluruhnya
bisa mengacu kepada Rencana Pengembangan Kawasan Peternakan yang tercantum
dalam Permentan No. 50 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan
Pertanian, karena masih diperlukan kajian mendalam (study ilmiah) tentang kesesuaian
potensi yang ada di Kabupaten Sumba Tengah

Ancaman krisis pangan saat ini dan ke depan di Indonesia dan bahkan di seluruh
belahan bumi akan semakin serius, baik sebagai akibat semakin berkurangnya lahan pertanian,
pertumbuhan penduduk dan perubahan iklim global. Dampak perubahan iklim global sangat
dirasakan saat ini, dimana kekeringan setiap Tahun melanda wilayah Sumba Tengah dan
Indonesia secara keseluruhan. Sejak Tahun 2010 telah terjadi kenaikan suhu yang mencapai 1
derajat celcius dan ada kecendrungan peningkatan setiap tahunnya. Bagi sektor peternakan
tentunya sangat berdampak buruk terhadap pertumbuhan dan prduksi komoditas ini.
Kekeringan akan berakibat gagalnya pertanaman, dan akan munculnya gangguan hama dan
penyakit pada tanaman dan ternak.
Oleh karena itu harus dipersiapkan program-program khusus untuk mengantisipasi
munculnya gejala ini dan adanya tindakan preventif dan kuratif terhadap adanya serangan
hama dan penyakit tersebut.
Daerah Sumba Tengah juga merupakan salah satu kabupaten dengan areal

padang sabana yang luas di Indonesia yang tentunya hal ini juga menjadi potensi

untuk pengembangan peternakan. Dengan demikian diharapkan akan adanya

dampak yang signifikan terhadap nilai tambah dan pendapatan masyarakat.

3.5. Penentuan Isu-Isu Strategi

Berdasarkan identifikasi terhadap permasalahan yang ditemui selama ini

dan kajian lingkungan strategis, maka isu-isu strategis pembangunan peternakan di

Kabupaten Sumba Tengah, adalah sebagai berikut :

1) Perubahan iklim global

2) Penurunan kualitas Lingkungan Hidup

3) Tingginya Pertumbuhan penduduk

4) Lambannya Peningkatan produkvitas

5) Peningkatan bencana alam

5) Kontribusi sektor peternakan terhadap peningkatan pendapatan peternak belum

maksimal

6) Kapasitas SDM (aparat, peternak, dan pelaku usaha) belum memadai

7) Kondisi Sarana dan Prasarana belum memadai

8) Penguasaan teknologi peternakan masih rendah

9) Daya saing, produk olahan peternakan serta pemasaran masih terbatas

10) Akses peternak terhadap permodalan masih terbatas

Tugas dan fungsi pelayanan Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Tengah

masih banyak yang belum dapat dicapai. Terutama dalam hal pelaksanaan

pembangunan peternakan, seperti produksi telur dan daging.

Permasalahan dan isu-isu yang berkembang maka beberapa

program/kegiatan yang telah disusun sebelumnya dalam pembangunan peternakan


10
harus mengalami perubahan dan penajaman fokus kembali (refocusing), terutama

untuk program/kegiatan pada tahun 2019 dan seterusnya. Sehingga nantinya

ada beberapa indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya, juga akan

mengalami perubahan

Isu-isu yang berkembang dan sangat kuat pengaruhnya dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah di Kabupaten Sumba Tengah adalah

ketersediaan pangan, infrastruktur, dan maritim. Isu tentang pangan meliputi luas

lahan, irigasi/ sumber daya air, pemberdayaan masyarakat, dan pangan alternatif.

Fluktuasi harga daging, masih menjadi permasalahan dalam penyediaan

daging. Hal ini memerlukan pemikiran lebih lanjut dan perhatian kita semua.

Mekanisme harga daging sapi adalah issue nasional yang tidak dapat serta merta

diubah oleh Kabupaten Sumba Tengah karena ketersediaan sapi potong bakalan

bergerak secara nasional, masing-masing wilayah berebut stok sapi potong dari

daerah asal ternak yang sama. Hal yang dapat dilakukan oleh daerah dalam

memenuhi kebutuhan Ternak potong adalah :

1. Meningkatkan populasi ternak Ungulan

2. Meningkatkan produktifitas ternak yang telah ada

3. Memenuhi kebutuhan dasar dalam upaya peningkatan produktifitas ternak tersebut

yaitu kebutuhan pakan berkualitas, kandang yang sesuai persyaratan kesejahteraan

hewan dan pelayanan kesehatan hewan

4. Penggunaan teknologi peternakan untuk mempercepat peningkatan produktifitas

ternak dan alternative pendapatan peternak dari peternakan seperti Inseminasi

Buatan, tindakan operasi caecar pada hewan besar dalam rangka penyelamatan

pedet, pengolahan kompos, pengolahan pupuk cair, pengolahan biogas, pengolahan

bioetanol dari ampas kotoran sisa pengolahan biogas


11
5. Melakukan sosialisasi terus menerus kepada masyarakat peternak baik secara

langsung dan tidak langsung (media sosial)

6. Meningkatkan kapasitas dan jumlah SDM/petugas di lapangan yang langsung

melayani masyarakat peternak.

7. Meningkatkankoordinasi dengan instansi lain terkait lalu lintas ternak yaitu jajaran

Karantina, Kepolisian serta stakeholder terkait

Upaya-upaya tersebut di atas secara riil di lapangan di realisasikan dalam


kegiatan- kegiatan antara lain :
1. Pendistribusian ternak ke kelompok ternak di desa-desa pada setiap Kecamatan
2. Penyediaan bantuan sarana dan prasarana budidaya ternak ( peralatan pakan,
perkandangan dll).
3. Pelayanan Inseminasi Buatan dan penyediaan straw (semen beku) oleh UPTD
Pembibitan dan Pakan Ternak Dinas Peternakan serta Balai IB Singosari Malang
untuk jenis straw lain yang belum diproduksi sendiri berikut kebutuhan N2 cairnya.
4. Intensifikasi kawin alam.
5. Penyediaan sarana dan prasarana kesehatan hewan
6. Peningkatan kapasitas dan jumlah SDM Medik Veteriner dan paramedik
Veteriner (Paravet)
7. Restrukturisasi Puskeswan (Pusat Kesehatan Hewan) sebagai ujung tombak
pelayanan kesehatan hewan
8. Pencegahan penyakit menular ternak dan penyediaan obat kuratif yang
diprogram khusus menyesuaikan karakteristik penyakit yang ada di Kabupaten
Sumba Tengah
9. Monitoring dan evaluasi terus menerus agar diketahui tantangan dan peluang yang
ada dalam memajukan bidang peternakan di Kabupaten Sumba Tengah.

12
BAB IV
TUJUAN DAN SASARAN

4.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah


Dalam rangka mewujudkan Thema Pembangunan Pemerintah Kabupaten Sumba
Tengah tahun 2024-2026 yaitu” PEMANTAPAN SEKTOR PERTANIAN DAN
SEKTOR PARAWISATA YANG DI DUKUNG OLEH PENINGKATAN
INFRASTRUKTUR DAN PENYEDIAN ENERGI BARU TERBARUKAN DALAM
MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI YANG INKLUSIF DAN
BERKELANJUTAN”, maka telah ditetapkan Tujuan dan Sasaran Pembangunan
Jangka Menengah Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Tengah tahun 2024-2026 dalam
Tabel berikut :
Tabel 4.1 : Tujuan dan Sasaran Pembangunan Peternakan Jangka Menengah
Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2024 – 2026

Target Kinerja/Sasaran Pada


Indikator Tahun Ke-
NO Tujuan Sasaran Tujuan/ 2024 2025 2026 Ket
Sasaran .

1. Meningkatnya Tercapainya Peningkatnya 28.804 30.2444 31.756


peningkatan populasi populasi ternak
populasi ternak
ternak besar besar
Tercapainya Peningkatnya 36.261 39.887 3.875
peningkatan populasi populasi ternak
ternk Kecil Kecil
Tercapainya Peningkatnya 704.413 774.85 852.33
peningkatan populasi populasi ternak 9
ternsk unggas Unggas
2 Meningkatnya Tercapainya Cakupan 76,31 80,13 84,13
Ketersedian Ketersedian bibit Ketersedian Bibit
Bibit Ternak ternak Ternak
3 Meningkatnya Tercapainya presentase 71,49 75,07 78,82
presentase peningkatan jumlah jumlah ternak
jumlah ternak ternak yang sehat yang sehat;
yang sehat;
4 Meningkatnya Tercapainya Cakupan 76,61 80,44 84,46
pengetahuan peningkatan Kelompok ternak
Peternak pengetahuan peternak yang mendapat
penyuluhan

13
BAB V
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Dalam menentukan strategi dan arah kebijakan Dinas Peternakan Kabupaten Sumba
Tengah ke depan berdasarkan tujuan dan sasaran, dikembangkan lebih lanjut pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1 : Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan


Peternakan Tahun 2019-2023
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan

Meningkatnya Tercapainya Optimalisasi perbibitan


populasi peningkatan peternakan rakyat dan Klasterisasi wilayah pengembangan
ternak populasi peternakan milik pemerintah ternak berdasarkan komoditas
ternak besar, serta perbaikan manajemen unggulan untuk mendorong
Kecil dan usaha dan peningkatan peningkatan populasi dan
unggas kualitas produktifitas ternak besar, kecil dan
sumberdaya manusia unggas, serta pengembangan pusat-
peternakan pusat perbibitan ternak dan
peningkatan kualitas SDM
peternakan.
Meningkatnya Tercapainya Optimalisasi sumber daya, Pembinaan perbibitan, pakan dan
Ketersedian Ketersedian sarana dan prasarana yang penerapan teknologi peternakan;
Bibit Ternak bibit ternak ada

Meningkatnya Tercapainya
presentase peningkatan Pengamanan sumber Daya Pencegahan dan pemberantasan
jumlah ternak jumlah ternak peternakan penyakit
yang sehat; yang sehat hewan secara terpadu dan
berkesinambungan secara tepat
waktu dan
tepat sasaran
Meningkatnya Tercapainya Penguatan Kelembagaan dan Meningkatkan ketrampilan peternak
pengetahuan peningkatan pengetahuan Peternak lewat diklat, penyuluhan dan magang.
Peternak pengetahuan
petani/peternak

14
BAB VII

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN DAN SUB KEGIATAN SERTA PENDANAAN

A. Program, Kegiatan dan Sub Kegiatan


Merujuk pada klasifikasi program dan kegiatan dalam APBD
sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 90 Tahun 2019 dan RPD Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2024-
2026, Program pembangunan daerah yang menjadi tugas OPD Dinas
Peternakan Kabupaten Sumba Tengah mencakup tiga (3) program, tujuh (7) kegiatan dan
dua belas (12) sub kegiatan, yakni :
1. Program Penyediaan dan Pengembangan Sarana Pertanian
2. Program Penyediaan dan Pengembangan Sarana Pertanian
3. Program Pengendalian Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner;
4. Program Penyuluhan Pertanian

B. Indikator Kinerja
Indikator kinerja program dan kegiatan dan Sub kegiatan
serta rencana indikatif pendanaan bersumber APBD Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2024 –
2026 ditampilkan dalam dibawah ini.
Pendanaan bersumber APBD Kabupaten Sumba Tengah tersebut sesuai rencana
indikatif dalam RPD Tahun 2024-2026 diharapkan sebesar Rp.
6,213,955,860,- pada tahun 2024, kemudian Rp. 6,561,977,346,- pada
tahun 2025 dan pada tahun akhir periode Renstra, yakni pada tahun 2026
meningkat menjadi Rp.6,901,283,421,- Indikasi anggaran APBD tersebut
terbatas pada belanja tiga (4) program pilihan urusan pertanian yang
dijabarkan dalam Sepuluh (10) kegiatan dan tiga belas (13) sub kegiatan terlihat pada tabel 7.1.

15
16
Table 7.1 Program, Kegiatan dan Sub Kegiatan pada Renstra Dinas Peternakan Tahun 2024-2026

Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Satuan Kondisi Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026 Kondisi Kinerja pada
Program Proritas Pembangunan (outcome),Kegiatan dan Sub Kinerja akhir
Kegiatan Awal periode RPJMD
RPJMD target Rp. target Rp. target Rp. target Rp.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
3.27.02 PROGRAM PENYEDIAAN DAN 1. Jumlah populasi ternak Ekor 257,909 769.4 701394280 419.8 736463994 887.9 773287194 887.9 2211145468
PENGEMBANGAN SARANA 78 16 70 70
PERTANIAN
2. Cakupan Ketersedian %
Bibit Ternak 65,92 76,31 2,727,892,280 80,13 2,864,286,894 84,13 2,978,858,370 100 8,571,037,544

3. 27. Kegiatan: Pengelolaan Sumber Daya


02.2.02 Genetik (SDG) Hewan, Tumbuhan
dan Mikrooraganisme kewenangan 212.730.280 223366794 234535134
kabupaten/kota
3. 27. Sub Kegiatan: Peningakatan Kualitas
02.2.02. 02 SDG Hewan/Tanaman 212.730.280 223366794 234535134

3. 27. kegiatan: Peningkatan Mutu dan


02.2.03 Peredaran Benih/Bibit Ternak dan
Tanaman Pakan Ternak serta Pakan 189.170.000 198628500 208559925
dalam Daerah Kabupaten/Kota
3. 27. Sub kegiatan: Pengawasan Mutu
02.2.03.01 Benih/Bibit Ternak, Bahan 198628500 208559925
Pakan/Pakan/Tanaman Skala Kecil 189.170.000
3. 27. Kegiatan: Pengendalian dan
02.2.05 Pengawasan Penyediaan dan 65,92 76,31 2,727,892,280 80,13 2,864,286,894 84,13 2,978,858,370 100 8,571,037,544
Peredaran Benih/Bibit Ternak, dan
Hijauan Pakan Ternak dalam Daerah
Kabupaten/Kota
3. 27. Sub Kegiatan:Pengawasan Peredaran
02.2.05.03 dan 65,92 76,31 2,456,312,000 80,13 2,554,564,480 84,13 2,682,292,704 7,717,732,304
Sertifikasi Benih/Bibit
Ternak
3. 27. Sub Kegiatan: Pengendalian dan 282,443,491 853,305,240
02.2.05.05 penyediaan Benih/Bibit ternak Hijauan 65,92 76,31 271.580.280 80,13 84,13 296,565,666
Pakan ternak

3. 27. Kegiatan: Penyediaan Benih/Bibit


02.2.06 Ternak dan Hijauan Pakan Ternak
yang Sumbernya dalam 1 (satu)
Daerah Kabupaten/Kota Lain 299.494.000 314468700 330192135

17
3. 27. Sub Kegiatan: Pengadaan Hijauan Pakan
02.2.06.02 Ternak yang Sumbernya dari Daerah
Kabupaten/Kota Lain 299.494.000 314468700 330192135

3. 27. 03 PROGRAM PENYEDIAAN DAN Peningkatan Populasi Ekor 257,909 769.4 419.8 367,680,000 887.9 441,216,000 887.9 808,896,000
PENGEMBANGAN PRASARANA Ternak 78 306,400,000 16 70 70
PERTANIAN
3. 27. 03. Kegiatan: Pembangunan Prasarana
2.02 Pertanian
50 306,400,000 70 367,680,000 90 441,216,000 100 808,896,000

3. 27. 03. Sub kegiatan : Pembangunan,


2.02 Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana
Pertanian Lainnya 50 85.000.000 70 102,000,000 90 122,400,000 100 224,400,000

3. 27. 03. Pelestarian dan Pemanfaatan Wilayah


2.02 Sumber Bibit Ternak dan Rumpun/Galur 50 221.400.000 70 265,680,000 90 318,816,000 100 584,496,000
Ternak

3.27.04 PROGRAM PENGENDALIAN Cakupan Pengendalian dan % 84 2.358.677.480 88,2 2,468,931,782 92,61 2,577,811,673 92,61 7,405,420,935
KESEHATAN HEWAN DAN Penanggulangan Penyakit
KESEHATAN MASYARAKAT Hewan
VETERINER
3. 27. 04. Kegiatan: Penjaminan Kesehatan
2.01. Hewan, Penutupan dan Pembukaan
Daerah Wabah Penyakit Hewan
Menular Dalam Daerah 959.946.480 1,000,264,232 1,044,375,885 3,004,586,596
Kabupaten/Kota
3. 27. 04. Sub kegiatan: Pengendalian dan
2.01. 01 Penanggulangan Penyakit Hewan dan 959.946.480 1,000,264,232 1,044,375,885 3,004,586,597
Zoonosis
Pengelolaan Pelayanan Jasa
Laboratorium dan Jasa Medik
3.27.04.2.0 Veteriner dalam Daerah 1.003.450.000 1,053,622,500 1,100,087,252 3,157,159,752
3 Kabupaten/Kota

Sub Kegiatan: Penyediaan Pelayanan


3.27.04.2.0 Jasa Medik Veteriner 1,053,622,500 1,100,087,252 3,157,159,752

18
3.02 1.003.450.000
3. 27. 04. Kegiatan: Pengawasan Pemasukan
2.02. dan Pengeluaran Hewan dan produk
Hewan Daerah Kabupaten/Kota
200.000.000 210,000,000 219,261,000 629,261,000

3. 27. 04. Sub Kegiatan: Penerapan atas


2.02.02 Pengawasan Penerapan Persyaratan 200.000.000 210,000,000 219,261,000 629,261,000
Teknis Pemasukan dan/atau Pengeluaran
Hewan dan Produk Hewan
3. 27. 04. Kegiatan :Penerapan dan Pengawasan
2.04. Persyaratan Teknis Kesehatan
Masyarakat Veteriner 195,281,000 205,045,050 214,087,537 614,413,587

3. 27. 04. Sub kegiatan : Pendampingan unit usaha


2.04.02 dan produk hewan
109.851.000 115,343,550 120,430,201 345,624,757

3. 27. 04. Sub kegiatan : Pengawasan Peredaran


2.04. 04 Hewan dan Produk Hewan 85.430.000 89,701,500 93,657,336 268,788,836

3. 27. 07 PROGRAM PENYULUHAN Cakupan Kelompok Tani % 80 84 88,2 124.614.676 92,61 130.110.184 92,61 374.316.680
PERTANIAN yang 119.591.820
mendapat Penyuluhan
Peternakan
3. 27. 07. kegiatan : Pelaksanaan Penyuluhan 124.614.676 92,61 130.110.184 92,61 374.316.680
2.01 Pertanian 119.591.820

3. 27. 07. kegiatan : Peningkatan Kapasitas 119.591.820 88,2 124.614.676 92,61 130.110.184 92,61 374.316.680
2.01.01 Kelembagaan Penyuluhan Pertanian di
Kecamatan dan Desa
6,213,955,86
0 6,561,977,346 6,901,283,421 19,370,816,627
TOTAL

19
BAB VII

KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN

Indikator yang dijadikan target pencapaian kinerja Perangkat Daerah


Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2024 – 2026 mengacu pada
Rencana Pembangunan Daerah (RPD) Kabupaten Sumba Tengah
Tahun 2024-2026 sebagaimana tertuang dalam Tabel 7.1. dibawah ini.

Tabel 7.1. Indikator Kinerja Perangkat Daerah yang Mengacu pada Tujuan
dan Sasaran RPD Kabupaten Sumba Tengah

Kondisi
Aspek/Fokus/Bidang Target Kinerja Kinerja
Urusan/ Indikator Baseline Tahun pada
NO Kinerja Pembangunan 2021 2024 2025 2026 Akhir
Daerah Periode
1. Jumlah Populasi Ternak
1. Ternak Besar 27.433 28.804 30.2444 31.756 31.756
2. Ternak Kecil 35.902 36.261 39.887 3.875 3.875
3. Ternak Unggas 640.376 704.413 774.85 852.339 852.339
2. Cakupan ketersediaan 65,92 76,31 80,13 84,13 84,13
bibit ternak
3. 30,00 51,64 62,21 74,65 74,65
Cakupan Pengendalian
dan Penanggulangan
Penyakit Hewan (%)
4. Cakupan Kelompok 66,18 76,61 80,44 84,46 84,46
Ternak yang mendapat
Penyuluhan Pertanian

20
BAB VIII

PENUTUP

Rencana strategik Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2024 – 2026

selanjutnya menjadi acuan bagi Dinas Peternakan dalam menyusun rencana kerja tahunannya secara

spesifik dan terukur. Rencana Strategik Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Tengah 2024 – 2026

yang disusun mengacu pada RPD Kabupaten Sumba Tengah 2024 – 2026 adalah instrumen

pengukur untuk mengevaluasi sejauh mana tingkat pencapaian kinerja organisasi baik dalam kurun

waktu tahunan dan tiga tahunan. Diharapkan dengan sumber daya organisasi yang dimiliki yang

bertumpu pada sumber daya manusia sebagai penggeraknya, dengan komitmen dan dedikasi yang

tinggi akan mampu menjawab tantangan yang ada.

Waibakul, Maret 2023

KEPALA DINAS PETERNAKAN


KABUPATEN SUMBA TENGAH

ttd

FREDERIKUS M. NANGA, SP
Pembina Utama Muda/IVc
NIP. 19691111 199703 1 007

21

Anda mungkin juga menyukai