2011 - 2016
BAB I
PENDAHULUAN
3 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) untuk jangka waktu satu tahun.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Demak tahun 2012 2016 menjadi
dasar dalam penyusunan Rencana Kerja (RENJA) SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten
Demak untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan digunakan menjadi pedoman dalam
penyusunan Rencana Anggaran Pembangunan Daerah (RAPBD).
Gambar 1.1
Alur Perencanaan Program dan Penganggaran
KL KL APBN
Dengan kata lain harus ada kesesuaian antara Rencana Strategis Dinas Kesehatan
Kabupaten Demak dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
PERENCANAAN PROGRAM PENGANGGARAN
serta harus mendukung program-program pemerintah pusat sehingga Rencana Strategis
Dinas Kesehatan Kabupaten Demak tetap dalam kerangka Kabupaten Demak sebagai
bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
tahun 2012 2016. Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Demak tahun 2012
2016 adalah dokumen perencanaan yang merupakan penjabaran lebih lanjut Rencana
Pembangunan jangka Menengah Daerah Kabupaten Demak tahun 2012 2016 dalam
bidang kesehatan yang bertujuan untuk mencapai target standar pelayanan minimal
(SPM) dan Millenium Developments Goals (MGGs) 2015.
a Menjabarkan visi, misi Dinas Kesehatan Kabupaten Demak kedalam program dan
kegiatan untuk jangka waktu lima tahun;
b Sebagai acuan/pedoman bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Demak dalam
menyusun Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahunan sehingga perencanaan
lebih terarah;
5
BAB I PENDAHULUAN
3.2 Telaah Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten
Demak
6
3.4 Telaah Rancangan Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis
Lampiran-Lampiran
BAB II
Gambar 2.1
Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Demak dapat
digambarkan sebagai berikut :
KEPALA DINAS
Subbag
Program
KELOMPOK
Subbag
JABATAN FUNGSIONAL
Sekretariat Umum dan
Kepegawaian
Subbag
Keuangan
Bidang Bidang Pencegahan Bidang Pembinaan dan Bidang Promosi
Kesehatan Pemberantasan Pengendalian Farmasi Kesehatan dan
Keluarga dan Penyakit dan dan Perbekalan Pemberdayaan
Penyehatan Kesehatan
Pelayanan masyarakat
lingkungan
Kesehatan
Tabel 2.1
Jumlah Pegawai Menurut Pendidikan
10
Selain pegawai diatas juga terdapat pegawai tidak tetap (PTT) yaitu
Tabel 2.2
Pendidikan Dinas Kesehatan Puskesmas Jumlah
Dokter 0 2 2
Dokter Gigi 0 0 0
Bidan 0 128 128
Jumlah 0 130 130
Pada tahun 2010 jumlah puskesmas yang merupakan UPTD Dinas Kesehatan
Kabupaten Demak, adalah sebanyak 26 buah, yang dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori
yaitu :
11
3) Puskesmas Guntur I
4) Puskesmas Wedung I
5) Puskesmas Gajah
6) Puskesmas Dempet
7) Puskesmas Kebonagung
2. Puskesmas non Rawat Inap, yaitu :
1) Puskesmas Mranggen I
2) Puskesmas Mranggen II
3) Puskesmas Mranggen III
4) Puskesmas Sayung I
5) Puskesmas Sayung II
6) Puskesmas Guntur II
7) Puskesmas Karangawen II
8) Puskesmas Karangtengah
9) Puskesmas Demak I
10) Puskesmas Demak II
11) Puskesmas Demak III
12) Puskesmas Wonosalam I
13) Puskesmas Wonosalam II
14) Puskesmas Mijen II
15) Puskesmas Karanganyar I
16) Puskesmas Karanganyar II
17) Puskesmas Bonang I
18) Puskesmas Bonang II
19) Puskesmas Wedung II
12
Selain itu terdapat 53 pustu yang tersebar di wilayah Kabupaten Demak dan 26 pusling.
Yang jelasnya dapat diketahui dari tabel dibawah ini :
Tabel 2.3
2 Puskesmas R. Inap 6 6 6 7 7
4 Puskesmas Pembantu 53 52 53 53 53
5 Puskesmas Keliling 29 39 39 28 27
8 Rumah Bersalin 19 23 23 24 19
9 BP/Klinik 36 37 39 37 39
10 Apotik 19 18 28 37 41
11 Toko Obat 5 5 5 4 0
13
Tabel 2.4
2006 1.210.720
2007 1.122.119
2008 1.234.384
2009 1.313.570
2010 881.772
Tabel 2. 5
Perkembangan Indikator Derajat Kesehatan
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
No INDIKATOR
2006 2007 2008 2009 2010
1 Umur Harapan Hidup 68,9 th 68,9 th 68,9 th 69 69
( UHH )
2 Angka Kematian Bayi 6,57 per 6 per 1000 5,1 per 4,5 per 5,4per
(AKB) 1000 kel hidup 1000 1000 1000
kel hidup kel hidup kel hidup kel hidup
3 Angka Kematian Ibu 85 per 75 per 90 per 144 per 98,8 per
(AKI) 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000
kel hidup kel hidup kel hidup kel hidup kel hidup
4 Status gizi
Gizi balita lebih 2,04% 1,86% 1,11 % 1,37% 0,837%
Gizi balita baik 80,13% 80,67% 82,84% 79,45% 85,91%
Gizi balita kurang 15,98% 15,52% 14,70% 15,32% 12,09%
Gizi balita buruk 1,84% 1,95% 1,71% 1,29% 1,17%
14
Selain indikator derajat kesehatan sebagaimana pada tabel 2.1 tersebut, kondisi
capaian indikator kinerja pembangunan kesehatan di Kabupaten Demak ditunjukkan
dengan :
1. Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Kesehatan pada tahun 2006,
2007, 2008, 2009 dan 2010 adalah sebagai berikut :
15
Tabel 2.6
Capaian Indikator Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
Capaian Capaian Capaian Capaian Capaian
Urusan/
No Jenis Pelayanan dan Indikator Kinerja Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Kewenangan Wajib
2006 2007 2008 2009 2010
1 Penyelenggaraan 1. Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Bayi
Pelayanan Cakupan kunjungan ibu hamil K4 96,11% 95,88% 91,34 % 97.72 % 97,11%
Kesehatan Dasar Cakupan pertolongan persalinan oleh nakes 96,18% 96,77% 92,87 % 99.87 % 97,78%
Ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk 100% 100% 100 % 100 % 100%
Cakupan kunjungan neonatus 100% 99,80% 100 % 100 % 100%
Cakupan kunjungan bayi 100 % 82,93% 99.25 % 95.36 % 99,20%
Cakupan bayi berat lahir rendah yang ditangani 100% 100% 100 % 100 % 100%
2. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah Dan Usia Sekolah
Cakupan deteksi dini anak balita dan pra sekolah 23,28% 55,96% 32,27 % 57,54 % 83,41%
Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD/MI - - 83,27 % 83,27 % 99,68%
Cakupan pelayanan kesehatan remaja 10,95% 41,96% 45 % 44,32 % 78,3%
3. Pelayanan Imunisasi
Cakupan desa/kelurahan UCI 86,75% 96,79% 99,60 % 100 % 100 %
4. Pelayanan Pengobatan/Perawatan
Cakupan rawat jalan 37,12% 30,30% 21,42 % 14 % 20,4%
Cakupan rawat inap 0,28% 0,23% 0,24 % 1,5 % 2,1%
2 5. Pemantauan Pertumbuhan Balita
Balita yang datang dan ditimbang 74,28% 73,83% 81,22 % 81,22 % 81,72%
Balita yang naik berat badannya 78,76% 76,37% 78,89 % 78,89 % 81,45%
Balita Bawah Garis Merah 1,02% 1,37% 1,48 % 1,48 % 2,05%
16
17
Kasus Infeksi Menular Seksual (IMS) yang diobati 100% Tidak ada 3 ks (100 %) Tidak Tidak
(13 kasus) kasus ditemukan ditemukan
kasus kasus
14. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit DBD
Penderita DBD yang ditangani 100% 100% 100% 100% 100%
Incident Rate DBD 1,36% 39,58% 5,58% 4,40% 5.77%
CFR/ Angka kematian DBD 4,25% 1,41% 1,19% 1,27% 1,41%
18
19
20
a. Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Kondisi masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat adalah faktor penting yang
berpengaruh terhadap status kesehatan penduduk disuatu daerah, karena selain kondisi
lingkungan yang buruk perilaku merupakan faktor yang mempunyai kontribusi besar terhadap
derajad kesehatan masyarakat di suatu daerah. Dari data Profil Kesehatan Kabupaten Demak
menunjukkan bahwa PHBS tatanan rumah tangga baru mencapai 31,60 % tahun 2006 dan
meningkat menjadi 68,56% tahun 2010 . Kondisi tersebut menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan secara kuantitas yang signifikan terhadap perilaku hidup bersih dan sehat pada
masyarakat walaupun secara kualitas masih belum menunjukkan angka sebesar tersebut. Hal
ini erat kaitannya dengan berbagai permasalahan kesehatan yang ada di kabupaten Demak
yang masih sering terjadi seperti masih cukup tingginya kasus kasus penyakit menular seperti
antara HIV/AIDS, Demam berdarah Dengue, Malaria lintas batas, Leptospirosis, TBC maupun
penyakit tidak menular seperti antara lain Diabites melitus, Stroke, Jantung. Kondisi Kesehatan
ibu dan anak yang antara lain ditunjukkan dengan persentase bayi usia 4-6 bulan yang
memperoleh ASI eksklusif pada tahun 2006 sebanyak 30,53% dan meningkat menjadi 69,94%
pada tahun 2010, namun masih jauh dari target nasional pada tahun 2010 sebesar 80%. Hal ini
menunjukkan perilaku yang memprihatinkan seorang ibu dan keluarganya untuk
perkembangan bayi dan prevalensi gizi kurang pada anak tahun 2010 mencapai 12,09 %.
Sedangkan partisipasi masyarakat melalui berbagai kegiatan UKBM ( Upaya Kesehatan
Berbasis Masyarakat ) dengan adanya posyandu purnama dan mandiri baru mencapai 26,08
pada tahun 2006 dan menjadi 38,70 % pada tahun 2010.
terhadap air bersih baru mencapai 67,30 % pada akhir tahun 2010. Selain indikator tersebut,
pengendalian vektor dan pelayanan sanitasi tempat-tempat umum juga mempengaruhi kondisi
kesehatan lingkungan. Pada tahun 2010, dari rumah/bangunan di Kabupaten Demak yang di
sampel menunjukkan angka bebas jentik nyamuk aedes mencapai 75,02 % yang seharusnya
mencapai lebih dari 95 % tahun 2016. Sedangkan tempat-tempat umum yang memenuhi
syarat kesehatan sebesar 71,47 %. Kondisi ini berkaitan erat dengan berbagai masalah
penyakit seperti TBC, DBD, Leptospirosis, Kusta, Malaria, Flu Burung, Diare, Pneumonia
,Filariasis dan penyakit menular lainnya.
kesehatan anak pra sekolah dan usia sekolah, pelayanan imunisasi dan proporsi penemuan
kasus (CDR) tubercolusis paru. Pada tahun 2006, persalinan yang ditolong tenaga kesehatan
di Kabupaten Demak mencapai 96,88 % dan menjadi 97,28 % tahun 2010. Ibu hamil resiko
tinggi yang dirujuk mencapai 100 % pada tahun 2010., hal ini sesuai target nasional pada
tahun 2010 sebesar 100 %.
Sedangkan peluang, adalah semua yang terkait dengan penyelesaian tantangan dan permasalahan
tersebut baik secara internal maupun eksternal. Peluang secara internal sering disebut sebagai
kekuatan ( Strength ) tersebut antara lain adalah:
23
25
BAB III
a. Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Kondisi masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat adalah faktor penting yang
berpengaruh terhadap status kesehatan penduduk disuatu daerah, karena selain kondisi
lingkungan yang buruk perilaku merupakan faktor yang mempunyai kontribusi besar terhadap
derajad kesehatan masyarakat di suatu daerah. Dari data Profil Kesehatan Kabupaten
Demak menunjukkan bahwa PHBS tatanan rumah tangga baru mencapai 31,60 % tahun
2006 dan meningkat menjadi 68,56% tahun 2010 . Kondisi tersebut menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan secara kuantitas yang signifikan terhadap perilaku hidup bersih dan sehat
pada masyarakat walaupun secara kualitas masih belum menunjukkan angka sebesar
tersebut. Hal ini erat kaitannya dengan berbagai permasalahan kesehatan yang ada di
kabupaten Demak yang masih sering terjadi seperti masih cukup tingginya kasus kasus
penyakit menular seperti antara HIV/AIDS, Demam berdarah Dengue, Malaria lintas batas,
Leptospirosis, TBC maupun penyakit tidak menular seperti antara lain Diabites melitus,
Stroke, Jantung. Kondisi Kesehatan ibu dan anak yang antara lain ditunjukkan dengan
persentase bayi usia 4-6 bulan yang memperoleh ASI eksklusif pada tahun 2006 sebanyak
30,53% dan meningkat menjadi 69,94% pada tahun 2010, namun masih jauh dari target
nasional pada tahun 2010 sebesar 80%. Hal ini menunjukkan perilaku yang memprihatinkan
seorang ibu dan keluarganya untuk perkembangan bayi dan prevalensi gizi kurang pada anak
tahun 2010 mencapai 12,09 %. Sedangkan partisipasi masyarakat melalui berbagai kegiatan
UKBM ( Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat ) dengan adanya posyandu purnama dan
mandiri baru mencapai 26,08 pada tahun 2006 dan menjadi 38,70 % pada tahun 2010.
26
menggembirakan yang ditunjukkan dari indikator rumah sehat baru mencapai 68,37 %.
Penduduk yang memanfaatkan jamban keluarga sebesar 57,89 %, rumah yang mempunyai
saluran pembuangan air limbah baru mencapai 40,80 % serta keluarga yang mempunyai
akses terhadap air bersih baru mencapai 67,30 % pada akhir tahun 2010. Selain indikator
tersebut, pengendalian vektor dan pelayanan sanitasi tempat-tempat umum juga
mempengaruhi kondisi kesehatan lingkungan. Pada tahun 2010, dari rumah/bangunan di
Kabupaten Demak yang di sampel menunjukkan angka bebas jentik nyamuk aedes mencapai
75,02 % yang seharusnya mencapai lebih dari 95 % tahun 2016. Sedangkan tempat-tempat
umum yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 71,47 %. Kondisi ini berkaitan erat dengan
berbagai masalah penyakit seperti TBC, DBD, Leptospirosis, Kusta, Malaria, Flu Burung,
Diare, Pneumonia ,Filariasis dan penyakit menular lainnya.
27
masalah gizi tetap menjadi ancaman dan menjadi perhatian karena masih terjadi kantong
kantong rawan gizi.
Oleh karena itu kinerja pelayanan kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam
upaya peningkatan kualitas kesehatan penduduk. Tinggi rendahnya kinerja pelayanan
kesehatan dapat dilihat dari beberapa indikator, seperti pelayanan kesehatan ibu dan bayi,
pelayanan kesehatan anak pra sekolah dan usia sekolah, pelayanan imunisasi dan proporsi
penemuan kasus (CDR) tubercolusis paru. Pada tahun 2006, persalinan yang ditolong tenaga
kesehatan di Kabupaten Demak mencapai 96,88 % dan menjadi 97,28 % tahun 2010. Ibu
hamil resiko tinggi yang dirujuk mencapai 100 % pada tahun 2010., hal ini sesuai target
nasional pada tahun 2010 sebesar 100 %.
d. Penyakit Menular dan Tidak Menular
Masalah utama yang harus segera ditangani adalah masih tingginya penyakit penyakit infeksi
/ menular di masyarakat walaupun kecenderungannya semakin menurun / membaik
disamping penyakit tidak menular seperti diabetis mellitus, strok yang cenderung meningkat
sehingga tetap masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyakit infeksi/menular
(lihat pencapaian pada tabel 2.2 diatas ) seperti penyakit tubercolusis paru, demam berdarah,
HIV/AIDS, Polio, Malaria, ISPA, Pneumonia, Kusta, Lepstopirosis, Anthrax,Diare,
Chikungunya, Flu Burung, Filariasis dan penyakit menular lainnya masih manjadi masalah
serius yang harus ditangani dan dikendalikan secara komprehensif dengan keterlibatan
berbagai program dan sektor. Pengendalian faktor resiko terjadinya penyakit haruslah
ditangani secara tepat. Penguatan surveylance penyakit untuk deteksi dini timbulnya suatu
penyakit dalam rangka untuk pengambilan keputusan dan tindakan yang tepat ,serta sistem
informasi /jejaring informasi yang tepat dengan semua pemegang kepentingan menjamin
penanganan dini , cepat dan tepat.
Penyakit penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) seperti Polio, Campak, TBC,
Diphteri, Tetanus dan Pertusis . Capaian secara kuantitas menunjukkan telah diatas 80%,
namun secara kualitas dimana masih terjadinya kantong kantong rawan yang belum
mencapai target imunisasi yang akan menimbulkan outbreak penyakit seperti campak, polio
dan diphteri yang berasal dari kantong kantong rawan tersebut.. Pengelolaan cold chain
menjamin ketersediaan kualitas vaksin dan kesinambungan logistik yang dapat
dipertanggung jawabkan. Safe injection menjamin terhindarnya kejadian ikutan pasca
28
imunisasi (KIPI), keamanan bagi provider dan masyarakat secara luas, lebih khusus
terbentuknya imunitas bagi sasaran imunisasi.
3.2 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Sasaran pembangunan kesehatan Kabupaten Demak pada akhir tahun 2016 adalah
mangatasi masalah pokok kesehatan yaitu kematian ibu dan bayi, gizi, penyakit menular dan
tidak menular, kesehatan lingkungan , imunisasi, perilaku hidup bersih dan sehat, serta jaminan
asuransi kesehatan masyarakat melalui pencapaian indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM )
kesehatan dan Millenium Developments Goal (MDGs) yang dapat diukur melalui indikator
kesehatan sebagai berikut :
1. Meningkatnya umur harapan hidup dari 69 tahun pada tahun 2010 menjadi 72 tahun pada
tahun 2016
2. Menurunnya angka kematian bayi dari 5,4 menjadi 4,5 per 1.000 kelahiran hidup
3. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan dari 98,8 menjadi 85 per 100.000 kelahiran hidup
4. Menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita dari 12,09 % menjadi 10% dan KEP total
dari 13,26% menjadi 10% pada akhir 2016.
5. Meningkatkan angka penemuan kasus TBC dari 70 menjadi 85% pada tahun 2016.
6. Meningkatkan mutu kesehatan lingkungan dengan menurunnya kasus penyakit akibat sanitasi
yang buruk. 80%
7. Tercapainya UCI desa 100% secara merata.
8. Meningkatkan penemuan dan penanganan kasus HIV/AIDS dimasyarakat 100%
9. Pengendalian dan penanganan penyakit malaria 100%
10. Pengendalian kejadian penyakit tidak menular dan menular lainnya 100%
11. Meningkatnya cakupan UKS dan PHBS di sekolah 100%
12. Pemberdayaan UKBM (Posyandu Purnama dan Mandiri ) dari 38,70 menjadi 80 %.
13. Memenuhi kebutuhan Sumber Daya Manusia sesuai dengan kompetensi sebesar 90 % pada
tahun 2016
Pembangunan kesehatan memprioritaskan upaya promotif dan preventif yang dipadukan secara
seimbang dengan upaya kuratif dan rehabilitatif. Perhatian khusus diberikan kepada pelayanan
kesehatan bagi penduduk miskin, desa tertinggal serta daerah bencana dengan memperhatikan
kesetaraan gender.
29
Program ini ditujukan untuk menjamin ketersediaan, pemerataan, mutu keterjangkauan obat
dan perbekalan kesehatan termasuk obat tradisional, kosmetika., alat kesehatan, dan
perbekalan kesehatan rumah tangga. Rencana kerja indikatif berupa kegiatan pokok dalam
rangka pelaksanaan program ini antara lain :
Proyeksi kinerja program ini secara indikatif diuraikan dalam tabel di bawah ini.
30
Program ini ditujukan untuk meningkatkan jumlah, pemerataan dan kualitas pelayanan
kesehatan melalui puskesmas dan jaringannya meliputi puskesmas pembantu, puskesmas
keliling , PKD/Polindes dan bidan desa
Rencana kerja indikatif berupa kegiatan pokok dalam rangka pelaksanaan program ini antara
lain :
Proyeksi kinerja program ini secara indikatif diuraikan dalam tabel di bawah ini.
% adanya profil kesehatan 100 % 100 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
31
Program ini ditujukan untuk menjamin terpenuhinya persyaratan mutu, keamanan dan
kemanfaatan/khasiat produk terapetik/obat dan obat tradisional, produk makanan minuman dan
bahan berbahaya dalam rangka perlindungan konsumen dan masyarakat.
Rencana kerja indikatif berupa kegiatan pokok dalam rangka pelaksanaan program ini antara
lain :
Proyeksi kinerja program ini secara indikatif diuraikan dalam tabel di bawah ini.
0
Jumlah kasus keracunan obat 0 0 0 0 0 0
32
Program ini ditujukan untuk meningkatkan pemanfaatan tanaman obat Indonesia Rencana
kerja indikatif berupa kegiatan pokok dalam rangka pelaksanaan program ini antara lain :
33
sesuai kebutuhan
% ketersediaan jamu sesuai 0
0 0 0 0 60 %
kebutuhan
Program ini ditujukan untuk memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat agar mampu
menumbuhkan perilaku hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber
masyarakat.
Rencana kerja indikatif berupa kegiatan pokok dalam rangka pelaksanaan program ini antara
lain :
1). Pengembangan media promosi kesehatan dan informasi sadar hidup sehat
Proyeksi kinerja program ini secara indikatif diuraikan dalam tabel di bawah ini.
34
dan institusi
Cakupan bayi mendapat ASI eksklusif 30 % 42,18 % 30 % 35 % 35 % 40 % 40 %
Cakupan keluarga sadar gizi 40% 16% 40 % 42 % 42 % 45 % 45 %
Cakupan posyandu purnama dan 48%
45 % 25 % 30 % 35 % 40 % 45 %
mandiri
Cakupan penjaringan Pemeriksaan 100% 100% 100% 100% 100% 100%
100%
Kesehatan anak sekolah
Cakupan penduduk yg menjadi peserta
jaminan pemeliharaan kesehatan pra 35 % 35% 35 % 35 % 35 % 35 % 35 %
bayar
Cakupan Desa Siaga Aktif 33 32 50% 60 % 70 % 75% 80 %
Persentase Penyuluhan NAFZA
Program ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan
status gizi masyarakat terutama pada ibu hamil, bayi dan anak balita. Rencana kerja indikatif
berupa kegiatan pokok dalam rangka pelaksanaan program ini antara lain :
35
Proyeksi kinerja program ini secara indikatif diuraikan dalam tabel di bawah ini.
100%
Cakupan balita gizi buruk
mendapat perawatan 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Prevalensi Gizi Buruk 1,2 % 1,227% <1% <1% <1% <1% <1%
Cakupan ibu hamil KEK yang (410ks) 100 % 100 % 100 % 100 %
100 % 100 %
ditangani 100%
Program ini ditujukan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup dan tempat-tempat umum
yang lebih sehat melalui pengembangan sistem kesehatan kewilayahan untuk menggerakkan
pembangunan lintas sektor berwawasan kesehatan
36
Rencana kerja indikatif berupa kegiatan pokok dalam rangka pelaksanaan program ini antara
lain :
Proyeksi kinerja program ini secara indikatif diuraikan dalam tabel di bawah ini.
37
Program ini ditujukan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat
penyakit menular dan tidak menular. Prioritas penyakit menular yang akan ditanggulangi
adalah demam berdarah dengue, tubercolusis paru, HIV/AIDS, polio, kusta, pneumonia, diare,
malaria, zoonosis, filariasis dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Prioritas penyakit tidak menular yang ditanggulangi adalah penyakit jantung dan gangguan
sirkulasi, diabetes melitus dan kanker. Rencana kerja indikatif berupa kegiatan pokok dalam
rangka pelaksanaan program ini antara lain :
Proyeksi kinerja program ini secara indikatif diuraikan dalam tabel di bawah ini.
38
Kasus IMS yang diobati 100% 100% 100% 100% 100% 100%
100% (104
Penderita DBD yang ditangani 100% 100% 100% 100% 100% 100%
ks)
Tidak ada 0% 0% 0% 0% 0%
Angka kematian tetanus 0%
ks
39
Cakupan imunisasi
ibu hamil 100% 5097 (25,6%) 100% 100% 100% 100%
100% 2600 (10,3%) 100% 100% 100% 100% 100%
WUS
100%
40
Proyeksi kinerja program ini secara indikatif diuraikan dalam tabel di bawah ini.
41
42
18. Pengadaan, peningkatan, dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan
jaringannya
19. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Proyeksi kinerja program ini secara indikatif diuraikan dalam tabel di bawah ini.
5 8 12
Jumlah Puskesmas Rawat Inap
5 7 10 14
dengan PONED
43
Proyeksi kinerja program ini secara indikatif diuraikan dalam tabel di bawah ini.
Proyeksi kinerja program ini secara indikatif diuraikan dalam tabel di bawah ini.
Program ini ditujukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan lansia. Rencana kerja indikatif
berupa kegiatan pokok dalam rangka pelaksanaan program ini antara lain :
1). Pelayanan pemeliharaan kesehatan Lansia
2). Pendidikan dan pelatihan perawatan kesehatan lansia
3). Posyandu Lansia
4). Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Proyeksi kinerja program ini secara indikatif diuraikan dalam tabel di bawah ini.
45
26
26 pkm 26 26 26 26
Cakupan posyandu lansia 26 pkm
pkm pkm pkm pkm pkm
Program ini ditujukan untuk meningkatkan pengawasan dan pengendalian makanan. Rencana
kerja indikatif berupa kegiatan pokok dalam rangka pelaksanaan program ini antara lain :
1). Pengawasan dan pengendalian keamanan dan kesehatan makanan hasil produksi
rumah tangga
2). Pengawasan dan pengendalian keamanan dan kesehatan makanan Jasa Boga dan
restaurant
3). Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Proyeksi kinerja program ini secara indikatif diuraikan dalam tabel di bawah ini.
46
Program ini ditujukan untuk meningkatkan keselamatan ibu melahirkan dan anak. Rencana
kerja indikatif berupa kegiatan pokok dalam rangka pelaksanaan program ini antara lain :
1). Penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil dan keluarga kurang mampu
2). Perawatan berkala bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu
3). Pertolongan persalinan bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu
4). Jaminan Persalinan (Jampersal)
5). Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Proyeksi kinerja program ini secara indikatif diuraikan dalam tabel di bawah ini.
47
2 Angka kesakitan dan kematian penyakit menular dan tidak menular masih tinggi
48
BAB IV
Masyarakat yang sehat merupakan suatu hal yang ingin diwujudkan dalam
penyelenggaraan pembangunan dalam bidang kesehatan, yaitu kondisi dimana individu,
keluarga, masyarakat Kabupaten Demak tidak mengalami gangguan penyakit yang
mengakibatkan terganggunya aktivitas sehari-hari baik secara jasmani, rohani dan sosial.
Selain memiliki masyarakat yang sehat, diharapkan masyarakat Kabupaten Demak juga
mandiri, dalam arti individu, keluarga, dan masyarakat Kabupaten Demak mampu untuk
mencukupi kebutuhan dirinya sendiri, keluarga, dan masyarakat baik dalam pembiayaan
kesehatan maupun pemanfaatan fasilitas kesehatan.
49
baik secara langsung maupun tidak langsung. Misi ini dimaksudkan sektor lain dalam
mengambil kebijakan, program dan kegiatan selalu mempertimbangkan aspek-aspek
kesehatan. Sehingga hasil pembangunan tidak menimbulkan dampak yang memperburuk
kesehatan.
3) Mendorong kemandirian masyarakat dan meningkatkan kesadaran masyarakat
tentang hidup bersih dan sehat
Yang dimaksud mandiri adalah individu, keluarga, dan masyarakat Kabupaten Demak
mampu untuk mengatasi dirinya sendiri, keluarga, dan masyarakat baik dalam pembiayaan
kesehatan maupun pemanfaatan fasilitas kesehatan. Meningkatkan kesadaran masyarakat
tentang hidup bersih dan sehat dimaksudkan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari
selalu berperilaku bersih dan sehat.
50
3 Terwujudnya pelayanan kesehatan dasar yang bermutu, komprehensip dan merata bagi
seluruh masyarakat termasuk masyarakat miskin.
4 Menurunnya prevalensi gizi buruk dan gizi kurang pada anak balita
9 Terwujudnya perilaku hidup bersih dan sehat sebagai budaya masyarakat Demak
51
Sedangkan rencana sasaran Dinas Kesehatan Kabupaten Demak pada akhir tahun 2016
yang tercermin dalam pencapaian indikator , yaitu :
1. Meningkatkan umur harapan hidup dari 68,8 tahun menjadi lebih atau sama dengan 71 tahun.
2. Menurunkan angka kematian bayi dari 5,4 menjadi 4,5 per 1.000 kelahiran hidup.
3. Menurunkan angka kematian ibu melahirkan dari 98,8 menjadi 85 per 100.000 kelahiran hidup.
4. Menurunkan pravalensi gizi kurang dan gizi buruk pada anak balita dari 13,26 menjadi 10% .
KEP total menjadi 10% dari jumalh balita
5. Menurunkan angka kesakitan penyakit menular dan tidak menular.
a. HIV/AIDS
b. TB paru
c. Kusta
d. DBD
e. Chikungunya
f. Leptopirosis
g. Filariasis
h. Diare
i. Ispa
j. Pneumonia
k. Malaria
l. Anthrax
m. Flu burung
n. Campak
o. Polio
p. Tetanus neonatorum
6. Meningkatkan mutu sanitasi lingkungan :
a. Cakupan air bersih 80%
b. Cakupan jamban 80%
c. Cakupan SPAL 70%
d. Cakupan TUPM 80%
e. Cakupan institusi sehat 81%
f. Cakupan rumah sehat 81%
g. Cakupan rumah/bangunan bebas jentik nyamuk aedes 95%
52
NILAI-NILAI
Guna mewujudkan visi dan misi rencana strategis pembangunan kesehatan, Dinas Kesehatan
menganut dan menjunjungtinggi nilai-nilai yaitu:
1. Pro Rakyat
Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Dinas Kesehatan selalu mendahulukan
kepentingan rakyat dan haruslah menghasilkan yang terbaik untuk rakyat. Diperolehnya derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang adalah salah satu hak asasi manusia tanpa
membedakan suku, golongan, agama, dan status sosial ekonomi.
2. Inklusif
Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak, karena pembangunan
kesehatan tidak mungkinhanya dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan saja. Dengan demikian,
seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasi aktif, yang meliputi lintas sektor, organisasi
profesi, organisasi masyarakat pengusaha, masyarakat madani dan masyarakat akar rumput.
3. Responsif
Program kesehatan haruslah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan rakyat, serta tanggap
dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat, sosial budaya dan kondisi
geografis. Faktor-faktor ini menjadi dasar dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang
berbeda-beda, sehingga diperlukan penanganan yang berbeda pula.
4. Efektif
Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target yang telah ditetapkan,
dan bersifat efisien.
53
5. Bersih
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme
(KKN), transparan, dan akuntabel.
a. Strategi
Untuk mencapai dan mewujudkan visi Dinas Kesehatan Kabupaten Demak pada akhir
tahun 2016, dan sesuai dengan misi yang telah ditetapkan, maka dalam periode 20012-2016 akan
ditempuh beberapa alternatif strategi yang dikonsolidasikan menjadi 4 (empat) strategi yang saling
kait mengkait dan saling mendukung secara sinergis sebagai berikut :
1. Meningkatkan Alokasi Pembiayaan Pembangunan Kesehatan melalui APBD Kabupaten,
APBD Provinsi dan APBN serta PHLN.
Program dan kegiatan dalam kaitannya dengan sasaran-sasaran yang akan dicapai yang
pelaksanaannya dalam periode lima tahun kedepan memerlukan pembiayaan yang relatif
besar jumlahnya. Penggunaan pembiayaan dari APBD Kabupaten Demak saja terutama dari
Pendapatan Asli Daerah (PAD) jelas tidak mencukupi, dan sektor/bidang lain juga
membutuhkan dana yang tidak kecil. Oleh karena tambahan pembiayaan yang bersumber dari
APBD Provinsi, APBN maupun PHLN masih diperlukan untuk mencapai target pencapaian
standar pelayanan minimal (SPM) yang menjadi kewenangan wajib daerah serta percapaian
target MDGs. Program dan Kegiatan yang masih tetap membutuhkan pembiayaan yang cukup
besar adalah penyediaan obat dan perbekalan kesehatan, pembangunan infrastruktur/sarana
dan prasarana kesehatan , jaminan pelayanan kesehatan masyarakat/jaminan kesehtan
masyarakat daerah sehingga dengan alokasi pembiayaan yang memadai, tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan (SPM dan MDGs) dapat tercapai.
memberikan kesempatan kepada SDM tenaga kesehatan untuk mengikuti pendidikan dan
pelatihan baik berupa tugas belajar, pelatihan tehnis fungsional, pelatihan peningkatan
kemampuan manajerial dan lain sebagainya yang dapat meningkatkan kapasitasnya untuk
menunjang upaya kesehatan. Sedangkan secara informal melalui pembimbingan teknis dan
fasilitasi kegiatan.
55
kesehatan pondok pesantren, Saka bhakti husada serta pengobat tradisonal adalah
sumberdaya masyarakat yang apabila dikelola dengan baik akan menjadi kekuatan yang besar
dalam mengendalian dan pemecahan masalah kesehatan. Pemberian peran yang lebih besar
sesuai dengan fungsinya dalam kemandirian serta pembinaan yang diarahkan untuk
membantu memecahkan masalah pokok kesehatan seperti kematian ibu dan bayi, penyakit
menular dan tidak menular, gizi, kesehatan lingkungan secara tidak langsung akan
memperbaiki derajad kesehatan masyarakat. Jaringan kerja informasi dan komitmen antara
UKBM dan stake holder perlu dibangun agar informasi timbal balik dapat tercapai.
b. Kebijakan
Untuk mencapai dan mewujudkan Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Demak pada akhir
tahun 2016, maka peran Dinas Kesehatan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan
dilaksanakan berdasarkan kebijakan sebagai berikut :
Pusat (Depkes) dalam rangka mendapatkan sumber dana dari APBN ataupun Pinjaman/Hibah
Luar Negeri (PHLN). Untuk menjamin penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat miskin
dan daerah terpencil, maka penyediaan dana khusus dari anggaran pemerintah perlu tetap
dialokasi di dalam APBD Kabupaten maupun APBD provinsi dan APBN.
Untuk menjamin sumber daya obat-obatan dan perbekalan kesehatan, dilaksanakan penyediaan
dan pendistribusian obat serta perbekalan kesehatan, sehingga akan tersedia obat dan
perbekalan kesehatan yang aman, bermutu dan bermanfaat, serta terjangkau oleh segenap
lapisan masyarakat. Dinas Kesehatan menjamin ketersediaan obat sangat essensial di
Puskesmas, karena menggunakan sistem buffer stock.
2. Pelaksanaan Upaya Kesehatan.
Upaya kesehatan harus memberikan pengutamaan pada pelayanan kesehatan masyarakat yang
dipadukan secara serasi dan seimbang dengan upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya
kesehatan masyarakat (UKM). Disamping itu upaya kesehatan bagi penduduk miskin,
penanggulangan masalah gizi kurang dan buruk pada balita dan ibu hamil, pengendalian dan
pencegahan kematian pada ibu dan bayi pada persalinan, pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular serta imunisasi , peningkatan mutu sanitasi dasar promosi kesehatan dan
pendaya-gunaan tenaga kesehatan perlu mendapatkan pengutamaan dan penanganan secara
komprehensif.
3. Penggalangan Kemitraan Lintas Sektor dan Perguruan Tinggi
Untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan pembangunan kesehatan, diperlukan kerja sama
lintas sektor dan perguruan tinggi yang mantap. Dengan kalangan perguruan tinggi dibangun
melalui Memorandum of Understanding (MoU). Demikian pula optimalisasi pembangunan
berwawasan kesehatan yang mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan,
menuntut adanya penggalangan kemitraan lintas sektor dan segenap potensi daerah. Kerja
sama lintas sektor harus dilakukan sejak proses perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan
dan pengendalian, sampai pada pengawasan dan penilaiannya.
4. Pemberdayaan Masyarakat dan Swasta.
Masyarakat termasuk sektor swasta mestilah berperan aktif dan berkontribusi secara nyata
dalam pembangunan kesehatan. Pemberdayaan masyarakat baik melalui UKBM maupun bentuk
lainnya dilakukan dengan mendorong masyarakat agar mampu secara mandiri menjamin
terpenuhinya kebutuhan kesehatan dan kesinambungan dalam pelayanan kesehatan secara
preventif maupun promotif.
57
58
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal
Kondisi Kinerja Akhir
Periode RPJMD Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Periode RPJMD
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Prioritas Pembangunan Mei
Tahun
Tahun Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000) Target Rp.(000)
2010
2011
2 3 (4a) (4b) 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
URUSAN WAJIB
Kesehatan
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Persentase ketersediaan obat sesuai 70% 70% 1.145.000 76% 2.125.000 81% 3.205.000 86% 3.985.00 88% 5.315.000 88% 15.775.000
kebutuhan 0
Pengadaan Obat % ketersediaan obat sesuai kebutuhan 90% 75 95% 750.000 98% 1.500.000 100% 2.200.000 100% 2.700.00 100% 3.500.000
0
Pengelolaan obat Pengadaan obat esensial-generik 95% 95% 75.000 95% 80.000 95% 85.000 95% 90.000 95% 95.000
sesuai DOEN
Pembinaan pelayanan kefarmasian % ketersediaan obat narkotika- 80% 75 85% 20.000 85% 25.000 90% 30.000 90% 35.000 90% 40.000
psikotropika sesuai kebutuhan
59
Pembinaan penggunaan obat rasional % ketersediaan obat program sesuai 50% 75 50% 20.000 60% 25.000 70% 30.000 80% 35.000 90% 40.000
kebutuhan
Pemenuhan kebutuhan alat kesehatan di Puskesmas Penulisan resep obat generik 90% 96 91% 200.000 92% 400.000 93% 750.000 94% 1.000.00 95% 1.500.000
dan sub unit puskesmas 0
Monitoring dan evaluasi alat kesehatan di fasilitas % puskesmas yang melaksanakan 70% 35 75% 30.000 80% 35.000 80% 40.000 85% 45.000 85% 50.000
kesehatan pemerintah dan swasta. pengelolaan obat sesuai standar
Pembinaan dan pengawasan alat kesehatan di % puskesmas yang melaksanakan 0 35 40% 25.000 50% 30.000 55% 35.000 60% 40.000 65% 45.000
fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta. pelayanan kefarmasian sesuai standar
Pembinaan sarana distribusi dan sarana produksi alat % instalasi farmasi RS yang 0 60% 25.000 70% 30.000 70% 35.000 75% 40.000 75% 45.000
kesehatan,kosmetik,PKRT melaksanakan pelayanan kefarmasian
sesuai standar
% produsen kosmetik yang memenuhi 90% 100 95% 98% 98% 98% 98%
standar
% distributor kosmetik yang memenuhi 90% 11,77 95% 98% 98% 98% 98%
standar
60
Pembinaan dan pengendalian kosmetik 0% 76,47 70% 80% 90% 100% 100%
Program Upaya Kesehatan Masyarakat Persentase pelayanan kesehatan 72% 3.902.000 71% 4.637.000 81% 5.348.000 86% 5.954.00 88% 6.612.000 83% 26.453.000
masyarakat 0
Pengadaan buku KIA Cakupan kunjungan ibu hamil K4 95% 43,28 88% 50.000 90% 60.000 93% 68.000 95% 76.000 95% 80.000
Peningkatan pelayanan ibu hamil Cakupan pertolongan persalinan oleh 95,30% 43,93 95,20% 70.000 95,20% 80.000 95,30% 88.000 95,30% 96.000 95,30% 100.000
nakes
pelayanan balita sehat Ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk 100% 100% 20.000 100% 30.000 100% 38.000 100% 46.000 100% 50.000
peningkatan pelayanan PKD Cakupan kunjungan neonatus 99,50% 36,45 99,60% 20.000 99.7 % 30.000 99,80% 38.000 99,80% 46.000 100% 50.000
Pemantauan kegiatan di PKD Cakupan kunjungan bayi 99,25% 37,9 99,30% 30.000 99,40% 40.000 99,50% 48.000 99,60% 56.000 99,70% 60.000
Program perencanaan Persalinan dan Pencegahan Cakupan bayi berat lahir rendah yang 100% 100 100% 50.000 100% 60.000 100% 68.000 100% 76.000 100% 80.000
Komplikasi (P4K) ditangani
61
Pelatihan Penanganan Asfiksia dan BBLR Cakupan deteksi dini anak balita dan 43,70% 50% 50.000 60% 60.000 70% 68.000 80% 76.000 80% 80.000
pra sekolah
Pojok ASI Cakupan pelayanan kesehatan remaja 22,20% 15 30% 30.000 45% 40.000 65% 48.000 80% 56.000 80% 60.000
Peningkatan mutu Bidan untuk pendampingan dukun Kecamatan bebas rawan gizi 35,71% 40% 30.000 55% 40.000 70% 48.000 85% 56.000 100% 60.000
bayi
Pelayanan laboratorium klinik Cakupan pelayanan kesehatan dasar 100% 100% 50.000 100% 60.000 100% 68.000 100% 76.000 100% 80.000
masyarakat miskin
Pelayanan rujukan laboratorium klinik Cakupan Pemeriksaan Fisik ( air 100% 100 100% 100.000 100% 110.000 100% 118.000 100% 126.000 100% 130.000
minum, air bersih, air kolam renang)
Pelayanan Laboratorium Kesehatan Masyarakat Cakupan Pemeriksaan Kimia ( air 100% 100% 50.000 100% 60.000 100% 68.000 100% 76.000 100% 80.000
minum, air bersih, air kolam renang)
Administrasi Ketatausahaan Labkesda Cakupan Pemeriksaan Bakteriologi air 68% 70% 1.400.000 75% 1.700.000 80% 2.000.000 85% 2.200.00 90% 2.500.000
( air minum, air bersih, air kolam renang) 0
Bimbingan teknis kinerja puskesmas Cakupan Pemeriksaan Makanan dan 90% 95% 50.000 100% 55.000 100% 60.000 100% 65.000 100% 70.000
Minuman
Perkesmas (perawatan kesehatan masyarakat) dan Cakupan Pemeriksaan Klinis ( Darah, 0% 25% 30.000 50% 40.000 60% 50.000 75% 55.000 80% 60.000
Pengamanan Kesehatan Urin, Dahak )
Operasional puskesmas gratis 0% 33% 1.872.000 40% 2.172.000 50% 2.472.000 60% 2.772.00 75% 3.072.000
0
Program Upaya Kesehatan Perorangan Persentase pelayanan kesehatan 30% 1.505.000 32% 2.875.000 33% 3.321.000 35% 3.652.00 36% 3.975.000 36% 15.328.000
perorangan 0
Pembinaan Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Cakupan rawat jalan 20% 4,72 19% 30.000 18% 40.000 17% 48.000 16% 56.000 15% 60.000 15% 234.000
Pembinaan Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Cakupan rawat inap 2,00% 0,31 2,30% 75.000 2,60% 85.000 3,00% 93.000 3,50% 101.000 4% 105.000 4% 459.000
Pelayanan dan Pengembangan puskesmas rawat inap 68% 70% 1.400.000 75% 1.600.000 80% 1.800.000 85% 2.000.00 90% 2.200.000 90% 9.000.000
di setiap kecamatan ( operasional rawat inap ) 0
BOR (%) 70 75 80 85 90
LOS (hari) 3,58 4 5 5 6
TOI (hari) 2 1,5 1,5 1 1
BTO 75 8 85 90 95
62
Pembinaan sarana distribusi makanan - minuman Jumlah Industri makanan minuman 0 20 20% 60.000 25% 65.000 30% 74.000 35% 82.000 40% 90.000
yang ber SPIRT
Program penyebaran informasi sarana distribusi % distributor makanan minuman yang 0% 50 50% 15.000 60% 20.000 70% 29.000 80% 37.000 90% 45.000
makanan minuman memenuhi standar
Program penyebaran informasi sarana produksi % produsen makanan minuman yang 0% 0 50% 15.000 60% 20.000 70% 29.000 80% 37.000 90% 45.000
tidak mengandung bahan berbahaya
Program penyuluhan keamanan pangan % uji makanan minuman yang 0% 15 15% 30.000 15% 35.000 15% 44.000 20% 52.000 25% 60.000
memenuhi standar
Uji / sampling makmin dan bahan berbahaya % Pangan Jajan Anak Sekolah yang 0% 80% 30% 20.000 35% 25.000 40% 34.000 45% 42.000 50% 50.000
memenuhi standar
Penyebaran Informasi di kantin sekolah dan % makanan minuman bebas bahan 0% 66,67% 30% 20.000 35% 25.000 40% 34.000 45% 42.000 50% 50.000
lingkungan sekolah berbahaya pada penjamah makanan
minuman
63
Pembinaan produsen yang tidak mengandung bahan % pemetaan makanan minuman di 0% 60% 25.000 70% 30.000 80% 39.000 90% 47.000 100% 55.000
berbahaya Puskesmas
Pembinaan penjamah makmin pada rumah makan, % distributor obat yang memenuhi 15% 10% 20% 25.000 25% 30.000 30% 39.000 40% 47.000 50% 55.000
catering dan warung standar
Pembinaan pengelolaan NAPZA % distributor obat tradisional yang 25% 20% 30% 20.000 35% 25.000 40% 34.000 50% 42.000 60% 50.000
memenuhi standar
Pembinaan sarana distribusi obat dan obat tradisional % puskesmas yang melaksanakan 0% 45% 50% 25.000 60% 30.000 65% 39.000 70% 47.000 75% 55.000
pengelolaan narkotika-psikotropika
sesuai standar
% RS yang melaksanakan pengelolaan 0% Blm 50% 60% 65% 70% 75%
narkotika-psikotropika sesuai standar pembinaa
n
% apotek yang melaksanakan 0% 30% 50% 60% 65% 70% 75%
pengelolaan narkotika-psikotropika
sesuai standar
Program Pengembangan Obat Asli Indonesia Tersedianya obat asli indonesia di 27 pkm 175.000 27 pkm 205.000 27 pkm 235.000 27 pkm 265.000 27 pkm 295.000 27 pkm 1.175.000
Puskesmas
Pengadaan obat asli Indonesia Jumlah Puskesmas yang 26 pkm 26 pkm 27 pkm 75.000 27 85.000 27 pkm 95.000 27 105.000 27 pkm 115.000
memanfaatkan obat asli Indonesia pkm pkm
Pengadaan jamu Jumlah Puskesmas dengan pelayanan 0 pkm 0 0 pkm 75.000 0 pkm 85.000 0 pkm 95.000 1 pkm 105.000 1 pkm 115.000
jamu
Pembinaan pemanfaatan dan pengelolaan obat asli % ketersediaan obat asli Indonesia 0 25% 50% 25.000 55% 35.000 60% 45.000 65% 55.000 70% 65.000
Indonesia sesuai kebutuhan
% ketersediaan jamu sesuai kebutuhan 0 0 0 0 0 60% 70%
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Cakupan Perilaku Hidup bersih dan 65% 27% 66% 950.000 67% 1.180.000 68% 1.410.000 69% 1.640.00 70% 1.870.000 70% 7.050.000
masyarakat sehat di Kab.Demak 0
64
Pembinaan Pramuka Saka Bakti Husada (SBH) Cakupan PHBS tatanan rumah tangga 65% 27% 66% 20.000 67% 30.000 68% 40.000 69% 50.000 70% 60.000 70% 200.000
dan institusi
Pembinaan Kader Posyandu Cakupan bayi mendapat ASI eksklusif 30% 12% 30% 25.000 35% 35.000 35% 45.000 40% 55.000 40% 65.000 40% 225.000
(survey)
dan
42,18(bul
anan)
Bintek Program Pemberdayaan Masyarakat dan Cakupan keluarga sadar gizi 40% 16% 40% 25.000 42% 35.000 42% 45.000 45% 55.000 45% 65.000 45% 225.000
JPKM
Pembinaan PHBS Cakupan posyandu purnama dan 45% 48% 25% 40.000 30% 50.000 35% 60.000 40% 70.000 45% 80.000 45% 300.000
mandiri
Promosi Kesehatan Cakupan penduduk yg menjadi peserta 35% 35% 35% 50.000 35% 60.000 35% 70.000 35% 80.000 35% 90.000 35% 350.000
jaminan pemeliharaan kesehatan pra
bayar
Pembinaan program UKS di Kabupaten Demak Cakupan jaminan pemeliharaan 100% 100% 100% 25.000 100% 35.000 100% 45.000 100% 55.000 100% 65.000 100% 225.000
kesehatan keluarga miskin dan
masyarakat rentan
Pembinaan UKS bagi guru pembina UKS Cakupan Desa Siaga Aktif 33% 32% 50% 20.000 60% 30.000 70% 40.000 75% 50.000 80% 60.000 80% 200.000
Cerdas Cermat program UKS 25.000 35.000 45.000 55.000 65.000 225.000
Pembinaan UKBM 25.000 35.000 45.000 55.000 65.000 225.000
Pengadaan sarana penyuluhan dan kampanye 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 250.000
program kesehatan
Permberdayaan masyarakat dalam pemberantasan 70.000 80.000 90.000 100.000 110.000 450.000
penyakit Demam Berdarah melalui Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN)
Pemberdayaan masyarakat penanganan faktor resiko 25.000 35.000 45.000 55.000 65.000 225.000
penyakit menular dan tidak menular.
Program Pendataan sasaran keluarga miskin diluar 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 200.000
kuota jamkesmas untuk sasaran jamkesda
pelayanan Pendampingan Jamkesda 220.000 230.000 240.000 250.000 260.000 1.200.000
65
Deteksi dini kesehatan anak sekolah 25.000 35.000 45.000 55.000 65.000 225.000
Pelayanan Jamkesda Rujukan 250.000 300.000 350.000 400.000 450.000 1.750.000
Program sekolah sehat 25.000 35.000 45.000 55.000 65.000 225.000
Survey ASI Eksklusif 15.000 25.000 35.000 45.000 55.000 175.000
Pemetaan Keluarga Sadar Gizi 15.000 25.000 35.000 45.000 55.000 175.000
Program Perbaikan Gizi Masyarakat Persentase Gizi Buruk Balita 100% 100% 300.000 100% 405.000 100% 510.000 100% 615.000 100% 720.000 100% 2.550.000
mendapat perawatan
Upaya Perbaikkan Gizi Keluarga Cakupan balita yang datang dan 90% 74(81,31 90% 25.000 90% 35.000 90% 45.000 90% 55.000 90% 65.000 90% 225.000
ditimbang %)
Upaya Perbaikkan Gizi Institusi Cakupan balita yang naik berat 80% 84,38 80,50% 40.000 81% 50.000 81,50% 60.000 82% 70.000 82,50% 80.000 83% 300.000
badannya
Penanggulangan Kasus Gizi Buruk Cakupan balita bawah garis merah 1% 1,27 2% 75.000 2% 100.000 1,80% 125.000 1,80% 150.000 1,60% 175.000 2% 625.000
Penanggulangan Anemi Gizi Cakupan balita mendapat kapsul Vit A 100% Baru 100% 35.000 100% 45.000 100% 55.000 100% 65.000 100% 75.000 100% 275.000
2 kali sekali
Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet 90% 42,39 91% 30.000 92% 40.000 93% 50.000 94% 60.000 95% 70.000 95% 250.000
Fe
Pembardayaan Petugas Gizi Puskesmas Cakupan pemberian makanan 100% 100 100% 25.000 100% 35.000 100% 45.000 100% 55.000 100% 65.000 100% 225.000
pendamping ASI bagi bayi BGM dari
keluarga miskin
Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Cakupan balita gizi buruk mendapat 100% 15 ks 100% 45.000 100% 55.000 100% 65.000 100% 75.000 100% 85.000 100% 325.000
Yodium (GAKY) perawatan (100%)
Pojok Gizi ( POZI ) 10.000 20.000 30.000 40.000 100.000
Prevalensi Gizi Buruk 1,20% 1,23% <1% 25.000 <1% 35.000 <1% 45.000 <1% 55.000 <1% 65.000 <1% 225.000
Prevalensi gizi kurang 12,06% 12,91% <12 % <11,5 <11 % < 10,5 < 10 % < 10 %
% %
Prevalensi gizi lebih 1% 1,43% <1% <1% <1% <1% <1% <1%
Prevalensi KEP total 13,26 14,18% 13 12,5 12 11 10% 10%
Cakupan ibu hamil KEK yang ditangani 100% (410ks) 100% 100% 100% 100% 100% 100%
100%
66
Program Pengembangan Lingkungan Sehat Persentase Cakupan lingkungan bersih 58,15% 5656,88% 70,88% 300.000 73,88% 340.000 76,38% 380.000 79,50% 420.000 80,88% 460.000 76,30% 1.900.000
dan Sehat
Pembentukan Desa Sehat Cakupan institusi sehat ( dibina ) 60,14% 46,58 76% 25.000 77% 30.000 79% 35.000 80% 40.000 81% 45.000
Pengawasan Kualitas Air Cakupan akses air bersih 60,50% 65,35 70% 30.000 72% 35.000 75% 40.000 80% 45.000 80% 50.000
Fasilitasi Klinik Sanitasi Cakupan jamban 47,24% 51,37 62% 20.000 72% 25.000 75% 30.000 80% 35.000 80% 40.000
Peningkatan Cakupan Jamban Cakupan SPAL 23,70% 34,05 50% 50.000 55% 55.000 60% 60.000 65% 65.000 70% 70.000
Peningkatan Cakupan Rumah Sehat Cakupan rumah sehat 64,50% 60,44 70% 55.000 72% 60.000 75% 65.000 80% 70.000 81% 75.000
Peningkatan Cakupan TTU,TPM, TP3 Cakupan TUPM sehat 61% 78,3 72% 30.000 74% 35.000 76% 40.000 78% 45.000 80% 50.000
Pamsimas Cakupan rumah/ bangunan bebas 88% 61,75 95% 40.000 95% 45.000 95% 50.000 95% 55.000 95% 60.000
jentik nyamuk aedes
Peningkatan Lingkungan sehat akibat dampak rokok Cakupan tempat sampah sehat di 60,14% 54,71 72% 50.000 74% 55.000 76% 60.000 78% 65.000 80% 70.000
rumah tangga
Program Pencegahan dan Penanggulangan Persentase penanganan penyakit 98,40% 850.000 98,55% 1.034.000 98,69% 1.218.000 98,83% 1.402.00 99,19% 1.586.000 99.19% 6.090.000
Penyakit Menular menular dan tidak menular 0
Imunisasi Desa/kelurahan mengalami KLB 100% 100% 50.000 100% 58.000 100% 66.000 100% 74.000 100% 82.000
ditangani < 24 jam
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) Cakupan desa UCI 100% 100% 40.000 100% 48.000 100% 56.000 100% 64.000 100% 72.000
Crass Program Campak AFP rate polio per 100.000 penduduk 2 9 2 40.000 2 48.000 2 56.000 2 64.000 2 72.000
<15 tahun
Case Base Measles Surveylance ( CBMS) Penemuan kasus TBC BTA positif 70% 20 72% 25.000 74% 33.000 76% 41.000 78% 49.000 85% 57.000
(CDR)
Penanggulangan kasus PD3I dan KIPI 40.000 48.000 56.000 64.000 72.000
Pengendalian penyakit tidak menular (PTM) Kesembuhan penderita TBC BTA 95% 95% 40.000 96% 48.000 97% 56.000 98% 64.000 98% 72.000
positif (Cure rate)
Surveilans AFP Kasus balita dengan pneumonia yang 90% 85 100% 25.000 100% 33.000 100% 41.000 100% 49.000 100% 57.000
ditemukan dan diobati sesuai standart
Pemeriksaan Kesehatan Haji Cakupan Penderita HIV/AIDS yang 100% 13 kasus 100% 25.000 100% 33.000 100% 41.000 100% 49.000 100% 57.000
ditangani (100%)
Pemberantasan penyakit DBD 150.000 158.000 166.000 174.000 182.000
67
Penanggulangan Filaria Kasus IMS yang diobati 100% 100% 20.000 100% 28.000 100% 36.000 100% 44.000 100% 52.000
Penanggulangan Chikungunya Penderita DBD yang ditangani 100% 104 ks 100% 25.000 100% 33.000 100% 41.000 100% 49.000 100% 57.000
penanggulangan Antrax 100% 8.000 16.000 24.000 32.000
Penanggulangan Leptospirosis Angka kesakitan DBD / 100.000 < 20 9,7 < 20 15.000 < 20 23.000 < 20 31.000 < 20 39.000 < 20 47.000
penduduk
Penanggulangan Malaria Lintas Batas Angka kematian DBD <1% 2ks <1% 20.000 <1% 28.000 <1% 36.000 <1% 44.000 <1% 52.000
Pemberantasan penyakit Kusta 8.000 16.000 24.000 32.000
Pemeberantasan penyakit TBC Paru Kasus Leptospirosis yang ditemukan 100% 100 100% 60.000 100% 68.000 100% 76.000 100% 84.000 100% 92.000
dan diobati sesuai prosedur
Pemberantasan penyakit ISPA dan Pneumonia Kasus suspek Flu Burung pada 100% 1 100% 20.000 100% 28.000 100% 36.000 100% 44.000 100% 52.000
manusia yang ditemukan dan ditangani
Pengendalian kasus HIV / AIDS Kasus malaria yang ditemukan dan 100% 6 (impor) 100% 60.000 100% 68.000 100% 76.000 100% 84.000 100% 92.000
diobati sesuai prosedur
Pemberantasan penyakit Diare Kasus Balita diare yang ditemukan dan 100% 100% 20.000 100% 28.000 100% 36.000 100% 44.000 100% 52.000
ditangani sesuai prosedur.
Pemberantasan penyakit Flu Burung Kasus kematian diare pada balita 0 1 0 50.000 0 58.000 0 66.000 0 74.000 0 82.000
Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB), wabah, Kasus TN yg ditangani 100% Tidak ada 100% 50.000 100% 58.000 100% 66.000 100% 74.000 100% 82.000
bencana dan potensial KLB kasus
Pengendalian Faktor resiko penyakit menular Angka kematian tetanus 0% Tidak ada 0% 25.000 0% 33.000 0% 41.000 0% 49.000 0% 57.000
ks
Surveilans penyakit menular dan tidak menular Angka kesakitan campak pada balita / 2 2 50.000 2 58.000 2 66.000 2 74.000 2 82.000
100.000 penduduk
Prevalensi kusta / 10.000 penduduk <1 <1 <1 <1 <1 <1
Kasus filariasis yang ditemukan dan 100% 1 100% 100% 100% 100% 100%
ditangani
Kasus Anthrax yang 100% 0 100% 100% 100% 100% 100%
Ditemukan dan ditangani
Kasus Chikungunya yang ditemukan 100% 1 100% 100% 100% 100% 100%
dan ditangani
68
Cakupan rumah sakit yang 100% 3 RS 100% 100% 100% 100% 100%
melaporkan pelaksanaan deteksi jantung
koroner dan diabetes melitus.
Cakupan imunisasi anak sekolah ( 100% Belum 99,30% 99,50% 99,50% 99,50% 100%
BIAS)
Cakupan pelayanan imunisasi 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Meningitis pada calon jamaah haji
Cakupan imunisasi
- ibu hamil 100% 5097(25,6 100% 100% 100% 100% 100%
%)
- WUS 100% 2600 100% 100% 100% 100% 100%
(10,3%)
Program Sumber Daya Kesehatan Persentase pemenuhan Sumber daya 59% 73% 541.100 97% 611.100 98% 723.100 99% 821.100 100% 919.100 100% 3.615.500
manusia kesehatan
Peningkatan Kinerja Tenaga Fungsional Persentase Tenaga Kesehatan di 100% 53 100% 100% 179.500 100% 187.500 100% 194.500 100% 201.500
Puskesmas dan RS 174.500
Pembinaan Kinerja Pengelola Kepeg/Subbag TU di 26 Dokter umum 53% 53 69% 93% 30.000 95% 38.000 98% 45.000 100% 52.000
Pusk 25.000
Pembekalan bagi Pet Keuangan/Bendahara & Pemb Dokter spesialis Dasar 80% 80 90% 100% 30.000 100% 38.000 100% 45.000 100% 52.000
Bend 25.000
Peningkatan Kinerja Petugas Pengelola Barang di Dokter Spesialis penunjang medik 50% 50% 73% 100% 25.000 100% 33.000 100% 40.000 100% 47.000
Pusk 20.000
Kursus Ketrampilan dan Job Training Dokter spesialis Mulut 50% 50% 50% 20.000 100% 25.000 100% 33.000 100% 40.000 100% 47.000
Pelatihan PPGD bagi Perawat Dokter gigi 43% 43% 57% 20.000 73% 25.000 83% 33.000 93% 40.000 100% 47.000
Pelatihan Life Saving Skill Apoteker 60% 60% 67% 50.000 100% 55.000 100% 63.000 100% 70.000 100% 77.000
Pelatihan Contraseptif Teknologi Update (CTU) Bidan 70% 71 79% 25.000 90% 30.000 96% 38.000 98% 45.000 100% 52.000
Pelatihan Management Terpadu Balita Sakit (MTBS) Perawat 51% 52 65% 45.000 85% 50.000 93% 58.000 96% 65.000 100% 72.000
69
Pelatihan Stimulasi Dini Interfensi Deteksi Tumbuh Pranata Laboratorium 72% 72 100% 100% 30.000 100% 38.000 100% 45.000 100% 52.000
Kembang 25.000
Pelatihan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja Sanitarian 81% 96% 100% 31.600 100% 39.600 100% 46.600 100% 53.600
(PKPR) 26.600
- Pelatihan Pelayanan Obsetri Neonatal Dasar Nutrisionis 81% 97% 25.000 100% 30.000 100% 38.000 100% 45.000 100% 52.000
- Pelatihan Entry Data Sistem Informasi Management Asisten Apoteker 75% 96% 100% 30.000 100% 38.000 100% 45.000 100% 52.000
Kepeg 25.000
- Pelatihan Asuhan Pasca Keguguran Keterapian Fisik (fisiotherapy) 33% 33% 35.000 100% 40.000 100% 48.000 100% 55.000 100% 62.000
Keteknisan Medis 60% 60% 100% 100% 100% 100%
Rekam Medis 80% 80% 100% 100% 100% 100%
IPSRS 50% 50% 100% 100% 100% 100%
Pengelola Limbah 50% 50% 100% 100% 100% 100%
Petugas Kamar Jenazah 50% 50% 100% 100% 100% 100%
Tenaga lainnya menurut Kebutuhan 0% 100% 100% 100% 100% 100%
Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Adanya kebijakan pengelolaan 1 455.000 1 540.000 1 615.000 1 690.000 1 765.000 1 3.065.000
Kesehatan pelayanan
Penyusunan Buku Profil Kesehatan % adanya kebijakan pengelolaan 1 1 1 30.000 1 35.000 1 40.000 1 45.000 1 50.000
pelayanan yang mengarah pada keluarga
miskin
Pemeliharaan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Adanya Sistem Informasi Kesehatan 1 1 1 30.000 1 35.000 1 40.000 1 45.000 1 50.000
(SIK) Kabupaten
Evaluasi Prog berdasarkan SPM Adanya evaluasi kinerja program, 1 1 1 30.000 1 35.000 1 40.000 1 45.000 1 50.000
Standar Pelayanan Minimal dan
pembiayaan kesehatan
Penyusunan Dokumen Evaluasi Bidang Kesehatan Adanya profil kesehatan 1 1 1 20.000 1 25.000 1 30.000 1 35.000 1 40.000
Penyusunan District Health Account (DHA) Tersusunnya akuntabilitas kinerja 1 0 1 20.000 1 25.000 1 30.000 1 35.000 1 40.000
tahunan kesehatan
Pengembangan Software SIMPUS Terselenggaranya pelayanan perizinan 100% 100% 50.000 100% 55.000 100% 60.000 100% 65.000 100% 70.000
bidang kesehatan
Pembinaan Jejaring Mitra Kesehatan 25.000 30.000 35.000 40.000 45.000
70
Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Jumlah penelitian yang terpublikasi 1 1 100.000 1 120.000 1 160.000 1 200.000 1 220.000 5 800.000
- Penelitia tentang Maternal di Kab.Demak Jumlah penelitian kesehatan Maternal 0 0 1 25.000 1 30.000 1 40.000 1 50.000 1 55.000
- Penelitia tentang Gizi (Anemia) di Kab.Demak Jumlah penelitian maslah gizi 1 0 1 25.000 1 30.000 1 40.000 1 50.000 1 55.000
masyarakat
- Penelitia tentang Kesehatan Lingkungan di Jumlah penelitian kesehatan 0 0 1 25.000 1 30.000 1 40.000 1 50.000 1 55.000
Kab.Demak lingkungan
- Penelitia tentang PHBS di Kab.Demak Jumlah penelitian PHBS 0 1 25.000 1 30.000 1 40.000 1 50.000 1 55.000
71
BAB VII
PENUTUP
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Demak merupakan penjabaran dari visi, misi dan
program pembangunan dibidang kesehatan. Selanjutnya Rencana Strategis merupakan pedoman untuk
penyusunan Rencana Kerja Tahunan. Untuk itu perlu ditetapkan kaidah pelaksanaan sebagai berikut :
1 Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Demak yang memuat Visi, Misi, Tujuan,
Sasaran, Strategi (Kebijakan, Program, Kegiatan) sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dengan
mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM Kabupaten Demak
2 Dalam rangka meningkatan efektifitas pelaksanaan Rencana Strategis RENSTRA, Kepala Dinas
Kesehatan berkewajiban untuk melakukan sinkronisasi, koordinasi, dan pemantauan terhadap
penjabaran Rencana Strategis Dinas Kesehatan ke dalam Rencana Kerja Tahunan.
3 Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Demak akan digunakan sebagai dasar evaluasi
dan laporan pelaksanaan atas kinerja tahunan dan lima tahunan.
4 Dinas Kesehatan, UPTD, masyarakat, dunia usaha, dan para pemangku kepentingan lainnya
secara sungguh-sungguh melaksanakan program program dalam Rencana Strategis Dinas
Kesehatan Kabupaten Demak
72