Anda di halaman 1dari 192

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Pemerintah Daerah
dalam melaksanakan pembangunan harus menyusun rencana
pembangunan. Rencana pembangunan menurut undang-undang tersebut
dibagi menjadi Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD) untuk rencana kerja tahunan. Untuk selanjutnya sesuai
dengan Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2008 tentang Peraturan
Tahapan, Tata Cara Penyusunan Pengendalian Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah. Bab III, Paragraf satu pasal 11 ayat 3.
Rancangan Awal RPJMD berpedoman pada RPJPD dan memperhatikan
RPJM Nasional, kondisi lingkungan strategis di daerah serta hasil
evaluasi terhadap RPJMD periode sebelumnya.

Dalam rangka memenuhi ketentuan yang diamanatkan dalam peraturan


tersebut, maka Pemerintah Kabupaten Deli Serdang menyusun Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Deli
Serdang Tahun 2009-2014, yang memuat visi, misi, dan program Kepala
Daerah. Yang merupakan Dokumen Perencanaan untuk periode 5 (lima)
tahun, yang mengacu kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD).
Dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang
merupakan instrumen pertanggungjawaban program-program
pembangunan dan pertanggungjawaban anggaran, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan langkah
awal untuk melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah, maka
diperlukan adanya indikator kinerja sebagai alat untuk mengukur
prestasi kerja yang telah ditetapkan.

Dalam masa kepemimpinan Bupati terpilih untuk lima tahun


mendatang, Kabupaten Deli Serdang akan menghadapi tantangan yang
bersumber dari kondisi internal dan eksternal yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan di masa yang akan datang. Oleh
karena itu, janji Visi dan Misi Bupati masa kampanye, perlu dirumuskan
sebagai suatu pedoman dasar (guidance) agar keadaan yang dicita-citakan
dalam visi dan misi dapat dilaksanakan dalam kegiatan Pembangunan
Daerah untuk jangka lima tahun. Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah tersebut diarahkan untuk menjamin tercapainya
tujuan pembangunan daerah.

Konsep pembangunan Jangka Menengah Daerah diperlukan agar hasil-


hasil pembangunan yang sudah dicapai dalam kepemimpinan yang lalu,
mempunyai kesinambungan dengan kegiatan pembangunan untuk lima
tahun kedepan dalam kerangka pembangunan jangka panjang sehingga
permasalahan yang sedang dihadapi dan tantangan kedepan dapat
terselesaikan secara keberlanjutan dan sistematis. Rencana Jangka
Menengah mencakup berbagai aspek penting kehidupan bermasyarakat
dan berpemerintahan daerah, dengan skala prioritas yang akan
menuntun proses pelaksanaan pembangunan menuju tatanan kehidupan
masyarakat sesuai dengan taraf pembangunan yang hendak dicapai.

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Deli Serdang 2009-


2014 merupakan kelanjutan dari proses pembangunan lima tahun
sebelumnya berdasarkan aspirasi masyarakat dan kajian akademis yang
diperlukan dan dimaksudkan untuk mencapai tujuan pembangunan
sebagaimana yang diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar Tahun 1945.
Selain merumuskan perencanaan pembangunan, pencapaian tujuan
pembangunan juga ditentukan oleh peran kepemerintahan yang baik
(good governance) dan menjadi prasyarat bagi pemerintah kabupaten
untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan pencapaian tujuan dan
cita-cita bangsa dan negara. Untuk mencapai tujuan tersebut, Pemerintah
Kabupaten perlu menerapkan dan mengembangkan sistem
pertanggungjawaban yang tepat, jelas, dan nyata, sehingga
penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan dapat
berlangsung secara berdayaguna, bersih berkesinambungan, dan
akuntabel kepada para pemangku kepentingan khususnya kepada
masyarakat.

1. 2. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Deli Serdang tahun 2009 - 2014 adalah untuk
menjabarkan visi, misi dan program Bupati dan Wakil Bupati Deli
Serdang terpilih pada saat kampanye Pilkada 2008, dalam bentuk
program dan kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan oleh setiap
SKPD di Kabupaten Deli Serdang lima tahun kedepan sebagai bagian
dari proses Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Deli Sedang.

Adapun tujuannya adalah untuk menggambarkan dan mewujudkan


keadaan yang diinginkan dalam waktu 5 (lima) tahun mendatang,
sebagai bagian dari Perencanaan Pembangunan Jangka Panjang, untuk
mewujudkan cita-cita pembangunan masyarakat Kabupaten Deli
Serdang.

Selanjutnya RPJM Daerah ini menjadi pedoman dalam penyusunan


Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Rencana Strategis Satuan
Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) bagi unit satuan kerja dibawah
lingkungan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang.

1.3. LANDASAN HUKUM


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Deli Serdang tahun 2009 -2014 disusun atas dasar:
a. Landasaan Idiil : Pancasila
b. Landasan Konstitusional :
1. Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945, Pasal 4 ayat (1);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah Beserta Pelaksanaannya;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Peraturan
Tahapan, Tata Cara Penyusunan Pengendalian Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
12. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010
tentang Peraturan Presiden Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 - 2014;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang
Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan
Minimal;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
15. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 12 Tahun
2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Provinsi Sumatera Utara Tahun 2005 – 2025;
16. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 8 Tahun 2009
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009 – 2013;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 5 Tahun 2007
tentang Pembentukan Organisasi dan Struktur Perangkat Daerah
Kabupaten Deli Serdang;
18. Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor …. Tahun
2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Deli Serdang;
19. Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor …. Tahun
2010 tentang RPJPD Tahun 2005 – 2025 Kabupaten Deli Serdang.

c. Landasan Operasional :
1. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/SJ tanggal
11 Agustus 2005 perihal Petunjuk Penyusunan RPJP Daerah dan
RPJM Daerah;
2. Surat Edaran Bersama Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas dan Menteri Dalam
Negeri 0008/M.PPN/01/2007/050/264A/SJ tentang Petunjuk
Teknis Penyelenggaraan Musrenbang Tahun 2007.

1.4. HUBUNGAN RPJMD DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN


LAINNYA
Sebagai dokumen perencanaan pembangunan daerah, maka Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Deli
Serdang tahun 2009-2014 harus selaras dengan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Deli Serdang dengan
memperhatikan RPJM Nasional, RPJM Daerah Provinsi Sumatera Utara
dan RPJP Daerah Provinsi Sumatera Utara.

Kedudukan dan fungsi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah


(RPJMD) adalah sebagai Dokumen Kerangka Dasar Perencanaan
Pembangunan Daerah yang merupakan dasar rujukan bagi Satuan Kerja
Perangkat Daerah untuk menyusun Renstra SKPD. Selanjutnya
pemerintah menjabarkan RPJMD kedalam dokumen perencanaan
tahunan berupa RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah), sedangkan
masing-masing SKPD menyusun Rencana Kerja Tahunan berupa Renja
SKPD.

1.5. SISTEMATIKA PENULISAN


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Deli Serdang tahun 2009-2014 disusun dengan sistematika sebagai
berikut :

BAB I Pendahuluan berisi tentang latar belakang serta maksud


dan tujuan penyusunan RPJMD, landasan
hukum, hubungan RPJMD dengan
dokumen perencanaan lainnya serta
sistematika penulisan.

BAB II Gambaran umum berisi tentang kondisi geografis,


kondisi daerah perekonomian daerah, sosial dan budaya
daerah, sarana dan prasarana,
pemerintahan umum, perkembangan,
penyelenggaraan otonomi daerah, issue
dan permasalahan strategis daerah

BAB III Gambaran Penge- berisi tentang pengelolaan pendapatan


lolaan Keuangan daerah, pengelolaan belanja daerah, arah
Daerah Serta Ke- pembiayaan daerah dan kebijakan umum
rangka Pendanaan anggaran
Pendanaan Berisi
Tentang Arah
Pembangunan
Ekonomi

BAB IV Analisis Lingkung- berisi tentang analisis lingkungan


an Strategis berisi external, faktor-faktor penentu kunci
tentang analisis keberhasilan, langkah – langkah strategis,
lingkungan internal analisis skala prioritas

BAB V Visi, Misi, Tujuan berisi tentang Visi, Misi, Tujuan dan
dan Sasaran Sasaran

BAB VI Strategi dan Arah berisi tentang Strategi pembangunan


Kebijakan daerah dan Arah Kebijakan pembangunan
daerah

BAB VII Program berisi tentang prioritas pembangunan dan


Pembangunan program menurut urusan pemerintahan
Daerah yaitu Urusan Wajib dan Urusan Pilihan

BAB VIII Indikasi Rencana berisi tentang matriks rencana tindak


Program Prioritas pembangunan jangka menengah
yang disertai Kabupaten Deli Serdang tahun 2009 – 2014
kebutuhan
pendanaan
BAB IX Pedoman Transisi berisi tentang keadaan Transisi dan
dan Kaedah Kaedah Pelaksanaan
Pelaksanaan

BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. KONDISI GEOGRAFIS

Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari negara Republik Indonesia,


dan dalam hirarki berikutnya adalah salah satu daerah dari 33
Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara. Tatanan Pemerintahan Daerah
Kabupaten Deli Serdang diselaraskan dengan Undang-Undang No.22 Tahun
1999 yang kemudian diperbaharui dengan undang-undang No.32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah.

Daerah ini, sejak terbentuk sebagai Kabupaten sampai dengan tahun tujuh
puluhan mengalami beberapa kali perubahan luas wilayah, hingga tahun 2004
Kabupaten ini kembali mengalami perubahan baik secara Geografi maupun
Administrasi Pemerintahan, setelah adanya pemekaran daerah dengan
terbentuknya kabupaten baru yakni Kabupaten Serdang Bedagai sesuai
dengan Undang Undang No. 36 Tahun 2003, sehingga berbagai potensi daerah
yang dimiliki ikut berpengaruh. Dengan terjadinya pemekaran daerah, maka
luas wilayah Kabupaten Deli Serdang menjadi 2.497,72 Km², yang terhampar
mencapai 3,34 persen dari luas Sumatera Utara.
Secara geografis Kabupaten Deli Serdang terletak pada posisi 02057’ s/d 3016’
Lintang Utara dan 98033’ s/d 99027’ Bujur Timur. Kabupaten Deli Serdang
terletak di wilayah pantai timur Propinsi Sumatera Utara dengan batas-batas
administratif sebagai berikut:

o Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Selat Malaka;

o Di bagian Selatan berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Simalungun;

o Di bagian Timur berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai; dan

o Di bagian Barat berbatasan dengan Kabupaten Langkat

Di awal pemerintahannya Kota Medan menjadi pusat pemerintahan, karena


memang dalam sejarahnya sebagian besar wilayah kota Medan adalah “Tanah
Deli” yang merupakan daerah Kabupaten Deli Serdang. Sekitar tahun 1980-an,
pemerintahan daerah ini pindah ke Lubuk Pakam, sebuah kota kecil yang
terletak di pinggir jalan lintas Sumatera lebih kurang 30 kilometer dari Kota
Medan yang telah ditetapkan menjadi ibukota Kabupaten Deli Serdang.

Secara administratif Wilayah Kabupaten Deli Serdang terbagi dalam 22


wilayah kecamatan, 380 desa dan 14 kelurahan. Jarak antara masing-masing
ibukota kecamatan dengan pusat pemerintahan Kabupaten Deli Serdang,
Kota Lubuk Pakam adalah bervariasi antara antara 4 hingga 71 kilometer.
Ibukota kecamatan yang paling jauh ke ibukota Kabupaten adalah Sibolangit
dan STM Hulu yakni 71 kilometer.

Secara topografis daerah Kabupaten Deli Serdang sebagian besar terletak di


daerah pantai timur Sumatera utara dan secara umum terletak di ketinggian
0-1000 m di atas permukaan laut, dengan pembagian wilayah bedasarkan
elevasi (ketinggian) sebagai berikut :
• Dataran rendah dan tanah pesisir dengan ketinggian 0 – 500 m di atas
permukaan laut, seluas 88% dari total terletak di seluruh kecamatan
kecuali Kecamatan Gunung Meriah

• Daerah perbukitan dengan ketinggian 100 – 1.000 m di atas permukaan


laut, seluas 11% dari total terletak di sebagian Kecamatan Gunung Meriah,
STM Hulu, Sibolangit dan Kutalimbaru.

• Daerah pegunungan dengan ketinggian di atas 1.000 m dari permukaan


laut, seluas 1% dari total terletak di sebagian Kecamatan Gunung Meriah,
STM Hulu, Sibolangit dan Kutalimbaru.

TABEL 2.1 NAMA IBUKOTA KECAMATAN DAN JARAK IBUKOTA


KECAMATAN KE LUBUK PAKAM DAN LUAS WILAYAH
Jarak
ibukota
Nama Banyak Banyak Luas
Kecamatan kec. Ke
ibukota desa kelurahan wilayah
Lubuk
Pakam
1 2 3 4 5 6
01. Gunung Meriah G.Meriah 12 -- 65 76,65
02. STM Hulu Tiga Juhar 20 -- 71 223,38
03. Sibolangit Sibolangit 30 -- 71 179,96
04. Kutalimbaru Kutalimbaru 14 -- 54 174,92
05. Pancur Batu Pancur Batu 25 -- 48 122,53
06. Namorambe Namorambe 36 -- 48 62,30
07. Biru-biru Biru-Biru 17 -- 55 89,69
08. STM Hilir Talun Kenas 15 -- 37 190,50
09. Bangun Purba B. Purba 24 -- 25 129,95
10. Galang Galang 28 1 18 150,29
11. Tg. Morawa Tg. Morawa 25 1 12 131,75
12. Patumbak Patumbak 8 -- 46 46,79
13. Deli Tua Deli Tua 3 3 42 9,36
14. Sunggal Sunggal 17 -- 40 92,52
15. Hamparan Perak Hp. Perak 20 -- 56 230,15
16. Labuhan Deli Helvetia 5 -- 52 127,23
17. P. Sei Tuan Tembung 18 2 42 190,79
18. Batang Kuis Batang Kuis 11 -- 12 40,34
19. Pantai Labu Pantai Labu 19 -- 11 81,85
20. Beringin Beringin 11 -- 6 52,69
21. Lubuk Pakam Lubuk Pakam 6 7 -- 31,19
22.Pagar Merbau Pagar Merbau 16 -- 4 62,89
Jumlah/Total 403 380 14 -- 2.497,72
Sumber : Deli Serdang dalam Angka 2007
Secara umum keadaan iklim di Kabupaten Deli Serdang tidak berbeda
dengan keadaan di Sumatera Utara. Terdapat dua musim yang utama yaitu
musim hujan dan musim kemarau. Dan suhu rata-rata perbulan minimun
23,9 ° C dan maksimun 32, 4 ° C.

2.2. PEREKONOMIAN DAERAH


Seiring adanya berbagai kebijakan moneter dan fiskal yang dikeluarkan oleh
Pemerintah Pusat dan berbagai kebijakan pembangunan daerah yang cukup
terkendali, membawa dampak yang positif bagi perkembangan perekonomian
daerah Kabupaten Deli Serdang. Sampai dengan tahun 2008 kondisi
perekonomian daerah Kabupaten Deli Serdang relatif stabil dan semakin
membaik, hal ini ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang mengalami
peningkatan dari tahun 2006 sebesar 5,45% menjadi sebesar 5,82% pada tahun
2008, sedangkan laju inflasi yang cenderung menurun dari 6,28% pada tahun
2006 menjadi sebesar 6,13% pada tahun 2007 dan cenderung menaik pada
tahun 2008 sebesar 6,46%. Pertumbuhan ekonomi Deli Serdang didorong oleh
seluruh sektor ekonomi terutama disumbangkan oleh lima sektor terbesar
yaitu: sektor industri sebesar 45,11%, sektor perdagangan, hotel dan restoran
sebesar 20,13%, sektor pertanian 15,29% sektor jasa-jasa 10,95%, sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 2,26%,.

Rata-rata pendapatan perkapita pertahun menunjukkan angka peningkatan


dari tahun ke tahun. Secara berangsur pendapatan naik mulai dari
Rp.10,356,240,98 pada tahun 2004 hingga mencapai sebesar Rp. 20,157,124.08
pada tahun 2008. Dari perspektif kesejahteraan masyarakat, kenaikan
pendapatan perkapita tersebut memiliki makna sebagai kenaikan status
ekonomi masyarakat pula. Dengan lain kata, kondisi empiris tersebut,
mengindikasikan bahwa perekonomian daerah Kabupaten Deli Serdang
memang mengalami pergerakan positif hingga berdampak pada peningkatan
kesejahteraan penduduknya.

TABEL 2.2 DATA PERTUMBUHAN EKONOMI, PDRB, INFLASI KUMULATIF DAN


PENDAPATAN PERKAPITA KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2004 – 2008
Indikator
No makro 2004 2005 2006 2007 2008
Ekonomi
1 Pertumbuhan 4.08 4.97 5.45 5.74 5.82
Ekonomi
(persen)
2 PDRB Atas 15.861.076,59 19.136.227,10 21,459,069.56 26,041,990.00 30,166,830.00
Dasar Berlaku
(juta Rupiah)
3 Inflasi 6.28 6.13
Kumulatif
4 Pendapatan 10,356,240.98 12,191,490.71 13,231,921.29 15,449,619.65 17.559.157,06
perkapita (RP)

Sumber : LKPJ AMJ Bupati Deli Serdang 2004-2009

Selanjutnya untuk melihat proyeksi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Deli


Serdang dalam kurun tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 dapat
digambarkan dalam tabel berikut ini :

TABEL 2.3 DATA PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI, PDRB, INFLASI KUMULATIF


DAN PENDAPATAN PERKAPITA KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2009 – 2014
Indikator makro 2009 2010 2011 2012 2013 2014
No Ekonomi
1 Pertumbuhan 5.94 5.96 6.1 6.23 6.38 6.52
Ekonomi
(persen)
2 PDRB Atas 35,444,757.55 41,646,100.63 48,932,418.14 57,493,535.03 67,552,487.61 79,371,334.18
Dasar Berlaku
(juta Rupiah)
3 Inflasi Kumulatif 6.46 6.5 6.58 6.66 6.74 6.82
4 Pendapatan
perkapita (Rp) 23,860,265.75 28,243,725.62 33,432,487.52 39,574,496.54 46,844,877.31 55,450,927.30

Sumber : Data Olahan


Peningkatan PDRB Kabupaten Deli Serdang dari tahun ke tahun tidak terlepas

dari kontribusi beberapa sektor yang mempengaruhi PDRB tersebut. Jika

membandingkan kontribusi setiap sektor terhadap jumlah PDRB di Kabupaten

Deli Serdang dalam kurun waktu tahun 2004 sampai dengan 2008 terlihat

bahwa sektor primer menunjukkan trend menurun dari tahun ke tahun

kontribusinya terhadap PDRB yakni 11,75%. Sektor pertanian sendiri

memberikan kontribusi sebesar 10,80%.

Satu hal yang menarik untuk diungkapkan adalah tingginya kontribusi sektor

sekunder pada tahun 2008 yakni 51,44%. Berdasarkan hasil analisis awal, pada

tahun 2004 sektor industri menyumbangkan 45,11% terhadap PDRB. Hal ini

akan terus berkembang dari tahun ke tahun sehingga diproyeksikan pada

tahun 2014 sektor sekunder secara keseluruhan akan memberi kontribusi 57%

terhadap PDRB lebih besar dibandingkan sektor tersier yakni 37,65%.

Semakin besarnya kontribusi sektor sekunder menunjukkan bahwa sasaran


program pada sektor ini akan semakin efektif dan mengisyaratkan bahwa
pada tahun-tahun yang akan datang Kabupaten Deli Serdang cenderung
berkembang menjadi kota industri pengolahan dan jasa. Kontribusi setiap
sektor terhadap PDRB dapat dilihat pada tabel 2.4 ini.

Dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan PDRB Kabupaten Deli


Serdang dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir memberikan dampak
positif pada perkembangan sumber-sumber pendapatan daerah.
TABEL 2.4 DATA KONTRIBUSI PER SEKTOR EKONOMI TERHADAP PDRB
KABUPATEN DELI SERDANG (HARGA BERLAKU) TAHUN 2004 – 2014
SEKTOR 2004 2005 2006 2007*) 2008**) 2009 2010 2011 2012 2013 2014

PRIMER 16.12 14.25 13.24 12.13 11.75 10.60 9.57 8.64 7.79 7.04 6.35
PERTANIAN 15.29 13.34 12.19 11.13 10.82 9.74 8.76 7.89 7.10 6.39 5.75
PERTAMBANGAN
DAN
PENGGALIAN 0.83 0.91 1.05 1 0.93 0.86 0.80 0.75 0.70 0.65 0.60
SEKUNDER 47.55 48.82 51.96 51.2 51.44 52.26 53.12 54.03 54.98 55.97 57.00
INDUSTRI 45.11 46.22 49.38 48.8 49.1 50.15 51.22 52.32 53.44 54.58 55.75
LISTRIK, GAS &
A. MINUM 0.3 0.26 0.26 0.23 0.22 0.20 0.18 0.16 0.14 0.13 0.12
BANGUNAN 2.14 2.34 2.32 2.17 2.12 1.91 1.72 1.55 1.39 1.25 1.13
TERSIER 36.32 36.89 34.79 36.67 36.77 36.89 37.01 37.16 37.31 37.47 37.65
PERDAGANGAN.,
HOTEL &
RESTORAN 20.91 21.51 19.11 21.54 21.66 21.93 22.20 22.48 22.76 23.04 23.33
PENGANGKUTAN
& KOMUNIKASI 2.21 1.97 1.87 1.69 1.6 1.48 1.36 1.26 1.16 1.07 0.99
KEUANGAN,
PERSEWAAN
DAN JASA
PERUSAHAAN 2.26 2.21 2.23 2.21 2.33 2.35 2.37 2.39 2.41 2.43 2.45
JASA - JASA 10.94 11.2 11.58 11.23 11.18 11.13 11.08 11.03 10.98 10.93 10.88

PDRB / GRDP 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100.0
*) Angka revisi
**) Angka Sementara
Sumber: DDA dan statistic Kab. Deli Serdang 2008, dan hasil
olahan

2.2.1 Tenaga Kerja


Penyelenggaraan urusan pemerintah Kabupaten Deli Serdang di bidang
Ketenagakerjaan termasuk dalam urusan wajib penduduk dan tenaga kerja,
dilaksanakan untuk peningkatan perluasan kesempatan kerja; Peningkatan
kualitas dan diversifikasi ketrampilan tenaga kerja; Peningkatan hubungan
industrial dan pengawasan ketenagakerjaan; dan Peningkatan pengelolaan
program transmigrasi.

Penduduk Kabupaten Deli Serdang menurut BPS sensus penduduk tahun


2007 berjumlah 1.686.366 jiwa, meningkat sebesar 9,52% apabila dibanding
tahun 2004 sebesar 1.539.697 jiwa dengan laju pertumbuhan 2,05% dihitung
dari tahun 2000 sampai 2007 Dari jumlah tersebut yang termasuk angkatan
kerja tercatat sebanyak 744.712 jiwa pada tahun 2007.

Jumlah angkatan kerja tahun 2005 tercatat sebanyak 698.716 orang, sedangkan
jumlah yang bekerja sebanyak 587.927, sehingga jumlah pencari kerja
(penganggur) sebanyak 110.789 orang. Untuk tahun 2007, angkatan kerja
tercatat sebanyak 744,712 orang, sedangkan jumlah yang bekerja sebanyak
626,631, sehingga jumlah pencari kerja (penganggur) sebanyak 119,081 orang,
lihat tabel 2.6.

Jumlah angkatan kerja dari tahun ke tahun cenderung meningkat sebagai


konsekuensi dari pertumbuhan jumlah penduduk. Sebagian besar angkatan
kerja Kabupaten Deli Serdang bergerak di sektor pertanian (33,91%),
perdagangan (17,12%) dan industri pengolahan (14,45%), jasa-jasa ( 15,56%)
dan angkatan kerja di sektor lainnya (1,.96%).

Peningkatan jumlah angkatan kerja ini menimbulkan berbagai permasalahan


yang cukup signifikan. Permasalahan yang timbul akibat peningkatan jumlah
tenaga kerja ini diantaranya masih tingginya angka pengangguran.
Meningkatnya jumlah pengangguran setengah terbuka berpotensi dalam
menimbulkan berbagai permasalahan sosial.
Meningkatnya jumlah pengangguran disebabkan karena kesempatan kerja
dan lapangan kerja tidak sebanding dengan pertumbuhan angkatan kerja.
Disamping itu tingkat pendidikan dan keterampilan angkatan kerja yang
rendah, tidak mampu bersaing dalam memperoleh kesempatan kerja.

TABEL 2.5

GAMBAR.2.1
KOMPOSISI PENDUDUK BEKERJA MENURUT MATA
PENCARIAN
Pertanian

Pertambangan/Penggalian
15.56 0.26
1.21 33.91
6.26
Industri Pengolahan

17.12
0.06 Listrik, Gas, Air Minum
10.41 0.76 14.45

Bangunan

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang 2007


Prdgngn Bsr, Eceran, Rmh
Mkn Htl

Pengangkutan Dan
Komunikasi
TABEL 2.6
Keuangan, Asuransi, Usaha
Persewaan Bangunan, Tanah
Dan Jasa Perusahaan
Jasa Kemasyarakatan

Lainnya

TABEL 2.7
Sumber Deli Serdang dalam angka 2007

TABEL
Indikasi Kesejahteraan Sosial
Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 2014
% Penduduk Miskin 5,05 4,87 4,69 4,51 4,33 4,15
IPM 74,4 74,7 75,1 75,6 77,7 77,8
% Pengangguran 9,36 9,22 9,08 8,80 8,52 8,24
Terbuka
Sumber : BPS Kab.Deli Serdang. 2010

2.2.2. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah


Penyelenggaraan urusan pemerintah Kabupaten Deli Serdang di bidang
perkoperasian termasuk dalam urusan wajib koperasi dan UKM,
dilaksanakan untuk peningkatan daya saing koperasi, usaha kecil dan
menengah; peningkatan struktur permodalan koperasi, usaha kecil dan
menengah; dan peningkatan manajemen koperasi, usaha kecil dan menengah.

Perkembangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah diarahkan untuk


pembinaan dan pengembangan Koperasi Pengusaha Ekonomi Menengah
dalam rangka pemberdayaan ekonomi rakyat, serta membawa dampak positif
antara lain dengan meningkatnya jumlah tenaga kerja yang dapat
menampung atau bekerja di sektor Usaha kecil.
Perkembangan koperasi dan usaha kecil dan menengah memiliki potensi yang
besar dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat Kabupaten Deli Serdang.
Hal ini ditunjukkan dengan keberadaan koperasi dan UKM yang mampu
bertahan pada saat krisis ekonomi serta terus berkembang dari tahun ke
tahun.
TABEL 2.8 PERKEMBANGAN KOPERASI

Sumber: Dinas Koperasi, UKM Kabupaten Deli Serdang 2008

TABEL 2.9 PERKEMBANGAN USAHA KECIL


TABEL 2.10 PERKEMBANGAN USAHA MENENGAH

Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan koperasi dan


UKM lima tahun kedepan yaitu: belum kondusifnya citra koperasi di mata
masyarakat, terbatasnya SDM pengelola koperasi, terbatasnya sumber dan
jumlah permodalan koperasi, terbatasnya jaringan usaha, permasaran dan
akses terhadap sumber permodalan, rendahnya penguasaan teknologi, serta
belum berkembangnya pengelolaan UKM.

2.2.3. Penanaman Modal


Penyelenggaraan urusan pemerintah Kabupaten Deli Serdang di bidang
penanaman modal masuk dalam urusan wajib Penanaman Modal,
dilaksanakan untuk peningkatan promosi investasi PMA dan PMDN, pada
Kantor Penanaman Modal.
Permasalahan yang sering dihadapi dalam pengembangan penanaman modal
adalah belum adanya kebijakan investasi yang kondusif sehingga minat
swasta dan masyarakat untuk menanam investasi masih rendah. Dalam
mengatasi masalah tersebut dan mewujudkan pelayan prima pada
penanaman modal maka Pemerintah Kabupaten Deli Serdang mengeluarkan
Peraturan Bupati nomor 999 tahun 2007, tentang Standard Pelayanan Minimal
Pada Unit Pelayanan Perizinan Terpadu (UPPT) kabupaten Deli Serdang,
kemudian diikuti dengan keputusan Bupati Deli Serdang nomor 807 tahun
2008 tentang Pendelegasian Penandatangan Izin Usaha Pelayanan Perizinan
Terpadu Di Kabupaten Deli Serdang kepada Asisten Perekonomian dan
Pembangunan Sedakab. Deli Serdang, dan menetapkan pendelegasian
penandatangan legalisir UPPT Kabupaten Deli Serdang kepada kepala kantor
Penanaman Modal Kabupaten Deli Serdang.

TABEL 2.11 JENIS IZIN YANG DILELUARKAN PADA UPPT

2.2.4 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


Dalam upaya peningkatan pemberdayaan masyarakat, maka Undang-Undang
Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa di Desa dapat dibentuk
Lembaga Kemasyarakatan Desa yang berperan sebagai mitra kerja
Pemerintahan Desa dalam rangka pemberdayaan masyarakat dengan makna
”Pemberdayaan masyarakat, menumbuhkan prakarsa dan kreativitas
masyarakat, serta meningkatkan peran aktif masyarakat dalam
pembangunan”.
Oleh karena itu, Pemerintah berkewajiban untuk membina dan memfasilitasi
proses pemberdayaan masyarakat, agar penyelenggaraan Pemerintahan dan
pengelolaan pembangunan pada tingkat masyarakat senantiasa sejalan dengan
kepentingan masyarakat.

SKPD Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Deli Serdang sesuai


dengan Peraturan Daerah Nomor : 5 Tahun 2007 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Deli Serdang yang
ditindak lanjuti dengan Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 038 Tahun 2008
tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 dan Peraturan
Bupati Deli Serdang Nomor 886 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan
Rincian Tugas Jabatan Perangkat Daerah Kabupaten Deli Serdang, bahwa
SKPD BPM adalah merupakan unsur Penunjang Pemerintah Daerah yang
dipimpin oleh seorang Kepala Badan berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah Kabupaten.
Dengan visi ”Terwujudnya masyarakat Berdaya, Mandiri melalui peningkatan
kwalitas kelembagaan dan Pemerintahan Desa”.

2.2.5. Pertanian
Kabupaten Deli Serdang merupakan daerah agraris dimana sektor pertanian
masih merupakan sektor yang penting. Berdasarkan pekerjaan/mata
pencaharian penduduk tahun 2008 di Kabupaten Deli Serdang 35 %
penduduk bermata pencaharian pertanian dan merupakan yang tertinggi
dibanding sektor lainnnya seperti industri, perdangangan dan lain-lain
sehingga sektor pertanian diharapkan tetap merupakan sektor utama untuk
mendorong laju perkembangan sektor ekonomi lainnya.
Dari luas wilayah Kabupaten Deli Serdang tersebut terdapat lahan pertanian
sekitar 214.797 hektar. Ini menggambarkan bahwa ± 86% wilayah Kabupaten
Deli Serdang merupakan lahan pertanian yang di dalamnya termasuk lahan
sawah dan bukan sawah yaitu tanaman pangan hortikultura, perkebunan,
tegal, ladang, tambak, kolam, padang penggembalaan dan lain-lain. Sementara
itu lahan sawah seluas 43.106 hektar (± 17% dari luas wilayah Kabupaten Deli
Serdang) terdiri dari sawah irigasi dan non irigasi.
TABEL 2.12 LUAS AREAL PERKEBUNAN RAKYAT
DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2004 -2008.

Pada tahun 2008 luas areal perkebunan di Kabupaten Deli Serdang meningkat
dibanding tahun sebelumnya yaitu mencapai 1,56%. Tahun 2007 luas areal
perkebunan masih 34.918,74 hektar, namun pada tahun 2008 menjadi 35.463,95
hektar (Tabel 2.12). Ini memberikan gambaran kepada kita bahwa animo
masyarakat untuk berkebun masih besar. Dengan potensi luas areal
perkebunan rakyat tersebut ditambah dengan program-program
pembangunan di bidang perkebunan dari Dinas Pertanian Kabupaten Deli
Serdang diharapkan produksi tanaman perkebunan rakyat semakin tinggi
baik secara kuantitas maupun secara kualitas.
Secara umum populasi ternak di wilayah Kabupaten Deli Serdang pada tahun
2008 meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya, terutama populasi sapi
potong, kambing dan domba (Tabel 2.13). Keberhasilan ini tidak terlepas dari
peranan Dinas Pertanian dan masyarakat peternak dalam menerapkan
teknologi di bidang peternakan seperti inseminasi buatan pada sapi dan
kegiatan pencegahan dan pengobatan penyakit pada ternak. Hal ini perlu
lebih ditingkatkan lagi untuk memenuhi kebutuhan pangan asal hewani.
TABEL 2.13 POPULASI TERNAK
DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2004 -2008

Untuk lima tahun terakhir produksi padi mengalami laju pertumbuhan


sebesar 0,05% ( rata-rata 5 tahun ), hal ini disebabkan karena adanya
pergeseran waktu tanam ( iklim ) dan perbaikan irigasi, demikian juga untuk
produksi palawija. Namun demikian Kabupaten Deli Serdang pada tahun
2008 diperkirakan untuk tetap berswasembada beras, walaupun jumlah
kenaikan penduduk ( kebutuhan beras) masih tetap tidak terimbangi dengan
kenaikan produksi. Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang bersama dengan
masyarakatnya bertanggung jawab akan hal itu. Produksi Pertanian
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kesiapan saprodi (benih/ bibit,
pupuk dan obat-obatan) dan infrastruktur pertanian (irigasi dan
jalan usaha tani).

Dewasa ini penggunaan benih/bibit unggul oleh petani belum berjalan seperti
yang diharapkan. Pada umumnya benih/bibit yang digunakan tidak
bersertifikat dan dihasilkan sendiri. Sementara pengadaan pupuk ( kimia )
sangat terbatas dengan harga relatip mahal, dan jaringan irigasi saat ini belum
memadai.
TABEL 2.14 TANAMAN PANGAN DAN HOLTIKUTURA
KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2004 - 2008

Sumber Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009


Secara umum produktivitas (kw/ha/tahun) tanaman pangan dan hortikultura
Kabupaten Deli Serdang dari tahun 2004 sampai 2008 meningkat dan hal ini
juga diharapkan terjadi peningkatan pada 5 tahun kedepan, terutama
produktivitas padi sawah, padi ladang, ubi kayu, kacang tanah, jagung dan
kacang hijau.

TABEL 2.15 PROYEKSI TANAMAN PANGAN DAN HOLTIKUTURA


KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2008 – 2014
TABEL 2.16 PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN RAKYAT
KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2004 - 2008

Seiring dengan bertambahnya luas areal perkebunan rakyat di Kabupaten Deli


Serdang maka produksi tanaman perkebunan pun semakin bertambah,
misalnya produksi kelapa sawit, kakao. Namun pada tanaman tebu, produksi
pada tahun 2008 menurun dibanding tahun 2007, di mana pada tahun 2008
tanaman tebu yang dipanen sudah dalam keadaan TR3 dan TR4 sehingga
produksi tebu semakin menurun. Penambahan luas areal pertanaman tebu
pada tahun 2008 meningkat karena adanya bantuan bibit dari pemerintah.
Pada tahun 2005 produksi tebu hanya 60,40 ton karena luas areal tebu yang
produksi hanya 10 ha dari luas areal 211 hektar.

Selanjutnya kebijakan pemerintah untuk memberantas pembalakan liar telah


membawa imbas kepada Sektor Pertanian khususnya Sektor Perkebunan. Saat
ini penebangan komoditi perkebunan seperti : kelapa, durian semakin banyak
dan bila tidak diantisipasi 3 (tiga) tahun

Ditinjau dari produktivitasnya, tanaman perkebunan rakyat pada tahun 2008


meningkat cukup pesat bila dibanding produktivitas tanaman perkebunan
tahun sebelumnya terutama pada tanaman kelapa sawit, kopi, pinang.
Produktivitas tanaman kakao pada tahun 2008 menurun dibanding tahun
2007. Hal ini disebabkan karena adanya pergeseran luas areal dari Tanaman
Belum Menghasilkan ( TBM ) dan Tanaman Tidak Menghasilkan ( TTM ) ke
luas areal Tanaman Menghasilkan ( TM ) yaitu pada tahun 2007 luas TM
5.309,77 ha dan pada tahun 2008 luas TM 5.528,45 ha, sehingga pergeserannya
± 218,68 ha. Hal ini berpengaruh kepada jumlah produksi/hektar (
produktivitas ), di mana produksi tanaman yang baru menghasilkan masih
relatif rendah, sehingga produktivitas tanaman ( produksi/ luas TM ) akan
semakin menurun.

Dan diharapkan pada 5 tahun kedepan terjadi peningkatan dengan program –


program pada dinas pertanian sesuai dengan estimasi tahun 2009 -2014.
TABEL 2.17 PROYEKSI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN RAKYAT
KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2009 - 2014

TABEL 2.18 JUMLAH PRODUKSI TELUR, SUSU DAN DAGING


DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2004 – 2008

Selama lima tahun terakhir ( tahun 2004 s/d 2008 ) produksi susu sapi
meningkat pesat, begitu juga dengan produksi daging domba dan kambing.
Jika dibandingkan antara tahun 2007 dengan 2008 produksi daging domba
meningkat sebesar 161%, sedangkan produksi daging kambing meningkat
sebesar 55% dan produksi susu sapi meningkat 4,7% ( Tabel 2.18 ). Angka
angka ini menunjukkan bahwa keberhasilan pembangunan pertanian di
bidang peternakan cukup baik. Seiring dengan pertambahan penduduk
Kabupaten Deli Serdang kebutuhan akan pangan asal hewani akan meningkat
pula. Oleh karena itu program/ kegiatan pemerintah di bidang peternakan ini
akan tetap ditingkatkan. Sehingga proyeksi dari tahun 2009 – 2014 dapat
tercapai.

TABEL 2.19 JUMLAH PRODUKSI PERTERNAKAN


DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2008 – 2014

Untuk meningkatkan produksi pertanian dari segi kuantitas dan kualitasnya,


perlu kita tingkatkan sarana dan prasarana di bidang perkebunan seperti
perbaikan jalan produksi pertanian penyediaan bibit unggul pertanian dan
lain-lain.
TABEL 2.20 KONDISI INFRASTRUKTUR PERTANIAN (JALAN USAHA TANI
JARINGAN IRIGASI DESA, JARINGAN IRIGASI TINGKAT USAHA TANI
DAN JALAN PRODUKSI PERKEBUNAN) DI KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2008 SERTA ESTIMASI PERBAIKAN SAMPAI TAHUN 2014

Jalan Usaha Tani ( JUT ) merupakan salah satu sub kegiatan Pembangunan
Sarana dan Prasarana Pasar Kecamatan/Pedesaan Produksi Hasil
Pertanian/Perkebunan Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi
Pertanian/Perkebunan. Sejak tahun 2006 s/d 2008 Dinas Pertanian Kabupaten
Deli Serdang sudah melaksanakan rehabilitasi JUT sepanjang 22 km di
beberapa kecamatan. Namun demikian volume JUT yang butuh perbaikan
masih tinggi yaitu 120,5 km.Jaringan Irigasi Desa ( JIDES ) merupakan salah
satu sub kegiatan untuk melaksanakan Program Peningkatan Produksi
Pertanian/ Perkebunan. Selama tiga tahun terakhir ( tahun2006 s/d 2008)
Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang sudah melaksanakan rehabilitasi
JIDES di beberapa kecamatan sepanjang 1.510 hektar. Namun demikian masih
4.340 hektar lagi JIDES yang perlu diperbaiki. Demikian juga Jaringan Irigasi
Tingkat Usaha Tani ( JITUT ) yang sudah diperbaiki baru sepanjang 3.857
hektar, sementara itu yang rusak mencapai 21.425 hektar .Jalan produksi
perkebunan juga merupakan salah satu sub kegiatan Pembangunan Sarana
dan Prasarana Pasar Kecamatan/Pedesaan Produksi Hasil
Pertanian/Perkebunan Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi
Pertanian/Perkebunan. Pada tahun 2008 telah dilakukan rehabilitasi Jalan
Produksi Perkebunan sepanjang 2,5 km. In masih sangat kecil dibanding
dengan kebutuhan yang mencapai 36,5 km. Jadi masih 34 km lagi yang perlu
perbaikan.
TABEL 2.21

Sektor pertanian, yang mencakup tanaman pangan, peternakan, perkebunan,


kehutanan dan perikanan selama tahun 2004-2007 memberikan kontribusi
terbesar keempat terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
dibandingkan kontribusi dari sektor lainnya, yaitu sekitar 11.17 %.
2.2.6 Kehutanan
Kabupaten Deli Serdang dengan luas wilayahnya + 249.772 Ha, dan
berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 44/Menhut-II/2005 tanggal
16 Pebruari 2005 seluas + 80.083,68 Ha (32,06 %) merupakan kawasan hutan
yang terdiri dari hutan suaka alam, hutan lindung, hutan produksi dan hutan
produksi terbatas. Dari luas kawasan hutan tersebut sebagian besar berfungsi
lindung sebagai penyangga sistem kehidupan untuk wilayah Deli Serdang
dan Kodya Medan.
TABEL 2.22 HUTAN MENURUT FUNGSINYA
No Jenis Hutan Menurut Fungsinya Luas Ket.
Hutan (Ha)

1. Hutan Suaka Alam/Kawasan Pelestarian Alam 22.184,87


2. Hutan Lindung 7.465,18
3. Hutan Produksi Terbatas 7.654,28
4. Hutan Produksi 41.843,27
5. Hutan Konversi 936,08
Luas Hutan 80.083,68
Sumber Data : Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.44/Menhut-II/2005 tentang Penunjukan
Kawasan Hutan di Wilayah Propinsi Sumatera Utara)
Berdasarkan hasil perhitungan GIS, panjang batas luar kawasan hutan di
Kabupaten Deli Serdang adalah + 225 Km dan dari total panjang batas luar
tersebut baru + 27 Km yang ditata batas.

Berdasarkan hasil kajian kriteria penetapan lahan kritis dari Ditjen RLPS,
lahan kritis di wilayah Kabupaten Deli Serdang adalah seluas 63.350,51 Ha
yang tersebar di kawasan hutan lindung seluas 18.812,44 Ha, kawasan lindung
di luar kawasan hutan seluas 16.628,65 Ha dan kawasan budidaya pertanian
seluas 27.909,42 Ha dengan kriteria kritis seluas 9.327,43 Ha, agak kritis seluias
30.777,22 Ha dan potensial kritis seluas 23.245,86 Ha.
Hasil kajian terhadap citra landsat yang dilakukan oleh Balai Pemantapan
Kawasan Hutan Wilayah I Medan tahun 2003, diperoleh indikasi bahwa
kawasan hutan dan lahan yang perlu direhabilitasi di Kabupaten Deli Serdang
adalah Prioritas I pada DAS Ular seluas 37.982,60 Ha, Prioritas II pada DAS
Belawan, Deli, Percut, Belumai dan DAS Padang seluas 129.887,98 Ha dan
Prioritas III pada DAS Bah Hapal seluas 1.060,30 Ha.

Adanya data lahan kiritis secara digital merupakan modal dasar untuk
melaksanakan dan memprogramkan :
1) Kegiatan GN-RHL/Gerhan yang telah dicanangkan pemerintah.
2) Proyek CDM Kehutanan, Clean Development Mechanism atau
Mekanisme Pembangunan Bersih.
3) Hutan Tanaman Rakyat (HTR) yang telah diprogramkan oleh
Departemen Kehutanan pada areal hutan produksi yang tidak
produktif, dimana Kabupaten Deli Serdang mempunyai areal
seluas + 49.497 Ha.
Penyebab kerusakan hutan dan lahan karena aktivitas`manusia adalah berupa:
penebangan hutan illegal, kebakaran hutan, perambahan hutan, eksploitasi
hutan dan lahan secara berlebihan, penggunaan dan pemanfaatan lahan tidak
menerapkan kaidah konservasi tanah dan air.

2.2.7. Energi dan Sumberdaya Mineral


Penyelenggaraan urusan pemerintah Kabupaten Deli Serdang di bidang
pertambangan dan energi termasuk dalam urusan pilihan energi dan
sumberdaya mineral dilaksanakan untuk Pemerataan listrik masuk desa dan
Peningkatan pengelolaan sumber daya mineral. SKPD yang menangani
urusan pilihan energi dan sumberdaya mineral Dinas Cipta Karya dan
Pertambangan Kabupaten Deli Serdang.
Penyedian energi listrik untuk kebutuhan RT, industri komersial dll sampai
dengan tahun 2009 secara nasional masih mengalami defisit sehingga hal ini
menyebabkan salah satu faktor rendahnya laju investasi di Kabupaten Deli
Serdang. Penyediaan energi listrik di Kabupaten Deli Serdang dikelola oleh
Perusahaan Listrik Negara (PLN). Dalam rangka peningkatan pasok energi
listrik untuk berbagai kebutuhan di Kabupaten Deli Serdang, diharapkan PLN
dapat meningkatkan kapasitasnya. Potensi pertambangan yang terdapat di
Kabupaten Deli Serdang yang sudah dikelola atau sudah di keluarkan izin
pertambangannya adalah bahan tambang galian gol “C” yaitu berupa pasir,
batu dan tanah timbun. Ada beberapa kecamatan yang memiliki potensi bahan
tambang golongan “C” antara lain , pasir laut di Kecamatan Pantai Labu,
pasir, batu dan tanah timbun di Kecamatan Kutalimbaru, Bangun Purba, STM
Hilir, Galang, Sibiru-Biru, Namorambe. Pengangkutan bahan galian gol “C”
ini telah menyebabkan terjadinya kerusakan infrastruktur jalan.

2.2.8. Kelautan dan Perikanan


Produksi perikanan Kabupaten Deli Serdang berasal dari produksi perikanan
tangkap (Perikanan laut dan perairan umum), produksi perikanan budidaya
(budidaya air payau/pertambakan, budidaya laut dan budidaya air tawar).
Dalam kurun waktu 5 tahun dari tahun 2004-tahun 2008 produksi perikanan
tangkap masih mendominasi produksi perikanan Kabupaten Deli Serdang,
dengan jumlah produksi tahun 2008 sebesar 18.684,67 ton. Produksi perikanan
budidaya pada tahun 2008 sebesar 5.364,36 ton atau 22,31 % dari produksi
perikanan Kabupaten Deli Serdang.

Perkembangan Produksi perikanan budidaya air payau/pertambakan masih


mengalami tekanan yang cukup berat terutama faktor penyakit udang (viruss
disease) yang sampai saat ini belum ditemui teknologi untuk mengatasinya.
Namun untuk mengatasi dilakukan perbaikan ekologi di sepanjang pesisir
pantai melalui penanaman hutan mangrove (pohon bakau) dan mensosialisasi
budidaya rumput laut jenis Glasilaria yang diyakini akan mampu
menstabilkan kondisi kualitas air.

Sektor Perikanan dan Kelautan Kabupaten Deli Serdang pada kurun waktu
lima tahun dapat menyumbang penyerapan tenaga kerja dan sekaligus
membuka lapangan kerja baik dari Perikanan tangkap (nelayan) maupun
perikanan budidaya (pembudidaya) termasuk juga hasil ikutan dari produk
perikanan tersebut yaitu di bidang industri pengolahan ikan dan perdagangan
produk perikanan. Pada tahun 2008 dari Sektor Perikanan dan Kelautan
terserap tenaga kerja sebanyak 13.258 orang. Penyerapan tenaga kerja
kegiatan perikanan budidaya dapat ditingkatkan lagi dengan memperluas
areal pembudidayaan ikan. Kendala utama untuk perluasan areal disamping
permodalan juga sangat menentukan pembangunan infrastruktur yang
berkaitan dengan pensuplaian air/irigasi yang saat ini sangat tergantung
dengan irigasi untuk pertanaman padi sawah. Berkenaan dengan hal tersebut
perlu dilakukan pensuplaian air/irigasi yang khusus untuk peruntukan
kawasan perikanan budidaya.

Produksi Perikanan Kabupaten Deli Serdang ditujukan untuk konsumsi


masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi dan kesehatan hidup juga ditujukan
untuk pemasaran ekspor. Konsumsi per kapita masyarakat terhadap
komoditas ikan di Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2008 sebesar 26,06 kg.
Perkembangan penduduk yang ada di Kabupaten Deli Serdang perlu
dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan produksi perikanan melalui
usaha ekstensifikasi, intensifikasi dan revitalisasi perikanan.
Berikut disajikan tabel potensi dan perkembangan produksi perikanan
budidaya dan penangkapan di Kabupaten Deli Serdang dalam kurun waktu
lima tahun terakhir.

TABEL 2.23 POTENSI DAN PERKEMBANGAN PERIKANAN KABUPATEN


DELI SERDANG DALAM KURUN WAKTU 5 TAHUN TERKHIR (2004 – 2008)
Tahun
No. Uraian
2004 2005 2006 2007 2008
1. Produksi Perikanan
- Panjang garis pantai 65 km 65 km 65 km 65 km 65 km
- Perikanan Laut 15.981,6 16.677,7 17.097,31 18.396,10 18.684,67
ton ton ton ton ton

- Budidaya Air 3.997,0 ton 3.526,9 3.527.0 ton 3.703,28 ton 3.979.74 ton
Payau/Pertambakan ton
- Budidaya laut - - - 0,56 ton 0,62 ton
- Budidaya Air Tawar 758 ton 1,196 ton 1,203 ton 1,251 ton 1,384 ton

2. Luas Budidaya Perikanan dan


Perikanan Perairan Umum
- Budidaya Air 1.056,4 Ha 1.100,3 1.125,75 Ha 1.241,25 Ha 1.241,25 Ha
Payau/Pertambakan Ha
- Kolam Ikan 518.7 Ha 642,2 Ha 648,42 Ha 653,89 Ha 659,38 Ha
- Mina Padi/Sawah 39,80 Ha 41.36 Ha 45,60 Ha 58,43 Ha 57,60 Ha
- Perairan Umum 1.077 Ha 1.077 Ha 1.077 Ha 1.128 Ha 1.128 Ha

3. Perahu/Kapal Penangkap ikan


- Perahu Tanpa Motor
* Kecil 1.065 unit 639 unit 1.115 unit 1.117 unit 1.105 unit
* Sedang 638 unit 1.016 unit 563 unit 536 unit 533 unit
- Kapal Motor
* < 5 GT 993 unit 1.162 unit 526 unit 524 unit 546 unit
* 5 – 10 GT 113 unit 55 unit 472 unit 521 unit 545 unit
* > 10 GT - - - 4 unit 4 unit

4.
Nelayan dan Pembudidaya
Ikan
- Nelayan Laut
* Waktu Penuh 6.864 org 8.678 org 8.973 org 8.955 org 8.958 org
* Sambilan 1.626 org 2.235 org 2.791 org 2.985 org 2.987 org
- Nelayan Perairan Umum 433 org 460 org 267 org 245 org 243 org
- Pembudidaya Ikan 893 org 1.016 org 1.111 org 1.066 org 1.070 org

5. Konsumsi per kapita 22,80 kg 23,59 kg 24,25 kg 25,17 kg 26,06 kg


Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Deli Serdang Tahun 2008
2.2.9 Perindustiran dan Perdagangan
Penyelenggaraan Urusan Pilihan PerindustiranPerdagangan, dilaksanakan
untuk Meningkatkan unit usaha, jumlah dan nilai investasi serta jumlah
produksi rata-rata 1,10 % pertahun. Mengembangkan jaringan informasi
produksi dan pasar serta perluasan pangsa pasar lokal dan regional,
Meningkatkan pengembangan pasar dan sistem distribusi barang dan jasa,
Meningkatkan pengawasan peredaran barang dan perlindungan konsumen.

Di Indonesia industri pengolahan dibagi menurut jumlah tenaga kerjanya


yaitu berskala besar, sedang, kecil dan rumah tangga. Data industri besar dan
sedang dikumpulkan oleh BPS sedangkan data industri kecil dan rumah
tangga diperoleh dari dinas Kopperindag dan penanaman modal Kabupaten
Deli Serdang.

Pada tahun 2007 perusahaan industri besar di Deli Serdang berjumlah 171
perusahaan sedangkan industri sedang berjumlah 153 perusahaan. Sektor
industri pengolahan dalam struktur perekonomian Kabupaten Deli Serdang
mempunyai kontribusi yang signifikan. Tahun 2008, kontribusi sektor industri
pengolahan dalam pertumbuhan total PDRB sebesar 1.70 %, terbesar disusul
sektor jasa-jasa . Jika melihat perkembangan sektor industri selama lima tahun
terakhir maka diketahui sektor industri sudah cukup stabil. Bahkan jika
dibandingkan dengan kondisi sebelum krisis, kinerja sektor industri sudah
lebih baik sesuai dengan besaran pada PDRB atas dasar harga konstan. Hal ini
tentu berkat kerja keras Pemerintah Kabupaten Deli Serdang yang didukung
oleh segenap masyarakat.
Kabupaten Deli Serdang terdapat beberapa kawasan industri dan zona
industri yaitu Kawasan insustri Medan II di kecamatan Percut Sei Tuan,
Kawasan industri Medan Star di kecamatan Tanjung Morawa, Kawasan
industri Hamparak Perak di kecamatan Hamparan Perak, Kawasan Industri
Deli Serdang di kecamatan Percut Sei Tuan. Rencana pengembangan dan
beberapa zona industri yang terdapat di kecamatan Sunggal, Tanjung
Morawa, Patumbak, Deli Tua dan Bangun Purba.

TABEL 2. 24 BANYAKNYA PERUSAHAAN DAN TENAGA KERJA SERTA NILAI HARGA RIEL
MENURUT SEKTOR INDUSTRI (FORMAL) DI KABUPATEN DELI SERDANG

Nilai (Rp. 000)


Bahan
Tenaga Baku
NO Bidang Usaha Unit Usaha Kerja Investasi Produksi Penolong

Industri Pengalengan Kepiting


1 dan Biota Perairan 1 40 470000 3246000 1832100
Industri Minyak Makan dari Inti
2 Sawit 1 7 120000 150000 16000
Industri Minuman Suplemen dari
3 Kelapa 2 10 80000 65000 34000
4 Industri Minyak Makan Nabati 1 48 1360000 7060000 3480000
5 Industri Penggilingan Jagung - - - - -
Industri Penggilingan Tepung
6 Beras, Lada, Merica, dll - - - - -
Industri Pengupasan dan
7 Pembersihan Kopi 1 11 190000 321000 170000
Industri Pengupasan dan
8 Pembersihan Pinang 1 20 190000 215000 105000
Industri Pengolahan Tepung Ikan
9 dan Tepung Udang - - - - -
10 Industri Roti dan Sejenisnya 2 131 395000 1240200 670700
Industri Pengolahan Kopi / Kopi
11 Instan / Kopi Bubuk 2 11 250000 109000 49500
12 Industri Tauco - - - - -
13 Industri Tahu / Tahu Basah 1 5 70000 181500 99000
14 Industri Kerupuk dan Sejenisnya 2 19 275000 885000 439000
Industri Makanan Linnya / Chiki /
15 Makanan Snack / Jelly 2 50 1750000 4593000 2494000
Industri Minuman Ringan
16 beraroma 1 12 150000 180000 961600
Industri Air Minum dalam
17 Kemasan 3 86 1015000 5490000 881900
18 Industri Mie 2 13 165000 760000 406000
Industri Pakaian Jadi / Baby Set
19 dan Orang Dewasa 1 8 150000 80000 46000
20 Industri Sepatu harian - - - - -
Industri Penggergajian Kayu /
21 Moulding 3 102 920000 2401000 1318400
22 Industri Menir/Bedak 1 2 10000 51500 36000
23 Industri Barang dari Kayu 1 15 175000 400000 205000
24 Industri Kertas Tissue 2 53 580000 2715000 1275000
25 Industri Kertas Budaya 1 30 200000 742000 370000
26 Industri Kotak dari Karton 1 35 270000 625000 306500
27 Industri Percetakan / Kertas Surat 1 47 5420000 26956000 12805000
Industri Percetakan / Amplop /
28 Kertas Komputer - - - - -
Industri Pengolahan Aspal / Hot
29 Mix - - - - -
Industri Kimia Dasar Organik /
30 Minyak Pencegah Karat - - - - -
31 Industri Lilin 1 10 200000 342000 190000
32 Industri Pupuk 2 15 235000 334000 120000
33 Industri Cat 1 30 100000 451000 281400
34 Industri Sabun / Sabun Mandi 2 22 50000 560000 284000
35 Industri Pestisida 1 20 300000 251000 104800
36 Industri Pembuatan Tinta Sablon - - - - -
Industri Kemasan / Kantong dari
37 Plastik 7 350 2500000 8615000 4750000
Industri Kotak dari Plastik / Kotak
38 CD - - - - -
Industri Barang dari Karet / Tapak
39 Sepatu - - - - -
40 Industri Batu Bata 2 17 300000 305000 165000
41 Industri Penggilingan Batu Kapur 2 18 700000 1375000 700000
Industri Barang dari Semen / Riol,
42 Cone Blok 1 25 400000 1180000 505000
43 Industri Barang dari Semen 1 10 200000 594500 274000
Industri Pengecoran Besi dan
44 Baja - - - - -
Industri Peleburan Timah /
45 Aluminium 1 35 300000 920000 400000
46 Industri Bengkel Las 1 11 175000 460000 221300
Industri Barang dari Aluminium /
47 Rak Piring 1 9 160000 310000 170000
Industri Pengerjaan Barang dari
48 Logam 1 8 120000 301000 151000
49 Industri Alat Dapur dari Bambu 1 5 10000 55000 21000
50 Industri Barang dari Kawat 1 10 150000 381400 190500
51 Industri Pembuatan Timbangan - - - - -
52 Industri Pengemasan Pupuk 1 10 150000 1050000 531400
53 Industri Antena Parabola - - - - -
54 Industri Tangkai Sapu 1 16 150000 395700 201800
Industri Pembuatan Dupa / Dupa
55 Alam - - - - -
56 Industri Komponen Sepeda Motor 1 6 50000 75000 39000
Industri Alat Angkut / Kereta
57 Dorong - - - - -
Industri perabot Rumah Tangga
58 dari Kayu 9 69 900000 2052000 110000
59 Industri Furniture / Spring Bed 2 20 395000 1080000 560000
Industri bahan Bakar dari
60 Cangkang Sawit - - - - -
61 Industri Tepung Batu 1 4 170000 280000 120000
Industri Sablon / Karung Plastik di
62 Sablon - - - - -
Industri Daur Ulang Karet Ban
63 Bekas / Tali, Kursi 1 10 175000 250000 109000
Industri Pengemasan Minyak
64 Rem - - - - -
65 Industri Seng Genteng 1 43 750000 2140000 1218000
66 Industri Pemecahan Batu - - - - -
67 Industri Serat Sabut Kelapa 1 30 350000 1050000 491000
Industri Pemotongan Kaca
Lembaran / Cermin / Kaca
68 Lengkung - - - - -
Industri Tawas Cair dalam
69 Kemasan - - - - -
Industri Aneka Kerajinan Rumah
70 Tangga dari Kain 3 65 755000 5642000 3895000
71 Jasa Reparasi Dinamo - - - - -
Jasa Pengecatan Kendaraan
72 Roda – 4 1 6 120000 145000 75000
Industri Kue Basah/Kue Bika
73 Ambon dan Kue Lapis Legit 1 5 30000 60000 31000
74 Industri Kue Basah / Dodol 1 15 60000 76000 35000
75 Industri Depot Air Minum 14 42 925 1741000 881900
industri Pencucian Kain / Kain
76 Celana Dicuci 1 10 250000 2730000 1195000
77 Industri Pembuatan Minyak Atsiri 1 6 50000 50000 26000
78 Industri Crumb Rubber 1 19 600000 8132226 5043000
79 Industri Penyamaan Kulit 1 10 120000 91500 45100
80 Industri Vulkanisir Ban 1 8 180000 169000 86000
Industri Barang dari Plastik /
81 Galon, Botol Plastik 1 10 330000 1049000 450000
82 Industri Plastik Lembaran 3 65 755000 5042000 3895000
83 Industri Tali Plastik 1 30 200000 975000 450000
Industri Keramik / Keramik
84 Gerabah 1 4 10000 45000 18000
85 Industri Bordir/Sulaman 1 6 60000 65000 29500
86 Industri Perakitan Radio, TV 1 15 350000 794000 260000
87 Industri Panel Listrik 1 10 100000 415000 235000
88 Industri Antena Parabola 1 11 170000 407000 210000
89 Industri Gitar 1 7 25000 160000 76000
Industri Alat Musik Non
90 Tradisional / Loudspeaker 2 40 380000 1036000 530000
91 Industri meja Billiard 1 6 100000 180000 90000
Industri Daur Ulang Plastik / Biji
92 Plastik 1 25 150000 643000 365500
Industri Daur Ulang / Sarang
93 Telur 1 9 150000 265000 134000
94 Industri Bahan Kimia / Zinc Oxid 1 30 460000 6152000 3595000
95 Pencucian Sarang Burung Walet 1 11 50000 115000 50000
96 Industri Penyamakan Kulit 1 10 100000 380000 200000
97 Industri Fiberglass 1 25 270000 672000 310000
Industri Pengemasan Minyak
98 Pelumas 1 8 100000 290000 135000
Industri Pengemasan
99 Pemberantas Hama 1 3 125000 95000 45000
Industri Pengemasan Bahan
100 Tambahan Makanan 1 10 100000 65000 34000
101 Industri Air Batteray 1 2 9000 10500 4500
102 Industri Mancis Gas 1 200 250000 3400000 1810000
103 Pengemasan Barang – Barang 1 12 100000 265000 110000
104 Rekondisi Mesin -Mesin 1 10 190000 495000 105000
Sumber : Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kab. Deli
Serdang

Menurut tanda daftar perusahaan yang diterbitkan oleh Dinas Perindustrian


dan Perdagangan Kabupaten Deli Serdang, pada tahun 2007 terdapat 1130
yang terdiri dari TDP Baru : 774 perusahaan dan TDP Ulang : 356 perusahaan.
Rincian dari jumlah TDP yang diterbitkan berstatus badan hukum PO
sebanyak 516 baru dan 223 ulang. FA sebanyak 13 baru dan 5 ulang, PT/CV
sebanyak 219 baru dan 128 ulang.
TABEL 2.25 BANYAKNYA PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP)
DI KABUPATEN DELI SERDANG DIRINCI PER KECAMATAN

Kecamatan 2004 2005 2006 2007


-1 -3 -4 -5 -6
1 Gunung Meriah - - - 1
2 S.T.M Hulu 4 8 4 1
3 Kutalimbaru 4 36 7 13
4 Sibolangit 1 10 3 3
5 Pancur Batu 31 78 38 35
6 Namo Rambe 8 31 19 18
7 Biru – biru 6 22 18 5
8 S.T.M Hilir 4 21 12 11
9 Bangun Purba 4 10 5 4
10 Galang 26 50 50 34
11 Tanjung Morawa 177 258 187 161
12 Patumbak 31 41 41 16
13 Deli Tua 34 38 37 33
14 Sunggal 87 172 135 108
15 Hamparan Perak 31 91 52 25
16 Labuhan Deli 31 37 38 27
17 Percut Sei Tuan 189 300 182 216
18 Batang Kuis 24 59 26 33
19 Pantai Labu 9 45 25 20
20 Beringin 45 58 36 27
21 Lubuk Pakam 109 147 118 121
22 Pagar Merbau 25 22 12 11
Jumlah/Total 880 1534 1045 923
Sumber : Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Deli Serdang 2007

Dari data yang terlihat bahwa terjadi peningkatan jumlah unit usaha yang
mendaftarkan usahanya dari tahun 2004 s.d.2007, ini artinya pertumbuhan
dunia usaha dan peluang bisnis menggambarkan kondisi yang cukup baik di
Kabupaten Deli Serdang.

Pasar yang ada di Deli Serdang merupakan pasar tradisional yang bersifat
kompetitif,yaitu pasar yang memiliki banyak penjual dan pembeli barang atau
jasa,jadi tidak ada satu pedagang atau satu pembeli yang dapat
mengintervensi harga barang atau jasa yang ditransaksikan di pasar.
Pasar yang bersifat kompetitif tersebut ada dua bentuk dalam hal
pengelolannya,yakni :
a. Pasar tradisional yang dikelola Pemerintah Kabupaten Deli Serdang.
Pasar yang dikelola oleh Pemerintah merupakan tempat bertemu antara
penjual dan pembeli barang-barang dan jasa yang pengelolaannya di
bawah Pemerintah.
b. Pasar tradisional yang dikelola oleh pihak swasta.
Pasar swasta merupakan tempat bertemu antara penjual dan pembeli
barang-barang dan jasa yang pengelolaannya dibawah pihak swasta.
Selain hal tersebut diatas ada pasar modern yang terdapat di kabupten Deli
Serdang yaitu, Deli Mas Plaza di Kecamatan Lubuk Pakam, Suzuya di
Kecamatan Tanjung Morawa yang telah beroperasi. Sedangkan Pusat
perbelanjaan modern yang belum beroperasi yaitu Medan Mega Trade
Centre (MMTC) di Kecamatan Percut Sei Tuan yang memiliki Hak
Perdangangan Regional yang berada di Perbatasan wilayah antara Kota
Medan dengan Kabupaten Deli Serdang.

Secara umum dapat dijelaskan bahwa kondisi fisik pasar Deli Serdang sudah
tidak layak lagi. Hal ini disebabkan oleh karena pasar-pasar tersebut sudah
memiliki umur yang sangat tua. Secara rata-rata pasar dibangun sekitar tahun
80-an, sehingga umur ekonomisnya sudah habis yang berdampak pada mutu
pelayanan di pasar. Begitu juga dengan sarana dan prasarana yang tersedia
juga sudah tidak mampu lagi menampung jumlah pedagang yang semakin
hari semakin bertambah, terlebih setelah bangsa ini memasuki masa krisis
moneter dan krisis global, maka alternatif yang paling memungkinkan bagi
masyarakat untuk memperoleh pendapatn dan untuk bertahan hidup adalah
berjualan, sehingga menambah jumlah pedagang kaki lima yang berjualan di
pasar. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya kesemerautan dipasar dan
menimbulkan kemacetan dijalan-jalan penghubung menuju pasar.

Secara Geografis, wilayah Kabupaten Deli Serdang memiliki potensi yang


sangat strategis dalam menunjang pembangunan perekonomiannya. Hal ini
disebabkan karena Kabupaten Deli Serdang memiliki wilayah yang sangat
luas. Namun potensi yang sangat strategis tersebut harus ditunjang dengan
penetapan arah pembangunan yang jelas.

Dibeberapa daerah, khususnya yang berbatasan dengan Pemko Medan


merupakan daerah yang harus menjadi skala prioritas untuk diperhatikan.
Karena daerah tersebut merupakan daerah yang memiliki pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
tersebut akan mengakibatkan semakin tingginya iklim persaingan usaha dan
ini akan meningkatkan volume permintaan dan penawaran dipasar.

2.3. SOSIAL DAN BUDAYA DAERAH

2.3.1 Kependudukan

Pemahaman tentang jumlah, struktur, dan pertumbuhan serta distribusi


penduduk sangat menentukan arah pembangunan di suatu daerah. Kondisi
kependudukan akan mempengaruhi berbagai kebijaksanaan pembangunan
dari berbagai sektor-sektor pelayanan dan pelaksanaan fungsi-fungsi
pemerintah. Jumlah penduduk Kabupaten Deli Serdang terus mengalami
pertumbuhan yang relatif cepat dan hal ini akan membawa perubahan pada
sistem pelayanan pemerintahan secara keseluruhan.
Jumlah penduduk Kabupaten Deli Serdang TA. 2004 tercatat sebanyak
1.539.967 jiwa, kemudian meningkat menjadi 1.634.115 jiwa di Tahun 2006.
Dimana komposisi penduduk menurut umur sebagai berikut : penduduk
kelompok di bawah umur 14 Tahun sebanyak 552.798 jiwa (33,83 %) dan
penduduk kelompok umur diatas 55 Tahun sebanyak 120.150 jiwa (7,37 %)
sedangkan jumlah penduduk kelompok umur 20 s/d 55 Tahun adalah 960.807
jiwa (58,80 %), dari jumlah penduduk Kabupaten Deli Serdang merupakan
potensi sumber daya manusia yang perlu dikembangkan lebih lanjut. Hal ini
akan dapat memperkuat SDM Kabupaten Deli Serdang dimasa yang akan
datang guna mempercepat pengembangan daerah Kabupaten Deli Serdang.

Pada TA 2007 penduduk di Deli Serdang berjumlah 1,686,366 jiwa dengan


kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Deli Tua yaitu 6,057
jiwa/km2, sedangkan kepadatan terendah terdapat di Kecamatan Gunung
meriah yaitu 33 jiwa/km2. Jumlah kepadatan penduduk perkecamatan dapat
terlihat pada tabel berikut :
TABEL 2.26 JUMLAH DAN KEPADATAN PENDUDUK PER
KECAMATAN DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2007

Sumber: Deli Serdang dalam angka tahun 2007


TABEL 2.27 PERTUMBUHAN PENDUDUK PER KECAMATAN

Sumber :Deli Serdang dalam angka tahun 2007

GAMBAR 2.2 STRUKTUR DEMOGRAPHI KABUPATEN DELISERDANG

75 +
70- 75
65 - 69
60 - 64
55 - 59
50 - 54
45 - 49
40 - 44 Perempuan
35 - 39 Laki – Laki
30 - 34
25 - 29
20 - 24
15 - 19
10 - 14
5- 9
0- 4

0 20000 40000 60000 80000 100000 120000

Sumber :Deli Serdang dalam angka tahun 2007


Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok yang telah dan akan dilaksanakan
sebagai upaya untuk memberdayakan fungsi dan peran Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil Kabupaten Deli Serdang dalam rangka meningkatkan
kualitas pelayanan kepada masyarakat dibidang Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil untuk percepatan pelayanan dan kemudahan proses
penerbitan KK dan KTP serta Akta-akta Catatan Sipil.

Dalam implementasinya penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk saat ini


tidak lagi menggunakan dan memanfaatkan aplikasi program Sistem
Informasi Manajemen Kependudukan (SIMDUK), sebagaimana program ini
dibangun dengan mengembangkan jaringan komunikasi data yang
dilaksanakan paralel secara tersambung (semi on line) antara kabupaten
dengan kecamatan. Dengan menerapkan 9 (sembilan) kecamatan sebagai
wilayah pelayanan Tempat Perekaman Data Kependudukan (TPDK) di 22
kecamatan Kabupaten Deli Serdang.

Dalam upaya peningkatan pelayanan Kependudukan, aplikasi Simduk telah


diganti dengan aplikasi program informasi dan administrasi kependudukan
(SIAK) yang mana aplikasi program ini akan menghubungkan secara
langsung sistem di Kabupaten Deli Serdang dengan sistem yang ada di
Provinsi Sumatera Utara dan di Pemerintah Pusat.
TABEL 2.28 REALISASI KEPEMILIKAN KTP SAMPAI TAHUN 2008

Realisasi kepemilikan Akta Catatan Sipil.


Sebagai upaya pembinaan dan peningkatkan kesadaran masyarakat akan arti
penting dan manfaatnya memilki akta catatan sipil, khususnya dalam hal ini
dengan menitik beratkan pemberian akta kelahiran melalui Program
Dispensasi, yaitu suatu program Pemerintah untuk memberikan kemudahan
bagi mereka yang terlambat pendaftaran kelahirannya berdasarkan Peraturan
Bupati Nomor 1684 Tahun 2007 tanggal 22 Agustus 2007, tentang Dispensasi
Pelayanan Pencatatan Kelahiran di Kabupaten Deli Serdang.

Sesuai dengan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 472.11/1112/MD tanggal


11 Maret 2009, perihal batas waktu pelaksanaan Program Dispensasi
Pelayanan Pencatatan Kelahiran Dalam Masa Transisi berlakunya Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan,
sebagaimana ditetapkan pelaksanaan program tersebut sudah harus berakhir
pada Tahun 2010 yang akan datang.
TABEL 2.29 JUMLAH KEPEMILIKAN AKTA CATATAN SIPIL

TABEL 2.30 BANYAKNYA RUMAH TANGGA DAN


PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN
Sasaran urusan pemberdayaan perempuan diarahkan untuk mengembangkan
dan mematangkan berbagai potensi yang ada pada diri perempuan yang
memungkinkan perempuan dapat berperan dan memiliki kesempatan yang
sama dengan laki-laki khususnya dalam bidang pembangunan.

Dengan visi untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender (KKG) dalam
berkeluarga dan bermasyarakat, Pembangunan Pemberdayaan Perempuan
ditempuh melalui upaya yang tepat sesuai kebutuhan kaum perempuan,
bertahap dan berkesinambungan, terarah dan sekaligus merangsang
partisipasi kaum perempuan untuk mengatasi masalahnya sendiri.

TABEL 2.31 PERBANDINGAN ANGKATAN KERJA LAKI 2

DAN PEREMPUAN DI KABUPATEN DELI SERDANG


Penyelenggaraan urusan pemerintah Kabupaten Deli Serdang di bidang sosial
termasuk dalam urusan wajib pemerintahan umum (bagian sosial) urusan
wajib

Pemberdayaan Perempuan dan urusan wajib Pemberdayaan Masyarakat Desa,


dilaksanakan untuk Peningkatan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa; Peningkatan pelayanan kehidupan beragama; Peningkatan
koordinasi pelayanan kesejahteraan sosial kepada Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS); Pengarusutamaan gender dalam pembangunan;
Peningkatan keswadayaan masyarakat; dan Pengembangan kapasitas
kelembagaan kemasyarakatan desa/kelurahan.

2.3.2 Kesehatan
Pembangunan kesehatan di Kabupaten Deli Serdang telah berhasil
menyediakan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan masyarakat
(Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Pos Kesehatan Desa) di setiap
kecamatan. Disamping itu pula telah tersedia sebanyak 15 unit rumah sakit
yakni 4 unit di Kecamatan Tanjung Morawa, 3 unit di Lubuk Pakam, 3 unit di
Deli Tua, 3 unit di Percut Sei Tuan, 1 unit di Labuhan Deli dan 1 unit di
Sunggal. Untuk melaksanakan pelayanan kesehatan dasar, pada tahun 2008 di
Kabupaten Deli Serdang telah tersedia 32 unit Puskesmas (13 unit Puskesmas
Rawat Inap dan 19 Puskesmas Rawat Jalan), 103 unit Puskesmas Pembantu
dan 95 unit Pos Kesehatan Desa. Ratio antara jumlah Puskesmas terhadap
jumlah penduduk sekitar 1:54.326, sedangkan ratio Puskesmas Pembantu
terhadap jumlah penduduk adalah 1:16.878. Masalah yang dijumpai dalam
pelayanan kesehatan dasar adalah rendahnya tingkat utilitas dan kualitas
pelayanan kesehatan. Hal ini diikuti dengan peningkatan sarana pendukung
pelayanan kesehatan yaitu 18 unit peralatan laboratorium lengkap, 32 unit
Puskesmas keliling roda-4, 104 patroli kesehatan roda-2, 1 unit mobil promosi
kesehatan, 1 unit ambulans gawat darurat penanggulangan bencana dan
penyakit menular dan 34 unit mesin fogging. Sedangkan untuk pelayanan
rujukan terdapat 1 unit rumah sakit pemerintah dan 14 unit rumah sakit
swasta. Selain itu Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) telah
membuahkan hasil yang dapat dilihat dari partisipasi masyarakat dalam
penyediaan lahan untuk pembangunan 95 unit Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes) dan adanya 1.367 Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) hasil
partisipasi masyarakat.
TABEL 2.32 JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KECAMATAN
DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2008

RUMAH KAPASITAS BALAI


PUSKE PUSKESMAS RUMAH
KECAMATAN SAKIT TEMPAT PENGOBATAN
SMAS PEMBANTU BERSALIN
UMUM TIDUR SWASTA

1 2 3 4 5 6 7
1 Gunung Meriah - - 1 2 - -
2 STM Hulu - - 1 3 - 1
3 Sibolangit - - 2 5 - 2
4 Kutalimbaru - - 1 4 - 1
5 Pancur Batu - - 2 6 3 10
6 Namorambe - - 1 5 2 5
7 Biru-Biru - - 1 3 3 5
8 STM Hilir - - 1 5 3 3
9 Bangun Purba - - 1 5 1 9
10 Galang - - 2 6 3 10
11 Tanjung Morawa 4 191 2 8 9 21
12 Patumbak - - 1 2 8 3
13 Deli Tua 3 161 1 1 3 3
14 Sunggal 1 - 3 6 18 21
15 Hamparan Perak - - 2 6 9 12
16 Labuhan Deli 1 47 1 3 7 7
17 Percut Sei Tuan 3 230 3 10 30 27
18 Batang Kuis - - 1 4 3 9
19 Pantai Labu - - 1 5 0 2
20 Beringin - - 1 5 4 7
21 Lubuk Pakam 3 176 2 4 7 14
22 Pagar Merbau - - 1 5 - -
JUMLAH 15 805 32 103 113 172
Sumber : Dinas Kesehatan Deli Serdang tahun 2008
Dengan tersedianya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan ini, dan diikuti
dengan upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan, telah berhasil
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Deli Serdang. Hal ini
dapat dilihat dari situasi derajat kesehatan berikut ini yang semakin meningkat
dari tahun ke tahun dan juga jika dibandingkan dengan angka nasional dan
Provinsi Sumatera Utara. Selain upaya penyediaan sarana dan pra sarana
pelayanan kesehatan, upaya lain yang dilakukan adalah peningkatan mutu
pelayanan dari petugas kesehatan kepada masyarakat, hal ini terlihat dengan
diperolehnya Peringkat pertama Untuk Predikat Pelayanan Publik oleh
Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli
Serdang pada tahun 2008. Diharapkan hal ini diikuti oleh Puskesmas lainnya,
untuk itu sedang dilakukan upaya pembinaan.

TABEL2.33 JUMLAH KEMATIAN (MORTALITAS)


DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2004 – 2008

Sumber : Dinas Kesehatan Deli Serdang tahun 2008


Catatan SDKI 2007 :
AKI : 248 / 100.000 KH (Nasional) 290 / 100.000 KH (Prov. SU)
AKB : 26,9 / 1.000 KH 28 / 1.000 KH 3,1/ 1.000 KH (Kab)

Jumlah kematian bayi di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008 adalah 126 kasus
dari 40.472 kelahiran hidup (KH), angka ini mengalami peningkatan bila
dibandingkan tahun tahun- tahun sebelumnya. Hal ini karena sistem pendataan,
pelacakan dan pelaporan yang semakin baik. Jadi Angka Kematian bayi (AKB)
di Kabupaten Deli Serdang tahun 2008 mencapai 3,11 per 1.000 KH, dimana
angka ini lebih rendah dibandingkan dengan AKB nasional (26,9 / 1.000 KH)
dan AKB Propinsi Sumatera Utara (28 / 1.000 KH) tahun 2007. Demikian juga
dengan jumlah kematian ibu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun
karena semakin baiknya sistem pencatatan, pelacakan dan pelaporan dari
pemerintah maupun swasta. Sedangkan jumlah kematian Balita di tahun 2008
adalah 25 / 40.472 KH, jadi Angka Kematian Balita 0,62 / 1.000, ini mengalami
penurunan dibandingkan tahun – tahun sebelumnya.

TABEL 2.34 JUMLAH KESAKITAN (MORBIDITAS) PENYAKIT MENULAR


DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2004 – 2008

Jumlah kasus penderita TB Paru BTA (+) di Kabupaten Deli Serdang tahun 2008
sebanyak 1.276 orang dan upaya pengobatan terhadap penderita cukup baik
yaitu dengan angka kesembuhan BTA (+) sebesar 94,58%. Jumlah penderita
pneumonia pada Balita dari tahun ke tahun terus meningkat, seluruh penderita
tersebut (100%) telah ditangani oleh petugas kesehatan, upaya yang dilakukan
adalah penemuan kasus secara dini dan penanganan/pencegahan dengan
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Pada tahun 2008 Dinas Kesehatan
Kabupaten Deli Serdang telah melakukan sero survey dengan hasil dari 123
orang yang diperiksa terdapat 58 kasus HIV dan 65 AIDS. Selanjutnya seluruh
penderita HIV/AIDS tersebut mendapat penanganan medis. Namun demikian
karena kasus HIV/AIDS merupakan fenomena gunung es, maka diperkirakan
masih ada lebih dari 123 orang yang hidup dengan HIV/AIDS yang
keberadaannya belum diketahui. Penanggulangan HIV/AIDS diharapkan lebih
maksimal dengan adanya klinik VCT di Puskesmas dan RSUD Deli Serdang
serta adanya Kelompok Peduli HIV/AIDS di masyarakat.

TABEL 2.35 JUMLAH PENYAKIT MENULAR BERPOTENSI WABAH


DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2004 – 2008

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) berhasil ditekan, hal ini terlihat dari
jumlah kasus yang menurun dari 433 kasus di tahun 2007 menjadi 325 kasus di
tahun 2008. Upaya antisipasi adalah dengan penyediaan mesin fogging di
setiap Puskesmas sehingga apabila terjadi kasus di suatu wilayah dapat
sesegera mungkin dilakukan fogging. Disamping itu karena letak Kabupaten
Deli Serdang berbatasan dengan Kota Medan dan Binjai yang dapat memberi
pengaruh pada kejadian kasus DBD, maka dilakukan kerjasama
penanggulangan DBD dengan membentuk Pokja DBD dalam kegiatan
MEBIDANG (Medan, Binjai, dan Deli Serdang). Kesadaran masyarakat
berperilaku hidup bersih dan sehat telah ditindaklanjuti dengan adanya
Forum Komunikasi Perubahan Perilaku (FKPP) dengan Pokja-Pokja yang
tersebar di desa.

Status gizi Balita di Kabupaten Deli Serdang juga mengalami perbaikan dan
peningkatan yang cukup berarti. Untuk kasus Balita dengan gizi buruk, pada
tahun 2008 dilaporkan terdapat 8 kasus dari 164.472 Balita yang ada. Upaya
yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan gizi pada Balita dan ibu hamil
yaitu dengan penimbangan balita dan ibu hamil rutin setiap bulan pada
kegiatan Posyandu dan pemberian makanan tambahan disamping kegiatan
lainnya.
Pembangunan kesehatan yang telah dilakukan di Kabupaten Deli Serdang
sampai dewasa ini telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan dan gizi
masyarakat. Hal ini dapat diamati dari terjadinya perbaikan beberapa
indikator kesehatan antara lain menurunnya Angka Kematian Bayi
(AKB/IMR), Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu
(AKI/MMR), meningkatnya status gizi dan menurunnya angka kesakitan
berbagai penyakit menular. Sejalan dengan membaiknya beberapa indikator
tersebut, telah terjadi peningkatan Umur Harapan Hidup (UUH).

Indikator pencapaian pembangunan di bidang kesehatan dapat dilihat dari


penurunan AKABA dari 3,22 / 1.000 Kelahiran Hidup (KH) pada tahun 2005
menjadi 2,14/1.000 KH pada tahun 2006, dan menjadi 0,71/1.000 KH tahun
2007 hingga turun lagi menjadi 0,62 / 1.000 KH pada tahun 2008. Demikian
pula dengan Umur Harapan Hidup (UUH) meningkat dari 68,3 tahun 2004,
menjadi 68,9 tahun 2005, 69,5 tahun 2006 dan meningkat terus hingga 69,8
pada tahun 2007. Sedangkan untuk AKB dan jumlah kematian ibu mengalami
peningkatan, hal ini disebabkan sistem pencatatan dan pelaporan yang
semakin baik.
TABEL 2.36 JUMLAH KASUS PENYAKIT MENURUT KECAMATAN DAN JENISNYA TAHUN 2008
TABEL 2.37 JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS
MENURUT KECAMATAN DAN JENISNYA TAHUN 2008

dr.
Perawat Teknisi
Kecamatan Spesialis/dr. Farmasi Gizi Sanitasi Kesmas Jlh
& Bidan Medis
Umum/drg
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Gunung Meriah 4 13 - - 1 1 1 20
2 STM Hulu 2 32 1 1 1 - 1 38
3 Sibolangit 11 63 2 2 3 3 - 84
4 Kutalimbaru 7 43 1 1 1 2 1 56
5 Pancur Batu 15 121 8 5 5 5 2 161
6 Namorambe 9 97 1 1 2 1 2 113
7 Biru-Biru 5 58 2 - - 2 - 67
8 STM Hilir 4 41 1 1 1 1 2 51
9 Bangun Purba 3 35 - 1 1 - - 40
10 Galang 4 84 1 2 - 2 - 93
11 Tanjung Morawa 12 141 6 3 3 2 2 169
12 Patumbak 8 42 2 2 1 1 3 59
13 Deli Tua 5 28 2 1 2 - 4 42
14 Sunggal 28 149 12 2 2 4 - 197
15 Hamparan Perak 10 96 2 4 2 1 - 115
16 Labuhan Deli 7 40 1 1 2 1 3 55
17 Percut Sei Tuan 18 169 10 4 4 1 4 210
18 Batang Kuis 9 60 4 2 1 1 - 77
19 Pantai Labu 3 39 1 1 1 1 - 46
20 Beringin 9 40 1 1 - 1 - 52
21 Lubuk Pakam 8 73 5 4 1 3 2 96
22 Pagar Merbau 5 43 1 1 - - - 50
Jumlah 186 1507 64 40 34 33 27 1891
Sumber : Dinas Kesehatan Deli Serdang tahun 2008

2.3.3 Pendidikan

Pendidikan merupakan proses investasi dibidang sumber daya manusia dan


merupakan unsur strategis dalam pembangunan. Pendidikan juga sering
dihubungkan dengan proses pembangunan manusia seutuhnya. Aspek
pembangunan bidang pendidikan yang dijelaskan dalam bagian ini
mencakup empat hal yang utama yaitu , prasarana, sumberdaya, target, dan
sarana. Jumlah

murid sekolah cenderung meningkat tetapi belum dibarengi dengan


ketersediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

III-64
Guru merupakan komponen Vital yang menjamin proses belajar-mengajar.
Sesuai dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, tuntutan
kompetensi untuk menjadi seorang guru pun mengalami penyesuaian.
Berdasarkan Permendiknas RI No. 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi
akademik dan kompetensi guru dinyatakan bahwa seorang guru SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA dan SMK harus memiliki kualifikasi S-1 / D4. Dibawah
ini disajikan, tingkat kualifikasi guru setiap satuan Pendidikan :

TABEL2.38 JUMLAH GURU DAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN


PER SATUAN PENDIDIKAN TAHUN 2008
No Satuan Pendidikan Jumlah Guru dan Kualifikasi Total
Pendidikan
Non S-1 S -1 S -2
1 SD 5,789 4,744 6 10,539
2 MI 650 112 - 762
3 SMP 893 4,118 20 5,031
4 MTs 335 1,384 - 1,719
5 SMA 399 2,460 32 2,891
6 MA 43 483 1 527
7 SMK 326 2,053 8 2,387
Total 8,435 15,354 67 23,856
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang tahun 2008

Jika di lihat tabel di atas, kualifikasi guru tingkat satuan pendidikan SD/MI
masih di bawah 50 % yang memiliki S1/D4, sementara kualifikasi guru
tingkat satuan pendidikan SMP/MTs, SMA/MA dan SMK sudah di atas 80 %
yang memiliki kualifikasi S-1/D4.

Untuk Data APK dan APM 5 tahun terakhir, sebagai berikut :

TABEL 2.39 APK DAN APM 5 TAHUN TERAKHIR

III-65
Untuk tingkat persentase kelulusan :

TABEL 2.40 PERSENTASE KELULUSAN

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang tahun 2008

Berikut ini disajikan data jumlah sekolah, ruang kelas, guru dan jumlah
murid tingkat satuan pendidikan SD Negeri dan Swasta :

TABEL 2.41 JUMLAH SEKOLAH, RUANG KELAS, GURU DAN JUMLAH


MURID TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SD NEGERI DAN SWASTA
DI KABUPATEN DELI SERDANG
Sekolah Rombongan Belajar Guru Jumlah Murid
No Kecamatan
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
1 Pancur Batu 28 8 209 65 392 117 6,842 1,866
2 Patumbak 17 11 222 71 359 114 7,978 2,415
3 Namorambe 14 10 93 72 200 105 2,264 1,664

III-66
4 Gunung Meriah 6 - 36 - 43 - 333 -
5 Labuhan Deli 11 11 119 94 192 157 3,987 3,489
6 Deli Tua 9 5 129 70 198 134 4,709 2,557
7 Bangun Purba 25 5 150 30 511 40 3,464 608
8 Tanjung Morawa 53 11 545 86 838 142 19,409 2,756
9 Lubuk Pakam 32 11 277 86 474 138 8,559 2,626
10 STM Hilir 22 4 145 24 265 32 3,369 553
11 Kuta Limbaru 27 1 170 6 314 6 3,846 82
12 Pagar Merbau 18 1 135 6 206 4 4,035 57
13 STM Hulu 15 - 88 - 142 - 1,704 -
14 Biru-Biru 17 5 126 30 246 42 3,577 634
15 Pantai Labu 21 3 153 18 242 25 4,908 328
16 Sibolangit 20 1 120 6 191 6 2,432 197
17 Batang Kuis 20 - 183 - 299 - 6,230 -
18 Hamparan Perak 63 10 481 77 773 123 15,389 2,902
19 Galang 42 4 273 22 471 38 7,765 424
20 Beringin 23 3 178 22 286 30 5,271 921
21 Sunggal 42 31 392 239 647 388 14,084 9,191
22 Percut Sei Tuan 67 38 731 269 1,154 455 26,032 9,590
Jumlah 592 173 4,955 1,293 8,443 2,096 156,187 42,860
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang tahun 2008

Untuk Satuan Pendidikan SD Negeri, pemerintah mampu membangun 4.955


ruang kelas untuk menampung 156.187 siswa di seluruh Kabupaten Deli
Serdang dengan kapasitas rata-rata untuk setiap ruang menampung 32 siswa.

Untuk Satuan Pendidikan SD Swasta, swasta mampu membangun 1.293


ruang kelas untuk menampung 42.860 siswa di seluruh Kabupaten Deli
Serdang dengan kapasitas rata-rata untuk setiap ruang menampung 33 siswa.

Berikut ini disajikan data jumlah sekolah, ruang kelas, guru dan jumlah
murid tingkat satuan pendidikan SMP Negeri dan Swasta :

TABEL 2.42 JUMLAH SEKOLAH, RUANG KELAS, GURU DAN


JUMLAH MURID TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SMP NEGERI
DAN SWASTA :

Sekolah Rombongan Belajar Guru Jumlah Murid


No Kecamatan
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
1 Pancur Batu 3 8 54 47 206 148 2,212 1,642
2 Patumbak 2 5 19 28 84 96 739 1,150
3 Namorambe 2 4 24 14 80 75 836 408
4 Gunung Meriah 1 - 6 - 18 - 155 -

III-67
5 Labuhan Deli 2 6 27 69 102 163 1,031 2,989
6 Deli Tua 2 8 44 67 138 158 1,735 2,657
7 Bangun Purba 3 1 32 1 80 8 1,166 29
8 Tanjung Morawa 3 14 55 130 163 290 2,220 5,204
9 Lubuk Pakam 3 15 67 79 188 259 2,758 3,067
10 STM Hilir 1 4 8 16 35 56 153 520
11 Kuta Limbaru 2 4 22 24 76 47 847 820
12 Pagar Merbau 1 4 14 15 47 39 543 513
13 STM Hulu 1 2 6 9 24 34 222 330
14 Biru-Biru 1 4 12 15 42 53 438 555
15 Pantai Labu 2 3 25 9 63 40 881 321
16 Sibolangit 1 4 9 24 29 87 216 823
17 Batang Kuis 1 4 24 32 72 89 1,035 1,257
18 Hamparan Perak 2 13 27 78 80 237 1,061 3,276
19 Galang 2 6 28 29 75 83 1,098 1,080
20 Beringin 1 8 4 46 13 131 120 1,754
21 Sunggal 4 19 61 126 180 327 2,380 4,543
22 Percut Sei Tuan 5 26 87 184 296 520 3,359 6,951
Jumlah 45 162 655 1,042 2,091 2,940 25,205 39,889
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang tahun 2008

Untuk Satuan Pendidikan SMP Negeri, pemerintah mampu membangun 655


ruang kelas untuk menampung 25.205 siswa di seluruh Kabupaten Deli
Serdang dengan kapasitas rata-rata untuk setiap ruang menampung 38 siswa.

Untuk Satuan Pendidikan SMP Swasta, swasta mampu membangun 1.042


ruang kelas untuk menampung 39.889 siswa di seluruh Kabupaten Deli
Serdang dengan kapasitas rata-rata untuk setiap ruang menampung 38 siswa.

Berikut ini disajikan data jumlah sekolah, ruang kelas, guru dan jumlah
murid tingkat satuan pendidikan SMA Negeri dan Swasta :

TABEL 2.43 JUMLAH SEKOLAH, RUANG KELAS, GURU DAN


JUMLAH MURID TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SMA NEGERI
DAN SWASTA :
Sekolah Rombongan Belajar Guru Jumlah Murid
No Kecamatan
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
1 Pancur Batu 1 5 25 25 110 104 1,054 894
2 Patumbak - 4 - 15 - 60 - 398
3 Namorambe 1 3 7 7 41 48 228 141

III-68
4 Gunung Meriah 1 - 3 - 11 - 68 -
5 Labuhan Deli 1 4 12 39 49 111 452 1,768
6 Deli Tua 1 7 9 58 36 185 334 2,153
7 Bangun Purba 1 2 11 8 46 40 398 195
8 Tanjung Morawa 1 11 24 54 85 192 1,001 1,975
9 Lubuk Pakam 2 10 44 76 161 268 1,743 2,955
10 STM Hilir - 2 - 11 - 33 - 361
11 Kuta Limbaru 1 2 10 15 36 61 376 346
12 Pagar Merbau - 1 - 3 - 17 - 114
13 STM Hulu - 1 - 5 - 23 - 142
14 Biru-Biru - 3 - 11 - 47 - 338
15 Pantai Labu - 2 - 6 - 31 - 151
16 Sibolangit 1 1 9 9 39 27 251 407
17 Batang Kuis 1 3 15 10 57 52 584 345
18 Hamparan Perak 1 7 13 23 55 131 458 801
19 Galang 1 3 14 16 45 71 546 644
20 Beringin - 4 - 13 - 67 - 459
21 Sunggal 1 7 13 28 50 113 510 854
22 Percut Sei Tuan 1 15 21 78 81 308 861 2,644
Jumlah 16 97 230 510 902 1,989 8,864 18,085
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang tahun 2008

Untuk Satuan Pendidikan SMA Negeri, pemerintah mampu membangun 230


ruang kelas untuk menampung 8.864 siswa di seluruh Kabupaten Deli
Serdang dengan kapasitas rata-rata untuk setiap ruang menampung 39 siswa.

Untuk Satuan Pendidikan SMA Swasta, swasta mampu membangun 510


ruang kelas untuk menampung 18.085 siswa di seluruh Kabupaten Deli
Serdang dengan kapasitas rata-rata untuk setiap ruang menampung 35 siswa.

Berikut ini disajikan data jumlah sekolah, ruang kelas, guru dan jumlah
murid tingkat satuan pendidikan SMK Negeri dan Swasta :

TABEL 2.44 DATA JUMLAH SEKOLAH, RUANG KELAS, GURU DAN


JUMLAH MURID TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SMK NEGERI DAN
SWASTA
Sekolah Rombongan Belajar Guru Jumlah Murid
No Kecamatan
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
1 Pancur Batu - 8 - 24 - 130 - 856
2 Patumbak - - - - - - - -
3 Namorambe - 1 - 3 - 17 - 63
4 Gunung Meriah - - - - - - - -
5 Labuhan Deli - 7 - 142 - 237 - 6,246
6 Deli Tua - 5 - 34 - 140 - 1,277

III-69
7 Bangun Purba - 4 - 17 - 81 - 451
8 Tanjung Morawa - 11 - 82 - 199 - 3,321
9 Lubuk Pakam 1 13 22 88 128 292 979 3,087
10 STM Hilir - - - - - - - -
11 Kuta Limbaru 1 - 4 - 21 - 101 -
12 Pagar Merbau - 1 - 2 - 15 - 45
13 STM Hulu - - - - - - - -
14 Biru-Biru - 2 - 8 - 38 - 344
15 Pantai Labu - - - - - - - -
16 Sibolangit - - - - - - - -
17 Batang Kuis - 2 - 10 - 34 - 374
18 Hamparan Perak - 6 - 30 - 108 - 1,187
19 Galang - 8 - 49 - 173 - 1,562
20 Beringin - 7 - 35 - 131 - 1,260
21 Sunggal - 11 - 46 - 189 - 1,452
22 Percut Sei Tuan 1 11 33 89 169 285 1,213 3,009
Jumlah 3 97 59 659 318 2,069 2,293 24,534
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang tahun 2008

Untuk Satuan Pendidikan SMK Negeri, pemerintah mampu membangun 59


ruang kelas untuk menampung 2.293 siswa di seluruh Kabupaten Deli
Serdang dengan kapasitas rata-rata untuk setiap ruang menampung 39 siswa.

Untuk Satuan Pendidikan SMK Swasta, swasta mampu membangun 659


ruang kelas untuk menampung 24.534 siswa di seluruh Kabupaten Deli
Serdang dengan kapasitas rata-rata untuk setiap ruang menampung 37 siswa.

2.3.4 Pariwisata dan Budaya

Sektor pariwisata, dengan berbagai jenis obyek wisata alam adalah salah satu
potensi ekonomi daerah lain yang dapat memberikan kontribusi kepada
Pendapatan Asli Daerah. Dengan pemekaran Kabupaten Deli Serdang
menjadi dua wilayah, beberapa obyek wisata, seperti misalnya Pantai Cermin
yang merupakan Daerah Tujuan Wisata (DTW) , kini bukan merupakan
wilayah Deli Serdang lagi.

Dari 33 obyek wisata yang ada sebelum pemekaran wilayah, saat ini di
Kabupaten Deli Serdang masih tersisa sekitar 25 obyek wisata potensial untuk
dikembangkan menjadi Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang baru di

III-70
Kabupaten Deli Serdang diantaranya adalah Villa Impian Prima, Retret
Center Suka Makmur, Taman Hutan Wisata Sibolangit, Pemandian Alam
Sembahe Pemandian Alam Pulo Sari, Martabe Golf, Pemandian Alam Pantai
Sari Laba Biru Indah, Pemandian ALam Pantai Kasanova, dan Pemandian
Alam Lau Sigembur. 12 obyek wisata lainnya masih merupakan potensi yang
belum dikelola diantaranya adalah : Danau Linting, Gua dan Air Panas
Penen, Pantai Pasir Putih, Sampuran Putih dan Pantai Cemara.

Dan salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) utama, yang terdapat di
Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang adalah Hill Park, yang
merupakan tempat permainan yang dilengkapi dengan peralatan permainan
modern yang sangat ramai dikunjungi dan merupakan Theme Park terbesar
yang terdapat di Sumatera Utara.

Walaupun berbagai kegiatan dalam rangka penataan fasilitas wisata telah


dilakukan, namun masih terdapat kekurangan penataan fasilitas penunjang
untuk mewujudkan rasa aman, senang dan nyaman bagi wisatawan domestik
maupun luar negeri. Selain pengelolaan yang belum optimal, juga belum
adanya momen-momen khusus pariwisata seni dan budaya dalam skala
regional/belum masuk dalam kalender wisata.

Obyek wisata yang ada, sebenarnya memiliki potensi cukup menjanjikan


untuk dikembangkan yang terdiri dari wisata alam, pemandian alam,
panorama, air panas, cagar alam, dan wisata pantai. Beberapa peluang
investasi pada pengembangan pariwisata di Kabupaten Deli Serdang antara
lain adalah, membangun fasilitas penginapan, restoran, kios souvenir,
pemasaran barang-barang souvenir, buah-buahan, perbaikan jalan menuju
obyek wisata, fasilitas komunikasi, sarana permainan anak-anak, kolam
renang, dan lain sebagainya. Sektor pariwisata perlu dikembangkan secara
terpadu dengan sektor lainnya seperti pertanian, industri kecil, dan jasa
sehingga terdapat saling keterkaitan antar sektor.
III-71
Untuk menunjang keberadaan obyek wisata diperlukan fasilitas pendukung.
Dari hasil kajian, nampak bahwa penambahan fasilitas obyek yang telah
dilakukan pada sebuah kawasan wisata belum dapat memenuhi
kebutuhan/fasilitas umum. Kurang berimbangnya antara kontribusi PAD
sebuah kawasan wisata dibandingkan dengan investasi yang masuk pada
kawasan yang sama, dimungkinkan merupakan salah satu penyebab
lambatnya perkembangan kawasan wisata yang ada. Di samping itu peran
serta dunia usaha dan masyarakat belum dapat berlangsung secara sinergis.

Untuk mewujudkan ketahanan budaya dalam hal ini budaya masyarakat


Kabupaten Deli Serdang diperlukan unsur budaya pembentukan yang
meliputi unsur budaya asli yang berasal dari puncak-puncak kebudayaan
(bahasa, kesenian, adat istiadat dan sistem nilai budaya) dan unsur budaya
baru yang cocok dengan budaya lokal. Dengan makin diperkayanya budaya
lokal oleh budaya asing yang pada gilirannya juga memperkaya budaya
nasional maka akan terbentuk keutuhan budaya yang kondusif untuk
menghadapi tantangan bangsa dimasa yang akan datang.

Kabupaten Deli Serdang, sebelum kemerdekaan terdiri 2 kesultanan yakni


Kesultanan Deli yang berkedudukan di Medan dan Kesultanan Serdang
berkedudukan di Perbaungan. Kedua kesultanan tersebut dipimpin dan
dihuni oleh suku melayu. Dengan demikian maka budaya masyarakat yang
digunakan ketika itu adalah budaya melayu. Dewasa ini, suku bangsa yang
dominant mendiami wilayah Kabupaten Deli Serdang adalah suku Melayu,
Karo, Simalungun, Batak Toba, Mandailing, Jawa dan Minang. Masing-
masing suku bangsa tersebut memiliki nilai-nilai budaya tersendiri tetapi
satu dengan lainnya saling menghormati sehingga tidak terlihat adanya
friksi-friksi budaya di wilayah ini. Namun demikian, pengaruh
perkembangan teknologi komunikasi yang begitu pesat telah dengan
gamblang membuka batas wilayah dan Negara, secara langsung dapat

III-72
mempengaruhi nilai-nilai budaya lokal. Budaya luar tersebut pastilah
memiliki dampak positif dan negative terhadap budaya lokal, namun yang
terpenting adalah kemampuan masyarakat untuk menyaring yang baik dan
menggunakannya serta membuang yang tidak sesuai.

Secara umum penduduk Kabupaten Deli Serdang adalah pemeluk agama


Islam, Kristen, Hindu dan Budha. Penganut terhadap Ketuhanan Yang Maha
Esa secara melembaga dan resmi belum pernah diketahui.

2.3.5 Ketertiban dan ketentraman dan keamanan

Stabilitas politik dan keamanan di Kabupaten Deli Serdang cenderung


membaik. Hal ini berdampak pada penurunan gangguan keamanan dan
ketertiban dalam kehidupan masyarakat, adanya kebebasan berpolitik dan
memberi pendapat di depan umum oleh setiap warga masyarakat, serta
pemilihan kepala daerah secara langsung yang berjalan dengan aman,
damai dan lancar.

Penyelenggaraan Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri,


diarahkan untuk menjaga stabilitas keamanan, ketertiban daerah,
memberikan suasana aman bagi seluruh warga, mengembangkan strategis
pengamanan daerah, pengembangan wawasan kebangsaan dan
ipoleksosbud, peningkatan penegakan dan kepastian hukum serta
meningkatkan rasa nasionalisme kebangsaan. Satuan Kerja Perangkat Daerah
yang menangani urusan ini adalah Badan Kesatuan Bangsa dan Kantor
Satuan Polisi Pamong Praja.

Fungsi ketertiban dan ketentraman merupakan pengembangan dari fungsi


ketertiban dan keamanan. Bentuk pelayanan yang harus diberikan kepada
masyarakat adalah menjamin terjaganya kondisi yang tertib dan aman bagi
masyarakat sehingga dapat menyelenggarakan kehidupan sehari – hari.
Pelayanan ini meliputi penanggulangan bencana dan penegakan serta

III-73
pembinaan hukum kepada masyarakat.

Mewujudkan ketertiban dan ketentraman masyarakat merupakan kewajiban


dari pemerintah. Namun demikian, mengingat keterbatasan SDM dan
informasi yang dimiliki oleh pemerintah maka sudah seharusnya dibutuhkan
peran serta masyarakat. Masyarakat diharapkan dapat mengambil peran
yang lebih aktif terhadap upaya menekan kejadian yang dapat mengganggu
ketentraman dan ketertiban. Gangguan tersebut dapat berupa potensi
kejahatan dan kriminal maupun penanganan darurat bencana alam. Dengan
meningkatkan kesadaran masyarakat tersebut diharapkan dapat terwujud
kondisi masyarakat yang kondusif sehingga setiap potensial gangguan dapat
segera teratasi.

TABEL 2.45

III-74
Sumber Deli Serdang Dalam Angka tahun 2007

2.4 SARANA DAN PRASARANA

2.4.1 Pekerjaan Umum

III-75
Peningkatan kepadatan penduduk perlu diantisipasi dengan perencanaan
tata ruang yang tepat, karena penambahan infrastruktur yang tidak terencana
dengan tepat dikhawatirkan akan menimbulkan dampak yang tidak
diinginkan di kemudian hari, disamping itu sebagai wilayah yang berbatasan
dengan Kota Medan yang telah jenuh perkembangannya. Kabupaten Deli
Serdang harus mengantisipasi perluasan pengembangan wilayah perkotaan,
karena bukan tidak mungkin permasalahan perkotaan akan berpindah ke
wilayah Kabupaten Deli Serdang, seperti banjir, kesemrawutan pedagang
kaki lima, kesemrawutan angkutan kota dan sebagainya. Terlepas dari
dampak negatif perluasan perkembangan Kota Medan, wilayah Kabupaten
Deli Serdang yang berbatasan dengan Kota Medan akan meningkat aktivitas
ekonominya dengan berdirinya kompleks perumahan yang pada akhirnya
akan menimbulkan pasar barang dan jasa, sehingga aktivitas ekonomi
wilayah tersebut akan meningkat yang berimbas pada meningkatnya
pendapatan penduduk serta terbukanya kesempatan kerja baru.
Jalan dan Jembatan

TABEL 2.46 PANJANG JALAN MENURUT STATUS JALAN


STATUS JALAN
RINCIAN JALAN NEGARA JALAN PROPINSI JALAN KABUPATEN JALAN DESA
2007 2008 2007 2008 2007 2008 2007 2008
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

JENIS PERMUKAAN
a. Diaspal 109,410 109,410 187,880 187,880 945,400 1,186,314 - -
b. Dkerikil - - - - 1,106,250 1,568,375 - -
c. Batu - - - - - 34,059 - -
d. Beton ( Concrete ) - - - - - 15,958 - -
e. Tanah - - - - 61,100 270,848 - -
f. Tidak Dirinci - - - - 617,384 - - 3,300,000
Jumlah I 109,410 109,410 187,880 187,880 2,730,134 3,075,554 - 3,300,000

Sumber Dinas pekerjaan umum Kabupaten Deli Serdang


Panjang jalan sesuai dengan statusnya di Kabupaten Deli Serdang yang sudah
di Aspal sepanjang 1.186,314 Km, Jalan sudah di Kerikil sepanjang 1.568,375
Km, Jalan Batu sepanjang 34,059 Km, Jalan Beton sepanjang 15,958 Km, serta

III-76
Jalan Tanah sepanjang 270,848 Km, maka Panjang jalan Kabupaten di
Kabupaten Deli Serdang pada akhir tahun 2008 sudah mencapai 3.075 Km.
TABEL 2.47 PANJANG JALAN MENURUT KONDISI JALAN

KONDISI JALAN
RINCIAN JALAN NEGARA JALAN PROPINSI JALAN KABUPATEN JALAN DESA
2007 2008 2007 2008 2007 2008 2007 2008
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

KONDISI JALAN
a. Baik 97,390 109,410 130,360 103,210 986,200 1,229.998 - -
b. Sedang 9,930 - 27,720 20,000 930,150 1,673.080 - -
c. Rusak 2,090 - 25,500 22,500 92,800 74.240 - -
d. Rusak Berat - - 4,300 42,170 103,600 98.236 - -
e. Tidak Dirinci - - - - 617,384 - - 3,300,000
Jumlah II 109,410 109,410 187,880 187,880 2,730,134 3,075.55 - 3,300,000

Sumber Dinas pekerjaan umum Kabupaten Deli Serdang

Kondisi jalan pada tahun 2008 sebagai berikut : Jalan dalam kondisi Baik
sepanjang 1.229,998 Km, Jalan dalam kondisi Sedang sepanjang 1.673,080 Km,
Jalan dalam kondisi Rusak sepanjang 74,240 Km, dan Jalan dalam kondisi
Rusak Berat sepanjang 98,236 Km

Selain kondisi jalan Kabupaten yang sudah mengalami perkembangan setiap


tahunnya, kondisi jalan desa juga akan menjadi perhatian khusus yang mana
pada akhir tahun 2008 panjang Jalan Desa di Kabupaten Deli Serdang
mencapai + 3.300 Km.

Pelayanan jaringan transportasi di Kabupaten Deli Serdang telah banyak


mengalami peningkatan, namun masih terdapat wilayah kecamatan yang
belum terpenuhi kebutuhan jalannya secara memadai.

Selain jaringan jalan, sarana lain yang perlu disiapkan dalam mendukung
transportasi (perhubungan) dikabupaten Deli Serdang perlu mendapat
perhatian mengingat jarak antara ibukota kecamatan dengan ibukota Lubuk
Pakam sangat bervariasi. Sarana Terminal penumpang yang dimiliki oleh
Kabupaten Deli Serdang adalah 1 unit terminal Type B, yakni terminal Lubuk
Pakam dan 5 unit terminal type C yang terletak di Kecamatan Deli Tua,

III-77
Pancur Batu, Mandala, Percut Sei Tuan dan Kecamatan Simalingkar.
Diharapkan dimasa yang akan datang setiap Kecamatan akan mempunyai
terminal penumpang, sehingga dapat melayani kegiatan masyarakat.

Moda angkutan umum yang melayani masyarakat Kabupaten Deli Serdang


saat ini adalah Mobil Penumpang Umum (MPU) yang memiliki kapasitas
angkut sebanyak 12 orang, becak bermotor dan becak tidak bermotor dengan
kapasitas angkut penumpang 2 orang. Untuk MPU yang menghubungkan
transportasi antar kecamatan di Kabupaten Deli Serdang dilayani 22 trayek
dengan jumlah armada sebanyak 487 unit kenderaan.

Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu wilayah di Propinsi Sumatera


Utara yang memiliki jaringan pelayanan kereta api, dan merupakan salah
satu moda alternatif selain moda angkutan jalan raya. Kereta Api juga
merupakan alternatif moda angkutan yang diunggulkan untuk
dikembangkan dimasa yang akan datang.

Kondisi pelayanan saat ini masih sangat terbatas, sehingga pelayanan masih
belum optimal dan terpadu. Padahal angkutan Kereta Api sangat
menguntungkan karena :
a. Lebih optimal mengangkut orang dan barang.
b. Hemat energi, hemat lahan, mengurangi beban.
c. Tingkat keselamatan lebih tinggi jika dibandingkan dengan angkutan
jalan.
d. Besarnya potensi perkeretaapian.

Secara umum moda transportasi laut yang ada di Kabupaten Deli Serdang
masih belum optimal digunakan sebagai sarana angkutan penumpang dan
barang, umumnya kapal-kapal yang ada adalah kapal nelayan penangkap
ikan dan sebagian kecil kapal yang dapat digunakan sebagai transport wisata
lokal dan dermaga yang ada masih merupakan dermaga penangkapan ikan.

III-78
Saat ini untuk mengoptimalkan sarana pengangkutan di Kabupaten Deli
Serdang sedang dibangun dermaga yang berada di Kecamatan Pantai Labu.
Diharapkan dimasa yang akan datang dermaga ini menjadi salah satu sarana
penunjang bagi masyarakat yang akan menggunakan angkutan laut. Selain
hal tersebut, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara juga kan mempersiapkan
master plan transportasi laut yang akan mengoptimalkan moda tranportasi
laut sebagai angkutan orang dan barang menuju bandara kuala Namu dan
objek 2 wisata laut.

Saat ini sedang dilaksanakan pembangunan Lapangan Terbang Kuala Namu,


yang merupakan relokasi dari Bandara Polonia yang terletak di kota Medan.
Bandara ini merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan bagi
perkembangan wilayah di Kabupaten Deli Serdang. Diproyeksikan pada
tahun 2011 Bandara Kuala Namu akan beroperasi, hal ini akan mendorong
terjadinya peningkatan yang signinfikan penggunaan sarana dan prasarana
transportasi di Kabupaten Deli Serdang khususnya sarana dan prasarana
yang menuju Bandara Kuala Namu.

Pengairan

TABEL 2.48 KONDISI BIDANG PENGAIRAN

SSumber Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Deli Serdang

Di bidang sumber daya air atau pengairan, Indonesia mempunyai


ketersediaan air terbesar kelima di dunia, namun tidak tersedia secara merata
sepanjang tahun. Berdasarkan siklus hidrologi, 80% air tersedia pada musim
hujan (durasi 5 bulan), dan 20% air tersedia pada musim kemarau (durasi 7
bulan). Kendala yang dihadapi dalam memenuhi kebutuhan air adalah

III-79
dikarenakan distribusi yang tidak merata baik secara spasial maupun waktu,
sehingga air yang dapat disediakan tidak sesuai dengan kebutuhan, baik
dalam perspektif jumlah maupun waktu.

Ketersediaan air yang sangat melimpah pada musim hujan, yang selain
menimbulkan manfaat, pada saat yang sama juga akan menimbulkan potensi
bahaya kemanusian berupa banjir. Sedangkan pada musim kemarau,
kelangkaan air telah pula menimbulkan potensi bahaya kemanusian lainnya
berupa kekeringan yang berkepanjangan.

Dalam hubungan ini, beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS) yang memiliki
peran penting dalam penyediaan sumber air sebagian telah mengalami
kerusakan sehingga mengakibatkan menurunnya nilai kemanfaatan air
sehubungan penurunan fungsi daerah tangkapan dan resapan air.

Kondisi Daerah Irigasi (D.I) tahun 2009 di Kabupaten Deli Serdang yang
merupakan kewenangan Kabupaten ada sebanyak 117 DI dengan luas areal ±
23.253 ha. Dari luas tersebut ± 3.179 ha adalah irigasi teknis, seluas + 19.534
Ha irigasi semi teknis. Dengan luasan Daerah Irigasi tersebut masih tedapat
kondisi sarana dan prasarana irigasi yang masih memprihatinkan. Pada
tahun 2008 yang lalu belum semua Daerah Irigasi yang merupakan
kewenangan kabupaten dapat ditangani baik secara pemeliharaan
rutin/berkala maupun meningkatkan pembangunan jaringan irigasi.

Sesuai dengan inventarisasi Daerah Irigasi yang merupakan kewenangan


Kabupaten panjang saluran induk mencapai + 181.174 Km dan saluran
sekunder mencapai + 235.638 Km, sedangkan saluran pembuang sepanjang +
43.125 Km. Jumlah Bendung/Intake mencapai ± 123 Unit yang tersebar di
beberapa Wilayah Kecamatan, sedangkan yang dalam bentuk bangunan
pelengkap lainnya mencapai ± 418 Unit.

Ruang Terbuka

III-80
TABEL 2.49 RUANG TERBUKA

Sumber Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Deli Serdang

Di bidang penataan ruang terbuka perkotaan (taman), secara umum sebuah


kota digambarkan sebagai sebuah kawasan yang relatif besar / luas, padat
dan permanen yang terdiri dari kelompok-kelompok individu yang beragam,
yang beraktivitas secara aktif, yang dilengkapi oleh pusat-pusat aktivitas dan
pelayanan bagi masyarakatnya.

Sebuah kawasan kota terbentuk antara lain oleh komponen berupa ruang-
ruang pemusatan kegiatan, keberadaan sistem ekonomi pusat-pusat
kekuasaan serta hubungan kedekatan/kekerabatan masyarakat. Salah satu
ruang yang dimaksud adalah ruang terbuka dimana keberadaannya di dalam
aktivitas sebuah kota terlihat lebih hidup dan manusiawi.

Ruang terbuka hijau tidak hanya berguna sebagai tempat beraktivitas warga
kota, tetapi berfungsi sebagai paru-paru kota, perkembangan suatu kota juga
menuntut perkembangan elemen-elemen pembentuk kota yang salah satunya
adalah kebutuhan akan ruang terbuka hijau (open space). Elemen-elemen dari
ruang terbuka hijau adalah adanya jalur pejalan kaki yang teduh, nyaman
serta adanya tumbuh-tumbuhan, lampu penerangan, tempat duduk, tempat
parkir dan lain sebagainya.

2.4.2.Penataan Ruang
Penyelenggaraan urusan pemerintah Kabupaten Deli Serdang di bidang
penataan ruang termasuk dalam urusan wajib tata ruang, dilaksanakan untuk
penyusunan dokumen rencana tata ruang yang berkualitas dan komprehensif
diarahkan untuk mendorong sinergi antara prioritas pembangunan daerah
dengan memperhatikan beberapa permasalahan strategis, termasuk

III-81
mengurangi kesenjangan pembangunan antara wilayah melalui pendekatan
pengembangan wilayah secara komprehensif serta sebagai alat koordinasi
dan landasan penyiapan program pembangunan untuk kepentingan
pengembangan daerah, alat pengendali pemanfaatan lahan/ruang agar
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Satuan Kerja Perangkat Daerah
yang melaksanakan urusan tata ruang adalah BAPPEDA Kabupaten Deli
Serdang.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan


Ruang, telah dilaksanakan penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Deli Serdang Tahun 1999-2009 (Perda Nomor 11 Tahun
2001) dan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Kecamatan sebanyak 14
Kecamatan. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
sebagai pengganti dari Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992,
mengamanatkan kepada daerah untuk me-Revisi RTRW Kabupaten dan
menyusun Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Wilayah Kabupaten, yang
merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembangunan baik yang
dilaksanakan oleh pemerintah maupun swasta/masyarakat yang ditinjau dari
sisi keruangannya. Saat ini telah disusun konsep Revisi RTRW Kabupaten
Deli Serdang dengan muatan sesuai dengan UU Penataan Ruang yang baru,
dan diharapkan pada tahun 2009 ini dapat ditetapkan Peraturan Daerahnya.

2.4.3 Lingkungan Hidup


Kebijaksanaan pembangunan dibidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Hidup di Kabupaten Deli Serdang pada dasarnya merupakan upaya
mendayagunakan Sumber Daya Alam yang sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat dengan memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan
dan pembangunan yang berwawasan lingkungan.
Penyelenggaraan urusan pemerintah Kabupaten Deli Serdang di bidang
lingkungan hidup termasuk dalam urusan wajib lingkungan hidup

III-82
dilaksanakan untuk pengendalian pencemaran dan atau perusakan
lingkungan hidup.
Sasaran Pembangunan Lingkungan Hidup diarahkan pada;
1. Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup
2. Pembinaan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
3. Pemantauan/rehabilitasi lahan kritis.

2.4.4 Pertanahan
Komposisi penggunaan lahan di wilayah Kabupten Deli Serdang
memperllihatkan bahwa luas perkebunan (perkebunan besar + perkebunan
rakyat) dan luas permukiman terus berkembang dari waktu kewaktu
sedangkan luas sawah tadah (tadah hujan dan irgasi) dan tegalan /kebun
campuran hampir tidak bertambah dan ada indikasi/kecenderungan
menurun. Untuk lebih jelasnya mengenai komposisi dan perkembangan
penggunaan lahan pada wilayah Kabupaten Deli Serdang dari tahun 1995 –
2004 dimaksud, dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

TABEL 2.50 TATA GUNA TANAH DAN LAHAN


DI KABUPATEN DELI SERDANG

GAMBAR 2.3 KOMPOSISI TATA GUNA LAHAN DI KABUPATEN DELI


SERDANG TAHUN 2007

III-83
 - H u t a n

 - Semak / Alang-Alang
7% 12%
20% 9%  - Perkebunan Besar

 - Perkebunan Rakyat

 - Tegalan / Kebun Campuran


16% 25%
- Sawah
11%
 - Perkampungan / Pemukiman

Data tersebut diatas tidak mmemperlihatkan informasi kerusakan atau


pengurangan luas hutan fungsi sebagaimana mestinya. Dalam hal ini
diperkirakan bahwa data dan informasi yang real tentang kondisi sebenarnya
dilapangan tidak tercatat dengan akurat, sehingga kemungkinan
pengurangan luas hutan juga sedang terjadi dan termasuk didalam
pengurangan luas semak dan luas alang-alang tersebut. Total luas
semak/alang2pada tahun 1995 tercatat seluas 59.356 Ha dan menjadi 51.083
Ha pada tahun 2004 atau berkurang seluas 8.273 Ha dalam 9 tahun berkurang
rata2 920 Ha per tahun seluas 8.273 ha dalam 9 tahun atau berkurang 920 Ha
per tahun.

Perkebunan rakyat dan kebun campuran serta pertanian kering/tegalan


terlihat menurun dari waktu ke waktu sementara perkebunan besar
meningkat luasannya. Hal ini memperlihat bahwa pergeseran peruntukan
lahan disektor pertanian – perkebunan, dimana yang paling menonjol
perubahannya adalah penurunan luas lahan tegalan dan kebun campuran
yakni menurun dari 49.507 Ha pada tahun 1995 menjadi 40.048 Ha pada
tahun 2004 atau berkurang seluas 4.941 ha dalam pada 9 tahun atau dengan
perkatan lain berkurang rata-rata 550 Ha per tahun. Lahan perkebunan
rakyat 550 Ha per tahun. Lahan perkebunan besar ditambah dengan lahan
perkebunan rakyat pada tahun 1995 tercata seluas 83.784 Ha dan tahun 2004
seluas 91.805 Ha atau naik sebesar 7.021 ha dalam waktu 9 tahun atau
meningkat rata-rata 780 Ha Pertahun.

III-84
Penggunaan lahan untuk permukiman meningkat dari waktu ke waktu
dimana pada tahun 1995 tercata seluas 12.315 Ha dan pada tahun 2004
menjadi 16321 Ha atau meningkat sebesar 4.186 Ha dalam 9 tahun atau
bertambah rata2 465 ha pertahun. Luas lahan sawah irigasi cenderung
berkurang yakni 26.209 Ha pada tahun 1995 menurun menjadi 24.478 ha pada
tahun 2004 atau berkurang sebear 1.731 Ha dalam 9 tahun atau berkurang
rata-rata 192 Ha pertahun.

TABEL 2.51

III-85
2.4.5. Perumahan Rakyat
Kebutuhan terhadap pemukiman dan perumahan yang baik dan sehat
merupakan salah satu kebutuhan penting manusia. Pemukiman dan
perumahan yang baik dan sehat tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan
badan penghuninya tapi juga berpengaruh terhadap perkembangan
mentalnya menjadi lebih baik. Hal ini karena kesehatan badan dan mental
adalah satu kesatuan, dan saling terkait.

Menyadari pentingnya penyediaan pemukiman dan perumahan yang baik


dan sehat bagi masyarakatnya, Pemerintah Kabupaten Deli Serdang melalui
kewenangan penerbitan ijin pembangunan perumahan dan pemukiman
melaksanakan fungsi pengawasan guna menjamin pembangunan perumahan
dan pemukiman dilaksanakan dengan baik dan memperhatikan aspek
kesehatan lingkungan.

Kondisi umum daerah saat ini khusus prasarana dan sarana, perumahan dan
permukiman masih jauh dari yang diharapkan dalam mewujudkan kawasan
perumahan dan permukiman yang berwawasan lingkungan. Sejak Tahun
Anggaran 2006, Dinas Cipta Karya dan Pertambangan (dh. Dinas
Permukiman, Pengembangan Wilayah dan Pertambangan) telah berupaya
untuk melakukan penataan kawasan perumahan dan permukiman. Adapun
hasil yang dicapai sampai saat ini :
1. Jalan lingkungan : 140.558 m
2. Drainase lingkungan : 67.780 m
3. Pembangunan sarana air bersih:
- sumur bor : 36
- perpipaan : 14 unit
4. Peta jaringan drainase : 3 kecamatan

Dinas Cipta Karya dan pertambangan juga melaksanakan pelayanan


perizinan yang meliputi izin mendirikan bangunan dan izin galian

III-86
pertambangan umum yang belum dapat berjalan sesuai dengan ketentuan
dan peraturan yang berlaku. Hal ini dapat dilihat dari table kinerja pelayanan
berikut :

TABEL 2.52 KINERJA PELAYANAN PERIJINAN


PEMBANGUNAN PERUMAHAN PERMUKIMAN

Sumber Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Kab. Deli Serdang

2.5 PEMERINTAHAN UMUM


2.5.1. Perencanaan Pembangunan
Proses perencanaan pembangunan di Kabupaten Deli Serdang masih
mengalami berbagai permasalahan baik dari segi proses, substansi,

III-87
pelaksanaan maupun pengawasannya. Meskipun demikian, perencanaan
pembangunan yang dilakukan selama ini juga memberikan hasil yang
positif antara lain: semakin meningkatnya partisipasi masyarakat dalam
perumusan kebijakan pembangunan, meningkatnya kemampuan aparatur
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian pembangunan;
berubahnya pola pikir aparatur Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dalam
menerapkan proses perencanaan pembangunan yang partisipatif.

2.5.2 Pemerintahan Umum


Urusan pemerintahan umum di Kabupaten Deli Serdang sejauh ini sudah
berlangsung secara optimal. Fungsi koordinasi dan administrasi antar unit
kerja sudah berjalan dengan baik, namun masih terdapat beberapa kendala
antara lain dikarenakan:
1. Belum adanya sistem dan mekanisme koordinasi yang baik yang dapat
menjadi pedoman bagi aparatur pemerintahan;
2. Belum adanya system dan mekanisme pengelolaan administrasi
pemerintahan yang baik yang dapat menjadi pedoman bagi aparatur
pemerintahan;
3. Belum berubahnya kultur birokrasi;
4. Belum adanya unit/mekanisme untuk penanganan pengaduan/keluhan
masyarakat.
Sebagai upaya untuk memulihkan kembali kepercayaan masyarakat kepada
pemerintahan sekaligus sebagai upaya untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi daerah, perlu dilakukan penataan kembali terhadap sistem
pelayanan administrasi kependudukan maupun perizinan melalui Kantor
Pelayanan Terpadu Satu Pintu sebagai upaya untuk terwujudnya pelayanan
publik yang cepat, murah, mudah, trasparan, pasti dan terjangkau, serta
meningkatkan hak-hak masyarakat terhadap pelayanan publik.

2.5.3. Kepegawaian

III-88
Kualitas dan kuantitas aparatur adalah gambaran kemampuan aparatur
melaksanakan pelayanan kepada masyarakat saat ini. Jumlah Pegawai
Negeri Sipil di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Deli Serdang hingga
tahun 2008 adalah 16.605 personel yang bertugas pada 68 Satuan Kerja
Perangkat Daerah. Di antaranya 5,163 orang golongan IV (31 persen), 8,039
orang golongan III (48 persen), 3242 orang golongan II (20 persen), dan 181
orang golongan I (1 persen) dari jumlah pegawai.

GAMBAR 2.4 JENJANG KEPANGKATAN PNS


DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2008

1%
20% Golongan I
31%
Golongan II

Golongan III

Golongan IV

48%

Sumber: Badan Kepegawaian Daerah 2009 , data diolah

Jumlah pegawai yang tersebar pada kelembagaan pemerintahan Kabupaten


Deli Serdang dapat mencerminkan potensi palayanan pada masyarakat.
Menurut catatan kepegawaian Kabupaten Deli Serdang tahun 2008, sebagian
besar pegawai Pemerintah Kabupaten berada pada lembaga teknis pelayanan,
yaitu Dinas sebanyak 14827 (89 %) dan sebanyak 599 (4%) di kecamatan-
kecamatan. Kondisi ini mencerminkan konstruksi kepegawaian yang strategis
sekaligus potensial, karena Dinas dan Kecamatan merupakan lembaga yang
terlatak di garis depan berhadapan langsung dengan masyarakat.

III-89
GAMBAR 2.5 JUMLAH PNS DI PEMERINTAHAN KABUPATEN
DELI SERDANG
1% 4% 1% 5%

89%

Setda Badan Dinas Kantor Kecamatan

Sumber: Badan Kepegawaian Daerah 2009 , data diolah

Terlihat bahwa 41 % dari keseluruhan pegawai di pemerintahan Kabupaten


Deli Serdang sudah berpendidikan S1, 1 % S2 dan 28 % D 3, selebihnya
SMA,SMP dan SD. Sedangkan PNS perempuan mempunyai kesempatan
yang lebih baik dari PNS pria, dengan perbandingan 64 : 36. Hal ini dapat
dilihat pada tabel 2.48

Masalah utama dalam persoalan kepegawaian dilingkungan Pemerintahan


Kabupaten Deli Serdang adalah belum adanya sistem dan mekanisme yang
cukup baik untuk melakukan rekruitment, peningkatan kapasitas,
pengawasan kinerja maupun mekanisme untuk mengatur penempatan para
pegawai secara merata berdasarkan kebutuhan organisasi dan perangkat
daerah. Sebagian aparat birokrasi sebagai pelayan publik memiliki kualitas
Sumber Daya Manusia, Kesadaran terhadap aturan dan kedisiplinan,

III-90
ketrampilan dan profesionalisme masih rendah/belum sesuai dengan
tuntutan dan harapan masyarakat. Upaya-upaya yang dilakukan adalah
melakukan pelatihan sesuai dengan kompetensinya dan pendidikan
penjenjangan bagi aparatur yang telah memenuhi syarat.

2.5.4 Statistik
Badan Pusat Statistik yang pada tahun tahun sebelumnya hanya menyajikan
data/indikator makro, sesuai permintaan baik lembaga/intansi pusat/
daerah telah berupaya dengan bekerja sama dengan Pemerintah lembaga
pemerintah terkait menyajikan data mikro, yang dapat di manfaatkan
khususnya dalam penyedian data yang terkait dengan operasional. Kedepan
Badan Pusat Statistik kabupaten Deli Serdang melalui program
penyempurnaan dan pengembangan statistik akan tetap menjamin
kesinambungan penyedian data yang sudah ada, peningkatan kualitas dan
profesionalisme dan pengembangan sistem informasi statistik dan sistem
informasi manajemen guna mendukung kelancaran pemenuhan kebutuhan
data statistik bagi pemerintah maupun masyarakat.

2.5.5. Kearsipan
Penyelenggaraan urusan pemerintah di bidang kearsipan diarahkan untuk
manajemen pengelolaan kearsipan daerah. Satuan Kerja Perangkat Daerah
yang menangani urusan ini adalah Kantor Perpustakaan, Arsip dan
Dokumentasi Kabupaten Deli Serdang. Dalam rangka untuk lebih dipahami
pentingnya suatu arsip dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintah,
perlu dukungan dari satuan unit kerja, karena arsip merupakan sumber
informasi dan dokumentasi yang mampu memberikan data bagi pihak yang
memerlukan, sedangkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang
mampu menjawab tantangan perkembangan teknologi yang sangat
mempengaruhi pelaksanaan kinerja dalam melaksanakan tata kearsipan
modern masih terbatas, dimana pengelolaan data sampai dengan penyajian
informasi harus didukung sarana penunjang yang sejalan dengan

III-91
perkembangan teknologi dan sumber daya manusia (SDM) yang professional.
SKPD ini dibentuk selain untuk meningkatan kualitas pelayanan publik,
dalam pemenuhan kebutuhan akan arsip dan penyelamatan atau pelestarian
suatu dokumen juga guna peningkatan pelayanan perpustakaan.

2.5.6. Komunikasi dan Informatika


Di tingkat Pemerintah Kabupaten telah dibentuk Jaringan Komunikasi dan
Informasi guna Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik, Peningkatan
Informasi dan Komunikasi serta Peningkatan Publikasi dan Dokumentasi,
sehingga informasi dapat diakses dan dibaca secara cepat tanpa dibatasi oleh
letak geografis. Informasi tersebut dapat diakses melalui website :
www.DeliSerdang.go.id,
www.Bappeda_deliserdangkab.info/indonesia/,
Http://dikpora_ds.org.

2.6 PERKEMBANGAN PENYELENGARAAN OTONOMI DAERAH

Dalam rangka penyelenggaraan Otonomi Daerah, telah ditetapkan Peraturan


Daerah tentang Organisasi dan Tata Kerja. Secara lengkap peraturan daerah
tersebut adalah Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pembentukan
Organisasi dan Struktur Perangkat Daerah Kabupaten Deli Serdang;
Berdasarkan peraturan daerah tersebut di atas Struktur Organisasi
Pemerintah Kabupaten Deli Serdang terdiri dari :

1. Bupati dan Wakil Bupati


2. Sekretariat Daerah dengan 3 Assisten yang terdiri dari
a. Assisten Ekonomi Pembangunan
b. Asisten Administrasi
c. Asisten Administrasi
3. Sekretariat DPRD dengan 3 Bagian yang meliputi :
a. Bagian Umum
b. Bagian Risalah dan Rapat
III-92
c. Bagian Keuangan
4. Badan Daerah sebanyak 8 SKPD, meliputi :
a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
b. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
c. Badan Pemberdayaan Masyarakat
d. Badan Kesatuan Bangsa
e. Badan Keluarga Berencana dan Pemeberdayaan Perempuan
f. Badan Ketahanan Pangan
g. Inspektorat
h. Badan Rumah Sakit Umum
5. Dinas Daerah sebanyak 17 SKPD, meliputi :
a. Dinas Pertanian
b. Dinas Perikanan dan Kelautan
c. Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi
d. Dinas Kehutanan
e. Dinas Perindustrian dan Perdagangan
f. Dinas Kesehatan
g. Dinas Pendidikan,Pemuda dan Olahraga
h. Dinas Pekerjaan Umum
i. Dinas Perhubungan
j. Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
k. Dinas Pasar
l. Dinas Cipta Karya dan Pertambangan
m. Dinas kependudukan dan Catatan Sipil
n. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
o. Dinas Sosial
p. Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah
q. Dinas Informasi dan Komunikasi
6. Kantor sebanyak 9 , meliputi :
a. Kantor Penanaman Modal
b. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi

III-93
c. Kator Satuan Polisi Pamong Praja
d. Kantor Pelayanan Perijinan
e. Kantor Kas Daerah
f. Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil
7. Kecamatan sebanyak 22.
8. Kelurahan sebanyak 14.
Seiring dengan bergulirnya arus reformasi yang ditandai dengan semakin
banyaknya berbagai tuntutan masyarakat, maka sistem penyelenggaraan
pemerintahan dilaksanakan secara transparan dan akuntabel. Tuntutan
masyarakat tersebut mencakup kualitas kinerja instansi pemerintah yang
di dalamnya termasuk aspek pertanggungjawaban (akuntabilitas)
pelaksanaan tugas para pejabat pemerintah, baik secara administratif dan
manajerial maupun yuridis formal.

Berdasarkan hal tersebut, kebijakan pembangunan selama lima tahun


kedepan diarahkan pada upaya memantapkan pelaksanaan otonomi
daerah. Dalam upaya mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik
(good governance) melalui peningkatan kinerja pelayanan prima
diberbagai sektor publik didukung perangkat daerah yang efektif dan
efisien, aparatur yang profesional dan berkarakter, infrastruktur yang
memadai dan kemandirian keuangan daerah dalam suasana politik,
hukum dan kamtibmas yang kondusif.

2.7 RUMUSAN ISSUE DAN PERMASALAHAN DAERAH


Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Deli Serdang saat ini
dan kemungkinan permasalahan yang terjadi lima tahun ke depan perlu
mendapat perhatian dalam menyusun rencana pembangunan jangka
menengah lima tahun. Dengan mengetahui permasalahan yang ada
diharapkan semua program dan kegiatan mampu mengatasi permasalahan
tersebut atau paling tidak dapat meminimalisir dampak semua permasalahan
yang ada.

III-94
Strategi pembangunan daerah sangat diperlukan untuk menghasilkan
langkah – langkah konkret dalam implementasi pembangunan. Strategi yang
baik harus menunjukkan konsistensi dan komitmen yang tinggi untuk
mewujudkan visi dan misi kepala daerah. Sebelum melangkah pada strategi
pembangunan lebih dulu dilakukan analisis kondisi dan potensi yang
dimiliki Kabupaten Deli Serdang. Isu-isu dan permasalahan pembangunan
kabupaten Deli Serdang dimasa mendatang meliputi;

2.7.1. Ekonomi
Salah satu masalah keuangan daerah di Kabupaten Deli Serdang adalah
struktur pendapatan dalam APBD yang masih didominasi olen dana dana
transfer dari pusat yaitu Dana Alokasi Umum, kontribusi PAD meskipun
sudah semakin meningkat belum signifikan berkontribusi kepada
pendapatan daerah. Masalah lainnya adalah proporsi belanja daerah yang
masih sangat didominasi olen belanja tidak langsung.

Sesuai dengan hal tersebut maka Pemerintahan Kabupaten Daerah Deli


Serdang tahun 2009-2014 akan meningkatkan PAD melalui intensifikasi
penerimaan dan meningkatkan proporsi belanja langsung dalam struktur
belanja pemerintah. Dari sisi pembiayaan maka Pemkab akan
mengoptimalkan aset-aset pemerintah kabupaten untuk meningkatkan
pembiayaan dalam pembangunan.

Pertumbuhan ekonomi secara umum akan mendorong peningkatan


kesejahteraan masyarakat, penurunan pengangguran dan peningkatan
lapangan kerja, serta penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin.
Pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan pendapatan masyarakat yang
pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan pemerintah. Pertumbuhan
ekonomi lima tahun kedepan diharapkan dapat mendorong pemerataan

III-95
distribusi pendapatan di kalangan masyarakat sehingga mampu menurunkan
indeks kemiskinan dan ketimpangan pendapatan dikalangan masyarakat.

Kompleksitas masalah kemiskinan tentu tidak bisa dijawab melalui program


pembangunan yang bersifat parsial apalagi kontradiktif, tetapi diperlukan
sebuah rumusan kebijakan yang bersifat holistik, dimana ada keterkaitan satu
sama lain meskipun tidak bisa menghindari pendekatan sektoral. Rumusan
kebijakan pembangunan hendaknya disatukan oleh dua isu sentral dan
mendasar yaitu penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja.
Program yang khusus ditujukan untuk mengatasi masalah kemiskinan
diorientasikan pada upaya peningkatan pendapatan dan pengurangan beban
masyarakat miskin melalui pendekatan pemberdayaan usaha, pemberdayaan
manusia dan pemberdayaan lingkungan. Implementasi pendekatan program
disesuaikan dengan kondisi potensi dan masalah yang dihadapi oleh
masyarakat miskin setempat dengan menghindari penyeragaman program.

Permasalahan mendasar lain yang terjadi dalam penanganan masyarakat


miskin adalah belum tersedianya data base yang jelas dan selalu
diperbaharui. Belum jelasnya standar/ukuran dalam menentukan
masyarakat miskin, termasuk belum tersedianya data tentang latar belakang
dan pemicu kemiskinan. Program-program pengentasan kemiskinan terlalu
bergantung pada program pemerintah Propinsi dan atau Pusat karena
program-program yang disebutkan di atas belum dapat diukur efektivitasnya
dalam upaya pengentasan kemiskinan.

Bidang Ketenagakerjaan di Kabupaten Deli Serdang masih dihadapkan pada


berbagai permasalahan mendasar yang memerlukan perhatian dan
keterpaduan penanganan antara lain:

1. Masih banyaknya jumlah penganggur dan setengah penganggur;

2. Terbatasnya kesempatan kerja;

III-96
3. Belum optimalnya pelayanan pencari kerja di kecamatan;

4. Belum optimalnya informasi Pasar kerja (IPK) dan Bursa kerja ;

5. Relatif rendahnya kualitas dan produktivitas tenaga kerja;

6. Pelatihan kerja dan standar kualifikasi tenaga kerja belum memenuhi


kebutuhan pasar kerja;

7. Terbatasnya pengelolaan sumberdaya pelatihan dan lembaga


pelatihan kerja baik Pemerintah maupun swasta.

Peningkatan pertumbuhan ekonomi akan dilakukan melalui peningkatan


peranan dari usaha kecil dan menengah, koperasi, pasar tradisionil dan
pemberian insentif pada badan usaha lainnya.
Pertumbuhan ekonomi juga akan dilakukan dengan mendorong investasi,
dan pemanfaatan sumber daya alam secara optimal. Tersosialisasi secara
optimal Prosedur perizinan, sehingga masyarakat mengetahui secara jelas
standar dan prosedur perizinan, besar biaya perizinan, dan waktu yang
diperlukan untuk pengurusan izin. Jika sosialisasi ini dibiarkan berlarut-
larut, akan berpengaruh pada jumlah penerimaan daerah yang bisa diperoleh
dari sektor perizinan karena masyarakat enggan untuk mengurus perizinan
dan berinvestasi di Kab. Deli Serdang.indentifikasi issu strategis profil
Koperasi dan UKM
1. Banyaknya koperasi yang tidak aktif saat ini ( 54%)
2. Citra koperasi yang kurang baik
3. Kontribusi terhadap PDRB rendah
4. Partisipasi anggota dan masyarakat terhadap koperasi rendah
5. Lemahnya legalisasi aset UMKM
6. Iklim usaha yang kurang kondusif
7. Pemahaman dan kepedulian instansi pembina yang terkait masih
kurang

III-97
Sektor pertanian merupakan sektor yang dominan memberikan kontribusi
terhadap PDRB dan mayoritas penduduk di Kabupaten Deli Serdang bekerja
di sektor pertanian. Namum sektor pertanian pangan masih didominasi oleh
petani tradisionil, sementara sub sektor perkebunan masih didominasi
perusahaan swasta. Sub sektor peternakan dan perikanan masih memerlukan
perhatian agar dapat menjadi sumber penghasilan pendapatan utama
masyarakat dan pemerintah.

Beberapa permasalahan pokok sektor pertanian adalah adanya alih fungsi


lahan dan pertambahan penduduk yang mengakibatkan berkurangnya rata-
rata kepemilikan sawah. Rendahnya produktivitas pertanian, nelayan dan
pembudidayaan ikan, serta banyaknya industri kecil yang bangkrut yang
diakibatkan oleh kelangkaan atau tingginya harga sarana produksi untuk
pertanian dan industri seperti pupuk, bibit dan pestisida, dan bahan baku
industri serta kondisi alam seperti banjir, kemarau dan lain-lain. Juga
disebabkan keterbatasan teknologi yang dimiliki termasuk penguasaan
teknologi para petani dan nelayan, fluktuasi harga dan kelangkaan BBM,
serta kurangnya pengawasan atas penggunaan bahan berbahaya untuk
menangkap dan mengawetkan ikan.

Selaras dengan hal tersebut diatas maka program pembangunan pertanian


dimasa mendatang akan dititik beratkan pada peningkatan produksi dan
produkitivitas serta nilai tambah hasil pertanian, perkebunan, peternakan,
dan perikanan. Seiring dengan pertambahan penduduk maka kebutuhan
akan pangan asal tumbuhan maupun hewani akan meningkat pula..

Belum optimalnya pengelolaan perikanan laut, padahal dengan panjang


pantai sepanjang + 65 km, wilayah laut Deli Serdang sangat potensial untuk
pengembangan usaha perikanan laut. Masih terbatasnya sarana prasarana
perikanan laut, penggunaan teknologi yang masih sangat terbatas, serta

III-98
faktor cuaca masih menjadi persoalan utama yang dihadapi oleh para
nelayan.

2.7.2 Sosial dan Budaya Daerah

kependudukan
Kesejahteraan sosial merupakan tujuan akhir dari berbagai pembangunan di
suatu daerah. Indikasi suatu masyarakat dikatakan sejahtera secara sosial,
adalah apabila di daerah tersebut sudah tidak dijumpai lagi persoalan-
persoalan yang berkaitan dengan keberadaan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) antara lain: anak balita terlantar, anak terlantar,
anak nakal anak jalanan, wanita rawan sosial ekonomi, korban tindak
kekerasan, lanjut usia terlantar, penyadang cacat, tuna susila, pengemis,
gelandangan, bekas warga binaan lembaga kemasyarakatan, korban penyalah
gunaan NAPZA, keluarga fakir miskin, keluarga berumah tidak layak huni,
keluarga bermasalah sosial psikologis, komunitas adat terpencil, korban
bencana alam korban bencana sosial, pekerja migran bermasalah sosial ,
penderita HIV/AIDS, keluarga rentan. Secara Umum permasalahan-
permasalahan yang dihadapi adalah sebagai berikut :
1. Masih adanya jumlah penyandang PMKS di Kabupaten Deli
Serdang
2. Terbatasnya bantuan dan perhatian pada korban bencana alam,
terutama penanganan pasca bencana.
3. Terbatasnya bantuan dan perhatian terhadap keluarga pra-
sejahtera dan Gakin.
4. Besarnya potensi bencana alam dan bencana sosial
5. Berpindahanya gepeng dan anak jalanan dari kota Medan ke
Kabupaten Deli Serdang karena jarak yang begitu dekat.
6. Rendahnya kualitas manajemen pelayanan kesejahteraan sosial
7. Rendahnya kualitas SDM Karang Taruna, PSM dan Orsos sebagai
potensi sumber kesejahteraan sosial.

III-99
Masalah dan tantangan yang akan dihadapi Kabupaten Deli Serdang yaitu
pengangguran dan kemiskinan. Pada Tahun 2007 jumlah penduduk
miskin/pra sejahtera dengan alasan ekonomi sebesar 26.091 KK atau 7,5 %
dari jumlah KK Kabupaten Deli Serdang sebesar 343.708 KK. Untuk
mengurangi jumlah penduduk miskin perlu adanya upaya terpadu antara
Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dan masyarakat dengan melaksanakan
kegiatan yang mampu meningkatkan pendapatan penduduk miskin Dari segi
jumlah penduduk di Kabupaten Deli Serdang penduduk perempuan
hampir sama dengan penduduk laki laki dan merupakan potensi
pembangunan yang belum dioptimalkan. Kemajuan pembangunan suatu
negara ditentukan oleh tingkat kemajuan kelompok perempuan. Namun
demikian, perempuan masih belum mendapat peran yang memadai agar
dapat mengoptimalkan potensi yang mereka miliki. Kekerasan terhadap
perempuan dalam KDRT dan anak-anak masih sering terjadi. Proporsi
perempuan dalam lembaga-lembaga pemerintah dan masyarakat masih
belum proporsional. Faktor budaya seperti peran ganda sebagai ibu rumah
tangga juga mempengaruhi peningkatan peran dan kualitas hidup kaum
perempuan.

Sesuai dengan hal tersebut diatas, dalam rangka percepatan pembangunan di


Kabupaten Deli Serdang dimasa mendatang akan didisain program untuk
meningkatkan peran perempuan dalam pembangunan melalui kegiatan yang
dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup kaum perempuan baik
sebagai perempuan karir ataupun sebagai ibu rumah tangga.

Dari analisa profil kependudukan diatas permasalahan dibidang


kependudukan di Kabupaten Deli Serdang yang di hadapi kedepan
diperkirakan seperti diuraikan berikut ini:

III-100
1. Distribusi penduduk tidak merata di seluruh wilayah Kabupaten Deli
Serdang;
2. Jumlah wanita yang memasuki lapangan kerja masih relatif kecil
dibandingkan dengan laki-laki;
3. Jumlah penduduk Deli Serdang yang jumlahnya pada akhir tahun 2007
mencapai 1,686,366 jiwa dan pada periode 5 tahun terakhir
meningkat rata-rata sebesar 3.11% per tahun mengakibatkan
pertambahan beban biaya pengadaan infrastruktur permukiman yang
cukup signifikan dimasa-masa mendatang.
4. Peningkatan jumlah penduduk yang besar terjadi di daerah yang telah
padat penduduknya yakni di wilayah Kabupaten Deli Serdang yang
secara fisik berbatasan langsung dengan Kota Medan. Tingginya laju
pertambahan penduduk pada wilayah-wilayah tersebut disebabkan
karena pengaruh luapan penduduk kota Medan. Wilayah-wilayah ini
letaknya menyebar mengelilingi Kota Medan sehingga pengadaan
sarana dan prasarana permukiman menjadi mahal.
5. Timpangnya persebaran dan kurang terarahnya mobilitas penduduk
terkait erat dengan ketidak seimbangan persebaran sumber daya dan
masalah pertanahan.
6. Belum tertatanya administrasi kependudukan secara detail, yang
menyangkut data kuantitas, kualitas, dan mobilitas penduduk.

Tingginya laju pertambahan jumlah penduduk Kabupaten Deli Serdang yang


dibarengi dengan tingkat pertambahan pengangguran akan mengakibatkan
peningkatan keluarga miskin dan instabilitas keamanan dan ketertiban di
Kabupaten Deli Serdang dan sekitarnya.

Kesehatan

Permasalahan dalam peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat


adalah peningkatan jumlah penduduk yang sehat melalui peningkatan sarana
dan prasarana kesehatan serta ketersediaan tenaga medis secara proporsional
dengan jumlah masyarakat sehingga mampu menurunkan derajat kematian

III-101
bayi dan ibu melahirkan, meningkatkan peserta KB aktif, dan peningkatan
kesadaran masyarakat tentang kesehatan.

Selain itu pelayanan kesehatan masyarakat juga menuntut kesiapan dan


ketanggapan pemerintah untuk mengantisipasi penyebaran penyakit yang
bersifat endemic dan epidemik.

Isu lainnya adalah masih rendahnya ketersediaan pelayan kesehatan di


daerah terpencil dan masyarakat miskin dan ketersediaan pelayanan
kesehatan akan kebutuhan khusus seperti rumah sakit jiwa.

Pendidikan

Pendidikan merupakan investasi jangka panjang dibidang sumber daya


sebagai sarana mengantisipasi kebutuhan sumber daya manusia berkualitas
dimasa depan. Tantangan pembangunan dimasa depan menuntut sumber
daya yang berpendidikan tinggi dengan ketrampilan yang berdaya saing.

Permasalahan yang dihadapi

1. Kualitas dan kuantitas pendidikan dasar dan menengah masih relatif


rendah

2. Sarana dan prasarana pendukung pendidikan dasar dan menengah


masih terbatas

3. Kualitas SDM tenaga pendidik yang belum optimal

Pariwisata dan Budaya


Pembangunan pariwisata dan budaya mempunyai peranan penting karena
disamping sebagai penggerak perekonomian, juga diharapkan meningkatkan
kesempatan kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat. Kabupaten Deli

III-102
Serdang dengan geomorfologis terdiri dari pegunungan dan dataran serta
perairan pantai, memungkinkan pengembangan pariwisata yang ditunjang
oleh sumberdaya alam komoditi unggulan seperti pertanian tanaman pangan
dan hortikultura, perternakan, perikanan, industri dan pertambangan.
Pengembangan pariwisata dapat ditempuh melalui pengadaan paket wisata,
pengembangan jalur wisata, pengadaan sarana dan prasarana penunjang
seperti hotel dan penginapan serta peningkatan aksesibilitas dengan
meningkatkan kondisi jalan dan menyediakan sarana transportasi menuju
obyek wisata.

Secara umum permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi pada


masing-masing obyek wisata dalam pengembangannya memiliki kesamaan,
yakni sebagai berikut:
1. Kualitas sarana dan prasarana transportasi untuk menjangkau
obyek wisata belum optimal terutama kondisi jalan yang rusak.
2. Kurangnya keterpaduan perencanaan antar obyek wisata.
3. Kurangnya peran serta masyarakat dalam mengembangkan
obyek pariwisata.
4. Promosi tentang keunikan obyek sangat terbatas.

Ketertiban dan Ketentraman dan Keamanan

Berbagai tindak kejahatan dan pelanggaran hukum yang berakibat pudarnya


rasa aman masyarakat ini secara mendasar disebabkan oleh turunnya
kepatuhan dan disiplin masyarakat terhadap hukum. Kepatuhan dan disiplin
masyarakat terhadap hukum merupakan prasyarat sekaligus tantangan
dalam menciptakan kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat. Perbedaan
pemahaman terhadap keanekaragaman budaya, kondisi sosial, kesenjangan
kesejahteraan, tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan, serta kepadatan
penduduk merupakan faktor korelatif kriminogen dan police hazard yang
apabila tidak dibina dan dikelola secara baik dapat mendorong munculnya
kejahatan dan konflik horizontal

III-103
Peredaran dan penyalahgunaan narkoba telah menjadi ancaman serius bagi
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Data menyebutkan bahwa lebih dari
dua juta pecandu narkoba di seluruh Indonesia, yang 90 persennya adalah
generasi muda. Di Kabupaten Deli Serdang, walaupun tidak ada angka pasti,
peredaran dan penyalahgunaan narkoba juga cukup banyak ditemukan.
Sebagai dampak dari masalah peredaran dan penyalahgunaan narkoba tidak
hanya mencakup dimensi kesehatan jasmani dan mental saja namun yang
lebih berpengaruh langsung adalah dimensi ekonomi dengan meningkatnya
biaya kesehatan, dimensi kultural dengan rusaknya tatanan perilaku dan
norma masyarakat secara keseluruhan.

Pemanfataan hutan yang berlebihan untuk kepentingan jangka pendek dan


tindak kejahatan terhadap sumber daya kehutanan telah mengakibatkan
deforestasi berlebihan yang pada akhirnya akan merugikan masyarakat,
bangsa dan negara. Tindak kejahatan terhadap sumber daya kehutanan yang
marak pada akhir-akhir ini adalah perilaku tebang berlebih (over cutting),
pembalakan liar (illegal logging), dan penyeludupan kayu antar daerah hingga
ke luar negeri (illegal trading)

2.7.3 Sarana dan prasarana


Fasilitas Umum

Sampai pada akhir tahun 2008, yang menjadi tantangan bagi Dinas Pekerjaan
Umum adalah menurunnya kualitas pelayanan jalan di jalur-jalur utama
perekonomian akibat meningkatnya volume kendaraan maupun muatan
berlebih dan perkembangan permukiman. Selain itu ada beberapa
permasalahan antara lain:

 Belum tercapainya Standar Pelayanan Minimal (SPM) dibidang jalan.


 Rendahnya alokasi dana pemeliharaan

III-104
 Terbatasnya kemampuan pemerintah Kabupaten Deli Serdang dalam
membiayai kebutuhan pembangunan prasarana jalan dan
pemeliharaannya dibanding dengan tuntutan kebutuhan yang ada.

 Belum terpenuhinya aspirasi masyarakat untuk perbaikan jalan /


jembatan dan irigasi secara optimal.
 Belum optimalnya pelayanan jaringan lokal dalam konteks pelayanan
intermoda yang menjamin efisiensi pelayanan transportasi.

 Belum memadainya sarana dan prasarana kebinamargaan dalam


mendukung operasional kegiatan.
 Data base jalan / jembatan dan Sumber Daya Air (SDA) yang tersedia,
kurang relevan terhadap kondisi saat ini.
 Kejadian akibat bencana alam.
 Kompetensi SDM yang belum memadai

Dengan perkembangan lajunya pertumbuhan penduduk sebagian Daerah


Irigasi terdesak oleh perkembangan daerah permukiman, terutama desakan
dari pertumbuhan kota Medan. Daerah Irigasi Medan Krio terdesak oleh
perkembangan permukiman di Kecamatan Sunggal, Pancur Batu dan
Kutalimbaru. Kondisi ini diperparah oleh kondisi debit sungai yang sudah
tidak stabil debitnya. Daerah Irigasi Sumber Rejo termasuk Daerah Irigasi
Ramonia akan terdesak oleh pembangunan permukiman/perkotaan akibat
dari perkembangan Kota Lubuk Pakam dan Pembangunan Bandara Kuala
Namu di Kecamatan Pantai Labu – Beringin. Akibat adanya perkembangan
fisik wilayah telah banyak memberikan dampak pada terjadinya alih fungsi
lahan pertanian.

Beberapa tantangan ke depan seiring dengan meningkatnya kebutuhan air,


terutama yaitu:

III-105
 Kurang optimalnya tingkat layanan irigasi sebagai alat pendistribusian air
ke areal persawahan yang disebabkan rusaknya saluran pembawa dan
meningkatnya sedimen.

 Kondisi sungai dan saluran pembuangan tidak dapat menampung debit


air pada waktu curah hujan tinggi sehingga perlunya pengelolaan DAS
secara lebih terpadu dan konseptual agar fungsi sumber air dapat
dipertahankan.

 Menurunnya ketersediaan air karena kondisi lingkungan yang semakin


buruk.

 Meningkatnya kebutuhan air baku yang besar.

 Belum berkembangnya peran serta masyarakat dan swasta dalam


pengelolaan dan pengembangan Sumber Daya Air.

 Perlunya sosialisasi kepada Masyarakat tentang masalah yang terkait


dengan banjir.

 Belum terpenuhinya aspirasi masyarakat dalam pengembangan Sumber


Daya Air secara optimal.

Dengan melihat kepada kecenderungan perubahan land use di wilayah


Kabupaten Deli Serdang dimana desakan daerah permukiman terhadap areal
pertanian/persawahan serta desakan pertambahan penduduk maka
permasalahan-permasalahan irigasi di wilayah Kabupaten Deli Serdang
adalah sebagai berikut :Luas lahan pertanian / sawah makin berkurang dari
waktu ke waktu; Dana untuk perawatan sarana dan prasarana irigasi pasca
otonomi daerah terbatas sehingga banyak sarana dan prasarana irigasi yang
rusak dan tidak terawat; Dengan banyaknya sarana dan prasarana irigasi
yang tidak berfungsi baik maka banyak lahan persawahan yang berubah
menjadi lahan tanaman kering/holtikurtura; Berubahnya penggunaan lahan
di daerah ekstream telah merubah sistim tata air di hampir semua daerah
aliran sungai dan mempengaruhi persediaan air untuk irigasi;

III-106
Ruang terbuka hijau perkotaan (taman) di 22 kota kecamatan umumnya
belum tertata, seperti ruang terbuka hijau yang ada di kota Lubuk Pakam,
kota Tanjung Morawa, sebagian dalam kondisi kurang terawat dan kurang
berfungsi sebagai ruang terbuka. Hal ini tentunya dapat menimbulkan citra
yang buruk bagi pemerintah setempat dalam hal keindahan kota. Pada tahun
2008 telah dilakukan pemasangan baru Lampu Penerangan Jalan Umum di 11
(sebelas) kota kecamatan sebanyak 315 titik, keadaan ini masih perlu
ditingkatkan.

Beberapa permasalahan ruang terbuka hijau di perkotaan (taman) adalah:

 Kurang diperhatikannya sarana lingkungan hijau / terbuka.

 Belum dapat mengakomodir kepentingan-kepentingan publik sesuai


dengan fungsinya sebagai ruang terbuka dan tentunya tidak terlepas dari
kesadaran masyarakat untuk memelihara dan menjaga kawasan ini dari
kerusakan.

 Belum dapat menjadi salah satu point of interest bagi lingkungannya.

Perumahan

Urusan perumahan dan permukiman meliputi pelayanan pengembangan


perumahan dan permukiman mencakup prasarana dasar dan prasarana
penunjang yang dapat menunjang kualitas hidup meliputi : perumahan, air
bersih dan air limbah, persampahan, Drainase, ruang terbuka hijau,
pertamanan dan pemakaman serta penerangan jalan umum.
Adapun permasalahan urusan perumahan dan pemukiman Pemerintah
Kabupaten Deli Serdang sebagai berikut:
1. Masih kecilnya investasi perumahan untuk masyarakat
(perumnas dan real estate) sedangkan kebutuhan akan rumah
semakin meningkat.

III-107
2. Masih terbatasnya kemampuan pemerintah daerah untuk
mendukung penyediaan perumahan beserta sarana dan
prasarananya.
3. Masih banyaknya rumah tidak layak huni, dan terbatasnya
kemampuan masyarakat berpenghasilan rendah akan tempat
tinggal dan lingkungan hunian yang sehat.
4. Menurunnya kondisi prasarana publik dan bangunan
Pemerintah;
5. Pelayanan air bersih belum optimal, disebabkan rendahnya
kualitas pengelolaan pelayanan air minum oleh PDAM,
meningkatnya tingkat kebocoran dan tingkat pendapatan
masyarakat rendah serta terbatasnya jaringan pipa;
6. Pengelolaan sampah belum dilaksanakan secara efektif dan
efisien;

Lingkungan Hidup dan Penataan Ruang


Masalah lingkungan sudah menjadi masalah global khususnya dengan
adanya masalah ‘Global warming’ atau pemanasan global yang mulai
mengancam kelanjutan hidup manusia. Meskipun demikian masih banyak
kegiatan yang dilakukan masyarakat yang tidak selaras dengan
pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup. Fungsi perlindungan
lingkungan hidup meliputi pelayanan daerah terhadap manajemen limbah,
air limbah, penanggulangan polusi, konservasi sumber daya alam, tata ruang
dan pertanahan, penelitian dan pengembangan perlindungan lingkungan
hidup serta perlindungan lingkungan hidup lainnya.

Lahan kritis dapat terjadi karena faktor alam dan manusia. Lahan kritis dapat
berupa tanah tandus ataupun hutan yang gundul. Kondisi ini dapat
mengakibatkan kurang produktifnya lahan dan pada tingkat yang lebih
parah dapat menimbulkan bencana, baik longsor maupun banjir. Sebagian

III-108
besar lahan kritis terjadi akibat adanya alih fungsi hutan yang yang tidak
sesuai dengan peruntukannya.

Kawasan pantai secara umum merupakan kawasan lindung yang harus


dijaga kelestariannya. Kawasan yang harus dilindungi tersebut berupa hutan
mangrove. Mangrove selain berfungsi sebagai penangkis ombak yang dapat
merusak pantai juga berfungsi sebagai tempat hidup organisme laut. Apabila
kegiatan pengrusakan ini tidak segera dikendalikan maka dikhawatirkan
akan terjadi kerusakan lingkungan pantai yang lebih parah lagi.

Masih belum optimalnya penyelenggaraan penataan ruang khususnya


dengan belum lengkapnya dokumen tata ruang di tiap-tiap kecamatan, serta
belum tersosialisasinya rencana tata ruang kepada seluruh stake hoder, masih
kurangnya pengawasan dan perizinan terhadap penggunaan ruang, serta
masih lemahnya pengawasan dan pemberian sanksi terhadap pelanggaran
tata ruang.

Masih rendahnya tingkat penataan kota yang berwawasan lingkungan yang


dalam jangka panjang akan berefek pada meningkatnya pemanasan global,
termasuk rawan bencana banjir karena kurangnya ruang terbuka dan
kawasan resapan air.

Fokus utama masalah lingkungan di Kabupaten Deli Serdang dimasa


mendatang adalah pembangunan yang menjamin lingkungan hidup yang
berkelanjutan.

Selaras dengan hal tersebut, kegiatan pemulihan lingkungan juga akan


dilakukan terhadap kawasan yang telah mengalami kerusakan dan
melakukan pencegahan atau melindungi kawasan yang mengalami gangguan
atau ancaman kerusakan.

III-109
2.7.4 Pemerintahan umum

Pelayanan Umum
Kompleksitas masalah dan pembangunan dimasa depan menuntut kapasitas
dan kompetensi aparatur pemerintah yang semakin tinggi. Disisi yang lain
peningkatan karir aparatur pemerintah menyebabkan mutasi pejabat menjadi
hal yang rutin, sehingga prinsip ‘The right man on the right place’ sering
tidak dapat dipenuhi. Hal ini memerlukan adanya sistim pelatihan dan
program pengembangan kompetensi dan karir dari aparatur pemerintah
sehingga dimasa mendatang tidak ditemukan lagi ketidaksesuaian antara
jabatan, kompetensi dan kapabilitas pada jabatan struktural dan fungsional
di kabupaten Deli Serdang.

Sesuai dengan hal tersebut diatas maka pengembangan organisasi dan


pegawai dimasa depan akan tetap didasarkan pada Struktur Organisasi dan
Tata Kerja (SOTK) dan performa organisasi dan personalia disetiap SKPD.

2.7.5 Penyelenggaraan otonomi daerah


Sesuai dengan Peraturan Daerah nomor 5 Tahun 2007 tentang pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Deli Serdang,
Pemerintah Kabupaten Deli Serdang telah melaksanakan urusan pemerintah
daerah sebanyak 23 urusan wajib dan 8 urusan pilihan.dalam pelaksanaan
urusan-urusan tersebut,telah dibentuk perangkat daerah yang terdiri dari :
a. Sekretariat daerah Kabupaten
b. Sekretariat Kabupaten
c. Dinas Daerah sebanyak 17 unit
d. Lembaga Teknis daerah sebanyak 12 unit
e. Kecamatan sebanyak 22 kecamatan
f. Kelurahan sebanyak 14 kelurahan

III-110
Urusan wajib yang dilaksanakan yaitu :
1. Pendidikan
2. Kesehatan
3. Pekerjaan Umum
4. Perumahan
5. Perataan ruang
6. Perencaaan Pembangunan
7. Perhubungan
8. Lingkungan Hidup
9. Kependudukan dan catatan sipil
10. Pemberdayaan perempuan
11. Keluarga berencana dan keluarga sejahtera
12. Sosial
13. Tenaga Kerja
14. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
15. Penanaman Modal
16. Kebudayaan
17. Pemuda dan Olahraga
18. Kesatuan Bangsa dan Politik dalam negeri
19. Pemerintahan Umum
20. Kepegawaian
21. Pemberdayaan masyarakat desa
22. Kearsipan
23. Komunikasi dan Informatika

Urusan pilihan yang dilaksanakan yaitu :

1. Pertanian
2. Kehutanan
3. Energi dan Sumber daya mineral
4. Pariwisata
5. Kelautan dan Perikanan
6. Perdagangan
III-111
7. Perindustrian
8. Transmigrasi

Dari 25 urusan wajib Pemerintah Daerah, 2 (dua)urusan belum sepenuhnya


dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Deli Serdang yaitu urusan
Pertanahan dan Statistik. Urusan Pertanahan masih dilaksanakan oleh
Instansi vertikal yaitu Kantor Badan Pertanahan Deli Serdang yang mana
dalam melaksanakan tugasnya terkait urusan Pemerintah Daerah akan
berkoordinasi dengan Sekretariat Daerah atau Asisten I Pemerintahan dan
Kesejahteraan Rakyat, sedangkan urusan Statistik dilaksanakan oleh kantor
Statistik Deli Serdang yang merupakan Instansi vertikal yang berkoordinasi
dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.
Issue dan permasalahan strategis dalam aspek Penataan Urusan
Pemerintahan yaitu :
1. Pelaksanaan urusan Pertanahan belum optimal.
2. Pelaksanaan urusan Statistik belum optimal.
3. Masih terbatasnya ketersediaan dana untuk melaksanakan urusan
rumah tangga baik urusan wajib maupun urusan pilihan.
4. Adanya beberapa kecamatan yang perlu dimekarkan karena memiliki
wilayah yang cukup luas dan jumlah penduduk yang cukup besar.
5. Adanya beberapa desa yang telah memiliki ciri-ciri kota,perlu dibentuk
menjadi kelurahan untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat.
6. Masih belum optimalnya pelayanan administrasi kependudukan.

Dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah, Pemerintah Daerah harus


mampu mengakomodir aspirasi masyarakat dan dapat meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat, oleh karena itu dituntut adanya PNS yang
profesional, minimal PNS harus mampu menjabarkan tugas pokok dan
fungsi yang terdapat dalam struktur organisasi dimana PNS tersebut bekerja.

III-112
Aspek Pelayanan Publik

Dalam rangka meningkatkan pelayanan publik, Pemerintah Kabupaten Deli


Serdang telah melaksanakan berbagai upapya agar hak-hak dasar masyarkat
seperti pendidikan dan kesehatan dapat terpenuhi dan mudah diakses oleh
masyarakat. Peningkatan pelayanan publik baik dari aspek layanan kesehatan
maupun pendidikan telah diupayakan melalui berbagai program
peningkatan sarana dan prasarana, maupun pendukung lainnya seperti
peningkatan kualitas sumber daya manusia aparat/petugas bidang
pelayanan publik.

Selain itu, layanan publik dibidang investasi juga merupakan hal yang patut
menjadi perhatian agar para investor teransang untuk menanamkan
modlanya didaerah ini yang tentunya didukung peraturan perijinan yang
jelas dan akuntabel. Dengan dekikian akan memberikan kepastian berusaha
dan terciptanya efisiensi usaha.

Peningkatan mutu pelayanan masyarkat khususnya dibidang investasi,


Pemkab Deli Serdagn telah memiliki lembaga teknis daerah yaitu Kantor
Penanaman Modal Kabupaten Deli Serdang yang tugasnya memberikan
pelayanan proses penertiban ijin usaha secara terpadu.

Beberapa pelayanan perijinan yang telah ditangani Kantor Penanaman Modal


Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut :

1. Izin mendirikan Bangunan dengan luas 80 – 200 m²

2. Izin Bengkel Umum

3. Izin Keyboard, Kolam Pancing, Rumah Makan dan Salon Kecantikan

4. Izin Gangguan (HO) non Industri

5. Izin Usaha Perdagangan dan Daftar Ulan SIUP

6. Izin Usaha Penggilingan Padi Huller dan Penyosohan Beras.

Isu dan permasalahan satrategis dalan aspek pelayanan publik adalah sebagai
berikut :

III-113
1. Belum optimalnya pelayanan perijinan sebagai langkah dalam pola
pelayanan terpadu one stop service.

2. Belum tersusunyna SOP (Standart Operating Procedure) sehingga


menimbulkan GAP persepsi

3. Besarnya rentang kendali pelayanan dari pusat-pusat pelayanan


kecamatan

4. Belum optimalnya registrasi penduduk sehingga mempersulit dalam


pendistribusian Bansos.

5. Belum optimalnya akses informasi pelayanan

6. Belum berfungsinya pelayanan administrasi e goverment secara otomasi


administrasi.

7. Belum tersusunnya dan teridentifikasinya standar pelayanan konsumen.

8. Kurang optimalnya inovasi dalam pelayanan baik administrasi maupun


barang dan jasa.

9. Belum meratanya penyebaran fasilitas pelayanan publik baik


enviromental services (penyediaan sarana dan prasarana pelayanan
umum : jalan, jembatan, taman, kebersihan , dsb), development services
(bersifat enabling da fasiliting guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi
: pendidikan, kesehatan, keagamaan dsb) dan protective services
(pelayanan keamanan, perlindungan dsb).

10. Masih minimnya standar pelayanan minimal

11. Terbatasnya kulitas SDM aparatur Bidang Pelayanan Publik.

12. Sarana dan prasarana pendukung dibidang pelayanan masih belum


memadai.

13. Terbatasnya anggaran pembangunan daerah.

2.8 ISSUE DAN PERMASALAHAN STRATEGIS DAERAH

III-114
2.8.1 Kemiskinan
Di Kabupaten Deli Serdang masih terdapat masyarakat miskin, pada tahu
2007 jumlah penduduk miskin/pra sejahtera dengan alasan ekonomi sebesar
26,001 KK atau 7.5 % dari jumlah KK yaitu sebanyak 343, 708 KK. Berbagai
upaya telah dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Deli Serdang, contohnya
melakukan gerakan terpadu pengentasan kemiskinan, program pengentasan
kemiskinan perkotaan dan lain sebagainya. Dan di masa yang akan datang,
hal ini merupakan prioritas program.

2.8.2. Ketenaga kerjaan


Angka pengangguran di kabupaten Deli Serdang masih cukup tinggi pada
tahun 2007 jumlah pencari kerja (pengangguran) sebanyak 119,081 orang
yang terdiri dari sebanyak 44,832 orang pencari kerja laki2 dan 73,249 orang
pencari kerja perempuan. Tingginya angka penganguran ini di sebabkan oleh
: rendahnya ketrampilan/skill yang dimiliki oleh calon tenaga kerja,
rendahnya upah minimum tenaga kerja, rendahnya kesejahteraan para tenaga
kerja dan kasus pemutusan hubungan kerja sepihak.

Upaya-upaya penyelesaian permasalahan tenaga kerja telah dilakukan


pemerintah Kabupaten Deli Serdang, namun karena banyaknya
permasalahan ketenagakerjaan belum dapat terselesaikan secara keseluruhan
sehingga ke depan hal ini perlu mendapatkan perhatian secara khusus.

2.8.3. Pendidikan
Upaya peningkatan kualitas pendidikan masih menghadapi permasalahan
yaitu masih rendahnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana
penunjang pendidikan dan kualitas SDM pendidik belum optimal. Selain itu
jenis pendidikan yang ada belum sinkron dengan lapangan kerja yang
tersedia. Terkait dengan pelaksanaan pendidikan kejuruan dan keterampilan,

III-115
perlu inisiatif Pemerintah Kabupaten Deli Serdang untuk menyelaraskan pola
pendidikan di sekolah dan lembaga kursus keterampilan dengan kebutuhan
dunia usaha serta memfasilitasi rekruitmen tenaga kerja agar dapat terserap
di dunia usaha;

2.8.4 Kesehatan
Pelayanan kesehatan belum secara keseluruhan menjangkau ke pelosok desa,
kurangnya sarana prasarana kesehatan dan kurangnya tenaga medis dan
paramedis dibandingkan dengan masyarakat yang dilayani.
Namun demikian upaya pelayanan telah dilakukan oleh Pemerintah
Kabupaten Deli Serdang dan senantiasa ditingkatkan pelayanannya guna
memperoleh derajat kesehatan yang lebih baik, bahkan tahun 2008 telah
memperoleh penghargaan sebagai peringkat pertama untuk predikat
pelayanan public.

2.8.5. Infrastruktur
Belum seluruhnya wilayah di Kabupaten Deli Serdang terjangkau program
jalan poros dan jalan alternatif, hal ini menyebabkan kelancaran roda
perekonomian dan akses antar wilayah mengalami hambatan dan masih
adanya sejumlah daerah yang terisolir akibat tingkat aksesibilitasnya masih
rendah dan tingginya tingkat kerusakan jalan akibat banyaknya kenderaan
dengan tonase berat melalui jalan-jalan yang tidak sesuai dengan kelasnya;
Adanya kemacetan yang terjadi di jalan arteri/negara khususnya pada
wilayah yang berdekatan atau berbatasan langsung dengan Kota Medan,
kondisi ini terjadi akibat masih belum memadainya jaringan jalan utama dan
altenatif yang tersedia jika dibandingkan dengan jumlah kendaraan yang
melalui jaringan jalan tersebut setiap harinya. Disamping itu, jalur trayek
angkutan umum juga harus ditata dengan baik agar tidak memperparah
kondisi yang sudah terjadi.

2.8.6 Pertanian

III-116
Sebagian besar lahan di Deli Serdang lahan pertanian namun
produktivitasnya sangat dipengaruhi oleh kelangkaan atau tingginya harga
sarana produksi untuk pertanian dan industri seperti pupuk, bibit dan
pestisida, dan bahan baku industri serta kondisi alam seperti banjir, kemarau
dan lain-lain. Juga disebabkan keterbatasan teknologi yang dimiliki termasuk
penguasaan teknologi para petani dan nelayan, fluktuasi harga dan
kelangkaan BBM, serta kurangnya pengawasan atas penggunaan bahan
berbahaya untuk menangkap dan mengawetkan ikan. Upaya yang dilakukan
dalam rangka meningkatkan pendapatan petani adalah memberikan
penyuluhan terhadap para petani tentang peningkatan kualitas tanaman
pangan dan jenis tanaman. Tingginya konversi lahan persawahan menjadi
lahan perumahan, industri dan perkotaan akibat persebaran dan
pertambahan jumlah penduduk. Apabila konversi ini tidak diatur dan
dibatasi, di masa mendatang dapat mengakibatkan kondisi rawan pangan
akibat menurunnya produksi padi;

Belum optimalnya pengelolaan perikanan laut, padahal dengan panjang


pantai sepanjang + 65 km, wilayah laut Deli Serdang sangat potensial untuk
pengembangan usaha perikanan laut. Masih terbatasnya sarana prasarana
perikanan laut, penggunaan teknologi yang masih sangat terbatas, serta
faktor cuaca masih menjadi persoalan utama yang dihadapi oleh para
nelayan;

2.8.7 Peran Perempuan


Perhatian terhadap perempuan belum selaras dengan tuntutan dan
kebutuhan akan peran sertanya dalam pembangunan yang membutuhkan
profesionalisme dan kualitas kompetensi perempuan dalam berbagai hal,
termasuk memberikan kesempatan yang sama dengan kaum laki-laki. Hal ini
sangat logis karena jumlah penduduk perempuan di Kabupaten Deli Serdang
seimbang dengan jumlah penduduk laki-laki.

III-117
2.8.8 Kualitas SDM Aparatur
Sebagian aparat birokrasi sebagai pelayan publik memiliki kualitas Sumber
Daya Manusia, Kesadaran terhadap aturan dan kedisiplinan, ketrampilan dan
profesionalisme masih rendah/belum sesuai dengan tuntutan dan harapan
masyarakat. Upaya-upaya yang dilakukan adalah melakukan pelatihan
sesuai dengan kompetensinya dan pendidikan penjenjangan bagi aparatur
yang telah memenuhi syarat. Masih lemahnya pengawasan terhadap kinerja
aparatur pemerintah yang disebabkan oleh tingginya kompleksitas
permasalahan birokrasi yang memerlukan langkah untuk menciptakan tata
pemerintahan yang bersih dan berwibawa dengan asas keterbukaan,
akuntabilitas, efektifitas dan efisiensi, menjunjung tinggi supremasi hukum,
serta membuka partisipasi masyarakat untuk dapat menjamin kelancaran,
keserasian dan keterpaduan tugas dan fungsi penyelenggaraan
pemerintahan. Untuk itu perlu diterapkan pola reward and punishment
terhadap kinerja aparatur pemerintah, menguatkan hubungan kemitraan
antara aparatur pemerintah dengan masyarakat serta melakukan langkah-
langkah kebijakan yang mengarah pada perubahan kelembagaan dan sistem
ketatalaksanaan, kualitas sumber daya manusia aparatur, termasuk di
dalamnya pelaksanaan sistem pengawasan dan pemeriksaan yang efektif.

2.8.9 Demokrasi

Penyelenggaraan Otonomi Daerah memberi konsekuensi multi kompleks


bagi daerah untuk melindungi masyarakat, menjaga persatuan dan kesatuan
serta kerukunan nasional dem tetap utuh dan tegaknya Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Berbagai upaya pembangunan daerah terus digalakkan
sebagai bagian dari keikutsertaan daerah dalam pembangunan nasional
sangat dipengaruhi kondisi politik yang terus berkembang disamping faktor-
faktor strategis lainnya.

III-118
Kabupaten Deli Serdang yang terdiri dari 22 kecamatan yang menyebar di
380 desa dan 14 kelurahan saat ini kondisi politik yang kondusif mulai dari
pelaksanaan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara
(Rabu, 16 April 2008). Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Deli Serdang
(Senin, 27 Oktober 2008), Pemilihan Umum Legislatif (Kamis, 09 April 2009)
serta Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia
(Rabu, 08 Juli 2009).
Secara alami suhu politik yang biasanya cukup dinamis pra pemilu namun
tetap dapat terkendali di Kabupaten Deli Serdang. Hal ini dapat terwujud
berkat adanya kebersamaan rasa tanggung jawab dan koordinasi yang
insentif pemerintah Kabupaten Deli Serdang dengan instansi keamanan
(Polri/TNI) maupun dukungan dan peran serta masyarakat.
Dukungan dan peran serta masyarakat yang dinilai baik ini tercermin dari
tingkat partisipasi masyarakat dalam menjaga dan memelihara serta
mensukseskan pelaksanaan empat event Pemilu tersebut diatas. Adapun
tingkat partisipasi masyarakat dalam politik di empat event Pemilu tersebut
sebagaimana tersebut sebagaimana tercantum dalam tabel dibawah ini.
No Pemilihan Umum Jumlah Jumlah Tingkat
Pemilih Suara sah Partisipasi
1 Gubernur/Wakil 989.502 603.416 61.88%
2 Bupati/Wakil 1.181.807 504.989 45.52%
3 Legislatif 1.192.837 641.489 56.19%
4 Presiden/Wakil 1.250.540 751.181 61.58%

Hasil Pemilu Legislatif memberikan perubahan warna politik di Lembaga


Legislatif/DPRD Kabupaten Deli Serdang. Dari 50 orang Anggota DPRD
Kabupaten Deli Serdang yang terpilih dari hasil Pemilu Legislatif tahun 2009,
yang berkesinambungan sebanyak 11 (sebelas) orang atau 22% dan sebanyak
39 orang (78%) adalah wajah-wajah baru.
Dari kondisi tersebut diatas, permasalahan demokrasi di Kabupaten Deli
Serdang adalah sebagai berikut:

III-119
1. masih rendahnya tingkat partisipasi sebagian masyarakat dalam
penggunakan hak suara dan hak berpendapat dalam pembangunan.
2. Isue sara dan potensi konflik horizontal terkait dengan pilkada dan
pelaksanaan otonomi daerah.
3. Belum jelasnya pola partisipasi publik dalam proses pengambilan
keputusan.
4. Adanya wacana pemekaran yang diusung oleh sekelompok masyarakat
dan masalah perbatasan wilayah yang bisa menimbulkan konflik.
5. Terbukanya ruang demokrasi melahirkan banyak kelompok dengan
berbagai aliran dan tuntutan yang berbeda berimplikasi sulitnya
mengorganisasikan berbagai kepentingan secara negotiable.
6. Konflik antara kewenangan eksekutif dan legislatif.
7. Partisipasi dan kesadaran berpolitik masyarakat dalam pilkada, pileg dan
pilpres yang makin rendah.
8. Adanya peraturan/kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah atasan
yang sering berubah-ubah.

Hal-hal lain yang masih terus diwaspadai baik sebagai potensi gangguan
kamtibmas dan kerawanan adalah:
1. Isue teroris, hal ini disebabkan Kabupaten Deli Serdang mempunyai
wilayah yang berbatasan langsung dengan Kota Medan, yang memiliki
aset-aset asing yang selalu menjadi sasaran terorist.
2. Isue tanah garapan eks-HGU PTPN II.
3. Isue tenaga kerja/angkatan kerja.

2.8.10 Pariwisata
Sebagian objek wisata di Kabupaten Deli Serdang adalah wisata alam.
Walaupun berbagai kegiatan dalam rangka penataan fasilitas wisata telah
dilakukan, namun masih terdapat kekurangan fasilitas penunjang untuk
mewujudkan rasa aman, senang dan nyaman bagi wisatawan domestik
maupun luar negeri.

III-120
Sarana dan prasarana transportasi objek wisata juga belum optimal,
kurangnya keterpaduan perencanaan antar objek wisata serta kurangnya
peran serta masyarakat dalam mengembangkan objek wisata.

2.8.11 Pencemaran
Peningkatan pembangunan di Kabupaten Deli Serdang telah berakibat
tumbuhnya kawasan atau zona industri, peningkatan jumlah penduduk dan
transportasi yang menimbulkan pencemaran llingkungan, berupa limbah
industri, rumah tangga, polusi udara yang berdampak negatif pada
kesehatan, Selain itu illegal loging dan perladangan berpindah – pindah telah
menimbulkan makin meluasnya lahan kritis. Kawasan lindung dan ruang
terbuka hijau di kabupaten Deli Serdang, luasannya sesuai yang diamanatkan
dalam peraturan dan ketentuan yang berlaku belum tercapai.

2.8.12 Pelayanan perizinan


Pelayanan perijinan masih belum terintegrasi, di sisi lain kepastian hukum,
standard tarif dan waktu penyelesaian masih menjadi keluhan masyarakat
maupun dunia usaha. Meskipun upaya pengintegrasian serta kepastian
pelayanan perijinan telah dilakukan, namun bidang pelayanan ini perlu
mendapat perhatian.

2.8.13 Penataan Ruang


Masih belum optimalnya penyelenggaraan penataan ruang khususnya
dengan belum lengkapnya dokumen tata ruang di tiap-tiap kecamatan belum
tersosialisasinya Rencana Tata Ruang secara optimal kepada Pemangku
Kepentingan, masih kurangnya pengawasan dan perizinan terhadap
penggunaan ruang, serta masih lemahnya pengawasan dan pemberian sanksi
terhadap pelanggaran tata ruang. Masih rendahnya tingkat penataan kota
yang berwawasan lingkungan yang dalam jangka panjang akan berefek pada
meningkatnya pemanasan global, termasuk rawan bencana banjir karena
kurangnya ruang terbuka dan kawasan resapan air.

III-121
BAB III

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN

DAERAH SERTA KERANGKA

PENDANAAN

3.1. ARAH PEMBANGUNAN EKONOMI MAKRO DAERAH

Kebijakan pengelolaan keuangan daerah tidak terlepas dari kebijakan desentralisasi dan
otonomi daerah yang dilakukan dengan menekankan pada prinsip keadilan, kepatutan, dan
manfaat sebagai konsekuensi hubungan keuangan antara pemerintah pusat dengan
pemerintah daerah. Terbitnya Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah sebagai pengganti Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 memberikan warna baru dan
landasan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004
tersebut bertumpu pada upaya peningkatan efisiensi, efektifitas, akuntabilitas, dan transparansi
pengelolaan keuangan publik baik dari sisi pendapatan maupun belanja.

Inti perubahan kebijakan dimaksud antara lain mempertajam esensi pengelolaan


keuangan daerah dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan daerah yang menyangkut
penjabaran terhadap hak dan kewajiban daerah dalam mengelola keuangan publik, meliputi
mekanisme penyusunan, pelaksanaan dan penatausahaan, pengendalian dan pengawasan,
serta pertanggungjawaban keuangan daerah.
Dalam rangka mendukung terwujudnya good governance, pengelolaan keuangan
daerah disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan
pendapatan daerah serta dilakukan secara profesional mengacu pada peraturan perundang-
undangan yang
berlaku, dengan prinsip :
1. Partisipasi masyarakat ;
2. Transparasi dan akuntabilitas anggaran ;

III-122
3. Disiplin anggaran ;
4. Keadilan ;
5. Efisiensi dan efektifitas anggaran.

3.2 Arah Pengelolaan Pendapatan Daerah

Pengelolaan Pendapatan Daerah harus memperhatikan upaya untuk meningkatkan


Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana perimbangan, serta penerimaan daerah lainnya. Hal ini
dimungkinkan karena Pendapatan Daerah dalam struktur APBD Deli serdang masih
merupakan komponen yang sangat penting peranannya dalam mendukung keberlanjutan
penyelenggaraan pemerintahan daerah maupun pelayanan publik.
Pengelolaan pendapatan daerah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009 - 2014 diarahkan
pada intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan
penerimaan lainnya guna lebih mengoptimalisasi kinerja pemerintah daerah dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu kebijakan pengelolaan keuangan daerah
diarahkan untuk mencegah kebocoran dalam pengelolaan penerimaan keuangan daerah.
Selanjutnya kebijakan pengelolaan pendapatan daerah diarahkan untuk melakukan langkah-
langkah pro-justiticia bagi wajib pajak yang tidak mau mentaati kewajiban pada waktunya.

3.3 Arah Pengelolaan Belanja Daerah

Arah pengelolaan belanja daerah Kabupaten Deli serdang pada tahun 2009 - 2014
ditujukan pada peningkatan proporsi belanja untuk kepentingan dan kebutuhan masyarakat
Kabupaten Deli serdang antara lain: percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,
pembangunan infrastruktur, meningkatkan pertumbuhan produktivitas dan meningkatnya daya
saing serta nilai tambah produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan, menjaga
kelestarian lingkungan serta peningkatan Sumber Daya Manusia dengan tetap memperhatikan
proporsi dan eksistensi penyelenggaraan pemerintahan.
Dalam rangka memperbesar proporsi belanja untuk pelayanan publik maka perlu
efisiensi pada belanja aparatur dengan melakukan evaluasi serta perampingan SOTK (Struktur
Organisasi dan Tata Kerja). Alokasi belanja aparatur juga diupayakan semaksimal mungkin
diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan publik. Disamping itu perlu disiplin anggaran
dan mempertajam skala prioritas program yang sangat dibutuhkan untuk kepentingan
masyarakat Kabupaten Deli serdang yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah.

III-123
3.4 Arah Pembiayaan Daerah

Sebagaimana ketentuan yang telah diatur pada penjelasan pasal 17 ayat (3) Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan pasal 83 ayat (2) Undang-Undang
Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah, disebutkan bahwa jumlah kumulatif defisit anggaran tidak diperkenankan
melebihi 3% dari PDRB tahun bersangkutan. Mengingat tingkat ketergantungan Pemerintah
Kabupaten Deli serdang terhadap Pemerintah Pusat dari sisi anggaran masih cukup tinggi,
maka peranan Pemerintah Kabupaten Deli serdang untuk mencari sumber anggaran baru guna
menunjang percepatan pembangunan sangat dibutuhkan.

Penerimaan pembiayaan daerah diarahkan pada peningkatan penerimaan SILPA melalui


efisiensi belanja, penerimaan kembali piutang daerah, pinjaman daerah dengan bunga kecil,
serta penjualan asset, obligasi dan surat berharga. Pengeluaran pembiayaan daerah diarahkan
pada penempatan kas daerah melalui rekening deposito, saving tahun anggaran berjalan, serta
penyertaan modal daerah pada BUMD, BUMN, perusahaan swasta yang strategis dan
menjawab kebutuhan masyarakat.

3.5 Kebijakan Umum Anggaran

3.5.1 Kebijakan Pendapatan Daerah

Pendapatan Daerah Kabupaten Deli serdang dari tahun ke tahun secara umum mengalami
kenaikan. Selama ini pendapatan daerah bersumber dari:
1. •Pendapatan Asli Daerah (PAD)
2. •Dana Perimbangan
3. •Dana bagi hasil Provinsi
4. •Lain-lain pendapatan daerah yang sah

Pengelolaan pendapatan daerah akan menekankan pada keserasian antara kebutuhan biaya
dan pendapatan. Prinsip bahwa nilai tambah pendapatan daerah akan digunakan sebesar-
besarnya untuk kesejahteraan rakyat merupakan upaya mobilitas sumber daya lokal melalui
peningkatan pendapatan daerah tidak akan menimbulkan gangguan terhadap alokasi sumber

III-124
daya, dengan konsekuensi adanya efisiensi biaya / belanja daerah.
Pendapatan daerah masih didominasi oleh sumber-sumber pendapatan yang diperoleh dari
dana perimbangan baik pos bagi hasil pajak, bagi hasil bukan pajak, Dana Alokasi Umum
maupun Dana Alokasi Khusus. Penerimaan Pendapatan Daerah tahun 2004-2008 mengalami
peningkatan.

Dalam nilai nominal, total PAD Kabupaten Deli Serdang naik dari Rp. 46 milyar pada tahun
2004 menjadi Rp. 114 milyar pada tahun 2008. Dalam pada itu kontribusi pajak daerah adalah
Rp37.924 milyar pada tahun 2004 dan meningkat menjadi Rp.65.732 milyar pada tahun 2008..
Penerimaan pendapatan daerah mulai tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 16.58% dan
pada tahun 2006 mengalami peningkatan sebesar 64.5%, dan pada tahun 2007 naik sebesar
21.46% sementara tahun 2008 hanya sebesar 16.92%. Sedangkan pendapatan asli daerah
(PAD) meningkat setiap tahunnya sebesar rata-rata 26.38% . Hal ini sebagaimana tersebut
dalam Tabel 3.1 berikut ini :

TABEL 3.1 REALISASI PENERIMAAN KABUPATEN DELI SERDANG


TAHUN 2004 – 2008

III-125
GAMBAR 3.1 PERTUMBUHAN APBD KAB. DELI SERDANG TAHUN 2004 – 2008

Sumber: Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Akhir Masa Jabatan Periode 2004-2009

Berdasarkan tabel 3.1 dan gambar 3.1, prosentase kenaikan APBD terjadi secara fluktuatif
akibat dana perimbangan alokasi dan SILPA. Kebijakan Umum Anggaran Pemerintah
Kabupaten Deli Serdang khususnya komponen pendapatan daerah yaitu untuk menjamin
kenaikan pendapatan daerah secara bertahap dan berkelanjutan melalui penggalian sumber-
sumber pendapatan baru, penyesuaian tarif pajak dan retribusi yang telah ditetapkan dalam
peraturan dan undang-undang, peningkatan kesadaran wajib pajak, transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah serta mengusahakan kenaikan dana perimbangan
dan dana otonomi khusus dari pemerintah Provinsi Sumatera Utara maupun pemerintah pusat
melalui penyampaian data yang valid serta pendekatan secara pro-aktif.

Salah satu ukuran untuk mengetahui kemampuan Pemerintah Daerah dalam menjalankan
fungsi pelayanan masyarakat dapat dilihat dari kapasitas keuangan daerah, yaitu
perbandingan antara Pendapatan Daerah dengan APBD. Kenyataan masih menunjukkan
tingginya ketergantungan daerah terhadap anggaran yang berasal dari dana perimbangan.
Rata-rata besarnya rasio sumbangan PAD terhadap APBD hanya sebesar 8.57%. Kondisi
tersebut merupakan tantangan sekaligus peluang yang perlu disikapi dengan usaha keras,
agar komposisi perimbangan antara PAD dan pendapatan dari pusat mencapai titik
keseimbangan (equilibrium). Ratio PAD terhadap APBD Kabupaten Deli Serdang tahun 2004 –
2008 dapat dilihat sebagaimana tersebut dalam tabel 3.2 maupun gambar 3.2 di bawah ini :

III-126
TABEL 3.2 RATIO PAD DIBANDING APBD KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2004 - 2008

GAMBAR 3.2 RATIO PAD DIBANDING DENGAN APBD KAB. DELI SERDANG
TAHUN 2004 – 2008

Sumber : L K P J Akhir Masa Jabatan, Pemkab Deli Serdang Periode 2004-2009, diolah

Kontribusi PAD terhadap APBD pada 5 tahun terakhir rata-rata 8,57%. Kontribusi Dana
Perimbangan sebesar 83,91%, kontribusi Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar 7,52%.
Kondisi tersebut merupakan tantangan sekaligus peluang yang perlu disikapi oleh Pemerintah
Kabupaten Deli Serdang dengan usaha keras.

Kontribusi PAD, Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan yang Sah serta Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran Tahun yang Lalu terhadap APBD Kabupaten Deli serdang tahun 2002 -
2006 dapat dilihat sebagaimana tersebut dalam tabel berikut :

III-127
TABEL 3.3 KONTRIBUSI PAD, DANA PERIMBANGAN DAN BAGI HASIL BUKAN PAJAK
TERHADAP APBD DELI SERDANG TAHUN 2004 – 2008

GAMBAR 3.3 KONTRIBUSI DANA PERIMBANGAN TERHADAP APBD


KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2004 – 2008

100.00%

80.00%

60.00%

40.00% Dana Perimbangan


APBD
20.00%

0.00%
2004 2005 2006 2007 2008
Dana Perimbangan 88.51% 78.42% 87.81% 83.80% 81.02%
APBD 100% 100% 100% 100% 100%

Sumber : L K P J Akhir Masa Jabatan, Pemkab Deli Serdang Periode 2004-2009, diolah

Sedangkan kontribusi dana perimbangan terhadap total APBD rata-rata pada setiap tahun
anggaran sebesar 83,91%. Terlihat bahwa Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dalam setiap
tahun anggaran sangat tinggi ketergantungannya pada pemerintah Pusat dan hal tersebut
diprediksi akan terus terjadi pada lima tahun yang akan datang.

III-128
GAMBAR 3.4 KONTRIBUSI LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH TERHADAP APBD
KABUPTEN DELI SERDANG TAHUN 2004 – 2008

Sumber : L K P J Akhir Masa Jabatan, Pemkab Deli Serdang Periode 2004-2009, diolah

Dengan mempertimbangkan angka pertumbuhan ekonomi tahun 2004-2008, maka proyeksi


penerimaan daerah pada Tahun 2009 sampai dengan 2014 diperkirakan terjadi pertumbuhan
rata-rata sebesar 5,88%. Mengingat dalam penerimaan pendapatan daerah terdapat variabel
yang “un-controllable” terutama pada pos penerimaan Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi
Khusus, maka proyeksi tersebut masih memungkinkan berubah. Kemungkinan terjadinya
perubahan tersebut berkaitan dengan perubahan kebijakan dari Pemerintah Pusat tentang
upah/gaji pegawai maupun keserasian alokasi anggaran antar wilayah. Oleh karena itu,
peningkatan kinerja pendapatan daerah dari pos Pendapatan Asli Daerah harus ditingkatkan
dalam upaya mewujudkan kemandirian daerah.

III-129
III-130
TABEL 3.4 PROYEKSI ANGGARAN PENDAPATAN DAERAH (PAD, DANA PERIMBANGAN, PENDAPATAN DAERAH LAIN-LAIN YANG SAH) DARI TAHUN 2009 S/D 2014

Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah, diolah

III- 131
Kebijakan pengelolaan pendapatan daerah diarahkan untuk menggali dan mengoptimalkan sumber-
sumber pendapatan daerah melalui upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah,
optimalisasi asset dan kekayaan pemerintah daerah termasuk mengembangkan sektor-sektor potensial
yang selama ini belum optimal. Optimalisasi peningkatkan pendapatan daerah terhadap obyek yang
betul–betul potensial dilakukan dengan tidak memberatkan masyarakat serta tidak merusak
lingkungan

3.5.2 Kebijakan Belanja Daerah

Sebagai dasar acuan dalam menetapkan kebijakan arah Belanja Daerah, maka perlu menyimak uraian
kondisi Belanja daerah selang 5 (lima) tahun terakhir sebagaimana digambarkan pada tabel berikut ini:

TABEL 3.5 PERKEMBANGAN TARGET DAN REALISASI BELANJA DAERAH


KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2004-2008

Sumber: LKPJ Akhir Masa Jabatan Pemkab Deli Serdang Periode 2004-2009, diolah

GAMBAR 3.5 TARGET DAN REALISASI BELANJA DAERAH KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2004-2008

Sumber :
LKP J Akhir Masa Jabatan, Pemkab Deli Serdang Periode 2004-2009, diolah
Memperhatikan isi tabel dan gambar tersebut diatas, maka dapat dijelaskan bahwa baik target maupun
realisasi belanja mengalami peningkatan, adapun rata-rata peningkatan belanja setiap tahun sebesar
23%, namun bila dilihat perkembangan pertahun terlihat bahwa pada tahun 2005 terjadi penurunan
realisasi belanja sebesar 14% dari tahun sebelumnya.

Pembelanjaan anggaran terdiri dari belanja rutin dan belanja pembangunan. Belanja rutin meliputi
belanja pegawai, belanja operasional, dan pemeliharaan. Belanja pembangunan meliputi belanja yang
terkait langsung dengan program dan kegiatan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya.

Struktur anggaran pada tahun 2003 mengalami perubahan sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam
Negeri Nomor 29 Tahun 2002 sehingga mulai tahun 2003 tidak dikenal lagi belanja rutin dan belanja
pembangunan dalam struktur APBD. Anggaran belanja dalam APBD tahun 2003 sampai tahun 2006
dibagi ke dalam belanja aparatur dan belanja publik, sedangkan pada tahun 2007 sesuai dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 anggaran belanja dibagi ke dalam belanja
langsung dan tidak langsung dan tidak dikenal lagi belanja aparatur dan belanja publik.

Dalam lima tahun terakhir 2004 sampai dengan 2008 rasio perbandingan anggaran belanja aparatur
terhadap total APBD mengalami penurunan dari 73% pada tahun 2005 menjadi 56% pada tahun 2006.
Penurunan persentase belanja apartur diharapkan akan dapat terjadi pada tahun-tahun yang akan
datang, sehingga alokasi belanja pembangunan dapat meningkat secara terus menerus. Untuk lebih
rincinya mengenai rasio perbandingan antara belanja rutin dan belanja pembangunan dapat dilihat
pada tabel berikut:

TABEL3.6 PERBANDINGAN BELANJA APARATUR DAN BELANJA PELAYAN PUBLIK DAERAH


KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2004 - 2008

GAMBAR 3.6 PERBANDINGAN BELANJA APARATUR DAN BELANJA PELAYAN PUBLIK TAHUN
2005 - 2008

Sumber : L K P J Akhir Masa Jabatan, Pemkab Deli Serdang Periode 2004-2009, diolah

Gambaran pengelolaan belanja daerah sebagaimana tersebut dalam tabel maupun gambar di atas,
menunjukkan bahwa anggaran belanja aparatur yang sebagian besar digunakan untuk membiayai
kegiatan operasional pemerintahan masih mendominasi belanja pemerintah daerah dibandingkan
dengan belanja publik yang merupakan representasi anggaran yang pro-publik.

Adapun anggaran belanja daerah pada tahun 2009 s/d 2014, dapat diproyeksikan akan mengalami
pertumbuhan rata-rata sebesar 5,88%. Hal ini ditentukan dengan memperhatikan keadaan kenaikan 5
(lima) tahun sebelumnya dan mengasumsikan keadaan 5 (lima) tahun mendatang.
Distribusi peningkatan pertumbuhan belanja tahun 2009-2014 dapat dilihat pada Tabel dan Gambar
dibawah ini.
TABEL 3.7 PROYEKSI BELANJA DAERAH
KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2009 – 2014

Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah, diolah

GAMBAR 3.7 PROYEKSI BELANJA DAERAH TAHUN 2009 – 2014


Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah, diolah

Mencermati besarnya belanja yang harus dikeluarkan pada lima tahun mendatang diperlukan upaya
secara serius untuk mengelola belanja daerah sesuai dengan arah dan kebijakan yang telah
ditetapkan. Oleh karena itu arah pengelolaan belanja harus digunakan sebesar-besarnya untuk
kepentingan publik terutama masyarakat miskin, dikelola dengan hasil yang baik dan biaya rendah
(work better dan cost less) melalui pendekatan kinerja disetiap organisasi terkait, didasarkan pada
standar analisa biaya, standar harga, tolok ukur kinerja dan standar pelayanan minimal serta
memperhatikan prinsip value for money. Identifikasi belanja pengeluaran akan dibedakan menurut
belanja langsung dan belanja tidak langsung guna meningkatkan aspek transparansi. Kriteria tersebut
bertitik tolak dari indikator kegiatan yang dilakukan. Proporsi belanja daerah tidak langsung maupun
langsung dari tahun 2009 – 2014 dapat diproyeksikan dalam tabel dibawah ini.

TABEL 3.8 PROYEKSI PROPORSI BELANJA DAERAH


KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2009 – 2014

Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah, diolah


BAB IV
ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS

Kinerja sangat dipengaruhi oleh bagaimana suatu organisasi (pemerintahan)


menerima sukses atau mengalami kegagalan dari suatu misi organisasi pemerintah.
Faktor-faktor keberhasilan berfungsi untuk lebih memfokuskan strategi dalam
rangka pencapaian tujuan dan misi organisasi pemerintahan secara sinergis dan
efisien.

4.1 ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL (ALI)

Berdasarkan kajian Analisis Lingkungan Internal (ALI) terdapat beberapa hal yang
merupakan unsur kekuatan yaitu:
1. Letaknya strategis;
2. Memiliki garis pantai yang cukup panjang dan potensinya;
3. Memiliki sumber daya alam yang cukup luas;
4. Memiliki jumlah penduduk dan angkatan kerja yang cukup besar;
5. Kuantitas SDM aparatur cukup tersedia;
6. Adanya konsep Ceria dalam rangka percepatan penurunan angka kematian
ibu dan anak;
7. Adanya konsep Cerdas dalam mendukung program peningkatan
pendidikan;
8. Adanya konsep Gerakan Deli Serdang Membangun dalam peningkatan
pembangunan infrastruktur.

Adapun yang merupakan unsur kelemahan yaitu:


1. Keterbatasan kemampuan pendanaan pembangunan Pemerintah Kabupaten
Deli Serdang;
2. Pemberdayaan masyarakat dan perempuan belum optimal;
3. Belum optimalnya produk perundang-undangan daerah ;
4. Fasilitas penunjang dalam pelayanan ke masyarakat masih terbatas;
5. Belum optimalnya pendayagunaan ekonomi lokal;
6. Pengendalian dan pengawasan tata ruang yang lemah;
7. Adanya kesenjangan pembangunan antar wilayah;
8. Masih terbatasnya peluang kerja.

4.2 ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL (ALE)

Sedangkan berdasarkan Analisis Lingkungan Eksternal (ALE), yang merupakan


unsur peluang adalah:
1. Peran aktif masyarakat semakin meningkat
2. Merupakan peluang yang strategis bagi Kabupaten Deli Serdang merupakan
pintu gerbang internasional dan secara geografis memiliki letak wilayah yang
strategis yang mengelilingi kota Medan, sebagai ibukota Propinsi Sumatera
Utara
3. Adanya peraturan perundangan tentang peningkatan SDM aparatur
4. Adanya komitmen pemerintah pusat untuk memepertahankan swasembada
pangan
5. Sebagian besar wilayah Kabupaten Deli Serdang merupakan pusat kegiatan
nasional atau prioritas nasional
Yang merupakan unsur ancaman adalah:
1. Kemajuan teknologi informasi mempengaruhi moral masyarakat.
2. Terjadinya persaingan regional
3. Krisis ekonomi global yang berkelanjutan
4. Penggarapan hutan secara liar yang mengancam kelestarian sumber daya air
5. Merebaknya Napza dan penyakit menular, serta kejadian bencana alam
6. Regulasi Pemerintah yang cenderung tidak pasti

4.3. FAKTOR FAKTOR PENENTU KUNCI KEBERHASILAN


Ada tiga hal mendasar yang menjadi kata kunci keberhasilan pelaksanaan RPJMD,
yaitu: pertama sharing of power (pembagian kewenangan), kedua distribution of income
(pemerataan pendapatan), dan ketiga empowering (pemberdayaan dan partisipasi).

Pembangunan yang selama ini dilakukan oleh pemerintah sebagai motor penggerak
utama harus diubah karena paradigma semacam itu terbukti menciptakan pola
pembangunan yang sentralistis serta menciptakan ketergantungan masyarakat
terhadap pemerintah. Di samping itu juga mematikan inisiatif dan partisipasi
masyarakat.

Selanjutnya keberpihakan pemerintah daerah terhadap masyarakat berpenghasilan


rendah (miskin) ditempuh melalui pemerataan pendapatan yang diwujudkan dalam
bentuk program dan kegiatan pembangunan yang secara langsung dapat
dimanfaatkan oleh kelompok sasaran.

Dengan bercermin pada kelemahan pola pembangunan sentralistis tersebut di atas


maka dirasakan perlu untuk menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama
pembangunan melalui pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan manajemen
yang berbasis kebutuhan masyarakat (community-based management approach) untuk
mewujudkan kemampuan masyarakat dalam mencukupi kebutuhannya sendiri
(community self help). Dengan konsep ini bukan berarti bahwa pemerintah
melepaskan tanggungjawabnya tetapi lebih bergeser perannya sebagai fasilitator
pembangunan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kunci keberhasilan proses


pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Deli Serdang adalah:

a. Adanya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah;


b. Adanya pemerintahan yang baik (good governance) yang ditandai dengan
peningkatan kualitas sumberdaya manusia (aparat dan masyarakat),
terwujudnya pemerintahan yang transparan, dapat dipertanggungjawabkan
(akuntabel), efektif-efisien, dan terselenggaranya pelayanan prima
masyarakat.

4.4 LANGKAH- LANGKAH STRATEGIS

Berdasarkan pencermatan terhadap hal-hal di atas maka langkah-langkah strategis


yang telah ditempuh di tahun-tahun sebelumnya dan akan terus dilanjutkan dalam
kurun waktu 2009 - 2014 oleh Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, adalah sebagai
berikut:
1. Peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan dan kesehatan yang
berkualitas
2. Percepatan pembangunan infrastruktur dan lingkungan hidup
3. Peningkatan kapasitas perekonomian daerah melalui peningkatan
produktifitas, pengembangan potensi daerah dan iklim investasi
4. Peningkatan pengurangan jumlah penduduk miskin
5. Peningkatan aktualisasi wawasan kebangsaan, warisan budaya lokal dan
nilai nilai religius
6. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

4.5 ANALISIS SKALA PRIORITAS


Pembangunan adalah menjaga keseimbangan sebuah segitiga yang bersudut
pertumbuhan ekonomi, kelestarian alam dan keadilan sosial. Membangun berarti
mengelola tiga macam kepentingan tersebut yang selalu tarik menarik dan tolak
menolak dalam perebutan prioritasnya masing-masing. Di tengah segitiga, yang
diharapkan sebagai titik berat yang menyeimbangkan semua, adalah pencapaian
ideal yang disebut pembangunan yang berkelanjutan yang berarti sebagai suatu
pembangunan yang sekaligus menjaga kesejahteraan, kelestarian, dan keadilan.
Konflik tiga titik tersebut dalam gerak pembangunan diakui sebagai sesuatu yang
abadi dan berlaku global, tidak mengenal waktu dan tempat. Karena itu tidak untuk
dihindari atau ditutupi tapi harus dibuka guna mendorong prakarsa kreatif dan
kolektif menuju pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan.
Berkaitan dengan hal tersebut dan dikaitkan dengan Visi pembangunan daerah
yang mengedepankan kesejahteraan, bukan berarti aspek berkelanjutan dan
berkeadilan menjadi ditinggalkan. Persoalan penentuan prioritas fokus
pembangunan memang dibutuhkan mengingat keterbatasan sumberdaya yang
dimiliki Kabupaten Deli Serdang. Sedangkan titik berat penanganan kesejahteraan
terletak pada permasalahan kemiskinan.
Secara umum, kemiskinan didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk memenuhi
standar hidup minimum. Kemiskinan merupakan masalah utama pembangunan
yang sangat kompleks dan bersifat multidimensional. Permasalahan kemiskinan
merupakan problem pembangunan yang sangat rumit karena saling keterkaitannya
dengan berbagai faktor lain yang sangat mempengaruhinya seperti ketenagakerjaan,
pendidikan, kesehatan, akses/kepemilikan sumberdaya, penghasilan, dan lain
sebagainya, yang satu sama lain saling mempengaruhi. Persoalan kemiskinan bukan
hanya berdimensi ekonomi tetapi juga sosial, budaya, politik, bahkan ideologi.
Kemiskinan bersentuhan pula dengan berbagai aspek kehidupan lainnya seperti
pemerintahan, hukum dan hak asasi manusia, lingkungan, hankam, serta agama.

Berdasarkan hal tersebut diatas serta Visi dan Misi yang telah ditetapkan, dan
mempedomani agenda pembangunan nasional dan agenda pembangunan
Provinsi Sumatera Utara maka prioritas pembangunan daerah Kabupaten Deli
Serdang disusun berdasarkan kriteria sebagai berikut:
1. Memiliki dampak yang besar terhadap pencapaian sasaran-sasaran
pembangunan sesuai tema pembangunan;
2. Memiliki sasaran-sasaran dan program yang terukur sehingga langsung dapat
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat;
3. Mendesak dan penting untuk segera dilaksanakan;
4. Merupakan tugas dan tanggung jawab pemerintah Kabupaten Deli Serdang
untuk melaksanakannya;
5. Realistis untuk dilaksanakan dan diselesaikan dalam kurun waktu lima tahun.
Adapun yang menjadi prioritas pembangunan daerah dalam rangka mencapai Visi
- Misi Pembangunan di Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut;
a. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia melalui percepatan
pembangunan pendidikan, kesehatan dan perekonomian daerah;
b. Pembangunan Infrastruktur dan lingkungan hidup;
c. Peningkatan kapasitas perekonomian daerah melalui peningkatan
produktifitas, pengembangan potensi daerah dan iklim investasi;
d. Pengembangan wawasan kebangsaan dan pengeloaan kebudayaan daerah;
e. Percepatan pengurangan jumlah penduduk miskin;
f. Tata kelola pemerintahan yang baik.

Keempat Prioritas tersebut diatas, dilaksanakan secara terfokus dalam rangka


percepatan penanggulangan kemiskinan, yang merupakan masalah strategis di
Kabupaten Deli Serdang khususnya dan di Negara Republik Indonesia secara
umum.
BAB V

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

PEMBANGUNAN DAERAH
5.1 VISI
Berdasarkan kondisi saat ini dan isu-isu strategis pada 5 tahun mendatang, serta

penggalian aspirasi dan persepsi masyarakat yang telah dilakukan, maka Visi

Pemerintah Kabupaten Deli Serdang pada Tahun 2009-2014 adalah :

Deli Serdang yang maju dengan masyarakatnya yang religius,


sejahtera bersatu dalam kebhinekaan melalui pemerataan
pembangunan, pemanfaatan sumber daya yang adil dan penegakan
hukum yang ditopang oleh tata pemerintahan yang baik.

5.2 MISI
Untuk memberikan kejelasan agar tidak menimbulkan asumsi dan persepsi yang
berbeda, perlu dijelaskan arti yang terkandung dalam visi dimaksud yaitu:
a) Deli Serdang yang maju dengan masyarakatnya yang religius, sejahtera,
bersatu dalam kebhinekaan berarti masyarakat yang bermukim dalam
wilayah Kabupaten Deli Serdang dapat menjadi manusia yang bertata
krama, yang ditandai dengan sejumlah karakteristik tertentu, antara lain
patuh mengamalkan agamanya, toleran terhadap pemeluk agama dan
etnis lain, cinta perdamaian, anti kekerasan, kreatif dan inovatif, haus
informasi dan mampu menerima perbedaan pendapat sehingga kualitas
sosial ekonomi mereka menjadi lebih maju dan baik. Menjadi Misi ke 1:
Misi mewujudkan Deli Serdang yang maju adalah mendorong
pembangunan yang menjamin pemerataan yang seluas-luasnya
didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas, infrastruktur
yang maju, penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi,
pembangunan yang berwawasan lingkungan, serta didukung oleh
kondisi keamanan yang kondusif.

Dan Misi ke 2:
Misi mewujudkan masyarakat Deli Serdang yang religius adalah
mendorong pembangunan akhlak mulia generasi muda, saling
menghormati, rukun dan damai, tidak diskriminatif, mengabdi pada
kepentingan masyarakat luas, dan menghormati hak azasi manusia.

b) Pemerataan pembangunan berarti dalam wilayah Kabupaten Deli


Serdang tidak ada lagi ketimpangan dan kesenjangan pembangunan
antara kawasan pantai, dataran rendah dan dataran tinggi, mulai dari
Kecamatan Hamparan Perak di Utara sampai Gunung Meriah di Selatan
dan Kutalimbaru di Barat sampai Pantai Labu di Timur. Fasilitas umum
dan prasarana maupun sarana pelayanan publik harus dapat dinikmati
dimanapun rakyat bermukim.

c) Keadilan memanfaatkan sumber daya berarti pembangunan harus


ditujukan untuk keuntungan semua golongan masyarakat. Prioritas dan
hak istimewa yang dinikmati hanya segelintir orang dalam mengelola
sumber daya harus dihindari. Menjadi Misi ke 3:
Misi mewujudkan masyarakat Kabupaten Deli Serdang yang
sejahtera dan bersatu dalam kebhinekaan adalah mendorong
pembangunan yang merata, pemanfaatan sumber daya yang adil
guna mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat, rasa aman dan
damai, mampu menampung aspirasi masyarakat yang dinamis,
menegakkan persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan dengan
ditopang oleh tata pemerintahan yang baik.

d) Penegakan hukum berarti kelak di dalam wilayah Kabupaten Deli


Serdang tidak boleh ada diskriminasi hukum, semua orang termasuk
bupati harus patuh dan taat pada hukum dan perundang-undangan,
budaya hukum akan menjadi bagian cara hidup masyarakat Deli Serdang.

e) Tata pemerintahan yang baik atau Good Governance berarti aparatur


pemerintah harus menjadi contoh bagi rakyat yang menganut prinsip
akuntabilitas, pengawasan, daya tanggap, profesional, efisien dan efektif,
transparan, kesetaraan, berwawasan ke depan, partisipatif dan terdapat
penegakan dan kepastian hukum. Menjadi Misi ke 4:
Misi penegakan hukum dan mewujudkan tata pemerintahan yang
baik adalah mendorong terciptanya supremasi hukum dan
masyarakat yang taat hukum, menghilangkan praktek diskriminasi
hukum, mendorong pembangunan sistem yang akuntabel,
transparan, professional, dan mampu menjalankan fungsinya
sebagai fasilitator bagi semua stake holdernya.

Untuk merealisasikan pelaksanaan Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Deli


Serdang, perlu ditetapkan tujuan pembangunan daerah (goal) yang akan dicapai
dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Tujuan pembangunan daerah ini
ditetapkan untuk memberikan arah terhadap pembangunan kabupaten secara
umum. Disamping itu juga dalam rangka memberikan kepastian operasionalisasi
dan keterkaitan terhadap peran misi yang telah ditetapkan.

Berdasarkan Visi dan Misi yang telah ditetapkan dan mempedomani agenda
pembangunan nasional dan agenda pembangunan Provinsi Sumatera Utara maka
ditetapkan Tujuan dan Strategi pembangunan daerah Kabupaten Deli Serdang,
disusun sebagai berikut:

5.3 Tujuan Pembangunan Daerah


1. Mewujudkan kualitas sumber daya manusia;
2. Mewujudkan infrastruktur perhubungan, irigasi dan permukiman yang baik;
3. Meningkatkan perekonomian daerah;
4. Mewujudkan kualitas kehidupan masyarakat berlandaskan nilai nilai sosial,
budaya dan agama;
5. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas tata kelola pemerintahan yang berbasis
good governance;

5.4 Sasaran Pembangunan Daerah


1. Terwujudnya peningkatan aksesbilitas pelayanan pendidikan dan kesehatan
kepada seluruh masyarakat
2. Terwujudnya ketersediaan infrastruktur dan permukiman yang memadai
baik kuantitas dan kualitas
3. Terwujudnya peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat.
4. Terwujudnya kehidupan masyarakat yang harmoni dalam keberagaman
5. Terwujudnya pemerintahan yang responsif, transparan dan akuntabel.
BAB VI

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PEMBANGUNAN DAERAH

6.1 STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH


1. Peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan yang berkualitas;
2. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat;
3. Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan lingkungan hidup;
4. Peningkatan produktifitas dan kualitas produk serta pengembangan potensi
ekonomi lokal dalam rangka peningkatan daya saing daerah.
5. Pengembangan wawasan kebangsaan;
6. Peningkatan pemanfaatan nilai seni dan budaya;
7. Peningkatan keluarga sejahtera melalui pemberdayaan perempuan dan
keluarga berencana;
8. Percepatan pengurangan penduduk miskin;
9. Perbaikan sistem kearsipan dan informasi;
10. Peningkatan profesionalisme aparatur dalam rangka peningkatan kualitas
pelayanan publik;
11. Peningkatan penataan peraturan daerah.

6.2 ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH

Dalam upaya mencapai pelaksanaan visi dan misi Kabupaten Deli Serdang
diperlukan arah kebijakan pembangunan yang memuat rencana arah kebijakan
pembangunan sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan di berbagai aspek. Arah
kebijakan pembangunan daerah dijabarkan sebagai berikut :

1. Menyediakan prasarana dan sarana dalam rangka peningkatan kapasitas dan


aksesibilitas dan kualitas SDM, diarahkan kepada peningkatan akses masyarakat
terhadap pendidikan yang berkualitas antara lain melalui penyediaan beasiswa bagi
siswa rawan putus sekolah khususnya siswa kurang mampu, peningkatan kualitas
pelayanan pendidikan dasar secara menyeluruh dan sistematis dengan penekanan
pada peningkatan kualitas guru, kurikulum, dan sarana prasarana penunjang,
Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan kesetaraan dan pengembangan
pendidikan kejuruan sesuai dengan kebutuhan lapangan pekerjaan. Peningkatan
kualitas SDM juga terkait dengan Peningkatan Kualitas kesehatan masyarakat antara
lain diarahkan kepada kebijakan peningkatan pemerataan dan akses seluruh
masyarakat/penduduk terhadap pelayanan dasar melalui pengadaan dan perbaikan
sarana dan prasarana puskesma dan jaringannya, pengembangan sistem jaminan
kesehatan bagi masyarakat, memberdayakan Rumah Sakit Umum sebagai pusat
rujukan pelayanan kesehatan, memfasilitasi pengembangan kualitas pelayanan
puskemas, mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak, perbaikan gizi
masyarakat serta pengendalian penyakit, melalui pelayanan kesehatan bagi ibu dan
anak, meningkatkan ketersediaan mutu obat dan tenaga kesehatan, melalui
peningkatan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan. Selanjutnya peningkatan
SDM juga terkait dengan peningkatan pendapatan yang dicapai melalui
peningkatan kualitas dan produktifitas tenaga kerja, peningkatan kesejahteraan
petani dan pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan.

2. Peningkatan Kualitas dan Kapasitas infrastruktur perhubungan, irigasi dan


permukiman serta lingkungan hidup diarahkan antara lain melalui penyedian
sarana dan prasarana daerah yang berkualitas guna memenuhi pelayanan yang
merata, pengembangan sistem jaringan transportasi dan sarana pendukungnya,
pemiliharaan kuantitas dan kualitas sarana prasarana fasilitas publik, pengembangan
dan peningkatan kualitas lingkungan permukiman. Kebijakan ini ditujukan untuk
mewujudkan terciptanya lingkungan permukiman yang sehat, harmonis dan
berkelanjutan melalui perbaikan lingkungan permukiman dan Peningkatan kualitas
lingkungan perumahan/perkotaan, pengembangan kinerja pengelolaan
persampahan serta pengendalian dan pengamanan lalu lintas.
3. Meningkatkan kapasitas perekonomian daerah diarahkan pemantapan struktur
perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah
Kabupaten Deli Serdang melalui pengembangan produk-produk unggulan,
pengembangan UKM dan Koperasi diarahkan untuk menjadi pelaku ekonomi
berbasis agribisnis dan agroindustri yang berdaya saing melalui perkuatan
kewirausahaan dan peningkatan produktivitas, ketersediaan bahan pangan dengan
kebijakan intensifikasi serta diversifikasi bahan pangan. Disamping itu juga perlu
didukung dengan upaya peningkatan adaptasi terhadap kebutuhan pasar,
menyelaraskan industri kecil dan rumah tangga dengan industri besar dengan
meningkatkan pola kemitraan, serta penyediaan iklim invertasi yang kondusif.

4. Meningkatknya kualitas kehidupan masyarakat berlandaskan nilai-nilai sosial


dan agama, diarahkan antara lain untuk memantapkan fungsi dan peran agama
sebagai landasan moral dan etika dalam pembangunan, pembinaan akhlak mulia
melalui komunikasi positif yang menunjang kepada menguatnya keharmonisan
hubungan dengan memberi ruang partisipasi bagi kelompok-kelompok etnis, tokoh
agama, dan tokoh masyarakat dalam perumusan kebijakan dan pembangunan.

5. Meningkatnya efisiensi dan efektifitas tata kelola pemerintahan yang berbasis


good governance diarahkan antara lain meningkatkan pemahaman, penghayatan
dan pelaksanaan good governance, peningkatan mutu pelayanan publik sesuai dengan
standar pelayanan minimal, penciptaan birokrasi yang profesional dan berbasis
kinerja melalui peningkatan sumber daya aparatur dengan pendidikan dan pelatihan
yang berkesinambungan serta penegakan supremasi hukum sesuai dengan ketentuan
peraturan dan perundang-undangan yang ada.

Adapun perwujudan strategi dan arah kebijakan tersebut dijabarkan menurut


fungsi yang digunakan untuk tujuan keselarasan dan keterpaduan pengelolaan
program pembangunan sesuai dengan urusan wajib dan pilihan, yaitu :

6.2.1 Urusan Wajib


6.2.1.1. Urusan Pendidikan
Penyelenggaraan urusan pendidikan antara lain diarahkan untuk:
a. Menyelenggarakan wajib belajar dua belas tahun.
b. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan pendidikan.
c. Menerapkan kebijakan pendidikan yang menyeluruh, terpadu dan sistematis.
d. Mengintegrasikan fungsi regulasi pendidikan anak usia dini, dasar, menengah
dan non formal.
e. Meningkatkan mutu lulusan pendidikan dasar, menengah dan non formal.
f. Memberikan perhatian khusus untuk pembangunan sarana dan prasarana serta
pembiayaan penyelenggaraan operasional SMK dan agar lulusan SMK semakin
berkualitas dan mampu bersaing dalam mengisi lowongan kerja yang tersedia.
g. Melaksanakan program Percepatan Rehabilitasi dan Apresiasi terhadap Sekolah
(CERDAS).
h. Meminimalkan angka drop-out pendidikan dasar dan menengah serta
pemberantasan buta aksara.
i. Menjamin akses keluarga miskin terhadap layanan pendidikan dasar dan
menengah.
j. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) urusan wajib Pendidikan.

6.2.1.2. Urusan Kesehatan

Penyelenggaraan urusan kesehatan antara lain diarahkan untuk:

a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan kesehatan.

b. Menerapkan kebijakan kesehatan yang menyeluruh, terpadu dan merupakan


solusi terhadap masalah kabupaten.

c. Meningkatkan kinerja dari sistem surveilance, respon cepat dan penanggulangan


terhadap penyakit menular antara lain flu burung dan babi, DBD, TBC,
HIV/AIDS, Hepatitis, dan Diare.

d. Meningkatkan kesadaran masyarakat dan menerapkan pola hidup sehat.

e. Meningkatkan upaya kesehatan lingkungan di lingkungan pemukiman,


utamanya pada pemukiman kumuh.
f. Meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan gizi buruk.

g. Memberikan perhatian khusus pada usaha kesehatan sekolah dan posyandu.

h. Meningkatkan kinerja jaringan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier.

i. Memperbaiki distribusi fasilitas pelayanan kesehatan serta meningkatkan mutu


dan keamanan (safety) pelayanan kesehatan.

j. Mewujudkan sistem Jaminan pelayanan kesehatan untuk keluarga miskin.

k. Memberdayakan masyarakat dan komunitas profesional kesehatan untuk lebih


berperan dalam penyelenggaraan urusan Kesehatan.

l. Memberi perhatian khusus terhadap mutu dan keamanan obat yang dikonsumsi
masyarakat.

m. Meningkatkan kinerja pengelolaan Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah.

n. Menyelenggarakan program Percepatan Penurunan Kematian Ibu dan Anak


(CERIA)

o. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib Kesehatan.

6.2.1.3. Urusan Pekerjaan Umum

Penyelenggaraan urusan Pekerjaan Umum antara lain diarahkan untuk:

a. Menerapkan kaidah good governance pada penyelenggaraan urusan


Pekerjaan Umum.

b. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Pekerjaan Umum.

c. Mewujudkan arahan RTRW dengan: Mendukung pengembangan jalan


dan jembatan; Memelihara dan meningkatkan kapasitas jaringan jalan;
dan Meningkatkan kapasitas ruas jalan.

d. Membangun, meningkatkan dan memelihara sarana prasarana irigasi


dan pengairan.

e. Membangun, meningkatkan dan memelihara sarana prasarana


Penerangan Jalan Umum (PJU).
f. Meningkatkan sarana dan prasarana pekerjaan umum.

g. Menyelenggarakan program Gerakan Deli Serdang Membangun


(GDSM)

h. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib


Pekerjaan Umum

6.2.1.4. Urusan Perumahan

Penyelenggaraan urusan Perumahan antara lain diarahkan untuk:

a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Perumahan Rakyat.

b. Menciptakan kebijakan perumahan dan permukiman yang komprehensif,


terpadu dan berperan nyata dalam memecahkan masalah perkotaan.

c. Mengembangkan lingkungan permukiman yang sehat.

d. Memperbaiki kondisi lingkungan permukiman di kawasan padat/kumuh.

e. Meningkatkan kualitas lingkungan dengan pembangunan Kampung


Terpadu.

f. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam urusan


Perumahan Rakyat.

g. Menyelenggarakan program Gerakan Deli Serdang Membangun (GDSM).

h. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib


Perumahan Rakyat.

6.2.1.5. Urusan Penataan Ruang

Penyelenggaraan urusan Penataan Ruang antara lain diarahkan untuk:

a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Penataan Ruang.


b. Mewujudkan regulasi penataan ruang yang berkualitas dan berbasis pada
prinsip berkelanjutan, kebersamaan, keadilan dan perlindungan hukum.

c. Menyelenggarakan penataan ruang Kabupaten Deli Serdang secara terpadu


dengan Mebidangro.

d. Melaksanakan kerjasama pembangunan dengan daerah tetangga terkait


dengan Rencana Tata Ruang Mebidangro.

e. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang Rencana Rinci Tata


Ruang.

6.2.1.6. Urusan Perencanaan Pembangunan

Penyelenggaraan urusan Perencanaan Pembangunan antara lain diarahkan

untuk:

a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Perencanaan Pembangunan.

b. Menerapkan kebijakan perencanaan pembangunan yang menyeluruh,


terpadu dan merupakan solusi terhadap masalah Kabupaten.

c. Menterjemahkan arahan tata ruang ke dalam rencana jangka panjang,


menengah, tahunan dan perencanaan sektor.

d. Mengembangkan sistem dan metodologi perencanaan Daerah.

e. Mengembangkan kompetensi tenaga perencana.

f. Mengembangkan manajemen perencanaan.

g. Mengembangkan perencanaan kawasan sercara terpadu.

h. Melakukan kerjasama perencanaan pembangunan infrastruktur,


perekonomian dan sosial di kawasan Mebidangro.

i. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam


perencanaan pembangunan.

j. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib


Perencanaan Pembangunan.
6.2.1.7. Urusan Perhubungan

Penyelenggaraan urusan Perhubungan antara lain diarahkan untuk:

a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Perhubungan.

b. Meningkatkan kinerja pelayanan angkutan umum dengan prinsip pelayanan


prima.

c. Menerapkan kebijakan perhubungan yang menyeluruh dan terpadu.

d. Meningkatkan mutu dan kinerja jaringan pelayanan angkutan umum dan


mengintegrasikan antar moda angkutan umum.

e. Memfasilitasi peningkatan kapasitas angkut kereta api.

f. Mendukung pembangunan Mass Rapid Transportation (MRT) di Mebidangro.

g. Mendukung penyelesaian pembangunan Bandara Kualanamu.

h. Meningkatkan sarana dan prasarana perhubungan laut, baik untuk


kepentingan sektor perikanan maupun pengangkutan barang dan orang.

i. Memfasilitasi pengembangan angkutan umum ke Bandara Kualanamu.

j. Membangun Terminal tipe c di beberapa kecamatan dan meningkatkan


kapasitas Terminal Bus Lubuk Pakam.

k. Mewujudkan arahan pengembangan transportasi dalam RTRW Kabapaten


Deli Serdang.

l. Meningkatkan keselamatan pengguna angkutan umum.

m. Mengoptimalkan jaringan jalan dan sistem angkutan perhubungan.

n. Memfasilitasi Pembangunan Jalan Tol dan jalan – jalan lintas daerah.

o. Meningkatkan pengawasan kapasitas angkutan terhadap jalan yang


dilaluinya.

p. Mengintegrasikan sistem parkir ke dalam sistem angkutan umum.


q. Memberdayakan masyarakat dan komunitas profesional perhubungan untuk
lebih berperan dalam penyelenggaraan urusan Perhubungan.

r. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib


Perhubungan.

6.2.1.8. Urusan Lingkungan Hidup

Penyelenggaraan urusan Lingkungan Hidup antara lain diarahkan untuk:


Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Lingkungan Hidup.

a. Menerapkan kebijakan lingkungan hidup yang menyeluruh, terpadu dan


merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.

b. Mengintegrasikan regulasi pengelolaan air limbah, konservasi air tanah dan


lingkungan hidup.

c. Meningkatkan pengawasan dan penegakkan hukum terhadap pelaku


pencemaran lingkungan.

d. Meningkatkan pelaksanaan Pantai Bersih Laut Lestari (PBLL), Langit Biru,


Prokasih, Prodasih, Adipura, Green School, dan Adiwiyata.

e. Meningkatkan pengelolaan persampahan.

f. Meningkatkan perbaikan dan konservasi lingkungan hidup dan sumber daya


alam (energi, air, sumber daya laut, flora dan fauna).

g. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam


penyelenggaraan urusan Lingkungan Hidup.

h. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib


Lingkungan Hidup.

Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) antara lain diarahkan untuk:

a. Menyusun Rencana Induk RTH sebagai panduan pengembangan RTH ke


masa depan.

b. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya RTH kota.


c. Melindungi peruntukan RTH secara konsisten.

d. Menambah dan mengembangkan taman, hutan, dan kawasan pemakaman


serta RTH di sempadan sungai, danau, waduk dan situ.

e. Meningkatkan kualitas dan kuantitas ornamen dan keindahan kota.

f. Mewujudkan taman interaktif Kelurahan.

6.2.1.9 Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil

Penyelenggaraan urusan Kependudukan dan Catatan Sipil antara lain diarahkan


untuk:

a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Kependudukan dan Catatan


Sipil.

b. Menerapkan kebijakan kependudukan dan catatan sipil yang menyeluruh,


terpadu dan merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.

c. Meningkatkan mutu layanan kependudukan dan catatan sipil kepada


masyarakat.

d. Meningkatkan pengawasan dan penegakkan hukum terhadap penyimpangan


pelaksanaan peraturan kependudukan.

e. Mewujudkan kesetaraan dalam penerapan peraturan kependudukan.

f. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam


penyelenggaraan urusan Kependudukan dan Catatan Sipil.

g. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib


Kependudukan dan Catatan Sipil.

6.2.1.10.Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Penyelenggaraan urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak antara


lain diarahkan untuk:
a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak.

b. Menerapkan kebijakan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak


yang menyeluruh, terpadu dan merupakan solusi terhadap masalah
kabupaten.

c. Mengintegrasikan regulasi pemberdayaan perempuan dengan pemberdayaan


masyarakat dan desa.

d. Meningkatkan kesadaran dan menggalang masyarakat untuk mencegah dan


menanggulangi perdagangan, tindak kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi
terhadap perempuan dan anak.

e. Meningkatkan peran perempuan dalam pelaksanaan ekonomi kerakyatan


dan sebagai penerus dan pendidik generasi mendatang.

f. Menjamin akses bagi perempuan dalam semua aspek pembangunan.

g. Meningkatkan perlindungan anak.

h. Memenuhi kebutuhan anak sebagai penerus bangsa.

i. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam urusan


Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

j. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib


Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

6.2.1.11 Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Penyelenggaraan urusan Keluarga Berencana (KB) dan Keluarga Sejahtera (KS)


antara lain diarahkan untuk:

a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Keluarga Berencana dan


Keluarga Sejahtera.

b. Menerapkan kebijakan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera yang


menyeluruh, terpadu dan merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.
c. Mengintegrasikan regulasi urusan KB dan KS dengan urusan pemberdayaan
masyarakat dan desa.

d. Mengendalikan pertumbuhan penduduk.

e. Membudayakan dan mensosialisasikan kembali program keluarga berencana


khususnya bagi keluarga miskin.

f. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam urusan


Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera.

g. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan Keluarga


Berencana dan Keluarga Sejahtera.

6.2.1.12 Urusan Sosial

Penyelenggaraan urusan Sosial antara lain diarahkan untuk:

a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Sosial.

b. Menerapkan kebijakan sosial yang menyeluruh, terpadu dan merupakan


solusi terhadap masalah kabupaten.

c. Memberi perhatian khusus pada pemberdayaan fakir miskin, Komunitas adat


terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Lainnya.

d. Meningkatkan pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial.

e. Meningkatkan pembinaan anak terlantar, penyandang cacat dan trauma.

f. Meningkatkan pembinaan panti asuhan/panti jompo.

g. Meningkatkan pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana,


PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya).

h. Menangani korban bencana dengan menyiapkan makan, minum, sarana


berteduh sementara, pakaian, selimut, alat masak, pakaian dan logistik untuk
beberapa waktu selama belum dapat kembali ke rumahnya.

i. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib Sosial.


6.2.1.13 Urusan Ketenagakerjaan

Penyelenggaraan urusan Ketenagakerjaan antara lain diarahkan untuk:

a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Ketenagakerjaan.

b. Menerapkan kebijakan ketenagakerjaan yang menyeluruh, terpadu dan


merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.

c. Meningkatkan kompetensi lulusan sekolah menengah kejuruan dan pencari


kerja dalam sektor jasa tersier agar memenuhi kebutuhan pasar kerja.

d. Peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja.

e. Peningkatan kesempatan kerja.

f. Meningkatkan perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan.

g. Meningkatkan hubungan industrial tenaga kerja.

h. Memfasilitasi pembentukan Lembaga Kerjasama Bipartit.

i. Meningkatkan pengiriman tenaga kerja ke luar negeri.

j. Meningkatkan akses masyarakat terhadap jaringan informasi pasar kerja

k. Merevitalisasi BLK.

l. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam


penyelenggaraan urusan Ketenagakerjaan.

m. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib


Ketenagakerjaan.

6.2.1.14 Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Penyelenggaran urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) antara lain
diarahkan untuk:
a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah (UKM).

b. Menerapkan kebijakan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang


menyeluruh, terpadu dan merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.

c. Mengembangkan dan melaksanakan sistem registrasi UKM termasuk kaki


lima dan melakukan pemutakhiran data setiap tahun.

d. Penciptaan iklim usaha kecil menengah yang kondusif.

e. Meningkatkan sistem dan manajemen pembinaan lembaga dan pengelola


koperasi dan UKM.

f. Meningkatkan kinerja jaringan koperasi dan UKM.

g. Regulasi untuk meningkatkan akses Koperasi dan UKM terhadap modal,


teknologi, dan pasar.

h. Memfasilitasi pengembangan sumber daya ekonomi lokal.

i. Regulasi untuk memfasilitasi penyediaan ruang bagi koperasi, UKM, dan


kaki lima.

j. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam


penyelenggaraan urusan Koperasi dan UKM.

k. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib


Koperasi dan UKM.

6.2.1.15 Urusan Penanaman Modal

Penyelenggaran urusan Penanaman Modal antara lain diarahkan untuk:

a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Penanaman Modal.

b. Menerapkan kebijakan Penanaman Modal yang menyeluruh, terpadu dan


merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.
c. Mengintegrasikan pengelolaan seluruh perijinan usaha menjadi satu pintu.

d. Mempermudah proses untuk memulai usaha.

e. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib


Penanaman Modal.

6.2.1.16 Urusan Kebudayaan

Penyelenggaraan urusan Kebudayaan antara lain diarahkan untuk:

a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Kebudayaan.

b. Menciptakan kebijakan kebudayaan yang komprehensif, terpadu dan


berperan nyata terhadap pemecahan masalah kabupaten.

c. Pengembangan nilai budaya, pengelolaan keragaman budaya, dan kekayaan


budaya.

d. Pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya.

e. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam


penyelenggaraan urusan Kebudayaan.

f. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib


Kebudayaan.

6.2.1.17. Urusan Pemuda dan Olahraga

Penyelenggaraan urusan Olahraga antara lain diarahkan untuk:

a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Pemuda dan Olahraga.

b. Menerapkan kebijakan Pemuda dan Olahraga yang menyeluruh, terpadu dan


merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.

c. Peningkatan peran serta kepemudaan.

d. Pembinaan dan pemasyarakatan olah raga.


e. Peningkatan sarana dan prasarana olahraga masyarakat dan gelanggang olah
raga.

a. Peningkatan pembinaan gerakan kepramukaan dan lembaga kepemudaan.

b. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam


penyelenggaraan urusan Pemuda dan Olahraga.

c. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib Pemuda


dan Olahraga.

6.2.1.18. Urusan Kesatuan Bangsa Dan Politik Dalam Negeri

Penyelenggaraan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri antara

lain diarahkan untuk :

a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Kesatuan Bangsa dan Politik


Dalam Negeri.

b. Menerapkan kebijakan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri yang


menyeluruh, terpadu dan merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.

c. Peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan.

d. Pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tidak kriminal

e. Kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan.

f. Peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat.

g. Peningkatan pendidikan politik masyarakat.

h. Pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam.

6.2.1.19. Urusan Pemerintahan Umum

Penyelenggaraan urusan Pemerintahan Umum antara lain diarahkan untuk :

a. Meningkatkan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah.

b. Peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah.


c. Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah.

d. Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan desa.

e. Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan


kebijakan KDH.

f. Peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan.

g. Optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi.

h. Mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat.

i. Peningkatan kerjasama antar pemerintah daerah.

j. Penataan peraturan perundang-undangan.

k. Penataan wilayah Kecamatan, Desa dan Kelurahan.

l. Regulasi dan pelaksanaan pendelegasian kewenangan kepada satuan kerja di


tingkat wilayah (kecamatan, kelurahan/desa) dalam rangka mendekatkan
pelayanan kepada masyarakat.

m. Melaksanakan penegakkan hukum atas penyimpangan peraturan


perundang-undangan.

n. Mengimplementasikan sistem akuntansi keuangan pemerintah.

o. Menerapkan teknologi informasi pada semua tingkat pemerintahan untuk


mempermudah dan mempercepat pelayanan.

p. Kerjasama pemerintah daerah dengan TNI, Polri, Kejaksaan dan Pengadilan


dalam rangka meningkatkan ketahanan dan stabilitas politik, ekonomi, sosial
budaya dan keamanan di wilayah Kabupaten Deli Serdang.

q. Memenuhi kebutuhan sarana prasarana penyelenggaraan urusan


Pemerintahan Umum.

r. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib


Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah dan Kepegawaian

6.2.1.20.Urusan Kepegawaian Daerah


Penyelenggaraan urusan Kepegawaian Daerah antara lain diarahkan untuk:

a. Meningkatkan kapasitas penyelenggaraan urusan Kepegawaian Daerah.

b. Menerapkan kebijakan kepegawaian yang menyeluruh, terpadu dan


merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.

c. Meningkatkan kualitas SDM aparatur daerah melalui diklat struktural, teknis


dan fungsional.

d. Pembinaan dan pengembangan aparatur.

e. Melakukan seleksi dan penempatan SDM berdasarkan kompetensi.

6.2.1.21. Urusan Ketahanan Pangan

Penyelenggaraan urusan Ketahanan Pangan antara lain diarahkan untuk:

a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Ketahanan Pangan.

b. Menerapkan kebijakan ketahanan pangan yang menyeluruh, terpadu dan


merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.

c. Melaksanakan pemetaan dan mengamankan jalur supply setiap jenis bahan


pokok.

d. Melaksanakan pemetaan, mengembangkan, menyebarkan dan mengamankan


gudang bahan pokok di Kabupaten Deli Serdang.

e. Mengembangkan pola diversifikasi pangan.

f. Memperkuat jaringan lumbung bahan pokok di tingkat desa untuk


persediaan keadaan darurat.

g. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib


Ketahanan Pangan.

6.2.1.22. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


Penyelenggaraan urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa antara lain diarahkan
untuk:

a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Pemberdayaan Masyarakat


dan Desa.

b. Menerapkan kebijakan Pemberdayaan Masyarakat yang menyeluruh,


terpadu dan merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.

c. Pengembangan lembaga ekonomi perdesaan.

d. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa.

e. Peningkatan peran perempuan di perdesaan.

f. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib


Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.

6.2.1.23. Urusan Statistik

a. Mengintegrasikan urusan Statistik dengan urusan Perencanaan


Pembangunan.

b. Menyediakan statistik dasar untuk setiap urusan wajib dan pilihan.

c. Pengembangan data/informasi/statistik daerah.

6.2.1.24. Urusan Kearsipan

Penyelenggaraan urusan Kearsipan antara lain diarahkan untuk:

a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Kearsipan.

b. Menerapkan kebijakan Kearsipan yang menyeluruh, terpadu dan merupakan


solusi terhadap masalah kabupaten.

c. Perbaikan sistem administrasi kearsipan.

d. Penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah.

e. Meningkatkan pengelolaan penyimpanan arsip Daerah dan pelayanan arsip.


f. Meningkatkan kapasitas Penyimpanan Arsip Daerah.

g. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib


Kearsipan.

6.2.1.25. Urusan Komunikasi dan Informatika

Penyelengggaraaan urusan Komunikasi dan Informatika antara lain diarahkan


untuk:

a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Komunikasi dan Informatika.

b. Menerapkan kebijakan Komunikasi dan Informatika yang menyeluruh,


terpadu dan merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.

c. Menerapkan teknologi informasi untuk semua tingkat pemerintahan


(egovernment) yang dimulai dengan, proses perencanaan (e-planning),
penganggaran (e-budgeting) dan proses pengadaan barang (eprocurement) serta
pengawasan.

d. Menyediakan informasi pembangunan dan pelayanan publik berbasis


internet.

e. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib


Komunikasi dan Informatika.

6.2.1.26. Urusan Perpustakaan

Penyelenggaraan urusan Perpustakaan antara lain diarahkan untuk:

a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Perpustakaan.

b. Menerapkan kebijakan Perpustakaan yang menyeluruh, terpadu dan


merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.
c. Membangun perpustakaan modern tingkat kabupaten yang memenuhi
standar internasional.

d. Melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan minat baca masyarakat.

e. Meningkatkan pembinaan terhadap pengelolaan perpustakaan yang dikelola


masyarakat, komunitas, dan sekolah.

f. Meningkatkan kapasitas koleksi perpustakaan yang memenuhi kebutuhan


seluruh lapisan masyarakat.

g. Membangun jejaring antar perpustakaan yang ada di Kabupaten Deli


Serdang.

h. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib


Perpustakaan.

6.2.2. Urusan Pilihan

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, urusan pilihan yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Deli Serdang yang sesuai dengan kondisi,
potensi, dan kebutuhan adalah: urusan Pertanian, Kehutanan, Energi dan
Sumberdaya Mineral, Pariwisata, Kelautan dan Perikanan, perdagangan,
perindustrian dan transmigrasi.

6.2.2.1 Urusan Pertanian

Penyelenggaraan urusan Pertanian antara lain diarahkan untuk:

a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Pertanian.

b. Menerapkan kebijakan pertanian, peternakan dan perkebunan yang


menyeluruh, terpadu dan merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.

c. Meningkatkan penerapan teknologi pertanian, perkebunan dan peternakan


dalam rangka peningkatan produktifitas dan produksi.

d. Meningkatkan kesejahteraan petani.


e. Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian, perkebunan dan
peternakan.

f. Peningkatan produksi pertanian, perkebunan dan peternakan.

g. Fasilitasi akses petani/peternak terhadap modal, pasar, teknologi dan


manajemen menjadi lebih mudah dalam upaya menjadi petani/peternak
modern.

6.2.2.2 Urusan Kehutanan

Penyelenggaraan urusan Kehutanan antara lain diarahkan untuk:

a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Kehutanan.

b. Menerapkan kebijakan Kehutanan yang menyeluruh, terpadu dan


merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.

c. Meningkatkan Pemanfaatan potensi sumberdaya hutan.

d. Meningkatkan pelaksanaan rehabilitasi hutan dan lahan, perlindungan dan


konservasi sumberdaya hutan.

e. Meningkatnya peran komunitas masyarakat dan profesional dalam urusan


kehutanan.

6.2.2.3 Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral

Penyelenggaraan urusan Energi dan Sumberdaya Mineral antara lain diarahkan


untuk:

a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan energi dan sumberdaya


mineral.

b. Menerapkan kebijakan energi dan sumberdaya mineral yang menyeluruh,


terpadu dan merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.

c. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan.


d. Melaksanakan pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat yang berpotensi
merusak lingkungan.

e. Mendorong pengembangan bidang ketenagalistrikan.

6.2.2.4 Urusan Pariwisata

Penyelenggaran urusan Pariwisata antara lain diarahkan untuk:

a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Pariwisata.

b. Melaksanakan promosi terpadu antara pelaku usaha industri pariwisata,


perdagangan, investasi dan kebudayaan.

c. Melaksanakan promosi dan pelayanan pariwisata di pintu masuk Kabupaten


Deli Serdang antara lain Bandara Kualanamu, Stasiun Kereta Api dan
Terminal Bus.

d. Mengembangkan kualitas atraksi, obyek, kawasan, dan lingkungan wisata


tematik.

e. Mengembangkan Kabupaten Deli Serdang sebagai destinasi wisata yang


berbasis potensi alam.

f. Meningkatkan standar kualitas pelayanan kepada masyarakat dan kalangan


pelaku industri pariwisata maupun industri pendukung, termasuk keamanan
sehingga kabupaten Deli Serdang mampu memenuhi kenyamanan dan
kepuasan wisatawan.

g. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam


penyelenggaraan urusan Pariwisata.

6.2.2.5 Urusan Kelautan dan Perikanan

Penyelenggaraan urusan Perikanan dan Kelautan antara lain diarahkan untuk:

a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Perikanan dan Kelautan.


b. Menerapkan kebijakan Perikanan dan Kelautan yang menyeluruh, terpadu
dan merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.

c. Melaksanakan pemberdayaan masyarakat pesisir.

d. Meningkatkan pengembangan perikanan tangkap dan budidaya perikanan.

e. Memfasilitasi pihak swasta untuk menanamkan investasi dan berusaha di


bidang budidaya perikanan darat, laut dan penangkapan ikan laut dengan
teknologi modern.

f. Regulasi dan fasilitasi agar akses nelayan terhadap modal, pasar, teknologi
dan manajemen menjadi lebih mudah dalam upaya menjadi nelayan modern.

g. Regulasi dan fasilitasi pengembangan tempat pendaratan dan pasar ikan


yang modern.

h. Mendorong berkembangnya keanekaragaman usaha ekonomi kelautan non


perikanan.

i. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam


penyelenggaraan urusan Perikanan dan Kelautan.

6.2.2.6 Urusan Perdagangan

Penyelenggaraan urusan Perdagangan antara lain diarahkan untuk:


f. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Perdagangan.
g. Menerapkan kebijakan Perdagangan yang menyeluruh, terpadu dan
merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.
h. Pengembangan efisiensi perdagangan dalam negeri.

i. Melaksanakan Pembinaan pedagang kaki lima dan osongan.

j. Meningkatkan perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan.

k. Membangun iklim yang kondusif dan memfasilitasi diversifikasi pasar


ekspor produk yang memenuhi syarat dalam rangka mendorong peningkatan
produksi dan promosi.
l. Memfasilitasi penyelenggaraan diklat peningkatan kualitas dan kuantitas
produk.

m. Melakukan kerjasama pembangunan sarana dan prasarana pasar dengan


pihak ketiga.

6.2.2.7 Urusan Perindustrian

Penyelenggaraan urusan perindustrian antara lain diarahkan untuk:

a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan perindustrian.

b. Mengembangkan sentra-sentra industri potensial

c. Mengembangkan industri kecil dan menengah.

b. Meningkatnya peran komunitas profesional dalam urusan pengembangan


industri.

c. Memfasilitasi usaha industri yang saling mendukung antara hulu dan hilir

d. Melakukan pembinaan industri kerajinan rakyat.

e. Membangun iklim yang kondusif untuk pengembangan industri.

f. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam


penyelenggaraan urusan perindustrian.
BAB VII

PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Guna mendukung tercapainya sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan, ditetapkan
program-program pembangunan yang terdiri dari program prioritas, program
SKPD, program lintas SKPD, dan program kewilayahan.
Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang
dilaksanakan oleh instansi pemerintah atau masyarakat yang dikoordinasikan oleh
instansi pemerintah untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi
anggaran.

7.1 Prioritas Pembangunan

Sesuai dengan prioritas Nasional yang dikaitkan dengan urusan rumah tangga yang
menjadi kewenangan kabupanten, prioritas pembangunan daerah dalam rangka
mencapai Visi - Misi pembangunan di Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai
berikut;
g. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia melalui percepatan
pembangunan pendidikan, kesehatan dan perekonomian daerah;
h. Pembangunan Infrastruktur dan lingkungan hidup;
i. Peningkatan kapasitas perekonomian daerah melalui peningkatan
produktifitas, pengembangan potensi daerah dan iklim investasi;
j. Pengembangan wawasan kebangsaan dan pengeloaan kebudayaan daerah;
k. Percepatan pengurangan jumlah penduduk miskin;
l. Tata kelola pemerintahan yang baik.

Selanjutnya Program Kabupaten yang merupakan Program Prioritas sesuai dengan


strategi pembangunan RPJMD Kabupaten Deli Serdang 2009 - 2014 adalah sebagai
berikut ini:
7.1.1 Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia
Pada strategi Peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan yang
berkualitas, dengan program, sebagai berikut :
a. Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
b. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun
c. Program pendidikan Menengah
d. Program Pendidikan Non Formal
e. Program Peningkatan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan
f. Program pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan
g. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
Pada strategi Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat, dengan program
sebagai berikut:
a. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana
Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
b. Program obat dan perbekalan kesehatan
c. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
d. Program promosi kesehatan ibu, bayi dan anak melalui Kelompok Kegiatan
di Masyarakat

7.1.2 Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan lingkungan hidup


Pada strategi Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan lingkungan hidup,
dengan program, sebagai berikut:
a. Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
b. Pembangunan dan pemeliharaan Saluran Drainase/Gorong-gorong
c. Program rehabilitasi/ pemeliharaan jalan dan jembatan
d. Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan
jaringan pengairan lainnya
e. Program pengembangan infrastruktur perdesaan
f. Program lingkungan sehat perumahan
g. Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan
h. Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan
i. Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas
7.1.3 Peningkatan Perekonomian Daerah
Pada strategi Peningkatan produktivitas dan kualitas produk serta pengembangan
potensi ekonomi lokal dalam rangka peningkatan daya saing daerah, dengan
program adalah:
a. Program peningkatan kemampuan teknologi industri
b. Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan dan hasil peternakan
c. Program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi
d. Program pengembangan sistem dukungan bagi Usaha Mikro Kecil
Menengah
e. Program pengembangan kualitas kelembagaan Koperasi
f. Program pengembangan destinasi pariwisata
g. Program pengembangan industri kecil dan menengah
h. Program penataan struktur industri
i. Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri
j. Program pengembangan perikanan tangkap

7.1.4 Peningkatan pengembangan wawasan kebangsaan.


Pada strategi Peningkatan pengembangan wawasan kebangsaan, dengan program,
sebagai berikut :
a. Program pengembangan wawasan kebangsaan
b. Program kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan

Pada strategi Peningkatan pemanfaatan nilai seni dan budaya, dengan program
sebagai berikut :
a. Program pengelolaan kekayaan budaya
b. Program pengelolaan keragaman budaya

Pada strategi Peningkatan keluarga sejahtera melalui pemberdayaan perempuan


dan keluarga berencana, dengan program sebagai berikut:
a. Program penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak
b. Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan
c. Program peningkatan peran serta dan kesetaraan jender dalam pembangunan
d. Program Keluarga Berencana (KB)
e. Program pelayanan kontrasepsi
7.1.5 Percepatan pengurangan penduduk miskin
Pada strategi Percepatan pengurangan penduduk miskin dengan program
sebagai berikut:
a. Program pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil (KAT) dan
penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) lainnya.
b. Program pembinaan anak terlantar
c. Program pelayanan kesehatan penduduk miskin
7.1.6 Tata kelola pemerintahan yang baik
Pada strategi Perbaikan sistem kearsipan dan informasi dengan program
sebagai berikut:
a. Program perbaikan sistem administrasi kearsipan
b. Program kerjasama informasi dengan mas media

Pada strategi Peningkatan profesionalisme aparatur dalam rangka


peningkatan kualitas pelayanan publik, dengan program sebagai berikut:
a. Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur
b. Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa
c. Program peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur
pengawasan
Pada strategi Peningkatan peningkatan penataan peraturan daerah dengan
program:
Program penataan peraturan perundang-undangan

7.2 PROGRAM MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN

7.2.1 URUSAN WAJIB

7.2.1.1 Urusan Pendidikan


a. Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
b. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun
c. Program pendidikan Menengah
d. Program Pendidikan Non Formal
e. Program Peningkatan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan
f. Program pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan
g. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

7.2.1.2 Urusan Kesehatan


Program yang akan dilaksanakan untuk urusan Kesehatan antara
lain:
a. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
b. Program penurunan angka kematian ibu dan bayi
c. Program pengawasan obat dan makanan
d. Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita
e. Program pengembangan lingkungan sehat
f. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
g. Program pencegahan penyakit tidak menular
h. Program peningkatan mutu pelayanan kesehatan
i. Program pengembangan obat asli Indonesia
j. Program peningkatan sarana dan prasarana Puskesmas
k. Program peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit
l. Program Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat (JPKM)
m. Program peningkatan kemitraan kesehatan
n. Program peningkatan gizi masyarakat
o. Program kesehatan jiwa masyarakat
p. Program peningkatan sarana dan prasarana Kesehatan
q. Program pemberdayaan komunitas Kesehatan

7.2.1.3 Urusan Pekerjaan Umum


Program yang akan dilaksanakan untuk urusan Pekerjaan Umum
antara lain:
a. Program pembangunan jalan dan jembatan
b. Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong.
c. Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan.
d. Program inspeksi kondisi jalan dan jembatan.
e. Program tanggap darurat jalan dan jembatan.
f. Program sistem informasi/data base jalan dan jembatan
g. Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan
h. Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan
jaringan pengairan lainnya
i. Program penyediaan dan pengelolaan air baku.
j. Program pengembangan, pengelolaan, dan konservasi sungai, danau dan
sumberdaya air lainnya
k. Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah
l. Program pengendalian banjir
m. Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh
n. Program pembangunan infrastruktur perdesaan

7.2.1.4 Urusan Perumahan


Program yang akan dilaksanakan untuk urusan Perumahan
antara lain:
a. Program pengembangan perumahan.
b. Program lingkungan sehat perumahan
c. Program pemberdayaan komunitas Perumahan
d. Program perbaikan Perumahan akibat bencana alam/sosial
e. Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran
f. Program pengelolaan areal pemakaman.

7.2.1.5 Urusan Penataan Ruang


Program yang akan dilaksanakan untuk urusan Penataan Ruang
antara lain:
a. Program Perencanaan Tata Ruang
b. Program pemanfaatan Ruang
c. Program pengendalian pemanfaatan Ruang

7.2.1.6 Urusan Perencanaan Pembangunan


Program yang akan dilaksanakan untuk urusan perencanaan
pembangunan antara lain:
a. Program pengembangan data/informasi
b. Program kerjasama pembangunan
c. Program pengembangan wilayah perbatasan
d. Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh
e. Program perencanaan pengembangan kota-kota menengah dan besar.
f. Program peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan
daerah.
g. Program perencanaan pembangunan daerah.
h. Program perencanaan pembangunan Ekonomi
i. Program perencanaan sosial budaya
j. Program perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam
k. Program perencanaan pembangunan rawan bencana.

7.2.1.7 Urusan Perhubungan


Program yang akan dilaksanakan untuk urusan perhubungan antara lain:
a. Program pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan
b. Program rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas LLAJ.
c. Program peningkatan pelayanan angkutan
d. Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan
e. Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas
f. Program peningkatan kelaikan pengoperasian kenderaan bermotor.

7.2.1.8 Urusan Lingkungan Hidup


Program yang akan dilaksanakan untuk urusan lingkungan hidup antara lain:
a. Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan.
b. Program pengendalian pencemaran dan perusakan Lingkungan Hidup
c. Program perlindungan dan konservasi sumberdaya alam.
d. Program rehabilitasi dan pemulihan cadangan Sumber Daya Alam
e. Program peningkatan kualitas dan akses informasi sumber daya alam dan
lingkungan hidup.
f. Program peningkatan pengendalian polusi
g. Program pengembangan ekowisata dan jasa lingkungan dikawasan-
kawasan konservasi laut dan hutan.
h. Program pengendalian kebakaran hutan.
i. Program pengelolaan dan rehabilitasi ekosistem pasisir dan laut.
j. Program pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH).

7.2.1.9 Urusan Pertanahan


Program yang akan dilaksanakan untuk urusan pertanahan antara lain:
a. Program penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan
Tanah (P4T)
b. Program penyelesaian konflik-konflik pertanahan

7.2.1.10 Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil


Program yang akan dilaksanakan untuk urusan kependudukan dan catatan
sipil antara lain:
a. Program penataan administrasi kependudukan

7.2.1.11 Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak


Program yang akan dilaksanaan untuk urusan pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak antara lain:
a. Program kebijakan tentang keserasian peningkatan kualitas anak dan
perempuan
b. Program penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak
c. Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan
d. Program peningkatan peran serta dan kesetaraan jender dalam
pembangunan
e. program penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak
7.2.1.12 Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Program yang akan dilaksanaan untuk urusan keluarga berencana dan
keluarga sejahtera antara lain:
a. Program Keluarga Berencana (KB)
b. Program kesehatan reproduksi remaja
c. Program pelayanan kontrasepsi
d. Program pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang
mandiri.
e. Program pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling KKR
f. Program peningkatan penanggulangan narkoba, PMS termasuk HIV/AIDS
g. Program pengembangan model operasional BKB (Bina Keluarga Bahagia)-
Posyandu

7.2.1.13 Urusan Sosial


Program yang akan dilaksanaan untuk urusan sosial antara lain:
a. Program pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil (KAT) dan
Penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) lainnya.
b. Program pelayanan dan rehabilitasi sosial
c. Program pembinaan anak terlantar
d. Program pembinaan penyandang cacat
e. Program pembinaan panti asuhan/panti jompo.
f. Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial
g. Program pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial

7.2.1.14 Urusan Ketenagakerjaan


Program yang akan dilaksanaan untuk urusan ketenagakerjaan
antara lain:
a. Program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja
b. Program peningkatan kesempatan kerja
c. Program perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan
7.2.1.15 Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Program yang akan dilaksanakan untuk urusan koperasi dan usaha kecil
menengah (UKM) antara lain:
a. Program penciptaan iklim usaha kecil menengah yang kondusif
b. Program Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan UKM
c. Program pengembangan sistem dukungan bagi Usaha Mikro Kecil
Menengah
d. Program pengembangan kualitas kelembagaan Koperasi

7.2.1.16 Urusan Penanaman Modal


Program yang akan dilaksanakan untuk urusan penanaman modal antara lain:
a. Program peningkatan promosi dan kerjasama investasi
b. Program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi

7.2.1.17 Urusan Kebudayaan


Program yang akan dilaksanakan untuk urusan kebudayaan antara
lain:
a. Program pengembangan nilai budaya.
b. Program pengelolaan kekayaan budaya.
c. Program pengelolaan keragaman budaya.
d. Program pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya.

7.2.1.18 Urusan Olahraga dan Pemuda


Program yang akan dilaksanakan untuk urusan olahraga dan pemuda antara lain:
a. Program peningkatan peran serta pemuda
b. Program peningkatan sarana prasarana Olahraga dan Pemuda

7.2.1.19 Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri


Program yang akan dilaksanakan berkenaan dengan urusan kesatuan bangsa dan
politik dalam negeri meliputi:
a. Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan
b. Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal.
c. Program pengembangan wawasan kebangsaan.
d. Program kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan.
e. Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan
keamanan.
f. Program peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat (pekat).
g. Program pendidikan politik masyarakat
h. Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam.

7.2.1.20 Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan


Daerah, Perangkat Daerah, dan Kepegawaian meliputi:
Pemerintahan Umum
a. Program peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah.
b. Program peningkatan layanan kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala
daerah.
c. Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah.
d. Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan kabupaten.
e. Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan desa.
f. Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian
kebijakan KDH.
g. Program peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur
pengawasan.
h. Program penataan dan penyempurnaan kebijakan sistem dan prosedur
pengawasan.
i. Program mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat.
j. Program peningkatan kerjasama antar pemerintah daerah.
k. Program penataaan peraturan perundang-undangan.
Urusan Kepegawaian
a. Program pendidikan kedinasan.
b. Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur.
c. Program pembinaan dan pengembangan aparatur.

7.2.1.21. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


Program yang akan dilaksanaan untuk urusan pemberdayaan masyarakat dan
desa (RW) antara lain:
a. Program peningkatan keberdayaan masyarakat
b. Program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan
c. Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa
d. Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa
e. Program peningkatan peran perempuan di perdesaan

7.2.1.22. Urusan Kearsipan


Program yang akan dilaksanaan untuk urusan kearsipan antara
lain:
a. Program perbaikan sistem administrasi kearsipan
b. Program penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah
c. Program pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana Kearsipan

7.2.1.23 Urusan Komunikasi dan Informatika


Program yang akan dilaksanaan untuk urusan komunikasi dan informatika antara
lain:
a. Program pengembangan komunikasi, informasi dan media masa
b. Program kerjasama informasi dengan mas media

7.2.1.24 Urusan ketahanan pangan


Program yang akan dilaksanaan untuk urusan ketahanan pangan antara lain:
a. Program peningkatan kesejahteraan petani.
b. Program peningkatan ketahanan pangan
c. Pengembangan Agribisnis

7.2.2. URUSAN PILIHAN


7.2.2.1 Urusan Pertanian
Program kegiatan yang akan dilaksanakan pada urusan pertanian antara lain:
a. Program peningkatan kesejahteraan petani.
b. Program peningkatan ketahanan pangan
c. Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian.
d. Program peningkatan penerapan teknologi pertanian dan perkebunan
e. Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan.
f. Program pemberdayaan penyuluh
g. Program Pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak
h. Program peningkatan produksi hasil peternakan
i. Program peningkatan pemasaran hasil peternakan
j. Program peningkatan penerapan teknologi peternakan.

7.2.2.2 Kehutanan
Program yang akan dilaksanaan untuk urusan kehutanan antara lain:
a. Program pemanfaatan potensi sumberdaya hutan
b. Program rehabilitasi hutan dan lahan
c. Program Perlindungan dan konservasi sumberdaya hutan
d. Program pemanfaatan kawasan hutan
e. Program pembinaan dan penertiban industri hasil hutan
f. Program perencanaan pengembangan hutan

7.2.2.3 Energi dan Sumberdaya Mineral


Program yang akan dilaksanaan untuk urusan energi dan sumberdaya mineral
adalah:
Program pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan

7.2.2.4 Pariwisata
Program yang akan dilaksanaan untuk urusan Pariwisata antara lain:
a. Program pengembangan pemasaran pariwisata
b. Program pengembangan destinasi pariwisata
c. Program pengembangan kemitraan pariwisata

7.2.2.5 Perikanan dan Kelautan


Program yang akan dilaksanaan untuk urusan Perikanan dan Kelautan antara
lain:
a. Program pemberdayaan masyarakat pesisir
b. Program pemberdayaan masyarakat dalam pengedalian dan pengawasan
sumberdaya kelautan
c. Program peningkatan kesadaran dan penegakan hukum dalam
pendayagunaan sumberdaya laut.
d. Program pengembangan budidaya perikanan
e. Program pengembangan sistem penyuluhan perikanan
f. Program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan

7.2.2.6 Perdagangan.
Program yang akan dilaksanaan untuk urusan perdagangan antara lain:
a. Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri
b. Program pembinaan pedagang kaki lima dan asongan

7.2.2.7 Perindustrian
Program yang akan dilaksanaan untuk urusan Ketahanan Pangan antara lain:
a. Program pengembangan industri kecil dan menengah
b. Program penataan struktur industri
c. Program pengembangan sentra-sentra industri potensial

7.2.8. Program Kewilayahan


Program yang terkait dengan kerjasama kewilayahan antara lain:
a. Program pengembangan kapasitas Badan Kerja Sama Pembangunan (BKSP)
Mebidangro.
b. Program kerjasama tataruang Mebidangro
c. Program kerjasama transportasi regional.
d. Program kerjasama pengelolaan sumber daya air regional
e. Program kerjasama pembangunan Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Regional
f. Program kerjasama pengembangan jaringan jalan jembatan di wilayah
perbatasan
Program Kegiatan Pembangunan dengan Pemerintah, Pemerintah Provinsi
dan Pemko/Pemkab Tetangga

No. Uraian Pemkab/Pemko yang terlibat


1 Pembangunan Jalan Sejajar Medan – Pemprovsu, Pemko Medan, Binjai
Binjai
2 Pembangunan Ruas Jalan Tanjung Pemprovsu, Pemkab Karo dan
Morawa – Seribu Dolok – Tongging Simalungun
(Rawasaring)
3 Pembangunan TPA Regional Pemprovsu, Pemko Medan
4 Pembangunan Ruas Jalan Lingkar Pemerintah Pusat, Pemprovsu,
terluar (Outer Regional) Kota Medan Pemko Medan
(Kolonel Bejo)
5 Pembangunan jalan menelususri Pemprovsu, Pemkab Langkat &
pantai Kab. Langkat – Deli Serdang – Serdang Bedagai
Serdang Bedagai
6 Pembangunan jembatan Sei Ular di Pemprovsu, Pemkab Serdang
Kec. Pantai Labu dan Desa Paku Kec. Bedagai
Galang
7 Pembangunan jalan Tembus Kec. STM Pemprovsu, Pemkab Karo
Hulu Kabupaten Karo
8 Penataan batas Wilayah Kabupaten Pemprovsu, Pemko Medan, Binjai
Deli Serdang dengan Kabupaten/Kota dan Pemkab Serdang Bedagai
Tetangga
9 Keterpaduan Pembangunan Jaringan Pemko Medan, Binjai, Pemkab
Jalan dengan Kabupaten/Kota Langkat dan Serdang bedagai
Tetangga
10 Pembangunan Pusat Olah Raga Pemprovsu
11 Kerjasama Pengendalian Tata Ruang Pemprovsu, Pemko Medan, Binjai
Pemkab Langkat dan Serdang
Bedagai.
BAB VIII

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS

Untuk menjabarkan visi dan misi Kepala Daerah selama lima tahun ke depan
diperlukan sasaran-sasaran yang akan dicapai yang disertai dengan indikator-
indikator terukur. Hal ini sangat membantu dalam mempertajam prioritas kegiatan
dan sekaligus dukungan penganggarannya. Berikut ditampilkan Matrik Visi, Misi
dan Rencana Tindak Pembangunan Kabupaten Deli Serdang 2009-2014.
BAB IX

PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH

PELAKSANAAN

9.1. Program Transisi


Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan daerah dan mengisi
kekosongan rencana pembangunan daerah tahun 2015 (Rencana Kerja
Pemerintah Daerah Tahun 2015) yang diperlukan sebagai pedoman bagi
penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
2015, maka dalam rangka menjembatani kekosongan dokumen perencanaan
jangka menengah pada akhir jabatan Kepala Daerah untuk masa bakti 2009-
2014, dapat digunakan program – program indikatif Tahun 2014 sebagai dasar
penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2015, sebelum
Kepala Daerah masa bakti 2015-2019 terpilih.

9.2. Kaidah Pelaksanaan


Selanjutnya perlu diperhatikan koordinasi antar program, agar tercipta efisiensi
dan efektifitas baik dalam pembiayaan maupun lama waktu pelaksanaan.
Untuk itu, diperlukan kaidah pelaksanaan yang menjamin terciptanya tata
pemerintahan yang baik, khususnya untuk mengurangi tumpang tindih
pelaksanaan antar program. Selain itu, tujuan adanya kaidah ini adalah
kelanjutan program yang dilakukan. Dengan tata pemerintahan yang baik,
diharapkan implementasi program menjadi lebih terukur dampaknya.

9.2.1. RPJM Daerah merupakan pedoman bagi SKPD dalam menyusun


Renstra SKPD
Dokumen RPJM Daerah ini, yang disusun mulai Tahun 2009–2014
merupakan penerjemahan visi dan misi bupati terpilih. Dengan
demikian setelah dokumen ini tersusun dan dikeluarkan peraturan
daerah, maka dokumen ini perlu diterjemahkan dalam kegiatan–
kegiatan yang akan dilakukan oleh satuan kerja di lingkungan
pemerintahan daerah.

Walaupun demikian perlu ditegaskan disini, bahwa satuan kerja yang


ada diharapkan bekerja dengan prinsip–prinsip efektifitas dan efisiensi.
Dengan SKPD yang mengacu terus kepada RPJM Daerah maka tata
pemerintahan yang baik (efisiensi dan efektifitas) akan mudah tercipta.

9.2.2. RPJM Daerah akan digunakan dalam penyusunan RKPD


Sebagaimana dijelaskan diatas, RPJM Daerah sebagai pedoman untuk
penyusunan program–program dan kegiatan tahunan. Untuk itu,
kegiatan – kegiatan yang diusulkan didalam RKPD harus memiliki
hubungan dan keterkaitan yang erat dengan RPJM Daerah, terutama
dengan tahapan dan prioritas bidang pembangunan yang akan
dilaksanakan setiap tahunnya. Tahapan dan Prioritas Pembangunan
tersebut akan menjadi tema dalam penyusunan dokumen RKPD.
Dengan kata lain, penetapan prioritas program dan kegiatan akan
muncul dalam RKPD yang diusulkan baik oleh eksekutif dan legislatif.
Dalam RPJM Daerah, program–program yang ditawarkan memiliki
dimensi umum dan masih perlu diterjemahkan dalam kegiatan–kegiatan
riil.

Setelah kegiatan riil dijadwalkan dalam RKPD, maka pembiayaan dapat


disusun, Sumber pembiayaan yang ada saat ini masih bersumber pada
pemerintah (APBD). Dengan sumber pembiayaan hanya dari APBD
yang terbatas, berdampak pada pilihan–pilihan kegiatan yang
diusulkan. Untuk itu dimasa mendatang pembiayaan dari pihak ketiga,
yakni swasta maupun masyarakat, perlu digali dan dimanfaatkan.
Dengan semakin banyaknya alternatif sumber–sumber pembiayaan,
maka kegiatan yang diusulkan akan semakin besar cakupan dan
area/luasan programnya.

9.2.3. Penguatan peran para pelaku masyarakat dalam pelaksanaan RPJM


Daerah
Sebagaimana dijelaskan diatas, RPJM Daerah ini disusun dengan
menggunakan proses partisipasi publik. Dimulai dengan pembentukan
pokja (kelompok Kerja) yang melibatkan perwakilan antar dinas di
lingkungan pemerintah Kabupaten dengan koordinasi oleh Bappeda.
Setelah itu, hasil kerja ini disosialisasikan kepada stakeholers baik dari
kalangan perguruan tinggi, LSM maupun masyarakat. Setelah adanya
masukan dan kritik, perbaikan laporan dilakukan dengan menghadirkan
beberapa pakar untuk penajaman konsep.

Setelah itu, dokumen RPJM Daerah ini disosialisasikan kembali kepada


masyarakat (stakeholders) dan masukan masyarakat di terjemahkan
kembali dalam program–program yang diusulkan.

Dengan melalui beberapa proses tersebut, diharapkan terjadi proses


penguatan masyarakat tersebut. Stakeholders yang kuat, akan
mendorong proses penyusunan program yang transparan, munculnya
kesadaran mengawasi proses penyusunan dan implementasi program
dari mereka. Dengan demikian, stakeholders yang kuat akan mendorong
demokratisasi dan tentunya hal ini akan menjamin efisiensi dan
efektifitas pelaksanaan kegiatan.

9.2.4. Merupakan dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan atas kinerja lima
tahunan dan tahunan
Dengan adanya dokumen RPJM Daearah ini, akan sangat membantu
kepala daerah untuk melihat sejauh mana capaian dari kebijakan yang
sudah dilakukan serta penerjemahan visi dan misi yang telah
ditetapkan.
Dengan adanya pandangan tersebut, diharapkan RPJM Daerah ini
menunjukkan indikator–indikator yang jelas dan terukur agar diperoleh
cara yang mudah untuk melihat keberhasilan pemimpin/kepala daerah.

Sebagaimana dijelaskan diatas, RPJM Daerah ini juga akan menjadi


acuan bagi RKPD yang merupakan kegiatan pokok tahunan. Dengan
demikian kepala daerah nantinya akan mampu melihat tingkat
keberhasilan yang dicapai dari indikator kinerja tahunan maupun lima
tahunan yang sudah ada dalam RPJMD.

Anda mungkin juga menyukai