PENDAHULUAN
c. Landasan Operasional :
1. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/SJ tanggal
11 Agustus 2005 perihal Petunjuk Penyusunan RPJP Daerah dan
RPJM Daerah;
2. Surat Edaran Bersama Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas dan Menteri Dalam
Negeri 0008/M.PPN/01/2007/050/264A/SJ tentang Petunjuk
Teknis Penyelenggaraan Musrenbang Tahun 2007.
BAB V Visi, Misi, Tujuan berisi tentang Visi, Misi, Tujuan dan
dan Sasaran Sasaran
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Daerah ini, sejak terbentuk sebagai Kabupaten sampai dengan tahun tujuh
puluhan mengalami beberapa kali perubahan luas wilayah, hingga tahun 2004
Kabupaten ini kembali mengalami perubahan baik secara Geografi maupun
Administrasi Pemerintahan, setelah adanya pemekaran daerah dengan
terbentuknya kabupaten baru yakni Kabupaten Serdang Bedagai sesuai
dengan Undang Undang No. 36 Tahun 2003, sehingga berbagai potensi daerah
yang dimiliki ikut berpengaruh. Dengan terjadinya pemekaran daerah, maka
luas wilayah Kabupaten Deli Serdang menjadi 2.497,72 Km², yang terhampar
mencapai 3,34 persen dari luas Sumatera Utara.
Secara geografis Kabupaten Deli Serdang terletak pada posisi 02057’ s/d 3016’
Lintang Utara dan 98033’ s/d 99027’ Bujur Timur. Kabupaten Deli Serdang
terletak di wilayah pantai timur Propinsi Sumatera Utara dengan batas-batas
administratif sebagai berikut:
Deli Serdang dalam kurun waktu tahun 2004 sampai dengan 2008 terlihat
Satu hal yang menarik untuk diungkapkan adalah tingginya kontribusi sektor
sekunder pada tahun 2008 yakni 51,44%. Berdasarkan hasil analisis awal, pada
tahun 2004 sektor industri menyumbangkan 45,11% terhadap PDRB. Hal ini
tahun 2014 sektor sekunder secara keseluruhan akan memberi kontribusi 57%
PRIMER 16.12 14.25 13.24 12.13 11.75 10.60 9.57 8.64 7.79 7.04 6.35
PERTANIAN 15.29 13.34 12.19 11.13 10.82 9.74 8.76 7.89 7.10 6.39 5.75
PERTAMBANGAN
DAN
PENGGALIAN 0.83 0.91 1.05 1 0.93 0.86 0.80 0.75 0.70 0.65 0.60
SEKUNDER 47.55 48.82 51.96 51.2 51.44 52.26 53.12 54.03 54.98 55.97 57.00
INDUSTRI 45.11 46.22 49.38 48.8 49.1 50.15 51.22 52.32 53.44 54.58 55.75
LISTRIK, GAS &
A. MINUM 0.3 0.26 0.26 0.23 0.22 0.20 0.18 0.16 0.14 0.13 0.12
BANGUNAN 2.14 2.34 2.32 2.17 2.12 1.91 1.72 1.55 1.39 1.25 1.13
TERSIER 36.32 36.89 34.79 36.67 36.77 36.89 37.01 37.16 37.31 37.47 37.65
PERDAGANGAN.,
HOTEL &
RESTORAN 20.91 21.51 19.11 21.54 21.66 21.93 22.20 22.48 22.76 23.04 23.33
PENGANGKUTAN
& KOMUNIKASI 2.21 1.97 1.87 1.69 1.6 1.48 1.36 1.26 1.16 1.07 0.99
KEUANGAN,
PERSEWAAN
DAN JASA
PERUSAHAAN 2.26 2.21 2.23 2.21 2.33 2.35 2.37 2.39 2.41 2.43 2.45
JASA - JASA 10.94 11.2 11.58 11.23 11.18 11.13 11.08 11.03 10.98 10.93 10.88
PDRB / GRDP 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100.0
*) Angka revisi
**) Angka Sementara
Sumber: DDA dan statistic Kab. Deli Serdang 2008, dan hasil
olahan
Jumlah angkatan kerja tahun 2005 tercatat sebanyak 698.716 orang, sedangkan
jumlah yang bekerja sebanyak 587.927, sehingga jumlah pencari kerja
(penganggur) sebanyak 110.789 orang. Untuk tahun 2007, angkatan kerja
tercatat sebanyak 744,712 orang, sedangkan jumlah yang bekerja sebanyak
626,631, sehingga jumlah pencari kerja (penganggur) sebanyak 119,081 orang,
lihat tabel 2.6.
TABEL 2.5
GAMBAR.2.1
KOMPOSISI PENDUDUK BEKERJA MENURUT MATA
PENCARIAN
Pertanian
Pertambangan/Penggalian
15.56 0.26
1.21 33.91
6.26
Industri Pengolahan
17.12
0.06 Listrik, Gas, Air Minum
10.41 0.76 14.45
Bangunan
Pengangkutan Dan
Komunikasi
TABEL 2.6
Keuangan, Asuransi, Usaha
Persewaan Bangunan, Tanah
Dan Jasa Perusahaan
Jasa Kemasyarakatan
Lainnya
TABEL 2.7
Sumber Deli Serdang dalam angka 2007
TABEL
Indikasi Kesejahteraan Sosial
Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 2014
% Penduduk Miskin 5,05 4,87 4,69 4,51 4,33 4,15
IPM 74,4 74,7 75,1 75,6 77,7 77,8
% Pengangguran 9,36 9,22 9,08 8,80 8,52 8,24
Terbuka
Sumber : BPS Kab.Deli Serdang. 2010
2.2.5. Pertanian
Kabupaten Deli Serdang merupakan daerah agraris dimana sektor pertanian
masih merupakan sektor yang penting. Berdasarkan pekerjaan/mata
pencaharian penduduk tahun 2008 di Kabupaten Deli Serdang 35 %
penduduk bermata pencaharian pertanian dan merupakan yang tertinggi
dibanding sektor lainnnya seperti industri, perdangangan dan lain-lain
sehingga sektor pertanian diharapkan tetap merupakan sektor utama untuk
mendorong laju perkembangan sektor ekonomi lainnya.
Dari luas wilayah Kabupaten Deli Serdang tersebut terdapat lahan pertanian
sekitar 214.797 hektar. Ini menggambarkan bahwa ± 86% wilayah Kabupaten
Deli Serdang merupakan lahan pertanian yang di dalamnya termasuk lahan
sawah dan bukan sawah yaitu tanaman pangan hortikultura, perkebunan,
tegal, ladang, tambak, kolam, padang penggembalaan dan lain-lain. Sementara
itu lahan sawah seluas 43.106 hektar (± 17% dari luas wilayah Kabupaten Deli
Serdang) terdiri dari sawah irigasi dan non irigasi.
TABEL 2.12 LUAS AREAL PERKEBUNAN RAKYAT
DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2004 -2008.
Pada tahun 2008 luas areal perkebunan di Kabupaten Deli Serdang meningkat
dibanding tahun sebelumnya yaitu mencapai 1,56%. Tahun 2007 luas areal
perkebunan masih 34.918,74 hektar, namun pada tahun 2008 menjadi 35.463,95
hektar (Tabel 2.12). Ini memberikan gambaran kepada kita bahwa animo
masyarakat untuk berkebun masih besar. Dengan potensi luas areal
perkebunan rakyat tersebut ditambah dengan program-program
pembangunan di bidang perkebunan dari Dinas Pertanian Kabupaten Deli
Serdang diharapkan produksi tanaman perkebunan rakyat semakin tinggi
baik secara kuantitas maupun secara kualitas.
Secara umum populasi ternak di wilayah Kabupaten Deli Serdang pada tahun
2008 meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya, terutama populasi sapi
potong, kambing dan domba (Tabel 2.13). Keberhasilan ini tidak terlepas dari
peranan Dinas Pertanian dan masyarakat peternak dalam menerapkan
teknologi di bidang peternakan seperti inseminasi buatan pada sapi dan
kegiatan pencegahan dan pengobatan penyakit pada ternak. Hal ini perlu
lebih ditingkatkan lagi untuk memenuhi kebutuhan pangan asal hewani.
TABEL 2.13 POPULASI TERNAK
DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2004 -2008
Dewasa ini penggunaan benih/bibit unggul oleh petani belum berjalan seperti
yang diharapkan. Pada umumnya benih/bibit yang digunakan tidak
bersertifikat dan dihasilkan sendiri. Sementara pengadaan pupuk ( kimia )
sangat terbatas dengan harga relatip mahal, dan jaringan irigasi saat ini belum
memadai.
TABEL 2.14 TANAMAN PANGAN DAN HOLTIKUTURA
KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2004 - 2008
Selama lima tahun terakhir ( tahun 2004 s/d 2008 ) produksi susu sapi
meningkat pesat, begitu juga dengan produksi daging domba dan kambing.
Jika dibandingkan antara tahun 2007 dengan 2008 produksi daging domba
meningkat sebesar 161%, sedangkan produksi daging kambing meningkat
sebesar 55% dan produksi susu sapi meningkat 4,7% ( Tabel 2.18 ). Angka
angka ini menunjukkan bahwa keberhasilan pembangunan pertanian di
bidang peternakan cukup baik. Seiring dengan pertambahan penduduk
Kabupaten Deli Serdang kebutuhan akan pangan asal hewani akan meningkat
pula. Oleh karena itu program/ kegiatan pemerintah di bidang peternakan ini
akan tetap ditingkatkan. Sehingga proyeksi dari tahun 2009 – 2014 dapat
tercapai.
Jalan Usaha Tani ( JUT ) merupakan salah satu sub kegiatan Pembangunan
Sarana dan Prasarana Pasar Kecamatan/Pedesaan Produksi Hasil
Pertanian/Perkebunan Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi
Pertanian/Perkebunan. Sejak tahun 2006 s/d 2008 Dinas Pertanian Kabupaten
Deli Serdang sudah melaksanakan rehabilitasi JUT sepanjang 22 km di
beberapa kecamatan. Namun demikian volume JUT yang butuh perbaikan
masih tinggi yaitu 120,5 km.Jaringan Irigasi Desa ( JIDES ) merupakan salah
satu sub kegiatan untuk melaksanakan Program Peningkatan Produksi
Pertanian/ Perkebunan. Selama tiga tahun terakhir ( tahun2006 s/d 2008)
Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang sudah melaksanakan rehabilitasi
JIDES di beberapa kecamatan sepanjang 1.510 hektar. Namun demikian masih
4.340 hektar lagi JIDES yang perlu diperbaiki. Demikian juga Jaringan Irigasi
Tingkat Usaha Tani ( JITUT ) yang sudah diperbaiki baru sepanjang 3.857
hektar, sementara itu yang rusak mencapai 21.425 hektar .Jalan produksi
perkebunan juga merupakan salah satu sub kegiatan Pembangunan Sarana
dan Prasarana Pasar Kecamatan/Pedesaan Produksi Hasil
Pertanian/Perkebunan Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi
Pertanian/Perkebunan. Pada tahun 2008 telah dilakukan rehabilitasi Jalan
Produksi Perkebunan sepanjang 2,5 km. In masih sangat kecil dibanding
dengan kebutuhan yang mencapai 36,5 km. Jadi masih 34 km lagi yang perlu
perbaikan.
TABEL 2.21
Berdasarkan hasil kajian kriteria penetapan lahan kritis dari Ditjen RLPS,
lahan kritis di wilayah Kabupaten Deli Serdang adalah seluas 63.350,51 Ha
yang tersebar di kawasan hutan lindung seluas 18.812,44 Ha, kawasan lindung
di luar kawasan hutan seluas 16.628,65 Ha dan kawasan budidaya pertanian
seluas 27.909,42 Ha dengan kriteria kritis seluas 9.327,43 Ha, agak kritis seluias
30.777,22 Ha dan potensial kritis seluas 23.245,86 Ha.
Hasil kajian terhadap citra landsat yang dilakukan oleh Balai Pemantapan
Kawasan Hutan Wilayah I Medan tahun 2003, diperoleh indikasi bahwa
kawasan hutan dan lahan yang perlu direhabilitasi di Kabupaten Deli Serdang
adalah Prioritas I pada DAS Ular seluas 37.982,60 Ha, Prioritas II pada DAS
Belawan, Deli, Percut, Belumai dan DAS Padang seluas 129.887,98 Ha dan
Prioritas III pada DAS Bah Hapal seluas 1.060,30 Ha.
Adanya data lahan kiritis secara digital merupakan modal dasar untuk
melaksanakan dan memprogramkan :
1) Kegiatan GN-RHL/Gerhan yang telah dicanangkan pemerintah.
2) Proyek CDM Kehutanan, Clean Development Mechanism atau
Mekanisme Pembangunan Bersih.
3) Hutan Tanaman Rakyat (HTR) yang telah diprogramkan oleh
Departemen Kehutanan pada areal hutan produksi yang tidak
produktif, dimana Kabupaten Deli Serdang mempunyai areal
seluas + 49.497 Ha.
Penyebab kerusakan hutan dan lahan karena aktivitas`manusia adalah berupa:
penebangan hutan illegal, kebakaran hutan, perambahan hutan, eksploitasi
hutan dan lahan secara berlebihan, penggunaan dan pemanfaatan lahan tidak
menerapkan kaidah konservasi tanah dan air.
Sektor Perikanan dan Kelautan Kabupaten Deli Serdang pada kurun waktu
lima tahun dapat menyumbang penyerapan tenaga kerja dan sekaligus
membuka lapangan kerja baik dari Perikanan tangkap (nelayan) maupun
perikanan budidaya (pembudidaya) termasuk juga hasil ikutan dari produk
perikanan tersebut yaitu di bidang industri pengolahan ikan dan perdagangan
produk perikanan. Pada tahun 2008 dari Sektor Perikanan dan Kelautan
terserap tenaga kerja sebanyak 13.258 orang. Penyerapan tenaga kerja
kegiatan perikanan budidaya dapat ditingkatkan lagi dengan memperluas
areal pembudidayaan ikan. Kendala utama untuk perluasan areal disamping
permodalan juga sangat menentukan pembangunan infrastruktur yang
berkaitan dengan pensuplaian air/irigasi yang saat ini sangat tergantung
dengan irigasi untuk pertanaman padi sawah. Berkenaan dengan hal tersebut
perlu dilakukan pensuplaian air/irigasi yang khusus untuk peruntukan
kawasan perikanan budidaya.
- Budidaya Air 3.997,0 ton 3.526,9 3.527.0 ton 3.703,28 ton 3.979.74 ton
Payau/Pertambakan ton
- Budidaya laut - - - 0,56 ton 0,62 ton
- Budidaya Air Tawar 758 ton 1,196 ton 1,203 ton 1,251 ton 1,384 ton
4.
Nelayan dan Pembudidaya
Ikan
- Nelayan Laut
* Waktu Penuh 6.864 org 8.678 org 8.973 org 8.955 org 8.958 org
* Sambilan 1.626 org 2.235 org 2.791 org 2.985 org 2.987 org
- Nelayan Perairan Umum 433 org 460 org 267 org 245 org 243 org
- Pembudidaya Ikan 893 org 1.016 org 1.111 org 1.066 org 1.070 org
Pada tahun 2007 perusahaan industri besar di Deli Serdang berjumlah 171
perusahaan sedangkan industri sedang berjumlah 153 perusahaan. Sektor
industri pengolahan dalam struktur perekonomian Kabupaten Deli Serdang
mempunyai kontribusi yang signifikan. Tahun 2008, kontribusi sektor industri
pengolahan dalam pertumbuhan total PDRB sebesar 1.70 %, terbesar disusul
sektor jasa-jasa . Jika melihat perkembangan sektor industri selama lima tahun
terakhir maka diketahui sektor industri sudah cukup stabil. Bahkan jika
dibandingkan dengan kondisi sebelum krisis, kinerja sektor industri sudah
lebih baik sesuai dengan besaran pada PDRB atas dasar harga konstan. Hal ini
tentu berkat kerja keras Pemerintah Kabupaten Deli Serdang yang didukung
oleh segenap masyarakat.
Kabupaten Deli Serdang terdapat beberapa kawasan industri dan zona
industri yaitu Kawasan insustri Medan II di kecamatan Percut Sei Tuan,
Kawasan industri Medan Star di kecamatan Tanjung Morawa, Kawasan
industri Hamparak Perak di kecamatan Hamparan Perak, Kawasan Industri
Deli Serdang di kecamatan Percut Sei Tuan. Rencana pengembangan dan
beberapa zona industri yang terdapat di kecamatan Sunggal, Tanjung
Morawa, Patumbak, Deli Tua dan Bangun Purba.
TABEL 2. 24 BANYAKNYA PERUSAHAAN DAN TENAGA KERJA SERTA NILAI HARGA RIEL
MENURUT SEKTOR INDUSTRI (FORMAL) DI KABUPATEN DELI SERDANG
Dari data yang terlihat bahwa terjadi peningkatan jumlah unit usaha yang
mendaftarkan usahanya dari tahun 2004 s.d.2007, ini artinya pertumbuhan
dunia usaha dan peluang bisnis menggambarkan kondisi yang cukup baik di
Kabupaten Deli Serdang.
Pasar yang ada di Deli Serdang merupakan pasar tradisional yang bersifat
kompetitif,yaitu pasar yang memiliki banyak penjual dan pembeli barang atau
jasa,jadi tidak ada satu pedagang atau satu pembeli yang dapat
mengintervensi harga barang atau jasa yang ditransaksikan di pasar.
Pasar yang bersifat kompetitif tersebut ada dua bentuk dalam hal
pengelolannya,yakni :
a. Pasar tradisional yang dikelola Pemerintah Kabupaten Deli Serdang.
Pasar yang dikelola oleh Pemerintah merupakan tempat bertemu antara
penjual dan pembeli barang-barang dan jasa yang pengelolaannya di
bawah Pemerintah.
b. Pasar tradisional yang dikelola oleh pihak swasta.
Pasar swasta merupakan tempat bertemu antara penjual dan pembeli
barang-barang dan jasa yang pengelolaannya dibawah pihak swasta.
Selain hal tersebut diatas ada pasar modern yang terdapat di kabupten Deli
Serdang yaitu, Deli Mas Plaza di Kecamatan Lubuk Pakam, Suzuya di
Kecamatan Tanjung Morawa yang telah beroperasi. Sedangkan Pusat
perbelanjaan modern yang belum beroperasi yaitu Medan Mega Trade
Centre (MMTC) di Kecamatan Percut Sei Tuan yang memiliki Hak
Perdangangan Regional yang berada di Perbatasan wilayah antara Kota
Medan dengan Kabupaten Deli Serdang.
Secara umum dapat dijelaskan bahwa kondisi fisik pasar Deli Serdang sudah
tidak layak lagi. Hal ini disebabkan oleh karena pasar-pasar tersebut sudah
memiliki umur yang sangat tua. Secara rata-rata pasar dibangun sekitar tahun
80-an, sehingga umur ekonomisnya sudah habis yang berdampak pada mutu
pelayanan di pasar. Begitu juga dengan sarana dan prasarana yang tersedia
juga sudah tidak mampu lagi menampung jumlah pedagang yang semakin
hari semakin bertambah, terlebih setelah bangsa ini memasuki masa krisis
moneter dan krisis global, maka alternatif yang paling memungkinkan bagi
masyarakat untuk memperoleh pendapatn dan untuk bertahan hidup adalah
berjualan, sehingga menambah jumlah pedagang kaki lima yang berjualan di
pasar. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya kesemerautan dipasar dan
menimbulkan kemacetan dijalan-jalan penghubung menuju pasar.
2.3.1 Kependudukan
75 +
70- 75
65 - 69
60 - 64
55 - 59
50 - 54
45 - 49
40 - 44 Perempuan
35 - 39 Laki – Laki
30 - 34
25 - 29
20 - 24
15 - 19
10 - 14
5- 9
0- 4
Dengan visi untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender (KKG) dalam
berkeluarga dan bermasyarakat, Pembangunan Pemberdayaan Perempuan
ditempuh melalui upaya yang tepat sesuai kebutuhan kaum perempuan,
bertahap dan berkesinambungan, terarah dan sekaligus merangsang
partisipasi kaum perempuan untuk mengatasi masalahnya sendiri.
2.3.2 Kesehatan
Pembangunan kesehatan di Kabupaten Deli Serdang telah berhasil
menyediakan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan masyarakat
(Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Pos Kesehatan Desa) di setiap
kecamatan. Disamping itu pula telah tersedia sebanyak 15 unit rumah sakit
yakni 4 unit di Kecamatan Tanjung Morawa, 3 unit di Lubuk Pakam, 3 unit di
Deli Tua, 3 unit di Percut Sei Tuan, 1 unit di Labuhan Deli dan 1 unit di
Sunggal. Untuk melaksanakan pelayanan kesehatan dasar, pada tahun 2008 di
Kabupaten Deli Serdang telah tersedia 32 unit Puskesmas (13 unit Puskesmas
Rawat Inap dan 19 Puskesmas Rawat Jalan), 103 unit Puskesmas Pembantu
dan 95 unit Pos Kesehatan Desa. Ratio antara jumlah Puskesmas terhadap
jumlah penduduk sekitar 1:54.326, sedangkan ratio Puskesmas Pembantu
terhadap jumlah penduduk adalah 1:16.878. Masalah yang dijumpai dalam
pelayanan kesehatan dasar adalah rendahnya tingkat utilitas dan kualitas
pelayanan kesehatan. Hal ini diikuti dengan peningkatan sarana pendukung
pelayanan kesehatan yaitu 18 unit peralatan laboratorium lengkap, 32 unit
Puskesmas keliling roda-4, 104 patroli kesehatan roda-2, 1 unit mobil promosi
kesehatan, 1 unit ambulans gawat darurat penanggulangan bencana dan
penyakit menular dan 34 unit mesin fogging. Sedangkan untuk pelayanan
rujukan terdapat 1 unit rumah sakit pemerintah dan 14 unit rumah sakit
swasta. Selain itu Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) telah
membuahkan hasil yang dapat dilihat dari partisipasi masyarakat dalam
penyediaan lahan untuk pembangunan 95 unit Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes) dan adanya 1.367 Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) hasil
partisipasi masyarakat.
TABEL 2.32 JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KECAMATAN
DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2008
1 2 3 4 5 6 7
1 Gunung Meriah - - 1 2 - -
2 STM Hulu - - 1 3 - 1
3 Sibolangit - - 2 5 - 2
4 Kutalimbaru - - 1 4 - 1
5 Pancur Batu - - 2 6 3 10
6 Namorambe - - 1 5 2 5
7 Biru-Biru - - 1 3 3 5
8 STM Hilir - - 1 5 3 3
9 Bangun Purba - - 1 5 1 9
10 Galang - - 2 6 3 10
11 Tanjung Morawa 4 191 2 8 9 21
12 Patumbak - - 1 2 8 3
13 Deli Tua 3 161 1 1 3 3
14 Sunggal 1 - 3 6 18 21
15 Hamparan Perak - - 2 6 9 12
16 Labuhan Deli 1 47 1 3 7 7
17 Percut Sei Tuan 3 230 3 10 30 27
18 Batang Kuis - - 1 4 3 9
19 Pantai Labu - - 1 5 0 2
20 Beringin - - 1 5 4 7
21 Lubuk Pakam 3 176 2 4 7 14
22 Pagar Merbau - - 1 5 - -
JUMLAH 15 805 32 103 113 172
Sumber : Dinas Kesehatan Deli Serdang tahun 2008
Dengan tersedianya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan ini, dan diikuti
dengan upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan, telah berhasil
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Deli Serdang. Hal ini
dapat dilihat dari situasi derajat kesehatan berikut ini yang semakin meningkat
dari tahun ke tahun dan juga jika dibandingkan dengan angka nasional dan
Provinsi Sumatera Utara. Selain upaya penyediaan sarana dan pra sarana
pelayanan kesehatan, upaya lain yang dilakukan adalah peningkatan mutu
pelayanan dari petugas kesehatan kepada masyarakat, hal ini terlihat dengan
diperolehnya Peringkat pertama Untuk Predikat Pelayanan Publik oleh
Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli
Serdang pada tahun 2008. Diharapkan hal ini diikuti oleh Puskesmas lainnya,
untuk itu sedang dilakukan upaya pembinaan.
Jumlah kematian bayi di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008 adalah 126 kasus
dari 40.472 kelahiran hidup (KH), angka ini mengalami peningkatan bila
dibandingkan tahun tahun- tahun sebelumnya. Hal ini karena sistem pendataan,
pelacakan dan pelaporan yang semakin baik. Jadi Angka Kematian bayi (AKB)
di Kabupaten Deli Serdang tahun 2008 mencapai 3,11 per 1.000 KH, dimana
angka ini lebih rendah dibandingkan dengan AKB nasional (26,9 / 1.000 KH)
dan AKB Propinsi Sumatera Utara (28 / 1.000 KH) tahun 2007. Demikian juga
dengan jumlah kematian ibu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun
karena semakin baiknya sistem pencatatan, pelacakan dan pelaporan dari
pemerintah maupun swasta. Sedangkan jumlah kematian Balita di tahun 2008
adalah 25 / 40.472 KH, jadi Angka Kematian Balita 0,62 / 1.000, ini mengalami
penurunan dibandingkan tahun – tahun sebelumnya.
Jumlah kasus penderita TB Paru BTA (+) di Kabupaten Deli Serdang tahun 2008
sebanyak 1.276 orang dan upaya pengobatan terhadap penderita cukup baik
yaitu dengan angka kesembuhan BTA (+) sebesar 94,58%. Jumlah penderita
pneumonia pada Balita dari tahun ke tahun terus meningkat, seluruh penderita
tersebut (100%) telah ditangani oleh petugas kesehatan, upaya yang dilakukan
adalah penemuan kasus secara dini dan penanganan/pencegahan dengan
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Pada tahun 2008 Dinas Kesehatan
Kabupaten Deli Serdang telah melakukan sero survey dengan hasil dari 123
orang yang diperiksa terdapat 58 kasus HIV dan 65 AIDS. Selanjutnya seluruh
penderita HIV/AIDS tersebut mendapat penanganan medis. Namun demikian
karena kasus HIV/AIDS merupakan fenomena gunung es, maka diperkirakan
masih ada lebih dari 123 orang yang hidup dengan HIV/AIDS yang
keberadaannya belum diketahui. Penanggulangan HIV/AIDS diharapkan lebih
maksimal dengan adanya klinik VCT di Puskesmas dan RSUD Deli Serdang
serta adanya Kelompok Peduli HIV/AIDS di masyarakat.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) berhasil ditekan, hal ini terlihat dari
jumlah kasus yang menurun dari 433 kasus di tahun 2007 menjadi 325 kasus di
tahun 2008. Upaya antisipasi adalah dengan penyediaan mesin fogging di
setiap Puskesmas sehingga apabila terjadi kasus di suatu wilayah dapat
sesegera mungkin dilakukan fogging. Disamping itu karena letak Kabupaten
Deli Serdang berbatasan dengan Kota Medan dan Binjai yang dapat memberi
pengaruh pada kejadian kasus DBD, maka dilakukan kerjasama
penanggulangan DBD dengan membentuk Pokja DBD dalam kegiatan
MEBIDANG (Medan, Binjai, dan Deli Serdang). Kesadaran masyarakat
berperilaku hidup bersih dan sehat telah ditindaklanjuti dengan adanya
Forum Komunikasi Perubahan Perilaku (FKPP) dengan Pokja-Pokja yang
tersebar di desa.
Status gizi Balita di Kabupaten Deli Serdang juga mengalami perbaikan dan
peningkatan yang cukup berarti. Untuk kasus Balita dengan gizi buruk, pada
tahun 2008 dilaporkan terdapat 8 kasus dari 164.472 Balita yang ada. Upaya
yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan gizi pada Balita dan ibu hamil
yaitu dengan penimbangan balita dan ibu hamil rutin setiap bulan pada
kegiatan Posyandu dan pemberian makanan tambahan disamping kegiatan
lainnya.
Pembangunan kesehatan yang telah dilakukan di Kabupaten Deli Serdang
sampai dewasa ini telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan dan gizi
masyarakat. Hal ini dapat diamati dari terjadinya perbaikan beberapa
indikator kesehatan antara lain menurunnya Angka Kematian Bayi
(AKB/IMR), Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu
(AKI/MMR), meningkatnya status gizi dan menurunnya angka kesakitan
berbagai penyakit menular. Sejalan dengan membaiknya beberapa indikator
tersebut, telah terjadi peningkatan Umur Harapan Hidup (UUH).
dr.
Perawat Teknisi
Kecamatan Spesialis/dr. Farmasi Gizi Sanitasi Kesmas Jlh
& Bidan Medis
Umum/drg
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Gunung Meriah 4 13 - - 1 1 1 20
2 STM Hulu 2 32 1 1 1 - 1 38
3 Sibolangit 11 63 2 2 3 3 - 84
4 Kutalimbaru 7 43 1 1 1 2 1 56
5 Pancur Batu 15 121 8 5 5 5 2 161
6 Namorambe 9 97 1 1 2 1 2 113
7 Biru-Biru 5 58 2 - - 2 - 67
8 STM Hilir 4 41 1 1 1 1 2 51
9 Bangun Purba 3 35 - 1 1 - - 40
10 Galang 4 84 1 2 - 2 - 93
11 Tanjung Morawa 12 141 6 3 3 2 2 169
12 Patumbak 8 42 2 2 1 1 3 59
13 Deli Tua 5 28 2 1 2 - 4 42
14 Sunggal 28 149 12 2 2 4 - 197
15 Hamparan Perak 10 96 2 4 2 1 - 115
16 Labuhan Deli 7 40 1 1 2 1 3 55
17 Percut Sei Tuan 18 169 10 4 4 1 4 210
18 Batang Kuis 9 60 4 2 1 1 - 77
19 Pantai Labu 3 39 1 1 1 1 - 46
20 Beringin 9 40 1 1 - 1 - 52
21 Lubuk Pakam 8 73 5 4 1 3 2 96
22 Pagar Merbau 5 43 1 1 - - - 50
Jumlah 186 1507 64 40 34 33 27 1891
Sumber : Dinas Kesehatan Deli Serdang tahun 2008
2.3.3 Pendidikan
III-64
Guru merupakan komponen Vital yang menjamin proses belajar-mengajar.
Sesuai dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, tuntutan
kompetensi untuk menjadi seorang guru pun mengalami penyesuaian.
Berdasarkan Permendiknas RI No. 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi
akademik dan kompetensi guru dinyatakan bahwa seorang guru SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA dan SMK harus memiliki kualifikasi S-1 / D4. Dibawah
ini disajikan, tingkat kualifikasi guru setiap satuan Pendidikan :
Jika di lihat tabel di atas, kualifikasi guru tingkat satuan pendidikan SD/MI
masih di bawah 50 % yang memiliki S1/D4, sementara kualifikasi guru
tingkat satuan pendidikan SMP/MTs, SMA/MA dan SMK sudah di atas 80 %
yang memiliki kualifikasi S-1/D4.
III-65
Untuk tingkat persentase kelulusan :
Berikut ini disajikan data jumlah sekolah, ruang kelas, guru dan jumlah
murid tingkat satuan pendidikan SD Negeri dan Swasta :
III-66
4 Gunung Meriah 6 - 36 - 43 - 333 -
5 Labuhan Deli 11 11 119 94 192 157 3,987 3,489
6 Deli Tua 9 5 129 70 198 134 4,709 2,557
7 Bangun Purba 25 5 150 30 511 40 3,464 608
8 Tanjung Morawa 53 11 545 86 838 142 19,409 2,756
9 Lubuk Pakam 32 11 277 86 474 138 8,559 2,626
10 STM Hilir 22 4 145 24 265 32 3,369 553
11 Kuta Limbaru 27 1 170 6 314 6 3,846 82
12 Pagar Merbau 18 1 135 6 206 4 4,035 57
13 STM Hulu 15 - 88 - 142 - 1,704 -
14 Biru-Biru 17 5 126 30 246 42 3,577 634
15 Pantai Labu 21 3 153 18 242 25 4,908 328
16 Sibolangit 20 1 120 6 191 6 2,432 197
17 Batang Kuis 20 - 183 - 299 - 6,230 -
18 Hamparan Perak 63 10 481 77 773 123 15,389 2,902
19 Galang 42 4 273 22 471 38 7,765 424
20 Beringin 23 3 178 22 286 30 5,271 921
21 Sunggal 42 31 392 239 647 388 14,084 9,191
22 Percut Sei Tuan 67 38 731 269 1,154 455 26,032 9,590
Jumlah 592 173 4,955 1,293 8,443 2,096 156,187 42,860
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang tahun 2008
Berikut ini disajikan data jumlah sekolah, ruang kelas, guru dan jumlah
murid tingkat satuan pendidikan SMP Negeri dan Swasta :
III-67
5 Labuhan Deli 2 6 27 69 102 163 1,031 2,989
6 Deli Tua 2 8 44 67 138 158 1,735 2,657
7 Bangun Purba 3 1 32 1 80 8 1,166 29
8 Tanjung Morawa 3 14 55 130 163 290 2,220 5,204
9 Lubuk Pakam 3 15 67 79 188 259 2,758 3,067
10 STM Hilir 1 4 8 16 35 56 153 520
11 Kuta Limbaru 2 4 22 24 76 47 847 820
12 Pagar Merbau 1 4 14 15 47 39 543 513
13 STM Hulu 1 2 6 9 24 34 222 330
14 Biru-Biru 1 4 12 15 42 53 438 555
15 Pantai Labu 2 3 25 9 63 40 881 321
16 Sibolangit 1 4 9 24 29 87 216 823
17 Batang Kuis 1 4 24 32 72 89 1,035 1,257
18 Hamparan Perak 2 13 27 78 80 237 1,061 3,276
19 Galang 2 6 28 29 75 83 1,098 1,080
20 Beringin 1 8 4 46 13 131 120 1,754
21 Sunggal 4 19 61 126 180 327 2,380 4,543
22 Percut Sei Tuan 5 26 87 184 296 520 3,359 6,951
Jumlah 45 162 655 1,042 2,091 2,940 25,205 39,889
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang tahun 2008
Berikut ini disajikan data jumlah sekolah, ruang kelas, guru dan jumlah
murid tingkat satuan pendidikan SMA Negeri dan Swasta :
III-68
4 Gunung Meriah 1 - 3 - 11 - 68 -
5 Labuhan Deli 1 4 12 39 49 111 452 1,768
6 Deli Tua 1 7 9 58 36 185 334 2,153
7 Bangun Purba 1 2 11 8 46 40 398 195
8 Tanjung Morawa 1 11 24 54 85 192 1,001 1,975
9 Lubuk Pakam 2 10 44 76 161 268 1,743 2,955
10 STM Hilir - 2 - 11 - 33 - 361
11 Kuta Limbaru 1 2 10 15 36 61 376 346
12 Pagar Merbau - 1 - 3 - 17 - 114
13 STM Hulu - 1 - 5 - 23 - 142
14 Biru-Biru - 3 - 11 - 47 - 338
15 Pantai Labu - 2 - 6 - 31 - 151
16 Sibolangit 1 1 9 9 39 27 251 407
17 Batang Kuis 1 3 15 10 57 52 584 345
18 Hamparan Perak 1 7 13 23 55 131 458 801
19 Galang 1 3 14 16 45 71 546 644
20 Beringin - 4 - 13 - 67 - 459
21 Sunggal 1 7 13 28 50 113 510 854
22 Percut Sei Tuan 1 15 21 78 81 308 861 2,644
Jumlah 16 97 230 510 902 1,989 8,864 18,085
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang tahun 2008
Berikut ini disajikan data jumlah sekolah, ruang kelas, guru dan jumlah
murid tingkat satuan pendidikan SMK Negeri dan Swasta :
III-69
7 Bangun Purba - 4 - 17 - 81 - 451
8 Tanjung Morawa - 11 - 82 - 199 - 3,321
9 Lubuk Pakam 1 13 22 88 128 292 979 3,087
10 STM Hilir - - - - - - - -
11 Kuta Limbaru 1 - 4 - 21 - 101 -
12 Pagar Merbau - 1 - 2 - 15 - 45
13 STM Hulu - - - - - - - -
14 Biru-Biru - 2 - 8 - 38 - 344
15 Pantai Labu - - - - - - - -
16 Sibolangit - - - - - - - -
17 Batang Kuis - 2 - 10 - 34 - 374
18 Hamparan Perak - 6 - 30 - 108 - 1,187
19 Galang - 8 - 49 - 173 - 1,562
20 Beringin - 7 - 35 - 131 - 1,260
21 Sunggal - 11 - 46 - 189 - 1,452
22 Percut Sei Tuan 1 11 33 89 169 285 1,213 3,009
Jumlah 3 97 59 659 318 2,069 2,293 24,534
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang tahun 2008
Sektor pariwisata, dengan berbagai jenis obyek wisata alam adalah salah satu
potensi ekonomi daerah lain yang dapat memberikan kontribusi kepada
Pendapatan Asli Daerah. Dengan pemekaran Kabupaten Deli Serdang
menjadi dua wilayah, beberapa obyek wisata, seperti misalnya Pantai Cermin
yang merupakan Daerah Tujuan Wisata (DTW) , kini bukan merupakan
wilayah Deli Serdang lagi.
Dari 33 obyek wisata yang ada sebelum pemekaran wilayah, saat ini di
Kabupaten Deli Serdang masih tersisa sekitar 25 obyek wisata potensial untuk
dikembangkan menjadi Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang baru di
III-70
Kabupaten Deli Serdang diantaranya adalah Villa Impian Prima, Retret
Center Suka Makmur, Taman Hutan Wisata Sibolangit, Pemandian Alam
Sembahe Pemandian Alam Pulo Sari, Martabe Golf, Pemandian Alam Pantai
Sari Laba Biru Indah, Pemandian ALam Pantai Kasanova, dan Pemandian
Alam Lau Sigembur. 12 obyek wisata lainnya masih merupakan potensi yang
belum dikelola diantaranya adalah : Danau Linting, Gua dan Air Panas
Penen, Pantai Pasir Putih, Sampuran Putih dan Pantai Cemara.
Dan salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) utama, yang terdapat di
Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang adalah Hill Park, yang
merupakan tempat permainan yang dilengkapi dengan peralatan permainan
modern yang sangat ramai dikunjungi dan merupakan Theme Park terbesar
yang terdapat di Sumatera Utara.
III-72
mempengaruhi nilai-nilai budaya lokal. Budaya luar tersebut pastilah
memiliki dampak positif dan negative terhadap budaya lokal, namun yang
terpenting adalah kemampuan masyarakat untuk menyaring yang baik dan
menggunakannya serta membuang yang tidak sesuai.
III-73
pembinaan hukum kepada masyarakat.
TABEL 2.45
III-74
Sumber Deli Serdang Dalam Angka tahun 2007
III-75
Peningkatan kepadatan penduduk perlu diantisipasi dengan perencanaan
tata ruang yang tepat, karena penambahan infrastruktur yang tidak terencana
dengan tepat dikhawatirkan akan menimbulkan dampak yang tidak
diinginkan di kemudian hari, disamping itu sebagai wilayah yang berbatasan
dengan Kota Medan yang telah jenuh perkembangannya. Kabupaten Deli
Serdang harus mengantisipasi perluasan pengembangan wilayah perkotaan,
karena bukan tidak mungkin permasalahan perkotaan akan berpindah ke
wilayah Kabupaten Deli Serdang, seperti banjir, kesemrawutan pedagang
kaki lima, kesemrawutan angkutan kota dan sebagainya. Terlepas dari
dampak negatif perluasan perkembangan Kota Medan, wilayah Kabupaten
Deli Serdang yang berbatasan dengan Kota Medan akan meningkat aktivitas
ekonominya dengan berdirinya kompleks perumahan yang pada akhirnya
akan menimbulkan pasar barang dan jasa, sehingga aktivitas ekonomi
wilayah tersebut akan meningkat yang berimbas pada meningkatnya
pendapatan penduduk serta terbukanya kesempatan kerja baru.
Jalan dan Jembatan
JENIS PERMUKAAN
a. Diaspal 109,410 109,410 187,880 187,880 945,400 1,186,314 - -
b. Dkerikil - - - - 1,106,250 1,568,375 - -
c. Batu - - - - - 34,059 - -
d. Beton ( Concrete ) - - - - - 15,958 - -
e. Tanah - - - - 61,100 270,848 - -
f. Tidak Dirinci - - - - 617,384 - - 3,300,000
Jumlah I 109,410 109,410 187,880 187,880 2,730,134 3,075,554 - 3,300,000
III-76
Jalan Tanah sepanjang 270,848 Km, maka Panjang jalan Kabupaten di
Kabupaten Deli Serdang pada akhir tahun 2008 sudah mencapai 3.075 Km.
TABEL 2.47 PANJANG JALAN MENURUT KONDISI JALAN
KONDISI JALAN
RINCIAN JALAN NEGARA JALAN PROPINSI JALAN KABUPATEN JALAN DESA
2007 2008 2007 2008 2007 2008 2007 2008
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
KONDISI JALAN
a. Baik 97,390 109,410 130,360 103,210 986,200 1,229.998 - -
b. Sedang 9,930 - 27,720 20,000 930,150 1,673.080 - -
c. Rusak 2,090 - 25,500 22,500 92,800 74.240 - -
d. Rusak Berat - - 4,300 42,170 103,600 98.236 - -
e. Tidak Dirinci - - - - 617,384 - - 3,300,000
Jumlah II 109,410 109,410 187,880 187,880 2,730,134 3,075.55 - 3,300,000
Kondisi jalan pada tahun 2008 sebagai berikut : Jalan dalam kondisi Baik
sepanjang 1.229,998 Km, Jalan dalam kondisi Sedang sepanjang 1.673,080 Km,
Jalan dalam kondisi Rusak sepanjang 74,240 Km, dan Jalan dalam kondisi
Rusak Berat sepanjang 98,236 Km
Selain jaringan jalan, sarana lain yang perlu disiapkan dalam mendukung
transportasi (perhubungan) dikabupaten Deli Serdang perlu mendapat
perhatian mengingat jarak antara ibukota kecamatan dengan ibukota Lubuk
Pakam sangat bervariasi. Sarana Terminal penumpang yang dimiliki oleh
Kabupaten Deli Serdang adalah 1 unit terminal Type B, yakni terminal Lubuk
Pakam dan 5 unit terminal type C yang terletak di Kecamatan Deli Tua,
III-77
Pancur Batu, Mandala, Percut Sei Tuan dan Kecamatan Simalingkar.
Diharapkan dimasa yang akan datang setiap Kecamatan akan mempunyai
terminal penumpang, sehingga dapat melayani kegiatan masyarakat.
Kondisi pelayanan saat ini masih sangat terbatas, sehingga pelayanan masih
belum optimal dan terpadu. Padahal angkutan Kereta Api sangat
menguntungkan karena :
a. Lebih optimal mengangkut orang dan barang.
b. Hemat energi, hemat lahan, mengurangi beban.
c. Tingkat keselamatan lebih tinggi jika dibandingkan dengan angkutan
jalan.
d. Besarnya potensi perkeretaapian.
Secara umum moda transportasi laut yang ada di Kabupaten Deli Serdang
masih belum optimal digunakan sebagai sarana angkutan penumpang dan
barang, umumnya kapal-kapal yang ada adalah kapal nelayan penangkap
ikan dan sebagian kecil kapal yang dapat digunakan sebagai transport wisata
lokal dan dermaga yang ada masih merupakan dermaga penangkapan ikan.
III-78
Saat ini untuk mengoptimalkan sarana pengangkutan di Kabupaten Deli
Serdang sedang dibangun dermaga yang berada di Kecamatan Pantai Labu.
Diharapkan dimasa yang akan datang dermaga ini menjadi salah satu sarana
penunjang bagi masyarakat yang akan menggunakan angkutan laut. Selain
hal tersebut, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara juga kan mempersiapkan
master plan transportasi laut yang akan mengoptimalkan moda tranportasi
laut sebagai angkutan orang dan barang menuju bandara kuala Namu dan
objek 2 wisata laut.
Pengairan
III-79
dikarenakan distribusi yang tidak merata baik secara spasial maupun waktu,
sehingga air yang dapat disediakan tidak sesuai dengan kebutuhan, baik
dalam perspektif jumlah maupun waktu.
Ketersediaan air yang sangat melimpah pada musim hujan, yang selain
menimbulkan manfaat, pada saat yang sama juga akan menimbulkan potensi
bahaya kemanusian berupa banjir. Sedangkan pada musim kemarau,
kelangkaan air telah pula menimbulkan potensi bahaya kemanusian lainnya
berupa kekeringan yang berkepanjangan.
Dalam hubungan ini, beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS) yang memiliki
peran penting dalam penyediaan sumber air sebagian telah mengalami
kerusakan sehingga mengakibatkan menurunnya nilai kemanfaatan air
sehubungan penurunan fungsi daerah tangkapan dan resapan air.
Kondisi Daerah Irigasi (D.I) tahun 2009 di Kabupaten Deli Serdang yang
merupakan kewenangan Kabupaten ada sebanyak 117 DI dengan luas areal ±
23.253 ha. Dari luas tersebut ± 3.179 ha adalah irigasi teknis, seluas + 19.534
Ha irigasi semi teknis. Dengan luasan Daerah Irigasi tersebut masih tedapat
kondisi sarana dan prasarana irigasi yang masih memprihatinkan. Pada
tahun 2008 yang lalu belum semua Daerah Irigasi yang merupakan
kewenangan kabupaten dapat ditangani baik secara pemeliharaan
rutin/berkala maupun meningkatkan pembangunan jaringan irigasi.
Ruang Terbuka
III-80
TABEL 2.49 RUANG TERBUKA
Sebuah kawasan kota terbentuk antara lain oleh komponen berupa ruang-
ruang pemusatan kegiatan, keberadaan sistem ekonomi pusat-pusat
kekuasaan serta hubungan kedekatan/kekerabatan masyarakat. Salah satu
ruang yang dimaksud adalah ruang terbuka dimana keberadaannya di dalam
aktivitas sebuah kota terlihat lebih hidup dan manusiawi.
Ruang terbuka hijau tidak hanya berguna sebagai tempat beraktivitas warga
kota, tetapi berfungsi sebagai paru-paru kota, perkembangan suatu kota juga
menuntut perkembangan elemen-elemen pembentuk kota yang salah satunya
adalah kebutuhan akan ruang terbuka hijau (open space). Elemen-elemen dari
ruang terbuka hijau adalah adanya jalur pejalan kaki yang teduh, nyaman
serta adanya tumbuh-tumbuhan, lampu penerangan, tempat duduk, tempat
parkir dan lain sebagainya.
2.4.2.Penataan Ruang
Penyelenggaraan urusan pemerintah Kabupaten Deli Serdang di bidang
penataan ruang termasuk dalam urusan wajib tata ruang, dilaksanakan untuk
penyusunan dokumen rencana tata ruang yang berkualitas dan komprehensif
diarahkan untuk mendorong sinergi antara prioritas pembangunan daerah
dengan memperhatikan beberapa permasalahan strategis, termasuk
III-81
mengurangi kesenjangan pembangunan antara wilayah melalui pendekatan
pengembangan wilayah secara komprehensif serta sebagai alat koordinasi
dan landasan penyiapan program pembangunan untuk kepentingan
pengembangan daerah, alat pengendali pemanfaatan lahan/ruang agar
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Satuan Kerja Perangkat Daerah
yang melaksanakan urusan tata ruang adalah BAPPEDA Kabupaten Deli
Serdang.
III-82
dilaksanakan untuk pengendalian pencemaran dan atau perusakan
lingkungan hidup.
Sasaran Pembangunan Lingkungan Hidup diarahkan pada;
1. Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup
2. Pembinaan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
3. Pemantauan/rehabilitasi lahan kritis.
2.4.4 Pertanahan
Komposisi penggunaan lahan di wilayah Kabupten Deli Serdang
memperllihatkan bahwa luas perkebunan (perkebunan besar + perkebunan
rakyat) dan luas permukiman terus berkembang dari waktu kewaktu
sedangkan luas sawah tadah (tadah hujan dan irgasi) dan tegalan /kebun
campuran hampir tidak bertambah dan ada indikasi/kecenderungan
menurun. Untuk lebih jelasnya mengenai komposisi dan perkembangan
penggunaan lahan pada wilayah Kabupaten Deli Serdang dari tahun 1995 –
2004 dimaksud, dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
III-83
- H u t a n
- Semak / Alang-Alang
7% 12%
20% 9% - Perkebunan Besar
- Perkebunan Rakyat
III-84
Penggunaan lahan untuk permukiman meningkat dari waktu ke waktu
dimana pada tahun 1995 tercata seluas 12.315 Ha dan pada tahun 2004
menjadi 16321 Ha atau meningkat sebesar 4.186 Ha dalam 9 tahun atau
bertambah rata2 465 ha pertahun. Luas lahan sawah irigasi cenderung
berkurang yakni 26.209 Ha pada tahun 1995 menurun menjadi 24.478 ha pada
tahun 2004 atau berkurang sebear 1.731 Ha dalam 9 tahun atau berkurang
rata-rata 192 Ha pertahun.
TABEL 2.51
III-85
2.4.5. Perumahan Rakyat
Kebutuhan terhadap pemukiman dan perumahan yang baik dan sehat
merupakan salah satu kebutuhan penting manusia. Pemukiman dan
perumahan yang baik dan sehat tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan
badan penghuninya tapi juga berpengaruh terhadap perkembangan
mentalnya menjadi lebih baik. Hal ini karena kesehatan badan dan mental
adalah satu kesatuan, dan saling terkait.
Kondisi umum daerah saat ini khusus prasarana dan sarana, perumahan dan
permukiman masih jauh dari yang diharapkan dalam mewujudkan kawasan
perumahan dan permukiman yang berwawasan lingkungan. Sejak Tahun
Anggaran 2006, Dinas Cipta Karya dan Pertambangan (dh. Dinas
Permukiman, Pengembangan Wilayah dan Pertambangan) telah berupaya
untuk melakukan penataan kawasan perumahan dan permukiman. Adapun
hasil yang dicapai sampai saat ini :
1. Jalan lingkungan : 140.558 m
2. Drainase lingkungan : 67.780 m
3. Pembangunan sarana air bersih:
- sumur bor : 36
- perpipaan : 14 unit
4. Peta jaringan drainase : 3 kecamatan
III-86
pertambangan umum yang belum dapat berjalan sesuai dengan ketentuan
dan peraturan yang berlaku. Hal ini dapat dilihat dari table kinerja pelayanan
berikut :
III-87
pelaksanaan maupun pengawasannya. Meskipun demikian, perencanaan
pembangunan yang dilakukan selama ini juga memberikan hasil yang
positif antara lain: semakin meningkatnya partisipasi masyarakat dalam
perumusan kebijakan pembangunan, meningkatnya kemampuan aparatur
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian pembangunan;
berubahnya pola pikir aparatur Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dalam
menerapkan proses perencanaan pembangunan yang partisipatif.
2.5.3. Kepegawaian
III-88
Kualitas dan kuantitas aparatur adalah gambaran kemampuan aparatur
melaksanakan pelayanan kepada masyarakat saat ini. Jumlah Pegawai
Negeri Sipil di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Deli Serdang hingga
tahun 2008 adalah 16.605 personel yang bertugas pada 68 Satuan Kerja
Perangkat Daerah. Di antaranya 5,163 orang golongan IV (31 persen), 8,039
orang golongan III (48 persen), 3242 orang golongan II (20 persen), dan 181
orang golongan I (1 persen) dari jumlah pegawai.
1%
20% Golongan I
31%
Golongan II
Golongan III
Golongan IV
48%
III-89
GAMBAR 2.5 JUMLAH PNS DI PEMERINTAHAN KABUPATEN
DELI SERDANG
1% 4% 1% 5%
89%
III-90
ketrampilan dan profesionalisme masih rendah/belum sesuai dengan
tuntutan dan harapan masyarakat. Upaya-upaya yang dilakukan adalah
melakukan pelatihan sesuai dengan kompetensinya dan pendidikan
penjenjangan bagi aparatur yang telah memenuhi syarat.
2.5.4 Statistik
Badan Pusat Statistik yang pada tahun tahun sebelumnya hanya menyajikan
data/indikator makro, sesuai permintaan baik lembaga/intansi pusat/
daerah telah berupaya dengan bekerja sama dengan Pemerintah lembaga
pemerintah terkait menyajikan data mikro, yang dapat di manfaatkan
khususnya dalam penyedian data yang terkait dengan operasional. Kedepan
Badan Pusat Statistik kabupaten Deli Serdang melalui program
penyempurnaan dan pengembangan statistik akan tetap menjamin
kesinambungan penyedian data yang sudah ada, peningkatan kualitas dan
profesionalisme dan pengembangan sistem informasi statistik dan sistem
informasi manajemen guna mendukung kelancaran pemenuhan kebutuhan
data statistik bagi pemerintah maupun masyarakat.
2.5.5. Kearsipan
Penyelenggaraan urusan pemerintah di bidang kearsipan diarahkan untuk
manajemen pengelolaan kearsipan daerah. Satuan Kerja Perangkat Daerah
yang menangani urusan ini adalah Kantor Perpustakaan, Arsip dan
Dokumentasi Kabupaten Deli Serdang. Dalam rangka untuk lebih dipahami
pentingnya suatu arsip dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintah,
perlu dukungan dari satuan unit kerja, karena arsip merupakan sumber
informasi dan dokumentasi yang mampu memberikan data bagi pihak yang
memerlukan, sedangkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang
mampu menjawab tantangan perkembangan teknologi yang sangat
mempengaruhi pelaksanaan kinerja dalam melaksanakan tata kearsipan
modern masih terbatas, dimana pengelolaan data sampai dengan penyajian
informasi harus didukung sarana penunjang yang sejalan dengan
III-91
perkembangan teknologi dan sumber daya manusia (SDM) yang professional.
SKPD ini dibentuk selain untuk meningkatan kualitas pelayanan publik,
dalam pemenuhan kebutuhan akan arsip dan penyelamatan atau pelestarian
suatu dokumen juga guna peningkatan pelayanan perpustakaan.
III-93
c. Kator Satuan Polisi Pamong Praja
d. Kantor Pelayanan Perijinan
e. Kantor Kas Daerah
f. Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil
7. Kecamatan sebanyak 22.
8. Kelurahan sebanyak 14.
Seiring dengan bergulirnya arus reformasi yang ditandai dengan semakin
banyaknya berbagai tuntutan masyarakat, maka sistem penyelenggaraan
pemerintahan dilaksanakan secara transparan dan akuntabel. Tuntutan
masyarakat tersebut mencakup kualitas kinerja instansi pemerintah yang
di dalamnya termasuk aspek pertanggungjawaban (akuntabilitas)
pelaksanaan tugas para pejabat pemerintah, baik secara administratif dan
manajerial maupun yuridis formal.
III-94
Strategi pembangunan daerah sangat diperlukan untuk menghasilkan
langkah – langkah konkret dalam implementasi pembangunan. Strategi yang
baik harus menunjukkan konsistensi dan komitmen yang tinggi untuk
mewujudkan visi dan misi kepala daerah. Sebelum melangkah pada strategi
pembangunan lebih dulu dilakukan analisis kondisi dan potensi yang
dimiliki Kabupaten Deli Serdang. Isu-isu dan permasalahan pembangunan
kabupaten Deli Serdang dimasa mendatang meliputi;
2.7.1. Ekonomi
Salah satu masalah keuangan daerah di Kabupaten Deli Serdang adalah
struktur pendapatan dalam APBD yang masih didominasi olen dana dana
transfer dari pusat yaitu Dana Alokasi Umum, kontribusi PAD meskipun
sudah semakin meningkat belum signifikan berkontribusi kepada
pendapatan daerah. Masalah lainnya adalah proporsi belanja daerah yang
masih sangat didominasi olen belanja tidak langsung.
III-95
distribusi pendapatan di kalangan masyarakat sehingga mampu menurunkan
indeks kemiskinan dan ketimpangan pendapatan dikalangan masyarakat.
III-96
3. Belum optimalnya pelayanan pencari kerja di kecamatan;
III-97
Sektor pertanian merupakan sektor yang dominan memberikan kontribusi
terhadap PDRB dan mayoritas penduduk di Kabupaten Deli Serdang bekerja
di sektor pertanian. Namum sektor pertanian pangan masih didominasi oleh
petani tradisionil, sementara sub sektor perkebunan masih didominasi
perusahaan swasta. Sub sektor peternakan dan perikanan masih memerlukan
perhatian agar dapat menjadi sumber penghasilan pendapatan utama
masyarakat dan pemerintah.
III-98
faktor cuaca masih menjadi persoalan utama yang dihadapi oleh para
nelayan.
kependudukan
Kesejahteraan sosial merupakan tujuan akhir dari berbagai pembangunan di
suatu daerah. Indikasi suatu masyarakat dikatakan sejahtera secara sosial,
adalah apabila di daerah tersebut sudah tidak dijumpai lagi persoalan-
persoalan yang berkaitan dengan keberadaan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) antara lain: anak balita terlantar, anak terlantar,
anak nakal anak jalanan, wanita rawan sosial ekonomi, korban tindak
kekerasan, lanjut usia terlantar, penyadang cacat, tuna susila, pengemis,
gelandangan, bekas warga binaan lembaga kemasyarakatan, korban penyalah
gunaan NAPZA, keluarga fakir miskin, keluarga berumah tidak layak huni,
keluarga bermasalah sosial psikologis, komunitas adat terpencil, korban
bencana alam korban bencana sosial, pekerja migran bermasalah sosial ,
penderita HIV/AIDS, keluarga rentan. Secara Umum permasalahan-
permasalahan yang dihadapi adalah sebagai berikut :
1. Masih adanya jumlah penyandang PMKS di Kabupaten Deli
Serdang
2. Terbatasnya bantuan dan perhatian pada korban bencana alam,
terutama penanganan pasca bencana.
3. Terbatasnya bantuan dan perhatian terhadap keluarga pra-
sejahtera dan Gakin.
4. Besarnya potensi bencana alam dan bencana sosial
5. Berpindahanya gepeng dan anak jalanan dari kota Medan ke
Kabupaten Deli Serdang karena jarak yang begitu dekat.
6. Rendahnya kualitas manajemen pelayanan kesejahteraan sosial
7. Rendahnya kualitas SDM Karang Taruna, PSM dan Orsos sebagai
potensi sumber kesejahteraan sosial.
III-99
Masalah dan tantangan yang akan dihadapi Kabupaten Deli Serdang yaitu
pengangguran dan kemiskinan. Pada Tahun 2007 jumlah penduduk
miskin/pra sejahtera dengan alasan ekonomi sebesar 26.091 KK atau 7,5 %
dari jumlah KK Kabupaten Deli Serdang sebesar 343.708 KK. Untuk
mengurangi jumlah penduduk miskin perlu adanya upaya terpadu antara
Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dan masyarakat dengan melaksanakan
kegiatan yang mampu meningkatkan pendapatan penduduk miskin Dari segi
jumlah penduduk di Kabupaten Deli Serdang penduduk perempuan
hampir sama dengan penduduk laki laki dan merupakan potensi
pembangunan yang belum dioptimalkan. Kemajuan pembangunan suatu
negara ditentukan oleh tingkat kemajuan kelompok perempuan. Namun
demikian, perempuan masih belum mendapat peran yang memadai agar
dapat mengoptimalkan potensi yang mereka miliki. Kekerasan terhadap
perempuan dalam KDRT dan anak-anak masih sering terjadi. Proporsi
perempuan dalam lembaga-lembaga pemerintah dan masyarakat masih
belum proporsional. Faktor budaya seperti peran ganda sebagai ibu rumah
tangga juga mempengaruhi peningkatan peran dan kualitas hidup kaum
perempuan.
III-100
1. Distribusi penduduk tidak merata di seluruh wilayah Kabupaten Deli
Serdang;
2. Jumlah wanita yang memasuki lapangan kerja masih relatif kecil
dibandingkan dengan laki-laki;
3. Jumlah penduduk Deli Serdang yang jumlahnya pada akhir tahun 2007
mencapai 1,686,366 jiwa dan pada periode 5 tahun terakhir
meningkat rata-rata sebesar 3.11% per tahun mengakibatkan
pertambahan beban biaya pengadaan infrastruktur permukiman yang
cukup signifikan dimasa-masa mendatang.
4. Peningkatan jumlah penduduk yang besar terjadi di daerah yang telah
padat penduduknya yakni di wilayah Kabupaten Deli Serdang yang
secara fisik berbatasan langsung dengan Kota Medan. Tingginya laju
pertambahan penduduk pada wilayah-wilayah tersebut disebabkan
karena pengaruh luapan penduduk kota Medan. Wilayah-wilayah ini
letaknya menyebar mengelilingi Kota Medan sehingga pengadaan
sarana dan prasarana permukiman menjadi mahal.
5. Timpangnya persebaran dan kurang terarahnya mobilitas penduduk
terkait erat dengan ketidak seimbangan persebaran sumber daya dan
masalah pertanahan.
6. Belum tertatanya administrasi kependudukan secara detail, yang
menyangkut data kuantitas, kualitas, dan mobilitas penduduk.
Kesehatan
III-101
bayi dan ibu melahirkan, meningkatkan peserta KB aktif, dan peningkatan
kesadaran masyarakat tentang kesehatan.
Pendidikan
III-102
Serdang dengan geomorfologis terdiri dari pegunungan dan dataran serta
perairan pantai, memungkinkan pengembangan pariwisata yang ditunjang
oleh sumberdaya alam komoditi unggulan seperti pertanian tanaman pangan
dan hortikultura, perternakan, perikanan, industri dan pertambangan.
Pengembangan pariwisata dapat ditempuh melalui pengadaan paket wisata,
pengembangan jalur wisata, pengadaan sarana dan prasarana penunjang
seperti hotel dan penginapan serta peningkatan aksesibilitas dengan
meningkatkan kondisi jalan dan menyediakan sarana transportasi menuju
obyek wisata.
III-103
Peredaran dan penyalahgunaan narkoba telah menjadi ancaman serius bagi
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Data menyebutkan bahwa lebih dari
dua juta pecandu narkoba di seluruh Indonesia, yang 90 persennya adalah
generasi muda. Di Kabupaten Deli Serdang, walaupun tidak ada angka pasti,
peredaran dan penyalahgunaan narkoba juga cukup banyak ditemukan.
Sebagai dampak dari masalah peredaran dan penyalahgunaan narkoba tidak
hanya mencakup dimensi kesehatan jasmani dan mental saja namun yang
lebih berpengaruh langsung adalah dimensi ekonomi dengan meningkatnya
biaya kesehatan, dimensi kultural dengan rusaknya tatanan perilaku dan
norma masyarakat secara keseluruhan.
Sampai pada akhir tahun 2008, yang menjadi tantangan bagi Dinas Pekerjaan
Umum adalah menurunnya kualitas pelayanan jalan di jalur-jalur utama
perekonomian akibat meningkatnya volume kendaraan maupun muatan
berlebih dan perkembangan permukiman. Selain itu ada beberapa
permasalahan antara lain:
III-104
Terbatasnya kemampuan pemerintah Kabupaten Deli Serdang dalam
membiayai kebutuhan pembangunan prasarana jalan dan
pemeliharaannya dibanding dengan tuntutan kebutuhan yang ada.
III-105
Kurang optimalnya tingkat layanan irigasi sebagai alat pendistribusian air
ke areal persawahan yang disebabkan rusaknya saluran pembawa dan
meningkatnya sedimen.
III-106
Ruang terbuka hijau perkotaan (taman) di 22 kota kecamatan umumnya
belum tertata, seperti ruang terbuka hijau yang ada di kota Lubuk Pakam,
kota Tanjung Morawa, sebagian dalam kondisi kurang terawat dan kurang
berfungsi sebagai ruang terbuka. Hal ini tentunya dapat menimbulkan citra
yang buruk bagi pemerintah setempat dalam hal keindahan kota. Pada tahun
2008 telah dilakukan pemasangan baru Lampu Penerangan Jalan Umum di 11
(sebelas) kota kecamatan sebanyak 315 titik, keadaan ini masih perlu
ditingkatkan.
Perumahan
III-107
2. Masih terbatasnya kemampuan pemerintah daerah untuk
mendukung penyediaan perumahan beserta sarana dan
prasarananya.
3. Masih banyaknya rumah tidak layak huni, dan terbatasnya
kemampuan masyarakat berpenghasilan rendah akan tempat
tinggal dan lingkungan hunian yang sehat.
4. Menurunnya kondisi prasarana publik dan bangunan
Pemerintah;
5. Pelayanan air bersih belum optimal, disebabkan rendahnya
kualitas pengelolaan pelayanan air minum oleh PDAM,
meningkatnya tingkat kebocoran dan tingkat pendapatan
masyarakat rendah serta terbatasnya jaringan pipa;
6. Pengelolaan sampah belum dilaksanakan secara efektif dan
efisien;
Lahan kritis dapat terjadi karena faktor alam dan manusia. Lahan kritis dapat
berupa tanah tandus ataupun hutan yang gundul. Kondisi ini dapat
mengakibatkan kurang produktifnya lahan dan pada tingkat yang lebih
parah dapat menimbulkan bencana, baik longsor maupun banjir. Sebagian
III-108
besar lahan kritis terjadi akibat adanya alih fungsi hutan yang yang tidak
sesuai dengan peruntukannya.
III-109
2.7.4 Pemerintahan umum
Pelayanan Umum
Kompleksitas masalah dan pembangunan dimasa depan menuntut kapasitas
dan kompetensi aparatur pemerintah yang semakin tinggi. Disisi yang lain
peningkatan karir aparatur pemerintah menyebabkan mutasi pejabat menjadi
hal yang rutin, sehingga prinsip ‘The right man on the right place’ sering
tidak dapat dipenuhi. Hal ini memerlukan adanya sistim pelatihan dan
program pengembangan kompetensi dan karir dari aparatur pemerintah
sehingga dimasa mendatang tidak ditemukan lagi ketidaksesuaian antara
jabatan, kompetensi dan kapabilitas pada jabatan struktural dan fungsional
di kabupaten Deli Serdang.
III-110
Urusan wajib yang dilaksanakan yaitu :
1. Pendidikan
2. Kesehatan
3. Pekerjaan Umum
4. Perumahan
5. Perataan ruang
6. Perencaaan Pembangunan
7. Perhubungan
8. Lingkungan Hidup
9. Kependudukan dan catatan sipil
10. Pemberdayaan perempuan
11. Keluarga berencana dan keluarga sejahtera
12. Sosial
13. Tenaga Kerja
14. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
15. Penanaman Modal
16. Kebudayaan
17. Pemuda dan Olahraga
18. Kesatuan Bangsa dan Politik dalam negeri
19. Pemerintahan Umum
20. Kepegawaian
21. Pemberdayaan masyarakat desa
22. Kearsipan
23. Komunikasi dan Informatika
1. Pertanian
2. Kehutanan
3. Energi dan Sumber daya mineral
4. Pariwisata
5. Kelautan dan Perikanan
6. Perdagangan
III-111
7. Perindustrian
8. Transmigrasi
III-112
Aspek Pelayanan Publik
Selain itu, layanan publik dibidang investasi juga merupakan hal yang patut
menjadi perhatian agar para investor teransang untuk menanamkan
modlanya didaerah ini yang tentunya didukung peraturan perijinan yang
jelas dan akuntabel. Dengan dekikian akan memberikan kepastian berusaha
dan terciptanya efisiensi usaha.
Isu dan permasalahan satrategis dalan aspek pelayanan publik adalah sebagai
berikut :
III-113
1. Belum optimalnya pelayanan perijinan sebagai langkah dalam pola
pelayanan terpadu one stop service.
III-114
2.8.1 Kemiskinan
Di Kabupaten Deli Serdang masih terdapat masyarakat miskin, pada tahu
2007 jumlah penduduk miskin/pra sejahtera dengan alasan ekonomi sebesar
26,001 KK atau 7.5 % dari jumlah KK yaitu sebanyak 343, 708 KK. Berbagai
upaya telah dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Deli Serdang, contohnya
melakukan gerakan terpadu pengentasan kemiskinan, program pengentasan
kemiskinan perkotaan dan lain sebagainya. Dan di masa yang akan datang,
hal ini merupakan prioritas program.
2.8.3. Pendidikan
Upaya peningkatan kualitas pendidikan masih menghadapi permasalahan
yaitu masih rendahnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana
penunjang pendidikan dan kualitas SDM pendidik belum optimal. Selain itu
jenis pendidikan yang ada belum sinkron dengan lapangan kerja yang
tersedia. Terkait dengan pelaksanaan pendidikan kejuruan dan keterampilan,
III-115
perlu inisiatif Pemerintah Kabupaten Deli Serdang untuk menyelaraskan pola
pendidikan di sekolah dan lembaga kursus keterampilan dengan kebutuhan
dunia usaha serta memfasilitasi rekruitmen tenaga kerja agar dapat terserap
di dunia usaha;
2.8.4 Kesehatan
Pelayanan kesehatan belum secara keseluruhan menjangkau ke pelosok desa,
kurangnya sarana prasarana kesehatan dan kurangnya tenaga medis dan
paramedis dibandingkan dengan masyarakat yang dilayani.
Namun demikian upaya pelayanan telah dilakukan oleh Pemerintah
Kabupaten Deli Serdang dan senantiasa ditingkatkan pelayanannya guna
memperoleh derajat kesehatan yang lebih baik, bahkan tahun 2008 telah
memperoleh penghargaan sebagai peringkat pertama untuk predikat
pelayanan public.
2.8.5. Infrastruktur
Belum seluruhnya wilayah di Kabupaten Deli Serdang terjangkau program
jalan poros dan jalan alternatif, hal ini menyebabkan kelancaran roda
perekonomian dan akses antar wilayah mengalami hambatan dan masih
adanya sejumlah daerah yang terisolir akibat tingkat aksesibilitasnya masih
rendah dan tingginya tingkat kerusakan jalan akibat banyaknya kenderaan
dengan tonase berat melalui jalan-jalan yang tidak sesuai dengan kelasnya;
Adanya kemacetan yang terjadi di jalan arteri/negara khususnya pada
wilayah yang berdekatan atau berbatasan langsung dengan Kota Medan,
kondisi ini terjadi akibat masih belum memadainya jaringan jalan utama dan
altenatif yang tersedia jika dibandingkan dengan jumlah kendaraan yang
melalui jaringan jalan tersebut setiap harinya. Disamping itu, jalur trayek
angkutan umum juga harus ditata dengan baik agar tidak memperparah
kondisi yang sudah terjadi.
2.8.6 Pertanian
III-116
Sebagian besar lahan di Deli Serdang lahan pertanian namun
produktivitasnya sangat dipengaruhi oleh kelangkaan atau tingginya harga
sarana produksi untuk pertanian dan industri seperti pupuk, bibit dan
pestisida, dan bahan baku industri serta kondisi alam seperti banjir, kemarau
dan lain-lain. Juga disebabkan keterbatasan teknologi yang dimiliki termasuk
penguasaan teknologi para petani dan nelayan, fluktuasi harga dan
kelangkaan BBM, serta kurangnya pengawasan atas penggunaan bahan
berbahaya untuk menangkap dan mengawetkan ikan. Upaya yang dilakukan
dalam rangka meningkatkan pendapatan petani adalah memberikan
penyuluhan terhadap para petani tentang peningkatan kualitas tanaman
pangan dan jenis tanaman. Tingginya konversi lahan persawahan menjadi
lahan perumahan, industri dan perkotaan akibat persebaran dan
pertambahan jumlah penduduk. Apabila konversi ini tidak diatur dan
dibatasi, di masa mendatang dapat mengakibatkan kondisi rawan pangan
akibat menurunnya produksi padi;
III-117
2.8.8 Kualitas SDM Aparatur
Sebagian aparat birokrasi sebagai pelayan publik memiliki kualitas Sumber
Daya Manusia, Kesadaran terhadap aturan dan kedisiplinan, ketrampilan dan
profesionalisme masih rendah/belum sesuai dengan tuntutan dan harapan
masyarakat. Upaya-upaya yang dilakukan adalah melakukan pelatihan
sesuai dengan kompetensinya dan pendidikan penjenjangan bagi aparatur
yang telah memenuhi syarat. Masih lemahnya pengawasan terhadap kinerja
aparatur pemerintah yang disebabkan oleh tingginya kompleksitas
permasalahan birokrasi yang memerlukan langkah untuk menciptakan tata
pemerintahan yang bersih dan berwibawa dengan asas keterbukaan,
akuntabilitas, efektifitas dan efisiensi, menjunjung tinggi supremasi hukum,
serta membuka partisipasi masyarakat untuk dapat menjamin kelancaran,
keserasian dan keterpaduan tugas dan fungsi penyelenggaraan
pemerintahan. Untuk itu perlu diterapkan pola reward and punishment
terhadap kinerja aparatur pemerintah, menguatkan hubungan kemitraan
antara aparatur pemerintah dengan masyarakat serta melakukan langkah-
langkah kebijakan yang mengarah pada perubahan kelembagaan dan sistem
ketatalaksanaan, kualitas sumber daya manusia aparatur, termasuk di
dalamnya pelaksanaan sistem pengawasan dan pemeriksaan yang efektif.
2.8.9 Demokrasi
III-118
Kabupaten Deli Serdang yang terdiri dari 22 kecamatan yang menyebar di
380 desa dan 14 kelurahan saat ini kondisi politik yang kondusif mulai dari
pelaksanaan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara
(Rabu, 16 April 2008). Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Deli Serdang
(Senin, 27 Oktober 2008), Pemilihan Umum Legislatif (Kamis, 09 April 2009)
serta Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia
(Rabu, 08 Juli 2009).
Secara alami suhu politik yang biasanya cukup dinamis pra pemilu namun
tetap dapat terkendali di Kabupaten Deli Serdang. Hal ini dapat terwujud
berkat adanya kebersamaan rasa tanggung jawab dan koordinasi yang
insentif pemerintah Kabupaten Deli Serdang dengan instansi keamanan
(Polri/TNI) maupun dukungan dan peran serta masyarakat.
Dukungan dan peran serta masyarakat yang dinilai baik ini tercermin dari
tingkat partisipasi masyarakat dalam menjaga dan memelihara serta
mensukseskan pelaksanaan empat event Pemilu tersebut diatas. Adapun
tingkat partisipasi masyarakat dalam politik di empat event Pemilu tersebut
sebagaimana tersebut sebagaimana tercantum dalam tabel dibawah ini.
No Pemilihan Umum Jumlah Jumlah Tingkat
Pemilih Suara sah Partisipasi
1 Gubernur/Wakil 989.502 603.416 61.88%
2 Bupati/Wakil 1.181.807 504.989 45.52%
3 Legislatif 1.192.837 641.489 56.19%
4 Presiden/Wakil 1.250.540 751.181 61.58%
III-119
1. masih rendahnya tingkat partisipasi sebagian masyarakat dalam
penggunakan hak suara dan hak berpendapat dalam pembangunan.
2. Isue sara dan potensi konflik horizontal terkait dengan pilkada dan
pelaksanaan otonomi daerah.
3. Belum jelasnya pola partisipasi publik dalam proses pengambilan
keputusan.
4. Adanya wacana pemekaran yang diusung oleh sekelompok masyarakat
dan masalah perbatasan wilayah yang bisa menimbulkan konflik.
5. Terbukanya ruang demokrasi melahirkan banyak kelompok dengan
berbagai aliran dan tuntutan yang berbeda berimplikasi sulitnya
mengorganisasikan berbagai kepentingan secara negotiable.
6. Konflik antara kewenangan eksekutif dan legislatif.
7. Partisipasi dan kesadaran berpolitik masyarakat dalam pilkada, pileg dan
pilpres yang makin rendah.
8. Adanya peraturan/kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah atasan
yang sering berubah-ubah.
Hal-hal lain yang masih terus diwaspadai baik sebagai potensi gangguan
kamtibmas dan kerawanan adalah:
1. Isue teroris, hal ini disebabkan Kabupaten Deli Serdang mempunyai
wilayah yang berbatasan langsung dengan Kota Medan, yang memiliki
aset-aset asing yang selalu menjadi sasaran terorist.
2. Isue tanah garapan eks-HGU PTPN II.
3. Isue tenaga kerja/angkatan kerja.
2.8.10 Pariwisata
Sebagian objek wisata di Kabupaten Deli Serdang adalah wisata alam.
Walaupun berbagai kegiatan dalam rangka penataan fasilitas wisata telah
dilakukan, namun masih terdapat kekurangan fasilitas penunjang untuk
mewujudkan rasa aman, senang dan nyaman bagi wisatawan domestik
maupun luar negeri.
III-120
Sarana dan prasarana transportasi objek wisata juga belum optimal,
kurangnya keterpaduan perencanaan antar objek wisata serta kurangnya
peran serta masyarakat dalam mengembangkan objek wisata.
2.8.11 Pencemaran
Peningkatan pembangunan di Kabupaten Deli Serdang telah berakibat
tumbuhnya kawasan atau zona industri, peningkatan jumlah penduduk dan
transportasi yang menimbulkan pencemaran llingkungan, berupa limbah
industri, rumah tangga, polusi udara yang berdampak negatif pada
kesehatan, Selain itu illegal loging dan perladangan berpindah – pindah telah
menimbulkan makin meluasnya lahan kritis. Kawasan lindung dan ruang
terbuka hijau di kabupaten Deli Serdang, luasannya sesuai yang diamanatkan
dalam peraturan dan ketentuan yang berlaku belum tercapai.
III-121
BAB III
PENDANAAN
Kebijakan pengelolaan keuangan daerah tidak terlepas dari kebijakan desentralisasi dan
otonomi daerah yang dilakukan dengan menekankan pada prinsip keadilan, kepatutan, dan
manfaat sebagai konsekuensi hubungan keuangan antara pemerintah pusat dengan
pemerintah daerah. Terbitnya Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah sebagai pengganti Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 memberikan warna baru dan
landasan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004
tersebut bertumpu pada upaya peningkatan efisiensi, efektifitas, akuntabilitas, dan transparansi
pengelolaan keuangan publik baik dari sisi pendapatan maupun belanja.
III-122
3. Disiplin anggaran ;
4. Keadilan ;
5. Efisiensi dan efektifitas anggaran.
Arah pengelolaan belanja daerah Kabupaten Deli serdang pada tahun 2009 - 2014
ditujukan pada peningkatan proporsi belanja untuk kepentingan dan kebutuhan masyarakat
Kabupaten Deli serdang antara lain: percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,
pembangunan infrastruktur, meningkatkan pertumbuhan produktivitas dan meningkatnya daya
saing serta nilai tambah produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan, menjaga
kelestarian lingkungan serta peningkatan Sumber Daya Manusia dengan tetap memperhatikan
proporsi dan eksistensi penyelenggaraan pemerintahan.
Dalam rangka memperbesar proporsi belanja untuk pelayanan publik maka perlu
efisiensi pada belanja aparatur dengan melakukan evaluasi serta perampingan SOTK (Struktur
Organisasi dan Tata Kerja). Alokasi belanja aparatur juga diupayakan semaksimal mungkin
diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan publik. Disamping itu perlu disiplin anggaran
dan mempertajam skala prioritas program yang sangat dibutuhkan untuk kepentingan
masyarakat Kabupaten Deli serdang yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah.
III-123
3.4 Arah Pembiayaan Daerah
Sebagaimana ketentuan yang telah diatur pada penjelasan pasal 17 ayat (3) Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan pasal 83 ayat (2) Undang-Undang
Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah, disebutkan bahwa jumlah kumulatif defisit anggaran tidak diperkenankan
melebihi 3% dari PDRB tahun bersangkutan. Mengingat tingkat ketergantungan Pemerintah
Kabupaten Deli serdang terhadap Pemerintah Pusat dari sisi anggaran masih cukup tinggi,
maka peranan Pemerintah Kabupaten Deli serdang untuk mencari sumber anggaran baru guna
menunjang percepatan pembangunan sangat dibutuhkan.
Pendapatan Daerah Kabupaten Deli serdang dari tahun ke tahun secara umum mengalami
kenaikan. Selama ini pendapatan daerah bersumber dari:
1. •Pendapatan Asli Daerah (PAD)
2. •Dana Perimbangan
3. •Dana bagi hasil Provinsi
4. •Lain-lain pendapatan daerah yang sah
Pengelolaan pendapatan daerah akan menekankan pada keserasian antara kebutuhan biaya
dan pendapatan. Prinsip bahwa nilai tambah pendapatan daerah akan digunakan sebesar-
besarnya untuk kesejahteraan rakyat merupakan upaya mobilitas sumber daya lokal melalui
peningkatan pendapatan daerah tidak akan menimbulkan gangguan terhadap alokasi sumber
III-124
daya, dengan konsekuensi adanya efisiensi biaya / belanja daerah.
Pendapatan daerah masih didominasi oleh sumber-sumber pendapatan yang diperoleh dari
dana perimbangan baik pos bagi hasil pajak, bagi hasil bukan pajak, Dana Alokasi Umum
maupun Dana Alokasi Khusus. Penerimaan Pendapatan Daerah tahun 2004-2008 mengalami
peningkatan.
Dalam nilai nominal, total PAD Kabupaten Deli Serdang naik dari Rp. 46 milyar pada tahun
2004 menjadi Rp. 114 milyar pada tahun 2008. Dalam pada itu kontribusi pajak daerah adalah
Rp37.924 milyar pada tahun 2004 dan meningkat menjadi Rp.65.732 milyar pada tahun 2008..
Penerimaan pendapatan daerah mulai tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 16.58% dan
pada tahun 2006 mengalami peningkatan sebesar 64.5%, dan pada tahun 2007 naik sebesar
21.46% sementara tahun 2008 hanya sebesar 16.92%. Sedangkan pendapatan asli daerah
(PAD) meningkat setiap tahunnya sebesar rata-rata 26.38% . Hal ini sebagaimana tersebut
dalam Tabel 3.1 berikut ini :
III-125
GAMBAR 3.1 PERTUMBUHAN APBD KAB. DELI SERDANG TAHUN 2004 – 2008
Sumber: Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Akhir Masa Jabatan Periode 2004-2009
Berdasarkan tabel 3.1 dan gambar 3.1, prosentase kenaikan APBD terjadi secara fluktuatif
akibat dana perimbangan alokasi dan SILPA. Kebijakan Umum Anggaran Pemerintah
Kabupaten Deli Serdang khususnya komponen pendapatan daerah yaitu untuk menjamin
kenaikan pendapatan daerah secara bertahap dan berkelanjutan melalui penggalian sumber-
sumber pendapatan baru, penyesuaian tarif pajak dan retribusi yang telah ditetapkan dalam
peraturan dan undang-undang, peningkatan kesadaran wajib pajak, transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah serta mengusahakan kenaikan dana perimbangan
dan dana otonomi khusus dari pemerintah Provinsi Sumatera Utara maupun pemerintah pusat
melalui penyampaian data yang valid serta pendekatan secara pro-aktif.
Salah satu ukuran untuk mengetahui kemampuan Pemerintah Daerah dalam menjalankan
fungsi pelayanan masyarakat dapat dilihat dari kapasitas keuangan daerah, yaitu
perbandingan antara Pendapatan Daerah dengan APBD. Kenyataan masih menunjukkan
tingginya ketergantungan daerah terhadap anggaran yang berasal dari dana perimbangan.
Rata-rata besarnya rasio sumbangan PAD terhadap APBD hanya sebesar 8.57%. Kondisi
tersebut merupakan tantangan sekaligus peluang yang perlu disikapi dengan usaha keras,
agar komposisi perimbangan antara PAD dan pendapatan dari pusat mencapai titik
keseimbangan (equilibrium). Ratio PAD terhadap APBD Kabupaten Deli Serdang tahun 2004 –
2008 dapat dilihat sebagaimana tersebut dalam tabel 3.2 maupun gambar 3.2 di bawah ini :
III-126
TABEL 3.2 RATIO PAD DIBANDING APBD KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2004 - 2008
GAMBAR 3.2 RATIO PAD DIBANDING DENGAN APBD KAB. DELI SERDANG
TAHUN 2004 – 2008
Sumber : L K P J Akhir Masa Jabatan, Pemkab Deli Serdang Periode 2004-2009, diolah
Kontribusi PAD terhadap APBD pada 5 tahun terakhir rata-rata 8,57%. Kontribusi Dana
Perimbangan sebesar 83,91%, kontribusi Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar 7,52%.
Kondisi tersebut merupakan tantangan sekaligus peluang yang perlu disikapi oleh Pemerintah
Kabupaten Deli Serdang dengan usaha keras.
Kontribusi PAD, Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan yang Sah serta Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran Tahun yang Lalu terhadap APBD Kabupaten Deli serdang tahun 2002 -
2006 dapat dilihat sebagaimana tersebut dalam tabel berikut :
III-127
TABEL 3.3 KONTRIBUSI PAD, DANA PERIMBANGAN DAN BAGI HASIL BUKAN PAJAK
TERHADAP APBD DELI SERDANG TAHUN 2004 – 2008
100.00%
80.00%
60.00%
0.00%
2004 2005 2006 2007 2008
Dana Perimbangan 88.51% 78.42% 87.81% 83.80% 81.02%
APBD 100% 100% 100% 100% 100%
Sumber : L K P J Akhir Masa Jabatan, Pemkab Deli Serdang Periode 2004-2009, diolah
Sedangkan kontribusi dana perimbangan terhadap total APBD rata-rata pada setiap tahun
anggaran sebesar 83,91%. Terlihat bahwa Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dalam setiap
tahun anggaran sangat tinggi ketergantungannya pada pemerintah Pusat dan hal tersebut
diprediksi akan terus terjadi pada lima tahun yang akan datang.
III-128
GAMBAR 3.4 KONTRIBUSI LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH TERHADAP APBD
KABUPTEN DELI SERDANG TAHUN 2004 – 2008
Sumber : L K P J Akhir Masa Jabatan, Pemkab Deli Serdang Periode 2004-2009, diolah
III-129
III-130
TABEL 3.4 PROYEKSI ANGGARAN PENDAPATAN DAERAH (PAD, DANA PERIMBANGAN, PENDAPATAN DAERAH LAIN-LAIN YANG SAH) DARI TAHUN 2009 S/D 2014
III- 131
Kebijakan pengelolaan pendapatan daerah diarahkan untuk menggali dan mengoptimalkan sumber-
sumber pendapatan daerah melalui upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah,
optimalisasi asset dan kekayaan pemerintah daerah termasuk mengembangkan sektor-sektor potensial
yang selama ini belum optimal. Optimalisasi peningkatkan pendapatan daerah terhadap obyek yang
betul–betul potensial dilakukan dengan tidak memberatkan masyarakat serta tidak merusak
lingkungan
Sebagai dasar acuan dalam menetapkan kebijakan arah Belanja Daerah, maka perlu menyimak uraian
kondisi Belanja daerah selang 5 (lima) tahun terakhir sebagaimana digambarkan pada tabel berikut ini:
Sumber: LKPJ Akhir Masa Jabatan Pemkab Deli Serdang Periode 2004-2009, diolah
GAMBAR 3.5 TARGET DAN REALISASI BELANJA DAERAH KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2004-2008
Sumber :
LKP J Akhir Masa Jabatan, Pemkab Deli Serdang Periode 2004-2009, diolah
Memperhatikan isi tabel dan gambar tersebut diatas, maka dapat dijelaskan bahwa baik target maupun
realisasi belanja mengalami peningkatan, adapun rata-rata peningkatan belanja setiap tahun sebesar
23%, namun bila dilihat perkembangan pertahun terlihat bahwa pada tahun 2005 terjadi penurunan
realisasi belanja sebesar 14% dari tahun sebelumnya.
Pembelanjaan anggaran terdiri dari belanja rutin dan belanja pembangunan. Belanja rutin meliputi
belanja pegawai, belanja operasional, dan pemeliharaan. Belanja pembangunan meliputi belanja yang
terkait langsung dengan program dan kegiatan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya.
Struktur anggaran pada tahun 2003 mengalami perubahan sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam
Negeri Nomor 29 Tahun 2002 sehingga mulai tahun 2003 tidak dikenal lagi belanja rutin dan belanja
pembangunan dalam struktur APBD. Anggaran belanja dalam APBD tahun 2003 sampai tahun 2006
dibagi ke dalam belanja aparatur dan belanja publik, sedangkan pada tahun 2007 sesuai dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 anggaran belanja dibagi ke dalam belanja
langsung dan tidak langsung dan tidak dikenal lagi belanja aparatur dan belanja publik.
Dalam lima tahun terakhir 2004 sampai dengan 2008 rasio perbandingan anggaran belanja aparatur
terhadap total APBD mengalami penurunan dari 73% pada tahun 2005 menjadi 56% pada tahun 2006.
Penurunan persentase belanja apartur diharapkan akan dapat terjadi pada tahun-tahun yang akan
datang, sehingga alokasi belanja pembangunan dapat meningkat secara terus menerus. Untuk lebih
rincinya mengenai rasio perbandingan antara belanja rutin dan belanja pembangunan dapat dilihat
pada tabel berikut:
GAMBAR 3.6 PERBANDINGAN BELANJA APARATUR DAN BELANJA PELAYAN PUBLIK TAHUN
2005 - 2008
Sumber : L K P J Akhir Masa Jabatan, Pemkab Deli Serdang Periode 2004-2009, diolah
Gambaran pengelolaan belanja daerah sebagaimana tersebut dalam tabel maupun gambar di atas,
menunjukkan bahwa anggaran belanja aparatur yang sebagian besar digunakan untuk membiayai
kegiatan operasional pemerintahan masih mendominasi belanja pemerintah daerah dibandingkan
dengan belanja publik yang merupakan representasi anggaran yang pro-publik.
Adapun anggaran belanja daerah pada tahun 2009 s/d 2014, dapat diproyeksikan akan mengalami
pertumbuhan rata-rata sebesar 5,88%. Hal ini ditentukan dengan memperhatikan keadaan kenaikan 5
(lima) tahun sebelumnya dan mengasumsikan keadaan 5 (lima) tahun mendatang.
Distribusi peningkatan pertumbuhan belanja tahun 2009-2014 dapat dilihat pada Tabel dan Gambar
dibawah ini.
TABEL 3.7 PROYEKSI BELANJA DAERAH
KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2009 – 2014
Mencermati besarnya belanja yang harus dikeluarkan pada lima tahun mendatang diperlukan upaya
secara serius untuk mengelola belanja daerah sesuai dengan arah dan kebijakan yang telah
ditetapkan. Oleh karena itu arah pengelolaan belanja harus digunakan sebesar-besarnya untuk
kepentingan publik terutama masyarakat miskin, dikelola dengan hasil yang baik dan biaya rendah
(work better dan cost less) melalui pendekatan kinerja disetiap organisasi terkait, didasarkan pada
standar analisa biaya, standar harga, tolok ukur kinerja dan standar pelayanan minimal serta
memperhatikan prinsip value for money. Identifikasi belanja pengeluaran akan dibedakan menurut
belanja langsung dan belanja tidak langsung guna meningkatkan aspek transparansi. Kriteria tersebut
bertitik tolak dari indikator kegiatan yang dilakukan. Proporsi belanja daerah tidak langsung maupun
langsung dari tahun 2009 – 2014 dapat diproyeksikan dalam tabel dibawah ini.
Berdasarkan kajian Analisis Lingkungan Internal (ALI) terdapat beberapa hal yang
merupakan unsur kekuatan yaitu:
1. Letaknya strategis;
2. Memiliki garis pantai yang cukup panjang dan potensinya;
3. Memiliki sumber daya alam yang cukup luas;
4. Memiliki jumlah penduduk dan angkatan kerja yang cukup besar;
5. Kuantitas SDM aparatur cukup tersedia;
6. Adanya konsep Ceria dalam rangka percepatan penurunan angka kematian
ibu dan anak;
7. Adanya konsep Cerdas dalam mendukung program peningkatan
pendidikan;
8. Adanya konsep Gerakan Deli Serdang Membangun dalam peningkatan
pembangunan infrastruktur.
Pembangunan yang selama ini dilakukan oleh pemerintah sebagai motor penggerak
utama harus diubah karena paradigma semacam itu terbukti menciptakan pola
pembangunan yang sentralistis serta menciptakan ketergantungan masyarakat
terhadap pemerintah. Di samping itu juga mematikan inisiatif dan partisipasi
masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut diatas serta Visi dan Misi yang telah ditetapkan, dan
mempedomani agenda pembangunan nasional dan agenda pembangunan
Provinsi Sumatera Utara maka prioritas pembangunan daerah Kabupaten Deli
Serdang disusun berdasarkan kriteria sebagai berikut:
1. Memiliki dampak yang besar terhadap pencapaian sasaran-sasaran
pembangunan sesuai tema pembangunan;
2. Memiliki sasaran-sasaran dan program yang terukur sehingga langsung dapat
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat;
3. Mendesak dan penting untuk segera dilaksanakan;
4. Merupakan tugas dan tanggung jawab pemerintah Kabupaten Deli Serdang
untuk melaksanakannya;
5. Realistis untuk dilaksanakan dan diselesaikan dalam kurun waktu lima tahun.
Adapun yang menjadi prioritas pembangunan daerah dalam rangka mencapai Visi
- Misi Pembangunan di Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut;
a. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia melalui percepatan
pembangunan pendidikan, kesehatan dan perekonomian daerah;
b. Pembangunan Infrastruktur dan lingkungan hidup;
c. Peningkatan kapasitas perekonomian daerah melalui peningkatan
produktifitas, pengembangan potensi daerah dan iklim investasi;
d. Pengembangan wawasan kebangsaan dan pengeloaan kebudayaan daerah;
e. Percepatan pengurangan jumlah penduduk miskin;
f. Tata kelola pemerintahan yang baik.
PEMBANGUNAN DAERAH
5.1 VISI
Berdasarkan kondisi saat ini dan isu-isu strategis pada 5 tahun mendatang, serta
penggalian aspirasi dan persepsi masyarakat yang telah dilakukan, maka Visi
5.2 MISI
Untuk memberikan kejelasan agar tidak menimbulkan asumsi dan persepsi yang
berbeda, perlu dijelaskan arti yang terkandung dalam visi dimaksud yaitu:
a) Deli Serdang yang maju dengan masyarakatnya yang religius, sejahtera,
bersatu dalam kebhinekaan berarti masyarakat yang bermukim dalam
wilayah Kabupaten Deli Serdang dapat menjadi manusia yang bertata
krama, yang ditandai dengan sejumlah karakteristik tertentu, antara lain
patuh mengamalkan agamanya, toleran terhadap pemeluk agama dan
etnis lain, cinta perdamaian, anti kekerasan, kreatif dan inovatif, haus
informasi dan mampu menerima perbedaan pendapat sehingga kualitas
sosial ekonomi mereka menjadi lebih maju dan baik. Menjadi Misi ke 1:
Misi mewujudkan Deli Serdang yang maju adalah mendorong
pembangunan yang menjamin pemerataan yang seluas-luasnya
didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas, infrastruktur
yang maju, penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi,
pembangunan yang berwawasan lingkungan, serta didukung oleh
kondisi keamanan yang kondusif.
Dan Misi ke 2:
Misi mewujudkan masyarakat Deli Serdang yang religius adalah
mendorong pembangunan akhlak mulia generasi muda, saling
menghormati, rukun dan damai, tidak diskriminatif, mengabdi pada
kepentingan masyarakat luas, dan menghormati hak azasi manusia.
Berdasarkan Visi dan Misi yang telah ditetapkan dan mempedomani agenda
pembangunan nasional dan agenda pembangunan Provinsi Sumatera Utara maka
ditetapkan Tujuan dan Strategi pembangunan daerah Kabupaten Deli Serdang,
disusun sebagai berikut:
PEMBANGUNAN DAERAH
Dalam upaya mencapai pelaksanaan visi dan misi Kabupaten Deli Serdang
diperlukan arah kebijakan pembangunan yang memuat rencana arah kebijakan
pembangunan sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan di berbagai aspek. Arah
kebijakan pembangunan daerah dijabarkan sebagai berikut :
l. Memberi perhatian khusus terhadap mutu dan keamanan obat yang dikonsumsi
masyarakat.
untuk:
k. Merevitalisasi BLK.
Penyelenggaran urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) antara lain
diarahkan untuk:
a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah (UKM).
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, urusan pilihan yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Deli Serdang yang sesuai dengan kondisi,
potensi, dan kebutuhan adalah: urusan Pertanian, Kehutanan, Energi dan
Sumberdaya Mineral, Pariwisata, Kelautan dan Perikanan, perdagangan,
perindustrian dan transmigrasi.
f. Regulasi dan fasilitasi agar akses nelayan terhadap modal, pasar, teknologi
dan manajemen menjadi lebih mudah dalam upaya menjadi nelayan modern.
c. Memfasilitasi usaha industri yang saling mendukung antara hulu dan hilir
Guna mendukung tercapainya sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan, ditetapkan
program-program pembangunan yang terdiri dari program prioritas, program
SKPD, program lintas SKPD, dan program kewilayahan.
Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang
dilaksanakan oleh instansi pemerintah atau masyarakat yang dikoordinasikan oleh
instansi pemerintah untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi
anggaran.
Sesuai dengan prioritas Nasional yang dikaitkan dengan urusan rumah tangga yang
menjadi kewenangan kabupanten, prioritas pembangunan daerah dalam rangka
mencapai Visi - Misi pembangunan di Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai
berikut;
g. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia melalui percepatan
pembangunan pendidikan, kesehatan dan perekonomian daerah;
h. Pembangunan Infrastruktur dan lingkungan hidup;
i. Peningkatan kapasitas perekonomian daerah melalui peningkatan
produktifitas, pengembangan potensi daerah dan iklim investasi;
j. Pengembangan wawasan kebangsaan dan pengeloaan kebudayaan daerah;
k. Percepatan pengurangan jumlah penduduk miskin;
l. Tata kelola pemerintahan yang baik.
Pada strategi Peningkatan pemanfaatan nilai seni dan budaya, dengan program
sebagai berikut :
a. Program pengelolaan kekayaan budaya
b. Program pengelolaan keragaman budaya
7.2.2.2 Kehutanan
Program yang akan dilaksanaan untuk urusan kehutanan antara lain:
a. Program pemanfaatan potensi sumberdaya hutan
b. Program rehabilitasi hutan dan lahan
c. Program Perlindungan dan konservasi sumberdaya hutan
d. Program pemanfaatan kawasan hutan
e. Program pembinaan dan penertiban industri hasil hutan
f. Program perencanaan pengembangan hutan
7.2.2.4 Pariwisata
Program yang akan dilaksanaan untuk urusan Pariwisata antara lain:
a. Program pengembangan pemasaran pariwisata
b. Program pengembangan destinasi pariwisata
c. Program pengembangan kemitraan pariwisata
7.2.2.6 Perdagangan.
Program yang akan dilaksanaan untuk urusan perdagangan antara lain:
a. Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri
b. Program pembinaan pedagang kaki lima dan asongan
7.2.2.7 Perindustrian
Program yang akan dilaksanaan untuk urusan Ketahanan Pangan antara lain:
a. Program pengembangan industri kecil dan menengah
b. Program penataan struktur industri
c. Program pengembangan sentra-sentra industri potensial
Untuk menjabarkan visi dan misi Kepala Daerah selama lima tahun ke depan
diperlukan sasaran-sasaran yang akan dicapai yang disertai dengan indikator-
indikator terukur. Hal ini sangat membantu dalam mempertajam prioritas kegiatan
dan sekaligus dukungan penganggarannya. Berikut ditampilkan Matrik Visi, Misi
dan Rencana Tindak Pembangunan Kabupaten Deli Serdang 2009-2014.
BAB IX
PELAKSANAAN
9.2.4. Merupakan dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan atas kinerja lima
tahunan dan tahunan
Dengan adanya dokumen RPJM Daearah ini, akan sangat membantu
kepala daerah untuk melihat sejauh mana capaian dari kebijakan yang
sudah dilakukan serta penerjemahan visi dan misi yang telah
ditetapkan.
Dengan adanya pandangan tersebut, diharapkan RPJM Daerah ini
menunjukkan indikator–indikator yang jelas dan terukur agar diperoleh
cara yang mudah untuk melihat keberhasilan pemimpin/kepala daerah.