Anda di halaman 1dari 192

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Pemerintah Daerah
dalam

melaksanakan

pembangunan

harus

menyusun

rencana

pembangunan. Rencana pembangunan menurut undang-undang tersebut


dibagi menjadi Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD) untuk rencana kerja tahunan. Untuk selanjutnya sesuai
dengan Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2008 tentang Peraturan
Tahapan, Tata Cara Penyusunan Pengendalian Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah. Bab III, Paragraf satu pasal 11 ayat 3.
Rancangan Awal RPJMD berpedoman pada RPJPD dan memperhatikan
RPJM Nasional, kondisi lingkungan strategis di daerah serta hasil
evaluasi terhadap RPJMD periode sebelumnya.
Dalam rangka memenuhi ketentuan yang diamanatkan dalam peraturan
tersebut, maka Pemerintah Kabupaten Deli Serdang menyusun Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Deli
Serdang Tahun 2009-2014, yang memuat visi, misi, dan program Kepala
Daerah. Yang merupakan Dokumen Perencanaan untuk periode 5 (lima)
tahun, yang mengacu kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD).

Dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang


merupakan
pembangunan

instrumen
dan

pertanggungjawaban
pertanggungjawaban

program-program
anggaran,

Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan langkah


awal untuk melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah, maka
diperlukan adanya indikator kinerja sebagai alat untuk mengukur
prestasi kerja yang telah ditetapkan.
Dalam

masa

kepemimpinan

Bupati

terpilih

untuk

lima

tahun

mendatang, Kabupaten Deli Serdang akan menghadapi tantangan yang


bersumber dari kondisi internal dan eksternal yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan di masa yang akan datang.

Oleh

karena itu, janji Visi dan Misi Bupati masa kampanye, perlu dirumuskan
sebagai suatu pedoman dasar (guidance) agar keadaan yang dicita-citakan
dalam visi dan misi dapat dilaksanakan dalam kegiatan Pembangunan
Daerah untuk jangka lima tahun. Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah tersebut diarahkan untuk menjamin tercapainya
tujuan pembangunan daerah.
Konsep pembangunan Jangka Menengah Daerah diperlukan agar hasilhasil pembangunan yang sudah dicapai dalam kepemimpinan yang lalu,
mempunyai kesinambungan dengan kegiatan pembangunan untuk lima
tahun kedepan dalam kerangka pembangunan jangka panjang sehingga
permasalahan yang sedang dihadapi dan tantangan kedepan dapat
terselesaikan secara keberlanjutan dan sistematis. Rencana Jangka
Menengah mencakup berbagai aspek penting kehidupan bermasyarakat
dan berpemerintahan daerah, dengan skala prioritas yang akan

menuntun proses pelaksanaan pembangunan menuju tatanan kehidupan


masyarakat sesuai dengan taraf pembangunan yang hendak dicapai.
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Deli Serdang 20092014 merupakan kelanjutan dari proses pembangunan lima tahun
sebelumnya berdasarkan aspirasi masyarakat dan kajian akademis yang
diperlukan dan dimaksudkan untuk mencapai tujuan pembangunan
sebagaimana yang diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar Tahun 1945.
Selain merumuskan perencanaan pembangunan, pencapaian tujuan
pembangunan juga ditentukan oleh peran kepemerintahan yang baik
(good governance) dan menjadi prasyarat bagi pemerintah kabupaten
untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan pencapaian

tujuan dan

cita-cita bangsa dan negara. Untuk mencapai tujuan tersebut, Pemerintah


Kabupaten

perlu

pertanggungjawaban

menerapkan
yang

tepat,

dan
jelas,

mengembangkan
dan

nyata,

sistem
sehingga

penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan dapat


berlangsung

secara

berdayaguna,

bersih

berkesinambungan,

dan

akuntabel kepada para pemangku kepentingan khususnya kepada


masyarakat.
1. 2. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Deli Serdang

tahun 2009 - 2014 adalah untuk

menjabarkan visi, misi dan program Bupati dan Wakil Bupati Deli
Serdang terpilih

pada saat kampanye Pilkada

2008, dalam bentuk

program dan kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan oleh setiap

SKPD di Kabupaten Deli Serdang lima tahun kedepan sebagai bagian


dari proses Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Deli Sedang.
Adapun tujuannya adalah untuk menggambarkan dan mewujudkan
keadaan yang diinginkan dalam waktu 5 (lima) tahun mendatang,
sebagai bagian dari Perencanaan Pembangunan Jangka Panjang, untuk
mewujudkan

cita-cita

pembangunan

masyarakat

Kabupaten

Deli

Serdang.
Selanjutnya RPJM Daerah ini menjadi pedoman dalam penyusunan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Rencana Strategis Satuan
Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) bagi unit satuan kerja dibawah
lingkungan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang.

1.3. LANDASAN HUKUM


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Deli Serdang tahun 2009 -2014 disusun atas dasar:
a. Landasaan Idiil : Pancasila
b. Landasan Konstitusional :
1.

Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945, Pasal 4 ayat (1);

2.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan


Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);

3.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan


Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia


Nomor 4355);
4.

Undang-Undang
Perencanaan
Republik

Nomor

25

Pembangunan

Indonesia

Tahun

Tahun

2004

Nasional
2004

tentang

Sistem

(Lembaran

Nomor

104,

Negara

Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);


5.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan


Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437);

6.

Peraturan

Pemerintah

Penyusunan

Rencana

Nomor
Kerja

21

dan

Tahun
Anggaran

2004

tentang

Kementerian

Negara/Lembaga;
7.

Peraturan

Pemerintah

Nomor

58

Tahun

2005

tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah;


8.

Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman


Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;

9.

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian


Urusan Pemerintah;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi


Perangkat Daerah Beserta Pelaksanaannya;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Peraturan
Tahapan,

Tata

Cara

Penyusunan

Pengendalian

Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;


12. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010
tentang Peraturan Presiden Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 - 2014;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang


Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan
Minimal;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
15. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 12 Tahun
2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Provinsi Sumatera Utara Tahun 2005 2025;
16. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 8 Tahun 2009
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009 2013;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 5 Tahun 2007
tentang Pembentukan Organisasi dan Struktur Perangkat Daerah
Kabupaten Deli Serdang;
18. Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor . Tahun
2010

tentang

Sistem

Perencanaan

Pembangunan

Daerah

Kabupaten Deli Serdang;


19. Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor . Tahun
2010 tentang RPJPD Tahun 2005 2025 Kabupaten Deli Serdang.
c. Landasan Operasional :
1.

Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/SJ tanggal


11 Agustus 2005 perihal Petunjuk Penyusunan RPJP Daerah dan
RPJM Daerah;

2.

Surat

Edaran

Bersama

Menteri

Negara

Perencanaan

Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas dan Menteri Dalam

Negeri 0008/M.PPN/01/2007/050/264A/SJ tentang Petunjuk


Teknis Penyelenggaraan Musrenbang Tahun 2007.
1.4. HUBUNGAN

RPJMD

DENGAN

DOKUMEN

PERENCANAAN

LAINNYA
Sebagai dokumen perencanaan pembangunan daerah, maka Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Deli
Serdang tahun 2009-2014 harus selaras dengan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Deli Serdang dengan
memperhatikan RPJM Nasional, RPJM Daerah Provinsi Sumatera Utara
dan RPJP Daerah Provinsi Sumatera Utara.
Kedudukan dan fungsi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) adalah sebagai Dokumen Kerangka Dasar Perencanaan
Pembangunan Daerah yang merupakan dasar rujukan bagi Satuan Kerja
Perangkat

Daerah

untuk

menyusun

Renstra

SKPD.

Selanjutnya

pemerintah menjabarkan RPJMD kedalam dokumen perencanaan


tahunan berupa RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah), sedangkan
masing-masing SKPD menyusun Rencana Kerja Tahunan berupa Renja
SKPD.
1.5. SISTEMATIKA PENULISAN
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Deli Serdang tahun

2009-2014 disusun dengan sistematika sebagai

berikut :
BAB I

Pendahuluan

berisi tentang latar belakang serta maksud


dan tujuan penyusunan RPJMD, landasan
hukum, hubungan RPJMD dengan
dokumen perencanaan lainnya serta

sistematika penulisan.

BAB II

Gambaran umum
kondisi daerah

berisi
tentang
kondisi
geografis,
perekonomian daerah, sosial dan budaya
daerah,
sarana
dan
prasarana,
pemerintahan umum,
perkembangan,
penyelenggaraan otonomi daerah, issue
dan permasalahan strategis daerah

BAB III

Gambaran Pengelolaan Keuangan


Daerah Serta Kerangka Pendanaan
Pendanaan Berisi
Tentang Arah
Pembangunan
Ekonomi

berisi tentang pengelolaan pendapatan


daerah, pengelolaan belanja daerah, arah
pembiayaan daerah dan kebijakan umum
anggaran

BAB IV

Analisis Lingkungan Strategis berisi


tentang analisis
lingkungan internal

berisi
tentang
analisis
lingkungan
external, faktor-faktor penentu kunci
keberhasilan, langkah langkah strategis,
analisis skala prioritas

BAB V

Visi, Misi, Tujuan


dan Sasaran

berisi tentang Visi, Misi, Tujuan dan


Sasaran

BAB VI

Strategi dan Arah


Kebijakan

berisi tentang Strategi pembangunan


daerah dan Arah Kebijakan pembangunan
daerah

BAB VII

Program
Pembangunan
Daerah

berisi tentang prioritas pembangunan dan


program menurut urusan pemerintahan
yaitu Urusan Wajib dan Urusan Pilihan

BAB VIII

Indikasi Rencana
Program Prioritas
yang disertai
kebutuhan
pendanaan

berisi tentang matriks rencana tindak


pembangunan
jangka
menengah
Kabupaten Deli Serdang tahun 2009 2014

BAB IX

Pedoman Transisi
dan Kaedah
Pelaksanaan

berisi tentang keadaan


Kaedah Pelaksanaan

Transisi

BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1. KONDISI GEOGRAFIS
Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari negara Republik Indonesia,
dan

dalam

hirarki

berikutnya

adalah

salah

satu

daerah

dari

33

Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara. Tatanan Pemerintahan Daerah


Kabupaten Deli Serdang diselaraskan dengan Undang-Undang No.22 Tahun
1999 yang kemudian diperbaharui dengan undang-undang No.32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah.
Daerah ini, sejak terbentuk sebagai Kabupaten sampai dengan tahun tujuh
puluhan mengalami beberapa kali perubahan luas wilayah, hingga tahun 2004
Kabupaten ini kembali mengalami perubahan baik secara Geografi maupun
Administrasi Pemerintahan, setelah adanya pemekaran daerah dengan
terbentuknya kabupaten baru yakni

Kabupaten Serdang Bedagai sesuai

dengan Undang Undang No. 36 Tahun 2003, sehingga berbagai potensi daerah
yang dimiliki ikut berpengaruh. Dengan terjadinya pemekaran daerah, maka
luas wilayah Kabupaten Deli Serdang menjadi 2.497,72 Km, yang terhampar
mencapai 3,34 persen dari luas Sumatera Utara.

dan

Secara geografis Kabupaten Deli Serdang terletak pada posisi 02057 s/d 3016
Lintang Utara dan 98033 s/d 99027 Bujur Timur. Kabupaten Deli Serdang
terletak di wilayah pantai timur Propinsi Sumatera Utara dengan batas-batas
administratif sebagai berikut:
o Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Selat Malaka;
o Di bagian Selatan berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Simalungun;
o Di bagian Timur berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai; dan
o Di bagian Barat berbatasan dengan Kabupaten Langkat
Di awal pemerintahannya Kota Medan menjadi pusat pemerintahan, karena
memang dalam sejarahnya sebagian besar wilayah kota Medan adalah Tanah
Deli yang merupakan daerah Kabupaten Deli Serdang. Sekitar tahun 1980-an,
pemerintahan daerah ini pindah ke Lubuk Pakam, sebuah kota kecil yang
terletak di pinggir jalan lintas Sumatera lebih kurang 30 kilometer dari Kota
Medan yang telah ditetapkan menjadi ibukota Kabupaten Deli Serdang.
Secara administratif Wilayah Kabupaten Deli Serdang terbagi dalam 22
wilayah kecamatan, 380 desa dan 14 kelurahan. Jarak antara masing-masing
ibukota kecamatan dengan pusat pemerintahan Kabupaten Deli Serdang,
Kota Lubuk Pakam adalah bervariasi antara antara 4 hingga 71 kilometer.
Ibukota kecamatan yang paling jauh ke ibukota Kabupaten adalah Sibolangit
dan STM Hulu yakni 71 kilometer.
Secara topografis daerah Kabupaten Deli Serdang sebagian besar terletak di
daerah pantai timur Sumatera utara dan secara umum terletak di ketinggian
0-1000 m di atas permukaan laut, dengan pembagian wilayah bedasarkan
elevasi (ketinggian) sebagai berikut :

Dataran rendah dan tanah pesisir dengan ketinggian 0 500 m di atas


permukaan laut, seluas 88%

dari total terletak di seluruh kecamatan

kecuali Kecamatan Gunung Meriah

Daerah perbukitan dengan ketinggian 100 1.000 m di atas permukaan


laut, seluas 11% dari total terletak di sebagian Kecamatan Gunung Meriah,
STM Hulu, Sibolangit dan Kutalimbaru.

Daerah pegunungan dengan ketinggian di atas 1.000 m dari permukaan


laut, seluas 1% dari total terletak di sebagian Kecamatan Gunung Meriah,
STM Hulu, Sibolangit dan Kutalimbaru.
TABEL 2.1 NAMA IBUKOTA KECAMATAN DAN JARAK IBUKOTA
KECAMATAN KE LUBUK PAKAM DAN LUAS WILAYAH
Jarak
ibukota
Nama
Banyak
Banyak
Luas
Kecamatan
kec. Ke
ibukota
desa
kelurahan
wilayah
Lubuk
Pakam
1
2
3
4
5
6

01. Gunung Meriah


02. STM Hulu
03. Sibolangit
04. Kutalimbaru
05. Pancur Batu
06. Namorambe
07. Biru-biru
08. STM Hilir
09. Bangun Purba
10. Galang
11. Tg. Morawa
12. Patumbak
13. Deli Tua
14. Sunggal
15. Hamparan Perak
16. Labuhan Deli
17. P. Sei Tuan
18. Batang Kuis
19. Pantai Labu
20. Beringin
21. Lubuk Pakam
22.Pagar Merbau

G.Meriah
Tiga Juhar
Sibolangit
Kutalimbaru
Pancur Batu
Namorambe
Biru-Biru
Talun Kenas
B. Purba
Galang
Tg. Morawa
Patumbak
Deli Tua
Sunggal
Hp. Perak
Helvetia
Tembung
Batang Kuis
Pantai Labu
Beringin
Lubuk Pakam
Pagar Merbau

12
20
30
14
25
36
17
15
24
28
25
8
3
17
20
5
18
11
19
11
6
16

---------1
1
-3
---2
---7
--

403

380

14

Jumlah/Total
Sumber : Deli Serdang dalam Angka 2007

65
71
71
54
48
48
55
37
25
18
12
46
42
40
56
52
42
12
11
6
-4

76,65
223,38
179,96
174,92
122,53
62,30
89,69
190,50
129,95
150,29
131,75
46,79
9,36
92,52
230,15
127,23
190,79
40,34
81,85
52,69
31,19
62,89

-- 2.497,72

Secara umum keadaan iklim di Kabupaten Deli Serdang tidak

berbeda

dengan keadaan di Sumatera Utara. Terdapat dua musim yang utama yaitu
musim hujan dan musim kemarau. Dan suhu rata-rata perbulan minimun
23,9 C dan maksimun 32, 4 C.

2.2. PEREKONOMIAN DAERAH


Seiring adanya berbagai kebijakan moneter dan fiskal yang dikeluarkan oleh
Pemerintah Pusat dan berbagai kebijakan pembangunan daerah yang cukup
terkendali, membawa dampak yang positif bagi perkembangan perekonomian
daerah Kabupaten Deli Serdang. Sampai dengan tahun 2008 kondisi
perekonomian daerah Kabupaten Deli Serdang relatif stabil dan semakin
membaik, hal ini ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang mengalami
peningkatan dari tahun 2006 sebesar 5,45% menjadi sebesar 5,82% pada tahun
2008, sedangkan laju inflasi yang cenderung menurun dari 6,28% pada tahun
2006 menjadi sebesar 6,13% pada tahun 2007 dan cenderung menaik pada
tahun 2008 sebesar 6,46%. Pertumbuhan ekonomi Deli Serdang didorong oleh
seluruh sektor ekonomi terutama disumbangkan oleh lima sektor terbesar
yaitu: sektor industri sebesar 45,11%, sektor perdagangan, hotel dan restoran
sebesar

20,13%, sektor pertanian 15,29% sektor jasa-jasa 10,95%, sektor

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 2,26%,.


Rata-rata pendapatan perkapita pertahun menunjukkan angka peningkatan
dari tahun ke tahun. Secara berangsur pendapatan naik mulai dari
Rp.10,356,240,98 pada tahun 2004 hingga mencapai sebesar Rp. 20,157,124.08
pada tahun 2008. Dari perspektif kesejahteraan masyarakat, kenaikan
pendapatan perkapita tersebut memiliki makna sebagai kenaikan status
ekonomi masyarakat pula. Dengan lain kata, kondisi empiris tersebut,

mengindikasikan bahwa perekonomian daerah Kabupaten Deli Serdang


memang mengalami pergerakan positif hingga berdampak pada peningkatan
kesejahteraan penduduknya.

TABEL 2.2 DATA PERTUMBUHAN EKONOMI, PDRB, INFLASI KUMULATIF DAN


PENDAPATAN PERKAPITA KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2004 2008
No
1

3
4

Indikator
makro
Ekonomi
Pertumbuhan
Ekonomi
(persen)
PDRB Atas
Dasar Berlaku
(juta Rupiah)
Inflasi
Kumulatif
Pendapatan
perkapita (RP)

2004

2005

2006

2007

2008

4.08

4.97

5.45

5.74

5.82

15.861.076,59

19.136.227,10

21,459,069.56

26,041,990.00

30,166,830.00

6.28

6.13

15,449,619.65

17.559.157,06

10,356,240.98

12,191,490.71

13,231,921.29

Sumber : LKPJ AMJ Bupati Deli Serdang 2004-2009

Selanjutnya untuk melihat proyeksi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Deli


Serdang dalam kurun tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 dapat
digambarkan dalam tabel berikut ini :

TABEL 2.3 DATA PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI, PDRB, INFLASI KUMULATIF


DAN PENDAPATAN PERKAPITA KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2009 2014
No
1

3
4

Indikator makro
Ekonomi
Pertumbuhan
Ekonomi
(persen)
PDRB Atas
Dasar Berlaku
(juta Rupiah)
Inflasi Kumulatif
Pendapatan
perkapita (Rp)

Sumber : Data Olahan

2009

2010

2011

2012

2013

2014

5.94

5.96

6.1

6.23

6.38

6.52

35,444,757.55

41,646,100.63

48,932,418.14

57,493,535.03

67,552,487.61

79,371,334.18

6.46

6.5

6.58

6.66

6.74

6.82

23,860,265.75

28,243,725.62

33,432,487.52

39,574,496.54

46,844,877.31

55,450,927.30

Peningkatan PDRB Kabupaten Deli Serdang dari tahun ke tahun tidak terlepas
dari kontribusi beberapa sektor yang mempengaruhi PDRB tersebut. Jika
membandingkan kontribusi setiap sektor terhadap jumlah PDRB di Kabupaten
Deli Serdang dalam kurun waktu tahun 2004 sampai dengan 2008 terlihat
bahwa sektor primer menunjukkan trend menurun dari tahun ke tahun
kontribusinya terhadap PDRB yakni 11,75%. Sektor pertanian sendiri
memberikan kontribusi sebesar 10,80%.

Satu hal yang menarik untuk diungkapkan adalah tingginya kontribusi sektor
sekunder pada tahun 2008 yakni 51,44%. Berdasarkan hasil analisis awal, pada
tahun 2004 sektor industri menyumbangkan 45,11% terhadap PDRB. Hal ini
akan terus berkembang dari tahun ke tahun sehingga diproyeksikan pada
tahun 2014 sektor sekunder secara keseluruhan akan memberi kontribusi 57%
terhadap PDRB lebih besar dibandingkan sektor tersier yakni 37,65%.

Semakin besarnya kontribusi sektor sekunder menunjukkan bahwa sasaran


program pada sektor ini akan semakin efektif dan mengisyaratkan bahwa
pada tahun-tahun yang akan datang Kabupaten Deli Serdang cenderung
berkembang menjadi kota industri pengolahan dan jasa. Kontribusi setiap
sektor terhadap PDRB dapat dilihat pada tabel 2.4 ini.
Dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan PDRB Kabupaten

Deli

Serdang dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir memberikan dampak


positif pada perkembangan sumber-sumber pendapatan daerah.

TABEL 2.4 DATA KONTRIBUSI PER SEKTOR EKONOMI TERHADAP PDRB


KABUPATEN DELI SERDANG (HARGA BERLAKU) TAHUN 2004 2014
SEKTOR

2004

2005

2006

2007*)

2008**)

2009

2010

2011

2012

2013

2014

PRIMER
PERTANIAN
PERTAMBANGAN
DAN
PENGGALIAN
SEKUNDER
INDUSTRI
LISTRIK, GAS &
A. MINUM
BANGUNAN
TERSIER
PERDAGANGAN.,
HOTEL &
RESTORAN

16.12
15.29

14.25
13.34

13.24
12.19

12.13
11.13

11.75
10.82

10.60
9.74

9.57
8.76

8.64
7.89

7.79
7.10

7.04
6.39

6.35
5.75

0.83
47.55
45.11

0.91
48.82
46.22

1.05
51.96
49.38

1
51.2
48.8

0.93
51.44
49.1

0.86
52.26
50.15

0.80
53.12
51.22

0.75
54.03
52.32

0.70
54.98
53.44

0.65
55.97
54.58

0.60
57.00
55.75

0.3
2.14
36.32

0.26
2.34
36.89

0.26
2.32
34.79

0.23
2.17
36.67

0.22
2.12
36.77

0.20
1.91
36.89

0.18
1.72
37.01

0.16
1.55
37.16

0.14
1.39
37.31

0.13
1.25
37.47

0.12
1.13
37.65

20.91

21.51

19.11

21.54

21.66

21.93

22.20

22.48

22.76

23.04

23.33

2.21

1.97

1.87

1.69

1.6

1.48

1.36

1.26

1.16

1.07

0.99

2.26
10.94

2.21
11.2

2.23
11.58

2.21
11.23

2.33

11.18

2.35
11.13

2.37
11.08

2.39
11.03

2.41
10.98

2.43
10.93

2.45
10.88

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100.0

PENGANGKUTAN
& KOMUNIKASI
KEUANGAN,
PERSEWAAN
DAN JASA
PERUSAHAAN
JASA - JASA
PDRB / GRDP
*) Angka revisi

**) Angka Sementara


Sumber: DDA dan statistic Kab. Deli Serdang 2008, dan hasil
olahan

2.2.1

Tenaga Kerja

Penyelenggaraan urusan pemerintah Kabupaten Deli Serdang

di bidang

Ketenagakerjaan termasuk dalam urusan wajib penduduk dan tenaga kerja,


dilaksanakan untuk peningkatan perluasan kesempatan kerja; Peningkatan
kualitas dan diversifikasi ketrampilan tenaga kerja; Peningkatan hubungan

industrial dan pengawasan ketenagakerjaan; dan Peningkatan pengelolaan


program transmigrasi.
Penduduk Kabupaten Deli Serdang menurut BPS sensus penduduk tahun
2007 berjumlah 1.686.366 jiwa, meningkat sebesar 9,52% apabila dibanding
tahun 2004 sebesar 1.539.697 jiwa dengan laju pertumbuhan 2,05% dihitung
dari tahun 2000 sampai 2007 Dari jumlah tersebut yang termasuk angkatan
kerja tercatat sebanyak 744.712 jiwa pada tahun 2007.
Jumlah angkatan kerja tahun 2005 tercatat sebanyak 698.716 orang, sedangkan
jumlah yang bekerja sebanyak 587.927, sehingga jumlah pencari kerja
(penganggur) sebanyak 110.789 orang. Untuk tahun 2007, angkatan kerja
tercatat sebanyak 744,712 orang, sedangkan jumlah yang bekerja sebanyak
626,631, sehingga jumlah pencari kerja (penganggur) sebanyak 119,081 orang,
lihat tabel 2.6.

Jumlah angkatan kerja dari tahun ke tahun cenderung meningkat sebagai


konsekuensi dari pertumbuhan jumlah penduduk. Sebagian besar angkatan
kerja Kabupaten Deli Serdang bergerak di sektor pertanian (33,91%),
perdagangan (17,12%) dan industri pengolahan (14,45%), jasa-jasa ( 15,56%)
dan angkatan kerja di sektor lainnya (1,.96%).

Peningkatan jumlah angkatan kerja ini menimbulkan berbagai permasalahan


yang cukup signifikan. Permasalahan yang timbul akibat peningkatan jumlah
tenaga

kerja

ini

diantaranya

masih

tingginya

angka

pengangguran.

Meningkatnya jumlah pengangguran setengah terbuka berpotensi dalam


menimbulkan berbagai permasalahan sosial.

Meningkatnya jumlah pengangguran disebabkan karena kesempatan kerja


dan lapangan kerja tidak sebanding dengan pertumbuhan angkatan kerja.
Disamping itu tingkat pendidikan dan keterampilan angkatan kerja yang
rendah, tidak mampu bersaing dalam memperoleh kesempatan kerja.

TABEL 2.5

GAMBAR.2.1

KOMPOSISI PENDUDUK BEKERJA MENURUT MATA


PENCARIAN
Pertanian

15.56

Pertambangan/Penggalian

0.26

1.21
6.26

33.91

Industri Pengolahan

17.12
10.41

0.76

0.06
14.45

Listrik, Gas, Air Minum


Bangunan

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang 2007

Prdgngn Bsr, Eceran, Rmh


Mkn Htl

TABEL 2.6

Pengangkutan Dan
Komunikasi
Keuangan, Asuransi, Usaha
Persewaan Bangunan, Tanah
Dan Jasa Perusahaan
Jasa Kemasyarakatan
Lainnya

TABEL 2.7

Sumber Deli Serdang dalam angka 2007

TABEL
Indikasi Kesejahteraan Sosial
Uraian

2009

2010

2011

2012

2013

2014

% Penduduk Miskin

5,05

4,87

4,69

4,51

4,33

4,15

IPM

74,4

74,7

75,1

75,6

77,7

77,8

% Pengangguran
Terbuka

9,36

9,22

9,08

8,80

8,52

8,24

Sumber : BPS Kab.Deli Serdang. 2010

2.2.2. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah


Penyelenggaraan urusan pemerintah Kabupaten Deli Serdang di bidang
perkoperasian

termasuk

dalam urusan

wajib

koperasi

dan UKM,

dilaksanakan untuk peningkatan daya saing koperasi, usaha kecil dan


menengah; peningkatan struktur permodalan koperasi, usaha kecil dan
menengah; dan peningkatan manajemen koperasi, usaha kecil dan menengah.
Perkembangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah diarahkan untuk
pembinaan dan pengembangan Koperasi Pengusaha Ekonomi Menengah
dalam rangka pemberdayaan ekonomi rakyat, serta membawa dampak positif
antara lain dengan meningkatnya

jumlah tenaga kerja yang dapat

menampung atau bekerja di sektor Usaha kecil.

Perkembangan koperasi dan usaha kecil dan menengah memiliki potensi yang
besar dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat Kabupaten Deli Serdang.
Hal ini ditunjukkan dengan keberadaan koperasi dan UKM yang mampu
bertahan pada saat krisis ekonomi serta terus berkembang dari tahun ke
tahun.

TABEL 2.8 PERKEMBANGAN KOPERASI

Sumber: Dinas Koperasi, UKM Kabupaten Deli Serdang 2008

TABEL 2.9 PERKEMBANGAN USAHA KECIL

TABEL 2.10 PERKEMBANGAN USAHA MENENGAH

Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan koperasi dan


UKM lima tahun kedepan yaitu: belum kondusifnya citra koperasi di mata
masyarakat, terbatasnya SDM pengelola koperasi, terbatasnya sumber dan
jumlah permodalan koperasi, terbatasnya jaringan usaha, permasaran dan
akses terhadap sumber permodalan, rendahnya penguasaan teknologi, serta
belum berkembangnya pengelolaan UKM.
2.2.3. Penanaman Modal
Penyelenggaraan urusan pemerintah Kabupaten Deli Serdang di bidang
penanaman

modal

masuk

dalam

urusan

wajib

Penanaman

Modal,

dilaksanakan untuk peningkatan promosi investasi PMA dan PMDN, pada


Kantor Penanaman Modal.
Permasalahan yang sering dihadapi dalam pengembangan penanaman modal
adalah

belum adanya kebijakan investasi yang kondusif sehingga minat

swasta dan masyarakat untuk menanam investasi masih rendah. Dalam


mengatasi masalah tersebut dan mewujudkan

pelayan prima pada

penanaman modal maka Pemerintah Kabupaten Deli Serdang mengeluarkan


Peraturan Bupati nomor 999 tahun 2007, tentang Standard Pelayanan Minimal
Pada Unit Pelayanan Perizinan Terpadu (UPPT) kabupaten Deli Serdang,
kemudian diikuti dengan keputusan Bupati Deli Serdang nomor 807 tahun

2008 tentang Pendelegasian Penandatangan Izin Usaha Pelayanan Perizinan


Terpadu Di Kabupaten Deli Serdang kepada Asisten Perekonomian dan
Pembangunan Sedakab. Deli Serdang, dan menetapkan pendelegasian
penandatangan legalisir UPPT Kabupaten Deli Serdang kepada kepala kantor
Penanaman Modal Kabupaten Deli Serdang.
TABEL 2.11 JENIS IZIN YANG DILELUARKAN PADA UPPT

2.2.4 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


Dalam upaya peningkatan pemberdayaan masyarakat, maka Undang-Undang
Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa di Desa dapat dibentuk
Lembaga

Kemasyarakatan

Desa

yang

berperan

sebagai

mitra

kerja

Pemerintahan Desa dalam rangka pemberdayaan masyarakat dengan makna


Pemberdayaan
masyarakat,

masyarakat,

serta

pembangunan.

menumbuhkan

meningkatkan

peran

prakarsa
aktif

dan

kreativitas

masyarakat

dalam

Oleh karena itu, Pemerintah berkewajiban untuk membina dan memfasilitasi


proses pemberdayaan masyarakat, agar penyelenggaraan Pemerintahan dan
pengelolaan pembangunan pada tingkat masyarakat senantiasa sejalan dengan
kepentingan masyarakat.
SKPD Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Deli Serdang sesuai
dengan Peraturan Daerah Nomor : 5 Tahun 2007 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Deli Serdang yang
ditindak lanjuti dengan Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 038 Tahun 2008
tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 dan Peraturan
Bupati Deli Serdang Nomor 886 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan
Rincian Tugas Jabatan Perangkat Daerah Kabupaten Deli Serdang, bahwa
SKPD BPM adalah merupakan unsur Penunjang Pemerintah Daerah yang
dipimpin oleh seorang Kepala Badan berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah Kabupaten.
Terwujudnya masyarakat Berdaya, Mandiri melalui peningkatan

Dengan visi

kwalitas kelembagaan dan Pemerintahan Desa.

2.2.5. Pertanian
Kabupaten Deli Serdang merupakan daerah agraris dimana sektor pertanian
masih merupakan sektor yang penting. Berdasarkan pekerjaan/mata
pencaharian penduduk
penduduk

tahun 2008 di Kabupaten Deli Serdang 35 %

bermata pencaharian pertanian dan merupakan yang tertinggi

dibanding sektor lainnnya seperti industri, perdangangan dan lain-lain


sehingga sektor pertanian diharapkan tetap merupakan sektor utama untuk
mendorong laju perkembangan sektor ekonomi lainnya.

Dari

luas wilayah Kabupaten Deli Serdang tersebut terdapat lahan pertanian

sekitar 214.797 hektar. Ini menggambarkan bahwa 86% wilayah Kabupaten


Deli Serdang merupakan lahan pertanian yang di dalamnya termasuk lahan
sawah dan bukan sawah yaitu tanaman pangan hortikultura, perkebunan,
tegal, ladang, tambak, kolam, padang penggembalaan dan lain-lain. Sementara
itu lahan sawah seluas 43.106 hektar ( 17% dari luas wilayah Kabupaten Deli
Serdang) terdiri dari sawah irigasi dan non irigasi.
TABEL 2.12 LUAS AREAL PERKEBUNAN RAKYAT
DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2004 -2008.

Pada tahun 2008 luas areal perkebunan di Kabupaten Deli Serdang meningkat
dibanding tahun sebelumnya yaitu mencapai 1,56%. Tahun 2007 luas areal
perkebunan masih 34.918,74 hektar, namun pada tahun 2008 menjadi 35.463,95
hektar (Tabel 2.12). Ini memberikan gambaran kepada kita bahwa animo
masyarakat untuk berkebun masih besar. Dengan potensi luas areal
perkebunan

rakyat

tersebut

ditambah

dengan

program-program

pembangunan di bidang perkebunan dari Dinas Pertanian Kabupaten Deli


Serdang diharapkan produksi tanaman perkebunan rakyat semakin tinggi
baik secara kuantitas maupun secara kualitas.

Secara umum populasi ternak di wilayah Kabupaten Deli Serdang pada tahun
2008 meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya, terutama populasi sapi
potong, kambing dan domba (Tabel 2.13). Keberhasilan ini tidak terlepas dari
peranan Dinas Pertanian dan masyarakat peternak dalam menerapkan
teknologi di bidang peternakan seperti inseminasi buatan pada sapi dan
kegiatan pencegahan dan pengobatan penyakit pada ternak. Hal ini perlu
lebih ditingkatkan lagi untuk memenuhi kebutuhan pangan asal hewani.
TABEL 2.13 POPULASI TERNAK
DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2004 -2008

Untuk lima tahun terakhir produksi padi mengalami laju pertumbuhan


sebesar 0,05% ( rata-rata 5 tahun ), hal ini disebabkan karena adanya
pergeseran waktu tanam ( iklim ) dan perbaikan irigasi, demikian juga untuk
produksi palawija. Namun demikian Kabupaten Deli Serdang pada tahun
2008 diperkirakan untuk tetap berswasembada beras, walaupun jumlah
kenaikan penduduk ( kebutuhan beras) masih tetap tidak terimbangi dengan
kenaikan produksi. Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang bersama dengan
masyarakatnya bertanggung jawab akan hal itu. Produksi Pertanian
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kesiapan saprodi (benih/ bibit,

pupuk

dan

obat-obatan)

dan

infrastruktur

pertanian

(irigasi

dan

jalan usaha tani).


Dewasa ini penggunaan benih/bibit unggul oleh petani belum berjalan seperti
yang diharapkan. Pada umumnya benih/bibit yang digunakan tidak
bersertifikat dan dihasilkan sendiri. Sementara pengadaan pupuk ( kimia )
sangat terbatas dengan harga relatip mahal, dan jaringan irigasi saat ini belum
memadai.

TABEL 2.14 TANAMAN PANGAN DAN HOLTIKUTURA


KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2004 - 2008

Sumber Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009

Secara umum produktivitas (kw/ha/tahun) tanaman pangan dan hortikultura


Kabupaten Deli Serdang dari tahun 2004 sampai 2008 meningkat dan hal ini
juga diharapkan terjadi peningkatan pada 5 tahun kedepan, terutama
produktivitas padi sawah, padi ladang, ubi kayu, kacang tanah, jagung dan
kacang hijau.

TABEL 2.15 PROYEKSI TANAMAN PANGAN DAN HOLTIKUTURA


KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2008 2014

TABEL 2.16 PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN RAKYAT


KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2004 - 2008

Seiring dengan bertambahnya luas areal perkebunan rakyat di Kabupaten Deli


Serdang maka produksi tanaman perkebunan pun semakin bertambah,
misalnya produksi kelapa sawit, kakao. Namun pada tanaman tebu, produksi
pada tahun 2008 menurun dibanding tahun 2007, di mana pada tahun 2008
tanaman tebu yang dipanen sudah dalam keadaan TR3 dan TR4 sehingga

produksi tebu semakin menurun. Penambahan luas areal pertanaman tebu


pada tahun 2008 meningkat karena adanya bantuan bibit dari pemerintah.
Pada tahun 2005 produksi tebu hanya 60,40 ton karena luas areal tebu yang
produksi hanya 10 ha dari luas areal 211 hektar.
Selanjutnya kebijakan pemerintah untuk memberantas pembalakan liar telah
membawa imbas kepada Sektor Pertanian khususnya Sektor Perkebunan. Saat
ini penebangan komoditi perkebunan seperti : kelapa, durian semakin banyak
dan bila tidak diantisipasi 3 (tiga) tahun
Ditinjau dari produktivitasnya, tanaman perkebunan rakyat pada tahun 2008
meningkat cukup pesat bila dibanding produktivitas tanaman perkebunan
tahun sebelumnya terutama pada tanaman kelapa sawit, kopi, pinang.
Produktivitas tanaman kakao pada tahun 2008 menurun dibanding tahun
2007. Hal ini disebabkan karena adanya pergeseran luas areal dari Tanaman
Belum Menghasilkan ( TBM ) dan Tanaman Tidak Menghasilkan ( TTM ) ke
luas areal Tanaman Menghasilkan ( TM ) yaitu pada tahun 2007 luas TM
5.309,77 ha dan pada tahun 2008 luas TM 5.528,45 ha, sehingga pergeserannya
218,68 ha. Hal ini berpengaruh kepada jumlah produksi/hektar (
produktivitas ), di mana produksi tanaman yang baru menghasilkan masih
relatif rendah, sehingga produktivitas tanaman ( produksi/ luas TM ) akan
semakin menurun.

Dan diharapkan pada 5 tahun kedepan terjadi peningkatan dengan program


program pada dinas pertanian sesuai dengan estimasi tahun 2009 -2014.

TABEL 2.17 PROYEKSI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN RAKYAT


KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2009 - 2014

TABEL 2.18 JUMLAH PRODUKSI TELUR, SUSU DAN DAGING


DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2004 2008

Selama lima tahun terakhir ( tahun 2004 s/d 2008 ) produksi susu sapi
meningkat pesat, begitu juga dengan produksi daging domba dan kambing.

Jika dibandingkan antara tahun 2007 dengan 2008 produksi daging domba
meningkat sebesar 161%, sedangkan produksi daging kambing meningkat
sebesar 55% dan produksi susu sapi meningkat 4,7% ( Tabel 2.18 ). Angka
angka ini menunjukkan bahwa keberhasilan pembangunan pertanian di
bidang peternakan cukup baik. Seiring dengan pertambahan penduduk
Kabupaten Deli Serdang kebutuhan akan pangan asal hewani akan meningkat
pula. Oleh karena itu program/ kegiatan pemerintah di bidang peternakan ini
akan tetap ditingkatkan. Sehingga proyeksi dari tahun 2009 2014 dapat
tercapai.
TABEL 2.19 JUMLAH PRODUKSI PERTERNAKAN
DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2008 2014

Untuk meningkatkan produksi pertanian dari segi kuantitas dan kualitasnya,


perlu kita tingkatkan sarana dan prasarana di bidang perkebunan seperti
perbaikan jalan produksi pertanian penyediaan bibit unggul pertanian dan
lain-lain.

TABEL 2.20 KONDISI INFRASTRUKTUR PERTANIAN (JALAN USAHA TANI


JARINGAN IRIGASI DESA, JARINGAN IRIGASI TINGKAT USAHA TANI
DAN JALAN PRODUKSI PERKEBUNAN) DI KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2008 SERTA ESTIMASI PERBAIKAN SAMPAI TAHUN 2014

Jalan Usaha Tani ( JUT ) merupakan salah satu sub kegiatan Pembangunan
Sarana

dan

Prasarana

Pasar

Kecamatan/Pedesaan

Produksi

Hasil

Pertanian/Perkebunan Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi


Pertanian/Perkebunan. Sejak tahun 2006 s/d 2008 Dinas Pertanian Kabupaten
Deli Serdang sudah melaksanakan rehabilitasi JUT sepanjang 22 km di
beberapa kecamatan. Namun demikian volume JUT yang butuh perbaikan
masih tinggi yaitu 120,5 km.Jaringan Irigasi Desa ( JIDES ) merupakan salah
satu sub kegiatan untuk melaksanakan Program Peningkatan Produksi
Pertanian/ Perkebunan. Selama tiga tahun terakhir ( tahun2006 s/d 2008)
Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang sudah melaksanakan rehabilitasi
JIDES di beberapa kecamatan sepanjang 1.510 hektar. Namun demikian masih
4.340 hektar lagi JIDES yang perlu diperbaiki. Demikian juga Jaringan Irigasi
Tingkat Usaha Tani ( JITUT ) yang sudah diperbaiki baru sepanjang 3.857
hektar, sementara itu yang rusak mencapai 21.425 hektar .Jalan produksi
perkebunan juga merupakan salah satu sub kegiatan Pembangunan Sarana
dan

Prasarana

Pasar

Kecamatan/Pedesaan

Produksi

Hasil

Pertanian/Perkebunan Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi

Pertanian/Perkebunan. Pada tahun 2008 telah dilakukan rehabilitasi Jalan


Produksi Perkebunan sepanjang 2,5 km. In masih sangat kecil dibanding
dengan kebutuhan yang mencapai 36,5 km. Jadi masih 34 km lagi yang perlu
perbaikan.
TABEL 2.21

Sektor pertanian, yang mencakup tanaman pangan, peternakan, perkebunan,


kehutanan dan perikanan selama tahun 2004-2007 memberikan kontribusi
terbesar keempat

terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

dibandingkan kontribusi dari sektor lainnya, yaitu sekitar 11.17 %.

2.2.6 Kehutanan
Kabupaten Deli Serdang dengan luas wilayahnya + 249.772 Ha, dan
berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 44/Menhut-II/2005 tanggal
16 Pebruari 2005 seluas + 80.083,68 Ha (32,06 %) merupakan kawasan hutan
yang terdiri dari hutan suaka alam, hutan lindung, hutan produksi dan hutan
produksi terbatas. Dari luas kawasan hutan tersebut sebagian besar berfungsi
lindung sebagai penyangga sistem kehidupan untuk wilayah Deli Serdang
dan Kodya Medan.
TABEL 2.22 HUTAN MENURUT FUNGSINYA
No

Jenis Hutan Menurut Fungsinya

Luas

Ket.

Hutan (Ha)
1.

Hutan Suaka Alam/Kawasan Pelestarian Alam

2.

Hutan Lindung

7.465,18

3.

Hutan Produksi Terbatas

7.654,28

4.

Hutan Produksi

41.843,27

5.

Hutan Konversi

936,08

Luas Hutan

22.184,87

80.083,68

Sumber Data : Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.44/Menhut-II/2005 tentang Penunjukan


Kawasan Hutan

di Wilayah Propinsi Sumatera Utara)

Berdasarkan hasil perhitungan GIS, panjang batas luar kawasan hutan di


Kabupaten Deli Serdang adalah + 225 Km dan dari total panjang batas luar
tersebut baru + 27 Km yang ditata batas.
Berdasarkan hasil kajian kriteria penetapan lahan kritis dari Ditjen RLPS,
lahan kritis di wilayah Kabupaten Deli Serdang adalah seluas 63.350,51 Ha
yang tersebar di kawasan hutan lindung seluas 18.812,44 Ha, kawasan lindung
di luar kawasan hutan seluas 16.628,65 Ha dan kawasan budidaya pertanian
seluas 27.909,42 Ha dengan kriteria kritis seluas 9.327,43 Ha, agak kritis seluias
30.777,22 Ha dan potensial kritis seluas 23.245,86 Ha.

Hasil kajian terhadap citra landsat yang dilakukan oleh Balai Pemantapan
Kawasan Hutan Wilayah I Medan tahun 2003, diperoleh indikasi bahwa
kawasan hutan dan lahan yang perlu direhabilitasi di Kabupaten Deli Serdang
adalah Prioritas I pada DAS Ular seluas 37.982,60 Ha, Prioritas II pada DAS
Belawan, Deli, Percut, Belumai dan DAS Padang seluas 129.887,98 Ha dan
Prioritas III pada DAS Bah Hapal seluas 1.060,30 Ha.

Adanya data lahan kiritis secara digital merupakan modal dasar untuk
melaksanakan dan memprogramkan :
1)

Kegiatan GN-RHL/Gerhan yang telah dicanangkan pemerintah.

2)

Proyek CDM Kehutanan, Clean Development Mechanism atau


Mekanisme Pembangunan Bersih.

3)

Hutan Tanaman Rakyat (HTR) yang telah diprogramkan oleh


Departemen Kehutanan pada areal hutan produksi yang tidak
produktif, dimana Kabupaten Deli Serdang mempunyai areal
seluas + 49.497 Ha.

Penyebab kerusakan hutan dan lahan karena aktivitas`manusia adalah berupa:


penebangan hutan illegal, kebakaran hutan, perambahan hutan, eksploitasi
hutan dan lahan secara berlebihan, penggunaan dan pemanfaatan lahan tidak
menerapkan kaidah konservasi tanah dan air.

2.2.7. Energi dan Sumberdaya Mineral


Penyelenggaraan urusan pemerintah Kabupaten Deli Serdang di bidang
pertambangan dan energi termasuk dalam urusan pilihan energi dan
sumberdaya mineral dilaksanakan untuk Pemerataan listrik masuk desa dan
Peningkatan pengelolaan sumber daya mineral. SKPD yang menangani
urusan pilihan energi dan sumberdaya mineral
Pertambangan Kabupaten Deli Serdang.

Dinas Cipta Karya dan

Penyedian energi listrik untuk kebutuhan RT, industri komersial dll sampai
dengan tahun 2009 secara nasional masih mengalami defisit sehingga hal ini
menyebabkan salah satu faktor rendahnya laju investasi di Kabupaten Deli
Serdang. Penyediaan energi listrik di Kabupaten Deli Serdang dikelola oleh
Perusahaan Listrik Negara (PLN). Dalam rangka peningkatan pasok energi
listrik untuk berbagai kebutuhan di Kabupaten Deli Serdang, diharapkan PLN
dapat meningkatkan kapasitasnya. Potensi pertambangan yang terdapat di
Kabupaten Deli Serdang yang sudah dikelola atau sudah di keluarkan izin
pertambangannya adalah bahan tambang galian gol C yaitu berupa pasir,
batu dan tanah timbun. Ada beberapa kecamatan yang memiliki potensi bahan
tambang golongan C antara lain , pasir laut di Kecamatan Pantai Labu,
pasir, batu dan tanah timbun di Kecamatan Kutalimbaru, Bangun Purba, STM
Hilir, Galang, Sibiru-Biru, Namorambe. Pengangkutan bahan galian gol C
ini telah menyebabkan terjadinya kerusakan infrastruktur jalan.
2.2.8. Kelautan dan Perikanan
Produksi perikanan Kabupaten Deli Serdang berasal dari produksi perikanan
tangkap (Perikanan laut dan perairan umum), produksi perikanan budidaya
(budidaya air payau/pertambakan, budidaya laut dan budidaya air tawar).
Dalam kurun waktu 5 tahun dari tahun 2004-tahun 2008 produksi perikanan
tangkap masih mendominasi produksi perikanan Kabupaten Deli Serdang,
dengan jumlah produksi tahun 2008 sebesar 18.684,67 ton. Produksi perikanan
budidaya pada tahun 2008 sebesar 5.364,36 ton atau 22,31 % dari produksi
perikanan Kabupaten Deli Serdang.

Perkembangan Produksi perikanan budidaya air payau/pertambakan masih


mengalami tekanan yang cukup berat terutama faktor penyakit udang (viruss

disease) yang sampai saat ini belum ditemui teknologi untuk mengatasinya.
Namun untuk mengatasi dilakukan perbaikan ekologi di sepanjang pesisir
pantai melalui penanaman hutan mangrove (pohon bakau) dan mensosialisasi
budidaya rumput laut jenis Glasilaria yang diyakini akan mampu
menstabilkan kondisi kualitas air.

Sektor Perikanan dan Kelautan Kabupaten Deli Serdang pada kurun waktu
lima tahun dapat menyumbang penyerapan tenaga kerja dan sekaligus
membuka lapangan kerja baik dari Perikanan tangkap (nelayan) maupun
perikanan budidaya (pembudidaya) termasuk juga hasil ikutan dari produk
perikanan tersebut yaitu di bidang industri pengolahan ikan dan perdagangan
produk perikanan. Pada tahun 2008 dari Sektor Perikanan dan Kelautan
terserap tenaga kerja sebanyak

13.258 orang.

Penyerapan tenaga kerja

kegiatan perikanan budidaya dapat ditingkatkan lagi dengan memperluas


areal pembudidayaan ikan. Kendala utama untuk perluasan areal disamping
permodalan juga sangat menentukan pembangunan infrastruktur yang
berkaitan dengan pensuplaian air/irigasi yang saat ini sangat tergantung
dengan irigasi untuk pertanaman padi sawah. Berkenaan dengan hal tersebut
perlu dilakukan pensuplaian air/irigasi yang khusus untuk peruntukan
kawasan perikanan budidaya.
Produksi Perikanan Kabupaten Deli Serdang ditujukan untuk konsumsi
masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi dan kesehatan hidup juga ditujukan
untuk pemasaran ekspor.

Konsumsi per kapita masyarakat terhadap

komoditas ikan di Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2008 sebesar 26,06 kg.
Perkembangan penduduk yang ada di Kabupaten Deli Serdang perlu
dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan produksi perikanan melalui
usaha ekstensifikasi, intensifikasi dan revitalisasi perikanan.

Berikut disajikan tabel potensi dan perkembangan produksi perikanan


budidaya dan penangkapan di Kabupaten Deli Serdang dalam kurun waktu
lima tahun terakhir.
TABEL 2.23 POTENSI DAN PERKEMBANGAN PERIKANAN KABUPATEN
DELI SERDANG DALAM KURUN WAKTU 5 TAHUN TERKHIR (2004 2008)

2004

2005

Tahun
2006

2007

2008

65 km
15.981,6
ton

65 km
16.677,7
ton

65 km
17.097,31
ton

65 km
18.396,10
ton

65 km
18.684,67
ton

3.997,0 ton

3.526,9
ton
1,196 ton

3.527.0 ton

3.703,28 ton

3.979.74 ton

1,203 ton

0,56 ton
1,251 ton

0,62 ton
1,384 ton

1.125,75 Ha

1.241,25 Ha

1.241,25 Ha

518.7 Ha
39,80 Ha
1.077 Ha

1.100,3
Ha
642,2 Ha
41.36 Ha
1.077 Ha

648,42 Ha
45,60 Ha
1.077 Ha

653,89 Ha
58,43 Ha
1.128 Ha

659,38 Ha
57,60 Ha
1.128 Ha

1.065 unit
638 unit

639 unit
1.016 unit

1.115 unit
563 unit

1.117 unit
536 unit

1.105 unit
533 unit

993 unit
113 unit
-

1.162 unit
55 unit
-

526 unit
472 unit
-

524 unit
521 unit
4 unit

546 unit
545 unit
4 unit

6.864 org
1.626 org
433 org
893 org

8.678 org
2.235 org
460 org
1.016 org

8.973 org
2.791 org
267 org
1.111 org

8.955 org
2.985 org
245 org
1.066 org

8.958 org
2.987 org
243 org
1.070 org

Konsumsi per kapita


22,80 kg
23,59 kg
24,25 kg
25,17 kg
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Deli Serdang Tahun 2008

26,06 kg

No.
1.

Uraian
Produksi Perikanan
- Panjang garis pantai
- Perikanan Laut

2.

3.

Budidaya Air
Payau/Pertambakan
Budidaya laut
Budidaya Air Tawar

Luas Budidaya Perikanan dan


Perikanan Perairan Umum
- Budidaya Air
Payau/Pertambakan
- Kolam Ikan
- Mina Padi/Sawah
- Perairan Umum
Perahu/Kapal Penangkap ikan
- Perahu Tanpa Motor
* Kecil
* Sedang
- Kapal Motor
* < 5 GT
* 5 10 GT
* > 10 GT

758 ton

1.056,4 Ha

4.
Nelayan dan Pembudidaya
Ikan
-

5.

Nelayan Laut
* Waktu Penuh
* Sambilan
Nelayan Perairan Umum
Pembudidaya Ikan

2.2.9 Perindustiran dan Perdagangan


Penyelenggaraan Urusan Pilihan PerindustiranPerdagangan, dilaksanakan
untuk Meningkatkan unit usaha, jumlah dan nilai investasi serta jumlah
produksi

rata-rata 1,10

% pertahun. Mengembangkan jaringan informasi

produksi dan pasar serta perluasan pangsa pasar lokal dan regional,
Meningkatkan pengembangan pasar dan sistem distribusi barang dan jasa,
Meningkatkan pengawasan peredaran barang dan perlindungan konsumen.
Di Indonesia industri pengolahan dibagi menurut jumlah tenaga kerjanya
yaitu berskala besar, sedang, kecil dan rumah tangga. Data industri besar dan
sedang dikumpulkan oleh BPS sedangkan data industri kecil dan rumah
tangga diperoleh dari dinas Kopperindag dan penanaman modal Kabupaten
Deli Serdang.
Pada tahun 2007 perusahaan industri besar di Deli Serdang berjumlah 171
perusahaan sedangkan industri sedang berjumlah 153 perusahaan.

Sektor

industri pengolahan dalam struktur perekonomian Kabupaten Deli Serdang


mempunyai kontribusi yang signifikan. Tahun 2008, kontribusi sektor industri
pengolahan dalam pertumbuhan total PDRB sebesar 1.70 %, terbesar disusul
sektor jasa-jasa . Jika melihat perkembangan sektor industri selama lima tahun
terakhir maka diketahui sektor industri sudah cukup stabil. Bahkan jika
dibandingkan dengan kondisi sebelum krisis, kinerja sektor industri sudah
lebih baik sesuai dengan besaran pada PDRB atas dasar harga konstan. Hal ini
tentu berkat kerja keras Pemerintah Kabupaten Deli Serdang yang didukung
oleh segenap masyarakat.

Kabupaten Deli Serdang terdapat beberapa kawasan

industri dan zona

industri yaitu Kawasan insustri Medan II di kecamatan Percut Sei Tuan,


Kawasan industri Medan Star di kecamatan Tanjung Morawa, Kawasan
industri Hamparak Perak di kecamatan Hamparan Perak, Kawasan Industri
Deli Serdang di kecamatan Percut Sei Tuan. Rencana pengembangan dan
beberapa zona industri yang terdapat di kecamatan Sunggal, Tanjung
Morawa, Patumbak, Deli Tua dan Bangun Purba.

TABEL 2. 24 BANYAKNYA PERUSAHAAN DAN TENAGA KERJA SERTA NILAI HARGA RIEL
MENURUT SEKTOR INDUSTRI (FORMAL) DI KABUPATEN DELI SERDANG
Nilai

NO

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Bidang Usaha
Industri Pengalengan Kepiting
dan Biota Perairan
Industri Minyak Makan dari Inti
Sawit
Industri Minuman Suplemen dari
Kelapa
Industri Minyak Makan Nabati
Industri Penggilingan Jagung
Industri Penggilingan Tepung
Beras, Lada, Merica, dll
Industri
Pengupasan
dan
Pembersihan Kopi
Industri
Pengupasan
dan
Pembersihan Pinang
Industri Pengolahan Tepung Ikan
dan Tepung Udang
Industri Roti dan Sejenisnya
Industri Pengolahan Kopi / Kopi
Instan / Kopi Bubuk
Industri Tauco
Industri Tahu / Tahu Basah
Industri Kerupuk dan Sejenisnya
Industri Makanan Linnya / Chiki /
Makanan Snack / Jelly
Industri
Minuman
Ringan
beraroma
Industri Air Minum dalam
Kemasan

Unit Usaha

Tenaga
Kerja

(Rp. 000)

Investasi

Produksi

Bahan
Baku
Penolong

40

470000

3246000

1832100

120000

150000

16000

2
1
-

10
48
-

80000
1360000
-

65000
7060000
-

34000
3480000
-

11

190000

321000

170000

20

190000

215000

105000

131

395000

1240200

670700

1
2

11
5
19

250000
70000
275000

109000
181500
885000

49500
99000
439000

50

1750000

4593000

2494000

12

150000

180000

961600

86

1015000

5490000

881900

2
-

18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54

Industri Mie
Industri Pakaian Jadi / Baby Set
dan Orang Dewasa
Industri Sepatu harian
Industri Penggergajian Kayu /
Moulding
Industri Menir/Bedak
Industri Barang dari Kayu
Industri Kertas Tissue
Industri Kertas Budaya
Industri Kotak dari Karton
Industri Percetakan / Kertas Surat
Industri Percetakan / Amplop /
Kertas Komputer
Industri Pengolahan Aspal / Hot
Mix
Industri Kimia Dasar Organik /
Minyak Pencegah Karat
Industri Lilin
Industri Pupuk
Industri Cat
Industri Sabun / Sabun Mandi
Industri Pestisida
Industri Pembuatan Tinta Sablon
Industri Kemasan / Kantong dari
Plastik
Industri Kotak dari Plastik / Kotak
CD
Industri Barang dari Karet / Tapak
Sepatu
Industri Batu Bata
Industri Penggilingan Batu Kapur
Industri Barang dari Semen / Riol,
Cone Blok
Industri Barang dari Semen
Industri Pengecoran Besi dan
Baja
Industri Peleburan Timah /
Aluminium
Industri Bengkel Las
Industri Barang dari Aluminium /
Rak Piring
Industri Pengerjaan Barang dari
Logam
Industri Alat Dapur dari Bambu
Industri Barang dari Kawat
Industri Pembuatan Timbangan
Industri Pengemasan Pupuk
Industri Antena Parabola
Industri Tangkai Sapu

13

165000

760000

406000

8
-

150000
-

80000
-

46000
-

3
1
1
2
1
1
1

102
2
15
53
30
35
47

920000
10000
175000
580000
200000
270000
5420000

2401000
51500
400000
2715000
742000
625000
26956000

1318400
36000
205000
1275000
370000
306500
12805000

1
2
1
2
1

10
15
30
22
20
-

200000
235000
100000
50000
300000
-

342000
334000
451000
560000
251000
-

190000
120000
281400
284000
104800
-

350

2500000

8615000

4750000

2
2

17
18

300000
700000

305000
1375000

165000
700000

1
1

25
10

400000
200000

1180000
594500

505000
274000

1
1

35
11

300000
175000

920000
460000

400000
221300

160000

310000

170000

1
1
1

8
5
10
10
16

120000
10000
150000
150000
150000

301000
55000
381400
1050000
395700

151000
21000
190500
531400
201800

1
1

55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67

68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89

Industri Pembuatan Dupa / Dupa


Alam
Industri Komponen Sepeda Motor
Industri Alat Angkut / Kereta
Dorong
Industri perabot Rumah Tangga
dari Kayu
Industri Furniture / Spring Bed
Industri bahan Bakar dari
Cangkang Sawit
Industri Tepung Batu
Industri Sablon / Karung Plastik di
Sablon
Industri Daur Ulang Karet Ban
Bekas / Tali, Kursi
Industri Pengemasan Minyak
Rem
Industri Seng Genteng
Industri Pemecahan Batu
Industri Serat Sabut Kelapa
Industri
Pemotongan
Kaca
Lembaran / Cermin / Kaca
Lengkung
Industri Tawas Cair dalam
Kemasan
Industri Aneka Kerajinan Rumah
Tangga dari Kain
Jasa Reparasi Dinamo
Jasa Pengecatan Kendaraan
Roda 4
Industri Kue Basah/Kue Bika
Ambon dan Kue Lapis Legit
Industri Kue Basah / Dodol
Industri Depot Air Minum
industri Pencucian Kain / Kain
Celana Dicuci
Industri Pembuatan Minyak Atsiri
Industri Crumb Rubber
Industri Penyamaan Kulit
Industri Vulkanisir Ban
Industri Barang dari Plastik /
Galon, Botol Plastik
Industri Plastik Lembaran
Industri Tali Plastik
Industri Keramik / Keramik
Gerabah
Industri Bordir/Sulaman
Industri Perakitan Radio, TV
Industri Panel Listrik
Industri Antena Parabola
Industri Gitar

50000

75000

39000

9
2

69
20

900000
395000

2052000
1080000

110000
560000

170000

280000

120000

10

175000

250000

109000

43
30

750000
350000

2140000
1050000

1218000
491000

65
-

755000
-

5642000
-

3895000
-

1
-

1
1
1

3
1

120000

145000

75000

1
1
14

5
15
42

30000
60000
925

60000
76000
1741000

31000
35000
881900

1
1
1
1
1

10
6
19
10
8

250000
50000
600000
120000
180000

2730000
50000
8132226
91500
169000

1195000
26000
5043000
45100
86000

1
3
1

10
65
30

330000
755000
200000

1049000
5042000
975000

450000
3895000
450000

1
1
1
1
1
1

4
6
15
10
11
7

10000
60000
350000
100000
170000
25000

45000
65000
794000
415000
407000
160000

18000
29500
260000
235000
210000
76000

90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104

Industri
Alat
Musik
Non
Tradisional / Loudspeaker
Industri meja Billiard
Industri Daur Ulang Plastik / Biji
Plastik
Industri Daur Ulang / Sarang
Telur
Industri Bahan Kimia / Zinc Oxid
Pencucian Sarang Burung Walet
Industri Penyamakan Kulit
Industri Fiberglass
Industri Pengemasan Minyak
Pelumas
Industri Pengemasan
Pemberantas Hama
Industri Pengemasan Bahan
Tambahan Makanan
Industri Air Batteray
Industri Mancis Gas
Pengemasan Barang Barang
Rekondisi Mesin -Mesin

2
1

40
6

380000
100000

1036000
180000

530000
90000

25

150000

643000

365500

1
1
1
1
1

9
30
11
10
25

150000
460000
50000
100000
270000

265000
6152000
115000
380000
672000

134000
3595000
50000
200000
310000

100000

290000

135000

125000

95000

45000

1
1
1
1
1

10
2
200
12
10

100000
9000
250000
100000
190000

65000
10500
3400000
265000
495000

34000
4500
1810000
110000
105000

Sumber : Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kab. Deli


Serdang

Menurut tanda daftar perusahaan yang diterbitkan oleh Dinas Perindustrian


dan Perdagangan Kabupaten Deli Serdang, pada tahun 2007 terdapat 1130
yang terdiri dari TDP Baru : 774 perusahaan dan TDP Ulang : 356 perusahaan.
Rincian dari jumlah TDP yang diterbitkan berstatus badan hukum PO
sebanyak 516 baru dan 223 ulang. FA sebanyak 13 baru dan 5 ulang, PT/CV
sebanyak 219 baru dan 128 ulang.

TABEL 2.25 BANYAKNYA PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP)


DI KABUPATEN DELI SERDANG DIRINCI PER KECAMATAN
Kecamatan
-1

2004
-3

2005
-4

Gunung Meriah

S.T.M Hulu

Kutalimbaru

Sibolangit

Pancur Batu

Namo Rambe

Biru biru

8
9

2006
-5

2007
-6

36

13

10

31

78

38

35

31

19

18

22

18

S.T.M Hilir

21

12

11

Bangun Purba

10

10

Galang

11

Tanjung Morawa

12

26

50

50

34

177

258

187

161

Patumbak

31

41

41

16

13

Deli Tua

34

38

37

33

14

Sunggal

87

172

135

108

15

Hamparan Perak

31

91

52

25

16

Labuhan Deli

17

Percut Sei Tuan

18

31

37

38

27

189

300

182

216

Batang Kuis

24

59

26

33

19

Pantai Labu

45

25

20

20

Beringin

45

58

36

27

21

Lubuk Pakam

109

147

118

121

22

Pagar Merbau

25

22

12

11

880

1534

1045

923

Jumlah/Total

Sumber : Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Deli Serdang 2007

Dari data yang terlihat bahwa terjadi peningkatan jumlah unit usaha yang
mendaftarkan usahanya dari tahun 2004 s.d.2007, ini artinya pertumbuhan
dunia usaha dan peluang bisnis menggambarkan kondisi yang cukup baik di
Kabupaten Deli Serdang.
Pasar yang ada di Deli Serdang merupakan pasar tradisional yang bersifat
kompetitif,yaitu pasar yang memiliki banyak penjual dan pembeli barang atau
jasa,jadi tidak ada satu pedagang atau satu pembeli

yang dapat

mengintervensi harga barang atau jasa yang ditransaksikan di pasar.

Pasar yang bersifat kompetitif tersebut ada dua bentuk dalam hal
pengelolannya,yakni :
a. Pasar tradisional yang dikelola Pemerintah Kabupaten Deli Serdang.
Pasar yang dikelola oleh Pemerintah merupakan tempat bertemu antara
penjual dan pembeli barang-barang dan jasa yang pengelolaannya di
bawah Pemerintah.
b. Pasar tradisional yang dikelola oleh pihak swasta.
Pasar swasta merupakan tempat bertemu antara penjual dan pembeli
barang-barang dan jasa yang pengelolaannya dibawah pihak swasta.
Selain hal tersebut diatas ada pasar modern yang terdapat di kabupten Deli
Serdang yaitu, Deli Mas Plaza di Kecamatan Lubuk Pakam, Suzuya di
Kecamatan

Tanjung Morawa yang telah beroperasi. Sedangkan Pusat

perbelanjaan modern yang belum beroperasi yaitu

Medan Mega Trade

Centre (MMTC) di Kecamatan Percut Sei Tuan yang memiliki Hak


Perdangangan Regional yang berada di Perbatasan wilayah antara Kota
Medan dengan Kabupaten Deli Serdang.
Secara umum dapat dijelaskan bahwa kondisi fisik pasar Deli Serdang sudah
tidak layak lagi. Hal ini disebabkan oleh karena pasar-pasar tersebut sudah
memiliki umur yang sangat tua. Secara rata-rata pasar dibangun sekitar tahun
80-an, sehingga umur ekonomisnya sudah habis yang berdampak pada mutu
pelayanan di pasar. Begitu juga dengan sarana dan prasarana yang tersedia
juga sudah tidak mampu lagi menampung jumlah pedagang yang semakin
hari semakin bertambah, terlebih setelah bangsa ini memasuki masa krisis
moneter dan krisis global, maka alternatif yang paling memungkinkan bagi
masyarakat untuk memperoleh pendapatn dan untuk bertahan hidup adalah
berjualan, sehingga menambah jumlah pedagang kaki lima yang berjualan di

pasar. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya kesemerautan dipasar dan


menimbulkan kemacetan dijalan-jalan penghubung menuju pasar.
Secara Geografis, wilayah Kabupaten Deli Serdang memiliki potensi yang
sangat strategis dalam menunjang pembangunan perekonomiannya. Hal ini
disebabkan karena Kabupaten Deli Serdang memiliki wilayah yang sangat
luas. Namun potensi yang sangat strategis tersebut harus ditunjang dengan
penetapan arah pembangunan yang jelas.
Dibeberapa daerah, khususnya yang berbatasan dengan Pemko Medan
merupakan daerah yang harus menjadi skala prioritas untuk diperhatikan.
Karena daerah tersebut merupakan daerah yang memiliki pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi. Pertumbuhan ekonomi yang cukup

tinggi

tersebut akan mengakibatkan semakin tingginya iklim persaingan usaha dan


ini akan meningkatkan volume permintaan dan penawaran dipasar.

2.3.

SOSIAL DAN BUDAYA DAERAH

2.3.1

Kependudukan

Pemahaman tentang jumlah, struktur, dan pertumbuhan serta

distribusi

penduduk sangat menentukan arah pembangunan di suatu daerah. Kondisi


kependudukan akan mempengaruhi berbagai kebijaksanaan pembangunan
dari berbagai sektor-sektor pelayanan dan pelaksanaan fungsi-fungsi
pemerintah. Jumlah penduduk Kabupaten Deli Serdang terus mengalami
pertumbuhan yang relatif cepat dan hal ini akan membawa perubahan pada
sistem pelayanan pemerintahan secara keseluruhan.

Jumlah penduduk Kabupaten Deli Serdang TA. 2004 tercatat sebanyak


1.539.967 jiwa, kemudian meningkat menjadi 1.634.115 jiwa di Tahun 2006.
Dimana komposisi penduduk menurut umur sebagai berikut : penduduk
kelompok di bawah umur 14 Tahun sebanyak 552.798 jiwa (33,83 %) dan
penduduk kelompok umur diatas 55 Tahun sebanyak 120.150 jiwa (7,37 %)
sedangkan jumlah penduduk kelompok umur 20 s/d 55 Tahun adalah 960.807
jiwa (58,80 %), dari jumlah penduduk Kabupaten Deli Serdang merupakan
potensi sumber daya manusia yang perlu dikembangkan lebih lanjut. Hal ini
akan dapat memperkuat SDM Kabupaten Deli Serdang dimasa yang akan
datang guna mempercepat pengembangan daerah Kabupaten Deli Serdang.

Pada TA 2007 penduduk di Deli Serdang berjumlah 1,686,366 jiwa dengan


kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Deli Tua yaitu 6,057
jiwa/km2, sedangkan kepadatan terendah terdapat di Kecamatan Gunung
meriah yaitu 33 jiwa/km2. Jumlah kepadatan penduduk perkecamatan dapat
terlihat pada tabel berikut :

TABEL 2.26 JUMLAH DAN KEPADATAN PENDUDUK PER


KECAMATAN DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2007

Sumber: Deli Serdang dalam angka tahun 2007

TABEL 2.27 PERTUMBUHAN PENDUDUK PER KECAMATAN

Sumber :Deli Serdang dalam angka tahun 2007


GAMBAR 2.2 STRUKTUR DEMOGRAPHI KABUPATEN DELISERDANG
75 +
70- 75
65 - 69
60 - 64
55 - 59
50 - 54
45 - 49
40 - 44
35 - 39
30 - 34

Perempuan
Laki Laki

25 - 29
20 - 24
15 - 19
10 - 14
5- 9
0- 4
0

20000

40000

60000

80000

100000

Sumber :Deli Serdang dalam angka tahun 2007

120000

Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok yang telah dan akan dilaksanakan
sebagai upaya untuk memberdayakan fungsi dan peran Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil Kabupaten Deli Serdang dalam rangka meningkatkan
kualitas pelayanan kepada masyarakat dibidang Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil untuk

percepatan pelayanan dan kemudahan proses

penerbitan KK dan KTP serta Akta-akta Catatan Sipil.


Dalam implementasinya

penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk saat ini

tidak lagi menggunakan dan memanfaatkan aplikasi program Sistem


Informasi Manajemen Kependudukan (SIMDUK), sebagaimana program ini
dibangun

dengan

mengembangkan

jaringan

komunikasi

data

yang

dilaksanakan paralel secara tersambung (semi on line) antara kabupaten


dengan kecamatan. Dengan menerapkan 9 (sembilan) kecamatan sebagai
wilayah pelayanan Tempat Perekaman Data Kependudukan (TPDK) di 22
kecamatan Kabupaten Deli Serdang.
Dalam upaya peningkatan pelayanan Kependudukan, aplikasi Simduk telah
diganti dengan aplikasi program informasi dan administrasi kependudukan
(SIAK) yang mana aplikasi program ini akan menghubungkan secara
langsung sistem di Kabupaten

Deli Serdang dengan sistem yang ada di

Provinsi Sumatera Utara dan di Pemerintah Pusat.

TABEL 2.28 REALISASI KEPEMILIKAN KTP SAMPAI TAHUN 2008

Realisasi kepemilikan Akta Catatan Sipil.


Sebagai upaya pembinaan dan peningkatkan kesadaran masyarakat akan arti
penting dan manfaatnya memilki akta catatan sipil, khususnya dalam hal ini
dengan menitik beratkan pemberian akta kelahiran melalui Program
Dispensasi, yaitu suatu program Pemerintah untuk memberikan kemudahan
bagi mereka yang terlambat pendaftaran kelahirannya berdasarkan Peraturan
Bupati Nomor 1684 Tahun 2007 tanggal 22 Agustus 2007, tentang Dispensasi
Pelayanan Pencatatan Kelahiran di Kabupaten Deli Serdang.
Sesuai dengan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 472.11/1112/MD tanggal
11 Maret 2009, perihal batas waktu pelaksanaan Program Dispensasi
Pelayanan Pencatatan Kelahiran Dalam Masa Transisi berlakunya UndangUndang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan,
sebagaimana ditetapkan pelaksanaan program tersebut sudah harus berakhir
pada Tahun 2010 yang akan datang.

TABEL 2.29 JUMLAH KEPEMILIKAN AKTA CATATAN SIPIL

TABEL 2.30 BANYAKNYA RUMAH TANGGA DAN


PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN

Sasaran urusan pemberdayaan perempuan diarahkan untuk mengembangkan


dan mematangkan berbagai potensi yang ada pada diri perempuan yang
memungkinkan perempuan dapat berperan dan memiliki kesempatan yang
sama dengan laki-laki khususnya dalam bidang pembangunan.
Dengan visi untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender (KKG) dalam
berkeluarga dan bermasyarakat, Pembangunan Pemberdayaan Perempuan
ditempuh melalui upaya yang tepat sesuai kebutuhan kaum perempuan,
bertahap

dan

berkesinambungan,

terarah

dan

sekaligus

merangsang

partisipasi kaum perempuan untuk mengatasi masalahnya sendiri.


TABEL 2.31 PERBANDINGAN ANGKATAN KERJA LAKI 2
DAN PEREMPUAN DI KABUPATEN DELI SERDANG

Penyelenggaraan urusan pemerintah Kabupaten Deli Serdang di bidang sosial


termasuk dalam urusan wajib pemerintahan umum (bagian sosial) urusan
wajib
Pemberdayaan Perempuan dan urusan wajib Pemberdayaan Masyarakat Desa,
dilaksanakan untuk Peningkatan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa; Peningkatan pelayanan kehidupan beragama; Peningkatan
koordinasi pelayanan kesejahteraan sosial kepada Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS); Pengarusutamaan gender dalam pembangunan;
Peningkatan

keswadayaan

masyarakat;

dan

Pengembangan

kapasitas

kelembagaan kemasyarakatan desa/kelurahan.

2.3.2 Kesehatan
Pembangunan

kesehatan

di

Kabupaten

Deli

Serdang

telah

berhasil

menyediakan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan masyarakat


(Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Pos Kesehatan Desa) di setiap
kecamatan. Disamping itu pula telah tersedia sebanyak 15 unit rumah sakit
yakni 4 unit di Kecamatan Tanjung Morawa, 3 unit di Lubuk Pakam, 3 unit di
Deli Tua, 3 unit di Percut Sei Tuan, 1 unit di Labuhan Deli dan 1 unit di
Sunggal. Untuk melaksanakan pelayanan kesehatan dasar, pada tahun 2008 di
Kabupaten Deli Serdang telah tersedia 32 unit Puskesmas (13 unit Puskesmas
Rawat Inap dan 19 Puskesmas Rawat Jalan), 103 unit Puskesmas Pembantu
dan 95 unit Pos Kesehatan Desa. Ratio antara jumlah Puskesmas terhadap
jumlah penduduk

sekitar 1:54.326, sedangkan ratio Puskesmas Pembantu

terhadap jumlah penduduk adalah 1:16.878. Masalah yang dijumpai dalam


pelayanan kesehatan dasar adalah rendahnya tingkat utilitas dan kualitas
pelayanan kesehatan. Hal ini diikuti dengan peningkatan sarana pendukung
pelayanan kesehatan yaitu 18 unit peralatan laboratorium lengkap, 32 unit

Puskesmas keliling roda-4, 104 patroli kesehatan roda-2, 1 unit mobil promosi
kesehatan, 1 unit ambulans gawat darurat penanggulangan bencana dan
penyakit menular dan 34 unit mesin fogging. Sedangkan untuk pelayanan
rujukan terdapat 1 unit rumah sakit pemerintah dan 14 unit rumah sakit
swasta. Selain itu Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) telah
membuahkan hasil yang dapat dilihat dari partisipasi masyarakat dalam
penyediaan lahan untuk pembangunan 95 unit Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes) dan adanya 1.367 Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) hasil
partisipasi masyarakat.
TABEL 2.32 JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KECAMATAN
DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2008

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

KECAMATAN

RUMAH
SAKIT
UMUM

KAPASITAS
TEMPAT
TIDUR

PUSKE
SMAS

PUSKESMAS
PEMBANTU

RUMAH
BERSALIN

BALAI
PENGOBATAN
SWASTA

4
3
1
1
3
3
-

191
161
47
230
176
-

1
1
2
1
2
1
1
1
1
2
2
1
1
3
2
1
3
1
1
1
2
1

2
3
5
4
6
5
3
5
5
6
8
2
1
6
6
3
10
4
5
5
4
5

3
2
3
3
1
3
9
8
3
18
9
7
30
3
0
4
7
-

1
2
1
10
5
5
3
9
10
21
3
3
21
12
7
27
9
2
7
14
-

15

805

32

103

113

172

Gunung Meriah
STM Hulu
Sibolangit
Kutalimbaru
Pancur Batu
Namorambe
Biru-Biru
STM Hilir
Bangun Purba
Galang
Tanjung Morawa
Patumbak
Deli Tua
Sunggal
Hamparan Perak
Labuhan Deli
Percut Sei Tuan
Batang Kuis
Pantai Labu
Beringin
Lubuk Pakam
Pagar Merbau
JUMLAH

Sumber : Dinas Kesehatan Deli Serdang tahun 2008

Dengan tersedianya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan ini, dan diikuti
dengan upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan,

telah berhasil

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Deli Serdang. Hal ini


dapat dilihat dari situasi derajat kesehatan berikut ini yang semakin meningkat
dari tahun ke tahun dan juga jika dibandingkan dengan angka nasional dan
Provinsi Sumatera Utara. Selain upaya penyediaan sarana dan pra sarana
pelayanan kesehatan, upaya lain yang dilakukan adalah peningkatan mutu
pelayanan dari petugas kesehatan kepada masyarakat, hal ini terlihat dengan
diperolehnya Peringkat pertama Untuk Predikat Pelayanan Publik oleh
Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli
Serdang pada tahun 2008. Diharapkan hal ini diikuti oleh Puskesmas lainnya,
untuk itu sedang dilakukan upaya pembinaan.
TABEL2.33 JUMLAH KEMATIAN (MORTALITAS)
DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2004 2008

Sumber : Dinas Kesehatan Deli Serdang tahun 2008


Catatan SDKI 2007 :
AKI

: 248 / 100.000 KH (Nasional)

290 / 100.000 KH (Prov. SU)

AKB

: 26,9 / 1.000 KH

28 / 1.000 KH

3,1/ 1.000 KH (Kab)

Jumlah kematian bayi di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008 adalah 126 kasus
dari 40.472 kelahiran hidup (KH), angka ini mengalami peningkatan bila
dibandingkan tahun tahun- tahun sebelumnya. Hal ini karena sistem pendataan,
pelacakan dan pelaporan yang semakin baik. Jadi Angka Kematian bayi (AKB)
di Kabupaten Deli Serdang tahun 2008 mencapai 3,11 per 1.000 KH, dimana
angka ini lebih rendah dibandingkan dengan AKB nasional (26,9 / 1.000 KH)
dan AKB Propinsi Sumatera Utara (28 / 1.000 KH) tahun 2007. Demikian juga

dengan jumlah kematian ibu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun


karena semakin baiknya sistem pencatatan, pelacakan dan pelaporan dari
pemerintah maupun swasta. Sedangkan jumlah kematian Balita di tahun 2008
adalah 25 / 40.472 KH, jadi Angka Kematian Balita 0,62 / 1.000, ini mengalami
penurunan dibandingkan tahun tahun sebelumnya.
TABEL 2.34 JUMLAH KESAKITAN (MORBIDITAS) PENYAKIT MENULAR
DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2004 2008

Jumlah kasus penderita TB Paru BTA (+) di Kabupaten Deli Serdang tahun 2008
sebanyak 1.276 orang dan upaya pengobatan terhadap penderita cukup baik
yaitu dengan angka kesembuhan BTA (+) sebesar 94,58%. Jumlah penderita
pneumonia pada Balita dari tahun ke tahun terus meningkat, seluruh penderita
tersebut (100%) telah ditangani oleh petugas kesehatan, upaya yang dilakukan
adalah penemuan kasus secara dini dan penanganan/pencegahan dengan
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Pada tahun 2008 Dinas Kesehatan
Kabupaten Deli Serdang telah melakukan sero survey dengan hasil dari 123
orang yang diperiksa terdapat 58 kasus HIV dan 65 AIDS. Selanjutnya seluruh
penderita HIV/AIDS tersebut mendapat penanganan medis. Namun demikian
karena kasus HIV/AIDS merupakan fenomena gunung es, maka diperkirakan
masih ada lebih dari 123 orang yang hidup dengan HIV/AIDS yang
keberadaannya belum diketahui. Penanggulangan HIV/AIDS diharapkan lebih
maksimal dengan adanya klinik VCT di Puskesmas dan RSUD Deli Serdang
serta adanya Kelompok Peduli HIV/AIDS di masyarakat.
TABEL 2.35

JUMLAH PENYAKIT MENULAR BERPOTENSI WABAH

DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2004 2008

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) berhasil ditekan, hal ini terlihat dari
jumlah kasus yang menurun dari 433 kasus di tahun 2007 menjadi 325 kasus di
tahun 2008. Upaya antisipasi adalah dengan penyediaan mesin fogging di
setiap Puskesmas sehingga apabila terjadi kasus di suatu wilayah dapat
sesegera mungkin dilakukan fogging. Disamping itu karena letak Kabupaten
Deli Serdang berbatasan dengan Kota Medan dan Binjai yang dapat memberi
pengaruh

pada

kejadian

kasus

DBD,

maka

dilakukan

kerjasama

penanggulangan DBD dengan membentuk Pokja DBD dalam kegiatan


MEBIDANG (Medan, Binjai, dan Deli Serdang). Kesadaran masyarakat
berperilaku hidup bersih dan sehat telah ditindaklanjuti dengan adanya
Forum Komunikasi Perubahan Perilaku (FKPP) dengan Pokja-Pokja yang
tersebar di desa.

Status gizi Balita di Kabupaten Deli Serdang juga mengalami perbaikan dan
peningkatan yang cukup berarti. Untuk kasus Balita dengan gizi buruk, pada
tahun 2008 dilaporkan terdapat 8 kasus dari 164.472 Balita yang ada. Upaya
yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan gizi pada Balita dan ibu hamil
yaitu dengan penimbangan balita dan ibu hamil rutin setiap bulan pada
kegiatan Posyandu dan pemberian makanan tambahan disamping kegiatan
lainnya.

Pembangunan kesehatan yang telah dilakukan di Kabupaten Deli Serdang


sampai

dewasa ini telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan dan gizi

masyarakat. Hal ini dapat diamati dari terjadinya perbaikan beberapa


indikator

kesehatan antara lain menurunnya Angka Kematian Bayi

(AKB/IMR), Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu


(AKI/MMR), meningkatnya status gizi dan menurunnya angka kesakitan
berbagai penyakit menular. Sejalan dengan membaiknya beberapa indikator
tersebut, telah terjadi peningkatan Umur Harapan Hidup (UUH).
Indikator pencapaian pembangunan di bidang kesehatan dapat dilihat dari
penurunan AKABA dari 3,22 / 1.000 Kelahiran Hidup (KH) pada tahun 2005
menjadi 2,14/1.000 KH pada tahun 2006, dan menjadi 0,71/1.000 KH tahun
2007 hingga turun lagi menjadi 0,62 / 1.000 KH pada tahun 2008. Demikian
pula dengan Umur Harapan Hidup (UUH) meningkat dari 68,3 tahun 2004,
menjadi 68,9 tahun 2005, 69,5 tahun 2006 dan meningkat terus hingga 69,8
pada tahun 2007. Sedangkan untuk AKB dan jumlah kematian ibu mengalami
peningkatan, hal ini disebabkan sistem pencatatan dan pelaporan yang
semakin baik.

TABEL 2.36 JUMLAH KASUS PENYAKIT MENURUT KECAMATAN DAN JENISNYA TAHUN 2008

TABEL 2.37 JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS


MENURUT KECAMATAN DAN JENISNYA TAHUN 2008
Kecamatan
1

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

Gunung Meriah
STM Hulu
Sibolangit
Kutalimbaru
Pancur Batu
Namorambe
Biru-Biru
STM Hilir
Bangun Purba
Galang
Tanjung Morawa
Patumbak
Deli Tua
Sunggal
Hamparan Perak
Labuhan Deli
Percut Sei Tuan
Batang Kuis
Pantai Labu
Beringin
Lubuk Pakam
Pagar Merbau
Jumlah

dr.
Spesialis/dr.
Umum/drg

Perawat
& Bidan

Farmasi

Gizi

Teknisi
Medis

Sanitasi

Kesmas

Jlh

4
2
11
7
15
9
5
4
3
4
12
8
5
28
10
7
18
9
3
9
8
5

13
32
63
43
121
97
58
41
35
84
141
42
28
149
96
40
169
60
39
40
73
43

1
2
1
8
1
2
1
1
6
2
2
12
2
1
10
4
1
1
5
1

1
2
1
5
1
1
1
2
3
2
1
2
4
1
4
2
1
1
4
1

1
1
3
1
5
2
1
1
3
1
2
2
2
2
4
1
1
1
-

1
3
2
5
1
2
1
2
2
1
4
1
1
1
1
1
1
3
-

1
1
1
2
2
2
2
3
4
3
4
2
-

20
38
84
56
161
113
67
51
40
93
169
59
42
197
115
55
210
77
46
52
96
50

186

1507

64

40

34

33

27

1891

Sumber : Dinas Kesehatan Deli Serdang tahun 2008


2.3.3

Pendidikan

Pendidikan merupakan proses investasi dibidang sumber daya manusia dan


merupakan unsur strategis dalam pembangunan. Pendidikan juga sering
dihubungkan dengan proses pembangunan manusia seutuhnya. Aspek
pembangunan bidang pendidikan yang dijelaskan dalam bagian ini
mencakup empat hal yang utama yaitu , prasarana, sumberdaya, target, dan
sarana. Jumlah

murid sekolah cenderung meningkat tetapi belum dibarengi dengan


ketersediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
III-64

Guru merupakan komponen Vital yang menjamin proses belajar-mengajar.


Sesuai dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, tuntutan
kompetensi untuk menjadi seorang guru pun mengalami penyesuaian.
Berdasarkan Permendiknas RI No. 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi
akademik dan kompetensi guru dinyatakan bahwa seorang guru SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA dan SMK harus memiliki kualifikasi S-1 / D4. Dibawah
ini disajikan, tingkat kualifikasi guru setiap satuan Pendidikan :
TABEL2.38 JUMLAH GURU DAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN
PER SATUAN PENDIDIKAN TAHUN 2008
No

Satuan Pendidikan

Jumlah Guru dan Kualifikasi


Pendidikan
Non S-1

S -1

Total

S -2

1
2
3
4
5
6
7

SD
5,789
4,744
6
MI
650
112
SMP
893
4,118
20
MTs
335
1,384
SMA
399
2,460
32
MA
43
483
1
SMK
326
2,053
8
Total
8,435 15,354
67
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang tahun 2008

10,539
762
5,031
1,719
2,891
527
2,387
23,856

Jika di lihat tabel di atas, kualifikasi guru tingkat satuan pendidikan SD/MI
masih di bawah 50 % yang memiliki S1/D4, sementara kualifikasi guru
tingkat satuan pendidikan SMP/MTs, SMA/MA dan SMK sudah di atas 80 %
yang memiliki kualifikasi S-1/D4.
Untuk Data APK dan APM 5 tahun terakhir, sebagai berikut :
TABEL 2.39 APK DAN APM 5 TAHUN TERAKHIR

III-65

Untuk tingkat persentase kelulusan :


TABEL 2.40 PERSENTASE KELULUSAN

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang tahun 2008


Berikut ini disajikan data jumlah sekolah, ruang kelas, guru dan jumlah
murid tingkat satuan pendidikan SD Negeri dan Swasta :

TABEL 2.41 JUMLAH SEKOLAH, RUANG KELAS, GURU DAN JUMLAH


MURID TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SD NEGERI DAN SWASTA
DI KABUPATEN DELI SERDANG
No
1
2
3

Kecamatan
Pancur Batu
Patumbak
Namorambe

Sekolah
Negeri
28
17
14

Rombongan Belajar

Swasta

Negeri

8
11
10

III-66

209
222
93

Swasta
65
71
72

Guru
Negeri
392
359
200

Jumlah Murid

Swasta
117
114
105

Negeri
6,842
7,978
2,264

Swasta
1,866
2,415
1,664

4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

Gunung Meriah
Labuhan Deli
Deli Tua
Bangun Purba
Tanjung Morawa
Lubuk Pakam
STM Hilir
Kuta Limbaru
Pagar Merbau
STM Hulu
Biru-Biru
Pantai Labu
Sibolangit
Batang Kuis
Hamparan Perak
Galang
Beringin
Sunggal
Percut Sei Tuan
Jumlah

6
11
9
25
53
32
22
27
18
15
17
21
20
20
63
42
23
42
67
592

11
5
5
11
11
4
1
1
5
3
1
10
4
3
31
38
173

36
119
129
150
545
277
145
170
135
88
126
153
120
183
481
273
178
392
731
4,955

94
70
30
86
86
24
6
6
30
18
6
77
22
22
239
269
1,293

43
192
198
511
838
474
265
314
206
142
246
242
191
299
773
471
286
647
1,154
8,443

157
134
40
142
138
32
6
4
42
25
6
123
38
30
388
455
2,096

333
3,987
4,709
3,464
19,409
8,559
3,369
3,846
4,035
1,704
3,577
4,908
2,432
6,230
15,389
7,765
5,271
14,084
26,032
156,187

3,489
2,557
608
2,756
2,626
553
82
57
634
328
197
2,902
424
921
9,191
9,590
42,860

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang tahun 2008


Untuk Satuan Pendidikan SD Negeri, pemerintah mampu membangun 4.955
ruang kelas untuk menampung 156.187 siswa di seluruh Kabupaten Deli
Serdang dengan kapasitas rata-rata untuk setiap ruang menampung 32 siswa.
Untuk Satuan Pendidikan SD Swasta, swasta mampu membangun 1.293
ruang kelas untuk menampung 42.860 siswa di seluruh Kabupaten Deli
Serdang dengan kapasitas rata-rata untuk setiap ruang menampung 33 siswa.
Berikut ini disajikan data jumlah sekolah, ruang kelas, guru dan jumlah
murid tingkat satuan pendidikan SMP Negeri dan Swasta :
TABEL 2.42 JUMLAH SEKOLAH, RUANG KELAS, GURU DAN
JUMLAH MURID TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SMP NEGERI
DAN SWASTA :
No
1
2
3
4

Kecamatan
Pancur Batu
Patumbak
Namorambe
Gunung Meriah

Sekolah

Rombongan Belajar

Negeri

Swasta

3
2
2
1

8
5
4
-

Negeri
54
19
24
6

III-67

Swasta
47
28
14
-

Guru
Negeri
206
84
80
18

Jumlah Murid

Swasta
148
96
75
-

Negeri
2,212
739
836
155

Swasta
1,642
1,150
408
-

5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

Labuhan Deli
Deli Tua
Bangun Purba
Tanjung Morawa
Lubuk Pakam
STM Hilir
Kuta Limbaru
Pagar Merbau
STM Hulu
Biru-Biru
Pantai Labu
Sibolangit
Batang Kuis
Hamparan Perak
Galang
Beringin
Sunggal
Percut Sei Tuan
Jumlah

2
2
3
3
3
1
2
1
1
1
2
1
1
2
2
1
4
5
45

6
8
1
14
15
4
4
4
2
4
3
4
4
13
6
8
19
26
162

27
44
32
55
67
8
22
14
6
12
25
9
24
27
28
4
61
87
655

69
67
1
130
79
16
24
15
9
15
9
24
32
78
29
46
126
184
1,042

102
138
80
163
188
35
76
47
24
42
63
29
72
80
75
13
180
296
2,091

163
158
8
290
259
56
47
39
34
53
40
87
89
237
83
131
327
520
2,940

1,031
1,735
1,166
2,220
2,758
153
847
543
222
438
881
216
1,035
1,061
1,098
120
2,380
3,359
25,205

2,989
2,657
29
5,204
3,067
520
820
513
330
555
321
823
1,257
3,276
1,080
1,754
4,543
6,951
39,889

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang tahun 2008

Untuk Satuan Pendidikan SMP Negeri, pemerintah mampu membangun 655


ruang kelas untuk menampung 25.205 siswa di seluruh Kabupaten Deli
Serdang dengan kapasitas rata-rata untuk setiap ruang menampung 38 siswa.
Untuk Satuan Pendidikan SMP Swasta, swasta mampu membangun 1.042
ruang kelas untuk menampung 39.889 siswa di seluruh Kabupaten Deli
Serdang dengan kapasitas rata-rata untuk setiap ruang menampung 38 siswa.
Berikut ini disajikan data jumlah sekolah, ruang kelas, guru dan jumlah
murid tingkat satuan pendidikan SMA Negeri dan Swasta :
TABEL 2.43 JUMLAH SEKOLAH, RUANG KELAS, GURU DAN
JUMLAH MURID TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SMA NEGERI
DAN SWASTA :
No

Kecamatan

1 Pancur Batu
2 Patumbak
3 Namorambe

Sekolah
Negeri Swasta
1
5
4
1
3

Rombongan Belajar
Negeri
Swasta
25
25
15
7
7

III-68

Guru
Negeri Swasta
110
104
60
41
48

Jumlah Murid
Negeri
Swasta
1,054
894
398
228
141

4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

Gunung Meriah
1
3
Labuhan Deli
1
4
12
39
Deli Tua
1
7
9
58
Bangun Purba
1
2
11
8
Tanjung Morawa
1
11
24
54
Lubuk Pakam
2
10
44
76
STM Hilir
2
11
Kuta Limbaru
1
2
10
15
Pagar Merbau
1
3
STM Hulu
1
5
Biru-Biru
3
11
Pantai Labu
2
6
Sibolangit
1
1
9
9
Batang Kuis
1
3
15
10
Hamparan Perak
1
7
13
23
Galang
1
3
14
16
Beringin
4
13
Sunggal
1
7
13
28
Percut Sei Tuan
1
15
21
78
Jumlah
16
97
230
510
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang tahun 2008

11
49
36
46
85
161
36
39
57
55
45
50
81
902

111
185
40
192
268
33
61
17
23
47
31
27
52
131
71
67
113
308
1,989

68
452
334
398
1,001
1,743
376
251
584
458
546
510
861
8,864

1,768
2,153
195
1,975
2,955
361
346
114
142
338
151
407
345
801
644
459
854
2,644
18,085

Untuk Satuan Pendidikan SMA Negeri, pemerintah mampu membangun 230


ruang kelas untuk menampung 8.864 siswa di seluruh Kabupaten Deli
Serdang dengan kapasitas rata-rata untuk setiap ruang menampung 39 siswa.
Untuk Satuan Pendidikan SMA Swasta, swasta mampu membangun 510
ruang kelas untuk menampung 18.085 siswa di seluruh Kabupaten Deli
Serdang dengan kapasitas rata-rata untuk setiap ruang menampung 35 siswa.
Berikut ini disajikan data jumlah sekolah, ruang kelas, guru dan jumlah
murid tingkat satuan pendidikan SMK Negeri dan Swasta :
TABEL 2.44 DATA JUMLAH SEKOLAH, RUANG KELAS, GURU DAN
JUMLAH MURID TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SMK NEGERI DAN
SWASTA
Sekolah
Rombongan Belajar
Guru
Jumlah Murid
No
Kecamatan
Negeri Swasta
Negeri
Swasta Negeri Swasta Negeri
Swasta
1 Pancur Batu
8
24
130
856
2 Patumbak
3 Namorambe
1
3
17
63
4 Gunung Meriah
5 Labuhan Deli
7
142
237
6,246
6 Deli Tua
5
34
140
1,277

III-69

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

Bangun Purba
4
Tanjung Morawa
11
Lubuk Pakam
1
13
22
STM Hilir
Kuta Limbaru
1
4
Pagar Merbau
1
STM Hulu
Biru-Biru
2
Pantai Labu
Sibolangit
Batang Kuis
2
Hamparan Perak
6
Galang
8
Beringin
7
Sunggal
11
Percut Sei Tuan
1
11
33
Jumlah
3
97
59
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang tahun 2008

17
82
88
2
8
10
30
49
35
46
89
659

128
21
169
318

81
199
292
15
38
34
108
173
131
189
285
2,069

979
101
1,213
2,293

Untuk Satuan Pendidikan SMK Negeri, pemerintah mampu membangun 59


ruang kelas untuk menampung 2.293 siswa di seluruh Kabupaten Deli
Serdang dengan kapasitas rata-rata untuk setiap ruang menampung 39 siswa.
Untuk Satuan Pendidikan SMK Swasta, swasta mampu membangun 659
ruang kelas untuk menampung 24.534 siswa di seluruh Kabupaten Deli
Serdang dengan kapasitas rata-rata untuk setiap ruang menampung 37 siswa.

2.3.4 Pariwisata dan Budaya


Sektor pariwisata, dengan berbagai jenis obyek wisata alam adalah salah satu
potensi ekonomi daerah lain yang dapat memberikan kontribusi kepada
Pendapatan Asli Daerah. Dengan pemekaran Kabupaten Deli Serdang
menjadi dua wilayah, beberapa obyek wisata, seperti misalnya Pantai Cermin
yang merupakan Daerah Tujuan Wisata (DTW) , kini bukan merupakan
wilayah Deli Serdang lagi.
Dari 33 obyek wisata yang ada sebelum pemekaran wilayah, saat ini di
Kabupaten Deli Serdang masih tersisa sekitar 25 obyek wisata potensial untuk
dikembangkan menjadi Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang baru di
III-70

451
3,321
3,087
45
344
374
1,187
1,562
1,260
1,452
3,009
24,534

Kabupaten Deli Serdang

diantaranya adalah Villa Impian Prima, Retret

Center Suka Makmur, Taman Hutan Wisata Sibolangit, Pemandian Alam


Sembahe Pemandian Alam Pulo Sari, Martabe Golf, Pemandian Alam Pantai
Sari Laba Biru Indah, Pemandian ALam Pantai Kasanova, dan Pemandian
Alam Lau Sigembur. 12 obyek wisata lainnya masih merupakan potensi yang
belum dikelola diantaranya adalah : Danau Linting, Gua dan Air Panas
Penen, Pantai Pasir Putih, Sampuran Putih dan Pantai Cemara.

Dan salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) utama, yang terdapat di
Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang adalah Hill Park, yang
merupakan tempat permainan yang dilengkapi dengan peralatan permainan
modern yang sangat ramai dikunjungi dan merupakan Theme Park terbesar
yang terdapat di Sumatera Utara.
Walaupun berbagai kegiatan dalam rangka penataan fasilitas wisata telah
dilakukan, namun masih terdapat kekurangan penataan fasilitas penunjang
untuk mewujudkan rasa aman, senang dan nyaman bagi wisatawan domestik
maupun luar negeri. Selain pengelolaan yang belum optimal, juga belum
adanya momen-momen khusus pariwisata seni dan budaya dalam skala
regional/belum masuk dalam kalender wisata.
Obyek wisata yang ada, sebenarnya memiliki potensi cukup menjanjikan
untuk dikembangkan yang terdiri dari wisata alam, pemandian alam,
panorama, air panas, cagar alam, dan wisata pantai. Beberapa peluang
investasi pada pengembangan pariwisata di Kabupaten Deli Serdang antara
lain adalah, membangun fasilitas penginapan, restoran, kios souvenir,
pemasaran barang-barang souvenir, buah-buahan, perbaikan jalan menuju
obyek wisata, fasilitas komunikasi, sarana permainan anak-anak, kolam
renang, dan lain sebagainya. Sektor pariwisata perlu dikembangkan secara
terpadu dengan sektor lainnya seperti pertanian, industri kecil, dan jasa
sehingga terdapat saling keterkaitan antar sektor.
III-71

Untuk menunjang keberadaan obyek wisata diperlukan fasilitas pendukung.


Dari hasil kajian, nampak bahwa penambahan fasilitas obyek yang telah
dilakukan

pada

sebuah

kawasan

wisata

belum

dapat

memenuhi

kebutuhan/fasilitas umum. Kurang berimbangnya antara kontribusi PAD


sebuah kawasan wisata dibandingkan dengan investasi yang masuk pada
kawasan yang sama, dimungkinkan merupakan salah satu penyebab
lambatnya perkembangan kawasan wisata yang ada. Di samping itu peran
serta dunia usaha dan masyarakat belum dapat berlangsung secara sinergis.

Untuk mewujudkan ketahanan budaya dalam hal ini budaya masyarakat


Kabupaten Deli Serdang diperlukan unsur budaya pembentukan yang
meliputi unsur budaya asli yang berasal dari puncak-puncak kebudayaan
(bahasa, kesenian, adat istiadat dan sistem nilai budaya) dan unsur budaya
baru yang cocok dengan budaya lokal. Dengan makin diperkayanya budaya
lokal oleh budaya asing yang pada gilirannya juga memperkaya budaya
nasional maka akan terbentuk keutuhan budaya yang kondusif untuk
menghadapi tantangan bangsa dimasa yang akan datang.

Kabupaten Deli Serdang, sebelum kemerdekaan terdiri 2 kesultanan yakni


Kesultanan Deli yang berkedudukan di Medan dan Kesultanan Serdang
berkedudukan di Perbaungan. Kedua kesultanan tersebut dipimpin dan
dihuni oleh suku melayu. Dengan demikian maka budaya masyarakat yang
digunakan ketika itu adalah budaya melayu. Dewasa ini, suku bangsa yang
dominant mendiami wilayah Kabupaten Deli Serdang adalah suku Melayu,
Karo, Simalungun, Batak Toba, Mandailing, Jawa dan Minang. Masingmasing suku bangsa tersebut memiliki nilai-nilai budaya tersendiri tetapi
satu dengan lainnya saling menghormati sehingga tidak terlihat adanya
friksi-friksi

budaya

di

wilayah

ini.

Namun

demikian,

pengaruh

perkembangan teknologi komunikasi yang begitu pesat telah dengan


gamblang membuka batas wilayah dan Negara, secara langsung dapat
III-72

mempengaruhi nilai-nilai budaya lokal. Budaya luar tersebut pastilah


memiliki dampak positif dan negative terhadap budaya lokal, namun yang
terpenting adalah kemampuan masyarakat untuk menyaring yang baik dan
menggunakannya serta membuang yang tidak sesuai.

Secara umum penduduk Kabupaten Deli Serdang adalah pemeluk agama


Islam, Kristen, Hindu dan Budha. Penganut terhadap Ketuhanan Yang Maha
Esa secara melembaga dan resmi belum pernah diketahui.
2.3.5 Ketertiban dan ketentraman dan keamanan
Stabilitas politik dan keamanan di Kabupaten Deli Serdang cenderung
membaik. Hal ini berdampak pada penurunan gangguan keamanan dan
ketertiban dalam kehidupan masyarakat, adanya kebebasan berpolitik dan
memberi pendapat di depan umum oleh setiap warga masyarakat, serta
pemilihan kepala daerah secara langsung yang berjalan dengan aman,
damai dan lancar.
Penyelenggaraan Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri,
diarahkan

untuk

menjaga

stabilitas

keamanan,

ketertiban

daerah,

memberikan suasana aman bagi seluruh warga, mengembangkan strategis


pengamanan

daerah,

pengembangan

ipoleksosbud,

peningkatan

penegakan

wawasan
dan

kebangsaan

kepastian

hukum

dan
serta

meningkatkan rasa nasionalisme kebangsaan. Satuan Kerja Perangkat Daerah


yang menangani urusan ini adalah Badan Kesatuan Bangsa dan Kantor
Satuan Polisi Pamong Praja.
Fungsi ketertiban dan ketentraman merupakan pengembangan dari fungsi
ketertiban dan keamanan. Bentuk pelayanan yang harus diberikan kepada
masyarakat adalah menjamin terjaganya kondisi yang tertib dan aman bagi
masyarakat sehingga dapat menyelenggarakan kehidupan sehari hari.
Pelayanan ini meliputi penanggulangan bencana dan penegakan serta
III-73

pembinaan hukum kepada masyarakat.


Mewujudkan ketertiban dan ketentraman masyarakat merupakan kewajiban
dari pemerintah. Namun demikian, mengingat keterbatasan SDM dan
informasi yang dimiliki oleh pemerintah maka sudah seharusnya dibutuhkan
peran serta masyarakat. Masyarakat diharapkan dapat mengambil peran
yang lebih aktif terhadap upaya menekan kejadian yang dapat mengganggu
ketentraman dan ketertiban. Gangguan tersebut dapat berupa potensi
kejahatan dan kriminal maupun penanganan darurat bencana alam. Dengan
meningkatkan kesadaran masyarakat tersebut diharapkan dapat terwujud
kondisi masyarakat yang kondusif sehingga setiap potensial gangguan dapat
segera teratasi.
TABEL 2.45

III-74

Sumber Deli Serdang Dalam Angka tahun 2007

2.4 SARANA DAN PRASARANA


2.4.1 Pekerjaan Umum
III-75

Peningkatan kepadatan penduduk perlu diantisipasi dengan perencanaan


tata ruang yang tepat, karena penambahan infrastruktur yang tidak terencana
dengan tepat dikhawatirkan akan menimbulkan dampak yang tidak
diinginkan di kemudian hari, disamping itu sebagai wilayah yang berbatasan
dengan Kota Medan yang telah jenuh perkembangannya. Kabupaten Deli
Serdang harus mengantisipasi perluasan pengembangan wilayah perkotaan,
karena bukan tidak mungkin permasalahan perkotaan akan berpindah ke
wilayah Kabupaten Deli Serdang, seperti banjir, kesemrawutan pedagang
kaki lima, kesemrawutan angkutan kota dan sebagainya. Terlepas dari
dampak negatif perluasan perkembangan Kota Medan, wilayah Kabupaten
Deli Serdang yang berbatasan dengan Kota Medan akan meningkat aktivitas
ekonominya dengan berdirinya kompleks perumahan yang pada akhirnya
akan menimbulkan pasar barang dan jasa, sehingga aktivitas ekonomi
wilayah tersebut akan meningkat yang berimbas pada meningkatnya
pendapatan penduduk serta terbukanya kesempatan kerja baru.
Jalan dan Jembatan
TABEL 2.46 PANJANG JALAN MENURUT STATUS JALAN
RINCIAN
(1)
JENIS PERMUKAAN
Diaspal
a.
Dkerikil
b.
Batu
c.
Beton ( Concrete )
d.
Tanah
e.
Tidak Dirinci
f.
Jumlah I

JALAN NEGARA
2007
2008
(2)
(3)

109,410
109,410

109,410
109,410

JALAN PROPINSI
2007
2008
(4)
(5)

187,880
187,880

STATUS JALAN
JALAN KABUPATEN
2007
2008
(6)
(7)

187,880
-

945,400
1,106,250
61,100
617,384

1,186,314
1,568,375
34,059
15,958
270,848
-

187,880

2,730,134

3,075,554

JALAN DESA
2007
2008
(8)
(9)

3,300,000
-

3,300,000

Sumber Dinas pekerjaan umum Kabupaten Deli Serdang


Panjang jalan sesuai dengan statusnya di Kabupaten Deli Serdang yang sudah
di Aspal sepanjang 1.186,314 Km, Jalan sudah di Kerikil sepanjang 1.568,375
Km, Jalan Batu sepanjang 34,059 Km, Jalan Beton sepanjang 15,958 Km, serta

III-76

Jalan Tanah sepanjang 270,848 Km, maka

Panjang

jalan Kabupaten di

Kabupaten Deli Serdang pada akhir tahun 2008 sudah mencapai 3.075 Km.
TABEL 2.47 PANJANG JALAN MENURUT KONDISI JALAN

RINCIAN
(1)
KONDISI JALAN
Baik
a.
Sedang
b.
Rusak
c.
Rusak Berat
d.
Tidak Dirinci
e.
Jumlah II

JALAN NEGARA
2007
2008
(2)
(3)

97,390
9,930
2,090
109,410

109,410
109,410

JALAN PROPINSI
2007
2008
(4)
(5)

130,360
27,720
25,500
4,300
187,880

KONDISI JALAN
JALAN KABUPATEN
2007
2008
(6)
(7)

103,210
20,000
22,500
42,170
-

986,200
930,150
92,800
103,600
617,384

1,229.998
1,673.080
74.240
98.236
-

187,880

2,730,134

3,075.55

JALAN DESA
2007
2008
(8)
(9)

3,300,000
-

3,300,000

Sumber Dinas pekerjaan umum Kabupaten Deli Serdang


Kondisi jalan pada tahun 2008 sebagai berikut : Jalan dalam kondisi Baik
sepanjang 1.229,998 Km, Jalan dalam kondisi Sedang sepanjang 1.673,080 Km,
Jalan dalam kondisi Rusak sepanjang 74,240 Km, dan Jalan dalam kondisi
Rusak Berat sepanjang 98,236 Km
Selain kondisi jalan Kabupaten yang sudah mengalami perkembangan setiap
tahunnya, kondisi jalan desa juga akan menjadi perhatian khusus yang mana
pada akhir tahun 2008 panjang Jalan Desa di

Kabupaten Deli Serdang

mencapai + 3.300 Km.


Pelayanan jaringan transportasi di Kabupaten Deli Serdang telah banyak
mengalami peningkatan, namun masih terdapat wilayah kecamatan yang
belum terpenuhi kebutuhan jalannya secara memadai.
Selain jaringan jalan, sarana lain yang perlu disiapkan dalam mendukung
transportasi (perhubungan) dikabupaten Deli Serdang perlu mendapat
perhatian mengingat jarak antara ibukota kecamatan dengan ibukota Lubuk
Pakam sangat bervariasi. Sarana Terminal penumpang yang dimiliki oleh
Kabupaten Deli Serdang adalah 1 unit terminal Type B, yakni terminal Lubuk
Pakam dan 5 unit terminal type C yang terletak di Kecamatan Deli Tua,
III-77

Pancur Batu, Mandala, Percut Sei Tuan dan Kecamatan Simalingkar.


Diharapkan dimasa yang akan datang setiap Kecamatan akan mempunyai
terminal penumpang, sehingga dapat melayani kegiatan masyarakat.
Moda angkutan umum yang melayani masyarakat Kabupaten Deli Serdang
saat ini adalah Mobil Penumpang Umum (MPU) yang memiliki kapasitas
angkut sebanyak 12 orang, becak bermotor dan becak tidak bermotor dengan
kapasitas angkut penumpang 2 orang. Untuk MPU yang menghubungkan
transportasi antar kecamatan di Kabupaten Deli Serdang dilayani 22 trayek
dengan jumlah armada sebanyak 487 unit kenderaan.
Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu wilayah di Propinsi Sumatera
Utara yang memiliki jaringan pelayanan kereta api, dan merupakan salah
satu moda alternatif selain moda angkutan jalan raya. Kereta Api juga
merupakan

alternatif

moda

angkutan

yang

diunggulkan

untuk

dikembangkan dimasa yang akan datang.


Kondisi pelayanan saat ini masih sangat terbatas, sehingga pelayanan masih
belum optimal dan terpadu. Padahal angkutan Kereta Api sangat
menguntungkan karena :
a. Lebih optimal mengangkut orang dan barang.
b. Hemat energi, hemat lahan, mengurangi beban.
c. Tingkat keselamatan lebih tinggi jika dibandingkan dengan angkutan
jalan.
d. Besarnya potensi perkeretaapian.
Secara umum moda transportasi laut yang ada di Kabupaten Deli Serdang
masih belum optimal digunakan sebagai sarana angkutan penumpang dan
barang, umumnya kapal-kapal yang ada adalah kapal nelayan penangkap
ikan dan sebagian kecil kapal yang dapat digunakan sebagai transport wisata
lokal dan dermaga yang ada masih merupakan dermaga penangkapan ikan.
III-78

Saat ini untuk mengoptimalkan sarana pengangkutan di Kabupaten Deli


Serdang sedang dibangun dermaga yang berada di Kecamatan Pantai Labu.
Diharapkan dimasa yang akan datang dermaga ini menjadi salah satu sarana
penunjang bagi masyarakat yang akan menggunakan angkutan laut. Selain
hal tersebut, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara juga kan mempersiapkan
master plan transportasi laut yang akan mengoptimalkan moda tranportasi
laut sebagai angkutan orang dan barang menuju bandara kuala Namu dan
objek 2 wisata laut.
Saat ini sedang dilaksanakan pembangunan Lapangan Terbang Kuala Namu,
yang merupakan relokasi dari Bandara Polonia yang terletak di kota Medan.
Bandara ini merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan bagi
perkembangan wilayah di Kabupaten Deli Serdang. Diproyeksikan pada
tahun 2011 Bandara Kuala Namu akan beroperasi, hal ini akan mendorong
terjadinya peningkatan yang signinfikan penggunaan sarana dan prasarana
transportasi di Kabupaten Deli Serdang khususnya sarana dan prasarana
yang menuju Bandara Kuala Namu.

Pengairan
TABEL 2.48 KONDISI BIDANG PENGAIRAN

SSumber Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Deli Serdang


Di bidang sumber daya air atau pengairan, Indonesia mempunyai
ketersediaan air terbesar kelima di dunia, namun tidak tersedia secara merata
sepanjang tahun. Berdasarkan siklus hidrologi, 80% air tersedia pada musim
hujan (durasi 5 bulan), dan 20% air tersedia pada musim kemarau (durasi 7
bulan). Kendala yang dihadapi dalam memenuhi kebutuhan air adalah
III-79

dikarenakan distribusi yang tidak merata baik secara spasial maupun waktu,
sehingga air yang dapat disediakan tidak sesuai dengan kebutuhan, baik
dalam perspektif jumlah maupun waktu.
Ketersediaan air yang sangat melimpah pada musim hujan, yang selain
menimbulkan manfaat, pada saat yang sama juga akan menimbulkan potensi
bahaya kemanusian berupa banjir. Sedangkan pada musim kemarau,
kelangkaan air telah pula menimbulkan potensi bahaya kemanusian lainnya
berupa kekeringan yang berkepanjangan.
Dalam hubungan ini, beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS) yang memiliki
peran penting dalam penyediaan sumber air sebagian telah mengalami
kerusakan sehingga mengakibatkan menurunnya nilai kemanfaatan air
sehubungan penurunan fungsi daerah tangkapan dan resapan air.
Kondisi Daerah Irigasi (D.I) tahun 2009 di Kabupaten Deli Serdang yang
merupakan kewenangan Kabupaten ada sebanyak 117 DI dengan luas areal
23.253 ha. Dari luas tersebut 3.179 ha adalah irigasi teknis, seluas + 19.534
Ha irigasi semi teknis. Dengan luasan Daerah Irigasi tersebut masih tedapat
kondisi sarana dan prasarana irigasi yang masih memprihatinkan. Pada
tahun 2008 yang lalu belum semua Daerah Irigasi yang merupakan
kewenangan

kabupaten

dapat

ditangani

baik

secara

pemeliharaan

rutin/berkala maupun meningkatkan pembangunan jaringan irigasi.


Sesuai dengan inventarisasi Daerah Irigasi yang merupakan kewenangan
Kabupaten panjang saluran induk mencapai

+ 181.174 Km dan saluran

sekunder mencapai + 235.638 Km, sedangkan saluran pembuang sepanjang +


43.125 Km. Jumlah Bendung/Intake mencapai 123 Unit yang tersebar di
beberapa Wilayah Kecamatan, sedangkan yang dalam bentuk bangunan
pelengkap lainnya mencapai 418 Unit.
Ruang Terbuka

III-80

TABEL 2.49 RUANG TERBUKA

Sumber Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Deli Serdang


Di bidang penataan ruang terbuka perkotaan (taman), secara umum sebuah
kota digambarkan sebagai sebuah kawasan yang relatif besar / luas, padat
dan permanen yang terdiri dari kelompok-kelompok individu yang beragam,
yang beraktivitas secara aktif, yang dilengkapi oleh pusat-pusat aktivitas dan
pelayanan bagi masyarakatnya.
Sebuah kawasan kota terbentuk antara lain oleh komponen berupa ruangruang pemusatan kegiatan, keberadaan sistem ekonomi pusat-pusat
kekuasaan serta hubungan kedekatan/kekerabatan masyarakat. Salah satu
ruang yang dimaksud adalah ruang terbuka dimana keberadaannya di dalam
aktivitas sebuah kota terlihat lebih hidup dan manusiawi.
Ruang terbuka hijau tidak hanya berguna sebagai tempat beraktivitas warga
kota, tetapi berfungsi sebagai paru-paru kota, perkembangan suatu kota juga
menuntut perkembangan elemen-elemen pembentuk kota yang salah satunya
adalah kebutuhan akan ruang terbuka hijau (open space). Elemen-elemen dari
ruang terbuka hijau adalah adanya jalur pejalan kaki yang teduh, nyaman
serta adanya tumbuh-tumbuhan, lampu penerangan, tempat duduk, tempat
parkir dan lain sebagainya.

2.4.2.Penataan Ruang
Penyelenggaraan urusan pemerintah Kabupaten Deli Serdang di bidang
penataan ruang termasuk dalam urusan wajib tata ruang, dilaksanakan untuk
penyusunan dokumen rencana tata ruang yang berkualitas dan komprehensif
diarahkan untuk mendorong sinergi antara prioritas pembangunan daerah
dengan

memperhatikan

beberapa
III-81

permasalahan

strategis,

termasuk

mengurangi kesenjangan pembangunan antara wilayah melalui pendekatan


pengembangan wilayah secara komprehensif serta sebagai alat koordinasi
dan landasan penyiapan program pembangunan untuk kepentingan
pengembangan daerah, alat pengendali pemanfaatan lahan/ruang agar
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Satuan Kerja Perangkat Daerah
yang melaksanakan urusan tata ruang adalah BAPPEDA Kabupaten Deli
Serdang.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan
Ruang, telah dilaksanakan penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Deli Serdang Tahun 1999-2009 (Perda Nomor 11 Tahun
2001) dan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Kecamatan sebanyak 14
Kecamatan. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
sebagai

pengganti

dari

Undang-Undang

Nomor

24

Tahun

1992,

mengamanatkan kepada daerah untuk me-Revisi RTRW Kabupaten dan


menyusun Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Wilayah Kabupaten, yang
merupakan

pedoman

dalam

pelaksanaan

pembangunan

baik

yang

dilaksanakan oleh pemerintah maupun swasta/masyarakat yang ditinjau dari


sisi keruangannya. Saat ini telah disusun konsep Revisi RTRW Kabupaten
Deli Serdang dengan muatan sesuai dengan UU Penataan Ruang yang baru,
dan diharapkan pada tahun 2009 ini dapat ditetapkan Peraturan Daerahnya.
2.4.3 Lingkungan Hidup
Kebijaksanaan pembangunan dibidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Hidup di Kabupaten Deli Serdang pada dasarnya merupakan upaya
mendayagunakan Sumber

Daya Alam yang

sebesar-besarnya untuk

kemakmuran rakyat dengan memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan


dan pembangunan yang berwawasan lingkungan.
Penyelenggaraan urusan pemerintah Kabupaten Deli Serdang di bidang
lingkungan hidup termasuk dalam urusan wajib lingkungan hidup

III-82

dilaksanakan untuk

pengendalian pencemaran dan atau perusakan

lingkungan hidup.
Sasaran Pembangunan Lingkungan Hidup diarahkan pada;
1. Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup
2. Pembinaan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
3. Pemantauan/rehabilitasi lahan kritis.

2.4.4 Pertanahan
Komposisi

penggunaan

lahan

di

wilayah

Kabupten

Deli

Serdang

memperllihatkan bahwa luas perkebunan (perkebunan besar + perkebunan


rakyat) dan luas permukiman terus berkembang dari waktu kewaktu
sedangkan luas sawah tadah (tadah hujan dan irgasi) dan tegalan /kebun
campuran hampir tidak bertambah dan ada indikasi/kecenderungan
menurun. Untuk lebih jelasnya mengenai komposisi dan perkembangan
penggunaan lahan pada wilayah Kabupaten Deli Serdang dari tahun 1995
2004 dimaksud, dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

TABEL 2.50 TATA GUNA TANAH DAN LAHAN


DI KABUPATEN DELI SERDANG

GAMBAR 2.3 KOMPOSISI TATA GUNA LAHAN DI KABUPATEN DELI


SERDANG TAHUN 2007

III-83

- H u t a n
7%

- Semak / Alang-Alang

12%

20%

9%

- Perkebunan Besar
- Perkebunan Rakyat
- Tegalan / Kebun Campuran

25%

16%

- Sawah

11%

- Perkampungan / Pemukiman

Data tersebut diatas

tidak mmemperlihatkan informasi kerusakan atau

pengurangan luas hutan fungsi sebagaimana mestinya. Dalam hal ini


diperkirakan bahwa data dan informasi yang real tentang kondisi sebenarnya
dilapangan

tidak

tercatat

dengan

akurat,

sehingga

kemungkinan

pengurangan luas hutan juga sedang terjadi dan termasuk didalam


pengurangan luas semak dan luas alang-alang tersebut. Total luas
semak/alang2pada tahun 1995 tercatat seluas 59.356 Ha dan menjadi 51.083
Ha pada tahun 2004 atau berkurang seluas 8.273 Ha dalam 9 tahun berkurang
rata2 920 Ha per tahun seluas 8.273 ha dalam 9 tahun atau berkurang 920 Ha
per tahun.
Perkebunan rakyat dan kebun campuran serta pertanian kering/tegalan
terlihat menurun dari waktu ke waktu sementara perkebunan besar
meningkat luasannya. Hal ini memperlihat bahwa pergeseran peruntukan
lahan disektor pertanian perkebunan, dimana yang paling menonjol
perubahannya adalah penurunan luas lahan tegalan dan kebun campuran
yakni menurun dari 49.507 Ha pada tahun 1995 menjadi 40.048 Ha pada
tahun 2004 atau berkurang seluas 4.941 ha dalam pada 9 tahun atau dengan
perkatan lain berkurang rata-rata 550 Ha per tahun.

Lahan perkebunan

rakyat 550 Ha per tahun. Lahan perkebunan besar ditambah dengan lahan
perkebunan rakyat pada tahun 1995 tercata seluas 83.784 Ha dan tahun 2004
seluas 91.805 Ha atau naik sebesar 7.021 ha dalam waktu 9 tahun atau
meningkat rata-rata 780 Ha Pertahun.

III-84

Penggunaan lahan untuk permukiman meningkat dari waktu ke waktu


dimana pada tahun 1995 tercata seluas 12.315 Ha dan pada tahun 2004
menjadi 16321 Ha atau meningkat sebesar 4.186 Ha dalam 9 tahun atau
bertambah rata2 465 ha pertahun. Luas lahan sawah

irigasi cenderung

berkurang yakni 26.209 Ha pada tahun 1995 menurun menjadi 24.478 ha pada
tahun 2004 atau berkurang sebear 1.731 Ha dalam 9 tahun atau berkurang
rata-rata 192 Ha pertahun.

TABEL 2.51

III-85

2.4.5. Perumahan Rakyat


Kebutuhan terhadap pemukiman dan perumahan yang baik dan sehat
merupakan salah satu kebutuhan penting manusia. Pemukiman dan
perumahan yang baik dan sehat tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan
badan penghuninya

tapi juga berpengaruh terhadap perkembangan

mentalnya menjadi lebih baik. Hal ini karena kesehatan badan dan mental
adalah satu kesatuan, dan saling terkait.
Menyadari pentingnya penyediaan pemukiman dan perumahan yang baik
dan sehat bagi masyarakatnya, Pemerintah Kabupaten Deli Serdang melalui
kewenangan penerbitan ijin pembangunan perumahan dan pemukiman
melaksanakan fungsi pengawasan guna menjamin pembangunan perumahan
dan pemukiman dilaksanakan dengan baik dan memperhatikan aspek
kesehatan lingkungan.
Kondisi umum daerah saat ini khusus prasarana dan sarana, perumahan dan
permukiman masih jauh dari yang diharapkan dalam mewujudkan kawasan
perumahan dan permukiman yang berwawasan lingkungan. Sejak Tahun
Anggaran 2006, Dinas Cipta Karya dan Pertambangan (dh. Dinas
Permukiman, Pengembangan Wilayah dan Pertambangan) telah berupaya
untuk melakukan penataan kawasan perumahan dan permukiman. Adapun
hasil yang dicapai sampai saat ini :
1. Jalan lingkungan

: 140.558 m

2. Drainase lingkungan

67.780 m

3. Pembangunan sarana air bersih:


- sumur bor

: 36

- perpipaan

: 14 unit

4. Peta jaringan drainase

: 3 kecamatan

Dinas Cipta Karya dan pertambangan juga melaksanakan pelayanan


perizinan yang meliputi izin mendirikan bangunan dan izin galian
III-86

pertambangan umum yang belum dapat berjalan sesuai dengan ketentuan


dan peraturan yang berlaku. Hal ini dapat dilihat dari table kinerja pelayanan
berikut :

TABEL 2.52 KINERJA PELAYANAN PERIJINAN


PEMBANGUNAN PERUMAHAN PERMUKIMAN

Sumber Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Kab. Deli Serdang


2.5 PEMERINTAHAN UMUM
2.5.1. Perencanaan Pembangunan
Proses perencanaan pembangunan di Kabupaten Deli Serdang masih
mengalami berbagai permasalahan baik dari segi proses, substansi,
III-87

pelaksanaan maupun pengawasannya. Meskipun demikian, perencanaan


pembangunan yang dilakukan selama ini juga memberikan hasil yang
positif antara lain: semakin meningkatnya partisipasi masyarakat dalam
perumusan kebijakan pembangunan, meningkatnya kemampuan aparatur
dalam

perencanaan,

pelaksanaan,

dan

pengendalian

pembangunan;

berubahnya pola pikir aparatur Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dalam


menerapkan proses perencanaan pembangunan yang partisipatif.
2.5.2 Pemerintahan Umum
Urusan pemerintahan umum di Kabupaten Deli Serdang sejauh ini sudah
berlangsung secara optimal. Fungsi koordinasi dan administrasi antar unit
kerja sudah berjalan dengan baik, namun masih terdapat beberapa kendala
antara lain dikarenakan:
1. Belum adanya sistem dan mekanisme koordinasi yang baik yang dapat
menjadi pedoman bagi aparatur pemerintahan;
2. Belum adanya system dan mekanisme pengelolaan administrasi
pemerintahan yang baik yang dapat menjadi pedoman bagi aparatur
pemerintahan;
3. Belum berubahnya kultur birokrasi;
4. Belum adanya unit/mekanisme untuk penanganan pengaduan/keluhan
masyarakat.
Sebagai upaya untuk memulihkan kembali kepercayaan masyarakat kepada
pemerintahan sekaligus sebagai upaya untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi daerah, perlu dilakukan penataan kembali terhadap sistem
pelayanan administrasi kependudukan maupun perizinan melalui Kantor
Pelayanan Terpadu Satu Pintu sebagai upaya untuk terwujudnya pelayanan
publik yang cepat, murah, mudah, trasparan, pasti dan terjangkau, serta
meningkatkan hak-hak masyarakat terhadap pelayanan publik.
2.5.3. Kepegawaian

III-88

Kualitas dan kuantitas aparatur adalah gambaran kemampuan aparatur


melaksanakan pelayanan kepada masyarakat saat ini. Jumlah Pegawai
Negeri Sipil di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Deli Serdang hingga
tahun 2008 adalah 16.605 personel yang bertugas pada 68 Satuan Kerja
Perangkat Daerah. Di antaranya 5,163 orang golongan IV (31 persen), 8,039
orang golongan III (48 persen), 3242 orang golongan II (20 persen), dan 181
orang golongan I (1 persen) dari jumlah pegawai.
GAMBAR 2.4 JENJANG KEPANGKATAN PNS
DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2008
1%

20%

Golongan I

31%
Golongan II
Golongan III
Golongan IV

48%

Sumber: Badan Kepegawaian Daerah 2009 , data diolah

Jumlah pegawai yang tersebar pada kelembagaan pemerintahan Kabupaten


Deli Serdang dapat mencerminkan potensi palayanan pada masyarakat.
Menurut catatan kepegawaian Kabupaten Deli Serdang tahun 2008, sebagian
besar pegawai Pemerintah Kabupaten berada pada lembaga teknis pelayanan,
yaitu Dinas sebanyak 14827 (89 %) dan sebanyak 599 (4%) di kecamatankecamatan. Kondisi ini mencerminkan konstruksi kepegawaian yang strategis
sekaligus potensial, karena Dinas dan Kecamatan merupakan lembaga yang
terlatak di garis depan berhadapan langsung dengan masyarakat.

III-89

GAMBAR 2.5 JUMLAH PNS DI PEMERINTAHAN KABUPATEN


DELI SERDANG
1% 4%

1%

5%

89%
Setda

Badan

Dinas

Kantor

Kecamatan

Sumber: Badan Kepegawaian Daerah 2009 , data diolah

Terlihat bahwa 41 % dari keseluruhan pegawai di pemerintahan Kabupaten


Deli Serdang sudah berpendidikan S1, 1 % S2 dan 28 % D 3, selebihnya
SMA,SMP dan SD. Sedangkan PNS perempuan mempunyai kesempatan
yang lebih baik dari PNS pria, dengan perbandingan 64 : 36. Hal ini dapat
dilihat pada tabel 2.48

Masalah utama dalam persoalan kepegawaian dilingkungan Pemerintahan


Kabupaten Deli Serdang adalah belum adanya sistem dan mekanisme yang
cukup

baik

untuk

melakukan

rekruitment,

peningkatan

kapasitas,

pengawasan kinerja maupun mekanisme untuk mengatur penempatan para


pegawai secara merata berdasarkan kebutuhan organisasi dan perangkat
daerah. Sebagian aparat birokrasi sebagai pelayan publik memiliki kualitas
Sumber Daya Manusia, Kesadaran terhadap aturan dan kedisiplinan,
III-90

ketrampilan dan profesionalisme masih rendah/belum sesuai dengan


tuntutan dan harapan masyarakat. Upaya-upaya yang dilakukan adalah
melakukan pelatihan sesuai dengan kompetensinya dan pendidikan
penjenjangan bagi aparatur yang telah memenuhi syarat.

2.5.4 Statistik
Badan Pusat Statistik yang pada tahun tahun sebelumnya hanya menyajikan
data/indikator makro, sesuai permintaan baik lembaga/intansi pusat/
daerah telah berupaya dengan bekerja sama dengan Pemerintah lembaga
pemerintah terkait menyajikan data mikro, yang dapat di manfaatkan
khususnya dalam penyedian data yang terkait dengan operasional. Kedepan
Badan

Pusat

Statistik

penyempurnaan

dan

kabupaten

pengembangan

Deli

Serdang

statistik

melalui

program

tetap

menjamin

akan

kesinambungan penyedian data yang sudah ada, peningkatan kualitas dan


profesionalisme dan pengembangan sistem informasi statistik dan sistem
informasi manajemen guna mendukung kelancaran pemenuhan kebutuhan
data statistik bagi pemerintah maupun masyarakat.
2.5.5. Kearsipan
Penyelenggaraan urusan pemerintah di bidang kearsipan diarahkan untuk
manajemen pengelolaan kearsipan daerah. Satuan Kerja Perangkat Daerah
yang menangani urusan ini adalah Kantor Perpustakaan, Arsip dan
Dokumentasi Kabupaten Deli Serdang. Dalam rangka untuk lebih dipahami
pentingnya suatu arsip dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintah,
perlu dukungan dari satuan unit kerja, karena arsip merupakan sumber
informasi dan dokumentasi yang mampu memberikan data bagi pihak yang
memerlukan, sedangkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang
mampu

menjawab

tantangan

perkembangan

teknologi

yang

sangat

mempengaruhi pelaksanaan kinerja dalam melaksanakan tata kearsipan


modern masih terbatas, dimana pengelolaan data sampai dengan penyajian
informasi

harus

didukung

sarana
III-91

penunjang

yang

sejalan

dengan

perkembangan teknologi dan sumber daya manusia (SDM) yang professional.


SKPD ini dibentuk

selain untuk meningkatan kualitas pelayanan publik,

dalam pemenuhan kebutuhan akan arsip dan penyelamatan atau pelestarian


suatu dokumen juga guna peningkatan pelayanan perpustakaan.
2.5.6. Komunikasi dan Informatika
Di tingkat Pemerintah Kabupaten telah dibentuk Jaringan Komunikasi dan
Informasi guna Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik, Peningkatan
Informasi dan Komunikasi serta Peningkatan Publikasi dan Dokumentasi,
sehingga informasi dapat diakses dan dibaca secara cepat tanpa dibatasi oleh
letak geografis. Informasi tersebut dapat diakses melalui website :
www.DeliSerdang.go.id,
www.Bappeda_deliserdangkab.info/indonesia/,
Http://dikpora_ds.org.

2.6 PERKEMBANGAN PENYELENGARAAN OTONOMI DAERAH


Dalam rangka penyelenggaraan Otonomi Daerah, telah ditetapkan Peraturan
Daerah tentang Organisasi dan Tata Kerja. Secara lengkap peraturan daerah
tersebut adalah Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pembentukan
Organisasi dan Struktur Perangkat

Daerah Kabupaten Deli Serdang;

Berdasarkan peraturan daerah tersebut di atas Struktur Organisasi


Pemerintah Kabupaten Deli Serdang terdiri dari :
1. Bupati dan Wakil Bupati
2. Sekretariat Daerah dengan 3 Assisten yang terdiri dari
a. Assisten Ekonomi Pembangunan
b. Asisten Administrasi
c. Asisten Administrasi
3. Sekretariat DPRD dengan 3 Bagian yang meliputi :
a. Bagian Umum
b. Bagian Risalah dan Rapat
III-92

c. Bagian Keuangan
4. Badan Daerah sebanyak 8 SKPD, meliputi :
a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
b. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
c. Badan Pemberdayaan Masyarakat
d. Badan Kesatuan Bangsa
e. Badan Keluarga Berencana dan Pemeberdayaan Perempuan
f. Badan Ketahanan Pangan
g. Inspektorat
h. Badan Rumah Sakit Umum
5. Dinas Daerah sebanyak 17 SKPD, meliputi :
a. Dinas Pertanian
b. Dinas Perikanan dan Kelautan
c. Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi
d. Dinas Kehutanan
e. Dinas Perindustrian dan Perdagangan
f. Dinas Kesehatan
g. Dinas Pendidikan,Pemuda dan Olahraga
h. Dinas Pekerjaan Umum
i. Dinas Perhubungan
j.

Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah

k. Dinas Pasar
l. Dinas Cipta Karya dan Pertambangan
m. Dinas kependudukan dan Catatan Sipil
n. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
o. Dinas Sosial
p. Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah
q. Dinas Informasi dan Komunikasi
6. Kantor sebanyak 9 , meliputi :
a. Kantor Penanaman Modal
b. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi
III-93

c. Kator Satuan Polisi Pamong Praja


d. Kantor Pelayanan Perijinan
e. Kantor Kas Daerah
f. Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil
7. Kecamatan sebanyak 22.
8. Kelurahan sebanyak 14.
Seiring dengan bergulirnya arus reformasi yang ditandai dengan semakin
banyaknya berbagai tuntutan masyarakat, maka sistem penyelenggaraan
pemerintahan dilaksanakan secara transparan dan akuntabel. Tuntutan
masyarakat tersebut mencakup kualitas kinerja instansi pemerintah yang
di dalamnya termasuk aspek pertanggungjawaban (akuntabilitas)
pelaksanaan tugas para pejabat pemerintah, baik secara administratif dan
manajerial maupun yuridis formal.
Berdasarkan hal tersebut, kebijakan pembangunan selama lima tahun
kedepan diarahkan pada upaya memantapkan pelaksanaan otonomi
daerah. Dalam upaya mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik
(good governance) melalui peningkatan kinerja pelayanan prima
diberbagai sektor publik didukung perangkat daerah yang efektif dan
efisien, aparatur yang profesional dan berkarakter, infrastruktur yang
memadai dan kemandirian keuangan daerah dalam suasana politik,
hukum dan kamtibmas yang kondusif.

2.7

RUMUSAN ISSUE DAN PERMASALAHAN DAERAH

Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Deli Serdang saat ini


dan kemungkinan permasalahan yang terjadi lima tahun ke depan perlu
mendapat perhatian dalam menyusun rencana pembangunan jangka
menengah lima tahun. Dengan mengetahui permasalahan yang ada
diharapkan semua program dan kegiatan mampu mengatasi permasalahan
tersebut atau paling tidak dapat meminimalisir dampak semua permasalahan
yang ada.
III-94

Strategi pembangunan daerah sangat diperlukan untuk menghasilkan


langkah langkah konkret dalam implementasi pembangunan. Strategi yang
baik harus menunjukkan konsistensi dan komitmen yang tinggi untuk
mewujudkan visi dan misi kepala daerah. Sebelum melangkah pada strategi
pembangunan lebih dulu dilakukan analisis kondisi dan potensi yang
dimiliki Kabupaten Deli Serdang. Isu-isu dan permasalahan pembangunan
kabupaten Deli Serdang dimasa mendatang meliputi;
2.7.1. Ekonomi
Salah satu masalah keuangan daerah di Kabupaten Deli Serdang adalah
struktur pendapatan dalam APBD yang masih didominasi olen dana dana
transfer dari pusat yaitu Dana Alokasi Umum, kontribusi PAD meskipun
sudah

semakin

meningkat

belum

signifikan

berkontribusi

kepada

pendapatan daerah. Masalah lainnya adalah proporsi belanja daerah yang


masih sangat didominasi olen belanja tidak langsung.
Sesuai dengan hal tersebut maka Pemerintahan

Kabupaten Daerah Deli

Serdang tahun 2009-2014 akan meningkatkan PAD melalui intensifikasi


penerimaan dan meningkatkan proporsi belanja langsung dalam struktur
belanja

pemerintah.

Dari

sisi

pembiayaan

maka

Pemkab

akan

mengoptimalkan aset-aset pemerintah kabupaten untuk meningkatkan


pembiayaan dalam pembangunan.

Pertumbuhan ekonomi secara umum akan mendorong

peningkatan

kesejahteraan masyarakat, penurunan pengangguran dan peningkatan


lapangan kerja, serta penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin.
Pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan pendapatan masyarakat yang
pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan pemerintah. Pertumbuhan
ekonomi lima tahun kedepan diharapkan dapat mendorong pemerataan

III-95

distribusi pendapatan di kalangan masyarakat sehingga mampu menurunkan


indeks kemiskinan dan ketimpangan pendapatan dikalangan masyarakat.
Kompleksitas masalah kemiskinan tentu tidak bisa dijawab melalui program
pembangunan yang bersifat parsial apalagi kontradiktif, tetapi diperlukan
sebuah rumusan kebijakan yang bersifat holistik, dimana ada keterkaitan satu
sama lain meskipun tidak bisa menghindari pendekatan sektoral. Rumusan
kebijakan pembangunan hendaknya disatukan oleh dua isu sentral dan
mendasar yaitu penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja.
Program yang khusus ditujukan untuk mengatasi masalah kemiskinan
diorientasikan pada upaya peningkatan pendapatan dan pengurangan beban
masyarakat miskin melalui pendekatan pemberdayaan usaha, pemberdayaan
manusia dan pemberdayaan lingkungan. Implementasi pendekatan program
disesuaikan dengan kondisi potensi dan masalah yang dihadapi oleh
masyarakat miskin setempat dengan menghindari penyeragaman program.

Permasalahan mendasar lain yang terjadi dalam penanganan masyarakat


miskin adalah belum tersedianya data base yang jelas dan selalu
diperbaharui.

Belum

jelasnya

standar/ukuran

dalam

menentukan

masyarakat miskin, termasuk belum tersedianya data tentang latar belakang


dan pemicu kemiskinan. Program-program pengentasan kemiskinan terlalu
bergantung pada program pemerintah Propinsi dan atau Pusat karena
program-program yang disebutkan di atas belum dapat diukur efektivitasnya
dalam upaya pengentasan kemiskinan.
Bidang Ketenagakerjaan di Kabupaten Deli Serdang masih dihadapkan pada
berbagai

permasalahan

mendasar

yang

memerlukan

perhatian

keterpaduan penanganan antara lain:


1. Masih banyaknya jumlah penganggur dan setengah penganggur;
2. Terbatasnya kesempatan kerja;

III-96

dan

3. Belum optimalnya pelayanan pencari kerja di kecamatan;


4. Belum optimalnya informasi Pasar kerja (IPK) dan Bursa kerja ;
5. Relatif rendahnya kualitas dan produktivitas tenaga kerja;
6. Pelatihan kerja dan standar kualifikasi tenaga kerja belum memenuhi
kebutuhan pasar kerja;
7. Terbatasnya

pengelolaan

sumberdaya

pelatihan

dan

lembaga

pelatihan kerja baik Pemerintah maupun swasta.

Peningkatan pertumbuhan ekonomi akan dilakukan melalui peningkatan


peranan dari usaha kecil dan menengah, koperasi,

pasar tradisionil dan

pemberian insentif pada badan usaha lainnya.


Pertumbuhan ekonomi juga akan dilakukan dengan mendorong investasi,
dan pemanfaatan sumber daya alam secara optimal. Tersosialisasi secara
optimal Prosedur perizinan, sehingga masyarakat mengetahui secara jelas
standar dan prosedur perizinan, besar biaya perizinan, dan waktu yang
diperlukan untuk pengurusan izin. Jika sosialisasi ini dibiarkan berlarutlarut, akan berpengaruh pada jumlah penerimaan daerah yang bisa diperoleh
dari sektor perizinan karena masyarakat enggan untuk mengurus perizinan
dan berinvestasi di Kab. Deli Serdang.indentifikasi issu strategis profil
Koperasi dan UKM
1. Banyaknya koperasi yang tidak aktif saat ini ( 54%)
2. Citra koperasi yang kurang baik
3. Kontribusi terhadap PDRB rendah
4. Partisipasi anggota dan masyarakat terhadap koperasi rendah
5. Lemahnya legalisasi aset UMKM
6. Iklim usaha yang kurang kondusif
7. Pemahaman dan kepedulian instansi pembina yang terkait masih
kurang

III-97

Sektor pertanian merupakan sektor yang dominan memberikan kontribusi


terhadap PDRB dan mayoritas penduduk di Kabupaten Deli Serdang bekerja
di sektor pertanian. Namum sektor pertanian pangan masih didominasi oleh
petani tradisionil, sementara sub sektor perkebunan masih didominasi
perusahaan swasta. Sub sektor peternakan dan perikanan masih memerlukan
perhatian agar dapat menjadi sumber penghasilan pendapatan utama
masyarakat dan pemerintah.
Beberapa permasalahan pokok sektor pertanian adalah adanya alih fungsi
lahan dan pertambahan penduduk yang mengakibatkan berkurangnya ratarata kepemilikan sawah. Rendahnya produktivitas pertanian, nelayan dan
pembudidayaan ikan, serta banyaknya industri kecil yang bangkrut yang
diakibatkan oleh kelangkaan atau tingginya harga sarana produksi untuk
pertanian dan industri seperti pupuk, bibit dan pestisida, dan bahan baku
industri serta kondisi alam seperti banjir, kemarau dan lain-lain. Juga
disebabkan

keterbatasan teknologi yang dimiliki termasuk penguasaan

teknologi para petani dan nelayan, fluktuasi harga dan kelangkaan BBM,
serta kurangnya pengawasan atas penggunaan bahan berbahaya untuk
menangkap dan mengawetkan ikan.
Selaras dengan hal tersebut diatas maka program pembangunan pertanian
dimasa mendatang akan dititik beratkan pada peningkatan produksi dan
produkitivitas serta nilai tambah hasil pertanian, perkebunan, peternakan,
dan perikanan. Seiring dengan pertambahan penduduk maka kebutuhan
akan pangan asal tumbuhan maupun hewani akan meningkat pula..
Belum optimalnya pengelolaan perikanan laut, padahal dengan panjang
pantai sepanjang + 65 km, wilayah laut Deli Serdang sangat potensial untuk
pengembangan usaha perikanan laut. Masih terbatasnya sarana prasarana
perikanan laut, penggunaan teknologi yang masih sangat terbatas, serta

III-98

faktor cuaca masih menjadi persoalan utama yang dihadapi oleh para
nelayan.

2.7.2 Sosial dan Budaya Daerah


kependudukan
Kesejahteraan sosial merupakan tujuan akhir dari berbagai pembangunan di
suatu daerah. Indikasi suatu masyarakat dikatakan sejahtera secara sosial,
adalah apabila di daerah tersebut sudah tidak dijumpai lagi persoalanpersoalan

yang

berkaitan

dengan

keberadaan

Penyandang

Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS) antara lain: anak balita terlantar, anak terlantar,
anak nakal anak jalanan, wanita rawan sosial

ekonomi, korban tindak

kekerasan, lanjut usia terlantar, penyadang cacat, tuna susila, pengemis,


gelandangan, bekas warga binaan lembaga kemasyarakatan, korban penyalah
gunaan NAPZA, keluarga fakir miskin, keluarga berumah tidak layak huni,
keluarga bermasalah sosial psikologis, komunitas adat terpencil, korban
bencana alam korban bencana sosial, pekerja migran bermasalah sosial ,
penderita HIV/AIDS, keluarga rentan. Secara Umum permasalahanpermasalahan yang dihadapi adalah sebagai berikut :
1. Masih adanya jumlah penyandang PMKS di Kabupaten

Deli

Serdang
2. Terbatasnya bantuan dan perhatian pada korban bencana alam,
terutama penanganan pasca bencana.
3. Terbatasnya bantuan dan perhatian terhadap keluarga prasejahtera dan Gakin.
4. Besarnya potensi bencana alam dan bencana sosial
5. Berpindahanya gepeng dan anak jalanan dari kota Medan ke
Kabupaten Deli Serdang karena jarak yang begitu dekat.
6. Rendahnya kualitas manajemen pelayanan kesejahteraan sosial
7. Rendahnya kualitas SDM Karang Taruna, PSM dan Orsos sebagai
potensi sumber kesejahteraan sosial.
III-99

Masalah dan tantangan yang akan dihadapi Kabupaten Deli Serdang yaitu
pengangguran dan kemiskinan. Pada Tahun 2007 jumlah penduduk
miskin/pra sejahtera dengan alasan ekonomi sebesar 26.091 KK atau 7,5 %
dari jumlah KK Kabupaten Deli Serdang sebesar 343.708 KK. Untuk
mengurangi jumlah penduduk miskin perlu adanya upaya terpadu antara
Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dan masyarakat dengan melaksanakan
kegiatan yang mampu meningkatkan pendapatan penduduk miskin Dari segi
jumlah penduduk

di Kabupaten

Deli Serdang penduduk

perempuan

hampir sama dengan penduduk laki laki dan merupakan potensi


pembangunan yang belum dioptimalkan. Kemajuan pembangunan suatu
negara ditentukan oleh tingkat kemajuan kelompok perempuan. Namun
demikian, perempuan masih belum mendapat peran yang memadai agar
dapat mengoptimalkan potensi yang mereka miliki. Kekerasan terhadap
perempuan dalam KDRT dan anak-anak masih sering terjadi. Proporsi
perempuan dalam lembaga-lembaga pemerintah dan masyarakat masih
belum proporsional. Faktor budaya seperti peran ganda sebagai ibu rumah
tangga juga mempengaruhi peningkatan peran dan kualitas hidup kaum
perempuan.
Sesuai dengan hal tersebut diatas, dalam rangka percepatan pembangunan di
Kabupaten Deli Serdang dimasa mendatang akan didisain program untuk
meningkatkan peran perempuan dalam pembangunan melalui kegiatan yang
dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup kaum perempuan baik
sebagai perempuan karir ataupun sebagai ibu rumah tangga.
Dari

analisa

profil

kependudukan

diatas

permasalahan

dibidang

kependudukan di Kabupaten Deli Serdang yang di hadapi kedepan


diperkirakan seperti diuraikan berikut ini:

III-100

1. Distribusi penduduk tidak merata di seluruh wilayah Kabupaten Deli


Serdang;
2. Jumlah wanita yang memasuki lapangan kerja masih relatif kecil
dibandingkan dengan laki-laki;
3. Jumlah penduduk Deli Serdang yang jumlahnya pada akhir tahun 2007
mencapai 1,686,366
meningkat

rata-rata

jiwa dan pada periode 5 tahun terakhir


sebesar

3.11%

per

tahun

mengakibatkan

pertambahan beban biaya pengadaan infrastruktur permukiman yang


cukup signifikan dimasa-masa mendatang.
4. Peningkatan jumlah penduduk yang besar terjadi di daerah yang telah
padat penduduknya yakni di wilayah Kabupaten Deli Serdang yang
secara fisik berbatasan langsung dengan Kota Medan. Tingginya laju
pertambahan penduduk pada wilayah-wilayah tersebut disebabkan
karena pengaruh luapan penduduk kota Medan. Wilayah-wilayah ini
letaknya menyebar mengelilingi Kota Medan sehingga pengadaan
sarana dan prasarana permukiman menjadi mahal.
5. Timpangnya persebaran dan kurang terarahnya mobilitas penduduk
terkait erat dengan ketidak seimbangan persebaran sumber daya dan
masalah pertanahan.
6. Belum tertatanya administrasi kependudukan secara detail, yang
menyangkut data kuantitas, kualitas, dan mobilitas penduduk.
Tingginya laju pertambahan jumlah penduduk Kabupaten Deli Serdang yang
dibarengi dengan tingkat pertambahan pengangguran akan mengakibatkan
peningkatan keluarga miskin dan instabilitas keamanan dan ketertiban di
Kabupaten Deli Serdang dan sekitarnya.
Kesehatan
Permasalahan dalam peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
adalah peningkatan jumlah penduduk yang sehat melalui peningkatan sarana
dan prasarana kesehatan serta ketersediaan tenaga medis secara proporsional
dengan jumlah masyarakat sehingga mampu menurunkan derajat kematian
III-101

bayi dan ibu melahirkan, meningkatkan peserta KB aktif, dan peningkatan


kesadaran masyarakat tentang kesehatan.
Selain itu pelayanan kesehatan masyarakat juga menuntut kesiapan dan
ketanggapan pemerintah untuk mengantisipasi penyebaran penyakit yang
bersifat endemic dan epidemik.
Isu lainnya adalah masih rendahnya ketersediaan pelayan kesehatan di
daerah terpencil dan masyarakat miskin dan ketersediaan pelayanan
kesehatan akan kebutuhan khusus seperti rumah sakit jiwa.

Pendidikan
Pendidikan merupakan investasi jangka panjang dibidang sumber daya
sebagai sarana mengantisipasi kebutuhan sumber daya manusia berkualitas
dimasa depan. Tantangan pembangunan dimasa depan menuntut sumber
daya yang berpendidikan tinggi dengan ketrampilan yang berdaya saing.
Permasalahan yang dihadapi
1. Kualitas dan kuantitas pendidikan dasar dan menengah masih relatif
rendah
2. Sarana dan prasarana pendukung pendidikan dasar dan menengah
masih terbatas
3. Kualitas SDM tenaga pendidik yang belum optimal

Pariwisata dan Budaya


Pembangunan pariwisata dan budaya mempunyai peranan penting karena
disamping sebagai penggerak perekonomian, juga diharapkan meningkatkan
kesempatan kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat. Kabupaten Deli
III-102

Serdang dengan geomorfologis terdiri dari pegunungan dan dataran serta


perairan pantai, memungkinkan pengembangan pariwisata yang ditunjang
oleh sumberdaya alam komoditi unggulan seperti pertanian tanaman pangan
dan hortikultura, perternakan, perikanan, industri dan pertambangan.
Pengembangan pariwisata dapat ditempuh melalui pengadaan paket wisata,
pengembangan jalur wisata, pengadaan sarana dan prasarana penunjang
seperti hotel dan penginapan serta peningkatan aksesibilitas dengan
meningkatkan kondisi jalan dan menyediakan sarana transportasi menuju
obyek wisata.
Secara umum permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi pada
masing-masing obyek wisata dalam pengembangannya memiliki kesamaan,
yakni sebagai berikut:
1. Kualitas sarana dan prasarana transportasi untuk menjangkau
obyek wisata belum optimal terutama kondisi jalan yang rusak.
2. Kurangnya keterpaduan perencanaan antar obyek wisata.
3. Kurangnya peran serta masyarakat dalam mengembangkan
obyek pariwisata.
4. Promosi tentang keunikan obyek sangat terbatas.
Ketertiban dan Ketentraman dan Keamanan
Berbagai tindak kejahatan dan pelanggaran hukum yang berakibat pudarnya
rasa aman masyarakat ini secara mendasar disebabkan oleh turunnya
kepatuhan dan disiplin masyarakat terhadap hukum. Kepatuhan dan disiplin
masyarakat terhadap hukum merupakan prasyarat sekaligus tantangan
dalam menciptakan kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat. Perbedaan
pemahaman terhadap keanekaragaman budaya, kondisi sosial, kesenjangan
kesejahteraan, tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan, serta kepadatan
penduduk merupakan faktor korelatif kriminogen dan police hazard yang
apabila tidak dibina dan dikelola secara baik dapat mendorong munculnya
kejahatan dan konflik horizontal

III-103

Peredaran dan penyalahgunaan narkoba telah menjadi ancaman serius bagi


kelangsungan hidup bangsa dan negara. Data menyebutkan bahwa lebih dari
dua juta pecandu narkoba di seluruh Indonesia, yang 90 persennya adalah
generasi muda. Di Kabupaten Deli Serdang, walaupun tidak ada angka pasti,
peredaran dan penyalahgunaan narkoba juga cukup banyak ditemukan.
Sebagai dampak dari masalah peredaran dan penyalahgunaan narkoba tidak
hanya mencakup dimensi kesehatan jasmani dan mental saja namun yang
lebih berpengaruh langsung adalah dimensi ekonomi dengan meningkatnya
biaya kesehatan, dimensi kultural dengan rusaknya tatanan perilaku dan
norma masyarakat secara keseluruhan.

Pemanfataan hutan yang berlebihan untuk kepentingan jangka pendek dan


tindak kejahatan terhadap sumber daya kehutanan telah mengakibatkan
deforestasi berlebihan yang pada akhirnya akan merugikan masyarakat,
bangsa dan negara. Tindak kejahatan terhadap sumber daya kehutanan yang
marak pada akhir-akhir ini adalah perilaku tebang berlebih (over cutting),
pembalakan liar (illegal logging), dan penyeludupan kayu antar daerah hingga
ke luar negeri (illegal trading)

2.7.3 Sarana dan prasarana


Fasilitas Umum
Sampai pada akhir tahun 2008, yang menjadi tantangan bagi Dinas Pekerjaan
Umum adalah menurunnya kualitas pelayanan jalan di jalur-jalur utama
perekonomian akibat meningkatnya volume kendaraan maupun muatan
berlebih

dan

perkembangan

permukiman.

Selain

itu

ada

beberapa

permasalahan antara lain:

Belum tercapainya Standar Pelayanan Minimal (SPM) dibidang jalan.

Rendahnya alokasi dana pemeliharaan


III-104

Terbatasnya kemampuan pemerintah Kabupaten Deli Serdang dalam


membiayai

kebutuhan

pembangunan

prasarana

jalan

dan

pemeliharaannya dibanding dengan tuntutan kebutuhan yang ada.

Belum terpenuhinya aspirasi masyarakat untuk perbaikan jalan /


jembatan dan irigasi secara optimal.

Belum optimalnya pelayanan jaringan lokal dalam konteks pelayanan


intermoda yang menjamin efisiensi pelayanan transportasi.

Belum memadainya sarana dan prasarana kebinamargaan dalam


mendukung operasional kegiatan.

Data base jalan / jembatan dan Sumber Daya Air (SDA) yang tersedia,
kurang relevan terhadap kondisi saat ini.

Kejadian akibat bencana alam.

Kompetensi SDM yang belum memadai

Dengan perkembangan lajunya pertumbuhan penduduk sebagian Daerah


Irigasi terdesak oleh perkembangan daerah permukiman, terutama desakan
dari pertumbuhan kota Medan. Daerah Irigasi Medan Krio terdesak oleh
perkembangan permukiman di Kecamatan Sunggal, Pancur Batu dan
Kutalimbaru. Kondisi ini diperparah oleh kondisi debit sungai yang sudah
tidak stabil debitnya. Daerah Irigasi Sumber Rejo termasuk Daerah Irigasi
Ramonia akan terdesak oleh pembangunan permukiman/perkotaan akibat
dari perkembangan Kota Lubuk Pakam dan Pembangunan Bandara Kuala
Namu di Kecamatan Pantai Labu Beringin. Akibat adanya perkembangan
fisik wilayah telah banyak memberikan dampak pada terjadinya alih fungsi
lahan pertanian.
Beberapa tantangan ke depan seiring dengan meningkatnya kebutuhan air,
terutama yaitu:

III-105

Kurang optimalnya tingkat layanan irigasi sebagai alat pendistribusian air


ke areal persawahan yang disebabkan rusaknya saluran pembawa dan
meningkatnya sedimen.

Kondisi sungai dan saluran pembuangan tidak dapat menampung debit


air pada waktu curah hujan tinggi sehingga perlunya pengelolaan DAS
secara lebih terpadu dan konseptual agar fungsi sumber air dapat
dipertahankan.

Menurunnya ketersediaan air karena kondisi lingkungan yang semakin


buruk.

Meningkatnya kebutuhan air baku yang besar.

Belum berkembangnya peran serta masyarakat dan swasta dalam


pengelolaan dan pengembangan Sumber Daya Air.

Perlunya sosialisasi kepada Masyarakat tentang masalah yang terkait


dengan banjir.

Belum terpenuhinya aspirasi masyarakat dalam pengembangan Sumber


Daya Air secara optimal.

Dengan melihat kepada kecenderungan perubahan land use di wilayah


Kabupaten Deli Serdang dimana desakan daerah permukiman terhadap areal
pertanian/persawahan

serta

desakan

pertambahan

penduduk

maka

permasalahan-permasalahan irigasi di wilayah Kabupaten Deli Serdang


adalah sebagai berikut :Luas lahan pertanian / sawah makin berkurang dari
waktu ke waktu; Dana untuk perawatan sarana dan prasarana irigasi pasca
otonomi daerah terbatas sehingga banyak sarana dan prasarana irigasi yang
rusak dan tidak terawat; Dengan banyaknya sarana dan prasarana irigasi
yang tidak berfungsi baik maka banyak lahan persawahan yang berubah
menjadi lahan tanaman kering/holtikurtura; Berubahnya penggunaan lahan
di daerah ekstream telah merubah sistim tata air di hampir semua daerah
aliran sungai dan mempengaruhi persediaan air untuk irigasi;
III-106

Ruang terbuka hijau perkotaan (taman) di 22 kota kecamatan umumnya


belum tertata, seperti ruang terbuka hijau yang ada di kota Lubuk Pakam,
kota Tanjung Morawa, sebagian dalam kondisi kurang terawat dan kurang
berfungsi sebagai ruang terbuka. Hal ini tentunya dapat menimbulkan citra
yang buruk bagi pemerintah setempat dalam hal keindahan kota. Pada tahun
2008 telah dilakukan pemasangan baru Lampu Penerangan Jalan Umum di 11
(sebelas) kota kecamatan sebanyak 315 titik, keadaan ini masih perlu
ditingkatkan.
Beberapa permasalahan ruang terbuka hijau di perkotaan (taman) adalah:

Kurang diperhatikannya sarana lingkungan hijau / terbuka.

Belum dapat mengakomodir kepentingan-kepentingan publik sesuai


dengan fungsinya sebagai ruang terbuka dan tentunya tidak terlepas dari
kesadaran masyarakat untuk memelihara dan menjaga kawasan ini dari
kerusakan.

Belum dapat menjadi salah satu point of interest bagi lingkungannya.

Perumahan
Urusan perumahan dan permukiman meliputi pelayanan pengembangan
perumahan dan permukiman mencakup prasarana dasar dan prasarana
penunjang yang dapat menunjang kualitas hidup meliputi : perumahan, air
bersih dan air limbah, persampahan, Drainase, ruang terbuka hijau,
pertamanan dan pemakaman serta penerangan jalan umum.
Adapun permasalahan urusan perumahan dan pemukiman Pemerintah
Kabupaten Deli Serdang sebagai berikut:
1. Masih

kecilnya

investasi

perumahan

untuk

masyarakat

(perumnas dan real estate) sedangkan kebutuhan akan rumah


semakin meningkat.
III-107

2. Masih

terbatasnya

mendukung

kemampuan

penyediaan

pemerintah

perumahan

daerah

beserta

untuk

sarana

dan

prasarananya.
3. Masih banyaknya rumah tidak layak huni, dan terbatasnya
kemampuan masyarakat berpenghasilan rendah akan tempat
tinggal dan lingkungan hunian yang sehat.
4. Menurunnya

kondisi

prasarana

publik

dan

bangunan

Pemerintah;
5. Pelayanan air bersih belum optimal, disebabkan rendahnya
kualitas

pengelolaan

meningkatnya

pelayanan

tingkat

air

kebocoran

minum

dan

tingkat

oleh

PDAM,

pendapatan

masyarakat rendah serta terbatasnya jaringan pipa;


6. Pengelolaan sampah belum dilaksanakan secara efektif dan
efisien;

Lingkungan Hidup dan Penataan Ruang


Masalah lingkungan sudah menjadi masalah global khususnya dengan
adanya masalah Global warming atau pemanasan global yang mulai
mengancam kelanjutan hidup manusia. Meskipun demikian masih banyak
kegiatan

yang

dilakukan

masyarakat

yang

tidak

selaras

dengan

pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup. Fungsi perlindungan


lingkungan hidup meliputi pelayanan daerah terhadap manajemen limbah,
air limbah, penanggulangan polusi, konservasi sumber daya alam, tata ruang
dan pertanahan, penelitian dan pengembangan perlindungan lingkungan
hidup serta perlindungan lingkungan hidup lainnya.
Lahan kritis dapat terjadi karena faktor alam dan manusia. Lahan kritis dapat
berupa tanah tandus ataupun hutan yang gundul. Kondisi ini dapat
mengakibatkan kurang produktifnya lahan dan pada tingkat yang lebih
parah dapat menimbulkan bencana, baik longsor maupun banjir. Sebagian

III-108

besar lahan kritis terjadi akibat adanya alih fungsi hutan yang yang tidak
sesuai dengan peruntukannya.
Kawasan pantai secara umum merupakan kawasan lindung yang harus
dijaga kelestariannya. Kawasan yang harus dilindungi tersebut berupa hutan
mangrove. Mangrove selain berfungsi sebagai penangkis ombak yang dapat
merusak pantai juga berfungsi sebagai tempat hidup organisme laut. Apabila
kegiatan pengrusakan ini tidak segera dikendalikan maka dikhawatirkan
akan terjadi kerusakan lingkungan pantai yang lebih parah lagi.
Masih belum optimalnya penyelenggaraan penataan ruang khususnya
dengan belum lengkapnya dokumen tata ruang di tiap-tiap kecamatan, serta
belum tersosialisasinya rencana tata ruang kepada seluruh stake hoder, masih
kurangnya pengawasan dan perizinan terhadap penggunaan ruang, serta
masih lemahnya pengawasan dan pemberian sanksi terhadap pelanggaran
tata ruang.
Masih rendahnya tingkat penataan kota yang berwawasan lingkungan yang
dalam jangka panjang akan berefek pada meningkatnya pemanasan global,
termasuk rawan bencana banjir karena kurangnya ruang terbuka dan
kawasan resapan air.
Fokus utama masalah lingkungan di Kabupaten Deli Serdang dimasa
mendatang adalah pembangunan yang menjamin lingkungan hidup yang
berkelanjutan.
Selaras dengan hal tersebut, kegiatan pemulihan lingkungan juga akan
dilakukan terhadap kawasan yang telah mengalami kerusakan dan
melakukan pencegahan atau melindungi kawasan yang mengalami gangguan
atau ancaman kerusakan.

III-109

2.7.4 Pemerintahan umum


Pelayanan Umum
Kompleksitas masalah dan pembangunan dimasa depan menuntut kapasitas
dan kompetensi aparatur pemerintah yang semakin tinggi. Disisi yang lain
peningkatan karir aparatur pemerintah menyebabkan mutasi pejabat menjadi
hal yang rutin, sehingga prinsip The right man on the right place sering
tidak dapat dipenuhi. Hal ini memerlukan adanya sistim pelatihan dan
program pengembangan kompetensi dan karir dari aparatur pemerintah
sehingga dimasa mendatang tidak ditemukan lagi ketidaksesuaian antara
jabatan, kompetensi dan kapabilitas pada jabatan struktural dan fungsional
di kabupaten Deli Serdang.
Sesuai dengan hal tersebut diatas maka pengembangan organisasi dan
pegawai dimasa depan akan tetap didasarkan pada Struktur Organisasi dan
Tata Kerja (SOTK) dan performa organisasi dan personalia disetiap SKPD.

2.7.5 Penyelenggaraan otonomi daerah


Sesuai dengan Peraturan Daerah nomor 5 Tahun 2007 tentang pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Deli Serdang,
Pemerintah Kabupaten Deli Serdang telah melaksanakan urusan pemerintah
daerah sebanyak 23 urusan wajib dan 8 urusan pilihan.dalam pelaksanaan
urusan-urusan tersebut,telah dibentuk perangkat daerah yang terdiri dari :
a. Sekretariat daerah Kabupaten
b. Sekretariat Kabupaten
c. Dinas Daerah sebanyak 17 unit
d. Lembaga Teknis daerah sebanyak 12 unit
e. Kecamatan sebanyak 22 kecamatan
f. Kelurahan sebanyak 14 kelurahan
III-110

Urusan wajib yang dilaksanakan yaitu :


1.

Pendidikan

2.

Kesehatan

3.

Pekerjaan Umum

4.

Perumahan

5.

Perataan ruang

6.

Perencaaan Pembangunan

7.

Perhubungan

8.

Lingkungan Hidup

9.

Kependudukan dan catatan sipil

10.

Pemberdayaan perempuan

11.

Keluarga berencana dan keluarga sejahtera

12.

Sosial

13.

Tenaga Kerja

14.

Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

15.

Penanaman Modal

16.

Kebudayaan

17.

Pemuda dan Olahraga

18.

Kesatuan Bangsa dan Politik dalam negeri

19.

Pemerintahan Umum

20.

Kepegawaian

21.

Pemberdayaan masyarakat desa

22.

Kearsipan

23.

Komunikasi dan Informatika

Urusan pilihan yang dilaksanakan yaitu :


1.

Pertanian

2.

Kehutanan

3.

Energi dan Sumber daya mineral

4.

Pariwisata

5.

Kelautan dan Perikanan

6.

Perdagangan
III-111

7.

Perindustrian

8.

Transmigrasi

Dari 25 urusan wajib Pemerintah Daerah, 2 (dua)urusan belum sepenuhnya


dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Deli Serdang yaitu urusan
Pertanahan dan Statistik. Urusan Pertanahan masih dilaksanakan oleh
Instansi vertikal yaitu Kantor Badan Pertanahan Deli Serdang yang mana
dalam melaksanakan tugasnya terkait urusan Pemerintah Daerah akan
berkoordinasi dengan Sekretariat Daerah atau Asisten I Pemerintahan dan
Kesejahteraan Rakyat, sedangkan urusan Statistik dilaksanakan oleh kantor
Statistik Deli Serdang yang merupakan Instansi vertikal yang berkoordinasi
dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.
Issue

dan

permasalahan

strategis

dalam

aspek

Penataan

Urusan

Pemerintahan yaitu :
1.

Pelaksanaan urusan Pertanahan belum optimal.

2.

Pelaksanaan urusan Statistik belum optimal.

3.

Masih terbatasnya ketersediaan dana untuk melaksanakan urusan


rumah tangga baik urusan wajib maupun urusan pilihan.

4.

Adanya beberapa kecamatan yang perlu dimekarkan karena memiliki


wilayah yang cukup luas dan jumlah penduduk yang cukup besar.

5.

Adanya beberapa desa yang telah memiliki ciri-ciri kota,perlu dibentuk


menjadi

kelurahan

untuk

meningkatkan

pelayanan

kepada

masyarakat.
6.

Masih belum optimalnya pelayanan administrasi kependudukan.

Dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah, Pemerintah Daerah harus


mampu mengakomodir aspirasi masyarakat dan dapat meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat, oleh karena itu dituntut adanya PNS yang
profesional, minimal

PNS harus mampu menjabarkan tugas pokok dan

fungsi yang terdapat dalam struktur organisasi dimana PNS tersebut bekerja.

III-112

Aspek Pelayanan Publik


Dalam rangka meningkatkan pelayanan publik, Pemerintah Kabupaten Deli
Serdang telah melaksanakan berbagai upapya agar hak-hak dasar masyarkat
seperti pendidikan dan kesehatan dapat terpenuhi dan mudah diakses oleh
masyarakat. Peningkatan pelayanan publik baik dari aspek layanan kesehatan
maupun

pendidikan

telah

diupayakan

melalui

berbagai

program

peningkatan sarana dan prasarana, maupun pendukung lainnya seperti


peningkatan

kualitas

sumber

daya

manusia

aparat/petugas

bidang

pelayanan publik.
Selain itu, layanan publik dibidang investasi juga merupakan hal yang patut
menjadi perhatian agar para investor teransang untuk menanamkan
modlanya didaerah ini yang tentunya didukung peraturan perijinan yang
jelas dan akuntabel. Dengan dekikian akan memberikan kepastian berusaha
dan terciptanya efisiensi usaha.
Peningkatan mutu pelayanan masyarkat khususnya dibidang

investasi,

Pemkab Deli Serdagn telah memiliki lembaga teknis daerah yaitu Kantor
Penanaman Modal Kabupaten Deli Serdang yang tugasnya memberikan
pelayanan proses penertiban ijin usaha secara terpadu.
Beberapa pelayanan perijinan yang telah ditangani Kantor Penanaman Modal
Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut :
1. Izin mendirikan Bangunan dengan luas 80 200 m
2. Izin Bengkel Umum
3. Izin Keyboard, Kolam Pancing, Rumah Makan dan Salon Kecantikan
4. Izin Gangguan (HO) non Industri
5. Izin Usaha Perdagangan dan Daftar Ulan SIUP
6. Izin Usaha Penggilingan Padi Huller dan Penyosohan Beras.
Isu dan permasalahan satrategis dalan aspek pelayanan publik adalah sebagai
berikut :
III-113

1. Belum optimalnya pelayanan perijinan sebagai langkah dalam pola


pelayanan terpadu one stop service.
2. Belum tersusunyna SOP (Standart

Operating Procedure) sehingga

menimbulkan GAP persepsi


3. Besarnya

rentang

kendali

pelayanan

dari

pusat-pusat

pelayanan

kecamatan
4. Belum optimalnya registrasi penduduk sehingga mempersulit dalam
pendistribusian Bansos.
5. Belum optimalnya akses informasi pelayanan
6. Belum berfungsinya pelayanan administrasi e goverment secara otomasi
administrasi.
7. Belum tersusunnya dan teridentifikasinya standar pelayanan konsumen.
8. Kurang optimalnya inovasi dalam pelayanan baik administrasi maupun
barang dan jasa.
9. Belum

meratanya

penyebaran

fasilitas

pelayanan

publik

baik

enviromental services (penyediaan sarana dan prasarana pelayanan


umum : jalan, jembatan, taman, kebersihan , dsb), development services
(bersifat enabling da fasiliting guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi
: pendidikan, kesehatan, keagamaan dsb) dan protective services
(pelayanan keamanan, perlindungan dsb).
10. Masih minimnya standar pelayanan minimal
11. Terbatasnya kulitas SDM aparatur Bidang Pelayanan Publik.
12. Sarana dan prasarana pendukung dibidang pelayanan masih belum
memadai.
13. Terbatasnya anggaran pembangunan daerah.

2.8 ISSUE DAN PERMASALAHAN STRATEGIS DAERAH


III-114

2.8.1 Kemiskinan
Di Kabupaten Deli Serdang masih terdapat masyarakat miskin, pada tahu
2007 jumlah penduduk miskin/pra sejahtera dengan alasan ekonomi sebesar
26,001 KK atau 7.5 % dari jumlah KK yaitu sebanyak 343, 708 KK. Berbagai
upaya telah dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Deli Serdang, contohnya
melakukan gerakan terpadu pengentasan kemiskinan, program pengentasan
kemiskinan perkotaan dan lain sebagainya. Dan di masa yang akan datang,
hal ini merupakan prioritas program.

2.8.2. Ketenaga kerjaan


Angka pengangguran di kabupaten Deli Serdang masih cukup tinggi pada
tahun 2007 jumlah pencari kerja (pengangguran) sebanyak 119,081 orang
yang terdiri dari sebanyak 44,832 orang pencari kerja laki2 dan 73,249 orang
pencari kerja perempuan. Tingginya angka penganguran ini di sebabkan oleh
:

rendahnya ketrampilan/skill yang dimiliki oleh calon tenaga kerja,

rendahnya upah minimum tenaga kerja, rendahnya kesejahteraan para tenaga


kerja dan kasus pemutusan hubungan kerja sepihak.
Upaya-upaya penyelesaian permasalahan tenaga kerja telah dilakukan
pemerintah

Kabupaten

Deli

Serdang,

namun

karena

banyaknya

permasalahan ketenagakerjaan belum dapat terselesaikan secara keseluruhan


sehingga ke depan hal ini perlu mendapatkan perhatian secara khusus.
2.8.3. Pendidikan
Upaya peningkatan kualitas pendidikan masih menghadapi permasalahan
yaitu masih rendahnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana
penunjang pendidikan dan kualitas SDM pendidik belum optimal. Selain itu
jenis pendidikan yang ada belum sinkron dengan lapangan kerja yang
tersedia. Terkait dengan pelaksanaan pendidikan kejuruan dan keterampilan,
III-115

perlu inisiatif Pemerintah Kabupaten Deli Serdang untuk menyelaraskan pola


pendidikan di sekolah dan lembaga kursus keterampilan dengan kebutuhan
dunia usaha serta memfasilitasi rekruitmen tenaga kerja agar dapat terserap
di dunia usaha;
2.8.4 Kesehatan
Pelayanan kesehatan belum secara keseluruhan menjangkau ke pelosok desa,
kurangnya sarana prasarana kesehatan dan kurangnya tenaga medis dan
paramedis dibandingkan dengan masyarakat yang dilayani.
Namun demikian upaya pelayanan telah dilakukan oleh Pemerintah
Kabupaten Deli Serdang dan senantiasa ditingkatkan pelayanannya guna
memperoleh derajat kesehatan yang lebih baik, bahkan tahun 2008 telah
memperoleh penghargaan sebagai peringkat pertama untuk predikat
pelayanan public.
2.8.5. Infrastruktur
Belum seluruhnya wilayah di Kabupaten Deli Serdang terjangkau program
jalan poros dan jalan alternatif, hal ini menyebabkan kelancaran roda
perekonomian dan akses antar wilayah mengalami hambatan dan masih
adanya sejumlah daerah yang terisolir akibat tingkat aksesibilitasnya masih
rendah dan tingginya tingkat kerusakan jalan akibat banyaknya kenderaan
dengan tonase berat melalui jalan-jalan yang tidak sesuai dengan kelasnya;
Adanya kemacetan yang terjadi di jalan arteri/negara khususnya pada
wilayah yang berdekatan atau berbatasan langsung dengan Kota Medan,
kondisi ini terjadi akibat masih belum memadainya jaringan jalan utama dan
altenatif yang tersedia jika dibandingkan dengan jumlah kendaraan yang
melalui jaringan jalan tersebut setiap harinya. Disamping itu, jalur trayek
angkutan umum juga harus ditata dengan baik agar tidak memperparah
kondisi yang sudah terjadi.
2.8.6 Pertanian
III-116

Sebagian

besar

lahan

di

Deli

Serdang

lahan

pertanian

namun

produktivitasnya sangat dipengaruhi oleh kelangkaan atau tingginya harga


sarana produksi untuk pertanian dan industri seperti pupuk, bibit dan
pestisida, dan bahan baku industri serta kondisi alam seperti banjir, kemarau
dan lain-lain. Juga disebabkan keterbatasan teknologi yang dimiliki termasuk
penguasaan teknologi para petani dan nelayan, fluktuasi harga dan
kelangkaan BBM, serta kurangnya pengawasan atas penggunaan bahan
berbahaya untuk menangkap dan mengawetkan ikan. Upaya yang dilakukan
dalam rangka meningkatkan pendapatan petani adalah memberikan
penyuluhan terhadap para petani tentang peningkatan kualitas tanaman
pangan dan jenis tanaman. Tingginya konversi lahan persawahan menjadi
lahan perumahan, industri

dan perkotaan akibat persebaran dan

pertambahan jumlah penduduk. Apabila konversi ini tidak diatur dan


dibatasi, di masa mendatang dapat mengakibatkan kondisi rawan pangan
akibat menurunnya produksi padi;
Belum optimalnya pengelolaan perikanan laut, padahal dengan panjang
pantai sepanjang + 65 km, wilayah laut Deli Serdang sangat potensial untuk
pengembangan usaha perikanan laut. Masih terbatasnya sarana prasarana
perikanan laut, penggunaan teknologi yang masih sangat terbatas, serta
faktor cuaca masih menjadi persoalan utama yang dihadapi oleh para
nelayan;

2.8.7 Peran Perempuan


Perhatian terhadap perempuan belum selaras dengan tuntutan dan
kebutuhan akan peran sertanya dalam pembangunan yang membutuhkan
profesionalisme dan kualitas kompetensi perempuan dalam berbagai hal,
termasuk memberikan kesempatan yang sama dengan kaum laki-laki. Hal ini
sangat logis karena jumlah penduduk perempuan di Kabupaten Deli Serdang
seimbang dengan jumlah penduduk laki-laki.
III-117

2.8.8 Kualitas SDM Aparatur


Sebagian aparat birokrasi sebagai pelayan publik memiliki kualitas Sumber
Daya Manusia, Kesadaran terhadap aturan dan kedisiplinan, ketrampilan dan
profesionalisme masih rendah/belum sesuai dengan tuntutan dan harapan
masyarakat. Upaya-upaya yang dilakukan adalah melakukan pelatihan
sesuai dengan kompetensinya dan pendidikan penjenjangan bagi aparatur
yang telah memenuhi syarat. Masih lemahnya pengawasan terhadap kinerja
aparatur

pemerintah

yang

disebabkan

oleh

tingginya

kompleksitas

permasalahan birokrasi yang memerlukan langkah untuk menciptakan tata


pemerintahan yang bersih dan berwibawa dengan asas keterbukaan,
akuntabilitas, efektifitas dan efisiensi, menjunjung tinggi supremasi hukum,
serta membuka partisipasi masyarakat untuk dapat menjamin kelancaran,
keserasian

dan

keterpaduan

tugas

dan

fungsi

penyelenggaraan

pemerintahan. Untuk itu perlu diterapkan pola reward and punishment


terhadap kinerja aparatur pemerintah, menguatkan hubungan kemitraan
antara aparatur pemerintah dengan masyarakat serta melakukan langkahlangkah kebijakan yang mengarah pada perubahan kelembagaan dan sistem
ketatalaksanaan, kualitas sumber daya manusia aparatur, termasuk di
dalamnya pelaksanaan sistem pengawasan dan pemeriksaan yang efektif.
2.8.9 Demokrasi
Penyelenggaraan Otonomi Daerah memberi konsekuensi multi kompleks
bagi daerah untuk melindungi masyarakat, menjaga persatuan dan kesatuan
serta kerukunan nasional dem tetap utuh dan tegaknya Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Berbagai upaya pembangunan daerah terus digalakkan
sebagai bagian dari keikutsertaan daerah dalam pembangunan nasional
sangat dipengaruhi kondisi politik yang terus berkembang disamping faktorfaktor strategis lainnya.

III-118

Kabupaten Deli Serdang yang terdiri dari 22 kecamatan yang menyebar di


380 desa dan 14 kelurahan saat ini kondisi politik yang kondusif mulai dari
pelaksanaan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara
(Rabu, 16 April 2008). Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Deli Serdang
(Senin, 27 Oktober 2008), Pemilihan Umum Legislatif (Kamis, 09 April 2009)
serta Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia
(Rabu, 08 Juli 2009).
Secara alami suhu politik yang biasanya cukup dinamis pra pemilu namun
tetap dapat terkendali di Kabupaten Deli Serdang. Hal ini dapat terwujud
berkat adanya kebersamaan rasa tanggung jawab dan koordinasi yang
insentif pemerintah Kabupaten Deli Serdang dengan instansi keamanan
(Polri/TNI) maupun dukungan dan peran serta masyarakat.
Dukungan dan peran serta masyarakat yang dinilai baik ini tercermin dari
tingkat partisipasi masyarakat dalam menjaga dan memelihara serta
mensukseskan pelaksanaan empat event Pemilu tersebut diatas. Adapun
tingkat partisipasi masyarakat dalam politik di empat event Pemilu tersebut
sebagaimana tersebut sebagaimana tercantum dalam tabel dibawah ini.
No

Pemilihan Umum

Jumlah

Jumlah

Tingkat

Pemilih

Suara sah

Partisipasi

Gubernur/Wakil

989.502

603.416

61.88%

Bupati/Wakil

1.181.807

504.989

45.52%

Legislatif

1.192.837

641.489

56.19%

Presiden/Wakil

1.250.540

751.181

61.58%

Hasil Pemilu Legislatif memberikan perubahan warna politik di Lembaga


Legislatif/DPRD Kabupaten Deli Serdang. Dari 50 orang Anggota DPRD
Kabupaten Deli Serdang yang terpilih dari hasil Pemilu Legislatif tahun 2009,
yang berkesinambungan sebanyak 11 (sebelas) orang atau 22% dan sebanyak
39 orang (78%) adalah wajah-wajah baru.
Dari kondisi tersebut diatas, permasalahan demokrasi di Kabupaten Deli
Serdang adalah sebagai berikut:
III-119

1.

masih rendahnya tingkat partisipasi sebagian masyarakat dalam


penggunakan hak suara dan hak berpendapat dalam pembangunan.

2.

Isue sara dan potensi konflik horizontal terkait dengan pilkada dan
pelaksanaan otonomi daerah.

3.

Belum jelasnya pola partisipasi publik dalam proses pengambilan


keputusan.

4.

Adanya wacana pemekaran yang diusung oleh sekelompok masyarakat


dan masalah perbatasan wilayah yang bisa menimbulkan konflik.

5.

Terbukanya ruang demokrasi melahirkan banyak kelompok dengan


berbagai aliran dan tuntutan yang berbeda berimplikasi sulitnya
mengorganisasikan berbagai kepentingan secara negotiable.

6.

Konflik antara kewenangan eksekutif dan legislatif.

7.

Partisipasi dan kesadaran berpolitik masyarakat dalam pilkada, pileg dan


pilpres yang makin rendah.

8.

Adanya peraturan/kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah atasan


yang sering berubah-ubah.

Hal-hal lain yang masih terus diwaspadai baik sebagai potensi gangguan
kamtibmas dan kerawanan adalah:
1.

Isue teroris, hal ini disebabkan Kabupaten Deli Serdang mempunyai


wilayah yang berbatasan langsung dengan Kota Medan, yang memiliki
aset-aset asing yang selalu menjadi sasaran terorist.

2.

Isue tanah garapan eks-HGU PTPN II.

3.

Isue tenaga kerja/angkatan kerja.

2.8.10 Pariwisata
Sebagian objek wisata di Kabupaten Deli Serdang adalah wisata alam.
Walaupun berbagai kegiatan dalam rangka penataan fasilitas wisata telah
dilakukan, namun masih terdapat kekurangan fasilitas penunjang untuk
mewujudkan rasa aman, senang dan nyaman bagi wisatawan domestik
maupun luar negeri.
III-120

Sarana dan prasarana transportasi objek wisata juga belum optimal,


kurangnya keterpaduan perencanaan

antar objek wisata serta kurangnya

peran serta masyarakat dalam mengembangkan objek wisata.


2.8.11 Pencemaran
Peningkatan pembangunan di Kabupaten Deli Serdang telah berakibat
tumbuhnya kawasan atau zona industri, peningkatan jumlah penduduk dan
transportasi yang menimbulkan pencemaran llingkungan, berupa limbah
industri,

rumah tangga, polusi udara yang berdampak negatif pada

kesehatan, Selain itu illegal loging dan perladangan berpindah pindah telah
menimbulkan makin meluasnya lahan kritis. Kawasan lindung dan ruang
terbuka hijau di kabupaten Deli Serdang, luasannya sesuai yang diamanatkan
dalam peraturan dan ketentuan yang berlaku belum tercapai.
2.8.12

Pelayanan perizinan

Pelayanan perijinan masih belum terintegrasi, di sisi lain kepastian hukum,


standard tarif dan waktu penyelesaian masih menjadi keluhan masyarakat
maupun dunia usaha. Meskipun upaya pengintegrasian serta kepastian
pelayanan perijinan telah dilakukan, namun bidang pelayanan ini perlu
mendapat perhatian.
2.8.13 Penataan Ruang
Masih belum optimalnya penyelenggaraan penataan ruang khususnya
dengan belum lengkapnya dokumen tata ruang di tiap-tiap kecamatan belum
tersosialisasinya Rencana Tata Ruang secara optimal kepada Pemangku
Kepentingan, masih kurangnya pengawasan dan perizinan terhadap
penggunaan ruang, serta masih lemahnya pengawasan dan pemberian sanksi
terhadap pelanggaran tata ruang. Masih rendahnya tingkat penataan kota
yang berwawasan lingkungan yang dalam jangka panjang akan berefek pada
meningkatnya pemanasan global, termasuk rawan bencana banjir karena
kurangnya ruang terbuka dan kawasan resapan air.
III-121

BAB III
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAERAH SERTA KERANGKA
PENDANAAN
3.1. ARAH PEMBANGUNAN EKONOMI MAKRO DAERAH

Kebijakan pengelolaan keuangan daerah tidak terlepas dari kebijakan desentralisasi dan
otonomi daerah yang dilakukan dengan menekankan pada prinsip keadilan, kepatutan, dan
manfaat sebagai konsekuensi hubungan keuangan antara pemerintah pusat dengan
pemerintah daerah. Terbitnya Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah sebagai pengganti Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 memberikan warna baru dan
landasan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004
tersebut bertumpu pada upaya peningkatan efisiensi, efektifitas, akuntabilitas, dan transparansi
pengelolaan keuangan publik baik dari sisi pendapatan maupun belanja.

Inti perubahan kebijakan dimaksud antara lain mempertajam esensi pengelolaan


keuangan daerah dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan daerah yang menyangkut
penjabaran terhadap hak dan kewajiban daerah dalam mengelola keuangan publik, meliputi
mekanisme penyusunan, pelaksanaan dan penatausahaan, pengendalian dan pengawasan,
serta pertanggungjawaban keuangan daerah.
Dalam rangka mendukung terwujudnya good governance, pengelolaan keuangan
daerah disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan
pendapatan daerah serta dilakukan secara profesional mengacu pada peraturan perundangundangan yang
berlaku, dengan prinsip :
1. Partisipasi masyarakat ;
2. Transparasi dan akuntabilitas anggaran ;

III-122

3. Disiplin anggaran ;
4. Keadilan ;
5. Efisiensi dan efektifitas anggaran.

3.2

Arah Pengelolaan Pendapatan Daerah


Pengelolaan Pendapatan Daerah harus memperhatikan upaya untuk meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana perimbangan, serta penerimaan daerah lainnya. Hal ini
dimungkinkan karena Pendapatan Daerah dalam struktur APBD Deli serdang masih
merupakan komponen yang sangat penting peranannya dalam mendukung keberlanjutan
penyelenggaraan pemerintahan daerah maupun pelayanan publik.
Pengelolaan pendapatan daerah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009 - 2014 diarahkan
pada intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan
penerimaan lainnya guna lebih mengoptimalisasi kinerja pemerintah daerah dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu kebijakan pengelolaan keuangan daerah
diarahkan untuk mencegah kebocoran dalam pengelolaan penerimaan keuangan daerah.
Selanjutnya kebijakan pengelolaan pendapatan daerah diarahkan untuk melakukan langkahlangkah pro-justiticia bagi wajib pajak yang tidak mau mentaati kewajiban pada waktunya.

3.3

Arah Pengelolaan Belanja Daerah


Arah pengelolaan belanja daerah Kabupaten Deli serdang pada tahun 2009 - 2014

ditujukan pada peningkatan proporsi belanja untuk kepentingan dan kebutuhan masyarakat
Kabupaten Deli serdang antara lain: percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,
pembangunan infrastruktur, meningkatkan pertumbuhan produktivitas dan meningkatnya daya
saing serta nilai tambah produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan, menjaga
kelestarian lingkungan serta peningkatan Sumber Daya Manusia dengan tetap memperhatikan
proporsi dan eksistensi penyelenggaraan pemerintahan.
Dalam rangka memperbesar proporsi belanja untuk pelayanan publik maka perlu
efisiensi pada belanja aparatur dengan melakukan evaluasi serta perampingan SOTK (Struktur
Organisasi dan Tata Kerja). Alokasi belanja aparatur juga diupayakan semaksimal mungkin
diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan publik. Disamping itu perlu disiplin anggaran
dan mempertajam skala prioritas program yang sangat dibutuhkan untuk kepentingan
masyarakat Kabupaten Deli serdang yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah.

III-123

3.4 Arah Pembiayaan Daerah


Sebagaimana ketentuan yang telah diatur pada penjelasan pasal 17 ayat (3) Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan pasal 83 ayat (2) Undang-Undang
Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah, disebutkan bahwa jumlah kumulatif defisit anggaran tidak diperkenankan
melebihi 3% dari PDRB tahun bersangkutan. Mengingat tingkat ketergantungan Pemerintah
Kabupaten Deli serdang terhadap Pemerintah Pusat dari sisi anggaran masih cukup tinggi,
maka peranan Pemerintah Kabupaten Deli serdang untuk mencari sumber anggaran baru guna
menunjang percepatan pembangunan sangat dibutuhkan.

Penerimaan pembiayaan daerah diarahkan pada peningkatan penerimaan SILPA melalui


efisiensi belanja, penerimaan kembali piutang daerah, pinjaman daerah dengan bunga kecil,
serta penjualan asset, obligasi dan surat berharga. Pengeluaran pembiayaan daerah diarahkan
pada penempatan kas daerah melalui rekening deposito, saving tahun anggaran berjalan, serta
penyertaan modal daerah pada BUMD, BUMN, perusahaan swasta yang strategis dan
menjawab kebutuhan masyarakat.

3.5

Kebijakan Umum Anggaran

3.5.1 Kebijakan Pendapatan Daerah

Pendapatan Daerah Kabupaten Deli serdang dari tahun ke tahun secara umum mengalami
kenaikan. Selama ini pendapatan daerah bersumber dari:
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
2. Dana Perimbangan
3. Dana bagi hasil Provinsi
4. Lain-lain pendapatan daerah yang sah

Pengelolaan pendapatan daerah akan menekankan pada keserasian antara kebutuhan biaya
dan pendapatan. Prinsip bahwa nilai tambah pendapatan daerah akan digunakan sebesarbesarnya untuk kesejahteraan rakyat merupakan upaya mobilitas sumber daya lokal melalui
peningkatan pendapatan daerah tidak akan menimbulkan gangguan terhadap alokasi sumber
III-124

daya, dengan konsekuensi adanya efisiensi biaya / belanja daerah.


Pendapatan daerah masih didominasi oleh sumber-sumber pendapatan yang diperoleh dari
dana perimbangan baik pos bagi hasil pajak, bagi hasil bukan pajak, Dana Alokasi Umum
maupun Dana Alokasi Khusus. Penerimaan Pendapatan Daerah tahun 2004-2008 mengalami
peningkatan.

Dalam nilai nominal, total PAD Kabupaten Deli Serdang naik dari Rp. 46 milyar pada tahun
2004 menjadi Rp. 114 milyar pada tahun 2008. Dalam pada itu kontribusi pajak daerah adalah
Rp37.924 milyar pada tahun 2004 dan meningkat menjadi Rp.65.732 milyar pada tahun 2008..
Penerimaan pendapatan daerah mulai tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 16.58% dan
pada tahun 2006 mengalami peningkatan sebesar 64.5%, dan pada tahun 2007 naik sebesar
21.46% sementara tahun 2008 hanya sebesar 16.92%. Sedangkan pendapatan asli daerah
(PAD) meningkat setiap tahunnya sebesar rata-rata 26.38% . Hal ini sebagaimana tersebut
dalam Tabel 3.1 berikut ini :

TABEL 3.1 REALISASI PENERIMAAN KABUPATEN DELI SERDANG


TAHUN 2004 2008

III-125

GAMBAR 3.1 PERTUMBUHAN APBD KAB. DELI SERDANG TAHUN 2004 2008

Sumber: Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Akhir Masa Jabatan Periode 2004-2009

Berdasarkan tabel 3.1 dan gambar 3.1, prosentase kenaikan APBD terjadi secara fluktuatif
akibat dana perimbangan alokasi dan SILPA. Kebijakan Umum Anggaran Pemerintah
Kabupaten Deli Serdang khususnya komponen pendapatan daerah yaitu untuk menjamin
kenaikan pendapatan daerah secara bertahap dan berkelanjutan melalui penggalian sumbersumber pendapatan baru, penyesuaian tarif pajak dan retribusi yang telah ditetapkan dalam
peraturan dan undang-undang, peningkatan kesadaran wajib pajak, transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah serta mengusahakan kenaikan dana perimbangan
dan dana otonomi khusus dari pemerintah Provinsi Sumatera Utara maupun pemerintah pusat
melalui penyampaian data yang valid serta pendekatan secara pro-aktif.
Salah satu ukuran untuk mengetahui kemampuan Pemerintah Daerah dalam menjalankan
fungsi pelayanan masyarakat dapat dilihat dari kapasitas keuangan daerah, yaitu
perbandingan antara Pendapatan Daerah dengan APBD. Kenyataan masih menunjukkan
tingginya ketergantungan daerah terhadap anggaran yang berasal dari dana perimbangan.
Rata-rata besarnya rasio sumbangan PAD terhadap APBD hanya sebesar 8.57%. Kondisi
tersebut merupakan tantangan sekaligus peluang yang perlu disikapi dengan usaha keras,
agar komposisi perimbangan antara PAD dan pendapatan dari pusat mencapai titik
keseimbangan (equilibrium). Ratio PAD terhadap APBD Kabupaten Deli Serdang tahun 2004
2008 dapat dilihat sebagaimana tersebut dalam tabel 3.2 maupun gambar 3.2 di bawah ini :

III-126

TABEL 3.2 RATIO PAD DIBANDING APBD KABUPATEN DELI SERDANG


TAHUN 2004 - 2008

GAMBAR 3.2 RATIO PAD DIBANDING DENGAN APBD KAB. DELI SERDANG
TAHUN 2004 2008

Sumber : L K P J Akhir Masa Jabatan, Pemkab Deli Serdang Periode 2004-2009, diolah

Kontribusi PAD terhadap APBD pada 5 tahun terakhir rata-rata 8,57%. Kontribusi Dana
Perimbangan sebesar 83,91%, kontribusi Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar 7,52%.
Kondisi tersebut merupakan tantangan sekaligus peluang yang perlu disikapi oleh Pemerintah
Kabupaten Deli Serdang dengan usaha keras.

Kontribusi PAD, Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan yang Sah serta Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran Tahun yang Lalu terhadap APBD Kabupaten Deli serdang tahun 2002 2006 dapat dilihat sebagaimana tersebut dalam tabel berikut :
III-127

TABEL 3.3 KONTRIBUSI PAD, DANA PERIMBANGAN DAN BAGI HASIL BUKAN PAJAK
TERHADAP APBD DELI SERDANG TAHUN 2004 2008

GAMBAR 3.3 KONTRIBUSI DANA PERIMBANGAN TERHADAP APBD


KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2004 2008
100.00%
80.00%
60.00%
40.00%

Dana Perimbangan
APBD

20.00%
0.00%
Dana Perimbangan
APBD

2004

2005

2006

2007

2008

88.51%

78.42%

87.81%

83.80%

81.02%

100%

100%

100%

100%

100%

Sumber : L K P J Akhir Masa Jabatan, Pemkab Deli Serdang Periode 2004-2009, diolah

Sedangkan kontribusi dana perimbangan terhadap total APBD rata-rata pada setiap tahun
anggaran sebesar 83,91%. Terlihat bahwa Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dalam setiap
tahun anggaran sangat tinggi ketergantungannya pada pemerintah Pusat dan hal tersebut
diprediksi akan terus terjadi pada lima tahun yang akan datang.

III-128

GAMBAR 3.4 KONTRIBUSI LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH TERHADAP APBD


KABUPTEN DELI SERDANG TAHUN 2004 2008

Sumber : L K P J Akhir Masa Jabatan, Pemkab Deli Serdang Periode 2004-2009, diolah

Dengan mempertimbangkan angka pertumbuhan ekonomi tahun 2004-2008, maka proyeksi


penerimaan daerah pada Tahun 2009 sampai dengan 2014 diperkirakan terjadi pertumbuhan
rata-rata sebesar 5,88%. Mengingat dalam penerimaan pendapatan daerah terdapat variabel
yang un-controllable terutama pada pos penerimaan Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi
Khusus, maka proyeksi tersebut masih memungkinkan berubah. Kemungkinan terjadinya
perubahan tersebut berkaitan dengan perubahan kebijakan dari Pemerintah Pusat tentang
upah/gaji pegawai maupun keserasian alokasi anggaran antar wilayah. Oleh karena itu,
peningkatan kinerja pendapatan daerah dari pos Pendapatan Asli Daerah harus ditingkatkan
dalam upaya mewujudkan kemandirian daerah.

III-129

III-130

TABEL 3.4 PROYEKSI ANGGARAN PENDAPATAN DAERAH (PAD, DANA PERIMBANGAN, PENDAPATAN DAERAH LAIN-LAIN YANG SAH) DARI TAHUN 2009 S/D 2014

Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah, diolah

III-

131

Kebijakan pengelolaan pendapatan daerah diarahkan untuk menggali dan mengoptimalkan sumbersumber pendapatan daerah melalui upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah,
optimalisasi asset dan kekayaan pemerintah daerah termasuk mengembangkan sektor-sektor potensial
yang selama ini belum optimal. Optimalisasi peningkatkan pendapatan daerah terhadap obyek yang
betulbetul potensial dilakukan dengan tidak memberatkan masyarakat serta tidak merusak
lingkungan
3.5.2

Kebijakan Belanja Daerah

Sebagai dasar acuan dalam menetapkan kebijakan arah Belanja Daerah, maka perlu menyimak uraian
kondisi Belanja daerah selang 5 (lima) tahun terakhir sebagaimana digambarkan pada tabel berikut ini:
TABEL 3.5 PERKEMBANGAN TARGET DAN REALISASI BELANJA DAERAH
KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2004-2008

Sumber: LKPJ Akhir Masa Jabatan Pemkab Deli Serdang Periode 2004-2009, diolah

GAMBAR 3.5 TARGET DAN REALISASI BELANJA DAERAH KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2004-2008

Sumber
LKP J Akhir Masa Jabatan, Pemkab Deli Serdang Periode 2004-2009, diolah

Memperhatikan isi tabel dan gambar tersebut diatas, maka dapat dijelaskan bahwa baik target maupun
realisasi belanja mengalami peningkatan, adapun rata-rata peningkatan belanja setiap tahun sebesar
23%, namun bila dilihat perkembangan pertahun terlihat bahwa pada tahun 2005 terjadi penurunan
realisasi belanja sebesar 14% dari tahun sebelumnya.
Pembelanjaan anggaran terdiri dari belanja rutin dan belanja pembangunan. Belanja rutin meliputi
belanja pegawai, belanja operasional, dan pemeliharaan. Belanja pembangunan meliputi belanja yang
terkait langsung dengan program dan kegiatan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya.

Struktur anggaran pada tahun 2003 mengalami perubahan sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam
Negeri Nomor 29 Tahun 2002 sehingga mulai tahun 2003 tidak dikenal lagi belanja rutin dan belanja
pembangunan dalam struktur APBD. Anggaran belanja dalam APBD tahun 2003 sampai tahun 2006
dibagi ke dalam belanja aparatur dan belanja publik, sedangkan pada tahun 2007 sesuai dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 anggaran belanja dibagi ke dalam belanja
langsung dan tidak langsung dan tidak dikenal lagi belanja aparatur dan belanja publik.

Dalam lima tahun terakhir 2004 sampai dengan 2008 rasio perbandingan anggaran belanja aparatur
terhadap total APBD mengalami penurunan dari 73% pada tahun 2005 menjadi 56% pada tahun 2006.
Penurunan persentase belanja apartur diharapkan akan dapat terjadi pada tahun-tahun yang akan
datang, sehingga alokasi belanja pembangunan dapat meningkat secara terus menerus. Untuk lebih
rincinya mengenai rasio perbandingan antara belanja rutin dan belanja pembangunan dapat dilihat
pada tabel berikut:

TABEL3.6 PERBANDINGAN BELANJA APARATUR DAN BELANJA PELAYAN PUBLIK DAERAH


KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2004 - 2008

GAMBAR 3.6 PERBANDINGAN BELANJA APARATUR DAN BELANJA PELAYAN PUBLIK TAHUN

2005 - 2008

Sumber : L K P J Akhir Masa Jabatan, Pemkab Deli Serdang Periode 2004-2009, diolah

Gambaran pengelolaan belanja daerah sebagaimana tersebut dalam tabel maupun gambar di atas,
menunjukkan bahwa anggaran belanja aparatur yang sebagian besar digunakan untuk membiayai
kegiatan operasional pemerintahan masih mendominasi belanja pemerintah daerah dibandingkan
dengan belanja publik yang merupakan representasi anggaran yang pro-publik.
Adapun anggaran belanja daerah pada tahun 2009 s/d 2014, dapat diproyeksikan akan mengalami
pertumbuhan rata-rata sebesar 5,88%. Hal ini ditentukan dengan memperhatikan keadaan kenaikan 5
(lima) tahun sebelumnya dan mengasumsikan keadaan 5 (lima) tahun mendatang.
Distribusi peningkatan pertumbuhan belanja tahun 2009-2014 dapat dilihat pada Tabel dan Gambar
dibawah ini.
TABEL 3.7 PROYEKSI BELANJA DAERAH
KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2009 2014

Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah, diolah

GAMBAR 3.7 PROYEKSI BELANJA DAERAH TAHUN 2009 2014

Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah, diolah

Mencermati besarnya belanja yang harus dikeluarkan pada lima tahun mendatang diperlukan upaya
secara serius untuk mengelola belanja daerah sesuai dengan arah dan kebijakan yang telah
ditetapkan. Oleh karena itu arah pengelolaan belanja harus digunakan sebesar-besarnya untuk
kepentingan publik terutama masyarakat miskin, dikelola dengan hasil yang baik dan biaya rendah
(work better dan cost less) melalui pendekatan kinerja disetiap organisasi terkait, didasarkan pada
standar analisa biaya, standar harga, tolok ukur kinerja dan standar pelayanan minimal serta
memperhatikan prinsip value for money. Identifikasi belanja pengeluaran akan dibedakan menurut
belanja langsung dan belanja tidak langsung guna meningkatkan aspek transparansi. Kriteria tersebut
bertitik tolak dari indikator kegiatan yang dilakukan. Proporsi belanja daerah tidak langsung maupun
langsung dari tahun 2009 2014 dapat diproyeksikan dalam tabel dibawah ini.
TABEL 3.8 PROYEKSI PROPORSI BELANJA DAERAH
KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2009 2014

Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah, diolah

BAB IV
ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS
Kinerja sangat dipengaruhi oleh bagaimana suatu organisasi (pemerintahan)
menerima sukses atau mengalami kegagalan dari suatu misi organisasi pemerintah.
Faktor-faktor keberhasilan berfungsi untuk lebih memfokuskan strategi dalam
rangka pencapaian tujuan dan misi organisasi pemerintahan secara sinergis dan
efisien.
4.1 ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL (ALI)
Berdasarkan kajian Analisis Lingkungan Internal (ALI) terdapat beberapa hal yang
merupakan unsur kekuatan yaitu:
1. Letaknya strategis;
2. Memiliki garis pantai yang cukup panjang dan potensinya;
3. Memiliki sumber daya alam yang cukup luas;
4. Memiliki jumlah penduduk dan angkatan kerja yang cukup besar;
5. Kuantitas SDM aparatur cukup tersedia;
6. Adanya konsep Ceria dalam rangka percepatan penurunan angka kematian
ibu dan anak;
7. Adanya konsep Cerdas dalam mendukung program peningkatan
pendidikan;
8. Adanya konsep Gerakan Deli Serdang Membangun dalam peningkatan
pembangunan infrastruktur.
Adapun yang merupakan unsur kelemahan yaitu:
1. Keterbatasan kemampuan pendanaan pembangunan Pemerintah Kabupaten
Deli Serdang;
2. Pemberdayaan masyarakat dan perempuan belum optimal;
3. Belum optimalnya produk perundang-undangan daerah ;

4. Fasilitas penunjang dalam pelayanan ke masyarakat masih terbatas;


5. Belum optimalnya pendayagunaan ekonomi lokal;
6. Pengendalian dan pengawasan tata ruang yang lemah;
7. Adanya kesenjangan pembangunan antar wilayah;
8. Masih terbatasnya peluang kerja.
4.2 ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL (ALE)
Sedangkan berdasarkan Analisis Lingkungan Eksternal (ALE), yang merupakan
unsur peluang adalah:
1. Peran aktif masyarakat semakin meningkat
2. Merupakan peluang yang strategis bagi Kabupaten Deli Serdang merupakan
pintu gerbang internasional dan secara geografis memiliki letak wilayah yang
strategis yang mengelilingi kota Medan, sebagai ibukota Propinsi Sumatera
Utara
3. Adanya peraturan perundangan tentang peningkatan SDM aparatur
4. Adanya komitmen pemerintah pusat untuk memepertahankan swasembada
pangan
5. Sebagian besar wilayah Kabupaten Deli Serdang merupakan pusat kegiatan
nasional atau prioritas nasional
Yang merupakan unsur ancaman adalah:
1. Kemajuan teknologi informasi mempengaruhi moral masyarakat.
2. Terjadinya persaingan regional
3. Krisis ekonomi global yang berkelanjutan
4. Penggarapan hutan secara liar yang mengancam kelestarian sumber daya air
5. Merebaknya Napza dan penyakit menular, serta kejadian bencana alam
6. Regulasi Pemerintah yang cenderung tidak pasti

4.3. FAKTOR FAKTOR PENENTU KUNCI KEBERHASILAN

Ada tiga hal mendasar yang menjadi kata kunci keberhasilan pelaksanaan RPJMD,
yaitu: pertama sharing of power (pembagian kewenangan), kedua distribution of income
(pemerataan pendapatan), dan ketiga empowering (pemberdayaan dan partisipasi).

Pembangunan yang selama ini dilakukan oleh pemerintah sebagai motor penggerak
utama harus diubah karena paradigma semacam itu terbukti menciptakan pola
pembangunan yang sentralistis serta menciptakan ketergantungan masyarakat
terhadap pemerintah. Di samping itu juga mematikan inisiatif dan partisipasi
masyarakat.

Selanjutnya keberpihakan pemerintah daerah terhadap masyarakat berpenghasilan


rendah (miskin) ditempuh melalui pemerataan pendapatan yang diwujudkan dalam
bentuk program dan kegiatan pembangunan yang secara langsung dapat
dimanfaatkan oleh kelompok sasaran.

Dengan bercermin pada kelemahan pola pembangunan sentralistis tersebut di atas


maka dirasakan perlu untuk menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama
pembangunan melalui pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan manajemen
yang berbasis kebutuhan masyarakat (community-based management approach) untuk
mewujudkan kemampuan masyarakat dalam mencukupi kebutuhannya sendiri
(community self help). Dengan konsep ini bukan berarti bahwa pemerintah
melepaskan tanggungjawabnya tetapi lebih bergeser perannya sebagai fasilitator
pembangunan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kunci keberhasilan proses


pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Deli Serdang adalah:
a. Adanya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah;
b. Adanya pemerintahan yang baik (good governance) yang ditandai dengan
peningkatan kualitas sumberdaya manusia (aparat dan masyarakat),

terwujudnya pemerintahan yang transparan, dapat dipertanggungjawabkan


(akuntabel),

efektif-efisien,

dan

terselenggaranya

pelayanan

prima

masyarakat.
4.4 LANGKAH- LANGKAH STRATEGIS
Berdasarkan pencermatan terhadap hal-hal di atas maka langkah-langkah strategis
yang telah ditempuh di tahun-tahun sebelumnya dan akan terus dilanjutkan dalam
kurun waktu 2009 - 2014 oleh Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, adalah sebagai
berikut:
1. Peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan dan kesehatan yang
berkualitas
2. Percepatan pembangunan infrastruktur dan lingkungan hidup
3. Peningkatan

kapasitas

perekonomian

daerah

melalui

peningkatan

produktifitas, pengembangan potensi daerah dan iklim investasi


4. Peningkatan pengurangan jumlah penduduk miskin
5. Peningkatan aktualisasi wawasan kebangsaan, warisan budaya lokal dan
nilai nilai religius
6. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

4.5 ANALISIS SKALA PRIORITAS


Pembangunan adalah menjaga keseimbangan sebuah segitiga yang bersudut
pertumbuhan ekonomi, kelestarian alam dan keadilan sosial. Membangun berarti
mengelola tiga macam kepentingan tersebut yang selalu tarik menarik dan tolak
menolak dalam perebutan prioritasnya masing-masing. Di tengah segitiga, yang
diharapkan sebagai titik berat yang menyeimbangkan semua, adalah pencapaian
ideal yang disebut pembangunan yang berkelanjutan yang berarti sebagai suatu
pembangunan yang sekaligus menjaga kesejahteraan, kelestarian, dan keadilan.
Konflik tiga titik tersebut dalam gerak pembangunan diakui sebagai sesuatu yang

abadi dan berlaku global, tidak mengenal waktu dan tempat. Karena itu tidak untuk
dihindari atau ditutupi tapi harus dibuka guna mendorong prakarsa kreatif dan
kolektif menuju pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan.
Berkaitan dengan hal tersebut dan dikaitkan dengan Visi pembangunan daerah
yang mengedepankan kesejahteraan, bukan berarti aspek berkelanjutan dan
berkeadilan

menjadi

ditinggalkan.

Persoalan

penentuan

prioritas

fokus

pembangunan memang dibutuhkan mengingat keterbatasan sumberdaya yang


dimiliki Kabupaten Deli Serdang. Sedangkan titik berat penanganan kesejahteraan
terletak pada permasalahan kemiskinan.
Secara umum, kemiskinan didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk memenuhi
standar hidup minimum. Kemiskinan merupakan masalah utama pembangunan
yang sangat kompleks dan bersifat multidimensional. Permasalahan kemiskinan
merupakan problem pembangunan yang sangat rumit karena saling keterkaitannya
dengan berbagai faktor lain yang sangat mempengaruhinya seperti ketenagakerjaan,
pendidikan, kesehatan, akses/kepemilikan sumberdaya, penghasilan, dan lain
sebagainya, yang satu sama lain saling mempengaruhi. Persoalan kemiskinan bukan
hanya berdimensi ekonomi tetapi juga sosial, budaya, politik, bahkan ideologi.
Kemiskinan bersentuhan pula dengan berbagai aspek kehidupan lainnya seperti
pemerintahan, hukum dan hak asasi manusia, lingkungan, hankam, serta agama.
Berdasarkan hal tersebut diatas serta Visi dan Misi yang telah ditetapkan, dan
mempedomani agenda pembangunan nasional dan agenda pembangunan
Provinsi Sumatera Utara maka

prioritas pembangunan daerah Kabupaten Deli

Serdang disusun berdasarkan kriteria sebagai berikut:


1. Memiliki

dampak

yang

besar

terhadap

pencapaian

sasaran-sasaran

pembangunan sesuai tema pembangunan;


2. Memiliki sasaran-sasaran dan program yang terukur sehingga langsung dapat
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat;
3. Mendesak dan penting untuk segera dilaksanakan;
4. Merupakan tugas dan tanggung jawab pemerintah Kabupaten Deli Serdang
untuk melaksanakannya;

5. Realistis untuk dilaksanakan dan diselesaikan dalam kurun waktu lima tahun.
Adapun yang menjadi prioritas pembangunan daerah dalam rangka mencapai Visi
- Misi Pembangunan di Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut;
a. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia melalui percepatan
pembangunan pendidikan, kesehatan dan perekonomian daerah;
b. Pembangunan Infrastruktur dan lingkungan hidup;
c. Peningkatan kapasitas perekonomian daerah melalui peningkatan
produktifitas, pengembangan potensi daerah dan iklim investasi;
d. Pengembangan wawasan kebangsaan dan pengeloaan kebudayaan daerah;
e. Percepatan pengurangan jumlah penduduk miskin;
f. Tata kelola pemerintahan yang baik.
Keempat Prioritas tersebut diatas, dilaksanakan secara terfokus dalam rangka
percepatan penanggulangan kemiskinan, yang merupakan masalah strategis di
Kabupaten Deli Serdang khususnya dan di Negara Republik Indonesia secara
umum.

BAB V
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH
5.1

VISI

Berdasarkan kondisi saat ini dan isu-isu strategis pada 5 tahun mendatang, serta
penggalian aspirasi dan persepsi masyarakat yang telah dilakukan, maka Visi
Pemerintah Kabupaten Deli Serdang pada Tahun 2009-2014 adalah :
Deli Serdang yang maju dengan masyarakatnya yang religius,
sejahtera bersatu dalam kebhinekaan melalui pemerataan
pembangunan, pemanfaatan sumber daya yang adil dan penegakan
hukum yang ditopang oleh tata pemerintahan yang baik.
5.2

MISI

Untuk memberikan kejelasan agar tidak menimbulkan asumsi dan persepsi yang
berbeda, perlu dijelaskan arti yang terkandung dalam visi dimaksud yaitu:
a)

Deli Serdang yang maju dengan masyarakatnya yang religius, sejahtera,


bersatu dalam kebhinekaan berarti masyarakat yang bermukim dalam
wilayah Kabupaten Deli Serdang dapat menjadi manusia yang bertata
krama, yang ditandai dengan sejumlah karakteristik tertentu, antara lain
patuh mengamalkan agamanya, toleran terhadap pemeluk agama dan
etnis lain, cinta perdamaian, anti kekerasan, kreatif dan inovatif, haus
informasi dan mampu menerima perbedaan pendapat sehingga kualitas
sosial ekonomi mereka menjadi lebih maju dan baik. Menjadi Misi ke 1:
Misi mewujudkan Deli Serdang yang maju adalah mendorong
pembangunan yang menjamin pemerataan yang seluas-luasnya
didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas, infrastruktur
yang

maju,

penerapan

ilmu

pengetahuan

dan

teknologi,

pembangunan yang berwawasan lingkungan, serta didukung oleh


kondisi keamanan yang kondusif.
Dan Misi ke 2:
Misi mewujudkan masyarakat Deli Serdang yang religius adalah
mendorong pembangunan akhlak mulia generasi muda, saling
menghormati, rukun dan damai, tidak diskriminatif, mengabdi pada
kepentingan masyarakat luas, dan menghormati hak azasi manusia.
b)

Pemerataan pembangunan berarti dalam wilayah Kabupaten Deli


Serdang tidak ada lagi ketimpangan dan kesenjangan pembangunan
antara kawasan pantai, dataran rendah dan dataran tinggi, mulai dari
Kecamatan Hamparan Perak di Utara sampai Gunung Meriah di Selatan
dan Kutalimbaru di Barat sampai Pantai Labu di Timur. Fasilitas umum
dan prasarana maupun sarana pelayanan publik harus dapat dinikmati
dimanapun rakyat bermukim.

c)

Keadilan memanfaatkan sumber daya berarti pembangunan harus


ditujukan untuk keuntungan semua golongan masyarakat. Prioritas dan
hak istimewa yang dinikmati hanya segelintir orang dalam mengelola
sumber daya harus dihindari. Menjadi Misi ke 3:
Misi mewujudkan masyarakat Kabupaten Deli Serdang yang
sejahtera dan bersatu dalam kebhinekaan adalah mendorong
pembangunan yang merata, pemanfaatan sumber daya yang adil
guna mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat, rasa aman dan
damai, mampu menampung aspirasi masyarakat yang dinamis,
menegakkan persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan dengan
ditopang oleh tata pemerintahan yang baik.

d)

Penegakan hukum berarti kelak di dalam wilayah Kabupaten Deli


Serdang tidak boleh ada diskriminasi hukum, semua orang termasuk

bupati harus patuh dan taat pada hukum dan perundang-undangan,


budaya hukum akan menjadi bagian cara hidup masyarakat Deli Serdang.
e)

Tata pemerintahan yang baik atau Good Governance berarti aparatur


pemerintah harus menjadi contoh bagi rakyat yang menganut prinsip
akuntabilitas, pengawasan, daya tanggap, profesional, efisien dan efektif,
transparan, kesetaraan, berwawasan ke depan, partisipatif dan terdapat
penegakan dan kepastian hukum. Menjadi Misi ke 4:
Misi penegakan hukum dan mewujudkan tata pemerintahan yang
baik

adalah

mendorong

terciptanya

supremasi

hukum

dan

masyarakat yang taat hukum, menghilangkan praktek diskriminasi


hukum,

mendorong

pembangunan

sistem

yang

akuntabel,

transparan, professional, dan mampu menjalankan fungsinya


sebagai fasilitator bagi semua stake holdernya.
Untuk merealisasikan pelaksanaan Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Deli
Serdang, perlu ditetapkan tujuan pembangunan daerah (goal) yang akan dicapai
dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Tujuan pembangunan daerah ini
ditetapkan untuk memberikan arah terhadap pembangunan kabupaten secara
umum. Disamping itu juga dalam rangka memberikan kepastian operasionalisasi
dan keterkaitan terhadap peran misi yang telah ditetapkan.
Berdasarkan Visi dan Misi yang telah ditetapkan dan mempedomani agenda
pembangunan nasional dan agenda pembangunan Provinsi Sumatera Utara maka
ditetapkan Tujuan dan Strategi pembangunan daerah Kabupaten Deli Serdang,
disusun sebagai berikut:
5.3 Tujuan Pembangunan Daerah
1. Mewujudkan kualitas sumber daya manusia;
2. Mewujudkan infrastruktur perhubungan, irigasi dan permukiman yang baik;
3. Meningkatkan perekonomian daerah;

4. Mewujudkan kualitas kehidupan masyarakat berlandaskan nilai nilai sosial,


budaya dan agama;
5. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas tata kelola pemerintahan yang berbasis
good governance;
5.4 Sasaran Pembangunan Daerah
1. Terwujudnya peningkatan aksesbilitas pelayanan pendidikan dan kesehatan
kepada seluruh masyarakat
2. Terwujudnya ketersediaan infrastruktur dan permukiman yang memadai
baik kuantitas dan kualitas
3. Terwujudnya peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat.
4. Terwujudnya kehidupan masyarakat yang harmoni dalam keberagaman
5. Terwujudnya pemerintahan yang responsif, transparan dan akuntabel.

BAB VI
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN DAERAH
6.1 STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH
1. Peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan yang berkualitas;
2. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat;
3. Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan lingkungan hidup;
4. Peningkatan produktifitas dan kualitas produk serta pengembangan potensi
ekonomi lokal dalam rangka peningkatan daya saing daerah.
5. Pengembangan wawasan kebangsaan;
6. Peningkatan pemanfaatan nilai seni dan budaya;
7. Peningkatan keluarga sejahtera melalui pemberdayaan perempuan dan
keluarga berencana;
8. Percepatan pengurangan penduduk miskin;
9. Perbaikan sistem kearsipan dan informasi;
10. Peningkatan profesionalisme aparatur dalam rangka peningkatan kualitas
pelayanan publik;
11. Peningkatan penataan peraturan daerah.
6.2 ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH
Dalam upaya mencapai pelaksanaan visi dan misi Kabupaten Deli Serdang
diperlukan arah kebijakan pembangunan yang memuat rencana arah kebijakan
pembangunan sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan di berbagai aspek. Arah
kebijakan pembangunan daerah dijabarkan sebagai berikut :
1. Menyediakan prasarana dan sarana dalam rangka peningkatan kapasitas dan
aksesibilitas dan kualitas SDM, diarahkan kepada peningkatan akses masyarakat

terhadap pendidikan yang berkualitas antara lain melalui penyediaan beasiswa bagi
siswa rawan putus sekolah khususnya siswa kurang mampu, peningkatan kualitas
pelayanan pendidikan dasar secara menyeluruh dan sistematis dengan penekanan
pada peningkatan kualitas guru, kurikulum, dan sarana prasarana penunjang,
Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan kesetaraan

dan pengembangan

pendidikan kejuruan sesuai dengan kebutuhan lapangan pekerjaan. Peningkatan


kualitas SDM juga terkait dengan Peningkatan Kualitas kesehatan masyarakat antara
lain diarahkan kepada kebijakan peningkatan pemerataan dan akses seluruh
masyarakat/penduduk terhadap pelayanan dasar melalui pengadaan dan perbaikan
sarana dan prasarana puskesma dan jaringannya, pengembangan sistem jaminan
kesehatan bagi masyarakat, memberdayakan Rumah Sakit Umum sebagai pusat
rujukan pelayanan kesehatan, memfasilitasi pengembangan kualitas pelayanan
puskemas, mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak, perbaikan gizi
masyarakat serta pengendalian penyakit, melalui pelayanan kesehatan bagi ibu dan
anak, meningkatkan ketersediaan mutu obat dan tenaga kesehatan, melalui
peningkatan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan. Selanjutnya peningkatan
SDM juga terkait dengan peningkatan pendapatan yang dicapai melalui
peningkatan kualitas dan produktifitas tenaga kerja, peningkatan kesejahteraan
petani dan pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan.
2. Peningkatan Kualitas dan Kapasitas infrastruktur perhubungan, irigasi dan
permukiman serta lingkungan hidup diarahkan antara lain melalui penyedian
sarana dan prasarana daerah yang berkualitas guna memenuhi pelayanan yang
merata, pengembangan sistem jaringan transportasi dan sarana pendukungnya,
pemiliharaan kuantitas dan kualitas sarana prasarana fasilitas publik, pengembangan
dan peningkatan kualitas lingkungan permukiman. Kebijakan ini ditujukan untuk
mewujudkan terciptanya lingkungan permukiman yang sehat, harmonis dan
berkelanjutan melalui perbaikan lingkungan permukiman dan Peningkatan kualitas
lingkungan

perumahan/perkotaan,

pengembangan

persampahan serta pengendalian dan pengamanan lalu lintas.

kinerja

pengelolaan

3. Meningkatkan kapasitas perekonomian daerah diarahkan pemantapan struktur


perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah
Kabupaten Deli Serdang

melalui pengembangan

produk-produk unggulan,

pengembangan UKM dan Koperasi diarahkan untuk menjadi pelaku ekonomi


berbasis agribisnis dan agroindustri yang berdaya saing melalui perkuatan
kewirausahaan dan peningkatan produktivitas, ketersediaan bahan pangan dengan
kebijakan intensifikasi serta diversifikasi bahan pangan. Disamping itu juga perlu
didukung dengan upaya peningkatan adaptasi terhadap kebutuhan pasar,
menyelaraskan industri kecil dan rumah tangga dengan industri besar dengan
meningkatkan pola kemitraan, serta penyediaan iklim invertasi yang kondusif.
4. Meningkatknya kualitas kehidupan masyarakat berlandaskan nilai-nilai sosial
dan agama, diarahkan antara lain untuk memantapkan fungsi dan peran agama
sebagai landasan moral dan etika dalam pembangunan, pembinaan akhlak mulia
melalui komunikasi positif yang menunjang kepada menguatnya keharmonisan
hubungan dengan memberi ruang partisipasi bagi kelompok-kelompok etnis, tokoh
agama, dan tokoh masyarakat dalam perumusan kebijakan dan pembangunan.
5. Meningkatnya efisiensi dan efektifitas tata kelola pemerintahan yang berbasis
good governance diarahkan antara lain meningkatkan pemahaman, penghayatan
dan pelaksanaan good governance, peningkatan mutu pelayanan publik sesuai dengan
standar pelayanan minimal, penciptaan birokrasi yang profesional dan berbasis
kinerja melalui peningkatan sumber daya aparatur dengan pendidikan dan pelatihan
yang berkesinambungan serta penegakan supremasi hukum sesuai dengan ketentuan
peraturan dan perundang-undangan yang ada.
Adapun perwujudan strategi dan arah kebijakan tersebut dijabarkan menurut
fungsi yang digunakan untuk tujuan keselarasan dan keterpaduan pengelolaan
program pembangunan sesuai dengan urusan wajib dan pilihan, yaitu :

6.2.1 Urusan Wajib


6.2.1.1. Urusan Pendidikan
Penyelenggaraan urusan pendidikan antara lain diarahkan untuk:

a.

Menyelenggarakan wajib belajar dua belas tahun.

b. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan pendidikan.


c.

Menerapkan kebijakan pendidikan yang menyeluruh, terpadu dan sistematis.

d. Mengintegrasikan fungsi regulasi pendidikan anak usia dini, dasar, menengah


dan non formal.
e.

Meningkatkan mutu lulusan pendidikan dasar, menengah dan non formal.

f.

Memberikan perhatian khusus untuk pembangunan sarana dan prasarana serta


pembiayaan penyelenggaraan operasional SMK dan agar lulusan SMK semakin
berkualitas dan mampu bersaing dalam mengisi lowongan kerja yang tersedia.

g. Melaksanakan program Percepatan Rehabilitasi dan Apresiasi terhadap Sekolah


(CERDAS).
h. Meminimalkan angka drop-out pendidikan dasar dan menengah serta
pemberantasan buta aksara.
i.
j.

Menjamin akses keluarga miskin terhadap layanan pendidikan dasar dan


menengah.
Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) urusan wajib Pendidikan.

6.2.1.2. Urusan Kesehatan


Penyelenggaraan urusan kesehatan antara lain diarahkan untuk:
a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan kesehatan.
b. Menerapkan kebijakan kesehatan yang menyeluruh, terpadu dan merupakan
solusi terhadap masalah kabupaten.
c. Meningkatkan kinerja dari sistem surveilance, respon cepat dan penanggulangan
terhadap penyakit menular antara lain flu burung dan babi, DBD, TBC,
HIV/AIDS, Hepatitis, dan Diare.
d. Meningkatkan kesadaran masyarakat dan menerapkan pola hidup sehat.
e. Meningkatkan

upaya

kesehatan

utamanya pada pemukiman kumuh.

lingkungan

di

lingkungan

pemukiman,

f. Meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan gizi buruk.


g. Memberikan perhatian khusus pada usaha kesehatan sekolah dan posyandu.
h. Meningkatkan kinerja jaringan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier.
i. Memperbaiki distribusi fasilitas pelayanan kesehatan serta meningkatkan mutu
dan keamanan (safety) pelayanan kesehatan.
j. Mewujudkan sistem Jaminan pelayanan kesehatan untuk keluarga miskin.
k. Memberdayakan masyarakat dan komunitas profesional kesehatan untuk lebih
berperan dalam penyelenggaraan urusan Kesehatan.
l. Memberi perhatian khusus terhadap mutu dan keamanan obat yang dikonsumsi
masyarakat.
m. Meningkatkan kinerja pengelolaan Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah.
n. Menyelenggarakan program Percepatan Penurunan Kematian Ibu dan Anak
(CERIA)
o. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib Kesehatan.

6.2.1.3. Urusan Pekerjaan Umum


Penyelenggaraan urusan Pekerjaan Umum antara lain diarahkan untuk:
a.

Menerapkan kaidah good governance pada penyelenggaraan urusan


Pekerjaan Umum.

b.

Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Pekerjaan Umum.

c.

Mewujudkan arahan RTRW dengan: Mendukung pengembangan jalan


dan jembatan; Memelihara dan meningkatkan kapasitas jaringan jalan;
dan Meningkatkan kapasitas ruas jalan.

d.

Membangun, meningkatkan dan memelihara sarana prasarana irigasi


dan pengairan.

e.

Membangun, meningkatkan dan memelihara sarana prasarana


Penerangan Jalan Umum (PJU).

f.

Meningkatkan sarana dan prasarana pekerjaan umum.

g.

Menyelenggarakan program Gerakan Deli Serdang Membangun


(GDSM)

h.

Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib


Pekerjaan Umum

6.2.1.4. Urusan Perumahan


Penyelenggaraan urusan Perumahan antara lain diarahkan untuk:
a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Perumahan Rakyat.
b. Menciptakan kebijakan perumahan dan permukiman yang komprehensif,
terpadu dan berperan nyata dalam memecahkan masalah perkotaan.
c. Mengembangkan lingkungan permukiman yang sehat.
d.

Memperbaiki kondisi lingkungan permukiman di kawasan padat/kumuh.

e. Meningkatkan

kualitas

lingkungan

dengan

pembangunan

Kampung

Terpadu.
f. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam urusan
Perumahan Rakyat.
g. Menyelenggarakan program Gerakan Deli Serdang Membangun (GDSM).
h. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib
Perumahan Rakyat.

6.2.1.5. Urusan Penataan Ruang


Penyelenggaraan urusan Penataan Ruang antara lain diarahkan untuk:
a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Penataan Ruang.

b. Mewujudkan regulasi penataan ruang yang berkualitas dan berbasis pada


prinsip berkelanjutan, kebersamaan, keadilan dan perlindungan hukum.
c. Menyelenggarakan penataan ruang Kabupaten Deli Serdang secara terpadu
dengan Mebidangro.
d. Melaksanakan kerjasama pembangunan dengan daerah tetangga terkait
dengan Rencana Tata Ruang Mebidangro.
e. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang Rencana Rinci Tata
Ruang.

6.2.1.6. Urusan Perencanaan Pembangunan


Penyelenggaraan urusan Perencanaan Pembangunan antara lain diarahkan
untuk:
a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Perencanaan Pembangunan.
b. Menerapkan kebijakan perencanaan pembangunan yang menyeluruh,
terpadu dan merupakan solusi terhadap masalah Kabupaten.
c. Menterjemahkan arahan tata ruang ke dalam rencana jangka panjang,
menengah, tahunan dan perencanaan sektor.
d. Mengembangkan sistem dan metodologi perencanaan Daerah.
e. Mengembangkan kompetensi tenaga perencana.
f. Mengembangkan manajemen perencanaan.
g. Mengembangkan perencanaan kawasan sercara terpadu.
h. Melakukan

kerjasama

perencanaan

pembangunan

infrastruktur,

perekonomian dan sosial di kawasan Mebidangro.


i. Meningkatkan

peran

masyarakat

dan

komunitas

profesional

dalam

perencanaan pembangunan.
j.

Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib


Perencanaan Pembangunan.

6.2.1.7. Urusan Perhubungan


Penyelenggaraan urusan Perhubungan antara lain diarahkan untuk:
a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Perhubungan.
b. Meningkatkan kinerja pelayanan angkutan umum dengan prinsip pelayanan
prima.
c. Menerapkan kebijakan perhubungan yang menyeluruh dan terpadu.
d. Meningkatkan mutu dan kinerja jaringan pelayanan angkutan umum dan
mengintegrasikan antar moda angkutan umum.
e. Memfasilitasi peningkatan kapasitas angkut kereta api.
f.

Mendukung pembangunan Mass Rapid Transportation (MRT) di Mebidangro.

g. Mendukung penyelesaian pembangunan Bandara Kualanamu.


h.

Meningkatkan sarana dan prasarana perhubungan laut, baik untuk


kepentingan sektor perikanan maupun pengangkutan barang dan orang.

i. Memfasilitasi pengembangan angkutan umum ke Bandara Kualanamu.


j.

Membangun Terminal tipe c di beberapa kecamatan

dan meningkatkan

kapasitas Terminal Bus Lubuk Pakam.


k. Mewujudkan arahan pengembangan transportasi dalam RTRW Kabapaten
Deli Serdang.
l. Meningkatkan keselamatan pengguna angkutan umum.
m. Mengoptimalkan jaringan jalan dan sistem angkutan perhubungan.
n. Memfasilitasi Pembangunan Jalan Tol dan jalan jalan lintas daerah.
o. Meningkatkan pengawasan kapasitas angkutan terhadap jalan yang
dilaluinya.
p. Mengintegrasikan sistem parkir ke dalam sistem angkutan umum.

q. Memberdayakan masyarakat dan komunitas profesional perhubungan untuk


lebih berperan dalam penyelenggaraan urusan Perhubungan.
r. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib
Perhubungan.

6.2.1.8. Urusan Lingkungan Hidup


Penyelenggaraan urusan Lingkungan Hidup antara lain diarahkan untuk:
Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Lingkungan Hidup.
a. Menerapkan kebijakan lingkungan hidup yang menyeluruh, terpadu dan
merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.
b. Mengintegrasikan regulasi pengelolaan air limbah, konservasi air tanah dan
lingkungan hidup.
c. Meningkatkan pengawasan dan penegakkan hukum terhadap pelaku
pencemaran lingkungan.
d. Meningkatkan pelaksanaan Pantai Bersih Laut Lestari (PBLL), Langit Biru,
Prokasih, Prodasih, Adipura, Green School, dan Adiwiyata.
e. Meningkatkan pengelolaan persampahan.
f. Meningkatkan perbaikan dan konservasi lingkungan hidup dan sumber daya
alam (energi, air, sumber daya laut, flora dan fauna).
g. Meningkatkan

peran

masyarakat

dan

komunitas

profesional

dalam

penyelenggaraan urusan Lingkungan Hidup.


h. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib
Lingkungan Hidup.
Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) antara lain diarahkan untuk:
a. Menyusun Rencana Induk RTH sebagai panduan pengembangan RTH ke
masa depan.
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya RTH kota.

c. Melindungi peruntukan RTH secara konsisten.


d. Menambah dan mengembangkan taman, hutan, dan kawasan pemakaman
serta RTH di sempadan sungai, danau, waduk dan situ.
e. Meningkatkan kualitas dan kuantitas ornamen dan keindahan kota.
f. Mewujudkan taman interaktif Kelurahan.

6.2.1.9 Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil


Penyelenggaraan urusan Kependudukan dan Catatan Sipil antara lain diarahkan
untuk:
a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Kependudukan dan Catatan
Sipil.
b. Menerapkan kebijakan kependudukan dan catatan sipil yang menyeluruh,
terpadu dan merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.
c. Meningkatkan mutu layanan kependudukan dan catatan sipil kepada
masyarakat.
d. Meningkatkan pengawasan dan penegakkan hukum terhadap penyimpangan
pelaksanaan peraturan kependudukan.
e.
f.

Mewujudkan kesetaraan dalam penerapan peraturan kependudukan.


Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam
penyelenggaraan urusan Kependudukan dan Catatan Sipil.

g. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib


Kependudukan dan Catatan Sipil.

6.2.1.10.Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak


Penyelenggaraan urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak antara
lain diarahkan untuk:

a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Pemberdayaan Perempuan


dan Perlindungan Anak.
b. Menerapkan kebijakan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
yang menyeluruh, terpadu dan merupakan solusi terhadap masalah
kabupaten.
c. Mengintegrasikan regulasi pemberdayaan perempuan dengan pemberdayaan
masyarakat dan desa.
d. Meningkatkan kesadaran dan menggalang masyarakat untuk mencegah dan
menanggulangi perdagangan, tindak kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi
terhadap perempuan dan anak.
e. Meningkatkan peran perempuan dalam pelaksanaan ekonomi kerakyatan
dan sebagai penerus dan pendidik generasi mendatang.
f. Menjamin akses bagi perempuan dalam semua aspek pembangunan.
g. Meningkatkan perlindungan anak.
h. Memenuhi kebutuhan anak sebagai penerus bangsa.
i. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam urusan
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
j.

Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib


Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

6.2.1.11 Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera


Penyelenggaraan urusan Keluarga Berencana (KB) dan Keluarga Sejahtera (KS)
antara lain diarahkan untuk:
a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Keluarga Berencana dan
Keluarga Sejahtera.
b. Menerapkan kebijakan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera yang
menyeluruh, terpadu dan merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.

c. Mengintegrasikan regulasi urusan KB dan KS dengan urusan pemberdayaan


masyarakat dan desa.
d. Mengendalikan pertumbuhan penduduk.
e. Membudayakan dan mensosialisasikan kembali program keluarga berencana
khususnya bagi keluarga miskin.
f. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam urusan
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera.
g. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan Keluarga
Berencana dan Keluarga Sejahtera.

6.2.1.12 Urusan Sosial


Penyelenggaraan urusan Sosial antara lain diarahkan untuk:
a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Sosial.
b. Menerapkan kebijakan sosial yang menyeluruh, terpadu dan merupakan
solusi terhadap masalah kabupaten.
c. Memberi perhatian khusus pada pemberdayaan fakir miskin, Komunitas adat
terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Lainnya.
d. Meningkatkan pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial.
e. Meningkatkan pembinaan anak terlantar, penyandang cacat dan trauma.
f. Meningkatkan pembinaan panti asuhan/panti jompo.
g. Meningkatkan pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana,
PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya).
h. Menangani korban bencana dengan menyiapkan makan, minum, sarana
berteduh sementara, pakaian, selimut, alat masak, pakaian dan logistik untuk
beberapa waktu selama belum dapat kembali ke rumahnya.
i. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib Sosial.

6.2.1.13 Urusan Ketenagakerjaan


Penyelenggaraan urusan Ketenagakerjaan antara lain diarahkan untuk:
a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Ketenagakerjaan.
b. Menerapkan kebijakan ketenagakerjaan yang menyeluruh, terpadu dan
merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.
c. Meningkatkan kompetensi lulusan sekolah menengah kejuruan dan pencari
kerja dalam sektor jasa tersier agar memenuhi kebutuhan pasar kerja.
d. Peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja.
e. Peningkatan kesempatan kerja.
f. Meningkatkan perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan.
g. Meningkatkan hubungan industrial tenaga kerja.
h. Memfasilitasi pembentukan Lembaga Kerjasama Bipartit.
i. Meningkatkan pengiriman tenaga kerja ke luar negeri.
j.

Meningkatkan akses masyarakat terhadap jaringan informasi pasar kerja

k. Merevitalisasi BLK.
l. Meningkatkan

peran

masyarakat

dan

komunitas

profesional

dalam

penyelenggaraan urusan Ketenagakerjaan.


m. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib
Ketenagakerjaan.

6.2.1.14 Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah


Penyelenggaran urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) antara lain
diarahkan untuk:

a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Koperasi dan Usaha Kecil


Menengah (UKM).
b. Menerapkan kebijakan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang
menyeluruh, terpadu dan merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.
c. Mengembangkan dan melaksanakan sistem registrasi UKM termasuk kaki
lima dan melakukan pemutakhiran data setiap tahun.
d. Penciptaan iklim usaha kecil menengah yang kondusif.
e.

Meningkatkan sistem dan manajemen pembinaan lembaga dan pengelola


koperasi dan UKM.

f. Meningkatkan kinerja jaringan koperasi dan UKM.


g. Regulasi untuk meningkatkan akses Koperasi dan UKM terhadap modal,
teknologi, dan pasar.
h. Memfasilitasi pengembangan sumber daya ekonomi lokal.
i. Regulasi untuk memfasilitasi penyediaan ruang bagi koperasi, UKM, dan
kaki lima.
j.

Meningkatkan

peran

masyarakat

dan

komunitas

profesional

dalam

penyelenggaraan urusan Koperasi dan UKM.


k. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib
Koperasi dan UKM.

6.2.1.15 Urusan Penanaman Modal


Penyelenggaran urusan Penanaman Modal antara lain diarahkan untuk:
a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Penanaman Modal.
b. Menerapkan kebijakan Penanaman Modal yang menyeluruh, terpadu dan
merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.

c. Mengintegrasikan pengelolaan seluruh perijinan usaha menjadi satu pintu.


d. Mempermudah proses untuk memulai usaha.
e. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib
Penanaman Modal.

6.2.1.16 Urusan Kebudayaan


Penyelenggaraan urusan Kebudayaan antara lain diarahkan untuk:
a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Kebudayaan.
b. Menciptakan kebijakan kebudayaan yang komprehensif, terpadu dan
berperan nyata terhadap pemecahan masalah kabupaten.
c. Pengembangan nilai budaya, pengelolaan keragaman budaya, dan kekayaan
budaya.
d. Pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya.
e. Meningkatkan

peran

masyarakat

dan

komunitas

profesional

dalam

penyelenggaraan urusan Kebudayaan.


f. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib
Kebudayaan.

6.2.1.17. Urusan Pemuda dan Olahraga


Penyelenggaraan urusan Olahraga antara lain diarahkan untuk:
a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Pemuda dan Olahraga.
b. Menerapkan kebijakan Pemuda dan Olahraga yang menyeluruh, terpadu dan
merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.
c. Peningkatan peran serta kepemudaan.
d. Pembinaan dan pemasyarakatan olah raga.

e. Peningkatan sarana dan prasarana olahraga masyarakat dan gelanggang olah


raga.
a. Peningkatan pembinaan gerakan kepramukaan dan lembaga kepemudaan.
b. Meningkatkan

peran

masyarakat

dan

komunitas

profesional

dalam

penyelenggaraan urusan Pemuda dan Olahraga.


c. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib Pemuda
dan Olahraga.

6.2.1.18. Urusan Kesatuan Bangsa Dan Politik Dalam Negeri


Penyelenggaraan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri antara
lain diarahkan untuk :
a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Kesatuan Bangsa dan Politik
Dalam Negeri.
b. Menerapkan kebijakan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri yang
menyeluruh, terpadu dan merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.
c. Peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan.
d. Pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tidak kriminal
e. Kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan.
f. Peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat.
g. Peningkatan pendidikan politik masyarakat.
h. Pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam.

6.2.1.19. Urusan Pemerintahan Umum


Penyelenggaraan urusan Pemerintahan Umum antara lain diarahkan untuk :
a. Meningkatkan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah.
b. Peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah.

c. Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah.


d. Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan desa.
e. Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan
kebijakan KDH.
f. Peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan.
g. Optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi.
h. Mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat.
i. Peningkatan kerjasama antar pemerintah daerah.
j.

Penataan peraturan perundang-undangan.

k. Penataan wilayah Kecamatan, Desa dan Kelurahan.


l. Regulasi dan pelaksanaan pendelegasian kewenangan kepada satuan kerja di
tingkat wilayah (kecamatan, kelurahan/desa) dalam rangka mendekatkan
pelayanan kepada masyarakat.
m. Melaksanakan

penegakkan

hukum

atas

penyimpangan

peraturan

perundang-undangan.
n. Mengimplementasikan sistem akuntansi keuangan pemerintah.
o. Menerapkan teknologi informasi pada semua tingkat pemerintahan untuk
mempermudah dan mempercepat pelayanan.
p. Kerjasama pemerintah daerah dengan TNI, Polri, Kejaksaan dan Pengadilan
dalam rangka meningkatkan ketahanan dan stabilitas politik, ekonomi, sosial
budaya dan keamanan di wilayah Kabupaten Deli Serdang.
q. Memenuhi

kebutuhan

sarana

prasarana

penyelenggaraan

urusan

Pemerintahan Umum.
r. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib
Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah dan Kepegawaian

6.2.1.20.Urusan Kepegawaian Daerah

Penyelenggaraan urusan Kepegawaian Daerah antara lain diarahkan untuk:


a.

Meningkatkan kapasitas penyelenggaraan urusan Kepegawaian Daerah.

b. Menerapkan kebijakan kepegawaian yang menyeluruh, terpadu dan


merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.
c.

Meningkatkan kualitas SDM aparatur daerah melalui diklat struktural, teknis


dan fungsional.

d. Pembinaan dan pengembangan aparatur.


e.

Melakukan seleksi dan penempatan SDM berdasarkan kompetensi.

6.2.1.21. Urusan Ketahanan Pangan


Penyelenggaraan urusan Ketahanan Pangan antara lain diarahkan untuk:
a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Ketahanan Pangan.
b. Menerapkan kebijakan ketahanan pangan yang menyeluruh, terpadu dan
merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.
c. Melaksanakan pemetaan dan mengamankan jalur supply setiap jenis bahan
pokok.
d. Melaksanakan pemetaan, mengembangkan, menyebarkan dan mengamankan
gudang bahan pokok di Kabupaten Deli Serdang.
e. Mengembangkan pola diversifikasi pangan.
f. Memperkuat jaringan lumbung bahan pokok di tingkat desa untuk
persediaan keadaan darurat.
g. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib
Ketahanan Pangan.

6.2.1.22. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Penyelenggaraan urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa antara lain diarahkan


untuk:
a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Pemberdayaan Masyarakat
dan Desa.
b. Menerapkan kebijakan Pemberdayaan Masyarakat

yang menyeluruh,

terpadu dan merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.


c. Pengembangan lembaga ekonomi perdesaan.
d. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa.
e. Peningkatan peran perempuan di perdesaan.
f. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.

6.2.1.23. Urusan Statistik


a. Mengintegrasikan

urusan

Statistik

dengan

urusan

Perencanaan

Pembangunan.
b. Menyediakan statistik dasar untuk setiap urusan wajib dan pilihan.
c. Pengembangan data/informasi/statistik daerah.

6.2.1.24. Urusan Kearsipan


Penyelenggaraan urusan Kearsipan antara lain diarahkan untuk:
a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Kearsipan.
b. Menerapkan kebijakan Kearsipan yang menyeluruh, terpadu dan merupakan
solusi terhadap masalah kabupaten.
c. Perbaikan sistem administrasi kearsipan.
d. Penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah.
e. Meningkatkan pengelolaan penyimpanan arsip Daerah dan pelayanan arsip.

f. Meningkatkan kapasitas Penyimpanan Arsip Daerah.


g. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib
Kearsipan.

6.2.1.25. Urusan Komunikasi dan Informatika


Penyelengggaraaan urusan Komunikasi dan Informatika antara lain diarahkan
untuk:
a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Komunikasi dan Informatika.
b. Menerapkan kebijakan Komunikasi dan Informatika yang menyeluruh,
terpadu dan merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.
c. Menerapkan teknologi informasi untuk semua tingkat pemerintahan
(egovernment) yang dimulai dengan, proses perencanaan (e-planning),
penganggaran (e-budgeting) dan proses pengadaan barang (eprocurement) serta
pengawasan.
d. Menyediakan informasi pembangunan dan pelayanan publik berbasis
internet.
e. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib
Komunikasi dan Informatika.

6.2.1.26. Urusan Perpustakaan


Penyelenggaraan urusan Perpustakaan antara lain diarahkan untuk:
a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Perpustakaan.
b. Menerapkan kebijakan Perpustakaan yang menyeluruh, terpadu dan
merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.

c. Membangun perpustakaan modern tingkat kabupaten yang memenuhi


standar internasional.
d. Melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan minat baca masyarakat.
e. Meningkatkan pembinaan terhadap pengelolaan perpustakaan yang dikelola
masyarakat, komunitas, dan sekolah.
f. Meningkatkan kapasitas koleksi perpustakaan yang memenuhi kebutuhan
seluruh lapisan masyarakat.
g. Membangun jejaring antar perpustakaan yang ada di Kabupaten Deli
Serdang.
h. Memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) lainnya urusan wajib
Perpustakaan.

6.2.2. Urusan Pilihan


Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, urusan pilihan yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Deli Serdang yang sesuai dengan kondisi,
potensi, dan kebutuhan adalah: urusan Pertanian, Kehutanan, Energi dan
Sumberdaya Mineral, Pariwisata,

Kelautan dan Perikanan, perdagangan,

perindustrian dan transmigrasi.

6.2.2.1 Urusan Pertanian


Penyelenggaraan urusan Pertanian antara lain diarahkan untuk:
a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Pertanian.
b. Menerapkan kebijakan pertanian, peternakan dan perkebunan yang
menyeluruh, terpadu dan merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.
c. Meningkatkan penerapan teknologi pertanian, perkebunan dan peternakan
dalam rangka peningkatan produktifitas dan produksi.
d. Meningkatkan kesejahteraan petani.

e. Peningkatan

pemasaran

hasil

produksi

pertanian,

perkebunan

dan

peternakan.
f. Peningkatan produksi pertanian, perkebunan dan peternakan.
g. Fasilitasi akses petani/peternak terhadap modal, pasar, teknologi dan
manajemen menjadi lebih mudah dalam upaya menjadi petani/peternak
modern.

6.2.2.2

Urusan Kehutanan

Penyelenggaraan urusan Kehutanan antara lain diarahkan untuk:


a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Kehutanan.
b. Menerapkan

kebijakan

Kehutanan

yang

menyeluruh,

terpadu

dan

merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.


c. Meningkatkan Pemanfaatan potensi sumberdaya hutan.
d. Meningkatkan pelaksanaan rehabilitasi hutan dan lahan, perlindungan dan
konservasi sumberdaya hutan.
e. Meningkatnya peran komunitas masyarakat dan profesional dalam urusan
kehutanan.

6.2.2.3

Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral

Penyelenggaraan urusan Energi dan Sumberdaya Mineral antara lain diarahkan


untuk:
a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan energi dan sumberdaya
mineral.
b. Menerapkan kebijakan energi dan sumberdaya mineral yang menyeluruh,
terpadu dan merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.
c. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan.

d. Melaksanakan pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat yang berpotensi


merusak lingkungan.
e. Mendorong pengembangan bidang ketenagalistrikan.

6.2.2.4

Urusan Pariwisata

Penyelenggaran urusan Pariwisata antara lain diarahkan untuk:


a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Pariwisata.
b. Melaksanakan promosi terpadu antara pelaku usaha industri pariwisata,
perdagangan, investasi dan kebudayaan.
c. Melaksanakan promosi dan pelayanan pariwisata di pintu masuk Kabupaten
Deli Serdang antara lain Bandara Kualanamu, Stasiun Kereta Api dan
Terminal Bus.
d. Mengembangkan kualitas atraksi, obyek, kawasan, dan lingkungan wisata
tematik.
e. Mengembangkan Kabupaten Deli Serdang sebagai destinasi wisata yang
berbasis potensi alam.
f. Meningkatkan standar kualitas pelayanan kepada masyarakat dan kalangan
pelaku industri pariwisata maupun industri pendukung, termasuk keamanan
sehingga kabupaten Deli Serdang mampu memenuhi kenyamanan dan
kepuasan wisatawan.
g. Meningkatkan peran masyarakat dan komunitas profesional dalam
penyelenggaraan urusan Pariwisata.

6.2.2.5

Urusan Kelautan dan Perikanan

Penyelenggaraan urusan Perikanan dan Kelautan antara lain diarahkan untuk:


a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Perikanan dan Kelautan.

b. Menerapkan kebijakan Perikanan dan Kelautan yang menyeluruh, terpadu


dan merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.
c. Melaksanakan pemberdayaan masyarakat pesisir.
d. Meningkatkan pengembangan perikanan tangkap dan budidaya perikanan.
e. Memfasilitasi pihak swasta untuk menanamkan investasi dan berusaha di
bidang budidaya perikanan darat, laut dan penangkapan ikan laut dengan
teknologi modern.
f. Regulasi dan fasilitasi agar akses nelayan terhadap modal, pasar, teknologi
dan manajemen menjadi lebih mudah dalam upaya menjadi nelayan modern.
g. Regulasi dan fasilitasi pengembangan tempat pendaratan dan pasar ikan
yang modern.
h. Mendorong berkembangnya keanekaragaman usaha ekonomi kelautan non
perikanan.
i. Meningkatkan

peran

masyarakat

dan

komunitas

profesional

dalam

penyelenggaraan urusan Perikanan dan Kelautan.

6.2.2.6

Urusan Perdagangan

Penyelenggaraan urusan Perdagangan antara lain diarahkan untuk:


f. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan Perdagangan.
g. Menerapkan kebijakan Perdagangan yang menyeluruh, terpadu dan
merupakan solusi terhadap masalah kabupaten.
h. Pengembangan efisiensi perdagangan dalam negeri.
i. Melaksanakan Pembinaan pedagang kaki lima dan osongan.
j.

Meningkatkan perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan.

k. Membangun iklim yang kondusif dan memfasilitasi diversifikasi pasar


ekspor produk yang memenuhi syarat dalam rangka mendorong peningkatan
produksi dan promosi.

l. Memfasilitasi penyelenggaraan diklat peningkatan kualitas dan kuantitas


produk.
m. Melakukan kerjasama pembangunan sarana dan prasarana pasar dengan
pihak ketiga.

6.2.2.7

Urusan Perindustrian

Penyelenggaraan urusan perindustrian antara lain diarahkan untuk:


a. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan perindustrian.
b. Mengembangkan sentra-sentra industri potensial
c. Mengembangkan industri kecil dan menengah.
b. Meningkatnya peran komunitas profesional dalam urusan pengembangan
industri.
c. Memfasilitasi usaha industri yang saling mendukung antara hulu dan hilir
d. Melakukan pembinaan industri kerajinan rakyat.
e. Membangun iklim yang kondusif untuk pengembangan industri.
f. Meningkatkan

peran

masyarakat

dan

penyelenggaraan urusan perindustrian.

komunitas

profesional

dalam

BAB VII
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Guna mendukung tercapainya sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan, ditetapkan
program-program pembangunan yang terdiri dari program prioritas, program
SKPD, program lintas SKPD, dan program kewilayahan.
Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang
dilaksanakan oleh instansi pemerintah atau masyarakat yang dikoordinasikan oleh
instansi pemerintah untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi
anggaran.
7.1 Prioritas Pembangunan
Sesuai dengan prioritas Nasional yang dikaitkan dengan urusan rumah tangga yang
menjadi kewenangan kabupanten, prioritas pembangunan daerah dalam rangka
mencapai Visi - Misi pembangunan di Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai
berikut;
g. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia melalui percepatan
pembangunan pendidikan, kesehatan dan perekonomian daerah;
h. Pembangunan Infrastruktur dan lingkungan hidup;
i. Peningkatan

kapasitas

perekonomian

daerah

melalui

peningkatan

produktifitas, pengembangan potensi daerah dan iklim investasi;


j. Pengembangan wawasan kebangsaan dan pengeloaan kebudayaan daerah;
k. Percepatan pengurangan jumlah penduduk miskin;
l. Tata kelola pemerintahan yang baik.
Selanjutnya Program Kabupaten yang merupakan Program Prioritas sesuai dengan
strategi pembangunan RPJMD Kabupaten Deli Serdang 2009 - 2014 adalah sebagai
berikut ini:
7.1.1 Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia

Pada strategi Peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan yang


berkualitas, dengan program, sebagai berikut :
a. Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
b. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun
c. Program pendidikan Menengah
d. Program Pendidikan Non Formal
e. Program Peningkatan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan
f. Program pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan
g. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
Pada strategi Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat, dengan program
sebagai berikut:
a.

Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana


Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya

b. Program obat dan perbekalan kesehatan


c.

Program Upaya Kesehatan Masyarakat

d. Program promosi kesehatan ibu, bayi dan anak melalui Kelompok Kegiatan
di Masyarakat
7.1.2 Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan lingkungan hidup
Pada strategi Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan lingkungan hidup,
dengan program, sebagai berikut:
a.

Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

b. Pembangunan dan pemeliharaan Saluran Drainase/Gorong-gorong


c.

Program rehabilitasi/ pemeliharaan jalan dan jembatan

d. Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan


jaringan pengairan lainnya
e.

Program pengembangan infrastruktur perdesaan

f.

Program lingkungan sehat perumahan

g. Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan


h. Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan
i.

Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas

7.1.3 Peningkatan Perekonomian Daerah

Pada strategi Peningkatan produktivitas dan kualitas produk serta pengembangan


potensi ekonomi lokal dalam rangka peningkatan daya saing daerah, dengan
program adalah:
a.

Program peningkatan kemampuan teknologi industri

b. Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan dan hasil peternakan


c.

Program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi

d. Program pengembangan sistem dukungan bagi Usaha Mikro Kecil


Menengah
e.

Program pengembangan kualitas kelembagaan Koperasi

f.

Program pengembangan destinasi pariwisata

g. Program pengembangan industri kecil dan menengah


h. Program penataan struktur industri
i.

Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri

j.

Program pengembangan perikanan tangkap

7.1.4 Peningkatan pengembangan wawasan kebangsaan.


Pada strategi Peningkatan pengembangan wawasan kebangsaan, dengan program,
sebagai berikut :
a.

Program pengembangan wawasan kebangsaan

b. Program kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan


Pada strategi Peningkatan pemanfaatan nilai seni dan budaya, dengan program
sebagai berikut :
a. Program pengelolaan kekayaan budaya
b. Program pengelolaan keragaman budaya
Pada strategi Peningkatan keluarga sejahtera melalui pemberdayaan perempuan
dan keluarga berencana, dengan program sebagai berikut:
a. Program penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak
b. Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan
c. Program peningkatan peran serta dan kesetaraan jender dalam pembangunan
d. Program Keluarga Berencana (KB)
e. Program pelayanan kontrasepsi

7.1.5 Percepatan pengurangan penduduk miskin


Pada strategi Percepatan pengurangan penduduk miskin dengan program
sebagai berikut:
a. Program pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil (KAT) dan
penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) lainnya.
b. Program pembinaan anak terlantar
c. Program pelayanan kesehatan penduduk miskin
7.1.6 Tata kelola pemerintahan yang baik
Pada strategi Perbaikan sistem kearsipan dan informasi dengan program
sebagai berikut:
a. Program perbaikan sistem administrasi kearsipan
b. Program kerjasama informasi dengan mas media
Pada

strategi

Peningkatan

profesionalisme

aparatur

dalam

rangka

peningkatan kualitas pelayanan publik, dengan program sebagai berikut:


a.

Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur

b. Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa


c.

Program peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur


pengawasan

Pada strategi Peningkatan peningkatan penataan peraturan daerah dengan


program:
Program penataan peraturan perundang-undangan
7.2

PROGRAM MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN

7.2.1 URUSAN WAJIB


7.2.1.1 Urusan Pendidikan
a. Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
b. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun
c. Program pendidikan Menengah
d. Program Pendidikan Non Formal

e. Program Peningkatan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan


f. Program pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan
g. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
7.2.1.2 Urusan Kesehatan
Program yang akan dilaksanakan untuk urusan Kesehatan antara
lain:
a.

Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular

b. Program penurunan angka kematian ibu dan bayi


c.

Program pengawasan obat dan makanan

d. Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita


e.

Program pengembangan lingkungan sehat

f.

Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

g. Program pencegahan penyakit tidak menular


h. Program peningkatan mutu pelayanan kesehatan
i.

Program pengembangan obat asli Indonesia

j.

Program peningkatan sarana dan prasarana Puskesmas

k. Program peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit


l.

Program Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat (JPKM)

m. Program peningkatan kemitraan kesehatan


n. Program peningkatan gizi masyarakat
o.

Program kesehatan jiwa masyarakat

p. Program peningkatan sarana dan prasarana Kesehatan


q. Program pemberdayaan komunitas Kesehatan
7.2.1.3 Urusan Pekerjaan Umum
Program yang akan dilaksanakan untuk urusan Pekerjaan Umum
antara lain:
a.

Program pembangunan jalan dan jembatan

b. Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong.


c.

Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan.

d. Program inspeksi kondisi jalan dan jembatan.

e.

Program tanggap darurat jalan dan jembatan.

f.

Program sistem informasi/data base jalan dan jembatan

g. Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan


h. Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan
jaringan pengairan lainnya
i.

Program penyediaan dan pengelolaan air baku.

j.

Program pengembangan, pengelolaan, dan konservasi sungai, danau dan


sumberdaya air lainnya

k. Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah


l.

Program pengendalian banjir

m. Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh


n. Program pembangunan infrastruktur perdesaan
7.2.1.4 Urusan Perumahan
Program yang akan dilaksanakan untuk urusan Perumahan
antara lain:
a.

Program pengembangan perumahan.

b. Program lingkungan sehat perumahan


c.

Program pemberdayaan komunitas Perumahan

d. Program perbaikan Perumahan akibat bencana alam/sosial


e.

Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran

f.

Program pengelolaan areal pemakaman.

7.2.1.5 Urusan Penataan Ruang


Program yang akan dilaksanakan untuk urusan Penataan Ruang
antara lain:
a.

Program Perencanaan Tata Ruang

b. Program pemanfaatan Ruang


c.

Program pengendalian pemanfaatan Ruang

7.2.1.6 Urusan Perencanaan Pembangunan

Program yang akan dilaksanakan untuk urusan perencanaan


pembangunan antara lain:
a.

Program pengembangan data/informasi

b. Program kerjasama pembangunan


c.

Program pengembangan wilayah perbatasan

d. Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh


e.

Program perencanaan pengembangan kota-kota menengah dan besar.

f.

Program peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan


daerah.

g. Program perencanaan pembangunan daerah.


h. Program perencanaan pembangunan Ekonomi
i.

Program perencanaan sosial budaya

j.

Program perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam

k. Program perencanaan pembangunan rawan bencana.


7.2.1.7 Urusan Perhubungan
Program yang akan dilaksanakan untuk urusan perhubungan antara lain:
a.

Program pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan

b. Program rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas LLAJ.


c.

Program peningkatan pelayanan angkutan

d. Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan


e.

Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas

f.

Program peningkatan kelaikan pengoperasian kenderaan bermotor.

7.2.1.8 Urusan Lingkungan Hidup


Program yang akan dilaksanakan untuk urusan lingkungan hidup antara lain:
a.

Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan.

b. Program pengendalian pencemaran dan perusakan Lingkungan Hidup


c.

Program perlindungan dan konservasi sumberdaya alam.

d. Program rehabilitasi dan pemulihan cadangan Sumber Daya Alam

e.

Program peningkatan kualitas dan akses informasi sumber daya alam dan
lingkungan hidup.

f.

Program peningkatan pengendalian polusi

g. Program pengembangan ekowisata dan jasa lingkungan dikawasankawasan konservasi laut dan hutan.
h. Program pengendalian kebakaran hutan.
i.

Program pengelolaan dan rehabilitasi ekosistem pasisir dan laut.

j.

Program pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH).

7.2.1.9 Urusan Pertanahan


Program yang akan dilaksanakan untuk urusan pertanahan antara lain:
a.

Program penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan


Tanah (P4T)

b. Program penyelesaian konflik-konflik pertanahan


7.2.1.10 Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil
Program yang akan dilaksanakan untuk urusan kependudukan dan catatan
sipil antara lain:
a.

Program penataan administrasi kependudukan

7.2.1.11 Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak


Program yang akan dilaksanaan untuk urusan pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak antara lain:
a.

Program kebijakan tentang keserasian peningkatan kualitas anak dan


perempuan

b. Program penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak


c.

Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan

d. Program

peningkatan

peran

serta

dan

kesetaraan

jender

pembangunan
e.

program penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak

dalam

7.2.1.12 Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera


Program yang akan dilaksanaan untuk urusan keluarga berencana dan
keluarga sejahtera antara lain:
a.

Program Keluarga Berencana (KB)

b. Program kesehatan reproduksi remaja


c.

Program pelayanan kontrasepsi

d. Program pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang


mandiri.
e.

Program pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling KKR

f.

Program peningkatan penanggulangan narkoba, PMS termasuk HIV/AIDS

g. Program pengembangan model operasional BKB (Bina Keluarga Bahagia)Posyandu


7.2.1.13 Urusan Sosial
Program yang akan dilaksanaan untuk urusan sosial antara lain:
a.

Program pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil (KAT) dan


Penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) lainnya.

b. Program pelayanan dan rehabilitasi sosial


c.

Program pembinaan anak terlantar

d. Program pembinaan penyandang cacat


e.

Program pembinaan panti asuhan/panti jompo.

f.

Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial

g. Program pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial


7.2.1.14 Urusan Ketenagakerjaan
Program yang akan dilaksanaan untuk urusan ketenagakerjaan
antara lain:
a.

Program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja

b. Program peningkatan kesempatan kerja


c.

Program perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan

7.2.1.15 Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah


Program yang akan dilaksanakan untuk urusan koperasi dan usaha kecil
menengah (UKM) antara lain:
a.

Program penciptaan iklim usaha kecil menengah yang kondusif

b. Program Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan UKM


c.

Program pengembangan sistem dukungan bagi Usaha Mikro Kecil


Menengah

d. Program pengembangan kualitas kelembagaan Koperasi


7.2.1.16 Urusan Penanaman Modal
Program yang akan dilaksanakan untuk urusan penanaman modal antara lain:
a.

Program peningkatan promosi dan kerjasama investasi

b. Program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi


7.2.1.17 Urusan Kebudayaan
Program yang akan dilaksanakan untuk urusan kebudayaan antara
lain:
a.

Program pengembangan nilai budaya.

b. Program pengelolaan kekayaan budaya.


c.

Program pengelolaan keragaman budaya.

d. Program pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya.


7.2.1.18 Urusan Olahraga dan Pemuda
Program yang akan dilaksanakan untuk urusan olahraga dan pemuda antara lain:
a.

Program peningkatan peran serta pemuda

b. Program peningkatan sarana prasarana Olahraga dan Pemuda

7.2.1.19 Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Program yang akan dilaksanakan berkenaan dengan urusan kesatuan bangsa dan
politik dalam negeri meliputi:
a.

Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan

b. Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal.


c.

Program pengembangan wawasan kebangsaan.

d. Program kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan.


e.

Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan


keamanan.

f.

Program peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat (pekat).

g. Program pendidikan politik masyarakat


h. Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam.
7.2.1.20 Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah, dan Kepegawaian meliputi:
Pemerintahan Umum
a.

Program peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah.

b. Program peningkatan layanan kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala


daerah.
c.

Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah.

d. Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan kabupaten.


e.

Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan desa.

f.

Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian


kebijakan KDH.

g. Program peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur


pengawasan.
h. Program penataan dan penyempurnaan kebijakan sistem dan prosedur
pengawasan.
i.

Program mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat.

j.

Program peningkatan kerjasama antar pemerintah daerah.

k.

Program penataaan peraturan perundang-undangan.

Urusan Kepegawaian
a.

Program pendidikan kedinasan.

b. Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur.


c.

Program pembinaan dan pengembangan aparatur.

7.2.1.21. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


Program yang akan dilaksanaan untuk urusan pemberdayaan masyarakat dan
desa (RW) antara lain:
a.

Program peningkatan keberdayaan masyarakat

b. Program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan


c.

Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa

d. Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa


e.

Program peningkatan peran perempuan di perdesaan

7.2.1.22. Urusan Kearsipan


Program yang akan dilaksanaan untuk urusan kearsipan antara
lain:
a.

Program perbaikan sistem administrasi kearsipan

b. Program penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah


c.

Program pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana Kearsipan

7.2.1.23 Urusan Komunikasi dan Informatika


Program yang akan dilaksanaan untuk urusan komunikasi dan informatika antara
lain:
a.

Program pengembangan komunikasi, informasi dan media masa

b. Program kerjasama informasi dengan mas media


7.2.1.24 Urusan ketahanan pangan
Program yang akan dilaksanaan untuk urusan ketahanan pangan antara lain:
a.

Program peningkatan kesejahteraan petani.

b. Program peningkatan ketahanan pangan

c.

Pengembangan Agribisnis

7.2.2. URUSAN PILIHAN


7.2.2.1 Urusan Pertanian
Program kegiatan yang akan dilaksanakan pada urusan pertanian antara lain:
a.

Program peningkatan kesejahteraan petani.

b. Program peningkatan ketahanan pangan


c.

Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian.

d. Program peningkatan penerapan teknologi pertanian dan perkebunan


e.

Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan.

f.

Program pemberdayaan penyuluh

g. Program Pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak


h. Program peningkatan produksi hasil peternakan
i.

Program peningkatan pemasaran hasil peternakan

j.

Program peningkatan penerapan teknologi peternakan.

7.2.2.2 Kehutanan
Program yang akan dilaksanaan untuk urusan kehutanan antara lain:
a.

Program pemanfaatan potensi sumberdaya hutan

b. Program rehabilitasi hutan dan lahan


c.

Program Perlindungan dan konservasi sumberdaya hutan

d. Program pemanfaatan kawasan hutan


e.

Program pembinaan dan penertiban industri hasil hutan

f.

Program perencanaan pengembangan hutan

7.2.2.3 Energi dan Sumberdaya Mineral


Program yang akan dilaksanaan untuk urusan energi dan sumberdaya mineral
adalah:
Program pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan
7.2.2.4 Pariwisata

Program yang akan dilaksanaan untuk urusan Pariwisata antara lain:


a.

Program pengembangan pemasaran pariwisata

b. Program pengembangan destinasi pariwisata


c.

Program pengembangan kemitraan pariwisata

7.2.2.5 Perikanan dan Kelautan


Program yang akan dilaksanaan untuk urusan Perikanan dan Kelautan antara
lain:
a.

Program pemberdayaan masyarakat pesisir

b. Program pemberdayaan masyarakat dalam pengedalian dan pengawasan


sumberdaya kelautan
c.

Program

peningkatan

kesadaran

dan

penegakan

hukum

dalam

pendayagunaan sumberdaya laut.


d. Program pengembangan budidaya perikanan
e.

Program pengembangan sistem penyuluhan perikanan

f.

Program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan

7.2.2.6 Perdagangan.
Program yang akan dilaksanaan untuk urusan perdagangan antara lain:
a.

Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri

b. Program pembinaan pedagang kaki lima dan asongan


7.2.2.7 Perindustrian
Program yang akan dilaksanaan untuk urusan Ketahanan Pangan antara lain:
a.

Program pengembangan industri kecil dan menengah

b. Program penataan struktur industri


c.

Program pengembangan sentra-sentra industri potensial

7.2.8. Program Kewilayahan

Program yang terkait dengan kerjasama kewilayahan antara lain:


a.

Program pengembangan kapasitas Badan Kerja Sama Pembangunan (BKSP)


Mebidangro.

b. Program kerjasama tataruang Mebidangro


c.

Program kerjasama transportasi regional.

d. Program kerjasama pengelolaan sumber daya air regional


e.

Program kerjasama pembangunan Tempat Pembuangan Akhir (TPA)


Regional

f.

Program kerjasama pengembangan jaringan jalan jembatan di wilayah


perbatasan

Program Kegiatan Pembangunan dengan Pemerintah, Pemerintah Provinsi


dan Pemko/Pemkab Tetangga
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Uraian
Pembangunan Jalan Sejajar Medan
Binjai
Pembangunan Ruas Jalan Tanjung
Morawa Seribu Dolok Tongging
(Rawasaring)
Pembangunan TPA Regional
Pembangunan Ruas Jalan Lingkar
terluar (Outer Regional) Kota Medan
(Kolonel Bejo)
Pembangunan
jalan
menelususri
pantai Kab. Langkat Deli Serdang
Serdang Bedagai
Pembangunan jembatan Sei Ular di
Kec. Pantai Labu dan Desa Paku Kec.
Galang
Pembangunan jalan Tembus Kec. STM
Hulu Kabupaten Karo
Penataan batas Wilayah Kabupaten
Deli Serdang dengan Kabupaten/Kota
Tetangga
Keterpaduan Pembangunan Jaringan
Jalan
dengan
Kabupaten/Kota
Tetangga
Pembangunan Pusat Olah Raga
Kerjasama Pengendalian Tata Ruang

Pemkab/Pemko yang terlibat


Pemprovsu, Pemko Medan, Binjai
Pemprovsu,
Simalungun

Pemkab

Karo

dan

Pemprovsu, Pemko Medan


Pemerintah
Pusat,
Pemprovsu,
Pemko Medan
Pemprovsu, Pemkab Langkat &
Serdang Bedagai
Pemprovsu,
Bedagai

Pemkab

Serdang

Pemprovsu, Pemkab Karo


Pemprovsu, Pemko Medan, Binjai
dan Pemkab Serdang Bedagai
Pemko Medan, Binjai, Pemkab
Langkat dan Serdang bedagai
Pemprovsu
Pemprovsu, Pemko Medan, Binjai
Pemkab Langkat dan Serdang
Bedagai.

BAB VIII
INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS

Untuk menjabarkan visi dan misi Kepala Daerah selama lima tahun ke depan
diperlukan sasaran-sasaran yang akan dicapai yang disertai dengan indikatorindikator terukur. Hal ini sangat membantu dalam mempertajam prioritas kegiatan
dan sekaligus dukungan penganggarannya. Berikut ditampilkan Matrik Visi, Misi
dan Rencana Tindak Pembangunan Kabupaten Deli Serdang 2009-2014.

BAB IX
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH
PELAKSANAAN
9.1. Program Transisi
Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan daerah dan mengisi
kekosongan rencana pembangunan daerah tahun 2015 (Rencana Kerja
Pemerintah Daerah Tahun 2015) yang diperlukan sebagai pedoman bagi
penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
2015, maka dalam rangka menjembatani kekosongan dokumen perencanaan
jangka menengah pada akhir jabatan Kepala Daerah untuk masa bakti 20092014, dapat digunakan program program indikatif Tahun 2014 sebagai dasar
penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2015, sebelum
Kepala Daerah masa bakti 2015-2019 terpilih.
9.2. Kaidah Pelaksanaan
Selanjutnya perlu diperhatikan koordinasi antar program, agar tercipta efisiensi
dan efektifitas baik dalam pembiayaan maupun lama waktu pelaksanaan.
Untuk itu, diperlukan kaidah pelaksanaan yang menjamin terciptanya tata
pemerintahan yang baik, khususnya untuk mengurangi tumpang tindih
pelaksanaan antar program. Selain itu, tujuan adanya kaidah ini adalah
kelanjutan program yang dilakukan. Dengan tata pemerintahan yang baik,
diharapkan implementasi program menjadi lebih terukur dampaknya.
9.2.1. RPJM Daerah merupakan pedoman bagi SKPD dalam menyusun
Renstra SKPD
Dokumen RPJM Daerah ini, yang disusun mulai Tahun 20092014
merupakan penerjemahan visi dan misi bupati terpilih. Dengan

demikian setelah dokumen ini tersusun dan dikeluarkan peraturan


daerah, maka dokumen ini perlu diterjemahkan dalam kegiatan
kegiatan yang akan dilakukan oleh satuan kerja di lingkungan
pemerintahan daerah.
Walaupun demikian perlu ditegaskan disini, bahwa satuan kerja yang
ada diharapkan bekerja dengan prinsipprinsip efektifitas dan efisiensi.
Dengan SKPD yang mengacu terus kepada RPJM Daerah maka tata
pemerintahan yang baik (efisiensi dan efektifitas) akan mudah tercipta.
9.2.2. RPJM Daerah akan digunakan dalam penyusunan RKPD
Sebagaimana dijelaskan diatas, RPJM Daerah sebagai pedoman untuk
penyusunan programprogram dan kegiatan tahunan. Untuk itu,
kegiatan kegiatan yang diusulkan didalam RKPD harus memiliki
hubungan dan keterkaitan yang erat dengan RPJM Daerah, terutama
dengan tahapan dan prioritas bidang pembangunan yang akan
dilaksanakan setiap tahunnya. Tahapan dan Prioritas Pembangunan
tersebut akan menjadi tema dalam penyusunan dokumen RKPD.
Dengan kata lain, penetapan prioritas program dan kegiatan akan
muncul dalam RKPD yang diusulkan baik oleh eksekutif dan legislatif.
Dalam RPJM Daerah, programprogram yang ditawarkan memiliki
dimensi umum dan masih perlu diterjemahkan dalam kegiatankegiatan
riil.
Setelah kegiatan riil dijadwalkan dalam RKPD, maka pembiayaan dapat
disusun, Sumber pembiayaan yang ada saat ini masih bersumber pada
pemerintah (APBD). Dengan sumber pembiayaan hanya dari APBD
yang

terbatas,

berdampak

pada

pilihanpilihan

kegiatan

yang

diusulkan. Untuk itu dimasa mendatang pembiayaan dari pihak ketiga,


yakni swasta maupun masyarakat, perlu digali dan dimanfaatkan.
Dengan semakin banyaknya alternatif sumbersumber pembiayaan,

maka kegiatan yang diusulkan akan semakin besar cakupan dan


area/luasan programnya.
9.2.3. Penguatan peran para pelaku masyarakat dalam pelaksanaan RPJM
Daerah
Sebagaimana dijelaskan diatas, RPJM Daerah ini disusun dengan
menggunakan proses partisipasi publik. Dimulai dengan pembentukan
pokja (kelompok Kerja) yang melibatkan perwakilan antar dinas di
lingkungan pemerintah Kabupaten dengan koordinasi oleh Bappeda.
Setelah itu, hasil kerja ini disosialisasikan kepada stakeholers baik dari
kalangan perguruan tinggi, LSM maupun masyarakat. Setelah adanya
masukan dan kritik, perbaikan laporan dilakukan dengan menghadirkan
beberapa pakar untuk penajaman konsep.
Setelah itu, dokumen RPJM Daerah ini disosialisasikan kembali kepada
masyarakat (stakeholders) dan masukan masyarakat di terjemahkan
kembali dalam programprogram yang diusulkan.
Dengan melalui beberapa proses tersebut, diharapkan terjadi proses
penguatan masyarakat

tersebut. Stakeholders yang kuat, akan

mendorong proses penyusunan program yang transparan, munculnya


kesadaran mengawasi proses penyusunan dan implementasi program
dari mereka. Dengan demikian, stakeholders yang kuat akan mendorong
demokratisasi dan tentunya hal ini akan menjamin efisiensi dan
efektifitas pelaksanaan kegiatan.
9.2.4. Merupakan dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan atas kinerja lima
tahunan dan tahunan
Dengan adanya dokumen RPJM Daearah ini, akan sangat membantu
kepala daerah untuk melihat sejauh mana capaian dari kebijakan yang
sudah dilakukan serta penerjemahan visi dan misi yang telah
ditetapkan.

Dengan adanya pandangan tersebut, diharapkan RPJM Daerah ini


menunjukkan indikatorindikator yang jelas dan terukur agar diperoleh
cara yang mudah untuk melihat keberhasilan pemimpin/kepala daerah.
Sebagaimana dijelaskan diatas, RPJM Daerah ini juga akan menjadi
acuan bagi RKPD yang merupakan kegiatan pokok tahunan. Dengan
demikian kepala daerah nantinya akan mampu melihat tingkat
keberhasilan yang dicapai dari indikator kinerja tahunan maupun lima
tahunan yang sudah ada dalam RPJMD.

Anda mungkin juga menyukai