A. LATAR BELAKANG
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
merupakan dokumen pembangunan daerah yang mempunyai kurun waktu
5 (lima) tahun. Dokumen ini digunakan sebagai acuan dalam penyusunan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang memiliki jangka waktu 1
(satu) tahun berdasarkan perencanaan pembangungan yang telah
disusun. Kandungan yang termuat dalam dokumen RPJMD berupa
penjabaran visi, misi, dan program kepala daerah ke dalam strategi
pembangunan daerah, kebijakan umum, program prioritas kepala daerah,
dan arah kebijakan keuangan daerah. Berdasarkan RPJMD tersebut,
pemerintah daerah dapat menyusun rencana kegiatan yang bersifat
operasional.
Dengan
demikian,
perencanaan
daerah
dapat
terimplementasikan sesuai dengan visi dan misi kepala daerah yang telah
dijanjikan pada masa kampanye.
Pada saat ini, perencanaan pembangunan Provinsi Jawa Barat
mengacu kepada RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 2018, yaitu
pada masa pemerintahan Gubernur Jawa Barat periode kedua yang
diamanatkan kepada Ahmad Heryawan. Masa berlaku RPJMD ini akan
habis pada tahun 2018. Oleh karena itu, perlu adanya inisiasi untuk mulai
menyusun kerangka RJMD selanjutnya sebelum diadakan pemilihan kepala
daerah yang baru. Penyusunan RPJMD ini terdiri atas beberapa tahapan, di
antaranya tahap penyusunan kajian pendahuluan (background study),
pelaksanaan evaluasi dokumen rencana pembangunan sebelumnya,
penyusunan rancangan rencana pembangunan secara teknokratik,
penyusunan rancangan awal rencana pembangunan, penyusunan
rancangan rencana pembangunan, penyusunan rancangan akhir rencana
pembangunan, penetapan rencana pembangunan, dan pelaksanaan
sosialisasi. Tahapan ini sesuai dengan tahapan penyusunan RPJMN 2015
2019 berdasarkan aturan yang termuat dalam Peraturan Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 1 Tahun 2014. Dalam
peraturan tersebut, tahapan pertama yang harus dilakukan dalam
penyusunan RPJMD yaitu dengan membuat dokumen kajian pendahuluan
terlebih dahulu. Dokumen ini biasa disebut dengan background study. Inti
dari dokumen background study ini adalah hasil kajian tentang kondisi
daerah dan kinerja urusan lima tahun terakhir, isu strategis yang akan
menjadi landasan RPJMD berikutnya, serta indikator kinerja daerah yang
akan ditetapkan pada RPJMD tersebut. Dari kajian pendahuluan ini,
substansi perencanaan pembangunan mulai dirumuskan. Analisis yang
dihasilkan masih bersifat teknokratis, yaitu kajian yang dilakukan dengan
menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah untuk menganalisis
kondisi obyektif melalui pertimbangan beberapa skenario pembangunan
selama periode rencana berikutnya. Setelah melalui proses teknokratis,
perencanaan akan melalui proses politis, yakni proses penyesuaian
perencanaan dengan visi, misi, dan program prioritas kepala daerah.
Sebelum proses politis itulah perlu dipersiapkan dokumen teknokratis
yang paling pertama untuk merancang RPJMD, yaitu dokumen background
SUB URUSAN
Perumahan
Kawasan Permukiman
3
4
Air Minum
Persampahan
DAERAH PROVINSI
a. Penyediaan
dan
rehabilitasi
rumah
korban bencana provinsi.
b. Fasilitasi
penyediaan
rumah
bagi
masyarakat
yang
terkena
relokasi
program Pemerintah Daerah provinsi.
Penataan dan peningkatan kualitas kawasan
permukiman kumuh dengan luas 10 (sepuluh) ha
sampai dengan di bawah 15 (lima belas) ha.
Penyelenggaraan PSU permukiman.
Sertifikasi dan registrasi bagi orang atau badan
hukum yang melaksanakan perancangan dan
perencanaan rumah serta perencanaan PSU
tingkat kemampuan menengah.
Pengelolaan dan pengembangan SPAM lintas
daerah kabupaten/kota.
Pengembangan
sistem
dan
pengelolaan
Air Limbah
Drainase
Permukiman
10
Bangunan Gedung
11
Jasa Konstruksi
persampahan regional.
Pengelolaan dan pengembangan sistem air
limbah domestik regional.
Pengelolaan
dan
pengembangan
sistem
drainase yang terhubung langsung dengan
sungai lintas Daerah kabupaten/kota.
Penyelenggaraan
infrastruktur
pada
permukiman di kawasan strategis Daerah
provinsi.
a. Penetapan bangunan gedung untuk
kepentingan strategis Daerah provinsi.
b. Penyelenggaraan
bangunan
gedung
untuk kepentingan strategis Daerah
provinsi.
Penyelenggaraan penataan bangunan dan
lingkungan di kawasan strategis Daerah provinsi
dan penataan bangunan dan lingkungannya
lintas Daerah.
a.
Penyelenggaraan pelatihan tenaga ahli
konstruksi.
b.
Penyelenggaraan sistem informasi jasa
konstruksi cakupan Daerah provinsi.
B. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Ketentuan Pokok-Pokok
Agraria
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistemnya
4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN)
8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
9. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
10.Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman
11.Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
12.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2003
tentang Penatagunaan Tanah
13.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2005
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2002 Tentang Bangunan Gedung
14.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007
tentang
Pembagian
Urusan Pemerintah
Antara Pemerintah,
Pemerintah
Daerah
Provinsi,
dan
Pemerintah
Daerah
Kabupaten/Kota
15.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008
tentang
Tahapan,
Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
16.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008
Tujuan Misi
Sasaran Misi
Meningkatkan
ketersediaan
infrastruktur untuk
peningkatan
produktivitas ekonomi
dan pelayanan dasar
Meningkatnya
kualitas
pemenuhan
infrastruktur dasar
masyarakat
Meningkatkan kondisi
infrastruktur sumber daya air
dan irigasi untuk konservasi,
pendayagunaan sumber daya
air, serta pengendalian daya
rusak air
Peningkatan
pendayagunaan sumber
daya air
Peningkatan ketersediaan
sarana dan prasarana air
minum
Peningkatan cakupan
pelayanan air limbah
domestik
Peningkatan cakupan
layanan persampahan
Pengembangan lingkungan
permukiman sehat
jam)
Meningkatkan pelayanan jasa
konstruksi dan kinerja
pengelolaan bangunan,
gedung/rumah negara
Meningkatkan ketersediaan
dan kualitas perumahan
Meningkatnya
percepatan
pembangunan
infrastruktur
strategis
Meningkatkan kondisi
infrastuktur sumberdaya air
dan irigasi untuk konservasi,
pendayagunaan sumber daya
air, serta pengendalian daya
rusak air
Peningkatan kualitas
penyelenggaraan jasa
konstruksi
Peningkatan ketersediaan
rumah layak huni untuk
rakyat miskin dan buruh
(Masyarakat
Berpenghasilan
Rendah/MBR)
Pembangunan infrastruktur
sumber daya air dan irigasi
Peningkatan akses
masyarakat terhadap air
minum regional
Peningkatan pengolahan
sampah skala regional
Satuan
2013
2018
Program Pembangunan
Daerah
Persen
54-58
74-76
Persen
63-63,5
68-69
Cakupan layanan
persamahan perkotaan
Persen
63-64
70-71
Persen
100 (60ha)
85-80
Persen
25-27
35-37
Persen
91,50-92,12
94,49-95,09
Program pengembangan
perumahan dan kawasan
permukiman
Persen
100
100
Program pengembangan
perumahan dan kawasan
permukiman
Persen
3,7
Cakupan layanan
persamphan perkotaan oleh
sistem regional
Persen
31
37-39
D. STUDI LITERATUR
Studi Literatur Teknis
a. Perkiraan Kebutuhan Perumahan
Perhitungan estimasi kebutuhan perumahan tidak sama dengan
perhitungan permintaan perumahan. Hal ini disebabkan faktor yang
mempengaruhi kedua perhitungan tersebut berbeda. Kebutuhan
perumahan tidak mempertimbangkan faktor-faktor yang terdapat pada
permintaan perumahan. Permintaan perumahan mempertimbangkan
aspek tingkat kemampuan konsumen (affordability) dan kemauan
untuk memiliki rumah (willingness to pay), sedangkan pada
perhitungan kebutuhan perumahan tidak mempertimbangkan faktorfaktor tersebut.
Kebutuhan perumahan dideskripsikan sebagai jumlah rumah yang
harus disediakan di masa yang akan datang. Kebutuhan tersebut
diperoleh berdasarkan proyeksi jumlah keluarga dan jumlah kebutuhan
rumah saat ini. Jumlah kebutuhan rumah saat ini dapat dihitung dari
jumlah rumah layak huni dengan jumlah backlog perumahan. Backlog
perumahan adalah jumlah keluarga yang tidak memiliki rumah dan
jumlah keluarga yang tinggal di bawah standar rumah layak
(Departemen Kimpraswil, 2002).
Hal terpenting yang harus diperhatikan dalam menghitung
kebutuhan perumahan adalah ketepatan proyeksi jumlah penduduk di
masa mendatang. Perubahan populasi penduduk harus dapat dideteksi
semaksimal mungkin. Beberapa faktor utama yang mempengaruhi
perubahan populasi penduduk di antaranya jumlah kelahiran dan
kematian, jumlah penduduk berdasarkan usia, serta jumlah migrasi
masuk dan keluar penduduk suatu kota atau wilayah. Perubahan
populasi dan perubahan pola pernikahan dan perceraian serta kondisi
perekonomian keluarga juga dapat memengaruhi jumlah keluarga yang
terbentuk pada kota atau wilayah tersebut.
Jumlah Kebutuhan Perumahan = B + N S
Satua
n
Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
(tahun
2013)
unit
2014
2015
2016
2017
2018
Target
Target
Target
Target
Target
10
25000
16000
17000
22000
20000
unit
289
4000
4000
4000
4000
4000
persen
91,5092,12
92,1292,71
92,7193,30
93,3093,89
93,8994,49
94,4995,09
2019 2024. Sesuai dengan target Direktorat Jenderal Cipta Karya yang
terkenal dengan target 100%-0%-100%. Target ini tercantum dalam RPJMN
2015 2019 yang berisi target 100% akses air minum, 0% kawasan
permukiman kumuh, dan 100% akses sanitasi layak. Untuk mencapai
target ini, pemerintah membutuhkan indikator yang konkret yang
mengacu pada UU Pemerintahan Daerah, khususnya mengenai tanggung
jawab pemerintah provinsi dalam menganangi kawasan permukiman
kumuh. Harus dilakukan identifikasi total luas kawasan permukiman
kumuh yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah Provinsi Jawa
Barat. Setelah itu, ditargetkan agar mencapai pengurangan luasan hingga
0% paling lambat sampai tahun akhir perencanaan.
Air bersih adalah kebutuhan utama yang harus terpenuhi untuk
menjaga kelangsungan hidup manusia. Karena kebutuhan ini bersifat vital
dan mencakup kebutuhan orang banyak, maka sudah menjadi kewajiban
pemerintah untuk menjamin kecukupannya. Untuk mengetahui tingkat
kecukupan air bersih di suatu daerah, pemerintah telah menetapkan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) kebutuhan air bersih. Indikator beserta
kondisi kinerja awal dan target-targetny yang digunakan pada RPJMD
sebelumnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Indikator Kinerja
Program (Sumber: SPM
dan Janji Kampanye
Gubernur)
Satua
n
persen
Terbangunnya Pipa
Jaringan Distribusi Utama
(JDU) SPAM IKK
kawasa
n
Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
(tahun
2013)
2014
2015
2016
2017
2018
Target
Target
Target
Target
Target
60,52%
58-63
63-70
70-73
73-74
74-76
40
40
40
40
40
Terbangunnya SPAM
Perdesaan/Desa
Miskin/Rawan Air
desa
Terbangunnya SPAM
kawasan MBR
kawasa
n
n/a
Terbangunnya SPAM di
kawasan khusus
kawasa
n
n/a
Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
(tahun
2013)
Satua
n
2014
2015
2016
2017
2018
Target
Target
Target
Target
Target
persen
63-63,5
63,564
64-65
65-67
67-68
68-69
Cakupan layanan
persampahan perkotaan
persen
63-64
64-65
65-67
67-68
68-69
70-71
persen
100 (60ha)
97-95
95-90
90-88
88-85
85-80
1
2
Indikator Kinerja
Pembangunan
Daerah
Cakupan Pelayanan
Persampahan
Perkotaan
Cakupan Pelayanan
Air Limbah Domestik
Satu
an
2013
2014
2015
Pers
en
Targ
et
Capai
an
Stat
us
Targ
et
Capai
an
Stat
us
Targ
et
Capai
an
Stat
us
Perse
n
6570
64,7
6465
64,88
6567
65,65
Perse
n
6772
63,4
63,5
6
63,59
6465
65,03
Pada tahun 2014 dan 2015, semua target dapat tercapai. Dengan
begitu, kemungkinan terbesar, harapan target pada tahun berikutnya akan
tercapai apabila mempertahankan usaha-usaha yang telah dilakukan dan
lebih meningkatkannya. Sistem pengangkutan persampahan dan sistem
pembuangan air limbah pun juga harus melihat kondisi geografis pada
kawasan permukiman tersebut. Untuk pengangkutan sampah, alat angkut
harus disesuaikan dengan kondisi jalan yang ada, sedangkan untuk sistem
pembuangan air limbah, akan lebih efektif menggunakan sistem terpusat
apabila kondisi permukimannya padat penduduk, sedangkan apabila
jarang penduduk, lebih baik menggunakan sistem pembuangan limbah
setempat seperti septic tank dan sejenisnya.
Satua
n
persen
Kondisi
Kinerja
Awal
RPJMD
(tahun
2013)
25-27
2014
2015
2016
2017
2018
Target
Target
Target
Target
Target
27-29
29-31
31-33
33-35
35-37
Perencanaan
Komitmen
dan
(PPK)
J. SUMBER PENDANAAN
Sumber pendanaan berasal dari APBD Provinsi Jawa Barat Tahun
2016 sebesar Rp 500.000.000,-. Pembiayaan sudah termasuk biaya-biaya
berikut:
1. Biaya jasa tenaga ahli
2. Biaya akomodasi dan transportasi pengumpulan data
K. SISTEM PELAPORAN
Keluaran utama dari kegiatan penyusunan Background Study ini
yaitu berupa laporan Background Study RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun
2019 2023 Bidang Cipta Karya. Laporan ini sebagai dasar acuan dalam
penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2019 2023. Jenis laporan
yang harus diserahkan kepada pejabat pembuat komitmen adalah sebagai
berikut:
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan ini diserahkan 1 bulan setelah dimulainya
pekerjaan dan dibuat rangkap 10 (sepuluh) menggunakan kertas A4.
Laporan Pendahuluan ini memuat latar belakang kegiatan, maksud,
tujuan dan sasaran, ruang lingkup dan metodologi kegiatan serta
rencana kerja pelaksanaan kegiatan.
2. Laporan Antara
Laporan Antara diserahkan 3 bulan setelah dimulainya pekerjaan dan
dibuat rangkap 10 (sepuluh) menggunakan kertas A4.
Laporan Antara memuat hasil dari orientasi perencanaan daerah,
pengumpulan data/informasi, kajian terhadap RPJMD sebelumnya,
perumusan isu dan permasalahan di bidang cipta karya.
3. Laporan Akhir Background Study RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2019
2023.
Laporan akhir dari seluruh materi Background Study Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) diserahkan 5 bulan
setelah dimulainya pekerjaan dan dibuat rangkap 10 (sepuluh)
menggunakan kertas A4 dengan softcopy-nya dalam bentuk CD
sebanyak 10 (sepuluh) buah.
4. Laporan Ringkasan Eksekutif
Laporan ringkasan eksekutif ini diserahkan bersamaan dengan laporan
akhir Background Study RPJMD. Dibuat rangkap 10 (sepuluh)
menggunakan kertas A4.
A JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Jangka waktu yang dibutuhkan dalam rangka pelaksanaan seluruh
kegiatan dalam penyusunan Background Study RPJMD Provinsi Jawa Barat
Tahun 2019 2023 Bidang Cipta Karya ini adalah 5 (tiga) bulan atau 150
(sembilan puluh) hari kalender.
L. KEBUTUHAN TENAGA AHLI DAN TENAGA PENDUKUNG
Kualifikas
Spesialisasi/Pen
i
Pengala
No
Jabatan
didikan
Pendidika
man
n Minimal
A. TENAGA AHLI
1
Ketua Tim
Teknik
S2/S1
7 tahun
Planologi/Teknik
(S2)/12
Aristektur
tahun
(S1)
2
Ahli Perumahan Teknik Planologi
S1
8 tahun
dan
Permukiman
3
Ahli Prasarana
Teknik Planologi
S1
6 tahun
dan Sarana
4
Ahli Lingkungan Teknik Lingkungan
S1
6 tahun
B.
TENAGA PENDUKUNG
1
Sekretaris/
Diploma II/Diploma D-II atau
Administrator/
III Sekretaris
D-III
Operator
Komputer
2
Drafter/
Diploma II/Diploma D-II atau
Operator GIS
III Teknik
D-III
Informatika/
Sipil/Arsitektur
3
Surveyor
Diploma II/Diploma D-II atau
III Teknik
D-III
Informatika/
Sipil/Arsitektur
Jumlah
TA
(orang
)
1
1
1
1
............................................
NIP. ................................