Anda di halaman 1dari 25

2

3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah yang telah
dijabarkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 1 Tahun 2022
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga 12 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Purbalingga;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2017 tentang
Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata
Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,
Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2019 tentang
Sistem Informasi Pemerintahan Daerah; serta
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 90 Tahun 2019 tentang
Klasifikasi, Kodefikasi dan nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan
Daerah sebagaimana telah dimutakhirkan dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri
Nomor 050/5889 tentang Hasil Verifikasi dan Validasi Pemutakhiran Klasifikasi,
Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah.

II. KEBIJAKAN UMUM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH


Kebijakan Umum Perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Purbalingga tahun
2024 adalah sebagai berikut :
1. Diarahkan pada pencapaian visi “Purbalingga Yang Mandiri dan Berdaya Saing
Menuju Masyarakat Sejahtera yang Berakhlak Mulia” dengan memperhatikan
urusan pemerintah yang menjadi kewenangan, tugas pokok dan fungsi pemerintah
kabupaten serta upaya percepatan dan perwujudan sasaran utama pembangunan
nasional;
2. Disusun dengan memperhatikan RPJMD Kabupaten Purbalingga Tahun 2021-2026,
hasil evaluasi capaian pembangunan daerah tahun 2022, keberlanjutan kinerja
pembangunan daerah tahun 2023, keberlanjutan penanganan dan pemulihan
dampak pandemi Covid-19 pada sektor perekonomian, sosial dan kesehatan dengan
melibatkan masyarakat secara aktif, pentahelix pemangku kepentingan
pembangunan, serta dinamika kebijakan pembangunan nasional.
3. Diselaraskan dengan berbagai kebijakan nasional diantaranya Peraturan Presiden
Nomor 59 Tahun 2017 tentang Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable
Development Goals (TPB/SDG’s), Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang
RPJMN Tahun 2020-2024, Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang
Standar Pelayanan Minimal (SPM), Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2019
tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi Kawasan Kendal-Semarang-Salatiga-
Demak-Grobogan, Kawasan Purworejo-Wonosobo-Magelang-Temanggung, dan
Kawasan Brebes-Tegal-Pemalang, serta Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020

Jalan Onje 1 B Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah 53311


Telepon (0281) 891012-891059 -891450 / Fax (0281) 891271
Website: www.purbalinggakab.go.id
3

tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang
Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
4. Dilaksanakan secara transparan, responsive, efisien, efektif, terukur, akuntabel,
berorientasi pada hasil (outcome), dengan pendekatan money follow programme dan
programme follow result, berprinsip pada pembangunan yang berkelanjutan, inovatif
dan kreatif dalam menyelesaikan permasalahan pembangunan sekaligus pencapaian
sasaran RPJMD Kabupaten Purbalingga secara tuntas.
5. Merupakan dukungan terhadap upaya perwujudan tujuan pembangunan nasional
yaitu menuju “Indonesia maju yang berdaulat secara politik, mandiri dalam
bidang ekonomi dan berkepribadian dalam Bidang kebudayaan dengan
berlandaskan gotong royong sebagaimana dirumuskan dan diwujudkan melalui 9
(Sembilan) Misi yang dikenal sebagai Nawacita kedua, yang kemudian dijabarkan
dalam 7 (tujuh) agenda pembangunan nasional yang tercantum dalam RPJMN Tahun
2020-2024 meliputi :
a. Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas;
b. Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan;
c. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas dan Berdaya Saing;
i.Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan;
d. Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi dan
Pelayanan Dasar;
e. Membangun Lingkungan Hidup, Meningkatkan Ketahanan Bencana dan
Perubahan Iklim;
f. Memperkuat Stabilitas Polhukhankam dan Transformasi Pelayanan Publik
6. Merupakan Dukungan terhadap upaya pencapaian sasaran pokok pembangunan
Jawa Tengah tahun 2024, dengan prioritas meliputi :
a. Peningkatan kapasitas perekonomian yang berdaya saing dan merata berbasis
sektor unggulan didukung dengan pengendalian inflasi yang lebih optimal dan
infrastruktur yang merata dan berkualitas;
b. Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang lebih pintar, sehat, bugar, dan
adaptif secara inklusif dan merata;
c. Peningkatan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dalam rangka
mengoptimalkan daya dukung dan daya tampung;
d. Perbaikan tata Kelola pemerintahan yang adaptif dan kolaboratif.
7. Mewujudkan pencapaian sasaran pokok pembangunan Purbalingga tahun 2024,
meliputi:
a. Pertumbuhan ekonomi Purbalingga diproyeksikan pada kisaran 5 – 6 persen,
melalui upaya mengembangkan komoditas sektor primer yang memiliki nilai
strategis, peningkatan investasi pada sektor yang banyak menyerap tenaga
kerja, memberikan pelayanan perijinan mudah dan cepat, penetapan upah
minimum kabupaten yang kompetitif; peningkatan daya saing dan omset produk
usaha mikro kecil, pengembangan infrastruktur dan optimalisasi kawasan
peruntukan industri; peningkatan penyaluran kredit perbankan dan lembaga
keuangan mikro untuk usaha produktif.
b. Inflasi diprediksi pada kisaran kurang dari 5 persen, dengan upaya menjamin
kelancaran distribusi, ketersediaan dan pasokan kebutuhan pokok; menjaga
ekspektasi positif masyarakat; meningkatkan koordinasi Tim Pengendali Inflasi
Daerah Kabupaten.
c. Kemiskinan diprediksi pada kisaran 14 s.d 15 persen dan kemiskinan ekstrim
ditargetkan 0 %, yang diupayakan melalui :
1) Pengurangan beban pengeluaran masyarakat miskin.

Jalan Onje 1 B Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah 53311


Telepon (0281) 891012-891059 -891450 / Fax (0281) 891271
Website: www.purbalinggakab.go.id
4

2) Peningkatan Pendapatan masyarakat miskin.


3) Pemberdayaan ekonomi mikro dan kecil.
4) Sinergitas program dengan pemerintah pusat dan provinsi serta pemangku
kepentingan lainnya dalam upaya penanganan kemiskinan.
5) Sinergitas program dengan pemerintah desa dalam upaya penanganan
kemiskinan
d. Tingkat pengangguran terbuka diprediksi pada angka kurang dari 5 persen
dengan upaya menciptakan perluasan lapangan kerja melalui program kartu pra
kerja, pengembangan dan peningkatan kompetensi tenaga kerja; perluasan
kesempatan berusaha dan kesempatan kerja dengan investasi padat karya serta
perlindungan terhadap tenaga kerja.
e. Indeks Pembangunan Manusia diprediksi mencapai 70,16 persen, diupayakan
melalui:
1) Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan utamanya untuk
keluarga miskin serta meningkatkan layanan pendidikan, dengan arah
kebijakan berupa peningkatan sarana prasarana, tenaga pendidik dan
kependidikan, serta penguatan manajemen penyelenggaraan pendidikan.
2) Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan utamanya untuk
Keluarga miskin serta meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, dengan
arah kebijakan berupa peningkatan kualitas layanan Kesehatan pemerintah,
penyediaan sarpras pelayanan kesehatan, peningkatan SDM tenaga
kesehatan dan penguatan manajemen penyelenggaraan kesehatan.
3) Meningkatkan paritas daya beli melalui :
a) Menciptakan iklim investasi yang kondusif;
b) Mengembangkan destinasi wisata dan ekonomi kreatif;
c) Introduksi teknologi dan pengembangan industri utamanya yang
berbahan baku lokal;
d) Meningkatkan ketrampilan dan kompetensi tenaga kerja serta
mengembangkan hubungan industrial yang harmonis;
e) Meningkatkan manajemen dan jejaring usaha bagi usaha mikro dan
koperasi;
f) Optimalisasi lahan untuk pengembangan komoditas pertanian bernilai
tambah tinggi yang sesuai dengan karakteristik agro ekologi wilayah;
g) Menerapkan teknologi budidaya, pakan dan genetik ternak;
h) Menerapkan teknologi budidaya, pakan dan genetik Ikan,
i) Meningkatkan manajemen dan revitalisasi pasar tradisional,
j) Pembinaan administrasi dan persyaratan ekspor,
k) Meningkatkan perlindungan terhadap konsumen,
l) Meningkatkan rekruitmen dan pelatihan calon transmigran.
8. Memperhatikan capaian kinerja tahun 2022 dan rencana target capaian tahun 2023,
serta dinamika dan lingkungan strategis yang berkembang (antara lain dokumen
rencana tata ruang dan wilayah; dan rencana impelementasi sustainable
development Goals tahun 2016-2030).
9. Memperhatikan masukan pentahelix pemangku kepentingan pembangunan, arahan
Bupati/Wakil Bupati, masukan reses dan aspirasi DPRD, serta usulan masyarakat
Kabupaten Purbalingga.
10. Meningkatkan inovasi dan kreasi dalam setiap program/kegiatan dengan
mendasarkan hasil penelitian dan pengembangan sebagai upaya terobosan dalam
penanganan isu strategis pembangunan daerah.
11. Pembangunan berbasis kewilayahan dengan meningkatkan potensi dan keunggulan
daerah, serta memperhatikan kondisi sosial, budaya dan ekonomi di setiap wilayah.

Jalan Onje 1 B Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah 53311


Telepon (0281) 891012-891059 -891450 / Fax (0281) 891271
Website: www.purbalinggakab.go.id
5

12. Membangun dan meningkatkan keterbukaan informasi publik melalui pelibatan


seluruh pemangku kepentingan termasuk komunitas masyarakat berkebutuhan
khusus/kelompok rentan dengan mendorong peran aktif dan menjamin hak
masyarakat untuk terlibat dalam proses pengambilan kebijakan publik sebagai bentuk
mekanisme check and balances.
13. Meningkatkan kelengkapan, akurasi dan validasi pemanfaatan data serta informasi
dalam proses perencanaan pembangunan daerah.
14. Meningkatkan keterpaduan proses perencanaan dan penganggaran; meningkatkan
kualitas belanja berbasis kinerja yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel; serta
mengutamakan belanja publik yang mampu memberikan dampak tinggi untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
15. Pengembangan potensi sumber pendanaan baru melalui pengembangan pendanaan
kreatif dengan memaksimalkan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha,
peningkatan peran swasta melalui kegiatan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan
Perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR), peningkatan peran filantropi dan
Kerjasama dengan lembaga pengelola dana keagamaan/zakat/sedekah/infaq dalam
kegiatan pembangunan.
16. Meningkatkan pendapatan daerah melalui pengembangan inovasi pemungutan pajak
dan optimalisasi pemanfatan aset.

III. ARAH DAN PRIORITAS DAERAH


A. Isu Strategis Pembangunan Purbalingga Tahun 2024

1. Produktivitas dan Daya Saing Ekonomi yang Berkelanjutan


Pembangunan ekonomi merupakan salah satu pilar dalam rangka
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Meningkatnya pendapatan perkapita
masyarakat dengan sendirinya akan meningkatkan kemampuan daya beli
masyarakat yang pada akhirnya akan mendorong peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Pada tahun 2021 PDRB per kapita Kabupaten Purbalingga sebesar Rp.
17,73 juta.
Dalam struktur PDRB Kabupaten Purbalingga, Sektor Industri
Pengolahan/Manufacturing memberikan kontribusi terbesar yaitu sebesar 28,07
persen disusul Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (26,51 persen), serta
Sektor Perdagangan Besar dan Eceran (12,58 persen). Meskipun angka PDRB per
kapita relatif kecil, tetapi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Purbalingga pasca
pandemi covid pada tahun 2020 yang anjlok ke -1,23%, berhasil tumbuh ke angka
3,19%, pada tahun 2021. Berdasarkan angka sementara dari BPS, pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten Purbalingga tahun 2022 berkisar diangka 5,1 – 5,7%.
Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan Sektor Pertanian mengalami
fluktuasi (lebih rendah dibanding pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan dan Jasa).
Fluktuasi pertumbuhan Sektor Pertanian adalah hal yang wajar dan menunjukkan
adanya dinamika perekonomian yang positif. Hal ini disebabkan karena sekalipun
telah ditempuh berbagai upaya peningkatan produktivitas melalui intensifikasi
pertanian,namun karena ketersediaan lahan pertanian yang semakin terbatas, maka
produktivitasnya sulit untuk ditingkatkan lagi. Di sisi lain sektor sekunder dan tersier
terus bertumbuh dengan lebih cepat seiring dengan perkembangan teknologi dan
permintaan produk-produk manukfaktur dan jasa.
Meskipun pertumbuhan ekonomi memiliki trend positif dari tahun ke tahun,
namun apabila tidak diiringi dengan peningkatan pemerataan pendapatan maka tidak

Jalan Onje 1 B Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah 53311


Telepon (0281) 891012-891059 -891450 / Fax (0281) 891271
Website: www.purbalinggakab.go.id
6

banyak memberi pengaruh terhadap peningkatan daya beli masyarakat. Seperti yang
telah diketahui bahwa pandemi Covid-19 di Indonesia secara nyata berdampak pada
seluruh sektor kehidupan dan menjadi sebuah tantangan baru bagi masyarakat. Oleh
karena itu dalam rangka peningkatan dan pemerataan pendapatan per kapita
masyarakat serta pemulihan ekonomi masyarakat, maka kebijakan yang harus
ditempuh adalah pengembangan serta peningkatan produktivitas dan daya saing
sektor-sektor ekonomi rakyat seperti pertanian dalam arti luas, perdagangan, Usaha
Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM), industri kecil dan industri rumah tangga, serta
koperasi. Disamping itu, dalam rangka perluasan kesempatan kerja dan
mengendalikan pencemaran lingkungan hidup, pengembangan investasi harus
diarahkan pada pengembangan industri padat karya dan ramah lingkungan. Dalam
hal ini, data menunjukkan bahwa pada tahun 2022 Tingkat Pengangguran Terbuka
(TPT) di Kabupaten Purbalingga sebesar 5,23 persen, lebih rendah dibanding TPT
tahun 2021, yaitu sebesar 6,05 persen.
2. Kecukupan Kebutuhan Pokok Masyarakat
Berdasarkan data BPS, Angka Kemiskinan di Kabupaten Purbalingga tahun
2022 turun sebesar 0,94 persen dari tahun 2021, yakni 16,24 persen menjadi
sebesar 15,30 persen. Secara komparatif, Kabupaten Purbalingga masih menempati
peringkat ke-4 di Provinsi Jawa Tengah. Relatif tingginya angka kemiskinan tersebut
disebabkan masih relatif rendahnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan hidup pokoknya serta naiknya batas kemiskinan yang semula ditetapkan
sebesar Rp. 384.183,- Pada tahun 2021 menjadi sebesar Rp. 407.849,- pada tahun
2022.
Kompleksitas permasalahan kemiskinan menyebabkan upaya
penanggulangan kemiskinan harus dilaksanakan secara sistematis, terarah, terpadu
dan berkelanjutan. Artinya upaya penanggulangan kemiskinan harus mampu
menyentuh akar penyebabnya tidak hanya menangani gejala yang nampak, harus
mencakup seluruh strata keluarga miskin dengan sasaran yang jelas dengan
melibatkan seluruh sektor terkait dan dilaksanakan secara terus-menerus.
Berdasarkan kondisinya, keluarga miskin dikelompokan menjadi 4 (empat)
klaster. Klaster 1 yaitu keluarga miskin yang tidak memiliki potensi untuk
diberdayakan agar mampu melakukan aktivitas produktif seperti misalnya orang
lanjut usia yang tidak memiliki pengampu, anak terlantar, penyandang cacat ganda,
dan sebagainya. Untuk keluarga miskin klaster 1, satu-satunya intervensi yang harus
diberikan oleh pemerintah adalah upaya yang bersifat karitatif yaitu dengan
memberikan bantuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak dan
bermartabat termasuk di dalamnya memberikan akses layanan kesehatan dan
pendidikan. Keluarga miskin klaster 2 adalah keluarga miskin yang masih
memungkinkan untuk diberdayakan meskipun dalam skala yang terbatas. Termasuk
dalam klaster 2 adalah keluarga miskin dalam usia produktif yang sehat secara
jasmani dan mental meskipun tidak memiliki aset produktif atau memiliki dalam skala
yang sangat terbatas. Intervensi pemerintah yang dapat diberikan kepada keluarga
miskin klaster 2 adalah berupa upaya pemberdayaan yang dilakukan bersamaan
dengan upaya karitatif yaitu pemberian bantuan/stimulan bagi pemenuhan kebutuhan
hidup pokok, layanan kesehatan, layanan pendidikan, dan sebagainya. Keluarga
miskin klaster 3 adalah keluarga miskin yang memiliki aktivitas produktif meskipun
dalam skala mikro sehingga masih memungkinkan untuk dientaskan. Di samping
pemberian bantuan stimulan untuk mengurangi beban pengeluarannya, upaya
pengentasan keluarga miskin klaster 3 dapat dilakukan melalui peningkatan
keterampilan usaha, fasilitasi permodalan, fasilitasi sarana dan prasarana usaha, dan

Jalan Onje 1 B Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah 53311


Telepon (0281) 891012-891059 -891450 / Fax (0281) 891271
Website: www.purbalinggakab.go.id
7

sebagainya. Adapun klaster 4 adalah kelompok masyarakat rentan miskin yang


membutuhkan dukungan dan fasilitasi pemerintah melalui berbagai program
pembangunan agar tidak jatuh miskin terutama ketika terjadi gejolak ekonomi yang
menimbulkan kenaikan harga kebutuhan hidup pokok.
Di samping intervensi dalam rangka pengurangan pengeluaran dan
peningkatan pendapatan keluarga miskin, yang paling bersifat strategis adalah upaya
pencegahan pewarisan kemiskinan dari keluarga miskin kepada anak keturunannya
untuk memutus rantai kemiskinan. Agar tidak mewarisi kemiskinan orang tuanya,
anak-anak keluarga miskin harus tercukupi kebutuhan hidupnya secara memadai
berupa pemenuhan kebutuhan pangan dalam jumlah dan kualitas yang memadai,
hidup dalam lingkungan yang sehat, serta memperoleh layanan kesehatan dan
pendidikan yang berkualitas. Dengan demikian diharapkan anak-anak keluarga
miskin dapat mengalami tumbuh kembang menjadi manusia dewasa yang sehat
jasmani dan rohani serta cukup memiliki bekal ilmu dan keterampilan sehingga
memiliki daya saing untuk memperoleh lapangan pekerjaan atau berusaha secara
mandiri.
3. Penguatan Daya Saing Sumberdaya Manusia
Pembangunan manusia juga menjadi isu strategis karena menyangkut
pemenuhan hak dasar rakyat yang dijamin konstitusi. Pemenuhan hak dasar ini
antara lain meliputi hak untuk mendapatkan identitas/ legalitas, akses layanan
kesehatan, akses layanan pendidikan, pangan, perumahan sehat dan layak, serta
fasilitas sanitasi dan akses terhadap air minum. Pembangunan manusia dilakukan
pada seluruh siklus hidup manusia sejak janin dalam kandungan sampai lanjut usia.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator komposit yang di
bentuk oleh Indeks Kesehatan yang dicerminkan dengan Angka Harapan Hidup,
Indeks Pendidikan yang terdiri dari Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama
Sekolah, serta Indeks Hidup Layak yang digambarkan melalui Pengeluaran Rill per
Kapita. Capaian IPM Kabupaten Purbalingga Tahun 2021 sebesar 69,15 mengalami
kenaikan pada tahun 2022 menjadi sebesar 69,54. Akan tetapi capaian IPM
Kabupaten Purbalingga masih di bawah rata – rata capaian Provinsi Jawa Tengah
yakni sebesar 72,79 pada tahun 2022. Capaian IPM Kabupaten Purbalingga tahun
2021 masih menempati urutan ke-29 se Jawa Tengah.
Perubahan angka yang terjadi pada komponen IPM sangat dipengaruhi oleh
beberapa variabel atau indikator pendukung. Variabel pertama adalah Angka
Harapan Hidup (AHH). AHH merupakan rata-rata perkiraan lama kehidupan yang
dapat ditempuh oleh seseorang sejak lahir. Oleh karena itu AHH mencerminkan
derajat kesehatan suatu masyarakat. Angka harapan hidup diharapkan
mencerminkan lama hidup dan hidup sehat. Lama hidup seseorang tidak terlepas dari
kesehatan orang tersebut. Usia hidup panjang tanpa didukung oleh kesehatan yang
baik tentunya akan menjadi beban. Dengan kata lain, usia harapan hidup tidak
terlepas dari upaya peningkatan taraf kesehatan. Angka Harapan Hidup tinggi
merupakan salah satu indikator dari keberhasilan pembangunan dibidang kesehatan.
Pernyataan tersebut berdasarkan pada asumsi bahwa lama hidup seseorang
dipengaruhi oleh tingkat kesehatan yang tinggi, asupan gizi yang baik dan kepedulian
terhadap kesehatan melalui pemeliharaan kesehatan. Faktor kesehatan balita, ibu
hamil dan penyebab kematian pada usia balita saat ibu melahirkan sangat perlu
diperhatikan. Semakin dini kesehatan balita dan ibu hamil diperhatikan dan dengan
bekal gizi yang baik, diharapkan taraf kesehatan juga akan semakin baik. Dengan
demikian harapan hidup panjang akan lebih terwujud.

Jalan Onje 1 B Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah 53311


Telepon (0281) 891012-891059 -891450 / Fax (0281) 891271
Website: www.purbalinggakab.go.id
8

Capaian AHH Kabupaten Purbalingga pada tahun 2021 sebesar 73,21 dan
capaian pada tahun 2022 naik menjadi 73,28. Namun demikian, Capaian AHH ini
masih berada di bawah capaian rata – rata Provinsi Jawa Tengah yaitu sebesar 74,47
pada tahun 2021 dan meningkat menjadi 74,57 pada tahun 2022.
Indikator bidang pendidikan yang pertama adalah Harapan Lama Sekolah
(HLS). HLS merupakan lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan
dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang. Asumsinya dalah
bahwa kemungkinan anak tersebut akan tetap bersekolah pada umur-umur
berikutnya sama dengan rasio penduduk yang bersekolah per jumlah penduduk
untuk umur yang sama saat ini. Indikator ini dimaksudkan untuk mengetahui kinerja
pembangunan pendidikan di berbagai jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk
lamanya pendidikan (dalam tahun) yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap anak.
HLS dihitung pada usia 7 tahun ke atas karena mengikuti kebijakan pemerintah yaitu
program wajib belajar.
Pada tahun 2021 capaian HLS Kabupaten Purbalingga sebesar 12.00 dan
meningkat menjadi 12.01 pada tahun 2022. Capaian HLS ini masih berada di bawah
capaian rata – rata Provinsi Jawa Tengah yaitu sebesar 12.77 pada tahun 2021 dan
meningkat menjadi 12.81 pada tahun 2022.
Indikator pembangunan pendidikan selanjutnya adalah Rata – rata Lama
Sekolah (RLS). RLS didefinisikan sebagai jumlah tahun yang digunakan oleh
penduduk dalam menjalani pendidikan formal. Diasumsikan bahwa dalam kondisi
normal rata-rata lama sekolah suatu wilayah tidak akan turun. Cakupan penduduk
yang dihitung RLS adalah penduduk berusia 25 tahun ke atas dengan asumsi pada
umur 25 tahun proses pendidikan sudah berakhir. Penghitungan RLS pada usia 25
tahun ke atas juga mengikuti standard internasional yang digunakan oleh UNDP.
Awal perhitungan RLS dilakukan dengan menyeleksi penduduk pada usia 25 tahun
ke atas, baru selanjutnya menghitung lamanya sekolah. Apabila dalam partisipasi
sekolah seseorang tidak/belum pernah bersekolah, maka skor lama sekolahnya 0
(nol). Jika partisipasi sekolah yaitu masih bersekolah atau tidak bersekolah lagi, maka
perhitungan lama sekolah disesuaikan dengan cara konversi ijazah ke dalam tahun
lama sekolah. Untuk yang tidak mempunyai ijazah, maka skor konversi tahun lama
sekolahnya 0 tahun, SD sedrajat 6 tahun, SMP sederajat 9 tahun, SMA sederajat 12
tahun, D1/D2 sederajat 14 tahun, D3 sederajat 15 tahun, D4/S1 sederajat 16 tahun,
dan S2/S3 sederajat 18 tahun.
Adapun capaian RLS Kabupaten Purbalingga sebesar 7,25 pada tahun 2021
dan meningkat menjadi 7,33 pada tahun 2022. Capaian RLS ini masih berada di
bawah capaian rata – rata Provinsi Jawa Tengah sebesar 7,75 pada tahun 2021 dan
meningkat menjadi 7,93 pada tahun 2022.
Sementara itu, kemampuan daya beli memberikan gambaran tentang
kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup agar dapat dikatakan
memenuhi standar hidup layak. Dengan meningkatnya pendapatan seseorang
diharapkan kemampuan daya beli akan meningkat pula, dengan syarat kenaikan
pendapatan tidak dibarengi dengan kenaikan harga barang dan jasa yang jauh lebih
tinggi dari kenaikan pendapatan tersebut. Pengeluaran per kapita disesuaikan
ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli. Rata-rata
pengeluaran per kapita setahun diperoleh dari Susenas Modul, dihitung dari level
provinsi hingga level kab/kota. Rata-rata pengeluaran per kapita dibuat konstan/riil
dengan tahun dasar 2012=100. Rata-rata pengeluaran per kapita konstan kemudian
disesuaikan dengan cara dibagi dengan paritas daya beli (Purcashing Power Parity -

Jalan Onje 1 B Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah 53311


Telepon (0281) 891012-891059 -891450 / Fax (0281) 891271
Website: www.purbalinggakab.go.id
9

PPP). Pengeluaran yang telah dibagi dengan PPP ini disebut dengan pengeluaran
per kapita yang disesuaikan. Perhitungan paritas daya beli pada metode baru
menggunakan 96 komoditas dimana 66 komoditas merupakan makanan dan sisanya
merupakan komoditas non makanan.
Capaian paritas daya beli Kabupaten Purbalingga sebesar 10,032 ribu pada
tahun 2021 dan naik menjadi 10,277 ribu pada tahun 2022. Capaian paritas daya beli
ini masih berada di bawah capaian rata – rata Provinsi Jawa Tengah yaitu sebesar
11.034 ribu pada tahun 2021 dan meningkat menjadi 11.377 ribu pada tahun 2022.
Pembangunan daya saing sumber daya manusia, secara eksplisit berkaitan
dengan pencapian Sustainabale Development Goals (SDGs) yang didefinisikan
sebagai kerangka kerja untuk 15 tahun ke depan hingga tahun 2030. Adapun 17
global goals dari SDGs adalah sebagai berikut :
1. Tanpa Kemiskinan
Tidak ada kemiskinan dalam bentuk apapun di seluruh penjuru dunia.
2. Tanpa Kelaparan
Tidak ada lagi kelaparan, mencapai ketahanan pangan, perbaikan nutrisi, serta
mendorong budidaya pertanian yang berkelanjutan.
3. Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan
Menjamin kehidupan yang sehat serta mendorong kesejahteraan hidup untuk
seluruh masyarakat di segala umur.
4. Pendidikan Berkualitas
Menjamin pemerataan pendidikan yang berkualitas dan meningkatkan
kesempatan belajar untuk semua orang, menjamin pendidikan yang inklusif dan
berkeadilan serta mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi semua
orang.
5. Kesetaraan Gender
Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan kaum ibu dan perempuan.
6. Air Bersih dan Sanitasi
Menjamin ketersediaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua
orang.
7. Energi Bersih dan Terjangkau
Menjamin akses terhadap sumber energi yang terjangkau, terpercaya,
berkelanjutan dan modern untuk semua orang.
8. Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan yang Layak
Mendukung perkembangan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, lapangan
kerja yang penuh dan produktif, serta pekerjaan yang layak untuk semua orang.
9. Industri, Inovasi dan Infrastruktur
Membangun infrastruktur yang berkualitas, mendorong peningkatan industri
yang inklusif dan berkelanjutan serta mendorong inovasi.
10. Mengurangi Kesenjangan
Mengurangi ketidaksetaraan baik di dalam sebuah negara maupun di antara
negara-negara di dunia.
11. Keberlanjutan Kota dan Komunitas
Membangun kota-kota serta pemukiman yang inklusif, berkualitas, aman,
berketahanan dan bekelanjutan.
12. Konsumsi dan Produksi Bertanggung Jawab
Menjamin keberlangsungan konsumsi dan pola produksi.
13. Aksi Terhadap Iklim
Bertindak cepat untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya.

Jalan Onje 1 B Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah 53311


Telepon (0281) 891012-891059 -891450 / Fax (0281) 891271
Website: www.purbalinggakab.go.id
10

14. Kehidupan Bawah Laut


Melestarikan dan menjaga keberlangsungan laut dan kehidupan sumber daya
laut untuk perkembangan pembangunan yang berkelanjutan.
15. Kehidupan di Darat
Melindungi, mengembalikan, dan meningkatkan keberlangsungan pemakaian
ekosistem darat, mengelola hutan secara berkelanjutan, mengurangi tanah
tandus serta tukar guling tanah, memerangi penggurunan, menghentikan dan
memulihkan degradasi tanah, serta menghentikan kerugian keanekaragaman
hayati.
16. Institusi Peradilan yang Kuat dan Kedamaian
Meningkatkan perdamaian termasuk masyarakat untuk pembangunan
berkelanjutan, menyediakan akses untuk keadilan bagi semua orang termasuk
lembaga dan bertanggung jawab untuk seluruh kalangan, serta membangun
institusi yang efektif, akuntabel, dan inklusif di seluruh tingkatan.
17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan
Memperkuat implementasi dan menghidupkan kembali kemitraan global untuk
pembangunan yang berkelanjutan.

4. Pertumbuhan dan Pemerataan Infrastruktur Wilayah


Ketersediaan infrastruktur seperti jalan, jembatan, prasarana irigasi,
prasarana perkotaan, prasarana permukiman, serta prasarana pelayanan sosial dan
ekonomi dengan kapasitas dan kualitas yang memadai mutlak dibutuhkan untuk
menunjang kelancaran aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu
ketersediaan infrastruktur secara langsung atau tidak langsung akan berpengaruh
terhadap kesejahteraan masyarakat.
Ketersediaan infrastruktur jalan dan jembatan sangat dibutuhkan untuk
kelancaran distribusi barang dan jasa. Kondisi jalan dan jembatan yang tidak
memadai akan menyebabkan terhambatnya angkutan barang dan orang sehingga
akan menghambat aktivitas sosial ekonomi masyarakat. Sampai dengan saat ini,
meskipun seluruh wilayah Kabupaten Purbalingga telah dapat diakses melalui
angkutan kendaraan bermotor roda empat, tetapi masih perlu peningkatan kapasitas
jalan untuk meningkatkan akses ke beberapa wilayah tertentu. Di samping itu, untuk
meningkatkan efisiensi transportasi, juga perlu dilakukan pembangunan beberapa
jalan dan jembatan baru untuk menghubungkan beberapa wilayah tertentu agar
diperoleh jarak tempuh yang lebih pendek. Untuk meningkatkan umur ekonomi jalan
juga diperlukan pembuatan saluran drainase dan talud pengaman jalan pada titik-titik
tertentu di seluruh wilayah.
Posisi geografis wilayah Kabupaten Purbalingga yang jauh dari dua jalur
utama lalu lintas di Pulau Jawa baik jalur utara maupun jalur selatan dengan akses
jalan yang relatif sempit dan naik-turun serta berkelok menyebabkan akses angkutan
barang dan jasa dari dan menuju wilayah Kabupaten Purbalingga menjadi kurang
efisien. Pada era globalisasi di mana segala aktivitas ekonomi menuntut untuk
diselenggarakan secara cepat dan tepat waktu, maka kendala akses wilayah menjadi
hambatan bagi pertumbuhan wilayah. Permasalahan ini menyebabkan wilayah
kabupaten Purbalingga dan wilayah Jawa Tengah bagian Barat Selatan pada
umumnya relatif tertinggal dibanding dengan wilayah-wilayah lain. Untuk mendorong
pertumbuhan wilayah Kabupaten Purbalingga dan wilayah Jawa Tengah bagian
Barat Selatan secara umum agar tidak tertinggal dibanding dengan wilayah lain,
dibutuhkan adanya moda transportasi cepat yaitu transportasi udara. Untuk
mewujudkan hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Purbalingga akan terus berupaya

Jalan Onje 1 B Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah 53311


Telepon (0281) 891012-891059 -891450 / Fax (0281) 891271
Website: www.purbalinggakab.go.id
11

dan berpartisipasi aktif untuk melakukan koordinasi dan memberikan dukungan


bersama-sama dengan daerah lain di wilayah Jawa Tengah bagian Barat,
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Kementerian Perhubungan, dan TNI Angkatan
Udara untuk terus beroperasionalnya Bandar Udara Jenderal Besar Sudirman.
Pembangunan serta peningkatan kapasitas dan kualitas bendung dan saluran
irigasi juga masih perlu untuk dilaksanakan guna meningkatkan kelancaran
penyediaan air bagi kepentingan budidaya pertanian dalam arti luas. Ketersediaan air
sangat vital bagi budidaya pertanian sehingga produksi pertanian tidak mungkin
dapat ditingkatkan atau setidaknya dipertahankan apabila tidak tersedia jaringan
irigasi yang mampu mengalirkan air pada seluruh lahan pertanian.
Sementara itu, untuk meningkatkan kenyamanan, ketertiban, dan keindahan
serta meningkatkan kelancaran aktivitas sosial ekonomi masyarakat di perkotaan
diperlukan peningkatan kapasitas dan kualitas prasarana perkotaan serta penataan
kawasan perkotaan. Dengan terwujudnya kawasan perkotaan yang tertib, indah,
nyaman, dan aman, dengan sendirinya juga akan menciptakan daya tarik wilayah
bagi kunjungan pariwisata maupun peningkatan daya tarik investasi.
Pengelolaan persampahan merupakan permasalahan penting yang selama
ini belum mampu ditangani secara optimal. Besarnya timbulan sampah yang tidak
tertangani di samping akan mengganggu keindahan dan kenyamanan juga akan
memberi dampak buruk terhadap lingkungan hidup seperti pencemaran air, tanah,
udara serta gangguan kesehatan dan estetika. Keterbatasan kapasitas penanganan
sampah di samping karena keterbatasan kapasitas armada, tempat penampungan
sementara dan jumlah tenaga kebersihan yang ada juga karena terbatasnya daya
tampung Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang ada pada saat ini. Hal lain yang
penting untuk dilakukan dalam rangka peningkatan efektivitas pengelolaan
persampahan adalah terkait sistem pengelolaan dan kelembagaan pengelola. Untuk
mengurangi volume sampah yang masuk TPA, perlu didukung implementasi konsep
TPS 3 R (reuse, reduce, recycle) mulai dari hulu (tingkat rumah tangga), tingkat
kelompok masyarakat, sampai dengan pengelolaan akhir di TPA. Adapun konsep
pengembangan pengelolaan sampah yang akan dikembangkan mulai tahun 2023
adalah membangun dan mengoperasionalkan Tempat Pengelolaan Sampah
Terpadu (TPST) yang dikelola oleh masyarakat melalui Badan Keswadayaan
Masyarakat (BKM) agar lebih mudah menangani timbulan sampah di Purbalingga.
Selama ini pengelolaan sampah di pusatkan di TPA yang dikelola oleh Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Purbalingga yang dilaksanakan dengan sistem open
dumping. Pada beberapa tahun terakhir dilaksanakan dengan sistem controlled
landfill sekalipun belum dilaksanakan secara konsisten. Apabila permasalahan
persampahan tidak segera ditangani secara sistematis, maka dalam jangka panjang
akan menjadi permasalahan yang sangat besar dan semakin sulit untuk dicarikan
solusi pemecahannya.
5. Reformasi Birokrasi
Visi Pemerintah Daerah akan dapat dicapai apabila penyelenggaraan
pemerintahan daerah dilaksanakan dengan baik sesuai prinsip-prinsip good
governance antara lain efektif, efisien, transparan, akuntabel dan memiliki visi
strategis (strategic vision). Luasnya cakupan tugas penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan yang dipikul pemerintah daerah dengan kemampuan keuangan
yang terbatas mengharuskan pemerintah daerah untuk mampu mendayagunakan
seluruh potensi sumberdaya yang dimiliki secara efektif dan efisien. Setiap program
dan kegiatan yang dilaksanakan harus menghasilkan output secara optimal agar

Jalan Onje 1 B Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah 53311


Telepon (0281) 891012-891059 -891450 / Fax (0281) 891271
Website: www.purbalinggakab.go.id
12

seluruh elemen organisasi pemerintah daerah dapat menyelenggarakan tugas dan


fungsinya secara efektif dengan mendayagunakan sumberdaya secara efisien.
Seluruh proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan juga harus
dilaksanakan secara transparan sehingga masyarakat dan pemangku kepentingan
lainnya dapat mengetahui serta dapat memberikan masukan dan evaluasi dalam
rangka peningkatan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.
Penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan juga harus dapat
dipertanggungjawabkan secara administratif maupun secara hukum dengan
berpedoman pada ketentuan perundangan yang berlaku.
Berdasarkan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), tata kelola
keuangan dan aset Kabupaten Purbalingga mendapatkan opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) pada tahun 2021. Kabupaten Purbalingga telah mendapat opini
WTP selama 6 (enam) tahun berturut-turut sejak tahun 2016. Diharapkan pada masa
yang akan datang kualitas tata kelola keuangan dan aset daerah akan tetap terjaga
bahkan semakin meningkat sehingga selalu memperoleh opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP. Sedangkan penilaian terhadap Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP) yang dilaksanakan setiap tahun oleh kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB), pada
tahun 2020 nilai SAKIP Kabupaten Purbalingga berada pada kategori B (baik) dengan
skor 62,27 dan pada tahun 2021 meningkat pada kategori B (baik) dengan skor 64,26.
Aktivitas seluruh elemen pemerintah daerah harus mengarah kepada visi
yang hendak dicapai sesuai tugas dan fungsi masing-masing. Elemen organisasi dan
struktur jabatan yang bersifat koordinatif harus berperan optimal dalam mengarahkan
dan menggerakkan lini organisasi dalam rumpun koordinasinya agar masing-masing
dapat berkontribusi secara optimal dalam mewujudkan visi daerah. Untuk itu seluruh
elemen pemerintah daerah harus memahami visi daerah serta tujuan dan sasaran
pembangunan yang hendak dicapai serta program-program pembangunan yang
akan dilaksanakan. Seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan oleh setiap elemen
organisasi pemerintah daerah harus direncanakan dan dilaksanakan dengan baik
sehingga secara efektif akan mendukung pelaksanaan program-program
pembangunan dalam rangka mencapai sasaran-sasaran dan tujuan pembangunan
yang telah ditetapkan. Dengan tercapainya sasaran dan tujuan pembangunan maka
pada gilirannya akan dapat diwujudkan visi pemerintah daerah.
Agar setiap elemen pemerintah daerah dapat menjalankan tugas dan
fungsinya dengan baik serta dapat melaksanakan program-program dan kegiatan
pembangunan yang secara efektif mampu mendukung terwujudnnya visi dan misi
pemerintah daerah, harus didukung dengan aparatur pemerintah daerah yang
profesional. Profesionalitas aparatur pemerintah daerah mensyaratkan adanya
integritas, kapasitas dan kompetensi. Oleh karena itu sistem karir aparatur harus
benar-benar dilaksanakan berdasarkan meryt system. Organisasi perangkat daerah
harus disusun dengan struktur yang ramping tetapi mampu melaksanakan seluruh
fungsi secara optimal dengan sistem tata kelola yang efektif.
6. Kemandirian Desa Sebagai Basis Pertumbuhan yang Berkeadilan
Kemandirian desa merupakan isu yang sangat sentral dalam pembangunan
masyarakat agar menjadi desa yang lebih berdaya guna. Lahirnya Undang-Undang
No. 6 Tahun 2014 tentang Desa memberikan angin segar kepada desa karena
kebijakan tersebut telah menjadikan desa tidak lagi dilihat sebelah mata bahkan telah
mengangkat hak dan kedaulatan desa secara utuh.
Kabupaten Purbalingga memiliki 224 desa dan 15 kelurahan yang tersebar di
18 Kecamatan. Masing-masing desa tersebut memiliki status dan potensi desa yang

Jalan Onje 1 B Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah 53311


Telepon (0281) 891012-891059 -891450 / Fax (0281) 891271
Website: www.purbalinggakab.go.id
13

berbeda-beda. Potensi desa merupakan segala sumber daya alam maupun sumber
daya manusia yang terdapat serta tersimpan di desa. Dimana semua sumber daya
tersebut dapat dimanfaatkan bagi keberlangsungan dan perkembangan desa.
Berdasar status kemajuan dan kemandirian, desa terbagi menjadi 5 kelompok yakni
Desa Sangat Tertinggal, Desa Tertinggal, Desa Berkembang, Desa Maju, Desa
Mandiri. Jumlah Desa Mandiri di Kabupaten Purbalingga mengalami kenaikan dalam
kurun waktu 5 tahun, dimana pada tahun 2017 tidak ada desa berstatus Mandiri
kemudian menjadi 6 desa pada tahun 2022. Begitu pula dengan desa Maju juga
mengalami peningkatan, data terakhir tercatat pada tahun 2022 berjumlah 81 desa.
Pada tahun 2021, Kabupaten Purbalingga masih menyisakan 2 Desa
Tertinggal, yang berhasil dientaskan seluruhnya pada tahun 2022, sehingga menjadi
0. Nilai IDM di Kabupaten Purbalingga dari tahun 2021 mempunyai angka sebesar
0.69 dan meningkat menjadi 0.71 pada tahun 2022.
Indeks Desa Membangun memotret perkembangan kemandirian Desa
berdasarkan implementasi Undang-Undang Desa dengan dukungan Dana Desa
serta Pendamping Desa. Perangkat indikator yang dikembangkan dalam Indeks Desa
Membangun yaitu berdasarkan konsepsi bahwa untuk menuju Desa maju dan
mandiri perlu kerangka kerja pembangunan berkelanjutan di mana aspek sosial,
ekonomi, dan ekologi menjadi kekuatan yang saling mengisi dan menjaga potensi
serta kemampuan Desa untuk mensejahterakan kehidupan Desa. Kebijakan dan
aktivitas pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa harus menghasilkan
pemerataan dan keadilan, didasarkan dan memperkuat nilai-nilai lokal dan budaya,
serta ramah lingkungan dengan mengelola potensi sumber daya alam secara baik
dan berkelanjutan. Dalam konteks ini ketahanan sosial, ekonomi, dan ekologi bekerja
sebagai dimensi yang memperkuat gerak proses dan pencapaian tujuan
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa.
Pembangunan dan pemberdayaan Desa diharapkan mampu melahirkan
pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan. Pertumbuhan ekonomi
yang berkualitas adalah konsep mengenai perkuatan dan kontribusi yang
disumbangkan oleh sektor ekonomi riil. Sektor ekonomi riil yang tumbuh dan
berkembang dari bawah karena dukungan ekonomi rakyat di desa.
Tiga usaha realisasi kemandirian sebuah desa, yakni: (a) potensi ekonomi; (b)
potensi sosial; dan (c) potensi Sumber Daya Manusia (SDM). Pertumbuhan ekonomi
dari bawah bertumpu pada 2 hal pokok yakni memberikan kesempatan seluas-
luasnya kepada pelaku ekonomi lokal untuk memanfaatkan sumberdaya milik lokal
dalam rangka kesejahteraan bersama dan memperbanyak pelaku ekonomi untuk
mengurangi faktor produksi yang tidak terpakai.
Pemberian kesempatan yang seluas-luasnya tidak cukup hanya melalui
treatment membuka akses permodalan, akan tetapi juga akses produksi, akses
distribusi dan akses pasar. Akses permodalan dibuka dan dikembangkan melalui
pemberian kredit yang terjangkau dan fleksible, akses produksi dikembangkan
melalui dorongan dan dukungan sektor industri lokal yang berbasis sumberdaya lokal,
dan akses pasar dikembangkan melalui regulasi dan kebijakan yang memastikan
terbentuk dan berkembangnya kondisi yang optimum dari perekonomian di
perdesaan.
7. Kerentanan Hubungan Masyarakat, Berbangsa dan Bernegara
Salah satu permasalahan penting pembangunan pada saat ini adalah adanya
kecenderungan menurunnya semangat nasionalisme dan patriotisme serta

Jalan Onje 1 B Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah 53311


Telepon (0281) 891012-891059 -891450 / Fax (0281) 891271
Website: www.purbalinggakab.go.id
14

menguatnya politik identitas. Kebanggaan terhadap jati diri bangsa semakin terkikis
oleh nilai-nilai budaya asing yang dianggap lebih superior. Identitas nasional meluntur
akibat cepatnya penyerapan budaya global, sementara nilai-nilai positif budaya
bangsa yang lebih relevan bagi pembangunan karakter bangsa justru diabaikan.
Berkembangnya budaya materialisme, konsumerisme dan hedonisme menjadi salah
satu penyebab menurunnya semangat patriotisme. Berkembangnya semangat
materialisme dan hedonisme juga menyebabkan berkembangnya mentalitas
menerabas dan kurangnya penghargaan terhadap kerja keras, inovasi, dan
pencapaian prestasi yang pada tahap berikutnya berdampak terhadap meningkatnya
tindak kekerasan, premanisme dan kriminalitas. Kesemarakan kehidupan beragama
yang nampak pada saat ini ternyata belum sejalan dengan penghayatan dan
pengamalan nilai-nilai agama terbukti dengan banyaknya perilaku asusila, pornografi
dan pornoaksi, penyalahgunaan narkoba, perjudian, meningkatnya kriminalitas serta
praktik-praktik lain yang bertentangan dengan nilai-nilai agama.
Disisi lain kecenderungan meningkatnya radikalisme dalam pemahaman
agama juga menjadi ancaman tersendiri bagi tegaknya integritas nasional.
Sementara itu kecenderungan berkembangnya sektarianisme agama dan fanatisme
golongan yang berlebihan menjadi ancaman tersendiri bagi persatuan dan kesatuan
bangsa dan negara. Oleh karena itu pengembangan wawasan kebangsaan serta
penanaman nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme perlu terus ditingkatkan pada saat
ini dan yang akan datang. Demikian juga perlu dilakukan upaya pengembangan dan
penanaman nilai-nilai moral yang positif baik yang berpijak pada nilai agama maupun
nilai budaya bangsa. Internalisasi nilai-nilai moral yang positif dapat dilakukan baik
melalui pendidikan formal, non formal, informal maupun dalam kehidupan
bermasyarakat. Kehidupan beragama perlu terus didorong guna meningkatkan
pengamalan dan penghayatan nilai–nilai agama bersamaan dengan upaya
mewujudkan kerukunan inter dan antar umat beragama.
B. Arah Kebijakan Dan Prioritas Pembangunan Purbalingga Tahun 2024
Berpedoman pada dokumen perencanaan Nasional dan Provinsi Jawa
Tengah, serta RPJMD Teknokratis Kabupaten Purbalingga Tahun 2021-2026, maka
Arah kebijakan pembangunan Purbalingga Tahun 2024 dilaksanakan dengan tema
“Penguatan Ekonomi dan Penanggulangan Kemiskinan Melalui Peningkatan
Pembangunan Manusia” dengan menitikberatkan pada beberapa prioritas
pembangunan sebagai berkut:

1. Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Daerah yang Inklusif, dengan fokus pada:


a. Pemberian stimulus kepada pelaku usaha mikro - kecil secara tepat sasaran,
berupa:
1) Fasilitasi proses produksi ;
2) Fasilitasi permodalan usaha;
3) Pengembangan branding produk Usaha Mikro Kecil Purbalingga
4) Pelatihan kewirausahaan
5) Pengembangan sentra IKM
b. Menciptakan Perluasan Lapangan Kerja, antara lain melalui:
1) Program Kartu Pra Kerja Purbalingga
2) Mendorong Percepatan Realisasi Investasi
3) Sinergitas Pelatihan Ketrampilan Produktif

Jalan Onje 1 B Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah 53311


Telepon (0281) 891012-891059 -891450 / Fax (0281) 891271
Website: www.purbalinggakab.go.id
15

c. Pemulihan Aktivitas Wisata dan Ekonomi Kreatif, antara lain melalui:


1) Pengembangan sinergitas pelaku wisata dan pendukung wisata
2) Mendorong Penyelenggaraan Event nasional dan Internasional
3) Peningakatan kapasitas Pelaku Wisata dan Ekonomi Kreatif
4) Revitalisasi Tourism Information Center (TIC)
5) Penguatan dan Pengembangan Desa Wisata
d. Mengembangkan Komoditas Sektor Primer yang memiliki nilai strategis,
antara lain melalui:
1) Asuransi Pertanian
2) Revitalisasi Sarana dan Prasarana Pertanian
3) Pengembangan komoditas pertanian unggulan dan bernilai tambah tinggi
4) Pengembangan Klaster Ikan Hias;
e. Peningkatan Kualitas Pasar Rakyat;
1) Rehabilitasi Pasar Pemda
2) Rehabilitasi Pasar Desa
3) Sertifikasi Pasar Rakyat
2. Pemenuhan kebutuhan Pokok Masyarakat, dengan fokus pada:
a. Meningkatkan ketercukupan kebutuhan pokok masyarakat, antara lain
melalui:
1) Peningkatan Akses Pangan utamanya bagi kelompok rentan
2) Peningkatkan Akses Air Bersih;
3) Penyediaan Rumah Layak Huni;
4) Peningkatan Akses Sanitasi Masyarakat;
b. Peningkatan Layanan Kesejahteraan Sosial bagi Pemerlu Pelayanan
Kesejahteraan Sosial (PPKS), antara lain melalui:
1) Santunan Kematian Bagi Keluarga Kurang Mampu
2) Revitalisasi Rumah Singgah
3) Peningkatan akurasi sasaran perlindungan sosial
4) Fasilitasi dan Bantuan kepada PPKS
3. Peningkatan Kualitas Manusia, dengan fokus pada:
a. Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan, utamanya melalui
1) Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
2) Peningkatan kualitas layanan kesehatan pemerintah
3) Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
4) Penguatan tenaga kesehatan (peningkatan kapasitas SDM kesehatan)
5) Sinergitas Pembiayaan kesehatan murah dan terjangkau
b. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan Pendidikan, utamanya melalui
1) Penyediaan Sarana dan Prasarana Pendidikan yang memadai sesuai
Standar Nasional Pendidikan;
2) layanan Anak Tidak Sekolah (ATS) melalui gerakan kembali ke sekolah
3) Layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Jalan Onje 1 B Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah 53311


Telepon (0281) 891012-891059 -891450 / Fax (0281) 891271
Website: www.purbalinggakab.go.id
16

4) Layanan Pendidikan Non-Formal/Kesetaraan


5) Peningkatan Manajemen Sekolah
6) Pengembangan Kerjasama dengan Perguruan Tinggi
c. Peningkatan cakupan pelayanan KB
d. Peningkatan Perlindungan Perempuan dan Anak, utamanya melalui:
1) Pencegahan dan penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan
anak
2) Pembentukan Desa Ramah Anak
3) Optimalisasi Forum Lintas Perempuan;
e. Pengembangan Kegiatan Kepemudaan dan Olah Raga, utamanya melalui:
1) Fasilitasi pemuda bertalenta tinggi dan berprestasi
2) Fasilitasi berkembangnya olahraga prestasi
4. Pemeliharaan dan Peningkatan Infrastruktur Berkelanjutan, dengan fokus pada:
a. Memperkuat infrastruktur jalan untuk mendukung pengembangan ekonomi,
pelayanan dasar dan kawasan khusus;
b. Memperkuat infrastruktur perhubungan untuk mendukung kelancaran arus
barang dan orang;
c. Peningkatan Infrastruktur dan Manajemen Pengelolaan Sampah;
d. Pembangunan Ruang Terbuka Hijau.
5. Peningkatan Pelayanan Publik, dengan fokus pada:
a. Penyelengggaraan pemerintahan berbasis kinerja melalui pengembangan
regulasi dan sistem penunjang kinerja
b. Peningkatan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan, antara lain
melalui:
1) Meningkatkan akses masyarakat terhadap penyelenggaraan
pemerintahan
2) Membangun lingkungan budaya birokrasi yang bersih dan melayani
c. Peningkatan Inovasi pelayanan publik, antara lain melalui:
1) Digitalisasi Pelayanan Publik dalam Sistem Teknologi Informasi yang
Terintegrasi
2) Optimalisasi Mall Pelayanan Publik
3) Satu OPD satu Inovasi Pelayanan Publik
d. Mewujudkan keamanan, ketentraman dan ketertiban umum, melalui
1) Memfasilitasi komunikasi antar dan intern umat beragama
2) Penguatan aparat Trantibum
3) Mendorong ketentraman dan ketertiban umum berbasis masyarakat
4) Peningkatan ketahanan bencana
5) Fasilitasi Kegiatan Sosial dan Keagamaan
6. Penguatan Desa, dengan fokus pada:
a. Optimalisasi Potensi Desa melalui Pengembangan Desa Tematik,

Jalan Onje 1 B Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah 53311


Telepon (0281) 891012-891059 -891450 / Fax (0281) 891271
Website: www.purbalinggakab.go.id
17

b. Peningkatan Peran Serta Masyarakat melalui Penguatan Peran lembaga


kemasyarakatan dalam Pembangunan Daerah;
c. Peningkatan tertib administrasi tatakelola pemerintahan desa melalui
1) digitalisasi desa
2) pembinaan dan pengawasan administrasi desa
d. Peningkatan sarana dan prasarana desa

IV. PEDOMAN PENYUSUNAN RKPD DAN RENJA PERANGKAT DAERAH TAHUN 2024
Dengan telah berlalunya masa Pandemi Covid-19 tentunya menjadi sebuah
pertimbangan dalam pelaksanaan setiap kegiatan yang melibatkan banyak
orang/personal secara langsung atau tatap muka/offline. Sehingga diharapkan seluruh
rangkaian kegiatan penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten
Purbalingga Tahun 2024 dapat dilaksanakan secara langsung atau tatap muka/offline
dengan tetap mengikuti anjuran untuk mematuhi Protokol Kesehatan secara tertib.
1. MUSRENBANG RKPD Tahun 2024
MUSRENBANG RKPD merupakan forum antar pemangku kepentingan dalam rangka
membahas rancangan RKPD. Penyelenggaraan MUSRENBANG RKPD Tahun 2024
dilaksanakan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun
2017.
1. Jadwal Pelaksanaan
Pelaksanaan MUSRENBANG RKPD Tahun 2024 diupayakan tepat waktu
sehingga tidak menunda rangkaian kegiatan perencanaan berikutnya.
a) Tingkat Desa
MUSRENBANG diselenggarakan paling lambat bulan Januari Tahun 2023.
jadwal pelaksanaan, dokumentasi dan berita acara MUSRENBANG Desa
serta usulan program/kegiatan prioritas desa tahun 2024 untuk dibiayai APBD
Provinsi, APBD Kabupaten, APBDesa ataupun sumber dana lainnya melalui
sistem informasi pemerintahan daerah dengan alamat https://sipd-
ri.kemendagri.go.id paling lambat tanggal 10 Februari 2023.
b) Tingkat Kelurahan
MUSRENBANG diselenggarakan paling lambat Minggu Pertama bulan
Pebruari Tahun 2023. jadwal pelaksanaan, dokumentasi, berita acara dan
usulan program/kegiatan hasil MUSRENBANG kelurahan diinput melalui
sistem pemerintahan daerah dengan alamat https://sipd-ri.kemendagri.go.id
paling lambat tanggal 10 Februari 2023.
c) MUSRENBANG Kecamatan, diselenggarakan pada kecamatan secara
perwakilan DAPIL (5 wilayah DAPIL) dengan melaksanakan protokol
kesehatan, dimulai pada tanggal 13 Februari 2023 sampai dengan 17
Februari 2023.
Jadwal pelaksanaan, dokumentasi, berita acara dan usulan program kegiatan
hasil MUSRENBANG kecamatan diinput melalui sistem pemerintahan daerah
dengan alamat https://sipd-ri.kemendagri.go.id, sebagaimana jadwal berikut :
(1) Kecamatan dapat melaksanakan Pra MUSRENBANG Kecamatan
sebelum pelaksanaan MUSRENBANG Kecamatan untuk
merumuskan/menentukan usulan Prioritas hasil MUSRENBANG
Desa/Kelurahan yang menjadi prioritas dalam tiap rumpun
(Pemerintahan, Kesejahteraan Rakyat, Ekonomi dan Infrastruktur)
sebagai bahan dalam pelaksanaan MUSRENBANG Kecamatan;

Jalan Onje 1 B Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah 53311


Telepon (0281) 891012-891059 -891450 / Fax (0281) 891271
Website: www.purbalinggakab.go.id
18

(2) Seluruh Dokumentasi, berita acara dan Hasil Usulan MUSRENBANG


Kecamatan diinput paling lambat 24 Februari 2023
d) Forum Perangkat Daerah dilaksanakan oleh Kepala Perangkat Daerah
berkoordinasi dengan BAPPELITBANGDA dan dilaksanakan pada minggu ke
empat bulan Februari dan paling lambat minggu ke I bulan Maret 2023
e) MUSRENBANG Kabupaten, diselenggarakan pada minggu ke III bulan Maret
Tahun 2023.
2. Peserta
Agar penyelenggaraan MUSRENBANG dapat berlangsung efektif dan efisien
dibutuhkan peran aktif seluruh pemangku kepentingan untuk memberikan
masukan dalam rangka penyusunan kebutuhan dan prioritas pembangunan
daerah. Mempertimbangkan hal tersebut, maka peserta MUSRENBANG terdiri
dari :
a) MUSRENBANG Desa /Finalisasi usulan program kegiatan prioritas desa
diikuti oleh unsur Pemerintah Desa , Badan Permusyawaratan Desa (BPD),
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/LPMD, Lembaga adat, Tim
Penggerak PKK, RT/RW, Karangtaruna, dan Lembaga kemasyarakatan
lainnya, Organisasi Keagamaan, Organisasi Wanita, unsur keterwakilan
masyarakat kelompok rentan termarginalkan, partai politik serta DPRD
Kabupaten dan DPRD Provinsi sesuai daerah pemilihannya.
b) MUSRENBANG Kelurahan diikuti oleh unsur Pemerintah Kelurahan,
Pemerintah Kecamatan, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan,
Tim Penggerak PKK, RT/RW, Karangtaruna, dan lembaga kemasyarakatan
lainnya, organisasi keagamaan, Organisasi Wanita, unsur keterwakilan
masyarakat, kelompok rentan termarginalkan, partai politik serta DPRD
Kabupaten dan DPRD Provinsi sesuai dengan pemilihannya.
c) MUSRENBANG Kabupaten di Kecamatan diikuti oleh Kepala Desa dan Lurah,
delegasi MUSRENBANG Desa, Delegasi Kelurahan, BAPPELITBANGDA
Kabupaten, pimpinan dan anggota DPRD Kabupaten, DPRD Provinsi sesuai
daerah pemilihannya, perwakilan perangkat daerah kabupaten, tokoh
masyarakat, tim penggerak PKK, Lembaga Kemasyarakatan Tingkat
Kecamatan, keterwakilan perempuan dan kelompok rentan termarginalkan
serta ketrwakilan partai politik.
d) Forum Perangkat Daerah dibahas bersama dengan pemangku kepentingan
antara lain terdiri dari kelompok masyarakat, Perangkat Daerah lainnya,
kementerian dan lembaga yang terkait langsung dengan pelayanan Perangkat
Daerah, dan komisi DPRD kabupaten yang menjadi mitra kerja Perangkat
Daerah
e) MUSRENBANG Kabupaten diikuti oleh Bupati dan Wakil Bupati, pimpinan dan
anggota DPRD Kabupaten, DPRD provinsi sesuai daerah pemilihannya,
unsur pemerintah pusat, unsur pemerintah provinsi, Kepala Perangkat
Daerah kabupaten, unsur keterwakilan peserta MUSRENBANG Kecamatan,
Perguruan Tinggi/Lembaga Penelitian dan Pengkajian, Tim Penggerak PKK,
Lembaga Keswadayaan Masyarakat, Organisasi Sosial, Organisasi
Keagamaan, Organisasi Wanita, tokoh Masyarakat, unsur dunia
usaha/investor, BUMN/BUMD/Perusda/ keterwakilan perempuan dan
kelompok rentan termarginalkan, serta keterwakilan partai politik.

3. Pelaksanaan MUSRENBANG RKPD

Jalan Onje 1 B Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah 53311


Telepon (0281) 891012-891059 -891450 / Fax (0281) 891271
Website: www.purbalinggakab.go.id
19

Pelaksanaan MUSRENBANG RKPD terdiri dari (1) MUSRENBANG RKPD


kabupaten di kecamatan; dan (2) MUSRENBANG RKPD kabupaten.
a) MUSRENBANG Kabupaten di Kecamatan
1) MUSRENBANG RKPD Kabupaten di kecamatan dilaksanakan oleh
camat setelah berkoordinasi dengan kepala BAPPELITBANGDA.
2) MUSRENBANG RKPD kabupaten di kecamatan sebagaimana dimaksud
bertujuan untuk penajaman, penyelarasan, klarifikasi dan kesepakatan
usulan rencana kegiatan pembangunan desa/kelurahan, yang
diintegrasikan dengan prioritas pembangunan daerah di wilayah
kecamatan.
3) Penajaman, penyelarasan, klarifikasi dan kesepakatan sebagaimana
dimaksud, mencakup:
(a) usulan rencana kegiatan pembangunan desa/kelurahan yang tertuang
dalam berita acara MUSRENBANG desa/kelurahan yang akan
menjadi kegiatan prioritas pembangunan di wilayah kecamatan yang
bersangkutan;
(b) kegiatan prioritas pembangunan di wilayah kecamatan yang belum
tercakup dalam prioritas kegiatan pembangunan desa;
(c) pengelompokan kegiatan prioritas pembangunan di wilayah
kecamatan berdasarkan tugas dan fungsi Perangkat Daerah
kabupaten.
(d) Kegiatan prioritas pembangunan daerah di wilayah kecamatan
mengacu pada rencana program dalam rancangan awal RKPD
kabupaten.
4) Hasil MUSRENBANG RKPD kabupaten di kecamatan dirumuskan dalam
berita acara kesepakatan dan ditandatangani oleh setiap unsur yang
mewakili pemangku kepentingan yang menghadiri MUSRENBANG
RKPD kabupaten di kecamatan.
b) MUSRENBANG Kabupaten
1) Berita acara kesepakatan tersebut dijadikan sebagai bahan masukan
dalam penyusunan rancangan Renja Perangkat Daerah kabupaten.
2) MUSRENBANG RKPD kabupaten bertujuan untuk membahas rancangan
RKPD kabupaten.
3) MUSRENBANG RKPD kabupaten dikoordinasikan dan dilaksanakan oleh
BAPPELITBANGDA
4) Pembahasan Rancangan RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilaksanakan dalam rangka:
(a) menyepakati permasalahan pembangunan daerah;
(b) menyepakati prioritas pembangunan daerah;
(c) menyepakati program, kegiatan, pagu indikatif, indikator dan target
kinerja serta lokasi;
(d) penyelarasan program dan kegiatan pembangunan daerah dengan
prioritas dan sasaran pembangunan provinsi;
(e) klarifikasi program dan kegiatan yang merupakan kewenangan
kabupatendengan program dan kegiatan desa yang diusulkan
berdasarkan hasil MUSRENBANG desa;.
5) Hasil MUSRENBANG RKPD kabupaten dirumuskan dalam berita acara
kesepakatan dan ditandatangani oleh setiap unsur yang mewakili
pemangku kepentingan yang menghadiri MUSRENBANG RKPD
kabupaten.

Jalan Onje 1 B Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah 53311


Telepon (0281) 891012-891059 -891450 / Fax (0281) 891271
Website: www.purbalinggakab.go.id
20

2. Penyusunan RKPD
a) Perumusan Rancangan Awal RKPD
1) Rancangan awal RKPD kabupaten disusun berpedoman pada RPJMD
kabupaten, hasil evaluasi RKPD tahun lalu, hasil pengendalian pelaksanaan
RKPD tahun berjalan, RKPD provinsi, RKP dan program strategis nasional
2) Berpedoman pada RPJMD kabupaten maksudnya adalah dalam hal
penyelarasan prioritas pembangunan daerah, program serta kegiatan
tahunan daerah kabupaten dengan sasaran, strategi, arah kebijakan,
program Perangkat Daerah dan lintas Perangkat Daerah, dan program
Perangkat Daerah yang ditetapkan dalam RPJMD kabupaten
3) Berpedoman pada RKPD provinsi maksudnya adalah dengan melakukan
penyelarasan program dan kegiatan pembangunan daerah kabupaten
dengan prioritas pembangunan provinsi.
4) Berpedoman pada RKP dan program strategis nasional, yaitu penyelarasan
prioritas pembangunan daerah, program serta kegiatan tahunan daerah
kabupaten bersangkutan dengan tema, agenda pembangunan dan sasaran
pengembangan wilayah dalam RKP serta program strategis nasional
lainnya.
5) Perumusan rancangan awal RKPD mencakup:
a. analisis gambaran umum kondisi daerah;
b. analisis rancangan kerangka ekonomi daerah;
c. analisis kapasitas riil keuangan daerah;
d. penelaahan rancangan awal Renja Perangkat Daerah ;
e. perumusan permasalahan pembangunan daerah provinsi;
f. penelaahan terhadap sasaran RPJMD;
g. penelaahan terhadap arah kebijakan RPJMD;
h. penelaahan terhadap kebijakan pemerintah RKP dan program strategis
nasional;
i. perumusan prioritas pembangunan daerah;
j. perumusan rencana kerja program dan pendanaan;
6) Dalam perumusan rancangan awal RKPD, DPRD memberikan saran dan
pendapat berupa pokok-pokok pikiran DPRD berdasarkan hasil
reses/penjaringan aspirasi masyarakat sebagai bahan perumusan kegiatan,
lokasi kegiatan dan kelompok sasaran yang selaras dengan pencapaian
sasaran pembangunan yang telah ditetapkan dalam arah kebijakan dan
prioritas pembangunan daerah tahun 2024, sehingga tercipta sinergitas
dalam upaya pencapaian sasaran pembangunan daerah di tahun 2024.
7) Saran dan pendapat berupa pokok-pokok pikiran DPRD sebagaimana
dimaksud diatas, dapat disampaikan secara tertulis dan/atau dalam rapat
dengar pendapat dengan kepala daerah.
8) Hasil perumusan rancangan awal RKPD, disajikan dengan sistematika
sekurang-kurangnya memuat:
a. pendahuluan;
b. gambaran umum kondisi daerah;
c. kerangka ekonomi dan keuangan daerah;
d. sasaran dan prioritas pembangunan daerah;
e. program dan kegiatan Perangkat Daerah; dan
f. Penutup
b) Konsultasi Publik Rancangan Awal RKPD

Jalan Onje 1 B Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah 53311


Telepon (0281) 891012-891059 -891450 / Fax (0281) 891271
Website: www.purbalinggakab.go.id
21

1) Rancangan awal RKPD dibahas bersama dengan kepala Perangkat Daerah


dan dikonsultasikan dengan publik untuk memperoleh masukan dan
saran penyempurnaan.
2) Masukan dan saran dirumuskan dalam berita acara kesepakatan dan
ditandatangani oleh Kepala BAPPELITBANGDA atau sebutan lain dan
kepala Perangkat Daerah serta perwakilan masyarakat yang hadir pada
konsultasi publik.
c) Persetujuan Rancangan Awal RKPD
1) BAPPELITBANGDA mengajukan rancangan awal RKPD kepada kepala
daerah melalui Sekretaris Daerah untuk memperoleh persetujuan
2) Pengajuan rancangan awal RKPD sebagaimana dimaksud dilengkapi
dengan lampiran berupa net konsep Surat Edaran Kepala Daerah tentang
pedoman penyempurnaan rancangan awal Renja Perangkat Daerah untuk
dibahas dalam forum Perangkat Daerah;
d) Perumusan Rancangan RKPD
1) Perumusan rancangan RKPD kabupaten merupakan penyempurnaan
rancangan awal RKPD menjadi rancangan RKPD berdasarkan:
a. rancangan Renja seluruh Perangkat Daerah yang telah diverifikasi; dan
b. hasil penelaahan terhadap rancangan awal RKPD terhadap surat
edaran gubernur tentang penyelarasan prioritas pembangunan,
kebijakan pembangunan antar wilayah kabupaten dalam provinsi, RKP
dan program strategis nasional.
2) Rancangan RKPD kabupaten disajikan sekurang-kurangnya dengan
sistematika sebagai berikut :
a. pendahuluan;
b. gambaran umum kondisi daerah;
c. kerangka ekonomi dan keuangan daerah;
d. sasaran dan prioritas pembangunan daerah;
e. program dan kegiatan Perangkat Daerah; dan
f. Penutup
e) Perumusan Rancangan Akhir RKPD
1) Perumusan rancangan akhir RKPD kabupaten merupakan proses
penyempurnaan rancangan RKPD kabupaten menjadi rancangan akhir
RKPD kabupaten berdasarkan berita acara kesepakatan hasil
MUSRENBANG RKPD kabupaten
2) Rancangan akhir RKPD disajikan sekurang-kurangnya dengan sistematika
sebagai berikut :
a. pendahuluan;
b. gambaran umum kondisi daerah;
c. kerangka ekonomi dan keuangan daerah;
d. sasaran dan prioritas pembangunan daerah;
e. program dan kegiatan Perangkat Daerah; dan
f. Penutup
3) Rancangan akhir RKPD disampaikan kepada Sekretaris Daerah untuk
dibahas oleh seluruh Kepala Perangkat Daerah
4) Pembahasan Rancangan Akhir RKPD, bertujuan untuk memastikan
program dan kegiatan pembangunan daerah terkait dengan tugas dan fungsi
masing-masing Perangkat Daerah telah diakomodir dalam rancangan akhir
RKPD.
f) Penetapan RKPD

Jalan Onje 1 B Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah 53311


Telepon (0281) 891012-891059 -891450 / Fax (0281) 891271
Website: www.purbalinggakab.go.id
22

1) Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang RKPD disampaikan kepada


Perangkat Daerah yang membidangi hukum untuk dibahas dan
disempurnakan
2) Rancangan Peraturan Kepala Daerah yang telah disempurnakan
disampaikan kepada kepala daerah dalam rangka persetujuan untuk
penetapan dan pengundangan
3) Peraturan Bupati tentang RKPD Kabupaten sebagaimana dimaksud
dijadikan sebagai :
a. pedoman penyusunan rancangan akhir Renja Perangkat Daerah
Kabupaten;
b. pedoman penyusunan Rancangan Kebijakan Umum APBD Kabupaten
serta Rancangan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten.
4) Rancangan Kebijakan Umum APBD serta Rancangan Prioritas dan Plafon
Anggaran Sementara disampaikan bupati kepada DPRD untuk dibahas
sebagai landasan penyusunan rancangan APBD.

3. Penyusunan Renja SKPD


a) Perumusan Rancangan Awal Renja Perangkat Daerah
1) Perangkat Daerah menyusun rancangan awal Renja Perangkat Daerah,
paling lama pada minggu pertama bulan Januari dan perangkat daerah baru
secara paralel menyusun rencana strategis tahun 2021-2026 sebagai
pedoman penyusunan Renja Perangkat Daerah.
2) Perumusan rancangan awal Renja Perangkat Daerah berpedoman pada
Renstra Perangkat Daerah, hasil evaluasi pelaksanaan Renja Perangkat
Daerah tahun lalu, dan hasil pengendalian pelaksanaan Renja Perangkat
Daerah tahun berjalan.
a. Berpedoman pada Renstra Perangkat Daerah dengan maksud untuk
menjamin kesesuaian antara program, kegiatan, lokasi kegiatan,
kelompok sasaran, serta prakiraan maju yang disusun dalam rancangan
awal Renja Perangkat Daerah dengan Renstra Perangkat Daerah.
b. Berpedoman pada hasil evaluasi pelaksanaan Renja Perangkat Daerah
tahun lalu dan hasil pengendalian pelaksanaan Renja Perangkat
Daerah tahun berjalan dengan maksud untuk memastikan bahwa
rumusan kegiatan alternatif dan/atau kegiatan baru yang disusun dalam
rancangan awal Renja Perangkat Daerah dilakukan dalam rangka
optimalisasi pencapaian sasaran Renstra Perangkat Daerah.
3) Perumusan rancangan awal Renja Perangkat Daerah, mencakup:
a. analisis gambaran pelayanan Perangkat Daerah;
b. review hasil evaluasi pelaksanaan Renja Perangkat Daerah tahun lalu.
4) Hasil perumusan rancangan awal Renja Perangkat Daerah, disajikan
dengan sistematika sekurang-kurangnya memuat:
a. pendahuluan;
b. hasil evaluasi Renja Perangkat Daerah tahun lalu;
c. tujuan, sasaran dan rencana program dan kegiatan;
d. penutup.
b) Penyempurnaan Rancangan awal Renja Perangkat Daerah
1) Rancangan awal Renja Perangkat Daerah disempurnakan berdasarkan
rancangan awal RKPD Kabupaten.
2) Penyempurnaan rancangan awal Renja Perangkat Daerah mencakup
perumusan rencana program, kegiatan, indikator kinerja, pendanaan

Jalan Onje 1 B Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah 53311


Telepon (0281) 891012-891059 -891450 / Fax (0281) 891271
Website: www.purbalinggakab.go.id
23

indikatif, lokasi kegiatan dan kelompok sasaran berdasarkan rencana


program, kegiatan, indikator kinerja, pendanaan indikatif, lokasi kegiatan dan
kelompok sasaran pada rancangan awal RKPD
3) Rancangan awal Renja Perangkat Daerah, dibahas bersama dengan
pemangku kepentingan dalam forum Perangkat Daerah
4) Pembahasan dengan pemangku kepentingan, bertujuan untuk memperoleh
masukan dalam rangka penajaman target kinerja sasaran, program dan
kegiatan, lokasi dan kelompok sasaran dalam Rancangan Renja Perangkat
Daerah
5) Hasil pembahasan rancangan awal Renja Perangkat Daerah dalam Forum
Perangkat Daerah, dirumuskan dalam berita acara kesepakatan dan
ditandatangani oleh setiap unsur yang mewakili pemangku kepentingan
yang menghadiri forum Perangkat Daerah
c) Perumusan Rancangan Renja Perangkat Daerah
1) Penyusunan rancangan Renja Perangkat Daerah merupakan proses
perumusan rancangan Renja Perangkat Daerah melalui penyempurnaan
rancangan awal Renja Perangkat Daerah berdasarkan berita acara
kesepakatan forum Perangkat Daerah
2) Rancangan awal Renja Perangkat Daerah disajikan dengan sistematika :
a. pendahuluan;
b. hasil evaluasi Renja Perangkat Daerah tahun lalu;
c. tujuan, sasaran dan rencana program dan kegiatan;
d. penutup
d) Verifikasi Rancangan Renja Perangkat Daerah
1) Rancangan Renja Perangkat Daerah disampaikan kepada Kepala
BAPPELITBANGDA untuk diverifikasi dan dijadikan sebagai bahan
penyempurnaan rancangan awal RKPD menjadi rancangan RKPD
2) Penyampaian Rancangan Renja Perangkat Daerah dimaksud paling lama
minggu pertama bulan Maret
3) BAPPELITBANGDA melakukan verifikasi terhadap rancangan Renja
Perangkat Daerah .
4) Verifikasi sebagaimana dimaksud, harus dapat menjamin rancangan Renja
Perangkat Daerah sudah selaras dengan rancangan awal RKPD.
5) Apabila berdasarkan hasil verifikasi ditemukan hal-hal yang perlu
disempurnakan, BAPPELITBANGDA menyampaikan saran dan
rekomendasi penyempurnaan rancangan Renja Perangkat Daerah kepada
Perangkat Daerah.
6) Berdasarkan saran dan rekomendasi penyempurnaan BAPPELITBANGDA,
Kepala Perangkat Daerah menyempurnakan Rancangan Renja Perangkat
Daerah.
7) Rancangan Renja Perangkat Daerah yang telah disempurnakan
disampaikan kembali oleh kepala Perangkat Daerah kepada kepala
BAPPELITBANGDA
e) Perumusan Rancangan Akhir Renja Perangkat Daerah
1) Perumusan rancangan akhir Renja Perangkat Daerah, merupakan proses
penyempurnaan rancangan Renja Perangkat Daerah menjadi rancangan
akhir Renja Perangkat Daerah berdasarkan Peraturan Kepala Daerah
tentang RKPD.
2) Penyusunan rancangan akhir Renja Perangkat Daerah, dilakukan untuk
mempertajam program, kegiatan dan pagu indikatif Perangkat Daerah

Jalan Onje 1 B Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah 53311


Telepon (0281) 891012-891059 -891450 / Fax (0281) 891271
Website: www.purbalinggakab.go.id

Anda mungkin juga menyukai