Anda di halaman 1dari 322

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS - RPJMD ) 2018 - 2023

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS


(KLHS)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA


MENENGAH DAERAH
(RPJMD)

KOTA PALANGKA RAYA


TAHUN 2018 - 2023
WALIKOTA PALANGKA RAYA

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena limpahan
Rahmat dan Hidayah-Nya lah, kita dapat menuntaskan Dokumen Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palangka Raya Tahun 2018 – 2023 ini.

Dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pembangunan


berkelanjutan, Kementerian Dalam Negeri menerbitkan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 7 tahun 2018 tentang Pembuatan dan Pelaksanaan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dalam Penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). KLHS - RPJMD
dimaknai sebagai analisis sistematis, menyeluruh, dan partisipatif yang
menjadi dasar untuk mengintegrasikan tujuan pembangunan berkelanjutan
ke dalam Dokumen RPJMD.

Sehingga dengan tuntasnya Dokumen KLHS - RPJMD ini dapat


dimanfaatkan dalam mengintegrasikan indikator Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (TPB) kedalam Dokumen Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2018 – 2023 untuk capaian target Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan dan mengakomodir isu strategis Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan yang mencakup isu lingkungan hidup,
ekonomi, sosial, serta hukum dan tata kelola.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan kepada kita


sekalian untuk bersama-sama melakukan yang terbaik bagi Kota Palangka
Raya guna “terwujudnya Kota Palangka Raya yang maju, rukun, dan
sejahtera untuk semua”.

Palangka Raya, Maret 2019

WALIKOTA PALANGKA RAYA

FAIRID NAPARIN
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permasalahan dampak pembangunan, khususnya degradasi


lingkungan hidup dan konflik sosial yang terjadi semakin
kompleks, sejalan dengan meningkatnya aktivitas pembangunan
dan tuntutan kehidupan sosial ekonomi masyarakat baik pada
tingkat lokal dan nasional. Permasalahan ini diperberat dengan
mengemukanya fenomena perubahan iklim (climate change) yang
ditandai kejadian banjir, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan,
serta bencana lainnya.

Persoalan-persoalan tersebut di atas mendorong munculnya


kesadaran masyarakat dan pemerintah daerah tentang pentingnya
kebijakan-kebijakan pembangunan yang mengutamakan
kelestarian lingkungan dan mencegah timbulnya konflik sosial.
Oleh karena itu, maka diperlukan suatu instrumen bagi kebijakan
pengelolaan lingkungan hidup yang berprinsip pada pembangunan
berkelanjutan (sustainable development). Instrumen pengelolaan
lingkungan hidup dalam kebijakan perencanaan pembangunan di
Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(UU PPLH) dan peraturan pelaksanaannya diatur di dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara
Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis.

Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 32


Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Pasal 15 dan PP KLHS Pasal 2, Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah wajib membuat KLHS untuk memastikan
bahwa prinsip Pembangunan Berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau

I -1
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Kebijaka , Rencana dan/atau Program (KRP). Sebagai daerah yang


pada saat ini sedang menyusun Rancangan RPJMD Kota Palangka
Raya Tahun 2019-2023, maka Pemerintah Kota Palangka Raya
berkewajiban menyusun KLHS untuk RPJMD. Dengan kata lain,
dengan adanya implementasi KLHS ini diharapkan permasalahan
lingkungan, ekonomi, social, dan tata kelola yang diprakirakan
terjadi dapat diminimalisasi sehingga pembangunan yang
berkelanjutan dapat diwujudkan.

Kota Palangka Raya termasuk salah satu dari daerah yang


menyelenggarakan Pilakda Serentak tahun 2018 dan telah
berhasil memilih Walikota dan dan Wakil Walikota masa periode
2018-2023. Sebagai konsekuensi logis terpilihnya Kepala Daerah
yang baru, Kota Palangka Raya diwajibkan menyusun RPJMD
Kota Palangka Raya Tahun 2018-2023, maka Pemerintah Kota
Palangka Raya wajib melaksanakan KLHS-RPJMD. KLHS ini
dilakukan pada tahap awal dari proses penyusunan sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari penyusunan RPJMD Kota
Palangka Raya Tahun 2018-2023, sehingga dapat diperkirakan
dampak negatif terhadap lingkungan hidup apabila Kebijakan,
Rencana dam Program (KRP) dilaksanakan. KLHS ini tidak
mengkaji dampak sebuah proyek, melainkan mengkaji dampak
sebuah Kebijakan, Rencana dan Program (KRP). Karenanya hasil
dari kajian ini tentunya bersifat strategik, untuk memberikan
rekomendasi penyempurnaan KRP yang tertuang dalam RPJMD
Kota Palangka Raya Tahun 2018-2023. Dengan kata lain, dengan
adanya Pengendalian lingkungan dalam bentuk KLHS ini
diharapkan permasalahan lingkungan yang diperkirakan terjadi
dapat diminimalisasi sehingga pembangunan yang berkelanjutan
dapat diwujudkan di Kota Palangka Raya.

Penyusunan KLHS RPJMD Kota Palangka Raya Tahun 2018-


2023 mengacu pada Undanng-Undang Nomor 32 Tahun 2009

I -2
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

tentang Perlindungan dan Pegelolaan Lingkungan Hidup;


Peraturan Pemerintah Nomor Peraturan Pemerintah Nomor 46
Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis; Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Nomor P.69/ MENLHK/SETJEN/ KUM.1/12/2017
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2017
tentang Tata Cara Penyelenggaran Kajian Lingkungan Hidup
Strategis; dan operasionalisasinya menggunakan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pembuatan
dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah.

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun


2018 tentang Pembuatan dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis dalam Penyusunan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah tersebut disebutkan bahwa KLHS
RPJMD adalah Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam
Penyusunan Rencana Pembangunan Menengah Daerah yang
selanjutnya disingkat KLHS RPJMD adalah analisis sistematis,
menyeluruh, dan partisipatif yang menjadi dasar untuk
mengintegrasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB ke
dalam dokumen RPJMD. Berdasarkan batasan tersebut
penyusunan KLHS RPJMD Kota Palangka Raya Tahun 2018-2023
tidak akan lepas dari indicator-indikator dalam Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan, sehingga selain menghasilkan
masukan dalam penyusunan RPJMD Kota Palangka Raya Tahun
2018-2023, KLHS RPJMD ini juga menjadi masukan dalam
penyusunan Rencana Aksi Daerah Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (RAD TPB) Provinsi Kalimantan Tengah
sebagaiamana dimandatkan oleh Peraturan Presiden Nomor 59
Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian tujuan
pembangunan berkelanjutan.

I -3
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable


Development Goals (SDGs) merupakan agenda internasional yang
menjadi kelanjutan dari Tujuan Pembangunan Milenium atau
Millennium Development Goals (MDGs). SDGs/TPB disusun oleh
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan melibatkan 194 negara,
civil society , dan berbagai pelaku ekonomi dari seluruh penjuru
dunia. Agenda ini dibuat untuk menjawab tuntutan
kepemimpinan dunia dalam mengatasi kemiskinan, kesenjangan,
dan perubahan iklim dalam bentuk aksi nyata. Peraturan Presiden
Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian tujuan
pembangunan berkelanjutan merupakan komitmen Pemerintah
dalam pelaksanaan pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan yang terdiri 17 (tujuh belas) Tujuan dan 319 (tiga
ratus sembilan belas) indikator, baik indikator global dan indikator
nasional yang menjadi proxi Global. Memberikan amanah kepada
Gubernur untuk bersama-sama dengan Bupati/ Walikota
menyusun Rencana Aksi Daerah Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan. Walaupun mandat tersebut diberikan kepada
Pemerintah Provinsi, akan tetapi indikator dan pencapaian dari
rencana aksi tersebut merupakan aggregate dari indikator dan
pencapaian dari Kabupaten/ Kota.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2018


tentang Pembuatan dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 59
Tahun 2017 Pelaksanaan Pencapaian tujuan pembangunan
berkelanjutan ini sebagai operasionalisasi penyusunan KLHS
RPJMD Kota Palangka Raya bertujuan untuk memandu
pemerintah daerah dalam merumuskan skenario pencapaian
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dengan indicator-
indikatprnya yang menjadi bagian dalam penyusunan RPJMD.

I -4
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2018


tentang Pembuatan dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, diharapkan akan terwujud pembangunan Kota
Palangka Raya yang mensejahterakan, dengan mengedepankan
prinsip keberlanjutan pembangunan serta keberlangsungan
lingkungan hidup.

KLHS RPJMD sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri


Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pembuatan dan
Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,
sangat dibutuhkan dalam pemenuhan kualitas penyusunan
RPJMD, dimana didalamnya subtansi rencana pembangunan
didasarkan pada analisis Daya Dukung dan Daya Tampung
lingkungan serta mengarahkan Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan. Berdasarkan pemetaan Daya Dukung dan Daya
Tampung Lingkungan Hidup berbasis jasa ekosistem terhadap
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan maka diharapkan
sumbangan KLHS RPJMD Kota Palangka Raya dapat memastikan
integrasi pembangunan berkelanjutan dalam Kebijakan, Rencana,
dan Program, dan mendukung percepatan pencapaian 17 Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan sebagaimana yang telah di tetapkan
dalam Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang
Pelaksanaan Pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.

1.2 Landasan Hukum


Dasar hukum dari Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota
Palangka Raya Tahun 2018 – 2023 meliputi :
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;

I -5
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan


Ruang;
3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2017 tentang
Partisipasi Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara
Penyelenggaraan KLHS;
7. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 Tentang
Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan;
8. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 69
Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor
46 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis.
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2018 tentang
Pembuatan dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah.

1.3 Maksud dan Tujuan


Maksud penyusunan dokumen KLHS selain untuk
mengintegrasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan kedalam
rumusan Kebijakan, Rencana dan/atau Program (KRP) RPJMD
Kota Palangka Raya 2018 - 2023 juga memastikan partisipasi
masyarakat dan pemangku kepentingan lain dalam hal pengambil
keputusan kebijakan dan perencanaan pembangunan. Sedangkan

I -6
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

tujuan penyelenggaraan KLHS - RPJMD Kota Palangka Raya


adalah masukan dan atau rujukan untuk :
1. Penyusunan dokumen RPJMD Kota Palangka Raya Tahun
2018 – 2023
2. Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) TPB Provinsi
Kalimantan Tengah Tahun 2018

1.4 Sistematika Penulisan


Sistematika Laporan KLHS RPJMD Kota Palangka Raya
Tahun 2018-2023 terdiri:
BAB I : PENDAHULUAN
Merupakan penjelasan latar belakang, dasar hukum, maksud dan
tujuan, sistematika penulisan dan daftar istilah dalam
penyusunan dokumen KLHS RPJMD Kota Palangka Raya .
BAB II : PROSES KLHS RPJMD
Berisi penjelasan tentang konsep KLHS dan KLHS untuk RPJMD,
serta tahapan - tahapan yang dilakukan untuk penyelenggaraan
KLHS RPJMD
BAB III : KONDISI UMUM KOTA PALANGKA RAYA
Berisi penjelasan tentang gambaran kondisi secara umum, kondisi
lingkungan hidup di Kota Palangka Raya yang merupakan muatan
dalam KLHS, serta arah kebijakan ekonomi dan keuangan daerah.
BAB IV : PENGKAJIAN
Berisi penjelasan tentang hasil capaian indikator pembangunan
Kota Palangka Raya terhadap indikator dalam Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan, Perumusan Isu -isu strategis
prioritas dan pembagian peran para pihak.
BAB V : MUATAN KLHS
Berisi tentang Kajian Muatan KLHS, yaitu Daya Dukung Daya
Tampung, Resiko Dampak Lingkungan Hidup, Kinerja Layanan
Jasa Ekosistem, Efisiensi Pemanfaatan Sumberdaya Alam, Tingkat
Kerentanan dan Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim, dan Tingkat
Ketahanan Potensi Keaneka Ragaman Hayati
BAB VI : PERUMUSAN SKENARIO PENCAPAIAN TUJUAN
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Berisi rumusan hasil analisa kajian berdasarkan gambaran umum
wilayah, tantangan dan kendala pencapaian serta daya dukung
daya tampung terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan, dan

I -7
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

penyusunan skenario untuk target RPJMD berdasarkan


perbandingan antara rate perubahan tahunan Bussiness As Usual
dan rate perubahan tahunan terhadap target nasional 2030.
BAB VII KESIMPULAN
Berisi alternatif dan rekomendasi untuk RPJMD yang didasarkan
rumusan isu strategis yang disusun. Rekomendasi ditujukan
untuk misi, tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan dan
program. Selain itu tambahan rekomendasi yang ditujukan untuk
keseluruhan dokumen RPJMD untuk beberapa bagian termasuk
latar belakang, kondisi umum serta isu strategis Kota Palangka
Raya.

1.5 Daftar Istilah/Singkatan


1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 5 (lima)
tahun.
2. Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra Perangkat
Daerah) adalah dokumen perencanaan Perangkat Daerah
untuk periode 5 (lima) tahun.
3. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) adalah hasil perencanaan
tata ruang yang merupakan penjabaran strategi dan arahan
kebijakan pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota kedalam struktur dan pola pemanfaatan ruang
wilayah.
4. Isu Strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan
atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan Daerah
karena dampaknya yang signifikan bagi Daerah dengan
karakteristik bersifat penting, mendasar, mendesak, berjangka
menengah/panjang, dan menentukan pencapaian tujuan
penyelenggaraan pemerintahan Daerah di masa yang akan
datang.
5. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian
analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk
memastikan bahwa prinsip Pembangunan Berkelanjutan telah
menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu
wilayah dan/atau Kebijakan, Rencana, dan/atau Program.
6. Kebijakan adalah arah atau tindakan yang diambil oleh
Pemerintah atau pemerintah daerah untuk mencapai tujuan.

I -8
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

7. Rencana adalah hasil suatu proses untuk menentukan


tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan,
dengan memperhitungkan sumberdaya yang tersedia.
8. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau
lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi
pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta
memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang
dikoordinasikan oleh instansi pemerintah.
9. Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam Penyusunan
Rencana Pembangunan Menengah Daerah (KLHS RPJMD)
adalah analisis sistematis, menyeluruh, dan partisipatif yang
menjadi dasar untuk mengintegrasikan tujuan Pembangunan
Berkelanjutan ke dalam dokumen RPJMD.
10. Pembangunan Berkelanjutan (PB) adalah upaya sadar dan
terencana yang memadukan dimensi lingkungan hidup, sosial,
dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin
keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan,
kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan
generasi masa depan.
11. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development
Goals (TPB/SDG’s) adalah dokumen yang memuat tujuan dan
sasaran global tahun 2016 sampai tahun 2030.
12. Rencana Aksi Daerah Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(RAD TPB) adalah dokumen rencana kerja 5 (lima) tahunan di
tingkat daerah provinsi untuk melaksanakan berbagai kegiatan
yang secara langsung dan tidak langsung mendukung
pencapaian TPB yang sesuai dengan sasaran pembangunan
daerah.

I -9
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

BAB II
PROSES PENYUSUNAN KLHS RPJMD

2.1 Konsep KLHS

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian


analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk
memastikan prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi
dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/
atau kebijakan, rencana, dan/ atau program. Penyelenggaraan
KLHS khususnya untuk RPJMD untuk Pemerintah Daerah baik
Provinsi ataupun Kabupaten/ Kota berdasarkan Permendagri No.
7 tahun 2018 tentang Pembuatan dan Pelaksanaan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis dalam Penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, merupakan analisis
sistematis, menyeluruh, dan partisipatif yang menjadi dasar untuk
mengintegrasikan tujuan Pembangunan Berkelanjutan ke dalam
dokumen RPJMD.

Gambar 2.1 Alur Penyusunan KLHS RPJMD dan Integrasinya Dalam


RPJMD

II - 1
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Pemerintah dan pemerintah daerah berkewajiban


melaksanakan KLHS dalam penyusunan atau evaluasi kebijakan,
rencana, dan/ atau program pada tingkat nasional, Daerah
Provinsi, dan Daerah Kabupaten/ Kota. Penyelenggaraan KLHS
merupakan mandat dari Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
sedangkan tata cara penyelenggaraannya diatur di dalam PP
Nomor 46 Tahun 2017 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis. Pelaksanaan PP Nomor 46 Tahun
2017 tersebut selanjutnya diatur di dalam PerMenLHK Nomor
P.69/ MENLHK/ SETJEN/ KUM.1/12/2017 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 46 tentang Tata Cara
Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis.
Penyelenggaraan KLHS untuk RPJMD baik untuk Pemerintah
Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota secara
khusus telah diatur dalam Permendagri No. 7 tahun 2018 tentang
Pembuatan dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah.

2.2 Penyelenggaraan KLHS


Bangunan pembentuk KLHS RPJMD adalah rangkaian
proses mengumpulkan, menganalisis, dan menghasilkan
informasi; rangkaian proses dialog pihak-pihak yang
berkepentingan; dan rangkaian proses mengintegrasikan hasilnya
dalam dokumen perencanaan. KLHS RPJMD yang akuntabel tidak
hanya karena analisisnya baik, namun juga karena dibangun
dengan proses terpadu, transparan dan partisipatif melibatkan
pemangku kepentingan, yaitu para perencana, pengambil
keputusan, dan masyarakat.

II - 2
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Gambar 2.2 Tahapan Penyelenggaraan KLHS RPJMD

Prinsip-prinsip tersebut dilaksanakan dalam


penyelenggaraan KLHS RPJMD Kota Palangka Raya dengan
berlandaskan pada kebijakan yang menjadi landasan hukum
pelaksanaannya, yakni sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis.
3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.69/ MENLHK/ SETJEN/ KUM.1/12/2017 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2017
tentang Tata Cara Penyelenggaran Kajian Lingkungan Hidup
Strategis.
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2018 tentang
Pembuatan dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah.

II - 3
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Kebijakan-kebijakan tersebut secara umum saling


melengkapi dan mempertajam metode pengkajian dalam
penyelenggaraan KLHS RPJMD. Dalam penyelenggaraan KLHS
RPJMD Kota Palangka Raya Tahun 2018-2023, mekanisme yang
dilaksanakan adalah sebagai berikut:

a. Pembentukan tim pembuat KLHS RPJMD


Tahapan persiapan dalam penyelenggaraan KLHS untuk
RPJMD adalah Pembetukan tim pembuat KLHS RPJMD
dilakukan dengan berdasarkan ketetapan Pemerintah Daerah.
Tim pembuat KLHS untuk RPJMD yang selanjutnya disebut
Tim Pokja (Kelompok Kerja) KLHS terdiri dari perangkat daerah
dengan melibatkan ormas, filantropi, pelaku usaha, akademisi,
dan pihak terkait lainnya yang kompeten dan sesuai kebutuhan
dalam pembuatan KLHS RPJMD. Tim Pokja KLHS bertugas
untuk menyusun Kerangka Acuan Kerja, menyelenggarakan
KLHS, melaksanakan kajian pembangunan berkelanjutan, dan
merumuskan skenario pembangunan berkelanjutan.
b. Pengkajian Muatan Pembangunan berkelanjutan
Pengkajian muatan pembangunan berkelanjutan dalam
penyelenggaraan KLHS untuk RPJMD adalah mengkaji tujuan
pembangunan berkelanjutan yang ditetapkan oleh pemerintah
Pusat, dan juga ketetapan di tingkat Pemerintah Daerah yang
mendukung. Pada mekanisme pengkajian ini, dilakukan
melalui identifikasi data, pengumpulan data, dan analisa data
mencakup:
 Kondisi umum daerah
 Capaian indikator pembangunan berkelanjutan yang relevan
 Pembagian peran antara Pemerintah, Pemerintah Daerah,
Organisasi Masyarakat, Filantropi, pelaku usaha serta
akademisi dan pihak lainnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

II - 4
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Selain itu hasil pengkajian yang dilakukan memuat analisa


paling sedikit, yaitu
 Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup
 Perkiraan mengenai dampak dan resiko lingkungan hidup
 Kinerja atau layanan jasa ekosistem
 Efisiensi pemanfaatan sumberdaya alam
 Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap
perubahan iklim
 Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati
c. Perumusan skenario pembangunan berkelanjutan
Mekanisme selanjutnya dalam penyelenggaraan KLHS adalah
merumuskan skenario pembangunan berkelanjutan atau
alternatif program baik yang merupakan perbaikan dari
program yang disusun di dalam dokumen RPJMD ataupun
yang belum tercantum di dalam dokumen RPJMD akan tetapi
penting untuk dilaksanakan. Perumusan skenario dilakukan
dengan memberikan alternative proyeksi kondisi tujuan
pembangunan berkelanjutan berupa target pencapaian Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan tanpa upaya tambahan dan/ atau
dengan upaya tambahan. Upaya tambahan yang disusun
dengan memperhatikan
 Pencapaian target tanpa upaya tambahan
 Pencapaian target yang ditetapkan secara nasional
 Potensi, daya saing dan inovasi daerah
 Daya dukung dan daya tampung daerah
 Pertimbangan lain sesuai dengan kebutuhan daerah
d. Penjaminan kualitas, pendokumentasian, dan validasi KLHS
RPJMD
Mekanisme penjaminan kualitas, pendokumentasian, dan
validasi KLHS merupakan mekanisme yang terakhir dalam

II - 5
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

penyelenggaraan KLHS. Proses penjaminan kualitas dilakukan


untuk penyempurnaan KLHS dengan berdasarkan penilaian
mandiri oleh penyusun kebijakan, rencana dan/ atau program
pada setiap tahapan penyusunan atau sekaligus pada saat
terakhir penyusunan.
Proses pendokumentasian KLHS merupakan hasil pembuatan
dan pelaksanaan KLHS yang disampaikan didalam laporan
KLHS. Laporan KLHS merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari dokumen Kebijakan, Rencana, dan Program
yang dijadikan sebagai informasi pendukung sistem
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan
serta sistem akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah Daerah
bersifat terbuka dan dapat diakses oleh publik.
Proses validasi dalam penyelenggaraan KLHS dilakukan untuk
memastikan penjaminan kualitas telah dilaksanakan secara
akuntabel dan dapat dipertanggung jawabkan kepada publik.
Penjaminan kualitas untuk kebijakan, rencana, dan program
tingkat Kabupaten/ Kota dilakukan oleh Gubernur. Prosedur
dalam validasi KLHS untuk kebijakan kebijakan, rencana, dan
program tingkat Kabupaten/ Kota dilakukan dengan
mengajukan permohonan tertulis kepada Gubernur dengan
melampirkan
 Rancangan kebijakan, rencana, dan/ atau program
 Laporan KLHS
 Bukti pemenuhan standar kompetensi penyusun KLHS

2.3 Hasil KLHS


Hasil dari penyelenggaraan KLHS untuk RPJMD adalah
Laporan KLHS merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
dokumen RPJMD untuk dijadikan sebagai informasi pendukung
sistem pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana
pembangunan serta sistem akuntabilitas kinerja instansi

II - 6
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Pemerintah Daerah yang bersifat terbuka dan dapat diakses oleh


publik. Laporan KLHS yang disusun memuat informasi tentang
dasar pertimbangan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program
sehingga perlu dilengkapi KLHS; metoda, teknik, rangkaian
langkah-langkah dan hasil pengkajian pengaruh Kebijakan,
Rencana, dan/atau Program terhadap kondisi Lingkungan Hidup;
metoda, teknik, rangkaian langkah-langkah dan hasil perumusan
alternatif muatan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program;
pertimbangan, muatan, dan konsekuensi rekomendasi perbaikan
untuk pengambilan keputusan Kebijakan, Rencana, dan/atau
Program yang mengintegrasikan prinsip Pembangunan
Berkelanjutan; gambaran pengintegrasian hasil KLHS dalam
Kebijakan, Rencana, dan/atau Program; pelaksanaan partisipasi
masyarakat dan keterbukaan informasi KLHS; dan hasil
penjaminan kualitas KLHS.

Gambar 2.3 Integrasi KLHS ke dalam RPJMD

II - 7
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

BAB III
PROFIL WILAYAH KAJIAN

Secara geografis, Kota Palangka Raya terletak pada 113°30’ –


114°07’ Bujur Timur dan 1°35' – 2°24’ Lintang Selatan. Wilayah
administrasi Kota Palangka Raya dengan luas 2.853,52 Km² (285.352
Ha) terdiri atas 5 (lima) wilayah Kecamatan yaitu Kecamatan Pahandut
dengan luas 119,41 Km², Kecamatan Sabangau dengan luas 641,47
Km², Kecamatan Jekan Raya dengan luas 387,53 Km², Kecamatan Bukit
Batu dengan luas 603,16 Km², dan Kecamatan Rakumpit dengan luas
1.101,95 Km² yang terdiri dari 30 Kelurahan dengan batas-batas sebelah
utara Kabupaten Gunung Mas, sebelah timur Kabupaten Pulang Pisau,
sebelah selatan Kabupaten Pulang Pisau, sebelah barat Kabupaten
Katingan.

Tabel 3.1 Luas Wilayah Kota Palangka Raya Tahun 2016


No. Kecamatan Luas (Km²) %
1 Pahandut 119,41 4,18
2 Sabangau 641,47 22,48
3 Jekan Raya 387,53 13,58
4 Bukit Batu 603,16 21,14
5 Rakumpit 1.101,95 38,62
Jumlah 2.853,52 100
Sumber : Analisa GIS

3.1 Biofisik
3.1.1 Iklim dan Curah Hujan
Curah hujan di Kota Palangka Raya yang paling tinggi terjadi di
bulan Maret dengan curah hujan 475,70 mmᶟ, sedangkan curah hujan
paling rendah terjadi pada bulan September dengan curah hujan 67,10
mmᶟ. Hari hujan di Kota Palangka Raya yang paling banyak terjadi di
bulan Maret, November, dan Desember dengan hari hujan sebanyak 20

III - 1
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

hari, sedangkan hari hujan paling sedikit terjadi pada bulan Agustus
dengan hari hujan sebanyak 11 hari.

Tabel 3.2. Curah Hujan dan Hari Hujan Kota Palangka Raya
Curah Hujan Jumlah Hari
No Bulan
(mm³) Hujan
1. Januari 354.5 16
2. Februari 166.4 13
3. Maret 475.7 20
4. April 235.7 17
5. Mei 475.7 14
6. Juni 322.3 13
7. Juli 134.4 15
8. Agustus 169.5 11
9. September 67.1 12
10. Oktober 237.3 15
11. November 409.8 20
12. Desember 403 20
Total 3451.4 186
Sumber : Kota Palangka Raya Dalam Angka 2018

Rata-rata suhu di Kota Palangka Raya yang paling tinggi terjadi di


bulan Mei dengan suhu rata-rata 28,56 °C, sedangkan Rata-rata suhu
paling rendah terjadi pada bulan Februari dengan suhu rata-rata 27,11
°C. bulan Januari dengan suhu rata-rata 27,75 °C, bulan Maret dengan
suhu rata-rata 28,04 °C, bulan April dengan suhu rata-rata 28,15 °C,
bulan Juni dengan suhu rata-rata 27,75 °C, bulan Juli dengan suhu
rata-rata 21 °C, bulan Agustus dengan suhu rata-rata 27,89 °C, bulan
September dengan suhu rata-rata 27,45 °C, bulan Oktober dengan suhu
rata-rata 27,71 °C, bulan November dengan suhu rata-rata 27,76 °C,
dan bulan Desember dengan suhu rata-rata 27,16 °C.

Kelembaban udara di Kota Palangka Raya yang paling tinggi


terjadi di bulan Februari dengan kelembaban udara rata-rata 86,86 %,
sedangkan kelembaban udara rata-rata paling rendah terjadi pada bulan
Agustus dengan kelembaban udara rata-rata 79,13 %, bulan Januari
dengan kelembaban udara rata-rata 83,78 %, bulan Maret dengan
kelembaban udara rata-rata 84,56 %, bulan April dengan kelembaban

III - 2
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

udara rata-rata 84,64 %, bulan Mei dengan kelembaban udara rata-rata


83,73 %, bulan Juni dengan kelembaban udara rata-rata 83,38 %,
bulan Juli dengan kelembaban udara rata-rata 81,78 %, bulan
September dengan kelembaban udara rata-rata 81,86 %, bulan Oktober
dengan kelembaban udara rata-rata 81,30, bulan November dengan
kelembaban udara rata-rata 83,30 %, dan bulan Desember dengan
kelembaban udara rata-rata 83,83 %.

Rata-rata tekanan udara di Kota Palangka Raya yang paling tinggi


terjadi di bulan Januari dengan tekanan udara 1.014,53 mb, sedangkan
tekanan udara paling rendah terjadi pada bulan Desember dengan
tekanan udara 1.012,09 mb, bulan Februari dengan tekanan udara
1.014,16 mb bulan Maret dengan tekanan udara 1.014,39 mb, bulan
April dengan tekanan udara 1.013,45 mb, bulan Mei dengan tekanan
udara 1.012,72mb, bulan Juni dengan tekanan udara 1.013,67 mb,
bulan Juli dengan tekanan udara 1.013,08 mb, bulan Agustus dengan
tekanan udara 1.012,92 mb, bulan September dengan tekanan udara
1.013,42 mb, bulan Oktober dengan tekanan udara 1.013,05 mb, dan
bulan November dengan tekanan udara 1.012,82 mb.

Kecepatan Angin di Kota Palangka Raya yang paling tinggi terjadi


di bulan Desember dengan kecepatan angin 4,97 knot, sedangkan
kecepatan angin paling rendah terjadi pada bulan Juni dengan
kecepatan angin 3,73 knot, bulan Januari dengan kecepatan angin 4,10
knot, bulan Februari dengan kecepatan angin 4,04 knot, bulan Maret
dengan kecepatan angin 4,16 knot, bulan April dengan kecepatan angin
3,97 knot, bulan Mei dengan kecepatan angin 4,16 knot, bulan Juli
dengan kecepatan angin 4,06 knot, bulan Agustus dengan kecepatan
angin 4,26 knot, bulan September dengan kecepatan angin 4,17 knot,
bulan Oktober dengan kecepatan angin 4,58 knot, dan bulan November
dengan kecepatan angin 4,20 knot.

Penyinaran matahari di Kota Palangka Raya yang paling tinggi


terjadi di bulan Juni dengan penyinaran matahari 68,17 %, sedangkan

III - 3
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

penyinaran matahari paling rendah terjadi pada bulan Februari dengan


penyinaran matahari 25,80 %, bulan Januari dengan penyinaran
matahari 57,26 %, bulan Maret dengan penyinaran matahari 54,23 %,
bulan April dengan penyinaran matahari 40,63 %, bulan Mei dengan
penyinaran matahari 66,21 %, bulan Juli dengan penyinaran matahari
59,19 %, bulan Agustus dengan penyinaran matahari 72,70 %, bulan
September dengan penyinaran matahari 61,54 %, bulan Oktober dengan
penyinaran matahari 58,39 %, bulan November dengan penyinaran
matahari 34,13 %, dan bulan Desember dengan penyinaran matahari
58,43 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta 1.3 peta curah
hujan Kota Palangka Raya.

3.1.2 Topografi
Kota Palangka Raya memiliki kemiringan lereng yang bervariasi
antara sangat datar dan datar sampai agak curam. diwilayah bagian
utara memiliki kemiringan kurang dari 2 – 8 % dengan luas 62.898,04
Ha. Wilayah bagian selatan dengan kondisi dataran rendah yang
memiliki ketinggian 16-25 mdpl dan pada tingkat kemiringan 0 – 2 %
seluas 219.352,67 Ha. Wilayah yang memiliki kemiringan 15 – 25 %
seluas 407.35 Ha yang terdapat di Kecamatan Bukit Batu, dan wilayah
yang memiliki kemiringan 9-15% seluas 210.34 Ha. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada peta Kemiringan Lereng Kota Palangka Raya.

3.1.3 Geologi dan Geomorfologi


Berdasarkan data dari Badan Informasi Geospasial (BIG) tahun
2017 diketahui bahwa, struktur geologi Kota Palangka terbagi menjadi 6
jenis yaitu Endapan Aluvium dengan luas 155.967,27 Ha, Endapan
Talus seluas 35.178,98 Ha, Formasi Warukin seluas 63.108,37 Ha,
Formasi Mentarang seluas 407.35 Ha, Formasi Naintopo seluas
21.745,36, dan Aluvium seluas 6.461.05 Ha. Morfologi Kota Palangka
Raya didominasi dataran teras berpasir yang ditutupi gambut yang
dangkal seluas 135.109,26 ha, bukit berpasir yang berombak seluas
62.898,04 ha, daerah meander dari sungai besar dengan tanggul yang

III - 4
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

luas seluas 6.733,71 ha, dataran banjir berawa pada lembah yang
sempit seluas 21.745,36 ha, dataran banjir yang tergenang permanen
seluas 23.233,79 ha, dataran gabungan endapan muara dan endapan
sungai seluas 5.462,38 ha, dataran sedimen yang berombak dengan sisa
teras berpasir seluas 210,34 ha, rawa gambut yang dalam seluas
17.647,80 rawa gambut yang dalam, umumnya berbentuk kubah seluas
9.420,37 ha, dan sub - paralel sistem pada pegunungan metamorf
seluas 407,35 ha.

Berdasarkan data dari Badan Informasi Geospasial (BIG) tahun


2017 diketahui bahwa bentuk lahan Kota Palangka Raya didominasi
lahan Denudasional yaitu lahan yang terjadi akibat proses-proses
pelapukan, erosi, gerak masa batuan (mass wasting) seluas 118.233,09
Ha, lahan Fluvial (lahan basah) seluas 44.166.65 Ha, lahan dataran
banjir, rawa, lembah antara bukit, lereng kaki, lereng seluas 844.94 ha,
lahan gambut yang terdapat di area ini tipis sekitar 10 cm dibawah
gambut terdapat tanah mineral, memiliki tingkat kematangan fibrik
dataran mayoritas tergenang seluas 5.702.60 ha, lereng kaki, lereng
tengah, lereng atas, puncak seluas 97.624.89 ha, rawa seluas 9.420.37
ha , dan struktural seluas 407.35 ha.

3.1.4 Tanah
Berdasarkan data dari Badan Informasi Geospasial (BIG) tahun
2017 diketahui bahwa, jenis tanah di Kota Palangka Raya didominasi
lahan alluvium, pasir beumur tua, gambut seluas 135.109,26 Ha,
alluvium dan gambut seluas 4.617,44 Ha, alluvium dan pasir berumur
tua seluas 62.898,04 ha, alluvium, gambut, alluvium seluas 844,94 Ha,
aluvium muda, berasal dari endapan sungai seluas 44. 979,15 Ha, batu
pasir, batu lumpur, alluvium, pasir berumur tua seluas 210.34 Ha,
Gambut seluas 27.068,17 Ha, dan skis, gneis, kuarsit, granit seluas
407.35 Ha.

III - 5
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

3.1.5 Hidrologi
Hidrologi di Kota Palangka Raya terbagi menjadi sungai dan
danau, untuk sungai Kota Palangka Raya dilalui sungai Kahayan dengan
panjang + 526 Km, sungai Sabangau dengan panjang + 180 Km, dan
Sungai Rungan dengan panjang + 165 Km. Danau, dimana berdasarkan
data BAPPEDA Kota Palangka Raya 2016, jumlah danau yang terdapat
di kawasan kota Palangka Raya sebanyak 138 danau. Dari keseluruhan
danau tersebut kondisinya bervariasi dan jumlah yang terbanyak
terdapat di Kecamatan Rakumpit. Berikut ini tabel danau di Kota
Palangka Raya tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel 2.2.

Tabel 3.3. Danau di Kota Palangka Raya


No. Kecamatan Kelurahan Nama Danau Fungsi

Tanjung 1. Danau Parupuk 1. Tangkapan


1 Pahandut Pinang ikan

2. Danau Ilung 2. Serapan


air

3. Danau Karandang

4. Danau Kalakai

Pahandut 1. Danau Parasiang

Tumbang 1. Danau Kaman


Rungan

2. Danau Lutan

3. Danau Gelombang

4. Danau Takapan

5. Danau Tapar

6. Danau Nahan

7. Danau Kuin

8. Terusan Beringin

9. Terusan Sei
Langkai

Pahandut 1. Terusan Limau


Seberang

III - 6
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

No. Kecamatan Kelurahan Nama Danau Fungsi

Jekan Raya Palangka 1. Terusan Kudung 1. Tangkapan


2 ikan

Bukit Tunggal 1. Danau Burung 2. Serapan


air

2. Danau Rangas

Petuk 1. Danau Jalutung


Ketimpun

2. Danau Rawet

3. Danau Hantasan

4. Danau Hampapak

5. Danau Bajawak

6. Danau Rangas

7. Danau Watang

8. Danau Burung

9. Danau Bukung

10. Danau Bunter

Bukit Batu Marang 1. Danau Dapu 1. Tangkapan


3 Halus ikan

2. Danau Dapu Besar 2. Serapan


air

3. Danau Cangkir

4. Danau Garigit

5. Danau Kajang

6. Danau Parupuk

7. Danau Kamarang

Banturung 1. Danau Negara

2. Danau rege

Tumbang 1. Danau Tahai Besar


Tahai

2. Danau Sagumang

Tangkiling 1. Danau tintu

III - 7
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

No. Kecamatan Kelurahan Nama Danau Fungsi

2. Daau lewu

3. Danau karamba

Sei Gohong 1. Danau Gelombang


Bawah

2. Danau Bunter
kecil

3. Danau Panjang

4. Danau Kalawa I
dan II

5. Danau Gelombang
Atas

6. Danau Pintu

7. Danau Tahai Besar

8. Danau Marungkat

9. Danau Bunter
Besar

10. Danau Pasau

11. Danau Pasau


Kecil

Kanarakan 1. Danau Tambak

2. Danau Sahang
kecil

3. Danau Sahang
besar

4. Danau Runjang

5. Danau Kanarakan

Pager 1. Danau Marangit

2. Danau Rasau

3. Danau Kurik

4. Danau Burung

5. Danau Bangkok

III - 8
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

No. Kecamatan Kelurahan Nama Danau Fungsi

6. Danau Karandang

7. Danau Tisu

Rangkumpit Petuk Bukit 1. Danau Sahang 1. Tangkapan


4 ikan

2. Danau bitung 2. Serapan


air

3. Danau bentuk
petak

4. Danau bakut

5. Danau bukit
manuah

6. Danau nandjan

7. Danau manjung

8. Danau marang

9. Danau bangat

10. Danau buring


pahe

11. Danau tilap

12. Danau bukit


mendeng

13. Danau ilung

14. Danau bakung

15. Danau betung


kurik

16. Danau karahang

17. Danau raung

18. Danau teluk


bajuku

19. Danau takapan

20. Danau lentang

21. Danau kalawau

III - 9
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

No. Kecamatan Kelurahan Nama Danau Fungsi

22. Danau karigit

23. Danau
hambuwuk

24. Danau rasau

Gaung Baru 1. Danau panjang

2. Danau pungau

3. Danau sungai
kaung

4. Danau tissue

5. Danau dahinang

6. Danau burung

7. Danau hurung
barumpung

8. Danau bunten

9. Sungai pager

10. Sungai raung

11. Bangamat

Panjehang 1. Danau sangumang

2. Danau tuyang
kecil

3. Danau tuyang
besar

Petuk Barunai 1. Danau sagumang


kurik

2. Danau sagumang
hai

3. Danau kerandang

4. Danau manuwe

5. Danau dipah lewu

6. Danau
tabehurasau

III - 10
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

No. Kecamatan Kelurahan Nama Danau Fungsi

7. Danau barunai hai

8. Danau rangau

9. Danau bangkirai
hai

10. Danau tabakang

11. Danau singgah

12. Danau palentah

13. Danau bangkirai


kurik

14. Danau bakung

15. Danau barunai


kurik

Bukit Sua 1. Danau kalambi

2. Danau bangking

3. Danau ranggau

4. Danau penya

5. Danau plabangan

6. Danau tabajik

7. Danau bajuku

Mungku Baru 1. Danau luja

2. Danau kate

3. Danau rangas

4. Danau bunter

5. Danau kahaui

6. Danau puning

7. Danau langkahan

Sabangau Kameloh Baru 1. Danau Burung 1. Tangkapan


5 ikan

2. Danau Telok Putak 2. Serapan


air

III - 11
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

No. Kecamatan Kelurahan Nama Danau Fungsi

3. Danau Talok

Danau Tundai 1. Danau Tundai

Kereng 1. Sei Bakung


Bangkirai

2. Sei Paduran

Sumber : Dinas Perhubungan Kota Palangka Raya, Tahun 2017

3.1.6 Kawasan Hutan


Kota Palangka Raya memiliki status Kawasan yaitu + 81,92 %
adalah Kawasan hutan dan 18,08 % adalah non Kawasan hutan.
Persentase Kawasan hutan dengan fungsi lindung di Kota Palangka Raya
adalah 26,76 % terdiri dari Taman Nasional Sebangau, Taman Wisata
Alam Bukit Tangkiling, dan Kawasan Arboretum Nyaru Menteng, serta
Hutan Lindung. Sedangkan + 54,31% luas Kota Palangka Raya adalah
Kawasan hutan dengan fungsi produksi, yang terdiri dari Hutan
Produksi dan Hutan Produksi Konversi.

Tabel 3.4. Kawasan Hutan Kota Palangka Raya


KECAMATAN
FUNGSI
KAWASAN BUKIT JEKAN TOTAL
PEMANFAATAN/
HUTAN BATU RAYA PAHANDUT RAKUMPIT SABANGAU (Ha)
PERUNTUKAN
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)
Taman
Fungsi Lindung
Nasional 14.708 12.047 34.099 60.854
Kehutanan
Sebangau
TWA Fungsi Lindung
726 726
Tangkiling Kehutanan
Hutan
Fungsi Lindung
Suaka Alam 1.760 2.905 4.665
Kehutanan
Dan Wisata
Hutan Fungsi Lindung
668 9.444 10.112
Lindung Kehutanan
Hutan Fungsi Budidaya
8.125 66.450 74.575
Produksi Kehutanan
Hutan
Fungsi Budidaya
Produksi 26.295 19.061 1.975 28.477 4.564 80.372
Kehutanan
Konversi
Area
Fungsi Budidaya
Penggunaan 7.430 11.364 6.002 15.559 11.276 51.587
Non Kehutanan
Lain
Tubuh Air 508 551 340 622 419 2.420
TOTAL 60.315 38.753 11.969 110.199 64.078 285.312
Sumber : Analisa GIS Kawasan Hutan SK MenLHK No.6025/ Tahun 2017

III - 12
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Kawasan Hutan di Kota Palangka Raya saat ini masing-masing


telah memiliki unit pengelola. Pengelolaan Taman Nasional Sebangau di
Kota Palangka Raya berada dibawah pengelolaan Seksi Pengelolaan
Taman Nasional (SPTN) Sebangau wilayah I. Taman Nasional Sebangau
merupakan Hutan Konservasi lahan gambut yang memiliki sebagian
wilayah yang masuk di dalam Kota Palangka Raya. Taman Nasional
Sebangau memiliki kekayaan alam yang meliputi 808 jenis flora, 35 jenis
mamalia, 182 jenis burung, dan 54 spesies ular. Jenis-jenis flora yang
tumbuh di areal rawa gambut TNS sangatlah spesifik dan mempunyai
nilai ekonomi yang tinggi baik dari hasil kayunya maupun hasil non-
kayu seperti getah-getahan, rotan, obat-obatan dan lain sebagainya.
Beberapa contoh jenis kayu komersial tinggi seperti Ramin (Gonystylus
bancanus). Meranti Jawa (Shorea pauciflora. Shorea tysmanniana.
S.uluginosa). Jelutung (Dyera lowii). Nyatoh (Palaquium spp). Bintangur
(Calophyllum spp). Kapur Naga (Calophyllum macrocarpum) dan lain-lain.
Sedangkan untuk jenis fauna yang spesifik di antaranya ada orangutan
(Pongo pygmaeus). Bakantan (Nasalis larvatus). Beruang Madu (Helarctos
malayanus). Owa (Hylobates agilitis). Burung Rangkong (hornbills).
Macan Daun. Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) dan lain-lain.

Cagar Alam (CA)/ Taman Wisata Alam (TWA) Bukit Tangkiling


merupakan kawasan konservasi yang pengelolaan CA/TWA Bukit
Tangkiling dilaksanakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian
Kehutanan yaitu Seksi Konservasi Wilayah I Palangka Raya pada Balai
Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah. Topografi
Kawasan CA/TWA Bukit Tangkiling bervariasi mulai dari dataran rendah
yang landai. bergelombang hingga berbukit dengan kelerengan 2% -
45%. dengan ketinggian tempat 25 – 170 meter dari permukaan laut.
CA/TWA Bukit Tangkiling memiliki keanekaragaman jenis flora dan
fauna khas hutan hujan tropis dataran rendah. Dilihat dari jenis
penyusun. sudah terjadi perubahan secara ekologi pada kawasan
ini. Dimana telah terjadi invasi jenis eksotik (Accacia mangium) untuk

III - 13
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

beberapa daerah yang relatif terbuka. Beberapa jenis flora yang dapat di
temukan dikawasan ini adalah Pelawan (Tristania abovate), Meranti
(Shorea sp), Laban (Vitex Sp), Tengkawang (Shorea sp), Pinus (Pinus
mercusii), Mahoni (Swietenia macrophylla), Alau (Dacrydium sp),
Sungkai (Peronema canescens), aneka jenis bambu (Bambusa sp)
dll. Jenis fauna yang dapat ditemukan diantaranya beberapa jenis
burung seperti Cucak Hijau (Chloropsis sonnerati), Tekukur (Sreptopelia
chinensis), Kacer (Copsychus sp), Kutilang (Pycnonotus aurigaster), dan
lain lain. Selain itu keberadaan situs – situs budaya dalam kawasan dan
legenda “Batu Banama” serta Keramat yang merupakan situs budaya
Hindu Kaharingan juga menjadi nilai tambah. Selain itu potensi lainnya
yang terdapat di lokasi adalah sumber mata air yang jernih dan bersih.
sehingga airnya dapat langsung diminum karena telah memenuhi
standar uji kelayakan air minum.

Pengelolaan Arboretum Nyaru Menteng dilaksanakan Unit


Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kehutanan yaitu Seksi Konservasi
Wilayah I Palangka Raya pada Balai Konservasi Sumber Daya Alam
(BKSDA) Kalimantan Tengah bekerjasama dengan Lembaga Borneo
Orangutan Survival Foundation (BOSF). Arboretum Nyaru Menteng
merupakan sebuah kawasan pelestarian plasma nuftah ekosistem hutan
rawa yang di golongkan ke tipe hutan tropik dataran rendah. dengan
mayoritas struktur tanah berawa dan bergambut. Di kawasan seluas 65
hektar lebih inilah yang saat ini menjadi pusat penangkaran Orangutan
dan hewan-hewan lainnya. Walapun Arboretum Nyaru Menteng
merupakan kawasan yang digunakan untuk pusat penangkaran
Orangutan tetapi pada prosesnya di tempat ini juga terdapat beberapa
hewan lainnya seperti Beruang Madu (Sun Bear) yang terkenal sebagai
beruang tekecil didunia. Tidak hanya berfungsi sebagai tempat
penangkaran. hutan ini juga difungsikan sebagai tempat tinggal bagi
beberapa hewan liar lainnya seperti Burung Beo, Burung Cucak Rowo,
Biawak, Monyet, dan hewan-hewan liar lainnya. Jenis tanah di

III - 14
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Arboretum Nyaru Menteng yang termasuk kedalam jenis Alluvial.


Organosol dan Pasir Kuarsa menjadikan tempat ini dipenuhi oleh rawa-
rawa dan gambut dengan pohon-pohon berakar tunjang seperti bakau
dan lain-lain. Terdapat 43 family pepohonan dengan spesies lebih dari
139 jenis tumbuh subur di Arboretum Nyaru Menteng. Diantaranya
adalah Ramin (Gonistylus bancanus). Meranti rawa (Shorea spp). Mahang
(Macaranga maingayi), Geronggang (Cratoxylon arborescens), Makakang
(Melastoma sp), Kapur Naga (Dryobalanop sp), Kempas (Koompasia
malaccensis), Rengas (Gluta Rengas), Palawan (Tristania maingayi),
Belangiran (Shorea balangeran), Punak (Tretramerista glabra), Terentang
(Camnospermum sp), Mentibu (Dactylocladus stenostachys), Bintangur
(Callophyllum sp), Jelutung (Dyera costulata), Agathis (Agathis sp),
Bangkirai (Hopea sp), Gelam Tikus (Melaleuca leucadendron) dan lain-
lain. Dengan kekayaan alam khas tropis menjadikan tempat ini sering
digunakan untuk tempat penelitian. Lebih dari 36 jenis tumbuhan obat
juga terdapat di hutan ini.

Pengelolaan Kawasan hutan untuk fungsi Hutan Lindung, Hutan


Produksi, dan Hutan Produksi Konversi di Kota Palangka Raya
berdasarkan Undang Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah, Kewenangan Kehutanan tidak berada di Kota Palangka Raya
akan tetapi berada di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
dan Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah. Pengelolaan hutan di
Provinsi Kalimantan Tengah berada di bawah koordinasi Dinas
Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah melalui beberapa Unit
Pelaksana Teknis Kesatuan Pemangkuan Hutan. Hutan lindung yang
berada di Kecamatan Sabangau, Kecamatan Jekan Raya. dan
Kecamatan Pahandut dikelola oleh Dinas Kehutanan Provinsi melalui
UPTD KPHL Kapuas – Kahayan Unit IV. Fungsi Hutan Produksi yang
berada di Kecamatan Bukit Batu dan Kecamatan Rakumpit dikelola oleh
Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah melalui UPTD KPHP
Kahayan Tengah Unit III dan UPTD KPHP Katingan Hilir Unit XVII.

III - 15
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Untuk Fungsi Hutan Produksi Konversi yang berada diseluruh


Kecamatan di Kota Palangka Raya dikelola langsung oleh Dinas
Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah.

Selain UPT KPH yang mengelola fungsi hutan lindung dan


produksi. terdapat beberapa ijin pengelolaan hutan yang dibawahi oleh
UPT KPH tersebut. Di dalam pengelolaan hutan lindung terdapat ijin
pengelolaan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK). yaitu
KHDTK Hutan Penelitian Tumbang Nusa di Kecamatan Sabangau. Pada
Hutan Produksi terdapat 2 (dua) pemegang ijin konsesi IUPHHK – HTI.
yaitu PT. Langgeng Bakti Persada dan PT. Borneo Subur Agro. selain itu
juga terdapat ijin pengelolaan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus
(KHDTK). yaitu KHDTK Hutan Pendidikan dan Hutan Penelitian Wana
Riset Sangai dan KHDTK Hutan Penelitian Universitas Muhammadiyah
Palangka Raya.
3.1.7 Penutupan Lahan
Penutup Lahan di Kota Palangka Raya di dominasi oleh lahan non
terbangun. Kota Palangka Raya terbagi menjadi 5 Kecamatan. yaitu
Kecamatan Pahandut. Kecamatan Jekan Raya. Kecamatan Sabangau.
Kecamatan Bukit Batu. dan Kecamatan Rakumpit. Perkembangan untuk
lahan terbangun belum tersebar secara merata. Dominasi lahan
terbangun adalah Kecamatan Jekan Raya. dan Kecamatan Pahandut
dengan sebaran perkantoran. perdagangan jasa. pemukiman kota.
transportasi. dan wisata kota. Penggunaan lahan untuk Kecamatan
Sabangau. Kecamatan Bukit Batu. dan Rangkumpit dominasi
penggunaan lahannya adalah non terbangun dengan sebaran
permukiman desa serta pertanian.

Tabel 3.5. Penutupan Lahan Kota Palangka Raya Tahun 2016


Prosentase
No Penutup Lahan Luas (Ha)
(%)
1. Hutan Lahan Kering Sekunder 3.916 1.37
2. Hutan Rawa Primer 3.585 1.26
3. Hutan Rawa Sekunder 119.979 42.05
4. Bandara/Pelabuhan 131 0.05

III - 16
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Prosentase
No Penutup Lahan Luas (Ha)
(%)
5. Lahan terbuka 9.106 3.19
6. Pemukiman 9.235 3.24
7. Perkebunan 1.206 0.42
8. Pertambangan 2.217 0.78
9. Pertanian Lahan Kering 35.763 12.53
10. Pertanian Lahan Kering Campur Semak 2.086 0.73
11. Rawa 12.427 4.36
12 Sawah 174 0.06
13. Semak Belukar 5.681 1.99
14. Semak Belukar Rawa 77.332 27.10
15. Tubuh Air 2.473 0.87
Grand Total 285.312 100
Sumber : Analisa GIS Penutup Lahan Kementerian LHK Tahun 2017

Kota Palangka Raya memiliki tutupan hutan yang luas yang


tersebar diseluruh Kecamatan dengan luas 127.480 Hektar atau 44.68%
dari luas Kota Palangka Raya. Tutupan hutan tersebut didominasi oleh
hutan rawa sekunder dengan luas 119.979 Hektar dan hutan lahan
kering sekunder serta hutan rawa primer dengan luas masing-masing
3.916 hektar dan 3.585 hektar.

III - 17
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

3.2 Ekonomi
3.2.1 Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi yang merupakan taget kinerja


yang harus dicapai berdasarkan amanat dari RPJPD Kota Palangka
Raya. Sasaran terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN
dengan indikator Opini BPK terhadap laporan keuangan daerah dengan
target opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) pada Tahun 2017 untuk
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun 2017 sesuai
dengan agenda Walikota Palangka Raya road to WTP 2017.

Tabel 3.6. Capaian kinerja Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah


Kota Palangka Raya Tahun 2013-2017
No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017
1. Opini Pengelolaan WDP WDP WDP WTP
Keuangan Daerah
2. Nilai Evaluasi Kinerja C C
3. Produk Hukum 13 (3 4 12
Daerah (Legislasi) Perda 10
Perwali)
Sumber: LAKIP Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Palangka
Raya, 2017

3.2.2 Pertumbuhan PDRB


Produk Domestik Regional Bruto menurut lapangan usaha dirinci
menjadi 17 kategori. Sebagian besar kategori dirinci lagi menjadi
subkategori, disesuaikan dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha
Indonesia (KBLI) 2009. Berikut uraian perkembangan di setiap lapangan
usaha periode 2013-2017.

Tabel 3.7. Produk Domestik Regional Bruto Kota Palangka Raya Atas Dasar
Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah), Tahun 2013─2017
LAPANGAN USAHA 2013 2014 2015* 2016** 2017

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


Pertanian,Kehutanan,dan
251,3 283,2 320,3 346,2 372,2
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian 100,4 120,6 139,7 164,5 192,8
Industri Pengolahan 951,4 156,2 1 253,9 412,5 614,5
Pengadaan Listrik dan Gas 15,2 15,2 15,2 15,2 15,2
Pengadaan Air, Pengolahan
14,0 19,8 20,1 22,8 25,0
Sampah, Limbah dan Daur Ulang

III - 18
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Konstruksi 866,2 1.029,9 1.222,2 1.455,2 1.585,1


Perdagangan Besar & Eceran;
1.506,1 1.713,4 1.895,3 2.197,0 2.617,5
Reparasi Mobil & Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan 683,1 798,7 939,6 1.080,4 1.240,9
Penyediaan Akomodasi dan Makan
411,9 445,2 521,5 626,0 729,5
Minum
Informasi dam Komunikasi 144,0 163,3 172,2 188,0 208,0
Jasa Keuangan dan Asuransi 655,9 755,8 798,8 905,7 1.049,5
Real Estate 253,8 280,6 339,2 391,3 436,8

5,9 6,5 7,6 8,7 10,1


Jasa Perusahaan
Adm. Pemerintahan, Pertanahan &
2.029,8 2.187,9 2.630,4 2.788,9 3.053,7
Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 464,7 523,0 606,9 708,9 806,7
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
182,8 214,0 255,2 302,5 349,3
Sosial
Jasa Lainnya 101,5 112,3 132,5 155,0 175,7
Total 8.637.9 9.829,6 11.289,3 12.792,9 14.514,0
Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2018
Ket. : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
Selama lima tahun terakhir (2013-2017) struktur perekonomian
Palangka Raya didominasi oleh 5 (lima) kategori lapangan usaha,
diantaranya: Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib; Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil, dan
Sepeda Motor; Industri Pengolahan; Konstruksi; dan Transportasi dan
Pergudangan. Hal ini dapat dilihat dari peranan masing-masing
lapangan usaha terhadap pembentukan PDRB Palangka Raya.

Peranan terbesar dalam pembentukan PDRB Palangka Raya pada


tahun 2017 dihasilkan oleh lapangan usaha Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, yaitu mencapai 21,04 persen
(angka ini menurun dari 23,50 persen di tahun 2013). Selanjutnya
lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil, dan
Sepeda Motor sebesar 18,03 persen (naik dari 17,44 persen di tahun
2013), disusul oleh lapangan usaha Industri Pengolahan sebesar 11,12
persen (relatif stabil dari 11,01 persen di tahun 2013). Berikutnya
lapangan usaha Konstruksi sebesar 10,92 persen (naik dari 10,20
persen di tahun 2013) dan lapangan usaha Perdagangan Besar dan
Eceran, Reparasi Mobil, dan Sepeda Motor sebesar 8,48 persen. Di

III - 19
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

antara kelima lapangan usaha tersebut, Transportasi dan Pergudangan


adalah kategori yang mengalami peningkatan peranan. Sebaliknya,
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
peranannya berangsur-angsur menurun. Sedangkan tiga lapangan
usaha yang lain, peranannya berfluktuasi. Sementara itu, peranan
lapangan usaha lainnya, berkisar antara 8 sampai 11 persen.

Salah satu penyebab menurunnya Administrasi Pemerintahan,


Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib adalah seiring berkembangnya
perekonomian suatu wilayah maka peranan pemerintah secara ekonomi
akan menurun digantikan dengan meningkatnya aktivitas ekonomi
daerah. Saat ini kategori lapangan usaha yang dominan di Palangka
Raya adalah kategori Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil,
dan Sepeda Motor, meski peranannya masih dibawah dari peranan
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib tetapi
diyakini peranannya akan meningkat mengingat Palangka Raya sebagai
Pusat Kota Pemerintahan dengan berbagai sarana dan infrastruktur
serta lokasi strategis menjadi motor penggerak dalam percepatan
perekonomiannya, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table dibawah
ini.

Tabel 3.8. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kota


Palangka Raya Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
(Persen), 2013─2017
Lapangan Usaha 2013 2014 2015* 2016** 2017

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


Pertanian,Kehutanan,dan Perikanan 2,91 2,88 2,84 2,71 2,56
Pertambangan dan Penggalian 8,68 4,50 6,95 8,41 4,57
Industri Pengolahan 4,18 2,95 1,55 7,36 8,92
Pengadaan Listrik dan Gas 6,18 18,84 31,01 12,54 4,98
Pengadaan Air, Pengolahan
3,46 19,45 -5,10 11,50 1,87
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi 7,05 8,21 11,15 8,83 6,23
Perdagangan Besar & Eceran;
5,25 6,17 3,78 10,43 12,26
Reparasi Mobil & Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan 4,58 8,24 7,32 9,76 8,65
Penyediaan Akomodasi dan Makan
8,74 4,95 7,71 11,56 7,82
Minum

III - 20
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Informasi dam Komunikasi 12,24 11,46 3,63 6,99 6,63


Jasa Keuangan dan Asuransi 7,94 9,18 1,89 8,73 9,74
Real Estate 7,04 6,44 7,82 9,36 4,49
Jasa Perusahaan 8,27 5,65 9,46 8,26 6,31
Adm. Pemerintahan, Pertanahan &
11,63 6,71 12,25 -0,13 1,48
Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 8,70 12,60 9,60 7,94 5,81
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7,97 9,13 8,37 7,88 6,24
Jasa Lainnya 8,67 7,03 7,58 9,30 4,63
Total 7,53 6,96 7,19 6,92 6,96
Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2018

3.2.3 Inflasi
Inflasi di suatu daerah adalah indikator penting untuk bahan
analisis ekonomi karena menunjukkan kenaikan harga barang dan jasa
secara umum yang terjadi karena adanya kegiatan ekonomi dengan
adanya permintaan (demand) dan penawaran (supply). Inflasi atau
Indeks Harga Konsumen (IHK) di Provinsi Kalimantan Tengah dipantau
oleh BPS di 2 (dua) kabupaten/kota yaitu Kota Palangka Raya dan Kota
Sampit. Adapun inflasi yang terjadi di Kota Palangka Raya dan Kota
Sampit dalam kurun waktu 2012-2017 mengalami peningkatan dan juga
penurunan. Inflasi di Palangka Raya pada tahun 2013 mengalami
penurunan sebesar 0,28 dari semula 6,73 di tahun 2012 menjadi 6,45 di
tahun 2013. Selanjutnya, pada Tahun 2014 meningkat kembali menjadi
6,63 atau meningkat sebesar 0,18. Namun pada Tahun 2015 mengalami
penurunan menjadi 4,20 atau menurun 2,43 dan di tahun 2016
menurun kembali menjadi 1,91 atau menurun 2,29 tetapi meningkat
pada tahun 2017 sebesar 3,11. Begitu juga yang terjadi di Kota Sampit,
inflasi mengalami fluktuasi.

Tabel 3.9. Inflasi di Kota Palangka Raya Tahun 2012-2017


2012 2013 2014 2015 2016 2017

6,73 6,45 6,63 4,20 1,91 3,11

Sumber : Kota Palangka Raya dalam angka, 2018

III - 21
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

3.2.4 PDRB Perkapita


Nilai PDRB per kapita Palangka Raya atas dasar harga berlaku
sejak tahun 2013 hingga 2017 senantiasa mengalami kenaikan. Pada
tahun 2013 PDRB per kapita tercatat sebesar 35,34 juta rupiah. Secara
nominal terus mengalami kenaikan hingga tahun 2017 mencapai 52,65
juta rupiah (lihat tabel 2.7 ). Kenaikan angka PDRB per kapita yang
cukup tinggi ini disebabkan masih dipengaruhi oleh faktor inflasi.

Tabel 3.10. PDRB Per Kapita Kota Palangka Raya (juta rupiah) Tahun 2012-
2017
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016* 2017**
PDRB (miliar rupiah) 7.577,9 8.637,9 9.825,9 11.289,0 12.792,9 14.514,0

Penduduk (jiwa) 236.831 244,454 252,105 259.865 259.865 275.667

PDRB per kapita


32,0 35,3 39,0 43,4 47,8 52,7
(juta rupiah)

Pertumbuhan PDRB
9,87 10,43 10,34 11,46 9,99 9,3
per kapita (%)

Sumber : PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Palangka Raya Tahun 2017
*Angka sementara
**Angka sangat sementara

3.2.5 Analisis Belanja Daerah dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah


Pada dasarnya belanja daerah dalam APBD diarahkan dalam
rangka pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan secara umum,
pelaksanaan pembangunan sesuai prioritas daerah yang disinergikan
dengan program-program Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kalimantan
Tengah, serta dalam upaya peningkatan pelayanan masyarakat. Belanja
Daerah terdiri dari Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung.
Seiring dengan meningkatnya pendapatan daerah, selama kurun waktu
2013-2017, belanja daerah pun mengalami peningkatan yang cukup
signifikan, seperti terlihat dalam tabel 3.11.

Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran realisasi dari


kebijakan pembelanjaan dan pengeluaran pembiayaan daerah pada
periode tahun anggaran sebelumnya yang digunakan sebagai bahan
untuk menentukan kebijakan pembelanjaan dan pengeluaran

III - 22
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

pembiayaan dimasa datang dalam rangka peningkatan kapasitas


pendanaan pembangunan daerah.

Belanja Tidak Langsung meningkat dari anggaran tahun 2013


sebesar Rp. 613 milyar dengan realisasi sebesar Rp. 551 milyar, menjadi
anggaran sebesar Rp. 726 Milyar. Dengan realisasi sebesar Rp. 532
miyar pada tahun 2017. Sementara, Belanja Langsung meningkat dari
anggaran tahun 2013 sebesar Rp. 337 Milyar dengan realisasi sebesar
Rp. 298 milyar, menjadi anggaran sebesar Rp. 742 milyar dengan
realisasi sebesar Rp. 667,705 milyar pada tahun 2013 total belanja
meningkat dari tahun anggaran 2013 sebesar Rp. 950 milyar dengan
realisasi sebesar Rp. 849 milyar, menjadi anggaran sebesar Rp. 1.213
Triliun dengan realisasi sebesar Rp 1.139 Triliun pada tahun 2017.

Tabel 3.11. Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah Pemerintah Kota


Palangka Raya (Dalam juta Rp)
Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung Jumlah
Tahun
Anggaran Realisasi % Angggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %

2013 613.316 551.499 89,92% 337.339 298.352 88,44% 950.656 849.852 89,40%

2014 611.488 555.827 90,90% 458.783 392.076 85,46% 1.070.271 947.903 88,57%

2015 652.482 30.758 4,71% 495.328 1.021.305 206,19% 1.147.810 1.052.063 91,66%

2016 606.797 684.363 11,28% 606.701 1.117.483 184,19% 1.213.499 1.185.919 97,73%

2017 726.904 532.465 73,25% 491.411 607.102 85,46% 1.215.409 1.139.567 93,76%

Tabel 3.12. Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Kota


Palangka Raya
NO. URAIAN 2015 (%) 2016 (%) 2017 (%)
2.1. BELANJA LANGSUNG 41,17% 51,19% 57,91%

2.1.1. Belanja Pegawai 3,82% 4,27% 6,30%

2.1.2. Belanja Barang dan Jasa 19,94% 22,83% 29,93%

2.1.3. Belanja Modal 17,41% 24,09% 21,68%

2.3. BELANJA TIDAK LANGSUNG 58,83% 48,81% 42,09%

2.3.1. Belanja Pegawai 55,83% 40,53% 38,35%

2.3.2. Belanja bunga 0,17% 0,13% 0,13%

Belanja Subsidi

III - 23
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

2.3.3. Belanja Hibah 1,93% 2,06% 3,00%

2.3.4. Belanja Bantuan Sosial 0,40% 0,45% 0,60%

Belanja Bagi Hasil

2.3.5. Belanja Bantuan Keuangan kepada 0,14% 0,19% 0,00%


Pemerintahan Desa
2.3.6. Belanja Tidak Terduga 0,36%

JUMLAH 100,00% 100,00% 100,00%

Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah


Pemerintah Kota Palangka Raya 2013-2017. Diolah

Tabel 3.12 menunjukkan terjadi kenaikan belanja langsung pada


tahun 2016 dari angka 51,19% dan pada tahun 2017 menjadi angka
57,91%, artinya terdapat kenaikan sebesar 5,72% dari tahun 2016. Jika
dibandingkan pada tahun 2015, maka angka belanja langsung ini
mengalami kenaikan sebesar 16,74%. Hal yang perlu dicermati pada
sektor belanja langsung adalah kenaikan pada belanja pegawai pada
tahun anggaran 2017 sebesar 6,30% dari tahun 2015 dan di tahun 2017
angka ini mengalami penurunan sebesar 3,00% dari tahun 2016.
Kenaikan belanja pegawai ini menunjukkan makin meningkatnya
efisiensi Pemerintah Kota Palangka Raya dalam mengelola realisasi
belanja bagi pegawai daerah. Hal ini juga dapat dilihat dari rendahnya
proporsi belanja pegawai di Kota Palangka Raya rata masih berada pada
kisaran angka 5%. Peningkatan efisiensi pada belanja pegawai di Kota
Palangka Raya ini bisa disebabkan oleh makin efisiennya pemberian
honor pegawai dan moratorium (penghentian sementara) pengadaan
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang berdampak pada rightsizing
struktur pegawai. Disamping itu, juga terjadi penurunan proporsi pada
belanja barang dan jasa. Penurunan ini juga menunjukkan kinerja yang
baik bagi Pemerintah Kota Palangka Raya dalam mengelola keuangan
daerah untuk realisasi belanja pegawai. Disisi lain, terjadi kenaikan
proporsi belanja modal pada tahun 2017 sebesar 4,27% dibandingkan
dengan tahun 2015 yang mencapai 15,74%. Walaupun demikian,
Pemerintah Kota Palangka Raya berusaha memprioritaskan
pengalokasian belanja pembangunan untuk kepentingan masyarakat
Kota Palangka Raya. Pada sektor belanja tidak langsung, terjadi

III - 24
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

penurunan pada tahun anggaran 2016 sebesar 10% dibandingkan


dengan tahun 2017 dan mengalami penurunan sekitar 6% dari tahun
2017.

Proporsi belanja paling besar pada sektor belanja tidak langsung


didominasi oleh belanja pegawai dengan rata-rata proporsi sebesar
antara 41,17% - 57,91% pada tahun 2015 sampai dengan 2017.
Walaupun pada sektor belanja langsung, Pemerintah Kota Palangka
Raya telah berhasil menerapkan prinsip efisiensi pada belanja pegawai,
namun pada sektor belanja tidak langsung, belanja pegawai menjadi
pengeluaran paling besar dibandingkan dengan pengeluaran yang lain.
Hal ini menunjukkan pengelolaan keuangan daerah yang tidak efisien
pada sektor belanja tidak langsung karena pendapatan daerah
diprioritaskan pada belanja pegawai. Seharusnya belanja pegawai dapat
terpakai dan terserap secara efisien. Proporsi penggunaan belanja hibah
mengalami peningkatan setiap tahun pada tahun 2015, 2016, 2017
masing- masing sebesar 1,93%, 2,06%, dan 3,00%.

3.2.6 Perumahan
Perumahan merupakan kawasan hunian masyarakat dan sesuai
peruntukannya termasuk dalam kawasan budidaya yang difungsikan
sebagai tempat tinggal dengan kategori ukuran yang beragam
menyesuaikan luas kapling. Terdapat 2 (dua) tipologi perumahan yaitu
perumahan yang diadakan oleh perorangan/ masyarakat sendiri dan
perumahan yang diadakan oleh pengembang/ developer. Umumnya
perumahan yang diadakan oleh perseorangan memiliki karakteristik
yang berbeda. hal ini dapat dilihat dari luas kapling. Sementara untuk
perumahan yang diadakan oleh pengembang memiliki karakteristik
dengan luasan yang kecil dan tingkat kepadatan bangunan yang tinggi.
Berdasarkan asumsi jumlah rumah di Kota Palangka Raya adalah
53.551 unit tersebar di 5 (lima) Kecamatan. dengan jumlah rumah yang
terbanyak di Kecamatan Jekan Raya 27.026 unit. Sementara jumlah
rumah paling sedikit berada di Kecamatan Rakumpit dengan jumlah 666

III - 25
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

unit rumah. Luas lahan perumahan di Kota Palangka Raya adalah


2650.38 Ha.

Tabel 3.13. Jumlah Rumah Tangga di Kota Palangka Raya


Penduduk Rumah
No Lokasi
(Jiwa) Tangga

1 Kecamatan Pahandut 96.723 24.778


2 Kecamatan Sabangau 17.992 4.435
3 Kecamatan Jekan Raya 143.508 38.828
4 Kecamatan Bukit Batu 14.039 3.703
5 Kecamatan Rakumpit 3.475 889
Jumlah 275.667 72.663
Sumber : Kota Palangka Raya dalam angka 2018

3.2.7 Fasilitas Perdagangan dan Jasa


Keberadaan infrastruktur ekonomi terutama sarana perdagangan
seperti komplek pertokoan. pasar. mall. dan lainnya diharapkan mampu
mempercepat pertumbuhan ekonomi dan memberikan sumbangan yang
cukup baik dalam usaha menciptakan lapangan pekerjaan di suatu
wilayah. Perdagangan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam
kegiatan perekonomian suatu wilayah. Giatnya aktivitas perdagangan
suatu wilayah menjadi indikasi tingkat kemakmuran masyarakatnya
serta menjadi tolok ukur tingkat perekonomian wilayah itu sendiri.
Sehingga bisa dibilang perdagangan merupakan urat nadi perekonomian
suatu wilayah. Kota Palangka Raya sebagai pusat kegiatan regional
mempunyai fungsi dan peranan yang telah ditetapkan dalam RTRW
Nasional sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Fungsi dan peran kota
Palangka Raya selain penyediaan infrastruktur yang baik maka fasilitas
perdagangan jasa berperan sangat penting dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi dan melayani kebutuhan masyarakat khususnya
Kota Palangka Raya dan Provinsi Kalimantan Tengah pada umumnya.

Berdasarkan pengelompokannya fasilitas perdagangan dan jasa di


Kota Palangka Raya terbagi dalam beberapa kelompok yaitu fasilitas
perdagangan kota. koperasi. rumah toko (ruko), hotel, rumah makan,

III - 26
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

caffe, usaha rekreasi dan lain sebagainya. Bila memperhatikan data


fasilitas perdagangan di Kota Palangka Raya pertumbuhan toko dominan
setiap tahun terus meningkat dengan rata-rata 8.31% setiap tahunnya.
berdasarkan persebarannya keberadaan toko didominasi pada
Kecamatan Jekan Raya. Selain itu keberadaan pasar menjadi sangat
penting dalam menunjang kebutuhan hidup sehari-hari. terdapat 25
unit pasar yang tersebar di 4 (empat) Kecamatan. Pasar besar atau pasar
grosir yang melayani kebutuhan regional berada di Kecamatan Pahandut
Kota Palangka Raya.

Tabel 3.14. Jumlah Fasilitas Perdagangan Kota Palangka Raya 2011


- 2016
Jenis Fasilitas Jumlah Sarana Perdagangan (Unit/Tahun)
No
Perdagangan 2011 2012 2013 2014 2015 2016

1 Pasar 22 22 22 23 24 25

2 Toko 3.148 3.257 3.721 4.130 4.317 4.317

3 Kios 1.383 1.427 1.517 1.672 1.714 1.714

4 Warung 987 1.018 1.157 1.317 1.587 1589

Sumber : Kota Palangka Raya Dalam Angka Tahun 2018

Selain sarana perdagangan tersebut. koperasi juga memiliki


peranan penting untuk kemajuan suatu wilayah. koperasi memiliki
fungsi dan peranan antara lain yaitu mengembangkan potensi dan
kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat. berupaya mempertinggi
kualitas kehidupan manusia. memperkokoh perekonomian rakyat.
mengembangkan perekonomian nasional. serta mengembangkan
kreativitas dan jiwa berorganisasi bagi pelajar bangsa.Koperasi adalah
organisasi ekonomi yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang
demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan
berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas
kekeluargaan. Berdasarkan data trend pertumbuhan jumlah koperasi
semakin menurun. namun peningkatan koperasi hanya terjadi pada
koperasi pegawai negeri (KPN) hal ini mendasar mengingat pada

III - 27
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

umumnya masyarakat di Kota Palangka Raya bermata pencaharian


sebagai pegawai negeri sipil.

Tabel 3.15. Jumlah Koperasi Kota Palangka Raya 2012 - 2026

No. Kecamatan KUD KPN KOPKAR KOPPAS Lainnya Jumlah

1 Pahandut - 24 7 1 55 87

2 Sabangau 3 2 - - 15 20

3 Jekan Raya - 39 7 - 84 130

4 Bukit Batu 1 3 - - 7 11

5 Rakumpit 1 - - - 4 5

Palangka Raya
5 68 14 1 165 253
2017

2016 6 75 13 1 158 273

2015 6 69 13 2 183 273

2014 6 72 14 3 169 264

2013 6 72 14 3 167 262

Sumber : Kota Palangka Raya Dalam Angka Tahun 2018

Ruko (singkatan dari rumah toko) adalah sebutan bagi bangunan-


bangunan di Indonesia yang umumnya bertingkat antara dua hingga
lima lantai. di mana lantai-lantai bawahnya digunakan sebagai tempat
berusaha ataupun semacam kantor sementara lantai atas dimanfaatkan
sebagai tempat tinggal. Kehadiran ruko yang memiliki karakterlistik dan
jenis pemanfaatan campuran (sebagai hunian dan usaha) mewarnai
peruntukan budidaya. angka trend pertumbuhannya setiap tahun selalu
mengalami peningkatan sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Begitu
juga dengan di Kota Palangka Raya keberadaan ruko setiap tahunnya
cenderung meningkat dan pada umumnya ruko menempati lokasi-lokasi
yang strategis dan koridor jalan utama di perkotaan. pembangunan
diadakan oleh perseorangan maupun developer (pengembang).
Berdasarkan sebarannya ruko di Kota Palangka Raya didominasi
pertumbuhan tinggi di Kecamatan Jekan Raya. keberadaaan sebaran

III - 28
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

ruko pada umumnya berada pada koridor jalan Tjilik Riwut. jalan RTA
Milono. jalan KS. Tubun. jalan Darmosugondo. jalan murjani. jalan
irian. jalan George Obos. jalan A. Yani. jalan Rajawali. jalan Seth Adji.
jalan Raya Galaxy. jalan Temanggung Tilung. jalan Diponegoro dan
beberapa ruas jalan lainnya.

Disisi lain pertumbuhan ruko di Kota Palangka Raya masih kurang


teratur dan kurang memperhatikan kondisi lingkungan. karena tidak
jarang pembangunan ruko meninggalkan beberapa permasalahan
sebagai contohnya kurangnya penyediaan lahan parkir yang memadai
sehingga menyebabkan ruas jalan dipergunakan sebagai sarana tempat
parkir. kurangnya perhatiannya terhadap saluran drainase. pemilihan
lokasi pembangunan ruko yang tidak memperhatikan tingkat kepadatan
lalu lintas. bangunan ruko juga dipergunakan untuk budidaya walet.
kurang teraturnya pendirian papan-papan reklame. belum
terkelompoknya jenis-jenis kegiatan usaha.

Tabel 3.16. Jumlah Ruko di luar Kawasan Perdagangan Kota


Palangka Raya Tahun 2016
No Lokasi Jumlah
1 Kecamatan Pahandut 88

2 Kecamatan Sabangau 18

3 Kecamatan Jekan Raya 195

4 Kecamatan Bukit Batu 12

5 Kecamatan Rakumpit -

Jumlah 313

Sumber : Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Palangka


Raya Tahun 2017

Peranan sektor perhotelan. restoran. rumah makan dan cafe di


Kota Palangka Raya berkembangan sangat pesat dan memberikan
kontribusi yang baik terhadap perekonomian Kota Palangka Raya baik
secara pendapatan daerah juga terhadap penyerapan tenaga kerja.
Distribusi dan persebarannya teroganisir pada wilayah perkotaan yaitu

III - 29
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

pada Kecamatan Jekan Raya dan Kecamatan Pahandut. jenis usaha


tersebut menyediakan pelayanan-pelayanan dengan karakterlistik yang
berbeda-beda untuk memberikan daya tarik serta kesan terhadap
usaha/ kegiatannya. Keberadaan hotel. rumah makan. restoran dan cafe
pada umumnya menempati ruko dan bangunan tunggal. dibeberapa
tempat menimbulkan masalah yang serupa dengan bangunan ruko
mengingat aktivitas kegiatan ini memberikan daya tarik. sebagai contoh
tidak tersedianya ruang/ lahan parkir. pembuangan limbah langsung ke
saluran drainase. penggunaan sumur air tanah. dan lainnya.

Tabel 3.17. Jumlah Hotel. Rumah Makan. dan Café Kota Palangka
Raya tahun 2016
No Jenis Usaha Jumlah

1. Hotel. losmen dan wisma 70

2. Restoran. rumah makan 251

3. Cafe /pub 22

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Palangka Raya Tahun 2017

Usaha rekreasi dan hiburan umum merupakan salah satu usaha


penunjang perekonomian Kota Palangka Raya. pertumbuhan jenis usaha
ini dalam setiap tahun cenderung mengalami peningkatan. keberadaan
dan sebarannya terkonsentrasi di kawasan perkotaan Palangka Raya
sama halnya dengan hotel. restorant. rumah makan dan cafe. kegiatan
ini menunjang sektor pariwisata. pendidikan dan pemerintahan.

III - 30
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

3.3 Sosial Budaya


3.3.1 Penduduk
Pertambahan penduduk akan selalu mendorong ekonomi dan
industri tumbuh pesat untuk memenuhi kebutuhan pokok sandang.
pangan. papan. air bersih dan energi yang terus meningkat. Tekanan
terhadap lingkungan semakin besar jika sebagian masyarakat
menjalankan pola hidup konsumtif sedangkan sumber daya alam yang
tersedia terbatas.

Tabel 3.18. Jumlah Penduduk Kota Palangka Raya 2012 - 2017


Jumlah Penduduk (Jiwa/Tahun)
No Lokasi
2013 2014 2015 2016 2017

1 Kecamatan Pahandut 85.591 88.304 91.075 93.894 96.723

2 Kecamatan Sabangau 15.859 16.362 16.875 17.398 17.922

3 Kecamatan Jekan Raya 126.993 131.019 135.129 139.312 143.508

4 Kecamatan Bukit Batu 12.873 13.162 13.455 13.749 14.039

5 Kecamatan Rakumpit 3.187 3.258 3.331 3.404 3.475

Jumlah 229.599 244.503 252.105 259.87 275.667

Sumber : Badan Pusat Statistik. Kota Palangka Raya Dalam Angka Tahun 2018

Selain jumlah penduduk dan pertambahannya. masalah demografi


yang patut untuk diperhatikan adalah masalah penyebaran dan
kepadatan penduduk. Angka kepadatan penduduk ini bervariasi disetiap
kelurahan/desa yang menandakan adanya perbedaan sebaran
penduduk. Perbedaan sumber daya yang dimiliki suatu wilayah dengan
wilayah lainnya merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
penyebaran penduduk yang tidak merata tersebut.

Tabel 3.19. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kota Palangka


Raya Tahun 2017
Penduduk ( Orang )
No. Lokasi Jumlah
Laki-Laki Perempuan

1 Kecamatan Pahandut 49.418 47.305 96.723

2 Kecamatan Sabangau 9.303 8.619 17.922

III - 31
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Penduduk ( Orang )
No. Lokasi Jumlah
Laki-Laki Perempuan

3 Kecamatan Jekan Raya 73.311 70. 197 143.508

4 Kecamatan Bukit Batu 7.306 6.733 14.039

5 Kecamatan Rakumpit 1.841 1.634 3.475

Palangka Raya 141.179 134.488 275.667

Sumber : Badan Pusat Statistik. Kota Palangka Raya Dalam Angka Tahun 2018

Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Kota Palangka Raya


terbagi menjadi 137.057 jiwa berjenis kelamin laki-laki. dan 130.700
jiwa berjenis kelamin perempuan. Kecamatan yang memiliki jumlah
penduduk terbanyak adalah Kecamatan Jekan Raya yang terbagi 71.131
jiwa berjenis kelamin laki-laki. dan 68.181 jiwa berjenis kelamin
perempuan. sedangkan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk
paling sedikit yaitu Kecamatan Rakumpit yang terbagi 1.802 jiwa
berjenis kelamin laki-laki. dan 1.602 jiwa berjenis kelamin perempuan.
Kecamatan Pahandut jumlah penduduk terbagi menjadi 47.947 jiwa
berjenis kelamin laki-laki. dan 45.947 jiwa berjenis kelamin perempuan.
Kecamatan Sabangau jumlah penduduk terbagi 9.026 jiwa berjenis
kelamin laki-laki. dan 8.372 jiwa berjenis kelamin perempuan. dan
Kecamatan Bukit Batu jumlah penduduk terbagi 7.151 jiwa berjenis
kelamin laki-laki. dan 6.598 jiwa berjenis kelamin perempuan.

3.3.2 Kepadatan Penduduk


Daerah yang memiliki aktivitas perekonomian tinggi akan memiliki
kepadatan penduduk yang tinggi. seperti Kecamatan Pahandut yaitu
sebesar 801 jiwa/Km² merupakan Ibukota Kecamatan yang mempunyai
luas wilayah kecil. dengan aktivitas perekonomian tinggi. Sedangkan
kecamatan dengan kepadatan sedang yaitu Jekan Raya yaitu sebesar
395 jiwa/Km². dan kecamatan dengan kepadatan rendah yaitu
Kecamatan Sabangau yaitu sebesar 30 jiwa/Km² dan Kecamatan Bukit
Batu yaitu sebesar 24 jiwa/Km². Kecamatan kepadatan paling rendah
yaitu Kecamatan Rangkumpit sebesar 3 jiwa/Km². Kondisi tersebut

III - 32
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

mengindikasikan bahwa peningkatan aktivitas perekonomian akibat


perdagangan jasa. pariwisata. dan perkantoran. serta perkantoran
sebagai pusat pelayanan yang menyebabkan terjadinya pertambahan
penduduk yang disebabkan mobilitas penduduk. selain pertumbuhan
secara alami.

Tabel 3.20. Tabel Kepadatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun


2017
Persentase Kepadatan
No. Lokasi
Penduduk (%) Penduduk per Km²

1 Kecamatan Pahandut 35.09 810

2 Kecamatan Sabangau 6.50 28

3 Kecamatan Jekan Raya 52.09 370

4 Kecamatan Bukit Batu 5.09 23

5 Kecamatan Rakumpit 1.26 3

Jumlah 100.00 97

Sumber : Kota Palangka Raya Dalam Angka Tahun 2018

3.3.3 Pendidikan
Fasilitas pendidikan adalah semua sarana dan prasarana yang
mendukung aktifitas pembelajaran. Pendidikan sangat berperan dalam
pembangunan. baik itu dalam pembangunan sumber daya manusia.
ekonomi. sosial dan bahkan masih lebih banyak lagi peranan pendidikan
dalam pembangunan masyarakat. bangsa. dan Negara. Mengingat
pentingnya peranan pendidikan tersebut penyediaan sarana maupun
prasarana pendidikan menjadi prioritas uatama dalam pembangunan.

Kota Palangka Raya dengan giatnya mendorong pendidikan yang


layak dan berkualitas. salah satunya dengan penyediaan fasilitas
pendidikan. Beberapa jenis fasilitas pendidikan yang ada di Kota
Palangka Raya yaitu pendidikan anak usia dini (PAUD). Taman Kanak-
kanan (TK). Sekolah Dasar (SD). Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Sekolah Menengah Atas (SMA). Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan
Perguruan Tinggi dengan status jenis fasilitas pendidikan negeri dan

III - 33
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

swasta. Keberadaan fasilitas pendidikan tersebar di wilayah Kota


Palangka Raya. khusus untuk perguruan tinggi penyebarannya di pusat
perkotaan. Berdasarkan data jumlah fasilitas pendidikan di Kota
Palangka Raya menunjukan peningkatan jumlah dibandingkan tahun
2015. hal ini seiring dengan pertumbuhan angka penduduk usia antara
5 – 19 tahun. hal ini mendasar mengingat posisi Kota Palangka Raya
menjadi tempat pilihan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
perguruan tinggi dan menjadi pilihan untuk kualitas pendidikan yang
baik.

Tabel 3.21. Jumlah Fasilitas Pendidikan Kota Palangka Raya Tahun


2012 - 2016
Jumlah Fasilitas Pendidikan
No Kecamatan Jenis Fasilitas Pendidikan (Unit/Tahun)

2012 2013 2014 2015 2016

1 Pahandut Taman Kanak-kanak 41 39 39 33 37

Sekolah Dasar (Setingkat) 62 61 65 53 57

Sekolah Menengah Pertama


34 36 34 27 27
(Setingkat)

Sekolah Menengah Atas (Setingkat) 18 17 17 14 18

Sekolah Menengah Kejuruan 7 7 7 7 7

Perguruan Tinggi 3 3 3 3 3

2 Sabangau Taman Kanak-kanak 10 9 9 7 7

Sekolah Dasar (Setingkat) 13 13 13 10 12

Sekolah Menengah Pertama


7 6 7 8 7
(Setingkat)

Sekolah Menengah Atas (Setingkat) 4 2 3 3 4

Sekolah Menengah Kejuruan 2 2 2 2 2

Perguruan Tinggi 1 1 1 1 1

3 Jekan Raya Taman Kanak-kanak 65 67 67 56 67

Sekolah Dasar (Setingkat) 54 53 52 38 53

Sekolah Menengah Pertama


23 21 24 22 23
(Setingkat)

Sekolah Menengah Atas (Setingkat) 12 12 12 9 12

III - 34
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Jumlah Fasilitas Pendidikan


No Kecamatan Jenis Fasilitas Pendidikan (Unit/Tahun)

2012 2013 2014 2015 2016

Sekolah Menengah Kejuruan 6 6 6 6 5

Perguruan Tinggi 15 15 15 15 15

4 Bukit Batu Taman Kanak-kanak 9 11 11 10 11

Sekolah Dasar (Setingkat) 17 17 17 23 17

Sekolah Menengah Pertama


8 8 8 6 6
(Setingkat)

Sekolah Menengah Atas (Setingkat) 4 3 3 3 5

Sekolah Menengah Kejuruan 1 1 1 3 1

Perguruan Tinggi 0 0 0 0 0

5 Rakumpit Taman Kanak-kanak 3 2 2 3 3

Sekolah Dasar (Setingkat) 9 10 10 6 9

Sekolah Menengah Pertama


5 5 5 5 5
(Setingkat)

Sekolah Menengah Atas (Setingkat) 1 1 1 2 2

Sekolah Menengah Kejuruan 1 1 1 0 0

Perguruan Tinggi 0 0 0 0 0

Taman Kanak-kanak 128 128 128 109 125

Sekolah Dasar (Setingkat) 155 154 157 130 148

Sekolah Menengah Pertama


77 76 78 68 68
Palangka Raya (Setingkat)

Sekolah Menengah Atas (Setingkat) 39 35 36 31 41

Sekolah Menengah Kejuruan 17 17 17 18 15

Perguruan Tinggi 19 19 19 19 19

Sumber : Kota Palangka Raya Dalam Angka Tahun 2017

3.3.5 Kesehatan
Fasilitas kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
dapat digunakan dalam rangka menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan orang-perorangan. baik secara promotif. preventuf. kuratif
maupun rehabiliatif yang bisa dilakukan oleh pemerintah. swasta

III - 35
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

ataupun masyarakat umum. Keberadaan fasilitas kesehatan berperan


penting dan menjadi prioritas dalam pembangunan. tidak hanya
kuantitas namun juga kualitas dalam memberikan suatu layanan
kepada masyarakat. Pertumbuhan penduduk sekaligus magnet bagi
wilayah hinterland menjadikan Kota Palangka Raya perlu menyediakan
fasilitas kesehatan yang memadai. Dalam perkembangan penyediaan
dan kualitas pelayanan kesehatan terus meningkat hal ini ditunjukan
dengan semakin beragamnya jenis-jenis layanan kesehatan yang
disediakan oleh pemerintah. swasta dan masyarakat. Dari 5 (lima)
Kecamatan di Kota Palangka Raya hanya terdapat 2 (dua) Kecamatan
yang belum terlayani oleh rumah sakit hal ini disebabkan oleh jumlah
penduduk yang masih rendah sehingga untuk pelayanan kesehatan
telah disediakan Puskemas di ibukota Kecamatan. Pada umumnya
sebaran fasilitas kesehatan mendominasi di 2 (dua) Kecamatan yaitu di
Kecamatan Pahandut dan Kecamatan Jekan Raya. Pemerintah Kota
Palangka Raya dalam memberikan pemerataan pelayanan kesehatan
telah membangun rumah sakit kelas D di Kelurahan Kalampangan.
Kecamatan Sabangau.

Tabel 3.22. Jumlah Fasilitas Kesehatan Kota Palangka Raya Tahun


2016
Klinik/
Rum
Ruma Pusk Balai
ah Posya Polin
No. Kecamatan h esma
Bersa ndu des
Sakit s Kesehat
lin
an
1 Pahandut 3 1 3 42 - -

2 Sabangau 1 - 1 22 - 3

3 Jekan Raya 1 4 4 52 12 -

4 Bukit Batu - - 1 17 - 2

5 Rakumpit - - 1 10 - 1

Palangka Raya 5 5 10 143 12 6

Sumber : Kota Palangka Raya Dalam Angka Tahun 2017

III - 36
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

3.3.5 Peribadatan
Fasilitas peribadatan adalah tempat ibadah, rumah ibadah,
tempat peribadatan adalah sebuah tempat yang digunakan oleh umat
beragama untuk beribadah menurut ajaran agama atau kepercayaan
mereka masing-masing. Dalam rangka memajukan nilai keagamaan
ditengah masyarakat, identitas dan meningkatkan pemahaman
beragama untuk terciptanya masyarakat yang bermoral dan bermartabat
Pemerintah, kelompok masyarakat dan organisasi telah membangun
fasilitas peribadatan yang terdistribusi di beberapa kelurahan dan
kecamatan di Kota Palangka Raya. Jenis fasilitas peribadatan yang
disediakan sesuai dengan ragam kepercayaan masyarakat yang diakui
oleh negara. namun dari sisi jenis fasilitas peribadatan tersebut terdapat
1 (satu) jenis fasilitas yang tidak umum dan asing bagi pihak luar yaitu
Balai Patahu. jenis fasilitas peribadatan ini disediakan bagi umat yang
memeluk kepercayaan kaharingan (agama lama) Kaharingan adalah
kepercayaan tradisional suku Dayak di Kalimantan. ketika agama lain
belum memasuki Kalimantan. Istilah Kaharingan artinya tumbuh atau
hidup seperti dalam istilah danum kaharingan (air kehidupan)
maksudnya agama suku atau kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa yang hidup dan tumbuh secara turun temurun dan dihayati oleh
masyarakat Dayak di Kalimantan. Sementara untuk jumlah dan
distribusinya tersebar pada wilayah Kota Palangka Raya menyesuaikan
dengan jumlah penduduk. Jumlah fasilitas peribadatan terbesar berada
di Kecamatan Jekan Raya dengan jenis yang beragam dan didominasi
oleh jenis peribadatan Masjid. Mushola serta langgar. Hal ini mendasar
mengingat mayoritas penduduk di Kota Palangka Raya beragama Islam.

III - 37
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Tabel 3.23. Jumlah Fasilitas Peribadatan di Kota Palangka Raya


Tahun 2012 - 2016
Jumlah Sarana Peribadatan
No Kecamatan Jenis Fasilitas Peribadatan (Unit/Tahun)

2012 2013 2014 2015 2016

1 Pahandut Masjid 48 48 50 53 53

Langgar & Musholla 35 92 92 93 92

Gereja 26 24 24 25 25

Kuil/ Sanggar Pura/ Balai


3 0 0 1 1
Patahu/ Balai

Vihara/ Cetia 1 0 0 5 0

2 Sabangau Masjid 11 10 10 15 13

Langgar & Musholla 21 42 42 17 22

Gereja 6 9 9 15 9

Kuil/ Sanggar Pura/ Balai


1 1 1 4 0
Patahu/ Balai

Vihara/ Cetia 2 2 2 1 1

3 Jekan Raya Masjid 60 60 60 60 62

Langgar & Musholla 109 109 109 109 109

Gereja 67 70 70 70 70

Kuil/ Sanggar Pura/ Balai


3 1 1 1 2
Patahu/ Balai

Vihara/ Cetia 0 1 1 1 3

4 Bukit Batu Masjid 15 15 15 18 18

Langgar & Musholla 17 17 17 19 18

Gereja 8 15 15 17 13

Kuil/ Sanggar Pura/ Balai


4 4 4 5 6
Patahu/ Balai

Vihara/ Cetia 0 1 1 1 0

5 Rakumpit Masjid 4 4 4 5 6

Langgar & Musholla 6 6 6 4 3

III - 38
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Jumlah Sarana Peribadatan


No Kecamatan Jenis Fasilitas Peribadatan (Unit/Tahun)

2012 2013 2014 2015 2016

Gereja 10 10 10 11 10

Kuil/ Sanggar Pura/ Balai


3 0 0 0 0
Patahu/ Balai

Vihara/ Cetia 0 0 0 0 0

Masjid 138 137 139 151 152

Langgar & Musholla 188 266 266 242 244

Gereja 117 128 128 138 127


Palangka Raya
Kuil/ Sanggar Pura/ Balai
14 6 6 11 9
Patahu/ Balai

Vihara/ Cetia 3 4 4 8 5

Sumber : Kota Palangka Raya Dalam Angka Tahun 2017

3.4 Rancangan RTRW Kota Palangka Raya


Pada Undang Undangan Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan
Ruang dimana penataan ruang wilayah perkotaan harus mencantumkan
Tujuan. Kebijakan dan Strategi penataan ruang wilayah Kota Palangka
Raya. Tujuan penataan ruang diuraikan secara umum dengan
memperhatikan karakteristik wilayah Kota Palangka Raya dan
kecenderungan perkembangannya. Kebijakan dan strategi yang
dijabarkan meliputi kebijakan dan strategi penetapan struktur ruang
wilayah yang terdiri atas sistem perkotaan dan sistem pengembangan
prasarana wilayah meliputi jaringan transportasi, energy,
telekomunikasi, sumber daya air kota, dan infrastruktur perkotaan yang
meliputi penyediaan air minum kota, pengelolaan air limbah kota,
persampahan kota, drainase kota, penyediaan dan pemanfaatan
prasarana dan sarana jaringan jalan pejalan kaki, dan jalur evakuasi
bencana. Selain itu diuraikan pula kebijakan dan strategi penetapan
pola ruang wilayah meliputi kawasan lindung dan kawasan budidaya.

III - 39
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Tujuan Penataaan Ruang Kota Palangka Raya

Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota Palangka Raya adalah


"TERWUJUDNYA KOTA PALANGKA RAYA SEBAGAI KOTA PENDIDIKAN.
PERDAGANGAN – JASA, DAN PARIWISATA BERSKALA REGIONAL YANG
BERKUALITAS, TERTATA DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN. MENUJU
MASYARAKAT SEJAHTERA"

Rencana Pusat Pelayanan Kota Palangka Raya


Pusat kota mempunyai skala pelayanan regional dalam wilayah
Kota Palangka Raya yang harus mampu melayani kebutuhan
masyarakat Kota Palangka Raya dan mendukung kegiatan skala regional
pada hirarki di atasnya. Deliniasi untuk penentuan pusat kota
berdasarkan dominasi kegiatan. Untuk Kota Palangka Raya. pusat kota
terdapat di Kecamatan Kota dengan deliniasi wilayah meliputi Kelurahan
Palangka. Kelurahan Menteng. Kelurahan Langkai. Kelurahan Pahandut.
dan Kelurahan Panarung. Dominasi kegiatan untuk pusat kota ini
adalah Pusat Pemerintahan Provinsi dan Kota. Perkantoran pemerintah
dan swasta. Perdagangan jasa. Pendidikan. dan Transportasi

Dengan demikian. kegiatan perkotaan untuk skala regional


terkonsentrasi di pusat kota. Peran kota Palangka Raya ditinjau secara
eksternal maupun internal menyangkut :

1. Kedudukan Kota Palangka Raya terhadap kegiatan sosial ekonomi


kota dan wilayah belakangnya (hinterland)
2. Ruang fisik (spasial) Kota Palangka Raya merupakan kesatuan
dengan wilayah sekitarnya
3. Kaitan antara pengembangan kota dengan perkembangan wilayah
belakangnya. yakni pertimbangan arah pengembangan kota yang
dapat meningkatkan fungsi dan peran kota serta interkasi dengan
wilayah belakangnya.
4. Pertumbuhan kegiatan sektor ekonomi dan prediksi kebutuhan ruang
pengembangan.

III - 40
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Sesuai dengan pola perkembangan dan pertumbuhan Kota Palangka


Raya serta peran Kota Palangka Raya dalam lingkup yang lebih luas
maka fungsi dan peran Kota Palangka Raya ditentukan sebagai :

1. Pusat pemerintahan
2. Pusat pemerintahan terdapat di pusat kota. yaitu SSP III. dan SSP IV
BWP B (Kecamatan Jekan Raya)
3. Pusat perdagangan jasa skala regional.
4. Fungsi sebagai pusat perdagangan jasa skala regional. karena
terdapat pasar skala regional. perdagangan jasa modern
(Palangkaraya Mall. dan Mega Town Square) serta pusat pertokoan
(Jl. Tjilik Riwut. Jl. Yos Sudarso. Jl. Rajawali. Jl. Ahmad Yani. Jl. Dr.
Murjani. Jl. Diponegoro. dan Jl. RTA. Milono).
5. Pusat pendidikan
6. Fasilitas pendukung fungsi Kota Palangka Raya tersebut antara lain
Universitas Palangkara di Kelurahan Palangka. STIKES Eka Harap.
Akademi Kebidanan Betang Asi Raya Kelurahan Menteng. Poltekkes
Palangkaraya Kelurahan Menteng Kecamatan Jekan Raya.
Universitas Kristen Palangka Raya (Unkrip). Politeknik Kesehatan
Kemenkes Palangka Raya Kampus C. STIE YBPK. Universitas
Muhammadiyah Palangkaraya Kelurahan Langkai Kecamatan
Pahandut.
7. Pusat pelayanan kesehatan skala regional.
8. Perkembangan RSU Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Doris Sylvanus
Kelurahan Langkai Kecamatan Pahandut. Rumah Sakit Bayangkara.
Rumah Sakit Ibu dan Anak Yasmin. Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei
Kelurahan Palangka. RSI PKU Muhammadiyah Kelurahan Menteng
Kecamatan Jekan Raya. Rumah Sakit TNI AD Korem 102 Panju
Panjung Kecamatan Pahandut. RSU Kota Palangka Raya Jl. Mahir
Mahar Kecamatan Sabangau.
9. Pusat pelayanan pariwisata.

III - 41
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

10. Fasilitas untuk menunjang perkembangan pariwisata adalah pusat


wisata kuliner di pertokoan di Kelurahan Palangka. Kelurahan
Menteng. Kelurahan Langkai. dan Kelurahan Pahandut. Wisata alam
dan budaya yaitu Taman Wisata Alam Bukit Tangkiling di Kelurahan
Banturung Kecamatan Bukit Batu. Wisata buatan seperti Taman
Wisata KumKum. Taman Wisata Rawa Rofi di Kelurahan Pahandut
Seberang Kecamatan Pahandut. Pesona Alam Lestari di Kelurahan
Kereng Bangkirai Kecamatan Sebangau. Museum Balanga di
Kelurahan Palangka. Kalawa Waterpark di Kelurahan Bukit Tunggal.
Tugu Sukarno Palangkaraya di Kelurahan Langkai Kecamatan Jekan
Raya. dan Jembatan Kahayan di Kelurahan Palangka dan Kelurahan
Pahandut.
Rencana Pusat Pelayanan Kota (PPK)
Pusat pelayanan kota (PPK) meliputi Kelurahan Palangka
Kecamatan Jekan Raya. Kelurahan Menteng Kecamatan Jekan Raya.
Kelurahan Langkai Kecamatan Pahandut. Kelurahan Pahandut
Kecamatan Pahandut. Kelurahan Panarung Kecamatan Pahandut.
Kelurahan Tanjung Pinang Kecamatan Pahandut yang memiliki fungsi-
fungsi yang meliputi Pusat Pemerintahan Provinsi dan Kota. Perkantoran
pemerintah dan swasta. Perdagangan jasa Regional. Pendidikan. dan
Transportasi.

Untuk mendukung pertumbuhan pusat kota dan penyebaran


kegiatan yang tersebar untuk mengurangi beban pusat kota. Kota
Palangka Raya memiliki 5 (lima) SPPK yaitu :

1. Sub PPK I di Kelurahan Tumbang Rungan Kecamatan Pahandut dan


Kelurahan Pahandut Seberang Kecamatan Pahandut. memiliki
fungsi-fungsi yang meliputi Pertambangan. Perikanan. Perdagangan
dan jasa. Peternakan. dan Pariwisata.
2. Sub PPK II di Kelurahan Bukit Tunggal Kecamatan Jekan Raya dan
Kelurahan Petuk Katimpun Kecamatan Jekan Raya. memiliki fungsi-

III - 42
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

fungsi yang meliputi Peternakan. Pertambangan. dan Pertanian


Lahan Kering.
3. Sub PPK III di kelurahan yaitu Kelurahan Kereng Bangkirai.
Kelurahan Sabaru. Kelurahan Kalampangan. Kelurahan Kameloh
Baru. Kelurahan Danau Tundai dan Kelurahan Bereng Bengkel
Kecamatan Sabangau. memiliki fungsi-fungsi yang meliputi Industri.
Peternakan. Perikanan. Pertambangan. Pertanian Lahan Kering.
Peternakan. dan Transportasi Sungai.
4. Sub PPK IV di Kelurahan Marang. Kelurahan Tumbang Tahai.
Kelurahan Banturung. Kelurahan Tangkiling. Kelurahan Sei Gohong.
Kelurahan Kanarakan dan Kelurahan Habaring Hurung Kecamatan
Bukit Batu. memiliki fungsi-fungsi yang meliputi Perikanan.
Pertambangan. Pertanian Lahan Kering. Pariwisata. Perikanan. dan
Perdagangan dan Jasa
5. Sub PPK V di Kelurahan Petuk Bukit. Kelurahan Pager. Kelurahan
Panjehang. Kelurahan Gaung Baru. Kelurahan Petuk Barunai.
Kelurahan Mungku Baru dan Kelurahan Bukit Sua Kecamatan
Rakumpit. memiliki fungsi-fungsi yang meliputi Pertanian Lahan
Kering. Transportasi Sungai. Industri. Perikanan. dan Pertambangan
Pusat Lingkungan sebagai pusat perdagangan dan jasa skala
lingkungan. yang tersebar di seluruh wilayah kota.

Arah Pemanfaatan Ruang Kota Palangka Raya


1. Prioritas dan Tahapan Pembangunan
Prioritas dan tahapan pembangunan adalah penentuan prioritas
pelaksanaan pembangunan yang dituangkan dalam rancangan
rencana yang telahdisebutkan sebeumnya dengan
mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut :
a) Adanya keterbatasan dana pembangunan yang tersedia pada
setiap tahapan pembangunan lima tahun.
b) Adanya komponen kawasan yang mempunyai efek ganda cukup
besar untuk mengarahkan perkembangan wilayah perencanaan

III - 43
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

sesuai dengan struktur yang direncanakan. misalnya jaringan


jalan. utilitas dan infrastruktur kota lainnya.
c) Jumlah batas ambang penduduk yang ada untuk mendukung
keberadaan suatu komponen pengembangan. macam dan jenis
fasilitas pelayanan lingkungan.
d) Adanya pentahapan pembangunan di wilayah perencanaan yang
telah ditetapkan dalam konsep pengembangan RTRW Kota
Palangka Raya.
Tidak semua kebutuhan pengembangan dapat dilaksanakan
/dibangun karena terdapat beberapa pertimbangan dalam penentuan
program yang dilaksanakan pada wilayah perencanaan. Dasar-dasar
pertimbangan tersebut adalah sebagai berikut :
a) Adanya keterbatasan dana yang tersedia.
b) Adanya sarana dan prasarana yang telah ada yang masih
dimanfaatkan.
c) Adanya masalah yang sifatnya mendesak untuk dilaksanakan .
d) Adanya komponen kawasan yang mempunyai multiplier effect
yang besar untuk merangsang tercapainya struktur yang
diinginkan. misalnya jaringan jalan.
Usulan Program Utama
Usulan program utama adalah program-program pemanfaatan
ruang yang memiliki kepentingan utama atau diprioritaskan untuk
mewujudkan struktur dan pola ruang wilayah kota sesuai dengan
tujuan penataan ruang wilayah.
Usulan program utama Kota Palangka Raya terbagi menjadi 3
kelompok besar yaitu perwujudan struktur ruang. pola ruang dan
perwujudan kawasan strategis Kota Palangka Raya. Secara garis
besar. masing-masing usulan program tersebut meliputi :
a) Perwujudan Struktur Ruang Kota Palangka Raya
1) Perwujudan Pusat-Pusat Pelayanan
- Penetapan batas pelayanan kota. sub pelayanan kota. dan
pelayanan lingkungan di Kota Palangka Raya.

III - 44
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

- Penentuan fungsi pusat kota.


- Penentuan fungsi sub pelayanan kota dan pelayanan
lingkungan.
- Pengembangan pusat pelayanan baru.
- Pengembangan fasilitas pelayanan pada masing-masing sub
pusat pelayanan dan pusat lingkungan sesuai dengan fungsi
yang ditentukan.
2) Perwujudan Sistem Prasarana
- Sistem Jaringan Jalan dan Kereta Api
- Pengembangan jaringan jalan arteri primer
- Pengembangan jaringan jalan kolektor primer dalam kota
yaitu : Jalan Kolektor Primer (K1). Jalan Kolektor Primer
(K2). Jalan Kolektor Primer (K3). Jalan Kolektor Primer (K4)
- Pengembangan jaringan jalan lokal yaitu : Jalan lokal
Primer. Jalan lokal Sekunder
- Pembangunan jalan baru
- Pembangunan jembatan
- Pengembangan terminal type A
- Pengembangan terminal type C
- Pengembangan Pelataran Parkir Mobil Barang (PPMB)
- Pengembangan rute AKAP dan AKDP
- Pengembangan rute angkutan dalam kota
- Pengembangan rute angkutan barang
- Pengembangan fasilitas penunjang (halte. traffic light. dll)
- Pengembangan Jalur Kereta Api
- Sistem Jaringan Energi/Kelistrikan
• Peningkatan Kapasitas Gardu Induk (GI)
• Pengembangan jaringan transmisi tenaga listrik
(SUTET. SUTT. dll)
• Pengembangan pembangkit listrik. gardu induk
distribusi dan sistem distribusi

III - 45
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

• Pengembangan tenaga alternatif


• Sistem Jaringan Telekomunikasi
• Pengembangan jaringan telepon fixed line
• Pengembangan pusat automatisasi sambungan telepon
• Pengembangan Base Transceiver Station (BTS)
• Peningkatan pelayanan jaringan telekomunikasi
• Sistem Jaringan Sumber Daya Air
• Konservasi sempadan Sungai Kahayan. Sungai
Rungan dan Sungai Sabangau.
• Pengembangan jaringan irigasi
• Pengembangan jaringan air baku untuk air bersih
• Pengembangan sistem pengendalian banjir
• Sistem Infrastruktur Perkotaan
• Pengembangan sistem penyediaan air minum kota
• Pengembangan sistem pengelolaan air limbah kota
• Pengembangan sistem persampahan kota
• Pengembangan sistem drainase kota
• Penyediaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana
jaringan jalan pejalan kaki
• Pengembangan jalur evakuasi bencana.

III - 46
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Perwujudan Pola Ruang Kota Palangka Raya


1. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan
Bawahnya
a) Pengembalian fungsi pada kawasan yang mengalami kerusakan
melalui penanganan secara teknis dan vegetatif
b) Membatasi perkembangan kegiatan terbangun dengan
mengembangkan tanaman yang memiliki fungsi lindung
c) Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan lingkungan melalui
pendekatan pendidikan. pariwisata. penelitian dan kerjasama
pengelolaan kawasan
d) Pengembangan budidaya tanaman holtikultura seperti buah-
buahan
e) Penyediaan lahan peruntukan sektor informal untuk mendukung
kegiatan pariwisata dengan tetap mempertahankan fungsi lindung
2. Kawasan Perlindungan Setempat
a) Sempadan Sungai
- Sungai yang melintasi kawasan permukiman/kawasan pusat
pelayanan dilakukan re-orientasi pembangunan dengan
menjadikan sungai sebagai bagian dari latar depan
- Sempadan sungai yang areanya masih luas dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata melalui penataan
kawasan tepian sungai
- Sempadan sungai yang belum dimanfaatkan dilakukan
pelarangan kegiatan terbangun
- Perlindugan sungai dengan jalan inspeksi dan penanaman
tanaman keras
b) Sempadan SUTET
- Pembatasan kegiatan pada sempadan SUTET yang telah
terbangun baik vertikal maupun horizontal
- Pengembangan RTH jalur SUTET

III - 47
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

- Pengembangan jaringan jalan dan jalur hijau sebagai buffer


area sempadan SUTET
- Pemberian papan larangan kegiatan melakukan aktifitas
dibawah jaringan SUTET
c) Sempadan Rel KA
- Pengembangan rel KA
- Pembatasan kegiatan pada rencana rel KA yang akan dibangun
- Pengembangan jalur hijau sempadan rel KA
3. Ruang Tebuka Hijau Kota
a) Pengendalian perubahan fungsi pada RTH yag sudah ada
b) Pengembangan RTH Pemakaman
c) Pengembangan RTH Hutan Kota
d) Mempertahankan dan mengembangkan RTH Taman Jalan
e) Mempertahankan irigasi teknis sebagai pendukung penyediaan
RTH Kota
f) Pengembangan RTH sebagai pendukung ruang evakuasi bencana
4. Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya
a) Mempertahankan dan memelihara keberadaan Suaka Alam dan
Cagar Budaya
b) Pengembangan jalur wisata pada lokasi-lokasi bersejarah dan
memiliki nilai wisata/penelitian/pendidikan
c) Pelaksanaan kerjasama pengelolaan kawasan
5. Kawasan Rawan Bencana
a) Pengembangan jalur dan ruang evakuasi bencana
b) Penyediaan sarana dan prasarana pemadam kebakaran seperti
pos PMK dan hydran
c) Menata dan mengatur akses masuk permukiman terutama
permukiman padat
d) Pengoptimalan fungsi drainase untuk mengurangi genangan
e) Bekerjasama antar instansi terkait untuk penanggulangan
bencana banjir dan kebakaran

III - 48
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

f) Memberikan perlindungan terhadap kawasan berbukit dan


pegunungan sehingga mampu melindungi daerah bawahannya

Perwujudan Kawasan Budidaya


1. Kawasan Perumahan
a) Penyediaan lahan untuk pengembangan kawasan permukiman
baru sesuai kebutuhan
b) Perbaikan kualitas perumahan dengan renovasi dan rehabilitasi
rumah kampung
c) Pengembangan dan penataan sistem sanitasi
2. Kawasan Perdagangan dan Jasa
a) Peningkatan pasar umum
b) Pengembangan kawasan perdagangan baru
c) Pengembangan akomodasi wisata berupa hotel. restoran. dan
sebagainya
d) Pengembangan pusat pemasaran hasil industri kecil dan rumah
tangga
e) Pengembangan agricultural market.
3. Kawasan Perkantoran
a) Pengembangan pusat perkantoran pemerintah skala regional.
lokal. maupun pusat pelayanan lingkungan
b) Pengembangan perkantoran swasta
4. Kawasan Industri
a) Pengembangan industri pengolahan Kelapa Sawit
b) Pengembangan kawasan industri baru
c) Pengembangan sentra home industri
d) Peningkatan kegiatan koperasi. usaha mikro. kecil dan menengah
5. Kawasan Pariwisata
a) Pengembangan sarana dan prasarana pariwisata
b) Pengembangan wisata modern.
c) Pengembangan kawasan wisata belanja
d) Pengembangan rute dan paket perjalanan objek wisata

III - 49
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

e) Peningkatan promosi wisata melalui peran media massa


f) Pengadaan kegiatan festival wisata atau gelar seni budaya

6. Kawasan RTH Non Hijau


a) Pengembangan RTH pekarangan perumahan. perkantoran.
perdagangan jasa. dan sebagainya
b) Pengembangan dan pelestarian lapangan olah raga tertutup dan
stadion untuk mencegah alih fungsi lahan
c) Pengembangan RTH lingkungan perumahan.
d) Pengembangan RTH hutan kota
e) Memanfaatkan RTH yang ada saat ini
7. Kawasan Peruntukan Sektor Informal
a) Menetapkan lokasi potensial untuk pengembangan sektor informal
b) Penataan kegiatan sektor informal yang ada dan Penertiban
kegiatan sektor informal berupa relokasi pada kawasan yang telah
ditetapkan
8. Kawasan Peruntukan Pertanian
a) Pengembangan pertanian lahan kering (holtikultura)
b) Pengembangan pertanian lahan basah
c) Pengembangan perkebunan
d) Pengembangan perikanan
e) Pengembangan Peternakan
f) Peningkatan nilai produksi pertanian pada lahan pertanian yang
berubah fungsi dengan diversifikasi dan pemanfaatan teknologi
tinggi
9. Kawasan Peruntukan Pertambangan
a) Pembatasan penambangan dengan tidak merusak kualitas sungai.
di Kelurahan Pahandut Seberang.
b) Tetap melestarikan tata aliran sungai.
c) Pengembangan kawasan pertambangan yang tidak menimbulkan
kerusakan atau potensi lahan kritis. dan penanganan lahan pasca
penambangan

III - 50
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

10. Kawasan Peruntukan Pelayanan Umum


a) Pengembangan pendidikan skala regional
b) Peningkatan kualitas pelayanan RSU Doris Sylvanus
c) Pengembangan fasilitas pelayanan umum pada tiap pusat
pelayanan
11. Kawasan Peruntukan Militer
a) Mempertahankan kawasan militer yang ada.
b) Pengembangan buffer zone kawasan militer berupa RTH
Pekarangan

A. Perwujudan Kawasan Strategis Kota Palangka Raya


1. Kawasan Strategis Ekonomi
a) Mempertahankan Central Bussines Distric (CBD) di Pusat Kota
b) Pengembangan kawasan perdagangan baru
c) Pengembangan wisata modern sebagai kawasan strategis
d) Mempertahankan kawasan industri yang ada
e) Pengembangan industri pengolahan Kelapa Sawit
f) Pengembangan kawasan industri baru
2. Kawasan Strategis Lingkungan
a) Kawasan Resapan Air
• Pembatasan kegiatan terbangun pada daerah resapan air.
• Pengembangan kegiatan yang dapat meningkatkan
perekonomian kota (perikanan budidaya).
• Pengembangan pertanian lahan basah
b) Kawasan Sempadan Sungai
• Sungai yang melintasi kawasan permukiman/kawasan pusat
pelayanan dilakukan re-orientasi pembangunan dengan
menjadikan sungai sebagai bagian dari latar depan
• Sempadan sungai yang areanya masih luas dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata melalui penataan
kawasan tepian sungai

III - 51
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

• Sempadan sungai yang belum dimanfaatkan dilakukan


pelarangan kegiatan terbangun
• Perlindungan sungai dengan jalan inspeksi dan penanaman
tanaman keras.

3.5 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota


Palangka Raya
RPJPD Kota Palangka Raya adalah kerangka acuan bagi
Pemerintah Daerah dengan dukungan seluruh lapisan masyarakat
secara terpadu dan terarah untuk menjalankan program pembangunan.
Oleh karena itu dalam pelaksanaannya dibutuhkan kaidah pelaksanaan
yaitu :

a. Pemerintah Kota Palangka Raya berkewajiban untuk melakukan


sosialisasi visi. misi dan arah pembangunan Kota Palangka Raya
kepada semua lapisan masyarakat agar diketahui. dipahami.
diinternalisasi selanjutnya dieksternalisasi sehingga sadar fungsi dan
tugas masing-masing.
b. Walikota sebagai kepala pemerintahan daerah memiliki kewajiban
dalam mengejawantahkan visi. misi dan arah pembangunan RPJPD
ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
yang akan dijadikan sebagai pedoman dan panduan bagi Satuan
Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) dalam menyusun dan menetapkan
Rencana Strategis (Renstra).
c. Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) Kota Palangka Raya harus
menjabarkan visi. misi dan program kepala daerah dalam menyusun
rencana strategis.
d. Legislatif dan jajaran Eksekutif. serta seluruh elemen masyarakat
memiliki kewajiban untuk menjamin konsistensi antara RPJPD.
RPJMD. Rencana Kerja Pemerintah Daerah. Renstra SKPD dan
rencana Kerja SKPD Kota Palangka Raya.

Dalam RPJPD ini yang memuat visi Pembangunan Jangka Panjang


Kota Palangka Raya. terkandung semangat untuk mengaktualisasikan

III - 52
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Moto Kota Palangka Raya yaitu: KOTA CANTIK yang intinya tekad dari
seluruh komponen masyarakat Kota Palangka Raya untuk menyatukan
langkah. sumberdaya dan karya serta karsa dalam mewujud-nyatakan
masyarakat Palangka Raya yang berpendidikan. maju terampil dan
sejahtera. Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kota Palangka
Raya yang telah disusun selanjutnya diimplementasikan ke dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) sebagai berikut

Tabel 3.24. Fokus dan Sasaran RPJP Kota Palangka Raya Terhadap
RPJMD
Periode
Periode Pertama Periode kedua Periode Ketiga
Fokus/ Keempat
RPJPD RPJMD RPJPD RPJMD RPJPD RPJMD
sasaran RPJPD RPJMD
2008 - 2013 20013 – 2018 20018 – 2022*
2022 - 2027
Pembangunan Menekankan Memantapkan Mewujudkan
sumber daya upaya pembangunan Kota Palangka
manusia dan peningkatan secara Raya yang
prasarana/sarana kualitas sumber menyeluruh di maju. mandiri.
transportasi dan daya manusia berbagai sejahtera dan
komunikasi dan bidang dengan berkeadilan
untuk pemberdayaan menekankan melalui
mendukung ekonomi rakyat pencapaian percepatan
pembangunan terutama daya saing pembangunan
pendidikan dan mendorong kompetitif di berbagai
penyediaan usaha dalam perekonomian bidang dengan
berbagai jasa bidang jasa berlandaskan menekankan
dalam upaya supaya dapat keunggulan terbangunnya
mendorong berkelanjutan. sumber daya struktur
pembangun Seiring dengan manusia perekonomian
ekonomi rakyat itu. kualitas berkualitas dan yang kokoh
Fokus
adalah menjadi pelayanan kekhasan berlandaskan
prioritas. publik yang budaya daerah. keunggulan
lebih murah. kompetitif di
cepat. berbagai
transparan. dan wilayah yang
akuntabel didukung oleh
semakin SDM
meningkat yang berkualitas dan
ditandai dengan berdaya saing.
terpenuhinya
standar
pelayanan
minimal di
semua
tingkatan
pemerintah di
Kota Palangka

III - 53
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Periode
Periode Pertama Periode kedua Periode Ketiga
Fokus/ Keempat
RPJPD RPJMD RPJPD RPJMD RPJPD RPJMD
sasaran RPJPD RPJMD
2008 - 2013 20013 – 2018 20018 – 2022*
2022 - 2027
Raya.

 Pembangunan  Pembangunan  Pembanguna  Pembanguna


Sumber daya Sumber daya n ekonomi n ekonomi
manusia (IPM) manusia (IPM) (Peran (Pendapatan
Ekonomi per capita
 Pengembangan  Pembangunan
Kreatif dalam
Sarana dan ekonomi (Gini
terhadap industri
prasarana(Indek Indeks)
PDRB) kreatif)
s Kualitas
 Pelayanan
Infrastruktur  Pembanguna  Pembanguna
publik (Indeks
Sasaran dan Lingkungan n Sumber n Sumber
Reformasi
Hidup) daya manusia daya manusia
Birokrasi)
(IPM) (IPM)
 Pembangunan
 Pengembangan
ekonomi  Pelayanan  Pelayanan
Sarana dan
publik publik
prasarana
(Indeks (Indeks
Reformasi
Birokrasi)

Sumber : Dokumen RPJPD Kota Palangka Raya 2008 – 2028

3.6 Peran Para Pihak


Berdasarkan gambaran umum kondisi wilayah diatas terdapat
beberapa pihak yang memiliki kepentingan dalam pelaksanaan aktifitas
di Kota Palangka Raya yang berkontirubusi dalam pencapaian tujuan
pembangunan berkelanjutan di Kota Palangka Raya. Para pihak yang
terlibat dalam hal ini dikelompokkan menjadi beberapa kelompok. yaitu
a. Pemerintah Kota Palangka Raya. yang meliputi Kepala Daerah.
Legislatif. dan seluruh SOPD di Kota Palangka Raya. Berperan dalam
pelaksanaan roda pemerintahan dan melaksanakan pembangunan di
daerah serta mengkoordinasikan kebutuhan pembangunan yang
dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan Provinsi.
b. Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat. meliputi Kepala Daerah
dan SOPD Provinsi Kalimantan Tengah. Kementerian dan Lembaga
Pemerintah Pusat baik melalui UPT yang ada di Kota Palangka Raya
ataupun Kementerian dan Lembaga Pemerintah Pusat yang langsung
berkontribusi di Kota Palangka Raya
c. Pelaku Usaha dalam hal ini Pengusaha Hutan, Pengusaha Kebun,
Jasa Konsultasi dan Konstruksi, dan Usaha Menengah dan Kecil
Masyarakat (UMKM) memiliki peran dalam pencapaian tujuan
pembangunan berkelanjutan di Kota Palangka Raya. Peran yang telah

III - 54
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

dilakukan antara lain membuka lapangan kerja, meningkatkan


perekonomian baik makro dan mikro di daerah serta peran serta
dalam percepatan pelaksanaan pembangunan.
d. Akademisi. berdasarkan data diatas memilki peran dalam
pembangunan berkelanjutan dengan kegiatan dibidang Pendidikan
khususnya mencerdaskan kehidupan masyarakat. Selain itu aktifitas
penelitian dan pengabdian masyarakat turut berkontribusi dalam
pembangunan di daerah.
e. Philantrophy, dalam hal ini adalah Lemabaga Swadaya Masyarakat
(LSM), Project ataupun penyelenggara kegiatan oleh Lembaga non
pemerintah yang berkontribusi dalam tujuan pembangunan
berkelanjutan di Kota Palangka Raya.
Peran para pihak dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan
di Kota Palangka Raya dapat dikelompokkan menjadi
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pendanaan
4. Pengawasan
5. Evaluasi
6. Penyebarluasan Informasi
Berikut ini adalah peran para pihak yang memiliki peran dan Kontibusi
di dalam Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Kota
Palangka Raya.
Tabel 3.25. Peran Para Pihak
No Tujuan Pemerintah Pemerintah Pelaku Akademisi Philant
Pembangunan Kota Provinsi Usaha rophy
Berkelanjutan Palangka dan Pusat
Raya
1. Tujuan 1 :
Mengakhiri
Kemiskinan
1.2.3.4.5.6 1.2.3.4.5.6 1.2.3 1.2.4.5 1.2.4.
dalam Segala
Bentuk
Dimanapun
2. Tujuan 2 :
Menghilangkan
Kelaparan.
Mencapai
Ketahanan
1.2.3.4.5.6 1.2.3.4.5.6 1.2.3 1.2.3.4.5 1.2.4
Pangan dan
Gizi yang Baik.
Serta
Meningkatkan
Pertanian

III - 55
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

No Tujuan Pemerintah Pemerintah Pelaku Akademisi Philant


Pembangunan Kota Provinsi Usaha rophy
Berkelanjutan Palangka dan Pusat
Raya
Berkelanjutan
3. Tujuan 3 :
Menjamin
Kehidupan yang
Sehat dan
Meningkatkan 1.2.3.4.5.6 1.2.3.4.5.6 3 4.5 1.2.4.
Kesejahteraan
Seluruh
Penduduk
Semua Usia
4. Tujuan 4 :
Menjamin
Kualitas
Pendidikan
yang Inklusif
dan Merata
Serta 1.2.3.4.5.6 1.2.3.4.5.6 3 1.2.3.4.5 4.5.6
Meningkatkan
Kesempatan
Belajar
Sepanjang
Hayat Untuk
Semua
5. Tujuan 5 :
Mencapai
Kesetaraan
Gender dan 1.2.3.4.5.6 1.2.3.4.5.6 1.2.3.4.5 1.2.4.5
Memberdayaka
n Kaum
Perempuan
6. Tujuan 6 :
Menjamin
Ketersediaan
serta
Pengelolaan Air
1.2.3.4.5.6 1.2.3.4.5.6 3 1.2.3.4.5 1.2.4.
Bersih dan
Sanitasi Layak
yang
Berkelanjutan
untuk semua
7. Tujuan 7 :
Menjamin
Akses Energi
yang 1.2.3.4.5.6 1.2.3.4.5.6 4.5.6
Terjangkau.
Andal.
Berkelanjutan

III - 56
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

No Tujuan Pemerintah Pemerintah Pelaku Akademisi Philant


Pembangunan Kota Provinsi Usaha rophy
Berkelanjutan Palangka dan Pusat
Raya
dan Modern
Untuk Semua
8. Tujuan 8 :
Meningkatkan
Pertumbuhan
Ekonomi yang
Inklusif dan
Berkelanjutan.
Kesempatan 1.2.3.4.5.6 1.2.3.4.5.6 1.2.3 4.5.6
Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh.
Serta Pekerjaan
yang Layak
Untuk Semua
9. Tujuan 9 :
Membangun
Infrastruktur
yang Tangguh.
Meningkatkan
Industri Inklusif 1.2.3.4.5.6 1.2.3.4.5.6 4.5 4.
dan
Berkelanjutan.
Serta
Mendorong
Inovasi
10 Tujuan 10 :
. Mengurangi
Kesenjangan 1.2.3.4.5.6 1.2.3.4.5.6 1.3.4.5
Intra- dan
Antarnegara
11 Tujuan 11 :
. Menjadikan
Kota dan
Permukiman 1.2.3.4.5.6 1.2.3.4.5.6 1.2.3 5.6
Inklusif. Aman.
Tangguh dan
Berkelanjutan
12 Tujuan 12 :
. Menjamin Pola
Produksi dan 1.2.3.4.5.6 1.2.3.4.5.6 1.2.3 2.4.5 1.2.6
Konsumsi yang
Berkelanjutan
13 Tujuan 13 :
. Mengambil
1.2.3.4.5.6 1.2.3.4.5.6 1.2.3 1.2.4.5 1.2.6
Tindakan Cepat
Untuk

III - 57
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

No Tujuan Pemerintah Pemerintah Pelaku Akademisi Philant


Pembangunan Kota Provinsi Usaha rophy
Berkelanjutan Palangka dan Pusat
Raya
Mengatasi
Perubahan
Iklim dan
Dampaknya
14 Tujuan 15:
. Melindungi.
Merestorasi
Dan
Meningkatkan
Pemanfaatan
Berkelanjutan
Ekosistem
Daratan.
Mengelola Huta
1.2.3.4.5.6 1.2.3.4.5.6 1.2.3 2.4.5 1.2.4.5
Secara Lestari.
Menghentikan
Penggurunan.
Memulihkan
Degradasi
Lahan. Serta
Menghentikan
Kehilangan
Keanekaragama
n Hayati
15 Tujuan 16 :
. Menguatkan
Masyarakat
yang Inklusif
dan Damai
Untuk
Pembangunan
Berkelanjutan.
Menyediakan
Akses Keadilan 1.2.3.4.5.6 1.2.3.4.5.6 1.2.3 1.2.4.5 1.2.4.5
Untuk Semua.
dan
Membangun
Kelembagaan
yang Efektif.
Akuntabel. dan
Inklusif di
Semua
Tingkatan
16 Tujuan 17 :
. Menguatkan 1.2.4.5.
1.2.3.4.5.6 1.2.3.4.5.6 1.2.4.5
Sarana 6
Pelaksanaan

III - 58
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

No Tujuan Pemerintah Pemerintah Pelaku Akademisi Philant


Pembangunan Kota Provinsi Usaha rophy
Berkelanjutan Palangka dan Pusat
Raya
dan
Merevitalisasi
Kemitraan
Global Untuk
Pembangunan
Berkelanjutan
Sumber : Kick off KLHS RPJMD 23 Februari 2018

III - 59
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

BAB IV
PENGKAJIAN

4.1 Perumusan Isu – Isu Strategis Prioritas


Tahap pra - pelingkupan dilaksanakan di Kantor Bappeda
Kota Palangka Raya, pada tanggal 15 – 16 Maret 2018. Proses pra
- pelingkupan dilakukan dengan dengan membagi anggota pokja
KLHS yang hadir menjadi 3 kelompok, untuk selanjutnya pada
masing-masing kelompok membahas tentang isu-isu yang
dianggap strategis. Hasil diskusi kelompok tersebut selanjutnya
hasil inventarisasi dari masing-masing kelompok digabungakn,
dan selanjutnya dijadikan sebagai isu-isu strategis.

Sebelum pembagian kelompok untuk membahas tentang


isu-isu strategis, fasilitator telah menyampaikan presentasi
tentang makna “strategis” dalam kajian KHS, termasuk kriteria
yang digunakan. Kriteria yang digunakan untuk menentukan isu-
isu strategis seperti yang tertera dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 46 tahun 2017 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis Pasal 9, yaitu :
a. Mempertimbangkan karakteristik wilayah
b. Tingkat penting potensi dampak
c. Keterkaitan antar isu pembangunan berkelanjutan
d. Keterkaitan antara materi muatan kebijakan, rencana, dan
program
e. Muatan rencana pengelolaan dan perlindungan lingkungan
hidup
f. Hasil KLHS dari Kebijakan, Rencana, dan/atau Program pada
hirarki di atasnya yang harus diacu, serupa dan berada pada
wilayah yang berdekatan, dan/atau memiliki keterkaitan
dan/atau relevansi langsung.

Hasil diskusi dari ketiga kelompok, kemudian di


integrasikan menghasilkan 58 daftar isu-isu strategis permalahan

IV - 1
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

di Kota Palangka Raya yang selanjutnya disebut sebagai daftar


Panjang isu-isu strategis pembangunan berkelanjutan. Daftar isu
Panjang tersebut yang kemudian dijadikan landasan dalam
menyusun akar permasalahan yang kemudian disebut daftar
pendek isu-isu strategis prioritas pembangunan berkelanjutan
kota Palangka Raya. Daftar isu Panjang tersebut adalah sebagai
berikut :

1. Kebakaran Hutan dan lahan (meningkatnya Ispa, Rusaknya


aset masyarakat turunnya kualitas hidup akibat pencemaran
udara)
2. Penataan Kawasan sesuai zonasi (Pemukiman, perdagangan,
pertanian, dll)
3. Masih banyak penduduk miskin
4. hidrologi gambut belum tertata dengan baik
5. Tingginya angka stunting ( sehat sejak dalam kandungan)
6. Kawasan kumuh
7. Pengelolaan kolaboratif di kawasan penyangga
8. Tumpang tindih perizinan
9. Kurangnya penciptaan Lapangan Kerja inovatif
10. Kurangnya rumah murah untuk pemukiman
11. Pengelolaan limbah dan Persampahan (Pengelolaan limbah
cair, padat dan B3 dari kegiatan rumah tangga dan industri
masih kurang baik sehingga menyebabkan pencemaran air
Permukaan, tanah & udara)
12. Inisiasi & Pengelolaan Perhutanan Sosial kurang
13. Kepemilikan lahan yang tumpang tindih
14. Kerusakan Lingkungan , utamanya sumberdaya hutan
15. Belum Dikenali Inovasi Pengolahan Lahan Tanpa Bakar
16. Tingginya Penyakit Menular Akibat Pemukiman dan
lingkungan yang tidak Sehat

IV - 2
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

17. Kegiatan usaha tanpa dilengkapi dokumen lingkungan atau


izin lingkungan berakibat merusak lingkungan
18. Alih Fungsi Lahan
19. Minimnya perlindungan cagar budaya
20. Kurangnya pemanfaatan lahan tidak produktif
21. Urbanisasi
22. Pemanfaatan lahan bekas golongan C untuk ekonomi produktif
23. pertambangan (Legal dan Illegal)
24. Bencana Banjir
25. Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau untuk green city belum
terkelola baik
26. Pengembangan Ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing
daerah
27. Banyaknya Penggunaan Pestisida dalam pertanian
28. Orientasi PAD sesuai dengan peraturan
29. Palangka Raya sebagai Ibukota Pemerintahan
30. Kemandirian Daerah rendah
31. Konflik social
32. Penyebaran Penyakit yang berasal dari Hewan (zoonosis)
33. Peningkatan Kasus Penyakit Tidak Menular yang disebabkan
gaya hidup masyarakat
34. Penyalah gunaan Obat di kalangan Remaja
35. Kurang koordinasi & integrasi dalam Pengembangan Destinasi
Pariwisata unggulan
36. Fasilitas pendidikan belum merata
37. Kesetaraan gender & pemberdayaan perempuan
38. Sistem Drainase dan sanitasi
39. Konflik Lahan ( didalam kawasan hutan dan tumpang tindih
lahan)
40. Pembukaan kanal-kanal di hutan rawa dan gambut
41. Produksi pangan rendah
42. Kontribusi sektor industri rendah

IV - 3
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

43. Pencagaran budaya (dayak) rendah


44. Aspirasi masyarakat dalam musyawarah perencanaan
pembangunan kurang terealisasi
45. Tingginya erosi dan Sedimentasi
46. Perburuan flora dan fauna
47. Tumpang Tindih Tugas Pokok & Fungsi SOPD
48. Penyelenggaraan E. Gov (Pemanfaatan jaringan telekomunikasi
dan pengembangan TIK sebagai sarana penyelenggaraan e gov
menuju smart city )
49. Pengembangan Obyek Daya Tarik Wisata Baru
50. Pelayanan air bersih dan PDAM belum mencakup setiap
wilayah dan belum merata
51. Pengembangan kawasan parkir
52. Transportasi angkutan barang dan jasa
53. Pembangunan Jalur Kereta Api (Permasalahan yang timbul
dari pembangunan rel kereta api)
54. Pengembangan Perkebunan, pertanian, perikanan dan
pertambangan
55. Transportasi dan Industri
56. Infrastruktur (pengembangan jalan baru)
57. Keterbatasan Irigasi teknis
58. Infrastruktur (Pelebaran jalan)

Berdasarkan Keterkaitan antara permasalahan/ isu-isu


strategis yang diidentifikasi tersebut, maka disusunlah pokok
permasalahan dalam pencapaian tujuan pembangunan
berkelanjutan. Isu – isu strategis dalam penyusunan KLHS RPJMD
mengacu kepada Perpres 59 tahun 2017 tentang Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (SDG’S), yang terdiri dari 4 (empat)
Pilar, yaitu
a. Peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara
berkesinambungan (Ekonomi)

IV - 4
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

b. Menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat (Sosial


Budaya)
c. Menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang
inklusif (Lingkungan)
d. Terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan
kualitas kehidupan dari satu generasi ke generasi berikutnya
(Tata Kelola dan Kelembagaan)
Isu - isu strategis/ permasalahan yang disusun merupakan
pokok permasalahan yang menjadi kendala dan tantangan dalam
Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Kota Palangka
Raya. Isu-isu strategis prioritas atau pokok permasalahan yang
menjadi kendala dalam pencapaian tujuan pembangunan
berkelanjutan yang dirumuskan adalah sebagai berikut :
1. Penataan Ruang (Perencanaan, Pemanfaatan dan Pengendalian
Pemanfaatan ruang)

Penataan ruang merupakan salah satu dari isu strategis


prioritas untuk dibahas dalam penyelenggaran KLHS untuk
RPJM Kota Palangka Raya. Kota Palangka Raya sebelumnya
pernah memiliki Perda no. 7 tahun 2001 tentang RTRW kota
Palangka Raya, dengan terbitnya UU no. 26 tahun 2007
tentang penataan ruang dan PP 15 tahun 2010 yang
memberikan amanah dalam kurun waktu 2 tahun untuk
menyesuaikan RTRW, dan apabila lebih dari 2 tahun belum
menyesuaikan maka secara otomatis RTRW yang lama tidak
berlaku dan sampai saat ini RTRW kota Palangka Raya belum
dapat di syahkan. Hal yang menjadi permasalahan dalam
penataan ruang sehingga belum ditetapkan antara lain adalah
adanya pemanfaatan non hutan di dalam Kawasan hutan,
kebutuhan ruang untuk perencanaan yang belum sesuai
dengan persetujuan substansi Kawasan hutan yang diperoleh.

IV - 5
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Dampak dari belum terselesaikan penyelenggaraan penataan


ruang di Kota Palangka Raya adalah perencanaan,
pemanfaatan, dan pengendalian ruang tidak optimal,
dikarenakan belum adanya landasan hukum yang berkekuatan
hukum tetap. Dampak turunannya adalah adanya ancaman
terhadap Kawasan yang dilindungi (Kawasan konservasi, cagar
budaya, hutan lindung, dan lain-lain), ancaman kebakaran di
karenakan penanganan terhadap lahan yang tidak tepat oleh
Pemerintah Kota (pembuatan drainase yang mempercepat
pengeringan lahan gambut) ataupun oleh masyarakat yang
mengolah lahan, pemanfaatan lahan yang tidak sesuai
peruntukan, dan terhambatnya ijin investasi yang tentunya
menghambat perekonomian. Selain itu alih fungsi lahan yang
tidak terkendali, juga memacu pelepasan karbon ke udara yang
dapat meningkatkan resiko perubahan iklim tidak hanya di
Kota Palangka Raya, akan tetapi juga secara global.

2. Penurunan Kualitas Lingkungan Hidup

Kualitas Lingkingan Hidup merupakan salah satu akar


masalah penting yang menjadi perhatian di Kota Palangka
Raya. Permasalahan terkini yang menjadi penyebab
pencemaran terjadi adalah akibat dari permasalahan dalam
pengelolaan sampah di Kota Palangka Raya yang belum
berjalan dengan optimal sehingga berpotensi untuk
menimbulkan pencemaran udara berupa bau yang tidak sedap,
mencemari air tanah, dan sungai serta dapat merusak tingkat
produktifitas tanah.

Ancaman pencemaran air tidak hanya pada air tanah, akan


tetapi juga pada air permukaan yang terdapat pada air sungai
sehingga mengancam keaneka ragaman hayati. System
hidrologi utama yang terdiri dari 3 (tiga) sungai besar melintasi
Kota Palangka Raya, yaitu Sungai Kahayan, Sungai Sebangau,

IV - 6
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

dan Sungai Rungan. Kondisi sungai tersebut terancamam


pencemaran akibat aktivitas tambang illegal yang berada di
sepanjang sungai tidak hanya dilakukan diwilayah Kota
Palangka Raya, selain itu keberadaan pemukiman yang berada
di pinggir sungai, dan aktifitas pertanian dan perikanan
disepanjang sungai, serta system drainase perkotaan yang
menuju ketiga sungai tersebut turut mengancam meningkatnya
tingkat pencemaran air.

Hal lain yang perlu menjadi perhatian adalah pencemaran


udara, meningkatnya kepemilikan kendaraan bermotor,
pengelolaan sampah yang belum optimal sehingga praktek
pengelolaan sampah dengan membakar oleh masyarakat akan
meningkatkan pelepasan karbon ke udara. Selain itu ancaman
kebakaran hutan dan lahan yang masih tinggi, sehingga
meningkatkan pelepasan karbon di udara, yang selain
mempengaruhi kualitas udara juga berdampak pada
meningkatkan resiko perubahan iklim global.

3. Pembangunan ekonomi lokal

Berdasarkan RTRW Provinsi Kalimantan Tengah Kota Palangka


Raya termasuk ke dalam zona tengah, yang merupakan pusat
kegiatan perdagangan barang dan jasa, pertanian, dan
pariwisata. Dalam penyusunan RTRW kota Palangka Raya yang
sedang disusun memiliki tujuan "TERWUJUDNYA KOTA
PALANGKA RAYA SEBAGAI KOTA PENDIDIKAN,
PERDAGANGAN-JASA DAN PARIWISATA BERSKALA
REGIONAL YANG BERKUALITAS, TERTATA DAN
BERWAWASAN LINGKUNGAN, MENUJU MASYARAKAT
SEJAHTERA”.

Ekonomi Kota Palangka Raya, selama ini masih bergantung


kepada Dana Bagi Hasil (DBH) dari APBN dan Dana Alokasi

IV - 7
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Kabupaten/ Kota (DAK) dari APBD Provinsi, sedangkan


Pendapatan Asli Daerah masih minim. Dengan demikian
proyeksi keuangan dalam perencanaan pembangunan memiliki
ketergantungan yang tinggi, terhadap Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Provinsi. Proporsi Pendapatan Asli Daerah yang
diterima selama ini, hamper 90 % berasal dari sektor
perdagangan barang dan jasa, sedangkan sektor pertanian yang
menunjang daerah pinggiran di Kota Palangka Raya hanya
berkontribusi sebesar 10 %. Dengan demikian perlu dilakukan
terobosan dan inovasi guna mendorong kontribusi ekonomi
lokal di Kota Palangka Raya untuk dapat berkontribusi lebih
baik lagi. Selain untuk meningkat Pendapatan Asli Daerah,
mendorong kemandirian di Kota Palangka Raya, dan menekan
aspek ketimpangan perekonomian masyarakat yang tinggal di
Kota dan di pinggiran.

4. Aspek Sosial Masyarakat (Pendidikan, Kesehatan, Kemiskinan,


dan Kemanusiaan)

Pada aspek sosial Kota Palangka Raya memiliki permasalahan


di bidang kemiskinan, pendidikan dan kesehatan sehingga
dijadikan isu strategis prioritas. Permasalahan kemiskinan
meskipun secara kuantitas terus menurun, akan tetapi masih
terdapat kantong-kantong kemiskinan di kawasan kumuh dan
padat dengan angka pengangguran terselubung yang tinggi
(produktivitas tenaga kerja yang rendah).

Pendidikan juga menjadi permasalahan dikarenakan sarana


dan prasarana pendidikan yang belum merata di seluruh
wilayah, ditambah dengan persebaran tenaga pengajar yang
cenderung menumpuk di perkotaan (6 kelurahan kota), namun
mengalami kekurangan di daerah pinggiran. Permasalahan
lainnya adalah kesehatan terkait dengan kesulitan masyarakat
untuk mendapatkan layanan kesehatan dikarenakan akses

IV - 8
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

jalan yang sulit dijangkau, selain itu tingginya angka stunting


yang merupakan indikator umum masalah gizi di masyarakat
sehingga perlu mendapatkan perhatian.

Permasalahan lain yang perlu menjadi perhatian perubahan


perilaku gaya hidup masyarakat kearah negatif akibat
pengaruh dari media sosial dan elektronik, seperti
penyalahgunaan narkoba, seks di bawah umur, dan pergaulan
bebas sehingga rentan terhadap penyebaran penyakit. Hal-hal
yang disampaikan pada uraian tersebut diatas tidak dapat
hanya ditangani oleh pihak atau sektor tertentu saja, akan
tetapi memerlukan pendekatan multisektor dan multi
stakeholder.

5. Perlindungan Budaya Lokal

Masyarakat Dayak merupakan masyarakat adat yang menyebar


di seluruh wilayah Kalimantan. Bahasa Dayak yang bisa
dijadikan dasar untuk suku yang terdapat di Palangka Raya
antara lain bahasa Ngaju, Ot Danum, Bakumpai, Manyan.
Etnis lainnya adalah Banjar, Melayu, Jawa, Sunda, Madura,
Batak dan berbagai etnis Indonesia lainnya. Kelembagaan
masyarakat adat di Kota Palangka Raya khususnya dan
Provinsi Kalimantan Tengah secara umum, diatur dengan
Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur. Perda Nomor 16
tahun 2008 tentang Kelembagaan Adat pada dasarnya adalah
peraturan daerah yang mengatur struktur kelembagaan adat
Dayak dari tingkat Kalimantan (Majelis Adat Dayak nasional),
tingkat provinsi (Dewan Adat Dayak Provinsi) dan tingkat
kabupaten (Dewan Adat Dayak Kabupaten). Upaya kebijakan
ini mempunyai tujuan yang mulia untuk menyikapi lemahnya
posisi masyarakat adat ketika berhadapan dengan pihak luar
dan juga bisa membantu pemerintah dalam pembangunan
serta juga melestarikan budaya dan terutama untuk

IV - 9
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

menyelesaikan persoalan masyarakat adat. Keberadaan


kekayaan budaya di Kota Palangka Raya yang terancam
tersebut perlu mendapatkan perhatian, sehingga tetap terjaga
dan Lestari.

Keberadaan Hutan, sungai, situs budaya, dan adat istiadat


yang merupakan kearifan lokal dan melekat pada masyarakat
seiring berjalannya waktu semakin tergerus oleh pengaruh
budaya luar baik yang positif dan negatif. Untuk menjaga
keberlangsungan budaya, dan kearifan lokal yang melekat di
masyarakat setiap kegiatan perencanaan pembangunan perlu
memperhatikan w, sehingga tetap

6. Pemantapan Tata Kelola Pemerintahan


Tata Kelola menjadi salah isu strategis prioritas dalam
pembahasan, terkait dengan masih banyaknya kebutuhan
regulasi yang belum disusun, penguatan kapasitas
kelembagaan pemerintah dan non pemerintah, koordinasi dan
sinkronisasi kebijakan guna menghindari tumpang tindih, dan
penegakan terhadap peraturan yang sudah ada. Beberapa
regulasi penting yang sampai saat ini belum disusun
diantaranya Perda tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup amanah UU nomor 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Perda RTRW
Kota Palangka Raya belum di selesaikan (sejak tahun 2013)
sampai saat ini. Banyaknya regulasi yang belum disusun
tersebut, mengakibatkan pelaksanaan tugas dari aparatur
Pemerintah Kota Palangka Raya terkendala.

Kapasitas kelembagaan Pemerintah dan Non Pemerintah serta


sumberdaya manusia di Kota Palangka Raya sudah baik.
Dalam rangka menjalankan pemerintahan yang efektif dan
efisen, menghindari tumpang tindih kebijakan sehingga

IV - 10
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

pelaksanaan program berjalan dengan baik, guna mewujudkan


hal tersebut maka kualitas sumber daya manusia yang ada
perlu ditingkatkan serta dukungan teknologi yang tepat guna
mutlak diperlukan. Penegakan terhadap peraturan juga
menjadi permasalahan yang perlu di benahi dalam
penyelenggaraan tata kelola dan kelembagaan di Kota Palangka
Raya. Banyaknya aktifitas penambangan illegal, perambahan
hutan, perburuan terhadap satwa liar yang dilindungi, dan
aktifitas yang bertentangan dengan peraturan yang ada belum
sepenuhnya dapat ditertibkan. Segala permasalahan di dalam
tata kelola dan kelembagaan ini berpotensi mempengaruhi
pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan yang di
canangkan oleh Pemerintah, sehingga perlu di prioritaskan
dalam penanganannya.

4.2 Pengkajian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan


Tujuan pembangunan berkelanjutan berdasarkan Perpres
59 tahun 2017 terdiri 319 indikator, yang terdiri dari 17 tujuan,
94 indikator global dan 319 indikator nasional. Berdasarkan
kewenangan, Kementerian Dalam Negeri telah melakukan
pemetaan indicator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dengan
jumlah 222 Indikator.

Tabel 4.1. Pemetaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Kota


Palangka Raya
PILAR HUKUM TOTAL
PILAR
PILAR SOSIAL PILAR EKONOMI DAN TATA INDIKATOR
LINGKUNGAN
KELOLA TPB
TUJUAN 1 25 TUJUAN 6 18 TUJUAN 7 2 TUJUAN 16 21
TUJUAN 2 11 TUJUAN 11 20 TUJUAN 8 19
TUJUAN 3 34 TUJUAN 12 5 TUJUAN 9 13
TUJUAN 4 13 TUJUAN 13 2 TUJUAN 10 6
TUJUAN 5 14 TUJUAN 15 4 TUJUAN 17 15
97 49 55 21 222
Sumber : Kajian Pokja KLHS

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan oleh tim pokja


KLHS dan Pemerintah Kota Palangka Raya, pencapaian target

IV - 11
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Kota Palangka Raya


berdasarkan pada Perpres 59 tahun 2017 yang terdiri dari 16
Tujuan dan 222 indikator adalah sebagai berikut :

Gambar 4.1. Pencapaian TPB Kota Palangka Raya

a. Jumlah indikator yang tercapai adalah 81 indikator atau 36,49


% dari seluruh indikator
b. Jumlah indikator yang tidak tercapai adalah 57 indikator atau
25,68 % dari seluruh indikator
c. Jumlah indikator yang tidak ada data adalah 84 indikator atau
37,84 % dari seluruh indikator
Seluruh indikator tujuan pembangunan berkelanjutan tersebut,
setelah dilakukan pengkajian teridentifikasi penanggung jawab
dan pelaksananya tersebar di 26 OPD di Kota Palangka Raya. Dari
hasil pengkajian tersebut, Dinas Kesehatan memiliki peran dan
tanggung jawab terbesar dalam pelaksanaan tujuan pembangunan
berkelanjutan, yaitu dengan jumlah 46 indikator, selanjutnya
berturut-turut adalah Dinas Permukiman, Dinas Pendidikan dan
Dinas Pemberdayaan Perempuan dengan jumlah masing-masing
adalah 16, 15, dan 15 indikator. Pencapaian kinerja dalam
pelaksanaan tujuan pembangunan berkelanjutan yang
dilaksanakan oleh masing-masing OPD di Kota Palangka Raya,
selanjutnya dapat di tunjukkan dalam grafik berikut ini.

IV - 12
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

TERCAPAI
Setda TIDAK TERCAPAI
Sekretariat DPRD TIDAK ADA DATA
Ketentraman
Kehutanan
Disnaker
Dinsos
PUPR
DIsPerkim
Disperindag
dinas Perhubungan
Dinas…
Dinas Pendidikan
Penanaman Modal
Dinas Lingkungan…
dinas koperasi…
diskominfo
ketahanan pangan
dinas kesehatan
dukcapil
disbudpar
BPS
BPKAD
bpbd
bappeda
badan pengelola…
BALITBANG
0 10 20 30 40 50

Gambar 4.2. Pencapaian TPB per masing-masing OPD

Secara lebih detail, pencapaian Tujuan Pembangunan


Berkelanjutan Kota Palangka Raya pada masing - masing Pilar
disampaikan dibawah ini
4.2.1 Pilar Sosial
Pilar Sosial budaya yang merupakan salah satu pilar tujuan
pembangunan berkelanjutan di dalam Perpres 59 tahun 2017
yang bertujuan menjaga keberlanjutan kehidupan sosial
masyarakat. Pilar sosial berdasarkan hasil pencermatan yang
dilakukan oleh Pemerintah Kota Palangka Raya, terdiri dari 5
tujuan dan 97 indikator. Berdasarkan hasil pengkajian yang
dilakukan, terdapat 41 indikator dari pilar sosial yang telah
memenuhi target pencapaian, dan 26 indikator yang belum

IV - 13
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

memenuhi target, dan 30 indikator yang belum dapat dihitung.


Hasil pengkajian pada pilar sosial terlampir pada tabel berikut ini.

Tabel. 4.2. Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Pilar


Sosial Kota Palangka Raya
PILAR SOSIAL Pencapaian
(Menjaga keberlanjutan kehidupan Tidak Tidak
sosial masyarakat) Tercapai Tercapai ada data
TUJUAN 1 :
Mengakhiri Kemiskinan dalam 25 10 11 4
Segala Bentuk Dimanapun
TUJUAN 2 :
Menghilangkan Kelaparan,
Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, Serta Meningkatkan 11 5 3 3
Pertanian Berkelanjutan
TUJUAN 3 :
Menjamin Kehidupan yang Sehat
dan Meningkatkan Kesejahteraan 34 18 6 10
Seluruh Penduduk Semua Usia
TUJUAN 4 :
Menjamin Kualitas Pendidikan yang
Inklusif dan Merata Serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar 13 1 5 7
Sepanjang Hayat Untuk Semua
TUJUAN 5 :
Mencapai Kesetaraan Gender dan 14 7 1 6
Memberdayakan Kaum Perempuan
Total 97 41 26 30

Sumber : Kajian Pokja KLHS

4.2.2 Pilar Ekonomi


Pilar Ekonomi yang merupakan salah satu pilar tujuan
pembangunan berkelanjutan di dalam Perpres 59 tahun 2017
yang bertujuan menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi
masyarakat secara berkesinambungan. Pilar ekonomi berdasarkan
hasil pencermatan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Palangka
Raya, terdiri dari 6 tujuan dan 55 indikator. Berdasarkan hasil
pengkajian yang dilakukan, terdapat 16 indikator dari pilar
ekonomi yang telah memenuhi target pencapaian, 7 indikator yang
belum memenuhi target, dan 32 indikator yang belum dapat
dihitung. Hasil pengkajian pada pilar sosial terlampir pada tabel
berikut ini.

IV - 14
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Tabel 4.3. Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Pilar


Ekonomi Kota Palangka Raya
Pencapaian
PILAR EKONOMI Tidak Tidak
Tercapai Tercapai ada data
TUJUAN 7 :
Menjamin Akses Energi yang 2 0 0 2
Terjangkau, Andal, Berkelanjutan
dan Modern Untuk Semua
TUJUAN 8 :
Meningkatkan Pertumbuhan
Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja 19 5 2 12
yang Produktif dan Menyeluruh,
Serta Pekerjaan yang Layak Untuk
Semua
TUJUAN 9 :
Membangun Infrastruktur yang
Tangguh, Meningkatkan Industri 13 3 0 10
Inklusif dan Berkelanjutan, Serta
Mendorong Inovasi
TUJUAN 10 :
Mengurangi Kesenjangan Intra dan 6 1 2 3
Antarnegara
TUJUAN 17 :
Menguatkan Sarana Pelaksanaan dan 15 7 3 5
Merevitalisasi Kemitraan Global
Untuk Pembangunan Berkelanjutan
Total 55 16 7 32

Sumber : Kajian Pokja KLHS

4.2.3 Pilar Lingkungan


Pilar Lingkungan yang merupakan salah satu pilar tujuan
pembangunan berkelanjutan di dalam Perpres 59 tahun 2017
yang bertujuan menjaga kualitas lingkungan hidup serta menjaga
pembangunan yang inklusif. Pilar lingkungan berdasarkan hasil
pencermatan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Palangka Raya,
terdiri dari 6 tujuan dan 49 indikator. Berdasarkan hasil
pengkajian yang dilakukan, terdapat 18 indikator dari pilar
lingkungan yang memenuhi target pencapaian, dan 19 indikator
yang belum memenuhi target, dan 12 indikator yang belum dapat
dihitungHasil pengkajian pada pilar sosial terlampir pada tabel
berikut ini.

IV - 15
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Tabel 4.4. Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Pilar


Lingkungan Kota Palangka Raya
Pencapaian
PILAR LINGKUNGAN Tidak Tidak
Tercapai Tercapai ada data
TUJUAN 6 :
Menjamin Ketersediaan serta
Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi 18 8 4 6
Layak yang Berkelanjutan untuk
semua
TUJUAN 11 :
Menjadikan Kota dan Permukiman 20 8 9 3
Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan
TUJUAN 12 :
Menjamin Pola Produksi dan 5 1 4 0
Konsumsi yang Berkelanjutan
TUJUAN 13 :
Mengambil Tindakan Cepat Untuk 2 1 1 0
Mengatasi Perubahan Iklim dan
Dampaknya
TUJUAN 15 :
Melindungi, Merestorasi Dan
Meningkatkan Pemanfaatan
Berkelanjutan Ekosistem Daratan,
Mengelola Hutan Secara Lestari, 4 0 1 3
Menghentikan Penggurunan,
Memulihkan Degradasi Lahan, Serta
Menghentikan Kehilangan
Keanekaragaman Hayati
Total 49 18 19 12

Sumber : Kajian Pokja KLHS

4.2. Pilar Tata Kelola


Pilar hukum dan tata kelola merupakan salah satu pilar
tujuan pembangunan berkelanjutan di dalam Perpres 59 tahun
2017 yang bertujuan memastikan terlaksananya tata kelola yang
mampu menjaga peningkatan kualitas kehidupan dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Pilar hukum dan tata kelola
berdasarkan hasil pencermatan yang dilakukan oleh Pemerintah
Kota Palangka Raya, terdiri dari 1 tujuan dan 21 indikator.
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan, terdapat 6
indikator dari pilar hukum dan tata kelola yang memenuhi target
pencapaian nasional, 5 indikator yang belum memenuhi target,
dan 10 indikator yang belum dapat dihitung

IV - 16
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Tabel 4.5. Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Pilar


Hukum dan Tata Kelola Kota Palangka Raya
Pencapaian
Tidak Tidak
PILAR HUKUM DAN TATA KELOLA Tercapai Tercapai ada data
TUJUAN 16 :
Menguatkan Masyarakat yang
Inklusif dan Damai Untuk
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediakan Akses Keadilan Untuk 21 6 5 10
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan
Total 21 6 5 10

Sumber : Kajian Pokja KLHS


4.3 Visi dan Misi Walikota Palangka Raya
Keterkaitan visi dan misi Walikota terpilih 2018 – 2023
dengan tujuan pembangunan berkelanjutan serta kendala dan
tantangan dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan
merupakan bagian dari pengkajian dalam penyusunan KLHS
untuk RPJMD Kota Palangka Raya. Begitupun dengan Program
unggulan Walikota terpilih menjadi bagian dari kajian. Keterkaitan
antara Visi, Misi, dan Program unggulan terhadap Tujuan
Pembangunan berkelanjutan dan tantangan dalam pencapaian
tujuan pembangunan berkelanjutan penting untuk dilakukan
analisa, dikarenakan berdasarkan visi dan misi tersebut yang
akan di terjemahkan menjadi strategi, tujuan, dan sasaran dalam
penyusunan kebijakan, rencana, dan program.

Berdasarkan pidato yang disampaikan pada 24 september


2018, tentang visi dan misi Walikota terpilih, terdapat 1 Visi, 3
Misi, dan 9 Program unggulan. Visi Walikota Palangka Raya
terpilih periode 2018 – 2023 adalah “Terwujudnya Kota
Palangka Raya menjadi Kota yang Maju, Rukun, dan
Sejahtera untuk Semua”. Visi Walikota Palangka Raya terpilih
periode 2018 – 2023 selanjutnya di turunkan menjadi 3 (tiga) misi,
yaitu

IV - 17
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

 Misi 1 :
Mewujudkan Kemajuan Kota Palangka Raya Smart
Environment (Lingkungan Cerdas), meliputi: Pembangunan
Infrastruktur, Teknologi Informasi, Pengelolaan Air, lahan,
pengelolaan limbah, manjemen bangunan dan tata ruang serta
transportasi.
 Misi 2 :
Mewujudkan Kerukunan seluruh Elemen Masyarakat Smart
Society (Masyarakat Cerdas)
meliputi : Pengembangan kesehatan, pendidikan, kepemudaan,
layanan publik, kerukunan dan keamanan.
 Misi 3 :
Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat Kota dan
Masyarakat Daerah Pinggiran Smart Economy (Ekonomi
Cerdas)
meliputi : Pengembangan Industri, usaha kecil dan menengah,
pariwisata dan perbankan.

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan, visi dan misi


Walikota Palangka Raya terpilih periode 2018 – 2023 telah
mengakomodir dan memiliki komitmen yang kuat untuk
melaksanakan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Kota
Palangka Raya.

Tabel 4.6. Keterkaitan Visi dan Misi Walikota Palangka Raya


Terpilih, Terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Visi dan Misi Keterkaitan dengan Tujuan Pembangunan
Walikota Berkelanjutan
Palangka
Tata Kelola dan
Raya 2018 – Ekonomi Sosial Lingkungan
Kelembagaan
2023
“Terwujudnya Kota Palangka Raya menjadi Kota yang Maju,
Rukun, dan Sejahtera untuk Semua”
Lingkungan √ √ √ √
Cerdas
Masyarakat √ √ √
Cerdas
Ekonomi √ √ √

IV - 18
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Visi dan Misi Keterkaitan dengan Tujuan Pembangunan


Walikota Berkelanjutan
Palangka
Tata Kelola dan
Raya 2018 – Ekonomi Sosial Lingkungan
Kelembagaan
2023
“Terwujudnya Kota Palangka Raya menjadi Kota yang Maju,
Rukun, dan Sejahtera untuk Semua”
Cerdas
Sumber : Kajian Pokja KLHS RPJMD Kota Palangka Raya

IV - 19
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

BAB V
KAJIAN MUATAN KLHS

5.1 Kajian Muatan KLHS sesuai dengan Peraturan


Pemerintah Nomor 46 tahun 2017 Tentang Tata Cara
Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis.
Pengkajian dalam penyusunan KLHS berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 46 tahun 2017 tentang Tata cara
penylenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis pasal 13 ayat
1 paling sedikit memuat kajian tentang :

1. Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup


2. Perkiraan mengenai dampak dan risiko Lingkungan Hidup;
3. kinerja layanan atau jasa ekosistem;
4. Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam;
5. Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap
perubahan iklim; dan
6. Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati.

Berdasarkan gambaran umum kondisi wilayah kota


Palangka Raya, maka disusunlah kajian muatan KLHS untuk
RPJMD Kota Palangka Raya adalah sebagai berikut :
5.1.1 Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup
Instrumen lingkungan hidup yang digunakan untuk
mengkaji kondisi wilayah adalah daya dukung daya tampung
lingkungan hidup. Berdasarkan Undang Undang Nomor 32 tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
dimandatkan kepada Pemerintah Daerah baik Provinsi ataupun
Kabupaten/ Kota untuk menyusun Rencana Pengelolaan dan
Perlindungan Lingkungan Hidup yang ditetapkan melalui
Peraturan Daerah, yang salah satu muatannya adalah Daya
Dukung Lingkungan Hidup. Kondisi terkini khususnya Kota
Palangka Raya belum menyusun dan menetapkan Rencana
Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup Daerah.

V-1
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Berdasarkan Undang Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang


Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Daya Dukung
Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk
mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan
keseimbangan antar keduanya. Sedangkan Daya Tampung
Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk
menyerap zat energi, dan/atau komponen lain yang masuk atau
dimasukkan ke dalamnya. Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan pada tahun 2016 telah menyusun dokumen Daya
Dukung dan Daya Tampung Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Hidup Ekoregion Kalimantan berbasis jasa ekosistem. Terdapat 4
(empat) Jasa ekosistem yang disajikan di dalam dokumen
tersebut, yaitu Jasa Penyedia/ Produksi, Jasa Regulasi/
Pengaturan, Jasa Budaya, dan Jasa Pendukung.

Tabel 5.1 Jasa ekosistem berdasarkan kelompok dan Jenis


Kelompok Jenis
Penyedia/ Produksi Pangan
Air
Energi
Serat
Pengaturan/ Pengaturan Iklim
Regulasi Pengaturan Tata Aliran Air & Banjir
Pencegahan dan Perlindungan dari Bencana Alam
Pemurnian Air
Pengolahan dan Penguraian Limbah
Pemeliharaan Kualitas Udara
Pengaturan Penyerbukan Alami
Pengendalian Hama dan Penyakit
Budaya Tempat Tinggal dan Ruang Hidup
Rekreasi dan Ekoturisme
Estetika (Alam)
Pendukung Pembentukan lapisan tanah dan kesuburan
Siklus Hara
Produksi Primer
Perlindungan Plasma Nutfah
Sumber :Daya Dukung Daya Tampung Region Kalimantan tahun 2016

Daya dukung daya tampung dengan pendekatan jasa


ekosistem penyediaan pangan untuk kota Palangka Raya di

V-2
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

dominasi oleh kondisi sedang dengan luas 119.843 Ha atau


42,35% sedangkan daya dukung daya tampung penyedia pangan
tinggi dan sangat tinggi memiliki luas 99.163 Ha atau 35,04%.
Lokasi yang dominan memiliki Daya Dukung Daya Tampung yang
tinggi dan sangat tinggi tersebut berada di Kecamatan Rakumpit.
Sebagai catatan tambahan terkait dengan jasa ekosistem penyedia
pangan secara definisi adalah segala sesuatu yang berasal dari
sumberdaya hayati dan air baik yang diolah maupun yang tidak di
olah yang diperuntukkan sebagai makanan dan minuman bagi
konsumsi manusia. Penyediaan pangan dari jasa ekosistem dapat
berasal dari pertanian, perkebunan, peternakan, hasil laut dan
termasuk pangan dari hutan.1
Tabel 5.2. Daya Dukung Daya Tampung Jasa Ekosistem
Penyedia Pangan
Sangat Sangat Grand
DDDT Per - Rendah Sedang Tinggi Tinggi Total
Kecamatan (Ha) % (Ha) % (Ha) % (Ha) % (Ha)
Bukit Batu 15,317 5.41% 28,220 9.97% 10,168 3.59% 5,693 2.01% 59,398
Jekan Raya 20,370 7.20% 17,363 6.14% 723 0.26% 66 0.02% 38,523
Pahandut 5,098 1.80% 4,516 1.60% 1,376 0.49% 249 0.09% 11,239
Rakumpit 2,268 0.80% 34,835 12.31% 20,979 7.41% 52,022 18.38% 110,104
Sabangau 20,946 7.40% 34,909 12.33% 6,720 2.37% 1,165 0.41% 63,741
Grand
Total 63,999 22.61% 119,843 42.35% 39,968 14.12% 59,195 20.92% 283,005
Sumber : Hasil pengolahan data GIS DDDT Region Kalimantan 2016

Daya dukung daya tampung dengan pendekatan jasa


ekosistem penyediaan air kota Palangka Raya di dominasi oleh
kondisi tinggi dan sangat tinggi memiliki luas 212.308 Ha atau
75,02%. Lokasi yang memiliki Daya Dukung Daya Tampung yang
tinggi dan sangat tinggi untuk penyediaan air yang dominan
tersebut berada di Kecamatan Rakumpit, Sabangau, dan Bukit
Batu.

1
Daya Dukung Daya Tampung Sumberdaya Alam & Lingkungan Hidup Ekoregion Kalimantan
Berbasis Jasa Ekosistem, Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan, Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2016

V-3
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Tabel 5.3. Daya Dukung Daya Tampung Jasa Ekosistem


Penyedia Air
Sangat Sangat Grand
DDDT Per - Rendah Rendah Sedang Tinggi Tinggi Total
Kecamatan (Ha) % (Ha) % (Ha) % (Ha) % (Ha) % (Ha)
Bukit Batu 15,379 5.43% 504 0.18% 2,451 0.87% 36,273 12.82% 4,791 1.69% 59,398
Jekan Raya 20,370 7.20% 175 0.06% 814 0.29% 17,082 6.04% 81 0.03% 38,523
Pahandut 5,098 1.80% 15 0.01% 4,511 1.59% 1,615 0.57% 11,239
Rakumpit 2,268 0.80% 725 0.26% 596 0.21% 50,596 17.88% 55,919 19.76% 110,104
Sabangau 20,946 7.40% 1,357 0.48% 34,113 12.05% 7,324 2.59% 63,741
Grand
Total 64,060 22.64% 1,405 0.50% 5,232 1.85% 142,576 50.38% 69,732 24.64% 283,005
Sumber : Hasil pengolahan data GIS DDDT Region Kalimantan
2016
Daya dukung daya tampung dengan pendekatan jasa
ekosistem penyediaan Serat kota Palangka Raya di dominasi oleh
kondisi tinggi dan sangat tinggi memiliki luas 237.270 Ha atau
83,84%. Lokasi yang memiliki Daya Dukung Daya Tampung yang
tinggi dan sangat tinggi untuk penyediaan serat yang dominan
tersebut berada di Kecamatan Rakumpit, Sabangau, dan Bukit
Batu.
Tabel 5.4. Daya Dukung Daya Tampung Jasa Ekosistem
Penyedia Serat
Sangat Sangat Grand
DDDT Per - Rendah Rendah Sedang Tinggi Tinggi Total
Kecamatan (Ha) % (Ha) % (Ha) % (Ha) % (Ha) % (Ha)
Bukit Batu 0.00% 6,394 2.26% 930 0.33% 28,142 9.94% 23,932 8.46% 59,398
Jekan Raya 47 0.02% 7,053 2.49% 374 0.13% 15,934 5.63% 15,115 5.34% 38,523
Pahandut 1,092 0.39% 6,474 2.29% 10 0.00% 3,250 1.15% 414 0.15% 11,239
Rakumpit 87 0.03% 7,823 2.76% 3,384 1.20% 27,066 9.56% 71,745 25.35% 110,104
Sabangau 98 0.03% 11,968 4.23% 1 0.00% 20,578 7.27% 31,096 10.99% 63,741
Grand
Total 1,324 0.47% 39,711 14.03% 4,699 1.66% 94,969 33.56% 142,301 50.28% 283,005
Sumber : Hasil pengolahan data GIS DDDT Region Kalimantan 2016

Daya dukung daya tampung dengan pendekatan jasa


ekosistem penyediaan bahan bakar kota Palangka Raya di
dominasi oleh kondisi rendah dan sangat rendah dengan luas
129.833 Ha atau 45,88%. Lokasi yang memiliki Daya Dukung
Daya Tampung yang rendah dan sangat rendah untuk penyediaan
bakar tersebar merata di seluruh Kota Palangka Raya, dengan

V-4
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

lokasi yang dominan berada di Kecamatan Rakumpit, Sabangau,


dan Bukit Batu.
Tabel 5.5. Daya Dukung Daya Tampung Jasa Ekosistem
Penyedia Bahan Bakar
Sangat Sangat Grand
DDDT Per - Rendah Rendah Sedang Tinggi Tinggi Total
Kecamatan (Ha) % (Ha) % (Ha) % (Ha) % (Ha) % (Ha)
Bukit Batu 0.00% 31,100 10.99% 4,173 1.47% 23,942 8.46% 183 0.06% 59,398
Jekan Raya 5,473 1.93% 17,160 6.06% 175 0.06% 15,714 5.55% 38,523
Pahandut 2,892 1.02% 7,674 2.71% 673 0.24% 11,239
Rakumpit 3,058 1.08% 31,557 11.15% 45,453 16.06% 30,014 10.61% 22 0.01% 110,104
Sabangau 2,816 1.00% 28,102 9.93% 32,823 11.60% 63,741
Grand
Total 14,240 5.03% 115,593 40.84% 49,801 17.60% 103,166 36.45% 206 0.07% 283,005
Sumber : Hasil pengolahan data GIS DDDT Region Kalimantan 2016

Daya dukung daya tampung dengan pendekatan jasa


ekosistem penyediaan Biodiversitas Kota Palangka Raya di
dominasi oleh kondisi tinggi dan sangat tinggi dengan luas
207.487 Ha atau 73,32%. Lokasi yang memiliki Daya Dukung
Daya Tampung yang tinggi dan sangat tinggi untuk penyediaan
biodiversitas tersebar merata di seluruh Kota Palangka Raya,
dengan lokasi yang dominan berada di Kecamatan Rakumpit,
Bukit Batu, dan Sabangau.
Tabel 5.6. Daya Dukung Daya Tampung Jasa Ekosistem
Penyedia Biodiversitas
Sangat Sangat Grand
DDDT Per - Rendah Rendah Sedang Tinggi Tinggi Total
Kecamatan (Ha) % (Ha) % (Ha) % (Ha) % (Ha) % (Ha)
Bukit Batu 17 0.01% 16,115 5.69% 2,289 0.81% 39,299 13.89% 1,679 0.59% 59,398
Jekan Raya 5,425 1.92% 15,167 5.36% 1,188 0.42% 16,727 5.91% 15 0.01% 38,523
Pahandut 1,848 0.65% 4,342 1.53% 10 0.00% 3,673 1.30% 1,366 0.48% 11,239
Rakumpit 12 0.00% 6,108 2.16% 596 0.21% 50,731 17.93% 52,658 18.61% 110,104
Sabangau 2,732 0.97% 18,312 6.47% 1,358 0.48% 34,173 12.08% 7,166 2.53% 63,741
Grand
Total 10,034 3.55% 60,043 21.22% 5,441 1.92% 144,603 51.10% 62,884 22.22% 283,005
Sumber : Hasil pengolahan data GIS DDDT Region Kalimantan 2016

Daya dukung daya tampung dengan pendekatan jasa


ekosistem pengatur Iklim Kota Palangka Raya di dominasi oleh
kondisi tinggi dengan luas 98.201 Ha atau 34,70%. Lokasi yang
memiliki Daya Dukung Daya Tampung yang tinggi untuk
pengaturan iklim tersebar 4 Kecamatan di Kota Palangka Raya,

V-5
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

dengan lokasi yang dominan berturut-turut berada di Kecamatan


Sabangau, Rakumpit, Bukit Batu, dan Jekan Raya.
Tabel 5.7. Daya Dukung Daya Tampung Jasa Ekosistem
Pengatur Iklim
DDDT Per - Sangat Rendah Sedang Tinggi Grand
Kecamatan Rendah (Ha) % (Ha) % (Ha) % (Ha) % Total (Ha)
Bukit Batu 9,258 3.27% 22,130 7.82% 3,858 1.36% 24,153 8.53% 59,398
Jekan Raya 5,473 1.93% 16,490 5.83% 1,285 0.45% 15,274 5.40% 38,523
Pahandut 2,940 1.04% 6,260 2.21% 1,625 0.57% 414 0.15% 11,239
Rakumpit 21,527 7.61% 12,534 4.43% 50,346 17.79% 25,697 9.08% 110,104
Sabangau 2,830 1.00% 21,133 7.47% 7,115 2.51% 32,663 11.54% 63,741
Grand
Total 42,027 14.85% 78,547 27.75% 64,229 22.70% 98,201 34.70% 283,005
Sumber : Hasil pengolahan data GIS DDDT Region Kalimantan 2016

Daya dukung daya tampung dengan pendekatan jasa


ekosistem pengatur Tata Air dan Banjir Kota Palangka Raya di
dominasi oleh kondisi tinggi dan sangat tinggi dengan total luas
160.082 Ha atau 56,57%. Lokasi yang memiliki Daya Dukung
Daya Tampung yang tinggi dan sangat tinggi untuk pengaturan
tata air dan banjir yang dominan terdapat 2 Kecamatan di Kota
Palangka Raya, yaitu Kecamatan Rakumpit dan Sabangau.
Tabel 5.8. Daya Dukung Daya Tampung Jasa Ekosistem
Pengatur Tata Air dan Banjir
Sangat Sangat
DDDT Per - Rendah Rendah Sedang Tinggi Tinggi Grand
Kecamatan (Ha) % (Ha) % (Ha) % (Ha) % (Ha) % Total
Bukit Batu 0.00% 16,160 5.71% 17,055 6.03% 4,137 1.46% 22,047 7.79% 59,398
Jekan Raya 47 0.02% 6,971 2.46% 14,945 5.28% 1,070 0.38% 15,489 5.47% 38,523
Pahandut 1,092 0.39% 4,859 1.72% 3,250 1.15% 1,616 0.57% 423 0.15% 11,239
Rakumpit 3,127 1.10% 25,741 9.10% 5,714 2.02% 49,954 17.65% 25,569 9.03% 110,104
Sabangau 98 0.03% 5,651 2.00% 18,214 6.44% 7,674 2.71% 32,104 11.34% 63,741
Grand
Total 4,363 1.54% 59,382 20.98% 59,178 20.91% 64,451 22.77% 95,632 33.79% 283,005
Sumber : Hasil pengolahan data GIS DDDT Region Kalimantan 2016

Daya dukung daya tampung dengan pendekatan jasa


ekosistem pengatur Pencegahan dan Perlindungan Bencana Kota
Palangka Raya di dominasi oleh kondisi tinggi dan sangat tinggi
dengan total luas 150.353 Ha atau 53,13%. Lokasi yang memiliki
Daya Dukung Daya Tampung yang tinggi dan sangat tinggi untuk
pengaturan pencegahan dan perlindungan bencana yang dominan

V-6
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

terdapat 2 Kecamatan di Kota Palangka Raya, yaitu Kecamatan


Rakumpit dan Sabangau.
Tabel 5.9. Daya Dukung Daya Tampung Jasa Ekosistem
Pencegahan dan Perlindungan Bencana
Sangat Sangat
DDDT Per - Rendah Rendah Sedang Tinggi Tinggi Grand
Kecamatan (Ha) % (Ha) % (Ha) % (Ha) % (Ha) % Total
Bukit Batu 15,534 5.49% 16,532 5.84% 1,300 0.46% 4,406 1.56% 21,626 7.64% 59,398
Jekan Raya 7,019 2.48% 14,945 5.28% 257 0.09% 1,188 0.42% 15,115 5.34% 38,523
Pahandut 5,950 2.10% 3,250 1.15% 1,615 0.57% 10 0.00% 414 0.15% 11,239
Rakumpit 29,020 10.25% 2,256 0.80% 4,694 1.66% 50,359 17.79% 23,775 8.40% 110,104
Sabangau 5,748 2.03% 18,214 6.44% 6,317 2.23% 2,365 0.84% 31,096 10.99% 63,741
Grand
Total 63,272 22.36% 55,196 19.50% 14,184 5.01% 58,327 20.61% 92,026 32.52% 283,005
Sumber : Hasil pengolahan data GIS DDDT Region Kalimantan 2016

Daya dukung daya tampung dengan pendekatan jasa


ekosistem pengatur Pemurnian Air Kota Palangka Raya di
dominasi oleh kondisi tinggi dan sangat tinggi dengan total luas
149.580 Ha atau 52,85%. Lokasi yang memiliki Daya Dukung
Daya Tampung yang tinggi dan sangat tinggi untuk pengaturan
pemurnian air yang dominan terdapat 2 Kecamatan di Kota
Palangka Raya, yaitu Kecamatan Rakumpit dan Sabangau.
Tabel 5.10. Daya Dukung Daya Tampung Jasa Ekosistem
Pemurnian Air
Sangat Sangat
DDDT Per - Rendah Rendah Sedang Tinggi Tinggi Grand
Kecamatan (Ha) % (Ha) % (Ha) % (Ha) % (Ha) % Total
Bukit Batu 21,593 7.63% 816 0.29% 11,929 4.21% 23,782 8.40% 1,279 0.45% 59,398
Jekan Raya 21,963 7.76% 191 0.07% 1,254 0.44% 15,115 5.34% 0.00% 38,523
Pahandut 9,200 3.25% 1,366 0.48% 259 0.09% 414 0.15% 0.00% 11,239
Rakumpit 9,848 3.48% 3,778 1.33% 19,590 6.92% 28,919 10.22% 47,969 16.95% 110,104
Sabangau 23,963 8.47% 6,159 2.18% 1,516 0.54% 32,103 11.34% 0.00% 63,741
Grand
Total 86,567 30.59% 12,309 4.35% 34,548 12.21% 100,332 35.45% 49,248 17.40% 283,005
Sumber : Hasil pengolahan data GIS DDDT Region Kalimantan 2016

Daya dukung daya tampung dengan pendekatan jasa


ekosistem pengatur Penguraian Limbah Kota Palangka Raya di
dominasi oleh kondisi sedang dengan luas 130.129 Ha atau
45,98%. Lokasi yang memiliki Daya Dukung Daya Tampung yang
tinggi dan sangat tinggi untuk pengatur penguraian limbah yang
dominan terdapat Kecamatan Rakumpit.

V-7
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Tabel 5.11. Daya Dukung Daya Tampung Jasa Ekosistem


Penguraian Limbah
Sangat Sangat
DDDT Per - Rendah Rendah Sedang Tinggi Tinggi Grand
Kecamatan (Ha) % (Ha) % (Ha) % (Ha) % (Ha) % Total
Bukit Batu 15,589 5.51% 8,621 3.05% 32,719 11.56% 1,190 0.42% 1,279 0.45% 59,398
Jekan Raya 20,593 7.28% 2,733 0.97% 15,197 5.37% 0.00% 0.00% 38,523
Pahandut 6,190 2.19% 3,020 1.07% 2,029 0.72% 0.00% 0.00% 11,239
Rakumpit 3,084 1.09% 11,125 3.93% 42,771 15.11% 5,155 1.82% 47,969 16.95% 110,104
Sabangau 21,044 7.44% 4,277 1.51% 37,413 13.22% 1,007 0.36% 0.00% 63,741
Grand
Total 66,499 23.50% 29,777 10.52% 130,129 45.98% 7,352 2.60% 49,248 17.40% 283,005
Sumber : Hasil pengolahan data GIS DDDT Region Kalimantan 2016

Daya dukung daya tampung dengan pendekatan jasa


ekosistem pengatur Pemeliharaan Udara Palangka Raya di
dominasi oleh kondisi tinggi dengan luas 148.316 Ha atau
52,41%. Lokasi yang memiliki Daya Dukung Daya Tampung yang
tinggi untuk pengatur pemeliharaan udara yang terdapat
Kecamatan Rakumpit dan Sabangau.
Tabel 5.12. Daya Dukung Daya Tampung Jasa Ekosistem
Pemeliharaan Udara
DDDT Per - Sangat Grand
Kecamatan Rendah % Rendah % Sedang % Tinggi % Total
Bukit Batu 17 0.01% 304 0.11% 33,203 11.73% 25,875 9.14% 59,398
Jekan Raya 5,473 1.93% 440 0.16% 17,336 6.13% 15,274 5.40% 38,523
Pahandut 2,940 1.04% 259 0.09% 7,627 2.69% 414 0.15% 11,239
Rakumpit 3,139 1.11% 521 0.18% 32,354 11.43% 74,091 26.18% 110,104
Sabangau 2,830 1.00% 160 0.06% 28,088 9.93% 32,663 11.54% 63,741
Grand Total 14,398 5.09% 1,684 0.59% 118,608 41.91% 148,316 52.41% 283,005
Sumber : Hasil pengolahan data GIS DDDT Region Kalimantan 2016

Daya dukung daya tampung dengan pendekatan jasa


ekosistem pengatur Penyerbukan alami Kota Palangka Raya di
dominasi oleh kondisi tinggi dan sangat tinggi dengan luas
155.195 Ha atau 55,11 %. Lokasi yang memiliki Daya Dukung
Daya Tampung yang tinggi dan sangat tinggi untuk pengatur
penyerbukan alami yang dominan terdapat Kecamatan Rakumpit
dan Sabangau.

V-8
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Tabel 5.13. Daya Dukung Daya Tampung Jasa Ekosistem


Penyerbukan Alami
Sangat Sangat
DDDT Per - Rendah Rendah Sedang Tinggi Tinggi Grand
Kecamatan (Ha) % (Ha) % (Ha) % (Ha) % (Ha) % Total
Bukit Batu 17 0.01% 23,310 8.24% 10,115 3.57% 25,623 9.05% 334 0.12% 59,398
Jekan Raya 5,425 1.92% 15,366 5.43% 2,442 0.86% 15,289 5.40% 0.00% 38,523
Pahandut 1,848 0.65% 4,351 1.54% 3,260 1.15% 1,780 0.63% 0.00% 11,239
Rakumpit 3,051 1.08% 18,752 6.63% 14,198 5.02% 72,310 25.55% 1,793 0.63% 110,104
Sabangau 2,732 0.97% 18,313 6.47% 3,874 1.37% 37,815 13.36% 1,007 0.36% 63,741
Grand
Total 13,073 4.62% 80,092 28.30% 33,888 11.97% 152,817 54.00% 3,134 1.11% 283,005
Sumber : Hasil pengolahan data GIS DDDT Region Kalimantan 2016

Daya dukung daya tampung dengan pendekatan jasa


ekosistem pengatur Pengendalian Hama Kota Palangka Raya di
dominasi oleh kondisi tinggi dan sangat tinggi dengan luas
145.105 Ha atau 51,27 %. Lokasi yang memiliki Daya Dukung
Daya Tampung yang tinggi dan sangat tinggi untuk pengatur
pengendalian hama dan penyakit yang dominan terdapat
Kecamatan Rakumpit dan Sabangau.
Tabel 5.14. Daya Dukung Daya Tampung Jasa Ekosistem
Pengendalian Hama dan Penyakit
Sangat Sangat
DDDT Per - Rendah Rendah Sedang Tinggi Tinggi Grand
Kecamatan (Ha) % (Ha) % (Ha) % (Ha) % (Ha) % Total
Bukit Batu 22,919 8.10% 9,443 3.34% 3,229 1.14% 23,473 8.29% 334 0.12% 59,398
Jekan Raya 20,417 7.21% 2,750 0.97% 240 0.08% 15,115 5.34% 0.00% 38,523
Pahandut 6,190 2.19% 3,020 1.07% 1,615 0.57% 414 0.15% 0.00% 11,239
Rakumpit 21,748 7.68% 13,635 4.82% 1,055 0.37% 71,884 25.40% 1,783 0.63% 110,104
Sabangau 21,044 7.44% 3,716 1.31% 6,878 2.43% 31,096 10.99% 1,007 0.36% 63,741
Grand
Total 92,318 32.62% 32,564 11.51% 13,018 4.60% 141,981 50.17% 3,123 1.10% 283,005
Sumber : Hasil pengolahan data GIS DDDT Region Kalimantan 2016

Daya dukung daya tampung dengan pendekatan jasa


ekosistem Budaya untuk tempat tinggal Kota Palangka Raya di
dominasi oleh kondisi sedang dengan luas 123.831 Ha atau 43,76
%. Lokasi yang memiliki Daya Dukung Daya Tampung sedang
untuk jasa ekosistem budaya rumah tinggal yang dominan
terdapat Kecamatan Rakumpit, Sabangau, dan Bukit Batu.

V-9
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Tabel 5.15. Daya Dukung Daya Tampung Jasa Ekosistem


Budaya Tempat Tinggal
Sangat Sangat
DDDT Per - Rendah Rendah Sedang Tinggi Tinggi Grand
Kecamatan (Ha) % (Ha) % (Ha) % (Ha) % (Ha) % Total
Bukit Batu 21,215 7.50% 3,580 1.26% 29,902 10.57% 3,351 1.18% 1,351 0.48% 59,398
Jekan Raya 16,490 5.83% 1,004 0.35% 15,555 5.50% 5,473 1.93% 0.00% 38,523
Pahandut 6,308 2.23% 1,366 0.48% 687 0.24% 2,878 1.02% 0.00% 11,239
Rakumpit 9,677 3.42% 1,615 0.57% 45,425 16.05% 5,360 1.89% 48,028 16.97% 110,104
Sabangau 21,146 7.47% 7,516 2.66% 32,262 11.40% 2,816 1.00% 0.00% 63,741
Grand
Total 74,836 26.44% 15,081 5.33% 123,831 43.76% 19,878 7.02% 49,378 17.45% 283,005
Sumber : Hasil pengolahan data GIS DDDT Region Kalimantan
2016
Daya dukung daya tampung dengan pendekatan jasa
ekosistem rekreasi dan ecotourism Kota Palangka Raya di
dominasi oleh kondisi tinggi dan sangat tinggi dengan luas
159.997 Ha atau 56,54 %. Lokasi yang memiliki Daya Dukung
Daya Tampung tinggi dan sangat tinggi untuk jasa ekosistem
rekreasi dan ecotourism yang dominan terdapat Kecamatan
Rakumpit dan Sabangau.
Tabel 5.16. Daya Dukung Daya Tampung Jasa Ekosistem
Rekreasi dan Ekotourism
Sangat Sangat
DDDT Per - Rendah Rendah Sedang Tinggi Tinggi Grand
Kecamatan (Ha) % (Ha) % (Ha) % (Ha) % (Ha) % Total
Bukit Batu 38 0.01% 23,423 8.28% 11,252 3.98% 1,231 0.43% 23,454 8.29% 59,398
Jekan Raya 0.00% 20,370 7.20% 1,927 0.68% 1,044 0.37% 15,181 5.36% 38,523
Pahandut 0.00% 5,098 1.80% 4,102 1.45% 1,376 0.49% 663 0.23% 11,239
Rakumpit 0.00% 21,661 7.65% 10,612 3.75% 3,827 1.35% 74,004 26.15% 110,104
Sabangau 0.00% 20,946 7.40% 3,577 1.26% 6,956 2.46% 32,261 11.40% 63,741
Grand Total 38 0.01% 91,498 32.33% 31,471 11.12% 14,435 5.10% 145,563 51.43% 283,005
Sumber : Hasil pengolahan data GIS DDDT Region Kalimantan
2016
Daya dukung daya tampung dengan pendekatan jasa ekosistem
Estetika Alam Kota Palangka Raya di dominasi oleh kondisi tinggi
dan sangat tinggi dengan luas 175.854 Ha atau 62,14 %. Lokasi
yang memiliki Daya Dukung Daya Tampung tinggi dan sangat
tinggi untuk jasa ekosistem estetika alam yang dominan terdapat
Kecamatan Rakumpit dan Sabangau.

V - 10
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Tabel 5.17. Daya Dukung Daya Tampung Jasa Ekosistem


Estetika Alam
Sangat Sangat
DDDT Per - Rendah Rendah Sedang Tinggi Tinggi Grand
Kecamatan (Ha) % (Ha) % (Ha) % (Ha) % (Ha) % Total
Bukit Batu 23,985 8.48% 4,383 1.55% 1,116 0.39% 29,301 10.35% 613 0.22% 59,398
Jekan Raya 20,370 7.20% 334 0.12% 1,029 0.36% 16,708 5.90% 81 0.03% 38,523
Pahandut 5,098 1.80% 0.00% 72 0.03% 4,454 1.57% 1,615 0.57% 11,239
Rakumpit 21,661 7.65% 3,184 1.13% 3,602 1.27% 79,385 28.05% 2,272 0.80% 110,104
Sabangau 20,946 7.40% 560 0.20% 811 0.29% 34,099 12.05% 7,324 2.59% 63,741
Grand Total 92,060 32.53% 8,462 2.99% 6,629 2.34% 163,947 57.93% 11,907 4.21% 283,005
Sumber : Hasil pengolahan data GIS DDDT Region Kalimantan
2016
Daya dukung daya tampung dengan pendekatan jasa ekosistem
Pembentuk lapisan tanah Kota Palangka Raya di dominasi oleh
kondisi sedang dengan luas 120.145 Ha atau 42,45 % yang
persebarannya merata di Kecamatan Rakumpit, Sabangau, dan
Bukit Batu. Lokasi yang memiliki Daya Dukung Daya Tampung
tinggi dan sangat tinggi untuk jasa ekosistem pembentukan
lapisan tanah yang dominan terdapat Kecamatan Rakumpit.
Tabel 5.18. Daya Dukung Daya Tampung Jasa Ekosistem
Pembentukan Lapisan Tanah
Sangat Sangat
DDDT Per - Rendah Rendah Sedang Tinggi Tinggi Grand
Kecamatan (Ha) % (Ha) % (Ha) % (Ha) % (Ha) % Total
Bukit Batu 55 0.02% 16,654 5.88% 30,978 10.95% 9,385 3.32% 2,326 0.82% 59,398
Jekan Raya 5,425 1.92% 15,775 5.57% 15,695 5.55% 1,561 0.55% 66 0.02% 38,523
Pahandut 1,848 0.65% 3,264 1.15% 1,501 0.53% 4,377 1.55% 249 0.09% 11,239
Rakumpit 12 0.00% 6,617 2.34% 40,216 14.21% 12,750 4.51% 50,510 17.85% 110,104
Sabangau 2,732 0.97% 19,011 6.72% 31,755 11.22% 9,078 3.21% 1,165 0.41% 63,741
Grand
Total 10,072 3.56% 61,320 21.67% 120,145 42.45% 37,151 13.13% 54,316 19.19% 283,005
Sumber : Hasil pengolahan data GIS DDDT Region Kalimantan
2016
Daya dukung daya tampung dengan pendekatan jasa ekosistem
siklus hara Kota Palangka Raya di dominasi oleh kondisi sedang
dengan luas 122.887 Ha atau 43,42 % yang persebarannya
dominan di Kecamatan Rakumpit, Sabangau, dan Bukit Batu.
Lokasi yang memiliki Daya Dukung Daya Tampung tinggi dan

V - 11
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

sangat tinggi untuk jasa ekosistem pembentukan lapisan tanah


yang dominan terdapat Kecamatan Rakumpit.
Tabel 5.19. Daya Dukung Daya Tampung Jasa Ekosistem
Siklus Hara
Sangat Sangat
DDDT Per - Rendah Rendah Sedang Tinggi Tinggi Grand
Kecamatan (Ha) % (Ha) % (Ha) % (Ha) % (Ha) % Total
Bukit Batu 15,279 5.40% 888 0.31% 30,835 10.90% 11,349 4.01% 1,047 0.37% 59,398
Jekan Raya 20,370 7.20% 830 0.29% 15,695 5.55% 1,561 0.55% 66 0.02% 38,523
Pahandut 5,098 1.80% 0 0.00% 1,515 0.54% 4,377 1.55% 249 0.09% 11,239
Rakumpit 2,271 0.80% 4,358 1.54% 43,087 15.22% 53,975 19.07% 6,414 2.27% 110,104
Sabangau 20,946 7.40% 796 0.28% 31,755 11.22% 9,078 3.21% 1,165 0.41% 63,741
Grand
Total 63,964 22.60% 6,872 2.43% 122,887 43.42% 80,341 28.39% 8,942 3.16% 283,005
Sumber : Hasil pengolahan data GIS DDDT Region Kalimantan 2016

Daya dukung daya tampung dengan pendekatan jasa ekosistem


produksi primer Kota Palangka Raya di dominasi oleh kondisi
tinggi dengan luas 148.278 Ha atau 52,39 %. Jasa Ekosistem
Produksi Primer yang tinggi dan sangat tinggi serta cukup luas
terdapat di Kecamatan Rakumpit, Sabangau, dan Bukit Batu.

Tabel 5.20. Daya Dukung Daya Tampung Jasa Ekosistem


Produksi Primer
Sangat
DDDT Per - Rendah Rendah Sedang Tinggi Grand
Kecamatan (Ha) % (Ha) % (Ha) % (Ha) % Total
Bukit Batu 17 0.01% 31,028 10.96% 2,517 0.89% 25,837 9.13% 59,398
Jekan Raya 5,473 1.93% 16,666 5.89% 1,110 0.39% 15,274 5.40% 38,523
Pahandut 2,940 1.04% 6,260 2.21% 1,625 0.57% 414 0.15% 11,239
Rakumpit 3,139 1.11% 28,863 10.20% 4,013 1.42% 74,091 26.18% 110,104
Sabangau 2,830 1.00% 21,133 7.47% 7,115 2.51% 32,663 11.54% 63,741
Grand Total 14,398 5.09% 103,950 36.73% 16,379 5.79% 148,278 52.39% 283,005
Sumber : Hasil pengolahan data GIS DDDT Region Kalimantan 2016

Daya dukung daya tampung dengan pendekatan jasa ekosistem


produksi primer Kota Palangka Raya di dominasi oleh kondisi
tinggi dan sangat tinggi dengan total luas 110.468 Ha atau 39,03
% yang persebarannya dominan di Kecamatan Rakumpit.
Sedangkan kondisi sedang dan rendah – sangat rendah berturut-
turut memiliki luas 99.835 Ha dan 72.702 Ha atau 35,28 % dan
25,69%.

V - 12
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Tabel 5.21. Daya Dukung Daya Tampung Jasa Ekosistem


Biodiversitas
Sangat Sangat
DDDT Per - Rendah Rendah Sedang Tinggi Tinggi Grand
Kecamatan (Ha) % (Ha) % (Ha) % (Ha) % (Ha) % Total
Bukit Batu 17 0.01% 16,692 5.90% 26,155 9.24% 14,922 5.27% 1,612 0.57% 59,398
Jekan Raya 5,425 1.92% 15,822 5.59% 15,648 5.53% 1,627 0.57% 0.00% 38,523
Pahandut 1,862 0.66% 4,327 1.53% 423 0.15% 4,626 1.63% 0.00% 11,239
Rakumpit 12 0.00% 6,704 2.37% 25,951 9.17% 27,675 9.78% 49,763 17.58% 110,104
Sabangau 2,732 0.97% 19,108 6.75% 31,657 11.19% 9,236 3.26% 1,007 0.36% 63,741
Grand Total 10,049 3.55% 62,653 22.14% 99,835 35.28% 58,086 20.52% 52,382 18.51% 283,005
Sumber : Hasil pengolahan data GIS DDDT Region Kalimantan 2016

Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan diatas, maka


dapat disimpulkan Kota Palangka Raya memiliki kondisi daya
dukung daya tampung berbasis jasa ekosistem baik jasa
penyediaan, jasa pengaturan, jasa budaya dan jasa pendukung
berturut-turut adalah untuk jasa penyediaan didominasi dengan
kondisi sedang – tinggi, jasa pengaturan sangat dominan di
dominasi sedang – tinggi, jasa budaya di dominasi kondisi sedang
– tinggi dan jasa pendukung didominasi kondisi sedang - tinggi.

Tabel 5.22. Kondisi Dominan Daya Dukung Daya Tampung


Jasa Ekosistem di Kota Palangka Raya
Daya Dukung Daya Sangat Tinggi –
No Tampung Berbasis Rendah - Sedang Sangat
Jasa Ekosistem Rendah Tinggi
Jasa Penyediaan
1. Penyedia Pangan √
2. Penyedia Air √
3. Penyedia Serat √
4. Penyedia Bahan √
Bakar
5. Penyedia √
Sumberdaya
Genetik
Jasa Pengaturan
6. Pengaturan Iklim √
Pengaturan tata √
7.
aliran air dan Banjir
Pencegahan dan √
8. perlindungan dari
bencana
9. Pemurnian Air √

V - 13
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Daya Dukung Daya Sangat Tinggi –


No Tampung Berbasis Rendah - Sedang Sangat
Jasa Ekosistem Rendah Tinggi
10. Pengolahan dan

penguraian limbah
11. Pemeliharaan √
kualitas udara
12. Pengaturan
penyerbukan alami √
(pollination)
13. Pengendalian Hama √
dan Penyakit
Jasa Budaya
14. Tempat Tinggal dan √
Ruang Hidup
15. Rekreasi dan √
Ekotourism
16. Estetika √
Jasa Pendukung
17. Pembentukan √
lapisan tanah
18. Siklus Hara √
19. Produksi Primer √
20. Biodiversitas √
Sumber : Resume Daya Dukung Daya Tampung Kota Palangka
Raya, Region Kalimantan 2016
Daya dukung daya tampung berbasis jasa ekosistem,
disusun dengan menggunakan parameter system lahan, vegetasi
alami yang terdapat di dalam system lahan, dan penutup lahan.
Salah satu parameter yang mempengaruhi dan kondisinya dinamis
(berubah) adalah penutupan lahan. Perubahan tutupan lahan,
khususnya tutupan hutan di Kota Palangka Raya, selain
mempengaruhi kondisi daya dukung dan daya tampung berbasis
jasa ekosistem, mengancam keanekaragaman hayati, dan
biodiversitas serta berpengaruh sangat besar terhadap perubahan
iklim di Kota Palangka Raya dan sekitarnya sehingga dalam
penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kota Palangka Raya, hal tersebut perlu menjadi pertimbangan.

V - 14
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

5.1.2 Perkiraan Dampak dan Risiko Lingkungan Hidup


Tutupan hutan Kota Palangka Raya relatif cukup luas,
dengan luas 127.481 Ha atau 44, 68% dari luas kota, yang terdiri
dari hutan rawa sekunder, hutan rawa primer, dan hutan lahan
kering sekunder. Perubahan tutupan hutan menjadi non hutan
Kota Palangka Raya periode 2013 – 2017 berdasarkan data
penutupan lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
berkisar 15.702 Ha atau 5,5 % dari luas Kota Palangka Raya.
Berdasarkan data penutup lahan periode 2013 – 2017 tersebut,
laju kehilangan tutupan hutan di Kota Palangka Raya adalah
3.296 ha/ tahun sehingga dikhawatirkan 40 tahun ke depan
tutupan hutan di Kota Palangka Raya terancam hilang.

Gambar . Deforestasi Kota Palangka Raya tahun 1990 - 2017

Berdasarkan penutup lahan Kementerian Lingkungan Hidup


dan Kehutanan telah terjadi perubahan tutupan hutan pada
tahun 2013 yang merupakan hutan lahan kering sekunder dan
hutan rawa sekunder pada tahun 2017 dengan luas 15.702 Ha
telah berubah menjadi semak belukar rawa, lahan terbuka,
pertambangan, dan semak belukar. Perubahan tutupan hutan
pada periode 2013 – 2017 tersebut diperkirakan mengakibatkan

V - 15
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

terjadinya pelepasan emisi karbon ke udara sebesar 3.180.237 ton


per – hektar selama periode tersebut.
Tabel 5.23. Perubahan Tutupan Hutan 2013 – 2017 Kota
Palangka Raya
Perubahan penutup lahan Emisi
Luas
Karbon
No Penutupan lahan Penutupan lahan Perubahan
C_Per-
2013 2017 (Ha)
ton/ Ha
Hutan Lahan Kering
1 Semak Belukar 116 - 2.978
Sekunder
Hutan Lahan Kering - 55
Semak Belukar Rawa 1
2 Sekunder
3 Hutan Rawa Sekunder Lahan terbuka 5,686 1.319.514

4 Hutan Rawa Sekunder Perkebunan 53 6.270

5 Hutan Rawa Sekunder Pertambangan 634 130.750


Pertanian Lahan 12.627
Hutan Rawa Sekunder 53
6 Kering
7 Hutan Rawa Sekunder Rawa 84 21.005

8 Hutan Rawa Sekunder Semak Belukar 1 164

9 Hutan Rawa Sekunder Semak Belukar Rawa 9,074 1.692.472

Grand Total 15.702 3.180.237


Sumber : analisa GIS Penutup Lahan Kemen LHK 1990 – 2017
Perubahan penutupan lahan memiliki keterkaitan erat
dengan pelepasan emisi karbon, semakin meningkatnya emisi
karbon memiliki dampak yang besar terhadap perubahan iklim
baik di Kota Palangka Raya dan sekitarnya. Semakin tinggi
simpanan karbon yang dilepaskan, maka dampak nyata terhadap
perubahan iklim akan semakin rentan terjadi baik intensitasnya
ataupun luasan bencana yang semakin meningkat. Dampak nyata
yang sudah terjadi di Kota Palangka Raya dan Provinsi Kalimantan
Tengah pada umumnya adalah kebakaran hutan dan lahan,
banjir, dan pendangkalan sungai-sungai akibat tingginya muatan
material di hulu-hulu sungai.

5.1.3 Kinerja atau Layanan Jasa Ekosistem


Kota Palangka Raya selain memiliki Kawasan hutan yang
luas juga memiliki lahan gambut yang cukup luas. Berdasarkan
data dari Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian tahun 2011,
kota Palangka Raya memiliki lahan gambut dengan luas 119.081

V - 16
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Ha, atau + 42% dari luas Kota Palangka Raya. Lahan gambut
memiliki peranan yang sangat penting dalam layanan jasa
ekosistem pengaturan iklim, tata air dan banjir serta pencegahan
bencana juga memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi.

Pentingnya keberadaan lahan gambut ditunjukkan oleh


Pemerintah Indonesia menerbitkan beberapa kebijakan
Pemerintah, diantaranya adalah :

1. UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup
2. PP 57 tahun 2016 tentang Perubahan PP 57 tahun 2014
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut
3. Perpres no. 1 tahun 2016 tentang Badan Restorasi Gambut
4. INPRES no. 6 tahun 2017 tentang penundaan dan
penyempurnaan Tata Kelola Pemberian Ijin Baru di di Hutan
Alam Primer dan Gambut yang ditindaklanjuti dengan SK.
3588/ MenLHK – PKTL/ IPSDH/ PLA. 1/ 5/ 2018 tentang
Penetapan Peta Indikatif Penundaan Pemberian Ijin Baru
Pemanfaatan Hutan, Penggunaan Hutan Kawasan Hutan Dan
Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Dan Area Penggunaan
Lain (Revisi XIV)
Tabel 5.24 Area Moratorium di Kota Palangka Raya
Kecamatan Moratorium Non Moratorium Grand Total (Ha)
Bukit Batu 24,431 35,883 60,315
Jekan Raya 13,930 24,823 38,753
Pahandut 1,022 10,947 11,969
Rakumpit 11,382 98,817 110,199
Sabangau 50,390 13,687 64,078
Grand Total 101,156 184,157 285,312
Sumber : analisa GIS SK. 3588/ MenLHK – PKTL/ IPSDH/ PLA. 1/ 5/ 2018

Berdasarkan Peta indikatif penundaan ijin baru tersebut


terdapat 101.156 Ha area di Kota Palangka Raya yang tidak
diperkenankan untuk diterbitkan ijin, dikarenakan termasuk

V - 17
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

kedalam area moratorium gambut, dan kawasan. Persebaran


area moratorium tersebut diperlihatkan oleh gambar 5.1.
5. SK. 129/ MenLHK/ SETJEN/ PKL.0/ 2/ 2017 tentang
Penetapan Peta Kesatuan Hidrologis Gambut Nasional.
6. SK. 130/ MenLHK/ SETJEN/ PKL.0/ 2/ 2017 tentang
Penetapan Peta Fungsi Ekosistem Gambut Nasional. Di dalam
SK ini menetapkan lokasi indikatif untuk Kawasan dengan
fungsi lindung dan budidaya gambut nasional.

Berdasarkan Peta indikatif fungsi ekosistem gambut tersebut


terdapat 194.970 ha yang termasuk kedalam area indikatif fungsi
ekosistem gambut. Terdapat 108.916 Ha area di Kota Palangka
Raya yang masuk ke dalam area indikatif fungsi lindung ekosistem
gambut dan 86.054 Ha masuk di dalam area indikatif fungsi
ekosistem budidaya gambut.

Persebaran area dengan fungsi lindung dan budidaya


ekosistem gambut tersebut di Kota Palangka Raya disajikan pada
tabel 5.25 dibawah ini.

Tabel 5.25. Fungsi Ekosistem Gambut di Kota Palangka Raya


Fungsi Ekosistem Gambut Non Grand
Kecamatan Fungsi Fungsi Ekosistem Total (Ha)
Lindung Budidaya Gambut
Bukit Batu 26,244 21,186 12,885 60,315
Jekan Raya 22,391 16,216 146 38,753
Pahandut 1,170 10,163 636 11,969
Rakumpit 9,899 23,997 76,303 110,199
Sabangau 49,212 14,491 374 64,078
Grand Total 108,916 86,054 90,343 285,312
Sumber : analisa GIS SK. 130/ MenLHK/ SETJEN/ PKL.0/ 2/ 2017

Berdasarkan mandat dari landasan hukum yang telah


diterbitkan diatas, maka harus di tindaklanjuti dengan
mengintegrasikan program dan kegiatan ke dalam Rencana,
Kebijakan, dan Program dalam Pembangunan di Kota Palangka
Raya. Sehingga dengan demikian Kebijakan, Rencana, dan

V - 18
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Program yang disusun telah memperhatikan dampaknya terhadap


layanan dan kinerja ekosistem.

5.1.4 Intensitas dan Cakupan Wilayah Bencana


Bencana yang umum terjadi di Kota Palangka Raya
berdasarkan Kota Palangka Raya dalam angka adalah kebakaran
hutan dan lahan, angin puting beliung, Banjir, dan Longsor.
Berdasarkan data tersebut, kebakaran hutan dan lahan
merupakan bencana yang terjadi setiap tahun di Kota Palangka
Raya.

Kebakaran hutan dan lahan merupakan bencana yang


rentan terjadi di Kota Palangka Raya, yang dampaknya adalah
asap yang menjadikan kualitas udara menjadi tidak sehat.
Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi tersebut, selain
disebabkan karena aktifitas manusia dalam membuka lahan, juga
disebabkan dikarenakan penurunan kualitas lingkungan,
khususnya ekosistem gambut. Menurunnya kualitas ekosistem
gambut, menyebabkan lahan gambut menjadi kering sehingga
mudah terbakar dan sulit untuk dipadamkan. Guna
mengantisipasi dampak kebakaran hutan dan lahan di Kota
Palangka Raya dan sekitarnya sehingga berdampak pada Kota
Palangka Raya, maka diperlukan kerjasama antar wilayah
(Kabupaten – Kota) untuk melakukan pengendalian kebakaran
hutan dan lahan. Selain itu pembangunan yang dilakukan di Kota
Palangka Raya harus memperhatikan dan menghindari upaya
yang mengancam kelestarian ekosistem gambut.

Bencana erosi walaupun tidak setiap tahun terjadi di Kota


Palangka Raya, namun juga memiliki tingkat potensi kerentanan
yang cukup tinggi di Kota Palangka Raya. Tingkat kerentanan
erosi yang cukup tinggi di Kota Palangka Raya terdapat di
Kecamatan Jekan Raya, Sabangau dan Pahandut. Sehingga perlu

V - 19
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

disusun mitigasi dan adaptasi dilokasi yang memiliki tingkat


kerawanan erosi yang tinggi.

Tabel 5.26. Tingkat Rawan Erosi


Tingkat Kerawanan
Per - Grand
Kecamatan Sangat Total
Rendah Sedang
Rendah Tinggi
Bukit Batu 56,195 4,120 60,315
Jekan Raya 26,104 12,009 330 310 38,753
Pahandut 9,367 2,538 64 11,969
Rakumpit 110,163 36 110,199
Sabangau 54,185 3,440 6,371 82 64,078
Grand
256,014 19,605 9,238 456 285,312
Total
Sumber : Analisa GIS data Rawan Erosi BPDAS HL
5.1.5 Status Mutu dan Ketersediaan Sumberdaya Alam
Kota Palangka Raya memilki Kawasan hutan yang cukup
luas, dengan proprorsi antara Kawasan hutan dengan non hutan
adalah 82 % berbanding 18 %. Tutupan hutan di Kota Palangka
Raya berdasarkan data penutup lahan Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan tahun 2017, memiliki luas 44, 68 % dari
luas Kota Palangka Raya.

Tabel 5. 27.Penutupan Lahan 2017 di Kawasan Hutan Kota


Palangka Raya
Kawasan Hutan Kota Palangka Raya SK. 6025 tahun 2017
Hutan Grand
Penutup Lahan Taman
Suaka Alam TWA HL HP HPK Sungai APL Total
Nasional
Dan Wisata
Hutan Lahan Kering
19 1,720 253 1,924 3,916
Sekunder
Hutan Rawa Primer 3,585 3,585
Hutan Rawa
211 42,395 4,583 55,087 13,186 4,518 119,979
Sekunder
Bandara/Pelabuhan 131 131
Pemukiman 14 61 14 2,016 7,129 9,235
Perkebunan 75 34 380 717 1,206
Pertambangan 33 1,677 144 363 2,217
Pertanian Lahan
1,292 449 612 2,988 1,615 18,702 10,106 35,763
Kering
Pertanian Lahan
Kering Campur 83 352 572 1,079 2,086
Semak
Sawah 174 174
Lahan terbuka 210 2,209 64 2,388 3,665 571 9,106

V - 20
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Kawasan Hutan Kota Palangka Raya SK. 6025 tahun 2017


Hutan Grand
Penutup Lahan Taman
Suaka Alam TWA HL HP HPK Sungai APL Total
Nasional
Dan Wisata
Rawa 363 4,181 467 434 3,042 1 3,940 12,427
Semak Belukar 37 1,035 33 735 2,805 1,037 5,681
Semak Belukar
2,455 10,432 2,011 6,982 35,379 9 20,064 77,332
Rawa
Tubuh Air 0 0 55 2,410 8 2,473
Grand Total 4,665 60,854 726 10,112 74,575 80,372 2,420 51,587 285,312
Sumber : Analisa GIS Tutupan Lahan dan Kawasan Hutan Kota Palangka Raya, 2018

Berdasarkan kondisi tutupan lahan di masing-masing fungsi


Kawasan hutan diatas, menunjukkan inkonsistensi penggunaan
lahan pada masing-masing fungsi Kawasan hutan yang apabila
tidak dikendalikan dapat mengancam kualitas dan ketersediaan
sumberdaya alam yang ada. Inkonsistensi tersebut diantaranya,
terdapat pemukiman, pertambangan, dan lahan pertanian di
dikawasan hutan konservasi (Hutan suaka alam, Taman Nasional,
Taman Wisata Alam) serta terdapatnya pemukiman yang cukup
luas di Kawasan Hutan Produksi Konversi.

Tabel 5.28. Tingkat Kekritisan Lahan


Tingkat Kritis Lahan Grand
Per – Tidak Potensial Agak Sangat Total
Kecamatan Kritis Kritis Kritis Kritis Kritis (Ha)
Bukit Batu 22,350 36,161 506 1,297 60,315
Jekan Raya 20,305 16,527 0 1,921 38,753
Pahandut 3,878 7,344 682 64 11,969
Rakumpit 72,040 38,159 110,199
Sabangau 34,649 27,769 327 1,260 72 64,078
Grand
153,222 25,961 833 5,161 136 285,312
Total
Sumber : Analisa GIS data Lahan Kritis BPDAS HL
Inkonsistensi pemanfaatan lahan tersebut selain
mengakibatkan berkurangnya manfaat dan keberadaan Kawasan
lindung juga dapat meningkatkan ke kritisan lahan meningkat.
Berdasarkan data lahan kritis Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan tahun 2018, Kota Palangka Raya memiliki lahan
dengan kondisi agak kritis, kritis, dan sangat kritis yang relatif
kecil, yaitu 6.130 Ha, akan tetapi terdapat indikasi lahan yang

V - 21
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

potensial untuk berubah menjadi lahan kritis yang cukup luas,


yaitu 25.961 Ha. Peningkatan lahan kritis di Kota Palangka Raya
dapat terjadi selain diakibatkan dampak pembangunan, juga
dikarenakan aktifitas manusia. Persebaran lahan kritis di Kota
Palangka Raya disajikan pada gambar 5.3 dibawah ini.

5.1.6 Ketahanan dan Potensi Keanekaragaman Hayati


Kota Palangka Raya memiliki status Kawasan yaitu + 82 %
adalah Kawasan hutan dan 18 % adalah non Kawasan hutan.
Persentase Kawasan hutan dengan fungsi lindung di Kota
Palangka Raya adalah 26,76 % terdiri dari Taman Nasional
Sebangau, Taman Wisata Alam Bukit Tangkiling, dan Kawasan
Arboretum Nyaru Menteng, serta Hutan Lindung. Sedangkan +
54,31% luas Kota Palangka Raya adalah Kawasan hutan dengan
fungsi produksi, yang terdiri dari Hutan Produksi dan Hutan
Produksi Konversi.

Taman Nasional Sebangau merupakan Hutan Konservasi


lahan gambut yang memiliki sebagian wilayah yang masuk di
dalam Kota Palangka Raya. Taman Nasional Sebangau memiliki
kekayaan alam yang meliputi 808 jenis flora, 35 jenis mamalia,
182 jenis burung, dan 54 spesies ular. Jenis-jenis flora yang
tumbuh di areal rawa gambut TNS sangatlah spesifik dan
mempunyai nilai ekonomi yang tinggi baik dari hasil kayunya
maupun hasil non-kayu seperti getah-getahan, rotan, obat-obatan
dan lain sebagainya. Beberapa contoh jenis kayu komersial tinggi
seperti Ramin (Gonystylus bancanus), Meranti Jawa (Shorea
pauciflora, Shorea tysmanniana, S.uluginosa), Jelutung (Dyera
lowii), Nyatoh (Palaquium spp), Bintangur (Calophyllum spp),
Kapur Naga (Calophyllum macrocarpum) dan lain-lain. Sedangkan
untuk jenis fauna yang spesifik di antaranya ada orangutan (Pongo
pygmaeus), Bakantan (Nasalis larvatus), Beruang Madu (Helarctos
malayanus), Owa (Hylobates agilitis), Burung Rangkong (hornbills),

V - 22
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Macan Daun, Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) dan lain-


lain.

Cagar Alam (CA)/ Taman Wisata Alam (TWA) Bukit


Tangkiling merupakan kawasan konservasi yang pengelolaan
CA/TWA Bukit Tangkiling dilaksanakan Unit Pelaksana Teknis
(UPT) Kementerian Kehutanan yaitu Seksi Konservasi Wilayah I
Palangka Raya pada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA)
Kalimantan Tengah. Topografi Kawasan CA/TWA Bukit Tangkiling
bervariasi mulai dari dataran rendah yang landai, bergelombang
hingga berbukit dengan kelerengan 2% - 45%, dengan ketinggian
tempat 25 – 170 meter dari permukaan laut. CA/TWA Bukit
Tangkiling memiliki keanekaragaman jenis flora dan fauna khas
hutan hujan tropis dataran rendah. Dilihat dari jenis penyusun,
sudah terjadi perubahan secara ekologi pada kawasan
ini. Dimana telah terjadi invasi jenis eksotik (Accacia mangium)
untuk beberapa daerah yang relatif terbuka. Beberapa jenis flora
yang dapat di temukan dikawasan ini adalah Pelawan (Tristania
abovate), Meranti (Shorea sp), Laban (Vitex Sp), Tengkawang
(Shorea sp), Pinus (Pinus mercusii), Mahoni (Swietenia
macrophylla), Alau (Dacrydium sp), Sungkai (Peronema
canescens), aneka jenis bambu (Bambusa sp) dll. Jenis fauna
yang dapat ditemukan diantaranya beberapa jenis burung seperti
Cucak Hijau (Chloropsis sonnerati), Tekukur (Sreptopelia
chinensis), Kacer (Copsychus sp), Kutilang (Pycnonotus
aurigaster), dan lain lain.

Arboretum Nyaru Menteng merupakan sebuah kawasan


pelestarian plasma nuftah ekosistem hutan rawa yang di
golongkan ke tipe hutan tropik dataran rendah, dengan mayoritas
struktur tanah berawa dan bergambut. Di kawasan seluas 65
hektar lebih inilah yang saat ini menjadi pusat penangkaran
Orangutan dan hewan-hewan lainnya. Walapun Arboretum Nyaru

V - 23
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Menteng merupakan kawasan yang digunakan untuk pusat


penangkaran Orangutan tetapi pada prosesnya di tempat ini juga
terdapat beberapa hewan lainnya seperti Beruang Madu (Sun Bear)
yang terkenal sebagai beruang tekecil didunia. Tidak hanya
berfungsi sebagai tempat penangkaran, hutan ini juga difungsikan
sebagai tempat tinggal bagi beberapa hewan liar lainnya seperti
Burung Beo, Burung Cucak Rowo, Biawak, Monyet, dan hewan-
hewan liar lainnya.

Jenis tanah di Arboretum Nyaru Menteng yang termasuk


kedalam jenis Alluvial, Organosol dan Pasir Kuarsa menjadikan
tempat ini dipenuhi oleh rawa-rawa dan gambut dengan pohon-
pohon berakar tunjang seperti bakau dan lain-lain. Terdapat 43
family pepohonan dengan spesies lebih dari 139 jenis tumbuh
subur di Arboretum Nyaru Menteng. Diantaranya adalah Ramin
(Gonistylus bancanus), Meranti rawa (Shorea spp), Mahang
(Macaranga maingayi), Geronggang (Cratoxylon arborescens),
Makakang (Melastoma sp), Kapur Naga (Dryobalanop sp), Kempas
(Koompasia malaccensis), Rengas (Gluta Rengas), Palawan
(Tristania maingayi), Belangiran (Shorea balangeran), Punak
(Tretramerista glabra), Terentang (Camnospermum sp), Mentibu
(Dactylocladus stenostachys), Bintangur (Callophyllum sp),
Jelutung (Dyera costulata), Agathis (Agathis sp), Bangkirai (Hopea
sp), Gelam Tikus (Melaleuca leucadendron) dan lain-lain. Dengan
kekayaan alam khas tropis menjadikan tempat ini sering
digunakan untuk tempat penelitian. Lebih dari 36 jenis tumbuhan
obat juga terdapat di hutan ini.

Berdasarkan kekayaan keanekaragaman hayati yang dimiliki


oleh Kawasan konservasi yang disampaikan diatas, maka perlu
upaya untuk mempertahankan keberadaan Kawasan tersebut
sehingga tetap Lestari dan terjaga. Dalam upaya menjaga kawasan
tersebut sehingga tetap lestari, maka upaya untuk melakukan alih

V - 24
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

fungsi dan kegiatan-kegiatan yang mengancam keberadaan


keanekaragaman hayati tersebut perlu di lakukan dicegah dan
dikendalikan.

5.2 Pembangunan Rendah Emisi

Dalam upaya mengatasi dampak dari perubahan iklim


Pemerintah Republik Indonesia memiliki komitmen untuk
menurunkan emisi 26% dengan upaya sendiri, atau 41% dengan
bantuan internasional pada tahun 2020 yang merupakan tindak
lanjut dari kesepakatan Bali Action Plan pada Conference of
Parties United Nations Climate Change Convention (COP UNFCCC)
ke-13 di Bali, Desember 2007. Komitmen tersebut selanjutnya
ditegaskan kembali pada forum G-20 di Paris pada tahun 2017,
dimana Presiden Republik Indonesia menyampaikan komitmen
Indonesia untuk mengurangi emisi di bawah 29% dengan pada
tahun 2030 dengan upaya sendiri dan 41% dengan bantuan
internasional.

Perubahan tutupan lahan yang terjadi dari tahun 2013


sampai 2017 merupakan salah satu sumber emisi karbon terbesar
dari Kota Palangka Raya. Sebagaimana diketahui bahwa sumber
emisi terbesar Indonesia juga berasal dari sektor kehutanan,
khususnya akibat perubahan tutupan lahan/penggunaan lahan.
Oleh karena itu, Salah satu upaya pengurangan emisi karbon,
yaitu pembangunan rendah emisi. Secara umum, pembangunan
rendah emisi yang dilakukan di Kota Palangka Raya akan di
fokuskan pada pengendalian perubahan tutupan lahan,
khususnya pada lahan berhutan dan/atau meningkatkan tutupan
lahan pada daerah non-hutan.

Total emisi karbon yang dilepaskan akibat perubahan


tutupan hutan seluas 15.702 ha yang terjadi tahun 2013 sampai
tahun 2017 di Kota Palangka Raya sebesar 3.180.237 ton C.

V - 25
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Perubahan Hutan Rawa Sekunder menjadi belukar rawa


berkontribusi paling besar, yaitu 1.692.472 ton C atau lebih dari
53,22% dari total emisi karbon yang terjadi pada masa tersebut.
Selanjutnya perubahan Hutan Rawa Sekunder menjadi Tanah
Terbuka/Kosong berkontribusi sebesar 41,49% atau sebesar
1.319.514 ton C. Berdasarkan pelepasan emisi karbon yang telah
terjadi selama periode 2013 hingga 2017, terlihat bahwa
pembangunan yang telah dilakukan belum mendukung tujuan
pembangunan berkelanjutan.

Dalam rangka mewujudkan Pembangunan Rendah Emisi, di


Kota Palangka Raya dikembangkan skenario dengan upaya
tambahan sebagai perbaikan dari skenario dengan upaya sendiri
(business as usual scenario/ BAU) dengan cara mengembangan
strategi perubahan tutupan lahan yang mendukung Pembangunan
Rendah Emisi. Diharapkan skenario optimal tersebut akan dapat
meningkatkan penyerapan emisi karbon dibandingkan dari
scenario dengan upaya sendiri. Adapun kriteria dalam upaya
mendukung Pembangunan Rendah Emisi tersebut adalah sebagai
berikut :

1. Fokus terhadap perubahan lahan yang mempunyai emisi


tertinggi/tinggi.
2. Mempertahankan dan atau meningkatkan luas lahan yang
menyerap karbon tinggi.
3. Perlu kehati-hatian dalam pengelolaan gambut.
4. Bekerjasama dengan Pemerintah Pusat dan Provisi khususnya
dinas Kehutanan dan Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan untuk meningkatkan luas areal Perhutanan Sosial.

V - 26
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Tabel 5.29. Penutupan Lahan 2030 Tanpa Upaya Tambahan


Pemanfaatan Ruang 2030 Kota Palangka Raya Grand
Penutup Lahan Total
KSA/KPA HL HP HPK Sungai APL (Ha)

Bandara/Pelabuhan - 131 131

Hutan Lahan Kering Sekunder 19 1,023 253 6 1,301

Hutan Rawa Primer - 3,585 3,585

Hutan Rawa Sekunder 42,599 4,583 11,767 12,696 0 1,178 72,822

Hutan Tanaman - 54,469 0 1 54,470

Lahan terbuka 2,419 64 103 3,130 154 5,870


Upaya Sendiri

Pemukiman 23 362 0 11,052 11,436

Perkebunan 108 201 11,053 11,362

Pertambangan 30 1 143 231 405

Pertanian Lahan Kering 1,165 100 1,430 7,158 0 11,058 20,912


Pertanian Lahan Kering Campur
Semak 83 172 38 0 23,954 24,247

Rawa 4,544 467 0 1,757 1 3,916 10,685

Semak Belukar 806 665 1,412 0 959 3,842

Semak Belukar Rawa 12,678 1,982 1,361 29,477 9 16,265 61,772

Tubuh Air 0 54 2,385 33 2,473

Grand Total 64,472 7,196 74,576 56,683 2,395 79,989 285,312


Sumber : Analisa GIS

Untuk melihat perubahan tutupan lahan sebagai penerapan


RPJMD Kota Palangka Raya, maka digunakan Peta Kawasan
Hutan Kota Palangka Raya tahun 2018 – 2030. Kawasan Hutan
dalam RPJMD Kota Palangka Raya tahun 2018 – 2030 tersebut
dianggap sebagai scenario tanpa upaya tambahan (BAU).
Perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel 5.30 dan
pemanfataannya dapat dilihat pada gambar 5.4.

V - 27
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Berdasarkan Tabel 5.29 diatas, terlihat bahwa rencana


pemanfaatan ruang dari RPJMD Kota Palangka Raya, terdiri dari
Kawasan Suaka Alam/Kawasan Pelestarian Alam (KSA/KPA),
Hutan Lindung, Hutan Produksi, Hutan Produksi Konversi, dan
Area Penggunaan Lain.

Total luas lahan yang akan menjadi bagian dari rencana dari
pemanfaatan ruang di Kota Palangka Raya hingga tahun 2030
adalah seluas 285.312 ha. Terlihat juga bahwa Hutan Rawa
Sekunder akan mengalami perubahan tutupan lahan yang paling
besar, yaitu sebesar 119.979 ha atau lebih dari 42,05 % dari total
perubahan tutupan lahan yang akan terjadi sampai tahun 2030
mendatang. Secara detail perubahan tutupan lahan dapat dilihat
pada Tabel 5.30.

Tabel 5.30. Perubahan Tutupan Lahan 2030 Tanpa Upaya


Tambahan
Total Emisi
No Perubahan Kondisi Perubahan Luas (Ha)
C_ton
1 Air  KSA/ KPA 2.473 -307
 Hutan Lindung
2 Bandara 131
 Hutan Produksi
3 Belukar Rawa  Hutan Produksi Konversi 61.772
 Pemukiman
4 Hutan Lahan Kering Sekunder 1.301
 Perkebunan
5 Hutan Rawa Primer 3.585
 Pertanian
6 Hutan Rawa Sekunder  Permukiman 72.823
 Perairan (sungai)
7 Hutan Tanaman 54.470
 Fasum dan fasos 3.648.185
8 Pemukiman 11.436 48.285
9 Perkebunan 11.362 232.832
10 Pertambangan 405
11 Pertanian Lahan Kering 20.912
Pertanian Lahan Kering
12 24.247 245.074
Campur
13 Rawa 10.685
14 Semak/Belukar 3.842
16 Tanah Terbuka/kosong 5.870

Total Luas dan Emisi Karbon tahun 2030 Kota Palangka Raya Tanpa
285.312 4.174.068
Upaya Tambahan

Sumber : Analisa GIS

V - 28
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Secara keseluruhan luas lahan perencanaan perubahan


yang akan terjadi di Kota Palangka Raya hingga pada tahun 2030
adalah sebesar 285.312 ha. Luas lahan yang berubah dengan
Skenario Dasar tersebut akan menghasilkan potensi pelepasan
karbon total sebesar 4.174.068 ton karbon. Terlihat bahwa
kebijakan RPJMD yang akan dilakukan oleh Pemerintah Kota
Palangka Raya lebih banyak mengambil kebijakan perubahan tipe
lahan menjadi yang lebih rendah penyerapan karbonnya, lihat
detail perubahan tipe lahan dan emisi karbonnya yang akan
terjadi pada Tabel 5.30. Sebagai contoh rencana perubahan dari
perencanaan Kawasan Suaka Alam/Kawasan Pelestarian Alam,
Hutan Lindung, Hutan Produksi, Hutan Produksi Konversi, dan
sebagainya menjadi Hutan Tanaman, Permukiman, Perkebunan,
Pertanian lahan kering campur semak dan lain-lain akan
menghasilkan potensi pelepasan karbon pada tahun 2030 sebesar
4.175.811 ton karbon.

Berdasarkan kriteria mewujudkan pembangunan rendah


emisi tersebut, maka diusulkan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palangka Raya
perubahan pola ruang tahun 2018 – 2038 dalam upaya
meningkatkan penyerapan emisi karbon (peningkatan stok karbon)
dengan cara meningkatkan tutupan lahan yang akan terjadi pada
tahun 2030 ke depan dengan mempertimbangkan kriteria khusus
sebagai berikut :

1. Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru (PIPPIB).


2. Lokasi Indikatif fungsi lindung ekosistem gambut.
3. Peta Indikatif Areal Perhutanan Sosial (PIAPS).

Berdasarkan kendala dan tantangan dalam pelaksanaan


pembangunan berkelanjutan di Kota Palangka Raya ke depan
seperti yang tercantum di dalam BAB IV sebelumnya, seperti
pertambahan penduduk, alih fungsi lahan, tumpang tindih lahan,

V - 29
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

konflik sosial, dan lain-lain. Kendala dan tantangan dalam


pelaksanaan pembangunan berkelanjutan tersebut diprediksi
akan meningkatkan emisi karbon di Kota Palangka Raya kedepan.
Pada bagian berikut ini akan dibahas satu persatu kriteria khusus
penerapan pembangunan rendah emisi di Kota Palangka Raya.

Luas kawasan Penundaan (moratorium) Pemberian Izin Baru


(PIPPIB) revisi 14 terdiri dari moratorium gambut, moratorium
kawasan (konservasi dan lindung), dan moratorium hutan primer.
Potensi penyerapan karbon untuk penyimpanan dari area
moratorium gambut, moratorium kawasan (konservasi dan
lindung), dan moratorium hutan primer adalah 16.347.362 ton
dengan total luas area adalah 101.156 Ha. Detail potensi
penyimpanan karbon tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.29.

Tabel 5.29. Simpanan Karbon di Area Moratorium


Penutup Lahan Simpanan Karbon (Ton_C)
Hutan Lahan Kering Sekunder 3.242
Hutan Rawa Primer 896.123
Hutan Rawa Sekunder 14.299.592
Lahan terbuka -
Pemukiman 108
Perkebunan 9.418
Pertambangan -
Pertanian Lahan Kering 99.930
Pertanian Lahan Kering Campur Semak 1.262
Rawa -
Semak Belukar 43.858
Semak Belukar Rawa 993.829
Tubuh Air -
Grand Total 16.347.362
Sumber : Hasil analisa penutup lahan 2017 dan PIPIB Revisi 14

Luas wilayah gambut dengan kedalaman diatas 3 m (Kubah


Gambut) yang merupakan fungsi lindung dari status fungsi
ekosistem gambut di Kota Palangka Raya adalah 112.167 Ha.
Potensi penyerapan karbon untuk penyimpanan dari area fungsi
ekosistem lindung gambut adalah 16.347.362 ton dengan total

V - 30
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

luas area adalah 101.156 Ha. Detail potensi penyimpanan karbon


tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.30.

Tabel 5.30. Simpanan Karbon di Fungsi Lindung Ekosistem


Gambut
Penutup Lahan di Fungsi Lindung Ekosistem Gambut Simpanan Karbon (Ton_C)
Hutan Lahan Kering Sekunder 3.242
Hutan Rawa Primer 748.240
Hutan Rawa Sekunder 14.615.325
Lahan terbuka -
Pemukiman 1.105
Perkebunan 3.226
Pertanian Lahan Kering 204.309
Pertanian Lahan Kering Campur Semak 1.261
Rawa -
Sawah 1.044
Semak Belukar 50.777
Semak Belukar Rawa 1.032.740
Tubuh Air -
Grand Total 16.449.434
Sumber : Hasil analisa penutup lahan 2017 dan Fungsi Ekosistem Gambut

Luas area indikatif arahan Perhutanan sosial (PIAPS) di Kota


Palangka Raya dengan status hutan lindung. hutan produksi. dan
hutan produksi konversi adalah 24.669 Ha. Potensi penyerapan
karbon untuk penyimpanan dari area indikatif arahan perhutanan
sosial adalah 1.973.455 ton. Detail potensi penyimpanan karbon
tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.31.

Tabel 5.31. Simpanan Karbon di Lokasi Indikatif Arahan


Perhutanan Sosial
Lokasi PIAPS pada Fungsi Kawasan Hutan Simpanan Karbon (Ton_C)
Hutan Lindung 11.052
Hutan Produksi 481.593
Hutan Produksi Konversi 1.480.811
Grand Total 1.973.455
Sumber : Hasil analisa penutup lahan 2017 dan PIAPS

Berdasarkan tiga pertimbangan (kriteria khusus pembangunan


rendah emisi Kota Palangka Raya). yaitu Moratorium Penundaan
Pemberian Izin Baru (PIPPIB). Peta Indikatif fungsi lindung

V - 31
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

ekosistem gambut. dan Peta Indikatif Areal Perhutanan Sosial


(PIAPS) di atas. maka diperoleh Usulan Rencana Pola Ruang
Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2018 – 2030 untuk skenario
dengan upaya tambahan (pendekatan pembangunan rendah
emisi). Penerapan pertimbangan tersebut setidaknya akan
menekan atau mengendalikan perubahan penutupan lahan untuk
selanjutnya dipertahankan seperti kondisi terkini atau
ditingkatkan kualitas tutupan lahannya sehingga meningkatkan
serapan karbon dengan luas 138.535 ha. Area yang dilakukan
pengendalian perubahan penutupan lahan tersebut, selanjutnya
dapat dipertahankan sesuai dengan fungsinya dalam Kawasan
hutan atau apabila berada di area penggunaan lain dilakukan
pengaturan untuk pengendalian perubahan penutupan lahan dan
atau dijadikan Kawasan lindung setempat.

Usulan perubahan perencanaan pemanfaatan ruang di Kota


Palangka Raya tahun 2018 – 2030 dengan upaya tambahan
tersebut dapat di detailkan berdasarkan tipe perubahan lahannya
sebagaimana terlihat pada Tabel 5.31.

Tabel 5.31. Perubahan Tutupan Lahan 2030 Upaya Tambahan


Total Emisi
No Perubahan Kondisi Perubahan Lua Luas (Ha)
C_ton
1 Air  KSA/ KPA 2.473
 Hutan Lindung
2 Bandara 131
 Hutan Produksi
3 Belukar Rawa  Hutan Produksi Konversi 73.307
 Pemukiman
4 Hutan Lahan Kering Sekunder 3.916 11.517
 Perkebunan
5 Hutan Rawa Primer 3.585
 Pertanian
6 Hutan Rawa Sekunder  Permukiman 119.979
7 Hutan Tanaman  Perairan (sungai) 3.961 -403.596
 Fasum dan fasos
8 Pemukiman 9.533 17.950
 Kawasan Lindung
9 Perkebunan Setempat 6.103 -331.572
10 Pertambangan 377
11 Pertanian Lahan Kering 35.763
Pertanian Lahan Kering
12 3.260 24.218
Campur
13 Rawa 12.403
14 Sawah 174 1.044

V - 32
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Total Emisi
No Perubahan Kondisi Perubahan Lua Luas (Ha)
C_ton
15 Semak/Belukar 960 -762
16 Tanah Terbuka/kosong 6.404

Total Luas dan Emisi Karbon tahun 2030 Kota Palangka Raya dengan
285.312 681.200
Upaya Tambahan

Sumber : Analisa GIS

Berdasarkan Tabel 5.31 di atas, terlihat beberapa


perubahan luasan tutupan lahan akan berkurang luasannya
dengan upaya tambahan tersebut. Sebagai contoh luasan Hutan
tanaman seluas 54.470 ha tanpa upaya tambahan akan
berkurang hingga menjadi 3.961 ha dengan upaya tambahan.
Selanjutnya, contoh lain adalah peruntukkan Hutan Rawa
Sekunder dengan upaya tambahan diperuntukkan seluas 119.979
ha meningkat apabila dibandingkan dengan tanpa upaya
tambahan yang menurun peruntukkannya menjadi seluas 72.822
ha. Perubahan peruntukkan tersebut dikarenakan alasan
kawasan-kawasan tersebut berada pada kawasan PIPPIB, fungsi
lindung ekosistem gambut, dan PIAPS.

Total luasan masing-masing Kawasan terutama Hutan


Produksi Konversi dan area penggunaan lain tersebut berubah
apabila dibandingkan antara pemanfaatan ruang Kota Palangka
Raya dengan upaya sendiri dengan upaya tambahan. Untuk
pemanfaatan ruang dengan upaya tambahan pada Hutan
Produksi Konversi terdapat penambahan yang diakibatkan
dipertahankannya fungsi Kawasan hutan dengan seluas 383 Ha
dan area penggunaan lain berkurang seluas 19.129 ha Yang
dialihkan menjadi Kawasan Lindung Setempat. Berdasarkan
perkiraan pada pemanfaatan ruang dengan upaya tambahan Kota
Palangka Raya, pada tahun 2030. Luasan kawasan lindung
setempat tersebut berpotensi menyimpan karbon tambahan
sebesar 507.245 ton karbon. Tabel 5.32 memperlihatkan
perkiraan kondisi tutupan lahan kota Palangka Raya.

V - 33
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Tabel 5.32. Penutupan Lahan 2030 Dengan Upaya Tambahan


Pemanfaatan Ruang Kota Palangka Raya 2030
Grand
Lindung Total (Ha)
Penutup Lahan KSA/KPA HL HP HPK Sungai Setempat APL

Bandara/Pelabuhan - 131 131

Hutan Lahan Kering Sekunder 19 1,720 253 1,924 3,916

Hutan Rawa Primer - 3,585 3,585

Hutan Rawa Sekunder 42,598 4,583 55,088 12,705 0 494 4,512 119,980

Hutan Tanaman - 3,961 0 3,961

Lahan terbuka 2,419 64 103 3,130 433 255 6,404

Pemukiman 23 362 0 911 7,939 9,235

Perkebunan 108 201 0 5,794 6,103


Upaya Tambahan

Permukiman - 5 292 298

Pertambangan - 1 143 233 377

Pertanian Lahan Kering 1,165 100 1,615 7,158 0 12,060 13,664 35,763

Pertanian Lahan Kering


Campur Semak 83 352 412 0 335 2,078 3,260

Rawa 4,544 467 434 1,757 1 89 5,112 12,403

Sawah - 174 174

Semak Belukar 835 735 1,412 0 0 960 3,942

Semak Belukar Rawa 12,678 1,982 6,982 29,477 9 4,627 17,552 73,307

Tubuh Air 0 54 2,385 0 33 2,473

Grand Total 64,472 7,196 74,576 57,066 2,395 19,129 60,479 285,312

Sumber : Analisa GIS

Akumulasi dari penerapan upaya tambahan dalam


perencanaan pemanfaatan ruang di Kota Palangka Raya hingga
tahun 2030 dengan mempertimbangkan kriteria pembangunan
rendah emisi tersebut di atas akan terjadi potensi penyerapan
karbon, yaitu sebesar 4.423.801 ton karbon jika
dibandingkan dengan tanpa upaya tambahan. Terlihat bahwa
usulan kebijakan pembangunan rendah emisi dengan upaya
tambahan akan berdampak pada potensi penyimpanan karbon
(carbon stock) di Kota Palangka Raya pada tahun 2030.

V - 34
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

BAB VI
PENYUSUNAN ALTERNATIF PROGRAM

6.1. Kriteria Penyusunan Alternatif Program

Penyusunan alternative program dalam upaya percepatan pencapaian


target tujuan pembangunan berkelanjutan disusun dengan dengan
berdasarkan pada beberapa kriteria yang disepakati para pihak. Kriteria yang
dijadikan pertimbangan untuk disepakati para pihak dalam penyusunan
alternative program tersebut adalah :
1. Proyeksi pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan dengan upaya
sendiri terhadap target nasional dan global
2. Daya dukung dan daya tampung 1daerah;
3. Potensi, daya saing, dan inovasi daerah
4. Pertimbangan lain sesuai kebutuhan daerah.
Penyusunan alternative program tersebut diharapkan dapat
meningkatkan pencapaian indikator tujuan pembangunan berkelanjutan
sehingga dapat memenuhi target, baik target yang ditentukan dalam RPJMN di
tahun 2019 dan target global yang telah disepakati dalam konsesi global pada
tahun 2030 sesuai dengan Perpres No. 59 Tahun 2017 serta target yang
ditetapkan pada masa berlaku pelaksanaan RPJMD Kota Palangka Raya.
Penyusunan upaya tambahan dilakukan dengan mempertimbangkan kepada
kondisi daya dukung daya tampung lingkungan hidup dan potensi atau
peluang para pihak untuk turut berkontribusi dalam pencapaian tujuan
pembangunan berkelanjutan.

6.2. Alternatif Program

Dalam penyusunan alternative program dilakukan dengan melakukan


proyeksi kondisi pencapaian indikator tujuan pembangunan berkelanjutan yang
merupakan perkiraan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan dengan
upaya sendiri dan/atau dengan upaya tambahan. Penyusunan proyeksi

VI -1
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

tersebut disusun dengan jangka waktu yang menyesuaikan masa berakhirnya


periode RPJMD dengan tetap memperhatikan masa atau jangka waktu dalam
pencapaian target tujuan pembangunan berkelanjutan.
Penyusunan proyeksi pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan
dengan upaya sendiri dilakukan dengan berdasarkan kepada kinerja
Pemerintah Kota Palangka Raya periode RPJMD sebelumnya. Sedangkan
penyusunan upaya tambahan dilakukan dengan pertimbangan
1. Kondisi Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup di Kota
Palangka Raya.
2. Proyeksi pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan dengan upaya
sendiri yang tidak tercapai pada tahun 2030 yang merupakan konsesi global
dan tahun 2023 yang merupakan periode RPJMD.
3. Prioritas pembangunan daerah yang tercantum pada visi dan misi serta
Program unggulan Kepala Daerah terpilih.
4. Kemampuan Pemerintah Kota Palangka Raya dalam melaksanakan
Kebijakan, Rencana, dan Program
5. Relevansi indikator program terhadap kebutuhan Kota Palangka Raya.
Penyusunan alternative program yang dilakukan dengan berdasarkan
pada kriteria yang disusun adalah sebagai berikut :

6.2.1 Alternatif Program Terkait Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan


Hidup
Penyusunan alternative program guna mengatasi kesenjangan dalam
pencapaian indikator tujuan pembangunan berkelanjutan yang terkait daya
dukung daya tampung lingkungan hidup dijelaskan dalam matriks dibawah :

VI -2
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

6.2.1.1 Jumlah korban meninggal, hilang, dan terkena dampak bencana


per 100.000 orang.
Tujuan: Mengakhiri Kemiskinan dalam Segala Bentuk Dimanapun
Target:
Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin dan mereka
yang berada dalam kondisi rentan, dan mengurangi kerentanan mereka
terhadap kejadian ekstrim terkait iklim dan guncangan ekonomi, sosial,
lingkungan, dan bencana.
Nomor Indikator: 1.5.1*
Analisis DDDTLH:
 Daya dukung daya tampung dengan pendekatan jasa ekosistem pengatur
Tata Air dan Banjir Kota Palangka Raya di dominasi oleh kondisi tinggi dan
sangat tinggi dengan total luas 160.082 Ha atau 56,57%. Kondisi sedang
20,91 % dan kondisi rendah dan sangat rendah 21,52 %. Lokasi yang
memiliki Daya Dukung Daya Tampung yang tinggi dan sangat tinggi untuk
pengaturan tata air dan banjir yang dominan terdapat 2 Kecamatan di Kota
Palangka Raya, yaitu Kecamatan Rakumpit dan Sabangau.
 Daya dukung daya tampung dengan pendekatan jasa ekosistem pengatur
Pencegahan dan Perlindungan Bencana Kota Palangka Raya di dominasi
oleh kondisi tinggi dan sangat tinggi dengan total luas 150.353 Ha atau
53,13%. Kondisi sedang 5,01 % dan kondisi rendah dan sangat rendah
41,91 %. Lokasi yang memiliki Daya Dukung Daya Tampung yang tinggi
dan sangat tinggi untuk pengaturan pencegahan dan perlindungan bencana
yang dominan terdapat 2 Kecamatan di Kota Palangka Raya, yaitu
Kecamatan Rakumpit dan Sabangau.

VI -3
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Proyeksi Capaian Indikator TPB:


Capaian Indikator korban meninggal, hilang, dan terkena dampak bencana per
100.000 orang sampai pada tahun 2016 adalah 0,37%. Capaian ini belum
mencapai target yang ditentukan dalam Perpres No. 59 Tahun 2017 di tahun 2019
maupun PBB di tahun 2030 yaitu Menurun. Untuk mengetahui capaian tahun 2019,
2023 dan 2030 maka dilakukan proyeksi capaian berdasarkan baseline data tahun
2015 s/d 2016. Proyeksi capaian ini dilakukan tanpa upaya tambahan atau dalam
kondisi BAU (Bisnis Analysis Usualy). Hasil proyeksi dengan upaya tambahan
menunjukkan target indikator belum dapat dipenuhi pada tahun 2018 adalah
41,17%, pada tahun 2023 adalah 27,45%, sehingga perlu upaya tambahan.
Sementara diproyeksi capaian pada tahun 2030 adalah 0. Untuk mencapai
target sesuai proyeksi dengan upaya tambahan diperlukan upaya-upaya
skenario yang lebih pada tahun-tahun yang akan didatang dikarenakan
adanya Gap yang besar antara proyeksi BAU dan Proyeksi dengan Upayan
Tambahan. Proyeksi capaian indikator ditunjukkan pada tabel dan gambar
dibawah ini:

Proyeksi Tanpa Upaya Proyeksi dengan


Tahun
Tambahan (BAU) Upaya Tambahan
Baseline Data
2014 -
2015 0,38
2016 0,37
2017 -
2018 -
Proyeksi
2018 41,17 41,17
2019 42,28 37,74
2023 47,04 27,45
2030 56,69 0,00

VI -4
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Jumlah korban meninggal, hilang, dan terkena dampak bencana


per 100.000 orang.
100,00 100,00

90,00 Target Nasional 2019 = Menurun 90,00

80,00 80,00

70,00 70,00
56,69
60,00 60,00
Capaian

47,04
50,00 42,28 50,00
41,17
37,74
40,00 40,00
27,45
30,00 30,00

20,00 20,00

10,00 10,00
-
- 0,00
2018 2019 2023 2030
Tinggi Sedang Rendah Proyeksi BAU Proyeksi Dgn Upaya Tambahan

Isu Strategis:
 Penataan Ruang (Perencanaan, Pemanfaatan, dan Pengendalian Ruang)
 Penurunan Kualitas Lingkungan Hidup
 Aspek Sosial Masyarakat (Pendidikan, Kesehatan, Kemiskinan, dan
Kemanusiaan)
 Perlindungan Budaya Lokal
 Pemantapan Tata Kelola Pemerintahan

Rekomendasi:
 Sasaran
Masyarakat miskin, kawasan pemukiman, dan pusat-pusat kegiatan yang
berada di wilayah yang memiliki tingkat kerentanan bencana tinggi

 Strategi atau Arah Kebijakan


Peningkatan kesiapsiagaan penanggulangan bencana dan pengurangan
resiko menghadapi bencana

 Program
- Pengembangan kapasitas penanggulangan bencana
- Pengurangan Resiko Bencana di wilayah rentan bencana
- Program perbaikan perumahan akibat bencana alam/social
- Program perencanaan pembangunan daerah rawan bencana

VI -5
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

- Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam

 Kegiatan
- Pemetaan wilayah rentan bencana
- Identifikasi pemukiman dan penduduk yang tinggal dikawasan rentan
bencana
- Penyusunan dokumen dan peraturan kepala daerah tentang Kajian Resiko
Bencana, Rencana Penanggulangan Bencana, dan Pengurangan Resiko
Bencana serta Rencana Kontigensi Bencana
- Sosialisasi pencegahan dan penanggulangan bencana di tingkat
masyarakat
- Pemberdayaan masyarakat untuk penguatan kapasitas penanggulangan
bencana
- Pembangunan infrastruktur untuk pengurangan resiko bencana

 Pelaksana
- BPBD
- Dinas Kesehatan
- Dinas Sosial
- Dinas Pendidikan
- Dinas Lingkungan Hidup
- Bappeda

6.2.1.2 Indeks resiko bencana pada pusat-pusat pertumbuhan yang


berisiko tinggi.
Tujuan: Mengakhiri Kemiskinan dalam Segala Bentuk Dimanapun
Target:
Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin dan mereka
yang berada dalam kondisi rentan, dan mengurangi kerentanan mereka
terhadap kejadian ekstrim terkait iklim dan guncangan ekonomi, sosial,
lingkungan, dan bencana.
Nomor Indikator: 1.5.1.(e)
Analisis DDDTLH:
 Daya dukung daya tampung dengan pendekatan jasa ekosistem pengatur
Tata Air dan Banjir Kota Palangka Raya di dominasi oleh kondisi tinggi dan
sangat tinggi dengan total luas 160.082 Ha atau 56,57%. Kondisi sedang
20,91 % dan kondisi rendah dan sangat rendah 21,52 %. Lokasi yang
memiliki Daya Dukung Daya Tampung yang tinggi dan sangat tinggi untuk
pengaturan tata air dan banjir yang dominan terdapat 2 Kecamatan di Kota
Palangka Raya, yaitu Kecamatan Rakumpit dan Sabangau.
 Daya dukung daya tampung dengan pendekatan jasa ekosistem pengatur
Pencegahan dan Perlindungan Bencana Kota Palangka Raya di dominasi
oleh kondisi tinggi dan sangat tinggi dengan total luas 150.353 Ha atau

VI -6
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

53,13%. Kondisi sedang 5,01 % dan kondisi rendah dan sangat rendah
41,91 %. Lokasi yang memiliki Daya Dukung Daya Tampung yang tinggi
dan sangat tinggi untuk pengaturan pencegahan dan perlindungan bencana
yang dominan terdapat 2 Kecamatan di Kota Palangka Raya, yaitu
Kecamatan Rakumpit dan Sabangau.
Proyeksi Capaian Indikator TPB:
Capaian Indikator Indeks resiko bencana pada pusat-pusat pertumbuhan yang
berisiko tinggi sampai pada tahun 2018 adalah 136. Capaian ini belum
mencapai target yang ditentukan dalam Perpres No. 59 Tahun 2017 di tahun 2019
maupun PBB di tahun 2030 yaitu Menurun menjadi 118,6. Untuk mengetahui
capaian tahun 2019, 2023 dan 2030 maka dilakukan proyeksi capaian berdasarkan
baseline data tahun 2015 s/d 2016. Proyeksi capaian ini dilakukan tanpa upaya
tambahan atau dalam kondisi BAU (Bisnis Analysis Usualy). Hasil proyeksi dengan
upaya tambahan menunjukkan target indikator belum dapat dipenuhi pada
tahun 2018 adalah 136, pada tahun 2023 adalah 128,75, sehingga perlu
upaya tambahan. Sementara diproyeksi capaian pada tahun 2030 adalah
118,6. Untuk mencapai target sesuai proyeksi dengan upaya tambahan
diperlukan upaya-upaya skenario yang lebih pada tahun-tahun yang akan
didatang dikarenakan adanya Gap yang besar antara proyeksi BAU dan
Proyeksi dengan Upayan Tambahan. Proyeksi capaian indikator ditunjukkan
pada tabel dan gambar dibawah ini:

Proyeksi Tanpa Upaya Proyeksi dengan


Tahun
Tambahan (BAU) Upaya Tambahan
Baseline Data
2014 -
2015 -
2016 -
2017 -
2018 136,00
Proyeksi
2018 136,00 136,00
2019 - 134,55
2023 - 128,75
2030 - 118,6

VI -7
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Indeks resiko bencana pada pusat-pusat pertumbuhan yang


berisiko tinggi.
Target Nasional 2019 = Menurun menjadi 118,6
136,00 134,55
140,00 128,75 140,00

118,60
120,00 120,00

100,00 100,00
Capaian

80,00 80,00

60,00 60,00

40,00 40,00

20,00 20,00

- 0,00
2018 2019 2023 2030
Tinggi Sedang rendah Proyeksi BAU Proyeksi Dgn Upaya Tambahan

Isu Strategis:
 Penataan Ruang (Perencanaan, Pemanfaatan, dan Pengendalian Ruang)
 Penurunan Kualitas Lingkungan Hidup
 Pembangunan ekonomi lokal
 Aspek Sosial Masyarakat (Pendidikan, Kesehatan, Kemiskinan, dan
Kemanusiaan)
 Perlindungan Budaya Lokal
 Pemantapan Tata Kelola Pemerintahan
Rekomendasi:
 Sasaran
Masyarakat miskin, kawasan pemukiman, dan pusat-pusat kegiatan yang
berada di wilayah yang memiliki tingkat kerentanan bencana tinggi

 Strategi atau Arah Kebijakan


Peningkatan kesiapsiagaan penanggulangan bencana dan pengurangan
resiko menghadapi bencana

 Program
- Pengembangan kapasitas penanggulangan bencana
- Pengurangan Resiko Bencana di wilayah rentan bencana
- Program perbaikan perumahan akibat bencana alam/social
- Program perencanaan pembangunan daerah rawan bencana

VI -8
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

- Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam

 Kegiatan
- Pemetaan wilayah rentan bencana
- Identifikasi pemukiman dan penduduk yang tinggal dikawasan rentan
bencana
- Penyusunan dokumen dan peraturan kepala daerah tentang Kajian Resiko
Bencana, Rencana Penanggulangan Bencana, dan Pengurangan Resiko
Bencana serta Rencana Kontigensi Bencana
- Sosialisasi pencegahan dan penanggulangan bencana di tingkat
masyarakat
- Pemberdayaan masyarakat untuk penguatan kapasitas penanggulangan
bencana
- Pembangunan infrastruktur untuk pengurangan resiko bencana
- Penyusunan Rencana detail/ Rinci Tata ruang

 Pelaksana
- BPBD
- Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
- Dinas Permukiman
- Dinas Sosial
- Dinas Pendidikan
- Dinas Lingkungan Hidup
- Bappeda

6.2.1.3 Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan (Prevalence of


Undernourishment).
Tujuan: Menghilangkan Kelaparan, Mencapai Ketahanan Pangan dan Gizi
yang Baik, serta Meningkatkan Pertanian Berkelanjutan
Target:
Pada tahun 2030, menghilangkan kelaparan dan menjamin akses bagi semua
orang, khususnya orang miskin dan mereka yang berada dalam kondisi
rentan, termasuk bayi, terhadap makanan yang aman, bergizi, dan cukup
sepanjang tahun.
Nomor Indikator: 2.1.1*
Analisis DDDTLH:
 Daya dukung daya tampung dengan pendekatan jasa ekosistem penyediaan
pangan untuk kota Palangka Raya di dominasi oleh kondisi sedang dengan
luas 119.843 Ha atau 42,35% sedangkan daya dukung daya tampung
penyedia pangan tinggi dan sangat tinggi memiliki luas 99.163 Ha atau
35,04%. Lokasi yang dominan memiliki Daya Dukung Daya Tampung yang
tinggi dan sangat tinggi tersebut berada di Kecamatan Rakumpit.

VI -9
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Proyeksi Capaian Indikator TPB:


Capaian Indikator Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan (Prevalence of
Undernourishment) sampai pada tahun 2018 adalah 89,20. Capaian ini belum
mencapai target yang ditentukan dalam Perpres No. 59 Tahun 2017 di tahun 2019
maupun PBB di tahun 2030 yaitu Menurun. Untuk mengetahui capaian tahun 2019,
2023 dan 2030 maka dilakukan proyeksi capaian berdasarkan baseline data tahun
2015 s/d 2016. Proyeksi capaian ini dilakukan tanpa upaya tambahan atau dalam
kondisi BAU (Bisnis Analysis Usualy). Hasil proyeksi dengan upaya tambahan
menunjukkan target indikator belum dapat dipenuhi pada tahun 2018 adalah
89,20, pada tahun 2023 adalah 69,60, sehingga perlu upaya tambahan.
Sementara diproyeksi capaian pada tahun 2030 adalah 42,35. Untuk
mencapai target sesuai proyeksi dengan upaya tambahan diperlukan upaya-
upaya skenario yang lebih pada tahun-tahun yang akan didatang dikarenakan
adanya Gap yang besar antara proyeksi BAU dan Proyeksi dengan Upayan
Tambahan. Proyeksi capaian indikator ditunjukkan pada tabel dan gambar
dibawah ini:

Proyeksi Tanpa Upaya Proyeksi dengan


Tahun
Tambahan (BAU) Upaya Tambahan
Baseline Data
2014 80
2015 -
2016 -
2017 -
2018 89,20
Proyeksi
2018 89,20 89,20
2019 92,00 85,12
2023 102,00 69,60
2030 124,00 42,35

VI -10
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan


(Prevalence of Undernourishment).
Target Nasional 2019 = Menurun
140,00 140,00
124,00
120,00 120,00
102,00
100,00 89,00 92,00 100,00
85,12
Capaian

80,00 69,60 80,00

60,00 60,00
42,35
40,00 40,00

20,00 20,00

- 0,00
2018 2019 2023 2030
Tinggi Sedang rendah Proyeksi BAU Proyeksi Dgn Upaya Tambahan

Isu Strategis:
 Penataan Ruang (Perencanaan, Pemanfaatan, dan Pengendalian Ruang)
 Penurunan Kualitas Lingkungan Hidup
 Pembangunan ekonomi lokal
 Aspek Sosial Masyarakat (Pendidikan, Kesehatan, Kemiskinan, dan
Kemanusiaan)
 Perlindungan Budaya Lokal
 Pemantapan Tata Kelola Pemerintahan

Rekomendasi:
 Sasaran
Masyarakat miskin dan penduduk yang memiliki keterbatasan akses
ekonomi, Pendidikan, kesehatan, dan pelayanan publik

 Strategi atau Arah Kebijakan


Meningkatkan ketersediaan dan akses pasar untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi masyarakat yang berkualitas, dan terjangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat

 Program
- Peningkatan dan perbaikan gizi masyarakat
- program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita

VI -11
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

- Program Peningkatan Ketahanan Pangan pertanian/perkebunan


- Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan
- Program perencanaan pembangunan ekonomi

 Kegiatan
- pemberian makanan tambahan dan vitamin
- pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi
- pembinaan kesehatan anak balita
- Identifikasi wilayah yang rentan terhadap kekurangan pangan
- Penyuluhan Pertanian dan Perkebunan
- Penyuluhan kesehatan masyarakat
- Kerjasama dengan Kabupaten dan Provinsi dalam rangka penyediaan
pangan
- Penyusunan indikator dan pemetaan daerah rawan pangan

 Pelaksana
- Dinas Pertanian, Peternakan, dan perikanan
- Dinas Ketahanan Pangan
- Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi
- Dinas Kesehatan

6.2.1.4 Proporsi penduduk dengan asupan kalori minimum di bawah 1400


kkal/kapita/hari.
Tujuan : Menghilangkan Kelaparan, Mencapai Ketahanan Pangan dan Gizi
yang Baik, serta Meningkatkan Pertanian Berkelanjutan
Target :
Pada tahun 2030, menghilangkan kelaparan dan menjamin akses bagi semua
orang, khususnya orang miskin dan mereka yang berada dalam kondisi
rentan, termasuk bayi, terhadap makanan yang aman, bergizi, dan cukup
sepanjang tahun.
Nomor Indikator : 2.1.2.(a)
Analisis DDDTLH:
 Daya dukung daya tampung dengan pendekatan jasa ekosistem penyediaan
pangan untuk kota Palangka Raya di dominasi oleh kondisi sedang dengan
luas 119.843 Ha atau 42,35% sedangkan daya dukung daya tampung
penyedia pangan tinggi dan sangat tinggi memiliki luas 99.163 Ha atau
35,04%. Lokasi yang dominan memiliki Daya Dukung Daya Tampung yang
tinggi dan sangat tinggi tersebut berada di Kecamatan Rakumpit.
Proyeksi Capaian Indikator TPB :
Capaian Indikator Proporsi penduduk dengan asupan kalori minimum di bawah
1400 kkal/kapita/hari sampai pada tahun 2018 adalah tidak ada data. Capaian
ini belum mencapai target yang ditentukan dalam Perpres No. 59 Tahun 2017 di

VI -12
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

tahun 2019 maupun PBB di tahun 2030 yaitu Menurun menjadi 8,5%. Untuk
mengetahui capaian tahun 2019, 2023 dan 2030 maka dilakukan proyeksi capaian
berdasarkan baseline data tahun 2015 s/d 2016. Proyeksi capaian ini dilakukan
tanpa upaya tambahan atau dalam kondisi BAU (Bisnis Analysis Usualy). Hasil
proyeksi dengan upaya tambahan menunjukkan target indikator belum dapat
dipenuhi pada tahun 2018 dan tahun 2019 sehingga perlu upaya tambahan.
Sementara diproyeksi capaian pada tahun 2030 adalah 8,5%. Untuk mencapai
target sesuai proyeksi dengan upaya tambahan diperlukan upaya-upaya
skenario yang lebih pada tahun-tahun yang akan didatang dikarenakan
adanya Gap yang besar antara proyeksi BAU dan Proyeksi dengan Upayan
Tambahan. Proyeksi capaian indikator ditunjukkan pada tabel dan gambar
dibawah ini:

Proyeksi Tanpa Upaya Proyeksi dengan


Tahun
Tambahan (BAU) Upaya Tambahan
Baseline Data
2014 -
2015 -
2016 -
2017 -
2018 -
Proyeksi
2018 - -
2019 - -
2023 - 10,00
2030 - 8,5
Proporsi penduduk dengan asupan kalori minimum di bawah
1400 kkal/kapita/hari.
Target Nasional 2019 = Menurun menjadi 8.5%
140,00 140,00

120,00 120,00

100,00 100,00
Capaian

80,00 80,00

60,00 60,00

40,00 40,00

20,00 10,00 8,50 20,00


- - - -
- 0,00
2018 2019 2023 2030
Tinggi Sedang rendah Proyeksi BAU Proyeksi Dgn Upaya Tambahan

VI -13
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Isu Strategis :
 Penataan Ruang (Perencanaan, Pemanfaatan, dan Pengendalian Ruang)
 Penurunan Kualitas Lingkungan Hidup
 Pembangunan ekonomi lokal
 Aspek Sosial Masyarakat (Pendidikan, Kesehatan, Kemiskinan, dan
Kemanusiaan)
 Perlindungan Budaya Lokal
 Pemantapan Tata Kelola Pemerintahan

Rekomendasi :
 Sasaran
Masyarakat miskin dan penduduk yang memiliki keterbatasan akses
ekonomi, Pendidikan, kesehatan, dan pelayanan publik

 Strategi atau Arah Kebijakan


Meningkatkan ketersediaan dan akses pasar untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi masyarakat yang berkualitas, dan terjangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat

 Program
- Peningkatan dan perbaikan gizi masyarakat
- Pemberdayaan ekonomi mikro dan padat karya tingkat masyarakat
- Intensifikasi budidaya pertanian, perikanan, dan perkebunan

 Kegiatan
- Identifikasi wilayah yang rentan terhadap kekurangan pangan
- Penyuluhan Pertanian dan Perkebunan
- Penyuluhan kesehatan masyarakat
- Kerjasama dengan Kabupaten dan Provinsi dalam rangka penyediaan
pangan
- identifikasi potensi ekonomi mikro dan usaha kecil masyarakat
- Pendampingan kualitas produk dan pemasaran usaha kecil dan
menengah masyarakat

 Pelaksana
- Dinas Pertanian, Peternakan, dan perikanan
- Dinas Ketahanan Pangan
- Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi
- Dinas Kesehatan

VI -14
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

6.2.1.5 Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan


sumber air minum layak.
Tujuan: Menjamin Ketersediaan serta Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi
yang Berkelanjutan
Target:
Pada tahun 2030, mencapai akses universal dan merata terhadap air minum
yang aman dan terjangkau bagi semua.
Nomor Indikator: 6.1.1.(a)
Analisis DDDTLH:
Daya dukung daya tampung dengan pendekatan jasa ekosistem penyediaan
air kota Palangka Raya di dominasi oleh kondisi tinggi dan sangat tinggi
memiliki luas 212.308 Ha atau 75,02%. Lokasi yang memiliki Daya Dukung
Daya Tampung yang tinggi dan sangat tinggi untuk penyediaan air yang
dominan tersebut berada di Kecamatan Rakumpit, Sabangau, dan Bukit Batu.
Proyeksi Capaian Indikator TPB:
Capaian Indikator Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap
layanan sumber air minum layak sampai pada tahun 2017 adalah 20,00%.
Capaian ini belum mencapai target yang ditentukan dalam Perpres No. 59
Tahun 2017 di tahun 2019 maupun PBB di tahun 2030 yaitu meningkat
menjadi 100%. Untuk mengetahui capaian tahun 2019, 2023 dan 2030 maka
dilakukan proyeksi capaian berdasarkan baseline data tahun 2014 s/d 2017.
Proyeksi capaian ini dilakukan tanpa upaya tambahan atau dalam kondisi
BAU (Bisnis Analysis Usualy). Hasil proyeksi dengan upaya tambahan
menunjukkan target indikator belum dapat dipenuhi pada tahun 2019 adalah
25,07% pada tahun 2023 adalah 45,50% sehingga perlu upaya tambahan.
Sementara diproyeksi capaian pada tahun 2030 adalah 100%. Untuk
mencapai target sesuai proyeksi dengan upaya tambahan diperlukan upaya-
upaya skenario yang lebih pada tahun-tahun yang akan didatang dikarenakan
adanya Gap yang besar antara proyeksi BAU dan Proyeksi dengan Upayan
Tambahan. Proyeksi capaian indikator ditunjukkan pada tabel dan gambar
dibawah ini:

Proyeksi Tanpa Upaya Proyeksi dengan


Tahun
Tambahan (BAU) Upaya Tambahan
Baseline Data
2014 -
2015 24,00
2016 23,00
2017 20,00
2018 18,26
Proyeksi

VI -15
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

2018 18.26 18,26


2019 16,67 25,07
2023 11,57 45,50
2030 6,70 100,0

Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap


layanan sumber air minum layak
100,00
100,00 100,00

90,00 90,00

80,00 80,00
Target Nasional 2019 = Meningkat 100%
70,00 70,00

60,00 60,00
Capaian

50,00 45,50 50,00

40,00 40,00

30,00 25,07 30,00


18,26 16,67
20,00 20,00
11,57
6,70
10,00 10,00

- 0,00
2018 2019 2023 2030
Tinggi Sedang Rendah Proyeksi BAU Proyeksi Dgn Upaya Tambahan

Isu Strategis:
 Penataan Ruang (Perencanaan, Pemanfaatan, dan Pengendalian Ruang)
 Penurunan Kualitas Lingkungan Hidup
 Pembangunan ekonomi lokal
 Aspek Sosial Masyarakat (Pendidikan, Kesehatan, Kemiskinan, dan
Kemanusiaan)
 Perlindungan Budaya Lokal
 Pemantapan Tata Kelola Pemerintahan

Rekomendasi:
 Sasaran
Masyarakat miskin dan penduduk yang memiliki keterbatasan akses
ekonomi, Pendidikan, kesehatan, dan pelayanan publik

 Strategi atau Arah Kebijakan


Meningkatkan kualitas standar baku mutu dan distribusi air minum

VI -16
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

 Program
- Peningkatan pelayanan penyediaan akses dan kualitas baku mutu air
minum.
- Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan
jaringan pengairan lainnya.
- Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air
limbah
-
 Kegiatan
- Pembangunan sarana dan prasarana jaringan infrastruktur air minum
skala perkotaan
- Pembangunan sarana dan prasarana jaringan infrastruktur air minum
skala rumah tangga dan Kelurahan (komunitas)
- Penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat untuk pembangunan
infrastruktur air minum skala rumah tangga dan Kelurahan
(komunitas)
- Peningkatan kualitas pengolahan mutu air minum.
- Perencanaan pembangunan jaringan air bersih/air minum.
- Pembangunan jaringan air bersih/air minum.
- Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan air bersih/air minum.
- Penyediaan prasarana dan sarana air minum bagi masyarakat
berpenghasilan rendah.
- Pengembangan teknologi pengolahan air minum dan air limbah.
- Fasilitasi pembinaan teknik pengolahan air minum.
- Pengembangan distribusi air minum.
- Rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air minum

 Pelaksana
- Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
- Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
- Dinas Kesehatan
- PDAM
- Kecamatan
- Kelurahan

VI -17
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

6.2.1.6 Kapasitas prasarana air baku untuk melayani rumah tangga,


perkotaan dan industri, serta penyediaan air baku untuk pulau-pulau
Tujuan: Menjamin Ketersediaan serta Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi
yang Berkelanjutan
Target:
Pada tahun 2030, mencapai akses universal dan merata terhadap air minum
yang aman dan terjangkau bagi semua.
Nomor Indikator: 6.1.1.(b)
Analisis DDDTLH:
Daya dukung daya tampung dengan pendekatan jasa ekosistem penyediaan
air kota Palangka Raya di dominasi oleh kondisi tinggi dan sangat tinggi
memiliki luas 212.308 Ha atau 75,02%. Lokasi yang memiliki Daya Dukung
Daya Tampung yang tinggi dan sangat tinggi untuk penyediaan air yang
dominan tersebut berada di Kecamatan Rakumpit, Sabangau, dan Bukit Batu.
Proyeksi Capaian Indikator TPB:
Capaian Indikator Kapasitas prasarana air baku untuk melayani rumah tangga,
perkotaan dan industri, serta penyediaan air baku untuk pulau-pulau sampai
pada tahun 2017 adalah 0,045 m3/det. Capaian ini belum mencapai target yang
ditentukan dalam Perpres No. 59 Tahun 2017 di tahun 2019 maupun PBB di tahun
2030 yaitu meningkat menjadi 118,16m3/det%. Untuk mengetahui capaian tahun
2019, 2023 dan 2030 maka dilakukan proyeksi capaian berdasarkan baseline data
tahun 2014 s/d 2017. Proyeksi capaian ini dilakukan tanpa upaya tambahan atau
dalam kondisi BAU. Hasil proyeksi dengan upaya tambahan menunjukkan
target indikator belum dapat dipenuhi pada tahun 2019 adalah 13,63 m3/det
pada tahun 2023 adalah 42,25 m3/det sehingga perlu upaya tambahan.
Sementara diproyeksi capaian pada tahun 2030 adalah 118,60 m3/det. Untuk
mencapai target sesuai proyeksi dengan upaya tambahan diperlukan upaya-
upaya skenario yang lebih pada tahun-tahun yang akan didatang dikarenakan
adanya Gap yang besar antara proyeksi BAU dan Proyeksi dengan Upayan
Tambahan. Proyeksi capaian

Proyeksi Tanpa Upaya Proyeksi dengan


Tahun
Tambahan (BAU) Upaya Tambahan
Baseline Data
2014 0,06
2015 0,064
2016 0,065
2017 0,045
2018 -
Proyeksi
2018 4,09 4,09

VI -18
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

2019 3,71 13,63


2023 13,06 42,25
2030 7,65 118,60

Kapasitas prasarana air baku untuk melayani rumah


tangga, perkotaan dan industri, serta penyediaan air baku
120,00
untuk pulau-pulau 118,60
120,00

100,00 100,00

Target Nasional 2019 = Meningkat 118.6 m3/det


80,00 80,00
Capaian

60,00 60,00

42,25
40,00 40,00

20,00 13,63 20,00


4,09 3,71 2,53 1,29
- 0,00
2018 2019 2023 2030
Tinggi Sedang Rendah Proyeksi BAU Proyeksi Dgn Upaya Tambahan

Isu Strategis:
 Penataan Ruang (Perencanaan, Pemanfaatan, dan Pengendalian Ruang)
 Penurunan Kualitas Lingkungan Hidup
 Pembangunan ekonomi lokal
 Aspek Sosial Masyarakat (Pendidikan, Kesehatan, Kemiskinan, dan
Kemanusiaan)
 Perlindungan Budaya Lokal
 Pemantapan Tata Kelola Pemerintahan

Rekomendasi:
 Sasaran
Masyarakat miskin dan penduduk yang memiliki keterbatasan akses
ekonomi, Pendidikan, kesehatan, dan pelayanan publik

 Strategi atau Arah Kebijakan


Meningkatkan kualitas standar baku mutu dan distribusi air minum

VI -19
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

 Program
- Peningkatan pelayanan penyediaan akses dan kualitas baku mutu
air minum.
- Program penyediaan dan pengolahan air baku.

 Kegiatan
- Pembangunan sarana dan prasarana jaringan infrastruktur air
minum skala perkotaan.
- Pembangunan sarana dan prasarana jaringan infrastruktur air
minum skala rumah tangga dan Kelurahan (komunitas).
- Penyuluhan dan pemberdayaan masyakrakat untuk pembangunan
infrastruktur air minum skala rumah tangga dan Kelurahan
(komunitas).
- Peningkatan kualitas pengolahan mutu air minum.
- Peningkatan distribusi penyediaan air baku.

 Pelaksana
- Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
- Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
- Dinas Kesehatan
- Dinas Lingkungan Hidup

6.2.1.7 Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan


sanitasi layak.

Tujuan: Menjamin Ketersediaan serta Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi


yang Berkelanjutan
Target:
Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan kebersihan yang
memadai dan merata bagi semua, dan menghentikan praktik buang air besar
di tempat terbuka, memberikan perhatian khusus pada kebutuhan kaum
perempuan, serta kelompok masyarakat rentan.
Nomor Indikator: 6.2.1.(b)
Analisis DDDTLH:
 Daya dukung daya tampung dengan pendekatan jasa ekosistem penyediaan
air kota Palangka Raya di dominasi oleh kondisi tinggi dan sangat tinggi
memiliki luas 212.308 Ha atau 75,02%. Lokasi yang memiliki Daya
Dukung Daya Tampung yang tinggi dan sangat tinggi untuk penyediaan air
yang dominan tersebut berada di Kecamatan Rakumpit, Sabangau, dan
Bukit Batu.
 Daya dukung daya tampung dengan pendekatan jasa ekosistem pengatur
Tata Air dan Banjir Kota Palangka Raya di dominasi oleh kondisi tinggi dan
sangat tinggi dengan total luas 160.082 Ha atau 56,57%. Lokasi yang

VI -20
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

memiliki Daya Dukung Daya Tampung yang tinggi dan sangat tinggi untuk
pengaturan tata air dan banjir yang dominan terdapat 2 Kecamatan di Kota
Palangka Raya, yaitu Kecamatan Rakumpit dan Sabangau.
 Daya dukung daya tampung dengan pendekatan jasa ekosistem pengatur
Pemurnian Air Kota Palangka Raya di dominasi oleh kondisi tinggi dan
sangat tinggi dengan total luas 149.580 Ha atau 52,85%. Lokasi yang
memiliki Daya Dukung Daya Tampung yang tinggi dan sangat tinggi untuk
pengaturan pemurnian air yang dominan terdapat 2 Kecamatan di Kota
Palangka Raya, yaitu Kecamatan Rakumpit dan Sabangau.
Proyeksi Capaian Indikator TPB:
Capaian Presentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan
sanitasi layak sampai pada tahun 2018 adalah tidak ada data. Capaian ini belum
mencapai target yang ditentukan dalam Perpres No. 59 Tahun 2017 di tahun 2019
maupun PBB di tahun 2030 yaitu meningkat menjadi 100%. Untuk mengetahui
capaian tahun 2019, 2023 dan 2030 maka dilakukan proyeksi capaian berdasarkan
baseline data tahun 2014 s/d 2017. Proyeksi capaian ini dilakukan tanpa upaya
tambahan atau dalam kondisi BAU. Hasil proyeksi dengan upaya tambahan
menunjukkan target indikator belum dapat dipenuhi pada tahun 2019 adalah
35,83% pada tahun 2023 adalah 59,15% sehingga perlu upaya tambahan.
Sehingga pada tahun 2030 target tercapai 100%. Untuk mencapai target
sesuai proyeksi dengan upaya tambahan diperlukan upaya-upaya skenario
yang lebih pada tahun-tahun yang akan didatang dikarenakan adanya Gap
yang besar antara proyeksi BAU dan Proyeksi dengan Upayan Tambahan.
Proyeksi capaian :

Proyeksi Tanpa Upaya Proyeksi dengan


Tahun
Tambahan (BAU) Upaya Tambahan
Baseline Data
2014 -
2015 -
2016 -
2017 -
2018 -
Proyeksi
2018 - 30,00
2019 - 35,83
2023 - 59,15
2030 - 100,00

VI -21
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Presentase rumah tangga yang memiliki akses


terhadap layanan 100,00
sanitasi layak
100 100
Target Nasional 2019 = meningkat menjadi 100%
90 90

80 80

70 70
59,15
60 60
Capaian

50 50

40 35,83 40
30,00
30 30

20 20

10 10
2018 2019 2023 2030
Tinggi Sedang rendah Proyeksi BAU Proyeksi Dgn Upaya Tambahan

Isu Strategis:
 Penataan Ruang (Perencanaan, Pemanfaatan, dan Pengendalian Ruang)
 Penurunan Kualitas Lingkungan Hidup
 Pembangunan ekonomi lokal
 Aspek Sosial Masyarakat (Pendidikan, Kesehatan, Kemiskinan, dan
Kemanusiaan)
 Perlindungan Budaya Lokal
 Pemantapan Tata Kelola Pemerintahan

Rekomendasi:
 Sasaran
Masyarakat miskin dan penduduk yang memiliki keterbatasan akses
ekonomi, Pendidikan, kesehatan, dan pelayanan publik

 Strategi atau Arah Kebijakan


Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan
masyarakat

 Program
- Pengembangan fasilitas pemukiman Perkotaan dan Perdesaan

VI -22
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

- Pengembangan sarana dan prasarana jaringan drainase dan


pengolahan limbah skala rumah tangga, pusat kegiatan wilayah, dan
perkotaan
- Peningkatan kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
- Program Lingkungan Sehat Perumahan
- Program Perencanaan Pengembangan Kota-kota menengah dan besar

 Kegiatan
- Peningkatan layanan pengolahan limbah industry dan rumah tangga
- Pembangunan jaringan drainase jaringan drainase dan pengolahan
limbah skala rumah tangga, pusat kegiatan wilayah, dan perkotaan
- Pembangunan pusat pengolahan limbah industry, pemukiman, dan
perkotaan
- Penyuluhan dan sosialisasi penyelenggaraan pemeliharaan drainase
skala rumah tangga, komunitas, dan Kelurahan
- Penyuluhan dan sosialisasi penyelenggaraan pengolahan dan
pengelolaan limbah skala rumah tangga, komunitas, dan Kelurahan
- Penyuluhan dan sosialisasi gaya hidup sehat
- Koordinasi perencanaan pair minum, drainase dan sanitasi perkotaan

 Pelaksana
- Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
- Dinas Pendidikan
- Dinas Kesehatan
- Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

6.2.1.8 Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan Sanitasi Total


Berbasis Masyarakat (STBM).
Tujuan: Menjamin Ketersediaan serta Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi
yang Berkelanjutan
Target:
Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan kebersihan yang
memadai dan merata bagi semua, dan menghentikan praktik buang air besar
di tempat terbuka, memberikan perhatian khusus pada kebutuhan kaum
perempuan, serta kelompok masyarakat rentan.
Nomor Indikator: 6.2.1.(c)
Analisis DDDTLH:
 Daya dukung daya tampung dengan pendekatan jasa ekosistem penyediaan
air kota Palangka Raya di dominasi oleh kondisi tinggi dan sangat tinggi
memiliki luas 212.308 Ha atau 75,02%. Lokasi yang memiliki Daya
Dukung Daya Tampung yang tinggi dan sangat tinggi untuk penyediaan air
yang dominan tersebut berada di Kecamatan Rakumpit, Sabangau, dan

VI -23
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Bukit Batu.
 Daya dukung daya tampung dengan pendekatan jasa ekosistem pengatur
Tata Air dan Banjir Kota Palangka Raya di dominasi oleh kondisi tinggi dan
sangat tinggi dengan total luas 160.082 Ha atau 56,57%. Lokasi yang
memiliki Daya Dukung Daya Tampung yang tinggi dan sangat tinggi untuk
pengaturan tata air dan banjir yang dominan terdapat 2 Kecamatan di Kota
Palangka Raya, yaitu Kecamatan Rakumpit dan Sabangau.
 Daya dukung daya tampung dengan pendekatan jasa ekosistem pengatur
Pemurnian Air Kota Palangka Raya di dominasi oleh kondisi tinggi dan
sangat tinggi dengan total luas 149.580 Ha atau 52,85%. Lokasi yang
memiliki Daya Dukung Daya Tampung yang tinggi dan sangat tinggi untuk
pengaturan pemurnian air yang dominan terdapat 2 Kecamatan di Kota
Palangka Raya, yaitu Kecamatan Rakumpit dan Sabangau.
Proyeksi Capaian Indikator TPB:
Capaian Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) sampai pada tahun 2018 adalah tidak ada data. Capaian ini
belum mencapai target yang ditentukan dalam Perpres No. 59 Tahun 2017 di tahun
2019 maupun PBB di tahun 2030 yaitu meningkat 45.000 (target nasional) Untuk
mengetahui capaian tahun 2019, 2023 dan 2030 maka dilakukan proyeksi capaian
berdasarkan baseline data tahun 2014 s/d 2017. Hasil proyeksi dengan upaya
tambahan menunjukkan target indikator belum dapat dipenuhi pada tahun
2019 adalah 11.66 pada tahun 2023 adalah 18.30 sehingga perlu upaya
tambahan. Sehingga pada tahun 2030 target tercapai 30. Untuk mencapai
target sesuai proyeksi dengan upaya tambahan diperlukan upaya-upaya
skenario yang lebih pada tahun-tahun yang akan didatang dikarenakan
adanya Gap yang besar antara proyeksi BAU dan Proyeksi dengan Upayan
Tambahan. Proyeksi capaian :
Proyeksi Tanpa Upaya Proyeksi dengan
Tahun
Tambahan (BAU) Upaya Tambahan
Baseline Data
2014 -
2015 -
2016 -
2017 -
2018 -
Proyeksi
2018 - 10,00
2019 - 11,66
2023 - 18.30
2030 - 30,00

VI -24
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan


Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
50 50
Target Nasional 2019 = meningkat menjadi 45.000
45 45

40 40

35 35
30,00
30 30
Capaian

25 25

20 18,30 20

15 11,66 15
10,00
10 10

5 5

0 0
2018 2019 2023 2030
Tinggi Sedang rendah Proyeksi BAU Proyeksi Dgn Upaya Tambahan

Isu Strategis:
 Penataan Ruang (Perencanaan, Pemanfaatan, dan Pengendalian Ruang)
 Penurunan Kualitas Lingkungan Hidup
 Pembangunan ekonomi lokal
 Aspek Sosial Masyarakat (Pendidikan, Kesehatan, Kemiskinan, dan
Kemanusiaan)
 Perlindungan Budaya Lokal
 Pemantapan Tata Kelola Pemerintahan

Rekomendasi:
 Sasaran
Masyarakat miskin dan penduduk yang memiliki keterbatasan akses
ekonomi, Pendidikan, kesehatan, dan pelayanan publik

 Strategi atau Arah Kebijakan


Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan
masyarakat

 Program
- Pengembangan fasilitas pemukiman Perkotaan dan Perdesaan

VI -25
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

- Pengembangan sarana dan prasarana jaringan drainase dan


pengolahan limbah skala rumah tangga, pusat kegiatan wilayah, dan
perkotaan
- Peningkatan kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat

 Kegiatan
- Peningkatan layanan pengolahan limbah industry dan rumah tangga
- Pembangunan jaringan drainase jaringan drainase dan pengolahan
limbah skala rumah tangga, pusat kegiatan wilayah, dan perkotaan
- Pembangunan pusat pengolahan limbah industry, pemukiman, dan
perkotaan
- Penyuluhan dan sosialisasi penyelenggaraan pemeliharaan drainase
skala rumah tangga, komunitas, dan Kelurahan
- Penyuluhan dan sosialisasi penyelenggaraan pengolahan dan
pengelolaan limbah skala rumah tangga, komunitas, dan Kelurahan
- Penyuluhan dan sosialisasi gaya hidup sehat

 Pelaksana
- Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
- Dinas Pendidikan
- Dinas Kesehatan
- Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
- Kecamatan
- Kelurahan

6.2.1.9 Kualitas air danau.

Tujuan: Menjamin Ketersediaan serta Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi


yang Berkelanjutan
Target:
Pada tahun 2030, meningkatkan kualitas air dengan mengurangi polusi,
menghilangkan pembuangan, dan meminimalkan pelepasan material dan
bahan kimia berbahaya, mengurangi setengah proporsi air limbah yang tidak
diolah, dan secara signifikan meningkatkan daur ulang, serta penggunaan
kembali barang daur ulang yang aman secara global.
Nomor Indikator: 6.3.2.(a)
Analisis DDDTLH:
 Daya dukung daya tampung dengan pendekatan jasa ekosistem penyediaan
air kota Palangka Raya di dominasi oleh kondisi tinggi dan sangat tinggi
memiliki luas 212.308 Ha atau 75,02%. Lokasi yang memiliki Daya
Dukung Daya Tampung yang tinggi dan sangat tinggi untuk penyediaan air
yang dominan tersebut berada di Kecamatan Rakumpit, Sabangau, dan
Bukit Batu.

VI -26
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

 Daya dukung daya tampung dengan pendekatan jasa ekosistem pengatur


Tata Air dan Banjir Kota Palangka Raya di dominasi oleh kondisi tinggi dan
sangat tinggi dengan total luas 160.082 Ha atau 56,57%. Lokasi yang
memiliki Daya Dukung Daya Tampung yang tinggi dan sangat tinggi untuk
pengaturan tata air dan banjir yang dominan terdapat 2 Kecamatan di Kota
Palangka Raya, yaitu Kecamatan Rakumpit dan Sabangau.
 Daya dukung daya tampung dengan pendekatan jasa ekosistem pengatur
Pemurnian Air Kota Palangka Raya di dominasi oleh kondisi tinggi dan
sangat tinggi dengan total luas 149.580 Ha atau 52,85%. Lokasi yang
memiliki Daya Dukung Daya Tampung yang tinggi dan sangat tinggi untuk
pengaturan pemurnian air yang dominan terdapat 2 Kecamatan di Kota
Palangka Raya, yaitu Kecamatan Rakumpit dan Sabangau.
Proyeksi Capaian Indikator TPB :
Capaian Kualitas Air Danau sampai pada tahun 2018 adalah tidak ada data.
Capaian ini belum mencapai target yang ditentukan dalam Perpres No. 59 Tahun
2017 di tahun 2019 maupun PBB di tahun 2030 yaitu meningkat. Untuk mengetahui
capaian tahun 2019, 2023 dan 2030 maka dilakukan proyeksi capaian berdasarkan
baseline data tahun 2014 s/d 2017. Hasil proyeksi dengan upaya tambahan
menunjukkan target indikator belum dapat dipenuhi pada tahun 2019 adalah
4,50 pada tahun 2023 adalah 5,50 sehingga perlu upaya tambahan. Sehingga
pada tahun 2030 target tercapai 6,00. Untuk mencapai target sesuai proyeksi
dengan upaya tambahan diperlukan upaya-upaya skenario yang lebih pada
tahun-tahun yang akan didatang dikarenakan adanya Gap yang besar antara
proyeksi BAU dan Proyeksi dengan Upayan Tambahan. Proyeksi capaian :

Proyeksi Tanpa Upaya Proyeksi dengan


Tahun
Tambahan (BAU) Upaya Tambahan
Baseline Data
2014 -
2015 -
2016 -
2017 -
2018 -
Proyeksi
2018 - 4,00
2019 - 4,50
2023 - 5,50
2030 - 6,00

VI -27
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Kualitas Air Danau


10 10
Target Nasional 2019 = meningkat
9 9

8 8

7 7
6,00
6 5,50 6
Capaian

5 4,50 5
4,00
4 4

3 3

2 2

1 1

0 0
2018 2019 2023 2030
Tinggi Sedang rendah Proyeksi BAU Proyeksi Dgn Upaya Tambahan

Isu Strategis:
 Penataan Ruang (Perencanaan, Pemanfaatan, dan Pengendalian Ruang)
 Penurunan Kualitas Lingkungan Hidup
 Pembangunan ekonomi lokal
 Aspek Sosial Masyarakat (Pendidikan, Kesehatan, Kemiskinan, dan
Kemanusiaan)
 Perlindungan Budaya Lokal
 Pemantapan Tata Kelola Pemerintahan
Rekomendasi:
 Sasaran
Kualitas lingkungan hidup perairan dan sumber penghidupan di Kota
Palangka Raya

 Strategi atau Arah Kebijakan


Meningkatkan kualitas lingkungan hidup perairan dan sumber
penghidupan di Kota Palangka Raya

 Program
- Monitoring dan evaluasi kualitas lingkungan hidup perairan danau di
Kota Palangka Raya.

VI -28
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

- Program pengembangan, pengelolaan dan konversi sungai, danau dan


sumber daya air lainnya

 Kegiatan
- Monitoring kualitas lingkungan hidup di wilayah perairan Danau Kota
Palangka Raya
- Monitoring dan pengamanan kualitas lingkungan hidup di sempadan
danau dan sungai
- Penyuluhan dan sosialisasi perbaikan kualitas lingkungan perairan
danau
- Pengamanan lingkungan perairan di Kota Palangka Raya
- Rehabilitasi kawasan kritis daerah tangkapan sungai dan danau
- Rehabilitasi kawasan lindung daerah tangkapan sungai dan danau
- Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sungai, danau
dan sumber daya air lainnya

 Pelaksana
- Dinas Lingkungan Hidup
- Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
- Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Perikanan
- Satpol PP

6.2.1.10 Kualitas air sungai sebagai sumber air baku.


Tujuan: Menjamin Ketersediaan serta Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi
yang Berkelanjutan
Target:
Pada tahun 2030, meningkatkan kualitas air dengan mengurangi polusi,
menghilangkan pembuangan, dan meminimalkan pelepasan material dan
bahan kimia berbahaya, mengurangi setengah proporsi air limbah yang tidak
diolah, dan secara signifikan meningkatkan daur ulang, serta penggunaan
kembali barang daur ulang yang aman secara global.

Nomor Indikator: 6.3.2.(b)


Analisis DDDTLH:
 Daya dukung daya tampung dengan pendekatan jasa ekosistem penyediaan
air kota Palangka Raya di dominasi oleh kondisi tinggi dan sangat tinggi
memiliki luas 212.308 Ha atau 75,02%. Lokasi yang memiliki Daya
Dukung Daya Tampung yang tinggi dan sangat tinggi untuk penyediaan air
yang dominan tersebut berada di Kecamatan Rakumpit, Sabangau, dan
Bukit Batu.
 Daya dukung daya tampung dengan pendekatan jasa ekosistem pengatur
Tata Air dan Banjir Kota Palangka Raya di dominasi oleh kondisi tinggi dan

VI -29
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

sangat tinggi dengan total luas 160.082 Ha atau 56,57%. Lokasi yang
memiliki Daya Dukung Daya Tampung yang tinggi dan sangat tinggi untuk
pengaturan tata air dan banjir yang dominan terdapat 2 Kecamatan di Kota
Palangka Raya, yaitu Kecamatan Rakumpit dan Sabangau.
 Daya dukung daya tampung dengan pendekatan jasa ekosistem pengatur
Pemurnian Air Kota Palangka Raya di dominasi oleh kondisi tinggi dan
sangat tinggi dengan total luas 149.580 Ha atau 52,85%. Lokasi yang
memiliki Daya Dukung Daya Tampung yang tinggi dan sangat tinggi untuk
pengaturan pemurnian air yang dominan terdapat 2 Kecamatan di Kota
Palangka Raya, yaitu Kecamatan Rakumpit dan Sabangau.
Proyeksi Capaian Indikator TPB:
Capaian Kualitas Air Sungai Sebagai Sumber Air Baku sampai pada tahun
2018 adalah 3,3 PI (status mutu air). Capaian ini belum mencapai target
yang ditentukan dalam Perpres No. 59 Tahun 2017 di tahun 2019 maupun
PBB di tahun 2030 yaitu meningkat. Untuk mengetahui capaian tahun 2019,
2023 dan 2030 maka dilakukan proyeksi capaian berdasarkan baseline data
tahun 2014 s/d 2017. Hasil proyeksi dengan upaya sendiri menunjukkan
target indicator dapat terpenuhi dengan capaian pada tahun 2019 adalah 6,80
pada tahun 2023 28,95dengan upaya tambahan menunjukkan target
indikator belum dapat dipenuhi pada tahun 2019 adalah 4,50 PI pada tahun
2023 adalah 5,50 PI dan target terpenuhi pada tahun 2030 yaitu 254,03 PI
Proyeksi capaian :

Proyeksi Tanpa Upaya Proyeksi dengan


Tahun
Tambahan (BAU) Upaya Tambahan
Baseline Data
2014 -
2015 -
2016 -
2017 -
2018 -
Proyeksi
2018 - 4,73
2019 - 6,80
2023 - 28,95
2030 - 254,03

Isu Strategis:
 Penataan Ruang (Perencanaan, Pemanfaatan, dan Pengendalian Ruang)

VI -30
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

 Penurunan Kualitas Lingkungan Hidup


 Pembangunan ekonomi lokal
 Aspek Sosial Masyarakat (Pendidikan, Kesehatan, Kemiskinan, dan
Kemanusiaan)
 Perlindungan Budaya Lokal
 Pemantapan Tata Kelola Pemerintahan
Rekomendasi:
 Sasaran
Kualitas lingkungan hidup perairan dan sumber penghidupan di Kota
Palangka Raya

 Strategi atau Arah Kebijakan


Meningkatkan kualitas lingkungan hidup perairan dan sumber
penghidupan di Kota Palangka Raya

 Program
- Monitoring dan evaluasi kualitas lingkungan hidup sekitar perairan
sungai di Kota Palangka Raya
- Pengelolaan limbah terpadu skala industri dan rumah tangga
perkotaaan
- Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan
- Program penyediaan dan pengolahan air baku

 Kegiatan
- Pembangunan infrastruktur pengolahan limbah cair
- Monitoring dan pengamanan kualitas lingkungan hidup di sempadan
danau dan sungai
- Penyuluhan dan sosialisasi perbaikan kualitas lingkungan perairan
- Pengamanan lingkungan perairan di Kota Palangka Raya
- Monitoring dan evaluasi perijinan
- pemantauan kualitas air danau
- Peningkatan distribusi penyediaan air baku

 Pelaksana
- Dinas Lingkungan Hidup
- Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
- Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Perikanan
- Satpol PP
- DPM PTSP

VI -31
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

6.2.1.11 Persentase sampah perkotaan yang tertangani.

Tujuan: Menjadikan Kota dan Permukiman Inklusif, Aman, Tangguh dan


Berkelanjutan
Target:
Pada tahun 2030, mengurangi dampak lingkungan perkotaan per kapita yang
merugikan, termasuk dengan memberi perhatian khusus pada kualitas udara,
termasuk penanganan sampah kota.
Nomor Indikator: 11.6.1.(a)
Analisis DDDTLH:
 Daya dukung daya tampung dengan pendekatan jasa ekosistem pengatur
Penguraian Limbah Kota Palangka Raya di dominasi oleh kondisi sedang
dengan luas 130.129 Ha atau 45,98%. Lokasi yang memiliki Daya Dukung
Daya Tampung yang tinggi dan sangat tinggi untuk pengatur penguraian
limbah yang dominan terdapat Kecamatan Rakumpit.
Proyeksi Capaian Indikator TPB:
Capaian Persentase sampah perkotaan yang tertangani sampai pada tahun 2017
adalah 48,26. Capaian ini belum mencapai target yang ditentukan dalam Perpres
No. 59 Tahun 2017 di tahun 2019 maupun PBB di tahun 2030 yaitu meningkat
menjadi 80%. Untuk mengetahui capaian tahun 2019, 2023 dan 2030 maka
dilakukan proyeksi capaian berdasarkan baseline data tahun 2014 s/d 2017. Hasil
proyeksi dengan upaya tambahan menunjukkan target indikator belum dapat
dipenuhi pada tahun 2019 adalah 50,91% pada tahun 2023 adalah 61,51%
sehingga perlu upaya tambahan. Sehingga pada tahun 2030 target tercapai
80,00%. Untuk mencapai target sesuai proyeksi dengan upaya tambahan
diperlukan upaya-upaya skenario yang lebih pada tahun-tahun yang akan
didatang dikarenakan adanya Gap yang besar antara proyeksi BAU dan
Proyeksi dengan Upayan Tambahan. Proyeksi capaian :
Proyeksi Tanpa Upaya Proyeksi dengan
Tahun
Tambahan (BAU) Upaya Tambahan
Baseline Data
2014 -
2015 -
2016 -
2017 -
2018 -
Proyeksi
2018 - 48,26
2019 - 50,91
2023 - 61,51
2030 - 80,00

VI -32
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Persentase sampah perkotaan yang tertangani


100 100
Target Nasional 2019 = meningkat menjadi 80%
90 90
80,00
80 80

70 70
61,51
60 60
50,91
Capaian

48,26
50 50

40 40

30 30

20 20

10 10

0 0
2018 2019 2023 2030
Tinggi Sedang rendah Proyeksi BAU Proyeksi Dgn Upaya Tambahan

Isu Strategis:
 Penataan Ruang (Perencanaan, Pemanfaatan, dan Pengendalian Ruang)
 Penurunan Kualitas Lingkungan Hidup
 Pembangunan ekonomi lokal
 Aspek Sosial Masyarakat (Pendidikan, Kesehatan, Kemiskinan, dan
Kemanusiaan)
 Perlindungan Budaya Lokal
 Pemantapan Tata Kelola Pemerintahan
Rekomendasi:
 Sasaran
Penanganan sampah rumah tangga dan industri yang tertangani dengan
baik.

 Strategi atau Arah Kebijakan


Meningkatkan dan mengefektifkan bank sampah di lingkungan kawasan
perumahan padat penduduk.

 Program
- Program Perencanaan Pengembangan Kota-kota menengah dan besar.

VI -33
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

- Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan.


- Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

 Kegiatan
- Penyusunan kebijakan manajemen pengelolaan sampah.
- Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan.
- Penyusunan kebijakan kerjasama pengelolaan persampahan.
- Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana
persampahan.
- Pengembangan teknoligi pengolahan persampahan.
- Bimbingan teknis persampahan.
- Peningkatan kemampuan aparat pengelolaan persampahan.
- Kerjasama pengelolaan persampahan.
- Sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan.
- Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan
persampahan.

 Pelaksana
- Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
- Dinas Lingkungan Hidup

6.2.1.12 Jumlah limbah B3 yang terkelola dan proporsi limbah B3 yang


diolah sesuai peraturan perundangan (sektor industri).
Tujuan: Menjamin Pola Produksi dan Konsumsi yang Berkelanjutan
Target:
Pada tahun 2020 mencapai pengelolaan bahan kimia dan semua jenis limbah
yang ramah lingkungan, di sepanjang siklus hidupnya, sesuai kerangka kerja
internasional yang disepakati dan secara signifikan mengurangi pencemaran
bahan kimia dan limbah tersebut ke udara, air, dan tanah untuk
meminimalkan dampak buruk terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
Nomor Indikator: 12.4.2.(a)
Analisis DDDTLH: Indikator ini terkait dengan jasa ekosistem Pengaturan
Pengolahan dan Penguraian Limbah. Berdasarkan hasil analisis DDDTLH jasa
ekosistem Pengaturan Pengolahan dan Penguraian Limbah memiliki tingkat
Pengaturan Pemurnian Air dengan kategori Rendah.
Proyeksi Capaian Indikator TPB:
Capaian indikator Jumlah Limbah B3 yang Terkelola dan Proporsi Limbah B3
yang diolah sampai tahun 2018 sebsanyak 5505,95 Kg. Proyeksi pengelolaan
limbah yang dihasilkan dan proyeksi limbah yang terkelola semakin meningkat
dan di tahun 2022 diperkirakan 6570,92 kg. Sesuai Peraturan Perundangan
sampai pada tahun 2017 adalah 114,82 juta ton.
Isu Strategis: Pencemaranan dan Kerusakan Lingkungan Hidup

VI -34
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Rekomendasi:
 Sasaran
Meningkatnya pengelolaan jumlah Limbah B3 di perusahaan/industry

 Strategi atau Arah Kebijakan


- Pengawasan, monitoring dan evaluasi
- Kerjasama dengan pihak ketiga
- Regulasi tentang perda yang mengatur pengelolaan limbah B3

 Program
- Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

 Kegiatan
- Pembinaan dan pengawasan
- Evaluasi, Pemantauan dan pengawasan pengelolaan limbah B3.
- Meningkatkan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan.
- Meningkatkan regulasi dan kualitas lingkungan hidup.
- Pengelolaan B3 dan Limbah B3

 Pelaksana
- Dinas Lingkungan hidup

6.2.1.13 Jumlah timbulan sampah yang didaur ulang.

Tujuan: Menjamin Pola Produksi dan Konsumsi yang Berkelanjutan


Target:
Pada tahun 2030, secara substansial mengurangi produksi limbah melalui
pencegahan, pengurangan, daur ulang, dan penggunaan kembali.
Nomor Indikator: 12.5.1.(a)
Analisis DDDTLH: Indikator ini terkait dengan jasa ekosistem Pengaturan
Pengolahan dan Penguraian Limbah. Berdasarkan hasil analisis DDDTLH jasa
ekosistem Pengaturan Pengolahan dan Penguraian Limbah memiliki tingkat
Pengaturan Pemurnian Air dengan kategori Rendah seluas 21.645,88 Ha
(10,60%), Sedang 21.867,01 Ha (10,71%), Tinggi 160.687 Ha (78,69%). Secara
umum DDLH Pengaturan Pengolahan dan Penguraian Limbah mencukupi.
Proyeksi Capaian Indikator TPB:
Capaian indikator Jumlah Timbunan Sampah yang Didaur Ulang sampai
pada tahun 2018 adalah 0 ton/tahun. Capaian ini belum mencapai target
yang ditentukan. Untuk mengetahui capaian tahun 2019, 2020, 2021, 2022
dan 2023 maka dilakukan proyeksi capaian berdasarkan baseline data tahun
2016 s/d 2018. Proyeksi capaian ini dilakukan tanpa upaya tambahan atau
dalam kondisi BAU (Bisnis Analysis Usualy). Hasil proyeksi BAU menunjukkan
indikator ini belum dapat memenuhi target. Dalam rangka percepatan

VI -35
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

pencapaian target indicator TPB maka dilakukan proyeksi dengan upaya


tambahan. Hasil proyeksi dengan upaya tambahan menunjukkan target
indikator dapat dipenuhi pada tahun 2019 adalah 13.956,03 ton/tahun dan
2020 adalah 15.658,67 ton/hari, sehingga perlu upaya tambahan.
Sementara diproyeksi capaian pada tahun 2022 adalah 19.253,33
ton/tahun. Untuk mencapai target sesuai proyeksi dengan upaya tambahan
diperlukan upaya-upaya skenario yang lebih pada tahun-tahun yang akan
dating dikarenakan adanya Gap yang besar antara proyeksi BAU dan Proyeksi
dengan Upaya Tambahan.
Isu Strategis: Pencemaranan dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Rekomendasi:
 Sasaran
Menurunnya jumlah timbunan sampah

 Strategi atau Arah Kebijakan


Penyusunan regulasi daerah terkait kebijakan dan strategi dalam
pengolahan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah
rumah tangga

 Program
- Pendidikan dan Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam
pengendalian lingkungan
- Peningkatan tata kelola, akses informasi dan regulasi Lingkungan
Hidup
- Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

 Kegiatan
- Sosialisasi Kebijakan Pengelolaan Persampahan.
- Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan
Persampahan.
- Pengembangan Kegiatan pendaur ulangan dan Pemanfaatan
kembali sampah Rumah Tangga dan Sampah sejenis Sampah
Rumah Tangga

 Pelaksana
- Dinas Lingkungan Hidup.
- Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman.

VI -36
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

6.2.1.14 Jumlah perusahaan yang menerapkan sertifikasi SNI ISO 14001.


Tujuan: Menjamin Pola Produksi dan Konsumsi yang Berkelanjutan
Target:
Mendorong perusahaan, terutama perusahaan besar dan transnasional, untuk
mengadopsi praktek-praktek berkelanjutan dan
mengintegrasikan informasi keberlanjutan dalam siklus pelaporan mereka.
Nomor Indikator: 12.6.1.(a)
Analisis DDDTLH: Indikator ini terkait dengan jasa ekosistem Pengaturan
Pengolahan dan Penguraian Limbah. Berdasarkan hasil analisis DDDTLH jasa
ekosistem Pengaturan Pengolahan dan Penguraian Limbah dimana secara
umum DDLH Pengaturan Pengolahan dan Penguraian Limbah mencukupi.
Proyeksi Capaian Indikator TPB:
Capaian indikator Jumlah Perusahaan yang menerapkan Sertifikasi SNI
ISO 14001 sampai pada tahun 2018 adalah 0. Capaian ini belum mencapai
target yang ditentukan. Untuk mengetahui capaian tahun 2019, 2020, 2021,
2022 dan 2023 maka dilakukan proyeksi capaian berdasarkan baseline data
tahun 2016 s/d 2018. Proyeksi capaian ini dilakukan tanpa upaya tambahan
atau dalam kondisi BAU (Bisnis Analysis Usualy). Hasil proyeksi BAU
menunjukkan indikator ini dapat memenuhi target. Hasil proyeksi dengan
upaya sendiri menunjukkan target indikator dapat dipenuhi pada tahun 2019
adalah 15 dan 2020 adalah 20, dan capaian pada tahun 2022 adalah 25.
Untuk mencapai target sesuai proyeksi dengan upaya tambahan diperlukan
upaya-upaya skenario yang lebih pada tahun-tahun yang akan dating
dikarenakan adanya Gap yang besar antara proyeksi BAU dan Proyeksi
dengan Upaya Tambahan.
Proyeksi Tanpa Upaya Proyeksi dengan
Tahun
Tambahan (BAU) Upaya Tambahan
Baseline Data
2014 -
2015 -
2016 -
2017 -
2018 -

Proyeksi
2018 - -
2019 - -
2020 15 -
2021 20 -
2022 25 -
2023 - -
2030 - -

VI -37
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Jumlah Perusahaan yang menerapkan srtifikasi SNI ISO 14001

50,00 Target Nasional 2019 = Meningkat 50,00

45,00 45,00

40,00 40,00

35,00 35,00

30,00 30,00
Capaian

25,00
25,00 25,00
20,00
20,00 20,00
15,00
15,00 15,00

10,00 10,00

5,00 5,00

- 0,00
2020 2021 2022
Tinggi Sedang rendah Proyeksi BAU Proyeksi Dgn Upaya Tambahan

Isu Strategis:
Rekomendasi:
 Sasaran
meningkatnya jumlah perusahaan yang menerapkan manajemen risiko-
risiko lingkungan

 Strategi atau Arah Kebijakan


Menyusun regulasi daerah yang mewajibkan investor / perusahaan
untuk menerapkan manajemen risiko-risiko lingkungan dalam
proses pengolahan industrinya

 Program
Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Lingkungan

 Kegiatan
- Inventarisasi dan pemetaan perusahaan yang layak sertifikasi SNI.
- Fasilitasi perusahaan yang layak mendapatkan sertifikat ISO
14001

 Pelaksana
- Dinas Lingkungan Hidup

VI -38
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

- Dinas Perindustrian dan Perdagangan

6.2.1.15 Proporsi luas lahan kritis yang direhabilitasi terhadap luas lahan
keseluruhan.

Tujuan: Melindungi, Merestorasi dan Meningkatkan Pemanfaatan


Berkelanjutan Ekosistem Daratan, Mengelola Hutan secara Lestari,
Menghentikan Penggurunan, Memulihkan Degradasi Lahan, serta
Menghentikan Kehilangan Keanekaragaman Hayati
Target:
Pada tahun 2020, menghentikan penggurunan, memulihkan lahan dan tanah
kritis, termasuk lahan yang terkena penggurunan, kekeringan dan banjir, dan
berusaha mencapai dunia yang bebas dari lahan terdegradasi.
Nomor Indikator: 15.3.1.(a)
Analisis DDDTLH:
Inkonsistensi pemanfaatan lahan tersebut selain mengakibatkan
berkurangnya manfaat dan keberadaan Kawasan lindung juga dapat
meningkatkan ke kritisan lahan meningkat. Berdasarkan data lahan kritis
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2018, Kota Palangka
Raya memiliki lahan dengan kondisi agak kritis, kritis, dan sangat kritis yang
relatif kecil, yaitu 6.130 Ha, akan tetapi terdapat indikasi lahan yang potensial
untuk berubah menjadi lahan kritis yang cukup luas, yaitu 25.961 Ha.
Peningkatan lahan kritis di Kota Palangka Raya dapat terjadi selain
diakibatkan dampak pembangunan, juga dikarenakan aktifitas manusia.
Proyeksi Capaian Indikator TPB:
Capaian proporsi luas lahan kritis yang direhabiltasi terhadap luas lahan
keseluruhan sampai pada tahun 2017 adalah tidak ada data. Capaian ini belum
mencapai target yang ditentukan dalam Perpres No. 59 Tahun 2017 di tahun 2019
maupun PBB di tahun 2030 yaitu 5,5 Juta Ha (Skala Nasional) Untuk mengetahui
capaian tahun 2019, 2023 dan 2030 maka dilakukan proyeksi capaian berdasarkan
baseline data tahun 2014 s/d 2017. Hasil proyeksi dengan upaya tambahan
menunjukkan target indikator belum dapat dipenuhi pada tahun 2019 sebesar
49,48% pada tahun 2023 adalah 70,53% sehingga perlu upaya tambahan.
Sehingga pada tahun 2030 target tercapai 100% Untuk mencapai target
sesuai proyeksi dengan upaya tambahan diperlukan upaya-upaya skenario
yang lebih pada tahun-tahun yang akan didatang dikarenakan adanya Gap
yang besar antara proyeksi BAU dan Proyeksi dengan Upayan Tambahan.
Proyeksi capaian :

VI -39
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Proyeksi Tanpa Upaya Proyeksi dengan


Tahun
Tambahan (BAU) Upaya Tambahan
Baseline Data
2014 -
2015 -
2016 -
2017 -
2018 -
Proyeksi
2018 - 49,48
2019 - 53,69
2023 - 70,53
2030 - 100,00

Proporsi luas lahan kritis yang direhabilitasi terhadap luas


lahan keseluruhan.
100,00
100 100
Target Nasional 2019 = 5,5 juta ha (skala nasional)
90 90

80 80
70,53
70 70

60 53,69 60
Capaian

49,48
50 50

40 40

30 30

20 20

10 10

0 0
2018 2019 2023 2030
Tinggi Sedang rendah Proyeksi BAU Proyeksi Dgn Upaya Tambahan

Isu Strategis:
 Penurunan Kualitas Lingkungan

VI -40
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

 Kebakaran hutan dan lahan


 Hidrologi gambut yang tertata dengan baik
 Penataan Ruang
Rekomendasi:
 Sasaran
Kawasan lahan kritis yang memiliki tingkat kerentanan bencana
tinggi.

 Strategi atau Arah Kebijakan


Peningkatan kesiapsiagaan penanggulangan dan rehabilitasi lahan
kritis yang memiliki resiko terhadap bencana.

 Program
- Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan
- Program perlindungan dan konservasi sumber daya alam
- Program rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumber daya alam
- Program peningkatan kualitas dan akses informasi sumber daya
alam dan lingkungan hidup
- Program pengendalian pembakaran hutan

 Kegiatan
- Pengawasan pelaksanaan kebijakan bidang lingkungan hidup
- Koordinasi penertiban kegiatan pertambangan tanpa izin (PETI)
- Pengembangan produksi ramah lingkungan
- Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian
lingkungan hidup
- Konservasi sumber daya air dan pengendalian kerusakan
sumber-sumber air
- Rehabilitasi hutan dan lahan
- Pengembangan data dan informasi lingkungan
- Penyuluhan dan pengendalian polusi dan pencemaran
- Monitoring, evaluasi dan pelaporan

 Pelaksana
- Dinas Lingkungan Hidup
- Badan Penanggulangan Bencana Daerah
- Kecamatan dan kelurahan

VI -41
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

6.2.2 Alternatif Program Indikator TPB Belum Tercapai


Penyusunan alternative program guna mengatasi kesenjangan dalam
pencapaian indikator tujuan pembangunan berkelanjutan yang tidak terkait
dengan daya dukung dan daya tampung dijelaskan di dalam matriks dibawah :
6.2.2.1. Persentase penyandang disabilitas yang miskin dan rentan yang
terpenuhi hak dasarnya dan inklusivitas.
Tujuan: Mengakhiri Kemiskinan dalam Segala Bentuk Dimanapun
Target:
Menerapkan secara nasional sistem dan upaya perlindungan sosial yang tepat
bagi semua, termasuk kelompok yang paling miskin, dan pada tahun 2030
mencapai cakupan substansial bagi kelompok miskin dan rentan.
Nomor Indikator: 1.3.1(c)
Proyeksi Capaian Indikator TPB:
Capaian indikator Persentase penyandang disabilitas yang miskin dan
rentan yang terpenuhi hak dasarnya dan inklus6itas sampai pada tahun
2017 adalah 15,32%. Capaian ini belum mencapai target yang ditentukan
dalam Perpres No. 59 Tahun 2017 di tahun 2019 maupun PBB di tahun 2030
yaitu Meningkat. Untuk mengetahui capaian tahun 2019, 2023 dan 2030
maka dilakukan proyeksi capaian berdasarkan baseline data tahun 2014 s/d
2017. Hasil proyeksi BAU menunjukkan indikator ini belum dapat memenuhi
target yaitu Meningkat menjadi 100%. Dalam rangka percepatan pencapaian
target indikator TPB maka dilakukan proyeksi dengan upaya tambahan. Hasil
proyeksi dengan upaya tambahan menunjukkan target indikator belum dapat
dipenuhi pada tahun 2019 adalah 10,00% pada tahun 2023 adalah 12,40%,
sehingga perlu upaya tambahan. Sementara diproyeksi capaian pada tahun
2030 adalah 17,21%. Untuk mencapai target sesuai proyeksi dengan upaya
tambahan diperlukan upaya-upaya skenario yang lebih pada tahun-tahun
yang akan didatang dikarenakan adanya Gap yang besar antara proyeksi BAU
dan Proyeksi dengan Upayan Tambahan. Proyeksi capaian indikator
ditunjukkan pada tabel dan gambar dibawah ini:

Proyeksi Tanpa Upaya Proyeksi dengan


Tahun
Tambahan (BAU) Upaya Tambahan
Baseline Data
2014 -
2015 16,00
2016 10,00
2017 15,32
2018 10,00
Proyeksi

VI -42
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

2018 10,00 10,00


2019 7,31 10,60
2023 3,91 12,40
2030 1,30 17,21

Persentase penyandang disabilitas yang miskin dan rentan yang terpenuhi


hak dasarnya dan inklusivitas.
100,00 100,00
95,00 95,00
90,00 90,00
85,00 85,00
80,00 Target Nasional 2019 = Meningkat menjadi 17,12% 80,00
75,00 75,00
70,00 70,00
65,00 65,00
60,00 60,00
Capaian

55,00 55,00
50,00 50,00
45,00 45,00
40,00 40,00
35,00 35,00
30,00 30,00
25,00 17,21 25,00
20,00 12,40 20,00
15,00 10,00 10,60 15,00
7,31
10,00 3,91 10,00
1,30
5,00 5,00
- 0,00
2018 2019 2023 2030
Tinggi Sedang Rendah Proyeksi BAU Proyeksi Dgn Upaya Tambahan

Isu Strategis:
 Aspek sosial masyarakat (pendidikan, kesehatan, kemiskinan dan
kemanusiaan)
 Pembangunan ekonomi lokal
 Pemantapan tata kelola pemerintah
Rekomendasi:
 Sasaran
Penyandang disabilitas yang miskin dan rentan yang terpenuhi hak
dasarnya dan inklusivitas

 Strategi atau Arah Kebijakan


Peningkatan ekonomi masyarakat miskin khususnya bagi
penyandang disabilitas

 Program
- Program pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil
(KAT) dan penyandang masalah kesejahteraan social (PMKS)
lainnya

VI -43
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

- Program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial


- Program pembinaan para penyandang cacat dan trauma
- Program pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan social

 Kegiatan
- Peningkatan kemampuan petugas dan pendamping
pemberdayaan fakir miskin, KAT dan penyandang masalah
kesejahteraan social (PMKS) lainnya.
- Pelatihan keterampilan berusaha bagi keluarga miskin
- Fasilitasi manajemen usaha bagi keluarga miskin
- Pengadaan sarana dan prasarana pendukung usaha bagi
penyandang disabilitas khususnya yang miskin.
- Pendidikan dan pelatihan bagi penyandang cacat dan Eks
Trauma
- Monitoring, evaluasi dan pelaporan

 Pelaksana
1. Dinas Sosial
2. Dinas tenaga kerja
3. Dinas Koperasi, Usaha kecil dan Menengah

6.2.2.2. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/sederajat.


Tujuan: Mengakhiri Kemiskinan dalam Segala Bentuk Dimanapun
Target: Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan perempuan,
khususnya masyarakat miskin dan rentan, memiliki hak yang sama terhadap
sumber daya ekonomi, serta akses terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan
kontrol atas tanah dan bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam,
teknologi baru, dan jasa keuangan yang tepat, termasuk keuangan mikro.
Nomor Indikator: 1.4.1(g)
Proyeksi Capaian Indikator TPB:
Capaian indikator Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/ sederajat sampai
pada tahun 2017 adalah 87,97%. Capaian ini belum mencapai target yang
ditentukan dalam Perpres No. 59 Tahun 2017 di tahun 2019 maupun PBB di
tahun 2030 yaitu Meningkat. Untuk mengetahui capaian tahun 2019, 2023
dan 2030 maka dilakukan proyeksi capaian berdasarkan baseline data tahun
2014 s/d 2017. Hasil proyeksi BAU menunjukkan indikator ini belum dapat
memenuhi target yaitu Meningkat menjadi 94,78%. Dalam rangka percepatan
pencapaian target indikator TPB maka dilakukan proyeksi dengan upaya
tambahan. Hasil proyeksi dengan upaya tambahan menunjukkan target
indikator belum dapat dipenuhi pada tahun 2019 adalah 88,53% pada tahun
2023 adalah 90,77%, sehingga perlu upaya tambahan. Sementara diproyeksi
capaian pada tahun 2030 adalah 100%. Untuk mencapai target sesuai
proyeksi dengan upaya tambahan diperlukan upaya-upaya skenario yang lebih

VI -44
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

pada tahun-tahun yang akan didatang dikarenakan adanya Gap yang besar
antara proyeksi BAU dan Proyeksi dengan Upayan Tambahan. Proyeksi
capaian indikator ditunjukkan pada tabel dan gambar dibawah ini:

Proyeksi Tanpa Upaya Proyeksi dengan


Tahun
Tambahan (BAU) Upaya Tambahan
Baseline Data
2014 92,56
2015 91
2016 97
2017 87,97
2018 -
Proyeksi
2018 87,97 87,97
2019 83,94 88,53
2023 78,44 90,77
2030 69,66 94,78

Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/sederajat.

100,00 94,78 100,00


95,00 90,77 95,00
87,97 88,53
90,00 83,94 90,00
85,00 78,44 85,00
80,00 80,00
75,00 69,66 75,00
70,00 70,00
65,00 65,00
60,00 60,00
Target Nasional 2019 = Meningkat menjadi 17,12%
Capaian

55,00 55,00
50,00 50,00
45,00 45,00
40,00 40,00
35,00 35,00
30,00 30,00
25,00 25,00
20,00 20,00
15,00 15,00
10,00 10,00
5,00 5,00
- 0,00
2018 2019 2023 2030
Tinggi Sedang Rendah Proyeksi BAU Proyeksi Dgn Upaya Tambahan

Isu Strategis: Kemiskinan


Rekomendasi:
 Sasaran
Terwujudnya mutu Pendidikan yang berkualitas dan berdayasaing

VI -45
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

 Strategi atau
- Meningkatkan mutu tenaga pendidik dan tenaga kependidik
- Peningkatan Mutu dan Relevansi Pembelajaran yang berorientasi
pada pembentukan Karakter

 Arah Kebijakan
- Peningkatan mutu akses pendidikan pada seluruh tingkat pendidikan
- Peningkatan Kualifikasi guru

 Program
- Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
- Program Pendidikan Non Formal
- Program Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan

 Kegiatan
- Pembangunan jaringan instalasi listrik sekolah dan perlengkapannya
- Rehabilitasi sedang/ berat bangunan sekolah
- Penyelenggaraan Ujian Sekolah (US) dan Ujian Sekolah Berstandar
Nasional SD/MI
- Penggandaan Soal Ujian Sekolah (US) dan Ujian Sekolah Berstandar
Nasional (USBN) SD/MI
- Penulisan dan Pengetikan Soal Ujian Sekolah (US) dan Ujian Sekolah
Berstandar Nasional (USBN) SD/MI
- Penyelenggaraan Ujian Sekolah SMP/MTs
- Dana Pendamping UN SMP/MTs
- Sosialisasi Ujian SMP
- Olimpiade Olah Raga Siswa Nasional/Festival Lomba Seni Siswa SD
- Olimpiade Olah Raga Siswa Nasional/ Festival Lomba Seni Siswa SMP
- Dana Rutin Sekolah
- Dana Alokasi Khusus (DAK) SD
- Pembangunan Pagar Sekolah SD
- Pengadaan Soal Ujian Sekolah (US) SMP
- Olimpiade Sains Nasional (OSN) SMP
- DAK SMP
- Penimbunan, pembangunan halaman dan siring
- Kegiatan BOS SD
- Kegiatan BOS SMP
- Olimpiade Sains Nasional (OSN) SD
- Sosialisasi PIP SD
- Monitoring dan Evaluasi Penyaluran PIP SD
- Pembinaan Ekstrakurikuler dan Pembangunan Karakter Peserta Didik
SD

VI -46
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

- PPDB SD
- Pesta Penggalang Ceria SD
- Biaya Pengelolaan Kegiatan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMP
- Penunjang Operasional SMP Negeri
- Sosialisasi Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMP
- Gala Siswa Indonesia (GSI) SMP
- Penerimaan Siswa Baru SMP/MTs
- Pelatihan Bagi Guru Pembina Kesiswaan SMP/MTs
- Kemah Bakti Peserta Didik SMP/MTs Tingkat Kota Palangka Raya
- Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler SMP/Mts
- Rapat Koordinasi Program Indonesia Pintar jenjang SMP dan Paket B
- Monitoring dan Evaluasi Manajemen Pengelolaan SMP
- Implementasi Pelaksanaan Kurikulum 2013 SMP
- Penguatan Musyawarah Guru mata Pelajaran (MGMP) SMP/MTs
- Pembuatan Buku Muatan Lokal SMP
- Pembuatan Pagar SMP
- Rehabilitasi SMP
- Biaya Pengelolaan Kegiatan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SD
- Sosialisasi Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SD
- Sosialisasi Ujian Sekolah (US) dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional
(USBN) SD/MI
- Implementasi Pelaksanaan Kurikulum 2013 SD
- Pendampingan Pengawasan Akademik Kepala Sekolah Dasar
- Penunjang Operasional Sekolah (POS) SD
- Rehabilitasi Ruang Kelas dan RKB SD
- Ujian Paket A, B, C
- Penyusunan, Pengetikan dan Pemeriksaan Soal Ujian Kesetaraan
Paket A, B, C
- Kegiatan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
- Rehab Gedung Taman Kanak- Kanak/ Pendidikan Anak Usia Dini
- Kegiatan BOP
- Dana rutin SKB
- DAK Reguler Bidang Pendidikan Kesetaraan
- DAK Non Fisik BOP Pendidikan Kesetaraan
- Sosialisasi BOP/POS
- Gebyar PAUD Sekota Palangka Raya
- Kegiatan Pendampingan Kurikulum Kesetaraan
- Gebyar Pendidikan Kesetaraan Paket A,B,C
- Pendampingan Pengawasan PAUD dan Kesetaraan
- Usulan Penunjang Operasional Sekolah (POS) Taman Kanak- kanak
Negeri

VI -47
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

- Bimbingan Teknis Tata Kelola Lembaga Kursus Pelatihan dan PKBM


- Pengelolaan Sertifikasi Guru di Kota Palangka Raya
- Peningkatan Kinerja Dewan Pendidikan Kota Palangka Raya
- Peningkatan kompetensi guru
- Kegiatan Dapodik Dikdas
- Lanjutan Pemetaan Pendidikan
- Sosialisasi Juknis Sertifikasi Guru
- Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Tugas Guru yang Bersertifikasi
Pendidikan
- Rekonsiliasi Internal Guru Bersertifikasi Tahap I dan Tahap II
- Rapat Kerja Pembinaan Ketenagaan dan Pengelolaan Data Pendidik
dan Tenaga Kependidikan
- Diklat Calon/ Penguatan Kepala Sekolah
- Pemilihan Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah Berprestasi di
Kota Palangka Raya
- Diklat Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Jenjang PAUD, SD
dan SMP
- Monitoring dan Evaluasi Kinerja Kepala Sekolah dan Guru
- Peningkatan Kompetensi Operator Kepala Sekolah Tahap I
- Peningkatan Kinerja Pengawas Sekolah
- Workshop Peningkatan Kinerja Pengawas Sekolah

 Pelaksana
1. Dinas Pendidikan

6.2.2.3. Pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana sosial


Tujuan: Mengakhiri Kemiskinan dalam Segala Bentuk Dimanapun
Target:
Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin dan mereka
yang berada dalam kondisi rentan, dan mengurangi kerentanan mereka
terhadap kejadian ekstrim terkait iklim dan guncangan ekonomi, sosial,
lingkungan, dan bencana.
Nomor Indikator: 1.5.1(b)
Proyeksi Capaian Indikator TPB:
Capaian indikator Pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana sosial sampai
pada tahun 2017 adalah 518. Capaian ini belum mencapai target yang
ditentukan dalam Perpres No. 59 Tahun 2017 di tahun 2019 maupun PBB di
tahun 2030 yaitu Meningkat. Untuk mengetahui capaian tahun 2019, 2023
dan 2030 maka dilakukan proyeksi capaian berdasarkan baseline data tahun
2014 s/d 2017. Hasil proyeksi BAU menunjukkan indikator ini belum dapat
memenuhi target yaitu Meningkat menjadi 100%. Dalam rangka percepatan

VI -48
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

pencapaian target indikator TPB maka dilakukan proyeksi dengan upaya


tambahan. Hasil proyeksi dengan upaya tambahan menunjukkan target
indikator belum dapat dipenuhi pada tahun 2019 adalah 130,83 dan tahun
2023 adalah 138,15, sehingga perlu upaya tambahan. Sementara diproyeksi
capaian pada tahun 2030 adalah 151,00. Untuk mencapai target sesuai
proyeksi dengan upaya tambahan diperlukan upaya-upaya skenario yang lebih
pada tahun-tahun yang akan didatang dikarenakan adanya Gap yang besar
antara proyeksi BAU dan Proyeksi dengan Upayan Tambahan. Proyeksi capaian
indikator ditunjukkan pada tabel dan gambar dibawah ini:

Proyeksi Tanpa Upaya Proyeksi dengan


Tahun
Tambahan (BAU) Upaya Tambahan
Baseline Data
2014 928
2015 1830
2016 195
2017 518
2018 129
Proyeksi
2018 129 129
2019 351,17 130,83
2023 161,40 138,15
2030 41,40 151,00

VI -49
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana social

400,00 400,00
351,17
350,00 350,00

300,00 300,00

250,00 250,00
Target Nasional 2019 = Meningkat menjadi 17,12%
Capaian

200,00 200,00
161,40
151,00
130,83 138,15
150,00 129,00 150,00

100,00 100,00

41,40
50,00 50,00

- 0,00
2018 2019 2023 2030
Tinggi Sedang Rendah Proyeksi BAU Proyeksi Dgn Upaya Tambahan

Isu Strategis: Kemiskinan


Rekomendasi:
 Sasaran
Masyarakat miskin, kawasan pemukiman, dan pusat-pusat kegiatan
yang berada di wilayah yang memiliki tingkat kerentanan bencana tinggi

 Strategi atau Arah Kebijakan


Peningkatan kesiapsiagaan penanggulangan bencana dan pengurangan
resiko menghadapi bencana

 Program
- Pengembangan kapasitas penanggulangan bencana
- Pengurangan Resiko Bencana di wilayah rentan bencana
- Program perbaikan perumahan akibat bencana alam dan social

 Kegiatan
- Pemetaan wilayah rentan bencana
- Identifikasi pemukiman dan penduduk yang tinggal dikawasan rentan
bencana
- Penyusunan dokumen dan peraturan kepala daerah tentang Kajian
Resiko Bencana, Rencana Penanggulangan Bencana, dan
Pengurangan Resiko Bencana serta Rencana Kontigensi Bencana

VI -50
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

- Sosialisasi pencegahan dan penanggulangan bencana di tingkat


masyarakat
- Pemberdayaan masyarakat untuk penguatan kapasitas
penanggulangan bencana
- Pembangunan infrastruktur untuk pengurangan resiko bencana
- Fasilitasi dan stimulasi rehabilitasi rumah akibat bencana sosial

 Pelaksana
- BPBD
- Dinas Kesehatan
- Dinas Sosial
- Dinas Pendidikan
- Dinas Lingkungan Hidup
- Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

6.2.2.4. Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak di


bawah lima tahun/balita.
Tujuan: Menghilangkan Kelaparan, Mencapai Ketahanan Pangan dan Gizi
yang Baik, serta Meningkatkan Pertanian Berkelanjutan
Target:
Pada tahun 2030, menghilangkan segala bentuk kekurangan gizi, termasuk
pada tahun 2025 mencapai target yang disepakati secara internasional untuk
anak pendek dan kurus di bawah usia 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi
remaja perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta manula.
Nomor Indikator: 2.2.1*
Proyeksi Capaian Indikator TPB:
Capaian indikator Prevelensi Stunting (Pendek dan sangat pendek) pada anak
di bawah lima tahun/balita sampai pada tahun 2017 adalah 11,50. Capaian ini
belum mencapai target yang ditentukan dalam Perpres No. 59 Tahun 2017 di
tahun 2019 maupun PBB di tahun 2030 yaitu menurun. Untuk mengetahui
capaian tahun 2019, 2023 dan 2030 maka dilakukan proyeksi capaian
berdasarkan baseline data tahun 2014 s/d 2017. Hasil proyeksi BAU
menunjukkan indikator ini belum dapat memenuhi target yaitu Menurun.
Dalam rangka percepatan pencapaian target indikator TPB maka dilakukan
proyeksi dengan upaya tambahan. Hasil proyeksi dengan upaya tambahan
menunjukkan target indikator belum dapat dipenuhi pada tahun 2019 adalah
10,03 dan tahun 2023 adalah 9,55, sehingga perlu upaya tambahan.
Sementara diproyeksi capaian pada tahun 2030 adalah 9,30. Untuk mencapai
target sesuai proyeksi dengan upaya tambahan diperlukan upaya-upaya
skenario yang lebih pada tahun-tahun yang akan didatang dikarenakan adanya
Gap yang besar antara proyeksi BAU dan Proyeksi dengan Upayan Tambahan.
Proyeksi capaian indikator ditunjukkan pada tabel dan gambar dibawah ini:

VI -51
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Proyeksi Tanpa Upaya Proyeksi dengan


Tahun
Tambahan (BAU) Upaya Tambahan
Baseline Data
2014 10,30
2015 12,50
2016 7,07
2017 11,50
2018 15,00
Proyeksi
2018 11,50 11,50
2019 11,82 10,03
2023 13,20 9,55
2030 16,01 9,30

Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak di bawah lima
tahun/balita.
25,00 25

20,00 20
Target Nasional 2019 = Menurun
16,01

15,00 13,20 15
Capaian

11,50 11,82
10,03 9,55 9,30
10,00 10

5,00 5

- 0
2018 2019 2023 2030
Tinggi Sedang rendah Proyeksi BAU Proyeksi Dgn Upaya Tambahan

Isu Strategis:
- Kemiskinan
- Tingkat pendidikan rendah
- Ketersediaan pangan di masyarakat menurun
- Sempitnya lapangan pekerjaan
Rekomendasi:
 Sasaran
Ibu hamil dan anak dibawah lima tahun/balita.

 Strategi atau Arah Kebijakan


- Optimalisasi peran dan mobilisasi sumber daya swasta, donor,
masyarakat madani, individu dan kelompok masyarakat.

VI -52
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

- Kampanye perubahan perilaku bagi masyarakat umum yang


konsisten dan berkelanjutan; dengan memastikan pengembangan
pesan, pemilihan saluran komunikasi, dan pengukuran dampak yang
efektif, efisien, tepat sasaran, dan berkelanjutan.
- Komunikasi antar pribadi sesuai konteks sasaran; dengan
memastikan pengembangan pesan sesuai kebutuhan kelompok
sasaran
- Advokasi berkelanjutan kepada pengambil kebutuhan; dengan
memastikan terselenggaranya penjangkauan yang sistematis.
- Pengembangan kapasitas penyelenggara; dengan memberikan
pengetahuan dan pelatihan bagi penyelenggara kampanye dan
komunikasi perubahan perilaku yang efektif dan efisien.

 Program
- Peningkatan dan perbaikan gizi masyarakat
- Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita

 Kegiatan
- Pemberian makanan tambahan dan vitamin
- Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi
- Pembinaan kesehatan anak balita
- Identifikasi wilayah yang rentan terhadap kekurangan pangan
- Penyuluhan Pertanian dan Perkebunan
- Penyuluhan kesehatan masyarakat
- Kerjasama dengan Kabupaten dan Provinsi dalam rangka penyediaan
pangan

 Pelaksana
- Dinas Pertanian, Peternakan, dan perikanan
- Dinas Ketahanan Pangan
- Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi
- Dinas Kesehatan

6.2.2.5. Persentase bayi usia kurang dari 6 (enam) bulan yang


mendapatkan ASI eksklusif.
Tujuan: Menjamin Kehidupan yang Sehat dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia
Target:
Pada tahun 2030, menghilangkan segala bentuk kekurangan gizi, termasuk
pada tahun 2025 mencapai target yang disepakati secara internasional untuk
anak pendek dan kurus di bawah usia 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi
remaja perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta manula.

VI -53
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Nomor Indikator: 2.2.2(b)


Proyeksi Capaian Indikator TPB:
Capaian indikator Persentase bayi usia kurang dari 6 (enam) bulan yang
mendapatkan ASI eksklusif sampai pada tahun 2017 adalah 16,79%. Capaian
ini belum mencapai target yang ditentukan dalam Perpres No. 59 Tahun 2017 di
tahun 2019 maupun PBB di tahun 2030 yaitu Meningkat. Untuk mengetahui
capaian tahun 2019, 2023 dan 2030 maka dilakukan proyeksi capaian
berdasarkan baseline data tahun 2014 s/d 2017. Hasil proyeksi BAU
menunjukkan indikator ini belum dapat memenuhi target yaitu Meningkat
menjadi 50%. Dalam rangka percepatan pencapaian target indikator TPB maka
dilakukan proyeksi dengan upaya tambahan. Hasil proyeksi dengan upaya
tambahan menunjukkan target indikator belum dapat dipenuhi pada tahun 2019
dengan 19,55%, dan tahun 2023 adalah 30,59%, sehingga perlu upaya
tambahan. Sementara diproyeksi capaian pada tahun 2030 mengalami
peningkatan hingga 50%. Untuk mencapai target sesuai proyeksi dengan upaya
tambahan diperlukan upaya-upaya skenario yang lebih pada tahun-tahun yang
akan didatang dikarenakan adanya Gap yang besar antara proyeksi BAU dan
Proyeksi dengan Upaya Tambahan. Proyeksi capaian indikator ditunjukkan pada
tabel dan gambar dibawah ini :

Proyeksi Tanpa Upaya Proyeksi dengan


Tahun
Tambahan (BAU) Upaya Tambahan
Baseline Data
2014 40,90
2015 41,90
2016 14,99
2017 16,79
2018 -
Proyeksi
2018 16,79 16,79
2019 13,44 19,55
2023 5,52 30,59
2030 1,16 50,00

VI -54
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Persentase bayi usia kurang dari 6 (enam) bulan yang mendapatkan


ASI eksklusif.

100,00 100,00

90,00 Target Nasional 2019 = Menurun Meningkat menjadi 50% 90,00

80,00 80,00

70,00 70,00

60,00 60,00
Capaian

50,00
50,00 50,00

40,00 40,00
30,59
30,00 30,00
19,55
16,79
20,00 13,44 20,00

10,00 5,52 10,00


1,16
- 0,00
2018 2019 2023 2030
Tinggi Sedang Rendah Proyeksi BAU Proyeksi Dgn Upaya Tambahan

Isu Strategis: Kesehatan


Rekomendasi:
 Sasaran
Ibu menyusui dan anak dibawah usia enam bulan/balita

 Strategi atau Arah Kebijakan


Strategi komunikasi terhadap ibu menyusui dalam program ASI
Eksklusif

 Program
- Peningkatan dan perbaikan gizi masyarakat
- program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita

 Kegiatan
- Pemberian makanan tambahan dan vitamin
- Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi
- Pembinaan kesehatan anak balita
- Identifikasi wilayah yang rentan terhadap kekurangan pangan
- Penyuluhan Pertanian dan Perkebunan
- Penyuluhan kesehatan masyarakat
- Kerjasama dengan Kabupaten dan Provinsi dalam rangka penyediaan
pangan

VI -55
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

 Pelaksana
- Dinas Peternakan, dan perikanan
- Dinas Ketahanan Pangan
- Dinas Kesehatan
- Badan Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan Anak

6.2.2.6. Angka penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP)


cara modern.
Tujuan: Menjamin Kehidupan yang Sehat dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia
Target:
Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan kesehatan
seksual dan reproduksi, termasuk keluarga berencana, informasi dan
pendidikan, dan integrasi kesehatan reproduksi ke dalam strategi dan program
nasional.
Nomor Indikator: 3.7.1.(b)
Proyeksi Capaian Indikator TPB:
Capaian indikator Angka penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang
(MKJP) cara modern sampai pada tahun 2017 adalah 14,30%. Capaian ini
belum mencapai target yang ditentukan dalam Perpres No. 59 Tahun 2017 di
tahun 2019 maupun PBB di tahun 2030 yaitu Meningkat 23,5%. Untuk
mengetahui capaian tahun 2019, 2023 dan 2030 maka dilakukan proyeksi
capaian berdasarkan baseline data tahun 2014 s/d 2017. Hasil proyeksi BAU
menunjukkan indikator ini belum dapat memenuhi target . Dalam rangka
percepatan pencapaian target indikator TPB maka dilakukan proyeksi dengan
upaya tambahan. Hasil proyeksi dengan upaya tambahan menunjukkan target
indicator belum dapat dipenuhi pada tahun 2019 dengan 15,44%, dan tahun
2023 meningkat hingga 18,36%, sehingga perlu upaya tambahan. Sementara
diproyeksi capaian pada tahun 2030 kembali mengalami peningkatan hingga
23,50%. Untuk mencapai target sesuai proyeksi dengan upaya tambahan
diperlukan upaya-upaya skenario yang lebih pada tahun-tahun yang akan
didatang dikarenakan adanya Gap yang besar antara proyeksi BAU dan Proyeksi
dengan Upaya Tambahan. Proyeksi capaian indikator ditunjukkan pada tabel
dan gambar dibawah ini:

Proyeksi Tanpa Upaya Proyeksi dengan


Tahun
Tambahan (BAU) Upaya Tambahan
Baseline Data
2014 -
2015 13,29
2016 13,21
2017 14,30

VI -56
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

2018 14,71
Proyeksi
2018 14,71 14,71
2019 14,41 15,44
2023 15,63 18,36
2030 18,02 23,50

Angka penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) cara


modern.

100,00 100,00

90,00 Target Nasional 2019 = Meningkat menjadi 23,5% 90,00

80,00 80,00

70,00 70,00

60,00 60,00
Capaian

50,00 50,00

40,00 40,00

30,00 23,50 30,00


18,36 18,02
20,00 14,71 15,44
14,41 15,63 20,00

10,00 10,00

- 0,00
2018 2019 2023 2030
Tinggi Sedang 2.34 Proyeksi BAU Proyeksi Dgn Upaya Tambahan

Isu Strategis: Ekonomi dan kesehatan


Rekomendasi:
 Sasaran
Terkendalinya laju pertumbuhan penduduk

 Strategi atau Arah Kebijakan


- Meningkatkan kampanye Program Keluarga Berencana
- Meningkatkan akses pelayanan KB

 Program
- Program keluarga berencana
- Program pelayanan kontrasepsi
- Program pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR
yang mandiri

VI -57
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

 Kegiatan
- Pengadaan alat kontrasepsi
- Penyediaan pelayanan KB dan kontrasepsi bagi keluarga miskin
- Pembinaan Keluarga Berencana
- Pelayanan konselin KB
- Pelayanan pemasangan kontrasepsi KB
- Pelayanan KB medis operasi
- Fasilitasi pembentukan kelompok masyarakat peduli KB

 Pelaksana
- Badan pemberdayaan perempuan, keluarga berencana dan
perlingundan anak
- Dinas kesehatan
- Dinas Sosial

6.2.2.7. Persentase SD/MI berakreditasi minimal B.


Tujuan: Menjamin Kualitas Pendidikan yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar Sepanjang Hayat untuk Semua
Target:
Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-laki
menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah tanpa dipungut biaya, setara,
dan berkualitas, yang mengarah pada capaian pembelajaran yang relevan dan
efektif.
Nomor Indikator: 4.1.1.(a)
Proyeksi Capaian Indikator TPB:
Capaian indikator Persentase SD/MI berakreditasi minimal B. sampai pada
tahun 2017 adalah 44,44%. Capaian ini belum mencapai target yang ditentukan
dalam Perpres No. 59 Tahun 2017 di tahun 2019 maupun PBB di tahun 2030
yaitu Meningkat 84,2%. Untuk mengetahui capaian tahun 2019, 2023 dan
2030 maka dilakukan proyeksi capaian berdasarkan baseline data tahun 2014
s/d 2017. Hasil proyeksi BAU menunjukkan indikator ini dapat memenuhi target
yaitu Meningkat. Dalam rangka percepatan pencapaian target indikator TPB
maka dilakukan proyeksi dengan upaya tambahan. Hasil proyeksi dengan upaya
tambahan menunjukkan target indicator dapat dipenuhi pada tahun 2019
dengan 43,94%, dan tahun 2023 meningkat hingga 58,54%, sehingga perlu
upaya tambahan. Sementara diproyeksi capaian pada tahun 2030 kembali
meningkat mencapai hasil 84,2%. Untuk mencapai target sesuai proyeksi
dengan upaya tambahan diperlukan upaya-upaya skenario yang lebih pada
tahun-tahun yang akan didatang dikarenakan adanya Gap yang besar antara
proyeksi BAU dan Proyeksi dengan Upaya Tambahan. Proyeksi capaian indikator
ditunjukkan pada tabel dan gambar dibawah ini:

VI -58
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Proyeksi Tanpa Upaya Proyeksi dengan


Tahun
Tambahan (BAU) Upaya Tambahan
Baseline Data
2014 65,81
2015 65,81
2016 65,81
2017 44,44
2018 50,00
Proyeksi
2018 50,00 50,00
2019 36,52 43,94
2023 24,66 58,54
2030 12,40 84,20

Persentase SD/MI berakreditasi minimal B.

Target Nasional 2019 = Menurun Meningkat menjadi 84,2%


100,00 100,00

90,00 84,20 90,00

80,00 80,00

70,00 70,00
58,54
60,00 60,00
Capaian

50,00 43,94 50,00


40,29
40,00 36,52 40,00

30,00 24,66 30,00

20,00 20,00
12,40
10,00 10,00

- 0,00
2018 2019 2023 2030
Tinggi Sedang 2.34 Proyeksi BAU Proyeksi Dgn Upaya Tambahan

Isu Strategis: Pendidikan Berkualitas


Rekomendasi:
 Sasaran
Meningkatnya Persentase SD/MI berakreditasi minimal B

 Strategi atau Arah Kebijakan


Meningkatkan akses dan mutu layanan Sekolah Dasar

VI -59
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

 Program
- Program Wajib belajar pendidikan dasar Sembilan tahun
- Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga kependidikan
- Manajemen Pelayanan Pendidikan

 Kegiatan
- Membangun dan merehabilitasi ruang kelas Sekolah Dasar
- Menambah ketersediaan alat peraga / media pembelajaran dan
buku Perpustakaan Sekolah Dasar
- Mengoptimalkan Penggunaan TIK Sekolah Dasar
- Meningkatkan jumlah Sekolah Dasar berakreditasi minimal B
- Meningkatkan jumlah PTK Sekolah Dasar memenuhi standar
kompetensi /bersertifikasi
- Mengoptimalkan Pembinaan dan Pengawasan Sekolah Dasar

 Pelaksana
- Dinas Pendidikan
- Dinas Kementerian Agama
- Badan kepegawaian, pendidikan dan pelatihan

6.2.2.8. Persentase SMP/MTs berakreditasi minimal B.


Tujuan: Menjamin Kualitas Pendidikan yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar Sepanjang Hayat untuk Semua
Target:
Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-laki
menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah tanpa dipungut biaya, setara,
dan berkualitas, yang mengarah pada capaian pembelajaran yang relevan dan
efektif.
Nomor Indikator: 4.1.1.(b)
Proyeksi Capaian Indikator TPB:
Capaian indikator Persentase SMP/MTs berakreditasi minimal B sampai
pada tahun 2017 adalah 36,92%. Capaian ini belum mencapai target yang
ditentukan dalam Perpres No. 59 Tahun 2017 di tahun 2019 maupun PBB di
tahun 2030 yaitu Meningkat 81%. Untuk mengetahui capaian tahun 2019,
2023 dan 2030 maka dilakukan proyeksi capaian berdasarkan baseline data
tahun 2014 s/d 2017. Hasil proyeksi BAU menunjukkan indikator ini dapat
memenuhi target yaitu Meningkat. Dalam rangka percepatan pencapaian target
indikator TPB maka dilakukan proyeksi dengan upaya tambahan. Hasil proyeksi
dengan upaya tambahan menunjukkan target indicator dapat dipenuhi pada
tahun 2019 dengan 39,73%, dan tahun 2023 meningkat hingga 54,73%,
sehingga perlu upaya tambahan. Sementara diproyeksi capaian pada tahun
2030 kembali meningkat mencapai hasil 81%. Untuk mencapai target sesuai

VI -60
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

proyeksi dengan upaya tambahan diperlukan upaya-upaya skenario yang lebih


pada tahun-tahun yang akan didatang dikarenakan adanya Gap yang besar
antara proyeksi BAU dan Proyeksi dengan Upaya Tambahan. Proyeksi capaian
indikator ditunjukkan pada tabel dan gambar dibawah ini:

Proyeksi Tanpa Upaya Proyeksi dengan


Tahun
Tambahan (BAU) Upaya Tambahan
Baseline Data
2014 36,92
2015 36,92
2016 36,92
2017 36,17
2018 50,00
Proyeksi
2018 50,00 50,00
2019 35,80 39,73
2023 35,07 54,73
2030 33,84 84,20

Persentase SMP/MTs berakreditasi minimal B


100,00 100,00

90,00 Target Nasional 2019 = Menurun Meningkat menjadi 81% 90,00


81,00
80,00 80,00

70,00 70,00

60,00 54,73 60,00


Capaian

50,00 50,00
39,73
40,00 35,98 35,80 35,07 40,00
33,84

30,00 30,00

20,00 20,00

10,00 10,00

- 0,00
2018 2019 2023 2030
Tinggi Sedang 2.34 Proyeksi BAU Proyeksi Dgn Upaya Tambahan

Isu Strategis: Pendidikan Berkualitas


 Sasaran
Meningkatnya Persentase SMP/MTS berakreditasi minimal B

VI -61
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

 Strategi atau Arah Kebijakan


Meningkatkan akses dan mutu layanan Sekolah Dasar

 Program
- Program Wajib belajar pendidikan dasar Sembilan tahun
- Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga kependidikan
- Manajemen Pelayanan Pendidikan

 Kegiatan
- Membangun dan merehabilitasi ruang kelas SMP/MTS
- Menambah ketersediaan alat peraga / media pembelajaran dan buku
Perpustakaan SMP/MI
- Mengoptimalkan Penggunaan TIK SMP/MI
- Meningkatkan jumlah SMP/MI berakreditasi minimal B
- Meningkatkan jumlah PTK SMP/MTS memenuhi standar kompetensi
/bersertifikasi
- Mengoptimalkan Pembinaan dan Pengawasan SMP

 Pelaksana
- Dinas Pendidikan
- Dinas Kementerian Agama
- Badan kepegawaian, pendidikan dan pelatihan

6.2.2.9. Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/ MI/ sederajat.


Tujuan: Menjamin Kualitas Pendidikan yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar Sepanjang Hayat untuk Semua
Target:
Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-laki
menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah tanpa dipungut biaya, setara,
dan berkualitas, yang mengarah pada capaian pembelajaran yang relevan dan
efektif.
Nomor Indikator: 4.1.1.(d)
Proyeksi Capaian Indikator TPB:
Capaian indikator Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/sederajat sampai
pada tahun 2017 adalah 103,85%. Capaian ini belum mencapai target yang
ditentukan dalam Perpres No. 59 Tahun 2017 di tahun 2019 maupun PBB di
tahun 2030 yaitu Meningkat 114,09%. Untuk mengetahui capaian tahun
2019, 2023 dan 2030 maka dilakukan proyeksi capaian berdasarkan baseline
data tahun 2014 s/d 2017. Hasil proyeksi BAU menunjukkan indikator ini dapat
memenuhi target yaitu Meningkat. Dalam rangka percepatan pencapaian target
indikator TPB maka dilakukan proyeksi dengan upaya tambahan. Hasil proyeksi
dengan upaya tambaha sehingga perlu upaya tambahan menunjukkan target
indicator dapat dipenuhi, pada tahun 2019 dengan 104,04%, dan tahun 2023
meningkat hingga 107,68%,. Sementara diproyeksi capaian pada tahun 2030

VI -62
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

kembali meningkat mencapai hasil 114,09%. Untuk mencapai target sesuai


proyeksi dengan upaya tambahan diperlukan upaya-upaya skenario yang lebih
pada tahun-tahun yang akan didatang dikarenakan adanya Gap yang besar
antara proyeksi BAU dan Proyeksi dengan Upaya Tambahan. Proyeksi capaian
indikator ditunjukkan pada tabel dan gambar dibawah ini:

Proyeksi Tanpa Upaya Proyeksi dengan


Tahun
Tambahan (BAU) Upaya Tambahan
Baseline Data
2014 106,80
2015 117,40
2016 103,15
2017 103,85
2018 -
Proyeksi
2018 103,13 103,13
2019 102,41 104,04
2023 99,58 107,68
2030 94,81 114,09

Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/ MI/ sederajat.

150,00 150

140,00 140

130,00 130
Target Nasional 2019 = Menurun Meningkat menjadi 81%
Capaian

120,00 120
114,00

110,00 107,68 110


103,13 104,04
102,41
99,58
100,00 100
94,81

90,00 90
2018 2019 2023 2030
Tinggi Sedang Proyeksi BAU Proyeksi Dgn Upaya Tambahan

Isu Strategis: Pendidikan Berkualitas


Rekomendasi:
 Sasaran
Meningkatnya Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/sederajat

VI -63
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

 Strategi atau Arah Kebijakan


Peningkatan akses dan mutu layanan Sekolah Dasar

 Program
Wajib belajar Pendidikan Dasar Sembilan tahun

 Kegiatan
- Membangun dan merehabilitasi ruang kelas Sekolah Dasar
- Menambah ketersediaan alat peraga / media pembelajaran dan
buku Perpustakaan Sekolah Dasar
- Mengoptimalkan Penggunaan TIK Sekolah Dasar
- Meningkatkan jumlah Sekolah Dasar berakreditasi minimal B
- Meningkatkan jumlah PTK Sekolah Dasar memenuhi standar
kompetensi /bersertifikasi
- Mengoptimalkan Pembinaan dan Pengawasan Sekolah Dasar
- Sosialisasi meningkatkan kesadaran pentingnya
melaksanakan/menempuh pendidikan formal setingkat
SD/sederajat.
- Pemberian subsidi untuk siswa tidak mampu.

 Pelaksana
- Dinas pendidikan
- Kementerian Agama

6.2.2.10. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/ MTs/ sederajat.


Tujuan: Menjamin Kualitas Pendidikan yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar Sepanjang Hayat untuk Semua
Target:
Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-laki
menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah tanpa dipungut biaya, setara,
dan berkualitas, yang mengarah pada capaian pembelajaran yang relevan dan
efektif.
Nomor Indikator: 4.1.1.(e)
Proyeksi Capaian Indikator TPB:
Capaian indikator Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/sederajat sampai
pada tahun 2017 adalah 103,85%. Capaian ini belum mencapai target yang
ditentukan dalam Perpres No. 59 Tahun 2017 di tahun 2019 maupun PBB di
tahun 2030 yaitu Meningkat 106,94%. Untuk mengetahui capaian tahun
2019, 2023 dan 2030 maka dilakukan proyeksi capaian berdasarkan baseline
data tahun 2014 s/d 2017. Hasil proyeksi BAU menunjukkan indikator ini dapat
memenuhi target yaitu Meningkat. Dalam rangka percepatan pencapaian target
indikator TPB maka dilakukan proyeksi dengan upaya tambahan. Hasil proyeksi
dengan upaya tambahan menunjukkan target indicator dapat dipenuhi, pada

VI -64
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

tahun 2019 dengan 101,93%, dan tahun 2023 meningkat hingga 103,73%,
sehingga perlu upaya tambahan. Sementara diproyeksi capaian pada tahun
2030 kembali meningkat mencapai hasil 106,94%. Untuk mencapai target
sesuai proyeksi dengan upaya tambahan diperlukan upaya-upaya skenario yang
lebih pada tahun-tahun yang akan didatang dikarenakan adanya Gap yang
besar antara proyeksi BAU dan Proyeksi dengan Upaya Tambahan. Proyeksi
capaian indikator ditunjukkan pada tabel dan gambar dibawah ini:

Proyeksi Tanpa Upaya Proyeksi dengan


Tahun
Tambahan (BAU) Upaya Tambahan
Baseline Data
2014 107,00
2015 105,90
2016 101,22
2017 102,56
2018 103,90
Proyeksi
2018 103,90 103,90
2019 100,41 101,93
2023 96,24 103,73
2030 89,26 106,94

Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/ MTs/ sederajat.

120,00 120

Target Nasional 2019 = Menurun Meningkat menjadi 81%


110,00 106,94 110
103,73
101,48 101,93
100,41
100,00 96,24 100

89,36
90,00 90
Capaian

80,00 80

70,00 70

60,00 60

50,00 50
2018 2019 2023 2030
Tinggi Sedang Proyeksi BAU Proyeksi Dgn Upaya Tambahan

VI -65
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Isu Strategis: Pendidikan Berkualitas


Rekomendasi:
 Sasaran
Meningkatnya Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/sederajat

 Strategi atau Arah Kebijakan


Meningkatkan akses dan mutu layanan pendidikan Dasar

 Program
Wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun

 Kegiatan
- Membangun dan merehabilitasi ruang kelas Sekolah Dasar
- Menambah ketersediaan alat peraga / media pembelajaran dan
buku Perpustakaan Sekolah Dasar
- Mengoptimalkan Penggunaan TIK Sekolah Dasar
- Meningkatkan jumlah Sekolah Dasar berakreditasi minimal B
- Meningkatkan jumlah PTK Sekolah Dasar memenuhi standar
kompetensi /bersertifikasi
- Mengoptimalkan Pembinaan dan Pengawasan Sekolah Dasar
- Sosialisasi meningkatkan kesadaran pentingnya
melaksanakan/menempuh pendidikan formal setingkat
SD/sederajat.
- Pemberian subsidi untuk siswa tidak mampu.

 Pelaksana
1. Dinas Pendidikan
2. Kementerian Agama

6.2.2.11. Proporsi rumah tangga yang memiliki akses terhadap hunian


yang layak dan terjangkau.
Tujuan: Menjadikan Kota dan Permukiman Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan
Target:
Pada tahun 2030, menjamin akses bagi semua terhadap perumahan yang
layak, aman, terjangkau, dan pelayanan dasar, serta menata kawasan kumuh.
Nomor Indikator: 11.1.1. (a)

VI -66
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Proyeksi Capaian Indikator TPB:


Capaian indikator Proporsirumah tangga yang memiliki akses terhadap
hunian yang layak dan terjangkau sampai pada tahun 2017 adalah 20,66%.
Capaian ini belum mencapai target yang ditentukan dalam Perpres No. 59 Tahun
2017 di tahun 2019 maupun PBB di tahun 2030 yaitu tersedianya akses bagi
3,7 juta rumah tangga (Skala Nasional). Untuk mengetahui capaian tahun
2019, 2023 dan 2030 maka dilakukan proyeksi capaian berdasarkan baseline
data tahun 2014 s/d 2017. Dalam rangka percepatan pencapaian target
indikator TPB maka dilakukan proyeksi dengan upaya tambahan. Hasil proyeksi
dengan upaya tambahan menunjukkan target indicator dapat dipenuhi, pada
tahun 2019 dengan 0.16% dan tahun 2023 meningkat hingga 6,82% sehingga
perlu upaya tambahan. Sementara diproyeksi capaian pada tahun 2030
kembali meningkat mencapai hasil 80,08%. Untuk mencapai target sesuai
proyeksi dengan upaya tambahan diperlukan upaya-upaya skenario yang lebih
pada tahun-tahun yang akan didatang dikarenakan adanya Gap yang besar
antara proyeksi BAU dan Proyeksi dengan Upaya Tambahan. Proyeksi capaian
indikator ditunjukkan pada tabel dan gambar dibawah ini:

Proyeksi Tanpa Upaya Proyeksi dengan


Tahun
Tambahan (BAU) Upaya Tambahan
Baseline Data
2014 24,27
2015 24,06
2016 23,52
2017 20,66
2018 -
Proyeksi
2018 0,16 0,16
2019 0,04 6,82
2023 0,00 33,46
2030 0,00 80,08

VI -67
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Proporsi rumah tangga yang memiliki akses


terhadap hunian yang layak dan terjangkau.
85,00 Target Nasional 2019 = meningkat 80,08 85
80,00 80
75,00 75
70,00 70
65,00 65
60,00 60
55,00 55
50,00 50
Capaian

45,00 45
40,00 40
33,46
35,00 35
30,00 30
25,00 25
20,00 20
15,00 15
10,00 6,82 10
5,00 0,16
- - - - 5
- 0
2018 2019 2023 2030
Tinggi Sedang rendah Proyeksi BAU Proyeksi Dgn Upaya Tambahan

Isu Strategis: Perumahan Layak huni


Rekomendasi:
 Sasaran
Meningkatnya Proporsi rumah tangga yang memiliki akses terhadap hunian
yang layak dan terjangkau

 Strategi atau Arah Kebijakan


Bekerjasama dengan pusat terkait program RTLH

 Program
- Program Pemberdayaan Fakir Miskin, KAT dan PMKS lainnya
- Program Pembangunan perumahan
- Program Lingkungan Sehat Perumahan

 Kegiatan
- Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni
- Operasional Kegiatan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya
(BSPS)
- Melakukan Pendataan dan verifikasi Rumah Tidak Layak huni
(RTLH)
- Penetapan kebijakan dan strategi penyelenggaraan keserasian

VI -68
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

kawasan dan lingkungan hunian berimbang


- Penyuluhan dan pengawasan kualitas lingkungan sehat
perumahan
- Penetapan kebijakan dan strategi penyelenggaraan keserasian
kawasan dan lingkungan hunian berimbang
- Koordinasi pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan
tentang pembangunan perumahan

 Pelaksana
1. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
2. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
3. Dinas Kesehatan

6.2.2.12. Persentase pengguna moda transportasi umum di perkotaan.


Tujuan: Menjadikan Kota dan Permukiman Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan
Target:
Pada tahun 2030, menyediakan akses terhadap sistem transportasi yang
aman, terjangkau, mudah diakses dan berkelanjutan untuk semua,
meningkatkan keselamatan lalu lintas, terutama dengan memperluas
jangkauan transportasi umum, dengan memberi perhatian khusus pada
kebutuhan mereka yang berada dalam situasi rentan, perempuan, anak,
penyandang difabilitas dan orang tua.
Nomor Indikator: 11.2.1. (a)
Proyeksi Capaian Indikator TPB:
Capaian persentase pengguna moda transportasi umum di perkotaan sampai
pada tahun 2017 adalah 23,70%. Capaian ini belum mencapai target yang
ditentukan dalam Perpres No. 59 Tahun 2017 di tahun 2019 maupun PBB di tahun
2030 yaitu Meningkat menjadi 32%. Untuk mengetahui capaian tahun 2019, 2023
dan 2030 maka dilakukan proyeksi capaian. Hasil proyeksi dengan upaya
tambahan menunjukkan target indikator belum dapat dipenuhi pada tahun
2019 sebesar 24,39% pada tahun 2023 adalah 27,15% dan pada tahun 2030
target tercapai 32% Untuk mencapai target sesuai proyeksi dengan upaya
tambahan diperlukan upaya-upaya skenario yang lebih pada tahun-tahun
yang akan didatang dikarenakan adanya Gap yang besar antara proyeksi BAU
dan Proyeksi dengan Upayan Tambahan. Proyeksi capaian :

VI -69
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Proyeksi Tanpa Upaya Proyeksi dengan


Tahun
Tambahan (BAU) Upaya Tambahan
Baseline Data
2014 -
2015 -
2016 -
2017 23,70
2018 -
Proyeksi
2018 - 23,70
2019 - 24,39
2023 - 27,15
2030 - 32,00

persentase pengguna moda transportasi umum di perkotaan

50 50
Target Nasional 2019 = meningkat menjadi 32%
45 45

40 40

35 32,00 35

30 27,15 30
Capaian

23,70 24,39
25 25

20 20

15 15

10 10

5 5

0 0
2018 2019 2023 2030
Tinggi Sedang rendah Proyeksi BAU Proyeksi Dgn Upaya Tambahan

Isu Strategis: Sistem transfortasi darat


Rekomendasi:
 Sasaran
Sarana dan Prasarana transfortasi darat perkotaan

VI -70
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

 Strategi atau Arah Kebijakan


Peningkatan dan pembangunan sarana transfortasi darat

 Program
- Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
- Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas
LLAJ
- Program peningkatan pelayanan angkutan
- Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
- Program Perencanaan Pengembangan Kota-kota menengah dan
besar

 Kegiatan
- Perencanaan pembangunan prasaranan dan fasilitas perhubungan
- Koordinasi dalam pembangunan prasaranan dan fasilitas
perhubungan
- Peningkatan pengelolaan terminal angkutan darat
- Kegiatan uji kelayakan saran transportasi guna keselamtan
penumpang
- Kegiatan penataan tempat-tempat pemberhentian angkutan
umum
- Pengumpulan dan analisis data base pelayanan jasa angkutan
- Pengembangan sarana dan prasarana pelayanan jasa angkutan
- Pembangunan halte bus, taxi gedung terminal
- Koordinasi penyelesaian permasalahan transportasi perkotaan

 Pelaksana
- Dinas Perhubungan

6.2.2.13. Jumlah fasilitas publik yang menerapkan Standar Pelayanan


Masyarakat (SPM) dan teregister.
Tujuan: Menjamin Pola Produksi dan Konsumsi yang Berkelanjutan
Target:
Pada tahun 2030, menjamin bahwa masyarakat di mana pun memiliki
informasi yang relevan dan kesadaran terhadap pembangunan berkelanjutan
dan gaya hidup yang selaras dengan alam.
Nomor Indikator: 12.8.1.(a)
Proyeksi Capaian Indikator TPB:
Capaian indikator Jumlah Fasilitas public yang menerapkan Standar
Pelayanan Masyarakat (SPM) dan teregister sampai pada tahun 2017 adalah
tidak ada data. Capaian ini belum mencapai target yang ditentukan dalam
Perpres No. 59 Tahun 2017 di tahun 2019 maupun PBB di tahun 2030 yaitu

VI -71
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Meningkat. Hasil proyeksi BAU menunjukkan indikator ini dapat memenuhi


target yaitu Meningkat dengan capaian pada tahun 2020 yaitu 15, tahun 2021 18
dan tahun 2022 yaitu 21. Proyeksi capaian indikator ditunjukkan pada tabel dan
gambar dibawah ini:

Proyeksi Tanpa Upaya Proyeksi dengan


Tahun
Tambahan (BAU) Upaya Tambahan
Baseline Data
2014 -
2015 -
2016 -
2017 -
2018 -
Proyeksi
2018 - -
2019 - -
2020 15 -
2021 18 -
2022 21 -
2023 - -
2030 - -

Jumlah fasilitas publik yang menerapkan Standar Pelayanan Masyarakat


(SPM) dan teregister.

50,00 Target Nasional 2019 = Meningkat 50

45,00 45

40,00 40

35,00 35

30,00 30
Capaian

25,00 25
21,00
20,00 18,00 20
15,00
15,00 15

10,00 10

5,00 5

- 0
2020 2021 2022
Tinggi Sedang rendah Proyeksi BAU Proyeksi Dgn Upaya Tambahan

Isu Strategis: Lingkungan Hidup

VI -72
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Rekomendasi:
 Sasaran
Menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan

 Strategi atau Arah Kebijakan


Melaksanakan pembinaan dan pengawasan agar semua fasilitas
publik nelakukan dan menerapkan standar pelayanan minimal
(SPM) yang terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup

 Program
Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan

 Kegiatan
- Inventarisasi fasilitas publik
- Pembinaan dan pengawasaan terhadap fasilitas public

 Pelaksana
- Dinas Lingkungan Hidup
- Dinas Perindustrian dan Perdagangan
- Dinas Kesehatan
- Dinas Perhubungan
- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

6.2.2.14. Proporsi tutupan hutan terhadap luas lahan keseluruhan


Tujuan: Melindungi, Merestorasi dan Meningkatkan Pemanfaatan
Berkelanjutan Ekosistem Daratan, Mengelola Hutan secara Lestari,
Menghentikan Penggurunan, Memulihkan Degradasi Lahan, serta
Menghentikan Kehilangan Keanekaragaman Hayati
Target:
Pada tahun 2020, menjamin pelestarian, restorasi dan pemanfaatan
berkelanjutan dari ekosistem daratan dan perairan darat serta jasa
lingkungannya, khususnya ekosistem hutan, lahan basah, pegunungan dan
lahan kering, sejalan dengan kewajiban berdasarkan perjanjian internasional.
Nomor Indikator: 15.1.1.(a)
Proyeksi Capaian Indikator TPB:
Capaian Proporsi tutupan hutan terhadap luas lahan keseluruhan sampai pada
tahun 2016 adalah 44,68%. Capaian ini belum mencapai target yang ditentukan
dalam Perpres No. 59 Tahun 2017 di tahun 2019 maupun PBB di tahun 2030 yaitu
Meningkat. Untuk mengetahui capaian tahun 2019, 2023 dan 2030 maka dilakukan
proyeksi capaian berdasarkan baseline data tahun 2014 s/d 2017. Proyeksi capaian
ini dilakukan tanpa upaya tambahan atau dalam kondisi BAU (Bisnis Analysis
Usualy). Hasil proyeksi dengan upaya tambahan menunjukkan target indikator

VI -73
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

belum dapat dipenuhi pada tahun 2018 adalah 43,08%, pada tahun 2023
adalah 66,78%, sehingga perlu upaya tambahan. Sementara diproyeksi
capaian pada tahun 2030 adalah 100%. Untuk mencapai target sesuai
proyeksi dengan upaya tambahan diperlukan upaya-upaya skenario yang lebih
pada tahun-tahun yang akan didatang dikarenakan adanya Gap yang besar
antara proyeksi BAU dan Proyeksi dengan Upayan Tambahan. Proyeksi
capaian indikator ditunjukkan pada tabel dan gambar dibawah ini:

Proyeksi Tanpa Upaya Proyeksi dengan


Tahun
Tambahan (BAU) Upaya Tambahan
Baseline Data
2014 49,85
2015 46,20
2016 45,81
2017 44,68
2018 -
Proyeksi
2018 43,08 43,08
2019 41,53 47,82
2023 35,89 66,78
2030 27,80 100

Proporsi tutupan hutan terhadap luas lahan keseluruhan

100,00
100,00 100

90,00 Target Nasional 2019 = Meningkat 90

80,00 80
66,78
70,00 70

60,00 60
Capaian

47,82
50,00 43,08 50
41,53
40,00 35,89 40
27,80
30,00 30

20,00 20

10,00 10

- 0
2018 2019 2023 2030
Tinggi Sedang Proyeksi BAU Proyeksi Dgn Upaya Tambahan

Isu Strategis: Perhutanan Sosial

VI -74
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Rekomendasi:
 Sasaran
Kawasan atau lahan tidur yang tidak produktif

 Strategi atau Arah Kebijakan


Reklamasi dan rehabilitasi lahan terlantar dan bekas tambang untuk
penghijauan.

 Program
- Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
- Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber daya Alam
- Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya
Alam dan Lingkungan Hidup
- Program pengembangan ekowisata dan jasa lingkungan di
kawasan-kawasan konservasi laut dan hutan
- Program Pengendalian kebakaran hutan
- Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan
- Program rehabilitasi hutan dan lahan
- Perlindungan dan konservasi sumber daya hutan
- Program pembinaan dan penertiban industri hasil hutan

 Kegiatan
- Pengendalian Kerusakan Hutan dan Lahan
- Rehabilitasi hutan dan lahan
- Pengembangan kelembagaan rehabilitasi hutan dan lahan
- Penyusunan data sumberdaya alam dan neraca sumber daya
hutan (NSDH) nasional dan daerah
- Pengembangan konservasi hutan wisata
- Pemetaan kawasan rawan kebakaran hutan
- Pembentukan kesatuan pengelolaan hutan produksi
- Pengembangan hutan tanaman
- Pengembangan hasil hutan non-kayu
- Perencanaan dan pengembangan hutan kemasyarakatan
- Koordinasi penyelenggaraan reboisasi dan penghijauan hutan
- Penanaman pohon pada kawasan hutan industri dan hutan wisata
- Pemeliharaan kawasan hutan industri dan hutan wisata
- Pembinaan, pengendalian dan pengawasan gerakan rehabilitasi
hutan dan lahan
- Peningkatan pecan serta masyarakat dalam rehabilitasi hutan dan
lahan
- Pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan

 Pelaksana
- Dinas Lingkungan Hidup

VI -75
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

- Dinas Pariwisata dan Kebudayaan


- Badan Penanggulangan Bencana Daerah
- Kecamatan
- Kelurahan

6.2.2.15. Jumlah metadata kegiatan statistik dasar, sektoral, dan


khusus yang terdapat dalam Sistem Informasi Rujukan Statistik
(SIRuSa).
Tujuan: Menguatkan Masyarakat yang Inklusif dan Damai untuk
Pembangunan Berkelanjutan, Menyediaan Akses Keadilan untuk Semua, dan
Membangun Kelembagaan yang Efektif, Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan
Target:
Pada tahun 2020, meningkatkan dukungan pengembangan kapasitas untuk
negara berkembang, termasuk negara kurang berkembang dan negara
berkembang pulau kecil, untuk meningkatkan secara signifikan ketersediaan
data berkualitas tinggi, tepat waktu dan dapat dipercaya, yang terpilah
berdasarkan pendapatan, gender, umur, ras, etnis, status migrasi, difabilitas,
lokasi geografis dan karakteristik lainnya yang relevan dengan konteks
nasional.

Nomor Indikator: 17.18.1.(c)


Proyeksi Capaian Indikator TPB:
Capaian Jumlah metadata kegiatan statistic dasar, sektoral, dan khusus yang
terdapat dalam Sistem Informasi Rujukan Statistic (SIRuSa) sampai pada tahun
2017 adalah 87,50%. Capaian ini belum mencapai target yang ditentukan dalam
Perpres No. 59 Tahun 2017 di tahun 2019 maupun PBB di tahun 2030 yaitu
Meningkat. Untuk mengetahui capaian tahun 2019, 2023 dan 2030 maka dilakukan
proyeksi capaian berdasarkan baseline data tahun 2014 s/d 2017. Proyeksi capaian
ini dilakukan tanpa upaya tambahan atau dalam kondisi BAU (Bisnis Analysis
Usualy). Hasil proyeksi dengan upaya tambahan menunjukkan target indikator
belum dapat dipenuhi pada tahun 2018 adalah 83,16%, pada tahun 2019
adalah 86,56%, sehingga perlu upaya tambahan. Sementara diproyeksi
capaian pada tahun 2023 adalah 100%. Untuk mencapai target sesuai
proyeksi dengan upaya tambahan diperlukan upaya-upaya skenario yang lebih
pada tahun-tahun yang akan didatang dikarenakan adanya Gap yang besar
antara proyeksi BAU dan Proyeksi dengan Upayan Tambahan. Proyeksi
capaian indikator ditunjukkan pada tabel dan gambar dibawah ini:

VI -76
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Proyeksi Tanpa Upaya Proyeksi dengan


Tahun
Tambahan (BAU) Upaya Tambahan
Baseline Data
2014 -
2015 96,88
2016 97,37
2017 87,50
2018 -
Proyeksi
2018 83,16 83,16
2019 79,03 86,56
2023 64,47 100
2030 45,14 100

Jumlah metadata kegiatan statistik dasar, sektoral, dan khusus yang


terdapat dalam Sistem Informasi Rujukan Statistik (SIRuSa).

200,00 200

180,00 Target Nasional 2019 = Meningkat 180

160,00 160

140,00 140

120,00 120
Capaian

100,00 100,00
100,00 86,56 100
83,16 79,03
80,00 64,47 80

60,00 45,14 60

40,00 40

20,00 20

- 0
2018 2019 2023 2030
Tinggi Sedang Proyeksi BAU Proyeksi Dgn Upaya Tambahan

Isu Strategis: Informasi statistik dasar

Rekomendasi:
 Sasaran
Informasi statistik – statistic sektoral dan khusus yang
berkesinambungan

VI -77
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

 Strategi atau Arah Kebijakan


Memudahkan pencarian berbagai jenis kegiatan statistik yang
dibutuhkan, serta dapat mengidentifikasi hal teknis dari
sensus/survei sehingga memudahkan dalam melakukan analisa
maupun evaluasi.

 Program
- Program pengembangan data/informasi/statistik daerah

 Kegiatan
- Pengolahan, updating dan analisis data dan statistik daerah
- Penyusunan dan pengumpulan data dan statistik daerah

 Pelaksana
- Statistik

6.2.3. Alternatif Program Kebutuhan Daerah


Penyusunan alternatif program guna mengatasi kesenjangan dalam
pencapaian indikator tujuan pembangunan berkelanjutan yang menjadi
kebutuhan daerah, namun belum memiliki data awal dijelaskan di dalam
matriks dibawah :

6.2.3.1 Persentase rumah tangga kumuh perkotaan


Tujuan: Mengakhiri Kemiskinan dalam Segala Bentuk Dimanapun
Target:
Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan perempuan,
khususnya masyarakat miskin dan rentan, memiliki hak yang sama terhadap
sumber daya ekonomi, serta akses terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan
kontrol atas tanah dan bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam,
teknologi baru, dan jasa keuangan yang tepat, termasuk keuangan mikro.
Nomor Indikator: 1.4.1.(f)
Proyeksi Capaian Indikator TPB:
Capaian Persentase rumah tangga kumuh perkotaan sampai pada tahun 2018
adalah 14,00%. Capaian ini belum mencapai target yang ditentukan dalam Perpres
No. 59 Tahun 2017 di tahun 2019 maupun PBB di tahun 2030 yaitu Meningkatnya
jumlah rumah tangga berpendapatan rendah yang dapat mengakses hunian layak
pada tahun 2019 menjadi 18,6 juta untuk 40% penduduk berpendapatan
terbawah. Hasil proyeksi dengan upaya tambahan menunjukkan target
indikator belum dapat dipenuhi pada tahun 2018 adalah 14,00% pada tahun
2019 adalah 13,25%, sehingga perlu upaya tambahan. Sementara diproyeksi

VI -78
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

capaian pada tahun 2023 adalah 10,25% dan pada tahun 2030 5,00%. Untuk
mencapai target sesuai proyeksi dengan upaya tambahan diperlukan upaya-
upaya skenario yang lebih pada tahun-tahun yang akan didatang dikarenakan
adanya Gap yang besar antara proyeksi BAU dan Proyeksi dengan Upayan
Tambahan. Proyeksi capaian indikator ditunjukkan pada tabel dan gambar
dibawah ini:

Proyeksi Tanpa Upaya Proyeksi dengan


Tahun
Tambahan (BAU) Upaya Tambahan
Baseline Data
2014 -
2015 -
2016 -
2017 -
2018 14,00
Proyeksi
2018 - 14,00
2019 - 13,25
2023 - 10,25
2030 - 5,00

persentase rumah tangga kumuh perkotaan

20 Target Nasional 2019 = 20


Meningkatnya jumlah rumah tangga
18 18
berpendapatan rendah yang dapat
16
mengakses hunian layak pada tahun 2019 16
14,00 menjadi 18,6 juta untuk 40% penduduk
14 13,25 berpendapatan terbawah. 14

12 12
10,25
Capaian

10 10

8 8

6 5,00 6

4 4

2 2

0 0
2018 2019 2023 2030
Tinggi Sedang rendah Proyeksi BAU Proyeksi Dgn Upaya Tambahan

VI -79
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Isu Strategis: Kemiskinan

Rekomendasi:
 Sasaran
Rumah tangga kumuh di perkotaan

 Strategi atau Arah Kebijakan


Pengurangan rumah tangga kumuh di perkotaan

 Program
- Program Pengembangan Perumahan
- Program Lingkungan Sehat Perumahan
- Program Pemberdayaan komunitas Perumahan

 Kegiatan
- Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi
masyarakat miskin
- Pendataan rumah tangga kumuh di kawasan perkotaan
- Penyuluhan dan pengawasan kualitas lingkungan sehat
perumahan
- Penetapan kebijakan dan strategi penyelenggaraan keserasian
kawasan dan lingkungan hunian berimbang
- Peningkatan peran serta masyarakat dalam pelestarian
lingkungan perumahan
 Pelaksana
- Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
- Dinas Kesehatan
- Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

6.2.3.2 Persentase penduduk umur 0-17 tahun dengan kepemilikan akta


kelahiran.
Tujuan: Mengakhiri Kemiskinan dalam Segala Bentuk Dimanapun
Target:
Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan perempuan,
khususnya masyarakat miskin dan rentan, memiliki hak yang sama terhadap
sumber daya ekonomi, serta akses terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan
kontrol atas tanah dan bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam,
teknologi baru, dan jasa keuangan yang tepat, termasuk keuangan mikro.
Nomor Indikator: 1.4.1.(j)
Proyeksi Capaian Indikator TPB:
Capaian Persentase penduduk umur 0-17 tahun dengan kepemilikan akta
kelahiran sampai pada tahun 2018 adalah 30,42%. Capaian ini belum

VI -80
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

mencapai target yang ditentukan dalam Perpres No. 59 Tahun 2017 di tahun 2019
maupun PBB di tahun 2030 yaitu meningkat menjadi 77,40%. Hasil proyeksi
dengan upaya sendiri menunjukan target indicator masih belum dapat
dipenuhi sehingga perlu adanya upaya tambahan. Hasil dari proyeksi dengan
upaya tambahan pada tahun 2019 adalah 34,33%, pada tahun 2023 adalah
49,97% dan pada tahun 2030 77,40%. Untuk mencapai target sesuai
proyeksi dengan upaya tambahan diperlukan upaya-upaya skenario yang lebih
pada tahun-tahun yang akan didatang dikarenakan adanya Gap yang besar
antara proyeksi BAU dan Proyeksi dengan Upayan Tambahan. Proyeksi
capaian indikator ditunjukkan pada tabel dan gambar dibawah ini:

Proyeksi Tanpa Upaya Proyeksi dengan


Tahun
Tambahan (BAU) Upaya Tambahan
Baseline Data
2014 47,05
2015 41,46
2016 42,89
2017 44,82
2018 30,42
Proyeksi
2018 30,42 30,42
2019 27,28 34,33
2023 17,64 49,97
2030 8,22 77,40

VI -81
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Persentase penduduk umur 0-17 tahun dengan kepemilikan


akta kelahiran
100,00
Target Nasional 2019 =Meningkat menjadi 77,4%. 100

90,00 90
77,40
80,00 80

70,00 70

60,00 60
Capaian

49,72
50,00 50

40,00 34,33 40
30,42
27,28
30,00 30
17,64
20,00 20
8,22
10,00 10

- 0
2018 2019 2023 2030
Tinggi Sedang rendah Proyeksi BAU Proyeksi Dgn Upaya Tambahan

Isu Strategis: Kemiskinan

Rekomendasi:
 Sasaran
Meningkatnya Persentase penduduk umur 0-17 tahun yang memiliki akta
kelahiran

 Strategi atau Arah Kebijakan


Peningkatan sarana dan prasarana pendukung

 Program
- Program Penataan Administrasi Kependudukan

 Kegiatan
- Penataan Administrasi Kependudukan
- Penataan Informasi Administrasi Kependudukan
- Kegiatan
- Peningkatan Pelayanan Publik dalam bidang kependudukan
- Sosialisasi Kebijakan Kependudukan
- Pelayanan Administrasi Kependudukan

VI -82
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

- Pelatihan Tenaga Pengelola SIAK


- Implementasi Sistem Administrasi Kependudukan
- Pengolahan dan Penyusunan Laporan Informasi Administrasi
Kependudukan
- Berkoordinasi dengan pihak kecamatan dan desa terkait
kepemilikan akta kelahiran.
- Meningkatkan saran dan prasarana pendukung jaringan informasi
kependudukan sampai tingkat kecamatan.

 Pelaksana
- Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

6.2.3.4 Persentase rumah tangga miskin dan rentan yang sumber


penerangan utamanya listrik baik dari PLN dan bukan PLN.
Tujuan: Mengakhiri Kemiskinan dalam Segala Bentuk Dimanapun
Target:
Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan perempuan,
khususnya masyarakat miskin dan rentan, memiliki hak yang sama terhadap
sumber daya ekonomi, serta akses terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan
kontrol atas tanah dan bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam,
teknologi baru, dan jasa keuangan yang tepat, termasuk keuangan mikro.
Nomor Indikator: 1.4.1.(k)
Proyeksi Capaian Indikator TPB:

Isu Strategis: Kemiskinan

Rekomendasi:
 Sasaran
Meningkatknya Persentase rumah tangga miskin dan rentan yang
sumber penerangan utamanya listrik baik dari PLN dan bukan PLN

 Strategi atau Arah Kebijakan


Penyiapan data dan dokumen rumah tangga dan jumlah desa yang
belum teraliri listrik

 Program
Administrasi dan Koordinasi Sumber Daya Alam

 Kegiatan
- Pemasangan PLTS di Desa
- Pendataan rumah tangga dan jumlah desa yang belum teraliri

VI -83
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

listrik
- Penyediaan sarana dan prasarana sumber daya energi kelistrikan
sesuai kewenangan.

 Pelaksana
- PLN
- Sekretariat Daerah

6.2.3.1. Proporsi sumber daya yang dialokasikan oleh pemerintah secara


langsung untuk program pemberantasan kemiskinan.
Tujuan: Mengakhiri Kemiskinan dalam Segala Bentuk Dimanapun
Target:
Menjamin mobilisasi yang signifikan terkait sumber daya dari berbagai
sumber, termasuk melalui kerjasama pembangunan yang lebih baik, untuk
menyediakan sarana yang memadai dan terjangkau bagi negara berkembang,
khususnya negara kurang berkembang untuk melaksanakan program dan
kebijakan mengakhiri kemiskinan di semua dimensi.
Nomor Indikator: 1.a.1*
Proyeksi Capaian Indikator TPB:

Isu Strategis: Kemiskinan

Rekomendasi:
 Sasaran
Menurunnya angka kemiskinan

 Strategi atau Arah Kebijakan


- Updating/memperbaharui data BDT dan PKH sesuai dengan
kondisi riil di lapangan
- Peningkatan proporsi sumber daya yang dialokasikan oleh
pemerintah secara langsung untuk program pemberantasan
kemiskinan

 Program
- Program Pemberdayaan Fakir miskin, KAT dan PMKS lainnya
- Pembangunan Perumahan
- Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan
- Pembinaan dan Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah
- Peningkatan kemampuan teknologi industri
- Pengendalian dan Pengelolaan Dana Hibah dan Dana Bantuan
Sosial
- pelayanan kesehatan penduduk miskin

VI -84
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

 Kegiatan
- Pelatihan Keterampilan berusaha bagi keluarga miskin
- Pelatihan Keterampilan bagi PMKS
- Verifikasi dan validasi data kemiskinan Basis Data Terpadu
- Pemberdayaan komunitas adat terpencil
- Penyaluran Bantuan Sosial Beras Sejahtera
- Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni
- Pemberdayaan KUBe
- Penguatan dan Peningkatan Kapasitas Badan Usaha Milik Desa
(BUMDES)
- Pembinaan Desa Binaan Program P2WKSS
- Pelatihan bagi Pengurus dan Pengawas Koperasi KSP/USP dan
NON KSP/Non USP
- Magang Binaan Koperasi
- Pelatihan Kewirausahaan
- Pelatihan Kemampuan Teknologi Industri
- Pengelolaan Dana Hibah dan Dana Bantuan Sosial
- Pelayanan Kesehatan Akibat Gizi Buruk/Busung Lapar
- Pelayanan Kesehatan Peserta JAMKESMAS
- Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin di Puskesmas dan
Jaringannya

 Pelaksana
- Dinas Sosial
- Dinas Kesehatan
- Dinas koperasi dan Usaha Kecil Menengah
- Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
- Sekretariat Daerah

6.2.3.2. Pengeluaran untuk layanan pokok (pendidikan, kesehatan dan


perlindungan sosial) sebagai persentase dari total belanja
pemerintah.
Tujuan: Mengakhiri Kemiskinan dalam Segala Bentuk Dimanapun
Target:
Menjamin mobilisasi yang signifikan terkait sumber daya dari berbagai
sumber, termasuk melalui kerjasama pembangunan yang lebih baik, untuk
menyediakan sarana yang memadai dan terjangkau bagi negara berkembang,
khususnya negara kurang berkembang untuk melaksanakan program dan
kebijakan mengakhiri kemiskinan di semua dimensi.
Nomor Indikator: 1.a.2*
Proyeksi Capaian Indikator TPB:

VI -85
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Isu Strategis: Kemiskinan

Rekomendasi:
 Sasaran
Meningkatnya pengeluaran untuk layanan pokok (pendidikan,
kesehatan dan perlindungan social) sebagai persentase dari total
belanja pemerintah

 Strategi atau Arah Kebijakan


Peningkatan pengeluaran untuk layanan pokok (pendidikan,
ksehatan dan perlindungan social) sebagai persentase dari total
belanja pemerintah

 Program
- Perencanaan pembangunan Daerah
- Program Penganggaran Daerah

 Kegiatan
- Penyusunan RKPD
- Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD
- Penyusunan Rancangan Peraturan Bupati tentang APBD

 Pelaksana
- Dinas Sosial
- Dinas Pendidikan
- Dinas Kesehatan
- Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset

6.2.3.3. Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak di


bawah dua tahun/baduta.
Tujuan: Menghilangkan Kelaparan, Mencapai Ketahanan Pangan dan Gizi
yang Baik, serta Meningkatkan Pertanian Berkelanjutan
Target:
Pada tahun 2030, menghilangkan kelaparan dan menjamin akses bagi semua
orang, khususnya orang miskin dan mereka yang berada dalam kondisi
rentan, termasuk bayi, terhadap makanan yang aman, bergizi, dan cukup
sepanjang tahun.
Nomor Indikator: 2.2.1.(a)
Proyeksi Capaian Indikator TPB:

VI -86
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Isu Strategis: Kesehatan Anak

Rekomendasi:
 Sasaran
Anak dibawah umur 2 tahun

 Strategi atau Arah Kebijakan


Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pola makan anak yang
berkualitas

 Program
- Peningkatan dan perbaikan gizi masyarakat
- program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita

 Kegiatan
- pemberian makanan tambahan dan vitamin
- pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi
- pembinaan kesehatan anak balita
- Identifikasi wilayah yang rentan terhadap kekurangan pangan
- Penyuluhan Pertanian dan Perkebunan
- Penyuluhan kesehatan masyarakat
- Kerjasama dengan Kabupaten dan Provinsi dalam rangka penyediaan
pangan

 Pelaksana
- Dinas Pertanian, Peternakan, dan perikanan
- Dinas Ketahanan Pangan
- Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi
- Dinas Kesehatan

6.2.3.4. Persentase merokok pada penduduk umur ≤18 tahun.


Tujuan: Menjamin Kehidupan yang Sehat dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia
Target:
Pada tahun 2030, mengurangi hingga sepertiga angka kematian dini akibat
penyakit tidak menular, melalui pencegahan dan pengobatan, serta
meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan.
Nomor Indikator: 3.4.1.(a)
Proyeksi Capaian Indikator TPB:

Isu Strategis: Kesehatan

VI -87
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Rekomendasi:
 Sasaran
Anak dibawah umur 18 tahun
 Strategi atau Arah Kebijakan
Survey dan sosialisasi pencegahan serta pendataan

 Program
Program upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak
menular dan kesehatan jiwa

 Kegiatan
- Deteksi dini IVA dan sadaris
- Skrining penyakit degenerative
- Pemeriksaan CO analyzer anak sekolah
- Pengadaan KIT Posbindu
- Monitoring PERDA KTR
- Sosialisasi keswa dan nafza anak sekolah
- Pendampingan dan penanganan ODGJ bebas pasung
- Penanganan ODGJ ringan, sedang dan berat

 Pelaksana
- Dinas Kesehatan
- Dinas Pendidikan

6.2.3.5. Angka kematian (insidens rate) akibat bunuh diri.

Tujuan: Menjamin Kehidupan yang Sehat dan Meningkatkan Kesejahteraan


Seluruh Penduduk Semua Usia
Target:
Pada tahun 2030, mengurangi hingga sepertiga angka kematian dini akibat
penyakit tidak menular, melalui pencegahan dan pengobatan, serta
meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan.
Nomor Indikator: 3.4.2*
Proyeksi Capaian Indikator TPB:

Isu Strategis:

Rekomendasi:
 Sasaran
Pendudukan gangguan mental

 Strategi atau Arah Kebijakan


Pembinaan dan sosialisasi kepada penduduk

VI -88
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

 Program
- Program upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak
menular dan kesehatan jiwa
 Kegiatan
- Deteksi dini IVA dan sadaris
- Skrining penyakit degenerative
- Pemeriksaan CO analyzer anak sekolah
- Pengadaan KIT Posbindu
- Monitoring PERDA KTR
- Sosialisasi keswa dan nafza anak sekolah
- Pendampingan dan penanganan ODGJ bebas pasung
- Penanganan ODGJ ringan, sedang dan berat

 Pelaksana
- Dinas Kesehatan

6.2.3.6. Prevalensi penyalahgunaan narkoba.


Tujuan: Menjamin Kehidupan yang Sehat dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia
Target:
Memperkuat pencegahan dan pengobatan penyalahgunaan zat, termasuk
penyalahgunaan narkotika dan penggunaan alkohol yang membahayakan.
Nomor Indikator: 3.5.1.(e)
Proyeksi Capaian Indikator TPB:

Isu Strategis: Kesehatan dan Kesejahteraan

Rekomendasi:
 Sasaran
- Menurunnya Prevelensi penyalahgunaan narkoba
- Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan social

 Strategi atau Arah Kebijakan


- Melakukan pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan social secara
menyeluruh dan merata
- Penegakan hokum bagi pengedar narkoba

 Program
- Program upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak
menular dan kesehatan jiwa
- Pelayanan Kesehatan Remaja
- Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular ( P2PTPM )

VI -89
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

- Penemuan Dan Penanganan Penderita Penyakit


- Program Keluarga Berencana
- Pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial
 Kegiatan
- Deteksi dini IVA dan sadaris
- Skrining penyakit degenerative
- Pemeriksaan CO analyzer anak sekolah
- Pengadaan KIT Posbindu
- Monitoring PERDA KTR
- Sosialisasi keswa dan nafza anak sekolah
- Pendampingan dan penanganan ODGJ bebas pasung
- Penanganan ODGJ ringan, sedang dan berat

 Pelaksana
1. Dinas Kesehatan
2. BNN
3. Kepolisian
4. Dinas Pendidikan

6.2.3.7. Total Fertility Rate (TFR).


Tujuan: Menjamin Kehidupan yang Sehat dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia
Target:
Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan kesehatan
seksual dan reproduksi, termasuk keluarga berencana, informasi dan
pendidikan, dan integrasi kesehatan reproduksi ke dalam strategi dan program
nasional.
Nomor Indikator: 3.7.2.(a)
Proyeksi Capaian Indikator TPB:

Isu Strategis: Kesehatan dan Kesejahteraan

Rekomendasi:
 Sasaran
Penurunan Total Fertility rate (TFR)

 Strategi atau Arah Kebijakan


Terkendalinya Laju Pertumbuhan Penduduk

 Program
- Program Keluarga Berencana
- Peningkatan keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak

VI -90
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

 Kegiatan
- Pelayanan pemasangan kontrasepsi KB
- Pembinaan kampung keluarga berencana
- Pelatihan Peningkatan kualitas /SDM pemberi Pelayanan KB
- Pembinaan dan peningkatan kemitraan dalam penyediaan alkon
dengan sektor swasta
- Pencanangan Program Penurunan Angka Kelahiran
- Pengadaan Alkon KB dan Side Efek
- Bimbingan teknis pelaksanaan jaminan pelayanan KB
- Pengembangan jaminan pelayanan KB/ pelayanan rujukan dan
konseling bagi peserta MKJP
- Penyuluhan dalam upaya meningkatkan partisipasi KB Pria dan
KHIBA
- Monitoring pengendalian, pendistribusian dan pemantauan Alkon
- Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan Puskesmas dalam
Pelayanan KB Pasca Persalinan

 Pelaksana
- Dinas Pemberdayaan Perempuan dan KB
- Dinas Kesehatan

6.2.3.8. Unmet need pelayanan kesehatan.

Tujuan: Menjamin Kehidupan yang Sehat dan Meningkatkan Kesejahteraan


Seluruh Penduduk Semua Usia
Target:
Mencapai cakupan kesehatan universal, termasuk perlindungan risiko
keuangan, akses terhadap pelayanan kesehatan dasar yang baik, dan akses
terhadap obat- obatan dan vaksin dasar yang aman, efektif, berkualitas, dan
terjangkau bagi semua orang.
Nomor Indikator: 3.8.1.(a)
Proyeksi Capaian Indikator TPB:

Isu Strategis: Pelayanan Kesehatan

Rekomendasi:
 Sasaran
Kebutuhan pelayanan dasar kesehatan masyarkat

 Strategi atau Arah Kebijakan


Pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan bagi masyarakat

VI -91
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

 Program
- Standarisasi pelayanan kesehatan
- Program obat dan perbekalan kesehatan

- Kegiatan
- Program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga (PIS PK)
- Penilaian FKTP/puskesmas berprestasi
- Pertemuan sinkronisasi SP2TP
- Penunjang program yankes primer
- Kegiatan program quickwind pelayanan darah
- Jasa pelayanan nonkapitasi
- Evaluasi dan pengembangan standart pelayanan kesehatan
- Kegiatan peningkatan standart, pedoman, SOP, sarana dan
prasarana tenaga dan peralatan (Akreditasi Puskesmas)
- Peningkatan kemampuan tenaga kesehatan
- Pengembangan system informasi kesehatan
- Pengadaan obat
- Pengadaan bahan medis habis pakai (BMAP)
- Pengadaan reagensia
- Dukungan manajemen system e-logistic
- Monitoring dan evaluasi perizinan sarana dan prasarana
kesehatan, penyimpanan dan pendistribusian obat serta germas
obat

 Pelaksana
- Dinas Kesehatan
- Dinas Pemberdayaan Perempuan dan KB

6.2.3.9. rata-rata lama sekolah penduduk umur ≥ 15 tahun

Tujuan: Menjamin Kualitas Pendidikan yang Inklusif dan Merata serta


Meningkatkan Kesempatan Belajar Sepanjang Hayat untuk Semua
Target:
Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-laki
menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah tanpa dipungut biaya, setara,
dan berkualitas, yang mengarah pada capaian pembelajaran yang relevan dan
efektif.
Nomor Indikator: 4.1.1.(g)
Proyeksi Capaian Indikator TPB:

Isu Strategis: Pendidikan Berkualitas

VI -92
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Rekomendasi:
 Sasaran
Meningkatnya rata-rata lama sekolah penduduk umur ≥ 15 tahun

 Strategi atau Arah Kebijakan


Pemberian beasiswa bagi siswa berprestasi dan tidak mampu/miskin

 Program
Wajib belajar pendidikan dasar Sembilan tahun

 Kegiatan
- Sosialisasi meningkatkan kesadaran pentingnya
melaksanakan/menempuh pendidikan formal yang lebih tinggi
- Peningkatan sarana dan prasarana sekolah.
- Pemberian subsidi untuk siswa tidak mampu.
- Pemberian beasiswa bagi siswa berprestasi.
- Meningkatkan akses dan mutu layanan sekolah

 Pelaksana
- Dinas Pendidikan
- Kementerian Agama

6.2.3.10. Persentase guru TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan PLB yang
bersertifikat pendidik.
Tujuan: Menjamin Kualitas Pendidikan yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar Sepanjang Hayat untuk Semua
Target:
Pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan pasokan guru yang
berkualitas, termasuk melalui kerjasama internasional dalam pelatihan guru
di negara berkembang, terutama negara kurang berkembang, dan negara
berkembang kepulauan kecil.
Nomor Indikator: 4.c.1*
Proyeksi Capaian Indikator TPB:

Isu Strategis: Pendidikan berkualitas

Rekomendasi:
 Sasaran
Kualitas tenaga pengajar/guru TK – SMA/SMK

 Strategi atau Arah Kebijakan


Peningkatan kualitas tenaga pendidik/pengajar

VI -93
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

 Program
- Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
- Program Pendidikan Menengah
- Program Pendidikan Luar Biasa
- Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
- Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

 Kegiatan
- Pelaksanaan sertifikasi pendidik
- Pelaksanaan uji kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan
- Pelatihan bagi pendidik untuk memenuhi standar kompetensi
- Pembinaan lembaga penjamin mutu pendidikan (LPMP)
- Pembinaan pusat pendidikan dan pelatihan guru (PPPG)
- Pendidikan lanjutan bagi pendidik untuk memenuhi standar
kualifikasi
- Pengembangan mutu dan kualitas program pendidikan dan
pelatihan bagi pendidik dan tenaga kependidikan
- Pengembangan sistem pendataan dan pemetaan pendidik dan
tenaga kependidikan
- Pelaksanaan evaluasi hasil kinerja bidang pendidikan

 Pelaksana
- Dinas Pendidikan
- Kementerian Agama

6.2.3.11. Jumlah wisatawan mancanegara


Tujuan: Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja yang Produktif dan Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak untuk Semua
Target:
Pada tahun 2030, menyusun dan melaksanakan kebijakan untuk
mempromosikan pariwisata berkelanjutan yang menciptakan lapangan kerja
dan mempromosikan budaya dan produk lokal.
Nomor Indikator: 8.9.1.(a)
Proyeksi Capaian Indikator TPB:

Isu Strategis: Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan yang Layak

Rekomendasi:
 Sasaran
Meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara

VI -94
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

 Strategi atau Arah Kebijakan


Mengembangkan dan mempromosikan obyek wisata sehingga
mengundang wisatawan mancanegara dan nusantara (dari luar Kota
Palangka Raya) untuk berkunjung

 Program
- Pengembangan destinasi wisata
- Program Pengelolaan Kekayaan Budaya

 Kegiatan
- Pelaksanaan promosi pariwisata
- Pengembagan dan penguatan informasi database
- Penyelenggaraan lomba foto promosi pariwisata
- Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana pariwisata
- Koordinasi pembangunan kemitraan pariwisata
- Pengembangan SDM dan profesionalisme bidang pariwisata
- Pembinaan Pokdarwis di lokawisata
- Integrasi event budaya dan olahraga daerah sebagai destinasi
wisata daerah
- Pengembangan kebudayaan dan pariwisata

 Pelaksana
- Dinas Kebudayaan dan pariwisata

6.2.3.12. Proporsi kredit UMKM terhadap total kredit


Tujuan: Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja yang Produktif dan Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak untuk Semua
Target:
Memperkuat kapasitas lembaga keuangan domestik untuk mendorong dan
memperluas akses terhadap perbankan, asuransi dan jasa keuangan bagi
semua.
Nomor Indikator: 8.10.1.(b)
Proyeksi Capaian Indikator TPB:

Isu Strategis: Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan yang Layak

Rekomendasi:
 Sasaran
Meningkatnya proporsi kredit UMKM terhadap total kredit

 Strategi atau Arah Kebijakan

VI -95
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Meningkatkan jumlah koperasi dan UMKM yang dapat mengakses


pinjaman/kredit dari pemerintah atau bank

 Program
- Pembinaan Koperasi
- Pembinaan dan Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

 Kegiatan
- Pelatihan dan pendampingan bagi koperasi/UMKM,
- Memfasilitasi UMKM dengan lembaga keuangan terkait pinjaman
modal usaha/kredit.
- Menciptakan iklim usaha kondusif bagi UMKM
- Melakukan promosi produk UMKM

 Pelaksana
- Dinas Koperasi dan UKM

6.2.3.13. Proporsi individu yang menggunakan internet


Tujuan: Membangun Infrastruktur yang Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta Mendorong Inovasi
Target:
Secara signifikan meningkatkan akses terhadap teknologi informasi dan
komunikasi, dan mengusahakan penyediaan akses universal dan terjangkau
internet di negara-negara kurang berkembang pada tahun 2020.
Nomor Indikator: 9.c.1.(b)
Proyeksi Capaian Indikator TPB:

Isu Strategis: Infrastruktur

Rekomendasi:
 Sasaran
Meningkatnya proporsi individu yang menggunakan internet

 Strategi atau Arah Kebijakan


Meningkatkan proporsi individu yang menguasai/memiliki telpon
genggam

 Program
- Program pengembangan komunikasi, informasi dan Media Massa
- Program pengkajian dan penelitian bidang komunikasi dan
informasi

VI -96
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

 Kegiatan
- Pembinaan dan Pengembangan Jaringan Komunikasi dan
Informasi
- Pembangunan dan pengembangan jaringan internet/wifi pada
desa yang blank spot
- Pembangunan tower/BTS penguat sinyal telekomunikasi
- Sosialisasai internet ramah anak
- Pengkajian dan penelitian bidang informasi dan komunikasi

 Pelaksana
- Dinas komunikasi, informasi, statistic, dan persandian

VI -97
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

BAB VII
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palangka Raya telah
dilakukan, disimpulkan beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian
dalam penyusunan RPJMD Kota Palangka Raya Tahun 2018-2023, antara lain
sebagai berikut :
7.1. Hasil identifikasi pencapaian indikator SDGs/TPB Kota Palangka
Raya hanya melaksanakan 16 tujuan yang terbagi dalam 222
indikator, yaitu :
1. Indikator TPB yang sudah dilaksanakan oleh Kota Palangka
Raya dan sudah mencapai target nasional berdasarkan 4 pilar
pembangunan yaitu : pilar sosial 39, ekonomi 16, lingkungan
18, hukum dan tata kelola 6.
2. Indikator TPB yang sudah dilaksanakan oleh Kota Palangka
Raya tetapi belum mencapai target nasional berdasarkan 4
pilar pembangunan yaitu pilar sosial 27, pilar ekonomi 7, pilar
lingkungan 19 dan pilar hokum, tata kelola adalah 5.
3. Indikator TPB yang belum dilaksanakan oleh Kota Palangka
Raya tetapi tidak ada data sehingga belum mencapai target
nasional berdasarkan 4 pilar pembangunan yaitu pilar sosial
31, pilar ekonomi 32, pilar lingkungan 12 serta pilar hukum
dan tata kelola adalah 10.
7.2. Hasil FGD para pemangku kepentingan diperoleh bahwa isu
strategis pilar sosial, ekonomi dan pilar lingkungan sejumlah 58
isu strategis dan 6 isu prioritas, sedangkan isu sesuai TPB
prioritas 8 sebagai berikut :

VII-1
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

1. Nomor TPB 3: Menjamin Kehidupan yang Sehat dan


Meningkatkan Kesejahteraan Seluruh Penduduk Semua Usia.
2. Nomor TPB 4: Menjamin Kualitas Pendidikan yang Inklusif dan
Merata serta Meningkatkan Kesempatan Belajar Sepanjang
Hayat untuk Semua.
3. Nomor TPB 6: Menjamin Kualitas Pendidikan yang Inklusif dan
Merata serta Meningkatkan Kesempatan Belajar Sepanjang
Hayat untuk Semua.
4. Nomor TPB 8: Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi yang
Inklusif dan Berkelanjutan, Kesempatan Kerja yang Produktif
dan Menyeluruh, serta Pekerjaan yang Layak untuk Semua.
5. Nomor TPB 9: Membangun Infrastruktur yang Tangguh,
Meningkatkan Industri Inklusif dan Berkelanjutan, Serta
Mendorong Inovasi.
6. Nomor TPB 11: Menjadikan Kota dan Permukiman Inklusif,
Aman, Tangguh dan Berkelanjutan
7. Nomor TPB 13: Mengambil Tindakan Cepat Untuk Mengatasi
Perubahan Iklim dan Dampaknya
8. Nomor TPB 15: Melindungi, Merestorasi dan Meningkatkan
Pemanfaatan Berkelanjutan Ekosistem Daratan, Mengelola
Hutan secara Lestari, Menghentikan Penggurunan,
Memulihkan Degradasi Lahan, serta Menghentikan Kehilangan
Keanekaragaman Hayati.
7.3. OPD yang sudah melaksanakan TPB berdasarkan Kategori
pencapaian TPB sebagai berikut :
1. OPD yang sudah melaksanakan dan sudah mencapai target
nasional sebanyak 20 OPD dengan total 79 indikator.
2. OPD yang sudah melaksanakan dan belum mencapai target
nasional sebanyak 16 OPD dengan total 58 indikator
VII-2
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

3. OPD yang datanya belum tersedia sebanyak 22 OPD dengan


total 85 indikator.
7.4. Berdasarkan hasil kajian 6 muatan KLHS, diperoleh beberapa isu
atau permasalahan yang perlu dipertimbangan dalam
penyusunan RPJMD Kota Palangka Raya 2018-2023 sebagai
berikut :
1. Penataan Ruang (Perencanaan, Pemanfaatan dan Pengendalian
Pemanfaatan ruang)
Penataan ruang merupakan salah satu dari isu strategis
prioritas untuk dibahas dalam penyelenggaran KLHS untuk
RPJM Kota Palangka Raya. Kota Palangka Raya sebelumnya
pernah memiliki Perda no. 7 tahun 2001 tentang RTRW kota
Palangka Raya, dengan terbitnya UU no. 26 tahun 2007
tentang penataan ruang dan PP 15 tahun 2010 yang
memberikan amanah dalam kurun waktu 2 tahun untuk
menyesuaikan RTRW, dan apabila lebih dari 2 tahun belum
menyesuaikan maka secara otomatis RTRW yang lama tidak
berlaku dan sampai saat ini RTRW kota Palangka Raya belum
dapat di syahkan. Hal yang menjadi permasalahan dalam
penataan ruang sehingga belum ditetapkan antara lain adalah
adanya pemanfaatan non hutan di dalam Kawasan hutan,
kebutuhan ruang untuk perencanaan yang belum sesuai
dengan persetujuan substansi Kawasan hutan yang diperoleh.

2. Penurunan Kualitas Lingkungan Hidup


Kualitas Lingkingan Hidup merupakan salah satu akar
masalah penting yang menjadi perhatian di Kota Palangka
Raya. Permasalahan terkini yang menjadi penyebab
pencemaran terjadi adalah akibat dari permasalahan dalam
VII-3
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

pengelolaan sampah di Kota Palangka Raya yang belum


berjalan dengan optimal sehingga berpotensi untuk
menimbulkan pencemaran udara berupa bau yang tidak
sedap, mencemari air tanah, dan sungai serta dapat merusak
tingkat produktifitas tanah.

3. Pembangunan ekonomi lokal


Ekonomi Kota Palangka Raya, selama ini masih bergantung
kepada Dana Bagi Hasil (DBH) dari APBN dan Dana Alokasi
Kabupaten/ Kota (DAK) dari APBD Provinsi, sedangkan
Pendapatan Asli Daerah masih minim. Dengan demikian
proyeksi keuangan dalam perencanaan pembangunan memiliki
ketergantungan yang tinggi, terhadap Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Provinsi. Proporsi Pendapatan Asli Daerah yang
diterima selama ini, hamper 90 % berasal dari sektor
perdagangan barang dan jasa, sedangkan sektor pertanian
yang menunjang daerah pinggiran di Kota Palangka Raya
hanya berkontribusi sebesar 10 %. Dengan demikian perlu
dilakukan terobosan dan inovasi guna mendorong kontribusi
ekonomi lokal di Kota Palangka Raya untuk dapat
berkontribusi lebih baik lagi. Selain untuk meningkat
Pendapatan Asli Daerah, mendorong kemandirian di Kota
Palangka Raya, dan menekan aspek ketimpangan
perekonomian masyarakat yang tinggal di Kota dan di
pinggiran.

4. Aspek Sosial Masyarakat (Pendidikan, Kesehatan, Kemiskinan,


dan Kemanusiaan)

VII-4
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Pada aspek sosial Kota Palangka Raya memiliki permasalahan


di bidang kemiskinan, pendidikan dan kesehatan sehingga
dijadikan isu strategis prioritas. Permasalahan kemiskinan
meskipun secara kuantitas terus menurun, akan tetapi masih
terdapat kantong-kantong kemiskinan di kawasan kumuh dan
padat dengan angka pengangguran terselubung yang tinggi
(produktivitas tenaga kerja yang rendah).

5. Perlindungan Budaya Lokal


Kelembagaan masyarakat adat di Kota Palangka Raya
khususnya dan Provinsi Kalimantan Tengah secara umum,
diatur dengan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur.
Perda Nomor 16 tahun 2008 tentang Kelembagaan Adat pada
dasarnya adalah peraturan daerah yang mengatur struktur
kelembagaan adat Dayak dari tingkat Kalimantan (Majelis Adat
Dayak nasional), tingkat provinsi (Dewan Adat Dayak Provinsi)
dan tingkat kabupaten (Dewan Adat Dayak Kabupaten). Upaya
kebijakan ini mempunyai tujuan yang mulia untuk menyikapi
lemahnya posisi masyarakat adat ketika berhadapan dengan
pihak luar dan juga bisa membantu pemerintah dalam
pembangunan serta juga melestarikan budaya dan terutama
untuk menyelesaikan persoalan masyarakat adat. Keberadaan
kekayaan budaya di Kota Palangka Raya yang terancam
tersebut perlu mendapatkan perhatian, sehingga tetap terjaga
dan Lestari.

6. Pemantapan Tata Kelola Pemerintahan


Tata Kelola menjadi salah isu strategis prioritas dalam
pembahasan, terkait dengan masih banyaknya kebutuhan
VII-5
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

regulasi yang belum disusun, penguatan kapasitas


kelembagaan pemerintah dan non pemerintah, koordinasi dan
sinkronisasi kebijakan guna menghindari tumpang tindih, dan
penegakan terhadap peraturan yang sudah ada. Beberapa
regulasi penting yang sampai saat ini belum disusun
diantaranya Perda tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup amanah UU nomor 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Perda RTRW
Kota Palangka Raya belum di selesaikan (sejak tahun 2013)
sampai saat ini. Banyaknya regulasi yang belum disusun
tersebut, mengakibatkan pelaksanaan tugas dari aparatur
Pemerintah Kota Palangka Raya terkendala.

7.5. Hasil perumusan skenario pencapaian TPB untuk indikator yang


terkait langsung daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup sebagai berikut :
1. Tidak perlu adanya upaya tambahan 1 indikator
2. Perlu upaya tambahan 14 indikator

7.6. Hasil perumusan skenario pencapaian TPB untuk indikator yang


tidak terkait langsung daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup sebagai berikut :
1. Perlu upaya tambahan 14 indikator
2. Tidak perlu upaya tambahan 1 indikator

7.7. Kesimpulan Indikator Pilar Sosial adalah :


- Membangun ketahanan masyarakat miskin dan mereka yang
berada dalam kondisi rentan, dan mengurangi kerentanan

VII-6
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

mereka terhadap kejadian ekstrim terkait iklim dan guncangan


ekonomi, sosial, lingkungan, dan bencana.
- Menghilangkan kelaparan dan menjamin akses bagi semua
orang, khususnya orang miskin dan mereka yang berada dalam
kondisi rentan, termasuk bayi, terhadap makanan yang aman,
bergizi, dan cukup sepanjang tahun.

7.8. Kesimpulan Indikator Pilar Lingkungan adalah :


- Mencapai akses universal dan merata terhadap air minum yang
aman dan terjangkau bagi semua.
- Menjamin Ketersediaan serta Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan.
- Mencapai akses terhadap sanitasi dan kebersihan yang
memadai dan merata bagi semua, dan menghentikan praktik
buang air besar di tempat terbuka, memberikan perhatian
khusus pada kebutuhan kaum perempuan, serta kelompok
masyarakat rentan.
- Meningkatkan kualitas air dengan mengurangi polusi,
menghilangkan pembuangan, dan meminimalkan pelepasan
material dan bahan kimia berbahaya, mengurangi setengah
proporsi air limbah yang tidak diolah, dan secara signifikan
meningkatkan daur ulang, serta penggunaan kembali barang
daur ulang yang aman secara global.
- Mengurangi dampak lingkungan perkotaan per kapita yang
merugikan, termasuk dengan memberi perhatian khusus pada
kualitas udara, termasuk penanganan sampah kota.
- Secara substansial mengurangi produksi limbah melalui
pencegahan, pengurangan, daur ulang, dan penggunaan
kembali.
VII-7
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

- Menghentikan penggurunan, memulihkan lahan dan tanah


kritis, termasuk lahan yang terkena penggurunan, kekeringan
dan banjir, dan berusaha mencapai dunia yang bebas dari
lahan terdegradasi.

7.9. Kesimpulan Indikator Pilar Ekonomi adalah :


- Meningkatkan dukungan pengembangan kapasitas untuk
negara berkembang, termasuk negara kurang berkembang dan
negara berkembang pulau kecil, untuk meningkatkan secara
signifikan ketersediaan data berkualitas tinggi, tepat waktu dan
dapat dipercaya, yang terpilah berdasarkan pendapatan,
gender, umur, ras, etnis, status migrasi, difabilitas, lokasi
geografis dan karakteristik lainnya yang relevan dengan
konteks nasional.
- Memperkuat kapasitas lembaga keuangan domestik untuk
mendorong dan memperluas akses terhadap perbankan,
asuransi dan jasa keuangan bagi semua.
- Secara signifikan meningkatkan akses terhadap teknologi
informasi dan komunikasi, dan mengusahakan penyediaan
akses universal dan terjangkau internet di negara-negara
kurang berkembang pada tahun 2020.

7.10. Kesimpulan Indikator Pilar Hukum dan Tata Kelola adalah :


- Menghentikan perlakuan kejam, eksploitasi, perdagangan, dan
segala bentuk kekerasan dan penyiksaan terhadap anak.
- Mengembangkan lembaga yang efektif, akuntabel, dan
transparan di semua tingkat.
- Menjamin pengambilan keputusan yang responsif, inklusif,
partisipatif dan representatif di setiap tingkatan.
VII-8
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

- Menguatkan Masyarakat yang Inklusif dan Damai untuk


Pembangunan Berkelanjutan, Menyediaan Akses Keadilan
untuk Semua, dan Membangun Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua Tingkatan.
- memberikan identitas yang syah bagi semua, termasuk
pencatatan kelahiran.

SARAN
- Guna memastikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang
tercantum dalam Perpres 59 tahun 2017 menjadi prioritas
pembangunan di Kota Palangka Raya, maka harus terintegrasi
ke dalam Kebijakan, Rencana, dan Program di RPJMD yang
disusun.
- Perlu dilakukan monitoring dan evaluasi berkala pelaksanaan
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang tercantum dalam
Perpres 59 tahun 2017 sesuai dengan Peraturan Menteri PPN/
Kepala Bappenas no. 7 tahun 2018

VII-9
REKAPITULASI INDIKATOR TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB/SDGs) TERHADAP PERANGKAT DAERAH
DI KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023
PENCAPAIAN TERKINI PENCAPAIAN :
TERGET 1. Tercapai
NO NO INDIKATOR TPB/SDGs RPJMN 2015- SOPD 2. Tidak
2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tercapai 3.
Tidak ada data
Tujuan 1 : Mengakhiri Kemiskinan dalamSegala Bentuk Dimanapun
Persentase penduduk
yang hidup di bawah
garis kemiskinan Menurun
1 1.2.1* 3.18% 3.19% 3.75% 3.62% - Dinas Sosial tercapai
nasional, menurut jenis menjadi 7-8%
kelamin dan kelompok
umur.
Proporsi peserta
1.3.1. jaminan kesehatan Meningkat Dinas
2 29.44% 74.19% 53.47% 85.50% 86.71% Tidak Tercapai
(a) melalui SJSN Bidang menjadi 95% Kesehatan
Kesehatan.
Meningkat
Proporsi peserta menjadi 62,4
1.3.1. Program Jaminan juta pekerja
3 6.34 - - - 7.68 Dinas Sosial Tidak Tercapai
(b) Sosial Bidang formal; 3,5
Ketenagakerjaan. juta pekerja
informal
Persentase penyandang
disabilitas yang miskin Meningkat
1.3.1.
4 dan rentan yang - 16% 10% 15.32% 10% menjadi Dinas Sosial
(c)
terpenuhi hak dasarnya 17.12%
dan inklusivitas. Tidak Tercapai
Jumlah rumah tangga
yang mendapatkan Menurun
1.3.1.
5 bantuan tunai 1543 1696 2395 3777 3671 menjadi 2,8 Dinas Sosial
(d)
bersyarat/Program Juta
Keluarga Harapan. Tidak Tercapai
Persentase perempuan
pernah kawin umur 15-
1.4.1. Meningkat Dinas
6 49 tahun yang proses 77.09% 73.38% 88.72% 86.66% 67.82% tercapai
(a) menjadi 70% Kesehatan
melahirkan terakhirnya
di fasilitas kesehatan.
Persentase anak umur
1.4.1. 12-23 bulan yang Meningkat Dinas
7 94.14% 61.04% 81.98% 81.98% 73.30%
(b) menerima imunisasi menjadi 63%. Kesehatan
dasar lengkap. Tercapai
Prevalensi penggunaan
metode kontrasepsi
1.4.1. (CPR) semua cara pada Meningkat Dinas
8 - 85.10% 85.50% 86.89% 87.67%
(c) Pasangan Usia Subur menjadi 65% Kesehatan
(PUS) usia 15-49 tahun
yang berstatus kawin. Tercapai
Persentase rumah
Dinas
tangga yang memiliki
Perumahan
1.4.1. akses terhadap layanan Meningkat
9 24.06% - 23.53% - 28.00% Rakyat &
(d) sumber air minum menjadi 100%
Kawasan
layak dan
Permukiman
berkelanjutan. Tidak Tercapai
Persentase rumah Dinas
tangga yang memiliki Perumahan
1.4.1. Meningkat
10 akses terhadap layanan - - - - 3.00% Rakyat &
(e) menjadi 100%
sanitasi layak dan Kawasan
berkelanjutan. Permukiman Tidak Tercapai
Meningkatnya
jumlah rumah
tangga
berpendapatan
rendah yang
dapat Dinas
Persentase rumah mengakses Perumahan
1.4.1.
11 tangga kumuh - - - - 14.00% hunian layak Rakyat & tidak tercapai
(f)
perkotaan pada tahun Kawasan
2019 menjadi Permukiman
18,6 juta
untuk 40%
penduduk
berpendapatan
terbawah.
Angka Partisipasi Meningkat Dinas
12 1.4.1.(g) 92.56% 91% 97% 87.97% 97.13 tercapai
Murni (APM) menjadi Pendidikan
SD/MI/sederajat. 94,78%
Angka Partisipasi
Meningkat Dinas
13 1.4.1.(h) Murni (APM) 95.42% 99.17% 98.79% 70.32% 103.9 tercapai
menjadi 82,2% Pendidikan
SMP/MTs/sederajat.
Persentase penduduk Dinas
Meningkat
umur 0-17 tahun Pendudukan &
14 1.4.1.(j) 47.05% 41.46% 42.89% 44.82% 30.42% menjadi
dengan kepemilikan pencatatan
77,4%.
akta kelahiran. Sipil tidak tercapai
Persentase rumah
tangga miskin dan
rentan yang sumber
Meningkat
15 1.4.1.(k) penerangan - - - - - Setda
menjadi 100%
utamanya listrik baik
dari PLN dan bukan
PLN. Tidak Ada Data
Jumlah korban 0 0.38 0.37 0
meninggal, hilang,
dan terkena dampak
16 1.5.1* 0 0 73 188 - Menurun BPBD
bencana per 100.000
orang. Tidak Tercapai
Jumlah lokasi
Meningkat
penguatan
17 1.5.1.(a) - - - 2 Daerah 2 menjadi 4 BPBD
pengurangan risiko
daerah
bencana daerah. tercapai
Pemenuhan Meningkat
kebutuhan dasar menjadi 151
18 1.5.1.(b) 928 1830 195 518 129 Dinas Sosial
korban bencana ribu
sosial Tidak Tercapai
Pendampingan 352 Jiwa
19 1.5.1.(c) psikososial korban - - (Ex - - - 80 Dinas Sosial
bencana sosial. Gafatar) Tercapai
Jumlah daerah
bencana
alam/bencana sosial Meningkat
20 1.5.1.(d) - - - - 1 Dinas Sosial
yang mendapat menjadi 450
pendidikan layanan
khusus. tidak ada data
Indeks resiko
bencana pada pusat- Menurun
21 1.5.1.(e) - - - - 136 BPBD
pusat pertumbuhan menjadi 118,6
yang berisiko tinggi. tidak tercapai
Jumlah kerugian
700.000.0 450.200.
22 1.5.2.(a) ekonomi langsung - 50.000.000 - Menurun BPBD
00 000
akibat bencana. tercapai
Dokumen strategi
pengurangan risiko
23 1.5.3* bencana (PRB) - - - - 4 4 Dokumen BPBD
tingkat nasional dan
daerah. Tercapai
Proporsi sumber
daya yang
dialokasikan oleh
pemerintah secara
24 1.a.1* - - - - - Meningkat Dinas Sosial
langsung untuk
program
pemberantasan
kemiskinan. Tidak Ada Data
Pengeluaran untuk
layanan pokok
(pendidikan,
kesehatan dan
25 1.a.2* - - - - - Meningkat Dinas Sosial
perlindungan sosial)
sebagai persentase
dari total belanja
pemerintah. Tidak Ada Data
: Menghilangkan Kelaparan, Mencapai Ketahanan Pangan dan Gizi yang Baik, Serta Meningkatkan Pertanian Berkelanjutan
Tujuan 2

Prevalensi
Dinas
Ketidakcukupan
Ketahanan
26 2.1.1* Konsumsi Pangan 80.00% - - 89.20% - Menurun
Pangan &
(Prevalence of
Pertanian
Undernourishment). tidak tercapai
Prevalensi
kekurangan gizi Menurun Dinas
27 2.1.1.(a) 12.60% 14.10% 8.73% 11.50% 14.00% Tercapai
(underweight) pada menjadi 17% Kesehatan
anak balita.
Prevalensi penduduk
dengan kerawanan
Dinas
pangan sedang atau
Ketahanan
28 2.1.2* berat, berdasarkan - - - - - 100.00% Tidak ada data
Pangan &
pada Skala
Pertanian
Pengalaman
Kerawanan Pangan.
Proporsi penduduk
Dinas
dengan asupan
menurun Ketahanan
29 2.1.2.(a) kalori minimum di 0.00%
menjadi 8,5% Pangan &
bawah 1400
Pertanian
kkal/kapita/hari. tidak ada data

Prevalensi stunting
(pendek dan sangat
Dinas
30 2.2.1* pendek) pada anak di 10.30% 12.50% 7.07% 11.50% 15.00% Menurun tidak tercapai
Kesehatan
bawah lima
tahun/balita.
Prevalensi stunting
(pendek dan sangat
Menurun Dinas
31 2.2.1.(a) pendek) pada anak di - - - - - Tidak ada data
menjadi 28% Kesehatan
bawah dua
tahun/baduta.

Prevalensi malnutrisi
(berat badan/tinggi
badan) anak pada Dinas
32 2.2.2* 9.54% 11.10% 6.13% 8.06% 7.80% Menurun tercapai
usia kurang dari 5 Kesehatan
(lima) tahun,
berdasarkan tipe.

Prevalensi anemia Menurun Dinas


33 2.2.2.(a) 21.50% 17.68% 2.35% 41.46% 16.29% tercapai
pada ibu hamil. menjadi 28% Kesehatan

Persentase bayi usia


kurang dari 6 (enam)
Meningkat Dinas
34 2.2.2.(b) bulan yang 40.90% 41.90% 14.99% 16.79% 48.64 Tidak Tercapai
menjadi 50% Kesehatan
mendapatkan ASI
eksklusif.
Kualitas konsumsi Meningkat
pangan yang menjadi: skor
diindikasikan oleh PPH 92,5; Dinas
skor Pola Pangan tingkat Ketahanan
35 2.2.2.(c) 43.65% 46.82% 53.42% 62.43% 89.20%
Harapan (PPH) konsumsi ikan Pangan &
mencapai; dan 54,5 Pertanian
tingkat konsumsi kg/kapita/
ikan. tahun tercapai
Nilai Tambah
Pertanian dibagi
jumlah tenaga kerja Dinas Tenaga
36 2.3.1* 99.60% 98.51% 97.78% 101% - 100%
di sektor pertanian Kerja
(rupiah per tenaga
kerja). Tercapai
Tujuan 3 : Menjamin Kehidupan yang Sehat dan Meningkatkan Kesejahteraan Seluruh Penduduk Semua Usia
Angka Kematian Ibu 56.15 Dinas
36 3.1.1* 73.00% 54.11% 19.65% 19.15% Menurun
(AKI). % Kesehatan Tercapai
Proporsi perempuan
pernah kawin umur
15-49 tahun yang
Meningkat Dinas
37 3.1.2* proses melahirkan 91.40% 86.80% 90.27% 95.00% - tercapai
menjadi 95% Kesehatan
terakhirnya ditolong
oleh tenaga
kesehatan terlatih.
Persentase
Perempuan pernah
kawin umur15-49
meningkat Dinas
38 3.1.2.(a) tahun yang proses - - - - - tidak ada data
menjadi 85 % Kesehatan
melahirkan
terakhirnya di
fasilitas kesehatan
Angka Kematian
Menurun
Balita (AKBa) per Dinas
39 3.2.1* 1.00% 0.028 % 0.2 % 0.19% 0.06% menjadi 306
1000 kelahiran Kesehatan
per 1000
hidup. tercapai
Angka Kematian
Neonatal (AKN) per Dinas
40 3.2.2* 11.00% 1.00% 0.79% 1.15% 1.77% Menurun tercapai
1000 kelahiran Kesehatan
hidup.
Angka Kematian Bayi
Menurun Dinas
41 3.2.2.(a) (AKB) per 1000 11.50% 2.48% 2.48% 1.33% 1.99%
menjadi 24 Kesehatan
kelahiran hidup. Tercapai
Persentase
kabupaten/kota
meningkat Dinas
42 3.2.2.(b) yang mencapai 80% - - 86.06 86.82 -
menjadi 95% Kesehatan
imunisasi dasar
lengkap pada bayi tidak tercapai
Prevalensi HIV pada Menurun Dinas
43 3.3.1.(a) 0.15 % 21.23% 0.24% 0.22% 0.18%
populasi dewasa. menjadi <0,5% Kesehatan tercapai
Insiden Tuberkulosis
34.20 Menurun Dinas
44 3.3.2.(a) (ITB) per 100.000 30.27% 37.68% 41.94% 44.44%
% menjadi 245 Kesehatan
penduduk. tercapai
Kejadian Malaria per Dinas
45 3.3.3* 0.35% 0.22% 0.17% 0.06% 0% Menurun
1000 orang. Kesehatan Tercapai

sudah
sertifik
Jumlah
at
kabupaten/kota Meningkat Dinas
46 3.3.3.(a) - - - - elimin
yang mencapai menjadi 300 Kesehatan
asi
eliminasi malaria.
malari
a
tercapai

Persentase
kabupaten/kota
100.0 Dinas
47 3.3.4.(a) yang melakukan 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Meningkat
% Kesehatan
deteksi dini untuk
infeksi Hepatitis B.

tercapai

Jumlah orang yang


memerlukan
intervensi terhadap Dinas
48 3.3.5* 2.00% 7.00% 3.00% 4.00% 2.00% Menurun
penyakit tropis yang Kesehatan
terabaikan (Filariasis
dan Kusta).
tercapai
jumlah provinsi
dengan nilai meningkat
Dinas
49 3.3.5.(a) eliminasi kusta - - - - - menjadi 34
Kesehatan
meningkat menjadi provinsi
34 provinsi Tidak ada data
Jumlah
kabupaten/kota
dengan eliminasi 100% 100%
100% (10 100% (10 100% (10 Meningkat Dinas
50 3.3.5.(b) filariasis (berhasil (10 (11
pkm) pkm) pkm) menjadi 35. Kesehatan
lolos dalam survei pkm) pkm)
penilaian transmisi
tahap I). tercapai

Persentase merokok
Menurun Dinas
51 3.4.1.(a) pada penduduk - - - - -
menjadi 5,4% Kesehatan
umur ≤18 tahun.
Tidak Ada Data
Prevalensi tekanan Menurun Dinas
52 3.4.1.(b) 43.71 10.66 10.30% 21.86% 6.37% Tercapai
darah tinggi. menjadi 24,3% Kesehatan

Prevalensi obesitas
Dinas
53 3.4.1.(c) pada penduduk - 17.56 49.05 39.18% - Menurun tercapai
Kesehatan
umur ≥18 tahun.

Angka kematian
Dinas
54 3.4.2* (insidens rate) akibat - - - - - Menurun
Kesehatan
bunuh diri. Tidak Ada Data
Jumlah
kabupaten/kota
Meningkat
yang memiliki 9 10
9 menjadi 280 Dinas
55 3.4.2.(a) puskesmas yang Puskes 9 Puskesmas 9 Puskesmas Puske tercapai
Puskesmas (target Kesehatan
menyelenggarakan mas smas
nasional)
upaya kesehatan
jiwa.
Prevalensi Menurun
22.85 Dinas
56 3.5.1.(e) penyalahgunaan 2.86 11.5 15.01 16.43 menjadi angka tidak tercapai
% Kesehatan
narkoba. 0,02%
Konsumsi alkohol
(liter per kapita) oleh
Dinas
57 3.5.2* penduduk umur ≥ 15 - - - - - Menurun Tidak Ada Data
Kesehatan
tahun dalam satu
tahun terakhir.
Proporsi perempuan
usia reproduksi (15-
49 tahun) atau
pasangannya yang
Meningkat Dinas
58 3.7.1* memiliki kebutuhan - - - - -
menjadi 66% Kesehatan
keluarga berencana
dan menggunakan
alat kontrasepsi
metode modern. Tidak Ada Data
Angka prevalensi
penggunaan metode
kontrasepsi (CPR)
semua cara pada 87.01 Meningkat Dinas
59 3.7.1.(a) - 85.10% 85.50% 86.89%
Pasangan Usia % menjadi 65% Kesehatan
Subur (PUS) usia 15-
49 tahun yang
berstatus kawin. Tercapai
Angka penggunaan
metode kontrasepsi 14.71 Meningkat Dinas
60 3.7.1.(b) - 13.29% 13.21% 14.30%
jangka panjang % menjadi 23.5% Kesehatan
(MKJP) cara modern. Tidak Tercapai
Angka kelahiran
pada perempuan
Menurun Dinas
61 3.7.2* umur 15-19 tahun - - - - -
menjadi 38 Kesehatan
(Age Specific Fertility
Rate/ASFR). Tidak Ada Data
Total Fertility Rate Menurun Dinas
62 3.7.2.(a) - - - - -
(TFR). menjadi 2,28 Kesehatan Tidak Ada Data
Unmet need
Menurun Dinas
63 3.8.1.(a) pelayanan - - - - -
menjadi 9,91% Kesehatan
kesehatan.
Tidak Ada Data
Jumlah penduduk
yang dicakup
asuransi kesehatan
Dinas
64 3.8.2* atau sistem 28.55 71.97 51.89 83.05 - Meningkat
Kesehatan
kesehatan
masyarakat per 1000
penduduk. tercapai

Cakupan Jaminan Meningkat


86.71 Dinas
65 3.8.2.(a) Kesehatan Nasional 29.44% 74.19% 53.47% 85.50% menjadi Tidak Tercapai
% Kesehatan
(JKN). minimal 95%

Proporsi kematian Dinas


66 3.9.3.(a) 0 0 0 0 0.00% Menurun
akibat keracunan. Kesehatan

tercapai

Persentase merokok
Dinas
67 3.a.1* pada penduduk - - - - - Menurun
Kesehatan
umur ≥15 tahun.
Tidak Ada Data
Persentase
ketersediaan obat 82.93 Meningkat Dinas
68 3.b.1.(a) - 55.00% 59.22% 98.10%
dan vaksin di % 85% Kesehatan
Puskesmas. Tercapai
padatan dan
Dinas
69 3.c.1* distribusi tenaga 1.55% 1.32% 4.67% 2.64% 0.18% Meningkat
Kesehatan
kesehatan.
tidak tercapai
Tujuan 4 : Menjamin Kualitas Pendidikan yang Inklusif dan Merata Serta Meningkatkan Kesempatan Belajar Sepanjang Hayat Untuk Semua
Meningkat
Persentase SD/MI berakreditasi Dinas
70 4.1.1.(a) 65.81% 65.81% 65.81% 44.44% 50.00% menjadi Tidak Tercapai
minimal B. Pendidikan
84,2%
proporsi anak-anak dan remaja:
(a) pada kelas 4, (b) tingkat akhir
SD/kelas 6, © tingkat akhir
Dinas
71 4.1.1.* smp/kelas 9 yang mencapai 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% meningkat tercapai
Pendidikan
standar kemapuan minimun
dalam : (i) membaca, (ii)
matematika
Meningkat
Persentase SMP/MTs Dinas
72 4.1.1.(b) 36.92% 36.92% 36.92% 36.17% 50.00% menjadi Tidak Tercapai
berakreditasi minimal B. Pendidikan
81%
Meningkat
Angka Partisipasi Kasar (APK) Dinas
73 4.1.1.(d) 106.80% 117.40% 103.15% 103.85% 111,09% menjadi Tidak Tercapai
SD/ MI/ sederajat. Pendidikan
114,09%
Meningkat
Angka Partisipasi Kasar (APK) Dinas
74 4.1.1.(e) 107.00% 105.90% 101.22% 102.56% 103,90% menjadi Tidak Tercapai
SMP/ MTs/ sederajat. Pendidikan
106,94%
meningkat
rata-rata lama sekolah penduduk Dinas
75 4.1.1.(g) - - - - - menjadi tidak ada data
umur ≥ 15 tahun Pendidikan
8,8 tahun
Angka Partisipasi Kasar (APK) Meningkat
Dinas
76 4.2.2.(a) Pendidikan Anak Usia Dini 98.56% 98.58% 98.61% 53.71% - menjadi
Pendidikan
(PAUD). 77,2% Tercapai
proporsi remaja dan dewasa
Dinas
77 4.4.1.* dengan keterampilan teknologi - - - - - meningkat
Pendidikan
informasi dan komunikasi (TIK) tidak ada data
Rasio Angka Partisipasi Murni
(APM) perempuan/laki-laki di (1)
SD/MI/sederajat; (2)
SMP/MTs/sederajat; (3) Dinas
78 4.5.1* - - - - - meningkat
SMA/SMK/MA/sederajat; dan Pendidikan
Rasio Angka Partisipasi Kasar
(APK) perempuan/laki-laki di (4)
Perguruan Tinggi. Tidak Ada Data
Persentase guru TK, SD, SMP,
Dinas
79 4.c.1* SMA, SMK, dan PLB yang - - - - - meningkat
Pendidikan
bersertifikat pendidik. Tidak Ada Data

meningkat
Persentase angka melek aksara Dinas
80 4.6.1.(a) - - - - - menjadi
penduduk umur ≥15 tahun. Pendidikan
96,1 %
Tidak Ada Data
persentase angka melek aksara
Dinas
81 penduduk umur 15 - 24 tahun - - - - - meningkat
Pendidikan
4.6.1.(b) dan umur 15 - 59 tahun Tidak Ada Data
proporsi sekolah dengan akses
ke : (a) listik (b) internet untuk
tujuan pengajaran (c) komputer
untuk tujuan pengajaran (d)
infrastruktur dan materi memadai
Dinas
82 4.a.1.* bagi siswa disabilitas (e) air - - - - - meningkat
Pendidikan
minum layak (f) fasilitas sanitasi
dasar per jenis kelamin (g)
fasilitas cuci tangan (terdiri air,
sanitasi, dan higenis bagi semua
(wash)) Tidak Ada Data
PENCAPAIAN TERKINI
PENCAPAIAN :
NO INDIKATOR 1. Tercapai 2.
NO SOPD
TPB/SDGs 2014 2015 2016 2017 2018 TERGET Tidak Tercapai
RPJMN 3. Tidak ada data
2015-2019
Tujuan 5 : Mencapai Kesetaraan Gender dan Memberdayakan Kaum Perempuan
Jumlah kebijakan yang Dinas Pengendalian
responsif gender Penduduk & KB,
84 5.1.1.* mendukung Pemberdayaan tidak ada data
pemberdayaan Bertambah Perempuan &
perempuan - - - - - sebanyak 16 Perlindungan Anak
Proporsi perempuan
dewasa dan anak
perempuan (umur 15 - Dinas Pengendalian
64 tahun) mengalami Penduduk & KB,
85 5.2.1.* kekerasan (fisik, Menurun Pemberdayaan tidak ada data
seksual/emosional) oleh Perempuan &
pasangan atau mantan Perlindungan Anak
pasangan dalam 12
bulan terakhir. - - - - -
Dinas Pengendalian
Menurun
Prevalensi kekerasan Penduduk & KB,
menjadi
86 5.2.1.(a) terhadap anak - - - - - Pemberdayaan tidak ada data
kurang dari
perempuan. Perempuan &
20,48%
Perlindungan Anak
Proporsi perempuan
dewasa dan anak
Dinas Pengendalian
perempuan (umur 15 -
Penduduk & KB,
64 tahun) mengalami
87 5.2.2.* - - - - - Menurun Pemberdayaan tidak ada data
kekerasan seksual oleh
Perempuan &
orang lain selain
Perlindungan Anak
pasangan dalam 12
bulan terakhir.
Persentase korban Dinas Pengendalian
100.00 100.00 Meningkat
88 5.2.2.(a) kekerasan terhadap - - - Penduduk & KB, Tercapai
% % menjadi 70%
perempuan yang Pemberdayaan
mendapat layanan Perempuan &
komprehensif. Perlindungan Anak

Proporsi perempuan
umur 20 - 24 tahun Dinas Pengendalian
yang berstatus kawin Penduduk & KB,
89 5.3.1.* atau berstatus hidup - - - - - Menurun Pemberdayaan tidak ada data
bersama sebelum umur Perempuan &
15 tahun dan sebelum Perlindungan Anak
umur 18 tahun.
Dinas Pengendalian
Median usia kawin
Meningkat Penduduk & KB,
pertama perempuan
90 5.3.1.(a) - - - - - menjadi 21 Pemberdayaan tidak ada data
pernah kawin umur 25 -
tahun Perempuan &
49 tahun
Perlindungan Anak
Dinas Pengendalian
Angka kelahiran pada
Penduduk & KB,
perempuan umur 15-19 Menurun
91 5.3.1.(b) - 14.36% - - - Pemberdayaan Tercapai
tahun (Age Specific menjadi 38%
Perempuan &
Fertility Rate/ASFR).
Perlindungan Anak
Proporsi kursi yang
diduduki perempuan di 10 org 10 org
10 org / 10 org / 10 org /
92 5.5.1* parlemen tingkat pusat, / / Meningkat Sekretariat DPRD Tercapai
33,33% 33,33% 33,33%
parlemen daerah dan 33,33% 33,33%
pemerintah daerah.
Meningkatnya
keterwakilan
perempuan
Dinas Pengendalian
sebagai
Proporsi perempuan Penduduk & KB,
pengambil
93 5.5.2* yang berada di posisi - - - 19.45% - Pemberdayaan Tercapai
keputusan di
managerial. Perempuan &
lembaga
Perlindungan Anak
eksekutif
(Eselon II =
16,39% ).
Proporsi perempuan
umur 15 - 49 tahun
Dinas Pengendalian
yang membuat
Penduduk & KB,
keputusan sendiri
94 5.6.1.* - - - - - Meningkat Pemberdayaan tidak ada data
terkait hubungan
Perempuan &
seksual, penggunaan
Perlindungan Anak
kontrasefsi, dan layanan
kesehatan reproduksi.

Unmet need KB
(Kebutuhan Keluarga Menurun
95 5.6.1.(a) - - - 8.49% 7.91% Dinas Kesehatan Tercapai
Berencana/KB yang menjadi 9,9%
tidak terpenuhi).
Pengetahuan dan
pemahaman Pasangan
Meningkat
96 5.6.1.(b) Usia Subur (PUS) - 85.10 85.50 86.89 87.67 Dinas Kesehatan Tercapai
menjadi 85%
tentang metode
kontrasepsi modern.

Dinas Komunikasi,
Proporsi individu yang
Informatika,
97 5.b.1* menguasai/memiliki - - - 80.47 % - Meningkat Tercapai
Statistik dab
telepon genggam.
Persandian
PENCAPAIAN TERKINI PENCAPAIAN :
1. Tercapai
TERGET 2. Tidak
NO NO INDIKATOR TPB/SDGs SOPD
RPJMN Tercapai
2015- 3. Tidak ada
2014 2015 2016 2017 2018 2019 data
Tujuan 6 : Menjamin Ketersediaan serta Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi Layak yang Berkelanjutan untuk semua
Persentase rumah
tangga yang memiliki Meningkat Dinas Perumahan
98 6.1.1.(a) akses terhadap layanan - 24.00% 23.00% 20.00% - menjadi Rakyat & Kawasan tidak tercapai
sumber air minum 100% Permukiman
layak.
Kapasitas prasarana air
baku untuk melayani
Meningkat
rumah tangga, Dinas Perumahan
menjadi
99 6.1.1.(b) perkotaan dan industri, 0.06 0.064 0.065 0.045 - Rakyat & Kawasan tidak tercapai
118,6
serta penyediaan air Permukiman
mk/det
baku untuk pulau-
pulau
Proporsi populasi yang
Meningkat Dinas Perumahan
memiliki akses layanan
100 6.1.1.(c) 26.00% 24.00% 24.00% 20.67% - menjadi Rakyat & Kawasan tidak tercapai
sumber air minum
100% Permukiman
aman dan berkelanjutan
Proporsi populasi yang
Dinas Perumahan
memiliki fasilitas cuci
101 6.2.1.(a) - - - - - Meningkat Rakyat & Kawasan tidak ada data
tangan dengan sabun
Permukiman
dan air.
Persentase rumah
Meningkat Dinas Perumahan
tangga yang memiliki
102 6.2.1.(b - - - - - menjadi Rakyat & Kawasan tidak ada data
akses terhadap layanan
100% Permukiman
sanitasi layak.
Meningkat
Jumlah desa/kelurahan
menjadi Dinas Perumahan
yang melaksanakan
103 6.2.1.(c) - - - - - 45.000 Rakyat & Kawasan tidak ada data
Sanitasi Total Berbasis
(skala Permukiman
Masyarakat (STBM).
nasional)
Jumlah desa/kelurahan
yang Open Defecation Dinas Perumahan
104 6.2.1.(d) Free (ODF)/ Stop Buang - - - 12 Unit - Meningkat Rakyat & Kawasan tercapai
Air Besar Sembarangan Permukiman
(SBS).
Jumlah kabupaten/kota
yang terbangun
Dinas Perumahan
infrastruktur air limbah
105 6.2.1.(e) - - - 2 Unit - Meningkat Rakyat & Kawasan tercapai
dengan sistem terpusat
Permukiman
skala kota, kawasan dan
komunal.
Proporsi rumah tangga
Dinas Perumahan
yang terlayani sistem
106 6.2.1.(f) - - - 8.00% - Meningkat Rakyat & Kawasan tercapai
pengelolaan air limbah
Permukiman
terpusat.
Jumlah kabupaten/kota
yang ditingkatkan
kualitas pengelolaan
Dinas Perumahan
lumpur tinja perkotaan
107 6.3.1.(a) - - - 1 Unit - Meningkat Rakyat & Kawasan tercapai
dan dilakukan
Permukiman
pembangunan Instalasi
Pengolahan Lumpur
Tinja (IPLT).
Proporsi rumah tangga
Dinas Perumahan
yang terlayani sistem
108 6.3.1.(b) - - - 1.92% - Meningkat Rakyat & Kawasan tercapai
pengelolaan lumpur
Permukiman
tinja.

Dinas Lingkungan
109 6.3.2.(a) Kualitas air danau. - - - - - Meningkat tidak ada data
Hidup
Sungai Sungai
Sungai Rungan : Rungan :
Rungan : 0,4 PI 3,3 PI
1,6 PI (Status (Status
(Status mutu mutu
mutu air) ; air) ; air) ;
Sungai Sungai Sungai
Kualitas air sungai
Kahayan : Kahayan : Kahayan : Dinas Lingkungan
110 6.3.2.(b) sebagai sumber air - - Meningkat Tidak tercapai
3,3 PI 1,9 PI 2,9 PI Hidup
baku.
(Status (Status (Status
mutu air) ; mutu mutu
Sungai air) ; air) ;
Pager : 0,2 Sungai Sungai
PI (Status Pager : 3,2 Pager : 4,1
mutu air) PI (Status PI (Status
mutu air) mutu air)
Insentif penghematan
air Dinas Lingkungan
111 6.4.1.(b) - - - - - Ada Tidak ada data
pertanian/perkebunan Hidup
dan industri.

Jumlah Rencana
Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai Terpadu
112 6.5.1.(a) (RPDAST) yang Ada Ada Ada Ada Ada Ada BAPPEDA Tercapai
diinternalisasi ke dalam
Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW).

Jumlah jaringan
Dinas Lingkungan
113 6.5.1.(c) informasi sumber daya ada ada ada ada ada Ada Tercapai
Hidup
air yang dibentuk.
Jumlah wilayah sungai
yang memiliki
10 WS
partisipasi masyarakat
114 6.5.1.(f) - - - - - (Standart Dinas PUPR tidak ada data
dalam pengelolan
Nasional)
daerah tangkapan
sungai dan danau
Kegiatan penataan
115 6.5.1.(g) kelembagaan sumber ada ada ada ada ada Ada Dinas PUPR Tercapai
daya air.
PENCAPAIAN :
PENCAPAIAN TERKINI TERGET
1. Tercapai
NO NO INDIKATOR TPB/SDGs RPJMN SOPD
201 2. Tidak Tercapai
2014 2015 2016 2017 2015-2019
8 3. Tidak ada data
Tujuan 7
: Menjamin Akses Energi yang Terjangkau, Andal, Berkelanjutan dan Modern Untuk Semua
116 7.2.1* Bauran energi - - 475 Unit 287 Unit - 10-16% SETDA (bag. tidak ada data
terbarukan. Ekobang)
117 7.3.1* Intensitas energi primer. - - - - - Menurun SETDA (bag. Tidak ada data
menjadi Ekobang)
463,2 SBM
(skala
nasional)
PENCAPAIAN :
PENCAPAIAN TERKINI
TERGE 1. Tercapai
T 2. Tidak
NO NO INDIKATOR TPB/SDGs SOPD
RPJMN Tercapai
2014 2015 2016 2017 2018
2015- 3. Tidak ada
2019 data
: Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan, Kesempatan Kerja yang Produktif dan Menyeluruh, Serta
Tujuan 8
Pekerjaan yang Layak Untuk Semua
118 8.1.1* Laju pertumbuhan PDRB per kapita 6.96% 7.19% 6.92% 6.96% - Mening BPS Tidak tercapai
(menurut lapangan usaha, persen) kat
#Atas Dasar Harga Konstan
8.1.1.(a) PDRB per kapita (menurut lapangan Mening BPS Tercapai
usaha, Ribu Rupih) kat
menjad
i lebih
dari Rp
119 50 juta
# Atas Dasar Harga Berlaku 38,990.1 43,442.9 47.778,0 )* 52.650,5 )* -
*
#Atas Dasar Harga Konstan 30,663.8 31,885.8 33.087,8 )* 34.376,6 )* -
*
120 8.2.1.* Laju pertumbuhan PDB per tenaga - - - - - Mening Dinas tidak ada data
kerja - tingkat pertumbuhan PDB riil kat Tenaga
per orang bekerja pertahun Kerja
121 8.3.1.* Proporsi lapangan kerja informasi - - - - - Mening Dinas tidak ada data
sektor non pertanian, berdasarkan kat Tenaga
jenis kelamin Kerja
122 8.3.1.(a) Persentase tenaga kerja formal. 59.01% 59.19% 59.42% 59.63% 59.86 51% Dinas Tercapai
% (menin Tenaga
gkat) Kerja
123 8.3.1.(b) Persentase tenaga kerja informal - - - - - Mening Dinas tidak ada data
sektor pertanian kat Tenaga
Kerja
124 8.3.1.(c) Persentase akses UMKM (usaha - - - - - 25.00% Dinas tidak ada data
mikro kecil dan menengah) Koperas
kelayanan keuangan i Usaha
Kecil
dan
Meneng
ah
125 8.5.1.* Upah rata-rata per jam pekerja 46.091,6 50.700,7 53.235,77 57.513,8 62.52 Mening Dinas tercapai
Rp/jam 5 Rp/jam Rp/jam 3,25 kat Tenaga
Rp/Jam Rp/ja Kerja
m
126
Tingkat pengangguran terbuka 7,5% Dinas
8.5.2* berdasarkan jenis kelamin dan 3.70% 6.30% 3.58% 7.28% 3.24% (Menur Tenaga Tercapai
kelompok umur. un), Kerja

127 8.5.2.(a) Tingkat setengah pengangguran - - - - - Menur Dinas tidak ada data
un Tenaga
Kerja
128 8.6.1.* Persentase usia muda (15 - 24 1.99% 4.16% 4.02% 4.54% - Mening Dinas tidak tercapai
tahun ) yang sedang tidak sekolah, kat Tenaga
bekerja, atau mengikuti pelatihan Kerja
(NEET)
129 8.9.1.* Proporsi kontribusi pariwisata - - - - - Mening Dinas tidak ada data
terhadap PDB kat Kebuda
menjad yaan
i 8% dan
Pariwisa
ta
130 8.9.1.(a) Jumlah wisatawan mancanegara - - - - - Mening Dinas tidak ada data
kat Kebuda
menjad yaan
i 20jt dan
skala Pariwisa
nasiona ta
l
131 8.9.1.(b) Jumlah kunjungan wisatawan 110.455 230.667 390.152 org 341.778 156.6 Mening Dinas Tercapai
nusantara. org org org 23 kat Kebuda
org yaan
dan
Pariwisa
ta

132 8.9.1.(c) Jumlah devisa sektor pariwisata - - - - - Mening Dinas tidak ada data
kat Kebuda
yaan
dan
Pariwisa
ta
133 8.9.2.* Jumlah pekerja pada industri - - - - - Mening Dinas tidak ada data
pariwisata dalam proporsi terhadap kat Tenaga
kota pekerja kerja
134 8.10.1.* Jumlah kantor bank dan ATM per - - - - - Mening Dinas
100.000 penduduk dewasa kat Penana
man
Modal
dan
Pelayan
an
Terpadu
Satu
Pintu tidak ada data
135 8.10.1.(a) Rata-rata jarak lembaga keuangan - - - - - Menur Dinas
(bank umum) un Penana
(mende man
kat) Modal
dan
Pelayan
an
Terpadu
Satu
Pintu tidak ada data
136 8.10.1.(b) Proporsi kredit UMKM terhadap total - - - - - Mening Dinas
kredit kat Koperas
i Usaha
Kecil
dan
Meneng
ah tidak ada data
PENCAPAIAN TERKINI PENCAPAIN:
1. Tercapai
2. Tidak
NO NO INDIKATOR TPB/SDGs SOPD
TERGET Tercapai
RPJMN 3. Tidak ada
2014 2015 2016 2017 2018 2015-2019 data
Tujuan 9 : Membangun Infrastruktur yang Tangguh, Meningkatkan Industri Inklusif dan Berkelanjutan, Serta Mendorong Inovasi
tidak ada
1.000 km Dinas data (tidak
137 9.1.1.(b) Indikator panjang pembangunan jalan tol - - - - - (skala Perhubunga ada
nasional) n pembangunan
jalan tol)
tidak ada
Bertambah
Dinas data (tidak
0.00 3.258 km
138 9.1.1.(c) Panjang jalur kereta api. 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% Perhubunga ada
% (Skala
n pembangunan
Nasional)
rel kereta api)
Dinas
12
139 9.1.2.(b) Jumlah dermaga penyeberangan. - - - - Meningkat Perhubunga
Buah
n tercapai
24
Dinas
1 1 pelabuhan
140 9.1.2.(c) Jumlah pelabuhan strategis. 1 Buah 1 Buah 1 Buah Perhubunga
Buah Buah (skala
n
nasional) tercapai
Dinas
Perindustri
Proporsi nilai tambah sektor industri
141 9.2.1.* - - - - - Meningkat an dan
manupaktur terhadap PDB dan perkapita
Perdaganga tidak ada
n data
Dinas
Lebih
Perindustri
Laju pertumbuhan PDB industri tinggi dari
142 9.2.1.(a) - - - - - an dan
manupaktur pertumbuh
Perdaganga tidak ada
an PDB
n data
Dinas
Proporsi tenaga kerja pada sektor industri
143 9.2.2.* - - - - - Meningkat Tenaga tidak ada
manupaktur
Kerja data
Dinas
Perindustri
Proporsi nilai tambah industri kecil
144 9.3.1.* - - - - - Meningkat an dan
terhadap nilai total tambah industri
Perdaganga tidak ada
n data
Dinas
Perindustri
Proporsi industri kecil dengan pinjaman
145 9.3.2.* - - - - - Meningkat an dan
atau kredit
Perdaganga tidak ada
n data
Badan
Penelitian
Proporsi anggaran riset pemerintah 1.71
146 9.5.1* - 0.55% 1.02% 1.77% Menurun dan
terhadap PDB. %
Pengemban
gan tercapai
Proporsi penduduk yang terlayani mobile - - - - - Meningkat Dinas Tidak ada
broadband. Komunikasi data
,
147 9.c.1* Informatika,
Statistik
dan
Persandian
Dinas
Komunikasi
,
Proposi individu yang menguasai-memiliki
148 9.c.1.(a) Meningkat Informatika,
telepon genggam
Statistik
dan tidak ada
- - - - - Persandian data
Dinas
Komunikasi
,
Proporsi individu yang menggunakan
149 9.c.1.(b) Meningkat Informatika,
internet
Statistik
dan tidak ada
- - - - - Persandian data
PENCAPAIAN TERKINI PENCAPA
IAN :
1.
Tercapai
NO NO INDIKATOR TPB/SDGs SOPD
2. Tidak
TERGET Tercapai
RPJMN 3. Tidak
2014 2015 2016 2017 2018 2015-2019 ada data
Tujuan 10 : Mengurangi Kesenjangan Intra- dan Antarnegara
Menurun tidak
150 10.1.1* Koefisien Gini 0.365 0.338 0.33 0.379 - BPS
menjadi 0,36 tercapai
Persentase penduduk yang hidup di
Menurun
bawah garis kemiskinan nasional,
151 10.1.1.(a) 9.71% 10.12% 10.70% 15.93% 8.13% menjadi 7- BPS
menurut jenis kelamin dan kelompok tidak
8%
umur. tercapai
Proporsi penduduk yang hidup di bawah
152 10.2.1.* 50% dari median pendapatan, menurut - - - - - Menurun Dinas Sosial tidak ada
jenis kelamin dan penyandang disabilas data
Meningkat
153 10.3.1.(a) Indeks kebebasan sipil 92.93% 85.07% 84.98% 95.58% - Dinas Sosial
menjadi 87 tercapai
Ketentraman
Jumlah kebijakan yang diskriminatif
, Ketertiban
dalam 12 bulan lalu berdasarkan
154 10.3.1.(d) - - - - - Ada Umum dan
pelarangan diskriminasi menurut
Perlindungan tidak ada
hukum HAM Internasional
Masyarakat data
Bertambah
Proporsi peserta Program Jaminan 3.258 km
155 10.4.1.(b) - - - - - Dinas Sosial
Sosial Bidang Ketenagakerjaan. (Skala tidak ada
Nasional) data
PENCAPAIAN TERKINI PENCAP
AIAN :
1.
Tercapai
NO NO INDIKATOR TPB/SDGs SOPD
2. Tidak
TERGET Tercapai
RPJMN 3. Tidak
2014 2015 2016 2017 2018 2015-2019 ada data
: Menjadikan Kota dan Permukiman
Tujuan 11 Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

Tersedianya
akses bagi Dinas
Proporsi rumah tangga yang memiliki 3,7 juta Perumahan
tidak
156 11.1.1. (a) akses terhadap hunian yang layak dan 24.27% 24.06% 23.53% 20.66% - rumah Rakyat &
tercapai
terjangkau. tangga Kawasan
(skala Permukiman.
Nasional)

12 Kawasan
Jumlah kawasan perkotaan perkotaan
157 11.1.1.(b) metropolitan yang terpenuhi standart 1 PKN 1 PKN 1 PKN 1 PKN 1 PKN metropolitan Dinas PUPR tercapai
pelayanan perkotaan (SPP) (skala
nasional)
Paling
sedikit 20
Jumlah kota sedang dan kota baru kota sedang
158 11.1.1.(c) 1 PKN 1 PKN 1 PKN 1 PKN 1 PKN Dinas PUPR tercapai
yang terpenuhi SPP dan 10 kota
baru (skala
nasional)
Persentase pengguna moda Meningkat Dinas
159 11.2.1. (a) - - - 23.70% - Tidak
transportasi umum di perkotaan. menjadi 32% Perhubungan
Tercapai
Jumlah sistem angkutan rel yang Dinas
160 11.2.1.(b) - - - - - Ada tidak
dikembangkan di kota besar Perhubungan
tercapai
Jumlah kota sedang di luar jawa yang Minimal 20
diarahkan sebagai pengendali (bufer) kota sedang
161 11.3.1.(a) 1 1 1 1 1 Dinas PUPR
arus urbanisasi dan sebagai pusat (skala
pertumbuhan utama nasional) tercapai
5
Jumlah metropolitan baru di luar jawa metropolitan
162 11.3.1.(b) 1 PKN 1 PKN 1 PKN 1 PKN 1 PKN BAPPEDA
sebagai pusat kegiatan nasional (PKN) (skala
nasional) tercapai
Rata-rata institusi yang berperan
secara aktif dalam forum dialog
163 11.3.2.(a) - - - - - Meningkat Dinas PUPR
perencanaan pembangunan kota tidak ada
berkelanjutan data
Jumlah lembaga pembiayaan tidak tidak tidak tidak tidak
164 11.3.2.(b) tidak ada ada Dinas PUPR
infrastruktur ada ada ada ada tercapai
Jumlah kota pusaka di kawasan
tidak tidak tidak tidak
165 11.4.1.(a) perkotaan metropolitan, kota besar, tidak ada Ada Dinas PUPR tidak
ada ada ada ada
Kota sedang, dan kota kecil. tercapai

Jumlah korban meninggal, hilang dan


tidak
166 11.5.1* terkena dampak bencana per 100.000 - 0.8 - 20,00% 0.019 Menurun BPBD
tercapai
orang.
Indeks Risiko Bencana Indonesia Menurun
167 11.5.1.(a) - - - - - BPBD
(IRBI). menjadi 30%

tidak ada
data
Jumlah kota tangguh bencana yang tidak ada
168 11.5.1.(b) - - - - - Meningkat BPBD
terbentuk data

Jumlah sistem peringatan dini cuaca tidak


169 11.5.1.(c) - - - - - Ada BPBD
dan iklim serta kebencanaan. tercapai

Jumlah kerugian ekonomi langsung tidak


170 11.5.2.(a) - - - - 8,14 Menurun BPBD
akibat bencana. tercapai
Dinas
Perumahan
Persentase sampah perkotaan yang Meningkat Tidak
171 11.6.1. (a) - - - 48.26% - Rakyat &
tertangani. menjadi 80% Tercapai
Kawasan
Permukiman.
Jumlah kota hijau yang
Dinas
mengembangkan dan menerapkan Meningkat -
172 11.6.1.(b) Lingkungan
Green waste di Kawasan perkotaan Ada
Hidup
metropolitan ada ada ada ada ada tercapai
Jumlah kota hijau yang menyediakan
ruang terbuka hijau di kawasan Meningkat -
173 11.7.1.(a) Dinas PUPR
perkotaan metropolitan dan kota Ada
sedang ada ada ada ada ada tercapai
Proporsi pemerintah kota yang
Meningkat -
174 11.b.1.* memiliki dokumen strategi BPBD
Ada
pengurangan resiko bencana ada ada ada ada ada tercapai
Dokumen strategi pengurangan resiko
175 11.b.2.* Ada BPBD
bencana (tingkat daerah) ada ada ada ada ada tercapai
PENCAPAIAN TERKINI TERGET
RPJMN GAP
NO NO INDIKATOR TPB/SDGs SOPD
2015- PENCAPAIAN
2014 2015 2016 2017 2018 2019
Tujuan 12 : Menjamin Pola Produksi dan Konsumsi yang Berkelanjutan
Meningka
Jumlah limbah B3 yang terkelola dan
t menjadi Dinas
proporsi limbah B3 yang diolah sesuai
176 12.4.2.(a) - - - - - 150 juta Lingkungan Tidak tercapai
peraturan perundangan (sektor
ton (skala Hidup
industri).
nasional)

0.42 0.43 0.44

20 ton
Dinas
Jumlah timbulan sampah yang didaur 71.43 72.27 73.80 per hari
177 12.5.1.(a) - - Lingkungan tercapai
ulang. ton/hari ton/hari ton/hari (skala
Hidup
nasional)

Dinas
Jumlah perusahaan yang menerapkan Meningka
178 12.6.1.(a) - - - - - Lingkungan Tidak tercapai
sertifikasi SNI ISO 14001. t
Hidup
Dinas
Jumlah produk ramah lingkungan yang Meningka
179 12.7.1. (a) - - - - - Lingkungan Tidak tercapai
teregister t
Hidup
Jumlah fasilitas publik yang Dinas
Meningka
180 12.8.1.(a) menerapkan Standar Pelayanan - - - - - Lingkungan Tidak tercapai
t
Masyarakat (SPM) dan teregister. Hidup
PENCAPAIAN TERKINI TERGET
RPJMN
NO NO INDIKATOR TPB/SDGs SOPD GAP PENCAPAIAN
2015-
2014 2015 2016 2017 2018 2019
Tujuan 13 : Mengambil Tindakan Cepat Untuk Mengatasi Perubahan Iklim dan Dampaknya
Dokumen strategi
pengurangan risiko bencana
181 13.1.1* Ada Ada Ada Ada Ada Ada BPBD tercapai
(PRB) tingkat nasional dan
daerah.
meninggal : meninggal : meninggal : meninggal :
Jumlah korban meninggal,
0 0,38 0,37 0
182 13.1.2.* hilang, dan terkena dampak - Menurun BPBD
menderita : menderita : menderita : menderita :
bencana per 100.000 orang
0 0 73 188 tidak tercapai
PENCAPAIAN TERKINI
TERGET RPJMN
NO NO INDIKATOR TPB/SDGs SOPD GAP PENCAPAIAN
2015-2019
2014 2015 2016 2017 2018

: Melindungi, Merestorasi Dan Meningkatkan Pemanfaatan Berkelanjutan Ekosistem


Tujuan 15
Daratan, Mengelola Huta Secara Lestari, Menghentikan Penggurunan, Memulihkan
Degradasi Lahan, Serta Menghentikan Kehilangan Keanekaragaman Hayati
Proporsi tutupan
hutan terhadap
183 15.1.1.(a) Meningkat kehutanan tidak tercapai
luas lahan
keseluruhan 49.85% 46.20% 45.81% 44.68% -

Proporsi luas
lahan kritis yang
Dinas
direhabilitasi 5,5 juta ha (skala
184 15.3.1.(a) - - - - - Lingkungan tidak ada data
terhadap luas nasional)
Hidup
lahan
keseluruhan.

Tersedianya
kerangka legislasi,
administrasi dan
Dinas
kebijakan untuk
185 15.6.1.* - - - - - Ada Lingkungan tidak ada data
memastikan
Hidup
pembagian
keuntungan yang
adil dan merata

Dokumen rencana
Dinas
pemanfaatan
186 15.9.1.(a) - - - - - Meningkat Lingkungan tidak ada data
keanekaragaman
Hidup
hayati.
PENCAPAIAN TERKINI TERGET
GAP
NO NO INDIKATOR TPB/SDGs RPJMN SOPD
PENCAPAIAN
2014 2015 2016 2017 2018 2015-2019
: Menguatkan Masyarakat yang Inklusif dan Damai Untuk Pembangunan Berkelanjutan, Menyediakan Akses Keadilan Untuk Semua,
Tujuan 16 dan Membangun Kelembagaan yang Efektif, Akuntabel, dan Inklusif di Semua TingkatanDegradasi Lahan, Serta Menghentikan
Kehilangan Keanekaragaman Hayati
ketenteraman,
Jumlah kasus kejahatan
ketertiban umum, &
187 16.1.1.(a) pembunuhan pada satu 105 117 17 21 - Menurun tercapai
perlindungan
tahun terakhir.
masyarakat
ketenteraman,
Kematian disebabkan
ketertiban umum, &
188 16.1.2.(a) konflik per 100.000 0 0 0 0 0 Menurun tercapai
perlindungan
penduduk
masyarakat
Proporsi penduduk yang ketenteraman,
menjadi korban kejahatan ketertiban umum, &
189 16.1.3.(a) - - - - - Menurun tidak ada data
kekerasan dalam 12 bulan perlindungan
terakhir. masyarakat
Proporsi penduduk yang ketenteraman,
merasa aman berjalan ketertiban umum, &
190 16.1.4.* - - - - - Meningkat tidak ada data
sendiri diarea tempat perlindungan
tinggalnya masyarakat
Proporsi rumah tangga
yang memiliki anak umur Dinas Pengendalian
1-17 tahun yang Penduduk & KB,
191 16.2.1.(a) mengalami hukuman fisik - - - - - Menurun Pemberdayaan tidak ada data
dan atau agresif spikologis Perempuan &
dari pengasuh dalam 1 Perlindungan Anak
tahun terakhir.

Dinas Pengendalian
Prevalensi kekerasan Penduduk & KB,
192 16.2.1.(b) terhadap anak laki-laki dan - - - 0.0006% - Menurun Pemberdayaan Tidak tercapai
anak perempuan. Perempuan &
Perlindungan Anak
Proporsi perempuan dan Dinas Pengendalian
laki-laki muda umur 18-24 Penduduk & KB,
193 16.2.3.(a) tahun yang mengalami - - - 0.0006% - Menurun Pemberdayaan Tidak tercapai
kekerasan seksual sebelum Perempuan &
umur 18 tahun. Perlindungan Anak

Indeks Perilaku Anti Meningkat


194 16.5.1.(a) - - - - - BPS tidak ada data
Korupsi (IPAK). menjadi 4,0
Proporsi pengeluaran
utama pemerintah
195 16.6.1* 88.57% 88.06% 97.73% 90.61% - Meningkat BPKAD tidak tercapai
terhadap anggaran yang
disetujui.
Persentase peningkatan
Opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) atas Meningkat
196 16.6.1.(a) Laporan Keuangan Disclaimer WDP WTP WTP - menjadi: BPKAD tercapai
Kementerian/ Lembaga Kota: 65%
dan Pemerintah Daerah
(Provinsi/Kabupaten/Kota).
Persentase peningkatan
Sistem Akuntabilitas
Kinerja Pemerintah (SAKIP) CC (target Meningkat
197 16.6.1.(b) Kementerian/Lembaga dan - - - nasional - menjadi: BPKAD tercapai
Pemerintah Daerah 2019 B) Kota: 50%
(Provinsi/
Kabupaten/Kota).
Persentase penggunaan E-
Menjadi
198 16.6.1.(c) procurement terhadap 40.12% 36.50% 46.08% 53.87% - SETDA (Bag. BLP) tidak tercapai
menjadi 80%
belanja pengadaan.
Persentase instansi
pemerintah yang memiliki
nilai Indeks Reformasi
Meningkat
Birokrasi Baik
199 16.6.1. (d) - 25.54% - - - menjadi: SETDA (Bag. ORTAL) tidak ada data
Kementerian/Lembaga dan
Kota : 45%
Pemerintah Daerah
(Provinsi/
Kabupaten/Kota).
Persentase Kepatuhan
pelaksanaan UU Pelayanan
Publik Meningkat
Badan Penelitian
200 16.6.2.(a) Kementerian/Lembaga dan - - - - - menjadi: tidak ada data
dan Pengembangan
Pemerintah Daerah Kota: 80%
(Provinsi/
Kabupaten/Kota).
Presentase keterwakilan Dinas Pengendalian
perempuan di dewan Penduduk & KB,
33.33
201 16.7.1.(a) perwakilan rakyat (DPR) 33.33% 33.33% 33.33% 33.33% Meningkat Pemberdayaan tercapai
%
dan Dewan Perwakilan Perempuan &
Rakyat Daerah (DPRD) Perlindungan Anak
Presentase keterwakilan Dinas Pengendalian
perempuan sebagai Penduduk & KB,
18.52
202 16.7.1.(b) pengambil keputusan di - - 11.11% 22.22% Meningkat Pemberdayaan tercapai
%
lembaga eksekutif di Perempuan &
esselon 1 dan 2 Perlindungan Anak
Proporsi anak umur di
bawah 5 tahun yang
Dinas Pendudukan
203 16.9.1* kelahirannya dicatat oleh - - - - - Meningkat tidak ada data
& Pencatatan Sipil
lembaga pencatatan sipil,
menurut umur.
Persentase kepemilikan
Meningkat
akta lahir untuk penduduk Dinas Pendudukan
204 16.9.1.(a) - - - - - menjadi tidak ada data
40% berpendapatan & Pencatatan Sipil
77,4%
bawah.
Persentase anak yang Meningkat Dinas Pendudukan
205 16.9.1.(b) - - - - - tidak ada data
memiliki akta kelahiran. menjadi 85% & Pencatatan Sipil
Jumlah kepemilikan
sertifikat Pejabat Pengelola
Informasi dan
Dinas Komunikasi,
Dokumentasi (PPID) untuk
31 OPD 5 Informatika,
206 16.10.2.(c) mengukur kualitas PPID - - - - Meningkat tercapai
Kecamatan Statistik dan
dalam menjalankan tugas
persandian
dan fungsi sebagaimana
diatur dalam peraturan
perundang-undangan.
Jumlah kebijakan yang ketenteraman,
diskriminatif dalam 12 ketertiban umum, &
bulan lalu berdasarkan perlindungan
207 16.b.1.(a) - - - - - Ada tidak ada data
pelarangan diskriminasi masyarakat
menurut hukum HAM
internasional
PENCAPAIAN TERKINI TERGET PENCAPAIAN : 1.
RPJMN Tercapai 2. Tidak
NO NO INDIKATOR TPB/SDGs SOPD
2014 2015 2016 2017 2018 2015- Tercapai 3. Tidak
2019 ada data
Tujuan 17 : Menguatkan Sarana Pelaksanaan dan Merevitalisasi Kemitraan Global Untuk Pembangunan Berkelanjutan

Badan
Total pendapatan
Pengelolaan
pemerintah sebagai
208 17.1.1* 11.40% 13.30% 14.70% 20.50% - Meningkat Pajak & Tercapai
proporsi terhadap PDB
Restribusi
menurut sumbernya.
Daerah

Badan
Pengelolaan
Rasio penerimaan pajak Di atas
209 17.1.1. (a) 0.80% 0.90% 0.92% 0.93% - Pajak & tidak tercapai
terhadap PDB. 12%
Restribusi
Daerah

Badan
Proporsi anggaran Pengelolaan
(Msh
210 17.1.2* domestik yang didanai oleh 6.54% 7.37% 6.69% 8.00% Meningkat Pajak & Tercapai
berjalan)
pajak domestik. Restribusi
Daerah

Meningkat
menjadi:
Perkotaan Dinas
Tingkat penetrasi akses (20 Mbps) Komunikasi,
tetap pitalebar (fixed 71% Informatika,
211 17.6.2.(b) - - - - - tidak ada data
broadband) di Perkotaan rumah Statistik
dan di Perdesaan. tangga dan
dan 30% persandian
populasi;
Perdesaan
(10 Mbps)
49%
rumah
tangga
dan 6%
populasi
Meningkat
menjadi: Dinas
Perkotaan Komunikasi,
Proporsi penduduk 100% Informatika,
212 17.6.2. (c) - - - - - tidak ada data
terlayani mobile broadband populasi; Statistik
Perdesaan dan
52% persandian
populasi.
Dinas
Komunikasi,
Proporsi individu yang data di akhir Informatika,
213 17.8.1* - - 47.38% 53.26% Meningkat tercapai
menggunakan internet. tahun Statistik
dan
persandian
Jumlah proyek yang
ditawarkan untuk
dilaksanakan dengan
214 17.17.1.(a) - - - - - Ada BPKAD tidak ada data
skema Kerjasama
Pemerintah dan Badan
Usaha (KPBU).
Jumlah alokasi pemerintah
untuk penyiapan proyek,
transaksi proyek, dan
215 17.17.1.(b) dukungan pemerintah - - - - - Ada BPKAD tidak ada data
dalam Kerjasama
Pemerintah dan Badan
Usaha (KPBU).
Persentase konsumen
Badan Pusat Statistik (BPS)
216 17.18.1.(a) - - - - - Meningkat BPS tidak ada data
yang merasa puas dengan
kualitas data statistik.
Persentase konsumen yang
menjadikan data dan
217 17.18.1.(b) - 83.66 94.38 92.73 - Meningkat BPS tidak tercapai
informasi statistik BPS
sebagai rujukan utama.
Jumlah metadata kegiatan
statistik dasar, sektoral,
218 17.18.1.(c) dan khusus yang terdapat - 96.88 97.37 87.5 - Meningkat BPS tidak tercapai
dalam Sistem Informasi
Rujukan Statistik (SIRuSa).
Persentase indikator SDGs
219 17.18.1.(d) terpilih yang relevan - - - 49,21 % 69.59% Meningkat BAPPEDA tercapai
dengan target
Tersedianya data registrasi
terkait kelahiran dan
220 17.19.2.(b) 10 10 10 10 10 Ada BPS tercapai
kematian (Vital Statistics
Register)
Jumlah pengunjung
eksternal yang mengakses
221 17.19.2.(c) 4761 8759 10933 13615 16428 )* Meningkat BPS tercapai
data dan informasi statistik
melalui website.
Persentase konsumen yang
puas terhadap akses data
222 17.19.2.(d) 105 117 17 21 - Meningkat BPS tercapai
Badan Pusat Statistik
(BPS).
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

INDIKATOR TPB/SDGs YANG AKAN DIINTEGRASIKAN KEDALAM DOKUMEN


RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 – 2023

Kode
Indikator TPB Target PEPRES 59 Skenario
No Indikator
Indikator yang akan diintegrasiakan dalam dokumen RPJMD yang terkait langsung DDDT-LH

Indikator Jumlah korban meninggal, hilang, dan Menurun Perlu upaya


1 1.5.1*
terkena dampak bencana per 100.000 orang. tambahan
Perlu upaya
Indikator Indeks resiko bencana pada pusat-pusat
2 1.5.1.(e) Menurun menjadi 118,6 tambahan
pertumbuhan yang berisiko tinggi.
Indikator Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan Perlu upaya
3 2.1.1* Menurun
(Prevalence of Undernourishment). tambahan
Indikator Proporsi penduduk dengan asupan kalori Perlu upaya
4 2.1.2.(a) Menurun menjadi 8,5 %
minimum di bawah 1400 kkal/kapita/hari. tambahan
Indikator Persentase rumah tangga yang memiliki Perlu upaya
5 6.1.1.(a) Meningkat menjadi 100%
akses terhadap layanan sumber air minum layak. tambahan
Indikator Kapasitas prasarana air baku untuk Perlu upaya
Meningkat menjadi 118,6
6 6.1.1.(b) melayani rumah tangga, perkotaan dan industri, serta tambahan
m3/detik
penyediaan air baku untuk pulau-pulau.
Indikator Persentase rumah tangga yang memiliki Perlu upaya
7 6.2.1.(b) Meningkat menjadi 100%
akses terhadap layanan sanitasi layak. tambahan
Indikator Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan Meningkat menjadi Perlu upaya
8 6.2.1.(c)
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). 45.000 tambahan
Perlu upaya
9 6.3.2.(a) Indikator Kualitas air danau. Meningkat
tambahan
Perlu upaya
10 6.3.2.(b) Indikator Kualitas air sungai sebagai sumber air baku. Meningkat
tambahan

1
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Kode
Indikator TPB Target PEPRES 59 Skenario
No Indikator
Indikator Persentase sampah perkotaan yang Perlu upaya
11 11.6.1.(a) Meningkat menjadi 80%
tertangani. tambahan
Indikator Jumlah limbah B3 yang terkelola dan Perlu upaya
Meningkat menjadi 150
12 12.4.2.(a) proporsi limbah B3 yang diolah sesuai peraturan tambahan
juta ton (skala nasional)
perundangan (sektor industri).
20 ton per hari (skala Perlu upaya
13 12.5.1.(a) Indikator Jumlah timbulan sampah yang didaur ulang.
nasional) tambahan
Indikator Jumlah perusahaan yang menerapkan Dengan upaya
14 12.6.1.(a) meningkat
sertifikasi SNI ISO 14001. sendiri
Indikator Proporsi luas lahan kritis yang direhabilitasi 5,5 juta ha (skala Perlu upaya
15 15.3.1.(a)
terhadap luas lahan keseluruhan. nasional) tambahan

Indikator yang akan diintegrasikan dalam dokumen RPJMD yang tidak terkait langsung DDDT-LH
Indikator Persentase penyandang disabilitas yang Perlu upaya
Meningkat menjadi
1 1.3.1.(c) miskin dan rentan yang terpenuhi hak dasarnya dan tambahan
17,12%
inklusivitas.
Indikator Angka Partisipasi Murni (APM) Meningkat menjadi Perlu upaya
2 1.4.1(g)
SD/MI/sederajat. 94,78% tambahan
Indikator Pemenuhan kebutuhan dasar korban Perlu upaya
3 1.5.1(b) Meningkat
bencana sosial tambahan
Indikator Prevalensi stunting (pendek dan sangat Perlu upaya
4 2.2.1* Menurun
pendek) pada anak di bawah lima tahun/balita. tambahan
Indikator Persentase bayi usia kurang dari 6 (enam) Perlu upaya
5 2.2.2(b) Meningkat menjadi 50% tambahan
bulan yang mendapatkan ASI eksklusif.
Indikator Angka penggunaan metode kontrasepsi Meningkat menjadi Perlu upaya
6 3.7.1.(b)
jangka panjang (MKJP) cara modern. 23,5% tambahan

2
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Meningkat menjadi Perlu upaya


7 4.1.1.(a) Indikator Persentase SD/MI berakreditasi minimal B.
84,2% tambahan
Indikator Persentase SMP/MTs berakreditasi minimal Perlu upaya
8 4.1.1.(b) Meningkat menjadi 81%
B. tambahan
Indikator Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/ MI/ Meningkat menjadi Perlu upaya
9 4.1.1.(d)
sederajat. 114,09% tambahan
Indikator Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/ MTs/ Meningkat menjadi Perlu upaya
10 4.1.1.(e)
sederajat. 106,94% tambahan
Indikator Proporsi rumah tangga yang memiliki akses Perlu upaya
11 11.1.1. (a) 3,7 juta rumah tangga
terhadap hunian yang layak dan terjangkau. tambahan
Indikator Persentase pengguna moda transportasi Perlu upaya
12 11.2.1. (a) Meningkat menjadi 32%
umum di perkotaan. tambahan
Indikator Jumlah fasilitas publik yang menerapkan Dengan upaya
13 12.8.1.(a) Meningkat
Standar Pelayanan Masyarakat (SPM) dan teregister. sendiri
Indikator Proporsi tutupan hutan terhadap luas lahan Perlu upaya
14 15.1.1.(a) Meningkat
keseluruhan tambahan
Indikator Jumlah metadata kegiatan statistik dasar, Perlu upaya
15 17.18.1.(c) sektoral, dan khusus yang terdapat dalam Sistem Meningkat tambahan
Informasi Rujukan Statistik (SIRuSa).

Indikator yang akan diintegrasikan dalam dokumen RPJMD - Alternatif Program Kebutuhan Daerah
Meningkat menjadi 18,6 Perlu upaya
1 1.4.1.(f) Indikator Persentase rumah tangga kumuh perkotaan
juta tambahan
Indikator Persentase penduduk umur 0-17 tahun Meningkat menjadi Perlu upaya
2 1.4.1.(j)
dengan kepemilikan akta kelahiran 77,4%. tambahan
Indikator Persentase rumah tangga miskin dan rentan Perlu upaya
3 1.4.1.(k) yang sumber penerangan utamanya listrik baik dari Meningkat menjadi 100% tambahan
PLN dan bukan PLN.

3
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Indikator Proporsi sumber daya yang dialokasikan oleh Perlu upaya


4 1.a.1* pemerintah secara langsung untuk program Meningkat tambahan
pemberantasan kemiskinan.
Indikator Pengeluaran untuk layanan pokok Perlu upaya
5 1.a.2* (pendidikan, kesehatan dan perlindungan sosial) Meningkat tambahan
sebagai persentase dari total belanja pemerintah.
Indikator Prevalensi stunting (pendek dan sangat Perlu upaya
6 2.2.1.(a) Menurun menjadi 28%
pendek) pada anak di bawah dua tahun/baduta. tambahan
Indikator Persentase merokok pada penduduk umur Perlu upaya
7 3.4.1.(a) Menurun menjadi 5,4%
≤18 tahun. tambahan
Indikator Angka kematian (insidens rate) akibat bunuh Perlu upaya
8 3.4.2* Menurun
diri. tambahan
Menurun menjadi angka Perlu upaya
9 3.5.1.(e) Indikator Prevalensi penyalahgunaan narkoba.
0,02% tambahan
Perlu upaya
10 3.7.2.(a) Indikator Total Fertility Rate (TFR). Menurun menjadi 2,28
tambahan
Perlu upaya
11 3.8.1.(a) Indikator Unmet need pelayanan kesehatan. Menurun menjadi 9,91%
tambahan
Indikator rata-rata lama sekolah penduduk umur ≥ 15 Meningkat menjadi 8,8 Perlu upaya
12 4.1.1.(g)
tahun tahun tambahan
Indikator Persentase guru TK, SD, SMP, SMA, SMK, Perlu upaya
13 4.c.1* Meningkat
dan PLB yang bersertifikat pendidik. tambahan
Meningkat menjadi 20 Perlu upaya
14 8.9.1.(a) Indikator Jumlah wisatawan mancanegara
juta (skala nasional) tambahan
Perlu upaya
15 8.10.1.(b) Indikator Proporsi kredit UMKM terhadap total kredit Meningkat
tambahan
Perlu upaya
16 9.c.1.(b) Indikator Proporsi individu yang menggunakan internet Meningkat
tambahan

4
WALIKOTA PALANGKA RAYA
PENJAMINAN KUALITAS/PENILAIAN MANDIRI
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
TAHUN 2018 – 2023

NAMA KLHS KLHS RPJMD


NAMA KEBIJAKAN,
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
RENCANA, DAN/ATAU
(RPJMD) KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 – 2023.
PROGRAM
PENANGGUNG JAWAB PEMERINTAH KOTA PALANGKA RAYA

TAHUN PELAKSANAAN 2018

Penilaian : Desain Proses KLHS


KRITERIA PENILAIAN KETERANGAN
Apakah KLHS dilakukan sebagai satu
kesatuan proses perencanaan KRP?
- Bila “Ya” lanjutkan ke c
- Bila “Tidak” lanjutkan ke a, lalu b dan
c
a. Apakah ada mekanisme komunikasi
antara tim perencana dengan Ya
kelompok kerja KLHS?
b. Apakah rekomendasi yang diusulkan
KLHS didiskusikan dengan pembuat -
KRP?
c. Apakah disampaikan secara jelas
siapa penyusun KLHS? (SDM
internal institusi pembuat KRP, SDM
institusi yang ditunjuk sebagai
Ya
penyusun KLHS, tenaga ahli
eksternal, perusahaan konsultan,
Pokja yang dibentuk oleh SK,
pegawai pemerintah atau lainnya)
Ringkasan kesimpulan:
Proses penyusunan KLHS RPJMD Kota Palangka Raya tahun 2018 – 2023 awalnya dilakukan
persiapan berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor 69
tahun 2017 tentang pelaksanaan Peraturan PP 46 tahun 2016 tentang tata cara
penyelenggaraan KLHS, Namun dengan seiring dengan terbitnya Permendagri 07 tahun 2018
tentang tentang pembuatan dan pelaksanaan KLHS dalam penyusunan RPJMD, sehingga dalam
penentuan isu strategis yang di terapkan adalah mengacu pada Peraturan Presiden nomor 59
tahun 2017 tentan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs). Adapun dalam proses
yang telah dilaksanakan telah memenuhui kaidah-kaidah ilmiah dan sesuai dengan peraturan
perundang undangan yang terkait.

Penilaian : Laporan KLHS


KRITERIA PENILAIAN KETERANGAN
Apakah Laporan KLHS telah memuat :
1. Dasar pertimbangan KRP sehingga Sesuai dengan UU No. 32 Tahun
perlu dilengkapi KLHS 2009 Perlindugan dan Pengelolaan
Hidup serta PP No. 46 tahun 2016

tentang Tata Cara Penyelenggaraan
KLHS Pasal 2 ayat 2 menyatakan
bahwa KLHS wajib dilaksanakan ke
dalam penyusunan atau evaluasi
RPJMD beserta rencana rincinya. Di
Kota Palangka Raya sedang
melakukan penyusunan RPJMD
sehingga diperlukan KLHS untuk
memastikan bahwa prinsip
pembangunan berkelanjutan menjadi
dasar dan terintegrasi dalam KRP.
2. Metode, teknik, rangkaian langkah-
langkah dan hasil pengkajian
pengaruh KRP terhadap kondisi √
lingkungan hidup dan pembangunan
berkelanjutan
3. Metode, teknik, rangkaian langkah-
langkah dan hasil perumusan √
alternatif muatan KRP
4. Pertimbangan, muatan dan
konsekuensi rekomendasi perbaikan
untuk pengambilan keputusan KRP √
yang mengintegrasikan prinsip
Pembangunan Berkelanjutan.
5. Gambaran pengintegrasian hasil

KLHS dalam KRP
6. Pelaksanaan partisipasi masyarakat

dan keterbukaan informasi KLHS
7. Hasil penjaminan kualitas KLHS √
8. Ringkasan eksekutif yang
menuangkan rekomendasi-

rekomendasi KLHS untuk pengambil
keputusan secara jelas

Penilaian : Isu Pembangunan Berkelanjutan Paling Strategis dan Prioritas


KRITERIA PENILAIAN KETERANGAN
Apakah isu-isu pembangunan
berkelanjutan paling strategis sudah
disepakati oleh pemangku
kepentingan sebagai akar masalah
dan telah disampaikan dengan jelas?
Apakah hasil identifikasi isu strategis
telah sedikitnya mempertimbangkan :
1. Karakteristik wilayah. √
2. Tingkat pentingnya potensi

dampak.
3. Keterkaitan antar isu strategis. √
4. Keterkaitan dengan muatan
Kebijakan, Rencana, dan/atau √
Program.
5. Muatan Rencana Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan √
Hidup/ RPPLH; dan/atau.
6. Hasil KLHS dari Kebijakan,
Rencana, dan/atau Program pada
hirarki diatasnya yang harus
diacu, serupa dan berada pada √
wilayah yang berdekatan,
dan/atau memiliki keterkaitan
dan/ atau relevansi langsung.
Apakah rumusan prioritas juga sudah
memperhatikan aspek-aspek berikut:
1. Kapasitas daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup untuk √
pembangunan.
2. Perkiraan mengenai dampak dan

risiko lingkungan hidup
3. Kinerja layanan/jasa ekosistem. √
4 Intensitas dan cakupan wilayah

bencana alam.
5. Status mutu dan ketersediaan

SDA.
6. Ketahanan dan potensi

keanekaragaman hayati.
7. Kerentanan dan kapasitas
adaptasi terhadap perubahan √
iklim.
8. Tingkat dan status jumlah
penduduk miskin atau
penghidupan sekelompok

masyarakat serta terancamnya
keberlanjutan penghidupan
masyarakat.
9. Risiko terhadap kesehatan dan
keselamatan masyarakat; √
dan/atau
10. Ancaman terhadap perlindungan
terhadap kawasan tertentu secara
tradisional yang dilakukan oleh √
masyarakat dan masyarakat
hukum adat.
Apakah lingkup geografis disampaikan

dengan jelas?
Jika Ya, apakah melingkupi wilayah di Lingkup geografis berada didalam
-
luar cakupan KRP? wilayah cakupan KRP
Apakah lingkup pihak terkena dampak/
berisiko dan berkepentingan √
disampaikan dengan jelas?

Penilaian : Analisis KRP dan Isu Pembangunan Berkelanjutan Prioritas


KRITERIA PENILAIAN KETERANGAN
Apakah kondisi terkini dan pemetaan
masalah dari isu prioritas √
dideskripsikan dengan jelas?
Apakah tersedia informasi yang
menjelaskan kondisi daya dukung dan

daya tampung lingkungan hidup terkini
dan/atau kecenderungannya?
Apakah telah dilakukan analisis semua

dampak KRP terhadap isu prioritas?
Apakah hasil analisis diatas

dideskripsikan dengan jelas?
Apakah hasil analisis diatas dijelaskan

secara spasial?
Jika “Ya”, apakah dibedakan tingkat Kerincian isu prioritas hanya
kerinciannya? Contoh : isu skala mendeskripsikan isu lokal dan
-
nasional, skala pulau, atau skala lokasi karakteristik untuk skala Kota
Palangka Raya saja.

Penilaian : Pengkajian
KRITERIA PENILAIAN KETERANGAN
Apakah pengkajian memuat :
1. Kapasitas daya dukung dan daya  Masih belum ada Daya Dukung
tampung Lingkungan Hidup Daya Tampung (DDDT) untuk Kota
untuk pembangunan. Palangka Raya.
 Berdasarkan UU 32 tahun 2009
- Daya Dukung Lingkungan Hidup
adalah kemampuan lingkungan
hidup untuk mendukung
perikehidupan manusia, makhluk
hidup lain, dan keseimbangan antar
keduanya. Sedangkan Daya
Tampung Lingkungan Hidup adalah
kemampuan lingkungan hidup
untuk menyerap zat energi,
dan/atau komponen lain yang
masuk atau dimasukkan ke
dalamnya. Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan pada tahun
2016 telah menyusun dokumen
Daya Dukung dan Daya Tampung
Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Hidup Ekoregion Kalimantan
berbasis jasa ekosistem. Terdapat 4
(empat) Jasa ekosistem yang
disajikan di dalam dokumen
tersebut, yaitu Jasa Penyedia/
Produksi, Jasa Regulasi/
Pengaturan, Jasa Budaya, dan Jasa
Pendukung.
2. Perkiraan mengenai dampak dan  Tutupan hutan Kota Palangka Raya
risiko Lingkungan Hidup relatif cukup luas, dengan luas
127.481 Ha atau 44, 68% dari luas
kota, yang terdiri dari hutan rawa
sekunder, hutan rawa primer, dan
hutan lahan kering sekunder.
Perubahan tutupan hutan menjadi
non hutan Kota Palangka Raya
periode 2013 – 2017 berdasarkan
data penutupan lahan Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan
berkisar 15.702 Ha atau 5,5 % dari
luas Kota Palangka Raya.
Berdasarkan data penutup lahan
periode 2013 – 2017 tersebut, laju
kehilangan tutupan hutan di Kota
Palangka Raya adalah 3.296 ha/
tahun sehingga dikhawatirkan 40
tahun ke depan tutupan hutan di

Kota Palangka Raya terancam
hilang.
 Berdasarkan penutup lahan
Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan telah terjadi
perubahan tutupan hutan pada
tahun 2013 yang merupakan hutan
lahan kering sekunder dan hutan
rawa sekunder pada tahun 2017
dengan luas 15.702 Ha telah
berubah menjadi semak belukar
rawa, lahan terbuka,
pertambangan, dan semak belukar.
Perubahan tutupan hutan pada
periode 2013 – 2017 tersebut
diperkirakan mengakibatkan
terjadinya pelepasan emisi karbon
ke udara sebesar 3.180.237 ton per
– hektar selama periode tersebut.
3. Kinerja layanan atau jasa Kota Palangka Raya selain memiliki
ekosistem. Kawasan hutan yang luas juga
memiliki lahan gambut yang cukup
luas. Berdasarkan data dari Balai
Besar Sumberdaya Lahan Pertanian

tahun 2011, kota Palangka Raya
memiliki lahan gambut dengan luas
119.081 Ha, atau + 42% dari luas
Kota Palangka Raya. Lahan gambut
memiliki peranan yang sangat
penting dalam layanan jasa ekosistem
pengaturan iklim, tata air dan banjir
serta pencegahan bencana juga
memiliki keanekaragaman hayati
yang tinggi.
4. Efisiensi pemanfaatan sumber Kota Palangka Raya memilki Kawasan
daya alam. hutan yang cukup luas, dengan
proprorsi antara Kawasan hutan
dengan non hutan adalah 72 %
berbanding 18 %. Tutupan hutan di

Kota Palangka Raya berdasarkan data
penutup lahan Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan
tahun 2017, memiliki luas 44, 68 %
dari luas Kota Palangka Raya.
5. Tingkat kerentanan dan kapasitas Perubahan tutupan lahan yang
adaptasi terhadap perubahan terjadi dari tahun 2013 sampai 2017
iklim; dan merupakan salah satu sumber emisi
karbon terbesar dari Kota Palangka
Raya. Sebagaimana diketahui bahwa
sumber emisi terbesar Indonesia juga
berasal dari sektor kehutanan,
khususnya akibat perubahan
tutupan lahan/penggunaan lahan.
Oleh karena itu, Salah satu upaya

pengurangan emisi karbon, yaitu
Pembangunan Rendah Emisi. Secara
umum, pembangunan rendah emisi
yang dilakukan di Kota Palangka
Raya akan difokuskan pada
pengendalian perubahan tutupan
lahan, khususnya pada lahan
berhutan dan/atau meningkatkan
tutupan lahan pada daerah non-
hutan
6. Tingkat ketahanan dan potensi Kota Palangka Raya memiliki status
keanekaragaman hayati. Kawasan yaitu + 82 % adalah
Kawasan hutan dan 18 % adalah non
Kawasan hutan. Persentase Kawasan
hutan dengan fungsi lindung di Kota
Palangka Raya adalah 26,76 % terdiri
dari Taman Nasional Sebangau,
√ Taman Wisata Alam Bukit Tangkiling,
dan Kawasan Arboretum Nyaru
Menteng, serta Hutan Lindung.
Sedangkan + 54,31% luas Kota
Palangka Raya adalah Kawasan
hutan dengan fungsi produksi, yang
terdiri dari Hutan Produksi dan
Hutan Produksi Konversi.
Apakah rumusan prioritas juga sudah
memperhatikan aspek-aspek berikut:
Apakah pengkajian yang bersifat
kuantitatif dilengkapi dengan √
perhitungan yang akuntabel?
Apakah pengkajian menyebutkan
landasan pedoman, acuan/referensi,

standar, jaminan akuntabilitas dari ahli
yang jelas?
Apakah pengkajian dilakukan dengan

pendekatan spasial?
Apakah dijelaskan pada tahap
penyusunan KRP yang mana, proses √
telaahan KLHS dilaksanakan?
Apakah semua dampak dan risiko

terhadap isu prioritas telah dianalisis?
Apakah perkiraan dampak lanjutan dan √
dampak kumulatif sudah dianalisis?
Apakah perkiraan dampak dan risiko

dilakukan secara kuantitatif?
Apakah dilakukan simulasi berbasis
skenario untuk perkiraan dampak dan √
risiko?
Apakah perkiraan dampak dan risiko

dituangkan secara spasial?
Apakah ada penjelasan antara hasil
telaahan dengan pengaruhnya pada

daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup?

Penilaian : Alternatif dan Rekomendasi


KRITERIA PENILAIAN KETERANGAN
Bagaimana bentuk penyempurnaan
Kebijakan, Rencana, dan atau
Program?

Uraikan dalam bagian-bagian yang


sesuai dibawah ini:
1. Perubahan tujuan atau target  Berdasarkan hasil pengkajian yang
dilakukan, visi dan misi Walikota
Palangka Raya periode 2018 – 2023
telah mengakomodir dan memiliki
komitmen yang kuat untuk
melaksanakan Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan di
Kota Palangka Raya.
 Keterkaitan antara Visi dan Misi
Walikota Palangka Raya periode

2018 – 2023 tertuang dalam :
1. Lingkungan cerdas (Ekonomi,
Sosial, lingkungan, serta Tata
kelola dan kelembagaan)
2. Masyarakat Cerdas (Sosial,
lingkungan, serta Tata kelola
dan kelembagaan).
3. Ekonomi Cerdas (Ekonomi,
Sosial, serta Tata kelola dan
kelembagaan)
2. Perubahan strategi pencapaian

target
3. Perubahan atau penyesuaian

ukuran, skala, dan lokasi
4. Perubahan, penyesuaian atau
adaptasi proses atau metode

terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
5. Penundaan, perbaikan urutan,
atau perubahan prioritas √
pelaksanaan
6. Pemberian arahan atau rambu-
rambu untuk mempertahankan

atau meningkatkan fungsi
ekosistem; dan/atau
7. Pemberian arahan atau rambu-

rambu mitigasi dampak dan
Apakah dijelaskan bagaimana cara
menyusun dan memutuskan alternatif √
KRP serta rekomendasi KLHS?
Apakah langkah-langkah untuk
pencegahan dan pengurangan dampak

dan risiko dari KRP telah
diidentifikasikan dengan jelas?
Apakah langkah-langkah mitigasi
mencantumkan apa perkiraan
dampak/risiko tambahan/sisa √
dampak/risiko yang mungkin/masih
akan muncul?
Adakah rekomendasi KLHS terkait hasil
kajian terutama pengaruhnya pada

daya dukung dan daya tampung LH
diidentifikasikan dengan jelas?
Apakah hasil rekomendasi konsisten
dan relevan sebagai hasil dari rangkaian

proses penetapan isu prioritas,
pengkajian, dan penyusunan alternatif?
Apakah disusun rekomendasi tindak
lanjut tambahan sebagai konsekuensi √
implementasi KLHS untuk KRP?

Penilaian : Dokumentasi Pembuatan dan Pelaksanaan KLHS


KRITERIA PENILAIAN KETERANGAN
Apakah telah terpenuhi :
Data dukung proses konsultasi publik
√ Ada, terdapat dilampiran
(foto, absen, berita acara)
Dokumen KRP sebelum dan sesudah
KRP diperbaiki dan/atau matriks yang
√ Ada, terdapat dilampiran
menjelaskan perubahan sebelum dan
sesudah
Dokumen penjaminan kualitas √ Ada, terdapat dilampiran
Bukti pemenuhan kompetensi
√ Ada, terdapat dilampiran
penyusun KLHS
SK Kelompok Kerja KLHS √ Ada, terdapat dilampiran

Penilaian : Integrasi Hasil KLHS/Pengambilan Keputusan


KRITERIA PENILAIAN KETERANGAN
Apakah telah terpenuhi :
Rekomendasi yang dihasilkan KLHS

ditulis/dimasukkan materi teknis KRP
Rekomendasi yang dihasilkan KLHS
ditulis/dijadikan ketentuan pengaturan √
KRP
Rekomendasi yang dihasilkan KLHS
dijembatani/ diinterpretasikan kembali

penulisannya dalam bahasa peraturan
pada KRP
Rekomendasi KLHS diatur tersendiri
dalam ketentuan KRP (tidak ditulis √
kembali)
Penjelasan tentang KRP lainnya yang
juga harus mempertimbangkan √
rekomendasi KLHS ini?
Rekomendasi khusus untuk
penyusunan KLHS bagi KRP √
turunannya
Rekomendasi khusus tentang
pelaksanaan AMDAL dan UKL/UPL √
sebagai tindak lanjut KRP ini

Penilaian : Partisipasi Pemangku Kepentingan


KRITERIA PENILAIAN KETERANGAN
Apakah dijelaskan pada tahapan mana Tahapan konsultasi publik dilakukan

saja dilakukan konsultasi publik? saat penentuan isu strategis.
Apakah pemangku kepentingan yang √ Pemangku kepentingan yang
dilibatkan dalam KLHS disebutkan dilibatkan adalah Unsur pemerintah
dengan jelas? Provinsi dan Kota, Akademisi, Pihak
Swasta, LSM, dan Masyarakat.
Apakah semua pemangku kepentingan Semua pemangku kepentingan sudah
yang dilibatkan memiliki kesempatan dilibatkan dalam proses KLHS
untuk memberikan masukan selama RPJMD ini.

proses KLHS? Jika tidak, pemangku
kepentingan yang mana yang tidak
dilibatkan?
Apakah semua dokumen terkait KLHS Menggunakan media masa
dapat diakses oleh publik selama dan merupakan satu cara yang biasa
setelah proses KLHS? untuk memberikan akses terhadap
√ informasi, dokumen atau, laporan
yang yang relevan dari KLHS. Hal ini
akan memungkinkan untuk
mendapatkan masukan dari publik.

Palangka Raya, Januari 2019

WALIKOTA PALANGKA RAYA,

FAIRID NAPARIN
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

A. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permasalahan dampak pembangunan, khususnya degradasi


lingkungan hidup dan konflik sosial yang terjadi semakin
kompleks, sejalan dengan meningkatnya aktivitas pembangunan
dan tuntutan kehidupan sosial ekonomi masyarakat baik pada
tingkat lokal dan nasional. Permasalahan ini diperberat dengan
mengemukanya fenomena perubahan iklim (climate change) yang
ditandai kejadian banjir, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan,
serta bencana lainnya.

Persoalan-persoalan tersebut di atas mendorong munculnya


kesadaran masyarakat dan pemerintah daerah tentang pentingnya
kebijakan-kebijakan pembangunan yang mengutamakan
kelestarian lingkungan dan mencegah timbulnya konflik sosial.
Oleh karena itu, maka diperlukan suatu instrumen bagi kebijakan
pengelolaan lingkungan hidup yang berprinsip pada pembangunan
berkelanjutan (sustainable development). Instrumen pengelolaan
lingkungan hidup dalam kebijakan perencanaan pembangunan di
Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(UU PPLH) dan peraturan pelaksanaannya diatur di dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara
Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis.

Sebagaimana disebutkan dalam UU PPLH Pasal 15 dan PP


KLHS Pasal 2, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah wajib
membuat KLHS untuk memastikan bahwa prinsip Pembangunan
Berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam
pembangunan suatu wilayah dan/atau Kebijaka , Rencana
dan/atau Program (KRP). Sebagai daerah yang pada saat ini
sedang menyusun Rancangan RPJMD Kota Palangka Raya Tahun

1
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

2019-2023, maka Pemerintah Kota Palangka Raya berkewajiban


menyusun KLHS untuk RPJMD. Dengan kata lain, dengan adanya
implementasi KLHS ini diharapkan permasalahan lingkungan,
ekonomi, social, dan tata kelola yang diprakirakan terjadi dapat
diminimalisasi sehingga pembangunan yang berkelanjutan dapat
diwujudkan.

Kota Palangka Raya termasuk salah satu dari daerah yang


menyelenggarakan Pilakda Serentak tahun 2018 dan telah
berhasil memilih Walikota dan dan Wakil Walikota masa periode
2018-2023. Sebagai konsekuensi logis terpilihnya Kepala Daerah
yang baru, Kota Palangka Raya diwajibkan menyusun RPJMD
Kota Palangka Raya Tahun 2018-2023, maka Pemerintah Kota
Palangka Raya wajib melaksanakan KLHS RPJMD. KLHS ini
dilakukan pada tahap awal dari proses penyusunan sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari penyusunan RPJMD Kota
Palangka Raya Tahun 2018-2023, sehingga dapat diperkirakan
dampak negatif terhadap lingkungan hidup apabila Kebijakan,
Rencana dam Program (KRP) dilaksanakan. KLHS ini tidak
mengkaji dampak sebuah proyek, melainkan mengkaji dampak
sebuah Kebijakan, Rencana dan Program (KRP). Karenanya hasil
dari kajian ini tentunya bersifat strategik, untuk memberikan
rekomendasi penyempurnaan KRP yang tertuang dalam RPJMD
Kota Palangka Raya Tahun 2018-2023. Dengan kata lain, dengan
adanya Pengendalian lingkungan dalam bentuk KLHS ini
diharapkan permasalahan lingkungan yang diperkirakan terjadi
dapat diminimalisasi sehingga pembangunan yang berkelanjutan
dapat diwujudkan di Kota Palangka Raya.

Penyusunan KLHS RPJMD Kota Palangka Raya Tahun 2018-


2023 mengacu pada Undanng-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pegelolaan Lingkungan Hidup;
Peraturan Pemerintah Nomor Peraturan Pemerintah Nomor 46

2
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian


Lingkungan Hidup Strategis; Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Nomor P.69/ MENLHK/SETJEN/ KUM.1/12/2017
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2017
tentang Tata Cara Penyelenggaran Kajian Lingkungan Hidup
Strategis; dan operasionalisasinya menggunakan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pembuatan
dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah.

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun


2018 tersebut disebutkan bahwa KLHS RPJMD adalah Kajian
Lingkungan Hidup Strategis dalam Penyusunan Rencana
Pembangunan Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat KLHS
RPJMD adalah analisis sistematis, menyeluruh, dan partisipatif
yang menjadi dasar untuk mengintegrasikan Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (TPB ke dalam dokumen RPJMD.
Berdasarkan batasan tersebut penyusunan KLHS RPJMD Kota
Palangka Raya Tahun 2018-2023 tidak akan lepas dari indicator-
indikator dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, sehingga
selain menghasilkan masukan dalam penyusunan RPJMD Kota
Palangka Raya Tahun 2018-2023, KLHS RPJMD ini juga menjadi
masukan dalam penyusunan Rencana Aksi Daerah Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (RAD TPB) Provinsi Kalimantan
Tengah sebagaiamana dimandatkan oleh Peraturan Presiden
Nomor 59 Tahun 2017 tentang Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan.

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable


Development Goals (SDGs) merupakan agenda internasional yang
menjadi kelanjutan dari Tujuan Pembangunan Milenium atau
Millennium Development Goals (MDGs). SDGs/TPB disusun oleh
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan melibatkan 194 negara,

3
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

civil society , dan berbagai pelaku ekonomi dari seluruh penjuru


dunia. Agenda ini dibuat untuk menjawab tuntutan
kepemimpinan dunia dalam mengatasi kemiskinan, kesenjangan,
dan perubahan iklim dalam bentuk aksi nyata. Perpres Nomor 59
Tahun 2017 tentang Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
merupakan komitmen Pemerintah dalam pelaksanaan pencapaian
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang terdiri 17 (tujuh belas)
Tujuan dan 319 (tiga ratus sembilan belas) indikator, baik
indikator global dan indikator nasional yang menjadi proxi Global.
Memberikan amanah kepada Gubernur untuk bersama-sama
dengan Bupati/ Walikota menyusun Rencana Aksi Daerah Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan. Walaupun mandat tersebut
diberikan kepada Pemerintah Provinsi, akan tetapi indikator dan
pencapaian dari rencana aksi tersebut merupakan aggregate dari
indikator dan pencapaian dari Kabupaten/ Kota.

Permendagri Nomor 7 Tahun 2018 sejalan dengan Perpres


Nomor 59 Tahun 2017 ini sebagai operasionalisasi penyusunan
KLHS RPJMD Kota Palangka Raya bertujuan untuk memandu
pemerintah daerah dalam merumuskan skenario pencapaian
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dengan indicator-
indikatprnya yang menjadi bagian dalam penyusunan RPJMD.
Melalui Permendagri Nomor 7 tahun 2018, diharapkan akan
terwujud pembangunan Kota Palangka Raya yang
mensejahterakan, dengan mengedepankan prinsip keberlanjutan
pembangunan serta keberlangsungan lingkungan hidup.

KLHS RPJMD sebagaimana diatur dalam Permendagri


7/2018, sangat dibutuhkan dalam pemenuhan kualitas
penyusunan RPJMD, dimana didalamnya subtansi rencana
pembangunan didasarkan pada analisis Daya Dukung dan Daya
Tampung lingkungan serta mengarahkan Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan. Berdasarkan pemetaan Daya Dukung dan Daya

4
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Tampung Lingkungan Hidup berbasis jasa ekosistem terhadap


Tujuan Pembangunan Berkelanjutan maka diharapkan
sumbangan KLHS RPJMD Kota Palangka Raya dapat memastikan
integrasi pembangunan berkelanjutan dalam Kebijakan, Rencana,
dan Program, dan mendukung percepatan pencapaian 17 Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan sebagaimana yang telah di tetapkan
dalam Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017.

1.2 Landasan Hukum


Dasar hukum dari Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota
Palangka Raya Tahun 2019 – 2023 meliputi :
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang;
3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2017 tentang
Partisipasi Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah
6. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara
Penyelenggaraan KLHS.
7. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 Tentang
Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan;
8. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 69
Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor

5
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

46 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian


Lingkungan Hidup Strategis.
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2018 tentang
Pembuatan dan Pelaksanaan KLHS RPJMD

1.3 Maksud dan Tujuan


Maksud penyusunan dokumen KLHS selain untuk
mengintegrasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan kedalam
rumusan Kebijakan, Rencana dan/atau Program (KRP) RPJMD
Kota Palangka Raya 2019-2023 juga memastikan partisipasi
masyarakat dan pemangku kepentingan lain dalam hal pengambil
keputusan kebijakan dan perencanaan pembangunan. Sedangkan
tujuan penyelenggaraan KLHS RPJMD Kota Palangka Raya adalah
masukan dan atau rujukan untuk :
1. Penyusunan dokumen RPJMD Kota Palangka Raya Tahun
2018 – 2023
2. Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) TPB Provinsi
Kalimantan Tengah Tahun 2018.

6
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

B. PROSES DAN HASIL PENYELENGGARAAN KLHS – RPJMD


KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023
B.1. Proses KLHS

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian


analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk
memastikan prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi
dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/
atau kebijakan, rencana, dan/ atau program. Penyelenggaraan
KLHS khususnya untuk RPJMD untuk Pemerintah Daerah baik
Provinsi ataupun Kabupaten/ Kota berdasarkan Permendagri No.
7 tahun 2018 merupakan analisis sistematis, menyeluruh, dan
partisipatif yang menjadi dasar untuk mengintegrasikan tujuan
Pembangunan Berkelanjutan ke dalam dokumen RPJMD.

Pemerintah dan pemerintah daerah berkewajiban


melaksanakan KLHS dalam penyusunan atau evaluasi kebijakan,
rencana, dan/ atau program pada tingkat nasional, Daerah
Provinsi, dan Daerah Kabupaten/ Kota. Penyelenggaraan KLHS
merupakan mandat dari UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, sedangkan tata
cara penyelenggaraannya diatur di dalam PP Nomor 46 Tahun
2017 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis. Pelaksanaan PP Nomor 46 Tahun 2017 tersebut
selanjutnya diatur di dalam PerMenLHK Nomor P.69/ MENLHK/
SETJEN/ KUM.1/12/2017 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 46 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis. Penyelenggaraan KLHS untuk
RPJMD baik untuk Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota secara khusus telah diatur dalam
Permendagri No. 7 tahun 2018 tentang Pembuatan dan
Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah.

7
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

B.2. Penyelenggaraan KLHS

Bangunan pembentuk KLHS RPJMD adalah rangkaian


proses mengumpulkan, menganalisis, dan menghasilkan
informasi; rangkaian proses dialog pihak-pihak yang
berkepentingan; dan rangkaian proses mengintegrasikan hasilnya
dalam dokumen perencanaan. KLHS RPJMD yang akuntabel tidak
hanya karena analisisnya baik, namun juga karena dibangun
dengan proses terpadu, transparan dan partisipatif melibatkan
pemangku kepentingan, yaitu para perencana, pengambil
keputusan, dan masyarakat.

Prinsip-prinsip tersebut dilaksanakan dalam


penyelenggaraan KLHS RPJMD Kota Palangka Raya dengan
berlandaskan pada kebijakan yang menjadi landasan hukum
pelaksanaannya, yakni sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis.
3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.69/ MENLHK/ SETJEN/ KUM.1/12/2017 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2017
tentang Tata Cara Penyelenggaran Kajian Lingkungan Hidup
Strategis.
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2018 tentang
Pembuatan dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah.

Kebijakan-kebijakan tersebut secara umum saling


melengkapi dan mempertajam metode pengkajian dalam
penyelenggaraan KLHS RPJMD. Dalam penyelenggaraan KLHS

8
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

RPJMD Kota Palangka Raya Tahun 2018-2023, mekanisme yang


dilaksanakan adalah sebagai berikut:

a. Pembentukan tim pembuat KLHS RPJMD


Tahapan persiapan dalam penyelenggaraan KLHS untuk
RPJMD adalah Pembetukan tim pembuat KLHS RPJMD
dilakukan dengan berdasarkan ketetapan Pemerintah Daerah.
Tim pembuat KLHS untuk RPJMD yang selanjutnya disebut
Tim Pokja (Kelompok Kerja) KLHS terdiri dari perangkat daerah
dengan melibatkan ormas, filantropi, pelaku usaha, akademisi,
dan pihak terkait lainnya yang kompeten dan sesuai kebutuhan
dalam pembuatan KLHS RPJMD. Tim Pokja KLHS bertugas
untuk menyusun Kerangka Acuan Kerja, menyelenggarakan
KLHS, melaksanakan kajian pembangunan berkelanjutan, dan
merumuskan skenario pembangunan berkelanjutan.
b. Pengkajian Muatan Pembangunan berkelanjutan
Pengkajian muatan pembangunan berkelanjutan dalam
penyelenggaraan KLHS untuk RPJMD adalah mengkaji tujuan
pembangunan berkelanjutan yang ditetapkan oleh pemerintah
Pusat, dan juga ketetapan di tingkat Pemerintah Daerah yang
mendukung. Pada mekanisme pengkajian ini, dilakukan
melalui identifikasi data, pengumpulan data, dan analisa data
mencakup:
 Kondisi umum daerah
 Capaian indikator pembangunan berkelanjutan yang relevan
 Pembagian peran antara Pemerintah, Pemerintah Daerah,
Organisasi Masyarakat, Filantropi, pelaku usaha serta
akademisi dan pihak lainnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Selain itu hasil pengkajian yang dilakukan memuat analisa
paling sedikit, yaitu

9
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

 Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan


hidup
 Perkiraan mengenai dampak dan resiko lingkungan hidup
 Kinerja atau layanan jasa ekosistem
 Efisiensi pemanfaatan sumberdaya alam
 Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap
perubahan iklim
 Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati
c. Perumusan skenario pembangunan berkelanjutan
Mekanisme selanjutnya dalam penyelenggaraan KLHS adalah
merumuskan skenario pembangunan berkelanjutan atau
alternatif program baik yang merupakan perbaikan dari
program yang disusun di dalam dokumen RPJMD ataupun
yang belum tercantum di dalam dokumen RPJMD akan tetapi
penting untuk dilaksanakan. Perumusan skenario dilakukan
dengan memberikan alternative proyeksi kondisi tujuan
pembangunan berkelanjutan berupa target pencapaian Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan tanpa upaya tambahan dan/ atau
dengan upaya tambahan. Upaya tambahan yang disusun
dengan memperhatikan
 Pencapaian target tanpa upaya tambahan
 Pencapaian target yang ditetapkan secara nasional
 Potensi, daya saing dan inovasi daerah
 Daya dukung dan daya tampung daerah
 Pertimbangan lain sesuai dengan kebutuhan daerah
d. Penjaminan kualitas, pendokumentasian, dan validasi KLHS
RPJMD
Mekanisme penjaminan kualitas, pendokumentasian, dan
validasi KLHS merupakan mekanisme yang terakhir dalam
penyelenggaraan KLHS. Proses penjaminan kualitas dilakukan
untuk penyempurnaan KLHS dengan berdasarkan penilaian

10
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

mandiri oleh penyusun kebijakan, rencana dan/ atau program


pada setiap tahapan penyusunan atau sekaligus pada saat
terakhir penyusunan.
Proses pendokumentasian KLHS merupakan hasil pembuatan
dan pelaksanaan KLHS yang disampaikan didalam laporan
KLHS. Laporan KLHS merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari dokumen Kebijakan, Rencana, dan Program
yang dijadikan sebagai informasi pendukung sistem
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan
serta sistem akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah Daerah
bersifat terbuka dan dapat diakses oleh publik.
Proses validasi dalam penyelenggaraan KLHS dilakukan untuk
memastikan penjaminan kualitas telah dilaksanakan secara
akuntabel dan dapat dipertanggung jawabkan kepada publik.
Penjaminan kualitas untuk kebijakan, rencana, dan program
tingkat Kabupaten/ Kota dilakukan oleh Gubernur. Prosedur
dalam validasi KLHS untuk kebijakan kebijakan, rencana, dan
program tingkat Kabupaten/ Kota dilakukan dengan
mengajukan permohonan tertulis kepada Gubernur dengan
melampirkan
 Rancangan kebijakan, rencana, dan/ atau program
 Laporan KLHS
 Bukti pemenuhan standar kompetensi penyusun KLHS

B.3. Hasil KLHS

Hasil dari penyelenggaraan KLHS untuk RPJMD adalah


Laporan KLHS merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
dokumen RPJMD untuk dijadikan sebagai informasi pendukung
sistem pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana
pembangunan serta sistem akuntabilitas kinerja instansi
Pemerintah Daerah yang bersifat terbuka dan dapat diakses oleh
publik. Laporan KLHS yang disusun memuat informasi tentang

11
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

dasar pertimbangan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program


sehingga perlu dilengkapi KLHS; metoda, teknik, rangkaian
langkah-langkah dan hasil pengkajian pengaruh Kebijakan,
Rencana, dan/atau Program terhadap kondisi Lingkungan Hidup;
metoda, teknik, rangkaian langkah-langkah dan hasil perumusan
alternatif muatan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program;
pertimbangan, muatan, dan konsekuensi rekomendasi perbaikan
untuk pengambilan keputusan Kebijakan, Rencana, dan/atau
Program yang mengintegrasikan prinsip Pembangunan
Berkelanjutan; gambaran pengintegrasian hasil KLHS dalam
Kebijakan, Rencana, dan/atau Program; pelaksanaan partisipasi
masyarakat dan keterbukaan informasi KLHS; dan hasil
penjaminan kualitas KLHS.

12
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

C. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Palangka Raya telah dilakukan, disimpulkan beberapa hal yang
perlu mendapatkan perhatian dalam penyusunan RPJMD Kota
Palangka Raya Tahun 2018-2023, antara lain sebagai berikut :
C.1. Hasil identifikasi pencapaian indikator SDGs/TPB Kota
Palangka Raya hanya melaksanakan 16 tujuan yang terbagi
dalam 222 indikator, yaitu :
1. Indikator TPB yang sudah dilaksanakan oleh Kota
Palangka Raya dan sudah mencapai target nasional
berdasarkan 4 pilar pembangunan yaitu : pilar sosial 39,
ekonomi 16, lingkungan 18, hukum dan tata kelola 6.
2. Indikator TPB yang sudah dilaksanakan oleh Kota
Palangka Raya tetapi belum mencapai target nasional
berdasarkan 4 pilar pembangunan yaitu pilar sosial 27,
pilar ekonomi 7, pilar lingkungan 19 dan pilar hokum,
tata kelola adalah 5.
3. Indikator TPB yang belum dilaksanakan oleh Kota
Palangka Raya tetapi tidak ada data sehingga belum
mencapai target nasional berdasarkan 4 pilar
pembangunan yaitu pilar sosial 31, pilar ekonomi 32,
pilar lingkungan 12 serta pilar hukum dan tata kelola
adalah 10.
C.2. Hasil FGD para pemangku kepentingan diperoleh bahwa isu
strategis pilar sosial, ekonomi dan pilar lingkungan
sejumlah 58 isu strategis dan 6 isu prioritas, sedangkan isu
sesuai TPB prioritas 8 sebagai berikut :
1. Nomor TPB 3: Menjamin Kehidupan yang Sehat dan
Meningkatkan Kesejahteraan Seluruh Penduduk Semua
Usia.

13
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

2. Nomor TPB 4: Menjamin Kualitas Pendidikan yang


Inklusif dan Merata serta Meningkatkan Kesempatan
Belajar Sepanjang Hayat untuk Semua.
3. Nomor TPB 6: Menjamin Kualitas Pendidikan yang
Inklusif dan Merata serta Meningkatkan Kesempatan
Belajar Sepanjang Hayat untuk Semua.
4. Nomor TPB 8: Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi
yang Inklusif dan Berkelanjutan, Kesempatan Kerja yang
Produktif dan Menyeluruh, serta Pekerjaan yang Layak
untuk Semua.
5. Nomor TPB 9: Membangun Infrastruktur yang Tangguh,
Meningkatkan Industri Inklusif dan Berkelanjutan, Serta
Mendorong Inovasi.
6. Nomor TPB 11: Menjadikan Kota dan Permukiman
Inklusif, Aman, Tangguh dan Berkelanjutan
7. Nomor TPB 13: Mengambil Tindakan Cepat Untuk
Mengatasi Perubahan Iklim dan Dampaknya
8. Nomor TPB 15: Melindungi, Merestorasi dan
Meningkatkan Pemanfaatan Berkelanjutan Ekosistem
Daratan, Mengelola Hutan secara Lestari, Menghentikan
Penggurunan, Memulihkan Degradasi Lahan, serta
Menghentikan Kehilangan Keanekaragaman Hayati.
C.4. OPD yang sudah melaksanakan TPB berdasarkan Kategori
pencapaian TPB sebagai berikut :
1. OPD yang sudah melaksanakan dan sudah mencapai
target nasional sebanyak 20 OPD dengan total 79
indikator.
2. OPD yang sudah melaksanakan dan belum mencapai
target nasional sebanyak 16 OPD dengan total 58
indikator

14
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

3. OPD yang datanya belum tersedia sebanyak 22 OPD


dengan total 85 indikator.
C.5. Berdasarkan hasil kajian 6 muatan KLHS, diperoleh
beberapa isu atau permasalahan yang perlu dipertimbangan
dalam penyusunan RPJMD Kota Palangka Raya 2018-2023
sebagai berikut :
1. Penataan Ruang (Perencanaan, Pemanfaatan dan
Pengendalian Pemanfaatan ruang)
Penataan ruang merupakan salah satu dari isu strategis
prioritas untuk dibahas dalam penyelenggaran KLHS
untuk RPJM Kota Palangka Raya. Kota Palangka Raya
sebelumnya pernah memiliki Perda no. 7 tahun 2001
tentang RTRW kota Palangka Raya, dengan terbitnya UU
no. 26 tahun 2007 tentang penataan ruang dan PP 15
tahun 2010 yang memberikan amanah dalam kurun
waktu 2 tahun untuk menyesuaikan RTRW, dan apabila
lebih dari 2 tahun belum menyesuaikan maka secara
otomatis RTRW yang lama tidak berlaku dan sampai saat
ini RTRW kota Palangka Raya belum dapat di syahkan.
Hal yang menjadi permasalahan dalam penataan ruang
sehingga belum ditetapkan antara lain adalah adanya
pemanfaatan non hutan di dalam Kawasan hutan,
kebutuhan ruang untuk perencanaan yang belum sesuai
dengan persetujuan substansi Kawasan hutan yang
diperoleh.

2. Penurunan Kualitas Lingkungan Hidup


Kualitas Lingkingan Hidup merupakan salah satu akar
masalah penting yang menjadi perhatian di Kota
Palangka Raya. Permasalahan terkini yang menjadi
penyebab pencemaran terjadi adalah akibat dari

15
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

permasalahan dalam pengelolaan sampah di Kota


Palangka Raya yang belum berjalan dengan optimal
sehingga berpotensi untuk menimbulkan pencemaran
udara berupa bau yang tidak sedap, mencemari air
tanah, dan sungai serta dapat merusak tingkat
produktifitas tanah.

3. Pembangunan ekonomi lokal


Ekonomi Kota Palangka Raya, selama ini masih
bergantung kepada Dana Bagi Hasil (DBH) dari APBN
dan Dana Alokasi Kabupaten/ Kota (DAK) dari APBD
Provinsi, sedangkan Pendapatan Asli Daerah masih
minim. Dengan demikian proyeksi keuangan dalam
perencanaan pembangunan memiliki ketergantungan
yang tinggi, terhadap Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Provinsi. Proporsi Pendapatan Asli Daerah yang diterima
selama ini, hamper 90 % berasal dari sektor
perdagangan barang dan jasa, sedangkan sektor
pertanian yang menunjang daerah pinggiran di Kota
Palangka Raya hanya berkontribusi sebesar 10 %.
Dengan demikian perlu dilakukan terobosan dan inovasi
guna mendorong kontribusi ekonomi lokal di Kota
Palangka Raya untuk dapat berkontribusi lebih baik lagi.
Selain untuk meningkat Pendapatan Asli Daerah,
mendorong kemandirian di Kota Palangka Raya, dan
menekan aspek ketimpangan perekonomian masyarakat
yang tinggal di Kota dan di pinggiran.

16
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

4. Aspek Sosial Masyarakat (Pendidikan, Kesehatan,


Kemiskinan, dan Kemanusiaan)
Pada aspek sosial Kota Palangka Raya memiliki
permasalahan di bidang kemiskinan, pendidikan dan
kesehatan sehingga dijadikan isu strategis prioritas.
Permasalahan kemiskinan meskipun secara kuantitas
terus menurun, akan tetapi masih terdapat kantong-
kantong kemiskinan di kawasan kumuh dan padat
dengan angka pengangguran terselubung yang tinggi
(produktivitas tenaga kerja yang rendah).

5. Perlindungan Budaya Lokal


Kelembagaan masyarakat adat di Kota Palangka Raya
khususnya dan Provinsi Kalimantan Tengah secara
umum, diatur dengan Peraturan Daerah dan Peraturan
Gubernur. Perda Nomor 16 tahun 2008 tentang
Kelembagaan Adat pada dasarnya adalah peraturan
daerah yang mengatur struktur kelembagaan adat Dayak
dari tingkat Kalimantan (Majelis Adat Dayak nasional),
tingkat provinsi (Dewan Adat Dayak Provinsi) dan tingkat
kabupaten (Dewan Adat Dayak Kabupaten). Upaya
kebijakan ini mempunyai tujuan yang mulia untuk
menyikapi lemahnya posisi masyarakat adat ketika
berhadapan dengan pihak luar dan juga bisa membantu
pemerintah dalam pembangunan serta juga melestarikan
budaya dan terutama untuk menyelesaikan persoalan
masyarakat adat. Keberadaan kekayaan budaya di Kota
Palangka Raya yang terancam tersebut perlu
mendapatkan perhatian, sehingga tetap terjaga dan
Lestari.

17
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

6. Pemantapan Tata Kelola Pemerintahan


Tata Kelola menjadi salah isu strategis prioritas dalam
pembahasan, terkait dengan masih banyaknya
kebutuhan regulasi yang belum disusun, penguatan
kapasitas kelembagaan pemerintah dan non pemerintah,
koordinasi dan sinkronisasi kebijakan guna menghindari
tumpang tindih, dan penegakan terhadap peraturan yang
sudah ada. Beberapa regulasi penting yang sampai saat
ini belum disusun diantaranya Perda tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
amanah UU nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Perda RTRW Kota
Palangka Raya belum di selesaikan (sejak tahun 2013)
sampai saat ini. Banyaknya regulasi yang belum disusun
tersebut, mengakibatkan pelaksanaan tugas dari
aparatur Pemerintah Kota Palangka Raya terkendala.

C.6. Hasil perumusan skenario pencapaian TPB untuk indikator


yang terkait langsung daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup sebagai berikut :
1. Tidak perlu adanya upaya tambahan 1 indikator
2. Perlu upaya tambahan 14 indikator

C.7. Hasil perumusan skenario pencapaian TPB untuk indikator


yang tidak terkait langsung daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup sebagai berikut :
1. Perlu upaya tambahan 14 indikator
2. Tidak perlu upaya tambahan 1 indikator

18
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

C.8. Kesimpulan Indikator Pilar Sosial adalah :


- Membangun ketahanan masyarakat miskin dan mereka
yang berada dalam kondisi rentan, dan mengurangi
kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim terkait
iklim dan guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan
bencana.
- Menghilangkan kelaparan dan menjamin akses bagi
semua orang, khususnya orang miskin dan mereka yang
berada dalam kondisi rentan, termasuk bayi, terhadap
makanan yang aman, bergizi, dan cukup sepanjang
tahun.

C.9. Kesimpulan Indikator Pilar Lingkungan adalah :


- Mencapai akses universal dan merata terhadap air
minum yang aman dan terjangkau bagi semua.
- Menjamin Ketersediaan serta Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan.
- Mencapai akses terhadap sanitasi dan kebersihan yang
memadai dan merata bagi semua, dan menghentikan
praktik buang air besar di tempat terbuka, memberikan
perhatian khusus pada kebutuhan kaum perempuan,
serta kelompok masyarakat rentan.
- Meningkatkan kualitas air dengan mengurangi polusi,
menghilangkan pembuangan, dan meminimalkan
pelepasan material dan bahan kimia berbahaya,
mengurangi setengah proporsi air limbah yang tidak
diolah, dan secara signifikan meningkatkan daur ulang,
serta penggunaan kembali barang daur ulang yang aman
secara global.
- Mengurangi dampak lingkungan perkotaan per kapita
yang merugikan, termasuk dengan memberi perhatian

19
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

khusus pada kualitas udara, termasuk penanganan


sampah kota.
- Secara substansial mengurangi produksi limbah melalui
pencegahan, pengurangan, daur ulang, dan penggunaan
kembali.
- Menghentikan penggurunan, memulihkan lahan dan
tanah kritis, termasuk lahan yang terkena penggurunan,
kekeringan dan banjir, dan berusaha mencapai dunia
yang bebas dari lahan terdegradasi.

C.10. Kesimpulan Indikator Pilar Ekonomi adalah :


- Meningkatkan dukungan pengembangan kapasitas
untuk negara berkembang, termasuk negara kurang
berkembang dan negara berkembang pulau kecil, untuk
meningkatkan secara signifikan ketersediaan data
berkualitas tinggi, tepat waktu dan dapat dipercaya, yang
terpilah berdasarkan pendapatan, gender, umur, ras,
etnis, status migrasi, difabilitas, lokasi geografis dan
karakteristik lainnya yang relevan dengan konteks
nasional.
- Memperkuat kapasitas lembaga keuangan domestik
untuk mendorong dan memperluas akses terhadap
perbankan, asuransi dan jasa keuangan bagi semua.
- Secara signifikan meningkatkan akses terhadap
teknologi informasi dan komunikasi, dan mengusahakan
penyediaan akses universal dan terjangkau internet di
negara-negara kurang berkembang pada tahun 2020.

20
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

C.11. Kesimpulan Indikator Pilar Hukum dan Tata Kelola adalah :


- Menghentikan perlakuan kejam, eksploitasi,
perdagangan, dan segala bentuk kekerasan dan
penyiksaan terhadap anak.
- Mengembangkan lembaga yang efektif, akuntabel, dan
transparan di semua tingkat.
- Menjamin pengambilan keputusan yang responsif,
inklusif, partisipatif dan representatif di setiap tingkatan.
- Menguatkan Masyarakat yang Inklusif dan Damai untuk
Pembangunan Berkelanjutan, Menyediaan Akses
Keadilan untuk Semua, dan Membangun Kelembagaan
yang Efektif, Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan.

21
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

LAMPIRAN RINGKASAN EKSEKUTIF DOKUMEN KLHS RPJMD


KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 – 2023

I. Isu pilar Lingkungan


TUJUAN : Menjamin Ketersediaan serta Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi yang Berkelanjutan
Penataan Ruang (Perencanaan, Pemanfaatan, dan Pengendalian
1.
Ruang)
1. ISU STRATEGIS 2. Penurunan Kualitas Lingkungan Hidup
3. Pencemaranan dan Kerusakan Lingkungan Hidup
2. INDIKATOR BASELINE DATA
Persentase rumah tangga yang
6.1.1.(a) memiliki akses terhadap layanan 0 24,00 23,00 20,00 18,26
sumber air minum layak.
Kapasitas prasarana air baku
untuk melayani rumah tangga,
6.1.1.(b) perkotaan dan industri, serta 0,06 0,064 0,065 0,045 0
penyediaan air baku untuk pulau-
pulau.
Persentase rumah tangga yang
6.2.1.(b) memiliki akses terhadap layanan 0 0 0 0 0
sanitasi layak.
Jumlah desa/kelurahan yang
6.2.1.(c) melaksanakan Sanitasi Total 0 0 0 0 0
Berbasis Masyarakat (STBM).
6.3.2.(a) Kualitas air danau. 0 0 0 0 0
6.3.2.(b) Kualitas air sungai sebagai
0 0 0 0 0
sumber air baku.
11.6.1.(a) Persentase sampah perkotaan 0 0 0 0 0
yang tertangani.
Jumlah limbah B3 yang terkelola
12.4.2.(a) dan proporsi limbah B3 yang 0 0 0 0 0
diolah sesuai peraturan
perundangan (sektor industri).
12.5.1.(a) Jumlah timbulan sampah yang 0 0 0 0 0
didaur ulang.
15.3.1.(a) Proporsi luas lahan kritis yang
direhabilitasi terhadap luas lahan 0 0 0 0 0
keseluruhan.
PERMASALAHAN :
 Tingginya biaya operasional, anggaran operasional yang minim kesadaran warga untuk
ikut program berlangganan masih minim.
 Belum adanya sebagian pengaturan kewenangan dan tanggung jawab antara pemerintah,
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota.
 Terkendalanya izin lahan untuk bangunan.
3.
 Legalitas Tanah, > Data RTLH tidak bisa update data terbaru, > kebanyakan masyarakat
masih belum paham konsep swadaya masyarakat.
 Jumlah armada pengangkutan sampah yang kurang, anggaran yang belum ideal, kendala
geografi beberapa kawasan yang sulit dijangkau.
 Kurangnya penumbuhan dan pendampingan terhadap kelompok swadaya masyarakat
menangani pengelolaan sampah, seperti TPS3R dan bank sampah, kurangnya sarana
prasarana pengolahan sampah, kurangnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan

22
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

sampah, kurangnya pengetahuan SDM dalam mendaur ulang sampah.


 Belum ada ijin pengolahan limbah B3, belum ada pelaku usaha pengolah limbah B3.
 Belum terdatanya perusahaan yang menerapkan sertifikat SNI ISO 14001
SASARAN STRATEGI :
 Meningkatkan kualitas standar baku mutu dan distribusi air minum.
 Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat
 Meningkatkan kualitas lingkungan hidup perairan dan sumber penghidupan di Kota
Palangka Raya.
 Meningkatkan dan mengefektifkan bank sampah di lingkungan kawasan perumahan
4.
padat penduduk.
 Pengawasan, monitoring dan evaluasi
 Kerjasama dengan pihak ketiga
 Regulasi tentang perda yang mengatur pengelolaan limbah B3
 Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Lingkungan
 Peningkatan kesiapsiagaan penanggulangan dan rehabilitasi lahan kritis yang memiliki
resiko terhadap bencana.
5. REKOMENDASI :

 Pembangunan sarana dan prasarana jaringan infrastruktur air minum skala


perkotaan
 Pembangunan sarana dan prasarana jaringan infrastruktur air minum skala rumah
tangga dan Kelurahan (komunitas)
 Penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat untuk pembangunan infrastruktur air
minum skala rumah tangga dan Kelurahan (komunitas)
 Peningkatan kualitas pengolahan mutu air minum.
 Perencanaan pembangunan jaringan air bersih/air minum.
 Pembangunan jaringan air bersih/air minum.
 Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan air bersih/air minum.
 Penyediaan prasarana dan sarana air minum bagi masyarakat berpenghasilan
rendah.
 Pengembangan teknologi pengolahan air minum dan air limbah.
 Fasilitasi pembinaan teknik pengolahan air minum.
 Pengembangan distribusi air minum.
 Rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air minum
 Peningkatan layanan pengolahan limbah industry dan rumah tangga
 Pembangunan jaringan drainase jaringan drainase dan pengolahan limbah skala
rumah tangga, pusat kegiatan wilayah, dan perkotaan
 Pembangunan pusat pengolahan limbah industry, pemukiman, dan perkotaan
 Penyuluhan dan sosialisasi penyelenggaraan pemeliharaan drainase skala rumah
tangga, komunitas, dan Kelurahan
 Penyuluhan dan sosialisasi penyelenggaraan pengolahan dan pengelolaan limbah
skala rumah tangga, komunitas, dan Kelurahan
 Penyuluhan dan sosialisasi gaya hidup sehat
 Koordinasi perencanaan pair minum, drainase dan sanitasi perkotaan
 Monitoring kualitas lingkungan hidup di wilayah perairan Danau Kota Palangka Raya
 Monitoring dan pengamanan kualitas lingkungan hidup di sempadan danau dan
sungai
 Penyuluhan dan sosialisasi perbaikan kualitas lingkungan perairan danau
 Pengamanan lingkungan perairan di Kota Palangka Raya
 Rehabilitasi kawasan kritis daerah tangkapan sungai dan danau
 Rehabilitasi kawasan lindung daerah tangkapan sungai dan danau
 Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sungai, danau dan sumber
daya air lainnya
 Penyusunan kebijakan manajemen pengelolaan sampah.

23
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

 Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan.


 Penyusunan kebijakan kerjasama pengelolaan persampahan.
 Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan.
 Pengembangan teknoligi pengolahan persampahan.
 Bimbingan teknis persampahan.
 Peningkatan kemampuan aparat pengelolaan persampahan.
 Kerjasama pengelolaan persampahan.
 Sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan.
 Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan.
 Pembinaan dan pengawasan
 Evaluasi, Pemantauan dan pengawasan pengelolaan limbah B3.
 Meningkatkan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan.
 Meningkatkan regulasi dan kualitas lingkungan hidup.
 Pengelolaan B3 dan Limbah B3
 Pengawasan pelaksanaan kebijakan bidang lingkungan hidup
 Koordinasi penertiban kegiatan pertambangan tanpa izin (PETI)
 Pengembangan produksi ramah lingkungan
 Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian lingkungan hidup
 Konservasi sumber daya air dan pengendalian kerusakan sumber-sumber air
 Rehabilitasi hutan dan lahan
 Pengembangan data dan informasi lingkungan
 Penyuluhan dan pengendalian polusi dan pencemaran
 Monitoring, evaluasi dan pelaporan

24
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

II. Isu pilar Sosial


TUJUAN : Mengakhiri Kemiskinan dalam Segala Bentuk Dimanapun
Penataan Ruang (Perencanaan, Pemanfaatan, dan Pengendalian
1.
Ruang)
ISU STRATEGIS 2. Penurunan Kualitas Lingkungan Hidup

1. 3. Aspek Sosial masyarakat (pendidikan, keshatan, kemiskinan


dan kemanusiaan)
4. Perlindungan budaya local
5. Pemantapan tata kelola pemerintah
2. INDIKATOR BASELINE DATA
Persentase penyandang disabilitas
1.3.1(c) yang miskin dan rentan yang
0 16,00 10,00 15,32 10,00
terpenuhi hak dasarnya dan
inklusivitas.
1.4.1(f) Persentase rumah tangga kumuh
0 0 0 0 14,00
perkotaan
1.4.1(g) Angka Partisipasi Murni (APM)
92,56 91,00 97,00 87,97 0
SD/MI/sederajat.
Persentase penduduk umur 0-17
1.4.1(j) tahun dengan kepemilikan akta 47,05 31,36 42,89 44,82 30,42
kelahiran.
persentase rumah tangga miskin
1.4.1(k) dan rentan yang sumber
0 0 0 0 0
penerangan utamanya listrik baik
dari PLN dan bukan PLN.
Jumlah korban meninggal, hilang,
1.5.1* dan terkena dampak bencana per 0 0,38 0,37 0 0
100.000 orang.
Pemenuhan kebutuhan dasar
1.5.1(b) 928 1830 195 518 129
korban bencana sosial
Indeks resiko bencana pada
1.5.1.(e) pusat-pusat pertumbuhan yang 0 0 0 0 136,00
berisiko tinggi.
Proporsi sumber daya yang
dialokasikan oleh pemerintah
1.a.1* secara langsung untuk program 0 0 0 0 0
pemberantasan kemiskinan.

Pengeluaran untuk layanan pokok


(pendidikan, kesehatan dan
1.a.2* perlindungan sosial) sebagai 0 0 0 0 0
persentase dari total belanja
pemerintah.
Proporsi penduduk dengan
2.1.2.(a) asupan kalori minimum di bawah 0 0 0 0 0
1400 kkal/kapita/hari.
Prevalensi stunting (pendek dan
2.2.1(a) sangat pendek) pada anak di 0 0 0 0 0
bawah dua tahun/baduta.
Prevalensi stunting (pendek dan
2.2.1* sangat pendek) pada anak di 10,30 12,50 7,07 11,50 15,00
bawah lima tahun/balita.

25
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

Presentase bayi usia kurang dari 6


2.2.2(b) (enam) bulan yang mendapatkan 40,90 41,90 14,99 16,79 0
ASI eksklusif.
3.4.1(a) Persentase merokok pada
0 0 0 0 0
penduduk umur ≤18 tahun.
3.4.2* Angka Kematian (insidens rate)
0 0 0 0 0
akibat bunuh diri
3.5.1(e) Prevalensi penyalahgunaan
0 0 0 0 0
narkoba
Angka penggunaan metode
3.7.1(b) kontrasepsi jangka panjang 0 13,29 13,21 14,30 14,71
(MKJP) cara modern.
3.7.2(a) Total Fertility rate (TFR) 0 0 0 0 0
3.8.1(a) Unmet need pelayanan kesehatan 0 0 0 0 0
4.1.1(a) Presentase SD/MI berakreditasi
65,81 65,81 65,81 44,44 50,00
minimal B
4.1.1(b) Presentase SMP / MTS
36,92 36,92 36,92 36,17 50,00
berakreditasi minimal B
4.1.1(d) Angka Partisipasi Kasar (APK) SD 106,8 117,4 103,1 103,8
-
/ MI / Sederajat 0 0 5 5
4.1.1(e) Angka Partisipasi Kasar (APK) 107,0 105,9 101,2 102,5
103,90
SMP / MTS / Sederajat 0 0 2 6
4.1.1(g) Rata-rata lama sekolah penduduk
0 0 0 0 0
umur ≥ 15 tahun
Persentase guru TK, SD, SMP,
4.c.1* SMA, SMK, dan PLB yang 0 0 0 0 0
bersertifikat pendidik
PERMASALAHAN :
 Anggaran Belum Mencukupi
 Fasilitas Pendidikan belum merata
 kurang kualitas Mutu Pendidikan
 sudah dilaksanakan namun belum bisa dihitung
 kegiatan tidak dilaksanakan oleh SOPD terkait sehingga tidak ada data
 Masalah gizi disamping merupakan sindroma kemiskinan yang erat kaitannya dengan
masalah ketahanan pangan di tingkat rumah tangga, juga menyangkut aspek
pengetahuan dan perilaku yang kurang mendukung pola hidup sehat.
 Indikator ini bersifat baru (tdk termasuk dalam RPJMD bidang kesehatan 2014-2018)
3.
sehingga capaiannya masih blm tersedia, namun indikator yg tersedia yaitu gol balita
 Belum optimalnya dukungan secara internal dan eksternal pihak terkait mengani ASI
ekslusif
 Indikator ini bersifat baru (tdk termasuk dalam RPJMD bidang kesehatan 2014-2018) dan
dilaksanakan oleh provinsi shngga capaiannya masih blm tersedia, namun indikator
untuk insedens hapatitis B tersedia
 Bukan wewenang Dinas Kesehatan, sehingga capaianya tidak tersedia.
 Aturan baru yang masih berjalan dan tidak sepenuhnya PUS/ Aseptur menggunakan
MKJP
 Indikator bersifat baru (tdk termasuk dalam RPJMD bidang kesehatan 2014-2018)
sehingga capaiannya masih blm tersedia
SASARAN STRATEGI :
 Peningkatan ekonomi masyarakat miskin khususnya bagi penyandang disabilitas
4.
 Meningkatkan mutu tenaga pendidik dan tenaga kependidik
 Peningkatan Mutu dan Relevansi Pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan
Karakter

26
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

 Peningkatan kesiapsiagaan penanggulangan bencana dan pengurangan resiko


menghadapi bencana
 Optimalisasi peran dan mobilisasi sumber daya swasta, donor, masyarakat madani,
individu dan kelompok masyarakat.
 Kampanye perubahan perilaku bagi masyarakat umum yang konsisten dan berkelanjutan;
dengan memastikan pengembangan pesan, pemilihan saluran komunikasi, dan
pengukuran dampak yang efektif, efisien, tepat sasaran, dan berkelanjutan.
 Komunikasi antar pribadi sesuai konteks sasaran; dengan memastikan pengembangan
pesan sesuai kebutuhan kelompok sasaran
 Advokasi berkelanjutan kepada pengambil kebutuhan; dengan memastikan
terselenggaranya penjangkauan yang sistematis.
 Pengembangan kapasitas penyelenggara; dengan memberikan pengetahuan dan pelatihan
bagi penyelenggara kampanye dan komunikasi perubahan perilaku yang efektif dan
efisien.
 Strategi komunikasi terhadap ibu menyusui dalam program ASI Eksklusif
 Meningkatkan kampanye Program Keluarga Berencana
 Meningkatkan akses pelayanan KB
 Meningkatkan akses dan mutu layanan Sekolah Dasar
 Pengurangan rumah tangga kumuh di perkotaan
 Peningkatan sarana dan prasarana pendukung
 Penyiapan data dan dokumen rumah tangga dan jumlah desa yang belum teraliri listrik
 Updating/memperbaharui data BDT dan PKH sesuai dengan kondisi riil di lapangan
 Peningkatan proporsi sumber daya yang dialokasikan oleh pemerintah secara langsung
untuk program pemberantasan kemiskinan
 Peningkatan pengeluaran untuk layanan pokok (pendidikan, ksehatan dan perlindungan
social) sebagai persentase dari total belanja pemerintah
 Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pola makan anak yang berkualitas
 Survey dan sosialisasi pencegahan serta pendataan
 Pembinaan dan sosialisasi kepada penduduk
 Melakukan pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan social secara menyeluruh dan
merata
 Penegakan hokum bagi pengedar narkoba
 Terkendalinya Laju Pertumbuhan Penduduk
 Pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan bagi masyarakat
 Pemberian beasiswa bagi siswa berprestasi dan tidak mampu/miskin
 Peningkatan kualitas tenaga pendidik/pengajar
5. REKOMENDASI :
 Peningkatan kemampuan petugas dan pendamping pemberdayaan fakir miskin, KAT dan
penyandang masalah kesejahteraan social (PMKS) lainnya.
 Pelatihan keterampilan berusaha bagi keluarga miskin
 Fasilitasi manajemen usaha bagi keluarga miskin
 Pengadaan sarana dan prasarana pendukung usaha bagi penyandang disabilitas
khususnya yang miskin.
 Pendidikan dan pelatihan bagi penyandang cacat dan Eks Trauma
 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
 Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat miskin
 Pendataan rumah tangga kumuh di kawasan perkotaan
 Penyuluhan dan pengawasan kualitas lingkungan sehat perumahan
 Penetapan kebijakan dan strategi penyelenggaraan keserasian kawasan dan lingkungan
hunian berimbang
 Peningkatan peran serta masyarakat dalam pelestarian lingkungan perumahan
 Penataan Administrasi Kependudukan
 Penataan Informasi Administrasi Kependudukan
 Kegiatan

27
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

 Peningkatan Pelayanan Publik dalam bidang kependudukan


 Sosialisasi Kebijakan Kependudukan
 Pelayanan Administrasi Kependudukan
 Pelatihan Tenaga Pengelola SIAK
 Implementasi Sistem Administrasi Kependudukan
 Pengolahan dan Penyusunan Laporan Informasi Administrasi Kependudukan
 Berkoordinasi dengan pihak kecamatan dan desa terkait kepemilikan akta kelahiran.
 Meningkatkan saran dan prasarana pendukung jaringan informasi kependudukan sampai
tingkat kecamatan.
 Pemasangan PLTS di Desa
 Pendataan rumah tangga dan jumlah desa yang belum teraliri listrik
 Penyediaan sarana dan prasarana sumber daya energi kelistrikan sesuai kewenangan.
 Pemetaan wilayah rentan bencana
 Identifikasi pemukiman dan penduduk yang tinggal dikawasan rentan bencana
 Penyusunan dokumen dan peraturan kepala daerah tentang Kajian Resiko Bencana,
Rencana Penanggulangan Bencana, dan Pengurangan Resiko Bencana serta Rencana
Kontigensi Bencana
 Sosialisasi pencegahan dan penanggulangan bencana di tingkat masyarakat
 Pemberdayaan masyarakat untuk penguatan kapasitas penanggulangan bencana
 Pembangunan infrastruktur untuk pengurangan resiko bencana
 Pemetaan wilayah rentan bencana
 Identifikasi pemukiman dan penduduk yang tinggal dikawasan rentan bencana
 Penyusunan dokumen dan peraturan kepala daerah tentang Kajian Resiko Bencana,
Rencana Penanggulangan Bencana, dan Pengurangan Resiko Bencana serta Rencana
Kontigensi Bencana
 Sosialisasi pencegahan dan penanggulangan bencana di tingkat masyarakat
 Pemberdayaan masyarakat untuk penguatan kapasitas penanggulangan bencana
 Pembangunan infrastruktur untuk pengurangan resiko bencana
 Penyusunan Rencana detail/ Rinci Tata ruang
 Identifikasi wilayah yang rentan terhadap kekurangan pangan
 Penyuluhan Pertanian dan Perkebunan
 Penyuluhan kesehatan masyarakat
 Kerjasama dengan Kabupaten dan Provinsi dalam rangka penyediaan pangan
 identifikasi potensi ekonomi mikro dan usaha kecil masyarakat
 Pendampingan kualitas produk dan pemasaran usaha kecil dan menengah masyarakat
 Pemberian makanan tambahan dan vitamin
 Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi
 Pembinaan kesehatan anak balita
 Identifikasi wilayah yang rentan terhadap kekurangan pangan
 Penyuluhan Pertanian dan Perkebunan
 Penyuluhan kesehatan masyarakat
 Kerjasama dengan Kabupaten dan Provinsi dalam rangka penyediaan pangan

28
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2018 - 2023

III. Isu pilar Ekonomi


TUJUAN : Menjamin Ketersediaan serta Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi yang Berkelanjutan
1. Pertumbuhan Ekonomi dan pekerjaan yang layak
1.
ISU STRATEGIS 2. infrastruktur
2. INDIKATOR BASELINE DATA
8.9.1(a) Jumlah wisatawan mancanegara 0 0 0 0 0
8.10.1(b) Proporsi kredit UMKM terhadap 0 0 0 0 0
total kredit
9.c.1(b) Proporsi individu yang
0 0 0 0 0
menggunakan internet
PERMASALAHAN :
3.

SASARAN STRATEGI :
 Mengembangkan dan mempromosikan obyek wisata sehingga mengundang wisatawan
4. mancanegara dan nusantara (dari luar Kota Palangka Raya) untuk berkunjung
 Meningkatkan jumlah koperasi dan UMKM yang dapat mengakses pinjaman/kredit dari
pemerintah atau bank
 Meningkatkan proporsi individu yang menguasai/memiliki telpon genggam
5. REKOMENDASI :
 Pelaksanaan promosi pariwisata
 Pengembagan dan penguatan informasi database
 Penyelenggaraan lomba foto promosi pariwisata
 Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana pariwisata
 Koordinasi pembangunan kemitraan pariwisata
 Pengembangan SDM dan profesionalisme bidang pariwisata
 Pembinaan Pokdarwis di lokawisata
 Integrasi event budaya dan olahraga daerah sebagai destinasi wisata daerah
 Pengembangan kebudayaan dan pariwisata
 Pelatihan dan pendampingan bagi koperasi/UMKM,
 Memfasilitasi UMKM dengan lembaga keuangan terkait pinjaman modal usaha/kredit.
 Menciptakan iklim usaha kondusif bagi UMKM
 Melakukan promosi produk UMKM
 Pembinaan dan Pengembangan Jaringan Komunikasi dan Informasi
 Pembangunan dan pengembangan jaringan internet/wifi pada desa yang blank spot
 Pembangunan tower/BTS penguat sinyal telekomunikasi
 Sosialisasai internet ramah anak
 Pengkajian dan penelitian bidang informasi dan komunikasi

29

Anda mungkin juga menyukai