Artha
Gemilang
Engineering
sebagai
salah
satu
persyaratan
dalam
dokumen
7.1.1.Apresiasi
Berdasarkan Perda nomor 18 tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Blora
Tahun 2011 2031 menyebutkan bahwa
Pelayanan
Kawasan
7-1
Ruas
jalan
Japah
Kalinanas
merupakan
salah
satu
dari
rencana
air
tanah
kawasan
perkebunan,
kawasan
peternakan,
kawasan
7.1.2.Inovasi
Konsultan setelah memahami RTRW Kabupaten Blora beserta karakter
wilayahnya selanjutnya dapat disusun konsep pengembangan wilayah seperti
yang ditampilkan pada subab dibawah ini.
7.2.1.2.
bagian
tengah
dan
selatan
kecamatan,
meliputi
Desa:
Bogorejo,
7-2
Peta 7.1.
Kelerengan Kecamatan Japah
7-3
dengan tindakan pencegahan dan tindakan tanggap darurat longsor, selain itu
juga perlu disosialisasikan cara melestarikan alam pada kelerengan diatas 15 %
agar bahaya longsor dapat dihindari.
Peta 7.2.
Overlay Kelerengan dan Kawasan Permukiman
7.2.1.3.
Blora
Kecamatan Japah ditinjau dari letak orientasinya berada pada bagian
utara Kabupaten Blora dan berbatasan dengan Kabupaten Rembang dan
Kabupaten Pati (dapat dilihat pada gambar dibawah). Kecamatan Japah dilalaui
oleh Jalan Provinsi yang menghubungkan antara:
-
strategis karena berada tiga kutub pertumbuhan (Growth Pole), yaitu: Blora
Pati dan Grobogan (dapat dilihat pada gambar dibawah). Namun ditinjau dari
data BPS bahwa seluruh desa di Kecamatan Japah termasuk Desa Tertinggal dan
7-4
yang
dapat
membawa
kemajuan
bagi
perkembangan
pembangunan kawasan.
Gambar 7.1.
Orientasi Kecamatan Japah Diantara Tiga Kutub Pertumbuhan
7-5
dan
Gambar 7.2.
Orientasi Kecamatan Japah terhadap Arah Pergerakan Regional
7-6
7-7
7-8
7.3.4.Obyek KLHS
7.3.5.Tipologi KLHS
7-9
Penapisan
Penapisan
merupakan
tahapan
awal
dalam
pelaksanaan
Kajian
apakah
rencana, dan/atau
perlu
program
dilakukan
(KRP).
KLHS
Proses
terhadap
penapisan
suatu
dilakukan
oleh pembuat KRP dengan didukung pendapat ahli. Selain itu penapisan
dapat
dilakukan
berdasarkan
Hidup
(PPLH)
Pasal
15,
menyatakan
bahwa
untuk
dalam
penyusunan
mengintegrasikan
aspek
Rencana
Tata
lingkungan
Ruangnya.
dalam
KLHS
pengambilan
keputusan awal kebijakan, rencana, dan program dalam hal ini adalah Rencana
Tata Ruang. Berdasarkan ketentuan diatas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa kegiatan penyusunan KLHS RDTR Kecamatan Japah ini harus disusun
sebagai dokumen pendamping produk RDTR.
7 - 10
lingkungan
antarwilayah
hidup strategis;
dan/atau
kawasan
2).
teknik
perkotaan; dan
analisis
3).
teknik
keterkaitan
perancangan
kawasan (Pasal 67 ayat 2 huruf c). PP tersebut juga menjadi dasar bahwa
kegiatan penyusunan KLHS RDTR ini menjadi wajib dilakukan. Perundangan
lain
yang
RDTR,
mengharuskan
juga
termuat
adanya
dalam
penyusunan
Peraturan
KLHS
Menteri
dalam penyusunan
(Permen)
Nomor
Zonasi Kabupaten/Kota.
Dokumen
KLHS
dalam
batang
tubuh
Daerah (raperda)
tentang
RDTR,
menyatakan
bahwa
dokumen
RDTR
Karakteristik wilayah;
Signifikansi potensi dampak terhadap lingkungan hidup;
Keterkaitan antar isu strategis pembangunan berkelanjutan;
Keterkaitan dengan materi muatan KRP;
Masukan masyarakat dan pemangku kepentingan;
7 - 11
Basis data hasil olahan maupu hasil studi terkait yang pernah dilakukan;
dan
Isu strategis yang terkait dengan kriteria pembangunan berkelanjutan
(ekonomi, sosial, dan lingkungan), dan sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan.
Selanjutnya
dapat
pengelompokan
isu-isu
pembangunan
berkelanjutan
pembangunan;
Perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup;
Kinerja layanan/jasa ekosistem;
Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam;
Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim;
dan
o Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati.
3. Aspek muatan KLHS yang tertuang dalam penjelasan Pasal 15 ayat 2
huruf b, yaitu dampak dan/atau risiko lingkungan hidup yang meliputi:
o Perubahan iklim;
o Kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman
o
hayati;
Peningkatan
o
o
o
7.3.6.4.
intensitas
dan
cakupan
wilayah
bencana
banjir,
7 - 12
ruang.
Secara garis
besar
bentuk
pelibatan
7 - 13
masyarakat
dan
7.3.6.5.
Hasil
identifikasi
sebagaimana disampaikan
dilakukan
penapisan
isu
pada
strategis
bab
pembangunan
sebelumnya
di atas,
berkelanjutan
selanjutnya
7 - 14
kriteria
untuk
menilai
isu-isu
pembangunan
berkelanjutan.
Adapun kriteria dalam menilai isu-isu pembangunan berkelanjutan
sebagai berikut:
pada
masing-masing
kriteria
berdasarkan
asumsi bahwa setiap tindakan atau perlakuan terhadap suatu kondisi alam
dan/atau lingkungannya akan ada konsekuensi dampaknya (trade-off). Asumsi
korelasi penilaian dengan kriteria penialaian sebagai berikut :
7 - 15
7.3.6.6.
KRP
terhadap
pembangunan berkelanjutan
sebelumnya.
Hasil
dari
isu
yang
strategis
telah
diidentifikasi
dan
hidup
dalam
pada
tahap
lingkungan
sasaran
KRP
dapat
dan
substansi
KRP
berkelanjutan,
agar
termasuk
pembangunan,
Kinerja layanan/jasa ekosistem,
Efisiensi pemanfaatan sumberdaya alam (SDA),
Tingkat kerentanan & kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim,
Tingkat ketahanan & potensi keanekaragaman hayati, dan
Perkiraan mengenai dampak & risiko lingkungan hidup
7.3.6.7.
Pembuatan Keputusan
Tujuan
perumusan
alternatif
penyempurnaan
KRP
untuk
program
yang
7 - 16
diprakirakan
akan
menimbulkan
dampak
lingkungan
hidup
atau
bertentangan
dengan
kaidah
pembangunan berkelanjutan.
b. Menyesuaikan ukuran, skala, dan lokasi usulan kebijakan, rencana, dan/atau
program.
c. Menunda, memperbaiki
urutan,
atau
mengubah
prioritas
pelaksanaan
misalnya
target
pendapatan penduduk.
mengusulkan lokasi
pengentasan
kemiskinan
baru
dianggap
yang
atau
lebih
peningkatan
aman,
atau
program.
metode,
dan
teknologi:
mengusulkan
alternatif
proses
dan/atau
alam,
seperti
lindung.
d. Jangka waktu dan tahapan pembangunan: mengusulkan perubahan jangka
waktu pembangunan, awal kegiatan pembangunan, urutan, maupun
kemungkinan penundaan satu program pembangunan.
7 - 17