Target kinerja kementerian desa, daerah tertinggal dan transmigrasi tahun 2020-2024
adalah adanya revitalisasi 62 Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional KPPN. KPPN merupakan
kawasan perdesaan potensial dengan komoditas unggulan tertentu yang mendukung
pengembangan 62 (enam puluh dua) pusat pertumbuhan yang telah ditetapkan dalam
RPJMN. Prioritas pembangunan kawasan perdesaan adalah pengembangan kawasan
perdesaan prioritas nasional melalui penguatan sinergi antar desa berbasis komoditas
unggulan yang terintergrasi dengan badan usaha milik desa (BUMDES) bersama.
Pengembangan komoditas unggulan secara utuh berdasarkan anaisis keterpaduan dan
keterkaitan hulu hingga hilir. KPPN berbasis keberlanjutan, efisiensi, efektif dalam
pemanfaatan sumber daya alam dan dalam mengoptimalkan distribusi barang dari desa ke
kota serta sebagai stimulan bagi kawasan. Perdesaan berkembang melalui masukan
kebijakan dan indikasi program pembangunan keterpaduan infrastruktur dari pemerintah
dalam rangka membangun desa di kawasan perdesaan.
Dilihat dari nilai tambah dan skala ekonomi, pembangunan kawasan perdesaan mampu
memperluas skala ekonomi dengan memproduksi komoditas unggulan. Dengan begitu desa
memiliki posisi daya tawar yang lebih besar dikarenakan desa tersebut memiliki penentu
harga (price-marker) bukan hanya penerima harga (proce-taker). Kolaborasi antar desa
dalam sebuah pembangunan yang sulit juga menjadi salah satu alasan perlu adanya
kolaborasi dan pencegahan kanibalisasi.
1. Deepening;
2. Bridging;
3. Collaborating; dan
4. Controlling.
1.1.3. Dimensi Penyangga
Ada pula bagan dimensi penyangga dalam dasar pembangunan kawasan perdesaan sebagai
berikut :
Gambar 1
Bagan Dimensi Penyangga
2. Sinergi dan Kolaborasi Kegiatan dari Hulu – Hilir (KPPN Sadaniang, Kabupaten
Mmpawah, Kalimantan Barat – Tahun 2018)
Sinergi dan Kolaborasi Kegiatan dari Hulu – Hilir (KPPN Sadaniang, Kabupaten Mmpawah,
Kalimantan Barat – Tahun 2018) terdiri dari tahap :
1. Perencanaan
2. Persiapan
3. Produksi
4. Pasca Panen
5. Pengolahan
6. Distribusi Pemasaran.
Beberapa contoh sinergi dan kolaborasi kegiatan dari hulu – hilir sudah terlaksanakan dari
tahun 2017. Pada tahun 2017, Kementerian PUPR menyusun Master Plan Pembangunan
Kawasan Perdesaan. Sementara itu, Pemerintah Kabupaten daerah yang melaksanakan
KPPN melakukan beberapa kegiatan diantaranya :
5. Peningkatan Jalan
Lalu Pemerintah Kabupaten melanjutkan kegiatan sinergi dan kolaborasi pada tahun 2018
dengan melaksanakan kegiatan :
Pada tahun 2018 juga terdapat bantuan pengembangan inkubator produk unggulan
kawasan perdesaan, bantuan sarana dan prasarana pengolahan pasca panen hasil produksi
pertanian di kawasan perdesaan serta pendampingan kawasan perdesaan. Dilanjut pada
tahun 2019, NSLIC melakukan beberapa kegiatan pendukung diantaranya :
3. Review Masterplan/RPKP
Pemerintah provinsi juga ikut andil dalam kegiatan sinergi dan kolaborasi dengan melakukan
kegiatan bantuan sarana air bersih yang berupa Reverse Osmosis serta keberhasilan benih
padi beras merah dalam meraih BPTP. Selama tahun 2019 juga terdapat beberapa kegiatan
sinergi dan kolaborasi diantaranya :
Pemerintah desa juga berpartisipasi dalam kegiatan sinergi dan kolaborasi hulu-hilir dengan
menyertakan dana desa kepada BUMDES bersama serta mendukung kegiatan lainnya
melalui dana desa.
Dalam rencana kegiatan revitalisasi KPPN Tahun 2020-2024 terdapat beberapa program
dengan masing-masing rincian biayanya sebagai berikut :
Gambar 2
Rencana Kebutuhan Anggaran Revitalisasi KPPN Tahun 2020-2024
Kegiatan ini tentu perlu a=dukungan dari pemerintahan. Beberapa kementerian atau
lembaga dalam percepatan pembangunan kawasan perdesaan (RPJMN 2020-2024) adalah
1. Kementrian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
2. Kementerian PPN/Bappenas
3. Ementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
4. Kementerian Pertanian
5. Kementerian Kelautan dan Perikanan
6. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
7. Kementerian Lingkungan Hiduo dan Kehutanan
8. Kementerian Energi SUmber Daya Mineral
9. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Mnenegah
10. Kementerian Komunikais dan Informatika
11. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
12. Kementerian Perhubungan
13. Kementerian Perindustrian
14. Kementerian Kesehatan
15. Kementerian Perdagangan
16. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
17. BUMN
18. Kementerian Dalam Negeri
19. Kementrian Pemuda dan Olahraga
20. Kementerian Sosial
21. BNPB
22. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Salah satu contoh studi kasus pengembangan kawasan perdesaan terdapat di Kabupaten
Tulang Bawang Provinsi Lampung. Konsep pengembangan Kabupaten Tulang Bawang yaitu
dengan tema Kawasan Perdesaan Agropolitan. Kawasan agropolitan yang dikembangkan
berbasis komoditas padi sebagai komoditas unggulan sekaligus menjadi tema kawasan.
Karena dilatar belakangi luasnya lahan pertanian sawah yang telah dikembangkan dan
komoditas pendukung di dalam kawasan, berupa perkebunan (sawit dan Karet), perikanan
(air tawar) dan peternakan (ruminansia dan unggas).
Gambar 3
Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung
Permasalahan
Isu Strategis
Program Kegiatan
Berdasarkan Isu strategis pembangunan kawasan agropolitan maka program prioritas pada
wilyah KPPN di Perdesaan Perdesaan Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung yaitu :
d. Pembangunan pasar
e. Industri pengolahan didalam kawasan