BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dalam rangka pengintegrasian perencanaan pembangunan daerah dalam sistem pembangunan nasional, seluruh pemerintah daerah baik provinsi dan kabupaten/kota wajib menyusun dokumen perencanaan pembangunan daerah, berupa Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) untuk kurun waktu perencanaan 20 (dua puluh) tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk kurun waktu perencanaan 5 (lima) tahun dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) untuk kurun waktu perencanaan 1 (satu) tahun, dengan memperhatikan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Pada Tahun 2007, Kabupaten Sumedang telah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang ditetapkan menjadi Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Sumedang Tahun 20052025, sebagai pedoman dalam penyusunan RPJMD dengan mengacu kepada RPJM Nasional dan RPJMD Provinsi Jawa Barat yang merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah terplilih hasil Pemilihan Kepada Daerah (Pilkada) secara langsung ke dalam strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, program prioritas kepala daerah, dan arah kebijakan keuangan daerah. Dalam upaya memujudkan visi dan misi Kepala Daerah tersebut, maka diperlukan langkah-langkah strategis dan sistematis guna tercapainya sasaran dan tujuan yang telah menjadi komitmen dan
Hal 1 1
kesepakatan dari semua komponen masyarakat (stakeholders) untuk mengantisipasi kebutuhan pembangunan daerah, khususnya dalam jangka waktu lima tahunan sesuai dengan periode dan masa jabatan kepala daerah terpilih periode 2008-2013, sehingga penyusunannya harus dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan seluruh unsur pelaku pembangunan. Dengan tersusunnya RPJMD ini, diharapkan kinerja dari aparatur pemerintah dapat terukur sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan, dimana RPJMD akan digunakan sebagai rujukan dalam penyusunan RKPD (Rencana Kerja Pembangunan Daerah), RAPBD, penyusunan LKPJ (Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban) Kepala Daerah, dan tolok ukur kinerja Kepala Daerah. Kabupaten diharapkan Sumedang, akan Oleh karena itu, RPJMD ini akan memuat program-program APBD Kabupaten yang diusulkan dan arah kebijakan, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan di dimana oleh dibiayai Sumedang
sumber-sumber dana lain yang dapat diperoleh. Disamping itu RPJMD Kabupaten Sumedang ini akan jabarkan lebih lanjut ke dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA), Plafon Penggunaan Anggaran Sementara (PPAS) APBD. Secara umum, kondisi Kabupaten Sumedang memiliki posisi strategis dalam jalur mobilisasi, dan sumberdaya alam yang cukup potensial diperlukan upaya yang cukup signifikan (Political Will) dari pemerintah maupun
stakeholders
untuk
membangun
Kabupaten
Sumedang menjadi lebih baik, dengan kepemimpinan Kepala Daerah dan komitmen yang kuat dari semua pihak. Hal ini perlu terus didorong dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat, sehingga simpul-simpul pembangunan yang dilaksanakan di Kabupaten Sumedang tidak terlepas dari arah kebijakan dan strategi pembangunan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemrintah Pusat.
Hal 1 2
Dokumen RPJMD ini selain sebagai pedoman dalam menyusun Renja SKPD dan penyusunan RAPBD, juga merupakan dasar penilaian kinerja Bupati terpilih dalam melaksanakan pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat selama masa jabatannya dan menjadi tolak melalui ukur keberhasilan Jawa Bupati dalam dan laporan penyelenggaraan Keterangan Pemerintahan Daerah yang diserahkan kepada Menteri Dalam Negeri Gubernur Barat Laporan Pertanggungjawaban Bupati yang diserahkan kepada DPRD Kabupaten Sumedang. 1.2 Maksud dan Tujuan. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Sumedang 2009-2013 adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun, ditetapkan dengan maksud memberikan arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, program pembangunan daerah serta sasaran-sasaran strategis yang ingin dicapai selama 5 (lima) tahun kedepan. Dengan demikian, RPJMD Kabupaten Sumedang menjadi landasan bagi semua dokumen perencanaan, baik rencana pembanguan tahunan Pemerintah Daerah maupun dokumen perencanaan Satuan Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang. Tujuan Penyusunan RPJMD Kabupaten Sumedang adalah tersedianya dokumen RPJM Daerah Kabupaten Sumedang sebagai: 1. Penjabaran visi, misi dan program Kepala Daerah terpilih yang berpedoman RPJM Nasional dan Provinsi. 2. Pedoman dalam penyusunan Rencana Pembangunan Tahunan Daerah yang tertuang dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD). 3. Pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) pembangunan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Hal 1 3
1.3
2009-2013, antara lain sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan Majelis Permusyawartan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4310); 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 7. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66 Tambahan Lembaran Negara Repuklik Idonesia Nomor 4400) 8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
Hal 1 4
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 10. Undang-Undang Keuangan Nomor 33 Tahun Pusat 2004 dan tentang Perimbangan antara Pemerintah Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 11. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 12. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4723); 13. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
Hal 1 5
16. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan Dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); 19. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); 20. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 21. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 22. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 23. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Hal 1 6
Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816); 24. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 25. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 40 Tambahan Lembaran Lembaran Republik Indonesia Nomor 4826); 26. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 27. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Tahun Rencana 2004-2009 Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 11); 28. Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2007 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Swasta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 151); 29. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007; 30. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat 2010 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2003 Nomor 2 Seri E); 31. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 33 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumedang(Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2003 Nomor 20 Seri E); 32. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten
Hal 1 7
Sumedang Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2008 Nomor 2); 33. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Sumedang (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2008 Nomor 14); 1.4 Hubungan RPJM Daerah dengan Dokumen Perencanaan Lainnya. Dalam kaitan dengan Sistem Perencanaan Pembangunan sebagaimanan yang telah diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, maka keberadaan RPJM Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013 merupakan satu bagian yang utuh dan merupakan kerangka acuan dalam mewujudkan kinerja pemerintahan, khususnya dalam menjalankan agenda pembangunan sesuai dengan rencana pembangunan yang telah dan atau akan ditetapkan serta keberadaannya akan diajadikan pedoman bagi SKPD untuk penyusunan Renstra SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sumedang. RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013 ini merupakan penjabaran dari RPJPD Kabupaten Sumedang 2005-2025 yang telah memasuki tahapan kedua (2009-2013) yang akan direalisasikan dalam kurun waktu 5 tahun kedepan sebagai akselerasi pencapaian visi Sumedang 2005-2025. Selain itu, RPJMD Kabupaten Sumedang juga harus memperhatikan RPJM Nasional dan Provinsi Jawa Barat dalam rangka sinkronisasi perencanaan pembangunan Daerah dengan Pusat. Langkah selanjutnya, RPJMD Kabupaten Sumedang yang ditetapkan dalam periode pembangunan lima tahunan akan dijabarkan kembali ke dalam bentuk Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), yang selanjutnya RKPD tersebut akan dijadikan pedoman bagi setiap SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sumedang untuk menyusun Rencana Kerja (Renja) SKPD.
Hal 1 8
Dalam kaitannya dengan Sistem Keuangan Negara sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003, maka penjabaran RPJM Daerah ke dalam RKPD, Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Penggunaan Anggaran Sementara (PPAS) Kabupaten Sumedang untuk setiap tahunnya akan dijadikan pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kabupaten Sumedang. Gambaran hubungan RPJMD Kabupaten Sumedang dengan perencanaan lainnya dapat dilihat pada gambar 1.1 di bawah ini. Gambar 1.1 Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
Hal 1 9
1.5
Sumedang ini disusun dengan sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini memuat latar belakang, maksud dan tujuan, landasan hukum, hubungan RPJMD dengan dokumen perencanaan lainnya, sistematika penyusunan RPJMD, dan proses penyusunan. BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH Bagian ini memuat data dan informasi mengenai kondisi geografis, kondisi perekonomian, kondisi sosial budaya, kondisi sarana dan prasarana, dan kondisi pemerintahan umum Kabupaten Sumedang selama kurun waktu 5 tahun yang dijadikan dasar dalam pembuatan RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013. BAB III VISI DAN MISI Berisikan tentang visi dan misi Kepala Daerah terpilih periode 2008-2013 yang memuat strategi, kebijakan dan sasaran pembangunan yang akan dicapai selama 5 (lima) tahun kedepan, yang merupakan penjabaran dari visi dan misi daerah yang tertuang dalam RPJPD Kabupaten Sumedang 2005-2025. BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH Memuat dan menjelaskan arah kebijakan pembangunan daerah, program pembangunan daerah dan indikator kinerjanya serta tahapan pencapaiannya.
Hal 1 10
BAB V
KERANGKA PENDANAAN Menjelaskan kebijakan keuangan daerah serta upaya yang akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pendanaan selama 5 tahun ke depan.
BAB VI
KAIDAH PELAKSANAAN Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pelaksanaan RPJMD serta kaidah pelaksanaannya.
BAB VIII
PENUTUP
1.6
sebagai berikut : 1. Politik, pendekatan ini memandang bahwa pemilihan Kepala Daerah adalah proses penyusunan rencana, karena rakyat pemilih menentukan pilihannya berdasarkan program-program pembangunan yang ditawarkan para calon kepala daerah. Oleh karena itu, rencana pembangunan adalah penjabaran dari agenda-agenda pembangunan yang ditawarkan Kepala Daerah saat kampanye ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah. 2. Teknokratik, pendekatan ini dilaksanakan dengan menggunakan metode dan kerangka berfikir ilmiah oleh lembaga yang secara fungsional bertugas untuk itu. 3. Partisipatif, pendekatan ini dilaksanakan dengan melibatkan seluruh pemangku memiliki. 4. Pendekatan top-down dan bottom-up dilaksanakan menurut jenjang Pemerintahan. Rencana hasil proses atas-bawah dan bawah-atas kepentingan (stakeholders) terhadap pembangunan. Pelibatan ini adalah untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa
Hal 1 11
tersebut diselaraskan melalui musyawarah yang dilaksanakan baik ditingkat Kecamatan dan Kabupaten. Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013 disusun melalui tahapan perencanaan partisipatif dengan mengedepankan proses evaluasi, proyeksi dan analisis terhadap faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap pembangunan daerah Kabupaten Sumedang. Adapun alur proses penyusunan RPJMD Kabupaten Sumedang 2009-2013 ini dapat dilihat pada gambar 1.2 berikut ini.
Gambar 1.2
Alur Proses Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013
RPJPD Kab. Sumedang
Rancangan Awal RPJMD oleh Bappeda Visi dan Misi Kepala Daerah Terpilih
Musrenbang RPJMD
Hal 1 12
BAB
2.1 Kondisi Geografis 2.1.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah Kabupaten Sumedang terletak antara 644-7083 Lintang selatan dan 10721-10821 Bujur Timur, dengan luas wilayah 152.220 Ha yang terdiri dari 26 Kecamatan dengan 272 desa dan 7 kelurahan. Kabupaten Sumedang memiliki batas wilayah administratif sebagai berikut: Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Barat Sebelah Timur : : : : Kabupaten Indramayu Kabupaten Garut Kabupaten Bandung dan Kabupaten Subang Kabupaten Majalengka
Kecamatan paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Buahdua dan yang paling kecil luas wilayahnya adalah Kecamatan Cisarua. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kab. Sumedang Tahun 2008
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kecamatan Jatinangor Cimanggung Tanjungsari Sukasari Pamulihan Rancakalong Sumedang Selatan Sumedang Utara Ganeas Situraja Luas Wilayah (Ha) 2.620 4.076 3.562 4.712 5.785 5.228 11.737 2.826 2.136 5.403 No. 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Kecamatan Wado Jatinunggal Jatigede Tomo Ujungjaya Conggeang Paseh Cimalaka Cisarua Tanjungkerta Luas Wilayah (Ha) 7.642 6.149 11.197 6.626 8.056 10.531 3.437 4.161 1.892 4.014
Hal 2 1
No. 11 12 13
No. 24 25 26
Secara visualisasi wilayah administratif dapat dilihat dalam peta wilayah Kabupaten Sumedang sebagaimana gambar di bawah ini. Gambar 2.1 Peta Administratif Kabupaten Sumedang
Kabupaten Indramayu Kabupaten Subang
Kec. Suriah Kec. Buahdua
Kec. Conggeang
Kec. Ujungjaya
Kec. Kec. Kec. Rancakalong Sumedang Cisarua Kec. Utara Situraja Kec. Pamulihan Kec. Ganeas Kec. Sumedang Selatan Kec. Cimanggung Kec. Cisitu Kec. Darmaraja Kec. Cibugel Kec. Jatigede
Kec. Paseh
Kec. Tomo
Kabupaten Majalengka
Kec. Jatinangor
Kec. Jatinunggal
Kabupaten Bandung
Kec. Wado
Kabupaten Garut
2.1.2 Topografi Kabupaten Sumedang merupakan daerah berbukit dan gunung dengan ketinggian tempat antara 25 m 1.667 m diatas permukaan laut. Sebagian besar wilayah Sumedang adalah pegunungan, kecuali di sebagian kecil wilayah Utara berupa dataran rendah. Gunung Tampomas (1.667 m), berada di Utara Perkotaan Sumedang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.2 dibawah ini.
Hal 2 2
Tabel 2.2 Kelompok Ketinggian Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumedang Tahun 2008
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Kecamatan Jatinangor Cimanggung Tanjungsari Sukasari Pamulihan Rancakalong Sumedang Selatan Sumedang Utara Ganeas Situraja Cisitu Darmaraja Cibugel Wado Jatinunggal Jatigede Tomo Ujungjaya Conggeang Paseh Cimalaka Cisarua Tanjungkerta Tanjungmedar Buahdua Surian
Sumber Keterangan
Ketinggian dari Permukaan Laut (m) 25 - 50 NR NR NR NR 1.967 3.624 NR NR 51 - 75 NR NR NR NR 1830 2505 211 NR NR 628 76 - 100 NR NR NR NR 1.181,40 1.426,70 862 NR NR 2.653,70 101 - 500 NR NR 1.342,00 1.521,30 NR 4.321,10 3.451,40 841,8 3.876,00 NR 11.197,00 1.647,20 501,1 8.291,10 2.501,90 1.184,90 NR 2.125,00 NR 8.637,60 501 - 1000 2.620,00 2.098,70 1.505,30 NR NR 4.503,90 7.070,40 1.303,70 NR 1.062,30 1.697,40 2.873,30 2.776,30 NR 1.155,00 850,1 2.709,00 NR 1.889,00 NR 817,1 > 1000 1.977,30 2.056,70 NR NR 724,1 3.328,60 NR 14,6 346,2 1.164,90 989,6 NR 96,6 268 NR NR 400,7 -
Sedangkan
topografi
kemiringan
lahan
wilayah
Kabupaten
Sumedang dapat diklasifikasikan atas 5 kelas, yaitu : 1. 0 8%, merupakan daerah datar hingga berombak dengan luas area sekitar 12,24%. Kemiringan wilayah dominan di bagian timur laut, barat laut, barat daya serta kawasan perkotaan.
RPJMDKabupaten Sumedang Tahun 2009-2013
Hal 2 3
2. 8 15%, merupakan daerah berombak sampai bergelombang dengan area sekitar 5,37%. Kemiringan wilayah dominan di bagian tengah ke utara, barat laut dan bagian barat daya. 3. 15 25%, merupakan daerah bergelombang sampai berbukit dengan komposisi area mencakup 51,68%. Kemiringan lereng tipe ini paling dominan di Wilayah Kabupaten Sumedang. Persebarannya berada di bagian tengah sampai ke tenggara, bagian selatan sampai barat daya dan bagian barat. 4. 25 40%, merupakan daerah berbukit sampai bergunung dengan luas area sekitar 31,58%. Kemiringan lereng tipe ini dominan di wilayah Kabupaten Sumedang bagian tengah, bagian selatan dan bagian timur. 5. Lebih dari kemiringan 40%, merupakan daerah bergunung dengan luas area mencakup sekitar 11,36%. Kemiringan lereng tipe ini dominan di wilayah Kabupaten Sumedang bagian selatan, bagian timur dan bagian barat daya. 2.1.3 Hidrologi dan Klimatologi Aspek hidrologi suatu wilayah sungai sangat di diperlukan wilayah dalam pengendalian dan pengaturan tata air wilayah tersebut, berdasarkan hidrogeologinya, aliran-aliran besar Kabupaten Sumedang bersama anak-anak sungainya membentuk pola Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dapat digolongkan terdiri 3 DAS dengan 6 Sub DAS yaitu DAS Cimanuk meliputi Sub DAS Cimanuk Hulu, Cipeles, Cimanuk Hilir, Cilutung, DAS Citarum meliputi Sub DAS Citarik serta DAS Cipunegara meliputi Sub DAS Cikandung. Secara umum terjadi penurunan kuantitas curah hujan dan jumlah hari hujan dibanding dengan keadaan selama tahun sebelumnya. Dari tabel diketahui rata-rata kuantitas curah hujan tahun 2008 adalah 1.251 mm, mengalami penurunan dibanding tahun 2007 adalah 2.365 mm, begitu pula dengan jumlah hari hujan, mengalami penurunan yaitu 72 HH pada tahun 2008 dari 125 HH pada tahun 2007. Pada tahun 2008 jumlah
RPJMDKabupaten Sumedang Tahun 2009-2013
Hal 2 4
hari hujan terbesar berada di Kecamatan Wado yaitu sebesar 124 hari hujan (HH) dan yang terkecil adalah Kecamatan Cibugel yaitu hanya 34 HH. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.3 dibawah ini. Tabel 2.3 Curah Hujan Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumedang Tahun 2005-2008
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Kecamatan Jatinangor Cimanggung Tanjungsari Sukasari Pamulihan Rancakalong Sumedang Selatan Sumedang Utara Ganeas Situraja Cisitu Darmaraja Cibugel Wado Jatinunggal Jatigede Tomo Ujungjaya Conggeang Paseh Cimalaka Cisarua Tanjungkerta Tanjungmedar Buahdua Surian Jumlah Rata-rata 2005 MM 1.850 664 913 NR NR 2.435 2.434 2.012 NR 2.097 NR 783 1.305 826 NR R 1.529 1.511 2.141 1.818 1.742 NR 1.948 NR 2.166 NR 28.174 1.565 HH 112 52 13 NR NR 151 108 94 NR 126 NR 106 89 72 NR R 98 103 94 88 87 NR 97 NR 95 NR 1.585 60,96 2006 MM 1.647 664 2.254 NR NR 1.956 2.399 2.361 NR 2.479 NR 2.456 2.007 2.778 NR 679 2.341 2.400 2.959 2.628 1.972 NR 2.254 NR 3.261 NR 39.495 2.194 HH 119 52 130 NR NR 162 127 111 NR 143 NR 123 122 146 NR 35 97 120 133 146 105 NR 130 NR 137 NR 2.138 119 2007 MM 2.331 664 913 NR NR 2.869 2.769 2.829 NR 2.676 NR 2.110 2.177 1.932 NR 484 3.250 3.054 3.058 2.998 2.174 NR 2.442 NR 3.833 NR 42.563 2.365 HH 143 52 13 NR NR 182 156 152 NR 171 NR 129 127 105 NR 24 139 152 137 163 134 NR 127 NR 145 NR 2.251 125 2008 MM 1.305 1.122 1.422 NR NR 1.521 1.904 1.848 NR 2.004 NR 1.940 375 2.719 NR 1.966 2.198 2.196 3.092 2.445 2.188 NR 2.013 NR 2.541 NR 34.799 1.251 HH 109 82 104 NR NR 113 105 101 NR 106 NR 112 34 124 NR 117 90 94 114 112 103 NR 117 NR 109 NR 1.846 72
Sumber : BPS Kab. Sumedang, 2005-2008 Ket : R = Alat Rusak NR = Data tidak tersedia
Hal 2 5
2.1.4 Luas dan Sebaran Kawasan Budidaya Luas lahan yang tidak diusahakan relatif sangat kecil dibandingkan dengan luas lahan yang sudah diusahakan. Hal ini menunjukan bahwa Kabupaten Sumedang memiliki Sumber Daya Alam memadai yang siap diolah. Luas lahan yang berupa sawah sebanyak 21,95%, luas lahan berupa Hutan Negara sebanyak 29,78%, luas lahan berupa tegal/kebun sebanyak 23,04% dan hutan luas rakyat sebesar 8,96%. Hal ini memperlihatkan bahwa wilayah Kabupaten Sumedang untuk
kehutanan dan pertanian ternyata lebih dari 50% dari luas wilayah Kabupaten Sumedang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.4 dibawah ini. Tabel 2.4 Luas Lahan Menurut Jenis Penggunaan di Kabupaten Sumedang Tahun 2005-2008 (Ha)
No. I Jenis Penggunaan Sawah 1. Satu kali panen 2. Dua kali panen 3. Tiga kali panen 4. Sementara tidak diusahakan II Darat 1. Pekarangan 2. Tegal/Kebun 3. Ladang/Huma 4. Sementara Tdk Diusahakan 5. Hutan Rakyat 6. Hutan Negara 7. Perkebunan 8. Lain-Lain 9. Kolam/Tebat/Empang Jumlah 13.936 44.473 3.711 2.645 612 152.220 11.437 34.874 7.024 55 13.718 44.473 3.711 2.498 611 152.220 11.438 33.492 11.468 33.544 8.727 55 13.658 44.473 3.711 2.512 612 152.220 11.468 35.069 6.423 33 13.633 45.342 3.711 2.503 612 152.220 7.234 26.274 7.141 16.630 9.726 7.728 15.805 9.876 51 11.631 13.146 8.577 72 2005 2006 2007 2008
Hal 2 6
2.1.5 Luas dan Sebaran Kawasan Lindung Berdasarkan Keputusan Presiden Republik kawasan lindung meliputi : 1. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya. a) Hutan lindung, terletak di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH). b) Kawasan berfungsi lindung di luar kawasan hutan c) Kawasan resapan air terdiri dari Gunung Cakrabuana 560 ha, Gunung Tampomas 1.280,39 ha, Gunung Kareumbi 8.624,80 ha, Gunung Manglayang 1.800 ha. 2. Kawasan perlindungan setempat a) Sempadan pantai b) Sempadan sungai, meliputi 215 sungai yang terbagi dalam DAS Cimanuk (Sub DAS Cimanuk 38 sungai, Sub DAS Cipeles 85 sungai, Sub DAS Cipelang 9 sungai, Sub DAS Cilutung 5 sungai) dan DAS Citarum (Sub DAS Citarik 18 sungai. dan DAS Cipunagara Sub DAS Cikandung 50 sungai). c) Kawasan sekitar danau/waduk, Waduk Jatigede. d) Kawasan sekitar mata air, terdapat 331 sumber mata air. e) Tanah timbul/Delta, di Tomo, Ujungjaya dan lainnya. 3. Kawasan suaka alam dan cagar budaya a) Cagar Alam, Cagar Alam Gunung Jagat seluas 126,6 ha (SK Mentan tahun 1954). b) Suaka margasatwa. c) Suaka alam laut dan perairan. d) Kawasan hutan payau. 4. Kawasan pelestarian alam a) Taman nasional b) Taman hutan raya, Taman Hutan Raya Gunung Palasari dan Gunung Kunci 35, 81 ha. Indonesia Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, terdapat 10 jenis
Hal 2 7
c) Taman wisata alam, Taman Wisata Alam Gunung Tampomas 1.280,39 ha (SK Mentan Tahun 1979) Ha dan Gunung Lingga 1,20 ha. 5. Taman buru, Taman Buru Masigit Kareumbi (di Kabupaten Bandung, Garut dan Sumedang) seluas 8.624,80 ha. 6. Kawasan perlindungan plasma nutfah, antara lain Ubi Cilembu, Talas Semir, Jeruk Cikoneng. 7. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan Cadas Pangeran, Desa Adat Rancakalong, Museum Geusan Ulun, Makam Cut Nyak Dien, dan Makam Dayeuh Luhur. 8. Kawasan konservasi geologi, terdiri dari kawasan cagar alam geologi dan Kawasan kars. 9. Kawasan rawan bencana alam a) Kawasan rawan bencana alam gunung berapi. b) Kawasan rawan gempa bumi, terdiri dari kawasan rawan gempa bumi dan kawasan rawan gerakan tanah seperti di Kawasan Cadas Pangeran, Paseh, Tomo, Ujungjaya, Wado, Jatinunggal, Jatigede, Situraja, Ganeas, Sumedang Selatan, Rancakalong, Pamulihan. c) Kawasan rawan banjir, seperti Ujungjaya, Tomo, Cimangung, Jatinangor. 10. Hutan Kota, antara lain taman hutan raya, taman hutan raya Gunung Palasari dan Gunung Kunci 35, 81 ha. Sebagai gambaran kawasan lindung di Kabupaten Sumedang dapat dilihat pula pada tabel 2.5 dibawah ini. Tabel 2.5 Perkembangan Luas Kawasan Lindung di Kabupaten Sumedang Tahun 2007-2008
No Uraian Luas Target Total (Ha) Luas Kondisi Tahun 2007 (Ha) Penanganan Tahun 2008 (Ha) Luas Kondisi Tahun 2008 (Ha) Luas Yang belum ditangani (Ha)
Target 8,63 -
Realisasi -
1 2
8.624,80 1.280,39
8.624,80 1.280,39
8.624,80 1.280,39 -
8,63
Hal 2 8
3 4 5 6 7 8 9
Cagar Alam Gn. Jagat Hutan Lindung Sempadan Sungai Daerah Sekitar Mata Air Kawasan Resapan Air Daerah Sekitar Rawan Bencana Alam Daerah Sekitar Waduk (rencana Jatigede) Jumlah
Sebagai ilusrasi, salah satu jenis sebaran rencana pengelolaan kawasan lindung di Kabupaten Sumedang, dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 2.2 Rencana Kawasan Lindung
Dalam upaya tercapainya 49% kawasan lindung di Kabupaten Sumedang, sampai tahun 2008 realisasinya mencapai 67.524,80 Ha (44,36%). Untuk mencapai sasaran seluas 74.587,8 Ha (49%) diperlukan penanganan seluas 7.063 Ha (4,64%) yang diproyeksikan selama 4 tahun atau 1.765,75 Ha (1,16%) pertahun.
Hal 2 9
Sampai saat ini pengelolaan kawasan lindung secara menyeluruh belum dapat dilaksanakan secara optimal, dikarenakan beberapa hal antara lain belum tersedia database kawasan lindung secara komprehensif dan detail sehingga diperlukan inventarisasi dan pemetaan. Selain itu, kawasan lindung (diluar kawasan hutan) mempunyai nilai ekonomi sehingga mendorong masyarakat untuk mengekploitasi (termasuk aktifitas pertanian) terlebih bagi yang tidak memiliki lahan. Begitu juga dalam penetapan luasan kawasan lindung, dimana dalam RTRW Jawa Barat dalam RTRW Kabupaten sebesar telah ditetapkan sebesar 45% yang terdistribusikan secara proporsional di wilayah kabupaten/kota dan Sumedang ditetapkan sebesar 49%. Penentuan kebijakan dari propinsi tersebut tidak dibarengi dengan kebijakan bantuan anggaran, sehingga menghambat dalam pencapaian target. 2.1.6 Penataan Ruang Sumber daya kewilayahan harus dikelola secara bijaksana untuk mewujudkan pemerataan pertumbuhan wilayah dan kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan dengan memperhatikan kelestarian
lingkungan hidup. Untuk itu, ketersediaan rencana tata ruang yang aplikatif dan partisipatif memegang peranan penting dalam pemanfaatan ruang termasuk sebagai instrumen dalam perijinan dan pengembangan investasi sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang sebagai penganti Undang-Undang Nomor 24 tahun 1992 dan peraturan perundangan lainnya. Dalam melaksanakan amanat undang-undang dimaksud Kabupaten Sumedang dengan luas wilayah +152.220 ha yang terdiri dari 26 kecamatan dengan 272 desa dan 7 kelurahan, telah melaksanakan penyusunan Rencana Tata Rang Wilayah Kabupaten yang dijabarkan kedalam rencana tata ruang kecamatan serta kawasan strategis. Sampai dengan tahun 2008 kecamatan yang telah memiliki rencana tata ruang sebanyak 20 kecamatan atau 79,92% yang meliputi desa dan kelurahan
RPJMDKabupaten Sumedang Tahun 2009-2013
Hal 2 10
sebanyak 173 desa dan kelurahan 7 kelurahan dari 279 desa dan kelurahan atau 64,26%. Kecamatan yang telah memiliki rencana tata ruang yaitu Kecamatan Jatinangor, Cimanggung, Tanjungsari, Sukasari, Pamulihan, Rancakalong, Sumedang Utara, Sumedang Selatan, Cimalaka, Buahdua, belum Paseh, Tomo, rencana Ujungjaya, tata ruang Wado, adalah Darmaraja, Kecamatan Situraja, Surian, Conggeang, Jatigede, Jatinunggal dan Cisitu. Sedangkan kecamatan yang memilki Tanjungmedar, Tanjungkerta, Cisarua, Ganeas, Cisitu dan Cibugel. Selain itu, dalam upaya sinergitas dengan rencana strategis Pemerintah Pusat dan Provinsi Jawa Barat terutama kawasan andalan cekungan bandung dan bandung metropolitan area (BMA), rencana pembangunan Waduk Jatigede, Bandar Udara Kertajati Majalengka dan Jalan Tol Cisumdawu telah disusun rencana tata ruang koridor jalan tol Cisumdawu tahap satu. Rencana tata ruang kawasan strategis lainnya di Kabupaten Sumedang adalah Rencana Detail tata Ruang Zona Industri Ujungjaya, Rencana Detail Tata Ruang Zona Industri CikeruhCimanggung serta Rencana Umum Kawasan Tertentu Perguruan Tinggi Jatinangor. Pengembangan Zona Industri Ujungjaya dan Pembangunan Waduk Jatigede merupakan salah satu upaya dalam mendorong wilayah di bagian timur wilayah Sumedang. Implementasi rencana tata ruang melalui pemanfaatan ruang semakin tumbuh dan berkembang terutama di sekitar kawasan Perguruan Tinggi Jatinangor khusunya perdagangan, jasa serta perumahan termasuk perumahan mahasiswa. Baegitu juga, di kawasan dan zona industri Jatinangor dan Cimanggung terdapat lebih dari 30 berbagai industri dengan karyawan lebih dari 100 ribu serta prasarana pendukung seperti perumahan. Sedangkan di wilayah lainnya terutama di ibukota kecamatan makin tumbuh dan berkembang sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk, peningkatan pendapatan dan kebutuhan hidup lainnya yang senantiasa harus diikuti dengan pengendalian pemanfaatan ruang.
Hal 2 11
Dari 26 rencana tata ruang kecamatan tersebut di atas, terdapat dokumen rencana yang sudah habis masa berlakunya dan tidak sesuai lagi dengan kondisi serta peraturan perundang-undang terbaru sehingga diperlukan revisi Rencana Tata Ruang Kecamatan Cimanggung, Paseh, Tomo, Wado, Darmaraja, Situraja, serta RDTR Zona Industri Jatinangor dan Cimanggung. Begitu juga dengan RTRW Kabupaten Sumedang yang disusun pada tahun 2002 harus segera direvisi dan paling lambat tahun 2010 telah ditetapkan dalam peraturan daerah, legislasi rencana tata ruang kawasan (kecamatan), kerjasama penataan kawasan perbatasan kabupaten tetanga serta peningkatan pengendalian pemanfaatan ruang termasuk didalamnya penyediaan pedoman pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. RTRWN sebagai pedoman penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota. Arahan kebijakan dan stretgi pengembangan pola ruang meliputi : a. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung. b. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budidaya. c. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan srategis nasional, provinsi dan kabupaten/kota. Kebijakan pengembangan kawasan lindung meliputi : a. Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup. b. Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup. Dalam Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007, dari banyak jenis Kawasan Lindung Di Kabupaten Sumedang hanya Taman Wisata Alam Gunung Tampomas yang tertuang dalam kebijakan pengelolaan kawasan lindung nasional disamping yang terdapat di kabupaten lainnya di Jawa Barat seperti Taman Nasional Gunung Ciremai dan Ujung Kulon. Strategi untuk pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan antara lain :
RPJMDKabupaten Sumedang Tahun 2009-2013
Hal 2 12
a. Membatasi perkembangan kegiatan budidaya terbangun dikawasan rawan bencana untuk meminimalkan potensi kejadian bencana dan potensi kerugian akibat bencana. b. Mengembangkan perkotaan metropolitan dan kota besar dengan mengoptimalkan pemanfaatan ruang secara vertikal dan kompak. c. Mengembangkan ruang terbuka hijau dengan luas paling sekidit 30% dari luas kawasan perkotaan. d. Membatasi perkembangan kawasan terbangun di kawasan perkotaan besar dan metropolitan untuk mempertahankan tingkat pelayanan prasarana dan sarana kawasan perkotaan serta mempertahankan fungsi kawasan perdesaan sekitarnya. Sedangkan kebijakan pengembangan kawasan strategis, antara lain : a. Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk membertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan kawasan, melestarikan keunikan bentang alam dan melestarikan warisan budaya. b. Pengembangan bersaing. c. Pemanfaatan sumberdaya alam untuk peningkatkan kesejahteraan masyarakat. d. Pelestarian dan peningkatan sosial dan budaya. e. Pelestarian dan peningkatan nilai kawasan lindung yang ditetapkan sebagai warisan dunia, cagar biosfer dan ramsar. f. Pengembangan kawasan tertinggal untuk mengurangi kesenjangan tingkat perkembangan antarkawasan. Begitu pula sinkronisasi dengan RTRW Provinsi Jawa Barat yang saat ini sedang direvisi terdapat kecenderungan peningkatan jumlah penduduk sebesar 12 juta dalam 20 tahun, dimana 81,4% di antaranya dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian yang produktif, efisien dan mampu
Hal 2 13
berada di kawasan perkotaan (UNDP 2005) yang akan menimbulkan dampak terhadap : a. Turunnya luas lahan hutan dan sawah sebesar 0,5% per tahun akan berdampak kepada turunnya daya dukung lingkungan di Jawa Barat. b. Kondisi eksisting kualitas udara perkotaan terutama di bodebek dan metro bandung (termasuk bagian barat wilayah kabupaten sumedang) sudah cukup kritis, dimana kondisi kualitas udara rata-rata di atas baku mutu (CO, CO2, CH, partikulat) dan menurunnya fungsi konservasi di daerah resapan air terutama di bodebek dan metro bandung sehingga kualitas dan kuantitas air baku makin terancam. c. Intervensi manusia terhadap alam terutama kawasan lindung ditambah sifat elastisitas alamiah alam terdapat kecenderungan meningkatnya bencana alam. d. Penataan ruang ke depan harus mampu menjawab persoalan yang ada, mampu menyediakan dan mengatur ruang yang tepat dan berdaya saing (ruang investasi) serta mampu menjamin pembangunan yang berkalnjutan dalam konteks ecoprovince. Dalam rangka mensinergikan kebijakan penataan ruang antara Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP), Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sumedang direncanakan untuk dilakukan revisi pada tahun 2009.
Hal 2 14
2.2 Perekonomian Daerah 2.2.1 PDRB Nilai PDRB Kabupaten Sumedang Tahun 2008 atas dasar harga berlaku diperkirakan sebesar Rp. 9.946.226.220.000,-, sedangkan nilai PDRB atas dasar harga konstan pada tahun yang sama adalah sebesar Rp. 5.122.713.270.000,-. Berdasarkan data dari tahun 2004 sampai dengan 2008 nilai PDRB Kabupaten Sumedang atas dasar harga berlaku maupun harga konstan telah mengalami peningkatan setiap tahunnya dan kontribusi yang paling besar berasal dari sektor lapangan usaha perdagangan hotel dan restoran, yaitu pada tahun 2008 telah mencapai angka sebesar Rp. 1.423.442.500.000,-, kemudian diikuti oleh sektor pertanian sebesar Rp. 1.338.963.000.000,-. Sedangkan kontribusi yang paling kecil berasal dari sektor lapangan usaha pertambangan dan penggalian, dimana menurut angka hasil estimasi tahun 2008 hanya mencapai angka Rp. 6.485.270.000. Untuk lebih jelasnya kondisi PDRB Kabupaten Sumedang atas harga berlaku maupun atas dasar harga konstan dapat dilihat pada Tabel 2.6 dan Tabel 2.7 berikut ini. Tabel 2.6 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Sumedang Tahun 2004 2008 (Juta Rupiah)
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan dan Kontruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan jasa Perusahaan Jasa-jasa Jumlah 2004 1.723.175,70 7.495,34 1.430.542,67 152.253,79 127.121,47 1.545.019,96 183.708,01 225.998,24 430.517,56 5.825.832,74 2005 2.053.655,83 8.992,04 1.660.424,54 181.067,35 151.557,57 1.835.394,83 281.968,84 309.089,59 566.040,17 7.048.190,76 2006 2.341.376,09 11.218,02 1.902.224,39 214.188,75 173.408,14 2.099.958,02 331.068,09 345.349,14 647.852,68 8.066.643,32 2007 2.621.536,08 12.878,24 2.130.346,10 246.921,92 191.552,77 2.329.443,01 374.137,60 382.532,15 745.222,70 9.034.570,57 2008*) 2.965.786,24 15.486,21 2.348.058,17 267.602,06 226.651,78 2.510.364,44 416.662,11 426.290,28 769.324,93 9.946.226,22
Sumber : PDRB Kabupaten Sumedang 2003-2007 (BPS Kab. Sumedang) Keterangan : *) = Angka Sementara (hasil estimasi)
Hal 2 15
Tabel 2.7 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Sumedang Tahun 2004 2008 (Juta Rupiah)
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan dan Kontruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan jasa Perusahaan Jasa-jasa Jumlah 2004 1.218.615,28 4.632,79 1.107.760,98 100.695,75 99.175,94 1.124.419,53 145.017,92 171.905,25 339.107,46 4.311.330,90 2005 1.266.975,69 5.059,51 1.154.662,17 106.658,33 105.761,14 1.177.524,09 154.028,09 183.641,99 351.889,55 4.506.200,56 2006 1.277.827,26 5.572,44 1.211.476,15 113.848,41 112.709,58 1.248.422,93 164.060,22 192.314,34 368.408,87 4.694.640,20 2007 1.326.576,64 5.925,79 1.264.936,85 124.808,45 120.635,75 1.310.179,65 175.007,80 201.740,97 382.071,11 4.911.883,01 1.308.354,39 128.024,43 124.420,24 1.423.442,50 179.306,43 212.195,48 401.521,53 5.122.713,27 2008*) 1.338.963,00 6.485,27
Sumber Keterangan
: PDRB Kabupaten Sumedang 2003-2007 (BPS Kab. Sumedang) : *) = Angka Sementara (hasil estimasi)
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumedang tahun 2004 sebesar 4,31% sedangkan pada tahun 2008 menjadi 4,29%. Laju pertumbuhan pada tahun 2008 paling tinggi dari lapangan usaha sektor pertambangan dan penggalian sebesar 9,44%, sedangkan yang terendah dari lapangan usaha sektor pertanian sebesar 0,93%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.8 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sumedang Menurut Lapangan Usaha Tahun 2004-2008 (%)
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan dan Kontruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan jasa Perusahaan Jasa-jasa Jumlah Lapangan Usaha 2004 3,34 8,42 4,51 9,29 6,13 4,01 6,70 6,81 3,99 4,31 2005 3,97 9,21 4,23 5,92 6,64 4,72 6,21 6,83 3,77 4,52 2006 0,86 10,14 4,92 6,74 6,57 6,02 6,51 4,72 4,69 4,17 2007 3,82 6,34 4,41 9,98 7,03 4,95 6,67 4,90 3,71 4,64 2008*) 0,93 9,44 3,43 2,58 3,14 8,64 2,46 5,18 5,09 4,29
Sumber Keterangan
: PDRB Kabupaten Sumedang 2004-2007 (BPS Kab. Sumedang) : *) = Angka Sementara (hasil estimasi)
Hal 2 16
Proyeksi PDRB Kabupaten Sumedang tahun 2009 sebesar Rp. 5.365.905.460.000,-, tahun 2010 sebesar Rp. 5.592.401.020.000,-, tahun 2011 sebesar Rp. 5.929.144.020.000,-, dan pada tahun 2012 sebesar sebesar Rp. Rp. 6.231.019.480.000,-, dibawah ini. Tabel 2.9 Proyeksi PDRB Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Sumedang Tahun 2009 2013 (Juta Rupiah)
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan dan Kontruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan jasa Perusahaan Jasa-jasa Jumlah 2009 1.543.341,18 6.908,04 1.355.466,04 135.194,86 127.771,30 1.383.309,73 182.908,23 213.137,36 417.868,72 5.365.905,46 2010 1.642.617,87 7.245,27 1.371.392,40 140.531,57 130.420,24 1.461.506,23 190.128,36 214.195,48 434.363,60 5.592.401,02 2011 1.719.437,06 7.598,54 1.485.008,40 141.519,86 135.281,16 1.595.727,82 191.465,43 215.687,73 437.418,22 5.929.144,21 2012 1.801.996,17 7.811,71 1.590.374,00 142.025,87 143.582,49 1.698.472,18 192.059,69 216.210,03 438.487,34 6.231.019,48 2013 1.909.306,44 7.921,21 1.702.008,86 142.239,34 153.907,93 1.809.002,14 192.438,83 219.774,11 439.641,99 6.576.240,87
tahun
2013
2.2.2 Investasi Sebagai salah satu pendekatan yang digunakan untuk mengetahui besarnya investasi di daerah adalah dengan menggunakan angka Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dari PDRB. Konsep PMTB hanya mencatat seluruh pengeluaran untuk unit produksi yang menambah daya produksi aktiva tetap, sedangkan bahan baku dan bahan penolong lainnya dalam kegiatan produksi tidak dimasukan. Sehingga nilai PMTB suatu daerah akan lebih kecil dibandingkan dengan realisasi investasi secara keseluruhan.
Hal 2 17
Besaran PMTB Kabupaten Sumedang selama periode 2003-2007 mengalami peningkatan yang cukup signifikan; tahun 2003 sebesar Rp. 940.568.660.000,- menjadi Rp. 1.537.507.590.000,- pada tahun 2007 atau mengalami peningkatan rata-rata 12,42% setiap tahunnya. Sedangkan berdasarkan estimasi, PMTB tahun 2008 diperkirakan sebesar Rp. 1.692.847.665.000,Sementara itu, realisasi investasi di Kabupaten Sumedang baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA) pada tahun 2005 mencapai Rp. 1.410.224.791.570 dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 11.301 tenaga kerja. Selengkapnya perkembangan PMTB atas dasar harga berlaku PDRB Kabupaten Sumedang tahun 2003-2008 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2.10 PMTB Kabupaten Sumedang 2003 2008 (Dalam Juta Rupah)
Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 2008 *) PMTB 940.568,66 1.063.260,84 1.260.046,12 1.398.372,53 1.537.507,59 1.692.847,66
Sumber : PDRB Kab. Sumedang, 2003-2007 (BPS Kab. Sumedang) Keterangan : *) = Angka proyeksi
2.2.3 Pajak dan Retribusi Daerah Pajak dan retribusi daerah di Kabupaten Sumedang tahun 2004 2008 mengalami peningkatan. Penerimaan Pajak dan retribusi daerah pada tahun 2008 sebesar Rp. 63.472.111.570,-. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.11 dibawah ini.
Hal 2 18
Tabel 2.11 Pajak dan Retribusi Daerah di Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008 (Ribu Rupiah)
No 1 2 Uraian Pajak daerah Retribusi daerah Jumlah 2004 16.514.948,37 25.424.024,27 41.938.972,64 2005 18.183.246,27 35.200.334,25 53.383.580,52 2006 18.197.017,14 36.155.616,35 54.352.633,49 2007 22.120.934,07 38.231.455,40 60.352.389,47 2008*) 22.751.104,77 40.721.006,80 63.472.111,57
Sumber Keterangan
2.2.4 Dana Perimbangan Dana perimbangan yang pada dasarnya adalah merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana perimbangan terbagi dari dana bagi hasil pajak, dana bagi hasil bukan pajak, dana alokasi umum, dana alokasi khusus dan dana perimbangan alokasi dari provinsi. untuk Untuk Kabupaten Sumedang Sumedang mencapai dana Rp. perimbangan terbesar dari dana alokasi umum, pada tahun 2008 dana umum Kabupaten 608.993.530.000,-. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.12 dibawah ini. Tabel 2.12 Dana Perimbangan Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008 (Ribu Rupiah)
No 1 2 3 Dana Perimbangan Dana bagi hasil pajak/ bukan pajak Dana alokasi umum Dana alokasi khusus Jumlah 2004 38.883.422,91 316.698.000,00 13.240.000,00 368.821.422,91 2005 46.522.799,49 500.020.000,00 31.910.000,00 578.452.799,49 2006 48.052.177,02 608.993.530,00 39.785.000,00 696.830.707,02 2007 48.328.177,02 608.993.530,00 43.785.000,00 701.106.707,02 2008*) 48.441.950,50 608.993.530,00 43.785.000,00 701.220.480,50
Sumber Keterangan
2.2.5 Sumber Penerimaan Daerah Lainnya Sumber penerimaan daerah lainnya di Kabupaten Sumedang kurun waktu 2004 - 2008 mengalami penurunan, pada tahun 2004 penerimaan daerah lainnya sebesar Rp. 23.529.981.850,-, pada tahun 2005 menjadi
RPJMDKabupaten Sumedang Tahun 2009-2013
Hal 2 19
Rp. 17.895.664.380,-, tahun 2006 menjadi Rp. 2.749.000.000,- tahun 2007 sebesar Rp. 8.153.669.530,- dan tahun 2008 sebesar Rp. 14.307.994.390,-. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.13 dibawah ini. Tabel 2.13 Sumber Penerimaan Daerah Lainnya Yang Sah Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008 (Ribu Rupiah)
No. 1 2 3 4 5 Sumber Keterangan Tahun 2004 2005 2006 2007 Penerimaan Lain Yang Sah 23.529.981,85 17.895.664,38 2.749.000,00 8.153.669,53
2008* 14.307.994,39 : Badan Keuangan Daerah Kab. Sumedang, 2004-2008 : *) = Angka Sementara
2.3 Indeks Pembangunan Manusia Perkembangan capaian IPM Kabupaten Sumedang Tahun 20032007 dan target tahun 2008 dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.14 Pencapaian IPM Kabupaten Sumedang Tahun 2003 2007 dan Target Tahun 2008
No. 1 2 3 Indikator Sasaran Indeks Pendidikan Indeks Kesehatan Indeks Daya Beli 2003 80,34 71,23 57,43 67,87 69,50 2004 82,56 71,45 57,95 68,36 70,21 2005 83,30 71,57 59,34 68,8 70,92 2006 83,69 71,66 59,34 70,3 71,67 2007 83,71 71,75 60,07 72,5 72,38 2008* 85,91 71,93 61,16 75,7 73
Realisasi IPM 69,67 70,65 71,40 71,56 71,84 : Bappeda Provinsi Jawa Barat Bappeda Kab. Sumedang Ketererangan : * = IPM 2008 Target Renstrada 2003-2008 (IP, IK & IDB Angka Prediksi)
Sumber
Indeks Pendidikan memberikan kontribusi yang cukup tinggi dalam capaian IPM Kabupaten Sumedang, pada tahun 2003 sebesar 80,34, tahun 2004 sebesar 82,56, tahun 2005 sebesar 83,3, tahun 2006 sebesar 83,69, tahun 2007 sebesar 83,71 dan target tahun 2008 sebesar 85,91.
RPJMDKabupaten Sumedang Tahun 2009-2013
Hal 2 20
Indeks kesehatan pada tahun 2003 sebesar 71,23, tahun 2004 sebesar 71,45, tahun 2005 sebesar 71,57, tahun 2006 sebesar 71,66, tahun 2007 sebesar 71,75 dan target tahun 2008 sebesar 71,93. Indeks Daya Beli pada tahun 2003 sebesar 57,43, tahun 2004 sebesar 57,95, tahun 2005 sebesar 59,16, tahun 2006 sebesar 59,34, tahun 2007 sebesar 60,07 dan target tahun 2008 sebesar 61,16. Berdasarkan gambaran realisasi IPM 5 tahun sebelumnya bahwa peningkatan IPM di Kabupaten Sumedang setiap tahunnya rata-rata mencapai 0,54 poin, dengan memperhatikan rata-rata capaian tersebut maka pemerintah Kabupaten Sumedang menargetkan capaian IPM pada tahun 2013 adalah sebesar 76,28. 2.4 Sosial Budaya Daerah 2.4.1 Kependudukan Penduduk kabupaten Sumedang berdasarkan data bulan September 2008 penduduk tahun 2008 tercatat sebanyak 1.119.437 jiwa, tahun 2007 berjumlah 1.081.299 jiwa, tahun 2006 berjumlah 1.060 jiwa, tahun 2005 berjumlah 1.045.823 jiwa dan tahun 2004 berjumlah 1.008.474 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.15 dibawah ini. Tabel 2.15 Jumlah Penduduk Kab. Sumedang Tahun 2004-2008
No. 1 2 3 4 5
Sumber
: Dinas Kependudukan Catatan Sipil dan KB Kab. Sumedang, 2004-2008 BPS Kabupaten Sumedang, 2004-2005 Keterangan : * = Angka Sementara
Hal 2 21
Jumlah rumah tangga di Kabupaten Sumedang Tahun 2008 sebanyak 325.158 Rumah Tangga, dengan kepadatan 717 per Km2, adapun rata-rata RT sebesar 3,36 dengan Sex Ratio 99.96%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.16 dibawah ini. Tabel 2.16 Luas Daerah, Jumlah Rumah Tangga, Kepadatan/Km2 Rata-Rata Rumah Tangga Dan Sex Ratio di Kabupaten Sumedang Tahun 2008
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Kecamatan Jatinangor Cimanggung Tanjungsari Sukasari Pamulihan Rancakalong Sumedang Selatan Sumedang Utara Ganeas Situraja Cisitu Darmaraja Cibugel Wado Jatinunggal Jatigede Tomo Ujungjaya Conggeang Paseh Cimalaka Cisarua Tanjungkerta Tanjungmedar Buahdua Surian Jumlah Luas Wilayah (Km2) 26,20 40,76 35,62 47,12 57,85 52,28 117,37 28,26 21,36 54,03 53,31 54,94 48,80 76,42 61,49 111,97 66,26 80,56 105,31 34,37 41,61 18,92 40,14 65,14 131,37 50,74 1.522,20 Jumlah RT 28.544 22.224 20.470 9.328 15.600 11.520 22.528 25.136 7.296 11.088 8.320 11.952 6.400 13.568 13.120 7.680 7.296 9.472 9.424 11.424 17.088 6.016 10.272 7.552 8.256 3.584 325.158 717 Kepadatan Per Km2 3.646 1.816 1.909 657 898 740 641 2.975 1.136 690 525 726 437 598 707 229 367 390 298 1.101 1.368 1.067 856 389 256 241 Rata-rata RT 3,35 3,33 3,32 3,32 3,33 3,36 3,34 3,35 3,32 3,36 3,36 3,34 3,33 3,37 3,31 3,34 3,33 3,32 3,34 3,31 3,33 3,36 3,34 3,35 4,07 3,12 3,36 Sex Ratio 101,17 101,09 99,12 101,54 102,70 94,44 95,57 105,34 106,25 107,38 105,00 101,76 98,49 99,32 100,36 92,68 93,59 102,67 94,72 97,08 94,50 107,72 99,13 102,18 95,94 103,39 99,96
Hal 2 22
Proyeksi jumlah penduduk di Kabupaten Sumedang tahun 2009 berjumlah 1.185.916 jiwa, tahun 2010 berjumlah 1.197.560 jiwa, tahun 2011 berjumlah 1.243.216 jiwa, tahun 2012 berjumlah 1.296.360 jiwa dan pada tahun 2013 berjumlah 1.362.607 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.17 dibawah ini. Tabel 2.17 Proyeksi Penduduk Kabupaten Sumedang Menurut Kecamatan Tahun 2009-2013
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Kecamatan Jatinangor Cimanggung Tanjungsari Sukasari Pamulihan Rancakalong Sumedang Selatan Sumedang Utara Ganeas Situraja Cisitu Darmaraja Cibugel Wado Jatinunggal Jatigede Tomo Ujungjaya Conggeang Paseh Cimalaka Cisarua Tanjungkerta Tanjungmedar Buahdua Surian Jumlah 2009 103.595 76.500 75.955 33.749 57.312 43.019 77.413 89.958 25.971 39.693 30.211 43.033 23.643 50.663 47.892 28.446 28.446 33.610 34.753 42.232 61.423 21.969 38.151 27.690 37.135 13.454 1.185.916 2010 104.184 82.132 76.072 33.947 57.836 43.313 77.673 90.265 26.830 40.098 30.237 44.081 24.202 51.650 48.037 28.329 26.397 33.808 34.810 42.359 61.683 22.372 38.653 27.758 37.317 13.515 1.197.560 2011 107.387 83.665 78.293 35.196 60.119 44.352 85.761 95.426 27.517 42.312 31.349 45.012 24.168 51.680 49.389 29.221 27.700 35.856 35.568 43.531 66.040 23.939 39.341 28.520 38.385 13.491 1.243.216 2012 113.426 87.899 80.740 36.760 61.667 45.926 89.381 99.853 28.803 44.272 33.205 47.378 25.329 54.278 51.592 30.489 28.891 37.355 37.324 44.954 67.590 23.976 40.791 30.057 39.890 14.535 1.296.360 2013 119.337 91.368 83.928 38.211 64.101 47.739 92.909 103.795 29.940 46.020 48.157 49.248 26.329 56.421 53.629 31.693 30.031 38.830 38.798 46.728 70.258 24.922 42.401 31.243 41.465 15.109 1.362.607
Sumber : Hasil Analisis Keterangan : Menggunakan asumsi berdasarkan data tahun 2004-2008
Hal 2 23
2.4.2 Transmigrasi Penyelenggaraan transmigrasi merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Transmigrasi merupakan mobilitas penduduk melalui penataan dan persebaran penduduk yang serasi dan seimbangan untuk meningkatkan kesejahteraan transmigran dan masyarakat sekitar dengan menciptakan kesempatan kerja dan peluang usaha, serta mendorong perluasan dan pengembangan investasi. Pada tahun 2007 penyelenggaraan program transmigrasi di Kabupaten Sumedang telah memberangkatkan 20 KK ke lokasi transmigrasi yang ada di Danau Meranteh Kabupaten Belitung Timur Provinsi Bangka Belitung melalui pola transmigrasi umum. Berkaitan dengan rencana pembangunan waduk Jatigede, pada tahun 2008 calon transmigrasi dari wilayah genangan, pada bulan Desember 2008 akan diberangkatkan sebanyak 60 KK ke lokasi transmigrasi yang ada di Propinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari sebanyak 30 KK dan Kabupaten Muarojambi 25 KK, serta ke Provinsi Sumatera Selatan, yaitu Kabupaten Musi Banyuasin sebanyak 5 KK. Untuk meningkatkan keterampilan dan motivasi calon transmigrasi telah dilaksanakan pelatihan/pembinaan kepada 30 KK, sedangkan sisanya sebanyak 30 KK saat ini sedang mengikuti pelatihan/pembinaan. Berkaitan dengan rencana pemindahan penduduk asal wilayah genangan Jatigede, pada tahun 2008 tercatat sebanyak 3.110 KK penduduk miskin yang harus dipindahkan. Pelaksanaan transmigrasi di Kabupaten Sumedang dari tahun 2004 sampai dengan 2008 dapat dilihat pada Tabel 2.18 di bawah ini. Tabel 2.18 Perkembangan Jumlah KK yang Mengikuti Transmigrasi Tahun 2004-2008
No. 1 2 Tahun 2004 2005 Jumlah KK 10 KK 15 KK 15 KK Lokasi Penempatan Provinsi Sulawesi Tenggara Provinsi Bangka Belitung Provinsi Sumatera Utara Keterangan Transmigrasi umum
Hal 2 24
3 4 5
10 KK 20 KK 55 KK 5 KK
Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Bangka Belitung Provinsi Jambi Provinsi Sumatera Selatan
2.4.3 Kesehatan Tenaga kesehatan di Kabupaten Sumedang pada Tahun 2007 terbagi atas medis 97 orang, keperawatan sebanyak 737 orang dan partisipasi masyarakat di bidang kesehatan sebanyak 9.792 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.19 dibawah ini. Tabel 2.19 Jumlah Tenaga Kesehatan dan Partisipasi Masyarakat di Kabupaten Sumedang Tahun 20042008
No. 1 2 Medis Keperawatan Tenaga Kesehatan Dokter Umum Dokter Gigi Bidan Perawat Farmasi Gizi 3 Non-Keperawatan Sanitasi Kesehatan Masyarakat Analisi Kesehatan Dukun Bayi Posyandu 4 Partisipasi Masyarakat Polindes POD Kader Kesehatan Aktif Tahun 2004 51 13 151 171 29 32 33 3 10 639 1.404 184 26 5.998 2005 55 13 283 141 23 30 31 6 12 655 1.440 191 20 6.279 2006 56 14 284 294 44 31 30 10 16 655 1.503 167 25 6.957 2007 64 22 320 349 45 34 36 14 18 644 1.521 167 28 6.979 2008*) 72 25 370 367 46 37 38 16 22 644 1.521 183 32 7.412
Sumber Keterangan
: Dinas Kesehatan Kab. Sumedang, 2004-2008 : *) = Angka Sementara sampai bulan Agustus
Jumlah kelahiran bayi (persalinan) pada tahun 2008 adalah sebanyak 13.494 jiwa, yang terdiri atas bayi lahir hidup sebanyak 13.240 jiwa dan bayi lahir mati sebanyak 254 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.20 dibawah ini.
RPJMDKabupaten Sumedang Tahun 2009-2013
Hal 2 25
Tabel 2.20 Jumlah Kelahiran Hidup dan Kematian Bayi di Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008 (Jiwa)
No. 1 2 Uraian Bayi Lahir Hidup Jumlah Kematian Bayi Jumlah
Sumber Keterangan
2.4.4 Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu modal dasar pembangunan. Melakukan investasi pendidikan akan memberikan hasil yang sangat besar karena pembangunan tidak hanya mengandalkan sumber daya alam saja tetapi harus didukung oleh sumber daya manusia yang handal. Di Kabupaten Sumedang tahun 2004 2008 jumlah guru dan murid tiap tahunnya mengalami peningkatan. Guru pada tahun 2004 berjumlah 10.066 orang dengan murid berjumlah 172.172 orang, pada tahun 2005 guru berjumlah 10.338 orang dengan murid 175.524 orang, tahun 2006 guru berjumlah 10.815 orang dengan murid berjumlah 176.388 orang, tahun 2007 guru berjumlah 11.109 orang dengan murid 181.093 orang dan tahun 2008 guru berjumlah 11.238 orang dengan murid 190.529 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.21 di bawah ini. Tabel 2.21 Jumlah Guru dan Murid di Kabupaten Sumedang Tahun 20042008
No. 1 2 3 4 5 Tahun 2004 2005 2006 2007 2008* Guru 10.066 10.338 10.815 11.109 11.238 Murid 172.172 175.524 176.388 181.093 190.529
Hal 2 26
2.4.5 Kesejahteraan Sosial Tantangan yang dihadapi dalam pembangunan kesejahteraan sosial meliputi proses globalisasi dan industrialisasi serta krisis ekonomi dan politik yang berkepanjangan. Dampak yang dirasakannya diantaranya semakin berkembang dan meluasnya bobot, jumlah dan kompleksitas berbagai permasalahan sosial. Keadaan ini bisa diamati dari data tabel Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dibawah ini. Tabel 2.22 Kondisi PMKS di Kabupaten Sumedang Tahun 2005 2008
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Masalah Kesejahteraan Sosial Anak Terlantar Anak Nakal Anak Balita Terlantar Anak Jalanan Lansia Terlantar Pengemis Gelandangan Korban NAPZA Pekerja Seks Komersil Eks Narapidana Penyandang Cacat Penyandang Cacat Eks penyakit Kronis Keluarga Miskin Sosial Keluarga bermasalah Sosial Psikologis Keluarga Rumahnya Tidak Layak Huni Wanita Rawan Sosial Ekonomi Pemulung Janda PKRI Korban Bencana Alam Masyarakat yang Tinggal di Daerah Bencana Komunitas adat Terpencil 2005 4.777 157 425 169 5.670 22 41 70 82 391 3.847 127 23.658 71 7.859 3.953 29 16 365 1.494 465 2006 5.398 61 1.462 258 2.450 36 84 119 254 89 3.620 307 57.083 226 6.200 3.498 21 19 711 780 344 2007 5.263 49 1.247 241 2.362 21 62 119 225 112 3.484 286 56.329 194 5.124 3.238 25 17 1.203 626 344 2008* 5.128 37 1.032 224 2.274 13 40 105 194 135 3.358 265 55.575 162 4.048 2.978 29 15 1.203 626 344
Sumber Keterangan
: Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat Desa Kab. Sumedang, 2005-2008 : *) = Angka Sementara
Jumlah panti di Kabupaten Sumedang pada tahun 2004 berjumlah 15 panti, pada tahun 2005 berjumlah 21 panti, pada tahun 2006 berjumlah 21 panti, pada tahun 2007 berjumlah 23 panti dan pada tahun 2008 berjumlah 25 panti. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.23 dibawah ini.
Hal 2 27
Tabel 2.23 Jumlah Panti Berdasarkan Penanganan Kasus di Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008
No. 1 2 3 4 5 Tahun 2004 2005 2006 2007 2008* Cacat 3 3 3 3 4 Jenis Penanganan Asuh Jompo 10 2 16 2 16 2 18 2 19 2
Yayasan non panti di Kabupaten Sumedang pada tahun 2008 berjumlah 34 yayasan dengan 954 anak asuh. Untuk lebih jelasnya perkembangan yayasan non panti dan anak asuh tahun 20042008 dapat dilihat pada tabel 2.24 dibawah ini. Tabel 2.24 Jumlah Yayasan Non Panti dan Anak Asuh di Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008
No. 1 2 3 4 5
Sumber Keterangan
Yayasan 25 24 29 30 35
2.4.6 Ketenagakerjaan Berkaitan dengan perkembangan situasi dan kondisi ketenagakerjaan di Kabupaten Sumedang sampai akhir tahun 2007 masih menunjukan keadaan yang kondusif, walaupun di pihak lain masih dihadapkan pada keterbatasan lapangan kerja dan jumlah pencari kerja yang cukup banyak. Keadaan tersebut semakin sulit dikendalikan sebagai akibat dari krisis ekonomi dan kenaikan harga BBM. Banyaknya pencari kerja di Kabupaten Sumedang adalah sebagai akibat penambahan
RPJMDKabupaten Sumedang Tahun 2009-2013
Hal 2 28
angkatan kerja baru dan pemutusan hubungan kerja (PHK). Kondisi ini terus berlangsung di berbagai lapisan dan tingkatan sektor-sektor usaha strategis yang banyak menyerap tenaga kerja. Keadaan seperti ini memberikan kontribusi sangat besar terhadap jumlah pencari kerja yang tidak terproyeksikan sebelumnya. Jumlah angkatan kerja pada tahun 2006 sebanyak 8.932 orang mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 10.075 orang. Jumlah pencari kerja yang dapat ditempatkan sebanyak 1.620 orang (18,14%) yang dapat ditempatkan, sedangkan sisanya sebanyak 7.312 orang (81,86%) belum mendapatkan pekerjaan. Penempatan kerja untuk tahun 2006 yang sebesar 18,14% merupakan peningkatan dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 11,58%. Untuk tahun 2007 jumlah pencari kerja laki-laki sebesar 54,66% sedangkan pencari kerja wanita yang dapat ditempatkan lebih besar daripada laki-laki yaitu 13,90% untuk wanita dan 4,06% untuk laki-laki. Dari segi pendidikan, lulusan SMA merupakan pencari kerja terbanyak (32,17%). Lulusan SMA juga menempati urutan tertinggi dari jumlah persentase pencari kerja yang berhasil ditempatkan terhadap total pencari kerja menurut tingkat pendidikan yaitu mencapai 32,84%. Dalam hal penyerapan tenaga kerja, jumlah tenaga kerja yang ditempatkan mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sementara jumlah pencari kerja yang terdaftar mengalami penurunan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini : Tabel 2.25 Jumlah Tenaga Kerja di Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008
No 1 2 3 4 5 Tahun 2004 2005 2006 2007 2008*) Pencari Kerja 14.781 10.075 8.932 10.150 12.053 Yang Terdaftar Lowongan Yang Kerja Ditempatkan 1.160 977 1.220 1.167 1.650 1.620 1.800 1.758 2.137 2.087 Sisa Pencari Kerja 14.074 8.908 7.312 8.392 9.966
Sumber Keterangan
Hal 2 29
Dari tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2008 pencari kerja mengalami kenaikan, begitu pula pada lowongan kerja. Akan tetapi masih terdapat ketimpangan antara pencari kerja dengan lowongan kerja, sehingga jumlah pencari kerja masih banyak yang tidak tertampung pada lowongan kerja yang dari segi kuantitasnya lebih sedikit daripada pencari kerja. 2.4.7 Pemuda dan Olahraga Jumlah Karang Taruna pada tahun 2008 berjumlah 275 dengan pengurus berjumlah 3.863 orang dan anggota berjumlah 26.410 orang. Sedangkan organisasi kepemudaan lainnya pada tahun 2008 berjumlah 58 dengan 555 pengurus dan 2.245 orang anggota. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.26 dibawah ini. Tabel 2.26 Jumlah Karang Taruna dan OKP, Pengurus dan Anggota di Kabupaten Sumedang Tahun 2008
No. 1 2 Organisasi Karang Taruna *) OKP Lainnya **) Jumlah 275 58 Pengurus 3.863 555 Anggota 26.410 2.245
Adapun Prestasi keolahragaan yang telah dilaksanakan pada tahun 20062008 dan telah membuahkan hasil diantaranya sebagai berikut : Tabel 2.27 Prestasi Bidang Olahraga Tahun 2006-2008
No. 1 Bidang Olahraga Atletik 1. 2. 3. 4. 5. 1. Nama Doni Susanto Nur Hidayat Insan Hadikusuma Anggi S. Lengkana Santika Dewi Kusman Prestasi yang Dicapai 2 Medali Emas 1 Emas 1 perak 1 Emas 1 Perunggu 1 Perunggu 1 Perunggu Keterangan Porprov X 2006 Karawang
Pencak Silat
Tinju
Hal 2 30
No. 4
Nama 1. Eko, Hadi, Arafik, Andi, Nurahmadi 2. Eko, Hadi, Nurahmadi, Muhid, Zaenudin, Pauzan 3. Eko, Hadi, Cucu, Muhid, Zaenudin, Pauzan, Arafik, Andi, Fadhlan, Feri, Indra 4. Entin, Yuni, Nenden Agung Havez Heri Akong Agung Restu, Aulia, Heri Akong 5. Agung Restu 1. Rahayu 2. Indah 3. Rahayu, Indah, Pygaveta Prilenti Agustina P., Dwi Adriani, Dita, Riantika, Erni, Fenti, Herawati, Lani, Apriliani, Mega Sukma, Rahayu, Sugiharti, Ratih Puspita, Rina Sumiati, Vera, Zulia Rachim 1. Dewi Yulianti, Yuli Eka Yanti, Alit Tresna 2. Alit Tresna 3. Anggela Fitri D, Yuli Eka Yanti, Dodi 4. Dewi Yulianti 5. Yuli Eka Yanti 6. Alit Tresna Susi Dariah Yudi Rohniar Kiki Hikmat, Pulus Halim 1. 2. 3. 4.
Prestasi yang Dicapai 2 Emas Beregu (3 Orang) 1 Emas Beregu (6 Orang) 1 Perak Beregu (12 Orang) 1 Perunggu Beregu Putri (12 Orang) 1 Emas 1 Perak 1 Perunggu 1 Perunggu Beregu (3 Orang) Juara 4 1 Perak 1 Perunggu 1 Perunggu Beregu (3 Orang) 1 Perunggu
Keterangan
Sepatu Roda
Senam
Bola Volly
Karate
1 Emas Beregu (3 Orang) 1 Perak 1 Perunggu Beregu Juara 4 Dunia 1 Perunggu 1 Perunggu 1 Perunggu 1 Perunggu 1 Perunggu Beregu (2 Orang) Juara 4 Nasional 1 Emas 1 Emas Beregu (3 Orang) 1 Perak Beregu (3 Orang) 1 Perunggu Beregu (3 Orang) Juara 1 Asia Kelas 125 cc 1 Perak 2 Emas
Porprov X 2006 Karawang Kejuaraan Dunia di Helsinki Sea Games Vietnam Porprov X 2006 Karawang Porprov X 2006 Karawang Porprov X 2006 Karawang
9 10 11 12 13
1. Rifky 2. Feyzy, Agung, Owie 3. Heru, Rifky, Owie 4. Beni, Rifky, Owie 5. Feyzy
14
Porprov X 2006 Karawang 1 Emas Porprov X 2006 Karawang dan 1 Emas Sea
Hal 2 31
No.
Nama
Prestasi yang Dicapai 1 Perunggu Juara 1 MTB Juara 1 Down Hill 2 Emas 1 Emas 1 Perunggu 1 Perunggu 1 Emas 1 Perak 3 Perunggu 1 Perak bergu 3 orang 2 Perunggu beregu 6 orang
Keterangan Games Manila Sea Games Manila Sea Games Manila Kejurnas PON XVII 2008 Kaltim PON XVII 2008 Kaltim PON XVII Kaltim PON XVII Kaltim PON XVII Kaltim PON XVII Kaltim PON XVII Kaltim PON XVII Kaltim 2008 2008 2008 2008 2008 2008
Dadi Nurcahyadi Agus Suherlan Doni Susanto Alit Tresna Yuli Eka Dewi Yulianti Owi Nurhuda Feizy Juniardith Dadi Nurcahyadi Agus Suherlan 19 20 FASI-Para Sepak Takraw Dedy Arifianto Hadi Mulyono Eko Kusdianto Andi Hadi Mulyono Eko Kusdianto Andi Fauzan Nur Ahmadi Zainuddin Kiki Hikmat Ratih Puspita Rahayu Anisa
15 16 17
18
Balap Sepeda
21 22 23
1 Perak beregu 6 orang 1 Perak 1 Emas Lompat Jauh Putri 1 Perunggu Lari 100 m Putri 1 Perak Lempar Cakram Putri 1 Emas Lempar Lembing 1 Emas Lari 400 m Putri 1 Emas Lari 4 x 100 m 1 Emas Beregu 3 orang Putra 1 Emas Beregu 3 orang Putri 1 Perak Kelas D Putri 1 Perak TGR 1 Emas nomor Ritmik
PON XVII 2008 Kaltim PON XVII 2008 Kaltim Popda Jabar 2008 Bandung Popda Jabar Bandung Popda Jabar Bandung Popda Jabar Bandung Popda Jabar Bandung 2008 2008 2008 2008
24 25 26 27
Titi Oji D.P. Susi Herawati Anisa Susi Herawati Ibad Andri Teguh, Dede Usep Tantang, Arif, Yogi, Usep Yeni, Astri, Cici, Yanti Khaerani S.D. Yuda Akbar Indah Permatasari
28
Sepak Takraw
Popda Jabar 2008 Bandung Popda Jabar 2008 Bandung Popda Jabar 2008 Bandung Popda Jabar 2008 Bandung
30 31
Hal 2 32
2.4.8 Kebudayaan Kebudayaan daerah merupakan modal dasar pembangunan yang melandasi pembangunan yang akan dilaksanakan, warisan budaya yang bernilai luhur merupakan dasar dalam rangka pengembangan pariwisata budaya yang dijiwai oleh Agama Islam. Di Kota Sumedang terdapat satu buah musium yaitu Musium Prabu Geusan Ulun. Salah satu aspek yang ditangani secara berkelanjutan adalah pembinaan terhadap berbagai kelompok kesenian. Pemerintah terus membina kelompok dan organisasi Kesenian yang ada, disamping juga melestarikan berbagai jenis dan bentuk kesenian daerah yang bernilai luhur. Salah satu kesenian khas Sumedang yang terus dikembangkan melalui ajang perlombaan adalah festipal Kuda Renggong. Kepada para Seniman yang berprestasi diberikan Anugrah Seni sebagai penghargaan atas karyanya dan pengabdiannya, tercatat 440 Organisasi Kesenian dalam berbagai jenis seperti Kesenian Kuda Renggong, Angklung, Calung, Tayuban, Teater, Wayang Golek, Dangdut, Orgen Tunggal, Rengkong, Tarawangsa dan jenis kesenian lain yang tersebar di pelosok Desa. Perkembangan kepariwisataan daerah Kabupaten Sumedang dari tahun 2004 2008 dapat digambarkan pada tabel sebagai berikut : Tabel 2.28 Perkembangan Pariwisata di Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008
No. 1 Uraian Jumlah Tamu yang menginap di Hotel : - Wisman - Wisnu - Jumlah Jumlah Kunjungan ke Obyek Wisata - Wisman - Wisnu - Jumlah 2004 1.299 49.880 51.179 1.679 248.963 250.642 2005 2.548 57.842 60.390 1.679 250.177 251.856 2006 2.943 58.206 61.149 17.095 270.172 287.265 2007 2.967 60.801 63.768 12.916 294.424 307.340 2008*) 3.025 62.687 65.712 15.337 320.829 336.166
Hal 2 33
No. 3 4 5 6
Uraian Jumlah tenaga Kerja pada Jasa Pariwisata (Orang) Obyek Wisata yang dikembangkan Jumlah Usaha Perhotelan Jumlah Usaha restoran
Sumber Keterangan
: Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kab. Sumedang, 2004-2008 :*) Angka Sementara
Selain wisatawan
peningkatan adanya
kunjungan
perkembangan
kebudayaan. Pada umumnya perkembangan kebudayaan tahun 2005 tidak jauh berbeda dengan tahun 2004 namun untuk perkembangan jenis kesenian terdapat kenaikan 65.38 %, artinya terdapat penambahan jumlah jenis kesenian yang telah dikembangkan. Untuk kondisi perkembangan bidang kebudayaan yang mendukung kepariwisataan di Kabupaten Sumedang dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2.29 Kondisi Kebudayaan di Kabupaten Sumedang Tahun 2004 2008
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 URAIAN Prasarana Kesenian Pembimbing Museum Kelompok Kesenian Tradisional Jenis Kesenian Nilai Tradisi Masyarakat Jumlah Seniman Jumlah Cagar Budaya 2004 21 138 1 935 52 34 2.930 178 2005 21 138 1 935 86 34 2.930 178 2006 1 1 1 132 54 32 311 90 2007 1 7 1 130 54 32 310 90 2008*) 1 6 1 125 54 30 309 90
Sumber Keterangan
: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumedang, 2004-2008 :*) = Angka Sementara
Hal 2 34
2.5 Prasarana dan Sarana Daerah 2.5.1 Prasarana dan Sarana Sosial Ekonomi Jumlah Koperasi Aktif di Kabupaten Sumedang pada tahun 2008 sebanyak 457 unit koperasi dan koperasi tidak aktif berjumlah 115 unit koperasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.30 Perkembangan Jumlah Koperasi Menurut Aktivitas di Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jenis Koperasi Konsumsi Produksi Simpan Pinjam Jasa Pemasaran Unit Desa Serba Usaha Pondok Pesantren Bitul Maal wal Tanwil Sekunder Jumlah Aktif (Unit) 2004 240 50 5 6 26 25 7 14 2 375 2005 241 38 9 1 8 27 25 20 17 3 389 2006 244 38 11 1 8 27 27 20 18 3 397 2007 244 38 17 1 8 27 32 20 18 3 408 2008 250 41 17 1 8 27 36 19 18 3 420 2004 60 32 4 1 4 1 5 23 9 2 141 Tidak Aktif (Unit) 2005 68 30 8 2 5 10 6 129 2006 68 30 7 2 4 10 6 1 128 2007 68 28 1 2 4 10 6 1 120 2008 68 25 1 2 5 10 7 1 119
Usaha perdagangan dan rumah makan keliling di Kabupaten Sumedang berjumlah 32.239 usaha yang terdiri dari perdagangan 21.552 unit dan rumah makan berjumlah 10.688 unit. Sedangkan untuk usaha perdagangan dan rumah makan non keliling berjumlah 31.166 usaha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.31 dan tabel 2.32 dibawah ini. Tabel 2.31 Jumlah Usaha Perdagangan dan Rumah Makan Keliling di Kabupaten Sumedang Tahun 2008
No. 1 2 3 Kecamatan Jatinangor Cimanggung Tanjungsari Perdagangan 2.215 2.527 2.149 Rumah Makan 1.340 1.363 763
Hal 2 35
No. 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Kecamatan Sukasari Rancakalong Pamulihan Sumedang Selatan Sumedang Utara Ganeas Situraja Cisitu Darmaraja Cibugel Wado Jatinunggal Jatigede Tomo Ujungjaya Conggeang Paseh Cimalaka Cisarua Tanjungkerta Tanjungmedar Buahdua Surian
Perdagangan 342 1.281 912 1.445 2.451 263 436 651 323 221 562 723 356 319 502 480 459 789 193 611 515 705 121 21.551
Rumah Makan 145 482 366 823 1.572 142 371 121 252 81 173 273 89 231 242 215 257 492 134 253 119 292 97 10.688
Tabel 2.32 Jumlah Usaha Perdagangan dan Rumah Makan Non Keliling di Kabupaten Sumedang Tahun 2008
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kecamatan Jatinangor Cimanggung Tanjungsari Sukasari Rancakalong Pamulihan Sumedang Selatan Sumedang Utara Ganeas Situraja Perdagangan 2.204 1.784 2.258 532 1.042 846 1.727 2.858 411 824 Rumah Makan 720 277 291 49 335 221 243 421 107 161
Hal 2 36
No. 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Kecamatan Cisitu Darmaraja Cibugel Wado Jatinunggal Jatigede Tomo Ujungjaya Conggeang Paseh Cimalaka Cisarua Tanjungkerta Tanjungmedar Buahdua Surian Jumlah
Perdagangan 793 863 452 1.117 1.108 498 553 526 732 713 1.319 265 832 456 813 271 25.797
Rumah Makan 95 183 37 93 123 123 243 472 173 295 178 83 163 101 152 30 5.369
2.5.2 Sosial Budaya Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang pada tahun 2008 terdapat 6 Puskesmas DTP dari 32 Puskesmas yang ada, 74 Puskesmas Pembantu dan 96 Balai Pengobatan yang tersebar di semua kecamatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.33 dibawah ini. Tabel 2.33 Sarana Kesehatan di Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008
Puskesmas No. 1 2 3 4 5 Tahun 2004 2005 2006 2007 2008*
)
Pusk. DTP 6 6 6 6 6
Jumlah 32 32 32 32 32
Puskesmas Pembantu 68 68 69 71 74
Balai Pengobatan 53 92 73 75 77
Sumber Keterangan
Hal 2 37
Pada tahun 2007 di Kabupaten Sumedang terdapat 196 sekolah TK, 6056 buah SD/MI, 134 buah SLTP/MTs, 68 SLTA/SMK negeri dan swasta. Dibanding tahun sebelumnya ada penambahan beberapa buah sekolah pada setiap jenjang pendidikan kecuali sekolah dasar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.34 Sarana Pendidikan di Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008
No. 1 2 3 4 5 Tahun 2004 2005 2006 2007 2008*
)
SLTA/SMK 21 24 63 68 73
Kehidupan beragama menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan bersosial sehari-hari. Kehidupan beragama akan semakin baik bila ditunjang oleh tersedianya sarana dan prasarana keagamaan yang baik pula. Pada tahun 2007 jumlah sarana peribadatan di Kabupaten Sumedang tercatat sebanyak 5.514 buah sarana ibadah Agama Islam yang terdiri dari mesjid, langgar dan mushola. Sedangkan untuk sarana ibadah agama lainnya terdiri dari 3 buah Gereja dan 2 buah Vihara. Sarana peribadatan mesjid, langgar dan mushola tersebar hampir merata di seluruh kecamatan, kecuali untuk Gereja hanya ada di kecamatan Sumedang Selatan dan Jatinangor serta Vihara di Kecamatan Jatinangor dan Sukasari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Hal 2 38
Gereja 3 3 3 3 3
Pura/ Vihara 1 1 2 2 2
Sumber Keterangan
2.5.3 Transportasi dan Perhubungan Panjang jalan di Kabupaten Sumedang pada tahun 2008 sepanjang 1.882,442 Km yang terdiri atas jalan negara 60,000 Km, jalan provinsi 117,275 Km dan jalan kabupaten 796,056 Km., serta jalan desa sepanjang 909,111 Km. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.36 Panjang Jalan di Kabupaten Sumedang Tahun 2005-2008 (Km)
No. 1 2 3 4 5 Jenis Data Panjang Jalan Panjang Jalan Negara Panjang Jalan Provinsi Panjang Jalan Kabupaten Panjang Jalan Desa 2005 1.882,442 60,724 124,017 756,480 941,221 2006 1.882,442 60,724 124,017 756,480 941,221 2007 1.882,442 60,724 124,017 756,480 941,357 2008* 1.882,442 60,000 117,275 796,056 909,111
Sumber Keterangan
Pada tahun 2008 jumlah trayek yang ada di Kabupaten Sumedang tidak mengalami perubahan bila dilihat dari tahun sebelumnya yaitu sebanyak 64 trayek. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.37 dibawah ini.
Hal 2 39
Uraian
Jumlah Kendaraan 2007 50 598 1.028 87 448 2.211 2008* 50 598 1.028 87 448 2.211
2.5.4 Telekomunikasi dan Informasi Penggunaan jaringan komunikasi di Kabupaten Sumedang khususnya sambungan telepon telah tersebar di seluruh wilayah kecamatan. Jumlah sambungan yang ada telah mencapai 7.256 buah sambungan telepon yang dihubungkan ke pusat-pusat pemukiman, perdagangan, kawasan-kawasan industri serta tempat-tempat pariwisata. Realisasi produksi kegiatan PT. Pos Indonesia pada tahun 2008 mencapai 710.547 pucuk baik surat, paket dan wesel. Untuk kegiatan transaksi mencapai 97.720 transaksi baik berupa tabungan maupun pembayaran pensiunan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.38 Realisasi Produksi Kegiatan PT. Pos Indonesia Cabang Kabupaten Sumedang Tahun 2005-2008
No. 1 2 3 4 Tahun 2005 2006 2007 2008* Pucuk 549.555 591.297 650.922 710.547 Transaksi 119.398 95.627 96.673 97.720
Hal 2 40
2.5.5 Pengairan/Keirigasian Penanganan rangka pengembangan kegiatan pengairan/keirigasian infrastuktur yang irigasi difokuskan diarahkan yang dalam mengembangkan agribisnis mendukung Pemeliharaan,
kepada
Perbaikan, Rehabilitasi serta Peningkatan. Perbaikan prasarana pengairan berupa jaringan irigasi dan persungaian yang telah ditangani sepanjang Tahun 2004 - 2008 dapat dilihat pada tabel 2.39 berikut : Tabel 2.39 Perkembangan Irigasi yang Tertangani di Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008
No. 1 2 3 4 5 Jenis Irigasi Irigasi Teknis Irigasi Semi Teknis Irigasi Sederhana Irigasi Pedesaan Irigasi Tadah Hujan Jumlah Prasarana Keseluruhan Tahun 2004 1 9 19 67 96 2005 6 10 43 59 2006 1 8 9 28 46 2007 1 2 53 56 2008*) 1 5 8 60 74
4
15 41 585 107
Penyediaan air irigasi mengalami penurunan sebagai akibat rendahnya kualitas operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi, sehingga banyak jaringan irigasi dalam kondisi rusak, terutama sangat dirasakan pada daerah-daerah penghasil beras. Infrastruktur pengendalian daya rusak air terutama untuk pengendalian banjir juga masih belum memadai akibatnya di beberapa wilayah, bencana banjir menghambat kegiatan ekonomi dan menimbulkan kerusakan baik di permukiman maupun di lokasi kegiatan ekonomi masyarakat. Adapun mengenai gambaran dampak pembangunan prasarana irigasi terhadap perkembangan areal yang terairi dapat dilihat pada tabel 2.40 berikut :
Hal 2 41
Tabel 2.40 Dampak Pembangunan Prasarana Irigasi Terhadap Perkembangan Areal yang Terairi di Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008
No 1 2 Jenis Irigasi
Irigasi Teknis Irigasi Semi Teknis 3 Irigasi Sederhana 672 926 4 Irigasi Pedesaan 7.650 2.374 5 Irigasi Tadah Hujan Jumlah 11.033 4.519 Sumber : Dinas PU Kabupaten Sumedang Keterangan : *) = Angka Sementara
Area yang Terairi 2005 2006 2007 304 1.219 1.167 1.467 2.196 3.363 2.644 4.415
5.240
2.5.6 Drainase Sistem drainase merupakan sistem pengaliran air hujan yang terdiri dari dua macam sistem, yakni sistem drainase melaiui sungai-sungai atau saluran sekunder disebut juga sistem drainase makro serta sistem yang melalui saluran-saluran lingkungan disebut sistem drainase mikro. Kabupaten Sumedang pada umumnya menggunakan sistem drainase alami atau makro. Hal ini terjadi karena wilayah ini dialiri beberapa sungai dan anak sungai yang termasuk ke dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarik, DAS Cipeles, DAS Cipunagara, DAS Cipelang, DAS Cimanuk Hilir dan DAS Cilutung. Untuk sistem drainase mikro di Kabupaten Sumedang, pada umumnya mengikuti kemiringan tanah, sehingga memudahkan pengaliran aliran air hujan sampai ke badan air penerima. Sistem ini dipergunakan untuk kawasan perkotaan seperti di Kota Sumedang, Cimalaka, Tanjungsari, Jatinangor, Wado dan beberapa ibukota Kecamatan lainnya. Saluran drainase ini akan mengikuti pola jaringan jalan yang ada dan berakhir di sungai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.3 di bawah ini.
Hal 2 42
2.5.7 Air Bersih Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya seperti minum/memasak, mandi, mencuci dan lain sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih tersebut, penduduk Kabupaten Sumedang saat ini dilayani beberapa sumber air bersih seperti PAM, sumur gali dan sumur pompa. Gambar 2.4 Rencana Sistem Penyedian Air Minum
Hal 2 43
Produksi air bersih pada tahun 2007 sebesar 7.401.039 m3, sedangkan terjual sebesar 5.212.643 m3. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.41 di bawah ini. Tabel 2.41 Produksi Air Bersih dan Terjual di Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008
No. 1 2 3 4 5 Tahun 2004 2005 2006 2007 2008*
)
2.5.8 Air Limbah Jenis limbah yang terdapat di Kabupaten Sumedang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu limbah domestik dan limbah non domestik. Limbah domestik merupakan limbah hasil buangan rumah tangga dari kegiatan mandi, cuci dan kakus. Sedangkan limbah non domestik merupakan limbah yang dihasilkan dari kegiatan non rumah tangga seperti limbah cair buangan pabrik/industri, limbah penggilingan padi, limbah ternak dan sebagainya. Sistem pembuangan limbah domestik di wilayah Kabupaten Sumedang selain menggunakan jamban keluarga berupa septic tank/cubluk juga dimanfaatkan pula sungai dan Kolam dan pembuangan langsung ke saluran drainase yang ada. Hal ini umumnya terdapat di wilayah kota dan di sekitar jalur jalan utama yang terdapat saluran drainase. Untuk lebih jelasnya mengenai jaringan air limbah dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Hal 2 44
Persentase keluarga yang memiliki sarana pembuangan air limbah domestik yang memenuhi syarat kesehatan dapat dilihat pada Tabel 2.42 Tabel 2.42 Persentase Keluarga yang Memiliki Sarana Pembuangan Air Limbah Domestik yang Memenuhi Syarat Kesehatan Tahun 2004 2008
No. 1 2 Jenis Sarana Jamban Keluarga SPAL Persentase Sarana yang Memenuhi Syarat Kesehatan 2004 59,59 40,60 2005 63,02 41,070 2006 61,80 39,40 2007 64,37 39,77 2008 67,50 40,00
2.5.9 Energi Banyaknya daya tersambung di Kabupaten Sumedang tahun 2008 sebesar 323.509,19 kVA yang dirinci menurut sektor pelanggan yaitu sektor rumah tangga sebesar 11.393,94 kVA, sekor bisnis sebesar 174.242,55 kVA, sektor publik sebesar 2.520,76 kVA, sektor industri sebesar 126.491,39 kVA dan sektor sosial sebesar 8.860,55 kVA. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.43 dibawah ini.
Hal 2 45
Tabel 2.43 Banyaknya Daya Tersambung Menurut Sektor Pelanggan (kVA) di Kabupaten Sumedang Tahun 2005-2008
Sektor Pelanggan No. 1 2 3 4 Tahun 2005 2006 2007 2008* Rumah Tangga 120.139,00 10.228,70 10.811,32 11.393,94 Bisnis 9.764,00 162.486,30 168.364,42 174.242,55 Publik 1.931,00 2.400,00 2.460,38 2.520,76 Industri 4.637,00 125.818,65 126.155,02 126.491,39 Sosial 4.080,00 8.182,15 8.521,35 8.860,55
Pemberian pelayanan kepada masyarakat untuk meningkatkan aktivitas perekonomian serta menciptakan keamanan dan kenyamanan lingkungan antara lain melalui pemasangan jaringan listrik untuk penerangan jalan umum dan listrik masyarkat (LISMAS) pedesaan. Pemasangan jaringan listrik lebih diprioritaskan pada penerangan jalan umum (PJU) di titik-titik rawan yang pada tahun 2006 berjumlah 315 titik PJU. Untuk pemasangan listrik masyarakat (LISMAS) pedesaan terpasang di 10 desa pada tahun 2006. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.44 Pelayanan Jaringan Listrik di Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008
No. 1 2 3 4 5 Tahun 2004 2005 2006 2007 2008* PJU (Titik) 23 87 315 20 100 LisMas (Desa) 10 16 10 8 9
Sumber :Dinas Kehutanan, Pertambangan dan Energi Kab. Sumedang Keterangan : *) = Angka Sementara
Hal 2 46
2.6 Kondisi Pemerintahan Umum 2.6.1 Pelayanan Catatan Sipil Pelayanan yang berkaitan dengan pengaturan kependudukan yaitu NIK, KK, KTP serta pelayanan yang berhubungan dengan catatan sipil seperti akta kelahiran, akta kematian, akta perkawinan, akta penyerahan anak dan akta lainnya. Jumlah cakupan layanan pendaftaran penduduk dan catatan sipil tahun 2006 terdiri dari NIK berjumlah 67.258 buah, KK berjumlah 87.257 buah, KTP berjumlah 286.753 buah dan akta-akta pencatatan sipil berjumlah 38.378 akta pencatatn sipil. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.45 dibawah ini. Tabel 2.45 Pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Catatan Sipil di Kabupaten Sumedang Tahun 2006 - 2008
No 1 2 3 4 Jenis Pelayanan Nomor Induk Kependudukan (NIK) Kartu Keluarga (KK) Kartu Tanda Penduduk (KTP) Akta-akta Pencatatan Sipil Sumber Keterangan Gratis 67.258 85.300 281.766 35.762 2006 Bayar 1.957 4.987 2.616 Jumlah 67.258 87.257 286.753 38.378 Gratis 1.078.755 64.902 202.904 21.810 2007 Bayar 6.121 5.429 3.905 Jumlah 1.078.755 70.840 208.333 25.715 2008*) Gratis Bayar Jumlah 79.868 79.868 64.252 200.875 21.592 7.269 9.350 4637 71.521 210.225 26.229
2.6.2 Perijinan Sejak Juni 2007 dilaksakanlah kegiatan unit PPTSP (Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu) sebagai salah satu bentuk kepedulian Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang terhadap penyederhanaan pelayanan perijinan kepada masyarakat, sehingga pelayanan yang diberikan menjadi jauh lebih cepat, tepat dan mudah. Adapun perijinan yang dikeluarkan oleh unit PPTS diantaranya IPPT (Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah), IMB (Ijin Mendirikan Bangunan), IUJK (Ijin Usah Jasa Konstruksi), Ijin Kebudayaan dan Usaha Kepariwisataan,
Hal 2 47
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Swasta, Ijin Gangguan (Ho), Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), Izin Pengambilan dan Pemanfaatan Air Tanah, Ijin Usaha Pertambangan Bahan Galian Golongan C dan Trayek. 2.6.3 Aparatur Pemerintahan Jumlah Pegawai Negeri Sipil Struktural lingkup Pemda di Kabupaten Sumedang tahun 2007 sebanyak 3.242 orang, golongan IV sebanyak 135 orang, golongan III sebanyak 1.757 orang, golongan II sebanyak 1.236 orang dan golongan I sebanyak 114 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.46 dibawah ini. Tabel 2.46 Jumlah PNS Struktural Lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2007
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Dinas/Instansi Sekretariat Daerah Sekretariat DPRD Dinas Pendidikan Dinas Kesehatan Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura & Perkebunan Dinas Peternakan dan Perikanan Dinas Pajak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Dinas PU Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Dinas Perindustrian, perdagangan dan Investasi Dinas Kehutanan, Sumberdaya Mineral dan Energi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Perhubungan dan Telematika Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Dinas Kependudukan, KB dan Catatan Sipil Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Badan Keuangan Daerah Badan Kesatuan Bangsa IV 13 5 13 8 4 4 3 5 6 6 5 5 5 5 6 6 4 6 3 5 Golongan III II 125 46 18 15 440 646 138 120 117 50 31 23 150 26 47 80 50 37 46 46 31 40 42 16 26 22 10 13 103 11 15 22 11 32 4 12 14 7 12 3 I 1 1 69 2 0 0 1 1 25 0 4 1 0 1 0 1 1 0 0 0 Jumlah 185 39 1.168 268 147 76 45 42 284 43 71 108 66 75 56 65 50 53 57 24 Hal 2 48
Izin
No. 21 22 23 24 25 26 27 28
Dinas/Instansi Badan Lingkungan Hidup Inspektorat Kabupaten Kantor Penyuluhan Pertanian, Kehutanan dan Ketahanan Pangan Kantor Pemuda dan Olahraga Kantor Komunikasi dan Informasi Kantor Satuan Pamong Praja RSUD Akademi Keperawatan Jumlah
IV 4 5 1 3 1 0 2 2 135
I 3 0 0 0 0 0 3 0 114
Jumlah
Pegawai Negeri
Sipil Fungsional
lingkup
Pemda di
Kabupaten Sumedang tahun 2007 sebanyak 17.990 orang, golongan IV sebanyak 4.340 orang, golongan III sebanyak 4.021 orang, golongan II sebanyak 649 orang dan golongan I sebanyak 8.980 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.47 dibawah ini. Tabel 2.47 Jumlah PNS Fungsional Lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2007
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Dinas/Instansi Sekretariat Daerah Dinas Pendidikan Dinas Kesehatan Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura & Perkebunan Dinas PU Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Dinas Kehutanan, Sumberdaya Mineral dan Energi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Perhubungan dan Telematika Dinas Kependudukan, KB dan Catatan Sipil Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah Inspektorat Kabupaten Kantor Penyuluhan Pertanian, Kehutanan dan Ketahanan Pangan RSUD Akademi Keperawatan IV 0 4.286 5 0 0 0 0 0 0 0 0 1 20 28 0 4.340 Golongan III II 3 3.243 333 2 1 2 2 19 3 99 1 14 137 148 14 4.021 0 382 139 0 0 0 0 0 1 1 0 0 34 92 0 649 I 3 7.911 447 2 1 2 2 19 4 100 1 15 191 268 14 8.980 Jumlah 6 15.822 924 4 2 4 4 38 8 200 2 30 382 536 28 17.990
Jumlah Sumber: BPS Kab. Sumedang, 2007 RPJMDKabupaten Sumedang Tahun 2009-2013
Hal 2 49
Jumlah Pegawai Negeri Sipil lingkup Pemda di Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Sumedang tahun 2007 sebanyak 516 orang, golongan IV sebanyak 4 orang, golongan III sebanyak 376 orang, golongan II sebanyak 143 orang dan golongan I sebanyak 7 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.48 dibawah ini. Tabel 2.48 Jumlah PNS lingkup Pemerintah Daerah di Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Sumedang
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Kecamatan IV 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 Golongan III II 18 17 19 20 16 18 15 21 14 15 13 11 12 15 13 11 12 13 15 12 16 14 14 10 13 9 52 376 3 7 7 4 9 6 4 5 2 5 7 7 2 5 2 3 5 5 4 12 0 4 8 4 6 3 14 143 I 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 3 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 7 Jumlah 22 26 26 24 25 25 19 27 16 20 21 18 14 23 15 14 18 18 20 24 16 18 22 14 19 12 66 516
Jatinangor Cimanggung Tanjungsari Sukasari Pamulihan Rancakalong Sumedang Selatan Sumedang Utara Ganeas Situraja Cisitu Darmaraja Cibugel Wado Jatinunggal Jatigede Tomo Ujungjaya Paseh Conggeang Cimalaka Cisarua Tanjungkerta Tanjungmedar Buahdua Surian Kelurahan Jumlah Sumber: BPS Kab. Sumedang
Jumlah Desa dan Kelurahan di Kabupaten Sumedang sebanyak 279 desa/Kelurahan yang tersebar di 26 Kecamatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.49 dibawah ini.
RPJMDKabupaten Sumedang Tahun 2009-2013
Hal 2 50
Tabel 2.49 Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumedang Tahun 2008
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Kecamatan Jatinangor Cimanggung Tanjungsari Sukasari Rancakalong Pamulihan Sumedang Selatan Sumedang Utara Ganeas Situraja Cisitu Darmaraja Cibugel Wado Jatinunggal Jatigede Tomo Ujungjaya Conggeang Paseh Cimalaka Cisarua Tanjungkerta Tanjungmedar Buahdua Surian Desa 12 11 12 7 10 11 10 10 7 14 10 16 7 11 9 12 9 9 12 10 14 7 11 9 14 8 272 7 4 3 Kelurahan
2.7 Isu Strategis Isu strategis merupakan permasalahan yang berkaitan dengan fenomena atau belum dapat diselesaikan pada periode lima tahun sebelumnya dan memiliki dampak jangka panjang bagi keberlanjutan pelaksanaan pembangunan, sehingga perlu diatasi secara bertahap. Isu strategis pembangunan daerah:
RPJMDKabupaten Sumedang Tahun 2009-2013
Hal 2 51
1. Kualitas pelayanan umum pemerintahan masih dirasakan kurang memuaskan bagi sebagian besar masyarakat Kabupaten Sumedang, seperti pendidikan, kesehatan, kependudukan, dan perizinan yang bertumpu pada perilaku aparatur dan dukungan sarana. 2. Kompetensi dan daya saing penduduk usia produktif/angkatan kerja di Kabupaten Sumedang masih dirasakan kurang memenuhi harapan dunia usaha, sehingga peluang kerja dan peluang usaha kurang termanfaatkan secara optimal. Hal ini sangat berkaitan dengan kesempatan mendapatkan pendidikan yang berkualitas. 3. Pertumbuhan ekonomi yang relatif lambat mengakibatkan sektor riil kurang mampu berkembang dan memberikan pendapatan secara merata kepada segenap masyarakat. Hal ini menyebabkan masih terdapatnya masyarakat Kabupaten Sumedang berada di bawah garis kemiskinan. 4. Kondisi lingkungan hidup yang cenderung semakin memprihatinkan sebagai akibat eksploitasi dan perilaku manusia yang tidak terkendali. Hal ini terjadi karena tidak terintegrasinya aktivitas perlindungan fungsi lingkungan hidup dengan pemanfaatan sumberdaya alam untuk kepentingan ekonomi. 5. Terjadinya kesenjangan pertumbuhan antar wilayah yang masih sangat dirasakan, terutama antara daerah perkotaan dengan perdesaan, demikian pula antar wilayah kecamatan. ekonomi. Ketimpangan
Hal 2 52
BAB
Beberapa
isu
strategis
yang
terkait
dengan
pelaksanaan
pembangunan di wilayah Kabupaten Sumedang antara lain : peningkatan kualitas pelayanan publik, peningkatan sumberdaya manusia (SDM), peningkatan laju pertumbuhan ekonomi, peningkatan kondisi lingkungan hidup, dan pemerataan wilayah pembangunan. Hal tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi bagi kepemimpinan Kepala Daerah Kabupaten Sumedang terpilih periode 2008-2013 dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya menjadi lebih baik. Berdasarkan kondisi saat ini maupun tantangan dan peluang yang akan dihadapi pada lima tahun kedepan, maka harus disusun sebuah agenda dan prioritas pembangunan bagi Pemerintah Kabupaten Sumedang, agar tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dapat terukur dan terkendali. Dengan demikian, visi dan misi Kepala Daerah terpilih harus mengakomodir hal tersebut yang selanjutnya akan dijabarkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sumedang 2009-2013, yang akan dijadikan pedoman bagi setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra) dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan di Kabupaten Sumedang dalam kurun waktu tahun 2009 - 2013. 3.1. Visi Daerah Berdasarkan kondisi saat ini dan tantangan yang akan dihadapi dalam 20 tahun mendatang serta dengan mempertimbangkan modal dasar yang dimiliki dan berbagai masukan dari berbagai pihak pada saat proses penyusunan RPJPD, maka visi pembangunan Kabupaten
Hal 3 1
Sumedang
Tahun
2005-2025
adalah
KABUPATEN
SUMEDANG
SEJAHTERA, AGAMIS, DAN DEMOKRATIS PADA TAHUN 2025. Visi tersebut dapat diringkas menjadi SUMEDANG SEHATI, yang diartikan sebagai kabupaten yang makin kokoh dan berdaya juang tinggi dalam membangun daerahnya dengan dilandasi orientasi masyarakat berupa: 1. Perilaku yang berpegang pada prinsip sauyunan, sareundeuk saigel, sabobot sapihanean. Maknanya adalah dalam lingkungan kehidupan berpemerintahan dan bermasyarakat, senantiasa mengedepankan kepuasan dalam layanan pemerintahan dan pembangunan diberbagai bidang melalui pola kemitraan, permusyawarahan, transparansi, saling percaya serta senantiasa proporsional dalam mendistribusikan hak dan kewajiban diantara stakeholders pemerintahan guna mewujudkan kemajuan pembangunan daerah yang dikehendaki masyarakat daerah. 2. Masyarakat yang telah mengedepankan nilai-nilai kesetiakawanan sosial dalam mengelola permasalahan dan kebutuhan masyarakat daerah. 3. Masyarakat yang makin kokoh dalam mewujudkan tanggungjawab untuk meredistribusikan kemakmuran daerah, antara kelompok ekonomi lemah (kaum dhuafa) atau miskin secara materi namun potensial untuk menopang kemajuan kelompok ekonomi kuat (kaum agnia) yang terus menunjukkan kesetiakawanan sosio-ekonominya untuk mengarahkan kaum ekonomi lemah menjadi produktif. 4. Meningkatnya pelayanan publik. Kabupaten Sumedang yang sejahtera ditandai dengan kondisi kehidupan masyarakat Sumedang yang memenuhi standar kelayakan dalam pemenuhan kebutuhan dibidang pendidikan, kesehatan dan bermatapencaharian layak serta jaminan keamanan dengan senantiasa mempertimbangkan berkelanjutan. kelestarian daya dukung lingkungan yang
Hal 3 2
Kondisi ideal di bidang pendidikan ditunjukkan dari: 1. Meningkatnya tingkat pendidikan formal masyarakat yang dilihat dari target pendidikan dasar telah tuntas dan memasuki tahapan pendidikan menengah. 2. Terwujudnya sistem penyelenggaraan pendidikan di daerah yang berkualitas dan menjangkau seluruh masyarakat yang makin mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. 3. Meningkatnya penguasaan keterampilan, ilmu pengetahuan dan teknologi serta mampu mengimplementasikan dalam perikehidupan masyarakat daerah yang makin produktif. 4. Terwujudnya pendidikan yang berdayaguna dan berhasilguna untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kondisi ideal di bidang kesehatan ditunjukkan dari: 1. Terciptanya kondisi lingkungan sehat sesuai standar kesehatan kehidupan individu, keluarga dan masyarakat dengan mempertimbangkan kearifan lokal dan sosial. 2. Terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang tinggi dengan tidak memilahkan lokasi perdesaan dan perkotaan. 3. Terwujudnya sistem pelayanan kesehatan masyarakat yang berkeadilan dan berdaya saing. 4. Terwujudnya stabilitas kehidupan sosial yang mendukung terciptanya perikehidupan masyarakat daerah yang tercermin dalam perilaku silih asah, silih asih dan silih asuh. 5. Terwujudnya keluarga sebagai basis persemaian nilai-nilai budaya, pendidikan dan kesehatan. Kondisi ideal di
bidang
mata
pencaharian
layak
dan
2. Makin kokohnya perekonomian daerah yang berdaya saing secara regional, nasional dan internasional, berbasis pada upaya mengembangkan keunggulan komparatif, kompetitif dan kooperatif dalam mendayagunakan potensi agribisnis, pariwisata dan industri. 3. Meningkatnya akses yang lebih berkeadilan terhadap sumberdaya ekonomi bagi seluruh masyarakat Sumedang. 4. Terjaminnya ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat Sumedang dengan tingkat harga yang dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. 5. Meningkatnya perlindungan dan regulasi pemerintah terhadap pelaku sosio ekonomi daerah dalam mendukung iklim investasi yang kondusif. 6. Meningkatnya pendapatan dan daya beli masyarakat yang ditopang oleh makin produktifnya pendayagunaan potensi agribisnis, pariwisata dan industri daerah. 7. Meningkatnya Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Produk Domestik Regional Bruto yang berdampak terhadap penurunan kemiskinan. 8. Meningkatnya pendayagunaan dan pemanfaatan potensi agribisnis, pariwisata dan industri daerah yang selaras dengan kearifan sosial. 9. Meningkatnya ketersediaan dan kontribusi infrastruktur perekonomian daerah serta air infrastruktur yang handal transportasi, dan sejalan energi, dengan komunikasi, kebutuhan sumberdaya
pembangunan skala regional dan nasional. 10. Meningkatnya partisipasi dan kemitraan dunia usaha serta masyarakat dalam penyediaan dan pembangunan infrastruktur daerah yang memadai. 11. Terwujudnya pembangunan pemeliharaan infrastruktur yang sejalan dengan keseimbangan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. 12. Terwujudnya keseimbangan pemanfaatan ruang yang serasi dan berkelanjutan antara kawasan lindung dan budidaya serta antara kawasan perkotaan dan perdesaan.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013 Hal 3 4
13. Meningkatnya penyediaan lapangan pekerjaan dan pendayagunaan tenaga kerja yang berkualitas dan berdaya saing secara berkesinambungan berbasis pada keunggulan potensi daerah guna mendukung pembangunan. Kabupaten Sumedang yang agamis ditandai dengan kondisi lingkungan kehidupan sosial yang makin dijiwai oleh keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa sesuai keyakinan masyarakat yang diakui dalam sistem keagamaan nasional, kondisi ideal kehidupan agamis ditunjukkan dari: 1. Meningkatnya jatidiri dan karakter masyarakat yang makin beriman dan bertakwa dalam keragaman keyakinan beragama dan beribadat yang dijamin kelangsungannya oleh pemerintah. 2. Menguatnya kemitraan dan tanggungjawab dalam pembangunan pendidikan keagamaan serta sarana dan prasarana keagamaan di daerah. 3. Menguatnya kesalehan sosial masyarakat dan aparatur pemerintah serta memperkokoh silaturahmi antar dan inter umat beragama untuk menguatkan pengamalan agama dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kabupaten Sumedang yang
lingkungan kehidupan berpemerintahan dan bermasyarakat yang makin dijiwai oleh supremasi dan kesadaran hukum, tata kelola penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan baik, partisipasi masyarakat berlandaskan kesetaraan gender yang makin dewasa dalam proses penetapan dan penyelenggaraan kebijakan pemerintahan dan pembangunan daerah serta pewarisan nilai-nilai kejuangan bangsa dan kearifan lokal masyarakat. Kondisi ideal kehidupan demokratis ditunjukkan dari: 1. Terwujudnya penyelenggaraan akuntabilitas Pemerintahan Daerah dan penyelenggaraan otonomi daerah serta tugas pembantuan yang proporsional.
Hal 3 5
2. Meningkatnya aksesibilitas, transparansi, pengawasan masyarakat dalam penyusunan kebijakan Pemerintah Daerah. 3. Meningkatnya penyelenggaraan pelayanan masyarakat yang makin efisien dan efektif serta peningkatan pelayanan prima pada setiap unit kerja di lingkungan Pemerintah Daerah. 4. Meningkatnya profesionalisme aparatur dan efisiensi birokrasi dalam kerangka reformasi birokrasi yang makin mantap. 5. Terwujudnya kemitraan yang serasi antara legislatif dengan eksekutif. 6. Terselenggaranya otonomi desa yang makin efektif. 7. Terwujudnya ketentraman dan ketertiban masyarakat yang lebih baik. 3.2. Misi Daerah Upaya perwujudan visi pembangunan jangka panjang Kabupaten Sumedang 2005-2025 tersebut akan dicapai melalui 5 (lima) misi pembangunan sebagai berikut: 1. Misi Pertama, Mewujudkan Masyarakat Madani yang Berpendidikan, Berbudaya dan Berpola Hidup Sehat, adalah membangun masyarakat Sumedang yang berbudaya mulia dan mandiri yang memiliki akses terhadap pendidikan formal yang berkualitas, dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, dengan mendorong kesetaraan gender, memiliki tingkat pendidikan dan kompetensi yang didasari ilmu pengetahuan dan teknologi berdaya saing, mengutamakan pola hidup sehat sejahtera secara jasmani, rohani dan sosial, sehingga berada dalam kondisi stabil yang mendukung terciptanya kehidupan masyarakat yang dilandasi kearifan lokal, kesalehan sosial dengan mencerminkan pola perilaku silih asah, silih asih, silih asuh, akhirnya tercipta keluarga yang dapat menjadi tempat persemaian nilai budaya, pendidikan dan kesehatan. 2. Misi Kedua, Mewujudkan Perekonomian Daerah yang Tangguh dan Berkelanjutan yang Berbasis pada Agribisnis, Pariwisata dan Industri, adalah mengembangkan dan memperkuat keterkaitan
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013 Hal 3 6
antar sektor perekonomian daerah yang berdaya saing secara regional dan internasional, dengan berbasis pada upaya mengembangkan keunggulan komparatif, kompetitif, dan kooperatif dalam mendayagunakan potensi sosio ekonomi lokal terutama dalam agribisnis, pariwisata dan industri yang mengindahkan kearifan budaya lokal dan kesinambungan lingkungan hidup. Perkembangan ekonomi daerah didukung oleh kerjasama antara domain kepemerintahan dalam penyediaan infrastruktur yang memadai, pemeliharaan pembangunan infrastruktur yang sejalan dengan keseimbangan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup, keseimbangan pemanfaatan ruang yang serasi antara kawasan lindung dan budidaya serta antara kawasan perkotaan dan perdesaan, penciptaan dan pendayagunaan tenaga kerja yang berkualitas dan berdayasaing serta perlindungan regulasi pemerintahan terhadap pelaku sosio ekonomi daerah guna mendukung penciptaan iklim investasi yang kondusif. 3. Misi Ketiga, Mewujudkan Masyarakat Daerah yang Berakhlak Mulia, yang Berlandaskan Keimanan dan Ketakwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang Makin Toleran Sesuai dengan Falsafah Pancasila, adalah meningkatnya jatidiri dan karakter masyarakat yang makin beriman dalam keragaman keyakinan beragama dan beribadat pendidikan yang dijamin kelangsungannya dan sarana oleh pemerintah, memperkuat kemitraan dan tanggung jawab dalam pembangunan keagamaan prasarana keagamaan di daerah, menguatnya kesalehan sosial masyarakat dan aparatur pemerintah serta memperkokoh silaturahmi antar umat beragama dan intern umat beragama untuk menguatkan pengamalan agama dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 4. Misi Keempat, Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, adalah mewujudkan penyelenggaraan akuntabilitas Pemerintahan Daerah dan penyelenggaraan otonomi daerah serta
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013 Hal 3 7
tugas pembantuan yang proporsional, meningkatkan aksesibilitas, transparansi, pengawasan masyarakat dalam penyusunan kebijakan Pemerintah Daerah, meningkatkan penyelenggaraan pelayanan masyarakat yang makin efisien dan efektif dan peningkatan pelayanan prima pada setiap unit kerja di lingkungan Pemerintah Daerah, meningkatkan profesionalisme aparatur dan efisiensi birokrasi dalam kerangka reformasi birokrasi yang makin mantap, mewujudkan kemitraan yang serasi otonomi antara desa legislatif yang dengan eksekutif, serta menyelenggarakan makin efektif,
mewujudkan ketentraman dan ketertiban masyarakat yang lebih baik. 5. Misi Kelima, Mewujudkan Masyarakat yang Demokratis dalam Kesetaraan Gender Berlandaskan Hukum dan Hak Asasi Manusia, adalah mewujudkan penyelenggaraan kelembagaan demokrasi daerah, baik pada suprastruktur maupun infrastruktur politik serta meningkatkan budaya hukum dan HAM, meningkatkan peran dan partisipasi masyarakat dalam penyusunan kebijakan, mewujudkan kemitraan dengan media dalam bentuk penyampaian kepentingan masyarakat daerah serta meningkatkan penegakan hukum secara adil dalam kesetaraan gender dan menghormati hak asasi manusia. 3.3. Visi Pemerintah Kabupaten Sumedang 2008-2013 Berdasarkan Gambaran umum, isu-isu strategis dan kondisi yang dihadapai Sumedang saat ini, serta memperhatikan Visi Daerah tersebut maka Visi Pembangunan Jangka Menengah Pemerintah Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013 adalah sebagai berikut: PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT SEBAGAI AKSELERASI PENCAPAIAN VISI SUMEDANG 2005-2025
Hal 3 8
Adapun
penjelasan
visi
jangka
menengah
Pemerintah
Kabupaten
Sumedang 2009-2013 adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan Kualitas Pelayanan adalah suatu kondisi peningkatan kualitas berbagai aspek penyelenggaraan pelayanan publik baik secara administratif maupun non administratif yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah bagi seluruh warga masyarakat Sumedang yang lebih memuaskan, berkeadilan, murah, terjangkau dan tepat waktu sesuai dengan kebutuhan guna mendukung terwujudnya kesejahteraan masyarakat. 2. Kesejahteraan Masyarakat adalah terwujudnya suatu kondisi kesejahteraan masyarakat melalui pemenuhan kebutuhan dasar dibidang pendidikan, kesehatan, dan peningkatan kehidupan yang layak bagi masyarakat, serta pemenuhan kebutuhan sarana prasarana infrastruktur daerah dalam mendorong aktivitas perekonomian daerah dalam rangka pembangunan berkelanjutan. 3. Akselerasi Pencapaian Visi Sumedang 2005-2025 adalah merupakan percepatan terwujudnya masyarakat Kabupaten Sumedang yang Sejahtera, Agamis dan Demokratis (Sumedang Sehati) pada tahun 2025 yang direalisasikan melalui tahapan dan skala prioritas pembangunan Pembangunan daerah Jangka 5 (lima) tahunan Daerah ke dalam Rencana Kabupaten Akselerasi Menengah (RPJMD)
pencapaian Visi Sumedang dimaksud dalam Visi ini, fokusnya lebih diarahkan pada prioritas tahapan RPJMD ke 2 untuk kurun waktu pelaksanaan tahun 2009-2013 dalam 1) 2) 3) RPJPD 2005-2025, sebagaimana yang telah ditetapkan dengan fokus pada 41 prioritas
Melanjutkan fokus pembangunan daerah pada RPJMD ke-1 yang dapat memperkuat capaian RPJMD ke-2.
Pengembangan pendidikan jalur non formal. Peningkatan perintisan penerapan wajar dikdas 12 tahun.
Hal 3 9
4) 5) 6) 7) 8) 9)
Peningkatan pemberian dukungan subsidi untuk siswa berprestasi pada perguruan tinggi . Pengembangan teknologi. Pengembangan pendidikan kejuruan. Pengembangan lembaga-lembaga Diklat/Balai Latihan Pengembangan jalur pendidikan non formal. Pemantapan sumber daya kesehatan yang makin setara dalam layanan kesehatan daerah perkotaan dan perdesaan . ibu, remaja dan perumahan dan Kerja. sarana dan prasarana pendidikan berbasis
10) Pemantapan dalam perlindungan kesehatan 11) Peningkatan mutu kesehatn lingkungan
anak dalam lingkungan rumah tangga dan sosialnya . pemukiman termasuk pengungsian, sanitasi dasar, dan sanitasi tempat-tempat umum, industri dan tempat-tempat lain yang dapat mempengaruhi kesehatan. 12) Peningkatan akses masyarakat (poor and vulnarable/ miskin dan rentan terhadap penyakit) terhadap pelayanan kesehatan dasar, rujukan dan khusus, termasuk kedaruratan medik yang berkualitas. 13) Peningkatan surveilans (pengamatan) penyakit dan Kejadian Luar Biasa (KLB) serta Bencana. 14) Pengembangan sistem pelayanan kesehatan. 15) Pengembangan sistem pembiayaan kesehatan. 16) Pengembangan Tanaman Obat, Obat Tradisional dan Pengobatan Tradisional. 17) Pengembangan kearifan budaya daerah sebagai landasan moral dan etika dalam kehidupan masyarakat. 18) Pemeliharaan dan pemantapan penanaman nilai-nilai luhur dalam proses pendidikan pada setiap jenjang dan jalur pendidikan untuk membangun masyarakat madani.
Hal 3 10
19) Peningkatan advokasi dan sosialisasi untuk mengembangkan budaya daerah yang inovatif. 20) Pengembangan dan penyelarasan budaya baru hasil akulturasi untuk mengantisipasi perubahan zaman. 21) Penguatan usaha perekonomian mikro, kecil dan menengah di daerah. 22) Peningkatan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) yang berkualitas disertai perbaikan dalam distribusi pendapatan antar wilayah. 23) Pemantapan sinergisitas antara Industi Besar dengan Industri Kecil Menengah masing skala usaha 24) Pemantapan infrastruktur ekonomi dan sosial pada daerah daerah yang dijadikan sentra pengembangan industri manufaktur dan perdagangan daerah serta sektor jasa lainnya. 25) Penguatan dalam fasilitasi kelembagaan-kelembagaan keuangan yang menopang aktivitas usaha mikro dan kecil serta akses pelaku usaha terhadapnya . 26) Pemantapan dalam pengendalian tata ruang daerah yang makin sinergi dengan tata ruang regional . 27) Peningkatan infrastruktur jalan dan irigasi serta perintisan pembangunan 28) Penataan beureum benget dalam daerah rangka untuk menunjang menopang pembangunan wilayah moda transportasi pembangunan antar wilayah . 29) Peningkatan fasilitasi dalam penyediaan sarana energi tepat guna untuk perdesaan. 30) Penguataan dalam pengelolaan upaya-upaya pelestarian kekayaan plasma nutfah sumber daya hayati daerah . 31) Peningkatan perintisan penerapan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) (IKM) sehingga tercipta penguatan masing-
Hal 3 11
32) Peningkatan fasilitasi keberdayaan organisasi kemasyarakatan dan lembaga sosial penopang kehidupan masyarakat madani didaerah. 33) Peningkatan kerjasama antar daerah. 34) Penguatan pelayanan publik dengan berbasis SPM 35) Melanjutkan ketersediaan rencana tata ruang kecamatan dan kawasan strategis kabupaten, propinsi dan nasional (antara lain kawasan perguruan tinggi Jatinangor, kawasan waduk Jatigede, kawasan industri dan kawasan koridor jalan tol) termasuk kawasan perbatasan dengan kabupaten tetangga, merevisi rencana tata ruang yang telah ada, serta pengendalian pemanfaatan ruang yang diikuti dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. 36) Peningkatan penegasan batas daerah. 37) Pengembangan eksekutif. 38) Pemantapan reformasi, membangun jatidiri dan kreatifitas birokrasi daerah melalui penyempurnaaan sistem remunarasi, sistem karier dan besaran jumlah pegawai . 39) Mempertahankan dan pemantapan ketahanan mental ideologi Pancasila bagi seluruh warga masyarakat melalui pendidikan, kegiatan, pembinaan dan pengembangan serta pengawasan. 40) Pemantapan dalam pewarisan nilai-nilai kejuangan bangsa . 41) Pemantapan konsolidasi dan dukungan fasilitasi pelaksanaan Pemilu 2009 dan 2014. kemitraan sejajar antara legislatif dengan
Hal 3 12
Konsep akselerasi sebagaimana tersebut diatas dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 3.1 Konsep Akselerasi
OPERASIONALISASI
VISI SUMEDANG SEHATI 2005-2025 RPJMD KE- 1 2005-2008
5 MISI
AKSELERASI
TERCAPAIANNYA SASARAN
Ke- 41 (empat puluh satu) fokus prioritas pembangunan tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam 4 Misi Pemerintah Daerah sebagai operasionalisasi Visi Pemerintah Daerah. Empat Misi Pemerintah Daerah dimaksud diharapkan dapat menjadi langkah implementasi yang strategis untuk mencapai sasaran prioritas pembangunan pada RPJMD tahap ke -2 Pemerintah Kabupaten Sumedang untuk kurun waktu 2009-2013. 3.4. Misi Pemerintah Kabupaten Sumedang 2009-2013 Dalam dirumuskan sebagai berikut: 1. Mewujudkan kualitas SDM aparatur dan masyarakat yang berakhlak mulia, beretika, bermoral baik yang berlandaskan keimanan dan ketakwaan Kepada Tuhan YME.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013 Hal 3 13
2. Mewujudkan kualitas menejemen pemerintahan daerah yang semakin baik. 3. Mewujudkan ketahanan pangan dan perekonomian daerah yang tangguh yang bertumpu pada potensi sumberdaya daerah secara berkelanjutan. 4. Mewujudkan tata kelola lingkungan dan manajemen bencana yang semakin baik. Kebijakan dan sasaran yang ingin dicapai dari masing-masing misi tersebut adalah sebagai berikut: Misi-1: Mewujudkan kualitas SDM aparatur dan masyarakat yang berakhlak mulia, beretika, bermoral baik yang berlandaskan keimanan dan ketakwaan Kepada Tuhan YME Kebijakan dan sasaran yang hendak dicapai dalam misi-1 adalah sebagai berikut:
Hal 3 14
b) Meningkatnya ketersediaan SDM, tenaga kerja yang memenuhi standar kompetensi dan wirausahawan c) Meningkatnya kesejahteraan petani, buruh dan masyarakat miskin lainnya Misi-2: Mewujudkan kualitas menejemen pemerintahan daerah yang semakin baik Kebijakan dan sasaran yang hendak dicapai dalam misi-2 adalah sebagai berikut:
b) Meningkatnya produksi dan stok kedele. c) Meningkatnya produksi dan stok pangan hewani. d) Tertatanya distribusi dan perdagangan beras, kedelai dan bahan pokok lainnya. e) Meningkatnya pengelolaan pasca panen dan pengendalian hama penyakit. f) Terkendalinya alih fungsi lahan pertanian. g) Meningkatnya pertanian. h) Meningkatnya keanekaragaman produk pangan daerah. penyediaan sarana prasarana dan infrastruktur
a) Meningkatnya kesiapan dini (early warning system) dan mitigasi bencana. b) Berkurangnya resiko kejadian bencana di wilayah Sumedang. c) Meningkatnya penanganan kejadian bencana/wabah dan evakuasi secara cepat dan tepat. d) Meningkatnya pemahaman dan kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana alam dan bencana sosial lainnya.
Kebijakan 7:
daerah, dengan sasaran: a) Meningkatnya pelestarian lingkungan dan Pengelolaan Kawasan Lindung. b) Meningkatnya penanganan kerusakan dan pencemaran lingkungan. c) Meningkatnya lindung. kemitraan antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat dalam pelestarian lingkungan dan pengelolaan kawasan
Hal 3 17
h) Meningkatnya Fasilitas Sarana Prasarana Perhubungan. i) Meningkatnya sarana dan prasarana ke cipta karyaan.
Hal 3 18
BAB
Permasalahan,
tantangan
dan
peluang
pembangunan
yang
dihadapi dalam 5 (lima) tahun ke depan akan menentukan agenda, sasaran serta program pembangunan yang juga harus bersifat lintas koordinasi. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem perencanaan yang dapat memecahkan masalah yang lebih sistematis dan konsisten. Strategi adalah cara/aturan dan pedoman untuk mencapai tujuan dan sasaran. Stratregi diperlukan untuk memperjelas arah dan tujuan pencapaian program atau implementasinya. Strategi merupakan alat penghubung antara visi, misi, tujuan, sasaran dan arah kebijakan pembangunan. Pada bab ini akan diuraikan Strategi Pembangunan Daerah terdiri dari Analisis Kondisi Eksternal dan Internal, Kebijakan Pembangunan, Program Pembangunan, Kewilayahan. 4.1 Analisis Kondisi Eksternal dan Internal Dalam analisis strategi, dibutuhkan upaya pengenalan terhadap lingkungan internal maupun eksternal. Analisis lingkungan internal digunakan untuk menyusun peta masalah yang selama ini berkembang dan belum dapat dipecahkan, sedangkan analisis lingkunan eksternal adalah upaya untuk mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi di luar organisasi. Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebijakan
Hal 4 1
4.1.1 Permasalahan
1) Dalam Konteks Pembangunan Daerah a) Dari sisi Perencanaan; Aktivitas perencanaan pembangunan daerah masih belum memberikan arah dan pedoman yang lebih fokus dan optimal, dikarenakan:
Belum didukung oleh data yang akurat (aktual dan faktual). Kurangnya kapasitas SDM perencana yang profesional di daerah. Kurang didukung oleh proyeksi resources (sumber daya) yang memadai.
b)
Dari sisi implementasi; Masih menghadapi persoalan antara lain : Masalah dukungan terhadap aspek peningkatan kesejahteraan masyarakat. Masalah transparasi dan akuntabilitas pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka mencapai hasil kinerja yang diharapkan. Masalah keswadayaan dan partisipasi masyarakat serta control masyarakat yang masih lemah (memunculkan budaya baru ketergantungan masyarakat terhadap pemerintah, kreativitas dan daya juang yang menurun). Masalah penciptaan akses lapangan kerja dan akses ekonomi bagi masyarakat di daerah. Masalah penyelesaian ketimpangan pembangunan antar wilayah.
2) Dalam Konteks Bidang Pemerintahan dan Tata Ruang Persoalan yang cukup kompleks terutama dari sisi manajemen pemerintahan daerah yaitu:
Belum terbangunnya sistem dan mekanisme dalam mewujudkan prinsipprinsip pemerintahan yang baik (good governance). Reformasi birokrasi belum berjalan optimal (budaya, profesionalisme, mentalitas, disiplin dan etika kinerja, pelayanan dan sistem pengembangan karier, serta system reward and punishment). Masih lemahnya penegakan hukum (law enfocement). Masih rendahnya kualitas pelayanan publik.
Hal 4 2
Masih belum optimalnya konsistensi implementasi rencana tata ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang daerah. Terjadinya penurunan daya dukung dan kualitas lingkungan hidup. Peningkatan LPE yang tidak berbanding lurus dengan aspek peningkatan kesejahteraan masyarakat. Akses dan penciptaan lapangan kerja yang masih terbatas dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja yang tersedia. Masih tinginya angka penganguran dan angka kemiskinan daerah. Daya beli masyarakat yang masih rendah. Potensi pengembangan sumber daya ekonomi basis yang masih terbatas. Iklim investasi yang belum kodusif dalam menunjang aktivitas perekonomian daerah.
Intermediasi perbankan masih terbatas yang berdampak pada aktivitas ekonomi riil masyarakat. Masih rendahnya daya saing ekonomi daerah. Masih rendahnya kualitas penyediaan infrastruktur daerah dalam
Lambatnya penyelesaian sejumlah rencana pembangunan infrastruktur daerah strategis (Jalan Tol, Bendung Jatigede, RIPP, Jalan Lingkar Selatan, dsb) Masih lemahnya, investasi dalam bidang infrastruktur daerah Masih belum memadainya sebagian sarana prasarana infrastruktur pendidikan dasar. Masih terbatasnya aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan dasar (pendidikan, kesehatan dan pelayanan sosial lainnya). Tingginya angka kemiskinan dan angka pengangguran daerah. Masih tingginya angka penyakit menular dan penyakit degeneratif. Masih banyaknya penyandang masalah sosial, permasalahan kesejahteraan sosial lainnya dan narkoba.
Happy budaya daerah yang masih belum mampu menjadikan modal sosial
sebagai daya ungkit pembangunan budaya daerah.
Hal 4 3
Masih belum optimalnya pemberdayaan perempuan sebagai bagian integral pelaku pembangunan dan kesetaraan gender.
Masih belum mampu menjadi feed back bagi input perbaikan pencapaian target-target program yang telah ditetapkan. Masih belum memadainya fasilitas dan sarana prasarana yang memberikan dukungan terhadap aktivitas monitoring dan evaluasi yang efektif. Masih dipahami hanya sekedar untuk menggugurkan kewajiban perlunya setiap pelaksanaan aktifitas program dan kegiatan pembangunan untuk dilakukan monitoring dan evaluasi yang output hasilnya tanpa makna. Masih belum efektifnya Tim Koordinasi monev yang telah dibentuk. Masih kurang relevannya data dan informasi yang dibutuhkan sehingga tidak mampu memberikan perbaikan program serta input perencanaan tahun berikutnya.
Hal 4 4
2) Peluang (a) Adanya perdagangan bebas yang menjadi potensi pangsa pasar baru bagi komoditi unggulan Sumedang. (b) Rencana pembangunan jalan Tol CISUMDAWU yang menjadi peluang masuknya investasi di berbagai sektor. (c) Adanya SDM. (d) Rencana pembangunan Waduk Jatigede sebagai peluang potensi pengembangan agribisnis. (e) Adanya rencana pengembangan Kawasan Metropolitan Bandung. (f) Adanya rencana pembangunan bandara internasional di Majalengka. (g) Adanya rencana pembangunan pelabuhan laut internasional Cirebon. kawasan pendidikan tinggi Jatinangor sebagai pusat pengembangan IPTEK bagi pemanfaatan SDA dan peningkatan kapasitas
Hal 4 5
2) Ancaman (a) Membanjirnya berbagai produk dari daerah-daerah lain dan luar negeri yang berdampak pada menurunnya daya saing komoditas unggulan lokal, khususnya pada produk-produk pertanian dan barang konsumtif lainnya. (b) Tidak dibatasinya kran impor komoditas pertanian disertai pemberian subsidi nasional terhadap faktor-faktor produksi pertanian yang berdampak pada melemahnya fokus pengembangan agribisnis. (c) Dampak globalisasi dari sisi negatif akan memperlemah struktur kebudayaan daerah ke arah nilai-nilai di luar adat-istiadat lokal. (d) Belum mantapnya persepsi regulasi terhadap substansi kebijakan otonomi daerah antara pusat dan daerah. (e) Belum adanya kerjasama antar daerah yang berorientasi pada kepentingan bersama dalam meningkatkan hubungan dalam mencari berbagai solusi terhadap permasalahan bersama, terutama di daerah sekitar perbatasan
Visi, Misi, Kebijakan, Sasaran dengan Fungsi, Bidang dan Program Urusan Pemerintahan RPJMD Kabupaten Sumedang 2009-2013 dapat dilihat pada matrik Dibawah ini.
Hal 4 6
Matrik Keterkaitan Misi, Kebijakan, Sasaran dengan Fungsi, Bidang dan Program Urusan Pemerintahan RPJMD Kabupaten Sumedang 2009-2013
No. 1. Misi Mewujudkan kualitas SDM aparatur dan masyarakat yang berakhlak mulia, beretika, bermoral baik yang berlandaskan keimanan dan ketakwaan Kepada Tuhan YME Kebijakan Kebijakan 1: Menciptakan sumberdaya manusia sumedang yang memiliki kompetensi, unggul, berdaya saing dan beretika Sasaran (a) Meningkatnya kualitas pendidikan masyarakat Sumedang Fungsi Pendidikan Bidang Pendidikan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pemuda dan Olahraga Pelayanan Umum Kesehatan Perencanaan Pembangunan Kesehatan 1. 1. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Program Pendidikan Anak Usia Dini Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Pendidikan Menengah Pendidikan Non Formal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan Manajemen Pelayanan Pendidikan Peningkatan Peran Serta Kepemudaan Perencanaan Pembangunan Sosial Budaya Obat dan Perbekalan Kesehatan Upaya Kesehatan Masyarakat Pengawasan Obat dan Makanan Pengembangan Obat Asli Indonesia Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat Pengembangan Lingkungan Sehat Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Standarisasi Pelayanan Kesehatan Utama Dinas Pendidikan SKPD Penunjang Dinas Kependudukan & Pencatatan Sipil, Badan Keluarga Berencana & Pemberdayaan Perempuan, Dinas Sosial & Tenaga Kerja, Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Badan LH, Dinas Kesehatan, Dinas PU Dinas Kependudukan & Pencatatan Sipil, Bagian Adm. Pembangunan, Dinas Sosial & Tenaga Kerja, Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Badan LH, Dinas PU, Disperindag Pendukung Bappeda, Inspektorat Kabupaten, Bag. Organisasi, Bag. Hukum, Dinas Pendapatan, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika, Kecamatan
Bappeda, Inspektorat Kabupaten, Bag. Organisasi, Bag. Hukum, Dinas Pendapatan, Kecamatan
Hal 4 7
No.
Misi
Kebijakan
Sasaran
Fungsi
Bidang 9. 10.
Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya Perbaikan gizi masyarakat Sumber Daya Kesehatan Kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan Peningkatan pelayanan kesehatan anak balita Peningkatan pelayanan kesehatan lansia Pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan Peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata Pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paruparu/rumah sakit mata Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba
SKPD Penunjang
Pendukung
19.
Pendidikan
1.
Pelayanan Umum
Perencanaan Pembangunan
1.
Hal 4 8
No.
Misi
Kebijakan
Sasaran (c) Meningkatnya aksesibilitas terhadap pelayanan dasar dan pelayanan sosial
Bidang
Utama 1. Pemberdayaan Fakir Miskin, Dinas Sosial Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Tenaga dan Penyandang Masalah Kerja Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya 2. Pembinaan para penyandang cacat dan trauma 3. Pembinaan panti asuhan/panti jompo 4. Pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya) 5. Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial 1. Keluarga Berencana Badan 2. Kesehatan Reproduksi Remaja Keluarga 3. Pelayanan kontrasepsi Berencana 4. Pembinaan peran serta dan Pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan Perempuan KB/KR yang mandiri 5. Promosi kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan di masyarakat 6. Pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling KRR 7. Peningkatan penanggulangan narkoba, PMS termasuk HIV/ AIDS 8. Pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak 9. Penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga 10. Pengembangan model operasional BKB-PosyanduPADU
Program
SKPD Penunjang Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Dinas Sosial & Tenaga Kerja, Satuan Polisi Praja, Badan Kesatuan Bangsa, Dinas PU, Dinas Perhubungan Komunikasi & Informatika
Hal 4 9
No.
Misi
Kebijakan
Sasaran
Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Pemuda dan Olahraga Perencanaan Pembangunan Budaya 1. 1. 1. 1. 1. 2. 3. 4.
Program Penataan Administrasi Kependudukan Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (Pekat) Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga Perencanaan Pembangunan Sosial Budaya Pengembangan Nilai Budaya Pengelolaan Kekayaan Budaya Pengelolaan Keragaman Budaya Pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga Pemeliharaan Kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal Pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan Perencanaan Pembangunan Sosial Budaya Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Penyiapan potensi sumberdaya, sarana dan prasarana daerah Pembinaan anak terlantar Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan
Utama
SKPD Penunjang
Pendukung
BAPPEDA Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Dinas Perhubungan, Komunikasi & Informatika, Bagian Sosial, Badan Kesatuan Bangsa Bappeda, Inspektorat Kabupaten, Bagian Organisasi, Bag. Hukum, Kecamatan
(d) Meningkatnya kualitas pemahaman dan pengamalan nilainilai agama serta nilai-nilai budaya daerah yang relevan
1. 1. 2.
Kantor Satpol PP
Kebijakan 2:
(a) Meningkatnya kesempatan kerja Memperbesar melalui penciptaan peluang peningkatan lapangan kerja investasi dan serta menyiapkan padat karya tenaga kerja terampil dan berjiwa wirausaha untuk kebutuhan lokal, dalam dan luar negeri
1. 1. 2.
1. 2.
Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Dinas Sosial & Tenaga Kerja, Dinas PU, Dinas Pertanian, Tanaman Pangan & Holtikultura, Dinas Perternakan & Perikanan, Dinas Pertambangan Energi & Pertanahan, Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda & Olahraga
Kecamatan, Bag. Hukum, Bag. Tapem (Setda), Bag. Ekonomi, Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan, Dinas Kependudukan & Pencatatan Sipil
Hal 4 10
No.
Misi
Kebijakan
Sasaran
Fungsi Ekonomi
Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah Kerjasama Pembangunan Perencanaan Pembangunan Ekonomi Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya Peningkatan Upaya Penumbuhan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda Peningkatan Peran serta Kepemudaan Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olahraga Kerjasama Pembangunan Peningkatan Kesejahteraan Petani Peningkatan Ketahanan pangan
Pelayanan Umum (b) Meningkatnya ketersediaan SDM, tenaga kerja yang memenuhi standar kompetensi dan wirausahawan Ekonomi
1. 2. 1.
Utama Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga
SKPD Penunjang
Pendukung
1.
Perlindungan Sosial
1.
Dinas Kesehatan, Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Dinas Pertanian, Dinas Sosial & Tenaga Kerja, Badan Pemberdayaan Masyarakat. Dinas Pekerjaan Umum
Bappeda, Kecamatan
Pendidikan
1. 2.
Pelayanan Umum (c) Meningkatnya kesejahteraan petani, buruh, masyarakat miskin lainnya Ekonomi
1. 1. 2.
Bappeda, Kecamatan
Hal 4 11
No.
Misi
Kebijakan
Sasaran
Bidang 1.
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya Penataan Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil Program Pelayanan Kontrasepsi Peningkatan Kesempatan Kerja Pengembangan Wilayah Transmigrasi Transmigrasi Lokal Transmigrasi Regional Kerjasama Pembangunan Peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah Peningkatan Koordinasi dan penyelenggaraan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah Program penataan lembagalembaga ketatalaksanaan OPD Program analisis formasi jabatan dan pendayagunaan aparatur Penataan Peraturan Perundang-undangan Peningkatan Koordinasi dan Kejasama penyelenggaraan pemerintah daerah
Utama Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Dinas Sosial dan Na Ker Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Sekretariat DPRD Sekretariat Daerah
Kependudukan dan Catatan Sipil Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Ekonomi Sosial Tenaga Kerja Transmigrasi
1.
SKPD Penunjang Bag. Sosial, Badan Ketahanan Pangan, Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
Pendukung
1.
1. 1. 2. 3. 1. 1. 1. 2. 3. 4. 5.
2.
Kebijakan 3:
(a) Meningkatnya peran dan fungsi Memberikan kelembagaan insentif dan pemerintah daerah, disinsentif yang Kecamatan, berbasis kompetensi kinerja, Kelurahan dan serta peningkatan Desa fungsi dan peran kelembagaan Pemerintah Daerah, Kecamatan, Kelurahan dan Desa dalam penyelenggaraan pelayanan public
Semua SKPD
Inspektorat
Bagian Umum
Hal 4 12
No.
Misi
Kebijakan
Sasaran
Program Penataan Daerah Otonom (Kabupaten, Kecamatan, Kelurahan / Desa) Peningkatan Kapasitas Kecamatan dan Kelurahan Peningkatan Kapasitas Penyelenggaraan pemerintahan desa Litbang Bidang Pemerintahan dan Sosial Budaya Litbang Bidang Infrastruktur dan Ekonomi Pembangunan Daerah Litbang masalah strategis daerah dan pemberdayaan masyarakat Kaji Terap dan pengembangan agribisnis Perbaikan sistem administrasi kearsipan Penyelamatan dan pelesatarian dokumen/arsip daerah Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana kearsipan Peningkatan kualitas pelayanan informasi Pengembangan kota-kota menengah dan besar Peningkatan kapasitas Kelembagaan perencanaan pembangunan daerah Pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan Sosial
Utama Sekretariat Daerah (Bag. Tapem) BPM Pem Desa Badan Perencanaan Pembangunan daerah
SKPD Penunjang
Pendukung Bappeda, Kecamatan, Kelurahan dan Desa Kecamatan dan Kelurahan Semua SKPD
Perlindungan Sosial
Sosial
Bag.Pem, Bag.Sosial, Dinsospemdes, Disdik, Dinkes, BPP dan KB, Kec. Dispenda, Bag.keuangan, BKPPD Dinas Koperasi, UMKM, Dishut & Perkebunan, Disperindag, Bag. Ekonomi, Bag. Sosial, Badan Ketahanan Pangan, Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Dinas PU, Bag Adm Pem, BKB,Satpol PP, Dinsospemdes, Badan Pemberdayaan dan KB
Hal 4 13
No.
Misi
Kebijakan
Sasaran (b) Meningkatnya profesionalisme dan kinerja aparatur diberbagai tingkatan pemerintahan (c) Meningkatnya perbaikan kesejahteraan aparatur di daerah
Program Pendidikan Kedinasan Peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Pengembangan data/informasi Penigkatan kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan daerah Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Peningkatan dan Pengembangan pengelolaan keuangan daerah Pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH Peningkatan Profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan Penataan dan Penyempurnaan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan Peningkatan akuntabilitas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial
Pelayanan Umum
Perlindungan Sosial (d) Meningkatnya kesadaran dan komitmen untuk mewujudkan Good Governance dan Clean Government Pelayanan Umum
Badan Kepegawaian Daerah Dinas Pendapatan Daerah Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Inspektorat Kabupaten
Bappeda, Bag. Organisasi, Bag. Tapem (Setda), Inspektorat, Bag. Hukum, Bag. Humas, RSUD Sumedang Semua SKPD
Semua SKPD
Semua SKPD
Bagian Tata Pemerintahan (Setda) Badan Kepegawaian Daerah Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Hal 4 14
No. 3.
Misi Mewujudkan ketahanan pangan dan perekonomian daerah yang tangguh yang bertumpu pada potensi sumberdaya daerah secara berkelanjutan
Kebijakan Kebijakan 4: Menjaga dan meningkatkan ketersediaan pangan daerah melalui intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi
Fungsi Ekonomi
Bidang Pertanian 1.
Pelayanan Umum
Perencanaan Pembangunan
1.
SKPD Penunjang Badan Ketahanan Pangan, Penyuluhan Pertanian, Perikanan & Perhutanan, Disperindag, Bag. Ekonomi, Dinas PU, Badan Penanaman Modal Badan Ketahanan Pangan, Penyuluhan Pertanian, Perikanan & Perhutanan, Disperindag, Bag. Ekonomi, Dinas PU, Badan Penanaman Modal Badan Ketahanan Pangan, Penyuluhan Pertanian, Perikanan & Perhutanan, Disperindag, Bag. Ekonomi, Dinas PU, Badan Penanaman Modal Dinas Pertanian, Bag. Ekonomi, Badan Ketahanan Pangan, Penyuluhan, Dishub Kominfo, Dinas PU
Ekonomi
Pertanian
1.
Pelayanan Umum
Perencanaan Pembangunan
1.
Ekonomi
Pertanian
1. 2.
1.
Peningkatan produksi hasil peternakan Peningkatan penerapan teknologi peternakan Pengembangan budidaya perikanan
(d) Tertatanya distribusi Ekonomi dan perdagangan beras, kedelai dan bahan pokok lainnya
Perdagangan
1.
Hal 4 15
No.
Misi
Kebijakan
Sasaran (e) Meningkatnya pengelolaan pasca panen dan pengendalian hama penyakit
Fungsi Ekonomi
Program Pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak Peningkatan kesehatan masyarakat Veteriner Pengembangan budidaya perikanan Pencegahan & penanggulangan penyakit ikan Optimalisasi pengelolaan & pemasaran produksi perikanan Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya Pengendalian Pemanfaatan Ruang Perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam Peningkatan produksi pertanian
SKPD Penunjang Disperindag, Badan Penanaman Modal, Dinas Sosial & Naker, Badan Pemberdayaan Masyarakat.
Perlindungan Sosial
Sosial
4.
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Dinas Pekerjaan Umum Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pekerjaan Umum Dinas Peternakan dan Perikanan Dispenda, Bag. Organisasi, Kecamatan
(f)
1. 1.
1.
Dinas Pertanian, Badan Ketahanana Pangan Penyuluhan, Dishut, Dinas Peter Pan
Pekerjaan Umum
1.
1.
Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan
Hal 4 16
No.
Misi
Kebijakan
Fungsi Ekonomi
Bidang Pertanian 1.
Perlindungan Sosial
Sosial
1.
Kebijakan 5: Meningkatkan produktivitas dan daya beli masyarakat melalui penguatan kelembagaan ekonomi rakyat
Ekonomi
1.
Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
Utama Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Kehutanan dan perkebunan Badan Ketahanan Pangan, Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Dis Kop UMKM
SKPD Penunjang Dinas Kesehatan, Disperindag, Diskop UMKM, Bag. Ekonomi, Dishut
Perlindungan Sosial
Sosial
1.
Ekonomi
1. 2.
Perdagangan
1.
Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah Penciptaan iklim Usaha Kecil Menengah yang kondusif Perlindungan Konsumen dan pengamanan perdagangan
Disperindag, Badan Penanaman Modal, Dinsos & Naker, Bag. Ekonomi, Disduk Casip
Dis Perindag
Dinas Pertanian, Dinas Perhubungan, Dinas PU, Dinas Perter Pan, Bag. Ekonomi
Hal 4 17
No.
Misi
Kebijakan
Sasaran (c) Meningkatnya fasilitasi permodalan dan intermediasi perbankan dalam menggerakan sektor ekonomi riil (d) Meningkatnya agribisnis yang berbasis komoditas unggulan daerah
Fungsi Ekonomi
Bidang Perindustrian 1.
SKPD Penunjang Dinas Pertanian, Dinas Peter Pan, Bag. Ekonomi, Bag. Hukum, Disduk Casip Dinas Perhubungan, Dinas PU, Bag. Ekonomi, Bappeda.
Ekonomi
Pertanian
1.
Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan Pengembangan data & informasi peternakan/perikanan
1.
Pelayanan Umum (e) Meningkatnya potensi dan investasi kepariwisataan daerah Ekonomi
Peningkatan produksi hasil peternakan Peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan Perencanaan Pembangunan Ekonomi Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Badan Ketahanan Pangan, Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Dinas Kehutanan dan perkebunan Dinas Peternakan dan Perikanan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan
Dispenda, Kecamatan
Hal 4 18
No.
Misi
Kebijakan
Sasaran
Fungsi Ekonomi
Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah Pengembangan Destinasi Pariwisata Pengembangan Pemasaran Pariwisata Pengembangan Kemitraan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Pengembangan sentra-sentra industri potensial Peningkatan kemampuan teknologi industry Perencanaan Pembangunan Ekonomi Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi Pengembangan lembaga ekonomi pedesaan
Pariwisata
1. 2.
(f)
Ekonomi
Perindustrian
3. 1. 2. 3.
Utama Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Dinas Perindustrian dan Perdagangan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Dinas Kop, UMKM Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pem Desa
SKPD Penunjang
Pendukung
Pelayanan Umum (g) Berjalannya kemitraan strategis antara UMKM, BUMD dan Pengusaha Besar Ekonomi
1.
1. 2. 1.
Ekonomi
1. 1.
Bag. Tapem (Setda), Bag. Hukum, Bag. Organisasi, Bagian Penyuluhan, Bag. Ekonomi
Kecamatan, Inspektorat
Hal 4 19
No.
Misi
Kebijakan Kebijakan 5: Meningkatkan produktivitas dan daya beli masyarakat melalui penguatan kelembagaan ekonomi rakyat
Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya
SKPD Penunjang Disperindag, Badan Penanaman Modal, Dinsos & Naker, Bag. Ekonomi, Disduk Casip
Ekonomi
1. 2.
Perdagangan
1.
Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah Penciptaan iklim Usaha Kecil Menengah yang kondusif Perlindungan Konsumen dan pengamanan perdagangan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
(c) Meningkatnya fasilitasi permodalan dan intermediasi perbankan dalam menggerakan sektor ekonomi riil (d) Meningkatnya agribisnis yang berbasis komoditas unggulan daerah
Ekonomi
Perindustrian
1.
Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Dinas Pertanian, Dinas Perhubungan, Dinas PU, Dinas Perter Pan, Bag. Ekonomi Dinas Pertanian, Dinas Peter Pan, Bag. Ekonomi, Bag. Hukum, Disduk Casip Dinas Perhubungan, Dinas PU, Bag. Ekonomi, Bappeda.
Ekonomi
Pertanian
1. 2.
Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan Pengembangan data & informasi peternakan/perikanan
Dispenda, Kecamatan
Hal 4 20
No.
Misi
Kebijakan
Sasaran
Fungsi Ekonomi
Program Peningkatan produksi hasil peternakan Peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan Perencanaan Pembangunan Ekonomi Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
SKPD Penunjang
Pendukung
Pelayanan Umum (e) Meningkatnya potensi dan investasi kepariwisataan daerah Ekonomi
1.
1.
Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah Pengembangan Destinasi Pariwisata Pengembangan Pemasaran Pariwisata Pengembangan Kemitraan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Pengembangan sentra-sentra industri potensial Peningkatan kemampuan teknologi industry Perencanaan Pembangunan Ekonomi Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah
Pariwisata
1. 2.
(f)
Ekonomi
Perindustrian
3. 1. 2. 3.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Dinas Perindustrian dan Perdagangan BAPPEDA Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(g) Berjalannya kemitraan strategis antara UMKM, BUMD dan Pengusaha Besar
1. 1.
Hal 4 21
No.
Misi
Kebijakan
Sasaran
Fungsi Ekonomi
Bidang Perindustrian 1.
Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
Ekonomi
1.
1.
4.
Mewujudkan tata kelola lingkungan dan manajemen bencana yang semakin baik
Kebijakan 6: Meningkatkan manajemen pengelolaan bencana melalui sistem tata kelola penanganan bencana alam dan sosial
(a) Meningkatnya kesiapan dini (early warning system) dan mitigasi bencana
1.
Pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam Perencanaan pembangunan daerah rawan bencana Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Perlindunganan konservasi sumber daya hutan Pengawasan dan penertiban kegiatan yang berpotensi merusak lingkungan Pengembangan data/informasi/statistik daerah
Perencanaan Pembangunan Sosial Kehutanan Perencanaan Pembangunan/Statistik Daerah Energi dan Sumber daya Mineral
1.
1. 1. 1.
(b)
Utama Dinas Perindustrian dan Perdagangan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Dis Hut Bun Dinas Pertambangan , Energi dan Pertanahan BAPPPEDA
SKPD Penunjang
Pendukung
Bag. Tapem (Setda), Bag. Hukum, Bag. Organisasi, Bagian Penyuluhan, Bag. Ekonomi
Kecamatan, Inspektorat
Dinas PU, Dinas Kesehatan, Dinsos Naker, Dishub Kom Infor, Dishut.
Dispenda, Kecamatan
BKB, Distan, Dinsos Naker, Badan Penyuluhan Satuan Polisi Pamong Praja
Bappeda, Kecamatan
1.
Hal 4 22
No.
Misi
Kebijakan
Sasaran (c) Meningkatnya penanganan kejadian bencana/wabah dan evakuasi secara cepat dan tepat
Fungsi Ketertiban dan Ketentraman Perlindungan Sosial Perumahan dan Fasilitas Umum Ketertiban dan Ketentraman
Program Pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Perbaikan perumahan akibat bencana alam/sosial Pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam
1. 1. 1.
(d) Meningkatnya pemahaman dan kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana alam dan bencana sosial lainnya (a) Meningkatnya pelestarian lingkungan dan Pengelolaan Kawasan Lindung
Utama Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Dinas Pekerjaan Umum Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat
SKPD Penunjang Dinas Kesehatan, Dishub Kom Info, Dinas PU, Disduk, Badan Penyuluhan, Dinas Pertanian
Dinas Kesehatan, Dishub Kom Info, Dinas PU, Dinsos Naker, Badan Penyuluhan
Bappeda, Kecamatan
Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
1. 2.
Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH) Perencanaan Tata Ruang Pemanfaatan ruang Pengendalian pemanfaatan ruang
Penataan Ruang
1. 2. 3.
Dinas PU, Dinas Pertanian, Dinas Budpar Pora, Bag. Ekonomi, Bag. Hukum BLH, Dinas Kehutanan, Dinas Pertanian, Peternakan, perikanan, pariwisata, Perhubungan, Perindag,
Bappeda, Inspektorat, Kecamatan Dinas kependudukan, Tenaga kerja dan transmigrasi, kesehatan, pendidikan, sosial dan pemberdayaan masyarakat, Bagian Hukum, DPRD, Kec. Org. masyarakat, stakeholders lainnya
Hal 4 23
No.
Misi
Kebijakan
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber daya Alam Pengendalian kebakaran hutan
Utama Badan Lingkungan Hidup Dinas Kehutanan dan Perkebunan Badan Lingkungan Hidup
SKPD Penunjang Dinas PU, Sat Pol PP, Bag. Hukum, Badan Penyuluhan, Dinas Pertanian, Dishub Kom Info Disperindag, Bag. Hukum, Bag. Ekonomi, Badan Penyuluan, Badan Penanaman Modal
Kebijakan 8: Meningkatkan kualitas pengelolaan dan penyediaan Jaringan jalan dan jembatan, irigasi, air bersih serta infrastruktur lainnya di daerah
(c) Meningkatnya kemitraan antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat dalam pelestarian lingkungan dan pengelolaan kawasan lindung (a) Meningkatnya Kondisi Jaringan Irigasi (b) Meningkatnya Kondisi Jalan dan Jembatan
Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
1.
Peningkatan kualitas dan akses informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup
Pekerjaan Umum
1.
Pekerjaan Umum
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pelayanan Umum
Perencanaan Pembangunan
1.
Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya Pembangunan Jalan dan Jembatan Rehabilitasi/pemeliharaan Jalan dan Jembatan Inspeksi kondisi Jalan dan Jembatan Tanggap darurat Jalan dan Jembatan Pembangunan sistem informasi/data base jalan dan jembatan Pembangunan infrastruktur perdesaaan Perencanaan Prasarana Wilayah dan SDA
Bappeda, Badan Penanaman Modal, Dinas Pertanian, Badan Penyuluhan Bappeda, Badan Penanaman Modal, Dishub Kom Info
Kecamatan
Kecamatan
BAPPEDA
Hal 4 24
No.
Misi
Kebijakan
Sasaran (c) Meningkatnya cakupan layanan air bersih (d) Meningkatnya fasilitasi persiapan pembangunan jalan tol Cisumdawu, Bendung Jatigede, dan bendungbendung lapang (e) Meningkatnya Pengelolaan Persampahan dan limbah berbahaya di Daerah perkotaan dan kawasan industri
Program Pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah Perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam
SKPD Penunjang Dinas Kesehatan, Bag. Ekonomi, Bag. Sosial, PDAM Dinas PU, Badan Penanaman Modal
Pendukung Kecamatan Badan LH, Dishut, Dinas Pertanian, Dinsos Naker, Badan PMD, Disperindag, Disbudpar, Kecamatan Bappeda, Dinas PU, Kecamatan
Lingkungan Hidup
1. 2.
1. 1.
Pemantapan Perencanaan Pembangunan Pusat Pemerintahan Kabupaten Sumedang (g) Meningkatnya kemitraan dengan masyarakat dan dunia usaha dalam penyediaan dan pemeliharaan infrastruktur daerah
(f)
Pekerjaan Umum
1.
Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Peningkatan Pengendalian Polusi Pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah Pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata Pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh
Badan Lingkungan Hidup Dinas Pekerjaan Umum Rumah Sakit Umum Daerah
1. 1. 1.
Pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah Kerjasama Pembangunan
Dispenda, Kecamatan
BAPPEDA
Hal 4 25
No.
Misi
Kebijakan
Fungsi Ekonomi
Bidang Perhubungan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 1. 2. 3. 4. 5.
Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ Peningkatan pelayanan angkutan Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan Peningkatan dan pengamanan lalu lintas Peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor Pencapaian zero accident Pengembangan komunikasi, informasi dan media massa Pengembangan sarana dan prasarana komunikasi dan informatika Program Pengembangan Aplikasi Sistem dan Konten Telematika Pengembangan Pelayanan Komunikasi dan Informasi Program Kerjasama Komunikasi dan Informasi Perencanaan Prasarana Wilayah dan SDA Pengembangan Perumahan Lingkungan Sehat Perumahan Pemberdayaan komunitas Perumahan
SKPD Penunjang Bappeda, Dinas PU, Badan Penanaman Modal, Bag. Ekonomi, PDAM
Sosial
Pelayanan Umum (i) Meningkatnya sarana dan prasarana ke cipta karyaan Perumahan dan Fasilitas Umum
1.
1. 2. 3.
Bappeda, Kecamatan
Hal 4 26
No.
Misi
Sasaran (a) Meningkatnya cakupan Elektrifikasi Perdesaan (b) Berkembangnya Penciptaan dan Pemanfaatan Energi Alternatif (c) Meningkatnya Ketersediaan Air Baku untuk Pertanian dan Air Bersih untuk Rumah Tangga (d) Meningkatnya Pelestarian dan perlindungan sumber-sumber mata air
Fungsi Ekonomi
Program Pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan Pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan Perencanaan Prasarana Wilayah dan SDA Penyediaan dan pengolahan air baku Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya Perencanaan Prasarana Wilayah dan SDA Pengawasan dan penertiban kegiatan yang berpotensi merusak lingkungan Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber daya Alam = 172 Program
Utama Dinas Pertambangan , Energi dan Pertanahan Dinas Pertambangan , Energi dan Pertanahan Dinas Pekerjaan Umum
Ekonomi
1.
1. 1. 2.
Dishut, Dinas Pertambangan Energi, Dinas Pertanian, Bag. Ekonomi, Badan LH, PDAM Satuan Polisi Pamong Praja Dinas PU, Dinas Pertanian
Bappeda, Kecamatan
1.
Lingkungan Hidup
1.
Kecamatan
= 4 Misi
= 9 Kebijakan
Hal 4 27
4.3
Program Pembangunan
Untuk mewujudkan kebijakan dan sasaran misi-misi yang telah dijelaskan
sebelumnya, maka disusunlah program-program pembangunan beserta indikator kinerja pembangunan yang diharapkan dapat tercapai pada akhir periode RPJMD 2009-2013. Capaian tersebut ditargetkan selama kurun waktu 5 tahun kedepan yang ditempuh ke dalam target tahunan, sehingga kinerja pembangunan yang akan diimplementasikan oleh masing-masing SKPD dapat terukur, terarah dan terkendali dalam rangka mewujukan perencanaan pembangunan yang berkelanjutan dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk lebih jelasnya indikator kinerja pembangunan tersebut dapat dilhat pada matrik di bawah ini.
Hal 4 28
Hal 4 29
Hal 4 30
Hal 4 31
Hal 4 32
Hal 4 33
Hal 4 34
Hal 4 35
Hal 4 36
Hal 4 37
Hal 4 38
Hal 4 39
Hal 4 40
Hal 4 41
Hal 4 42
Hal 4 43
Hal 4 44
Hal 4 45
Hal 4 46
Hal 4 47
Hal 4 48
Hal 4 49
Hal 4 50
Hal 4 51
Hal 4 52
Hal 4 53
Hal 4 54
Hal 4 55
Hal 4 56
Hal 4 57
4.4 Indikasi Rencana Program Prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sumedang tahun 2009-2013, merupakan penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Sumedang 2005-2025 tahap II (2009-2013). Adapun beberapa bidang yang menjadi prioritas pada pembangunan jangka menengah daerah tahun 2009-2013 berdasarkan RPJPD Kabupaten Sumedang tahun 2005-2025 sebagai berikut:
Hal 4 58
4. Peningkatan akses masyarakat (poor and vulnarable/miskin dan rentan terhadap penyakit) terhadap pelayanan kesehatan dasar, rujukan dan khusus, termasuk kedaruratan medik yang berkualitas. 5. Peningkatan surveilans (pengamatan) penyakit dan kejadian luar biasa serta bencana. 6. Pengembangan sistem pelayanan kesehatan. 7. Pengembangan sistem pembiayaan kesehatan. 8. Pengembangan tanaman obat, obat tradisional dan pengobatan tradisional.
Hal 4 59
pembangunan wilayah. pembangunan pemeliharaan transportasi dan drainase jalan serta jalur pejalan kaki (trotoar) dan
RPJMD Kabupaten Sumedang 2009-2013
Hal 4 60
sarana prasarana keselamatan lalu lintas, irigasi, telekomunikasi, energi termasuk di dalamnya energi alternatif, dan sumberdaya air yang handal dan terintegrasi, efisien, efektif dan modern serta berkualitas yang sejalan dengan keseimbangan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
Daya
Mineral,
prioritas
Peningkatan fasilitasi dalam penyediaan sarana energi tepat guna untuk perdesaan.
dan
Catatan
Sipil,
prioritas
Hal 4 61
Hal 4 62
4. Pemantapan konsolidasi dan dukungan fasilitasi pelaksanaan Pemilu 2009 dan 2014.
t. Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri, prioritas pembangunan meliputi:
1. Mempertahankan dan pemantapan ketahanan mental ideologi Pancasila bagi seluruh warga masyarakat melalui pendidikan, kegiatan, pembinaan dan pengembangan serta pengawasan. 2. Pemantapan dalam pewarisan nilai-nilai kejuangan bangsa. 4.5 Kebijakan Kewilayahan. Kebijakan kewilayahan sinergis dengan amanat peraturan peraturan perundangan dan kondisi lokal, regional dan nasional, antara lain Undang-undang Nomor 26 Tahun 2006 tentang Penataan Ruang, Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN, Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2003 tentang RTRWP, Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung dan Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 33 Tahun 2003 tentang RTRW Kabupaten Sumedang. Dengan mempertimbangkan berbagai asas penataan ruang antara lain keterpaduan, keserasian, keselarasan, keseimbangan, keberlanjutan, keberdayagunaan dan keberhasilgunaan, keterbukaan, kebersamaan dan kemitraan, perlindungan kepentingan umum, kepastian hukum dan keadilan serta akuntabilitas. Pembangunan yang dilaksanakan saat ini belum terjadi pemerataan disemua wilayah baik perkotaan dan perdesaan. Untuk terwujudnya pemerataan pada pembangunan daerah perlu disusun suatu kebijakan pembangunan kewilayahan. Pada RPJMD tahun 2009-2013 diarahkan serta kawasan strategis
Hal 4 63
dapat berperan mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan itu sendiri dan kawasan sekitarnya, kebijakan pembangunan kewilayahan pada RPJMD ini adalah sebagai berikut : 1. Pemerataan pembangunan melalui pengembangan wilayah yang terencana dan terintegrasi dengan seluruh pembangunan sektor dan tertuang dalam suatu rencana tata ruang. Selanjutnya rencana tata ruang tersebut digunakan sebagai acuan kebijakan spasial bagi pembangunan disetiap sektor agar pemanfaatan ruang dapat sinergis, serasi dan berkelanjutan. 2. Peningkatan pembangunan lintas wilayah diarahkan untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah sehingga tidak terjadi kesenjangan pembangunan. Untuk itu dilakukan percepatan pembangunan wilayah melalui pendekatan peningkatan sumberdaya manusia maupun sarana dan prasarana. 3. Meningkatkan Keseimbangan pembangunan perkotaan dan perdesaan melalui keterkaitan kegiatan ekonomi antara perkotaan dan perdesaan. Pembangunan perkotaan diarahkan agar dapat menjadi pusat storing dan distribusi hasil produksi di wilayah perdesaan. Sedangkan pembangunan perdesaan diarahkan pada pengembangan desa pertumbuhan yang akan menjadi pusat produksi agroindustri dan sektor lainnya sesuai dengan ketersediaan tenaga kerja, peningkatan sumberdaya manusia di perdesaan khususnya dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya. 4. Mempertahankan dan meningkatkan luasan kawasan lindung yang berfungsi melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya buatan, serta nilai budaya, dan sejarah bangsa guna kepentingan pembangunan yang berkelanjutan. Kawasan lindung sendiri terbagi menjadi kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam dan cagar budaya, serta kawasan rawan bencana.
Hal 4 64
5. Mengoptimalkan fungsi dan luasan kawasan budidaya yang diarahkan pengembangannya meliputi kawasan pedesaan/budidaya pertanian dan kawasan perkotaan/budidaya non pertanian (tanaman lahan basah, tanaman lahan kering, tanaman tahunan, permukiman, industri, pariwisata dan pertambangan/penggalian). 6. Meningkatkan penataan kawasan Jatinangor sebagai pusat kawasan Perguruan Tinggi dan Industri dengan menyiapkan pemenuhan kebutuhan infrastruktur dan fasilitas umum dan sosial serta penyiapan regulasi tentang pengelolaan kawasan perkotaan 7. Meningkatkan wilayah peran wilayah yang Sumedang dalam pengembangan dimana Bandung Metro
direncanakan untuk menjadi counter magnet dari perkembangan Kota Bandung dalam fungsi-fungsi tertentu, melalui pemenuhan kebutuhan infrastuktur, fasilitas perekonomian dan fasiulitas umum. Peran masing-masing kecamatan di wilayah Metro Bandung berbeda, seperti Kecamatan Jatinangor dikembangkan untuk menampung limpahan fungsi pendidikan tinggi, Kecamatan Tanjungsari, Sukasari, Pamulihan dan Rancakalong untuk menampung kebutuhan perumahan dan Agrobisnis serta Kecamatan Cimanggung direncanakan untuk menampung kegiatan industri dan perumahan. 8. Mempersiapkan kawasan koridor jalan tol sebagai kawasan yang mendukung melaui terhadap pengembangan perekonomian masyarakat kawasan, penyediaan sarana dan penetapan kebijakan
prasarana pendukung. 9. Mempersiapkan pembangunan kawasan Jatigede yang diarahkan sebagai kawasan pariwisata, kawasan pengembangan budidaya perikanan, pengembangan kawasan pengembangan permukiman baru, melalui persiapan regulasi dan penyiapan infrastruktur.
Hal 4 65
10. Mempersiapkan
wilayah
Ujungjaya
sebagai
kawasan
industri
diwilayah bagian timur Kabupaten Sumedang melalui penyiapan regulasi, sumberdaya manusia serta penyiapan sarana dan prasarana. 11. Mempersiapkan pengembangan pariwisata yang ditetapkan menjadi 6 satuan kawasan wisata melalui penyiapan regulasi, sumberdaya manusia dan promosi. 12. Mengoptimalkan fungsi dan peran kawasan perkotaan melalui kebijakan zonasi kegiatan dan revitalisasi pemanfaatan ruang publik sebagai upaya untuk mengurangi beban kegiatan yang terkonsentrasi di suatu wilayah. 13. Mengkaji ulang kebijakan Pengembangan wilayah (WP) dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL), sebagaimana yang diamanatkan dalam peraturan daerah nomor 33 tahun 2003 tentang RTRW Kabupaten Sumedang sesuai potensi dan perkembangan wilayah serta mensinergikan dengan RTRW Propinsi Jawa Barat dan kebijakan strategis lainnya. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka rencana pembangunan
strategis kewilayahan di Kabupaten Sumedang adalah sebagai berikut: a. Pembangunan kawasan bendungan Jatigede b. Pembangunan Jalan Tol Cisumdawu c. Pembangunan Pusat Pemerintahan Kabupaten Sumedang d. Pembangunan Kawasan Industri Ujungjaya e. Pembangunan Cikalong, dsb) Bendung-bendung Lapang (Rengrang, Cipanas,
Hal 4 66
BAB
Kebijakan Anggaran merupakan acuan umum dari Rencana Kerja Pembangunan dan merupakan bagian dari perencanaan operasional anggaran dan alokasi sumberdaya. Arah kebijakan keuangan daerah adalah kebijakan penyusunan program dan indikasi kegiatannya pada pengelolaan pendapatan dan belanja daerah secara efektif dan efisien. Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 disebutkan bahwa penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah didanai dari dan atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Pelaksanaan keuangan daerah senantiasa diarahkan guna meningkatkan kesejahteraan rakyat dan menopang kegiatan ekonomi masyarakat, serta meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan sebagaimana arah tujuan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sumedang. Pengertian keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah, dalam bentuk kerangka Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Oleh karena itu, pengertian keuangan daerah selalu melekat dengan pengertian APBD yaitu suatu rencana keuangan tahunan daerah yang ditetapkan berdasarkan peraturan. Selain itu, APBD merupakan salah satu alat untuk meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan tujuan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab. Keterkaitan keuangan daerah yang melekat dengan APBD merupakan pernyataan bahwa adanya hubungan antara dana daerah dan
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013
Hal 5 1
dana pusat atau dikenal dengan istilah perimbangan keuangan pusat dan daerah. Dana tersebut terdiri dari dana dekonsentrasi (PP No. 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan) dan dana desentralisasi. Dana dekonsentrasi berbentuk dana bagi hasil, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus, sedangkan yang dimaksud dana desentralisasi adalah yang bersumber dari pendapatan asli daerah. 5.1 Arah Pengelolaan Pendapatan Daerah Pendapatan Daerah adalah hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun bersangkutan. Sumber pendapatan daerah terdiri atas: a. Pendapatan Asli Daerah (PAD), yaitu : (1) Hasil pajak daerah; (2) Hasil retribusi daerah; (3) Hasil perusahaan milik daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; dan (4) Lain-lain PAD yang sah. b. Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi, terdiri atas: (1) Dana Bagi Hasil, yang bersumber dari pajak dan sumberdaya alam. Dana Bagi Hasil yang bersumber dari pajak terdiri atas : a) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), b) Bea Perolehan Atas Hak Tanah dan Bangunan (BPHTP), c) Pajak Penghasilan (PPh). Dana Bagi Hasil Kabupaten Sumedang yang bersumber dari sumberdaya alam berasal dari pertambangan minyak dan gas alam. (2) Dana Alokasi Umum (DAU), yang dialokasikan berdasarkan persentase tertentu dari pendapatan dalam negeri netto yang ditetapkan dalam APBN;
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013
Hal 5 2
(3) Dana Alokasi Khusus (DAK), yang dialokasikan dari APBN kepada daerah dalam rangka pendanaan pelaksanaan desentralisasi, untuk: a) mendanai kegiatan khsusus yang ditentukan Pemerintah atas dasar prioritas nasional, b) mendanai kegiatan khusus yang diusulkan daerah. c. Lain-lain pendapatan daerah yang sah, merupakan seluruh pendapatan daerah selain PAD dan dana perimbangan, yang meliputi hibah, dana darurat dan lain-lain pendapatan yang ditetapkan Pemerintah. Tabel 5.1 Realisasi Pendapatan Kabupaten Sumedang 2004-2008 (Ribu Rupiah)
No Uraian a. Pajak daerah b. Retribusi daerah c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan d. Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Lainnya 2 Dana perimbangan a. Dana bagi hasil Pajak/bagi hasil bukan pajak b. Dana alokasi umum c. Dana alokasi khusus d. Bagi Hasil Pajak Propinsi e. Bantuan Keuangan dari Propinsi 3 Lain-lain Pendapatan yang Sah TOTAL PENDAPATAN DAERAH 2004 50.118.894,98 16.514.948,37 25.424.024,27 1.835.321,15 2005 58.699.239,10 18.183.246,27 35.185.334,24 2.362.172,17 2006 71.954.644,79 18.197.017,14 36.155.616,35 2.547.298,13 2007 69.493.500,66 22.338.144,76 36.850.989,65 2.386.933,34 2008* 80.193.408,10 22.751.104,77 40.721.006,80 2.413.302,14 1 Pendapatan asli daerah
6.344.601,19
2.968.486,42
15.054.713,17
7.917.432,91
14.307.994,39
418.186.083,68 36.927.236,28
446.471.317,34 38.883.422,91
638.283.527,26 46.522.799,49
641.820.956,30 46.264.956,30
701.106.707,02 48.328.177,02
551.771.000,00 43.785.000,00 -
608.993.530,00 43.785.000,00 -
23.529.981,85
17.895.664,37
2.749.000,00
79.682.795,14
73.419.664,20
491.834.960,51
523.066.220,81
712.987.172,05
790.997.252,10
854.719.779,32
Sumber: Badan Keuangan Daerah Kab. Sumedang, 2004-2007 * Angka Sementara (Target 2008)
Hal 5 3
Sumber: Badan Keuangan Daerah Kab. Sumedang, 2004-2007 * Angka Sementara (Target 2008)
Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sumedang selama tahun 2004 s.d. 2008, rata-rata pertumbuhan per tahunnya mengalami kenaikan sebesar 12,92%. Bila melihat kemampuan keuangan Kabupaten Sumedang dari pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan ratarata per tahun kontribusi terhadap APBD 10,07% berarti bahwa secara kemandirian fiskal Kabupaten Sumedang masih masuk dalam kategori rendah, karena pendapatan di luar PAD mencapai 89,93%, yaitu dari Dana Perimbangan dan Lain-lain Penerimaan yang Sah. Tabel 5.3 Perkembangan Dana Perimbangan Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008
No. 1 2 3 4 5 Tahun 2004 2005 2006 2007 2008* Dana Perimbangan (Rp.) 418.186.083.680 446.471.317.340 638.283.527.260 641.820.956.300 701.106.707.016 Pertumbuhan (%) 6,76 42,96 0,55 9,24 14,88 APBD (Rp.) 491.834.960.510 523.066.220.810 712.987.172.050 790.997.252.100 854.719.779.317 Proporsi (%) 85,03 85,36 89,52 81,14 82,03 82,61
Sumber: Badan Keuangan Daerah Kab. Sumedang, 2004-2007 * Angka Sementara (Target 2008)
Dana Perimbangan terdiri atas Dana Bagi Hasil, yang bersumber dari pajak dan sumberdaya alam dan Dana Alokasi Umum (DAU). Dana
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013
Hal 5 4
Alokasi Umum yang diluncurkan dari pemerintah pusat ke daerah bertujuan untuk menghindari kesenjangan fiskal (fiscal gap) antar daerah yang ditetapkan berdasarkan kriteria tertentu yang menekankan pada aspek pemerataan dan keadilan yang selaras dengan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang formula dan perhitungannya ditetapkan sesuai undang-undang, berdasarkan formula dan perhitungan tersebut sesuai tujuannya diharapkan apabila dari tahun ke tahun suatu daerah alokasi DAU-nya menurun, maka daerah tersebut dianggap atau dikategorikan sudah mandiri dalam kemampuan fiskalnya. Perkembangan Dana Alokasi Umum (DAU) Kabupaten Sumedang selama kurun waktu 2004 s.d. 2008 cenderung mengalami peningkatan, hal tersebut menunjukkan bahwa derajat kemandirian fiskal Kabupaten Sumedang masih rendah, karena masih tergantung dari kontribusi pemerintah pusat. Untuk perkembangan dana perimbangan secara total selama kurun waktu 2004 s.d, 2008 rata-rata pertumbuhan per tahunnya sebesar 14,88%, dan kontribusi terhadap APBD dalam kurun waktu yang sama sebesar 82,61%. Tabel 5.4 Perkembangan Lain-lain Penerimaan yang Sah Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008
No. 1 2 3 4 5 Tahun 2004 2005 2006 2007 2008* Lain-lain Penerimaan Daerah yang Sah (Rp.) 23.529.981.850 17.895.664.370 2.749.000.000 79.682.795.140 73.419.664.200 Pertumbuhan (%) -23,95 -84,64 2.798,61 -7,86 670,54 APBD (Rp.) 491.834.960.510 523.066.220.810 712.987.172.050 790.997.252.100 854.719.779.317 Proporsi (%) 4,78 3,42 0,39 10,07 8,59 5,45
Sumber: Badan Keuangan Daerah Kab. Sumedang, 2004-2007 * Angka Sementara (Target 2008)
Lain-lain penerimaan yang sah bersumber dari bagi hasil pajak dan keuangan provinsi dan bagian pendapatan lain yang sah. Perkembangan
Hal 5 5
lain-lain penerimaan yang sah secara secara total selama kurun waktu 2004 s.d. 2008 rata-rata pertumbuhan per tahunnya sebesar 670,54%, kontribusi terhadap APBD dalam kurun waktu yang sama baru sebesar 5,45%. Tabel 5.5 Tax Ratio di Kabupaten Sumedang Tahun 2004 2008 (Rupiah)
No. 1 2 3 4 5 Tahun 2004 2005 2006 2007 2008* Pajak Daerah 16.514.948.371 18.183.246.270 18.197.017.136 22.338.144.768 22.751.014.773 PDRB ADHK 4.311.330.900.000 4.506.200.560.000 4.694.640.200.000 4.911.883.010.000 5.122.713.270.000 Tax Ratio 0,383 0,403 0,387 0,450 0,444
Sumber: Badan Keuangan Daerah Kab. Sumedang, 2004-2007 * Angka Sementara (hasil estimasi)
Tax ratio di Kabupaten Sumedang pada tahun 2004 sebesar 0,383, tahun 2005 sebesar 0,403, tahun 2006 sebesar 0,387, tahun 2007 sebesar 0,450 dan tahun 2008 sebesar 0,444. Proyeksi pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Sumedang untuk kurun waktu lima tahun kedepan, yaitu tahun 2009-2013 diproyeksikan dengan menggunakan metode teori inflasi dengan asumsi inflasi rata-rata per tahun sebesar 10%, sehingga pertumbuhan PAD tiap tahunnya sebesar 10%. Hasil proyeksi seperti yang tercantum dalam tabel 5.6 di bawah ini. Tabel 5.6 Proyeksi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013 (Ribu Rupiah)
No 1 2 3 4 Pendapatan Asli Daerah Pajak daerah Retribusi daerah Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Lainnya Jumlah PAD 2009 25.026.215,25 44.793.107,49 2010 28.029.361,08 50.168.280,38 2011 31.392.884,41 56.188.474,03 2012 35.160.030,54 62.931.090,91 2013 39.379.234,20 70.482.821,82
Hal 5 6
Untuk memprediksi pendapatan daerah lima tahun kedepan diperlukan suatu data pendukung yang salah satunya adalah data PDRB. Proyeksi pertumbuhan PDRB atas harga konstan Kabupaten Sumedang dilakukan dengan menggunakan rumus geometri dengan asumsi bahwa kondisi dimasa depan sama dengan kondisi yang terjadi saat ini. Tabel 5.7 PDRB Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008 (Juta Rupiah)
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan dan Kontruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan jasa Perusahaan Jasa-jasa Jumlah 2004 1.218.615,28 4.632,79 1.107.760,98 100.695,75 99.175,94 1.124.419,53 145.017,92 171.905,25 339.107,46 4.331.330.90 2005 1.266.975,69 5.059,51 1.154.662,17 106.658,33 105.761,14 1.177.524,09 154.028,09 183.641,99 351.889,55 4.506.200,56 2006 1.277.827,26 5.572,44 1.211.476,15 113.848,41 112.709,58 1.248.422,93 164.060,22 192.314,34 368.408,87 4.694.640,20 2007 1.326.576,64 5.925,79 1.264.936,85 124.808,45 120.635,75 1.310.179,65 175.007,80 201.740,97 382.071,11 4.911.883,01 2008* 1.338.963,00 6.485,27 1.308.354,39 128.024,43 124.420,24 1.423.442,50 179.306,43 212.195,48 401.521,53 5.122.713,27
Sumber: PDRB Kabupaten Sumedang 2003-2007 (BPS Kab. Sumedang) * Angka Sementara
Tabel 5.8 Proyeksi PDRB Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Sumedang Tahun 2009 2013 (Juta Rupiah)
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan dan Kontruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan jasa Perusahaan Jasa-jasa Jumlah 2009 1.543.341,18 6.908,04 1.355.466,04 135.194,86 127.771,30 1.383.309,73 182.908,23 213.137,36 417.868,72 5.365.905,46 2010 1.642.617,87 7.245,27 1.371.392,40 140.531,57 130.420,24 1.461.506,23 190.128,36 214.195,48 434.363,60 5.592.401,02 2011 1.719.437,06 7.598,54 1.485.008,40 141.519,86 135.281,16 1.595.727,82 191.465,43 215.687,73 437.418,22 5.929.144,21 2012 1.801.996,17 7.811,71 1.590.374,00 142.025,87 143.582,49 1.698.472,18 192.059,69 216.210,03 438.487,34 6.231.019,48 2013 1.909.306,44 7.921,21 1.702.008,86 142.239,34 153.907,93 1.809.002,14 192.438,83 219.774,11 439.641,99 6.576.240,87
Hal 5 7
5.2 Arah Pengelolaan Belanja Daerah Belanja daerah adalah semua kewajiban Daerah yang diakui sebagai pengurangan nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Belanja daerah diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah Perlindungan dan peningkatan kualitas kehidupan masyarakat diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak, serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Belanja daerah mempertimbangkan analisis standar belanja standar harga, tolak ukur kinerja dan standar pelayanan minimal yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Tabel 5.9 Pengelolaan Belanja Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008 (Ribu Rupiah)
No 1 Belanja Daerah Belanja Tidak Langsung a. Belanja pegawai b. Belanja Bunga c. Belanja subsidi d. Belanja Hibah e. Belanja Bantuan sosial f. Belanja Bagi hasil g. Belanja Bantuan Keuangan h. Belanja tidak terduga 2 Belanja Langsung a. Belanja Pegawai b. Belanja Barang dan Jasa c. Belanja Modal Total Belanja Daerah 2004 257.327.474,76 199.264.113,26 986.463,60 0,00 0,00 31.281.515,64 32.000,00 23.763.382,27 2.000.000,00 180.059.611,50 41.311.248,45 72.903.187,39 65.845.175,66 437.387.086,26 2005 297.915.671,23 231.644.608,79 1.025.124,90 0,00 0,00 38.079.308,78 32.000,00 25.134.628,76 2.000.000,00 196.970.754,50 45.188.629,86 80.978.916,86 70.803.207,79 494.886.425,74 2006 417.157.390,19 327.116.236,26 1.237.499,96 0,00 0,00 50.282.130,13 32.000,00 36.489.523,85 2.000.000,00 263.095.717,58 58.271.349,40 108.053.451,17 96.770.917,01 680.253.107,77 2007 499.733.909,53 401.128.016,42 1.250.000,00 0,00 0,00 53.416.293,11 32.000,00 41.907.600,00 2.000.000,00 271.788.761,34 61.890.348,94 112.149.950,73 97.748.461,67 771.522.670,87 2008 617.773.312,91 488.664.756,73 25.000,00 0,00 18.436.909,58 61.409.713,40 32.000,00 47.204.933,20 2.000.000,00 269.364.211,08 63.685.628,00 119.309.224,31 86.369.358,77 887.137.523,99
Hal 5 8
Sumber : Badan Keuangan Daerah Kab. Sumedang, 2004-2007 * Belanja Aparatur; ** Belanja Publik; *** APBD Murni
Belanja tidak langsung Kabupaten Sumedang pada tahun 2006 mengalami peningkatan dari belanja tidak langsung tahun 2005 dengan rata-rata peningkatan per tahunnya sebesar 24,81% sedangkan proporsi terhadap belanja APBD rata-rata pertahun mengalami pertumbuhan sebesar 62,95%. Tabel 5.11 Perkembangan Alokasi Belanja Langsung 2004-2008
Tahun Belanja Langsung Anggaran (Rp.) 2004 180.059.611.500* 2005 196.970.754.500* 2006 263.095.717.580* 2007 271.788.761.340 2008 269.364.211.080 Rata-rata per tahun Pertumbuhan (%) 9,39 33,57 3,30 0,89 11,79 Belanja APBD (Rp.) 437.387.086.260** 494.886.425.740** 680.253.107.770** 771.522.670.878 887.137.523.996 Proporsi (%) 41,17 39,80 38,68 35,23*** 30,36*** 37,05
Sumber: Badan Keuangan Daerah Kab. Sumedang, 2004-2007 2008 Angka Sementara; * Belanja Aparatur; ** Belanja Publik; *** APBD Murni
Belanja Langsung Kabupaten Sumedang dari tahun 2004 sampai dengan 2008 mengalami pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar 11,79%. Proporsi terhadap belanja APBD rata-rata pertahun mengalami
pertumbuhan sebesar 37,05%.
Hal 5 9
Tabel 5.12 Proyeksi Pengelolaan Belanja Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013 (Ribu Rupiah)
No 1 Belanja Belanja Tidak Langsung a. Belanja pegawai b. Belanja Bunga c. Belanja subsidi d. Belanja Hibah e. Belanja Bantuan sosial f. Belanja Bagi hasil g. Belanja Bantuan Keuangan h. Belanja tidak terduga 2 Belanja Langsung a. Belanja Pegawai b. Belanja Barang c. dan Jasa d. Belanja Modal Total Belanja 904.519.032,13 2009 620.888.590,13 529.986.790,13 0,00 0,00 23.869.800,00 29.000.000,00 32.000,00 35.000.000,00 3.000.000,00 283.630.442,00 283.630.442,00 2010 687.522.539,14 582.985.469,14 0,00 0,00 27.450.270,00 33.350.000,00 36.800,00 40.250.000,00 3.450.000,00 309.768.842,74 73.238.472,20 137.205.607,95 99.324.762,59 997.291.381,88 2011 750.920.589,61 641.284.016,05 0,00 0,00 28.696.273,56 34.863.800,00 32.000,00 42.077.000,00 3.967.500,00 356.234.169,16 84.224.243,04 157.786.449,14 114.223.476,98 1.107.154.758,77 2012 820.230.919,78 705.412.417,66 0,00 0,00 29.942.277,12 36.377.600,00 32.000,00 43.904.000,00 4.562.625,00 409.669.294,53 96.857.879,49 181.454.416,52 131.356.998,52 1.229.900.214,31 2013 896.043.358,85 775.953.659,42 0,00 0,00 31.188.280,68 37.891.400,00 32.000,00 45.731.000,00 5.247.018,75 471.119.688,71 111.386.561,41 208.672.578,99 151.060.548,30 1.367.163.047,55
Sumber : Badan Keuangan Daerah Kab. Sumedang, 2004-2007 Keterangan: Menggunakan asumsi berdasarkan data tahun 2004-2007
5.3
Kebijakan Umum Anggaran Kebijakan umum anggaran diarahkan melalui upaya peningkan
pendapatan daerah dari sektor pajak daerah, retribusi daerah dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Peningkatan manajemen pembiayaan daerah mengarah kepada akurasi, efisiensi, efektifitas dan profitabilitas. Manajemen keuangan daerah menjadi penting bagi aparatur pemerintah di daerah karena merupakan konsekuens logis dari perspektif pengelolaan perimbangan antara keuangan pusat dan daerah, transformasi nilai yang berkembang dalam era reformasi ini adalah meningkatnya penekanan proses dari segi partisipasi publik, transparansi dan akuntabilitas ke dalam bentuk tindakan penyusunan anggaran
Hal 5 10
Potensi sumber ekonomi daerah bersumber dari faktor internal dan eksternal (internal dan external source). Internal source atau local source adalah sumber-sumber ekonomi daerah yang digali dan dikelola sendiri dalam wilayah hukumnya. Apakah dalam bentuk sumberdaya alam maupun dalam bentuk potensi pajak daerah dan retribusi daerah, maupun penerbitan obligasi daerah. Sumber eksternal adalah bersumber dari luar pemerintah daerah atau berbentuk pinjaman daerah. Sumber eksternal terbagi dua, pertama yang bersumber dari pemerintahan diatasnya dan dikenal dengan allocation budget atau dana yang tersedia atau teralokasi bagi pemda, seperti dana kontijensi yaitu dana untuk belanja pegawai dan belanja non pegawai karena adanya pengalihan personil, peralatan, pembiayaan dan dokumen (P3D). Intergovernmental transfer atau pelimpahan dana antar tingkatan pemerintahan, seperti terlihat pada penerimaan bagi hasil pada DAU dan DAK maupun dana bantuan kepada daerah bawahan. Kedua pinjaman daerah yang berbentuk bantuan luar negeri maupun dalam negeri atau dengan istilah Government to
Pada
Tabel
5.1
tentang
Anggaran
Pendapatan
Kabupaten
Sumedang, menunjukan bahwa peranan pemerintah pusat cukup besar dalam realisasi penerimaan Kabupaten Sumedang, yaitu dalam bentuk dana perimbangan (DAU dan DAK). Untuk mengurangi ketergantungan pada pengalihan keuangan dari pemerintah, Kabupaten Sumedang perlu menelusuri upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas finansialnya dengan mengembangkan basis pajak, meningkatkan pengumpulan pajak dan retribusi. Lapangan usaha yang memberikan sumbangan cukup signifikan terhadap pendapatan daerah di Kabupaten Sumedang adalah: (1) industri
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013
Hal 5 11
pengolahan, (2) perdaganganan, hotel dan restoran dan (3) pertanian dan kehutanan, yang didukung oleh sektor-sektor lainnya seperti (1) pertambangan dan galian, 2) listrik, gas dan air bersih, (3) bangunan, (4) angkutan dan komunikasi, (5) keuangan persewaan dan (6) jasa-jasa. Kesembilan lapangan usaha tersebut menjadi target Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam bentuk pajak dan retribusi daerah. Untuk mengembangkan sumber pendapatan daerah perlu diterapkan asas transparansi terhadap sumber-sumber pendapatan daerah tersebut, berupa penjelasan secara rinci mengenai jumlah objek (orang, benda, tempat, dll) pajak dan retribusi daerah yang ditargetkan. Hal tersebut dimaksudkan untuk menekan potensi penyimpangan dan penggelapan sumber-sumber pendapatan daerah. Beberapa mengembangkan langkah basis positif pajak yang daerah, dapat berupa diambil pajak adalah properti,
merestrukturisasi kesulitan BUMD dan instansi layanan publik pemerintah lainnya agar lebih profitable dan meningkatkan cost recovery untuk pelayanan sehingga dapat membantu peningkatan PAD dan membangun mekanisme keuangan Kabupaten Sumedang yang berkelanjutan.
5.3.1.2 Kebijakan Rencana Pinjaman Daerah dan Penerbitan Obligasi
Pinjaman daerah merupakan pendapatan yang diterima oleh Pemerintah Daerah dari pihak-pihak yang berkepentingan dan mempunyai kewajiban pembayaran kembali dalam kurun waktu tertentu, jangka pendek maupun jangka panjang. Obligasi daerah adalah pinjaman daerah yang ditawarkan kepada publik melalui penawaran umum di pasar modal. Bila dibutuhkan maka Pemerintah Kabupaten Sumedang dapat mengajukan pinjaman daerah maupun penerbitan obligasi. Yang perlu mendapat perhatian adalah penggunaan dari pinjaman tersebut yaitu: (1) pinjaman jangka pendek dipergunakan hanya untuk menutup kekurangan arus kas; (2) pinjaman jangka menengah dipergunakan untuk membiayai penyediaan layanan umum yang tidak menghasilkan penerimaan dan (3)
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013
Hal 5 12
pinjaman jangka panjang dipergunakan untuk membiayai proyek investasi yang menghasilkan penerimaan. Pinjaman daerah bersumber dari: (1) Pemerintah, diberikan melalui Keuangan; (2) Pemerintah Daerah lain; (3) Lembaga Keuangan Bank; (4) Lembaga Keuangan bukan Bank; dan (5) Masyarakat, yaitu berupa obligasi daerah melalui pasar modal. ditetapkan.
5.3.2 Kebijakan Arah Belanja Daerah
Berdasarkan Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Pelaksanaa Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan APBD, maka struktur APBD mulai menggunakan format APBD berbasis kinerja, sedangkan program dan kegiatannya disusun berdasarkan nomenklatur bidang. Nomen klatur bidang untuk program dan kegiatan yang akan dilaksanakan terdiri atas: (1) Bidang Administrsi Umum Pemerintahan; (2) Bidang Pertanian dan Kehutanan; (3) Bidang Perikanan, Kelautan dan Peternakan; (4) Bidang Perindustrian dan Perdagangan; (5) Bidang Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah; (6) Bidang Ketenagakerjaan; (7) Bidang Kesehatan; (8) Bidang Pendidikan; (9) Bidang Sosial; (10) Bidang Permukiman; (11) Bidang Pekerjan Umum; (12) Bidang Perhubungan; (13) Bidang Lingkungan Hidup; (14) Bidang Kependudukan; dan (15) Bidang Penerangan dan Pariwisata. Memperhatikan PP Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah bahwa, belanja daerah menurut klasifikasi fungsi pengelolaan keuangan negara yang digunakan untuk tujuan keselarasan dan keterpaduan pengelolaan keuangan negara terdiri
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013
Hal 5 13
atas fungsi: (1) Pelayanan Umum; (2) Pertahanan; (3) Ketertiban dan Ketentraman; (4) Ekonomi; Lingkungan Hidup; (6) Perumahan dan Fasilitas Umum; (7) Kesehatan; (8) Pariwisata dan Budaya; (9) Agama; (10) Pendidikan; serta (11) Perlindungan Sosial. Pada Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 klasifikasi fungsi tidak termasuk pertahanan dan agama yang merupakan urusan pemerintahan yang menjadi wewenang Pemerintah Pusat. Pada Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 belanja daerah digunakan untuk mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten yang terdiri atas urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanan bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundangundangan dijabarkan dalam bentuk dan program urusan dan kegiatan yang diklasifikasikan menurut urusan pilihan. Pelaksanaan
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 diharap mulai berlaku satu tahun sejak peraturan tersebut diundangkan.
Menurut Pasal 32 Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 klasifikasi belanja menurut urusan wajib mencakup: (1) pendidikan; (2) kesehatan; (3) pekerjaan umum; (4) perumahan rakyat; (5) penataan ruang; (6) perencanaan pembagunan; (7) perhubungan; (8) lingkungan hidup; (9) pertanahan; (10) kependudukan dan catatan sipil; (11) pemberdayaan perempuan; (12) keluarga berencana dan keluarga sejahtera; (13) sosia!; (14) tenaga kerja; (15) koperasi dan dan usaha kecil dan menengah; (16) penanaman modal; (17) kebudayaan; (18) pemuda dan olah raga; (19) kesatuan bangsa dan politik dalam negeri; (20) pemerintahan umum; (21) kepegawaian; (22) pemberdayaan masyarakat dan desa (23) statistik; (24) arsip dan (25) komunikasi dan informatika. Klasifikasi belanja menurut urusan pilihan mencakup : (1) pertanian; (2) kehutanan; (3) energi dan sumberdaya mineral; (4) pariwisata; (5) kelautan dan perikanan; (6) perdagangan; (7) perindustrian; dan (8) transmigrasi.
Hal 5 14
5.3.2.1
Belanja Daerah dilaksanakan secara efektif, efisien, dan diarahkan sesuai target kinerja yang akan dicapai dari program/kegiatan dengan mengutamakan produksi dalam negeri sesuai dengan kemampuan dan potensi daerah. Belanja daerah diarahkan untuk mendukung Belanja Aparatur dan Belanja publik yang proporsional. Memperhatikan Permendagri 13 Tahun 2006, pasal 36 bahwa belanja menurut kelompok belanja terdiri atas belanja tidak langsung dan belanja langsung. Belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Kelompok belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Kelompok belanja tidak langsung, dibagi menurut jenis belanja yang terdiri atas: (1) belanja pegawai; (2) bunga; (3) subsidi; (4) hibah; (5) bantuan sosial; (6) belanja bagi hasil; (7) bantuan keuangan; dan (8) belanja tidak terduga. Kelompok belanja langsung dari suatu kegiatan dibagi menurut jenis belanja yang terdiri atas: (1) belanja pegawai; (2) belanja barang non jasa: dan (3) belanja modal. Merasionalkan belanja sangat penting agar belanja yang dikeluarkan dapat efektil dan efisien. Oleh karena itu formulasi kebijakan umum anggaran belanja daerah diarahkan pada program prioritas, yaitu pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan ekonorni masyarakat yang didukung dengan pembangunan infrastruktur wilayah untuk mendorong pertumbuhan sektor-sektor lainnya di Kabupaten Sumedang 5.3.2.2 Kebijakan Fasilitas Ekonomi Lokal
Untuk menghadapi perubahan yang ada dan keinginan untuk maju dalam bidang ekonomi, maka potensi ekonomi lokal dengan pendekatan klaster komoditas dapat menjadi pilihan. Disadari bahwa untuk memberdayakan potensi ekonomi lokal diperlukan suatu sinergi dari seluruh stakeholders yang terlibat didalamnya sebagai suatu kekuatan sosial (social capital). Penggalian dan penumbuhan potensi ekonomi lokal tidak dapat diselesaikan oleh Pemerintah Sumedang saja, tetapi diperlukan pula unsur lain seperti masyarakat ataupun pihak swasta. Dengan tergalinya potensi ekonomi lokal diharapkan dapat
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013
Hal 5 15
menciptakan pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja, dengan perhatian khusus diberikan pada dampak pertumbuhan ekonomi terhadap rumah tangga miskin dan usaha kecil. Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, perlu dipertimbangkan untuk dapat dibentuk suatu mekanisme yang lebih efektif dalam memberdayakan unsur-unsur
Partisipasi swasta yang baik dapat tercapai dengan adanya kerjasama pemerintah dan swasta yang didukung oleh strategi pengembangan ekonomi lokal yang komprehensif. Dengan adanya partisipasi swasta yang efisien, diharapkan dapat mengurangi beban fiskal di Pemerintah Daerah dan membebaskan sumberdaya umum untuk program-program prioritas. Dalam mengatur sumberdaya substansial dari sektor swasta, membutuhkan pembentukan kelembagaan dan peraturan lingkungan yang menarik investasi swasta, produk hukum dan peraturan yang mendukung, pengenalan konsep pemberian harga yang merefleksikan biaya (cost-reflective
Hal 5 16
yang transparan. Reformasi semacam ini juga berkontribusi dalam meningkatkan keakuntabilitasan sektor publik dan menyediakan pelayanan publik yang baik. Sebagai contoh, dengan menciptakan kompetisi yang transparan diantara pihak swasta untuk menyediakan layanan publik, diharapkan dapat membantu mengatasi aspek korupsi yang mungkin terjadi. Meningkatkan kompetisi dapat meningkatkan mutu dan efisiensi serta pengurangan harga di daerah-daerah, selain itu pengenalan konsep sanksi yang didukung oleh bantuan yang berdasarkan outputbased akan membantu meningkatkan akses terhadap layanan umum dengan harga terendah. Secara umum, partisipasi swasta yang efisien dapat mengurangi beban fiskal di pemerintahan daerah Kabupaten Sumedang. 5.3.3 Kebijakan Pembiayaan Daerah Manajemen pembiayaan daerah perlu ditingkalkan ke arah akurasi, efisiensi, efektivitas dan provitabilitas. Kebutuhan pembangunan daerah yang semakin meningkat akan berimplikasi pada kemungkinan terjadi defisit pendapatan, maka kebijakan pembiayaan daerah bersumber dari: (1) sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu, (2) transfer dana cadangan daerah, (3) hasil penjualan aset daerah yang dipisahkan dan (4) pinjaman daerah atau obligasi daerah, Bila terjadi surplus pembiayaan maka kebijakan pengeluaran pembiayaan ditujukan untuk: (1) pembayaran cicilan pokok utang yang jatuh tempo, (2) penyertaan modal (investasi daerah) dan (3) transfer ke rekening dana cadangan.
Hal 5 17
BAB
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2009-2013 merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah 5 (lima) tahun mendatang sampai berakhirnya masa jabatan Bupati Kabupaten Sumedang serta mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009 dan RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013. RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013 sebagai pedoman, landasan dan referensi dalam menyusun Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (RenstraSKPD). RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013 selanjutnya menjadi pedoman bagi penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013 ini yang telah disusun hendaknya dapat dilaksanakan secara konsisten, jujur, transparan, partisipatif dan penuh tanggung jawab serta merupakan pedoman dalam penyusunan bagi Organisasi Perangkat Daerah untuk menyusun Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (RenstraSKPD) dan merupakan pedoman bagi penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Sehubungan dengan hal tersebut, perlu ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut: 1. Bupati dan Wakil Bupati dalam menjalankan tugas penyelenggaraan pemerintahan daerah berkewajiban untuk mengarahkan pelaksanaan RPJMD Kabupaten Sumedang 2009-2013 dengan mengerahkan semua potensi dan kekuatan daerah.
Hal 6 1
2. Sekretaris Daerah, berkewajiban mengkoordinasikan dan menjadi Pelaksana Harian dalam pelaksanaan RPJMD Kabupaten Sumedang 2009-2013. 3. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Sumedang, dunia usaha serta masyarakat diharapkan melaksanakan program-program dalam RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013 dengan sebaikbaiknya; 4. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Sumedang berkewajiban untuk menyusun rencana strategis yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pokok pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi OPD Kabupaten Sumedang yang disusun dengan berpedoman pada RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013 yang nantinya akan menjadi pedoman dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) SKPD; 5. Konsepsi deskripsi program dasar, prioritas dan penunjang, maupun kegiatan pokok serta kegiatan penunjang, berimplikasi pada besarannya pengalokasian belanja serta berorientasi pada logika alur berfikir akan pentingnya sebuah program, maupun kegiatan pokok dalam mewujudkan sasaran sub agenda/agenda pembangunan. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sumedang berkewajiban untuk melakukan monitoring, fasilitasi dan evaluasi terhadap penjabaran RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013 ke dalam Rencana Strategis OPD Kabupaten Sumedang. 6. Dalam rangka sinkronisasi program-program yang telah ditetapkan dalam RPJMD, setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) berkewajiban melakukan koordinasi, dan konsolidasi agar terjadi keselarasan dan kesinambungan dalam pelaksanaan program sesuai dengan target-target pencapainya yang telah ditetapkan.
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013
Hal 6 2
7. Dalam pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sumedang tahun 2009-2013 perlu mengacu kepada Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sumedang agar terwujud keselarasan dan kesinambungan pembangunan daerah. 8. RPJMD Kabupaten Sumedang akan berlaku dari tahun 2009 sampai dengan 2013, maka ditambahkan Rancangan Program dan Kegiatan Indikatif 1 (satu) tahun kedepan yaitu untuk tahun 2014 setelah periode RPJMD ini berakhir. RPJMD transisi tersebut disusun dengan tujuan untuk menjembatani kekosongan dokumen perencanaan jangka menengah (RPJMD) Kabupaten Sumedang pada masa akhir jabatan Kepala Daerah (Bupati/Wakil Bupati) tahun 2013. 9. Fokus Indikasi Prioritas Program a. Secara umum fokus indikasi prioritas program yang akan dilakukan atau dilaksanakan dalam RPJMD Kabupaten Sumedang 2009-2013, disesuaikan dengan arahan indikasi prioritas program RPJPD 20052025 yang terdiri dari 41 fokus indikasi prioritas program dan tambahan 6 fokus indikasi prioritas program setelah mengalami sehingga dalam kurun pembahasan dalam Musrenbang RPJMD, yang akan dicapai.
waktu 5 tahun ke depan ada 47 fokus indikasi prioritas program Fokus indikasi program tersebut dilarutkan dalam rangka mencapai visi dan misi kepala daerah b. Adapun teknis penjabaran fokus indikasi program tersebut dibagi dalam beberapa tahapan yang secara rasional dan proporsional diyakini mampu memberikan dampak ketercapaian target dan sasaran yang cukup signifikan di akhir tahun perencanaan (akhir tahun 2013), disamping harus memperhatikan berbagai kebijakan strategis yang berkembang, baik yang dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun internal yang terjadi, kemampuan kapasitas fiskal daerah dan faktor-faktor berpengaruh lainnya yang berdampak pada penyesuaian-penyesuainan target sasaran yang
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013
Hal 6 3
akan dicapai dalam dokumen perencanaan RPJMD untuk setiap tahunnya. c. Adapun skenario tahapan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Tahapan I :
Adalah tahapan prakondisi; dimana dalam tahapan ini diskenariokan bahwa fokus indikasi prioritas program yang akan dilaksanakan terdiri dari 47 fokus indikasi prioritas program sampai dengan 5 tahun ke depan adalah prioritas-prioritas yang mampu menjembatani proses pelarutan prioritas program. Selanjutnya dalam tataran implementasinya diyakini bahwa prioritas-prioritas tersebut dapat dilaksanakan apabila terlebih dahulu dilakukan aktivitas prakondisi, misalnya dalam konteks perencanaan pembangunan melalui menyiapkan dokumen-dokumen
perencanaan yang baik dan terpadu, dapat menjadi pedoman dan arahan tindak yang jelas selama 5 tahun ke depan, baik secara makro maupun secara mikro (teknis operasional) mulai dari RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, Renja SKPD dan Tata Ruang daerah dan turunan-turunannya (masterplan-masterplan yang dibutuhkan sebagai arahan tindak). Disamping itu juga fokus terhadap indikasi prioritas program yang secara langsung dapat ditembak oleh SKPD-SKPD utama yang indikator target dan sasarannya dapat dicapai secara langsung, misalnya di bidang pendidikan, bidang kesehatan dan bidang infrastruktur.
Tahap II :
Adalah tahapan pembangunan dan pengembangan; pada tahapan ini diharapkan dengan adanya prakondisi-prakondisi yang telah ditetapkan melalui berbagai prioritas program yang dilakukan pada tahapan I, dapat mempermudah dalam memfasilitasi pelaksanaan pelarutan fokus indikasi prioritas program berikutnya dengan memperbesar ketercapaian target sasaran,
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013
diharapkan dapat
Hal 6 4
mengembangkan beberapa program yang memerlukan penguatanpenguatan dan pengembangan lebih lanjut.
Tahap III :
Adalah tahapan stabilisasi; pada tahapan ke-3 ini diharapkan mampu menjaga dan menstabilkan fokus indikasi prioritas program berikunya yang telah tentukan dalam dokumen RPJMD, sesuai dengan indikator-indikator target dan sasaran dengan mengembangkan sistem evaluasi yang memadai, agar capaian
program yang masih dibawah target atau belum maksimal dalam pelaksanaanya dapat direview kembali sehingga dalam proses selanjutnya mampu dioptimalkan. Tahapan-tahapan ini dilakukan selama kurun waktu 5 tahun ke depan, secara teknis akan tergambarkan dalam dokumen renstra masing-masing SKPD yang merupakan penjabaran dari RPJMD 2009-2013 melalui prioritas-prioritas program setiap tahunnya, sesuai peran SKPD yang ada baik sebagai SKPD Utama, SKPD Penunjang dan SKPD Pendukung. Sehingga secara konfrehensif ketercapaian target dan prioritas program yang dilaksanakan bermuara pada bagaimana mampu memberikan kontribusi bagi dan Misi kepala daerah. sasaran yang telah ditentukan dalam mendukung terwujudnya Visi
Hal 6 5
BAB
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Daerah
(RPJMD)
Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013 adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahunan, merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah yang berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP) serta memperhatikan RPJM Nasional dan RPJMD Provinsi Jawa Barat. Hal ini sesuai dengan amanat dari Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Rencana sebagai : 1. Acuan dalam menyusun visi, misi yang dijabarkan dalam program dan kegiatan pembangunan untuk penyusunan RKPD, RENSTRA SKPD, RENJA SKPD, dan KUA-PPAS APBD. 2. Pedoman dalam penyusunan, RENSTRA SKPD, RENJA SKPD dan RKPD. 3. Menciptakan perencanaan pembangunan yang menjamin terwujudnya sinergitas, keterpaduan dan sinkronisasi dengan arah pembangunan di Jawa Barat serta terintegrasi dengan arah pembangunan nasional. 4. Acuan dan arahan dalam menentukan kebijakan program dan kegiatan pembangunan pada tingkat daerah. 5. Acuan dan arahan bagi penentu kebijakan program dan kegiatan pembangunan serta dalam pengambilan keputusan bagi penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013, diharapkan dapat dijadikan
Hal 7 1
Keberhasilan dan implementasi pelaksanaan RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013, sangat tergantung dari komitmen bersama antara Pemerintah Daerah dengan stakeholders dan seluruh lapisan masyarakat Sumedang. Untuk itu RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013, dapat dijadikan pedoman dan arahan bagi seluruh pemangku kepentingan pembangunan dan penyelenggara pemerintahan di Kabupaten Sumedang serta terintegrasi dengan arah pembangunan Nasional dan Provinsi selama kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan. BUPATI SUMEDANG,
DON MURDONO
Hal 7 2
Hal 7 3
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 3.1 Halaman Peta Adminstratif Kabupaten Sumedang ................................ 2-2 Rencana Kawasan Lindung ................................................................ 2-9 2 - 43 Rencana Jaringan Drainase ................................................................ 2 - 43 Rencana Sistem Penyediaan Air Minum ................................ Rencana Pengelolaan Air Limbah ................................ 2 - 29 Konsep Akselerasi ................................................................ 3 - 13
Hal iv
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR ...................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................ i ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ iii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1-1 1.2. Maksud dan Tujuan ................................................................ 1 - 3 1.3. Landasan Hukum ................................................................ 1-4 1-8 1.4. Hubungan RPJPM dengan Dokumen Perencanaan Lain............................... 1 1.5. Sistematika Penulisan ................................................................ - 10 1.6. Proses Penyusunan ................................................................ 1 - 11 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. Kondisi Geografis ................................................................ 2-1 2.1.1. Letak Geografis dan Luas Wilayah ................................ 2 - 1 2-2 2.1.2. Topografi ................................................................................................ 2-4 2.1.3. Hidrologi dan Klimatologi ................................................................ 2 2.1.4. Luas dan Sebaran Kawasan Budidaya ................................- 6 2 2.1.5. Luas dan Sebaran Kawasan Lindung ................................ - 7 22.1.5. Penataan Ruang ................................................................ 10 2.2. Perekonomian Daerah ................................................................ - 15 2 2.2.1. PDRB ................................................................................................ 2 - 15 2 - 17 2.2.2. Investasi ................................................................................................ 2 - 18 2.2.3. Pajak dan Retribusi Daerah ................................................................ 2 - 19 2.2.4. Dana Perimbangan ................................................................ 2 2.2.5. Sumber Penerimaan Daerah Lainnya ................................ - 19 2.3. Indeks Pembangunan Manusia ................................................................ 2 - 20 2.4. Sosial Budaya Daerah ................................................................ - 21 2
Hal ii 1
2.4.1. Kependudukan ................................................................- 21 2 2.4.2. Transmigrasi ................................................................2 - 24 2.4.3. Kesehatan ................................................................ 2 - 25 2.4.4. Pendidikan ................................................................ 2 - 26 2.4.5. Kesejahteraan Sosial ................................................................ 2 - 27 2.4.6. Ketenagakerjaan ................................................................ 2 - 28 2.4.7. Pemuda dan Olahraga ................................................................ 2 - 30 2.4.8. Kebudayaan ................................................................ 2 - 33 2.5. Prasarana dan Sarana Daerah ................................................................ 2 - 35 2.5.1. Prasarana dan Sarana Sosial Ekonomi ................................35 22.5.2. Sosial Budaya ................................................................ - 37 2 2.5.3. Transportasi dan Perhubungan ................................................................ 2 - 39 2.5.4. Telekomunikasi dan Informasi ................................................................ 2 - 40 2.5.5. Pengairan/ Keirigasian ................................................................ 2 - 41 2.5.6. Drainase ................................................................................................ 2 - 42 2.5.7. Air Bersih ................................................................ 2 - 43 2.5.8. Air Limbah ................................................................ 2 - 44 2.5.9. Energi ................................................................................................ 2 - 45 2.6. Kondisi Pemerintahan Umum ................................................................ 2 - 47 2.6.1. Pelayanan Catatan Sipil ................................................................ 2 - 47 2.6.2. Perizinan ................................................................................................ 2 - 47 2.6.3. Aparatur Pemerintahan ................................................................ 2 - 48 2.7. Isu Strategis ........................................................................................... 2 - 51 BAB III VISI DAN MISI 3.1. Visi Daerah ............................................................................................. 3-1 3-6 3.2. Misi Daerah ............................................................................................ 3-8 3.3. Visi Pemerintah Kabupaten Sumedang 2008-2013 ................................ 3 13 3.4. Visi Pemerintah Kabupaten Sumedang 2009-2013 ................................
Hal ii 2
BAB IV
STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH 4.1. Analisis Kondisi Eksternal dan Internal ..................................................... 4-1 4.1.1. Permasalahan ................................................................ - 2 4 4-4 4.1.2. Faktor Pendorong ................................................................ 4-5 4.1.3. Faktor Penghambat................................................................ 4.2. Kebijakan Pembangunan ................................................................ 4-6 4.3. Program Pembangunan ................................................................ 4 - 28 4.4. Indikasi Rencana Program Prioritas ......................................................... 4 - 58 4.5. Kebijakan Kewilayahan ................................................................ 63 4-
BAB V
KERANGKA PENDANAAN 5.1. Arah Pengelolaan Pendapatan Daerah ..................................................... 5-2 5.2. Arah Pengelolaan Belanja Daerah ............................................................ 5-8 5.3. Kebijakan Umum Anggaran ................................................................ 5 - 10 5.3.1 Kebijakan Arah Pengelolaan Pendapatan Daerah ................................ 5 - 11 5.3.2 Kebijakan Arah Belanja Daerah ............................................................... 5 - 13 5.3.3 Kebijakan Pembiayaan Daerah ................................................................ 5 17
BAB VI
KAIDAH PELAKSANAAN
Hal ii 3
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 2.10 2.11 2.12 2.13 2.14 2.15 2.16 Halaman Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumedang Tahun 2008 ................................................................ 2-1 Kelompok Ketinggian Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumedang Tahun 2008 ................................................................ 2-3 Curah Hujan Menurut Kecamatan di Kabupaten 2-5 Sumedang Tahun 2005-2008 ................................................................ Luas lahan Menurut Jenis Penggunaan di Kabupaten Sumedang Tahun 2005-2008 ................................................................ 2-6 Perkembangan Luas Kawasan Lindung di Kabupaten 2-8 Sumedang Tahun 2007-2008 ................................................................ PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008................................ 2 - 15 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008................................ 2 - 16 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sumedang 2 - 16 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2004-2008 ................................ Proyeksi PDRB Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten 2 - 17 Sumedang Tahun 2009-2013 ................................................................ 2 - 18 PMTB Kabupaten Sumedang Tahun 2003-2008 ................................ Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008 ................................................................ - 19 2 Dana Perimbangan Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008 ............................................................................................. 2 - 19 Sumber Penerimaan Daerah Lainnya yang Sah Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008 ................................ 20 2Pencapaian IPM Kabupaten Sumedang Tahun 20032007 dan Target Tahun 2008 ................................................................ 2 - 20 Jumlah Penduduk Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008 ............................................................................................. 2 - 21 Luas Daerah, Jumlah Rumah Tangga, Kepadatan/ Km2 Rata-Rata Rumah Tangga dan Sex Ratio di Kabupaten 2 - 22 Sumedang Tahun 2008................................................................ Proyeksi Penduduk Kabupaten Sumedang Menurut Kecamatan Tahun 2009-2013................................................................ 2 - 23
Hal iii 1
2.17
2.18 2.19 2.20 2.21 2.22 2.23 2.24 2.25 2.26 2.27 2.28 2.29 2.30 2.31 2.32 2.33 2.34 2.35 2.36
Perkembangan Jumlah KK yang Mengikuti Transnigrasi 2 Tahun 2004-2008 ................................................................ - 24 Jumlah Tenaga Kesehatan dan Partisipasi Masyarakat di 2Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008 ................................ 25 Jumlah Kelahiran Hidup dan Kematian Bayi di 2Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008 ................................ 26 Jumlah Guru dan Murid di Kabupaten Sumedang Tahun 2 - 26 2004-2008 ............................................................................................. Kondisi PMKS di Kabupaten Sumedang Tahun 2 - 27 2005-2008 ............................................................................................. Jumlah Panti Berdasarkan Penanganan Kasus di Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008 ................................ 28 2Jumlah Yayasan Non Panti dan Anak Asuh di Kabupaten 2 - 28 Sumedang Tahun 2004-2008 ................................................................ Jumlah Tenaga Kerja di Kabupaten Sumedang Tahun 2 - 29 2004-2008 ............................................................................................. Jumlah Karang Taruna dan OKP, Pengurus dan Anggota di Kabupaten Sumedang Tahun 2008 ................................ 2 - 30 Prestasi Bidang Olah Raga Tahun 2006-2008 ................................ 2 - 30 Perkembangan Pariwisata di Kabupaten Sumedang 2 Tahun 2004-2008 ................................................................ - 33 Kondisi Kebudayaan di Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008 ............................................................................................. 2 - 34 Perkembangan Jumlah Koperasi Menurut Aktivitas di Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008................................ 2 - 35 Jumlah Usaha Perdagangan dan Rumah Makan Keliling di Kabupaten Sumedang Tahun 2008 ................................ 2 - 35 Jumlah Usaha Perdagangan dan Rumah Makan Non 2 - 36 Keliling di Kabupaten Sumedang Tahun 2008 ................................ Sarana Kesehatan di Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008 ............................................................................................. 2 - 37 Sarana Pendidikan di Kabupaten Sumedang Tahun 2 - 38 2004-2008 ............................................................................................. Sarana Peribadatan di Kabupaten Sumedang Tahun 2 - 39 2004-2008 ............................................................................................. Panjang Jalan di Kabupaten Sumedang Tahun 2005-2008 ............................................................................................. 2 39
Hal iii 2
Jumlah Sarana Angkutan di Kabupaten Sumedang 2 Tahun 2007-2008 ................................................................ - 40 Realisasi Produksi Kegiatan PT. Pos Indonesia Cabang 2Kabupaten Sumedang Tahun 2005-2008 ................................ 40 Perkembangan Irigasi yang Tertangani di Kabupaten 2 - 41 Sumedang Tahun 2004-2008 ................................................................ Dampak Pembangunan Prasarana Irigasi Terhadap 2 - 42 Perkembangan Areal yang Terairi di Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008 ................................................................ Produksi Air Bersih dan Terjual di Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008 ................................................................ - 44 2 Persentase Keluarga yang Memiliki Sarana Pembuangan Air Limbah Domestik yang Memenuhi Syarat Kesehatan Tahun 2004-2008 ................................................................ - 45 2 Banyaknya Daya Tersambung Menurut Sektor Pelanggan (kVA) di Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008 ............................................................................................. 2 - 46 Pelayanan Jaringan Listrik di Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008 ................................................................ - 46 2 Pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Catatan Sipil di 2Kabupaten Sumedang Tahun 2006-2008 ................................ 47 Jumlah PNS Struktural Lingkup Pemerintahan Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2007 .......................................................... 2 - 48 Jumlah PNS Fungsional Lingkup Pemerintah Daerah 2 - 49 Kabupaten Sumedang Tahun 2007 .......................................................... Jumlah PNS Lingkup Pemerintah Daerah di Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Sumedang ................................ 2 - 50 Jumlah Desa dan Kelurahan Menurut Kecamatan di 2 - 51 Kabupaten Sumedang Tahun 2008 .......................................................... Matrik Keterkaitan Misi, Kebijakan, Sasaran dengan Fungsi, Bidang dan Program Urusan Pemerintahan RPJMD Kabupaten Sumedang 2009-2013................................- 7 4 Matrik Indikator Sasaran Kinerja Pembangunan RPJMD Kabupaten Sumedang 2009-2013............................................................ 4 - 29
2.43
Realisasi Pendapatan Kabupaten Sumedang 2004-2008............................ 5-3 Perkembangan PAD Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008 ............................................................................................. 5-4 Perkembangan Dana Perimbangan Kabupaten 5-4 Sumedang Tahun 2004-2008 ................................................................
Hal iii 3
Perkembangan Lain-Lain Penerimaan yang Sah 5-5 Kabupaten Sumedang Tahun 2008 .......................................................... 5-6 Tax Ratio di Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008 ............................... Proyeksi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sumedang 5 Tahun 2009-2013 ................................................................ - 6 5-7 PDRB Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008 ................................................................ 5-7 Proyeksi PDRB Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013 ................................................................ 5-8 Pengelolaan Belanja Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008 ............................................................................................. Perkembangan Alokasi Belanja Tidak Langsung 5-9 Kabupaten Sumedang Tahun 2004-2008 ................................ Perkembangan Alokasi Belanja Langsung 2004-2008 ................................ 5-9 Proyeksi Pengelolaan Belanja Kabupaten Sumedang 5 Tahun 2009-2013 ................................................................ - 10
Hal iii 4
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013, telah selesai kami susun. Tahapan penyusunan RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 20092013 ini berdasarkan pada Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah yang terdiri dari: (1) Penyiapan rancangan awal RPJM Daerah; (2) Penyelenggaraan Musrenbang Jangka Menengah Daerah; (3) Penyusunan rancangan akhir RPJM Daerah; dan (4) Penetapan Peraturan Daerah tentang RPJM Daerah. Latar belakang penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013 adalah untuk menjabarkan visi, misi dan kebijakan Kepala Daerah terpilih yang ditawarkan pada saat kampanye dalam bentuk dokumen perencanaan, yang akan menjadi pedoman bagi aparat pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pembangunan daerah dalam kurun waktu lima tahun mendatang. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013. Semoga Allah SWT memberikan taufik dan hidayah pada kita semua. Amiin. Sumedang, Nopember 2008
BUPATI SUMEDANG,
DON MURDONO
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013
Hal i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya pula Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) RPJMD Kabupaten Kabupaten Sumedang Sumedang Tahun Tahun 2009 - 2013, telah selesai kami susun. Tahapan Penyusunan 2009 - 2013 ini berdasarkan pada Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Penyiapan Rancangan Awal RPJM Daerah yang terdiri dari : (1) Daerah; (2) Penyelenggaraan
Musrenbang Jangka Menengah Daerah; (3) Penyusunan Rancangan Akhir RPJM Daerah; dan (4) Penetapan Peraturan Daerah tentang RPJM Daerah. Latar belakang penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sumedang Tahun 2009 - 2013 adalah untuk menjabarkan visi, ,misi dan kebijakan Kepala Daerah terpilih yang ditawarkan pada saat kampanye dalam bentuk dokumen perencanaan, yang akan menjadi pedoman bagi aparat pemerintah daerah di dalam penyelenggaraan pembangunan daerah dalam kurun waktu lima tahun mendatang Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2009 - 2013. Semoga Allah SWT memberikan taufik dan hidayah-Nya pada kita semua. Amiin. Sumedang, Oktober 2008 Bappeda Kabupaten Sumedang
4 3 Kebijakan 1: a. Meningkatnya kualitas 1) pendidikan Menciptakan masyarakat sumberdaya manusia Sumedang sumedang yang memiliki kompetensi, unggul, berdaya saing dan beretika
2009 8
(b)
2)
- SMA + SMK Rasio siswa/guru - SMA - SMK * Rasio kelas/guru - SMA - SMK Kinerja Pendidikan (a) Angka Melek Huruf (b) Angka RLS (c) Angka tingkat pendidikan yang ditamatkan
Hal - 57
No. 1
MISI 2
KEBIJAKAN 3
SASARAN 4
INDIKATOR 5 * SD/MI * SMP/MTs * SMA/MA * SMK (d) Angka Partisipasi Kejar Paket A (e) Angka Partisipasi Kejar Paket B (f) Angka Partisipasi Kejar Paket C Tersedianya data untuk perencanaan peningkatan kualitas pendidikan
EKSISTING 2008 7 99.94 99.38 99.47 98.48 0.17 1.90 0.16 Belum tersedianya data akurat perencanaan peningkatan kualitas pendidikan Belum memiliki pedoman perencanaan perintisan wajib belajar 12 tahun Belum tersedianya perencanaan Wajar Diknas 36 14 1 15 1 : 356 1 : 34.115 1 : 16.294 1 : 545.837 1 : 18.195 1 : 110 1 : 4.727 1 : 5.943 1 : 3.577 1 : 1.949 1 : 49.622 68.00 39.02 308.2 68.19 68 67 1.03 50 23.40
TARGET PENCAPAIAN TAHUNAN 2010 2011 2012 9 10 11 99.95 99.95 99.99 99.49 99.66 99.83 99.90 99.95 99.96 99.75 99.83 99.91 0.36 0.55 0.73 3.14 3.76 4.38 2.09 3.06 4.03
3)
Persen
100
4)
Persen
100
5)
100 36 7 62 35 1 : 305 1 : 34.500 1 : 15.500 1 : 545.837 1 : 17.989 1 : 100 1 : 4.456 1 : 5.655 1 : 3.562 1 : 2.104 1 : 60.000 68.20 37.70 303.60 75.00 70.00 75.00 <1 54.00 25.72
36 65 35 1 : 254 1 : 34.500 1 : 15.500 1 : 545.837 1 : 17.242 1 : 95 1 : 4.343 1 : 5.367 1 : 3.547 1 : 2.078 1 : 55.000 68.40 37.03 299.00 80.00 72.00 80.00 <1 58.00 28.04
36 65 35 1 : 203 1 : 34.500 1 : 15.500 1 : 545.837 1 : 16.495 1 : 90 1 : 4.230 1 : 5.079 1 : 3.532 1 : 2.052 1 : 50.000 68.60 36.36 294.40 85.00 75.00 82.00 <1 62.00 30.36
36 65 35 1 : 152 1 : 34.500 1 : 15.500 1 : 545.837 1 : 15.748 1 : 85 1 : 4.117 1 : 4.791 1 : 3.517 1 : 2.026 1 : 45.000 68.80 35.69 289.80 90.00 78.00 85.00 <1 66.00 32.68
Rasio murid sebagai Paskibraka Terpenuhinya Pendidikan Dasar bagi anak usia sekolah Meningkatnya pengetahuan masyarakat Pemasyarakatan Teknologi Tepat Guna Pelayanan Kesehatan (a) Rasio Posyandu Mandiri dan Purnama per satuan Balita (b) Rasio Puskesmas per satuan penduduk (c) Rasio Pustu per satuan penduduk (d) Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk (e) Rasio dokter per satuan penduduk (f) Rasio tenaga medis per satuan penduduk (g) Rasio Bidan desa per satuan penduduk (h) Rasio Poskesdes per satuan penduduk Rasio tempat tidur pasien RSU per satuan (i) penduduk Rasio tenaga paramedis per satuan (j) penduduk (k) Rasio dokter gigi per satuan penduduk Kinerja Kesehatan (a) Angka Usia Harapan Hidup (b) Angka Kematian Bayi (c) Angka Kematian Ibu (d) Kunjungan Ibu Hamil 4 kali (K-4) (e) Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (f) Kunjungan neonatus 2 kali (KN 2) (g) Presentase Balita Gizi Buruk (h) Desa siaga aktif Rumah tangga sehat (i)
Orang Kecamatan Desa Orang Rasio Rasio Rasio Rasio Rasio Rasio Rasio Rasio Rasio Rasio Rasio Tahun Tahun 100.000/KH persen persen persen Persen Persen Persen
2)
Hal - 57
No. 1
MISI 2
KEBIJAKAN 3
INDIKATOR 5 Rata-rata anak per keluarga Prosentase penduduk yang terlindungi jaminan pemeliharaan kesehatan berbasis asuransi Penanggulangan Penyakit TB : - CDR (Case Detection Rate )
TARGET PENCAPAIAN TAHUNAN 2010 2011 2012 9 10 11 2.19 2.17 2.15 28.00 60.85 3.55 32.00 63.90 3.65 36.00 66.95 3.75
(l)
(m) Penanggulangan Penyakit Diare : - Penemuan penderita semua kelompok umur (n) Penanggulangan Penyakit ISPA : - Penemuan penderita Pneumoni pada Balita Penanggulangan Penyakit DB Dengue: - Case Fatality Rate (CFR) Sarana Air Bersih SPAL Kepemilikan Jamban Keluarga Rumah Sehat
2 2 45,45 100.00 Belum memiliki pedoman pembentukan Desa Model TOGA Belum tersedianya data akurat untuk pelaksanaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Belum tersedianya data gizi buruk 78 3 56,329 1,500
2 2 55.00 100.00 -
2 2 65.00 100.00 -
2 2 70.00 100.00 -
(x)
(y) 3)
Tersedianya pedoman pembentukan Desa Model TOGA Tersedianya data untuk pelaksanaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
4)
Persen
100.00
5) 6) 7) 8) 9)
Tersedianya data gizi buruk Rasio Tenaga Pembina Olahraga Masyarakat Rasio Cabang Olahraga Modern dan Tradisional Rasio Pemuda Sadar Bahaya Narkoba Meningkatnya pelayanan kesehatan gratis bagi keluarga miskin
Hal - 57
No. 1
MISI 2
KEBIJAKAN 3
SASARAN 4
INDIKATOR 5 11) Terpenuhinya kebutuhan dasar air bersih 12) Terpenuhinya pelayanan kesehatan ibu hamil dan anak balita Tersedianya jaminan kesehatan bagi keluarga 13) miskin 14) Tersedianya jaminan kesehatan bagi aparat desa
SATUAN 6 Desa Kecamatan Desa/Kel Orang Desa Orang Kecamatan Desa Desa Jumlah Jumlah Jumlah
TARGET PENCAPAIAN TAHUNAN 2010 2011 2012 9 10 11 2 227 270 6 30 1 19 2 3 2 227 270 6 30 1 1 19 2 3 2 227 270 6 30 1 19 2 3
15) Tersedianya sarana/ prasarana perekonomian masyarakat 16) tersedianya tenaga terampil dalam mengelola pasar desa 17) Terpenuhinya sarana/ prasarana pelayanan dasar masyarakat 18) Tersedianya akses kegiatan/ pelayanan ke luar wilayah program TMMD 19) Tersedianya akses kegiatan/ pelayanan ke luar wilayah program BMSS c. Meningkatnya 1) Tersedianya panti sosial: aksesibilitas terhadap (a) Jumlah panti asuhan pelayanan dasar dan (b) Jumlah panti jompo pelayanan sosial (c) Jumlah panti sosial anak cacat 2) Tersedianya lembaga-lembaga pelayanan kesejahteraan sosial non panti: (a) Jumlah sekolah tuna (SLB A,B,C) (b) Tersedianya tempat penanganan penyandang masalah sosial: * Tuna Susila * Gelandangan Pengemis * Orang gila * Retandasi * Karang Lansia * Fakir Miskin * Anak Nakal Korban Narkoba * Bekas Narapidana Jumlah rumah singgah Panti Singgah Jumlah Karang taruna Jumlah Taman Penitipan Anak
Jumlah
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
2 2 277 5 1 25
1 1 1 1 3 1 1 1 2 1 55 1 1 50
1 1 1 1 3 1 1 1 2 1 55 1 1 50
1 1 1 1 4 1 1 1 2 1 55 1 1 50
1 1 1 1 5 1 1 1 2 1 55 1 1 50
Tersedianya lembaga jaminan sosial (BKSP Askesos) Tersedianya Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat Tersedianya Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat: (a) Tersedianya Pekerja Sosial Masyarakat (b) Taruna Siaga Bencana Pelayanan Penyandang masalah Kesejahteraan sosial Jumlah Klub Olah Raga
731 53 15 130
6) 7)
Hal - 57
No. 1
MISI 2
KEBIJAKAN 3
SASARAN 4 8)
2009 8 314
Tersedianya lembaga/institusi sosial di 9) masyarakat: (a) Taman Bacaan Masyarakat (b) Perpustakaan Desa (c) Perpustakaan Sekolah 10) Jumlah kunjungan rawat jalan ke Puskesmas, Pustu dan Polindes: Contact Rate: (a) Gakin (b) Non Gakin 11) Kinerja Kependudukan dan Pencatatan Sipil (a) (b) (c) (d) Penduduk ber-Nomor Induk Kependudukan (NIK) Nasional Rasio Kepemilikan Kartu Keluarga per Satuan Kepala Keluarga Rasio penduduk ber KTP per satuan penduduk Wajib KTP Rasio bayi berakte kelahiran
Tahun Tahun
(e) Rasio pasangan berakte nikah Kinerja Keluarga Berencana dan Keluarga 12) Sejahtera (a) Rasio Drop Out KB (b) Rata-rata usia kawin pertama wanita (c) Partisipasi bina keluarga balita (BKB) (d) Partisipasi bina keluarga remaja (BKR) (e) Partisipasi bina keluarga Lansia (BKL) (f) Rasio pemanfaatan data mikro keluarga (g) Rasio pelayanan advokasi KB Rasio penguatan kelembagaan KB yang (h) mandiri 13) 14) 15) 16) 17) Partisipasi remaja peduli kesehatan reproduksi Rasio Kekerasan Dalam Rumah Tangga Jumlah Restoran Jumlah Penginapan Tersedianya data dan indikator kemiskinan serta penangannya
Persen Tahun Persen Persen Persen Persen Persen Persen Persen Persen Jumlah Jumlah Persen Persen Lapang Organisasi Orang Buah Orang
7.39 18.29 10.75 2.12 3.58 50 67 50 0.82 1,638 120 16 Data kemiskinan berbeda pada tiap SKPD terkait Data Pengembangan IPM 1 27 5,250
7.00 19.00 11 3.30 4.86 55 69 55 1.00 1,398 122 19 100 100 2 79 50 5 560
6.95 19.05 11.52 4.00 6.14 60 71 60 2.00 1,187 124 22 100 100 2 79 50 6 750
6.90 19.10 11.5 5.68 7.42 65 73 65 3.00 1,012 126 25 100 100 2 79 50 5 1,000
6.85 19.15 11.75 6.84 8.7 70 75 70 4.00 855 128 28 100 100 2 79 50 5 1,250
18) Tersedianya data perkembangan Indek Pembangunan Manusia (IPM) 19) Rasio Saran dan Prasarana Olahraga 20) Rasio Organisasi pemuda yang Maju 21) Rasio Atlet yang Mendapat Penghargaan Tersedianya sarana dan prasarana pelayanan 22) sosial 23) Tersedianya bantuan sarana permakanan bagi klien panti sosial
Hal - 57
No. 1
MISI 2
KEBIJAKAN 3
SASARAN 4 24)
INDIKATOR 5 Meningkatnya partisipasi lembaga pelayanan sosial (Karang Taruna, PSM, Orsos, TANAGA)
SATUAN 6 Kelompok Orang Orang Orang Buah Orang Buah Orang Orang Paket Paket Orang Kejadian Buah Kejadian Prosentase Grup Unit Persen Persen Persen Kasus
EKSISTING 2008 7 277 KT, 173 PSM, 30 Orsos, 53 TANAGA 250 250 500
25) Meningkatnya partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam pelayanan sosial 26) Meningkatnya jejaring kerjasama pelaku usaha kesejahteraan sosial 27) Meningkatnya nilai-nilai kepahlawanan dan kejuangan dikalangan generasi muda 28) Meningkatnya kualitas MPN, TPM dan TPMD 29) Meningkatnya kualitas hidup PKRI dan Janda PKRI 30) 31) 32) 33) Tersedianya Lembaga Sistem Jaminan Sosial Meningkatnya keterampilan PMKS Meningkatnya kualitass hidup eks PMKS Meningkatnya pelayanan penyelenggara undian gratis berhadiah dan pengumpulan sumbangan sosial
TARGET PENCAPAIAN TAHUNAN 2010 2011 2012 9 10 11 56 KT, 55 PSM, 57 KT, 55 PSM, 58 KT, 55 PSM, 15 Orsos, 30 15 Orsos, 30 15 Orsos, 30 TANAGA TANAGA TANAGA 21 Tomas, 30 22 Tomas, 30 23 Tomas, 30 pengusaha pengusaha pengusaha 50 100 50 100 50 100
2 MPN, 1 TMP, 1 3 MPN, 1 TMP, 1 4 MPN, 1 TMP, 1 5 MPN, 1 TMP, 1 1 MPN, 1 TMP, 1 TMPD TMPD TMPD TMPD TMPD 2 PKRI, 15 Janda 3 PKRI, 15 Janda 4 PKRI, 15 Janda 5 PKRI, 15 Janda 1 PKRI, 15 Janda PKRI PKRI PKRI PKRI PKRI 6 1 1 1 1 300 60 60 60 60 300 60 60 60 60 50 52 285 1 : 218 60 114 0 15 40 50 368 Belum tersedianya data pengembangan kelembagaan pendidikan keagamaan 400 10 10 25 100 25 100 50 15 20 20.00 50.00 55.00 5 10 10 35 100 30 100 55 15 40 20.00 60.00 60.00 5 10 11 40 100 35 100 60 15 20 20.00 70.00 70.00 5 10 11 45 100 100 100 65 15 20 20.00 80.00 80.00 5
34) Meningkatnya peran aktif masyarakat dalam usaha kesos d. Meningkatnya kualitas pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama serta nilai-nilai budaya daerah yang relevan 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) Jumlah pelaku asusila Frekuensi terjadinya konflik antar umat beragama
Rasio tempat ibadah per satuan penduduk Frekuensi konflik antar suku Frekuensi kegotong royongan jumlah grup kesenian jumlah gedung kesenian Frekuensi kegiatan pewarisan kejuangan 8) Sumedang Peningkatan Pendidikan Budi Pekerti di SD, SMP, 9) SMA 10) Peningkatan Pendidikan Muatan Lokal 11) Angka Kriminalitas yang tertangani 12) Tersedianya data pengembangan kelembangaan pendidikan keagamaan
Persen
100
13) Rasio atlet olahraga junior 14) Rasio pertandingan, perlombaan, festival dan invitasi olahraga masyarakat Kebijakan 2: Memperluas penciptaan lapangan kerja serta menyiapkan tenaga kerja terampil dan berjiwa wira usaha a. Meningkatnya kesempatan kerja melalui peningkatan investasi dan padat karya 1) Nilai Ekonomi
2) 3)
1 : 10 14.73
1:9 16.93
Hal - 57
No. 1
MISI 2
KEBIJAKAN 3 berjiwa wira usaha untuk kebutuhan lokal, regional, nasional dan internasional
SASARAN 4 4)
INDIKATOR 5 Penyediaan sistem insentif dan pembinaan serta fasilitasi untuk memacu pengembangan UKM berbasis teknologi termasuk wirausaha baru berbasis teknologi terutama UKM berorientasi ekspor, subkontrak/penunjang, agribisnis/agroindustri dan yang memanfaatkan sumber daya lokal Penyediaan kemudahan dan pembinaan dalam memulai usaha, termasuk dalam perijinan, lokasi usaha dan perlindungan usaha dari pungutan informal Penyelenggaraan pelatihan budaya usaha dan kewirausahaan dan bimbingan teknis manajemen usaha Kondusif dan berkeadilan dalam iklim usaha Angka Sengketa pengusaha-pekerja per tahun
SATUAN 6
EKSISTING 2008 7
2009 8
220
350
500
650
800
5)
Orang wirausaha baru Orang wirausaha baru SK Bupati/Perda Kasus Orang Paket Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang persen Orang KUKM KUKM Persen Orang Orang Orang Orang Orang
220
350
500
650
800
6)
350
500 1 SK Bupsti
650
800
7) 8) 9)
10 200 120 120 3,250 137 142 45 51,064 2,000 360 25 15.00 420 100 100 9.50 100 100 1:2 75 50
8 200 1 120 120 3,750 187 192 60 56,170 2,500 410 30 20.00 520 150 150 9.00 100 100 1:2 75 50
6 200 120 120 4,250 237 242 75 61,787 3,000 460 50 25.00 620 200 200 8.50 100 100 1:2 75 50
4 200 1 120 120 4,750 287 292 90 67,965 3,500 510 60 30.00 720 250 250 8.00 100 100 1:2 75 50
Meningkatnya keterampilan kerja anak/remaja terlantar 10) Regulasi daerah tentang pengelolaan pembangunan secara swakelola 11) Tersedianya tenaga teknis yang menunjang kemandirian masyarakat 12) Tersedianya teknologi pertanian, pengolahan pangan dan pendayagunaan lahan kritis b. Meningkatnya ketersediaan SDM, tenaga kerja yang memenuhi standard kompetensi dan wirausahawan 1) Jumlah tenaga kerja bersertifikasi: (a) Lokal :21.250 orang. (b) Regional : 22.435 orang. (c) Nasional : 1.210 orang. (d) Internasional :375 orang. Angka partisipasi angkatan kerja Jumlah penduduk yang punya usaha mandiri: (a) (b) 4) 5) 6) Berijin (Lisensi) Tidak Berijin (Non Lisensi)
2) 3)
Jumlah instruktur Vokasinal yang telah bersertifikasi Jumlah lulusan yang telah bersertifikasi DU/DI berstandar nasional/internasional Peningkatan SDM Pelaku Usaha: a Industri Kecil dan Menengah
Peningkatan Kualitas Produk b Pemasaran dan Purnajual c 7) Persentase jumlah tenaga kerja dibawah umur 8) Jumlah pemuda yang punya usaha mandiri 9) Jumlah pemuda terampil 10) Rasio pemuda nasionalis 11) Rasio Wasit Cabang Olahraga 12) Jumlah pelatih cabang olahraga
Hal - 57
No. 1
MISI 2
KEBIJAKAN 3
SASARAN 4
INDIKATOR 5 13) Rasio stakeholder yang memahami UU Nomor 3 Tahun 2005 14) Meningkatnya kewirausahaan PMKS produktif 2) Rerata pendapatan petani a Petani Penggarap
2009 8 300 55 Peningkatan rerata pendapatan 10%/Tahun Peningkatan rerata pendapatan 10%/Tahun 1,050,000 974,000 12.00 20% 55 6,625 638 875 387 55 9 50 5 100 6 20
TARGET PENCAPAIAN TAHUNAN 2010 2011 2012 9 10 11 55 Peningkatan rerata pendapatan 10%/Tahun Peningkatan rerata pendapatan 10%/Tahun 1,200,000 1,000,000 14.00 25% 55 7,625 636 955 405 65 11 100 57 200 12 20 55 Peningkatan rerata pendapatan 10%/Tahun Peningkatan rerata pendapatan 10%/Tahun 1,350,000 1,150,000 16.00 30% 55 8,625 614 1,035 425 75 13 75 30 300 18 20 57 Peningkatan rerata pendapatan 10%/Tahun Peningkatan rerata pendpatan 10%/Tahun 1,500,000 1,255,000 18.00 25% 57 9,875 582 1,109 443 85 15 75 26 450 24 20
Persen
b 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9)
Petani Pemilik
Persen Rupiah Rupiah Persen Persen Paket Orang Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kali/tahun
Rata-rata Pendapatan Rp. 839.250/ Bln 985,000 886,000 10.00 3.110 KK 277 5,875 589 787 369 45 7 403 8 600 30 18
Rerata pendapatan buruh Rerata pendapatan masyarakat miskin lainnya Meningkatnya pendapatan dari usaha peternakan dan perikanan Persentase penanganan pemindahan penduduk miskin asal wilayah genangan Jatigede Meningkatnya kesejahteraan sosial keluarga miskin
Kebijakan 3: a. Meningkatnya peran Memberikan insentif dan fungsi dan disinsentif yang kelembagaan berbasis kompetensi pemerintahan daerah kinerja, peningkatan Kecamatan dan Desa fungsi dan peran kelembagaan Pemerintahan Daerah di semua tingkatan dalam penyelenggaraan pelayanan publik
Meningkatnya jumlah petani terlatih Meningkatnya Kualitas lembaga tani : (a) Pemula / pemumbuh (b) Lanjut / pembenahan (c) Madya / pemberdayaan (d) Utama / pemandirian (e) Pewirausahaan (f) Gabungan kelompok (g) Kelompok Hasil Hutan Non Kayu Meningkatnya kualitas Kelompok Petani Kecil 10) (KPK) 11) Gabungan Kelompok Petani Kecil (KPK) Rapat Koordinasi Penyelenggaraan Pemerintah 1) Daerah 2) Kerjasama Daerah : Antar Pemerintah (Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota) 3) 4) 5) 6) 7) Dengan Pihak Ke - Tiga Pembentukan kawasan perkotaan Penetapan dan penegasan batas daerah kecamatan Pembinaan batas daerah Pedoman Pelimpahan sebagian kewenangan/ Urusan Wajib dari Bupati kepada Camat dan Lurah Pedoman Pelimpahan sebagian kewenangan/ Urusan Khusus dari Bupati kepada Camat
7 5 1 1 -
7 5 2 1 1 1
7 5 2 1 1 1
7 5 1 2 1 1 1
7 5 2 1 1 1
Hal - 57
No. 1
MISI 2
KEBIJAKAN 3
SASARAN 4 8) 9)
INDIKATOR 5 Penyusunan SOP Kecamatan dan Kelurahan Pembinaan perangkat kecamatan dan kelurahan
EKSISTING 2008 7 5 SOP 156 perangkat kec. Dan 35 perangkat kelurahan 2 kali kegiatan di 26 Kecamtan 86 87.00 5 21 Dokumen 272 0
2009 8 1 52
10) Evaluasi Kinerja Kecamatan (Lomba Kecamatan) 11) Fasilitasi Kegiatan Pilkades 12) Tingkat Partisipasi Pilkades 13) Tingkat Minat Bakal Calon Kepala Desa Pembinaan Peerintahan Desa (kepala Desa, 14) Sekdes, dan BPD) 15) SOP Desa Fasilitasi Bantuan Keuangan dan Sarana Prasarana 16) Desa 17) Jumlah SKPD yang bersertifikasi ISO (4 SKPD) Penerapan Organisasi Perangkat Daerah 18) berdasarkan Peraturan yang berlaku (a) Penempatan PNS dalam jabatan struktural
77 9,997 120
(b) Penempatan PNS dalam jabatan fungsional (c) Penempatan Staff di setiap SKPD (d) Perpindahan pegawai Tersusunnya Standar Operating Prosedur di setiap 19) SKPD meliputi tingkat : (a) Kabupaten (1 Paket) (b) Kecamatan (1 Paket) (c) Desa (1 Paket) 20) Tersusunnya Standar Teknis di tingkat : (a) (b) (c) Kabupaten (1 Paket) Kecamatan (1 Paket) Desa (1 Paket)
6 Raperbup 2 Raperbup -
21) Terselenggaranya penerapan SOP pada tingkat : (a) Kabupaten (1 Paket) (b) Kecamatan (1 Paket) (c) Desa (1 Paket) Terselenggaranya penerapan Standar Teknis pada 22) tingkat : (a) Kabupaten (1 Paket) (b) Kecamatan (1 Paket) (c) Desa (1 Paket) Persen Persen Persen 20.00 25.00 20.00 40.00 50.00 40.00 60.00 75.00 60.00 80.00 100.00 80.00
Hal - 57
No. 1
MISI 2
KEBIJAKAN 3
SASARAN 4
INDIKATOR 5 Terselenggaranya pelimpahan sebagian kewenangan Bupati kepada camat secara khusus 23) pada 5 kecamatan yaitu : Jatinangor Cimanggung, Tanjungsari, Sumedang Selatan, Sumedang Utara dengan fokus : (a) (b) 24) Terselenggaranya Pengkajian pada 5 Kec. Terlaksananya pelimpahan khusus pada 5 Kec.
SATUAN 6
EKSISTING 2008 7
2009 8
Persen Persen
100 100
100 100
100 100
100 100
Terwujudnya arsip sebagai pusat informasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan a) b) c) d) e) f) g) h) Penataan Record Center SKPD Pembangunan jaringan sistem informasi kearsipan Penelusuran arsip yang mempunyai nilai sejarah Akuisisi arsip SKPD Revisi Perda tentang kearsipan Penyusunan jadwal Retensi arsip (JRA) Pemeliharaan dan penyelamatan arsip Pengadaan sarana kearsipan SKPD Paket Persen SKPD Paket Paket M Paket Paket 2 10 7 1 (Thn.2000) 1,686 26 Belum terbentuknya P2TP2A di Kab. Sumedang Masih rendahnya sistem jaringan kemitraan organisasi masyarakat, dunausaha dan lembaga pemerintahan Kurang memadai informasi gender dan anak Masih rendahnya keterwakilan posisi dan serta perempuan yaitu legislatif 10%, Eksekutif 2% dan Yudikatif 1 orang Belum adanya suatu kebijakan prioritas dari Pemda terhadap KHPP 15 25 15 1 1 1,686 3 5 25 50 22 1,686 3 5 50 75 27 1,686 3 5 55 100 42 3,000 3 6
25)
Tersedianya standar operasional dan prosedur pelayanan sosial Terbentuknya P2TP2A di kab. Sumedang sebanyak 5 unit
26)
Unit
Meningkatnya jaringan kemitraan organisasi 27) masyarakat, dunia usaha dan lembaga pemerintahan sebesar 80%
Persen
20
30
40
60
28)
Buah
100
100
Meningkatnya keterwakilanposisi dan peran serta 29) perempuan dilembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif secara proposional
Persen
10
15
20
25
30)
Paket
Hal - 57
No. 1
MISI 2
KEBIJAKAN 3
SASARAN 4
INDIKATOR 5 Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan pelayanan SDM pendamping tindak kekerasan 31) terhadap perempuan dan anak tersebar diseluruh kecamatan sebanyak 500 orang
SATUAN 6
EKSISTING 2008 7 Belum tersedianya jejaring pelayanan kasusu KDRT dan Trafiking Belum optimalnya penanganan terhadap masalah sosial perempuan dan sistem perlindungan bagi perempuan masih rendahnya kinerja Pokja III TKPP Kab. Sumedang Belum optimalnya pmembangun pemahaman yang sama tentang masalahmassalah dan kebijakan prioritas pembangunan perempuan Belum adanya standar operasional prosedur penangan korban perdaganan orang (trafiking) Tidak tersedianya data dan tidak adanya laporan dari masyarakat Belum adanya data terpilah dan propil anak di Kab. Sumedang 1
2009 8
orang
75
75
100
100
32)
Kecamatan
26
26
26
26
33)
Paket
Tersusunnya rencana pogram dan kegiatan 34) perlindungan perempuan Tk. Kab. yang komprehensip
Paket
Tersedianya sosialisasi dalam rangka peningkatan pemahaman tentang prosedur pemulangan dan 35) rehabilitassi korban pedagangan orang kepada jejaring tk. Kec, Kab dan TKPP Tersedianya data dan potensi pemetaan tentang eksploitasi seksual komersial terhadap anak
Paket
36)
Paket
37)
1 1 1
1 2 1
1 1
1 1 1
38) Tingkat kaji terap teknologi agribisnis 39) Jumlah kerjasama pengembangan agribisnis 40) Tersusunnya sistem dan prosedur pengawasan b. Meningkatnya profesionalisme aparatur diberbagai tingkatan pemerintahan 1) Proporsi Jumlah Aparatur Lulusan Pendidikan Formal (S1, S2, S3) terhadap seluruh aparatur (a) (b) (c) Proposi Jumlah Aparatur Lulusan S1 terhadap seluruh aparatur Proposi Jumlah Aparatur Lulusan S2 terhadap seluruh aparatur Proposi Jumlah Aparatur Lulusan S3 terhadap seluruh aparatur
3,533 234 2
3,633 254 3
3,733 274 4
3,833 294 5
3,933 314 6
Hal - 57
No. 1
MISI 2
KEBIJAKAN 3
SASARAN 4 2)
INDIKATOR 5 Proporsi Lulusan Pendidikan Struktural pada setiap esselon Jabatan Pegawai yang telah mengikuti Diklat (a) Prajabatan Pegawai yang telah mengikuti Diklatpim Tk (b) IV Pegawai yang telah mengikuti Diklatpim Tk (c) III Pegawai yang telah mengikuti Diklatpim Tk (d) II Proposi Lulusan Pendidikan struktural pada setiap Esselon Jabatan (a) Analisa kebutuhan Diklat (b) (c) 4) Pegawai yang telah mengikuti diklat teknis Pegawai yang telah mengikuti Diklat fungsional
SATUAN 6
EKSISTING 2008 7
2009 8
690 13 12 2
250 13 12 2
150 13 12 2
100 13 12 2
3)
Seluruh SKPD 20 20 -
20 20 1
20 20 -
20 20 -
Terwujudnya Pengelolaan Kepegawaian yang 5) efektif (a) Seleksi CPNS (b) Peningkatan status CPNS menjadi PNS (c) Sumpah janji PNS (d) Pensiun Pegawai (e) Pengembangan SIMPEG Daerah (f) Penataan arsip pegawai Tersusunnya Standar kompetensi Kerja Organisasi 6) sebanyak 1 Paket Tersusunnya Kompetensi Kerja Individu sebanyak 7) 1 Paket Tersusunnya Kompetensi Kerja Jabatan sebanyak 8) 1 Paket Persentase partisipasi perempuan di lembaga 9) pemerintahan Persentase partisipasi perempuan di lembaga 10) swasta
Orang Orang Orang Orang Paket Arsip Paket Persen Persen Persen Persen
222 1,195 268 3,000 3.45 24.62 Rata-rata Kontribusi penerimaan daerah di luar DAU dan DAK terhadap PDRB tahun 2003 -2007 sebesar 3,48% per tahun 25
Meningkatnya kontribusi penerimaan daerah diluar 11) DAU dan DAK terhadap PDRB sebesar 0,26% per tahun
Persen
3.74
4.00
4.26
4.52
12) Tersedianya aparatur pelayanan sosial profesional Proporsi lulusan diklat penjenjangan auditor dan 13) diklat pengawasan substantif Diklat Auditor 1 Diklat Substantif 2
Orang
Orang Orang
15 7
10 7
6 7
5 6
4 6
Hal - 57
No. 1
MISI 2
KEBIJAKAN 3
INDIKATOR 5 Tersusunnya sistem penilaian remunerasi insentif berbasis kinerja sebanyak 1 paket Penerapan Insentif Berbasis Kinerja (IBK) sebesar 100% Terlaksananya perbaikan kesejahteraan aparatur di daerah Pemprosesan tunjangan Uang Duka a Wafat/Tewas Pemprosesan Pemberian bantuan kesehatan b PNSD Tersedianya lembaga jaminan sosial bagi aparatur di daerah LKPI, LLPD, LAKIPDA Penerapan pernyataan komitmen kinerja pada seluruh SKPD (Kep Menpan) Tersusunnya sistem informasi penyelenggaraan pemerintahan melalui electronic government sebanyak 1 Paket Terlaksananya sistem informasi penyelenggaraan pemerintahan melalui electronic government sebesar 100% Pemberian penghargaan kinerja aparatur (penerapan sistem point reward) (a) Pemberian penghargaan (b) Kenaikan pangkat (c) Ujian dinas dan penyesuaian ijazah Sidang Penilaian angka Kredit Jabatan (d) Fungsional Pemberian hukuman indisipliner aparatur (a) Penanganan kasus indisipliner Pembinaan aparatur (a) Evaluasi Kinerja
EKSISTING 2008 7 -
2009 8 20
1) 2) 3)
40 26 3 -
40 15 5 3 1 1
40 15 5 3 2 1
40 15 5 3 2 1
40 15 6 3 2 1
4) d. Meningkatnya 1) kesadaran dan komitmen untuk 2) mewujudkan Good Governance dan Clean Government di 3) semua stakeholder pemerintahan 4) 5)
Persen
20
40
60
80
Orang SK Orang Orang Berkas Pegawai Kali Dokumen Kegiatan Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Wilayah Paket
6) 7)
(b) Monitoring dan pembinaan 8) Updating Profil Desa 9) Terlaksananya kegiatan dengan daerah lain 10) Tersusunnya dokumen : RKPD a. RPJMD b. RPJMDes/Kel c. Regulasi BUNGDES d. Revitalisasi dana alokasi Desa e 11) Monitoring rencana pembangunan Terselesaikannya konfliks wilayah perbatasan (4 12) wilayah) Meningkatkan kualitas good goverment dan clean 13) goverment 14) Terlaksananya audit/pemeriksaan seluruh SKPD dan pemerintahan desa
Hal - 57
No. 1
MISI 2
KEBIJAKAN 3
SASARAN 4 -
SATUAN 6 Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Ton GKG Unit Kelompok Kelompok
TARGET PENCAPAIAN TAHUNAN 2010 2011 2012 9 10 11 50 50 50 35 30 30 48 48 48 1 1 1 436,698 2 175 277 447,345 2 250 277 458,255 2 325 277
3 Mewujudkan ketahanan pangan dan perekonomian daerah yang tangguh yang bertumpu pada potensi sumberdaya daerah secara berkelanjutan
Kebijakan 4: Menjaga a. Meningkatnya dan meningkatkan produksi dan stok ketersediaan pangan beras daerah melalui intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi b. Meningkatnya produksi dan stok kedele
1) 2) 3) 4)
Peningkatan produksi beras daerah sebesar 10% Revitalisasi lumbung desa Penerapan teknologi melalui sekolah lapang Pengembangan cadangan pangan
1) 2) 3) 4)
Peningkatan produksi kedelai lokal sebesar 83% Ketersediaan stok kedelai di daerah menjadi 18,5% pada tahun 2013 Penerapan teknologi melalui sekolah lapang Pengembangan kelompok berbasis komoditas kedele Peningkatan produksi pangan hewani: (a) Daging (b) Susu (c) Telor (d) Ikan Penerapan teknologi Peningkatan kualitas kelembagaan tani berbasis komoditas stok pangan hewani Terselenggaranya revitalisasi kelembagaan distribusi (a) Pasar (b) Koperasi Terselenggaranya Debirokratisasi regulasi
Ton Biji Kering Persen Kelompok Kelompok Ton Ton Ton Ton Persen Kelompok
1)
2) 3) d. Tertatanya distribusi dan perdagangan beras, kedelai dan bahan pokok lainnya 1)
2)
26 457 Produksi dan luas tanam kedelai masih rendah sehingga untuk kebutuhan domestik harus mengimpor dari daerah lain Standarisasi kualitas dan kuantitas barang masih rendah Intensifikasi kinerja DKP belum efektif
28 600 -
30 650 -
32 700 1
34 750 1
3)
Ha
1,300
1,300
1,300
1,300
Standar kualitas barang dan jasa yang tidak sesuai dengan legalisasi Optimalisasi Kemitraan Pemberdayaan Dewan Ketahanan Pangan (DKP) Meningkatnya randemen hasil panen setiap komoditas Randemen Padi meningkat 1,5 % per tahun
39 9 DKP efektif
40 10 DKP efektif
41 10 DKP efektif
42 11 DKP efektif
Persen
60
60.90
61.81
62.74
63.68
Hal - 57
No. 1
MISI 2
KEBIJAKAN 3
SASARAN penyakit 4 -
INDIKATOR 5 Randemen Jagung meningkat 2 % per tahun Randemen Kedelai meningkat 1% per tahun Randemen Kacang Tanah meningkat 1% per tahun Randemen Kopi meningkat 1% per tahun Randemen Tebu meningkat 0,5% per tahun Randemen Tembakau meningkat 1% per tahun Randemen Teh meningkat 2% per tahun Rendemen Nilam meningkat 1% per tahun
TARGET PENCAPAIAN TAHUNAN 2010 2011 2012 9 10 11 46.82 30.60 28.56 16.32 6.57 71.41 72.83 1.63 47.75 30.91 28.85 16.48 6.60 72.12 74.28 1.65 48.71 31.22 29.14 16.65 6.63 72.84 75.77 1.66
2)
Persen
Penurunan gagal Penurunan gagal Penurunan gagal Penurunan gagal panen akibat panen akibat panen akibat panen akibat serangan hama serangan hama serangan hama serangan hama penyakit sebesar penyakit sebesar penyakit sebesar penyakit sebesar 1% / thn dari 1% / thn dari 1% / thn dari 1% / thn dari luas panen luas panen luas panen luas panen
3)
Peningkatan jaminan keamanan pangan asal ternak dan ikan: a Daging Penurunan kandungan mikroba daging TPC Pos/Neg TPC Pos/Neg TPC Pos/Neg > 100.000 negatif negatif 3,000,000 negatif < 100.000 negatif < 100 negatif < 1.000.000 negatif < 100.000 negatif < 100 negatif < 1.000.000 negatif < 100.000 negatif < 100 negatif < 1.000.000 negatif < 100.000 negatif < 100 negatif < 1.000.000 negatif
4)
- Kandungan residu antibiotik b Telur - Kandungan Enterococci - kandungan residu antibiotik c Susu - Penurunan kandungan mikroba daging - kandungan residu antibiotik Meningkatnya jumlah dan jenis produk olahan peternakan a jenis produk olahan b Peningkatan volume hasil olahan perikanan (4% per tahun)
Jenis Ton
5 0.960
1 1.005
1.050
1 1.095
1.140
5)
Terkenalinya tingkat kematian ternak dan ikan akibat penyakit a b c d Ternak besar Ternak Kecil Unggas Ikan Persen Persen Persen Persen Komoditas 4 5 6 39 9 4 5 6 37 9 4 5 6 34 9 4 5 6 31 9 4 5 6 28 9
6)
Hal - 57
No. 1
MISI 2
KEBIJAKAN 3
INDIKATOR 5 Terselenggaranya pembatasan alih fungsi lahan pertanian terutama sawah irigasi kecuali yang bersifat strategis dan kepentingan umum
SATUAN 6
EKSISTING 2008 7 Berubahnya alih fungsi lahan pertanian jadi perumahan dan pertokoan
2009 8 Pembatasan perijinan alih fungsi lahan pertanian terutama sawah irigasi 25
TARGET PENCAPAIAN TAHUNAN 2010 2011 2012 9 10 11 Pembatasan Pembatasan Pembatasan perijinan alih perijinan alih perijinan alih fungsi lahan fungsi lahan fungsi lahan pertanian pertanian pertanian terutama sawah terutama sawah terutama sawah irigasi irigasi irigasi 25 25 25
2)
Mempertahankan luas lahan produktif budidaya pertanian khususnya di lahan sawah Mempertahankan luas lahan sawah produktif budidaya pertanian khususnya di lahan sawah Terpenuhinya sarana poduksi pertanian sebesar 100%
Ha
3,500
Ha
33,370
33,370
33,370
33,370
1)
Persen
Tingkat Penerapan Benih 62,60% Produksi benih padi 97,5 Ton B. Jagung
64.48
66.41
68.40
70.45
Ton
100
100
100
100
Persen Ton
Persen Kg
Tingkat Penerapan Benih 57,79% Produksi Kedelai 400 Kg D. Hortikultura Bantuan Benih Buahbuahan :
Sawo Sukatali : 54.400 Jeruk Cikoneng : 48.450 Mangga Gd. Gincu: 188.900 E. Kebun
Persen Meningkatnya sarana prasarana produksi peternakan dan perikanan Sarana/Prasarana pada Usaha Pembenihan Rakyat (UPR) Sarana Balai benih Ikan Lahan hijauan makanan ternak (HMT) Paket Unit Ha
3%
3%
3%
3%
2)
54 4 619
2 1 20
2 1 20
2 1 20
2 1 20
Hal - 57
No. 1
MISI 2
KEBIJAKAN 3
SASARAN 4 3)
SATUAN 6 Unit Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Unit Unit Unit
EKSISTING 2008 7 4 Traktor Mini: - Buah Hand Traktor: - Buah Hand Sprayer : 3.029 bh Power Sprayer : 6 bh Mist Blower: - Buah Emposan Tikus: - Buah Pompa Air 2-3" : 96 bh Pompa Air 4" : 69 bh Pedal Thresher : 50 bh Pembersih Gabah : 10 bh Dryer : 10 bh Pengelolaan Kopi : 5 Unit Pengelolaan Nilam : 4 Unit Pengelolaan Kakao: Unit
TARGET PENCAPAIAN TAHUNAN 2010 2011 2012 9 10 11 1 1 10 150 2 5 150 6 8 42 4 4 2 1 1 1 1 10 158 2 5 200 6 8 42 4 4 2 1 1 10 173 2 5 250 6 8 42 4 4 2 1 1
4)
Terpenuhinya Jaringan Irigasi Usaha Tani dan Jaringan Irigasi Pedesaan a. Pembangunan dan Rehablitasi Pemeliharaan Jaringan Irigasi Ditingkat Usaha Tani dan Desa Hektar Hektar Unit Unit Unit Unit Unit b. Sarana Prasarana Perkebunan Unit Unit Unit Hektar Hektar Embung: - Unit Pompa Air - Unit Sumur Resapan Rorak Terasering : 60 Ha Jalan Produksi / Usaha Tani Komoditas Perkebunan : 2 Km 2 3 3 3 20 2 2 3 3 3 30 2 2 3 3 3 40 2 2 3 3 3 50 2 Jitut : 250 Ha Jides : 500 Ha Sumur Resapan : 10 Unit Sumur Dalam: 3 Unit Irigasi air permukaan : 10 Unit Embung : 13 Unit Dam Parit : 2 Unit 1,000 1,000 10 4 5 2 1 1,000 1,000 10 3 5 2 1 1,000 1,000 10 5 5 2 1 1,000 1,000 10 5 5 2 1
5)
Km
Hal - 57
No. 1
MISI 2
KEBIJAKAN 3
SASARAN 4
INDIKATOR 5
SATUAN 6 Km
EKSISTING 2008 7 Jalan Produksi / Usaha Tani Komoditas Pertanian: 3 Km 5.5 2 Peningkatan produksi:
2009 8 3 5.5 -
Meningkatnya luas lahan efektif Balai Benih Tersedianya bangunan kantor UPTD Meningkatnya budidaya keanekaragaman komoditas pangan unggulan daerah sebanyak 5 komoditas (talas, jagung, ganyong, ubi jalar, ubi kayu)
Hektar Unit
Talas : 4.380 Jagung : 48.718 Ubijalar : 13.767 Ubikayu : 141.083 Peningkatan areal : Ganyong: 25 Ha 64,400 107,794
2) 3) 4) 5) 6)
Berkurangnya ketergantungan terhadap makanan pokok beras sebesar 10 % Berkembangnya industri pengolahan pangan nonberas sebesar 5% Meningkatnya Produksi Sayuran Meningkatnya Produksi Buah-buahan Meningkatnya jumlah dan jenis produk olahan peternakan dan perikanan (a) (b) Jenis produk olahan Peningkatan Volume produk olahan perikanan (4% per tahun)
Jenis Ton Paket Paket Paket Paket Desa Orang Komoditas Persen Unit LKM Persen Koperasi
5 0.96 277 1 1 1 5 277 4 75.62 253,492 162 70.89 10 1.005 55 1 1 1 10 50 1 79.84% 278.394 UKM 182 LKM 71.89 14i
Tersedianya KUBE produk pangan Analisa daerah rawan pangan Data Base potensi produk pangan Analisis dan penyusunan pola konsumsi dan suplai 10) pangan 7) 8) 9) 11) Pengembangan desa mandiri pangan 12) Pemberdayaan kader pangan desa 13) Penganekaragaman konsumsi pangan lokal a. Meningkatnya Kebijakan 5: 1) Persentase koperasi aktif produktifitas lembaga 2) Jumlah UKM non BPR/ LKM UKM Meningkatkan ekonomi rakyat produktifitas dan 3) Jumlah BPR/LKM (UMKM) daya beli masyarakat Meningkatnya peran UMKM terhadap 4) melalui penguatan perekonomian daerah ekonomi rakyat Fasilitasi dan penyediaan kemudahan dalam 5) formalisasi badan usaha Pengembangan pelayanan perijinan usaha yang mudah, murah dan cepat termasuk melalui perijinan satu atap bagi UMKM, pengembangan unit penanganan pengaduan serta penyediaan jasa advokasi/mediasi yang berkelanjutan bagi UMKM
6)
UMKM
100
180
260
340
420
Hal - 57
No. 1
MISI 2
KEBIJAKAN 3
SASARAN 4
INDIKATOR 5 Peningkatan kapasitas kelembagaan dan kualitas layanan Lembagan keuangan mikro (LKM) dan Koperasi Simpan Pinjam(KSP/USP) antara lain melalui pemberian kapasitas status badan hukum, kemudahan dalam perijinan, insentif untuk pembentukan sistem jaringan antar LKM dan antara LKM dan bank, serta dukungan terhadap peningkatan kualitas dan akreditasi KSP/USP/LKM sekunder Fasilitasi dan pemberian dukungan untuk pembentukan wadah organisasi bersama di antara usaha mikro, termasuk pedagang kaki lima, baik dalam bentuk koperasi maupun asosiasi usaha lainnya dalam rangka meningkatkan posisi tawar dan efesiensi usaha Penyuluhan perkoperasian kepada masyarakat luas yang disertai dengan pemasyarakatan contohcontoh koperasi sukses yang dikelola sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip koperasi;
SATUAN 6
EKSISTING 2008 7
2009 8
7)
Koperasi
401
420
440
460
480
8)
Koperasi
12
15
18
21
24
9)
Kali
20
26
32
38
44
Pemberiaan dukungan dan kemudahan kepada gerakan koperasi untuk melakukan penataan dan 10) perkuatan organisasi serta modernisasi manajemen koperasi primer dan sekunder untuk meningkatkan pelayanan anggota 11) 12) Partisipasi Keluarga miskin dalam pemberdayaan keluarga Tersedianya lembaga sosial penunjang usaha ekonomi keluarga miskin Terselenggaranya penyuluhan peran pembangunan pemberdayaan perempuan bagi ibu rumah tangga dalam membangun keluarga sejahtera
Koperasi
25
30
35
40
45
Persen Unit
6.19 277 Belum terselenggaranya pembentukan kelompok keluarga sejahtera di 26 kecamatan Masih rendahnya potensi perempuan dalam pengelolaan usaha Belum terinformasikannya hasil karya perempuan dalam pembangunan pemberdayaan di kab. Sumedang
6.50 5
7.50 5
8.50 5
9.50 6
13)
Kecamatan
26
26
26
26
14)
Unit
10
10
10
10
Meningkatnya informasi hasil karya perempuan 15) dalam pemberdayaan perempuan di kab. Sumedang
Paket
Hal - 57
No. 1
MISI 2
KEBIJAKAN 3
INDIKATOR 5 Terselenggaranya monev tk. Kecamatan terhadap kegiatan UP2K dan PWKSS Terselenggaranya promosi produk dan potensi ekonomi daerah di tingkat : (a) Regional (b) Nasional (c) Internasional Terlaksananya pasar lelang komodiatas agro ditingkat : (a) Lokal (b) Regional (c) Nasional Peningkatan penyebarluasan dan kualitas informasi UMKM, termasuk pengembangan jaringan pelayanan informasinya Meningkatkan peran serta dunia usaha/masyarakat sebagai penyedia jasa layanan teknologi, manajemen, pemasaran, informasi dan konsultasi usaha melalui penyediaan sistem insentif, kemudahan usaha serta peningkatan kapasitas pelayannya Penyediaan sistem insentif dan pembinaan untuk meningkatkan kesadaran UKM tentang HaKI, Label Halal, PIRT Penyediaan insentif dan fasilitasi dalam rangka pengembangan jaringan kerjasama usaha antar koperasi Sarana dan prasarana yang belum memadai Terselenggaranya Sistem Perdagangan yang adil dan melindungi pasar Tersedianya skema kredit yang mudah di akses oleh pelaku usaha mikro kecil dan menengah Jenis dan jumlah bank dan cabang-cabangnya Meningkatnya transaksi keuangan UMKM pada bank dan lembaga keuangan lainnya Perluasan sumber pembiayaan bagi koperasi dan UMKM, khususnya skim kredit investasi bagi koperasi dan UMKM melalui intermediasi dengan lembaga keuangan dan sumber pembiayaan lainnya Pengembangan KUKM pola syariah Penguatan lembaga keuangan mikro Penyelenggaraan dukungan teknis dan pendanaan yang bersumber dari berbagai instansi pusat, daerah dan BUMN yang lebih terkoordinasi, profesional dan institusional
SATUAN 6 Kecamatan
EKSISTING 2008 7 Masih rendahnya kualitas kelompok UP2K dan desa binaan PWKSS
2009 8 10
1)
10 5 -
2 10 1
2 15 1
2 20 1
2 25 1
2)
15 5 2 100
30 10 4 130
45 15 6 160
60 20 8 190
75 25 10 220
3)
4)
UMKM
100
130
160
190
220
5)
UMKM
130
170
210
250
290
6) 7) 8) c. Meningkatnya fasilitasi 1) permodalan dan intermediasi 2) perbankan dalam menggerakan sektor 3) ekonomi riil
18 1 24 1 3 200
26 2 24 2 3 250
34 2 24 2 3 300
42 2 24 2 3 350
4)
KUMKM
100
130
160
180
220
5) 6) 7)
13 5 75
16 10 80
19 15 85
22 20 90
25 25 95
Hal - 57
No. 1
MISI 2
KEBIJAKAN 3
SATUAN 6
EKSISTING 2008 7
1)
Paket
Belum Tersedia
2) 3)
Meningkatnya daya saing usaha UMKM berbasis pangan olahan Implementasi master plan pengembangan agribisnis komoditas unggulan daerah Jeruk Cikoneng: a. Penumbuhan Pengembangan Pemantapan Sawo Sukatali: b. Penumbuhan Pengembangan Pemantapan Mangga Gedong Gincu: c. Penumbuhan Pengembangan Pemantapan Ubijalar Cilembu: d. Penumbuhan Pengembangan Pemantapan Kacang Tanah: e. Penumbuhan Pengembangan Pemantapan Sayuran: f. Penumbuhan Pengembangan Pemantapan Kopi: g. Penumbuhan Pengembangan Pemantapan Tembakau: h. Penumbuhan Pengembangan Pemantapan Meningkatnya jumlah kelompok usaha peternakan dan perikanan peternakan perikanan Meningkatnya sarana dan prasarana pasar produksi hasil peternakan dan perikanan Pasar hewan terpadu
Paket
Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Ha Ha Ha Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit
1 Unit (570 Ha) 2 Unit (640 Ha) 2 Unit (1.889 Ha) 2 Unit (1.101 Ha) 4 Unit (4.402 Ha) 1 1 1 3
1 2 2 2 4 1 1 2 2
1 2 2 2 4 1 1 1 2 1
1 2 2 2 4 1 1 1 2 1
1 1 2 2 4 1 1 2 1
4)
Kelompok Kelompok
54 -
4 1
4 1
4 1
4 1
5)
Unit
Hal - 57
No. 1
MISI 2
KEBIJAKAN 3
SASARAN 4
INDIKATOR 5 Sarana Pengolahan RPH Berkembangnya kemitraan usaha peternakan dan perikanan Tersedianya master plan pengembangan ODTW Implementasi master plan pengembangan ODTW Terfasilitasinya sarana prasarana Pemasaran produk UMKM Meningkatnya produktivitas sentra-sentra IKM yang sudah ada: a Meningkatnya modal b Meningkatnya penggunaan teknologi c Meningkatnya managemen usaha Terbentuknya sentra IKM unggulan baru Penyediaan dukungan pengembangan usaha mikro tradisional dan pengrajin melalui pendekatan pembinaan sentra-sentra produk si/klaster disertai dukungan penyediaan infrastruktur yang makin memadai Penyediaan dukungan dan kemudahan untuk pengembangan usaha ekonomi produktif bagi usaha mikro/sektor informal dalam rangka mendukung pengembangan ekonomi rangka mendukung pengembangan ekonomi pedesaan terutama didaerah tertinggal dan kantong-kantong kemiskinan Tersedianya bahan baku (SDA) Peningkatan kapasitas produksi khas lokal Tersedianya regulasi pola kemitraan strategis antara UMKM, BUMN dan Pengusaha Besar Terlaksananya kemitraan strategis antara: (a) UMKM dengan BUMN (b) UMKM dengan Pengusaha Besar Meningkatnya kemitraan strategis antara: (a) UMKM dengan BUMN (b) UMKM dengan Pengusaha Besar Tersedianya regulasi lembaga keuangan desa Terbangunnya Lembaga Keuangan Desa Penyediaan dukungan terhadap upaya peningkatan kapasitas kelembagaan dan kualitas layanan lembaga keuangan mikro (LKM) Tersedianya regulasi kesiapan dini (early warning system) dan mitigasi bencana 100%
2009 8 1 6 1 4
6) e. Meningkatnya potensi 1) dan investasi kepariwisataan daerah 2) 3) f. Meningkatnya industri 1) kecil dan menengah yang berbasis potensi daerah 2)
50 18 18 18
60 19 19 19
70 20 20 20
80 22 22 22
90 24 24 24
3)
Sentra
18
19
20
22
24
4)
Orang
5,500
6,500
7,500
8,500
9,500
75 -
85 -
95 100 -
105 -
115 -
1) 2) 3)
4 Mewujudkan tata kelola Kebijakan 6: Meningkatkan lingkungan dan manajemen bencana Manajemen Bencana
Paket
Hal - 57
No. 1
KEBIJAKAN 3 Manajemen Bencana melalui sistem tata kelola penanganan bencana alam dan sosial
SASARAN 4 warning system ) dan 2) mitigasi bencana 3) 4) b. Berkurangnya resiko kejadian bencana di wilayah Sumedang 1) 2) 3) 4) c. Meningkatnya 1) penanganan kejadian bencana/wabah dan 2) evakuasi secara cepat dan tepat
INDIKATOR 5 Tersedianya sarana dan prasarana mitigasi bencana Tersedianya SDM terlatih untuk penanganan bencana 100% Tersedianya sistem peringatan dan miligasi bencana Tersedianya data dan informasi daerah rawan bencana 100% Pemanfaatan ruang sesuai dengan dokumen penataan ruang Berkurangnya pemanfaatan lahan rawan bencana untuk kawasan budidaya Tesedianya Tim Koordinasi penaggulangan bencana Meningkatnya fungsi dan peran satlak penanganan bencana Luas wilayah dan besarnya resiko bencana : (a) kebanjiran (b) kekeringan (c) kebakaran (d) longsor (e) bencana lainnya Berkurangnya jumlah korban akibat bencana Pengembangan program relokasi dari kawasan resiko tinggi bencana alam Tersedianya relawan penanganan bencana di masyarakat Terbentuknya pos penanganan bencana di masyarakat Tersedianya sarana dan prasarana penanganan bencana di masyarakat Tertatanya kawasan rawan bencana Tersedianya RTRW dan RDTR yang serasi dan berkelanjutan :
SATUAN 6 Jumlah Jumlah Orang Persen Persen Persen Orang Persen Persen Persen Persen Persen Persen Persen KK Jumlah Jumlah Jumlah Lokasi
TARGET PENCAPAIAN TAHUNAN 2010 2011 2012 9 10 11 5 125 180 40 50 50 185 70 70 50 70 70 70 50 200 280 55 55 520 5 125 180 60 60 60 190 80 80 60 80 80 80 70 200 300 55 55 520 6 125 180 80 75 75 190 90 90 70 90 90 90 80 200 325 55 55 520
3) 4) d. Meningkatnya 1) pemahaman dan kesiapan masyarakat 2) dalam menghadapi bencana alam dan bencana sosial lainnya 3) 4) Kebijakan 7: Pelestarian lingkungan dan fungsi kawasan lindung di daerah a. Meningkatnya 1) pelestarian lingkungan dan Pengelolaan Kawasan Lindung
(a)
1 Paket
RTRW Kabupaten Sumedang tahun 20022012, harus direvisi/disesuaikan sebagaimana bab III, pasal 78, ayat (4) butir c UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Hal - 57
No. 1
MISI 2
KEBIJAKAN 3
SASARAN 4
INDIKATOR 5
SATUAN 6
EKSISTING 2008 7 Sampai dengan tahun 2008, kecamatan yang telah memiliki rencana tata ruang sebanyak 20 kecamatan atau 79,92% dengan 171 desa dan 7 kelurahan atau 64,26% dari 277 desa dan kelurahan Terdapat 6 kecamatan belum memiliki rencana tata ruang yaitu Kecamatan Surian, Tanjungmedar, Tanjungkerta, Ganeas, Cisitu dan Cibugel Terdapat 13 rencana tata ruang kecamatan yang telah disusun harus direvisi Perguruan tinggi jatinangor, zona industri jatinangor cimanggung, waduk jatigede,koridor tol cisumdawu, pusat pemerintahan kabupaten dan daerah rawan bencana alam Belum tesedianya zonning regulation (pengaturan blok peruntukan lahan) terutama di kawasan cepat tumbuh yaitu kawasan perguruan tinggi jatinangor,zona industri jatinangor cimanggung, waduk jatigede, koridor tol cisumdawu dan pusat pemerintahan kabupaten
2009 8
(b)
RDTR Kecamatan
6 Paket
6 Paket
13 Paket
(c)
6 Paket
(d)
Tesedianya zonning regulation (pengaturan blok peruntukan lahan) di kawasan cepat tumbuh
5 Paket
Hal - 57
No. 1
MISI 2
KEBIJAKAN 3
SASARAN 4
INDIKATOR 5
SATUAN 6
EKSISTING 2008 7 Belum tesedianya 8 Raperda rencana tata ruang untuk RTRW kabupaten, RUTR/RDTR Kecamatan Tanjungsari, Sukasari, Pamulihan, Rancakalong, Buahdua dan Conggeang serta kawasan waduk Jatigede Baru tersedia 1 dokumen RTBL untuk kawasan koridor jatinangor
2009 8
(e)
8 paket
(f) 2)
5 paket
Pemanfaatan Ruang Belum teridentifikasinya secara rinci dan menyeluruh rasio penggunaan lahan di wilayah kabupaten Sumedang
(a)
Persen
100
100
100
100
(b)
Rasio ruang terbuka hijau wilayah kabupaten dan kawasan perkotan minimal 30%
Persen
Belum teridentifikasinya secara rinci dan menyeluruh luas RTH wilayah kabupaten dan kawasan perkotaan 27,238 peraturan perijinan pemanfaatan ruang perlu dikaji dan ditinjau kembali -
100
100
100
100
(c) (d)
Lestarinya kawasan lindung Peraturan standar pelayanan minimal perijinan pemanfaatan ruang Terwujudnya kerjasama antar daerah perbatasan dalam pemanfaatan ruang (Kabupaten Bandung, Garut, Majalengka, Indramayu, dan Subang)
Ha 1 paket
3.686 1
3.686 -
3.686 -
3.686 -
(g)
Persen
100
100
100
3)
Hal - 57
No. 1
MISI 2
KEBIJAKAN 3
SASARAN 4
INDIKATOR 5
SATUAN 6
EKSISTING 2008 7 Pemanfaatan rencana tata ruang yang dilaksanakan oleh pemerintah, dunia usaha dan masyarakat belum secara menyeluruh dilakukan monitoring dan evaluasi serta dikoordinasikan dalam penyelesaiannya apabila ada ketidaks esuaian antara rencana dengan realita dilapangan Belum tersedianya sistem informasi data spasial daerah yang memadai rencana tata ruang perlu disosialisaikan kepada masyarakat sekaligus pelatihan aparatur dan stakeholders lainnya yang terkait dengan penataan ruang Perlunya penguatan kelembagaan penataan ruang melalui TKPRD Belum dilaksanakan kerjasama antar daerah dalam pengendalian pemanfaatan ruang 37.5 431 Masih adanya lahan kritis seluas 10,44,55 ha
2009 8
(a)
5 Paket
(b)
1 Paket
(c)
1 Paket
(d)
Kelembagaan Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah (TKPRD) Terwujudnya kerjasama antar daerah perbatasan dalam pengendalian pemanfaatan ruang (Kabupaten Bandung, Garut, Majalengka, Indramayu, dan Subang)
1 Paket
(e)
Persen
100
100
100
4) 5) 6)
Tersusunnya kebijakan insentif dan disinsentif pemanfaatan ruang 100% Terwujudnya sistem informasi keruangan yang handal dan mutakhir serta tersosialisasi dengan baik Meningkatnya kapasitas kelembagaan lintas sektor dalam pengendalian dan pemanfaatan ruang
100 45 25 1,250
7) Rasio kepemilikan lahan (13 Kecamatan) 8) Rasio lahan bersertifikat (13 Kecamatan) 9) Terkendalinya pemanfaatan ruang Pembinaan dan pemberdayaan kelompok tani 10) Gerhan 1) Tercapainya Rehabilitasi lahan kritis
Hal - 57
No. 1
MISI 2
KEBIJAKAN 3
INDIKATOR 5 Tercapainya reklamasi galian C Tercapainya penanganan pencemaran: (a) Air 100% (b) Tanah 100% (c) Udara 100% Rasio tempat pemakaman umum per satuan penduduk Meningkatkan penanganan konservasi tanah dan ar (Dam Penahan Erosi, Gully Plug, Sumur Resapan Air Hujan) Tersedianya Tempat Pengelolaan Terpadu (TPST) dan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah yang tidak menggunakan sistem terbuka (open dumping) Tersedianya regulasi kemitraan antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat dalam pelestarian lingkungan dan pengelolaan kawasan lindung Terlaksananya kemitraan antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat dalam pelestarian lingkungan dan pengelolaan kawasan lindung Tersedianya regulasi kemitraan antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat dalam pelestarian lingkungan dan pengelolaan kawasan lindung (Perda Kawasan Lindung) Terlaksananya kemitraan antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat dalam pelestarian lingkungan dan pengelolaan kawasan lindung (Penghijauan Lingkungan)
2009 8 10 20 20 15 15.38 40
4) 5)
6) c. Meningkatnya kemitraan antara 1) pemerintah, dunia usaha dan masyarakat dalam pelestarian lingkungan dan 2) pengelolaan kawasan lindung 3)
Unit
Kel/orang
50
50
50
50
Orang
50
50
50
50
Paket
4)
Ha
500
500
500
500
500
5)
Meningkatnya kemitraan antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat dalam pengembangan Unit/Kelompo hutan tanaman rakyat dan hutan kemasyarakatan k (HR Kemitraan dan PHBM) Rasio jaringan irigasi R Berat Rasio jaringan irigasi R Sedang / Ringan Rasio jaringan irigasi dalam kondisi baik Meningkatkan Peran dan Fungsi P3A Mitra Cai Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik 70% Proporsi jembatan dalam kondisi baik 80% Meningkatnya aksesibilitas daerah terisolir Meningkatnya aksesibilitas daerah perbatasan Meningkatnya ketersediaan sarana air bersih Meningkatnya peran dan fungsi pengelola air bersih pedesaan Persen Persen Persen Persen
71
Kebijakan 8: Meningkatkan kualitas pengelolaan dan penyediaan Jaringan jalan dan jembatan, irigasi, air bersih serta infrastruktur lainnya di daerah
24.05 41.97 33.98 44.59 55.41 69.05 75.00 95 100 61.6 95.51
b. Meningkatnya Kondisi 1) Jalan dan Jembatan 2) 3) 4) c. Meningkatnya cakupan layanan air bersih 1) 2)
Hal - 57
No. 1
MISI 2
KEBIJAKAN 3
SASARAN 4 d. Meningkatnya fasilitasi 1) persiapan 2) pembangunan jalan 3) tol Cisumdawu, Bendung Jatigede, dan bendungbendung lapang e. Meningkatnya Pengelolaan Persampahan dan limbah di Daerah perkotaan dan kawasan industri 1)
INDIKATOR 5 Tersedianya data, informasi dan administrasi Tersedianya Perencanaan pendukung Tersedianya data, informasi dan administrasi
EKSISTING 2008 7 1 1 Belum tersedia data rencana Penanganan dampak sosial Bendungan Jatigede
2009 8 1 1
Persen
100
Penyusunan Penyusunan master plan master plan Belum ada master plan persampahan persampahan penanganan wilayah 1 wilayah 2 persampahan di 5 (Sumedang (Cimanggung, wilayah Kabupaten Utara, Sumedang Tanjungsari, Sumedang Selatan, Ganeas, Jatinangor, dsk) dsk) Peraturan-peraturan Sosialisasi UU No. bidang persampahan 18 tentang yang tidak sesuai pengelolaan dengan UU, waktu dan persampahan kondisi Penyusunan perda kebersihan, retribusi pemungutan, pengangkutan dan pengolahan sampah di TPA 1 : 9.460 52.32 20 20 20 20 20
Penyusunan Penyusunan master plan master plan persampahan persampahan wilayah 4 (Tomo, wilayah 3 dsk) (Cimalaka, dsk)
Penyusunan laporan dan pendataan WR/ wajib retribusi persampahan wilayah 2 1 :7.568 65.4 20 20 20 20 20
2) 3) 4)
Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk Persentase penanganan sampah Tertanganinya limbah (a) Padat (b) Cair (c) Gas (d) Bahan Berbahaya Beracun (B3) (e) Limbah medis
1 :12.614 39.24 10 10 10 Kurang optimalnya opersional pengolahan limbah di RS dan Puskesmas Baru terbebaskannya lahan seluas 2 ha menunggu pembebasan lahan selesai dan bantuan biaya dari Pemerintah Pusat dan Provinsi Jawa Barat
1 : 10.812 45.78 20 20 20 20 20
Ha
10
10
10
Ha
12
10
g. Meningkatnya 1) kemitraan dengan masyarakat dan dunia usaha dalam penyediaan dan
Tersedianya regulasi kemitraan dengan masyarakat dan dunia usaha dalam penyediaan dan pemeliharaan infrastruktur daerah
Buah
Hal - 57
No. 1
MISI 2
KEBIJAKAN 3
INDIKATOR 5 Terlaksananya kemitraan dengan masyarakat dan dunia usaha dalam penyediaan dan pemeliharaan infrastruktur daerah Fasilitasi dan pemberian dukungan serta kemudahan untuk pengembangan inkubator teknologi dan bisnis, termasuk dengan memanfaatkan fasilitas litbang pemerintah daerah dan melalui kemitraan publik, swasta dan masyarakat Fasilitasi dan pemberian dukungan serta kemudahan untuk pengembangan jaringan produksi dan distribusi melalui pemanfaatan teknologi informasi, pengembangan usaha kelompok dan jaringan usaha antar UMKM dalam wadah koperasi serta jaringan antara UMKM dan usaha besar melalui kemitraan usaha Penyediaan infrastruktur dan jaringan pendukung bagi usaha mikro serta kemitraan usaha Jumlah arus penumpang angkutan umum Rasio ijin trayek Jumah Terminal Bis dan Sub Terminal Jumlah Orang yang terangkut angkutan umum Jumlah uji kir angkutan umum Rasio ketersediaan fasilitas lalu lintas Pelayanan Jaringan Lalu Lintas Rasio keselamatan lalu lintas Rasio pengujian kendaraan bermotor
SATUAN 6 Buah
EKSISTING 2008 7 -
2009 8 1
3)
Unit
4)
Koperasi
5)
Unit Orang Persen Unit Orang/Hari Kendaraan Persen Persen Kejadian Persen
1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9)
10) Rasio Pelayanan Terminal: Pelayanan Kendaraan Pelayanan Penumpang Kendaraan/hari Orang/Hari SRP (Satuan Ruang Parkir) SRP (Satuan Ruang Parkir) 229 1,200 200 300 252 1,260 220 300 277 1,323 242 330 305 1,389 266 340 335 1,459 293 400
11) Ruang Parkir Tepi Jalan 12) Ruang Parkir Gedung 13) Jumlah jaringan Komunikasi: Jaringan Komunikasi Mobile Jaringan Komunikasi Stasioner
Sambungan Sambungan
120,000 6,990
140,000 7,900
160,000 7,910
180,000 7,920
14) Rasio Wartel/Warnet terhadap Penduduk: Jumlah Wartel Jumlah Warnet Jumlah Surat Kabar Nasional dan Lokal yang 15) masuk daerah 16) Jumlah Penyiaran Radio/TV Lokal: Radio Swasta Stasiun Radio 4 5 6 Sambungan Sambungan Eksemplar 225 19 8,000 230 20 8,250 235 22 8,500 240 24 8,750 245 26 9,000
Hal - 57
No. 1
MISI 2
KEBIJAKAN 3
SASARAN 4 -
INDIKATOR 5 Radio Komunitas TV lokal Jumlah Pengunjung Web Site www.sumedang.go.id Pameran potensi daerah Telecenter Kecamatan Desiminasi Informasi langsung Pengembangan layanan informasi elektronik SKPD terintegrasi Persentase rumah tinggal bersanitasi Rasio rumah layak huni Tertanganinya masalah kawasan perkotaan: (a) Terpeliharanya drainase perkotaan (b) Terpeliharanya dan terbangunnya trotoar Rasio bangunan ber IMB Persentase luas pemukiman yang tertata Terfasilitasinya fasum dan fasos perumahan: Terbangunnya kantor kecamatan baru a. Terehabilitasinya kantor UPTD b. c. d. e. f. g. h. i. Terehabilitasinya kantor kecamatan tersebar Terehabilitasinya gedung kantor DPUK Tersusunnya data base SD/MI Tersusunnya data base SMP/MTs Tersusunnya data base SMA/SMK/MA Tersusunnya data base bangunan kesehatan Tersusunnya data base bangunan kecamatan
2009 8 1 1,870
17) Pelayanan Komunikasi dan Informasi i Meningkatnya sarana dan prasarana ke cipta karyaan 1) 2) 3) Kegiatan Buah Kegiatan Jaringan Persen Persen Persen Persen Persen Persen Unit Unit Unit Persen Persen Persen Persen Persen Persen Tiang KK 52 72.24 26.16 20 27 46.7 24 16 10 50 6,350 222,300 78 80.17 36.16 35 45 56.7 20 25 2 18 100 100 100 100 100 100 100 500 1 2 104 27 84.14 46.16 51.67 60 67.7 40 26 4 20 100 500 10 130 27 88.1 56.16 65.96 75 79 60 6 22 100 500 1 16 156 27 92.07 66.16 78.46 90 90 80 8 24 100 500
4) 5) 6)
a. Meningkatnya Kebijakan 9: Meningkatkan cakupan Elektrifikasi ketersediaan energi Perdesaan dan listrik perdesaan serta ketersediaan air b. Berkembangnya bagi pemenuhan Penciptaan dan kebutuhan pertanian Pemanfaatan Energi dan masyarakat Alternatif
1) 2)
Peningkatan infrastruktur listrik pedesaan Jumlah rumah tangga yang menggunakan listrik Tersedianya regulasi Penciptaan dan Pemanfaatan Energi Alternatif Terlaksananya Penciptaan Energi Alternatif Berkembangnya pemanfaatan energi alternatif di masyarakat Tersedianya master plan potensi dan rencana pembangunan Air Baku untuk Pertanian dan Air Bersih untuk masyarakat Terbangunnya ketersediaan air baku dan air bersih Persentase Rumah Tangga yang menggunakan Tersedianya regulasi mengenai Pelestarian dan air perlindungan sumber-sumber mata air Terpeliharanya sumber, debit dan kualitas mata air
1) 2) 3)
5 5 340 78
2 1 25 1 1 1 350
2 1 25 350
1 1 25 2 350
1 25 2 350
c. Meningkatnya Ketersediaan Air Baku 1) untuk Pertanian dan Air Bersih untuk 2) masyarakat 4) d. Meningkatnya 1) Pelestarian dan perlindungan sumber2) sumber mata air
Hal - 57
No. 1
MISI 2
KEBIJAKAN 3
SASARAN 4 3)
SATUAN 6 Unit
EKSISTING 2008 7 3
2009 8 2
Hal - 57
2013 12
Hal - 57
36 30 35 1 : 100 1 : 34.500 1 : 15.500 1 : 545.837 1 : 15.000 1 : 80 1 : 4.000 1 : 4.500 1 : 3.500 1 : 2.000 1 : 40.000 69.00 35.02 285.00 95.00 80.00 90.00 <1 70.00 35.00
Hal - 57
2 2 75.00 100.00 -
Hal - 57
2013 12 2 227 2 10 1 1 19 2 3
1 1 1 1 5 1 1 1 2 1 57 1 1 52
Hal - 57
2013 12 322
6.80 19.20 12.00 8.00 10.00 75 77 75 5.00 721 130 31 100 100 2 79 50 6 1,600
Hal - 57
2013 12 59 KT, 55 PSM, 15 Orsos, 30 TANAGA 24 Tomas, 30 pengusaha 50 100 6 MPN, 1 TMP, 1 TMPD 6 PKRI, 15 Janda PKRI 1 60 60 10 10 50 100 100 100 70 15 20.00 90.00 90.00 5
100
Hal - 57
2013 12
1,000
1,000
1,000 1 Perda 2 200 74 74 5,250 337 342 105 74,761 4,000 560 75 50.00 800 300 300 7.50 100 100 1:2 75 50
Hal - 57
2013 12 55 Peningkatan rerata pendapatan 10%/Tahun Peningkatan rerata pendpatan 10%/Tahun 1,650,000 1,380,000 20.00 55 11,375 552 1,181 461 95 19 103 25 600 30 20
7 5 2 1 1 1
Hal - 57
2013 12 1 52
Hal - 57
2013 12
100 100
60 1 60 3,000 3 5
80
30
Hal - 57
2013 12
100
26
1 1
4,033 343 7
Hal - 57
2013 12
100 13 12 2
20 20 -
4.78
4 6
Hal - 57
2013 12 20
40 15 5 3 2 1
100
Hal - 57
36 800 -
1,300
43 12 DKP efektif
64.64
Hal - 57
2013 12 49.68 31.53 29.43 16.82 6.66 73.57 77.29 1.68 Penurunan gagal panen akibat serangan hama penyakit sebesar 1% / thn dari luas panen
1 1.185
4 5 6 25 9
Hal - 57
2013 12 Pembatasan perijinan alih fungsi lahan pertanian terutama sawah irigasi 25
33,370
72.57
100
3%
2 20
Hal - 57
1,000 1,000 10 5 5 2 1 2 3 3 3 60 2
Hal - 57
2013 12 3 5.5 3
500
Hal - 57
2013 12
500
26
50
50
10.00 6
26
10
Hal - 57
2013 12 12
2 30 1
90 30 12 250
250
330
50 2 24 2 3 400
250
28 30 100
Hal - 57
2013 12
1 1 2 2 4 1 1 1 2 1
4 1
Hal - 57
2013 12 1 6 2 25.00 8
100 26 26 26
26
10,000
125 UMKM
125 UMKM 25 25
Hal - 57
2013 12 6 125 180 100 100 100 185 100 95 80 95 95 95 90 200 330 57 57 520
Hal - 57
2013 12
Hal - 57
2013 12
100
100
3.686 -
100
Hal - 57
2013 12
100
Hal - 57
2013 12 10 15 15 15 15.38 40
50
50
500
22.51 40.5 36.99 49.58 50.42 70.05 80.05 100 100 65 100
Hal - 57
2013 12 1 1
10
Hal - 57
2013 12 5
200,000 7,930
250 28 10,000
Hal - 57
2013 12 57 5 2,738
1 25 1 350
Hal - 57
2013 12 2
Hal - 57
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2009 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG,
Menimbang : a. bahwa Kabupaten Sumedang memerlukan perencanaan pembangunan jangka menengah daerah sebagai arah dan prioritas pembangunan selama 5 tahun kedepan yang dilakukan secara bertahap dalam rangka penjabaran Rencana Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sumedang 2005-2025 Tahap II (2009-2013) dan penjabaran visi dan misi Kepala Daerah Terpilih periode 2008-2013 untuk mempercepat peningkatan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 150 ayat (3) huruf e Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah juncto Pasal 15 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2009 2013; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu membentuk peraturan daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013.
Perda No.13 Tahun 2008 Tentang RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013
Hal - 1
Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang nomor 22 tahun 2003 tentang Susunan dan kedudukan Majelis Permusyawartan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4310); 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 7. Undang-Undang nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66 Tambahan Lembaran Negara Repuklik Idonesia Nomor 4400) 8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Perda No.13 Tahun 2008 Tentang RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013
Hal - 2
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 10.Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 11.Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4700); 12.Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4723); 13.Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725); 14.Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 15.Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4585); 16.Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587); 17.Peraturan Pemerintah Nomor 79 Pedoman Pembinaan Dan Penyelenggaraan Pemerintah Negara Tahun 2005 Nomor 165, Negara Nomor 4593); Tahun 2005 tentang Pengawasan Atas Daerah (Lembaran Tambahan Lembaran
Perda No.13 Tahun 2008 Tentang RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013
Hal - 3
18.Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); 19. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); 20. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 21. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 22. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 23.Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816); 24. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 25. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 40 Tambahan Lembaran Lembaran Republik Indonesia Nomor 4826) 26. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48,
Perda No.13 Tahun 2008 Tentang RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013
Hal - 4
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 27. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2004-2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 11); 28. Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2007 tentang Kerjasama pemerintah dengan swasta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor : 151); 29. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007; 30. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat 2010 (Lembaran Daerah Tahun 2003 Nomor 2 Seri E); 31. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 33 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumedang (Lembaran Daerah Tahun 2003 Nomor 20 Seri E); 32. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Sumedang Tahun 2005-2025. (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 2). 33. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Sumedang (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 10).
Perda No.13 Tahun 2008 Tentang RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013
Hal - 5
Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SUMEDANG dan BUPATI SUMEDANG MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2009 - 2013 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Sumedang. 2. Kepala Daerah adalah Bupati dan Wakil Bupati Sumedang. 3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah Kabupaten Sumedang. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah Kabupaten Sumedang. 5. Peraturan Daerah selanjutnya disebut Perda adalah Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang. 6. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah selanjutnya disebut BAPPEDA adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang membantu Kepala Daerah dalam perencanaan pembangunan. 7. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. 8. Pembangunan daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan manusia. 9. Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu.
Perda No.13 Tahun 2008 Tentang RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013
Hal - 6
11.
12. 13.
14.
20.
21. 22.
23.
disingkat RPJPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun. Rencana Kerja Pembangunan Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat dengan Renstra-SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah atau disebut RenjaSKPD adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 1 (satu) tahun. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh pemerintah daerah untuk mencapai tujuan. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan serta untuk memperoleh alokasi anggaran atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Prakiraan maju adalah perhitungan kebutuhan dana untuk tahuntahun berikutnya dari tahun anggaran yang direncanakan guna memastikan kesinambungan kebijakan yang telah disetujui untuk setiap program dan kegiatan. Indikator kinerja adalah alat ukur untuk menilai keberhasilan pembangunan secara kuantitatif dan kualitatif. Musyawarah Perencanaan Pembangunan yang selanjutnya disingkat Musrenbang adalah forum antarpemangku kepentingan dalam rangka menyusun rencana pembangunan daerah. Pemangku kepentingan atau disebut dengan stakeholders adalah pihak-pihak yang langsung atau tidak langsung mendapatkan manfaat atau dampak dari perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah.
Perda No.13 Tahun 2008 Tentang RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013
Hal - 7
BAB II ASAS DAN TUJUAN Pasal 2 (1) RPJMD diselenggarakan berdasarkan demokrasi dengan prinsipprinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan Nasional. (2) RPJMD disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan. Pasal 3 Tujuan Penyusunan RPJMD Kabupaten Sumedang adalah tersedianya dokumen RPJM Daerah Kabupaten Sumedang sebagai: a. Penjabaran visi, misi dan program Kepala Daerah terpilih berpedoman kepada RPJPD dan memperhatikan kepada RPJM Nasional dan Provinsi. b. Pedoman dalam penyusunan Rencana Pembangunan Tahunan Daerah tertuang dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD). c. Pedoman bagi seluruh stakeholders pembangunan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. BAB III RUANG LINGKUP RPJMD Pasal 4 RPJM Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJPD dan memperhatikan RPJM Nasional dan provinsi, memuat kebijakan, sasaran, indikator dan target pencapaian kinerja tahunan satuan kerja perangkat daerah, lintas satuan kerja perangkat daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. BAB IV TAHAPAN PENYUSUNAN Pasal 5 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sumedang 2009 2013 disusun dengan tahapan:
Perda No.13 Tahun 2008 Tentang RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013
Hal - 8
a. b. c. d.
penyusunan rancangan awal; pelaksanaan Musrenbang; perumusan rancangan akhir; dan penetapan rencana. BAB V SISTEMATIKA RPJMD Pasal 6
RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dengan sistematika sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB III VISI DAN MISI BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH BAB V KERANGKA PENDANAAN BAB VI KAIDAH PELAKSANAAN BAB VII PENUTUP Pasal 7 Isi uraian sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tak terpisahkan dari peraturan daerah ini Pasal 8 RPJMD menjadi pedoman kepala SKPD dalam menyusun rencana strategis SKPD yang bersifat indikatif. Pasal 9 Kepala Daerah melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan RPJMD yang dituangkan kedalam rencana strategis SKPD oleh kepala SKPD. Pasal 10 RPJMD dijabarkan lebih lanjut ke dalam RKPD setiap tahun sebagai dasar: a. Penyusunan Kebijakan Umum APBD dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara oleh Kepala Daerah; dan b. Penyusunan Rencana Kerja SKPD yang ditetapkan oleh kepala SKPD.
Perda No.13 Tahun 2008 Tentang RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013
Hal - 9
BAB VI PENGENDALIAN DAN EVALUASI Pasal 11 (1) (2) (3) (4) Kepala Daerah melakukan pengendalian dan evaluasi setiap tahun terhadap pelaksanaan RPJMD. Pelaksanaan pengendalian dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemerintah Daerah melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Mekanisme pengendalian dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati. Apabila terjadi kebijakan strategis dari pemerintah pusat yang berdampak terhadap capaian target dan sasaran yang telah ditetapkan, dokumen RPJMD akan dievaluasi dengan tetap menyesuaikan dengan kondisi fiskal daerah. BAB VII KELEMBAGAAN Pasal 12 (1) Kepala Daerah menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas perencanaan pembangunan daerah. (2) Dalam menyelenggarakan perencanaan pembangunan daerah, Kepala Daerah dibantu oleh Kepala Bappeda dan Kepala SKPD lainnya dengan mempertimbangkan aspirasi berbagai stakeholders daerah. (3) Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah menyelenggarakan perencanaan pembangunan daerah sebagai penjabaran dari RPJPD dan RPJMD sesuai dengan tugas dan kewenangannya. BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 13 (1) Dokumen Peraturan Daerah dan atau peraturan lainnya mengenai perencanaan pembangunan daerah sepanjang tidak bertentangan dengan RPJMD masih tetap berlaku sampai dengan diundangkannya Peraturan Daerah ini. (2) RKPD yang berdasarkan pada Renstra 2003-2008 setelah di tetapkannya peraturan daerah ini harus dilakukan perubahan dan penyesuaian.
Perda No.13 Tahun 2008 Tentang RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013
Hal - 10
BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku maka Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Rencana Strategis Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2003-2008, dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 15 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang. Ditetapkan di pada tanggal Sumedang . 2008
BUPATI SUMEDANG,
Perda No.13 Tahun 2008 Tentang RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013
Hal - 11