Anda di halaman 1dari 429

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

PROVINSI GORONTALO 2012-2017

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai upaya mengaktualisasikan fungsi penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,


Pemerintah Provinsi Gorontalo telah merumuskan berbagai kebijakan yang memiliki konteks
dan fungsi berbeda. Kebijakan Pemerintah Daerah disusun untuk memberikan peningkatan
pelayanan, peran serta, prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada
peningkatan kesejahteraan rakyat. Inti dasar proses penyusunan kebijakan yang ada,
diarahkan untuk optimalisasi dan pemanfaatan berbagai sumber daya (resources) yang
dimiliki Provinsi Gorontalo sesuai dengan kewenangan yang dimiliki, kemampuan, dan
kebutuhan daerah. Pertimbangan lainnya adalah dengan memperhatikan kekhasan dan
keunggulan yang ada.
Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo Nomor 02 Tahun 2012 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Gorontalo 2012–2017 menguraikan
tentang arah pembangunan yang ingin dicapai Provinsi Gorontalo dalam kurun waktu 5
(lima) tahun, yang disusun berdasarkan Visi dan Misi Kepala Daerah dan berpedoman pada
RPJPD yang dijabarkan ke dalam tujuan, strategi, dan tahapan pembangunan jangka
menengah. Namun di tengah proses pelaksanaannya, RPJMD Provinsi Gorontalo 2012 –
2017 perlu dilakukan penyempurnaan dan penyelarasan (revisi) lebih lanjut, terkait konsep
dan substansi yang telah termaktub.
Selain itu, yang menjadi pertimbangan pelaksanaan perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo ini adalah pengaruh dari
kebijakan Nasional yang mempunyai dampak pada capaian target indikator serta adanya
perubahan Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK) Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo.
Secara umum tahapan dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan Perubahan RPJMD Provinsi
Gorontalo, dijabarkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan RPJMD,

1.2 Dasar Hukum Penyusunan


Dasar hukum penyusunan RPJMD Propinsi Gorontalo, sebagai berikut.
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286);

BAB I - 1
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan


Nasional (SPPN) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4817);
9. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517;
13. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Gorontalo 2007 – 2025;
14. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Gorontalo 2010-2030;
15. Keputusan Gubernur Gorontalo Nomor : 331/18/XII/Tahun 2011 tentang
Pembentukan Tim Penyusun RPJMD Provinsi Gorontalo 2012-2017;

BAB I - 2
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

16. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menegah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo 2012 – 2017;

1.3 Hubungan Antar Dokumen


Ada beberapa dokumen yang menjadi acuan, menjadi pedoman dan diperhatikan
dalam proses penyusunan RPJMD Provinsi Gorontalo tahun 2012-2017. Terkait dengan
sinkoronisasi antara Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 –
2014 dengan RPJMD Provinsi Gorontalo adalah koneksitas antara visi dan misi kedua
dokumen ini. RPJMD memperhatikan dan menjabarkan Visi RPJMN 2010 – 2014 yaitu
Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis dan Berkeadilan. Begitu pula
untuk penjabaran Misi RPJMN, yaitu : 1) Melanjutkan pembangunan menuju Indonesia yang
sejahtera, 2) Memperkuat pilar-pilar demokrasi, 3) Memperkuat dimensi keadilan di semua
bidang. Visi, Misi dan Program yang tercantum dalam RPJMN 2010 – 2014 kemudian
menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah Provinsi Gorontalo dalam konteks formulasi
rencana pembangunan daerah untuk 5 (lima) tahun kedepan.
Selain memperhatikan RPJPN dan mempedomani RPJMN 2010-2014, dokumen RPJMD
juga mengacu dan mempedomani dokumen pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) Provinsi Gorontalo 2007-2025 dengan visi Gorontalo Maju dan Mandiri.
Untuk mewujudkan visi pembangunan jangka panjang tersebut ditempuh melalui 3 (tiga)
misi pembangunan yaitu : (1) Mewujudkan Ketahanan Ekonomi Gorontalo yang Handal; (2)
Mewujudkan Sumberdaya Manusia Gorontalo yang Handal; dan (3) Mewujudkan Pemerintah
Daerah yang Amanah, demikian halnya dengan dokumen RTRW Provinsi Gorontalo 2010-
2030 akan menjadi berpedoman pada berbagai pola dan struktur tata ruang yang telah
ditetapkan sebagai dasar untuk menetapkan lokasi program pembangunan yang berkaitan
dengan pemanfaatan ruang daerah di Provinsi Gorontalo.
Pemerintah daerah dalam menyusun 3 dokumen rencana pembangunan daerah yang
terdiri dari RPJPD, RPJMD dan RKPD serta dua dokumen rencana SKPD terdiri dari Renstra
SKPD dan Renja SKPD. Berdasarkan segi waktu dokumen tersebut dapat dibagi menjadi
tiga, yaitu dokumen RPJPD dan RTRWP merupakan dokumen jangka panjang (20 tahun),
RPJMD dan Renstra-SKPD merupakan dokumen jangka menengah (5 tahun), sedangkan
RKPD dan Renja-SKPD merupakan dokumen jangka pendek (1 tahun).
Perubahan RPJMD Provinsi Gorontalo 2012-2017 disusun dengan berpedoman pada
RPJPD 2007-2025 dan RTRWP 2010-2030 dengan memperhatikan RPJMN. RPJMD 2012-
2017 dijabarkan dalam RKPD dan menjadi pedoman SKPD dalam menyusun Rencana
Strategis (Renstra) SKPD, Rencana Kerja (Renja) SKPD dan Rencana Kerja dan Anggaran

BAB I - 3
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

(RKA) SKPD. Dari RKP Daerah dan RKA SKPD inilah selanjutnya disusun RAPBD. Selanjutnya
diperlukan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) untuk diintegrasikan dengan rencana
pembangunan daerah, untuk melihat kerangka pemanfaatan ruang daerah dalam 5 (lima)
tahun mendatang, dan asumsi-asumsinya. Sinergitas RTRW, RPJPD dan RPJMD harus
sinkron dan sinergis meliputi :
a. Visi, misi, arah, tujuan, kebijakan, dan sasaran pokok pembangunan jangka menengah
daerah provinsi, selaras arah, kebijakan umum, serta prioritas pembangunan nasional
dan prioritas untuk bidang-bidang pembangunan, dan pembangunan kewilayahan sesuai
dengan kewenangan, kondisi dan karakteristik daerah;
b. Visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi dan program pembangunan jangka
menengah daerah provinsi selaras dengan struktur dan pola pemanfaatan ruang yang
ditetapkan dalam RTRW;
c. Arah dan kebijakan pembangunan jangka menengah daerah provinsi Gorontalo
memperhatikan arah dan kebijakan pembangunan jangka menengah daerah dan
pemanfaatan struktur dan pola ruang provinsi lain sekitarnya;
d. Jangka waktu pembangunan jangka menengah daerah Provinsi terhitung sejak Kepala
Daerah dilantik sampai dengan berakhirnya masa jabatan, dan;
e. Dilakukan sesuai dengan tahapan dan tata cara penyusunan RPJMD Provinsi.
Dokumen-dokumen perencanaan dan penganggaran bersifat hirarkis, artinya dokumen
yang jangka waktunya lebih panjang menjadi rujukan bagi dokumen yang jangka waktunya
lebih pendek dan dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah yang lebih tinggi menjadi
rujukan bagi dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah di bawahnya.

BAB I - 4
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Gambar 1.1
Bagan Hubungan Antar Dokumen Perencanaan

RPJP
NASIONAL
RPJM
RTRW
PEDOMAN
NASIONAL DIJABARKAN
RKP
NASIONAL

DIPERHATIKAN DIACU/
DIACU DISERASIKAN

PEDOMAN DIJABARKAN
RPJPD RPJMD
GORONTALO GORONTALO RKPD
RTRWP 5 TAHUN 1 TAHUN
2010-2030
PEDOMAN DIACU
RTRW
P. SULAWESI
Renstra Renja
DIACU SKPD PEDOMAN SKPD
RAD MDGs 5 TAHUN 1 TAHUN
Gorontalo
2011-2015

MP3EI
2010-2025

1.4 Sistematika Penulisan


Sistimatika penyusunan Perubahan RPJMD Provinsi Gorontalo 2012-2017 pada
dasarnya sama dengan dokumen RPJMD sebelum perubahan dengan disusun berdasarkan
tata urut sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Gambaran umum kondisi daerah
Bab III : Gambaran pengelolaan keuangan daerah serta kerangka pendanaan
Bab IV : Analisis isu strategis
Bab V : Visi, misi, tujuan dan sasaran
Bab VI : Strategi dan arah kebijakan
Bab VII : Kebijakan umum dan program pembangunan daerah
Bab VIII : Indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan
Bab IX : Penetapan indikator kinerja daerah
Bab X : Pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan
Bab XI : Penutup

BAB I - 5
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

1.5 Maksud dan Tujuan


Berdasarkan latar belakang dan upaya serta rencana yang dikemukakan diatas maka
disusunlah maksud dan tujuan penyusunan Perubahan RPJMD ini, yaitu untuk :
a. Melakukan penyesuaian terhadap Perda No. 02 Tahun 2012 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo 2012-2017;
b. Menjadikan RPJMD sebagai pedoman dan acuan dalam menyusun Rencana Strategis
oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah seterusnya menyusun Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Gorontalo kedepan.
Hasil yang diharapkan dengan tersusunnya perubahan RPJMD Provinsi Gorontalo
2012-2017 adalah antara lain sebagai berikut :
a. Menjadi acuan bagi seluruh masyarakat/kelompok masyarakat, karena memuat
seluruh kebijakan publik.
b. Menjadi pedoman dalam menyusun APBD, karena memuat arah kebijakan
pembangunan daerah satu tahun selang selama 5 tahun ke depan.
c. Menciptakan kepastian kebijakan, karena merupakan komitmen Pemerintah.
d. Memperkuat koordinasi pelaksanaan pembangunan daerah.
e. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi antar daerah, antar ruang,
antar waktu, dan antar fungsi pemerintah.
f. Menjamin konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan
pengawasan pembangunan.
g. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya pembangunan secara efisien,
efektif, dan berkelanjutan.

BAB I - 6
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1 Aspek Geografi dan Demografi


2.1.1 Karakteristik Lokasi dan Wilayah
Provinsi Gorontalo merupakan daerah/provinsi pemekaran dari Sulawesi Utara yang
dibentuk berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 38 Tahun 2000 tentang Pembentukan
Provinsi Gorontalo dimana pada awal terbentuknya Provinsi Gorontalo baru memiliki 2
kabupaten dan 1 kota, yaitu Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Boalemo dan Kota Gorontalo.
Seiring dengan perkembangan daerah dan berdasarkan aspirasi masyarakat, maka di
Provinsi Gorontalo kemudian terbentuk 2 kabuten baru yakni Kabupaten Pohuwato dan
Kabupaten Bone Bolango berdasarkan UU RI Nomor 6 Tahun 2003. Akhirnya pada tahun
2007 berdasarkan UU RI Nomor 11 Tahun 2007 disahkan pembentukan satu kabupaten lagi
yaitu Kabupaten Gorontalo Utara. Dengan demikian hingga saat ini Provinsi Gorontalo terdiri
dari 5 kabupaten dan 1 kota.

2.1.1.1 Letak dan Batas Wilayah Administrasi


Wilayah Gorontalo terletak di antara 0°19’ – 1°15’ Lintang Utara dan 121°23’ -
125°14’ Bujur Timur. Dari posisi tersebut wilayah ini berbatasan langsung dengan dua
Provinsi yaitu Provinsi Sulawesi Tengah di sebelah Barat dan Provinsi Sulawesi Utara di
sebelah Timur. Sedangkan di sebelah Utara berhadapan langsung dengan Laut Sulawesi dan
di sebelah Selatan dibatasi oleh Teluk Tomini. Peta Provinsi Gorontalo dapat dilihat pada
Gambar 2.1
Gambar 2.1 Peta Provinsi Gorontalo, 2011

Sumber : RTRW Provinsi Gorontalo 2010-2030.

BAB II - 1
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

2.1.1.2 Luas wilayah


Luas wilayah Provinsi Gorontalo 12.215,44 km2, jika dibandingkan dengan Wilayah
Indonesia luas Provinsi ini hanya sebesar 0,63 persen. Saat ini, Provinsi Gorontalo memiliki 6
(enam) wilayah pemerintahan yakni 5 (lima) Kabupaten dan 1 (satu) Kota yang terdiri dari
Kota Gorontalo dengan luas wilayah 66,25 km2, Kabupaten Gorontalo dengan luas wilayah
2.207,58 km2, Kabupaten Boalemo dengan luas wilayah 2.517,36 km2, Kabupaten Pohuwato
dengan luas wilayah 4.244,31 km2, Kabupaten Bone Bolango dengan luas wilayah 1.889,04
km2 dan Kabupaten Gorontalo Utara dengan luas wilayah 1.676,15 km2. Dari keenam
wilayah ini Kabupaten Pohuwato memiliki luas wilayah terbesar diikuti oleh Kab. Boalemo,
sedangkan Kota Gorontalo memiliki luas wilayah terkecil sebesar 0,54% dari total luas
wilayah Gorontalo. Didalam pengembangan wilayah sampai dengan tahun 2017
direncanakan Provinsi Gorontalo akan memiliki 8 Kabupaten dan 2 kota.

Tabel 2.1
Luas Wilayah Provinsi Gorontalo dan Kabupaten/Kota
Luas
Persentase
No. Wilayah Wilayah Sumber Data
2
(%)
(Km )
01 Kabupaten 2.207,58 18,07 UU No. 29 Thn 1959, UU No. 50
Gorontalo Thn 1999 , UU No. 6 Thn 2003
dan UU No. 11 Thn 2007
02 Kabupaten 2.517,36 20,61 UU No. 50 Thn 1999 dan
Boalemo UU No. 6 Thn 2003
03 Kabupaten 4.244,31 34,75 UU No. 6 Thn 2003
Pohuwato
04 Kabupaten Bone 1.889,04 15,46 UU No. 6 Thn 2003
Bolango
05 Kabupaten 1.676,15 13,72 UU No. 11 Thn 2007
Gorontalo Utara
06 Kota Gorontalo 66,25 0,54 UU No. 29 Thn 1959 dan
UU No. 22 Thn 1999
Provinsi Gorontalo 12.215,44 100 UU No. 38 Thn 2000
Sumber : Bappeda Provinsi Gorontalo, 2012 (Hasil Olahan), Dirjen PUM Kemendagri

BAB II - 2
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

2.1.1.3 Topografi
Wilayah Provinsi Gorontalo mempunyai topografi yang sebagian besar merupakan
daerah dataran, perbukitan dan pegunungan. Wilayah Kota Gorontalo adalah yang terletak
pada elevasi yang paling rendah, dari 0 sampai 500 meter di atas permukaan laut.
Kabupaten Gorontalo terdiri dari wilayah dataran dan pegunungan berada pada elevasi
bervariasi, dari 0 sampai 2.065 m dari permukaan laut. Kabupaten Boalemo terdiri dari
wilayah dengan topografi datar sampai bergunung terletak pada ketinggian dengan variasi
dari 0 sampai 2.100 m dari permukaan laut. Kabupaten Pohuwato terletak pada elevasi 0
sampai 1.920 m yang ditemukan di daerah perbatasan dengan Sulawesi Tengah. Kabupaten
Bone Bolango mempunyai topografi dengan variasi antara 0 sampai 1.954. Kabupaten
Gorontalo Utara mempunyai topografi dengan ketinggian yang berbeda-beda, dengan
variasi ketinggian antara 0 sampai 1.970 m dari permukaan laut.
Secara fisiografis, wilayah Gorontalo dikelompokkan menjadi 2 satuan wilayah morfologi,
yaitu:
1) Satuan morfologi pegunungan berlereng terjal, terutama menempati wilayah bagian
tengah dan utara wilayah Gorontalo, yang menjadi pembatas sebelah timur dan sebelah
utara dari Cekungan Air Tanah Limboto yaitu dengan beberapa puncaknya berada di
Pegunungan Tilongkabila, antara lain : G. Gambut (1954 m), G. Tihengo (1310 m), G.
Pombolu (520 m) dan G. Alumolingo (377 m), satuan morfologi ini terutama dibentuk
oleh satuan batuan Gunung api tersier dan batuan Plutonik.
2) Satuan morfologi perbukitan bergelombang, terutama dijumpai di daerah bagian selatan
dan bagian barat dan menjadi batas cekungan di sebelah selatan dan sebelah utara.
Satuan morfologi ini umumnya menunjukkan bentuk puncak membulat dengan lereng
relatif landai dan berjulang kurang dari 200 meter yang terutama ditempati oleh satuan
batuan Gunung api dan batuan sedimen berumur Tersier hingga Kuarter.
Satuan morfologi dataran, merupakan daerah dataran rendah yang berada di bagian
tengah wilayah Cekungan Limboto yaitu di sekitar Danau Limboto. Pada umumnya daerah
ini ditempati oleh satuan aluvium dan endapan danau. Aliran sungai di wilayah ini umumnya
mempunyai pola sub dendritic dan sub parallel.
Satuan morfologi pegunungan dicirikan dengan bentuk bentang alam berbentuk
kerucut, dengan puncak-puncak tertinggi adalah Gunung Tabongo (2.100 mdpl), Gunung
Boliyohuto (2.065 mdpl), Gunung Mopangga (2.051 mdpl) dan Gunung Pontolo (2.017
mdpl).

BAB II - 3
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.2
Kelas Kemiringan Lereng Provinsi Gorontalo
Kelas Kemiringan Luas Persentase
Lereng (%) (ha) (%)
A 0–2 128.552 10,52
B 2-8 74.112 6,07
C 8-15 66.528 5,45
D 15 – 40 113.997 9,33
E > 40 838.355 68,63
Jumlah 1.221.544 100
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Gorontalo, 2012

Morfologi Gorontalo sebagian besar adalah perbukitan. Gunung Tabongo yang


terletak di Kabupaten Boalemo merupakan gunung yang tertinggi di Provinsi Gorontalo
dengan ketinggian 2.100 m dari permukaan laut. Sedangkan Gunung Litu‐Litu yang terletak
di Kabupaten Gorontalo adalah gunung terendah dengan ketinggian 884 m dari permukaan
laut.

2.1.1.4 Geologi
Secara regional, berdasarkan Peta Geologi Lembar Tilamuta (S. Bachri, dkk, 1993)
menyatakan bahwa Daerah Provinsi Gorontalo merupakan bagian dari lengan utara Sulawesi
yang sebagian besar batuannya ditempati oleh batuan gunung api Tersier. Di wilayah
tengah bagian timur dijumpai dataran rendah yang berbentuk memanjang, terbentang dari
Danau Limboto ke Lembah Paguyaman yang diduga semula merupakan danau. Batuan yang
ada di daerah penyelidikan terdiri dari batuan-batuan yang berumur Tersier hingga Kuarter.
Urutan batuan dari yang tertua hingga batuan yang termuda adalah sebagai berikut:
- Formasi Tinombo (Teot): Terdiri dari lava basal, basal sepilitan, lava andesit, breksi
gunungapi, batu pasir wake, batu lanau, batu pasir hijau, batu gamping merah, batu
gamping kelabu dan batuan termalihkan lemah. Formasi ini berumur Eosen -
Pertengahan Oligosen.
- Secara selaras di atas Formasi Tinombo terdapat Formasi Dolokapa (Tmd) yang
terdiri dari: batupasir wake, batulanau, batulumpur, konglomerat, tuf, tuf lapili,
aglomerat, breksi gunungapi, lava andesit sampai basalt. Formasi Dolokopa berumur
Miosen Tengah - Pertengahan Miosen Atas.
- Kedua formasi batuan tersebut selanjutnya di intrusi oleh Diorit Boliohuto (Tmbo)
yang terdiri dari diorit dan granodiorit yang berumur Pertengahan Miosen Tengah -
Pertengahan Miosen Atas.
- Di atas ketiga batuan baik Formasi Tinombo, Formasi Dolokopa dan intrusi Diorit
Boliohuto secara tidak selaras ditempati oleh Batuan Gunungapi Pinggu (TQpv) yang
terdiri dari: aglomerat, tuf, lava andesit, basalt yang berumur Pliosen Atas - Plistosen

BAB II - 4
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Bawah. Selaras lebih muda bersamaan diendapkan batu gamping klastika (TQl) yang
terdiri dari kalkarenit, kalsirudit dan batugamping koral. Selanjutnya pada Plistosen
mulai diendapkan endapan Danau yang berumur Plistosen Bawah - Holosen dan di
atasnya secara selaras diendapkan batugamping terumbu (Ql) yang dimulai pada
Plistosen Atas - Holosen berupa batugamping koral, sedangkan endapan yang paling
muda di daerah penyelidikan adalah berupa endapan permukaan/ aluvium (Qpl).
Struktur geologi yang utama yang berkaitan dengan daerah penyelidikan adalah
sesar, berupa sesar normal dan sesar geser. Sesar normal yang terdapat di G. Boliohuto
menunjukkan pola memancar, sedangkan sesar geser umumnya bersifat menganan tetapi
ada pula yang mengiri. Sesar tersebut memotong batuan yang berumur tua (Formasi
Tinombo) hingga batuan yang berumur muda (Satuan Batugamping Klastik).
Kegiatan tektonik di daerah ini diduga telah berlangsung sejak Eosen hingga
Oligosen yang diawali dengan kegiatan magmatik yang menghasilkan satuan gabro. Masih
pada Eosen terjadi pemekaran dasar samudera yang berlangsung hingga Miosen Awal dan
ini menghasilkan lava bantal yang cukup luas. Kegiatan tersebut diikuti juga oleh terjadinya
retas - retas yang umumnya bersusunan basa dan banyak menerobos Formasi Tinombo.
Pada Miosen selain terjadi pengendapan Formasi Randangan dan Formasi Dolokapa
terjadi juga kegiatan magma yang menghasilkan Diorit Bone. Diduga pada waktu itu terjadi
juga penunjaman dari arah utara ke arah selatan di laut Sulawesi, yang disebut sebagai
Jalur Tunjaman Sulawesi Utara (Simanjuntak, 1986).
Kegiatan magmatik Diorit Bone yang berlangsung sampai Miosen Tengah dilanjutkan
oleh kegiatan magmatik Diorit Boliohuto yang berlangsung hingga Miosen Akhir. Bersamaan
dengan kegiatan magmatik tersebut terjadilah pengangkatan pada akhir Miosen Akhir.
Pada akhir kegiatan magmatik Diorit Boliohuto terjadilah kegiatan gunungapi yang
menghasilkan batuan Gunungapi Pani dan Breksi Wobudu. Pada waktu itu Jalur Tunjaman
Sulawesi Utara diduga masih aktif dan menghasilkan sejumlah sesar geser di bagian barat
daerah penyelidikan.
Pada Kala Pliosen terjadi juga kegiatan magmatik yang menghasilkan batuan
terobosan Granodiorit Bumbulan yang kemudian diikuti oleh kegiatan gunungapi. Kegiatan
gunungapi ini berlangsung hingga Plistosen Awal dan menghasilkan batuan Gunungapi
Pinogu. Sementara itu retas-retas yang bersusunan basal, andesit dan dasit masih
terbentuk.
Pada akhir Pliosen hingga Plistosen di daerah ini terdapat pengendapan yang
membentuk satuan Batugamping Klastik pada laut dangkal. Sedangkan pada Plistosen Awal
terbentuk endapan danau dan endapan sungai tua. Ketiga satuan tersebut telah mengalami
pengangkatan pada sekitar akhir Plistosen.
Pada akhir Plistosen hingga sekarang terjadi proses pendataran serta kegiatan
tektonik yang masih aktif. Proses pendataran menghasilkan endapan aluvium sedangkan
kegiatan tektonik menghasilkan beberapa sesar geser dibagian timur serta mengakibatkan
terangkatnya satuan Batugamping Terumbu.

BAB II - 5
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

2.1.1.5 Hidrologi
2.1.1.5.1 Daerah Aliran Sungai (DAS)
Provinsi Gorontalo dilintasi oleh beberapa sungai. Sungai Paguyaman yang terletak
di Kabupaten Boalemo adalah sungai terpanjang dengan panjang aliran 99,3 km. Sedangkan
sungai yang terpendek adalah Sungai Bolontio dengan panjang aliran 5,3 km yang terletak
di Kabupaten Gorontalo Utara. Daerah aliran sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan
yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi
menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau
ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut
sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. Pengelolaan DAS
merupakan suatu bentuk pengembangan wilayah yang menempatkan DAS sebagai suatu
unit pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang secara umum untuk mencapai tujuan
peningkatan produksi pertanian dan kehutanan yang optimum dan berkelanjutan (lestari)
dengan upaya menekan kerusakan seminimum mungkin agar distribusi aliran air sungai
yang berasal dari DAS dapat merata sepanjang tahun.
Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi di sebutkan Sistem pengelolaan
sumber daya air dilakukan dengan berbasis Wilayah Sungai (WS) yang meliputi WS strategis
Nasional dan WS Startegis Provinsi. WS Strategis Nasional yaitu WS Paguyaman dan WS
lintas Provinsi meliputi WS Limboto-Bolango-Bone dan WS Randangan. WS Strategis
Nasional terdiri dari 19 Daerah Aliran Sungai yaitu DAS Paguyaman, DAS Limba, DAS
Olibuhu, DAS Tumba, DAS Bolangga, DAS Bubaa, DAS Tumbihi, DAS Limbatihu, DAS
Tabongo, DAS Dulupi, DAS Sambati, DAS Tilamuta, DAS Lamu, DAS Botumoito, DAS
Tapadaa, DAS Salilama, DAS Tabulo, DAS Bumbulan, DAS Libuo. WS Limboto-Bolango-Bone
yang meliputi DAS Limboto, DAS Bone, DAS Bolango, DAS Taleki, DAS Yango, DAS
Tolinggula, DAS Potanga, DAS Limboto, DAS Biawu, DAS Bulolila, DAS Bulontio Barat, DAS
Bulontio, DAS Boliohula, DAS Boliohuto, DAS Dulukapa, DAS Deme 1, DAS Dunu, DAS
Bubalango, DAS Tengah, DAS Monano, DAS Tudi, DAS Tolonga, DAS Datahu, DAS
Ayukubu, DAS Tolongio, DAS Pontolo, DAS Buda, DAS Molingkapoto, DAS Pelabuhan, DAS
Kwandang, DAS Bubode, DAS Molontadu, DAS Pangimba, DAS Ketapang, DAS Intana,
DAS Butaiya Andegile, DAS Monano 1, DAS Waluhu, DAS Batudaa Pantai, DAS
Butulabutao, DAS Luluo, DAS Batulanggea, DAS Kayubulan, DAS Totayuo, DAS Tengkorak,
DAS Tolotio, DAS Bilungala, DAS Momungaa Daa, DAS Leato Utara, DAS Kiki, DAS Bugis,
DAS Leato, DAS Tenda, DAS Tambo, DAS Molonggota, DAS Tapaibihu dan WS Randangan
meliputi : DAS Dudewulo, DAS Randangan, DAS Beringin, DAS Sukadamai, DAS Wonggarasi,
DAS Sidorukun, DAS Patihu, DAS Dinga Motolohu, DAS Lemito, DAS Lomuli, DAS
Milangodaa, DAS Molosipat, DAS Popayato.

BAB II - 6
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

2.1.1.5.2 Danau
Di Provinsi Gorontalo terdapat 2 (dua) danau yang secara potensial mempunyai nilai
ekonomi bagi pengembangan bidang-bidang kepariwisataan, pengairan, dan energi antara
lain :
1. Danau Limboto merupakan sebuah danau yang terletak di 2 (dua) wilayah yaitu wilayah
Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo dimana pada tahun 1932 rata-rata kedalaman
danau mencapai 30 m dengan luas 7.000 ha tetapi mulai tahun 1990 sampai sekarang
kedalaman danau rata-rata hanya tinggal 2.5 m pada musim kemarau dan bisa
mencapai 5 m pada musim hujan dengan luas kurang lebih 3.000 ha. Pendangkalan
danau diakibatkan oleh adanya erosi dan sedimentasi dan masalah lain yang tidak kalah
pentingnya yaitu adanya gulma air seperti enceng gondok yang menutupi permukaan
mencapai 30% sampai 35 % dari luas danau.
2. Danau Perintis yang terdapat di Desa Huluduotamo Kec. Suwawa ± 11 Km dari pusat
kota Gorontalo dapat ditempuh ± 12 menit dengan kendaraan darat. Danau perintis
merupakan obyek wisata seluas ± 6 Ha yang memiliki nilai sejarah dibuat oleh Alm.
Bapak Nani Wartabone (Pahlawan Nasional asal Gorontalo) untuk kepentingan pengairan
sawah. Air yang mengalir ke Danau Perintis berasal dari mata air pegunungan yaitu
mata air Lulahu dan mata air Poso. Kegiatan yang dapat dilakukan yaitu berperahu,
memancing, renang dan rekreasi/perkemahan.

2.1.1.5.3. Cekungan Air Tanah


Secara umum berdasarkan Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 26 Tahun 2011
tentang Penetapan Cekungan Air Tanah, kondisi hidrologi berdasarkan wilayah cekungan air
tanah di Provinsi Gorontalo ditetapkan sebanyak 9 (sembilan) wilayah cekungan air tanah
yang terdiri atas :
1. Cekungan Air Tanah (CAT) Bone
Daerah ini terletak di sebagian wilayah Kabupaten Bone Bolango Propinsi Gorontalo,
dan sebagian wilayah Kab. Bolaang Mongondow Propinsi Sulawesi Utara (cekungan air
2
tanah lintas propinsi), dengan luas daerah sekitar 326 km . Secara geografis daerah ini
terletak di sekitar 1230 30’8.53” - 1230 44’6.89” Bujur Timur dan 0024’06.01” – 0036’50.34”
Lintang Utara.
2. Cekungan Air Tanah (CAT) Pinogu
Daerah ini terletak di Kabupaten Bone Bolango Propinsi Gorontalo (cekungan air
tanah dalam kab/kota), dengan luas daerah sekitar 112 km2. Secara geografis daerah ini
terletak di sekitar 123019’40.13” - 123030’59.01” Bujur Timur dan 0025’59.34” – 0032’05.13”
Lintang Utara.
3. Cekungan Air Tanah (CAT) Tombulilato
Daerah ini terletak di Kabupaten Bone Bolango Propinsi Gorontalo (cekungan air
tanah dalam kab/kota), dengan luas daerah sekitar 35 km2. Secara geografis daerah ini

BAB II - 7
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

terletak di sekitar 1230 14’24.94” - 1230 22’35.01” Bujur Timur dan 0018’31.27” – 0021’31.01”
Lintang Utara.
4. Cekungan Air Tanah (CAT) Gorontalo
Daerah ini terletak di Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, dan Kota
Gorontalo Propinsi Gorontalo (cekungan air tanah lintas kab/kota), dengan luas daerah
sekitar 481 km2. Secara geografis daerah ini terletak di sekitar 1220 41’5.44” - 1230 20’27.85”
Bujur Timur dan 0026’17.97” – 0041’10.08” Lintang Utara.
5. Cekungan Air Tanah (CAT) Molambulahe
Daerah ini terletak di sebagian wilayah Kabupaten Gorontalo dan sebagian
Kabupaten Boalemo Propinsi Gorontalo (cekungan air tanah lintas kab/kota), dengan luas
daerah sekitar 433 km2. Secara geografis daerah ini terletak di sekitar 1220 21’27.24” - 1220
45’20.84” Bujur Timur dan 0034’21.85” – 0046’30.52” Lintang Utara.
6. Cekungan Air Tanah (CAT) Mahinoto
Daerah ini terletak di wilayah Kabupaten Boalemo Propinsi Gorontalo (cekungan air
tanah dalam kab/kota), dengan luas daerah sekitar 75 km2. Secara geografis daerah ini
terletak di sekitar 1220 13’52.84” - 1220 26’39.50” Bujur Timur dan 0044’46.55” – 0048’10.63”
Lintang Utara.
7. Cekungan Air Tanah (CAT) Soginti
Daerah ini terletak di Kabupaten Boalemo dan sebagian wilayah Kabupaten
Pohuwato Propinsi Gorontalo (cekungan air tanah lintas kab/kota), dengan luas daerah
sekitar 59 km2. Secara geografis daerah ini terletak di sekitar 1210 59’7.08” - 1220 10’17.66”
Bujur Timur dan 0027’17.64” – 0035’38.66” Lintang Utara.
8. Cekungan Air Tanah (CAT) Marisa
Daerah ini terletak di Kabupaten Pohuwato Propinsi Gorontalo (cekungan air tanah
dalam kab/kota), dengan luas daerah sekitar 234 km2. Secara geografis daerah ini terletak
di sekitar 1210 42’51.25” - 1210 58’52.96” Bujur Timur dan 0024’46.77” – 0033’33.34” Lintang
Utara.
9. Cekungan Air Tanah (CAT) Popayato
Daerah ini terletak di Kabupaten Pohuwato Propinsi Gorontalo dan sebagian wilayah
Kabupaten Parigi Moutong Propinsi Sulawesi Tengah (cekungan air tanah lintas propinsi),
dengan luas daerah sekitar 92 km2. Secara geografis daerah ini terletak di sekitar 1210
19’13.92” - 1210 32’12.69” Bujur Timur dan 0028’01.77” – 0035’01.03” Lintang Utara.

2.1.1.6 Klimatologi
Kondisi wilayah Provinsi Gorontalo yang letaknya berada di dekat garis khatulistiwa,
mempunyai suhu udara yang cukup panas yang berkisar antara 26⁰c - 28⁰c. Adapun data
Klimatologi Provinsi Gorontalo yang terjadi dari tahun 2007 – 2011 dapat dilihat pada Tabel
2.3.

BAB II - 8
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.3
Data Klimatologi Provinsi Gorontalo 2007 - 2011
RATA-RATA RATA-RATA KECEPATAN
TEMPERATUR RATA-RATA (⁰C) JUMLAH CURAH HUJAN (mm)
TEKANAN KELEMBABAN RATA-RATA
Tahun
MAX MIN MAX MIN UDARA (%) ANGIN
RATA-RATA
TEMP (⁰C) BULAN TEMP (⁰C) BULAN JUMLAH BULAN JUMLAH BULAN (mb) (m/det)
2007 26,8 33,5 OKT 22,6 AGT & SEPT 400 DES 38 AGT 1009,5 80,3 1,9
2008 26,5 32,6 OKT 23,2 SEPT 389 MAR 66 SEPT 1009,9 83,7 1,5
2009 27,3 34,4 OKT 21,4 SEPT 228 MEI 0 SEPT 1009,6 78,9 1,9
2010 27,0 33,9 MAR 23,0 FEB 336 MEI 37 MAR 1009,7 83,3 1,8
2011 26,9 33,5 OKT 22,1 AGT & DES 322 FEB 7 AGT 1009,3 82,5 2,1
RATA-RATA PER TAHUN 33,58 22,46 335 29,6 1009,6 81,74 1,84
Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Prov. Gorontalo, 2012

Dari Tabel 2.3, dapat kita lihat kecenderungan suhu maksimum selama 5 (lima)
tahun terakhir di Provinsi Gorontalo terjadi di bulan Oktober dengan temperatur rata-rata
adalah 33,58⁰C. Sedangkan suhu minimum cenderung terjadi di bulan September dengan
temperatur minimum rata-rata per tahun adalah 22,46 ⁰C. Untuk jumlah curah hujan
maksimum cenderung terjadi di bulan Mei dengan rata-rata curah hujan maksimum 335 mm
per tahun. Curah hujan minimum cenderung terjadi di bulan Mei dengan rata-rata curah
hujan per tahun adalah 29,6 mm. Rata-rata tekanan udara sebesar 1.009,6 mb, rata-rata
kelembaban udara 81,74% dan kecepatan rata-rata angin sebesar 1,84 m/det.

2.1.1.7 Penggunaan Lahan


a. Kawasan Lindung
Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.
Sumber daya alam hutan dapat dibedakan berdasarkan fungsinya yaitu ; hutan konservasi
(HSA/KPA), hutan lindung (HL), hutan produksi tetap (HP), hutan produksi terbatas (HPT).
Adapun luas arealnya adalah sebagai berikut : HSA/KPA seluas 196.345 Ha, HL seluas
203.026 Ha, HP seluas 90.518 Ha, HPT seluas 254.988 Ha, HK seluas 79.791 Ha, sehingga
total luas sumber daya alam hutan adalah 824.668 Ha, dengan luasan APL (areal
penggunaan lain) sebesar 391.304 Ha dan Tubuh Air sebesar 5.573 Ha. Hal ini dapat dlihat
pada tabel 2.4.

BAB II - 9
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.4
Luas Kawasan Hutan dan APL
Fungsi Kawasan (Ha) Luasan
No. Kabupaten/Kota Tubuh Total
HSA/KPA HL HP HPT HK APL
Air (Ha)
1. Kab. Gorontalo 24.191 13.127 17.783 41.045 2.377 118.892 2.912 220.326
2. Kab. Boalemo 11.532 29.785 14.783 46.251 4.800 83.042 957 191.149
3. Kab. Pohuwato 39.705 136.024 41.572 82.883 67.038 67.657 1009 435.887
4. Kab. Bone Bolango 104.744 15.710 824 19.086 - 48.332 392 189.087
5. Kab. Gorontalo 16.173 7.953 15.556 65.724 5.576 63.765 213 174.959
Utara
6. Kota Gorontalo - 427 - - - 9.619 90 10.136
Total 196.345 203.026 90.518 254.988 79.791 391.304 5.573 1.221.545
Sumber : BPKH Wilayah XV Gorontalo, Diolah

b. Kawasan Budidaya
Penetapan kawasan ini dititik beratkan pada usaha untuk memberikan arahan
pengembangan berbagai kegiatan budidaya sesuai dengan potensi sumber daya yang ada
dengan memperhatikan optimasi pemanfaatannya. Adapun kawasan budidaya yang telah
dikembangkan di Provinsi Gorontalo sesuai dengan potensi yang ada adalah sebagai
berikut :
(1) Kawasan Budidaya Pertanian, mencakup:
 Kawasan Pertanian Lahan Basah;
Sesuai angka tetap BPS, Luas panen padi sawah di Provinsi Gorontalo tahun
2011 adalah 52.811 hektar yang terbagi dalam 2 kali musim tanam, dengan total
produksi 273.921 ton. Luas panen terbesar di dominasi oleh wilayah di Kabupaten
Gorontalo seluas 23.277 hektar, hal ini sesuai dengan luasan wilayah fungsi
pertanian lahan basah pada wilayah ini terbesar di bandingkan wilayah kabupaten
lain.
 Kawasan Pertanian Lahan Kering;
Komoditi yang dibudidayakan dan mendominasi pertanian lahan kering untuk
wilayah Provinsi Gorontalo adalah komoditi jagung. Luas panen jagung di Provinsi
Gorontalo berdasarkan angka tetap BPS tahun 2011 adalah 135.754 hektar dengan
total produksi 605.781 ton. Luas panen terbesar berada di Kabupaten Pohuwato
seluas 63.806 hektar.
 Kawasan Perkebunan;
Berdasarkan data yang ada pada tahun 2011, hasil tanaman perkebunan yang
paling dominan adalah tanaman kelapa luas panen 68.248 hektar dengan produksi
sebesar 62.338 ton,kakao luas panen 12.483 hektar dengan produksi sebesar 4.543
ton,cengkeh luas panen 8.280 hektar dengan produksi sebesar 901 ton dan tebu
luas panen 7,818 hektar dengan produksi sebesar 29.926 ton.

BAB II - 10
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

 Kawasan Hutan Produksi;


Luas hutan produksi Provinsi Gorontalo adalah 423.408 hektar yang terdiri dari
hutan produksi terbatas 251.097 hektar, hutan produksi tetap 89.879 hektar dan
hutan produksi konversi 82.431 hektar. Produksi hasil hutan masih memberikan andil
yang cukup signifikan terhadap PDRB Provinsi Gorontalo dengan kontribusi rata-rata
sebesar 3,76 % pertahun. Pada tahun 2011 jumlah produksi Kayu Gergajian
mencapai 2.077,14 m3, dan Non kayu dengan produksi 3.785,59 ton.
Produksi hasil hutan baik kayu dan non kayu sampai saat ini masih dihasilkan
lebih besar dari hutan alam dan diharapkan kedepan partisipasi masyarakat dalam
penanaman kayu-kayuan terus ditingkatkan pada lahan milik masyarakat maupun
perizinan yang diberikan kepada masyarakat antara lain berupa IUPHHK HTR, Hutan
Desa dan Hutan Kemasyarakatan. Produksi kayu bulat (kayu log) saat ini adalah
5.523.58 m3 dan diperkirakan akan meningkat pada tahun 2012 hingga 2017 hal ini
disebabkan adanya Izin pemanfaatan kawasan hutan (IPKH) untuk perkebunan
kelapa sawit secara bertahap khususnya di Kabupaten Pohuwato yang
mengakibatkan adanya pemanfaatan hasil hutan baik kayu maupun non kayu pada
areal tersebut yang perlu diselamatkan sebagai asset Negara berupa penerimaan
Negara bukan pajak (PNBP) berupa PSDH-DR dan GR.

(2) Kawasan Budidaya Bukan Pertanian, mencakup :


 Kawasan Permukiman;
Kawasan permukiman adalah kawasan di luar kawasan lindung yang diperlukan
sebagai lingkungan tempat tinggal atau tempat tinggal yang berada di daerah
perkotaan dan perdesaan.
Tujuan pengelolaan kawasan ini adalah untuk menyediakan tempat
permukiman yang sehat dan aman dari bencana alam serta memberikan lingkungan
yang sesuai untuk pengembangan masyarakat, dan tetap memperhatikan kelestarian
lingkungan. Pengembangan permukiman sedapat mungkin tidak terlalu jauh dari
tempat usaha dan pusat pertumbuhan selama tidak mengakibatkan degradasi
lingkungan. Pengembangan kawasan permukiman sejauh mungkin tidak
menggunakan daerah pertanian lahan basah atau lahan yang beririgasi.
 Kawasan Industri;
Kawasan industri di Provinsi Gorontalo merupakan kawasan budidaya
peruntukan industri yang terletak di Kecamatan Anggrek Kab. Gorontalo Utara untuk
skala besar, untuk skala menengah terdapat di Kecamatan Marisa Kab. Pohuwato
dan untuk skala kecil tersebar di kabupaten/kota lainnya, sebagaimana penetapan
dalam dokumen RTRW Provinsi Gorontalo.
 Kawasan Pertambangan;
Berdasarkan izin usaha pertambangan yang diterbitkan oleh Pemda Kab/Kota
dan Provinsi terdiri atas 39 IUP dan 2 KK yang diterbitkan oleh Pemerintah Pusat.

BAB II - 11
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Perbandingan antara luas wilayah Provinsi Gorontalo (12.215,45 km2) dengan jumlah
luas wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) sebanyak 260.793,373 Ha.
 Kawasan Pariwisata.
Dilihat dari sebaran potensi pariwisata, terdapat beberapa kawasan wisata di
Provinsi Gorontalo yang telah dikembangkan oleh pemerintah kabupaten/kota.
Beberapa kawasan wisata tersebut dapat dilihat pada tabel 2.5.

Tabel 2.5
Kawasan Pariwisata
No. Kawasan Lokasi Kab/Kota
1. Wisata budaya Benteng Otanaha Kota Gorontalo
Benteng Orange Kab. Gorontalo Utara
2. Wisata Bahari Taman Laut Olele, Kab. Bone Bolango
Pantai Botutonuo
Pulau Saronde Kab. Gorontalo Utara
Pantai Lahilote Kota Gorontalo
Pulau Bitila, Pantai Kabupaten
Bolihutuo Boalemo/Pohuwato
3. Wisata Rekreasi Pentadio Resort Kab. Gorontalo
Keluarga
Air Terjun/Pemandian Kab. Bone Bolango
Air Panas Lombongo
Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata, 2012

 Kawasan Perikanan;
Pengembangan kawasan perikanan di Provinsi Gorontalo secara umum adalah
untuk mengembangkan zona/kawasan perikanan yang tersebar di kabupaten/kota
yang didukung dengan prasarana penunjangnya. Jumlah RTP (Rumah Tangga
Perikanan) di Proviinsi Gorontalo tahun 2011 sebanyak 18.137 atau meningkat
8,19% dibandingkan tahun 2010 yang berjumlah 16.652. Kawasan budidaya
perikanan juga mencakup kawasan budidaya tambak yang berlokasi di pesisir selatan
Kabupaten Pohuwato, Boalemo, serta pesisir utara Kabupaten Gorontalo utara
dengan jumlah luasan potensi tambak sebesar 10.900 Ha. Hal ini dapat dilihat pada
tabel 2.6.

BAB II - 12
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.6
Potensi Perikanan Budidaya Di Provinsi Gorontalo
Berdasarkan Komoditi Per Kab/Kota
Potensi Budidaya (Ha)
Air Laut
No. Kab/Kota Air Air
Rumput
Tawar Payau Ikan Total
Laut
1. Kota Gorontalo 210 - - 50 50
2. Kab. Gorontalo 310 - 850 350 1.200
3. Kab. Boalemo 35 200 2.700 2.300 5.000
4. Kab. Pohuwato 70 10.124 4.840 6.600 11.440
5. Kab. Bone Bolango 375 - 10 100 110
6. Kab. Gorontalo Utara - 576 2.350 4.900 7.250
Total 1.000 10.900 10.750 14.300 25.050
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan, 2012

2.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah


Pengembangan wilayah Provinsi Gorontalo sebagaimana mengacu pada perda No. 4
Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) terbagi dalam kawasan
lindung dan kawasan budidaya. Kawasan budidaya memiliki sumberdaya alam yang cukup
potensial untuk dikembangkan, terutama pertanian, perikanan, kehutanan, perkebunan,
pertambangan dan pariwisata. Potensi pertanian dan perikanan merupakan sektor yang
menjadi prioritas pengembangan yang diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi. Apalagi sebagian besar mata pencaharian penduduk bertumpu pada sektor
pertanian dan perikanan.

2.1.2.1 Pertanian
Lahan pertanian yang ada sebagian besar diusahakan oleh masyarakat untuk
menanam sejumlah komoditi utama seperti padi sawah dan jagung. Dalam rangka
pengembangan Program Agropolitan, jagung dijadikan komoditi unggulan.
Dari luas wilayah Provinsi Gorontalo 12.215,44 Km2, dimana untuk potensi lahan
sawah yang ditanami padi seluas ± 29.720 ha yang terdiri dari sawah irigasi ± 23.432 ha
dan sawah non irigasi seluas 6.288 ha. Juga terdapat potensi luasan lahan kering seluas
337.639 ha yang terdiri dari ladang/huma 71.316 ha, tegal/kebun 157.685,
pekarangan/bangunan/halaman sekitarnya 36.978 ha, lahan kering yang sementara tidak
diusahakan 51.682 ha, dan lainnya seluas 19.978 ha. Disamping itu pada lahan perkebunan
kelapa dapat dimanfaatkan untuk pengembangan komoditi tanaman pangan seperti jagung,
kacang-kacangan dan umbi-umbian.
Berdasarkan Data BPS (2011) Provinsi Gorontalo memiliki sumber daya lahan yakni
potensi luas areal sawah sekitar 31.502 ha. Kabupaten Gorontalo merupakan wilayah yang
terluas areal penggunaannya yaitu 13.114 Ha (42%), kemudian Kabupaten Gorontalo Utara
5.627 Ha (18%), Kabupaten Pohuwato 5.251 Ha (17%), Kabupaten Boalemo 4.574 Ha
(15%), Kabupaten Bone Bolango 2.020 Ha (6%) dan Kota Gorontalo 916 Ha (3%).

BAB II - 13
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Dari total luas lahan sawah 31.502 ha dengan Indeks Pertanaman (IP) >200 persen
(2-3 kali tanam) seluas 27.877 ha (88 %) seperti disajikan pada tabel 9. Ihkwal ini
menjelaskan bahwa performance pemanfaatan lahan sawah di Provinsi Gorontalo
dikategorikan sangat baik, tetapi dari aspek kualitatif (produktivitas per satuan luas) masih
perlu digenjot, olehnya itu masih terdapat peluang untuk menaikkan produktivitas dengan
adanya dukungan regulasi Program Peningkatan Beras Nasional (P2BN) diharapkan dapat
menjawab berbagai tantangan dalam rangka peningkatan ekonomi kerakyatan.
Sebagaimana ditampilkan pada tabel 2.7 berikut :

Tabel 2.7
Luas Lahan Sawah Menurut Indeks Pertanaman (IP)
Di Provinsi Gorontalo
Jumlah

Kabupaten/Kota Ditanami Padi Tidak Sementara Jumlah


Ditanami Tidak
Tiga kali Dua kali Satu kali Padi *) Diusahakan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 BOALEMO 1.353 3.009 135 70 7 4.574


2 GORONTALO - 12.593 405 - 116 13.114
3 POHUWATO 134 2.979 434 26 1.678 5.251
4 BONE BOLANGO - 2.020 - - - 2.020
5 GORONTALO UTARA - 4.873 715 39 - 5.627
6 GORONTALO 809 107 - - - 916
J UML A H 2.296 25.581 1.689 135 1.801 31.502
Persentase (% ) 7 81 5 0 6 100
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo,2011

2.1.2.2. Perikanan dan Kelautan


Salah satu penggerak perekonomian Gorontalo adalah sektor perikanan. Potensi
perikanan dan kelautan yang ada menjadi modal dasar pembangunan Provinsi Gorontalo.
Sektor perikanan dan kelautan Provinsi Gorontalo mempunyai potensi yang cukup besar
yang akan menjadi modal dasar pembangunan Provinsi Gorontalo. Dimana Luas perairan
Gorontalo mencapai 50.500 km2 yang terdiri dari luas wilayah laut Teluk Tomini 7.400 km2 ,
laut Sulawesi 3.100 km2 dan wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) laut Sulawesi 40.000
km2 serta panjang garis pantai 655,8 km yang meliputi wilayah pantai utara (laut Sulawesi)
217,7 km dan wilayah pantai selatan (Teluk Tomini) 438,1 km. Potensi ini menjadi daya
tarik tersendiri bagi pengembangan usaha perikanan tangkap, budidaya maupun
pengembangan potensi perikanan dan kelautan lainnya.
Provinsi Gorontalo mempunyai potensi sumberdaya perikanan tangkap yang besar
dan dibagi berdasarkan wilayah pengelolaan dan pemanfaatan (WPP) yaitu WPP Teluk
Tomini s/d Laut Seram potensinya mencapai 595.630 Ton/tahun dan WPP Laut Sulawesi

BAB II - 14
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

sampai Samudra Pasifik potensinya mencapai 630.470 Ton/Tahun, potensi ini sudah
termasuk potensi yang berada pada Zona Ekonomi Eksklusif (khusus ZEE potensinya
487.600 ton/tahun) sedangkan khusus untuk perairan umum daratan (danau, sungai dan
rawa) potensi perikanan tangkap diperkirakan 900 ton per tahun. Sedangkan untuk potensi
perikanan budidaya mencakup budidaya perikanan laut, perikanan payau dan perikanan air
tawar, potensinya sebesar 339.268 ton per tahun. Ini berarti berdasarkan uraian di atas,
terlihat bahwa potensi perikanan dan kelautan masih perlu dimanfaatkan secara optimal.
Oleh sebab itu diperlukan pengembangan investasi/penguatan modal, penerapan teknologi,
pemberdayaan masyarakat melalui suatu program terpadu yang bisa meningkat
kesejateraan dan pendapatan bagi pelaku utama usaha perikanan dan kelautan. Sektor
perikanan dan kelautan telah memberikan kontribusi penting dan strategis bagi
perekonomian daerah dan nasional, sehingga perlu adanya pengembangan secara optimal
dan berkelanjutan.

2.1.2.3. Kehutanan
Untuk bidang Kehutanan isu yang masih dihadapi saat ini adalah masih luasnya
lahan kritis dalam kawasan, pemanfaatan/penggunaan lahan untuk kepentingan non
kehutanan secara illegal dalam kawasan hutan, perambahan dan pencurian kayu (illegal
logging), alih fungsi kawasan hutan terkait tata ruang serta isu perubahan iklim terkait
hutan. Luas lahan kritis Provinsi Gorontalo saat ini adalah 257.816 Ha, dapat dilihat pada
tabel 2.8 dibawah ini. Berkaitan dengan hal tersebut dilakukan upaya-upaya pelestarian dan
pemanfaatan hutan secara lestari diantaranya melalui penyadartahuan masyarakat yang
berada disekitar hutan untuk terus menjaga kelestarian hutan sebagai penyangga ekonomi
dan kehidupan mereka serta generasi dimasa yang akan datang. Juga dilakukan upaya
penegakan hukum bagi para perusak atau pelaku pelanggaran kehutanan, pemberian akses
masyarakat untuk mengelola hutan secara lestari, melakukan upaya rehabilitasi hutan dan
lahan dengan melibatkan masyarakat serta mendorong upaya-upaya mengantisipasi
perubahan iklim global dengan kerjasama di tingkat lokal, regional, nasional, dan
internasional.
Tabel 2.8
Lahan Kritis Per Kabupaten/Kota sampai dengan 2011
Luas Lahan Kritis
No. Kabupaten/Kota
(Ha)
1. Kab. Gorontalo 70.076
2. Kab. Boalemo 41.147
3. Kab. Pohuwato 26.005
4. Kab. Bone Bolango 40.798
5. Kab. Gorontalo Utara 75.358
6. Kota Gorontalo 4.432
Total 257.816
Sumber : Dinas Kehutanan dan Pertambangan Prov. Gorontalo, 2012

BAB II - 15
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

2.1.2.4. Perkebunan
Potensi luas areal perkebunan diwilayah Provinsi Gorontalo ± 360.376 Ha, yang
sudah dimanfaatkan ± 118.063 Ha dan belum dimanfaatkan seluas ± 242.313 Ha, hal ini
dapat dilihat pada tabel 2.9.
Tabel 2.9
Data Potensi Lahan Perkebunan 2007 - 2011
LUAS SUDAH BELUM
PROSENTASE
NO KABUPATEN AREAL DIMANFAATKAN DIMANFAATKAN KET
(%)
(Ha) (Ha) (Ha)
1 Kab. Boalemo 65.893 17.519 48.627 26,59
2 Kab. Gorontalo 100.592 35.117 66.853 34,91
3 Kab. Pohuwato 117.986 26.417 91.569 22,39
4 Kab. Gorontalo 38.984 16.594 22.528 42,57
Utara
5 Kab. Bone 36.922 22.416 14.506 60,71
Bolango
Sumber : Dinas Peternakan dan Perkebunan Prov. Gorontalo

Adapun kecenderungan peningkatan luas areal perkebunan Provinsi Gorontalo


sesuai komoditi, lihat tabel 2.10.
Tabel 2.10
Peningkatan Luas Areal Sesuai Komoditi Unggulan Tahun 2007-2011
JENIS KOMODITI
PERIODE KELAPA
NO CENGKEH TEBU KAKAO KET
TAHUN DALAM
(Ha) (Ha) (Ha)
(Ha)

1 2007 58.692 5.305 519 9.402


2 2008 58.952 6.545 764 9.646
3 2009 62.082 7.800 1.283 11.145
4 2010 64.789 8.045 1.352 11.370
5 2011 64.914 8.280 1.729 12.135
Sumber : Dinas Peternakan dan Perkebunan Prov. Gorontalo

Sesuai peningkatan luas areal, juga terlihat kecenderungan peningkatan produksi


dan produktivitas empat jenis komoditi seperti tabel 2.11 dan 2.12.

BAB II - 16
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.11
Peningkatan Produksi Komoditi Unggulan Perkebunan Tahun 2007-2011
JENIS KOMODITI (Ton)
PERIODE
NO KELAPA KET
TAHUN CENGKEH TEBU KAKAO
DALAM

1 2007 56.143 412 1.263 2.969


2 2008 56.505 535 2.127 3.015
3 2009 58.723 638 3.857 3.643
4 2010 58.816 683 3.919 3.669
5 2011 59.746 734 4.652 3.930
Sumber : Dinas Peternakan dan Perkebunan Prov. Gorontalo

Tabel 2.12
Peningkatan Produktivitas/Ha Komoditi Unggulan Perkebunan Tahun 2007-2011
JENIS KOMODITI (Kg/Ha)
PERIODE
NO KELAPA KET
TAHUN CENGKEH TEBU KAKAO
DALAM
1 2007 1.422 274 1.673 785
2 2008 1.422 274 1.989 785
3 2009 1.428 277 2.763 809
4 2010 1.428 294 2.899 861
5 2011 1.428 295 2.691 901
Sumber : Dinas Peternakan dan Perkebunan Prov. Gorontalo
Produktivitas tanaman kelapa yang merupakan komoditi unggulan masyarakat dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan, baik dari segi luas tanam maupun
produksi. Terjadinya peningkatan produksi tanaman kelapa dari tahun 2007 sampai tahun
2011 sebesar 62.338 Ton. Produksi cengkeh juga mengalami peningkatan yang cukup
signifikan dari tahun 2007 sebesar 554 Ton menjadi 901 Ton pada tahun 2011.

2.1.2.5. Peternakan
Pembangunan peternakan dan kesehatan hewan merupakan bagian integral dari
pembangunan pertanian dan pembangunan nasional, khususnya dalam hal ketahanan
pangan, oleh sebab itu kebijakan umum pembangunan peternakan dan kesehatan hewan
adalah : 1) Menjamin ketersediaan dan mutu benih dan bibit ternak, 2) Meningkatkan
produksi dan produktivitas ternak, 3) Meningkatkan produksi pakan ternak, 4) Meningkatkan
status kesehatan ternak, 5) Menjamin produk hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal
(ASUH) dan berdaya saing dan 6) Meningkatkan pelayanan prima pada masyarakat.
Kebijakan ketersediaan dan mutu bibit ternak akan diarahkan untuk : 1)
Mengoptimalkan kelembagaan perbibitan, 2) Pewilayahan sumber bibit berbasis potensi, 3)
Pelestarian sumber daya genetic, 4) Penerapan teknologi perbibitan dan 5) Pengembangan

BAB II - 17
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

usaha tani dan investasi perbibitan. Dalam aspek populasi dan produktivitas ternak
diarahkan untuk meningkatkanpopulasi dan optimalisasi produksi ternak ruminansia dan
non ruminansia, restrukturisasi perunggasan, dan pengembangan kelembagaan usaha.
Aspek penting lainnya yang tidak bisa lepas dari pembangunan peternakan adalah
kesehatan hewan yang difokuskan peningkatan perlindungan hewan, pengendalian dan
pemberantasan penyakit menular, pelayanan kesehatan hewan dan meningkatkan kualitas
tenaga dokter hewan dan paramedic. Untuk keamanan produk hewan antara lain dengan
meningkatkan jaminan produk hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH),
meningkatkan penerapan kesrawan dan mengoptimalkan pengaturan dan pemasaran daging
sapi.
Strategi dalam melaksanakan pembangunan peternakan baik nasional,regional
maupun di daerah diarahkan untuk mencapai sasaran dan tujuan pembangunan peternakan
dan kesehatan hewan, yaitu Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDSK)
Tahun 2014 dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal
(ASUH).
Dalam rangka mendukung Percepatan Pencapaian PSDSK Tahun 2014, berbagai
program dan kegiatanyang dilaksanakan oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah anatar lain peningkatan populasi ternak, terutama ternak sapi potong,
kambing dan ayam buras yang merupakan 3 (tiga) komoditi unggulan bidang peternakan
Provinsi Gorontalo. Komoditi ternak sapi misalnya, merupakan jenis ternak yang sudah
familier dengan masyarakat Gorontalo, terutama masyarakat petani, karena komoditi ini
secara ekonomis dapat memberikan nilai tambah pendapatan yang sangat signifikan, mudah
dipelihara bahkan menjadi tabungan bagi para petani. Oleh sebab itu, Pemerintah Provinsi
Gorontalo dengan program Pendistribusian bibit ternak kepada masyarakat akan terus
berupaya mengembangkan ternak sapi ini menjadi prioritas program.
Pada tabel 2.13 dapat dilihat bahwa pada tahun 2011 populasi ternak unggulan
(sapi, kambing dan ayam buras) di Provinsi Gorontalo berjumlah masing-masing 192.066
ekor sapi, 83.570 ekor kambing dan 964.004 ekor ayam kampung, dan diharapkan target
RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun 2012 – 2017 meningkat menjadi 250.000 ekor sapi, 90.500
ekor kambing dan 1.150.000 ekor ayam buras atau naik rata-rata 4% per tahun untuk
ternak sapi, 1,5% per tahun untuk ternak kambing, dan 2% per tahun untuk ternak ayam
buras. Selain 3 (tiga) jenis ternak unggulan tersebut, Provinsi Gorontalo juga
mengembangkan ternak lain seperti itik, ayam ras petelur, dan pedaging, kuda dan burung
puyuh.

BAB II - 18
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.13
Populasi Ternak (Ekor) Menurut Kab/Kota
Di Provinsi Gorontalo Tahun 2011

Sumber : Dinas Peternakan dan Perkebunan Provinsi Gorontalo

Dari sisi produksi daging sapi tahun 2011, berada pada posisi 3.984.995 kg dan
diharapkan setiap tahun dapat meningkat kurang lebih 4%, sehingga dalam kurun waktu 5
(lima) tahun kedepan produksi daging dapat mencapai kurang lebih 4.921.081 kg,
sementara untuk konsumsi daging pada tahun 2011 dari posisi 2 kg/kapita/tahun
ditargetkan meningkat menjadi 4 kg/kapita/tahun pada tahun 2017.
Strategi penting dalam pengembangan peternakan di Provinsi Gorontalo dilakukan
melalui cluster/pewilayahan komoditas ternak sesuai potensi sumber daya yang ada dengan
pendekatan pola integrasi, baik integrasi ternak dengan tanaman pangan maupun integrasi
ternak dengan tanaman perkebunan. Dengan demikian di Provinsi Gorontalo akan ada 2
(dua) kawasan pengembangan peternakan, yakni Kawasan I sebagai kawasan integrasi
ternak dengan tanaman pangan, yaitu Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango dan
Kota Gorontalo dan Kawasan II sebagai kawasan integrasi ternak dengan tanaman
perkebunan, yaitu Kabupaten Pohuwato, Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Gorontalo

BAB II - 19
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Utara. Potensi pendukung yang kita miliki cukup besar, yaitu ketersediaan sumber pakan
ternak yang sangat besar, kelembagaan kelompok peternak, sumber air dan iklim yang
cocok dengan budidaya ternak.
Selain target peningkatan produksi populasi ternak sub sektor peternakan juga fokus
pada program pengendalian penyakit hewan menular strategis dan penjaminan produk-
produk peternakan yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal). Untuk penyakit hewan
menular strategis Dinas Perkebunan Dan Peternakan mempunyai target capaian bebas
penyakit hewan menular strategis 0 % yang berarti bahwa pada tahun 2017 tidak ada lagi
penyakit hewan menular strategis di Provinsi Gorontalo seperti penyakit hewan rabies dan
Avian Influensa (AI) demikian pula halnya dengan penjaminan produk – produk peternakan
yang ASUH ditargetkan pada tahun 2017 semua produk peternakan yang beredar di Propinsi
Gorontalo sudah bisa 98 % terjamin ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal).

2.1.2.6. Pertambangan dan Energi


Di bidang pertambangan, wilayah Provinsi Gorontalo memiliki kandungan bahan
tambang, mineral dan batu-batuan yang cukup besar serta memiliki nilai ekonomi tinggi
seperti emas dengan potensi sebesar 218.133.132.151 ton, perak dengan potensi
217.463.591.226 ton, tembaga dengan potensi 217.976.091.225, batu andesit dengan
potensi 2.506.000.000 ton, batu granit dengan potensi 888.500.000 ton, batu dasit dengan
potensi 1.776.125.000 ton, Batu basal dengan potensi 1.000.000.000 ton, Batugamping
dengan potensi 19.948.748.500, feldspar dengan potensi 2.500.000 ton, lempung dengan
potensi 750.000.000 ton, pasir, batu & sirtu dengan potensi 282.250.000 ton, marmer
dengan potensi 18.869,96 ton, dan toseki dengan potensi 51.247.569 ton. Potensi ini
mempunyai nilai ekonomis penting dalam peningkatan kemakmuran masyarakat Gorontalo.
Secara geologis, potensi bahan tambang Provinsi Gorontalo tersebar di seluruh
Kabupaten/Kota.
Selain potensi sumber daya mineral, Provinsi Gorontalo juga memiliki potensi
sumber daya energi terbarukan yang cukup besar untuk dapat dimanfaatkan memenuhi
kebutuhan listrik masyarakat, diantaranya potensi sumber daya air + 65,4 MW dan potensi
panas bumi 110 MW. Total potensi energi terbarukan tersebut sebesar 175,4 MW dan yang
baru termanfaatkan sebesar 3,5 MW. Kondisi kelistrikan Provinsi Gorontalo saat ini telah
terinterkoneksi dengan jaringan transmisi 150 KVA antara Minahasa, Kotamobagu dan
Gorontalo dengan total daya terpasang 430,69 MW dan perkiraan beban puncak 266,40
MW. Untuk Provinsi Gorontalo sendiri daya terpasang saat ini 86,56 MW dan daya mampu
59,20 MW dengan beban puncak 56,13 MW. Jumlah pelanggan listrik di Provinsi Gorontalo
sebesar 129,270 pelanggan dengan tingkat pelanggan terbesar sektor rumah tangga
sebesar 92,46 %. Pertumbuhan rata-rata konsumsi energi listrik pertahun sebesar 8,6 s/d
10 %. Ratio elektrifikasi saat ini sebesar 69,97 %. Kondisi jaringan listrik yang ada terdiri
dari Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) sepanjang 1.700,6 Kms dan Saluran Udara

BAB II - 20
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tegangan Tinggi (SUTT) 150 KVA 237 Kms dan jumlah Gardu sebanyak 1.555 buah dan
Gardu induk sebanyak 4 buah.
Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik yang ada saat ini maka upaya penyediaan
energi listrik terus dilakukan melalui interkoneksi jaringan transmisi 150 Kva wilayah
Sulawesi Utara, Gorontalo dan Sulawesi Tengah serta percepatan pelaksanaan
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara Anggrek dan PLTU
Molotabu. Pemanfaatan potensi energi terbarukan yang ada sesuai dengan arah kebijakan
energi yang telah ditetapkan oleh Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral yaitu
meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan (diversifikasi energi) yang sesuai visi
25/25 yaitu Tahun 2025 penggunaan energi baru terbarukan menjadi 25% dengan
memaksimalkan penyediaan dan pemanfaatan energi baru terbarukan untuk menghindari
biaya penggunaan bahan bakar fosil (avoided fosil energy cost).

2.1.2.7. Pariwisata
Di sektor pariwisata, Gorontalo mempunyai 86 potensi obyek wisata yang tersebar di
enam kabupaten/kota dengan karakter, keindahan alam yang masih asli serta
keanekaragaman adat dan budaya. Potensi obyek wisata Gorontalo dapat dilihat pada tabel
2.14.
Tabel 2.14
Daftar Obyek Daya Tarik Wisata Di Provinsi Gorontalo
NO NAMA OBYEK JENIS OBYEK LOKASI

KOTA GORONTALO
± 8 km dari pusat kota, Kel. Dembe Kec.
1 Benteng Otanaha Wisata sejarah Kota Barat
± 2 km dari pusat kot, Kel. Pohe Kec.
2 Telapak Lahilote Wisata sejarah Kota Selatan
± 2 km dari pusat kot, Kel. Pohe Kec.
3 Pantai Indah Pohe Wisata bahari Kota Selatan
± 2.5 km dari pusat kota, Kel. Dembe
4 Tangga Dua Ribu Wisata buatan Kec. Kota Barat
± 2.5 km dari pusat kota, Kel. Limba U2
5 Kolam Renang Lahilote Wisata buatan Kec. Kota Selatan
± 2.5 km dari pusat kota, Kel. Limba U2
6 Rumah Adat Dulohupa Wisata budaya Kec. Kota Selatan
± 4km dari pusat kota, Kel. Pilolodaa
7 Pemandian Bak Potanga Wisata buatan Kec. Kota Barat
± 8km dari pusat kota, Kel. Dembe I
8 Makam Keramat Ju Panggola Wisata sejarah Kec. Kota Barat
± 2km dari pusat kota, Kel. Donggala
9 Makam Keramat Ta'Jailoyibuo Wisata sejarah Kec. Kota Barat
10 Makam Keramat Ta'Ilayabe Wisata sejarah Kompleks Pelabuhan Gorontalo
11 Makam Keramat Haji Buulu Wisata sejarah Jl. Teuku Umar Kota Gorontalo
± 4km dari pusat kota, Kel. Tanjung
12 Makam Keramat Pulubunga Wisata sejarah Kramat Kec. Kota Selatan

13 Pantai Karang Citra Wisata bahari ± 4km dari pusat kota, Kec. Kota Selatan
± 4km dari pusat kota, Kel. Tanjung
14 Goa Baya Lo Milate Wisata alam Kramat Kec. Kota Selatan
15 Masjid Hunto (Sultan Amai) Wisata sejarah ± 2km dari pusat kota, Kel. Siendeng
16 Masjid Baiturrahim Wisata sejarah Pusat Kota Gorontalo

BAB II - 21
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

NO NAMA OBYEK JENIS OBYEK LOKASI

KABUPATEN GORONTALO
± 10km dari pusat kota, Kel. Limboto
1 Danau Limboto Wisata alam dan Kec. Batudaa
± 10km dari pusat kota, Desa Iluta Kec.
2 Museum Pendaratan Soekarno Wisata sejarah Batudaa
± 12km dari pusat kota, Desa Barakati
3 Pemandian Taluhu Barakati Wisata alam Kec. Batudaa
4 Goa Ular Wisata alam ± 15km dari pusat kota, Kec. Batudaa
Sirkuit Pacuan Kuda dan Lap
5 Golf Wisata buatan Desa Yosonegoro Kec. Limboto Barat
6 Pentadio Resort Wisata buatan Desa Pentadio Kec. Telaga Biru
7 Rumah Adat Bantayo Poboide Wisata budaya Pusat Kota Limboto
8 Menara Keagungan Limboto Wisata buatan Pusat Kota Limboto
9 Bukit PPN Limboto Wisata buatan Desa Bongohulawa Kec. Limboto
10 Batu Buaya dan Batu Babi Wisata alam Kec. Batudaa

KABUPATEN BOALEMO
1 Pantai Bolihutuo Wisata bahari Desa Bolihutuo Kec. Botumoito
2 Taman Laut Pulau Limba Wisata bahari Desa Paguyaman Pantai
4 Pulau Pasir Putih Wisata bahari Desa Mohutomba
5 Pulau Mohupomba Wisata bahari
6 Pulau Asiangi Wisata bahari

7 Pemandian Air Panas Dulanga Wisata alam Desa Dulango


8 Pulau Dulupi Wisata bahari Kec. Dulupi
9 Pulau Poheita Wisata bahari Desa Tenilo
10 Teluk Bu'baa Wisata alam Paguyaman Pantai
11 Perkampungan Etnis Bali Wisata budaya Kec. Wonosari
12 Taman Nasional Nantu Wisata alam Kel. Libuo Kec. Paguat

KABUPATEN POHUWATO
± 13 km dari Pusat Kota Marisa, Kec.
1 Pantai Libuo Wisata bahari Paguat
2 Tanjung Maleo Wisata bahari Desa Maleo Kec. Paguat
± 20 km dari Pusat Kota Marisa, Desa
3 Tanjung Bajo Wisata bahari Bumbulan Kec. Paguat
Pusat Kota Marisa, Desa Pohuwato
4 Pohon Cinta Wisata bahari Timur
5 Pantai Bulili Wisata alam Desa Bulili, Kec. Duhiadaa
± 70 km dari Pusat Kota Marisa, Desa
6 Pantai Lalape Wisata alam Trikora Kec. Popayato
± 15 km dari Pusat Kota Marisa, Desa
7 Danau Delo Wisata alam Trikora Kec. Popayato
± 30 km dari Pusat Kota Marisa, Kec.
8 Danau Embung Wisata alam Patilanggio
9 Danau Telaga Wisata alam Desa Telaga Kec. Popayato
10 Masjid Keramat Wanggarasi Wisata buatan Kec. Wanggarasi
11 Desa Wisata Torosiaje Wsata Budaya Desa Torosiaje Kec. Popayato
12 Air Terjun Kelapa Lima Wisata alam Kec. Popayato Timur
13 Air Terjun Makarti Jaya Wisata alam Kec. Taluditi
14 Air Terjun Lomuli Wisata alam Desa Lomuli Kec. Lemito
15 Air Terjun Wanggarasi Wisata alam Kec. Wanggarasi
16 Pulau Lahe Wisata bahari Desa Pohuwato Timur Kec. Marisa

BAB II - 22
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

NO NAMA OBYEK JENIS OBYEK LOKASI

KABUPATEN BONE
BOLANGO
1 Air Terjun Taludaa Wisata alam Desa Taludaa Kec. Bone Pantai
2 Taman Laut Olele Wisata bahari Desa Olele Kec. Kabila Bone
Taman Nasional Bogani Nani
3 Wartabone Wisata alam Kec. Suwawa Timur
4 Air Terjun Lombongo I dan II Wisata alam Desa Lombongo, Kec. Suwawa Timur
5 Danau Perintis Wisata alam Kec. Suwawa
6 Makam Raja-raja Atinggola Wisata sejarah Desa Dunggala Kec. Tapa
7 Kebun Binatang Mana Suka Wisata buatan Kec. Kabila
8 Pantai Botutonuo Wisata Bahari Kec. Kabila Bone

KABUPATEN GORONTALO
UTARA
1 Pulau Saronde Wisata alam Desa Ponelo
2 Benteng Oranye Wisata sejarah Desa Dambalo
3 Kota Jin Wisata sejarah Desa Kota Jin Kec. Atinggola
4 Pantai Minanga Wisata bahari Desa Kota Jin Kec. Atinggola
5 Pontolo Indah Wisata buatan Desa Pontolo Kec. Kwandang
6 Pantai Monano Wisata bahari Desa Monano Kec. Anggrek
7 Pantai Tolitohuyu Wisata bahari Desa Dunu Kec. Anggrek
8 Taman Laut Raja Wisata bahari Desa Dunu Kec. Anggrek
9 Pulau Raja Wisata bahari Desa Dunu Kec. Anggrek
10 Pulau Mas Wisata bahari Desa Buladu
11 Pulau Popaya Wisata bahari Desa Deme II
13 Pantai Limu Wisata bahari Desa Bulontio Timur Kec. Sumalata
14 Bulonggo Daa Wisata sejarah Desa Buladu
15 Kuburan Belanda Wisata sejarah Desa Buladu
16 Pantai Tolinggula Wisata bahari Desa Tolinggula Tengah
17 Perkampungan Polahi Wisata budaya Desa Bulontio Timur Kec. Sumalata
18 Desa Wisata Ponelo Wisata buatan Desa Ponelo
19 Pulau Seribu Wisata alam Desa Dudepo
20 Pulau Katialada Wisata alam Desa Moluo Kec. Kwandang
21 Pulau Mohinggito Wisata alam Desa Ponelo
22 Air Terjun Pontolo Wisata alam Desa Pontolo Kec. Kwandang
23 Air Terjun Bontula Wisata alam Desa Boalemo
25 Pemandian Batu Licin Wisata alam Desa Molingkapoto Kec. Kwandang
Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Prov. Gorontalo, 2012

Dalam perencanaan pengembangan potensi pariwisata untuk 5 tahun ke depan,


maka pengembangan obyek akan lebih difokuskan pada pengembangan 8 obyek wisata
unggulan yakni Taman Laut Olele, Air terjun Lombongo, Benteng Otanaha, Pentadio Resort,
Museum pendaratan Soekarno, Hutan Nantu, Desa Torosiaje dan pulau Saronde.
Satu hal yang menjadi catatan dalam pengembangan obyek wisata di Provinsi
Gorontalo adalah masih minimnya keterlibatan masyarakat dalam kegiatan kepariwisataan.
Pengembangan pariwisata harus dititik beratkan pada beberapa hal diantaranya : perbaikan
obyek wisata dan pengembangan sarana dan prasarana pendukung, pembangunan SDM

BAB II - 23
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

pariwisata, pengembangan IKM/UKM untuk produksi souvenier, pengembangan infrastuktur


jalan dan transportasi ke dan dari obyek wisata.
Adapun kunjungan wisatawan baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan
nusantara di obyek wisata yang tersebar di provinsi Gorontalo dapat dilihat pada tabel 2.15.

Tabel 2.15
Data Kunjungan Wisatawan Di Provinsi Gorontalo
2007 2008 2009 2010 2011
NO DAERAH KAB/KOTA
WISMAN WISNUS WISMAN WISNUS WISMAN WISNUS WISMAN WISNUS WISMAN WISNUS
1 KOTA GORONTALO 1.277 55.043 1.492 5.568 7.238 1.315 39.857
2 KAB. GORONTALO 58 31.232 15 18.066 119 65.684 63 45.000 11 31.217
3 KAB. BOALEMO 5 9.094 8.069 94 14.400 6 48.580 - 2.321
4 KAB. POHUWATO 62 21.000 11 23.000 3 17.000 24.759 99 10.900
5 KAB. BONE BOLANGO 29.337 6.407 20 21.270 99 15.765 422 1.149
6 KAB. GORONTALO UTARA 80 2.800 117 3.467 89 5.711 87 8.651 142 4.232
205 93.463 1.420 114.052 1.817 129.633 255 149.993 1.989 89.676
JUMLAH
93.668 115.472 131.450 150.248 91.665
Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Prov. Gorontalo, 2012

Untuk rata-rata lama tinggal wisatawan di Provinsi Gorontalo dalam kurun 4 (empat)
tahun terakhir berkisar antara 2 hari – 3 hari seperti terlihat pada tabel 2.16.

Tabel 2.16
Lama Tinggal Wisatawan di Provinsi Gorontalo
Rata-rata Lama Tinggal (Hari)
Tahun Tamu Asing
Tamu Asing Tamu Domestik
Dan Domestik
2008 2,57 1,61 2,09
2009 3,62 2,15 2,89
2010 2,24 3,00 2,62
2011 2,28 2,99 2,64
Sumber : Badan Pusat Statistik Prov. Gorontalo, 2012 (diolah)

Selain ditunjang dengan jumlah kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun


nusantara, sektor pariwisata daerah turut memberikan kontribusi dalam meningkatkan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang di topang dari sektor perdagangan, hotel,
restoran dan jasa lainnya. Pada tahun 2011 jumlah kontribusi sektor pariwisata terhadap
pariwisata Provinsi Gorontalo adalah sebesar 14,13% yang merupakan persentase dari
jumlah kontribusi PDRB sektor pariwisata yang berjumlah Rp. 412.087.000 dibagi jumlah
PDRB Provinsi Gorontalo Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000 berjumlah
Rp. 2.917.000.000.

BAB II - 24
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

2.1.3 Wilayah Rawan Bencana


Gorontalo termasuk dalam wilayah yang rawan bencana, adapun bencana yang
sering melanda Provinsi Gorontalo adalah banjir, tanah longsor dan tsunami (Gelombang
pasang). Selain itu Gorontalo juga menjadi wilayah yang sering dilanda gempa bumi.

a. Kawasan Rawan Gempa


Gempa bumi adalah peristiwa alam karena proses tektonik maupun vulkanik.
Gempa bumi tektonik disebabkan dari pergerakan tektonik lempeng. Wilayah Provinsi
Gorontalo dan sekitarnya terletak pada jalur subdaksi lempeng, yaitu Lempeng Indo –
Australia yang menyusup di bawah Lempeng Eurasia. Dengan demikian wilayah
Gorontalo merupakan wilayah yang rawan gempabumi tektonik.
Potensi bahaya gempa di Provinsi Gorontalo berada dalam kriteria potensi sedang.
Hampir seluruh wilayah di Provinsi Gorontalo merupakan kawasan rawan gempa karena
kondisi Geologi Gorontalo yang merupakan jenis batuan tua yang memiliki banyak
patahan. Namun secara umum dapat dibedakan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu :
 Wilayah sebelah Utara merupakan kawasan rawan gempa yang bersifat merusak.
 Wilayah sebelah selatan merupakan kawasan rawan gempa yang tidak terlalu
merusak.
Gambar 2.2
Peta Rawan Bencana Gempa Bumi

Sumber : Peta RTRWP Gorontalo 2010-2030

BAB II - 25
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Kawasan rawan bencana di Provinsi Gorontalo diantaranya adalah kawasan rawan


gempa. Kawasan yang rawan bencana gempa bumi di Provinsi Gorontalo terdapat pada dua
kawasan, yaitu kawasan laut pantai Utara dan kawasan laut pantai Selatan. Pusat gempa
yang berada di bagian laut utara bersifat merusak, sedangkan yang ada di laut selatan
merupakan sebaran gempa yang tidak merusak. Berdasarkan analisis peta geologi lembar
Gorontalo, sesar/patahan Gorontalo merupakan bagian zona pertemuan antara zona eurasia
dan zona pasifik. Sesar Gorontalo tersebut menyerupai garis diagonal tunggal mulai dari
Leato sampai Kwandang, yang berpotensi terjadinya gempa tektonik endogen yang
menyebabkan patahan. Di daerah patahan ini terdapat potensi terjadinya tektonik endogen
dalam bentuk bergesernya kerak/lapisan bumi secara vertikal.

b. Kawasan Rawan Tanah Longsor


Gerakan tanah atau tanah longsor akibat kondisi tanah yang tidak stabil yang
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu karena tekanan atau beban tanah menahan
benda/bangunan di atasnya, kemiringan tanah yang curam hingga sangat curam
sehingga mendukung longsoran tanah dan curah hujan yang tinggi serta tidak ada
vegetasi yang menahan luncuran air sehingga air mengalir membawa material tanah
dapat terjadi longsoran dan banjir bandang.
Beberapa kawasan yang sering dilanda dan rawan longsor adalah Kota Gorontalo
berada pada Kecamatan Kota Selatan, Kecamatan Kota Timur dan Kota Barat. Kabupaten
Gorontalo berada pada Kecamatan Tibawa dan Kecamatan Tolangohula. Kabupaten
Boalemo terdapat di Kecamatan Tilamuta, Botumoito dan Mootilango. Di Kabupaten
Pohuwato yaitu di Kecamatan Buntulia (lokasi tambang). Sedangkan di Kabupaten Bone
Bolango kawasan rawan longsor berada pada Kecamatan Suwawa, Bonepantai,
Botupingge, Boneraya dan Bulawa. Sedangkan untuk Kabupaten Gorontalo Utara berada
di kecamatan Kwandang, Atinggola, Sumalata dan Tolinggula seperti terlihat dalam peta
kawasan rawan longsor, gambar 2.3.

BAB II - 26
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Gambar 2.3
Peta Kawasan Rawan Longsor

Sumber : Peta RTRWP Gorontalo 2010-2030

c. Kawasan Rawan Gelombang Pasang (Tsunami)


Provinsi Gorontalo merupakan wilayah yang memiliki resiko tinggi terhadap
ancaman tsunami karena memiliki panjang garis pantai ± 655,8 km dan terdapat jalur
patahan. Wilayah-wilayah yang memiliki resiko tinggi terhadap tsunami di kabupaten
Boalemo adalah Kecamatan Botumoito, Mananggu, Paguyaman Pantai dan Tilamuta.
Seluruh wilayah Kabupaten Gorontalo Utara beresiko tinggi terhadap tsunami. Wilayah
Kota Gorontalo yang beresiko tinggi terhadap tsunami adalah Kecamatan Dumbo Raya
dan wilayah Kabupaten Pohuwato adalah Kecamatan Marisa, Kecamatan Paguat dan
Kecamatan Randangan. Hal ini seperti terlihat dalam gambar 2.4.

BAB II - 27
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Gambar 2.4
Peta Kawasan Rawan Tsunami

Sumber : Peta RTRWP Gorontalo 2010-2030

d. Kawasan Rawan Banjir


Banjir terjadi di samping karena faktor alam juga disebabkan faktor manusia
seperti pembuangan sampah yang sembarangan ke dalam saluran air (selokan) dan
badan air sungai, sehingga menyebabkan selokan dan sungai menjadi dangkal akibatnya
aliran air terhambat dan menjadi meluap dan menggenang. Selain itu, kurangnya daya
serap tanah terhadap air karena tanah telah tertutup oleh aspal jalan raya dan
bangunan-bangunan yang jelas tidak tembus air, sehingga air tidak mengalir dan hanya
menggenang. Penebang-penebang pohon di hutan yang tidak menerapkan sistem
reboisasi (penanaman pohon kembali) pada lahan yang gundul, sehingga daerah resapan
air sudah sangat sedikit. Faktor alam lainnya adalah karena curah hujan yang tinggi dan
tanah tidak mampu meresap air, sehingga luncuran air sangat deras.
Provinsi Gorontalo potensial untuk terjadi banjir karena bentuk topografi lahannya
yang berbentuk seperti mangkuk.Kawasan Rawan Banjir di Provinsi Gorontalo berada
pada semua kabupaten dan kota yang ada, yaitu Kota Gorontalo terdapat pada
Kecamatan Kota Selatan, Kota Timur, Kota Utara dan Kota Barat. Pada kabupaten
Gorontalo terdapat di Kecamatan Limboto, Limboto Barat, Telaga, Telaga Jaya, Tibawa,
Tolangohula, Bongomeme, Pulubala dan Boliyohuto. Kabupaten Boalemo terdapat di
Kecamatan Tilamuta, Botumoito dan Mootilango. Pada Kabupaten Pohuwato berada di

BAB II - 28
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Kecamatan Randangan, Marisa, Lemito dan Popayato. Untuk Kabupaten Bone Bolango
terdapat di Kecamatan Suwawa, Kabila, Botupingge dan Tilongkabila sedangkan di
Kabupaten Gorontalo Utara terdapat di Kecamatan Kwandang, Anggrek dan Sumalata
seperti terlihat dalam peta rawan banjir, gambar 2.5.

Gambar 2.5
Peta Kawasan Rawan Banjir

Sumber :Peta RTRWP Gorontalo 2010-2030

2.1.4 Demografi
a. Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk Provinsi Gorontalo tahun 2012 adalah sebanyak 1.084.192 jiwa.
Dari tabel 2.17 bisa dilihat bahwa Kabupaten Gorontalo merupakan kabupaten yang jumlah
penduduknya lebih banyak. Untuk tahun 2012 penduduk Kabupaten Gorontalo adalah
33.94% dari jumlah keseluruhan penduduk Provinsi, sedangkan Kabupaten Gorontalo Utara
merupakan wilayah yang terendah jumlah penduduknya dari seluruh kabupaten/kota yang
ada.

BAB II - 29
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.17
Jumlah Penduduk Provinsi Gorontalo, 2007-2012
Nama Tahun
No
Kabupaten/Kota 2007 2008 2009 2010 2011 2012
01 Kab. Gorontalo 338.381 339.620 340.730 355.988 363.763 368.053
02 Kab. Boalemo 123.243 127.639 128.540 129.253 132.076 136.269
03 Kab. Pohuwato 112.532 114.572 116.203 128.748 131.560 135.338
04 Kab. Bone Bolango 129.025 130.025 131.781 141.915 145.015 147.692
05 Kab. Gorontalo 94.829 95.177 96.489 104.133 106.407 108.079
Utara
06 Kota Gorontalo 162.325 165.175 170.209 180.127 184.062 188.761
Provinsi Gorontalo 948.300 960.335 972.208 983.952 1.062.883 1.084.192
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo, 2013.

Dan jika dibandingkan dengan luas wilayah yang ada, maka Kota Gorontalo yang
hanya punya wilayah seluas 66,25 Km2 namun memiliki penduduk yang cukup besar, hal ini
menunjukkan bahwa Kota Gorontalo adalah wilayah terpadat penduduknya di Provinsi
Gorontalo. Kepadatan penduduk rata-rata yaitu 188.761/66,25 atau sama dengan 2.862
jiwa/Km2. Untuk rata-rata kepadatan penduduk Provinsi Gorontalo yaitu 87 jiwa/km2.

Tabel 2.18
Jumlah Penduduk Gorontalo Berdasarkan Sex Ratio, 2012
Sex
No Kabupaten/Kota Laki-Laki Perempuan Jumlah
Ratio
1. Kabupaten Gorontalo 185.196 182.857 368.053 101,28
2. Kabupaten Boalemo 68.569 67.700 136.269 101,28
3. Kabupaten Pohuwato 68.216 67.122 135.338 101,63
4. Kabupaten Bone Bolango 73.826 73.866 147.692 99,95
5. Kabupaten Gorontalo Utara 55.178 52.901 108.079 104,30
6. Kota Gorontalo 92.101 96.660 188.761 95,28
Provinsi Gorontalo 543.086 541.106 1.084.192 100,37
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo, 2013.

Tabel 2.18 menunjukkan bahwa penduduk Provinsi Gorontalo lebih banyak laki-
lakinya dengan sex ratio 100,37 artinya laki-laki di Gorontalo lebih banyak 0,37% dibanding
jumlah perempuan. Sedangkan untuk kabupaten/kota bisa dilihat salah satu kabupaten
dengan persentase jumlah penduduk laki-laki terbanyak yaitu Kabupaten Gorontalo utara
yang memiliki sex ratio sebesar 104,30 yang menunjukkan jumlah laki-laki di Kabupaten
Gorut lebih banyak 4,30% dibanding perempuan.

BAB II - 30
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.19
Data Penganut Agama Provinsi Gorontalo Tahun 2010
PENGANUT AGAMA
DAERAH
ISLAM KRISTEN KATOLIK HINDU BUDDHA JUMLAH
KOTA GORONTALO 169.029 7.176 1.784 336 766 179.091
KAB.GORONTALO 350.474 1.476 1.773 80 54 353.857
KAB.BOALEMO 121.716 8.825 1.286 2.463 5 134.295
KAB.POHUWATO 119.020 5.963 1.759 1.133 7 127.882
KAB.BONE
140.704 83 184 140.971
BOLANGO
KAB.GORUT 100.197 2.889 935 39 8 104.068
JUMLAH 1.001.140 26.412 7.721 4.051 840 1.040.164
Sumber: Biro PP Kesra Setda Provinsi Gorontalo, 2011 (diolah).

Tabel 2.19 menunjukkan komposisi jumlah penduduk berdasarkan agama yang


dianut, sebagian besar penduduk Provinsi Gorontalo beragama islam sebesar 96,25 %
sedangkan sisanya 3,75 % terbagi kedalam agama Kristen, Katolik, Hindu dan Budha.

Tabel 2.20
Penduduk Berumur 5 Tahun Keatas Menurut Wilayah dan
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

Pendidikan tertinggi yang ditamatkan

Tidak/ Belum
Nama Kabupaten/Kota Tidak/Belum SD/MI/ SLTP/MTs/ SLTA/MA/ Diploma Diploma Diploma IV/
Pernah SMK S2/S3 Jumlah
Tamat SD Sederajat Sederajat Sederajat I/II III Universitas
Sekolah
01 Kab. Boalemo 8.698 50.203 32.818 11.829 8.288 1.032 631 399 1.719 102 115.719
02 Kab. Gorontalo 22.733 123.159 92.163 34.584 33.353 4.093 2.424 1.438 5.673 594 320.214
03 Kab. Pohuwato 9.877 43.860 33.990 13.259 9.662 1.002 595 492 1.981 105 114.823
04 Kab. Bone Bolango 7.408 41.866 37.521 17.014 16.629 2.223 1.049 896 2.601 199 127.406
05 Kab. Gorontalo Utara 7.119 37.023 30.148 9.385 6.511 531 550 276 1.048 41 92.632
06 Kota Gorontalo 4.809 33.654 34.805 26.386 42.492 5.924 1.515 2.628 9.105 1.359 162.677
Sumber: Data Sensus Penduduk 2010 - Badan Pusat Statistik Republik Indonesia

Di Provinsi Gorontalo untuk jenjang pendidikan S1 dan S2/S3 yang ditamatkan


terbesar terdapat pada Kota Gorontalo sebanyak 9.105 dan 1.359 sedangkan terendah di
Kabupaten Gorontalo Utara sebanyak 1.048 dan 41, hal ini dapat dilihat pada tabel 2.20

b. Laju Pertumbuhan Penduduk


Pada tabel 2.21 menunjukkan laju pertumbuhan penduduk Provinsi Gorontalo di
tahun 2010 sebesar 2.28% dengan pertumbuhan terbesar disumbang oleh Kabupaten
Boalemo sebesar 3.62 % dan urutan dibawahnya adalah Kabupaten Pohuwato sebesar

BAB II - 31
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

3.25%. Hal ini disebabkan dikedua Kabupaten tersebut menjadi wilayah transmigran di
Provinsi Gorontalo. Sementara Kabupaten Gorontalo menjadi wilayah yang sedikit
berkontribusi terhadap laju pertumbuhan penduduk yaitu hanya sebesar 1.40%. Kondisi ini
dikarenakan makin terbatasnya lahan garapan yang ada. Sedangkan Kota Gorontalo
mempunyai luas wilayah yang kecil dan paling padat penduduknya diantara semua wilayah
yang ada di Provinsi Gorontalo dengan laju pertumbuhan penduduknya sebesar 2.93%.

Tabel 2.21
Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi Gorontalo.
Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan
Kabupaten/Kota 2011 2012 2011 – 2012
Kabupaten Gorontalo 363.763 368.053 1,68
Kabupaten Boalemo 132.076 136.269 2,68
Kabupaten Pohuwato 131.560 135.338 2,53
Kabupaten Bone Bolango 145.015 147.692 2,02
Kabupaten Gorontalo 106.407 108.079 1,88
Utara
Kota Gorontalo 184.062 188.761 2,37
Provinsi Gorontalo 1.062.883 1.084.192 2,09
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo, 2013.

c. Struktur ketenagakerjaan
Struktur ketenagakerjaan di Provinsi Gorontalo pada Tahun 2012 menunjukkan
bahwa dari jumlah penduduk yang berumur 15 tahun keatas sebesar 738.885, yang
merupakan angkatan kerja sebesar 466.073 atau sebesar 63.08 persen. Dari jumlah
tersebut yang sedang bekerja sebesar 445.729 atau 95.63 persen dan yang menganggur
sebesar 20.344 atau 4.36 persen. Sementara yang bukan merupakan angkatan kerja yaitu
penduduk yang mengurus rumah tangga, bersekolah dan lainnya (kegiatan selain mengurus
rumah tangga maupun bersekolah) sebanyak 272.812 atau 36.92 persen dengan jumlah
terbanyak pada yang mengurus rumah tangga yaitu sebesar 186.623 atau 68.41 persen dan
bersekolah sebanyak 24.391 atau 8.94 persen dan lain-lain (yang bukan mengurus rumah
tangga dan bersekolah) sebanyak 61.798 atau 22.65 persen, lihat tabel 2.22.

BAB II - 32
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.22
Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama
Provinsi Gorontalo

Jenis Kegiatan Utama 2009 2010 2011 2012


I. Angkatan Kerja 447.313 456.499 465.027 466.073
1. Bekerja 420.962 432.926 445,210 445.729
2. Menganggur 26.351 23.573 19,817 20.344

II. Bukan Angkatan Kerja 254.182 252.182 260,216 272.812


1. Sekolah 62.316 57.980 33,142 24.391
2. Mengurus Rumah Tangga 161.296 159.541 171,804 186.623
3. Lainnya 30.570 34.661 55,270 61.798
Jumlah/Total 701.495 708.681 725.243 738.885
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 63,77 64.42 64,12 63,08
(TPAK)
Tingkat Pengangguran 5,89 5.16 4.26 4,36
Sumber : Sakernas, BPS Provinsi Gorontalo 2013.

d. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)


Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Provinsi Gorontalo Tahun 2012, sebesar
63,08%. Posisi angka tersebut mengalami penurunan dibanding Tahun 2011 yang pada
posisi 64,12%. Jumlah penganggur pada Februari 2013 sebesar 20.693 orang, bertambah
349 orang dari keadaan Agustus 2012 sebesar 20.344 orang, namun berkurang 1.946 orang
dari keadaan Februari 2012 sebesar 22.639 orang . Sedangkan Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) di Provinsi Gorontalo selama tiga tahun terakhir sedikit berfluktuasi yaitu di
tahun 2010 sebesar 5,16%, kemudian mengalami penurunan menjadi 4,26% di Tahun
2011, pada tahun 2012 mengalami peningkatan meskipun tidak terlalu signifikan menjadi
4,36% (tabel 2.22).
Dari tabel 2.22 dapat dilihat bahwa jumlah tenaga kerja di Provinsi Gorontalo setiap
tahunnya terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 jumlah tenaga kerja berjumlah
420.962 dan pada tahun 2010 berubah menjadi 432.926 mengalami peningkatan sejumlah
11.964 atau sebesar 2.84 persen. Sedangkan pada tahun 2011 jumlah tenaga kerja berada
pada angka 445,210 meningkat sebesar 12.284 atau 2.83 persen dari jumlah tenaga kerja
pada tahun sebelumnya. Sementara sektor yang menjadi primadona dengan meraup tenaga
kerja terbesar masih berasal dari sektor pertanian yang pada tahun 2012 mencapai 168.496,
disusul oleh sektor lainnya sebesar 87.715 orang. Berikutnya jasa kemasyarakatan sebesar

BAB II - 33
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

84.390 ditempat ketiga disusul sektor perdagangan rumah makan dan jasa akomodasi
sebesar 67.142. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.23.

Tabel 2.23
Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha tahun 2008 – 2012

Sektor Ekonomi 2008 2009 2010 2011 2012


Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, 184.148 172.130 176.974 158.973 168.496
Peternakan, dan Perikanan
Pertambangan dan Penggalian 5.194 6.694 9.186
Industri 34.268 32.431 35.228 44.015 37.986
Listrik, Gas, dan Air Minum 642 554 679
Konstruksi 22.344 28.360 20.296
Perdagangan, Rumah makan dan 59.610 69.315 71.243 65.851 67.142
Jasa Akomodasi
Transportasi, Pergudangan, dan 32.214 35.301 33.351
Komunikasi
Lembaga Keuangan, Real Estate, 2.986 4.126 4.647
Usaha Persewaan dan Jasa
Perusahaan
Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan 63.720 72.051 81.322 91.393 84.390
Perorangan
Lainnya 84.978 87.715
Total 405.126 420.962 432.926 445.210 445.729
Sumber: Badan Pusat Statistik Gorontalo, 2013.

2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat


2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Provinsi Gorontalo dalam usianya yang relatif muda telah menunjukkan performa
pertumbuhan ekonomi yang baik dan tumbuh dengan cepat. Badan Pusat Statistik Provinsi
Gorontalo merilis bahwa pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo memperlihatkan kenaikan
yang signifikan setiap tahun dan pada tahun 2012 mencapai angka 7,71 % berada di atas
rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional 6,23 % dengan PDRB per kapitanya Rp 9.562.965.
Salah satu indikator yang menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat dalam
pembangunan ekonomi suatu wilayah dapat ditunjukkan dengan pendapatan perkapita
masyarakat.

2.2.1.1 Pertumbuhan PDRB


Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan Gorontalo
pada periode 2007-2011 terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hasil analisis
pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan dapat dilihat dalam Tabel 2.24.

BAB II - 34
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.24
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2008-2012 Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2000 Provinsi Gorontalo (dalam jutaan rupiah)
2008 2009 2010 2011 2012
No Sektor
(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %

1 Pertanian 773.836 30,70 800.869 29,54 883.677 30.29 885.109 30.34 935.678 32.07

Pertambangan &
2 26.194 1,04 29.976 1,11 33.146 1.14 35.388 1.21 37.730 0.13
penggalian
Industri
3 201.693 8,00 209.079 7,71 227.493 7.80 244.617 8.38 679.978 23.31
pengolahan
Listrik, gas, &
4 14.384 0,57 15.320 0,57 16.517 0.57 18.013 0.62 19.478 0.67
air bersih

5 Konstruksi 203.232 8,06 232.712 8,58 259.923 8.91 284.805 9.76 311.512 10.68

Perdagangan,
6 hotel, & 344.057 13,65 373.894 13,79 412.087 462.003 513.414
14.12 15.84 17.60
restoran
Pengangkutan &
komunikasi
7 258.800 10,27 282.499 10,42 310.364 338.495 367.903
angangkutan &
10.64 11.60 12.61
komunikasi
Keuangan,
8 sewa, & jasa 215.129 8,53 234.615 8,66 255.633 278.070 303.932
8.76 0.95 10.42
Perusahaan

9 Jasa-jasa 483.348 19,18 531.773 19,62 568.652 19.49 594.957 20.39 625.995 21.46

PDRB 2.520.673 100,00 2.710.737 100,00 2.917.491 100,00 3.141.458 100,00 3.383.620 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo, 2013

PDRB atas dasar harga konstan dengan tahun dasar 2000 menunjukkan
peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun 2008, capaian PDRB tercatat sebesar Rp.2,520,673
triliun dan meningkat menjadi Rp.3,383 triliun Tahun 2012. Sektor yang memberi kontribusi
terbesar PDRB atas dasar harga konstan Gorontalo adalah sektor pertanian. Rata-rata
kontribusi sektor pertanian dalam kurun waktu Tahun 2008-2012 adalah 30,90%.
Demikian juga dengan nilai dan kontribusi sektor dalam PDRB atas dasar harga
berlaku Gorontalo pada periode 2008-2012 terus mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Hasil analisis pertumbuhan PDRB atas dasar harga berlaku dapat dilihat dalam Tabel
2.25.

BAB II - 35
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.25
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2008-2012 Atas Dasar Harga Berlaku
Provinsi Gorontalo (dalam jutaan)
2008 2009 2010 2011 2012
No Sektor
(Juta
(Juta Rp) % % (Juta Rp) % (Juta Rp) % (Juta Rp) %
Rp)
1 Pertanian 1.847.552 31,28 2.093.439 29,61 2,332,223.95 28.95 2,693,950.15 33.44 3,001,372.39 37.25

2 Pertambangan & 63.845 1,08 81.256 1,15 94,981.79 1.18 105,888.91 1.31 119,245.46 1.48
penggalian
3 Industri 290.687 4,92 344.694 4,88 390,716.50 4.85 441,244.60 5.48 507,165.80 6.30
pengolahan
4 Listrik,gas & air 34.203 0,58 38.903 0,55 43,646.04 0.54 49,652.74 0.62 55,832.54 0.69
bersih
5 Konstruksi/ 394.779 6,68 487.822 6,90 557,119.96 6.92 630,636.40 7.83 731,414.60 9.08
Bangunan
6 Perdagangan, 605.304 10,25 730.347 10,33 835,605.54 10.37 982,989.52 12.20 1,143,970.28 14.20
hotel & restoran
7 Pengangkutan & 516.161 8,74 627.726 8,88 727,570.51 9.03 831,478.05 10.32 937,031.98 11.63
komunikasi
8 Keuangan, Real 586.786 9,93 721.620 10,21 836,795.01 952,569.82 1,145,305.85
Estate & jasa 10.39 11.82 14.22
Perusahaan
9 Jasa-jasa 1.567.419 26,54 1.943.248 27,49 2,237,853.63 27.78 2,465,258.85 30.60 2,726,751.17 33.85

PDRB 5.906.736 100,00 7.069.054 100,00 8,056,512.92 100.00 9,153,669.04 100.00 10,368,090.06 100.00

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo, 2013.

Nilai dan kontribusi sektor dalam PDRB atas dasar harga berlaku menunjukkan
peningkatan dari tahun ke tahun. Pada Tahun 2008, capaian PDRB atas dasar harga berlaku
tercatat sebesar Rp.5,906 triliun dan meningkat secara signifikan menjadi Rp.10,368 triliun
Tahun 2012, dan ini merupakan perkembangan yang sangat baik jika dibandingkan dengan
provinsi lainnya, mengingat Provinsi Gorontalo yang baru terbentuk sejak tahun 2000.

2.2.1.2 Laju Inflasi


Salah satu indikator utama keberhasilan pemerintah dalam mengatur
perekonomiannya dapat terlihat dari kemampuan pemerintah dalam mengendalikan
kenaikan harga barang dan jasa di wilayahnya. Tabel 2.26 memperlihatkan perkembangan
laju Inflasi di Provinsi Gorontalo menunjukkan pola yang dinamis dan fluktuatif dari Tahun
2006-2011, dengan angka inflasi tertinggi terjadi Tahun 2008 yaitu sebesar 9,20%, hal ini
terjadi karena adanya kenaikan harga bahan bakar minyak yang memicu kenaikan harga
barang dan jasa serta beberapa bahan pokok lain di pasar. Selanjutnya Tahun 2009 angka
inflasi turun menjadi 4,35% dan Tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi 7,43%
kemudian turun kembali menyentuh level terendahnya menjadi 4,08%.

BAB II - 36
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.26
Inflasi Provinsi Provinsi Gorontalo, 2006-2011
Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Inflasi 7.54 7.02 9.20 4.35 7.43 4.08 5,31
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, 2013

Periode Tahun 2006-2012, tingkat inflasi Provinsi Gorontalo relatif berfluktuatif tetapi
masih berada dibawah angka 2 digit. Dari tabel 2.26 diatas dapat dilihat bahwa inflasi
tertinggi terjadi pada 2008, dan tahun 2011 merupakan inflasi terendah. Pengukuran Inflasi
tersebut diambil dari inflasi yang terjadi di Kota Gorontalo. Relatif tingginya inflasi di Kota
Gorontalo mengindikasikan adanya ketidakstabilan harga yang tinggi bila dibanding dua kota
lainnya yakni Manado dan Makassar bahkan nasional. Ketidakstabilan dan tingginya harga
terutama disebabkan masih kurangnya pelaku bisnis dalam bidang perdagangan di Provinsi
Gorontalo, seningga terjadi egoisme dan tidak adanya persaingan dalam penetapan harga
barang yang berdampak pada tidak terkendalinya harga dimaksud. Selain itu, lambatnya
perbaikan dan penambahan infrastruktur perhubungan juga telah memperlambat distribusi
barang dan jasa.
Tingginya inflasi di Provinsi Gorontalo menyebabkan penurunan daya beli masyarakat
setempat. Namun, tantangan dihadapi oleh Provinsi Gorontalo di masa depan adalah
bagaimana menekan harga barang dan jasa di wilayah Kota Gorontalo.

2.2.1.3 Perkembangan Investasi


Perkembangan investasi di Provinsi Gorontalo dapat dilihat dari tabel 2.27, dimana
data realisasi investasi pada Tahun 2006 sebesar 646,031 milyar dan meningkat menjadi
2.189 triliun pada Tahun 2012.

Tabel 2.27
Pertambahan Nilai Investasi Provinsi Gorontalo, 2006 - 2011
Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Nilai 646,031 733,566 930,427 962,566 680,788 1.667.000 2.189.867


Investasi
(milyar)
Sumber: Badan Investasi Daerah, 2012

2.2.1.4 Pertumbuhan Ekonomi


Pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo dari Tahun 2007-2012 (tabel 2.28)
menunjukkan kecenderungan peningkatan dari tahun ke tahun dimana Tahun 2007,
pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo berada pada kisaran angka 7,51%, yang
kemudian naik menjadi 7,76% Tahun 2008. Selanjutnya Tahun 2009 terjadi perlambatan

BAB II - 37
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

pertumbuhan yaitu 7,54%, dan pada tahun 2010 terjadi lagi kenaikan mencapai 7,63 %.
Kemudian Tahun 2011 meningkat 0,05% atau mencapai 7,68 %. Pertumbuhan Ekonomi
Gorontalo tahun 2012 yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
atas dasar harga konstan (ADHK) meningkat sebesar 7,71 persen dibanding tahun 2011.

Tabel 2.28
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Gorontalo, 2007-2011
No. Sektor 2007 2008 2009 2010 2011 2012
1. Pertanian 7,32 8,06 3,49 4,10 6,17 5,71
2. Pertambangan dan 11,79 10,14 14,44 10,58 6,76 6,62
Penggalian
3. Industri Pengolahan 5,39 5,47 3,66 8,81 7,53 9,55
4. Listrik, Gas dan Air 14,65 0,74 6,51 7,81 9,06 8,13
Bersih
5. Bangunan 10,12 10,17 14,51 11,69 9,57 9,38
6. Perdagangan, Hotel dan 6,83 6,87 8,67 10,22 12,11 11,13
Restoran
7. Pengangkutan dan 7,05 7,58 9,16 9,86 9,06 8,69
Komunikasi
8. Keuangan, Persewahan 8,39 7,20 9,06 8,96 8,78 9,30
dan Jasa Perusahaan
9. Jasa-jasa 7,60 8,39 10,02 6,93 4,63 5,22
Pertumbuhan Ekonomi 7.51 7.76 7.54 7.63 7.68 7.71
Rata-rata
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo, 2013

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yang relatif tinggi pada beberapa


tahun terakhir ini terutama dipicu oleh bertambahnya infrastruktur dasar dari pemerintah,
daya beli masayarakat mulai meningkat yang diperlihatkan dengan kenaikan PDRB baik
ADHK maupun ADHB serta pendapatan perkapita yang diikuti dengan semakin berkurangnya
angka kemiskinan, demikian pula infrastruktur perdagangan dari sektor swasta juga mulai
tumbuh. Bertambahnya infrastruktur tersebut tadi setidaknya merupakan dampak dari
pemerkaran wilayah administrasi pemerintahan dan terselenggaranya even-even
internasional seperti United From The Region (UFTR) di Jakarta dan Hari Pangan Sedunia
(HPS) di Provinsi Gorontalo Tahun 2011, International Maize Conference (IMC) pada Tahun
2012.
Pertumbuhan infrastruktur dasar, daya beli masyarakat, penurunan angka kemiskinan
dan infrastruktur perdagangan yang cukup signifikan menjadi modal utama untuk
pembangunan ekonomi Provinsi Gorontalo lebih lanjut karena menjadi daya tarik investasi

BAB II - 38
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Provinsi Gorontalo di masa mendatang. Namun demikian, tantangan terbesar dalam


pembangunan infrastruktur adalah penyediaan listrik secara memadai untuk mengantisipasi
peningkatan investasi di masa mendatang yang sekarang ini menjadi salah satu prioritas
pembangunan di Provinsi Gorontalo. Tantangan lainnya muncul sebagai konsekuensi
Provinsi Gorontalo sebagai provinsi yang baru, yaitu pembangunan infrastruktur di tiap
Kabupaten/Kota yang lebih mendapatkan perhatian dan dukungan anggaran yang memadai.

2.2.1.5 Kemiskinan
Persentase penduduk miskin tahun 2011 adalah 18,75 % dengan jumlah penduduk
miskin 198.270 jiwa. Dibadingkan pada tahun 2010, terjadi penurunan dari 23,19 % dengan
jumlah penduduk miskin 209.886 jiwa. Sedangkan untuk tahun 2012 persentase penduduk
miskin adalah 17,22 % dengan jumlah penduduk miskin 187.732 jiwa mengalami penurunan
1,53% dibanding tahun 2011. Berdasarkan gambar 2.6 menunjukan terjadi penurunan
angka kemiskinan yang sangat signifikan, dan memastikan bahwa penanganan kemiskinan
tetap berada pada jalur yang benar (on the right track).

Gambar 2.6
Presentase Penduduk Miskin di Provinsi Gorontalo, 2007-2011

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo, 2012

Hal ini yang menyebabkan terjadinya penurunan jumlah penduduk miskin di


kawasan perdesaan. Dari jumlah penduduk miskin Kab/Kota terlihat bahwa untuk Kabupaten
Gorontalo pada tahun 2010 memiliki jumlah penduduk miskin terbesar yaitu 66.939 jiwa
atau 18,87 %. Sedangkan jumlah penduduk miskin terkecil berada di Kota Gorontalo yaitu
9.883 jiwa atau 5,49 %. Oleh karena itu sebaran penduduk miskin terbanyak berada di
perdesaan, sebagaimana terlihat pada tabel 2.29.

BAB II - 39
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.29
Indikator Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009-2012

Presentase
Garis Kemiskinan Jumlah Penduduk Miskin
Penduduk Miskin
Daerah (Rp/Bulan) (Jiwa)
(%)

2010 2011 2012 2010 2011 2012 2010 2011 2012


KAB. BOALEMO 212.873 NA NA 19,82 NA NA 25.603 NA NA
KAB. GORONTALO 225.732 NA NA 18,87 NA NA 66.939 NA NA
KAB. POHUWATO 194.335 NA NA 18,73 NA NA 24.116 NA NA
KAB. BONE 202.308 NA NA 17,64 NA NA 25.002 NA NA
BOLANGO
KAB. GORONTALO 189.347 NA NA 19,58 NA NA 20.400 NA NA
UTARA
KOTA GORONTALO 238 006 NA NA 5,49 NA NA 9.883 NA NA
PROVINSI 171.371 187.215 212.476 23,19 18,75 17,22 209.886 198.270 187.732
GORONTALO
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, 2012

Selain itu, berdasarkan pada Gambar 2.7 terlihat bahwa Indeks Kedalaman
Kemiskinan (P1) pada periode Tahun 2007–2012 mengalami penurunan fluktuatif. Pada
periode Tahun 2007-2012, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) mengalami penurunan dari
posisi 5,57 Tahun 2007 menjadi 3.72 di Tahun 2012. Keadaan penurunan Indeks Kedalaman
Kemiskinan ini menunjukkan bahwa rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing
penduduk miskin terhadap garis kemiskinan semakin mengecil, yang artinya semakin rendah
nilai indeks, maka semakin dekat rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan.
Begitu pula dengan indeks Keparahan Kemiskinan (P2) pada periode 2007–2012.

Gambar 2.7
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan
Kemiskinan (P2) Provinsi Gorontalo, 2007–2011

Sumber: Badan Pusat Statistik Gorontalo, 2012

BAB II - 40
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Dapat dilihat bahwa Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) mencapai 3,21 pada
September 2012, jika dibandingkan pada September 2007 sebesar 5,57. Kondisi ini
menggambarkan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin semakin jauh selisihnya
dengan garis kemiskinan. Sedangkan pada periode Tahun 2007–2012, Indeks Keparahan
Kemiskinan (P2) mengalami penurunan secara perlahan juga turun dari 1,68 Tahun 2007
menjadi 0,8 di Tahun 2012. Kecenderungan menurun dari waktu ke waktu ini merupakan
indikasi bahwa dalam periode tersebut ketimpangan pengeluaran antar penduduk miskin
secara umum semakin berkurang. Ini juga menunjukkan telah terjadi perbaikan dalam
pengentasan kemiskinan dan tingkat kemiskinan bisa saja tidak turun tapi tingkat
keparahannya berkurang.
Sesungguhnya upaya penurunan angka kemiskinan di Provinsi Gorontalo sangat
memungkinkan untuk terus berlanjut. Sedikitnya ada tiga faktor eksternal yang dapat
dimanfaatkan oleh daerah untuk tujuan menurunkan angka kemiskinan, yaitu: (1)
kemiskinan telah menjadi agenda global dan nasional; (2) intensifnya program dan
besaranya anggaran yang dialokasikan pemerintah untuk tujuan pengentasan kemiskinan
khususnya program-program yang dialokasikan ke kecamatan/desa; dan (3) luasnya
dukungan berbagai lembaga internasional, dunia usaha, LSM, masyarakat,dll .

2.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial


2.2.2.1 Indeks Pembangunan Manusia
Pada dasarnya IPM mencakup tiga komponen yang dianggap mendasar bagi manusia
dan secara operasional mudah dihitung untuk menghasilkan suatu ukuran yang
merefleksikan upaya pembangunan manusia. Ketiga aspek tersebut berkaitan dengan
peluang hidup (longevity), pengetahuan (knowledge), dan hidup layak (decent living).
Peluang hidup dihitung berdasarkan angka harapan hidup ketika lahir; pengetahuan diukur
berdasarkan rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf penduduk usia 15 tahun ke atas;
dan hidup layak diukur dengan pengeluaran perkapita yang didasarkan pada Purchasing
Power Parity (paritas daya beli dalam rupiah). Adapun capaian IPM Gorontalo sebagaimana
terlihat pada tabel 2.30.
Tabel 2.30
Komponen Penyusun IPM Gorontalo, 2012.
Rata-
Angka Angka Pengeluaran
rata
Harapan Melek per Kapita
Lama
No Kabupaten/Kota Hidup Huruf Disesuaikan IPM
Sekolah
(ribu
(tahun) (persen) (tahun)
rupiah)
1. Kota Gorontalo 67,16 99,47 10,28 633,00 74,17
2. Kab. Gorontalo 69,55 95,00 6,89 621,59 71,12
3. Kab. Pohuwato 68,09 97,08 6,72 623,20 70,76
4. Kab. Boalemo 68,57 95,77 6,57 608,40 69,49

BAB II - 41
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

5. Kab. Bone Bolango 69,25 97,47 7,85 627,37 72,65


Kab. Gorontalo
6. 67,37 94,89 6,50 626,08 69,37
Utara
7. Prov. Gorontalo 67,41 96,16 7,49 630,01 71,28
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo, 2013(angka sementara, juli 2013)

Berdasarkan Tabel 2.30 komponen penyusun IPM, angka harapan hidup rata-rata
masyarakat Gorontalo Tahun 2012 adalah 67,41 tahun, angka melek huruf rata-rata adalah
96,16 %, angka rata-rata lama sekolah adalah 7,49 tahun, dan pengeluaran per kapita rata-
rata adalah Rp.633.00. Secara keseluruhan IPM Gorontalo Tahun 2012 menyentuh point
71,28 menempati rangking ke-24 Nasional masih lebih rendah dari capaian angka rata-rata
Nasional yang menempati point 72,27.

2.2.2.2 Kesejahteraan Sosial


Pembangunan kesejahteraan sosial merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pembangunan nasional. Dengan demikian pembangunan kesejahteraan sosial memiliki
hubungan yang erat dengan pembangunan dibidang lainnya. Perubahan yang terjadi pada
satu sektor pembangunan akan berpengaruh dan berdampak terhadap perkembangan
disektor kesejahteraan sosial. Dalam kaitan inilah pemerintah menyadari betapa perlunya
pembangunan kesejahteraan sosial, dimana fungsi pembangunan dibidang kesejahteraan
sosial adalah untuk mengupayakan agar berbagai masalah seperti masalah kemiskinan dan
keterlantaran, kecacatan, ketunaan sosial dan penyimpangan perilaku, keterpencilan/
ketertinggalan, serta korban bencana dan akibat tindak kekerasan dapat ditangani secara
terencana, terpadu dan berkesinambungan. Pembangunan kesejahteraaan sosial merupakan
wujud komitmen pemerintah untuk meningkatkan harkat dan martabat sebagian warga
masyarakat yang menyandang permasalahan sosial. Hal ini dipandang sebagai bagian dari
investasi sosial untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia,
agar mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan secara mandiri sesuai dengan nilai-nilai
kemanusiaan. Tabel 2.31 merupakan data penanganan penyandang masalah kesejahteraan
sosial selang tahun 2007 s/d 2011.

Tabel 2.31
Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
Selang Tahun 2007 - 2011
Tahun
NO JENIS PMKS
2007 2008 2009 2010 2011
1 Fakir Miskin 2320 KK 1520 KK 2900 KK 3800 KK 3860 KK
2 Komunitas Adat Terpencil 225 KK 135 KK 100 KK 100 KK 100 KK
3 Keluarga Miskin
- Keluarga Muda Mandiri (KMM) 320 KK 220 KK - - -
- Asistensi Kesejahteraan Sosial
Keluarga (AKSK) 200 KK 320 KK 155 KK 150 KK 160 KK
- Peranan Wanita 150 KK 140 KK 140 KK 150 KK 140 KK

BAB II - 42
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

4 Lanjut Usia 280 org 185 org 278 org 60 org 150 org
5 Anak Terlantar 200 anak 506 anak 388 anak 35 anak 115 anak
6 Anak Nakal 128 anak 112 anak - - -
7 Anak Cacat 100 anak 52 anak - - -
8 Anak yang Berhadapan dengan
Hukum - - 26 anak - 25 anak
9 Penyandang Cacat 95 org 125 org - 60 org 35 org
10 Tuna Sosial 100 org 107 org 120 org 32 org -
11 Korban Penyalahgunaan Napza 100 org 66 org - - -
12 Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) - - - - 31 org
13 Korban Tindak Kekerasan dan
Pekerja Migran (KTK-PM) 30 orang 144 orang 56 orang 56 orang 55 orang
14 Bantuan bagi Korban Bencana
Alam bantuan stimulan
Bahan Bangunan Rumah (BBR) 243 KK 150 KK 171 KK 120 KK 220 KK
15 Bantuan Kesejahteraan Sosial
Permanen (BKSP) 3 Orsos - - - -
16 Asuransi Kesejahteraan Sosial
(ASKESOS) 5 Orsos 5 Orsos 5 Orsos 5 Orsos 5 Orsos
17 Korban Bencana Sosial - 7 KK 27 KK 20 KK 57 KK

Sumber : Dinas Sosial Prov. Gorontalo, 2012

Sementara untuk data penanganan sumber kesejahteraan sosial selang tahun 2007 –
2011 dapat dilihat pada tabel 2.32.

Tabel 2.32
Penanganan Sumber Kesejahteraan Sosial Selang Tahun 2007 - 2011
Tahun
NO JENIS PSKS
2007 2008 2009 2010 2011
1 Tenaga Kesejahteraan Sosial
Kecamatan (TKSK) - - 46 org 46 org 46 org
2 Pekerja Sosial Masyarakat 120 org 120 org 30 org 30 org 68 org
3 Karang Taruna 50 KT 25 KT 0 20 KT 21 KT
4 Organisasi Sosial 20 Orsos 10 Orsos 5 Orsos 15 Orsos 24 Orsos
5 Wahana Kesejahteraan Sosial
Berbasis Masyarakat 20 6 6 6 8
puskesos puskesos puskesos puskesos puskesos
6 Panti Sosial Anak (Panti 31 Panti 31 Panti 31 Panti 31 Panti 31 Panti
7 Asuhan) 2 Panti 2 Panti 2 Panti 2 Panti 2 Panti
8 Panti Sosial Tresna Werdha 500 org 140 org 140 org 140 org 140 org
Taruna Siaga Bencana

Sumber : Dinas Sosial Prov. Gorontal, 2012

BAB II - 43
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

2.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olahraga


2.2.3.1 Seni Budaya
Gorontalo memiliki tradisi mengelola sistem pemerintahannya secara pluralistik dan
mandiri. Kekayaan sosio-histori ini menjadikan masyarakat Gorontalo secara kolektif
terdorong untuk memajukan potensi dan mengimplementasikan aksi sosial dalam kehidupan
masyarakat Gorontalo dalam nuansa nilai, norma dan tradisi lokal masyarakat. Bahkan
sehubungan dengan kebiasaan ini dikenal istilah “huyula” (bersama-sama) di tengah-
tengah masyarakatnya. Satu hal penting dalam budaya huyula adalah apresiasi gambaran
masyarakat yang secara sadar untuk membangun kohesi sosial dimana hal itu dikelola
bersama dalam falsafah ”adat bersendikan syara’, syara bersendikan Kitabullah”.
Dilihat dari unsur budaya bahasa, maka Gorontalo memiliki tiga jenis bahasa daerah
yaitu:
- Bahasa Gorontalo
- Bahasa Suwawa
- Bahasa Atinggola
Namun demikian bahasa indonesia adalah bahasa Nasional yang digunakan dan
dimengerti dengan baik oleh sebagian besar penduduk Gorontalo. Agama yang dianut oleh
penduduk di Provinsi Gorontalo sebagian besar adalah agama Islam, selain itu terdapat pula
penganut agama Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Seni Budaya di Gorontalo
berkembang dan tersebar cukup luas di masyarakat. Hal ini disebabkan karena pemerintah
daerah baik provinsi dan kabupaten/kota terus menggali dan menginventarisasi keragaman
seni budaya selanjutnya dikemas dalam setiap pelaksanaan festival seni budaya baik
berskala daerah maupun nasional dan internasional. Adapun beberapa upaya Pemerintah
Daerah dalam mempromosikan seni dan budaya daerah meliputi:
1. Pengelolaan Kekayaan Budaya
- Pemetaan sanggar budaya kab/kota ( tari tradisional, sastra lisan, musik tradisional).
- Pembinaan dan pemberian subsidi sanggar budaya kab/kota.
- Festival sanggar budaya se Provinsi Gorontalo.
2. Penyusunan Kebijakan Pengelolaan Kekayaan Budaya Lokal Daerah
- Workshop guru kesenian (bahasa dan sastra lisan)
- Sosialisasi Perda tentang adat, bahasa dan ejaan bahasa Gorontalo, bahasa
Atinggola dan bahasa Suwawa.
- Pembinaan bahasa Gorontalo melalui RRI.
- Cerita/dongeng untuk anak dalam bahasa Gorontalo melalui RRI.
- Pembuatan leaflet tentang upacara adat
3. Pengelolaan Keragaman Budaya.
a. Pengembangan Kesenian dan Kebudayaan Daerah.
- Menaikkan peringkat paduan suara Provinsi Gorontalo melalui perolehan poin pada
festival paduan suara Asia dan Dunia di buku musik dunia (musika mundi) di
Jerman.

BAB II - 44
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

- Keikutsertaan Provinsi Gorontalo pada 2nd Asian Choir Games 2009 di Korea.
- Keikutsertaan Provinsi Gorontalo pada "World Choir Games" di China.
b. Fasilitasi Penyelenggaraan Festival Budaya Daerah.
- Festival Walima
- Update From The Region (Kegiatan dalam rangka promosi keunggulan daerah)
- Festival Buruda/Turunani
- Festival Dana-dana
- Pagelaran Polopalo
- Festival Tumbilotohe.
c. Penyusunan Sistem Informasi Database Bidang Kebudayaan.
- Pendokumentasian lagu-lagu daerah.
- Pendokumentasian tarian daerah
Selain itu, dalam jangka panjang akan dilakukan perencanaan dan pembangunan
museum atau pusat seni budaya daerah. Selanjutnya tantangan kedepan pemerintah daerah
adalah penyediaan tenaga-tenaga ahli dan profesional di bidang kebudayaan melalui
peningkatan kemampuan SDM dan penguasaan IPTEK. Hal ini akan menjadi sangat penting
sebagai upaya pelestarian, pengembangan, dan promosi seni budaya daerah.

2.2.3.2 Olah Raga


Salah satu bagian dari Pembinaan Pemuda yaitu melalui olahraga. Prestasi olahraga
dalam berbagai even sudah cukup baik, namun masih perlu peningkatan kesadaran
berolahraga dikalangan masyarakat luas, pembibitan olahraga, dan peningkatan jumlah
ruang publik untuk olahraga yang bisa dimanfaatkan oleh lembaga pendidikan dan
masyarakat luas. Diharapkan dengan peningkatan ruang publik untuk olahraga, pembibitan,
dan penemuan bibit unggul daerah di bidang olahraga bisa membudayakan olah raga di
masyarakat. Adapun permasalahan yang masih dihadapi di bidang olahraga adalah masih
rendahnya budaya berolahraga di kalangan masyarakat, serta kurangnya pembibitan
olahraga dan penyediaan ruang publik untuk berolahraga. Saat ini sebaran sarana dan
prasarana olahraga yang dimiliki oleh SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK, lihat tabel 2.33.

Tabel 2.33
Jumlah Lapangan Olahraga Tingkat Sekolah
Per Kabupaten/Kota

Lapangan Olahraga Tingkat Sekolah


No. KAB/KOTA TOTAL
SD MI SMP MTs SMA MA SMK

1 Kota Gorontalo 63 12 0 0 7 5 0 87

2 Kab.Gorontalo 175 22 59 19 9 6 10 300

3 Kab.Boalemo 127 7 61 11 6 3 4 219

BAB II - 45
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Lapangan Olahraga Tingkat Sekolah


No. KAB/KOTA TOTAL
SD MI SMP MTs SMA MA SMK

4 Kab.Pohuwato 47 3 24 6 5 1 3 89
Kab.Bone
5 53 4 6 1 1 2 4 71
Bolango
Kab.Gorontalo
6 134 11 13 6 7 2 3 176
Utara
Jumlah 599 59 163 43 35 19 24 942
Ket : Jumlah gedung olahraga per 10.000 penduduk = 942/10.000 = 0,0942
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, 2012

Untuk mendorong kinerja olahraga di Gorontalo telah di bentuk 23 Induk Organisasi


olahraga selain KONI yang telah eksis melakukan pembinaan kegiatan olahraga didaerah ini.
Tabel 2.34 menguraikan komposisi induk organisasi olahraga.

Tabel 2.34
Jumlah Induk Organisasi Olahraga di Provinsi Gorontalo
CABANG
NO CABANG OLAHRAGA NO
OLAHRAGA
1 ATLETIK (PASI) 13 SELAM (FOSSI)
2 RENANG 14 PENCAK SILAT
3 SEPAK BOLA (PSSI) 15 BASKET
4 BINA RAGA 16 BILYARD
5 SEPAK TAKRAW 17 TINJU
6 BULU TANGKIS 18 KARATE (FORKI)
7 TENIS LAPANGAN 19 TAEKWONDO
8 ANGGAR 20 BRIDGE (GABSI)
9 BOLA VOLLEY 21 BERMOTOR (IMI)
10 CATUR 22 SKI AIR (PSASI)
11 BALAP SEPEDA (ISSI) 23 PERWOSI
12 TENIS MEJA (PTMSI)
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, 2012

2.3 Aspek Pelayanan Umum


2.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib
2.3.1.1 Pendidikan
Kemajuan pendidikan di Provinsi Gorontalo cukup menggembirakan. Pelaksanaan
program pembangunan di daerah ini telah menyebabkan makin berkembangnya sarana
belajar mengajar diberbagai jenis dan jenjang pendidikan. Salahsatu program unggulan
dibidang pendidikan adalah Program Pendidikan Berbasis Kawasan yaitu yang berbasis
sekolah kejuruan (vocational school) yang berorientasi pada potensi lokal. Program ini

BAB II - 46
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

bertujuan mewujudkan lembaga pendidikan, baik formal maupun non formal yang efektif
sebagai pusat pemberdayaan nilai, sikap, dan kemampuan SDM yang bermoralitas agama,
mewujudkan kualitas lembaga pendidikan yang mandiri, berjiwa entrepreneur dan cerdas
dalam meraih dan mengembangkan peluang-peluang usaha sesuai dengan kebutuhan
kawasan, mewujudkan kwalitas pandidikan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
secara terpadu dan serasi yang di sesuaikan dengan perkembangan IPTEK, kebutuhan
pembangunan dan dunia usaha, dan mengurangi tingkat pengangguran serta
mempersiapkan tenaga kerja siap pakai sesuai dengan kebutuhan kawasan.
Selain itu, program prioritas pendidikan lainnya yang dikembangkan oleh Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo sampai dengan tahun 2011 adalah :
1. Program Semua Bisa Sekolah (SBS).
2. Pemberdayaan Potensi Pemuda Gorontalo berbasis entrepreneur.
3. Penerapan Teknologi Informasi Komunikasi (ICT).
4. Pemberian Beasiswa Gorontalo SIAP dan Gorontalo Unggul.
5. Pemberian Tunjangan Kinerja bagi Guru di Daerah Terpencil.
6. Penuntasan Wajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dan merintis Wajar 12 tahun.
7. Penuntasan Buta Aksara.
8. Peningkatan Mutu dan Relevansi
Selain itu, kemampuan berbahasa inggris di tingkat pendidikan dasar, menengah, dan
tinggi di hampir semua sekolah pada dasarnya masih perlu dikembangkan. Hal ini
diakibatkan oleh beberapa hal diantaranya kemampuan guru yang seringkali kurang
memadai untuk memenuhi tuntutan siswa terutama siswa-siswa yang mempunyai keinginan
tinggi untuk meningkatkan kemampuan tinggi dalam berbahasa asing. Sistim belajar
mengajar sering bersifat monoton, kurang variasi, dan kurang menarik sehingga siswa
menjadi bosan, tidak tertarik untuk belajar. Beberapa rintisan sekolah berstandar
internasional seperti SMUN 3 Gorontalo, SMUN 1 Gorontalo sudah menunjukkan upaya
perbaikan sistem berstandar internasional dalam hal kemampuan berbahasa Inggris. Selain
itu Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Gorontalo secara periodik sering mendatangkan
native speaker dari Inggris, Amerika, dan Australia serta negara-negara Asia untuk
mendorong kualitas belajar mengajar di sekolah tersebut. Selanjutnya, pola perilaku siswa
yang mencerminkan karakter masyarakat yang berbudaya pada dasarnya dibangun dari
dalam keluarga sebagai lingkungan pertama yang mendapat kesempatan membentuk
karakter siswa itu sendiri. Dalam hal ini diantaranya melalui perhatian, kasih sayang serta
penerapan budi pekerti yang baik dari orang tua terhadap anaknya. Peran sekolah sebagai
sarana pengajaran dan pendidikan turut mempengaruhi pula tingkat perkembangan budi
pekerti seorang anak/siswa. Namun pengajaran budi pekerti di hampir semua sekolah di
Gorontalo belum diberikan secara mandiri, dalam arti masih terintegrasi dengan mata
pelajaran lain. Mata pelajaran yang dimaksud adalah Pendidikan Agama ataupun Pendidikan
Pancasila, namun pada umumnya para pendidik jarang sekali menyentuh mengenai
pendidikan budi pekertinya, karena dalam mata pelajaran tersebut yang lebih sering

BAB II - 47
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

diajarkan pada materi yang sifatnya kontekstual saja. Tahun 2011, SMU Negeri 3 Kota
Gorontalo akan mengimplementasikan boarding school yakni sekolah berasrama dengan
mengintegrasikan pendidikan umum dan pesantren yang bertujuan untuk melaksanakan
pendidikan yang lebih komprehensif-holistik yakni ilmu dunia (umum) dapat dicapai dan ilmu
agama juga dikuasai. Dengan demikian sistem pendidikan yang diintegrasikan dengan
pembinaan moral dan budi pekerti yang berkualitas akan lebih optimal.

a. Angka Partisipasi Kasar dan Angka partisipasi Murni


Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) pada semua tingkatan mengalami
peningkatan yang cukup signifikan. APK merupakan rasio jumlah siswa, berapapun usianya,
yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok
usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. APK merupakan indikator yang
paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing
jenjang pendidikan.
Tabel 2.35 memperlihatkan bahwa APK Provinsi Gorontalo untuk SD/MI jauh lebih
besar dibandingkan dengan APK pada tingkat SMP/MTs dan APK SMA/SMK/MA.
Perkembangan APK SD/MI dari 2007 – 2011 terus mengalami peningkatan bahkan telah
melampaui 100%. APK SD/MI pada tahun 2007 hanya sebesar 113,79% dan mencapai
angka 124,77% pada tahun 2011. Sedangkan APK SMP/MTs juga mengalami peningkatan
cukup signifikan dari 85,13% pada 2007 menjadi 99,63% tahun 2011. Demikian pula untuk
APK SMA/SMK/MA mengalami peningkatan dari 55,98% (2007) menjadi 73,15% tahun
2011.
Tabel 2.35
Perkembangan APK SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA Provinsi Gorontalo
Tahun 2007 – 2012 (%)
APK (%)
Tahun
SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA
2007 113,79 85,13 55,98
2008 115,79 87,49 63,35
2009 117,56 96,83 67,01
2010 119,81 96,85 68,23
2011 124,77 99,63 73,15
2012 111,04 99,63 74,09
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012

Jumlah Siswa Sekolah


RUMUS APK = X 100
Jumlah Penduduk Usia Sekolah

BAB II - 48
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.36
Perkembangan APK SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA
Per Kabupaten/Kota Tahun 2011

Jumlah
Jumlah
No Kab/Kota Jenjang Penduduk APK
Siswa
usia
TK 4 s.d 6 Thn
1 Kota Gorontalo 4.254 3.830 111,07
Kab. Gorontalo 7.246 11.279 64,24
Kab. Boalemo 2.590 9.654 26,83
Kab. Pohuwato 3.056 3.647 83,79
Kab. Bone Bolango 3.560 6.619 53,78
Kab. Gorontalo
Utara 1.878 7.138 26,31
Provinsi Gorontalo 22.584 42.167 53,56
SD 7 s.d 12 Thn
2 Kota Gorontalo 23.783 19.645 121,06
Kab. Gorontalo 53.980 41.845 129,02
Kab. Boalemo 20.844 19.070 109,3
Kab. Pohuwato 19.912 11.964 166,43
Kab. Bone Bolango 20.270 16.663 121,65
Kab. Gorontalo
Utara 15.906 14.800 107,47
Provinsi Gorontalo 154.695 123.987 124,77
SMP 13 s.d 15 Thn
3 Kota Gorontalo 10.514 9.290 113,18
Kab. Gorontalo 19.593 17.511 111,89
Kab. Boalemo 7.113 8.086 87,97
Kab. Pohuwato 8.179 6.380 128,2
Kab. Bone Bolango 8.060 9.719 82,93
Kab. Gorontalo
Utara 5.993 8.685 69
Provinsi Gorontalo 59.452 59.671 99,63
SMA 16 s.d 18 Thn
4 Kota Gorontalo 10.272 9.496 108,17
Kab. Gorontalo 12.207 18.737 65,15
Kab. Boalemo 4.694 8.219 57,11
Kab. Pohuwato 5.705 6.798 83,92
Kab. Bone Bolango 4.983 7.157 69,62
Kab. Gorontalo
Utara 4.166 7.045 59,13
Provinsi Gorontalo 42.027 57.452 73,15
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012

BAB II - 49
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.37
Perkembangan APM SD/MI (7-12 tahun), SMP/MTs, SMA/SMK/MA
Provinsi Gorontalo Tahun 2007 – 2012
APM (%)
Tahun
SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA
2007 96,63 60.88 39.55
2008 96,76 63.91 45.52
2009 96,01 68.13 46.41
2010 97.84 71.73 47.80
2011 98,27 76,28 52,59
2012 96,27 76,28 56,40
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012

Jumlah Siswa Usia Sekolah


RUMUS APM = Jumlah Penduduk Usia X 100
Sekolah

Tabel 2.38
Perkembangan APM SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA
Per Kabupaten/Kota Tahun 2011
Jumlah
No Kab/Kota Jenjang Jumlah Siswa APM
Penduduk usia
SD 7 s.d 12 Thn 7 s.d 12 Thn
1 Kota Gorontalo 18.377 19.645 93,55
Kab. Gorontalo 42.932 41.845 102,60
Kab. Boalemo 13.073 19.070 68,55
Kab. Pohuwato 13.795 11.964 115,30
Kab. Bone Bolango 16.419 16.663 98,54
Kab. Gorontalo Utara 11.700 14.800 79,05
Provinsi Gorontalo 116.296 123.987 92,93
SMP 13 s.d 15 Thn 13 s.d 15 Thn
2 Kota Gorontalo 8.899 9.290 95,79
Kab. Gorontalo 15.254 17.511 87,11
Kab. Boalemo 5.123 8.086 63,36
Kab. Pohuwato 4.203 6.380 65,88
Kab. Bone Bolango 4.366 9.719 44,92
Kab. Gorontalo Utara 5.022 8.685 57,82
Provinsi Gorontalo 42.867 59.671 69,15

BAB II - 50
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

SMA 16 s.d 18 Thn 16 s.d 18 Thn


3 Kota Gorontalo 8.153 9.496 85,86
Kab. Gorontalo 10.117 18.737 54
Kab. Boalemo 2.638 8.219 32,1
Kab. Pohuwato 3.231 6.798 47,53
Kab. Bone Bolango 3.516 7.157 49,13
Kab. Gorontalo Utara 2.558 7.045 36,31
Provinsi Gorontalo 30.213 57.452 52,59
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012
Catatan:
- Siswa SD Kab. Gorontalo Berdomisili di Kota Gorontalo sehingga angka partisipasi murni naik
karena jumlah siswa lebih banyak dari jumlah penduduk.
- Siswa SD Kab. Boalemo Berdomisili di Kab. Pohuwato sehingga angka partisipasi murni naik karena
jumlah siswa lebih banyak dari jumlah penduduk.

Tabel 2.38 memperlihatkan perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI (7-
12 tahun), SMP/MTs, SMA/SMK/MA Provinsi Gorontalo dari tahun ke tahun semakin
meningkat. Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase siswa dengan usia yang
berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama,
merupakan indikator daya serap penduduk usia sekolah di setiap jenjang pendidikan. Data
pada Tabel 2.37 memperlihatkan bahwa sampai dengan tahun 2010 APM SD/MI, SMP/MTs
dan SMA/SMK/MA mengalami peningkatan masing-masing rata-rata 6.6%; 5,74%; dan
5,98%. APM SD/MI mengalami penurunan dari 96,63% pada tahun 2007 menjadi sebesar
96,27% pada tahun 2012. Sedangkan APM SMP/MTs juga mengalami peningkatan dari
60,88% pada tahun 2007 menjadi 76,28% pada tahun 2012, demikian pula APM
SMA/SMK/MA mengalami peningkatan dari 39,55% pada tahun 2007 menjadi 56,40% pada
tahun 2012.

Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI (7-12 tahun), SMP/MTs,


SMA/SMK/MA Provinsi Gorontalo dari tahun ke tahun semakin meningkat. Angka Partisipasi
Murni (APM) adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang
pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama, merupakan indikator daya serap
penduduk usia sekolah di setiap jenjang pendidikan. Data pada Tabel 2.37 memperlihatkan
bahwa sampai dengan tahun 2010 APM SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA mengalami
peningkatan masing-masing rata-rata 6.6%; 5,74%; dan 5,98%. APM SD/MI mengalami
peningkatan dari 96,63% pada tahun 2007 menjadi sebesar 98,27% pada tahun 2011.
Sedangkan APM SMP/MTs juga mengalami peningkatan dari 60,88% pada tahun 2007
menjadi 76,28% pada tahun 2011, demikian pula APM SMA/SMK/MA mengalami
peningkatan dari 39,55% pada tahun 2007 menjadi 52,59% pada tahun 2011.

BAB II - 51
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.39
Jumlah Angka Partisipasi Sekolah (APS) SMP/MTs Tahun 2011
Jumlah siswa Jumlah APS
kelompok usia penduduk SMP/MTs
No. KAB/KOTA
pada jenjang kelompok usia Tahun
SMP/MTs SMP/MTs 2011
01 Kota Gorontalo 8.899 9.290 957,91
02 Kab.Gorontalo 15.254 17.511 871,11
03 Kab.Boalemo 5.123 8.086 633,56
04 Kab.Pohuwato 6.855 6.380 1.074,45
05 Kab.Bone Bolango 4.366 9.719 449,22
06 Kab.Gorontalo Utara 5.022 8.685 578,24
Jumlah 45.519 59.671 762,83
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012

Jumlah Siswa Usia Sekolah


RUMUS APS = X 1.000
Jumlah Penduduk Usia Sekolah

Tabel 2.39 memperlihatkan bahwa Jumlah APS (Angka Partisipasi Sekolah) pada
tingkat SMP/MTs 762,83 pada tahun 2011. APS (Angka Partisipasi Sekolah) SMP/MTs lebih
tinggi dari APS (Angka Partisipasi Sekolah) SMA/MA yakni 525,88 pada tahun yang sama. Ini
disebabkan jumlah siswa usia sekolah pada jenjang pendidikan dasar lebih banyak dari
siswa pendidikan menengah.
Tabel 2.40
Jumlah Angka Partisipasi Sekolah (APS) SMA/MA Tahun 2011
Jumlah siswa Jumlah APS
kelompok usia penduduk SMA/MA
No. KAB/KOTA
pada jenjang kelompok usia Tahun
SMA/MA SMA/MA 2011
01 Kota Gorontalo 8.153 9.496 858,57
02 Kab.Gorontalo 10.117 18.737 539,95
03 Kab.Boalemo 2.638 8.219 320,96
04 Kab.Pohuwato 3.231 6.798 475,29
05 Kab.Bone Bolango 3.516 7.157 491,27
06 Kab.Gorontalo Utara 2.558 7.045 363,09
Jumlah 30.213 57.452 525,88
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012

BAB II - 52
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Pada tahun 2011 jumlah APS (Angka Partisipasi Sekolah) SMA/MA 525,88 lebih rendah dari
APS (Angka Partisipasi Sekolah) SMP/MTs yakni 762,83, ini disebabkan jumlah siswa
SMA/MA lebih sedikit dari jumlah siswa SMP/MTs.

Tabel 2.41
Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah Pendidikan Dasar Tahun 2011
Rasio
Jumlah Ketersediaan
Jumlah Jumlah Jumlah
Penduduk Sekolah/
NO. KAB/KOTA Sekolah Sekolah Jumlah Penduduk Jumlah
USIA Penduduk
SD/MI SMP/MTs Usia 7 – 12
13 – 15 Usia Sekolah
* 10.000

01 Kota Gorontalo 124 29 153 19.645 9.290 28.935 52,88

02 Kab.Gorontalo 336 131 467 41.845 17.511 59.356 78,68

03 Kab.Boalemo 139 57 196 19.070 8.086 27.156 72,18

04 Kab.Pohuwato 120 46 166 11.964 6.380 18.344 90,49


Kab.Bone
05 Bolango 134 38 172 16.663 9.719 26.382 65,20
Kab.Gorontalo
06 Utara 116 53 169 14.800 8.685 23.485 71,96
Jumlah 969 354 1.323 123.987 59.671 183.658 72,04
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012

Pada tahun 2011 Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah pendidikan dasar
mencapai 72,04% artinya rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah pendidikan
dasar lebih tinggi dari rasio pendidikan menengah pada tahun yang sama yakni 22,11%.

Tabel 2.42
Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah Pendidikan Menengah Tahun 2011
RASIO
JUMLAH KETERSEDIAAN
JUMLAH JUMLAH JUMLAH
PENDUDUK SEKOLAH/
NO. KAB/KOTA SEKOLAH SEKOLAH SEKOLAH JUMLAH
USIA 16 - PENDUDUK USIA
SMA MA SMK
18 SEKOLAH *
10.000
01 Kota Gorontalo 7 6 9 22 9.496 23,17
02 Kab.Gorontalo 13 15 11 39 18.737 20,81
03 Kab.Boalemo 6 3 7 16 8.219 19,47
04 Kab.Pohuwato 6 6 9 21 6.798 30,89
05 Kab.Bone Bolango 6 5 5 16 7.157 22,36
06 Kab.Gorontalo
Utara 7 3 3 13 7.045 18,45
Jumlah 45 38 44 127 57.452 22,11
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012

BAB II - 53
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

RUMUS Rasio Jumlah Sekolah


Ketersediaan
sekolah/penduduk Jumlah Penduduk Usia X 10.000
usia sekolah = Sekolah

Pada tahun 2011 Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah pendidikan menengah
yakni 22,11%, rasio ketersediaan ini merupakan akumulasi perhitungan dengan
menggunakan rumus tersebut diatas.

Tabel 2.43
Rasio Murid terhadap Guru pada SMP/MTs Tahun 2011

Jenjang & status Siswa


NO Kabupaten / Kota
Sekolah / Guru

1 Kota Gorontalo SMP/MTs 9


2 Kab.Gorontalo SMP/MTs 13
3 Kab.Boalemo SMP/MTs 8
4 Kab.Pohuwato SMP/MTs 10
5 Kab.Bone Bolango SMP/MTs 10
6 Kab.Gorontalo Utara SMP/MTs 8
Jumlah 59
RATA - RATA 10
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012

Rasio murid terhadap guru pada jenjang pendidikan SMP/MTs tahun 2011 tidak
melebihi 10, ini menunjukkan rasio murid terhadap guru sudah memenuhi standar.

Tabel 2.44
Angka Putus Sekolah Tahun 2011

No. KAB/KOTA SD/MI SMP/MTs SMA/MA/SMK


01 Kota Gorontalo 0,11 0,33 0,60
02 Kab.Gorontalo 0,74 0,97 1,13
03 Kab.Boalemo 1,07 0,81 1,38
04 Kab.Pohuwato 0,55 1,08 1,06
05 Kab.Bone Bolango 1,30 1,66 0,52
06 Kab.Gorontalo Utara 0,44 0,94 0,37
Jumlah 0,68 0,56 0,86
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012

BAB II - 54
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Selanjutnya Angka Partisipasi Kasar Perguruan Tinggi dari tahun 2007 sampai
dengan 2011 terus mengalami peningkatan, yang mana pada tahun 2007 masih berada
pada angka 37,24 % meningkat menjadi 42,51 % di tahun 2011. Peningkatan ini
menunjukan minat dan akses masyarakat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih
tinggi dalam hal ini perguruan tinggi sudah semakin membaik.

Tabel 2.45
Jumlah APK PT Sampai Dengan Tahun 2011.
TAHUN APK PERGURUAN TINGGI
2007 37,24 %
2008 38,26 %
2009 39,40 %
2010 40,49 %
2011 42,51%
Sumber : Dikpora, 2011.

Sampai dengan tahun 2011 di Provinsi Gorontalo telah berdiri 15 perguruan tinggi
baik negeri maupun swasta dengan total jumlah mahasiswa 34.528 orang dan jumlah
dosen/pegawai 2.305 orang. Saat ini Kota Gorontalo memiliki jumlah perguruan tinggi
terbanyak yaitu 10 lembaga sedangkan Kabupaten Gorontalo terdapat 2 Perguruan Tinggi
dan Boalemo, Pohuwato dan Bone Bolango masing-masing 1 Perguruan Tinggi. Adapun
distribusi Perguruan Tinggi menurut Kab/Kota dapat dilihat pada tabel 2.46.

Tabel 2.46
Data Perguruan Tinggi Se-Provinsi Gorontalo, Jumlah Mahasiswa Dan Dosen
JUMLAH
NAMA JUMLAH DOSEN/
NO ALAMAT
UNIVERSITAS MAHASISWA
PEGAWAI

Jln. Jendral Sudirman, No. 6.


UNIVERSITAS
Kota gorontalo
1 NEGERI 16826 1154
GORONTALO
Telp/fax (0435) 831944

Jln. Jendral Sudirman, No. 6.


UNIVERSITAS Kota gorontalo
2 5216 20
TERBUKA
Telp/fax (0435) 831944

Jln. Raden Saleh, No. 17


UNIVERSITAS Kota Gorontalo
3 ICHSAN 3989 181
GORONTALO Telp/fax (0435) 829975 –
829976

BAB II - 55
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

NAMA JUMLAH JUMLAH


NO ALAMAT
UNIVERSITAS MAHASISWA DOSEN/
Jln. Jaksa Agung Suprapto,
STIA BINA No. 40
4 TARUNA 120 67
Kota Gorontalo, Telp/fax
Gorontalo
(0435) 834062

jln. Raden Saleh, No. 17


5 STIE ICHSAN 333 20
Kota Gorontalo

STIMIK ICHSAN jln. Raden Saleh, No. 17


6 761 27
Gorontalo Kota Gorontalo

AKAKOM MALL Jln. Agus Salim. Kota


7 171 16
CENDIKIA Gorontalo
Jln. Jaksa Agung Suprapto,
No. 40
STITEK BINA
8 100 45
TARUNA Telp. (0435) 834062 Fax.
(0435) 823294

IAIN SULTAN
Jl. Gelatik No. 1 Kel
9 AMAI 2592 199
Heledulaa, Kota Timur
GORONTALO
Jln. Taman Pendidikan, no.
POLITEKNIK 36 telp (0435) 821953
10 KESEHATAN 898 97
GORONTALO fax. (0435) 827195. Kota
Gorontalo

UNIVERSITAS Jln. Raya Limboto, Kab.


11 1953 88
GORONTALO Gorontalo

UNIVERSITAS
Jl. Limboto Raya, Kec.
12 MUHAMMADIYAH 544 228
Telaga Biru, Kab. Gorontalo
GORONTALO

Jln. Sapta Marga. Panggula,


POLITEKNIK
13 telp/Fax. (0435) 8702646. 81 124
GORONTALO
Kab. Bone Bolango

Jln. Trans sulawesi


14 STIM BOALEMO ( Depan BRI ) Kab. Boalemo 344 23
Telp (0435) 211203
STIE ICHSAN Jl. Trans SULAWESI No. 47
15 600 16
POHUWATO Kota Marisa, Kab. Pohuwato
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012

Selanjutnya persentase angka melek huruf pada Usia 15-24 Tahun seluruh kota dan
kabupaten di Provinsi Gorontalo mengalami peningkatan. Peningkatan angka partisipasi
siswa pada jenjang pendidikan dasar (APM dan APK SD/MI) merupakan salah satu aspek
pendorong terjadinya peningkatan kemampuan penduduk dalam membaca dan menulis.
Disamping itu, peningkatan proporsi siswa kelas I SD/MI yang dapat menamatkan sekolah
dasar juga turut berkontribusi pada peningkatan persentase penduduk melek huruf.

BAB II - 56
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Berdasarkan data Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo pada
tabel 2.47 seperti terlihat pada tabel 2.48, capaian angka buta aksara menunjukkan
kecenderungan positif, dimana tahun 2011 angka buta aksara sampai dengan umur lebih
dari 45 tahun sebesar 11.971 org. Angka ini mengalami pernurunan sebesar 3% dibanding
tahun 2010 yang sebesar 14.971 org.

Tabel 2.47
Angka Buta Aksara Provinsi Gorontalo
Tahun
NO URAIAN
2010 2011
1. Jumlah Buta Aksara (jiwa) 14.971 11.971
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012

Tabel 2.48
Data Prediksi Angka Buta Aksara
Per Kabupaten/Kota Tahun 2011-2015
JUMLAH TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 JUMLAH JUMLAH
BUTA YANG YANG
NO KAB./KOTA AKSARA TELAH BELUM
L P TOTAL L P TOTAL L P TOTAL L P TOTAL L P TOTAL DITUNTA DITUNTAS
TAHUN
SKAN KAN
2010

1 Kota Gorontalo 570 2 6 8 21 111 132 80 120 200 53 71 124 22 84 106 8 562

Kabupaten
2 Gorontalo 4.370 925 1.692 2.617 191 319 480 181 311 492 179 242 421 112 248 360 2.617 1.753

Kabupaten
3 Boalemo 1.582 131 225 356 90 160 250 190 218 408 151 176 327 98 143 241 356 1.226

Kabupaten
4 Pohuwato 6.757 3 4 7 273 405 678 1030 1196 2226 932 994 1926 795 1125 1920 7 6.750

Kabupaten Bone
5 Bolango 1.028 3 5 8 150 180 330 95 205 300 83 127 210 79 101 180 8 1.020

Kab. Gorontalo
6 Utara 664 0 4 4 49 81 130 92 136 228 45 119 164 41 97 138 4 660

JUMLAH 14.971 1.064 1.936 3.000 774 1.256 2.000 1.668 2.186 3.854 1.443 1.729 3.172 1.147 1.798 2.945 3.000 11.971
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo,2012

Pada Gambar 2.8, menunjukkan bahwa kondisi infrastruktur pendidikan di Provinsi


Gorontalo sampai dengan tahun 2011 terus menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan
tahun 2008.

BAB II - 57
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Gambar 2.8
Kondisi Infrastruktur Pendidikan Menurut Jenjang Pendidikan
Provinsi Gorontalo Tahun 2008 dan 2011

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012

b. Rasio Siswa, Guru, dan Sekolah.


Rasio guru terhadap siswa tidak melebihi 1:20 lihat tabel 2.49, demikian pula
dengan rasio guru terhadap sekolah dan rasio siswa terhadap sekolah yang masih tergolong
ideal, namun jumlah guru yang berkualitas lebih banyak berada di kota sehingga perlu ada
kebijakan pemerintah daerah untuk mengalokasikan guru sampai ke sekolah-sekolah yang
berada di daerah perdesaan dan pesisir.

Tabel 2.49
Sekolah, Guru, Rombel, Siswa Tahun 2011

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012

Untuk kualifikasi guru berdasarkan latar belakang pendidikan sampai tahun 2011
berpendidikan SMP, SMA, Diploma, dan Sarjana , sedangkan untuk kualifikasi guru bergelar
magister masih kurang, hal ini dapat dilihat pada tabel 2.50.

BAB II - 58
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.50
Kualifikasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan
Kabupaten/Kota,2011.

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012

Daerah Kabupaten Gorontalo Utara belum memiliki Kualifikasi Guru bergelar >S1,
hal ini disebabkan karena kabupaten ini relatif baru yang merupakan kabupaten pemekaran
dari kabupaten Gorontalo.
Pada Tabel 2.49 dan 2.50 menunjukan rasio guru dan murid (siswa) sudah cukup
(kecuali SLB), dimana lebih banyak guru-guru terkonsentrasi di perkotaan, sedangkan
banyak sekolah-sekolah yang kekurangan guru berkualitas khususnya dipedesaan dan
pesisir. Demikian juga dengan kondisi sekolah perlu ada perbaikan khususnya di daerah-
daerah terpencil.

Tabel 2.51
Rekap Guru PNS dan Non PNS Tahun 2011
REKAP Guru PNS dan NON PNS

Kabupaten / STATUS
% PNS Jumlah
Kota PNS Non PNS
Boalemo 1.710 1.447 54 3.157
Kab. Gorontalo 3.484 2.596 57 6.080
Pohuwato 1.677 1.020 62 2.697
Bone Bolango 1.757 982 64 2.739
Gorontalo Utara 1.074 1.161 48 2.235
Kota Gorontalo 3.413 1.123 75 4.536
Jumlah 13.115 8.329 61 21.444
Sumber : Dikpora Prov. Gorontalo, 2012

BAB II - 59
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Pada Tabel 2.51 digambarkan perbandingan guru PNS dan non PNS. Total jumlah
guru PNS. Jumlah guru terbanyak ada dikabupaten gorontalo sebanyak 6.080 guru dan kota
gorontalo 4.536 guru, sedangkan terkecil ada di gorontalo utara sebanyak 2.235 guru.
Pada Tabel 2.52 menunjukkan bahwa pada saat ini kondisi infrastruktur SD
mayoritas berada dalam kondisi baik yaitu sebesar 77,16 % sedangkan sisanya sebesar
22,84 % berada pada kondisi rusak ringan dan rusak berat. Kabupaten Gorontalo memiliki
infrastruktur yang terbanyak sebesar 33,10 % dan yang terendah berada di Kabupaten
Gorontalo Utara yaitu sebesar 10,61 %.
Khusus untuk infrastruktur MI mayoritas juga berada dalam kondisi baik yaitu
sebesar 83,68 % sedangkan sisanya sebesar 16,32 % berada pada kondisi rusak ringan dan
rusak berat. Adapun sebaran data infrastruktur SD/MI dapat dilihat pada tabel 2.52.

Tabel 2.52
Kondisi Infrastruktur SD dan MI per Kab/Kota

Ruang Kelas menurut Kondisi


No. KAB/KOTA
Baik R. Ringan R. Berat Jumlah
1 2 3 4 5 6
SD
01 Kota Gorontalo 762 112 21 895
02 Kab.Gorontalo 1.557 264 153 1.974
03 Kab.Boalemo 624 151 69 844
04 Kab.Pohuwato 462 191 60 713
05 Kab.Bone Bolango 746 142 17 905

06 Kab.Gorontalo Utara 451 114 68 633


Jumlah 4.602 974 388 5.964
Madrasah
Ibtidaiyah
01 Kota Gorontalo 80 8 0 88
02 Kab.Gorontalo 122 19 9 150
03 Kab.Boalemo 49 11 3 63
04 Kab.Pohuwato 24 11 4 39
05 Kab.Bone Bolango 32 3 3 38
Kab.Gorontalo
06 Utara 57 0 0 57
Jumlah 364 52 19 435
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012

Pada tabel 2.53 mennjukkan bahwa saat ini kondisi infrastruktur SMP mayoritas
berada dalam kondisi baik yaitu sebesar 86,72 % sedangkan sisanya sebesar 13,28 %
berada pada kondisi rusak ringan dan rusak berat. Kabupaten Gorontalo memiliki

BAB II - 60
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

infrastruktur yang terbanyak sebesar 22,89 % dan yang terendah berada di Kabupaten
Gorontalo Utara yaitu sebesar 11,62 %.
Khusus untuk infrastruktur MTs mayoritas juga berada dalam kondisi baik yaitu
sebesar 85,14 % sedangkan sisanya sebesar 14,86 % berada pada kondisi rusak ringan dan
rusak berat. Adapun sebaran data infrastruktur SMP/MTs dapat dilihat pada tabel 2.53.

Tabel 2.53
Kondisi Infrastruktur SMP dan MTs per Kab/Kota
Ruang Kelas menurut Kondisi
No. KAB/KOTA
Baik R. Ringan R. Berat Jumlah

1 2 3 4 5 6
SMP
01 Kota Gorontalo 251 9 3 263
02 Kab.Gorontalo 282 42 7 331
03 Kab.Boalemo 182 32 0 214
04 Kab.Pohuwato 178 44 11 233
05 Kab.Bone Bolango 220 13 4 237
06 Kab.Gorontalo Utara 141 24 3 168
Jumlah 1.254 164 28 1.446
MTs
01 Kota Gorontalo 72 0 0 72
02 Kab.Gorontalo 70 24 12 106
03 Kab.Boalemo 51 5 0 56
04 Kab.Pohuwato 64 2 5 71
05 Kab.Bone Bolango 26 0 0 26
06 Kab.Gorontalo Utara 15 4 0 19
Jumlah 298 35 17 350
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012

Sedangkan pada tabel 2.54 menunjukkan kondisi infrastruktur tingkat SMA/MA dan
SMK Kabupaten/Kota mayoritas berada dalam kondisi baik yaitu sebesar 89,18 %
sedangkan sisanya sebesar 10,82 % berada pada kondisi rusak ringan dan rusak berat.
Kabupaten Gorontalo memiliki infrastruktur yang terbanyak sebesar 33,77 % dan yang
terendah berada di Kabupaten Boalemo yaitu sebesar 5,74 %.
Kondisi Infrastruktur MA mayoritas baik yaitu sebesar 91,38 % sedangkan sisanya
sebesar 8,62 % berada pada kondisi rusak ringan dan rusak berat. Sedangkan kondisi
infrastruktur SMK mayoritas juga dalam kondisi baik yaitu sebesar 95,31 % sedangkan
sisanya sebesar 4,69 % dalam kondisi rusak ringan dan rusak berat. Adapun sebaran data
infrastruktur SMA/MA/SMK dapat dilihat pada tabel 2.54.

BAB II - 61
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.54
Kondisi Infrastruktur SMA, MA dan SMK per Kab/Kota
SMA Ruang Kelas Milik menurut
Kondisi
No. KAB/KOTA
Baik R. Ringan R. Berat Jumlah

1 2 3 4 5 6
01 Kota Gorontalo 121 15 0 136
02 Kab.Gorontalo 168 26 12 206
03 Kab.Boalemo 31 4 0 35
04 Kab.Pohuwato 82 3 0 85
05 Kab.Bone Bolango 85 6 0 91
Kab.Gorontalo
06 Utara 57 0 0 57
Jumlah 544 54 12 610
MA
01 Kota Gorontalo 60 0 0 60
02 Kab.Gorontalo 72 10 4 86
03 Kab.Boalemo 14 0 0 14
04 Kab.Pohuwato 29 2 0 31
05 Kab.Bone Bolango 33 3 0 36
Kab.Gorontalo
06 Utara 4 1 0 5
Jumlah 212 16 4 232
SMK
01 Kota Gorontalo 103 0 0 103
02 Kab.Gorontalo 122 5 10 137
03 Kab.Boalemo 31 3 0 34
04 Kab.Pohuwato 64 0 0 64
05 Kab.Bone Bolango 58 1 1 60
Kab.Gorontalo
06 28 0 0 28
Utara
Jumlah 406 9 11 426
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012

Penerima bantuan penyelenggara Program Pendidikan Gratis bagi sekolah jenjang


menengah di Provinsi Gorontalo tahun 2012 terbesar terdapat di Kabupaten Gorontalo
sebanyak 11.650 siswa dengan anggaran Rp. 12.241.200.000. Sedangkan daerah penerima
bantuan terkecil terdapat pada Kota Gorontalo sebanyak 1.136 siswa dengan anggaran
Rp. 908.000.000, hal ini disebabkan karena di Kota Gorontalo yang mendapat bantuan
hanya 6 sekolah Madrasah Aliyah. Demikian juga jumlah sekolah yang terdapat di daerah
terpencil yang ada di Provinsi Gorontalo sebanyak 405, hal ini dapat dilihat pada tabel 2.55
dan 2.56.

BAB II - 62
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.55
Penerima Bantuan Penyelenggara Program Pendidikan Gratis
Bagi Sekolah Jenjang Menengah Provinsi Gorontalo Tahun 2012

No. Kab/Kota Jumlah Siswa Anggaran Keterangan

1. Kota Gorontalo 1.136 908.000.000


2. Kab. Gorontalo 11.650 12.241.200.000
3. Kab. Boalemo 4.781 5.128.600.000
4. Kab. Pohuwato 5.512 5.856.600.000
5. Kab. Bone Bolango 4.467 4.819.600.000
6. Kab. Gorontalo Utara 3.754 3.878.200.000
Provinsi Gorontalo 31.300 32.832.200.000
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012
Catatan :
Khusus untuk Kota Gorontalo yang menerima terdiri dari 6 sekolah Madrasah Aliyah

Tabel 2.56
Daftar Sekolah di Daerah Terpencil
Se Provinsi Gorontalo Tahun 2012
Jumlah
No. Kab/Kota Keterangan
Sekolah
1. Kab. Gorontalo 112
2. Kab. Boalemo 75
3. Kab. Pohuwato 65
4. Kab. Gorontalo Utara 78
5. Kab. Bone Bolango 75
Provinsi Gorontalo 405
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012

2.3.1.2 Kesehatan
Gambaran kondisi umum pembangunan kesehatan di Provinsi Gorontalo 2007 – 2011
adalah sebagai berikut :

2.3.1.2.1 Derajat Kesehatan Masyarakat


Derajat Kesehatan Masyarakat di Provinsi Gorontalo dilihat dari rasio tenaga dan
fasilitas pelayanan kesehatan, angka kematian, angka Kesakitan dan Status Gizi Masyarakat.

BAB II - 63
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

a. Rasio Tenaga dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Rasio dokter umum per satuan penduduk dari tahun 2007 sebesar 0,15 per seribu
penduduk terjadi peningkatan hingga 0,24 per seribu penduduk tahun 2011. Hal ini
dapat dilihat pada tabel 2.57.

Tabel 2.57
Perkembangan Rasio Dokter Umum Per Satuan Penduduk
Provinsi Gorontalo Tahun 2007 - 2012
Rasio Dokter Umum
Tahun
(per 1.000 penduduk)
2007 0,15
2008 0,24
2009 0,15
2010 0,19
2011 0,24
2012 0,25
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012

Rasio Dokter Umum per satuan penduduk untuk Kabupaten/Kota tahun 2010 dan
2011 untuk Kota Gorontalo dan Bone Bolango terjadi penurunan, Kabupaten Pohuwato
terjadi peningkatan dan Kabupaten Gorontalo, Boalemo dan Gorontalo Utara tetap. Rasio
dokter umum tertinggi saat ini di Kota Gorontalo dan terendah di Kabupaten Gorontalo, hal
ini dapat dilihat pada gambar 2.9.

Gambar 2.9
Rasio Dokter Umum Per Satuan Penduduk menurut Kabupaten/Kota
Se-Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012

BAB II - 64
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Rasio dokter spesialis per satuan penduduk dari tahun 2007 sebesar 0,04 per seribu
penduduk dan perkembangan hingga tahun tahun 2011 terjadi fluktuatif setiap tahun. Hal
ini dapat dilihat pada tabel 2.58.

Tabel 2.58
Perkembangan Rasio Dokter Spesialis Per Satuan Penduduk
Provinsi Gorontalo Tahun 2007 - 2012
Tahun Rasio Dokter Spesialis
(per 1.000 penduduk)
2007 0,04
2008 0,03
2009 0,04
2010 0,04
2011 0,03
2012 0,04
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012

Rasio Dokter Spesialis per satuan penduduk untuk Kabupaten/Kota tahun 2010 dan
2011 hampir seluruh daerah terjadi penurunan, kecuali Kabupaten Gorontalo terjadi
peningkatan dan khusus untuk Kabupaten Gorontalo Utara belum memiliki dokter spesialis.
Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.10.

Gambar 2.10
Rasio Dokter Spesialis Per Satuan Penduduk menurut Kabupaten/Kota
Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012

BAB II - 65
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Rasio dokter gigi per satuan penduduk dari tahun 2007 sebesar 0,01 per seribu
penduduk dan perkembangan hingga tahun tahun 2011 terjadi fluktuatif setiap tahun. Hal
ini dapat dilihat pada tabel 2.58.

Tabel 2.59
Perkembangan Rasio Dokter Gigi Per Satuan Penduduk Provinsi Gorontalo
Tahun 2007 - 2012
Rasio Dokter Gigi
Tahun
(per 1.000 penduduk)
2007 0,02
2008 0,04
2009 0,01
2010 0,02
2011 0,01
2012 0,02
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012

Rasio Dokter Spesialis per satuan penduduk untuk Kabupaten/Kota tahun 2010 dan
2011 untuk Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo terjadi penurunan, dan khusus untuk
Kabupaten Gorontalo Utara belum memiliki dokter gigi, hal ini dapat dilihat pada tabel 2.59
dan gambar 2.11

Gambar 2.11
Rasio Dokter Gigi Per Satuan Penduduk menurut Kabupaten/Kota
Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012

BAB II - 66
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Rasio perawat per satuan penduduk dari tahun 2007 sebesar 0,55 per seribu
penduduk dan terjadi peningkatan hingga tahun tahun 2011. Hal ini dapat dilihat pada tabel
2.60 dan gambar 2.12.

Tabel 2.60
Perkembangan Rasio Perawat Per Satuan Penduduk Provinsi Gorontalo
Tahun 2007 - 2013
Rasio Perawat
Tahun
(per 1.000 penduduk)
2007 0,55
2008 0,80
2009 0,90
2010 1,81
2011 1,05
2012 1,83
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012

Rasio Perawat per satuan penduduk untuk Kabupaten/Kota tahun 2010 dan 2011
hampir seluruh daerah terjadi peningkatan, kecuali Kota Gorontalo dan Kabupaten Pohuwato
terjadi penurunan.

Gambar 2.12
Rasio Perawat per satuan penduduk menurut Kabupaten/Kota
Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012

BAB II - 67
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Rasio bidan per satuan penduduk dari tahun 2007 sebesar 0,30 per seribu penduduk
dan terjadi peningkatan hingga tahun tahun 2011. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.61 dan
gambar 2.13.

Tabel 2.61
Perkembangan Rasio Bidan Per Satuan Penduduk Provinsi Gorontalo
Tahun 2007 - 2012
Rasio Bidan
Tahun
(per 1.000 penduduk)
2007 0,30
2008 0,60
2009 0,63
2010 0,40
2011 0,49
2012 0,79
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012

Rasio Perawat per satuan penduduk untuk Kabupaten/Kota tahun 2010 dan 2011
hampir seluruh daerah terjadi peningkatan, kecuali Kota Gorontalo dan Kabupaten Pohuwato
terjadi penurunan.

Gambar 2.13
Rasio Bidan per satuan penduduk menurut Kabupaten/Kota
Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012

BAB II - 68
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Rasio Puskesmas per satuan penduduk dari tahun 2007 sebesar 0,08 per seribu
penduduk dan terjadi peningkatan hingga tahun tahun 2012. Hal ini dapat dilihat pada tabel
2.62 dan gambar 2.14.
Tabel 2.62
Perkembangan Rasio Puskesmas Per Satuan Penduduk Provinsi Gorontalo
Tahun 2007 - 2012
Rasio Bidan
Tahun
(per 1.000 penduduk)
2007 0,06
2008 0,08
2009 0,08
2010 0,08
2011 0,08
2012 0,08
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012

Rasio Puskesmas per satuan penduduk untuk Kabupaten/Kota tahun 2010 dan 2011
terendah adalah Kota Gorontalo dengan rasio 0,04 per seribu penduduk dan tertinggi adalah
0,13 per seribu penduduk.

Gambar 2.14
Rasio Puskesmas per satuan penduduk menurut Kabupaten/Kota
Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012

BAB II - 69
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Pada tahun 2011 rata-rata posyandu dikabupaten/kota Se- Provinsi Gorontalo sudah
mencapai 56,67%. Dengan sebaran di seluruh desa sudah terdapat rata-rata 2 posyandu.
Rasio Posyandu per satuan balita dari tahun 2007 sebesar 0,06 per seribu penduduk dan
terjadi peningkatan hingga tahun tahun 2012 sebesar 13,37. Hal ini dapat dilihat pada tabel
2.63 dan gambar 2.15.
Tabel 2.63
Perkembangan Rasio Posyandu Per Satuan Balita Provinsi Gorontalo
Tahun 2007 - 2012
Rasio Posyandu
Tahun
(per 1.000 penduduk)
2007 12,09
2008 13,00
2009 13,14
2010 11,71
2011 11,27
2012 13,37
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012

Rasio Posyandu per satuan balita untuk Kabupaten/Kota tahun 2010 dan 2011
terendah adalah Kota Gorontalo dengan rasio 6,89 per seribu balita dan tertinggi adalah
Kabupaten Gorontalo Utara 17,56 per seribu balita.

Gambar 2.15
Rasio Posyandu Per Satuan Balita menurut Kabupaten/Kota
Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012

BAB II - 70
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk dari tahun 2007 sampai dengan tahun
2012 tidak terjadi peningkatan maupun penurun yakni 0,006 per satuan penduduk karena
belum adanya penambahan pembangunan rumah sakit baru. Hal ini dapat dilihat pada tabel
2.64 dan gambar 2.16.
Tabel 2.64
Perkembangan Rasio Rumah Sakit Per Satuan Penduduk Provinsi Gorontalo
Tahun 2007 - 2011
Rasio Rumah Sakit
Tahun
(per 1.000 penduduk)
2007 0,006
2008 0,006
2009 0,006
2010 0,006
2011 0,006
2012 0,006
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012

Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk untuk Kabupaten/Kota tahun 2010 dan
2011 terendah (belum memiliki rumah sakit) adalah Kabupaten Gorontalo Utara dan
tertinggi adalah Kabupaten Bone Bolango yakni 0,014 per seribu penduduk.

Gambar 2.16
Rasio Rumah Sakit Per Satuan Penduduk menurut Kabupaten/Kota Se- Provinsi Gorontalo
Tahun 2010 dan 2011

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012

BAB II - 71
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

b. Angka Kematian
Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan di Provinsi Gorontalo menurun setiap
tahunnya dari 309.8 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007, 267,9 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2008, pada tahun 2010 menjadi 177 per 100.000 kelahiran
hidup, pada tahun 2011 menjadi 249,7 per 100.000 kelahiran hidup dan 2012 menjadi
243,3 per 100.000 kelahiran hidup, dapat dilihat pada tabel 2.65S. Angka ini jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan target MDGs yakni 102 per 100.000 kelahiran hidup.

Tabel 2.65
Perkembangan Pencapaian Angka Kematian Ibu (AKI) Provinsi Gorontalo
Per 100.000 Kelahiran Hidup, Tahun 2007 - 2012
Tahun AKI
2007 309.8
2008 267,9
2009 223,4
2010 177
2011 249,7
2012 243,3
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012

Angka Kematian Ibu (AKI) untuk Kabupaten/Kota tahun 2010 dan 2011 hampir
seluruh daerah terjadi peningkatan dan yang paling menonjol adalah Kabupaten Boalemo
dan Gorontalo Utara, kecuali Kabupaten Bone Bolango terjadi penurunan, lihat gambar
2.17.
Gambar 2.17
Angka Kematian Ibu menurut Kabupaten/Kota
Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012

BAB II - 72
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Perkembangan Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Gorontalo dapat dilihat pada
Tabel 2.66 dimana AKB Provinsi Gorontalo mengalami penurunan yang cukup signifikan,
akibat pelaksanaan program perbaikan kualitas hidup masyarakat. Pada tahun 2007
kasus kematian bayi mencapai 26,3 per 1000 kelahiran hidup dan terus mengalami
penurunan sampai pada tahun 2010 AKB menjadi 12,9 per 1000 kelahiran hidup, namun
pada tahun 2011 terjadi peningkatan menjadi 15,3 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini
jauh lebih kecil dibandingkan dengan target MDGs yakni 23 per 1000 kelahiran hidup.
Tabel 2.66 juga memperlihatkan Angka Kematian Balita (AKABA). AKABA adalah jumlah
kematian anak berusia 0-4 tahun selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang
sama pada pertengahan tahun itu (termasuk kematian bayi). Perkembangan AKABA
Provinsi Gorontalo dari tahun ke tahun sangat fluktuatif dan cenderung mengalami
kenaikan. Hal ini terlihat AKABA pada tahun 2007 sebesar 15,4 per 1000 kelahiran hidup
meningkat menjadi 17,2 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2008, meningkat kembali
menjadi 19,2 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2009, dan menurun 17,4 per 1000
kelahiran hidup pada tahun 2010 serta terjadi peningkatan pada tahun 2011 mencapai
AKABA sebesar 18,0 per 1000 kelahiran hidup.

Tabel 2.66
Perkembangan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA)
Provinsi Gorontalo, Tahun2007-2011
Tahun AKB AKABA
2007 26,3 15,4
2008 13,5 17,2
2009 14,7 19,2
2010 12,9 17,4
2011 15,3 18,0
2012 18,7 20,9
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012

Angka Kematian Bayi (AKB) untuk Kabupaten/Kota tahun 2010 dan 2012 hampir
seluruhnya terjadi peningkatan dan yang peling menonjol kenaikannya adalah Kabupaten
Pohuwato, kecuali Kabupaten Gorontalo terjadi penurunan, lihat gambar 2.18.

BAB II - 73
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Gambar 2.18
Angka Kematian Bayi menurut Kabupaten/Kota se Provinsi Gorontalo
Tahun 2010 dan 2011

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012

Angka Kematian Balita (AKABA) untuk Kabupaten/Kota tahun 2010 dan 2011 hampir
seluruhnya terjadi peningkatan dan yang peling menonjol kenaikannya adalah Kabupaten
Pohuwato dan Kota Gorontalo, kecuali Kabupaten Gorontalo dan Boalemo terjadi
penurunan, lihat gambar 2.19.
Gambar 2.19
Angka Kematian Balita menurut Kabupaten/Kota
Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012

BAB II - 74
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa kesadaran masyarakat dalam menggunakan


fasilitas kesehatan yang ada sudah membaik. Ini terlihat pada tabel 2.67 Perkembangan
Persentase Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Terlatih pada tahun 2007
sebesar 73,04% mengalami peningkatan pada Tahun 2011 sebesar 91,0%.

Tabel 2.67
Perkembangan Persentase Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
Terlatih (%), Tahun 2007-2011
Tahun Persentase Pertolongan
2007 73.04
2008 78.12
2009 83.6
2010 83.0
2011 91,0
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012

Persentase Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Terlatih untuk


Kabupaten/Kota tahun 2010 dan 2011 hampir seluruhnya terjadi peningkatan dan yang
peling menonjol kenaikannya adalah Kabupaten Gorontalo Utara dan Kota Gorontalo,
kecuali Kabupaten Gorontalo dan Boalemo terjadi penurunan, terlihat pada gambar 2.20.

Gambar 2.20
Persentase Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Terlatih menurut
Kabupaten/Kota se Provinsi Gorontalo
Tahun 2010 dan 2011

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012

BAB II - 75
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Kunjungan Ibu Hamil di Provinsi Gorontalo baik itu Kunjungan Pertama (K1) dan
Kunjungan Ke Empat (K4) dari Tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 mengalami
kenaikan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.68.

Tabel 2.68
Cakupan Pelayanan Antenatal Tahun 2007-2011

Indikator 2007 2008 2009 2010 2011

K1 92,58 93,01 93,00 95,00 105,80

K4 79,93 81,26 83,00 84,00 93,20


Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012

Kunjungan Pertama (K1) Ibu Hamil untuk Kabupaten/Kota tahun 2010 dan 2011
hampir seluruhnya terjadi peningkatan dan yang peling menonjol kenaikannya adalah
Kabupaten Phuwato dan Gorontalo Utara, kecuali Kabupaten Gorontalo terjadi
penurunan, gambar 2.21.

Gambar 2.21
Cakupan Pelayanan Antenatal (K1) Ibu Hamil menurut Kabupaten/Kota
se Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012

Kunjungan Pertama (K4) Ibu Hamil untuk Kabupaten/Kota tahun 2010 dan 2011
seluruhnya terjadi peningkatan dan yang paling menonjol kenaikannya adalah Kabupaten
Pohuwato, Bone Bolango dan Gorontalo Utara, gambar 2.22.

BAB II - 76
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Gambar 2.22
Cakupan Pelayanan Antenatal (K4) Ibu Hamil menurut Kabupaten/Kota
se Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012

c. Angka Kesakitan
Tingkat kesakitan merupakan cermin dari situasi derajat kesehatan masyarakat di
suatu daerah, di Provinsi Gorontalo beberapa indikator morbiditas penyakit tertentu
merupakan keterkaitan dengan komitmen global dalam MDGs. Program utama untuk
menekan angka kesakitan adalah dengan mengembangkan sistem surveilans
epidemiologi berbasis masyarakat, pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan vektor
penyakit lainnya, pengawasan pemeriksaan kualitas air dan lingkungan, perbaikan sarana
air bersih dan sanitasi dasar, pengembangan program desa sehat, sosialisasi perilaku
hidup bersih dan sehat dan revitalisasi Posyandu.
Indikator angka kesakitan / Morbiditas adalah TBC, HIV/AIDS, Malaria dan
penyakit Demam Berdarah (DBD). Untuk Kasus TBC di Gorontalo angka kesembuhan
cenderung meningkat dari tahun 2007 angka kesembuhan TBC 86,0 % meningkat
menjadi 91,6 % di tahun 2011, angka kesembuhan TBC ini sudah mencapai target MDGs
sebesar 85,0 % di tahun 2015, namun di sisi lain jumlah penderita baru yang ditemukan
terjadi peningkatan ini terlihat pada tahun 2007 penemuan kasus baru sebesar 60%
meningkat menjadi 79,6% pada tahun 2011, sebagaimana terlihat pada gambar 2.23.

BAB II - 77
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Gambar 2.23
Angka Kesakitan Penyakit Malaria, DBD Dan Diare
Di Kabupaten / Kota Tahun 2011

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012

Gambar 2.23 menunjukkan kecenderungan angka kesakitan DBD, Diare dan


Malaria di tahun 2011. Penyakit DBD paling tinggi dilaporkan oleh Kota Gorontalo yaitu
dengan angka kesakitan 14 per 100.000 penduduk, tertinggi berikutnya Kabupaten Bone
Bolango dengan 5 per 100.000 penduduk kemudian Kabupaten Gorontalo Utara 5 per
100.000 penduduk, Kabupaten Gorontalo dengan angka kesakitan 4 per 100.000
penduduk dan Kabupaten Boalemo dengan angka kesakitan 2 per 100.000 penduduk
terendah Kabupaten Pohuwato tdk ada kasus DBD.
Untuk angka kesakitan Diare tertinggi di laporkan oleh Kabupaten Gorontalo Utara
sebanyak 37,7 per 1000 penduduk, kemudian Kabupaten Gorontalo dengan 36,9 per
1000 penduduk, berikutnya Kota Gorontalo 35,1 per 1000 penduduk, Kabupaten
Pohuwato 23,2 per 1000 penduduk, Kabupaten Bone Bolango 18,5 per 1000 penduduk
dan terendah Kabupaten Boalemo sebanyak 13,8 per 1000 penduduk. Sementara
penyakit malaria tertinggi di laporkan Kabupaten Gorontalo sebanyak 3,53 per 1000
penduduk. Data ini masih lebih terkendali di bandingkan dari target nasional sebanyak
10,6 per 1000 penduduk (Riskesdas 2010). Jumlah Penderita HIV/AIDS di Provinsi
Gorontalo meningkat, dari Tahun 2010 sebanyak 62 kasus meningkat menjadi 80 kasus
pada tahun 2011, dapat terlihat pada gambar 2.24.

BAB II - 78
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Gambar 2.24
Jumlah Penderita HIV/AIDS Kabupaten/Kota se Provinsi Gorontalo
Tahun 2010 dan 2011

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012

d. Status Gizi Masyarakat


Keadaan gizi Balita telah menunjukkan kecenderungan yang semakin membaik, hal
ini ditunjukkan dengan penurunan angka balita yang mengalami kekurangan gizi sebesar
6,35% yakni tahun 2007 mencapai 18,11% sampai tahun 2010 sebesar 17,05%, seperti
pada tabel 2.69 berikut.

Tabel 2.69
Perkembangan Balita yang Mengalami Kekurangan Gizi (%)
di Provinsi Gorontalo Tahun 2007 – 2010
Tahun Jumlah %
2007 11,782 18,11 %
2008 14,986 17,48 %
2009 2,897 18,97 %
2010 3,607 17,05 %
Sumber : Survey PSG Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo

Kekurangan gizi pada Balita untuk Kabupaten/Kota tahun 2009 dan 2010 hampir
seluruhnya terjadi penurunan dan yang peling menonjol kenaikannya adalah Kabupaten
Boalemo dan Kabupaten Gorontalo, sedangkan Kota Gorontalo terjadi peningkatan
sebesar 0,61%, seperti terlihat pada gambar 2.25 berikut :

BAB II - 79
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Gambar 2.25
Kekurangan Gizi Balita menurut Kabupaten/Kota
Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012

Disamping itu jumlah kunjungan masyarakat miskin yang melakukan pelayanan


kesehatan di Provinsi Gorontalo lebih besar terjadi di Kabupaten Gorontalo yaitu sebanyak
257.561 kunjungan dan terendah di Kabupaten Boalemo sebanyak 12.887 kunjungan, hal ini
dapat dilihat pada tabel 2.70.
Tabel 2.70
Jumlah Kunjungan Masyarakat Miskin (Jamkesmas dan Jamkesda)
Jumlah
No. Kab/Kota
Kunjungan
1. Kota Gorontalo 68.666
2. Kab. Gorontalo 257.561
3. Kab. Boalemo 12.887
4. Kab. Pohuwato 32.767
5. Kab. Bone Bolango 53.144
6. Kab. Gorontalo Utara 22.953
Total Kunjungan 447.978
Yang di Rujuk 1.739
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012

BAB II - 80
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

2.3.1.2.2 Upaya Kesehatan Masyarakat


Upaya kesehatan masyarakat mengalami peningkatan capaian, seperti Cakupan
persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan meningkat dari 73.0% pada tahun 2007
menjadi 91.0% pada Tahun 2011. Begitu juga cakupan pelayanan antenatal (K4) meningkat
dari 79,93% pada tahun 2007 menjadi sebesar 93,20% pada tahun 2011, jumlah Desa
Siaga sebanyak 527 Desa, Cakupan Campak meningkat dari 75.9% pada tahun 2007
menjadi 80,9% pada tahun 2011, persentase desa yang mencapai Universal Child
Immunization (UCI) pada tahun 2007 baru mencapai 56.6% meningkat menjadi 68.2% di
tahun 2011 angka ini masih sangat rendah dari target Kementerian kesehatan pada tahun
2014 seluruh Desa/Kelurahan sudah mencapai UCI seperti terlihat pada gambar 2.26.

Gambar 2.26
Cakupan Desa/Kelurahan dengan Universal Child Immunization (UCI)
Menurut Kabupaten/Kota Se Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012

Upaya kesehatan perorangan mengalami peningkatan dan bahkan melebihi target


Nasional, seperti jumlah rumah sakit yang melaksanakan pelayanan gawat darurat target
Nasional 90% untuk Gorontalo seluruh Rumah Sakit sudah melaksanakan Pelayanan Gawat
Darurat. Terselenggaranya pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin di rumah sakit
sebesar 100%. Untuk Persentase RS Kab/Kota yang menyelenggarakan PONEK 24 jam
masih dibawah target yaitu sebesar 33,33% ditahun 2010 (target 70%)
Sistem informasi menjadi lemah setelah desentralisasi, data dan informasi untuk
evidence planning tidak tersedia tepat waktu. Sistem Informasi Kesehatan (Siknas) online
yang berbasis fasilitas sudah terintegrasi, tetapi masih banyak faktor yang mempengaruhi
seperti ketersediaan jaringan, input dari entry point di fasilitas kesehatan serta pemanfaatan
informasi.
Untuk Program Sumber Daya Manusia Kesehatan, rasio tenaga kesehatan per
100.000 penduduk belum memenuhi target sampai dengan tahun 2011, dan belum merata

BAB II - 81
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

disetiap daerah serta pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan untuk daerah terpencil dan
tertinggal tahun demi tahun diupayakan untuk ditingkatkan.
Untuk Program Obat dan Perbekalan Kesehatan, ketersediaan obat esensial generik
di sarana pelayanan kesehatan baru mencapai 78,23% dari target 95%, Obat-obatan
tradisional secara luas digunakan terutama di daerah perdesaan dan mulai berkembang
pada masyarakat di perkotaan. Dalam beberapa dekade terakhir obat tradisional produksi
rumah tangga berkembang dan beredar dimasyarakat, untuk itu perlu ditingkatkan
pengawasannya
Program Kebijakan dan Manajemen perlu terus dikembangkan dan lebih difokuskan,
utamanya untuk mencapai efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pembangunan
kesehatan melalui penguatan manajerial dan sinkronisasi perencanaan kebijakan, program
dan anggaran.
Capaian program yang menggembirakan diantaranya penduduk miskin yang menjadi
peserta jaminan kesehatan dan terlayani sudah 100%, tertanggulanginya masalah
kesehatan akibat bencana secara cepat.
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat mengalami peningkatan
capaian, Indikatornya seperti Desa Siaga sampai dengan tahun 2011 sudah lebih dari
separuhnya tercapai (527 desa dari 562 Desa); namun disisi lainnya terjadi penurunan pada
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menurun dari 40 % pada tahun 2010 menjadi 27 %
pada tahun 2010, ini disebabkan masih banyaknya masyarakat yang merokok terutama usia
remaja. Oleh sebab perlu memberi perhatian pada perilaku merokok yang semakin
memburuk dengan makin mudanya usia awal perokok, selain itu ada pemberian ASI
eksklusif yang menurun, yang disebabkan baik oleh perilaku maupun besarnya pengaruh
dari luar, seperti pemberian susu formula gratis pada saat ibu melahirkan.
Untuk Program Lingkungan Sehat, akses masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi
telah berhasil ditingkatkan, seperti peningkatan pada persentase keluarga menghuni rumah
yang memenuhi syarat kesehatan dari 49 % di tahun 2008 menjadi 60 % ditahun 2011
belum mencapai target sebesar 65 %, persentase keluarga menggunakan air bersih
menurun dari 58 % tahun 2008 menjadi 56 % dari target 70 % pada tahun 2010, dan
penurunan persentase Tempat Tempat Umum (TTU) sehat 65 % tahun 2008 menjadi 59 %
dan belum mencapai target 75 % pada tahun 2010; selain itu kita juga perlu memberikan
perhatian pada terjadinya peningkatan rumah tangga yang tidak memiliki saluran
pembuangan air limbah, dan masih ada rumah tangga yang memelihara unggas atau ternak
dalam rumah. Semua ini tergambar pada gambar 2.27.

BAB II - 82
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Gambar 2.27
Persentase Capaian Keluarga Dengan Rumah, Jamban, Tempat Sampah, Pengelolaan Air
Limbah dan Pengguna Air Bersih Yang Sehat menurut Kabupaten/Kota
Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2011

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012

2.3.1.3 Pekerjaan Umum


2.3.1.3.1. Bidang Sumber Daya Air
1. Jaringan irigasi
Luas Daerah Irigasi potensial yang dikelola oleh pemerintah provinsi adalah
23.600,80 Ha di antaranya 17.131 Ha merupakan lahan fungsional. Kondisi jaringan
irigasi saat ini cukup memprihatinkan akibatnya kinerja tingkat pelayanan irigasi
menurun. Lahan irigasi yang ada di Provinsi Gorontalo mengalami alih fungsi, disisi lain
perlu perluasan layanan jaringan irigasi guna menunjang stok pangan nasional.
Perkembangan kondisi irigasi sampai dengan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 2.71.

BAB II - 83
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.71
Perkembangan Kondisi Irigasi sampai dengan Tahun 2011

Luas Areal Kondisi Saat Ini


Nama Daerah
NO Bendungan
Irigasi Endapan Jaringan (%)
Potensial Fungsi (%)
(Ha) (Ha) Panjang Baik Rusak Baik Rusak
Vol (M3)
(M) (%) (%) (%) (%)
1 Lomaya 2.583,00 2.251,30 10.474,00 13.494,00 70% 30% 98% 2%

2 Alale 565,00 451,00 2.549,00 1.485,00 80% 20% 97% 3%

3 Pilohayanga 1.045,00 994,00 4.124,00 4.231,00 70% 30% 75% 25%

4 Alo 1.800,00 1.482,00 2.000,00 4.000,00 90% 10% 90% 10%

5 Alo Pohu - - - - 100% 0%

6 Pohu 1.643,00 1.506,00 1.000,00 3.000,00 50% 50% 100% 0%

7 Molalahu 564,00 534,00 - - 90% 10% 90% 10%

8 Huludupitango 1.150,00 685,00 600,00 1.000,00 80% 20% 100% 0%

9 Leboto 142,00 126,00 500,00 180,00 55% 45% 70% 30%

10 Posso 310,00 285,00 1.000,00 240,00 65% 35% 50% 50%

11 Soklat 515,00 356,60 - - - - 90% 10%

12 Didingga 641,00 595,00 2.000,00 1.250,00 - - 100% -

13 Pulahenti 411,00 312,00 2.000,00 1.250,00 40% 60% 50% 50%

14 Buloila Kiri 150,00 100,00 500,00 312,50 55% 45% 70% 30%

15 Buloila Kanan 208,00 190,00 2.000,00 1.260,00 75% 25% 80% 20%

16 Tolinggula 1.337,00 652,00 1.500,00 700,00 75% 25% 80% 20%

17 Bulia 1.249,00 1.445,75 - - - - 80% 20%

18 Hunggaluwa 864,00 650,00 - - - - 80% 20%

19 Bongo Tua 442,00 263,00 2.908,00 2.196,32 70% 30% 40% 60%

20 Tombiu 496,00 449,75 1.840,00 1.177,60 80% 20% 80% 20%

21 Bongo 1.298,00 952,50 15.779,00 11.676,46 60% 40% 80% 20%

BAB II - 84
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

22 Mohiyolo 464,00 361,00 480,00 307,20 80% 20% 60% 40%

23 Karya Agung 300,00 300,00 1.900,00 1.520,00 50% 50% 100% 0%

24 Taluduyunu 2.492,00 964,84 18.000,00 11.740,00 90% 10% 90% 10%

25 Karangetan 323,00 323,00 3.200,00 1.100,00 30% 70% 0% 100%

26 Iloheluma 600,00 142,00 2.000,00 350,00 80% 20% 90% 10%

27 Molosipat 433,80 70,00 ` 1.500,00 250,00 75% 25% 95% 5%

28 Bunuyo 250,00 101,50 250,00 450,00 90% 10% 95% 5%

29 Tabulo 1.325,00 588,00 4.500,00 625,00 80% 20% 90% 10%

23.600,80 17.131,24 82.604,00 63.795,08 60% 40% 82% 18%


TOTAL

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012

Untuk menunjang pencapaian target produksi pertanian secara nasional maupun


regional di Provinsi Gorontalo maka tingkat pelayanan irigasi pada 29 D.I sebagaimana
tertera pada table 2.71 diatas harus dapat melayani kebutuhan air minimal dua kali
penanaman dalam setahun. Oleh karena itu dalam mempertahankan tingkat pelayanan
irigasi maka diperlukan pemeliharaan secara rutin, insidentil, berkala serta rehabilitasi
dan peningkatan pada jaringan utama, jaringan sekunder dan bangunan-bangunan
pelengkapnya. Disamping itu mengembangkan wilayah-wilayah yang berpotensi untuk
dibangun irigasi baru seperti irigasi Randangan seluas kurang lebih 16.000 Ha,
bendungan/waduk Dumbaya Bulan untuk suplai area irigasi seluas kurang lebih 15.000
Ha, serta merampungkan irigasi Paguyaman seluas 8.000 Ha.

2. Pengendalian dan penanggulangan daya rusak air


Kerusakan DAS mengakibatkan gangguan terhadap fungsi DAS, sehingga kondisi
hidrologi akan terganggu. Kemampuan menyerap dan penyimpanan air sangat
berkurang dan sebaliknya runoff menjadi besar. Kejadian tersebut akan menyebabkan
minimnya air di musim kemarau dan melimpahnya air pada musim hujan yang
mengakibatkan banjir. Luas daerah aliran sungai pada masing-masing satuan wilayah
sungai dapat dilihat pada tabel 2.72.

Tabel 2.72
Data Sungai Induk Provinsi Gorontalo
Kode Nama Jlh Jumlah Luas DPS
Kode
Nama DPS Sungai
SWS SWS DPS DPS
Induk (KM2)
Tamboo
05.02 Limboto 1 05,02.003 Bilungala 10 485.00
Bone 1 05,02.004 Bone Bolango 1 1,847.00

BAB II - 85
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

1 05,02.005 Limboto 7 1,082.00


1 05,02.121 Kwandang 13 912.00
Sub
Total 4 31 4,326.00
05.03 Paguyaman 1 05,03.006 Paguyaman 1 2,652.00
Randangan 1 05,03.007 Tambuhe 2 108.00
1 05,03.008 Dulupi 1 182.00
1 05,03.009 Tilamuta 1 204.00
1 05,03.010 Tapadaa 3 261.00
1 05,03.011 Marisa 1 323.00
1 05,03.012 Randangan 1 2,651.00
1 05,03.013 Dunga 6 284.00
1 05,03.014 Popayato 4 803.00
1 05,03.120 Sumalata 10 773.00
Sub
Total 10 30 8,241.00
Jumlah Keseluruhan 14 61 12,567.00
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012

Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas maka perlu melakukan upaya


program penanggulangan banjir, konservasi dan pendayagunaan sumber daya air,
melalui 3 isu strategis Provinsi Gorontalo antara lain :
 Revitalisasi Danau Limboto; Danau Limboto termasuk dalam Wilayah Sungai
Limboto Bolango Bone yang dipasok oleh 23 sungai, dengan sungai-sungai utama
adalah Sungai Biyonga, Sungai Moluopo, dan Sungai Alo-Pohu. Luas daerah
tangkapan (Catchment Area) sebesar 920 Km2. Sungai Tapodu merupakan satu-
satunya Outlet danau Limboto. Laju pendangkalan danau akibat sedimentasi dari
sungai-sungai yang bermuara di danau sangat besar.
 Pembangunan Waduk Dumbaya Bulan; Salah Satu alternatif menanggulangi banjir
Gorontalo adalah membangun bendungan di sungai bone bagian hulu dan sekaligus
berfungsi sebagai bendungan multi guna antara lain dapat digunakan untuk
pembangkit listrik tenaga air, pariwisata, perikanan, pertanian, air baku, konservasi.
 Perkuatan Tebing, normalisasi sungai dan pembuatan tanggul banjir pada
beberapa sungai yang rawan longsor dan yang memiliki meandering.

3. Penanggulangan Abrasi Pantai


Penanggulangan abrasi pantai diwilayah provinsi Gorontalo adalah untuk
melindungi pemukiman masyarakat nelayan, dan infrastruktur pemerintah lainnya dari
daya rusak air laut yang sering terjadi. Panjang garis pantai dan pemecah ombak (break
water) yang telah dibangun sampai dengan tahun 2012 sebagaimana tabel 2.73.

BAB II - 86
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.73
Data Pantai Provinsi Gorontalo

Kode Jumlah Panjang Garis


Nama WS Nama Pantai
WS Pantai Pantai ( Km)

05.04.A2 Limboto Bolango Bone 1 Kwandang 119.00


1 Limboto 46.00
1 Bone Bolango 6.00
1 Tamboo Bilungala 57.00
1 Inengo 3.50
1 Molotabu 1.50
1 Atingola 10.00
1 Tolinggula 10.00
1 Biluhu Barat 10.00
1 Biluhu Timur 3.54
1 Leato Pohe 45.00
1 Batudaa Pantai 2.00
1 Sumalata 81.00
Sub Total 13.00 394.54
05.06.A2 Randangan 1 Popayato 56.00
1 Dunga 68.00
1 Randangan 5.00
05.05.
A3 Paguyaman 1 Marisa 18.00
1 Tapadaa 23.00
1 Tilamuta 30.00
1 Dulupi 21.00
1 Tambuhe 25.00
1 Paguyaman 5.00
Sub Total 9.00 251.00
Jumlah keseluruhan 22.00 645.54
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012

Berdasarkan kondisi diatas maka untuk melindungi sarana prasarana umum dan
wilayah pemukiman nelayan maka dilakukan pembuatan pemecah ombak pada daerah yang
rawan abrasi.

2.3.1.3.2. Bidang Cipta Karya


Target pencapaian pelayanan air minum sesuai dengan target MDG’s Nasional
sampai tahun 2015 yaitu 68,87% untuk air bersih dan target untuk Sanitasi 67 % dari total
jumlah penduduk pada suatu daerah. Di Provinsi Gorontalo sampai tahun 2011, pencapaian
target air minum baru mencapai 40,60% atau 478.476 jiwa dan sanitasi mencapai 51 %
atau 530.484 jiwa. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.74.

BAB II - 87
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.74
Data Umum Air minum Tahun 2011

Jumlah Cakupan Pelayanan


No Kabupaten / Kota Penduduk ( Jiiwa )
Jiwa Jiwa %
1 Kota Gorontalo 180.127 122.486 68
2 Kab. Gorontalo 355.988 142.395 40
3 Kab. Pohuwato 128.748 88.836 69
4 Kab. Boalemo 129.253 50.408 39
5 Kab. Gorontalo Utara 104.133 22.909 22
6 Kab. Bone Bolango 141.915 43.994 31
TOTAL 1.040.164 478.476 40.60
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012

Pembangunan Sektor Air Minum Perkotaan sampai dengan tahun 2012 sudah
terbangun 24 unit SPAM IKK dengan Total Kapasitas Produksi 180 liter/det, Pembangunan
Jaringan Pipa pada Kawasan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), Pangkalan
Pendaratan Ikan, dan desa Tertinggal (PPDT) dengan panjang pipa ± 215 kilometer.
Direncanakan mulai tahun 2014 pemerintah provinsi melalui dinas Pekerjaan umum akan
mengalokasikan anggaran untuk pemasangan SR (sambungan Rumah) dikabupaten/ Kota
sebagai stimulan bagi masyarakat kab/kota .
Pembangunan sektor air minum perdesaan sampai dengan tahun 2012 yang telah
ditangani melalui Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
(Pamsimas) adalah sebanyak 143 Desa. Sedangkan untuk sarana prasarana sanitasi dasar
serta penyediaan pengelolaan air limbah sampai dengan tahun 2012 telah dibangun
septitank komunal 1 lokasi, air limbah komunal 4 lokasi dan MCK + 308 buah sebagaimana
terlihata pada tabel 2.75.

Tabel 2.75
Jumlah MCK Yang Dibangun di Kabupaten/Kota
Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2009 - 2012

No. Daerah Tahun Tahun Tahun Tahun Total


2009 2010 2011 2012
1 Kabupaten Gorontalo 28 3 10 43 84
2 Kabupaten Gorontalo Utara 8 16 7 16 47
3 Kabupaten Boalemo 12 8 8 22 50
4 Kabupaten Bone Bolango 20 0 9 17 46
5 Kabupaten Pohuwato 12 0 8 36 56
6 Kota Gorontalo 12 10 1 2 25
Total 92 37 43 136 308
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012

BAB II - 88
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Penataan lingkungan di kawasan permukiman Provinsi Gorontalo sampai dengan


tahun 2011 adalah pembangunan jalan lingkungan di kawasan RSH, kawasan permukiman
kumuh nelayan, kawasan kumuh perkotaan telah mencapai lebih kurang 30.822 meter.
Sedangkan pembangunan Jalan pada kawasan Agropolitan dan Jalan pada Kawasan Desa-
desa Potensial sampai dengan Tahun 2011 sepanjang 49.679 Meter, termasuk
Pembangunan 3 Unit Pasar dan 3 Unit Gudang. Sedangkan untuk penataan drainase telah
terbangun + 21.500 Meter pada Kawasan Permukiman Penduduk.
Jumlah timbulan sampah per hari di Provinsi Gorontalo adalah + 2600 m3/hari
sementara kapasitas tampung seluruh TPA yang ada saat ini hanya mencapai + 655.151,54
m3. Adapun kebutuhan untuk layanan 5 tahun kedepan adalah + 4.745.000 m3, sehingga
masih dibutuhkan pembangunan TPA yang ramah lingkungan + 4.089.849 m3.
TPA Regional Talumelito yang dikelolah oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo dibangun
sejak Tahun 2006 – 2010 dengan dana APBN dan APBD yang diperuntukan untuk melayani
2 (dua) wilayah yaitu Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo dengan kapasitas tampung
adalah + 355.670 m3. Operasional TPA Regional Talumelito dimulai sejak bulan september
Tahun 2011 dengan Sistem Sanitari landfill dan juga berfungsi sebagai Kawasan Industri
Pengelolaan Sampah (KIPS). Untuk menjaga kesinambungan daya tampung TPA Talumelito
maka diperlukan membangun pengolahan sampah untuk bahan industri seperti: pupuk
organik, biogas, daur ulang sampah plastik dan sebagainya yang akan mengurangi
peningkatan volume sampah pada TPA.
Sampai saat ini di Provinsi Gorontalo telah dibangun beberapa TPA dengan sistem
sanitari landfill yang konstruksinya dibiayai oleh dana APBN, sedangkan pembebasan lahan
dan fasilitas pelengkap lainnya dibiayai oleh APBD kabupaten antara lain sebagai berikut :
- TPA Polohungo (tahap 1), dibangun pada tahun 2011 di Kabupaten Boalemo dengan
kapasitas tampung + 89.668,92 m3.
- TPA Molingkapoto (tahap 1), dibangun pada tahun 2011 dan dilanjutkan pada tahun
2012 di Kabupaten Gorontalo Utara dengan kapasitas tampung + 115.812,62 m3.
- TPA Botu Bilutahu (tahap 1), dibangun pada tahun 2011 di Kabupaten Pohuwato
(dalam proses pembangunan konstruksi). dengan kapasitas tampung + 94.000 m3.
- Khusus untuk TPA di Kabupaten Bone Bolango dalam proses pembebasan lahan.
- Pembangunan TPST 3R Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu 4 unit.
Berdasarkan kemampuan daya tampung TPA diatas maka dibutuhkan pembangunan
baru di Kab. Bone Bolango serta pengembangan sarana prasarana TPA yang ada saat ini.
Khusus TPA Talumelito diperlukan pengembangan dan pemeliharaan sarana dan prasarana.
Pada subdinas Ciptakarya mengemban kegiatan strategis provinsi Gorontalo yang
diantaranya pelaksanaan pembangunan konstruksi Blok perkantoran pemerintah provinsi
berlokasi di desa Ayula Tinelo Kabupaten dengan luas areal lahan pembangunan adalah 22
Ha. Blok perkantoran pemerintah provinsi direncanakan meliputi 14 gedung kantor SKPD
dan 1 gedung kantor koordinasi gubernur, pembangunan infrastruktur serta beberapa
bangunan prasarana pendukung (gedung Service). Pelaksanaan pembangunan konstruksi

BAB II - 89
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

direncanakan 4 (empat) tahun anggaran yang dimulai tahun 2013 sampai dengan tahun
2016. Kegiatan strategis lainnya adalah pembangunan konstruksi rumah sakit umum
daerah (RSUD) Provinsi Gorontalo dr. Hasri Ainun Habibie. Pembangunan RSUD dr. Hasri
Ainun Habibie berlokasi didaerah Desa Dutulanaa Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo
dengan luas areal pembangunan 6,4 Ha. RSUD provinsi Gorontalo direncanakan bertipe B
dan difungsikan sebagai rumah sakit rujukan diprovinsi Gorontalo dan sekitarnya disamping
itu RSUD dr. Hasri Ainun Habibie mempunyai keunggulan pelayanan kesehatan mata dan
ginjal. Pelaksanaan pembangunan konstruksi RSUD dr. Hasri Ainun Habibie menggunakan
dana APBD Provinsi Gorontalo, dana APBN pusat serta yang berasal dari investor yang
direncanakan target selama 3 tahun Anggaran yang dimulai tahun 2014 sampai dengan
tahun 2016.
Banyak Bangunan Gedung yang belum memenuhi persyaratan keandalan Bangunan
Gedung sesuai UU No 28 tahun 2006 tentang Bangunan Gedung. Fakta tentang bangunan
gedung menunjukkan bahwa daerah Gorontalo termasuk dalam zona merah dan coklat
dalam peta gempa yang dirilis oleh kementerian Pekerjaan Umum tahun 2012. Hal ini
mengindikasikan kebutuhan Gorontalo akan peraturan/regulasi yang mengatur bagaimana
seluruh stakeholder membangun gedung yang aman, nyaman, kuat dan aksesibel bagi
kebutuhan perempuan dan laki-laki lansia, orang cacat, perempuan menyusui dan anak
berkebutuhan khusus, terutama di wilayah publik seperti pasar, rumah sakit, gedung, MCK,
puskesmas, dan lainnya. Untuk itu telah diadakan sosialisasi dan workshop bagi legislatif
dan eksekutif di kabupaten/kota namun pengejawantahan hasilnya bagi fasilitasi perda
Bangunan Gedung (BG) belum terlihat signifikan.

Fakta mengenai Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah :


1. Bahwa RTH publik menjadi wajib bagi setiap kabupaten kota.
2. Intervensi yang telah dilakukan pemerintah provinsi sejak 2008 adalah Kota
Gorontalo ± 2340 m² dalam bentuk perencanaan dan penataan fisik, Kabupaten
Bone Bolango ± 3000 m² dalam bentuk perencanaan & penataan fisik, Kabupaten
Gorontalo ± 5000 m² dalam bentuk perencanaan. Kabupaten Gorontalo Utara ±
10.000 m2 dalam bentuk perencanaan dan ± 5000 m2 dalam bentuk penataan fisik.
3. Data valid mengenai intervensi dan prosentasi penyediaan RTH publik di
kabupaten/kota masih minim sehingga dibutuhkan upaya-upaya lebih keras untuk
mendapatkan data tersebut sebagai dasar bagi intervensi yang akan dilakukan
pemerintah provinsi pada 5 tahun yang akan datang.

2.3.1.3.3. Bidang Pembinaan Jasa Konstruksi


1. Kondisi Penyedia Jasa Konstruksi di Daerah
Lapangan usaha utama penduduk adalah dibidang pertanian, peternakan,
kehutanan dan perikanan mencapai 49,9%, bidang jasa kemasyarakatan 15,2 % dan

BAB II - 90
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

bidang perdagangan, rumah makan dan hotel sebesar 14,7 %, sedangkan bidang
bangunan/konstruksi mencapai 5,2 % sebagaimana tabel 2.76.

Tabel 2.76
Jenis Lapangan Usaha Utama Penduduk
No. Lapangan Usaha Jumlah (orang) %
1 Pertanian, peternakan, kehutanan & perikanan 173.756 47,9
2 Pertambangan & penggalian 6.308 1,7
3 Industri pengolahan 24.481 6,8
4 Listrik, gas & air bersih 465 0,1
5 Bangunan/Konstruksi 18.829 5,2
6 Perdagangan, rumah makan & hotel 53.469 14,7
7 Angkutan, pergudangan & Komunikasi 26.434 7,3
8 Keuangan, Real estate & jasa perusahaan 3.887 1,1
9 Jasa kemasyarakatan 55.047 15,2
TOTAL 362.676 100,0
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012

2. Tenaga Ahli & tenaga terampil dibidang Jasa Konstruksi


Untuk mengukur kondisi SDM dibidang jasa konstruksi maka perlu melihat dari
jumlah tenaga ahli yang telah melakukan sertifikasi keahlian sebanyak 298 Orang,
sedangkan tenaga ahli terampil yang telah melakukan setifikasi keterampilan
sebanyak 2.054 orang sesuai tabel 2.77 dan 2.78.

Tabel 2.77
Sertifikat Tenaga Ahli menurut Kab/Kota dan Kualifikasi
No. Kab/Kota Pemula Muda Madya Utama Jumlah
1. Kab. Boalemo 1 3 0 0 4
2. Kab. Gorontalo 2 90 25 0 117
3. Kab. Pohuwato 0 9 2 0 11
4. Kab. Bonebolango 1 6 3 0 10
5. Kab. Gorontalo Utara 0 0 0 0 0
6. Kota Gorontalo 26 115 15 0 156
Jumlah 30 223 45 0 298
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012

Tabel 2.78
Setifikat Tenaga Terampil Daftar Menurut Kabupaten/Kota dan Kualifikasi
No Kabupaten SKT-P Tk-III Tk-II Tk-I Jumlah
1. Kab. Boalemo 0 5 144 51 200
2. Kab. Gorontalo 0 67 274 616 957

BAB II - 91
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

3. Kab. Pohuwato 0 0 46 47 93
4. Kab. Bonebolango 1 8 120 39 167
5. Kab. Gorontalo Utara 0 0 11 0 11
6. Kota Gorontalo 1 65 356 203 625
Jumlah 2 145 951 956 2.054
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012

3. Badan Usaha Jasa Kontruksi yang sudah teregistrasi


Badan usaha yang terdaftar untuk bidang konsutan sebanyak 34 perusahaan dan
bidang kontraktor sebanyak 1.347 perusahaan. Untuk melihat badan usaha konsultan
dan Kontraktor menurut Asosiasi & Golongan disajikan pada tabel 2.79 dan 2.80.

Tabel 2.79
Badan Usaha Konsultan Daftar Menurut Asosiasi Dan Golongan
No. ASOSIASI K M B Jumlah
1. INKINDO 28 0 0 28
2. ASKONI 0 0 0 0
3. PERKINDO 6 0 0 6
Jumlah 34 0 0 34
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012

BAB II - 92
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.80
Badan Usaha Kontraktor Daftar Menurut Asosiasi Dan Golongan
No. ASOSIASI K M B Jumlah
1 LPJK 70 2 0 72
2 GAPENSI 484 51 3 538
3 AKAINDO 64 17 0 81
4 AKLI 8 6 0 14
5 ASPEKINDO 413 29 0 442
6 GAPEKSINDO 133 14 1 148
7 GAPKAINDO 4 0 0 4
8 APAKSINDO 46 2 1 48
Jumlah 1.222 121 4 1.347
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012

4. Tim Pembina Jasa Konstruksi Provinsi Gorontalo


Unit pembina Jasa Konstruksi Provinsi Gorontalo berupa UPTD Balai Jasa
Konstruksi/Laboratorium Uji Material yang strukturnya melekat pada Dinas Pekerjaan
Umum Provinsi Gorontalo, sesuai Peraturan Gubernur Gorontalo No. 19 tahun 2008.
Sedangkan untuk Tim pembina jasa konstruksi telah terbentuk dengan surat
keputusan gubernur Gorontalo No. 44/13/V/2009 tertanggal 22 Mei tentang
pembentukan tim pembina Jasa Konstruksi Provinsi Gorontalo.
Dari data diatas dapat dilihat bahwa keterbatasan sumber daya manusia
khususnya tenaga kerja sangat diperhitungkan dalam percepatan pembangunan. Hal
ini dapat dilihat dari keterbatasan anggaran pelatihan & pembinaan pelaku Jasa
Konstruksi. Persaingan mendapatkan Pasar Jasa Konstruksi Indonesia: saat ini 65%
pasar jasa konstruksi dikuasai oleh pelaku usaha jasa konstruksi asing. Program
percepatan dan pemerataan pembangunan oleh Pemerintah dalam Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3I) menuntut
kesiapan sektor jasa konstruksi beserta seluruh rantai pasok nya (sumber daya
manusia, industri penunjang seperti semen, baja, aspal, peralatan konstruksi, dsb).
Untuk itu pemerintah provinsi Gorontalo melalui tim Pembina jasa konstruksi
melakukan pembinaan, sosialisasi peraturan, pelatihan/bimbingan teknis dan
penyuluhan kepada masyarakat usaha jasa konstruksi.

2.3.1.4 Penataan ruang


Penataan ruang menurut UU No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang merupakan
rangkaian proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan
ruang atau dengan kata lain proses perencanaan kebijakan pembangunan daerah dalam
bentuk spasial yang ditindaklanjuti dangan arahan dan rumusan program dan rencana
pembangunan.

BAB II - 93
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Rencana tata ruang wilayah sebagai dokuman perencanaan pembangunan daerah


yang berkekuatan hukum serta berfungsi utama sebagai arahan investasi pemerintah,
swasta, dan masyarakat. Kenyataan selama ini yang terjadi, rencana tata ruang wilayah
hanya digunakan sebagai media dan acuan koordinasi dan sinkronisasi pembangunan antara
sektor dan wilayah.
Dalam Perda nomor 4 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Provinsi Gorontalo tujuan penataan ruang wilayah provinsi dirumuskan dalam perwujudan
tatanan ruang wilayah provinsi yang memiliki keseimbangan ekonomi, ekologi dan sosial
budaya, serta mendukung pertahanan dan keamanan nasional dalam rangka optimalisasi
potensi sumber daya alam berbasis pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan,
pariwisata dan pertambangan melalui inovasi dan pengembangan kualitas sumberdaya
manusia demi kesejahteraan masyarakat menuju Gorontalo yang Majudan Mandiri. Sehingga
untuk mengantisipasi pembangunan Gorontalo kedepan, perumusan Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) menjadi syarat mutlak dalam penyusunan setiap kegiatan perencanaan
pembangunan dengan memperhatikan aspek sosial, budaya, lingkungan, fisik, dan RTRW
seluruh kabupaten dan kota, serta RTRW Nasional dan pulau Sulawesi. Agar tujuan
penataan ruang wilayah Provinsi Gorontalo bisa tercapai maka Kebijakan dan strategi
penataan ruang wilayah provinsi dilakukan dengan pengembangan struktur ruang, pola
ruang dan pengembangan kawasan strategis wilayah. Kebijakan pengembangan struktur
ruang dilaksanakan dengan meningkatkan akses pelayanan perkotaan dan pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi wilayah berbasis keunggulan lokal yang merata dan berhierarki dan
peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi,
telekomunikasi, energi, dan sumberdaya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah
provinsi. Kebijakan pengembangan pola ruang dilaksanakan dengan pengembangan
kawasan lindung dan pengembangan kawasan budidaya sedangkan Kebijakan
pengembangan kawasan strategis Provinsi Gorontalo dapat dilihat dari beberapa sudut
kepentingan yaitu kepentingan pertumbuhan ekonomi, kepentingan sosial dan budaya,
kepentingan pendayagunaan sumberdaya alam dan/atau teknologi tinggi, dan kepentingan
fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
Rencana pola ruang yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
yang terkait dengan wilayah provinsi merupakan gambaran pemanfaatan ruang wilayah
nasional, baik untuk pemanfaatan ruang yang berfungsi lindung maupun budi daya yang
bersifat strategis nasional, yang ditinjau dari berbagai sudut pandang akan lebih berdaya
guna dan berhasil guna dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional.
Sedangkan Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi merupakan gambaran pemanfaatan ruang
wilayah provinsi, baik untuk pemanfaatan ruang yang berfungsi lindung maupun budi daya
yang pengelolaannya memperhatikan pola ruang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional. Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi meliputi Rencana Pengembangan Kawasan
Lindung dan Kawasan Budidaya Wilayah Provinsi. Kawasan Lindung Nasional yaitu kawasan
yang tidak diperkenankan dan/atau dibatasi pemanfaatan ruangnya dengan fungsi utama

BAB II - 94
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

untuk melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan
sumber daya buatan. Sedangkan Kawasan Lindung Provinsi adalah kawasan lindung yang
secara ekologis merupakan satu ekosistem yang terletak lebih dari satu wilayah
Kabupaten/Kota atau bernilai strategis provinsi pada beberapa kawasan lindung.
Kawasan Lindung Nasional yang terkait dengan wilayah Provinsi yaitu Cagar Alam
(CA) Tanjung Panjang di Kabupaten Pohuwato, Cagar Alam (CA) Panua di Kabupaten
Pohuwato, TN Bogani Nani Wartabone di Kabupaten Bone Bolango dan Taman Nasional
Promosi (TNp) Nantu Boliohuto di Kabupaten Gorontalo Utara, Kabupaten Gorontalo dan
Kabupaten Boalemo dan Kawasan Teluk Tomini.
Kawasan Lindung Provinsi sebagaimana meliputi kawasan Hutan Lindung (HL) di
Kabupaten-Kabupaten Gorontalo, Gorontalo Utara, Bone Bolango, Boalemo, Pohuwato dan
Kota Gorontalo, Cagar Alam Mas Popaya Raja di Kabupaten Gorontalo Utara, Cagar Alam
Tangale di Kabupaten Gorontalo, dan kawasan konservasi Laut Daerah (KKLD) Desa Olele di
Kabupaten Bone Bolango dan Pulau Monduli di Kabupaten Boalemo.
Hal lainnya dalam Rencana Tata Ruang adalah Pengembangan wilayah provinsi
perbatasan Gorontalo dengan provinsi tetangga Sulawesi utara dan Sulawesi Tengah yang
harus menjadi perhatian khusus dalam strategi pembangunan daerah Gorontalo di era
globalisasi. Hal ini penting karena pada daerah perbatasan sebagian wilayah Gorontalo
dikategorikan sebagai wilayah tertinggal atau terkebelakang khususnya pada daerah-daerah
terpencil dan pulau-pulau kecil terluar yang terbatas aksesibilitas dan sarana prasarana
transportasi, pendidikan dan kesehatan. Walaupun sebagian wilayah-wilayah tersebut
menyimpan sumberdaya alam sangat potensial untuk dikembangkan.
Pada sisi yang lain, terdapat juga wilayah-wilayah strategis cepat tumbuh (KSCT)
yang didukung dengan ketersediaan sumber daya alam yang belum dikembangkan secara
optimal yaitu KSCT Gorontalo-Paguyaman-Kwandang (GOPANDANG) dan KSCT Marisa dan
sekitarnya, serta KSCT daerah pesisir pengembangan bidang kelautan dan perikanan
terpadu Teluk Tomini.
Ketidakseimbangan pembangunan daerah direfleksikan juga oleh berkembangnya
pembangunan wilayah perkotaan. Hal ini ditandai dengan tumbuhnya beberapa pusat –
pusat bisnis dan perdagangan di Kota Gorontalo dan sekitarnya. Semangat desentralisasi
mendorong juga wilayah kota Gorontalo berkembang secara mandiri. Namun perkembangan
Kota Gorontalo tidak dapat berkembang dengan baik tanpa didukung oleh wilayah
hinterland (kabupaten) sekitarnya yaitu Kabupaten Gorontalo dan kabupaten Bone Bolango
sebagai pemasok utama untuk hasil-hasil pertanian serta perikanan dan peternakan.
Sebaliknya, wilayah perkotaan menjadi target utama untuk memasarkan produk-produk
pertanian, perkebunan, dan perikanan dari wilayah kabupaten. Masing-masing wilayah antar
kabupaten dan kota tidak dapat berkembang sendiri-sendiri, sebab masing-masing wilayah
memiliki sumberdaya yang berbeda dan harus saling melengkapi. Namun dalam kenyataan,
keterkaitan desa kota dan sebaliknya belum terjalin dengan baik. Tersedianya rencana tata
ruang wilayah Provinsi sebagai acuan pengembangan wilayah, harus diikuti dengan

BAB II - 95
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

tersedianya informasi dan pengelolaan pertanahan berdasarkan tata pemerintahan yang


baik dan peraturan-peraturan yang berlaku.

2.3.1.5. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


a. Pelaksanaan Aspek-Aspek Pemberdayaan Masyarakat
Upaya Pemberdayaan Masyarakat desa dilaksanakan dalam dua cara yakni,
pemberdayaan bersifat integral (BPMD-PK) dan sektoral (masing-masing SKPD sektoral,
seperti Dinas Pertanian, Perikanan,dll). Urusan pemberdayaan masyarakat desa sangat erat
hubungannya dengan kondisi kemiskinan masyarakat.
Urusan pemberdayaan masyarakat dan desa memiliki 9 aspek fungsi asli, yakni ;
Partisipasi Masyarakat, Kelembagaan Masyarakat, Perencanaan dari Bawah, Profil
Desa/Kelurahan, Pelatihan Masyarakat, Pemberdayaan Adat, Usaha Ekonomi Desa,
Pelayanan Administrasi Pemerintahan Desa, ketentraman dan ketertiban.

Tabel 2.81
Capaian Rata-Rata Pelaksanaan Fungsi Asli Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa
Di Provinsi Gorontalo Selang 2007-2011

ASPEK FUNGSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT RATA-RATA CAPAIAN


NO
DAN DESA (2007-2011)

1. Aspek Partisipasi Masyarakat + 50%

2. Aspek Kelembagaan Masyarakat + 50%

3. Aspek Perencanaan Dari Bawah + 90%

4. Aspek Profil Desa/Kelurahan + 20%

5. Aspek Pelatihan Masyarakat + 10%

6. Aspek Pemberdayaan Adat + 30%

7. Aspek Usaha Ekonomi Desa + 50%

8. Aspek Pelayanan Administrasi Pemerintahan Desa/ + 50%


Kelurahan

9. Aspek Keamanan & Ketertiban + 50%


Sumber : BPMD-PK – 2012

Berdasarkan data pada tabel 2.81 terlihat bahwa fungsi pemberdayaan masyarakat
dari aspek perencanaan dari bawah sangat berkembang baik mekanisme musrenbang
(teknokratik) maupun dari sisi kebutuhan perencanaan lokal (partisipatoris) untuk
kebutuhan perencanaan pemanfaatan Alokasi Dana Desa (ADD), PNPM maupun Pendapatan
Asli Desa (PADes).
Pemberdayaan masyarakat pada aspek lainnya seperti, partisipasi masyarakat,
kelembagaan masyarakat, usaha ekonomi desa, pelayanan administrasi pemerintahan
desa/kelurahan serta aspek keamanan dan ketertiban rata-rata mencapai 50% dari seluruh

BAB II - 96
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

kelurahan dan desa yang ada di Provinsi Gorontalo. Hal tersebut menunjukan bahwa sendi-
sendi keberdayaan masyarakat masih sangat lemah menjadi sumber daya pembangunan,
sejak berdirinya Provinsi Gorontalo Tahun 2001 peran serta masyarakat masih lemah dan
peran pemerintah masih mendominasi.
Kondisi pemberdayaan masyarakat dari aspek pemberdayaan adat mencapai 30%
dilaksanakan di seluruh kelurahan dan desa se-Provinsi Gorontalo. Demikian pula dengan
ketersediaan data profil desa/kelurahan yang diamanatkan Permendagri 12 Tahun 2007
baru mencapai 20% dari jumlah desa/kelurahan seluruh provinsi Gorontalo. Kegiatan-
kegiatan pelatihan masyarakat 10% dilaksanakan di tingkat desa.

b. Koordinasi Program Berbagai Sektor


Urusan pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan secara sektoral oleh SKPD
dikoordinasikan melalui SKPD Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) baik PMD
ditingkat pusat, PMD provinsi, PMD kabupaten/kota, PMD kecamatan sampai PMD
desa/kelurahan menjadi program pemberdayaan yang sifatnya integral ketika masuk di
desa. Program-program sektoral yang dikoordinasikan melalui urusan PMD (tabel 2.82)
adalah seluruh program dari berbagai sektor seperti: Pendidikan, Kesehatan, Pertanian dan
Tanaman Pangan, Perkebunan, Perikanan, Peternakan, Kehutanan, Industri, Perdagangan,
Infrastruktur.

Tabel 2.82
Capaian Rata-Rata Pelaksanaan Fungsi Koordinasi
Program Pemberdayaan Masyarakat Dan Penanggulangan Kemiskinan
(Program PMPK) Yang Masuk Ke Desa Selang 2007-2011
RATA-RATA TINGKAT
NO PROGRAM SEKTORAL CAPAIAN
(2007-2011)

1. Pendidikan Cukup

2. Kesehatan Cukup

3. Pertanian dan Tanaman Pangan Kurang

4. Perkebunan Cukup

5. Perikanan Cukup

6. Peternakan Cukup

7. Kehutanan Cukup

8. Industri Cukup

9. Perdagangan Cukup

10. Infrastruktur Kurang


Sumber : BPMD-PK – 2012

BAB II - 97
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tingkat capaian diukur berdasarkan indikator jumlah rapat-rapat yang dilaksanakan


SKPD terkait dan PMD dalam perencanaan program, penentuan calon penerima yang
mengacu pada data base kemiskinan BPS. Indikator lain adalah jumlah program/kegiatan
sektoral yang melaporkan kegiatannya pada pemerintah kecamatan dan kelurahan/desa.
Sektor pendidikan dan kesehatan termasuk baik, dari sisi data penerima bantuan
program/kegiatan yang sudah sinkron dengan data penerima kabupaten/kota. Hanya saja
ada khusus program Jamkesmas data penerima lebih besar dari jumlah penduduk miskin
yang seharusnya menerima Jamkesmas. Hal ini terjadi karena masih banyak kebocoran
dalam pengurusan kartu Jamkesmas yang diusulkan dari tingkat desa.
Pada sektor pendidikan juga terjadi beberapa miss coordination dilapangan (tingkat
desa) antara program PNPM GSC (Generasi Sehat Cerdas) yang berbenturan dengan
Program Nasional BOS (Biaya Operasional Sekolah) dan Program SBS (Semua Bisa Sekolah).
Khusus untuk Pertanian dan tanaman pangan capaian tingkat koordinasi program
termasuk kurang karena beberapa faktor antara lain karena banyaknya program/kegiatan
yang masuk ke desa tumpang tindih dengan program yang dilaksanakan oleh
kabupaten/kota, demikian pula dengan bidang infrastruktur yang capaian koordinasinya
termasuk kurang dari seluruh program/kegiatan yang masuk ke desa. Hal-hal ini yang
menyebabkan adanya miss communication antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.
Beberapa kasus yang sering terjadi misalnya beberapa program/kegiatan yang pada
awalnya tidak dikoordinasikan dengan kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan,
nanti setelah bermasalah baru diketahui oleh pemerintah desa/kecamatan dan
kabupaten/kota.

c. Koordinasi Penanganan Program Nasional di Daerah


Beberapa program Nasional yang ditangani didaerah melalui urusan PMD lihat tabel
2.83 yaitu; Penanggulangan Kemiskinan, PNPM, Raskin, Unit Pengaduan Masyarakat dan
Pemantauan BBM/Minyak Tanah Bersubsidi, TMMD (TNI Manunggal Masuk Desa), Kesatuan
Gerak PKK, HIV AIDS, Pos Pelayanan Terpadu (Pos Yandu), Gelar TTG (Teknologi Tepat
Guna), Pengelolaan Air Minum Dan Sanitasi Lingkungan, Lomba Desa Tingkat Nasional,
Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat,dll.

BAB II - 98
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.83
Capaian Rata-Rata Pelaksanaan Koordinasi Penanganan Program Nasional
Di Daerah 2007-2011
PROGRAM HASIL CAPAIAN KOORDINASI
NO SKPD TERKAIT
SEKTORAL (2007-2011)

1. Penanggulangan BAPPEDA dan BPMD-PK Baik (penurunan angka kemiskinan


Kemiskinan menurun tiap tahun)

2. PNPM Diknas, PU, Bappeda, Kesehatan & BPMD-PK Baik

3. Program RASKIN BULOG, Biro P2E Provinsi, Bagian Baik


Pembangunan Kab/Kota, Camat,
Kades/Lurah

4. Unit Pengaduan Hiswana Migas, Pertamina Kurang


Masyarakat &
Pemantauan
BBM/ Minyak
Tanah Bersubsidi

5. TMMD Kodim 1304, Pangdam VII Wirabuana Cukup

6. Kesatuan Gerak TP PKK prov dan Kab/Kota Baik


PKK

7. HIV AIDS Dinas Kesehatan Kurang

8. Pos Yandu Dinas Kesehatan Baik

9. Gelar TTG Balihristi Baik

10. PAMSIMAS PU Kimpraswil, Bappeda, Dinas Kesehatan Baik

11. Lomba PKK, Kesbangpol, Biro Pemerintahan, Baik


Desa/Kelurahan Balihristi, Dikpora, Dinas Kesehatan.

12. Bulan Bhakti PKK, Kesbangpol, Dinas Sosial, Baik


Gotong Perpustakaan Biro Pemerintahan, BKKBN
Masyarakat
Sumber : BPMD-PK – 2012

d. Tingkat Perkembangan Desa/Kelurahan


Seiring dengan perkembangan wilayah administrasi di Provinsi Gorontalo, sampai
dengan tahun 2011 telah terjadi penyesuaian data wilayah administrasi sehubungan dengan
adanya pemekaran wilayah baik kabupaten/kota, kecamatan, dan Desa/kelurahan. Hal ini
dapat dilihat pada tabel 2.84.

BAB II - 99
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.84
Data Perkembangan Pemekaran Wilayah Administrasi
Kecamatan, Desa dan Kelurahan di Provinsi Gorontalo, 2007-2010
2007 2008 2009 2010
Kabupaten/ Jlh Jlh Jlh Jlh
No Jlh Jlh Jlh Jlh
Kota Desa Desa Desa Desa
Kec. Kec. Kec. Kec.
/Kel /Kel / Kel /Kel
1. Kab.Boalemo 7 82 7 84 7 84 7 84
2. Kab. Gorontalo 17 164 17 168 17 205 17 205
3. Kab. Pohuwato 13 90 13 105 13 105 13 105
4. Kab. Bone 17 136 17 153 17 157 17 157
Bolango
5. Kab. Gtlo Utara 5 56 5 56 6 56 6 56
6. Kota Gorontalo 6 49 6 49 6 49 6 49
JUMLAH 65 577 66 615 66 656 66 656
Sumber: Gorontalo Dalam Angka, 2007 s/d 2011

Tabel 2.85
Rekapitulasi Status Desa Tertinggal
Provinsi Gorontalo Tahun 2011

Status Desa
Jumlah
No. Provinsi/Kabupaten Jlh Jlh
Desa Sangat Sangat
Maju Desa Tertinggal Desa
Maju Tertinggal
Maju Tertinggal
1. BOALEMO 84 6 55 61 20 3 23
2. GORONTALO* 168 19 117 136 31 1 32
3. POHUWATO 104 1 4 5 35 64 99
4. BONE BOLANGO* 153 7 95 102 43 8 51
5. KOTA GORONTALO 49 6 43 49 0 0 0
6. GORONTALO UTARA 98 7 46 53 27 18 45
JUMLAH 656 46 360 406 156 94 250
Sumber : BPMD-PK – 2012

Catatan : Dari 50 Kabupaten di Indonesia yang berhasil dientaskan *) dari daerah tertinggal tahun
2009, dua diantaranya yaitu Kabupaten Gorontalo dan Kab. Bone Bolango.

Provinsi Gorontalo masih terdapat 94 desa sangat tertinggal dan 156 desa
tertinggal, desa maju 360 dan sangat maju 46 desa, sebagaimana terlihat pada tabel 2.85.

BAB II - 100
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

e. Perkembangan Program PNPM Mandiri


Pemberdayaan merupakan bagian dari paradigma pembangunan yang memfokuskan
perhatiannya kepada semua aspek yang prinsipil dari manusia dilingkungannya yakni mulai
dari aspek intelektual ( sumber daya manusia ), aspek material dan fisik, sampai kepada
aspek manajerial. Aspek – aspek tersebut lebih detail dikembangkan menjadi aspek social
budaya, ekonomi, politik, keamanan dan lingkungan. Pemberdayaan masyarakat selaku
subyek pembangunan dalam upaya untuk :
1. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia sebagai modal utama membangun
kemandirian masyarakat.
2. Membangun kelembagaan masyarakat yang berkaitan dengan proses
pemberdayaan ditingkat masyarakat.
3. Adanya wadah yang tepat untuk mengakumulasi dan mengartikulasikan sumber
daya ( SDA, SDM, teknologi ) guna akselerasi pembangunan kehidupan yang
serasi dan berkesinambungan.
Sampai saat ini, animo masyarakat terhadap kegiatan PNPM sangat baik, hal ini
terlihat adanya partisipasi masyarakat yang mendukung suksesnya program PNPM yang ada
diwilayahnya. disisi lain juga adanya prgram PNPM melahirkan pengembangan dalam
inovasi-inovasi kreatif pendekatan pembelajaran bagi masyarakat yang mampu menggalang
pertisipasi sebagai modal menggerakkan pemerintah, pembangunan dan kemasyarakatan.
Kesinambungan program khususnya terkait dengan pemantapan kualitas sumber daya
aparatur pemerintahan desa / kelurahan, lembaga kemasyarakatan, unsure masyarakat dan
lembaga usaha ekonomi masyarakat.
Di Provinsi Gorontalo, kegiatan PNPM Mandiri Pedesaan (PNPM MPd) pada tahun
2007 hanya dilaksanakan di 2 (dua) Kabupaten, yaitu Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten
Bone Bolango. Sejak tahun 2008 sampai sekarang, kegiatan PNPM meliputi seluruh
kabupaten yang ada di Provinsi Gorontalo. Ada 3 kelompok kegiatan yang menjadi objek
kegiatan dari pada PNPM itu sendiri, yaitu :
1. Kelompok Infrastruktur, terdiri atas kegiatan : Pembangunan Jalan, Jembatan, Irigasi,
Pasar, listrik, dll.
2. Kelompok Sosial, terdiri atas kegiatan : Pembangunan gedung sekolah, Pengadaan air
bersih, Pengadaan MCK, dll.
3. Kelompok SPKP/SPP, yaitu kelompok Simpan pinjam. hanya untuk kegiatan
permodalan bagi kaum perempuan dalam mengembangkan usahanya.

Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan 2007 s/d 2011 dapat dilihat pada tabel 2.86 dan 2.87.

BAB II - 101
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.86
Realisasi Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan 2007 s/d 2011
Bidang Infrastruktur Perdesaan

NO NAMA INFRASTRUKTUR PERDESAAN


KABUPATEN / KOTA Jalan Jembatan Irigasi
Panjang (M) Unit Pemanfaat Meter Unit Pemanfaat Panjang (M) Unit Pemanfaat
1 Kabupaten Gorontalo 173.167 148 45.539 404 49 14.496 38.586 55 12.245
2 Kabupaten Bone Bolango 73.674 117 27.391 1.035 17 3.417 40.400 100 14.791
3 Kabupaten Boalemo 89.824 63 20.384 220 14 5.374 17.757 28 4.484
4 Kabupaten Pohuwato 112.105 110 31.243 812 21 2.408 40.773 52 8.415
5 Kabupaten GORUT 58.516 46 15.763 132 13 1.194 2.650 3 580
6 Provinsi Gorontalo 507.286 484 140.320 2.603 114 26.889 140.166 238 40.515
INFRASTRUKTUR PERDESAAN
NO NAMA
KABUPATEN / KOTA Pasar Listrik Lain-lain
Luas (M2) Unit Pemanfaat Unit Pemanfaat (Unit)
1 Kabupaten Gorontalo 846 6 2.319 7 1.215 143
2 Kabupaten Bone Bolango 381 6 523 12 4.161 57
3 Kabupaten Boalemo - - - 3 466 13
4 Kabupaten Pohuwato 595 1 100 - - 36
5 Kabupaten GORUT 729 6 1.834 11 2.852 72
6 Provinsi Gorontalo 2.551 19 4.776 33 8.694 321
Sumber : BPMD-PK – 2012 (data diolah)

Tabel 2.87
Realisasi Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan 2007 s/d 2011
Bidang Sosial dan Ekonomi Masyarakat Miskin Perdesaan

NO NAMA (2) - SOSIAL (3) - SPP/SPKP


KABUPATEN / KOTA Sekolah Air Bersih MCK Lain-lain Kelompok Pemanfaat
Luas (M) Unit Pemanfaat Unit Pemanfaat Luas (M2) Unit Pemanfaat (Unit)
1 Kabupaten Gorontalo 6.787 100 5.974 226 11.427 598 429 15.745 11.457 933 11.020
2 Kabupaten Bone Bolango 13.991 135 9.049 54 8.530 368 161 8.430 21.979 1.081 11.393
3 Kabupaten Boalemo 724 21 1.507 5 505 1.265 262 15.153 4.742 585 6.499
4 Kabupaten Pohuwato 7.964 73 10.857 3 220 2.598 317 14.713 5.125 1.868 8.753
5 Kabupaten GORUT 6.188 54 3.949 33 4.034 90 79 3.931 6.525 443 5.034
6 Provinsi Gorontalo 35.654 383 31.336 321 24.716 4.919 1.248 57.972 49.828 4.910 42.699
Sumber : BPMD-PK – 2012 (data diolah)

BAB II - 102
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

f. Perkembangan Pembangunan Rumah Layak Huni (Mahyani) Bagi Rumah


Tangga Miskin

Berdasarkan data pada tabel 2.88 dan 2.89 menunjukan jumlah rumah tidak layak
huni di Provinsi Gorontalo Tahun 2012 sebanyak 54.548 unit dan Realisasi Pembangunan
Mahyani selang Tahun 2007 s/d 2011 sebanyak 610 unit dengan anggaran 9.477.500.000,-

Tabel 2.88
Rumah Tidak Layak Huni Provinsi Gorontalo Tahun 2012
JUMLAH RUMAH
NO NAMA KAB/KOTA TIDAK LAYAK KET
HUNI (UNIT)
1. Kota Gorontalo 5.188
2. Kabupaten Gorontalo 12.035
3. Kabupaten Boalemo 5.346
4. Kabupaten Pohuwato 12.294
5. Kabupaten Bone Bolango 12.960
6. Kabupaten Gorontalo Utara 6.725
Jumlah 54.548
Sumber : BPMD-PK, 2012 (data diolah)

Tabel 2.89
Realisasi Pembangunan Mahyani
Model Swakelola – Pos Belanja Hibah Dan Belanja Barang Dan Jasa Melalui BPMD-PK
Provinsi Gorontalo Tahun 2007-2011
TAHUN
NO KEGIATAN PELAKSA VOLUME ANGGARAN (Rp) LOKASI
-NAAN
1. BPMD-PK & TNI
Manunggal Masuk Desa Kec Bone, Bona
(Pengadaan Material Pihak 2007 25 Unit 125.000.000,- Raya, Kabila Bone
III & Pekerjaan Fisik Kab. Bone Bolango
Swakelola)
2. Pokja Pemprov
Gorontalo/BPMD-PK, TNI,
PU Kimpraswil, PKK, 2008 & Kecamatan Anggrek
117 Unit 1.989.000.000,-
Camat & Kades (Belanja 2009 Kab. Gorut
Hibah)

3. Pokja Pemprov Desa Lombongo


Gorontalo/BPMD-PK, PU Kec. Suwawa
Kimpraswil, PKK, Camat & 2008 & Tengah Kab. Bone
18 Unit 306.000.000,-
Kades (Belanja Hibah) 2009 Bolango

BAB II - 103
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

4. Pokja Pemprov
Kec. Popayato
Gorontalo/BPMD-PK, PU
Timur, Popayato dan
Kimpraswil, Bappeda, 2009 15 Unit 375.000.000,-
Popayato Barat Kab.
Inspektorat Camat &
Pohuwato
Kades (Belanja Hibah)
5. Pokja Pemprov Kota Gtlo (2 unit),
Gorontalo/BPMD-PK Kab. Gtlo (22 unit),
dengan Kades/Lurah/ 2010 45 Unit 832.500.000,- Kab. Boalemo (5
Perangkatnya (Belanja Unit), Kab. Bone
Hibah) Bolango (16 Unit)
2011–
Pembangunan Mahyani
APBD 334 Unit 5.010.000.000,- Kota Gtlo, Kab. Gtlo,
Bagi RTM Secara
6. Induk Boalemo, Phwato &
Swakelola (Belanja Barang
2011 - Bon Bol
& Jasa) 56 Unit 840.000.000,-
APBD-P
JUMLAH 610 Unit 9.477.500.000
,-
Sumber : BPMD-PK Provinsi Gorontalo 2011 (data diolah)

1. Sejak tahun 2001 s/d 2007, Pola pengadaan oleh Penyedia Barang dan Jasa
(Pihak III) Melalui Dinas PU Kimpraswil Provinsi Gorontalo dan TP-PKK Provinsi
Gorontalo.
2. sejak tahun 2001 s/d 2011, Pola BBR (Bahan Baku Rumah) yakni penggabungan
penyediaan material oleh Pihak III dan pekerjaan dilaksanakan secara swadaya
oleh masyarakat setempat, dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Gorontalo.
3. Mulai tahun 2007 Pola Kerjasama Swakelola Pokja Pemprov dengan TNI, Camat,
Kades – Pos Belanja Hibah pada Badan Keuangan Pemprov Gorontalo yang
dikoordinasikan BPMD-PK.
4. Tahun 2008 Pola Kerjasama Swakelola Pokja Pemprov dengan TNI yang
terkonsentrasi di Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara sebagai model
KITM (Kecamatan Inovasi Terpadu Mandiri) – Pos Belanja Hibah pada Badan
Keuangan Pemprov Gorontalo yang dikoordinasikan BPMD-PK.
5. Tahun 2009 Pola Kerja Sama Swakelola Pokja Pemprov dengan Camat – Pos
Belanja Hibah pada Badan Keuangan Pemprov Gorontalo yang dikoordinasikan
BPMD-PK terkonsentrasi di Kecamatan Popayato, Popayato Timur dan Popayato
Barat yang mengalami bencana banjir.
6. Tahun 2010 Pola Kerja Sama Swakelola Pokja Pemprov dengan Kepala Desa
mengadopsi pola Pola PNPM – Pos Belanja Hibah Pemprov Gorontalo yang
dikoordinasikan BPMD-PK dan Kades
7. Tahun 2011 pola Kerjasa Sama Swakelola BPMD PK dengan Kelompok Masyarakat
pelaksana swakelola yang dikoordinir Kepala Desa/ Lurah/Perangkat desa/kel,
LPM/BPD/LSM dan Orsosmas tingkat desa/ kelurahan– Pos Belanja Barang dan
Jasa pada BPMD-PK Prov Gtlo.

BAB II - 104
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

2.3.1.6. Perhubungan
Pada prinsipnya pelayanan perhubungan di dasarkan pada 3 (tiga) komponen
transportasi utama yaitu Perhubungan Darat dengan line sektor Terminal dan Pelabuhan
Penyeberangan, Perhubungan Laut dengan line sektor Pelabuhan Laut, serta Perhubungan
Udara dengan line sektor Bandar udara. Di Provinsi Gorontalo dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun terakhir mengalami pertumbuhan jumlah sarana transportasi baik transportasi darat,
laut maupun udara. Secara umum jumlah dan kondisi serta kecenderungan penumpang
yang terjadi di Terminal, Pelabuhan maupun Bandara terlihat pada tabel 2.90, 2.91 dan
2.92.

Tabel 2.90
Jumlah Terminal / Pelabuhan / Bandara di Provinsi Gorontalo Tahun 2007 - 2011
No Uraian 2007 2008 2009 2010 2011
1 Jumlah pelabuhan laut 4 4 5 5 5
2 Jumlah bandar udara 1 1 1 1 1
3 Jumlah terminal 17 19 19 19 19
4 Jumlah pelabuhan 1 1 2 2 2
penyeberangan
Jumlah 23 25 27 27 27
Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Prov. Gorontalo, 2012

Tabel 2.91
Jumlah Terminal / Pelabuhan / Bandara di Provinsi Gorontalo Tahun 2007 – 2011
Pembagian per-Kab/Kota
Jumlah
No Uraian Pelabuhan Bandar Pelabuhan
Terminal
Laut Udara Penyeberangan
1 Kabupaten Pohuwato 1 - 5 1
2 Kabupaten Gorontalo - 1 4 -
3 Kabupaten Boalemo 1 - 3 -
4 Kabupaten Bone Bolango - - 2 -
5 Kabupaten Gorut 2 - 2 -
6 Kota Gorontalo 1 - 3 1
Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Prov. Gorontalo, 2012

BAB II - 105
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.92
Jumlah Penumpang dan Barang Angkutan Umum di Provinsi Gorontalo
Tahun 2007 – 2011
Satuan 2007 2008 2009 2010 2011
No Uraian
Penumpang Barang Penumpang Barang Penumpang Barang Penumpang Barang Penumpang Barang Penumpang Barang
1 Pelabuhan Org Ton/M3 119.353 1.488.726 100.992 988.188 96.838 697.870 108.825 875.103 115.012 942.829
2 Bandara Org Kg 181.113 4.500.272 185.482 4.320.451 231.282 4.392.611 273.048 4.933.801 339.088 5.943.187
3 Terminal Org - 878.117 497.711 - 479.871 - 316.084 - 455.732 -
4 Pelabuhan Org Ton 8.051 4.455 86.535 17.513 75.014 26.183 63.253 13.235 96.276 18.057
Penyeberangan
Sumber : Dinas Perhubungan
5 Kereta Api - - dan Pariwisata
- -Prov. Gorontalo,
- 2012
- - - - - -
Jumlah 1.186.634 5.993.453 870.720 5.326.152 883.005 5.116.664 761.210 5.822.139 1.006.108 6.904.073

a. Perhubungan Darat
Jalan Nasional maupun jalan Provinsi di Provinsi Gorontalo menempati posisi
strategis sebagai urat nadi pembangunan ekonomi, sosial, dan budaya karena fungsinya
menghubungkan wilayah daratan Gorontalo dengan wilayah daratan provinsi lainnya di
pulau Sulawesi.
Dalam perkembangan transportasi darat di Provinsi Gorontalo dalam kurun 5 (lima)
tahun terakhir terlihat bahwa terjadi pertumbuhan kendaraan yang cukup signifikan
terhadap panjang jalan seperti terlihat pada tabel 2.93.

Tabel 2.93
Rasio Panjang Jalan terhadap Jumlah Kendaraan
No Uraian Satuan 2007 2008 2009 2010 2011
1 Panjang Jalan Nasional km 616,24 616,24 616,24 606,696 606,696
2 Panjang Jalan Provinsi km 408,26 408,26 408,26 414,51 414,51
3 Panjang Jalan Kabupaten km 1.000,51 1.000,51 1.000,51 1.000,51 1.000,51
4 Panjang Jalan Kota km 41,19 41,19 41,19 41,19 41,19
5 Total Panjang Jalan km 2.066,20 2.066,20 2.066,20 2.062,91 2.062,91
6 Jumlah kendaraan unit 73.847 93.768 132.758 163.105 196.764
7 Rasio (1/5) 0,0280 0,0220 0,0156 0,0126 0,0105
1: 36 1 : 45 1 : 64 1 : 79 1 : 95
Sumber : Dinas PU Prov. Gorontalo dan Badan Keuangan Daerah Prov. Gorontalo, 2012

Dari tabel 2.93 terlihat bahwa rasio panjang jalan (Jalan Nasional, Jalan Provinsi dan
Jalan Kab/Kota) terhadap jumlah kendaraan cenderung meningkat dimana pada tahun 2010
perbandingannya adalah 1 km jalan berbanding 79 unit kendaraan, dan pada tahun 2011
perbandingannya meningkat menjadi 1 km jalan berbanding 95 unit kendaraan.
Untuk dapat memberikan dan meningkatkan pelayanan angkutan darat yang lancar,
tertib, dan aman di Provinsi Gorontalo tersedia 19 buah terminal seperti terlihat pada tabel
2.94.

BAB II - 106
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.94
Data Terminal di Provinsi Gorontalo, tahun 2012
Lokasi
No Nama Type
Desa/Kel Kecamatan Kabupaten/Kota
1 Terminal Bus Isimu A Kel. Datahu Kec. Tibawa Kab. Gorontalo
2 Terminal Bus 42 Andalas A Kel. Tapa Kec. Kota Utara Kota Gorontalo
3 Terminal Leato B Kel. Leato Selatan Kec. Kota Dumbo Raya Kota Gorontalo
4 Terminal Limboto B Kel. Kayu Bulan Kec. Limboto Kab. Gorontalo
5 Terminal Paguyaman B Desa Tangkobu Kec. Paguyaman Kab. Boalemo
6 Terminal Tilamuta B Desa Hungayona Kec. Tilamuta Kab. Boalemo
7 Terminal Mananggu B Desa Karuyen Kec. Mananggu Kab. Boalemo
8 Terminal Marisa B Desa Teratai Kec. Marisa Kab. Pohuwato
9 Terminal Pusat Kota C Kel. Limba B Kec. Kota Selatan Kota Gorontalo
10 Terminal Telaga C Desa Bulila Kec. Telaga Kab. Gorontalo
11 Terminal Tapa C Desa Ayula Kec. Tapa Kab. Bone Bolango
12 Terminal Bongomeme C Desa Kaliyoso Kec. Bongomeme Kab. Bone Bolango
13 Terminal Parungi C Desa Parungi Kec. Boliyuhuto Kab. Gorontalo
14 Terminal Malingkopoto C Desa Malingkopoto Kec Anggrek Kab. Gorontalo Utara
15 Terminal Atinggola C Desa Kota Jin Kec. Atinggola Kab. Gorontalo Utara
16 Terminal Popayato C Desa Popayato Kec. Popayato Kab. Pohuwato
17 Terminal Molosifat C Desa Molosifat Kec. Popayato Kab. Pohuwato
18 Terminal Randangan C Desa Lemito Kec. Popayato Kab. Pohuwato
19 Terminal Lemito C Desa Lemito Kec. Popayato Kab. Pohuwato
Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, 2012

Untuk pelayanan angkutan umum khususnya Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP)
yang terjadi di Terminal di Provinsi Gorontalo selama 5 (lima) tahun terakhir terlihat pada
Tabel 2.95.

Tabel 2.95
Rasio Angkutan Darat (AKDP) Tahun 2007 - 2011
No Uraian 2007 2008 2009 2010 2011
1 Jumlah Angkutan Darat (AKDP) 505 617 711 719 561
2 Jumlah Angkutan Darat (AJAP) - - - - 10
3 Jumlah penumpang angkutan darat 645.014 449.774 298.950 186.996 302.034
0,000783 0,00137 0,00238 0,00385 0,00186
3 Rasio (1/3)
1 : 1277 1 : 730 1 : 420 1 : 260 1 : 538
Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, 2012

Dari tabel 2.95 terlihat bahwa jumlah armada AKDP masih cukup memadai
dibandingkan dengan jumlah penumpang, dimana pada tahun 2011 perbandingan jumlah
angkutan terhadap jumlah penumpang adalah 1 kendaraan berbanding 538 penumpang.
Untuk pengujian kendaraan bermotor terdapat 3 unit Balai Pengujian Kendaraan
Bermotor secara mekanik yang berdomisili di Kota Gorontalo, Kab. Gorontalo, dan Kab.
Gorontalo Utara, sedangkan di Kab. Boalemo dan Kab. Pohuwato masing- masing terdapat 1
(satu) unit Balai Pengujian Kendaraan Bermotor Mobile.

BAB II - 107
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Sedangkan dalam upaya meningkatkan pelayanan angkutan transportasi darat


khususnya daerah yang belum terjangkau oleh layanan transportasi umum terdapat 12 (dua
belas) armada bus yang disubsidi oleh pemerintah untuk melayani daerah tersebut.
Dalam mengurangi dan menimimalisir muatan berlebih dijalan raya maka diperlukan
Jembatan Timbang sebagai sarana pengontrol tersebut. Unit Pelaksana Penimbangan
(Jembatan Timbang) yang terdapat di Provinsi Gorontalo sebanyak 3 unit yaitu Jembatan
timbang tersebut terletak di Isimu. (Kabupaten Gorontalo), Marisa (Kabupaten Pohuwato)
dan Molotabu (Kabupaten Bone Bolango) seperti yang terlihat pada tabel 2.96.

Tabel. 2.96
Data Jembatan Timbang di Provinsi Gorontalo, Tahun 2012
No Nama Lokasi Kapasitas (Ton)
1 Jembatan Timbang Isimu Desa Isimu Utara 20
Kec. Tibawa
Kab. Gorontalo
2 Jembatan Timbang Marisa Desa : Teratai 40
Kec. : Marisa
Kab/Kota : Pohuwato
3 Jembatan Timbang Molotabu Desa : Botutonuo 40
Kec. : Kabila Bone
Kab : Bone Bolango
Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, 2012

Dalam pelayanan transportasi darat terdapat beberapa pelayanan angkutan yang


langsung berhubungan dengan masyarakat berupa pengurusan ijin trayek angkutan umum,
dimana terlihat jumlah ijin trayek yang dibandingkan dengan rasio jumlah penduduk, dan
rasio ijin trayek per-Kab/Kota tahun 2011 seperti terlihat pada tabel 2.97 dan 2.98.

Tabel. 2.97
Rasio Ijin Trayek Tahun 2007 – 2011
No Uraian 2007 2008 2009 2010 2011
1 Ijin trayek Antarkota antar Provinsi (AKAP) - - - - -
2 Ijin Trayek Antarkota dalam Provinsi (AKDP) 505 617 711 719 561
3 Ijin Trayek Angkutan antar jemput antar - - - - 10
Provinsi (AJAP)
4 Ijin trayek perkotaan - - - - 17
5 Ijin trayek perdesaan - - - - 618
6 Jumlah Ijin Trayek (1+2+3+4+5) 505 617 711 719 1.206
7 Jumlah penduduk 460.335 972.208 483.952 1.040.164 1.040.164
8 Rasio Ijin Trayek (6/7) 0,00110 0,00063 0,00147 0,00069 0,00116
Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, 2012

BAB II - 108
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel. 2.98
Rasio Ijin Trayek menurut Kab/Kota Tahun 2011
Jumlah Jumlah Izin Trayek Total Jumlah Rasio Izin
No Kabupaten/Kota Antar kota
Perkotaan Perdesaan Ijin Trayek Trayek
penduduk antar
1 2 3 provinsi
4 5 6 7= 4+5+6 8= 7/3
1 Kabupaten Pohuwato 128.748 - - 16 16 0,00012
2 Kabupaten Gorontalo 355.988 - - 128 128 0,00036
3 Kabupaten Boalemo 129.253 - - 330 330 0,00255
4 Kabupaten Bone Bolango 141.915 - - 8 8 0,00006
5 Kabupaten Gorut 104.133 - - 136 136 0,00131
6 Kota Gorontalo 180.127 - 17 - 17 0,00009
Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, 2012

Dalam pelayanan transportasi darat yang menjadi salah satu pendukung pelayanan
utama adalah perhatian terhadap sarana dan prasarana fasilitas keselamatan LLAJ baik di
ruas jalan nasional maupun jalan provinsi, dimana pemasangan fasilitas keselamatan LLAJ
merupakan salah satu penunjang dalam penurunan kecelakaan lalu lintas dijalan raya yang
harus ditekan seminimalisir mungkin. Dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir terlihat beberapa
kebutuhan dan jumlah fasilitas terpasang seperti terlihat pada tabel 2.99.

Tabel 2.99
Jumlah Fasilitas Keselamatan LLAJ Tahun 2007 – 2011
Terpasang pada tahun Total terpasang Sisa yang belum
No Fas. Keselamatan LLAJ Satuan (2001-2011)
Kebutuhan
terpasang
2007 2008 2009 2010 2011
1 Rambu Lalu Lintas buah 200 252 285 310 410 3.059 3.500 441
2 Guardrail meter 500 3.500 2.150 1.800 2.328 13.998 35.780 21.782
3 Marka Jalan meter 10.000 40.000 65.450 55.000 20.000 254.150 479.100 224.950
4 APILL unit - - 1 1 4 14 25 11
5 Delineator buah 150 600 800 - 540 2.789 5.545 2.756
Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, 2012

Untuk angkutan penyeberangan, sampai saat ini telah memiliki 2 Pelabuhan


Penyeberangan di Provinsi Gorontalo yakni Pelabuhan penyeberangan Gorontalo dan
Bumbulan, dimana Pelabuhan Penyeberangan tersebut untuk melayani lintas
penyeberangan Gorontalo – Sulawesi Tengah. Sampai tahun 2011 pelayanan jasa angkutan
penyeberangan telah tersedia sarana angkutan penyeberangan sebanyak 3 unit Kapal Motor
Penyeberangan (KMP), yaitu:
1. KMP. Baronang untuk melayani Lintas Penyeberangan Gorontalo – Pagimana ukuran
526 GRT, kapasitas muat penumpang 400 orang, kendaraan roda 4 sebanyak 21 unit.
2. KMP. Tuna Tomini untuk melayani lintas penyeberangan Gorontalo – Wakai - Ampana,
ukuran 546 GRT penumpang 240 orang, kendaraan roda 4 sebanyak 14 unit.
3. KMP. Tanjung Api untuk melayani lintas penyeberangan Marisa – Dolong – Ampana,
ukuran 500 GRT penumpang 250 orang, kendaraan roda 4 sebanyak 17 unit.

BAB II - 109
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Adapun Trend layanan di Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo dapat dilihat pada


tabel 2.100 dan gambar 2.28.
Tabel 2.100
Produktivitas Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo
VOLUME ANGKUTAN
PENUMPANG (Org) BARANG (Ton) KENDARAAN (Unit)
NO TAHUN TRIP
TREND TREND RODA 2 TREND ≥ RODA 4 TREND
NAIK TURUN JUMLAH (%) NAIK TURUN JUMLAH (%) JUMLAH (%) JUMLAH (%)
NAIK TURUN NAIK TURUN
1 2007 224 5.323 2.728 8.051 -3,96 4.366 89 4.455 -15,37 74,0 7,0 81,0 -25,00 3,0 - 3,0 -97,83
2 2008 190 47.945 38.590 86.535 974,84 10.443 7.070 17.513 293,11 1.919 1.893 3.812 4.606,17 838 763 1.601 53.267
3 2009 217 39.285 35.729 75.014 -13,31 10.330 15.853 26.183 49,51 1.747 2.080 3.827 0,39 1.481 1.364 2.845 77,70
4 2010 224 31.369 31.884 63.253 -15,68 6.790 6.445 13.235 -49,45 1.677 2.030 3.707 -3,14 989 2.077 3.066 7,77
5 2011 258 45.825 50.451 96.276 52,21 9.676 8.381 18.057 36,43 2.713 3.234 5.947 60,43 781 1.193 1.974 -35,62
Jumlah 1.113 169.747 159.382 41.605 37.838 8.130 9.244 4.092 5.397

Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, 2012

Gambar 2.28
Produktivitas Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo

BAB II - 110
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, 2012

Berdasarkan Tabel 2.100 dan gambar 2.28 Produktivitas Pelabuhan Penyeberangan


Gorontalo 5 (lima) Tahun terakhir dapat dilihat bahwa arus turun naik penumpang, barang
dan kendaraan cenderung mengalami pergerakan yang fluktuatif, dimana setiap tahun
mengalami kenaikan maupun penurunan yang bervariasi, namun pada Tahun 2011 untuk
kunjungan kapal sebanyak 258 trip, bila dibandingkan dengan 2010 mengalami peningkatan
sebesar 15,18%, penumpang yang diangkut sebanyak 96.276 orang, jika dibandingkan
dengan 2010 mengalami peningkatan sebesar 52,21%. Angkutan barang sebanyak 18.057
ton bila dibandingkan dengan tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 36,43%. Untuk
angkutan kendaraan roda 2 sebanyak 5.947 unit bila dibandingkan dengan tahun 2010
mengalami peningkatan sebesar 60,43% dan roda 4 sebanyak 1.974 unit dibandingkan
dengan tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 35,62%.

2.3.1.7 Lingkungan Hidup


Selama tahun 2007 – 2012, berbagai persoalan dan bencana lingkungan yang
berdampak terhadap penurunan kualitas lingkungan terjadi disebagian besar wilayah
Provinsi Gorontalo. Berbagai program dan kegiatan telah dilaksanakan sebagai upaya
menangani permasalahan lingkungan pada kurun waktu tersebut yang diprioritaskan pada
perbaikan pengelolaan sumberdaya alam dan perlindungan fungsi-fungsi lingkungan.
Sebagian besar masalah lingkungan ini bersumber dari kegiatan domestik, industri agro,
industri manufaktur, industri pertambangan, industri jasa, dari sektor tranportasi serta
lemahnya law enforcement yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan kualitas
lingkungan.
Kedepan permasalahan lingkungan di Provinsi Gorontalo masih akan diperhadapkan
pada permasalahan yang terjadi sampai saat ini seperti kerusakan Danau Limboto,

BAB II - 111
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

pencemaran air, udara, tanah, persampahan, dan limbah serta kerusakan lingkungan baik
darat, pesisir, dan laut, seperti:
1. Kerusakan Danau Limboto, Pada saat ini kedalaman Danau Limboto tinggal rata-rata 2
meter dan luasnya sisa 2.537,5 Ha. Diproyeksikan bahwa Danau Limboto 5 tahun
kedepan tingkat kedalamannya tinggal 1 meter dan luasnya sisa 1.500 Ha.
2. Penurunan Kualitas Air Danau Limboto, Saat ini kualitas air Danau Limboto mengalami
penurunan akibat limbah domestik, aktivitas budidaya yang dilakukan di dalam danau,
dan sedimentasi danau akibat erosi di daerah hulu sungai. Monitoring kualitas air danau
menunjukkan beban pencemaran organik yang tinggi dari sumber aliran yang melalui
kawasan perkotaan tersebut, seperti terlihat pada kandungan oksigen terlarut di Sungai
Alo 0,77 mg/l, Sungai Biyonga 0,94 mg/l, dan kandungan total nitrogennya adalah 2,69
mg/l, sementara total fosfornya 1,44 mg/l. Akibat eutrofikasi berbagai tanaman
pengganggu tumbuh subur yang banyak menyerap air dan dapat mempercepat
pendangkalan danau. Eceng gondok di Danau Limboto tumbuh meluas. Luas sebaran
eceng gondok mencapai sekitar 30 % dari luasan danau.
3. Pencemaran Air Sungai, Kualitas air di beberapa sungai di Provinsi Gorontalo rendah.
Hasil pemantauan kualitas air sungai yang dilakukan oleh BALIHRISTI bekerjasama
dengan Kementerian Negara Lingkungan Hidup serta Balai Teknologi Kesehatan
Lingkungan (BTKL) Manado pada tahun 2011 menunjukkan beberapa parameter sudah
melebih nilai ambang batas yang dipersyaratkan, seperti: Sungai Andagile secara umum
tergolong BURUK atau CEMAR BERAT (Kelas D) dengan uraian bahwa di bagian hulu
kisaran nilai skor – 29 (CEMAR SEDANG), bagian tengah kisaran nilai skor – 55 (CEMAR
BERAT) dan di bagian hilir kisaran nilai skor – 71 (CEMAR BERAT). Di bagian hulu
terdapat tiga parameter yang menjadi polutan atau melebihi baku mutu, yaitu BOD,
Coliform dan E.Coli, di bagian tengah terdapat tiga parameter yang menjadi polutan atau
melebihi baku mutu yaitu BOD, Nitrit, dan Coliform, sedangkan di bagian hilir terdapat
empat parameter yang menjadi polutan atau melebihi baku mutu, yaitu BOD, Nitrit,
Coliform dan E.Coli, Sungai Paguyaman cemar RINGAN sampai cemar SEDANG, Sungai
Bone masih tergolong cemar RINGAN, Sungai Taluduyunu cemar SEDANG, Sungai
Buladu cemar RINGAN sampai cemar SEDANG, dan Sungai Biongan masih tergolong
cemar RINGAN. Diproyeksikan untuk 5 tahun ke depan jumlah sungai yang akan
menurun kualitasnya akan meningkat 75%.
4. Penurunan Kualitas Udara, berdasarkan hasil pemantauan kualitas udara di Provinsi
Gorontalo pada tahun 2007-2011 menunjukkan bahwa kualitas udara di Provinsi
Gorontalo pada umumnya masih dalam kategori baik, namun mengalami penurunan
kualitas dari tahun ketahun, kecuali beberapa lokasi yang sudah melebihi baku mutu
seperti di depan hasrat Kota Gorontalo dan hasrat di Kabupaten Pohuwato. Hal tersebut
disebabkan karena laju pertumbuhan kendaraan beroda empat maupun beroda dua dan
pertumbuhan industri sangat cepat. Apabila hal tersebut tidak diantisipasi maka 5 (lima)
tahun kedepan kualitas udara ambient akan mengalami penurunan sampai dibawah baku

BAB II - 112
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

mutu yang dipersyaratkan. Dalam mencapai kualitas udara yang diinginkan, maka perlu
dilakukan upaya-upaya pengendalian pencemaran udara. Salah satu kegiatan
pengendalian pencemaran udara adalah pengukuran dan pemantauan terhadap kualitas
udara tersebut.
5. Kerusakan Mangrove dan Terumbu Karang, salah satu potensi pesisir di Provinsi
Gorontalo adalah terumbu karang dan hutan mangrove. Sumberdaya pesisir ini
diperkirakan telah berada dalam ambang kerusakan. Tingkat kerusakan diperkirakan
rata-rata mencapai 40-65%. Apabila tidak dilakukan tindakan konservasi secepatnya,
maka 5 (lima) tahun ke depan kerusakan akan semakin meluas hingga mencapai
60-75 %.
6. Kerusakan DAS dan Banjir, Kejadian banjir di Provinsi Gorontalo terjadi hampir setiap
tahun dan mengakibatkan kerusakan dan kerugian terhadap infrastruktur, seperti jalan,
jembatan, sekolah,dan lain-lain. Jumlah kerugian akibat banjir di Provinsi Gorontalo,
apabila di lakukan penanganan maka di proyeksikan untuk 5 tahun ke depan kerugian
tersebut akan semakin meningkat hingga mencapai 40%.
7. Pertambangan Emas Tanpa Ijin (PETI), Kegiatan pertambangan sangat potensial
menimbulkan degradasi lingkungan hidup jika tidak dilakukan secara hati-hati. Kegiatan
pertambangan emas di Provinsi Gorontalo tersebar di beberapa wilayah yaitu Wilayah
Marisa Kabupaten Pohuwato, wilayah Pasolo Desa Buladu, Kecamatan Sumalata dan
wilayah tambang Mopuya Desa Kaidundu, Kecamatan Bone Pantai Kabupaten Bone
Bolango, wilayah tersebar di Kabupaten Bone Bolango, dan wilayah Boliohuto Kabupaten
Boalemo. Permasalahan yang terjadi akibat kegiatan pertambangan emas adalah
pencemaran logam berat Hg pada badan air sungai. Kandungan merkuri pada air sungai
tersebut kemudiaan akan mengalir menuju ke muara dan akhirnya akan masuk ke
perairan laut. Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan Balihristi tahun 2010 menunjukkan
bahwa penambangan emas di Desa Buladu dan Desa Kaidundu telah menyebabkan
kandungan logam berat Hg (merkuri) pada badan air sungai Dubalango dan Sungai
Mopuya telah melewati ambang batas baku mutu (0,001 mg/l). Kadar Hg pada badan air
dan sedimen sungai dubalango (sungai sekitar penambangan pasolo) adalah masing-
masing berkisar antara 0,0002 – 0,016038 mg/l dan 104,2172 – 927,2519 mg/l, sedang
konsentrasi Hg pada badan air dan sedimen Sungai Mopuya (sungai sekitar
penambangan Mopuya) adalah masing-masing berkisar antara 0,0002-0,2457 mg/l dan
22,7798 – 53,1579 mg/l.
8. Tingkat ketaatan pemrakarsa kegiatan dalam pengelolaan lingkungan masih rendah.
Berdasarkan hasil pemantauan pada tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat ketaatan
pemrakarsa kegiatan dalam pengelolaan lingkungan baru mencapai 35%. Kondisi
tersebut sangat berpengaruh terhadap perubahan kualitas lingkungan seperti perubahan
kualitas air permukaan, perubahan kualitas udara, dan pencemaran tanah.
9. Kebersihan dan Kehijauan Kota (Clean and Green City), Perkembangan penduduk yang
pesat terutama karena urbanisasi telah menimbulkan masalah meningkatnya jumlah

BAB II - 113
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

sampah yang dihasilkan dan menyempitnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) akibat pesatnya
pembangunan perumahan dan sarana umum lainnya. Meningkatnya jumlah kendaraan
bermotor yang pesat, meningkatkan resiko polusi udara. Pemerintah Pusat
melaksanakan Program Adipura dalam upaya peningkatan kebersihan dan kehijauan
kota. Masalah-masalah yang dihadapi dalam mewujudkan Clean and Green City adalah
Kesenjangan antara jumlah sampah yang dihasilkan dan yang terangkut. Di Kota
Gorontalo jumlah sampah sebanyak 683 m3/hari, sedangkan yang terangkut hanya
sebanyak 383 m3/hari atau 56 %. Hal ini disebabkan kurangnya prasarana dan sarana
pengangkut. Selain itu, Tempat Pembuangan Akhir Sampah yang tersedia belum
representatif, Kurangnya komitmen pemerintah kabupaten dalam pengelolaan
lingkungan umumnya dan dalam mewujudkan kebersihan dan kehijauan kota yang
tercermin dari kesiapan institusi lingkungan hidup dan dana yang dialokasikan untuk
pengelolaan lingkungan hidup, dan Rendahnya kesadaran masyarakat dalam
pengelolaan lingkungan.
Berdasarkan kondisi lingkungan tersebut, maka upaya-upaya yang harus dilakukan
oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo, adalah pengendalian sumber-sumber pencemaran dan
perusakan SDA, peningkatan kualitas lingkungan DAS, pengendalian kemerosotan KEHATI,
peningkatan peran serta masyarakat serta menahan laju deforestasi. Beberapa target
capaian dalam pelestarian lingkungan hidup di Provinsi Gorontalo sampai tahun 2017 adalah
peningkatan ketaatan pemrakarsa kegiatan dalam pengelolaan lingkungan hidup sebesar
58%, peningkatan indeks kualitas lingkungan menjadi 90, tersedianya data dan informasi
lingkungan yang berkualitas, terjadinya penurunan sedimentasi dan laju pertumbuhan eceng
gondok di Danau Limboto.

Pelayanan Penelitian
Program pembangunan penelitian di Provinsi Gorontalo disesuaikan dengan program
unggulan pemerintah daerah yakni (1) pertanian dan ketahanan pangan; (2). perikanan
dan kelautan ; (3). pendidikan dan kesehatan; (4) ekonomi, social dan budaya dan (5). tata
ruang, infrastruktur dan lingkungan hidup.
Pembangunan Iptek ketahanan pangan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan
pangan masyarakat yang cukup, bergizi, aman, sesuai selera, dan keyakinannya melalui
peningkatan produktivitas, kualitas, dan efisiensi produksi pertanian, perikanan, dan
kehutanan secara berkelanjutan, pengolahan hasil, dan penganekaragaman pangan.
Prioritas utama adalah untuk mendukung terwujudnya kemandirian ketahanan pangan,
revitalisasi nilai kearifan lokal, dan meningkatkan kemitraan antar-kelembagaan. Komoditas
pangan yang menjadi prioritas diselaraskan dengan kebijakan revitalisasi pembangunan
pertanian, perikanan, dan kehutanan. Kerangka kebijakan Iptek ketahanan pangan adalah
untuk meningkatkan daya dukung teknologi untuk mempertajam prioritas penelitian,
memperkuat kapasitas kelembagaan, menciptakan iklim inovasi, dan membentuk SDM yang
handal dalam pengelolaan pangan.

BAB II - 114
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Pembangunan iptek perikanan dan kelautan diarahkan untuk mendukung kebijakan


pembangunan perikanan berkelanjutan berwawasan lingkungan, peningkatan produksi
perikanan, konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil, memperkuat kelembagaan dan
jaringan, dan mendorong iklim yang kondusif untuk inovasi berbasis sumberdaya pesisir laut
dan pulau-pulau kecil. Kerangka kebijakan mencakup pemanfaatan sumberdaya perikanan
dan kelautan yang ramah lingkungan, efisien, ekonomis, sesuai sumberdaya lokal, dan
berwawasan masa depan
Otonomi dalam penyelenggaraan pendidikan memberikan implikasi terhadap masing-
masing daerah untuk mengembangkan pendidikan sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Dalam hal ini, akan terdapat variasi baik pengelolaan maupun perolehan pendidikan pada
masing-masing daerah. Pengembangan produk berkualitas yang kompetitif diperlukan
sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang keahliannya relevan dengan potensi kawasan
yang sedang dan akan dikembangkan. Pergeseran nilai paradigma pendidikan sebagai
sebuah investasi terjadi. Banyak lulusan SD, SMP/MTs, SMA/MA/SMK yang tidak
melanjutkan lagi ke jenjang pendidikan berikutnya sehingga lebih banyak menciptakan
pengangguran. Demikian pula lulusan perguruan tinggi yang ada, belum mampu
menciptakan lapangan kerja sendiri. Banyak anak DO yang tidak memiliki keterampilan.
Dengan demikian untuk menciptakan SDM berkualitas yang memiliki keahlian sesuai potensi
daerah tempat anak tersebut bermukim, diperlukan konsep dan paradigma pendidikan yang
baik.
Permasalahan utama dibidang kesehatan adalah masih tingginya angka kematian
bayi, anak balita, dan ibu maternal, serta tingginya proporsi balita yang menderita gizi
kurang; masih tingginya angka kematian akibat penyakit menular serta kecenderungan
semakin meningkatnya penyakit tidak menular; kesenjangan kualitas kesehatan dan akses
terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu antar wilayah/daerah, gender, dan antar
kelompok status sosial ekonomi; belum memadainya jumlah, penyebaran, komposisi, dan
mutu tenaga kesehatan; serta terbatasnya sumber pembiayaan kesehatan dan belum
optimalnya alokasi pembiayaan kesehatan. Dengan demikian untuk menciptakan masyarakat
yang sehat dan berkualitas, maka diperlukan konsep dan paradigma kesehatan yang baik
Pengembangan pembangunan iptek ekonomi, sosial dan budaya mengarah pada
peningkatan kemampuan Iptek menjawab masalah-masalah pengembangan suatu wilayah
dan sosial-ekonomi-budaya masyarakat dan juga untuk meningkatkan kemampuan sarana
dan prasarana dalam menunjang aktifitas eknomi dan sosial. Prioritas utama adalah untuk
riset pengembangan ekonomi, social dan budaya adalah peningkatan penggunaan
komponen lokal, dan efisiensi pada pembangunan di wilayah kota/kabupaten Gorontalo
Pengembangan Tata ruang, infrastruktur dan lingkungan hidup diarahkan untuk
memenuhi kebutuhan tata ruang, menjaga kelangsungan lingkungan hidup dan
mempertajam prioritas penelitian, pengembangan, dan rekayasa Iptek yang diprioritaskan
pada pencapaian kestabilan masing-masing ekosistem yang menopang kehidupan untuk
mewujudkan kemandirian dalam penyediaan jasa-jasa lingkungan.

BAB II - 115
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Badan Lingkungan Hidup, Riset dan Teknologi Informasi Provinsi Gorontalo sejak
tahun 2004-2011 telah melaksanakan beberapa kajian dibidang pertanian dan ketahanan
pangan, perikanan dan kelautan, pendidikan dan kesehatan; ekonomi, sosial dan budaya
maupun dibidang lingkungan hidup. Kajian yang telah dilaksanakan selama tahun 2004 s/d
2011 dapat dilihat pada tabel 2.101.

Tabel 2.101
Penelitian Yang Telah Dilakukan
Selang Tahun 2004 s/d 2012
No Judul Penelitian Tahun
1 Membangun Otonomi Daerah Melalui Peningkatan Kiknerja Aparatur 2004
Pemerintah di Provinsi Gorontalo
2 Pengembangan Wirausaha Pupuk Organik (Bokashi) Berbasis Kotoran 2004
Kuda
3 Persepsi dan Sikap Masyarakat Gorontalo Terhadap Program “ Etalase 2004
Perikanan” di Provinsi Gorontalo
4 Kajian Pengembangan mutu Pendidikan Dasar dan Menengah di 2005
Provinsi Gorontalo.
5 Kajian keberadaan Organisasi Pemerintah dalam Penerapan PP No.8 2005
Tahun 2003 di Provinsi Gorontalo
6 Kajian tentang Tarif Rasional Pelayanan Kesehatan di Provinsi 2005
Gorontalo
7 Kajian Pengembangan Budidaya Rumput Laut di Provinsi Gorontalo 2005

8 Kajian Perencanaan dan Pengembangan Panti Pembenihan Udang 2005


dan ikan serta budi daya tambak berwawasan lingkungan di Provinsi
Gorontalo
9 Kajian Evaluasi DAS di Provinsi Gorontalo 2005

10 Penelitian Potensi Sumber Daya Perikanan Laut dan Perairan Teluk 2005
Tomini di Provinsi Gorontalo dalam mendukung pengembangan
perikanan tangkap dan marine culture yang berkelanjutan (Ekspedisi
Wallacea)
11 Optimalisasi Kebutuhan Pemupukan Jagung di Provinsi Gorontalo 2005

12 Analisis Kesesuaian Lahan Pengembangan Jagung di Kabupaten Bone 2005


Bolango Provinsi Gorontalo
13 Optimalisasi Kebutuhan Pemupukan Jagung di Provinsi Gorontalo 2006
(Penelitian lanjutan)
14 Analisis Kesesuaian Lahan Pengembangan Jagung di Kabupaten 2006
Boalemo dan Kabupaten Gorontalo
15 Efektivitas dan Efisiensi Pompa Air Energi Surya di Pertanaman 2006
Jagung
16 Dampak agropolitan jagung terhadap pengurangan kemiskinan di 2006
Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Pohuwato
17 Kajian pengembangan kawasan Taman laut Olele 2006

18 Studi Fishing Capacity Teluk Tomini dan Pantai Utara Gorontalo 2006

BAB II - 116
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

19 Evaluasi Policy Coherence Provinsi Gorontalo 2006

20 Peningkatan Kapasitas Pimpinan dan Anggota DPRD 2007


21 Kajian Pendidikan Bagi Keluarga Masyarakat berpenghasilan Rendah 2007

22 Kajian tentang akar kemiskinan di Provinsi Gorontalo 2007

23 Pengembangan Model Revitalisai Desa Miskin 2007

24 Dampak Reformasi Keuangan Daerah Terhadap Kinerja 2007


Pembangunan Provinsi Gorontalo
25 Kajian Peranan (Partisipasi) Masyarakat Dalam Pengendalian Kinerja 2008
Pendidikan
26 Pengembangan Bahan Bakar Nabati Jarak Pagar dan Aren 2008

27 Kajian Kawasan Pemetaan Budidaya Rumput Laut 2008

28 Penelitian dan Pemanfaatan Jagung Komposit dan TTG 2008

29 Evaluasi Kebijakan Agropolitan di Prov. Gorontalo. 2009


30 Pengembangan Energi Alternatif Bioethanol 2009
31 Dampak Implementasi Kebijkakan Pendidikan Berbasis Kawasan di 2009
Prov. Gorontalo.
32 Ekspedisi Geografi Indonesia (EGI) Gorontalo (Kerjasama Pemrov 2009
dengan Bakosurtanal)
33 Analisis Potensi Sumber Daerah dan Penyusunan Model Spasio- 2010
Ekologis Terhadap Problem Daerah
34 Pengembangan Laborartorium dan Desa Mandiri Energi 2010
35 Studi Kelayakan Pengembangan Klaster Komoditas Rumput Laut di 2010
Provinsi Gorontalo
36 Survei Opini Publik dan Perilaku Pemilih Dalam Pilkada di Provinsi 2010
Gorontalo
37 Evaluasi Kinerja Aparatur Pemerintah Provinsi Gorontalo 2010
38 Pengembangan Desa Mandiri Energi di Kabupaten Boalemo 2011
39 Kajian Strategis Pemberdayaan Masyarakat Kampung Nelayan 2012
40 Strategi pengembangan Model Implementasi Pendidikan Gratis di 2012
Provinsi Gorontalo
41 Studi Kelayakan Pengembangan Klaster UMKM berbasis Teknologi 2012
Tepat Guna
42 Analisis dampak implementasi kebijakan pengembangan kawasan 2012
minapolitan terhadap nelayan tradisional
Sumber : Balihristi Prov. Gorontalo, 2012

2.3.1.8 Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak


Tujuan ketiga dari Millenium Development Goals (MDGs) adalah mendorong
kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan hingga tahun 2015. Hal ini dilakukan
dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia, baik laki-laki maupun perempuan dalam
bidang pendidikan, ketenagakerjaan dan politik. Untuk mencapai tujuan tersebut
dikeluarkan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan Pengarusutamaan
Gender dalam Pembangunan Nasional yang menyatakan bahwa seluruh departemen
maupun lembaga pemerintah non departemen di pemerintahan nasional, provinsi,

BAB II - 117
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

kabupaten/kota harus memasukkan pengarusutamaan gender dalam perencanaan,


pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi pada kebijakan program pembangunan. Upaya
untuk mencapai pembangunan yang berwawasan gender memerlukan gambaran kondisi
jumlah penduduk di Provinsi Gorontalo. Sensus penduduk Tahun 2010 oleh Badan Pusat
Statistik jumlah penduduk di Provinsi Gorontalo tercatat ±1.040.164 jiwa dan 243.992
jumlah rumah tangga.
Eksistensi perempuan pada lembaga pemerintah provinsi bahwa jumlah pegawai
perempuan yang memegang jabatan strategis eselon IV A sampai eselon I B sejumlah 239
orang dan jumlah seluruh pegawai perempuan sebanyak 1.506 orang sebagaiman terihat
pada tabel 2.102.
Tabel 2.102
Eksistensi Perempuan pada Lembaga Pemerintah Provinsi
ESELON
NON
NO JENIS KELAMIN JUMLAH
ESELON
I.B II.A II.B III.A III.B IV.A

1 Perempuan 1 1 1 44 2 190 1267 1506

Sumber : Badan Kepegawaian dan Pengembangan Aparatur Daerah Prov. Gorontalo, 2012

Menurut jenis kelamin penduduk di Provinsi Gorontalo terdiri dari laki-laki berjumlah
521.914 orang atau 50,18% sedangkan perempuan berjumlah 518.250 orang atau 49,82%
dengan rasio jumlah penduduk laki-laki dan perempuan sebesar 100,71 atau masih terbilang
berimbang. Namun dari segi kualitas kehidupan masih terjadi kesenjangan antara laki-laki
dan perempuan dalam hal pendidikan, ketenagakerjaan dan kesehatan. Penyebabnya antara
lain pembangunan belum mempertimbangkan manfaat pembangunan secara adil antara
laki-laki dan perempuan. Hal ini berdampak pada timbulnya ketidaksetaraan dan
ketidakadilan gender yang terindikasi dalam persoalan marginalisasi, subordinasi, beban
ganda, stereotipe, kekerasan, diskriminasi, dan kemiskinan. Selain itu dampak dari berbagai
produk peraturan perundang-undangan, kebijakan, program, dan kegiatan bias gender turut
memberi andil terpuruknya kualitas hidup kaum perempuan. Rendahnya kualitas hidup
perempuan berimbas pada kesejahteraan dan perlindungan anak yang masih jauh dari
harapan.
Di bidang pendidikan, perempuan Provinsi Gorontalo masih tertinggal dari laki-laki,
hal ini dapat dilihat dari rasio Angka Partisipasi Murni (APM) perempuan terhadap laki-laki di
Provinsi Gorontalo pada tahun 2010. Rasio APM perempuan terhadap laki-laki pada jenjang
SD adalah sebesar 101,85%,angka ini sudah cukup baik, namun pada jenjang SMP hanya
sebesar 72,71% dan jenjang SMA hanya sebesar 46,31%. Angka ini memperlihatkan masih
banyak perempuan usia sekolah di Provinsi Gorontalo yang kurang mendapatkan
kesempatan untuk bersekolah sampai ke jenjang SMA.
Di bidang ketenagakerjaan, ketimpangan gender juga masih terjadi. Tercatat jumlah
penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja adalah sebesar 286.695 laki-laki dan

BAB II - 118
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

146.231 perempuan dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 84,1 laki-laki
dan 44,9 perempuan serta tingkat pengangguran 3,38 laki-laki dan 8,48 perempuan. Namun
di sisi lain Jumlah Pencari Kerja penduduk 15 tahun ke atas untuk laki-laki sebesar 10.478
orang sedangkan perempuan sebesar 13.970 orang. Dari sini terlihat masih ada
kesenjangan kesempatan kerja terhadap perempuan dibandingkan terhadap laki-laki.
Partisipasi perempuan di Provinsi Gorontalo pada lembaga politik Tahun 2009 sebesar
20%. Dari 45 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Gorontalo sebanyak
9orang perempuan duduk sebagai anggota dewan. Di tingkat nasional partisipasi
perempuan sebesar 30%,dari 3 orang utusan Provinsi Gorontalo di DPR RI, sebanyak 1
orang perempuan, sedangkan di lembaga DPD RI dari 4 orang anggota, 2 diantaranya
adalah perempuan atau sebesar 50%. Sementara partisipasi politik perempuan di Provinsi
Gorontalo berjumlah 32 orang atau 14,5% dari jumlah anggota Dewan secara keseluruhan
di Provinsi Gorontalo. Hal ini menunjukkan partisipasi perempuan provinsi Gorontalo pada
lembaga politik cukup signifikan sebagaimana terlihat pada tabel 2.103.

Tabel 2.103
Eksistensi Perempuan Dalam Lembaga
DPRD Prov dan Kab/Kota Periode 2009 s/d 2014
Prov, Jumlah Persentase
No. Ket
Kab/Kota (org) (%)
1. Prov. Gorontalo 9 20 Partai Golkar (4), PAN (2),
Hanura (2) dan PPRN (1)
2. Kota Gorontalo 6 24 Partai Golkar (3), PAN (2)
dan Demokrat (1)
3. Kab. Gorontalo 6 24 Partai Golkar, PPP, PBB,
PDIP, PBR dan PDK
4. Kab. Boalemo 2 8 Partai PDIP dan Demokrat
5. Kab. Pohuwato 6 24 Partai Golkar (2), PPP (1),
PDK (1), Hanura (1), dan
PKB (1)
6. Kab. Bone 1 4 Partai PKNU
Bolango
7. Kab. Gorontalo 2 10 Partai Golkar
Utara
Sumber : Badan Kesbangpol Prov. Gorontalo, 2012

Data Biro Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah


Provinsi Gorontalo mencatat jumlah perempuan korban tindak kekerasan di Provinsi
Gorontalo sebesar 152 orang. Selain itu jumlah anak korban tindak kekerasan di Provinsi
Gorontalo tercatat sebesar 83 orang, dan 54 orang diantaranya adalah perempuan. Hal ini

BAB II - 119
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

seharusnya menjadi perhatian pemerintah Provinsi Gorontalo melalui peningkatan program-


program yang Responsif Gender dan Anak.

2.3.1.9 Ketenagakerjaan
Tahun 2010 jumlah tenaga kerja di seluruh sektor ekonomi sebanyak 432.926 orang
kemudian meningkat menjadi 445.210 orang pada Tahun 2011. Struktur ketenagakerjaan
Tahun 2011 memperlihatkan bahwa penduduk yang termasuk angkatan kerja sebesar
465.027 di mana masih lebih banyak dari bukan angkatan kerja sebesar 260.216. Penduduk
yang bekerja sebesar 445.210. Selanjutnya, kelompok bukan angkatan kerja didominasi oleh
penduduk yang mengurus rumah tangga, yaitu sebesar 171.804 serta yang bersekolah
sebesar 33.142.
Untuk penjaminan hak-hak tenaga kerja, setiap perusahaan di daerah Provinsi
Gorontalo diwajibkan untuk mengikuti Asuransi Jamsostek, dan tunduk pada peraturan
pemerintah daerah termasuk penentuan Upah Minimum Provinsi (UMP). Upah minimum
provinsi adalah standar minimum yang digunakan oleh para pengusaha atau pelaku industri
untuk memberikan upah kepada pekerja di Provinsi Gorontalo. Pada Tahun 2007 UMP
Provinsi Gorontalo sebesar Rp.560.000,- yang meningkat menjadi Rp.762.500.,- pada Tahun
2011. Pada Tahun 2012 UMP dinaikkan menjadi Rp. 837.500,-. Hal ini dapat dilihat pada
gambar 2.29.
Gambar 2.29
Perkembangan UMP dan KHM / KHL
Provinsi Gorontalo Tahun 2007 s/d 2012

1,000,000

500,000

-
2007 2008 2009 2010 2011 2012
UMP (Rp.) 560,000 600,000 675,000 710,000 762,500 837,500
Kenaikan (%) 6.3 7.1 12.5 5.18 7.4 9.8

UMP (Rp.) Kenaikan (%)

Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo, 2012

Terkait dengan penerapan norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sejauh ini
telah menjadi perhatian pemerintah daerah karena K3 ini merupakan instrumen untuk
perlindungan terhadap keselamatan pekerja. Data terakhir di tahun 2011 dari 1.100

BAB II - 120
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

perusahaan yang tercatat dalam bursa ketenagakerjaan baru 10 % atau 110 perusahaan
yang telah menerapkan norma keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

2.3.1.10 Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah


Pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah, merupakan bagian
dari kebijakan strategis untuk meningkatkan kesempatan kerja dan berusaha dalam rangka
meningkatkan pendapatan masyarakat, mengurangi kemiskinan dan meningkatkan lapangan
kerja. Kegiatan koperasi dan UMKM mencakup hampir seluruh lapangan usaha dan tersebar
di seluruh kecamatan dan desa, bahkan desa terpencil, memberi kesempatan bagi
masyarakat untuk memperbaiki dan meningkatkan ekonomi. Oleh karena itu, keberadaan
koperasi dan UMKM yang menyentuh kegiatan ekonomi sebagian besar masyarakat menjadi
pilihan yang strategis dalam kerangka pembangunan daerah, distribusi pendapatan dan
tenaga kerja serta memiliki kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.
Koperasi sebagai soko guru ekonomi terus ditingkatkan perannya dalam mendorong
mobilitas ekonomi di Provinsi Gorontalo. Periode 2007 hingga 2011 jumlah koperasi di
Provinsi Gorontalo terus meningkat. Pada tahun 2007 jumlah koperasi tercatat sebanyak 827
unit dan meningkat menjadi 986 unit Tahun 2011, hal ini dapat dilihat pada tabel 2.104.

Tabel 2.104
Perkembangan Jumlah Koperasi Per Kabupaten/Kota

NO KAB / KOTA 2007 2008 2009 2010 2011

1 KOTA GORONTALO 218 230 231 230 237


2 KAB. GORONTALO 247 257 271 309 328
3 KAB. BOALEMO 99 103 104 104 105
4 KAB. POHUWATO 93 99 103 103 103
5 KAB. BONE BOLANGO 89 91 97 106 110
6 KAB. GORONTALO UTARA 66 70 71 79 82
7 PROV. GORONTALO 15 15 15 19 21
JUMLAH 827 865 892 950 986
Sumber : Data olahan Dinas Koperindag Provinsi Gorontalo 2012

Dari total 986 koperasi tersebut, sebanyak 29 persennya atau 290 unit merupakan
koperasi tidak aktif. Meskipun jumlah koperasi tidak aktif berada dibawah dari rata-rata
nasional, namun kenyataan ini menunjukkan belum optimalnya pemberdayaan dan
pembenahan koperasi di daerah, hal ini terlihat pada tabel 2.105.

BAB II - 121
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.105
Jumlah Koperasi Aktif dan Tidak Aktif Per Kabupaten/Kota

2010 2011 % KENAIKAN


NO KAB / KOTA
AKTIF TDK AKTIF AKTIF TDK AKTIF AKTIF TDK AKTIF
1 KOTA GORONTALO 170 60 178 59 4.71 (1.67)
2 KAB. GORONTALO 232 77 252 76 8.62 (1.30)
3 KAB. BOALEMO 72 32 73 32 1.39 0.00
4 KAB. POHUWATO 77 26 65 38 (15.58) 46.15
5 KAB. BONE BOLANGO 72 34 74 36 2.78 5.88
6 KAB. GORONTALO UTARA 43 36 46 36 6.98 0.00
7 PROV. GORONTALO 6 13 8 13 33.33 0.00
JUMLAH 672 278 696 290 3.57 4.32
Sumber : Data olahan Dinas Koperindag Provinsi Gorontalo 2012

Peran koperasi terhadap pembangunan dan perekonomian daerah juga terlihat dari
sisi jumlah anggota, perkembangan modal, asset, koperasi sebagaimana ditunjukkah oleh
tabel 2.106.
Tabel 2.106
Perkembangan Jumlah Anggota, Modal, Aset, Volume Usaha dan SHU Koperasi
Indikator 2007 2008 2009 2010 2011
Jlh Anggota 109.608 120.532 126.384 125.745 123.548
(orang)
Modal Sendiri 65.118.930 70.256.952 80.191.789 90.702.140 127.186.345
(Rp. 000)
Modal Luar 149.021.930 163.290.510 172.967.847 190.233.286 230.628.392
(Rp. 000)
Asset 214.140.860 232.733.261 262.387.690 290.782.164 343.404.769
(Rp.000)
Volume Usaha 217.651.110 247.412.120 224.051.091 272.451.086 266.743.292
(Rp. 000)
SHU (Rp. 000) 13.642.890 11.971.539 15.461.567 18.347.864 20.289.421
Sumber : Data olahan Dinas Koperindag Provinsi Gorontalo 2012

Data diatas menunjukkan perkembangan jumlah anggota, permodalan, asset,


volume usaha dan Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi selang tahun 2007 – 2011 mengalami
fluktuasi, namun secara umum semua indikator tersebut mengalami peningkatan. Selang
tahun 2007 – 2011 jumlah anggota koperasi mengalami peningkatan dari 109.608 orang
menjadi 123.548 orang, atau naik sebesar 12,7%. Demikian halnya dengan modal sendiri
meningkat dari Rp. 65,12 milyar menjadi Rp. 127,2 milyar atau naik sebesar 95,3%, modal
luar dari Rp. 149 milyar menjadi Rp. 230,6 milyar atau naik 54,8%, asset dari Rp. 214,1
milyar menjadi Rp. 343,4 milyar atau naik 60,4%, volume usaha dari Rp. 217,7 milyar
menjadi Rp. 266,7 milyar atau naik 22,6%, dan total SHU mengalami kenaikan dari Rp. 13,6
milyar menjadi Rp. 20,3 milyar atau naik sebesar 48,7%.

BAB II - 122
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Disamping itu, selang tahun 2007 – 2011, Provinsi Gorontalo telah memiliki 3 koperasi
berskala besar tingkat nasional sebagaimana terlihat pada tabel 2.107.

Tabel 2.107
Koperasi Berskala Besar
JUMLAH TOTAL ASSET OMZET SHU
NO NAMA KOPERASI
ANGGOTA (000) (000) (000)
1 KSU MEKAR JAYA
KOTA GORONTALO 293 Rp 13,362,415 Rp 5,673,870 Rp 211,785
KEC. KOTA TENGAH
2 KSU MULYA JAYA
KAB. GORONTALO 137 Rp 8,638,336 Rp 9,501,635 Rp 478,799
KEC. TELAGA JAYA
3 KOP. TEBU RAKYAT
MITRA BANGKIT. 174 Rp 7,762,125 Rp 9,250,000 Rp 13,295
KAB. BOALEMO
KEC. PAGUYAMAN

JUMLAH 604 Rp 16,400,461 Rp 18,751,635 Rp 492,094

Sumber : Dinas Koperindag Provinsi Gorontalo 2012

Sedangkan untuk perkembangan UMKM di Provinsi Gorontalo periode 2007-2011


jumlah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada
tahun 2007 jumlah UMKM sebanyak 32.865 unit dan Tahun 2011 menjadi 60.378 unit, atau
meningkat sebesar 84% selama 5 tahun. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.108.

Tabel 2.108
Jumlah UMKM Provinsi Gorontalo periode 2007 – 2011
UMKM 2007 2008 2009 2010 2011

Usaha Mikro 30,021 47,810 48,238 50,694 51,961

Usaha Kecil 2,660 3,303 7,431 7,901 8,099

Usaha Menengah 184 219 222 310 318

Total 32,865 51,332 55,891 58,905 60,378


Sumber : Data Dinas Koperindag Provinsi Gorontalo 2012

Perkembangan jumlah UMKM tersebut merupakan akumulasi dari pertumbuhan


UMKM di kabupaten/kota. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.109.

BAB II - 123
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.109
Perkembangan UMKM Per Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota 2007 2008 2009 2010 2011*
Kab. Gorontalo 10.069 15.003 16.637 16.913 17.340
Kab. Gorontalo Utara 2.066 4.001 4.136 4.646 4.731
Kab. Boalemo 3.724 5.559 5.863 5.940 6.018
Kab. Pohuwato 4.414 7.432 7.714 8.078 8.341
Kab. Bone Bolango 5.865 8.348 10.527 11.338 11.608
Kota Gorontalo 6.727 10.989 11.014 11.989 12.340
Provinsi Gorontalo 32.865 51.332 55.891 58.905 60.378
Sumber : Dinas Koperindag Provinsi Gorontalo 2012 (*angka sangat sementara)

Tabel 2.109 menunjukkan tingkat pertumbuhan UMKM terbesar di Kabupaten Bone


Bolango, dengan tingkat pertumbuhan dari tahun 2007 – 2011 mencapai 47,9%. Kemudian
diikuti oleh Kabupaten Pohuwato sebesar 28%, Kabupaten Gorontalo Utara 23,9%,
Kabupaten Gorontalo 22,9%, Kabupaten Boalemo 22,8% dan terakhir Kota Gorontalo
15,4%. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam 5 tahun terakhir pertumbuhan
UMKM di Provinsi Gorontalo mencapai 83,7%, atau berkembang hampir 2 kali lipat
jumlahnya. Namun demikian harus diakui bahwa perkembangan jumlah UMKM belum diikuti
dengan peningkatan produktifitas, daya saing usaha, dan permodalan, sehingga UMKM di
Gorontalo cenderung rentan dengan gejolak dan tekanan ekonomi, terlebih jika kebijakan
pemerintah menaikkan BBM jadi diterapkan.
Salah satu sarana penting dalam mendukung pengembangan usaha pelaku UMKM
adalah ketersediaan infrastruktur distribusi barang dan jasa. Hingga tahun 2011, Pasar
Tradisional berjumlah 49 unit dan Pasar Modern 12 unit dengan total jumlah sebanyak 61
unit. Jika dibandingkan dengan jumlah kecamatan di Provinsi Gorontalo tahun 2011
sebanyak 65 kecamatan, berarti rasio pasar terhadap jumlah kecamatan adalah 0,94, atau
tidak semua kecamatan memiliki sarana pasar tradisional. Berikut data jumlah Pasar
Tradisional dan Pasar Modern di Provinsi Gorontalo tahun 2011 seperti terlihat pada tabel
2.110.

BAB II - 124
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.110
Pasar Tradisional dan Pasar Modern

Kab./Kota Pasar Tradisional Pasar Modern Jumlah

Kota Gorontalo 7 unit 10 unit 17 unit

Kab. Gorontalo 13 unit 2 unit 15 unit

Kab. Boalemo 4 unit - 4 unit

Kab. Pohuwato 14 unit - 14 unit

Kab. Bone Bolango 3 unit - 3 unit

Kab. Gorontalo Utara 8 unit - 8 unit

Provinsi Gorontalo 49 unit 12 unit 49 unit


Sumber : Dinas Koperindag Provinsi Gorontalo 2012

Disamping itu, peran pelaku UKM selaku sektor riil didaerah tercermin melalui
aktifitas perdagangan Gorontalo baik ekspor maupun antar pulau. Berikut ini perkembangan
ekspor (tabel 2.111) dan perkembangan nilai ekspor Gorontalo tahun 2007 – 2011 (tabel
2.112).

Tabel 2.111.
Perkembangan Volume Ekspor Gorontalo

2007 2008 2009 2010 2011 TOTAL


NO KOMODITI
Volume (kg) Volume (kg) Volume (kg) Volume Volume (kg) Volume (kg)
(kg)
1 KAYU 1,109,979 286,281 234,740 216,226 211,601 2,058,827
2 BUNGKIL KOPRA 26,716,000 - 7,700,000 18,252,010 - 52,668,010
3 MINYAK KELAPA KASAR 1,997,919 18,136,048 8,235,000 - - 28,368,967
4 JAGUNG KUNING 83,448,000 81,030,000 43,763,460 41,299,275 6,600,000 256,140,735
5 TEPUNG KELAPA 862,500 - 766,000 - - 1,628,500
6 GULA TETES 23,835,880 27,069,493 14,051,880 37,768,000 10,200,000 112,925,253
7 ROTAN POLIS 118,850 295,502 207,650 110,200 - 732,202
TOTAL 138,089,128 126,817,324 74,958,730 97,645,711 17,011,601 454,522,494

Sumber : Dinas Koperindag Provinsi Gorontalo 2012

BAB II - 125
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.112.
Perkembangan Nilai Ekspor Gorontalo

2007 2008 2009 2010 2011 TOTAL


NO KOMODITI
Nilai (US$) Nilai (US$) Nilai (US$) Nilai (US$) Nilai (US$) Nilai (US$)
1
KAYU 1,104,711 388,460 8,318,344 163,045 292,531 18,267,092
2
BUNGKIL KOPRA 2,804,140 - 847,400 2,007,721 - 5,659,261
3
MINYAK KELAPA KASAR 1,398,543 5,100,976 1,062,375 - - 7,561,894
4
JAGUNG KUNING 15,062,550 16,276,350 7,488,730 8,893,909 1,735,440 49,456,979
5
TEPUNG KELAPA 655,000 - 592,332 - - 1,247,332
6
GULA TETES 10,730,000 1,995,520 1,597,988 5,931,463 846,600 21,101,571
7
ROTAN POLIS 129,213 336,393 250,573 132,888 - 849,066
TOTAL
31,884,157 32,097,699 20,157,742 17,129,026 2,874,571 104,143,195
Sumber : Dinas Koperindag Provinsi Gorontalo 2012

Tabel 2.111 dan 2.112 menunjukkan adanya kecenderungan penurunan volume dan
nilai ekspor Gorontalo selang tahun 2007 – 2011. Penurunan ini diakibatkan oleh beberapa
faktor antara lain penurunan permintaan negara importir, stok barang daerah, kebijakan
ekspor nasional dan negara importir, dan membaiknya harga komoditi antar pulau sehingga
pelaku usaha lebih memilih perdagangan antar pulau ketimbang ekspor.
Komoditi ekspor terbesar Gorontalo adalah Jagung Kuning sebesar 256.141 ton
dengan total nilai ekspor mencapai US$ 49.456.979. Kemudian diikuti oleh Gula Tetes
sebesar 112.925 ton dengan nilai US$ 21.101.571, Bungkil Kopra sebesar 52.668 ton
dengan nilai US$ 5.659.261, Minyak Kelapa Kasar 28.369 ton dengan nilai US$ 7.561.894,
Kayu 2.059 ton dengan nilai US$ 18.267.092, Tepung Kelapa 1.629 ton dengan nilai US$
1.628.500 dan terakhir Rotan Polis 732 ton dengan nilai US$ 849.066. Negara tujuan ekspor
Gorontalo antara lain Singapura, Philipina, Vietnam, Korea, Thailand, Malaysia, China dan
Jepang.
Pada prinsipnya, perkembangan kuantitas KUMKM belum dibarengi dengan
perkembangan kualitas yang dapat memberi nilai tambah yang besar bagi pelaku usaha. Hal
ini disebabkan KUMKM Provinsi Gorontalo belum didukung sepenuhnya dengan permodalan
yang memadai, teknologi tepat guna, dan promosi produk untuk pemasaran yang efektif
serta belum didukung oleh kemitraan dalam bentuk inti-plasma, subkontrak, waralaba
(franchise), distribusi dan keagenan, perdagangan umum, dan bentuk-bentuk kemitraan
lainnya, seperti usaha patungan (joint venture), bagi hasil, dan penyumberluaran
(outsourcing). Fungsi kelembagaan KUMKM masih belum optimal karena banyak
permasalahan internal. Salah satu upaya untuk mengembangkan perekonomian daerah
adalah ekonomi kreatif yang sampai saat ini masih sangat terbatas pengembangannya.

BAB II - 126
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Lebih lanjut, untuk lembaga keuangan sesuai data yang ada pada Bank Indonesia
terdapat 17 lembaga perbankan yang ada di Gorontalo baik perbankan nasional maupun
swasta. Khusus untuk Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang telah beroperasi sebanyak 4
BPR. Keempat BPR ini telah beroperasi di Kab/Kota kecuali di Bone Bolango dan Gorontalo
Utara. Tabel 2.113 akan menggambarkan distribusi lembaga perbankan pemerintah dan
swasta termasuk BPR di Kabupaten dan Kota.

Tabel 2.113
Jumlah Bank Pemerintah dan Swasta di Provinsi Gorontalo

NO NAMA BANK ALAMAT STATUS

KOTA GORONTALO
1 PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Jl. H. Nani Wartabone (ex. Jl. A. Yani) KC D
2 PT. Bank Negara Indonesia Jl. H. Nani Wartabone No. 32 (ex. Jl. A. Yani KC D
(Persero) Tbk No.32)
3 PT. Bank Rakyat Indonesia Jl. H. Nani Wartabone No. 22 (ex. Jl. A. Yani KC D
(Persero) Tbk No.22)
4 PT. Bank Sulut Jl. M.T. Haryono No.18 KC ND
5 PT. Bank Muamalat Indonesia Jl. Raja Eyato No. 35A KC D
6 PT. Bank Tabungan Negara Jl. Prof. H.B. Yasin No.55, Limba U2,Kota KC D
(Persero) Selatan
7 PT. Bank Danamon Indonesia, Jl. H. Nani Wartabone No. 58 ( ex. Jl. A. KC D
Tbk Yani No.58)
8 PT. Bank Mega, Tbk Jl. H. Nani Wartabone No. 139 (ex. Jl. KC D
Ahmad Yani No. 139) Gorontalo 96114
9 PT. Bank Syariah Mandiri Jl. H. Nani Wartabone No. 127 (ex. Jl. KC D
Ahmad Yani No. 127)
10 PT. Bank Sinarmas Jl. KH. Agus Salim (Basuki Rahmat) No. 11, KC D
Kel. Limba, Kec. Kota Selatan, Kota
Gorontalo
11 PT. Bank Internasional Jl. H. Nani Wartabone (d/h Jl. Ahmad Yani) KC D
Indonesia, Tbk No.32 B & 32 C, Kel. Biawao, Kec. Kota
Selatan, Kota Gorontalo
12 PT. Bank Danamon Indonesia, Jl. MT. Haryono No.62, Kel. Biawao, Kec. KCP ND
Tbk Kota Selatan
13 PT. Bank Danamon Indonesia, Jl. Patimura No.22 Kel. Limba U 1, Kec. Kota KCP ND
Tbk Selatan
14 PT. Bank Negara Indonesia Jl. Jend. Sudirman No.6 Kel. Wumialo KCP ND
(Persero) Tbk
15 PT. Bank Tabungan Pensiunan Jl. H. Nani Wartabone No. 62 (ex. Jl. D.I. KCP ND
Nasional Panjaitan No.62) Kel. Limba U 1
16 PT. Bank Tabungan Pensiunan UMK-Satya Praja Gtlo, Jl. Raya Eyato No. 36, KCP ND
Nasional Kel. Biawao, Kec. Kota Selatan
17 PT. Bank Tabungan Pensiunan Jl. Prof. Dr. H.B. Yasin (ex. Jl. K H Agus KCP ND
Nasional Salim) Kel. Paguyaman, Kec. Kota Utara
18 PT. Bank Sulut Jl. Pasar Minggu No.20 Ds. Bube Kec. KCP ND
Suwawa
19 PT. Bank Sulut Jl. Budi Utomo No. 209, Kel. Limba U-I, Kec. KCP ND
Kota Gorontalo
20 PT. Bank Central Asia, Tbk Jl. H. Nani Wartabone No. 10 (ex. Jl. Ahmad KCP D
Yani No. 10)

BAB II - 127
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

21 PT. Bank Rakyat Indonesia Jl. Prof. Dr. H.B. Yasin (ex. Jl. Agus Salim) KCP D
(Persero) Tbk
22 PT. Bank Syariah Mega KCP Sentral Gorontalo, Jl. Sam Ratulangi KCP ND
Indonesia No.33, Kel. Limba U II, Kec. Kota Selatan
23 PT. Bank Syariah Mega KCP Satya Praja, Jl. KH. Agussalim No. 13, KCP ND
Indonesia Kel. Limba B, Kec. Kota Selatan
24 PT. Bank Tabungan Negara Jl. H. Nani Wartabone No. 16 (ex. Jl. Ahmad KK ND
(Persero) Yani No.16)
25 PT. Bank Tabungan Negara KK SOPP Gorontalo-STKIP, Jl. Jend. KK ND
(Persero) Sudirman No. 6, Gorontalo
26 PT. Bank Rakyat Indonesia KK BRI KPP Pratama KK ND
(Persero) Tbk
27 PT. Bank Rakyat Indonesia KK BRI Badan Keuangan Daerah (BKD) KK ND
(Persero) Tbk Provinsi Gorontalo
28 PT. Bank Muamalat Indonesia Jl. H. Nani Wartabone (ex. Jl. D.I. Panjaitan) KK ND
No. 74, Kel. Limba U, Kec. Kota Selatan
29 PT. Bank Rakyat Indonesia Jl. Raja Eyato - Kota Barat Unit ND
(Persero) Tbk
30 PT. Bank Rakyat Indonesia Jl. Budi Utomo, Kota Utara Unit ND
(Persero) Tbk
31 PT. Bank Rakyat Indonesia Jl. Sultan Botutihe No. 168 (ex. Jl. Nani Unit ND
(Persero) Tbk Wartabone No. 168, Kel. Oluhata, Kec.
Kabila)
32 PT. Bank Rakyat Indonesia Jl. Irigasi Kec. Tapa Unit ND
(Persero) Tbk
33 PT. Bank Rakyat Indonesia Jl. Raja Eyato Unit ND
(Persero) Tbk
34 PT. Bank Rakyat Indonesia Jl. Sultan Botutihe (ex. Jl. Hi. Nani Unit ND
(Persero) Tbk Wartabone, Kel. Paguyaman, Kec. Kota
Tengah, Kota Gorontalo)
35 PT. Bank Rakyat Indonesia Jl. Sam Ratulangi Unit ND
(Persero) Tbk
36 PT. Bank Rakyat Indonesia Jl. Prof. Aloei Saboe Unit ND
(Persero) Tbk

37 PT. Bank Pundi Indonesia, Tbk Jl. Kartini No. 2 Kel. Limba U1, Kec. Kota KC
Selatan
38 PT. Bank Panin, Tbk Jl. Jend. Ahmad Yani, Biawao, Kota Selatan, KC D
Gorontalo
38 PT. BPR Mega Zanur Jl. H.B. Yasin No. 40, Kota Gorontalo KP ND
39 PT. BPR Paro Dana Jl. Raya Limboto No. 40 KM 7, Desa Luhu, KP ND
Kec. Telaga
40 PT. BPR Asparaga Adiguna Jl. Prof. Dr. H.B. Yasin No. 67 (ex. Jl. Kartini KC ND
Bersama No.67)
41 PT. BPR Telaga Sinar Cahaya Jl. MH Thamrin Kel. Limba UI Kec. Kota KP ND
Selatan
KABUPATEN GORONTALO
1 PT. Bank Sulut Jl. Mayor Dullah No.1 KC ND
2 PT. Bank Rakyat Indonesia Jl. Jend. Sudirman No.269 KC D
(Persero) Tbk
3 PT. Bank Negara Indonesia Jl. Jend. Sudirman No. 45, Kel. Kayubulan, KCP ND
(Persero) Tbk Kec. Limboto
4 PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Jl. Sudirman No.35 KCP ND
5 PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Jl. Raya Limboto, Kel. Bulila, Kec. Telaga KF ND

BAB II - 128
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

6 PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Jl. Isimu Raya No. 47, Kec. Tibawa KF ND
7 PT. Bank Danamon Indonesia, Jl. Mbui Bungale KCP ND
Tbk
8 PT. Bank Tabungan Pensiunan Jl. Trans Sulawesi, Desa Marisa Utara KCP ND
Nasional
9 PT. Bank Tabungan Pensiunan Jl. Jend. Sudirman, Kel. Kayubulan, Kec. KCP ND
Nasional Limboto, Kab. Gorontalo
10 PT. Bank Tabungan Pensiunan Jl. PT. Rajawali, Desa Sidomulyo, Kec. KCP ND
Nasional Biliyohuto, Kab. Gorontalo
11 PT. Bank Syariah Mega KCP Paguyaman, Jl. Rajawali Dusun IV, KCP ND
Indonesia Desa Sidomulyo, Kec. Boliyohuto
12 PT. Bank Syariah Mega KCP Sentral Limboto, Jl. KH. Wahid Hasyim KCP ND
Indonesia No.560A, Kel. Kayubulan, Kec. Limboto
13 PT. Bank Sulut Jl. Raya Limboto, Kec. Telaga, Kab. KK ND
Gorontalo
14 PT. Bank Muamalat Indonesia Jl. Jend. Sudirman No.60 Kel. Kayubulan, KK ND
Kec. Limboto, Kab. Gorontalo
15 PT. Bank Tabungan Negara KK SOPP Limboto, Jl. Mayor Dullah No. 287, KK ND
(Persero) Limboto
16 PT. Bank Rakyat Indonesia Kel. Isimu/Trans Sulawesi Kec. Tibawa Unit ND
(Persero) Tbk
17 PT. Bank Rakyat Indonesia Kel. Kayubulan, Kec. Limboto Unit ND
(Persero) Tbk
18 PT. Bank Rakyat Indonesia Desa Payunga, Kec. Batudaa Unit ND
(Persero) Tbk
19 PT. Bank Rakyat Indonesia Desa Hulawa, Kec. Telaga Unit ND
(Persero) Tbk
20 PT. Bank Rakyat Indonesia Jl. Trans Sulawesi, Desa Kotajin, Kec. Unit ND
(Persero) Tbk Atinggola, Kab. Gorontalo
21 PT. BPR Asparaga Adiguna Desa Bulila Kec. Telaga KP ND
Bersama
22 PT. BPR Paro Dana Desa Sidodadi, Kec. Boliyohuto, Kab. KK ND
Gorontalo
KABUPATEN BOALEMO
1 PT. Bank Sulut Jl. Trans Sulawesi, Kec. Tilamuta KC ND
2 PT. Bank Danamon Indonesia, Jl. Trans Sulawesi, Desa Hungayonaa, Kec. KCP ND
Tbk Tilamuta
3 PT. Bank Muamalat Indonesia KK Boalemo, Jl. Husin Dj. Rahman, Desa KK ND
Limbato, Kec. Tilamuta, Kab. Boalemo
4 PT. Bank Rakyat Indonesia Desa Limbato, Kec. Tilamuta Unit ND
(Persero) Tbk
5 PT. Bank Rakyat Indonesia Desa Sidomulyo, Kec. Boliyohuto Unit ND
(Persero) Tbk
6 PT. Bank Rakyat Indonesia Desa Bongo, Kec. Wonosari, Kab. Boalemo, Unit ND
(Persero) Tbk Gorontalo
7 PT. BPR Asparaga Adiguna Jl. Trans Sulawesi Desa Molombulahe , Kec. KC ND
Bersama Paguyaman
KABUPATEN POHUWATO
1 PT. Bank Sulut Jl. Trans Sulawesi No.117, Marisa KC ND
2 PT. Bank Danamon Indonesia, Jl. Trans Sulawesi No.128, Kec. Marisa KCP D
Tbk
3 PT. Bank Rakyat Indonesia Jl. Trans Sulawesi (Depan Lap. Ormas KCP ND
(Persero) Tbk Marisa), Desa Marisa Utara, Kec. Marisa

BAB II - 129
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

4 PT. Bank Negara Indonesia Jl. Trans Sulawesi, Kec. Marisa KCP ND
(Persero) Tbk
5 PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Jl. Trans Sulawesi, Kec. Marisa KCP ND
6 PT. Bank Sulut KCP Popayato, Jl. Raya Trans Sulawesi No. KCP ND
188 Desa Maleo Kec. Popayato Timur, Kab.
Pohuwato
7 PT. Bank Muamalat Indonesia Jl. Trans Sulawesi Komp. Lapangan Ormas, KK ND
Kec. Marisa
8 PT. Bank Tabungan Negara KK SOPP Marisa, Jl. Batu Pasang, Marisa KK ND
(Persero)
9 PT. Bank Rakyat Indonesia Jl. Trans Sulawesi, Desa Buntulia Selatan, Unit ND
(Persero) Tbk Kec. Marisa
10 PT. Bank Rakyat Indonesia Jl. Trans Sulawesi Desa Motolohu Kec. Unit ND
(Persero) Tbk Randangan, Kab. Puhowato
11 PT. Bank Syariah Mega KCP Pohuwato-Marisa, Jl. Batu Pasang, Kel. KCP ND
Indonesia Marisa Utara
12 PT. BPR Paro Dana Jl. Trans Sulawesi No. 132, Desa Buntulia KC ND
Selatan, Kec. Duhiadaa, Kab. Pohuwato,
Marisa
KABUPATEN BONE
BOLANGO
1 PT. Bank Rakyat Indonesia Kompleks Perkantoran Desa Bube Kec. Unit ND
(Persero) Tbk Suwawa Kab. Bone Bolango
2 PT. Bank Rakyat Indonesia Kompleks Pasar Bilungala (Simpang Empat) Unit ND
(Persero) Tbk Desa Bilungala Kec. Bone Pantai Kab. Bone
Bolango
KABUPATEN GORONTALO
UTARA
1 PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Jl. Trans Sulawesi, Ds. Pontolo, Kec. KCP ND
Kwandang
2 PT. Bank Sulut Kel. Moluo, Kec. Kwandang, Kab. Gorontalo KCP ND
Utara
3 PT. Bank Danamon Indonesia, BDI KCP Gorontalo Utara, Jl. Trans Sulawesi, KCP ND
Tbk Dusun Pasar Lama, Desa Moluo

4 PT. Bank Tabungan Pensiunan Jl. Trans Sulawesi Pelabuhan Anggrek KCP ND
Nasional Kwandang, Desa Pantolo, Kec. Anggrek,
Kab. Gorontalo Utara (Kompleks Pasa
Molingkapoto)
5 PT. Bank Muamalat Indonesia KK Gorontalo Utara, Jl. Trans Sulawesi, KK ND
Simpang Tiga, Polsek Kwandang, Desa
Moluo
6 PT. Bank Tabungan Negara KK SOPP Kwandang, Jl. Raya Trans Sulawesi KK ND
(Persero) No. 88, Gorontalo
7 PT. Bank Rakyat Indonesia Desa Moluo, Kec. Kwandang Unit ND
(Persero) Tbk
8 PT. Bank Rakyat Indonesia Jl. Trans Sulawesi Desa Bulontio Timur Kec. Unit ND
(Persero) Tbk Sumalata Kab. Gorontalo Utara
Sumber : Bank Indonesia Gorontalo, 2012

Keberadaan perbankan di daerah diharapkan bisa memacu pertumbuhan ekonomi


sebagai bentuk penguatan modal usaha melalui skim kredit. Salah satu skim yang sangat

BAB II - 130
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

diminati adalah Kredit Usaha Rakyat disingkat KUR. KUR diarahkan untuk usaha mikro kecil
dan menengah (UMKM) yang memiliki kelayakan usaha namun tidak bankable dikarenakan
tidak adanya asset yang bisa dijadikan jaminan. Sejak diluncurkan pada tahun 2008 hingga
2011 penyaluran KUR di Gorontalo telah mencapai Rp. 279.102.820.500, yang disalurkan
kepada 36.782 UMKM se Provinsi Gorontalo.

2.3.1.11 Kebudayaan
Seperti umumnya masyarakat Indonesia, masyarakat Gorontalo dikenal dengan
masyarakat yang terbuka (open minded). Mudah menerima dan menyapa siapa saja yang
datang ke daerah. Di Gorontalo tidak mengenal perbedaan suku/etnik, dan agama, semua
diperlakukan sama. Nilai-nilai adat dan budaya yang masih kuat dalam kehidupan
bermasyarakat yang dimiliki Gorontalo, dijadikan kekayaan dan pemersatu yang tak ternilai
dan modal dasar untuk membangun daerah kedepan yang lebih sejahtera.
Selain itu, Pemerintah Pusat melalui Kementerian Agama telah menempatkan Provinsi
Gorontalo sebagai salah satu pusat pengembangan Kebudayaan Islam di Kawasan Timur
Indonesia. Ini disebabkan karena masyarakat Gorontalo dipandang masih tetap memegang
teguh adat dan budaya leluhur. Agama dan kebiasaan-kebiasaan adat/budaya dijalankan
dalam falsafah hidup orang Gorontalo melalui “Adat bersendikan syara” dan “Syara
bersendikan Kitabullah”. Jadi kehidupan keseharian masyarakat Gorontalo, telah
berkembang kedalam suatu suasana yang dinamis dan berdasarkan nilai-nilai religious
tersebut. Dengan demikian kehidupan harmonis dan damai inilah yang dijadikan modal
sosial untuk terus membangun daerah dalam mengejar ketertinggalannya dengan daerah
lain. Bagi pelaku bisnis, investor, dan wisatawan, keamanan, dan kenyamanan menjadi
syarat mutlak harus disiapkan daerah bagi mereka. Itulah yang menjadi pendorong bagi
pemerintah daerah untuk tetap menciptakan daerah yang aman dan damai. Keamanan
menjadi fokus utama bagi pemerintah daerah termasuk partisipasi aktif masyarakat untuk
tetap dipertahankan dan ditingkatkan. Kerjasama dan komunikasi yang dibangun oleh
institusi terkait bidang kemasyarakatan dan keamanan, tokoh-tokoh adat serta tokoh agama
menjadi kunci utama membangun perdamaian melalui dialog-dialog terbuka terkait masalah
kebangsaan dan keagamaan antar institusi.

2.3.1.12 Kepemudaan dan Olah Raga


Kepemudaan dan olahraga dilaksanakan dengan Visi Gorontalo Emas serta Misinya
yaitu mewujudkan masyarakat gemar berolahraga, kreatif dan inovatif. Visi dan misi ini
dilakukan melalui strategi: menata dan menyempurnakan sistem pembinaan dan
pengembangan pemberdayaan olahraga, membangun keserasian dan keharmonisasian
program, mekanisme dan hasil pembangunan keolahragaan kabupaten/kota, serta
memfasilitasi dan mengembangkan jaringan serta akses kemitraan disektor olahraga tingkat
provinsi sampai kabupaten/kota. Pembinaan pemuda selama ini sudah berjalan cukup baik.
Banyak prestasi membanggakan diraih oleh pemuda baik di tingkat nasional maupun

BAB II - 131
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

internasional, terutama terkait dengan bidang pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa kota
Gorontalo memiliki potensi pemuda yang unggul. Namun yang masih perlu ditingkatkan
adalah kemandirian sosial pemuda untuk bisa survive dalam arus globalisasi yang bisa
berdampak negatif pada pola relasisosial, menipisnya semangat kebangsaan, dan gaya
hidup hedonis. Semakin sempitnya lapangan kerja di sektor formal membutuhkan
kemandirian pemuda untuk berwirausaha. Prestasi olahraga dalam berbagai event sudah
cukup baik, namun masih perlu peningkatan kesadaran berolahraga di kalangan masyarakat
luas, pembibitan olahraga dan peningkatan jumlah ruang publik untuk olahraga yang bisa
dimanfaatkan oleh lembaga pendidikan dan masyarakat luas. Diharapkan dengan
peningkatan ruang publik untuk olahraga, pembibitan olahraga dan pemasyarakatan
olahraga akan memudahkan pencarian dan penemuan bibit unggul daerah di bidang
olahraga dan bisa membudayakan olahraga di masyarakat. Prestasi atlet Pemerintah
Provinsi Gorontalo pada beberapa event nasional dan internasional dapat dilihat pada tabel
2.1114.

Tabel 2.114
Daftar Perolehan Medali Kejuaraan Nasional dan Internasional
Cabang Jumlah Medali
No. Kejuaraan Olahraga Tahun
Perunggu Perak Emas
1 Sea Games Sepak Takraw 2009 1 - -
2 Asian Games Sepak Takraw 2010 1 - -
Atletik & Sepak
3 Kejurnas PPLP 2003 - 2010 17 5 9
Takraw
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, 2011

2.3.1.13 Kesatuan Bangsa Dan Politik Dalam Negeri


Semangat demokrasi dalam kehidupan masyarakat telah membawa perubahan
signifikan utamanya perubahan dalam paradigma pemerintahan, yaitu dari pola sentralisasi
bergeser ke pola desentralisasi, yang berimplikasi pula pada perubahan peran pemerintah
daerah yang harus makin responsive terhadap berbagai tuntutan masyarakat yang makin
demokratis. Perubahan tersebut setidaknya telah terinspirasi dibidang politik dan
pemerintahan. Pendidikan politik kepada masyarakat selalu dilaksanakan dalam rangka
meningkatkan kedewasaan politik masyarakat dan partisipasi politik masyarakat. Hal ini
tergambar pada pelaksanaan pemilihan Anggota Legislatif, Presiden/Wakil Presiden tahun
2009 yang tingkat partisipasi politik masyarakat mencapai 83 %. Sedangkan partisipasi
masyarakat dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Gorontalo periode tahun 2012-
2017, dari jumlah DPT sebanyak 756.597 orang yang menggunakan hak pilih sebanyak
608.799 orang, dimana suara sah sebanyak 495.175 orang dan suara tidak sah sebanyak
113.624 orang. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.115.

BAB II - 132
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.115
Hasil Rekapitulasi Perolehan Suara
Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Provinsi Gorontalo Tahun 2011
A. SUARA SAH

NAMA PASANGAN CALON KEPALA PEROLEHAN SUARA SAH UNTUK SELURUH PASANGAN
KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH JUMLAH
NO DAERAH
KOTA KAB. KAB. KAB. KAB. BONE AKHIR
DAN WAKIL KEPALA DAERAH KAB. GORUT
GORONTALO GORONTALO POHUWATO BOALEMO BOLANGO
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Drs. H. RUSLI HABIBIE, MAP


1 44.150 60.449 29.390 35.923 45.978 48.121 264.011
DR. Drs. H. IDRIS RAHIM, MM
DR. IR. H. GUSNAR ISMAIL, MM
2 41.730 42.924 28.390 31.164 28.228 10.624 183.060
H. TONNY ULOLI, SE.MM

Drs. H. DAVID BOBIHOE AKIB, MM


3 14.879 - 10.712 9.356 10.095 3.062 48.104
PROF.DR.IR.H.NELSON POMALINGO,M.Pd

JUMLAH PEROLEHAN SUARA SAH UNTUK


SELURUH PASANGAN KEPALA DAERAH DAN 100.759 103.373 68.492 76.443 84.301 61.807 495.175
WAKIL KEPALA DAERAH

B. SUARA TIDAK SAH


NAMA PASANGAN CALON KEPALA PEROLEHAN SUARA TIDAK SAH UNTUK SELURUH PASANGAN
JUMLAH
NO DAERAH KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH
AKHIR
DAN WAKIL KEPALA DAERAH KOTA GORONTALO
KAB. GORONTALO
KAB. POHUWATO
KAB. BOALEMO
KAB. BONE BOLANGO
KAB. GORUT
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 SUARA TIDAK SAH 1.173 106.974 1.032 2.721 1.025 699 113.624
JUMLAH PEROLEHAN SUARA SAH + SUARA TIDAK SAH
101.932 210.347 69.524 79.164 85.326 62.506 608.799
JUMLAH DAFTAR PEMILIH TETAP (DPT) 756.597
Sumber : Badan Kesbangpol Prov. Gorontalo,2012

Berdasarkan data yang terdaftar pada Badan Kesbangpol Provinsi Gorontalo sampai
dengan tahun 2012 jumlah LSM sebanyak 69, Orkesmas sebanyak 74 dan yayasan sebanyak
19, demikian juga data kejadian unjuk rasa dan konflik yang menonjol sampai dengan tahun
2012 dapat dilihat pada tabel 2.116, 2.117 dan 2.118.

Tabel 2.116
Jumlah LSM/Orkemas, Yayasan
Yang Terdaftar pada Badan Kesbang dan Politik

No. LSM/Orkemas Jumlah Ket.


1. LSM 69
2. Orkemas 74
3. Yayasan 19
Sumber : Badan Kesbangpol Prov. Gorontalo, 2012

BAB II - 133
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.117
Jumlah Kejadian Unjuk Rasa di Provinsi Gorontalo
Selang tahun 2008 s/ Mei 2012
Tahun
No. Materi Unras
2008 2009 2010 2011 2012
1 Masalah Kebijakan 8 8 18 22 3
Pemerintah
2 Korupsi, Kolusi dan 1 11 11 8 3
Nepotisme
3 Masalah PILKADA, PILEG 18 4 2 2 -
4 Masalah tambang - - 1 2 1
5 Masalah Penegakan Hukum 2 5 17 3 1
Sumber : Intelkam POLDA Gorontalo & Badan KesbangPol Prov. Gorontalo

Tabel 2.118
Data Konflik Yang Menonjol Tahun 2012
No. Jenis Konflik Uraian Jumlah Ket
Korban
1. Konflik Antar Konflik antara 1 (satu) Sudah
BRIMOB dan Orang diselesaikan
Lembaga
KONSTRAD oleh
Instansi terkait
2. Tawuran antar Tawuran antara - Sudah
SMK 1 & SMK 3 diselesaikan
pelajar
oleh Pihak
sekolah
Sumber : Badan Kesbangpol Prov. Gorontalo, 2012

2.3.1.14 Ketahanan Pangan


a. Perkembangan Ketersediaan Pangan
Intervensi kebijakan dan program Ketahanan Pangan selama periode 2003-2011
telah menaikkan tingkat ketersediaan energy (kalori/kapita/hari) dan protein (gr/hari),
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.30 dan 2.31 walaupun fluktuatif. Tetapi
ketersediaan lemak (gr/kapita/hari) cenderung menurun seperti yang ditujukkan pada
Gambar 2.32.
Penyebab utama berfluktuasinya ketersediaan tersebut, antara lain disebabkan oleh
meningkatnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya secara arif dan
adanya gangguan iklim, dan juga di pengaruhi oleh jumlah permintaan terhadap
pangan yang merupakan dampak dari peningkatan pendapatan masyarakat. Terkait
dengan penurunan ketersediaan lemak, antara lain disebabkan oleh produksi pangan
hewani tidak mengalami peningkatan produksi yang cukup besar, serta pertambahan
penduduk tiap tahun semakin bertambah.

BAB II - 134
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Gambar. 2.30

Sumber : Dinas Pertanian dan ketahanan pangan, 2012

Produksi pangan cenderung naik yang menunjukkan besarnya kecukupan


penyediaan pangan yang dipenuhi dari produksi dalam negeri. Untuk ketersediaan
energy pada tahun 2003-2007 cenderung naik, sedangkan periode tahun 2008-2010
kecenderungannya menurun. Hal ini dipengaruhi oleh semaikin bertambahnya jumlah
penduduk sedangkan produksi stagnan. Akan tetapi secara nasional angka ketersediaan
energy di Provinsi Gorontalo telah melebihi angka ketersediaan energy yang
diamanatkan pada pertemuan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi IX Tahun 2008,
bahwa tingkat ketersediaan energ di Indonesia adalah 2200 kkal.

Gambar. 2.31

Sumber : Dinas Pertanian dan ketahanan pangan, 2012

BAB II - 135
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Sedangkan ketersediaan protein yang diamanatkan pada WNPG tahun 2008


adalah 57 gram/hari. Untuk kondisi di Provinsi Gorontalo, ketersediaan protein masih
melebihi angka nasional yaitu berkisar 65,45-194,45 gram/hari atau 114,8% - 341%
diatas angka nasional. Pada tahun 2003-2008 ketersediaan protein cenderung naik,
akan tetapi pada tahun 2009-2010 ketersediaannya cenderung turun. hal ini
dipengaruhi oleh produksi pangan hewani tidak mengalami peningkatan produksi yang
cukup besar, apa bila dibandingkan dengan pertambahan penduduk setiap tahun.

Gambar 2.32

Sumber : Dinas Pertanian dan ketahanan pangan, 2012

Ketersediaan lemak kecenderungannya turun, hal diakibatkan oleh produksi


pangan hewani tidak mengalami peningkatan produksi yang cukup besar, serta
pertambahan penduduk tiap tahun semakin bertambah.

b. Perkembangan PPH Ketersediaan dan Konsumsi


Pola Pangan Harapan (PPH) adalah komposisi kelompok pangan utama yang bila
dikonsumsi dapat memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi lainnya. Apabila skor PPH
tinggi, maka ketersediaan dan konsumsinya semakin beragam. PPH ketersediaan di
Gorontalo, mengalami naik turun, kondisi ini diakibatkan oleh tidak dinamisnya
peningkatan produksi. PPH ideal yang diharapkan pada tahun 2020 adalah 100,
sedangkan PPH aktualnya berkisar antara 60,8-68,3 seperti ditunjukkan pada Gambar
2.33.

BAB II - 136
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Gambar 2.33

Sumber : Dinas Pertanian dan ketahanan pangan, 2012

Pada Gambar 2.34, performance PPH konsumsi yang menggambarkan


keberagaman tingkat konsumsi masyarakat selang 2004-2010 belum mencapai sasaran
sampai pada angka 80,2. Ketidakberagaman ini disebabkan oleh dominannya tingkat
konsumsi kelompok pangan padi-padian khususnya beras dan masih rendahnya
konsumsi untuk kelompok pangan umbi-umbian, pangan hewani, kacang-kacangan
serta sayur dan buah. Oleh karena itu telah dilakukan upaya penganekaragaman pola
konsumsi pangan melalui program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan
(P2KP) dan kampanye “ One day no rice “.

Gambar 2.34

Sumber : Dinas Pertanian dan ketahanan pangan, 2011

BAB II - 137
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Hasil analisis Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi tahun 2012, yang diolah
berdasarkan data ketersediaan produksi pangan pokok (padi, jagung, ubi kayu dan ubi jalar)
menunjukkan, bahwa wilayah Provinsi Gorontalo secara total berada pada status aman,
kecuali wilayah Kota Gorontalo, tabel 2.119. Hal ini disebabkan karena lahan produktif
sangat sedikit jumlahnya dan pertambahan penduduk yang meningkat secara signifikan
sehingga menjadikan wilayah Kota Gorontalo sebagai wilayah Rawan pangan secara
Kualitatif. Selain itu, wilayah (desa, kecamatan, kabupaten) menjadi rawan pangan apabila
terbatasnya sumberdaya pertanian, jumlah penduduk dan pertumbuhannya yang tinggi
serta aksesibilitas pangan yang sulit untuk menjangkau wilayah-wilayah tersebut.
Kestabilan distribusi pangan di Gorontalo terus terkendali, walaupun pada kondisi-
kondisi tertentu misalnya menjelang hari-hari besar keagamaan dan musim paceklik sering
terjadi lonjakan harga pangan pokok yang mempengaruhi aksesibilitas masyarakat terhadap
pangan. Untuk itu telah dilakukan langkah-langkah yang terkait dengan stabilitasi harga,
antara lain melalui kegiatan program penguatan lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-
LDPM), penyediaan cadangan pangan masyarakat melalui program lumbung pangan, dan
pengembangan sistem informasi harga, pasokan dan akses pangan.
Menjadi skala prioritas selain ketahanan pangan adalah keamanan pangan (food and
bio security) juga perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah, karena keamanan
pangan merupakan syarat penting yang harus melekat pada pangan yang hendak
dikonsumsi oleh masyarakat. Oleh karena itu industri pangan yang berperan sebagai
pengedar pangan ke konsumen harus memenuhi standar mutu dan keamanan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah. Beberapa tahun terakhir ini keamanan pangan selalu menjadi
pertimbangan pokok dalam perdagangan, baik perdagangan nasional maupun perdagangan
internasional. Di seluruh dunia kesadaran dalam hal keamanan pangan semakin meningkat.
Pangan semakin penting dan vital peranannya dalam perdagangan dunia. Berkaitan dengan
keamanan pangan sampai saat ini belum ada sinergitas yang mantap antara pemerintah
daerah dengan lembaga-lembaga internasional, regional, sub regional, dan antar daerah
guna memperkuat ketahanan pangan serta masih terbatasnya pusat-pusat riset untuk
mendukung food and bio-security.

BAB II - 138
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.119
Situasi Pangan dan Gizi Di Provinsi Gorontalo Tahun 2012

Indeks
Skor Skor
Skor Akses Skor Komposit
No Kecamatan Ketersediaan Pemanfaatan
Pangan Komposit Tahun 2012
Pangan Pangan
(IKT)
1 KABUPATEN BOALEMO 1 3 1 5 3

2 KABUPATEN GORONTALO 1 3 1 5 3

3 KABUPATEN POHUWATO 1 3 1 5 3

4 KABUPATEN BONE BOLANGO 1 3 1 5 3

5 KABUPATEN GORONTALO UTARA 1 3 1 5 3

6 KOTA GORONTALO 3 2 1 6 3

Provinsi Gorontalo 1 3 1 5 3

Sumber data : Hasil Olahan Subdinas Ketahanan Pangan Tahun 2012


Keterangan :
Rasio Skor Warna
3≤r≤4 1 Hijau
5≤r≤6 2 Kuning * Tanpa ada Bobot 3
5≤r≤9 3 Merah * Ada Bobot 3

Mengacu pada Tabel 2.118, hanya Kota Gorontalo yang skor ketersediaan pangannya
dikategorikan rawan, sementara seluruh kabupaten dipandang relative aman, tetapi dari
aspek skor akses pangan seluruh kabupaten dinilai rawan. Untuk skor pemanfaatan pangan
seluruh kabupaten/kota dikategorikan aman dan indeks komposit (IKT) seluruh wilayah
kabupaten/kota dinilai rawan.

2.3.1.15 Komunikasi dan Informatika


Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang demikian pesat telah
mendorong peran strategis informasi sebagai suatu modal dasar pembangunan. Berbagai
potensi keunggulan daerah seperti keindahan alam, iklim, sumber daya hayati baik
pertanian, perkebunan, perikanan dan kehutanan, sumber daya mineral dan pertambangan,
bila dikemas sebagai suatu produk informasi yang tepat akan menjadi sumber kegiatan
ekonomi yang tiada batasnya dan memiliki daya saing tinggi. Keunggulan khas tersebut,
perlu digali dan dikembangkan menjadi Gorontalo Information Database, yang dapat
dimanfaatkan seoptimal mungkin bagi pertumbuhan sektor-sektor yang lain dan pada
akhirnya dapat memajukan kesejahteraan masyarakat Provinsi Gorontalo.
Pembangunan Komunikasi dan Informatika Provinsi Gorontalo untuk tahun 2007-
2012 difokuskan kepada tiga agenda utama, yaitu:
1. Terbangunnya koneksi data base antar seluruh unit kerja
2. Berkembangnya warung informasi di setiap kecamatan
3. Terwujudnya teknologi informasi yang dimanfaatkan secara efektif
Terkait dengan agenda pembangunan Komunikasi dan Informatika sepanjang tahun 2007-
2012 yang telah dicapai yaitu:

BAB II - 139
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

1. Terbangunnya infrastruktur jaringan intranet dengan jumlah 60 titik sambungan jaringan


yang terdiri atas 55 titik sambungan jaringan SKPD dan UPTD, 4 titik sambungan tempat
umum dan 1 titik sambungan untuk asosiasi pengadaan barang dan jasa.
2. Kapasitas koneksi internet dengan kapasitas 12 Mbps untuk melayani 60 titik sambungan
3. Website dan portal Pemerintah Provinsi Gorontalo yang dapat diakses melalui
www.gorontaloprov.go.id dan www.gorontalo.go.id
4. Webmail untuk seluruh SKPD, Kecamatan dan Desa dengan jumlah 3274 pengguna yang
dapat diakses melalui http://mail.gorontaloprov.go.id
5. Pengembangan sistem informasi pendidikan dan sistem informasi perpustakaan digital
dengan jumlah 7851 database dan dokumen digital
6. Pengembangan Sistem Informasi Hukum dan Perundang-undangan dengan jumlah
19.793 database hukum dan perundang-undangan dalam bentuk dokumen digital.
7. Tersedianya 72 Pusat Layanan Internet Kecamatan dan 182 Desa Dering untuk layanan
komunikasi.
Pembangunan telekomunikasi dalam kurun waktu 5 tahun di Provinsi Gorontalo dapat
dilihat pada tabel 2.120.
Tabel 2.120
Jumlah BTS (Build Tower Station) dan Operator di Provinsi Gorontalo, 2011
No. Kabupaten/Kota Jumlah BTS Jumlah Operator
1. Kota Gorontalo 25 Telkomsel 15, Indosat 5, XL AXIATA 3, Telkom 2
2. Kab. Gorontalo 46 Telkomsel 31, Indosat 6, XL AXIATA 5, Telkom 4
3. Kab. Gorontalo Utara 19 Telkomsel 12, Indosat 3, XL AXIATA 2, Telkom 2
4. Kab. Pohuwato 21 Telkomsel 13, Indosat 5, XL AXIATA 2, Telkom 1
5. Kab. Boalemo 18 Telkomsel 11, Indosat 4, XL AXIATA 1, Telkom 2
6. Kab. Bone Bolango 22 Telkomsel 14, Indosat 4, XL AXIATA 3, Telkom 1
Total 151 151 Operator
Sumber : Balihristi Provinsi Gorontalo, 2011.

Disamping pembangunan jaringan telekomunikasi seluler, untuk mendorong akses


masyarakat terhadap informasi yang lebih luas, maka peran media elektronik dan cetak juga
sangat dibutuhkan. Adapun lembaga media massa, cetak dan elektronik se- Provinsi
Gorontalo dapat dilihat pada tabel 2.121.

BAB II - 140
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.121
Lembaga Media Massa, Cetak dan Elektronik Se- Provinsi Gorontalo
Nama Lembaga Media Massa,
No. Lokasi
Cetak dan Elektronik
Radio
1 RRI Kota Gorontalo
2 Selebes FM Kota Gorontalo
3 M Radio Kota Gorontalo
4 Nada FM Kota Gorontalo
5 Civica FM Kota Gorontalo
6 SK FM Kota Gorontalo
7 Go Radio Kota Gorontalo
8 SMeK FM Kab. Gorontalo
9 Poliyama FM Kab. Gorontalo
10 Sajadah FM Kab. Bone Bolango
11 Fanua FM Kab. Pohuwato
12 Star FM Kab. Gorontalo Utara
13 GSP Kab. Boalemo
Televisi
1 GO TV Kota Gorontalo
2 TVRI Kota Gorontalo
3 Memoza Kota Gorontalo
4 Civika Kota Gorontalo
Cetak
1 Gorontalo Post Kota Gorontalo
2 Radar Kota Gorontalo
3 Progresif Kota Gorontalo
4 Gema Hulondalo Kota Gorontalo
5 Warta Kesra Kota Gorontalo
6 Skandal Kota Gorontalo
7 Merdeka News Kota Gorontalo
Sumber : Balihristi & Biro Umum dan Humas Prov. Gorontalo (diolah)

2.3.1.16 Perpustakaan
Perpustakaan sebagai sarana pembelajaran dalam upaya mencerdaskan kehidupan
bangsa dan membangun kepribadian melalui penyediaan bahan pustaka yang dapat diakses
oleh seluruh lapisan masyarakat. Dalam pelaksanaan pembinaan perpustakaan telah
terjadi peningkatan jumlah buku dan judul buku dari Tahun 2010-2011, hal ini dapat
dilihat pada tabel 2.122 dan 2.123.

BAB II - 141
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.122
Jumlah Buku dan Jumlah Pengunjung Perpustakaan di Gorontalo, 2010 -2011.
Jumlah
Jumlah
No. Tahun. Jumlah Buku Perpustakaan
Pengunjung
Desa/Kel
1. 2010 20.837 87 6.717
2. 2011 21.039 145 8.009
Sumber: Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah, 2011.

Tabel 2.123
Daftar Jumlah Buku
Pada Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah
Provinsi Gorontalo Berdasarkan Klasifikasi
KLAS
NO RUMPUN BUKU JUDUL EKSAMPLAR
BUKU
ILMU KOMPUTER, INFORMASI,
1 000
KARYA UMUM 3.080 6.160
2 100 FILSAFAT, PSIKOLOGI 2.800 4.600
3 200 ILMU AGAMA 1.020 1.938
- Agama Islam 776 978
- Agama Kristen 244 960
4 300 ILMU SOSIAL 1.686 3.498
- Kepemimpinan 55 91
- Pendidikan 340 934
- Manajemen 64 126
- Lingkungan 95 180
- Kesehatan 61 151
- Bank/Keuangan 89 200
- Perpajakan 31 56
- Koperasi 13 25
- Organisasi 8 12
- Publik 8 9
- Administrasi 29 54
- Hukum 256 540
- Ekonomi 105 213
- Komunikasi 118 211
- Sosial Budaya, Otonomi, Statistik 67 128
- Politik 164 262
- Psikologi 11 21
- Antropologi 6 10
- Bisnis 112 221
- Buku Rencana Kerja Perorangan 54 54

BAB II - 142
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

5 400 BAHASA 2.600 3.600


6 500 ILMU MURNI 252 442
- Matematika 58 109
- Kimia 63 112
- Fisika 68 113
- Biologi 63 108
7 600 TEKNOLIGI, ILMU TERAPAN 3.421 3.800
8 700 KESENIAN, SENI DEKORASI 2.050 3.050
9 800 KESUSASTRAAN 161 474
800 FIKSI 488 1.192
10 900 SEJARAH 160 330
900 GEOGRAFI 160 337
JUMLAH 17.878 29.421
Sumber: Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah, 2012

2.3.1.17 Kearsipan
Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media
sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima
oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi
politik, organisasi kemasyarakatan dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam pelaksanaan Pengeloaan Kearsipan telah
terkumpul sejumlah arsip-arsip aktif dan inaktif dari setiap SKPD yang ada di Provinsi dan
Kabupaten/Kota dari tahun 2010-2011, hal ini dapat dilihat pada tabel 2.124.

Tabel. 2.124
Jumlah ARSIP dan Jumlah Pengelola Kearsipan di Gorontalo, 2010-2011.
Jumlah Jumlah
No. Tahun. Jumlah Arsip Pengelola Layanan Sadar
Kearsipan Arsip
1. 2010 1.817 60 300
2. 2011 1.849 120 324
Sumber: Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah, 2011.

2.3.1.18 Kepegawaian Daerah


Berdasarkan ketentuan Undang-undang Republik Indonesia Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, Pemerintah melaksanakan pembinaan manajemen Pegawai Negeri
Sipil Daerah dalam satu kesatuan penyelenggaraan manajemen Pegawai Negeri Sipil secara
nasional, yang meliputi penetapan formasi, pengadaan, pengangkatan, pemindahan,
pemberhentian, penetapan pensiun, gaji, tunjangan, kesejahteraan, hak dan kewajiban
kedudukan hukum, pengembangan kompetensi, dan pengendalian jumlah. Sebagai
gambaran umum kondisi pengelolaan manajemen kepegawaian di Provinsi Gorontalo, pada
bagian ini akan menjelaskan dari segi kelembagaan dan sumber daya Aparatur.

BAB II - 143
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

1. Kelembagaan
Penataan kelembagaan Pemerintah Provinsi Gorontalo berdasarkan Peraturan
Daerah telah ditetapkan Satuan Kerja Perangkat Daerah dengan nomenklatur yang berbeda
yaitu Sekretariat Pemerintah Daerah dan Sekretariat DPRD diatur melalui Perda No. 5 Tahun
2007, Dinas-Dinas dengan Perda No.6 Tahun 2007, Lembaga-Lembaga Teknis Daerah diatur
denganPerda No. 7 Tahun 2007, selain itupula ada beberapa unit kerja baru lainnya yang
dibentuk karena tuntutan peraturan perundangan-undangan yang berlaku. Adapun susunan
tingkat eselonering menurut nomenklatur unit kerja dapat dilihat pada tabel 2.125.

Tabel 2.125
Data Unit Kerja dan Jabatan Struktural Provinsi Gorontalo Per Juni 2012
JUMLAH ESELONISASI
NO. SKPD
I.B II.A II.B III.A III.B IV.A
A SEKRETARIAT
1 Sekretariat Daerah 1 7 5 16 - 49
2 Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah - 1 - 4 - 11
3 Sekretariat Komisi Pemilihan Umum - 1 - 3 - 6
4 Sekretariat Korps Pegawai Republik Indonesia - - 1 - 3 6
5 Sekretariat Pelaksana Harian Badan Narkotika - - -
B DINAS-DINAS
Dinas Pendidikan, Pemuda Dan Olahraga - 1 1 7 - 20
1 UPT Balai Pengembangan Kegiatan Belajar - - - 1 - 2
UPT Politeknik Gorontalo - - - 1 2 4
Dinas Kesehatan - 1 - 7 - 14
2 UPT Laboratorium Kesehatan - - - 1 - 3
UPT Balai Pelayanan Kesehatan Mandiri - - - 1 - 2
Dinas Pekerjaan Umum - 1 - 5 - 17
3 UPT Balai Jasa Konstruksi Dan Uji Material - - - 1 - 3
UPT Tempat Permrosesan Air Talumelito - - - 1 - 3
4 Dinas Perhubungan Dan Pariwisata - 1 - 4 - 14
5 Dinas Sosial - 1 - 5 - 14
6 Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi - 1 - 6 - 14
Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan - 1 - 4 - 14
UPT Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura - - - 1 - 2
7
UPT Balai Pengawasan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan Dan Hortikultura - - - 1 - 2
UPT Balai Perlindungan Tanaman Pangan Dan Hortikultura - - - 1 - 2
Dinas Perikanan Dan Kelautan - 1 - 6 - 17
8 UPT Taksi Mina Bahari - - - 1 - 3
UPT Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan - - - 1 - 2
Dinas Koperasi, Perindustrian Dan Perdagangan - 1 - 6 - 17
9 UPT Balai Kemetrologian - - - 1 - 3
UPT Balai Standarisasi Mutu Barang - - - 1 - 3
10 Dinas Kehutanan Dan Pertambangan - 1 - 8 - 18
Dinas Perkebunan Dan Peternakan - 1 - 5 - 13
11
UPT Pengembangan Ternak Wonggahu - - - 1 - 2
C BADAN DAN KANTOR
1 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah - 1 - 6 - 17
Badan Keuangan Daerah - 1 - 5 - 13
UPT Kota Gorontalo & Kabupaten Bone Bolango - - - 1 - 3
2
UPT Kabupaten Gorontalo & Gorontalo Utara - - - 1 - 3
UPT Kabupaten Boalemo & Pohuwato - - - 1 - 3
3 Badan Lingkungan Hidup, Riset Dan Teknologi Informasi - 1 - 5 - 14
Badan Kepegawaian Dan Pengembangan Aparatur Daerah - 1 - 5 - 14
4
Widyaiswara - - - - - -
5 Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik - 1 -
BAB
5
II -- 144 13
6 Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Dan Penanggulangan Kemiskinan - 1 - 5 - 11
7 Inspektorat - 1 - 5 - 5
8 Badan Investasi Daerah - 1 1 5 - 14
9 Badan Pusat Informasi Jagung - 1 - 4 - 11
UPT Balai Perlindungan Tanaman Pangan Dan Hortikultura - - - 1 - 2
Dinas Perikanan Dan Kelautan - 1 - 6 - 17
8 UPT Taksi Mina Bahari - - - 1 - 3
UPT Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan - - - 1 - 2
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
Dinas Koperasi, Perindustrian Dan Perdagangan - 1 -
PROVINSI GORONTALO 2012-2017
6 - 17
9 UPT Balai Kemetrologian - - - 1 - 3
UPT Balai Standarisasi Mutu Barang - - - 1 - 3
10 Dinas Kehutanan Dan Pertambangan - JUMLAH
1 ESELONISASI
- 8 - 18
NO. Dinas Perkebunan Dan Peternakan SKPD
11 I.B - II.A1 II.B- III.A5 III.B- IV.A 13
UPT Pengembangan Ternak Wonggahu - - - 1 - 2
A
C BADAN SEKRETARIAT
DAN KANTOR
11 Sekretariat Daerah Pembangunan Daerah
Badan Perencanaan 1- 71 5- 166 -- 49
17
2 Badan
Sekretariat DewanDaerah
Keuangan Perwakilan Rakyat Daerah -- 11 -- 54 -- 11
13
3 UPT
Sekretariat Komisi Pemilihan
Kota Gorontalo Umum
& Kabupaten Bone Bolango -- 1- -- 13 -- 36
24 Sekretariat Korps Pegawai Republik Indonesia
UPT Kabupaten Gorontalo & Gorontalo Utara -- -- 1- 1- 3- 36
5 Sekretariat Pelaksana
UPT Kabupaten BoalemoHarian Badan Narkotika
& Pohuwato -- - -- 1 -- 3
B 3 Badan Lingkungan Hidup, RisetDINAS-DINAS
Dan Teknologi Informasi - 1 - 5 - 14
Dinas
BadanPendidikan,
Kepegawaian Pemuda Dan Olahraga Aparatur Daerah
Dan Pengembangan -- 11 1- 75 -- 20
14
41 UPT Balai Pengembangan Kegiatan Belajar - - - 1 - 2-
Widyaiswara - - - - -
UPT Politeknik Gorontalo
5 Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik -
- 1 - -
- 1
5 2 - 134
6 Dinas
BadanKesehatan
Pemberdayaan Masyarakat Desa Dan Penanggulangan Kemiskinan -- 11 -- 75 -- 14
11
2 UPT Laboratorium Kesehatan - - - 1 - 35
7 Inspektorat - 1 - 5 -
UPT Balai Pelayanan
8 Badan Investasi Daerah Kesehatan Mandiri -
- 1- 1 - 1
5 -
- 142
Dinas Pekerjaan Umum - 1 - 5 - 17
9 Badan Pusat Informasi Jagung - 1 - 4 - 11
3 UPT Balai Jasa Konstruksi Dan Uji Material - - - 1 - 3
10 Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan Dan Kehutanan - 1 - 4 - 9
UPT Tempat Permrosesan Air Talumelito - - - 1 - 3
11 Badan Penanggulangan Bencana Daerah - 1 - 4 - 9
4 Dinas Perhubungan Dan Pariwisata - 1 - 4 - 14
12 Kantor Perwakilan - - - 1 - 4
5 Dinas Sosial - 1 - 5 - 14
13 Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Dan Perlindungan Masyarakat - - - 1 - 4
6 Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi - 1 - 6 - 14
14 Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah - - - 1 - 3
Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan - 1 - 4 - 14
JUMLAH 1 31 8 159 5 430
UPT Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura - - - 1 - 2
7
Sumber:
Sumber BKPAD Provinsi Gorontalo, Juni 2012
UPT: Balai
BKPAD Provinsi
Pengawasan Gorontalo,
Sertifikasi 2012
Benih Tanaman Pangan Dan Hortikultura - - - 1 - 2
UPT Balai Perlindungan Tanaman Pangan Dan Hortikultura - - - 1 - 2
Dinas Perikanan Dan Kelautan - 1 - 6 - 17
2.8 Sumber Daya
UPT Taksi Mina Aparatur (PNS)
Bahari - - - 1 - 3
UPTBerdasarkan
Laboratorium Pembinaan dan Pengujian terakhir
kepegawaian Mutu Hasil Perikanan
pada awal tahun- 2012 - jumlah - 1PNS pada - 2
Dinas Koperasi, Perindustrian Dan Perdagangan - 1 - 6 - 17
Pemerintah
9 UPT BalaiProvinsi
KemetrologianGorontalo berjumlah 3.237 Orang, yang terdiri - dari - PNS - Pria1 sebanyak - 3
UPT Balai Standarisasi Mutu Barang
1731 Orang atau 53.48% dan PNS Wanita sebanyak 1506 Orang atau 46.52%. Dari segi 3 - - - 1 -
10 Dinas Kehutanan Dan Pertambangan - 1 - 8 - 18
kuantitas
Dinas jumlah
Perkebunantersebut saat ini dianggap cukup memadai dalam
Dan Peternakan - mendukung
1 - pelaksanaan
5 - 13
11
tugas UPTpokok
Pengembangan
dan Ternak
fungsi Wonggahu
Pemerintah Provinsi Gorontalo, -namun- dari- segi 1 kualitas - 2
C BADAN DAN KANTOR
berdasarkan tingkatan
1 Badan Perencanaan Pembangunan danDaerahlatar belakang pendidikan- formal 1 - serta6 dengan - 17
mempertimbangkan tuntutan kompetensi seorang pegawai dalam menangani bidang 13
Badan Keuangan Daerah - 1 - 5 -
UPT Kota Gorontalo & Kabupaten Bone Bolango - - - 1 - 3
2
tugasnya masih Gorontalo
perlu ditingkatkan
UPT Kabupaten & Gorontalo Utara baik melalui pendidikan lanjutan - - pada - jurusan 1 yang - 3
masihUPTlangka
Kabupatenterbatas
Boalemo & Pohuwato
atau melalui diklat-diklat teknis. Perbandingan - - - Jumlah 1 -PNS 3
3 Badan Lingkungan Hidup, Riset Dan Teknologi Informasi - 1 - 5 - 14
berdasarkan jenis kelamin
Badan Kepegawaian digambarkan
Dan Pengembangan Aparaturpada
Daerahtabel 2.126. - 1 - 5 - 14
4
Widyaiswara - - - - - -
5 Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik - 1 - 5 - 13
6 Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Dan Penanggulangan Tabel 2.126 Kemiskinan - 1 - 5 - 11
7 Inspektorat
Data PNS Provinsi Gorontalo Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Golongan - 1 - 5 - 5
8 Badan Investasi Daerah - 1 1 5 - 14
9 Badan Pusat Informasi Jagung Per Juni 2012 - 1 - 4 - 11
10 Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan Dan Kehutanan GOLONGAN - 1 - 4 - 9
11 BadanJENIS
NO Penanggulangan
KELAMIN Bencana Daerah - 1 - JUMLAH 4 - 9
12 Kantor Perwakilan IV III II - - I - 1 - 4
13 1 Kantor
Laki-Laki 193 Masyarakat783
Satuan Polisi Pamong Praja Dan Perlindungan 707 - - 48 - 1 1731 - 4
14 2 Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah
Perempuan 87 882 537 - - - 1 1506 - 3
JUMLAH 1 31 8 159 5 430
JUMLAH
Sumber: BKPAD Provinsi Gorontalo, Juni 2012
280 1665 1244 48 3237
Sumber: BKPAD
Sumber : BKPAD Provinsi
Provinsi Gorontalo,Gorontalo
2012

BAB II - 145
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

a) Keadaan PNS Provinsi Pemerintah Provinsi Gorontalo menurut Tingkat


Pendidikan.

Berdasarkan data awal tahun 2012 keadaan PNS di lingkungan Pemerintah


Provinsi Gorontalo menurut tingkat pendidikan formal diketahui bahwa jumlah PNS
pendidikan tingkat SD sebanyak 24 orang atau 0,74%, pendidikan tingkat SLTP
sebanyak 41 orang atau 1,27%, tingkat SLTA sebanyak 1059 orang atau 32,80%,
Diploma-I sebanyak 39 orang atau 1,21%, Diploma-II sebanyak 7 orang atau 0,19%,
Diploma-III sebanyak 422 orang atau 13,04%, Diploma-IV sebanyak 13 orang atau
0,40%, Sarjana S.1 sebanyak 1299 orang atau 40,03%, S.2 sebanyak 326 orang atau
10,05%, dan S.3 sebanyak 7 orang atau 0,28%. Untuk lebih jelasnya perbandingan
jumlah PNS Pemerintah Provinsi Gorontalo berdasarkan tingkatan pendidikan dapat
dilihat pada pada tabel 2.127.

Tabel 2.127
Data PNS Provinsi Gorontalo Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Pendidikan
Per Juni 2012

Sumber : BKPAD Provinsi Gorontalo, 2012

b) Keadaan PNS Provinsi Pemerintah Provinsi Gorontalo menurut Golongan


Ruang
Berdasarkan Golongan ruang yang diperbandingkan dengan penyebaran dalam
jabatan structural maupun jabatan fungsional diketahui bahwa kondisi Pegawai Negeri
Sipil Provinsi Gorontalo dapat digambarkan dalam tabel 2.128.

BAB II - 146
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.128
Data PNS Provinsi Gorontalo Berdasarkan Golongan Ruang
Per Juni 2012
GOLONGAN
NO JABATAN JUMLAH
I/a I/b I/c I/d II/a II/b II/c II/d III/a III/b III/c III/d IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e
I. TENAGA STRUKTURAL
1 Eselon 4 56 212 159 90 81 14 9 1 626
2 Staf 8 12 16 12 426 387 295 130 673 403 89 36 20 25 6 6 2544
JUMLAH 8 12 16 12 426 387 295 130 677 459 301 195 110 106 20 15 1 3170
I. TENAGA FUNGSIONAL
1 WIDYAISWARA 3 3 2 2 10
2 PAMONG BELAJAR 1 1 4 4 7 1 18
3 PENGAWAS SEKOLAH 1 8 2 1 12
4 POPT 3 5 2 10
5 PBT 2 3 5
6 PUSTAKAWAN 1 1 2
7 PENYULUH PERTANIAN 1 1
8 AUDITOR 3 2 5
9 PENYULUH PERIKANAN 3 1 4
JUMLAH 4 2 7 12 7 7 19 6 3 67
TOTAL (I + ii) 8 12 16 12 426 387 299 132 684 471 308 202 129 112 23 15 1 3237
Sumber : BKPAD Provinsi Gorontalo, 2012

Berdasarkan tabel 2.128 dapat dilihat bahwa PNS Provinsi Gorontalo terdistribusi
dalam berbagai golongan ruang dengan komposisi Golongan I total berjumlah 48 orang,
golongan II berjumlah 1.244 orang, golongan III berjumlah 1.665 golongan IV berjumlah
280 orang. Dari perbandingan jumlah tersebut dapat disimpulkan bahwa PNS Provinsi
Gorontalo terkonstrasi pada Golongan III dan Golongan II, selebihnya pada Golongan IV
dan Golongan I. Selanjutnya berdasarkan data pada table di atas terlihat bahwa animo PNS
untuk masuk dalam jabatan fungsional masih sangat rendah, terlihat dari data PNS dalam
jabatan fungsional hanya sebanyak 67 orang atau sebesar 2,07% dari total PNS Provinsi
Gorontalo, hal ini tentunya memerlukan perhatian serius dari Pemerintah PRovinsi Gorontalo
untuk mengupayakan pendistribusian pegawai ke jabatan fungsional agar nantinya secara
bertahap akan menyesuaikan dengan semangat reformasi birokrasi khususnya dalam
penataan SDM aparatur menuju PNS yang professional.

c) Keadaan PNS Provinsi Pemerintah Provinsi Gorontalo menurut Jenis Kelamin


dan Eselonering
Selanjutnya untuk mengetahui tingkat sebaran PNS dalam jabatan Struktural
berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 2.129.

BAB II - 147
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.129
Data PNS Provinsi Gorontalo Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Eselon
Per Juni 2012
JENIS ESELON NON
NO JUMLAH
KELAMIN I.B II.A II.B III.A III.B IV.A ESELON
1 Laki-Laki 28 7 113 2 237 1344 1731
2 Perempuan 1 1 1 44 2 190 1267 1506
Jumlah 1 29 8 157 4 427 2611 3237
Sumber : BKPAD Prov. Gorontalo, 2012

Dari tabel 2.129 terlihat bahwa jumlah distribusi penempatan PNS dalam Jabatan
Struktulal Eselon I di Provinsi Gorontalo di jabat oleh Perempuan, untuk Pejabat Eselon II
yang notabene adalah pimpinan SKPD sebanyak 35 jabatan diduduki oleh PNS Laki-laki
sendangkan 2 Jabatan diduduki oleh PNS perempuan, hal ini menggambarkan bahwa peran
perempuan dalam mempimpin organisasi SKPD provinsi Gorontalo belum cukup signifikan
dan masih didominasi oleh PNS Laki-laki.

d) Kondisi Jabatan Struktural PRovinsi Gorontalo dan Diklat Kepemimpinan


Pejabat STruktural

Berdasarkan data terakhir, kondisi jabatan struktural di Provinsi Gorontalo


sebagian besar telah terisi, namun ada beberapa jabatan structural yang belum terisi
atau lowong disebabkan PNS yang menduduki jabatan tersebut pension dan belum
dilakukan pengisian. Jabatan lowong pada pemerintah Provinsi Gorontalo total berjumlah
8 jabatan yang terdiri dari Jabatan ESelon II-A sebanyak 2 orang, Eselon III yang lowong
sebanyak 3 orang, dan Eselon IV yang lowong sebanyak 3 jabatan.
Untuk lebih jelasnya kondisi jabatan structural di Provinsi Gorontalo dapat
digambarkan dalam tabel 2.130.

BAB II - 148
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.130
Data Jabatan Struktural Eselon Pemerintah Provinsi Gorontalo
Yang Terisi dan Lowong Per Juni 2012

NO ESELON JUMLAH TERISI LOWONG


1 I-A 1 1 0
JUMLAH ESS. I 1 1 0
2 II-A 31 29 2
3 II-B 8 8 0
JUMLAH ESS. II 39 37 2
4 III-A 159 157 2
5 III-B 5 4 1
JUMLAH ESS. III 164 161 3
6 IV-A 430 427 3
7 IV-B 0 0 0
JUMLAH ESS. IV 430 427 3

TOTAL ESELON (II+III+IV) 634 626 8


Sumber:
Sumber :BKPAD
BKPAD Provinsi Gorontalo2012
Provinsi Gorontalo,

Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 pasal 14 (empat belas)
ayat 1 (satu) dikatakan bahwa peserta Diklat PIM adalah PNS yang akan atau telah
menduduki jabatan struktural. Jika dilihat dari data pegawai berdasarkan jenjang Diklat
Kepemimpinan (PIM), seperti terlihat pada tabel 2.131.

Tabel 2.131
Data Pejabat Struktural Eselon Pemerintah Provinsi Gorontalo
Berdasarkan Diklat Kepemimpinan
Per Juni 2012
JUMLAH SUDAH BELUM
NO NAMA DIKLAT ESELON
PEJABAT DIKLATPIM DIKLATPIM
1 DIKLATPIM TK. I I.B 1 0 1
II.A 29 19 10
2 DIKLATPIM TK. II
II.B 8 4 4
III.A 157 116 41
3 DIKLATPIM TK. III
III.B 4 2 2
4 DIKLATPIM TK. IV IV.A 427 284 143
JUMLAH 626 425 201
Sumber:
Sumber : BKPADProvinsi
BKPAD ProvinsiGorontalo,
Gorontalo,Juni
20122012

Dari tabel 2.131, terlihat bahwa masih banyak para pejabat struktural belum
mengikuti amanah dari PP 101 Tahun 2000, sehingga standar kompetensi jabatan melalui
diklat PIM belum menunjukkan perubahan dalam rangka peningkatan kapasitas sumber
daya aparatur yang menduduki jabatan struktural. Hal ini perlu menjadi perhatian bersama
terutama pemerintah daerah dalam hal perencanaan dokumen anggaran, sekiranya
kebijakan dalam rangka peningkatan kompetensi pejabat struktural melalui diklat PIM dapat

BAB II - 149
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

menjadi program daerah secara terus menerus dan berkesinambungan, termasuk Diklat
Teknis dan Diklat Fungsional sesuai dengan visi BKD-Diklat mewujudkan PNS Provinsi
Gorontalo yang profesional, netral dan sejahtera berbasis kompetensi.

2.3.2 Fokus Layanan Urusan Pilihan


2.3.2.1 Pengembangan Kawasan Strategis
Faktor utama yang berperan dalam menciptakan kemajuan ekonomi di Provinsi
Gorontalo adalah adanya kejelasan tujuan (goal clarity) dan kebijakan pembangunan yang
fokus. Berdasarkan kriteria kawasan strategis dan potensi wilayah, maka ada beberapa
kawasan strategis di Provinsi Gorontalo sebagai berikut:
1. Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Gorontalo
 Kawasan pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) Gorontalo-Paguyaman-
Kwandang dengan sektor unggulan agrobisnis dan agroindustri jagung dan perikanan..
 Pengembangan kawasan pertanian berkelanjutan yang dipaduselaraskan dengan
pengembangan irigasi teknis berupa KSP Randangan dan sekitarnya, KSP Wonosari dan
sekitarnya;
 Kota Gorontalo sebagai Ibukota provinsi dan juga merupakan KSP Gorontalo mempunyai
peranan yang sangat penting terhadap perputaran ekonomi di Provinsi Gorontalo. Kota
Gorontalo dan sekitarnya diarahkan sebagi pusat pemerintahan dan jasa perdagangan di
Provinsi Gorontalo, demikian juga halnya dengan KSP Marisa dan sekitarnya.
 Kota Limboto diarahkan sebagai kawasan strategis untuk pertumbuhan jasa dan
perdagangan. Untuk itu perlu pengembangan: kawasan terpadu industri, perdagangan
dan simpul transportasi darat, udara dan kereta api berupa KSP Isimu; Bandara
pengumpul Djalaluddin menjadi Bandar Kargo dan Embarkasi Antara; pengembangan
Kawasan Industri Pengolahan Sampah Terpadu (KIPAST) di Talumelito Telaga Biru.
 Pengembangan Kawasan terpadu pelabuhan, petikemas dan pergudangan KSP Anggrek
 Pengembangan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT) daerah pesisir, pertanian dan
perkebunan.

2. Strategis Kepentingan Sosial Budaya


Kawasan strategis untuk pengembangan kepentingan sosial budaya terdapat di setiap
kabupaten. Suku-suku yang bermukim di Kabupaten Boalemo, terdiri dari Suku Gorontalo,
Jawa, Sunda, Madura, Bali, NTB. Selain itu terdapat suku Bajo yang hidup berkelompok di
suatu perkampungan di Desa Bajo, Kecamatan Tilamuta dan Desa Torisiaje, Kecamatan
Popayato. Mereka tinggal di laut dengan mendiami bangunan rumah di atas air. Di Desa
Karengetan Kecamatan Paguat dan Desa Londoun Kecamatan Popayato terdapat
perkampungan Suku Sangihe Talaud. Suku Minahasa dapat ditemukan di Desa Kaarwuyan,
Kecamatan Paguat.

BAB II - 150
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Objek budaya dan peninggalan sejarah yang perlu dilindungi juga terdapat di Provinsi
Gorontalo, dan karenanya perlu dikukuhkan sebagai bagian dari kawasan lindung (dalam hal
ini cagar budaya) antara lain adalah:
1) Benteng Otanaha, Kelurahan Dembe, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo
2) Benteng Orange, Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara
3) Kota Jin, Kecamatan Gentuma Raya, Kabupaten Gorontalo Utara
4) Taman Makam Ju Panggola, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo
5) Taman Makam Nani Wartabone, Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango
6) Taman Makan Ta’ilayabe, Kecamatan Dumbo Raya, Kota Gorontalo
7) Museum Pendaratan Soekarno, Kecamatan Batudaa, Kabupaten Gorontalo
8) Rumah adat Gorontalo, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo
9) Perkampungan Suku Bajo di Desa Torisiaje, Kecamatan Popayato, Kabupaten
Pohuwato.
10) Desa Religius Bongo di Kecamatan Batudaa Pantai
Berbagai potensi sosial yang disebutkan di atas tidak semuanya memiliki nilai
strategis dalam konteks wilayah provinsi. Terdapat beberapa bagian yang memiliki nilai
strategis Provinsi kepentingan sosial budaya sebagai berikut;
1) Kota pendidikan Gorontalo, Kawasan pendidikan Kabila-Suwawa di Kabupaten Bone
Bolango dan kawasan pendidikan Limboto di Kabupaten Gorontalo
2) Kawasan wisata terpadu tirta, sejarah dan kerajinan tangan serta seni dan budaya
Telaga-Gorontalo-Tapa.

3. Penentuan Kawasan Strategis Kepentingan Sumber Daya Alam (SDA)


Keberlanjutan ragam hayati darat maupun laut diarahkan untuk dilindungi oleh
kawasan-kawasan lindung strategisnya. Pemanfaatan SDA yang tak terbarukan diarahkan
agar menghasilkan sumber pendapatan baru yang setara dan mengembalikan kualitas
lingkungan hidup pasca eksploitasi. Kawasan Strategis Provinsi yang berhubungan dengan
Sumber Daya Alam Tambang adalah Blok tambang emas Pohuwato, Blok tambang emas
Pohuwato-Boalemo, Blok tambang emas Boalemo-Gorontalo, Blok tambang emas Gorontalo
dan Blok tambang emas Bone Bolango.

4. Penentuan Kawasan Strategis Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung


untuk Kawasan strategis Provinsi Kepentingan Daya Dukung Lingkungan, meliputi:
1) Kawasan strategis Danau Limboto
2) Suaka Margasatwa Nantu di Desa Mohiolo dan Desa Pangea, Kabupaten Gorontalo.
3) Cagar Alam Panua di Kelurahan Libuo Kecamatan Paguat, Kabupaten Pohuwatu.
4) Cagar Alam Tanjung Panjang di Kabupaten Pohuwato
5) Taman Nasional Bogani Nani Wartabone di Kabupaten Bone Bolango.
6) Cagar Alam Tangale di Kabupaten Gorontalo

BAB II - 151
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

2.3.2.2 Pertanian
Sektor pertanian menjadi leading sector pengembangan ekonomi lokal karena
penyerapan tenaga kerja dan kontribusi PDRB masih sangat dominan. Dari aspek sumber
daya lahan, Provinsi Gorontalo memiliki potensi luas areal sawah sekitar 27.520 ha.
Kabupaten Gorontalo merupakan wilayah yang terluas areal penggunaannya yaitu 12.942
Ha (47%), kemudian Kabupaten Gorontalo Utara 4.603 Ha (17%), Kabupaten Boalemo
4.537 Ha (16%), Kabupaten Pohuwato 2.681 Ha (10%), Kabupaten Bone Bolango 1.841 Ha
(7%) dan Kota Gorontalo 916 Ha (3%) sebagaimana ditampilkan pada tabel 2.132.

Tabel 2.132
Luas Lahan Sawah Serta Penggunaannya

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, 2011 (Diolah)

Luas lahan kering yang dapat diusahakan untuk pengembangan komoditas pangan
lainnya dan hortikultura seluruhnya seluas 284.822 Ha. dimana tingkat penggunaannya di
Kabupaten Gorontalo telah mencapai 79.531 Ha (28%), Kabupaten Pohuwato 71.791 Ha
(25%), Kabupaten Boalemo 61.827 Ha (22%), Kabupaten Gorontalo Utara 46.898 Ha
(16%), Kabupaten Bone Bolango 22.357 Ha (8%) serta Kota Gorontalo 2.418 Ha (1%)
sebagaimana ditunjukkan pada tabel 2.133.

BAB II - 152
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.133

Sumber data : Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, 2011 (Diolah)

Tabel 2.134
Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan Gorontalo, 2007-2011

Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)


Komoditas
2007 2008 2009 2010 2011 2007 2008 2009 2010 2011
Padi 43.414 46.241 47.333 45.370 52.753 197.779 236.235 256.217 252.243 273.773
Sawah
Padi 1.134 701 309 567 583 2.642 1.638 716 1.320 148
Ladang
Jagung 119.027 156.436 124.798 143.833 135.754 572.785 753.598 569.110 679.168 605.781
Kedele 4.004 1.873 4.727 2.885 1.741 5.694 2.514 5.527 3.402 2.144
K. Tanah 2.591 1.878 1.646 1.873 955 3.336 1.849 1.655 2.262 982
K. Hijau 420 337 229 226 172 515 411 286 280 218
Ubi Kayu 642 771 601 512 474 7.432 9.214 7.117 6.171 5.779
Ubi Jalar 314 412 358 303 260 2.974 3.947 3.456 2.926 2.565
Sumber: Data Angka Tetap (ATAP) Tahun 2007 – 2011 BPS dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Provinsi Gorontalo, 2012 (Diolah).

Komoditas tanaman pangan yang dikembangkan di Provinsi Gorontalo terdiri atas 7


(Tujuh) komoditi yaitu Padi (padi sawah dan ladang), Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Ubi
Kayu dan Ubi Jalar. Tabel 2.134 menunjukkan rata-rata peningkatan produksi padi sawah
selang 2007 – 2011 pertahunnya meningkat 6,98 %. Pada periode yang sama produsi
jagung meningkat 5,37%, sedangkan komoditi lainnya (kedelai, kacang tanah, kacang
hijau, ubikayu dan ubijalar) mengalami penurunan. Perincian data Luas Tanam, Luas
Panen, Produktivitas dan Produksi tanaman Padi, Jagung dan Kedelai pada masing-masing
Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel 2.135.

BAB II - 153
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.135
Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi
Komoditi Padi (Padi Sawah dan Ladang)

Sumber: Data Angka Tetap (ATAP) Tahun 2007 – 2011 BPS dan Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan Provinsi Gorontalo, 2012 (Diolah).

Berdasarkan tabel 2.135, dapat dilihat bahwa Kabupaten Gorontalo memiliki Luas
Tanam padi yang terbesar yaitu 24,388 ha dengan produksi 117,377 ton/ha dan terkecil
Kota Gorontalo dengan luas 2,024 dengan produksi 12,024 ton/ha.

BAB II - 154
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.136
Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Komoditi Jagung

Sumber: Data Angka Tetap (ATAP) Tahun 2007 – 2011 BPS dan Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan Provinsi Gorontalo, 2012 (Diolah).

Berdasarkan tabel 2.136, dapat dilihat bahwa luas tanam, luas panen, produktivitas
dan produksi jagung, kabupaten Pohuwato berada di peringkat tertinggi, yaitu 326,142
ton/ha, kemudian kabupaten Boalemo yaitu 140.653 ton/ha, kabupaten Gorontalo 96,563
ton/ha, Kabupaten Gorontalo utara 21.698 ton/ha, kabupaten Bone Bolango 20,420 ton/ha
dan yang terakhir kota gorontalo dengan produksi 303 ton/ha.

BAB II - 155
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.137
Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Komoditi Kedelai
NO URAIAN 2007 2008 2009 2010 2011
1 Kab. Boalemo
Luas Tanam 278 519 98 165 35
Luas Panen 215 464 220 109 100
Produktifitas 13,57 13,31 11,41 11,83 12,40
Produksi 292 618 251 129 124
2 Kab. Gorontalo
Luas Tanam 167 429 82 324 141
Luas Panen 195 117 209 300 124
Produktifitas 14,99 12,49 10,79 11,50 12,42
Produksi 292 146 226 354 154
3 Kab. Pohuwato
Luas Tanam 2.422 822 4.519 1.961 1.799
Luas Panen 3.473 1.187 4.145 2.458 1.510
Produktifitas 14,32 13,73 11,79 11,79 12,38
Produksi 4.973 1.630 4.887 2.898 1.870
4 Kab. Bone Bolango
Luas Tanam 221 41 8 2 -
Luas Panen 121 87 37 6 -
Produktifitas 11,31 11,29 9,73 11,60
Produksi 137 98 36 7 -
5 Kota Gorontalo
Luas Tanam - 2 2 1 -
Luas Panen - 2 2 1 -
Produktifitas - 12,01 10,46 10,00
Produksi - 2 2 1 -
6 Kab. Gorontalo Utara
Luas Tanam 55 75 14 6
Luas Panen 16 114 11 7
Produktifitas 12,68 11,04 11,80 12,86
Produksi 20 126 13 9
Provinsi Gorontalo
Luas Tanam 3.088 1.813 4.709 2.467 1.981
Luas Panen 4.004 1.873 4.727 2.885 1.741
Produktifitas 14,22 13,42 11,69 11,79 12,38
Produksi 5.694 2.514 5.527 3.401 2.156
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, 2012

Berdasarkan Tabel 2.137, dapat dilihat bahwa komoditas kedelai belum berkembang
karena luas arealnya relatif terbatas kecuali Kabupaten Pohuwato, Kabupaten Boalemo dan
Kabupaten Gorontalo. Dan luas tanam lebih terbesar ada diwilayah kabupaten Pohuwato
yaitu 1,799 ha dengan produksi 1,870 ton/ha
Selain komoditas tersebut diatas Gorontalo memiliki potensi hasil perkebunan. Saat
ini luas areal perkebunan 360.376 Ha dan luas perkebunan yang termanfaatkan 118.063 Ha
Peluang investasi masih terbuka di sektor perkebunan 242.313 Ha. Komoditas perkebunan
yang dominan adalah Kelapa dengan luas areal 68.248 Ha, Kakao 12.483 Ha, Cengkeh
8.280 Ha dan tebu 7.818 Ha. Produktivitas tanaman kelapa yang merupakan komoditi
unggulan masyarakat dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan, baik dari

BAB II - 156
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

segi luas tanam maupun produksi. terjadinya peningkatan produksi tanaman kelapa dari
tahun 2007 sampai tahun 2012 sebesar 63.273 Ton. Produksi cengkeh juga mengalami
peningkatan yang cukup signifikan dari tahun 2007 sebesar 554 Ton menjadi 910 Ton pada
tahun 2012.
Untuk peternakan yang prioritas adalah ternak sapi, saat ini jumlah populasi sapi
192.066 ekor sementara produksi daging sapi 3.984.995 kg/th. Selain Sapi, Provinsi
Gorontalo memiliki jenis ternak yang di kembangkan antara lain, kambing,babi,kuda,ayam
kampung (buras), ayam ras (pedaging dan petelur), itik. Untuk tahun 2011 populasi ternak
ayam kampung 964.000,- ekor, ternak ayam petelur 132.000 ekor, ternak ayam pedaging
240.000 ekor dan ternak itik berjumlah 56,907 ekor.
Peran penyuluh tidak bisa diabaikan dalam suksesnya program. Penyuluh pada
dasarnya adalah aparat yang membangun pertanian, perikanan dan kehutanan,
pendidik/penasehat yang mengabdikan dirinya untuk kepentingan para petani-nelayan
beserta keluarganya .Pekerjaan seorang penyuluh tidak terbatas pada mengembangkan
kemampuan, pengetahuan, sikap dan keterampilan tetapi juga memotivasi membimbing dan
mendorong para petani-nelayan mengembangkan swadaya dan kemandiriannya dalam
berusahatani yang lebih menguntungkan menuju hidup yang lebih bahagia dan sejahtera.
Keberhasilan sektor pertanian, perikanan dan kehutanan mendapat kontribusi dari tugas
penyuluh sebagai fasilitator bagi petani, peternak, dan nelayan. Jumlah penyuluh pertanian,
perikanan, dan kehutanan yang ada di Gorontalo saat ini berjumlah 618 orang yang tersebar
diseluruh kabupaten/kota, yang terdiri dari 518 orang penyuluh pertanian, perkebunan, dan
peternakan; 68 orang penyuluh perikanan dan 32 orang penyuluh kehutanan. Dilihat dari
jumlah desa yang ada di Gorontalo maka jumlah penyuluh masih kurang, karena sesuai
dengan kebutuhan setiap desa seharusnya dilayani oleh satu orang penyuluh, sehingga
idealnya jumlah penyuluh 729 orang pada 75 kecamatan. Selanjutnya untuk meningkatkan
produktivitas, mutu, dan nilai tambah produk-produk pertanian, perikanan dan kehutanan
maka perlu peningkatan mutu penyuluhan melalui ; perbaikan sistem penyelenggaraan
penyuluhan, pengembangan SDM Penyuluh, pengembangan SDM Pelaku Utama dan Pelaku
Usaha, penguatan kelembagaan penyuluhan, pengadaan sarana dan prasarana penyuluhan
yang memadai, peningkatan kesejahteraan penyuluh serta lebih proaktif berkoordinasi
dengan instansi terkait pusat maupun daerah .

2.3.2.3 Perikanan
Provinsi Gorontalo mempunyai potensi perikanan tangkapnya yang besar dan dibagi
berdasarkan wilayah pengelolaan dan pemanfaatan (WPP) yaitu WPP Teluk Tomini s/d Laut
Seram potensinya mencapai 595.630 Ton/tahun dan WPP Laut Sulawesi sampai Samudra
Pasifik potensinya mencapai 630.470 Ton/thn. Sedangkan untuk potensi perikanan budidaya
mencakup budidaya perikanan laut, perikanan payau dan perikanan tawar, potensinya
sebesar 339.268 ton per tahun.

BAB II - 157
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Dari potensi tersebut, realisasi capaian produksi perikanan baik produksi perikanan
tangkap, maupun produksi perikanan budidaya mengalami kenaikan rata-rata per tahun
sebesar 12,34 % atau mengalami kenaikan produksi dari 120.962 ton pada tahun 2007
naik menjadi 206.227 ton pada tahun 2011, hal ini dapat di lihat pada tabel 2.138, tabel
2.139, tabel 2.140, tabel 2.141 berikut :

Tabel 2.138
Hubungan Target dan Realisasi Produksi Perikanan Gorontalo, 2007-2011
Perikanan Tangkap (dalam Ton) Perikanan Budidaya (dalam Ton) Total Produksi
Tahun % % %
Target Realisasi Target Realisasi Realisasi
Capaian Capaian Capaian

2007 53.035 49.962 94,21 75.565 71.000 93,96 120.962 94,06

2008 58.334 62.921 107,86 80.000 78.800 98,50 141.721 102,44

2009 64.166 66.717 103,98 86.295 85.653 99,26 152.370 101,26

2010 70.597 72.325 102,45 101.775 93.659 92,03 165.984 96,29

2011 77.648 76.369 98,35 151.845 129.858 85,52 206.227 89,86


Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo 2012

Tabel 2.139
Produksi Perikanan Tangkap Per Kabupaten/Kota , 2007-2011
Realisasi Produksi Perikanan Tangkap Per Kab/Kota
Kabupaten/Kota
2007 2008 2009 2010 2011

Kota Gorontalo 9,448 11,898 12,615.9 13,676.8 14,441.0

Kabupaten Gorontalo 6,578 8,284 8,784.1 9,522.1 10,055.0

Kabupaten Boalemo 6,634 8,354 8,857.7 9,602.8 10,139.0

Kabupaten Pohuwato 8,007 10,085 10,693.0 11,591.3 12,240.0

Kabupaten Bone Bolango 8,396 10,574 11,211.9 12,153.8 12,834.0


Kabupaten Gorontalo
Utara 10,900 13,726 14,554.5 15,778.2 16,660.0
Total 49,962.0 62,921.0 76,369.0
66,717.0 72,325.0
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo, 2012

BAB II - 158
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.140
Produksi Perikanan Budidaya Per Kabupaten/Kota , 2007-2011
Realisasi Produksi Budidaya Per Kab/Kota
Kabupaten/Kota
2007 2008 2009 2010 2011

Kota Gorontalo 1,379 1,530 1,663.5 1,819.0 2,522.2

Kabupaten Gorontalo 2,355 2,613 2,840.5 3,106.0 4,306.8

Kabupaten Boalemo 19,634 21,791 23,686.3 25,900.8 35,913.5

Kabupaten Pohuwato 37,325 41,425 45,028.2 49,236.0 68,262.1


Kabupaten Bone
Bolango 281 312 339.2 370.9 514.2
Kabupaten Gorontalo
Utara 10,026 11,128 12,095.4 13,226.2 18,339.2
Total 71,000.0 78,800.0 85,653.0 93,659.0 129,858.0
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo, 2012

Tabel 2.141
Produksi Tambak (Budidaya Air Payau)
Lahan Produksi Tahun 2011 (ton)
No. Kab/Kota
Existing Udang Bandeng
1. Gorontalo Utara 313 31 87
2. Pohuwato 3.136 164 2.643
3. Boalemo 136 - 287
Total 3.585 195 3.017
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelaitan Provinsi Gorontalo, 2012

Untuk tingkat konsumsi ikan masyarakat Gorontalo terhadap bahan pangan cukup
tinggi yaitu dari 33 kg/kapita pada tahun 2007 naik menjadi 46,93 kg/kapita pada tahun
2011 atau mengalami kenaikan 8,39 % pertahunnya. Jika ditinjau dari angka kebutuhan
konsumsi ikan minimum secara nasional atau berdasarkan sasaran nasional pada tahun
2011, maka tingkat konsumsi ikan Gorontalo melebihi dari target konsumsi ikan nasional,
dimana target nasional hanya menargetkan 31,57 kg/kapita/th (tabel 2.142).

BAB II - 159
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.142
Konsumsi Ikan Gorontalo Tahun 2007-2011 (Satuan : Kg/Kapita/Thn)
Σ Produksi
x
Tahun Target Realisasi Ikan
100%
Target Daerah
2007 35 33 94,29 %
2008 37 37 100 %
2009 39 41 105,13 %
2010 40,29 44,94 111,54 %
2011 41,91 46,93 111,98 %
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo, 2012

Jumlah kelompok nelayan dan pembudidaya yang diintervensi oleh bantuan


Pemerintah Provinsi, khususnya bantuan perikanan dan kelautan dari tahun 2007 sampai
dengan tahun 2011 juga mengalami kenaikan. Dimana pada tahun 2007 jumlah kelompok
yang diintervensi oleh bantuan perikanan dan kelautan hanya 211 kelompok dan pada
tahun 2011 naik menjadi 415 kelompok seperti terlihat pada tabel 2.143 dan tabel 2.144.

Tabel 2.143
Jumlah Kelompok Nelayan dan Pembudidaya
Yang Mendapatkan Bantuan Pemerintah Daerah
Jumlah Kelompok Jumlah Kelompok Total
Tahun
Pembudidaya Nelayan Kelompok
2007 73 138 211
2008 60 214 274
2009 50 272 322

2010 85 285 370

2011 128 287 415


Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo, 2012

BAB II - 160
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.144
Distribusi Jumlah Kelompok Nelayan dan Pembudidaya
Per Kab/Kota Yang Mendapatkan Bantuan Pemerintah Daerah

Distribusi Jumlah Kelompok Perikanan (Nelayan dan


Kabupaten/Kota Pembudidaya)
2007 2008 2009 2010 2011
Kota Gorontalo 33 43 50 58 65
Kabupaten Gorontalo 26 34 40 45 51
Kabupaten Boalemo 37 48 57 65 73
Kabupaten Pohuwato 38 50 58 67 75
Kabupaten Bone
Bolango 38 50 58 67 75
Kabupaten Gorontalo
Utara 39 50 59 68 76
Total 211 274 322 370 415
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo, 2012.

Seiring dengan meningkatnya intervensi bantuan sarana produksi perikanan yang


telah diterima oleh kelompok perikanan baik oleh nelayan maupun pembudidaya dari tahun
2007 – 2011, juga memberikan konstribusi yang signifikan terhadap peningkatan produksi
perikanan. Dimana pada tahun 2007, konstribusi produksi perikanan yang dihasilkan oleh
kelompok perikanan hanya sebesar 17,58 %, dan pada tahun 2011 naik menjadi 26,82 %.
Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.145.

Tabel 2.145
Produksi Perikanan Kelompok Nelayan dan Pembudidaya di Gorontalo
Total Jumlah
Produksi Perikanan
Jumlah Produksi Ikan
Gorontalo Σ Produksi Ikan Kelompok
Tahun Kelompok Nelayan dan X 100%
(Tangkap dan Σ Produksi Ikan Gorontalo
Pembudidaya (Ton)
Budidaya)
(Ton)

2007 21,259 120,962 17.58 %

2008 25,686 141,721 18.12 %


2009 29,713 152,370 19.50 %
2010 40,786 165,984 24.57 %
2011 55,303 206,227 26.82 %
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo 2011.

BAB II - 161
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Produksi perikanan di Provinsi Gorontalo, dipengaruhi oleh beberapa faktor antara


lain untuk produksi perikanan tangkap dipengaruhi selain masalah musim juga dipengaruhi
oleh Kenaikan harga bahan bakar minyak, dimana sangat berdampak bagi nelayan dan
pembudidaya ikan karena biaya produksi semakin bertambah sedangkan harga ikan di pasar
tetap. Produksi perikanan tangkap juga dipengaruhi sarana produksi lainnya baik kapal
penangkap, alat tangkap dan biaya produksi. Sedangkan untuk produksi perikanan
budidaya, dipengaruhi oleh ketersediaan benih ikan /bibit rumput laut, harga pakan dan
pupuk serta sarana produksi lainnya.

2.3.2.4 Energi Dan Sumberdaya Mineral


Kelistrikan Provinsi Gorontalo saat ini telah terinterkoneksi dengan jaringan transmisi
150 KVA antara Minahasa, Kotamobagu dan Gorontalo dengan total daya terpasang 430,69
MW dan beban puncak 266,40 MW. Untuk Provinsi Gorontalo sendiri daya terpasang saat ini
sebesar 86,56 MW dan daya mampu 59,20 MW dan beban puncak 56,13 MW. Jumlah
pelanggan listrik di Provinsi Gorontalo sebesar 129,270 pelanggan dengan tingkat pelanggan
terbesar sektor rumah tangga sebesar 92,46 %. Pertumbuhan rata-rata konsumsi energi
listrik pertahun sebesar 8,6 s/d 10 %. Ratioelektrifikasi saat ini sebesar 69,97 %. Kondisi
jaringan listrik yang ada terdiri dari Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) sepanjang
1.700,6 Kms dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 KVA 237 Kms dan jumlah
Gardu sebanyak 1.555 buah dan Gardu induk sebanyak 4 buah.
Wilayah Provinsi Gorontalo memiliki potensi sumberdaya energi baru terbarukan yang
cukup besar untuk dapat dimanfaatkan memenuhi kebutuhan listrik masyarakat, diantaranya
potensi sumber daya air + 65,4 MW dan potensi panas bumi 110 MW. Total potensi energi
terbarukan tersebut sebesar 175,4 MW dan yang baru termanfaatkan adalah potensi energi
air sebesar 3,5 MW, sedangkan Potensi panas bumi Suwawa 110 mwe telah ditetapkan
sebagai Wilayah Kuasa Pertambangan (WKP) dengan SK Menteri ESDM Nomor : 0025
K/30/MEM/2009 telah dilengkapi survey magnetotellurik sehingga siap dilelang. Potensi
panasbumi pentadio dengan temperature 70°C telah dimanfaatkan sebagai lokasi wisata
dan dalam waktu dekat akan ditetapkan sebagai WKP melalui SK Menteri ESDM. Potensi
energi panas bumi lainnya yang belum dikembangkan tersebar di 4 (empat) kabupaten
yakni Kecamatan Dengilo dengan temperature 50° C, Kecamatan Botumoito dengan
temperature 42° C, Kecamatan Boliyohuto dengan temperature 62° C dan Kecamatan
Kwandang dengan tempeartur 65° C. Dengan total sumberdaya diperkirakan sebesar 160°
(MWe).
Selain memiliki sumber daya energi, Gorontalo juga memiliki beberapa sumberdaya
mineral yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat, yaitu logam, non logam dan
batuan. Bahan mineral logam terdiri dari emas, perak, tembaga dan mineral pengikutnya
serta bahan mineral non logam terdiri dari batu andesit, granit, basal, batugamping,
feldspar, lempung, pasir, batu dan sirtu, marmer, dan toseki.

BAB II - 162
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Saat ini jumlah perusahaan pertambangan di provinsi gorontalo adalah sebanyak 39


buah terdiri dari kontrak karya 2 buah dan IUP 37 buah. Pengendalian pemanfaatan
sumberdaya mineral lebih dititikberatkan pada tertib administrasi perizinan serta
pengelolaan mineral secara sustainable dan berwawasan lingkungan.

2.3.2.5 Kehutanan
Gorontalo termasuk wilayah yang banyak dikelilingi oleh hutan. Sektor pertanian,
perkebunan dan perikanan sangat bergantung pada kondisi hutan sebagai penyedia air dan
penyangga kehidupan dalam mencegah bencana di masa depan. Isu kehutanan yang masih
dihadapi saat ini adalah masih luasnya lahan kritis dalam kawasan, pemanfaatan/
penggunaan lahan untuk kepentingan non kehutanan secara illegal dalam kawasan hutan,
perambahan dan pencurian kayu (illegal logging), alih fungsi kawasan hutan terkait tata
ruang serta isu perubahan iklim terkait hutan. Luas lahan kritis Provinsi Gorontalo saat ini
adalah 257.816 Ha. Berkaitan dengan hal tersebut telah dilakukan upaya rehabilitasi hutan
lahan (data tabel 2.146) untuk pemulihan kondisi hutan dan lahan melalui penyadartahuan
masyarakat yang berada disekitar hutan, pembangunan hutan rakyat dan kebun bibit, upaya
penegakan hukum bagi para perusak dan pelaku pelanggaran kehutanan.

Tabel 2.146
Rehabilitasi Hutan dan Lahan Per Kab/Kota s/d Tahun 2011
No. Kab/Kota Luas (Ha)
1. Kota Gorontalo 350
2. Kab. Gorontalo 19.750
3. Kab. Boalemo 15.700
4. Kab. Pohuwato 17.700
5. Kab. Bone Bolango 13.700
6. Kab. Gorontalo Utara 9.450
Total 76.650
Sumber : Dinas Kehutanan dan Pertambangan Provinsi Gorontalo

2.4 Aspek Daya Saing Daerah


2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
a. Nilai Tukar Petani
Salah satu indikator yang digunakan untuk melihat sejauhmana program
pembangunan pertanian menunjukkan kinerja positif adalah Nilai Tukar Petani (NTP). Pada
prinsipnya, Nilai Tukar Petani ini diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima
petani terhadap indeks harga yang dibayarkan petani (dalam persentase). Dari sisi
kegunaanya NTP merupakan instrumen untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli
petani di pedesaan, disisi lain, NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari
produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.

BAB II - 163
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Karena itu, semakin tinggi NTP, secara relatif menunjukkan semakin kuat kemampuan/daya
beli petani. Sedangkan, kecenderungan rendahnya NTP akan dapat mengurangi insentif
petani meningkatkan produktivitas pertanian secara optimal dalam jangka panjang. Kondisi
demikian dapat mengurangi laju peningkatan produksi relatif terhadap laju peningkatan
konsumsi dalam negeri, sehingga swasembada pangan terutama beras yang telah tercapai
selama ini bisa terancam kelestariannya,seperti terlihat gambar 2.35.
NTP ditentukan oleh interaksi antara empat unsur harga yang terpisah, yaitu harga
ouput pertanian, harga input pertanian, harga output sektor industri perkotaan (non
pertanian) dan harga input sektor non-pertanian. Pemerintah dapat mempengaruhi keempat
harga-harga diatas dengan tujuan yang sangat khusus. Kalau semua campur tangan
pemerintah ini dikombinasikan, maka akan terbentuklah nilai tukar sektor
pertanian/pedesaan terhadap sektor perkotaan atau industri. Oleh karena itu, nilai ini dapat
dipakai sebagai petunjuk tentang keuntungan disektor pertanian dan kemampuan daya beli
barang dan jasa dari pendapatan petani. Seandainya campur tangan pemerintah ini tidak
ada, maka nilai tukar akan ditentukan oleh kekuatan pasar.

Gambar 2.35
Nilai Tukar Petani Provinsi Gorontalo Jan 2008-Desember 2012

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo, 2011.

Gambar 2.35 dan tabel 2.147 menunjukkan bahwa pada periode Januari 2008-
Februari 2012, NTP Provinsi Gorontalo tertinggi terjadi pada bulan September 2008 sebesar
108,43 dan NTP terendah terjadi pada bulan Februari 2008 sebesar 94,28. Melihat matriks di
atas, sejak Mei 2009 NTP Provinsi Gorontalo menunjukkan grafik kenaikan. Kondisi NTP
periode bulan september 2008 ini harus ditingkatkan, karena itu, butuh berbagai intervensi
Pemerintah Daerah sehingga NTP Gorontalo bisa mencapai kembali posisi pada bulan
September 2008.

BAB II - 164
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.147
Perkembangan Rata-rata Nilai Tukar Petani (NTP)
Provinsi Gorontalo Tahun 2007 -2012

NILAI TUKAR PETANI


TAHUN
(NTP)

2008 102,43
2009 99,47
2010 101,66
2011 104,08
2012 101,34
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo 2012 (diolah)

Perkembangan rata-rata nilai tukar petani tahunan terlihat bahwa NTP tertinggi
terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 104,08 dan NTP terendah terjadi pada tahun 2009
yaitu sebesar 99,47 sebagaimana terihat pada tabel 2.147.
Jika diamati lebih jauh, khusus untuk sektor pertanian, terdapat 5 sub sektor yang
memberi pengaruh NTP Gorontalo yaitu subsektor tanaman pangan, tanaman perkebunan
rakyat, peternakan dan subsektor perikanan serta holtikultura. Posisi bulan Februari 2012, 4
(empat) subsektor pertama mengalami penurunan dibanding bulan Januari 2012, masing-
masing subsektor tersebut berturut-turut turun sebesar 1,26 persen, 0.34 persen, 0,44
persen dan 0,21 persen sedangkan subsektor terakhir yaitu holtikultura mengalami kenaikan
sebesar 0,99 persen. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.148.

Tabel 2.148
Perbandingan NTP Per Sektor Januari-Februari 2012
Bulan
Sub Sektor Kenaikan/Penurunan
Januari Februari
Tanaman Pangan 95.29 94,09 -1,26
Hortikultura 108,05 109,12 0,99
Tanaman 130,20 129,76 -0,34
Perkebunan
Peternakan 92.77 92,36 -0,44
Perikanan 105,76 105,54 -0,21
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2012

Melihat realitas di atas, butuh upaya yang lebih keras lagi melalui berbagai
intervensi khususnya di sektor pertanian. Ada 2 (dua) aspek yang perlu mendapat perhatian
yaitu dari sisi indeks yang diterima petani dan dari sisi indeks yang dibayarkan petani.
Indeks yang diterima petani berarti produksi dan produktifitas sektor pertanian harus

BAB II - 165
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

ditingkatkan, sedangkan aspek yang kedua intervensinya melalui perbaikan jalur


perdagangan barang dan jasa melalui peningkatan kualitas infrastruktur daerah.

b. Potensi Pertambangan
Gorontalo memiliki daya saing yang cukup besar dari sisi sumber daya
pertambangan. Beberapa potensi disektor pertambangan yang memiliki nilai ekonomi tinggi
antara lain : pertambangan emas, perak, kandungan komposit batu-batuan dan marmer.
Untuk kandungan batu-batuan yang dapat di investasikan adalah batu granit, tembaga dan
batu andesit. Berikut ini ditampilkan potensi kandungan mineral, batuan dan lahan galian
lainnya pada tabel 2.149.
Tabel 2.149
Jenis Mineral dan Besaran Potensi
No. Jenis Mineral Volume (.000 ton)
1. Emas 218.133.132.151
2. Perak 217.463.591.226
3. Tembaga 217.976.091.225
4. Andesit 2.506,000
5. Batu Granit 888.500,000
6. Batu Dasit 1.776.125,000
7. Batu Basal 1.000.000,000
8. Batu Gamping 19.948.748,500
9. Feldspar 2.500,000
10. Lempung 750.000,000
11. Pasir/Batu/Sirtu 282.250,000
12. Marmer 18,869.96
13. Toseki 51.247.569
Sumber : Dinas Kehutanan dan Pertambangan Provinsi Gorontalo

2.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur


a. Wilayah Ekonomi Produktif
Untuk meningkatkan ekonomi daerah Provinsi Gorontalo, maka kawasan
pertumbuhan ekonomi produktif terbagi atas 9 Kawasan Strategis Provinsi yang diakomodir
dalam Perda No. 4 Tahun 2011 tentang RTRWP Provinsi Gorontalo Tahun 2010-2030 yakni:
(1) Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Randangan; (2) Kawasan Strategis Provinsi (KSP)
Pawonsari (Paguyaman-Wonosari); (3) Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Sumatowa
(Sumalata-Tolinggula-Anggrek); (4) Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Kota Gorontalo; (5)
Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Marisa; (6) Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Isimu; (7)
Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Anggrek; (8) Kawasan Ekonomi Strategis (KEK)
Gopandang (Gorontalo-Paguyaman-Kwandang); dan (9) Kawasan Strategis Provinsi (KSP)
Minapolitan seperti pada tabel 2.150.

BAB II - 166
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.150
Kawasan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Gorontalo

No. Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Nama Kabupaten/Kota

1. (KSP) Randangan Kabupaten Pohuwato

2. (KSP) Pawonsari (Paguyaman-Wonosari) Kabupaten Boalemo


3. (KSP) Sumatowa (Sumalata-Tolinggula- Kabupaten Gorontalo Utara
Anggrek)
4. (KSP) Kota Gorontalo Kota Gorontalo
5. (KSP) Marisa Kabupaten Pohuwato
6. (KSP) Isimu Kabupaten Gorontalo
7. (KSP) Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara
(KEK) Gopandang (Gorontalo-Paguyaman- Kabupaten Gorontalo dan
8.
Kwandang) Kabupaten Gorontalo Utara
Kabupaten Gorontalo Utara,
9. (KSP) Minapolitan Kabupaten Boalemo dan
Kabupaten Pohuwato
Sumber: Perda RTRWP Provinsi Gorontalo Tahun 2010-2030.

b. Perkembangan Infrastruktur Jalan


Pada Tahun 2012 tingkat pelayanan Jalan Provinsi sesuai SK GUBERNUR No.
373/09/IX/2012, TANGGAL 18 September 2012 yakni sepanjang 432,51 Km dengan kondisi
jalan Baik 174,11 km, Sedang 24,83 km, Rusak Ringan 39,58 Km, Rusak Berat 84,05 km,
Belum terbuka 109,95 Km. Sedangkan untuk tingkat pelayanan jalan nasional sepanjang
606.696 Km adalah dengan kondisi jalan Baik 264,77 km, Sedang 246,65 km, Rusak ringan
56,46 Km, Rusak Berat 38,82 km. Perkembangan lima tahun terakhir ini dapat dilihat pada
tabel 2.151, tabel 2.152, tabel 2.153 dan tabel 2.154.

Tabel 2.151
Perkembangan Jalan di Provinsi Gorontalo Lima Tahun Terakhir, 2006-2011
TAHUN
NO. URAIAN SAT
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Status Jalan /
Kewenangan
1. Nasional Km 616,24 616,24 616,24 606,696 606,696 606,696
2. Propinsi Km 408,26 408,26 408,26 414,51 414,51 432,51
3. Kabupaten Km 1.000,51 1.000,51 1.000,51 1.000,51 1.000,51 1.000,51
4. Kota Km 41,19 41,19 41,19 41,19 41,19 41,19
Total 2.066,20 2.066,20 2.066,20 2.052,31 2.052,31 2.052,31
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012

BAB II - 167
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.152
Perkembangan Kondisi Jalan di Provinsi Gorontalo Lima Tahun Terakhir, 2006-2011
TAHUN
NO. URAIAN SAT
2007 2008 2009 2010 2011 2012
STATUS JALAN
NASIONAL
1. Kondisi
Baik Km 230,457 222,60 455,30 181,5 191,215 264,767
Sedang Km 264,713 318,03 107,91 309,5 280,890 246,651
Rusak ringan Km 46,64 39,92 32,19 95,89 70,380 56,46
Rusak Berat Km 74,43 35,69 20,84 19,32 65,337 38,82
Belum terbuka Km - - - - - -
Total Km 616,24 616,24 616,24 606,696 606,696 606,696
STATUS JALAN
PROVINSI
2. Kondisi
Baik Km 126,45 133,71 132,145 138,1 168,88 174,11
Sedang Km 36,04 34,75 28,8 28,25 30,04 24,83
Rusak ringan Km 35,5 24,71 21,455 16,45 21,35 39,58
Rusak Berat Km 116,52 121,34 132,11 127,36 100,49 84,05
Belum terbuka Km 93,75 93,75 93,75 93,75 93,75 109,95
Total 408,26 408,26 408,26 403,91 414,51 432,51
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012

Tabel 2.153
Tabel Penanganan Ruas Jalan Nasional
KONDISI PERMUKAAN JALAN (KM)
NAMA RUAS PANJANG
BAIK SEDANG RR RB
(KM)
ATINGGOLA (BTS. PROV. SULUT) – 22,618 16,800 0,700 0,100
40,218
KWANDANG
KWANDANG – MALINGKAPUTO 11,000 2,800 6,500 1,300 0,400
MALINGKAPUTO – TOLANGO 24,000 11,200 11,500 0,600 0,700
12,200 31,560 4,100 2,400
KWANDANG - PELABUHAN KWANDANG 2,310

TOLANGO – BULINTIO 50,260 13,200 35,250 4,100 1,100


BULONTIO - TOLINGGULA (BTS. PROV. 22,618 16,800 0,700 0,100
53,650
SULTENG)

BAB II - 168
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

JLN. MAYOR DULLAH (GORONTALO) 7,357 2,900 4,157 0,000 0,300

JLN. JALALUDIN TANTU (GORONTALO) 0,710 0,000 0,510 0,200 0,000


JLN. A. YANI (GORONTALO) 0,695 0,000 0,695 0,000 0,000
BTS. KOTA GORONTALO - BTS. KOTA 7,242 4,700 2,242 0,300 0,000
LIMBOTO
JLN. BASUKI RACHMAT (GORONTALO) 0,565 0,000 0,565 0,000 0,000
JLN. AGUS SALIM (GORONTALO) 4,671 0,571 4,100 0,000 0,000
JLN. SUDIRMAN (LIMBOTO) 3,095 0,600 1,800 0,500 0,195
JLN. A. YANI (LIMBOTO) 0,865 0,100 0,665 0,100 0,000
BTS. KOTA LIMBOTO - ISIMU 6,199 2,799 3,100 0,300 0,000
JLN. RAYA LIMBOTO (LIMBOTO) 7,870 0,870 6,300 0,700 0,000
ISIMU - PAGUYAMAN 41,721 14,800 13,021 9,300 4,600
JLN. AKSES KE BANDARA JALALUDDIN 1,523 0,000 0,000 1,300 0,223
MALINGKAPUTO - ISIMU 20,000 13,900 5,100 0,700 0,300
KWANDANG - PELABUHAN KWANDANG 2,310 1,100 1,110 0,100 0,000
SP. PELABUHAN ANGGREK - PELABUHAN 2,682 1,800 0,882 0,000 0,000
ANGGREK

TOLANGO - PAGUYAMAN 59,157 29,497 12,900 5,760 11,000

PAGUYAMAN - TABULO 63,080 35,480 26,000 1,600 0,000

TABULO - MARISA 28,000 9,800 11,900 5,000 1,300

MARISA - LEMITO 68,194 25,600 21,794 11,700 9,100


LEMITO - MOLOSIPAT (BTS. PROV. 33,312 24,712 4,400 2,700 1,500
SULTENG)
TALUDAA (BTS. PROV. SULUT) - PEL. 68,320 33,520 23,800 5,400 5,600
GORONTALO
TOTAL 606,696 264,767 246,651 56,460 38,818
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012

Lintas Barat merupakan jalan yang menghubungkan ruas Atinggola hingga


Tolinggula, lintas tengah merupakan jalan yang menghubungkan ruas jalan Taludaa hingga
ruas jalan Molosipat sedangkan lintas penghubung yaitu jalan yang menghubungkan ruas
jalan lintas Barat dan lintas tengah.

BAB II - 169
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.154
Tabel Penanganan Ruas Jalan Provinsi
Kepmen Kondisi Permukaan Jalan Jalan
No. Nama Ruas Rusak Belum
(Km) Baik Sedang Terbuka
Ringan Berat

KOTA GORONTALO
1 Jl.Hasanudin (Gorontalo) 0,35 0,18 0,05 0,12 - -
2 Jl. Raja Eyato (Gorontalo) 2,00 1,37 0,38 0,25 - -
3 Jl. Cokroaminoto 0,60 0,20 0,10 0,30 - -
4 Jl. Usman Ikhsan (Gorontalo) 6,90 3,44 1,04 2,42 - -
5 Jl. Ahmad Dahlan 1,20 0,60 0,18 0,42 - -
6 Jl. Pangeran Hidayat 1,74 0,74 0,23 0,77 - -
- 1,08 0,90 - -
7 Jl. Rusli Datau 1,98
8 Jl. Kamboja 0,91 0,81 - 0,10 - -
9 Jl. Yos Sudarso 2,40 2,10 - 0,20 0,10 -
0,56 0,20 0,10 - -
10 Jl. Kalengkongan 0,86
11 Jl. Botuliyodu 4,00 1,40 1,20 0,70 0,70 -
Gorontalo – Suwawa - 1,50 - 2,00 - -
12 3,50
Tulabolo
KAB. GORONTALO
13 Isimu-Batudaa 14,38 12,02 1,36 1,01 - -
14 Batudaa-Gorontalo 5,11 3,11 2,00 - - -
15 Biluhu Barat - Bilato 28,90 18,48 2,11 1,25 7,06 -
16 Bilato - Tangkobu 16,70 7,10 1,10 3,00 5,50 -
17 Gorontalo – Biluhu Barat 27,90 18,17 1,00 3,63 5,10 -
KAB. BOALEMO
18 Tangkobu - Pentadu 55,00 18,30 2,49 1,26 16,75 16,20
19 Molombulahe - Bubaa 18,00 2,50 3,50 4,00 8,00 -
KAB. POHUWATO
20 Marisa - Tolinggula 80,00 8,16 1,79 0,85 9,45 59,75
21 Duhiyadaa - Imbodu 16,00 10,00 1,10 4,90 - -
22 Motolohu – Marisa IV 35,00 16,44 1,21 2,15 15,20 -
KAB. BONE BOLANGO
Gorontalo – Suwawa - 18,18 1,31 0,75 3,24 -
23 23,48
Tulabolo
24 Tapa - Atinggola 45,00 22,65 1,40 4,00 4,95 12,00
25 Aladi - Tulabolo 30,00 - - - 8,00 22,00
26 Kabila- Tapa 9,50 5.00 - 4,50 - -
27 Toto Utara 1,10 1,10 - - - -
JUMLAH 432.51 174,11 24,83 39,58 84,05 109,95
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012

BAB II - 170
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Jumlah jembatan di ruas jalan Provinsi adalah 51 buah dengan total panjang 551,80
meter sedangkan jumlah jembatan di ruas nasional adalah 265 buah dengan total panjang
4.797,62 Meter.
Adapun data jumlah jembatan nasional dan provinsi untuk perkembangan 5 tahun
terakhir dapat dilihat pada tabel 2.155.

Tabel 2.155
Data Kondisi Jembatan di Ruas Jalan Provinsi
LEBAR
JUMLAH PANJANG KONDISI
RATA-
NO RUAS JALAN JEMBATAN TOTAL RATA-
RATA
(BH) (M) RATA
(M)
1 ISIMU – BATUDAA 6 65,70 5,6 0&1

2 BATUDAA – GORONTALO 5 38,20 6,62 0&1


GORONTALO - SUWAWA –
3 6 74,60 5,05 0&1
TULABOLO
GORONTALO - SUWAWA –
4 1 13,00 7 0
TULABOLO
5 TAPA – ATINGGOLA 3 31,90 5,33 0

6 GORONTALO - BILUHU BARAT 7 68,90 4,76 0

7 JL. BOTULIYODU 3 11,90 5,5 0

8 BILUHU BARAT – BILATO 3 33,70 5,53 0&1

9 TANGKOBU – PENTADU 2 26,50 4 0

10 MOTOLOHU - MARISA IV 12 159,00 4,425 0

11 DUHIYADAA – IMBODU 3 28,40 4,633 0&3

JUMLAH 51 551,80
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012

Kondisi Jembatan :
0 = Baik
1 = Kerusakan Ringan
2 = Kerusakan Sedang
3 = Kerusakan Berat
4 = Kondisi Kritis

Data Panjang Jalan Nasional di Provinsi Gorontalo selang 2006 sampai dengan
Desember 2009 sepanjang 616,24 Km, Sesuai SK Menteri Pekerjaan Umum Nomor
630/KPTS/M/2009 Tahun 2009 dan setelah dilakukan pengukuran kembali oleh Bipran
Kementerian Pekerjaan Umum maka panjang jalan Nasional di Provinsi Gorontalo
mengalami koreksi menjadi sepanjang 606,696 Km. Untuk Data Jalan Provinsi Gorontalo
selang tahun 2006 sampai dengan Desember 2009 sepanjang 408,26 Km, Pada akhir 2009

BAB II - 171
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

terdapat 2 (Dua) Ruas jalan Provinsi yang dialihkan statusnya menjadi Jalan Nasional yaitu
Ruas Ruas jalan A. Yani dan Ruas Jalan Ilangata-Pel. Anggrek (Sesuai SK Kemen PU Nomor
630/KPTS/M/2009). Sejak SK GUBERNUR No. 373/09/IX/2012, TANGGAL 18 September
2012 Panjang jalan Provinsi adalah 432,51 Km dengan penambahan ruas jalan diantaranya
ruas Molombulahe – Bubaa, ruas Kabila-Tapa, ruas Toto Utara dan Ruas Jalan Botuliyodu.
Jumlah dan panjang jembatan provinsi yang berada diruas jalan provinsi yang telah
dibangun sampai dengan tahun 2011 yaitu 51 buah dengan panjang 551,80 m serta jumlah
dan panjang jembatan nasional yang berada diruas jalan nasional yang telah dibangun
sampai dengan tahun 2011 yaitu 265 buah dengan total panjang 4.797,62 Meter
Data jumlah kendaraan pada lima tahun terakhir mengalami peningkatan sangat
tinggi dimana pada 2010 meningkat sebesar 15.26%. Dari perbandingan tersebut maka
terlihat pertumbuhan jumlah kenderaan tidak sebanding dengan pertumbuhan panjang jalan
dan jembatan. Untuk memenuhi kebutuhan ini upaya yang dilakukan antara lain;
menambah pembangunan jalan dan jembatan baru, peningkatan kapasitas ruas jalan dan
jembatan yang sudah ada, termasuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan pengguna
jalan.
Guna menjawab hal tersebut diatas, beberapa Program kegiatan yang diprioritaskan
untuk 5 (lima) Tahun Kedepan antara lain:
a. Penanganan Jalan Provinsi dalam kondisi rusak sepanjang 123,63 Km dan pembukaan
jalan yang belum terbuka sepanjang 109,95 Km.
Dalam rangka meningkatkan aktivitas perputaran roda perekonomian rakyat
Gorontalo, maka perlu adanya usaha memperlancar arus barang dan penumpang
dengan cara meningkatkan kualitas fisik prasarana jalan dan kemudahan para pemakai
jalan di Gorontalo. Peningkatan kualitas serta kemudahan yang akan diperoleh para
pemakai jalan dianggap penting oleh karena itu diusulkan adanya
pemeliharaan/rehabiltasi dan pembangunan jalan yang belum terbuka. Sesuai Status
adminsitrasi jalan maka penanganan ruas Jalan Provinsi akan dibiayai oleh pemerintah
daerah dengan target pencapaian sampai dengan tahun 2017 adalah 60 % kondisi
mantap.

b. Pembangunan Jalan Outer Ring Road sepanjang 45,3 Km.


Pembangunan Jalan Gorontalo Outer Ring Road (New Gorontalo By Pass- Ruas
Pauwo-Kabila - Tapa - Limboto – Isimu) dimaksudkan untuk menjawab kekhawatiran
masyarakat Gorontalo terhadap pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat yang
mengakibatkan pertumbuhan jumlah kendaraan di provinsi Gorontalo akan menumpuk
pada jaringan jalan nasional terutama di ruas jalan Gorontalo-Limboto, Limboto- Isimu,
sehingga sangat menganggu aksesibiltas lalu lintas kepusat-pusat jaringan jalan
Nasional. Berikut data kepadatan lalu lintas harian kendaraan tertinggi tahunan pada
ruas jalan Gorontalo-Limboto termuat dalam gambar 2.36.

BAB II - 172
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Gambar 2.36
Ruas Jalan BTS Kota Gorontalo – BTS Kota – Limboto

BTS KOTA GORONTALO -


BTS. KOTA LIMBOTO

40.000

20.000

-
2005 2010
BTS KOTA 15.947 28.773
GORONTALO -
BTS. KOTA LIMBOTO

2005 2010

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012

Dari gambar 2.36 menunjukan bahwa jumlah kepadatan lalu lintas kendaraan
antara Kota dan Limboto (Kab. Gorontalo) sangat tinggi yaitu dalam waktu lima tahun
meningkat hampir 100% atau rata-rata +16% per tahun. Diharapkan dengan program
percepatan pembangunan ekonomi disegala bidang oleh pemerintahan saat ini akan
menyembabkan peningkatan pertumbuhan sarana transportasi yang cukup besar.
Dengan demikian yang perlu diantisipasi adalah ruas jalan Kota-Limboto (satu-satunya
akses jalan menuju Limboto, Isimu dan kabupaten lainnya) akan mengalami kemacetan
yang diakibatkan oleh kemampuan daya dukung jalan akibat peningkatan volume
kendaraan. Untuk itu diperlukan jalan alternatif dari Isimu ke Kota Gorontalo yang
dapat melayani arus kendaraan dari Kota langsung ke Bandara dan kabupaten lainnya
dengan cepat. Oleh sebab itu pemerintah Provinsi Gorontalo merencanaan akan
membangun jalan alternatif Gorontalo Outer Ring Road.
Untuk Pembangunan Jalan Gorontalo Outer Ring Road ini dilaksanakan sharing
penanganan dimana pemerintah daerah menfasilitasinya dengan menyiapkan Feasibility
Study, master plan, Detail Engineering Design (DED), Pembebasan lahan dan untuk
pekerjaan konstruksinya diharapkan dibiayai oleh pemerintah pusat.

c. Perubahan Status Jalan.


Untuk menunjang interkoneksi perhubungan darat dan Pengembangan Kawasan
Strategis dan Kawasan Andalan baik yang ada dalam Rencana Tata Ruang Nasional
maupun yang ada dalam Rencana Tata Ruang Provinsi maka diupayakan perubahan
beberapa status jalan baik dari jalan Kabupaten/Kota menjadi Jalan Provinsi, Jalan
Provinsi menjadi jalan Strategis Nasional Rencana dan Jalan Strategis Nasional Rencana
menjadi jalan nasional dengan tetap berpedoman pada Undang-Undang Nomor 38
Tahun 2004 tentang Jalan dan PP Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan.

BAB II - 173
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

d. Peningkatan Kualitas dan Kapasitas Jalan Nasional Trans Sulawesi.


Kelancaran arus angkutan penumpang dan barang, khususnya distribusi
komoditas unggulan yang saling terkait di wilayah Sulawesi perlu didukung dengan
peningkatan kualitas dan kapasitas jalan melalui program peningkatan jalan,
rekonstruksi dan pelebaran jalan. Secara umum kondisi jalan nasional yang ada di
provinsi gorontalo yang perlu di tingkatkan kualitasnya ada sebesar 31,08 % atau
sepanjang 188,56 Km dengan kondisi lebar jalan nasional yang rata-rata 4,5 meter dan
lebar bahu jalan kiri/kanan selebar masing-masing 1 m atau kurang dari standar Bina
Marga yang disyaratkan. Kedepan akan ditingkatkan sesuai standar lebar jalan nasional
yaitu 7 m badan jalan dengan bahu jalan kiri /kanan selebar masing-masing 2 m.

e. Pembangunan Jembatan Provinsi dan Penggantian Jembatan Nasional.


Untuk mendukung kegiatan pekerkonomian dan pengembangan sektor produksi
dan jasa, serta pengembangan suatu wilayah sehingga terwujudkan keselarasan
pembagian dan kesesuaian pertumbuhan wilayah regional, perkotaan dan pedesaan
secara holistik, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan maka pembangunan
jembatan provinsi dan penggantian jembatan yang ada pada ruas jalan nasional sangat
di butuhkan. Dengan memperhatikan umur dan kondisi jembatan yang telah terbangun
pada ruas jalan nasional dan provinsi..

c. Perkembangan Perhubungan Laut


Dalam Tatanan Kepelabuhan Nasional di Provinsi Gorontalo mengacu pada Keputusan
Menteri Perhubungan RI (KM) No. 53 Tahun 2002, namun pada tahun 2012 Tatanan
Kepelabuhanan tersebut diusulkan untuk dilakukan perbaikan, dalam perbaikan tersebut
Provinsi Gorontalo diusulkan 1 (satu) Pelabuhan Utama/Internasional yaitu Pelabuhan
Anggrek, 3 (tiga) Pelabuhan Pengumpul/Nasional yaitu Pelabuhan Gorontalo, Pelabuhan
Kwandang dan Pelabuhan Tilamuta, serta 1 (satu) Pelabuhan Pengumpan yaitu Pelabuhan
Bumbulan.
Adapun kecenderungan layanan kunjungan kapal di Pelabuhan se-Provinsi Gorontalo
dapat dilihat dalam tabel 2.156 dan tabel 2.157.
Tabel 2.156
Arus Kunjungan Kapal/Unit di Pelabuhan Se-Provinsi Gorontalo
2007 2008 2009 2010 2011
Trend Trend Trend Trend Trend
NO PELABUHAN
Tiba Berangkat Jumlah Pergerakan Tiba Berangkat Jumlah Pergerakan Tiba Berangkat Jumlah Pergerakan Tiba Berangkat Jumlah Pergerakan Tiba Berangkat Jumlah Pergerakan
(%) (%) (%) (%) (%)

1 PELABUHAN GORONTALO 513 499 1.012 -2 440 435 875 -14 909 914 1.823 108 1.976 1.976 3.952 117 1.998 1.997 3.995 1

2 PELABUHAN ANGGREK 102 97 199 38 22 20 42 -79 68 70 138 229 94 93 187 36 73 73 146 -22

3 PELABUHAN KWANDANG 46 41 87 -83 195 202 397 356 185 181 366 -8 31 30 61 -83 878 878 1.756 2.779

4 PELABUHAN TILAMUTA 69 64 133 -57 - - - -100 169 168 337 100 44 44 88 -74 343 343 686 680

JUMLAH 730 701 657 657 1.331 1.333 2.145 2.143 3.292 3.291

TOTAL 1.431 1.314 2.664 4.288 6.583

Sumber : Pelabuhan Laut se-Provinsi Gorontalo, 2012

BAB II - 174
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Gambar. 2.37
Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan Se-Provinsi Gorontalo

Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, 2012

Berdasarkan tabel 2.156 dan gambar 2.37 Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan Se-
Provinsi Gorontalo di atas, dapat dilihat bahwa Kunjungan kapal cenderung mengalami
pengerakan yang fluktuatif, dimana setiap tahun mengalami kenaikan yang bervariasi
namun kenaikan kunjungan kapal pada ke 4 pelabuhan meningkat tajam di tahun 2010.
Tahun 2011 di 4 pelabuhan tersebut sebanyak 6.583 unit, bila dibandingkan dengan Tahun
2010 mengalami kenaikan sebesar 53,52%.
Adapun layanan arus turun naik penumpang di Pelabuhan se-Provinsi Gorontalo
dapat dilihat dalam tabel 2.157.

Tabel 2.157
Arus Turun Naik Penumpang di Pelabuhan se-Provinsi Gorontalo
2007 2008 2009 2010 2011
Trend Trend Trend Trend Trend
NO PELABUHAN
TURUN NAIK Jumlah Pergerakan TURUN NAIK Jumlah Pergerakan TURUN NAIK Jumlah Pergerakan TURUN NAIK Jumlah Pergerakan TURUN NAIK Jumlah Pergerakan
(%) (%) (%) (%) (%)

1 PELABUHAN GORONTALO 71.109 41.125 112.234 69 49.403 51.589 100.992 -10 48.412 48.426 96.838 -4 55.719 53.106 108.825 12 58.639 55.515 114.154 5

2 PELABUHAN ANGGREK - - 0 -100 - - 0 0 - - 0 0 - - 0 0 - - 0 0

3 PELABUHAN KWANDANG 2.837 4.282 7.119 -8 - - 0 -100 - - 0 0 - - 0 0 - - 0 0

4 PELABUHAN TILAMUTA - - 0 0 - - 0 0 - - 0 0 - - 0 0 496 362 858 100

JUMLAH 73.946 45.407 49.403 51.589 48.412 48.426 55.719 53.106 59.135 55.877

TOTAL 119.353 100.992 96.838 108.825 115.012

Sumber : Pelabuhan Laut se-Provinsi Gorontalo, 2012

BAB II - 175
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Gambar 2.38
Arus Turun Naik Penumpang di Pelabuhan se-Provinsi Gorontalo

Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, 2012

Berdasarkan tabel 2.157 dan gambar 2.38 Arus Turun Naik Penumpang di Pelabuhan
se-Provinsi Gorontalo terlihat bahwa sampai tahun 2011 yang melayani penumpang hanya
Pelabuhan Gorontalo dan dimasuki oleh kapal PELNI KM. Tilong Kabila dengan frekuensi
kurang lebih dua kali dalam sebulan (2 minggu 1 kali). Pergerakan penumpang Tahun 2011
terlihat bahwa jumlah yang diangkut pada Pelabuhan Gorontalo berjumlah 114.154 orang
yang terdiri dari penumpang turun sebanyak 58.639 orang dan penumpang naik sebanyak
55.515 orang bila dibandingkan dengan tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 5,68%.
Untuk mengembangkan potensi ekonomi di Provinsi Gorontalo melalui Program
Agropolitan dan Etalase Perikanan, Pelabuhan Anggrek akan dikembangkan sebagai
Pelabuhan Utama/Internasional, disamping melayani penumpang juga melayani kontainer.
Di pelabuhan ini akan melayani hasil ekspor/impor berbagai komoditas dari Provinsi
Gorontalo. Pelabuhan Tilamuta di samping sebagai pelabuhan penumpang dan barang juga
sebagai homebase angkutan perintis yang melayani Teluk Tomini, Pelabuhan Gorontalo
sebagai Pelabuhan pengumpul dan pendistribusi di kawasan Teluk Tomini sedangkan
Pelabuhan Kwandang sebagai pelabuhan pengumpul yang melayani angkutan barang dan
ternak antar pulau di pesisir utara.
Sedangkan kecenderungan layanan Bongkar Muat di Pelabuhan se-Provinsi Gorontalo
dapat dilihat dalam Tabel 2.158.

BAB II - 176
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.158
Arus Bongkar Muat Barang (Ton/M3) di Pelabuhan Se-Provinsi Gorontalo
2007 2008 2009 2010 2011

NO PELABUHAN BKR MUAT Jumlah Trend BKR MUAT Jumlah Trend BKR MUAT Jumlah Trend BKR MUAT Jumlah Trend BKR MUAT Jumlah Trend
Pergerakan Pergerakan Pergerakan Pergerakan Pergerakan
(ton/m3) (ton/m3) (ton/m3) (%) (ton/m3) (ton/m3) (ton/m3) (%) (ton/m3) (ton/m3) (ton/m3) (%) (ton/m3) (ton/m3) (ton/m3) (%) (ton/m3) (ton/m3) (ton/m3) (%)

1 PELABUHAN GORONTALO 715.758 435.558 1.151.316 122,72 594.565 281.878 876.443 -23,87 473.371 128.199 601.570 -31,36 474.144 173.889 648.033 7,72 560.889 140.636 701.524 8,25

2 PELABUHAN ANGGREK 162.068 134.562 296.630 363,75 53.846 45.479 99.325 -66,52 44.249 30.013 74.262 -25,23 100.778 74.181 174.959 135,60 133.337 42.020 175.357 0,23

3 PELABUHAN KWANDANG 149 734 883 101,03 - 420 420 -52,36 32 106 138 -67,17 600 0 600 334,78 812 8 820 36,67

4 PELABUHAN TILAMUTA 1.127 38.770 39.897 -3,95 0 12.000 12.000 -69,92 1.800 20.100 21.900 82,50 11.503 40.008 51.511 135,21 23.108 42.020 65.128 26,44

JUMLAH 879.102 609.624 648.411 339.777 519.452 178.418 587.025 288.078 718.146 224.684

TOTAL 1.488.726 988.188 697.870 875.103 942.829

Sumber : Pelabuhan Laut Se-Provinsi Gorontalo, 2012

Gambar 2.39
Arus Bongkar Muat Barang (Ton/M3) di Pelabuhan Se-Provinsi Gorontalo

Sumber : Pelabuhan Laut se-Provinsi Gorontalo, 2012

Berdasarkan tabel 2.158 dan gambar 2.39 Arus Bongkar Muat Barang (Ton/M3) di
Pelabuhan se-Provinsi Gorontalo terlihat bahwa arus bongkar muat cenderung mengalami
pergerakan yang fluktuatif, dimana setiap tahun bervariasi presentase kenaikan, pada tahun
2011 di 4 (empat) pelabuhan adalah sebesar 942.829 ton/m3 yang terdiri dari volume
bongkar 718.146 ton/m3 dan muat 224.684 ton/m3, mengalami peningkatan sebesar 7,74%
dibandingkan tahun 2010.
Dari data bongkar muat pada ke - 4 Pelabuhan Laut di Provinsi Gorontalo di atas,
maka secara umum diinformasikan beberapa aktivitas bongkar muat komoditi unggulan di
pelabuhan tersebut sebagaimana terlihat pada tabel 2.159, 2.160, 2.161 dan 2.162.

BAB II - 177
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.159
Bongkar Muat per-Komoditi di Pelabuhan Gorontalo
PUPUK SEMEN JAGUNG ASPAL GENCO ROTAN GULA/MOLASES M. TANAH PREMIUM BARANG LAINNYA
NO TAHUN
BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT

1 2007 715.758 435.558

2 2008 53.037 10.064 594.565 218.777

3 2009 11.840 105 - 79 1.371 61.262 - 96.427 10.707 6.196 1.455 32.483 73.677 257.573 48.395

4 2010 10.301 150 56.885 1.371 585 104.987 71 111.145 19.668 4.172 2.292 32.174 82.937 180.047 41.250

5 2011 15.694 - 63.157 92 416 80.842 194 145.149 13.471 771 2.355 31.113 91.859 213.307 43.105
TOTAL 37.835 255 120.042 1.542 2.371 300.128 265 - 352.721 43.846 - 21.203 - 6.102 95.770 - 248.473 - 1.961.250 787.085
* Ket : Untuk bongkaran komoditi jagung berasal dari antar pulau (Sulteng)
Sumber : Pelabuhan Gorontalo, 2012

Tabel 2.160
Bongkar Muat per-Komoditi di Pelabuhan Anggrek
PUPUK SEMEN JAGUNG ASPAL GENCO ROTAN GULA/MOLASES M. TANAH PREMIUM BARANG LAINNYA
NO TAHUN
BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT

1 2007 15.854 20.950 28.321 14.900 110.364 106.241

2 2008 18.524 325 35.300 50 22 44.915 189 - -

3 2009 2.800 7.300 7.200 34.149 22.813

4 2010 14.850 37.800 27.691 6.860 48.128 39.630

5 2011 17.404 69.100 22.892 - 1.455 2.292 45.378 16.836


TOTAL 69.432 325 170.450 50 22 131.019 - - - - - 189 16.355 9.152 - - - - 238.019 185.520

* Ket : Untuk bongkaran komoditi jagung berasal dari antar pulau


Sumber : Pelabuhan Anggrek, 2012

Tabel 2.161
Bongkar Muat per-Komoditi di Pelabuhan Kwandang
HEWAN TERNAK BARANG LAINNYA
NO TAHUN
BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT
1 2007 - 11.664 149 734
2 2008 - 5.625 - 420
3 2009 - 3.670 32 106
4 2010 - 3.278 600 -
5 2011 - 3.145 812 8
TOTAL 27.382 1.593 1.268
* Ket : Untuk hewan ternak idak termasuk dalam barang
Sumber : Pelabuhan Kwandang, 2012

BAB II - 178
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.162
Bongkar Muat per-Komoditi di Pelabuhan Tilamuta
KOPRAH SEMEN MINYAK MENTAH MINYAK BUNGKIL BARANG LAINNYA
NO TAHUN
BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT
1. 2008 - - - - - 12.000 - - - - - -
2. 2009 900 - - - 900 20.100 - - - - - -
3. 2010 - - 3.600 - - - 2.408 - - 14.200 5.495 25.808
4. 2011 2.100 - 5.500 - 2.100 - 13.408 - - - - 42.020
TOTAL 3.000 - 9.100 - 3.000 32.100 15.816 - - 14.200 5.495 67.828
Sumber : Pelabuhan Tilamuta, 2012

d. Perkembangan Perhubungan Udara


Dalam Tatanan Kebandarudaraan Nasional (Peraturan Menteri Perhubungan RI No.
KM 11 Tahun 2010) Bandar Udara Djalaluddin Gorontalo ditetapkan sebagai Bandara
Domestik dengan hirarki Pengumpul Skala Sekunder, kini telah mampu di darati Pesawat
Boeing 737 Seri 900-ER. Bandara ini merupakan unit Pelaksana Teknis Ditjen Perhubungan
Udara Kementerian Perhubungan RI yang terletak di wilayah Kabupaten Gorontalo dan
memiliki panjang landasan 2.500 m serta lebar 45 m.
Sarana Fasilitas sisi darat bandar udara, fasilitas landasan, fasilitas bangunan
operasional, fasilitas navigasi udara, fasilitas listrik, fasilitas komunikasi, dan fasilitas security
equipment dan audio visual telah tersedia dalam kondisi cukup memadai untuk menunjang
operasional penerbangan, namun perlu penambahan dan peningkatan seiring dengan
perkembangan ekonomi wilayah sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang ada.
Adapun perusahaan angkutan udara yang beroperasi di Provinsi Gorontalo untuk
melayani penerbangan dalam negeri adalah PT. Garuda Indonesia Airlines, PT. Lion Air, PT.
Sriwijaya Air, dan PT. Wings Air. Dengan rute penerbangan Gorontalo – Makassar – Jakarta
(PP) kecuali PT. Batavia Air dengan rute Gorontalo – Makasar – Surabaya – Jakarta dan PT.
Wings Air dengan rute penerbangan Gorontalo – Manado (PP), terlihat pada tabel 2.163.

Tabel 2.163
Layanan Penerbangan di Bandara Djalaluddin Gorontalo
PESAWAT PENUMPANG BAGASI (Kg)
Trend Trend Trend
NO TAHUN
Tiba Brkt Jumlah pergerakan Tiba Brkt Transit Jumlah pergerakan Bongkar Muat Jumlah pergerakan
(%) (%) (%)

1 2007 1.103 1.102 2.205 6,47 89.811 89.238 2.064 181.113 10,57 1.427.764 1.315.504 2.743.268 19,58

2 2008 901 900 1.801 -18,32 89.358 96.000 124 185.482 2,41 1.471.743 1.139.782 2.611.525 -4,80

3 2009 1.011 1.069 2.080 15,49 115.889 115.292 101 231.282 24,69 1.631.888 1.253.580 2.885.468 10,49

4 2010 1.286 1.284 2.570 23,56 135.596 137.288 164 273.048 18,06 1.646.537 1.332.475 2.979.012 3,24

5 2011 1.524 1.526 3.050 18,68 168.397 170.691 339.088 24,19 1.999.001 1.611.639 3.610.640 21,20
Jumlah 5.825 5.881 599.051 608.509 2.453 8.176.933 6.652.980
Rata-rata per
1.165 1.176 119.810 121.702 491 1.635.387 1.330.596
tahun
Rata-rata per
3 3 328 333 1,34 4.481 3.645
hari

BAB II - 179
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

CARGO (Kg) POS (Kg)


Trend Trend
NO TAHUN
Bongkar Muat Jumlah pergerakan Bongkar Muat Jumlah pergerakan
(%) (%)

1 2007 866.598 769.417 1.636.015 18,49 80.371 40.618 120.989 1.336,41

2 2008 1.004.290 682.004 1.686.294 3,07 9.813 12.819 22.632 -81,29

3 2009 962.586 539.023 1.501.609 -10,95 1.712 3.822 5.534 -75,55

4 2010 1.014.689 937.858 1.952.547 30,03 763 1.479 2.242 -59,49

5 2011 1.659.016 653.605 2.312.621 18,44 10.189 9.737 19.926 788,76

Jumlah 5.507.179 3.581.907 102.848 68.475


Rata-rata per
1.101.436 716.381 20.570 13.695
tahun
Rata-rata per
3.018 1.963 56 38
hari
Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, 2012

Gambar 2.40
Produktivitas di Bandara Djalaluddin Gorontalo

Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, 2012

BAB II - 180
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Berdasarkan Tabel 2.163 dan Gambar 2.40 kecenderungan layanan penerbangan di Bandara
Djalaluddin Gorontalo, terlihat bahwa arus pesawat, penumpang, bagasi, cargo, dan pos
selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir cenderung mengalami pengerakan yang
fluktuatif, dimana setiap tahun mengalami kenaikan maupun penurunan yang bervariasi,
namun pada tahun 2011 arus pesawat di Bandara Djalaluddin adalah sebanyak 3.050
pesawat, naik 18,68% dibandingkan tahun 2010. Penumpang pada tahun 2011 sebanyak
339.088 penumpang, mengalami peningkatan 24,19% dibandingkan tahun 2010 atau rata-
rata per hari 661 penumpang. Begitu juga dengan arus bagasi mengalami peningkatan
21,20% pada tahun 2011 dibanding tahun 2010.

2.4.3 Fokus Iklim Berinvestasi


Salah satu pendorong terpenting dalam rangka meningkatkan pembangunan ekonomi
adalah masuknya modal asing (investasi) sebagai the first capital untuk memberdayakan
perekonomian negara atau daerah yang bersangkutan. Penanaman modal asing dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi, membuka jaringan bisnis internasional dan membuka
lapangan kerja bagi suatu daerah.
Provinsi Gorontalo memiliki potensi investasi dibeberapa sektor diantaranya energi,
pertambangan, pertanian dan peternakan, perikanan dan kelautan, pariwisata dan
infrastrukur. Disektor energi, kita memiliki potensi panas bumi (Geothermal) di Suwawa,
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa di Isimu Selatan dan Pembangunan
Pembangkit Listrik Mikro dan Mini Hydro di Kab. Gorontalo Utara dan Bone Bolango. Pada
sektor pertambangan kita memiliki potensi di Kabupaten Pohuwato, Boalemo, Bone Bolango
dan Gorontalo Utara. Sementara untuk sektor pertanian dan peternakan, terdapat potensi
industri pengolahan aneka produk jagung dan pengembangan industri peternakan sapi dan
penggemukan sapi. Untuk sektor perikanan dan kelautan terdapat potensi pengembangan
industri rumput laut serta pengembangan produksi dan pengolahan ikan mutu ekspor. Di
sektor pariwisata, Provinsi Gorontalo mempunyai potensi yang dapat dikembangkan seperti
Taman Laut Olele, Pulau Saronde dan Wisata Religi di Bongo Kab. Gorontalo. Di bidang
infrastruktur, saat ini sedang dilakukan pengembangan Bandara Jalaludin, rencana
pembangunan Rumah Sakit Spesialis, Pengembangan Pelabuhan Anggrek dan Pelabuhan
Gorontalo dan pembangunan KTM Paguyaman Wonosari.
Dalam upaya menciptakan iklim investasi yang kondusif di Gorontalo, telah
diterbitkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2004 tentang Kemudahan Investasi. Perda ini
mengatur tentang kemudahan-kemudahan pelayanan terhadap investor terutama untuk
masalah penyediaan lahan, proses perijinan dan pemberian insentif berupa keringanan
pajak. Sejak tahun 2010 Pemerintah Provinsi Gorontalo telah menyusun Standar Operasional
Prosedur untuk berbagai kegiatan pelayanan termasuk pelayanan perijinan. Dan pada tahun
2011 Gubernur Gorontalo telah melimpahkan wewenang perijinan usaha yang selama ini
ditangani oleh SKPD lainnya ke Badan Investasi Daerah.

BAB II - 181
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Kabupaten dan kota adalah ujung tombak dari penyelenggaraan pelayanan perijinan
investasi. Di Provinsi Gorontalo, Kabupaten/kota yang telah membentuk kantor pelayanan
terpadu satu pintu adalah Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Pohuwato,
Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Gorontalo Utara.
Jumlah Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
di Provinsi Gorontalo adalah seperti yang terlihat dalam tabel 2.164 dan 2.165.

Tabel 2.164
Penanaman Modal Asing (PMA)
Lokasi Rencana Investasi Realisasi
No Nama Perusahaan Negara Asal Bidang Usaha
Proyek ($) Investasi ($)
1 PT. GORONTALO Inggris Pertambangan Bone 250,000 20.101.763
MINERALS Emas & Mineral Bolango
2 PT. PEARLS MADOKA Jepang Budidaya Mutiara Gorontalo 250,000 50,000
INDONESIA Utara
3 PT. MARIA SOUTHSEA Jepang Budidaya Mutiara Pohuwato 3,000,000 6,000,000
PEARLS INDONESIA
4 PT. PABRIK GULA Inggris/ Industri Gula Kab. 60,000,000 60.000.000
GORONTALO Indonesia Gorontalo
5 PT. MULTI NABATI Singapura Industri Minyak Pohuwato 3,300,000 18.038.194
SULAWESI Kasar (minyak
nabati)
6 PT. OXINDO Singapura Jasa Penunjang Bone 1,000,000 -
EXPLORATION Pertambangan Bolango
Umum

7 PT. HARIM Korea Selatan Industri Pohuwato 300,000 3.781.896


Pengeringan
Jagung
8 PT. SAUDI INDONESIA Arab Saudi Pertanian & Gorontalo 339,000,000 25,100,000
MULTI INVESTMENT Peternakan Utara
9 PT. PANAH MAS Singapura Pertambangan Bone 24.000.000.000 592.761
Tembaga Bolango
10 PT. MULTI MINERAL Singapura Pertambangan Kab. 24,000,000,000 599.261
EXPLORASI Tembaga Gorontalo
11 PT. EXPLORASI Singapura/Ind Pertambangan Bone 24,000,000,000 597.750
INDONUSA JAYA onesia Tembaga Bolango
12 PT. NYINYI INDONESIA RRC Jasa Kab. 15.000,000 -
MINNING INVESTMENT Pertambangan & Gorontalo
GROUP Perdagangan
Besar
13. PT. Gunung Mulia Mineral Pertambangan 24.000.000.000 592.761
Tembaga
JUMLAH 96.422.100.000 135.454.386
Sumber: Badan Investasi Daerah, 2012

BAB II - 182
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 2.165
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
Negara Lokasi Rencana Realisasi
No Nama Perusahaan Bidang Usaha
Asal Proyek Investasi (Rp) Investasi (Rp)
1 PT. GORONTALO Indonesia Pembangiktan Bone 207,755,000,000 51,841,088,211
ENERGI Tenaga Listrik Bolango
2 PT. ANEKA GAS Indonesia Industri Kimia Kota 46,944,000,000 -
INDUSTRI Dasar Organik Gorontalo
Gas Industri
3 PT. TENAGA Indonesia PLTU 11 MW Bone 110,000,000,000 5,000,000,000
LISTRIK Bolango
GORONTALO
JUMLAH 364,699,000,000 56,841,088,211
Sumber : Badan Investasi Daerah Provinsi Gorontalo, 2012

Jumlah Nilai Investasi Berskala Nasional (PMDN/PMA)


Rendahnya realisasi investasi di Provinsi Gorontalo disebabkan oleh 7 (tujuh) faktor
utama yaitu (1) kurangnya insentif bagi investor dalam melakukan investasi, (2)
ketersediaan lahan usaha, (3) lamanya proses perijinan, (4) kesiapan obyek investasi, (5)
tingkat pungutan liar, (6) kemudahan akses informasi, (7) kualitas SDM birokrasi bidang
pelayanan investasi.
Namun demikian menunjukan perkembangan investasi baik Penanaman Modal Asing
(PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Provinsi Gorontalo dimulai dai
tahun 2007 sampai dengan 2011 dapat dilihat pada tabel 2.166.

Tabel 2.166
Perkembangan Nilai Investasi Berskala Nasional (PMDN/PMA)
T a h u n (Rp)
No. Keterangan
2007 2008 2009 2010 2011
1 Penanaman 571,419,785,300 753,520,596,000 566,372,007,600 226,865,017,200 1.015.260.348.075
Modal Asing
(PMA)
2 Penanaman - - - 56,841,088,211 56,841,088,211
Modal Dalam
Negeri
(PMDN)
3. Swasta 162,136,245,000 176,906,535,452 396,194,587,185 397,092,196,685 400,357,196,685
Murni
4. Investasi - - - - 1.400.000.000.000
Masyarakat
JUMLAH 733,556,030,300 930,427,131,452 962,566,594,785 680,788,302,096 2.872.458.632.971
Sumber : Badan Investasi Daerah Provinsi Gorontalo, 2012

BAB II - 183
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

2.4.4 Fokus Sumber Daya Manusia


2.4.4.1 Angka Pendidikan yang ditamatkan
Angka partisipasi sekolah menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan
menunjukkan bahwa tahun 2011, anak didik pada tingkat kelompok umur 7 – 12 tahun
(sekolah dasar) yang masih sekolah dan menamatkan SD adalah sebanyak 99,60% yang
artinya tahun 2011 ada anak didik SD sebesar 0,4% yang tidak tamat SD. Di tingkat SMP,
tahun 2011 jumlah siswa yang sekolah dan menamatkan tingkat pendidikan SMP atau
kelompok umur 13 – 15 tahun adalah sebanyak 96,91%, artinya masih ada 0,09% siswa
SMP yang tidak tamat SMP. Untuk tingkat SMA, pada tahun 2011 jumlah siswa SMA atau
pada kelompok 16 – 18 tahun tercatat sebanyak 93,74% yang lulus, dan masih ada 6,26%
yang tidak dapat menamatkan tingkat pendidikan SMA (Sumber : Dikpora Prov, 2011).
Peningkatan akses pendidikan tidak hanya dilaksanakan melalui jalur pendidikan
formal tetapi juga dilaksanakan melalui jalur pendidikan non formal. Wujud konkritnya
adalah penuntasan buta aksara melalui jalur formal maupun informal. Selaras dengan
kebijakan pendidikan nasional maka pemerintah Provinsi Gorontalo melaksanakan beberapa
kegiatan diantaranya penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, pemberian
bantuan kepada siswa sekolah, pemberian beasiswa, pemberian dana bantuan operasional
sekolah rintisan wajar 12 tahun, serta merehabilitasi gedung sekolah.

BAB II - 184
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

BAB III
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
SERTA KERANGKA PENDANAAN

3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu


Untuk mewujudkan suatu keadaan yang membawa kepada adanya pembiayaan
pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah (baik pusat maupun daerah), tidak lain ditujukan
untuk membawa masyarakat pada tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi. Untuk mewujudkan
hal tersebut, mau tidak mau perlu didukung dengan ketersediaan dana yang cukup. Pajak dan
retribusi merupakan salah satu sumber penerimaan yang penting disamping sumber-sumber
penerimaan lainnya yang lebih mencerminkan kekuatan ekonomi masyarakat dan sekaligus
tingkat kepatuhan/kepedulian masyarakat dalam pembangunan negara. Memang sumber
penerimaan dapat berasal dari pemanfaatan sumber daya alam, optimalisasi asset atau melalui
pinjaman, namun semua hal tersebut memiliki keterbatasan karena sumber daya alam dapat
habis, optimalisasi asset tidak sepenuhnya dapat dilaksanakan dengan baik oleh masing-masing
daerah (mengingat manajemen asset belum sepenuhnya berjalan dengan baik), apalagi jika
mengandalkan dari pinjaman.
Oleh karena itu jika pemerintah ingin meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka
perlu adanya upaya untuk mendorong optimalisasi pajak melalui kegiatan ekstensifikasi dan
intensifikasi. Ekstensifikasi pajak yang dimaksud antara lain melalui perluasan basis pajak yang
ada. Dengan istilah lain ekstensifikasi dilakukan untuk ―mencari yang hilang‖ sedangkan
intensifikasi diilakukan untuk ―menggali yang tersembunyi‖. Namun ada suatu kondisi atau syarat
tertentu dalam pemungutan pajak yang baik, yaitu tidak menyebabkan biaya tinggi, efektif dan
efisien dan tidak mengganggu perekonomian (mobilitas penduduk, lalu lintas barang/jasa antar
daerah dan kegiatan perdagangan internasional).
Sementara itu dengan berlakunya Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 sebagai
perubahan atas Undang - Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah setidaknya akan lebih mendorong agar penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah
yang selama ini belum memadai dan memiliki peran yang relative kecil dapat lebih dioptimalkan
dan dapat memberikan kontribusi kepada pendapatan daerah yang lebih tinggi. Hal ini nampak
dari munculnya beberapa jenis pajak baru yang sebelumnya merupakan pajak pusat dan saat ini
beralih menjadi pajak yang dipungut dan di kelola oleh Kabupaten/Kota, yaitu Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Pedesaan dan Perkotaan (sektor SKB) dan Bea Perolehan Hak Tanah dan
Bangunan.
Disamping itu perkembangan realisasi pendapatan daerah berhubungan pula dengan
perkembangan realisasi Pendapatan Negara dalam periode 2008-2012. Pendapatan negara pada

BAB III - 1
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

periode 2008—2012 terus mengalami peningkatan. Dalam periode tersebut, secara nominal
pendapatan negara meningkat rata-rata sebesar 8,1 persen per tahun, dari Rp981,6 triliun pada
tahun 2008 menjadi Rp1.338,1 triliun pada tahun 2012. Pendapatan negara terdiri atas
pendapatan dalam negeri yang tumbuh 8,0 persen per tahun dan memberikan kontribusi rata-
rata 99,7 persen, serta penerimaan hibah yang tumbuh 25,9 persen dengan kontribusi rata-rata
0,3 persen. Dalam APBNP 2013, pendapatan negara ditargetkan mencapai Rp1.502,0 triliun,
meningkat 12,2 persen dari realisasinya dalam tahun 2012. Jumlah tersebut terdiri atas
pendapatan dalam negeri sebesar Rp1.497,5 triliun dan penerimaan hibah sebesar Rp4,5 triliun.
Besaran pendapatan negara dalam APBN terutama pendapatan dalam negeri
(penerimaan perpajakan dan PNBP), sangat dipengaruhi oleh perkembangan kondisi
perekonomian baik global maupun domestik. Beberapa indikator ekonomi makro yang
mempunyai pengaruh kuat terhadap realisasi pendapatan dalam negeri antara lain adalah
pertumbuhan ekonomi, nilai tukar rupiah, inflasi, harga minyak mentah Indonesia (ICP), dan
lifting migas.
Selain itu, perkembangan pendapatan negara juga sangat dipengaruhi oleh pelaksanaan
kebijakan di bidang pendapatan negara yang secara umum bertujuan untuk mengoptimalkan
pendapatan dalam negeri tanpa mengganggu iklim dunia investasi. Mengingat perkembangan
dan dinamika pembangunan yang membutuhkan anggaran makin besar, maka pelaksanaan
kebijakan optimalisasi penerimaan perlu senantiasa ditingkatkan.
Peran pendapatan negara sangat besar dalam membiayai belanja negara. Akan tetapi,
terjadinya berbagai krisis sejak 2008 hingga 2012, dimulai dengan krisis subprime mortgage di
Amerika Serikat sampai dengan krisis utang yang menimpa beberapa negara dalam zona Eropa,
berimbas pada melambatnya perekonomian dunia yang menimbulkan efek pada perekonomian
domestik. Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya penurunan kinerja pendapatan negara, yang
selanjutnya berdampak pada menurunnya proporsi belanja negara yang dibiayai dari pendapatan
negara.
Pada tahun 2008, pendapatan negara sanggup membiayai 99,6 persen dari total belanja
negara, tetapi pada tahun 2012 proporsi tersebut turun menjadi 89,7 persen, dengan
pertumbuhan proporsi rata-rata pendapatan negara terhadap belanja negara dalam lima tahun
terakhir negatif 2,6 persen.
Berdasarkan perkembangan tersebut, pendapatan negara sebagian akan dialokasikan
untuk anggaran transfer ke daerah, yang merupakan salah satu instrumen kebijakan
desentralisasi fiskal guna mendanai urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah
dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah.
Implementasi kebijakan anggaran Transfer ke Daerah selain memperhatikan kebutuhan
pendanaan urusan pemerintahan di daerah, juga mempertimbangkan kemampuan keuangan

BAB III - 2
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

negara dan tujuan yang hendak dicapai dalam setiap tahun anggaran berdasarkan
program/kegiatan yang telah ditetapkan sebagai prioritas dalam pembangunan nasional.
Perkembangan kinerja pendapatan negara dan dana transfer ke daerah masa lalu
tersebut, akan mempengaruhi kinerja keuangan pemerintah Provinsi khususnya dalam realisasi
pendapatan dana transfer dan alokasi belanja dari dana transfer itu sendiri, seperti DAK dan
Dana Bos. Kinerja keuangan masa lalu Provinsi Gorontalo secara lengkap akan diuraikan sebagai
beikut.

3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD


Sesuai dengan arah kebijakan yang dilakukan pemerintah pusat langkah-langkah
pembaharuan kebijakan fiskal dan pengelolaan keuangan daerah dilakukan secara
berkesinambungan. Dalam beberapa tahun terakhir, strategi kebijakan fiskal masih tetap
konsisten diarahkan untuk melanjutkan dan memantapkan langkah-langkah konsolidasi
fiskal, terutama meningkatkan PAD dan penyehatan APBD dalam rangka
menciptakan ketahanan fiskal yang berkelanjutan. Kebijakan yang ditempuh,
sebagaimana yang dituangkan dalam RPJMD 2007-2012 yaitu :
1) PAD diharapkan mampu mencerminkan tingkat kesejahteraan masyarakat dengan ratio
terhadap PDRB mencapai 2% pada akhir tahun 2012
2) Meningkatkan PAD dengan menumbuhkan kesadaran dan kebanggaan membayar pajak
daerah dan rasa memiliki pajak daerah oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan
menurunkan tunggakan pajak hingga 10% dari total tagihan pada akhir masa RPJMD 2007-
2012. Realisasi sampai tahun 2011 hanya sebesar 4 persen dari total potensi penerimaan
pajak daerah.
Sebagaimana yang tertuang dalam RPJMD tersebut, maka upaya penatausahaan dan
optimalisasi sumber PAD dimaksukan untuk meningkatkan rasio PAD terhadap PDRB ADHB
hingga ke kondisi ideal 2 persen. Pada tahun 2009 rasio PAD telah mencapai 1,92 % terhadap
PDRB, tahun 2010 dengan meningkatnya PDRB ADHB berdasarkan data statistik yaitu 8.056,51
Trillyun sehingga persentase terhadap PDRB ADHB menjadi 1,81%. Tahun 2011 rasio PAD
terhadap PDRB ADHB sebesar 1,73% dan tahun 2012 diprediksi sebesar 1,77% terhadap PDRB
ADHB. Langkah-langkah yang dilakukan adalah dengan menerapkan teknologi informasi dalam
pelayanan pemungutan perpajakan dan penerapan sistem pelayanan pajak yang memungkinkan
pelayanan pembayaran pajak cepat dan tepat di kantor SAMSAT utama di Kota Gorontalo dan
Kota Limboto yaitu sistem samsat dellivery dan samsat drive true.
Sementara itu, dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas belanja daerah, fokus
kebijakan diarahkan untuk berpijak pada 6 prinsip pengarusutamaan yang tercantum dalam
RKPD 2012 yaitu:

BAB III - 3
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

1) Pengarusutamaan inovasi pembangunan


2) Pengarusutamaan partisipasi masyarakat
3) Pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan
4) Pengarusutamaan tata pengelolaan yang baik (good governance)
5) Pengarusutamaan pengurangan kesenjangan antar wilayah
6) Pengarusutamaan peningkatan kinerja.
Di bidang penerimaan pembiayaan, selama tiga tahun terakhir investasi jangka pendek
Pemerintah Provinsi Gorontalo khususnya dengan pengembangan manajemen kas telah
memberikan peningkatan hasil pendapatan. Pada tahun 2004 jumlah pendapatan dari bunga
deposito/jasa giro masih sekitar Rp1,5 Millyar dan pada tahun 2008 telah mencapai Rp7,84
milyar, tahun 2009 mencapai sebesar Rp.10,55 millyar, tahun 2010 sebesar Rp.7,30 Millyar.
Untuk tahun 2011 sebesar Rp8,22 Millyar dan tahun 2012 diprediksi sebesar Rp6,12 millyar.
Fluktuasi penerimaan dari jasa giro/deposito sangat tergantung dari realisasi pelaksanaan
proyek. Dalam arti bahwa jika proyek/kegiatan cepat dilaksanakan maka dana idle yang ada
dikas daerah semakin berkurang sehingga berpengaruh terhadap penerimaan dari jasa giro dan
deposito, selain itu penerimaan jasa giro juga sangat dipengaruhi oleh fluktuasi suku bunga yang
dikeluarkan oleh Bank, sesuai dengan kebijakan Bank Indonesia dalam penerapan Suku Bunga
SBI.
Investasi jangka panjang pada PT Gorontalo Fitrah Mandiri dinilai belum sampai pada
kondisi yang menggembirakan. Lambatnya pertumbuhan kontribusi lebih disebabkan karena
pada akhir tahun anggaran 2008 terjadi persoalan Likuiditas keuangan pada PT. Gorontalo Fitra
Mandiri dan investasi sedang memasuki pada tahap awal dari penanaman modal pada
mesin/peralatan pertanian. Pada Investasi jangka panjang PT. Gorontalo Wisata Mandiri tengah
dilakukan restrukturisasi permodalan agar perusahaan mampu meningkatkan efisiensi dan
efektivitas kerjanya, sehingga berdasarkan hasil evaluasi APBD Provinsi Gorontalo tahun 2011
oleh Departemen Dalam Negeri, tidak lagi dianggarkan sebagai sumber pendapatan asli daerah
Provinsi Gorontalo.

3.1.1.1 Perkembangan Pendapatan Daerah


Pada tahun 2011 pendapatan daerah sebesar Rp697, 57 milyar, yang terdiri dari PAD
sebesar Rp158,08 milyar, dana perimbangan sebesar Rp515,36 milyar yang terdiri dari Dana
Bagi hasil Pajak Rp26,06 milyar, Dana Alokasi Umum Rp461,11 milyar dan Dana Alokasi Khusus
(DAK) sebesar Rp.28,05 milyar. Komponen pendapatan daerah lainnya yaitu bersumber dari
Lain-lain Pendapatan yang sah sebesar Rp18,90 milyar.
Perkembangan pendapatan APBD Pemerintah Provinsi untuk kurun waktu 2007 sampai
dengan 2011 telah meningkat secara bertahap. Realisasi pendapatan daerah tahun 2007

BAB III - 4
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

sebesar Rp.521,58 milyar, atau meningkat 13,19% dari tahun sebelumnya. Tahun 2008 realisasi
sebesar meningkat sebesar Rp537,16 millyar atau meningkat 2,95% pada tahun 2009 realisasi
sebesar Rp.561,18 Millyar atau 4,47%. Tahun 2010 realisasi sebesar Rp593.39 Millyar atau
5,73%. Perkembangan pendapatan daerah dari PAD, Dana Perimbangan dapat diuraikan pada
bagian berikut.
Tingkat pertumbuhan rata-rata pendapatan daerah adalah 7,32% dan sangat dipengaruhi
oleh pendapatan dari dana perimbangan. Dari jumlah pendapatan daerah peran PAD
Pemerintah Provinsi Gorontalo dalam kurun waktu 2007-2011 rata-rata sebesar 18,90% dari
total pendapatan daerah. Tingkat pertumbuhan rata-rata PAD adalah antara 22,79 persen dan
berada di atas pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo rata-rata 5% – 7,6%. Pengaruh
terbesar pertumbuhan PAD adalah berasal dari pajak daerah. Peran pajak daerah dari tahun
2007-2011 rata-rata 88,33% terhadap PAD atau sebesar 16,68 persen dari Pendapatan Daerah.

BAB III - 5
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 3.1
Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Gorontalo
Tahun 2007 S/D 2011
2007 2008 2009 2010 2011 Rata-rata
Pertumbuh
NO Uraian (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) an (%)

1 PENDAPATAN 521,584,139,993 537,168,541,439 561,186,326,559 593,392,627,943 697.576.031.227 7.32

1.1 PAD 70,078,989,232 95,106,219,346 102,626,018,112 133,124,917,186 158.083.317.775 22.79

1.1.1 Pajak Daerah 59,221,753,094 82,572,430,960 86,443,156,011 120,748,491,227 144,751.936.385 25.92

1.1.2 Retribusi Daerah - - - - - -

1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg dipisahkan 5,000,000 163,912,259 - - - 3,178.24

1.1.4 Lain-lain PAD yang sah 10,852,236,138 12,369,876,127 16,182,862,101 12,376,425,959 13.331.381.390 4.77

1.2 Dana Perimbangan 308,900,309,305 413,118,212,093 458,560,308,447 438,419,685,757 515,369,176,652 14,47

Dana Bagi Hasil Pajak / bagi hasil bukan pajak


1.2.1 17,506,309,305 19,106,216,093 18,889,052,447 26,933,965,757 26,066.408.886 14.47

1.2.2 DAU 291,394,000,000 368,637,996,000 388,325,256,000 400,750,820,000 461,118,102,000 12.53

1.2.3 DAK - 25,374,000,000 51,346,000,000 10,734,900,000 28,057,200,000 61.54

Lain-lain Pendapatan Daerah yg Sah


1.3 142,604,841,455 28,944,110,000 - 21,848,025,000 18,900,000,000 -39.24

1.3.1 Hibah 40,000,000,000 - - 5,223.536.800 -


Dana penyesuaian dan otonomi khusus
1.3.2 99,996,500,000 8,944,110,000 - - 18,900,000,000 -10.12

Bantuan keuangan dari provinsi atau Pemda Lainnya


1.3.3 - - - - - -
Dana penguatan infrastruktur dan prasana daerah
1.3.4 - - - 21,765,000,000 - -

Dana tambahan penghasilan bagi GURU PNSD


1.3.5 - - - 83,025,000 - -

1.3.6 Pendapatan dana darurat 2,608,341,455 20,000,000,000 - - - 666.77

Sumber : Badan Keuangan Daerah Provinsi Gorontalo

Berdasarkan tabel 3.1 diatas dari jumlah pendapatan daerah sampai tahun 2011
kontribusi terbesar penerimaan adalah berasal dari dana perimbangan atau transfer dari
pemerintah yakni berkisar 84%-86%. Rata-rata pertumbuhan dana perimbangan 14,47%
dengan kecenderungan pendapatan dari DAU meningkat, sementara pendapatan dari DAK
cenderung berfluktuasi. Dana perimbangan terbesar bersumber dari transfer pemerintah dalam
bentuk Dana Alokasi Umum (DAU). Kontribusi DAU terhadap pendapatan daerah Pemerintah
Provinsi Gorontalo berkisar antara 80%– 85% dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 12,53%.
Kenaikan Dana perimbangan akan mengalami kecenderungan menurun sesuai dengan perbaikan
celah fiskal.

BAB III - 6
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Perkembangan dana transfer dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2011 digambarkan
dalam gambar 3.1.

Gambar 3.1

Sumber : Nota Keuangan APBN 2012

Untuk mengurangi ketergantungan terhadap Dana Perimbangan, maka Kebijakan


pemerintah pusat untuk meningkatkan PAD yaitu dengan mengeluarkan Undang-Undang nomor
28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yaitu dengan:
1. Memperluas objek
2. Menambah jenis
3. Menaikkan tarif maksimum
4. Diskresi penetapan tarif
Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tersebut setidaknya akan
lebih mendorong agar penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah yang selama ini belum
memadai dan memiliki peran yang relatif kecil dapat lebih dioptimalkan dan dapat memberikan
kontribusi kepada pendapatan daerah yang lebih tinggi. Hal ini nampak dari munculnya
beberapa jenis pajak baru yang sebelumnya merupakan pajak pusat dan saat ini beralih menjadi
pajak yang dipungut dan dikelola oleh Kabupaten/Kota, yaitu Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Pedesaan dan Perkotaan (sektor SKB) dan Bea Perolehan Hak Tanah dan Bangunan.
Untuk Provinsi Gorontalo yang terdiri dari enam kabupaten/kota, maka pendapatan dari
pajak kendaraan bermotor perbandingnnya adalah 70% pendapatan menjadi hak provinsi dan
30% menjadi hak kabupaten/kota secara proporsional. Dari porsi 70% dan 30% ini, masing-
masing wajib disisihkan untuk pembangunan jalan dan pengadaan transportasi umum,
sedangkan kebijakan pajak progresif kendaraan bermotor ini diharapkan akan meningkatkan
proporsi pendapatan asli daerah terhadap anggaran pendapatan daerah. Pajak daerah lain yang

BAB III - 7
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

diandalkan adalah pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBB-KB). PBB-KB pemungutannya
dilakukan oleh Pertamina sehingga pemerintah daerah hanya menerima hasil yang komposisi
pembagianya 30% maenjadi bagian provinsi dan 70% menjadi bagian pemerintah
kabupaten/kota secara proporsional.

3.1.1.2 Realisasi Belanja Pemerintah Daerah


Pada tahun 2007 realisasi belanja Pemerintah Provinsi Gorontalo mencapai
Rp459.239.655.980,51 atau 84,90% dari anggaran yang tersedia. Ditahun 2011, realisasi belanja
menjadi Rp719.225.129.055 atau 93,61% dari anggaran.
Selama 5 (lima) tahun terakhir yakni dari tahun 2007 sampai dengan 2011, rata-rata
realisasi belanja terhadap total anggaran belanja Pemerintah Provinsi Gorontalo adalah sebesar
88,75%. Realisasi belanja terhadap anggaran selama 5 (lima) tahun dapat dilihat pada tabel 3.2

Tabel 3.2
Realisasi Belanja terhadap Anggaran Belanja Pemerintah Daerah
No Uraian 2007 % 2008 % 2009 % 2010 % 2011 %

Belanja 459.239.655.981
459.239.655.980 84,90 537.723.502.671 83,05 619.327.894.227 91,59 567.079.522.671 90,61 719.225.129.055 93,61 88,752

A Belanja Tidak Langsung 128.104.001.072 184.398.178.434 209.993.413.730 258.083.469.262 323.904.163.057

1 Belanja Pegawai 87.875.482.583 87,37 117.134.597.794 93,11 136.588.902.386 90,48 165.232.594.521 95,07 187.787.705.012 92,07 91,62

2 Belanja Subsidi 2.526.987.000 84,23 3.731.875.000 99,78 8.755.602.250 61,31 1.928.000.000 70,66 1.662.443.865 66,5 76,496

3 Belanja Hibah 3.213.000.000 58,71 14.500.850.000 85,63 14.694.719.000 94,09 16.142.400.000 98,64 66.763.215.789 91,78 85,77

4 Belanja Bantuan Sosial 4.709.933.500 98,74 5.701.080.000 86,78 2.992.239.648 89,1 4.266.797.209 87,7 6.898.426.209 87,07 89,878

5 Belanja Bagi Hasil Kpd Propinsi/Kab/Kota


19.401.357.273
& Pemdes 77,61 33.587.580.340 86,44 38.157.153.046 96,5 39.430.332.880 99,7 51.024.380.307 99,91 92,032
Belanja Bantuan
6 Keuangan 10.177.240.716 88,5 9.692.195.300 98,39 8.554.797.400 96,77 30.930.988.075 96,46 8.098.192.000 99,98 96,02
kepada Propinsi/Kab/Kota

& Pemdes

7 Belanja Tak Terduga 200.000.000 66,67 50.000.000 4,32 250.000.000 100 152.356.577 10,27 1.669.799.875 44,52 45,156

B. Belanja Langsung 331.135.654.908 353.325.324.237 409.334.480.497 308.996.053.409 395.320.965.998

Belanja Pegawai 49.462.296.949 88,2 27.641.145.929 88,39 24.664.746.145 89,67 21.769.939.447 90,92 27.892.847.745 90,55 89,546
Belanja Barang dan Jasa
118.824.647.516 86,91 168.726.203.548 90,9 206.395.927.826 94,06 178.230.007.850 93,03 225.443.575.999 94,17 91,814

Belanja Modal 162.848.710.443 82,45 156.957.974.761 68,93 178.273.806.526 90,76 108.996.106.112 78,14 141.984.542.254 99,46 83,948

Sumber: Lampiran Ranperda Pertanggungjawaban APBD 2007-2011

Dari tabel 3.2 dapat dilihat bahwa dari tahun 2007 hingga 2011 realisasi belanja terhadap
anggaran rata-rata diatas 80%. Pada tahun 2008 dan 2010, dilihat dari presentase terdapat

BAB III - 8
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

penurunan realisasi belanja dibanding pada tahun sebelumnya. Pada tahun 2007 realisasi belanja
terhadap anggaran sebesar 84,90%, sedangkan pada tahun 2008 menjadi 83,05% sehingga
terlihat ada penurunan realisasi sebesar 1,85%. Demikian pula dengan perbandingan antara
realisasi belanja tahun 2009 dan tahun 2010, dari sisi presentase terhadap anggaran terdapat
penurunan sebesar 0,98%. Pada pos belanja tidak langsung untuk tahun 2007 sampai 2011,
realisasi belanja terbesar adalah belanja pegawai. Pada pos ini terjadi peningkatan realisasi dari
tahun ketahun. Hal ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah pegawai provinsi dari tahun 2007
hingga 2011 karena adanya pengangkatan pegawai CPNS. Pada pos belanja langsung untuk
tahun 2007 hingga 2011, realisasi belanja terbesar adalah belanja modal. Secara keseluruhan,
realisasi belanja langsung lebih besar dari belanja tidak langsung.

3.1.2 Belanja Menurut Klasifikasi Ekonomi


3.1.2.1 Provinsi
Belanja menurut klasifikasi ekonomi dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir yakni dari
tahun 2007 sampai dengan 2011 menunjukkan peningkatan dimana tahun 2007 total belanja
menurut klasifikasi ekonomi baru sebesar Rp439,63 milyar tahun 2011 telah meningkat menjadi
Rp588,34 milyar atau mengalami peningkatan sebesar 33,82%. Jika dilihat dari jenis belanja
menurut klasifikasi ekonomi, maka ada kecendrungan perubahan dalam kompisisi belanja
dimana pada tahun 2007 masih didominasi belanja modal yaitu sebesar Rp.162,84 milyar atau
37,04%, namun pada tahun 2011 terjadi perubahan dimana belanja pegawai telah mencapai
Rp215,69 atau 36,66%. Terjadinya perubahan komposisi belanja disebabkan oleh meningkatnya
jumlah pegawai di Provinsi Gorontalo serta adanya perubahan penganggaran pada jenis belanja
modal dimana belanja modal yang akan diserahkan pada pihak ketiga atau masyarakat jenis
belanjanya berubah menjadi belanja barang dan jasa. Ini terlihat dari meningkatnya jenis belanja
barang dan jasa dari Rp.118,82 milyar pada tahun 2007, meningkat menjadi Rp225,44milyar
pada tahun 2011. Belanja menurut klasifikasi ekonomi Provinsi Gorontalo tahun 2007 - 2011
dapat dilihat pada tabel 3.3.

BAB III - 9
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 3.3
Belanja Menurut Klasifikasi Ekonomi, Provinsi Gorontalo, 2007-2011
2007 2008 2009 2010 2011
Tahun
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

Propinsi

Pegawai 137.337.779.532,74 144.775.743.722,64 161.253.648.531,18 187.002.533.96,00 215.691.275.017,00

Barang dan Jasa 118.824.647.516,11 168.726.203.548,00 206.395.927.826,00 178.230.007.850,00 225.445.500.999,00

Modal 162.848.710.422,66 156.957.974.760,66 178.273.806.526,00 108.996.106.112,00 147.208.079.054,00

Lain-lain 20.627.161.216,00 33.626.000.300,00 34.997.358.298,00 53.268.185.284,00 83.489.387.863.00

Total 439.638.298.687,51 504.085.922.331,30 580.920.741.181,18 527.496.833.214,00 588.344.855.070,00

Sumber : Badan Keuangan Daerah Provinsi Gorontalo

BAB III - 10
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

3.1.2.2 Kabupaten/Kota
Perkembangan Belanja Daerah per Kabupaten/Kota, 2007-2011
Perkembangan belanja daerah menurut Kabupaten Kota Tahun 2007 – 2011 disajikan
pada tabel 3.4.
Tabel 3.4
Total Belanja Pemerintah untuk seluruh Kab/Kota, 2007-2011
Kota Gorontalo 2007 2008 2009 2010 2011 Keterangan

Pegawai 184,108,136,509 222,208,323,445 269,022,847,862 327,735,923,150 363,422,506,754

Barang & Jasa 72,913,866,852 84,925,683,068 82,447,004,079 87,153,629,545 70,187,028,621

Modal 66,741,927,625 89,838,154,838 144,153,254,288 119,083,134,818 112,369,376,199

B. Subsidi, Hibah, Bansos,


Lain-lain 16,640,221,550 21,920,739,500 13,940,500,000 14,268,386,761 10,837,500,000 Bankeu

Kab. Gorontalo 2007 2008 2009 2010 2011 Keterangan

B. Langsung + B. Tdk
Pegawai 216,088,459,666 251,515,977,772 285,478,789,217 359,488,439,978 405,805,865,444 Langsung

Barang & Jasa 67,511,977,568 47,818,361,552 65,659,996,627 54,532,470,709 46,507,134,049

Modal 123,603,285,281 164,701,853,325 166,754,709,688 128,370,317,183 107,591,984,073


B. Subsidi, Hibah, Bansos,
Lain-lain 77,954,751,367 36,827,607,695 50,941,362,284 50,461,793,902 31,921,532,902 Bankeu

Kab. Boalemo 2007 2008 2009 2010 2011 Keterangan

B. Langsung + B. Tdk
Pegawai 124,861,221,411 150,490,178,792 149,496,549,751 192,045,015,353 212,177,943,333 Langsung

Barang & Jasa 56,908,513,905 65,764,339,788 64,631,312,108 47,027,768,888 53,953,009,091

Modal 121,693,369,634 143,994,978,115 110,862,517,624 105,866,199,946 85,798,248,413


B. Subsidi, Hibah, Bansos,
Lain-lain 10,638,231,956 21,709,713,231 22,792,965,400 24,940,972,191 27,770,956,237 Bankeu

Kab. Pohuwato 2007 2008 2009 2010 2011 Keterangan

B. Langsung + B. Tdk
Pegawai 108,679,973,953 133,162,931,075 166,838,311,969 189,582,039,220 205,905,945,368 Langsung

Barang & Jasa 53,511,194,138 68,202,867,730 67,173,693,375 72,065,481,262 75,410,264,227

Modal 126,621,678,616 153,679,395,772 139,866,475,688 112,453,636,680 95,193,286,100

B. Subsidi, Hibah, Bansos,


Lain-lain 23,386,473,153 16,930,001,505 29,690,850,163 44,256,425,646 39,100,969,960 Bankeu

Kab.Bone Bolango 2,007 2,008 2,009 2,01 2,011 Keterangan

B. Langsung + B. Tdk
Pegawai 108,844,407,501 131,245,642,177 161,808,138,188 193,643,106,409 204,811,731,488 Langsung

Barang & Jasa 56,691,167,504 62,663,426,442 59,594,961,106 51,313,201,374 59,003,620,172

Modal 109,507,113,875 125,744,718,280 95,007,895,243 75,464,165,072 102,813,681,427


B. Subsidi, Hibah, Bansos,
Lain-lain 5,824,441,846 37,034,454,000 24,126,118,000 28,354,529,241 26,929,860,000 Bankeu

Kabupaten Gorontalo
Utara 2007 2008 2009 2010 2011 Keterangan

B. Langsung + B. Tdk
Pegawai 21,912,490,454 66,053,991,440 83,641,758,071 117,758,753,041 139,633,253,878 Langsung

Barang & Jasa 10,980,230,642 30,912,690,536 60,735,089,551 54,570,029,622 60,162,864,523

Modal 3,345,900,000 42,077,365,095 156,614,944,764 168,267,740,176 175,398,213,176


B. Subsidi, Hibah, Bansos,
Lain-lain 996,764,000 15,165,000,000 13,674,500,000 24,936,525,000 16,725,000,000 Bankeu

Total Kabupaten/Kota 2007 2008 2009 2010 2011 Jumlah

Pegawai 764.494.689.494,30 1.531.757.246.265,00 1.116.286.395.058,59 1.380.253.277.151,00 1.531.757.246.265,00 5.747.468.652.669,73

Barang & Jasa 318.516.950.608,50 365.223.920.683,00 400.242.056.846,12 366.662.581.400,00 365.223.920.683,00 1.810.932.878.653,60

Modal 551.513.275.030,20 679.164.789.387,61 813.259.797.295,00 709.505.193.875,00 679.164.789.387,61 3.473.479.521.012,93

Lain-lain 135.440.883.872,00 153.285.819.099,00 155.166.295.846,50 187.218.632.741,00 153.285.819.099,00 780.699.147.489,35

1.769.965.799.005,00 2.729.431.775.434,61 2.484.954.545.046,21 2.643.639.685.167,00 2.729.431.775.434,61 11.812.580.199.825,60

Sumber : Badan Keuangan Daerah Provinsi Gorontalo

BAB III - 11
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Perkembangan belanja Kabupaten/Kota se-Provinsi Gorontalo dapat dilihat dari struktur


belanja berdasarkan jenis belanja yaitu belanja pegawai, barang dan jasa serta belanja modal
dan belanja lainnya. Berdasarkan tabel diatas pada tahun 2007 total belanja mencapai Rp.1,76
Trilyun, dimana sebesar 43,19 persen merupakan belanja pegawai. Tahun 2011 total belanja
mencapai Rp11,81 trilyun, dengan struktur belanja relatif tidak mengalami perubahan dimana
masih didominasi belanja pegawai yaitu Rp.2,72 Trilyun atau 56,10%. Tingginya belanja
pegawai pada pemerintah Kabupaten/kota tidak lepas dari besarnya jumlah pegawai yang harus
dibiayai terutama belanja pegawai untuk tenaga kependidikan dan tenaga medis yang pada
umumnya mendominasi jumlah pegawai di Kabupaten Kota. Perkembangan belanja daerah
Kabupaten/ Kota, Dari sisi realisasi belanja, kontribusinya mengalami fluktuasi dalam prosentase
kenaikan yaitu dari 23,43 persen tahun 2008 menjadi 13,75 persen tahun 2009, tahun 2010
naik sebesar 6,39 persen dan tahun 2011 hanya naik sebesar 3,25 persen dibanding tahun 2010.
Kenaikan belanja ini terutama didorong oleh kenaikan dan penurunan belanja modal yang juga
berfluktuasi yaitu tahun 2008 naik sebesar 30,56 persen kemudian sebesar 12,95 persen tahun
2009 namun tahun 2010 menurun sebesar 12,76 persen dan turun sebesar 4,28 persen pada
tahun 2011. Begitu pula untuk belanja barang dan jasa yang berfluktuasi dari tahun 2008 naik
sebesar 13,11 tahun 2009 sebesar 11,09 persen tahun 2010 turun sebesar 8,39 persen
sedangkan tahun 2011 turun sebesar 0,39 persen .
Pada sisi belanja pegawai prosentasenya cenderung meningkat yaitu dari tahun 2008
naik sebesar 24,88 persen, 2009 naik sebesar 16,93 persen, tahun 2010 naik sebesar 23,65
persen dan tahun 2011 naik sebesar 10,98 persen atau secara rata-rata belanja pegawai naik
sebesar 19,11 persen. Bila dijumlahkan kenaikan belanja pegawai dari tahun 2007 sampai
dengan tahun 2011 mencapai 100,36 persen atau sebesar Rp767.26 milyar. Hal ini menunjukkan
dari sisi realisasi belanja pada Kabupaten Kota, komponen dari belanja pegawai relatif lebih
besar dibanding belanja barang dan jasa, belanja modal dan belanja lain lain. Oleh karena itu
kinerja APBD Kabupaten/Kota yang ada dalam wilayah Provinsi Gorontalo selama tahun 2007-
2011 dari sisi realisasi belanja belum menunjukkan fokus pemerintah terhadap peningkatan
pelayanan dasar sesuai dengan UU No.32 tahun 2004.

BAB III - 12
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

3.1.3 Pengeluaran Menurut Sektor


3.1.3.1 Provinsi

Dilihat dari pengeluaran menurut sektor untuk Provinsi Gorontalo terdapat peningkatan
yang cukup signifikan pada tahun 2011 (lihat tabel 3.5). Kenaikan belanja pada tahun 2011
dibanding tahun 2007 adalah sebesar 99,62 %. Dari total belanja sebesar 533,52 Milyar pada
tahun 2011, sebesar 12,45 % untuk sektor pendidikan. Kontribusi sektor yang terbesar adalah
berasal dari sektor pemerintahan umum yakni sebesar 309,14 Milyar atau sebesar 57,94 % dari
total belanja. Sektor Pertanian dan Kelautan memberikan kontribusi yang cukup besar masing-
masing sebesar 9,93 % dan 3,49 %. Hal ini mengingat sektor tersebut merupakan sektor
unggulan Pemerintah Provinsi Gorontalo.

Tabel 3.5
Pengeluaran Menurut Sektor, 2007-2011
2007 2008 2009 2010 2011

Urusan (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

Pemerintahan Umum 152,406,269,570 173,456,268,789 182,636,617,924 217,377,169,283 309,144,404,264

Infrastruktur - - - - -

Pendidikan 37,874,296,388 48,277,865,106 55,877,726,921 48,772,502,599 66,428,675,269

Kesehatan 8,550,773,891 12,240,441,047 23,854,726,595 19,052,136,769 21,453,122,470

Pertanian 30,386,877,849 37,151,416,146 37,661,205,276 37,750,047,472 53,010,105,768

Kelautan 7,261,483,991 11,889,360,179 12,604,159,981 11,617,932,560 18,649,949,641

Kehutanan 8,057,657,804 8,114,412,338 9,726,323,671 10,361,206,534 11,177,139,966

Sosial 3,269,365,738 5,492,971,828 7,431,953,667 11,766,863,116 14,078,443,647


Pemberdayaan
Perempuan - - - - -

Koperasi, Perindag 7,256,922,581 9,354,469,873 9,726,468,249 11,746,616,275 13,057,103,447

Ketenagakerjaan 3,559,882,485 6,691,546,556 9,513,310,807 9,148,128,353 12,601,269,761

Kependudukan - - - - -

Transmigrasi - - - - -

Pariwisata - - - - -

Energi dan SDM - - - - -

Lingkungan Hidup 6,323,369,234 6,699,142,083 6,943,861,124 7,732,267,751 7,582,076,552

Penanaman Modal 2,322,365,093 6,186,628,973 6,391,155,850 6,578,522,586 6,341,671,641

Perumahan - - - - -

Pemuda dan Olahraga - - - - -

Penataan Ruang - - - - -

Pertahanan - - - - -

Total 267,269,264,624 325,554,522,918 362,367,510,065 391,903,393,298 533,523,962,426

Sumber: SIMDA 2007-2011.

BAB III - 13
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

3.1.3.2 Kabupaten / Kota


3.1.3.2 Pengeluaran Kabupaten/Kota per Sektor

Pengeluaran Kabupaten Kota menurut sektor tahun 2007 -2011 disajikan pada tabel 3.6
dibawah ini :
Tabel 3.6
Pengeluaran Menurut Sektor Kabupaten / Kota, 2007-2011

2007 2008 2009 2010 2011


KABUPATEN/KOTA
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Pemerintahan Umum 17.286.474.946 58.034.434.284 76.126.373.190 119.487.666.711 86.868.506.975
Infrastruktur 412.095.720 23.175.569.088 95.832.559.147 39.592.711.671 96.773.778.849
Pendidikan 13.729.639.637 41.043.673.341 61.191.314.823 65.339.184.910 106.947.498.108
Kesehatan 1.479.250.923 5.591.825.119 28.846.021.856 20.692.460.666 29.927.435.752
Pertanian 582.076.290 2.671.397.852 12.615.154.733 9.988.632.002 15.082.248.389
Kelautan dan Perikanan 258.378.270 1.978.627.537 6.617.243.290 4.914.212.235 6.188.592.935
Kehutanan - 1.083.200.000 2.123.463.881 3.323.291.954 3.612.372.076
Sosial dan Pemberdayaan Perempuan 673.847.140 2.024.356.905 4.294.719.347 3.661.920.802 9.617.600.427
Perindustrian dan Perdagangan 62.895.000 282.000.000 1.074.675.000 857.965.000 144.150.000
Ketenagakerjaan - 50.000.000 207.350.000 1.193.630.000 1.454.551.227
Kependudukan dan Transmigrasi 33.250.000 458.127.000 2.415.983.996 1.446.943.470 1.524.669.053
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 228.415.180 914.449.832 1.434.042.470 1.198.699.635 2.798.233.680
Pariwisata 49.350.000 485.425.000 921.095.000 539.900.000 1.070.973.000
Energi dan Sumberdaya Mineral 288.168.200 1.065.001.169 439.309.000 310.581.500 50.545.000
Lingkungan Hidup 180.279.160 808.784.528 2.031.269.493 2.474.828.714 3.306.074.035
Penanaman Modal - 80.950.000 - - -
Perumahan - - - 1.513.234.918 2.563.010.823
Pemuda dan Olahraga - 62.585.000 314.112.000 - -
Penataan Ruang - 1.538.073.650 1.560.423.000 417.000.000 200.000.000
Pertanahan - 1.150.000.000 3.200.000.000 1.690.000.000 4.624.682.500
Total 35.264.120.466 142.498.480.305 301.245.110.226 278.642.864.188 372.754.922.829
sumber : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Sistem Informasi Keuangan Daerah

Dilihat dari pengeluaran belanja menurut sektor ada perubahan dari komposisi belanja
dimana pada tahun 2007 total belanja menurut sektor sebesar Rp. 35,26 milyar dimana sektor
pemerintahan masih mendominasi belanja menurut sektor, namun tahun 2011 terjadi perubahan
struktur belanja dimana pengeluaran belanja untuk sektor pendidikan meningkat secara
siginifikan yaitu mencapai Rp106,94 milyar atau 28,69% dari total belanja sektor tahun 2011.
Kondisi ini merupakan konsekuensi dari amanat undang-undang yang dan peraturan Menteri
Keuangan No 86 Tahun 2009 yang mengamanatkan komposisi belanja untuk sektor pendidikan
minimal 20 persen dari total APBD. Secara umum Kabupaten Kota di Provinsi Gorontalo dalam
pengeluaran belanja untuk sektor pendidikan telah melampaui ketentuan tersebut, karena
adanya Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pendidikan. Sektor lain yang juga mengalami
peningkatan dalam belanja menurut sektor adalah infrastruktur dimana pada tahun 2007 belanja

BAB III - 14
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

sektor infrastruktur baru mencapai 1,17 persen dari total belanja, sedangkan tahun 2011 telah
mencapai 25,96 persen dari total belanja sebesar Rp. 372.75.
Secara umum pengeluaran menurut sektor pada Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi
Gorontalo, dari seluruh sektor yang ada dalam kurun waktu 2007 s/d 2011 naik sebesar
Rp337.49 milyar, atau dari hanya Rp35.26 milyar menjadi Rp372.75 milyar pada tahun 2011.
Sektor Pemerintahan Umum merupakan sektor yang terbesar pengeluarannya dengan total Rp.
357.80 milyar, kemudian disusul oleh sektor Pendidikan sebesar Rp. 288.25 milyar dan sektor
Infrastruktur sebesar Rp255.78 milyar, sedangkan yang terkecil pengeluarannya adalah pada
sektor Penanaman Modal yang hanya berjumlah sebesar Rp80.95 milyar.
Berdasarkan tabel 3.6, terlihat bahwa belanja menurut sektor antara sektor satu dengan
sektor lainnya relatif tidak berimbang dimana ada sektor yang kurang mendapat anggaran.
Terjadinya perbedaan tersebut selain karena memenuhi amanat ketentuan perundang-undangan
seperti belanja untuk sektor pendidikan, belanja untuk sektor juga sangat dipengaruhi oleh
prioritas dan kebijakan masing-masing Kabupaten kota sesuai dengan arah kebijakan dalam
RPJMD masing-masing Kabupaten Kota.

3.1.4 Faktor Penyebab Timbulnya Masalah dalam Pelaksanaan APBD


Secara garis besar timbulnya masalah dalam pelaksanaan APBD pada sisi pendapatan daerah
adalah belum adanya kepastian pagu anggaran dana yang bersumber dari Pemerintah Pusat,
belum optimalnya peran Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam memberikan konstribusi
terhadap PAD. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam mengalokasikan belanja,
khususnya belanja adalah sebagai berikut :
 Adanya keharusan bagi pemerintah Provinsi untuk mengalokasikan dana bagi hasil pajak
kendaraan bermotor sebesar 30% dan 70% PBB-KB bagi pemerintah kabupaten/kota,
sehingga mempengaruhi kemampuan pemerintah Provinsi untuk mengalokasikan belanja.
 Gaji PNS mengalami kenaikan nominal 10%, berkala 2,5%, jumlah CPNS bertambah,
sehingga jumlah keseluruhan diprediksi sebanyak 3.600 Orang.
 Adanya keharusan untuk mengalokasikan belanja bantuan sosial, hibah dan subsidi.
 Belanja pegawai dan belanja barang dan jasa cenderung mengalami kenaikan yang tinggi
dibandingkan dengan belanja modal.
 Proses pengadaan barang dan jasa memerlukan waktu yang relatif lama mengakibatkan
penyerapan anggaran menjadi rendah.
 Terlalu seringnya terjadi pergeseran anggaran sehingga pelaksanaan kegiatan menjadi
tertunda, sehingga penyerapan anggaran menjadi rendah.
Selain permasalahan diatas, permasalahan yang lain dalam mengalokasikan belanja adalah
kewajiban mengalokasikan anggaran pendidikan minimal 20% dari APBD. Jika dilihat dari

BAB III - 15
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

anggaran transfer pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yang dialokasikan sebesar
Rp394.1 Trillyun untuk dana perimbangan tahun 2012, didalamnya telah diperhitungkan
kewajiban untuk anggaran pendidikan minimal 20% dari APBN. Kemudian dana perimbangan
tersebut masuk ke APBD menjadi pendapatan. Secara implisit pada belanja APBD dikenakan lagi
kewajiban untuk mengalokasikan anggaran pendidikan minimal sebesar 20%.
Untuk Provinsi Gorontalo pada tahun 2012 belanja tidak langsung mencapai 49% dari total
belanja daerah. Maka sisa untuk belanja langsung adalah sebesar 51%. Jika dikurangi dengan
anggaran untuk sektor pendidikan sebesar 20%, maka anggaran untuk belanja langsung hanya
tinggal 31 %. Jumlah tersebut tidak memadai untuk menjalankan 33 urusan pemerintah lainnya.
Pada tahun anggaran 2012 alokasi anggaran untuk fungsi pendidikan telah mencapai 24,52%
(Rp.223.89 Milyar) dari total belanja daerah Rp.913.40 Milyar, yang disebabkan adanya
pengalihan anggaran belanja Bantuan Operasional Sekolah (BOS) menjadi anggaran transfer
APBD Provinsi, sehingga ketentuan tentang belanja untuk pendidikan minimal 20% telah
terpenuhi.

3.1.5 Potensi dan Tantangan Perkembangan ke Depan Ditinjau dari Perspektif


Regional dan Nasional
Sebagai Negara dengan perekonomian terbuka (open economy), perkembangan dan
dinamika perekonomian Indonesia tidak bisa lepas dari setiap pergerakan ekonomi global. Hal
yang sama juga berlaku pada skala regional khususnya provinsi Gorontalo yang dipengaruhi oleh
pergerakan ekonomi Nasional.
Pada paruh pertama 2011, ditengah melambatnya kondisi ekonomi global, perekonomian
indonesia justru cenderung terus berakselerasi. Pada kuartal I tahun 2011, kinerja ekonomi
mampu berekspansi sebesar 6,5% (y-o-y), jauh meningkat dibanding periode yang sama tahun
sebelumnya yang tumbuh 5,6% (y-oy). Pertumbuhan tersebut didukung secara proporsional oleh
semua sektor pendukungnya.
Pada triwulan pertama tahun 2012, perkembangan berbagai faktor eksternal seperti
pertumbuhan ekonomi global dan harga minyak mentah di pasar internasional, telah
menyebabkan beberapa indikator ekonomi makro terutama harga minyak mentah Indonesia
(ICP) dan nilai tukar rupiah berfluktuasi cukup signifikan dari asumsi yang digunakan dalam
APBN 2012. Berbagai perkembangan tersebut diperkirakan memberikan tekanan yang sangat
berat terhadap pelaksanaan APBN 2012.
Tahun 2012 sebagai tahun keempat pasca krisis global 2008, Indonesia diperkirakan akan
mampu membukukan pertumbuhan ekonomi pada level yang sama dengan pertumbuhan
ekonomi yang pernah dicapai sebelum krisis ekonomi 1997/1998. Pengalaman penanganan krisis
2008-2009 menunjukkan bahwa Indonesia bukan hanya mampu bertahan dari krisis, namun

BAB III - 16
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

juga ikut memberikan alternatif solusi bagi berbagai krisis ekonomi dunia. Kekuatan ekonomi
Indonesia terbukti stabil dan lebih kuat menghadapi dampak krisis 2008 jika dibandingkan
dengan negara-negara lain.
Kinerja ekonomi nasional tersebut merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap dinamika perekonomian Gorontalo, dimana pada Tahun 2012 kinerja perekonomian
Gorontalo triwulan I-2012 tumbuh 8,47% (y.o.y) melambat dibandingkan triwulan IV tahun 2011
sebesar 8,91% (y.o.y). Angka pertumbuhan ekonomi dimaksud sesuai perkiraan Bank Indonesia
sebelumnya yang berada pada kisaran 8,0-8,5% (y.o.y). Di sisi permintaan, stagnasi konsumsi
rumah tangga mengakibatkan tertahannya pertumbuhan ekonomi selama triwulan laporan.
Sementara pertumbuhan komponen konsumsi pemerintah, investasi dan ekspor-impor
lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Dampak melemahnya kinerja sektor pertanian
menurunkan daya beli masyarakat kelompok petani, hal tersebut dikonfirmasi oleh Nilai Tukar
Petani yang terus melemah sejak Januari 2012. Disisi penawaran, perlambatan ekonomi
terutama didorong oleh melemahnya kinerja sektor pertanian, sektor listrik-gas-air bersih serta
sektor pengangkutan & komunikasi. Sektor pertanian pada triwulan I-2012 mengalami produksi
panen yang cukup baik, namun secara besaran pertumbuhan relatif lebih rendah dibandingkan
triwulan IV-2011.
Meskipun memasuki panen raya namun produksi jagung dan padi relatif menurun
dibandingkan panen raya tahun 2011 hal ini terkendala cuaca yang kurang kondusif. Sementara
itu penurunan sektor pengangkutan dan komunikasi pada triwulan laporan dirasakan pada sub
sektor angkutan darat dan sub sektor angkutan udara. Hal tersebut dikonfirmasi oleh hasil
laporan dealer tentang penjualan mobil yang menunjukkan bahwa angka penjualan rata-rata
mengalami penurunan. Melemahnya kinerja sub sektor angkutan darat diperkirakan juga sebagai
dampak dari kelangkaan BBM yang terjadi pada triwulan laporan di Gorontalo. Sementara itu
melemahnya sub sektor angkutan udara diperkirakan dampak dari rusaknya runway Bandara
Jalaluddin.
Berdasarkan potensi dan perkembangan tersebut, kedepan Provinsi Gorontalo diperkirakan
masih mampu berkembang sesuai dengan trend yang terjadi pada tahun ini dan tahun-tahun
sebelumnya.

3.1.6 Neraca Pemerintah Daerah


Perkembangan neraca Pemerintah Provinsi Gorontalo dalam tahun 2007 sampai 2010
dapat dilihat pada tabel 3.7 dan tabel 3.8.

BAB III - 17
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 3.7
Perkembangan Neraca Keuangan Pemerintah Provinsi Gorontalo 2007 – 2010
Rata-rata
No. Uraian 2007 2008 2009 2010 Pertumbuha
n (%)
1 Aset 885,602,898,683.68 1,048,897,809,518.02 1,159,447,579,520.49 1,251,730,011,904.69 12.31%

1.1 Aset Lancar 164,828,369,813.28 146,634,377,564.00 80,214,687,026.53 109,640,011,032.76 -6.55%

1.1.1 Kas 133,452,962,548.28 125,211,945,047.00 66,693,018,739.94 91,613,625,626.76 -5.18%

1.1.2 Piutang 12,587,843,883.00 14,752,773,128.00 12,509,278,960.59 16,258,361,016.00 10.65%

1.1.3 Persediaan 18,787,563,382.00 6,669,659,389.00 1,012,389,326.00 1,768,024,390.00 -24.89%

1.2 Investasi Jangka Panjang 37,097,361,511.00 32,793,005,356.57 34,127,039,276.51 32,659,031,237.52 -3.95%

1.2.1 Investasi non permanen - - - -

1.2.2 Investasi permanen 37,097,361,511.00 32,793,005,356.57 34,127,039,276.51 32,659,031,237.52 -3.95%

1.3 Aset Tetap 674,710,990,675.79 862,132,107,105.45 1,028,507,925,011.45 1,098,076,890,630.45 17.95%

1.3.1 Tanah 43,528,277,116.21 63,922,736,372.87 78,811,108,583.87 97,011,465,285.87 31.08%

1.3.2 Peralatan dan mesin 95,736,843,325.33 114,434,938,217.33 120,487,329,686.33 106,896,234,487.33 4.51%

1.3.3 Gedung dan bangunan 184,339,041,660.80 208,430,692,389.80 233,036,876,369.80 241,413,229,902.80 9.49%

1.3.4 Jalan, irigasi dan jaringan 296,662,315,642.45 395,068,813,178.45 566,699,859,718.45 612,925,127,171.45 28.26%

1.3.5 Aset tetap lainnya 14,715,214,971.00 15,727,572,371.00 16,053,011,371.00 10,849,938,112.00 -7.82%

1.3.6 Konstruksi dalam pengerjaan 39,729,297,960.00 64,547,354,576.00 13,419,739,282.00 28,980,895,671.00 33.07%

1.4 Aset Lainnya 8,966,176,683.61 7,338,319,492.00 16,597,928,206.00 11,354,079,003.96 25.48%

1.4.1 Tagihan penjualan angsuran - - - -

1.4.2 Tagihan tuntutan ganti 2,211,522,737.61 91,371,463.00 5,081,442,781.00 648,347,661.96 1759.40%

kerugian daerah

1.4.5 Aset lainnya 6,754,653,946.00 7,246,948,029.00 11,516,485,425.00 10,705,731,342.00 19.72%

Kewajiban dan Ekuitas Dana 885,602,898,683.68 1,048,897,809,518.02 1,159,447,579,520.49 1,251,730,011,904.69 12.31%

2 Kewajiban 24,200,113,860.05 36,654,936,992.00 6,607,260,360.00 7,248,709,933.40 -6.93%

2.1 Kewajiban Jangka Pendek 24,200,113,860.05 36,654,936,992.00 6,607,260,360.00 7,248,709,933.40 -6.93%

2.1.6 Utang perhitungan pihak ke3 6,473,322,908.05 866,144,563.00 1,555,738,884.00 210,241,166.00 -31.16%

Utang jangka pendek lainnya 17,726,790,952.00 35,788,792,429.00 5,051,521,476.00 7,038,468,767.40 18.45%

3 Ekuitas Dana 861,402,784,823.63 1,012,242,872,526.02 1,152,840,319,160.49 1,244,481,301,971.29 13.12%

3.1 Ekuitas Dana Lancar 140,628,255,953.23 109,979,440,572.00 73,607,426,666.53 102,391,301,099.36 -5.25%

3.1.1 SILPA 126,979,639,640.23 124,191,650,760.00 65,070,533,863.94 91,371,905,511.01 -3.13%

3.1.2 Cadangan Piutang 12,587,843,883.00 14,752,773,128.00 12,509,278,960.59 16,258,361,016.00 10.65%

3.1.3 Cadangan Persediaan 18,787,563,382.00 6,669,659,389.00 1,012,389,326.00 1,768,024,390.00 -24.89%

3.1.4 Dana yang harus disediakan (17,726,790,952.00) (35,788,792,429.00) (5,051,521,476.00) (7,038,468,767.40) 18.45%

untuk pembayaran hutang

3.1.5 Pendapatan yang ditangguhkan - 154,149,724.00 66,745,992.00 31,478,949.75 -54.77%

3.2 Ekuitas Dana Investasi 720,774,528,870.40 902,263,431,954.02 1,079,232,892,493.96 1,142,090,000,871.93 39.48%

3.2.1 Diinvestasikan dalam investasi 37,097,361,511.00 32,793,005,356.57 34,127,039,276.51 32,659,031,237.52 -3.95%

jangka panjang

3.2.2 Diinvestasikan dalam aset tetap 674,710,990,675.79 862,132,107,105.45 1,028,507,925,011.45 1,098,076,890,630.45 17.95%

3.2.3 Diinvestasikan dalam asset 8,966,176,683.61 7,338,319,492.00 16,597,928,206.00 11,354,079,003.96 25.48%

lainnya

Sumber : Badan Keuangan Daerah Provinsi Gorontalo

BAB III - 18
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Berdasarkan tabel diatas jumlah aset untuk tahun 2007 sebesar Rp885,60 milyar dan pada
tahun 2010 sudah mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp1,25 trilyun. Pertumbuhan rata-rata
aset untuk periode 2007 sampai 2010 sebesar 12,31% dan dari total aset tahun 2010 sebagian
besar merupakan aset tetap sebesar Rp1,09 trilyun.
Jumlah kewajiban tahun 2007 sebesar Rp24,20 milyar dan pada tahun 2010 sudah
mengalami penurunan menjadi sebesar Rp7,24 milyar. Pertumbuhan rata-rata kewajiban untuk
periode 2007 sampai 2010 sebesar -6,93% dan dari total kewajiban tahun 2010 semuanya
merupakan kewajiban jangka pendek.
Jumlah ekuitas dana tahun 2007 sebesar Rp861,40 milyar dan pada tahun 2010 sudah
mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp1,24 trilyun. Pertumbuhan rata-rata ekuitas dana untuk
periode 2007 sampai 2010 sebesar 13,12%.

BAB III - 19
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 3.8
Perkembangan Neraca Keuangan Pemerintah Provinsi Gorontalo 2010 – 2011
Uraian Ref. 2011 2 0 1 0 *)

ASET 5.2.A
ASET LANCAR
Kas 66.021.098.841,64 91.613.625.626,76
Kas di Kas Daerah A.1) 65.741.874.593,64 91.005.218.012,01
Kas di Bendahara Pengeluaran A.2) 38.791.530,00 269.160.758,75
Kas di Bendahara Penerimaan A.3) 0,00 0,00
Kas di BLUD A.4) 240.432.718,00 339.246.856,00
Investasi Jangka Pendek 0,00 0,00
Investasi dalam Saham 0,00 0,00
Investasi dalam Obligasi 0,00 0,00
Piutang 7.210.435.156,00 3.890.045.189,00
Piutang Pajak Daerah A.5 7.210.435.156,00 3.890.045.189,00
Piutang Lain-lain 12.798.946.311,23 12.368.315.827,00
Piutang Bagian Lancar Penjualan Angsuran A.6) 82.000.000,00 85.900.000,00
Piutang Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi A.7) 4.603.071.946,07 4.565.095.207,00
Piutang Bagi Hasil Laba Usaha Perusahaan Daerah 0,00 0,00
Piutang Lainnya A.8) 8.113.874.365,16 7.717.320.620,00
Persediaan 1.526.954.093,00 1.768.024.390,00
Persediaan A.9) 1.526.954.093,00 1.768.024.390,00
Jumlah Aset Lancar 87.557.434.401,87 109.640.011.032,76

INVESTASI JANGKA PANJANG


Investasi Nonpermanen 0,00 0,00
Pinjaman kepada Perusahaan Daerah 0,00 0,00
Investasi Nonpermanen Lainnya 0,00 0,00
Investasi Permanen 25.281.425.651,01 32.659.031.236,52
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah A.10) 25.281.425.651,01 32.659.031.236,52
Investasi Permanen Lainnya 0,00 0,00
Jumlah Investasi Jangka Panjang 25.281.425.651,01 32.659.031.236,52

ASET TETAP
Tanah A.11) 111.402.828.827,87 97.011.465.285,87
Peralatan dan Mesin A.12) 113.938.457.844,33 106.896.234.487,33
Gedung dan Bangunan A.13) 268.143.466.112,80 241.413.229.902,80
Jalan, Irigasi dan Jaringan A.14) 718.099.396.717,45 612.925.127.171,45
Aset Tetap Lainnya A.15) 6.269.067.290,68 10.849.938.112,00
Konstruksi Dalam Pengerjaan A.16) 13.722.348.541,00 28.980.895.671,00
Akumulasi Penyusutan 0,00 0,00
Jumlah Aset Tetap 1.231.575.565.334,13 1.098.076.890.630,45

DANA CADANGAN
Dana Cadangan 0,00 0,00
Jumlah Dana Cadangan 0,00 0,00

ASET LAINNYA
Tagihan Penjualan Angsuran 0,00 0,00
Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah A.17) 618.402.958,89 648.347.661,96
Kemitraan dengan Pihak Ketiga A.18) 250.186.000,00 0,00
Aset Tak Berwujud A.19) 5.053.571.043,00 2.343.810.000,00
Aset Lain-Lain A.20) 7.383.574.121,00 8.361.921.342,00
Jumlah Aset Lainnya 13.305.734.122,89 11.354.079.003,96
JUMLAH ASET 1.357.720.159.509,90 1.251.730.011.903,69

KEWAJIBAN 5.2.B
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) B.1) 1.762.321.802,72 210.241.166,00
Utang Bunga 0,00 0,00
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 0,00 0,00
Utang Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten/Kota B.2) 8.656.199.654,00 6.807.840.077,00
Utang Jangka Pendek Lainnya B.3) 230.628.690,40 230.628.690,40
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 10.649.150.147,12 7.248.709.933,40

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG


Utang Dalam Negeri 0,00 0,00
Utang Luar Negeri 0,00 0,00
Utang Jangka Panjang Lainnya 0,00 0,00
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 0,00 0,00

JUMLAH KEWAJIBAN 10.649.150.147,12 7.248.709.933,40

EKUITAS DANA 5.2.C


EKUITAS DANA LANCAR C.1)
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran ( SiLPA ) 64.258.435.220,92 91.371.905.511,01
Cadangan Piutang 20.009.381.467,23 16.258.361.016,00
Cadangan Persediaan 1.526.954.093,00 1.768.024.390,00
Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran
Utang Jangka Pendek (8.886.828.344,40) (7.038.468.767,40)
Pendapatan yang Ditangguhkan 341.818,00 31.478.949,75
Jumlah Ekuitas Dana Lancar 76.908.284.254,75 102.391.301.099,36

EKUITAS DANA INVESTASI C.2)


Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang 25.281.425.651,01 32.659.031.236,52
Diinvestasikan dalam Aset Tetap 1.231.575.565.334,13 1.098.076.890.630,45
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya 13.305.734.122,89 11.354.079.003,96
Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran
Utang Jangka Panjang 0,00 0,00
Jumlah Ekuitas Dana Investasi 1.270.162.725.108,03 1.142.090.000.870,93

EKUITAS DANA CADANGAN


Diinvestasikan dalam Dana Cadangan 0,00 0,00
Jumlah Ekuitas Dana Cadangan 0,00 0,00

JUMLAH EKUITAS DANA 1.347.071.009.362,78 1.244.481.301.970,29


JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 1.357.720.159.509,90 1.251.730.011.903,69

BAB III - 20
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Analisis rasio likuiditas dan solvabilitas dapat dilihat dalam analisa current ratio yaitu
perbandingan antara aset lancar dengan kewajiban jangka pendek menunjukkan ratio 7,97 : 1,
artinya apabila kewajiban jangka pendek tersebut akan segera dilunasi tersedia dana Rp 7,97
untuk setiap Rp 1,00 Kewajiban Jangka Pendek. Sedangkan berdasarkan Quick Ratio yaitu
perbandingan antara saldo kas dengan kewajiban jangka Pendek menunjukkan ratio 5,96 : 1
yang artinya apabila kewajiban jangka pendek tersebut akan segera dilunasi tersedia dana Rp
5,96 untuk setiap Rp 1,00 kewajiban jangka pendek. Kondisi tersebut menunjukkan tingkat
likuiditas keuangan pemerintah daerah Provinsi Gorontalo sangat baik, atau dengan kata lain
kemampuan untuk melunasi utang jangka pendek tersedia cukup dana dari aset lancar bahkan
dari saldo kas atau SiLPA sekalipun.
Analisis rasio solvabilitas adalah untuk mengukur kemampuan Pemerintah Daerah dalam
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjang. Yang pertama dengan cara melihat total
hutang sebesar Rp10,64 miliar dibagi total aset sebesar Rp1,35 trilyun diperoleh presentase
sebesar 0,78%. Yang kedua menganalisis rasio hutang terhadap modal dengan membagi total
hutang yang bejumlah sebesar Rp10,64 miliar dibagi total ekuitas sebesar Rp1,35 trilyun
diperoleh prosentase 0,78%. Hasil tersebut dalam ukuran umum yang dipakai adalah 200% atau
2:1 yang berarti dua kali dari total utang dikatakan solvabel bila rasionya kurang dari 200%.
Dengan demikian berdasarkan analisis solvabilitas Pemerintah Provinsi Gorontalo mampu
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjang.

3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu


Kebijakan Pengelolaan keuangan daerah yang tergambar dalam pelaksanaan APBD yang
merupakan instrumen dalam menjamin terciptanya disiplin dalam proses pengambilan keputusan
yang terkait dengan kebijakan pendapatan maupun belanja daerah yang mengacu pada aturan
yang melandasinya, baik Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri, Peraturan
Daerah maupun Peraturan Kepala Daerah. Anggaran pemerintah daerah yang tertuang dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana kerja keuangan tahunan
pemerintah daerah dalam 1 (satu) tahun yang disusun secara jelas dan spesifik serta merupakan
desain teknis pelaksanaan strategi untuk mencapai tujuan daerah dalam bentuk alokasi dana.
Dalam Perda Nomor 4 tahun 2007 tentang RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun 2007 – 2012
Pemerintah Provinsi Gorontalo menetapkan target pendapatan daerah yaitu pada Tahun 2006
sebesar Rp.442,22 milyar dan pada Tahun 2012 sebesar Rp.503,31 milyar. Pada tahun 2008
realisasi pendapatan daerah adalah sebesar Rp.537.004 milyar atau telah melampaui target
RPJMD Tahun Anggaran 2012 (103.53%).
Tingkat pertumbuhan PAD didalam RPJMD 2007-2012, periode 2007-2008 sebesar 12%,
berdasarkan realisasi tingkat pertumbuhan PAD pada periode tersebut sebesar 38,60%. Tingkat

BAB III - 21
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

pertumbuhan PAD dipengaruhi oleh pajak daerah yang diprediksi tumbuh dua kali dari tingkat
pertumbuhan ekonomi tahunan. Pada tahun 2010 tingkat pertumbuhan ekonomi diperkirakan
sebesar 7,50-8% sehingga PAD ditargetkan tumbuh sebesar 11%. Realisasi tahun 2010
menunjukkan target tersebut telah melampaui yaitu sebesar 29,72%. Pelampauan pertumbuhan
PAD melebihi tingkat pertumbuhan ekonomi tahunan disebabkan efektivitas pemungutan pajak
yang merupakan komponen terbesar dalam penerimaan PAD telah menggunakan sistem
informasi pajak kendaraan bermotor (SI-PAMOR) pada 3 unit UPTB/Samsat Badan Keuangan
Daerah yang terdiri dari UPTB/Samsat Kota Gorontalo-Kab.Bone Bolango, UPTB/Samsat Kab.
Gorontalo serta UPTB/Samsat Kab. Boalemo-Kab. Pohuwato.
Pada sisi belanja terdapat dua priode rencana belanja daerah yaitu pada APBD induk dan
APBD Perubahan. Kebijakan belanja daerah adalah berimbang antara pendapatan dengan
belanja. Selisih antara pendapatan dengan belanja ditutup dengan pembiayaan. Pada tahun
anggaran 2007 ratio belanja terhadap PDRB sebesar 12,48% dan pada tahun 2011 sebesar
11,77% terhadap PDRB dan pada tahun anggaran 2012 rasio belanja terhadap PDRB ADHB
diprediksi sebesar 10,89%.

3.2.1 Proporsi Penggunaan Anggaran


Proporsi Rasio Belanja Tidak Langsung dibandingkan Belanja Langsung sulit dipertahankan.
Pemerintah Provinsi Gorontalo dalam tahun 2011 menganut kebijakan ratio perbandingan antara
BTL dengan BL 50,88% berbanding 49,12%. Pada tahun 2012 diprediksi 48,91% berbanding
51,09% dan pada RAPBD-P tahun 2013 diprediksi 48,85% berbanding 51,15% yang diakibatkan
oleh tingkat pertumbuhan jumlah PNSD per tahun mencapai 20 – 25% dan tingkat pertumbuhan
skema gaji/tunjangan PNSD mencapai 14,19%. Selain itu, naiknya proporsi belanja tidak
langsung dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah pusat yang mengalihkan anggaran bantuan
operasional sekolah (BOS) menjadi dana transfer melalui APBD Provinsi.
Kecenderungan mengalokasikan anggaran dalam bentuk bantuan sosial dan hibah juga
mengakibatkan porsi belanja langsung menjadi berkurang, sebaliknya besaran belanja tidak
langsung akan menjadi lebih besar.
Belanja untuk kegiatan pelayanan publik tidak lagi dilihat dari besarnya proporsi belanja
langsung dan belanja tidak langsung melainkan lebih kepada sasaran penggunaan belanja.
Analisis Proporsi Penggunaan Anggaran untuk belanja menunjukkan bahwa pengeluaran belanja
untuk aparatur proporsinya dari tahun 2009-2011 menujukkan peningkatan dengan prosentase
tahun 2009 sebesar 22,89%, dan pada tahun 2011 proporsi belanja aparatur telah meningkat
menjadi 30,55%. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 3.9.

BAB III - 22
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 3.9
Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Provinsi Gorontalo, 2009-2011
(Dalam Rp. Juta)
Total Belanja
Total Pengeluaran
untuk Pemenuhan
(Belanja + Pembiayaan Prosentase (%)
No. Uraian Kebutuhan
Pengeluaran) (Rp.)
Aparatur (Rp)
(a) (b) (a) / (b) x 100
1 Tahun Anggaran 2009 161,25 704,38 22,89
2 Tahun Anggaran 2010 187 632,14 29,58
3 Tahun Anggaran 2011 221,07 723,64 30,55

3.2.2 Analisis Pembiayaan


Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran
yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun
anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk
‖menutup defisit‖ atau ‖memanfaatkan surplus‖ anggaran. Pembiayaan untuk menutup defisit
anggaran sering disebut sebagai penerimaan pembiayaan. Sebaliknya, pembiayaan yang
dilakukan untuk memanfaatkan surplus disebut dengan pengeluaran pembiayaan. Dengan kata
lain pembiayaan menunjukkan penerimaan maupun pengeluaran kas yang akan dibayar kembali
atau diterima kembali.
Dalam kondisi terjadi surplus maupun defisit sebagai hasil perhitungan total pendapatan
dibandingkan dengan total belanja maka pemerintah akan dihadapkan pada kebijakan:
1) untuk memanfaatkan surplus dalam pengeluaran pembiayaan untuk menghasilkan
manfaat yang optimal dan atau
2) untuk mencarikan sumber penerimaan pembiayaan untuk menutupi defisit.
Selanjutnya dalam keadaan surplus kebijakan pengeluaran pembiayaan yang ditempuh
dapat berupa :
1) Pembentukan dana cadangan;
2) Penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah;
3) Pembayaran pokok utang; dan
4) Pemberian pinjamaan daerah.
Pada situasi defisit maka kebijakan penerimaan pembiayaan yang ditempuh dapat berupa:
1) Penggunaan silpa;
2) Pencairan dana cadangan;
3) Hasil penjualan kekayaan negara yang dipisahkan;
4) Penerimaan pinjaman daerah; dan
5) Penerimaan kembali pemberian pinjaman.

BAB III - 23
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Terkait dengan hal tersebut, dapat dijelaskan bahwa pada tahun RAPBD-P 2013 realisasi
SiLPA Tahun 2012 untuk pos penerimaan pembiayaan telah mencapai sebesar Rp101.11 Millyar,
sedangkan penerimaan pembiayaan dari penerimaan kembali investasi jangka pendek (deposito)
dan pengeluaran pembiayaan sebesar Rp.25.00 Millyar untuk investasi jangka pendek (deposito)
berdasarkan hasil evaluasi Kementerian Dalam Negeri tidak dianggarkan lagi. Sementara pada
pos pengeluaran pembiayaan dianggarkan penyertaan modal pada PT. Bank Sulut sebesar
Rp10.00 milyar. Penyertaan modal tersebut adalah dalam rangka optimalisasi APBD melalui
anggaran pembiayaan untuk penguatan PAD, juga sebagai penunjang perkembangan ekonomi
daerah.
Dalam RPJMD Tahun 2012-2017 perlu dihitung dan dianalisis pembiayaan daerah Provinsi
Gorontalo selama kurun dimaksud, antara lain dengan cara melihat kondisi pembiayaan selama
kurun waktu 2009-2011. Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dari pengaruh
kebijakan pembiayaan daerah pada tahun-tahun anggaran sebelumnya terhadap surplus/defisit
belanja daerah sebagai bahan untuk menentukan kebijakan pembiayaan dimasa datang dalam
rangka penghitungan kapasitas pendanaan pembangunan daerah.
Selama periode tersebut, analisis pembiayaan daerah pertama dilakukan melalui analisis
sumber penutup defisit riil. Analisis ini dilakukan untuk memberi gambaran masa lalu tentang
kebijakan anggaran untuk menutup defisit riil anggaran Pemerintah Daerah yang dapat dilihat
pada Tabel 3.10.

BAB III - 24
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 3.10
Penutup Defisit Riil Anggaran 2009-2010
2009 2010 2011
NO
Uraian (Rp) (Rp) (Rp)

1. Realisasi Pendapatan Daerah 561.186.326.559,12 593.392.357.943,07 692.361.213.936,91


Dikurangi realisasi:
2. Belanja Daerah 619.327.894.227,18 567.079.522.671,00 719.225.129.055,00
3. Pengeluaran Pembiayaan Daerah 64.229.570,00 0,00 5.721.327.380,00
A Defisit riil -58.205.797.238,06 26.312.835.272,07 -32.585.242.498,09
Ditutup oleh realisasi Penerimaan Pembiayaan:
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun
4. Anggaran sebelumnya 122.525.646.252,00 65.059.070.238,94 91.122.350.339,01

5. Pencairan Dana Cadangan


6. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan 0,00 0,00 0,00
7. Penerimaan Pinjaman Daerah 0,00 0,00 0,00
8. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 0,00 0,00 5.721.327.380,00
9. Penerimaan Piutang Daerah 0,00 0,00 0,00
B Total Realisasi Penerimaan Pembiayaan Daerah 122.525.646.252,00 65.059.070.238,94 96.843.677.719,01
C Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan 64.319.849.013,94 91.371.905.511,01 64.258.435.220,92

Berdasarkan tabel analisis di atas, kemudian disusun tabel analisis untuk mengetahui
gambaran komposisi penutup defisit riil yang dapat dilihat dari komposisi Penutup Defisit Riil
Anggaran sebagaimana Tabel 3.11.
Tabel 3.11
Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran
Proporsi dari total defisit riil
No. Uraian 2009 2010 2011
(%) (%) (%)

210,50 surplus 279,64


1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran sebelumnya

2. Pencairan Dana Cadangan 0 0 0

0 0 0
3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan

4. Penerimaan Pinjaman Daerah 0 0 0

5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 0 0 4,42

6. Penerimaan Piutang Daerah 0 0 0

7. Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan 110,50 surplus 197,20

BAB III - 25
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Setelah diperoleh komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran dilakukan analisis realisasi sisa
lebih perhitungan anggaran, yang bertujuan untuk memberi gambaran tentang komposisi sisa
lebih perhitungan anggaran. Dengan mengetahui SILPA realisasi anggaran periode sebelumnya,
dapat diketahui kinerja APBD tahun sebelumnya yang lebih rasional dan terukur. Gambaran
masa lalu terkait komposisi realisasi anggaran SILPA Pemerintah Daerah dapat dilihat melalui
Tabel 3.12.

Tabel 3.12
Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
2009 2010 2011 Rata-rata
No. % dari % dari % dari pertumbuh
Uraian Rp SiLPA Rp SiLPA Rp SiLPA an*)
1. Jumlah SiLPA 64.319.849.013,94 91.371.905.511,01 64.258.435.214,92

2. Pelampauan penerimaan PAD 9.948.018.112,12 15,47 26.341.850.976,07 28,83 12.555.586.026,91 19,54 21,28
Pelampauan penerimaan dana
3. perimbangan (374.608.211,00) (0,58) 6.353.687.303,00 6,95 2.830.578.549,00 4,40 3,59
Pelampauan penerimaan lain-lain
4. pendapatan daerah yang sah - - (83.025.000,00) - - - -
Sisa penghematan belanja atau akibat
5. lainnya 56.860.598.802,82 88,40 58.770.855.856,00 64,32 49.121.825.811,00 76,44 76,39

8 Selisih Pembiayaan Netto (2.114.159.690,00) (3,29) (11.463.624) (0,01) (249.555.171,99) (0,39) (1,23)
Kewajiban kepada pihak ketiga sampai
dengan akhir tahun belum
1.555.738.884,00 2,42 210.241.166,00 0,23 1.762.321.802,72 2,74 1,80
7 terselesaikan
8 Kegiatan lanjutan 1.585.439.690,00 1,74 22.284.976.492,00 34,68 12,14

Selanjutnya dilakukan analisis sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan. Analisis
ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara riil sisa lebih pembiayaan anggaran yang
dapat digunakan dalam penghitungan kapasitas pendanaan pembangunan Provinsi Gorontalo.
Analisis ini dapat dilihat pada Tabel 3.13.

Tabel 3.13
Sisa Lebih (riil) Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan
Pertumb
2009 2010 2011
% (+) % (+) uhan
No. Uraian (Rp) (Rp) (Rp) Rata2
1. Saldo kas neraca daerah 66.693.018.739,94 91.613.625.626,76 37,37 66.021.098.841,64 (27,94) 4,72
Dikurangi:
Kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun
2. belum terselesaikan 882.990.036,00 882.990.036,00 - 1.762.321.802,72 99,59 49,79

3. Kegiatan lanjutan 0 1.585.439.690,00 100,00 22.284.976.492,00 1.305,60 702,80


Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran 65.810.028.703,94 89.145.195.900,76 35,46 41.973.800.546,92 (52,92) -8,73

BAB III - 26
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Berdasarkan tabel sisa lebih (riil) perhitungan anggaran diperoleh pertumbuhan rata-rata
sebesar -8,73%. Sesuai dengan pertumbuhan tersebut dan arahan Pemerintah Pusat, dalam hal
ini Kementerian Dalam Negeri menyangkut evaluasi terhadap APBD Pemerintah Daerah,
termasuk Provinsi Gorontalo, dimana Pemerintah Daerah diharuskan secara cermat dalam
melakukan prediksi terhadap pendapatan dan belanja daerah (antara lain penyerapan anggaran
belanja), sehingga diharapkan dapat mengurangi SiLPA dari tahun ketahun. Oleh sebab itu,
diambil kebijakan untuk mengurangi prosentase pertumbuhan rata-rata saldo kas neraca daerah
diharapkan menjadi negatif (-4,72%) pertahun, kewajiban kepada pihak ketiga sampai akhir
tahun belum terselesaikan menjadi negatif (-49,79), sedangkan kegiatan mengalami
pertumbuhan rata-rata yang tidak normal, sehingga tidak dapat dipergunakan untuk
memprediksi.
Pemerintah Provinsi untuk terus meningkatkan kinerja percepatan penyerapan anggaran,
sehingga diambil kebijakan untuk menurunkan pertumbuhan (prosentase) kegiatan lanjutaan
menjadi negatif (-10), yang dapat dilihat pada Tabel 3.14.

Tabel 3.14
Proyeksi Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran
Tingkat
pertumbuh Proyeksi
an
No Uraian 2012 (Rp)
2013 2014 2015 2016 2017
(%)
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1. Saldo kas neraca daerah (data diolah) 66.021.098.841,64 (4,72) 53.947.789.362,86 44.254.740.180,24 36.430.157.686,81 30.087.690.839,82 24.929.319.834,33
Dikurangi:
Kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan 663.742.093,72 -49,79
1. akhir tahun belum terselesaikan 333.246.004,23 167.313.329,05 84.003.258,03 42.175.643,74 21.175.189,71

2. Kegiatan lanjutan 13.286.579.603,00 -10 11.957.921.642,70 10.762.129.478,43 9.685.916.530,59 8.717.324.877,53 7.845.592.389,78


Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran 52.070.777.145 -8,73 41.656.621.715,94 33.325.297.372,75 26.660.237.898,20 21.328.190.318,56 17.062.552.254,85

3.3. Kerangka Pendanaan


Untuk mewujudkan suatu keadaan yang membawa kepada adanya pembiayaan
pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah (baik pusat maupun daerah), tidak lain ditujukan
untuk membawa masyarakat pada tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi. Untuk mewujudkan
hal tersebut, mau tidak mau perlu didukung dengan ketersediaan dana yang cukup. Pajak dan
retribusi merupakan salah satu sumber penerimaan yang penting disamping sumber-sumber
penerimaan lainnya yang lebih mencerminkan kekuatan ekonomi masyarakat dan sekaligus
tingkat kepatuhan/kepedulian masyarakat dalam pembangunan negara. Memang sumber
penerimaan dapat berasal dari pemanfaatan sumber daya alam, optimalisasi aset atau melalui
pinjaman, namun semua hal tersebut memiliki keterbatasan karena sumber daya alam dapat

BAB III - 27
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

habis, optimalisasi asset tidak sepenuhnya dapat dilaksanakan dengan baik oleh masing-masing
daerah (mengingat manajemen asset belum sepenuhnya berjalan dengan baik), apalagi jika
mengandalkan dari pinjaman.
Oleh karena itu jika pemerintah ingin meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka perlu
adanya upaya untuk mendorong optimalisasi pajak melalui kegiatan ekstensifikasi dan
intensifikasi. Ekstensifikasi pajak yang dimaksud antara lain melalui perluasan basis pajak yang
ada. Dengan istilah lain ekstensifikasi dilakukan untuk ―mencari yang hilang‖ sedangkan
intensifikasi diilakukan untuk ―menggali yang tersembunyi‖. Namun ada suatu kondisi atau syarat
tertentu dalam pemungutan pajak yang baik, yaitu tidak menyebabkan biaya tinggi, efektif dan
efisien dan tidak mengganggu perekonomian (mobilitas penduduk, lalu lintas barang/jasa antar
daerah dan kegiatan perdagangan internasional).
Sementara itu dengan berlakunya Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 sebagai
perubahan atas Undang - Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah setidaknya akan lebih mendorong agar penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah
yang selama ini belum memadai dan memiliki peran yang relative kecil dapat lebih dioptimalkan
dan dapat memberikan kontribusi kepada pendapatan daerah yang lebih tinggi. Hal ini Nampak
dari munculnya beberapa jenis pajak baru yang sebelumnya merupakan pajak pusat dan saat ini
beralih menjadi pajak yang dipungut dan di kelola oleh Kabupaten/Kota, yaitu Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Pedesaan dan Perkotaan (sektor SKB) dan Bea Perolehan Hak Tanah dan
Bangunan.
Disamping itu perkembangan realisasi pendapatan daerah berhubungan dengan
perkembangan realisasi Pendapatan Negara, karena sebagian besar pendapatan daerah
bersumber dari dana transfer Pemerintah Pusat. Dalam periode 2005-2008 pendapatan negara
menunjukan adanya trend kenaikan dengan rata-rata pertumbuhan sebasar 25,6 persen.
Pertumbuhan tersebut terjadi baik pada penerimaan dalam negeri maupun hibah yang masing -
masing rata- rata tumbuh sebesar 25,6 persen dan 20, 9 persen. Secara lebih rinci dalam
periode 2005 – 2008, pertumbuhan penerimaan dalam negeri didukung oleh pertumbuhan
penerimaan perpajakan yang rata - rata tumbuh sebesar 23,8 persen dan Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP) 29,7 persen. Peningkatan realisasi pendapatan negara dan hibah tersebut
sangat di pengaruhi oleh perkembangan kondisi makro ekonomi, faktor eksternal, dan
pelaksanaan kebijakan pemerintah selama periode 2005-2010.
Pendapatan negara mempunyai peran yang sangat penting sebagai sumber pendanaan
belanja negara dan pembangunan negara untuk pembangunan nasional. Realisasi pendapatan
negara dan hibah dalam tahun 2009 mencapai Rp 869,6 triliun. Dari pencapaian tersebut 73,8
persen diantaranya bersumber dari penerimaan perpajakan. Kontribusi tersebut lebih besar
apabila di bandingkan dengan perannya di tahun 2008 sebesar 67,1 persen. Namun demikian

BAB III - 28
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

secara nominal penerimaan perpajakan tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 2,6 persen
dibandikan dengan realisasi tahun 2008. Penurunan penerimaan perpajakan tersebut terutama di
sebabkan oleh terjadinya perlambatan kegiatan perekonomian sebagai dampak dari krisis
ekonomi dunia. Penurunan penerimaan perpajakan dalam tahun 2009 terutama berasal dari
penurunan penerimaan pajak perdagangan internasional sebesar 48,6 persen. Hal ini disebabkan
oleh terjadinya penurunan kegiatan ekspor dan import sebesar 9,7 persen dan 15 persen akibat
krisis keuangan global. Di samping itu, krisis keuangan global juga sejalan dengan penurunan
harga minyak di pasar internasional, yang pada gilirannya menyebabkan penurunan penerimaan
PPh migas sebesar 35 persen, sebaliknya penerimaan perpajakan non migas tahun 2009
mengalami kenaikan sebesar 4,4 persen. Peningkatan tersebut didukung oleh kebijakan
administrasi perpajakan, langkah- langkah intensifikasi dan eksentifikasi perpajakan yang
berkelanjutan

3.3.1 Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat Serta Prioritas Utama
Anggaran belanja merupakan salah satu instrument kebijakan fiskal dan memainkan
peranan yang sangat penting dalam pencapaian tujuan nasional maupun daerah, terutama
dalam meningkatkan dan memelihara kesejahteraan rakyat. Hal ini terutama karena besaran dan
komposisi anggaran belanja pemerintah, dalam operasi fiskal pemerintah, mempunyai dampak
yang signifikan pada permintaan agregat dan output nasional maupun daerah, serta
mempengaruhi alokasi sumber daya dalam perekonomian. Selain itu, peranan penting anggaran
belanja pemerintah dalam perekonomian, sebagai salah satu perangkat kebijakan fiskal, juga
berkaitan dengan ketiga fungsi utama anggaran belanja pemerintah, yaitu fungsi alokasi, fungsi
distribusi, dan fungsi stabilisasi.
Melalui pelaksanaan ketiga fungsi utama kebijakan fiskal tersebut, perencanaan dan
pengelolaan anggaran belanja pemerintah memainkan peranan yang sangat strategis dalam
memperbaiki dan meningkatkan kinerja ekonomi makro, serta mengatasi berbagai masalah-
masalah fundamental dalam perekonomian, seperti mendorong pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan; mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas ekonomi khususnya stabilitas harga;
menciptakan dan memperluas lapangan kerja produktif untuk menurunkan tingkat
pengangguran; serta memperbaiki distribusi pendapatan dan mengatasi kemiskinan. Untuk itu
maka belanja daerah disusun dengan pendekatan prestasi kerja yang berorientasi pada
pencapaian hasil dari input yang direncanakan.
Terkait dengan hal tersebut, maka untuk mendapatkan proyeksi belanja yang akan
digunakan sebagaimana yang dijelaskan diatas, terlebih dahulu dilakukan analisis terhadap
realisasi pengeluaran wajib dan mengikat, dengan melakukan penyesuaian/penghitungan

BAB III - 29
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

kembali kebutuhan pendanaan belanja dan pengeluaran pembiayaan yang tidak dapat dihindari
atau harus dibayar dalam suatu tahun anggaran.
Belanja periodik yang wajib dan mengikat adalah pengeluaran yang wajib dibayar serta
tidak dapat ditunda pembayarannya dan dibayar setiap tahun oleh Pemerintah Daerah seperti
gaji dan tunjangan pegawai serta anggota dewan, bunga, belanja jasa kantor, sewa kantor yang
telah ada kontrak jangka panjang atau belanja sejenis lainnya. Analisis Pengeluaran Wajib dan
Mengikat serta Prioritas Utama termasuk pertumbuhan rata-rata dari Tahun 2009-2011 dapat
dilihat pada Tabel 3.15.

Tabel 3.15
Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib, Mengikat serta Prioritas Utama
Tahun 2009-2011
Rata-rata
Pertumbuha
No Uraian 2009 2010 % Kenaikan 2011 % Kenaikan n
(Rp) (Rp) (Rp) (%)

A Belanja Tidak Langsung 202.921.581.143,46 234.696.624.619,93 15,66 322.417.857.673,76 37,38 26,52

1 Belanja Pegawai 136.588.902.386,00 165.232.594.521,00 20,97 187.787.705.012,00 13,65 17,31

2 Belanja Subsidi 1.683.769.663,46 1.928.000.000,00 14,50 1.662.443.865,00 (13,77) 0,37

3 Belanja Hibah (data diolah) 14.694.719.000,00 16.142.400.000,00 9,85 66.763.215.789,00 313,59 161,72

4 Belanja Bansos 2.992.239.648,00 4.266.797.209,00 42,60 6.898.426.209,00 61,68 52,14

5 Belanja bagi hasil Kab/Kota 38.157.153.046,00 39.430.332.880,00 3,34 51.024.380.307,00 29,40 16,37

6 Bantuan Keuangan (data diolah) 8.554.797.400,00 7.544.143.432,93 (11,81) 8.098.192.000,00 7,34 -2,23

7 Belanja Tidak Terduga 250.000.000,00 152.356.577,00 (39,06) 183.494.491,76 20,44 -9,31

B Belanja Langsung 16.790.679.037,00 15.978.289.923,00 (4,84) 21.329.457.284,00 33,49 14,33


Belanja honorarium PNS khusus untuk
1 guru dan tenaga medis. - - 1.944.000.000,00 -
2 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 3.304.251.050,00 3.304.251.050,00 - 4.209.500.000,00 27,40 13,70
Belanja Jasa Kantor ( khusus tagihan
bulanan kantor seperti listrik, air,
3
telepon dan sejenisnya ) 13.486.427.987,00 12.674.038.873,00 (6,02) 15.175.957.284,00 19,74 6,86

Belanja sewa gedung kantor( yang


4
telah ada kontrak jangka panjangnya) 0 0 -
Belanja sewa perlengkapan dan
peralatan kantor (yang telah ada
5
kontrak jangka panjangnya) -
C Pembiayaan Pengeluaran 0 0 - - - -
1 Pembentukan Dana Cadangan -
2 Pembayaran pokok utang -
TOTAL (A+B+C) 219.712.260.180,46 250.674.914.542,93 14,09 343.747.314.957,76 37,13 25,61

BAB III - 30
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Total pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama pada tabel diatas menjadi
dasar untuk menentukan kebutuhan anggaran belanja yang tidak dapat dihindari dan tidak dapat
ditunda dalam rangka penghitungan kapasitas riil keuangan daerah dan analisis kerangka
pendanaan.
Berdasarkan hal tersebut, dilakukan analisis proyeksi belanja daerah. Analisis ini bertujuan
untuk memperoleh gambaran kebutuhan belanja tidak langsung dan belanja langsung daerah
serta pengeluaran pembiayaan yang bersifat wajib dan mengikat serta prioritas utama. Analisis
dilakukan dengan proyeksi 5 (lima) tahun ke depan untuk penghitungan kerangka pendanaan
pembangunan daerah yag dapat dilihat pada Tabel 3.16.

BAB III - 31
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 3.16
Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib
dan Mengikat serta Prioritas Utama
Data Tahun Dasar Tingkat
pertumb Proyeksi
(Rp) uhan
No Uraian
2012 (%) 2013 2014 2015 2016 2017
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
A Belanja TidakLangsung 457.401.536.097,50 489.727.872.634,68 539.204.707.378,79 599.920.862.903,39 667.347.672.934,47 745.333.016.662,73
1 Belanja Pegawai 221.769.991.136,00 17,31 236.442.355.572,08 264.815.438.240,00 300.130.064.607,29 336.770.583.197,41 377.183.053.181,10
2 Belanja Subsidi 1.506.660.000,00 0,37 1.512.169.212,52 1.517.698.569,89 1.523.248.145,75 1.528.818.014,05 1.534.408.248,97
3 Belanja Hibah (data diolah) 149.015.338.187,00 1,30 150.952.537.583,43 152.914.920.572,02 154.902.814.539,45 156.916.551.128,47 158.956.466.293,14
4 Belanja Bansos 500.000.000,00 52,14 760.680.887,15 1.157.270.824,14 1.760.627.594,34 2.678.551.520,79 4.075.045.894,20
5 Belanja bagi hasil Kab/Kota 63.520.641.175,50 16,37 73.919.145.841,24 86.019.914.484,20 100.101.612.426,11 116.488.523.272,69 135.558.016.752,91
6 Bantuan Keuangan (data diolah) 16.088.905.599,00 31,40 21.140.983.538,26 27.779.464.688,56 36.502.495.590,44 47.964.645.801,07 63.026.026.292,42
7 Belanja Tidak Terduga (antisipasi bencana) 5.000.000.000,00 0,00 5.000.000.000,00 5.000.000.000,00 5.000.000.000,00 5.000.000.000,00 5.000.000.000,00
B Belanja Langsung 23.758.400.685,00 25.937.865.836,51 28.354.081.526,30 31.037.293.390,38 34.022.093.701,33 37.348.091.554,49
Belanja honorarium PNS khusus untuk guru dan
1 3.282.000.000,00 17,21 3.846.832.200,00 4.508.872.021,62 5.284.848.896,54 6.194.371.391,64 7.260.422.708,14
tenaga medis. (hanya Guru)
2 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 3.074.400.000,00 13,70 3.495.538.910,11 3.974.366.468,94 4.518.785.010,16 5.137.779.348,64 5.841.565.061,40

Belanja Jasa Kantor (khusus tagihan bulanan kantor


3 17.402.000.685,00 6,86 18.595.494.726,40 19.870.843.035,74 21.233.659.483,68 22.689.942.961,05 24.246.103.784,96
seperti listrik, air, telepon dan sejenisnya )
Belanja sewa gedung kantor( yang telah ada
4 - - - - - - -
kontrak jangka panjangnya)
Belanja sewa perlengkapan dan peralatan kantor (
5 - - - - - - -
yang telah ada kontrak jangka panjangnya)

C Pengeluaran Pembiayaan 11.000.000.000,00 10.000.000.000,00 10.000.000.000,00 10.000.000.000,00 10.000.000.000,00 10.000.000.000,00


1 Pembentukan Dana Cadangan - - - - - - -
2 Pembayaran pokok utang - - - - - - -
3 Penyertaan Modal Pada PT bank Sulut 11.000.000.000,00 - 10.000.000.000,00 10.000.000.000,00 10.000.000.000,00 10.000.000.000,00 10.000.000.000,00

TOTAL BELANJA WAJIB DAN PENGELUARAN YANG


492.159.936.782,50 525.665.738.471,19 577.558.788.905,09 640.958.156.293,77 711.369.766.635,79 792.681.108.217,22
WAJIB MENGIKAT SERTA PRIORITAS UTAMA

Dari tabel diatas dapat dijelaskan antara lain bahwa, data pada tahun dasar 2012 diambil
berdasarkan laporan keuangan Pemerintah Provinsi Gorontalo setelah pemeriksaan BPK RI,
sedangkan persentase dari pertumbuhan pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama
pada belanja tidak langsung dan belanja langsung diambil perdasarkan data tiga tahun terakhir
yaitu 2009-2011.
Khusus untuk belanja hibah yaitu dana Bos, karena pada kurun waktu 2009 sampai dengan
2011 kebijakan Pemerintah Pusat dalam menyalurkan Dana Bos langsung kepada Kabupaten/
Kota, sehingga data prosentase pertumbuhan diolah dari hasil capaian realisasi Tahun 2012 dan

BAB III - 32
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

prediksi Tahun 2013 sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan RI yang terbaru, sedangkan
untuk belanja terduga akan dipersiapkan untuk mengantisipasi kemungkinan apabila terjadi
bencana alam ataupun situasi dan keadaan yang tidak diinginkan. Demikian juga untuk belanja
honorarium PNS khusus untuk guru, data realisasi yang diperoleh hanya untuk tahun 2012 dan
tahun 2013, sehingga data prosentase pertumbuhan diolah dari hasil capaian realisasi Tahun
2011 dan realisasi Tahun 2012.

3.3.2 Penghitungan Kerangka Pendanaan


Penghitungan kerangka pendanaan tetap berlandaskan pada Undang-undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Undang-undang Nomor 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010.
Pada bagian ini akan dikemukakan kerangka pendanaan, khususnya kapasitas riil untuk
menentukan arah kebijakan umum pendapatan dan belanja daerah anggaran lima tahun yang
akan datang, yang diperoleh dari realisasi dan proyeksi pendapatan, sisa lebih riil perhitungan
anggaran, kemudian dikurangi dengan realisasi dan proyeksi Belanja dan Pengeluaran
Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama. Kapasitas riil Kemampuan
Keuangan Daerah Provinsi Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 3.17.

Tabel 3.17
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah
Untuk Mendanai Pembangunan Daerah Provinsi Gorontalo 2012-2017
Proyeksi (Rp. Milyar)
No Uraian
2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Pendapatan 933.169.935.457,83 1.040.484.478.035,48 1.155.140.193.009,56 1.275.556.315.205,66 1.402.315.291.454,31 1.537.181.549.971,56


Pencairan Dana Cadangan (sesuai - - - - - -
2
Perda)
Sisa Lebih Riil Perhitungan Anggaran
3 52.968.778.645,91 41.656.621.715,94 33.325.297.372,75 26.660.237.898,20 21.328.190.318,56 17.062.552.254,85
Total Penerimaan 986.138.714.103,74 1.082.141.099.751,42 1.188.465.490.382,31 1.302.216.553.103,86 1.423.643.481.772,87 1.554.244.102.226,41
Dikurangi
Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan 492.159.936.782,50 525.665.738.471,19 577.558.788.905,09 640.958.156.293,77 711.369.766.635,79 792.681.108.217,22
4 yang Wajib dan Mengikat serta
Prioritas Utama
7 Kapasitas Riil 493.978.777.321,24 556.475.361.280,23 610.906.701.477,22 661.258.396.810,09 712.273.715.137,07 761.562.994.009,19
Sumber : Badan Keuangan Daerah Provinsi Gorontalo 2013

BAB III - 33
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Berdasarkan tabel tersebut, pendapatan daerah Tahun 2012 telah mencapai sebesar
Rp.933.169.935.457,83 dan pada tahun 2017 diharapkan menjadi sebesar
Rp.1.537.181.549.971,56. Pendapatan tersebut ditambah dengan sisa lebih riil perhitungan
anggaran, sehingga menghasilkan total penerimaan daerah Tahun 2012 sebesar
Rp.986.138.714.103,74 dan diharapkan mencapai sebesar Rp.1.554.244.102.226,41 pada Tahun
2013. Perlu dijelaskan bahwa analisis pendapatan diperoleh dari tahun 2008 sampai dengan
Tahun 2011, kemudian dilakukan analisis pertumbuhan berdasarkan tren kenaikan sepanjang
tahun dimaksud. Khusus untuk tahun 2012 diambil dari data realisasi laporan keuangan hasil
pemeriksaan BPK RI.
Realisasi dan prediksi total penerimaan ini sebagian akan digunakan untuk belanja dan
pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama. Selisihnya akan
menjadi kapasitas riil kemampuan keuangan daerah, dimana pada Tahun 2012 sebesar
Rp.493.978.777.321,24 dan diharapkan mencapai sebesar Rp.761.562.994.009,19 pada Tahun
2013.
Kapasitas riil tersebut nantinya akan dipergunakan untuk melaksanakan program prioritas I
dan II selama tahun 2012-2017 dan akan dijelaskan pada bagian selanjutnya. Selengkapnya
rencana penggunaan kapasitas riil Kemampuan keuangan Daerah Provinsi Gorontalo Tahun
2012-2017 dapat dilihat pada tabel 3.18.

BAB III - 34
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 3.18
Rencana penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan keuangan Daerah
Provinsi Gorontalo, 2012-2017
Proyeksi
No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Kapasitas riil kemampuan
I keuangan 556.475.361.280,23 610.906.701.477,22 661.258.396.810,09 712.273.715.137,07 761.562.994.009,19
Rencana alokasi pengeluaran
prioritas I

II.a Belanja Langsung 524.838.433.379,44 576.405.762.835,42 631.575.028.255,37 690.467.088.659,84 753.808.389.579,81

II.b Pembentukan dana cadangan


Dikurangi:
Belanja Langsung yang wajib
dan mengikat serta prioritas
II.c utama 25.937.865.836,51 28.354.081.526,30 31.037.293.390,38 34.022.093.701,33 37.348.091.554,49
Pengeluaran pembiayaan yang
wajib mengikat serta prioritas
II.d utama 10.000.000.000,00 10.000.000.000,00 10.000.000.000,00 10.000.000.000,00 10.000.000.000,00
Total Rencana Pengeluaran
II Prioritas I (II.a+II.b-II.c-II.d) 488.900.567.542,93 538.051.681.309,12 590.537.734.864,99 646.444.994.958,51 706.460.298.025,32

Sisa kapasitas riil kemampuan


keuangan daerah setelah
menghitung alokasi pengeluaran
prioritas I (I-II) 67.574.793.737,30 72.855.020.168,10 70.720.661.945,10 65.828.720.178,56 55.102.695.983,87
Rencana alokasi pengeluaran
prioritas II

III.a Belanja Tidak Langsung 557.302.666.371,98 612.059.727.546,89 670.641.524.848,49 733.176.393.113,03 800.435.712.646,60


Dikurangi:
Belanja tidak langsung yang
wajib dan mengikat serta 489.727.872.634,68 539.204.707.378,79 599.920.862.903,39 667.347.672.934,47 745.333.016.662,73
III.b prioritas utama
Total rencana pengeluaran
III prioritas II (III.a-III.b) 67.574.793.737,30 72.855.020.168,10 70.720.661.945,10 65.828.720.178,56 55.102.695.983,87
Surplus anggaran riil atau
Berimbang (I-II-III)* - - - - -

Sumber : Badan Keuangan Daerah Provinsi Gorontalo

Sesuai tabel tersebut penggunaan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah akan
dialokasikan kepada rencana alokasi prioritas I dan II yang terdiri dari belanja langsung dan
pembentukan dana cadangan (Provinsi Gorontalo belum ada kebijakan tentang pembentukan
dana cadangan), seperti disajikan pada tabel 3.18.
Perlu dijelaskan bahwa total belanja langsung Tahun 2013 sebesar
Rp.524.838.433.379,44 dan diharapkan menjadi sebesar Rp.753.808.389.579,81 pada Tahun

BAB III - 35
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

2017 dialokasikan berdasarkan pada asumsi proporsi belanja sampai dengan semester I Tahun
2013 (asumsi RAPBD-P Tahun 2013), dimana proporsi belanja langsung direncanakan mencapai
sebesar 48,5% dari total penerimaan (tabel 3.18). Selanjutnya total belanja langsung tersebut
dikurangi dengan belanja langsung yang wajib dan mengikat serta prioritas utama dan
pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama, sehingga total rencana
pengeluaran prioritas I yang akan dialokasikan pada program/ kegiatan prioritas I pada Bab 8
yaitu, tahun 2013 sebesar Rp.488.900.567.542,93 dan direncanakan Tahun 2017 menjadi
sebesar Rp.706.460.298.025,32.
Total rencana pengeluaran prioritas I tersebut, akan menjadi dasar bagi Pemerintah
provinsi Gorontalo dalam melaksanakan program prioritas I yang merupakan prioritas dalam
rangka pembangunan daerah dengan tema atau program unggulan (dedicated) Kepala daerah
sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN dan amanat/kebijakan nasional yang definitif harus
dilaksanakan oleh daerah pada tahun rencana, termasuk untuk prioritas bidang pendidikan 20%
(duapuluh persen).
Program prioritas I harus berhubungan langsung dengan kepentingan publik, bersifat
monumental, berskala besar, dan memiliki kepentingan dan nilai manfaat yang tinggi,
memberikan dampak luas pada masyarakat dengan daya ungkit yang tinggi pada capaian
visi/misi daerah. Di samping itu, prioritas I juga diperuntukkan bagi prioritas belanja yang wajib
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Program prioritas I ini antara lain (terutama), diarahkan untuk rencana
pengembangan/pembangunan infrastruktur dasar dan percepatan pembangunan infrastruktur
strategis yang memiliki dampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat gorontalo
antara lain Gorontalo Outer Ring Road (GORR), Kereta Api, Waduk dan pembangunan sarana
dan prasarana pelayanan kesehatan masyarakat berupa, rumah sakit Provinsi (Tahun jamak).

Sementara total belanja tidak langsung Tahun 2013 diprediksi sebesar


Rp.557.302.666.371,98 dan diharapkan menjadi sebesar Rp.800.435.712.646,60. Perlu
dijelaskan bahwa belanja tidak langsung tersebut dialokasikan berdasarkan pada asumsi proporsi
belanja sampai dengan semester I Tahun 2013 (asumsi RAPBD-P Tahun 2013), dimana proporsi
belanja tidak langsung direncanakan mencapai sebesar 51,5% dari total penerimaan (tabel
3.18).

BAB III - 36
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Kemudian dikurangi dengan belanja tidak langsung yang wajib dan mengikat serta
prioritas utama, dimana Tahun 2013 diprediksi sebesar Rp.489.727.872.634,68 dan
direncanakan menjadi sebesar Rp.745.333.016.662,73 pada Tahun 2017, sehingga total rencana
pengeluaran prioritas II Tahun 2013 yang akan dialokasikan pada program prioritas II (Bab 8)
sebesar Rp.67.574.793.737,30 Tahun 2013 dan direncanakan menjadi sebesar
Rp.55.102.695.983,87 pada Tahun 2017.
Program prioritas II, merupakan program prioritas ditingkat SKPD sebagai penjabaran
dari analisis per urusan. Suatu prioritas II berhubungan dengan program/kegiatan unggulan
SKPD yang paling berdampak luas pada masing-masing segementasi masyarakat yang dilayani
sesuai dengan prioritas dan permasalahan yang dihadapi berhubungan dengan layanan dasar
serta tugas dan fungsi SKPD termasuk peningkatan kapasitas kelembagaan yang berhubungan
dengan itu.
Perlu dijelaskan bahwa prediksi belanja tidak langsung didasarkan pada asumsi proporsi
belanja sampai dengan semester I Tahun 2013 (asumsi RAPBD-P Tahun 2013, dimana belanja
tidak langsung diprediksi mencapai 51,5% terhadap total penerimaan daerah.
Total rupiah pada belanja prioritas tersebut menunjukkan total kapasitas riil keuangan
daerah yang telah dihitung pada bagian sebelumnya. Penetapan persentase masing-masing
prioritas bersifat indikatif sebagai panduan awal tim perumus dalam menetapkan pagu program
atau pagu SKPD.

Dengan proyeksi tersebut, penggunaan kapasitas rill kemampuan keuangan Provinsi


Gorontalo relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan Provinsi lain, baik secara regional maupun
Nasional, Namun dalam kerangka pendanaan tersebut yang paling utama adalah sejauh mana
kapasitas riil tersebut mampu menggerakkan sektor-sektor penunjang pertumbuhan ekonomi
daerah dan menggali seluruh sumber daya yang ada di Provinsi Gorontalo sehingga dapat
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat Provinsi Gorontalo.
Dalam menentukan besaran belanja yang dianggarkan senantiasa akan berlandaskan
pada prinsip disiplin anggaran, yaitu prinsip kemandirian yang selalu mengupayakan peningkatan
sumber-sumber pendapatan sesuai dengan potensi daerah, prinsip prioritas yang diartikan
bahwa pelaksanaan anggaran selalu mengacu pada prioritas utama pembangunan daerah,
prinsip efisiensi dan efektifitas anggaran yang mengarahkan bahwa penyediaan anggaran dan
penghematan sesuai dengan skala prioritas.

BAB III - 37
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Agar pemanfaatan dana efisien dan efektif, dalam perencanaan anggaran perlu
memperhatikan dua hal yaitu: (1) tujuan, sasaran, hasil, manfaat dan indikator kinerja perlu
ditetapkan secara jelas, (2) Penetapan prioritas kegiatan, perhitungan beban kerja dan
penetapan harga satuan harus dilakukan secara efektif.

BAB III - 38
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

BAB IV
ANALISA ISU – ISU STRATEGIS

4.1. Permasalahan Pembangunan


Perencanaan pembangunan di Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2017 merupakan
keberlanjutan dari pembangunan tahun-tahun sebelumnya, sehingga dalam merumuskan
arah kebijakan dan strategi pembangunan kedepan tidak lepas dari kondisi riil capaian
pembangunan tahun sebelumnya. Lima tahun pertama RPJPD Provinsi Gorontalo telah
menghasilkan berbagai kemajuan yang cukup berarti namun masih menyisahkan
berbagai permasalahan pembangunan daerah yang merupakan kesenjangan antara
kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan yang bermuara
pada tercapainya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Potensi permasalahan
pembangunan daerah pada umumnya timbul dari kekuatan yang belum didayagunakan
secara optimal, kelemahan yang tidak diatasi, peluang yang tidak dimanfaatkan, dan
ancaman yang tidak diantisipasi. Untuk mendapatkan gambaran awal bagaimana
permasalahan daerah dipecahkan, tiap-tiap permasalahan juga diidentifikasi faktor-faktor
penentu keberhasilannya dimasa datang. Faktor-faktor penentu keberhasilan adalah
faktor kritis, hasil kinerja, dan faktor-faktor lainnya yang memiliki daya ungkit yang tinggi
dalam memecahkan permasalahan pembangunan atau dalam mewujudkan keberhasilan
penyelenggaraan urusan pemerintahan. Pada bagian ini, akan diuraikan permasalahan,
diuraikan permasalahan yang paling krusial tentang layanan dasar di tingkat SKPD sesuai
dengan tugas dan fungsinya masing-masing melalui penilaian terhadap capaian kinerja
yang masih jauh dari harapan atau belum mencapai target yang ditetapkan dalam RPJMD
Tahun 2007-2012.
Permasalahan akan diuraikan untuk mengetahui faktor-faktor, baik secara internal
maupun eksternal, yang menjadi pendorong munculnya permasalahan tersebut.
Identifikasi permasalahan pada tiap urusan dilakukan dengan memperhatikan capaian
indikator kinerja pembangunan dan hasil evaluasi pembangunan lima tahun terakhir
sebagai berikut :

4.1.1 Urusan Pendidikan


1. Keterbatasan akses pendidikan dasar di daerah terpencil
2. Rendahnya Angka Partisipasi di Jenjang Pendidikan Menengah dan Pendidikan
Tinggi
3. Masih terdapat siswa putus sekolah
4. Sebahagian besar Guru belum memenuhi Kualifikasi Pendidikan yang
dipersyaratkan
5. Masih banyak lembaga PAUDNI yang belum maksimal pengelolaannya

BAB IV - 1
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

6. Belum efektifnya pelaksanaan Standard Pelayanan Minimal (SPM) pendidikan oleh


pemerintah Kab/Kota
7. Belum maksimalnya relevansi lulusan SMK dengan kebutuhan dunia kerja
8. Belum Maksimalnya program bantuan pendidikan bagi masyarakat berpendapatan
rendah
9. Belum semua sekolah melaksanakan Kurikulum 2013
10. Masih rendahnya prestasi siswa dalam olahraga dan kesenian
11. Belum semua sekolah memiliki fasilitas olahraga yang memadai
12. Kearifan lokal dan warisan budaya yang semakin hilang
13. Rendahnya kemampuan masyarakat dalam membiayai pendidikan
14. Masih lemahnya sistem pendataan pendidikan yang mudah di akses, akuntabel
dan berkelanjutan.
15. Pengembangan Poligon yang belum maksimal
16. Terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan.

4.1.2. Urusan Kesehatan


1. Terbatasnya aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas,
terutama pada kelompok rentan seperti penduduk miskin, daerah tertinggal dan
terpencil.
2. Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang sesuai standar masih terbatas.
3. Belum teratasinya permasalahan gizi secara menyeluruh.
4. Masih tingginya kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan tidak
menular.
5. Belum terlindunginya masyarakat secara maksimal terhadap beban pembiayaan
kesehatan.
6. Belum terpenuhinya jumlah, jenis, kualitas serta penyebaran sumberdaya manusia
kesehatan, dan belum optimalnya dukungan kerangka regulasi ketenagaan
kesehatan.
7. Belum optimalnya ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat esensial,
penggunaan obat yang tidak rasional, dan penyelenggaraan pelayanan
kefarmasian yang berkualitas
8. Masih terbatasnya kemampuan manajemen dan informasi kesehatan, meliputi
pengelolaan administrasi dan hukum kesehatan.
9. Permasalahan manajerial dalam sinkronisasi perencanaan kebijakan, program dan
anggaran serta masih terbatasnya koordinasi dan integrasi lintas sektor
10. Disparitas antar wilayah
11. Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan belum dilakukan
secara optimal
12. Belum tersedianya biaya operasional yang memadai di Puskesmas

BAB IV - 2
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

13. Sistem rujukan belum berjalan dengan baik


14. Kualitas pelayanan di rumah sakit belum maksimal
15. Minimnya perlilaku masyarakat terhadap makanan tradisional Gorontalo

4.1.3. Urusan Pekerjaan Umum


1. Perluasan jangkauan layanan irigasi pada lahan potensi pertanian serta
mempertahankan tingkat pelayanan irigasi baik bendung maupun jaringan irigasi
untuk mendukung KSP (Kawasan Strategis Provinsi) Pertanian berkelanjutan di
Provinsi Gorontalo.
2. Terhindarnya kawasan permukiman dan sarana prasarana umum dari ancaman
banjir dan abrasi pantai.
3. Optimalisasi kelembagaan pengelolaan sumber daya air.
4. Kebutuhan alternatif ruas jalan/jembatan baru serta pelebaran jalan/jembatan
untuk mengantisipasi kawasan-kawasan yang memiliki tingkat kepadatan arus lalu
lintas yang tinggi dalam rangka menunjang pergerakan arus barang dan jasa.
5. Kondisi jalan/jembatan yang rusak berat dan belum terbuka masih tinggi
terutama jalan yang menghubungkan kawasan andalan, kawasan strategis dan
pusat-pusat distribusi yang menjadi kewenangan Provinsi.
6. Kecenderungan penurunan kualitas dan tingkat pelayanan jalan/jembatan.
7. Belum terpenuhinya akses pelayanan air bersih (26 %) dari target MDG’s
(68,87%) dan belum terlayani akses sanitasi (16 %) dari target MDG’s 67 %
8. Rawan banjir/ genangan air terutama kawasan perkotaan.
9. Belum optimalnya sarana dan prasarana infrastruktur dasar permukiman di
kawasan perkotaan, kawasan perdesaan (desa potensial), kawasan nelayan dan
kawasan agropolitan.
10. Kondisi bangunan gedung yang belum memenuhi persyaratan kehandalan
bangunan gedung.
11. Belum optimalnya koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait termasuk
pemkot/pemkab dalam mekanisme penyusunan program infrastruktur ke-PU-an .
12. Belum optimalnya pelaksanaan evaluasi dan pengendalian kegiatan bidang ke-PU-
an.
13. Kurangnya data dan informasi bidang ke-PU-an dalam menunjang penyusunan
infrastruktur ke-PU-an
14. Tuntutan manajerial terhadap optimalisasi tugas dan fungsi serta kompetensi
personil dengan jumlah yang cukup besar dalam menangani kompleksitas
kegiatan di dinas pekerjaan umum
15. Kebutuhan sarana prasarana penunjang serta oprasional dan pemeliharaannya
pada dinas pekerjaan umum.

BAB IV - 3
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

16. Pemanfaatan dan pelestarian Sumber Daya Air Sungai belum dilaksanakan secara
optmal.
17. Belum terbangunnya tempat pemprosesan sampah secara keseluruhan maupun
belum optimalnya pemanfaatan TPA yang sudah terbangun.
18. Tertib pelaksanaan usaha jasa konstruksi.
19. Kurangnya tenaga kerja jasa konstruksi yang bersertifikasi dan terakreditasi.

4.1.4 Urusan Penataan Ruang


1. Belum optimalnya fungsi dan peran dari Badan Koordinasi penataan ruang daerah
(BKPRD)
2. Kurangnya SDM Penataan Ruang Daerah
3. Konflik penggunaan lahan pada daerah yang berbatasan
4. Singkronisasi RTRW Provinsi dan RTRW Kabupaten/kota
5. Tumpang tindih peruntukan kawasan
6. Belum adanya pejabat PPNS Bidang Penataan Ruang

4.1.5. Urusan Perencanaan Pembangunan


1. Dukungan sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan perencanaan
pembangunan daerah masih terbatas.
2. Kemampuan sumberdaya manusia (tenaga perencana) masih terbatas kualitas
dan kuantitasnya.
3. Kemampuan perencanaan kelembagaan pemerintah daerah masih terbatas.
4. Kurang mantapnya perencanaan interkoneksitas antar daerah dan Regional
Sulawesi, sehingga lebih memerlukan komitmen bersama antar pelaku perencana
baik antar regional Sulawesi maupun dengan pusat.
5. Belum ada pemetaan ruang partisipasi secara terpilah (bedasarkan gender) dalam
perencanaan pembangunan
6. Belum ada design kota layak anak yang memberikan ruang perlindungan bagi
anak di Provinsi Gorontalo
7. Kurang ketersediaan database sektor dan perlunya penguatan statistik daerah
8. Belum optimalnya fungsi dan peran Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah
(BKPRD)

4.1.6. Urusan Perhubungan


a. Isu Strategis Bidang Perhubungan Darat
 Pengusaha angkutan antar jemput antar Provinsi (AJAP) belum seluruhnya
memiliki izin usaha angkutan (izin trayek/izin operasional)
 Masih tingginya angka kecelakaan angkutan umum
 Kapasitas alat timbang sudah tidak memadai
 Terdapat jalan Provinsi yang belum memiliki fasilitas keselamatan LLAJ

BAB IV - 4
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

 Belum adanya penetapan status terminal tipe B di Kab/Kota


 Belum adanya angkutan pemadu moda di pelabuhan dan bandara
 Belum adanya prototipe bentor yang memenuhi syarat kelaikan operasi
 Masih adanya daerah yang belum terjangkau oleh layanan transportasi umum
b. Isu Strategis Bidang Perhubungan Laut, Udara dan Postel
 Produktivitas bongkar muat yang masih rendah di Pelabuhan
 Produktivitas bongkar muat yang masih rendah di Bandara
 Struktur landasan yang ada tidak mampu melayani pesawat yang beroperasi
saat ini (pesawat berbadan lebar)
 Kapasitas terminal penumpang di Bandara Djalaluddin sudah tidak memadai
 Kapasitas layanan kapal di Pelabuhan Anggrek belum memenuhi syarat sebagai
pelabuhan barang level internasional
 Belum tertibnya pengusaha jasa titipan

4.1.7. Urusan Lingkungan Hidup


1. Belum optimalnya kapasitas kelembagaan pengelolaan Lingkungan Hidup dan
Komisi AMDAL
2. Kerusakan Danau Limboto
3. Penurunan kualitas air sungai dan Danau
4. Penurunan kualitas udara dan tanah
5. Berkurangnya daya dukung lingkungan dan daya tampung lingkungan.
6. Kerusakan wilayah pesisir dan laut
7. Masih kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup.
8. Masih kurangnya tingkat Ketaatan Pemrakarsa Kegiatan dalam Pengelolaan
Lingkungan
9. Kebersihan dan Kehijauan Kota (Clean and Green City)
10. Belum optimalnya penyelenggaraan Sistem Informasi Lingkungan (SIL),
pengelolaan dan analisis data informasi lingkungan;
11. Rendahnya penegakkan hukum lingkungan

4.1.8. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak


1. Rendahnya produktivitas Perepmpuan
2. Tingginya Kasus Kekerasan dan Diskriminasi terhadap Perempuan dan Anak
3. Rendahnya kreativitas anak
4. Partisipasi angkatan kerja perempuan yang belum optimal

BAB IV - 5
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

4.1.9. Urusan Sosial


1. Masih tingginya populasi penyandang masalah kesejahteraan sosial (ketelantaran,
kecacatan, ketunaan, korban bencana alam, korban bencana sosial, kemiskinan,
dll)
2. Masih kurangnya kepedulian masyarakat termasuk dunia usaha dalam
memberikan perlindungan dan jaminan sosial terhadap masyarakat yang rentan
(Lansia Terlantar dan Anak Cacat)
3. Kurangnya lembaga masyarakat yang peduli pada masalah kerawanan sosial

4.1.10. Urusan Tenaga Kerja


1. Peningkatan jumlah angkatan kerja yang tinggi tidak diikuti dengan ketersediaan
lapangan kerja yang memadai
2. Minimnya informasi kesempatan kerja bagi pencari kerja
3. Rendahnya tingkat partisipasi kerja terutama perempuan
4. Masih tingginya tingkat pengangguran terbuka
5. Rendahnya tingkat produktivitas pekerja
6. Masih tingginya pekerja sektor informal
7. Rendahnya keterampilan tenaga kerja
8. Rendahnya pertumbuhan kesempatan kerja
9. Ketimpangan pertumbuhan kesempatan kerja sektoral dan regional
10. Meningkatnya tingkat pengangguran terdidik
11. Rendahnya tingkat produktivitas pekerja
12. Produktivitas pekerja yang timpang baik sektoral maupun regional
13. Meningkatnya pekerja sektor informal
14. Rendahnya tingkat pendapatan pekerja
15. Kesenjangan upah/pendapatan pekerja baik sektoral maupun regional serta antar
gender
16. Tidak adanya fasilitasi penyediaan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan;

4.1.11. Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah


1. Masih kurangnya koperasi yang memiliki manajemen yang baik dan kompetitif
2. Masih terbatasnya modal Koperasi dan UKM
3. Masih kurangnya kuantitas UKM dan UMKM yang berkontribusi pada peningkatan
ekonomi
4. Masih rendahnya tingkat pertumbuhan dan perluasan usaha koperasi dan UKM
5. Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk berkoperasi.
6. Rendahnya kualitas pengelolaan, keterampilan dan kewirausahaan KUMKM.
7. Rendahnya produktivitas, kualitas kelembagaan akses permodalan dan pemasaran
produk KUMKM

BAB IV - 6
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

8. Belum berkembangnya iklim usaha yang lebih berpihak kepada Koperasi dan
UMKM.

4.1.12. Urusan Penanaman Modal


1. Masih kurangnya sarana dan prasarana dalam menunjang investasi di daerah
2. Rendahnya minat investor untuk menanamkan modal
3. Regulasi yang belum memihak pada para pelaku bisnis dan kepentingan daerah
yang lebih spesifik.
4. Kurang terinformasinya peluang usaha dan potensi investasi
5. Pelayanan perizinan yang berbelit-belit serta masih adanya indikasi pungutan
tidak dari resmi dari oknum tertentu mengakibatkan ekonomi biaya tinggi bagi
investor.
6. Ketidaksiapan beberapa objek investasi untuk ditawarkan kepada investor;
7. Potensi investasi di Provinsi Gorontalo belum banyak dikenal oleh investor dalam
dan luar negeri;
8. Tindaklanjut Memorandum of Understanding (MoU) yang berjalan lambat
9. Keterbatasan lahan usaha dan proses pembebasan lahan yang berlarut-larut;
10. Keterbatasan dalam mengakses informasi investasi;

4.1.13. Urusan Kebudayaan


1. Lunturnya nilai-nilai kebudayaan daerah karena derasnya kebudayaan dari luar
akibat peningkatan teknologi informasi
2. Rendahnya apresiasi warga masyarakat dalam mengangkat nilai-nilai kebudayaan
daerah
3. Masih kurangnya informasi dan pelestarian nilai-nilai budaya serta peninggalan
sejarah

4.1.14. Urusan Pemuda dan Olahraga


1. Sarana dan prasarana olahraga belum tersedia secara memadai.
2. Institusi-institusi yang membawahi cabang-cabang olahraga belum ditangani
dengan baik.
3. Belum optimalnya lembaga-lembaga kepemudaan yang menjadi wadah aktivitas
kepemudaan
4. Minimnya prestasi siswa dalam olah raga dan kesenian

4.1.15. Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik dalam Negeri


1. Masih ditemuinya konflik dan kasus kekerasan.
2. Belum optimalnya pengintegrasian nilai-nilai kebangsaan dan bhineka tunggal ika
(prinsip keberagaman) dalam proses kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB IV - 7
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

3. Rendahnya pemahaman masyarakat terhadap pendidikan demokrasi


4. Kurangnya sosialisasi budaya dan etika politik
5. Kurangnya peran aktif kelembagaan masyarakat dalam pembelajaran wawasan
kebangsaan kepada masyarakat
6. Belum optimalnya penegakan hukum terhadap kerawanan sosial kemasyarakatan

4.1.16. Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan


Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1. Masih kurangnya koordinasi dalam penyelenggaran urusan pemerintahan daerah
2. Belum harmonisnya hubungan pemerintahan antara Provinsi dan Kabupaten/Kota
3. Efesiensi kelembagaan perangkat pemerintahan daerah masih perlu ditingkatkan.
4. Prinsip pelayanan prima dalam bentuk pelayanan yang lebih berkualitas masih
perlu diperbaiki.
5. Evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah belum optimal.
6. Masih rendahnya kualitas penyusunan Peraturan Daerah
7. Pengelolaan aset daerah belum tertata dengan baik
8. Belum optimalnya pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan.
9. Belum optimalnya pengelolaan keuangan daerah
10. Belum tertatanya organisasi perangkat daerah
11. Masih kurangnya penelitian dan diseminasi hasil-hasil kajian yang berkontribusi
pada pembangunan daerah
12. Kualitas aparatur daerah belum memadai
13. Belum optimalnya manajemen kepegawaian daerah
14. Tindak lanjut perjanjian kerjasama belum optimal
15. Jumlah peneliti belum memadai
16. Prasarana dan sarana penelitian belum memadai
17. Tenaga fungsional belum ada
18. Standar pelayanan minimal bidang riset belum tersedia
19. Perubahan political will pemerintah terhadap penelitian
20. Hasil-hasil penelitian yang lebih berkualitas dihasilkan oleh lembaga-lembaga
penelitian lainnya

4.1.17. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


1. Tingginya angka kemiskinan, khususnya kebutuhan dasar (perumahan yang
layak, pendidikan dan kesehatan gratis).
2. Kurangnya keterpaduan dalam percepatan pembangunan Infrastruktur dasar
Perdesaan.
3. Rendahnya semangat gotong – royong, huyula dalam membangun desa.
4. Kurangnya peran aktif kelembagaan masyarakat dalam membangun desa.
5. Pentingnya keberpihakan kepada pengembangan Ekonomi kerakyatan desa.

BAB IV - 8
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

4.1.18. Urusan Kearsipan


1. Sarana dan prasarana pendukung kegiatan kearsipan masih terbatas.
2. Terbatasnya sarana layanan informasi arsip, sehingga pelayanan informasi
kearsipan kepada masyarakat belum optimal.
3. Budaya menempatkan kearsipan sebagai bagian dari tata kelola dokumen yang
bernilai strategis dari sisi hukum dan nilai historis masih rendah.

4.1.19. Komunikasi dan Informatika


1. Kesenjangan antara mereka yang dapat mengakses dunia digital dan teknologi
informasi dengan mereka yang terbatas aksesnya atau tidak memiliki akses sama
sekali masih sangat tinggi
2. Infrastruktur akses informasi lemah yang ditandai belum optimalnya tingkat
pemanfaatan informasi yang di antaranya terlihat dari masih terbatasnya
penggunaan TIK dalam kegiatan perekonomian masyarakat yang menghasilkan
real economic value dan meningkatnya penyalahgunaan (misuse dan abuse)
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
3. Keterbatasan kemampuan pembiayaan di bidang infrastruktur, sehingga
diperlukan sumber pembiayaan lain di luar pemerintah untuk mendanai
pembangunan infrastruktur bidang komunikasi dan informatika.
4. Pembangunan e-Government belum merata terutama di kabupaten/kota sehinga
sumber informasi dari pemerintah belum terintegrasi dan bahkan di skala yang
lebih kecil masih banyak kabupaten/kota belum mengenal istilah dan apa serta
bagaimana e-Government.
5. Komitmen dan leadership untuk penerapan e-government baik pada pemerintah
Provinsi maupun kabupaten/kota masih sangat rendah
6. Sumber daya manusia aparatur pengelola Teknologi Informasi dan Komunikasi
masih sangat kurang
7. Penggunaan software illegal masih sangat tinggi
8. Pembangunan sistem informasi dan aplikasi untuk mengolah data secara on-line,
terpusat dan terintegrasi antar SKPD, Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah
Kab/Kota masih sangat kurang dan pembangunannya pada masing-masing SKPD
dilakukan secara parsial dan tidak terkoordinasi
9. Belum optimalnya upaya pelayanan informasi publik untuk mengatasi
kesenjangan kemampuan masyarakat terhadap informasi publik mengakibatkan
adanya kesenjangan kemampuan akses masyarakat terhadap informasi, sehingga
menimbulkan permasalahan dalam hal keadilan dan kesempatan untuk
mengembangkan potensi masyarakat secara individual.

BAB IV - 9
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

4.1.20. Urusan Keperpustakaan


1. Masih kurangnya minat membaca masyarakat
2. Belum memadainya Koleksi judul buku terbitan Daerah serta buku yang
bersesuaian dengan disiplin ilmu di perpustakaan
3. Sarana dan prasarana pendukung perpustakaan masih terbatas.
4. Masih terbatasnya Tenaga Pustakawan dan Tenaga Teknis Perpustakaan
5. Masih terdapatnya perpustakaan yang mempergunakan Teknologi Informasi
Perpuatakaan yang berbasis Digitalisasi (E-Library)

4.1.21. Urusan Pertanian


1. Meningkatnya alih fungsi lahan dari pertanian ke pemukiman
2. Kurang tersedianya informasi pasar atas hasil produksi petani
3. Tingkat produktivitas masih rendah
4. Rendahnya pengetahuan dan keterampilan petani
5. Kurangnya sarana dan prasarana pertanian
6. Produksi dan mutu hasil perkebunan belum optimal
7. Produksi peternakan masih rendah
8. Belum optimalnya penjaminan produk peternakan yag Aman, Sehat, Utuh dan
Halal (ASUH)
9. Kesadaran masyarakat akan penanganan Penyakit Hewan Menular Strategis
belum optimal
10. Tata niaga ternak tidak di dukung regulasi yang memadai
11. Dinamika kelompok peternak dan pekebun masih rendah dalam memanfaatkan
teknologi tepat guna.
12. Pertumbuhan populasi ternak sapi,kambing dan ayam buras masih rendah.
13. Produksi dan Produktifitas hasil peternakan belum terlihat peningkatan (Daging,
telur dan susu) secara signifikan.
14. Konsumsi daging sapi dan kambing masih rendah.
15. Areal perkebunan kurang lebih 58 % belum dimanfaatkan.
16. Produksi dan produktifitas hasil perkebunan belum optimal.
17. Belum adanya peta kawasan pengembangan ternak.
18. Masih Kurangnya ragam informasi dan teknologi jagung/komoditi unggulan yang
disajikan berbasis IT
19. Masih Kurangnya koleksi plasma Nutfah/varietas jagung unggul
20. Masih terbatasnya ketersediaan sarana prasarana penunjang pelatihan dan
pembelajaran
21. Masih terbatasnya siswa, mahasiswa dan masyarakat yang memperoleh informasi,
pelatihan dan pembelajaran jagung/komoditi unggulan
22. Penyelenggaraan Penyuluhan PPK

BAB IV - 10
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

23. Peningkatan SDM Penyuluh


24. Kelembagaan Penyuluhan
25. Sarana dan Prasarana Penyuluhan
26. Kesejahteraan Penyuluh
27. Belum mantapnya ketahanan pangan
28. Permintaan pangan khususnya beras meningkat seiring peningkatan jumlah
penduduk
29. Perlu adanya diversifikasi bahan pangan

4.1.22. Urusan Kehutanan


1. Maraknya pencurian kayu dihutan Negara, khususnya pada areal Kawasan Hutan
dan HPH yang ditinggalkan
2. Alih fungsi kawasan hutan masih terjadi untuk kepentingan lain yang dilakukan
secara ilegal.
3. Pemberdayaan masyarakat yang bermukim sekitar hutan masih kurang.
4. Masih kurangnya penegakan perlindungan hutan dan konservasi sumber daya
alam
5. Pengelolaan dan Pemanfaatan kawasan yang melebihi daya dukung SDH
menyebabkan terjadinya degradasi dan deforestasi.
6. Menurunnya kepastian kawasan terhadap status, letak serta batas Kawasan
Hutan menyebabkan ancaman kerusakan hutan.
7. Meningkatnya Pembalakan hutan (Illegal logging) dan penyelundupan kayu
menyebabkan terjadinya Degradasi dan Deforestasi didalam kawasan dan luar
kawasan.
8. Rendahnya nilai hasil hutan non kayu yang sebenarnya berpotensi untuk
meningkatkan pendapatan petani dan masyarakat sekitar kawasan hutan.
9. Rehabilitasi Hutan dan Lahan pada daerah DAS (Daerah Aliran Sungai) belum
terlaksana dengan baik.

4.1.23. Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral


1. Pengelolaan sumberdaya mineral belum dilakukan secara optimal sehingga belum
memberikan dampak berarti bagi perekonomian.
2. Pengelolaan sumberdaya mineral belum memperhatikan kepentingan lingkungan
hidup.
3. Semakin meningkatnya kebutuhan listrik masyarakat yang tidak dibarengi dengan
peningkatan kapasitas sumber-sumber pembangkit listrik yang ada sehingga
mengakibatkan krisis listrik.
4. Belum optimalnya pengembangan dan pemanfaatan energy baru terbarukan (non
fosil) sebagai sumber energy alternative selain bahan bakar minyak
5. Masih rendahnya Investasi disektor pertambangan dan energy

BAB IV - 11
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

6. Belum optimalnya system informasi geologi dan pertambangan


7. Belum terpenuhinya kebutuhan air bersih didaerah sulit air
8. Isu pencemaran Lingkungan akibat kegiatan pertambangan
9. Belum memadainya mitigasi terhadap bencana alam geologi
10. Maraknya kegiatan Penambangan Tanpa Izin (PETI).

4.1.24. Urusan Pariwisata


1. Fasilitas penunjang di obyek wisata masih belum mamadai
2. Belum adanya sarana informasi bagi wisatawan mengenai obyek wisata dan
sarana penunjang wisata
3. Masyarakat belum berperan dalam pengembangan dan pengelolaan obyek wisata
4. Desa wisata belum seluruhnya memiliki kelompok masyarakat sadar wisata
sebagai wadah pemberdayaan masyarakat lokal
5. Perlunya peningkatan jumlah kunjungan wisatawan di obyek wisata agar terjadi
peningkatan kesejahteraan masyarakat
6. Lama Tinggal Wisatawan di Provinsi Gorontalo masih rendah.

4.1.25. Urusan Kelautan dan Perikanan


1. Masih tingginya harga pakan ikan yang mengakibatkan meningkatnya biaya
operasional sehingga margin keuntungan pembudidaya menurun.
2. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan nelayan, pembudidaya, dan pengolah
ikan
3. Tekhnologi yang diterapkan masih sederhana sehingga produksi tingkat
produktifitas cenderung rendah.
4. Kelembagaan nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan yang kurang optimal.
5. Kurangnya akses terhadap permodalan, lembaga keuangan dan perbankan.
6. Terbatasnya sarana produksi seperti induk dan benih unggul, pakan, pupuk dan
obat-obatan yang sytandar.
7. Terbatasnya prasarana produksi yang memadai seperti jalan produksi. Jaringan
irigasi tambak, sarana PPI/TPI, mekanisme nelayan kecil, rumpon.
8. Tingginya kerusakan ekosistem Mangrove dan terumbu karang sebagai habitat
vital untuk tempat pemijahan ikan laut di berbagai kawasan di Gorontalo.
9. Lemahnya data sistem informasi sumber daya kelautan yang akurat dan mudah
diakses masyarakat.
10. Penangkapan ikan secara ilegal (Illegal fishing) masih sering terjadi.
11. Penggunaan teknologi perikanan tangkap dan budidaya (darat dan laut) masih
sangat terbatas.
12. Pemanfaatan daerah-daerah pesisir untuk kegiatan budidaya belum optimal.
13. Kawasan Konservasi Laut Daerah belum dikelola secara optimal.

BAB IV - 12
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

14. Pemberdayaan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil belum optimal.


15. Produksi dan pendapatan rata-rata nelayan, pembudidaya ikan, pengolah ikan,
dan pedagang ikan masih relatif rendah.
16. Efektivitas penyelenggaraan pelayanan Balai Benih Ikan Sentral (BBIS), Balai
Benih Ikan Pantai (BBIP), Tempat Pelelangan Ikan (TPI), Pangkalan Pendaratan
Ikan (PPI), Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan
(LPPMHP), Unit Pengolahan Ikan (UPI), dan Taksi Mina Bahari (TMB) belum
optimal.
17. Kualitas lingkungan perairan (mangrove, terumbu karang, sungai, danau) di
beberapa lokasi telah terjadi penurunan.

4.1.26. Urusan Perdagangan


1. Belum baiknya system distribusi barang dan jasa serta masih rendahnya akses
pasar luar negeri.
2. Masih panjangnya rantai distribusi barang, tingginya disparitas harga antar
wilayah dan fluktuasi harga di tingkat konsumen dalam kondisi tertentu seperti
pada saat hari besar keagamaan.
3. Terbatasnya sarana distribusi dan infrastruktur transportasi.
4. Belum transparannya ketersediaan pasokan di tingkat distributor dan agen.
5. Terbatasnya sarana penyimpanan (pergudangan, silo, pendingin) di tingkat
produksi.
6. Kebijakan perdagangan antar pulau untuk mendukung peningkatan transaksi
antar pulau yang belum sinergi baik pusat, antar provinsi maupun antar kawasan
strategis di Sulawesi.
7. Masih lemahnya pengamanan pasar dalam negeri, yang ditandai oleh lemahnya
pengawasan barang beredar dan perlindungan konsumen.

8. Rendahnya kemampuan pelaku usaha dalam mengakses pasar luar negeri, baik
dari sisi kuantitas dan kualitas produk, promosi dan pemasaran (termasuk market
intelegent), kapasitas usaha, dan permodalan sehingga belum mampu
mengakselerasi peningkatan ekspor komoditi unggulan daerah.

4.1.27. Urusan Perindustrian


1. Kulitas SDM industri relatif masih rendah, khususnya pengrajin industri kecil
sehingga kurang tanggap terhadap perubahan yang datang dari luar seperti
teknis produksi, desain dan selera konsumen.
2. Kemampuan manajemen dan semangat kewiraswastawan pengusaha/ pengrajin
relatif masih kurang
3. Pemasaran hasil industri masih bersifat lokal

BAB IV - 13
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

4. Peralatan dan cara kerja masih sederhana, sehingga kuantitas dan kualitas
produksi yang dihasilkan rendah.
5. Keterbatasan bahan baku industri kecil khususnya industri sulaman Karawo.
6. Kawasan industri belum berjalan sebagaimana yang diharapkan untuk menjadi
salah satu lokomotif pertumbuhan ekonomi daerah.
7. Agroindustri yang diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi komoditas-
komoditas unggulan belum berkembang sebagaimana yang diharapkan.
8. Industri pengolahan yang ada belum variatif dan inovatif.
9. Investor belum ada yang serius untuk membuka suatu kawasan industri
pengolahan
10. Masih rendahnya kualitas manajemen pengelolaan industri kecil menengah di
daerah.
11. Masih rendahnya kualitas SDM industri kecil menengah dalam hal skill,
manajemen usaha dan akses terhadap permodalan.
12. Rendahnya produktivitas dan pemasaran produk IKM, baik pasar lokal, regional,
nasional dan internasional.
13. Belum berkembangnya sentra dan kluster industri di daerah, yang
mengakibatkan jumlah dan investasi dibidang industri rendah.

4.1.28. Urusan Ketransmigrasian


1. Adanya kesenjangan antara permukiman transmigrasi dengan permukiman
masyarakat sekitar
2. Rendahnya pemberdayaan masyarakat akibat ketersediaan kualitas dan
kuantitas sarana dan prasaran yang berada di kawasan transmigrasi
3. Permukiman transmigrasi dan masyarakat sekitarnya belum terstuktur dalam
sistem pengembangan kawasan permukiman
4. Belum adanya perencanaan penempatan transmigrasi yang serasi dan seimbang
dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan;
5. Belum terintegrasi dan terkoordinasikannya program-program antar sektor
dalam pembangunan kawasan transmigrasi khususnya pengembangan Kawasan
Terpadu Mandiri Paguyaman- Wonosari
6. Kurangnya pengelolaan transmigrasi melalui pola kerjasama dengan pemerintah
daerah Pengirim dan Penerima sesuai dengan syarat dan tatacara penetapan
sebagai transmigrasi;
7. Meningkatan kelengkapan sarana dan prasarana untuk mendukung aktivitas
masyarakat transmigrasi di lokasi pemukiman transmigrasi;

BAB IV - 14
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

4.2. Isu-Isu Strategis Pembangunan


Isu strategis merupakan salah satu pengayaan analisis lingkungan eksternal
terhadap hasil capaian pembangunan selama 5 (lima) tahun terakhir, serta permasalahan
yang masih dihadapi kedepan dengan mengidentifikasi kondisi atau hal yang harus
diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya
yang signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) dimasa datang. Suatu kondisi/kejadian
yang menjadi isu trategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan
menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan,
akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam
jangka panjang.

4.2.1. Kerjasama
Sebagaimana diamanatkan dalam UU 32 tahun 2004 tentang otonomi
daerah dimana setiap daerah dapat melakukan kerja sama baik itu kerjasama
antar daerah, regional dan internasional dalam penyelenggaraan tugas-tugas
umum pemerintahan maupun dalam pembangunan daerah. Menyikapi hal ini,
Pemerintah Provinsi Gorontalo terus berupaya mendorong dan mengembangkan
berbagai kerjasama dengan berbagai pemerintahan daerah maupun pihak ketiga
termasuk dengan lembaga perwakilan donor. Kerjasama pembangunan ini
diharapkan memberikan multiplier effect terhadap gerak dan pertumbuhan
ekonomi Gorontalo.

4.2.1.1. Kerjasama Antar Daerah


Kerja sama daerah merupakan sarana untuk lebih memantapkan
hubungan dan keterikatan daerah yang satu dengan daerah yang lain dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, menyerasikan pembangunan
daerah serta mensinergikan potensi antar daerah. Melalui kerja sama daerah
diharapkan dapat mengurangi kesenjangan daerah dalam penyediaan pelayanan
umum khususnya yang ada di wilayah terpencil, perbatasan antar daerah dan
daerah tertinggal. Objek yang dapat dikerjasamakan meliputi seluruh urusan yang
menjadi kewenangan daerah otonom, aset daerah dan potensi daerah serta
penyediaan pelayanan umum. Pelaksanaan kerja sama harus berpegang pada
prinsip efisiensi, efektivitas, sinergi, saling menguntungkan, kesepakatan
bersama, itikad baik, mengutamakan kepentingan nasional dan keutuhan wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia, persamaan kedudukan, transparansi,
keadilan dan kepastian hukum.

BAB IV - 15
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Dalam kurun waktu tahun 2007-2011, Pemerintah Provinsi Gorontalo telah


melakukan beberapa kerjasama dengan Provinsi lain antar lain : MoU Pemerintah
Gorontalo dengan Pemerintah D.I Yogyakarta, Pemerintah Jawa Timur dan
Pemerintah NTB No.18/HKM-NK/XI/2007 mengenai penyelenggaraan
transmigrasi; MoU 04/HKM-NK/V/2007/014/MoU dengan Pemerintah Kota
Surabaya mengenai pelaksanaan dan pengembangan Implementasi sistem E-
Govemment ; MoU Pemerintah Provinsi dengan Kabupaten Gorontalo, Kabupaten
Boalemo, Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Pohuwato No.
10,11,12,13,/HKM-NK/VII/2007 mengenai Pengelolaan dana penguatan modal
lembaga usaha ekonomi pedesaan untuk pengendalian harga gabah/beras/jagung
di tingkat Provinsi.

4.2.1.2. Kerjasama Teluk Tomini


Teluk Tomini merupakan salah satu teluk terbesar di Indonesia dengan
luas kurang lebih 6 juta hektar dengan potensi sumberdaya alam yang kaya dan
unik, perlu mendapatkan perhatian yang lebih besar. Dalam pembagian kawasan
keanekaragaman hayati, kawasan ini berada di zona Wallacea, yang dalam
sejarahnya merupakan kawasan terpisah dari Benua Asia maupun Australia. Teluk
Tomini tergolong perairan semi tertutup (semi enclosed) yang bersinggungan
langsung dengan tiga provinsi (Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo)
dengan 14 kabupaten/kota serta 23 muara daerah aliran sungai (DAS).
Kawasan Teluk Tomini merupakan kawasan yang mempunyai nilai
ekonomi, sosial, dan ekologis/lingkungan yang sangat berarti bagi kelangsungan
penghidupan masyarakat. Teluk Tomini merupakan kawasan andalan nasional,
tetapi juga menjadi perhatian dunia internasional karena tipe ekosistem khas
yang beranekaragaman, seperti mangrove, padang lamun, rumput laut, estuaria,
delta, dan rawa pantai non bakau. Ekosistem-ekosistem tersebut sebagai
penyangga kehidupan yang perlu dilindungi. Selain itu, ekosistem terumbu karang
yang ada di Teluk Tomini merupakan bagian dari “Segitiga Terumbu Karang”
(Coral Triangle) yang memiliki keragaman karang tertinggi di dunia.
Laut Tomini dan sekitarnya telah ditetapkan sebagai kawasan budidaya
ruang darat maupun laut yang pengembangannya diarahkan untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi bagi kawasan tersebut (PP No. 26 Tahun 2008 tentang
RTRWN). Dalam kawasan Teluk Tomini, juga terdapat satu pelabuhan
internasional yaitu pelabuhan Bitung dan satu pelabuhan nasional yaitu
pelabuhan Gorontalo (PP No. 26 Tahun 2008), dan 13 kawasan lindung nasional

BAB IV - 16
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

yang terdiri dari satu kawasan suaka alam laut, tiga suaka margasatwa, tujuh
cagar dan satu taman nasional serta satu taman nasional laut (PP No. 26 Tahun
2008). Perairan Teluk Tomini di Provinsi Gorontalo memiliki panjang garis pantai
sepanjang
438,1 km dengan potensi sumberdaya perikanan tangkap WPP RI Teluk Tomini
s/d Laut Seram mencapai 595.630 Ton/tahun. Dan berdasarkan 11 lokasi yang
menjadi pusat pengembangan ekonomi kelautan, perairan teluk tomini menjadi
pusat pengembangan aquaculture/pengembangan budidaya perikanan, (sumber :
KKP-RI tahun 2011)
Pada tahun 2007-2008 dilakukan pemantauan kualitas lingkungan pesisir
laut bersama tiga pusat lingkungan (UNSRAT, UNG dan UNTAD) di sekitar
pelabuhan, wisata bahari, terumbu karang, mangrove dan padang lamun serta
pada kondisi lahan daratan yang mempengaruhi teluk yakni kondisi tutupan
lahan di daerah aliran sungai (DAS). Hasilnya menunjukkan bahwa kondisi dan
aset kawasan Teluk Tomini telah rusak dan tercemar kecuali yang masih cukup
terjaga adalah kawasan laut Gorontalo. Berdasarkan Kesepakatan Bersama
antara 3 (tiga) Gubernur dengan Nomor : 660/05/BLHD-G-ST/2009, Nomor
100/1186/SEKR-BLH, dan Nomor 06/HKM-NK/V/2009 Tanggal 13 Mei 2009,
dimana menyepakati 4 (empat) kesepakatan pengelolaan kawasan Teluk Tomini
yaitu:
1. Rencana strategis pengelolaan Teluk Tomini secara terpadu dan berkelanjutan
sebagai dokumen perencanaan pembangunan daerah.
2. Pelaksanaan pengelolaan Teluk Tomini secara terpadu dan berkelanjutan untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan menerapkan strategi pengelolaan
secara konsisten dan konsekuen.
3. Pelaksanaan pengelolaan Teluk Tomini secara terpadu dan berkelanjutan untuk
melaksanakan koordinasi, integrasi, sinergitas program/kegiatan, dan evaluasi
bersama.
4. Peningkatan alokasi anggaran untuk pengelolaan Teluk Tomini secara terpadu dan
berkelanjutan melalui APBD ketiga provinsi, APBD kabupaten/kota, dukungan APBN,
penganggaran dunia usaha, masyarakat serta kerjasama internasional.
5. Hal-hal yang lebih teknis akan disusun kesepakatan bersama oleh badan/dinas
terkait dan perguruan tinggi di ketiga provinsi.
Dari 5 butir kesepakatan pengelolaan Teluk Tomini, maka objek kerjasama
pengelolaan Teluk Tomini meliputi : kegiatan pengawasan dan pengendalian ;
penelitian dan pengembangan; pemanfaatan dan pelestarian; pengembangan

BAB IV - 17
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

kerjasama ekonomi regional dan/atau internasional dan aspek Lingkup kerjasama


dalam pengelolaan Teluk Tomini ini meliputi:
a. Kelautan dan Perikanan
b. Lingkungan Hidup
c. Pariwisata
d. Infrastruktur
e. Ekonomi, Sosial dan Budaya.
Tindak lanjut dari kesepakatan diatas, maka Kementerian Negara Lingkungan
Hidup bekerjasama dengan Balihristi Provinsi Gorontalo tahun 2010 melakukan
pemantauan kualitas air laut diwilayah Teluk Tomini di Provinsi Gorontalo. Hasil
pemantauan menunjukkan bahwa jumlah Coliform total untuk lokasi Pelabuhan Kota
Gorontalo sebesar 2500 MPN/100 mL, nilai tersebut melebihi baku mutu KepMen LH No.
51 tahun 2004 tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan Laut untuk
kualitas air laut untuk perairan pelabuhan yaitu 1000 MPN/100 mL, konsentrasi DO
(disolved oxygen) di lokasi Muara Sungai Bone, daerah wisata Olele dan di muara Sungai
Paguyaman yaitu masing-masing 4,8 mg/L, 4,5 mg/L dan 4,5 mg/L, tidak memenuhi
baku mutu Kep Men LH No. 51 tahun 2004 tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau
Perusakan Laut untuk kualitas air laut untuk wisata bahari yaitu > 5 mg/L, sedangkan
konsentrasi BOD (biological oxygen demand) di masing-masing lokasi tersebut adalah
11,5 mg/L, 12,5 mg/L dan 10,5 mg/L, dimana nilai-nilai tersebut diatas baku mutu Kep
Men LH No. 51 tahun 2004 tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan Laut
untuk kualitas air laut untuk wisata bahari yaitu 10 mg/L. Kadar pH, warna, kekeruhan
dan TSS untuk semua lokasi terdeteksi, dimana nilai pH berkisar 7,5 – 7,8, warna 5,5 –
16,7, kekeruhan 2,5 – 3,8 dan TSS 17,5 – 19,5 mg/L, tetapi nilai-nilai tersebut masih
dibawah baku mutu yang dipersyaratkan (pH=6,5 – 8,5, warna = 30 mg/L, kekeruhan =
5 dan TSS = 5 mg/L). Nilai TSS erat kaitannya dengan kekeruhan, untuk lokasi titik 5
yang mempunyai nilai TSS tinggi (19,5 mg/L) ternyata mempunyai nilai kekeruhan 3,8
NTU. Konsentrasi DO dan BOD di semua lokasi di daerah wisata bahari terdeteksi. Kadar
DO terendah dan BOD 5 tertinggi adalah di lokasi titik 3, 4 dan 5 dengan kadar DO
berkisar antara 4.5 mg/L sampai 4.8 mg/L dan kadar BOD 5 berkisar antara 10.5 mg/L
sampai 12.5 mg/L. Konsentrasi DO untuk lokasi tersebut tidak memenuhi persyaratan
baku mutu yaitu > 5 mg/L dan konsentrasi BOD untuk ke 3 lokasi tersebut diatas baku
mutu yang dipersyaratkan yaitu 10 mg/L.

BAB IV - 18
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

4.2.1.3. Kerjasama Internasional


Kerjasama Selatan-Selatan dengan Provinsi Gorontalo dan Provinsi
Selatan Srilanka
Perjanjian Kerjasama (LoI) ditandatangani oleh Gubernur Gorontalo,
Indonesia dan Provinsi Selatan Srilanka. Perjanjian ini atas insiatif dari ART-Gold
UNDP, menginisiasi kerjasama selatan-selatan antara Provinsi Selatan Srilanka
dan Provinsi Gorontalo untuk bertukar pengetahuan dan pengalaman terbaik
sesuai dengan arah pembangunan kedua wilayah. Inisiatif Kerjasama Selatan-
Selatan saat ini telah sampai pada aksi dan kegiatan nyata dimana kedua pihak
dapat bekerja bersama dengan patner internasional menuju pembangunan
daerah untuk mencapai keuntungan bersama (win-win solution). Sebagai hasil
dari misi, telah diidentifikasi ide ide project yang akan dikembangkan berdasarkan
perjanjian kerjasama diantarnya :
1. Dalam bidang Pertanian, adapun beberapa hal yang menjadi kesepakatan
diantarnya :
- Delegasi Srilanka telah mengidentifikasi bidang yang menjadi pembelajaran dari
Provinsi Gorontalo dengan referensi terhadap cultivasi jagung. Kedua pihak sepakat
untuk mengirimkan sekurang-kurangnya 2 tenaga ahli Srilanka pada pekerjaan
lanjutan dan tenaga ahli peneliti untuk pengembangan teknik survey pada
identifikasi lahan dan peta produksi. Kegiatan ini dilakukan pada awal maret 2009.
Berdasarkan road map yang akan dikembangkan, pertanian (khususnya jagung)
tenaga ahli Gorontalo akan diundang oleh Srilanka untuk mentransfer pengetahuan
kepada tenaga peneliti Srilanka.
- Pertukaran plasma germ di kedua provinsi berdasarkan aturan karantina dan
regulasi negara
- Pertukaran pengalaman dalam pembuatan kebijakan dan pengaturan
pengembangan manajerial pertanian (jagung) yang berbasis territorial.
2. Dalam bidang Kesehatan, adapun beberapa hal yang menjadi kesepakatan
diantarnya :
- Misi tenaga kesehatan ke Provinsi Selatan Sri Lanka. Untuk belajar skema system
kesehatan : ilmu tradisional dan modern.
- Pertukaran tenaga ahli untuk mengelaborasi survei lebih mendalam pada kebutuhan
provinsi Gorontalo saat ini.
- Project Cold Chain Maintenance
- Pertukaran pengetahuan dan pengalaman terbaik untuk Gorontalo pada beberapa
subyek berbeda : obat-obatan, spesialisasi, perawatan penyakit umum diantara
kedua wilayah provinsi

BAB IV - 19
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

- Menciptakan hubungan kerjasama melalui project yang berkenaan dengan pusat


akademi obat-obatan antara kedua provinsi.
3. Dalam bidang Pendidikan, adapun beberapa hal yang menjadi kesepakatan
diantarnya :
- Mengadakan Training of Trainer (ToT) untuk manajemen sekolah (SD hingga SMU)
- Pelatihan bagi para guru oleh tenaga ahli dari Provinsi Selatan Srilanka untuk
mengembangkan proses pengajaran dan pembelajaran di Gorontalo (siswa tidak
mampu, manajemen TK, dll). Pertukaran ini juga akan berhubungan dengan
pembangunan kurikulum berbasis kawasan.

4.2.1.4. Kerjasama Regional


a. Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN
Growth Area (BIMP-EAGA)
Kerja sama Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN
Growth Area (BIMP-EAGA) dibentuk secara resmi pada Pertemuan Tingkat
Menteri (PTM) ke-1 di Davao City, Filipina pada Tanggal 26 Maret 1994. BIMP-
EAGA adalah kerjasama sub-regional yang bertujuan untuk meningkatkan Trade
Tourism and Investment (TTI). Pertemuan tertinggi BIMP-EAGA adalah
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) kemudian Pertemuan Tingkat Menteri, Pertemuan
Tingkat Pejabat Senior, dan pertemuan teknis di bawah SOM. Pertemuan teknis di
bawah SOM terdiri atas cluster dan task force, yaitu: (a) Cluster on Natural
Resources Development, diketuai oleh Indonesia (b) Cluster on Transport,
Infrastructure, and Information, Communication, and Technology Development
(TIICTD), diketuai oleh Brunei Darussalam (c) Cluster on Joint Tourism
Development (JTD), diketuai Malaysia (d) Cluster on Small and Medium
Enterprises Development (SMED), diketuai oleh Filipina. (e) Task Force on
Customs, Immigration, Quarantine, and Security, diketuai oleh Filipina.

b. Coral Triangle Initiative (CTI)


CTI merupakan tindak lanjut dari gagasan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono yang disampaikan di sela-sela Convention on Biological Diversity
(CBD) ke-8 di Brazil Tahun 2006 didasari kenyataan bahwa perairan Indonesia
dan kawasan di sekitarnya merupakan habitat bagi highest level of coral diversity
(setidaknya terdapat 5000 lebih jenis coral), sehingga dengan sendirinya memiliki
kekayaan sumber daya hayati yang besar. CTI dikembangkan untuk membentuk
mekanisme kerjasama antar negara-negara yang memiliki tujuan dan pandangan
yang sama mengenai pengelolaan lingkungan hidup dan mempertahankan

BAB IV - 20
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

kesinambungan sumberdaya alam laut di kawasan Coral Triangle yang mencakup


6 negara: Indonesia, Filipina, Malaysia, Timor Leste, PNG, dan Kepulauan
Solomon.

c. Program Building Better Budget For Women and The Poor (B3WP)
Program Building Better Budget for Women and the Poor (B3WP)
beroperasi di Wilayah Pemerintahan Kabupaten Gorontalo dan Pemerintahan
Provinsi Gorontalo selama 4 tahun dari Tahun 2011 s/d 2014 yang bertujuan agar
Pemerintah Daerah di Provinsi dan Kab Gorontalo melaksanakan perubahan
kebijakan dan meningkatkan kualitas perencanaan dan penganggaran yang
responsif gender dan pro poor, sehingga dapat meningkatan kapasitas koalisi
ormas dan pemerintah daerah serta DPRD Provinsi & Kab Gorontalo secara
berkelanjutan mewujudkan pelaksanaan kebijakan perencanaan & penganggaran
yang responsif gender dan pro poor.
Kerjasama pembangunan dengan pemerintah daerah lainnya
menunjukkan kinerja yang berbeda-beda. Selang tahun 2009 s/d 2010, kerjasama
dengan Pemerintah Provinsi Lainnya sebagian besar inisiatif kerjasama
pembangunan yang ditandatangani telah diimplementasikan di lapangan
sebagaimana tabel 4.1 dan 4.2.

Tabel 4.1
Realisasi Kerjasama Pembangunan antar Daerah Tahun 2009
Jlh Status Kerjasama Pembangunan
No. Pemprov/Pemkab/Pemkot Sdh Ada Dalam
MoU % % Pending %
Realisasi Proses
1 Pemrov Sulawesi Tengah 1 1 100 0 0 0 0
2 Pemrov Sulawesi Utara 1 1 100 0 0 0 0
3 Pemrov Jawa Tengah 1 1 100 0 0 0 0
4 Pemrov Jawa Barat 1 1 100 0 0 0 0
5 Pemrov Bali 1 0 0 0 0 1 100
6 Pemkab Pohuwato 1 1 100 0 0 0 0
Prov. Gorontalo, Kab/Kota Se-
7 6 6 100 0 0 0 0
Provinsi Gorontalo
TOTAL 12 11 91,67 0 - 1 8,33
Sumber : Data LKPJ Lima Tahunan 2007-2011 (Diolah)

BAB IV - 21
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Tabel 4.2
Realisasi Kerjasama Pembangunan antar Daerah Tahun 2010
Status Kerjasama Pembangunan
Pemprov/Pemkab/ Jlh
No. Sdh Ada Dalam
Pemkot MoU % % Pending %
Realisasi Proses
PemKot/PemKab
1 Gorontalo 2 2 100 0 0 0 0
2 Provinsi Banten 1 1 100 0 0 0 0
3 Pemrov Jawa Barat 1 1 100 0 0 0 0
4 Pemrov Jawa Tengah 1 1 100 0 0 0 0
5 Pemrov Jawa Timur 1 0 0 1 100 0 0
6 Provinsi DIY 1 0 0 1 100 0 0
7 Provinsi Bali 1 0 0 1 100 0 0
8 Provinsi NTB 1 1 100 0 0 0 0
9 Pemkab Pohuwato 5 5 100 0 0 0 0
10 Pemkab Bone Bolango 5 5 100 0 0 0 0
TOTAL 19 16 84,21 3 15,79 0 0
Sumber : Data LKPJ Lima Tahunan 2007-2011 (Diolah)

Perumusan isu-isu strategis dilakukan dengan menganalisis berbagai fakta dan


informasi yang telah diidentifikasi untuk dipilih menjadi isu strategis serta melakukan
telaahan terhadap visi, misi dan program kepala daerah terpilih, dan RPJMN sehingga
rumusan isu yang dihasilkan selaras dengan cita-cita dan harapan masyarakat terhadap
kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih serta kebijakan pemerintah dalam jangka
menengah.

4.2.2 Isu-isu Strategis


4.2.2.1 Isu Strategis Global dan Nasional
1. Pencapaian Milenium Development Goals (MDGs)
Tujuan pembangunan Milenium yang terdiri dari 8 (delapan) tujuan
pembangunan manusia yang secara langsung dapat memberikan dampak bagi
pengentasan kemiskinan ekstrim, yang harus dicapai pada tahun 2015 oleh 189
Negara yang menandatangani rumusan Deklarasi Milenium pada September tahun
2000 termasuk Indonesia.
Untuk mencapai tujuan MDGs tahun 2015 diperlukan koordinasi, kerjasama serta
komitmen dari seluruh pemangku kepentingan terutama pemerintah dan masyarakat
(nasional dan daerah) untuk bersama-sama memastikan kemajuan-kemajuan yang
telah dicapai telah dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia dan Gorontalo
pada khususnya.

BAB IV - 22
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

2. Pemanasan Global (Global Warning).


Peningkatan suhu rata-rata di permukaan bumi merupakan ancaman yang serius
bagi planet bumi dan seluruh mahluk di dalamnya, sehingga perlu langkah terpadu
yang di penanggulangan dan pencegahan serta pengawasan sebab dan dampak yang
dihasilkan oleh pemanasan global tersebut, yang salah satu penyebabnya adalah
pembentukan beberapa jenis gas rumah kaca yang dihasilkan oleh peternakan,
pembakaran bahan bakar foisl pada kendaraan bermotor, pabrik-pabrik modern, serta
pembangkit tenaga listrik dan lainnya.

3. Globalisasi Informasi
Peningkatan teknologi informasi menuntut kemampuan lebih untuk dapat
mengambil manfaat dari derasnya arus globalisasi sehingga diperlukan mutu modal
manusia. Disisi lain diperlukan filterisasi dari setiap pengaruh budaya asing yang tidak
sesuai dengan norma sehingga dapat mencegah pengaruh negative dari globalisasi
informasi.
4. Otonomi Daerah dari Sentralistik menuju Desentralistik
Berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang diubah dengan Undang–
Undang Nomor 32 Tahun 2004 menuntut daerah untuk lebih mandiri dalam
pengelolaan kekayaan dan pemerintahan daerahnya masing-masing. Untuk itu
diperlukan pelaksanaan pembangunan daerah yang terintegrasi, bersinergi, efisien
dan menjamin terkelolanya sumberdaya alam secara maksimal dalam rangka
pemerataan, keadilan sosial yang memperkuat sendi-sendi kehidupan berbangsa dan
bernegara dalam NKRI.
5. Fluktuasi Harga Minyak Dunia
BBM adalah suatu variabel yang sangat penting dari ukuran sebuah kesejahteraan
rakyat. Kebijakan terkait BBM adalah sebuah kebijakan yang luar biasa penting dan
bias berefek domino apabila tidak ditimbang dengan sebaik-baiknya. Dinamika atau
fluktuasi harga minyak dunia yang kemudian berimbas pada harga BBM domestic.
Atas dasar itu, aspek sosial dan sosiologis kemudian menjadi hal yang patut
dipertimbangkan atas kenaikan harga BBM. Aspek sosial dan sosiologis menyangkut
ranah masyarakat secara luas dengan tanpa menafikan aspek-aspek minoritas dari
masyarakat itu sendiri.
Melihat dampak kenaikan harga BBM dari perspektif ekonomi, kita akan
berhadapan dengan ekonomi makro dan ekonomi mikro. Dari ekonomi makro,
kenaikan harga BBM ini akan menyebabkan inflasi yang memicu penurunan nilai tukar
rupiah. Penurunan riil ini akan menyebabkan daya beli masyarakat berkurang,
terutama masyarakat kelas bawah. Golongan ini akan sangat kesulitan dalam
menghadapi kenaikan BBM, terutama atas dampak langsungnya terhadap kebutuhan
pokok.

BAB IV - 23
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

4.2.2.2 Isu Regional Sulawesi


Sesuai Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2010–2014 pembangunan wilayah Sulawesi diarahkan untuk menjadi salah satu lumbung
pangan nasional dengan meningkatkan produktifitas dan nilai tambah pertanian tanaman
pangan, perkebunan dan perikanan, mengembangkan bio-energi serta meningkatkan
dan memperluas perdagangan, jasa dan pariwisata bertaraf internasional.
Beberapa isu strategis di wilayah Sulawesi, yaitu sebagai berikut:
1. Optimalisasi pengembangan sektor unggulan yang berdaya saing tinggi
di wilayah Sulawesi;
Dominasi sektor-sektor primer dalam perekonomian wilayah Sulawesi
menunjukkan belum optimalnya peningkatan nilai tambah sektor dan komoditas
unggulan. Sementara keragaman komoditas unggulan antar daerah memungkinkan
dikembangkannya gugus (cluster) industri unggulan secara simultan.
2. Interkonektivitas domestik intrawilayah;
Integrasi jaringan transportasi domestik sangat strategis dalam
mendukung penguatan ketahanan perekonomian domestik. Di samping itu,
posisi strategis wilayah Sulawesi memainkan peranan penting bagi penguatan
integrasi perekonomian KBI dan KTI.
3. Kualitas sumberdaya manusia dan tingkat kemiskinan;
Rendahnya kualitas sumber daya manusia ditunjukkan oleh peringkat
IPM provinsi-provinsi di Sulawesi yang berada di bawah 20, kecuali Sulawesi
Utara. Tingkat kemiskinan relatif tinggi ditemui di Gorontalo, Sulawesi
Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat.
4. Kapasitas energi listrik;
Ketersediaan energi listrik saat ini tidak mampu mengimbangi
pertumbuhan permintaan baik dalam jangka pendek maupun panjang.
Peningkatan kapasitas energi listrik sangat strategis dalam menunjang arah
pengembangan gugus industri unggulan di wilayah Sulawesi.
5. Revitalisasi modal sosial;
Peningkatan rasa saling percaya di antara masyarakat dan antara
masyarakat dan pemerintah berperan penting dalam meningkatkan efektivitas
program-program pembangunan. Meningkatnya rasa saling percaya juga berperan
memperlancar kerja sama produktif, mengurangi biaya transaksi, dan memperkuat
ketahanan social masyarakat dalam menghadapi isu-isu sensitif.
6. Reformasi birokrasi dan tata kelola;
Aparat pemerintah daerah yang profesional disertai pelayanan publik
yang prima berpotensi meningkatkan daya tarik daerah di mata investor, baik
lokal maupun asing. Selanjutnya, meningkatnya investasi akan meningkatkan
penyerapan tenaga kerja. Pelayanan publik yang efisien juga mengurangi beban

BAB IV - 24
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

pengeluaran rumah tangga miskin.


7. Konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup serta
mitigasi bencana;
Wilayah Sulawesi dikaruniai keragaman hayati yang cukup tinggi dan unik
yang berbeda dengan flora dan fauna baik di Asia maupun Australia.
Pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan yang berlebihan dapat
mengancam potensi tersebut. Di sisi lain, wilayah ini memiliki kerawanan
bencana terkait aktivitas gunung berapi dan pergerakan lempeng bumi.

4.2.2.3 Isu Internal Provinsi Gorontalo


1. Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia (Pendidikan Dan
Kesehatan)
Kondisi ini ditandai dengan rendahnya Indeks Pembangunan Manusia Provinsi
Gorontalo di Indonesia tahun 2011 sebesar 70,28 poin yang masih dibawah rata-rata
nasional berada pada peringkat ke 24 Ini menunjukkan bahwa pembangunan manusia di
Provinsi Gorontalo hingga tahun 2011 masih jauh tertinggal dibanding pembangunan
manusia di sebagian besar provinsi se-Indonesia. Pada tataran Regional Sulawesi, IPM
Gorontalo menempati urutan ke-4 setelah Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan dan Sulawesi
Tengah.
Dalam konteks Provinsi Gorontalo, angka IPM kabupaten dan kota ternyata tidak
satupun yang masuk dalam kategori tinggi menurut skala internasional (IPM lebih dari
80). Untuk daerah kabupaten dan kota, tahun 2011 pada umumnya termasuk dalam
tingkat pembangunan manusia menengah ke atas. Kota Gorontalo tercatat sebagai
penyumbang IPM tertinggi yang mencapai 73,08 pada tahun 2011. Kemudian diikuti oleh
Kabupaten Bone Bolango sebesar 71,71 dan berikutnya secara berturut-turut adalah
Kabupaten Gorontalo (70,07), Kabupaten Pohuwato (69,77), Kabupaten Gorontalo Utara
(68,81), dan terakhir Kabupaten Boalemo (68,69).
Dilihat dari pencapaiannya, ternyata peningkatan tertinggi dicapai pada indeks
pendidikan, diikuti indeks daya beli dan kesehatan. Dari indikator (indeks) tersebut
menjelaskan telah terjadi perbaikan besar-besaran pada aspek pendidikan dan ekonomi
di kabupaten/kota maupun lingkup Provinsi Gorontalo. Meskipun demikian, terkait
dengan akses, partisipasi, kontrol serta manfaat masih ditemui gap atau kesenjangan
yang cukup jauh antara perempuan dal laki-laki. Hal ini bisa terlihat dari Indikator
Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan Jender (IPJ) masih cukup jauh
tertinggal dari nilai rata-rata Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Karena itu masih dibutuhkan upaya pembangunan yang serius dan konsisten di
bidang kesehatan, peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat serta perbaikan bidang
pendidikan agar kualitas sumberdaya manusia Provinsi Gorontalo dapat sejajar dan

BAB IV - 25
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

bahkan melebihi daerah lainnya, tentunya dengan tidak melupakan aspek gender dalam
setiap proses pembangunan sebagaimana dimaksud diatas.
Kondisi lainnya adalah jumlah masyarakat miskin masih tinggi, masih berada di
atas rata-rata nasional. Pada tahun 2010 sebaran kemiskinan menurut kabupaten/kota,
menurut jumlah penduduk miskin terbanyak berada di Kabupaten Gorontalo sebesar
66.939 jiwa atau sebesar 31,89 persen sedangkan jumlah penduduk miskin yang
terendah berada di Kota Gorontalo sebanyak 9.883 jiwa atau sebesar 4,70 persen dari
total penduduk miskin yang ada di Provinsi Gorontalo. Jumlah penduduk miskin terakhir
pada kondisi Desember 2010 berjumlah 209.886 jiwa (23,19 persen) dari seluruh
jumlah penduduk Gorontalo pada tahun yang sama sebesar 1,040,164 Jiwa.

2. Pertumbuhan Ekonomi Melalui Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan Belum


Optimal
Upaya pengembangan Ekonomi masyarakat perlu terus ditingkatkan guna
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam rangka peningkatan daya saing serta untuk
memeratakan pembangunan ekonomi antar daerah Kabupaten/ Kota secara berkeadilan.
Walaupun pertumbuhan ekonomi Gorontalo diatas rata-rata nasional namun masih
bertumpu pada sektor primer pertanian yang walaupun pertumbuhannya tinggi namun
relative belum memberi pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan ekonomi
masyarakat secara langsung, sehingga diharapkan kedepan berangsur – angsur beralih
kesektor sekunder Industri, perdagangan dan jasa.
Rendahnya nilai tambah dari produktivitas perekonomian masyarakat sebagai
akibat dari rendahnya penguasaan teknologi dan keterampilan terutama teknologi tepat
guna, kurangnya permodalan, serta akses pasar yang kurang, sehingga ekspor keluar
daerah masih berupa bahan mentah.
Pengembangan wilayah berdasarkan kompetensi inti atau berbasis komuditas
unggulan menjadi isu yang mengemuka didalam pengembangan wilayah kabupaten/Kota
dimasa yang akan datang.
Hasil pembangunan selama ini masih dirasakan belum cukup memadai untuk
mengatasi kesenjangan kesejehteraan di berbagai wilayah dan kelompok masyarakat.
Ketersediaan sumber daya alam yang melimpah belum bisa meningkatkan kesejahteraan
masyarakat yang memadai. Guna mengatasi kesenjangan dan mempercepat
pembangunan perekonomian daerah, terutama untuk mendorong penyebaran industri ke
daerah, maka salah satu langkah terobosan yang akan dilakukan adalah pengembangan
kawasan industri yang berbasis pada kompetensi inti daerah.
Kawasan industri terpadu Gorontalo yang berada pada Kawasan Strategis Provinsi
akan didorong menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gorontalo-Paguyaman-
Kwandang (Gopandang). Pertimbangan dalam mengembangkan KEK adalah
menyediakan suatu kawasan yang memiliki fungsi ekonomi dimana salah satu fungsi

BAB IV - 26
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

ekonomi tersebut adalah zona industri yang menghasilkan produk-produk akhir


berkualitas ekspor. Kawasan Industri Terpadu Gorontalo yang diarahkan pada KEK,
sesuai dengan arah kebijakan industri nasional dan Masterplan Perluasan Percepatan
Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang diharapkan menjadi engine of growth
ekonomi daerah.
Juga pada sektor industri ekonomi Gorontalo selama ini masih di dominasi oleh
industri rumah tangga, industri kecil dan menengah. Potensi sumber daya alam lainnya
berupa bahan mineral serta potensi perikanan dan kelautan belum memberi manfaat
ekonomis kepada masyarakat dan daerah secara penuh.

3. Pembangunan Infrastruktur Belum Memadai.


Kondisi wilayah geografis Gorontalo yang luas dan tidak meratanya penyebaran
penduduk terutama pada daerah – daerah wilayah perdesaan, daerah perdalaman dan
terpencil sekaligus sebagian dari penyebab terjadinya kesenjangan pembangunan dan
belum memadainya aksesibilitas dan jangkauan pelayanan terhadap sarana dan
prasarana infrastruktur antardaerah seperti transportasi, irigasi, perumahan dan
pemukinan, telekomunikasi serta kelistrikan.
Secara fungsional kondisi jalan di Gorontalo sampai dengan tahun 2011 adalah :
jalan nasional sepanjang 606,696 Km dengan kondisi jalan Baik 486,09 km (80,12
persen), Sedang 56,14 km (9,25 persen), Rusak 23,36 Km (3,83 persen), Rusak Berat
41,1 km (6,77 persen), Jalan provinsi dengan panjang 414,51 Km dengan kondisi jalan
Baik 168,88 km (40,74 persen), Sedang 30,04 km (7,25 persen), Rusak Ringan 21,25 Km
(5,12 persen) , Rusak Berat 91,99 km (22,19 persen), Belum terbuka 93,75 Km (22,62
persen). Dari data ini kondisi jalan provinsi hampir setengahnya masih tidak mantap, hal
ini sebagai akibat dari rendahnya fiscal daerah dalam mendanai program kegiatan
infrstruktur.
Seiring dengan peningkatan arus pergerakan manusia, barang dan jasa dari dan
ke Provinsi Gorontalo melalui Bandar Udara Djalaluddin yang saat ini memiliki landasan
pacu 2.500 m serta lebar 45 m sehingga bisa didarati oleh pesawat jenis Boeing 737 –
900ER, keberadaan semakin menuntut peningkatan baik sarana dan prasarana sisi darat
maupun udara serta keselamatan. Kedepan Bandar Udara Djalaludin Gorontalo akan
dikembangkan menuju Bandara Internasional.
Selain transportasi udara, Provinsi Gorontalo juga memiliki 5 pelabuhan laut yang
terletak di pesisir utara dan selatan. Di pesisir utara terdapat pelabuhan anggrek
dikhususkan untuk melayani barang secara cargo dan petikemas baik pelayaran dalam
negeri maupun internasional, serta pelabuhan kwandang digunakan untuk pelayaran
rakyat ke buol dan toli-toli Sulawesi tengah. Kedepan pelabuhan kwandang akan
dikembangkan menjadi pelabuhan yang melayani rute pelayaran antara Gorontalo sampai
Balikpapan Kalimantan Timur dan daerah sekitar. Sedangkan dipesisir selatan terdapat

BAB IV - 27
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

pelabuhan Gorontalo, pelabuhan Tilamuta dan pelabuhan Bumbulan yang berfungsi


sebagai pelabuhan pengumpul dan pendistribusi di daerah kawasan Teluk Tomini. Seiring
dengan pengembangan dinamika pembangunan Provinsi Gorontalo kedepan kondisi 5
pelabuhan laut ini perlu ditingkatkan untuk mengimbangi tingginya permintaan arus
barang dan penumpang.

4. Reformasi Birokrasi, Penegakkan Supremasi Hukum dan HAM belum


Optimal.
Upaya mewujudkan pemerintahan yang efektif, efesien dan akuntabel masih
menghadapi beberapa permasalahan dan diperlukan penanganan secara mendasar,
terencana dan sistematis, saat ini kelembagaan pemerintah daerah baik dari aspek
struktur maupung fungsi kelembagaan belum efektif dan efesien sehingga kualitas
pelayanan publik belum optimal, disamping itu rendahnya citra dan kinerja aparatur
pemerintah daerah dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan yang didasari filossofi good governance, hal ini akibat penerapan
ketatalaksanaan (manajemen) pemerintahan belum professional dan belum memiliki
indicator dan pola yang jelas.
Dari sisi hukum masih dirasakan budaya hukum masyarakat masih rendah sebagai
akibat dari rendahnya pemahaman, kesadaran dan ketaatan hukum masyarakat serta
kepastian dan keadilan hukum masih rendah dan belum merata, selain itu masih
dirasakan kurangnya system koordinasi dan kerjasama fungsional penegakkan serta
penyerasian tugas-tugas antara semua unsure aparatur pemerintah daerah dibidang
pembinaan tertib hukum dalam rangka usaha terselenggaranya ketertiban dan kepastian
hukum masyarakat.
Adanya aspirasi rakyat yang berkembang berkaitan dengan rentang kendali
pemerintahan khususnya pemekaran wilayah kabupaten menyangkut situasi dan kondisi
empiris dari geografis, ekonomis dan sosial politis Kabupaten/Kota yang ingin
memekarkan diri. Adapun isu pemekaran wilayah yang mengemuka di sejumlah
kabupaten khususnya menyangkut usulan pemekaran wilayah yang akan diusulkan yaitu
Usulan Kabupaten Gorontalo terbagi tiga menjadi kabupaten Gorontalo, Kabupaten
Panipi Raya dan Kabupaten Boliyohuto.
Terkait dengan pemekaran wilayah diatas, pemerintah propinsi akan menempuh
kebijakan mendorong pemekaran wilayah Kabupaten/Kota sebagai upaya peningkatan
kesejahteraan masyarakat, mendekatkan pelayanan (aksesibility) dan percepatan
pembangunan daerah.
Pembentukan daerah atau wilayah yang mengalami pemekaran sebagaimana
disebutkan diatas menjadi isu strategis pemerintah dimasa yang akan datang sekaligus
pemerintah daerah menempuh kebijakan dapat mendukung sepanjang telah memenuhi
syarat administratif, teknis, dan fisik kewilayahan. Sebagaimana diamanatkan undang-

BAB IV - 28
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

undang tujuan pemekaran daerah yakni untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat


melalui:
 Peningkatan pelayanan kepada masyarakat;
 Percepatan pertumbuhan kehidupan demokrasi;
 Percepatan pelaksanaan pembangunan perekonomian daerah;
 Percepatan pengelolaan potensi daerah;
 Peningkatan keamanan dan ketertiban; dan
 Peningkatan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah.

5. Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Lingkungan dan Berkelanjutan


Belum Optimal
Permasalahan pemanfaatan sumberdaya alam hingga saat ini yang tidak
memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup mengakibatkan daya dukung
lingkungan menurun dan ketersediaan sumberdaya alam semakin menipis. Penurunan
kualitas sumberdaya alam ditunjukan dengan tingkat eksploitasi hutan yang semakin
marak, akibat terjasinya pembalakan liar, penambangan liar, rusaknya wilayah laut akibat
penangkapan ikan yang melanggar dan merusak, selain itu meningkatnya konservasi
hutan alam dan meluasnya alih fungsi lahan pertanian dan tambak untuk kegiatan
ekonomi lainnya dan perumahan.
Permasalahan yang dihadapi dalam pemanfaatan sumberdaya alam untuk
mendukung pembangunan ekonomi adalah masih belum optimalnya pemanfafatan
sumberdaya alam untuk pembangunan. Hal ini ditandai dengan tingginya tingkat
eksploitasi sumberdaya hutan dan energy untuk pembangunan, masih rendahnya
pemanfaatan sumberdaya perikanan dibanding potensinya.

BAB IV - 29
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

BAB V
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

5.1. Visi
Visi dan Misi dalam RPJMD Provinsi Gorontalo tahun 2012 – 2017 harus sejalan
dengan Visi dan Misi yang disampaikan pada saat kampanye Pemilihan Kepala Daerah. Visi
dan Misi tersebut akan menjadi dasar penyusunan kebijakan dan program kegiatan
pembangunan untuk periode 2012-2017. Untuk itu Gubenrur dan Wakil Gubenrur terpilih
menetapkan Visi Pembanguan Daerah Provinsi Gorontalo sebagai berikut ”Terwujudnya
Percepatan Pembangunan Berbagai Bidang serta Peningkatan Ekonomi
Masyarakat yang Berkeadilan di Provinsi Gorontalo”. Visi ini menjadi bingkai utama
atau frame strategis seluruh stakeholder dalam akselerasi pembangunan di Gorontalo 5
tahun ke depan sebagai amanah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pernyataan visi di atas mengandung 2 (dua) unsur penting yaitu pertama,
”Mewujudkan Percepatan Pembangunan di berbagai bidang“. Aspek ini merupakan
target kinerja aksi pemerintah daerah untuk melaksanakan pembangunan daerah dalam
konteks pemerataan melalui optimalisasi segala sumber daya yang ada. Artinya, semua
pihak harus lebih berinovasi, sekaligus membangun sinkronisasi antar daerah
Kabupaten/Kota untuk mendorong akselerasi pembangunan daerah. Kedua, “Peningkatan
Ekonomi Masyarakat Yang Berkeadilan“. Merupakan suatu tindakan yang
mengedepankan produktivitas dan nilai tambah bagi masyarakat, dengan menyediakan
tuntutan kebutuhan dasar, membangkitkan etos kerja wirausaha, meningkatkan kinerja
sektor unggulan daerah, meningkatkan laju investasi, mengurangi pengangguran, serta
peningkatan infrastruktur ekonomi. Semua ini diharapkan akan bermuara pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat Provinsi Gorontalo.
Perwujudan visi RPJMD adalah :
1. Peningkatan Angka IPM (HDI)
2. Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi
3. Pemerataan Pendapatan (Indeks Gini)
4. Penurunan Angka Kemiskinan
5. Peningkatan Kualitas Pelayanan SKPD dan Peningkatan Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan (Good Governance)
Seluruh perwujudan visi tersebut dijabarkan didalam penetapan indikator kinerja di
RPJMD serta Renstra SKPD.

BAB V - 1
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

5.2. Misi
Untuk pencapaian visi daerah selang 5 tahun ke depan, maka misi yang diemban
pemerintah daerah adalah :
a. Memfokuskan peningkatan ekonomi atas dasar optimalisasi pemanfaatan potensi
kewilayahan, mendorong laju investasi, percepatan pembangunan infrastruktur
pedesaan, sekaligus mengembangkan potensi unggulan dengan mengakselerasi secara
cerdas terhadap pencapaian kesejahteraan rakyat.
b. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui pendekatan kesesuaian keahlian
serta pemenuhan mutu kualitas penyelenggaraan Pendidikan dan Kesehatan.
c. Mengembangkan manajemen pengelolaan potensi sumber daya Perikanan dan
Kelautan, Pertanian, Peternakan, kehutanan, Perkebunan dan Pariwisata yang lebih
baik, saling terintegrasi serta lestari demi kepentingan kemakmuran masyarakat serta
memelihara dan melestarikan danau limboto sebagai sumber persediaan air bersih,
untuk pengembangan perikanan air tawar dan daerah pariwisata dan meningkatkan
pengelolaan DAS sebagai wujud memelihara linkungan (pro Green).
d. mengembangkan nilai-nilai religi, dalam kehidupan bermasyarakat yang rukun penuh
kesejukan sekaligus memelihara dan melestarikan keragaman budaya dan adat istiadat.
Serta memperkuat peran Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan terhadap anak,
termasuk issue kesetaraan Gender dalam Pembangunan.
e. Menciptakan sinergitas diantara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah
Kabupaten/Kota di Gorontalo dalam kaidah otonomi daerah sekaligus untuk
meningkatkan kinerja pelayanan public, menurunkan angka kemiskinan serta
menjalankan sistem tata pemerintahan yang baik dalam rangka reformasi birokrasi.
Misi Pertama diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan dalam hal
peningkatan pertumbuhan ekonomi (pro-growth) pencapaian peningkatan produktivitas
ekonomi masyarakats serta laju investasi yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing
daerak Kabupaten/Kota sehingga rakyat Provinsi Gorontalo lebih cepat keluar dari belenggu
kemiskinan, pengangguran, minimnya sandang, pangan dan papan, sekaligus pemenuhan
keterbatsan infrastruktur dasar Jalan, Jembatan, Air Bersih, Listrik yang selama nini
dikeluhkan oleh khususnya masyarakat pedesaan.
Misi pertama ini juga termasuk menindaklanjuti agenda sektor unggulan daerah
berupa Konsep Agropolitan dimana jagung sebagai “Branding Gorontalo” yang
diintegrasikan melalui Pengelolaan Peternakan Sapi, sekaligus meningkatkan manajemen
Pertanian dan Perkebunan dengan pola One Village One Production, serta pengembangan
intergrate farming sehingga secara nyata dapat meningkatkan kemakmuran rakyat.
Disamping itu hal yang didorong berupa membangkitkan industri dan usaha kecil
menengah, koperasi, kepariwisataan dan kemudahan dalam akses permodalan diantaranya
melalui Kredit Usaha Rakyat yang mudah serta tidak berbelit-belit (pro-poor).

BAB V - 2
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Misi Kedua ditargetkan untuk mempersiapkan sumber daya manusia dengan


tingkat kualitas siap pakai, sekaligus bertujuan memberikan jaminan yang memadai melalui
layanan “Gratis” terhadap penyelenggaraan pendidikan dasar hingga menengah, termasuk
dibidang kesehatan melalui pola insentif yang diistilahkan Universal Total Coverage.
Hal ini menjadi peran strategis unutk memastikan pemerintah daerah menciptakan
sistem yang berkeadilan dari akses maupun mutu layanan yang baik khususnya bagi warga
miskin (pro-poor).
Misi Ketiga diarahkan untuk meningkatkan produktivitas terhadap potensi sumber
daya alam Kelautan, Pertanian, Peternakan, Kehutanan, perkebunan dan pariwisata.
Perairan umum daratan (danau, sungai, waduk), danau limboto, wilayah pesisir, daerah
aliran sungai (DAS) serta waduk harus dimanfaatkan dan dikelola secara terpadu dan
berkesinambungan tanpa merusak daya dukung lingkungannya (pro-green).
Misi Keempat diarahkan untuk pengembangan kemandirian dengan menumbuh
kembangkan semangat partisipasi dan gotong royong, pencerahan terhadap nilai-nilai
Agama, sekaligus mempertahankan nilai-nilai Adat Istiadat, serta melakukan pemberdayaan
perempuan termasuk perlindungan anak dan kesetaraan gender.
Misi Kelima diarahkan untuk meningkatkan kinerja pemerintah dalam perspektif
otonomi daerah dan Good Governance termasuk mendorong penguatan kerjasama daerah
dan membangun koordinasi provinsi dan kab/kota untuk mendorong pencapaian target
pembangunan daerah.

5.3. Tujuan dan Sasaran


Sesuai arahan visi dan misi di atas, maka tujuan dan sasaran untuk pencapaian
keberhasilan pembangunan daerah adalah sebagai berikut :
5.3.1.Tujuan Pembangunan Daerah
Berdasarkan rumusan Visi dan Misi dan mengacu serta selaras dengan arahan
tehnis operasional dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional
Tahun 2010 – 2014 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Provinsi Gorontalo
Tahun 2007 - 2025, maka kedepan tujuan pembangunan daerah untuk penyelenggaraan
pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan 5 (lima) tahun ke depan adalah :
1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah
2. Menyediakan infrastruktur untuk percepatan pembangunan daerah
3. Meningkatkan Kualitas Pendidikan
4. Meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat
5. Mengelola sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk kemakmuran masyarakat
6. Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat khususnya Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS).
7. Memelihara keragaman Agama dan Budaya
8. Meningkatkan peran perempuan dan kualitas hidup anak

BAB V - 3
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

9. Mengembangkan Good Governance dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah


10. Pengentasan Kemiskinan

Tabel 5.1
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Provinsi Gorontalo
Visi : ”Terwujudnya Percepatan Pembangunan Berbagai Bidang serta Peningkatan
Ekonomi Masyarakat yang Berkeadilan di Provinsi Gorontalo”

Misi Tujuan Sasaran

1. Memfokuskan Peningkatan 1. Meningkatkan 1. Terwujudnya pertumbuhan


Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi pertumbuhan ekonomi dan daya saing
Potensi Kewilayahan, Mendorong ekonomi daerah daerah
Laju Investasi, Percepatan 2. Meningkatnya Kinerja Ekspor
Pembangunan Infrastruktur Komoditi Unggulan Daerah dan
Pedesaan Sekaligus Diservikasi Komoditi lainnya.
Mengembangkan Potensi 3. Terciptanya Laju Investasi
Unggulan Dengan Mengakselerasi 4. Meningkatnya Pendapatan
Secara Cerdas Terhadap Perkapita Masyarakat yang
Pencapaian Kesejahteraan berkeadilan
5. Terwujudnya pertumbuhan
Usaha Koperasi dan UKM
6. Meningkatnya lapangan
kerja
2. Menyediakan 7. Meningkatnya Infrastruktur
infrastruktur untuk Daerah
percepatan 8. Meningkat dan
pembangunan berkembangnya Jalan Akses ke
daerah pusat-pusat produksi.

9. Membangun Kemandirian
Desa
10. Meningkat dan
berkembangnya Infrastruktur
Desa
2. Meningkatkan kualitas 1. Meningkatkan 1. Meningkatnya kualitas
sumberdaya manusia melalui Kualitas pendidikan
pendekatan kesesuaian keahlian Pendidikan 2. Memfasilitasi PAUD bagi
serta pemenuhan mutu kwalitas seluruh Anak Usia Dini
penyelenggaraan pendidikan dan 3. Memfasilitasi Wajib Belajar

BAB V - 4
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

kesehatan (Wajar) 12 Tahun dan Paket A,


B dan C
4. Mengembangkan Pendidikan
Non Formal
2. Meningkatkan 5. Meningkatnya status
derajat Kesehatan kesehatan dan gizi masyarakat
masyarakat 6. Menurunnya angka
kesakitan akibat penyakit
menular dan tidak menular
7. Meningkatnya penyediaan
anggaran publik untuk
kesehatan dalam rangka
mengurangi risiko finansial
akibat gangguan kesehatan
bagi seluruh penduduk,
terutama penduduk miskin
8. Meningkatnya perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) pada
rumah tangga
9. Terpenuhinya kebutuhan
tenaga di daerah tertinggal,
terpencil, perbatasan dan
kepulauan (DTPK)
10. Seluruh kabupaten/Kota
melaksanakan standar
pelayanan minimal (SPM)
3. Mengembangkan manajemen Mengelola sumber 1. Peningkatan pengelolaan
pengelolaan potensi sumberdaya daya alam dan sumber daya alam
kelautan, pertanian, peternakan, lingkungan hidup 2. Terwujudnya Kawasan
kehutanan, danau limboto dan untuk kemakmuran Strategis Cepat Tumbuh
potensi lingkungan lainnya yang masyarakat (KSCT) Bidang Pertanian dan
lebih baik, saling terintegrasi Perikanan
serta lestari demi kepentingan 3. Terwujudnya Kawasan
kemakmuran rakyat. Ekonomi Khusus (KEK)/ KAPET
Gopandang
4. Meningkatnya produktivitas
hasil pertanian dan perikanan

BAB V - 5
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

5. Terwujudnya pengelolaan
lingkungan hidup
6. Peningkatan pengelolaan
Sisa Hasil Pertanian (Zero
Waste) untuk produk-produk
yang mempunyai nilai tambah
tinggi
4. Mengembangkan nilai-nilai religi, Meningkatkan 1. Meningkatnya kemauan dan
dalam kehidupan beragama yang Kesejahteraan Sosial kemampuan individu, keluarga,
rukun penuh kesejukan sekaligus Masyarakat kelompok dan masyarakat
memelihara keragaman budaya.
khususnya khususnya PMKS dalam
Serta memperkuat peran
Penyandang Masalah memenuhi kebutuhan
pemberdayaan perempuan,
Kesejahteraan Sosial dasarnya.
perlindungan terhadap anak,
termasuk issue kesetaraan gender
(PMKS). 2. Meningkatkan peran serta
dalam pembangunan masyarakat dalam
pembangunan kesejahteraan
sosial

BAB V - 6
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

Memelihara 3. Peningkatan kesejahteran


keragaman Agama dan pelayanan serta
dan Budaya Pembinaan pengembangan
nilai – nilai agama, adat dan
budaya serta peran pemuda
dalam pembangunan.
4. Meningkatnya Upaya
pelestarian budaya daerah
Meningkatkan peran 5. Meningkatnya nilai indikator
perempuan dan kualitas hidup perempuan
kualitas hidup anak 6. Peningkatan peran
perempuan di parlemen dan
birokrasi.
7. Menurunnya angka tindak
kekerasan dan diskriminasi
terhadap Perempuan dan Anak
5. Menciptakan sinergitas diantara Mengembangkan 1. Meningkatnya
pemerintah provinsi dengan Good Governance Penyelenggaraan Pemerintahan
pemerintah kabupaten/kota di dalam yang baik dalam pelayanan
gorontalo dalam kaidah otonomi penyelenggaraan pada masyarakat
daerah sekaligus untuk pemerintahan daerah 2. Terwujudnya sinergitas
meningkatkan kinerja pelayanan pembangunan antara provinsi
publik, menurunkan angka dan kabupaten/kota
kemiskinan serta menjalankan 3. Tercapainya reformasi
sistem tata pemerintahan yan birokrasi di Provinsi Gorontalo
Pengentasan 4. Berkurangnya persentase
Kemiskinan masyarakat miskin
5. Terwujudnya peningkatan
ekonomi masyarakat miskin

BAB V - 7
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

5.3.2.Sasaran Pembangunan
Dalam mewujudkan tujuan pembangunan, Provinsi Gorontalo menetapkan sasaran-
sasaran pokok pembangunan berdasarkan pada kebutuhan untuk dilaksanakan dalam
bentuk :
1. Terwujudnya pertumbuhan ekonomi dan daya saing daerah
2. Meningkatnya Kinerja Ekspor Komoditi Unggulan Daerah dan Diversikasi Komoditi
lainnya.
3. Terciptanya Laju Investasi
4. Meningkatnya Pendapatan Perkapita masyarakat yang berkeadilan
5. Terwujudnya pertumbuhan Usaha Koperasi dan UKM
6. Meningkatnya lapangan kerja
7. Meningkatnya Infrastruktur Daerah
8. Meningkat dan berkembangnya Jalan Akses ke pusat-pusat produksi.
9. Membangun Kemandirian Desa
10. Meningkat dan berkembangnya Infrastruktur Desa
11. Meningkatnya kualitas pendidikan
12. Memfasilitasi PAUD bagi seluruh Anak Usia Dini
13. Memfasilitasi Wajib Belajar (WAJAR) 12 Tahun dan Paket A, B dan C
14. Mengembangkan Pendidikan Non Formal
15. Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat
16. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular dan tidak menular
17. Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka
mengurangi risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk,
terutama penduduk miskin
18. Meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada rumah tangga
19. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan di daerah tertinggal, terpencil,
perbatasan dan kepulauan (DTPK)
20. Seluruh kabupaten/Kota melaksanakan standar pelayanan minimal (SPM)
21. Peningkatan pengelolaan sumber daya alam
22. Terwujudnya Kawaasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT) Bidang Pertanian dan
Perikanan
23. Terwujudnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)/ KAPET Gopandang
24. Meningkatnya produktivitas hasil pertanian dan perikanan
25. Terwujudnya pengelolaan lingkungan hidup
26. Peningkatan pengelolaan Sisa Hasil Pertanian (Zero Waste) untuk produk-produk
yang mempunyai nilai tambah tinggi
27. Meningkatnya kemauan dan kemampuan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat khususnya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dalam
memenuhi kebutuhan dasarnya.

BAB V - 8
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

28. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesejahteraan social


29. Peningkatan kesejahteran dan pelayanan serta Pembinaan pengembangan nilai-nilai
agama, adat dan budaya serta peran pemuda dalam pembangunan.
30. Meningkatnya upaya pelestarian budaya daerah
31. Meningkatnya nilai indikator kualitas hidup perempuan
32. Peningkatan peran perempuan di parlemen dan birokrasi
33. Menurunnya angka tindak kekerasan dan diskriminasi terhadap Perempuan dan
Anak
34. Meningkatnya Penyelenggaraan Pemerintahan yang baik dalam pelayanan pada
masyarakat
35. Terwujudnya sinergitas pembangunan antara provinsi dan kabupaten/kota
36. Tercapainya reformasi birokrasi di Provinsi Gorontalo
37. Berkurangnya persentase masyarakat miskin
38. Terwujudnya peningkatan ekonomi masyarakat miskin

5.4. Prioritas Pembangunan Daerah


Visi dan misi menjadi sumber inspirasi dan memotivasi sekaligus menjadi acuan
utama pembangunan daerah selama 5 (lima) tahun mendatang. Visi dan Misi Pemerintah
Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2017 ini perlu dirumuskan dan dijabarkan lebih operasional
ke dalam sejumlah prioritas pemba ngunan daerah sehingga lebih mudah
diimplementasikan dan diukur tingkat keberhasilannya. Prioritas Pembangunan Daerah
bertujuan untuk memberikan arah dan fokus pembagunan pada lima tahun mendatang,
juga menjawab sejumlah tantangan yang dihadapi oleh Pemerintah dan masyarakat
Provinsi Gorontalo saat ini dan di masa mendatang.
Prioritas pembangunan daerah yang akan diakselerasi hingga tahun 2017 masih difokuskan
pada substansi mendasar dari pembangunan untuk menciptakan kesejahteraan rakyat,
yaitu:
1. Pendidikan
Dengan memprioritaskan pada peningkatan pelayanan pendidikan dasar, menengah
dan atas, serta memberikan subsidi pendidikan untuk memastikan anak usia sekolah
dapat melanjutkan pendidikannya dan kegiatan belajar mengajar dapat berjalan di
seluruh Desa dengan fasilitas dan jumlah guru yang memadai juga diutamakan pada
pembangunan infrastruktur dan mutu pendidikan, serta pencapaian MDGs.
2. Kesehatan
Dengan memprioritaskan pada pemberian jaminan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat miskin, peningkatan pelayanan pos pelayanan terpadu, pusat kesehatan
masyarakat pembantu, dan pusat kesehatan masyarakat di tingkat kabupaten dan kota,
serta meningkatkan kemampuan masyarakat dalam peningkatan pelayanan pos
kesehatan di tingkat Desa.

BAB V - 9
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

3. Percepatan pembangunan infrastruktur,


Diarahkan pada pembangunan infrastruktur dasar, dukungan pelayanan transportasi
terpadu, energi, penataan permukiman, air bersih dan sanitasi melalui pendekatan
kawasan dan Kecamatan ber-IPM dibawah rata-rata IPM Provinsi.
4. Pengembangan Ekonomi Kerakyatan.
Membangun ekonomi kerakyatan diarahkan pada pengembangan sektor pertanian,
perkebunan, perikanan, kehutanan, peternakan, Koperasi dan UMKM serta pariwisata
melalui pemberdayaan kelompok usaha petani, peternak, nelayan, perdagangan, serta
usaha mikro dan kecil serta fasiliitasi terhadap akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk
melembagakan kegiatan produktif dan meningkatkan pendapatan warga di tingkat
Desa.

BAB V - 10
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

BAB VI
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Dalam sebuah perencanaan pembangunan yang efektif dan komprehensif strategi dan
arah kebijakan merupakan pijakan dalam merumuskan langkah – langkah yang akan dilakukan
kedepan. Pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2012-2017 Provinsi
Gorontalo telah ditetapkan Visi Pemerintah Provinsi Gorontalo “Terwujudnya Percepatan
Pembangunan Berbagai Bidang Serta Peningkatan Ekonomi Masyarakat Yang
Berkeadilan Di Provinsi Gorontalo”
Arah kebijakan pembangunan Provinsi Gorontalo untuk lima tahun kedepan
diprioritaskan untuk peningkatan kesejahteraan rakyat dengan menitikberatkan pada
penyediaan layanan dasar yang memadai dengan menggratiskan biaya kesehatan dan
pendidikan bagi masyarakat miskin, menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan dan
pemerataan pembangunan dengan mempertimbangkan sumberdaya alam yang tersedia dan
lingkungan, menyelenggarakan reformasi birokrasi, berdasarkan prinsip Good governance dan
clean governance, melaksanakan upaya percepatan pembangunan melalui pengembangan
sektor riil, mendorong percepatan pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, listrik, irigasi
(Waduk), dan air bersih, menciptakan harmonisasi pemerintah Provinsi dan Kabupaten Kota dan
meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pembangunan dengan membangun kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintah. Arah Kebijakan pembangunan Provinsi Gorontalo juga
merupakan derivasi dari arah kebijakan pembangunan nasional RPJM 2010-2014 dengan tetap
mempertimbangkan potensi sumberdaya di daerah.
Berdasarkan visi, misi, serta tujuan, dan sasaran yang telah ditetapkan maka upaya
pencapaiannya kemudian dijabarkan secara lebih sistematis melalui perumusan strategi dan
arah kebijakan. Strategi dan arah kebijakan berdasarkan masing-masing misi sebagaimana
terlihat pada tabel 6.1

BAB VI - 1
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

BAB VI - 2
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VI - 1
Visi : Terwujudnya Percepatan Pembangunan Berbagai Bidang Serta Peningkatan Ekonomi Masyarakat Yang Berkeadilan Di Provinsi Gorontalo

NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1 2 2 3 4
Misi I : Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong Laju Investasi, Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pedesaan
Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat.
1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi Terwujudnya pertumbuhan ekonomi dan daya 1. Meningkatkan Kerjasama investasi - Mengupayakan iklim investasi yang kondusif
daerah saing daerah
- Mendorong kerjasama yang konkrit dalam
meningkatkan investasi.
- Mengupayakan tersedianya sarana dan prasarana
yang meningkatkan minat investasi.
- Meningkatkan koordinasi dalam pengembangan
investasi baik ditingkat regional dan nasional.
2. Peningkatan realisasi investasi baik PMDN, - Menciptakan sistem kemudahan investasi
PMA dan Swasta murni
Meningkatnya Kinerja Ekspor Komoditi 3. Perdagangan Antar Pulau - Mendorong peningkatan perdagangan barang dan
Unggulan Daerah dan Diversikasi Komoditi jasa antar pulau dan ekspor
lainnya.
Terciptanya Laju Investasi 4. Menekan laju inflasi - Meningkatkan kelancaran arus dan distribusi
barang/jasa di daerah
Meningkatnya Pendapatan Perkapita 5. Meningkatkan pembiayaan pembangunan - Mendorong peningkatan APBD
masyarakat yang berkeadilan daerah
6. Mengembangkan Pariwisata Daerah - Mengembangkan 8 obyek wisata unggulan
Terwujudnya pertumbuhan Usaha Koperasi dan 7. Mengembangkan IKM, UMKM dan Koperasi - Mendorong berkembangnya IKM, UMKM dan
UKM Koperasi
Meningkatnya lapangan kerja 8. Menurunkan angka pengangguran terbuka - Mengupayakan peningkatan lapangan kerja baru

9. Peningkatan Keterampilan dan Produktivitas - Mendorong peningkatan keterampilan dan


Tenaga kerja produktivitas tenaga kerja.
2. Menyediakan infrastruktur untuk Meningkatnya Infrastruktur Daerah 10. Meningkatkan kualitas dan kuantitas - Membangun Jalan, Jembatan, Irigasi, Waduk
percepatan pembangunan daerah infrastruktur darat, laut dan udara
Meningkat dan berkembangnya Jalan Akses ke - Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan
pusat-pusat produksi transportasi darat, laut dan udara
11. Mengingkatkan Pengembangan Kawasan - Mengupayakan pengembangan wilayah dan
Strategis kawasan strategis cepat tumbuh
Membangun Kemandirian Desa 12. Percepatan Pembangunan Daerah - Memfasilitasi Percepatan Pembangunan di desa
berbasis Desa
Meningkat dan berkembangnya Infrastruktur 13. Pembangunan Infrastruktur Desa - Terfasilitasi Pembangunan Infrastruktur Desa
Desa

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VI - 2
NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1 2 2 3 4
Misi II : Memfokuskan
Meningkatkan Peningkatan
kualitas sumberdaya
Ekonomimanusia
Atas Dasar
melalui
Optimalisasi
pendekatan
Potensi
kesesuaian
Kewilayahan,
keahlian
Mendorong
serta pemenuhan
Laju Investasi,
mutu kwalitas
Percepatan
penyelenggaraan
Pembangunan Infrastruktur
pendidikan dan
Pedesaan
kesehatan
Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat.
1. Meningkatkan kualitas Pendidikan Meningkatnya kualitas pendidikan Peningkatan kualitas pendidikan - Meningkatkan pemerataan dan mutu serta
pemerataan akses penyelenggaraan PAUD.
Memfasilitasi PAUD bagi seluruh Anak Usia Dini - Meningkatkan kapasitas dan
aksesibilitas infrastuktur dalam pelayanan publik
Memfasilitasi Wajib Belajar (WAJAR) 12 Tahun - Mengupayakan pendidikan gratis
dan Paket A, B dan C
Mengembangkan Pendidikan Non Formal - Meningkatkan pemerataan, mutu, relevansi dan
daya saing serta perluasan akses penyelenggaraan
pendidikan menengah
- Mendorong peningkatan mutu Pendidikan
- Mendorong peningkatan pendidikan luar sekolah
(pendidikan informal)
- Meningkatkan standar mutu
kurikulum pendidikan yang terkini, berbudaya,
agamis dan anti narkoba dalam rangka
membentuk SDM
berkarakter unggul.
Peningkatan sarana prasaran
pendidikan
Peningkatan status sekolah (SSN, SBI dan ISO
9000)
- Meningkatkan kuantitas dan
kualitas tenaga pendidik bersertifikasi
- Menyelenggarakan dan
meningkatkan pembelajraan berbasis penelitian
pada semua jenjang pendidikan
- Melestarikan penuntasan wajib belajar 9 tahun dan
mengembangkan wajib belajar 12 tahun secara
merata terutama di wilayah pedesaan dan
perbatasan dengan daerah lain
- Mendorong percepatan alih status penegerian
melalui pemenuhan sarana prasarana, kualifikasi
dosen, dan layanan akademik

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VI - 3
NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1 2 2 3 4
Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong Laju Investasi, Percepatan Pembangunan
- Memperluas aksesInfrastruktur
pendidikan Pedesaan
Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian KesejahteraanMeningkatkan
Rakyat. pemerataan, mutu, relevansi dan
-
daya saing serta perluasan akses penyelenggaraan
pendidikan dasar.
- Terjaminnya kepastian memperoleh layanan
pendidikan dasar dan berkesataraan di semua
kab./Kota
Mendorong pelaksanaan kompetisi/lomba secara
berjenjang
- Mengoptimalkan peran PPLP/Training center
2. Meningkatkan derajat Kesehatan Meningkatnya status kesehatan dan gizi Meningkatkan pelayanan kesehatan yang - Peningkatan Kesehatan Ibu, Bayi, Balita dan KB
masyarakat masyarakat merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan,
serta berbasis bukti, dengan mengutamakan
pada upaya promotif dan preventif

Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit Meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan


menular dan tidak menular keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta
menjamin keamanan/khasiat, kemanfaatan - Perbaikan Gizi Masyarakat
dan mutu sediaan farmasi, alkes dan
makanan.
Meningkatnya penyediaan anggaran publik Meningkatkan pembiayaan pembangunan - Pengendalian Penyakit Menular serta penyakit
untuk kesehatan dalam rangka mengurangi kesehatan, terutama untuk mewujudkan tidak menular diikuti Penyehatan lingkungan
risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi Jaminan Sosial Kesehatan Nasional
seluruh penduduk, terutama penduduk miskin
Meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat Meningkatnya pemberdayaan masyarakat, - Pengembangan Sistem Jaminan Kesehatan
(PHBS) pada rumah tangga swasta dan masyarakat madani dalam Masyarakat melalui pelayanan kesehatan gratis
pembangunan kesehatan
Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan di Meningkatkan pengembangan dan - Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan,
daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan pemberdayaan SDM Kesehatan yang merata pemerataan, keamanan, mutu dan penggunaan
kepulauan (DTPK) dan bermutu obat serta pengawasan obat dan makanan
Seluruh kabupaten/Kota melaksanakan standar Meningkatkan manajemen kesehatan yang - Pemberdayaan Masyarakat dan penanggulangan
pelayanan minimal (SPM) akuntabel, transparan, berdayaguna dan bencana & krisis kesehatan
berhasilguna
- Peningkatan pelayanan kesehatan primer,
sekunder dan tersier
- Pemenuhan, Pengembangan dan Pemberdayaan
SDM Kesehatan
- Menyiapkan sarana dan prasaran kesehatan

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VI - 4
NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1 2 2 3 4
Misi III : Memfokuskan
Mengembangkan Peningkatan
manajemen Ekonomi
pengelolaan
Atas Dasar
potensi
Optimalisasi
sumberdayaPotensi
kelautan,
Kewilayahan,
pertanian,Mendorong
peternakan,
Laju
kehutanan,
Investasi,danau
Percepatan
limboto
Pembangunan
dan potensi lingkungan
Infrastruktur
lainnya
Pedesaan
yang lebih
Sekaligus
baik, saling
Mengembangkan
terintegrasi serta
Potensi
lestariUnggulan
demi kepentingan
Dengan Mengakselerasi
kemakmuran rakyat.
Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat.
1. Mengelola sumber daya alam dan Peningkatan pengelolaan sumber daya alam Peningkatan pengelolaan sumberdaya alam - Mendorong peningkatan produksi dan produktifitas
lingkungan hidup untuk kemakmuran perikanan dan kelautan, Pertanian, Peternakan &
masyarakat Perkebunan dan Kehutanan
Terwujudnya Kawaasan Strategis Cepat Peningkatan pengelolaan lingkungan hidup - Melakukan upaya untuk mengurangi pengrusakan
Tumbuh (KSCT) Bidang Pertanian dan kawasan hutan.
Perikanan
Terwujudnya Kawasan Ekonomi Khusus - Mengupayakan penyelamatan danau limboto.
(KEK)/KAPET Gopandang
Meningkatnya produktivitas hasil pertanian dan - Meningkatnya ketaatan pemrakarsa kegiatan
perikanan dalam pengelolaan lingkungan
Terwujudnya pengelolaan lingkungan hidup - Terjadinya peningkatan kapasitas pemrakarsa
kegiatan dalam pengelolaan lingkungan
Peningkatan pengelolaan Sisa Hasil Pertanian - Terbangunnya ketaatan pemrakarsa kegiatan
(Zero Waste ) untuk produk-produk yang dalam pengelolaan limbah B3
mempunyai nilai tambah tinggi
- Meningkatnya indeks kualitas lingkungan
- Meningkatnya kontrol terhadap pengelolaan air
sungai
- Terbangunnya upaya pengelololaan lingkungan
oleh kegiatan PETI
- Meningkatnya partisipasi masyarakat dan
pemerintah dalam pengelolaan LH
- Meningkatnya peran serta masyarakat dlm
pelestarian wilayah pesisir dan laut
- Meningkatnya kapasitas masyarakat diwilayah
pesisir Danau Limboto dalam pelestarian
lingkungan
- Peningkatan akses informasi (status mutu air dan
ISPU dan indeks) lingkungan hidup
- Meningkatnya kualitas air sungai
- Meningkatnya kualitas air danau limboto
- Meningkatnya kualitas air laut diwilayah Teluk
Tomini dan laut sulawesi
- Meningkatnya kualitas udara perkotaan
- Meningkatnya kualitas emisi yang di hasilkan oleh
industri

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VI - 5
NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1 2 2 3 4
Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong Laju Investasi, Percepatan Pembangunan
- Meningkatnya Infrastruktur
kualitas Pedesaan
air limbah yang dihasilkan
Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian KesejahteraanolehRakyat.
industri
- Meningkatnya kualitas data dan informasi
lingkungan hidup sebagai bagian dari sistem
pelaporan publik serta sebagai bentuk dari
akuntabilitas publik
- Meningkatnya kapasitas aparatur dalam
pengendalian pencemaran lingkungan dan
kerusakan lingkungan
- Meningkatnya sekolah yang peduli dan berbudaya
lingkungan
- Meningkatnya kemampuan aparatur Provinsi dan
Kab/Kota dalam melakukan penilaian dan
pemantauan lingkungan
Misi IV : Mengembangkan nilai-nilai religi, dalam kehidupan beragama yang rukun penuh kesejukan sekaligus memelihara keragaman budaya. Serta memperkuat peran
pemberdayaan perempuan, perlindungan terhadap anak, termasuk issue kesetaraan gender dalam pembangunan
1. Meningkatkan kesejahteraan sosial Meningkatnya kemauan dan kemampuan Pemberdayaan sosial, Kemitraan Sosial, - Meningkatkan pelayanan sosial khususnya bagi
masyarakat khususnya Penyandang individu, keluarga, kelompok dan masyarakat Partisipasi Sosial, Jaminan Sosial dan Advokasi PMKS secara adil dan merata.
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) khususnya PMKS dalam memenuhi kebutuhan Sosial.
dasarnya.
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam - Mendorong peningkatan dan pengembangan peran
pembangunan kesejahteraan sosial serta masyarakat dan dunia usaha dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
2. Memelihara keragaman Agama dan Peningkatan kesejahteran dan pelayanan serta Meningkatkan ketersediaan sarana dan - Meningkatkan penyelenggaraan, pelayanan,
Budaya Pembinaan pengembangan nilai – nilai agama, prasarana untuk sarana ibadah Pembinaan dan pengembangan nilai – nilai agama,
adat dan budaya serta peran pemuda dalam adat, budaya dan peran pemuda dalam
pembangunan. pembangunan
Meningkatnya Upaya pelestarian budaya Meningkatkan pelestarian nilai-nilai budaya - Meningkatkan pagelaran-pagelaran seni budaya
daerah daerah daerah, mengembangkan sanggar-sanggar seni
serta komunitas adat untuk melestarikan budaya
lokal.
- Mengembangkan dan mempertahankan tradisi dan
budaya religi.
Membangun Museum Gorontalo - Mendorong upaya melestarikan budaya gorontalo
melalui pembangunan museum dan pembinaan
seni budaya

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VI - 6
NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1 2 2 3 4
3. Memfokuskan
Meningkatkan Peningkatan
peran perempuanEkonomi Atas Dasarnilai
dan Meningkatnya Optimalisasi Potensi
indikator kualitas Kewilayahan,
hidup Mendorong
Meningkatkan Lajukelembagaan
kapasitas Investasi, Percepatan
dan Pembangunan
- Meningkatkan Infrastruktur
partisipasi Pedesaan
perempuan dalam dalam
Sekaligus
kualitas Mengembangkan
hidup anak Potensiperempuan
Unggulan Dengan Mengakselerasi Secaramemberdayakan
Cerdas Terhadap
SDMPencapaian
perempuan Kesejahteraanmembagun
Rakyat. daerah melalui bidang Pemerintahan
dan Politik dalam pengambilan keputusan

Peningkatan peran perempuan di parlemen dan - Meningkatkan taraf pendidikan dan kesehatan
birokrasi serta bidang Pembangunan lainnya utk
mempertinggi kualitas hidup dan sumber daya
kaum perempuan
Menurunnya angka tindak kekerasan dan Menurunkan Tindak Kekerasan Terhadap - Meningkatkan gerakan anti kekerasan terhadap
diskriminasi terhadap Perempuan dan Anak Perempuan dan Anak perempuan dan anak dan Meningkatkan
kesejahteraan dan perlindungan anak
- Menyempurnakan perangkat hukum yg lebih
lengkap dalam melindungi individu dari berbagai
tindak kekerasan, eksploitasi, diskriminasi
termasuk KDRT
Misi V : Menciptakan sinergitas diantara pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten/kota di gorontalo dalam kaidah otonomi daerah sekaligus untuk meningkatkan
kinerja pelayanan publik, menurunkan angka kemiskinan serta menjalankan sistem tata pemerintahan yang baik dalam rangka reformasi birokrasi.

1. Mengembangkan Good Governance Meningkatnya Penyelenggaraan Pemerintahan Peningkatan tata kelola pemerintahan yang - Mendorong peningkatan pengelolaan keuangan
dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik dalam pelayanan pada masyarakat baik (Good Governance) daerah.
daerah
Terwujudnya sinergitas pembangunan antara - Mengupayakan efektivitas pengelolaan asset
provinsi dan kabupaten/kota daerah.
Tercapainya reformasi birokrasi di Provinsi - Melakukan pembinaan kesadaran berbangsa dan
Gorontalo bernegara serta cinta tanah air
- Memfasilitasi Pendidikan Politik kepada masyarakat

- Memfasilitasi penguatan peran LSM/Ormas


- Meningkatkan pemahaman masyarakat akan
bahaya penyakit masyarakat dan kesenjangan
sosial
- Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan
instansi yang menangani masalah keamanan dan
wilayah perbatasan(POLDA, KODIM, KEJATI, BIN)

- Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang


ketahanan ekonomi, seni dan budaya
- Meningkatkan toleransi dan kerukunan antar umat
beragama

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VI - 7
NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1 2 2 3 4
Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong Laju Investasi, Percepatan Pembangunan
- Peningkatan Infrastruktur
kualitas perencanaanPedesaan
berbasis melalui
Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraanintegrasi
Rakyat.sektoral dan SDM
- Mempercepat akselerasi pembangunan melalui
penyediaan lahan
- Memfasilitasi kinerja kepala dan wakil kepala
daerah dalam mempercepat pembangunan daerah

- Mendorong penataan wilayah dengan penetapan


administrasi kependudukan, penetapan batas
wilayah dan fasilitasi pembentukan wilayah otonom
baru
- Mendorong penegakan hukum melalui fasilitasi
penyusunan dan diseminasi peraturan daerah dan
perundang-undangan
- Mendorong peningkatan fungsi DPRD melalui
ketentuan peraturan yang berlaku
- Mendorong peningkatan kompetensi aparatur
dalam fasilitas pelayanan fungsi DPRD
- Memfasilitasi kinerja kepala dan wakil kepala
daerah serta mendorong penyebaran informasi
potensi daerah di Jakarta dan sekitarnya dalam
mempercepat pembangunan daerah
- Mendorong peningkatan kemampuan daerah
dalam kesiapsiagaan, penanggulangan dan
rehabilitasi/rekonstruksi dampak bencana daerah

- Mendorong peningkatan pelayanan PNS sebagai


abdi negara dan masyarakat melalui Pembinaan
mental dn rohani, seni, budaya dan olahraga
- Mendorong peningkatan kinerja PPNS
- Mendorong layanan Satpol PP dalam menjaga
Kantibmas dan penyakit masyarakat serta
penegakan peraturan daerah
- Mengupayakan pemenuhan sarana dan prasarana
kepala dan wakil kepala daerah dan pemerintah
provinsi dalam menjalankan fungsinya

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VI - 8
NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1 2 2 3 4
Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong Laju Investasi, Percepatan Pembangunan
- Mendorong Infrastruktur
publikasi Pedesaandaerah
kinerja pembangunan
Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraanmelalui
Rakyat.
kerjasama dengan mas media
- Mengefektifkan pengawasan terhadap pelaksanaan
kegiatan pembangunan.
- Mengembangkan Sistem Komunikasi dan Informasi
dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah

- Mengupayakan tersedianya bahan bacaan yang


berkualitas bagi masyarakat
- Mengembangkan SDM aparatur Bidang Komunikasi
dan Informasi
- Meningkatkan Layanan Informasi Publik
- Mengupayakan peningkatan kualitas aparatur
daerah.
- Fasilitasi proses pengadaan barang/jasa
pemerintah melalui sistim e-procurement dan atau
Unit Layanan Pengadaan (ULP)
- Memotivasi percepatan penyerapan anggaran
APBD maupun APBN serta Mengefektifkan
pengawasan dan pengendalian terhadap
pelaksanaan kegiatan pembangunan.
- Pengendalian Pembangunan Pada Sektor
Perekonomian
- Mengupayakan tersedianya bahan bacaan yang
berkualitas bagi masyarakat
- Mendorong dilakukannya riset dan kajian yang
berguna bagi penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan daerah
2 Pengentasan Kemiskinan Berkurangnya persentase masyarakat miskin Meningkatkan kesejahteraan masyarakat - Mengupayakan pemenuhan kebutuhan pokok
miskin masyarakat miskin
Terwujudnya peningkatan ekonomi masyarakat - Mendorong peningkatan ekonomi masyarakat
miskin miskin

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VI - 9
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

BAB VII
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

7.1 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Nasional


Kebijakan Umum merupakan kebijakan pemerintah daerah secara umum.
Penyusunan Kebijakan Umum diperlukan untuk menyelaraskan perencanaan daerah dengan
potensi sumber daya yang ada, sehingga akan terwujud pembangunan yang efisien, efektif
dan berhasil guna. Kebijakan umum disusun sebagai bagian dari strategi untuk mencapai
tujuan dan sasaran dalam mewujudkan Visi dan Misi daerah guna meningkatan
kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang berdaya
saing, peningkatan pertumbuhan ekonomi, peningkatan infrastruktur yang memadai dan
mempercepat reformasi birokrasi dan supremasi hukum serta melakukan pengelolaan
sumberdaya alam secara optimal dan berkelanjutan sebagaimana amanat otonomi daerah.
Sebelum menentukan Kebijakan Umum Pembangunan Daerah Provinsi Gorontalo Tahun
2012 - 2017, perlu memperhatikan amanat RPJM Nasional Tahun 2010 - 2014, RPJPD
Provinsi Gorontalo Tahun 2007 - 2025 dan Peraturan Daerah RTRW Provinsi Gorontalo
Tahun 2010-2030.

7.2. Kebijakan RPJM Nasional Tahun 2010-2014


RPJM Nasional telah dituangkan dalam Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014. Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014 merupakan tahap
kedua dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun
2005-2025 yang ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007. RPJMN Tahun
2010-2014 ini selanjutnya menjadi pedoman bagi kementerian/lembaga dalam menyusun
Rencana Strategis kementerian/lembaga (Renstra-KL) dan menjadi bahan pertimbangan
bagi pemerintah daerah dalam menyusun/menyesuaikan rencana pembangunan daerahnya
masing-masing dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan nasional. Untuk
pelaksanaan lebih lanjut, RPJMN akan dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
yang akan menjadi pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (RAPBN). Agar dapat memenuhi amanat ini, RPJMN Tahun 2010-2014
disusun dalam tiga buku yang merupakan satu kesatuan yang utuh dengan masing-masing
memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Buku I memuat strategi, kebijakan umum, dan kerangka ekonomi makro yang
merupakan penjabaran dari Visi, Misi, dan Program Aksi serta sebelas prioritas
pembangunan nasional dari Presiden-Wakil Presiden, Susilo Bambang Yudhoyono-
Boediono dengan visi: “Terwujudnya Indonesia Yang Sejahtera, Demokratis,
Dan Berkeadilan.”

BAB VII - 1
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

2. Buku II memuat rencana pembangunan yang mencakup bidang-bidang kehidupan


masyarakat sebagaimana yang tertuang dalam RPJPN Tahun 2005 - 2025 dengan tema:
“Memperkuat Sinergi Antar Bidang Pembangunan” dalam rangka mewujudkan
visi pembangunan nasional yang tercantum dalam Buku I.
3. Buku III memuat rencana pembangunan kewilayahan yang disusun dengan tema:
“Memperkuat Sinergi Antara Pusat Dan Daerah Dan Antar Daerah” dalam
rangka mewujudkan visi pembangunan nasional yang tercantum dalam Buku I. Dengan
demikian, RPJMN Tahun 2010 - 2014 adalah pedoman bagi Pemerintah Pusat /Daerah,
masyarakat, dan dunia usaha dalam melaksanakan pembangunan dalam rangka
mencapai tujuan bernegara yang tercantum dalam Pembukaan Undang Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

7.3. Kebijkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi


Gorontalo Tahun 2007 – 2025
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Gorontalo tahun 2007 – 2025
disebutkan bahwa visi Provinsi Gorontalo adalah sebagai berikut : “GORONTALO MAJU
DAN MANDIRI”.
Visi ini pada dasarnya meletakkan kemajuan dan kemandirian daerah sebagai
indikator kesuksesan pembangunan yang menjamin terjadinya pertumbuhan ekonomi
berkualitas dan berkelanjutan (quality-sustainable growth).
Gorontalo Maju, mengindikasikan kehendak pemerintah daerah dan masyarakat
untuk mewujudkan Gorontalo sebagai propinsi yang memiliki ekonomi yang handal,
sumberdaya manusia yang berkualitas yang didukung dengan sistem hukum dan
pemerintahan yang memiliki integritas.
Gorontalo Mandiri, menunjukkan kehendak pemerintah daerah untuk membangun
masyarakat dan pemerintahan yang memiliki kemampuan untuk mengatasi permasalahan
yang dihadapi dengan mengandalkan sumberdaya yang dimiliki, kapasitas dalam
mengendalikan dinamika lingkungan strategis, serta keotonomian dalam pengambilan
keputusan dan tindakan untuk semata-mata kepentingan masyarakat, daerah dan bangsa.

A. Misi Provinsi Gorontalo Tahun 2007 - 2025


Guna mewujudkan visi pembangunan Provinsi Gorontalo 2007 – 2025 di atas, maka
ditempuh 3 (tiga) misi pembangunan daerah sebagai berikut :
1. Mewujudkan Ketahanan Ekonomi Gorontalo yang Handal, adalah
mewujudkan perekonomian daerah berbasis keunggulan setiap wilayah menuju
keunggulan kompetitif dengan membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi,
dan pelayanan termasuk pelayanan jasa. Pilar pembangunan ekonomi Gorontalo
diletakkan pada kompetensi inti daerah, yakni pertanian (pertanian, perikanan,

BAB VII - 2
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

peternakan, perkebunan, dan kehutanan), industri pengolahan, pariwisata, serta


pertambangan dan energi, secara berkesinambungan, berwawasan lingkungan dan
berdaya saing. Selain itu, pembangunan ekonomi Gorontalo juga diarahkan untuk
meningkatkan peran kelembagaan ekonomi masyarakat (koperasi dan usaha kecil
menengah), optimalisasi perlindungan sumberdaya produktif daerah, peningkatan
kualitas SDM di sektor inti daerah, penyederhanaan sistem, prosedur dan birokrasi
dibidang ekonomi, peningkatan konektivitas ekonomi Gorontalo dengan jejaring
ekonomi Teluk Tomini, Celebes Incorporated, serta jejaring ekonomi nasional dan
internasional. Penguatan perekonomian daerah harus dapat menjamin bahwa
prinsip-prinsip non-diskriminatif dan keseimbangan pemanfaatan ruang dan
sumberdaya alam tetap terjaga.
2. Mewujudkan Sumberdaya Manusia Gorontalo yang Handal, adalah
pembangunan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing yang meliputi
peningkatan, perluasan dan pemerataan akses pendidikan dan kesehatan bagi
masyarakat, peningkatan penguasaan dan pemanfaatan iptek melalui penelitian,
pengembangan, dan penerapan menuju inovasi secara berkelanjutan, peningkatan
kesadaran emosional dan spritual, peningkatan kualitas peran masyarakat di bidang
keagamaan, seni, sosial budaya, adat, olahraga, politik, dan keamanan, serta
pembangunan infrastruktur dan suprastruktur pendukung yang relevan dan
berkualitas.
3. Mewujudkan Pemerintahan Daerah Gorontalo yang Amanah, adalah
pemantapan penyelenggaraan pemerintahan daerah provinsi dan kabupaten/kota,
peningkatan kualitas pelayanan publik, peningkatan kualitas perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi program pembangunan daerah,
pengembangan kapasitas manajemen pemerintah daerah melalui reformasi birokrasi,
peningkatan kualitas SDM aparatur, right-sizing OTK dan pengelolaan keuangan
daerah, peningkatan kualitas peran DPRD, peningkatan relevansi dan kualitas sarana
dan prasarana penyelenggaraan pemerintahan daerah, peningkatan peran
masyarakat dalam pengambilan keputusan kebijakan publik, serta peningkatan
penyeberluasan informasi dan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada
publik.

7.4. Kebijakan Umum Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, berdasarkan


Peraturan Daerah No. 4 Tahun 2011 tentang RTRW Provinsi Gorontalo
Tahun 2010–2030

Tujuan Penataan Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo


Tujuan penataan ruang wilayah provinsi adalah mewujudkan tatanan ruang wilayah
provinsi yang memiliki keseimbangan ekonomi, ekologi dan sosial budaya, serta mendukung

BAB VII - 3
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

pertahanan dan keamanan nasional dalam rangka optimalisasi potensi sumber daya alam
berbasis pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, pariwisata dan pertambangan
melalui inovasi dan pengembangan kualitas sumber daya manusia demi kesejahteraan
masyarakat menuju Gorontalo yang Maju dan Mandiri.

Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Provinsi


Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang maka kebijakan penataan ruang wilayah
Provinsi Gorontalo, meliputi :
1. Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi
a) peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi wilayah berbasis keunggulan lokal yang merata dan berhierarki; dan
b) peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi,
telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang terpadu dan merata di
seluruh wilayah provinsi.
2. Kebijakan pengembangan kawasan lindung meliputi:
a) pemulihan, peningkatan dan pemeliharaan sistem ekologi wilayah, termasuk
ekohidrolika DAS, wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
b) pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan
kerusakan lingkungan hidup, terutama sektor kehutanan, pertambangan,
kelautan dan perikanan; dan
3. Kebijakan pengembangan kawasan budidaya meliputi:
a) perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan
budidaya; dan
b) pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya
dukung dan daya tampung lingkungan.
4. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis Provinsi Gorontalo yang
meliputi beberapa sudut kepentingan sebagai berikut:
a) kepentingan pertumbuhan ekonomi;
b) kepentingan sosial dan budaya;
c) kepentingan pendayagunaan sumberdaya alam dan/atau teknologi tinggi; dan
d) kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

Strategi Penataan Ruang Wilayah Provinsi


1. Pola Pengembangan Struktur Ruang
a) Strategi peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi wilayah meliputi:
- meningkatkan keterkaitan antarkawasan perkotaan, antara PKN, PKW, PKWp dan
PKL;
- mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang potensil dan belum

BAB VII - 4
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

terlayani oleh pusat pertumbuhan yang ada;


- mengendalikan perkembangan kota-kota pantai; dan
- mendorong kawasan perkotaan dan pusat-pusat pertumbuhan agar lebih
produktif, kompetitif dan lebih livable, serta berdaya dorong terhadap
pengembangan wilayah sekitarnya.
b) Strategi peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana meliputi:
- meningkatkan kualitas jaringan prasarana transportasi dan mewujudkan
keterpaduan pelayanan transportasi inter moda, baik darat, laut maupun udara;
- mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi terutama di kawasan
terisolasi;
- meningkatkan jaringan energi secara optimal serta mewujudkan keterpaduan
sistem penyediaan tenaga listrik ke seluruh pusat-pusat kegiatan dan kawasan
permukiman;
- meningkatkan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan keterpaduan sistem
jaringan sumber daya air; dan
- meningkatkan jaringan distribusi minyak dan gas bumi yang terpadu dalam
sistem tatanan Nasional secara optimal.
2. Pola Pengembangan Kawasan Lindung
a) Strategi pemulihan, peningkatan dan pemeliharaan fungsi pelestarian sistem ekologi
wilayah, meliputi:
- menetapkan kawasan lindung di ruang darat maupun laut;
- mewujudkan kawasan hutan sesuai dengan kondisi ekosistemnya dengan luas
paling sedikit 30% dari DAS; dan
- mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun
akibat pengembangan kegiatan budidaya, dalam rangka mewujudkan dan
memelihara keseimbangan ekosistem wilayah, khususnya DAS kritis.
- mewujudkan ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil sesuai dengan kondisi
ekosistemnya yang meliputi ekosistem terumbu karang, padang lamun, dan
hutan bakau 30% (tiga puluh persen) dari ekosistem pesisir dan pulau-pulau
kecil; dan
- Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun
akibat pengembangan kegiatan budidaya, dalam rangka mewujudkan dan
memelihara keseimbangan ekosistem wilayah, khususnya terumbu karang,
padang lamun, dan hutan bakau kritis.
b) Strategi pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan
kerusakan lingkungan hidup, terutama sektor kehutanan, pertambangan, kelautan
dan perikanan, meliputi:
- menyelenggarakan upaya terpadu pelestarian fungsi sistem ekologi wilayah;

BAB VII - 5
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

- melindungi kemampuan lingkungan hidup dari tekanan perubahan dan/atau


dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu
mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya;
- melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menetralisir, menyerap zat,
energi, dan/atau komponen lain yang dibuang ke dalamnya;
- mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak langsung
menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan yang mengakibatkan lingkungan
hidup tidak berfungsi dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan;
- mengendalikan pemanfaatan sumberdaya alam secara bijak untuk menjamin
kepentingan generasi masa kini maupun generasi masa depan;
- mengelola sumberdaya alam tak terbarukan untuk menjamin pemanfaatannya
secara bijaksana, termasuk revitalisasi fungsi sistem ekologi lokal serta
pembangunan sumberdaya baru untuk diwariskan kepada generasi penerus, dan
menjaga kelestarian lingkungan;
- mengutamakan pengelolaan sumberdaya alam yang terbarukan untuk menjamin
kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan
kualitas nilai serta keanekaragamannya; dan
- mengembangkan kegiatan budidaya yang mempunyai daya antisipatif dan
adaptasi bencana di kawasan rawan bencana.

3. Kebijakan pengembangan kawasan budidaya


a) Strategi perwujudan dan peningkatan serta keterkaitan antar kegiatan budidaya
meliputi:
- menetapkan kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis Provinsi untuk
memanfaatkan sumberdaya alam di ruang darat, laut dan udara, termasuk ruang
di dalam bumi secara sinergis untuk mewujudkan keseimbangan pemanfaatan
ruang wilayah;
- mengembangkan kegiatan budidaya unggulan di dalam kawasan beserta
prasarana secara sinergis dan berkelanjutan untuk mendorong pengembangan
perekonomian kawasan, termasuk laut dan pulau-pulau kecil dengan pendekatan
gugus pulau untuk meningkatkan daya saing dan mewujudkan pengembangan
ekonomi setempat;
- mengembangkan dan melestarikan kawasan budidaya pertanian dan perikanan
untuk mewujudkan ketahanan pangan Provinsi, sebagai daerah pendukung
lahan pertanian pangan berkelanjutan;
- mengembangkan dan melestarikan budidaya perkebunan terutama yang sesuai
dengan teknokultur masyarakat lokal;
- mengembangkan kawasan pertambangan yang berwawasan lingkungan dan
mempertimbangkan kepentingan generasi mendatang; dan

BAB VII - 6
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

- mengembangkan kegiatan budidaya untuk menunjang aspek politik, pertahanan


dan keamanan, sosial, budaya serta ilmu pengetahuan dan teknologi.
b) Strategi pengendalian perkembangan dan keterpaduan kegiatan budidaya, meliputi:
- membatasi perkembangan budidaya terbangun di kawasan rawan bencana alam
untuk meminimalkan potensi kejadian bencana dan potensi kerugian akibat
bencana;
- memanfaatkan ruang pusat kota, terutama kota besar, dengan mengoptimalkan
pembangunan gedung secara vertikal, dengan mempertimbangkan kerawanan
terhadap gempa, agar terwujud kota taman yang kompak, di daerah perkotaan
yang aman terhadap resiko bencana alam;
- mengembangkan agropolitan yang memadukan agroindustri, agrobisnis,
agrowisata di Kawasan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan yang
tersebar di seluruh kabupaten/kota se-Provinsi Gorontalo; dan
- strategi pengembangan kawasan minapolitan yang tersebar di seluruh
kabupaten/kota se-Provinsi Gorontalo dengan prioritas pengembangan di
Kabupaten Gorontalo Utara, Boalemo dan Pohuwato.

4. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis


a) Strategi pengembangan kawasan strategis kepentingan pertumbuhan ekonomi
terkait peningkatan produktivitas sentra-sentra produksi pertanian, perkebunan,
peternakan, perikanan, serta agro industri dan agrobisnis meliputi:
- mengembangkan dan meningkatkan fungsi kawasan dalam pengembangan
perekonomian provinsi yang produktif, efisien, dan mampu bersaing dalam
perekonomian nasional atau internasional;
- mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumberdaya alam dan
kegiatan budidaya unggulan sebagai penggerak utama pengembangan wilayah;
- menciptakan iklim yang kondusif bagi investasi yang mendukung peningkatan
kesejahteraan masyarakat; dan
- mengelola dampak negatif kegiatan budidaya agar tidak menurunkan kualitas
sosial ekonomi budaya masyarakat dan lingkungan hidup kawasan.
b) Kepentingan pertumbuhan ekonomi terkait pembangunan prasarana wilayah
pendukung kegiatan produktif meliputi :
- meningkatkan prasarana jalan untuk angkutan komoditi dari sentra - sentra
produksi serta angkutan sarana produksi seperti pupuk, peralatan pertanian dan
sebagainya ke sentra – sentra produksi;
- mengembangkan kawasan industri pengolahan komoditi dan pergudangan; dan
- mengembangkan prasarana wilayah lainnya seperti irigasi, jaringan listrik,
telekomunikasi, air bersih dan sebagainya, sebagai pendukung kegiatan usaha
pertanian hulu – hilir.

BAB VII - 7
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

c) Kawasan pendidikan dan pelestarian kearifan lokal, warisan sejarah dan budaya,
meliputi:
- meningkatkan dan mengoptimalkan fungsi kawasan pendidikan di Kota
Gorontalo, Kota Kabila-Suwawa serta Kota Limboto dan sekitarnya untuk
mendorong tumbuhnya Gorontalo sebagai pusat kawasan pendidikan dan budaya
di bagian utara Sulawesi melalui pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi
serta seni;
- menumbuhkembangkan nilai budaya lokal yang luhur dalam kehidupan
masyarakat, melalui pelestarian situs warisan budaya komunitas lokal yang
beragam; dan
- melestarikan seni dan budaya Gorontalo seperti musik, lagu dan tarian tradisional
Gorontalo, menyajikan makanan dan minuman tradisional Gorontalo, juga seni
kerajinan kain kerawang Gorontalo.
d) Strategi pengembangan prasarana wilayah pendukung kawasan strategis sosial
budaya, meliputi :
- mengembangkan prasarana wilayah pendukung kawasan strategis sosial budaya
seperti : jalan, drainase, air bersih, jaringan listrik dan telekomunikasi; dan
- mengembangkan kampus – kampus perguruan tinggi serta sekolah menengah
atas dan sekolah menengah pertama.
e) Strategi pengembangan kawasan strategis kepentingan pendayagunaan sumberdaya
alam dan/atau teknologi ramah lingkungan provinsi terkait budidaya pertambangan
yang berwawasan lingkungan, meliputi:
- mengembangkan kegiatan penunjang dan/atau kegiatan turunan dari
pemanfaatan sumberdaya dan atau teknologi tinggi;
- meningkatkan keterkaitan pemanfaatan sumberdaya dan/atau teknologi tinggi
dengan kegiatan penunjang dan/atau turunannya; dan
- mencegah dampak negatif pemanfaatan sumberdaya alam dan/atau teknologi
tinggi terhadap fungsi lingkungan hidup dan keselamatan masyarakat.
f) Pengembangan sumberdaya baru pengganti bahan tambang yang akan habis adalah
mengembangkan kawasan budidaya baru, dengan menggunakan sebagian
keuntungan usaha pertambangan, yang memproduksi lapangan kerja dan
pendapatan bagi generasi penerus meliputi:
- penyiapan konsep subdisi silang antara kegiatan pertambangan dengan kegiatan
pengembangan sumber penghasilan baru; dan
- penyiapan konsep kontrak karya pertambangan yang mengakomodir lapangan
kerja dan kebutuhan masyarakat lokal.
g) Strategi pengembangan kawasan strategis kepentingan daya dukung lingkungan
provinsi terkait pelestarian ekologi wilayah terutama di kawasan hutan konservasi
seperti taman nasional dan hutan lindung meliputi:

BAB VII - 8
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

- menetapkan kawasan strategis provinsi berfungsi lindung; dan


- merehabilitasi fungsi lindung kawasan yang mengalami penurunan kualitas
lingkungan.
h) Strategi pengembangan kawasan strategis kepentingan daya dukung lingkungan
provinsi terkait Penataan ruang wilayah yang tidak menganggu fungsi kawasan
lindung meliputi:
- mencegah dan membatasi pemanfaatan ruang yang berpotensi mengurangi daya
lindung kawasan; dan
- mengembangkan kegiatan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan lindung
yang berfungsi sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan lindung
dengan kawasan budidaya terbangun.

Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo


Rencana Pola ruang provinsi yang termuat dalam Draft Raperda RTRW Gorontalo
Tahun 2010–2030 telah memperhatikan pola ruang yang telah ditetapkan dalam Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional. Rencana Pola Ruang tersebut terdiri atas :
Rencana pola ruang wilayah provinsi terdiri atas :
a. Kawasan lindung nasional dan provinsi
1) Kawasan Lindung Nasional yaitu kawasan yang tidak diperkenankan dan/atau
dibatasi pemanfaatan ruangnya dengan fungsi utama untuk melindungi kelestarian
lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan,
terdiri dari :
a) Cagar Alam (CA) Tanjung Panjang di Kabupaten Pohuwato;
b) Cagar Alam (CA) Panua di Kabupaten Pohuwato;
c) TN Bogani Nani Wartabone di Kabupaten Bone Bolango; dan,
d) Taman Nasional Promosi (TNp) Nantu Boliohuto di Kabupaten Gorontalo Utara,
Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Boalemo.
e) Kawasan Teluk Tomini.
2) Kawasan Lindung Provinsi adalah kawasan lindung yang secara ekologis merupakan
satu ekosistem yang terletak lebih dari satu wilayah Kabupaten/Kota atau bernilai
strategis provinsi pada beberapa kawasan lindung, terdiri dari :
a) kawasan Hutan Lindung (HL) di Kabupaten-Kabupaten Gorontalo, Gorontalo
Utara, Bone Bolango, Boalemo, Pohuwato dan Kota Gorontalo;
b) CA Mas Popaya Raja di Kabupaten Gorontalo Utara;
c) CA Tangale di Kabupaten Gorontalo; dan
d) kawasan konservasi Laut Daerah (KKLD) Desa Olele di Kabupaten Bone Bolango
dan Pulau Monduli di Kabupaten Boalemo.

BAB VII - 9
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

b. Kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis.


1) Kawasan Budidaya Nasional yang terkait dengan wilayah Provinsi adalah:
- kawasan Andalan Gorontalo dengan sektor unggulan pertanian, perkebunan,
perikanan dan pertambangan;
- kawasan Andalan Marisa dengan sektor unggulan pertanian, perkebunan dan
perikanan;
- kawasan Andalan Teluk Tomini dan sekitarnya dengan sektor unggulan perikanan
dan pariwisata;
2) Kawasan Budidaya Provinsi meliputi kawasan budidaya yang bernilai strategis
provinsi, baik di darat maupun laut, yang meliputi :
a) Kawasan peruntukan hutan produksi, terdiri dari :
- hutan produksi, yang meliputi wilayah Kab. Bone Bolango, Kab. Gorontalo
Utara, Boalemo, Kab. Gorontalo, dan Kab. Pohuwato.
- hutan produksi terbatas, yang meliputi wilayah Kab. Bone Bolango, Kab.
Gorontalo Utara, Boalemo, Kab. Gorontalo, dan Kab. Pohuwato.
- hutan produksi konversi, yang meliputi wilayah Kab. Gorontalo Utara,
Boalemo, Kab. Gorontalo, dan Kab. Pohuwato.
b) Kawasan peruntukan hutan rakyat beberapa lahan milik masyarakat yang
digunakan secara sadar untuk tanaman kehutanan dibeberapa tempat yang
tersebar di Kabupaten Pohuwato, Kabupaten Boalemo, Kabupaten Gorontalo,
Kabupaten Gorontalo Utara dan Kabupaten Bone.;
c) Kawasan peruntukan pertanian
(1) Kawasan peruntukan pertanian komoditas tanaman pangan dan hortikultura
sebagaimana berupa budidaya unggulan provinsi, yang lokasinya sebagai
berikut:
- Kecamatan-Kecamatan: Mananggu, Botumoito, Dulupi, Paguyaman,
Paguyaman Pantai, Tilamuta dan Wonosari di Kabupaten Boalemo;
- Kecamatan-Kecamatan: Kabila, Suwawa dan Tapa di Kabupaten Bone
Bolango;
- Kecamatan-Kecamatan: Batudaa, Bongomeme, Limboto, Limboto Barat,
Mootilango, Telaga, Telaga Biru, Tibawa dan Tolangohula di Kabupaten
Gorontalo;
- Kecamatan-Kecamatan: Anggrek, Atinggola, Kwandang, Sumalata, dan
Tolinggula di Kabupaten Gorontalo Utara;
- Kecamatan-Kecamatan: Marisa, lemito, Paguat, Patilanggio, Randangan,
Popayato dan Taluditi di Kabupaten Pohuwato; dan
- Kecamatan-Kecamatan: Kota Utara dan Kota Tengah di Kota Gorontalo.

BAB VII - 10
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

(2) Kawasan peruntukan pertanian komoditas tanaman pangan dan hortikultura


sebagaimana berupa budidaya unggulan provinsi, yang lokasinya sebagai
berikut:
- Kecamatan-Kecamatan Randangan dan Taluditi di Kabupaten Pohuwato;
- Kecamatan-Kecamatan Wonosari dan Paguyaman di Kabupaten Boalemo;
- Kecamatan-Kecamatan Mootilango, Boliyohuto, Pulubala, Tibawa dan
Bongomeme di Kabupaten Gorontalo;
- Kecamatan-Kecamatan Anggrek, Kwandang, dan Atinggola di Kabupaten
Gorontalo Utara; dan
- Kecamatan-Kecamatan Tilong Kabila dan Bolango Utara di kabupaten
Bone Bolango.
(3) Kawasan peruntukan pertanian, komoditas perkebunan berupa budidaya
unggulan provinsi yang lokasinya sebagai berikut:
a. Kecamatan-kecamatan: Botumoito, Dulupi, Mananggu, Paguyaman,
Paguyaman Pantai, Tilamuta dan Wonosari di Kabupaten Boalemo;
b. Kecamatan-kecamatan: Boliyohuto, Bongomeme, Mootilango, Pulubala,
Tibawa, Asparaga, Telaga, Telaga Biru, Limboto, dan Tolangohula di
Kabupaten Gorontalo;
c. Kecamatan-kecamatan: Anggrek, Kwandang, Sumalata, Gentuma Raya
dan Tolinggula di Kabupaten Gorontalo Utara;
d. Kecamatan-kecamatan: Taluditi, Lemito, Popayato, Popayato Barat,
Popayato Timur, Wonggarasi, Dengilo, Patilanggio, Randangan, Duhiadaa
dan Marisa, di Kabupaten Pohuwato; dan;
e. Kecamatan-kecamatan: Suwawa, Suwawa Timur, Suwawa Selatan, Tapa,
Bulango Utara, Bulango Ulu, Tilongkabila, Kabila Bone, Botupingge, Bone
Pantai, Bone Raya, dan Bone di Kabupaten Bone Bolango.
d) Kawasan peruntukan perikanan, meliputi :
(1) kawasan perikanan air tawar, lokasinya meliputi :
- Kecamatan-kecamatan: Kwandang, Atinggola, Sumalata, Tolinggula,
Gentuma dan Anggrek di Kabupaten Gorontalo Utara;
- Kecamatan-kecamatan: Wonggarasi Timur, Wonggarasi Barat,
Randangan, dengilo,paguat, patilanggio dan Marisa di Kabupaten
Pohuwato;
- Kecamatan-kecamatan: suwawa,kabila, bolango, bolango selatan di
kabupaten Bone Bolango;
- Kecamatan-kecamatan: telaga, telaga biru, limboto, batudaa,
bongomeme, mootilango di kabupaten Gorontalo; dan
- Kecamatan-kecamatan: wonosari, managgu, paguyaman di kabupaten
Boalemo.

BAB VII - 11
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

(2) Kawasan budidaya tambak


- pesisir selatan Kabupaten-kabupaten Pohuwato, Boalemo, Gorontalo dan
Bone Bolango;
- pesisir utara kabupaten Gorontalo Utara.
(3) Kawasan budidaya perikanan laut
- budidaya perikanan laut yang lokasinya berada di Kabupaten Boalemo,
Kabupaten Bone Bolango, Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten
Pohuwato;
- budidaya Rumput laut yang lokasinya berada di Kabupaten Boalemo,
Kabupaten Bone Bolango, Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten
Pohuwato.
e) Kawasan peruntukan pertambangan lokasinya di kabupaten-kabupaten
Pohuwato, Boalemo, Gorontalo, dan Bone Bolango.;
f) Kawasan peruntukan industri merupakan kawasan yang potensil dimanfaatkan
untuk kegiatan industri yang meliputi:
- kawasan industri skala besar direncanakan pengembangannya di Kawasan
kabupaten Pohuwato dan Kabupaten Gorontalo Utara;
- kawasan ekonomi strategis meliputi kabupaten Pohuwato, Kabupaten
Gorontalo Utara, Kabupaten Bone Bolango, dan Kabupaten Gorontalo;
- kawasan industri skala kecil dan menengah, yang bersifat strategis dalam
skala kabupaten atau kota lokasi dan jenis komoditasnya akan ditentukan
lebih rinci dalam RTRW Kabupaten dan RTRW Kota.
g) Kawasan peruntukan pariwisata, merupakan kawasan strategis pariwisata yang
dapat di kembangkan meliputi:
- Wisata Tradisional Torosiaje Kecamatan Popayato
- Pantai Libuo Kecamatan Paguat;
- Pantai Bolihutuo Kecamatan Botumoito;
- Air Terjun Ayuhulalo Kecamatan Tilamuta;
- Pentadio Resort Kecamatan Telaga Biru;
- Pantai Bilato Kecamatan Boliohutuo;
- Pulau Saronde Kecamatan Kwandang;
- Pantai Wanano Kecamatan Gentuma;
- Wisata Alam Lombongo Kecamatan Suwawa;
- Wisata Bahari Olele Kecamatan Bilongala;
- Benteng Otanaha Kecamatan Kota Barat
- Wisata Pantai Pohe Kecamatan Kota Selatan;

BAB VII - 12
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

h) Kawasan peruntukan permukiman


(1) Kawasan permukiman perkotaan :
- kawasan permukiman perkotaan merupakan tatanan kawasan
permukiman yang terdiri atas sumberdaya buatan seperti perumahan,
fasilitas sosial, fasilitas umum, prasarana dan sarana perkotaan;
- bangunan permukiman di tengah kota terutama di PKN dan PKW yang
padat penduduknya diarahkan pembangunan perumahannya vertikal
(rumah susun);
- pola permukiman perkotaan yang paling rawan terhadap bencana alam
seperti banjir, gempa dan tsunami harus menyediakan tempat evakuasi
pengungsi bencana alam baik berupa lapangan terbuka di tempat
ketinggian paling rendah 30 (tiga puluh)Meter di atas permukaan laut
atau berupa bukit penyelamatan.
(2) Kawasan permukiman pedesaan :
- Didominasi oleh kegiatan agraris dengan kondisi kepadatan bangunan,
penduduk serta prasarana dan sarana perkotaan yang rendah, dan
kurang intensif dalam pemanfaatan lahan untuk keperluan non agraris,
termasuk permukiman transmigrasi di Kabupaten Pohuwato, Boalemo,
Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Gorontalo Utara dan Kabupaten Bone
Bolango;
- Bangunan-bangunan perumahan diarahkan menggunakan nilai kearifan
budaya lokal seperti pola rumah kebun dengan bangunan berlantai
panggung.
i) Kawasan peruntukan lainnya, dikhususkan pada kawasan pertahanan dan
keamanan, yang meliputi :
- TNI Angkatan Darat di Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten
Gorontalo Utara;
- TNI Angkatan Laut di Kota Gorontalo; dan
- TNI Angkatan Udara di Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo Utara.

7.5 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah


Berdasarkan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan pembangunan
Provinsi Gorontalo, maka kebijakan umum dan Program Pembangunan Daerah Provinsi
Gorontalo mengacu pada sasaran pembangunan yang selanjutnya diuraikan dengan strategi
dan arah kebijakan serta Program Pembangunan Daerah yang disajikan pada Tabel 7.1.

BAB VII - 13
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 1
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 2
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 3
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 4
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 5
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 6
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 7
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 8
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 9
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 10
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 11
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 12
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 13
TABEL VII.1
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI GORONTALO

TARGET PROGRAM SKPD


BIDANG
NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG
TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD
DAERAH JAWAB
2012 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Misi I : Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong Laju Investasi, Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pedesaan Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan
Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat.
1. Terwujudnya pertumbuhan 1. Meningkatkan Kerjasama - Mengupayakan iklim investasi Berkurangnya hambatan Program Peningkatan Wajib-Penanaman Badan Penanaman
ekonomi dan daya saing investasi yang kondusif berinvestasi 2 Perusahaan 23 Perusahaan Iklim Investasi dan Modal Modal dan PTSP
daerah Realisasi Investasi
- Mendorong kerjasama yang Meningkatnya capaian Program Peningkatan Wajib-Penanaman Badan Penanaman
konkrit dalam meningkatkan realisasi Investasi PMDN, 2 PMA/PMDN 21 PMA/PMDN Promosi dan Kerjasama Modal Modal dan PTSP
investasi. PMA, dan Swasta murni Investasi
- Mengupayakan tersedianya Meningkatnya akses 7 Dokumen , 20 Peta, Program Pengembangan Wajib-Penanaman Badan Penanaman
sarana dan prasarana yang Informasi dan kelembagaan 1 Dokumen dan 2 4 Kel. Pelaku Usaha, Sumber Daya Investasi Modal Modal dan PTSP
meningkatkan minat investasi. sumberdaya Investasi Kelompok Pelaku 16 Kel. Komoditas
Usah Unggulan dan 16
Pelaku Invesmas
- Meningkatkan koordinasi Meningkatnya koordinasi, Program Peningkatan Wajib-Penanaman Badan Penanaman
dalam pengembangan evaluasi dan pelayanan Kualitas Perencanaan Modal Modal dan PTSP
100% 100%
investasi baik ditingkat perizinan Penanaman Modal dan
regional dan nasional. PTSP
2. Peningkatan realisasi - Menciptakan sistem Terselenggaranya pelayanan Program Pelayananan Wajib-Penanaman Badan Penanaman
investasi baik PMDN, PMA kemudahan investasi administrasi dan SDM administrasi, sarana Modal Modal dan PTSP
100% 100%
dan Swasta murni Aparatur secara efektif dan prasarana dan SDM
efisien Aparatur
2. Meningkatnya Kinerja Ekspor 3. Perdagangan Antar Pulau - Mendorong peningkatan Peningkatan daya saing Program peningkatan Pilihan- Dinas Koperasi,
Komoditi Unggulan Daerah perdagangan barang dan jasa komoditi ekspor & promosi dan pengembangan Perdagangan UMKM, Perindustrian
2 Komoditi 6 Komoditi
dan Diversikasi Komoditi antar pulau dan ekspor komoditi ekspor Gorontalo ekspor dan Perdagangan
lainnya.
Meningkatnya volume Program Peningkatan Pilihan- Dinas Koperasi,
perdagangan antar pulau Efisiensi Perdagangan Perdagangan UMKM, Perindustrian
768.736 ton 920.621 ton
Gorontalo Dalam Negeri dan Perdagangan

3 Terciptanya Laju Investasi 4. Menekan laju inflasi - Meningkatkan kelancaran arus Jumlah pengujian dan Program Peningkatan Pilihan- Dinas Koperasi,
200 kali pengujian
dan distribusi barang/jasa di penerbitan sertifikat mutu 200 kali pengujian Standarisasi Mutu Perdagangan UMKM, Perindustrian
dan 12 sertifikat
daerah barang dan 8 sertifikat mutu Barang dan Perdagangan
mutu
Meningkatnya jumlah UTTP Program Perlindungan Pilihan- Dinas Koperasi,
yang bertanda Tera Sah Konsumen dan Perdagangan UMKM, Perindustrian
12.000 UTTP 13.800 UTTP
yang berlaku Pengamanan dan Perdagangan
Perdagangan
Persentase tingkat Program Perlindungan Pilihan- Dinas Koperasi,
penyelesaian pengaduan Konsumen dan Perdagangan UMKM, Perindustrian
80% 90%
konsumen Pengamanan dan Perdagangan
Perdagangan

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 14
TARGET PROGRAM SKPD
BIDANG
NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG
TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD
DAERAH JAWAB
2012 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4 Memfokuskan
Meningkatnya Peningkatan5.Ekonomi
Pendapatan Atas Dasar Optimalisasi
Meningkatkan Potensi
- Mendorong Kewilayahan,
peningkatan APBD Mendorong Laju Investasi, Percepatan Pembangunan InfrastrukturIntensifikasi
Peningkatan Pendapatan Pedesaan dan Sekaligus Mengembangkan
Wajib-Otda Potensi Unggulan
Dinas Keuangan dan
Dengan Mengakselerasi
Perkapita masyarakat yang Secara Cerdaspembangunan
pembiayaan Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat.Daerah Ekstensifikasi Sumber- Asset Daerah
Rp. 933,169 Milyar Rp. 1.5 Trilyun
berkeadilan daerah Sumber Pendapatan
Daerah
Tersusunnya Ranperda APBD Pembinaan dan Fasilitasi Wajib-Otda Dinas Keuangan dan
Kab/Kota sesuai dengan Pengelolaan Keuangan Asset Daerah
6 Kab/Kota 6 Kab/Kota
regulasi yang berlaku Kab/Kota

Meningkatnya kualitas Peningkatan Dan Wajib-Otda Dinas Keuangan dan


laporan keuangan Pengembangan Asset Daerah
WDP WTP
pemerintah daerah Pengelolaan Keuangan
Daerah
6. Mengembangkan - Mengembangkan 8 obyek Meningkatnya fasilitas Program Pengembangan Pilihan-Pariwisata Dinas Perhubungan,
Pariwisata Daerah wisata unggulan penunjang obyek wisata Destinasi Pariwisata Pariwisata,
1 obyek wisata 8 obyek wisata
unggulan Komunikasi dan
Informatika
Meningkatnya kunjungan Program Pengembangan Pilihan-Pariwisata Dinas Perhubungan,
Kunjungan wisatawan Kunjungan wisatawan
wisatawan dalam dan luar Pemasaran Pariwisata Pariwisata,
= 92.000 orang; = 120.00 orang;
negeri Komunikasi dan
Lama tinggal = 3 hari Lama tinggal = 5 hari
Informatika
5 Terwujudnya pertumbuhan 7. Mengembangkan IKM, - Mendorong berkembangnya Program Pengembangan Wajib-Industri Dinas Koperasi,
Meningkatnya jumlah IKM
Usaha Koperasi dan UKM UMKM dan Koperasi IKM, UMKM dan Koperasi 12.140 IKM & 280 14.025 IKM & 321 Industri Kecil Menengah UMKM, Perindustrian
dan Sentra IKM di 6 kab/
sentra sentra dan Perdagangan
kota
Program Pengembangan Wajib-Koperasi dan Dinas Koperasi,
Penumbuhan koperasi baru 15 koperasi 85 koperasi
KUKM Usaha Kecil dan UMKM, Perindustrian
Jumlah Koperasi Berkualitas 0 koperasi 75 koperasi Menengah dan Perdagangan

Tersedianya Sarana
0 Pusat Layanan
Pengembangan Usaha dan
Usaha Terpadu KUKM 1 PLUT KUKM
Pemasaran Hasil KUKM
(PLUT-KUKM)
(sharing APBN)
Tersedianya Sarana Balai
Pelatihan KUKM/BALATKOP 0 Balatkop 1 Balatkop
(sharing APBN)
Meningkatnya jumlah UMKM Program Pengembangan Wajib-Koperasi dan Dinas Koperasi,
61.887 UMKM 70.274 UMKM
(unit) UMKM Usaha Kecil dan UMKM, Perindustrian
Meningkatnya transaksi Menengah dan Perdagangan
bisnis KUMKM melalui 6 UMKM 66 UMKM
promosi produk
6. Meningkatnya lapangan kerja 8. Menurunkan angka - Mengupayakan peningkatan Peningkatan akses Program Penempatan Wajib-Tenaga Dinas Tenaga Kerja
pengangguran terbuka lapangan kerja baru masyarakat terhadap 60% 100% dan Perluasan Kerja dan Transmigrasi
informasi Pasar Kerja Kesempatan Kerja
Meningkatnya perluasan
kesempatan kerja melalui
TTG, TKM, TKS, TKPMP, 400 Org 3310 Orang
Padat Karya Produktif dan
Wirausaha baru

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 15
TARGET PROGRAM SKPD
BIDANG
NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG
TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD
DAERAH JAWAB
2012 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong
MeningkatnyaLaju Investasi, Percepatan Pembangunan InfrastrukturProgram
cakupan Pedesaan Sekaligus Mengembangkan
Pengembangan Wajib-Tenaga Potensi Unggulan
Dinas Tenaga Kerja
Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat.jaminan kesehatan dan 1890 TK 21865 TK Hubungan Industrial Kerja dan Transmigrasi
kerselamatan kerja. dan Peningkatan
Menurunnya sengketa Jaminan Sosial Tenaga
hubungan insdustrial 87.00% 33.00% Kerja
Meningkatnya perusahaan Program Perlindungan Wajib-Tenaga Dinas Tenaga Kerja
yang menerapkan Norma dan Pengembangan Kerja dan Transmigrasi
300 Perusahaan 1929 Perusahaan
Kerja dan Norma K3 Lembaga
Ketenagakerjaan
9. Peningkatan Keterampilan - Mendorong peningkatan Meningkatnya keterampilan Program Peningkatan Wajib-Tenaga Dinas Tenaga Kerja
dan Produktivitas Tenaga keterampilan dan tenaga Kerja melalui Kualitas dan Kerja dan Transmigrasi
200 Org PBM 1500 Org PBM
kerja produktivitas tenaga kerja. pelatihan berbasis Produktivitas Tenaga
Masyarakat Kerja
Meningkanya Peserta 200 Orang Peserta
0
Pemagangan magang
Meningkatnya kualitas
Lembaga Pelatihan kerja 0 40 Lembaga
swasta.
Jumlah Desa Produktif yang
4 Desa 44 Desa
dikembangkan
Meningkatnya keterampilan 920 Org Program Pelatihan Wajib-Tenaga Dinas Tenaga Kerja
tenaga Kerja yang berbasis 0 Berbasis Kompetensi Kerja dan Transmigrasi
kompetensi. Tenaga Kerja, Latihan
Meningkatnya Meningkatnya 500 Org Transmigrasi dan
produktivitas masyarakat Pengembangan
0
transmigrasi. Produktifitas Daerah

7. Meningkatnya Infrastruktur 10. Meningkatkan kualitas - Membangun Jalan, Jembatan, Tersedianya Dokumen Program pengembangan Wajib-Pekerjaan Dinas Pekerjaan
Daerah dan kuantitas infrastruktur Irigasi, Waduk Perencanaan dan dan pengelolaan Umum Umum
6 Dok 59 Dok
darat, laut dan udara pengawasan teknis Irigasi jaringan irigasi, rawa
(Dok) dan jaringan pengairan
8. Meningkat dan Terwujudnya Pengembangan lainnya
berkembangnya Jalan Akses / Rehabilitasi Jaringan irigasi
10.287 M 68.287 M
ke pusat-pusat produksi (Meter)

Tercapainya Layanan
Jaringan Irigasi guna
17.131 Ha 17.131 Ha
tersedianya air untuk
pertanian (Ha)
Terlaksananya Fasilitasi
perluasan jaringan irigasi
Randangan, Dumbaya Bulan, - 17 Keg
dan irigasi Baru lainnya

Terlaksananya
Pendampingan dalam rangka
Kebijakan pengelolaan 1 Keg 11 Keg
Sumber Daya Air (Keg)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 16
TARGET PROGRAM SKPD
BIDANG
NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG
TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD
DAERAH JAWAB
2012 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong Laju Investasi, Percepatan Pembangunan InfrastrukturProgram
Tersedianya Dokumen Pedesaan Sekaligus Mengembangkan
Pengendali Wajib-Pekerjaan Potensi Unggulan
Dinas Pekerjaan
Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat.Perencanaan Banjir Umum Umum
3 Dok 20 Dok
penanggulangan banjir/
abrasi pantai (Dok)
Terkendalinya erosi,
longsoran dan sedimentasi
4.877 M 14.667 M
pada tebing-tebing dan
badan sungai,bantaran
Terkendalinya abrasi pantai
bagi permukiman 465 M 1.935 Meter
masyarakat (Meter)
Tersedianya Dokumen Study Program Pembangunan Wajib-Pekerjaan Dinas Pekerjaan
Kelayakan, Dokumen Jalan dan jembatan Umum Umum
Databse, Dokumen
Lingkungan, Dokumen 13 Dok 87 Dokumen
Perencanaan Teknis (Detail
Engginer Desain/ DED dan
Simplified Design Serta
Dokumen pengawasan.
Tersedianya jalan baru/
peningkatan Jalan Provinsi - 327,56 Km
(Km)
Terwujudnya penanganan
Jalan Strategis Provinsi - 27,5 Km
(Km)
Tersedianya jembatan diruas
1 Bh 61 Buah
jalan provinsi (Bh)
Tersedianya jembatan pada
ruas jalan Stategis provinsi 4 Bh 14 Buah
(Bh)
Terlaksananya fasilitasi dan
koordinasi Forum Komunikasi
Pengembangan Jaringan
Jalan Daerah (FKPJD) - 15 Dokumen
Penanganan Gorontalo Outer
Ring Road (GORR)
(Dokumen)
Tersedianya Dokumen Program Rehabilitasi/ Wajib-Pekerjaan Dinas Pekerjaan
pengawasan Rehabilitasi/ pemeliharaan Jalan dan Umum Umum
1 Dok 6 Dokumen
pemeliharaan Jalan dan jembatan
Jembatan . (Dokumen)
Terwujudnya Kondisi Jalan
Mantap 60 % dengan
14,7 Km 269,04 Km
Pemeliharaan berkala dan
Rekonstruksi Jalan (Km)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 17
TARGET PROGRAM SKPD
BIDANG
NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG
TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD
DAERAH JAWAB
2012 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong Laju
Terpeliharanya Investasi,
kondisi jalan Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pedesaan Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan
Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat.mantap dengan
52 Km 259,04 Km
Pemeliharaan rutin jalan
(Km)
Terpeliharanya jembatan
diruas jalan Provinsi (Meter) - 454 Meter

Tersedianya dokumen Program Pengembangan Wajib-Pekerjaan Dinas Pekerjaan


perencanaan/Pengawasan Wilayah Strategis dan Umum Umum
3 Dokumen
Pengembangan infrastruktur 26 Dokumen cepat tumbuh
Perencaan
Permukiman (Paket)

Tersedianya Prasarana dan


Sarana Gedung Perkantoran 14 Unit Bangunan
-
Pemerintah Provinsi Perkantoran
Gorontalo (Unit)
Tersedianya Prasarana dan
3 Paket
Sarana Gedung Rumah Sakit
1 Paket (Rehab) (100 % Bangunan
Provinsi (Paket)
Fisik)
Terlaksananya
pembangunan/ peningkatan
infrastruktur permukiman di
kawasan perkotaan/
Perdesaan, Kawasan ber IPM 6 Km 93 Km
Rendah dan stimulasi
infrastruktur perdesaan, desa
potensial dan kawasan
agropolitan (km)

Tersedianya Sarana dan


prasarana bangunan
penunjang fasilitas serta 1 Kws (51 Bh) 6 Kws (254 Bh)
layanan umum (Kawasan/
Bh)
Tersedianya dokumen Program Pengembangan Wajib-Pekerjaan Dinas Pekerjaan
perencanaan/Pengawasan Kinerja Pengelolaan Air Umum Umum
Pengembangan Kinerja Air - 8 Dokumen Minum dan Air Limbah
Minum dan Air Limbah

Tersedianya akses air minum


yang aman melalui fasilitasi
dan sistem penyediaan air
minum dengan jaringan 134.266 SR
16.545 SR (46 %
perpipaan dan bukan (76 % Pencapaian
Pencapaian MDG's)
jaringan perpipaan dalam MDG's)
rangka pencapaian target
MDG's (SR)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 18
TARGET PROGRAM SKPD
BIDANG
NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG
TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD
DAERAH JAWAB
2012 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong
TerlaksananyaLaju Investasi,
fasilitasi dan Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pedesaan Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan
Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat.penyediaan sanitasi
setempat yang memadai 143 Unit 666 Unit
dalam rangka pencapaian
target MDG's (Unit)
Tersedianya sistem jaringan
dan pengelolaan air limbah - 12 Kawasan
(KK)
Tersedianya Tenaga Kerja Program Peningkatan Wajib-Pekerjaan Dinas Pekerjaan
konstruksi yang berkualitas Pembinaan Masyarakat Umum Umum
100 Orang 680 orang
(orang) Jasa Konstruksi

Tersedianya badan usaha


dan lembaga jasa konstruksi
50 Badan Usaha 420 Badan Usaha
yang berkualitas (badan
usaha)
Tersedianya sarana dan Program Sarana dan Wajib-Pekerjaan Dinas Pekerjaan
prasarana laboratorium Prasarana Penunjang Umum Umum
untuk menjamin mutu 2 Paket 23 Paket UPTD Jasa Konstruksi/
pelaksanaan konstruksi Laboratorium Uji
(paket) Marterial
- Meningkatkan kualitas dan Meningkatnya layanan 3 lintasan angkutan 6 terminal tipe B; 2 Program peningkatan Wajib, Dinas Perhubungan,
kuantitas pelayanan angkutan transportasi perintis unit layanan pemadu pelayanan angkutan Perhubungan Pariwisata,
transportasi darat, laut dan moda; 5 lintasan Komunikasi dan
udara perintis; 1 unit Informatika
prototipe bentor
standard
Terkendalinya lalu lintas Pemeliharaan WL 1 Pemasangan Faskes Program Pengendalian Wajib, Dinas Perhubungan,
melalui pemasangan dan unit LLAJ : 5 Ruas Jalan dan Pengamanan Lalu Perhubungan Pariwisata,
pemeliharaan fasilitas provinsi; Lintas Komunikasi dan
keselamatan LLAJ di ruas Pemeliharaan: APILL Informatika
jalan provinsi 16 unit, WL 4 unit

Terwujudnya percepatan Taxiway bandara Terminal bandara Program pembangunan Wajib, Dinas Perhubungan,
pembangunan, penyusunan (30m x187m); (4.896 m2); Taxiway sarana dan prasarana Perhubungan Pariwisata,
dok. Perencanaan, dan Kapasitas layanan bandara (30m perhubungan Komunikasi dan
peningkatan kapasitas Plbhn Anggrek: 5000 x187m); Apron Informatika
layanan infrastruktur DWT (120m x 200m); 3
perhubungan dokumen (Pra FS/FS
Jalur KA, Trase Jalur
KA/Pra Design, DED
Jalur KA); Kapasitas
layanan Plbhn
Anggrek: 11.000
DWT
Meningkatnya produktivitas 2500 ton/hr 3000 ton/hr
bongkar muat di pelabuhan
se-provinsi Gorontalo

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 19
TARGET PROGRAM SKPD
BIDANG
NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG
TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD
DAERAH JAWAB
2012 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Memfokuskan Peningkatan11.
Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi
Mengingkatkan - Mengupayakan Persentase Kejelasan
Potensi Kewilayahan, Mendorong Laju Investasi, Percepatan
- Pembangunan80.00%
InfrastrukturProgram
PedesaanPerencanaan
Sekaligus Mengembangkan
Wajib-Penataan Potensi
BappedaUnggulan
Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap
Pengembangan Kawasan Pencapaian Kesejahteraan
pengembangan dan kesesuaian Arahan
wilayahRakyat. Tata Ruang Ruang
Strategis kawasan strategis cepat Pemanfaatan Ruang
tumbuh Berdasarkan RTRWP
Persentase kegiatan - 100.00% Program Pengendalian Wajib-Penataan Bappeda
penataan ruang dan kinerja Pemanfaatan Ruang Ruang
BKPRD Kabupaten/Kota

Ketersedian dokumen - 6 dokumen Program Perencanaan Wajib-Penataan Dinas Pekerjaan


rencana rinci tata ruang Tata Ruang Ruang Umum
Ketersediaan Peraturan - 3 Keg Program Pengendalian Wajib-Penataan Dinas Pekerjaan
daerah tentang tata Ruang Pemanfaatan Ruang Ruang Umum
terselenggaranya Fasilitasi Program Pemanfaatan Wajib-Penataan Dinas Pekerjaan
Kelembagaan dalam Ruang Ruang Umum
- 6 Laporan
penyelesaian konflik
penataan ruang
Meningkatnya ekonomi 5 Paket 5 Paket Program Pengembangan Pilihan- Dinas Tenaga Kerja
masyarakat diwilayah Wilayah Tertinggal Transmigrasi dan Transmigrasi
tertinggal
Meningkatnya sarana dan 0 Jalan 22,8 KM Program pembangunan Pilihan- Dinas Tenaga Kerja
prasarana dikawasan dan pengembangan Transmigrasi dan Transmigrasi
transmigrasi masyarakat dan
kawasan transmigrasi

0 Jembatan 84 M
Tersedianya Dokumen 0 33 Dokumen
perencanaan Pembangunan
kawasan transmigrasi

Terlaksananya Penempatan 0 400 KK


masyarakat transmigrasi

9. Membangun Kemandirian 12. Percepatan - Memfasilitasi Percepatan Terwujudnya masyarakat - 6 Kab/Kota - 6 Kab/Kota Program Peningkatan Wajib - Badan Pemberdayaan
Desa Pembangunan Daerah Pembangunan di desa yang mandiri sejahtera - 17,22 % - 9,51% Keberdayaan Pemberdayaan Masyarakat dan
berbasis Desa masyarakat Masyarakat dan Pembangunan Desa
Desa Tertinggal

Meningkatnya Kapasitas - Kades : 657 - Kades : 657 Program Peningkatan Wajib - Badan Pemberdayaan
manajemen perangkat - Lurah : 72 - Lurah : 72 Kapasitas Aparatur Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa/ Kel - Camat : 75 - Camat : 75 Pemerintah Desa/ Kel Masyarakat dan Pembangunan Desa
- BPD : 657 - BPD : 657 Desa Tertinggal
- LMD : 72 - LMD : 72
- Sekdes : 657 - Sekdes : 657
(Orang) (Orang)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 20
TARGET PROGRAM SKPD
BIDANG
NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG
TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD
DAERAH JAWAB
2012 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong
Terwujudnya Laju
Desa Investasi,
Maju dan Percepatan
3 desa danPembangunan
3 Infrastruktur
3 desa dan 3 Pedesaan
Program Sekaligus Mengembangkan
Peningkatan Wajib - Potensi Unggulan
Badan Pemberdayaan
Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat.Mandiri kelurahan kelurahan Partisipasi Masyarakat Pemberdayaan Masyarakat dan
Dalam Pembangunan Masyarakat dan Pembangunan Desa
Desa Tertinggal

10. Meningkat dan 13. Pembangunan - Terfasilitasi Pembangunan Terwujudnya pembangunan - Tersedianya Program Pembangunan Wajib - Badan Pemberdayaan
berkembangnya Infrastruktur Infrastruktur Desa Infrastruktur Desa Infrastruktur di infrastruktur dasar Desa Tertinggal Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa perkampungan bagi desa tertinggal Masyarakat dan Pembangunan Desa
kumuh/miskin di 150 Desa di 80 desa di 5 Kab Desa Tertinggal
tertinggal

Misi II : Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pendekatan kesesuaian keahlian serta pemenuhan mutu kwalitas penyelenggaraan pendidikan dan kesehatan
1. Meningkatnya kualitas Peningkatan kualitas - Meningkatkan pemerataan Wajib-Pendidikan Dinas Pendidikan,
pendidikan pendidikan dan mutu serta pemerataan Program Perluasan Kebudayaan, Pemuda
Meningkatnya APK PAUD APK PAUD : 52,50% APK PAUD : 80,05%
akses penyelenggaraan PAUD. Akses PAUDNI dan Olahraga

2. Memfasilitasi PAUD bagi - Meningkatkan kapasitas dan Wajib-Pendidikan Dinas Pendidikan,


seluruh Anak Usia Dini aksesibilitas infrastuktur Program Peningkatan Kebudayaan, Pemuda
Meningkatnya Kualitas
dalam pelayanan publik - 400 Lembaga PAUD Mutu dan Tata Kelola dan Olahraga
Layanan PAUD
PAUD

3. Memfasilitasi Wajib Belajar Program Peningkatan Wajib-Pendidikan Dinas Pendidikan,


Meningkatnya Kompetensi
(WAJAR) 12 Tahun dan Kompetensi dan Kebudayaan, Pemuda
dan Kesejahteraan PTK 390 PTK PAUD 2,570 PTK PAUD
Paket A, B dan C Kesejahteraan PTK dan Olahraga
PAUD
PAUD
4. Mengembangkan Pendidikan - Mengupayakan pendidikan Wajib-Pendidikan Dinas Pendidikan,
Meningkatnya APK SMA/MA
Non Formal gratis APK 73,60% APK 98,09% Program Perluasan Kebudayaan, Pemuda
dan SMK dan APM SMA/MA
APM 56,40% APM 83,05% Akses Dikmen dan Olahraga
dan SMK
- Meningkatkan pemerataan, Meningkatnya kualitas dan Wajib-Pendidikan Dinas Pendidikan,
mutu, relevansi dan daya Program Peningkatan Kebudayaan, Pemuda
relevansi layanan pendidikan
saing serta perluasan akses - 99.90% Mutu dan relevansi dan Olahraga
Menengah (% kelulusan UN
penyelenggaraan pendidikan Dikmen
SMA/MA/SMK)
menengah
- Mendorong peningkatan Wajib-Pendidikan Dinas Pendidikan,
Program Peningkatan
mutu Pendidikan Meningkatnya kompetensi 49 Kepsek SMA dan Kebudayaan, Pemuda
0 Tata kelola/Manejemen
pengelola Sekolah 45 Kepsek SMK dan Olahraga
Dikmen
- Mendorong peningkatan Dinas Pendidikan,
Tersedianya database PTK Program Pemetaan PTK Wajib-Pendidikan
pendidikan luar sekolah Kebudayaan, Pemuda
dalam rangka 0 4 dokumen (PAUDNI, DIKDAS,
(pendidikan informal) dan Olahraga
pengembangan kompetensi DIKMEN)
Jumlah Guru Wajib-Pendidikan Dinas Pendidikan,
Kualifikasi UT dan Program Peningkatan Kebudayaan, Pemuda
Meningkatnya Kompetensi
- UNG 5.150 Org, PTK Kualifikasi dan dan Olahraga
dan Kualifikasi PTK
berprestasi 224 org, Kompetensi PTK
Kompetensi 960 org

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 21
TARGET PROGRAM SKPD
BIDANG
NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG
TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD
DAERAH JAWAB
2012 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensistandar
- Meningkatkan Kewilayahan,
mutu Mendorong Laju Investasi, Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pedesaan Sekaligus Mengembangkan
Wajib-Pendidikan Potensi Unggulan
Dinas Pendidikan,
Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan
kurikulum Rakyat.
pendidikan yang SD : 999 sekolah Kebudayaan, Pemuda
Program Pengembangan
terkini, berbudaya, agamis Meningkatnya Mutu dan SMP : 370 sekolah dan Olahraga
Kurikulum KTSP dan Penerapan
dan anti narkoba dalam Relevansi Pendidikan SMA : 49 sekolah
Kurikulum 2013
rangka membentuk SDM SMK : 45 sekolah
berkarakter unggul.
Peningkatan sarana prasaran Jumlah Guru Non PNS Wajib-Pendidikan Dinas Pendidikan,
Program Peningkatan
pendidikan : 4.947 guru, Kebudayaan, Pemuda
Meningkatnya Kinerja PTK - Kesejahteraan dan
Guru Non Sertifikasi : dan Olahraga
Perlindungan PTK
7.042 guru
Peningkatan status sekolah Wajib-Pendidikan Dinas Pendidikan,
(SSN, SBI dan ISO 9000) Meningkatnya kompetensi Program Kepengawasan Kebudayaan, Pemuda
150 Org 150 Org
Pengawas Pendidikan Pendidikan dan Olahraga

- Meningkatkan kuantitas dan Wajib-Pendidikan Dinas Pendidikan,


kualitas tenaga pendidik Menigkatnya Kompetensi Peningkatan Mutu PTK - Kebudayaan, Pemuda
360 Org 2.830 Org
bersertifikasi PTK PNF PNF (UPTD BPKB) dan Olahraga

Jumlah Peserta ujian Jumlah Peserta ujian Wajib-Pendidikan Dinas Pendidikan,


Meningkatnya jumlah Kebudayaan, Pemuda
SD/MI : 25,337, SD/MI : 186,567, Program
peserta Ujian nasional dan Olahraga
SMP/MTs : 19.648, SMP/MTs : 144.678, Penyelenggaraan Ujian
(jenjang SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA : 9.205, SMA/MA : 67.775, Nasional
SMA/MA/SMK)
SMK : 5,571 SMK : 46,081
- Menyelenggarakan dan Wajib-Pendidikan Dinas Pendidikan,
Meningkatnya pengetahuan Program Peningkatan
meningkatkan pembelajraan Kebudayaan, Pemuda
dan keterampilan 50 Org 370 Org Keterampilan PNF
berbasis penelitian pada dan Olahraga
masyarakat (UPTD BPKB)
semua jenjang pendidikan
Meningkatnya kompetensi Program Peningkatan Wajib-Pendidikan Dinas Pendidikan,
pengelola PNF Bagi BPKB
530 Org Tata kelola Pendidikan
Kebudayaan, Pemuda
100 Org
dan SKB se Provinsi Non Formal (UPTD dan Olahraga
Gorontalo BPKB)
- Melestarikan penuntasan Wajib-Pendidikan Dinas Pendidikan,
wajib belajar 9 tahun dan Meningkatnya keterampilan Kebudayaan, Pemuda
mengembangkan wajib Life Skill = 150 org, Life Skill = 1.520 org, Program Peningkatan dan Olahraga
Pemuda putus sekolah dan
belajar 12 tahun secara Buta Aksara = 1000 Buta Aksara = 9000 Keterampilan Pendidikan
menurunnya angka tuna
merata terutama di wilayah org org Non Formal
aksara
pedesaan dan perbatasan
dengan daerah lain
- Mendorong percepatan alih Wajib-Pendidikan Dinas Pendidikan,
status penegerian melalui Meningkatnya SDM yang Kebudayaan, Pemuda
pemenuhan sarana prasarana, berkualifikasi Ahli Madya di Program Pengembangan dan Olahraga
308 Mhs 758 Mhs
kualifikasi dosen, dan layanan bidang IT, di bidang THP Politeknik Gorontalo
akademik dan di bidang MPP

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 22
TARGET PROGRAM SKPD
BIDANG
NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG
TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD
DAERAH JAWAB
2012 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi
- Memperluas Kewilayahan,
akses pendidikan Mendorong Laju Investasi, Percepatan Pembangunan Infrastruktur
APK SD : 112,75 Pedesaan Sekaligus Mengembangkan
Wajib-Pendidikan Potensi Unggulan
Dinas Pendidikan,
APK SD 111,04 %
Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat. % APK SMP : Kebudayaan, Pemuda
Meningkatnya APK dan APM APK SMP 96,96 % Program Perluasan
98,25 % APM dan Olahraga
Pendidikan Dasar APM SD 96,37 % Akses Pendidikan dasar
SD : 98,80 %
APM SMP 69,99 %
APM SMP : 80,15 %
- Meningkatkan pemerataan, Meningkatnya kualitas dan Wajib-Pendidikan Dinas Pendidikan,
mutu, relevansi dan daya Program Peningkatan Kebudayaan, Pemuda
relevansi layanan pendidikan SD/MI : 100%, SD/MI : 100%,
saing serta perluasan akses Mutu dan relevansi dan Olahraga
Dasar (% kelulusan UN SMP/MTs 99,76% SMP/MTs 99,70%
penyelenggaraan pendidikan Dikdas
SD/MI, SMP/MTs)
dasar.
- Terjaminnya kepastian Wajib-Pendidikan Dinas Pendidikan,
memperoleh layanan SD : 999 org, SMP Program Peningkatan Kebudayaan, Pemuda
Meningkatnya kompetensi
pendidikan dasar dan - : 370 org, PK-LK : 8 Tata kelola/Manejemen dan Olahraga
pengelola satuan pendidikan
berkesataraan di semua org Dikdas
kab./Kota
Mendorong pelaksanaan Wajib-Pemuda dan Dinas Pendidikan,
Program Pengembangan
kompetisi/lomba secara Meningkatnya kapasitas dan Olahraga Kebudayaan, Pemuda
40 Org 616 Org kapasitas dan
berjenjang keterampilan Pemuda dan Olahraga
keterampilan Pemuda
Meningkatnya jumlah Wajib-Pemuda dan Dinas Pendidikan,
Program Pengembangan
masyarakat yang memahami Olahraga Kebudayaan, Pemuda
135 Org 610 Org dan pelestarian
dan menguasai olahraga dan Olahraga
Olahraga Tradisional
tradisional
Meningkatnya Jumlah Wajib-Pemuda dan Dinas Pendidikan,
Program
Pemuda Pelajar yang Olahraga Kebudayaan, Pemuda
415 Org 3.300 Org Penyelenggaraan
berprestasi dalam bidang dan Olahraga
Kompetisi Olahraga
olahraga
Wajib-Pemuda dan Dinas Pendidikan,
Program Pembinaan dan
Meningkatnya Wawasan Olahraga Kebudayaan, Pemuda
124 Org 1.566 Org Peningkatan Prestasi
kebangsaan bagi pemuda dan Olahraga
Pemuda
- Mengoptimalkan peran Wajib-Pemuda dan Dinas Pendidikan,
Meningkatnya jumlah atlit Program Pembinaan dan
PPLP/Training center Olahraga Kebudayaan, Pemuda
berprestasi cabang olahraga 45 Org 340 Org Pemasyarakatan
dan Olahraga
binaan PPLP Olahraga
5 Meningkatnya status Meningkatkan pelayanan - Peningkatan Kesehatan Ibu, Meningkatnya kualitas Bayi 18418, Bumil - Bayi 21945, Program Peningkatan
kesehatan dan gizi kesehatan yang merata, Bayi, Balita dan KB pelayanan kesehatan ibu dan 20260, Bulin/bufas - Bumil 24140, Keselamatan Ibu
masyarakat terjangkau, bermutu dan anak 19339 - Bulin/bufas 23043 Melahirkan dan Anak
berkeadilan, serta berbasis Wajib-Kesehatan Dinas Kesehatan
bukti, dengan
mengutamakan pada upaya
promotif dan preventif

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 23
TARGET PROGRAM SKPD
BIDANG
NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG
TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD
DAERAH JAWAB
2012 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
6 Memfokuskan
Menurunnya Peningkatan
angka Ekonomi Atas
kesakitan Meningkatkan Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong
ketersediaan, MeningkatnyaLaju Investasi, Percepatan Pembangunan InfrastrukturProgram
kualitas Pedesaan Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan
Peningkatan
Dengan
akibat Mengakselerasi
penyakit menular danSecara Cerdasdan
pemerataan Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat.pelayanan kesehatan anak Pelayanan Kesehatan
tidak menular keterjangkauan obat dan balita Anak Balita
alat kesehatan serta
menjamin - Perbaikan Gizi Masyarakat Balita 22769 Balita 27404 Wajib-Kesehatan Dinas Kesehatan
keamanan/khasiat,
kemanfaatan dan mutu
sediaan farmasi, alkes dan
makanan.
7 Meningkatnya penyediaan Meningkatkan pembiayaan - Pengendalian Penyakit Meningkatnya kualitas Program Perbaikan Gizi
anggaran publik untuk pembangunan kesehatan, Menular serta penyakit tidak penanganan masalah gizi Masyarakat
kesehatan dalam rangka terutama untuk mewujudkan menular diikuti Penyehatan masyarakat - Balita Gibur 500 - Balita Gibur 500
mengurangi risiko finansial Jaminan Sosial Kesehatan lingkungan Wajib-Kesehatan Dinas Kesehatan
- Bumil KEK 3039 - Bumil KEK 3621
akibat gangguan kesehatan Nasional
bagi seluruh penduduk,
terutama penduduk miskin
8 Meningkatnya perilaku hidup Meningkatnya - Pengembangan Sistem Terlaksananya pelayanan Penderita Gangguwan Penderita Gangguwan Program Peningkatan
bersih dan sehat (PHBS) pemberdayaan masyarakat, Jaminan Kesehatan kesehatan masyarakat Jiwa 119 Jiwa 170 Upaya Kesehatan
pada rumah tangga swasta dan masyarakat Masyarakat melalui pelayanan Masyarakat Wajib-Kesehatan Dinas Kesehatan
madani dalam pembangunan kesehatan gratis
kesehatan
9 Terpenuhinya kebutuhan Meningkatkan - Peningkatan ketersediaan, Meningkatnya sediaan 92,83% 99% Program Kefarmasian
tenaga kesehatan di daerah pengembangan dan keterjangkauan, pemerataan, farmasi dan alat kesehatan dan Alat Kesehatan
tertinggal, terpencil, pemberdayaan SDM keamanan, mutu dan yang memenuhi standar dan Wajib-Kesehatan Dinas Kesehatan
perbatasan dan kepulauan Kesehatan yang merata dan penggunaan obat serta terjangkau oleh masyarakat
(DTPK) bermutu pengawasan obat dan
makanan
10 Seluruh kabupaten/Kota Meningkatkan manajemen - Pemberdayaan Masyarakat Meningkatnya Pengendalian 55,00% 67,5% Program Pengawasan
melaksanakan standar kesehatan yang akuntabel, dan penanggulangan bencana & Pengawasan sarana Obat dan Makanan
pelayanan minimal (SPM) transparan, berdayaguna & krisis kesehatan produksi & distribusi obat, Wajib-Kesehatan Dinas Kesehatan
dan berhasilguna makanan dan bahan
berbahaya

- Peningkatan pelayanan Meningkatnya penyehatan 598.475 Jiwa 791.681 Jiwa Program Pengembangan
kesehatan primer, sekunder dan pengawasan kualitas Lingkungan Sehat Wajib-Kesehatan Dinas Kesehatan
dan tersier lingkungan
- Pemenuhan, Pengembangan Menurunnya angka 73.50 80 Program Pencegahan &
dan Pemberdayaan SDM kesakitan, kematian dan Penaggulangan Penyakit Wajib-Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kesehatan kecacatan akibat penyakit Menular dan tidak
menular
Menyiapkan sarana dan Meningkatnya pelayanan - PONED 16 Pkm - PONED 21 Pkm Program Pembinaan
prasaran kesehatan upaya kesehatan dasar dan - PONEK 2 RS - PONEK 5 RS Upaya Kesehatan Wajib-Kesehatan Dinas Kesehatan
kesehatan rujukan
Meningkatnya pelaksanaan 45% 75% Program Promosi
pemberdayaan promosi Kesehatan dan
Wajib-Kesehatan Dinas Kesehatan
kesehatan kepada Pemberdayaan
masyarakat Masyarakat
Meningkatnya kualitas SDM 74% 95 Program Peningkatan
Kesehatan Kapacity Building SDM Wajib-Kesehatan Dinas Kesehatan
Kesehatan

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 24
TARGET PROGRAM SKPD
BIDANG
NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG
TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD
DAERAH JAWAB
2012 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong
MeningkatnyaLaju Investasi,
koordinasi dan Percepatan
90% Pembangunan Infrastruktur
95% Pedesaan
Program Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan
Standarisasi
Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat.keterpaduan perencanaan, Pelayanan Kesehatan
pelaksanaan, pembinaan dan Wajib-Kesehatan Dinas Kesehatan
evaluasi program
pembangunan kesehatan

Misi III : Mengembangkan manajemen pengelolaan potensi sumberdaya kelautan, pertanian, peternakan, kehutanan, danau limboto dan potensi lingkungan lainnya yang lebih baik, saling terintegrasi serta lestari demi
kepentingan kemakmuran rakyat.
1. Peningkatan pengelolaan Peningkatan pengelolaan - Mendorong peningkatan Peningkatan produksi padi Program Peningkatan Pilihan-Pertanian Dinas Pertanian,
sumber daya alam sumberdaya alam produksi dan produktifitas 3% per tahun (ton) Produksi dan Tanaman Pangan dan
perikanan dan kelautan, 290,588 338,620 Produktivitas Pertanian Hortikultura
Pertanian, Peternakan &
Perkebunan dan Kehutanan
2. Terwujudnya Kawaasan Peningkatan produktivitas
Strategis Cepat Tumbuh padi sebesar 4,72 % per
53.49 58.84
(KSCT) Bidang Pertanian dan tahun (ku/ha)
Perikanan
3. Terwujudnya Kawasan Peningkatan Produksi Jagung
Ekonomi Khusus sebesar 9,29% per tahun 656,864 1,013,914
(KEK)/KAPET Gopandang (ton)
4. Meningkatnya produktivitas Peningkatan Produktivitas
hasil pertanian dan perikanan Jagung Sebesar 2,66% per 48.46 55.22
tahun (ku/ha)
Meningkatnya Produksi
Kedelai sebesar 3 % per 2,550
2.247
tahun (ton)
Meningkatnya Produktivitas
12.53 13.40
Kedelai (ku/ha)
Peningkatan Produksi
Sayuran 3 % per Tahun 16,551 19,188
(Ton)
Peningkatan Produksi
Tanaman Hias (Kg,Tgk,Phn) 16,852 17,667

Peningkatan Produksi Buah -


buahan 2 % per Tahun 12,952 14,300
(Ton)
Peningkatan Produksi
Tanaman Obat (Biofarmaka)
186,400 195,915
1 % per Tahun (Kg)

Penerapan Jaminan Mutu Program Peningkatan Pilihan-Pertanian Dinas Pertanian,


dan Standarisasi Pertanian 2 12 Nilai Tambah Hasil Tanaman Pangan dan
(Pelaku Usaha) Pertanian Hortikultura
Pengembangan kelembagaan
usaha investasi dan promosi
25 75
(unit)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 25
TARGET PROGRAM SKPD
BIDANG
NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG
TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD
DAERAH JAWAB
2012 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong Laju Investasi,
Menurunnya kehilangan hasil Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pedesaan Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan
Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat.produksi pada saat 0,2 0,2
pascapanen (%)
Meningkatnya jumlah sarana
produksi pasca panen
900 1,321
tanaman pangan dan
hortikultura (unit)
Penyediaan Sarana Pupuk Program Penyediaan Pilihan-Pertanian Dinas Pertanian,
1000 2,000
dan Pestisida(ha) dan Pengembangan Tanaman Pangan dan
Meningkatnya penggunaan
7 92 Prasarana dan Sarana Hortikultura
sarana alsintan (unit) Pertanian
Meningkatnya perluasan
700 5,612
areal lahan basah (ha)
Tersedianya benih sumber Program Pengelolaan Pilihan-Pertanian UPT - BBTPH
unggul dan bersertifikat padi 1437537 1,550,630 Sistim Penyediaan mutu
sawah (Kg) benih tanaman Pangan
Tersedianya benih sumber dan Hortikultura
unggul dan bersertifikasi 1,151,279 1,573,597
Jagung (Kg)
Menekan Luasan yang Program Perlindungan Pilihan-Pertanian UPT - BPTPH
Terserang OPT dan DPI
4.9 3.0 tanaman pangan dan
maksimal 5 % dari luas Hortikultura
tanam/tahun
Meningkatnya penggunaan 75 80 Program Peningkatan Pilihan-Pertanian UPT - BPSBTPH
benih bersertifikasi dan pengawasan dan
bermutu (%) sertifikasi mutu benih
Tanaman Pangan dan
Hortikultura
Meningkatnya Produksi Program Pengembangan Pilihan-Kelautan Dinas Perikanan dan
85,815 126,036
Perikanan Tangkap (ton); Perikanan Tangkap dan Perikanan Kelautan
Meningkatnya Pendapatan
1,945,558 2,910,225
Nelayan (Rp/bln)
Meningkatnya Produksi Program Pengembangan Pilihan-Kelautan Dinas Perikanan dan
133,340 205,139
Perikanan Budidaya (Ton) Perikanan Budidaya dan Perikanan Kelautan
- Produksi Ikan (Ton) 26,668 41,028
- Produksi Rumput Laut
106,672 164,111
(Ton)
Meningkatnya Pendapatan
1,662,465 2,500,000
Pembudidaya (Rp/bln)
Meningkatnya pendapatan Program Pemberdayaan Pilihan-Kelautan Dinas Perikanan dan
masyarakat pesisir (Rp/bln) Ekonomi Masyarakat dan Perikanan Kelautan
1,945,558 2,910,225
Pesisir

Meningkatnya wilayah Program Pemberdayaan Pilihan-Kelautan Dinas Perikanan dan


perairan bebas ilegal fishing Masyarakat Dalam dan Perikanan Kelautan
dan kegiatan yang merusak Pengawasan dan
77.23 82.23
SDKP (%) Pengendalian
Sumberdaya Kelautan

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 26
TARGET PROGRAM SKPD
BIDANG
NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG
TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD
DAERAH JAWAB
2012 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong
MeningkatnyaLaju Investasi, Percepatan Pembangunan InfrastrukturProgram
pendapatan Pedesaan Sekaligus Mengembangkan
Optimalisasi Pilihan-Kelautan Potensi Unggulan
Dinas Perikanan dan
Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat.pengolah dan pemasar ikan 2,500,000 3,673,300 Pengolahan dan dan Perikanan Kelautan
(Rp/bln) Pemasaran Hasil
Meningkatnya konsumsi ikan Perikanan
masyarakat (kg/kapita/thn) 46.93 58.1

Tersedianya akses sarana Program pelayanan Pilihan-Kelautan UPTD Taksi Mina


produksi perikanan untuk sarana produksi dan Perikanan bahari
nelayan, pembudidaya dan 6 6 Perikanan
pengolah serta pemasar ikan
(Wilayah)
Tersedianya data uji mutu Program Pembinaan dan Pilihan-Kelautan UPTD PPMHP
ikan yang akan dipasarkan 50 100 Pengujian Mutu Hasil dan Perikanan
dan di konsumsi (data uji) Perikanan
Meningkatnya pengetahuan
pengolahan ikan tentang
40 Org 600 Org
mutu hasil perikanan (orang)

Meningkatnya Produksi Benih Program Peningkatan Pilihan-Kelautan UPTD BPBIAT


1 2
Unggul (Juta ekor) Produksi & Pelayanan dan Perikanan
meningkatnya Produksi Teknis
25
Calon Induk Unggul (paket)
Terbentuknya Unit
4 50
Pembenihan Rakyat (UPR)
Meningkatnya Produksi Program Peningkatan Pilihan-Kelautan UPTD BPBILP
Benih unggul (Juta ekor) 1 2.5 Produksi & Pelayanan dan Perikanan
Teknis
Peningkatan Populasi Ternak Program peningkatan Pilihan-Pertanian Dinas Peternakan dan
191,223 232.652 ekor
Sapi populasi dan produksi Perkebunan
Peningkatan Populasi ternak ternak dalam
86,077 99. 787 ekor
Kambing mendukung
Peningkatan Populasi ternak swasembada daging
1,104,859 2.222.266 ekor
Ayam
Peningkatan Produksi Daging
5,905,857 8.367.443 Kg/Thn
(sapi,kambing & Ayam)
Pertambahan Luas Areal Program Peningkatan Pilihan-Pertanian Dinas Peternakan dan
1,764 2.116 Ha
Tebu (Ha) Produksi, Produktifitas Perkebunan
Produksi tebu 30,195 31.579 Ton dan Mutu Tanaman
Pertambahan luas areal Perkebunan
8,880 11.121 Ha
cengkih (Ha)
produksi cengkih 910 914 Ton
Pertambahan Luas Areal
65,644 67.818 Ha
Kelapa dalam (Ha)
produksi kelapa dalam 62,369 62.525 Ton
Pertambahan Luas Areal
12,928 15.599 Ha
Kakao (Ha)
produksi kakao 3,923 4.079 Ton

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 27
TARGET PROGRAM SKPD
BIDANG
NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG
TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD
DAERAH JAWAB
2012 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong Laju Investasi, Percepatan Pembangunan InfrastrukturProgram
optimalisasi pengendalian Pedesaan Sekaligus Mengembangkan
Pengendalian Pilihan-Pertanian Potensi Unggulandan
Dinas Peternakan
Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat.dan perlindungan tanaman - 0% OPT tanaman Perkebunan
perkebunan perkebunan
Program penjaminan Pilihan-Pertanian Dinas Peternakan dan
pangan asal hewan Perkebunan
Meningkatnya penyediaan yang aman, sehat, utuh
(PAH-ASUH) penjaminan - 85% PAH ASUH dan halal (PAH-ASUH)
keaman pangan asal hewan serta pemenuhan
persyaratan produk
hewan
Pilihan-Pertanian Dinas Peternakan dan
Pengembangan Kelompok Program Pengembangan
- 3881 Kelompok Perkebunan
Peternakan Agribisnis Peternakan
Program Pencegahan Pilihan-Pertanian Dinas Peternakan dan
Optimalisasi pengendalian
dan Penanggulangan Perkebunan
dan penanggulangan
80% 10% penyakit ternak Penyakit Hewan
penyakit hewan menular dan
Menular Strategis
penyakit zoonosis
(PHMS)
Program Peningkatan Pilihan-Pertanian Dinas Peternakan dan
Meningkatnya Produk,
15 35 Kelompok Pengolahan dan Perkebunan
Produktifitas dan mutu
Pemasaran Hasil
produk hasil peternakan
Produksi Peternakan
Tersedianya bibit unggul Program Penerapan Pilihan-Pertanian UPTD Perbiitan
20 290
ternak sapi (Ekor). Teknologi Peternakan Ternak Wonggahu
Tersedianya bibit unggul
- 170
ternak Kambing (Ekor).
Tersedianya bibit unggul
- 901,000
ternak Ayam Buras(Ekor).
Lab. Keswan dan Renovasi Pembangunan/Rehabilit Pilihan-Pertanian UPTD Perbiitan
UPTD Perbibitan/ - 100% asi Sarana dan Ternak Wonggahu
Pengembangan Ternak Prasarana (DAK)
Meningkatnya skor pola Program Pengembangan Pilihan-Pertanian Badan Ketahanan
Pangan harapan (PPH) 71.3 100.0 Ketersediaan dan Pangan dan Pusat
Ketersediaan Kerawanan Pangan Informasi Jagung
Tersedianya Dokumen
analisis dan peta daerah 2 dokumen 3 dokumen
rawan pangan
Terfasilitasinya penanganan
daerah rawan pangan - 2800 KK

Tersedianya Cadangan Program Pilihan-Pertanian Badan Ketahanan


pangan di tingkat - 30 ton Pengembangan Pangan dan Pusat
masyarakat Distribusi dan Cadangan Informasi Jagung
Meningkatnya Ketersediaan Pangan
informasi pasokan dan harga
73.78% 100%
pangan didaerah

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 28
TARGET PROGRAM SKPD
BIDANG
NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG
TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD
DAERAH JAWAB
2012 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong Laju
Terfasilitasinya Investasi, Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pedesaan Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan
Lembaga
Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat.Usaha Ekonomi Pedesaan
1 Kelompok 11 Kelompok
(LUEP) dalam upaya
stabilisasi harga
Meningkatnya skor Pola Program pengembangan Pilihan-Pertanian Badan Ketahanan
Pangan Harapan (PPH) 69.4 88.5 penganekaragaman Pangan dan Pusat
konsumsi konsumsi dan Informasi Jagung
Tersedianya dokumen hasil
1 dok 6 dok keamanan pangan
uji pangan segar
Tersedianya Paket inovasi Program Pengkajian dan Pilihan-Pertanian Badan Ketahanan
Teknologi hasil pengkajian - 8 Paket Teknologi Informasi Pangan dan Pusat
dan Pengembangan jagung Informasi Jagung
Terdiseminasinya paket
- 12 Paket informasi
informasi jagung
Penyebaran informasi inovasi Program Pengembangan Pilihan-Pertanian Badan Ketahanan
teknologi jagung 40 RAGAM Informasi dan Pangan dan Pusat
-
INFORMASI Kerjasama Informasi Jagung

Jumlah pelatihan dan Program Pelatihan dan Pilihan-Pertanian Badan Ketahanan


pembelajaran - 3 KALI DIKLAT Pembelajaran Pangan dan Pusat
Informasi Jagung
Meningkatnya Pengetahuan 106 orang 7519 Orang Program Pemantapan Pilihan-Pertnaian, Bakorluh
dan Keterampilan Penyuluh Penyelenggaraan Perikanan &
dan Petani dalam bidang Penyuluhan Kelautan dan
pertanian Kehutanan
Meningkatnya kualitas 100% 100%
penyelenggaraan penyuluhan

Peningkatan Kelas Penguatan Pilihan-Pertnaian, Bakorluh


Kemampuan Kelompok : Kelembagaan Perikanan &
- Kelompok Pertanian 28 Kelompok 535 Kelompok Penyuluhan Pertanian, Kelautan dan
- Kelompok Perikanan - 100 Kelompok Perikanan dan Kehutanan
- Kelompok Kehutanan - 120 Kelompok Kehutanan
Meningkatnya Kompetensi 149 Orang 1154 Orang Pengembangan SDM Pilihan-Pertnaian, Bakorluh
Penyuluh, Pelaku Utama dan Penyuluh, Pelaku Utama Perikanan &
Pelaku Usaha Pertanian, dan Pelaku Usaha Kelautan dan
Perikanan dan Kehutanan Pertanian, Perikanan Kehutanan
dan Kehutanan

5. Terwujudnya pengelolaan Peningkatan pengelolaan - Melakukan upaya untuk Meningkatnya Usaha Dokumen, Pencadangan Program Pemanfaatan Pilihan-Kehutanan Dinas Kehutanan &
lingkungan hidup lingkungan hidup mengurangi pengrusakan Pengelolaan Hasil Hutan Sosialisasi, KPH/HTR , potensi sumberdaya ESDM
kawasan hutan. untuk Kesejahteraan Pencadangan Rancangan Tahura, hutan
Masyarakat KPH/HTR Gorontalo RKTPGorontalo dan
dan Kelompok Kelompok PUMSHP,
PUMSHP IUIPHHK, RKTP serta
ISDH

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 29
TARGET PROGRAM SKPD
BIDANG
NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG
TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD
DAERAH JAWAB
2012 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
6. Peningkatan
Memfokuskan pengelolaan Sisa Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi
Peningkatan Potensi Kewilayahan,
- Mengupayakan penyelamatan Mendorong Laju Investasi, Percepatan Pembangunan InfrastrukturProgram
Menurunnya Tingkat Pedesaan Sekaligus Mengembangkan
Perlindungan Pilihan-Kehutanan Potensi Unggulan
Dinas Kehutanan &
Hasil
DenganPertanian (Zero WasteSecara
Mengakselerasi ) Cerdas Terhadap Pencapaian
danauKesejahteraan
limboto. Rakyat.Kerusakan Hutan Akibat Menrunnya Tingkat Hutan dan Konservasi ESDM
untuk produk-produk yang Perambahan, Kebakaran, Turun 10% Kerusakan Hutan Alam
mempunyai nilai tambah dan Pembalakan Liar 20%
tinggi
- Meningkatnya ketaatan Penanaman dalam Rangka Program Rehabilitasi Pilihan-Kehutanan Dinas Kehutanan &
Rehabilitasi Hutan
pemrakarsa kegiatan dalam Rehabilitasi Hutan dan Lahan 300 ha hutan & lahan ESDM
600 ha
pengelolaan lingkungan
- Terjadinya peningkatan Menurunnya Tingkat Program Rehabilitasi Pilihan-Kehutanan Dinas Kehutanan &
kapasitas pemrakarsa Kerusakan Hutan Akibat Menurunnya tingkat dan Perlindungan Hutan ESDM
kegiatan dalam pengelolaan Perambahan, Kebakaran, Kerusakan Hutan
-
lingkungan dan Pembalakan Liar serta 60% dan RHL 78.950
Terlaksananya Rehabilitasi ha
Hutan dan Lahan
- Terbangunnya ketaatan Tertibnya Penatausahaan Program Pembinaan dan Pilihan-Kehutanan Dinas Kehutanan &
pemrakarsa kegiatan dalam Hasil Hutan pada Industri 1 Keg 1 Keg Penerbitan Industri Hasil ESDM
pengelolaan limbah B3 Kehutanan Hutan
- Meningkatnya indeks kualitas - Meningkatnya pemahaman Program Pembinaan dan Pilihan-Energi & Dinas Kehutanan &
lingkungan aparat dan pelaku usaha - 1 kegiatan Pengawasan Bidang Sumber Daya ESDM
7 kegiatan Bimbingan
pertambangan terhadap Bimbingan teknis (60 Pertambangan, Mineral
teknis (450 org)
pengelolaan pertambangan org) Penyelidikan Sumber
- Meningkatnya kontrol - Meningkatnya kepatuhan - 136 Dokumen - 32 IUP & 2 KK Daya Mineral dan
terhadap pengelolaan air pemegang ijin usaha Laporan triwulan dengan 892 Dokumen Pengelolaan Air Tanah
sungai pertambangan (IUP) dan 2 Laporan Triwulan
Kontrak Karya (KK)
- Terbangunnya upaya - Meningkatnya jumlah - 6 Laporan Survey
pengelololaan lingkungan oleh database potensi mineral - 1 Laporan Survey Potensi Batuan dan 9
kegiatan PETI logam dan batuan Potensi Mineral Laporan Survey
Logam Potensi Mineral
Logam
- Meningkatnya partisipasi - Meningkatnya jumlah - 9 Laporan Survey
- 1 Laporan Survey Potensi Air Tanah /
masyarakat dan pemerintah database potensi sumber
Potensi Air Tanah CAT
dalam pengelolaan LH daya air tanah
- Meningkatnya peran serta Terpenuhinya Kebutuhan Air
1 Sumur Bor didaerah 32 Sumur Bor
masyarakat dlm pelestarian di daerah sulit air
sulit air didaerah sulit air
wilayah pesisir dan laut
- Meningkatnya kapasitas Terpenuhinya Kebutuhan Program Pembinaan dan Pilihan-Energi & Dinas Kehutanan &
masyarakat diwilayah pesisir Listrik untuk Masyarakat Pengembangan Bidang Sumber Daya ESDM
2000 RTM 7000 RTM
Danau Limboto dalam Energi dan Mineral
pelestarian lingkungan Ketenagalistrikan
- Peningkatan akses informasi Meningkatnya Pemanfaatan Pemeliharaan 137 Pemeliharaan 1943
(status mutu air dan ISPU dan Potensi Energi Baru Unit PLTS Unit PLTS, 5 Unit
indeks) lingkungan hidup Terbarukan PLTMH, Pengelolaan
dan Pengawasan 1
IUP Pabum
- Meningkatnya kualitas air Terpenuhinya Kebutuhan, konversi 2 Kab, Pengawasan dan
sungai Distribusi dan HET BBM bagi Pengawasan BBM 6 Konversi 6 Kab/Kota,
Masyarakat Kab/Kota Konversi LPG 6
Kab/Kota

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 30
TARGET PROGRAM SKPD
BIDANG
NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG
TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD
DAERAH JAWAB
2012 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensikualitas
- Meningkatnya Kewilayahan,
air Mendorong
MeningkatnyaLaju Investasi,
indeks kualitas Percepatan Pembangunan InfrastrukturProgram
Pedesaan Sekaligus Mengembangkan
pengendalian Urusan Wajib- Potensi Unggulan
Badan Lingkungan
Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian
danauKesejahteraan
limboto Rakyat.lingkungan hidup di Provinsi pencemaran dan Lingkungan Hidup
76 90 Hidup dan Riset
Gorontalo kerusakan lingkungan
Daerah
Hdiup
- Meningkatnya kualitas air laut Meningkatnya tingkat Program peningkatan Urusan Wajib-
diwilayah Teluk Tomini dan ketaatan pemrakarsa pengelolaan lingkungan Lingkungan Hidup Badan Lingkungan
laut sulawesi kegiatan dalam pelaksanaan 18 usaha/kegiatan 128 usaha/kegiatan bagi usaha atau Hidup dan Riset
dokumen lingkungan kegiatan Daerah

- Meningkatnya kualitas udara Meningkatnya kapasitas Program Peningkatan Urusan Wajib-


perkotaan aparatur dan masyarakat 20 orang 160 orang Kapasitas Sumberdaya Lingkungan Hidup Badan Lingkungan
dalam pengelolaan dan aparatur/200 orang aparatur/1650 orang aparatur dan Hidup dan Riset
pengendalian pencemaran masyarakat masyarakat masyarakat dlm Daerah
lingkungan di Provinsi pengelolaan lingkungan
Gorontalo hidup
- Meningkatnya kualitas emisi Meningkatnya kualitas data Program Peningkatan Urusan Wajib-
Badan Lingkungan
yang di hasilkan oleh industri dan informasi sumberdaya data dan Informasi Lingkungan Hidup
100% 100% Hidup dan Riset
alam dan lingkungan hidup sumber daya alam dan
Daerah
lingkungan hidup
- Meningkatnya kualitas air
limbah yang dihasilkan oleh
industri
- Meningkatnya kualitas data Tersedianya model Program Pengembangan Urusan Wajib-
dan informasi lingkungan pengembangan TTG di Teknologi Tepat Guna Otda Badan Lingkungan
hidup sebagai bagian dari Provinsi Gorontalo 1 model 22 model Hidup dan Riset
sistem pelaporan publik serta Daerah
sebagai bentuk dari
akuntabilitas publik
- Meningkatnya kapasitas Terwujudnya pemenuhan 1 Pickup,Tools 1 set, Program Pengembangan Wajib-Pekerjaan UPTD TPA Talumelito
aparatur dalam pengendalian sarana dan prasarana Toolset + Peralatan Kinerja Pengolahan Umum
pencemaran lingkungan dan operasional UPTD TPA 1 Pickup,Tools 1 set Bengkel, Backhoe Persampahan
kerusakan lingkungan Talumelito (Paket) Loader 1 Unit, Dump
Truck 4 Unit
- Meningkatnya sekolah yang Terwujudnya Peran Serta
peduli dan berbudaya Masyarakat Dalam
- 3.000 Orang
lingkungan Pengelolaan Persampahan
(Orang)
- Meningkatnya kemampuan
aparatur Provinsi dan
Kab/Kota dalam melakukan
penilaian dan pemantauan
lingkungan

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 31
TARGET PROGRAM SKPD
BIDANG
NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG
TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD
DAERAH JAWAB
2012 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Misi IV : Memfokuskan Peningkatan
Mengembangkan nilai-nilaiEkonomi Ataskehidupan
religi, dalam Dasar Optimalisasi
beragama Potensi Kewilayahan,
yang rukun Mendorong
penuh kesejukan Laju Investasi,
sekaligus Percepatan
memelihara Pembangunan
keragaman Infrastruktur
budaya. Serta memperkuatPedesaan Sekaligus Mengembangkan
peran pemberdayaan Potensi Unggulan
perempuan, perlindungan
Dengan Mengakselerasi
terhadap anak, termasukSecara Cerdas Terhadap
issue kesetaraan genderPencapaian Kesejahteraan Rakyat.
dalam pembangunan
1. Meningkatnya kemauan dan Pemberdayaan sosial, - Meningkatkan pelayanan Meningkatnya jumlah 39 KK 529 KK Program Perlindungan Wajib-Sosial Dinas Sosial
kemampuan individu, Kemitraan Sosial, Partisipasi sosial khususnya bagi PMKS layanan atas perlindungan dan Jaminan
keluarga, kelompok dan Sosial, Jaminan Sosial dan secara adil dan merata. dan jaminan kesejahteraan Kesejahteraan Sosial
masyarakat khususnya PMKS Advokasi Sosial. masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan
dasarnya.
2. Meningkatkan peran serta Meningkatnya layanan 165 org 1750 org Program Rehabilitasi Wajib-Sosial Dinas Sosial
masyarakat dalam rehabilitasi terhadap Sosial
pembangunan kesejahteraan penyandang diabilitas, tuna
sosial sosial, lanjut usia, anak
bermasalah sosial, korban
penyalahgunaan napza &
LKS
Mendorong peningkatan dan Meningkatnya cakupan 10 lembaga/ 64 org 97 lembaga/ 70 org Program Pembinaan Wajib-Sosial Dinas Sosial
pengembangan peran serta layanan dan pembinaan Kelembagaan dan
masyarakat dan dunia usaha terhadap pilar-pilar Kemitraan
dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial
kesejahteraan sosial.

3. Peningkatan kesejahteran Meningkatkan ketersediaan - Meningkatkan Meningkatnya Indeks Program Peningkatan Urusan Wajib- Biro PP & Kesra
dan pelayanan serta sarana dan prasarana untuk penyelenggaraan, pelayanan, Kepuasan Layanan Pelayanan Kegiatan Pemberdayaan
Pembinaan pengembangan sarana ibadah Pembinaan dan Keagamaan, Adat dan Keagamaan Adat Dan Perempuan dan
nilai – nilai agama, adat dan pengembangan nilai – nilai Budaya 63 88 Budaya. Perlindungan Anak
budaya serta peran pemuda agama, adat, budaya dan
dalam pembangunan. peran pemuda dalam
pembangunan
4 Meningkatnya Upaya Meningkatkan pelestarian - Meningkatkan pagelaran- Wajib-Kebudayaan Dinas Pendidikan,
pelestarian budaya daerah nilai-nilai budaya daerah pagelaran seni budaya Meningkatnya jumlah Kebudayaan, Pemuda
daerah, mengembangkan siswa/pemuda yang Program Pengembangan dan Olahraga
20 Org 230 Org
sanggar-sanggar seni serta memahami Adat Istiadat Nilai Budaya
komunitas adat untuk Gorontalo
melestarikan budaya lokal.
- Mengembangkan dan Wajib-Kebudayaan Dinas Pendidikan,
Program Pemeliharaan
mempertahankan tradisi dan Tersedianya pengelola cagar Kebudayaan, Pemuda
50 Org 1,650 Org Sejarah dan cagar
budaya religi. budaya di Gorontalo dan Olahraga
budaya Gorontalo
Wajib-Kebudayaan Dinas Pendidikan,
Program Promosi
Tersosialisasinya seni dan Kebudayaan, Pemuda
80 Org 550 Org Keragaman Budaya
tari budaya daerah Gorontalo dan Olahraga
Gorontalo
Membangun Museum - Mendorong upaya Wajib-Kebudayaan Dinas Pendidikan,
Gorontalo melestarikan budaya Terbangunnya Program penyediaan Kebudayaan, Pemuda
Tersedianya sarana
gorontalo melalui dinding gedung 1 Gedung (100%) sarana dan prasarana dan Olahraga
prasarana kebudayaan
pembangunan museum dan museum (45%) Kebudayaan
pembinaan seni budaya

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 32
TARGET PROGRAM SKPD
BIDANG
NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG
TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD
DAERAH JAWAB
2012 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5 Memfokuskan
Meningkatnya Peningkatan
nilai Ekonomi Atas
indikator Meningkatkan Dasar Optimalisasi
kapasitas Potensipartisipasi
- Meningkatkan Kewilayahan, Mendorong
MeningkatnyaLaju Investasi, Percepatan Pembangunan InfrastrukturPeningkatan
persentase Pedesaan Kualitas
Sekaligus Mengembangkan
Urusan Wajib- Potensi
Biro PP &Unggulan
Kesra
Denganhidup
kualitas Mengakselerasi
perempuan Secara Cerdas dan
kelembagaan Terhadap Pencapaian Kesejahteraan
perempuan Rakyat.pemenuhan hak ekonomi,
dalam dalam Hidup Perempuan dan Pemberdayaan
memberdayakan SDM membagun daerah melalui sosial, politik dan lingkungan Penguatan Perempuan dan
20% 45%
perempuan bidang Pemerintahan dan hidup perempuan Kelembagaan Perlindungan Anak
Politik dalam pengambilan Pengarusutamaan
keputusan Gender
Tingkat ketahanan dan
6 Peningkatan peran - Meningkatkan taraf Program Tim Penggerak Urusan Wajib Badan Pemberdayaan
kesejahteraan keluarga
perempuan di parlemen dan pendidikan dan kesehatan Pembinaan Bidang Masyarakat & PDT
menuju keluarga sehat dan
birokrasi serta bidang Kesejahteraan Keluarga Pemberdayaan
berkualitas termasuk
Pembangunan lainnya utk - TP. PKK 6 Kab/Kota Perempuan/
peningkatan peran serta
mempertinggi kualitas hidup Pemberdayaan
perempuan dalam
dan sumber daya kaum Masyarakat dan
mewujudkan kesetaraan dan
perempuan Desa
keadilan gender
7 Menurunnya angka tindak Menurunkan Tindak - Meningkatkan gerakan anti Menurunnya kasus terhadap Program Perlindungan Urusan Wajib Biro PP & Kesra
kekerasan dan diskriminasi Kekerasan Terhadap kekerasan terhadap kekerasan perempuan dan Perempuan, Bidang
terhadap Perempuan dan Perempuan dan Anak perempuan dan anak dan anak (%) 80% 30% Kesejahteraan dan Pemberdayaan
Anak Meningkatkan kesejahteraan Perlindungan Anak Perempuan
dan perlindungan anak

- Menyempurnakan perangkat
hukum yg lebih lengkap
dalam melindungi individu
dari berbagai tindak
kekerasan, eksploitasi,
diskriminasi termasuk KDRT
Misi V : Menciptakan sinergitas diantara pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten/kota di gorontalo dalam kaidah otonomi daerah sekaligus untuk meningkatkan kinerja pelayanan publik, menurunkan
angka kemiskinan serta menjalankan sistem tata pemerintahan yang baik dalam rangka reformasi birokrasi.
1. Meningkatnya Peningkatan tata kelola - Mendorong peningkatan Tersusunnya Ranperda APBD 6 Kab/Kota 6 Kab/Kota Pembinaan dan Fasilitasi Wajib-Otda, PUM, Dinas Keuangan dan
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik pengelolaan keuangan Kab/Kota sesuai dengan Pengelolaan Keuangan Adm. Keu. Daerah, Asset Daerah
Pemerintahan yang baik (Good Governance) daerah. regulasi yang berlaku Kab/Kota Perangkat Daerah,
dalam pelayanan pada Kepegawaian Dan
masyarakat Persandian

2. Terwujudnya sinergitas Peningkatan Pendapatan Rp. 933.169 Milyar Rp. 1.5 Trilyun Intensifikasi dan Wajib-Otda, PUM, Dinas Keuangan dan
pembangunan antara Daerah sebesar Rp. 1.5 Ekstensifikasi Sumber- Adm. Keu. Daerah, Asset Daerah
provinsi dan kabupaten/kota Trilyun pada tahun 2017 Sumber Pendapatan Perangkat Daerah,
Daerah Kepegawaian Dan
Persandian

3. Tercapainya reformasi - Mengupayakan efektivitas Meningkatnya kualitas WDP WTP Peningkatan Dan Wajib-Otda, PUM, Dinas Keuangan dan
birokrasi di Provinsi pengelolaan asset daerah. laporan keuangan Pengembangan Adm. Keu. Daerah, Asset Daerah
Gorontalo pemerintah daerah Pengelolaan Keuangan Perangkat Daerah,
Daerah Kepegawaian Dan
Persandian

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 33
TARGET PROGRAM SKPD
BIDANG
NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG
TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD
DAERAH JAWAB
2012 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi
- Melakukan Kewilayahan, Mendorong
pembinaan MeningkatnyaLaju
sikapInvestasi,
dan Percepatan
200Pembangunan
Orang Infrastruktur
995 orang Pedesaan
Program Sekaligus Mengembangkan
Pengembangan Wajib-Kesatuan Potensi Unggulan
Badan Kesbangpol
Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan
kesadaran Rakyat.perilaku masyarakat yang
berbangsa dan Wawasan Kebangsaan Bangsa dan Politik
bernegara serta cinta tanah berlandaskan Pancasila, UUD
air 1945, berjiwa nasionalisme
dan cinta tanah air

- Memfasilitasi Pendidikan - meningkatnya pemahaman 15.700 Orang 12.290 Org Program Pendidikan Wajib-Kesatuan Badan Kesbangpol
Politik kepada masyarakat dan partisipasi politik Politik Masyarakat Bangsa dan Politik
masyarakat

- Pelaksanaan Pilpres, PILEG 100% 100%


dan pilkada yang aman dan
lancar
- Memfasilitasi penguatan Meningkatnya peran serta - 825 Orang Peningkatan ketahanan Wajib-Kesatuan Badan Kesbangpol
peran LSM/Ormas masyarakat dalam sosial dan ketahanan Bangsa dan Politik
mengantisipasi adanya aksi budaya masyarakat
kekerasan, premanisme dan
aliran sesat yg bernuansa
SARA, FKUB, LSM/Ormas

- Meningkatkan pemahaman Meningkatnya peran serta - 1000 Orang Program Peningkatan Wajib-Kesatuan
masyarakat akan bahaya masyarakat dalam Ketahanan Ekonomi Bangsa dan Politik
penyakit masyarakat dan mengantisipasi adanya aksi
kesenjangan sosial kekerasan, premanisme dan
aliran sesat yg bernuansa
SARA, FKUB, LSM/Ormas

- Meningkatkan koordinasi dan Meningkatnya peran 100% 100% Program Peningkatan Wajib-Kesatuan Badan Kesbangpol
kerjasama dengan instansi KOMINDA dan TPGKDN Keamanan dan Bangsa dan Politik
yang menangani masalah dalam menciptakan kondisi Kenyamanan
keamanan dan wilayah daerah yang aman, tertib Lingkungan
perbatasan(POLDA, KODIM, dan kondusif dalam
KEJATI, BIN) mendukung percepatan
pembangunan daerah
- Meningkatkan pemahaman Meningkatnya dan - 800 orang Program Kemitraan Wajib-Kesatuan Badan Kesbangpol
masyarakat tentang berdayanya forum2 (FPK) Pengembangan Bangsa dan Politik
ketahanan ekonomi, seni dan Wawasan Kebangsaan
budaya
- Meningkatkan toleransi dan Meningkatnya peran 200 Org 1.225 Orang Program Peningkatan Wajib-Kesatuan Badan Kesbangpol
kerukunan antar umat konstruktif masyarakat Pemberdayaan Bangsa dan Politik
beragama sebagai mitra pemerintah Masyarakat untuk
sehingga mampu menjaga keamanan dan
memberikan sumbangsih ketertiban
terhadap percepatan
pembangunan (FKDM)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 34
TARGET PROGRAM SKPD
BIDANG
NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG
TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD
DAERAH JAWAB
2012 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi
- Peningkatan Kewilayahan, Mendorong
kualitas Laju Investasi, Percepatan Pembangunan
Persentase peningkatan 100% Infrastruktur PedesaanPerencanaan
100% Program Sekaligus Mengembangkan
Wajib - Potensi
BAPPEDAUnggulan
Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan
perencanaan Rakyat.kualitas Perencanaan
berbasis melalui Pembangunan Daerah Perencanaan
integrasi sektoral dan SDM Pembangunan Daerah Pembangunan

Persentase tercitanya 50% 80% Program Peningkatan Wajib - BAPPEDA


program ekonomi yang Perencanaan Perencanaan
terarah, terintegrasi, Pembangunan Ekonomi Pembangunan
seniergis dan
berkesinambungan
Persentase tersedianya arah 50% 85% Program Peningkatan Wajib - BAPPEDA
kebijakan lintas kementerian, Perencanaan Perencanaan
pembangunan ekonomi Pembangunan Sosial Pembangunan
daerah yang sinergis dengan dan Budaya
Kab/Kota

Persentase arah kebijakan - 85.00% Program Perencanaan Wajib - BAPPEDA


pembangunan, infrastruktur, Bidang Penataan Ruang, Perencanaan
perhubungan, perumahan, Infrastruktur, Pembangunan
pemukiman Perhubungan,
Perumahan dan
Lingkungan Hidup
Persentase peningkatan 50% Persentase Program Kerjasama Wajib - BAPPEDA
kerjasama pembangunan peningkatan Pembangunan Perencanaan
daerah kerjasama Pembangunan
pembangunan daerah

Persentase tersusunnya 2 Dok 14 Dok Program Pengembangan Wajib - BAPPEDA


dokumen data/informasi, Data dan Informasi Perencanaan
potensi pembangunan Pembangunan
berbagai sektor dan kinerja
SKPD se- Provinsi dan
Kab/Kota sebagai dasar
penyusunan
program/kegiatan
pembangunan
- Mempercepat akselerasi Terwujudnya bidang-bidang Program Pensertifikatan Wajib - Pertanahan Biro Pemerintahan
pembangunan melalui tanah yang berkekuatan Tanah-tanah milik
6 bidang 124 bidang
penyediaan lahan hukum tetap Pemprov Gorontalo

Tersedianya tanah untuk Program Pembebasan Wajib - Pertanahan Biro Pemerintahan


1035,2 Ha 9.510,96
pembangunan infrastruktur 14 Ha,3.895,96 m Tanah
m
PemProv. Gtlo
- Memfasilitasi kinerja kepala Terlaksananya pelayanan Program Peningkatan Wajib-Otda, PUM, Biro Pemerintahan
dan wakil kepala daerah kedinasan kepada Kepala Pelayanan Kedinasan Adm. Keu. Daerah,
dalam mempercepat Daerah/Wakil Kepala Daerah 20 kali;1 dokumen 220 kali koordinasi, Kepala Daerah/Wakil Perangkat Daerah,
pembangunan daerah LPPD; 17 kali 11 dokumen LPPD; Kepala Daerah Kepegawaian Dan
kunjungan 187 kali kunjungan Persandian

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 35
TARGET PROGRAM SKPD
BIDANG
NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG
TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD
DAERAH JAWAB
2012 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong
TerlaksananyaLaju Investasi, Percepatan Pembangunan InfrastrukturProgram
rapat Pedesaan Sekaligus Mengembangkan
Pembinaan Wajib-Otda, PUM, Potensi Unggulan
Biro Pemerintahan
Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat.koordinasi penyelenggaraan Atas Penyelenggaraan Adm. Keu. Daerah,
pemerintahan daerah di 18 kali rapat 84 kali rapat Pemerintahan Daerah Perangkat Daerah,
Provinsi Gorontalo koordinasi koordinasi dan Pengembangan Kepegawaian Dan
Aparatur Persandian

- Mendorong penataan wilayah Tercapainya pemasangan Program Penataan Wajib-Otda, PUM, Biro Pemerintahan
dengan penetapan pilar batas dan ketetapan Wilayah Provinsi Adm. Keu. Daerah,
administrasi kependudukan, luas wilayah Provinsi dan 5 Pilar (Kab. Gtlo- Perangkat Daerah,
penetapan batas wilayah dan Kab./Kota 275 Pilar Kepegawaian Dan
Gorut)
fasilitasi pembentukan Persandian
wilayah otonom baru

- Terselenggaranya fasilitasi Program Dukungan Wajib-Otda, PUM, Biro Pemerintahan


terbentuknya daerah otonom Pembentukan Daerah Adm. Keu. Daerah,
baru; pembinaan terhadap Otonom Baru Perangkat Daerah,
daerah otonom baru - 9 Daerah Otonom Kepegawaian Dan
Persandian

- Meningkatnya kapasitas 586 orang peserta Program Penataan Wajib - Biro Pemerintahan
sumber daya aparatur Administrasi Kependudukan dan
pengelola kependudukan dan - Kependudukan Capil
capil Kab./Kota, dan aparat
desa Se- Prov. Gtlo
- Terwujudnya sinkronisasi 175 orang peserta
program kependudukan dan -
Pencatatan Sipil;
- Terlaksananya konsultasi, 103 kali monev
Monev bidang kependudukan -
& capil
- Tersedianya data penduduk 1 Dokumen 2 Dokumen
potensial pemilih (DP4)
pilgub
- Mendorong penegakan hukum Wajib-Otda, PUM, Biro Hukum dan
melalui fasilitasi penyusunan Terbentuknya Produk Hukum Adm. Keu. Daerah, Organisasi
dan diseminasi peraturan Daerah dalam Pelaksanaan Perda 50 Pergub Program Penataan Perangkat Daerah,
Perda 10
daerah dan perundang- Pemerintahan yang / SK 1.500, 4 kali Peraturan Perundang- Kepegawaian Dan
Pergub / SK 300
undangan Menjunjung Supremasi Sosialisasi Undangan Persandian
Hukum

Wajib-Otda, PUM, Biro Hukum dan


28 kali Adm. Keu. Daerah, Organisasi
Terciptanya Sumber Daya
3 kali pendampingan/ pendampingan/ Perangkat Daerah,
Aparatur yang Memahami Program Fasilitasi dan
Advokasi Sengketa Advokasi Sengketa Kepegawaian Dan
Penyelesaian Masalah/ Advokasi Hukum
Hukum Hukum, 1 kali Persandian
Sengketa Hukum
BIMTEK

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 36
TARGET PROGRAM SKPD
BIDANG
NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG
TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD
DAERAH JAWAB
2012 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong Laju Investasi, Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pedesaan Sekaligus Mengembangkan
Wajib-Otda, PUM, Potensi Unggulan
Biro Hukum dan
Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat. Adm. Keu. Daerah, Organisasi
Terciptanya Memorandum of
79 MoU dan PK, 4 Perangkat Daerah,
Understanding (MoU) dan 9 Mou Program Pengkajian
kali Bimbingan Teknis Kepegawaian Dan
Perjanjian Kerjasama (PK) 9 Pk Kerjasama
(BIMTEK) Persandian
yang Berkualitas

Wajib-Otda, PUM, Biro Hukum dan


Terwujudnya Penyamaan Adm. Keu. Daerah, Organisasi
Persepsi dan Sinkronisasi 388 PPNS, 4 kali Program Pembinaan Perangkat Daerah,
Aksi terhadap Penanganan 62 PPNS Bimbingan Teknis Penyidik Pegawai Negeri Kepegawaian Dan
Pelanggaran Peraturan (BIMTEK) Sipil (PPNS) Persandian
Peundang-Undangan

Wajib-Otda, PUM, Biro Hukum dan


Adm. Keu. Daerah, Organisasi
Terwujudnya Pemenuhan 9 Kegiatan, 7 kali Program Pemenuhan Perangkat Daerah,
3 kegiatan Kepegawaian Dan
Hak-Hak Dasar Manusia RAKOR dan Perlindungan HAM
Persandian

Wajib-Otda, PUM, Biro Hukum dan


Program Penataan Adm. Keu. Daerah, Organisasi
Meningkatnya Kualitas Perangkat Daerah,
20 Usulan SKPD, 4 Kelembagaan, Analisis
Organisasi Perangkat Daerah - Kepegawaian Dan
Dokumen ANJAB Jabatan (ANJAB), dan
dan Sumber Daya Aparatur Persandian
Ketatalaksanaan

Wajib-Otda, PUM, Biro Hukum dan


Program Fasilitasi Adm. Keu. Daerah, Organisasi
8 Dokumen, 4 kali Perangkat Daerah,
Meningkatnya Akuntabilitas Peningkatan Sisitem
- Bimbingan Teknis Kepegawaian Dan
Kinerja Instansi Pemerintah Akuntabilitas Kinerja
(BIMTEK) Persandian
Instansi Pemerintah

Wajib-Otda, PUM, Biro Hukum dan


Adm. Keu. Daerah, Organisasi
Program Fasilitasi Perangkat Daerah,
Meningkatnya Kualitas 5 SOP 147 SOPSKPD,
Peningkatan Kualitas Kepegawaian Dan
Pelayanan Publik 0 SPM 63 SPM
Pelayanan Publik Persandian

Wajib-Otda, PUM, Biro Hukum dan


Adm. Keu. Daerah, Organisasi
Peningkatan Kapasitas Perangkat Daerah,
Meningkatnya kapasitas OPD - 33 Usulan SKPD Organisasi Perangkat Kepegawaian Dan
Daerah Persandian

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 37
TARGET PROGRAM SKPD
BIDANG
NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG
TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD
DAERAH JAWAB
2012 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi
- Mendorong Kewilayahan, Mendorong
peningkatan MeningkatnyaLaju
TataInvestasi, Percepatan Pembangunan
80% Infrastruktur Pedesaan Kapasitas
100% Peningkatan Sekaligus Mengembangkan
Wajib-Otda, PUM, Potensi Unggulan
Sekretariat DPRD
Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian
fungsiKesejahteraan
DPRD melalui Rakyat.Persidangan DPRD Lembaga Perwakilan Adm. Keu. Daerah,
ketentuan peraturan yang Rakyat Daerah Perangkat Daerah,
berlaku Kepegawaian Dan
Persandian

- Mendorong peningkatan Meningkatnya Kemampuan 80% 100% Program Peningkatan Wajib-Otda, PUM, Sekretariat DPRD
kompetensi aparatur dalam SDM di Sekretariat DPRD Pelayanan Kedinasan Adm. Keu. Daerah,
fasilitas pelayanan fungsi Provinsi Gorntalo. Pemerintah Provinsi Perangkat Daerah,
DPRD Gorontalo Kepegawaian Dan
Persandian

Terfasilitasinya Pagelaran 3 Keg 3 Keg Program pengembangan Wajib-Otda, PUM, Kantor Perwakilan
Seni Budaya Gorontalo Di pemasaran pariwisata Adm. Keu. Daerah, Provinsi di Jakarta
Jakarta Perangkat Daerah,
Kepegawaian Dan
Persandian

- Memfasilitasi kinerja kepala Terfasiliyasinya pelayanan 55% 80% Program peningkatan Wajib-Otda, PUM, Kantor Perwakilan
dan wakil kepala daerah serta kedinasan kepala pelayanan kedinasan Adm. Keu. Daerah, Provinsi di Jakarta
mendorong penyebaran daerah/wakil kepala daerah Kepala Daerah / Wakil Perangkat Daerah,
informasi potensi daerah di di Jakarta Kepala Daerah Kepegawaian Dan
Jakarta dan sekitarnya dalam Persandian
mempercepat pembangunan
daerah

Terfasilitasinya kegiatan promosi - 65% Program Peningkatan Wajib-Otda, PUM, Kantor Perwakilan
di pusat Promosi dan Kerjasama Adm. Keu. Daerah, Provinsi di Jakarta
Investasi Perangkat Daerah,
Kepegawaian Dan
Persandian

Terfasilitasinya kerjasama 40% 65% Program Kerjasama Wajib-Otda, PUM, Kantor Perwakilan
dengan Media Masa di pusat Informasi dengan Mas Adm. Keu. Daerah, Provinsi di Jakarta
Media Perangkat Daerah,
Kepegawaian Dan
Persandian

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 38
TARGET PROGRAM SKPD
BIDANG
NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG
TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD
DAERAH JAWAB
2012 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi
- Mendorong Kewilayahan, Mendorong
peningkatan Laju Investasi, Percepatan
Terselenggaranya - Pembangunan InfrastrukturProgram
Pedesaan Sekaligus Mengembangkan
Pencegahan Wajib-Otda, PUM, Potensi Unggulan
BPBD
Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan
kemampuan Rakyat.Pencegahan Dan
daerah dalam Dan Kesiapsiagaan Adm. Keu. Daerah,
kesiapsiagaan, Kesiapsiagan Dalam Perangkat Daerah,
penanggulangan dan Menghadapi Bencana 6 Kab/Kota Kepegawaian Dan
rehabilitasi/rekonstruksi Persandian
dampak bencana daerah

Terselenggaranya Program Wajib-Otda, PUM, BPBD


penanganan darurat secara Penanggulangan Adm. Keu. Daerah,
cepat, tepat, terpadu, dan 6 Kab/Kota ( Lokasi 6 Kab/Kota ( Lokasi Bencana Perangkat Daerah,
menyeluruh di daerah Bencana) Bencana) Kepegawaian Dan
Persandian

Terselenggaranya - Program Kedaruratan Wajib-Otda, PUM, BPBD


penanganan tanggap darurat Dan Logistik Adm. Keu. Daerah,
secara terpadu dan 6 Kab/Kota ( Lokasi Perangkat Daerah,
menyeluruh di daerah Bencana) Kepegawaian Dan
Bencana Persandian

Terselenggaranya Program Rehabilitasi Wajib-Otda, PUM, BPBD


Pelaksanaan Rehabilitasi dan dan Rekonstruksi Adm. Keu. Daerah,
Rekonstruksi Pada Pasca 6 Kab/Kota ( Lokasi 6 Kab/Kota ( Lokasi Perangkat Daerah,
Bencana Secara Bencana) Bencana) Kepegawaian Dan
Terkoordinasi dan Terpadu Persandian

- Mendorong peningkatan Meningkatnya pemahaman - 45% Program Peningkatan Wajib-Otda, PUM, Sekretariat KORPRI
pelayanan PNS sebagai abdi paradigma korpri Pembinaan, Pelayanan Adm. Keu. Daerah,
negara dan masyarakat dan Fasilitasi Perangkat Daerah,
melalui Pembinaan mental dn Kewirausahaan untuk Kepegawaian Dan
rohani, seni, budaya dan Kesejahteraan Anggota Persandian
olahraga KORPRI

Presentasi kegiatan yang - 45% Program Peningkatan Wajib-Otda, PUM, Sekretariat KORPRI
diikuti Mental Rohani melalui Adm. Keu. Daerah,
Olahraga, Seni Budaya Perangkat Daerah,
dan Agama Kepegawaian Dan
Persandian

Presentasi optimalisasi - 55% Program Peningkatan Wajib-Otda, PUM, Sekretariat KORPRI


pelayanan Korpri Kerjasama Antar Adm. Keu. Daerah,
Organisasi untuk Perangkat Daerah,
Optimalisasi Pelayanan Kepegawaian Dan
KORPRI. Persandian

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 39
TARGET PROGRAM SKPD
BIDANG
NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG
TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD
DAERAH JAWAB
2012 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi
- Mendorong Kewilayahan, Mendorong
peningkatan MeningkatnyaLaju Investasi, Percepatan Pembangunan InfrastrukturProgram
Kinerja Pedesaan Sekaligus Mengembangkan
Peningkatan Wajib-Otda, PUM, Potensi
Satpol PPUnggulan
dan Linmas
Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian
kinerjaKesejahteraan
PPNS Rakyat.Penyidik Pegawai Negeri Sipil Kinerja Penyidik Adm. Keu. Daerah,
(PPNS) Pegawai Negeri Sipil Perangkat Daerah,
1 Keg. 1 Keg. (PPNS) Kepegawaian Dan
Persandian

- Mendorong layanan Satpol PP Meningkatnya kesadaran Program Peningkatan Wajib-Otda, PUM, Satpol PP dan Linmas
dalam menjaga Kantibmas hukum masyarakat Pemberantasan Penyakit Adm. Keu. Daerah,
dan penyakit masyarakat Masyarakat (Pekat) Perangkat Daerah,
serta penegakan peraturan 60 Org Kepegawaian Dan
daerah Persandian

Tercapaianya Tugas-Tugas 80 Org 129 Org Pemantapan Tugas- Wajib-Otda, PUM, Satpol PP dan Linmas
Operasional Dalam 12 x Tugas Operasional Adm. Keu. Daerah,
Mengantisipasi Gangguan 82x Dalam Mengantisipasi Perangkat Daerah,
Ketentraman dan 1 Dok 1 Dok Gangguan Ketentraman Kepegawaian Dan
Terwujudnya Keamanan dan 75 Org 75 Org Peningkatan keamanan Wajib-Otda, PUM, Satpol PP dan Linmas
Kenyamanan Lingkungan 50 Org dan kenyamanan Adm. Keu. Daerah,
1 Dok 1 Dok lingkungan Perangkat Daerah,
Peningkatan pemahaman Program Perlindungan Wajib-Otda, PUM, Satpol PP dan Linmas
tugas dan fungsi Linmas masyarakat Adm. Keu. Daerah,
Perangkat Daerah,
40 Org Kepegawaian Dan
Persandian

- Mengupayakan pemenuhan Terpenuhinya pelayanan 35 keg 50 Keg. Program Peningkatan Wajib-Otda, PUM, Biro Umum
sarana dan prasarana kepala Sarana dan Prasarana Pelayanan Kedinasan Adm. Keu. Daerah,
dan wakil kepala daerah dan Kegiatan Pimpinan Kepala Daerah/Wakil Perangkat Daerah,
pemerintah provinsi dalam Kepala Daerah Kepegawaian Dan
menjalankan fungsinya Persandian

Meningkatnya koordinasi dan 4 Keg. 40 Keg. Program Peningkatan Wajib-Otda, PUM, Biro Umum
sinergitas Pemprov. Pelayanan Kedinasan Adm. Keu. Daerah,
Gorontalo dengan Pemerintah Provinsi Perangkat Daerah,
Pemerintah Pusat dan Gorontalo Kepegawaian Dan
Pemerintah Daerah lainnya Persandian

Terwujudnya penyampaian 25 kali Program Kerjasama Wajib-Otda, PUM, Biro Umum


informasi penyelenggaraan Informasi Dengan Mas Adm. Keu. Daerah,
Pemerintahan Daerah Media Perangkat Daerah,
kepada Masyarakat Kepegawaian Dan
Persandian

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 40
TARGET PROGRAM SKPD
BIDANG
NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG
TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD
DAERAH JAWAB
2012 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi
- Mendorong Kewilayahan,
publikasi kinerja Mendorong Laju Investasi,
Tercapainya koordinasi dan Percepatan Pembangunan InfrastrukturProgram
Pedesaan Sekaligus Mengembangkan
Peningkatan Wajib-Otda, PUM, Potensi Unggulan
Biro Humas
Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan
pembangunan Rakyat.sinkronisasi antara
daerah melalui Pelayanan Kedinasan Adm. Keu. Daerah,
kerjasama dengan mas media pemerintah pusat dan - 200 kali/kegiatan Kepala Daerah/Wakil Perangkat Daerah,
daerah Kepala Daerah Kepegawaian Dan
Persandian
Tercapainya laporan evaluasi
- 12 laporan
kegiatan pimpinan
Tercapainya publikasi, Program Kerjasama Wajib-Otda, PUM, Biro Humas dan
pelayanan publik secara Informasi Dengan Mas Adm. Keu. Daerah, Protokol
menyeluruh Media Perangkat Daerah,
- 145 Kali Kepegawaian Dan
Persandian

- Mengefektifkan pengawasan Meningkatnya Kualitas 15% 85% Program Peningkatan Wajib-Otda, PUM, Inspektorat
terhadap pelaksanaan laporan Keuangan dan Sistem Pengawasan Adm. Keu. Daerah,
kegiatan pembangunan. laporan Kinerja Internal dan Perangkat Daerah,
Pengendalian Kepegawaian Dan
Pelaksanaan Kebijakan Persandian
KDH

Meningkatnya Jumlah Aparat 25 Auditor Pertama 4 Auditor Madya, Program Peningkatan Wajib-Otda, PUM, Inspektorat
Pengawas yang profesional 15 Auditor Muda Profesionalisme Tenaga Adm. Keu. Daerah,
60 Auditor Pertama Pemeriksa dan Aparatur Perangkat Daerah,
Pengawasan Kepegawaian Dan
Persandian

0 P2UPD 20 P2UPD
Terwujudnya penataan dan 2 SOP 11 SOP Program Penataan dan Wajib-Otda, PUM, Inspektorat
penyempurnaan kebijakan penyempurnaan Adm. Keu. Daerah,
sistem, informasi dan kebijakan sistem Perangkat Daerah,
prosedur pengawasan yang informasi dan prosedur Kepegawaian Dan
efektif pengawasan Persandian

1 Paket 7 Paket
- Mengembangkan Sistem Meningkatnya pelayanan Wajib- Komunikasi Perhub, Pariwisata,
Program Pengembangan
Komunikasi dan Informasi Teknologi Informasi di dan Informatika Komunikasi dan
2.55 (kurang) 3.60 (sangat baik) Komunikasi, Informasi
dalam penyelenggaraan Provinsi Gorontalo (nilai Informatika
dan Media Massa
pemerintahan daerah PeGI)
- Mengupayakan tersedianya Meningkatnya kepuasan Wajib- Komunikasi Perhub, Pariwisata,
bahan bacaan yang publik dalam mengakses Program Kerjasama dan Informatika Komunikasi dan
berkualitas bagi masyarakat informasi kepemerintahan >2 (rendah) >3.5 (tinggi) Informasi dengan Media Informatika
(nilai indeks kepuasan Massa
informasi publik)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 41
TARGET PROGRAM SKPD
BIDANG
NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG
TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD
DAERAH JAWAB
2012 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan,
- Mengembangkan SDM Mendorong
MeningkatnyaLaju
SDMInvestasi,
Aparatur Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pedesaan Sekaligus Mengembangkan
Wajib- Komunikasi Potensi
Perhub, Unggulan
Pariwisata,
Program Peningkatan
Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan
aparatur Rakyat.Pemerintah Provinsi dan
Bidang Komunikasi dan Informatika Komunikasi dan
Kapasitas SDM dalam
dan Informasi masyarakat dalam 64 orang 1964 orang Informatika
pengembangan
penerapan aplikasi Teknologi
Teknologi Informasi
Informasi
- Meningkatkan Layanan Meningkatnya kepemilikan 35% 100% Pembinaan dan Wajib- Komunikasi Perhub, Pariwisata,
Informasi Publik ijin operasional jasa titipan Pengembangan Sumber dan Informatika Komunikasi dan
Daya Komunikasi dan Informatika
Supremasi

- Mengupayakan peningkatan Jumlah PNS yang Mengikuti 40 Orang 90 Orang Program Pendidikan Wajib-Otda, PUM, Badan Kepegawaian,
kualitas aparatur daerah. Pendidikan dan Pelatihan Kedinasan Adm. Keu. Daerah, Pendidikan dan
kedinasan Perangkat Daerah, Pelatihan Daerah
Kepegawaian Dan
Terpenuhinya kebutuhan 2503 Org 2750 Org Program Pembinaan dan Wajib-Otda, PUM, Badan Kepegawaian,
aparatur sesuai dengan Pengembangan Adm. Keu. Daerah, Pendidikan dan
kompetensi Aparatur Perangkat Daerah, Pelatihan Daerah
Kepegawaian Dan
Persandian

Terselenggaranya Sistem - 2 Kegiatan Program Pengembangan Wajib-Otda, PUM, Badan Kepegawaian,


Informasi Kepegawaian dan Sistem Informasi dan Adm. Keu. Daerah, Pendidikan dan
pengelolaan arsip Pengelolaan Data Perangkat Daerah, Pelatihan Daerah
Kepegawaian yang Terkini Kepegawaian Kepegawaian Dan
Persandian

- Fasilitasi proses pengadaan Terselesainya sengketa Program Koordinasi Wajib-Otda, PUM, UPTD - Layanan
barang/jasa pemerintah hukum dalam proses kerjasama dan Adm. Keu. Daerah, Pengadaan Barang
melalui sistim e-procurement Pengadaan Barang dan Jasa Pendampingan Advokasi Perangkat Daerah, dan Jasa
dan atau Unit Layanan - 100% Hukum Kepegawaian Dan
Pengadaan (ULP) Persandian

- Memotivasi percepatan Penerapan dan Implementasi Program Pengendalian Wajib-Otda, PUM, Biro P2E
penyerapan anggaran APBD Layanan Pengadaan barang Pembangunan Adm. Keu. Daerah,
maupun APBN serta /jasa Secara Elektronik Perangkat Daerah,
Mengefektifkan pengawasan Provinsi & Kab./Kota. 75% 100% Kepegawaian Dan
dan pengendalian terhadap Persandian
pelaksanaan kegiatan
pembangunan.
Meningkatnya Jumlah PNS
yang memahami pedoman
220 orang 1020 orang
pengadaan barang/jasa
pemerintah.
Meningkatnya percepatan
penyerapan anggaran
91% 98%
Provinsi dan
Kabupaten/Kota.

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 42
TARGET PROGRAM SKPD
BIDANG
NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG
TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD
DAERAH JAWAB
2012 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi PotensiPembangunan
- Pengendalian Kewilayahan, Mendorong
MeningkatnyaLaju Investasi,
kerjasama dan Percepatan Pembangunan InfrastrukturProgram
Pedesaan Sekaligus Mengembangkan
Pengendalian Wajib-Otda, PUM, Potensi
Biro P2EUnggulan
Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan
Pada Sektor Rakyat.koordinasi antar pemerintah
Perekonomian Ekonomi Adm. Keu. Daerah,
daerah, pemerintah pusat, Perangkat Daerah,
dan stakeholder bidang 100% 100% Kepegawaian Dan
ekonomi. Persandian

- Mengupayakan tersedianya Meningkatnya Kegemaran Program Wajib- Kantor Perpustakaan


bahan bacaan yang membaca bagi masyarakat 6.075 org / 255 12 keg/180 org/156 Pengembangan Budaya Perpustakaan & Arsip Daerah
berkualitas bagi masyarakat dan tertatanya pengelolaan
Perpust. lbg/2.150 jdl, 4 rak Baca dan Pembinaan
perpustakaan Perpustakaan

Terwujudnya Pengelolaan Program Pengelolaan Wajib- Kantor Perpustakaan


75 jdl/ 24 kab/kota/
Deposit Daerah - Deposit Terbitan Perpustakaan & Arsip Daerah
60 org
Daerah
Terwujudnya Pelayanan jasa Program Pengembangan Wajib- Kantor Perpustakaan
perpustakaan terhadap Layanan Jasa Perpustakaan & Arsip Daerah
masyarakat - 860 lokasi Kab/Kota Perpustakaan dan
Informasi

Terwujudnya pendidikan dan Program Pengembangan Wajib- Kantor Perpustakaan


pelatihan bagi tenaga Pustakawan dan Tenaga Perpustakaan & Arsip Daerah
pustakawan dan tenaga - 135 Orang Teknis Perpustakaan
teknis Perpustakaan

Tersedia Database dan hasil Program Pengkajian Wajib-Kearsipan Kantor Perpustakaan


12 pkt/ 1.010 Dok/ 8
kajian Administrasi Arsip - Sistem Administrasi & Arsip Daerah
keg
Kearsipan
Terwujudnya Penyelamatan Program Penyelamatan Wajib-Kearsipan Kantor Perpustakaan
dan Pelestarian Arsip daerah dan Pelestarian & Arsip Daerah
- 240 Dok Dokumen/Arsip Daerah

Meningkatnya Kemampuan Program Penyelamatan Wajib-Kearsipan Kantor Perpustakaan


dalam mengelola Arsip dan Pelestarian & Arsip Daerah
- 275 org Dokumen/Arsip Daerah

Terwujudnya sistem Program Penyelamatan Wajib-Kearsipan Kantor Perpustakaan


6 Keg, 4 Dok/ 4 Pkt/
pelayanan Informasi 3 Keg dan Pelestarian & Arsip Daerah
240 Org
Kearsipan Dokumen/Arsip Daerah
- Mendorong dilakukannya riset Terwujudnya peningkatan Program Riset Urusan Wajib-
dan kajian yang berguna bagi kualitas pembangunan di Pengembangan Daerah Otda
Badan Lingkungan
penyelenggaraan Provinsi Gorontalo berbasis
5 kajian 35 Kajian Hidup dan Riset
pemerintahan dan penelitian Daerah
pembangunan daerah

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 43
TARGET PROGRAM SKPD
BIDANG
NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG
TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD
DAERAH JAWAB
2012 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4. Memfokuskan
Berkurangnya PeningkatanMeningkatkan
persentase Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi
kesejahteraan Potensi Kewilayahan,
- Mengupayakan pemenuhan Mendorong
Jumlah RumahLaju Investasi,
Layak Huni Percepatan Pembangunan InfrastrukturProgram
Pedesaan Sekaligus Mengembangkan
Peningkatan Wajib- Potensi Unggulan
Badan Pemberdayaan
Dengan Mengakselerasi
masyarakat miskin Secara Cerdasmiskin
masyarakat Terhadap Pencapaian Kesejahteraan
kebutuhan Rakyat.Yang dibangun Bagi RTM
pokok masyarakat Keberdayaan Pemberdayaan Masyarakat dan
miskin 525 Unit 5.525 Unit masyarakat Masyarakat dan Pembangunan Desa
Desa Tertinggal

5. Terwujudnya peningkatan Wajib-Pendidikan Dinas Pendidikan,


Terjaganya keberlanjutan
ekonomi masyarakat miskin Program Perluasan Kebudayaan, Pemuda
pendidikan bagi mahasiswa 834 Org 4.884 Org
Akses Pendidikan Tinggi dan Olahraga
Miskin dan Berprestasi
Meningkatnya Akses pada Wajib-Pendidikan Dinas Pendidikan,
Program Pendidikan
jenjang pendidikan Kebudayaan, Pemuda
42,575 siswa 303,277 Siswa Untuk Rakyat
menengah dan Olahraga
(PRODIRA)
Tercapaianya Kepesertaan JAMKESTA Wajib-Kesehatan Dinas Kesehatan
Semesta bagi seluruh (357.035 Jiwa) 100% 100%
masyarakat di provinsi
gorontalo
Meningkatnya cakupan 100 KK 900 KK Program Pemberdayaan Wajib-Sosial Dinas Sosial
layanan pemberdayaan Sosial
terhadap masyarakat miskin
dan KAT
- Mendorong peningkatan Program Penciptaan Wajib-Koperasi dan Dinas Koperasi,
ekonomi masyarakat miskin Jumlah Wira Usaha Baru Wira Usaha Baru (WUB) Usaha Kecil dan UMKM, Perindustrian
(WUB) yang difasilitasi 330 UMKM 4.140 UMKM Menengah dan Perdagangan
modal usaha

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VII - 44
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 1
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 2
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 3
TABEL 8.2
INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN
PROVINSI GORONTALO

Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 URUSAN WAJIB

1.1. PENDIDIKAN

Dinas Pendidikan,
Program Peningkatan Persentase pelayanan jasa Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Kebudayaan,
1.1.01 80% 85% 4,539 90% 2,515
Pelayanan Administrasi administrasi perkantoran Prasarana dan SDM Aparatur" Pemuda dan
Olahraga

Dinas Pendidikan,
Meningkatnya Prasarana
Program Peningkatan Sarana Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Kebudayaan,
1.1.02 Perkantoran yang memadai 5 Pkt 10 Pkt 2,070 5 Pkt 2,401
dan Prasarana Aparatur Prasarana dan SDM Aparatur" Pemuda dan
dalam pelaksanaan tugas
Olahraga

Dinas Pendidikan,
Program Peningkatan Meningkatnya Kapasitas
Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Kebudayaan,
1.1.03 Kapasitas Sumber Daya Aparatur Pengelola 42 Org 42 Org 476 31 Org 350
Prasarana dan SDM Aparatur" Pemuda dan
Aparatur Pendidikan
Olahraga
1.1.04 Program Pelayanan Persentase pelayanan jasa Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi 100% 100% 100% 100% 100% Dinas Pendidikan,
Administrasi, Sarana administrasi perkantoran
Persentase ketersediaan Kebudayaan,
Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana 100% 2,024 100% 5,170 100% 5,687 100% 7,000 100%
sarana prasarana SKPD Pemuda dan
Jumlah SDM aparatur yang Olahraga
Pindahan dari Program Pengembangan SDM Aparatur 33 Org 36 Org 39 Org 42 Org 92 Org
mengikuti Diklat/Bimtek
Program Peningkatan Dinas Pendidikan,
Meningkatnya Efektivitas
Pengembangan Sistem Untuk tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi Kebudayaan,
1.1.05 Pengelolaan Administrasi 12 Dok 12 Dok 100 12 Dok 150
Pelaporan Capaian Kinerja dan Pelaporan" Pemuda dan
Keuangan
dan Keuangan Olahraga

Program Perencanaan,
Dinas Pendidikan,
Evaluasi, Meningkatnya Kinerja,
Untuk tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi Kebudayaan,
1.1.06 Pertanggungjawaban dan Monitoring dan Evaluasi 380 Org 570 Org 762 1.269 Org 1,500
dan Pelaporan" Pemuda dan
Dukungan Manajemen Program Pendidikan
Olahraga
Sistem Pelayanan Pendidikan

Dinas Pendidikan,
Tersedianya Dokumen
Kebudayaan,
Perencanaan dan Evaluasi - - - - 100% 100% 100% 100% 100%
Pemuda dan
Program Peningkatan Program
Olahraga
1.1.07 Perencanaan, Evaluasi dan 1,500 1,540 1,694 2,000
Pelaporan Dinas Pendidikan,
Tersedianya laporan
Kebudayaan,
penyelenggaraan keuangan - - - - 100% 100% 100% 100% 100%
Pemuda dan
daerah
Olahraga

Dinas Pendidikan,
Program Perluasan Akses APK PAUD : APK PAUD : APK PAUD : APK PAUD : APK PAUD : APK PAUD : APK PAUD : APK PAUD : Kebudayaan,
1.1.08 Meningkatnya APK PAUD 531 340 357 393 420 500
PAUDNI 41,00% 52,50% 58,03% 65,25% 75,00% 78,15% 80,05% 80,05% Pemuda dan
Olahraga

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 4
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
URUSAN WAJIB Dinas Pendidikan,
Program Peningkatan Mutu Meningkatnya Kualitas 20 Lembaga 20 Lembaga 80 Lembaga 120 Lembaga 400 Lembaga Kebudayaan,
1.1.09 - - - - - 550 589 160 Lembaga PAUD 700
dan Tata Kelola PAUD Layanan PAUD PAUD PAUD PAUD PAUD PAUD Pemuda dan
Olahraga

Dinas Pendidikan,
Program Peningkatan
Meningkatnya Kompetensi 660 PTK Kebudayaan,
1.1.10 Kompetensi dan 390 PTK PAUD 390 PTK PAUD - 390 PTK PAUD - 446 PTK PAUD 500 600 PTK PAUD 550 589 770 PTK PAUD 700 2,570 PTK PAUD
dan Kesejahteraan PTK PAUD PAUD Pemuda dan
Kesejahteraan PTK PAUD
Olahraga

Dinas Pendidikan,
Meningkatnya APK SMA/MA
Program Perluasan Akses APK 73,15% APK 73,60% APK 78,04% APK 83,04% APK 88,09% APK 93,09% APK 98,09% APK 98,09% Kebudayaan,
1.1.11 dan SMK dan APM SMA/MA 3,318 3,700 4,000 4,290 4,590 5,500
Dikmen APM 52,59% APM 56,40% APM 58,00% APM 64,00% APM 70,05% APM 76,05% APM 83,05% APM 83,05% Pemuda dan
dan SMK
Olahraga

Meningkatnya kualitas dan Dinas Pendidikan,


Program Peningkatan Mutu relevansi layanan pendidikan Kebudayaan,
1.1.12 - - - - - 99.90% 250 99.90% 550 99.90% 605 99.90% 700 99.90%
dan relevansi Dikmen Menengah (% kelulusan UN Pemuda dan
SMA/MA/SMK) Olahraga

21 Org (12 23 Org (12 Dinas Pendidikan,


26 Org (13 24 Org (12 Kepsek 49 Kepsek SMA
Program Peningkatan Tata Meningkatnya kompetensi Kepsek SMA Kepsek SMA Kebudayaan,
1.1.13 0 0 - 0 - Kepsek SMA dan 250 440 484 SMA dan 12 Kepsek 750 dan 45 Kepsek
kelola/Manejemen Dikmen pengelola Sekolah dan 9 Kepsek dan 11 Kepsek Pemuda dan
13 Kepsek SMK) SMK) SMK
SMK) SMK) Olahraga

Dinas Pendidikan,
Tersedianya database PTK
Program Pemetaan PTK Kebudayaan,
1.1.14 dalam rangka pengembangan 0 0 - 0 - 1 Dokumen 300 1 dokumen 330 1 dokumen 300 1 dokumen 400 4 dokumen
(PAUDNI, DIKDAS, DIKMEN) Pemuda dan
kompetensi
Olahraga

Jumlah Guru Jumlah Guru Jumlah Guru


Jumlah Guru Kualifikasi Jumlah Guru
Jumlah Guru Kualifikasi UNG Kualifikasi UT dan
Kualifikasi UT UNG 1.350 Kualifikasi UNG Dinas Pendidikan,
Program Peningkatan Kualifikasi UT 1.300 Org, PTK UNG 5.150 Org,
Meningkatnya Kompetensi 1.100 Org, PTK 1.400 Org, PTK Kebudayaan,
1.1.15 Kualifikasi dan Kompetensi 1.200 Org, PTK - - - - 750 berprestasi 56 825 Org, PTK 908 1,500 PTK berprestasi
dan Kualifikasi PTK berprestasi 56 berprestasi 56 berprestasi 56 org, Pemuda dan
PTK berprestasi 56 org, 224 org,
org, Kompetensi org, Kompetensi 240 Olahraga
org Kompetensi Kompetensi 960
240 org Kompetensi org
240 org org
240 org
SD : 140 SD : 248 SD : 249 SD : 250
sekolah SMP : sekolah SMP : sekolah SMP : sekolah SMP : SD : 252 sekolah SD : 999 sekolah Dinas Pendidikan,
Program Pengembangan dan Meningkatnya Mutu dan 100 sekolah SMP : 93 sekolah SMP : 370 sekolah Kebudayaan,
1.1.16 Kurikulum KTSP 750 92 sekolah SMA 800 92 sekolah 1,100 93 sekolah 1,210 2,000
Penerapan Kurikulum 2013 Relevansi Pendidikan SMA : 16 : 12 sekolah SMA : 12 SMA : 12 SMA : 13 sekolah SMA : 49 sekolah Pemuda dan
sekolah SMK : SMK : 11 sekolah SMK : sekolah SMK : SMK : 12 sekolah SMK : 45 sekolah Olahraga
12 sekolah sekolah 11 sekolah 11 sekolah
Jumlah Guru Jumlah Guru Jumlah Guru Jumlah Guru Non Jumlah Guru Non
Non PNS : 4.947 Non PNS : Non PNS : Dinas Pendidikan,
Program Peningkatan PNS : 4.947 org, PNS : 4.947 guru,
org, 4.947 org, 4.947 org, Kebudayaan,
1.1.17 Kesejahteraan dan Meningkatnya Kinerja PTK - - - - - 350 375 401 Guru Non 550 Guru Non
Guru Non Guru Non Guru Non Pemuda dan
Perlindungan PTK Sertifikasi : 7.042 Sertifikasi : 7.042
Sertifikasi : Sertifikasi : Sertifikasi : Olahraga
org guru
9.042 org 9.042 org 8.042 org
Dinas Pendidikan,
Program Kepengawasan Meningkatnya kompetensi Kebudayaan,
1.1.18 150 Org 150 Org 218 150 Org 140 150 Org 150 150 Org 160 150 Org 172 150 Org 184 150 Org
Pendidikan Pengawas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga

Dinas Pendidikan,
Terjaganya keberlanjutan
Program Perluasan Akses Kebudayaan,
1.1.19 pendidikan bagi mahasiswa 560 Org 834 Org 6,126 950 Org 6,293 1.100 Org 7,122 1.210 Org 7,615 1.330 Org 8,377 1.460 Org 9,214 4.884 Org
Pendidikan Tinggi Pemuda dan
Miskin dan Berprestasi
Olahraga

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 5
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
URUSAN WAJIB Dinas Pendidikan,
Peningkatan Mutu PTK - PNF Menigkatnya Kompetensi PTK Kebudayaan,
1.1.20 350 Org 360 Org 382 480 Org 650 490 Org 683 500 Org 751 510 Org 804 520 Org 860 2.830 Org
(UPTD BPKB) PNF Pemuda dan
Olahraga

Jumlah Peserta Jumlah Peserta Jumlah Peserta Jumlah


Jumlah Peserta Peserta ujian
Jumlah Peserta ujian SD/MI : ujian SD/MI : ujian SD/MI : Jumlah Peserta Jumlah Peserta
ujian SD/MI : SD/MI :
Meningkatnya jumlah peserta ujian SD/MI : 25,337, 27,640, 32,246, ujian SD/MI : ujian SD/MI : Dinas Pendidikan,
29,943, 34,549,
Program Penyelenggaraan Ujian nasional (jenjang 23,034, SMP/MTs SMP/MTs : SMP/MTs : SMP/MTs : 36,852, SMP/MTs : 186,567, SMP/MTs Kebudayaan,
1.1.21 489 290 SMP/MTs : 421 463 SMP/MTs : 496 750
Ujian Nasional SD/MI, SMP/MTs, : 17.862, 19.648, 21.434, 25.006, 28.578, SMA/MA : : 144.678, SMA/MA Pemuda dan
23.220, SMA/MA 26.792,
SMA/MA/SMK) SMA/MA : 8.368, SMA/MA : SMA/MA : SMA/MA : 13.390, SMK : : 67.775, SMK : Olahraga
: 10.879, SMK SMA/MA :
SMK : 5,065 9.205, SMK : 10.042, SMK : 11.716, SMK : 8,101 46,081
: 6,583 12.553, SMK
5,571 6,077 7,089
: 7,595
Dinas Pendidikan,
Program Peningkatan
Meningkatnya pengetahuan Kebudayaan,
1.1.22 Keterampilan PNF (UPTD 40 Org 50 Org 493 40 Org 170 100 Org 179 65 Org 196 70 Org 210 75 Org 224 370 Org
dan keterampilan masyarakat Pemuda dan
BPKB)
Olahraga

Dinas Pendidikan,
Program Peningkatan Tata Meningkatnya kompetensi
Kebudayaan,
1.1.23 kelola Pendidikan Non pengelola PNF Bagi BPKB dan 85 Org 100 Org 166 140 Org 100 275 Org 105 150 Org 116 150 Org 124 150 Org 132 530 Org
Pemuda dan
Formal (UPTD BPKB) SKB se Provinsi Gorontalo
Olahraga

Meningkatnya keterampilan Life Skill = 150 Life Skill = 150 Life Skill = 396 Life Skill = 408 Dinas Pendidikan,
Program Peningkatan Life Skill = 120 Life Skill = 290 Life Skill = 426 org, Life Skill = 1.520
Pemuda putus sekolah dan org, Buta org, Buta org, Buta org, Buta Kebudayaan,
1.1.24 Keterampilan Pendidikan org, Buta Aksara 175 1,300 org, Buta Aksara 2,000 2,200 2,354 Buta Aksara = 3,000 org, Buta Aksara =
menurunnya angka tuna Aksara = 1000 Aksara = 1000 Aksara = 1300 Aksara = 1500 Pemuda dan
Non Formal = 1000 org = 1000 org 1500 org 9000 org
aksara org org org org Olahraga
Meningkatnya Akses pada Dinas Pendidikan,
jenjang pendidikan
Program Pendidikan Untuk Kebudayaan,
1.1.25 menengah 41,110 siswa 42,575 siswa 45,000 44.803 Siswa 51,063 46.964 Siswa 42,289 53,005 siswa 44,000 56,549 Siswa 48,400 58,245 Siswa 52,666 303,277 Siswa
Rakyat (PRODIRA) Pemuda dan
Olahraga

Meningkatnya SDM yang Dinas Pendidikan,


Program Pengembangan berkualifikasi Ahli Madya di Kebudayaan,
1.1.26 224 Mahasiswa 308 Mhs 1,168 411 Mhs 2,500 458 Mhs 2,500 558 Mhs 2,750 658 Mhs 2,943 758 Mhs 3,500 758 Mhs
Politeknik Gorontalo bidang IT, di bidang THP dan Pemuda dan
di bidang MPP Olahraga

APK SD APK SD : 111,30 APK SD : APK SD :


APK SD 124,77 APK SD 111,15 112,14 % 112,35 % APK SD : 112,75 APK SD : 112,75
111,04 % % APK
% APK SMP % APK APK SMP : APK SMP : % APK SMP : % APK SMP : Dinas Pendidikan,
APK SMP 96,96 SMP : 97,02 %
Program Perluasan Akses Meningkatnya APK dan APM 99,63 % SMP 96,99 % 97,15 % 97,50 % 98,25 % 98,25 % Kebudayaan,
1.1.27 % APM 3,000 3,150 APM SD : 3,200 3,579 3,978 4,600
Pendidikan dasar Pendidikan Dasar APM SD 98,28 APM SD 96,39 APM SD : APM SD : APM SD : 98,80 APM SD : 98,80 Pemuda dan
SD 96,37 % 96,43 %
% APM % APM 96,87 % 97,01 % % APM SMP : % APM SMP Olahraga
APM SMP 69,99 APM SMP :
SMP 76,28 % SMP 70,01 % APM SMP : APM SMP : 80,15 % : 80,15 %
% 73,25 %
76,28 % 78,30 %
Meningkatnya kualitas dan SD/MI : SD/MI : Dinas Pendidikan,
SD/MI : 100%, SD/MI : 100%, SD/MI : 100%, SD/MI : 100%,
Program Peningkatan Mutu relevansi layanan pendidikan 100%, 100%, SD/MI : 100%, SD/MI : 100%, Kebudayaan,
1.1.28 SMP/MTs SMP/MTs 800 SMP/MTs 850 SMP/MTs 893 938 985 1,300
dan relevansi Dikdas Dasar (% kelulusan UN SMP/MTs SMP/MTs SMP/MTs 99,70% SMP/MTs 99,70% Pemuda dan
99,76% 99,76% 99,40% 99,50%
SD/MI, SMP/MTs) 99,60% 99,65% Olahraga

Dinas Pendidikan,
SD : 999 org, SD : 248 org, SD : 249 org, SD : 250 org, SD : 252 org, SD : 999 org,
Program Peningkatan Tata Meningkatnya kompetensi Kebudayaan,
1.1.29 SMP : 370 org, - - - - SMP : 92 org, 200 SMP : 92 org, 209 SMP : 93 org, 219 SMP : 93 org, PK- 249 SMP : 370 org,
kelola/Manejemen Dikdas pengelola satuan pendidikan Pemuda dan
PK-LK : 8 org PK-LK : 2 org PK-LK : 2 org PK-LK : 2 org LK : 2 org PK-LK : 8 org
Olahraga

JUMLAH URUSAN PENDIDIKAN (1.01) 69,813 78,212 70,823 79,089 86,535 98,980

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 6
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1.2. URUSAN WAJIB


KESEHATAN

DINAS KESEHATAN 27,486 33,299 69,499 63,693 52,980 11,475


1.2.01 Program Peningkatan Meningkatnya kualitas - Bayi : 18418 - Bayi : 18418 187 - Bayi : 19243 302 - Bayi : 19889 769 - Bayi : 20554 784 - Bayi : 21239 800 - Bayi : 21945 500 - Bayi : 21945 Dinas Kesehatan
Keselamatan Ibu Melahirkan pelayanan kesehatan ibu dan - Bumil : 20260 - Bumil : 20260 - Bumil : 21167 - Bumil : 21878 - Bumil : 22610 - Bumil : 23363 - Bumil : 24140 - Bumil : 24140
dan Anak anak - Bulin/bufas : - Bulin/bufas : - Bulin/bufas : - Bulin/bufas - Bulin/bufas - Bulin/bufas : - Bulin/bufas :
- Bulin/bufas : 19339
19339 20205 20883 : 21582 : 22301 23043 23043
1.2.02 Program Peningkatan Meningkatnya kualitas Dinas Kesehatan
Pelayanan Kesehatan Anak pelayanan kesehatan anak - Balita : 22769 - - - - - Balita : 24588 227 - Balita : 25410 232 - Balita : 26258 236 - Balita : 27404 600 - Balita : 27404
Balita balita
1.2.03 Program Perbaikan Gizi Meningkatnya kualitas - Balita Gibur : - Balita Gibur : - Balita Gibur : - Balita Gibur : - Balita Gibur : - Balita Gibur - Balita Gibur : Dinas Kesehatan
534 936 704 718 732 - Balita Gibur : 500 1,200
Masyarakat penanganan masalah gizi 500 500 500 500 500 : 500 500
masyarakat - Bumil KEK : - Bumil KEK : - Bumil KEK : - Bumil KEK : - Bumil KEK : - Bumil KEK : - Bumil KEK :
- Bumil KEK : 3621
3039 3039 3175 3282 3391 3505 3621
1.2.04 Program Peningkatan Upaya Terlaksananya pelayanan Penderita Penderita Penderita Penderita Penderita Penderita Penderita Penderita Dinas Kesehatan
Kesehatan Masyarakat kesehatan masyarakat Gangguan Jiwa : Gangguan Jiwa 324 Gangguan Jiwa 458 Gangguan Jiwa : 458 Gangguan Jiwa 467 Gangguan 477 Gangguan Jiwa : 700 Gangguan Jiwa :
119 : 119 : 130 140 : 150 Jiwa : 160 170 170
1.2.05 Program Obat dan Meningkatnya sediaan Dinas Kesehatan
Perbekalan Kesehatan farmasi dan alat kesehatan
yang memenuhi standar dan 92,83 92,83 250 95 1,106 96 1,106 97 1,128 98 1,151 99 1,300 99
terjangkau oleh masyarakat

1.2.06 Program Pengawasan Obat Meningkatnya Pengendalian Dinas Kesehatan


dan Makanan & Pengawasan sarana
produksi & distribusi obat, 55 55 100 - - 60 200 62,5 204 65 208 67,5 400 67,5
makanan dan bahan
berbahaya
1.2.07 Program Pengembangan Meningkatnya penyehatan Dinas Kesehatan
Lingkungan Sehat dan pengawasan kualitas 598,475 598,475 230 667,768 226 694,376 350 726,624 357 756,171 364 791,681 600 791,681
lingkungan
1.2.08 Program Pencegahan & Menurunnya angka Dinas Kesehatan
Penaggulangan Penyakit kesakitan, kematian dan 68.2 73.5 674 75.00 618 80.00 625 80.00 688 80.00 756 80.00 832 80.00
Menular dan tidak menular kecacatan akibat penyakit
1.2.09 Program Pembinaan Upaya Meningkatnya pelayanan - PONED : 16 - PONED : 16 - PONED : 17 - PONED : 18 - PONED : 19 - PONED : 20 - PONED : 21 Dinas Kesehatan
175 188 350 357 364 - PONED : 21 Pkm 371
Kesehatan upaya kesehatan dasar dan Pkm Pkm Pkm Pkm Pkm Pkm Pkm
kesehatan rujukan - PONEK : 5 - PONEK : 5
- PONEK : 2 RS - PONEK : 2 RS - PONEK : 3 RS - PONEK : 4 RS - PONEK : 5 RS - PONEK : 5 RS
RS RS
1.2.10 Program Promosi Kesehatan Meningkatnya pelaksanaan Dinas Kesehatan
dan Pemberdayaan pemberdayaan promosi 36.0 45.0 363 67.5 337 70 72.5 74 75
350 357 364 371 75%
Masyarakat kesehatan kepada
masyarakat
1.2.11 JAMKESTA Tercapaianya Kepesertaan Dinas Kesehatan
Semesta bagi seluruh (357035 jiwa) (357.035 Jiwa) (325.236 jiwa) (267.417 jiwa) (240.675 jiwa) (192.540 jiwa)
20,176 26,248 61,693 55,524 44,419 100% - 100%
masyarakat di provinsi 100% 100% 100% 100% 100% 100%
gorontalo
1.2.12 Program Standarisasi Meningkatnya Kualitas Dinas Kesehatan
90% 90% 636 90% 324 90% 350 90% 357 95% 364 95% 500 95%
Pelayanan Kesehatan Pelayanan Kesehatan
1.2.13 Program Peningkatan Meningkatnya koordinasi dan Dinas Kesehatan
Perencanaan, Evaluasi dan keterpaduan perencanaan,
Pelaporan pelaksanaan, pembinaan dan 510 591 350
90% 90% 90% 90% 90% 357 95% 364 95% 600 95%
evaluasi program
pembangunan kesehatan

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 7
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1.2.14 Program
URUSANPelayanan
WAJIB Terlaksananya adimnistrasi Dinas Kesehatan
Administrasi, Sarana pelayanan perkantoran 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Prasarana dan SDM Aparatur
Terpenihinya kebutuhan 3,327 1,965 1,967 2,164 2,380 3,500
sarana dan prasarana 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
perkantoran
Meningkatnya pengetahuan
5 Org 5 Org 5 Org 10 Org 12 Org 14 Org 16 Org 67 Org
Sumber daya aparatur Dikes
UPTD BAPELKESMAN 3,552 4,316 2,520 2,570 2,622 4,750

1.2.15 Program Pelayanan Meningkatnya akses dan UPTD


Kesehatan Penduduk Miskin mutu pelayanan kesehatan 74% 74% 3,275 81 2,792 90 1,900 92 1,938 94 1,977 95 4,000 95 Bapelkesman
penduduk miskin
1.2.16 Program Pelayanan Persentase pelayanan jasa UPTD
- 100% 195 100% 843 100% 100% 100% 100% 100%
Administrasi, Sarana administrasi perkantoran Bapelkesman
Prasarana dan SDM Aparatur Persentase ketersediaan UPTD
- 100% 47 100% 645 100% 100% 100% 100% 100% Bapelkesman
sarana prasarana SKPD 620 632 645 750
UPTD
Jumlah SDM aparatur yang
5 Org 5 Org 35 5 Org 36 - - - - 15 Org Bapelkesman
mengikuti Diklat/Bimtek

UPTD LABKESDA - 898 1,350 1,407 1,467 2,750

1.2.17 Program Penunjang Meningkatnya mutu UPTD


Laboratorium Kesehatan pelayanan laboratorium - - - 50% 178 55% 350 60% 357 65% 364 70% 750 70% Labkesda
Provinsi kesehatan
1.2.18 Program Pelayanan Persentase pelayanan jasa UPTD
- 100% - 100% 80 100% 100% 100% 100% 100%
Administrasi, Sarana administrasi perkantoran Labkesda
Prasarana dan SDM Aparatur UPTD
Persentase ketersediaan
- 100% - 100% 640 100% 100% 100% 100% 100% Labkesda
sarana prasarana SKPD 1,000 1,050 1,103 2,000

Jumlah SDM aparatur yang


- - - - - 5 Org 5 Org 5 Org 5 Org 20 Org
mengikuti Diklat/Bimtek

RSUD PROVINSI - 750 9,820 10,083 10,356 20,000

1.2.19 Program Pemeliharaan Terpeliharanya sarana dan


Sarana dan prasarana prasaran rumah sakit dalam
- - - 50% 71 55% 1,069 60% 1,090 65% 1,112 70% 5,000 70% RSU Provinsi
Rumah sakit pelayanan kesehatan kepada
masyarakat
1.2.20 Program Pengadaan Sarana Meningkatnya pelayanan
dan prasarana Rumah sakit kesehatan kepada - - - 50% 679 55% 7,000 60% 7,140 65% 7,283 70% 12,000 70% RSU Provinsi
masyarakat
1.2.21 Program Kemitraan dan Terlaksananya Pelayanan
Peningkatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat di - - - - - 55% 500 60% 510 65% 520 70% 1,000 70% RSU Provinsi
Masyarakat Rumah Sakit
1.2.22 Persentase pelayanan jasa Anggaran masih melekat di bapelkesman
- 100% 100% 100% 100% 100% RSU Provinsi
Program Pelayanan administrasi perkantoran
Persentase ketersediaan Anggaran masih melekat di bapelkesman
Administrasi, Sarana - 100% 1,251 100% 1,343 100% 1,441 100% 2,000 100% RSU Provinsi
sarana prasarana SKPD
Prasarana dan SDM Aparatur
Jumlah SDM aparatur yang
- Anggaran masih melekat di bapelkesman 5 (org) 10 (org) 15 (org) 20 (org) 50 Org RSU Provinsi
mengikuti Diklat/Bimtek
JUMLAH URUSAN KESEHATAN (1.02) 31,038 39,263 83,189 77,754 67,425 38,975

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 8
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
URUSAN WAJIB
1.3. PEKERJAAN UMUM

DINAS PEKERJAAN UMUM 91,489 117,967 138,502 160,893 175,308 168,375

SEKRETARIAT
1.03.01 Program Peningkatan Tersedianya Pelaporan dan
Pengembangan Sistem administrasi Pencapaian Untuk tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan
100% 100% 150 100% 150 DINAS PU
Pelaporan Capaian kinerja Kinerja Keuangan (Dokumen) Pelaporan"
dan keuangan
1.03.02 Program pelayanan Terlaksananya Operasional,
administrasi perkantoran Pemeliharaan dan Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana
100% 100% 2,000 100% 1,335 DINAS PU
Administrasi perkantoran dan SDM Aparatur"
(Kegiatan)
Prosentase Pelayanan Jasa -
Program Peningkatan 100% 100% 100% 100% 100%
Administrasi perkantoran
Pelayanan Administrasi, Prosentase ketersediaan
1.03.03 - 100% 900 100% 1100 100% 1500 100% 1800 100% DINAS PU
Sarana Prasarana dan SDM sarana dan prasarana
Aparatur Jumlah SDM aparatur yang - 80 Org 80 Org 80 Org 80 Org 320 Org
mengikuti Diklat / Bimtek
1.03.04 Program peningkatan sarana Terwujudnya pemenuhan
dan prasarana aparatur kebutuhan sarana dan Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana
100% 100% 750 100% 860 DINAS PU
prasarana perkantoran dan SDM Aparatur"
(Paket)
1.03.05 Program peningkatan Terwujudnya peningkatan
kapasitas Sumber daya layanan administrasi Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana
5 Org 7 Org 839 11 Org 1,000 DINAS PU
Aparatur kepegawaian dan dan SDM Aparatur"
kompotensi SDM
1.03.06 Program Perencanaan Terlaksananya kegiatan
Pembangunan Daerah penyusunan program Untuk tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan
100% 100% 350 100% 550 DINAS PU
infrastruktur kePUan Pelaporan"

Tersedianya Updating Data


Base Infrastruktur dan Untuk tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan
evaluasi , pengendalian 100% 100% 500 100% 600 DINAS PU
Pelaporan"
program kePUan

1.03.07 Program Peningkatan Tersedianya Dokumen


Perencanaan, Evaluasi dan Perencanaan dan Evaluasi Pindahan Dari program Perencanaan Pembangunan Daerah 100% 100% 100% 100% 100%
Pelaporan Program 500 600 1,000 1,200 DINAS PU
Tersedianya laporan Pindahan Dari Program Peningkatan Pengembangan Sistem
penyelenggaraan keuangan 100% 100% 100% 100% 100%
Pelaporan Capaian kinerja dan keuangan
daerah
SUMBER DAYA AIR
1.03.08 Program pengembangan dan Tersedianya Dokumen
pengelolaan jaringan irigasi, Perencanaan dan
- 6 Dok 10 Dok 12 Dok 11 Dok 10 Dok 10 Dok 59 Dok
rawa dan jaringan pengairan pengawasan teknis Irigasi
lainnya (Dok)
Terwujudnya Pengembangan
/ Rehabilitasi Jaringan irigasi
(Meter) - 10.287 M 14,000 10.500 M 14,845 11.000 M 17,460 11.500 M 18,200 12.000 M 20,150 13.000 M 23,200 68.287 M DINAS PU

Tercapainya Layanan
Jaringan Irigasi guna
- 17.131 Ha 17.131 Ha 17.131 Ha 17.131 Ha 17.131 Ha 17.131 Ha 17.131 Ha
tersedianya air untuk
pertanian (Ha)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 9
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
URUSAN WAJIB Terlaksananya Fasilitasi
perluasan jaringan irigasi
Randangan, Dumbaya Bulan, - - 3 Keg 5 Keg 4 Keg 4 Keg 4 Keg 17 Keg
dan irigasi Baru lainnya

Terlaksananya
Pendampingan dalam rangka
Kebijakan pengelolaan 1 Keg 2 Keg 2 Keg 2 Keg 2 Keg 2 Keg 11 Keg
Sumber Daya Air (Keg)

1.03.09 Program Pengendali Banjir


Tersedianya Dokumen
Perencanaan
- 3 Dok 400 1 Dok 175 4 Dok 4 Dok 4 Dok 4 Dok 20 Dok
penanggulangan banjir/
abrasi pantai (Dok)
Terkendalinya erosi,
longsoran dan sedimentasi
pada tebing-tebing dan 5,000 5,500 6,850 12,950 DINAS PU
badan sungai,bantaran - 4.877 M 11,773 850 M 2,000 1.120 M 1.650 M 2.200 M 4.000 M 14.667 M
sungai ke areal pertanian,
persawahan dan permukiman
(Meter)
Terkendalinya abrasi pantai
bagi permukiman masyarakat - 465 M 2,450 150 M 600 300 Meter 300 Meter 340 Meter 360 Meter 1.935 Meter
(Meter)
BINA MARGA
1.03.10 Program Pembangunan Tersedianya Dokumen Study
Jalan dan jembatan Kelayakan, Dokumen
Databse, Dokumen
Lingkungan, Dokumen
Perencanaan Teknis (Detail - 13 Dok 3,600 6 Dok 1,400 17 Dok 17 Dok 17 Dok 17 Dok 87 Dokumen
Engginer Desain/ DED dan
Simplified Design Serta
Dokumen pengawasan.
Tersedianya jalan baru/
peningkatan Jalan Provinsi 322,56 Km - - 10 Km 13,210 33 Km 10 Km 10 Km 10 Km 327,56 Km
(Km)
Terwujudnya penanganan
Jalan Strategis Provinsi (Km) 2,5 Km - - 5 Km 10,000 5 Km 30,100 5 Km 35,950 5 Km 40,210 5 Km 55,361 27,5 Km DINAS PU

Tersedianya jembatan diruas 51 Buah (306 2 Bh (115


1 Bh 660 1 Bh (25 Meter) 1,600 2 Bh 2 Bh 2 Bh 61 Buah
jalan provinsi (Bh) meter) Meter)
Tersedianya jembatan pada
ruas jalan Stategis provinsi 5 Bh 4 Bh 2,470 3 Bh 2,470 2 Bh 2 Bh 2 Bh 2 Bh 14 Buah
(Bh)
Terlaksananya fasilitasi dan
koordinasi Forum Komunikasi
Pengembangan Jaringan
Jalan Daerah (FKPJD) - - - 2 Dokumen 66.9 3 Dokumen 3 Dokumen 3 Dokumen 4 Dokumen 15 Dokumen
Penanganan Gorontalo Outer
Ring Road (GORR)
(Dokumen)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 10
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1.03.11 Program
URUSANRehabilitasi/
WAJIB Tersedianya Dokumen
pemeliharaan Jalan dan pengawasan Rehabilitasi/
- 1 Dok 300 1 Dok 300 1 Dok 1 Dok 1 Dok 1 Dok 6 Dokumen
jembatan pemeliharaan Jalan dan
Jembatan . (Dokumen)
Terwujudnya Kondisi Jalan
Mantap 60 % dengan Kondisi Mantap
14,7 Km 17,500 15,4 Km 18,500 10 Km 10 Km 10 Km 10 Km 269,04 Km
Pemeliharaan berkala dan 198,94 Km 25,075 28,350 30,075 41,314 DINAS PU
Rekonstruksi Jalan (Km)
Terpeliharanya kondisi jalan
mantap dengan Pemeliharaan
198,94 Km 52 Km 2,600 95 Km 4,750 229,04 Km 239,04 Km 249,04 Km 259,04 Km 259,04 Km
rutin jalan (Km)

Terpeliharanya jembatan 51 Buah (306


- - 90 Meter 450 331 Meter 372 Meter 413 Meter 454 Meter 454 Meter
diruas jalan Provinsi (Meter) meter)
CIPTA KARYA
1.03.12 Program Pengembangan Tersedianya dokumen
Wilayah Strategis dan cepat perencanaan/Pengawasan 3 Dokumen 1 Dokumen
- 8,000 4,850 7 Dokumen 5 Dok 5 Dok 5 Dok 26 Dokumen
tumbuh Pengembangan infrastruktur Perencaan Perencanaan
Permukiman (Paket)
Tersedianya Prasarana dan
Sarana Gedung Perkantoran 14 Unit Bangunan
- - - 4 Unit 16,800 4 Unit 4 Unit 2 unit -
Pemerintah Provinsi Perkantoran
Gorontalo (Unit)
Tersedianya Prasarana dan 3 Paket
1 Paket 1 Paket
Sarana Gedung Rumah Sakit - 1 Paket (Rehab) 160 - - 1 Paket - (100 % Bangunan
Lanjutan Lanjutan
Provinsi (Paket) Fisik)
Terlaksananya
pembangunan/ peningkatan 48,667 56,993 66,373 20,500 DINAS PU
infrastruktur permukiman di
kawasan perkotaan/
Perdesaan, Kawasan ber IPM - 6 Km 10,561 20 Km 12,000 17 Km 17 Km 17 Km 17 Km 93 Km
Rendah dan stimulasi
infrastruktur perdesaan, desa
potensial dan kawasan
agropolitan (km)
Tersedianya Sarana dan
prasarana bangunan
penunjang fasilitas serta - 1 Kws (51 Bh) 4,000 1 Kws (53 Bh) 4,029 1 Kws (50 Bh) 1 Kws (50 Bh) 1 Kws (50 Bh) 1 Kws (50 Bh) 6 Kws (254 Bh)
layanan umum (Kawasan/
Bh)
1.03.13 Program Pengembangan Tersedianya dokumen
Kinerja Pengelolaan Air perencanaan/Pengawasan
- - - 3 Dokumen 3 Dokumen 2 Dokumen - 8 Dokumen
Minum dan Air Limbah Pengembangan Kinerja Air
Minum dan Air Limbah
Tersedianya akses air minum
yang aman melalui fasilitasi
dan sistem penyediaan air 8,426 5,426 10,800 14,200 9,150 12,050 DINAS PU
16.545 SR 25.000 SR 25.000 SR 25.000 SR
minum dengan jaringan 16.545 SR (46 25.000 SR (76 134.266 SR
40.500 SR (40,6 (52 % (58 % (64 % (70 %
perpipaan dan bukan % Pencapaian % Pencapaian (76 % Pencapaian
% MDG's) Pencapaian Pencapaian Pencapaian Pencapaian
jaringan perpipaan dalam MDG's) MDG's) MDG's)
MDG's) MDG's) MDG's) MDG's)
rangka pencapaian target
MDG's (SR)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 11
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
URUSAN WAJIB Terlaksananya fasilitasi dan
penyediaan sanitasi setempat
yang memadai dalam rangka 143 Unit 43 Unit 120 Unit 120 Unit 120 Unit 120 Unit 666 Unit
pencapaian target MDG's
(Unit)
Tersedianya sistem jaringan
dan pengelolaan air limbah - - - 3 Kawasan 3 Kawasan 3 Kawasan 3 Kawasan 12 Kawasan
(KK)
UPTD LABORATORIUM DAN JASA KONSTRUKSI 3,722 3,457 3,050 3,425 3,193 3,050

1.03.14 Program pelayanan Terwujudnya Layanan Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana UPTD Lab. & Jasa
administrasi perkantoran Administrasi perkantoran 80% 85.00% 650 90% 700
dan SDM Aparatur" Konstruksi
(Persentase)
Prosentase Pelayanan Jasa
- - - - 100% 100% 100% 100% 100%
Administrasi perkantoran
Program Peningkatan Tersedianya sarana dan
Pelayanan Administrasi, prasarana laboratorium untuk UPTD Lab. & Jasa
1.03.15 menjamin mutu pelaksanaan - - - - 5 Paket 2,700 4 Paket 2,970 4 Paket 2,677 4 Paket 2,200 23 Paket
Sarana Prasarana dan SDM Konstruksi
Aparatur konstruksi (paket)

Jumlah SDM aparatur yang


- - - - 12 Org 12 Org 12 Org 12 Org 48 Org
mengikuti Diklat / Bimtek
1.03.16 Program Pembinaan Jasa Tersedianya Tenaga Kerja
Konstruksi konstruksi yang berkualitas - 100 Orang 132 120 Orang 132 120 Orang 120 Orang 120 Orang 120 Orang 680 orang
(orang) UPTD Lab. & Jasa
350 455 516 850
Tersedianya badan usaha Konstruksi
50 Badan 80 Badan 80 Badan
dan lembaga jasa konstruksi - 125 50 Badan Usaha 125 80 Badan Usaha 80 Badan Usaha 420 Badan Usaha
Usaha Usaha Usaha
yang berkualitas (badan
1.03.17 Program Sarana dan Tersedianya sarana dan
Prasarana Penunjang UPTD prasarana laboratorium untuk Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana UPTD Lab. & Jasa
Jasa Konstruksi/ menjamin mutu pelaksanaan - 2 Paket 2,815 4 Paket 2,500 5 Paket
dan SDM Aparatur" Konstruksi
Laboratorium Uji Marterial konstruksi (paket)

UPTD TPA TALUMELITO 2,988 3,400 3,140 2,140 2,595 2,650

1.03.18 Program pelayanan Terlaksananya Layanan Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana UPTD TPA
administrasi perkantoran Administrasi perkantoran - 85% 1,500 90% 1,500 3 Kegiatan
dan SDM Aparatur" TALUMELITO
UPTD (Kegiatan)
Prosentase Pelayanan Jasa
Administrasi perkantoran - - - - - 95% 95% 95% 95% 95%
UPTD
Program Peningkatan Terwujudnya pemenuhan 1 Pickup,Tools 1
Pelayanan Administrasi, sarana dan prasarana Backhoe Loader set, Toolset + UPTD TPA
1.03.19 operasional UPTD TPA 2,740 Dump Truck 1 1,740 Dump Truck 1 2,170 2,225 Peralatan Bengkel,
Sarana Prasarana dan SDM - - - - - 1 Unit , Dump Dump Truck 1 Unit TALUMELITO
Talumelito (Paket) Unit Unit Backhoe Loader 1
Aparatur Truck 1 Unit
Unit, Dump Truck
4 Unit
Jumlah SDM aparatur yang
- - - - - 12 PNS 12 PNS 12 PNS 12 PNS 72 PNS
mengikuti Diklat / Bimtek

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 12
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1.03.20 Program
URUSANPengembangan
WAJIB Terwujudnya pemenuhan
Kinerja Pengolahan sarana dan prasarana
Tersedia Toolset +
Persampahan operasional UPTD TPA 1 Pickup,Tools
bulldozer dan 1,488 Peralatan 1,500 Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur"
Talumelito (Paket) 1 set
excavator Bengkel UPTD TPA
TALUMELITO
Terwujudnya Peran Serta
Masyarakat Dalam
- - - 600 Orang 400 600 Orang 400 600 Orang 400 600 Orang 425 600 Orang 425 3.000 Orang
Pengelolaan Persampahan
(Orang)
UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG DAN JASA - 650 1,000 1,185 1,284 1,431

1.03.21 Program Koordinasi Terselesainya sengketa UPTD Layanan


kerjasama dan hukum dalam proses PBJ - - - - - 4 150 5 250 6 255 7 300 100% Pengadaan
Pendampingan Advokasi Barang dan Jasa
Hukum
Prosentase Pelayanan Jasa
Program Peningkatan - - - 90% 450 100% 100% 100% 100% 100%
Administrasi perkantoran UPTD Layanan
Pelayanan Administrasi, Prosentase ketersediaan
1.03.22 - - - - - 100% 500 100% 550 100% 605 100% 666 95% Pengadaan
Sarana Prasarana dan SDM sarana dan prasarana UPTD Barang dan Jasa
Aparatur Jumlah SDM aparatur yang
- - - - - 6 Org 6 Org 8 Org 8 Org 28 Org
mengikuti Diklat / Bimtek
Tersedianya Dokumen
pelaporan dan Evaluasi UPTD 90% 200 100% 100% 100% 100% 100%
Program Peningkatan ULP UPTD Layanan
1.03.23 Perencanaan, Evaluasi dan 350 385 424 466 Pengadaan
Pelaporan Tersedianya laporan Barang dan Jasa
penyelenggaraan keuangan - - 100% 100% 100% 100% 100%
daerah

JUMLAH URUSAN PEKERJAAN UMUM (1.03) 98,199 125,474 145,692 167,643 182,380 175,506

1.4. PENATAAN RUANG -


1.4.01 Program Perencanaan Tata Persentase Kejelasan - - - 80% 520 - - - - - - - - - BAPPEDA
Ruang kesesuaian Arahan
Pemanfaatan Ruang
Berdasarkan RTRWP
1.4.02 Program Pengendalian Persentase kegiatan - - - 100% 240 100% 458 100% 505 100% 550 100% 600 100% BAPPEDA
Pemanfaatan Ruang penataan ruang dan kinerja
BKPRD Kabupaten/Kota
1.4.03 Program Perencanaan Tata Ketersedian dokumen - - - 1 dok 500 2 Dok 750 1 dokumen 750 1 dokumen 750 1 dokumen 750 6 dokumen
DINAS PU
Ruang rencana rinci tata ruang
1.4.04 Program Pengendalian Ketersediaan Peraturan 1 perda - - - - 3 keg 750 3 keg 1,500 3 keg 1,500 3 keg 1,500 3 Keg
daerah tentang tata Ruang DINAS PU
Pemanfaatan Ruang
1.4.05 Program Pemanfaatan terselenggaranya Fasilitasi
Ruang Kelembagaan dalam
- - - - - 6 Laporan 500 6 Laporan 600 6 Laporan 600 6 Laporan 600 6 Laporan DINAS PU
penyelesaian konflik
penataan ruang
JUMLAH URUSAN PENATAAN RUANG (1.04) - 1,260 2,458 3,355 3,400 3,450

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 13
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1.5. URUSAN WAJIBPEMBANGUNAN


PERENCANAAN

BAPPEDA 11,564 7,947 7,073 7,993 8,396 11,224


1.5.01 Program Pelayanan Tingkat layanan administrasi 50.00% 55.00% 751 60.00% 853 Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung kedalam Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM BAPPEDA
Administrasi Perkantoran yang tepat waktu Aparatur
1.5.02 Program peningkatan Sarana Tingkat pemeliharaan sarana 20.00% 25.00% 5,646 30.00% 1,130 BAPPEDA
Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung kedalam Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM
dan Prasarana Aparatur dan prasarana operasional
Aparatur
SKPD (%)
1.5.03 Peningkatan Sarana dan Terbangunnya gedung kantor - - - 1 Gedung 756 - - - - - - - - 1 Gedung BAPPEDA
Prasarana Aparatur
(Lanjutan)
1.5.04 Program peningkatan Tersedianya aparatur yang 3 Org - - 4 Org 157 Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung kedalam Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM BAPPEDA
kapasitas sumber daya kompeten di bidang Aparatur
aparatur perencanaan
1.5.05 Program Peningkatan Persentase pelaporan capaian 50.00% 60.00% 124 65.00% 130 BAPPEDA
Pengembangan Sistem kinerja yang tepat waktu Untuk tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi
Pelaporan Capain Kinerja dan Pelaporan"
dan Keuangan
1.5.06 Persentase pelayanan jasa - Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi BAPPEDA
100% 100% 100% 100% 100%
Program Pelayanan administrasi perkantoran
Administrasi, Sarana Persentase ketersediaan - Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana 2,801 3,081 3,100 4,000 BAPPEDA
100% 100% 100% 100% 100%
sarana prasarana SKPD
Prasarana dan SDM Aparatur
Jumlah SDM aparatur yang - 5 Org 5 Org 5 Org 5 Org 24 Org BAPPEDA
Pindahan dari Program Pengembangan SDM Aparatur
mengikuti Diklat/Bimtek
1.5.07 Program Peningkatan Tersedianya Dokumen - 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% BAPPEDA
Perencanaan, Evaluasi dan Perencanaan dan Evaluasi -
Pelaporan Program 586 782 896 900
Tersedianya laporan - 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% BAPPEDA
penyelenggaraan keuangan -
daerah
1.5.08 Program Kerjasama Persentase peningkatan 45% 50% 357 55% 1,217 - - - - - - - - - BAPPEDA
Pembangunan kerjasama pembangunan
daerah
1.5.09 Program Peningkatan Tersusunnya dokumen 1 Dok 1 Dok 253 - - - - - - - - - - - BAPPEDA
Kapasitas Kelembagaan perencanaan 5 tahunan
Perencanaan Pembangunan
Daerah
1.5.10 Program Perencanaan Persentase cakupan dan 45% 50% 150 55% 200 - - - - - - - - - BAPPEDA
Pengembangan kota-kota ketersedian Air bersih dan
menengah dan besar sanitasi, Penyehatan
Lingkungan, Pengurangan
Emisi Karbon dan Gas Rumah
Kaca
1.5.11 Program Perencanaan Persentase peningkatan 100% 100% 2,604 100% 1,557 100% 798 100% 880 100% 900 100% 2,000 100% BAPPEDA
Pembangunan Daerah kualitas Perencanaan
Pembangunan Daerah
1.5.12 Program Peningkatan Persentase tercitanya 45% 50% 651 55% 736 60% 1,075 65% 1,200 75% 1,300 80% 1,600 80% BAPPEDA
Perencanaan Pembangunan program ekonomi yang
Ekonomi terarah, terintegrasi,
seniergis dan
berkesinambungan
1.5.13 Program Peningkatan Persentase tersedianya arah 45% 50% 1,028 55% 786 60% 1,163 70% 1,300 75% 1,400 85% 1,874 85% BAPPEDA
Perencanaan Pembangunan kebijakan lintas kementerian,
Sosial dan Budaya pembangunan ekonomi
daerah yang sinergis dengan
Kab/Kota

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 14
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1.5.14 Program
URUSAN WAJIB Perencanaan Menigkatnya fasilitasi - - - 55% 200 - - - - - - 55% BAPPEDA
prasarana wilayah dan perencanaan SDA
sumberdaya alam
1.5.15 Program Evaluasi Kinerja Persentase program dan - - - 55% 225 - - - - - - - - - BAPPEDA
Pembangunan Daerah kegiatan yang tepat hasil
sesuai yang direncanakan
1.5.16 Program Perencanaan Persentase arah kebijakan - - - - - 65.00% 650 70.00% 750 75.00% 800 85.00% 850 85.00% BAPPEDA
Bidang Penataan Ruang, pembangunan, infrastruktur,
Infrastruktur, Perhubungan, perhubungan, perumahan,
Perumahan dan Lingkungan pemukiman
Hidup
UPTB Kerjasama Pembangunan Daerah - - 613 700 750 900

1.5.17 Program Kerjasama Persentase peningkatan - - - - - 75% 613 85.00% 700 90.00% 750 95.00% 900 95% UPTB Kerjasama
Pembangunan kerjasama pembangunan
daerah
JUMLAH URUSAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (1.05) 11,564 7,947 7,686 8,693 9,146 12,124

1.6. PERHUBUNGAN
1.6.01 Program peningkatan Meningkatnya layanan 3 lintasan 3 lintasan 2 terminal 4 terminal 6 terminal 1 unit 5 lintasan perintis 6 terminal
pelayanan angkutan angkutan transportasi angkutan perintis angkutan memenuhi memenuhi memenuhi (Pengadaan (Gtlo-Bondawuna, memenuhi kriteria
(Gtlo- perintis (Gtlo- kriteria tipe B kriteria tipe B kriteria tipe B bus), 1 unit Gtlo-Bubaa, Gtlo- tipe B
Bondawuna, 2 unit (subsidi) 2 unit (subsidi) 1 unit 5 lintasan Pangea, Term 2 unit layanan
Gtlo-Bubaa, layanan layanan (Pengadaan perintis (Gtlo- Isimu-Mulyonegoro- angkutan pemadu
Gtlo-Pangea) angkutan angkutan bus), 1 unit Bondawuna, Satria, Gtlo-Tapa- moda
pemadu moda pemadu moda subsidi layanan Gtlo-Bubaa, Dulamayo) Dinas
angkutan Gtlo-Pangea, Perhubungan,
2,020 2,100 2,282 pemadu moda 2,175 Term Isimu- 2,129 2,250 Pariwisata,
Mulyonegoro-
3 lintasan 4 lintasan 4 lintasan 5 lintasan (Gtlo- Komunikasi dan
Satria, Gtlo- Informatika
perintis (Gtlo- perintis (Gtlo- perintis (Gtlo- Tapa- Bondawuna, Gtlo-
Bondawuna, Bondawuna, Bondawuna, Dulamayo) Bubaa, Gtlo-
Gtlo-Bubaa, Gtlo- Gtlo-Bubaa, Gtlo- Gtlo-Bubaa, Pangea, Term
Pangea) Pangea, Term Gtlo-Pangea, Isimu-Mulyonegoro-
Isimu- Term Isimu- Satria, Gtlo-Tapa-
Mulyonegoro- Mulyonegoro- Dulamayo)
Satria) Satria)
1 unit prototipe 1 unit prototipe
bentor yg bentor yg sesuai
sesuai standar - - - - standar
keselamatan keselamatan
transportasi transportasi
1.6.02 Program Pengendalian dan Terkendalinya lalu lintas Faskes LLAJ: Pemeliharaan Pemasangan Pemasangan Pemasangan Pemasangan
Pemasangan
Pengamanan Lalu Lintas melalui pemasangan dan APILL 16 unit, WL 1 unit faskes LLAJ: faskes LLAJ: faskes LLAJ: Pemasangan faskes faskes LLAJ: 5 ruas Dinas
faskes LLAJ:
pemeliharaan fasilitas WL 3 unit Ruas Jalan Ruas Jalan Gtlo- Ruas Jalan LLAJ: Ruas Jalan jalan provinsi Perhubungan,
Ruas Jalan Toto
keselamatan LLAJ di ruas 100 Kabila-Tapa 995 Utara 1,110 Suwawa- 1,110 Bilato- 1,380 Tangkobu-Pentadu 1,800 Pariwisata,
jalan provinsi Tulabolo Tangkobu Komunikasi dan
Pemeliharaan Pemeliharaan: Pemeliharaan: Pemeliharaan: Pemeliharaan: Pemeliharaan:
Informatika
APILL 4 unit, APILL 4 unit, WL APILL 4 unit APILL 2 unit APILL 2 unit APILL 16 unit, WL
WL 2 unit 1 unit 3 unit

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 15
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1.6.03 Program
URUSANpembangunan
WAJIB Terwujudnya percepatan Kapasitas Taxiway 262 Taxiway 404 Terminal 500 Terminal 500 Terminal 600 Kapasitas layanan 1,000 Terminal bandara
sarana dan prasarana pembangunan, penyusunan layanan Plbhn bandara (30m bandara- bandara (4.896 bandara- bandara- Plbhn Anggrek: (4.896 m2);
perhubungan dok. Perencanaan, dan Anggrek: 5000 x187m); lanjutan (30m m2)-Tahap lanjutan (4.896 lanjutan 11.000 DWT Taxiway bandara
peningkatan kapasitas DWT Kapasitas x187m);Kapasit awal; Apron m2); 1 (4.896 m2); 1 (30m x187m);
layanan infrastruktur layanan Plbhn as layanan (120m x dokumen dokumen Apron (120m x
perhubungan Anggrek: 5000 Plbhn 200m);1 (Trase Jalur (DED Jalur 200m); 3 dokumen
DWT Anggrek:8000 dokumen (Pra KA/Pra KA); Kapasitas (Pra FS/FS Jalur Dinas
DWT FS/FS Jalur KA); Design); layanan Plbhn KA, Trase Jalur Perhubungan,
Kapasitas Kapasitas Anggrek: KA/Pra Design, Pariwisata,
layanan Plbhn layanan Plbhn 11.000 DWT DED Jalur KA); Komunikasi dan
Anggrek: 10.000 Anggrek: Kapasitas layanan Informatika
DWT 11.000 DWT Plbhn Anggrek:
11.000 DWT

Meningkatnya produktivitas
bongkar muat di pelabuhan 2500 ton/hr 2500 ton/hr 2600 ton/hr 2700 ton/hr 2800 ton/hr 2900 ton/hr 3000 ton/hr 3000 ton/hr
se-provinsi Gorontalo
1.6.04 Program pelayanan Dinas
administrasi perkantoran Persentase pelayanan jasa Perhubungan,
100% 100% 470 100% 614 Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung kedalam Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur Pariwisata,
administrasi perkantoran
Komunikasi dan
Informatika
1.6.05 Program peningkatan sarana Dinas
dan prasarana aparatur Persentase ketersediaan Perhubungan,
100% 100% 394 100% 932 Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung kedalam Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur Pariwisata,
sarana prasarana SKPD
Komunikasi dan
Informatika
1.6.06 Program Peningkatan Dinas
Kapasitas Sumber daya Jumlah SDM aparatur yang Perhubungan,
Aparatur 25 Org 7 Org 171 10 Org 127 Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung kedalam Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur Pariwisata,
mengikuti Diklat/Bimtek
Komunikasi dan
Informatika
Persentase pelayanan jasa Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi Dinas
100% 100% 100% 100% 100%
Program Pelayanan administrasi perkantoran Perhubungan,
1.6.07 Administrasi, Sarana Persentase ketersediaan Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana 1,830 1,830 1,965 2,200 Pariwisata,
100% 100% 100% 100% 100%
Prasarana dan SDM Aparatur sarana prasarana SKPD Komunikasi dan
Jumlah SDM aparatur yang
Pindahan dari Program Pengembangan SDM Aparatur 18 Org 10 Org 10 Org 10 Org 90 Org Informatika
mengikuti Diklat/Bimtek
1.6.08 Program Peningkatan Dinas
Pengembangan Sistem Persentase pelayanan dan Untuk tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Perhubungan,
Pelaporan dan Capaian 90% 95% 110 100% 413 Pariwisata,
akuntabilitas keuangan SKPD Pelaporan"
Kinerja dan Keuangan SKPD Komunikasi dan
Informatika
1.6.09 Program Pembangunan Meningkatnya koordinasi, Dinas
Prasarana dan Fasilitas kualitas perencanaan, Untuk tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Perhubungan,
Perhubungan monitoring, evaluasi dan 80% 90% 519 100% 118 Pariwisata,
Pelaporan"
program kegiatan SKPD Komunikasi dan
Informatika
Meningkatnya koordinasi, Dinas
kualitas perencanaan, Perhubungan,
monitoring, evaluasi dan - - 100% 100% 100% 100% 100% Pariwisata,
Program Peningkatan program kegiatan SKPD Komunikasi dan
1.6.10 Perencanaan, Evaluasi dan 578 607 637 970 Informatika
Dinas
Pelaporan
Tersedianya laporan Perhubungan,
penyelenggaraan keuangan - - 100% 100% 100% 100% 100% Pariwisata,
daerah Komunikasi dan
Informatika
JUMLAH URUSAN PERHUBUNGAN (1.06) 4,046 5,703 6,300 6,222 6,711 8,220

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 16
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1.7. URUSAN WAJIB


LINGKUNGAN HIDUP
1.7.01 Program pengendalian Meningkatnya indeks kualitas Badan
pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup di Provinsi Lingkungan
71 76 449 78 588 81 449 84 500 87 550 90 600 90
lingkungan Hdiup Gorontalo Hidup dan Riset
Daerah
1.7.02 Program peningkatan Meningkatnya tingkat Badan
24
pengelolaan lingkungan bagi ketaatan pemrakarsa 106 18 18 20 22 128 Lingkungan
218 250 208 450 usaha/kegiata 500 26 usaha/kegiatan 550
usaha atau kegiatan kegiatan dalam pelaksanaan usaha/kegiatan usaha/kegiatan usaha/kegiatan usaha/kegiatan usaha/kegiatan usaha/kegiatan Hidup dan Riset
n
dokumen lingkungan Daerah
1.7.03 Program Peningkatan Meningkatnya kapasitas
Kapasitas Sumberdaya aparatur dan masyarakat 50 orang 20 orang 20 orang 30 orang 30 orang 30 orang Badan
30 orang 160 orang
aparatur dan masyarakat dalam pengelolaan dan aparatur/800 aparatur/200 aparatur/200 aparatur/250 aparatur/300 aparatur/350 Lingkungan
485 279 404 500 550 aparatur/350 orang 600 aparatur/1650
dlm pengelolaan lingkungan pengendalian pencemaran orang orang orang orang orang orang Hidup dan Riset
masyarakat orang masyarakat
hidup lingkungan di Provinsi masyarakat masyarakat masyarakat masyarakat masyarakat masyarakat Daerah
Gorontalo
1.7.04 Program Peningkatan data Meningkatnya kualitas data Badan
dan Informasi sumber daya dan informasi sumberdaya Lingkungan
100% 100% 132 100% 175 100% 510 100% 550 100% 600 100% 650 100%
alam dan lingkungan hidup alam dan lingkungan hidup Hidup dan Riset
Daerah
JUMLAH URUSAN LINGKUNGAN HIDUP (1.07) 1,284 1,292 1,570 2,000 2,200 2,400

1.8. PERTANAHAN
1.8.01 Program Pensertifikatan Terwujudnya bidang-bidang Biro
Tanah-tanah milik Pemprov tanah yang berkekuatan 62 bidang 6 bidang 245 - - 10 bidang 85 12 bidang 85 16 Bidang 85 18 bidang 100 124 bidang Pemerintahan
Gorontalo hukum tetap
1.8.02 Program Pembebasan Tanah Tersedianya tanah untuk 103,3 Ha (GORR- 101,3 Ha 399,3 Ha 398,3 Ha (GORR- Biro
1035,2 Ha
pembangunan infrastruktur - 14 Ha,3.895,96 m 19,458 19 Ha 5.615 m 21,352 Perluasan Bndra- 14,149 (GORR- 16,427 (GORR- 20,840 Perluasan Bandara,- 31,579 Pemerintahan
9.510,96 m
PemProv. Gtlo Umum lainnya) Perluasan Perluasan KA)
JUMLAH URUSAN PERTANAHAN (1.08) 19,703 21,352 14,234 16,512 20,925 31,679

1.9. KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL

1.9.01 Program Optimalisasi Terwujudnya tertib 2400 lembar 344 2400 lembar Biro
Administrasi Kependudukan administrasi kependudukan blanko KK dan blanko KK dan Pemerintahan
dan pencatatan sipil di - - - 1800 lembar - - - - - - - - 1800 lembar
Provinsi Gorontalo blanko akta blanko akta
kelahiran kelahiran
1.9.02 Program Peningkatan Meningkatnya kapasitas SDM 40 orang - - 18 orang 256 58 orang Biro
Kapasitas Sumber Daya aparatur kependudukan dan Pemerintahan
- - - - - - - -
Aparatur Kependudukan dan capil di Prov. Gorontalo
Catatan Sipil
1.9.03 Program Penataan - Meningkatnya kapasitas 466 orang 465 80 orang 246 40 orang 195 586 orang peserta Biro
Administrasi Kependudukan sumber daya aparatur peserta; peserta; Pemerintahan
pengelola kependudukan dan - - - - - - -
capil Kab./Kota, dan aparat
desa Se- Prov. Gtlo
- Terwujudnya sinkronisasi 55 Orang 64 35 orang 64 60 orang 75 25 orang 35 175 orang peserta
program kependudukan dan - - - - - peserta peserta; peserta
Pencatatan Sipil;
- Terlaksananya konsultasi, 29 monev 204 19 kali monev 143 30 kali monev 200 25 kali 175 103 kali monev
Monev bidang kependudukan - - - - -
& capil
- Tersedianya data penduduk 1 Dokumen 377 1 Dokumen 420 2 Dokumen
potensial pemilih (DP4) - - - - - - - -
pilgub
JUMLAH URUSAN KEPENDUDUKAN DAN CAPIL (1.09) 377 600 733 453 695 405

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 17
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
PEMBERDAYAAN
URUSAN WAJIB PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN
1.10.
ANAK
1.10.01 Program Perlindungan Menurunnya kasus terhadap Biro PP Kesra
Perempuan, Kesejahteraan kekerasan perempuan dan 90% 80% 658 70% 580 60% 838 50% 922 40% 1,014 30% 1,116 30%
dan Perlindungan Anak anak (%)
1.10.02 Peningkatan Kualitas Hidup Meningkatnya persentase Biro PP Kesra
Perempuan dan Penguatan pemenuhan hak ekonomi,
Kelembagaan sosial, politik dan lingkungan 15% 20% 810 25% 810 30% 556 35% 531 40% 533 45% 536 45%
Pengarusutamaan Gender hidup perempuan
Tingkat ketahanan dan
1.10.03 Program Tim Penggerak Biro PP Kesra
kesejahteraan keluarga
Pembinaan Kesejahteraan
menuju keluarga sehat dan
Keluarga
berkualitas termasuk TP. PKK 6
peningkatan peran serta - - - 998 - - - - - - - -
Kab/Kota
perempuan dalam
mewujudkan kesetaraan dan
keadilan gender
1.10.04 Program Peningkatan Meningkatnya Indeks Biro PP Kesra
Pelayanan Kegiatan Kepuasan Layanan 1,689
- 63 2,196 68 73 2,702 78 2,872 83 2,994 88 3,124 88
Keagamaan Adat Dan Keagamaan, Adat dan
Budaya. Budaya
1.10.05 Program Pelayanan Peningkatan layanan Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana Biro PP Kesra
Administrasi Perkantoran administrasi yang baik dan 45% 50% 287 55% 1,243 75%
dan SDM Aparatur"
tepat waktu
1.10.06 Program Peningkatan Sarana Tingkat pemenuhan Biro PP Kesra
dan Prasarana Aparatur kebutuhan & pemeliharaan Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana
Sarana dan Prasarana kerja 20% 25% 217 30% 140 50%
dan SDM Aparatur"
aparatur sesuai dengan
standar daerah
1.10.07 Program Pelayanan Persentase pelayanan jasa
Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi 100% 100% 100% 100% 100%
Administrasi, Sarana administrasi perkantoran
Persentase ketersediaan Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana
Prasarana dan SDM Aparatur 100% 654 100% 670 100% 737 100% 810 100% Biro PP Kesra
sarana prasarana SKPD
Jumlah SDM aparatur yang
Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana 2 Org 2 Org 2 Org 2 Org 8 Org
mengikuti Diklat/Bimtek
JUMLAH URUSAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN
4,168 5,460 4,750 4,994 5,278 5,586
PERLINDUNGAN ANAK (1.10)
1.11. SOSIAL
1.11.01 Program Perlindungan dan Meningkatnya jumlah 81 KK 39 KK 1,193 60 KK 800 80 KK 641 100 KK 600 120 KK 700 130 KK 800 529 KK Dinas Sosial
Jaminan Kesejahteraan layanan atas perlindungan
Sosial dan jaminan kesejahteraan
1.11.02 Program Pemberdayaan Meningkatnya cakupan 60 KK 100 KK 281 120 KK 388 140 KK 1,105 160 KK 600 180 KK 700 200 KK 800 900 KK Dinas Sosial
Sosial layanan pemberdayaan
terhadap masyarakat miskin
dan KAT
1.11.03 Program Rehabilitasi Sosial Meningkatnya layanan 105 org 165 org 1,500 135 org 1,145 210 org 1,579 285 org 2,445 370 org 2,672 480 org 2,981 1750 org Dinas Sosial
rehabilitasi terhadap
penyandang diabilitas, tuna
sosial, lanjut usia, anak
bermasalah sosial, korban
penyalahgunaan napza & LKS
1.11.04 Program Pembinaan Meningkatnya cakupan - 10 lembaga/ 388 10 lembaga/ 64 322 15 lembaga/ 64 350 20 lembaga/ 510 20 lembaga/ 585 22 lembaga/ 70 600 97 lembaga/ 70 Dinas Sosial
Kelembagaan dan Kemitraan layanan dan pembinaan 64 org org org 64 org 64 org org org
terhadap pilar-pilar
kesejahteraan sosial

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 18
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1.11.04 Program
URUSANpelayanan
WAJIB Terlaksananya pelayanan 100% 100% 100%
Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung kedalam Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur
administrasi perkantoran administrasi perkantoran
1.11.05 Program Peningkatan Sarana Terpenuhinya kebutuhan 100% 100% 100%
dan Prasarana Aparatur sarana dan prasarana kantor Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung kedalam Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur
1,091 1,540 Dinas Sosial

1.11.06 Program Peningkatan Meningkatnya pengetahuan 6 Org 6 Org 6 Org


Kapasitas Sumber Daya sumber daya aparatur Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung kedalam Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur
Aparatur
1.11.07 Program Pelayanan Persentase pelayanan jasa Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi 100% 100% 100% 100% 100%
Administrasi, Sarana administrasi perkantoran
Prasarana dan SDM Aparatur Persentase ketersediaan 100% 100% 100% 100% 100%
Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana 871 1,667 1,786 1,879 Dinas Sosial
sarana prasarana SKPD
Jumlah SDM aparatur yang Pindahan dari Program Pengembangan SDM Aparatur 6 Org 8 Org 8 Org 8 Org 42 Org
mengikuti Diklat/Bimtek
1.11.08 Program Peningkatan Tersedianya dokumen
Pengembangan Sistem laporan pertanggungjawaban Untuk tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan
1 Dok 1 Dok 255 1 Dok 310 100% Dinas Sosial
Pelaporan capaian kinerja & laporan keuangan Pelaporan"
keuangan
1.11.09 Program Peningkatan Tersedianya Dokumen
Perencanaan, Evaluasi dan Perencanaan dan Evaluasi - - 2 Dok 2 Dok 2 Dok 2 Dok 8 Dok
Pelaporan Program 454 499 549 604 Dinas Sosial
Tersedianya laporan
penyelenggaraan keuangan - - 100% 100% 100% 100% 100%
daerah
JUMLAH URUSAN SOSIAL (1.11) 4,708 4,505 5,000 6,321 6,992 7,664

1.12. TENAGA KERJA

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 4,658 4,805 4,659 5,435 6,447 7,534
1.12.01 Program Penempatan dan Peningkatan akses 50% 60% 347 65% 155 - 80% 85% 100% 100%
Perluasan Kesempatan Kerja masyarakat terhadap
informasi Pasar Kerja
Meningkatnya perluasan 160 Orang 400 Org 874 450 Orang 970 500 Orang 550 Orang 600 Orang 650 Orang 3310 Orang
810 1,065 1,450 1,800 Disnakertrans
kesempatan kerja melalui
TTG, TKM, TKS, TKPMP,
Padat Karya Produktif dan
Wirausaha baru
1.12.02 Program Pengembangan Meningkatnya cakupan 10525 Tk 1890 Tk 1890 Tk 1890 Tk 1890 Tk 1890 Tk 1890 Tk 21865 Tk
Hubungan Industrial dan jaminan kesehatan dan
Peningkatan Jaminan Sosial kerselamatan kerja. 375 375 244 450 500 550 Disnakertrans
Tenaga Kerja Menurunnya sengketa 81 sengketa 87% 73% 60% 47% 40% 33% 33%
hubungan insdustrial (100%)
1.12.03 Program Perlindungan dan Meningkatnya perusahaan 129 Perusahaan 300 Perusahaan 203 300 Perusahaan 200 300 Perusahaan 138 300 260 300 275 300 Perusahaan 300 1929 Perusahaan
Pengembangan Lembaga yang menerapkan Norma Perusahaan Perusahaan Disnakertrans
Ketenagakerjaan Kerja dan Norma K3
1.12.04 Program Peningkatan Sarana Meningkatnya pemenuhan 100% 100% 173 100% 275
dan Prasarana Aparatur dan pemeliharaan sarana dan Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana
Disnakertrans
prasarana kerja aparatur dan SDM Aparatur"

1.12.05 Program Peningkatan Persentase pelayanan jasa 100% 100% 100% Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana
786 886 Disnakertrans
Pelayanan Administrasi administrasi perkantoran dan SDM Aparatur"

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 19
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1.12.06 Program
URUSANPelayanan
WAJIB Persentase pelayanan jasa Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi 100% 100% 100% 100% 100%
-
Administrasi, Sarana administrasi perkantoran
Prasarana dan SDM Aparatur Persentase ketersediaan Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana 100% 100% 100% 100% 100%
-
sarana prasarana SKPD
Tersedianya sarana
perkantoran Balai Latihan
Kerja, Latihan Transmigrasi - - - - - - - 1 Lembaga - 1 Lembaga
dan Pengembangan
Produktivitas Daerah
Jumlah SDM aparatur yang Pindahan dari Program Pengembangan SDM Aparatur 120 Orang 2,009 120 Orang 2,000 120 Orang 2,500 120 Orang peserta 2,800 Disnakertrans
mengikuti Diklat/Bimtek peserta Forum peserta Forum peserta Forum Forum Pelaporan
Pelaporan tk. Pelaporan tk. Pelaporan tk. tk. Provinsi 480 Orang
Provinsi Provinsi Provinsi
-
30 orang 30 orang 30 orang 30 orang peserta
peserta Bimtek, peserta Bimtek, peserta Bimtek, pelatihan
pelatihan dan pelatihan dan Bimtek, dan workshop 120 Orang
workshop workshop pelatihan dan
workshop
1.12.07 Program Peningkatan Meningkatnya kualitas 100% 100% 150 100% 130
Pengembangan Sistem pengolahan penatausahaan Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi
Disnakertrans
Pelaporan Capaian Kinerja dan pelaporan keuangan dan Pelaporan"
dan Keuangan SKPD
1.12.08 Program Peningkatan Jumlah aparatur yang 120 Orang 120 Orang 205 120 Orang 169
Kapasitas Sumberdaya memperoleh peningkatan peserta Forum peserta Forum peserta Forum
Aparatur kapasitas melalui Pelaporan tk. Pelaporan tk. Pelaporan tk.
Bimtek,Workshop dan Provinsi Provinsi Provinsi Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana
Sosialisasi 30 orang peserta 30 orang 30 orang Disnakertrans
Prasarana dan SDM Aparatur"
Bimtek, pelatihan peserta Bimtek, peserta Bimtek,
dan workshop pelatihan dan pelatihan dan
workshop workshop

1.12.09 Program Peningkatan Meningkatnya keterampilan 670 Orang 200 Org 160 Org 200 Org 280 Org 320 Org 340 Org 1500 Org
Kualitas dan Produktivitas tenaga Kerja melalui
Tenaga Kerja pelatihan berbasis
Masyarakat
Meningkanya Peserta - - - 20 orang 40 orang 60 orang 80 orang peserta 200 Orang Peserta
Pemagangan peserta peserta peserta pemagaman pemagaman
pemagaman pemagaman pemagaman
Meningkatnya kualitas Jumlah LPKS 930 1,025 10 Lembaga 800 10 Lembaga 840 10 Lembaga 882 10 Lembaga 1,234 40 Lembaga Disnakertrans
Lembaga Pelatihan kerja yang
swasta. terakreditasi
Jumlah Desa Produktif yang 4 Desa 4 Desa 6 Desa 8 Desa 10 Desa 12 Desa 44 Desa
dikembangkan
Meningkatnya koordinasi dan - - - - 1 Dok 1 Dok 1 Dok 1 Dok
sinkronisasi pelatihan,
pemagangan antar instansi
dan perusahaan
1.12.10 Program Peningkatan Jumlah dokumen 4 Dokumen 5 Dokumen 615 4 Dokumen 620
Koordinasi Perencanaan perencanaan (Renstra, (Renstra,Renja) (Renja) dan Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi
Renja), dan dokumen & dok. evaluasi dokumen Disnakertrans
dan Pelaporan"
evaluasi (Lakip, LPPD, LKPJ) (Lakip, LPPD, evaluasi (Lakip,
LKPJ) LPPD, LKPJ)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 20
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1.12.11 Program
URUSANPeningkatan
WAJIB Tersedianya Dokumen 4 Dokumen 4 Dokumen 575 4 Dokumen 670 4 Dokumen 690 4 Dokumen (Renja) 700 16 Dokumen
Perencanaan, Evaluasi dan Perencanaan dan Evaluasi (Renja) dan (Renja) dan (Renja) dan dan dokumen (Renja) dan
Pelaporan Program pindahan dari "Program Peningkatan Koordinasi dokumen dokumen dokumen evaluasi (Lakip, dokumen evaluasi Disnakertrans
Perencanaan" evaluasi (Lakip, evaluasi (Lakip, evaluasi LPPD, LKPJ) (Lakip, LPPD, LKPJ)
LPPD, LKPJ) LPPD, LKPJ) (Lakip, LPPD,
LKPJ)
Tersedianya laporan 100% pindahan dari "Program Peningkatan Pengembangan Sistem 100% 84 100% 150 100% 150 100% 150 100%
penyelenggaraan keuangan Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan"
daerah
UPTD - Balai Latihan Kerja, Transmigrasi dan
Pengembangan Produktivitas - - 460 605 665 732

1.12.12 Program Pelayanan Persentase pelayanan jasa - - - - - 100% 127 100% 140 100% 154 100% 169 100% UPTD - BLK,
Administrasi, Sarana administrasi perkantoran Transmigrasi &
Prasarana dan SDM Aparatur Pegembangan
Produktivitas
1.12.13 Program Pelatihan Berbasis Meningkatnya keterampilan - - - - - 200 Org 333 220 Org 365 240 Org 402 260 Org 442 920 Org
Kompetensi Tenaga Kerja, tenaga Kerja yang berbasis
Latihan Transmigrasi dan kompetensi. UPTD - BLK,
Pengembangan Produktifitas Transmigrasi &
Daerah Pegembangan
Meningkatnya Meningkatnya - - - - - - - 100 Org 100 150 Org 110 150 Org 121 500 Org Produktivitas
produktivitas masyarakat
transmigrasi.
JUMLAH URUSAN TENAGA KERJA (1.12) 4,658 4,805 5,119 6,040 7,112 8,266

1.13 KOPERASI DAN UMKM

Dinas Koperasi,
Program Peningkatan
Meningkatnya jumlah UMKM,
1.13.01 Kualitas Kelembagaan 986 koperasi 15 koperasi 480 15 koperasi 599 Untuk Tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi PROGRAM PENGEMBANGAN KUKM 30 koperasi
koperasi Perindustrian dan
Koperasi
Perdagangan
Penumbuhan koperasi baru - - 15 koperasi 20 koperasi 25 koperasi 25 koperasi 85 koperasi
Jumlah koperasi berkualitas 0 koperasi - - 15 koperasi 15 koperasi 20 koperasi 25 koperasi 75 koperasi
Tersedianya Sarana 0 Pusat Layanan Dinas Koperasi,
Pengembangan Usaha dan Usaha Terpadu 1 PLUT KUKM 1 PLUT KUKM 1 PLUT KUKM 1 PLUT KUKM
Program Pengembangan - - 1 PLUT KUKM UMKM,
1.13.02 Pemasaran Hasil KUKM KUKM (PLUT- - - (Sapras) 1,075 (Operasional) 1,300 (Operasional) 2,500 (Operasional) 4,000
KUKM Perindustrian dan
(sharing APBN) KUKM) Perdagangan
Tersedianya Sarana Balai 1 Balatkop
1 Balatkop 1 Balatkop 1 Balatkop
Pelatihan KUKM/BALATKOP 0 Balatkop - - (Sapras dan 1 Balatkop
(Sapras) (Operasional) (Operasional)
(sharing APBN) Operasional)
Meningkatnya jumlah UMKM Dinas Koperasi,
60.378 UMKM 61.887 UMKM 63.434 UMKM 65.705 UMKM 67.413 UMKM 68.829 UMKM 70.274 UMKM 70.274 UMKM
Program Pengembangan (unit) UMKM,
1.13.03 Meningkatnya transaksi 360 650 515 850 1,100 2,000
UMKM Perindustrian dan
bisnis KUMKM melalui 4 UMKM 6 UMKM 12 UMKM 12 UMKM 12 UMKM 12 UMKM 12 UMKM 66 UMKM
Perdagangan
promosi produk

Dinas Koperasi,
Jumlah Wira Usaha Baru
Program Penciptaan Wira UMKM,
1.13.04 (WUB) yang difasilitasi modal 200 UMKM 330 UMKM 334 330 UMKM 1,972 530 UMKM 1,852 750 UMKM 2,037 1000 UMKM 2,241 1200 UMKM 3,500 4.140 UMKM
Usaha Baru (WUB) Perindustrian dan
usaha
Perdagangan

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 21
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Program
URUSANPengembangan
WAJIB Meningkatnya transaksi
1.13.05 Sistem Pendukung Usaha bisnis KUMKM melalui 4 UMKM Untuk Tahun 2014 dan seterusnya digabung kedalam PROGRAM PENGEMBANGAN UMKM
bagi UMKM promosi produk
Persentase peningkatan
Program Peningkatan koordinasi & sinkronisasi
Untuk tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi
Kualitas Perencanaan Bidang program KUMKM lintas Pusat, 60% 75% 424 80% 485
dan Pelaporan"
Koperindag provinsi dan Kab/Kota, lintas Dinas Koperasi,
sektor dan lintas pelaku UMKM,
1.13.06 Tersedianya Dokumen Perindustrian dan
Perencanaan dan Evaluasi - 100% 100% 100% 100% 100% Perdagangan
Program Peningkatan
Perencanaan, Evaluasi dan Program 597 800 1,000 1,500
Tersedianya laporan
Pelaporan
penyelenggaraan keuangan - 100% 100% 100% 100% 100%
daerah
Dinas Koperindag
Peningkatan Akses KUMKM Meningkatnya usaha KUMKM / Dinas Koperasi,
1 koperasi
1.13.07 terhadap Sumberdaya yang mengakses sumberdaya 0 koperasi - 546 Untuk Tahun 2014 dan seterusnya DIGABUNG KEDALAM PROGRAM PENGEMBANGAN KUKM UMKM,
(SPBN)
Produktif produktif Perindustrian dan
Perdagangan
Program Peningkatan Persentase pelayanan jasa Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana
80% 85% 440 90% 429
Pelayanan Administrasi administrasi perkantoran Prasarana dan SDM Aparatur"
Persentase pelayanan jasa Dinas Koperasi,
Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi 100% 100% 100% 100% 100%
administrasi perkantoran UMKM,
1.13.08 Program Pelayanan
Persentase ketersediaan Perindustrian dan
Administrasi, Sarana Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana 100% 1,502 100% 1,100 100% 1,500 100% 2,000 100%
Perdagangan
Prasarana dan SDM Aparatur sarana prasarana SKPD
Jumlah SDM aparatur yang Pindahan dari Program Pengembangan SDM Aparatur 6 Org 12 Org 12 Org 12 Org 42 Org
mengikuti Diklat/Bimtek
Dinas Koperasi,
Program Peningkatan Sarana Persentase ketersediaan Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung kedalam Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM UMKM,
1.13.09 60% 75% 629 85% 482
dan Prasarana Aparatur sarana prasarana SKPD Aparatur Perindustrian dan
Perdagangan

Dinas Koperasi,
Pengembangan Sumber Jumlah SDM aparatur yang Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung kedalam Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM UMKM,
1.13.10 4 PNS 12 PNS - 12 PNS 114
Daya Manusia Aparatur mengikuti Diklat/Bimtek Aparatur Perindustrian dan
Perdagangan

Program Peningkatan Dinas Koperasi,


Pengembangan Sistem Persentase pelayanan dan UMKM,
1.13.11 80% 90% 90 90% 136 Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung kedalam Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
Pelaporan Capaian Kinerja akuntabilitas keuangan SKPD Perindustrian dan
dan Keuangan Perdagangan

JUMLAH URUSAN KOPERASI DAN UMKM (1.13) 2,757 5,413 5,540 6,087 8,341 13,000

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 22
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1.14 URUSAN WAJIBPENANAMAN MODAL

1.14.01 Program Peningkatan Iklim Berkurangnya hambatan Badan


Investasi dan Realisasi berinvestasi 3 Perusahaan 2 Perusahaan 200 2 Perusahaan 355 4 Perusahaan 630 4 Perusahaan 800 4 Perusahaan 850 4 Perusahaan 950 23 Perusahaan Penanaman
Investasi Modal & PTSP
1.14.02 Program Peningkatan Meningkatnya capaian Rencana 29, Badan
Promosi dan Kerjasama realisasi Investasi PMDN, Realisasi 9 2 PMA/PMDN 500 2 PMA/PMDN 975 2 PMA/PMDN 760 2 PMA/PMDN 900 2 PMA/PMDN 1,000 2 PMA/PMDN 1,100 21 PMA/PMDN Penanaman
Investasi PMA, dan Swasta murni PMA/PMDN Modal & PTSP
1.14.03 Program Pengembangan Meningkatnya akses 1 Dokumen, 4 1 Dokumen, 4 1 Dokumen, 4 1 Dokumen, 4 7 Dokumen , 20 Badan
Sumber Daya Investasi Informasi dan kelembagaan 1 Dokumen, 20 Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Peta, 4 Kel. Pelaku Penanaman
sumberdaya Investasi 1 Dokumen dan Komoditas Komoditas Modal & PTSP
Peta dan 2 Komoditas Komoditas Usaha, 16 Kel.
1 Dokumen 2 Kelompok 200 370 660 Unggulan dan 800 Unggulan dan 850 950
Kelompok Unggulan dan 4 Unggulan dan 4 Komoditas
Pelaku Usah 4 Kelpok 4 Kelpok
Pelaku Usaha Kelpok Pelaku Kelpok Pelaku Unggulan dan 16
Invesmas Pelaku Pelaku Invesmas Pelaku Invesmas
Invesmas Invesmas
1.14.04 Program Peningkatan Meningkatnya perencanaan, 7 Dokumen 7 Dokumen Badan
Kualitas monitoring, evaluasi dan 7 Dokumen dan 7 Dokumen dan 6 7 Dokumen dan 6 Penanaman
dan 6 Kali dan 6 Kali
Perencanaan,Monitoring dan pelaporan program kegiatan 6 Kali Forum Kali Forum Kali Forum Modal & PTSP
- - - - - 430 Forum 500 Forum 500 500
Evaluasi/Pelaporan Penanaman Modal dan Koordinasi Koordinasi Lintas Koordinasi Lintas
Koordinasi Koordinasi
Pelayanan Terpadu Satu Lintas SKPD SKPD SKPD
Lintas SKPD Lintas SKPD
Pintu.
Terciptanya tertib 100% 50 100% 100 100% 100 100% 100 100%
administrasi pengelolaan 100% - - - -
keuangan SKPD
1.14.05 Program Peningkatan Tersedianya laporan 90% 95% 84 100% 130 Badan
Pengembangan Sistem keuangan SKPD yang efektif Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung kedalam Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Penanaman
Pelaporan dan Capaian dan akuntabel Modal & PTSP
Kinerja dan Keuangan
1.14.06 Program Pelayanan Persentase pelayanan jasa Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi 100% 100% 100% 100% 100%
Administrasi, Sarana administrasi perkantoran Badan
Prasarana dan SDM Aparatur Persentase ketersediaan Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana 100% 1,470 100% 1,005 100% 1,133 100% 1,163 100% Penanaman
sarana prasarana SKPD
Modal & PTSP
Jumlah SDM aparatur yang
Pindahan dari Program Pengembangan SDM Aparatur 15 Org 7 Org 7 Org 6 Org 35 Org
mengikuti Diklat/Bimtek
1.14.07 Program Pelayanan Jasa Peningkatan Pelayanan Jasa - Badan
administrasi Perkantoran Adminitrasi Perkantoran Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung kedalam Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Penanaman
100% 100% 250 100% 365
Aparatur Modal & PTSP

1.14.08 Program Peningkatan Sarana Penyediaan sarana dan - Badan


dan Prasarana Perkantoran prasarana perkantoran Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung kedalam Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Penanaman
100% 100% 367 100% 532
secara efektif dan efisien Aparatur Modal & PTSP

JUMLAH URUSAN PENANAMAN MODAL (1.14) 1,601 2,727 4,000 4,105 4,433 4,763

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 23
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1.15. URUSAN WAJIB
KEBUDAYAAN
Dinas
Meningkatnya jumlah
Program Pengembangan siswa/pemuda yang Pendidikan,
1.15.01 20 Org 20 Org 66 25 Org 100 100 Org 78 40 Org 86 40 Org 94 45 Org 104 230 Org Kebudayaan,
Nilai Budaya memahami Adat Istiadat
Gorontalo Pemuda dan
Olahraga
Peralatan Pembangunan Dinas
Pembangunan Pengecatan, Penataan
Terbangunnya Terbangunnya kantor Pagar dan Pendidikan,
Program penyediaan sarana Tersedianya sarana Interior, Pintu Instalasi Air, halaman dan
1.15.02 struktur Museum dinding gedung 838 750 150 165 penunjang 182 pembuatan jalan 200 1 Gedung (100%) Kebudayaan,
dan prasarana Kebudayaan prasarana kebudayaan jendela dan Listrik dan tempat parkir
(30%) museum (45%) museum masuk museum Pemuda dan
Atap (60%) Meubeler (70%) (85%)
(90%) (100%) Olahraga
Dinas
Program Pemeliharaan Pendidikan,
Tersedianya pengelola cagar
1.15.03 Sejarah dan cagar budaya 40 Org 50 Org 29 Tidak dianggarkan 50 Org 58 370 Org 64 480 Org 70 600 Org 77 1,650 Org Kebudayaan,
budaya di Gorontalo
Gorontalo Pemuda dan
Olahraga
Dinas
Pendidikan,
Program Promosi Keragaman Tersosialisasinya seni dan tari
1.15.04 80 Org 80 Org 763 90 Org 1,000 85 Org 1,437 110 Org 1,581 120 Org 1,739 130 Org 1,913 550 Org Kebudayaan,
Budaya Gorontalo budaya daerah Gorontalo
Pemuda dan
Olahraga
JUMLAH URUSAN KEBUDAYAAN (1.15) 1,696 1,850 1,723 1,895 2,085 2,293

1.16. PEMUDA DAN OLAHRAGA


Dinas
Program Pengembangan
Meningkatnya kapasitas dan Pendidikan,
1.16.01 kapasitas dan keterampilan 20 Org 40 Org 326 50 Org 400 70 Org - 90 Org - 110 Org - 130 Org - 616 Org
keterampilan Pemuda Pemuda dan
Pemuda
Olahraga
Meningkatnya jumlah Dinas
Program Pengembangan
masyarakat yang memahami 100 183 201 Pendidikan,
1.16.02 dan pelestarian Olahraga 90 Org 135 Org 243 100 Org 180 Org 151 121 Org 166 133 Org 146 Org 610 Org
dan menguasai olahraga Pemuda dan
Tradisional
tradisional Olahraga
Meningkatnya Jumlah Dinas
Program Penyelenggaraan Pemuda Pelajar yang Pendidikan,
1.16.03 300 Org 415 Org 2,000 600 Org 3,400 886 Org 2,049 766 Org 2,254 814 Org 2,479 834 Org 2,727 3.300 Org
Kompetisi Olahraga berprestasi dalam bidang Pemuda dan
olahraga Olahraga
Dinas
Program Pembinaan dan
Meningkatnya Wawasan Pendidikan,
1.16.04 Peningkatan Prestasi 62 Org 124 Org 1,265 186 Org 1,700 252 Org 3,893 314 Org 4,282 376 Org 4,711 438 Org 5,182 1.566 Org
kebangsaan bagi pemuda Pemuda dan
Pemuda
Olahraga
Dinas
Meningkatnya jumlah atlit
Program Pembinaan dan Pendidikan,
1.16.05 berprestasi cabang olahraga 45 Org 45 Org 645 54 Org 970 50 Org 1,361 68 Org 1,497 75 Org 1,647 82 Org 1,811 340 Org
Pemasyarakatan Olahraga Pemuda dan
binaan PPLP
Olahraga
JUMLAH URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA (1.16) 4,479 6,570 7,454 8,199 9,019 9,921

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 24
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
URUSAN WAJIB
KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI
1.17.

1.17.01 Program Pendidikan Politik - meningkatnya pemahaman 15.100 Orang 15.700 Orang 975 15.200 Orang 1,050 590 Orang 1,117 600 Orang 1,080 600 Orang 950 600 Orang 1,200 12.290 Org Kesbangpol
Masyarakat dan partisipasi politik
masyarakat
- Pelaksanaan Pilpres, PILEG 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
dan pilkada yang aman dan
lancar
1.17.02 Program Pengembangan Meningkatnya sikap dan 200 Orang 200 Orang 265 300 Orang 300 195 orang 181 100 orang 350 100 orang 350 100 orang 450 995 orang Kesbangpol
Wawasan Kebangsaan perilaku masyarakat yang
berlandaskan Pancasila, UUD
1945, berjiwa nasionalisme
dan cinta tanah air

1.17.03 Program Kemitraan Meningkatnya dan 100% - - 300 Orang 300 100 orang 74 100 orang 350 200 Orang 350 100 Orang 350 800 orang Kesbangpol
Pengembangan Wawasan berdayanya forum2 (FPK)
Kebangsaan
1.17.04 Program Peningkatan Meningkatnya peran 100% 100% 863 100% 195 100% 575 100% 250 100% 250 100% 250 100% Kesbangpol
Keamanan dan Kenyamanan KOMINDA dan TPGKDN
Lingkungan dalam menciptakan kondisi
daerah yang aman, tertib dan
kondusif dalam mendukung
percepatan pembangunan
daerah
1.17.05 Peningkatan ketahanan Meningkatnya peran serta - - - 200 Orang 200 325 Orang 325 100 Orang 300 100 Orang 300 100 Orang 300 825 Orang Kesbangpol
sosial dan ketahanan budaya masyarakat dalam
masyarakat mengantisipasi adanya aksi
kekerasan, premanisme dan
aliran sesat yg bernuansa
SARA, FKUB, LSM/Ormas
1.17.06 Program Peningkatan Meningkatnya peran serta - - - 200 orang 150 500 Orang 309 100 Orang 200 100 Orang 200 100 Orang 200 1000 Orang Kesbangpol
Ketahanan Ekonomi masyarakat dalam
mengantisipasi adanya aksi
kekerasan, premanisme dan
aliran sesat yg bernuansa
SARA, FKUB, LSM/Ormas
1.17.07 Program Peningkatan Meningkatnya peran 325 Orang 200 Org 213 - - 100 Orang 72 200 Orang 250 200 Orang 250 200 Orang 250 1.225 Orang Kesbangpol
Pemberdayaan Masyarakat konstruktif masyarakat
untuk menjaga keamanan sebagai mitra pemerintah
dan ketertiban sehingga mampu
memberikan sumbangsih
terhadap percepatan
pembangunan (FKDM)
1.17.08 Program Pelayanan Meningkatnya pelayanan 100% 100% 463 100% 618 Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Kesbangpol
Administrasi Perkantoran administrasi perkantoran Prasarana dan SDM Aparatur"
1.17.09 Program Peningkatan Sarana Tersedianya sarana dan 100% 100% 263 100% 205 Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Kesbangpol
dan Prasarana Aparatur prasarana penunjang Prasarana dan SDM Aparatur"
kegiatan Kesbangpol
1.17.10 Peningkatan Peningkatan Meningkatnya kapasitas dan 18 Orang 15 Orang 331 10 Orang 300 Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Kesbangpol
Kapasitas Sumber Daya kompetensi aparatur Prasarana dan SDM Aparatur"
Aparatur Kesbangpol
1.17.11 Program Pelayanan Persentase pelayanan jasa Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi 100% 1,222 100% 650 100% 650 100% 1,000 100%
-
Administrasi, Sarana administrasi perkantoran
Prasarana dan SDM Aparatur Persentase ketersediaan - Pindahan dari Program Peningkatan Sarana Prasarana 100% 100% 300 100% 300 100% 450 100%
Kesbangpol
sarana prasarana SKPD
Jumlah SDM aparatur yang 10 Orang 10 Orang 300 10 Orang 300 10 Orang 450 83 Orang
- Pindahan dari Program Pengembangan SDM Aparatur
mengikuti Diklat/Bimtek

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 25
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1.17.12 Program
URUSANPeningkatan
WAJIB Tersedianya Laporan 48 115 28 Dokumen Kesbangpol
Pengembangan Sistem Keuangan yang akuntabel Untuk tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi
100% 100% 100%
Pelaporan Capaian Kinerja dan fasilitasi TLHP dan Pelaporan"
dan Keuangan
1.17.13 Program Peningkatan Tersedianya laporan Kesbangpol
Perencanaan, Evaluasi dan penyelenggaraan keuangan - - 100% 225 100% 150 100% 150 100% 200 100%
Pelaporan daerah
JUMLAH URUSAN KESBANG & POLITIK DALAM NEGERI
3,421 3,433 4,100 4,180 4,050 5,100
(1.17)
OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH,
1.18
KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN

BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2,679 1,892 2,300 2,545 2,777 2,944

Terbentuknya Produk Hukum Perda 10 Perda 10 Perda 10


Daerah dalam Pelaksanaan PERDA 37 Perda 10 Perda 10 Perda 50
Program Penataan Peraturan Perda 10 Pergub / SK Pergub / SK Pergub / SK Biro Hukum
1.18.01 Pemerintahan yang PERGUB / SK Pergub / SK 976 795 580 600 625 Pergub / SK 300, 1 650 Pergub / SK 1.500,
Perundang-Undangan Pergub / SK 300 300, 1 kali 300, 1 kali 300, 1 kali dan Organisasi
Menjunjung Supremasi 1.500 300 kali Sosialisasi 4 kali Sosialisasi
Sosialisasi Sosialisasi Sosialisasi
Hukum
4 kali
3 kali 3 kali pendampingan/ 5 kali 6 kali 28 kali
Terciptanya Sumber Daya Advokasi 7 kali
3 kali pendampingan/ pendampingan/ pendampingan/ pendampingan pendampingan/
Program Fasilitasi dan Aparatur yang Memahami Sengketa pendampingan/ Biro Hukum
1.18.02 pendampingan Advokasi 142 Advokasi 143 250 Advokasi 160 / Advokasi 190 210 Advokasi Sengketa
Advokasi Hukum Penyelesaian Masalah/ Hukum, 1 kali Advokasi Sengketa dan Organisasi
Advokasi hukum, Sengketa Sengketa Sengketa Sengketa Hukum, 1 kali
Sengketa Hukum Bimbingan Hukum
Hukum Hukum Hukum Hukum BIMTEK
Teknis (BIMTEK)

Terciptanya Memorandum of 14 MoU, 14 PK, 16 MoU, 16


10 MoU, 10 PK, 1 kali PK, 1 kali 18 MoU, 18 PK, 1 79 MoU dan PK, 4
Program Pengkajian Understanding (MoU) dan 9 Mou 10 Mou Biro Hukum
1.18.03 121 Mou dan PK 285 118 1 kali Bimbingan 59 Bimbingan 100 Bimbingan 125 kali Bimbingan 145 kali Bimbingan
Kerjasama Perjanjian Kerjasama (PK) 9 Pk 10 Pk dan Organisasi
Teknis (BIMTEK) Teknis Teknis Teknis (BIMTEK) Teknis (BIMTEK)
yang Berkualitas
(BIMTEK) (BIMTEK)
Terwujudnya Penyamaan 65 PPNS, 1 kali 67 PPNS, 1
63 PPNS, 1 kali 68 PPNS, 1 kali 388 PPNS, 4 kali
Program Pembinaan Penyidik Persepsi dan Sinkronisasi Bimbingan kali Bimbingan Biro Hukum
1.18.04 0 PPNS 62 PPNS 125 63 PPNS 164 Bimbingan 136 150 175 Bimbingan Teknis 195 Bimbingan Teknis
Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Aksi terhadap Penanganan Teknis Teknis dan Organisasi
Pelanggaran Peraturan Teknis (BIMTEK) (BIMTEK) (BIMTEK)
(BIMTEK) (BIMTEK)
Peundang-Undangan

1 kali Rapat 1 kali Rapat


Program Pemenuhan dan Terwujudnya Pemenuhan 9 Kegiatan, 7 kali Biro Hukum
1.18.05 3 kegiatan 3 kegiatan - 3 kegiatan 132 Koordinasi 64 Koordinasi 75 2 Kali RAKOR 100 2 kali RAKOR 120
Perlindungan HAM Hak-Hak Dasar Manusia RAKOR dan Organisasi
(RAKOR) (RAKOR)

Program Penataan 5 Usulan


Meningkatnya Kualitas 5 Usulan SKPD, 5 Usulan SKPD,
Kelembagaan, Analisis SKPD, 1 5 Usulan SKPD, 1 20 Usulan SKPD, 4 Biro Hukum
1.18.06 Organisasi Perangkat Daerah - - - - - 1 Dokumen 225 1 Dokumen 235 250 250
Jabatan (ANJAB), dan Dokumen Dokumen ANJAB Dokumen ANJAB dan Organisasi
dan Sumber Daya Aparatur ANJAB ANJAB
Ketatalaksanaan ANJAB
Program Fasilitasi 2 Dokumen, 1 2 Dokumen, 1
2 Dokumen, 1 2 Dokumen, 1 kali 8 Dokumen, 4 kali
Peningkatan Sisitem Meningkatnya Akuntabilitas kali Bimbingan kali Bimbingan Biro Hukum
1.18.07 - - - - - kali Bimbingan 162 200 225 Bimbingan Teknis 225 Bimbingan Teknis
Akuntabilitas Kinerja Instansi Kinerja Instansi Pemerintah Teknis Teknis dan Organisasi
Teknis (BIMTEK) (BIMTEK) (BIMTEK)
Pemerintah (BIMTEK) (BIMTEK)
Program Fasilitasi
Meningkatnya Kualitas 33 SOP 5 SOP 10 SOP 33 SOP SKPD, 33 SOP SKPD, 33 SOP SKPD, 33 SOP SKPD, 15 147 SOPSKPD, Biro Hukum
1.18.08 Peningkatan Kualitas 162 140 76 100 130 150
Pelayanan Publik 0 SPM 0 SPM 3 SPM 15 SPM 15 SPM 15 SPM SPM 63 SPM dan Organisasi
Pelayanan Publik
Peningkatan Kapasitas 33 Usulan Biro Hukum
1.18.09 Meningkatnya kapasitas OPD 33 Usulan SKPD - 336 164 - - - - - - - - 33 Usulan SKPD
Organisasi Perangkat Daerah SKPD dan Organisasi

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 26
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
URUSAN WAJIB
Program Pelayanan Persentase pelayanan jasa Untuk tahun 2014 seterusnya berubah nomenklatur program menjadi " Pelayanan Administrasi, Sarana Biro Hukum
1.18.10 100% 100% 239 100% 100%
Administrasi Perkantoran administrasi perkantoran Prasarana dan SDM Aparatur dan Organisasi
236
Program Peningkatan Sarana Tersedianya sarana dan Untuk tahun 2014 seterusnya berubah nomenklatur program menjadi " Pelayanan Administrasi, Sarana Biro Hukum
1.18.11 100% 100% 214 100% 100%
dan Prasarana Aparatur prasarana perkantoran Prasarana dan SDM Aparatur dan Organisasi

Program Peningkatan
Pengembangan Sistem Pelaporan capaian kinerja Biro Hukum
1.18.12 100% 1 Laporan 200 - - - - - - - - - - 100%
Pelaporan Capaian Kinerja tepat waktu (Dokumen) dan Organisasi
dan Keuangan
Persentasi Pelayanan Jasa Biro Hukum
- - - - - 100% 100% 100% 100% 100%
Adm. Perkantoran dan Organisasi
Persentasi Tersediannya
Pelayanan Administrasi, Biro Hukum
Sarana dan Prasana - - - - - 100% 100% 100% 100% 100%
1.18.13 Sarana Prasarana dan SDM 749 925 957 999 dan Organisasi
Perkantoran
Aparatur
Jumlah SDM Aparatur yang Biro Hukum
- - - - - 5 Org 6 Org 7 Org 8 Org 26 Org
mengikuti Diklat/Bimtek dan Organisasi

BIRO P2E 2,100 2,936 3,250 3,430 4,855 5,550

1.18.14 Program Pengendalian Meningkatnya percepatan


Pembangunan penyerapan anggaran
90% 91% 93% 95% 96% 97% 98% 98%
Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Penerapan dan Implementasi


Layanan Pengadaan barang
/jasa Secara Elektronik 60% 75% 747 100% 908 100% 1,382 100% 1,400 100% 1,540 100% 1,540 100% Biro P2E
Provinsi & Kab./Kota.

Meningkatnya Jumlah PNS


yang memahami pedoman
100 orang 220 orang 220 orang 200 orang 200 orang 200 orang 200 orang 1020 orang
pengadaan barang/jasa
pemerintah.
1.18.15 Program Pengendalian Meningkatnya kerjasama dan
Ekonomi koordinasi antar pemerintah
daerah, pemerintah pusat, 100% 100% 445 100% 382 100% 471 100% 500 100% 840 100% 1,000 100% Biro P2E
dan stakeholder bidang
ekonomi.
1.18.16 Program Pelayanan Tersedianya sarana Untuk tahun 2014 seterusnya berubah nomenklatur program menjadi " Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM
Administrasi Perkantoran pelayanan jasa administrasi 100% 100% 517 100% 556 1 paket Biro P2E
Aparatur
perkantoran.
1.18.17 Program Peningkatan Sarana Tersedianya sarana dan Untuk tahun 2014 seterusnya berubah nomenklatur program menjadi " Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM
dan Prasarana Aparatur prasarana perkantoran. 100% 100% 391 100% 940 100% Biro P2E
Aparatur
1.18.18 Program Peningkatan Jumlah PNS yang mengikuti Untuk tahun 2014 seterusnya berubah nomenklatur program menjadi " Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM
Kapasitas Sumberdaya bimtek/sosialisasi/diklat. 100 orang 220 orang - 220 orang 150 260 orang Biro P2E
Aparatur
Aparatur
Persentasi Pelayanan Jasa
- - - - - 100% 100% 100% 100% 100%
Adm. Perkantoran
Pelayanan Administrasi, Persentasi Tersedianya
1.18.19 Sarana Prasarana dan SDM Sarana dan Prasana - - - - - 100% 1,170 100% 1,300 100% 2,225 100% 2,750 100% Biro P2E
Aparatur Perkantoran
Jumlah SDM Aparatur yang
- - - - - 7 Org 8 Org 9 Org 10 Org 34 Org
mengikuti Diklat/Bimtek
Tersedianya Dokumen
Peningkatan Perencanaan
1.18.20 Perencanaan dan Evaluasi - - - - - 100% 227 100% 230 100% 250 100% 260 100% Biro P2E
,Evaluasi dan Pelaporan
Program

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 27
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
URUSAN WAJIB
SEKRETARIAT DPRD 36,978 24,999 29,000 25,917 26,176 26,437

1.18.21 Peningkatan Kapasitas Meningkatnya Tata 75% 80% 31,725 80% 20,849 80% 23,500 85% 21,268 90% 21,481 100% 21,695 100% Sekretariat DPRD
Lembaga Perwakilan Rakyat Persidangan DPRD
Daerah
1.18.22 Program Pelayanan Tingkat layanan administrasi Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana 100% Sekretariat DPRD
Administrasi Perkantoran yang tepat waktu 100% 100% 926 100% 609
Prasarana dan SDM Aparatur"
1.18.23 Program Peningkatan Sarana Tersedianya sarana dan Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana 100% Sekretariat DPRD
dan Prasarana Aparatur prasarana perkantoran 100% 100% 3,977 100% 2,630
Prasarana dan SDM Aparatur"
1.18.24 Program Pelayanan Persentase pelayanan jasa Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi 3,625 3,112 3,125 3,138 Sekretariat DPRD
- 100% 100% 100% 100% 100%
Administrasi, Sarana administrasi perkantoran
Persentase ketersediaan Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana
Prasarana dan SDM Aparatur - 100% 100% 100% 100% 100%
sarana prasarana SKPD
1.18.25 Program Peningkatan Persentase pelaporan capaian 75% 80% 150 80% 130 100% Sekretariat DPRD
Pengembangan Sistem kinerja yang tepat waktu Untuk tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi
Pelaporan Capaian Kinerja dan Pelaporan"
dan Keuangan
1.18.26 Program Peningkatan Tersedianya Dokumen
Perencanaan, Evaluasi dan Perencanaan dan Evaluasi - - 100% 500 100% 133 100% 134 100% 135 100%
Pelaporan Program Sekretariat DPRD
Tersedianya laporan
penyelenggaraan keuangan - - 100% 100% 100% 100% 100%
daerah
1.18.27 Program Peningkatan Sekretariat DPRD
Terselenggaranya
Pelayanan Kehumasan
Penyiran/Peliputan, - - - - - 1 Tahun 175 1 Tahun 193 1 Tahun 212 1 Tahun 233 1 Tahun
Dokumentasi Kegiatan DPRD.
1.18.28 Program Peningkatan Meningkatnya Kemampuan 75% 80% 200 80% 781 85% 1,200 90% 1,212 95% 1,224 100% 1,236 100% Sekretariat DPRD
Pelayanan Kedinasan SDM di Sekretariat DPRD
Pemerintah Provinsi Provinsi Gorntalo.
Gorontalo
INSPEKTORAT 5,130 4,725 5,000 5,259 5,522 5,853

1.18.29 Program Peningkatan Sistem Meningkatnya Kualitas 4 SKPD 15% 3,129 35% 3,021 50% 3,254 65% 3,579 75% 3,797 85% 4,013 85% Inspektorat
Pengawasan Internal dan laporan Keuangan dan (yg bersih dr
Pengendalian Pelaksanaan laporan Kinerja temuan
Kebijakan KDH kerugian)
1.18.30 Program Pelayanan Meningkatnya kualitas 100% 100% 428 100% 500 Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana 100% Inspektorat
Administrasi Perkantoran pelayanan administrasi Prasarana dan SDM Aparatur"
perkantoran
1.18.31 Program Peningkatan Sarana Meningkatnya Sarana dan 100% 100% 612 100% 287 Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana 100% Inspektorat
dan Prasarana Aparatur Prasarana Penunjang Prasarana dan SDM Aparatur"
Operasional Kantor
1.18.32 Program Pelayanan Persentase pelayanan jasa 100% 100% 100% 100% 100%
- Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi
Administrasi, Sarana administrasi perkantoran
Prasarana dan SDM Aparatur Persentase ketersediaan - Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana 100% 100% 100% 100% 100%
sarana prasarana SKPD
Jumlah SDM aparatur yang 5 Org (1 Auditor 14 Org (1 10 Org (1 8 Org (1 Auditor 4 Auditor Madya,
mengikuti Diklat/Bimtek Madya 1 Auditor 1,445 Auditor Madya 1,300 Auditor Madya 1,345 Madya 1,440 15 Auditor Muda Inspektorat
- Pindahan dari Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Muda 3 Audtor Muda 4 Auditor 2 Auditor Muda 60 Auditor Pertama
Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan 3 Auditor 10 Auditor Muda 5 Auditor Pertama)
Pertama) Pertama) 5 Auditor
Pertama)
- 4 P2UPD 4 P2UPD 4 P2UPD 4 P2UPD 20 P2UPD

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 28
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1.18.33 Program
URUSANPeningkatan
WAJIB Meningkatnya Sistem 100% 100% 80 100% 114 100% Inspektorat
Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kerja dan Untuk tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi
Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan dan Pelaporan"
dan Keuangan
1.18.34 Program Peningkatan Tersedianya Dokumen
Perencanaan, Evaluasi dan Perencanaan dan Evaluasi - - 100% 191 100% 150 100% 150 100% 150 100%
Pelaporan Program Inspektorat
Tersedianya laporan
penyelenggaraan keuangan - - 100% 100% 100% 100% 100%
daerah
1.18.35 Program Peningkatan Meningkatnya Jumlah Aparat 17 Auditor 8 Auditor 573 5 Auditor Muda 465 Inspektorat
Profesionalisme Tenaga Pengawas yang profesional Pertama Pertama 12 Auditor Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana
Pemeriksa dan Aparatur Pertama Prasarana dan SDM Aparatur"
Pengawasan 0 P2UPD 0 P2UPD 4 P2UPD
1.18.36 Program Penataan dan Terwujudnya penataan dan 4 SOP 2 SOP 158 1 SOP 227 1 SOP 110 1 SOP 230 1 SOP 230 1 SOP 250 11 SOP
penyempurnaan kebijakan penyempurnaan kebijakan
sistem informasi dan sistem, informasi dan Inspektorat
prosedur pengawasan prosedur pengawasan yang 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 7 Paket
efektif
1.18.37 Program Optimalisasi Meningkatnya Sistem 1 Paket 1 Paket 150 1 Paket 111
Pemanfaatan Teknologi Informasi Pengawasan dalam
Informasi rangka Keterbukaan Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Penataan dan penyempurnaan kebijakan sistem,
Inspektorat
Informasi Publik dan informasi dan prosedur pengawasan"
Peningkatan Pelayanan Publik

KANTOR PERWAKILAN JAKARTA 2,880 3,098 3,500 3,254 3,723 3,910

1.18.38 Program Pelayanan Tingkat layanan administrasi 100% 100% 669 100% 558 Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana 100% Kantor
Administrasi Perkantoran yang tepat waktu Prasarana dan SDM Aparatur" Perwakilan
Jakarta
1.18.39 Program Peningkatan Sarana Tingkat pemenuhan 100% 100% 756 100% 1,101 90% Kantor
dan Prasarana Aparatur kebutuhan Sarana dan Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Perwakilan
Prasarana kerja aparatur Prasarana dan SDM Aparatur" Jakarta
sesuai dengan standar
daerah
1.18.40 100% 100% 100% 100% 100%
Persentase pelayanan jasa
Program Pelayanan - Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi Kantor
administrasi perkantoran
Administrasi, Sarana 1,700 1,700 1,959 2,039 Perwakilan
Prasarana dan SDM Aparatur Persentase ketersediaan 100% 100% 100% 100% 100% Jakarta
- Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana
sarana prasarana SKPD
1.18.40 Program Peningkatan Pelaporan capaian kinerja 100% - - 100% 70 100% Kantor
Pengembangan Sistem yang tepat waktu Untuk tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi Perwakilan
Pelaporan Capaian Kinerja dan Pelaporan" Jakarta
dan Keuangan
1.18.42 Program Peningkatan Tersedianya Dokumen
Perencanaan, Evaluasi dan Perencanaan dan Evaluasi - - 100% 70 100% 70 100% 70 100% 70 100% Kantor
Pelaporan Program Perwakilan
Tersedianya laporan
Jakarta
penyelenggaraan keuangan - - 100% 100% 100% 100% 100%
daerah
1.18.43 Program pengembangan Terfasilitasinya Pagelaran 2 Keg 3 Keg 193 3 Keg 173 3 Keg 180 3 Keg 180 3 Keg 253 3 Keg 273 3 Keg Kantor
pemasaran pariwisata Seni Budaya Gorontalo Di Perwakilan
Jakarta Jakarta
1.18.44 Program peningkatan Terfasiliyasinya pelayanan 50% 55% 1,158 60% 972 65% 1,300 70% 1,029 75% 1,079 80% 1,129 80% Kantor
pelayanan kedinasan Kepala kedinasan kepala Perwakilan
Daerah / Wakil Kepala daerah/wakil kepala daerah Jakarta
Daerah di Jakarta

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 29
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1.18.45 Program
URUSAN Peningkatan
WAJIB Promosi Terfasilitasinya kegiatan promosi 30% - - 45% 119 50% 120 55% 119 60% 205 65% 219 65% Kantor
dan Kerjasama Investasi di pusat Perwakilan
Jakarta
1.18.46 Program Kerjasama Informasi Terfasilitasinya kerjasama 30% 40% 104 45% 105 50% 130 55% 156 60% 157 65% 180 65% Kantor
dengan Mas Media dengan Media Masa di pusat Perwakilan
Jakarta

DINAS KEUANGAN DAN ASET DAERAH 13,021 12,729 11,300 10,973 13,126 13,734

1.18.47 Pelayanan Administrasi Terselenggaranya pelayanan 100% 100% 1,297 100% 3,036 Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Dinas Keuangan
Perkantoran administrasi perkantoran Prasarana dan SDM Aparatur" dan Asset Daerah

1.18.48 Peningkatan Sarana dan Terpenuhinya kebutuhan 70% 80% 5,464 85% 3,617 Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Dinas Keuangan
Prasarana Aparatur sarana perkantoran Prasarana dan SDM Aparatur" dan Asset Daerah
1.18.49 Peningkatan Kapasitas Meningkatkannya Kualitas SD 23% (79 orang) 47% (119 474 53% (159 642 Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Dinas Keuangan
Sumber Daya Aparatur Aparatur pengelola keuangan orang) orang) Prasarana dan SDM Aparatur" dan Asset Daerah
daerah
1.18.50 Program Peningkatan Tersedianya Dokumen
Perencanaan, Evaluasi dan Perencanaan dan Evaluasi - - 100% 682 100% 550 100% 1,500 100% 1,500 100%
Pelaporan Program Dinas Keuangan
Tersedianya laporan dan Asset Daerah
penyelenggaraan keuangan - - 100% 100% 100% 100% 100%
daerah
1.18.51 Program Pelayanan 100% 5,601 100% 5,600 100% 6,000 100% 6,500 100%
Persentase pelayanan jasa
Administrasi, Sarana Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi
administrasi perkantoran
Prasarana dan SDM Aparatur Dinas Keuangan
Persentase ketersediaan 100% 100% 100% 100% 100%
Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana dan Asset Daerah
sarana prasarana SKPD
Jumlah SDM aparatur yang Pindahan dari Program Pengembangan SDM Aparatur 78% (264 79% (268 94% (319 100% (341 orang) 100% (341 orang)
mengikuti Diklat/Bimtek orang) orang) orang)
1.18.52 Peningkatan Dan Meningkatnya kualitas WDP WDP 2,849 WDP 2,837 WTP 3,077 WTP 2,800 WTP 2,923 WTP 2,952 WTP Dinas Keuangan
Pengembangan Pengelolaan laporan keuangan dan Asset Daerah
Keuangan Daerah pemerintah daerah

1.18.53 Pembinaan dan Fasilitasi Tersusunnya Ranperda APBD 6 Kab/Kota 6 Kab/Kota 221 6 Kab/Kota 214 6 Kab/Kota 200 6 Kab/Kota 223 6 Kab/Kota 225 6 Kab/Kota 230 6 Kab/Kota Dinas Keuangan
Pengelolaan Keuangan Kab/Kota sesuai dengan dan Asset Daerah
Kab/Kota regulasi yang berlaku

1.18.54 Intensifikasi dan Peningkatan Pendapatan Rp. Rp. 933.169 2,716 Rp. 1.040 2,383 Rp. 1.155 1,740 Rp. 1.276 1,800 Rp. 1.402 2,478 Rp. 1.5 Trilyun 2,552 Rp. 1.5 Trilyun Dinas Keuangan
Ekstensifikasi Sumber- Daerah sebesar Rp. 1.5 697.576.031.227 Milyar Trilyun Trilyun Trilyun Trilyun dan Asset Daerah
Sumber Pendapatan Daerah Trilyun pada tahun 2017

BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH 6,149 7,875 7,500 6,844 7,665 9,257

1.18.55 Program Pelayanan Terpenuhinya pelayanan 100% 100% 906 100% 897 100% Badan
Administrasi Perkantoran administrasi perkantoran Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Kepegawaian,
setiap tahun Prasarana dan SDM Aparatur" Pendidikan dan
Pelatihan Daerah
1.18.56 Program Peningkatan sarana Tingkat Pemenuhan sarana 90% 90% 395 90% 303 90% Badan
dan prasarana Perkantoran dan prasana oprasional Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Kepegawaian,
perkantoran Prasarana dan SDM Aparatur" Pendidikan dan
Pelatihan Daerah
1.18.57 Program Peningkatan Jumlah sumber daya 2000 Orang 300 Orang 1,467 50 Orang 1,163 300 Orang Badan
kapasitas sumber daya aparatur Provinsi yang Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Kepegawaian,
aparatur ditingkatkan kapasitasnya Prasarana dan SDM Aparatur" Pendidikan dan
Pelatihan Daerah

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 30
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1.18.58 URUSAN WAJIB Badan
Persentase pelayanan jasa Kepegawaian,
- Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi 100% 100% 100% 100% 100%
Program Pelayanan administrasi perkantoran Pendidikan dan
Administrasi, Sarana 1,335 1,469 1,615 1,777 Pelatihan Daerah
Persentase ketersediaan
Prasarana dan SDM Aparatur - Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana 100% 100% 100% 100% 100%
sarana prasarana SKPD
Jumlah SDM aparatur yang Pindahan dari Program Pengembangan SDM Aparatur
- 30 Orang 35 Orang 40 Orang 45 Orang 150 Orang
mengikuti Diklat/Bimtek
1.18.59 Program Peningkatan 3 Dok 3 Dok 90 3 Dok 130 Badan
Terpenuhinya Pelaporan
pengembangan sistem Untuk tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi Kepegawaian,
capaian kinerja dan
pelaporan capaian kinerja dan Pelaporan" Pendidikan dan
keuangan
dan keuangan Pelatihan Daerah
1.18.60 Program Peningkatan Tersedianya Dokumen Badan
Perencanaan, Evaluasi dan Perencanaan dan Evaluasi - 100% 250 100% 275 100% 300 100% 325 100% Kepegawaian,
Pelaporan Program Pendidikan dan
Tersedianya laporan Pelatihan Daerah
penyelenggaraan keuangan - 100% 165 100% 200 100% 250 100% 300 100%
daerah
1.18.61 Program Pendidikan Jumlah PNS yang Mengikuti 20 Orang 40 Orang 791 125 Orang 2,532 160 Orang 2,750 80 Orang 1,400 80 Orang 1,500 90 Orang 2,855 90 Orang Badan
Kedinasan Pendidikan dan Pelatihan Kepegawaian,
kedinasan Pendidikan dan
Pelatihan Daerah
1.18.62 Program Pembinaan dan Terpenuhinya kebutuhan 2503 Org 2503 Org 2,500 2550 Org 2,850 2600 Org 3,000 2650 Org 3,500 2700 Org 4,000 2750 Org 4,000 2750 Org Badan
Pengembangan Aparatur aparatur sesuai dengan Kepegawaian,
kompetensi Pendidikan dan
Pelatihan Daerah
1.18.63 Program Pengembangan Terselenggaranya Sistem - - - - - 2 Kegiatan 300 2 Kegiatan 300 2 Kegiatan 300 2 Kegiatan 300 2 Kegiatan Badan
Sistem Informasi dan Informasi Kepegawaian dan Kepegawaian,
Pengelolaan Data pengelolaan arsip Pendidikan dan
Kepegawaian Kepegawaian yang Terkini Pelatihan Daerah
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH 2,890 3,703 3,600 3,727 4,327 4,746

1.18.64 Program Pencegahan dan Terselenggaranya Usaha 6 Kab/Kota ( Badan


6 Kab/Kota (
Mitigasi Bencana Pencegahan Baik struktural Lokasi 257 PROGRAM INI BERUBAH MENJADI PROGRAM PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN Penanggulangan
Lokasi Bencana)
ataupun Non Struktural Bencana) Bencana Daerah
1.18.65 Program Pencegahan Dini Terselenggaranya Upaya- 6 Kab/Kota ( Badan
6 Kab/Kota (
Dan Penanggulangan Korban Upaya Preventif Dalam Lokasi 183 PROGRAM INI BERUBAH MENJADI PROGRAM PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN Penanggulangan
Lokasi Bencana)
Bencana Alam Penanggulangan Bencana Bencana) Bencana Daerah
1.18.66 Program Peringatan Dini Terselenggaranya Koordinasi Badan
Pemanfaatan Dan Penerapan 6 Kab/Kota ( Penanggulangan
- - - 379.1 PROGRAM INI BERUBAH MENJADI PROGRAM PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
Sistem Peringatan dini Lokasi Bencana) Bencana Daerah

1.18.67 Program Kesiapsiagaan terlaksananya upaya-upaya Badan


peningkatan pemahaman dan 6 Kab/Kota ( Penanggulangan
- - - 443.65 PROGRAM INI BERUBAH MENJADI PROGRAM PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
kesadaran masyarakat dalam Lokasi Bencana) Bencana Daerah
menghapi bencana
1.18.68 Program Pencegahan Dan Terselenggaranya Badan
Kesiapsiagaan Pencegahan Dan Penanggulangan
PROGRAM INI MERUPAKAN PROGRAM BARU DI TAHUN 2014 6 Kab/Kota 555 6 Kab/Kota 666 6 Kab/Kota 799 6 Kab/Kota 959 6 Kab/Kota
Kesiapsiagan Dalam Bencana Daerah
Menghadapi Bencana
1.18.69 Program Penanggulangan Terselenggaranya Badan
6 Kab/Kota (
Bencana penanganan darurat secara 6 Kab/Kota ( 6 Kab/Kota ( Penanggulangan
Lokasi 1100 1,274.204 PROGRAM INI BERUBAH MENJADI PROGRAM KEDARURATAN DAN LOGISTIK
cepat, tepat, terpadu, dan Lokasi Bencana) Lokasi Bencana) Bencana Daerah
Bencana)
menyeluruh di daerah

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 31
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1.18.70 Program
URUSANKedaruratan
WAJIB Dan Terselenggaranya Badan
Logistik penanganan tanggap darurat 6 Kab/Kota ( 6 Kab/Kota ( Penanggulangan
6 Kab/Kota ( 6 Kab/Kota ( Lokasi 6 Kab/Kota (
secara terpadu dan PROGRAM INI MERUPAKAN PROGRAM BARU DI TAHUN 2014 1,100 Lokasi 1,150 Lokasi 1,250 1,300 Bencana Daerah
Lokasi Bencana) Bencana) Lokasi Bencana)
menyeluruh di daerah Bencana) Bencana)
Bencana
1.18.71 Program Rehabilitasi dan Terselenggaranya Badan
Rekonstruksi Pelaksanaan Rehabilitasi dan 6 Kab/Kota ( 6 Kab/Kota ( 6 Kab/Kota ( Penanggulangan
6 Kab/Kota ( 6 Kab/Kota ( 6 Kab/Kota ( 6 Kab/Kota ( Lokasi 6 Kab/Kota (
Rekonstruksi Pada Pasca Lokasi 413.2 378.3 380 Lokasi 390 Lokasi 500 500 Bencana Daerah
Lokasi Bencana) Lokasi Bencana) Lokasi Bencana) Bencana) Lokasi Bencana)
Bencana Secara Bencana) Bencana) Bencana)
Terkoordinasi dan Terpadu
1.18.72 Program Pelayanan Tingkat layanan administrasi Badan
Administrasi Perkantoran yang tepat waktu 100% 100% 437.36 100% 683.85 PROGRAM INI BERUBAH MENJADI PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI, SARANA PRASARANA DAN SDM APARATUR Penanggulangan
Bencana Daerah
1.18.73 Program Peningkatan Sarana Tingkat pemenuhan Badan
dan Prasarana Aparatur kebutuhan Sarana dan PROGRAM INI BERUBAH MENJADI PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI, SARANA PRASARANA DAN SDM APARATUR Penanggulangan
100% 100% 349.44 100% 218
Prasarana kerja aparatur Bencana Daerah
sesuai dgn standar daerah
1.18.74 Program Pelayanan Terlaksananya adimnistrasi Badan
Administrasi, Sarana pelayanan perkantoran - - - - - 100% 100% 100% 100% 100% Penanggulangan
Prasarana dan SDM Aparatur Bencana Daerah
Terpenihinya kebutuhan 900 980 1,198 1,287
sarana dan prasarana - - - - - 100% 100% 100% 100% 100%
perkantoran
Jumlah SDM aparatur yang
- - - - - 3 Org 5 Org 7 Org 9 Org 24 Org
mengikuti Diklat/Bimtek
1.18.75 Program Peningkatan Tersedianya Laporan Badan
Pengembangan Sistem Keuangan SKPD yang efektif PROGRAM INI BERUBAH MENJADI PROGRAM PENINGKATAN PERENCANAAN, EVALUASI DAN PELAPORAN Penanggulangan
100% 100% 150 100% 110.6
Pelaporan Capaian Kinerja dan akuntabel Bencana Daerah
dan Keuangan
1.18.76 Program Lintas Sektor Terciptanya koordinasi Badan
internal SKPD, Kab/Kota - - - 100% 215 PROGRAM INI BERUBAH MENJADI PROGRAM PENINGKATAN PERENCANAAN, EVALUASI DAN PELAPORAN Penanggulangan
serta instansi terkait Bencana Daerah
1.18.77 Program Peningkatan tercipnya perencanaan, Badan
Perencanaan, Evaluasi dan evaluasi serta pelaporan yang PROGRAM INI MERUPAKAN PROGRAM BARU DI TAHUN 2014 100% 665 100% 541 100% 580 100% 700 100% Penanggulangan
Pelaporan akuntabel Bencana Daerah
SEKRETARIAT KORPRI 1,071 2,100 2,000 2,399 2,527 2,686

1.18.78 Program Pelayanan Terpenuhinya pelayanan 250 279 Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana 80% Sekretariat Korpri
100% 100% 100%
Administrasi Perkantoran umum dan ketatausahaan Prasarana dan SDM Aparatur"
1.18.79 Program Peningkatan Sarana Tersedianya sarana dan 40 475 80% Sekretariat Korpri
Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana
dan Prasarana Aparatur prasarana kantor yang 100% 100% 100%
Prasarana dan SDM Aparatur"
representatif
1.18.80 Program Peningkatan Persentase PNS dalam - 5 Org 701 - - 70% Sekretariat Korpri
kapasitas sumber daya Pembinaan Olah raga, Seni Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana
aparatur Budaya Budaya, Mental Prasarana dan SDM Aparatur"
Rohani
1.18.81 Persentase pelayanan jasa Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi 100% 100% 100% 100% 100%
Program Pelayanan administrasi perkantoran
Persentase ketersediaan Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana
Administrasi, Sarana 100% 1,468 100% 1,834 100% 1,830 100% 1,936 100% Sekretariat Korpri
sarana prasarana SKPD
Prasarana dan SDM Aparatur
Jumlah SDM aparatur yang
Pindahan dari Program Pengembangan SDM Aparatur 5 Org 5 Org 5 Org 5 Org 25 Org
mengikuti Diklat/Bimtek

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 32
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1.18.82 Program
URUSANPeningkatan
WAJIB Terpenuhinya dokumen 100% 100% 80 100% 90 Sekretariat Korpri
Pengembangan Sistem perencanaan anggaran, Untuk tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi
Pelaporan Capaian Kinerja Laporan keuangan dan LAKIP dan Pelaporan"
dan Keuangan SKPD
1.18.83 Tersedianya Dokumen
Program Peningkatan Perencanaan dan Evaluasi 100% 100% 100% 100% 100%
Perencanaan, Evaluasi dan Program 100 120 130 140 Sekretariat Korpri
Tersedianya laporan
Pelaporan
penyelenggaraan keuangan 100% 100% 100% 100% 100%
daerah
1.18.84 Program Peningkatan Meningkatnya pemahaman 20% - - 30% 286 35% 302 35% 325 35% 325 45% 410 45% Sekretariat Korpri
Pembinaan, Pelayanan dan paradigma korpri
Fasilitasi Kewirausahaan
untuk Kesejahteraan
Anggota KORPRI
1.18.85 Program Peningkatan Mental Presentasi kegiatan yang 30% - - 35% 892 - - - - 40% 100 - - 45% Sekretariat Korpri
Rohani melalui Olahraga, diikuti
Seni Budaya dan Agama

1.18.86 Program Peningkatan Presentasi optimalisasi 30% - - 35% 78 40% 130 45% 120 50% 142 55% 200 55% Sekretariat Korpri
Kerjasama Antar Organisasi pelayanan Korpri
untuk Optimalisasi
Pelayanan KORPRI.

SATPOL PP DAN LINMAS 3,000 2,788 3,000 3,385 3,589 3,811

1.18.87 Program Pelayanan Jasa Terlaksananya Administrasi Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Satpol PP dan
100% 100% 140 100% 126 1 Paket
Administrasi Perkantoran Pelayanan Perkantoran Prasarana dan SDM Aparatur" Linmas
1.18.88 Peningkatan sarana dan Terpenuhinya kebutuhan Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Satpol PP dan
prasarana perkantoran Sarana dan Prasarana 100% 100% 1,000 100% 413 1 Paket Linmas
Prasarana dan SDM Aparatur"
Perkantoran
1.18.89 Peningkatan kapasitas Meningkatnya kemampuan Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Satpol PP dan
sumber daya aparatur dan kapasitas aparatur 2 Org 2 Org 25 2 Org 25 20 Org Linmas
Prasarana dan SDM Aparatur"
1.18.90 Program Pelayanan Persentase pelayanan jasa
Administrasi, Sarana administrasi perkantoran Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi 100% 100% 100% 100% 100%
Prasarana dan SDM Aparatur
Persentase ketersediaan Satpol PP dan
sarana prasarana SKPD Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana 100% 500 100% 550 100% 605 100% 666 100%
Linmas
Jumlah SDM aparatur yang
mengikuti Diklat/Bimtek Pindahan dari Program Pengembangan SDM Aparatur 20 Org 20 Org 20 Org 20 Org 46 Org

1.18.91 Program Peningkatan Tersedianya Dokumen Untuk tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi Satpol PP dan
Pengembangan Sistem Pertanggung jawaban 3 Dok 3 Dok 47 3 Dokumen Linmas
dan Pelaporan"
Pelaporan Capaian Kinerja laporan keuangan
1.18.92 Tersedianya Dokumen
Program Peningkatan Perencanaan dan Evaluasi 100% 100% 100% 100% 100%
Satpol PP dan
Perencanaan, Evaluasi dan Program 50 120 130 140
Tersedianya laporan Linmas
Pelaporan
penyelenggaraan keuangan 100% 100% 100% 100% 100%
daerah
1.18.93 Program Peningkatan Kinerja Meningkatnya Kinerja Satpol PP dan
Penyidik Pegawai Negeri Sipil Penyidik Pegawai Negeri Sipil 1 Keg. 1 Keg. 230 1 Keg. 167 1 Keg. 200 1 Keg. 250 1 Keg. 265 1 Keg. 285 1 Keg. Linmas
(PPNS) (PPNS)
1.18.94 Program Peningkatan Meningkatnya kesadaran Satpol PP dan
Pemberantasan Penyakit hukum masyarakat 30 Org 50 40 Org 70 50 Org 90 60 Org 95 60 Org Linmas
Masyarakat (Pekat)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 33
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1.18.95 Pemantapan
URUSAN WAJIBTugas-Tugas Tercapaianya Tugas-Tugas 75 Org 80 Org 90 Org 129 Org 129 Org 129 Org 129 Org 129 Org
Operasional Dalam Operasional Dalam 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x
Mengantisipasi Gangguan Mengantisipasi Gangguan 2x 2x 2x 2x 82x
Satpol PP dan
Ketentraman dan Ketentraman dan 1 Dok 1 Dok 1,430 1 Dok 1,873 1 Dok 1,900 1 Dok 2,045 1 Dok 2,099 1 Dok 2,170 1 Dok
Linmas
Kenyamanan Serta Kenyamanan Serta
Ketertiban Umum Ketertiban Umum

1.18.96 Peningkatan keamanan dan Terwujudnya Keamanan dan 43 Org 75 Org 175 75 Org 137 75 Org 200 75 Org 225 75 Org 250 75 Org 275 75 Org Satpol PP dan
kenyamanan lingkungan Kenyamanan Lingkungan 30 Org 40 Org 50 Org 50 Org Linmas
1 Dok 1 Dok 1 Dok 1 Dok 1 Dok 1 Dok 1 Dok 1 Dok
1.18.97 Program Perlindungan Peningkatan pemahaman Satpol PP dan
masyarakat tugas dan fungsi Linmas 40 Org 100 40 Org 125 40 Org 150 40 Org 180 40 Org Linmas

BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RISET DAERAH 2,234 2,588 1,930 2,300 2,450 2,626

1.18.98 Program Riset Terwujudnya peningkatan Badan


Pengembangan Daerah kualitas pembangunan di Lingkungan
39 kajian 5 kajian 1,201 4 kajian 1,386 5 kajian 450 6 kajian 500 7 kajian 600 8 kajian 650 35 Kajian
Provinsi Gorontalo berbasis Hidup dan Riset
penelitian Daerah
1.18.99 Program Pengembangan Tersedianya model Badan
Teknologi Tepat Guna pengembangan TTG di Lingkungan
Provinsi Gorontalo 3 model 1 model 228 2 model 151 4 model 350 5 model 600 5 model 600 5 model 650 22 model
Hidup dan Riset
Daerah
1.18.100 Program Peningkatan Tersedianya Dokumen
perencanaan, evaluasi dan Perencanaan dan Evaluasi - - - - - 100% 100% 100% 100% 100% Badan
pelaporan Program Lingkungan
279 300 300 300
Tersedianya laporan Hidup dan Riset
penyelenggaraan keuangan - - - - - 100% 100% 100% 100% 100% Daerah
daerah
1.18.101 Program Peningkatan Persentase pelayanan jasa Badan
Pelayanan Administrasi , administrasi perkantoran - - - - - 100% 100% 100% 100% 100%
Lingkungan
851 900 950 1,026
sarana dan prasarana dan Persentase ketersediaan Hidup dan Riset
SDM Aparatur - - - - - 100% 100% 100% 100% Daerah
sarana prasarana SKPD
1.18.102 Program Peningkatan Jumlah dokumen Badan
perencanaan, monitoring perencanaan (Renstra, Lingkungan
dan evaluasi Renja), dan dokumen 100% 100% 208 100% 166 Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung kedalam Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
Hidup dan Riset
pelaporan dan evaluasi Daerah
(Lakip, LPPD, LKPJ)
1.18.103 Program Peningkatan Tertibnya administrasi Badan
Pengembangan Sistem pelaporan keuangan secara Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung kedalam Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Lingkungan
100% 100% 95 100% 122
Pelaporan Capaian Kinerja akurat dan akuntabel Hidup dan Riset
dan Keuangan Daerah
1.18.104 Program Peningkatan Tertibnya admnistrasi Badan
Pelayanan Administrasi perkantoran Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Lingkungan
100% 100% 358 100% 376 6 laporan
Perkantoran Prasarana dan SDM Aparatur" Hidup dan Riset
Daerah
1.18.105 Program peningkatan sarana Tersedianya sarana dan
Badan
dan Prasarana Aparatur prasarana perkantran dalam Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Lingkungan
mendukung pelaksanaan 100% 100% 144 100% 387 6 laporan
Prasarana dan SDM Aparatur" Hidup dan Riset
kegiatan setiap tahun
Daerah

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 34
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
URUSAN WAJIB BIRO UMUM 18,434 15,816 9,300 10,731 11,255 11,831

1.18.106 Program Peningkatan Terpenuhinya pelayanan 30 kegiatan 35 keg 772 50 keg 1,050 40 Keg 300 40 Keg 300 40 Keg 300 50 Keg 400 50 Keg. Biro Umum
Pelayanan Kedinasan Kepala Sarana dan Prasarana
Daerah/Wakil Kepala Daerah Kegiatan Pimpinan

1.18.107 Program Peningkatan Meningkatnya koordinasi dan 3 Keg. 4 Keg. 400 20 Keg. 316 25 Keg. 325 30 Keg. 400 35 Keg. 475 40 Keg. 570 40 Keg. Biro Umum
Pelayanan Kedinasan sinergitas Pemprov.
Pemerintah Provinsi Gorontalo dengan
Gorontalo Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah lainnya
1.18.108 Program Kerjasama Terwujudnya penyampaian 20 kali 25 kali 2,656 35 kali 4,128 - - - - - - - - Biro Umum
Informasi Dengan Mas informasi penyelenggaraan
Media Pemerintahan Daerah kepada
Masyarakat
1.18.109 Program Pelayanan Terpenuhinya dukungan jasa 100% 100% 566 100% 1,586 Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Biro Umum
Administrasi Perkantoran administrasi perkantoran Prasarana dan SDM Aparatur"
1.18.110 Program Peningkatan Sarana Meningkatnya sarana dan 100% 100% 13,955 100% 8,607 Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Biro Umum
dan Prasarana Aparatur prasarana pemerintahan Prasarana dan SDM Aparatur"
Daerah
1.18.111 Program Peningkatan Meningkatnya Kapasitas 5 orang 5 orang 85 8 orang 129 Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Biro Umum
kapasitas Sumber Daya pengetahuan PNS Prasarana dan SDM Aparatur"
Aparatur
1.18.112 Program Pelayanan Persentase pelayanan jasa Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi 100% 100% 100% 100% 100%
-
Administrasi, Sarana administrasi perkantoran
Prasarana dan SDM Aparatur Persentase ketersediaan - Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana
100% 100% 100% 100% 100%
sarana prasarana SKPD 8,675 10,031 10,480 10,861 Biro Umum
Jumlah SDM aparatur yang 20 orang 25 orang 30 orang 100 Orang
- Pindahan dari Program Pengembangan SDM Aparatur 12 Org
mengikuti Diklat/Bimtek
1.18.113 Program Peningkatan Terwujudnya dukungan Biro Umum
Perencanaan, Evaluasi dan administrasi Pelaporan - - - - - 100% 200 100% 250 100% 275 100% 275 100%
Pelaporan Keuangan
PIMPINAN SETDA 31,136 29,820 27,865 30,400 31,332 31,959

1.18.114 Program Peningkatan Tercapainya peningkatan Pimpinan Setda


Pelayanan Kedinasan Kepala pelayanan Kedinasan Kepala
75 keg 100 keg 10,900 96 keg 10,500 96 keg 9,865 96 keg 10,900 96 keg 11,250 96 keg 11,500
Daerah/Wakil Kepala Daerah Daerah/Wakil Kepala Daerah

1.18.115 Program Pembinaan Atas tercapainya peningkatan Pimpinan Setda


Penyelenggaraan pelayanan Kedinasan
Pemerintahan Daerah dan pemerintah Provinsi 130 keg 160 keg 20,236 150 keg 19,320 150 keg 18,000 150 keg 19,500 150 keg 20,082 150 keg 20,459
Pengembangan Aparatur Gorontalo

BIRO PEMERINTAHAN 1,778 2,865 5,153 5,889 1,655 1,930

1.18.116 Program Peningkatan Terlaksananya pelayanan 100 kali 20 kali;1 20 kali;1 20 kali;1 20 kali;1 20 kali;1 Biro
Pelayanan Kedinasan Kepala kedinasan kepada Kepala koordinasi; 5 20 kali;1 dokumen 220 kali koordinasi, Pemerintahan
dokumen LPPD; dokumen LPPD; dokumen LPPD; dokumen dokumen
Daerah/Wakil Kepala Daerah Daerah/Wakil Kepala Daerah dokumen LPPD; 637 531 1,030 1,030 1,030 LPPD; 17 kali 1,030 11 dokumen LPPD;
17 kali 17 kali 17 kali LPPD; 17 kali LPPD; 17 kali
85 kali kunjungan 187 kali kunjungan
kunjungan kunjungan kunjungan kunjungan kunjungan
kunjungan
1.18.117 Program Penataan Wilayah Tercapainya pemasangan Biro
10 Pilar 10 Pilar
Provinsi pilar batas dan ketetapan 5 Pilar (Kab. 8 Pilar (Kab. 37 Pilar (Phwto- 32 Pilar (Panipi- Pemerintahan
168 Pilar 438 342 (lanjutan kab. 520 535 (Boliyohuto- 475 750 275 Pilar
luas wilayah Provinsi dan Gtlo-Gorut) Gtlo - Gorut) Gobar) Gtlo)
Gtlo-Gorut) Gtlo)
Kab./Kota

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 35
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1.18.118 Program
URUSANDukungan
WAJIB - Terselenggaranya fasilitasi Biro
Pembentukan Daerah terbentuknya daerah otonom Pemerintahan
6 Daerah Pembinaan dan Pembinaan 3
Otonom Baru baru; pembinaan terhadap - - - - 3 DOB 3,603 4,324 150 Pembinaan 3 DOB 150 9 Daerah Otonom
Otonom Pilkada I 3 DOB DOB
daerah otonom baru

1.18.119 Program Pembinaan Atas Terlaksananya rapat Biro


Penyelenggaraan koordinasi penyelenggaraan 48 Kali rapat 18 kali rapat 18 kali rapat 84 kali rapat Pemerintahan
72 1,379 - - - - - - -
Pemerintahan Daerah dan pemerintahan daerah di koordinasi koordinasi koordinasi koordinasi
Pengembangan Aparatur Provinsi Gorontalo
1.18.120 Program Peningkatan Terpenuhinya sumber daya Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Biro
Kapasitas Sumberdaya aparatur yang handal dan 3 Org 10 Org 75 7 Org 71 Pemerintahan
Prasarana dan SDM Aparatur"
Aparatur berkualitas
1.18.121 Program Pelayanan Terpenuhinya pelayanan Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Biro
Administrasi Perkantoran umum dan ketatausahaan 100% 100% 556 100% 542 132 bulan Pemerintahan
Prasarana dan SDM Aparatur"
biro
1.18.122 Program Pelayanan Persentase pelayanan jasa
- 100% 100% 100% 100% 100%
Administrasi, Sarana administrasi perkantoran 832 875 760 760
Prasarana dan SDM Aparatur Persentase ketersediaan - 100% 100% 100% 100% 100% Biro
sarana prasarana SKPD Pemerintahan
Jumlah SDM aparatur yang
- 15 orang 20 orang 10 orang 10 orang 75 orang
mengikuti Diklat/Bimtek

BIRO HUMAS DAN PROTOKOL - - 7,500 4,618 5,272 5,911

1.18.123 Program Peningkatan Tercapainya koordinasi dan Biro Humas dan


Pelayanan Kedinasan Kepala sinkronisasi antara 50 50 Protokol
- - - - - 50 kali/kegiatan 2,075 1,155 1,155 50 kali/kegiatan 1,165 200 kali/kegiatan
Daerah/Wakil Kepala Daerah pemerintah pusat dan daerah kali/kegiatan kali/kegiatan

Tercapainya laporan evaluasi Biro Humas dan


kegiatan pimpinan - - - - - 12 laporan 1,100 12 laporan 200 12 laporan 200 12 laporan 214 12 laporan Protokol

1.18.124 Program Kerjasama Tercapainya publikasi, Biro Humas dan


Informasi Dengan Mas pelayanan publik secara - - - - - 36 kali 3,300 36 kali 2,520 36 kali 3,024 37 kali 3,629 145 Kali Protokol
Media menyeluruh
1.18.125 Program Pelayanan Persentase pelayanan jasa - 100% 100% 100% 100% 100%
Administrasi, Sarana administrasi perkantoran
Prasarana dan SDM Aparatur Persentase ketersediaan Biro Humas dan
- 100% 1,025 100% 743 100% 893 100% 903 100%
sarana prasarana SKPD Protokol
Jumlah SDM aparatur yang - 38 orang 8 orang 8 orang 8 orang 62 Org
mengikuti Diklat/Bimtek
JUMLAH OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI
KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN, DAN 129,480 117,934 122,198 121,670 126,252 133,184
PERSANDIAN (1.18)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 36
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
URUSAN WAJIB
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PDT
1.19

1.19.01 Program Peningkatan Terwujudnya masyarakat - 6 Kab/Kota - 6 Kab/Kota 12,067 - 6 Kab/Kota 14,977 - 6 Kab/Kota 12,200 - 6 Kab/Kota 13,900 - 6 Kab/Kota 15,600 - 6 Kab/Kota 21,000 Terwujudnya Badan
Keberdayaan masyarakat yang mandiri sejahtera - 729 desa/Kel - 17,22 % - 17,51% - 15,51% - 13,51% - 11,51% - 9,51% peningkatan Pemberdayaan
- Angka pemberdayaan Masyarakat dan
Kemiskinan masyarakat Pembangunan
17,22 % pedesaan di 6 Desa Tertinggal
kab/Kota dan 9,51
% tingkat
Kemiskinan
Provinsi Gorontalo
1.19.02 Program Pembangunan Desa Terwujudnya pembangunan terdapat 283 - - - - 20 Desa/Kel 1,600 20 Desa/Kel 1,760 20 Desa/Kel 1,936 20 Desa/Kel dari 3,500 tersedianya Badan
Tertinggal Infrastruktur di desa tertinggal di dari 283 desa dari 283 desa dari 283 desa 283 desa tertingal infrastruktur dasar Pemberdayaan
perkampungan kumuh/miskin 5 Kab tertingal d i5 tertingal d i5 tertingal d i5 d i5 Kab bagi desa Masyarakat dan
di 283 Desa tertinggal Kab Kab Kab tertinggal di 80 Pembangunan
desa di 5 Kab Desa Tertinggal
1.19.03 Program Peningkatan - Meningkatnya Kapasitas - Kades : 657 - Kades : 657 792 - Kades : 657 456 - Kades : 657 750 - Kades : 657 900 - Kades : 657 1,080 - Kades : 657 2,500 - Terwujudnya Badan
Kapasitas Aparatur manajemen perangkat Desa/ - Lurah : 72 - Lurah : 72 - Lurah : 72 - Lurah : 72 - Lurah : 72 - Lurah : 72 - Lurah : 72 Kinerja serta Pemberdayaan
Pemerintah Desa/ Kel Kel. - Camat : 75 - Camat : 75 - Camat : 75 - Camat : 75 - Camat : 75 - Camat : 75 - Camat : 75 terwujudnya Masyarakat dan
- BPD : 657 - BPD : 657 - BPD : 657 - BPD : 657 - BPD : 657 - BPD : 657 - BPD : 657 optimalisasi Pembangunan
- LMD : 72 - LMD : 72 - LMD : 72 - LMD : 72 - LMD : 72 - LMD : 72 - LMD : 72 pelayanan publik Desa Tertinggal
- Sekdes : 657 - Sekdes : 657 - Sekdes : 657 - Sekdes : 657 - Sekdes : 657 - Sekdes : 657 - Sekdes : 657 806 Kades/Lurah/
(Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) Camat
- Terwujudnya
Peningkatan
pengetahuan dan
keterampilan
Manajemen
Pemdes bagi 200
kades, 40 Sekdes
dan 240 Ketua BPD
1.19.04 Program Peningkatan Terwujudnya Desa Maju dan 729 Desa/ Kel 3 desa dan 3 928 3 desa dan 3 1,200 3 desa dan 3 1,250 3 desa dan 3 1,300 3 desa dan 3 1,350 3 desa dan 3 1,700 Terwujudnya Badan
Partisipasi Masyarakat Dalam Mandiri kelurahan kelurahan kelurahan kelurahan kelurahan kelurahan optimalisasi Pemberdayaan
Pembangunan penyelenggaraan Masyarakat dan
pemerintahan Pembangunan
desa/kel yang di Desa Tertinggal
dukung oleh
partisipasi
Tingkat ketahanan dan masyarakat
1.19.05 Program Tim Penggerak - - - TP. PKK 6 500 TP. PKK 6 600 TP. PKK 6 720 TP. PKK 6 Kab/Kota 1,500 TP. PKK 6 Badan
kesejahteraan keluarga
Pembinaan Kesejahteraan Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota Pemberdayaan
menuju keluarga sehat dan
Keluarga Masyarakat dan
berkualitas termasuk
Pembangunan
peningkatan peran serta
Desa Tertinggal
perempuan dalam
mewujudkan kesetaraan dan
keadilan gender

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 37
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
URUSAN WAJIB Tersedianya Dokumen Badan
Perencanaan dan Evaluasi - 100% 250 100% 275 100% 303 100% 500 100%
Program Peningkatan Pemberdayaan
1.19.06 Perencanaan, Evaluasi dan Program Masyarakat dan
Tersedianya laporan Pindahan dari Program Peningkatan Pengembangan Sistem
Pelaporan Pembangunan
penyelenggaraan keuangan 100% 150 100% 160 100% 200 100% 350 100%
Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Desa Tertinggal
daerah
Persentase pelayanan jasa Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi Badan
100% 500 100% 500 100% 550 100% 750 100%
Program Pelayanan administrasi perkantoran Pemberdayaan
1.19.07 Administrasi, Sarana Persentase ketersediaan Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana Masyarakat dan
100% 600 100% 650 100% 700 100% 900 100%
sarana prasarana SKPD
Prasarana dan SDM Aparatur Pembangunan
Jumlah SDM aparatur yang
Pindahan dari Program Pengembangan SDM Aparatur 12 Org 200 12 Org 300 12 Org 350 12 Org 650 48 Org Desa Tertinggal
mengikuti Diklat/Bimtek
1.19.06 Program Pelayanan Persentase Tingkat Layanan 100% 100% 210 100% 358 1 Paket Badan
Administrasi Perkantoran Adimistrasi Tepat waktu Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Pemberdayaan
Prasarana dan SDM Aparatur" Masyarakat dan
Pembangunan
Desa Tertinggal
1.19.07 Program Peningkatan Sarana Persentase Tingkat 100% 100% 798 100% 800 1 Paket Badan
dan Prasarana Aparatur pemeliharaan dan Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Pemberdayaan
pemenuhan sarana dan Prasarana dan SDM Aparatur" Masyarakat dan
prasarana operasional SKPD Pembangunan
Desa Tertinggal
1.19.08 Program Peningkatan Persentase pelaporan capaian 100% 100% 115 100% 150 19 Dokumen Badan
Pengembangan Sistem kinerja yang tepat waktu Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi " Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi Pemberdayaan
Pelaporan Capaian Kinerja dan Pelaporan Masyarakat dan
dan Keuangan Pembangunan
Desa Tertinggal
JUMLAH URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA
14,910 17,941 18,000 20,345 22,789 33,350
(1.19)

1.20 STATISTIK

BAPPEDA / DATA PEMBANGUNAN

1.5.08 Program Pengembangan Persentase tersusunnya 2 Dok 2 Dok 350 2 Dok 485 2 Dok 556 2 Dok 612 2 Dok 650 2 Dok 800 14 Dok BAPPEDA
Data dan Informasi dokumen data/informasi,
potensi pembangunan
berbagai sektor dan kinerja
SKPD se- Provinsi dan
Kab/Kota sebagai dasar
penyusunan
program/kegiatan
pembangunan
JUMLAH URUSAN STATISTIK(1.20) 350 485 556 612 650 800

1.21 KEARSIPAN -
1.21.01 Program Pengkajian Sistem Tersedia Database dan hasil Kantor
Administrasi Kearsipan kajian Administrasi Arsip 3 pkt/ 200 3 pkt/ 210 3 pkt/ 250 3 pkt/ 350 Dok/ 2 12 pkt/ 1.010 Dok/ Perpustakaan
- - - - - 150 160 500 600
Dok/ 2 Keg Dok/ 2 Keg Dok/ 2 Keg Keg 8 keg dan Arsip Daerah

1.21.02 Program Penyelamatan dan Terwujudnya Penyelamatan Kantor


Pelestarian Dokumen/Arsip dan Pelestarian Arsip daerah Perpustakaan
- - - - - 50 Dok 100 60 Dok 120 65 Dok 150 65 Dok 150 240 Dok
Daerah dan Arsip Daerah

1.21.04 Program Penyelamatan dan Meningkatnya Kemampuan Kantor


Pelestarian Dokumen/Arsip dalam mengelola Arsip Perpustakaan
- - - - - 65 org 115 70 Org 150 70 Org 150 70 Org 150 275 org
Daerah dan Arsip Daerah

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 38
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1.21.05 Program Penyelamatan
URUSAN WAJIB dan Terwujudnya sistem Kantor
Pelestarian Dokumen/Arsip pelayanan Informasi 1 dok/ 1 pkt/ 1 dok/ 1 1 dok/ 1 1 dok/ 1 pkt/ 6 Keg, 4 Dok/ 4 Perpustakaan
3 Keg 3 Keg 113 3 Keg 190 100 100 100 100
Daerah Kearsipan 60 org pkt/ 60 org pkt/ 60 org 60 org Pkt/ 240 Org dan Arsip Daerah

1.21.06 Program Pelayanan Kelancaran Administrasi Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Kantor
Administrasi Perkantoran perkantoran dengan Baik 100% 100% 528 100% 343 48 bln Perpustakaan
Prasarana dan SDM Aparatur"
serta tepat waktu dan Arsip Daerah
1.21.07 Program Peningkatan Sarana Terpenuhinya kebutuhan Kantor
dan Prasarana Aparatur sarana dan Prasarana apartur Perpustakaan
dalam menunjang kelancaran Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana dan Arsip Daerah
100% 100% 206 100% 375 12 pkt
tugas dan fungsinya Prasarana dan SDM Aparatur"

1.21.08 Program Peningkatan Tersedianya Sumber daya Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Kantor
Kapasitas Sumber Daya Aparatur yang profesional 2 org 2 org 131 - - 20 org Perpustakaan
Prasarana dan SDM Aparatur"
Aparatur dan Arsip Daerah
1.21.09 Program Pelayanan Kantor
Persentase pelayanan jasa
Administrasi, Sarana - Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi 100% 100% 100% 100% 100% Perpustakaan
administrasi perkantoran
Prasarana dan SDM Aparatur dan Arsip Daerah
Persentase ketersediaan 550 650 991 1,173
- Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana 100% 100% 100% 100% 100%
sarana prasarana SKPD
Jumlah SDM aparatur yang
- Pindahan dari Program Pengembangan SDM Aparatur 5 org 5 org 5 org 5 org 24 org
mengikuti Diklat/Bimtek
1.21.10 Program Peningkatan Tercapainya sistem kinerja Kantor
Pengembangan Sistem dan pengelolaan keuangan Untuk tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi Perpustakaan
5 dok / 1 lbg 5 dok / 1 lbg 138 5 dok / 1 lbg 67 -
Pelaporan Capaian Kinerja yang akuntabel dan Pelaporan" dan Arsip Daerah
dan Keuangan
1.21.11 Kantor
Program Peningkatan Tersedianya laporan
- Perpustakaan
Perencanaan, Evaluasi dan penyelenggaraan keuangan - 5 dok / 1 lbg 70 5 dok / 1 lbg 70 5 dok / 1 lbg 70 5 dok / 1 lbg 70 25 dok/ 5 lbg
dan Arsip Daerah
Pelaporan daerah

JUMLAH URUSAN KEARSIPAN (1.21) 1,116 975 1,085 1,250 1,961 2,243

1.22 KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Meningkatnya SDM Aparatur Dinas


Program Peningkatan
Kapasitas SDM dalam Pemerintah Provinsi dan Perhubungan,
1.22.1 masyarakat dalam penerapan 64 orang 64 orang 75 260 orang 201 320 orang 287 380 orang 373 440 orang 459 500 orang 800 1964 orang Pariwisata,
pengembangan Teknologi
Informasi aplikasi Teknologi Informasi Komunikasi dan
Informatika
Meningkatnya pelayanan Dinas
Program Pengembangan Teknologi Informasi di Perhubungan,
1.22.2 Komunikasi, Informasi dan Provinsi Gorontalo (nilai 2.55 (kurang) 2.55 (kurang) 2,008 2.75 (baik) 2,100 2.75 (baik) 2,100 3.00 (baik) 2,520 3.50 (baik) 3,024 3.75 (sangat baik) 5,000 3.60 (sangat baik) Pariwisata,
Media Massa PeGI) Komunikasi dan
Informatika
Meningkatnya kepuasan Dinas
Program Kerjasama publik dalam mengakses Perhubungan,
1.22.3 Informasi dengan Media informasi kepemerintahan >2 (rendah) >2 (rendah) 150 >2.5 (cukup) 175 >3 (cukup) 200 >3.25 (cukup) 225 >3.25 (cukup) 350 >3.5 (tinggi) 750 >3.5 (tinggi) Pariwisata,
Massa (nilai indeks kepuasan Komunikasi dan
informasi publik) Informatika
1.6.11 Pembinaan dan Meningkatnya kepemilikan Dinas
Pengembangan Sumber ijin operasional jasa titipan Perhubungan,
Daya Komunikasi dan 29% 35% 28 40% 30 55% 30 70% 30 85% 30 100% 30 100% Pariwisata,
Supremasi Komunikasi dan
Informatika
JUMLAH URUSAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (1.22) 2,261 2,506 2,617 3,148 3,863 6,580

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 39
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1.23 URUSAN WAJIB


PERPUSTAKAAN
1.23.01 Program Pengembangan Meningkatnya Kegemaran 3 keg/ 40 Kantor
3 keg/ 40 org/ 3 keg/ 40 3 keg/ 40 org/ 12 keg/180
Budaya Baca dan Pembinaan membaca bagi masyarakat 4,830 org/ 195 6.075 org / 255 7.320 org/ 320 org/ 40 lbg/ Perpustakaan
290 403 36 lbg/ 500 jdl, 500 org/ 40 lbg/ 750 900 40 lbg/ 575 jdl, 1 950 org/156 lbg/2.150
Perpustakaan dan tertatanya pengelolaan perpust. Perpust. Perpust. 550 jdl, 1 dan Arsip Daerah
1 rak 525 jdl, 1 rak rak jdl, 4 rak
perpustakaan rak
1.23.02 Program Pengelolaan Terwujudnya Pengelolaan Kantor
Deposit Terbitan Daerah Deposit Daerah 15 Jdl/ 6 20 Jdl/ 6 20 Jdl/ 6 75 jdl/ 24 Perpustakaan
- - - - 110 220 100 120 20 Jdl/ 6 kab/Kt 100
kab/Kt/ 30 Org kab/Kt kab/Kt 30 org kab/kota/ 60 org dan Arsip Daerah

1.23.03 Program Pengembangan Terwujudnya Pelayanan jasa Kantor


Layanan Jasa Perpustakaan perpustakaan terhadap 200 lokasi 210 lokasi 220 lokasi 230 lokasi 860 lokasi Perpustakaan
- - - - 70 100 100 120 140
dan Informasi masyarakat Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota dan Arsip Daerah

1.23.04 Program PengembanganTerwujudnya pendidikan dan Kantor


Pustakawan dan Tenaga
pelatihan bagi tenaga Perpustakaan
- - - - 70 30 org 95 35 org 114 35 org 114 35 org 114 135 Orang
Teknis Perpustakaan pustakawan dan tenaga dan Arsip Daerah
teknis Perpustakaan
JUMLAH URUSAN PERPUSTAKAAN (1.23) 290 653 915 1,064 1,254 1,304

2 URUSAN PILIHAN

2.1. PERTANIAN

DINAS PERTANIAN, TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA 12,364 14,414 14,290 14,705 17,253 21,126
2.1.01 Program Peningkatan
6,500 8,000 7,500 7,500 8,175 10,000
Produksi Pertanian
Tanaman Pangan :
Peningkatan produksi padi 273,921 290,588 299,363 Dinas Pertanian,
308,896 318,614 328,521 338,620 338,620
3% per tahun (ton) Tanaman Pangan
Peningkatan produktivitas 51.87 53.49 54.56 dan Hortikultura
padi sebesar 4,72 % per 55.63 56.70 57.77 58.84 58.84
tahun (ku/ha)
Peningkatan Produksi Jagung 605,781 656,864 719,652
sebesar 9,29% per tahun 789,512 850,269 927,436 1,013,914 1,013,914
(ton)
Peningkatan Produktivitas 44.62 48.46 50.42
Jagung Sebesar 2,66% per 51.89 52.87 54.00 55.22 55.22
tahun (ku/ha)
Meningkatnya Produksi
Kedelai sebesar 3 % per 2,337 2,407 2,454 2,502 2,550 2,550
tahun (ton) 2.156 2.247
Meningkatnya Produktivitas
12,38 12.53 12.78 13.03 13.15 13.27 13.40 13.40
Kedelai (ku/ha)
Hortikultura
Peningkatan Produksi
Sayuran 3 % per Tahun 16,223 16,551 17,048 17,559 18,086 18,629 19,188 - 19,188
(Ton)
Peningkatan Produksi
16,810 16,852 16,978 17,148 17,319 17,492 17,667 17,667
Tanaman Hias (Kg,Tgk,Phn) Dinas Pertanian,
Peningkatan Produksi Buah -
Tanaman Pangan
buahan 2 % per Tahun (Ton) 12,494 12,952 13,211 13,475 13,744 14,019 14,300 14,300
dan Hortikultura
Peningkatan Produksi
Tanaman Obat (Biofarmaka)
163,660 186,400 188,270 190,153 192,054 193,975 195,915 195,915
1 % per Tahun (Kg)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 40
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
2.1.02 Program
URUSANPeningkatan
WAJIB Nilai Penerapan Jaminan Mutu dan
Tambah Hasil Pertanian Standarisasi Pertanian 2 2 2 2 2 2 2 12
(Pelaku Usaha)
Pengembangan kelembagaan -
usaha investasi dan promosi 25 36 45 55 65 75 75
(unit) Dinas Pertanian,
Menurunnya kehilangan hasil 0,2 1,000 1,500 1,700 1,800 2,382 3,126 Tanaman Pangan
produksi pada saat 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 dan Hortikultura
pascapanen (%)
Meningkatnya jumlah sarana 879
produksi pasca panen 900 921 1021 1121 1221 1321 1,321
tanaman pangan dan
hortikultura (unit)
2.1.03 Program Penyediaan dan Penyediaan Sarana Pupuk
Pengembangan Prasarana dan Pestisida(ha) 500 1000 1200 1700 1800 1900 2000 2,000
dan Sarana Pertanian Dinas Pertanian,
3,000 3,500 3,790 3,905 4,296 5,000 Tanaman Pangan
Meningkatnya penggunaan 5 7 12 15 17 19 22
92 dan Hortikultura
sarana alsintan (unit)
Meningkatnya perluasan
1,300 700 1000 1000 1100 912 900 5,612
areal lahan basah (ha)
2.1.04 Program Peningkatan Dinas Pertanian,
Pengembangan Sistem Persentase pelayanan dan Untuk tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi Tanaman Pangan
80% 90% 150 90% 130
Pelaporan Capaian Kinerja akuntabilitas keuangan SKPD dan Pelaporan" dan Hortikultura
dan Keuangan
2.1.05 Persentase peningkatan Dinas Pertanian,
koordinasi & sinkronisasi Tanaman Pangan
Program Peningkatan dan Hortikultura
program Pembangunan Untuk tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi
Kualitas Perencanaan Bidang 60 75 424 80 485
Pertanian lintas Pusat, dan Pelaporan"
Pertanian
provinsi dan Kab/Kota, lintas
sektor dan lintas pelaku (%)
2.1.06 Program Peningkatan Tersedianya Dokumen Dinas Pertanian,
Perencanaan, Evaluasi dan Perencanaan, Evaluasi Tanaman Pangan
- - - - - 12 Dok 12 Dok 12 Dok 12 Dok 12 Dok
Pelaporan Program dan data statistik dan Hortikultura
pertanian 500 600 900 1,200
Tersedianya laporan
penyelenggaraan keuangan - - - - - 100% 100% 100% 100% 100%
daerah
Program Peningkatan Dinas Pertanian,
Pelayanan Administrasi Persentase pelayanan jasa Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Tanaman Pangan
2.1.07 80 85 440 90 429
administrasi perkantoran Prasarana dan SDM Aparatur" dan Hortikultura

Dinas Pertanian,
Program Peningkatan Sarana Persentase ketersediaan Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Tanaman Pangan
2.1.08 50% 65% 700 80% 200
dan Prasarana Aparatur sarana prasarana SKPD Prasarana dan SDM Aparatur" dan Hortikultura

Dinas Pertanian,
Pengembangan Sumber Jumlah SDM aparatur yang Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Tanaman Pangan
2.1.09 8 10 150 12 170
Daya Manusia Aparatur mengikuti Diklat/Bimtek Prasarana dan SDM Aparatur" dan Hortikultura

Dinas Pertanian,
Persentase pelayanan jasa
Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi 100% 100% 100% 100% 100% Tanaman Pangan
administrasi perkantoran (%)
Program Pelayanan dan Hortikultura
2.1.10 Administrasi, Sarana Persentase ketersediaan 800 900 1,500 1,800
Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana 100% 100% 100% 100% 100%
Prasarana dan SDM Aparatur sarana prasarana SKPD (%)
Jumlah SDM aparatur yang
Pindahan dari Program Pengembangan SDM Aparatur 12 Org 12 Org 12 Org 12 Org 72 Org
mengikuti Diklat/Bimtek
(orang)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 41
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
URUSAN WAJIB
UPTD - BBTPH 1,440 4,665 4,700 5,064 5,376 6,600

Program Pengelolaan Sistim Tersedianya benih sumber UPTD BBTPH


Penyediaan mutu benih unggul dan bersertifikat padi
tanaman Pangan dan sawah (Kg) 1437537 1437537 1,000 1,479,126 1,507,509 1,521,738 1,536,095 1,550,630 1,550,630
2.1.11
Hortikultura Tersedianya benih sumber
unggul dan bersertifikasi
Jagung (Kg) 1,151,279 1,151,279 1,212,242 1,292,162 1,378,584 1,472,174 1,573,597 1,573,597
Program Peningkatan Persentase pelayanan jasa Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana UPTD BBTPH
2.1.12 80 85 440 90 429
Pelayanan Administrasi administrasi perkantoran Prasarana dan SDM Aparatur"
Persentase pelayanan jasa UPTD BBTPH
Program Pelayanan Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi 100% 100% 100% 100% 100%
administrasi perkantoran (%)
2.1.13 Administrasi, Sarana 400 420 500 600
Persentase ketersediaan
Prasarana dan SDM Aparatur Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana 100% 100% 100% 100% 100%
sarana prasarana SKPD (%)
2.1.14 Pembangunan/Rehabilitasi Tersedianya sarana UPTD BBTPH
- - - 100% 4,236 100% 4,300 100% 4,644 100% 4,876 100% 6,000 100%
UPTD/Balai prasarana perbenihan yang
Perbenihan/Perkebunan baik dan memadai
UPTD - BPTPH 969 3,264 3,396 3,598 4,306 6,232

2.1.15 Program Perlindungan Menekan Luasan yang UPTD BPTPH


tanaman pangan dan Terserang OPT dan DPI 4.9 4.9 529 4.7 535 4.5 550 4.0 605 3.5 666 3.0 732 3.0
Hortikultura maksimal 5 % dari luas
tanam/tahun
2.1.16 Program Peningkatan Persentase pelayanan jasa Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana
100% 100% 440 100% 429 UPTD BPTPH
Pelayanan Administrasi administrasi perkantoran Prasarana dan SDM Aparatur"
2.1.17 Program Pelayanan Persentase pelayanan jasa Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi UPTD BPTPH
100% 100% 100% 100% 100%
Administrasi, Sarana administrasi perkantoran 500 600 1,200 2,500
Prasarana dan SDM Aparatur Persentase ketersediaan Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana 100% 100% 100% 100% 100%
sarana prasarana SKPD (%)
2.1.18 Pembangunan/Rehabilitasi Tersedianya sarana UPTD BPTPH
UPTD/Balai prasarana perlindungan
- - - 100% 2,300 100% 2,346 100% 2,393 100% 2,441 100% 3,000 100%
Perbenihan/Perkebunan tanaman yang baik dan
(DAK) memadai

UPTD - BPSBTPH 792 5,074 5,454 5,675 5,967 6,620

2.1.19 Program Peningkatan Meningkatnya penggunaan 73 75 352 76 372 77 391 78 430 79 473 80 520 80 UPTD BPSB-TPH
pengawasan dan sertifikasi benih bersertifikasi dan
mutu benih Tanaman bermutu (%)
Pangan dan Hortikultura
2.1.20 Program Peningkatan Persentase pelayanan jasa Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana
100% 100% 440 100% 429
Pelayanan Administrasi administrasi perkantoran Prasarana dan SDM Aparatur"
2.1.21 Program Pelayanan Persentase pelayanan jasa Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi 100% 100% 100% 100% 100% UPTD BPSB-TPH
Administrasi, Sarana administrasi perkantoran 705 800 960 1,300
Prasarana dan SDM Aparatur Persentase ketersediaan
Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana 100% 100% 100% 100% 100%
sarana prasarana SKPD

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 42
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
2.1.22 Program
URUSAN WAJIB Tersedianya sarana UPTD BPSB-TPH
Pembangunan/Rehabilitasi prasarana perkantoran yang
UPTD/Balai baik dan memadai - - - 100% 4,273 100% 4,358 100% 4,446 100% 4,535 100% 4,800 100%
Perbenihan/Perkebunan
(DAK)
Total Dinas Pertanian 15,565 27,417 27,840 29,042 32,902 40,578

BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PUSAT INFORMASI JAGUNG 4,769 2,891 3,000 4,375 5,550 6,225

Meningkatnya skor pola 65.5 71.3 77.0 82.8 88.5 94.3 100.0 100.0
Pangan harapan (PPH)
Ketersediaan Badan Ketahanan
Program Pengembangan
Tersedianya Dokumen 2 dokumen 2 dokumen 3 dokumen 3 dokumen 3 dokumen 3 dokumen 3 dokumen 3 dokumen Pangan dan
2.1.23 Ketersediaan dan 260 346 239 596 756 1,049
analisis dan peta daerah Pusat Informasi
Kerawanan Pangan
rawan pangan Jagung
Terfasilitasinya penanganan - - - 700 KK 700 KK 700 KK 700 KK 2800 KK
daerah rawan pangan
Tersedianya Cadangan - - - - 5 ton 10 ton 15 ton 30 ton
pangan di tingkat masyarakat

Meningkatnya Ketersediaan 73.78% 73.78% 73.78% 80.7% 87% 94% 100% 100% Badan Ketahanan
Program Pengembangan
informasi pasokan dan harga Pangan dan
2.1.24 Distribusi dan Cadangan 210 210 248 715 907 1,017
pangan didaerah Pusat Informasi
Pangan
Terfasilitasinya Lembaga 1 Kelompok 1 Kelompok 1 Kelompok - 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 11 Kelompok Jagung
Usaha Ekonomi Pedesaan
(LUEP) dalam upaya
stabilisasi harga
Program pengembangan Meningkatnya skor Pola 69.4 69.4 300 73.2 300 77.4 80.9 84.7 88.5 88.5 Badan Ketahanan
penganekaragaman Pangan Harapan (PPH) Pangan dan
2.1.25 konsumsi 490 612 776 1,071
konsumsi dan keamanan Pusat Informasi
Tersedianya dokumen hasil 1 dok 1 dok 40 1 dok 40 1 dok 1 dok 1 dok 1 dok 6 dok
pangan Jagung
uji pangan segar
Tersedianya Paket inovasi 2 Paket 2 Paket 2 Paket 2 Paket Teknologi 8 Paket Teknologi Badan Ketahanan
Program Pengkajian dan Teknologi hasil pengkajian - - - - - Teknologi Teknologi Teknologi Pangan dan
2.1.26 dan Pengembangan jagung 654 955 1,211 1,158
Informasi Pusat Informasi
Terdiseminasinya paket 3 Paket 3 Paket 3 Paket 3 Paket informasi 12 Paket informasi
- - - - - Jagung
informasi jagung informasi informasi informasi
Program Pengembangan Penyebaran informasi inovasi Badan Ketahanan
Informasi dan Kerjasama teknologi jagung 40 RAGAM 40 RAGAM Pangan dan
2.1.27 - - - 743 - - - - - - - -
INFORMASI INFORMASI Pusat Informasi
Jagung
Program Pelatihan dan Jumlah pelatihan dan Badan Ketahanan
Pembelajaran pembelajaran Pangan dan
2.1.28 - - 3 KALI DIKLAT 488 - - - - - - - - 3 KALI DIKLAT
Pusat Informasi
Jagung
Program Pelayanan Terwujudnya pengelolaan
- - - - - 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % Badan Ketahanan
Administrasi, sarana Administrasi Perkantoran
prasarana dan SDM Aparatur Tersedianya sarana Pangan dan
2.1.29 - - - - - 100 % 1,112 80% 1,000 90% 1,269 100% 1,223 100%
prasarana perkantoran Pusat Informasi
Jumlah SDM aparatur yang Jagung
- - - - - 5 Org 5 Org 5 Org 5 Org 25 Org
mengikuti Diklat/Bimtek
Program Pelayanan Terwujudnya pengelolaan
Badan Ketahanan
Administrasi Perkantoran Administrasi Perkantoran
Pangan dan
2.1.30 100% 514 100% 365 - - - - - - - - 100 %
Pusat Informasi
Jagung

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 43
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Program
URUSANPeningkatan
WAJIB Sarana Tersedianya sarana
Badan Ketahanan
dan Prasarana Aparatur prasarana perkantoran
Pangan dan
2.1.31 55% 147 60% 83 - - - - - - - - 100%
Pusat Informasi
Jagung
Program Peningkatan Persentase pelayanan dan
Badan Ketahanan
Pengembangan Sistem akuntabilitas keuangan SKPD Pangan dan
2.1.32 Pelaporan Capaian Kinerja 100% 78 100% 110 - - - - - - - - 100 %
Pusat Informasi
dan Keuangan
Jagung
Program Peningkatan Tersedianya aparatur yang
Badan Ketahanan
Kapasitas Sumber Daya kompeten Pangan dan
2.1.33 Aparatur - - 5 Org 25 - - - - - - - - 100.00%
Pusat Informasi
Jagung
Tersedianya Dokumen
perencanaan, Data dan - - 1 DOKUMEN 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen Badan Ketahanan
Program Peningkatan
evaluasi Pangan dan
2.1.34 perencanaan, monitoring 181 257 497 631 707
Tersedianya laporan Pusat Informasi
dan evaluasi
penyelenggaraan keuangan - - - 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % Jagung
daerah
2.1.35 Program Maize Centre Tersedianya ragam informasi 7 Ragam Badan Ketahanan
dan terlaksananya 84 ragam
Informasi dan 1 Pangan dan
pelatihan/pembelajaran informasi dan 6 3,220 - - - - - - - - - -
kali Pusat Informasi
kali diklat
Pembelajaran Jagung

DINAS PETERNAKAN DAN PERKEBUNAN 12,516 14,141 12,960 14,724 16,787 19,323
terlaksananya pengelolaan Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana
Program Pelayanan Dinas Peternakan
2.1.36 administrasi perkantoran 100% 100% 785 100% 820
Administrasi Perkantoran Prasarana dan SDM Aparatur" & Perkebunan
yang akuntabel
Tersedianya sarana dan Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana
Program Peningkatan Sarana Dinas Peternakan
2.1.37 Prasarana penunjang 100% 100% 388 100% 334
dan Prasarana Aparatur Prasarana dan SDM Aparatur" & Perkebunan
aparatur
Program Peningkatan Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana
tersedianya SDM Apratur Dinas Peternakan
2.1.38 Kapasitas Sumber Daya 10 Org 5 Org 300 7 Org 141
yang memadai Prasarana dan SDM Aparatur" & Perkebunan
Aparatur
terlaksananya pengelolaan
Program Peningkatan keuangan dan
Pengembangan Sistem perelengkapannya secara Dinas Peternakan
2.1.39 100% 100% 150 100% 150 Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung kedalam Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
Pelaporan Capaian Kinerja akuntabel dan transparan & Perkebunan
dan Keuangan serta pengelolaan keuangan
secara tertib
Program peningkatan Peningkatan Populasi Ternak
183,868 191,223 4,000 198,872 4,400 206,826 215,100 223,704 232,652 232.652 ekor
populasi dan produksi Sapi
ternak dalam mendukung Peningkatan Populasi ternak
83,570 86,077 500 88,659 600 91,319 94,059 96,881 99,787 99. 787 ekor
swasembada daging Kambing Dinas Peternakan
2.1.40 Peningkatan Populasi ternak 6,084 6,692 7,362 8,098
964,004 1,104,859 1,500 1,270,588 1,650 1,461,176 1,680,353 1,932,405 2,222,266 2.222.266 ekor & Perkebunan
Ayam
Peningkatan Produksi Daging
5,574,935 5,905,857 2,000 6,279,937 2,600 6,704,202 7,186,869 7,737,541 8,367,443 8.367.443 Kg/Thn
(sapi,kambing & Ayam)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 44
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
URUSAN WAJIB Pertambahan Luas Areal
1,764 1,764 1,182 1,764 1,300 1,864 1,864 1,940 2,116 2.116 Ha
Tebu (Ha)
Produksi tebu 29,926 30,195 - 30,467 - 30,741 31,018 31,297 31,579 31.579 Ton
Pertambahan luas areal
8,880 8,880 300 9,150 390 9,550 10,153 10,637 11,121.0 11.121 Ha
Program Peningkatan cengkih (Ha)
910 910 - 911 - 912 912 913 914.0 Dinas Peternakan
2.1.41 Produksi, Produktifitas dan produksi cengkih 2,778 3,220 3,756 4,411 914 Ton
Pertambahan Luas Areal & Perkebunan
Mutu Tanaman Perkebunan 65,644 65,644 500 66,506 550 66,806 67,156 67,487 67,818 67.818 Ha
Kelapa dalam (Ha)
produksi kelapa dalam 62,338 62,369 - 62,400 - 62,432 62,463 62,494 62,525 62.525 Ton
Pertambahan Luas Areal
12,928 12,928 250 13,823 325 14,123 14,631 15,114 15,599 15.599 Ha
Kakao (Ha)
produksi kakao 3,884 3,923 - 3,962 - 4,002 4,042 4,082 4,079 4.079 Ton
Program peningkatan Tersedianya dokumen
2.1.42 perencanaan,evaluasi dan perencanaan dan evaluasi - - - - - 100% 100% 100% 100% 100%
pelaporan program Dinas Peternakan
300 300 300 300
Tersedianya laporan & Perkebunan
penyelenggaraan keuangan - - - - - 100% 100% 100% 100% 100%
daerah
Program peningkatan Terlaksananya pengelolaan
pelayanan adminstrasi administrasi perkantoran - Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi 100% 100% 100% 100% 100%
sarana dan prasarana, dan yang akuntabel
SDM Aparatur Tersedianya sarana Dinas Peternakan
2.1.43 1,424 1,567 1,723 1,896
Prasarana penunjang - Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana 100% 100% 100% 100% 100% & Perkebunan
aparatur
Jumlah SDM aparatur yang Pindahan dari Program Pengembangan SDM Aparatur
- 15 Org 15 Org 15 Org 15 Org 72 Org
mengikuti Diklat/Bimtek
optimalisasi pengendalian
Program Pengendalian OPT Dinas Peternakan
2.1.44 dan perlindungan tanaman - - - - - 50% 100 30% 110 20% 121 0% 145 0%
tanaman perkebunan & Perkebunan
perkebunan
Program penjaminan pangan
asal hewan yang aman, Meningkatnya penyediaan
Dinas Peternakan
2.1.45 sehat, utuh dan halal (PAH- (PAH-ASUH) penjaminan - - - - - 10% 250 40% 500 60% 800 85% 1,200 85% PAH ASUH
& Perkebunan
ASUH) serta pemenuhan keaman pangan asal hewan
persyaratan produk hewan

Program Pengembangan Pengembangan Kelompok Dinas Peternakan


2.1.46 - - - - - 3551 Kelompok 1,000 3658 Kelompok 1,100 3768 Kelompok 1,200 3881 Kelompok 1,300 3881 Kelompok
Agribisnis Peternakan Peternakan & Perkebunan
Program Pencegahan dan Optimalisasi pengendalian
Penanggulangan Penyakit dan penanggulangan 10% penyakit Dinas Peternakan
2.1.47 80% 80% 348 70% 505 30% 536 25% 600 20% 700 10% 900
Hewan Menular Strategis penyakit hewan menular dan ternak & Perkebunan
(PHMS) penyakit zoonosis
Program Peningkatan Meningkatnya Produk,
Dinas Peternakan
2.1.48 Pengolahan dan Pemasaran Produktifitas dan mutu 10 15 313 17 376 20 488 25 635 30 825 35 1,073 35 Kelompok
& Perkebunan
Hasil Produksi Peternakan produk hasil peternakan

UPTD - PERBIBITAN TERNAK WONGGAHU 500 820 3,440 4,159 4,629 5,254

Persentase Terlaksananya UPTD Perbibitan


Program Pelayanan
2.1.49 pengelolaan administrasi 100% 100% 100 100% 120 - - - - - - - 100% Ternak
Administrasi Perkantoran
perkantoran yang akuntabel Wonggahu

Program peningkatan
Pelayanan administrasi dan UPTD Perbibitan
pelayanan adminstrasi
2.1.50 sarana/ prasarana UPTD - - - - - 100% 500 100% 550 100% 600 100% 650 Ternak
sarana dan prasarana, dan
Pengembangan Ternak Wonggahu
SDM Aparatur

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 45
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
URUSAN WAJIB Tersedianya bibit unggul
20 20 30 50 50 70 70 290
ternak sapi (Ekor). UPTD Perbibitan
Program Penerapan
2.1.51 Tersedianya bibit unggul 400 700 840 1,008 1,210 1,452 Ternak
Teknologi Peternakan - - 10 30 30 50 50 170
ternak Kambing (Ekor). Wonggahu
Tersedianya bibit unggul
- - 51,000 150,000 200,000 250,000 250,000 901,000
ternak Ayam Buras(Ekor).
Lab. Keswan dan Renovasi UPTD Perbibitan
Pembangunan/Rehabilitasi
2.1.52 UPTD Perbibitan/ - - - - - 100% 2,100 100% 2,601 100% 2,819 100% 3,152 100% Ternak
Sarana dan Prasarana (DAK)
Pengembangan Ternak Wonggahu
UPTD - PERBENIHAN DAN PERLINDUNGAN TANAMAN PERKEBUNAN - - 400 465 542 631

UPTD Perbenihan
Program Perbenihan dan
Meningkatnya kualitas benih dan Perlindungan
2.1.53 Perlindungan tanaman - - - - - 10,000 400 20,000 465 30,000 542 40,000 631 100%
unggul perkebunan Tanaman
perkebunan
Perkebunan

BAKORLUH 3,498 6,986 4,500 6,627 8,414 9,736

2.1.54 Program Pelayanan Persentase pelayanan jasa 100% 100% 506 100% 502 Untuk Tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi program pelayanan administrasi, sarana prasarana Bakorluh
Administrasi Perkantoran administrasi perkantoran dan SDM aparatur

2.1.55 Program Peningkatan Sarana Persentase ketersediaan 100% 100% 243 100% 176 Untuk Tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi program pelayanan administrasi, sarana prasarana Bakorluh
dan Prasarana Aparatur sarana prasarana SKPD dan SDM aparatur

2.1.56 Program pelayanan Persentase pelayanan jasa - Pindahan dari Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 100% 100% 100% 100% 100%
administrasi, sarana administrasi perkantoran
prasarana dan SDM aparatur Persentase ketersediaan - Pindahan dari Program Peningkatan Sarana dan Prasarana 100%
450
100%
800
100%
1,200
100%
1,500
100%
Bakorluh
sarana prasarana SKPD Aparatur
Jumlah SDM aparatur yang Pindahan dari Program Peningkatan Sarana dan Prasarana 6 Org 8 Org 10 Org 12 Org 36 Org
mengikuti Diklat/Bimtek Aparatur
2.1.58 Program Peningkatan Meningkatnya Kinerja 100% 100% 78 100% 74 Untuk Tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi Program Peningkatan Perencanaan, evaluasi dan Bakorluh
Pengembangan Sistem Pengelolaan Keuangan pelaporan
Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan
2.1.59 Program Pemantapan Tersedianya Dokumen 2 Dokumen 9 Dokumen 401 7 Dokumen 663 650% Bakorluh
Perencanaan, Monev dan Perencanaan dan Evaluasi
Pelaporan
2.1.60 Program Peningkatan Meningkatnya Kinerja - Pindahan dari Program Peningkatan Pengembangan Sistem 100% 100% 100% 100% 100%
Perencanaan, evaluasi dan Pengelolaan Keuangan Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
pelaporan 400 700 800 1,000 Bakorluh
Tersedianya Dokumen - Pindahan dari Program Pemantapan Perencanaan, Monev dan 7 Dokumen 7 Dokumen 7 Dokumen 7 Dokumen 7 Dokumen
Perencanaan dan Evaluasi Pelaporan
2.1.61 Program Pemantapan Meningkatnya Pengetahuan - 106 orang 945 Orang 1617 Orang 1617 Orang 1617 Orang 1617 Orang 7519 Orang
Penyelenggaraan dan Keterampilan Penyuluh
Penyuluhan dan Petani dalam bidang
pertanian 806 874 700 1,027 1,078 1,250 Bakorluh
Meningkatnya kualitas - 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
penyelenggaraan penyuluhan

2.1.62 Penguatan Kelembagaan Peningkatan Kelas


Penyuluhan Pertanian, Kemampuan Kelompok :
Perikanan dan Kehutanan - Kelompok Pertanian 30 Kelompok 28 Kelompok 463 100 Kelompok 931 75 Kelompok 700 96 Kelompok 900 102 Kelompok 1,155 134 Kelompok 1,477 535 Kelompok Bakorluh
- Kelompok Perikanan - - - 25 Kelompok 25 Kelompok 25 Kelompok 25 Kelompok 100 Kelompok
- Kelompok Kehutanan - - 20 Kelompok 25 Kelompok 25 Kelompok 25 Kelompok 25 Kelompok 120 Kelompok

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 46
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
2.1.63 Pengembangan
URUSAN WAJIB SDM Meningkatnya Kompetensi 361 Orang 149 Orang 1,000 155 Orang 3,765 195 Orang 2,250 220 Orang 3,200 220 Orang 4,181 215 Orang 4,509 1154 Orang Bakorluh
Penyuluh, Pelaku Utama dan Penyuluh, Pelaku Utama dan
Pelaku Usaha Pertanian, Pelaku Usaha Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan Perikanan dan Kehutanan

JUMLAH URUSAN PERTANIAN (02.1) 36,848 52,254 52,140 59,392 68,824 81,746

2.2 KEHUTANAN
2.2.01 Program Pemanfaatan Meningkatnya Usaha 2 Unit KPH Dokumen, Dokumen, Dokumen, Dokumen, Pencadangan Dinas Kehutanan,
potensi sumberdaya hutan Pengelolaan Hasil Hutan Model, Dokumen, Sosialisasi, Sosialisasi,Ranca Sosialisasi,Ranc Sosialisasi,Ran Dokumen, Energi dan SDM
KPH/HTR ,
untuk Kesejahteraan Pencadangan Sosialisasi, Pencadangan ngan Tahura, angan Tahura, cangan Sosialisasi,Rancang
Rancangan
Masyarakat Areal HTR di 5 Pencadangan KPH/HTR RKTP dan RKTP dan Tahura, RKTP an Tahura, RKTP
Tahura,
Kab, IUIPHHK KPH/HTR 1,148 Gorontalo dan 887 Kelompok 1,150 Kelompok 1,100 dan Kelompok 1,262 dan Kelompok 1,500
RKTPGorontalo dan
Gorontalo dan Kelompok PUMSHP, PUMSHP, PUMSHP, PUMSHP, IUIPHHK,
Kelompok
Kelompok PUMSHP serta IUIPHHK, IUIPHHK, IUIPHHK, IUIPHHBK serta
PUMSHP, IUIPHHK,
PUMSHP IUIPHHK, IUIPHHBK serta IUIPHHBK IUIPHHBK ISDH
RKTP serta ISDH
IUIPHHBK ISDH serta ISDH serta ISDH
2.2.02 Program Perlindungan Hutan Menurunnya Tingkat Dinas Kehutanan,
Menrunnya Tingkat
dan Konservasi Alam Kerusakan Hutan Akibat Untuk Tahun 2014 dan Seterusnya digabung ke dalam Program Rehabilitasi dan Perlindungan Hutan Energi dan SDM
257.816 ha Turun 10% 500 Turun 10% 430 Kerusakan Hutan
Perambahan, Kebakaran, dan
20%
Pembalakan Liar
2.2.03 Program Rehabilitasi hutan Penanaman dalam Rangka Dinas Kehutanan,
Rehabilitasi Hutan
& lahan Rehabilitasi Hutan dan Lahan 76.650 ha 300 ha 859 300 ha 1,359 Untuk Tahun 2014 dan Seterusnya digabung ke dalam Program Rehabilitasi dan Perlindungan Hutan Energi dan SDM
600 ha
2.2.04 Program Rehabilitasi dan Menurunnya Tingkat Dinas Kehutanan,
Perlindungan Hutan Kerusakan Hutan Akibat RHL 400 Ha RHL 450 Ha Energi dan SDM
RHL 350 Ha dan Menurunnya
Perambahan, Kebakaran, dan dan IL, dan IL, RHL 500 Ha dan IL,
IL, Perambahan tingkat Kerusakan
Pembalakan Liar serta - - - - - 1800 Perambahan 2600 Perambahan 2950 Perambahan Hutan 3300
Hutan Turun Hutan 60% dan
Terlaksananya Rehabilitasi Hutan Turun Hutan Turun Turun 10%
10% RHL 78.950 ha
Hutan dan Lahan 10% 10%

2.2.05 Program Pembinaan dan Tertibnya Penatausahaan Dinas Kehutanan,


37 IUIPHHK, 7
Penerbitan Industri Hasil Hasil Hutan pada Industri 1 Keg 180 Untuk Tahun 2013 dan Seterusnya Menjadi Kegiatan pada Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan 1 Keg Energi dan SDM
IUIPHHBK
Hutan Kehutanan
2.2.06 Program Peningkatan Sarana Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung ke dalam Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Dinas Kehutanan,
Tersedianya Sarana dan
& Prasarana Perkantoran 100% 100% 965 100% 932 2 Keg Energi dan SDM
Prasarana Perkantoran Aparatur
2.2.07 Program Pelayanan Terlaksananya Kegiatan Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung ke dalam Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Dinas Kehutanan,
100% 100% 446 100% 733 3 Keg
administrasi Perkantoran Administrasi Perkantoran Aparatur Energi dan SDM
2.2.08 Program Pelayanan Prosentase Pelayanan
- - - - - 100% 100% 100% 100% 100%
administrasi, Sarana Administrasi Perkantoran
Prasarana dan SDM Aparatur Persentase ketersediaan - - - - - 100% 100% 100% 100% 100%
sarana prasarana SKPD Dinas Kehutanan,
1,350 886 974 1,071
Energi dan SDM
Jumlah SDM aparatur yang
- - - - - 25 Org 30 Org 30 Org 30 Org 135 Org
mengikuti Diklat/Bimtek

2.2.09 Tersedianya Dokumen


Perencanaan dan Evaluasi - - - - - 100% 100% 100% 100% 100%
Program Peningkatan
Program Dinas Kehutanan,
Perencanaan, Evaluasi dan 400 175 200 250
Tersedianya laporan Energi dan SDM
Pelaporan
penyelenggaraan keuangan - - - - - 100% 100% 100% 100% 100%
daerah

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 47
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
2.2.10 Program
URUSANPeningkatan
WAJIB Terwujudnya Peningkatan Dinas Kehutanan,
Kapasitas Sumber Daya Kapasitas dan kompetensi - - - 20 org 146 Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung ke dalam Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur 20 Org Energi dan SDM
Aparatur Aparatur
2.2.11 Program Peningkatan Meningkatnya Pelayanan Dinas Kehutanan,
Pengembangan Sistem Administrasi Keuangan Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung ke dalam Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Energi dan SDM
100% 100% 150 100% 130 2 Keg
Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan

JUMLAH URUSAN KEHUTANAN (2.02) 4,248 4,617 4,700 4,761 5,386 6,121

2.3. ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL

2.3.01 Program Pembinaan dan - Meningkatnya pemahaman


- 1 kegiatan - 1 kegiatan - 1 kegiatan - 1 kegiatan - 1 kegiatan - 1 kegiatan - 1 kegiatan 7 kegiatan
Pengawasan Bidang aparat dan pelaku usaha
Bimbingan teknis Bimbingan Bimbingan Bimbingan Bimbingan Bimbingan Bimbingan teknis Bimbingan teknis
Pertambangan, Penyelidikan pertambangan terhadap
(50 org) teknis (60 org) teknis (60 org) teknis (70 org) teknis (70 org) teknis (70 org) (70 org) (450 org)
Sumber Daya Mineral dan pengelolaan pertambangan
Pengelolaan Air Tanah - Meningkatnya kepatuhan - 32 IUP & 2 KK - 136 Dokumen - 136 Dokumen - 136 Dokumen - 136 - 136 - 136 Dokumen - 32 IUP & 2 KK
pemegang ijin usaha dengan 76 Laporan Laporan Laporan Dokumen Dokumen Laporan triwulan dengan 892
pertambangan (IUP) dan 2 Dokumen triwulan triwulan triwulan Laporan Laporan Dokumen Laporan
Kontrak Karya (KK) Laporan Triwulan triwulan triwulan Triwulan

- Meningkatnya jumlah - 6 Laporan - 6 Laporan Survey


database potensi mineral Survey Potensi - 1 Laporan - 1 Laporan - 1 Laporan - 1 Laporan - 1 Laporan - 1 Laporan Survey Potensi Batuan dan Dinas Kehutanan,
logam dan batuan Batuan dan 3 662 1294 1,100 1,600 1,800 2,000
Survey Potensi Survey Potensi Survey Potensi Survey Potensi Survey Potensi Potensi Mineral 9 Laporan Survey Energi dan SDM
Laporan Survey Mineral Logam Mineral Logam Mineral Logam Mineral Logam Mineral Logam Logam Potensi Mineral
Potensi Mineral Logam
Logam
- Meningkatnya jumlah - 1 Laporan - 1 Laporan - 1 Laporan
database potensi sumber - 1 Laporan - 1 Laporan Survey
- 4 Laporan Survey Potensi Survey Potensi Survey Potensi - 9 Laporan Survey
daya air tanah Survey Potensi - Potensi Cekungan
Survey Potensi Cekungan Air Cekungan Air Cekungan Air Potensi Air Tanah /
Air Tanah Air Tanah
Air Tanah / CAT Tanah Tanah Tanah CAT
Terpenuhinya Kebutuhan Air 1 Sumur Bor 5 Sumur Bor 3 Sumur Bor 3 Sumur Bor
14 Sumur Bor di didaerah sulit 3 Sumur Bor 3 Sumur Bor 32 Sumur Bor
di daerah sulit air didaerah sulit didaerah sulit didaerah sulit
daerah sulit air didaerah sulit air didaerah sulit air didaerah sulit air
air air air air
2.3.02 Program Pembinaan dan Terpenuhinya Kebutuhan
Pengembangan Bidang Listrik untuk Masyarakat 2000 RTM 1000 RTM 1000 RTM 1000 RTM 1000 RTM 1000 RTM 7000 RTM
Energi dan Ketenagalistrikan
Meningkatnya Pemanfaatan 5 Unit PLTMH, Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan 400 Pemeliharaan 1943
Potensi Energi Baru 1520 Unit PLTS 137 Unit PLTS 206 Unit PLTS, 400 Unit PLTS, 1 400 Unit PLTS, 400 Unit PLTS, Unit PLTS, 1 Unit Unit PLTS, 5 Unit
Terbarukan 1 Unit PLTMH, Unit PLTMH, 1 1 Unit PLTMH, 1 Unit PLTMH, PLTMH, PLTMH,
Lelang WKP IUP Pabum Dinas Kehutanan,
5,263 4,448 4,200 Pengawasan 4,784 Pengawasan 4,850 Pengawasan IUP 5,035 Pengelolaan dan
Pabum IUP Pabum IUP Pabum Pabum Pengawasan 1 IUP Energi dan SDM
Pabum
Terpenuhinya Kebutuhan, Konversi LPG 3 konversi 2 Kab, konversi 2 Kab, konversi 2 Kab, Pengawasan Pengawasan Pengawasan BBM 6 Pengawasan dan
Distribusi dan HET BBM bagi Kab/Kota, Pengawasan Pengawasan Pengawasan BBM 6 BBM 6 Kab/Kota Konversi 6
Masyarakat Pengawasan BBM 6 Kab/Kota BBM 6 Kab/Kota BBM 6 Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota, Konversi
Distribusi Bahan LPG 6 Kab/Kota
Bakar
JUMLAH URUSAN ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL
5,925 5,742 5,300 6,384 6,650 7,035
(2.03)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 48
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

2.4. URUSAN WAJIB


PARIWISATA
2.4.01 Program Pengembangan Dinas
Destinasi Pariwisata Meningkatnya fasilitas Perhubungan,
penunjang obyek wisata di 8 8 obyek wisata 1 obyek wisata 1,960 2 obyek wisata 2,829 2 obyek wisata 2,564 2 obyek wisata 2,900 1 obyek wisata 3,172 1 obyek wisata 3,283 8 obyek wisata Pariwisata,
obyek wisata unggulan Komunikasi dan
Informatika
2.4.02 Program Pengembangan Kunjungan Kunjungan Kunjungan Kunjungan Kunjungan Kunjungan Kunjungan Kunjungan Dinas
Pemasaran Pariwisata Meningkatnya kunjungan wisatawan = wisatawan = wisatawan = wisatawan = wisatawan = wisatawan = wisatawan = wisatawan = Perhubungan,
wisatawan dalam dan luar 91.665 orang; 92.000 orang; 2,594 95.000 orang; 780 100.000 orang; 754 105.000 orang; 797 110.00 orang; 1,000 120.00 orang; 1,250 120.00 orang; Pariwisata,
negeri Lama tinggal = 3 Lama tinggal = Lama tinggal = Lama tinggal = Lama tinggal = Lama tinggal Lama tinggal = 5 Lama tinggal = 5 Komunikasi dan
hari 3 hari 3 hari 4 hari 4 hari = 4 hari hari hari Informatika
2.4.03 Program Pengembangan Terlaksananya
seni budaya daerah Festifal budaya, Dinas
Meningkatnya kegiatan festifal bahari, Perhubungan,
budaya daerah dalam rangka
5 kegiatan 5 kegiatan 613 5 kegiatan 765 5 kegiatan 765 5 kegiatan 765 5 kegiatan 800 5 kegiatan 867 festifal Pariwisata,
mendukung pengembangan tumbilatohe, Komunikasi dan
pariwisata pemilihan nou uti, Informatika
audisi gita bahana
secara kontinue.
JUMLAH URUSAN PARIWISATA (2.04) 5,167 4,374 4,083 4,462 4,972 5,400

2.5. URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN 15,717 19,270 17,950 19,815 25,083 33,301

2.5.01 Program Pengembangan Meningkatnya Produksi


76,369 85,815 90,964 97,331 105.118 Ton 114,578 126,036 126,036
Perikanan Tangkap Perikanan Tangkap (ton); Dinas Perikanan
6,000 8,979 8,724 9,596 12,000 20,116
Meningkatnya Pendapatan dan Kelautan
1,760,000 1,945,558 2,074,539 2,234,901 2,413,693 2,648,545 2,910,225 2,910,225
Nelayan (Rp/bln)
2.5.02 Program Pengembangan Meningkatnya Produksi
129,858 133,340 144,007 156,248 170,310 186,490 205,139 205,139
Perikanan Budidaya Perikanan Budidaya (Ton)
- Produksi Ikan (Ton) 15,631 26,668 28,801 31,250 34,062 37,298 41,028 41,028 Dinas Perikanan
- Produksi Rumput Laut 2,561 2,846 2,723 2,970 3,500 3,541
114,227 106,672 115,206 124,998 136,248 149,192 164,111 164,111 dan Kelautan
(Ton)
Meningkatnya Pendapatan
1,600,000 1,662,465 1,773,855 1,910,442 2,076,650 2,278,085 2,500,000 2,500,000
Pembudidaya (Rp/bln)
2.5.03 Program Pemberdayaan Meningkatnya pendapatan Dinas Perikanan
1,760,000 1,945,558 4,881 2,074,539 4,350 2,234,901 3,900 2,413,693 4,265 2,648,545 5,000 2,910,225 5,108 2,910,225
Ekonomi Masyarakat Pesisir masyarakat pesisir (Rp/bln) dan Kelautan
2.5.04 Program Pemberdayaan Meningkatnya wilayah Dinas Perikanan
Masyarakat Dalam perairan bebas ilegal fishing dan Kelautan
Pengawasan dan dan kegiatan yang merusak 75 77.23 228 78.23 276 79.23 275 80.23 303 81.23 400 82.23 440 82.23
Pengendalian Sumberdaya SDKP (%)
Kelautan
2.5.05 Program Optimalisasi Meningkatnya pendapatan Dinas Perikanan
Pengolahan dan Pemasaran pengolah dan pemasar ikan 2,200,000 2,500,000 10 216,010 449,290 701,214 973,310 3,673,300 dan Kelautan
Hasil Perikanan (Rp/bln) 791 1,349 1,228 1,331 2,000 1,569
Meningkatnya konsumsi ikan Dinas Perikanan
45 46.93 49 51 53 55 58.1 58.1
masyarakat (kg/kapita/thn) dan Kelautan

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 49
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
2.5.06 Program
URUSANPelayanan
WAJIB Terselenggaranya pelayanan
Untuk Tahun 2014 dan seterusnya di gabung kedalam program pelalayanan administrasi, sarana prasarana dan SDM
Administrasi Perkantoran Administrasi perkantoran dan 100% 100% 100%
Aparatur
ketatausahaan
Tersedianya Dokumen
Perencanaan, Monitoring dan Dinas Perikanan
Evaluasi Pelaksanaan 10 Dok 10 Dok 1,020 10 Dok 1,036 Untuk Tahun 2014 dan seterusnya di program peningkatan perencanaan, evaluasi dan pelaporan
dan Kelautan
Program/kegiatan dan
pelaporan
Meningkatnya Jumlah SDM
Aparatur yang mengikuti 4 Org 4 Org 5 Org Untuk Tahun 2014 dan seterusnya di program peningkatan perencanaan, evaluasi dan pelaporan
Bimtek/Diklat (Org)
2.5.07 Program Peningkatan Sarana Tersedianya Sarana dan Untuk Tahun 2014 dan seterusnya di gabung kedalam program pelalayanan administrasi, sarana prasarana dan SDM Dinas Perikanan
dan Prasarana Aparatur Prasarana aparatur 100% 100% 158 100% 304 dan Kelautan
Aparatur
2.5.08 Program Peningkatan Terpenuhinya dokumen Dinas Perikanan
Pengembangan Sistem perencanaan anggaran, Untuk Tahun 2014 dan seterusnya di program peningkatan perencanaan, evaluasi dan pelaporan dan Kelautan
100% 100% 78 100% 130
Pelaporan Capaian Kinerja Laporan keuangan SKPD (%)
dan Keuangan
2.5.09 Program Pelayanan Presentase pelayanan Jasa
Pindahan Dari Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 100% 100% 100% 100% 100%
Administrasi Perkantoran, Administrasi perkantoran (%)
Sarana & Prasarana dan Presentase Ketersediaan
Pindahan Dari Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 100% 600 100% 850 100% 1,206 100% 1,389 100% Dinas Perikanan
SDM Aparatur Sarana Prasarana (%) dan Kelautan
Meningkatnya Jumlah SDM
Aparatur yang mengikuti Pindahan Dari Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 10 Org 12 Org 14 Org 15 Org 60 Org
Bimtek/Diklat (Org)
2.5.10 Program Peningkatan Tersedianya Dokumen
Perencanaan, evaluasi dan Perencanaan, Monitoring dan
Pelaporan Evaluasi Pelaksanaan Pindahan Dari Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 10 Dok 10 Dok 10 Dok 10 Dok 10 Dok
Program/kegiatan dan Dinas Perikanan
500 500 977 1,138
pelaporan (Dokumen) dan Kelautan
Tersedianya Laporan Pindahan dari Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Penyelenggaraan Keuangan 100 100 100 100 100
Kinerja dan Keuangan
Daerah (%)
UPTD TAKSI MINA BAHARI 3,515 2,221 850 1,050 1,105 1,166
2.5.11 Program Pelayanan Presentase pelayanan Jasa
Administrasi Perkantoran, Administrasi perkantoran 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% UPTD Taksi Mina
Sarana Prasarana dan SDM UPTD TMB (%) 1,901 971 500 550 605 666
Bahari
Aparatur Presentase Ketersediaan
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Sarana Prasarana UPTD TMB
2.5.12 Program pelayanan sarana Tersedianya akses sarana
produksi Perikanan produksi perikanan untuk UPTD Taksi Mina
nelayan, pembudidaya dan 6 6 1,614 6 1,250 6 350 6 500 6 500 6 500 6
Bahari
pengolah serta pemasar ikan
(Wilayah)
UPTD LABORATORIUM PEMBINAAN DAN PENGUJIAN MUTU HASIL
375 397 400 522 569 750
PERIKANAN (LPPMHP) GORONTALO
2.5.13 Program Pelayanan Presentase pelayanan Jasa
Administrasi Perkantoran, Administrasi perkantoran 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Sarana & Prasarana dan UPTD LPPMHP (%) UPTD - LPPMHP
SDM Aparatur Presentase Ketersediaan
Sarana Prasarana UPTD 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
LPPMHP (%)
2.5.14 Program Pembinaan dan Tersedianya data uji mutu 375 397 400 522 569 750
Pengujian Mutu Hasil ikan yang akan dipasarkan 50 50 50 70 80 90 100 100
Perikanan dan di konsumsi (data uji)
Meningkatnya pengetahuan UPTD - LPPMHP
pengolahan ikan tentang
- 40 Org 60 Org 150 Org 270 Org 420 Org 600 Org 600 Org
mutu hasil perikanan (orang)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 50
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
URUSAN WAJIB
BALAI PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR (BPBIAT) 507 307 400 440 484 650

2.5.15 Program Pelayanan Presentase pelayanan Jasa


Administrasi Perkantoran, Administrasi perkantoran 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Sarana & Prasarana dan UPTD BPBIAT (%) UPTD - BPBIAT
SDM Aparatur Presentase Ketersediaan
Sarana Prasarana UPTD 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
BPBIAT (%)
2.5.16 Program Peningkatan Meningkatnya Produksi Benih 507 307 400 440 484 650
Produksi & Pelayanan Teknis Unggul (Juta ekor) 1 1 1 1.5 1.75 1.85 2 2

meningkatnya Produksi Calon


Induk Unggul (paket) 5 10 15 20 25 25 UPTD - BPBIAT

Terbentuknya Unit
3 4 6 7 10 11 12 50
Pembenihan Rakyat (UPR)

BALAI PENGEMBANGAN BENIH IKAN LAUT DAN PAYAU (BPBILP) 208 447 500 550 605 800

2.5.17 Program Pelayanan Presentase pelayanan Jasa


Administrasi Perkantoran, Administrasi perkantoran 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Sarana & Prasarana dan UPTD BPBILP (%)
UPTD - BPBILP
SDM Aparatur Presentase Ketersediaan
Sarana Prasarana UPTD 100% 100% 208 100% 447 100% 500 100% 550 100% 605 100% 800 100%
BPBILP (%)
2.5.18 Program Peningkatan Meningkatnya Produksi
Produksi & Pelayanan Teknis Benih unggul (Juta ekor) 0.5 1 1.25 1.5 1.75 2 2.5 2.5 UPTD - BPBILP

JUMLAH URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN (2.05) 20,322 22,642 20,100 22,377 27,846 36,666

2.6 PERDAGANGAN

DINAS KOPERASI, UMKM, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN 1,623 2,460 2,489 2,750 3,500 5,000

Dinas Koperasi,
Peningkatan daya saing
Program Peningkatan dan UMKM,
2.6.1 komoditi ekspor & promosi 2 Komoditi 2 Komoditi 112 4 Komoditi 219 6 Komoditi 201 6 Komoditi 300 6 Komoditi 400 6 Komoditi 600 6 Komoditi
Pengembangan Ekspor Perindustrian dan
komoditi ekspor Gorontalo
Perdagangan

Dinas Koperasi,
Program Peningkatan Meningkatnya volume
UMKM,
2.6.2 Efisiensi Perdagangan Dalam perdagangan antar pulau 751.453 ton 768.736 ton 1,355 789.492 ton 1,866 810.617 ton 2,076 844.663 ton 2,000 879.294 ton 2,500 920.621 ton 3,500 920.621 ton
Perindustrian dan
Negeri Gorontalo
Perdagangan

Dinas Koperasi,
Program Perlindungan Persentase tingkat
UMKM,
2.6.3 Konsumen dan Pengamanan penyelesaian pengaduan 70% 80% 156 90% 375 90% 212 90% 450 90% 600 90% 900 90%
Perindustrian dan
Perdagangan konsumen
Perdagangan

UPTD BPSMB 330 695 567 650 1,000 1,500

2.6.4 Program Peningkatan Jumlah pengujian dan 150 kali 200 kali 330 200 kali 695 200 kali 567 200 kali 650 200 kali 1,000 200 kali pengujian 1,500 200 kali pengujian UPTD - BPSMB
Standarisasi Mutu Barang penerbitan sertifikat mutu pengujian dan 8 pengujian dan 8 pengujian dan pengujian dan pengujian dan pengujian dan dan 12 sertifikat dan 12 sertifikat
barang sertifikat mutu sertifikat mutu 12 sertifikat 12 sertifikat 12 sertifikat 12 sertifikat mutu mutu
mutu mutu mutu mutu

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 51
Kondisi Kondisi
Bidang Urusan
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikator SKPD
No. Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kinerja pada Kinerja pada Penanggung
Kode program Prioritas Program (Outcome)
awal RPJMD akhir RPJMD Jawab
Pembangunan
(2011) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 (2017)
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
URUSAN WAJIB
UPTD METROLOGI 713 780 709 850 1,300 1,800

2.6.5 Program Perlindungan Meningkatnya jumlah UTTP 12.000 UTTP 12.000 UTTP 713 12.400 UTTP 780 12.750 UTTP 709 13.100 UTTP 850 13.500 UTTP 1,300 13.800 UTTP 1,800 13.800 UTTP UPTD - Metrologi
Konsumen dan Pengamanan yang bertanda Tera Sah yang
Perdagangan berlaku
JUMLAH URUSAN PERDAGANGAN (2.06) 2,666 3,935 3,765 4,250 5,800 8,300

2.7 INDUSTRI

2.7.1 Program Pengembangan Meningkatnya jumlah IKM 11.718 IKM dan 12.140 IKM & 1,952 12.706 IKM & 2,150 13.075 IKM & 1,695 13.323 IKM & 3,000 13.696 IKM & 3,800 14.025 IKM & 321 4,500 14.025 IKM & 321 Dinas Koperasi,
Industri Kecil Menengah dan Sentra IKM di 6 kab/ 272 Sentra 280 sentra 289 sentra 289 sentra 297 sentra 312 sentra sentra sentra UMKM,
kota Perindustrian dan
Perdagangan

JUMLAH URUSAN INDUSTRI (2.07) 1,952 2,150 1,695 3,000 3,800 4,500

2.8. TRANSMIGRASI
2.8.1 Program Pengembangan Meningkatnya ekonomi - 5 Paket 4,932 - - - - - - - - - - 5 Paket Dinas Nakertrans
Wilayah Tertinggal masyarakat diwilayah
tertinggal
2.8.2 Program pembangunan dan Meningkatnya sarana dan - - - Jalan 3,3 KM Jalan 4,5 KM Jalan 5 KM Jalan 5 KM Jalan 5 KM Jalan 22,8 KM Dinas Nakertrans
pengembangan masyarakat prasarana dikawasan
dan kawasan transmigrasi transmigrasi
Jembatan 35 M Jembatan 10 M Jembatan 13 Jembatan 13 Jembatan 13 M Jembatan 84 M
4,402 3,381 M 5,000 M 5,500 6,000
Tersedianya Dokumen - - - 9 Doc 6 Doc 6 Doc 6 Doc 6 Doc 33 Dokumen Dinas Nakertrans
perencanaan Pembangunan
kawasan transmigrasi
Terlaksananya Penempatan - - - - 100 KK 100 KK 100 KK 100 KK 400 KK Dinas Nakertrans
masyarakat transmigrasi
JUMLAH URUSAN KETRANSMIGRASIAN (2.08) 4,932 4,402 3,381 5,000 5,500 6,000

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab VIII - 52
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

BAB VIII
INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS
DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

Dalam pelaksanaan pembangunan ada dua komponen urusan yang menjadi


tanggungjawab Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), yaitu urusan wajib dan urusan
pilihan. Berikut ini diuraikan pembagian urusan beserta SKPD penanggungjawabnya dan
indikasi rencana program disertai kebutuhan pendanaan hingga tahun 2017.

Tabel 8.1
Keterkaitan Bidang urusan dan SKPD Penanggungjawab

NO BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN SKPD PENANGGUNG JAWAB

I. Urusan Wajib
1 Pendidikan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda
dan Olahraga
2 Kesehatan Dinas Kesehatan
3 Pekerjaan Umum Dinas Pekerjaan Umum
4 Penataan Ruang Bappeda/ Dinas Pekerjaan Umum
5 Perencanaan Pembangunan Bappeda
6 Perhubungan Dinas Perhubungan, Pariwisata,
Komunikasi dan Informatika
7 Lingkungan Hidup Badan Lingkungan Hidup dan Riset
Daerah
8 Pertanahan Biro Pemerintahan
9 Kependudukan dan Catatan Sipil Biro Pemerintahan
10 Pemberdayaan Perempuan dan Biro Pemberdayaan Perempuan & Kesra
Perlindungan Anak
11 Sosial Dinas Sosial
12 Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
13 Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Dinas Kopersi, UMKM, Perindustrian dan
Perdagangan
14 Penanaman Modal Badan Penanaman Modal dan PTSP
15 Kebudayaan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda
dan Olahraga

16 Pemuda dan Olah raga Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda


dan Olahraga

BAB VIII - 1
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

NO BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN SKPD PENANGGUNG JAWAB

17 Kesatuan Bangsa dan Politik Badan Kesatuan Bangsa dan Politik


18. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, 1. Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah
Daerah, Kepegawaian Dan Persandian 2. Sekretariat Daerah
3. Biro Hukum dan Organisasi
4. Biro Pengendalian Pembangunan
dan Ekonomi
5. Sekretariat DPRD
6. Inspektorat Daerah
7. Kantor Perwakilan Jakarta
8. Dinas Keuangan dan Asset Daerah
9. Badan Kepegawaian dan Diklat
10. Badan Penanggulangan Bencana
Daerah
11. Sekretariat KORPRI
12. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
dan Linmas
13. Badan Lingkungan Hidup dan Riset
Daerah
14. Biro Umum
15. Biro Pemerintahan
16. Biro Humas dan Protokoler

19 Pemberdayaan Masyarakat Desa Badan Pemberdayaan Masyarakat dan


PDT

20 Statistik Bappeda

21 Kearsipan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah

22 Komunikasi dan Informatika Dinas Perhubungan, Pariwisata,


Komunikasi dan Informatika

23 Perpustakaan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah

BAB VIII - 2
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

NO BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN SKPD PENANGGUNG JAWAB

II. Urusan Pilihan


1 Pertanian Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan
Hortikultura/Badan Ketahanan Pangan
dan Pusat Informasi Jagung/Peternakan
dan Perkebunan/Bakorluh
2 Kehutanan Dinas Kehutanan dan ESDM
3 Energi dan Sumber Daya Mineral Dinas Kehutanan dan ESDM
4 Pariwisata Dinas Perhubungan, Pariwisata,
Komunikasi dan Informatika
5 Kelautan dan Perikanan Dinas Perikanan dan Kelautan
6 Perdagangan Dinas Kopersi, UMKM, Perindustrian dan
Perdagangan
7 Industri Dinas Kopersi, UMKM, Perindustrian dan
Perdagangan
8 Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

BAB VIII - 3
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

BAB IX
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja akan digunakan untuk mengukur
kinerja atau keberhasilan organisasi. Pengukuran kinerja organisasi akan dapat dilakukan
dengan mudah, cepat, tepat dan akurat jika terlebih dahulu ditetapkan indikator kinerja
yang telah disepakati bersama. Penetapan indikator kinerja merupakan syarat penting untuk
menetapkan rencana kinerja sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka
Menengah. Hal ini mengingat rencana kinerja akan merupakan gambaran sosok tampilan
organisasi di masa yang akan datang. Indikator kinerja daerah sebagai alat untuk menilai
keberhasilan pembangunan secara kuantitatif maupun kualitatif, merupakan gambaran yang
mencerminkan capaian indikator kinerja program (outcomes/ hasil) dari kegiatan (output/
keluaran). Indikator kinerja program adalah sesuatu yang mencerminkan berfungsinya
keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung). Pengukuran indikator hasil lebih
utama daripada sekedar keluaran, karena hasil (outcomes) menggambarkan tingkat
pencapaian atas hasil lebih tinggi yang mungkin mencakup kepentingan banyak pihak.
Indikator kinerja akan dapat dijadikan sebagai media perantara untuk memberi gambaran
tentang prestasi organisasi yang diharapkan di masa mendatang.
Dalam hal ini, untuk melihat kinerja daerah pada dasarnya digambarkan melalui
tingkat capaian sasaran dan tingkat efisiensi dan efektivitas pencapaian sasaran dimaksud.
Dengan demikian, indikator kinerja yang diharapkan dapat menggambarkan tingkat
pencapaian kinerja pemerintah haruslah ditetapkan secara benar dan dapat
menggambarkan keadaan untuk kerja secara riil. Berdasarkan uraian makna penetapan
kinerja pemerintah tersebut maka untuk dapat mengukur tingkat capaian kinerja
pelaksanaan pembangunan daerah diperlukan penetapan indikator kinerja daerah dalam
bentuk penetapan indikator kinerja program pembangunan daerah sebagai indikator kinerja
utama. Sebagaimana lazimnya sebuah alat ukur untuk mengukur kinerja suatu organisasi,
maka indikator kinerja program pembangunan daerah ditetapkan dengan memenuhi kriteria
sebagai berikut : (1) terkait dengan upaya pencapaian sasaran pembangunan daerah, (2)
menggambarkan hasil pencapaian program pembangunan yang diharapkan, (3)
memfokuskan pada hal-hal utama, penting dan merupakan prioritas program pembangunan
daerah, dan (4) terkait dengan pertanggungjawaban pelaksanaan pembangunan daerah.
Penetapan indikator kinerja daerah sebagai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan
misi Gubernur Gorontalo dan Wakil Gubernur Gorontalo pada akhir periode masa jabatan
sebagaimana terlihat pada tabel 9.1.

BAB IX - 1
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab IX - 1
Tabel 9.1.
Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Gorontalo

Kondisi Kondisi Kondisi


Tahun Kinerja Kinerja
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja pada awal Target Capaian Setiap Tahun
No. Terakhir pada akhir
Pembangunan Daerah periode
RPJMD periode
2007 - 2012 RPJMD RPJMD
Target 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
1. Otonomi Daerah. Pemerintahan Umum. Administrasi Keuangan Umum. Perangkat Daerah. Kepegawaian dan Persandian
1.1 Pertumbuhan Ekonomi % 7.68 7.71 7.5 - 7.9 7.6 - 8 7.7 - 8.1 7.8 - 8.3 7.8 - 8.5 7.8 - 8.5
1.2 PDRB per kapita AHB (juta Rp) 8,612,114 9,309,103 10,109,103 10,909,103 11,709,103 12,509,103 13,309,103 13,309,103
1.3 Laju inflasi provinsi (%) 4,08 4,08 4-7 4-7 4-7 4-7 4-7 4-7
1.4 IPM 70.28 71.26 71.76 72.26 72.76 73.26 73.76 73.76
1.5 Indeks Gini 0.46 0.44 0.42 0.40 0.38 0.36 0.34 0.34
1.6 Persentase penduduk miskin (%) 18.75 18,5 - 17 17 - 16 16 - 15 15,5 - 14 14,5 - 12 13-10 13-10
1.7 Angka pengangguran terbuka (%) 4.26% 4.81% 4.50% 4.25% 4.00% 3.75% 3.50% 3.50%
1.8 Indeks Pemberdayaan Gender 45.23% 55.63% 56.02% 57.55% 58.08% 59.72% 60.10% 60.10%
1.9 Indeks Pembangunan Gender 51.10% 61.08% 62.41% 64.35% 65.10% 67.02% 68.05% 68.05%
1.10 Terbentuknya Daerah Otonom Baru (DOB) 1 Kab 0 0 2 Kab 1 Kab 0 1 Kota 3 Kab, 1 Kota
Fokus Kesejahteraan Sosial
1. Pendidikan
1.1 Angka melek huruf 75,50 90,00 95,50 % 96,00 % 96,50 % 97,00 % 97,50 % 97,50 %
1.2 Angka rata-rata lama sekolah (Belajar) 7,25 8.5 8,62 8,70 8,80 8,93 9,06 9,06
1.3 Angka partisipasi kasar :
- Angka Partisipasi Kasar (APK) TK/PAUD 28.00 40 49.41 51.88 54.47 57.19 60.04 60.04
- Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI 124.77 129.23 111,10 111,15 111,20 111,25 111,30 111,30
- Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs 99.63 99.50 99,70 99,75 99,80 99,90 99,99 99,99
- Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/MA/SMK 73.15 73.60 78,04 83,04 88,09 93,09 98,09 98,09
1.4 Angka Partisipasi Murni :
- Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A 98.27 95.00 97,00 97,50 98,00 98,25 98,50 98,50
- Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B 76,28 75.00 85,50 90,50 92,25 94,40 95,00 95,00
- Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA/SMK/Paket C 52.59 56.40 58,00 64,00 70,05 76,05 83,05 83,05
2. Kesehatan
2.1 Angka usia harapan hidup 66.8 67.16 67.52 67.88 68.24 68.6 68.96 68.96
2.2 Persentase balita gizi buruk 4.49 4.26 4.03 3.80 3.57 3.34 3.11 3.11
Fokus Seni Budaya dan Olahraga
1. Kebudayaan
1.1 Jumlah Museum yang terbangun 1 Gedung 0 1 Gedung 0 0 0 1 1

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab IX - 2
Kondisi Kondisi Kondisi
Tahun Kinerja Kinerja
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja pada awal Target Capaian Setiap Tahun
No. Terakhir pada akhir
Pembangunan Daerah periode
RPJMD periode
2007 - 2012 RPJMD RPJMD
Target 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ASPEK PELAYANAN UMUM
Pelayanan Urusan Wajib
1. Pendidikan
1.1. Pendidikan dasar :
1.1.1 Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah :
(Jumlah Sekolah dibagi Jumlah Penduduk Usia Sekolah
dikali 10.000)
- SD/MI 60.00 66.16 72.00 72.50 73.00 74.00 75.00 75.00
- SMP/MTs 50.00 50.49 59.00 60.00 60.50 61.00 61.10 61.10
1.1.2 Rasio guru/murid per kelas rata-rata
- SD/MI 422.56 641.82 637.28 632.80 628.38 624.03 619.74 619.74
- SMP/MTs 558.07 785.77 768.54 752.04 736.24 721.09 706.55 706.55
1.2. Pendidikan menengah:
1.2.1 Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah :
- SMA/MA/SMK 16.00 13.94 15.00 15.20 15.50 15.75 16.00 16.00
1.2.2 Rasio murid terhadap guru
SMA/MA/SMK 920.00 821.80 802.48 784.05 766.45 749.62 733.52 733.52
1.2.3 Penuntasan Buta Aksara 22661 8,000 3,000 3,000 3,500 3,500 1,661 1661
1.3. Fasilitas Pendidikan:
1.3.1 Persentasae Sekolah pendidikan SD/MI kondisi
60.25 80.57 82.00 84.00 85.00 86.00 87.00 87.00
bangunan baik
1.3.2 Persentase Sekolah pendidikan SMP/MTs. SMA/MA dan
SMK kondisi bangunan baik :
- SMP/MTs 70.50 80.04 82.00 83.00 84.00 85.00 86.00 86.00
- SMA/MA 80.50 87.33 88.00 89.00 90.00 91.00 92.00 92.00
- SMK 80.00 83.05 84.00 85.00 86.00 87.00 88.00 88.00
1.4 Angka Putus Sekolah :
- Angka Putus Sekolah SD/MI 2.70 2.70 0,06 0,50 0,04 0,03 0,02 0,02
- Angka Putus Sekolah SMP/MTs 3.00 3.00 0,08 0,06 0,05 0,03 0,02 0,02
- Angka Putus Sekolah SMA/MA/SMK 0,86 0,86 0,40 0,35 0,25 0,02 0,01 0,01
1.5 Angka Kelulusan:
- Angka Kelulusan (AL) SD/MI 99.88 97.00 100.00 100.00 100,00 100.00 100.00 100.00
- Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs 91.92 99.50 99,49 99,50 99,65 99,70 100.00 100.00
- Angka Kelulusan (AL) SMA/MA/SMK 94.59 91.92 98,04 98,05 98,50 98,50 100.00 100.00

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab IX - 3
Kondisi Kondisi Kondisi
Tahun Kinerja Kinerja
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja pada awal Target Capaian Setiap Tahun
No. Terakhir pada akhir
Pembangunan Daerah periode
RPJMD periode
2007 - 2012 RPJMD RPJMD
Target 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 Kesehatan
2.1 Angka Kematian Ibu/100.000 249.7 219.5 200 159.1 128.9 102.0 102.0 102.0
2.2 Angka Kematian Bayi/1.000 Kelahiran Hidup 15.3 14.8 17 16 15 12.8 12.3 12.3
2.3 Angka kematian neonatal/1.000 kelahiran hidup 8.7 11.8 11.00 10.30 9.40 8.90 8.20 8.2
2.4 Angka Kematian Balita/1.000 Kelahiran Hidup 18 20.9 19.70 18.50 17.40 16.20 15.0 15.0
2.5 Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 100 100 100 100 100 100 100 100.00
2.6 Prevalensi kekurangan gizi (standar WHO, 2005) 17.05 16.5 14.22 14.00 13.78 13.56 13.00 13.0
2.7 Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization
68.2 73.5 75.00 81.25 87.50 93.75 100.00 100.00
(UCI)
2.8 Rasio puskesmas. per satuan penduduk 0.08 0.08 0.08 0.09 0.09 0.09 0.10 0.10
2.9 Rasio Rumah Sakit per satuan Penduduk (Jumlah RS/Jlh
0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 0.007
Pddk x 1000)
2.10 Rasio Tempat Tidur RS 1/750 Penduduk - 0.66 0.64 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
2.11 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien
74% 74% 81% 90% 92% 94% 95% 95%
masyarakat miskin
2.12 Jumlah masyarakat miskin yang mendapat pelayanan
199,477 185,310 170,392 154,698 138,199 120,868 102,675 102,675
kesehatan gratis
2.13 Jumlah Posyandu 1230 1279 1330 1384 1440 1500 1562 1562
2.14 Rasio posyandu per satuan balita 11.27 11.46 11.65 11.85 12.06 12.28 12.50 12.50
2.15 Rasio Pustu per satuan penduduk 0.24 0.24 0.24 0.25 0.25 0.26 0.27 0.27
2.16 Persentase rumah tangga pengguna air bersih yang
53.0 53.0 63,5 67 68.78 69.56 70 70.0
sehat
2.17 Rasio Dokter Umum per satuan penduduk 0.24 0.25 0.26 0.27 0.28 0.29 0.30 0.30
2.18 Rasio Dokter gigi per satuan penduduk 0.01 0.02 0.02 0.02 0.03 0.04 0.04 0.04
2.19 Rasio Dokter spesialis per satuan penduduk 0.03 0.04 0.05 0.05 0.06 0.06 0.07 0.07
2.20 Rasio tenaga medis (perawat) persatuan penduduk 1.05 1.14 1.23 1.32 1.40 1.49 1.58 1.58
2.21 Rasio tenaga medis (bidan) per satuan penduduk 0.49 0.57 0.66 0.74 0.83 0.91 1.00 1.00
2.22 Rasio tenaga nutritionist per satuan penduduk 0.23 0.25 0.27 0.29 0.31 0.33 0.35 0.35
2.23 Rasio tenaga apoteker per satuan penduduk 0.04 0.05 0.06 0.07 0.07 0.08 0.09 0.09
3. Pekerjaan Umum
3.1 Jumlah Panjang ruas jalan provinsi yang dibangun dan
322,56 Km - 10 Km 33 Km 10 Km 10 Km 10 Km 327,56 Km
yang ditingkatkan
3.2 Jumlah Panjang ruas jalan Strategis provinsi yang
2,5 Km - 5 Km 5 Km 5 Km 5 Km 5 Km 27,5 Km
dibangun dan yang ditingkatkan
3.3 Jumlah jembatan yang dibangun diruas jalan provinsi
51 Buah 1 Bh 1 Bh 2 Bh 2 Bh 2 Bh 2 Bh 61 bh

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab IX - 4
Kondisi Kondisi Kondisi
Tahun Kinerja Kinerja
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja pada awal Target Capaian Setiap Tahun
No. Terakhir pada akhir
Pembangunan Daerah periode
RPJMD periode
2007 - 2012 RPJMD RPJMD
Target 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3.4 Jumlah jembatan yang dibangun pada ruas jalan
5 bh 4 Bh 3 Bh 2 Bh 2 Bh 2 Bh 2 Bh 14 bh
Stategis provinsi
3.5 Jumlah Panjang pemeliharaan berkala pada ruas jalan
198,94 Km 14,7 Km 15,4 Km 10 Km 10 Km 10 Km 10 Km 269,04 Km
Provinsi
3.6 Jumlah Panjang pemeliharaan rutin jalan Provinsi 198,94 Km 52 Km 95 Km 229,04 Km 239,04 Km 249,04 Km 259,04 Km 259,04 Km
3.7 Jumlah Panjang jembatan diruas jalan provinsi yang
306 Meter - 90 Meter 331 Meter 372 Meter 413 Meter 454 Meter 454 Meter
dipelihara
3.8 Jumlah Luas Areal Jaringan Irigasi pertanian yang
10.287 M 10.500 M 11.000 M 11.500 M 12.000 M 13.000 M 68.287 Meter
direhabilitasi dan ditingkatkan (meter)
3.9 Jumlah Luas Areal Jaringan dan bangunan irigasi 17.131 Ha
pertanian yang dipelihara (Operasi dan Pemeliharaan) 17.131 Ha 17.131 Ha 17.131 Ha 17.131 Ha 17.131 Ha 17.131 Ha (Pemeliharan
29 DI)
3.10 Jumlah Panjang penanganan erosi, longsor dan
sedimentasi pada tebing-tebing, badan sungai ke areal
4.877 M 730 M 1.120 M 1.580 M 2.200 M 3.850 M 14.357 M
Pertanian, persawahan, dan permukiman masyarakat

3.11 jumlah panjang Tanggul pengaman pantai yang


465 M 271 Meter 200 M 300 M 300 M 300 M 2.033 Meter
dibangun bagi permukiman masyarakat
3.12 Jumlah SR yang terlayani oleh akses air bersih melalui 25.000 SR 25.000 SR 25.000 SR 25.000 SR 134.266 SR
40.500 SR 16.545 SR (46 16.545 SR (46
fasilitasi dan sistem penyediaan air bersih dengan (58 % (58 % (58 % (58 % (76 %
(40,6 % % Pencapaian % Pencapaian
jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan Pencapaian Pencapaian Pencapaian Pencapaian Pencapaian
MDG's) MDG's) MDG's)
MDG's) MDG's) MDG's) MDG's) MDG's)
3.13 Jumlah Bangunan penyediaan Sanitasi yang terbangun
143 Unit 43 Unit 120 Unit 120 Unit 120 Unit 120 Unit 666 Unit
3.14 Jumlah KK yang terlayani melalui penyediaan sistem
- - - 3 kws 3 kws 3 kws 3 kws 12 Kws
jaringan dan pengelolaan air limbah (KK)
3.15 Prosentase terbangunnya Prasarana dan Sarana 14 Unit
Gedung Perkantoran (13 Kantor dalam 1 kawasan) - - 4 Unit 4 Unit 4 Unit 2 Unit - Bangunan
Perkantoran
3.16 Prosentase terbangunnya Prasarana dan Sarana
- - - 1 Paket 1 Paket 1 Paket - 100 % Fisik
Gedung Rumah Sakit Provinsi
3.17 Jumlah kawasan yang ditingkatkan PSD infrasruktur
permukiman di kawasan perkotaan/ Perdesaan dan
- 6 Km 20 Km 17 Km 17 Km 17 Km 17 Km 93 Km
stimulasi infrastruktur perdesaan, desa potensial dan
kawasan agropolitan (Km)
3.18 Jumlah Kawasan yang dibangun Sarana dan Prasarana 6 Kws (254
1 Kws (51 Bh) 1 Kws (53 Bh) 1 Kws (50 Bh) 1 Kws (50 Bh) 1 Kws (50 Bh) 1 Kws (50 Bh)
fasilitas layanan umum Bh)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab IX - 5
Kondisi Kondisi Kondisi
Tahun Kinerja Kinerja
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja pada awal Target Capaian Setiap Tahun
No. Terakhir pada akhir
Pembangunan Daerah periode
RPJMD periode
2007 - 2012 RPJMD RPJMD
Target 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4. Perumahan
4.1 Pengendalian banjir pada kawasan permukiman dan
- 10 Ha 340 ha 361 Ha 323 ha 300 ha 300 ha 300 ha
pertanian (ha)
5 Penataan Ruang
5.1 Tersedianya sarana dan prasarana pada kawasan Bangunan
strategis dan cepat tumbuh Rumah Sakit
- 4 Dok 4 unit, 3 Dok 6 unit 5 unit 3 Unit - 100 % dan
Kompleks
perkantoran
100%
6 Perencanaan Pembangunan
6.1 Tersedianya dokumen perencanaan RPJMD yang telah
1 Dok 1 Dok - - - - - 1 Dok
diperdakan
6.2 Tersedianya dokumen perencanaan RPKD yang telah
5 Dok 1 Dok 1 Dok 1 Dok 1 Dok 1 Dok 1 Dok 5 Dok
ditetapkan dengan Pergub
6.3 Tersedianya dokumen perencanaan Renstra yang telah
- 32 Dok - - - - - 32 Dok
ditetapkan dengan SK Kepala Daerah
6.4 Terwujudnya sistem perencanaan yang didukung oleh
dolumen perencanaan yang terintegrasi (RPJPD, - 30% 50% 75% 100% 100% 100%
RPJMD, Renstra, RKPD, Renja)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab IX - 6
Kondisi Kondisi Kondisi
Tahun Kinerja Kinerja
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja pada awal Target Capaian Setiap Tahun
No. Terakhir pada akhir
Pembangunan Daerah periode
RPJMD periode
2007 - 2012 RPJMD RPJMD
Target 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
7 Perhubungan
7.1 Meningkatnya layanan angkutan transportasi 3 lintasan 3 lintasan 2 terminal 4 terminal 6 terminal 1 unit 5 lintasan 6 terminal
angkutan angkutan memenuhi memenuhi memenuhi kriteria (Pengadaan perintis (Gtlo- memenuhi
perintis (Gtlo- perintis (Gtlo- kriteria tipe B kriteria tipe B tipe B bus), 1 unit Bondawuna, kriteria tipe B
Bondawuna, Bondawuna, subsidi layanan Gtlo-Bubaa,
Gtlo-Bubaa, Gtlo-Bubaa, angkutan Gtlo-Pangea,
Gtlo-Pangea) Gtlo-Pangea) pemadu moda Term Isimu-
Mulyonegoro-
2 unit (subsidi) 2 unit (subsidi) 1 unit 5 lintasan Satria, Gtlo- 2 unit layanan
layanan layanan (Pengadaan bus), perintis (Gtlo- Tapa- angkutan
angkutan angkutan 1 unit subsidi Bondawuna, Dulamayo) pemadu moda
pemadu moda pemadu moda layanan angkutan Gtlo-Bubaa,
pemadu moda Gtlo-Pangea,
Term Isimu-
3 lintasan 4 lintasan 4 lintasan perintis Mulyonegoro- 5 lintasan
perintis (Gtlo- perintis (Gtlo- (Gtlo-Bondawuna, Satria, Gtlo- (Gtlo-
Bondawuna, Bondawuna, Gtlo-Gtlo-Bubaa, Gtlo- Tapa- Bondawuna,
Gtlo-Bubaa, Bubaa, Gtlo- Pangea, Term Dulamayo) Gtlo-Bubaa,
Gtlo-Pangea) Pangea, Term Isimu- Gtlo-Pangea,
Isimu- Mulyonegoro- Term Isimu-
Mulyonegoro- Satria) Mulyonegoro-
Satria) Satria, Gtlo-
Tapa-
Dulamayo)
1 unit prototipe 1 unit
bentor yg prototipe
sesuai standar bentor yg
keselamatan - - - - sesuai standar
transportasi keselamatan
transportasi

7.2 Peningkatan produktivitas bongkar muat di pelabuhan


2500 ton/hr 2500 ton/hr 2600 ton/hr 2700 ton/hr 2800 ton/hr 2900 ton/hr 3000 ton/hr 3000 ton/hr
se-provinsi Gorontalo

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab IX - 7
Kondisi Kondisi Kondisi
Tahun Kinerja Kinerja
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja pada awal Target Capaian Setiap Tahun
No. Terakhir pada akhir
Pembangunan Daerah periode
RPJMD periode
2007 - 2012 RPJMD RPJMD
Target 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
8 Lingkungan Hidup
8.1 Meningkatnya tingkat ketaatan pemrakarsa terhadap
106 usaha 18 usaha 18 usaha/ 20 usaha/ 22 usaha 24 usaha 26 usaha 128 usaha
pelaksanaan dokumen lingkungan (352 perusahaan)
/kegiatan /kegiatan kegiatan kegiatan /kegiatan /kegiatan /kegiatan /kegiatan
8.2 Meningkatnya indeks kualitas lingkungan 76 76 78 81 84 87 90 90
9 Pertanahan
9.1 Jumlah lahan bersertifikat milik Pemprov 62 Bidang 6 Bidang 0 10 Bidang 12 Bidang 16 Bidang 18 Bidang 124 Bidang
10 Kependudukan dan Pencatatan Sipil
10.1 Jumlah blanko Kartu Keluarga untuk 6 Kab/Kota 0 0 2.400 Lembar - - - - 2.400 Lembar
blanko Kartu blanko Kartu
Keluarga Keluarga
10.2 Jumlah blanko Akta Kelahiran untuk 6 Kab/Kota 0 0 1.800 lembar - - - - 1.800 lembar
blanko akta blanko akta
kelahiran kelahiran
10.3 Ketersediaan database kependudukan skala provinsi Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
11 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
11.1 Menekan tindak kekerasan terhadap Perempuan dan
10 Kasus 17 Kasus 17 Kasus
anak 25 Kasus 35 Kasus 30 Kasus 10 Kasus 10 Kasus
11.2 Kasus-kasus tindak kekerasan terhadap perempuan dan
60 Kasus 152 Kasus 127
anak tertangani dengan baik 92 Kasus 52 Kasus 27 Kasus 17 Kasus 17 Kasus
11.4 Implementasi Perencanaan Penganggaran yang
responsip Gender - 10% 25% 50% 75% 100% 100% 100%
11.6 Partisipasi angkatan kerja perempuan 30.02% 36.50% 39.02% 40.97% 41.20% 42.11% 43.00% 43%
12 Sosial
12.1 Meningkatnya jumlah layanan atas perlindungan dan 81 KK 39 KK 60 KK 80 KK 100 KK 120 KK 130 KK 529 KK
jaminan kesejahteraan masyarakat
12.2 Meningkatnya cakupan layanan pemberdayaan terhadap 60 KK 100 KK 120 KK 140 KK 160 KK 180 KK 200 KK 900 KK
masyarakat miskin dan KAT
12.3 Meningkatnya layanan rehabilitasi terhadap penyandang 105 org 165 org 135 org 210 org 285 org 370 org 480 org 1750 org
diabilitas, tuna sosial, lanjut usia, anak bermasalah sosial,
korban penyalahgunaan napza & LKS

12.4 Meningkatnya cakupan layanan dan pembinaan terhadap 0 10 lembaga/ 10 lembaga/ 15 lembaga/ 64 20 lembaga/ 64 20 lembaga/ 22 lembaga/ 97 lembaga/
pilar-pilar kesejahteraan sosial 64 org 64 org org org 64 org 70 org 70 org

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab IX - 8
Kondisi Kondisi Kondisi
Tahun Kinerja Kinerja
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja pada awal Target Capaian Setiap Tahun
No. Terakhir pada akhir
Pembangunan Daerah periode
RPJMD periode
2007 - 2012 RPJMD RPJMD
Target 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
13 Ketenagakerjaan
Jumlah perusahaan yang menerapkan Norma Kerja dan 129 300 300 300 300 1929
13.1 Norma K3 Perusahaan Perusahaan Perusahaan 300 Perusahaan 300 Perusahaan Perusahaan Perusahaan Perusahaan
13.2 JumlahTenaga Kerja yang Dilatih 670 Orang 200 Orang 160 Orang 400 Orang 500 Orang 560 Orang 600 Orang 2420 Orang
13.3 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 63.90% 63.08% 64.35% 65.10% 65.40% 65.75% 66.10% 66.25%
14 Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
14.1
Jumlah Koperasi (unit) 986 Koperasi 1.011 koperasi 1.045 koperasi 1.060 koperasi 1.080 koperasi 1.105 koperasi 1.135 koperasi 1.135 koperasi
14.2 Jumlah Koperasi Berkualitas (unit) 15 Koperasi 15 Koperasi 15 koperasi 15 koperasi 20 koperasi 20 koperasi 30 koperasi 115 koperasi
14.3 Jumlah UMKM (unit) 60.378 UMKM 61.887 UMKM 63.915 UMKM 65.705 UMKM 67.413 UMKM 68.829 UMKM 70.274 UMKM 70.274 UMKM
14.4 Jumlah Wirausaha Baru (WUB) yg difasilitasi modal
300 UMKM 330 UMKM 330 UMKM 650 UMKM 750 UMKM 1.000 UMKM 1.200 UMKM 4.260 UMKM
usaha (UMKM)
15 Penanaman Modal
15.1 Jumlah investor berskala nasional PMA dan PMDN 7 PMA/PMDN 9 PMA/PMDN 11 PMA/PMDN 13 PMA/PMDN 15 PMA/PMDN 17 PMA/PMDN 19 PMA/PMDN 19
PMA/PMDN
15.2 Jumlah nilai investasi berskala nasional PMDN dan PMA 1,145 Trilyun 1,667 Trilyun 2,083 Trilyun 2,604 Trilyun 3,255 Trilyun 4,069 Trilyun 5,087 Trilyun 5,087 Trilyun
(Rp.)
15.3 Rasio daya serap tenaga kerja 5,785 7,714 9,642 12,053 15,066 18,833 23,541 23,541
16 Kebudayaan
16.1 Penyelenggaraan festival seni dan budaya 3 3 3 3 3 3 3 3
16.2 Jumlah Pagelaran Budaya 5 Pagelaran 5 5 5 5 5 5 5
17 Kepemudaan dan Olahraga
17.1 Jumlah organisasi pemuda 26 26 27 28 29 30 31 31
17.2 Jumlah organisasi olahraga 23 23 23 23 23 23 23 23
18 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
18.1 Terlaksananya penyuluhan kepada masyarakat dalam 15.100 Orang 15.685 Orang 15.200 Org 15.500 Org 15.300 Orang 15.450 Orang 15.400 Orang 107.635 Orang
rangka peningkatan kesadaran dan partisipasi politik
baik PILEG, PILPRES maupun PILKADA
18.2 Terlaksananya penguatan kerukunan umat beragama 75 Orang 100 Orang 100 Orang 100 Orang 100 Orang 100 Orang 100 Orang 675 Orang
masyarakat melalui Forum Kerukunan Umat Beragama

18.3 Terlaksananya LSM/Ormas yang mendapat penguatan 100 75 75 LSM/Ormas 75 LSM/Ormas & 75 LSM/Ormas & 75 LSM/Ormas 75 LSM/Ormas 450
dan pendataan LSM/Ormas LSM/Ormas LSM/Ormas & 1 Database 1 Database 1 Database & 1 Database & 1 Database LSM/Ormas &
1 Data Base

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab IX - 9
Kondisi Kondisi Kondisi
Tahun Kinerja Kinerja
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja pada awal Target Capaian Setiap Tahun
No. Terakhir pada akhir
Pembangunan Daerah periode
RPJMD periode
2007 - 2012 RPJMD RPJMD
Target 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
19 Otonomi Daerah. Pemerintahan Umum. Administrasi Keuangan Daerah. Perangkat Daerah. Kepegawaian dan Persandian
19.1 Terjadinya peningkatan kualitas pembangunan di
39 kajian 5 kajian 4 kajian 5 kajian 6 kajian 7 kajian 8 kajian 35 kajian
Provinsi Gorontalo berbasis penelitian
19.2 Tersusunnya produk hukum daerah PERDA 37 Perda 10 Perda 10 Perda 10 Perda 10 Perda 50
Perda 10 Perda 10
PERGUB / SK Pergub / SK Pergub / SK Pergub / SK Pergub / SK Pergub / SK
Pergub / SK 300 Pergub / SK 300
1.500 300 300 300 300 1.500
19.3 Unit Pelayanan Publik (UPP) SKPD yang telah
0 4 UUP Prov 4 UUP Prov 4 UUP Prov 4 UUP Prov 4 UUP Prov 4 UUP Prov 24 UUP Prov
menerapkan SOP,CPP/CBAN
19.4 Peningkatan Indeks Kepuasan Pelayanan Kepegawaian
0 0 50 60 70 80 85 > 85
(IKPK)
19.5 Jumlah/Rasio PNS Profesional tiap SKPD 50% 55% 55% 70% 80% 90% 100% 100%
19.6 Persentase PNS yang menempati Jabatan sesuai
50% 55% 55% 70% 80% 90% 100% 100%
Standar Kompetensi Jabatan
19.7 Lembaga diklat yang terakreditas Belum Belum Akreditas: Akreditas: Akreditas: Akreditas: Akreditas: Akreditas:
terakreditasi terakreditasi
(Ket: - Prajabtan - Prajabtan “B” - Prajabtan “A” - Prajabtan - Prajabtan - Prajabtan
Sebelumya “B” “A” “A” “A”
ada tapi
sudah
dicabut)
- Diklatpim IV - Diklatpim IV - Diklatpim IV - Diklatpim IV - Diklatpim IV - Diklatpim
“C” “C” “B” “B” “A” IV “A”
- Diklatpim III - Diklatpim III - Diklatpim III - Diklatpim III - Diklatpim - Diklatpim
“C” “C” “B” “B” III “B” III “B”
19.8 Opini Pengelolaan Keuangan Pemerintah Daerah WDP WDP WDP WTP WTP WTP WTP WTP
20 Ketahanan Pangan
21.1 Meningkatnya skor pola Pangan harapan (PPH) 65.5 71.3 77.0 82.8 88.5 94.3 100 100
Ketersediaan
21.2 Meningkatnya skor Pola Pangan Harapan (PPH) 69.4 69.4 73.2 77.4 80.9 84.7 88.5 88.5
konsumsi
21.3 Meningkatnya Ketersediaan informasi pasokan dan 73.78% 73.78% 73.78% 80.7% 87% 94% 100% 100.00%
harga pangan didaerah
21 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
21.1 Rumah Layak Huni (Mahyani) 5.525 Unit 525 Unit 1000 Unit 1000 Unit 1000 Unit 1000 Unit 1000 Unit 5.525 Unit
21.2 Terwujudnya Desa Maju dan Mandiri 729 Desa/ Kel 3 desa dan 3 3 desa dan 3 3 desa dan 3 3 desa dan 3 3 desa dan 3 3 desa dan 3 18 desa dan
kelurahan kelurahan kelurahan kelurahan kelurahan kelurahan 18 kelurahan

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab IX - 10
Kondisi Kondisi Kondisi
Tahun Kinerja Kinerja
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja pada awal Target Capaian Setiap Tahun
No. Terakhir pada akhir
Pembangunan Daerah periode
RPJMD periode
2007 - 2012 RPJMD RPJMD
Target 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
22 Statistik
22.1 Buku Gorontalo Dalam Angka Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
23 Kearsipan
23.1 Peningkatan SDM & pengelola kearsipan (orang) - - 30 65 70 70 70 305
24 Komunikasi dan Informatika
24.1 Jumlah nilai rata-rata penerapan e-government Provinsi 3.75 (sangat 3.75 (sangat
2.55 (kurang) 2.55 (kurang) 2.75 (baik) 3.00 (baik) 3.25 (baik) 3.50 (baik)
(referensi PeGI) baik) baik)
24.2 JumlahSDM SDM Aparatur Pemerintah Provinsi dan
masyarakat dalam penerapan aplikasi Teknologi 64 orang 64 orang 260 orang 320 orang 380 orang 440 orang 500 orang 1964 orang
Informasi
24.3 Jumlah nilai rata-rata kepuasan publik dalam
mengakses informasi kepemerintahan (referensi index >2 (rendah) >2 (rendah) >2.5 (cukup) >3 (cukup) >3.25 (cukup) >3.25 (cukup) >3.5 (tinggi) >3.75 (tinggi)
kesiapan kompetisi)
25 Perpustakaan
25.1 Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun 3,585 org 3,152 Org 4,000 Org 5,000 Org 6,000 Org 7,000 Org 8,000 Org 33,152 Org
25.2 Meningkatnya Jumlah Buku dan Judul Bacaan 3,125 5,080 800 900 900 1,000 5080 13,760
25.3 Ketersediaan jenis buku dan judul terbitan daerah 65 80 15 15 20 20 20 170
25.4 Jumlah Pustakawan dan Tenaga Teknis Perpustakaan - 2 15 30 35 35 35 152

Pelayanan Urusan Pilihan


1. Pertanian
1.1 Peningkatan produksi padi 3% per tahun (ton) 273,921 290,588 299,363 308,896 318,614 328,521 338,620 338,620
Peningkatan produktivitas padi sebesar 4,72 % per 51.87 53.49 54.56 55.63 56.70 57.77 58.84
tahun (ku/ha) 58.84
Peningkatan Produksi Jagung sebesar 9,29% per tahun 605,781 656,864 719,652 789,512 850,269 927,436 1,013,914
(ton) 1,013,914
Peningkatan Produktivitas Jagung Sebesar 2,66% per 44.62 48.46 50.42 51.89 52.87 54.00 55.22
tahun (ku/ha) 55.22
Meningkatnya Produksi Kedelai sebesar 3 % per tahun
2,337 2,407 2,454 2,502 2,550
(ton) 2.156 2.247 2,550
Meningkatnya Produktivitas Kedelai (ku/ha) 12,38 12.53 12.78 13.03 13.15 13.27 13.40 13.40
1.2 Komoditi Hortikultura :
Peningkatan Produksi Sayuran 3 % per Tahun (Ton) 16,223 16,551 17,048 17,559 18,086 18,629 19,188 19,188.00
Peningkatan Produksi Tanaman Hias (Kg,Tgk,Phn) 16,810 16,852 16,978 17,148 17,319 17,492 17,667 17,667.00
Peningkatan Produksi Buah - buahan 2 % per Tahun
12,494 12,952 13,211 13,475 13,744 14,019 14,300 14,300.00
(Ton)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab IX - 11
Kondisi Kondisi Kondisi
Tahun Kinerja Kinerja
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja pada awal Target Capaian Setiap Tahun
No. Terakhir pada akhir
Pembangunan Daerah periode
RPJMD periode
2007 - 2012 RPJMD RPJMD
Target 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1.3 Peningkatan Produksi Tanaman Obat (Biofarmaka) 1 %
163,660 186,400 188,270 190,153 192,054 193,975 195,915 195,915.00
per Tahun (Kg)
1.4 Perluasan Areal Tebu (Ha) 1,764 1,764 1,764 1,864 1,864 1,940 2,116 2116 Ha
1.5 Produksi Tebu (Ton) 29,926 30,195 30,467 30,741 31,018 31,297 31,579 31579 Ton
1.6 Perluasan Areal Cengkih (Ha) 8,880 8,880 9,150 9,550 10,153 10,637 11,121 11121 Ha
1.7 Produksi Cengkih (Ton) 910 910 911 912 912 913 914 914 ton
1.8 perluasan Areal Kelapa Dalam (Ha) 65,664 65,664 66,506 66,806 67,156 67,487 67,818 67818 Ha
1.9 Produksi Kelapa Dalam (Ton) 62,338 62,369 62,400 62,432 62,463 62,494 62,525 62525 Ton
1.10 Perluasan Areal Kakao (Ha) 12,928 12,928 13,823 14,123 14,631 15,114 15,599 15599 Ha
1.11 Produksi Kakao (Ton) 3,884 3,923 3,962 4,002 4,042 4,082 4,123 4123 Ton
1.12 Peningkatan Populasi Ternak Sapi (Ekor) 183,868 191,223 198,872 206826 215,100 223,704 232,652 232,652
1.13 Peningkatan Populasi Kambing (Ekor) 83,570 86,077 88,659 91,319 94,059 96,881 99,787 99,787
1.14 Peningkatan Populasi Ayam Buras (Ekor) 964,004 1,104,859 1,270,588 1,461,176 1,680,353 1,932,405 2,222,266 2,222,266
1.15 Peningkatan Produksi Daging Sapi (Kg) 3,984,995 4,064,695 4,145,989 4,228,909 4,313,487 4,399,756 4,487,752 4,487,752
1.16 Peningkatan Produksi Daging Kambing (Kg) 173,346 183,747 194,772 206,458 218,845 231,976 245,895 245,895
1.17 Peningkatan Produksi Daging Ayam Buras (Kg) 1,416,594 1,657,415 1,939,176 2,268,835 2,654,537 3,105,809 3,633,796 3,633,796
1.18 Jumlah Konsumsi Daging (kg/kapita/th) 2.5 2.7 2.9 3.2 3.4 3.7 4.0 4.0
Pengendalian dan pengobatan Gangguan Reproduksi
1.19 2,400 2,400 4,800 7,200 9,600 12,000 14,400 14.400 Ekor
(ekor)
1.351.000
1.20 Pengendalian (AI) Avian Influenza (ekor) 1,351,000 1,351,000 270,200 540,400 810,600 1,080,800 1,351,000
ekor
Pengendalian dan Pengobatan Penyakit Hewan
1.21 18,218 18,218 14,574 11,660 9,328 7,462 5,970 5970 Ekor
Strategis (ekor)
Pemeriksaan Serum, Feses dan SWAB di Laboratorium
1.22 928 928 1,856 2,784 3,712 4,640 5,568 5568 Sampel
Keswan (Sampel)
1.23 Peningkatan Fasilitas Kios Daging (Kios) 5 5 5 5 6 10 12 12 Kios
Pemeriksaan Produk Hasil Pangan ASUH (PMSR-CM) di
1.24 382 382 499 617 752 909 1,090 1090 Sampel
Laboratorium Kesmavet (sampel)
3881
1.25 Pengembangan kelompok ternak sapi (kelompok) 3,250 3,348 3,448 3,551 3,658 3,768 3,881
kelompok
1.26 Pengembangan kelompok ternak kambing (kelompok) 3 3 4 8 13 17 23 23 Kelompok
Pengembangan kelompok ternak ayam buras
1.27 3 3 149 249 349 449 550 550 Kelompok
(kelompok)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab IX - 12
Kondisi Kondisi Kondisi
Tahun Kinerja Kinerja
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja pada awal Target Capaian Setiap Tahun
No. Terakhir pada akhir
Pembangunan Daerah periode
RPJMD periode
2007 - 2012 RPJMD RPJMD
Target 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 Kehutanan
2.1 Rehabilitasi hutan dan lahan kritis (Ha) 76,650 14,700 15,000 15,350 15,750 16,200 16,700 78,950
2.2 Kerusakan Kawasan Hutan (Ha) 257,816 243,116 228,116 212,766 197,016 180,816 164,116 164,116
2.3 Produksi hasil hutan
a. Kayu Bulat (m3) 5,523.58 55,235 56,000 57,000 58,000 59,000 60,000 345,235
b. Kayu Gergajian (m3) 2,077.14 2,596.43 2,621.43 2,646.43 2,671.43 2,696.43 2,721.43 2,721.43
c. Non Kayu (ton) 3,786 6,200 6,200 6,200 6,200 6,200 6,200 6,200
3 Energi dan Sumber Daya Mineral
3.1 Rasio Lokasi Pertambangan Tanpa Izin yang dibina 12.73% 16.74% 20.76% 27.46% 34.16% 40.86% 47.56% 47.56%
4 Pariwisata
Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan di 8 obyek
4.1 91,665 92,000 95,000 100,000 105,000 110,000 120,000 120,000
wisata unggulan (org)
4.2 Meningkatnya lama tinggal 3 hari 3 hari 3 hari 4 hari 4 hari 4 hari 5 hari 5 hari
5 Kelautan dan Perikanan
5.1 Produksi perikanan Tangkap (ton) 76,369 85,815 90,964 97,331 105,118 114,578 126,036 126,036
5.2 Produksi Perikanan Budidaya (ton) 129,858 133,340 144,007 156,248 170,310 186,490 205,139 205,139
- Produksi Ikan Budidaya (Ton) 15,631 26,668 28,801 31,250 34,062 37,298 41,028 41,028
- Produksi rumput laut (Ton) 114,227 106,672 115,206 124,998 136,248 149,192 164,111 164,111
Total Produksi (Tangkap + Budidaya) (Ton) 206,227 219,155 234,971 253,579 275,428 301,068 331,175 331,175
Produksi Perikanan Kelompok Nelayan/ pembudidaya
5.3
(Ton) 55,303 75,700 82,133 89,935 99,379 110,807 131,627 131,627
5.4 Konsumsi ikan (kg/kap/thn) 46.9 46.93 49 51 53 55 58.1 58.1
5.5 Cakupan bina kelompok Perikanan (kelompok) 415 430 467 511 565 630 750 750
5.6 Pendapatan Nelayan (Rp/bln) 1,776,914 1,945,558 2,074,539 2,234,901 2,413,693 2,648,545 2,910,225 2,910,225
5.7 Pendapatan pembudidaya (Rp/bln) 1,533,200 1,662,465 1,773,855 1,910,442 2,076,650 2,278,085 2,500,000 2,500,000
5.8 Pendapatan pengolah dan pemasar perikanan (Rp./Bln)
2,200,000 2,500,000 2,700,000 2,916,000 3,149,280 3,401,204 3,673,300 3,673,300
Desa Nelayan/PEsisir yang Menjadi Desa Tangguh
5.9 /PDNT (Desa Nelayan/Pesisir) - 6 10 12 14 16 19 77
6 Perdagangan
6.1 Jumlah sarana distribusi barang/jasa yang dibangun 3 Pasar 1 pasar 3 pasar 4 pasar 4 pasar 4 pasar 4 pasar 23 pasar
Tradisional tradisional tradisional tradisional tradisional tradisional tradisional Tradisional
6.2 Jumlah perdagangan antar pulau (ton) 751.453 ton 768.736 ton 789.492 ton 810.617 ton 844.663 ton 879.294 ton 920.621 ton 920.621 ton
6.3 Perkembangan ekspor 17.012 ton 17.012 ton 68.046 ton 102.070 ton 142.897 ton 200.056 ton 240.068 ton 240.068 ton

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab IX - 13
Kondisi Kondisi Kondisi
Tahun Kinerja Kinerja
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja pada awal Target Capaian Setiap Tahun
No. Terakhir pada akhir
Pembangunan Daerah periode
RPJMD periode
2007 - 2012 RPJMD RPJMD
Target 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
7 Perindustrian
7.1 Jumlah IKM (unit) 11.718 IKM 12.140 IKM 12.706 IKM 13.075 IKM 13.323 IKM 13.696 IKM 14.025 IKM 14.025 IKM
7.2 Jumlah Sentra IKM (unit) 272 sentra 272 sentra 280 sentra 289 sentra 297 sentra 312 sentra 321 sentra 321 sentra
7.3 Berkembangnya kluster industri 0 kluster 0 kluster 1 kluster 1 kluster 2 kluster 2 kluster 2 kluster 2 kluster
8 Ketransmigrasian
8.1 Jumlah Permukiman Trnasmigrasi yang Mandiri 1 Kimtras 1 Kimtras 1 Kimtras 1 Kimtras 1 Kimtras 1 Kimtras 1 Kimtras 6 Kimtras
ASPEK DAYA SAING DAERAH
Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
1. Pertanian
1.1 Meningkatnya Nilai Tukar Petani (NTP)
- Subsektor Tanaman Pangan - 91.82 91.84 91.86 91.89 91.91 91.93 91.95
- Subsektor Hortikultura - 110.36 110.38 110.40 110.43 110.45 110.47 110.49
1.2 Nilai Tukar Nelayan/Pembudidaya (NTN-P) 105 105 105.50 106.45 107.42 108.41 109.42 109.42
1.3 Nilai Tukar Petani Kebun 126.13 128.00 128.01 128.03 128.04 128.05 128.06 128.06
Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur
1 Penataan Ruang
1.1 Persentase implementasi arahan RTRW yang telah
0% 0% 30% 45% 60% 75% 100% 100%
dilaksanakan
2 Lingkungan Hidup
2.1 cakupan layanan Air bersih dan sanitasi 45 % air
bersih dan 51 47 % / 53 % 52 %/ 57 % 57% / 61 % 62 %/ 65% 67% / 69 % 72 % /73 % 72 % /73 %
% Sanitasi
3 Komunikasi dan Informatika
3.1 Ratio Elektrifikasi 70,37% 72,12% 74,75% 75,75% 76,75% 77,75% 78,75% 78,75%
3.2 Persentase kuantitas dan kualitas layanan akses
40% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 90%
internet pada Pemerintah Provinsi
3.3 Jumlah nilai rata-rata pemetaaan e-government Provinsi
0 2.55 2.78 3.25 3.5 3.75 3.85 3.85
(referensi PeGI)
Fokus Iklim Berinvestasi
1. Otonomi Daerah. Pemerintahan Umum. Administrasi Keuangan Daerah. Perangkat Daerah. Kepegawaian dan Persandian
1.1 Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah 4 4 4 4 4 4 4 4

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017 Bab IX - 14
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

BAB X
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Tahun 2012-


2017 merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) Provinsi Gorontalo Tahun 2007-2025, RPJMD adalah penjabaran dari RPJPD
yang memuat Visi, Misi Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih.

A. Pedoman Transisi
Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan dan mengisi kekosongan
rencana pembangunan Provinsi Gorontalo Tahun 2017 yaitu Rencana Kerja Pembangunan
Daerah (RKPD) Tahun 2017 sebagai pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun 2017 serta mengingat waktu bagi Gubernur
dan Wakil Gubernur terpilih hasil Pemilukada Tahun 2016 untuk menyusun RPJMD Tahun
2017-2022 serta RKPD Provinsi Gorontalo Tahun 2017, maka RPJMD Provinsi Gorontalo
Tahun 2012-2017 dapat menjadi dasar dalam penyelenggaran pembangunan khususnya
pada program-program pembangunan yang relatif strategis dan membawa kesejahteraan
serta kemaslahatan masyarakat sampai dengan tersusunnya kembali RPJMD untuk periode
berikutnya.

B. Kaidah Pelaksanaan
Perubahan RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2017 merupakan penjabaran dari
Visi, Misi, dan Agenda Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih yang akan menjadi pedoman
bagi SKPD dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD, RKPD Tahunan dan
perencanaan penganggaran. RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2017 selanjutnya
menjadi acuan pedoman bagi penyusunan RKPD Provinsi Gorontalo untuk 5 (lima) tahun
kedepan. Sehubungan dengan hal tersebut, ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai
berikut:
1. SKPD lingkup Provinsi Gorontalo dan masyarakat termasuk dunia usaha,
berkewajiban untuk melaksanakan program-program dalam RPJMD Tahun 2012-
2017 dengan sebaik-baiknya;
2. Gubernur dan Wakil Gubernur dalam menjalankan tugas Penyelenggaran
Pemerintahan Daerah berkewajiban untuk mengarahkan pelaksanaan RPJMD
Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2017 dengan mengerahkan semua potensi dan
kekuatan daerah;
3. SKPD Provinsi Gorontalo berkewajiban untuk menyusun Rencana Strategis yang
memuat visi, misi, tujuan dan sasaran, strategis dan kebijakan, rencana program dan
kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang disusun
dengan berpedoman pada RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2017 yang

BAB X - 1
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

nantinya menjadi pedoman dalam menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat
Daerah (Renja-SKPD) Provinsi Gorontalo serta menjamin konsistensinya;
4. Dalam penyusunan KUA-PPAS berpedoman pada RKPD sebagai landasan
penyusunan RAPBD setiap tahun anggaran.
5. Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan RPJMD Provinsi Gorontalo
Tahun 2012-2017, Bappeda Provinsi Gorontalo berkewajiban untuk melakukan
pemantauan, fasilitasi dan mediasi terhadap penjabaran RPJMD Provinsi Gorontalo
Tahun 2012-2017 kedalam Renstra-SKPD Provinsi;
6. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan RPJMD Provinsi Gorontalo tahun
2012-2017 perlu dilaksanakan evaluasi yang dimulai pada tahun ke-2 (dua) sampai
tahun ke-5 (lima) penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan,
dalam rangka menganalisa terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan dalam RPJMD ini. Untuk melihat konsistensi pelaksanaan perencanaan
dalam dokumen RPJMD ini, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada,
maka Bappeda Provinsi Gorontalo berkewajiban untuk melakukan pengendalian dan
evaluasi terhadap pelaksanaan perencanaan dimaksud.
7. Dalam pelaksaaan RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2017 perlu mengacu
kepada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Gorontalo agar terwujud
keselarasan dan kesinambungan pembangunan daerah;
Acuan dan arahan bagi penentu kebijakan program dan pembangunan serta
dalam pengambilan keputusan bagi penyelenggaraan pemerintahan di daerah.
Keberhasilan dan implementasi pelaksanaan RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2017
sangat tergantung dari komitmen bersama antara pemerintah, dan stakeholders dan
seluruh lapisan masyarakat Provinsi Gorontalo. Untuk itu RPJMD Provinsi Gorontalo
Tahun 2012-2017 dapat dijadikan pedoman dan arahan bagi seluruh pemangku
kepentingan pembangunan dan penyelenggraan pemerintah di Provinsi Gorontalo serta
terintegrasi dengan arah pembangunan nasional selama kurun waktu 5 (lima) tahun
kedepan.

BAB X - 2
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
PROVINSI GORONTALO 2012-2017

BAB XI
PENUTUP

Perubahan Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2017 ini pada dasarnya menjabarkan suatu perencanaan
strategis yang erat kaitannya dengan proses menetapkan ke mana Provinsi Gorontalo akan
diarahkan perkembangannya, dan apa yang hendak dicapai dalam lima tahun mendatang
(2012-2017); bagaimana mencapainya; dan langkah-langkah strategis apa yang perlu
dilakukan agar tujuan tercapai sesuai visi, misi, dan program kepala daerah terpilih.
Periodesasi RPJMD Provinsi Gorontalo ini disesuaikan masa jabatan kepala daerah
terpilih, yakni 2012-2017. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi
Gorontalo Tahun 2012-2017 ini disusun dengan mempertimbangkan hasil kajian dan
konsepsi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Gorontalo
Tahun 2007–2025, dan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) Tahun 2010-2014 yang tertuang dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2010 serta mempertimbangkan arah pembangunan kewilayahan
sebagaimana dimuat dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Gorontalo Tahun 2012 -
2017 ini menjadi landasan dan rujukan dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja
Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) Provinsi Gorontalo, sekaligus merupakan pedoman bagi
penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten/Kota
se-Provinsi Gorontalo.
Selanjutnya RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2017 ini akan dijabarkan ke
dalam rencana pembangunan tahunan daerah, yakni Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) Provinsi Gorontalo, yang merupakan dokumen perencanaan daerah Provinsi
Gorontalo untuk periode satu tahun.

GUBERNUR GORONTALO

RUSLI HABIBIE

BAB XI - 1
DAFTAR ISI
Hal
DAFTAR ISI ................................................................................................... i
DAFTAR TABEL .............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... I-1
1.2. Dasar Hukum Penyusunan .......................................................................... I-1
1.3. Hubungan Antara Dokumen…………………………………………….......................... I-3
1.4. Sistematika Penulisan ................................................................................. I-5
1.5. Maksud dan Tujuan ................................................................................... I-6

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH


2.1. Aspek Geografi dan Demografi .................................................................... II-1
2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat ............................................................... II-34
2.3. Aspek Pelayanan Umum ............................................................................ II-46
2.4. Aspek Daya Saing Daerah.......................................................................... II-162

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA


KERANGKA PENDANAAN
3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu ..................................................................... III-1
3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu................................................. III-21
3.3. Kerangka Pendanaan ................................................................................. III-27

BAB IV ANALISA ISU STRATEGIS


4.1. Permasalahan Pembangunan ..................................................................... IV-1
4.2. Isu-isu Strategis ....................................................................................... IV-15

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN


5.1. Visi............................................................................................................ V-1
5.2. Misi ........................................................................................................... V-2
5.3. Tujuan dan Sasaran ................................................................................... V-3
5.4. Prioritas Pembangunan Daerah.................................................................... V-8

i
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN………………………………………. VI-1

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH …. VII-1

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI


KEBUTUHAN PENDANAAN .......................................................... VIII-1

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH .................................. IX-1

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN …………………. X-1

BAB XI PENUTUP ………………………………………………………………………. XI-1

ii
DAFTAR GAMBAR
Hal

Gambar 1.1 : Bagan Hubungan Antar Dokumen Perencanaan .............. Bab I-5
Gambar 2.1 : Peta Provinsi Gorontalo, 2011 ....................................... Bab II-1
Gambar 2.2 : Peta Rawan Bencana Gempa Bumi ................................ Bab II-25
Gambar 2.3 : Peta Kawasan Rawan Longsor ...................................... Bab II-27
Gambar 2.4 : Peta Kawasan Rawan Tsunami ..................................... Bab II-28
Gambar 2.5 : Peta Kawasan Rawan Banjir ......................................... Bab II-29
Gambar 2.6 : Presentase Penduduk Miskin di Provinsi Gorontalo,
2007-2011 .................................................................. Bab II-39
Gambar 2.7 : Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks
Keparahan Kemiskinan (P2) Provinsi Gorontalo,
2007–2011 ................................................................. Bab II-40
Gambar 2.8 : Kondisi Infrastruktur Pendidikan Menurut Jenjang
Pendidikan Prov. Gorontalo Tahun 2008 dan 2011 .......... Bab II-58
Gambar 2.9 : Rasio Dokter Umum Per Satuan Penduduk
menurut Kabupaten/Kota Se-Provinsi Gorontalo
Tahun 2010 dan 2011 .................................................. Bab II-64
Gambar 2.10 : Rasio Dokter Spesialis Per Satuan Penduduk
menurut Kabupaten/Kota Se- Provinsi Gorontalo
Tahun 2010 dan 2011 .................................................. Bab II-65
Gambar 2.11 : Rasio Dokter Gigi Per Satuan Penduduk
menurut Kabupaten/Kota Se- Provinsi Gorontalo
Tahun 2010 dan 2011 .................................................. Bab II-66
Gambar 2.12 : Rasio Perawat per satuan penduduk
menurut Kabupaten/Kota se Provinsi Gorontalo
Tahun 2010 dan 2011 .................................................. Bab II-67
Gambar 2.13 : Rasio Bidan per satuan penduduk
menurut Kabupaten/Kota Se- Provinsi Gorontalo
Tahun 2010 dan 2011 .................................................. Bab II-68
Gambar 2.14 : Rasio Puskesmas per satuan penduduk
menurut Kabupaten/Kota Se- Provinsi Gorontalo
Tahun 2010 dan 2011 .................................................. Bab II-69
Gambar 2.15 : Rasio Posyandu Per Satuan Balita
menurut Kabupaten/Kota Se- Provinsi Gorontalo
Tahun 2010 dan 2011 .................................................. Bab II-70
Gamber 2.16 : Rasio Rumah Sakit Per Satuan Penduduk
menurut Kabupaten/Kota Se- Provinsi Gorontalo
Tahun 2010 dan 2011 .................................................. Bab II-71

xii
Gambar 2.17 : Angka Kematian Ibu menurut Kabupaten/Kota
Se Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011 .................. Bab II-72
Gambar 2.18 : Angka Kematian Bayi menurut Kabupaten/Kota
Se Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011 .................. Bab II-74
Gambar 2.19 : Angka Kematian Balita menurut Kabupaten/Kota
Se Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011 .................. Bab II-74
Gambar 2.20 : Persentase Pertolongan Persalinan oleh Tenaga
Kesehatan Terlatih menurut Kabupaten/Kota
se Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011 .................. Bab II-75
Gambar 2.21 : Cakupan Pelayanan Antenatal (K1) Ibu Hamil menurut
Kabupaten/Kota Se Provinsi Gorontalo
Tahun 2010 dan 2011 .................................................. Bab II-76
Gambar 2.22 : Cakupan Pelayanan Antenatal (K4) Ibu Hamil menurut
Kabupaten/Kota Se Provinsi Gorontalo
Tahun 2010 dan 2011 .................................................. Bab II-77
Gambar 2.23 : Angka Kesakitan Penyakit Malaria, DBD Dan Diare
Di Kabupaten / Kota Tahun 2011 .................................. Bab II-78
Gambar 2.24 : Jumlah Penderita HIV/AIDS Kabupaten/Kota
Se Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011 .................. Bab II-79
Gambar 2.25 : Kekurangan Gizi Balita menurut Kabupaten/Kota
Se Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011 .................. Bab II-80
Gambar 2.26 : Cakupan Desa/Kelurahan dengan Universal Child
Immunization (UCI) Menurut Kabupaten/Kota
Se Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011 .................. Bab II-81
Gambar 2.27 : Persentase Capaian Keluarga Dengan Rumah, Jamban,
Tempat Sampah, Pengelolaan Air Limbah dan Pengguna
Air Bersih Yang Sehat menurut Kabupaten/Kota
Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2011 ............................... Bab II-83
Gambar 2.28 : Produktivitas Pelabuhan Penyeberangan
Gorontalo ................................................................... Bab II-109
Gambar 2.29 : Perkembangan UMP dan KHM / KHL
Provinsi Gorontalo Tahun 2007 s/d 2012 ....................... Bab II-119
Gambar 2.30 : Perkembangan Ketersediaan Energi (Kal/Kap/Hari)
Di Provinsi Gorontalo Tahun 2003-2010 ......................... Bab II-134
Gambar 2.31 : Ketersediaan Protein (Gram/Kap/Hari)
Di Provinsi Gorontalo Tahun 2003-2010 ......................... Bab II-134
Gambar 2.32 : Ketersediaan Lemak (Gram/Kapita/Hari)
Di Provinsi Gorontalo Tahun 2003-2010 ......................... Bab II-135
Gambar 2.33 : Grafik Perkembangan dan Sasaran PPH
Di Provinsi Gorontalo Tahun 2004 – 2010 ..................... Bab II-136

xiii
Gambar 2.34 : Grafik Perkembangan dan Sasaran PPH Konsumsi
Di Provinsi Gorontalo Tahun 2005 – 2010 ..................... Bab II-136
Gambar 2.35 : Nilai Tukar Petani Provinsi Gorontalo
Jan 2008-Desember 2011 ............................................ Bab II-163
Gambar 2.36 : Ruas Jalan BTS Kota Gorontalo – BTS Kota – Limboto
dan Ruas Jalan BTS Kota Limboto – Isimu ..................... Bab II-172
Gambar 2.37 : Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan
Se-Provinsi Gorontalo .................................................. Bab II-174
Gambar 2.38 : Arus Turun Naik Penumpang di Pelabuhan
Se-Provinsi Gorontalo .................................................. Bab II-175
Gambar 2.39 : Arus Bongkar Muat Barang (Ton/M3) di Pelabuhan
Se-Provinsi Gorontalo .................................................. Bab II-176
Gambar 2.40 : Produktivitas di Bandara Djalaluddin Gorontalo............... Bab II-179
Gambar 3.1 : Tren Transfer ke Daerah (Dana Perimbangan dan
Dana Otsus dan Penyesuaian) Tahun 2005-2011 ............ Bab III-7

xiv
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 : Luas Wilayah Provinsi Gorontalo dan Kabupaten/Kota ......... Bab II-2
Tabel 2.2 : Kelas Kemiringan Lereng Provinsi Gorontalo ....................... Bab II-4
Tabel 2.3 : Data Klimatologi Provinsi Gorontalo 2007 – 2011 ................ Bab II-9
Tabel 2.4 : Luas Kawasan Hutan dan APL ........................................... Bab II-10
Tabel 2.5 : Kawasan Pariwisata ......................................................... Bab II-12
Tabel 2.6 : Potensi Perikanan Budidaya Di Provinsi Gorontalo
Berdasarkan Komoditi Per Kab/Kota ................................... Bab II-13
Tabel 2.7 : Luas Lahan Sawah Menurut Indeks Pertanaman (IP)
Di Provinsi Gorontalo........................................................ Bab II-14
Tabel 2.8 : Lahan Kritis Per Kabupaten/Kota sampai dengan 2011 ........ Bab II-15
Tabel 2.9 : Data Potensi Lahan Perkebunan 2007 – 2011 ..................... Bab II-16
Tabel 2.10 : Peningkatan Luas Areal Sesuai Komoditi
Unggulan Tahun 2007-2011 ............................................. Bab II-16
Tabel 2.11 : Peningkatan Produksi Komoditi Unggulan
Perkebunan Tahun 2007-2011 .......................................... Bab II-17
Tabel 2.12 : Peningkatan Produktivitas Komoditi Unggulan
Perkebunan Tahun 2007-2011 .......................................... Bab II-17
Tabel 2.13 : Populasi Ternak (Ekor) Menurut Kab/Kota
Di Provinsi Gorontalo Tahun 2011 ..................................... Bab II-19
Tabel 2.14 : Daftar Obyek Daya Tarik Wisata Di Provinsi Gorontalo ......... Bab II-21
Tabel 2.15 : Data Kunjungan Wisatawan Di Provinsi Gorontalo ............... Bab II-24
Tabel 2.16 : Lama Tinggal Wisatawan di Provinsi Gorontalo ................... Bab II-24
Tabel 2.17 : Jumlah Penduduk Provinsi Gorontalo, 2006-2010 ................ Bab II-30
Tabel 2.18 : Jumlah Penduduk Gorontalo Berdasarkan Sex Ratio, 2010 ... Bab II-30
Tabel 2.19 : Data Penganut Agama Provinsi Gorontalo Tahun 2010 ........ Bab II-31
Tabel 2.20 : Penduduk Berumur 5 Tahun Keatas Menurut Wilayah
dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan ......................... Bab II-31
Tabel 2.21 : Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Provinsi Gorontalo............................................................ Bab II-32
Tabel 2.22 : Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis
Kegiatan Utama Provinsi Gorontalo .................................... Bab II-33
Tabel 2.23 : Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2008-2011 ............................................................ Bab II-34
Tabel 2.24 : Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB
Tahun 2007-2011 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000
Provinsi Gorontalo (dalam jutaan rupiah) ........................... Bab II-35

iii
Tabel 2.25 : Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007-2011
Atas Dasar Harga Berlaku Provinsi Gorontalo
(dalam jutaan) ................................................................ Bab II-36
Tabel 2.26 : Inflasi Provinsi Provinsi Gorontalo, 2006-2011 .................... Bab II-37
Tabel 2.27 : Pertambahan Nilai Investasi Provinsi Gorontalo,
2006 – 2011.................................................................... Bab II-37
Tabel 2.28 : Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Gorontalo, 2007-2011 ......... Bab II-38
Tabel 2.29 : Indikator Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota,
Tahun 2009-2011 ............................................................ Bab II-40
Tabel 2.30 : Komponen Penyusun IPM Gorontalo, 2010 ......................... Bab II-41
Tabel 2.31 : Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial Selang Tahun 2007 – 2011 ...................................... Bab II-42
Tabel 2.32 : Penanganan Sumber Kesejahteraan Sosial
Selang Tahun 2007 – 2011 ............................................... Bab II-43
Tabel 2.33 : Jumlah Lapangan Olahraga Tingkat Sekolah
Per Kabupaten/Kota ......................................................... Bab II-45
Tabel 2.34 : Jumlah Induk Organisasi Olahraga
di Provinsi Gorontalo ........................................................ Bab II-46
Tabel 2.35 : Perkembangan APK SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA
Provinsi Gorontalo Tahun 2007 – 2011 (%) ........................ Bab II-48
Tabel 2.36 : Perkembangan APK SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA
Per Kabupaten/Kota Tahun 2011 ....................................... Bab II-49
Tabel 2.37 : Perkembangan APM SD/MI (7-12 tahun), SMP/MTs,
SMA/SMK/MA Provinsi Gorontalo Tahun 2007 – 2011 .......... Bab II-50
Tabel 2.38 : Perkembangan APM SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA
Per Kabupaten/Kota Tahun 2011 ....................................... Bab II-50
Tabel 2.39 : Jumlah Angka Partisipasi Sekolah (APS) SMP/MTs
Tahun 2011 .................................................................... Bab II-52
Tabel 2.40 : Jumlah Angka Partisipasi Sekolah (APS) SMA/MA
Tahun 2011 .................................................................... Bab II-52
Tabel 2.41 : Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah
Pendidikan Dasar ............................................................. Bab II-53
Tabel 2.42 : Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah
Pendidikan Menengah ...................................................... Bab II-53
Tabel 2.43 : Rasio Murid terhadap Guru pada SMP/MTs ......................... Bab II-54
Tabel 2.44 : Angka Putus Sekolah Tahun 2011...................................... Bab II-54
Tabel 2.45 : Jumlah APK PT Sampai Dengan Tahun 2011....................... Bab II-55
Tabel 2.46 : Data Perguruan Tinggi Se-Provinsi Gorontalo,
Jumlah Mahasiswa Dan Dosen .......................................... Bab II-55
Tabel 2.47 : Angka Buta Aksara Provinsi Gorontalo................................ Bab II-57

iv
Tabel 2.48 : Data Prediksi Angka Buta Aksara Per Kabupaten/Kota
Tahun 2011-2015 ............................................................ Bab II-57
Tabel 2.49 : Sekolah, Guru, Rombel, Siswa Tahun 2011......................... Bab II-58
Tabel 2.50 : Kualifikasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan
Kabupaten/Kota,2011....................................................... Bab II-59
Tabel 2.51 : Rekap Guru PNS dan Non PNS Tahun 2011 ........................ Bab II-59
Tabel 2.52 : Kondisi Infrastruktur SD dan MI per Kab/Kota .................... Bab II-60
Tabel 2.53 : Kondisi Infrastruktur SMP dan MTs per Kab/Kota ................ Bab II-61
Tabel 2.54 : Kondisi Infrastruktur SMA, MA dan SMK per Kab/Kota ......... Bab II-62
Tabel 2.55 : Penerima Bantuan Penyelenggara Program Pendidikan
Gratis Bagi Sekolah Jenjang Menengah Provinsi Gorontalo
Tahun 2012 .................................................................... Bab II-63
Tabel 2.56 : Daftar Sekolah di Daerah Terpencil
Se Provinsi Gorontalo Tahun 2012 ..................................... Bab II-63
Tabel 2.57 : Perkembangan Rasio Dokter Umum Per Satuan
Penduduk Provinsi Gorontalo Tahun 2007 – 2011 ............... Bab II-64
Tabel 2.58 : Perkembangan Rasio Dokter Spesialis Per Satuan
Penduduk Provinsi Gorontalo Tahun 2007 – 2011 ............... Bab II-65
Tabel 2.59 : Perkembangan Rasio Dokter Gigi Per Satuan
Penduduk Provinsi Gorontalo Tahun 2007 – 2011 ............... Bab II-66
Tabel 2.60 : Perkembangan Rasio Perawat Per Satuan Penduduk
Provinsi Gorontalo Tahun 2007 – 2011............................... Bab II-67
Tabel 2.61 : Perkembangan Rasio Bidan Per Satuan Penduduk
Provinsi Gorontalo Tahun 2007 – 2011............................... Bab II-68
Tabel 2.62 : Perkembangan Rasio Puskesmas Per Satuan
Penduduk Provinsi Gorontalo Tahun 2007 – 2011 ............... Bab II-69
Tabel 2.63 : Perkembangan Rasio Posyandu Per Satuan Balita
Provinsi Gorontalo Tahun 2007 – 2011............................... Bab II-70
Tabel 2.64 : Perkembangan Rasio Rumah Sakit
Per Satuan Penduduk Provinsi Gorontalo
Tahun 2007 – 2011.......................................................... Bab II-71
Tabel 2.65 : Perkembangan Pencapaian Angka Kematian Ibu (AKI)
Provinsi Gorontalo Per 100.000 Kelahiran Hidup,
Tahun 2007 – 2011.......................................................... Bab II-72
Tabel 2.66 : Perkembangan Angka Kematian Bayi (AKB) dan
Angka Kematian Balita (AKABA) Provinsi Gorontalo,
Tahun2007-2011 ............................................................. Bab II-73

v
Tabel 2.67 : Perkembangan Persentase Pertolongan Persalinan
Oleh Tenaga Kesehatan Terlatih (%),
Tahun 2007-2011 ............................................................ Bab II-75
Tabel 2.68 : Cakupan Pelayanan Antenatal Tahun 2007-2011 ................. Bab II-76
Tabel 2.69 : Perkembangan Balita yang Mengalami Kekurangan
Gizi (%) di Provinsi Gorontalo Tahun 2007 – 2010 ............. Bab II-79
Tabel 2.70 : Jumlah Kunjungan Masyarakat Miskin
(Jamkesmas dan Jamkesda) ............................................. Bab II-80
Tabel 2.71 : Perkembangan Kondisi Irigasi sampai dengan
Tahun 2011 ................................................................ Bab II-84
Tabel 2.72 : Data Sungai Induk Provinsi Gorontalo ............................ Bab II-85
Tabel 2.73 : Data Pantai Provinsi Gorontalo ...................................... Bab II-87
Tabel 2.74 : Data Umum Air minum Tahun 2011 ............................... Bab II-88
Tabel 2.75 : Jumlah MCK Yang Dibangun di Kabupaten/Kota .............. Bab II-88
Tabel 2.76 : Jenis Lapangan Usaha Utama Penduduk ........................ Bab II-90
Tabel 2.77 : Sertifikat Tenaga Ahli menurut Kab/Kota & Kualifikasi ..... Bab II-91
Tabel 2.78 : Setifikat Tenaga Terampil Daftar
Menurut Kabupaaten/Kota dan Kualifikasi...................... Bab II-91
Tabel 2.79 : Badan Usaha Konsultan Daftar Menurut Asosiasi
Dan Golongan ............................................................. Bab II-91
Tabel 2.80 : Badan Usaha Kontraktor Daftar Menurut Asosiasi
Dan Golongan ............................................................. Bab II-92
Tabel 2.81 : Capaian Rata-Rata Pelaksanaan Fungsi Asli Pemberdayaan
Masyarakat Dan Desa Di Provinsi Gorontalo
Selang 2007-2011 ........................................................ Bab II-95
Tabel 2.82 : Capaian Rata-Rata Pelaksanaan Fungsi Koordinasi
Program Pemberdayaan Masyarakat Dan
Penanggulangan Kemiskinan (Program PMPK)
Yang Masuk Ke Desa Selang 2007-2011 ......................... Bab II-96
Tabel 2.83 : Capaian Rata-Rata Pelaksanaan Koordinasi Penanganan
Program Nasional Di Daerah 2007-2011 ........................ Bab II-98
Tabel 2.84 : Data Perkembangan Pemekaran Wilayah Administrasi
Kecamatan, Desa dan Kelurahan di Provinsi Gorontalo,
2007 – 2010 ................................................................ Bab II-99
Tabel 2.85 : Rekapitulasi Status Desa Tertinggal
Provinsi Gorontalo Tahun 2011 ..................................... Bab II-99
Tabel 2.86 : Realisasi Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan
2007 s/d 2011 Bidang Infrastruktur Perdesaan ............... Bab II-101

vi
Tabel 2.87 : Realisasi Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan
2007 s/d 2011 Bidang Sosial dan Ekonomi
Masyarakat Miskin Perdesaan ........................................ Bab II-101
Tabel 2.88 : Rumah Tidak Layak Huni Provinsi Gorontalo
Tahun 2012 ................................................................ Bab II-102
Tabel 2.89 : Realisasi Pembangunan Mahyani Model Swakelola –
Pos Belanja Hibah Dan Belanja Barang Dan Jasa
Melalui BPMD-PK Prov. Gorontalo Tahun 2007-2011 ........ Bab II-102
Tabel 2.90 : Jumlah Terminal / Pelabuhan / Bandara
di Provinsi Gorontalo Tahun 2007 – 2011 ....................... Bab II-104
Tabel 2.91 : Jumlah Terminal / Pelabuhan / Bandara
di Provinsi Gorontalo Tahun 2007 – 2011
Pembagian per-Kab/Kota .............................................. Bab II-104
Tabel 2.92 : Jumlah Penumpang dan Barang Angkutan Umum
di Provinsi Gorontalo Tahun 2007 – 2011 ....................... Bab II-105
Tabel 2.93 : Rasio Panjang Jalan terhadap Jumlah Kendaraan ............ Bab II-105
Tabel 2.94 : Data Terminal di Provinsi Gorontalo, tahun 2012............. Bab II-106
Tabel 2.95 : Rasio Angkutan Darat (AKDP) Tahun 2007 – 2011 .......... Bab II-106
Tabel 2.96 : Data Jembatan Timbang di Provinsi Gorontalo,
Tahun 2011 ................................................................ Bab II-107
Tabel 2.97 : Rasio Ijin Trayek Tahun 2007 – 2011............................. Bab II-107
Tabel 2.98 : Rasio Ijin Trayek menurut Kab/Kota Tahun 2011 ............ Bab II-108
Tabel 2.99 : Jumlah Fasilitas Keselamatan LLAJ Tahun 2007 – 2011 ... Bab II-108
Tabel 2.100 : Produktivitas Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo ......... Bab II-109
Tabel 2.101 : Penelitian Yang Telah Dilakukan
Selang Tahun 2004 s/d 2012 ........................................ Bab II-115
Tabel 2.102 : Eksistensi Perempuan pada Lembaga
Pemerintah Provinsi ..................................................... Bab II-117
Tabe 2.103 : Eksistensi Perempuan Dalam Lembaga DPRD Prov
dan Kab/Kota Periode 2009 s/d 2014 ............................. Bab II-118
Tabel 2.104 : Perkembangan Jumlah Koperasi Per Kabupaten/Kota ...... Bab II-120
Tabel 2.105 : Jumlah Koperasi Aktif dan Tidak Aktif
Per Kabupaten/Kota ..................................................... Bab II-121
Tabel 2.106 : Perkembangan Jumlah Anggota, Modal, Aset, Volume
Usaha dan SHU Koperasi .............................................. Bab II-121
Tabel 2.107 : Koperasi Berskala Besar ............................................... Bab II-122
Tabel 2.108 : Jumlah UMKM Provinsi Gorontalo
Periode 2007 – 2011 .................................................... Bab II-122
Tabel 2.109 : Perkembangan UMKM Per Kabupaten/Kota..................... Bab II-123
Tabel 2.110 : Pasar Tradisional dan Pasar Modern .............................. Bab II-124

vii
Tabel 2.111 : Perkembangan Volume Ekspor Gorontalo ....................... Bab II-124
Tabel 2.112 : Perkembangan Nilai Ekspor Gorontalo ............................ Bab II-125
Tabel 2.113 : Jumlah Bank Pemerintah dan Swasta
di Provinsi Gorontalo .................................................... Bab II-126
Tabel 2.114 : Daftar Perolehan Medali Kejuaraan Nasional dan
Internasional ............................................................... Bab II-131
Tabel 2.115 : Hasil Rekapitulasi Perolehan Suara Pemilihan Umum
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Provinsi Gorontalo Tahun 2011 ...................................... Bab II-132
Tabel 2.116 : Jumlah LSM/ Orkemas, Yayasan Yang Terdaftar
pada Badan Kesbang dan Politik ..................................... Bab II-132
Tabel 2.117 : Jumlah Kejadian Unjuk Rasa di Provinsi Gorontalo
Selang tahun 2008 s/ Mei 2012 ..................................... Bab II-133
Tabel 2.118 : Data Konflik Yang Menonjol Tahun 2012 ......................... Bab II-133
Tabel 2.119 : Situasi Pangan dan Gizi di Provinsi Gorontalo
Tahun 2012 ................................................................. Bab II-138
Tabel 2.120 : Jumlah BTS dan Operator di Provinsi Gorontalo, 2011 ...... Bab II-139
Tabel 2.121 : Lembaga Media Massa, Cetak dan Elektronik
Se- Provinsi Gorontalo ................................................... Bab II-140
Tabel 2.122 : Jumlah Buku dan Jumlah Pengunjung
Perpustakaan di Gorontalo, 2010-2011........................ Bab II-141
Tabel 2.123 : Daftar Jumlah Buku Pada Kantor Perpustakaan
Dan Arsip Daerah Provinsi Gorontalo
Berdasarkan Klasifikasi ............................................. Bab II-141
Tabel 2.124 : Jumlah ARSIP dan Jumlah Pengelola Kearsipan
di Gorontalo, 2010-2011 ........................................... Bab II-142
Tabel 2.125 : Data Unit Kerja dan Jabatan Struktural
Provinsi Gorontalo Per Juni 2012 .................................... Bab II-143
Tabel 2.126 : Data PNS Provinsi GorontaloBerdasarkan Jenis Kelamin
Menurut Golongan Per Juni 2012 .................................... Bab II-144
Tabel 2.127 : Data PNS Provinsi Gorontalo Berdasarkan Jenis Kelamin
Menurut Pendidikan Per Juni 2012 .................................. Bab II-145
Tabel 2.128 : Data PNS Provinsi Gorontalo
Berdasarkan Golongan Ruang Per Juni 2012 .................... Bab II-146
Tabel 2.129 : Data PNS Provinsi Gorontalo Berdasarkan Jenis Kelamin
Menurut Eselon Per Juni 2012 ........................................ Bab II-147
Tabel 2.130 : Data Jabatan Struktural Eselon Pemerintah
Provinsi Gorontalo Yang Terisi dan Lowong
Per Juni 2012 ............................................................... Bab II-148

viii
Tabel 2.131 : Data Pejabat Struktural Eselon Pemerintah Provinsi
Gorontalo Berdasarkan Diklat Kepemimpinan
Per Juni 2012 ............................................................... Bab II-148
Tabel 2.132 : Luas Lahan Sawah dan Penggunaannya .......................... Bab II-151
Tabel 2.133 : Luas Lahan Kering dan Penggunaannya .......................... Bab II-152
Tabel 2.134 : Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan Gorontalo,
2007-2011 ........................................................................... Bab II-152
Tabel 2.135 : Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan
Produksi Komoditi Padi (Padi Sawah dan Ladang) ............ Bab II-153
Tabel 2.136 : Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan
Produksi Komoditi Jagung .............................................. Bab II-154
Tabel 2.137 : Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan
Produksi Komoditi Kedelai ............................................. Bab II-155
Tabel 2.138 : Hubungan Target dan Realisasi Produksi Perikanan
Gorontalo, 2007-2011 ................................................... Bab II-157
Tabel 2.139 : Produksi Perikanan Tangkap Per Kabupaten/Kota ,
2007-2011 ................................................................... Bab II-157
Tabel 2.140 : Produksi Perikanan Budidaya Per Kabupaten/Kota ,
2007-2011 ................................................................... Bab II-158
Tabel 2.141 : Produksi Tambak (Budidaya Air Payau) ........................... Bab II-158
Tabel 2.142 : Konsumsi Ikan Gorontalo Tahun 2007-2011
(Satuan : Kg/Kapita/Thn) .............................................. Bab II-159
Tabel 2.143 : Jumlah Kelompok Nelayan dan Pembudidaya
Yang Mendapatkan Bantuan Pemerintah Daerah .............. Bab II-159
Tabel 2.144 : Distribusi Jumlah Kelompok Nelayan dan Pembudidaya
Per Kab/Kota Yang Mendapatkan Bantuan Pemerintah
Daerah ........................................................................ Bab II-160
Tabel 2.145 : Produksi Perikanan Kelompok Nelayan dan
Pembudidaya di Gorontalo ............................................. Bab II-160
Tabel 2.146 : Rehabilitasi Hutan dan Lahan Per Kabupaten/Kota,
Sampai dengan Tahun 2011 .......................................... Bab II-162
Tabel 2.147 : Perkembangan Rata-rata Nilai Tukar Petani (NTP)
Provinsi Gorontalo Tahun 2007 -2012 ............................. Bab II-164
Tabel 2.148 : Perbandingan NTP Per Sektor Januari-Februari 2012 ........ Bab II-164
Tabel 2.149 : Jenis Mineral dan Besaran Potensi .................................. Bab II-165
Tabel 2.150 : Kawasan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Gorontalo ......... Bab II-166
Tabel 2.151 : Perkembangan Jalan di Provinsi Gorontalo
Lima Tahun Terakhir, 2006-2011................................... Bab II-166
Tabel 2.152 : Perkembangan Kondisi Jalan di Provinsi Gorontalo
Lima Tahun Terakhir, 2006-2011 ................................... Bab II-167

ix
Tabel 2.153 : Tabel Penanganan Ruas Jalan Nasional .......................... Bab II-167
Tabel 2.154 : Tabel Penanganan Ruas Jalan Provinsi ........................... Bab II-169
Tabel 2.155 : Data Kondisi Jembatan di Ruas Jalan Provinsi ................. Bab II-170
Tabel 2.156 : Arus Kunjungan Kapal/Unit di Pelabuhan
Se-Provinsi Gorontalo ................................................... Bab II-173
Tabel 2.157 : Arus Turun Naik Penumpang di Pelabuhan
Se-Provinsi Gorontalo ................................................... Bab II-174
Tabel 2.158 : Arus Bongkar Muat Barang (Ton/M3) di Pelabuhan
Se-Provinsi Gorontalo ................................................... Bab II-176
Tabel 2.159 : Bongkar Muat per-Komoditi di Pelabuhan Gorontalo ........ Bab II-177
Tabel 2.160 : Bongkar Muat per-Komoditi di Pelabuhan Anggrek .......... Bab II-177
Tabel 2.161 : Bongkar Muat per-Komoditi di Pelabuhan Kwandang ....... Bab II-177
Tabel 2.162 : Bongkar Muat per-Komoditi di Pelabuhan Tilamuta.......... Bab II-178
Tabel 2.163 : Layanan Penerbangan di Bandara Djalaluddin
Gorontalo .................................................................... Bab II-178
Tabel 2.164 : Penanaman Modal Asing (PMA) ...................................... Bab II-181
Tabel 2.165 : Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) ........................ Bab II-182
Tabel 2.166 : Perkembangan Nilai Investasi Berskala Nasional
(PMDN/PMA) ................................................................ Bab II-182
Tabel 3.1 : Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Gorontalo
Tahun 2007 S/D 2011 ................................................... Bab III-6
Tabel 3.2 : Realisasi Belanja terhadap Anggaran Belanja
Pemerintah Daerah ....................................................... Bab III-8
Tabel 3.3 : Belanja Menurut Klasifikasi Ekonomi, Provinsi Gorontalo,
2007-2011 ................................................................... Bab III-10
Tabel 3.4 : Total Belanja Pemerintah untuk seluruh Kab/Kota,
2007-2011 ................................................................... Bab III-11
Tabel 3.5 : Pengeluaran Menurut Sektor, 2007-2011 ........................ Bab III-13
Tabel 3.6 : Pengeluaran Sektor Kabupaten / Kota, 2007-2011 ........... Bab III-14
Tabel 3.7 : Perkembangan Neraca Keuangan Pemerintah
Provinsi Gorontalo 2007-2010 ........................................ Bab III-18
Tabel 3.8 : Perkembangan Neraca Keuangan Pemerintah
Provinsi Gorontalo 2010-2011 ........................................ Bab III-20
Tabel 3.9 : Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan
Aparatur Provinsi Gorontalo, 2009-2011 .......................... Bab III-23
Tabel 3.10 : Penutup Defisit Riil Anggaran 2009-2010......................... Bab III-25
Tabel 3.11 : Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran ......................... Bab III-25
Tabel 3.12 : Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran ...................... Bab III-26
Tabel 3.13 : Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenan ... Bab III-26
Tabel 3.14 : Proyeksi Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran............... Bab III-27

x
Tabel 3.15 : Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama .... Bab III-30
Tabel 3.16 : Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang
Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama ....................... Bab III-32
Tabel 3.17 : Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah
untuk Mendanai Pembangunan Daerah
Provinsi Gorontalo 2012-2017 ........................................ Bab III-33
Tabel 3.18 : Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan
Keuangan Daerah Provinsi Gorontalo, 2012-2017 ............. Bab III-35
Tabel 4.1 : Realisasi Kerjasama Pembangunan antar Daerah
Tahun 2009 .................................................................... Bab IV-21
Tabel 4.2 : Realisasi Kerjasama Pembangunan antar Daerah
Tahun 2010 .................................................................... Bab IV-22
Tabel 5.1 : Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Provinsi Gorontalo......................................................... Bab V-4
Tabel 6.1 : Strategi dan Arah Kebijakan ........................................... Bab VI-2
Tabel 7.1 : Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan Daerah
Provinsi Gorontalo......................................................... Bab VII-14
Tabel 8.1 : Keterkaitan Bidang urusan dan SKPD
Penanggungjawab ........................................................ Bab VIII-1
Tabel 8.2 : Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai
Kebutuhan Pendanaan .................................................. Bab VIII-4
Tabel 9.1 : Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan Provinsi Gorontalo .................................... Bab IX-2

xi

Anda mungkin juga menyukai