BAB I
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Hal. 1-1
RPJMD PROVINSI LAMPUNG 2015—2019
Pendahuluan
Hal. 1-2
RPJMD PROVINSI LAMPUNG 2015—2019
Pendahuluan
Hal. 1-3
RPJMD PROVINSI LAMPUNG 2015—2019
17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pendahuluan
Hal. 1-4
RPJMD PROVINSI LAMPUNG 2015—2019
18. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
Pendahuluan
Hal. 1-5
RPJMD PROVINSI LAMPUNG 2015—2019
Pendahuluan
Hal. 1-6
RPJMD PROVINSI LAMPUNG 2015—2019
3. Jumlah penduduk miskin masih cukup tinggi. Sampai dengan tahun 2010
angka kemiskinan di Provinsi Bengkulu masih sebesar 18,59 % sedangkan
nasional pada tahun yang sama sebesar 13,5 %;
4. Masih rendahnya jenis dan nilai investasi yang masuk. Investasi dalam 5
tahun ke depan akan diarahkan dalam menunjang pertumbuhan dan
perkembangan industri kerakyatan seperti pabrik-parik industri hilir
pengolah hasil pertanian, perkebunan dan perikanan;
5. Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih belum optimal. Pada tahun 2010,
proporsi PAD terhadap pendapatan daerah masih sebesar 40%. Artinya
ketergantungan pendanaan untuk pembangunan masih cukup bergantung
pada Pemerintah Pusat. Sehingga ke depannya masih sangat diperlukan
peningkatan PAD terutama melalui intensifikasi dan ekstensifikasi
sumber-sumber PAD;
Pendahuluan
Hal. 1-7
RPJMD PROVINSI LAMPUNG 2015—2019
10. Kapasitas pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup masih
belum optimal;
Pendahuluan
Hal. 1-8
RPJMD PROVINSI LAMPUNG 2015—2019
Pendahuluan
Hal. 1-9
RPJMD PROVINSI LAMPUNG 2015—2019
diperhatikan
diacu
dijabarkan
diperhatikan
Renstra
diacu
SKPD
diperhatikan
Renja
SKPD
RPJMD & RTRW
Prov. Lain
Renstra K/L
Pendahuluan
Hal. 1-10
RPJMD PROVINSI LAMPUNG 2015—2019
Pendahuluan
Hal. 1-11
RPJMD PROVINSI LAMPUNG 2015—2019
II. Gambaran Umum Kondisi Daerah. Bagian ini sangat penting untuk
menjelaskan dan menyajikan secara logis dasar-dasar analisis, gambaran
umum kondisi daerah yang meliputi aspek geografi dan demografi serta
indikator kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah. Bab ini terdiri dari
sub bab Aspek Geografi dan Demografi; Aspek Kesejahteraan Masyarakat;
Aspek Pelayanan Umum; dan Aspek Daya Saing Daerah.
V. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, berisikan uraian mengenai visi, misi, tujuan
dan sasaran RPJMD atau kepala daerah terpilih dan jangka waktunya.
VI. Strategi dan Arah Kebijakan. Pada bagian ini diuraikan strategi yang dipilih
dalam mencapai tujuan dan sasaran serta arah kebijakan dari setiap
strategi terpilih.
VII. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan. Dalam bab ini diuraikan
hubungan antara kebijakan umum yang berisi arah kebijakan
pembangunan berdasarkan strategi yang dipilih dengan target capaian
indikator kinerja.
Pendahuluan
Hal. 1-12
RPJMD PROVINSI LAMPUNG 2015—2019
XI. Penutup. Pada bab ini perlu dinyatakan bahwa RPJMD menjadi pedoman
penyusunan RKPD dan RAPBD tahun pertama dibawah kepemimpinan
kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih hasil pemilihan umum
kepala daerah pada periode berikutnya.
Pendahuluan
Hal. 1-13
RPJMD PROVINSI LAMPUNG 2015—2019
Pendahuluan
Hal. 1-14
RPJMD PROVINSI LAMPUNG 2015--2019
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
kalkarenit, tuf dan breksi dengan ketebalan 1.000 -1.500 meter. Diendapkan di
lingkungan turbidit di laut, di tepi pantai sampai daerah kegiatan gunung api.
Terlipat kuat dengan sumbu barat laut-tenggara, kemiringan berkisar 250 –
700. Ditafsirkan diendapkan bersamaan waktu dengan formasi tarahan dan
termasuk satuan gunung berapi efusiva.
Batuan gunung api berkomposisi andesitik (lava, breksi, tufa) yang terubah dan
terkekarkan kuat dipetakan sebagai Formasi Tarahan (Tpot), diperkirakan
setara dengan Formasi Kikim yang terdapat di daerah Bengkulu. Umur formasi
ini diperkirakan Paleosen Tengah – Oligosen Awal. Litologi tuf dan breksi
dikuasai oleh sisipan tufit. Diendapkan dilingkungan benua, mungkin busur
gunung api, magmatisma ada kaitannya dengan penujaman, secara regional
dapat dikorelasikan dengan formasi kikim. Ditafsirkan sebagai sisa busur
gunung api paleogen yang tersingkap. Keberadaannya sering disebut sebagai
bukti penunjaman disepanjang parit sunda yang terus berlangsung. Formasi
Sabu, Formasi Campang dan Formasi Tarahan tersingkap di jalur Bukit Barisan.
Batuan Granit – granodiorit yang menerobos batuan granitoid Kapur Akhir
menunjukkan umur 48,37 – 34,57 juta tahun (Eosen – Oligosen).
Pada jaman Oligosen Akhir – Miosen Tengah di jalur Jambi – Palembang terjadi
sedimentasi genang laut di cekungan Sumatera Selatan yang diwakili oleh
Formasi Talangakar (Tomt) yang terdiri dari batupasir kuarsa, konglomerat
kuarsa, batupasir terdiri dari serpihan gampingan, napal, batulempung dan batu
lanau, Formasi Gading (Tomg) yang terdiri dari batupasir, batulanau dan batu
lempung dengan sisipan batugamping dan lignit, dan Formasi Baturaja (Tmb)
terdiri dari batugamping terumbu, kalkarenit dengan sisipan serpih gampingan.
Di jalur Bukit Barisan terjadi kegiatan gunung api yang diwakili oleh Formasi
Hulusimpang (Tomh) terdiri dari breksi gunung api, lava, tufa bersusunan
andesit/basaltik, terubah, berurat kuarsa (Tmos) yang terdiri dari perselingan
batulempung, batupasir, batulanau, serpih, terkadang gampingan.
Tektonik yang terjadi pada Miosen Tengah diikuti oleh sedimentasi laut dangkal
yang dicerminkan oleh Formasi Airbenakat (terdapat di luar Provinsi
Lampung), kegiatan gunung api di jalur Bukit Barisan yang dicerminkan oleh
Formasi Bal (Tmba) terdiri dari breksi gunung api bersusunan dasit, tufa dasitan
dan sisipan batupasir dan sedimentasi volkanik klastik laut dangkal di jalur
Bengkulu yang dicerminkan oleh Formasi Lemau (Tml) terdiri dari Batupasir
tufaan gampingan, batulempung gampingan dengan sisipan tipis atau bintal
batugamping, mengandung foram dan moluska. Aktivitas gunung api di jalur
Bukit Barisan menerus pada Miosen Akhir – Pliosen yang membentuk Formasi
Lakitan (Tmpl) terdiri dari breksi gunung api bersusunan andesitik/basaltik,
epalistik sedikit dasitan, tufa dan batupasir tufaan dan menindih secara tak
selaras Formasi Bal, sedang di jalur Bengkulu terbentuk Formasi Simpangaur
(Tmps) terdiri dari batupasir tufaan, tufa, batulempung tufaan, batugamping,
konglomerat aneka batuan, mengandung moluska dan cangkang karang, yang
menindih secara selaras Formasi Lemau.
Setelah tektonik yang terjadi pada Pliosen Tengah, sebagian besar daerah ini
terangkat ke permukaan, di jalur Jambi – Palembang diendapkan Formasi Kasai
(Qtk) yang berlingkungan darat (perselingan batupasir tufaan dengan tufa
berbatu apung, struktur silangsiur, sisipan tipis lignit dan kayu terkesikkan).
Gambaran Umum Daerah
Hal. 2-6
RPJMD PROVINSI LAMPUNG 2015--2019
Di jalur Bukit Barisan di endapkan Formasi Ranau (Qtr) yang terdiri dari breksi
batuapung, tufa mikaan, tufa batuapung, dan kayu terkersikkan, dan Formasi
Bintunan (Qtb) yang terdiri dari batupasir tufaan, tufa pasiran, betulempung
tufaan, konglomerat aneka batuan, tufa berbatuapung dan sisa tumbuhan.
Seluruh formasi Kasai, Ranau, Lampung selama Pliosen Akhir – Pliosen terlipat
lemah dan tererosi di akhir Plistosen. Sejak itu kegiatan gunung api berlangsung
di jalur Jambi – Palembang dan Bengkulu hanya terjadi sedimentasi.
1. Daerah River Basin Tulang Bawang terletak di utara hingga ke arah barat,
melewati wilayah Kabupaten Lampung Utara dan Way Kanan dengan luas
River Basin 10.150 Km² dan panjang 753,5 Km dengan 9 cabang anak
sungai membentuk pola aliran dendritic yang merupakan ciri umum
sungai-sungai di Lampung. Kepadatan (density) pola aliran sebesar 0,07
dan frekuensi pola aliran 0,0009.
2. Daerah River Basin Seputih terletak di bagian tengah wilayah bagian barat
Lampung Tengah ke arah Metro dan Lampung Timur. Luas River Basin
7.550 Km², panjang 965 Km, memiliki 14 cabang sungai, density pola
aliran 0,13 dan frekuensi pola aliran 0,0019.
River Basin ini 1.525 Km² dengan panjang 189 Km, memiliki 8 cabang
sungai, kepadatan (density) pola aliran 0,12 dan frekuensi pola aliran
0,0052.
5. Daerah River Basin Way Jepara terletak di Kabupaten Lampung Timur
dengan luas 800 Km², dan panjang sungai mencapai 108,5 Km, memiliki 3
cabang sungai, pola aliran dengan kepadatan (density) 0,14 serta frekuensi
0,0038.
Pola pemanfaatan ruang pada kawasan lindung pada garis besarnya akan
mencakup 6 (enam) fungsi perlindungan sebagai berikut:
b. Pola pemanfaatan ruang pada kawasan lindung pada garis besarnya akan
mencakup 5 (lima) fungsi perlindungan sebagai berikut:
Kawasan rawan bencana alam terdiri atas daerah yang sering dan berpotensi
tinggi mengalami bencana alam seperti banjir, longsor, gerakan tanah/gempa,
puting beliung, tsunami dan kebakaran hutan. Kawasan-kawasan rawan
bencana tersebut meliputi:
1. Bencana tanah longsor tersebar di Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten
Tanggamus, Kabupaten Lampung Barat, Kabupaten Pesawaran, dan
Kabupaten Lampung Selatan
2. Untuk kasus kebakaran hutan tersebar di Kabupaten Mesuji, Kabupaten
Way Kanan, Kabupaten Lampung Barat, Kabupaten Tanggamus,
Kabupaten Lampung Selatan dan Kabupaten Lampung Timur
3. Bencana tsunami dan gelombang pasang berpotensi terjadi di sepanjang
pesisir pantai wilayah Provinsi Lampung. Sedangkan bencana banjir
tersebar di Kota Bandar Lampung, Kabupaten Pesawaran, Kabupaten
Mesuji, Kabupaten Tulang Bawang, Kota Metro, Kabupaten Lampung
Timur, Kabupaten Pringsewu, Kabupaten Tanggamus, Kabupaten
Lampung Barat, Kabupaten Lampung Utara dan Kabupaten Lampung
Selatan.
2.1.4. Demografi
Dengan luas wilayah Provinsi Lampung sekitar 35.288,35 km2 yang didiami oleh
7.767.312 orang pada tahun 2012, maka tingkat kepadatan penduduk Provinsi
Lampung adalah sebanyak 220 orang per kilometer persegi. Dari 15
7
6
5.77
5
Indonesia
4 3.55
3.04 Sumatera
3 2.38 Lampung
2.31 2.67 1.9
2
1.98 1.49
1.49
1 1.24
1.17
0
1971-1980 1980-1990 1990-2000 2000-2010
Sumber: www.bps.go.id
Sumber: www.bps.go.id
Gambar 2.2 Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi Lampung per
Kabupaten/Kota Tahun 2000-2010
7
6
6,43 6,53 5,97
5 5,88
5,26
4
3
2
1
0
2009 2010 2011 2012 2013
KABUPATEN
1. Kab. Lampung Selatan 5,09 5,28 5,71 6,03 6,30
2. Kab. Lampung Utara 5,69 6,32 4,98 6,23 6,03
3. Kab. Lampung Tengah 5,66 5,94 5,88 5,75 6,37
4. Kab. Lampung Barat 5,15 5,64 5,72 4,54 6,65
5. Kab. Tanggamus -32,39 5,46 5,59 6,24 6,49
6. Kab. Tulang Bawang 6,79 -51,13 6,19 5,50 6,93
7. Kab. Way Kanan 4,60 5,04 5,17 5,49 5,67
8. Kab. Lampung Timur 5,21 4,38 5,06 6,08 5,30
9. Kab. Pesawaran 5,34 5,69 5,91 6,41 6,42
10. Kab. Pringsewu X 5,80 6,95 7,10 6,88
11. Kab. Mesuji X X 5,89 6,36 6,88
12. Kab. Tulang Bawang Barat X X 5,92 6,13 6,53
KOTA
13. Kota Bandar Lampung 6,93 6,01 6,33 6,53 6,54
14. Kota Metro 5,21 5,32 5,89 6,40 5,90
PROVINSI LAMPUNG 5,35 5,35 5,85 6,39 6,48
Sumber: LDA, BPS, 2013
PDRB per kapita Provinsi Lampung dalam kurun waktu 2009-2013 naik dari
sebesar Rp11,82 juta menjadi Rp20,72 juta berdasarkan atas dasar harga
berlaku atau rata-rata meningkat sekitar 15% per tahun. Namun kenaikan
tersebut bukan nilai riil, tetapi lebih disebabkan oleh pengaruh kenaikan tingkat
harga barang dan jasa atau inflasi. Hal itu tercermin jika disandingkan dengan
PDRB per kapita atas dasar harga konstan dalam kurun waktu yang sama,
perolehannya hanya naik dari Rp4,81 juta menjadi Rp5,81 juta atau naik rata-
rata 4,82% per tahun.
Tabel 2.7. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2009-2013
Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Provinsi Lampung
2009 2010 2011 2012 2013
Sektor
Juta Rp. % Juta Rp. % Juta Rp. % Juta Rp. % Juta Rp. %
1 Pertanian 14.693.881 40,53 14.851.400 38,69 15.587.581 38,15 16.242.780 37,32 16.884.406 36,61
Pertambangan
2 737.977 2,04 713.022 1,86 809.109 1,98 843.741 1,94 933.720 2,02
& Penggalian
Industri
3 4.879.401 13,46 5.177.596 13,49 5.430.218 13,29 5.668.830 13,02 6.097.668 13,22
Pengolahan
Listrik. Gas &
4 129.396 0,36 142.869 0,37 156.952 0,38 175.015 0,40 192.612 0,42
Air Bersih
5 Konstruksi 1.767.563 4,88 1.833.091 4,77 1.975.551 4,84 2.090.461 4,80 2.142.782 4,65
Perdagangan.
6 Hotel & 5.835.109 16,09 6.114.068 15,93 6.450.606 15,79 6.811.060 15,65 7.131.120 15,46
Restoran
Pengangkutan
7 2.428.791 6,70 2.803.218 7,30 3.166.967 7,75 3.601.848 8,27 3.883.735 8,42
& Komunikasi
Keuangan.
Persewaan &
8 3.039.338 8,38 3.856.252 10,04 4.144.817 10,14 4.660.496 10,71 5.102.391 11,06
Jasa
Perusahaan
9 Jasa-Jasa 2.744.839 7,57 2.898.383 7,55 3.137.140 7,68 3.432.638 7,89 3.754.912 8,14
PDRB Total 36.256.295 100 38.389.899 100 40.858.942 100 43.526.870 100 46.123.346 100
2.2.1.4 Inflasi
12
10 9.95 8.38
8
6.96 Lampung
6 7.56
4.34 4.3
Nasional
4 4.18
4.3
2.79 3.79
2
0
2009 2010 2011 2012 2013
Sumber: www.bps.go.id
Gambar 2.6 Perkembang Inflasi Provinsi Lampung dan Nasional Tahun 2009-
2013
0.42 0.41
0.41
0.4
0.39
0.39 0.38 0.38
0.38 0.37
Lampung
0.37 0.36
0.36 Nasional
0.37
0.35 0.36 0.36
0.34 0.35
0.33
0.32
2009 2010 2011 2012 2013
2.2.1.7 Kemiskinan
Tabel 2.12 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Kabupaten dan Kota
di Provinsi Lampung
Jumlah
Garis Persentase
Penduduk
Kabupaten/Kota Kemiskinan(Rp/Kap/Bln) Pddk Miskin
Miskin (000)
2011 2012 2011 2012 2011 2012
KABUPATEN
1 Lampung Barat 269.670 305.991 67,88 64 ,80 15,99 15,13
2 Tanggamus 250.134 281.195 92,75 88,40 17,06 16,10
3 Lampung 256.153 288.906 177,74 169,50 19,23 18,19
Selatan
4 Lampung 257.284 290.714 189,46 180,80 19,66 18,59
Timur
5 Lampung 271.262 307.586 187,00 178 ,4 15,76 14,36
Tengah
6 Lampung Utara 274.291 311.162 155,81 148,60 26,33 25,17
7 Way Kanan 241.330 279.003 72,51 69,20 17,63 16,54
8 Tulang Bawang 256.793 295.467 40,75 38 ,8 10,11 9,43
9 Pesawaran 251.723 279.593 77,05 73,50 19,06 18,01
10 Pringsewu 269.212 304.686 43,02 41,00 11,62 11,01
1. Perekonomian masyarakat;
2. Sumber Daya Manusia;
3. Infrastruktur;
4. Kemampuan Keuangan (celah fiskal);
5. Aksesibilitas;
6. Karakteristik daerah
Sesuai hasil evaluasi lanjutan tahun 2014 berdasarkan Podes 2011 dan Susenas
2012, tiga kabupaten yaitu Way Kanan, Lampung Utara, dan Pesawaran
diperkirakan akan terentaskan. Oleh karena itu diperlukan kebijakan, peran
serta, dan intervensi Pemerintah Provinsi Lampung untuk membantu keempat
kabupaten tersebut untuk mempercepat pembangunan di wilayah tertinggal
tersebut.
KABUPATEN
1 Kab. Lampung Selatan 68,79 69,51 70,06 70,53 70,95
2 Kab. Lampung Utara 69,40 69,85 70,36 70,81 71,28
3 Kab. Lampung Tengah 69,93 70,38 70,74 71,29 71,81
4 Kab. Lampung Barat 68,21 68.83 69,28 69,72 70,17
5 Kab. Tanggamus 70,19 70,84 71,31 71,83 72,32
6 Kab. Tulang Bawang 69,14 69,63 70,34 70,96 71,60
7 Kab. Way Kanan 68,98 69,46 69,92 70,43 70,84
8 Kab. Lampung Timur 69,68 70,20 70,73 71,26 71,64
9 Kab. Pesawaran 68,73 69,43 69,77 70,30 70,90
10 Kab. Pringsewu X 71,74 71,97 72,37 72,80
11 Kab. Mesuji X 67,06 67,49 67,98 68,30
12 Kab. Tulang Bawang Barat X 68,53 68,98 69,32 69,82
KOTA
13 Kota Bandar Lampung 74,86 75,35 75,70 76,29 76,83
14 Kota Metro 75,71 75,98 76,25 76,95 77,30
PROVINSI LAMPUNG 70,30 70,93 71,42 71,94 72,45
Sumber : BPS, 2013
2.2.2.2 Pendidikan
Secara nasional persentase penduduk yang buta huruf sebesar 7,19%. Gambar
2.10 menunjukan Provinsi Lampung masih lebih baik karena di bawah rata-rata
nasional, yaitu 4,98%.
Gambar 2.10 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas yang Buta Huruf
Menurut Provinsi Tahun 2011.
APK jenjang SD tahun 2009 capaiannya di atas 100%, APK SMP/MTs adalah
82,74%, dan APK SMU 60,62%. Untuk tahun-tahun berikutnya APK pada setiap
jenjang pendidikan semakin meningkat sebagaimana Gambar 2.13.
Sedangkan rata-rata lama sekolah penduduk rata-rata 7,75 tahun (2010), tahun
2011 rata-rata 7,82 tahun, dan tahun 2012 menjadi 7,82 tahun, artinya
penduduk di Provinsi Lampung rata-rata menikmati pendidikan sampai kelas 1
SMP (kelas VII). Hal ini berarti, program wajib belajar 9 tahun belum
menunjukkan hasil yang diharapkan sehingga diperlukan keseriusan
pemerintah untuk bekerja lebih keras mendukung keberhasilan program
tersebut.
2.2.2.3 Kesehatan
Indikator selanjutnya adalah Angka Kematian Ibu (AKI) yaitu jumlah wanita
yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan atau
penanganannya selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas per
100.000 kelahiran hidup. Secara nasional AKI 359/100 ribu KH (SDKI 2012),
sementara di Provinsi Lampung tahun 2013 masih terdapat 158 kasus kematian
ibu.
2.2.2.4 Ketenagakerjaan
Berdasarkan rilis BPS Provinsi Lampung tahun 2013 TPAK tahun 2013
mencapai 3.681,1 ribu (64,84%) dan TPT mencapai 209,5 ribu (5,69%)atau
terjadi peningkatan sekitar 10 persen.
Perubahan
Uraian 2011 2012 2013
2012 2013
Tingkat Partisipasi Angkatan 68,00 66,40 64,84 -2,35 -2,35
Kerja (%)
Tingkat Pengangguran Terbuka 5,78 5,13 5,69 11,58 -7,3
(%)
Sumber: BPS Lampung, 2011-2012
2.2.2.5. Ketransmigrasian
Selain itu di Provinsi Lampung juga terdapat sebuah Museum tentang sejarah
transmigrasi yang dikenal dengan Musem Ketransmigrasian yang terletak di
desa Bagelen Kabupaten Pesawaran yang merupakan sarana wisata sejarah dan
pendidikan dibidang ketransmigrasian di Indonesia khususnya di Provinsi
Lampung.
Dilihat dari tabel bahwa APS SD/MI Provinsi Lampung menunjukkan fluktuasi
antara 97,83% hingga 98,71%. APS SMP/MTs Provinsi Lampung menunjukkan
kecenderungan naik dari 84,41% tahun 2008 menjadi 90,03% tahun 2012.
Sedangkan tingkat SMA juga mengalami peningkatan dari 54,70% (2008)
menjadi 59,80% tahun 2012.
Selama lima tahun terakhir rasio ketersediaan sekolah dengan jumlah murid
pada semua jenjang pendidikan menunjukkan penurunan. Tahun 2008 rasio SD
1: 209 murid dan tahun 2012 menjadi 1:189 murid; SMP tahun 2008 1:270
murid pada tahun 2012 menjadi 1:262 murid; SMA tahun 2008 1:308 murid dan
tahun 2012 menjadi 1:307 murid, sedangkan SMK menunjukkan peningkatan
yaitu tahun 2008 rasionya 1:306 murid dan pada tahun 2012 menjadi 1:321
murid.
1 SD
1. 1. Jumlah gedung sekolah 4.565 4.599 4.553 4.565 4.576
1.2. Jumlah Murid 954.072 960.502 977.467 945.451 865.997
1.3. Rasio 209 209 215 207 189
2 SMP
2.1. Jumlah gedung sekolah 1.147 1.207 1.142 1.226 1.255
2.2. Jumlah Murid 309.402 340.995 320.127 320.215 329.087
2.3. Rasio 270 283 280 261 262
3 SMU
3.1 Jumlah gedung sekolah 390 390 476 476 425
3.2 Jumlah Murid 120.178 121.796 162.647 162.647 130.555
3.3 Rasio 308 312 342 342 307
4 SMK
4.1 Jumlah gedung sekolah 245 263 316 316 301
4.2 Jumlah Murid 74.852 75.412 933.302 93.302 96.502
4.3 Rasio 306 287 2.953 295 321
Sumber: BPS, 2013
Tabel 2.18. Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar Tahun
2008-2012 Provinsi Lampung
Jenjang
No 2008 2009 2010 2011 2012
Pendidikan
1 SD
1.1. Jumlah Guru 49.467 56.985 69.682 69.766 64.517
1.2. Jumlah Murid 960.502 978.944 944.570 945.451 865.997
1.3. Rasio 19 17 14 14 13
2 SMP
2.1. Jumlah Guru 20.435 23.149 27.778 27.864 22.776
2.2. Jumlah Murid 309.402 340.995 320.127 320.215 329.087
2.3. Rasio 15 15 12 11 14
3 SMU
Gambaran Umum Daerah
Hal. 2-46
RPJMD PROVINSI LAMPUNG 2015--2019
Jenjang
No 2008 2009 2010 2011 2012
Pendidikan
3.1. Jumlah Guru 11.057 11.104 12.695 12.695 10.638
3.2. Jumlah Murid 120.178 121.796 162.647 162.647 130.555
3.3. Rasio 11 11 13 13 12
3 SMK
3.1. Jumlah Guru 5.753 5.771 6.985 6.985 6.325
3.2. Jumlah Murid 74.852 75.412 93.302 93.302 96.502
3.3. Rasio 13 13 13 13 15
Sumber: BPS Lampung, 2013
Gambar 2.16 Rasio Puskesmas per 100 ribu penduduk di Provinsi Lampung
Tahun 2012
Dari grafik di atas, rasio ketersediaan puskesmas terhadap 100 ribu penduduk
yang terendah adalah Lampung Selatan dengan rasio hanya 2,57, Pringsewu
rasio sebesar 2,67 dan Pesawaran dengan rasio 2,97. Sedangkan daerah dengan
rasio tertinggi adalah Metro dengan rasio 7,39, dan kabupaten dengan rasio di
atas Provinsi Lampung adalah Lampung Utara, Tanggamus, Tulang Bawang,
Lampung Barat, Way Kanan dan Mesuji dengan rasio di atas 4.
b. Tenaga Kesehatan
Tenaga Paramedis
Unit Kerja Dokter
Perawat Bidan Farmasi
Puskesmas 668 3235 3542 83
Instalasi Farmasi 10
Labkesda 1 - - 5
Dinas Kesehatan 11 23 14 9
Rumah Sakit 269 1444 245 61
Jumlah 976 4893 3852 201
Sumber: BPS, 2013
Gambar 2.17 Rasio Dokter Umum per 100 ribu Penduduk di Indonesia
Tahun 2012
Secara nasional, rasio dokter umum di Provinsi Lampung ternyata berada pada
posisi 5 terbawah dengan nilai 11,4 jauh di bawah rasio nasional sebesar 13,7.
Ganbar 2.18 Rasio Dokter Umum per 100 ribu Penduduk di Provinsi Lampung
Tahun 2012
Dilihat dari grafik di atas, daerah dengan rasio terendah adalah Tanggamus
hanya 4,6. Sedangkan daerah dengan rasio di atas Provinsi Lampung adalah
Tulang Bawang, Lampung Utara, Lampung Barat, Way Kanan, Pringsewu,
Bandar Lampung, dan Metro dengan rasio tertinggi sebesar 50,4 bahkan
melampaui target “Indonesia Sehat” sebesar 40.
Tabel 2.22. Rasio Tenaga Medis dan Paramedis per 100 Ribu Penduduk
di Provinsi Lampung Tahun 2012
Rasio
No Tenaga Medis
Nasional Provinsi
1 Dokter Gigi 4,3 3,2
2 Perawat 89,9 71,2
3 Bidan 49,9 44,2
Sumber: BPS, 2013
Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh ketersediaan tenaga medis dan
paramedis di Provinsi Lampung rasionya masih di bawah nasional.
70
60
Jumlah Puskesmas
50
40
PONED
30
20
10
0
200 201 201 201 201 201
9 0 1 2 3 4
PONED 42 42 46 48 57 65
20
15
10
5 RS PONEK
0
Dari Tabel 2.23. terlihat bahwa masih ada 15,81km jalan provinsi yang jenis
perkerasannya masih berupa Agregat dan Tanah sepanjang 47,39 km. Bagian ini
perlu segera ditangani agar seluruh Jalan Provinsi mempunyai kualitas
permukaan yang sama.
Tabel 2.24. Status dan Kondisi Pelayanan Jalan Nasional dan Provinsi
Lampung Tahun 2013
Kondisi
Panjang
Status Jalan
(km)
Baik Sedang Rusak Kritis
Nasional 1.159,573 279,22 833,25 27,22 19,88
Provinsi 1.702,81 604,79 446,73 366,41 284,88
Ditinjau dari status dan kondisi pelanyanannya 24% jalan nasional yang ada di
Provinsi Lampung dalam kondisi baik, 71,86% dalam kondisi sedang, 2,35%
rusak, dan hanya 1,71% yang dalam kondisi kritis. Sepanjang 35,52% jalan
provinsi dalam kondisi baik, 26,23% dalam kondisi sedang, 21,52% dalam
kondisi rusak, dan 16,73% dalam kondisi kritis.
b) Kereta Api
Selain itu, terdapat jalur kereta api yang merupakan bagian dari jaringan jalan
KA Sumatera “trans sumatera railways” dan akan dikembangkan jalur kereta api
Bukit Asam Trans Pasific Railways (BATR), dan jalur short cut kereta api
Rejosari-Tarahan Lampung.
Volume rata-rata layanan angkutan penumpang kereta api tahun 2013 mencapai
sekitar 800.000 orang/tahun, dan angkutan barang mencapai sekitar
400.000ton/tahun. Khusus untuk angkutan batubara, volume muatan rata-rata
saat ini mencapai 12 juta ton/tahun,dengan dibangunnya double track
diperkirakan mampu mencapai 22 juta ton/tahun.
Tabel 2.25. Data Angkutan Kereta Api Provinsi Lampung Tahun 2009-2013
TAHUN DAN JUMLAH
NO URAIAN
2009 2010 2011 2012 2013
I ANGKUTAN PENUM PANG DAN BARANG
A RIT (X) 1.458 1.457 1.458 1.480 1.502
B PENUMPANG
1 Penumpang Naik
- Kapasitas Tersedia 570.876 427.526 658.544 701.550 783.101
- Kapasitas Terpakai 665.114 859.588 922.733 990.125 993.735
- Load Factor (%) 116,51 201,06 225,10 255,20 256,10
2 Penumpang Turun
- Kapasitas Tersedia 575.330 427.526 427.526 350.901 401.001
- Kapasitas Terpakai 296.190 769.983 835.725 668.957 718.019
- Load Factor (%) 51,48 180,10 200,15 100,50 100,50
C BARANG (TON)
1 Barang Muat
- Kapasitas Tersedia 84.302 224.565 256.201 425.228 497.899
- Kapasitas Terpakai 84.302 224.565 256.201 425.228 497.899
- Load Factor (%) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Barang Bongkar
- Kapasitas Tersedia 84.302 224.565 256.201 425.228 512.180
- Kapasitas Terpakai 84.302 224.565 256.201 256.201 310.101
- Load Factor (%) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Provinsi Lampung memiliki satu terminal tipe A, yaitu Terminal Rajabasa yang
berada di Bandar Lampung. Terminal Type B sebanyak 11 buah, yaitu Terminal
Panjang, Kota Agung, Mulyojati, Kotabumi, Bukit Kemuning, Menggala,
Bakauheni, Liwa, Way Ratu Krui, Betan Subing dan yang terakhir terminal
Kemiling. Terminal Type C sebanyak 18 buah, yaitu Terminal Bunut, Pasar
Bawah, Sukaraja, Gaya Baru, Kalianda, Metro Kota, Kali Cinta, Pasar Dekon,
Simpang Propau, Unit II, Way Tenong, Bandarjaya, Mataram Baru, Daya Murni,
Sekincau, Pringsewu, Gedong Tataan Sukaraja dan Gading Rejo.
d) Perhubungan Udara
KARGO (Kg)
PESAWAT PENUMPANG BAGASI (Kg)
TAHUN Total
Total DTG/BRK Total DTG/BRK Total DTG/BRK
DTG/BRK
2009 5.530 552.713 3.749.719 673.687
2010 6.442 732.135 5.093.760 1.039.114
2011 9.648 1.006.688 6.551.157 2.343.050
2012 10.341 1.206.141 7.851.676 2.804.980
2013 10.147 1.158.399 7.681.676 3.043.025
e) Pengairan (Irigasi)
Pada tahun 2004, terdapat bendungan sebanyak 2 buah dan embung sebanyak
41 unit, sedangkan pada tahun 2007 bendungan bertambah menjadi 3 buah dan
embung 84 unit. Fasilitas pengairan tersebut mampu mengairi sawah
fungsional seluas 230.062 Ha dan pada tahun 2012 menjadi 535.124 Ha.
Jumlah fasilitas telekomunikasi yang ada saat ini adalah: Sambungan Telepon 26
STO; Telepon Selular 3 Operator (Telkomsel, Indosat, dan Neo-N) yang memiliki
144 BTS dengan 282.897 pelanggan; wartel 2.095 unit; Perusahaan Jasa telepon
43 perusahaan; ORARI 4.994 anggota; KRAP 2.226 Anggota; RSNP 42 Anggota;
serta IKR/G 2 penyelenggara.
g) Listrik
Pada sisi lain, penyediaan energi listrik di Provinsi Lampung dilakukan oleh dua
unit organisasi PT PLN (Persero), yaitu: PT PLN (Persero) Wilayah Lampung
dan PT PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Selatan
(Sumbagsel) Sektor Bandar Lampung. Daya pembangkit yang termasuk dalam
sistem interkoneksi Sumatera Bagian Selatan mencapai 1.584,6 MW.
Lampung masih cukup luas, namun secara ekologis fungsinya tidak dapat
berjalan secara optimal. Fakta saat ini bila tidak dilakukan upaya penanganan
terhadap hutan yang masih baik dan hutan hasil rehabilitasi kemungkinan besar
takut kerusakan tersebut semakin meningkat seiring berkembangnya jumlah
penduduk.
Tabel 2.29. Capaian dan Target MDG’s Air Minum Provinsi Lampung
Gambar 2.27 Persentase Rumah Tangga dengan Akses ke Sumber Air Minum
Layak Menurut Provinsi di Indonesia tahun 2012
Akses terhadap air bersih dan sanitasi merupakan salah satu fondasi inti dari
masyarakat yang sehat. Air bersih dan sanitasi yang baik merupakan elemen
penting yang menunjang kesehatan manusia. Sanitasi berhubungan dengan
kesehatan lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.
Buruknya kondisi sanitasi akan berdampak negatif di banyak aspek kehidupan,
mulai dari turunnya kualitas lingkungan hidup masyarakat, tercemarnya
sumber air minum bagi masyarakat, meningkatnya jumlah kejadian diare dan
munculnya penyakit.
Provinsi Lampung
Pada Gambar 2.28 persentase rumah tangga menurut akses terhadap sanitasi
layak di Indonesia sebesar 56,24%, lebih rendah dari target Renstra Tahun
2012 sebesar 69%.Provinsi Lampung sendiri hanya 43,35% terendah nomor 5
setelah Papua, Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, dan NTT.
Sufficient living area adalah luas lantai hunian per kapita > 7,2m2 (Peraturan
Menteri Perumahan Rakyat). Durability of housing dihitung dari rumah tangga
yang menghuni bangunan dengan kriteria: (i) jenis atap terluas terbuat
ijuk/rumbia dan lainnya, (ii) jenis dinding terluas dari bambu dan lainnya, (iii)
jenis lantai terluas tanah. Apabila minimal 2 kriteria terpenuhi, maka rumah
tangga tersebut dapat dikategorikan sebagai rumah tangga kumuh.
Pemerintah Daerah disusun setelah RPJMD disahkan dan berlaku selama satu
tahun. Pada dasarnya RKPD dibuat dengan mengacu pada RPJMD.
Disamping itu juga terdapat kebijakan terhadap perempuan dan anak dari
kekerasan dalam rumah tangga serta perdagangan perempuan dan anak
(trafficking). Adapun rasio Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang
terjadi di Provinsi Lampung Tahun 2014 dari Bulan Januari sampai dengan
Gambaran Umum Daerah
Hal. 2-69
RPJMD PROVINSI LAMPUNG 2015--2019
2014 sebesar 52%, yang diperoleh dari perbandingan antara jumlah KDRT
sebanyak 122 orang dengan jumlah kasus Tahun 2014 sebanyak 235 orang
dikali 100%.
Sedangkan untuk penyerapan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan Tenaga Kerja
Asing (TKA) di Provinsi Lampung disajikan sebagaimana tabel berikut :
Lampung adalah tanaman pangan seperti padi yang merupakan salah satu
sentra produksi nasional dan saat ini berada pada peringkat ke 7 Nasional,
jagung berada pada peringkat 3 Nasional, ubi kayu berada pada peringkat satu
Nasional dan kedelai, yang semuanya merupakan komoditas strategis nasional.
Produktivitas
Tahun Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)
(Ku/Ha)
Produktivitas
Tahun Luas Panen(Ha) Produksi (Ton)
(Ku/Ha)
2005 4.110,00 11,43 4.699,00
2006 3.158,00 11,38 3.594,00
2007 3.008,00 11,29 3.396,00
2008 5.658,00 11,80 6.678,00
2009 13.518,00 11,95 16.153,00
2010 6.195,00 11,82 7.325,00
2011 9.232,00 11,90 10.984,00
2012 6.708,00 11,92 7.993,00
2013*) 5.291,00 12,26 6.489,00
Sumber: BPS, 2013
*) Angka Sementara
Jenis tanaman pangan yang selama beberapa tahun ini terus ditanam
masyarakat dan menunjukkan kecenderungan peningkatan baik luas tanam
maupun produksinya adalah ubi kayu. Pertambahan luas lahan tanaman ubi
kayu rata-rata meningkat 5% setiap tahunnya, sedangkan tingkat produksinya
rata-rata pertahun meningkat sekitar 9%. Secara rinci dapat dilihat pada tabel
berikut:
Dilihat dari produksinya, jenis tanaman pada sub sektor perkebunan yang
menunjukkan kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun adalah karet,
kelapa dalam, tebu, kakao dan kelapa sawit.
TAHUN
NO JENIS KOMODITI 2009 2010 2011 2012 2013
Kg/ha Kg/ha Kg/ha Kg/ha Kg/ha
1 Kelapa Dalam 963 1.032 1.110 1.088 1.090
2 Kelapa Hibrida 747 522 559 650 663
3 Karet 898 1.036 1.052 926 954
4 Kelapa Sawit 3.060 3.063 3.044 3.030 3.013
5 Kapuk 155 174 179 219 221
6 Tebu 6.654 6.542 5.610 6.708 6.410
7 Tembakau 516 834 840 1.232 930
8 Lada 466 464 506 515 519
9 Kayu Manis 521 531 522 678 695
10 Cengkeh 160 170 191 220 238
11 Vanili 223 217 227 260 283
12 Kopi Robusta 998 1.002 1.004 940 886
13 Kopi Arabika 158 222 345 483 552
14 Kakao 950 951 1.019 953 934
menjadi 27,963 juta ekor di tahun 2013. Provinsi Lampung juga dikenal sebagai
sentra utama sapi potong yang berada pada peringkat 6 nasional serta pemasok
terbesar Sumatra dan Jabodetabek
Kebutuhan akan daging untuk Provinsi Lampung masih belum dapat dipenuhi
dari dalam provinsi. Pada Tahun 2013 impor ternak besar Provinsi Lampung
sebanyak 91.175 ekor. Ancaman penyakit ternak yang terdapat di Provinsi
Lampung diantaranya rabies, flu burung, brucellosis, gangguan reproduksi,
jembrana, parasit cacing dan lain-lain.
Di Provinsi Lampung masih terdapat lebih dari 1 (satu) juta hektare kawasan
hutan dengan berbagai fungsinya, berdasarkan data yaitu:
Damar
Kayu Damar Rotan Rotan Getah
Tahun Arang Mata
Bakar Batu Kecil Manau Karet
Kucing
2002 - 17.967,52 3 019,45 - 232,98 10 000 -
2003 - 5.303,99 5.495,80 - 125.034 5.800 -
2004 - 17.625,80 6.503,32 - 126,00 16.993,16 -
2005 - 24.533 4.242,74 1.351,30 705,25 3.000 -
2006 - 2 416,41 6.518 1.977,94 320,46 - -
2007 - 6 043,09 6.250 1.016,34 436,74 4.690 -
2008 - 2 757,14 5.850 1.035 1.358,00 - -
2009 - 122,00 3.845,70 300 - - -
2010 8,18 - - - 889,42 - -
2011 - 5.437,58 6.817,28 - 652,41 2.045,08 22.330.875
2012 - - 6.500,28 - - - 19.403,35
Selain kegiatan HKm, pada awal tahun 2014 telah diinisiasi untuk
pengembangan hutan desa di kawasan hutan lindung. Saat ini pada tahap
verifikasi terhadap 22 desa calon penerima izin usaha pemanfaatan hutan desa
(IUPHD) yang mengelilingi kawasan hutan lindung Gunung Rajabasa Register 3
di Kabupaten Lampung Selatan.
Sub sektor perikanan di Provinsi Lampung juga sangat potensial, baik perikanan
laut maupu perairan umum, sebagaimana grafik berikut:
Gambar 2.30 Produksi Perikanan Laut dan Perairan Umum di Provinsi Lampung
Selain produksi perikanan dari perikanan laut dan perairan umum, juga
dihasilkan dari hasil budidaya, sebagaimana berikut:
Potensi luas lahan budi daya perikanan: terdiri dari Potensi Tambak 163.649,48
ha, Potensi kolam 690.092 ha, Mina Padi 32.105,3 ha, Karamba 10.089,78 ha,
Karamba Jaring Apung 11.032 ha dan Budidaya Laut 53.485,5 ha.
Tabel 2.50 Jumlah Perolehan Kursi Partai Politik DPRD Provinsi Lampung
Hasil Pemilu Tahun 2009 dan 2014
2) Pemerintahan
Luas
Jumlah
No Kabupaten/Kota Ibukota Wilayah
Kecamatan
(km2)
KABUPATEN
1 Kab. Lampung Selatan Kalianda 17 2.007,01
2 Kab. Lampung Utara Kotabumi 23 2.725,63
3 Kab. Lampung Tengah Gunung Sugih 28 4.789,82
4 Kab. Lampung Barat Liwa 15 2.043,17
5 Kab. Tanggamus Kota Agung 20 2.731,16
6 Kab. Tulang Bawang Menggala 15 4.385,84
7 Kab. Way Kanan Blambangan Umpu 14 3.921,63
8 Kab. Lampung Timur Sukadana 24 4.337,89
9 Kab. Pesawaran Gedung Tataan 9 1.173,77
10 Kab. Pringsewu Pringsewu 9 625
11 Kab. Mesuji Mesuji 7 2.184
12 Kab. Tulang Bawang Panaragan Jaya 8
1.201
Barat
13 Kab. Pesisir Barat Krui 11 2.907,23
KOTA
14 Kota Bandar Lampung Bandar Lampung 20 192,96
15 Kota Metro Metro 5 68,79
JUMLAH 215 35.288,09
Sumber: www.lampung.bps.go.id, 2014
Jumlah Pegawai
No. Bulan
Gol I Gol II Gol III Gol IV Jumlah
1 2 3 4 5 6 7
1 Januari 291 2.526 4.615 731 8.163
2 Februari 291 2.520 4.593 733 8.137
3 Maret 291 2.524 4.613 732 8.160
4 April 284 2.510 4.655 747 8.196
5 Mei 284 2.507 4.663 748 8.202
6 Juni 278 2.518 4.659 794 8.249
Jumlah 1.719 15.105 27.798 4.485 49.107
Sumber: diolah dari data kepegawaiam BKD Provinsi Lampung 2014
Sebagian besar PNS, yakni sebanyak 4.784 orang (57,07%) berada pada
golongan III, sebanyak 2.632 orang (31,40%) berada pada golongan II; 666
orang (7,95%) berada pada golongan IV, dan sisanya 300 orang (3,58%)
berada pada golongan I.
Kemampuan ekonomi daerah dalam hal daya saing dapat ditunjukkan dengan
mengukur berapa pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita, nilai tukar
petani serta produktivitas total daerah. Berikut adalah data-data mengenai
kemampuan ekonomi daerah :
2.4.1.4 Ekspor-Impor
Kinerja sektor perdagangan salah satunya dapat dilihat dari kegiatan ekspor
dan impor. Ekspor Provinsi Lampung terus mengalami peningkatan, selama
periode tahun 2009-2013 nilai ekspor tumbuh rata-rata 15,41% per tahun dan
10,28% untuk volume ekspor.
Komoditas ekspor utama Provinsi Lampung adalah lemak, minyak & malam,
dan produk nabati. Komoditas yang juga besar kontribusinya adalah minyak
kelapa sawit dan kopi. Tujuan utama ekspor Lampung adalah negara-negara di
kawasan Asia (terutama India, RRC, Taiwan dan Jepang), kawasan Eropa
(terutama Belanda & Italia),dan USA. Perkembangan volume dan nilai ekspor
Provinsi Lampung tahun 2009-2013 terlihat pada Gambar 2.34.
Impor Provinsi Lampung berfluktuatif dalam kurun waktu 2009 – 2013. Nilai
impor tumbuh rata-rata 31,49 persen per tahun dan 46,72 persen untuk volume
impor. Perkembangan volume dan nilai impor Provinsi Lampung tahun 2009-
2013 sebagaimana ditunjukkan Gambar 2.35.
Gambar 2.35 Perkembangan Volume dan Nilai Impor Provinsi Lampung Tahun
2009 – 2013 (Ribu USD)
Impor utama Provinsi Lampung adalah makanan, minuman, minuman keras dan
tembakau, selain itu juga kendaraan, pesawat terbang, kendaraan dan
perlengkapannya, serta produk industri kimia dan industri sejenisnya. Impor
terutama dari kawasan Amerika sekitar 50% dan Asia sekitar 35%. Negara asal
impor terutama adalah Amerika Serikat, Amerika Latin, dan RRC.
Fasilitas wilayah atau infrastruktur untuk daya saing daerah adalah fasilitas
yang menunjang aktivitas ekonomi daerah di berbagai sektor di daerah dan
antar wilayah. Aksesbilitas Provinsi Lampung dapat ditunjukkan dengan
infrastruktur transportasi. Provinsi Lampung memiliki jaringan jalan nasional
sepanjang 1.159.573 Km dan jalan provinsi sepanjang 1.702,81 km.
Fasilitasi bank dan non bank di Provinsi Lampung cukup baik. Hal ini
ditunjukkan dengan terus bertambahnya jumlah bank yang ada di Provinsi
Lampung.
Tabel 2.56 Jumlah Kantor Bank menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Bank
di Provinsi Lampung
Bank Umum BPR
Kab/Kota
KP KC KCP KK PP ATM KP KC KK
Lampung Barat 0 0 13 1 4 2 0 2 1
Tanggamus 0 1 27 3 4 10 1 3 1
Lampung Selatan 0 1 33 3 7 19 2 3 2
Lampung Timur 0 0 21 0 3 2 4 2 0
Lampung Tengah 0 3 36 3 6 23 5 3 3
Lampung Utara 0 4 20 2 7 20 2 2 4
Way Kanan 0 0 6 1 2 0 1 2 0
Tulang Bawang 0 1 20 1 3 8 1 5 1
Pesawaran 0 0 1 0 0 0 0 0 0
Pringsewu 0 0 10 2 0 3 0 1 0
Mesuji 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Tulang Bawang Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Bandar Lampung 1 37 74 22 42 211 14 2 41
Metro 0 3 21 2 8 21 3 4 3
Beban puncak tertinggi yang pernah dicapai yaitu pada bulan Juni 2014 adalah
803,4 MW, sehingga cadangan daya pada kondisi normal kira-kira sebesar 91,3
MW. Interkoneksi sub-sistem Lampung dengan sub-sistem Sumatera Selatan
melalui satu jalur transmisi 150 kV Baturaja—Bukit Kemuning.
2.4.3.1 Investasi
sebanyak 71 proyek. Investasi yang berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA)
tahun 2013 sebanyak 137 proyek dan merupakan tahun terbanyak.
Tabel 2.58 Rencana Investasi dan Tenaga Kerja dari Proyek PMA dan PMDN
yang Telah Mendapat Persetujuan menurut Lapangan Usaha
di Provinsi Lampung
Jumlah Investasi Tenaga Kerja
Lapangan Usaha Ket
Proyek (Juta) Proyek
0 0 0 PMA
Pertanian
1 33.200 126 PMDN
1 1.200 54 PMA
Pertambangan dan Penggalian
0 0 0 PMDN
6 11.113,3 468 PMA
Industri Pengolahan
3 209.857,5 300 PMDN
4 69.943,1 645 PMA
Industri Makanan
2 2.364.223,3 100 PMDN
2 231.316,7 78 PMA
Listrik, Gas dan Air Bersih
1 219.875,5 27 PMDN
1 1.222,2 82 PMA
Konstruksi/ Bangunan
0 0 0 PMDN
Perdagangan, hotel dan 2 3.422,2 124 PMA
restoran 0 0 0 PMDN
Pengangkutan dan 0 0 0 PMA
Telekomunikasi 0 0 0 PMDN
Keuangan, Persewaan, dan Jasa 0 0 0 PMA
Perusahaan 0 0 0 PMDN
2 12.997,2 57 PMA
Jasa-Jasa
0 0 0 PMDN
18 331.214,7 1.508 PMA
Jumlah
8 2.827.156,3 678 PMDN
Gambar 2.36 Realisasi Investasi PMA dan PMDN Berdasarkan Jumlah Tahun
2009-2013
Nilai proyek PMA dan PMDN juga mengalami fluktuasi seiring dengan jumlah
realisasi proyek. Untuk PMDN tahun 2011 merupakan nilai proyek tertinggi
yang mencapai Rp6,8 triliyun sedangkan tahun 2013 hanya Rp161,15 miliar.
Gambar 2.37 Realisasi Investasi PMDN Berdasarkan Nilai Proyek (Rp juta)
Sementara nilai proyek PMA tahun 2011 juga merupakan yang tertinggi
mencapai US$731.801.928 dan tahun 2013 sekitar US$46.762,90.
Selain Polda Lampung, Provinsi Lampung juga dibantu oleh Komando Resort
Militer (Korem) 043 yang membawahi beberapa Komando Distrik Militer
(Kodim), yaitu :
Meskipun angka Crime Index masih cukup tinggi, namun secara umum dapat
dikatakan stabilitas daerah cukup terjamin. Hal ini dapat dibuktikan dengan
semakin menurunnya konflik sosial. Sementara itu, guna mengantisipasi
perkembangan terorisme, maka telah diambil berbagai langkah, antara lain:
melaksanakan koordinasi dengan berbagai instansi terkait guna antisipasi
terhadap potensi atau perkembangan terorisme; meningkatkan kewaspadaan
1 Pembunuhan 39 39 38 31 41 29 22 14 22 18
Penganiayaan
2 214 165 216 164 188 156 196 148 159 144
Berat
3 Curas 723 533 535 330 595 274 507 290 665 277
4 Curat 1809 1442 1908 1213 1720 1075 1419 987 1535 828
5 Curanmor 1538 361 1431 320 1448 342 1324 532 1464 512
6 Narkoba 503 504 501 498 790 797 644 643 889 893
JUMLAH 4.826 3.044 4.629 2.556 4.782 2.673 4.112 2.614 4.734 2.672
Berdasarkan data di atas, jenis tindak pidana (JTP) yang banyak terjadi di
Provinsi Lampung tahun 2009 - 2013 adalah pencurian dan pemberatan
(curat), pencurian kendaraan bermotor (curanmor) serta narkoba. Sedangkan
untuk Penanganan Tindak Pidana (PTP) yang banyak dilakukan Kepolisian
Daerah Lampung adalah pencurian dan pemberatan (curat), penganiayaan
berat, narkoba dan tindak pidana lainnya.
Secara rasio per jumlah penduduk, tahun 2012 merupakan tahun dengan rasio
penanganan tindak pidana tertinggi jika dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya.
Tabel 2.61 Rasio Penangan Tindak Pidana per Jumlah Penduduk Tahun 2007-
2012 di Wilayah Polda Lampung
Rasio/Jumlah
Tahun JTP PTP
Penduduk
2007 177 79 0,13
2008 195 54 0,09
2009 225 173 0,29
2010 430 259 0,37
2011 180 111 0,16
2012 351 264 0,38
Sumber: BPS Lampung, 2013
Penciptaan lapangan kerja tidak lain adalah untuk menampung angkatan kerja
dan pengurangi angka pengangguran sehingga beban tanggungan akan semakin
berkurang. Jumlah angkatan kerja di Provinsi Lampung Tahun 2010-2012
berfluktuasi sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2.64 Jumlah Lulusan Universitas Lampung menurut Fakultas dan Strata
di Provinsi Lampung Tahun 2012
Klasifikasi
No Uraian Jumlah
Diploma Sarjana Pasca
1 Ekonomi + Diploma Ekonomi 163 455 65 683
2 Hukum 0 489 80 569
3 FISIP 30 378 65 473
Pertanian + Diploma
4 0 427 34 461
Pertanian
Keguruan dan Ilmu
5 Pengetahuan + Diploma 37 1.710 158 1.905
Pendidikan
6 Tehnik 34 271 10 315
7 MIPA 49 204 0 253
8 Kedokteran 0 209 0 209
Jumlah 313 4.143 412 4.868
2011 658 2.991 351 4.000
2010 1.193 2.999 299 4.491
2009 1.260 2.451 170 3.881
2008 1.131 2.381 200 3.715
2007 1.441 2.525 0 3.966
B A B II I
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
DAN KERANGKA PENDANAAN
Keuangan daerah merupakan semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang,
termasuk segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan
kewajiban daerah.
Kebijakan di Bidang
Keuangan Negara
Asumsi Tingkat
Indikator Angka Rata-rata Pertumbuhan
pertumbuhan setiap objek Pendapatan
Makro
pendapatan daerah Daerah
Ekonomi
Kebijakan Intensifikasi
dan Ekstensifikasi
Penjelasan dari gambar diatas yaitu bahwa dari serangkaian asumsi indikator
ekonomi makro yang disinkronkan dengan Kebijakan Keuangan Negara dan
kebijakan intensifikasi dan ekstensifikasi yang dilakukan oleh daerah, akan
diperoleh angka rata-rata pertumbuhan setiap objek Pendapatan Daerah yang
secara kumulatif mengindikasikan tingkat pertumbuhan Pendapatan Daerah.
Oleh karenanya, langkah awal untuk melakukan analisis tersebut yaitu
menganalisis Pendapatan Daerah.
Struktur APBD Provinsi Lampung terdiri dari (1) Penerimaan Daerah yang
didalamnya terdapat pendapatan daerah dan penerimaan pembiayaan daerah;
(2) Pengeluaran Daerah yang didalamnya terdapat Belanja Daerah dan (3)
Pengeluaran Pembiayaan Daerah.
A. Pendapatan Daerah
Kinerja pelaksanaan APBD Provinsi Lampung dapat dilihat dari aspek tingkat
realisasi APBD, perkembangan pendapatan dan belanja tidak langsung, proporsi
sumber pendapatan, pencapaian kinerja pendapatan, dan gambaran realisasi
belanja daerah, permasalahan yang muncul serta potensi tantangan ke depan.
Tabel 3.1. Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2009—2013 Provinsi Lampung
(dalam jutaan)
Tahun Rata-rata
Uraian
2009 2010 2011 2012 2013 (%)
Pendapatan 1.742.386 2.091.684 2.528.175 3.760.547 4.410.727 26,74%
PAD 860.357 1.118.340 1.376.418 1.706.131 2.183.412 26,25%
Pajak daerah 725.464 951.316 1.199.945 1.465.711 1.667.107 23,29%
Retribusi daerah 75.266 7.059 8.689 8.190 8.339 -17,86%
Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang 12.137 12.869 150.554 21.270 23.549 250,19%
dipisahkan
Lain-lain PAD yang sah 47.490 147.095 167.632 210.958 484.417 94,79%
Dana Perimbangan 829.026 970.241 1.106.487 1.280.942 1.421.737 14,46%
Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 160.504 237.470 251.104 310.715 300.966 18,57%
Dana Alokasi Umum 628.505 643.376 769.973 939.139 1.060.663 14,24%
Dana Alokasi Khusus 40.016 27.573 42.210 31.088 60.108 22,25%
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khsus 0 61.821 43.200 0 805.578 -32,53%
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 53.002 3.101 45.269 773.473 18.712 694,18%
Hibah 52.252 3.101 45.269 773.473 693,59%
Dana darurat 0 - 0,00%
Dana bagi hasil pajak dari Provinsi dan 0 - - 0 786.866 0,00%
Pemda lainnya
Dana penyesuaian dan otonomi khusus 0 0 - 0,00%
Bantuan keuangan dari Provinsi atau - - - - 4.410.730 0,00%
Pemda lainnya
Pada pasal 6 ayat (1) undang-undang di atas sumber PAD adalah dari pajak
daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan,
dan lain-lain PAD yang sah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) menjadi salah satu
indikator kemandirian daerah hal keuangan dengan melihat besaran
(prosentase) pendapatan asli daerah (PAD) terhadap total penerimaan daerah.
Semakin besar penerimaan dan prosentase PAD terhadap total penerimaan
daerah maka menunjukkan daerah tersebut semakin mandiri.
Dari tabel 3.1. tingkat pertumbuhan pendapatan asli daerah (PAD) rata-rata
26,25% pertahun. Pertumbuhan PAD ditopang oleh Pajak daerah 23,29%
pertahun, kontribusinya rata-rata sebesar 85,62% pertahun. Pos penerimaan
lain yang cukup besar terhadap PAD adalah Lain-lain PAD yang Sah dengan
kontribusi rata-rata 10,80% dan Hasil pengelolaan Kekayaan Daerah yang
berkontribusi rata-rata 3,69% pertahun. Sementara Retribusi Daerah dalam
periode 2009-2013 cenderung mengalami penurunan rata-rata minus 5,74%
pertahun dengan kontribusi hanya sekitar 2,62%. Berikut grafik pertumbuhan
PAD Provinsi Lampung:
Penerimaan PAD lebih banyak ditopang oleh pajak daerah yang memberikan
kontribusi lebih dari 85%. Namun tingkat pertumbuhannya selama 2009—
2013 cenderung menurun, sebagaimana grafik berikut:
Pos penerimaan PAD yang terbesar setelah pajak daerah adalah dari Lain-lain
PAD yang Sah yang memberikan kontribusi rata-rata 10,80% pertahun, dengan
rata-rata pertumbuhan sekitar 94,79%. Grafik di bawah ini menunjukkan
perkembangan pertumbuhan LPADA:
Gambar 3.8. Pertumbuhan Lan-lain PAD yang Sah terhadap PAD Tahun 2010-
2013
Dana Perimbangan
Gambar 3.10. Rata-rata Pertumbuhan Dana Perimbangan (DBH, DAU, DAK, dan
DPOK) Provinsi Lampung Tahun 2010—2013
Penerimaan dari LPDS diperoleh dari pos penerimaan dana hibah, tahun 2010
hanya Rp3,1 miliar turun dari tahun 2009 yang mencapai Rp52,25 miliar. Pada
tahun 2011 kembali meningkat menjadi Rp45,27 miliar, tahun 2012 melonjak
menjadi Rp773 miliar lebih, dan tahun 2013 sebesar Rp746 miliar lebih.
Perkembangan LPDS dapat dilihat pada grafik berikut:
B. Belanja Daerah
Tahun
Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
Belanja 1.847.107 2.004.899 2.566.069 3.835.996 3.884.530
Belanja Tidak Langsung 1.053.357 961.863 1.142.940 1.943.346 1.811.554
Belanja Pegawai 386.715 410.142 441.047 487.796 497.339
Belanja Bunga - - - - -
Belanja Subsidi - - - - -
Belanja Hibah 32.877 38.365 35.897 741.236 761.046
Belanja Bantuan sosial 111.879 87.950 109.417 7.842 5.448
Belanja Bagi hasil kpd
407.170 378.734 406.965 472.104 357.471
Prov/Kab/Kota dan Pemdes
Belanja Bantuan keuangan
kpd Prov/Kab/Kota dan 23.158 19.314 114.627 212.755 170.214
Pemdes
Belanja tidak terduga 91.558 27.358 34.987 21.613 20.036
Belanja Langsung 793.750 1.043.036 1.423.129 1.892.650 2.072.976
Belanja Pegawai 73.709 83.123 107.893 135.517 100.797
Belanja Barang dan jasa 486.751 534.104 683.986 925.182 1.168.090
Belanja Modal 233.290 425.809 631.250 831.951 804.089
Tabel 3.3. Proporsi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung terhadap
Anggaran Belanja Provinsi Lampung Tahun 2009-2013
Prosentase Rata-
Uraian
2009 2010 2011 2012 2013 rata
Belanja
Belanja Tidak Langsung 57,03% 47,98% 44,54% 50,66% 46,64% 57,03%
Belanja Pegawai 20,94% 20,46% 17,19% 12,72% 12,80% 20,94%
Belanja Bunga 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Dari rincian realisasi Belanja Daerah tersebut diatas, dapat dilihat selama 5
(lima) tahun rata-rata proporsi Belanja Tidak Langsung (BTL) sebesar 68,57%,
sedangkan Belanja Langsung (BL) rata-rata hanya 31,43%. Upaya
menyeimbangkan proporsi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung terus
diupayakan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan yang didanai belanja
langsung (belanja modal). Karenanya proporsi BTL dari tahun 2010 hingga
2013 mengalami penurunan, sementara BL mengalami peningkatan.
Pada Belanja Tidak Langsung porsi terbesar adalah untuk pengeluaran belanja
hibah rata-rata sebesar 59,65% dan belanja pegawai rata-rata 48,63%.
Pada Belanja Langsung dalam bentuk belanja modal berdasarkan Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP) BPK RI Tahun 2009—2011, 60,21% digunakan untuk Jalan,
Irigasi dan Jaringan; Bangunan dan Gedung 18,07%; dan peralatan dan mesin
14,60%.
c. Pembiayaan
Sumber: www.djpk.depkeu.go.id
Tabel 3.5 Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah Provinsi Lampung Tahun Anggaran 2008-2013
Rata-Rata
URAIAN 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Pertumbuhan
1 2 3 4 5 6 7 8
ASET
ASET LANCAR
1 Kas di Kas Daerah 179,263,961 72,036,862 152,140,145 109,215,439 14,762,911 36,217,133 16.40
2 Kas di Bendahara Pengeluaran 4,408,424 6,914,516 1,560,481 9,873 84,012 37,782 115.18
3 Kas di Bendahara Penerimaan 8,666,220 8,851,505 14 181,753 1,028,400 1,033,266 254236.89
4 Kas di BLUD - - 7,463,326 8,437,481 8,849,796 4,861,593 14.57
5 Investasi Jangka Pendek - - - - - - 0.00
6 Piutang Pajak 21,076,331 19,004,599 19,997,778 23,057,388 52,442,722 - 7.63
7 Piutang Retrbusi 10,294,218 6,373,530 11,491,596 24,199,128 14,502,679 45,930,470 65.89
8 Piutang Dana Bagi Hasil 215,843
9 Piutang Bag Lancar Pjual Angsuran 354,242 156,760 175,232 133,542 150,642 213,817 -2.60
10 Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi 90,722 93,120 89,970 10,887,474 304,568 441,129 2389.62
11 Piutang Lainnya 1,524,344 1,330,857 2,830,424 40.00
12 Persediaan 5,695,254 6,376,346 9,961,308 13,007,400 14,659,308 15,293,218 23.16
JUMLAH ASET LANCAR 229,849,375 119,807,242 202,879,855 190,653,827 108,331,742 106,858,835 -5.82
Rata-Rata
URAIAN 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Pertumbuhan
1 2 3 4 5 6 7 8
ASET TETAP
15 Tanah 172,577,858 373,528,138 378,458,475 235,614,483 381,173,545 464,776,239 32.75
16 Peralatan dan Mesin 348,580,453 341,774,469 399,476,366 427,890,898 489,088,447 571,442,548 10.64
17 Gedung dan Bagunan 1,176,249,542 1,254,878,488 1,272,834,665 421,497,564 458,185,351 529,688,865 -6.89
18 Jalan, Jaringan dan Instalasi 2,886,740,167 3,180,612,237 3,362,282,500 3,660,784,013 3,982,039,450 4,241,094,666 8.01
19 Aset Tetap Lainnya 47,814,030 49,553,960 13,126,066 11,199,856 11,747,724 13,002,677 -13.79
20 Kontruksi dalam Pengerjaan 0,00 3,338,125 16,002,749 82,926,557 179,065,028 350,281,747 221.83
21 Akumulasi Penyusutan 0,00 0,00 0,00 - - -
JUMLAH ASET TETAP 4,631,962,051 5,203,685,420 5,442,180,823 4,839,913,374 5,501,299,548 6,170,286,745 6.34
DANA CADANGAN
Dana Cadangan - - - - - -
JUMLAH DANA CADANGAN - - - - - -
ASET LAINNYA
Tuntutan Ganti Rugi 476,257 336,865 14.15
Aset Lain-lain 212,279,452 - 190,397,823 212,221,547 433,603,945 472,306,403 24.94
JUMLAH ASET LAINNYA 212,279,452 - 190,397,823 212,221,547 434,080,202 472,643,268 24.98
JUMLAH ASET 5,178,445,486 5,429,640,419 5,946,992,503 5,462,546,012 6,266,426,647 6,989,113,368 6.50
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Jngk Pendek Lainnya 100,433,629 69,203,078 157,849,164 167,288,736 290,340,587 604,995 56.98
JML KWJBN JK PENDEK 100,433,629 69,203,078 157,849,164 167,288,736 290,340,587 604,995 56.98
KEWAJIBAN JK PANJANG
Rata-Rata
URAIAN 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Pertumbuhan
1 2 3 4 5 6 7 8
JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PANJANG - - - - - - -
JUMLAH KEWAJIBAN 100,433,629 69,203,078 157,849,164 167,288,736 290,340,587 604,995,103 56.98
EKUITAS DANA
EKUITAS DANA LANCAR
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) 78,951,379 161,163,954 117,662,795 23,696,615 41,116,509 34.16
Pendapatan yang ditangguhkan 8,851,505 14 181,753 1,028,506 1,033,266 254256.47
cadangan piutang 25,628,010 31,754,578 59,801,878 68,947,304 49,415,841 39.84
cadangan persediaan 6,376,346 9,961,308 13,007,400 14,659,308 15,293,218 40.77
Dana yang harus disediakan
untuk pembayaran utang
jangka Pendek (69,203,078) (157,849,164) (167,288,736) (290,340,587) (604,995,103) 83.20
JUMLAH EKUITAS DANA LANCAR 50,604,163 45,030,691 23,365,091 (182,008,853) (498,136,268) -132.88
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 5,429,640,419 5,946,992,503 5,820,488,577 6,665,098,968 14,583,221,840 48.14
RASIO LIKUIDITAS
Rasio likuiditas yang digunakan adalah rasio lancar dan rasio quick. Rasio
likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan Pemerintah Daerah
dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendek yang dimilikinya.
Rumus yang digunakan adalah dengan membagi aset lancar dibagi dengan
kewajiban jangka pendek.
Kemudian quick rasio diperoleh dengan jalan mengurangkan aset lancar dengan
persediaan kemudian dibagi dengan kewajiban jangka pendek.
RASIO SOLVABILITAS
Rasio solvabilitas juga merupakan rasio untuk mengukur seberapa besar beban
hutang yang ditanggung Pemerintah Daerah dibandingkan dengan aset yang
dimiliki atau untuk mengukur sejauh mana aset Pemerintah Daerah dibiayai
dari hutang. Rumus rasio solvabilitas yang digunakan untuk Pemerintah Daerah
adalah:
Rasio total hutang terhadap total aset = total hutang : total aset
Tabel 3.6 Analisis Rasio Keuangan Provinsi Lampung Tahun Anggaran 2009-
2013
No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 2013
A Rasio Likuiditas
1 Rasio lancar (current ratio) 228.86 173.12 128.53 113.97 37.31 17.66
2 Rasio quick (quick ratio) 223.19 163.91 122.22 106.19 32.26 15.13
B Rasio Solvabilitas
1 Rasio total hutang terhadap total 1.94 1.27 2.65 3.06 4.63 8.66
asset
2 Rasio hutang terhadap modal 1.29 2.73 2.96 4.55 4.33
C Rasio Aktivitas
1 Rasio rata-rata umur piutang 1,82 1,60 3,53 2,61 2,73
2 Rasio Umur persediaan 346 hari 399 hari 322 hari 344 hari 357 hari
1. Rasio Lancar
2. Rasio Quick
Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset menunjukkan seberapa besar pengaruh
hutang terhadap aktiva. Semakin besar nilainya diartikan semakin besar pula
pengaruh hutang terhadap pembiayaan dan menandakan semakin besar resiko
yang dihadapi oleh Pemerintah Provinsi Lampung. Besar Rasio Total Hutang
Terhadap Total Aset pada Tahun 2013 sebesar 8,66.
Rasio Aktivitas adalah rasio untuk melihat tingkat aktivitas tertentu pada
kegiatan pelAyanan Pemerintah Daerah. Rasio Aktivitas terdiri atas :
Rasio ini melihat berapa lama hari umur piutang yang diperlukan untuk
melunasi piutang (merubah piutang menjadi kas). Dilihat pada tahun 2013
bahwa rasio rata-rata umur piutang sebanyak 2,73 kali. Ini menunjukkan rata
rata umur piutang mengalami penurunan disebabkan pendapatan mengalami
kenaikan yang cukup besar dibandingkan dengan kenaikan piutang.
Rasio ini melihat berapa lama dana tertanam dalam bentuk persediaan
(menggunakan persediaan untuk memberikan pelayanan publik). Dilihat pada
tahun 2013 bahwa rasio ini menunjukkan perputaran persediaan pada tahun
2013 sebesar 1,06 kali. Ini menunjukkan bahwa target pelayanan publik
tercapai sesuai dengan target anggaran.
Analisis mengenai kondisi dan proyeksi keuangan daerah perlu dilakukan untuk
mengetahui kemampuan daerah dalam mendanai rencana pembangunan.
Dengan melakukan analisis keuangan daerah yang tepat akan menghasilkan
kebijakan yang efektif dalam pengelolaan keuangan daerah.
Dalam kurun waktu lima tahun mulai dari 2009 sampai dengan tahun 2014
pengelolaan keuangan daerah mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 3
Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada
Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 Tahun 2011 tentang perubahan kedua atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,
yang mengamanatkan bahwa Laporan Keterangan Pertanggung-jawaban Kepala
Daerah sekurang-kurangnya menjelaskan arah kebijakan umum daerah;
pengelolaan keuangan daerah secara makro termasuk pendapatan dan belanja
daerah; penyelenggaraan urusan desentralisasi; penyelenggaraan tugas
pembantuan; dan penyelenggaraan tugas umum pemerintahan.
d). Melakukan pendataan ulang terhadap aset atau kekayaan daerah yang
dapat menjadi sumber pendapatan daerah serta mengoptimalkan
penggunaannya dalam memaksimalkan pendapatan daerah.
Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari empat jenis, yaitu: Pajak
Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah.
Dana Perimbangan.
Lain–lain pendapatan daerah yang sah terdiri dari Pendapatan Hibah, Dana
Penyesuian dan Otonomi Khusus, Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda
lainnya.
a. Belanja Pegawai.
b. Belanja Hibah
Belanja Hibah dianggarkan untuk KORPRI, Kwarcab Pramuka, KONI, PMI serta
untuk mengakomodir dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
c. Bantuan Sosial
d. Bagi Hasil
2. Belanja Langsung
a. Belanja Pegawai
c. Belanja Modal
Demikian juga alokasi belanja, sebagaimana trend Tahun 2009-2013 maka porsi
anggaran belanja tidak langsung akan dilakukan penyesuaian dengan
memperbesar anggaran belanja langsung (belanja modal) sehingga pelaksanaan
pembangunan terutama dalam memenuhi pelayanan publik dapat terpenuhi.
Gambar 3.15 Proporsi Alokasi Anggaran Belanja Langsung dan Belanja Tidak
langsung TA 2009-2013
Pada Tahun Anggaran 2009 porsi anggaran belanja tidak langsung sangat besar
hingga mencapai 87,48% dan pada tahun 2013 menurun hingga 49,12%.
Sedangkan anggaran belanja langsung (belanja modal) meningkat dari hanya
12,52% tahun 2012 menjadi 50,88% tahun 2013.
kenaikan gaji setiap tahun. Namun, pada Tabel 3.8 digambarkan bahwa selama
Tahun 2009 – 2013 proporsi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur
dibandingkan dengan total belanja daerah semakin kecil. Hal ini menunjukkan
bahwa kebijakan penggunaan anggaran daerah Provinsi Lampung semakin baik,
seiring penurunan proporsi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur.
Pembiayaan daerah yang termuat dalam APBD Provinsi Lampung terdiri atas
penerimaan pembiayaan daerah dan pengeluaran pembiayaan daerah. Pada sisi
penerimaan pembiayaan daerah terdiri dari SiLPA Tahun lalu, penerimaan
kembali penyertaan modal, penerimaan kembali piutang dan penerimaan
hutang. Sedangkan sisi pengeluaran pembiayaan terdiri dari SiLPA Tahun
berkenaan, pembentukan dana cadangan dan penyertaan modal/investasi.
Selisih antara Penerimaan pembiayaan dengan pengeluaran pembiayaan
merupakan pembiayaan netto dan selisih antara penerimaan daerah dengan
belanja daerah merupakan surplus/defisit belanja.
Pada Tahun Anggaran 2009-2013 terjadi defisit yaitu pada TA 2009, 2011, dan
2012. Namun defisit yang ada seluruhnya bisa ditutupi oleh Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya.
Selain itu, terhadap arah kebijakan Provinsi Lampung untuk dana masyarakat
dan mitra yang merupakan potensi daerah yang perlu terus dikembangkan dan
didorong untuk mendukung proses pembangunan Provinsi Lampung diarahkan
melalui upaya menjalin kerjasama yang lebih luas dan meningkatkan partisipasi
swasta/masyarakat untuk menarik investasi yang lebih besar ke Provinsi
Lampung. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan investasi daerah adalah:
Tabel 3.10 Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Provinsi Lampung Tahun Anggaran 2009-2013
(dalam ribuan)
Melihat capaian kinerja pendapatan daerah Tahun 2009--2013, pada masa yang
akan datang pendapatan daerah diharapkan dapat meningkat lebih tinggi, yang
diikuti dengan berbagai upaya-upaya untuk dapat mencapainya. Beberapa
kebijakan pendapatan daerah dirumuskan untuk meningkatkan pendapatan
daerah selama Tahun 2015 - 2019, yaitu sebagai berikut :
TAHUN
Rata-Rata
No. URAIAN
2015 2016 2017 2018 2019 Pertumbuhan
TAHUN Rata-Rata
No. URAIAN
2015 2016 2017 2018 2019 Pertumbuhan
TAHUN
NO SKPD
2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7
1 BIRO TATA PEMERINTAHAN UMUM 2.000.000.000 2.100.000.000 2.205.000.000 2.300.000.000 2.450.000.000
2 BIRO OTONOMI DAERAH 2.000.000.000 2.100.000.000 2.205.000.000 2.300.000.000 2.450.000.000
3 BIRO HUKUM 2.000.000.000 2.100.000.000 2.205.000.000 2.300.000.000 2.450.000.000
4 BIRO PEREKONOMIAN 2.600.000.000 2.710.000.000 2.730.000.000 2.805.000.000 3.000.000.000
5 BIRO ADMINISTRASI PEMBANGUNAN 3.000.000.000 3.105.000.000 3.213.000.000 3.327.000.000 3.444.000.000
6 BIRO BINA SOSIAL 2.000.000.000 2.060.000.000 2.140.000.000 2.220.000.000 2.300.000.000
TAHUN
NO SKPD
2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7
7 BIRO BINA MENTAL 36.000.000.000 42.060.400.000 45.300.000.000 50.600.000.000 65.000.000.000
8 BIRO UMUM 45.250.000.000 46.947.000.000 48.644.000.000 50.341.000.000 52.038.000.000
9 BIRO KEUANGAN 12.000.000.000 12.600.000.000 13.230.000.000 13.900.000.000 14.600.000.000
10 BIRO PERLENGKAPAN DAN ASET 17.000.000.000 17.625.000.000 18.200.000.000 18.750.000.000 19.445.000.000
11 BIRO ORGANISASI 2.000.000.000 2.950.000.000 3.000.000.000 3.050.000.000 3.100.000.000
12 BIRO HUMAS DAN PROTOKOL 3.088.710.000 3.200.000.000 3.500.000.000 3.605.000.000 3.750.000.000
13 SEKRETARIAT DPRD 75.000.000.000 77.250.000.000 79.568.000.000 82.000.000.000 85.000.000.000
14 INSPEKTORAT PROVINSI 8.500.000.000 8.800.000.000 9.000.000.000 9.400.000.000 9.700.000.000
TAHUN
NO SKPD
2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7
BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN
25 3.100.000.000 5.000.000.000 6.500.000.000 7.500.000.000 8.200.000.000
INOVASI DAERAH
26 SATUAN POLISI PAMONG PRAJA 17.900.000.000 18.795.000.000 19.000.000.000 23.100.000.000 25.300.000.000
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.H.ABDUL
27 165.000.000.000 196.000.000.000 218.000.000.000 236.000.000.000 245.800.000.000
MOELOEK
28 RUMAH SAKIT JIWA DAERAH 13.000.000.000 14.300.000.000 14.729.000.000 17.025.000.000 20.800.000.000
37 DINAS PARIWISATA & EKONOMI KREATIF 10.000.000.000 11.500.000.000 12.500.000.000 13.500.000.000 15.000.000.000
38 DINAS BINA MARGA 800.000.000.000 841.220.000.000 935.520.000.000 947.595.000.000 957.288.750.000
39 DINAS PENGAIRAN DAN PEMUKIMAN 111.132.350.000 117.000.000.000 190.000.000.000 250.000.000.000 360.000.000.000
TAHUN
NO SKPD
2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN
43 31.000.000.000 37.000.000.000 38.000.000.000 39.000.000.000 40.900.000.000
HOLTIKULTURA
44 DINAS PERKEBUNAN 9.000.000.000 10.500.000.000 11.500.000.000 13.500.000.000 15.000.000.000
45 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 15.000.000.000 15.870.000.000 16.667.500.000 17.505.000.000 18.384.000.000
46 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN 23.000.000.000 24.000.000.000 25.000.000.000 26.500.000.000 27.000.000.000
47 DINAS KEHUTANAN 7.500.000.000 7.875.000.000 8.500.000.000 13.750.000.000 18.000.000.000
48 DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI 10.000.000.000 11.175.000.000 11.590.000.000 19.005.000.000 15.420.000.000
49 DINAS PENDAPATAN 17.600.000.000 19.360.000.000 21.296.000.000 23.425.600.000 25.768.160.000
SEKRETARIAT BADAN KOORDINASI PENYULUH
50 11.000.000.000 11.390.500.000 11.795.000.000 12.214.000.000 13.000.000.000
PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN
PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA
51 6.000.000.000 6.225.000.000 6.450.000.000 7.675.000.000 8.900.000.000
DAERAH
SEKRETARIAT DEWAN PEMBINA KORPS PEGAWAI
52 2.250.000.000 2.407.500.000 2.430.000.000 2.500.000.000 3.000.000.000
NEGERI SIPIL RI
SEKRETARIAT BADAN PERWAKILAN PEMERINTAH
53 10.000.000.000 10.500.000.000 11.025.000.000 15.600.000.000 20.500.000.000
DAERAH PROV. LAMPUNG DI JAKARTA
54 SEKRETARIAT KOMISI PENYIARAN DAERAH 2.500.000.000 2.533.800.000 2.765.700.000 2.751.000.000 3.000.000.000
55 UNIT LAYANAN PENGADAAN 1.000.000.000 1.500.000.000 2.000.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000
Proyeksi pembiayaan daerah di masa yang akan datang dari sisi penerimaan
yaitu menggunakan perkiraan penerimaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
tahun sebelumnya dan penyertaan modal dalam rangka pemenuhan kewajiban,
serta membentuk dana cadangan dari sisi pengeluaran.
TAHUN
No. URAIAN
2015 2016 2017 2018 2019
1 Surplus / Defisit 590,847,449,172 (15,206,692,519) (38,010,310,485) (19,520,127,032) (27,296,451,788)
2 Pembiayaan (590,847,449,172) 15,206,692,519 38,010,310,485 19,520,127,032 27,296,451,788
a Penerimaan Pembiayaan 26,000,000,000 28,706,692,519 53,010,310,485 33,020,127,032 42,296,451,788
a.1 Silpa 26,000,000,000 28,706,692,519 53,010,310,485 33,020,127,032 42,296,451,788
b Pengeluaran Pembiayaan 8,500,000,000 13,500,000,000 15,000,000,000 13,500,000,000 15,000,000,000
b.1 Penyertaan Modal pada PT. LJU 8,000,000,000 8,000,000,000 8,000,000,000 8,000,000,000 8,000,000,000
b.2 Penyertaan Modal pada PT. Wahana Raharja - - 1,500,000,000 - 1,500,000,000
b.3 Penyertaan Modal pada PT. Askrida 500,000,000 500,000,000 500,000,000 500,000,000 500,000,000
b.4 Penyertaan Modal pada PT. Bank Lampung - 5,000,000,000 5,000,000,000 5,000,000,000 5,000,000,000
b.5 Pembayaran hutang - - - - -
c Dana Cadangan - - - - -
Sumber : Biro Keuangan dan Biro Perekonomian, diolah
Tabel 3.15. Tabel Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan Wajib dan
Mengikat Tahun 2015-2019
TAHUN (Rp.000)
No. URAIAN
2015 2016 2017 2018 2019
Belanja Tidak
1 1,178,055,118 1,971,635,609 2,167,700,998 2,431,230,066 2,727,314,274
Langsung
Belanja Pegawai 771,913,782 849,072,160 933,979,376 1,074,076,282 1,235,187,725
Belanja Bagi Hasil
383,652,550 1,100,000,000 1,210,000,000 1,331,000,000 1,464,100,000
Kab/Kota
Belanja Tidak
22,488,785 22,563,449 23,721,621 26,153,783 28,026,548
Terduga
2 Belanja Langsung 202,834,724 216,322,544 230,769,172 246,246,725 262,832,978
Belanja Pegawai 107,232,324 112,593,940 118,223,637 124,134,819 130,341,560
Belanja Jasa Kantor 95,602,399 103,728,603 112,545,535 122,111,905 132,491,417
3 Pengeluaran
500,000 13,500,000 15,000,000 13,500,000 15,000,000
Pembiayaan Daerah
Dana Cadangan 0 0 0 0 0
Penyertaan Modal 500,000 13,500,000 15,000,000 13,500,000 15,000,000
Total 1,381,389,842 2,305,186,757 2,526,015,706 2,813,088,697 3,137,638,669
Sumber: Hasil Analisis
TAHUN (Rp.000)
No. URAIAN
2015 2016 2017 2018 2019
1 Pendapatan 4,697,690,697 5,113,176,770 5,638,774,603 6,224,932,095 6,861,734,616
Pencairan Dana
2 - - - - -
Cadangan
3 SiLPA 26,000,000 28,706,692 53,010,310 33,020,127 42,296,451
Total Penerimaan 4,723,690,697 5,141,883,462 5,691,784,914 6,257,952,222 6,904,031,068
Dikurangi
Belanja dan
Pengeluaran
4 Pembiayaan yang 1,381,389,842 2,305,186,757 2,526,015,706 2,813,088,697 3,137,638,669
Wajib dan Mengikat
(Prioritas I)
Kapasitas Riil
Kemampuan 3,342,300,854 2,836,696,704 3,165,769,208 3,444,863,525 3,766,392,398
Keuangan
Sumber: Hasil Analisis
Tabel 3.17. Proyeksi Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Provinsi Lampung Tahun 2015-2019
Proyeksi (Rp)
No Uraian
2015 2016 2017 2018 2019
1 Kapasitas Keuangan Daerah 4,723,690,697,838 5,141,883,462,602 5,691,784,914,405 6,257,952,222,671 6,904,031,068,573
Prioritas I (Wajib dan Mengikat) 1,374,928,131,675 2,194,350,271,690 2,405,651,500,309 2,682,376,254,250 2,995,686,660,745
1.1 Belanja Tidak Langsung 1,178,055,118,666 1,971,635,609,602 2,167,700,998,105 2,431,230,066,741 2,727,314,274,051
1.2 Belanja Langsung 196,373,013,009 209,214,662,088 222,950,502,204 237,646,187,509 253,372,386,694
1.3 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 500,000,000 13,500,000,000 15,000,000,000 13,500,000,000 15,000,000,000
Kapasitas riil kemampuan keuangan 3,348,762,566,163 2,947,533,190,912 3,286,133,414,096 3,575,575,968,421 3,908,344,407,828
2 Rencana alokasi pengeluaran prioritas II 1,882,787,375,691 2,014,242,675,482 2,260,483,847,123 2,448,331,444,751 2,669,345,431,792
Belanja Program Prioritas dalam rangka pencapaian
2.1 1,526,249,275,300 839,967,451,165 970,124,124,260 1,093,844,447,995 1,256,068,476,040
visi misi KDH
2.2 Belanja Program Prioritas Pembangunan Daerah 29,498,379,241 830,239,820,231 931,901,883,539 975,501,205,311 1,005,780,996,326
2.3 Belanja Program Prioritas Pendukung Lainnya 327,039,721,150 344,035,404,086 358,457,839,324 378,985,791,445 407,495,959,426
3 Rencana alokasi pengeluaran prioritas III 849,627,741,300 933,290,515,430 1,025,649,566,973 1,127,244,523,670 1,238,998,976,037
3.1 Uang Lembur 6,461,711,300.00 7,107,882,430.00 7,818,670,673.00 8,600,537,740.30 9,460,591,514.33
3.2 Bantuan Hibah : 807,823,430,000 888,275,773,000 977,103,350,300 1,074,813,685,330 1,182,295,053,863
3.3 Bantuan Sosial 9,700,000,000 9,700,000,000 9,700,000,000 9,700,000,000 9,700,000,000
Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota dan
3.4 25,642,600,000.00 28,206,860,000.00 31,027,546,000.00 34,130,300,600.00 37,543,330,660.00
Pemerintahan Desa
4 Surplus Anggaran Riil/Berimbang 616,347,449,172 - - - -
Tabel 3.18. Proyeksi Kerangka Pendanaan Alokasi Prioritas I, II dan III Provinsi Lampung Tahun 2015-2019
Proyeksi (Rp)
No Uraian
2015 % 2016 % 2017 % 2018 % 2019 %
1 Prioritas I 1,374,928,131,675 33.47 2,194,350,271,690 42.68 2,405,651,500,309 42.27 2,682,376,254,250 42.86 2,995,686,660,745 43.39
2 Prioritas II 1,882,787,375,691 45.84 2,014,242,675,482 39.17 2,260,483,847,123 39.71 2,448,331,444,751 39.12 2,669,345,431,792 38.66
3 Prioritas III 849,627,741,300 20.69 933,290,515,430 18.15 1,025,649,566,973 18.02 1,127,244,523,670 18.01 1,238,998,976,037 17.95
Total 4,107,343,248,666 100.00 5,141,883,462,602 100.00 5,691,784,914,405 100.00 6,257,952,222,671 100.00 6,904,031,068,574 100.00
Penetapan persentase tiap tahun sesuai urutan prioritas (I, II, dan III) bukan
menunjukan urutan besarnya persentase tetapi lebih untuk keperluan
pengurutan pemenuhan kebutuhan pendanaannya. Besaran persentase
ditentukan sesuai analisis umum tentang kapasitas pendanaan dari program
prioritas yang dirancang untuk menunjang prioritas dimaksud. Berdasarkan
evaluasi atau analisis dari penyelenggaraan pembangunan daerah 5 (lima)
tahun sebelumnya relatif baik untuk peningkatan alokasi pendanaan secara
bertahap. Dengan demikian kerangka pendanaan selama 5 (lima) tahun dapat
ditampilkan pada Tabel 3.19
Rata-Rata
TAHUN
No. URAIAN Pertumb
2015 2016 2017 2018 2019 uhan
Rata-Rata
TAHUN
No. URAIAN Pertumb
2015 2016 2017 2018 2019 uhan
1.2. Belanja Prioritas III 843,166,030,000 926,182,633,000 1,017,830,896,300 1,118,643,985,930 1,229,538,384,523 9.89
2 Belanja Langsung 2,085,622,100,000 2,230,565,220,000 2,491,253,020,000 2,694,578,170,000 2,932,178,410,000 8.90
2.1. Belanja Prioritas I 196,373,013,009.14 209,214,662,087.92 222,950,502,203.57 237,646,187,509.13 253,372,386,693.58 6.58
2.2. Belanja Prioritas II 1,882,787,375,690.86 2,014,242,675,482.08 2,260,483,847,123.44 2,448,331,444,750.57 2,669,345,431,792.10 9.14
2.3. Belanja Prioritas III 6,461,711,300.00 7,107,882,430.00 7,818,670,673.00 8,600,537,740.30 9,460,591,514.33 10.00
Surplus/Defisit 590,847,449,172 -15,206,692,519 -38,010,310,485 -19,520,127,032 -27,296,451,789 9.64
C PEMBIAYAAN (590,847,449,172) 15,206,692,519 38,010,310,485 19,520,127,032 27,296,451,788 9.64
Penerimaan Pembiayaan 26,000,000,000 28,706,692,519 53,010,310,485 33,020,127,032 42,296,451,788 21.36
Pengeluaran Pembiayaan 616,847,449,172 13,500,000,000 15,000,000,000 13,500,000,000 15,000,000,000 -21.40
Total APBD 4,723,690,697,838 5,141,883,462,602 5,691,784,914,405 6,257,952,222,671 6,904,031,068,574 9.95
Sumber : Dinas Pendapatan, Biro Keuangan dan Bappeda ProvinsiLampung (diolah)
BAB IV
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
2) Pada tahun 2012 impor bahan pangan masih tinggi, dapat dilihat dari
defisit neraca perdagangan luar negeri yang mencapai US25,9 juta;
a. Angka Kematian Ibu (AKI) nasional yaitu 359 per 100.000 KH (SDKI,
Tahun 2012);
1. Pada tahun 2015, apabila AEC tercapai, maka ASEAN akan menjadi pasar
tunggal dan berbasis produksi tunggal dimana terjadi arus barang, jasa,
investasi, dan tenaga terampil yang bebas, serta arus modal yang lebih
bebas diantara Negara ASEAN. Dengan terbentuknya pasar tunggal yang
bebas tersebut maka akan terbuka peluang bagi Indonesia untuk
meningkatkan pangsa pasarnya di kawasan ASEAN.
11. Lemahnya manajemen sumberdaya dan asset daerah: tata ruang, SDA,
tanah, dan laut telah mengakibatkan tidak optimalnya pengelolaan
sumberdaya secara berkelanjutan sehingga meningkatkan kerusakan
lingkungan. Perlu upaya penataan dan pengembangan manajemen sumber
daya dan asset daerah, perencanaan tata ruang dan tata guna lahan;
16. Masih tinggi angka kemiskinan di Lampung yaitu 14,86%, masih diatas
rata-rata nasional sekitar 11,66%;
17. Kerusakan hutan di Provinsi Lampung hingga tahun 2012 sudah mencapai
55% dari luas yang ada akibat berbagai tekanan pembangunan dan
aktivitas masyarakat. Potensi ekonomi dari kawasan hutan berupa hasil
hutan bukan kayu, jasa lingkungan dan keanekaragaman hayati belum
termanfaatkan secara maksimal.
BAB V
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
5.1. Visi
Visi adalah kondisi yang dicita-citakan untuk di wujudkan. Secara ontologis, visi
merupakan das sollen, yaitu apa yang sebenarnya menjadi tujuan atau keinginan
yang ideal yang disepakati oleh seluruh stakeholders dan terkristalisasi dalam
bentuk jati diri.
mempermudah birokrasi.
Hal-hal penting memasuki tahapan III dari RPJPD Provinsi Lampung, adalah:
Untuk menjadi daerah yang maju syarat yang harus dipenuhi adalah
peningkatan kualitas sumberdaya manusia, pemanfatan sumberdaya alam
secara berkelanjutan, penciptaan iklim usaha kondusif untuk peningkatan
investasi, peningkatan kemampuan aparatur pemerintahan yang mendukung
terwujudnya organisasi berkewirausahaan (entrepreneuring government),
pemanfaatan Iptek dan inovasi secara optimal, ketersediaan infrastruktur fisik
serta infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi.
Kemajuan hanya dicapai oleh manusia berkualitas, oleh karena itu menciptakan
manusia yang berkualitas adalah tujuan pokok. Sentral dari pembangunan
adalah manusia, oleh karena itu kehandalan strategi peningkatan sumber daya
manusia akan menjamin terwujudnya penduduk yang berkualitas. Sumber daya
manusia berkualitas memiliki kepribadian bangsa, berakhlak mulia, dan
berkualitas pendidikan yang tinggi. Tingginya kualitas pendidikan penduduk
ditandai oleh makin meningkatnya partisipasi pendidikan menengah dan
tinggi ditandai dengan jumlah tenaga ahli serta profesional yang dihasilkan
oleh sistem pendidikan.
Menjadi provinsi yang maju dan sejahtera diantara provinsi di Indonesia adalah
cita-cita yang ingin diwujudkan oleh seluruh masyarakat Lampung. Pemahaman
untuk menjadi Lampung maju dan sejahtera memiliki pengertian bahwa
masyarakat Lampung sebagai bagian dari bangsa Indonesia akan menentukan
nasib sendiri dengan segala potensi yang dimiliki oleh sumberdaya wilayah dan
sumberdaya manusianya sebagai bentuk kemandirian dan kemajuan.
Masyarakat yang maju adalah masyarakat yang civilized dan berkeadilan (justice
for all) yang memiliki sistem dan kelembagaan politik, dan hukum yang mantap,
serta berkehidupan demokratis, tidak diskriminatif dalam bentuk apapun,
bebas berpendapat, menggunakan hak politik, kesamaan di depan hukum,
menjunjung tinggi HAM, beretika, disiplin, tertib, serta menghargai profesi.
Tanah Sai Bumi Ruwa Jurai, sejahtera melalui revitalisasi dan transformasi
budaya Lampung, masyarakat Lampung menjadi lebih kreatif, produktif, dan
inklusif yang berorientasi pada peningkatan kesejahterahteraan dengan segala
potensi dan kelebihan yang dimiliki.
5.2. Misi
Misi ini adalah upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi (pro growth)
melalui pengembangan potensi dan keunggulan yang dimiliki Provinsi Lampung
dengan memperkuat investasi (pro investment) diberbagai sektor dan ekonomi
yang berbasis kerakyatan dan kemitraan. Pertumbuhan ekonomi yang kuat
ditandai juga oleh upaya pemerataan dengan trickle down effect yang tinggi.
Urusan pemerintahan yang terkait dengan Misi 1 antara lain: Urusan Pertanian,
Urusan Kelautan dan Perikanan, Urusan Kehutanan, Urusan Perindustrian,
Urusan Perdagangan, Urusan Ketahanan Pangan, Urusan Koperasi dan UMKM,
Urusan Penanaman Modal dan Perijinan, serta Urusan Pariwisata.
Urusan pemerintahan yang terkait dengan Misi 2 antara lain: Urusan Pekerjaan
Umum, Urusan Perhubungan, Urusan Penataan Ruang, Urusan Perumahan,
Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral, serta Urusan Ketransmigrasian.
Misi ini adalah upaya mengembangkan dan memperkuat kualitas sumber daya
manusia (SDM) dengan mengembangkan dan meningkatkan kualitas
pendidikan di semua jalur, jenis, dan jenjang. Pengembangan SDM berkualitas
didukung dengan peningkatan pemberdayaan perempuan dan perlindungan
anak, kualitas jasmani (keolahragaan), kesehatan dan pengendalian
pertumbuhan penduduk dan transmigrasi. Pada gilirannya, SDM yang
berkualitas akan mampu menguasai, mengembangkan, memanfaatkan Iptek
dan inovasi, diperkuat ciri yang inovatif dalam berbagai aspek kehidupan. Bagi
golongan masyarakat kurang mampu peningkatan kualitas SDM akan didukung
oleh pelayanan kesejahteraan sosial yang memadai.
Misi ini merupakan upaya untuk menjaga keseimbangan antara keberadaan dan
pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup. Keseimbangan ini
diupayakan dengan tetap menjaga fungsi, daya dukung, dan kenyamanan
kehidupan pada masa kini dan masa depan, serta mengantisipasi perubahan
iklim global. Pemanfaatan ruang diupayakan serasi antara penggunaan untuk
pemukiman, kegiatan sosial ekonomi, serta upaya konservasi dan pemanfaatan
nilai ekonomis sumber daya alam yang berkelanjutan.
Tabel 5.1. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Provinsi Lampung
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN 2015 2016 2017 2018 2019
Misi Kesatu: Meningkatkan 1. Peningkatan pertumbuhan 1. Kontribusi sektor 35,25% 35,80% 35,73% 35,68% 35,63%
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kontribusi sektor pertanian terhadap
Pembangunan dan mengurangi pertanian terhadap PDRB PDRB Provinsi
Ekonomi ketimpangan Provinsi Lampung; Lampung
memperkuat pembangunan daerah 2. Kontribusi sektor 6,20% 6,50% 6,83% 7,17% 7,53%
dan perkebunan terhadap
Kemandirian PDRB
Daerah 3. Kontribusi sektor 5,69% 6,77% 7,84% 8,92% 10%
peternakan terhadap
PDRB
4. Kontribusi sektor 7,74% 8,13% 8,54% 8,97% 9,42%
perikanan terhadap
PDRB
5. Kontribusi sektor 1,08% 1,39% 1,69% 2% 2%
kehutanan terhadap
PDRB
6. Nilai Tukar Petani 124,53 125,64 125,65 126,65 125,65
(NTP)
7. Nilai Tukar Nelayan 113,72 113,86 114 114,15 114,29
(NTN)
2. Terpenuhinya kebutuhan 1. PDRB per kapita 7,090 7,106 7,106-7,5 7,106-7.5 7,106-7,.5
konsumsi pangan per kapita (konstan)
masyarakat untuk memenuhi 2. Pola pangan harapan 87,50% 89,50% 91,70% 93,50% 95,00%
kecukupan energi; melalui peningkatan
diversifikasi pangan
3. Pengeluaran 298.064 312.967 328.615 345.046 362.298
konsumsi pangan per
kapita per bulan
4. Pengeluaran 245.532 257.809 270.699 284.234 298.446
konsumsi non pangan
per kapita per bulan
3. Meningkatnya pertumbuhan Kontribusi sub sektor 16,44% 17,33% 18,22% 19,11% 20,00%
dan kontribusi sektor industri pengolahan hasil
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN 2015 2016 2017 2018 2019
industri pengolahan terhadap pertanian terhadap PDRB
PDRB Provinsi Lampung; Prov. Lampung
4. Meningkatnya pertumbuhan 1. Kontribusi sub sektor 16,65% 17,48% 18,35% 18,35% 18,35%
dan kontribusi sub sektor perdagangan
perdagangan pada PDRB terhadap PDRB Prov.
Provinsi; Lampung
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN 2015 2016 2017 2018 2019
Sosial barang;
2. Terwujudnya tata ruang Tercapaianya tingkat Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
wilayah sesuai arah kesesuaian antara
pemanfaatan ruang nasional, RTRW Provinsi
provinsi dan kabupaten/kota; Lampung dengan
penataan ruang
3. Tersedianya sumber daya air 1. Terpeliharanya 65% 70% 75% 80% 85%
yang handal dan berkualitas kondisi jaringan
untuk memenuhi kebutuhan irigasi dan bangunan
rumah tangga (domestik), pelengkap
pertanian (irigasi), industri, 2. Pembangunan 12% 14% 16% 18% 20%
dan untuk berbagai embung dan
keperluan lainnya baik pada bangunan penampung
waktu sekarang maupun air lainnya
yang akan datang; 3. Rehabilitasi/pemeliha
raan bantaran dan 15% 12% 9% 6% 3%
tanggul sungai
4. Meningkatnya akses Jumlah pembangunan 12% 14% 16% 18% 20%
masyarakat terhadap sarana rumah baru per tahun
dan prasarana dasar
pemukiman (mencakup
persampahan, air bersih, air
limbah);
5. Meningkatnya cakupan 1. Kontribusi sektor 2,06 2,16 2,27 2,38 2,50
pelayanan dan kualitas pertambangan
infrastruktur energi dan terhadap PDRB
ketenagalistrikan di Provinsi 2. Rasio elektrifikasi 72% 73% 74% 76% 78%
Lampung dari 72 % menjadi rumah tangga
78% di akhir tahun 2019; 3. Rasio elektrifikasi 100% 100% 100% 100% 100%
rumah tangga
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN 2015 2016 2017 2018 2019
Misi Ketiga: 1. Meningkatkan indeks 1. Meningkatnya angka melek Angka melek huruf 96% 96,5% 97% 97,5% 98%
Meningkatkan pembangunan huruf.
kualitas pendidikan
pendidikan, masyarakat yang
2. Tuntasnya wajib belajar 1. Angka Partisipasi 108 110 112 114 116
kesehatan, cukup tinggi dan
pendidikan 9 tahun ; Kasar (APK)
Iptek dan berkualitas
SD/MI/Paket C
Inovasi,
2. APK SMP/MTs/Paket 94 95 96 97 98
budaya
B
masyarakat,
3. Angka Partisipasi 95 96 97 98 99
dan toleransi
Murni (APM)
beragama
SD/MI/Paket A
4. Angka APM 74 75 76 77 78
SMP/MTs/Paket B
5. Angka rata-rata lama 7,50 7,55 7,60 7,65 7,70
sekolah
3. Meningkatnya tingkat 1. APK SMA/SMK/MA 70 72 74 76 78
pendidikan masyarakat ke /Paket C
jenjang menegah dan tinggi; 2. APM SMA/SMK /MA /
Paket C 62 64 66 68 70
2. Meningkatkan indeks 1. Meningkatnya akses dan Persentase 100% 100% 100% 100% 100%
pembangunan dan mutu pelayanan kesehatan terlaksananya
derajat kesehatan terutama untuk kesehatan koordinasi, pemantauan
masyarakat ibu dan anak dengan dan evaluasi serta
menurunkan AKB dari pembinaan dan
7,11/1000KH Tahun 2012 pengembangan bidang
menjadi 6,6/1000 KH Tahun kesehatan dan
2019 pelayanan KB di
Kab/Kota se-Provinsi
Lampung
3. Mewujudkan 1. Terinternalisasinya nilai-nilai Pemanfaatan nilai-nilai 100% 100% 100% 100% 100%
kehidupan budaya dan kearifan lokal tradisional, peninggalan
masyarakat yang kesejarahan,
berbudaya kepurbakalaan dan
museum bagi
pengembangan budaya
daerah
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN 2015 2016 2017 2018 2019
4. Terwujudnya kualitas 1. Meningkatnya pelayanan Pelayanan dan 100% 100% 100% 100% 100%
pelayanan sosial kesejahteraan dan rehabilitasi
kepada masyarakat rehabilitasi bagi tuna sosial, kesejahteraan sosial
5. Mewujudkan 1. Meningkatnya kualitas dan 1. Rasio ketergantungan 52,55 46,51 46,52 46,60 46,75
kompetensi dan perlindungan terhadap 2. Tingkat pengangguran 5,18 4,56 4,01 3,50 3,11
produktivitas kerja tenaga kerja; terbuka
3. Kemiskinan 12,86 11,86 10,86 10,50 9,86
6. Mewujudkan 1. Meningkatnya kesejahteraan 1. Besaran penempatan 100 kk 100 kk 115 kk 120 kk 125 kk
pengembangan masyarakat transmigrasi dan transmigrasi ke luar
kawasan transmigrasi berkembangnya kawasan Lampung
transmigrasi 2. Fasilitas yang 3 unit 3 unit 4 unit 4 unit 4 unit
dibangun di kawasan
KTM
7. Mewujudkan kualitas 1. Meningkatnya indeks 1. Indeks pembangunan 65,86-66 66-68 68-69 69-70 70-70,5
pembangunan pembangunan dan gender
kesetaraan gender kesetaraan ; 2. Indeks pemberdayaan
dan kesejahteraan gender 63,5-64,5 64,5-66,5 66,5-67,5 67,5-68,5 68,5-69
keluarga 2. Meningkatnya kesejahteraan 1. Terbentuk dan
keluarga; berjalannya
kelompok ekonomi 45% 50% 60% 65% 70%
kreatif perempuan di
kab/kota di Provinsi
Lampung.
Berlanjutnya
pembinaan
kesejahteraan
keluarga di seluruh
kabupaten/kota di
Provinsi Lampung
3. Meningkatnya peran pemuda 1. Peningkatan dan 84 Org 84 Org 84 Org 84 Org 84 Org
dan prestasi olahraga dalam pembinaan peran
pembangunan kualitas hidup serta pemuda
dan kehidupan masyarakat; 2. Pembinaan 56 Org 56 Org 56 Org 56 Org 56 Org
pemasyarakatan dan
pengembangan
olahraga
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN 2015 2016 2017 2018 2019
8. Mewujudkan kualitas 1. Meningkatnya kualitas Pembinaan lembaga 100% 100% 100% 100% 100%
kehidupan kehidupan beragama; sosial dan keagamaan
kemasyarakatan dan
keagamaan yang
toleran
9. Meningkatkan 1. Mengembangkan jaringan Terpenuhinya 100% 100% 100% 100% 100%
kapasitas dan kinerja kelembagaan dan peneliti kebutuhan
SDM, sehingga mampu data/informasi
menjadi pelaku difusi pembangunan daerah
dan inovasi teknologi
10. Meningkatkan jalinan 1. Meningkatkan kapasitas dan Meningkatkan kapasitas 100% 100% 100% 100% 100%
kerjasama dan kapabilitas sumber daya dan kapabilitas sumber
hubungan sinergitas iptek untuk menghasilkan daya iptek untuk
antar lembaga iptek di produk litbang yang berdaya menghasilkan produk
daerah guna bagi daerah litbang yang berdaya
guna bagi daerah
Misi Kelima: 1. Mewujudkan keadilan, 1. Terciptanya keadilan, Optimalisasi pemanfatan 100% 100% 100% 100% 100%
Menegakkan Kepastian, dan kepastian dan kemanfaatan teknologi informasi
Supremasi kemanfaatan hukum hukum di masyarakat; hukum
Hukum, di masyarakat.
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN 2015 2016 2017 2018 2019
Mengembangk 2. Mengembangkan 1. Meningkatnya kinerja 1. Reformasi birokrasi 100% 100% 100% 100% 100%
an Demokrasi pemerintahan yang pemerintahan ditandai
Berbasis baik dan antisipatif dengan meningkatnya
Kearifan Lokal, kepercayaan publik melalui
dan pelayanan prima
Memantapkan 2. Meningkatnya kapasitas dan 1. Tingkat produktifitas 50% 70% 80% 90% 100%
Kepemerintaha akuntabilitas kinerja dan kinerja aparatur
n yang Baik pelayanan publik birokrasi
dan Antisipatif 3. Terwujudnya pemerintahan 1. Indeks persepsi 50% 70% 80% 85% 90%
yang bersih dan bebas KKN korupsi
4. Terwujudnya perencanaan 1. Konsistensi antar 100% 100% 100% 100% 100%
pembangunan yang dokumen
berkualitas dan partisipatif perencanaan
3. Memperkuat 1. Meningkatnya kinerja 1. Indeks kepuasan 2 3 3,5 3,6 3,8
kapasitas manajemen pelayanan publik yang masyarakat (skala 1-
birokrasi memuaskan masyarakat dan 5)
kualitas pelayanan yang
merata
4. Merealisasikan 1. Meningkatnya kualitas Meningkatnya indeks 50% 55% 60% 65% 70%
pembangunan kehidupan berdemokrasi demokrasi
politik dengan proses demokrasi
yang menghargai
kebebasan, persamaan,
keadilan dalam kerangka
supremasi hukum.
BAB VI
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan RPJMD Provinsi Lampung Tahun 2015-2019
Meningkatkan 1.1 Peningkatan pertumbuhan dan 1.1.1 Revitalisasi dan Percepatan a Meningkatkan produksi pertanian tanaman pangan dan hortikultura,
pertumbuhan ekonomi kontribusi sektor pertanian Peningkatan Produksi Pertanian perkebunan, dan peternakan bermutu melalui ekstensifikasi, intensifikasi,
dan mengurangi terhadap PDRB Provinsi Lampung; Tanaman Pangan dan rehabilitasi, diversifikasi berbasiskan pada IPTEK dan sumber daya lokal
ketimpangan Hortikultura, Perkebunan, (kawasan)
pembangunan daerah Peternakan, Perikanan, serta
Kehutanan b Meningkatkan produksi dan produktivitas perikanan budidaya dan tangkap
1.2 Terpenuhinya kebutuhan 1.2.1 Mengembangkan a Meningkatkan keanekaragaman konsumsi dan kualitas pangan, serta
konsumsi pangan per kapita Penganekaragaman Pangan, menurunnya ketergantungan terhadap pangan pokok beras, ketersediaan
masyarakat untuk memenuhi Keamanan Pangan dan dan konsumsi sepanjang tahun sampai tingkat rumah tangga serta kualitas
kecukupan energi dan protein; Ketersediaan Cadangan Pangan dan pengendalian keamanan pangan
dan Akses Pangan serta
Distribusi Pangan
1.3 Meningkatnya pertumbuhan dan 1.3.1 Peningkatan daya saing industri a Meningkatkan unit usaha industri kecil menengah, penyerapan tenaga kerja
kontribusi sektor industri unggulan berbasis potensi lokal industri kecil menengah, serta kemitraan antar industri
pengolahan terhadap PDRB daerah
Provinsi Lampung; b Meningkatkan pelayanan terhadap pelaku usaha IKM serta mendorong
tumbuhnya industri-industri andalan masa depan (industri agro, industri
kreatif dan industri teknologi informasi komunikasi)
c Meningkatkan sinergitas pengembangan industri, penguasaan teknologi
industri terutama industri pengolahan hasil pertanian/perkebunan, produk
pertanian/perkebunan, industri makanan dan minuman serta penyerapan
tenaga kerja oleh industri besar
1.4 Meningkatnya pertumbuhan dan 1.4.1 Peningkatan daya daing a Pengembangan sistem jaringan distribusi barang kebutuhan pokok
kontribusi sub sektor perdagangan barang dan jasa masyarakat dan barang strategis lainnya secara efektif dan efisien
perdagangan pada PDRB Provinsi
Lampung ; b Meningkatkan volume ekspor komoditi unggulan
1.5 Meningkatnya peran koperasi 1.5.1 Penumbuhan dan Perkuatan a Memfasilitasi penumbuhan wirausaha baru dan berdaya saing, serta
dan UMKM dalam perekonomian Koperasi dan UMKM pengembangan inkubator bisnis dan UMKM yang dilaksanakan bersama
daerah seluruh stakeholders, termasuk perguruan tinggi dan pelaku bisnis
1.7 Berkembangnya kontribusi 1.7.1 Mengembangkan produk a Meningkatkan keunggulan daya tarik dan promosi wisata untuk
pariwisata pada perekonomian wisata yang unik, tradisional peningkatan ekonomi masyarakat
daerah dan mencerminkan jati diri
masyarakat Lampung yang
berakar pada alam dan budaya
dalam konteks destinasi
wisata kultural;
1.8 Peningkatan kontribusi 1.8.1 Intensifikasi, optimalisasi, dan a Pemanfaatan TIK dalam pelayanan dan pengelolaan pajak dan retribusi
pendapatan asli daerah (PAD); efisiensi pengelolaan PAD daerah
yang menjadi kewenangan
provinsi
1.2 Terwujudnya tata ruang wilayah 1.2.1 Pelaksanaan penataan ruang a Pengembangan kawasan-kawasan strategis, cepat tumbuh, kawasan
sesuai arah pemanfaatan ruang sesuai dengan indikasi program andalan, dan kawasan ekonomi khusus berdasarkan peruntukan
nasional, provinsi dan prioritas RTRW Provinsi masing-masing kawasan mengacu pada RTRW dan memperhatikan
kabupaten/kota Lampung dokumen perencanaan pembangunan daerah terkait lainnya
1.3 Tersedianya sumber daya air 1.3.1 Peningkatan kualitas tata a Meningkatkan kapasitas dan kualitas infrastruktur sumber daya air
yang handal dan berkualitas kelola sumber daya air sesuai untuk mendukung konservasi, pendayagunaan sumber daya air, serta
untuk memenuhi kebutuhan dengan pola pengelolaan pengendalian daya rusak air;
rumah tangga (domestik), sumber daya air
pertanian (irigasi), industri, dan
untuk keperluan lainnya baik
pada waktu sekarang maupun
yang akan datang
1.4 Meningkatnya akses masyarakat 1.4.1 Pengembangan prasarana dan a Pengembangan perumahan dan kawasan permukiman untuk
terhadap sarana dan prasarana sarana bangunan, Gedung dan menciptakan hunian yang layak, aman, sehat, nyaman, dan produktif
dasar pemukiman (mencakup lingkungan
persampahan, air bersih, air b Meningkatnya kualitas infrastruktur permukiman perdesaan
limbah);
c Meningkatkan pembangunan dan pengelolaan bangunan gedung dan
rumah negara yang menjadi aset Pemerintah Provinsi.
1.5 Meningkatnya cakupan 1.5.1 Peningkatkan kapasitas a Meningkatkan pasokan, cakupan dan kualitas pelayanan infrastruktur
pelayanan dan kualitas pembangkit listrik dengan energi dan ketenagalistrikan
infrastruktur energi dan memanfaatkan sumber energi
ketenagalistrikan di Provinsi yang tersedia serta b Meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan untuk mengurangi
Lampung; memperluas jaringan pemakaian energi fosil
transmisi tenaga listrik
Misi III : Meningkatkan Kualitas Pendidikan Iptek dan Inovasi, Kesehatan, Budaya Masyarakat, dan Kehidupan Beragama yang Toleran
1 Meningkatkan indeks 1.1 Menurunnya angka melek 1.1.1 Perluasan Pendidikan Non a Menuntaskan Lampung bebas buta aksara melalui perluasan pendidikan
pembangunan huruf; Formal, formal;
pendidikan
masyarakat yang b Meningkatkan gerakan tingkat provinsi untuk membuka seluas-luasnya
cukup tinggi yang paket A, Paket B dan Paket C dengan paradigma mengedepankan
berkualitas; aktivitas proses belajar mengajar, termasuk pembukaan SMP terbuka,
SMA terbuka secara meluas di berbagai kabupaten di Provinsi Lampung;
1.2 Tuntasnya wajib belajar 1.2.1 Penyelenggaraan pendidikan a Menuntaskan program pendidikan dasar 9 tahun;
pendidikan 9 tahun ; dasar dengan bebas biaya;
1.3 Meningkatnya tingkat 1.3.1 Pencanangan wajib belajar 12 a Mengembangkan program pendidikan 12 tahun;
pendidikan masyarakat dengan tahun bagi anak usia sekolah;
meningkatkan APM dan APK b Mengembangkan dan meningkatkan model pendidikan kejuruan yang
Perguruan Tinggi merespon kebutuhan dunia usaha
1.3.2 Meningkatkan kualifikasi dan a Peningkatan kompetensi tenaga pendidikan dan manajemen
sertifikasi bagi pendidik. kependidikan;
1.3.3 Redistribusi tenaga pendidik a Melakukan pemerataan secara proposional tenaga pendidik diseluruh
kesemua wiilayah kabupaten/kota
kabupaten/kota
1.3.4 Perkuatan dan peningkatan a Meningkatkan kualitas dan kualitas sarana dan prasarana pendukung
aksesibilitas sarana dan pendidikan dan updating teknologi pembelajaran
prasarana pendukung
pendidikan serta
pemutakhiran teknologi
pembelajaran
2 Meningkatkan indeks 2.1 Meningkatnya akses dan mutu 2.1.1 Peningkatan rasio a Menjamin akses dan mutu pelayanan kesehatan;
pembangunan dan pelayanan kesehatan terutama ketersediaan sarana
b Meningkatkan kualitas pola hidup bersih dan sehat serta makanan yang
derajat kesehatan untuk kesehatan ibu dan anak kesehatan terhadap satuan
bergizi;
masyarakat yang dengan menurunkan AKB dari penduduk
cukup tinggi 7,11/1000 KH tahun 2012 c Meningkatkan Kualifikasi Rumah Sakit Provinsi menjadi Rujukan dan
menjadi 6,6/1000 KH tahun Puskesmas sesuai standar medik
2019 d Meningkatkan kecukupan obat dan perbekalan kesehatan sesuai
standar nasional;
f Menjamin tersedianya tenaga kesehatan yang merata dan berkualitas;
g Mengembangkan sistem pembiayaan kesehatan masyarakat;
4 Terwujudnya kualitas 4.1 Meningkatnya pelayanan sosial 4.1.1 Memberikan pelayanan, a Meningkatkan kualitas dan kuantitas perlindungan, rehabilitasi, dan
pelayanan sosial dan penanggulangan korban perlindungan dan santunan pemberdayaan sosial;
kepada masyarakat bencana; bagi penyandang masalah
kesejahteraan sosial dalam b Meningkatkan kualitas dan kuantitas bantuan/jaminan sosial
pemenuhan kebutuhan
hidupnya c Menyantuni PKRI/Janda PKRI dan Keluarga pahlawan serta
terpeliharanya nilai-nilai keperintisan, kepahlawanan, kejuangan, dan
kesetiakawanan sosial.
5 Mewujudkan 5.1 Meningkatnya kualitas dan 5.1.1 Meningkatkan kualitas dan a Meningkatkan daya saing tenaga kerja
kompetensi dan perlindungan terhadap tenaga produktifitas tenaga kerja
produktivitas kerja kerja; melalui pelatihan; b Meningkatkan pengawasan dan perlindungan ketenagakerjaan, serta
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri sehingga
mereka terhindar dari perlakuan yang merugikan
6 Mewujudkan 6.1 Meningkatnya kesejahteraan 6.1.1 Meningkatnya kualitas sarana a Mengembangkan pusat layanan informasi ketransmigrasian
pengembangan masyarakat dan dan prasarana kawasan
kawasan transmigrasi berkembangnya kawasan transmigrasi dan museum
transmigrasi 6.1.2 Meningkatnya kesejahteraan b Mewujudkan kawasan transmigrasi
masyarakat transmigrasi
7 Mewujudkan kualitas 7.1 Meningkatnya indeks 7.1.1 Menerapkan a Menerapkan anggaran responsif gender (ARG)
pembangunan pembangunan dan kesetaraan pengarusutamaan gender
kesetaraan gender gender; pada setiap penyusunan b Meningkatkan perlindungan terhadap anak melalui pencegahan
dan kesejahteraan kebijakan, perencanaan dan kekerasan dalam rumah tangga serta perdagangan perempuan dan
keluarga penganggaran anak.
7.2 Meningkatnya kesejahteraan 7.2.1 Revitalisasi Keluarga a Meningkatkan kualitas dan kesejahteraan keluarga
keluarga Berencana
7.3 Meningkatnya peran pemuda 7.3.1 Meningkatnya kualitas sarana a Mewujudkan pemuda Lampung yang memiliki semangat dan idealisme
dan prestasi olahraga dalam dan prasarana aktivitas kebangsaan, kewirausahaan, kepemimpinan, kepeloporan dan
pembangunan kualitas hidup kepemudaan dalam rangka kejuangan;
dan kehidupan masyarakat; perwujudan pemuda mandiri
b Meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang sehat jasmani dan rohani
melalui olahraga.
peningkatan kualitas dan c Terbangunnya dan terperiharanya sarana dan prasarana olahraga
kuantitas sarana dan
prasarana olahraga
7.3.3 Perkuatan pembinaan a Terbinanya organisasi dan anggota pramuka
pramuka, serta
pengembangan sarana dan b Terbangunnya sarana dan prasarana pembinaan pramuka
prasarana pramuka
8 Mewujudkan kualitas 8.1 Meningkatnya kualitas 7.1.1 Meningkatkan pemahaman a Meningkatkan kualitas kerukunan hidup baik interumat beragama
kehidupan kehidupan beragama; dan pengamalan agama maupun antarumat beragama;
kemasyarakatan dan dalam kehidupan
keagamaan yang bermasyarakat b Mendorong peningkatan kualitas pendidikan agama dan keagamaan;
toleran
9 Meningkatkan 9.1 Mengembangkan jaringan 8.1.1 Meningkatkan kemampuan a Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan litbang daerah;
kapasitas dan kinerja kelembagaan dan peneliti; SDM
SDM, sehingga mampu
menjadi pelaku difusi
dan inovasi teknologi
10 Meningkatkan jalinan 10.1 Meningkatkan kapasitas dan 9.1.1 Meningkatkan sinergitas a Mengembangkan jaringan kelembagaan dan peneliti;
kerjasama dan kapabilitas sumber daya iptek antar lembaga iptek di daerah
hubungan sinergitas untuk menghasilkan produk
antar lembaga iptek di litbang yang berdaya guna bagi
daerah daerah;
Misi IV :Meningkatkan Pelestarian SDA Dan Kualitas Lingkungan Hidup Yang Berkelanjutan
1 Mewujudkan 1.1 Penurunan beban pencemaran, 1.1.1 Pengendalian pencemaran a Penyusunan perencanaan dan kebijakan lingkungan hidup
keseimbangan pengendalian kerusakan air, udara dan tanah
lingkungan dan lingkungan, serta perlindungan
keberlanjutan dan konservasi SDA
pembangunan
1.2 Peningkatan upaya adaptasi 1.2.1 Mitigasi dan adaptasi a Peningkatan pengendalian kualitas air, udara dan tanah
dan mitigasi perubahan iklim perubahan iklim
1.2.2 Pemulihan dan konservasi a Peningkatan pemberdayaan dan partisipasi masyarakat
Sumber Daya Air, udara,
lahan
1.2.3 Pengawasan tingkat ketaatan a Peningkatan pemberdayaan dan partisipasi masyarakat dalam
hukum Lingkungan Hidup pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan
1.2.5 Perencanaan dan kebijakan a Peningkatan kapasitas SDM dan institusi lembaga Lingkungan Hidup
pengelolaan Lingkungan
Hidup b Pengembagan sumber-sumber alternatif pendanaan lingkungan
1.3 Peningkatan manfaat kawasan 1.3.1 Peningkatan pemberdayaan a Mempertahankan kawasan hutan seluas 30% dari luas Provinsi
hutan produksi Lampung dan masyarakat sekitar/dalam Lampung
aspek ekonomis dan ekologis kawasan hutan dalam
percepatan rehabilitasi hutan b Meningkatkan pengamanan, perlindungan dan rehabilitasi kawasan
dan lahan serta mendukung hutandalam rangka mewujudkan Provinsi yang hijau (Green Province)
pengamanan dan didukung upaya menciptakan Provinsi yang bersih (clean province)
perlindungan hutan
Misi V : Menegakan Supremasi Hukum, Mengembangkan Demokrasi Berbasis Kearipan Lokal dan Memantapkan Kepemerintahan Yang Baik dan Antisipatif
1 Mewujudkan keadilan, 1.1 Terciptanya keadilan, kepastian 1.1.1 Pengembangan struktur a Mengembangkan kelembagaan/pranata hukum di masyarakat
kepastian, dan dan kemanfaatan hukum di hukum masyarakat
kemanfaatan hukum masyarakat 1.1.2 Pengembangan substansi a Meningkatkan sinkronisasi dan harmonisasi antara produk hukum
hukum dalam upaya rekayasa daerah dan pusat, dan antar produk hukum daerah
sosial, dan control social
b Membuat produk hukum yang memberikan kepastian, dan berkeadilan
bagi masyarakat dan dunia usaha
2 Mengembangakan 2.1 Meningkatnya kinerja 2.1.1 Penataan fungsi-fungsi a Menyelenggarakan pemerintahan yang diarahkan oleh Visi, Misi
pemerintahan yang pemerintahan ditandai dengan kelembagaan pemerintahan
baik dan antisipatif meningkatnya kepercayaan agar lebih memadai, ramping, b Menyelenggarakan pemerintahan yang berbasis teknologi informasi,
publik melalui pelayanan prima luwes dan responsif; data, dan antisiipatif
c Mengelola pelaksanaan pembangunan yang dikendalikan oleh aturan-
aturan yang mengikat baik internal pemerintah maupun masyarakat.
2.2 Meningkatnya kapasitas dan 2.2.1 Mengembangkan reformasi a Penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan
akuntabilitas kinerja pelayanan birokrasi dalam kerangka
publik good governance b Pengembangan SDM birokrasi yang berkompeten, berintegritas dan
profesional
2.3 Terwujudnya pemerintahan 2.3.1 Mengembangkan reformasi a Pengawasan internal , eksternal, dan fungsional dalam upaya
yang bersih dan bebas KKN birokrasi dalam kerangka pembinaan dan pencegahan tindak pidana korupsi
clean government
b Pembentukan produk hukum daerah untuk mendukung
penyelenggaraan pemerintahan yang bersih
3 Memperkuat 3.1 Meningkatnya kinerja 3.1.1 Peningkatan kapasitas a Sinkronisasi, koordinasi, integrasi dan sinergi perencanaan dan
kapasitas manajemen pelayanan publik yang aparatur pemerintahan yang implementasi pembangunan yang multi sektor dan multi ruang;
birokrasi memuaskan masyarakat dan profesional dalam
kualitas pelayanan yang merata perencanaan pembangunan b Pembenahan pelayanan publik yang diarahkan untuk peningkatkan
kepuasan masyarakat dan peningkatan kualitas aparatur pemerintahan
yang profesional
c Membangun basis data daerah yang terpadu dan valid untuk
kepentingan perencanaan, penyelenggaraan pemerintahan, dan
informasi pembangunan
4 Merealisasikan 4.1 Meningkatnya kualitas 4.1.1 Penanaman nilai-nilai a Mengembangkan kehidupan demokrasi yang bermartabat melalui
pembangunan politik kehidupan berdemokrasi demokrasi yang berkeadaban pendekatan kultural dan pembangunan yang berkeadilan
dengan proses demokrasi yang (anti kekerasan, nilai-nilai
menghargai kebebasan, toleransi politik)
persamaan, keadilan, dalam
kerangka supremasi hukum. 4.1.2 Mengembangkan kehidupan a Meningkatkan pendidikan politik masyarakat
demokrasi berdasarkan
kearipan lokal yang b Memperkuat lembaga demokrasi lokal
menghargai kebebasan,
persamaan, keadilan dalam c Meningkatkan pembinaan lembaga politik lokal
kerangka supremasi hukum
d Memantapkan pembinaan kepada masyarakat dan kelompok sosial
e Memperkuat peran perempuan dalam kehidupan politik
BAB VII
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM
PEMBANGUNAN DAERAH
Sebagai tindak lanjut dan implementasi Visi dan Misi pembangunan Provinsi
Lampung 2015-2019, maka Arah Kebijakan Umum pembangunan di Provinsi
Lampung selama kurun waktu 2015-2019 akan dilakukan melalui 2 (dua)
pendekatan, yakni pendekatan Pengembangan Wilayah dan Pengelolaan
Keuangan Daerah.
Lingkungan hidup yang terpelihara, mulai dari pantai, sampai ke gunung, teluk,
dan kepulauan dioptimalkan sebagai objek wisata. Kegiatan pelestarian alam,
baik berupa proses pelestarian maupun hasilnya, juga dapat dikembangkan
sebagai objek wisata baru. Dengan demikian pariwisata diharapkan dapat
tumbuh sebagai sumber pendapatan baru yang melibatkan masyarakat secara
langsung, sehingga menjadi implementasi konkret dari konsep ekonomi
kerakyatan.
dan akhirnya mengembangkan lebih lanjut budaya lokal dalam segala bentuk
manifestasinya, baik berupa tata nilai, sistem hidup, arsitektur, gerak tari,
maupun pertanian, dan cara bercocok tanam. Dengan demikian, proses
penyiapan SDM akan menghasilkan generasi yang unggul tanpa kehilangan jati
diri.
Pada sisi lain, pengembangan budaya lokal beserta kreasinya akan mampu
mendukung pengembangan pariwisata budaya. Dengan
demikianpengembangan budaya lokal pada akhirnya mampu berkembang
sebagai sumber pendapatan baru, sebagai pendukung ekonomi kerakyatan yang
sedang dibangun.
BAB VIII
INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS
YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN
Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran setiap misi serta kebijakan yang telah
dijelaskan sebelumnya, disusun program-program pembangunan sesuai dengan
bidang urusan pemerintahan selama periode lima tahun, dengan prioritas
program beserta indikator kinerja program, sebagai berikut:
Program Prioritas Gubernur ditetapkan sesuai dengan janji Gubernur dan Wakil
Gubernur selama kampanye Pemilihan Kepala Daerah dan disusun berdasarkan
bidang pemerintahan daerah yang menjadi prioritas pertama dalam program
pembangunan daerah selama lima tahun.
A. Bidang Infrastruktrur
D. Bidang Pertanian
e. Peningkatan peran serta usaha kecil mikro, usaha menengah, dan koperasi
dalam pengembangan berbagai jenis usaha.
E. Bidang Kesehatan
F. Bidang Pendidikan
BAB IX
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
Tabel 9.1. Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi
Lampung
Kondisi Kondisi
ASPEK/FOKUS/BIDANG Kinerja pada
Target Capaian Setiap Tahun Kinerja pada
NO URUSAN/INDIKATOR awal periode akhir
KINERJA PEMBANGUNAN RPJMD periode
DAERAH
2013 2015 2016 2017 2018 2019 RPJMD
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
A ASPEK KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
1. Fokus Kesejahteraan dan
Pemerataan Ekonomi
1.1 Otonomi Daerah,
Pemerintahan Umum,
Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan Persandian
A Pertumbuhan PDRB/LPE 5,97% 6,00-6,35% 6,35-6,50% 6,50-6,75% 6,75-7,00% 7,00-7,50% 7,00-7,50%
B Indeks Gini 0,36 0.244 0,19 – 0,20 0,19 – 0,20 0,18 – 0,19 0,18 – 0,19 0,18 – 0,19
C PDRB per kapita (Konstan) 6.890 7.090 7.106 7.106 – 7.500 7.106 – 7.500 7.106 – 7.500 7.106 – 7.500
2. Fokus Kesejahteraan Sosial
2.1. Pendidikan
A Angka Melek Huruf 98,45 95,5 100 100 100 100 100
B Angka Rata-rata Lama Sekolah 7,44 7,50 7,55 7,60 7,65 7,70 7,70
C Angka Partisipasi Murni
- Angka Partisipasi Murni (APM) 97,37 100 100 100 100 100 100
SD/MI/Paket A
- Angka Partisipasi Murni (APM) 74,62 78 80 82 84 86 86
SMP/MTs/Paket B
- Angka Partisipasi Murni (APM) 53,38 57 59 61 63 65 65
SMA/SMK/MA/Paket C
Kondisi Kondisi
ASPEK/FOKUS/BIDANG Kinerja pada
Target Capaian Setiap Tahun Kinerja pada
NO URUSAN/INDIKATOR awal periode akhir
KINERJA PEMBANGUNAN RPJMD periode
DAERAH
2013 2015 2016 2017 2018 2019 RPJMD
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
D Angka Partisipasi Kasar
- Angka Partisipasi Kasar (APK) 110,70 114 116 118 120 122 122
SD/MI/Paket A
- Angka Partisipasi Kasar (APK) 85,19 98 100 102 104 106 106
SMP/MTs/Paket B
- Angka Partisipasi Kasar (APK) 63,48 67 68,5 70 72 74 74
SMA/SMK/MA/Paket C
2.2. Kesehatan
A Angka Harapan Hidup 70,05 70,5 71,0 71,5 71,6 71,9 71,9
B AKB (/1.000 KH) 113/100 rb 112/100 rb 111/100 rb KH 110/100 rb 110/100 rb 110/100 rb 110/100 rb
KH KH KH KH KH KH
C AKI (/100.000 KH) 178 165 - 170 163 - 165 160 - 163 160 - 163 155 - 160 155 – 160
D Angka Kematian Balita 156 kasus 150 145 140 135 130 130
E Prevalensi Gizi Buruk 350 345 340 335 330 325 325
B ASPEK PELAYANAN UMUM
1 Fokus Layanan Urusan Wajib
Pendidikan Dasar
Angka Partisipasi Sekolah 7 – 12
tahun 99,03 100 100 100 100 100 100
Angka Partisipasi Sekolah 13 –
15 tahun 90,99 92 93 94 95 96 96
Pendidikan Menengah
Angka Partisipasi Sekolah 16 -
18 64,36 69 71 73 75 77 77
Kesehatan
Rasio Puskesmas 3,79 3,80 3,82 3,84 3,86 3,89 3,89
Kondisi Kondisi
ASPEK/FOKUS/BIDANG Kinerja pada
Target Capaian Setiap Tahun Kinerja pada
NO URUSAN/INDIKATOR awal periode akhir
KINERJA PEMBANGUNAN RPJMD periode
DAERAH
2013 2015 2016 2017 2018 2019 RPJMD
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Anggaran Obat perkapita 8.051 10.500 11.000 11.500 12.000 12.500 12.500
Rasio Dokter per 100 rb pddk 12 13 14 15 16 17 17
Pekerjaan Umum
A Proporsi panjang jalan dalam 61,75 65,00 70,00 75,00 80,00 85,00 85,00
kondisi baik (Tingkat
Kemantapan Jalan Provinsi)
B Kondisi Jalan Negara (%) 83,02 85,50 87,25 92,25 93,25 95,25 95,25
Ketenagakerjaan
Tingkat partisipasi angkatan
94,31 66,37 66,47 66,57 66,67 66,77 66,77
kerja
Otonomi Daerah,
Pemerintahan Umum,
Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan Persandian
A Pertumbuhan ekonomi 5,97% 6,00-6,35% 6,35-6,50% 6,50-6,75% 6,75-7,00% 7,00-7,50% 7,00-7,50%
B Tingkat Inflasi (%) 7,56 7,18 6,99 5,93 5,40 4,75 4,75
C Kemiskinan 14,39 13,05 12,50 11,90 11,00 10,00 10,00
D Skala Kepuasan Layanan N/A 2 3 3,5 3,6 3,8 3,8
Masyarakat (skala 1-5)
2 Fokus Layanan Urusan
Pilihan
Pertanian
A Kontribusi sektor pertanian 35,92 35.25 35.80 35.73 35.68 35.63 35,63
Kondisi Kondisi
ASPEK/FOKUS/BIDANG Kinerja pada
Target Capaian Setiap Tahun Kinerja pada
NO URUSAN/INDIKATOR awal periode akhir
KINERJA PEMBANGUNAN RPJMD periode
DAERAH
2013 2015 2016 2017 2018 2019 RPJMD
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
terhadap PDRB
B Kontribusi sektor perkebunan 5,90 6,20 6,50 6,83 7,17 7,53 7,53
(tanaman keras) terhadap PDRB
C Nilai Tukar Petani (NTP) 124,53 125,64 124,5 125,65 126,65 125,65 125,65
Kehutanan
A Kontribusi sektor kehutanan 0,78 1,08 1,39 1,69 2,00 2,00 2,00
terhadap PDRB
Energi dan Sumber Daya
Mineral
A Kontribusi sektor 1,96 2,06 2,16 2,27 2,38 2,50 2,50
pertambangan terhadap PDRB
Pariwisata
A Kontribusi sektor pariwisata 1,34 1,41 1,48 1,55 1,63 1,71 1,71
(hotel dan restoran) terhadap
PDRB
Kelautan dan Perikanan
A Kontribusi sektor perikanan 7,37 7,74 8,13 8,53 8,96 9,41 9,41
terhadap PDRB
B Nilai Tukar Nelayan (NTN) 112,00 113,72 113,86 114,00 114,15 114,29 114,29
Perdagangan
A Kontribusi sektor Perdagangan 15,86 16,65 17,48 18,14 18,35 18,35 18,35
terhadap PDRB
B Pertumbuhan Ekspor Non Migas 5,60% 6 6,25 6,3 6,5 6,7 6,7
Perindustrian
Kondisi Kondisi
ASPEK/FOKUS/BIDANG Kinerja pada
Target Capaian Setiap Tahun Kinerja pada
NO URUSAN/INDIKATOR awal periode akhir
KINERJA PEMBANGUNAN RPJMD periode
DAERAH
2013 2015 2016 2017 2018 2019 RPJMD
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
A Kontribusi sektor 15,55 16,44 17,33 18,22 19,11 19,85 19,85
Industriterhadap PDRB
C ASPEK DAYA SAING DAERAH
1 Fokus Kemampuan Ekonomi
Daerah
Otonomi Daerah,
Pemerintahan Umum,
Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan Persandian
A Daya beli masyarakat/PPP 517.710 543.60 570.78 599.32 629.28 660.75 660.75
(Rp.000)
B Pengeluaran konsumsi pangan 283.870 298.064 312.967 328.615 345.046 362.298 362.298
per kapita per bulan (Rp.)
C Pengeluaran konsumsi non 233.840 245.532 257.809 270.699 284.234 298.446 298.446
pangan per kapita per bulan
(Rp.)
D Laju Pertumbuhan Investasi 9,04 9,94 10,94 12,03 13,24 14,56 14,56
(Pemberntukan Modal Tetap
Bruto/PMTB) Atas Dasar Harga
Berlaku
E Pertumbuhan PAD (%) 3,76 2,64 8,84 10,28 10,40 10,23 10,23
Lingkungan Hidup
A Kelas Status Mutu Sungai Utama D D C C C B B
dan Waduk Besar
Kondisi Kondisi
ASPEK/FOKUS/BIDANG Kinerja pada
Target Capaian Setiap Tahun Kinerja pada
NO URUSAN/INDIKATOR awal periode akhir
KINERJA PEMBANGUNAN RPJMD periode
DAERAH
2013 2015 2016 2017 2018 2019 RPJMD
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
B Jumlah hari dengan Kualitas N/A N/A 27 – 30 hari 27 – 30 hari 27 – 30 hari 32 – 35 hari 32 – 35 hari
Udara Perkotaan Kategori Baik baik/tahun baik/tahun baik/tahun baik/tahun baik/tahun
C Capaian Luas Kawasan Lindung 28,00 29,00 29,00 – 30,00 30,00 – 31,00 31,00 – 34,00 34,00 – 35,00 34,00 – 35,00
terhadap Luas Lampung
D Rasio elektrifikasi Perdesaan 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
F Rasio elektrifikasi rumah tangga 72 74,16 76,38 78,68 81,04 83,47 83,47
Otonomi Daerah,
Pemerintahan Umum,
Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan Persandian
A Rasio angka kriminalitas 0,38 0,38 0,36 0,35 0,34 0,32 0,30
terhadap jumlah penduduk
B Tingkap Partisipasi Pemilih 70,00 70,00 – 73,00 73,00 – 75,00 75,00 – 78,00 75,00 – 78,00 > 78% > 78%
BAB X
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH
PELAKSANAAN
RPJM Daerah Provinsi Lampung Tahun 2015-2019 merupakan tahap ketiga dari
pelaksanaan RPJP Daerah Provinsi Lampung Tahun 2005-2025. Untuk
pencapaian visi RPJMD 2015-2019, dilaksanakan melalui 5 (lima) misi.
BAB XI
PENUTUP
GUBERNUR LAMPUNG,
M.RIDHO FICARDO
PENUTUP
Hal. 11-1
RPJMD PROVINSI LAMPUNG 2015-2019
LAMPIRAN
KONTRIBUTOR
Lampiran
Hal. I-1
RPJMD PROVINSI LAMPUNG 2015-2019
8. Staf Ahli:
a. Drs. Syarip Anwar, MP (Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik)
b. Ir. Ansori, MT (Bidang Ekonomi dan Pembangunan)
c. Rifki Wirawan, SE (Bidang Kemasyarakatan dan SDM)
d. Drs, Sobri, MM (Bidang Keuangan dan Aset Daerah)
9. Tenaga Ahli Pemerintah Provinsi Lampung
a. Dr. Suwondo, MA (Tenaga Ahli Provinsi)
b. Ir. Zainal Mutaqin, MS (Tenaga Ahli Provinsi)
c. Prof. Wan Abbas Zakaria (Moderator, Dekan Pertanian Unila)
d. Prof. Dr. Ir. Irwan Effendi, MS (Moderator)
e. Dr. Ari Darmastuti, MA (Tenaga Ahli Provinsi)
f. Dr. Yuswanto, SH, MH (Tenaga Ahli Provinsi)
g. Asrian Hendi Caya, SE., ME (Tenaga Ahli Provinsi)
h. Dr. Ayi Ahadiat, SE. MBA (Tenaga Ahli Provinsi)
i. Drs. Budi Harjo, MIP (Tenaga Ahli Provinsi)
j. Drs. Syafarudin, MA (Tenaga Ahli Provinsi)
k. Drs. Hasyimkan, M. Hum (Tenaga Ahli Provinsi)
10. Moderator : Dr. Ir. Hery Riyanto, MT (Dekan Fakultas Teknik UBL)
11. Sekretaris dan Kepala Bidang pada Bappeda Provinsi Lampung:
a. Elvira Umihani, SP, MS (Sekretaris Bappeda Provinsi Lampung)
b. Bobby Irawan, SE. MSi (Kabid EKonomi Bappeda Provinsi
Lampung)
c. Indra Permana Amurwaraharja, S.Hut, M.Si (Kabid Fisik dan
Prasarana Bappeda Provinsi Lampung)
d. Dra. Evie Fatmawati, M.Si (Kabid Sosial Budaya Bappeda Provinsi
Lampung)
e. Hermansyah, S.E, MM (Kabid Pengendalian Bappeda Provinsi
Lampung)
f. Drs. Koharuddin (Kabid Litbang Bappeda Provinsi Lampung)
g. Denok Aryani, SE (Kepala UPT Data Spasial Bappeda Provinsi
Lampung)
Lampiran
Hal. I-2
RPJMD PROVINSI LAMPUNG 2015-2019
12. Notulen :
1. Ridwan Sahadi, S.Si
2. Iwan Meylani, S.STP, M.Si
3. Dodi Hendrawan, S.T., M.EP.
4. Fitrianita Damhuri, S.STP, M.Si.
5. Rinvayanti, SE, MT.
Lampiran
Hal. I-3
RPJMD PROVINSI LAMPUNG 2015-2019
Lampiran
Hal. I-4
RPJMD PROVINSI LAMPUNG 2015-2019
Lampiran
Hal. I-5
RPJMD PROVINSI LAMPUNG 2015-2019
Lampiran
Hal. I-6
RPJMD PROVINSI LAMPUNG 2015-2019
Lampiran
Hal. I-7
RPJMD PROVINSI LAMPUNG 2015-2019
5. Moderator:
1. Dr. Ari Darmastuti (Tenaga Ahli Gubernur)
2. Budiharjo, SIP, MP
6. Kontributor :
a. Zainurman (Kepala Bandiklat)
b. M. Fadli (Badan Penanggulangan Bencana)
c. Laksono Ramlan (Bappeda Lampung Tengah)
d. Agus Salim (kejaksaan tinggi)
e. Alen (LBH Bandar Lampung)
f. M. Akbar (inspektorat prov)
7. Notulen :
a. Garibaldi Hasbani
b. Ridwan Sahadi, S.Si.
c. Milyana
Lampiran
Hal. I-8
RPJMD PROVINSI LAMPUNG 2015-2019
Lampiran
Hal. I-9
RPJMD PROVINSI LAMPUNG 2015-2019
Lampiran
Hal. I-10