Tabel II.1
Komposisi Pegawai
Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu Dan Tenaga Kerja
Kabupaten Rembang berdasarkan Golongan Tahun 2016
Pendidikan
D1/
No Pangkat/Golongan Jml
SD SMP SMA D2/ S1 S2
D3
1 Juru muda TK 1/IB 1 1
2 Pengatur Muda TK 1/IIB 1 1
3 Pengatur/ IIC 4 3 7
4 Pengatur TK 1/IID 2 2
5 Penata Muda/IIIA 3 3
6 Penata Muda TK 1/IIIB 5 10 15
7 Penata/IIIC 3 1 1 1 6
8 Penata TK.1 / IIID 6 1 8 2 17
9 Pembina/ IVA 1 2 3
10 Pembina TK 1/ IVB 3 5
Eselon
No Bidang Jumlah
II III IV
1 Sekretariat 1 1 2 4
2 Penanaman Modal 1 2 3
3 Pelayanan Perijinan Terpadu 1 2 3
4 Tenaga Kerja 1 3 4
5 UPTD 1 1
Selain dari sisi volume pekerjaan yang sangat tinggi, tugas pelayanan kepada
masyarakat memerlukan kompetensi khusus utamanya yang berkaitan
dengan up date regulasi dan jasa services, serta instruktur pelatihan
keterampilan. Kompetensi petugas pelayanan adalah kemampuan yang
dimiliki oleh pelaksana yang meliputi pengetahuan, keahlian, ketrampilan,
dan pengalaman dalam melaksanakan pelayanan penerbitan izin. Oleh
karenanya semua petugas pelayanan karena urgensinya harus mampu
menguasai segala lini baik dari sisi administrasi maupun regulasi serta aspek
pelayanan dengan cara meningkatkan kompetensi setiap individu. Dalam hal
ini, peningkatan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia masih
menjadi prioritas utama dalam upaya perbaikan pelayanan di Dinas
Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu Dan Tenaga Kerja
Kabupaten Rembang.
Salah satu caranya adalah dengan mengikutsertakan pegawai Dinas
Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu Dan Tenaga Kerja
Kabupaten Rembang pada bintek atau workshop termasuk diklat teknis
pelayanan publik yang berkaitan dengan penanaman modal, pelayanan
perizinan dan instruktur latihan kerja. Berikut disajikan tabel rekapitulasi
jumlah pegawai yang telah mengikuti diklat teknis pelayanan publik yang
diselenggarakan oleh kementerian teknis.
Jenis Diklat
No Bidang Penanaman Instrukt Jumlah
PTSP Naker
Modal ur
1 Sekretariatan - - - - -
2 Penanaman Modal 2 - - - 2
3 Pelayanan Perijinan - 2 - - 2
Terpadu
4 Tenaga Kerja - - - - -
5 UPTD KLK - - - 20 20
Secara khusus aset sarana dan prasanan UPTD Kursus Latihan Kerja (KLK)
DPMPTSPNAKER Kabupaten Rembag adalah sebagai berikut :
1) Fasilitas sarana dan prasaran gedung
a) Gedung kantor UPTD 1 unit
b) Gedung latihan ketrampilan
Ruang lat ket penjahitan 1 ruang
Ruang lat ket komputer 1 ruang
Ruang lat ket otomotif 2 ruang
Ruang lat ket las / mesin bubut 1 ruang
Ruang lat ket seni ukir 1 ruang
Ruang lat ket bangunan - unit
Ruang lat ket / teori pertanian - unit
Ruang lat ket/ listrik 1 unit
2) Asrama putra kapasitas 30 orang 1 unit
Asrama putri kapasitas 8 – 10 orang 1 unit
Kamar mandi 2 pintu
Dapur - unit
Gudang - unit
3) Lahan pertanian, perkebunan, peternakan 1 areal
Secara umum fasilitas sarana dan prasarana kegiatan pelatihan saat ini
kurang memenuhi standar kebutuhan, namun seiring dengan kemajuan
teknologi maka beberapa diantara kelengkapan latihan memerlukan
peningkatan kualitas dan penambahan jumlah. Hingga saat ini, UPT KLK sulit
memasarkan dan mempromosikan hasil produksi siswa berupa hasil karya,
mengingat belum adanya fasilitas show room.
Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu Dan Tenaga Kerja
Kabupaten Rembang melaksanakan dua fungsi sekaligus yaitu fungsi pelayanan dan
fungsi pembangunan. Fungsi pembangunan artinya bahwa Badan Penanaman Modal
dan Perizinan Kabupaten Rembang ikut melaksanakan program-program
pembangunan melalui optimalisasi pemanfaatan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD). Sedangkan untuk fungsi pelayanan, Dinas Penanaman Modal,
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Dan Tenaga Kerja Kabupaten Rembang bertugas
melayani masyarakat sesuai prinsip-prinsip good governance melalui pelayanan yang
prima.
Sebagai fungsi pelayanan, sampai dengan tahun 2016, Dinas Penanaman
Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu Dan Tenaga Kerja Kabupaten Rembang telah
melayani customer Masyarakat sebanyak 3838, Swasta sebanyak 28 perusahaan dan
PMA sebanyak 11 perusahaan sesuai data penerbitan izin tahun 2016 pada Dinas
Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu Dan Tenaga Kerja Kabupaten
Rembang.
TAHUN
N0 JENIS IJIN
2011 2012 2013 2014 2015 2016
12 IMB KUBUR 19 27 27 11 10 13
13 SERTIFIKAT LAIK SEHAT 4 16 14 7 7 13
14 IJIN PRAKTEK 185 138 169 246 139 1091
TAHUN
N0 RINCIAN
2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 SEKOLAH DASAR ( SD ) 18 7 4 5 2 5
- DIPLOMA I
- DIPLOMA II
- DIPLOMA III/AK
6 PASCA SARJANA 3 7 13 11 4 4
Dalam hal hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja telah
dilakukan upaya antara lain peningkatan kualitas dan profesionalitas para pelaku
hubungan industrial, peningkatan syarat kerja non diskriminasi melalui pelayanan
Peratran Perusahaan (PP), perlindungan pekerja melalui asuransi dan jaminan sosial,
pengangguran tingkat pemutusan hubungan kerja (PHK), pemogokan dan perselisihan
hubungan indutrial, peningkatan kesejahteraan pekerja melalui kebijakan penetapan
upah minimum kabupaten (UMK) yang mengarah pada pencapaian kebutuhan hidup
layak (KHL).
Pada bidang pengawasan ketenagakerjaan dan keselamatan dan kesehatan
kerja telah dilakukan upaya umtuk meningkatkan kuantitas perusahaan yang
menerapkan norma ketenagakerjaan dan norma K3, penurunan tingkat pekerja anak
dan perlindungan tenaga kerja perempuan, peningkatan kepesertaan norma jaminan
sosial tenaga kerja, peningkatan penerapan SMK3 serta meningkatnya kepatuhan
perusahaan terhadap norma ketenagakerjaan dan K3.
Pencapaian hasil kinerja pelayanan Dinas Penanaman Modal, Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Dan Tenaga Kerja Kabupaten Rembang dapat dilihat dari dua
aspek, yaitu kinerja yang dilihat dari pencapaian target realisasi indikator kinerja
program, dan kinerja yang dilihat dari pencapaian target dan realisasi indikator makro
yang dimuat di dalam RPJMD tahun 2010-2015 dimana Dinas Penanaman Modal,
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Dan Tenaga Kerja Kabupaten Rembang mengampu 2
(dua) urusan Wajib Bukan Pelayanan Dasar yakni urusan penanaman modal dan
urusan tenaga kerja. Selain itu evaluasi kinerja pelayanan juga dilihat dari realisasi
anggaran.
Capaian % Capaian
Target RPJMD
No Indikator Kinerja Satuan Target Status
2015
2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Program Peningkatan Promosi dan
Kerjasama Investasi
Meningkatnya Realisasi Investasi 20% 69% 42% 173% 1,07% 3,43% 3,35% KPPT
3.4 Telaah Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
3.4.1 Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Ketersediaan lahan tidak terlepas dari kebijakan penataan ruang daerah yang
tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Rembang
Tahun 2011 – 2031 sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2011.
Berdasarkan RTRWKabupaten Rembang Tahun 2011-2013, bahwa Kawasan
peruntukan industri meliputi : a. peruntukan industri besar; b. peruntukan
industri menengah; dan c. peruntukan industri kecil dan mikro.
a. Peruntukan industri besar seluas kurang lebih 869 Ha (delapan ratus enam
puluh sembilan hektar) yang meliputi :
(1). kawasan industri Rembang seluas kurang lebih 173 Ha (seratus tujuh
puluh tiga hektar) berada di Desa Pasarbanggi Kecamatan Rembang;
(2). kawasan industri Sluke seluas kurang lebih 291 Ha (dua ratus sembilan
puluh satu hektar) berada di Desa Leran dan Trahan Kecamatan Sluke
dan seluas kurang lebih 200 Ha (dua ratus hektar) di Desa Sendangmulyo
Kecamatan Sluke; dan
(3). kawasan industri pertambangan seluas kurang lebih 205 Ha (dua ratus
lima hektar) berada di wilayah Kecamatan Gunem.
b. Peruntukan industri menengah meliputi:
(1). kawasan peruntukan industri di sepanjang koridor Jalan Pantura
Kabupaten Rembang seluas kurang lebih 8.864 Ha (delapan ribu delapan
ratus enam puluh empat hektar);
(2). kawasan peruntukan industri pengolahan perikanan kelautan di wilayah
pesisir Kabupaten Rembang meliputi: Kecamatan Kaliori; Kecamatan
Rembang; Kecamatan Lasem; Kecamatan Sluke; Kecamatan Kragan; dan
(3). Peruntukan industri kecil dan mikro ada di seluruh kecamatan di
Kabupaten Rembang
73 | Renstra DPMPTSPNAKER Kabupaten Rembang 2016-2021
Dapat diinformasikan bahwa realisasi RTRW 2011 – 2031 untuk kawasan
industri besar pertambangan sudah habis dan banyak terjadi tumpang tindih
pemanfaatan, selain itu ada beberapa kepeminatan investasi industri besar di
Kabupaten Rembang di lokasi yang tidak termasuk dalam RTRW. Oleh
karenanya Dinas Penanaman Modan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga
Kerja Kabupaten Rembang memerlukan kepastian atas ketersediaan ruang bagi
ke sektor industri untuk 5 (lima) tahun ke depan.
3.4.2 Telaah Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Pengertian Kajian Lingkungan Hidup Strategis atau disingkat KLHS dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara
Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis disebutkan bahwa KLHS
adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk
memastikan bahwa prinsip Pembangunan Berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau Kebijakan,
Rencana, dan/atau Program.
Sesuai dengan tugas dan fungsi DPMPTSPNAKER, program yang dilaksanakan
diarahkan untuk meningkatkan realisasi dan sebaran investasi melalui
penciptaan iklim kondusif dunia usaha guna mendukung peningkatan kuantitas
dan kualitas perekonomian Kabupaten Rembang serta pengurangan angka
pengangguran. Muatan pokok upaya peningkatan investasi berupa kegiatan:
perencanaan dan pengembangan potensi, promosi investasi, pelayanan perijinan
investasi, pengawasan dan pengendalian serta penyusunan sistim pendukung
berbasis elektronik.
Selain itu masalah penanaman modal juga terkait dengan isu-isu pembangunan
berkelanjutan dan lingkungan. Pembangunan yang berkelanjutan merupakan
syarat peningkatan kesejahteraan dalam jangka panjang. Untuk mencapai hal
tersebut, maka arah kebijakan penanaman modal yang berwawasan lingkungan
di Kabupaten Rembang adalah dengan mengambil kebijakan penanaman modal
inklusif. Penanaman modal inklusif ini dilaksanakan dengan strategi
pengembangan penanaman modal dengan pengutamaan kelestarian lingkungan.
Adapun program-program yang terkait dengan arah kebijakan penanaman
modal yang berwawasan lingkungan adalah sebagai berikut:
(1). pendekatan ekonomi hijau (green economy);
(2). pemanfaatan sumber energi terbarukan;
(3). mengedepankan pendekatan inklusif; dan
(4). penggunaan teknologi ramah lingkungan.
74 | Renstra DPMPTSPNAKER Kabupaten Rembang 2016-2021
3.5 Penentuan Isu-Isu strategis
Berangkat dari telaahan kondisi penanaman modal dan ketenagakerjaan di
Kabupaten Rembang baik dari tantangan dan peluang, maka dirumuskan isu-isu
strategis kedepan yaitu:
1. Urusan Penanaman Modal
Untuk lebih meningkatkan minat para investor dalam melakukan penanam modal
di Jawa Tengah, maka Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan
Tenaga Kerja Kabupaten Rembang telah menginventarisir isu-isu strategis. Adapun
isu-isu strategis tersebut mencakup:
a. Peningkatan Daya Tarik Penanaman Modal
Belum optimalnya tindak lanjut kerjasama di bidang penanaman modal; promosi
investasi dan daya tarik serta daya dukung investasi, persentase kerjasama di
bidang investasi yang ditindaklanjuti sebesar 37,03% pada tahun 2015. Jumlah
investor cenderung tetap pada tahun 2014 dan pada tahun 2015 terjadi
peningkatan menjadi 20 investor dengan total investasi sebesar 3,478 T
Peningkatan iklim penananman modal yang berdaya saing berbasis keunggulan
daerah;
b. Peningkatan pelayanan publik dengan mengembangkan sistem yang transparan
berbasisi teknologi informasi.
2. Urusan Tenaga Kerja
a. Tingginya Angka Pengangguran
Isu pengangguran perlu mendapat perhatian, pengangguran merupakan suatu
pemborosan ekonomi yang sangat mahal karena tidak mempunyai mata
pencaharian namun membutuhkan biaya untuk hidup sehari-hari. Selain itu
penganggur memiliki potensi negatif yang besar yaitu dapat berdampak pada
kerawanan sosial. Secara umum banyaknya penganggur dikarenakan
terbatasnya lapangan kerja, jumlah tenaga kerja tidak sebanding dengan
kesempatan kerja dan pendidikan tenaga kerja belum sepenuhnya sesuai dengan
pasar kerja. Berdasarkan data capaian tenaga kerja, sampai tahun 2015 hanya
29% pencari kerja terdaftar yang ditempatkan sehingga masih 71% tenaga kerja
terdaftar yang belum ditempatkan.
Sehubungan dengan itu maka kebijakan ketenagakerjaan perlu diarahkan pada
upaya perluasan lapangan kerja peningkatan kualitas calon tenaga kerja melalui
peningkatan kualitas sarana prasarana dan pengelolaan Balai Latihan Kerja
(BLK) yang berorientasi pada pasar kerja, serta pengembangan informasi pasar
kerja, penempatan tenaga kerja dalam dan luar negeri, pengendalian
75 | Renstra DPMPTSPNAKER Kabupaten Rembang 2016-2021
penggunaan TKA (Tenaga Kerja Asing) dengan mengintegrasikan perspektif
gender ke dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
program kegiatan.
b. Rendahnya Keterampilan Tenaga Kerja
Berdasarkan data capaian kinerja tenaga kerja di Kabupaten Rembang, masih
banyak tenaga kerja yang tidak memiliki sertifikat kompetensi dan kualifikasi
yang dibutuhkan oleh perusahaan, hanya 8% tenaga kerja di Kabupaten
Rembang yang terlah bersertifikat. Sehingga masih ada 92% tenaga kerja yang
tidak memiliki sertifikast kompetensi. Dunia mensyaratkan kompetensi dan
kualifikasi, sehingga diupayakan peningkatan kualitas dan kompetensinya
melalui berbagai keterampilan di balai/lembaga pelatihan kerja dan dengan
demikian diperlukan penyediaan sarana dan prasarana penunjang peningkatan
kualitas calon tenaga kerja pada lembaga pelatihan.
c. Rendahnya Perlindungan dan Kesejahteraan Pekerja.
Tenaga kerja perlu diberikan perlindungan, pemeliharaan dan peningkatan
kesejahteraan sehingga pada gilirannya akan dapat meningkatkan produktivitas.
Selain itu kebijakan perlindungan tenaga kerja ditujukan untuk menciptakan
suasana hubungan industrial yang harmonis melalui perbaikan penghasilan
(pemenuhan Upah yang layak dan berkeadilan diterima semua pihak) dan
sarana hubungan industrial. Kurangnya perlindungan terhadap pekerja dapat
dijelaskan bahwa masih adanya perilaku yang diskriminasi, adanya
ketidaksetaraan, ketidakadilan antara yang diberikan pada tenaga kerja laki-laki
dan perempuan, masih banyak anak yang bekerja pada bentuk-bentuk pekerjaan
terburuk. Masih terdapat 54% perusahaan di Kabupaten Rembang yang belum
mempunyai peraturan perusahaan sehingga tidak dapat diketahui bagaimana
perusahaan menerapkan perlindungan dan kesejahteraan pada pekerja serta
sebanyak 44% perusahaan yang belum menyediakan fasilitas kesejahteraan
tenaga kerja.
CAPAIAN KINERJA
Strategi dan kebijakan Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu
dan Tenaga Kerja Kabupaten Rembang dalam lima tahun mendatang, sebagaimana telah
dirumuskan sebelumnya dituangkan sebagaimana Tabel IV.2 berikut:
meningkatkan kualitas Terciptanya pelayanan Mewujudkan Pelayanan Publik Prima Meningkatkan standar mutu dan
pelayanan publik yang publik yang tanggap dan berbasis teknologi informasi melalui pengembangan sistem pelayanan dan
efektif,akuntabel, prima peningkatan sarana dan prasarana pengaduan publik yang terintegrasi
transparan dan pelayanan publik, pelaksanaan evaluasi
partisipatif kinerja pelayanan publik, dan melakukan
survey kepuasan masyarakat secara
berkala
Mengurangi angka menurunnya angka Meningkatkan peluang kerja usia Peningkatan daya saing dan kompetensi
pengangguran pengangguran produktif dan perluasan lapangan usaha di tenaga tenaga
daerah
Meningkatkan investasi Meningkatnya nilai Meningkatkan daya saing investasi melalui Peningkatan promosi dan kemitraan
dengan memanfaatkan Investasi promosi investasi secara berkelanjutan investasi
potensi lokal dan berbagai media, menyediakan dan
berwawasan lingkungan menyederhanakan pelayanan investasi
serta pemberian insentif atau keringan
pajak bagi investor.
Dalam rangka mewujudkan sasaran organisasi dengan indikator sasaran sebagai tolak
ukur keberhasilannya, maka Dinas Penanaman Modal pelayanan Terpadu Satu Pintu dan
Tenaga Kerja Kabupaten Rembang menetapkan program operasional dan kegiatan pokok
organisasi. Berikut disajikan rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran,
dan pendanaan indikatif pada Dinas Penanaman Modal pelayanan Terpadu Satu Pintu dan
Tenaga Kerja Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021 dalam tabel V.1
Indikator kinerja sasaran menjadi tujuan dan upaya Dinas Penanaman Modal
Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja Kabupaten Rembang diwujudkan dalam kurun
waktu 5 tahun Indikator tersebut dapat dicapai bila sumber daya organisasi dan asumsi –
asumsi yang digunakan dapat dipenuhi. Pencapaian indikator dinas akan memberi kontribusi
bagi pencapaian indikator Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Rembang yang diproyeksikan setiap tahunnya sebagai pada tabel VI.1 berikut :
Tingkat pengangguran % 45 43 42 41 40 40 39 39
terbuka
persentase perselisihan % 100 100 100 100 100 100 100 100
pengusaha-pekerja yang
diselesaikan
Persentase peserta BPJS % 100 100 100 100 100 100 100 100
Ketenagakerjaan
Peningkatan Nilai Rp. 3,00 3,72 3,98 4,26 4,56 4,88 5,00 5,00
investasi Trilyun
persentase pelayanan % 100 100 100 100 100 100 100 100
penanaman modal
sesuai SOP
Persentase pelayanan % 5 10 15 20 30 40 50 50
perijinan melalui SIPISE
Persentase pelaksanaan % 60 62 65 67 72 75 80 80
SOP perijinan